program studi arsitektur fakultas teknik ......7. ayah saya rizal achmad dan ibu saya fatma, terima...

75
PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MODERN PUTRA DI KABUPATEN MAROS THE DESIGN OF MALE MODERN RELIGIOUS BOARDING SCHOOL IN MAROS RAHMAT RAMADHAN 10583000 6115 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MODERN PUTRA

    DI KABUPATEN MAROS

    THE DESIGN OF MALE MODERN RELIGIOUS BOARDING SCHOOL IN

    MAROS

    RAHMAT RAMADHAN

    10583000 6115

    PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    MAKASSAR

    2020

  • ii

    PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MODERN PUTRA

    DI KABUPATEN MAROS

    Skripsi

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

    Program Studi Arsitektur

    Fakultas Teknik

    Disusun dan diajukan oleh

    RAHMAT RAMADHAN

    105830006115

    PADA

    PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    MAKASSAR

    2020

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT atas berkat

    Rahmat dan Hidayah-nya lah Penulis dapat menyusun proposal tugas akhir ini

    dengan baik.

    Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik yang

    harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi pada Program

    Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Adapun penulis menyadari dalam penulisan proposal ini masih banyak

    kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan penulis sebagai manusia biasa yang

    tak luput dari kesalahan baik dari segi penulisan maupun pengolahan data yang

    dilampirkan. Oleh karena, itu penulis dengan kerendahan hati menerima kritik

    maupun saran demi penyempurnaan proposal ini agar kelak dapat bermanfaat.

    Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya dukungan dan bimbingan dari

    berbagai pihak. Oleh karena, itu tanpa mengurangi rasa hormat penulis

    mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

    1. Bapak Prof. DR. H. Abdul Rahman Rahim, M.M. sebagai Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T. sebagai Dekan Fakultas Teknik

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Ibu Irnawaty Idrus, S.T., M.T. sebagai Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    4. Bapak Dr. Ir. Mursyid Mustafa, M.Si. sebagai pembimbing I dan Bapak Dr.

    Sahabuddin, S.T., M.T.IPM. sebagai pembimbing II yang telah dengan ikhlas

    memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

  • iv

    5. Ibu Citra Amalia Amal, S.T.,M.T. Ibu Khilda Wildana Nur,S.T.,M.T. dan Ibu

    Nurhikmah Paddiyatu,S.T.,M.T. Sebagai Penguji yang telah memberikan

    masukan maupun saran.

    6. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Teknik atas segala

    waktunya yang telah mendidik dan melayani penulis selama mengikuti proses

    belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.

    7. Ayah saya Rizal Achmad dan ibu saya Fatma, terima kasih yang sebesar-

    besarnya atas segala limpahan dukungan, doa dan pengorbanannya terutama

    dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.

    8. Kakak saya Muh. Faisal A.Md. dan adik saya Muh. Rafly yang telah memberi

    dukungan selama menyusun skripsi ini.

    9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas teknik terkhusus Angkatan 2015.

    Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat

    ganda di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

    penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan Negara. Amin.

    Makassar, Januari 2020

    Rahmat Ramadhan

  • v

    ABSTRAK

    RAHMAT RAMADHAN. Perancangan Pondok Pesantren Modern Putra Di

    Kabupaten Maros (dibimbing oleh Mursyid Mustafa dan Sahabuddin Latif).

    Pondok pesantren merupakan institusi berbasis keagamaan

    sebagai wahana pendidikan bagi umat Islam untuk mendalami ilmu

    keagamaan Islam. Keberadaan pondok pesantren di Kabupaten Maros

    diperlukan untuk mewadahi remaja putra dalam menuntut ilmu

    keagamaan Islam Pelaku dalam pondok pesantren terdiri dari santri,

    pengajar, guru besar atau kyai dan pengelola. Pada Kabupaten Maros

    sudah terdapat beberapa pondok pesantren, namum beberapa di

    antaranya belum dapat memaksimalkan fasilitas pemberdayaan dan

    kegiatan keorganisasian santri.

    Pondok pesantren modern ini terletak pada Jl.Inspeksi Pam Timur,

    Kelurahan Moncongloe Kecamatan Moncongloe. Kabupaten Maros

    Sulawesi Selatan yang merupakan kawasan pertanian, sehingga

    penambahan fasilitas pembedayaan berupa pertanian dan peternakan

    yang akan menjadi bagian dari pesantren ini.

    Pendekatan pada pondok pesantren ini yaitu arsitektur Islam

    dengan memaksimalkan komponen alam dari ciptaan Allah SWT seperti

    pepohonan dan air, serta memperuntukkan salah satu bangunan dengan

    fungsi peribadatan bukan hanya untuk pengguna utama pesantren tetapi

    para masyarakat setempat. Luas pondok pesantren ini mencapai 6700 m2

    dengan 7 massa bangunan yang memiliki fungsi berbeda-beda dan

    memiliki luas 12184,5 m2 terbangun.

    Kata kunci : Pondok pesantren, arsitektur Islam, pendidikan

  • vi

    ABSTRACT

    RAHMAT RAMADHAN. The Design of Male Modern Religious Boarding

    School in Maros (Supervised by Mursyid Mustafa and Sahabuddin Latif).

    Islamic boarding school is a religious based institution as a vehicle

    for education for Muslims to explore Islamic religious knowledge. The

    existence of Islamic boarding schools in Maros Regency is needed to

    accommodate young men in pursuing Islamic religious knowledge. Actors

    in Islamic boarding schools consist of students, teachers, professors or

    clerics and managers. In Maros Regency there are already a number of

    Islamic boarding schools, but some of them have not been able to

    maximize the empowerment facilities and organizational activities of

    students.

    This modern boarding school is located on Jl. Inpeksi Pam Timur,

    Kelurahan Moncongloe , Moncongloe District. Maros Regency, South

    Sulawesi, which is an agricultural area, so that additional facilities in the

    form of farming and animal husbandry will be part of this pesantren.

    The approach to this boarding school is Islamic architecture by

    maximizing the natural components of Allah SWT's creation such as trees

    and water, as well as designating one of the buildings with worship

    functions not only for the main users of the pesantren but the local

    community. This boarding school area reaches 6700 m2 with 7 building

    masses that have different functions and has an area of 12184.5 m2 built.

    Keywords : Islamic boarding school, Islamic architecture, education

    .

  • vii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL

    HALAMAN PERSETUJUAN

    HALAMAN PENGESAHAN

    KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

    ABSTRAK .......................................................................................................................... v

    ABSTRACT .......................................................................................................................vi

    DAFTAR ISI...................................................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii

    DAFTAR GLOSARIUM ................................................................................................. xiii

    BAB I .................................................................................................................................. 1

    PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

    A. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

    B. Tujuan dan Sasaran .............................................................................................. 2

    C. Metode Perancangan ............................................................................................ 3

    a. Skema Pemikiran ................................................................................................... 5

    b. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 6

    BAB II ................................................................................................................................. 7

    TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 7

    A. Pengertian Pesantren ............................................................................................ 7

    1. Sejarah Pesantren dan Perkembangannya ............................................. 8

    2. Elemen Pesantren ..................................................................................... 11

  • viii

    3. Jenis Pesantren ......................................................................................... 14

    4. Pondok Pesantren Modern ...................................................................... 15

    B. Arsitektur Islam ..................................................................................................... 17

    1. Pengertian Arsitektur Islam ...................................................................... 17

    2. Kaidah Arsitektur Islam ............................................................................. 17

    3. Prinsip Islam Dalam Arsitektur ................................................................. 18

    C. Studi Banding Proyek Sejenis ............................................................................ 20

    1. Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur ........ 20

    2. Pesantren Langitan ................................................................................... 21

    3. Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar,

    Sulawesi Selatan. ...................................................................................... 24

    D. Dalil-dalil Yang Berkaitan Dengan Pendidikan ................................................ 25

    BAB III .............................................................................................................................. 27

    ANALISIS PERENCANAAN ......................................................................................... 27

    A. Analisis Tapak ...................................................................................................... 27

    1. Orientasi Matahari dan Angin .................................................................. 30

    2. Kebisingan .................................................................................................. 31

    3. Sirkulasi ...................................................................................................... 31

    4. View ............................................................................................................. 32

    B. Analisis Fungsi dan Program Ruang ................................................................ 33

    1. Analisis Pengguna ..................................................................................... 33

    2. Pengelompokan ruang .............................................................................. 35

    3. Besaran Ruang .......................................................................................... 37

    4. Pola Organisasi Ruang ............................................................................. 41

  • ix

    C. Analisis Tampilan Bentuk Bangunan ................................................................ 42

    E. Analisis Kelengkapan Bangunan ....................................................................... 43

    1. Sistem Struktur ........................................................................................... 43

    2. Sistem Penghawaan ................................................................................. 45

    3. Sistem Pencahayaan ................................................................................ 47

    4. Sistem Keamanan ..................................................................................... 48

    5. Material ........................................................................................................ 48

    F. Analisis Pendekatan Perancangan ................................................................... 48

    BAB IV .............................................................................................................................. 50

    KONSEP PERANCANGAN .......................................................................................... 50

    A. Konsep Tapak ...................................................................................................... 50

    1. Sirkulasi ....................................................................................................... 50

    2. Kebisingan .................................................................................................. 50

    3. View ............................................................................................................. 51

    B. Konsep Program Ruang ..................................................................................... 52

    C. Konsep Tampilan Bentuk Bangunan ................................................................ 53

    D. Konsep Kelengkapan Bangunan ....................................................................... 54

    1. Struktur ........................................................................................................ 54

    2. Utilitas .......................................................................................................... 54

    BAB V ............................................................................................................................... 57

    PENUTUP ....................................................................................................................... 57

    A. Kesimpulan ........................................................................................................... 57

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Skema Pemikiran ......................................................................................... 5

    Gambar 2. Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo ..................................................... 20

    Gambar 3. Kamar Pada Pesantren Langitan ............................................................. 21

    Gambar 4. Mushalla ....................................................................................................... 22

    Gambar 5. Gedung Kelas Pesantren Langitan .......................................................... 22

    Gambar 6. Poskester Pesantren Langitan ................................................................. 22

    Gambar 7, Laboratorium Komputer ............................................................................. 23

    Gambar 8. Pesantren Modern Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar ......................... 24

    Gambar 9 . Peta RTRW Kab. Maros Tahun 2010-2030 .......................................... 27

    Gambar 10. Lokasi Tapak ............................................................................................. 28

    Gambar 11. Analisis Orientasi Matahari ..................................................................... 30

    Gambar 12. Analisis Arah Angin .................................................................................. 30

    Gambar 13. Analisis Kebisingan .................................................................................. 31

    Gambar 14. Analisis Sirkulasi ...................................................................................... 31

    Gambar 15. View Tapak ............................................................................................... 32

    Gambar 16. Pola Organisasi Ruang ........................................................................... 41

    Gambar 17. Sun Shading ............................................................................................. 42

    Gambar 18. Tanaman Rambat .................................................................................... 43

    Gambar 19. Pondasi Foot Plat ..................................................................................... 43

    Gambar 20. Pondasi Pile Cap ...................................................................................... 44

    Gambar 21. Beton Bertulang ........................................................................................ 44

    Gambar 22. Struktur Rangka Baja Pada Atap ........................................................... 45

    Gambar 23 Jendela ....................................................................................................... 46

    Gambar 24. Roster Beton ............................................................................................. 46

    Gambar 25. AC ............................................................................................................... 46

    Gambar 26. Kipas Angin ............................................................................................... 47

    Gambar 27. Pemanfaatan Cahaya Matahari Sebagai Pencahayaan Alami ......... 47

  • xi

    Gambar 28. CCTV ......................................................................................................... 48

    Gambar 29. Sirkulasi [Sumber: Analisis penulis, 2020] ........................................... 50

    Gambar 30. Analisis kebisingan [Sumber: Analisis penulis, 2020] ........................ 50

    Gambar 31. Tampak Kawasan .................................................................................... 51

    Gambar 32. Perspektif Kawasan [Sumber: Analisis penulis, 2020] ....................... 51

    Gambar 33. Program Ruang [Sumber: Analisis penulis, 2020] .............................. 52

    Gambar 34. Konsep Bentuk [Sumber: Analisis Penulis, 2020] ............................... 53

    gambar 35. Fasad Gedung Sekolah [Sumber: Analisis penulis, 2020] ................. 53

    Gambar 36. Sistem Struktur Gedung Belajar [Sumber: Analisis penulis, 2020] .. 54

    Gambar 37. Konsep Air Bersih [Sumber: Analisis penulis, 2020] .......................... 54

    Gambar 38. Sistem Pemadam Kebakaran [Sumber: Analisis penulis, 2020] ...... 55

    Gambar 39. Pembuangan Air Bekas [Sumber: Analisis penulis, 2020] ................ 55

    Gambar 40. Skema Jaringan Listrik [Sumber: Analisis penulis, 2020] .................. 56

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Analisis Kriteria Pemilihan Lokasi 28

    Tabel 2. Kebutuhan Ruang 34

    Tabel 3. Besaran Ruang Gedung Asrama 37

    Tabel 4. Besaran Ruang Gedu ng Sekolah 37

    Tabel 5. Besaran Ruang Kantor 38

    Tabel 6. Besaran Ruang Masjid 39

    Tabel 7. Besaran Ruang Organisasi 39

    Tabel 8. Besaran Ruang Lapangan Olahraga 40

    Tabel 9. Besaran Ruang Servis 40

    Tabel 10. Total Kebutuhan Ruang 41

  • xiii

    DAFTAR GLOSARIUM

    DED (Detail Engineering Deisgn) = Detail Engineering Design,

    produk berupa gambar kerja

    yang digunakan sebagai

    acuan konstruksi bangunan.

    RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) = Rencana Tata Ruang Wilayah

    Adalah arahan kebijakan dan

    strategi pemanfaatan ruang

    wilayah Negara yang dijadikan

    acuan.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemeluk agama Islam di Kabupaten Maros mencapai angka

    336.924 orang atau 99% berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS)

    tahun 2010. Jika ditinjau berdasarkan umur, jumlah remaja laki-laki

    dengan kisaran umur 10 hingga 19 tahun sebanyak 33.346 orang.

    Sebagai agama dengan pemeluk terbanyak di Kabupaten Maros,

    lembaga pendidikan Islam tentu dibutuhkan sebagai tempat belajar

    pengetahuan umum dan keagamaan seperti pendidikan pesantren

    modern.

    Pesantren modern di Indonesia merupakan bentuk respon

    terhadap masyarakat yang memiliki mainset negatif kepada pesantren

    salaf atau tradisional karena pengajarannya terfokus pada ilmu agama

    dan minim dalam pengetahuan umum (Arif, 2008).

    Menurut Bahri dalam Cahyadi (2017) kurikulum yang diterapkan

    pada pesantren modern adalah kurikulum bertaraf nasional sehingga tidak

    lagi menggunakan sistem pembelajaran tradisional.

    Berdasarkan data statistik pesantren di situs Kementerian Agama,

    jumlah pesantren di Sulawesi hanya sebanyak 294. Di Kabupaten Maros

    sendiri terdapat sebanyak 22 pesantren, namun masih memiliki masalah-

    masalah dari aspek fasilitas dan kegiatan santri. Salah satunya Pondok

    Pesantren Darul Istiqamah Putra yang telah dikenal oleh sebagian besar

  • 2

    masyarakat Kabupaten Maros, namun pesantren ini masih belum memiliki

    fasilitas pendukung untuk aktivitas keorganisasian santri seperti gedung

    aula dan ruang organisasi santri serta mandeknya kegiatan

    pemberdayaan pertanian pada pesantren ini. Saat ini pesantren-pesantren

    yang berada di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Maros masih

    minim fasilitas (Diana, 2016), yang kemudian hal ini menjadi penghambat

    santri dalam memanfaatkan fungsi pesantren.

    Berdasarkan pernyataan di atas, maka diperlukan suatu lembaga

    pendidikan agama Islam berupa pesantren yang memaksimalkan fungsi

    dengan menambah fasilitas penunjang para santri untuk mewadahi

    remaja muslim di Kabupaten Maros.

    A. Rumusan Masalah

    Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas dapat

    diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

    1) Bagaimana mewujudkan lembaga pendidikan Islam sebagai

    wadah remaja putra di Kabupaten Maros.

    2) Bagaimana merancang pesantren modern yang mampu

    memaksimalkan fungsi penunjang kegiatan santri.

    B. Tujuan dan Sasaran

    1) Mendirikan sebuah lembaga pendidikan agama Islam berupa

    pondok pesantren modern di Kabupaten Maros

    2) Merancang pondok pesantren modern dengan

    memaksimalkan fasilitas penunjang kegiatan santri.

  • 3

    C. Metode Perancangan

    Metode perancangan adalah sistem yang digunakan untuk

    mengumpulkan informasi, gambaran, atau pun ide yang mampu

    menunjang proses perencanaan dan perancangan. Adapun metode yang

    digunakan adalah sebagai berikut:

    1. Pengumpulan data

    Yaitu melakukan observasi untuk mengumpulkan data-data dari

    lokasi tapak seperti aksebilitas, kontur tanah dan ketersediaan utilitas dari

    pemerintah setempat.

    Metode yang digunakan pada pengumpulan data adalah

    a. Metode Observasi : yaitu melakukan pengamatan langsung

    terhadap tapak untuk memperoleh informasi kondisi eksisting

    tapak.

    b. Studi Literatur : yaitu metode dengan mengkaji data literatur yang

    diperoleh dari sumber-sumber tentang arsitektur islam, dan

    pesantren modern, sebagai dasar untuk menunjang perencanaan

    dan perancangan.

    2. Analisis

    Yaitu melakukan analisa dari hasil data observasi dan studi

    literatur, sehingga dapat diperoleh potensi dan masalah-masalah yang

    akan menjadi dasar perencanaan dan perancangan. Menganalisa

    kondisi tapak, utilitas tapak, arah mata angin, aksebilitas dan keadaan

    sosial masyarakat setempat.

  • 4

    3. Konsep

    Dari hasil analisa kondisi tapak, utilitas tapak, arah mata angin,

    aksebilitas dan keadaan sosial masyarakat setempat, dapat diperoleh

    output berupa bentuk, rencana utilitas dan rencana massa bangunan.

    Bentuk dan massa bangunan sudah menyesuaikan dengan konsep

    arsitektur Islam.

    4. Desain

    Proses desain merupakan penggambaran konsep dan gambar

    kerja atau DED (Detail Enginering Design). Penggambaran dapat

    menggunakan beberapa software seperti AutoCad, Sketchup, Corel

    Draw dan Photoshop.

  • 5

    a. Skema Pemikiran

    Gambar 1. Skema Pemikiran

    Sumber: Analisis penulis, 2019

  • 6

    b. Sistematika Penulisan

    BAB I: Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang,

    rumusan masalah, tujuan dan sasaran, metode

    perancangan, skema pemikiran dan sistematika

    penulisan.

    BAB II : Studi pustaka, berisikan tentang deskripsi pondok

    pesantren, arsitektur Islam dan studi banding proyek

    sejenis.

    BAB III : Analisis lokasi, berisikan deskripsi lokasi, geografi

    lokasi, keadaan iklim, dan analisis tapak, analisis fungsi

    dan program ruang, analisis tampilan bentuk bangunan,

    analisis kelengkapan bangunan dan analisis

    pendekatan perancangan.

    BAB IV : Konsep perancangan, berisikan tentang konsep tapak,

    konsep program ruang, konsep tampilan bentuk

    bangunan dan konsep kelengkapan bangunan.

    BAB V : Penutup, berisikan kesimpulan.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Pesantren

    Pesantren merupakan tempat para santri untuk menuntut ilmu,

    sedangkan pondok yaitu tempat tinggal atau rumah yang sederhana dan

    terbuat dari bambu (Zarkasy dalam Harmen & Juita, 2017).

    Pondok pesantren merupakan institusi sosial berbasis keagamaan

    sebagai wahana pendidikan untuk umat Islam untuk mendalami ilmu

    keagamaan Islam. (Maksum, 2015)

    Secara etimologi perkataan pesantren berasal dari kata pe-

    “santri”-an, yang dalam bahasa Jawa berarti murid. Sedangkan kata

    “pondok” diambil dari bahasa Arab “funduuq” berarti penginapan (Syafe’i,

    2017).

    Menurut Zulhimma (2013), pesantren merupakan lembaga

    pendidikan Islam dalam bentuk lingkungan masyarakat yang unik serta

    memiliki ciri khas dan tata nilai kehidupan yang positif.

    Sedangkan Dhofier (dalam Hasyim, 2015) telah memberikan

    pondok pesantren batasan yaitu sebagai asrama-asrama para santri yang

    kemudian disebut dengan pondok atau tempat tinggal yang terbuat dari

    bambu.

  • 8

    1. Sejarah Pesantren dan Perkembangannya

    Mengutip dari Fadli (2012) yang menyatakan perkembangan serta

    penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai oleh Wali Songo, yang

    kemudian muncul model pesantren di Pulau Jawa yang berdiri dan

    berkembang beriringan dengan Wali Songo. Oleh karena itu bukan hal

    yang salah jika dikatakan bahwa pendiri pesantren yang pertama ialah

    Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maulana Maghrib yang merupakan

    salah satu dari Wali Songo. Meskipun demikian, tokoh yang di anggap

    berhasil mendirikan sekaligus mengembangkan pesantren dalam arti

    sesungguhnya adalah Sunan. Pesantren yang ia dirikan adalah pesantren

    di Kembang Kuning yang kemudian berpindah ke Ampel Denta

    (Surabaya).

    Keadaan pesantren pada saat itu belum sebesar dan selengkap

    sekarang. Pada dasarnya pesantren didirikan hanya sebagai alat

    penyebaran agama Islam yang sekaligus memadukan tiga unsur

    pendidikan, yaitu: ibadah dengan tujuan untuk menanamkan iman, tabligh

    untuk menyebarkan ilmu, dan amal untuk mewujudkan kegiatan

    kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan metode pada

    saat itu belum diketahui apakah sudah mengajarkan kitab-kitab kuning

    atau belum, namun kitab yang dikenal pada kalangan pesantren saat itu

    hanyalah Uslem Bis, kitab tulisan yang berisi enam kitab, karangan ulama

    Samarkand yang berisi keilmuan agama Islam paling awal.

  • 9

    Hingga masa kerajaan Mataram, pesantren telah menjadi

    lembaga pendidikan formal. Para anak-anak yang berada di bawah

    kekuasaan Mataram diwajibkan untuk mengikuti pengajian Al-Quran di

    surau-surau setiap hari dan untuk tingkat lanjut diwajibkan untuk mengikuti

    pengajian di pesantren.

    Pada penjajahan, pemerintah Belanda memberikan 2 alternatif

    pendidikan untuk bangsa Indonesia, yaitu lembaga pendidikan dalam

    bentuk tradisional seperti pesantren dan lembaga pendidikan yang

    diterapkan di Negara Barat.

    Persaingan terjadi antara lembaga pendidikan pesantren dengan

    lembaga pendidikan yang diberikan oleh kolonial, sejak pemerintah

    kolonial mendirikan lembaga tersebut. Persaingan ideologis hingga dalam

    bentuk perlawanan fisik pun terjadi. Perlawanan-perlawanan yang bersifat

    lokal kepada Belanda mendapat dukungan dari pesantren, seperti perang

    Diponegoro, perang Paderi, perang Banjar. Sehingga para tokoh

    pesantren atau alumninya memegang peranan.

    Sepanjang sejarah pesantren tersebut, karena tuntutan zaman

    tersebut pondok pesantren mengalami pergeseran fungsi yang pada

    awalnya sebagai lembaga pendidikan dan penyiaran Islam, kini

    memegang peranan aktif dalam perlawanan kepada kolonialisme dengan

    uzlah yaitu melakukan penutupan diri dari pengaruh luar.

    Hal tersebut berakibat pendidikan pesantren mulai diawasi dan

    dicampur tangan oleh pemerintah kolonial dengan mendirikan

  • 10

    Priesterraden (pengadilan agama) yang bertugas mengawasi pesantren.

    Selanjutnya Ordonansi dikeluarkan pada tahun 1905 yang mengatur

    ketentuan-ketentuan pengawasan terhadap perguruan keagamaan dan

    juga mengeluarkan aturan berupa kewajiban kepada para pengajar untuk

    memiliki izin dari pemerintah setempat (Depag RI). Meskipun demikian,

    pesantren tetap mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada

    abad ke 20 sistem pendidikan madrasah mulai dibuka dengan didukung

    oleh para ulama yang telah kembali dari tanah suci, sebagai respon

    berkembangnya pesantren pemerintah Belanda kembali mengeluarkan

    Ordonansi Guru Baru pada tahun 1925 sebagai pengganti Ordonansi

    lama.

    Kebijakan baru tersebut menjadi pukulan bagi perkembangan

    pesantren. Namun sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya

    keberadaan pesantren tetap eksis dan mampu bertahan, hingga pada

    tahun 1930 pesantren mengalami perkembangan yang sangat pesat,

    dimana pada tahun 1920 jumlah santri pada pesantren hanya 200 santri,

    maka pada tahun 1930 jumlah santri pada pesantren telah mencapai 1500

    santri. Di era ini sistem klasikal masih diterapkan dimana pelajaran umum

    mulai diajarkan.

    Jika ditinjau dari sejarah peran pesantren dalam perebutan

    kemerdekaan Republik Indonesia, sudah sepantasnya jika pemerintah

    Republik Indonesia menempatkan pesantren sebagai dasar dan sumber

  • 11

    pendidikan Nasional yang harus terus dikembangkan, diberi bantuan dan

    bimbingan.

    Pesantren dalam perkembangannya telah melakukan berbagai

    inovasi, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Sebagai upaya

    memberikan bekal tambahan kepada santri, pengetahuan umum dan

    keterampilan dimasukkan ke dalam pesantren agar setelah lulus para

    santri dapat hidup layak dalam masyarakat.

    2. Elemen Pesantren

    Menurut beberapa kutipan dalamAnwar (2016), bahwa unsur-

    unsur pokok pada pesantren yaitu kyai, masjid, santri, pondok dan kitab

    Islam klasik (atau kitab kuning). Hal tersebut juga didukung oleh Dhoffier

    dalam (Suheri) mengatakan sebuah lembaga dapat dikatakan pondok

    pesantren jika memiliki lima elemen dasar yaitu pondok, Masjid, Santri,

    pengajaran kitab-kitab klasik, dan kyai. Elemen tersebut lah yang

    membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan

    lainnya.

    1. Kyai

    Peran penting kyai dalam pembentukan, perkembangan dan

    pengurusan sebuah pesantren merupakan unsur yang paling esensial.

    Keberhasilan pesantren tak luput dari peran kyai atas keahlian dan

    kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta keterampilan mereka.

    Dalam konteks ini, kepribadian kyai sangat menentukan sebab mereka

    memiliki peran sebagai tokoh sentral dalam pesantren.

  • 12

    2. Masjid

    Selain memanfaatkan sebagai tempat ibadah, kaum muslimin

    dahulu juga menggunakan masjid sebagai tempat kegiatan pembelajaran

    pendidikan Islam. Sebagai pusat kehidupan rohani, sosial dan politik.

    Keberadaan masjid sangat penting bagi kehidupan sehari-hari dalam

    masyarakat. Dalam sebuah pesantren, masjid merupakan tempat yang

    paling tepat untuk mendidik para santri, khususnya dalam praktek shalat

    lima waktu, khutbah, shalat jum’at dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik

    atau yang biasa disebut dengan kitab kuning. Pada umumnya hal yang

    paling utama untuk didirikan oleh seorang kyai dalam pembentukan

    sebuah pesantren adalah masjid. Di dalam kawasan pesantren masjid

    biasanya terletak dekat atau di belakang rumah kyai.

    3. Santri

    Keberadaan santri menjadi unsur yang sangat penting di dalam

    sebuah pesantren karena tahap awal dalam mendirikan atau membentuk

    sebuah pesantren ialah harus mempunyai seorang murid yang datang

    untuk belajar dari seorang alim. Jika seorang murid telah menetap di

    rumah atau tempat tinggal seorang alim dalam masa belajarnya, barulah

    seorang alim itu dapat disebut sebagai seorang kyai dan tahap

    selanjutnya mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap yang

    dibutuhkan untuk kegiatan pondoknya.

    Biasanya santri terdiri dari dua kelompok, yaitu santri pulang-pergi

    dan santri mukim. Santri pulang-pergi merupakan santri yang tidak

  • 13

    menetap dalam pondok tetapi santri yang setelah mengikuti suatu

    pelajaran di pesantren akan pulang ke rumah masing-masing. Santri

    tersebut biasanya yang tinggal di daerah sekitar pesantren. Sedangkan

    santri mukim ialah santri yang menetap di dalam pondok pesantren

    karena jarak dari tempat tinggal mereka yang jauh. Pada masa lalu,

    sebuah keistimewaan bagi santri jika memiliki kesempatan untuk pergi

    dan menetap di sebuah pesantren yang jauh, karena untuk dapat

    bertahan di dalam sebuah pesantren, seorang santri harus memiliki jiwa

    kemandirian dan kedisiplinan.

    4. Pondok

    Secara singkat istilah ‘pondok’ dapat diartikan sebagai tempat

    tinggal para santri dan kyai yang sederhana. Di Jawa, besarnya suatu

    pondok bergantung pada jumlah santrinya. Terdapat pondok yang sangat

    kecil dengan jumlah santri yang kurang dari seratus hingga pondok yang

    sangat luas dengan jumlah santri mencapai tiga ribu. Berapapun

    banyaknya jumlah santri di sebuah pesantren, pemisahan antara asrama

    khusus santri wanita dan asrama santri laki-laki selalu dilakukan.

    Pada kawasan sebuah pesantren, selain bangunan dari asrama

    santri dan rumah kyai, terdapat juga fasilitas seperti gedung madrasah,

    lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian atau lahan

    peternakan.

    Tujuan kepondokan selain dimaksudkan sebagai tempat tinggal,

    juga bertujuan sebagai tempat latihan mengembangkan keterampilan

  • 14

    kemandirian para santri agar mereka siap hidup mandiri dalam

    masyarakat ketika telah menyelesaikan pendidikan pada pesantren.

    5. Kitab-Kitab Islam Klasik

    Kitab-kitab Islam klasik merupakan kitab yang ditulis oleh para

    ulama terdahulu dan termasuk pelajaran mengenai jenis-jenis ilmu

    pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Dalam dunia pesantren,

    kitab-kitab Islam Klasik sering juga disebut dengan kitab kuning karena

    memiliki warna kertas edisi-edisi kitab mayoritas berwarna kuning.

    Jenis kitab-kitab yang diajarkan merupakan hal yang menjadi

    indikator penilaian tingkatan suatu pesantren.

    3. Jenis Pesantren

    Menurut Husni (2005) pesantren terbagi 2 jenis yaitu:

    a. Pesantren Salafiyah

    Menurut Mastuhu Pesantren Salafiyah adalah pesantren yang

    memfokuskan pada pembelajaran kitab kuning atau kitab klasik. Sehingga

    ilmu pengetahuan umum tidak diajarkan pada pesantren ini. Lulusan

    pesantren salafiyah dikhususkan untuk menjadi Ustadz atau kyai.

    b. Pesantren Khalafiyah

    Merupakan pesantren yang memadukan kegiatan kepesantrenan

    dengan kegiatan pendidikan formal seperti sekolah umum dan madrasah

    (Noor, 2006:44).

  • 15

    4. Pondok Pesantren Modern

    Pondok pesantren modern atau biasa juga disebut dengan

    pesantren khalaf adalah pondok pesantren yang pada sistem pendidikan

    di dalamnya terdapat 70% kurikulum agama dan 30% kurikulum umum

    dan dilengkapi dengan lembaga pendidikan lain yang terdapat di

    dalamnya seperti dilaksanakannya sistem sekolah umum dengan

    menambahkan diniyah yaitu praktek membaca kitab salaf. (Nasir,

    2005:87).

    Menurut Bakhtiar (1990) pondok pesantren modern merupakan

    lembaga pendidikan agama Islam seperti sekolah-sekolah umum yang

    bersifat formal dengan sistem madrasah atau klasikal dimana

    pembelajaran kitab-kitab agama Islam dan Ilmu pengetahuan diterapkan.

    Sedangkan menurut Tolib (2015) pesantren modern adalah

    program pendidikan yang mengandung sistem pendidikan formal, non

    formal maupun informal yang diterapkan sepanjang hari dalam satu

    pengkondisian di asrama.

    a. Standar Pondok Pesantren

    Adapun standar-standar Pondok pesantren modern berdasarkan standar

    Departemen Agama (2003) adalah sebagai berikut:

    1. Tipe A para santri dan kyai bersama di dalam asrama. Kurikulum

    sepenuhnya diatur oleh kyai. Metode pembelajaran dilakukan secara

    individu atau perorangan sehingga tidak memiliki madrasah atau

    ruang kelas.

  • 16

    2. Tipe B pesantren yang terdapat madrasah di dalamnya dengan

    kurikulum yang telah ditentukan. Pembelajaran dan kyai hanya

    aplikasi stadium general pada waktu tertentu. Memiliki asrama

    bersama antara santri dan juga kyai.

    3. Tipe C jenis pesantren dimana santri tinggal di asrama pondok

    hanya untuk belajar agama. Santri belajar di sekolah

    umum/madrasah. Peran kyai sebagai pengawas dan pelindung.

    Pembina mental sekaligus mengajarkan agama.

    4. Tipe D pesantren yang menerapkan sistem pondok sekaligus

    sekolah/madrasah.

    b. Tugas Pesantren Modern

    Maesaroh & Achdiani (2017) dalam penelitiannya telah

    menyimpulkan bahwa pesantren memiliki tugas di era modern yaitu

    mampu mempertahankan keberadaannya sebagai lembaga pendidikan

    dan pusat religi yang dapat menjaga nilai dan norma. Sementara itu

    pesantren memiliki fungsi tradisional nya sebagai pusat keberlangsungan

    trans-misi ilmu-ilmu islam tradisional, dan juga mempertahankan mindset

    masyarakat terhadap pesantren sebagai pencetak ulama.

    c. Ciri Pesantren modern

    Menurut Tolib (2015) ciri pesantren modern ialah sebagai berikut :

    1. Percakapan menggunakan bahasa Arab.

    2. Menggunakan buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer.

    3. Memiliki sekolah formal di bawah kurikulum Dinas atau Kemenag.

  • 17

    4. Pengajian sistem tradisional tidak lagi digunakan.

    B. Arsitektur Islam

    1. Pengertian Arsitektur Islam

    Konsep arsitektur Islam menurut Noe’man (2003), adalah

    perancangan bangunan arsitektur yang membawa nilai-nilai Islami dan

    mengandung unsur-unsur rahmatan lil alamin, berkiblat, beraturan, efisien,

    keindahan dalam kesederhanaan, silaturrahim, bersih, sehat, nyaman,

    dan berkelanjutan (sustainable).

    Arsitektur Islami menur ut Utami dkk. (2013) bisa jadi bukan

    berasal dari Islam akan tetapi karena perancangan sejalan dengan

    konsepsi Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Al Hadist, maka

    arsitektur tersebut dapat dikatakan arsitektur Islam.

    2. Kaidah Arsitektur Islam

    Berikut beberapa kaidah dalam Arsitektur Islam menurut (Arfan,

    2013:132-133).

    a. Tidak terdapat bentuk makhluk hidup yang utuh pada bagian

    dalam maupun luar bangunan.

    b. Pada bagian eksterior dan interior terdapat bentuk,

    gambar/ornamen yang mengingatkan kepada Allah SWT. Yang

    maha indah.

    c. Tujuan desain bangunan bukan untuk dipamerkan atau

    disombongkan.

  • 18

    d. Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga

    akhlak dan perilaku.

    e. Penempatan toilet/kloset tidak diperbolehkan menghadap atau

    membelakangi arah kiblat.

    f. Tetangga sekitar tidak mengalami kerugian akibat keberadaan

    bangunan

    g. Pembangunan hingga berdirinya bangunan seminimal mungkin

    tidak merusak alam.

    3. Prinsip Islam Dalam Arsitektur

    Al-Quran dan Hadis merupakan sumber dan dasar pemikiran

    Islam yang kemudian diaplikasikan dalam Arsitektur Islam (Utaberta,

    2005). Beliau menjabarkan prinsip Islam dalam arsitektur sebagai berikut:

    a. Prinsip pengingatan kepada Tuhan

    Dalam berbagai Firman-nya, Allah SWT memerintahkan

    kepada hambanya untuk lebih banyak merenungi hasil ciptaan-

    Nya di alam ini. Allah SWT dalam Firmannya mengajak umatnya

    untuk merenungi makhluk ciptaan-Nya dan mengambil pelajaran

    darinya.

    Ciptaan Allah SWT seperti pepohonan, rumput dan bunga

    harus dibuat dominan dalam sebuah perancangan. Selain itu

    elemen alam seperti suara alami dari air, cahaya matahari, dan

    sirkulasi udara harus terintegrasi dalam bangunan. Diupayakan

    pula menggunakan energi yang tidak merusak lingkungan.

  • 19

    b. Prinsip pengingatan pada ibadah dan perjuangan

    Prinsip yang menjelaskan kehidupan umat muslim bukan

    hanya membicarakan untuk beribadah saja. Melainkan juga

    berbicara mengenai hubungan antara sesama manusia dan

    perjuangan perbaikan kehidupan manusia. Dalam perancangan

    arsitektur terkhusus bangunan masjid, prinsip ini dapat diterapkan

    dengan mengintegrasikan fungsi mesjid sebagai peribadatan

    dengan fungsi selain peribadatan.

    c. Prinsip pengingatan akan kerendahan hati

    Setiap umat muslim harus memiliki sikap rendah diri. Sikap

    ini tidak dimaksudkan untuk merendahkan diri sendiri, melainkan

    sikap saling menghormati satu sama lain antar manusia dan tidak

    menganggap dirinya diatas orang lain karena memiliki kelebihan.

    Dalam perancangan arsitektur penerapan prinsip ini dapat

    dilakukan dengan merancang desain bangunan yang fungsional,

    efisien , tidak berlebihan dan memberi kesan sederhana.

    d. Prinsip pengingatan akan Wakaf dan Kesejahteraan Publik

    Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk berinteraksi

    dan saling tolong-menolong dalam bermasyarakat. Islam tidak

    mengajarkan umatnya untuk menyendiri dan mencari keshalehan

    untuk dirinya sendiri. Dalam dunia arsitektur prinsip ini membawa

    implikasi agar dalam pembangunan memprioritaskan untuk

    fasilitas umum dan fasilitas sosial.

  • 20

    C. Studi Banding Proyek Sejenis

    1. Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur

    Gambar 2. Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo

    [sumber: gontor.ac.id/]

    Pondok Modern Darussalam Gontor atau yang lebih dikenal

    dengan Pondok Modern Gontor merupakan pondok pesantren yang

    terletak di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Karena kedisiplinan yang

    ketat, penguasaan bahasa asing (Arab dan Inggris) serta kaderisasi

    dan alumni yang menjadi beberapa tokoh penting di tanah air

    membuat pesantren ini cukup terkenal. Pondok Modern Gontor

    Didirikan pada 12 Rabiul Awwal 1345 atau bertepatan 20 September

    1926 oleh K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fananie dan K.H. Imam

    Zarkasyi.

    Jenjang Pendidikan

    i. KMI (Kulliyatul Mu’allimin/Mu’allimat Al-Islamiyyah)

    ii. Kulliyatul Mu’allimin/Mu’allimat Al-Islamiyyah (KMI) adalah

    Lembaga pendidikan pesantren yang khusus mewadahi santri putra

    http://www.gontor.ac.id/

  • 21

    tingkat menengah, dengan masa belajar selama 4 sampai 6 tahun,

    setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. KMI sendiri didirikan pada 19

    Desember 1936, tepat setelah pondok Modern Darussalam Gontor

    berusia 10 tahun.

    iii. Kulliyatul Mu’alimat Al-Islamiyyah (KMI) merupakan lembaga

    pendidikan menengah khusus santri putri yang didirikan pada

    tanggal 7 Rabiul Awwal 1411, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun,

    setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Kurikulum yang diterapkan pada

    Gontor Putri sama dengan yang diterapkan pada KMI Gontor.

    2. Pesantren Langitan

    Pondok Pesantren Langitan merupakan salah satu lembaga

    pendidikan Islam tertua di Indonesia yang didirikan pada tahun 1852 di

    Dusun Mandungan, Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten

    Tubang, Jawa Timur.

    Adapun fasilitas atau sarana yang disediakan di dalam Pesantren

    Langitan Adalah :

    a. Tempat tinggal/asrama (20 asrama putra dan putri)

    Gambar 3. Kamar Pada Pesantren Langitan

    [Sumber: langitan.net/]

  • 22

    Di dalam asrama santri hanya berupa tempat tidur, tidak ada

    ruang privasi.

    b. Tempat Ibadah

    Gambar 4. Mushalla

    [Sumber: langitan.net/]

    Mushalla sebagai tempat shalat berjamaah para santri.

    c. Gedung Tempat Belajar Mengajar

    Gambar 5. Gedung Kelas Pesantren Langitan

    [Sumber: langitan.net/]

    d. Ruang Perawatan (POSKESTER)

    Gambar 6. Poskester Pesantren Langitan

    [sumber: langitan.net/]

    http://langitan.net/http://langitan.net/http://langitan.net/?page-id=84

  • 23

    Poskester adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh

    pengelola pesantren karena hal ini menyangkut permasalahan kesehatan

    sehingga para santri nantinya akan merasa nyaman belajar jika mereka

    dalam keadaan sehat, apabila santri sakit pengelola pesantren Langitan

    dapat menangani karena memiliki poskester.

    e. Gedung Pelatihan

    Gambar 7, Laboratorium Komputer

    [Sumber: http://langitan.net/]

    Pada pesantren Langitan ini telah disiapkan gedung pelatihan

    yang di dalamnya terdapat laboratorium komputer yang dapat digunakan

    oleh para santri.

    f. Gedung Perpustakaan

    Perpustakaan merupakan gudangnya ilmu pengetahuan, oleh

    karena itu sarana berupa perpustakaan wajib ada dalam lembaga

    pendidikan apapun. Perpustakaan pesantren Langitan dapat

    dimanfaatkan oleh para santri untuk belajar atau mencari buku maupun

    kitab kitab-kitab kuning yang telah disediakan oleh pengelola pesantren.

    g. Lapangan Olahraga

    Lapangan olahraga ini dibuat untuk dipergunakan para santri

    melakukan kegiatan olahraga.

    http://langitan.net/?page-id=84

  • 24

    3. Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar,

    Sulawesi Selatan.

    Gambar 8. Pesantren Modern Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar

    [Sumber: immim.sch.id/gallery/sarana-dan-prasarana/]

    Pesantren IMMIM Putra merupakan pesantren yang terletak di Jl.

    Perintis Kemerdekaan Km. 10, Tamalanrea Makassar, Sulawesi Selatan

    dan didirikan oleh (alm) KH. FadeliLuran pada 1 Muharram 1395 atau

    bertepatan pada tanggal 14 Januari 1975. Saat ini Pesantren IMMIM Putra

    dipimpin oleh Dr.M, Taufan B,SH, M.Ag sejak 2011 sampai sekarang.

    Pesantren IMMIM Putra berada di bawah naungan Yayasan Dana Islamic

    Center (YASDIC) Ikatan Masjid Mushallah Indonesia Muttahidah (IMMIM).

    a. Jenjang pendidikan

    Santri dididik selama 6 (enam) tahun melalui 2 tingkatan jenjang

    pendidikan, yaitu :

    1. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    2. Sekolah Menengah Atas (SMA)

    3. Madrasah Aliyah (MA)

    b. Fasilitas Pesantren

    http://immim.sch.id/gallery/sarana-dan-prasarana/

  • 25

    Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada pesantren IMMIM Putra

    antara lain:

    1. Asrama : 9 gedung asrama, MKC

    2. Pendidikan : 29 ruang kelas, laboratorium komputer,

    laboratorium IPA, laboratorium Bahasa.

    3. Peribadatan : Masjid

    4. Gizi : dapur, ruang makan untuk para santri

    5. Olahraga : lapangan bola dan futsal, lapangan takraw,

    lapangan basket, lapangan voli, tennis meja, bulu tangkis.

    6. Kesenian dan kewirausahawan : Santri Artwork Corner.

    D. Dalil-dalil Yang Berkaitan Dengan Pendidikan

    Berikut beberapa dalil-dalil dari sumber ayat suci Al-Quran maupun

    Hadist Nabi berkaitan dengan pendidikan

    1. Surat Al-Maidah ayat 1-5

    َعلَّمَ {4} ابِاْلقَلَمِ َعلَّمَ الَِّذي {3} اأْلَْكَرم بُّكَ َََور اْقَرأْ {2} َعلَق ِمنْ اإِلنَسانَ َخلَقَ {1} َخلَقَ الَِّذي َرب ِكَ بِاْسمِ اْقَرأْ

    يَْعلَمْ َمالَمْ اإِْلنَسانَ

    Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang

    menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

    Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar

    (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia

    apa yang tidak diketahui.

    2. Surat Thoha ayat 114

    ق لوَ ب ِ ِعْلًما ِزْدنِي رَّ

  • 26

    Artinya :”Dan katakanlah (olehmu muhammad),”ya tuhanku,

    tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.”

    3. Surat Shod ayat 29

    بَاَرك إِلَْيكَ أَنَزْلنَاه ِكتَاب وا م ْلبَابِ اأْلَ أ ْول وا َوِليَتَذَكَّرَ َءايَاتِهِ ل ِيَدَّبَّر

    Artinya :”ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh

    dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya,

    dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai

    pikiran.”

  • 27

    BAB III

    ANALISIS PERENCANAAN

    A. Analisis Tapak

    Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah yang terletak di

    Provinsi Sulawesi selatan. Kota Turikale merupakan ibu kota kabupaten ini

    yang sebelumnya bernama Kota Maros. Luas Kabupaten Maros mencapai

    1.619,12 km2 dan memiliki penduduk sebanyak 349.22 jiwa dan tingkat

    kepadatan penduduknya mencapai 216,06 jiwa/km2. Terdapatnya Bandar

    Udara Internasional Sultan Hasanuddin pada Kabupaten ini mampu

    membuat Kabupaten Maros memiliki potensi ekonomi.

    Tapak berada pada Jl.Inspeksi Pam Timur, Kel. Moncongloe Kec.

    Moncongloe. Kab. Maros. Sulawesi Selatan dengan luas 6.7 ha. Lokasi

    dapat dilalui dengan kendaraan 2 roda maupun 4 roda melalui Jl. Nipa-

    Nipa.

    Gambar 9 . Peta RTRW Kab. Maros Tahun 2010-2030

    [Sumber: Pemda Kabupaten Maros]

  • 28

    Berdasarkan peta RTRW Kabupaten Maros, lokasi tapak

    merupakan kawasan budidaya pertanian lahan basah dan kering.

    Gambar 10. Lokasi Tapak

    [Sumber: Analisis Penulis, 2019]

    KDB = 60% x 67.000 m2 = 40.200 m2

    KLB = 3 X 67.000 M2 = 201.000 M2

    Jumlah lantai = 201.000 / 40.200 = 5

    Kondisi eksisting tapak berupa persawahan, dengan kontur tanah

    cukup stabil. Pertimbangan kesuburan pada tanah tapak sangat

    diprioritaskan, karena untuk mendukung kebutuhan area perkebunan

    pesantren yang merupakan bagian dari fasilitas yang akan disediakan.

    Tabel 1. Analisis Kriteria Pemilihan Lokasi

    Kriteria

    Jl. Inspeksi Pam Timur. Kec Moncongloe

    Jl. Garuda. Kec. Mandai

    Jl. Jemb Lama. Kec. Mandai

    Bobot Bobot Bobot

    Aksebilitas

    menuju lokasi 3 4 4

    SITE

  • 29

    Kriteria

    Jl. Inspeksi Pam Timur. Kec Moncongloe

    Jl. Garuda. Kec. Mandai

    Jl. Jemb Lama. Kec. Mandai

    Bobot Bobot Bobot

    Mendukung

    rencana tata

    ruang wilayah

    4 3 3

    Bukan kawasan

    perkotaan. 3 2 2

    Total 10 9 9

    [Sumber : Analisis Penulis, 2019]

    a. Kondisi Geografis

    Letak Maros secara geografis berada pada bagian Barat Sulawesi

    Selatan antara 40°45’-50°07’ lintang selatan dan 109°205’-129°12’ bujur

    timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota

    Makassar dan Kabupaten Gowa sebelah selatan, Kabupaten Bone di

    sebelah timur dan Selat Makassar di sebelah Barat. Ketinggian Kabupaten

    Maros berada pada 0 M sampai dengan lebih dari 1.000 M dari

    permukaan laut.

    b. Keadaan Iklim

    Berdasarkan pencatatan Badan Stasiun Meterologi, klimatologi

    dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Maros berada pada suhu rata-rata

    27,20 °C tiap bulannya. Suhu terendah mencapai 23,7 °C pada bulan

    Agustus 2017 sedangkan suhu tertinggi mencapai 33,2 °C pada bulan

    September 2017.

  • 30

    1. Orientasi Matahari dan Angin

    Gambar 11. Analisis Orientasi Matahari

    [Sumber: Analisis Penulis, 2019]

    Sebagai upaya meminimalisir panas matahari langsung terhadap

    tapak, maka pada sisi timur dan barat tapak diberi pohon glodokan atau

    pohon yang memiliki tinggi lebih dari 5 M.

    Gambar 12. Analisis Arah Angin

    [Sumber: Analisis Penulis, 2019]

    Karena arah angin yang berembus dari sisi timur dan barat tapak,

    maka pada sisi kanan dan kiri tapak, massa bangunan diberi jarak dengan

    pola selang seling, untuk memanfaatkan angin sebagai penghawaan

    alami.

  • 31

    2. Kebisingan

    Gambar 13. Analisis Kebisingan

    [Sumber: Analisis Penulis, 2019]

    Sumber kebisingan pada tapak satu-satunya berasal dari jalan,

    yang merupakan jalan provinsi. Sehingga massa bangunan dengan fungsi

    masjid diberi jarak dari jalan untuk mengurangi kebisingan yang masuk ke

    dalam masjid. Pada arah selatan tapak diberi pohon untuk mengurangi

    bising masuk ke dalam tapak.

    3. Sirkulasi

    Gambar 14. Analisis Sirkulasi

    [Sumber: Analisis Penulis, 2019]

  • 32

    Jalan Inspeksi PAM Timur merupakan akses satu-satunya untuk

    menuju ke dalam tapak. Oleh karena itu gerbang masuk diletakkan pada

    sisi barat tapak sedangkan gerbang keluar diletakkan pada sisi timur

    tapak. Serta area parkir diletakkan pada bagian depan tapak sehingga

    dapat dijangkau dengan mudah.

    Pada tapak diberi jalan yang mengelilingi tapak dari gerbang

    masuk hingga ke gerbang keluar sehingga setiap bangunan dapat

    terhubung langsung oleh jalan.

    4. View

    Gambar 15. View Tapak

    [Sumber: Analisis Penulis, 2019]

    Eksisting tapak merupakan lahan persawahan, dimana para arah

    Timur, Barat, dan Utara juga merupakan area persawahan. Pada arah

    Selatan tapak merupakan lokasi Kolam Regulasi Nipa-Nipa.

  • 33

    B. Analisis Fungsi dan Program Ruang

    1. Analisis Pengguna

    Pengguna pada Pondok pesantren Modern pada umumnya terdiri dari

    a. Santri

    Santri merupakan orang yang menuntut ilmu di dalam pondok

    pesantren, dimana para santri akan melakukan kehidupan sehari-sehari

    selama masa belajar di pondok pesantren.

    b. Pengantar santri

    pengantar santri merupakan keluarga maupun wali santri yang

    mengantar santri ketika hendak memulai belajar di pondok pesantren dan

    menjemput santri ketika waktu libur pesantren tiba.

    c. Pengajar

    Pengajar merupakan guru maupun ustadz yang membimbing

    santri selama proses belajar pengajar berlangsung.

    d. Pengelola

    Pengelola merupakan pengurus yang dipercayakan oleh yayasan

    pesantren untuk mengelola segala kebutuhan administrasi maupun

    fasilitas dalam pondok pesantren.

    e. Security

    Merupakan bagian yang bertugas menjaga keamanan dalam

    pondok pesantren selama 24 jam sehingga dibutuhkan 3 shif waktu

    penjagaan, yang dilakukan pergantian setiap 8 jam.

  • 34

    Dari hasil penjelasan tersebut maka kebutuhan ruang dapat

    diklasifikasikan berdasarkan kegiatan pengguna yang akan ditulis pada

    tabel berikut.

    Tabel 2. Kebutuhan Ruang

    NO PENGGUNA AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

    1 SANTRI

    Tidur Makan Mandi Buang air Mencuci Belajar Praktek Shalat Olahraga Berorganisasi Perawatan

    Kamar Santri Dapur Kamar mandi Toilet santri Ruang cuci Ruang kelas Perpustakaan Lab. Bahasa Lab. Ipa Masjid Lapangan olahraga Ruang organisasi Aula Pos kesehatan

    2 Orang tua/pengantar

    santri

    Mengantar Menunggu Makan/minum Menjemput Buang air Shalat

    Area parkir Ruang tunggu Kantin Toilet tamu Masjid

    3 Pengajar

    Mengajar Makan/minum Istirahat Buang air Shalat

    Ruang kelas Kantin Ruang guru Toilet guru Masjid

    5 Pengelola

    Bekerja Istirahat Makan/minum Buang air Shalat

    Ruang pengelola Koperasi Kantin Ruang Istirahat

    pengelola

    Toilet pengelola Masjid

  • 35

    NO PENGGUNA AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

    6 Sekuriti

    Menjaga keamanan Buang air Makan/minum Shalat

    Pos jaga Toilet sekuriti Kantin Masjid

    [Sumber : Analisis Penulis, 2019]

    2. Pengelompokan ruang

    Pengelompokan ruang ke dalam massa akan disesuaikan dengan fungsi

    kegiatan.

    1. Fungsi Sekolah

    Ruang kelas

    Perpustakaan

    Laboratorium bahasa

    Laboratorium kimia

    Laboratorium fisika

    Laboratorium komputer

    Toilet

    Ruang guru

    Laboratorium

    2. Asrama Santri

    Kamar santri

    Kamar mandi

    Ruang cuci

    Kantin

  • 36

    Toilet

    Poskester

    3. Gedung kantor

    Ruang pengelola

    Ruang istirahat pengelola

    Toilet

    Koperasi

    Lobi

    4. Masjid

    Mihrab

    Ruang sound sistem

    Ruang shalat akhwat

    Ruang shalat ihkwan

    Toilet

    Ruang wudhu

    5. gedung organisasi

    Ruang organisasi

    Aula

    Toilet

    6. Lapangan olahraga

    Lapangan bola

    Lapangan voli

    Lapangan bulu tangkis

  • 37

    7. Area parkir

    Tempat parkir

    Pos jaga sekuriti

    Ruang genset

    3. Besaran Ruang

    Tabel 3. Besaran Ruang Gedung Asrama

    [Sumber : Analisis Penulis, 2019]

    Tabel 4. Besaran Ruang Gedung Sekolah No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    1 R. Kelas SMA

    30 orang 9 2 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 540 m²

    2 R. Kelas SMP

    30 orang 7 2 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 420 m²

    3 Perpustakaan

    200 orang 1 2 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 400 m²

    4 Lab. Bahasa

    30 orang 2 2 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 120 m²

    NO RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    1 Kamar

    santri SMA 10 orang 27

    30m2/Ruang

    A 810 m2

    2 Kamar

    santri SMP 10 orang 21

    30m2/Ruang

    A 630 m2

    3 Ruang cuci 20 orang 6 1,3

    m2/Orang DA 156 m2

    4 Kamar mandi

    1 orang 10 1,4 m2 DA 14 m2

    5 Kantin 540 1 16 m2/ 8 Orang

    DA 864 m2

    6 Pos

    kesehatan 6 1

    1,5 m2/ orang

    DA 9 m2

    Sub Total 2503m2

    Sirkulasi 20% 500 m2

    Total 3003m2

  • 38

    No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    5 Lab. Kimia 30 orang 2 2,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 144 m²

    6 Lab. Biologi 30 orang 2 2,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 144 m²

    7 Lab. Fisika 30 orang 2 2,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 144 m²

    8 Lab. Komputer

    30 orang 2 2 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 120 m²

    9 Toilet 1 orang 10 1,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 14 m²

    10 Ruang Guru 25 orang 2 0,72 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 36 m²

    Sub Total 1742 m²

    Sirkulasi 20% 348 m²

    Total 2090 m²

    [Sumber : Analisis Penulis, 2019]

    Tabel 5. Besaran Ruang Kantor

    No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    1 Lobi 30 orang 1 1,8 -

    2m2/org DA 54 m²

    2 R. Pengelola

    20 orang 1 2 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 40 m²

    3 R. Istirahat Pengelola

    20 orang 1 2 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 40 m²

    4 R. Pimpinan 5 orang 1 Min. 12 m² PerMen No. 27

    Thn. 2007 120 m²

    5 R. Rapat 25 orang 1 0,73 m²/org DA 18,2m2

    6 Koperasi 15 orang 1 2,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 36 m²

  • 39

    No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    7 Toilet 1 orang 8 1,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 11,2 m²

    Sub Total 319 m² Sirkulasi 20% 63.8 m²

    Total 383 m² [Sumber: Analisis penulis, 2019]

    Tabel 6. Besaran Ruang Masjid

    No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    1 R. Shalat Ikhwan

    800 orang 1 0,72 m2/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 576 m²

    2 R. Shalat Akhwat

    100 orang 1 0,72 m2/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 72 m²

    3 Mihrab 2 orang 1 0,72 m2/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 1,44 m²

    4 R. Wudhu pria

    30 orang 2 0,8 m²/org DA 48 m²

    5 R. Wudhu wanita

    25 1 0,8 m²/org DA 20 m²

    6 Toilet pria 1 orang 5 1,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 7 m²

    7 Toilet wanita

    1 orang 3 1,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 4,2 m²

    Sub Total 728,6 m²

    Sirkulasi 20% 145,7 m²

    Total 874,3 m²

    [Sumber: Analisis penulis, 2019]

    Tabel 7. Besaran Ruang Organisasi

    No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    1 R. Organisasi

    30 orang 1 1,8 m2/org DA 54 m²

    2 Aula 200 orang 1 2 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 400 m²

  • 40

    No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    3 Toilet 1 orang 8 1,4 m²/org PerMen No. 27

    Thn. 2007 11,2 m²

    Sub Total 465,2

    Sirkulasi 20% 93 m²

    Total 558,2

    [Sumber: Analisis penulis, 2019] Tabel 8. Besaran Ruang Lapangan Olahraga

    No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    1 Lapangan Bola

    - 1 60 m x 40

    m FIFA 2480 m²

    2 Lapangan Voli

    - 1 18 m x 9 m PBVSI 162 m²

    3 Lapangan bulutangkis

    - 1 13,4 m x

    6,1 m IBF 81,7 m²

    Sub Total 2723 m² Sirkulasi 20% 544 m²

    Total 3268 m²

    [Sumber: Analisis penulis, 2019]

    Tabel 9. Besaran Ruang Servis

    No RUANG KAPASITAS JUMLAH STANDAR SUMBER LUAS

    1 Tempat parkir mobil

    100 unit 1 12,5m2/org DA 1250 m²

    2 Tempat parkir motor

    200 unit 1 2 m2/org DA 400 m2

    3 Pos satpam 3 orang 1 0,9 m²/org DA 2,7 m²

    4 Toilet satpam 1 orang 1 1,4 m2/org DA 1,4 m2

    5 R. Genset - 1 20 m²/ AS 20 m²

    Sub Total 1674 m²

    Sirkulasi 20% 334 m²

    Total 2008 m²

    [Sumber : Analisis penulis, 2019]

  • 41

    Tabel 10. Total Kebutuhan Ruang

    [Sumber : Analisis penulis, 2019]

    4. Pola Organisasi Ruang

    Gambar 16. Pola Organisasi Ruang [Sumber: Hasil analisis, 2019]

    NO FASILITAS LUASAN

    1 Asrama 3003 m2

    2 Gedung Sekolah 2090 m2

    3 Kantor 383 m2

    4 Masjid 874,3 m2

    5 Organisasi 558,2 m2

    6 Lapangan Olahraga 3268 m2

    7 Servis 2008 m2

    Total 12184,5 m2

  • 42

    C. Analisis Tampilan Bentuk Bangunan

    1. Jenis Massa bangunan

    Pada perancangan pondok pesantren modern ini menggunakan

    jenis massa majemuk atau bermassa banyak, tiap massa bangunan

    dipisahkan sesuai fungsi masing-masing. Kemudian pembuatan jalur

    pedestrian dan jalan untuk menghubungkan dari bangunan satu ke

    bangunan yang lain dengan diberi kanopi sebagai peneduh.

    2. Bentuk dan Tampilan Bangunan

    Pada bagian denah tiap bangunan akan menggunakan bentuk

    persegi dan persegi panjang sebagai bentuk dasar sehingga dapat

    memaksimalkan pemanfaatan ruang.

    Pada bagian fasad bangunan khusus yang mengarah pada Timur

    dan Barat akan diberi sun shading yang dikombinasikan dengan tanaman

    rambat untuk menambah kesan penyatuan dengan alam dan

    meminimalisir panas dari cahaya matahari langsung.

    Gambar 17. Sun Shading

    [Sumber: 2030palette.org/shading-devices/]

    http://www.2030palette.org/shading-devices/

  • 43

    Gambar 18. Tanaman Rambat [Sumber: mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-

    vertikal-garden/]

    E. Analisis Kelengkapan Bangunan

    1. Sistem Struktur

    Pada sistem struktur pada bangunan akan dibagi menjadi 2

    bagian yaitu sub struktur, midle struktur dan up struktur.

    a) Sub struktur

    Adalah struktur bangunan yang berada di bawah permukaan

    tanah. Pada perancangan pondok pesantren modern ini menggunakan

    pondasi foot plat untuk bangunan yang memiliki 2 lantai, sedangkan

    bangunan di atas 3 lantai menggunakan pondasi pile cap atau biasa

    disebut dengan tiang pancang.

    Gambar 19. Pondasi Foot Plat

    [Sumber : arsitur.com/2019/02/pondasi-foot-plat-dan-karakteristiknya.html]

    https://mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/https://mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/https://www.arsitur.com/2019/02/pondasi-foot-plat-dan-karakteristiknya.html

  • 44

    Gambar 20. Pondasi Pile Cap

    [Sumber : proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-

    pile.html]

    b) Upper Struktur

    Adalah struktur bangunan yang berada diatas sub struktur. Pada

    perancangan pondok pesantren modern ini menggunakan struktur beton

    bertulang dengan dimensi kolom dan balok sesuai dengan jarak atau

    bentang pada kolom utama.

    Gambar 21. Beton Bertulang

    [Sumber : almaidahjsastakl17.wordpress.com/2018/10/05/beton-bertulang/]

    https://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-pile.htmlhttps://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-pile.htmlhttps://almaidahjsastakl17.wordpress.com/2018/10/05/beton-bertulang/

  • 45

    Pada bagian atap menggunakan struktur rangka baja terkhusus

    pada bangunan masjid yang memiliki bentang lebar.

    Gambar 22. Struktur Rangka Baja Pada Atap

    [Sumber : fabrikasikonstruksi.com/sifat-mekanis-baja-wf/]

    2. Sistem Penghawaan

    Sistem penghawaan merupakan proses pertukaran udara di

    dalam bangunan sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada

    pengguna bangunan.

    Adapun sistem penghawaan pada perancangan pondok pesantren

    modern ini menggunakan 2 sistem penghawaan yaitu penghawaan alami

    dan penghawaan buatan.

    a) Penghawaan Alami

    Merupakan adalah proses pertukaran udara di dalam bangunan

    melalui bukaan-bukaan yang telah buat pada bangunan seperti jendela,

    ventilasi dan pintu.

    Pada perancangan pondok pesantren modern ini penggunaan

    sistem penghawaan alami berupa jendela dan roster beton di pasang

    pada bagian bangunan yang menghadap arah angin.

    http://fabrikasikonstruksi.com/sifat-mekanis-baja-wf/

  • 46

    Gambar 23 Jendela

    [Sumber : wikipedia.org/wiki/Jendela]

    Gambar 24. Roster Beton

    [Sumber : dekoruma.com/artikel/75009/manfaat-roster-beton]

    b) Penghawaan Buatan

    Merupakan Proses pemasukan udara ke dalam ruangan dengan

    menggunakan bantuan alat. Penghawaan buatan digunakan apabila

    kondisi iklim yang terlalu panas pada musim tertentu atau terdapatnya

    ruang yang tidak mampu memanfaatkan udara alami.

    Adapun penghawaan buatan yang digunakan pada pesantren ini

    antara lain :

    1. AC ( Air conditioner )

    Gambar 25. AC

    [Sumber : jombloku.com/2017/02/macam-macam-air-conditioner-ac.html]

    https://id.wikipedia.org/wiki/Jendelahttps://www.dekoruma.com/artikel/75009/manfaat-roster-betonhttps://www.jombloku.com/2017/02/macam-macam-air-conditioner-ac.html

  • 47

    2. Kipas angin

    Gambar 26. Kipas Angin

    [Sumber : dekoruma.com/artikel/89699/model-kipas-angin]

    3. Sistem Pencahayaan

    Pada perancangan pondok pesantren modern ini sistem

    pencahayaan menggunakan 2 jenis yaitu sistem pencahayaan alami dan

    sistem pencahayaan buatan.

    Sistem pencahayaan alami akan dimaksimalkan pada

    perancangan ini guna untuk menghemat penggunaan energi dengan cara

    memanfaatkan cahaya dari sinar matahari menggunakan material tembus

    pandang seperti kaca pada sisi bangunan yang mengarah ke timur dan

    barat.

    Gambar 27. Pemanfaatan Cahaya Matahari Sebagai Pencahayaan Alami

    [Sumber : rihants.com/2013/11/optimalisasi-pencahayaan-alami.html]

    https://www.dekoruma.com/artikel/89699/model-kipas-anginhttp://www.rihants.com/2013/11/optimalisasi-pencahayaan-alami.html

  • 48

    Adapun sistem pencahayaan buatan dengan menggunakan

    bantuan alat bantu seperti lampu.

    4. Sistem Keamanan

    Sistem keamanan yang digunakan pada perancangan pondok

    pesantren modern ini yaitu penggunaan CCTV (Closed Circuit Television)

    yang dipasang pada titik tertentu.

    Gambar 28. CCTV

    [Sumber: abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/]

    5. Material

    Penggunaan material pada perancangan pondok pesantren

    modern ini akan mengikuti konsep arsitektur Islam yaitu material yang

    memiliki sifat estetika dan sederhana seperti roster dan beton expose

    yang akan digunakan pada fasad bangunan, kemudian akan ditanami

    tanaman rambat untuk menambah kesan alam terhadap bangunan.

    F. Analisis Pendekatan Perancangan

    Pendekatan perancangan pada pondok pesantren modern ini

    akan berpegang pada prinsip Islam. Pada tata massa fungsi masjid akan

    diletakkan pada bagian depan tapak dengan tujuan untuk dapat mudah

    diliat sehingga dapat juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai

    tempat beribadah.

    http://www.abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/

  • 49

    Fasilitas urinoir tidak dibuat pada pesantren ini sebagai mana

    sunnah Rasulullah SAW yang menganjurkan tidak berdiri saat membuang

    air kecil.

    Menghadirkan suasana alami dengan memperbanyak penanaman

    pohon pada tapak sehingga pengguna dapat merasakan dan mengingat

    ciptaan Allah swt.

  • 50

    BAB IV

    KONSEP PERANCANGAN

    A. Konsep Tapak

    1. Sirkulasi

    Gambar 29. Sirkulasi

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

    Untuk mengefektifkan sirkulasi kendaraan pada tapak, maka dibuat 2

    akses pada tapak yang di letakkan pada bagian Timur dan Barat tapak.

    2. Kebisingan

    Gambar 30. Analisis kebisingan

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

  • 51

    Karena suara kendaran pada Jl.Inspeksi PAM Timur merupakan satu-

    satunya sumber kebisingan pada tapak, maka pada bagian Selatan tapak

    diberi pepohonan untuk mengurangi bising pada tapak, kemudian

    bangunan dengan fungsi masjid diberi jarak dari sumber kebisingan.

    3. View

    Gambar 31. Tampak Kawasan

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

    Menara mesjid dijadikan sebagai bangunan paling tinggi pada site

    sehingga pada tampak kawasan, keberadaan mesjid dapat diketahui dan

    di manfaatkan oleh masyarakat setempat.

    Hal ini bertujuan agar para santri pada pesantren ini dapat menyatu

    dengan masyarakat luar melalui interaksi sosial pada saat waktu shalat.

    Gambar 32. Perspektif Kawasan

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

  • 52

    B. Konsep Program Ruang

    Gambar 33. Program Ruang

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

    1. Zona Publik merupakan gedung yayasan yang berfungsi untuk tempat

    mendaftar santri dan masjid sebagai sarana peribadatan.

    2. Zona Semi Publik merupakan bagian gedung belajar dan gedung seba

    guna.

    3. Zona Servis merupakan ruang genset

    4. Zona Privat merupakan bagian hunian pada pesantren yang meliputi

    gedung asrama dan tempat tinggal Kyai

    Dari beberapa zona yang telah disebutkan, beberapa fasilitas

    pada pesantren ini memiliki luasan sebagai berikut :

    Gedung asrama : 3003 m2

    Gedung sekolah : 2090 m2

    Kantor yayasan : 383 m2

    Masjid : 874,3 m2

  • 53

    Sarana organisasi : 558,2 m2

    Lapangan olahraga : 3268 m2

    Area servis : 2008 m2

    Total luasan : 12184,5 m2

    Dengan luas area 67000 m2 , pesantren ini memiliki open space

    seluas 54815,5 m2 yang selanj02utnya akan dimanfaatkan sebagai area

    resapan, perkebunan dan peternakan.

    C. Konsep Tampilan Bentuk Bangunan

    Gambar 34. Konsep Bentuk

    [Sumber: Analisis Penulis, 2020]

    Bentuk dasar bangunan diambil dari bentuk rekal Al-Quran yang

    merupakan salah satu benda yang umum di gunakan pada dunia

    pesantren. Sehingga massa dibentuk menyerupai huruf v yang

    mengefisiensi akses masuk dan keluar pada bangunan.

    gambar 35. Fasad Gedung Sekolah

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

  • 54

    Pada fasade gedung sekolah diberi grc krawangan yang berfungsi

    untuk mengurangi cahaya matahari langsung masuk ke dalam ruang-

    ruang.

    D. Konsep Kelengkapan Bangunan

    1. Struktur

    Gambar 36. Sistem Struktur Gedung Belajar

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

    Sistem struktur pada gedung belajar pada pesantren ini dibagi

    menjadi 3 bagian yaitu sub struktur atau struktur bawah yang

    menggunakan pondasi foot plat, middle struktur atau struktur tengah

    menggunakan kolom dan balok beton bertulang dan up struktur atau

    struktur atas menggunakan konsturksi baja ringan sebagai kuda-kuda.

    2. Utilitas

    Gambar 37. Konsep Air Bersih

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

  • 55

    Penggunaan air bersih pada kawasan bersumber dari air sumur

    dan air PDAM, sumber air di alirkan kedalam tanki air yang memiliki

    elevasi lebih tinggi dari bangunan kemudian didistribusikan ke tiap-tiap

    ruang. Terkhusus air yang bersumber dari PDAM hanya digunakan pada

    saat air sumur sedang kering.

    Gambar 38. Sistem Pemadam Kebakaran

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

    Sebagai upaya penanganan saat terjadi kebakaran, dilakukan

    dengan menempatkan APAR pada dinding koridor yang dekat dengan

    pintu sehingga mudah di jangkau.

    Gambar 39. Pembuangan Air Bekas

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

    Air bekas terpakai dari tiap bangunan akan dibuang melalui saluran

    drainase yang dibuat sejalur dengan jalan utama pada kaawasan yang

    telah terhubung dari tiap-tiap bangunan.

  • 56

    Gambar 40. Skema Jaringan Listrik

    [Sumber: Analisis penulis, 2020]

    Penggunaan listrik utama pada kawasan yaitu menggunakan

    jaringan listrik dari PLN, namun pada kondisi listrik padam, maka

    penggunaan listrik akan digunakan dari mesin genset yang dipasang pada

    bagian belakang kawasan.

  • 57

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Pada akhir pembahasan penelitian ini, setelah melalui beberapa

    tahapan penelitian di atas, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

    1. Mewujudkan lembaga pendidikan Islam sebagai wadah remaja putra

    di Kabupaten Maros dapat terbentuk dengan mendirikan pondok

    pesantren modern putra yang mampu mewadahi pembelajaran ilmu

    keagamaan Islam dan ilmu pengetahuan umum, dengan ini para

    santri diwajibkan untuk melakukan kegiatan pondok sebagai upaya

    memaksimalkan pembelajaran serta membentuk sifat kemandirian

    dan kedisiplinan santri.

    2. Merancang pondok pesantren modern yang memaksimalkan fungsi

    penunjang kegiatan santri dengan menyediakan fasilitas kegiatan

    pemberdayaan dalam sektor pertanian dan peternakan, sehingga

    selain melakukan kegiatan kepesantrenan juga melakukan kegiatan

    perkebunan dan pertanian.

  • 58

    DAFTAR PUSTAKA

    Abraham Malow pengertian CCTV, jenis serta fungsinya. 1 hlm. abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/. 22 September 2019, 17.43

    Anwar, A. (2016). Karakteristik Pendidikan Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Di Pesantren. POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 2(2), 165.

    Arfan Taufik, 2013, Arsitektur dan Dekorasi, Alauddin University Press, Samata Gowa.

    Arsitur pondasi foot plat dan karakteristiknya. 1 hlm. arsitur.com/2019/02/pondasi-foot-plat-dan-karakteristiknya.html. 22 September 2019, 20.18.

    Arif, Mahmud. (2008). Pendidikan Islam Transformatif. Yogyakarta: LkiS.

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros, jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin. 1 hlm.

    maroskab.bps.go.id/statictable/2016/10/27/36/jumlah-penduduk-menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin-di-kabupaten-maros-2015. 19 September 2019, 14.05

    Bakhtiar, Wardi. 1990. Laporan Penelitian Perkembangan Pesantren di Jawa Barat, Bandung : Balai Penelitian IAIN Sunan Gunung Djati.

    Cahyadi, R. A. H. (2017). Pengembangan Pondok Pesantren. 1(1), 43–52.

    Depag RI, 2003. Pola Pembelajaran di Pesantren, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam.

    Dekoruma, apa itu roster beton. 1 hlm. dekoruma.com/artikel/75009/manfaat-roster-beton. 24 September 2019, 13.11

    Dekoruma. 2019. Agar hunian sejuk tanpa AC gunakan kipas angin. 1 hlm dekoruma.com/artikel/89699/model-kipas-angin. 24 September 2019, 21.16

    Diana, R. (2016). Pemetaan Kapasitas Pesantren Di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Al-Qalam, 22(1), 39.

    Education Management Information System (emis), Kementerian Agama.

    Fabrikasikonstruksi mengetahui sifat mekanik pada baja wf. 1 hlm.

    http://www.abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/http://www.abraham-maslow.com/teknologi/pengertian-cctv-jenis-serta-fungsinya/https://www.arsitur.com/2019/02/pondasi-foot-plat-dan-karakteristiknya.htmlhttps://www.dekoruma.com/artikel/75009/manfaat-roster-betonhttps://www.dekoruma.com/artikel/89699/model-kipas-angin

  • 59

    fabrikasikonstruksi.com/sifat-mekanis-baja-wf/. 23 September 2019. 14.42

    Fadli, A. (2012). Pesantren: Sejarah dan Perkembangannya. EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan Dan Kajian Keislaman, 5(1), 29–42.

    Harmen, H., & Juita, R. (2017). Perilaku Lesbian Santri Pondok Pesantren. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 3(1), 11.

    Hasyim, H. (2015). Transformasi Pendidikan Islam (Konteks Pendidikan Pondok Pesantren). Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim, 13(1), 57–77.

    Inuel. 2017. Macam-macam air conditioner. 1 hlm. jombloku.com/2017/02/macam-macam-air-conditioner-ac.html. 23 September 2019, 16.32

    Maesaroh, N., & Achdiani, Y. (2017). TUGAS DAN FUNGSI PESANTREN DI ERA MODERN. 7(1), 346–352.

    Maksum, A. (2015). MODEL PENDIDIKAN TOLERANSI DI PESANTREN MODERN DAN SALAF. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1).

    Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur dari Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.

    Mitalom jenis dan contoh tanaman untuk taman vertikal. 1 hlm. mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/. 23 September 2019, 14.10

    Nasir, Ridwan. (2005). Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 87.

    Noe'man, Ahmad. (2003). Aplikasi Bangunan Islam dalam Konsep Islam serta contoh Karya Nyata. Surakarta. Seminar Sehari Arsitektur Islam dan Tropis.

    Noor, Mahpudin. 2006. Potret Dunia Pesantren: Lintas Sejarah, Perubahan, dan Perkembangan Pondok Pesantren. Bandung: Humaniora.

    Proyek sipil sekilas tentang pondasi pile. 1 hlm. proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-pile.html. 23 September 2019, 13.32

    Rahim, Husni. Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia. Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 2005.

    http://fabrikasikonstruksi.com/sifat-mekanis-baja-wf/https://www.jombloku.com/2017/02/macam-macam-air-conditioner-ac.htmlhttps://mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/https://mitalom.com/jenis-dan-contoh-tanaman-untuk-taman-vertikal-vertikal-garden/https://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/sekilas-tentang-pondasi-pile.html

  • 60

    2030 Palette Shading device. 1 hlm. 2030palette.org/shading-devices/. 24 September 2019, 15.27

    Syafe’i, I. (2017). PONDOK PESANTREN: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 61.

    Tolib, A. (2015). Pendidikan di Pondok Pesantren Modern. 1(1), 60–66.

    Usman, M. I. (2013). PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Sejarah Lahir, Sistem Pendidikan, dan Perkembangannya Masa Kini). Jurnal Al-Hikmah, XIV(1), 127–146. Retrieved from http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_hikmah/article/view/418

    Utaberta, N. (2005). Pencarian bentuk arsitektur Islam yang berbasiskan nilai.

    Utami, Thonthowi, I., Wahyuni, S., & Nulhakim, L. (2013). Penerapan Konsep Islam Pada Perancangan Masjid Salman ITB Bandung. 01(2), 1–11.

    Wikipedia, jendela. 1 hlm. id.wikipedia.org/wiki/Jendela. 22 September 15.12

    Zulhimma. (2013). DINAMIKA PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN DI INDONESIA. 01(02), 165–181.

    http://www.2030palette.org/shading-devices/https://id.wikipedia.org/wiki/Jendela

    KATA PENGANTARABSTRAKABSTRACTDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELDAFTAR GLOSARIUMBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangA. Rumusan MasalahB. Tujuan dan SasaranC. Metode Perancangana. Skema Pemikiranb. Sistematika Penulisan

    BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Pesantren1. Sejarah Pesantren dan Perkembangannya2. Elemen Pesantren3. Jenis Pesantren4. Pondok Pesantren Modern

    B. Arsitektur Islam1. Pengertian Arsitektur Islam2. Kaidah Arsitektur Islam3. Prinsip Islam Dalam Arsitektur

    C. Studi Banding Proyek Sejenis1. Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur2. Pesantren Langitan3. Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra Makassar, Sulawesi Selatan.

    D. Dalil-dalil Yang Berkaitan Dengan Pendidikan

    BAB IIIANALISIS PERENCANAANA. Analisis Tapak1. Orientasi Matahari dan Angin2. Kebisingan3. Sirkulasi4. View

    B. Analisis Fungsi dan Program Ruang1. Analisis Pengguna2. Pengelompokan ruang3. Besaran Ruang4. Pola Organisasi Ruang

    C. Analisis Tampilan Bentuk BangunanE. Analisis Kelengkapan Bangunan1. Sistem Struktur2. Sistem Penghawaan3. Sistem Pencahayaan4. Sistem Keamanan5. Material

    F. Analisis Pendekatan Perancangan

    BAB IVKONSEP PERANCANGANA. Konsep Tapak1. Sirkulasi2. Kebisingan3. View

    B. Konsep Program RuangC. Konsep Tampilan Bentuk BangunanD. Konsep Kelengkapan Bangunan1. Struktur2. Utilitas

    BAB VPENUTUPA. Kesimpulan