ditjenpp puprperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · volume 01 - tahun i -...

56
MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI PENYEDIAAN PERUMAHAN MAISONA SYARIF BURHANUDDIN LUKMAN HAKIM: Demi Memenuhi Kebutuhan Perumahan Rakyat TEKNOLOGI Rumah Sederhana Tahan Gempa Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU JUTA RUMAH KABAR SNVT Dua Perumahan Gratis bagi MBR di Raja Ampat KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Upload: phammien

Post on 03-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

1

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI PENYEDIAAN PERUMAHANMAISONA

SYARIF BURHANUDDIN

LUKMAN HAKIM:Demi Memenuhi Kebutuhan Perumahan Rakyat

TEKNOLOGIRumah Sederhana Tahan Gempa

Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016D

itje

n P

en

ye

dia

an

Pe

rum

ah

an

PU

PR

@

pp

_p

up

r

D

ITJE

NP

P_

PU

PR

TARGETSATU JUTA

RUMAH

KABAR SNVT

Dua Perumahan Gratis bagi MBR di Raja Ampat

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Page 2: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU
Page 3: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 1MAISONA

“Kerja…kerja…kerja,” seruan yang dilontarkan Presiden

Joko Widodo (Jokowi) ini menjadi landasan semangat

bagi kami di Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan

Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pe­

rumahan Rakyat (PUPR). Salah satu bentuk nyata kerja tersebut adalah

penerbitan majalah MAISONA.

Nama MAISONA kami pilih tentu bukan asal memilih. Memanfaatkan

sejumlah media, termasuk jejaring sosial whatsapp (WA), kami me­

nampung usulan dan masukan serta berdiskusi. Dengan semangat

de mokrasi, pertemuan rutin pun kami lakukan. Ha sil nya? Dari sekian

ba nyak usulan, termasuk hasil konsultasi dengan pim pinan tertinggi

di Kementerian PUPR, terpilih dan disetujui MAISONA sebagai nama

majalah ini.

MAISONA berasal dari kata yang dalam bahasa Perancis berarti rumah.

maisonette yang berarti hunian atau gaya bangunan bertingkat di lahan

sempit. Kami mengadopsi nama tersebut menjadi MAISONA. Nama ini

kami fikir sangat cocok dan mewakili semangat kerja utama Direktorat

Jenderal Penyedian Perumahan. Dengan penerbitan majalah ini, kami

ber ha rap, kegiatan dan kinerja Ditjen Penyediaan Perumahan tidak ber­

henti di tumpukan kertas laporan, namun bisa menjadi bahan bacaan

yang ber manfaat bagi publik.

Kritik dan masukan Anda sangat kami harap, guna mendorong kami

untuk terus melakukan perbaikan dalam semangat “kerja...kerja....ker­

ja” demi kemajuan kinerja Ditjen Penyediaan Perumahan secara khu­

sus dan Kementerian PUPR secara umum. Mohon doa dan restu dari

se mua pihak, agar kami bisa langgeng menerbitkan majalah MAISONA.

Se moga bermanfaat. l

Salam Redaksi

SALAM KENAL DARI MAISONA

Pelindung Syarif Burhanuddin

Dewan RedaksiLukman Hakim (Ketua)Hardi SimamoraKuswardonoChrist Robert MarbunRaden Johny FajarIrma Yanti

Pemimpin RedaksiSumantri

Redaktur PelaksanaDedy Permadi (Ketua)Suharlin (Wakil)

RedaksiRistyan Mega Putra (Koor.)Melisa EmeraldinaZunilam Fifaliyana SrikandiJunaidi

Sekretaris RedaksiZunilam Fifaliyana Srikandi

FotograferRicky Defrimon (Koor.)

Diterbitkan OlehDitjen Penyediaan PerumahanKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Alamat RedaksiGedung G, Lt.8Ditjen Penyediaan Perumahan Jl. Pattimura No. 20Kebayoran BaruJakarta Selatan 11210

Email: [email protected]

[ DAPUR REDAKSI ]

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI PENYEDIAAN PERUMAHANMAISONA

Page 4: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

2 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

01 DAPUR REDAKSI SALAM KENAL DARI MAISONA

03 SERAMBI RUMAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

04 JENDELA OPINI LUKMAN HAKIM: DEMI MEMENUHI KEBUTUHAN PERUMAHAN RAKYAT

06 RUANG UTAMA PROGRAM SATU JUTA RUMAH LAMPAUI TARGET 10 JALAN NGEBUT PROGRAM SATU JUTA RUMAH 16 GROUNDBREAKING DI BERBAGAI PELOSOK NEGERI

22 KATA MEREKA PROGRAM SATU JUTA RUMAH

24 TEKNOLOGI MEMBANGUN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA

28 BERANDA

38 TAMU MOHAMMAD YUSUF ASY’ARI: SANG PENCETUS HARI PERUMAHAN

42 KABAR SNVT DUA PERUMAHAN GRATIS BAGI MBR DI RAJA AMPAT

48 INTERMEZZO AYLA DEWI A. ALDJUFRIE 49 SUHARLIN, S.SOS., M.SI MENSYUKURI PENGHARGAAN 30 TAHUN JADI PNS

50 ALBUM 52 TIPS CARA NYAMAN DAN AMAN TINGGAL DI RUMAH SUSUN

BINGKAI FOTO

06

44

26

18

[ DAFTAR ISI ]

WAWANCARA SYARIF BURHANUDDIN

JELAJAH RAJA AMPAT

Page 5: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 3MAISONA

[ SERAMBI ]

Housing At The Centre atau “Pe ru ­

mah an Peng gerak Kota Ber ke lan­

jut an” adalah te ma utama pe ringat­

an Hari Ha bitat Dunia (HHD) 2016.

Tahun ini, HHD yang di peringati

seluruh dunia itu, jatuh di tanggal 3 Okto ber 2016.

Terkait dengan HHD tahun 2016 ini, Men te ri

Pe kerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ba suki

Ha dimuljono, menyatakan pentingnya re gu lasi

me lalui planning dan financing sebagai langkah

untuk mengatasi masalah perumahan terkait te­

rus meningkatnya urbanisasi, sehingga bisa men ­

ja di penggerak pembangunan perkotaan.

Karena lebih dari 50% penduduk kita tinggal

di perkotaan, untuk itu perlu perencanaan pe me ­

nuh an perumahan, khususnya di daerah per ko­

ta an, sehingga urbanisasi tidak lagi men jadi ma­

salah, namun justru bisa dijadikan se ba gai peng­

gerak pembangunan, ujar Basuki Ha di mul jono.

Tentu diperlukan upaya penyediaan rumah

yang layak huni, sehingga perumahan bisa ikut

me ng gerakkan kota­kota yang ada di Indonesia

men jadi kota yang nyaman dan memiliki fungsi

yang berkelanjutan bagi peningkatan kualitas

hidup masyarakatnya. Pemenuhan kebutuhan

pe ru mah an, terutama bagi masyarakat ber peng ­

ha silan rendah, memang menjadi prioritas pe­

merintah.

Pemerintah terus berupaya mengantisipasi

ada nya peningkatan kebutuhan rumah dengan

me laksanakan Program Satu Juta Rumah. Mes­

kipun de mikian, pemerintah daerah (pemda) se­

bagai pihak yang mengetahui secara pasti jumlah

ke butuhan rumah masyarakatnya ha rus mem­

berikan perhatian, khususnya untuk mengan ti si­

pasi timbulnya kawasan­kawasan ku muh akibat

tidak tersedianya hunian yang layak.

Urbanisasi diperkirakan meningkat sekitar

3,5% per tahun. Permintaan rumah semakin ting­

gi, sedangkan lahan atau tanah yang tersedia

tidak ber tambah. Nah, jangan sampai pemda ti­

dak mengan tisipasi hal ini, jika tidak ingin timbul

ka wasan kumuh karena tidak tersedianya rumah

yang layak bagi masyarakatnya.

Program perumahan layak huni melalui Pro­

gram Satu Juta Rumah dilaksanakan agar rumah

bi sa menjadi pusat kehidupan masyarakat untuk

me ning katkan kualitas hidup. Rumah sebagai

ke butuhan dasar manusia dan pusat kehidupan

mas yarakat diharapkan juga mampu menjadi

tem pat pembinaan keluarga.

Salah satu upaya pemerintah untuk men do­

rong perumahan yang layak di daerah perkotaan

ada lah dengan memaksimalkan pembangunan

hu ni an ke arah vertikal. Semakin minimnya la­

han yang ada secara tidak langsung juga akan

me mak sa masyarakat untuk tinggal di hunian

vertikal.

Sementara itu, pemerintah memiliki pen de­

kat an penyediaan perumahan dari dua sisi, yak ni

sisi formal dan swadaya. Berdasarkan data yang

ada saat ini, ternyata masyarakat yang mem ba­

ngun rumah secara swadaya lebih banyak di ­

ban dingkan dengan mereka yang memiliki ru­

mah d a ri sisi formal atau dari pengembang pe­

ru mahan. Ka rena itu, dengan Program Sa tu Juta

R u mah, di ha rap kan masyarakat bisa memiliki

ru mah yang layak huni. l

 

Pelindung

RUMAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

Page 6: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

4 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ JENDELA OPINI ]

Demi Memenuhi Kebutuhan

Perumahan Rakyat

Meningkatnya ke sen jang an pendapatan yang di tun ju kkan dalam gini rasio pada da sa war sa terakhir yang cenderung semakin me ningkat. Hal ini menyebabkan ter jadinya penurunan daya beli MBR.

Lukman HakimSekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan

Pemerintah pada Hari

Pe ru mah an Nasional

(Har pe nas) 25 Agustus

2016 mem berikan ke­

ju t an ka do istimewa,

dengan me ner bitkan

Pa ket Ke bi jak an Eko nomi XIII (Paket

13). Ke bi jak an ini bertujuan untuk

per ce pat an pen ye diaan perumahan

ba gi mas ya ra kat ber penghasilan

ren dah (MBR) mendapatkan hunian

yang la yak, dan dengan harga yang

le bih ter jangkau. Hal itu, sesuai

dengan ama nah Nawacita butir ke­

dua, yak ni Pe me rintah tidak absen

de ngan mem ba ngun tata kelola pe­

me rintahan yang ber sih, efek tif, de­

mo kratis, dan ter per caya. Ser ta Na­

wa cita kelima, yak ni me ning katkan

kua litas hidup ma nu sia Indonesia.

De regulasi dari Paket 13, di la ku­

kan me la lui serangkaian pen ye der­

ha na an pe raturan, pe mang kas an,

peng ga bung an proses pe ri zinan,

ser ta per ce patan waktu dan pe nu­

ru nan biaya bagi pembangunan

pe ru mahan rak yat, dengan luas

lah an tidak lebih da ri 5 hektar da­

lam 1 hamparan. Paket 13 ini, me­

ru pakan tindak lanjut dari Ins truk si

Pre siden RI Nomor 3 Tahun 2016

ten tang Pen ye derhanaan Pe ri zin­

an Pembangunan Perumahan. Isi­

nya, Pre siden menginstruksikan,

an ta ra lain kepada Menteri Pe ker ­

ja an U mum dan Perumahan Rak yat

(PUPR) untuk melakukan pe nye der ­

ha na an ke bijakan, per sya ra t an dan

pro ses pe ner bit an IMB pem ba ngu­

n an pe ru mah an, ser ta ke pada Men­

teri Agra ria dan Ta ta Ruang atau

Ke pala Ba dan Per ta nah an Nasional

untuk me la ku kan pe nye der hanaan

ke bijakan, per sya rat an dan pro ses

pe ner bitan Izin Pe man fa atan Ruang

dan Izin Lokasi untuk pem bangunan

pe rumahan.

Paket 13 ini merupakan te ro bos­

an da lam rangka percepatan pe me ­

nuh an Program Satu Juta ru mah

untuk me nurunkan backlog pe ru­

mah an. Mes kipun berdasarkan data

BPS bahwa backlog telah tu run dari

13,5 juta pada tahun 2010 men jadi

Page 7: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 5MAISONA

11,4 juta pa da tahun 2014. Namun

angka backlog tahun 2014 tersebut

masih re latif tinggi di ban dingkan

dengan Ren cana Program Jang­

ka Menengah Na sional (RPJMN)

Tahun 2015­2019 yang me nga­

ma nat kan pada tahun 2019 angka

backlog ditargetkan men jadi 6,8 ju­

ta. Target tersebut semakin berat

meng ingat setiap tahun terjadi pe­

nam bahan lebih dari 800.000 ke­

luarga baru dan masih tingginya

ru mah tidak layak huni sebesar 2,51

juta pada April 2016.

Upaya menurunkan backlog pe­

ru mahan tersebut kenyataannya

ma sih ter kendala berbagai per ma­

salah an klasik antara lain, pertama:

proses perizinan yang rumit dan

ti dak transparan, waktu yang lama

dengan biaya yang mahal, serta

ada nya kebijakan daerah yang salah

dengan mem perlakukan proses dan

tarif pe ri zinan yang sama an ta ra

pem bangun an perumahan umum

dengan perumahan ko mer sial. Ke­

dua: ketersediaan tanah yang se­

ma kin langka dan mahal, ke tia daan

du kung an prasarana, sa ra na, dan

uti litas umum, serta le mah nya pe­

ngen dalian harga tanah ka rena

tidak ada nya instrumen pengen da­

li an harga. Ketiga semakin me ning­

kat nya ke sen jang an pendapatan

yang di tun ju kkan dalam gini rasio

pa da da sa war sa terakhir yang cen­

de rung semakin me ningkat. Hal ini

menyebabkan ter jadinya pe nu run­

an daya beli MBR.

Nah, melalui Paket 13 ini, se lu ruh

ta hapan proses ad mi nis tra si per ta­

nah an tersebut di pang kas menjadi

hi tung an hari saja. Je las, Paket 13

ini merupakan langkah stra tegis

untuk menghancurkan ken dala

dan permasalahan yang selama ini

menghambat perkembangan pa da

sisi pasokan. l

Paket 13 ini, merupakan

terobosan da lam rangka percepatan

pemenuhan Program Satu Juta

Rumah untuk me nurunkan

backlog perumahan.

MAI

SONA

/ RIC

KY D

EFRI

MON

Page 8: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

[ RUANG UTAMA ]

6 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

PROGRAM SATU JUTA RUMAH LAMPAUI TARGET

Program Satu Juta Rumah berjalan melampaui target, capaiannya lebih baik dibanding tahun lalu. Untuk meningkatkan pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pemerintah terus

mendorong pengembang melaksanakan hunian berimbang.

Presiden Joko Widodo bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja mencanangkan Program Satu Juta Rumah di kota Ungaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

BIRO

KOM

UNIK

ASI P

UBLI

K

Page 9: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 7MAISONA

pa da 2016 ini be rangsur pulih. Ka­

rena itu, realisasi hingga Agus tus

2016 ini, ungkap Syarif, se be nar­

nya di lapangan bisa lebih be sar.

Berdasarkan laporan dari BTN,

pe nyaluran KPR FLPP jauh le bih

besar dari data yang ada di Ke­

men terian PUPR yakni sebanyak

35.259 unit dengan nilai Rp 3,7 tri­

li un. Dan untuk KPR non subsidi

sebanyak 12.123 unit dengan nilai

Rp 3,3 triliun sehingga total 47.382

unit senilai Rp 7,088 triliun. “Ini ba­

ru dari BTN belum dari bank lain

se hingga bila dibandingkan dari ta­

hun lalu kondisi ini jauh lebih ma­

ju,” katanya. 

Masyarakat yang ingin ta hu

lebih banyak mengenai Pro gram

Satu Juta rumah dapat meng akses

web site sejutarumah.id atau website

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada pencanangan Program Satu Juta Rumah.

Langkah Direktorat Jen­

de ral (Ditjen) Pen ye ­

dia an Pe ru ma han Ke ­

men te rian Pe ker ja an

U mum dan P eru ma h ­

an Rak yat (PUPR) tam pak se ma kin

bersemangat meng ga rap Pro gram

Satu Juta Rumah yang di ca nang kan

Pre si den Joko Widodo (Jokowi) pada

ta hun 2015 l. Terlihat dari ca paian

tar get program ter sebut. “Sampai

ming gu ketiga bu lan Agustus, sudah

ter bangun 34.155 unit rumah baru.

Yang melalui KPR FLPP 14.658 unit

dan 7.531 unit melalui pengembang

dan pembiayaan lainnya. T otal ru­

mah baru 22.189 unit untuk MBR.

Non­MBR 11.966 unit lewat KPR

ko mersial, pengembang, atau pun

masyarakat,” tutur Direktur Jen­

deral (Dirjen) Penyediaan Pe ru­

mah an Kementerian PUPR, Syarif

Bur ha nuddin.

Tahun lalu, karena baru menga­

wa li Program Satu Juta Rumah pa­

da triwulan kedua, realisasi pen ca­

pai an program sebanyak 700.144

unit, terdiri dari 627.454 unit pem­

bangunan rumah baru dan 72.690

unit pe ning katan kualitas rumah

atau rumah swadaya. Realisasi ter­

se but belum mencapai 1 juta unit.

Me nurut Syarif, ken dala utama di

ta hun lalu adalah kondisi daya be­

li mas yarakat. Meskipun pasar me­

nengah ke bawah tidak ter pengaruh

kondisi ekonomi. Itu bisa dilihat

da ta ta hun 2015, pemanfaatan

KPR FLPP sebanyak 125 ri bu lebih

banyak bila dibandingkan 2014

yang hanya 72 ribu unit. “Yang me­

nurun adalah pasar menengah ke

atas karena memang mereka mem­

beli dalam rangka inves tasi bukan

kebutuhan,” ujarnya.

Kondisi daya beli masyarakat

Ditjen Penyediaan Pe ru mah an yaitu

perumahan.pu.go.id. “Di website

itu terdapat informasi me ngenai lo­

kasi, harga, pengem bang, dan je nis

rumah. Me mang ka mi sadari ba gi

MBR agak sulit untuk dapat meng­

akses internet sehingga kami akan

la kukan sosialisasi dalam bentuk

lain untuk lebih menjangkau mas­

ya rakat MBR,” imbau Syarif.

 

UPAYA MENGURANGI BACKLOG

Angka satu juta, yang menjadi

tar get Program Satu Juta Rumah

ini, menurut Sya rif, adalah angka

BIRO

KOM

UNIK

ASI P

UBLI

K

Page 10: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

[ RUANG UTAMA ]

8 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

psikologis. “Pem bangunannya tidak

harus satu ju ta. Bisa lebih karena

memang ke bu tuh an kita kurang

lebih 800 ribu unit rumah per tahun.

Suatu saat pem bangunannya akan

lebih dari satu ju ta unit per tahun,”

katanya.

Program Satu Juta rumah ini,

kon sep nya, tidak hanya ditujukan

untuk MBR saja, tetapi juga ter ma­

suk untuk pembangunan hunian

non MBR. Namun mulai tahun 2016

pem bangunan lebih diupayakan

agar lebih banyak proporsinya

untuk MBR. Bila pada tahun la lu

pe me rin tah menargetkan pem ba­

ngu n an 600 ribu unit rumah untuk

MBR dan 400 ribu unit rumah non­

MBR, maka pada tahun ini tar get

pem ba ngun an rumah untuk MBR

di tambah menjadi 700 ribu unit

dan rumah untuk non­MBR di tu­

run kan targetnya menjadi 300 ri­

bu unit. “Makanya tahun ini tar get

me ne ngah ke bawah kami naik­

kan sehingga kemungkinan untuk

pu nya rumah lebih besar ka rena

Sementara backlog ber da sar kan

konsep hunian, saat ini se kitar 7,6

juta unit. Backlog ini a kan terus

dikurangi hingga men ja di 5 juta

unit di tahun 2019 nanti. Ka re na

itu, Program Sejuta rumah yang

mulai dilaksanakan pada April

2015 akan semakin di ting kat kan

pelaksanaannya oleh Ke men terian

Pekerjaan Umum dan Pe ru mah­

an Rakyat melalui Direktorat Jen­

de ral Penyediaan Perumahan. l

Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan

Perumahan

Suatu saat pembangunannya akan lebih dari satu juta unit per tahun.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) didampingi Dirjen Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin (kedua dari kiri) melihat maket Rusunawa bagi pekerja yang akan dibangun di Ungaran, Jawa Tengah.

me mang yang benar­benar mem­

bu tuhkan rumah saat ini adalah

MBR,” jelas Syarif.

Saat ini backlog perumahan be­

ra da di kisaran 13,5 juta ­ 15 juta,

akan dikurangi secara bertahap

hing ga 2019 menjadi 6,8 juta unit.

BIRO

KOM

UNIK

ASI P

UBLI

K

Page 11: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 9MAISONA

Salah satu ciri kemiskinan, adalah masih

banyaknya masyarakat yang belum ter­

penuhi kebutuhan “papan” alias rumah

atau hunian yang layak. Kondisi ini, sangat

disadari oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), se­

hingga pada 29 April 2015 mencanangkan Program

Satu Juta Rumah.

Program yang dicanangkan di Ungaran, Pro vin ­

si Jawa Tengah (Jateng), ditandai dengan ground ­brea king pembangunan rumah susun (Rusun) dan

ru mah khusus (Rusus) di 9 kota secara se ren tak.

Kesembilan kota itu, yaitu Ungaran, Nias Utara

(Su ma tera Uta ra), Palembang (Sumatera Selatan),

Jakarta Ba rat (DKI Jakarta), Tangerang (Banten),

Cirebon (Ja wa Ba rat), Malang (Jawa Timur),

Kota Waringin Ti mur (Ka li man tan Tengah) dan

Bantaeng (Su la we si Selatan).

Program Satu Juta Rumah, merupakan gerakan

ber sa ma antara pemerintah pusat, pemerintah dae ­

rah, du nia usaha (pengembang) dan mas ya ra kat

untuk mewujudkan kebutuhan akan hu ni an, khu sus­

nya bagi Masyarakat Berpenghasilan Ren dah (MBR).

“Banyak orang menyampaikan ke sa ya, ‘Pak apakah

tidak terlalu ambisius setahun mem bangun sejuta

rumah’. Saya sampaikan, kalau di kerjakan dengan

cara­cara normal dan biasa ya ti dak akan tercapai,

200 ribu saja sulit. Tetapi kalau be rani melakukan

loncatan, ya angka itu akan bisa ter c apai,” ucap Pre­

si den Jokowi ketika memberikan sam butan pada

aca ra pencanangan pro gram ter se but.

Masih dalam sambutannya, “Dengan cara apa?

Tiga minggu yang lalu, saya mengumpulkan BUMN­

BUMN kita yang mempunyai tabungan duit yang

be sar, yang sudah bertahun­tahun didiamkan saja,

ha nya ditaruh di bank, hanya dapat bunga yang

kecil. Karena apa? Tidak berani mengambil risiko

karena regulasinya tidak mendukung,” tutur Jokowi

Jadi angka satu juta itu, lanjut Jokowi, se be tul­

nya ka lau regulasinya mendukung itu sangat ce pat

sekali ke butuhan perumahan itu bisa kita ba ngun.

Tidak ber gantung kepada Kementerian PU dan

Perumahan Rak yat. Bisa disalurkan ke pe ngem­

bang swasta le wat BTN misalnya, semuanya bi sa

dilakukan. “Ini lah saya ki ra terobosan­te ro bo s an

yang perlu kita ker jakan agar kecepatan pem ba­

ngunan itu betul­be tul bisa di la kukan,” katanya. l

Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan Perumahan

PROGRAM JOKOWI DI BIDANG “PAPAN”

Presiden Jokowi didampingi Menko PMK Puan Maharani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di acara pencanangan ProgramSatu Juta Rumah.BI

RO K

OMUN

IKAS

I PUB

LIK

Page 12: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

[ RUANG UTAMA ]

10 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

JALAN NGEBUT PROGRAM SATU JUTA RUMAH Dengan Paket Kebijakan Ekonomi 13 (Paket 13), diharap harga rumah bagi rakyat kelas menengah ke bawah bisa turun. Paket itu mengatur program deregulasi kebijakan pembangunan rumah oleh pengembang.

Biaya perizinan yang tinggi selamaini menjadi

mo mok yang mempengaruhi tingginya harga

ru mah. Karena itu, pada 23 Agustus lalu, pe­

me rintah meluncurkan kebijakan ekonomi

yang diyakini bisa memangkas harga rumah, yaitu

Paket 13. Pasalnya, dengan paket kebijakan ekonomi

13, pe ri zin an pembangunan rumah oleh pengembang

di se der hanakan, dipangkas serta dipercepat sehingga

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan sambutan pada pembukaan Pameran Perumahan Indonesia Property

Expo Tahun 2016 di JCC, Jakarta

MAI

SONA

/DOK

. KEM

ENTE

RIAN

PUPR

Page 13: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 11MAISONA

tu rut me mo tong biaya perizinan.

Fokus utama Paket 13, adalah

meng hi langkan, menggabungkan

dan mem per cepat proses perizinan

pe ru mah an bagi masyarakat ber ­

peng ha sil an rendah (MBR). Ada­

nya pemangkasan tahapan dan

jum lah  izin ini akan memotong 70

per sen biaya perizinan dan di ha­

rap kan mendorong pencapaian tar­

get Program Satu Juta Ru mah,” kata

Men te ri Pe ker ja an Umum dan Pe­

ru mah an Rakyat (PUPR) Ba su ki Ha­

di muljono.

Selain itu, waktu mengurus pe­

ri zin an pun lebih singkat, yang ta­

dinya lebih dari 700 hari kini untuk

memperoleh izin menjadi 44 hari.

Hal ini, tentu saja selain mem per ce­

pat pelaksanaan Program Satu Juta

Ru mah,juga membuat harga ru mah

ter jangkau MBR. Menurut Men teri

Basuki, untuk harga rumah MBR se­

karang ini masing­masing wi la yah

berbeda, antara Rp 113 ju ta sampai

Rp 185 juta. 

Dengan adanya kemudahan pe­

ri zin an,  program KPR subsidi dan

ban tuan uang muka dari pe me rin­

tah, Menteri Basuki optimistis daya

Adanya pemangkasan tahapan dan jumlah izin ini akan memotong 70 persen biaya perizinan dan diharapkan mendorong pencapaian target Program Satu Juta Rumah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Dirjen Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin dan perwakilan pemangku kepentingan di bidang perumahan menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya pembangunan rumah khusus bagi masyarakat di Papua.

MAI

SONA

/DOK

. KEM

ENTE

RIAN

PUPR

Page 14: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

[ RUANG UTAMA ]

12 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

be li masyarakat untuk membeli

ru mah te tap ada.  Ini terbukti pada

saat JCC Expo ada transaksi se be­

sar Rp 5,3 triliun dari target Rp 4,1

tri liun yang dilakukan oleh Bank

Ta bung an Negara (BTN). “Jadi saya

ki ra dengan bantuan dari FLPP ser­

ta bantuan uang muka, daya beli

masih ada,” ujarnya.

PERIZINAN YANG DIPANGKAS

Be rikut perincian perizinan

yang di pang kas dan digabungkan:

1. Pe rizinan yang dihilangkan: ­ Izin lokasi dengan waktu 60 hari

kerja.

­ Per setujuan gambar master plan

dengan waktu 7 hari kerja

­ Rekomendasi peil banjir dengan

waktu 30­60 hari kerja

­ Persetujuan dan pengesahan

gam bar site plan dengan waktu

5­7 hari kerja

­ Andal Lingkungan Lalu Lintas

(Andal Lalin) dengan waktu 30

hari kerja

2. Pe rizinan yang digabungkan: ­ Pro posal pengembang dilampiri

ser ti fikat tanah, bukti PBB, per­

nya ta an tidak sengketa di leng ka­

pi peta rincikan tanah atau block plan desa jika tanah belum ber­

ser tifikat.

­ Izin Pemanfaatan Tanah (IPT)

atau Izin Pemanfaatan Ruang

(IPR) di gabung dengan ta hap

pe nge ce k an kesesuaian RUTR/

RDTR wi la yah (KRK) dan Per­

tim bang an Teknis Pe na ta gu na an

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Dirjen Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin bersama Dirjen Pembiayaan Perumahan Maurin Sitorus meninjau penandatanganan akad kredit KPR FLPP dalam rangka pelaksanaan Program Satu Juta Rumah

Ta nah/Advise Plan n ing Penge sa­

han site plan di pro ses ber sa ma ­

an dengan izin lingkungan yang

mencakup: SPPL atau Su rat Per­

nya taan Pengelolaan Ling kung an

(sampai dengan luas la han 5 ha).

3. Perizinan yang dipercepat: ­ Surat Pelepasan Hak (SPH) Atas

Ta nah dari Pemilik Tanah kepada

pi hak developer (dari 15 hari men ­

ja di 3 hari kerja).

MAI

SONA

/MEL

ISA

EMER

ALDI

NA

Page 15: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 13MAISONA

­ Pengu kuran dan pembuatan pe ta

bi dang tanah (dari 90 hari men ja­

di 14 hari kerja).

­ Penerbitan IMB in duk dan pe me­

cahan IMB (dari 30 hari menjadi 3

hari kerja).

­ Eva luasi dan Penerbitan SK ten­

tang Penetapan Hak Atas Tanah

MEMBANGUN RUSUS DARI BERANDA NKRI

Sejatinya, tugas pemerintah adalah me n ye ja h­

te ra kan rakyatnya. Salah satu bentuknya, se­

perti yang di tu jukan bagi para anggota TNI/

Polri, masyarakat di dae rah pedalaman, dae­

rah tertinggal, nelayan, juga untuk masyarakat yang ti­

ng gal di daerah perbatasan, adalah kesempatan untuk

me miliki rumah khusus (Rusus).

Untuk itu, menurut Direktur Rumah Khusus Di rek­

torat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian

PUPR Lukman Hakim, pihaknya mengalokasikan Rp

1,4 triliun untuk membangun 6.002 unit rumah khusus

di se luruh Indonesia. “Sedangkan 2015 lalu jumlah ru­

mah khusus yang telah dibangun sebanyak 6.359 unit,”

ujar Lukman saat konferensi pers Membangun Indo­

nesia dari Pinggiran di Gedung Kementerian PUPR,

Jakarta, awal Juni lalu.

Persentase alokasi pembangunan Rusus ini, Pro vin­

si Papua, pada tahun 2016 ini , mendapat porsi lebih

besar dibanding provinsi lain. Hal ini diakui Men teri

PUPR Basuki Hadimuljono ketika meresmikan se ca ra

simbolis 100 unit Rusus di Argapura, Jayapura, 25 Juni

silam.

“Namun ini masih belum cukup memenuhi ke bu­

tuhan di Papua. Saya telah arahkan seluruh balai dan

satuan kerja untuk mengembangkan berbagai ke bi­

jakan agar terus memperhatikan pembangunan tanah

Pa pua dengan baik,” kata Menteri Basuki.

Seratus unit rumah khusus tersebut, tersebar di 100

lo kasi di Provinsi Papua dan ukuran tiap unit 45 meter

persegi. Lokasi 100 unit rumah khusus di antaranya

di Kota Jayapura sebanyak 20 unit, dan di delapan

kabupaten lain yang masing­masing mendapatkan 10

unit. Delapan kabupaten tersebut adalah Kabupaten

Ke e rom, Kabupaten Nabire, Yapen, Tolikara, Ja ya wi ja­

ya, Yalimo, Paniai, dan Biak Numfor.

Pengadaan 100 unit rumah khusus itu merupakan

usul an dari Majelis Rakyat Papua (MRP) yang me ru­

pakan sebuah lembaga di Provinsi Papua yang be­

rang gotakan para putra asli tanah Papua. “Kami per­

juangkan pengajuan usulan rumah khusus ini, se ba­

gai mana kami diberikan mandat sebagai wakil mas ya­

rakat Papua untuk selalu menyampaikan kepada pe ­

me rin tah untuk membangun masyarakat Papua,” ujar

Wakil Ketua MRP, Ofni Simbiak. l

Suharlin dan Ristyan Mega Putra.

(dari 213 hari kerja menjadi 3 hari

kerja).

­ Pe me cahan sertifikatan/pengem­

bang (dari 120 hari menjadi 5 hari

kerja).

­ Pe me cahan PBB atas nama kon­

su men (dari 30 hari menjadi 3 ha­

ri kerja).

“Dengan pe mang kasan itu, harga

ru mah nya, mes ti terpengaruh (ja­

di tu run),” ujar Menteri Koor di na­

tor Bi dang Pe re ko no mian, Dar min

Nasution, sa at me lun cur kan Paket

13 ter sebut. l

Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan

Perumahan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberi sambutan peresmian 100 unit rumah khusus yang tersebar di Provinsi Papua, 25 Juni 2016

MAI

SONA

/MEL

ISA

EMER

ALDI

NA

Edisi 01 TH I [2016] 13MAISONA

Page 16: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

[ RUANG UTAMA ]

14 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

REFORMASI BIROKRASI DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015-2019

APA ITU REFORMASI BIROKRASI

AREA PERUBAHAN & SASARAN REFORMASI BIROKRASI

REFORMASI BIROKRASI adalah suatu proses untuk mengubah proses, prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi, pelayanan publik yang dipercaya dan tujuan pembangunan nasional.

(John Quah, 1976)

REFORMASI BIROKRASI pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek-aspek Kelembagaan (organisasi), Ket-atalaksanaan (business process) dan Sumber Daya Manusia Aparatur.

(Permenpan-RB Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi)

AREA PERUBAHAN, HASIL YANG DIHARAPKAN, & TUJUAN REFORMASI BIROKRASI

AREA PERUBAHAN

4. Penataan Tatalaksana

5. Penataan Sumber daya Manusia aparatur

6. Penguatan Pengawasan

7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan publik

3. Penataan & Penguatan Organisasi

2. Penataan Peraturan Per-UU-an

1. Manajemen Perubahan (Mind set & culture Set)

SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera

Meningkatnya kualitas pelayanan publik , serta pelayanan birokrasi yang makin murah, cepat, mudah dan baik

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Peningkatan efektivitas Pengawasan Intern Pemerintah

Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

Organisasi yang tepat ukuran dan tepat fungsi (right size & right function)

Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif

Terbangunnya perubahan pola pikir, budaya kerja, komit-men, partisipasi, & perubahan perilaku yang diinginkan

HASIL YANG DIHARAPKAN

AREA PERUBAHAN, PERSPEKTIF YANG DIHARAPKAN INDIKATOR & PARAMETER, SERTA DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

Penataan Sumber daya Manusia aparatur

AREA PERUBAHAN

Meningkatnya transpa ransi & akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera

PERSEPEKTIF YANG DIHARAPKAN & INDIKATOR

- Sistem rekrutmen yang trans paran & akutabel (bebas KKN) - Transparansi pola karir, mutasi, dan promosi - Meningkatnya kepatuhan ter hadap pakta integritas dan aturan perilaku - Meningkatnya capaian Sasaran Kinerja Individu (SKI)- Kesesuaian tugas, tg. jawab & risiko dengan uraian, peringkat, standar kompetensi, dan harga jabatan- Implementasi PP 53/2010

PARAMETER

Dokumen yang diperlukan, a.l : l Terbangunnya sistem rekrutmen yang terbuka, transparan, akuntabel & berbasis kompetensil Tersedianya dokumen uraian jabatan, peringkat jabatan, standar kompetensi jabatan, peta profil kompetensi individu, indikator kinerja individu yang terukur, dan data pegawai yang mutakhir dan akurat l Terbangunnya sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi

5PERBANDINGAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

Birokrasi yang bersih & akuntabel

Terwujudnya pemerintahan yang bersih & bebas KKN

Meningkatkan kapasitas & akuntabilitas kinerja birokrasi

Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik

kepada masyarakat

Birokrasi yang efektif & efisien

Birokrasi yang memilikipelayanan publik berkualitas

SASARAN REFORMASIBIROKRASI 2010 - 2014

SASARAN REFORMASIBIROKRASI 2015 - 2019

Sum

ber :

Bag

ian K

epeg

awai

an, O

rgan

isasi

dan T

ata

Laks

ana D

itjen

Peny

edia

an Pe

rum

ahan

Page 17: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 15MAISONA

AREA PERUBAHAN, PERSPEKTIF YANG DIHARAPKAN INDIKATOR & PARAMETER, SERTA DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

AREA PERUBAHAN, PERSPEKTIF YANG DIHARAPKAN INDIKATOR & PARAMETER, SERTA DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

AREA PERUBAHAN, PERSPEKTIF YANG DIHARAPKAN INDIKATOR & PARAMETER, SERTA DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

AREA PERUBAHAN, PERSPEKTIF YANG DIHARAPKAN INDIKATOR & PARAMETER, SERTA DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

Manajemen Perubahan (Mind set & Culture Set)

Penguatan Pengawasan

Penataan & Penguatan Organisasi

Penguatan Akuntabilitas Kinerja

AREA PERUBAHAN

AREA PERUBAHAN

AREA PERUBAHAN

AREA PERUBAHAN

Penataan PeraturanPer-UU-an

Penataan Tatalaksana

Peningkatan Kualitas Pelayanan publik

Terbangunnya perubahan pola pikir, budaya kerja, komitmen, partisipasi, & perubahan perilaku yang diinginkan

Peningkatan efektivitas pengawasan intern pemerintah

Organisasi yang tepat ukuran dan tepat fungsi (right size & right function)

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

PERSEPEKTIF YANG DIHARAPKAN & INDIKATOR

PERSEPEKTIF YANG DIHARAPKAN & INDIKATOR

PERSEPEKTIF YANG DIHARAPKAN & INDIKATOR

PERSEPEKTIF YANG DIHARAPKAN & INDIKATOR

Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih, dan harmonis

Sistem, proses dan prosedur/tata kerja (SOP) yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan terkini sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

Meningkatnya kualitas pelayanan publik, serta pelayanan birokrasi yang makin murah, terjangkau, cepat, mudah, aman, & baik

- Forum budaya kerja- Role model sebagai agen perubahan- SPIP sebagai culture dengan penekanan pada soft control- Perubahan perilaku pegawai dari comfort zone ke competitive zone

- Terselenggaranya SPIP yang berkesinambungan;- Meningkatnya kompetensi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);- Terselenggaranya kegiatan assurance dan consulting oleh APIP;- Efektivitas tindak lanjut hasil pengawasan APIP;- Terlaksananya program anti korupsi;- Terciptanya mekanisme whistleblower;- Pengadaan barang/jasa melalui mekanisme e-procurement ;- Meningkatkan/mempertahankan opini WTP dari BPK, dan tindak lanjut hasil temuan BPK.

Besaran organisasi sesuai dengan beban tugas dan fungsi, serta kebutuhan organisasi

- Tercapainya Indikator Kinerja Utama (IKU)- Terbangunnya Sistem Manajemen Kinerja (SMK)- Transparansi dan kemudahan masyarakat mengakses informasi- Keandalan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)

PARAMETER

PARAMETER

PARAMETER

PARAMETER

- Pemetaan dan harmonisasi Per a turan perUUan yang tumpang tindih- Peraturan perUUan telah ter mu takhirkan, terklasifikasikan, teradmi nistrasikan dan tersampaikan ke pa da pegawai & stakeholders

Harmonisasi dan implementasi updated SOP berbasis Teknologi Informasi

- Standar Pelayanan (SP) dan quick wins telah terumuskan, tersosialisasi, dan terimplementasikan- Sertifikasi Pelayanan (SP) sesuai Standar Internasional- Meningkatnya angka indeks kepuasan stakeholders

Dokumen yang diperlukan, a.l : l SK Tim RB, Budaya Kerja, dan Role Modell Terbentuknya Satgas SPIP l Terbentuknya Tim Manajemen Perubahanl Tersedianya dokumen strategis manejemen perubahanl Terselenggaranya sosialisasi & internalisasi manajemen perubahan

Dokumen yang diperlukan, a.l : l Keputusan Menteri /Pimpinan Lembaga tentang mekanisme whistleblower, e-procurement, dan Penyelenggaraan SPIPl Tersedianya dokumen mengenai peningkatan ketaatan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsil Tersedianya dokumen yang menunjukkan pengawasan intern yang lebih berperan dalam melaku kan penguatan sistem pengendalian intern, QA, dan konsultasi atas pelayanan kepemerintahanl Tersedianya dokumen hasil pengawasan APIP secara periodikl Tersedianya dokumen terkait dengan tindak lanjut temuan hasil audit BPK.

Dokumen yang diperlukan, a.l : l Tersedianya peta tugas dan fungsi unit kerja yang tepat ukuran dan tepat fungsil Tersedianya dokumen yang menjelaskan peran dan fungsi unit kerja yang menangani organisasi, tatalaksana, kepegawaian, kehumasan dan diklat yang mampu mendukung tercapainya tujuan dan sasaran RB l Hasil kajian pengembangan organisasi dan evaluasi kelembagaan internal

Dokumen yang diperlukan, a.l : Tersusunnya Indikator Kinerja Utama (IKU) Adanya data yang menunjukkan peningkatan kualitas laporan akuntabilitas kinerja Terbangunnya sistem yang mampu mendorong tercapainya kinerja organisasi yang terukur

Dokumen yang diperlukan, a.l : l Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan l Hasil kajian/telaah oleh Biro Hukum terhadap peta peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron di lingkungan organisasi

Dokumen yang diperlukan, a.l : l Tersedianya dokumen SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi yang mutakhirl Tersedianya dokumen yang menunjukkan terselenggaranya e-government

Dokumen yang diperlukan, a.l : l Tersedianya dokumen yang menunjukkan terimplementasikannya Indikator Kinerja Utama (IKU) dan quick wins (program pelayanan unggulan) l Pengakuan (testimoni) atau sertifikasi terhadap pelayanan (baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri/misalnya sertifkasi ISO)l Hasil survey kepuasan stakeholders (yang dilakukan oleh pihak internal dan pihak independen)

1

6

3

7

2 4

8

Page 18: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

[ RUANG UTAMA ]

16 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

GROUNDBREAKING DI BERBAGAI PELOSOK NEGERI

Kegiatan pembangunan dalam rangkaian

Program Satu Juta Rumah ditandai dengan

acara groundbreaking di berbagai daerah.

Mendorong terpenuhinya kebutuhan “papan”

bagi rakyat Indonesia.

Dirjen Syarif Burhanuddin mendampingi Menteri Basuki Hadimuljono, melihat maket pembangunan rumah khusus di Papua.

MAI

SONA

/JUN

AIDI

Page 19: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 17MAISONA

Pencanangan dimulainya

pembangunan pe ru ma­

h an atau Ground brea k­ing, ten tu nya akan se la lu

menjadi motivasi ba gi

p e me rintah untuk terus me me nu­

hi ke se jahteraan hidup rak yatnya.

Pa sal nya, ter penuhinya ke bu tuh an

akan “papan” alias ru mah ada lah

sa lah satu tolak ukur kesejah te raan

ba gi rak yat suatu bang sa, seperti

hal nya Indonesia.

“Dari tiga kebutuhan pokok yak­

ni sandang, pa ngan dan papan baru

sandang yang terpenuhi dengan

baik,” tu tur Men teri Pekerjaan U mum

dan Pe ru mahan Rakyat (PUPR) Ba su­

ki Ha di muljono da lam sam butannya

ke tika me la ku kan ground breaking

atau pen ca na ng an dimulainya pem­

ba ngun an Perumahan Green So­

rong, 2 Sep tember lalu, di Kelurahan

Ma riyat, Ka bupaten Sorong Provinsi

Papua Ba rat. Artinya, kebutuhan

akan hu nian yang layak bagi rakyat,

belum terpenuhi dengan baik.

Untuk itulah, masih dalam rang­

kaian memperingati Hari Pe ru mah­

an Nasional (Ha per nas) ke­9 pada

25 Agustus, Kementerian PUPR

me ng gelar acara groundbreaking di

ber bagai daerah, seperti di Sorong,

Ka bu pa ten Pesawaran Lampung Se ­

la t an, Kabupaten Tangerang, U nga ­

ran, Bogor, Bekasi, Garut dan Yog­

ya karta sejak Agustus hingga awal

September lalu. Kegiatan itu, se­

bagai pertanda pedulinya pe me rin­

tah terhadap rakyatnya.

Seperti groundbreaking di So­

rong, dilakukan oleh Menteri Basuki

di lokasi pembangunan Perumahan

Green Sorong yang dibangun PT

Bastem Kanna di atas luas lahan 50

hektar. Di lahan tersebut, ren ca na­

nya akan dibangun sebanyak 3.000

unit rumah, dalam tiga tahap. Tahap

per tama pada 2016 ini sebanyak

1.000 unit, tahap kedua sebanyak

1.000 unit rumah, dan tahap ketiga

pa da 2018 juga sebanyak 1.000 unit

rumah. Tipe rumah yang dibangun,

adalah tipe 36/150, tipe 45/150 (stan­

dar), serta ruko tipe 108/72 (standar

dan hook). Harga rumah mulai da­

ngun an Green Palme Re si den ce. Di

Perumahan tersebut a kan di bangun

di atas lahan se luas 15 hek tare dan

menyediakan 1.386 u nit hu nian

dengan tipe 30/60 yang di dalamnya

ter da pat dua kamar tidur, satu kamar

ma n di dan dapur. Perumahan yang

di bangun untuk masyarakat ber ­

peng hasilan ren dah  (MBR) ter se­

but, di jual dengan ki saran harga Rp

133  juta/unit, dengan ci ci la n Rp

800.000 per bu lan, dan dapat diang ­

sur selama ma sa tenor 20 tahun di­

sertai bunga 5 per sen setiap ta hun.

Tentu, groundbreaking tak ber henti

hanya dalam rangkaian Har pernas.

Akan terus dilakukan Ke men terian

PUPR hingga rakyat se jatera. l

Ristyan Mega Putra

Dari tiga kebutuhan pokok yakni sandang, pangan, dan papan, baru sandang yang terpenuhi dengan baik.

ri Rp 183 juta danmendapat sub si di

melalui KPR­FLPP (fasilitas li kui di­

tas pembiayaan perumahan) be ru pa

bunga 5 persen dengan jangka wak tu

20 tahun.

Sedangkan ground breaking yang

di la ku kan di Tangerang, pa da 22

Agustus, berlokasi di areal pem ba­

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama pejabat eselon 1 Kementerian PUPR dan pimpinan Perumnas dalam acara groundbreaking pembangunan rusunami Sentraland, Bekasi. Kegiatan ini dalam rangkaian peringatan Hari Perumahan Nasional 25 Agustus 2016

MAI

SONA

/ RIC

KY D

EFRI

MON

Page 20: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

18 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

P Kalau biaya untuk perizinan ini sudah terukur, maka secara otomatis biaya jual atau harga jual yang akan diberikan kepada masyarakat akan lebih stabil.

18 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

Page 21: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 19MAISONA

Sejumlah kebijakan yang

dilansir pemerintah,

seperti Paket Kebijakan

Ekonomi (PKE) 13

dan penurunan bunga

serta nilai uang muka perumahan

dari Bank Indonesia, diyakini

untuk mendukung Program Satu

Juta Rumah sehingga bisa lebih

terjangkau lagi harganya. “Oleh

karena itu, saya kira salah satu poin

yang paling penting dari Paket 13

adalah penyederhanaan perizinan.

Dengan terjadinya penyederhanaan

perizinan, paling tidak terjadi

penurunan 70% dari biaya perizinan

selama ini,” kata Direktur Jenderal

(Dirjen) Penyediaan Perumahan

(PP) Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR)

Syarif BurhanuddinP aket 13 Bisa Mendorong Pencapaian Target Program Satu Juta Rumah

Syarief Burhanuddin.

Proses pengurusan perizinan

pun akan lebih cepat, sehingga

turut mendorong Program Satu Juta

Rumah cepat tercapai targetnya.

Menurut Syarif, sesuai target satu

juta rumah, tahun 2017 pihaknya

akan mencoba membangun 700

ribu unit rumah untuk MBR dan 300

ribu untuk non­MBR. “Sedangkan

untuk pembangunan rumah susun

(Rusun) sebanyak 12.760 unit se

Indonesia,” ujarnya.

Nah, seperti apa Program Satu

Juta Rumah ini diurusi Ditjen

Penyediaan Perumahan PUPR, dan

akan seperti apa setelah pemerintah

pusat meluncurkan Paket 13 dan

kebijakan BI memotong bunga

untuk perumahan? Berikut ini

wawancara Tim MAISONA dengan

Dirjen Penyediaan Perumahan

PUPR di ruang kerjanya,

pertengahan September lalu.

Bagaimana dengan program Sejuta rumah dari pemerintah. Seperti apa sekarang?

Sesuai target sejuta rumah,

tahun 2017 kami akan mencoba

700 ribu unit untuk MBR dan 300

ribu untuk non MBR. Artinya,

dengan hadirnya BI dengan

menurunkan bunga tadi, maka

itu akan berpengaruh terhadap

pencapaian target 300 ribu unit

rumah itu non MBR. Tentunya

kami berharap dengan hadirnya

kebijakan tersebut bisa menambah

target yang sudah dicanangkan

[ WAWANCARA ]

Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR

FOTO

: MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 22: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

20 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

Syarif Burhanuddin meninjau lokasi pembangunan Rusunawa.

Bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin meninjau lokasi pembangunan Apartemen Jakabaring, Palembang (foto bawah)

[ WAWANCARA ]

oleh pemerintah dalam rangka

program setahun.

Target capaian yang sekarang ini, apakah bisa melampaui target pada periode yang sama di tahun 2015?

Kalau dibandingkan dengan

angka perolehan di tahun 2015,

tentu lebih tinggi di tahun 2016 ini.

Karena kami pada tahun 2015, baru

mulai tender proyeknya saja baru

tanggal 29 April. Sementara untuk

tahun 2016, kami sudah mulai

dari satu Januari. Kalau kami lihat,

memang untuk menengah ke atas

pada tahun 2015 relatif menurun.

tidak ada, karena yang dijadikan

pemotongan itu pertama adalah

sisa tender, yang kedua efisiensi,

sehingga secara keseluruhan tidak

berpengaruh signifikan terhadap

target rumah yang dialokasikan

dana APBN.

Anggaran APBN untuk tahun 2017 di Ditjen yang Anda pimpin sudah ditetapkan besarnya Rp9 triliun, apakah anggaran itu lebih besar dibanding anggaran tahun 2016 ini?

Tentu lebih besar di 2017. Tahun

2016 itu hanya kurang lebih Rp8,1

triliun. Sudah ada peningkatan se­

be sar Rp900 miliar. Rp900 miliar ini,

tentu sangat signifikan untuk pem­

bangunan rumah khusus (Rusus)

mau pun rumah susun (Rusun).

Terkait kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Program Satu Juta Rumah ini, apakah dengan keluarnya Paket 13, soal perizinan jadi lebih mudah prosesnya dan waktunya juga lebih pendek?

Ini kan masih dalam

bentuk instruksi dan kebijakan

pemerintah pusat. Kuncinya adalah

pelaksanaannya di lapangan.

Sehingga hal ini bisa terjadi,

terlaksana apabila pemerintah

daerah bisa melaksanakan.

Utamanya, harus didukung dengan

revisi peraturan daerah (perda),

Sementara sekarang ini ada

peningkatan.

Untuk perumahan MBR sendiri bagaimana?

MBR juga seperti itu. MBR ter­

jadi peningkatan, karena menurut

la poran dari BTN saja, baik MBR

maupun non MBR pada akhir

Agus tus kemarin kurang lebih 200

ribu unit. Baik itu kredit konstruksi

maupun supsidi.

Apakah ada pengaruhnya dengan pemangkasan anggaran kemarin?

Relatif tidak ada. Kenapa

MAI

SONA

/MEL

ISA

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 23: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 21MAISONA

Meninjau langsung proyek pembangunan, harus optimis. Karena ini sudah menjadi kebijakan ekonomi 13.

[ WAWANCARA ]

misalnya IMB. Nah, kalau perdanya

belum berubah, yang namanya

keringanan, kemudahan, mau

pun jumlah hari yang selama ini

bervariasi, bisa dijadikan tiga hari

sesuai dengan instruksi presiden.

Intinya, pengembang itu ingin

ke pastian, kepastian waktu dan

ke pastian biaya. Sehingga kalau

sudah ada kepastian, akan terukur

juga biaya yang harus dikeluarkan.

Nah, kalau biaya untuk perizinan

ini sudah terukur, maka secara

otomatis biaya jual atau harga

jual yang akan diberikan kepada

masyarakat akan lebih stabil.

Terlepas dari persoalan itu, apakah Anda optimis dengan Paket 13 tersebut?

Harus optimis. Karena ini sudah

menjadi kebijakan ekonomi 13.

Artin ya, setiap sesuatu harus diawali

dengan kebijakan pemerintah dan

ke mudian kebijakan itu harus dilak ­

sanakan di tingkat yang lebih ren­

dah lagi. Oleh karena itu, saya ki ra

salah satu poin yang paling pen ting

tadi adalah bagaimana pen ye­

derhanaan perizinan tadi. Dengan

terjadinya penyederhanaan tadi,

maka menurut perhitungan tim, itu

paling tidak terjadi penurunan 70%

dari biaya perizinan selama ini.

Misalnya harga perizinan Rp 10

juta, itu akan tinggal Rp3 juta saja.

Nah, inikan masih dalam bentuk

teori ya. Kami mau lihat, apakah

seperti itu di lapangan. Perizinan

itu kurang lebih 10% ­20%. Kalau

20% dari harga jual bisa diturunkan

menjadi 30% dari 20% itu, berarti

harga rumah juga harus bisa turun.

Bagaimana soal pengadaan tanah dan lahan di daerah, seperti dikeluhkan oleh Bupati Kupang?

Masing­masing daerah itu

memiliki tingkat kesulitan yang

berbeda­beda. bisa saja ada daerah

yang lahannya sulit, sehingga

menjadi persoalan. Kupang

misalnya. Kalau kami melihat

Kupang keberadaan lahannya itu

masih banyak. Hanya persoalannya

pemda tidak memiliki dana untuk

membebaskan, sehingga butuh

dana dari pemerintah pusat. Jadi,

untuk masalah lain itu tidak ada,

hanya membayarnya itu. Tapi

kalau di daerah lain, walau pun

ada dana, lahannya yang tidak

ada. Jadi berbeda kondisinya.

Seperti Jakarta, bagaimana mau

membangun rumah MBR di Jakarta,

walau pun ada dana, lokasinya tidak

memungkinkan lagi.

Menyangkut backlog, dengan target 2017 akan mengurangi berapa banyak?

Kalau kita melihat data yang ada

sekarang, data BPS yang terakhir

pada tahun 2010 jumlah backlog

itu kurang lebih 13, 5 juta rumah.

Nah data BPS tahun 2015 ini sudah

menurun menjadi 11,4 juta. Berarti

ada penurunan tehadap backlog dari 2010 – 2015. Setiap tahun terjadi

kebutuhan rumah kurang lebih

820 ribu unit. Kemudian, setelah

dilihat hasil BPS sejak 2010 ­ 2015

ternyata ada rumah yang terbangun

kurang lebih 1,2 juta. Berarti ada

surplus. Ada kurang lebih 400­

an ribu rumah yang terbangun

melampaui demand. Jadi lebih

besar suplainya. Itu tidak termonitor

karena cenderung dilakukan secara

swadaya atau swakelola. Swadaya

itu artinya masyarakat mempunyai

uang sendiri, tidak melalui bank, itu

tidak termonitor.

Sampai titik nolnya itu, Anda optimis kapan?

Kalau kita lihat rata­ratanya

seperti itu, mungkin masih

membutuhkan waktu yang agak

panjang. Bisa 30 tahun.

Apakah usaha ini akan menggenjot?

Ya harus terus diusahakan. l

Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan Perumahan

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 24: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

22 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

EDDY HUSSY KETUA UMUM REI

Kami optimis Program Satu Juta Rumah ini

dapat berjalan lebih efektif di tahun 2016. Banyak

sekali perubahan dan perbaikan yang dilakukan

pemerintah. Kami akan terus mengawal di

lapangan agar semua perubahan dan perbaikan ini

berjalan secara efektif secara operasional.

[ KATA MEREKA ]

Program Satu Juta Rumah

Program Satu Juta Rumah, yang diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada 2015 lalu, diakui sebagai program pro rakyat. Karena program itu, sebagian besar ditujukan untuk

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Namun, benarkah program itu patut diacungi jempol? Nah, berikut apa kata mereka? l

Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan Perumahan

FOTO

-FOT

O: M

AISO

NA/ R

ICKY

DEF

RIM

ONIS

TIM

EWA

(kika) Rusunawa Paspampres, Rusunawa Rawa Bebek, dan Rusunawa Ungaran, hasil kerja Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR

Page 25: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 23MAISONA

[ KATA MEREKA ]

MUHIDIN M. SAID WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI

Kami mendukung Pemerintah mengejar backlog perumahan.

Dengan adanya Program Satu Juta Rumah, pemerintah membuat

program yang bisa mengantisipasi masalah kekurangan hunian.

Sehingga, setiap tahun permintaah bisa terpenuhi dan lambat

laun backlog akan berkurang. Program ini suatu loncatan,

sehingga DPR memberikan dukungan. Kalau bisa tahun depan

lebih dari satu juta unit. DPR mendukung karena ini menyangkut

kebutuhan dasar masyarakat.

DR THOMAS OLA LANGODAY PENGAMAT EKONOMI UNIVERSITAS WIDYA MANDIRA (UNWIRA) KUPANG

Saya mengingatkan pemerintah daerah agar

Program Satu Juta Rumah untuk rakyat ini jangan

sampai jatuh ke tangan yang tidak berhak. Karena

program ini dapat meningkatkan kebutuhan masyarakat

berpenghasilan rendah.

AINOOR HIDAYATI KARDIMANKETUA DPD APERSI JAWA BARAT

Bagus untuk pemenuhan rumah masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR). Namun

kendalanya, walaupun sudah ada Paket Kebijakan

Ekonomi 13, soal perizinan, peralihan hak di

lapangan di daerah­daerah masih membebani

pengembang.

ISTI

MEW

AIS

TIM

EWA

ISTI

MEW

A

Page 26: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

24 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ TEKNOLOGI ]

MEMBANGUN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPAKeselamatan dari bahaya gempa menjadi faktor penting dalam membangun rumah di Indonesia. Diperlukan informasi khusus terkait kaidah-kaidah membangun rumah tembok yang tahan gempa.

Rumah merupakan s a­lah satu kebutuhan po­kok manusia setelah san dang dan pangan. Se bagaimana pangan

yang me mi li ki kaidah­kaidah ke la­yak an pangan yang meliputi empat se hat lima sempurna, begitu juga dengan papan atau rumah memiliki kai dah­kaidah layak huni. Agar ba­ngun an memiliki keandalan, bangun­an tersebut harus me me nu hi faktor keselamatan, kesehatan, ke nya ma nan, serta kemudahan se ba gai mana diatur dalam Undang­Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Ba ngun an Gedung.LANGKAH

Galian pondasi,Jenis-jenis pondasi untuk rumah sederhana,

meliputi:1. Pondasi setempat batu kali 2. Pondasi menerus batu kali (umum

digunakan)3. Pondasi pasangan bata merah4. Pondasi plat beton setempat

Sloof, beton bertulang ukuran 15/20

1. Sloof merupakan balok pengikat pondasi, untuk menyempurnakan sistem ikatan antara pondasi dan sloof dipasang angker diameter 12 dengan jarak 1,50 meter

2. Sloof dari beton bertulang, sloof di buat menerus keliling bangunan tidak terputus

PENULANGAN1. Setiap ujung dari tulangan harus ditekuk

kebagian dalam

2. Tulangan pada sambungan sudut ditekuk 900 sepanjang 40 D (diamater tulangan)

Pondasi :1. Lantai Kerja/urugan pasir tebal 5 cm2. Pasangan Batu Kosong, tebal 10 – 15 cm3. Pasangan Pondasi Batu Kali, kedalaman

45 – 60 cm pada tanah keras, lebar penampang bawah 45 – 60 cm

1. Yakinkan, peletakan bangunan akan berada pada posisi yang benar dan setiap sisinya membentuk sudut siku (900) serta bangunan dalam kondisi datar, gunakan waterpas dan pasang papan bouwplank atau dengan benang sebagai acuan.

Patok dengan balok kayu 4/6 atau 5/7, atau kayu dolken dia 7 cm.Bouwplank dengan papan 2/20, diserut rata pada bagian atasnyaBenang sebagai patokan ukuran siku dan datar dari As bangunan.

2. Gali tanah untuk pondasi sampai dengan tanah keras, hindari penempatan bangu-nan pada lahan ekspansif atau lahan lunak lainnya.

3. Pada galian tanah, hamparkan urugan pasir kurang lebih 5 cm, dengan menggunakan pasir urug

1. Susun diatas permukaan pasir urug pasan-gan batu tanpa adukan dengan ketinggian antara 10 – 15 cm

2. Pondasi menerus dari batu belah dengan diameter lebih besar dari 15 cm

3. Pondasi Batu Kali menerus dipasang di atas pasangan batu kosong, dengan lebar permukaan bawah 60 cm dan permukaan atas 30 cm dengan ketinggian sekitar 60 cm tergantung kedalaman tanah keras, rekatkan antara batu pondasi dengan speci 1 pc : 5 psr.

4. Setiap jarak 80 cm pasang angker berben-tuk L dari baja tulangan dengan diameter 8 mm dengan kedalaman sekitar 20 cm kedalam pondasi dan 15 cm kedalam sloof

Kolom/Balok Praktis beton bertulang ukuran 15/15

1. Pastikan rangka bangunan saling terikat, sloof terikat dengan kolom praktis, kolom praktis terikat dengan ring balok, ring balok terikat dengan kuda-kuda.

2. Setiap sudut sambungan antara tulangan sloof, kolom praktis dan ring balok harus diberi stek pan-jang 40 D (diamater tulangan) atau tulangan kolom dibengkokkan sejajar ring balok sepanjang 40 D

3. Diameter tulangan sloof minimum 12 mm, sedangkan tulangan kolom dan ring balok minimum

10 mm dengan tulangan pembagi/sengkang minimum diameter 8 mm

4. Gunakan bahan-bahan beton yang baik; pasir kadar lumpur kurang dari 5%, semen tidak berumur lebih dari 3 bulan, gunakan air bersih, yaitu air yang dapat dimasak untuk diminum . Campuran beton 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil

5. Bahan beton tidak boleh tercampur dengan bahan-bahan organik, untuk itu tepat pengadukan harus diberi alas

KETERANGAN

KETERANGAN

LANGKAH

KETERANGAN

KETERANGAN

LANGKAH

LANGKAH

DETAIL C

DETAIL B

DETAIL B

DETAIL A

DETAIL A

Ring Balok 15 x 15

Sloof

Angker

Tulangan pembagi

Tulangan pokok minimum dia. 10 mm

Kolom Praktis 15 x 15

Sloof 15 x 20

PASANGAN BATU KALI

PASANGAN BATU KOSONG

PONDASI

GALIAN

PENGUKURAN

Page 27: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 25MAISONA

[ TEKNOLOGI ]

Keselamatan bangunan, di an ta­ra nya meliputi persyaratan ke mam­puan bangunan yang ditimbulkan oleh fenomena alam seperti angin dan gempa. Gempa Jogyakarta, pa­da tahun 2006, menjadi pelajaran pe n ting dalam hal konstruksi. Pa sal­nya, gempa bumi besar itu me nim­bulkan banyak kerusakan, yang me­nunjukkan bahwa sebanyak 86,03% perumahan perkotaan dan 71,28% perumahan perdesaan meng gu na­kan bangunan tembok. Kondisi de­mikian menjadi sebuah gambaran ke adaan perumahan di Indonesia pa da umumnya.

Ka rena itu, dengan tingginya ani mo masyarakat terhadap rumah tem bok, diperlukan informasi khu ­sus yang menyangkut kaidah­kai­dah mem bangunan rumah tembok yang ta han gempa, mengingat ham pir se lu ruh wilayah Indonesia me miliki reisi ko gempa yang sangat tinggi.

Prinsip dasar bangunan tahan gem pa adalah setiap kom ponen ba­ngunan harus terikat satu dengan yang lainnya, Ikatan ter sebut mu­lai dari fondasi dengan sloof, sloof dengan kolom praktis, ko lom prak­tis dengan ring balok, dan ring ba lok

dengan rangka kuda­ku da. De mi­kian juga pada bagian pengi si bahwa din ding pasangan ba ta/batako harus te rikat dengan rang ka kolom praktis, kusen pintu dan jendela harus terikat dengan din ding.

Selain konstruksi yang benar, fak­tor kualitas bahan juga harus men­dukung, karena pemilihan bahan yang kurang baik akan mengurangi ke kuatan bangunan, terutama pada ika t an­ikatan. Banyak bangunan yang roboh bukan karena konstruksi me lakukan kualitas bahan ba ngu ­nan nya yang sangat rendah.l

Balitbang Kementerian PUPR

1. Setiap luas maksimum 12 m2 dinding harus diberi rangka kolom/balok praktis

2. luas bukaan pintu dan jendela pada satu dinding tidak melebihi panjang 1/3 dinding tersebut

3. Bila lebar bukaan melebihi 1/3 luas dinding maka pada bu-kaan tersebut harus terikat oleh rangka dari beton bertulang atau dengan penebalan pasangan bata

4. Kusen pintu dan jendela harus terikat dengan dinding, gunakan angker pada kusen dengan baja diameter 6 mm kedalam rangka kusen, atau gunkan paku 12 cm

5. Pasangan bata harus terikat dengan rangka kolom dan balok, dengan menggunakan stek diameter 8 mm setiap 10 lapis bata atau 50 cm

FINISHING Bangunan :1. Meliputi pekerjaan pengecatan untuk

melindungi komponen bangunan dari cuaca, sehingga gunakan bahan cat yang mampu melindungi bangunan dari cuaca dan tidak sekedar estetika saja

2. Perhatikan drainase halaman, karena air juga dapat merusak bangunan bagian bawah, alirkan air hujan dengan baik, sebaiknya bangunan dikelilingi oleh drainase

1. Pilihlah bahan-bahan penutup atap yang relatif ringan2. Rangka kuda-kuda harus terikat dengan ring balok,

gunakan angker baut diameter 12 mm 3. Atara rangka kuda-kuda pasang balok ikat angin, dipasang

diagonal saling bersilangan pada kedua sisinya, gunakan balok 6/12

4. Dinding tepi/sofi-sofi harus terikat dengan rangka beton bertulang, pada setiap sambungan rangka harus saling overlap sebesar 40 D, kurang lebih panjangnya 50 cm

5. Pasang Gording, Usuk dan Reng dengan paku ukuran 10, 7, dan 5 cm

6. kemiringan atap minimum 300 untuk genteng keramik, 350 untuk genteng beton, atau sesuaikan dengan ketentuan kemiringan dari produsen genteng.

7. Pada konstruksi atap dengan kemiringan lebih dari 350, genteng harus dipaku ke reng

6. Setiap siar vertikal maupun horizontal harus diisi adukan dengan campuran 1 semen : 5 pasir

7. Siar pada daerah basar seperti kamar mandi dan seluruh siar setinggi 50 cm dari permukaan tanah gunakan adukan dengan campuran 1 semen : 2 pasir

8. Plester seluruh permukaan pasangan bata dengan adukan 1 semen : 5 pasir pada bagian 50 cm diatas permukaan tanah sampai dengan ring balok, sedangkan pada ketinggian diatas permukaan tanah + 0.00 sampai dengan 50 cm berikan adukan kedap air dengan campuran 1 semen : 2 pasir

9. Haluskan semua permukaan dinding

Dinding, pasangan bata merah atau bataco rakyat, bataco conblock

Stek pada kusen dengan paku 12 cm

Dinding sofi-sofi/ampig

Kuda-kuda kayu 6/12

Ikat angin 6/12

Reng 2/3 atau ¾ tergantung jenis penutup atap yang digunakan

Dinding sofi-sofi/ampig

Rangka beton bertulang sofi-sofi/ampig

Angker dipasang setiap 10 lais

bata atau setiap jarak 50 cm

Lebar bukaan 1/3 lebar dinding

Kaso 5/7

Gording 6/12

KETERANGAN

KETERANGAN

KETERANGAN

LANGKAH

DETAIL C

LANGKAH

LANGKAH

Rangka Atap

1. Denah bangunan memilih bentuk-bentuk geometris (persegi panjang, bujur sangkar, segi banyak, atau lingkaran)

2. Bidang dinding membetuk kotak tertutup3. Letak bukaan sebaiknya simetris terhadap sumbu-sumbu

bangunan4. Gunakan penutup atap dengan bahan-bahan ringan5. Gunakan bahan-bahan bangunan yang berkualitas baik

KETERANGAN

LANGKAHKetentuan Lain, disarankan untuk bangunan tahan gempa

Ring Balok 15 x 15

Kolom Praktis 15 x 15

Sloof 15 x 20

Page 28: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

26 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

Calon penghuni Rusunawa Rawabebek sedang mendaftar ke petugas untuk memperoleh unit Rusun untuk ditempati.

Ibu Mujiem menggendong cucunya di selasar

Rusunawa Rawabebek.

Berbaju muslim merah dengan hijab

berwarna senada dengan busananya, sambil

menggendong bayi, seorang ibu tampak

sumringah sambil menunggu anaknya yang

sedang mengurus sesuatu di halaman kantor pengelola

Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek, Cakung,

Bekasi. “Ya memang di sini lebih enak dan aman serta

sehat,” ujar sang ibu bernama Mujiem, 62 tahun itu.

Maklum saja, di tempat asalnya di Bukit Duri, Jakarta

Timur, selain lingkungan tempat huniannya kumuh dan

berdesak­desakan, Mujiem mengaku, juga selalu khawatir

digusur pihak Pemda DKI Jakarta. “Hanya saja di sini saya

nggak bisa berjualan seperti di Bukit Duri,” ujarnya.

Siang itu, akhir September lalu, suasana di kawasan

Rusunawa tersebut, tampak beberapa anak berseragam

sekolah secara secara berkelompok memasuki gerbang

kawasan Rusunawa tersebut. Sambil bercanda, mereka

ma sing­masing pulang ke unit rusunawa tempat ting­

galnya. “Saya ingin jadi pejabat Pak biar gak kayak bapak

saya yang kerjanya serabutan, nggak tahu tuh kerja apa,”

kata Ahmad yang mengaku murid kelas III SMP itu.

Rusunawa Rawa Bebek yang berlokasi di

Kelurahan Pulogebang, Cakung, Bekasi itu, kini masih

diperuntukkan bagi warga yang digusur dari kawasan

Pasar Ikan, Bukit Duri dan Kali Krukut. “Warga Pasar

ikan sudah masuk semua sekitar 130 kepala keluarga

(KK),” kata pegawai pengelola Rusunawa Rawa Bebek,

Dwi Marsanto. Warga gusuran asal Pasar ikan itu

sementara ditempatkan di Tower A dan F. Selebihnya

dihuni warga asal Bukit Duri.

Ke depan bila tower peruntukan keluarga Rawa

Bebek sudah jadi, rencananya mereka akan dipindahkan.

Saat ini mereka ditempatkan di Rusunawa peruntukan

lajang, dengan jenis hunian studio alias tanpa kamar,

seluas 26,40 meter persegi. “Kalau sudah dipindahkan

lumayan, lebih gede, dua kamar. Di sini kami tenang

walaupun ke mana­mana jauh,” ujar Iin sang ibu berusia

73 tahun, yang tiggal bersama cucunya itu.

Iin warga asal Bukit Duri juga merasa bersyukur bisa

menghuni Rusunawa Rawa Bebek. “Yah mau gimana

lagi, di sini lebih bersih dan aman tidak kena banjir, dan

berharap bisa berjualan di dekat huniannya,”tuturnya.

Pengakuan serupa dilontarkan Siti Sugiarti sang ibu

beranak tiga istri sopir mikrolet M12. Menurutnya, dia

sudah merasa cocok tinggal di Rusunawa ini. “Berharap

saya bisa membesarkan anak dengan aman dan tenang

sampai mereka jadi orang,”pungkasnya. l

Ristyan Mega Putra dan Ricky Defrimon

Meniti Harapan di Rusunawa Rawa Bebek

[ BINGKAI FOTO ]FO

TO-F

OTO:

RIC

KY D

EFRI

MON

Page 29: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 27MAISONA

[ BINGKAI FOTO ]

Para siswa kembali ke Rusunawa Rawabebek usai pulang dari sekolah.

Keceriaan terpancar dari anak-anak bermain bersama di halaman Rusunawa.

Lingkungan Rusunawa Rawabebek yang

tertata dengan baik membuat warga

dapat tinggal dengan nyaman. (bawah)

FOTO

-FOT

O: R

ICKY

DEF

RIM

ONDO

K. D

IREK

TORA

T JE

NDER

AL PE

NYED

IAAN

PERU

MAH

AN

Page 30: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

28 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ BERANDA ]

Mensyukuri Berkah Penghematan Anggaran Anggaran pembangunan perumahan untuk tahun 2017 mencapai Rp 9 triliun. Total target pembangunan rumah yang akan akan dilaksanakan oleh Ditjen Penyedian Perumahan PUPR mentargetkan pembangunan 134.814 unit rumah.

Meningkatnya anggaran

pem ba ngunan suatu di­

rek torat di sebuah ke­

men terian, tentu berkat

pe nge lolaan anggaran yang baik pada

ta hun anggaran sebelumnya. Misalnya

anggaran pem bangunan perumahan

pada ta hun 2017, yang diamanahkan

ke pada Direktorat Jenderal (Ditjen)

Pen ye diaan Perumahan Kementerian

Pe kerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR), meningkat menjadi Rp

9 triliun.

Anggaran ini untuk pelaksanaan

pem bangunan berbagai program pe­

rumahan masyarakat seperti rumah

su sun (Rusun), rumah khusus (Ru­

s us), rumah swadaya dan bantuan

pem bangunan prasarana, sarana dan

uti li tas (PSU) rumah bersubsidi serta

be lanja pegawai.

Anggaran yang dipersiapkan se­

be sar Rp 9 triliun, menurut Direktur

Jen deral (Dirjen) Penyediaan Pe ru­

mah an Syarif Burhanuddin, nan ti­

nya dibagi menjadi dua, yakni untuk

alo kasi anggaran fisik sekitar 95,26

per sen atau Rp 8,5 triliun dan non fi­

sik sekitar 4,74 persen atau Rp 426,7

mil yar. Anggaran fisik tersebut akan

di gunakan untuk membangun sekitar

12.699 unit Rusun, 4.815 Rusus, ban­

tuan rumah swadaya 117.500 unit dan

PSU untuk 21.750 unit rumah ber sub­

sidi pemerintah.

Sedangkan untuk anggaran non­

fisik akan digunakan un tuk belanja

pe gawai, pembinaan dan penga wasan

ser ta belanja barang. “To tal target

pem bangunan rumah yang akan akan

di laksanakan oleh Ditjen Pen ye diaan

Pe rumahan sebanyak 134.814 unit ru­

mah,” terang Syarif.

Guna mendorong peningkatan

ang ga ran pembangunan perumahan

untuk masyarakat, imbuh Syarif, pi­

hak nya bersama para direktur yang

ada di lingkungan Direktorat Jenderal

Pen ye diaan Perumahan juga telah me ­

la ku kan beberapa kesepakatan ber sa­

ma agar terjadi penghematan ang ga­

r an non­fisik. Salah satu caranya, de­

ngan kegiatan sosialisasi program pe ­

ru mah an yang sebelumnya dila ku kan

oleh masing­masing direktorat men­

ja di sa tu kegiatan yang dikoordinir

oleh Sek re tariat Ditjen Penyediaan Pe­

rumahan.

Kedepan kegiatan sosialisasi pro­

gram perumahan, ti dak dilakukan ter­

pi sah­pisah oleh ma sing­masing Di rek­

torat. Tapi se mua ke giat an sosialisasi

akan di koor di nir oleh Sekretariat Ditjen

Pen ye diaan Pe ru mah an sehingga sa­

at so sia lisasi, pe me rin tah daerah, pe­

ngem bang, mau pun di nas yang mem­

bi dangi perumahan di dae rah bisa

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Dirjen Penyediaan Perumahan memberikan pengarahan kepada Satker yang membangun rumah khusus di Tarakan, Kalimantan Utara

Page 31: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 29MAISONA

[ BERANDA ]

Presiden Joko Widodo Bersama Jajaran Pejabat Kementerian PUPR Usai penandatanganankontrak tahun anggaran 2016.

mendapatkan informasi pro gram ru­

sun, rusus, rumah swa da ya dan ban­

tuan PSU secara utuh dan dalam satu

ke giatan. Dengan alo ka si anggaran pe­

ru mahan yang di per siap kan ini, secara

ti dak langsung akan mem bantu target

pe merintah dalam Pro gram Satu Juta

Ru mah.

BERHASIL MENGHEMAT ANGGARAN

Besarnya anggaran pembangunan

pe rumahan pada tahun 2017 kelak tak

lepas dari cerminan keberhasilan Dit­

jen Penyediaan Perumahan mengelola

anggaran, di antaranya pengambilan

keputusan untuk menghemat ang ga r­

an, seperti yang dilakukan pada ta hun

anggaran 2016 ini. Pihak Ditjen, tanpa

harus menunggu pemangkasan ang ­

garan dari pihak Kementerian Ke uang ­

an, justru meng u sul kan penghematan

pe mo to ng an belanja sebesar Rp355,3

miliar da lam pagu APBN­P 2016 ini.

Pemotongan belanja dilaksanakan

dengan melakukan pemblokiran man­

diri (self blocking) pada satuan­sa tu­

an ker ja (Satker) di lingkungan Dit­

jen Pen yediaan Perumahan. “Pada

APBN­P tahun 2016 ini kami me ngu ­

sul kan peng hematan anggaran se­

be sar Rp 355,3 miliar untuk pro gram

pen ye diaan perumahan,” ujar Di rek­

tur Jenderal Penyediaan Pe ru mah an

Ke menterian PUPR, Syarif Bur ha nu­

ddin, pada 15 Juni lalu.

Saat itu, Syarif menjelaskan, pe ru ­

ba h an anggaran pada APBN­P 2016

men jadi dasar penghematan dan

pe nam bahan anggaran dalam ran ­

g ka pem ba ngu nan infrastruktur da ­

mun dalam rangka mendukung Asi an

Games 2018 kami mendapat tam bah­

an anggaran Rp800 miliar. Jadi to tal

pagu akhir yang kami kelola jum lah­

nya Rp8,12 triliun,” ujar Syarif ke tika

itu.

Penghematan belanja, imbuh Sya­

rif, dilakukan dengan pemblokiran

man diri terhadap anggaran yang di ke­

lola oleh Satker yang ada. Pemblokiran

Sat ker di pusat (8 Satker) sebesar Rp

297,9 miliar, Satker Non­Vertikal Ter­

tentu (SNVT) sebanyak 19 Satker se­

besar Rp 53,4 miliar, dan Satker De kon­

sentrasi (34 Satker) sebesar Rp4 miliar.

Terkait rincian penghematan ber­

da sarkan kegiatan, berupa pengu ra­

ng an volume Rusun sebanyak 1.184

u nit atau sebesar Rp110 miliar, Ru sus

ber ku rang 444 unit atau setara Rp 47

mi liar, program peningkatan kua li tas

ru mah swadaya berkurang 790 unit se­

besar Rp12 miliar, bantuan pra sarana,

sa rana dan utilitas (PSU) rumah umum

sebanyak 17.000 unit se besar Rp152,3

miliar, dan dukungan ma najemen ser­

ta perencanaan seperti operasional

dan gaji berkurang Rp 32,9 miliar.

Adanya pengurangan volume Ru­

sun dan Rusus selain karena peng­

he mat an, juga karena penyesuaian

tipo logi dan harga satuan. Total unit

hu nian dari 112.992 unit berkurang

men jadi 110.574 unit. “Khusus pe­

nam bahan anggaran APBN­P 2016

se besar Rp800 miliar akan digunakan

untuk percepatan pembangunan ru­

mah susun atlet Kemayoran. Pem­

bangunan dilaksanakan dengan kon­

trak tahun jamak 2016­2017 sebanyak

10 tower,” pungkas Syarif. l

Ristyan Mega Putra

“To tal target pemba ngunan rumah

yang akan dilaksanakan oleh Ditjen Pen ye diaan

Perumahan sebanyak 134.814

unit rumah”

lam men dukung pelaksanaan A sian

Ga mes 2018. Jadi mes ki ada pe n g­

he mat an anggaran, Dit jen Pen ye­

dia an Perumahan juga mem pe roleh

pe nambahan anggaran yang cukup

signifikan.

“Pagu awal anggaran yang dikelola

oleh Ditjen Penyediaan Perumahan

se besar Rp7,697 triliun dan dilakukan

peng hematan Rp355,3 miliar. Na­

MAI

SONA

/DOK

. KEM

ENTE

RIAN

PUPR

Page 32: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

30 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ BERANDA ]

Menakar Asa Warga di Kamp Pengungsian NTTWarga eks pengungsi Timor Timur (Timtim) dalam waktu dekat akan segera memiliki rumah. Bentuk perhatian pemerintah terhadap rakyatnya yang mencintai negara ini.

Dirjen Syarif Bur ha nud din menerima Kunjungan Bupati Kupang Ayub Titu Eki.A

sa memiliki rumah la yak

hu ni bagi warga be kas pe ­

ngung si Tim tim, yang se­

la ma ini se jak Tim tim le­

pas da ri NKRI tinggal di gu buk­gubuk

re yot di kamp­kamp pengungsian di

Ka bu paten Kupang, tampaknya akan

se ge ra terwujud. Hal itu te rung kap,

ke tika Direktur Jenderal (Dir jen) Pen­

ye diaan Perumahan Ke men te rian Pe­

ker jaan Umum dan Pe ru mah an Rak yat

(PUPR), Syarif Bur ha nud din me ne rima

kunjungan Bu pati Ku pang, Ayub Titu

Eki bersama per wa ki lan Pemda Kupang

di Ke men te ri an PUPR, Rabu (7/9).

Pada pertemuan tersebut, Syarif

mem bahas tentang pembebasan

lahan dan pengajuan rumah khusus

untuk pa ra warga negara Indonesia

(WNI) eks pengungsi Timtim.

Berdasarkan pen dataan perumahan

oleh Pe me rin tah Daerah Kupang, saat

ini ter dapat   sebanyak 2.550 kepala

ke luar ga yang tinggal  pada kamp pe­

ngung sian. Di samping itu terdapat

1.700 rumah warga yang hidup dalam

garis kemiskinan dan menghuni ru­

mah tidak layak huni.

Syarif  menuturkan, bahwa Ke men­

terian PUPR siap membangun rumah

di Nusa Tenggara Timur (NTT). “Saat

ini di NTT sedang kami bangun rumah

khusus sebanyak 325 unit. Semua ba­

gus­bagus spesifikasinya, dan pada

da sar nya Kementerian PUPR siap

mem bangun rumah bagi warga NTT,

na mun lahan harus telah disediakan

oleh pemda dan dalam keadaan clear

and clean  atau bebas dari masalah

sengketa,” tutur Syarif.

Saat ini, Kementerian PUPR me­

mang sedang giat membangun ru mah

khusus perbatasan di NTT. Pem ba­

ngunan rumah sederhana layak hu ­

ni itu berlokasi di Desa Si lawan, Ke ­

camatan Tasifeto serta di De sa Fa tu­

ke ti dan Desa Dualaos yang be ra da di

Ke camatan Kakuluk Mesak.

Bupati Kupang menyampaikan,

bah wa sa at ini permasalahan yang di ­

ha da pi ada lah ke ter ba tas an la han, ka ­

re na pemda be lum me mi li ki ang gar an

untuk pem be ba san la han. Me nanggapi

“...Kementerian PUPR siap mem bangun rumah bagi warga NTT, na mun lahan harus telah dise-diakan oleh pemda dan dalam keadaan clear and clean atau bebas dari masalah sengketa”

hal ter se but Sya rif men jelaskan, bahwa

Ke men te ri an PUPR mulai tahun 2016

ini ti dak menga lo ka sikan anggaran

untuk pem bebasan la han, sehingga

Ke men te ri an PUPR ti dak dapat me­

lakukan pem bebasan la han bagi warga

NTT ter sebut.

“Sebagai solusi, pemda dapat aju­

kan permohonan kepada DPR­RI

untuk difasilitasi pembebasan lahan

me la lui Lembaga Manajemen Aset

Ne gara (LMAN). Karena saat ini terkait

pem bebasan lahan untuk kepentingan

ne gara sudah dikelola sepenuhnya

oleh LMAN,” ujar Syarif.

Dengan solusi yang disampaikan

Sya rif, Bupati Kupang bertekad segera

mengurusnya ke DPR. Dengan upaya

itu, paling tidak asa WNI eks pengungsi

Timtim, bisa segera terwujud. l

Melisa Emeraldina

MAI

SONA

/MEL

ISA

EMER

ALDI

NA

Page 33: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 31MAISONA

[ BERANDA ]

Konsisten Membangun Hunian untuk MBRUntuk melihat kinerja pemerintah pusat, anggota Komisi V DPR beserta mitra kerjanya, meninjau pembangunan Rusunawa Rancacili di Bandung. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dinilai konsisten akan tanggung jawabnya.

Terbukti, pemerintah pusat

da lam hal ini Kementerian

Pe kerjaan Umum dan Pe­

ru mah an Rakyat (PUPR),

kon sis ten menjalankan sa lah satu

tanggungjawabnya, yaitu mem ba­

ngun hu ni an bagi masyarakat ber­

peng ha sil an rendah (MBR). Bukti itu

di tun jukkan ketika Komisi V DPR me­

laku kan kunjungan kerja ke Ban dung,

me ninjau pembangunan Rumah Su­

sun Sewa (Rusunawa) Rancacilli, di

Jalan Babakan Karet, Kelurahan Ci pa­

mokolan, Kecamatan Rancasari Kota

Bandung, pada 2 Agustus lalu. “Ka mi

dari Komisi V DPR RI bertugas me­

mantau sejauh mana progress mi tra

kami dipemerintahan, dan saat me­

lihat Rusunawa ini kami saksikan Ke­

men terian PUPR konsisten akan tang­

gung jawabnya” kata Fary Djemy Fran­

cis Ketua Komisi V DPR.

Rusunawa ini, menurut Fary me­

ru pakan satu – satunya yang didanai

APBN tetapi di desain oleh daerah. Se­

lama ini, semua pembangunan Ru su­

na wa ditentukan oleh pusat dan dae­

rah hanya menyediakan lahan sa ja.

Seperti diketahui, Rusunawa Ran cacili

ini pengerjaan nya baru men ca pai 46

% dan diperkirakan akan selesai No­

vem ber tahun ini.

Dalam melakukan kunjungan

ker ja nya, Komisi V DPR tersebut di­

dam pingi perwakilan dari Direktorat

Ru mah Susun di Direktorat Jenderal

(Ditjen) Penyediaan Perumahan. Se­

ke dar informasi, Rusunawa Rancacili

yang dikunjungi Komisi V DPR itu,

ren cananya diperuntukan bagi MBR.

Rusunawa ini. menjadi satu­satunya

ru mah susun yang mempunyai bentuk

ber beda dengan rumah susun pada

umum nya, Rusunawa ini, memiliki

ben tuk circle yaitu bangunan bulat

me manjang keatas dan memiliki 8

lan tai, mempunyai tiga (3) tipe; tipe 24

Kunjungan komisi V DPR RI ke rusunawa Rancacili Kabupaten Bandung.

“Rusunawa ini menjadi satu-satunya rumah susun yang mempunyai bentuk berbeda dengan rumah susun pada umumnya”

se banyak 81 unit, tipe 36 A sebanyak

13 unit, dan tipe 36 B sebanyak 13 unit.

Ru sunawa ini juga akan dilengkapi

mebelair dan area publik yang ter le tak

di tengah – tengah bangunan.

Pada kesempatan tersebut, Di rek­

tur Rumah Susun Crist Robert Marbun

yang mewakili Kementerian PUPR dari

Dit jen Penyediaan Perumahan yang

menga wal langsung kunjungan kerja

ter sebut mengatakan, saat ini wilayah

Ja wa Barat khususnya Kota Bandung

ma sih banyak memerlukan rumah su­

sun untuk solusi hunian vertikal, dan

pemerintah daerah pun siap me nye­

dia kan lahan yang diperlukan. l

Ricky Defrimon

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 34: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

32 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

Dirjen Pembiayaan Perumahan Maurin Sitorus menyerahkan penghargaan Kementerian PUPR kepada pengembang perumahan

[ BERANDA ]

Apresiasi untuk Para Mitra Pembangunan PerumahanSejumlah pengembang, perbankan dan pendamping masyarakat mendapat penghargaan dari Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan dan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR). Atas kerja keras dan kerja nyatanya dalam mewujudkan Program Satu Juta Rumah

Mitra kerja yang baik ada­

lah mitra kerja yang ter­

bukti bisa bekerja de­

ngan baik dan mampu

me w u judkan bidang pekerjaannya. Se­

per ti halnya mitra kerja Direktorat Jen­

de ral (Ditjen) Penyediaan Perumahan

dan Ditjen Pembiayaan Perumahan,

Ke men terian Pekerjaan Umum dan

Pe ru mahan Rakyat (PUPR), dalam

me wujudkan Program Sejuta Rumah.

Untuk itulah, pada 25 Agustus lalu, ber­

te pat an dengan puncak acara dalam

rang kaian kegiatan Hari Perumahan

Na sional (Harpernas) ke 9 Tahun

2016, Kementerian PUPR memberikan

peng hargaan kepada mitra kerjanya,

yai tu pengembang perumahan, per­

bankan, dan pendamping masyarakat

pem bangunan rumah swadaya.

Direktur Jenderal Pembiayaan Pe­

ru mah an, Maurin Sitorus saat mem­

bu ka se mi nar nasional dengan tema

“Per ce pat an Penyediaan Rumah Me ­

la lui Ke mu dahan Perizinan” da lam

rang ka mem peringati Ha per nas di Ge ­

dung Ser ba Guna Ke men te ri an PUPR,

Ja karta, Kamis (25/8) me nga ta kan,

Ke men terian PUPR mem be ri kan apre­

siasi kepada pe ngem bang yang hingga

kini tetap ber ta h an dan mem bangun

rumah untuk mas yarakat, mes kipun

dulu pro ses pe ri zinan ba nyak tahapan,

ma kan wak tu yang la ma, biaya mahal

dan ke tidak pastian.

“Melalui pemberian penghargaan

“Melalui pemberian penghargaan ting kat Direktorat Jenderal di Ke menterian PUPR kami ingin menga pre sia si serta berharap untuk da pat men dorong para mitra kerja khu sus nya di sektor perumahan agar lebih ber se mangat untuk membangun ru mah untuk masyarakat di seluruh wi la yah Indonesia.”

ting kat Direktorat Jenderal di Ke men­

te rian PUPR kami ingin menga pre sia­

si serta berharap untuk da pat men­

dorong para mitra kerja khu sus nya

di sektor perumahan agar lebih ber­

se mangat untuk membangun ru mah

untuk masyarakat di seluruh wi la yah

Indonesia,” ujar Maurin.

Para penerima penghargaan untuk

kategori Bank Daerah yang Men du­

kung Pembiayaan Perumahan bagi

MAI

SONA

/DOK

. KEM

ENTE

RIAN

PUPR

Page 35: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 33MAISONA

[ BERANDA ]

Para pendamping masyarakat pada Program bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) menerima penghargaan sebagai bentuk aparesiasi Kementerian PUPR terhadap kinerja mereka di lapangan (bawah)

Pe gawai Negeri Sipil (PNS) yaitu Bank

Pem bangunan Daerah (BPD) Papua,

BPD Kalimantan Tengah dan BPD Nu­

sa Tenggara Barat. Kemudian, peng­

hargaan untuk kategori Pelaku Pem­

bangunan yang Mendukung Penye­

dia an Perumahan bagi Masyarakat

Ber peng hasilan Rendah (MBR) di

Wi la yah Barat diterima PT Budi Lang­

geng Persada, PT Padma Warna Artha,

dan PT Arteo Ferdian Nahrum.

Sedangkan penerima penghargaan

untuk kategori Pelaku Pembangunan

yang Mendukung Penyediaan Pe ru­

mah an bagi MBR di Wilayah Timur

adalah PT Bumi Mapanget Asri, Pe­

rumnas Cabang Kaltim, dan PT Man­

diri Pratama Putra. Se men tara peng­

hargaan untuk ka tegori Pen dam ping

Masyarakat Pem bangu n an Rumah

Swa daya diterima oleh Iswan Pajar Se­

ken Fri Muttaqin.

Program Satu Juta Rumah, lanjut

Mau rin, tidak akan berjalan dengan

baik jika tidak ada partisipasi aktif

da ri mitra kerja seperti pengembang

pe ru mahan, perbankan, pemerintah

dae rah, kementerian terkait serta mas­

yarakat. Untuk itu, pemerintah me­

lalui Kementerian PUPR akan terus

mendorong terwujudnya berbagai ke­

mu dahan khususnya dalam hal pe ri­

zin an perumahan.

Pembangunan perumahan, seperti

di akui Maurin, juga merupakan lo ko­

mo tif perekonomian Indonesia ka rena

banyak sekali industri yang ter kait

dengan program perumahan yak ni

sekitar 170 lebih industri.l

Ristyan Mega Putra dan Melisa Emeraldina

MAI

SONA

/MEL

ISA

EMER

ALDI

NAM

AISO

NA/D

OK. K

EMEN

TERI

AN PU

PR

Penghargaan kepada pengembang perumahan diharapkan dapat mendorong pembangunan rumah bagi masyarakat di daerah

Page 36: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

34 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ BERANDA ]

Upaya Melahirkan Kebijakan Penghunian di Rumah SusunUntuk mengurangi konflik dalam pengelolaan rumah susun, kebijakan yang mengatur penghuniannya, amat dibutuhkan. Kebijakan tersebut terus dibicarakan dan dibahas pemerintah dengan para pengembang.

Meminimalisir konflik antara pengelola dan penghuni rumah susun.K

ementerian Pekerjaan

U mum dan Perumahan

Rak yat (PUPR) melalui Di­

rek torat Rumah Umum dan

Ko mer sial, Direktorat Jenderal Pen ye­

diaan Perumahan bersama para pe­

ngem bang yang membangun rumah

su sun, 7 September lalu, membahas

ke bi jakan mengenai penghunian di ru­

mah susun umum dan komersial. Ber­

harap bisa meminimalisir timbulnya

kon flik yang terjadi dalam pengelolaan

ser ta penghunian di rumah susun

(rusun).

“Kami (Kementerian PUPR­red)

ber sa ma para pengembang akan te­

rus be ker jasama untuk mem ba has

ke bi jakan pengaturan ke peng hu nian

di rumah susun umum dan ko mer­

sial, ”Intinya regulasi ini adalah untuk

menga tur kepentingan kita bersama,”

ujar Direktur Rumah Umum dan Ko­

mersial, Irma Yanti saat menjadi na­

ra sum ber dalam Diskusi Nasional

Per sa tuan Perhimpunan Penghuni

Ru mah Susun Indonesia (P3RSI) de­

ngan te ma “Mencari Format Ideal Re­

gu la si Rumah Susun di Indonesia” di

Ball room The Belezza Suites Permata

Hi jau, Jakarta, Rabu (7/9).

Penyusunan regulasi tentang ru­

sun, lanjut Irma, bukan hanya menjadi

tang gung jawab pemerintah, me lain­

kan juga harus melibatkan mas ya ra kat

seperti para pakar perumahan, aka­

demisi, pelaku pembangunan serta

kon su men rusun itu sendiri. Selain

itu, pe merintah daerah (pemda) juga.

“Meng ingat pemda memiliki otonomi

serta kewenangan untuk mengatur ke­

peng hunian di rusun yang ada di dae­

rah nya masing­masing,” tuturnya.

Selain itu, Irma mengingatkan, agar

ma sing­masing pihak melepaskan

ego nya. Pasalnya, kebijakan yang a kan

dibahas tersebut untuk mengatur ke­

pen tingan bersama.

Seperti diketahui, rusun me ru pa­

kan bangunan gedung bertingkat yang

di bangun dalam sebuah lingkungan

yang distrukturkan secara fungsional,

baik ke arah vertikal maupun ho ri zon­

tal dan setiap satuan masing­masing

da pat dimiliki dan digunakan secara

ter pi sah. Kemudian dalam bangunan

ter se but dilengkapi dengan bagian

ber sama, benda bersama dan tanah

ber sama. ”Adanya bagian bersama itu­

lah yang menuntut perlunya penga tur­

an bagi para penghuni rumah su sun,”

ucap Irma.

Dengan pengaturan tersebut, Ir ma

menambahkan, penghuni yaitu mas­

yarakat dan pelaku pembangunan da­

pat menyelenggarakan kepemilikan,

peng hu nian dan pengelolaan rusun

se suai hak dan kewajibannya. “Inti

da ri ke bijakan yang diinginkan pe­

me rintah, ada lah rusun bisa menjadi

tem pat hu ni an yang nyaman bagi

mas yarakat, ser ta dapat mengurangi

ke ku rangan ke butuhan rumah di In­

do ne sia,”pung kas Irma. l

Ristyan Mega Putra

DO

K. D

ITJE

N P

EN

YE

DIA

AN

PE

RU

MA

HA

N K

EM

EN

TE

RIA

N P

UP

R

Page 37: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 35MAISONA

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

[ BERANDA ]

Menyiapkan 12.760 Unit Rusun untuk MBRMasyarakat berpenghasilan rendah (MBR) kembali berkesem-patan memiliki rumah susun yang dibangun pemerintah. Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR menargetkan membangun 12.760 unit.

Sebagai bentuk transparansi

pu blik atas kinerjanya, Di­

rek tur Jenderal (Ditjen)

Pen yediaan Perumahan Ke­

me n te r ian Pekerjaan Umum dan Pe­

ru mahan Rakyat (PR), dalam rapat

dengar pendapat (RDP) dengan DPR

memaparkan rencana kerja 2017

secara terbuka. Salah satunya, men­

tar getkan pembangunan sebanyak

12.760 unit rumah susun (Rusun) di

In donesia.

Rusun tersebut, menurut Direktur

Jen deral (Dirjen) Penyediaan Pe ru­

mah an Syarif Burhannudin, nan ti­

nya diperuntukkan bagi mas ya ra­

kat berpenghasilan rendah (MBR),

pekerja atau buruh industri, pe ga wai

negeri sipil (PNS), anggota TNI dan

Polri, mahasiswa dan para san tri

pon dok pesantren. “Target pem ba­

ngu n an rusun tahun 2017 sebanyak

12.760 unit,” ujar Syarif dalam RDP

dengan Komisi V DPR RI di Senayan,

Jakarta, 15 September lalu.

Untuk membangun rusun ter se­

but, imbuh Syarif, Ditjen Penyediaan

Perumahan Kementerian PUPR

telah menganggarkan dana se­

be sar Rp 4,754 triliun pada tahun

anggaran 2017. Anggaran tersebut

sekitar 51,71 persen dari total pa gu

anggaran Ditjen Penyediaan Pe ru­

mahan. “Kami harap dengan pem­

bangunan rusun ini pemerintah bi­

sa menyediakan hunian yang la yak

bagi masyarakat di seluruh In do­

nesia,” terangnya.

Salah satu lokasi pembangunan

hu nian vertikal untuk MBR yang kini

se dang didorong oleh Kementerian

PUPR adalah rusun di Kemayoran.

Ru sun itu, lanjut Syarief, nantinya

se telah selesai dibangun akan di­

ma n faatkan sementara untuk wisma

atlet dalam kegiatan Asian Games

2016. “Untuk rusun di Kemayoran

nan tinya termasuk rusun tingkat

ting gi mulai 18 lantai, 24 lantai dan

32 lantai. Jumlahnya sebanyak 7.426

unit,” katanya.

Pembangunan Rusun itu, salah

sa tu tujuannya untuk mengatasi

ka was an kumuh. Menurut Syarief,

untuk itu pihaknya membangun

ru sun dengan target sebesar 3.050

unit, buruh industri 222 unit, PNS

706 unit, TNI 510 unit, Polri 322 unit,

ma ha siswa 224 unit dan untuk santri

pon dok pesantren sebanyak 300

unit. “Persentase penerima manfaat

ru mah susun tersebut sesuai dengan

ara han Bappenas guna men ye le­

sai kan backlog perumahan di In do ­

nesia,” pungkasnya. l

Ristyan Mega Putra

Dirjen Penyediaan Pe ru mah an Syarif Burhannudin sedang meninjau kesiapan rusun di cibubur.

“Kami harap dengan pembangunan

Rusun ini pemerintah bisa menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat

di seluruh Indonesia”

Page 38: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

36 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ BERANDA ]

Menertibkan PP Pengadaan Rumah Susun Pengadaan rumah susun (rusun) hingga kini masih banyak membutuhkan payung hukum. Salah satunya, payung hukum yang mengatur pengelolaan barang milik bersama di rusun.

Rusunawa Universitas PGRI Adi Buana SurabayaI

ngin tertib dan jelas aturan ten­

tang hak dan tanggung jawab,

ten tu payung hukumlah yang

di bu tuhkan. Seperti itu pula ke­

bu tuhan untuk menga tur pengadaan

dan pengelolaan Ru sun. Menurut Se­

kretaris Direktorat Jenderal Pen ye dia­

an Perumahan Kementerian Pe ker­

ja an Umum dan Perumahan Rakyat

(PUPR) Lukman Hakim, peraturan pe­

me rin tah tentang pengadaan rumah

su sun akan segera ditertibkan pada

ta hun ini.

“Regulasi ini, akan menjadi aturan

tek nis sebagai turunan dari Undang­

Un dang No 20 Tahun 2011 tentang

Ru mah Susun,” tutur Lukman, 14 Sep­

tember lalu, di Jakarta. Banyaknya

jum lah rumah susun yang kini mulai

di bangun hampir di setiap kota­ko ta

besar di Indonesia, lanjutnya, mem bu­

tuhkan payung hukum dalam meng a­

tur pengelolaan barang milik ber sa ma

yang ada di bangunan ter sebut.

Karena itu penting mendapat pe­

nanganan dan perhatian yang se rius

dari pemerintah. Lukman men je las­

kan, pembangunan rusun di sejumlah

dae rah akan menjadi salah satu solusi

keterbatasan lahan yang bisa di gu­

na kan untuk hunian. Dengan ada nya

payung hukum yang jelas, maka mas­

yarakat bisa menyesuaikan diri tinggal

di rusun tersebut kelak.

Payung hukum itu juga akan me­

ng a nti si pasi adanya konflik yang ke ­

“Definisi tentang barang bersama di rumah susun

perlu dijabarkan lebih lanjut, supaya

setiap penghuni tahu akan hak dan

kewajibanya.”

rap ter jadi akibat kepemilikan ben da,

fa si li tas, sampai hak guna ta nah ber sa­

ma. “Definisi tentang ba rang bersama

di rumah susun perlu di jabarkan le­

bih lanjut, supaya se ti ap penghuni

ta hu akan hak dan kewajibanya.” ujar

Lukman.

Selain itu, ungkap Lukman, se ka­

rang ini banyak sekali keluhan ma s ya­

rakat terkait orientasi pengelolaan ru­

mah susun, seperti tarif listrik dan air

yang berbeda­beda. Untuk itu, Lukman

dan timnya telah melaksanakan ke gi a­

t an pen yu sunan peraturan per un dang

­ un dang an bidang pe ru ma h an. “Pem­

bi na an untuk pe ra tu ran UU bidang

pe rumahan ini sa ngat di butuhkan,”

pungkasnya. l

Kompu – Ditjen Penyediaan Perumahan

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 39: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 37MAISONA

[ BERANDA ]

Siap Menampung Atlet Asian Games Wisma atlet dalam bentuk rumah susun (rusun) untuk Asian Games, pada Desember, akan berdiri di Palembang. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun lima tower rusun wisma atlet.

Kunjungan Bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat peresmian dimulainya pembangunan Rusun Atlet.A

sian Games 2018, ren­

cananya akan di ge lar di

Jakarta dan Pa lem bang,

mengingat leng kapnya

fa si li tas olahraga ber stan dar in ter­

na sional di dua kota ter se but. Untuk

tem pat tinggal pa ra atlet nya selama

ber tanding, Ke men terian PUPR ber­

kon tribusi membangun lima to wer

ru sun, yang diperuntukkan se bagai

tempat tinggal atlet selama ber tan­

ding di Asian Games kelak.

Guna mendukung Asian Ga mes

2018 dan Program Satu Juta Ru mah,

Men teri Pekerjaan Umum dan Pe­

rumahan Rakyat (PUPR), Ba su ki

Ha di mul jono meresmikan di mu­

lai n ya  pembangunan dan Laun­ching pe masaran rusun umum di

Kom plek Jakabaring Sport City

(JSC), Palembang, Sumatera Se la t an

(Sumsel), 9 September lalu. Me nu rut

Menteri Basuki, rusun umum se ni lai

Rp600 miliar tersebut tidak mem be­

bani APBN.

Dengan menjalin sinergi de­

ngan pemerintah daerah da lam

hal pen yediaan lahan dan pe ri zin­

an ser ta sektor perbankan da lam

hal pen danaan, menurut Ba su ki,

Pro gram Se juta Rumah dan pe na­

nga n an back log perumahan dapat

te re a lisasi . “Proyek Ja ka baring Pa­

lem bang ini dapat di ja dikan contoh

gu na mempercepat Pro gram Sejuta

Rumah,” katanya.

Dalam pelaksanaannya, tiga to wer Rusun sudah selesai tahun

2015 la lu dan sisanya sebanyak dua

tower di targetkan selesai Desember

2016. Menurut Kepala Satuan Ker ­

ja Penyediaan Rumah Susun Stra ­

tegis Direktorat Rumah Susun Dit jen

Penyediaan Perumahan Ke men te­

rian PUPR Erizal di Kantor Ke men­

terian PUPR, Jakarta, akhir pe kan

lalu, dua tower rusun atlet lain ­

nya hingga kini masih dalam pem­

bangunan.

“Adanya pembangunan rusun

ter sebut merupakan salah satu ben­

tuk dukungan Kementerian PUPR

terhadap pembangunan infra struk­

tur Asian Games. Rusun ter sebut

akan dimanfaatkan sebagai wisma

atlet yang akan berlaga di ajang

A sian Games 2018,” ujar Erizal.

Usai Asian Games, lanjut Eri zal,

Rusun tersebut akan di se rah te ri­

makan kepada pe me rin tah dae rah

untuk digunakan sebagai tem pat

ting gal masyarakat yang me m bu­

tuh kan hunian yang la yak. “Ru sun

atlet ini rencananya di bangun se­

tinggi lima lantai dan me mi liki luas

36 meter persegi. Ka mi ju ga sudah

melengkapi Rusun ini dengan me­

be lair seperti tempat ti dur, lemari

pakaian, meja dan kursi. Jadi setelah

Asian Games selesai pemda bisa

memanfaatkannya un tuk tempat ti­

ng gal masyarakat yang belum me mi­

li ki rumah layak huni,” pung kasnya.

l Ristyan Mega Putra

MAI

SONA

/DOK

. KEM

ENTE

RIAN

PUPR

Page 40: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

38 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

FOTO

: DOK

KEM

ENTR

IAN

PUPR

38 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

Page 41: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 39MAISONA

Di awal menjabat

sebagai Menteri

Perumahan Rakyat

(Menpera), Asy’ari

menargetkan

pembangunan 4.600 unit rumah

dalam program 100 hari kerjanya.

Asy’ari, saat itu juga pernah

menggulirkan idenya membentuk

badan perumahan, dengan tujuan

Program Satu Juta Rumah sebenarnya melekat dengan program inti yang pertama kali dijalankan oleh Mohammad Yusuf Asy’ari saat menjadi Menteri Perumahan Rakyat periode 2004 – 2009. Karena itu, mantan menteri kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 21 Oktober 1945, ini meyakini Program Satu Juta Rumah mampu memberikan pelayanan dan pembangunan permukiman kepada masyarakat luas. “Bukan jumlahnya yang penting, tetapi semangatnya,” ujar Yusuf Asy’ari saat dulu masih menjadi Menteri.

Mohammad Yusuf Asy’ariSang Pencetus Hari Perumahan

meningkatkan pembangunan

rumah informal. “Saya diberi target

untuk melipatgandakan kecepatan

pembangunan rumah menjadi tiga

kali lipat hasil tahun lalu,” ujarnya

saat itu.

Keberadaan badan perumahan

tersebut memang diarahkan Asy’ari

untuk menangani pembangunan

[ TAMU ]

Page 42: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

40 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ TAMU ]

rumah informal seperti

pembangunan rumah di kawasan

kumuh, pembangunan prasarana

dasar perumahan dan perbaikan

kualitas lingkungan hunian.

“Fokus kami adalah memfasilitasi

pembangunan rumah

sederhana sehat dan membantu

peningkatan mutu hunian bagi

masyarakat,” jelasnya.

Salah satu targetnya dalam

lima tahun mendatang saat itu,

adalah berupaya mewujudkan

pembangunan rumah sehat

sederhana (RSH) yang seimbang

dengan pembangunan proyek

properti lain yang menjamur

dewasa ini. Salah satu upaya yang

akan diterapkan oleh Asy’ari

adalah mewajibkan kepada

pengembang yang membangun

rumah mewah agar menyisihkan

alokasi dananya untuk

membangun RSH.

Diakui Asy’ari, kementerian

Perumahan tidak bertugas

membangun rumah, tetapi hanya

memfasilitasi dan mempercepat

proses pembangunan

perumahan. Instansi yang paling

kompeten untuk membangun

rumah adalah perusahaan

pengembang. Karena itu, saat

ia menjadi Menpera berupaya

mendekati dan bekerja sama

dengan pengembang.

Dalam kegiatannya ketika masih

Sekretaris Ditjen Penyediaan Perumahan Lukman Hakim (kiri) menyerahkan penghargaan kepada mantan Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Asy’ari pada puncak Peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) tahun 2016.

Fokus kami adalah memfasilitasi

pembangunan rumah sederhana

sehat dan membantu

peningkatan mutu hunian bagi

masyarakat.

MAI

SONA

/MEL

ISA

EMER

ALDI

NA

Page 43: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 41MAISONA

[ TAMU ]

menjadi Menpera, Asy’ari dikenal

dekat dengan para bawahannya.

Hal itu tampak ketika ia menghadiri

acara peringatan Hari Perumahan

Rakyat (Hapernas) ke­9, pada

25 Agustus lalu. para pegawai di

Direktorat Jenderal Penyediaan

Perumahan dan Direktorat Jenderal

Pembiayaan Perumahan, tampak

bergantian menyalami Asy’ari.

Adapun penghargaan kehormatan

yang diberikan Kementerian PUPR

kepada Asy’ari, karena ia adalah

tokoh yang mendeklarasikan

pertamakali Hapernas. Atau disebut

juga sebagai pencetus Hapernas,

yang setiap tahun diperingati setiap

tanggal 25 Agustus.

Asy’ari adalah lulusan S1 Akuntansi

Universitas Gadjah Mada dan

S2 Ilmu Komunikasi Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

Sebelumnya, ia pernah menjabat

sebagai Direktur Keuangan RCTI

dan anggota DPP Partai Keadilan

Sejahtera.

Asy’ari menikah dengan Siti

Zainab, seorang dosen di Fakultas

Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah

dan dikaruniai empat orang anak;

dua perempuan dan dua laki­laki.

l Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan Perumahan

Beberapa kegiatan kunjungan kerja M Yusuf Asy’ari saat menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat.

DOK.

KEM

ENTE

RIAN

Page 44: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

42 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ KABAR SNVT ]

Dua Perumahan Gratis bagi MBR di Raja AmpatDalam rangka mengembangkan Kabupaten Raja Ampat, Kementerian PUPR membangun dua perumahan untuk MBR. Agar masyarakat di salah satu dari 10 destinasi wisata nasional itu juga terjamin kesejahteraannya.

Kawasan wisata Raja Ampat

yang terkenal dengan pu­

sat dari segitiga karang

du nia, sehingga alam ba­

wah lautnya menjadi idola para wi­

sa tawan di kalangan penyelam dunia

itu, sudah sepatutnya menjadi fokus

pem bangunan pemerintah. Tak pe lak

Menteri Pekerjaan Umum dan Pe ru­

mah an Rakyat (PUPR) terjun langsung

mengunjungi wilayah destinasi wi sa ta

unggulan Indonesia di wilayah “Ke­

pa la burung” Papua Barat itu, untuk

me nin jau pembangunan dua kawasan

pe ru mah an dan pembangunan jalan

lingkar Ra ja Ampat sepanjang 342

kilometer, 4 September lalu.

Menteri PUPR Basuki Hadimul­

jo no, Bupati Raja Ampat Abdul Fa ris

Um lati, Dirjen  Penyediaan Pe ru ma h­

an Sya rif Burhanuddin, Dir jen Pem ­

bi a ya an Perumahan Maurin Si to rus,

Di rek tur Pem bangunan Ja lan A Ga ni

Ga zali  dan Kepala Biro Ko mu ni ka­

si Pu blik, pertama meninjau pem ba ­

ngun an 50 unit rumah di Dis trik Te­

luk Mayalibit, Kampung War sam bin

Kabupaten Raja Ampat yang di pe­

runtukan gratis bagi mas ya ra kat ber­

peng hasilan rendah  yang di ker jakan

oleh PT Talago Raya dengan da na

APBN tahun 2016 sebesar Rp9,6 mil yar.

Selain di Kampung Warsambin,

rom bongan Menteri PUPR juga me nin­

jau pembangunan Rumah Khusus se­

ban yak 50 unit, di Kampung Waiman,

Dis trik Batanta Selatan, Kabupaten

Ra ja Ampat. Pembangunan Rumah

Khu sus (Rusus) tersebut, ditargetkan

bi s a selesai pada November tahun ini.

Rumah Khusus yang dibangun oleh Ditjen Penyediaan Perumahan di Raja Ampat.

Ru sus ini harus dihuni tepat sasaran,

se hi ng ga mampu mengurangi jumlah

pen duduk yang belum mempunyai ru mah

Di lokasi Rusus tersebut, Men teri

Basuki berkesempatan ber ceng kra­

ma dengan warga calon peng hu ni

Ru sus, yang diharapkan da pat me ­

man fa atkan calon tempat hu ni an nya

dengan sebaik­baiknya. Ke pa da calon

penghuni dan pe lak sa na pem ba ngun­

an, Basuki juga ber pesan, agar tidak

mengubah keaslian, keasrian dan tetap

men jaga lingkungan sekitar.Rusus.

“Ru sus ini harus dihuni tepat sasaran,

se hi ng ga mampu mengurangi jumlah

pen duduk yang belum mempunyai ru­

mah,” ucapnya. l Junaidi

MAI

SONA

/JUN

AIDI

Page 45: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 43MAISONA

[ KABAR SNVT ]

Siap-siap untuk Tahun DepanProgram pembangunan perumahan tahun 2017, kalau tidak dipersiapkan bisa jadi akan keteteran. Untuk itu Ditjen Penyediaan Perumahan menggelar rapat koordinasi, agar hubungan pusat dan daerah (SNVT) dalam program pembangunan perumahan 2017 berjalan baik.

Agar program pem ba ngu n­

an pe rumahan sukses, Di ­

rek to rat Jenderal (Ditjen)

Pe n ye diaan Pe ru mah an

Ke men te rian Pekerjaan Umum dan

Pe ru mah an Rakyat (PUPR), akhir Sep­

tem ber lalu menggelar Rapat Koor­

di na si (Rakor) Bidang Perumahan

Ta hun 2016. Acara tersebut dihadiri

per wakilan dari masing­masing di ­

rek torat di Kementerian PUPR, pe r­

wa kilan sa tuan kerja (satker) pusat,

Satuan Ker ja Non­Vertikal Tertentu

(SNVT) dari 33 pro vinsi, satker de­

kon sentrasi dan per wa kilan pokja

dari 34 provinsi.

“Sebagai perpanjangan tangan

Dit jen Penyediaan Perumahan di

dae rah, SNVT diharapkan dapat ber­

pe ran le bih baik, karena bila dulu ka­

mi harus bo lak balik ke daerah untuk

me mantau pem bangunan, sekarang

ada SNVT yang lebih dekat dengan

lo ka si dan da pat terus memantau

pe laksanaan pem bangunan,” tu tur

Se kretaris Di rek torat Jenderal (Ses­

dit jen) Pen ye dia an Perumahan, Luk­

man Hakim da lam pi dato pem bu ka­

an saat rakor.

Adanya rakor tersebut, Luk man

ber harap dapat menjadi wadah sila­

tu rah mi untuk meningkatkan koor­

di na si dan kerjasama antara pusat

dengan dae rah dan antar­daerah,

ka re na da lam pelaksanaannya se­

mua saling ter kait dan diharapkan

da pat saling men dukung.

Lukman menambahkan, bahwa

r a kor ini juga dilaksanakan da lam

rang ka mem peringati Hari Habitat

Du nia yang akan diperingati pada 3

Okto ber 2016 dengan tema “Housing at the Centre”.

Sekretaris Ditjen Penyediaan Perumahan Lukman Hakim memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Bidang Perumahan Tahun 2016.

Kepala Dinas PU Provinsi Ba­

li, I Nyo man Astawa Riadi yang ju­

ga hadir da lam acara ter se but  me­

nyam paikan bah wa program Ban­

tu an Stimulan Pe ru mahan Swa da ya

(BSPS) atau be dah rumah sa ngat

ber peran di Bali, di samping pro­

gram penyediaan pe ru mahan lain­

nya. “Kami berharap pem ba ngunan

pe ru mah an di Bali tetap me les ta ri­

kan bentuk rumah tradisional Ba li,

dalam rangka melestarikan bu da ya

Bali,” ujarnya. l

Melisa Emeraldina dan Ristyan Mega Putra

... untuk meningkatkan koor di na si dan

kerjasama antara pusat dengan daerah dan

antar daerah, karena da lam pelaksanaannya

semua saling ter kait dan diharapkan dapat

saling men dukung.MAI

SONA

/MEL

ISA

EMER

ALDI

NA

Page 46: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

44 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

MENIKMATI SURGA KECIL DI BUMI PAPUA

[ JELAJAH ]DO

K KE

MEN

TERI

AN PU

PR

44 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

Page 47: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 45MAISONA

Kunjungan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ke Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, diwarnai indahnya wilayah kepulauan di kawasan “Kepala Burung” itu. Maklum, Raja Ampat adalah salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia.

Sambil menyelam minum air. Barangkali itulah pepatah yang

tepat, ketika rombongan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan kunjungan kerja ke

Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, awal September

lalu. Karena kawasan kepulauan ini, keindahan alamnya amat

menakjubkan, baik panorama daratannya maupun bawah lautnya.

Tak mengherankan bila Raja Ampat sebagai kawasan destinasi wisata

Edisi 01 TH I [2016] 45MAISONA

Page 48: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

46 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ JELAJAH ]

yang bersih, serta ditumbuhi

pepohonan hijau. Selain Wayag,

ada gugusan Pulau Painemu yang

tak kalah cantik. Presiden Jokowi

sempat berkunjung kemari saat

Tahun Baru 2016. Sebuah foto

dirinya di Painemu pun diunggah

dengan bertuliskan caption, “Pulau

Pianemo (Painemu­red) di Raja

Ampat, sangat indah. Surga kecil di

Tanah Papua­Jkw.”

Ada Lukisan MisteriusDi bagian selatan Raja Ampat,

ada Pulau Misool yang jadi pulau

terbesar di kabupaten ini. Pesona

Misool tak kalah dengan pulau­

pulau lainnya. Menariknya lagi, di

Pintu masuk cotage Raja Ampat, di Pulau Waigeo.

“Pulau Pianemo (Painemu-red) di Raja Ampat sangat indah. Surga kecil di

Tanah Papua. ”

seluas 4,5 juta hektare itu, ada yang

menjulukinya sebagai surga kecil

yang jatuh di bumi. Wilayah Raja

Ampat terdiri dari empat gugusan

pulau besar, yaitu Waigeo, Misool,

Salawati dan Batanta. Berbagai

sisinya menampilkan keindahan

yang begitu memanjakan mata

Waisai adalah ibu kota Raja

Ampat terletak di Pulau Waigeo.

Kota ini memiliki berbagai objek

wisata menarik, mulai dari Pantai

Waisai Torang Cinta (WTC) hingga spot foto tulisan besar “Raja Ampat”.

Selain Waisai, jelas berbagai daerah

di seputaran Raja Ampat, seperti

Wayag sangat layak dikunjungi.

Pulau Wayag ini, merupakan

gugusan pulau karst ikonik Raja

Ampat yang keindahannya telah

mendunia.

Pulau karst tersebut tersebar di

perairan bergradasi biru kehijauan

Joko Widodo Presiden Republik

Indonesia.

[ JELAJAH ]

Page 49: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 47MAISONA

[ JELAJAH ]

Raja Ampat, Indahnya Pantai

Pulau Waigeo.

Riangnya anak-anak Pulau Waisai, Raja Ampat

bermain di pantai.

Misool Anda dapat melihat lukisan

misterius di Gua Telapak Tangan.

Pada salah satu sisi dinding gua

terdapat lukisan telapak tangan

yang diyakini buatan manusia

purba. Selain telapak tangan, ada

pula gambar ikan, perahu dan aneka

bentuk unik lainnya.

Kalau mau berenang dengan

ubur­ubur tak menyengat pun

bisa lho. Ada sekitar 3 danau yang

menjadi rumah bagi ubur­ubur

tak menyengat. Berenang di sana

tergolong aman. Selain ubur­ubur

tak menyengat di Misool, masih

banyak hewan langka yang bisa

ditemui di Raja Ampat. Sebut saja

burung cenderawasih yang berjuluk

“Bird of Paradise” alias burung

surga. Habitat aslinya ada di Desa

Sawinggrai, Distrik Meos Mansar.

Bagaimana dengan panorama

bawah lautnya? Yang pasti,

keindahannya mendapat ancungan

jempol dari turis­turis internasional

yang berkunjung ke Raja Ampat.

Raja Ampat memiliki lebih dari

1.000 spesies berbeda dari ikan,

penyu, hiu dan pari manta.

Kemudian, 75% spesies terumbu

karang ada di daerah kepulauan

tersebut. Airnya yang begitu jernih

juga membuat jarak pandang rata­

rata lebih dari belasan meter. Tak

mengherankan kalau Raja Ampat

disebut­sebut sebagai destinasi

snorkeling terindah di dunia. l

Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan

Perumahan

FOTO

-FOT

O DO

K KE

MEN

TERI

AN PU

PR

Page 50: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

48 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

Diawali dengan

kesulitan ekonomi,

Ayla Dewi A. Aldjufrie,

MBA, kini sukses

sebagai agen properti

dengan bendera bisnisnya, Property

Consultant Ayla and Associate.

Padahal bisnis itu dimulai Ayla

ketika ia kesulitan ekonomi saat

bersekolah di Singapura. Hingga

pada suatu ketika, ia ditawari oleh

teman yang sudah terlebih dahulu

menjadi agen properti di “negeri

singa” itu, untuk ikut memasarkan

properti di negara itu. Saat itulah,

Ayla memulai profesi sebagai

seorang sales properti.

Sembari tetap menjalankan

aktivitas menuntut ilmu, Ayla

dengan gigih memasarkan

sebuah ruko di Singapura.

“Ada salah satu klien

yang saya kenal tertarik

untuk membeli ruko

tersebut. Mungkin

karena dia melihat

saya sangat gigih

menawarkannya, jadi

kasihan dan akhirnya

beli,” kenang Ayla

sambil tertawa.

Dari transaksi itu,

Ayla mengantongi

komisi yang

Ayla Dewi A. Aldjufrie

Sukses Berkat Kesulitan Ekonomi

[ INTERMEZZO ]

tidak kecil, sebesar S$ 6.000.

Dengan merasakan keuntungan

yang begitu besar, Ayla benar­

benar tertarik untuk lebih

menekuni bisnis ini. Ia lalu

memutuskan untuk pulang ke

Tanah Air dan memilih Pulau

Bali sebagai tempat tujuan

berbisnis properti. Ia pun harus

mengorbankan studinya di luar

negeri. “Bagi saya, menjalankan

sebuah usaha harus fokus agar

hasilnya maksimal,” tegas istri

Fauzi AldJufrie, developer yang

sudah malang melintang di

industri properti itu. l

Disela ­ sela

acara ground breaking di Kabupaten

Sorong Selatan,

Provinsi Papua Barat, Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki

Hadimuljono, pada September

lalu, berkesempatan menyerahkan

buku reporter cilik dengan judul

“Pemimpin Masa Depan”. Buku

tersebut secara simbolis diserahkan

kepada 5 sekolah Dasar (SD) dan

perwakilan Dinas Pendidikan

Kabupaten Sorong.

Buku reporter cilik tersebut

berisi hasil wawancara dari

reporter cilik dengan Presiden,

Wakil Presiden, dan para menteri

Kabinet Kerja. Salah satunya

hasil wawancara dengan Menteri

PUPR. “Jadilah anak Indonesia

yang berani dan jangan cengeng

karena ke depan kompetisi sangat

berat” kata Basuki saat wawancara

dengan 8 orang reporter cilik binaan

salah satu media cetak di Jakarta,

Desember tahun lalu.

Di samping itu Menteri

Basuki dalam buku tersebut juga

berpesan, agar anak Indonesia

dapat menguasai ilmu dengan

sebaik­baiknya agar kita menjadi

kuat. “Yang lebih penting lagi selalu

berdoa kepada Sang Pencipta dan

tidak memiliki sifat dengki sama

seseorang,”pungkasnya. Barangkali

pesan dari buku tersebut tak hanya

untuk calon pemimpin masa depan

saja, juga bagi seluruh PNS di

Kementerian PUPR. l

Jangan Cengeng

48 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

Page 51: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 49MAISONA

[ INTERMEZZO ]

Mengabdi selama 30

tahun sebagai

pegawai negeri

sipil (PNS) dengan

penuh dedikasi

dan prestasi yang baik, tentu

membanggakan. Itu pula yang

ditunjukkan Suharlin, S.Sos.,

M.Si. Hasilnya? Buah dari konsis­

ten si dan ketekunan itu adalah

“Penganugerahan Tanda

Ke hor matan Satya Lancana Karya

Satya” dari Presiden Joko Widodo

(Jokowi). Suharlin yang oleh rekan

sejawatnya biasa disapa Lina

ini telah menunjukkan totalitas

dalam pengabdiannya; setia, jujur,

Mensyukuri Penghargaan 30 Tahun Jadi PNS

cakap dan disiplin. Sebagai PNS,

Lina menjalaninya dengan penuh

kesetiaan kepada Pancasila dan UUD

1945, negara dan Pemerintah RI.

Atas penghargaan tersebut,

Lina mengaku amat bersyukur.

“Saya bersyukur kepada Allah

bila pekerjaan saya ini memang

dihargai oleh negara dan

pemerintah, kendati bagi PNS

seperti saya memang sudah

seharusnya mengabdi dengan

baik untuk negaranya,” tutur

PNS yang kini menjabat sebagai

Kasubag Komunikasi Publik Bagian

Hukum dan Komunikasi Publik,

Sekretariat Ditjen Penyediaan

PerumahanKementerian PUPR.

Bagi Lina, suka dukanya men­

jadi PNS ini memang sangat te rasa

sekali bila ingat kembali ma sa­masa

awal menjadi PNS. Me nurutnya,

ia menjadi PNS se lu lus SMA pada

tahun 1985. “Gaji per tama saya cuma

Rp19 ribu,”ujar Lina yang mengaku 7

tahun lagi pensiun itu.

“Ke depannya saya hanya

ingin program­program di Ditjen

Pen yediaan Perumahan dan Pro­

g ram Sejuta Rumah bisa ter pu ­

bli kasi secara baik, bukti per ta­

nggung jawaban Ditjen Pen ye diaan

Perumahan kepada publik. Saya

juga berharap terjadi sinergi antar

di rektorat, sehingga gaung Ditjen

Penyediaan Perumahan Kementerian

PUPR semakin luas,,” pung kasnya. l

Tim Komunikasi Publik Ditjen Penyediaan

Perumahan

Suharlin, S.Sos., M.Si, mendapatkan ucapan selamat langsung dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

MAI

SONA

/DOK

KEM

ENTE

RIAN

PUPR

Page 52: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

50 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ ALBUM ]

Semangat MengabdiMenjadi insan Direktorat Jenderal (Ditjen)

Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR sudah semestinya memiliki semangat dalam pengabdian sesuai dengan moto: “Bekerja keras, bergerak cepat, dan bertindak tepat serta berani, kuat, dan berjiwa seni” Salah satunya, melalui olahraga, maka semangat bisa terus dikobarkan.

Selain harus terus bersemangat, kekompakan pun menjadi ciri insan Dijen Penyediaan Perumahan dalam melaksanakan tugas yang semakin berat dan banyak. Sebanyak dan seberat apa pun tugas yang diberikan kepada Kementerian PUPR, seperti kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mudah-mudahan akan menjadi tugas yang mulia sepanjang pengabdiannya sebagai pegawai negeri sipil. lFO

TO-F

OTO:

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 53: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

Edisi 01 TH I [2016] 51MAISONA

[ ALBUM ]

Rusun Sang Pengawal Presiden

Rasanya memang tak adil. bila Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), yang tugasnya penuh risiko dalam mengamankan presiden, tak memiliki tempat bernaung sebagai hunian. Untuk itulah, kemudian rumah susun bagi sang pengawal presiden pun dibangun dan kini telah berdiri megah di kawasan Markas Komando (Mako) Paspampres.

Komandan Paspampres Bigjen TNI Bambang Suswanto mengatakan, Rusun Mako Paspampres ini sudah dilengkapi listrik, air, dan lift untuk menunjang kebutuhan penghuninya. “Karena itu, kami berterima kasih atas bantuan Kementerian PUPR membangun hunian bagi para prajurit Paspampres,” ujar Bambang, Juni lalu. lFO

TO-F

OTO:

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 54: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU

52 Edisi 01 TH 1 [2016]MAISONA

[ TIPS ]

Semakin terbatasnya lahan

di perkotaan, membuat

pengembangan pemukiman

kini pembangunannya

dilakukan secara vertikal, alias

membangun perumahan secara

tersusun ke atas. Lazimnya dikenal

sebagai rumah susun (rusun).

Tinggal atau menghuni rusun

jelas berbeda dengan tinggal di

rumah tapak. Mengingat kondisi

ruang rusun yang berdampingan

tanpa sekat halaman samping atau

halaman depan, satu atap, lorong

jalan yang sempit namun digunakan

secara bersama, serta penggunaan

tangga­tangga naik antara lantai

per lantai, serta lift yang digunakan

secara bersama.

Melihat kondisi seperti itu,

tentu harus tahu dan menyadari

bagaimana memilih dan tinggal di

rusun. Untuk itu jika menghuni

rusun harus:

1. Memilih rusun yang

pengelolanya bekerja

dengan hati.

2. Untuk keadilan, ada

pembatasan lamanya

tinggal di rusun, agar bisa

digunakan masyarakat yang

membutuhkan hunian.

3. Perlu ada sumber dana lain

untuk menunjang biaya

operasional rusun.

4. Memiliki sikap saling

menghormati antara

penghuni rusun. Jangan

sampai Anda menjadi

orang yang individualis

dan bersikap tidak toleran

dengan lingkungan sekitar.

5. Jangan letakkan barang­

barang di koridor rusun.

Sebisa mungkin barang­

barang dipilah dan dipilih.

Jika tidak diperlukan, bisa

dijual atau bahkan dibuang

saja, sehingga tak ada lagi

barang­barang yang ditaruh

di koridor rusun.

6. Cari tahu sedetail mungkin

apa saja hak­hak Anda

sebagai penghuni ke

pengelola rusun, misalnya

terkait penggunaan fasilitas

bersama. Begitu juga

dengan kewajiban Anda,

misalnya, membayar iuran

pemeliharaan lingkungan

(IPL), agar bisa dirawat

dengan baik.

7. Mematuhi peraturan

yang dibuat berdasarkan

kesepakatan bersama.

8. Aktif dalam forum­forum

bersama yang ada di

lingkungan rusun Anda.

Dengan sikap seperti itu,

maka harapan tinggal di rusun

secara aman, nyaman, hak dan

kewajibannya diperhatikan, akan

terwujud. l Ristyan Mega Putra

Cara Nyaman dan Aman Tinggal di Rumah Susun

Mematuhi peraturan

yang dibuat berdasarkan kesepakatan

bersama.

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 55: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU
Page 56: DITJENPP PUPRperumahan.pu.go.id/ditpnp/assets/uploads/maisona/maisona1.pdf · Volume 01 - Tahun I - Oktober 2016 Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR TARGET SATU