diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/wasiat... ·...

73

Upload: others

Post on 23-Sep-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang
Page 2: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang
Page 3: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Diterbitkan sejak tahun 1970 ISSN 0853-0917

WASIAT menggunakan kertas daur ulang agar lebih ramah lingkungan.

Ada yang berbeda dalam perjumpaan kita kali ini. Pertama, mulai edisi ini, renungan Wasiat akan diasuh oleh tim redaksi yang baru karena tim redaksi yang lama telah berakhir masa baktinya. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Pdt. Nanang, Pdt. Novita Sutanto, Pdt. Henni Herlina dan Pdt. Essy Eisen atas pelayanannya selama ini. Kiranya tim yang baru dapat melanjutkan pekerjaan yang baik yang telah Bapak Ibu lakukan selama ini. Kedua, edisi kali ini tidak dicetak secara fisik, dalam bentuk buku seperti biasanya, melainkan diterbitkan secara digital dengan format PDF. Hal ini terjadi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang saat ini sedang melanda dunia, termasuk Indonesia. Percetakan tidak beroperasi, dan banyak toko buku, gereja, dan sekolah yang ditutup sementara, mengakibatkan proses distribusi tidak dapat berjalan dengan lancar.

Semoga keadaan akan segera membaik dan kita semua berhasil melewati situasi ini dengan pertolongan Tuhan. Kami juga berharap kiranya renungan-renungan yang ditulis oleh Pdt. Eko Priliadona Susetyo dan Pdt. Henni Herlina dapat menguatkan kita di masa-masa sulit ini.

Selamat membaca!Tim Redaksi WASIAT

Penanggung Jawab: Pdt. Arliyanus Larosa

Redaktur:Pdt. Mestika Hulu

Penulis: Pdt. Eko PriliadonaPdt. Henni Herlina

Bima Adi

Artistik: Victory Valentino

Alamat: Graha Arteri Mas

Kav. 19 - 20Jl. Panjang No. 68

Kedoya - Jakarta 11520

Telepon:+62 21 583 03398+62 21 583 03498

Website: www.ykb-wasiat.org

E-mail: [email protected]

Pembayaran melalui: Bank Mandiri Jakarta - Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

MarketingBCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Persembahan Kasih melalui:BCA Bidakara

A/C 450 305 2990a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahunRp. 8.000,-/eksemplar

Foto SampulGamelan Jawaoleh Nanang

Page 4: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 1 Juli 2020

PERINGATAN Matius 11:20-24

Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya

(Mat. 11:20)

Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terbakar. Kerugiannya ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Penyebab kebakaran diduga adalah konsumen yang mengisi bahan bakar, tanpa mematikan mesin kendaraan. Padahal, tanda larangan menyalakan mesin kendaraan saat pengisian bahan bakar berlangsung telah dipasang di SPBU tersebut.

Apabila pengabaian terhadap tanda larangan di SPBU saja berdampak kerugian yang sangat besar, bagaimana jika kita mengabaikan Tuhan? Tuhan Yesus dalam Injil Matius 11:20-24 memberi jawaban. Dalam perikop tersebut, Tuhan Yesus mengecam beberapa kota yang menolak bertobat. Khorazim dan Betsaida adalah dua kota penting di mana Injil diberitakan. Di dekat kedua kota itu, Yesus dan murid-murid-Nya membuat banyak mujizat. Di sana Yesus berjalan di atas air, menyembuhkan orang buta dan memberi makan 5000 orang. Akan tetapi, orang-orang Yahudi di Khorazim dan Betsaida menolak untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Bahkan, mereka menolak untuk meninggalkan kejahatan mereka; mereka menolak berbalik kepada Allah. Akibatnya, Yesus mengecam mereka, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung” (ay. 21).

Mengabaikan larangan berdampak celaka. Demikian juga bila kita mengabaikan Tuhan. Oleh karena itu, bertobatlah segera, dengarkan firman-Nya!

REFLEKSI:Mulailah hari ini dengan mendengarkan dan melakukan firman-Nya.

Mzm. 47; Yes. 51:1-3; Mat. 11:20-24

Page 5: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 2 Juli 2020

PERTOLONGAN YANG TEPATKejadian 25:19-27

Berdoalah Ishak kepada Tuhan untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; Tuhan mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.

(Kej. 25:21)

“Papa, tolong bukakan ini ,” pinta putri saya sambil menyodorkan sebungkus makanan keci l . Ia sering meminta bantuan saya ketika mengalami kesulitan.

Kesulitan atau pergumulan bisa menghampiri semua orang, tak terkecuali seorang anak kecil atau sebuah keluarga yang takut akan Tuhan, seperti ke luarga I shak . Sete lah menikah i R ibka , I shak mendapati Ribka mandul . Tuhan telah menutup rahim Ribka. Artinya, hampir t idak mungkin Ishak akan mendapatkan keturunan dari Ribka. Namun, Ishak ingat, dulu ibunya pun mengalami masalah yang sama . Orang te lah menganggap ibunya mandul, tetapi Tuhan mengubah semuanya. Tuhan membuat mukj i zat , Sara , ibunya mengandung dan melahirkan dir inya di usia yang sangat tua. Pengalaman iman inilah yang membuatnya datang kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya: “Berdoalah Ishak kepada Tuhan untuk ister inya . . . Tuhan mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.”

Di tengah kesulitan, Ishak memilih datang kepada Tuhan dan berdoa. Ishak percaya hanya Tuhan yang sanggup menolongnya. Sebagai orang percaya, saat menghadapi kesulitan hendaknya kita pun datang kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya.

REFLEKSI:Bila beban berat menekanmu, datanglah kepada Tuhan.

Dialah penolongmu

Mzm. 45:10-17; Kej. 25:19-27; Rm.7:1-6

Page 6: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 3 Juli 2020

KETIKA SUDAH TUAKejadian 27:1-17

Ketika Ishak sudah tua dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak bisa melihat lagi ....

(Kej. 27:1)

Kehidupan bukan seperti cincin tanpa ujung. Hidup memiliki fase. Ada saat kita muda, kuat dan penuh semangat, akan tetapi akan tiba masanya kita menjadi tua, tenaga mulai melemah, gerakan pun melambat. Menjadi tua itu pasti; ia merupakan bagian kehidupan yang tidak bisa dicegah dan dihindari.

Lalu, bagaimana caranya menjadi tua dan tetap bermanfaat bagi sesama? Atau, bagaimana agar di dalam segala keterbatasan kita, kita tetap dapat menjadi berkat? Firman Tuhan dalam Kejadian 27:1-17 mengajarkannya kepada kita. Ishak telah menjadi tua, ia kehilangan segala kegagahannya, matanya mulai rabun sehingga ia tidak dapat mengenali orang-orang yang ada di sekitarnya. Kendati sudah menjadi tua dan memiliki banyak kelemahan, namun ternyata, Ishak mempunyai kerinduan untuk dapat menyalurkan berkat bagi anak sulungnya, Esau. Maka, di usianya yang sangat lanjut itu, ia memanggil Esau untuk memberikan berkatnya, yaitu perlindungan dan penyertaan Allah dalam kehidupan Esau dan segenap anak cucunya. Meski pada akhirnya, Ishak tertipu oleh Yakub, anaknya sendiri, namun ia tetap juga memberikan berkatnya.

Usia tua dan kelemahan semestinya tidak menghalangi kita untuk menjadi saluran berkat bagi sesama. Sama seperti Ishak dan juga Abraham, Tuhan pun memanggil kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain, misalnya mendoakan mereka agar Tuhan melimpahkan segala kebaikan bagi mereka.

REFLEKSI:Tuhan memperlengkapi kita dengan aneka talenta. Dia melimpahkan berkat-berkat-Nya bagi kita. Sudahkah kehidupan kita menjadi berkat bagi sesama?

Mzm. 45:10-17; Kej. 27:1-17; Rm. 7:7-20

Page 7: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 4 Juli 2020

SUKACITALukas 10:21-24

Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya, Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.”

(Luk. 10:21)

Ada banyak sebab seseorang bersukacita. Ada yang bersukacita karena prestasi, misalnya menjadi juara dalam sebuah lomba, atau karena impiannya terwujud. Saya mengenal seorang lulusan SMA yang bersukacita ketika diterima kuliah di universitas pilihannya.

Injil hari ini, mengisahkan orang-orang yang bersukacita. Yang pertama adalah para murid Yesus. Selama ini, mereka tidak pernah berani mengusir roh jahat atau menyembuhkan yang sakit. Mereka hanya “penonton” yang mendampingi Yesus berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi, semua berubah ketika Tuhan Yesus memberikan kuasa kepada mereka untuk memberitakan Injil, menyembuhkan yang sakit dan mengusir roh jahat. Saat itulah, murid-murid Yesus menyadari betapa luar biasanya kuasa yang Tuhan Yesus miliki. Mereka pun takjub akan kuasa Kristus dan percaya kepada-Nya. Selain para murid, Tuhan Yesus pun bersukacita. Ia bangga kepada murid-murid-Nya yang telah menyaksikan kemuliaan Allah di tengah dunia. Namun, yang membuat Tuhan Yesus sangat bersukacita adalah fakta bahwa murid-murid-Nya percaya kepada Allah dan karena itu nama mereka tercatat di surga (ay. 20).

Sebagai pengikut Yesus, kita pun seharusnya bersukacita, sebab nama kita telah tercatat di surga. Kini, mari kita syukuri anugerah itu dengan hidup menurut firman Tuhan dan melakukan segala titah-Nya.

REFLEKSI:Bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.

Mzm. 45:10-17; Kej. 27:18-29; Luk. 10:21-24

Page 8: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 5 Juli 2020

MENDENGARKAN TUHAN Matius 11:16-19, 25-30

“Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari,kami menyanyikan kidung duka,

tetapi kamu tidak berkabung.”(Mat. 11:17)

Sewaktu kecil, saya suka bermain layang-layang. Tak jarang saya bermain sampai lupa waktu. Pernah beberapa kali, ketika orangtua saya memanggil, saya pura-pura tidak mendengar; saya abaikan.

Nabi-nabi di sepanjang zaman juga memiliki pengalaman diabaikan. Mereka menyampaikan firman dan kebenaran Tuhan, namun orang-orang sibuk dengan urusannya sendiri. Hal yang sama juga dialami Tuhan Yesus. Tuhan Yesus membuat banyak mukjizat: Ia menyembuhkan yang sakit, melipatgandakan roti dan ikan, membangkitkan orang yang telah meninggal dunia, dan lain-lain, namun tidak banyak orang yang percaya kepada-Nya. Ia mengajar dengan penuh kuasa, namun tidak banyak orang yang mendengar ajaran-Nya. Sebaliknya, suara para penentang-Nya semakin keras. Mereka berusaha menyudutkan Tuhan Yesus. Tidak mengherankan bila kemudian Tuhan Yesus berkata: “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung” (Mat. 11:17).

Tuhan Yesus datang ke dunia selain untuk menebus dosa manusia, juga untuk membimbing kita dalam kebenaran. Sudahkah kita memperhatikan kehadiran-Nya? Sudahkah kita mendengarkan sabda-Nya dengan sungguh-sunguh? Sudahkah kita melakukan kehendak-Nya?

REFLEKSI:Seorang murid mendengar dan memperhatikan apa yang Sang

Guru katakan dan lakukan.

Kej. 24:34-38, 42-49, 58-67; Mzm. 45:10-17;Rm. 7:15-25a; Mat. 11:16-19, 25-30

Page 9: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 6 Juli 2020

USAHA Kejadian 27:30-46

“Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh,maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu.”

(Kej. 27:40)

“Sudah jatuh tertimpa tangga.” Pernah mendengar peribahasa itu? Peribahasa tersebut menunjuk kepada orang yang terus-menerus mengalami musibah atau sesuatu yang buruk. Esau adalah contoh orang yang mengalami musibah beruntun. Dahulu, ia menganggap remeh hak kesulungannya. Demi semangkuk kacang merah, ia menyerahkan hak kesulungannya kepada adiknya, Yakub. Kini, ia pun harus merelakan berkat kesulungannya diberikan ayahnya kepada Yakub. Bagi bangsa Israel, berkat kesulungan ini penting, sebab dalam berkat tersebut terkandung jaminan bahwa Allah akan memelihara dan melindungi kehidupan orang-orang yang diberkati-Nya.

Ketika Esau mengetahui bahwa Yakub telah mencuri berkat kesulungan dari dirinya, Esau meratap. Kini yang terbayang dalam benaknya ialah sebuah masa depan yang suram, keras dan sulit. Mendengar ratapan Esau, Ishak berkata: “Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu” (Kej. 27:40).

Bagi Ishak, berkat kesulungan bukan segala-galanya; keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh berkat kesulungan, tetapi kerja keras dan rasa syukur. Untuk dapat berhasil yang penting adalah mau bekerja keras dan setia. Jika kita mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan berlaku setia, serta senantiasa menuruti kehendak Tuhan, maka niscaya segala yang kita lakukan akan berhasil.

REFLEKSI:Kesulitan bukanlah alasan bagi kita untuk menyerah. Dengan terus berusaha dan mengandalkan Tuhan,

segala kesulitan pasti akan mampu diatasi.

Kid. 2:8-13; Kej. 27:30-46; Rm. 1:18-25

Page 10: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Selasa, 7 Juli 2020

ALLAH MEMILIH, ALLAH MENYERTAI Kejadian 29:1-14

Segera sesudah Laban mendengar kabar tentang Yakub,anak saudaranya itu, berlarilah ia menyongsong dia, lalu mendekap dan

mencium dia, kemudian membawanya ke rumahnya.Maka Yakub menceritakan segala hal ihwalnya kepada Laban.

(Kej. 29:13)

Setelah perjalanan panjang, Yakub tiba di Haran dan berjumpa dengan pamannya, Laban. Putra kesayangan Ribka ini, terpaksa lari dari rumah meninggalkan orang-orang yang dikasihinya karena ambisinya untuk menjadi nomor satu. Ia dengan licik menipu ayahnya untuk mendapatkan berkat yang seharusnya menjadi hak Esau, kakaknya. Serakah, licik, berkomplot melakukan kejahatan, dan melakukan apa pun demi meraih keuntungan pribadi.

Yakub jauh dari sempurna. Tetapi, ketika melihat perjalanan hidupnya, sesungguhnya kita sedang melihat karya kasih Allah. Allah yang telah memilih Yakub, Allah juga yang melindungi Yakub dalam pelarian. Allah membuat perjalanan Yakub berhasil. Perjumpaan dengan Laban, sambutan yang ramah dan penerimaan Laban menjadi bukti penyertaan Allah, meskipun Yakub kurang pantas. Dalam titik inilah, Yakub menyadari besarnya penyertaan dan kasih Tuhan dalam hidupnya.

Kisah Yakub sesunguhnya merupakan potret kisah kehidupan kita. Tuhan telah memilih kita untuk menjadi anak-anak-Nya sejak sebelum kita tercipta. Pilihan-Nya ini berlaku selama-lamanya. Tidak ada satu hal pun yang dapat mengubah kasih-Nya kepada kita, juga kesalahan-kesalahan kita. Dengan kasih-Nya, Allah membimbing kita untuk menyadari penyertaan dan kasih-Nya yang besar dalam hidup kita, sama seperti yang Yakub alami, hingga akhirnya hidup kita pun menjadi selaras dengan rencana dan kehendak-Nya.

REFLEKSI:Tidak ada satu kesalahan pun yang dapat membatalkan kasih

Allah kepada kita. Ia sangat mengasihi kita.

Kid. 2:8-13; Kej. 29:1-14; Rm. 3:1-8

Page 11: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 8 Juli 2020

MENIRU YESUSYohanes 13:1-17

“... sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu,supaya kamu berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

(Yoh. 13:15)

Suatu kali, ketika saya pulang dari pelayanan, saya terkejut melihat putri saya berdandan. Usianya baru empat tahun, namun ia cekatan menggunakan alas bedak dan lipstick ibunya. Saya bertanya kepada istri saya, kapan ia mengajari putri kami berdandan. Istri saya pun heran. Ia tidak pernah mengajari putri kami berdandan. Tetapi, tiap kali ia berdandan putri kami selalu ada di dekatnya. Ternyata, putri kami hanya meniru apa yang ibunya lakukan. Meniru adalah cara belajar anak-anak. Mereka meniru orang-orang yang ada di sekitarnya. Ketika kita tersenyum, anak tersenyum. Ketika kita tertawa, anak pun tertawa.

Tuhan Yesus juga mengajarkan kepada kita untuk meniru teladan yang sudah Dia lakukan. Sesaat sebelum para pemimpin agama di Yerusalem menangkap-Nya, Tuhan Yesus meminta para murid-Nya agar meniru teladan-Nya: “... Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (ay. 15).

“Berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat,” adalah tindakan meniru. Tuhan Yesus ingin kita meniru-Nya; meniru teladan-Nya. Meniru cara Ia memperlakukan sesama, yakni tidak pernah membeda-bedakan orang. Meniru Dia di kala berhadapan dengan orang berdosa, yakni tidak membenci, melainkan mengasihi mereka. Meniru sikap-Nya terhadap para musuh yang jelas-jelas menghendaki kematian-Nya, yakni tidak membenci mereka, sebaliknya Tuhan Yesus berdoa bagi mereka. Tuhan ingin kita meniru-Nya!

REFLEKSI:Tuhan memanggil kita untuk menjadi murid-Nya.

Sebagai murid, mari kita ikuti teladan-Nya.

Kid. 2:8-13; Kej. 29:31-35; Yoh. 13:1-17

Page 12: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 9 Juli 2020

MEMPERHATIKANKeluaran 3:1-6

Musa berkata: “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?”

(Kel. 3:3)

Umumnya, orang yang menyukai berita politik, cenderung hanya memperhatikan berita politik dan kurang memperhatikan rubrik seni-budaya. Sementara orang yang suka berita olahraga menganggap berita ekonomi dan politik membosankan. Intinya, manusia adalah makhluk pemilih. Ia memilih apa yang menarik baginya.

Lalu bagaimana dengan para pengikut Tuhan Yesus, Apakah pengikut Yesus juga seorang pemilih? Ya, pengikut Yesus pun harus memilih. Ia memilih untuk mendengar dan melakukan firman Tuhan dalam hidupnya, seperti yang dilakukan Musa. Suatu kali, Musa menggembalakan domba-domba Yitro, mertuanya. Ketika ia melintasi padang rumput, ia melihat ada sejumlah semak terbakar. Pada masa itu, semak terbakar adalah hal yang biasa. Cuaca panaslah penyebabnya. Tidak heran, banyak gembala cenderung mengabaikannya. Tetapi Musa tidak. Ia menyimpang untuk melihat dan melihat apa yang sesungguhnya terjadi. Musa menemukan semak itu menyala, namun api tidak membakar semak-semak itu. Saat itulah Musa mendengar panggilan Tuhan: Tuhan mengutus Musa untuk memimpin bangsa-Nya.

Musa mengajarkan kepada kita bahwa di tengah kesibukan adalah baik untuk memilih memperhatikan tanda kehadiran Tuhan. Bagi kita saat ini, tanda kehadiran Tuhan salah satunya adalah melalui firman-Nya, yakni Alkitab. Sudah sepatutnyalah, sebagai pengikut Yesus kita menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan itu setiap hari.

REFLEKSI:Salah satu cara untuk mengenali Tuhan adalah dengan mendengar dan

memperhatikan kehendak-Nya

Mzm. 119:105-112; Kel. 3:1-6; Rm. 2:12-16

Page 13: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 10 Juli 2020

MENYERUKAN NAMA TUHANUlangan 32:1-10

“Sebab nama TUHAN akan kuserukan:berilah hormat kepada Allah kita ....”

(Ul. 32:3)

“Tahu bulat, digoreng dadakan!” Demikian kata penjual tahu bulat saat menjajakan dagangannya. Suaranya terdengar lantang. Setiap hari dua kali, siang dan sore hari, ia lewat tepat di samping rumah kami. Sehingga, anak-anak kami pun menjadi hafal slogannya.

Bagaimana jika yang diserukan terus-menerus adalah firman Tuhan? Akankah umat mengingatnya? Tentu. Musa membenarkannya. Karena itu, ia mengajak bangsa Israel untuk terus-menerus menyerukan nama Tuhan yang agung dan mulia. Tuhan Mahabaik. Ia Mahakasih. Berulang kali Tuhan menolong Israel, Ia membebaskan mereka dari perbudakan juga dari kejaran tentara Mesir, Ia juga yang memelihara hidup mereka di padang gurun. Meski di gurun makanan dan minuman serba terbatas, tetapi Tuhan mencukupkan mereka. Tuhan baik. Sayang sekali, banyak bangsa yang tidak tahu bahwa Tuhan baik. Tetapi, Musa menyadarinya. Oleh sebab itu, sebelum bangsa Israel memasuki tanah perjanjian, Musa mengajak seluruh umat untuk menyerukan nama Tuhan, untuk menyatakan kepada bangsa-bangsa lain bahwa Tuhan Allah Israel baik.

Saat ini pun masih banyak orang yang belum mengakui bahwa Tuhan baik. Mungkin penyebabnya, tidak banyak lagi orang yang menyerukan nama Tuhan, atau mungkin karena nama Tuhan hanya diberitakan di dalam gereja. Hari ini, Musa mengingatkan kita untuk menyerukan kebaikan Tuhan, tak hanya di dalam gereja, tetapi dalam seluruh keberadaaan kita; melalui perbuatan dan tutur kata yang baik yang kita nyatakan di tengah keluarga dan di mana pun kita berada.

REFLEKSI:Tuhan memanggil kita untuk menyerukan kebenaran,

agar nama-Nya semakin dikenal bangsa-bangsa.

Mzm. 119:105-112; Ul. 32:1-10; Rm. 15:14-21

Page 14: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 11 Juli 2020

NAIK KE GUNUNG TUHANYesaya 2:1-4

“Mari kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub,supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya,

dan supaya kita berjalan menempuhnya ....”(Yes. 2:3)

Laron atau anai-anai, sesungguhnya termasuk jenis rayap yang tinggal di dalam gelapnya tanah atau di balik lapisan kayu. Namun, berbeda dengan rayap pada umumnya, Laron mempunyai sayap yang tipis dan rapuh. Pada waktu musim hujan tiba, laron akan keluar dari sarangnya yang gelap, lalu terbang menghampiri cahaya guna mencari sarang yang baru.

Pada zaman nabi Yesaya, banyak bangsa hidup dalam kegelapan, termasuk sebagian dari bangsa Israel. Mereka menyembah berhala, memberikan persembahan kepada dewa-dewa asing. Mereka hidup jauh dari bimbingan Tuhan. Menyikapi hal tersebut, Yesaya menubuatkan: “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir, gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana ...” (ay.2). Gunung Tuhan akan memancarkan cahaya terang-Nya ke segala penjuru, menarik bangsa-bangsa untuk datang ke Sion dan belajar dari Allah yang benar, yaitu Allah Israel, sebab dari Sionlah datangnya keselamatan.

Dewasa ini, banyak orang yang meninggalkan Tuhan. Mereka memilih hidup dalam kegelapan. Melalui nubuat Yesaya ini, Tuhan mengajak kita meninggalkan “sarang” kita yang gelap, yakni kehidupan dosa dan terbang menuju terang-Nya; menjalani kehidupan baru bersama Dia. Kembalilah! Mendekatkah kepada Tuhan! Itulah yang dilakukan orang-orang yang menyambut panggilan Tuhan.

REFLEKSI:Berjalan menuju Terang, itulah yang orang beriman lakukan.

Mzm. 119:105-112; Yes. 2:1-4; Yoh. 12:44-50

Page 15: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 12 Juli 2020

BERBUAH BERLIPAT-LIPAT Matius 13:1-9, 18-23

“Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah:ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat,

ada yang tiga puluh kali lipat.”(Mat. 13:8)

Warga Cigugur sangat bahagia ketika panen tiba. Berkat dari Tuhan itu mereka rayakan melalui upacara seren tahun. Tidak hanya di Cigugur, di desa Kanekes, Banten, di Kampung Naga, Tasikmalaya dan juga di Desa Ciptagelar, Sukabumi, panen tahunan juga dirayakan dengan penuh sukacita.

Dalam Injil Matius, Tuhan Yesus juga berbicara tentang panen. Bukan panen padi, bukan juga panen buah, tetapi panen firman Tuhan. Setiap pengikut Yesus adalah media pertumbuhan bagi benih firman yang ditaburkan oleh Sang Penabur, yaitu Allah. Sang Penabur tentu berharap benih ini jatuh di tanah yang subur, tanah yang siap untuk merawat, menjaga dan membesarkan setiap benih yang dipercayakan kepadanya. Akan tetapi, Yesus sadar ada benih yang jatuh di tempat yang salah: ada yang jatuh di jalan dan dimakan burung; ada yang jatuh di antara bebatuan; dan ada pula yang jatuh di antara semak duri. Benih yang jatuh di tempat yang salah itu, tidak akan bertahan lama. Sebagian bisa tumbuh, tetapi kemudian segera mati. Sebagian lagi bahkan mati sebelum sempat tumbuh.

Benih yang jatuh di tempat yang tepat adalah benih yang bukan sekadar bertumbuh, tetapi juga menghasihkan buah; benih itu tumbuh dan berbuah sepuluh kali lipat, dua puluh kali lipat atau bahkan seratus kali lipat. Tuhan Yesus juga memanggil kita untuk bertumbuh dan menghasilkan buah pada musimnya.

REFLEKSI:Hari ini adalah kesempatan untuk berbuah; melakukan perbuatan baik. Bila

kemarin kita gagal melakukannya, mari kita coba mengerjakannya lagi hari ini.

Kej. 25:19-34; Mzm. 119:105-112;Rm. 8:1-11; Mat. 13:1-9, 18-23

Page 16: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 13 Juli 2020

PEKERJAAN BESAR1 Tesalonika 4:1-8

Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar,melainkan apa yang kudus.

(1Tes. 4:7)

Pernahkah Saudara dipercaya untuk melakukan pekerjaan yang besar? Misalnya, menjadi pimpinan proyek raksasa, atau menjadi ketua panitia pembangunan gedung gereja. Tentu saudara akan melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan cermat. Segala kemampuan akan Saudara kerahkan agar pekerjaan itu selesai tepat waktu dan sempurna.

Allah juga mempunyai pekerjaan besar bagi kita. Dia ingin kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan apakah itu? Rasul Paulus mengatakannya dalam 1 Timotius 4:3, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu ....” Sudah sejak lama Allah menyatakan kehendak-Nya ini. Kepada bangsa Israel, Allah menyatakan bahwa mereka adalah umat-Nya yang kudus. Tuhan menjaga, memelihara dan melindungi Israel, tetapi mereka memberontak. Pemberontakan Israel tidak membuat rencana Allah gagal. Melalui pengurbanan Yesus di atas kayu salib, Allah menguduskan semua orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, setiap orang yang sudah ditebus oleh darah Kristus, sepatutnya hidup dalam kekudusan.

Hidup kudus bukanlah sekadar rajin beribadah, membaca Alkitab dan berdoa. Hidup kudus nyata dengan menjauhi korupsi, menjadi pribadi yang tidak iri hari, tidak egois dan tidak mementingkan diri sendiri. Hidup kudus juga berarti menjaga mulut kita dari segala kejahatan, kata-kata kotor dan menipu. Allah ingin kita, umat-Nya, ikut serta berkarya bersama-Nya dalam mewujudnyatakan umat Allah yang kudus, sama seperti Diri-Nya kudus.

REFLEKSI:Kuduslah kamu sebab Aku kudus.

Mzm. 142; Mi. 1:1-5; 1Tes. 4:1-8

Page 17: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Selasa, 14 Juli 2020

PEMBARUANEfesus 4:17-5:2

Jangan hidup lagi seperti orang-orang yangtidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia.

(Ef. 4:17)

Dulu boleh makan cumi, sekarang kok tidak boleh? Protes Abah. Dua hari lalu, Abah tidak bisa berjalan karena asam uratnya tinggi. Tetapi, sekarang, ia meminta cumi goreng. Jelas, anak-anaknya melarang, demi kesehatan Abah. Akhirnya, Abah pun hanya bisa protes.

Sakit penyakit kerap memaksa kita untuk mengubah kebiasaan dan perilaku kita sehingga tidak jarang yang dahulu boleh, sekarang tidak boleh. Tapi, bukan hanya sakit penyakit yang bisa menyebabkan kebiasaan dan perilaku kita berubah. Lebih lagi, pengenalan akan Kristuslah yang mengubah kita.

Kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus menyerukan pentingnya perubahan. Menjadi seorang pengikut Yesus, bukan sekadar percaya dan dibaptis. Menjadi pengikut Tuhan Yesus mestilah mengalami perubahan hidup. Mereka yang mengikuti Tuhan Yesus, tidak boleh lagi hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah (ay. 17). Orang yang tidak mengenal Allah, umumnya tidak takut akan Tuhan; mereka senang hidup dalam dosa dan egois, hanya mementingkan dirinya sendiri. Bagi Rasul Paulus, seorang pengikut Yesus adalah teladan di mana pun ia berada. Teladan dalam bersikap dan teladan dalam kata-kata. Mereka setia beribadah kepada Tuhan, lemah lembut dan penuh welas asih. Ketika seorang pengikut Tuhan Yesus bisa menunjukkan kualitas hidup yang baik, maka orang-orang pun akan mencontohnya.

Apakah kita juga sudah menjadi teladan bagi sesama? Apakah kita sudah menjadi teladan bagi keluarga, suami atau istri atau anak-anak kita; bagi para sahabat atau sanak saudara?

REFLEKSI:Perubahan hidup adalah harga mati, bagi para pengikut Tuhan Yesus. Sudah

seharusnya sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita dan hidup seperti Tuhan Yesus.

Mzm. 142; Yer. 49:7-11; Ef. 4:17-5:2

Page 18: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 15 Juli 2020

SEBUAH KEISTIMEWAANMatius 13:10-17

“Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.”

(Mat. 13:11)

Di Stasiun Tugu, Yogyakarta, ada ruang tunggu eksklusif, namanya Anggrek Executive Lounge. Ruang tunggu berkapasitas 100 orang ini disediakan bagi semua kalangan. Mereka cukup menyediakan dana tambahan untuk dapat menikmati semua fasilitas yang ada di ruangan tersebut. Akan tetapi, khusus untuk penumpang Kereta Api Wisata, ada perlakuan khusus. Mereka dapat menikmati semua fasilitas di Anggrek Executive Lounge dengan cuma-cuma.

Tuhan Yesus juga memberikan perlakuan istimewa kepada murid-murid-Nya, yaitu karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Surga. Bila kepada orang banyak Yesus menyampaikan hal Kerajaan Surga dalam bentuk perumpamaan, kepada para murid, Tuhan menjelaskan artinya. Tuhan Yesus melakukan hal itu agar para murid-Nya memiliki pemahaman yang benar tentang Kerajaan Surga. Dengan pemahaman yang tepat, para murid tentu akan cakap dalam mengajar, bijak dalam membimbing sesama di dalam kebenaran, dan teguh dalam menghadapi pergumulan. Dengan pemahaman yang tepat, murid-murid Yesus akan dapat meneruskan karya pelayanan Tuhan Yesus dengan baik. Caranya adalah dengan mendengarkan segala hal yang Tuhan Yesus sampaikan serta memperhatikan segala yang Tuhan Yesus perbuat.

Tuhan juga memanggil kita untuk menyelami rahasia Kerajaan Surga. Marilah kita gunakan telinga kita untuk mendengarkan firman-Nya, dan seluruh indra kita untuk menyelami kehadiran-Nya.

REFLEKSI:Belajar bertumbuh dengan mendengar firman-Nya

Mzm. 142; Ob. 1:15-21; Mat. 13:10-17

Page 19: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 16 Juli 2020

JANGAN TAKUT Yesaya 44:1-5

“Janganlah takut hai hambaku Yakub ...!”(Yes. 44:2)

Ira berdiri terpaku di depan terowongan ular di taman bermain. Ia ingin masuk, tapi tidak berani. Di dekatnya, ada seorang anak lelaki yang lebih besar. Ia berjalan mendekati Ira lalu dengan setengah berbisik, ia berkata: “Kamu takut? Ayo sini, kita masuk bersama.” Mereka pun menghilang di balik terowongan ular.

Pernahkah Saudara merasa takut seperti yang dirasakan Ira? Takut menghadapi hal baru atau takut menghadapi masa depan? Firman Tuhan melalui nabi Yesaya mengatakan: “Janganlah takut!” Nabi Yesaya melukiskan keadaan Israel saat mereka menyadari keberdosaan mereka, yakni diselimuti ketakutan. Mereka khawatir bagaimana jika Allah menolak pertobatan mereka, seperti yang biasa dilakukan para penguasa yang lalim? Bagaimana jika Allah murka dan menghukum mereka dengan keras? Nabi Yesaya lalu meneguhkan mereka agar mereka tidak takut. Allah tidak akan menolak pertobatan umat-Nya, sebab Ia sangat mengasihi mereka. Dia akan menyambut mereka dengan sukacita.

Perjalanan hidup kita sebagai anak-anak Tuhan pun mengalami banyak tantangan dan rintangan. Tak jarang kita jatuh ke dalam dosa. Firman Tuhan melalui Yesaya ini meneguhkan kita supaya jangan takut untuk memohon pengampunan kepada Tuhan, sebab Dia tidak akan menolak kita. Jangan takut menghadapi tantangan, sebab Tuhan menyertai kita!

REFLEKSI:Janganlah takut menghadapi tantangan,sebab Allah besertamu. Ia menolongmu.

Mzm. 139:1-12, 23-24; Yes. 44:1-5; Ibr. 2:1-9

Page 20: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 17 Juli 2020

TUMBUH BERPENGHARAPANYehezkiel 39:21-29

Aku akan membuat kuasa kemuliaan-Ku berlaku atas bangsa-bangsadan mereka semua melihat hukuman yang akan Kujatuhkan

dan melihat tangan-Ku yang akan memukul mereka.(Yeh. 39:21)

Ketika masih Sekolah Dasar, saya merupakan murid terkecil di kelas; kecil dari sisi usia, juga kecil secara fisik. Akibatnya, saya kerap diejek dan diganggu teman-teman. Pernah satu kali saya pulang sekolah dengan menangis.

Pernahkah Saudara diejek atau diolok-olok karena berbeda? Lalu, apa yang harus kita perbuat jika kita diejek dan diolok-olok? Firman Tuhan mengatakan jangan takut. Percayalah kepada Tuhan! Bangsa Israel sedang menghadapi pergumulan berat. Bangsa-bangsa asing yang lebih kuat menguasai mereka. Raja mereka diangkut ke pembuangan. Bait Allah dijarah dan dihancurkan. Hal ini membuat Israel sangat terpukul. Allah mereka telah diolok-olok oleh bangsa yang tidak mengenal Tuhan, dan ironisnya mereka tak bisa melakukan apa-apa. Kejatuhan Israel sesungguhnya disebabkan oleh mereka sendiri. Hal ini pun mereka sadari. Mereka sudah memohon ampun dan berjanji untuk kembali kepada Tuhan serta meninggalkan segala hal yang jahat. Akan tetapi, orang terlanjur mengolok-olok dan memandang rendah Allah Israel. Merespons hal ini, Yehezkiel menguatkan Israel, ia mengatakan: akan ada masanya Tuhan menunjukkan kuasa-Nya yang mengatasi segala allah kepada bangsa-bangsa. Saat itulah, Tuhan akan memulihkan Israel.

Masalah dan pergumulan yang tak kunjung usai kerap membuat kita sedih, bahkan membuat kita merasa Tuhan tidak hadir dalam hidup kita. Firman Tuhan yang disampaikan Yehezkiel meneguhkan kita untuk tidak takut, melainkan percaya kepada Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Kuasa-Nya menyertai kita selamanya.

REFLEKSI:Pergumulan dapat melemahkan jiwa, tetapi pengharapan menguatkan.

Sudahkah kita memiliki pengharapan di dalam Tuhan?

Mzm. 139:1-12, 23-24; Yeh. 39:21-29; Ibr. 6:13-20

Page 21: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 18 Juli 2020

JALAN BUNTU, JALAN KEMENANGANKeluaran 14:9-25

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut,dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut

dengan perantaran angin timur yang keras, membuat laut itu keringmenjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

(Kel. 14:21)

Pernahkah Saudara merasa buntu, kehabisan ide? Pernahkah Saudara merasa bingung ketika ada orang meminta pendapat Saudara atas pergumulan yang sedang terjadi?

Rasanya semua orang pernah mengalami kebuntuan dalam hidupnya. Bangsa Israel juga pernah mengalami situasi serupa ketika berjalan menuju tanah perjanjian. Kala itu, mereka baru saja meninggalkan Mesir dan sedang berkemah dekat Laut Teberau. Akan tetapi, Firaun dan pasukannya mengejar mereka, untuk menangkap dan membawa mereka kembali. Bangsa Israel berhadapan dengan jalan buntu, sebab jalan mereka terhalang oleh Laut Teberau. Tidak mungkin mereka menyeberangi Laut Teberau, sebab tidak ada kapal, tidak ada jembatan. Tidak heran beberapa dari orang Israel mengungkapkan kekesalan mereka kepada Musa. Lalu, apa yang Musa lakukan? Ia tetap tenang. Ia percaya Tuhan yang memilihnya untuk memimpin Israel keluar dari Mesir adalah Tuhan yang setia. Dia akan menepati janji-Nya membawa Israel ke tanah perjanjian. Sungguh benar, Tuhan membuka jalan. Laut Teberau terbelah, bangsa Israel pun bisa berjalan dengan tenang ke seberang.

Tuhan juga telah memilih dan mengutus kita. Maka, seberat apa pun pergumulan yang kita hadapi, percayalah Tuhan menyertai kita, sebab Dia adalah Tuhan yang setia. Dia akan memberi jalan keluar untuk pergumulan-pergumulan kita. Percayalah!

REFLEKSI:Tidak ada jalan buntu bagi Tuhan. Selalu ada jalan keluar untuk setiap

pergumulan yang kita hadapi, sebab Dia yang buka jalan.

Mzm. 139:1-12, 23-24; Kel. 14:9-25; Mat. 7:15-20

Page 22: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 19 Juli 2020

BIARKAN KEDUANYA TUMBUHMatius 13:24-30, 36-43

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai:

Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untukdibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbung-Ku.

(Mat. 13:30)

Jangan perangi kejahatan dengan kejahatan, melainkan tumbuhkanlah benih-benih kebaikan maka kejahatan akan sirna. Sebab, pada dasarnya Allah menciptakan manusia baik adanya.

Tampaknya, keyakinan inilah yang ada pada Tuhan Yesus, sebagaimana dicatat dalam Matius 13:24-30. Tuhan Yesus memandang hidup manusia laksana ladang yang ditanami benih gandum terbaik, dijaga dan dirawat oleh tangan Allah yang Mahakasih. Akan tetapi, ada orang jahat yang berusaha merusak ladang tersebut dengan menaburkan benih lalang. Ketika gandum-gandum bertumbuh, lalang pun ikut besar. Namun, Sang Penabur menolak untuk membersihkan lalang-lalang itu: “Jangan cabut lalang-lalang itu, sebab bisa-bisa gandum-gandum-Ku ikut tercabut.” Tuhan mempertahankan kehidupan gandum-gandum-Nya dengan cara membiarkan lalang itu tumbuh di antara gandum. Namun, Tuhan Yesus menjamin gandum-gandum-Nya mendapatkan cukup nutrisi untuk dapat bertumbuh dan berbulir, meski di tengah impitan lalang. Kelak ketika musim menuai telah tiba, lalang-lalang itu akan dikumpulkan untuk dibakar.

Diri kita laksana ladang. Di dalam diri kita ada keinginan daging dan hawa nafsu yang bila dituruti akan membuat kita binasa. Akan tetapi, di dalam diri kita juga ada Roh Kudus, yang membarui dan membimbing kita dalam kebenaran. Bila kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus dan setia melakukan kehendak-Nya, niscaya kejahatan yang ada dalam diri kita pun akan binasa.

REFLEKSI:Kejahatan takkan sirna ketika kita memeranginya dengan kejahatan.

Kalahkan yang jahat dengan menumbuhkan dan memeliharabenih- benih kebaikan

Kej. 28:10-19a; Mzm. 139:1-12, 23-24;Rm. 8:12-25; Mat. 13:24-30, 36-43

Page 23: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 20 Juli 2020

DIKEJAR RASA BERSALAH Kejadian 32:3-21

Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati ....(Kej. 32:7)

Siang itu, Taylor duduk di depan ruangan atasannya dengan sangat gelisah. Ia telah melakukan kesalahan. Beberapa hari lalu, atasannya meminta Taylor memesan tiket pesawat ke Surabaya. Tetapi, karena banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan, Taylor menjadi lupa. Pagi tadi, atasannya menanyakan tiket pesanannya. Dengan takut, Taylor menjawab, “Maaf pak, saya belum memesankan tiket untuk Bapak.” Atasan Taylor pun memanggil Taylor ke ruangannya. Ini membuat Taylor takut, entah apa yang akan terjadi padanya.

Pernahkah Saudara mengalami peristiwa seperti Taylor, gelisah dan takut karena berbuat salah? Firman Tuhan hari ini mengangkat pengalaman Yakub yang ketakutan dan gelisah. Yakub muda pernah membuat kakaknya, Esau murka. Bagaimana tidak murka, Yakub muda “mencuri” berkat yang seharusnya diterima oleh Esau; berkat dari seorang Ayah bagi anak sulungnya. Dalam murkanya, Esau berjanji akan membunuh Yakub. Yakub ketakutan. Ia pun lari dari rumah dan pergi menyelamatkan diri ke Haran, di rumah pamannya, Laban. Kini, Yakub pulang ke kampung halamannya. Akan tetapi, rasa takut terhadap Esau masih menghantuinya, terlebih ketika ia mendengar Esau akan datang dengan 400 orang pasukan. Dalam ketakutannya, Yakub memohon perlindungan Tuhan (ay. 9-12). Tuhan pun memberinya kedamaian.

Ketika merasa gelisah dan takut, seperti yang dialami Taylor atau Yakub, ingatlah Tuhan. Berdoalah kepada-Nya, mintalah pertolongan dan penyertaan-Nya.

REFLEKSI:Saat khawatir dan takut mendera, berserulah kepada Tuhan,

sebab Dia adalah Sumber Pertolongan kita.

Mzm. 139:13-18; Kej. 32:3-21; Why. 14:12-20

Page 24: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Selasa, 21 Juli 2020

JANGAN BERPRASANGKA! Kejadian 33:1-17

Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.

(Kej. 33:4)

“Apa? Kakia mau datang?” Lara berseru. “Pasti ia mau pinjam uang. Yang dulu saja belum ia kembalikan, sekarang dia mau pinjam lagi. Pa, pokoknya kalau dia mau pinjam uang lagi, jangan dikasih!” Lanjut Lara. Kakia adalah adik ipar Lara. Dulu, Kakia memang sering meminjam uang, tapi itu sudah lama sekali. Kali ini, Kakia datang untuk maksud yang lain, namun Lara terlanjur berprasangka buruk terhadapnya.

Pernahkah Saudara berjumpa dengan orang-orang yang mudah berprasangka seperti Lara? Bolehkah orang beriman berprasangka terhadap sesama? Firman Tuhan dengan jelas mengatakan tidak. Kita tidak boleh berprasangka. Yakub, anak Ishak, hampir separuh hidupnya menganggap Esau, kakaknya, sebagai seorang pendendam yang siap membunuhnya kapan saja. Tidak hanya itu, Yakub juga menganggap kakaknya tak punya belas kasih. Prasangka buruk tersebut mengganggu Yakub. Makin dekat Yakub ke tanah kelahirannya, makin kuat prasangka buruk Yakub terhadap Esau dan makin ketakutanlah dia. Namun, ternyata, Esau datang memeluk dan menciumnya. Semua prasangka Yakub pun lenyap. Esau sudah berubah. Esau sudah mengampuninya. Yakub pun belajar untuk tidak berprasangka buruk terhadap sesama.

Kisah Yakub dan Esau hari ini, kiranya mendorong kita untuk belajar melihat dan memperlakukan orang lain tanpa prasangka buruk. Jangan sampai prasangka menghancurkan iman dan persaudaraan.

REFLEKSI:Prasangka melukai dan menghancurkan jiwa, tetapi kasih memulihkan.

Mzm. 139:13-18; Kej. 33:1-17; Gal. 4:21 —5:1

Page 25: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 22 Juli 2020

SUMUR HARAPANMatius 12:15-21

“Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”(Mat. 12:21)

Bangsa Eropa mengenal sebuah cerita rakyat bertajuk “Sumur Harapan.” Penampilan sumur itu sama seperti sumur lainnya. Namun, Sumur Harapan mampu mendengar, memahami, bahkan mengabulkan permintaan seseorang. Banyak orang yang datang ke Sumur Harapan. Ada yang sekadar ingin tahu, tetapi banyak juga yang datang untuk meminta sesuatu.

Dalam bacaan kita hari ini, penulis Injil mengungkapkan bahwa ada banyak orang yang datang kepada Yesus. Mereka datang dengan segala pergumulan dan kesusahan mereka. Yang sakit berharap untuk sembuh. Yang gelisah berharap mendapatkan damai sejahtera. Dan meskipun mereka dihalang-halangi oleh orang Farisi dan para pemimpin agama Yahudi, mereka tetap datang dan mencari Yesus karena mereka menemukan harapan di dalam Yesus. Yesus pun menyambut mereka; Ia menyembuhkan mereka.

Sebagai pengikut Yesus, kita mempunyai Allah yang jauh lebih hebat dan dahsyat dari Sumur Harapan. Allah kita tidak hanya mampu mendengar dan memahami perkataan kita. Ia juga tahu isi hati dan pikiran kita. Dia adalah sumber pengharapan bagi semua orang. Maka, ketika mengalami pergumulan, jangan berharap dan jangan datang kepada Sumur Harapan. Melainkan, berharap dan datanglah kepada Dia Sang Sumber Harapan sejati, sebab: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya ...” (ay. 20).

REFLEKSI:Yesuslah sumber harapan sejati.

Mzm. 139:13-18; Kej. 35:16-29; Mat. 12:15-21

Page 26: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 23 Juli 2020

TEGURAN YANG MENGUBAHKAN1 Korintus 4:14-20

Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu,tetapi untuk menegur kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.

(1Kor. 4:14)

Gang kecil menuju rumah kami, kini bersih dan asri. Aneka tanaman berjajar menghiasi jalan kecil tersebut. Sampah yang sebelumnya berserakan, kini tidak terlihat lagi. Sebagai gantinya, kini berdiri beberapa tong sampah dengan warna-warni ceria. Anak-anak pun semakin senang bermain aneka permainan tradisional di gang tersebut. Perubahan di gang ini, mulai terjadi setelah mendapat teguran dari Pak Camat, ketika ia melihat betapa kumuhnya gang di daerah kami. Sebagai tanggapan atas teguran Pak Camat, kami pun berbenah dan membuktikan padanya bahwa kami bisa lebih baik.

Rasul Paulus juga pernah menegur jemaat di Korintus karena sikap dan perilaku mereka tidak mencerminkan kehidupan pengikut Yesus. Ada yang hidup berkelompok dan mengaku diri paling benar, sehingga muncul persaingan dan perselisihan. Ada juga yang hidup dalam dosa percabulan, namun dibiarkan, dan berbagai masalah lainnya. Rasul Paulus menasihati jemaat Korintus agar kembali pada ajaran Kristus dan hidup seperti dirinya, yaitu meneladani hidup Yesus.

Rasul Paulus dan warga gang tempat saya tinggal mengajarkan kepada kita, bahwa teguran tidak harus selalu ditanggapi dengan emosi atau kemarahan. Tidak perlu juga sakit hati atas teguran-teguran yang diberikan kepada kita. Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita seharusnya bisa menanggapi teguran terhadap diri kita secara positif dan bijaksana, yakni memperbaiki diri; mengubah hal-hal buruk yang kita lakukan dan kembali melakukan kehendak Tuhan.

REFLEKSI:Terkadang, perubahan menjadi lebih baik terjadi karena sebuah teguran.

Mzm. 105:1-11, 45b; Kej. 29:1-8; 1Kor. 4:14-20

Page 27: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 24 Juli 2020

JANGAN TAKUT MENYATAKAN KEBENARANKisah Para Rasul 7:44-53

“Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat,

akan tetapi kamu tidak menurutinya.”(Kis. 7:53)

Namanya Joni. Tubuhnya kecil, usianya masih belia, namun berani. Dalam sebuah upacara 17 Agustus 2018 di Pantai Motoangin, Belu, Joni memanjat tiang bendera yang rusak, demi mengibarkan Bendera Merah Putih. Tubuh yang kecil dan usia yang masih belia tidak menghambatnya untuk berkarya.

Semangat itu juga digelorakan oleh Stefanus. Dalam Kisah Para Rasul 7, Stefanus dibawa ke hadapan imam besar. Orang banyak menuduh Stefanus dengan tuduhan palsu; Stefanus dituduh telah melecehkan dan menghina Bait Suci dan Kitab Taurat. Berhadapan dengan Imam Besar dan sejumlah ahli Taurat, Stefanus tidak gentar. Dengan gagah berani ia menyampaikan kebenaran tentang bagaimana nenek moyang mereka berulang kali menolak kebenaran. Yusuf dijual, Musa ditolak, bahkan Allah pun ditolak. Israel memilih menyembah patung anak lembu tinimbang Tuhan yang benar. Dengan berani Stefanus mengungkapkan kecenderungan hati para pemimpin bangsa Yahudi saat itu yang selalu menentang Roh Kudus. Ia tidak gentar, meskipun ia hanya seorang diri, sebab Stefanus yakin ia berdiri di atas kebenaran.

Kisah hidup Joni dan Stefanus menunjukkan dan mengajarkan kepada kita bahwa selaku pengikut Yesus kita seharusnya memiliki keberanian untuk melakukan dan mengatakan kebenaran. Meskipun fisik kita kecil atau jumlah kita sedikit dan bahkan mempunyai berbagai macam kekurangan, jangan takut melakukan yang benar, sebab Tuhan menyertai kita.

REFLEKSI:Kesatuan antara Allah dengan manusia adalah relasi dalam

hidup kekal yang diberikan dalam Yesus Kristus.

Mzm. 105:1-11, 45b; Kej. 29:9-14; Kis. 7:44-53

Page 28: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 25 Juli 2020

TUNJUKKAN KEAHLIANMU Matius 12:38-42

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orangFarisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.”

(Mat. 12:38)

Seorang pelukis bisa jadi tidak akan kesulitan ketika diminta untuk melukis objek-objek tertentu. Seorang fotografer profesional mungkin saja dapat dengan mudah membuat foto-foto istimewa dengan kameranya. Seorang guru memiliki banyak cara untuk menolong anak-anak didiknya agar mengerti pelajaran yang ia berikan. Ini menunjukkan bahwa orang yang menyandang nama atau predikat tertentu memiliki kemampuan, kecakapan dan prestasi yang berkaitan dengan namanya itu.

Bagaimana dengan Tuhan Yesus? Jika Ia Mesias, tanda apa yang harus Ia miliki agar orang percaya bahwa Ia adalah Mesias? Tanda itulah yang ingin dilihat oleh para pemimpin Yahudi. Mereka ingin melihat hal spektakuler yang dikerjakan oleh Mesias. Sesungguhnya, ada banyak hal yang Tuhan Yesus kerjakan, namun bagi para pemimpin Yahudi, semua itu tidak cukup. Sebab, pemimpin Yahudi ada yang khotbahnya berkharisma seperti Yesus; tabib-tabib Yahudi pun ada yang mempunyai karunia menyembuhkan seperti yang Tuhan Yesus miliki. Mereka mengharapkan tanda yang khusus; istimewa. Apa tanggapan Yesus? “Mereka tidak akan melihat tanda lain, selain tanda Yunus.”

Pada masa kini, ada saja orang yang menginginkan bukti bahwa Allah ada dan berkuasa. Tetapi, bacaan hari ini mengingatkan kita agar memercayai Tuhan bukan karena Ia mengabulkan permintaan kita atau ketika hal-hal yang terjadi sesuai dengan harapan kita. Allah tetaplah Allah, Ia Mahakuasa dan mengasihi meskipun yang Dia berikan berbeda dengan keinginan kita.

REFLEKSI:Tugu dan prasasti adalah tanda kebesaran manusia,

tetapi salib Kristus adalah tanda kasih Allah bagi seluruh ciptaan-Nya.

Mzm. 105:1-11, 45b; Kej. 29:31 —30:24; Mat. 12:38-42

Page 29: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 26 Juli 2020

PUKATMatius 13:31-33, 44-52

“Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yangdilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.”

(Mat. 13:47)

Sebelum dilarang pemerintah, banyak nelayan yang menggunakan pukat untuk menangkap ikan. Biasanya, pukat itu berdiri tegak di antara dua kapal dan di setiap ujungnya ditambahkan pemberat sehingga pukat itu tenggelam. Pukat itu dibiarkan selama beberapa saat, kemudian ditarik ke arah pantai secara perlahan. Saat itulah, ikan-ikan besar dan kecil terperangkap dalam pukat. Setelah tiba di pantai, barulah proses pemilahan dimulai.

Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Surga ibarat pukat. Ia ditebarkan di dunia untuk menangkap sebanyak mungkin orang. Berita mengenai Kerajaan Surga ini disiarkan ke seluruh dunia agar semakin banyak orang yang mengenal Yesus Kristus, dan semakin banyak pula yang menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Proses penjaringan ini berlangsung lama dan seolah-olah lambat, sebab Tuhan ingin memastikan tidak ada yang tertinggal; Tuhan ingin semua orang selamat. Akan tetapi, prosesnya tidak berhenti di situ. Setelah proses menjaring selesai, dilanjutkan dengan proses pemisahan: yang baik dikumpulkan, yang buruk dibuang.

Laksana pukat yang diturunkan ke laut dan ditarik ke pantai secara perlahan, demikianlah gambaran hidup kita saat ini. Di dunia, tempat kita hidup ini, yang baik dan yang tidak baik tinggal bersama, kadang malah bercampur. Dalam situasi seperti ini, satu hal yang harus kita lakukan ialah selalu mendekat kepada Tuhan dan tetap melakukan segala yang baik.

REFLEKSI:Apa kebaikan yang kulakukan hari ini?

Kej. 29:15-28; Mzm. 105:1-11, 45b;Rm. 8:26-39; Mat. 13:31-33, 44-52

Page 30: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 27 Juli 2020

HIKMAT DARI ALLAHYakobus 3:13-18

Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya

oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.(Yak. 3:13)

Di kampung kami, ada seorang mantan kepala desa yang sangat disegani. Namanya Pak Firman. Beliau seorang yang murah hati, lemah lembut, taat beribadah dan setia. Tutur katanya bijaksana. Ia menghindari keributan. Apabila ada stafnya yang melakukan kesalahan, ia tidak marah. Sebaliknya, ia dengan sabar mengajari stafnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Pak Firman telah menjadi contoh bagaimana hidup yang baik dan bijaksana dipraktikkan dalam keseharian.

Rasul Yakobus juga menasihati murid-murid Tuhan agar memiliki cara hidup yang baik di tengah dunia. Adalah sia-sia kita mengaku beriman, tetapi cara kita hidup jauh dari Tuhan; sia-sia kita mengaku Yesus sebagai Tuhan, bila kita masih iri hati, memendam dengki dan suka memegahkan diri. Setiap pengikut Yesus sepatutnya mempunyai cara hidup yang baik, sebab mereka telah dikuduskan dan disucikan oleh darah Yesus.

Kisah hidup Pak Firman dan nasihat Rasul Yakobus mengingatkan kita semua akan panggilan dan peran kita di tengah dunia. Kita ada di dunia bukan untuk menjadi sama dengan dunia, melainkan untuk membawa terang melalui tutur kata dan perbuatan kita agar dunia yang tidak mengenal Tuhan dapat mengenal dan mengalami kasih Tuhan. Maka, penting sekali bagi kita untuk mempraktikkan cara hidup yang baik, yakni hidup dalam damai, penurut, rendah hati, tidak memegahkan diri, penuh belas kasih, tidak memihak dan adil. Inilah hikmat dari Allah.

REFLEKSI:Melalui perbuatan baik, kita bersaksi kepada dunia bahwa

Yesus Kristus adalah Tuhan.

Mzm. 65:8-13; Kej. 30:25-36; Yak. 3:13-18

Page 31: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Selasa, 28 Juli 2020

GARA-GARA LUPA Efesus 6:10-18

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,supaya kamu dapat bertahan melawan tipu daya Iblis ....

(Ef. 6:11)

Pada satu hari Minggu, Abah mendapat tugas melayani sebagai pembaca Alkitab. Pagi Minggu itu, Abah ke gereja dengan buru-buru. Setibanya di gereja, ia langsung bersiap untuk membacakan Alkitab. Setelah doa epiklesis, ia segera maju untuk membacakan Alkitab. Tetapi, Abah terlihat panik. Ternyata, kacamatanya ketinggalan. Akibatnya, Abah tidak bisa membaca Alkitab. Kejadian itu, akhirnya, menyadarkan Abah tentang pentingnya sebuah persiapan.

Rasul Paulus juga menekankan pentingnya persiapan dalam menghadapi peperangan rohani. Pada zaman akhir, orang-orang Kristen akan berperang. Namun, musuh mereka bukanlah manusia, tetapi Iblis dan setan-setan. Dengan dusta, Iblis menyebar ancaman. Ia menggunakan aneka strategi untuk menjauhkan kita dari keselamatan di dalam Kristus. Bahkan bisa dikatakan, kemampuan kita melawan Iblis sesungguhnya tidak seberapa. Iblis dapat dengan mudah mengalahkan kita.

Maka, penting bagi kita untuk memperlengkapi diri dengan perlengkapan senjata Allah, sebelum Iblis menyerang. Adapun enam perlengkapan itu adalah ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera, ketopong keselamatan, perisai iman dan pedang roh yaitu firman Tuhan. Keenam perlengkapan ini tidak boleh tertinggal. Kemana pun kita pergi, kita wajib memakainya. Sebab, Iblis sangat cerdik, ia selalu mencari kelemahan kita dan ketika ia menemukannya, ia pun langsung menyerang.

REFLEKSI:Allah memberikan perlengkapan senjata-Nya untuk melindungi kita dari Iblis.

Sudahkah kita memakainya?

Mzm. 65:8-13; Kej. 30:37-43; Ef. 6:10-18

Page 32: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 29 Juli 2020

BERAWAL DARI YANG SEDERHANAMarkus 4:30-34

“Hal Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi ....”(Mrk. 4:31)

Suatu kali, saya mengikuti training mengenai etos kerja. Salah satu sesi training itu membahas mengenai “keuletan.” Setelah merenungkannya, saya kemudian menyadari bahwa dalam perjalanan hidup saya, orangtua saya telah mengajarkan keuletan sejak saya masih belia. Saat saya berhadapan dengan kesulitan, misalnya ketika mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang sulit, orangtua saya selalu mendorong saya untuk terus mencoba dan tidak menyerah. Ketika saya gagal, orangtua saya memotivasi saya untuk berlatih lebih banyak lagi dan lebih keras. Didikan orangtua saya di masa kanak-kanak itu, mengingatkan saya akan makna perumpamaan biji sesawi ini.

Biji sesawi adalah biji yang sangat kecil yang dikenal oleh masyarakat Yahudi di zaman Tuhan Yesus. Namun, biji sesawi yang kecil ini, ketika dirawat dengan baik, ia dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar; sebegitu besarnya, sehingga burung-burung pun dapat bernaung pada cabang-cabangnya. Tuhan Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah seperti kebaikan-kebaikan kecil yang ditaburkan kepada sesama. Meski kebaikan itu tampak kecil dan tidak berarti, namun di mata Tuhan semuanya bermakna. Kebaikan yang ditabur, sekecil apa pun, tidak akan hilang sia-sia. Bahkan kebaikan tersebut akan menjadi berkat bagi banyak orang.

Tuhan Yesus memanggil kita untuk menabur kebaikan, meskipun sederhana dan kecil seperti biji sesawi. Tidak perlu menunggu menjadi pejabat atau kaya raya untuk melakukan hal yang baik. Mulai saja dengan hal yang sederhana, misalnya berbuat baik dengan bersikap ramah terhadap sesama.

REFLEKSI:Keajaiban kadang berawal dari sebuah kebaikan yang sederhana.

Mzm. 65:8-13; Kej. 46:2—47:12; Mrk. 4:30-34

Page 33: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 30 Juli 2020

KEKUATAN DARI TUHANFilipi 4:10-15

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

(Flp. 4:13)

Beberapa bulan yang lalu, sahabat saya ditipu oleh mitra bisnisnya. Uangnya ludes dibawa kabur. Tidak lama berselang, rumah tangganya diguncang badai. Ia bergumul hebat. Yang terbaru, beberapa hari lalu, ia mengalami kecelakaan, tulang bahunya patah. Akibatnya, ia harus beristirahat di rumah untuk beberapa waktu. Saat saya mengunjunginya, ia tersenyum dan berkata: “Kamu datang tepat waktu. Bila kamu datang kemarin, kamu akan bertemu dengan orang yang frustrasi. Semalam Tuhan membuka pengertianku sehingga kini aku bisa tersenyum.” Ia pun membaca Filipi 4:13, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Ia lalu bertutur, sejak muda ia sudah mengenal ayat ini, bahkan ia hafal di luar kepala. Namun, ia baru memahami maknanya saat kesulitan datang. “Kesulitan yang kualami belakangan ini, sesungguhnya menolong aku untuk mengetahui seberapa besar keyakinanku pada janji-janji Tuhan. Kini aku tahu, Tuhan selalu mengasihiku,” ujarnya.

Kesulitan kerap membuat kita ragu akan pemeliharaan Tuhan. Namun, surat Rasul Paulus kepada jemaat Filipi meneguhkan kita bahwa di tengah penderitaan ada Tuhan yang menjaga dan menyertai; Tuhan yang mengasihi kita. Dia selalu melindungi dan memberi kekuatan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya agar di tengah kesulitan yang harus mereka hadapi, mereka tetap tegar dan setia.

Ketika badai hidup mendera, ingatkah Anda pada Tuhan? Percayakah Anda pada janji-Nya? Setiakah Anda pada-Nya?

REFLEKSI:Kekuatanku adalah Tuhan.

Kuserahkan hidupku pada-Nya, sebab Ia memelihara aku.

Mzm. 17:1-7, 15; Yes. 14:1-2; Flp. 4:10-15

Page 34: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 31 Juli 2020

ENGKAU HAMBAKUYesaya 41:8-10

“Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau” ....

(Yes. 41:9)

Tidak banyak pedagang yang mendapat kesempatan berjualan di lingkungan istana. Salah satu pedagang yang beruntung adalah Bapak Hadi. Ia seorang penjual nasi goreng. Ketika mendapat kepercayaan untuk menjajakan dagangannya di lingkungan istana, Pak Hadi segera bersiap. Ia tidak ingin pembelinya kecewa.

Pernahkah Anda mendapat kepercayaan seperti yang Pak Hadi dapatkan? Bangsa Israel pernah. Nabi Yesaya mengatakan, Israel adalah umat pilihan Tuhan. Ia mengasihi Israel sehingga Ia mengumpulkan Israel dari ujung-ujung bumi, meskipun Israel bukan bangsa yang terbaik. Israel bukan bangsa yang hebat dan kuat, tetapi Tuhan berkenan memilih Israel untuk menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain. Oleh sebab pilihan-Nya, Tuhan berjanji untuk meneguhkan Israel, menolong mereka, dan menyertai langkah mereka kemana pun mereka pergi. Sebagai Panglima dalam peperangan Tuhan menjamin kemenangan Israel.

Kita juga adalah umat pilihan Tuhan. Kita memang bukan orang-orang Yahudi secara lahiriah, tetapi Tuhan telah berkenan mengangkat kita menjadi anak-Nya. Sebagaimana Israel, Tuhan pun berkenan mengasihi, menjaga, melindungi, dan menolong kita. Yang Ia kehendaki ialah kita mau membuka hati dan menyadari bahwa kita adalah hamba-Nya. Sebagai hamba-Nya, Dia ingin kita menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; kita mengerjakan tugas dan panggilan kita dengan setia di mana pun kita berada. Sudahkah kita menyadari panggilan Tuhan itu dan apakah kita bersedia?

REFLEKSI:Tuhan mengistimewakan kita dan memilih kita menjadi hamba-Nya.

Mzm. 17:1-7, 15; Yes. 41:8-10; Rm. 9:6-13

Page 35: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Pdt. Eko Priliadona Susetyo

TTL : Salatiga,1 April 1978

Pendidikan :2004 : S-1 di STT Jakarta

Pelayanan :2007- sekarang : GKI Gisting

TTL : Tangerang, 22 Oktober 1974

Pendidikan : 1998 : S-1 di STT Jakarta

Pelayanan : 2000 - Sekarang : GKI Agus Salim Bekasi

Pdt. Henni Herlina

Page 36: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

enurut Kenneth Shouler, dalam bukunya The Everything World’s Religions Book: Discover the Beliefs, Traditions and

Cultures of Ancient and Modern Religions, di dunia ini ada sekitar 4200 agama. Sumber lain, misalnya History in Africa, bahkan menyebut angka 10.000. Terlepas dari jumlah persisnya, yang jelas di dunia ini ada banyak sekali agama.

Di Indonesia sendiri, ada 6 agama resmi yang diakui, yaitu: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu, serta 187 kelompok penghayat kepercayaan yang terdata oleh pemerintah. Inilah realita kehidupan beragama di Indonesia yang harus diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Lalu, bagaimanakah kita sebagai orang Kristen memaknai pluralitas agama itu?

1. Menjaga Bhinneka Tunggal IkaMoto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Garuda Pancasila ini berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu.” Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Sebagai orang Kristen yang tinggal di Indonesia; menjadi warga negara Indonesia, kita adalah bagian dari ke-Bhinneka-an itu, sekaligus menjadi bagian yang harus terlibat aktif untuk menjaga ke-Tunggal Ika-annya. Meskipun agama yang dianut oleh pemeluknya beranekaragam, tetapi sebagai rakyat Indonesia, kita adalah satu

M

Page 37: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

bangsa Indonesia. Yesus bersabda: “Kamu adalah garam dunia” (Mat. 5:13). Sebagai garam dunia, sudah selayaknya kita berbaur menjadi satu dengan seluruh rakyat Indonesia, apa pun agamanya. Kehadiran kita di Bumi Pertiwi Indonesia hendaknya bisa menjadi pemersatu, seperti garam yang begitu berbaur, lebur ke dalam masakan dan langsung memberi cita rasa pada keseluruhan masakan. Menjadi garam berarti memikirkan hal-hal baik tentang Indonesia, mengatakan hal-hal yang positif dan membangun tentang keanekaragamannya, dan mengambil tindakan aktif bersama dengan seluruh warga negara untuk ikut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Kasihilah Sesamamu ManusiaBagi orang Kristen, hukum yang terutama dalam kehidupan yang menyangkut interaksi dengan orang lain adalah “… kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Luk. 10:27). Kata “kasihilah” berasal dari kata agapeseis yang berarti menghargai, menyayangi seseorang secara sungguh-sungguh, melibatkan emosi dan perasaan, tidak berpura-pura.

Ketika ada seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus “Siapakah sesamaku manusia?” Yesus menjawab dengan bercerita tentang seorang Samaria yang murah hati (Luk. 10:30-35). Dalam perumpamaan itu, kata yang diterjemahkan dengan sesama adalah plesios yang berarti “seorang yang dekat.” Pengertian seperti ini membawa konsekuensi bagi manusia untuk menjadi seseorang yang dekat bagi orang lain. “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu? ... Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” (Luk. 10:36-37). Hal ini berarti kita diminta untuk bersikap aktif, harus selalu siap menjadi sesama bagi orang lain. Orang lain itu berarti semua orang, tidak tergantung pada jenis kelamin, suku, ras, golongan, atau agamanya. Juga tidak tergantung apakah dia bersikap baik atau menyenangkan. Bahkan, kata plesios mengandung pengertian bahwa orang yang tidak tahu adat/sopan santun pun termasuk sesama. Bahwa di Indonesia ini ada sekelompok orang atau oknum yang mengatasnamakan agama tertentu dan

Page 38: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

tidak suka atau bahkan membenci umat Kristen, dalam hal ini pun bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak mengasihi. Panggilan kita adalah untuk mengasihi dan hidup damai dengan sesama.

3. Inspirasi Hidup DamaiPada bulan Mei 2018, seorang fotografer bernama Ivan Mardiansyah mengambil gambar seorang biksu dengan jubah berwarna jingga sedang menuangkan ember berisi air yang dipakai oleh seorang pria berpeci dan bersarung, untuk berwudu. Foto yang diambil di desa Bentek, Lombok Utara ini menjadi viral di media sosial karena menggambarkan betapa rukunnya relasi antarumat beragama di Indonesia. Berita yang sangat menyentuh hati juga kita dengar dari Yogyakarta: seorang ibu berjilbab tampak sedang membersihkan altar gereja Lidwina, Sleman persis di depan patung Yesus tanpa kepala, pasca teror yang melukai Romo serta umat yang sedang beribadah. Ibu ini tanpa ragu masuk ke dalam gereja, lalu membantu membersihkan altar yang kotor. Ia berdiri persis di depan patung Yesus tanpa kepala. Pecahan dari kepala patung Yesus yang berserakan itulah yang sedang dibersihkan oleh Ibu tersebut.

Masih banyak kisah-kisah tentang kerukunan antarumat beragama di Indonesia yang terjadi setiap waktu. Kisah-kisah itu bukanlah isapan jempol, melainkan nilai luhur yang terwujud nyata dalam kehidupan sehari-hari, yang harus terus-menerus dikumandangkan supaya menjadi inspirasi hidup damai bagi seluruh rakyat Indonesia. “Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan” (Mzm. 37:37). Marilah kita hidup dalam perdamaian dengan semua orang, supaya bangsa ini mempunyai masa depan.

4. Mengelola PotensiPluralitas agama di Indonesia adalah sebuah potensi. Ia bisa menjadi sumber konflik dan perpecahan, tetapi bisa juga menjadi sumber perdamaian yang akan membuat negara kita kuat. Tugas kita adalah bersama-sama dengan masyarakat dan pemerintah mengelola potensi itu.

Page 39: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Contoh nyata bisa kita pelajari dari Madiun, tentang kunjungan siswa TK Katolik Santo Bernardus ke TK Aisyiah Bustanu Athfal. Foto viral seorang siswa Katolik yang memeluk erat seorang siswa Islam dengan ekpresi gembira dan bahagia mengajarkan banyak hal kepada kita, bahwa toleransi antarumat beragama sudah sepatutnya diajarkan sejak dini. Kegiatan ini mendapat respons yang sangat baik dari pemerintah setempat. Ketika TK Aisyiah Bustanu Athfal melakukan kunjungan balasan ke TK Katolik Santo Bernardus, Wali Kota Madiun dan Kepala Dinas Pendidikan ikut datang mendampingi. Mengelola pluralitas agama adalah sebuah tugas mulia yang akan menjadikan bangsa dan negara ini kuat.

5. Bersaudara Dalam Kemanusiaan Dalam perjumpaan antarumat beragama, ada kalanya kita tidak bisa menerima pendapat dan keyakinan umat beragama lain. Misalnya, tentang iman dan jalan keselamatan. Tapi, hal ini tidak boleh menjadi fokus utama yang bisa berakibat menjauhkan kita dari perjumpaan-perjumpaan dengan umat beragama lain. Bagaimanapun juga, kita adalah saudara sebangsa dan setanah air Indonesia. Ada banyak hal lain yang bermanfaat yang bisa dilakukan bersama.

“Sesungguhnya, bagi Allah aku sama dengan engkau, aku pun dibentuk dari tanah liat” (Ayb. 33:6). Ayat ini mengingatkan kita bahwa siapa pun orangnya, apa pun agamanya, apa pun keyakinannya, kita adalah sama-sama manusia yang berasal dari tanah liat. Jika kita tidak bisa saling menerima keyakinan orang lain yang berbeda agamanya dengan kita, setidaknya marilah kita saling menerima karena kita adalah sama-sama manusia. Seorang tokoh besar Islam, Sayyidina Ali bin Ali Thalib pernah berkata, “Yang bukan saudaramu seiman adalah saudaramu dalam kemanusiaan.” Dalam konteks pluralitas agama di Indonesia, itulah tugas kita bersama: bersaudara dalam kemanusiaan.

Bima Adi

Page 40: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 1 Agustus 2020

ALLAH TIDAK MEMBIARKAN Kejadian 31:1-21

Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kalimengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat

jahat kepadaku(Kej. 31:7)

Setiap memasuki bulan Agustus, warga Indonesia antusias mempersiapkan perayaan HUT kemerdekaan Republik Indonesia. Perayaan itu dilakukan sembari mengingat pengorbanan setiap orang Indonesia, tua, muda, laki-laki dan perempuan yang telah bahu membahu dengan gigih dan tanpa pamrih berjuang bersama demi kemerdekaan Indonesia. Namun, selain hasil pengorbanan para pejuang, kita pun meyakini bahwa kemerdekaan Indonesia juga diraih karena campur tangan Tuhan yang tidak membiarkan penindasan, penjajahan dan kejahatan yang dilakukan oleh sesama manusia.

Keyakinan semacam ini juga dimiliki Yakub. Situasi kehidupannya di rumah Laban mengalami perubahan. Anak-anak Laban tak menyukai keberadaannya. Laban pun berulang kali mengubah upah yang sudah disepakati bersama Yakub. Sikap Laban berubah terhadapnya. Yakub sesungguhnya geram, tetapi ia tidak berdaya. Maka, ketika Allah menyuruhnya kembali ke negeri nenek moyangnya, itu menjadi suatu pernyataan bahwa Allah tidak membiarkan kecurangan dan kejahatan dialaminya.

Dalam hidup kita mungkin saja kita juga mengalami kecurangan atau kejahatan. Kita tak berdaya untuk menghindar. Namun, percayalah Allah akan bertindak dengan cara-Nya. Yang perlu kita lakukan ialah berserah diri dengan hidup seturut kehendak-Nya. Maka kita akan menyaksikan kehadiran dan keadilan Allah.

DOA:Mampukan kami percaya kepada-Mu di tengah kecurangan

atau kejahatan yang kami alami karena Engkau tidak membiarkan.

Mzm. 17:1-7, 15; Kej. 31:1-21; Mat. 7:7-11

Page 41: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 2 Agustus 2020

ALLAH MEMELIHARA Matius 14:13-21

Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.

(Mat. 14:20)

Makanan adalah kebutuhan pokok setiap orang, yang harus dipenuhi. Idealnya, manusia makan tiga kali sehari: pagi, siang dan malam. Namun, ada juga yang makan hanya dua kali sehari atau satu kali sehari. Makanan menjadi energi bagi tubuh. Jika tubuh kekurangan makanan, tubuh menjadi lemah dan tidak memiliki cukup kekuatan untuk beraktivitas yang berat.

Yesus memperhatikan kebutuhan umat-Nya. Ia memerintahkan para murid untuk memberi makan orang banyak yang mengikuti-Nya. Hal ini tidak mudah, sebab mereka bukan berada di kota, tetapi di pinggiran kota yang letaknya cukup jauh dari tempat membeli makanan. Ketidaksanggupan disampaikan para murid kepada Yesus. Mereka pun mencari makanan apa yang ada di antara para pengikut Yesus, maka didapatlah 5 roti dan dua ikan milik seorang anak. Yesus memberkati makanan itu dan terjadilah mukjizat sehingga mereka semuanya, para pengikut Yesus makan sampai kenyang, bahkan ada sisanya, dua bekas bakul banyaknya.

Yesus tidak pernah menjanjikan bahwa pengikut-Nya akan selalu memiliki uang untuk membeli makanan. Dia juga tidak pernah menjanjikan dapur selalu mengebul, Dia pun tidak menjanjikan pengikut-Nya akan berlimpah makanan. Janji-Nya ialah Ia akan menyertai kita sampai akhir zaman. Itulah yang Dia berikan kepada kita dan itulah pegangan kita: penyertaan-Nya. Di dalam penyertaan-Nya, Dia memelihara umat yang dikasihi-Nya.

DOA:Ajar kami untuk menjadi umat yang berserah dalam

pemeliharaan-Mu, ya Tuhan.

Kej. 32:22-31; Mzm. 17:1-7, 15; Rm. 9:1-5; Mat. 14:13-21

Page 42: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 3 Agustus 2020

ALLAH MENJAGA Kejadian 31:22-42

Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan

engkau mengatai Yakub dengan sepatah kata pun. (Kej. 31:29)

Sejak kecil, sebagai anak perempuan tertua, saya selalu mendapat tugas menjaga adik-adik. Jika Bapak dan Mama belum pulang kerja maka saya menjaga adik-adik dan memastikan bahwa mereka sudah makan, mandi dan baik keadaannya. Tugas yang berat untuk seorang anak berusia delapan tahun, yang juga masih ingin bermain seperti teman-teman yang lain. Tugas menjaga itu terus saya lakukan dan terbawa hingga dewasa; saya selalu memastikan keadaan adik-adik saya baik-baik saja.

Allah juga menunjukkan bagaimana Ia menjaga Yakub yang membawa seluruh anggota keluarga dan harta bendanya meninggalkan rumah Laban. Janji penyertaan-Nya (Kej. 31:3) kepada Yakub sungguh diperlihatkan. Bukan saja Ia menyertai rombongan itu di perjalanan, tetapi Ia juga menjaga Yakub melalui Laban. Laban yang gusar, karena Yakub meninggalkan rumahnya bersama seluruh keluarganya dan membawa harta bendanya tanpa pemberitahuan, berusaha untuk mengejar Yakub. Tetapi, Allah datang kepada Laban dalam mimpi dan meminta Laban untuk menjaga baik-baik, jangan mengatai Yakub. Ini sekaligus memperlihatkan bahwa Allah menghendaki hubungan kekeluargaan mereka terjaga dan terpelihara baik.

Allah menjaga kita agar hal baiklah yang terjadi pada kita. Penjagaan Allah tentulah harus direspons dengan ketaatan kita menuruti dan melakukan perintah-Nya seperti yang sudah dilakukan Yakub.

DOA:Terima kasih Tuhan, karena Engkau selalu menjaga

kami agar segala yang baik kami alami.

Mzm. 17:1-7, 15; Kej. 31:22-42; Rm. 1:8-15

Page 43: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Selasa, 4 Agustus 2020

HATI YANG TERSENTUH Kisah Para Rasul 2:37-47

Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu,lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain:

“Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” (Kis. 2:37)

Seorang pemuda pejalan kaki melihat seorang anak laki-laki berusia 10 tahun berjualan nasi uduk, di balik pagar sebuah rumah sakit, di Tangerang. Anak ini berjualan sambil bersembunyi dari satpam lingkungan yang sering mengusirnya ketika ketahuan berjualan di daerah itu. Dari percakapan dengan anak itu, diketahui bahwa ibunya sakit kanker dan sedang dirawat di rumah sakit, sedangkan ayahnya tiada. Anak kecil itu berusaha membantu semampunya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kisah kehidupan anak kecil itu sangat menyentuh hati sang pemuda sehingga ia menyebarkan kisahnya melalui jejaring media sosial.

“Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” adalah pertanyaan yang muncul dari hati orang banyak yang tersentuh oleh khotbah Petrus. Setelah menerima karunia Roh Kudus, Petrus berbicara tentang Yesus Kristus yang mati disalibkan, dibangkitkan dan ditinggikan Allah. Semua terjadi sesuai rencana Allah bagi dunia ini. Para Rasul adalah saksi dari kebangkitan itu. Para pendengar yang tersentuh oleh khotbah Petrus bereaksi. Mereka ingin melakukan sesuatu, tetapi tidak tahu harus melakukan apa. Maka, mereka bertanya apa yang harus mereka perbuat. Petrus pun mengatakan bahwa mereka harus bertobat dan memberi diri dibaptis. Mereka pun melakukannya.

Sebuah aksi, perbuatan atau tindakan atas pengetahuan yang didapat adalah wujud iman yang nyata. Sudahkah iman itu nyata dalam perbuatan kita?

DOA:Berilah kami hati yang bukan hanya mudah tersentuh oleh karya-Mu Tuhan,

tetapi juga hati yang mau berbuat dan melakukan firman-Mu.

Mzm. 17:1-7, 15; Kej. 32:3-21; Kis. 2:37-47

Page 44: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 5 Agustus 2020

MENJAGA DIRI Mazmur 17:1-15

Tentang perbuatan manusia, sesuai dengan firman yang Engkau ucapkan,aku telah menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang

melakukan kekerasan .... (Mzm. 17:4)

Seorang ibu berpesan kepada dua anak perempuannya yang sudah remaja: “Yang sopan ya, jaga diri baik-baik dan jangan buat malu.” Mendengar pesan ibunya, kedua anak remaja itu tersenyum dan berkata: “Iya, Mama.” Tentu kita jarang mendengar seorang ibu berpesan seperti itu terhadap anak-anaknya yang akan beraktivitas di gereja. Tetapi, pesan tersebut mengandung harapan sang ibu agar anak-anaknya dapat menjaga diri untuk berperilaku sopan dan menjaga diri dari hal yang jahat, di mana saja dan dengan siapa saja.

Menjaga diri bermakna ganda: menjaga diri dari segala kejahatan yang ada di sekitar kita (pengaruh dari luar) dan menjaga diri dalam bersikap terhadap orang lain (menjaga dari dalam). Kedua hal ini dapat dilakukan jika ada pedoman yang jelas dalam melangkah. Bagi pemazmur, pedomannya dalam menjaga diri jelas, yaitu firman Tuhan. Itulah pegangannya dalam menghadapi segala perbuatan manusia yang penuh kekerasan, yang ingin menjatuhkan dan membunuhnya, dan juga pedomannya dalam bersikap agar tidak jatuh dalam kecemaran. Firman Tuhan menjadi rambu-rambu dalam menghadapi pergumulan hidupnya.

Menjaga diri sepatutnya dilakukan oleh setiap orang. Menjaga diri berarti bersikap waspada terhadap segala hal dan selalu berhati-hati. Dalam semuanya itu, firman Tuhan menjadi pegangan dan pedoman kita untuk menjaga diri, dan akan memampukan kita.

DOA:Tuhan, kami percaya hidup dalam firman-Mu menolong kami menghadapi

segala yang jahat di dunia ini.

Mzm. 17:1-7, 15; Yes. 43:1-7; Mat. 15:32-39

Page 45: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 6 Agustus 2020

MENDALAMI FIRMAN TUHANKisah Para Rasul 17:10-15

Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya ...setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui,

apakah semuanya itu benar demikian. (Kis. 17:11)

Di beberapa jemaat, kegiatan Pendalaman Alkitab menjadi agenda rutin yang dilakukan seminggu sekali atau sebulan sekali. Di sebagian jemaat, anggotanya sangat antusias dan tekun mengikuti Pendalaman Alkitab yang diadakan dan biasanya banyak bertanya. Namun, di beberapa jemaat lain, kegiatan Pendalaman Alkitab kurang diminati. Ada berbagai alasan mengapa Pendalaman Alkitab kurang diminati, antara lain topiknya kurang menarik atau pembicaranya kurang ahli. Tetapi, kebanyakan alasan yang diberikan ialah waktunya tidak tepat, sibuk atau terjebak macet di jalan.

Harus diakui, situasi jemaat masa kini dan masa lalu berbeda. Begitu pula antusiasme dan ketekunan untuk mendalami firman Tuhan berbeda. Paulus dan Silas melanjutkan perjalanan memberitakan Injil dari Tesalonika ke Berea, kepada orang-orang Yahudi yang ada di sana. Di Berea, mereka mendapat sambutan yang sangat baik. Dikatakan bahwa orang Yahudi di Berea lebih baik daripada orang Yahudi di Tesalonika; mereka begitu antusias dan semangat untuk menyelidiki Kitab suci, mendalami kebenaran yang disampaikan Paulus dan Silas di dalam kitab suci. Semangat ini membuat iman mereka bertumbuh. Banyak dari mereka yang percaya, bukan hanya dari kalangan orang Yahudi saja, tetapi juga orang Yunani.

Untuk bertumbuh dalam iman tidak cukup hanya mendengar saja, tetapi hati yang rindu dan bertekun untuk mendalami firman dan semakin mengenal-Nya.

DOA:Ajar kami untuk bertekun dalam firman-Mu ya, Tuhan.

Mzm. 105:1-6, 16-22, 45b; Kej. 35:22b-29; Kis. 17:10-15

Page 46: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 7 Agustus 2020

MENGINGAT KEBAIKAN ALLAHMazmur 105:1-6, 16-22, 45b

Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya,mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman

yang diucapkan-Nya .... (Mzm. 105:5)

Saat mengikuti mission trip ke Poso, salah satu kalimat yang diajarkan kepada kami ialah “Pue madago-dago ri aku,” yang artinya Allah itu baik bagiku. Kalimat itu memberi arti mendalam bagi kami, karena kebaikan Tuhan sungguh sangat kami rasakan melalui kehadiran banyak orang yang begitu baik dalam menyambut, mendampingi, menyediakan yang kami butuhkan dan lain sebagainya.

Kebaikan Allah dalam kehidupan bangsa Israel pun amat nyata. Karya keselamatan-Nya dalam sejarah kehidupan manusia dengan berbagai mukjizat yang diperlihatkan-Nya menunjukkan bagaimana Ia memelihara umat yang dikasihi-Nya. Inilah yang diingatkan oleh pemazmur; pemazmur mengajak bangsa Israel untuk mengingat segala perbuatan dan kebaikan Allah di dalam hidup mereka di masa lampau. Dengan segala kebaikan-Nya maka patutlah mereka untuk selalu bersyukur, menaikkan puji-pujian dan mencari Allah senantiasa. Namun, bukan hanya mukjizat-Nya yang patut diingat. Penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya juga mesti selalu diingat, bahwa Dia bukan hanya memelihara umat dengan segala kebaikan-Nya, tetapi penghukuman-Nya pun akan dijatuhkan kepada umat yang hidup tidak seturut kehendak-Nya.

Umat Tuhan, kita telah banyak mengalami kebaikan dan pertolongan Tuhan. Pulih dari sakit penyakit, dipelihara dengan kecukupan dan sebagainya. Ingatlah dan syukurilah itu dengan hidup seturut kehendak-Nya.

DOA:Terlalu banyak kebaikan yang sudah Engkau berikan kepada

kami dan hanya puji syukur yang dapat kami nyatakan.

Mzm. 105:1-6, 16-22, 45b; Kej. 36:1-8; Kis. 18:24-28

Page 47: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 8 Agustus 2020

IRI HATI Kejadian 37:5-11

Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya .... (Kej. 37:11)

“Memangnya, apa sih kelebihan Pak Ridwan sehingga dia yang mendapat promosi itu? Rasanya, aku lebih baik dari dia!” Perkataan itu tak sengaja didengar Pak Ridwan dari rekan kerjanya yang iri atas promosi yang diberikan kepadanya. Padahal, selama ini mereka selalu berkerja sama dengan baik dan tidak ada konflik berarti. Tetapi, promosi yang diberikan kepadanya telah menimbulkan perasaan iri dalam hati rekannya dan mengubah hubungan kerja mereka selama ini.

Hubungan anak-anak Yakub juga mengalami perubahan. Selama ini mereka sudah terbiasa melihat perlakuan Yakub yang lebih mengasihi Yusuf dibandingkan anak-anak yang lainnya dan hal itu jelas menimbulkan perasaan iri dalam hati mereka. Rasa iri dan kebencian mereka terhadap Yusuf semakin bertambah besar setelah dia menceritakan mimpinya bahwa mereka semua akan berlutut di hadapannya. Kebencian yang besar itu, akhirnya membuat mereka berniat melenyapkan Yusuf.

Iri hati bisa berujung pada kejahatan. Membiarkan perasaan iri menguasai hati akan membuat kita selalu berpikir negatif tentang orang lain dan menjadikannya musuh. Akibatnya, kita tidak mampu bersyukur dengan kelebihan diri atau apa yang kita miliki. Diperlukan kebesaran hati dan kemampuan untuk bersikap positif saat melihat kelebihan orang lain dan menjadikannya pendorong untuk mengembangkan potensi diri. Bukankan itu lebih baik?

DOA:Mampukan kami untuk selalu bersyukur atas keberadaan kami, Tuhan.

Mzm. 105:1-6, 16-22, 45b; Kej. 37:5-11; Mat. 16:1-4

Page 48: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 9 Agustus 2020

TUHAN, TOLONGLAH AKU Matius 14:22-33

Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulaitenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!

(Mat. 14:30)

“Apa pun yang saya jalani sampai saat ini, satu hal yang selalu saya minta dari Tuhan, ialah Tuhan tolong saya! Karena saya tahu hanya dengan pertolongan-Nya saya bisa bertahan.” Itulah kesaksian seorang ibu yang telah lima tahun menjalani pengobatan kanker payudara. Setiap saat ia memohon, “Tuhan tolong saya!”

Seruan meminta pertolongan Tuhan juga datang dari mulut Petrus. Seruan itu diteriakkannya ketika ia merasa hampir tenggelam, saat ia mau mendatangi Yesus yang sedang berjalan di atas air. Tampaknya, Petrus dan para murid yang lain tidak sungguh percaya bahwa yang mereka lihat berjalan di atas air adalah Yesus. Petrus mau membuktikan itu. Mulanya, ia percaya diri berjalan di atas air untuk mendatangi Yesus. Tetapi, ketika dirasakannya tiupan angin menyentuh tubuhnya, ia ketakutan dan mulai tenggelam. Sekejab saja rasa percaya dirinya hilang karena ketakutan lebih menguasai perasaannya. Ia takut tenggelam. “Tuhan, tolonglah aku,” seru Petrus. Seruan Petrus adalah seruan putus asa, tetapi sekaligus juga seruan imannya. Ia percaya bahwa orang yang berada di depannya itu adalah Yesus yang bisa menolongnya.

Seruan dengan nada putus asa seperti yang dilakukan Petrus mungkin juga pernah kita lakukan. Namun, apakah seruan kita didorong oleh rasa takut dan putus asa, atau karena percaya bahwa Dialah satu-satunya Tuhan, Allah Sang Penolong yang dapat diandalkan? Berserulah kepada-Nya karena iman!

DOA:Tolonglah kami Tuhan untuk memiliki iman yang sungguh percaya bahwa

Engkau adalah Tuhan yang dapat diandalkan.

Kej. 37:1-4, 12-28; Mzm. 105:1-6, 16-22, 45b;Rm. 10:5-15; Mat. 14:22-33

Page 49: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 10 Agustus 2020

BERDUKAKejadian 37:29-36

Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia,tetapi dia menolak dihiburkan, serta katanya: “Tidak! Aku akan berkabung ...

Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.(Kej. 37:35)

Anak adalah jantung hati orang tua, demikian bunyi sebuah ungkapan. Anak menjadi pusat kasih sayang bahkan pusat kehidupan orangtuanya. Itulah sebabnya, ketika anak yang dikasihi hilang atau meninggal dunia maka duka mendalam pasti dirasakan oleh orangtuanya. Jantung hatinya pergi dan hilang, masa depan terlihat begitu kelam. Harapan yang diletakkan pada anaknya pun sirna.

Rasanya wajar ketika Yakub begitu bersedih saat mendengar berita dari anak-anaknya bahwa Yusuf anak yang sangat dikasihinya telah mati. Pakaian Yusuf yang berlumuran darah dibawa dan ditunjukkan oleh saudara-saudaranya kepada Yakub sebagai bukti kematian Yusuf. Yakub yang melihat pakaian Yusuf berlumuran darah pun mengambil kesimpulan bahwa Yusuf mati diterkam binatang buas. Yakub sangat terpukul. Ia lalu mengenakan pakaian kabung di pinggangnya. Kasihnya yang begitu besar kepada Yusuf membuat ia tidak mau dihibur siapa pun. Bahkan ia ingin menjalani hari-harinya dengan berkabung sampai mati.

Setiap orang pasti akan mengalami duka dan kehilangan. Orang-orang yang kita kasihi tak selamanya ada bersama kita. Suatu saat mereka akan pergi dan kita pun kehilangan. Bagaimana cara kita menghadapi duka dan melaluinya? Sebagai orang percaya, kita menghadapinya bersama Tuhan sumber penghiburan. Di dalam Dia ada pengharapan dan kekuatan. Kepada-Nya, kita datang untuk mendapat penghiburan.

DOA:Tuhan, Engkau sumber penghiburan kami yang sejati,

kiranya kami berharap hanya pada-Mu.

Mzm. 28; Kej. 37:29-36; 2Pet. 2:4-10

Page 50: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Selasa, 11 Agustus 2020

KEMURAHAN ALLAHRoma 9:14-29

Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang,tetapi kepada kemurahan hati Allah.

(Rm. 9:16)

Siapa yang bisa mengatur Tuhan? Tidak seorang pun dapat melakukannya. Namun, sayangnya, ada saja orang yang ingin mengatur Tuhan dengan meminta kepada-Nya untuk memberikan pertolongan dan berkat-Nya hanya kepada orang tertentu atau kelompok tertentu. Lebih berkuasakah kita ketimbang Tuhan?

Paulus menyadari keinginan manusia ini muncul dari pikiran yang merasa lebih dibanding orang lain; lebih baik dan lebih berhak karena merupakan bangsa pilihan, umat kepunyaan Allah. Argumen Paulus ini memang dinyatakannya untuk menjawab orang-orang di Roma yang merasa bahwa keselamatan Allah ada di pihaknya, sedangkan Allah memiliki hak prerogatif-Nya untuk memilih dan menentukan kepada siapa keselamatan-Nya diberikan. Allah memilih Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir dengan cara-Nya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat mengatur cara kerja Allah, atau kepada siapa Ia mau menunjukkan kemurahan-Nya. Semua itu berdasarkan pilihan Allah sendiri, bukan karena usaha manusia atau keinginan manusia.

Jika demikian, lalu apakah kita tidak perlu berbuat baik dan boleh hidup seenaknya? Ingatlah, keselamatan adalah anugerah Allah bagi manusia. Mereka yang hidup di dalam-Nya akan merasakan anugerah itu. Tetapi, di luar Tuhan kita tidak akan mendapatkannya. Karena itu lakukan yang terbaik bagi Tuhan sesuai firman-Nya, maka kita akan merasakan kemurahan hati-Nya.

DOA:Nyatakanlah kehendak-Mu berdasarkan kemurahan hati-Mu, Tuhan.

Mzm. 28; Kej. 39:1-23; Rm. 9:14-29

Page 51: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 12 Agustus 2020

INGATLAH UNTUK BERTERIMA KASIHKejadian 40:1-23

Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu,melainkan dilupakannya.

(Kej. 40:23)

“Terima kasih” adalah dua kata yang sederhana, tetapi mengandung arti yang besar. Terima kasih menunjukkan syukur kepada sesama dan juga kepada Tuhan yang menolong kita melalui orang-orang di sekitar kita. Selain mengucapkan “terima kasih,” hal lain yang bisa dilakukan ialah tidak melupakan orang yang berbuat baik pada kita; kita menyatakan terima kasih dengan mengingat kebaikannya dan memberinya bantuan yang kita mampu, ketika ia juga butuh bantuan.

Inilah juga yang diharapkan Yusuf dari juru minuman raja yang telah ditolongnya. Yusuf meminta juru minuman raja itu mengingatnya; menolong Yusuf ketika keadaannya telah baik. Yusuf berkata, “Ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik ...” (Kej. 40:14). Permintaan itu diungkapkan Yusuf dengan harapan juru minuman raja itu akan menolongnya untuk bebas dari kasusnya sebagai ungkapan terima kasih atas bantuan yang sudah diterimanya dari Yusuf. Tetapi, juru minuman yang sudah kembali melayani raja itu melupakan Yusuf. Ia tak ingat kepada Yusuf dan bantuan yang sudah diterimanya dari Yusuf. Ia tidak ingat untuk mengucapkan terima kasih pada Yusuf.

Melupakan orang yang berbuat baik kepada kita merupakan sikap tidak tahu berterima kasih. Bukan saja kepada sesama, tetapi juga kepada Tuhan. Sebab, bukankah Tuhan menolong kita melalui orang-orang di sekitar kita? Jangan melupakan kebaikan yang sudah diterima, melainkan berterima kasihlah!

DOA:Terima kasih Tuhan atas kebaikan-Mu melalui

setiap orang di sekitar kami.

Mzm. 28; Kej. 40:1-23; Mat. 8:23-27

Page 52: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 13 Agustus 2020

BUKAN AKU, MELAINKAN ALLAHKejadian 41:14-36

Yusuf menyahut Firaun: “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allahjuga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.”

(Kej. 41:16)

“Tuhan pun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ini!” Ungkapan penuh kesombongan itu dikatakan pemilik kapal Titanic, kapal terbesar di awal abad ke-20. Kapal Titanic memiliki teknologi tercanggih saat itu dan mampu mengangkut 3000 penumpang dari Inggris ke Amerika Serikat. Tetapi, di malam yang dingin, di pelayaran perdananya, kapal ini menabrak sebuah gunung Es. Kapal besar ini pun tenggelam membawa ribuan penumpangnya.

Yusuf tidak menjadi sombong dan tinggi hati karena kemampuan yang dimilikinya. Itu terlihat ketika ia bertemu dan berbicara dengan Firaun yang gelisah dengan mimpinya. Perjumpaan Yusuf dan Firaun terjadi setelah juru minuman raja akhirnya mengingat kebaikan Yusuf dan kemampuannya. Juru minuman menceritakan Yusuf kepada Firaun, sehingga Yusuf pun dipanggil oleh Firaun dan ditanyai tentang kemampuannya mengartikan mimpi. Yusuf menjawab dengan rendah hati: “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah ....” Bagi Yusuf, kemampuannya itu tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah yang selalu menyertainya dan mengaruniainya hikmat sehingga ia beroleh pengertian untuk menyingkapkan mimpi. Maka, tidak ada yang dapat disombongkan Yusuf di hadapan manusia.

Orang yang rendah hati akan selalu mengingat Penciptanya. Ia akan menyadari bahwa keberadaannya, kemampuannya dan segala yang dimilikinya ia dapat karena anugerah Allah; karena Allah memberkatinya.

DOA:Ajar kami untuk selalu rendah hati dengan apa yang kami miliki,

karena semuanya berasal dari-Mu ya, Tuhan.

Mzm. 133; Kej. 41:14-36; Why. 15:1-4

Page 53: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 14 Agustus 2020

RUKUN ITU INDAH Mazmur 133

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

(Mzm. 133:1)

“Rukun itu indah. Rukun itu indah. Bersaudara itu indah. Bersaudara itu indah. Bersatu itu juga indah. Bersatu itu indah.” Demikian isi pidato politik Jokowi di Sentul International Convention Center, Bogor, pada Juli 2019 lalu. Pidato yang bertema Visi Indonesia untuk lima tahun ke depan itu sangat menekankan kehidupan bersama sebagai bangsa yang berideologi Pancasila dan berasaskan Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia adalah rumah bersama bagi semua. Maka, Jokowi mengajak semua pihak untuk tidak lagi membicarakan perbedaan, tetapi bicara tentang membangun Indonesia yang satu.

Semangat rukun dan bersatu ini pula yang terdapat pada pemazmur. Ia melihat bahwa kehidupan bersama dalam kerukunan adalah baik dan indah. Meskipun disadari bahwa manusia memiliki perbedaan satu dengan yang lain, tetapi manusia yang berbeda ini saling terhubung dan tidak bisa menghindar dari jalinan relasi satu dengan yang lain. Perbedaan pun adalah berkat pemberian Tuhan. Berkat itu akan berkembang menjadi kebaikan, ketika perbedaan dihargai dan dalam perbedaan itu manusia mau belajar untuk dapat hidup bersama. Hargailah perbedaan! Ketika itu dilakukan, kerukunan dan kesatuan akan tercipta, banyak hal baik dan besar akan dapat dilakukan dalam kebersamaan.

Bangsa Indonesia akan semakin maju ketika setiap warganya memiliki semangat untuk bersatu dan hidup rukun. Setiap kita, kiranya mengambil bagian untuk menciptakan Indonesia yang rukun dan bersatu.

DOA:Kami bersyukur atas keragaman yang Engkau anugerahkan bagi bangsa

Indonesia, kiranya kami dapat hidup bersama dengan rukun.

Mzm. 133; Kej. 41:37-57; Kis. 14:19-28

Page 54: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 15 Agustus 2020

DIKENALMatius 14:34-36

Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua

orang yang sakit dibawa kepada-Nya. (Mat. 14:35)

Salah satu kebutuhan dasar manusia yang diidentifikasi oleh Abraham Maslow adalah kebutuhan akan kasih. Kasih sayang ini berkaitan dengan keluarga, persahabatan, komunitas yang saling memiliki, saling menerima dan saling percaya. Kebutuhan ini juga yang ada pada orang-orang di Genesaret.

Ketika Yesus mendarat di Genesaret, orang-orang Genesaret mengenal Dia dan mereka sangat antusias memberitakan kepada seluruh daerah itu bahwa Yesus datang ke tempat mereka. Sambutan yang luar biasa ini, memperlihatkan kerinduan besar dalam diri penduduk Genesaret akan kehadiran Yesus dan sukacita karena mereka diperhatikan dan dikasihi oleh Yesus. Sukacita mereka meluap karena mereka juga mengenal Dia mampu menyembuhkan sakit penyakit. Bisa jadi, beberapa penduduk Genesaret telah menyaksikan tindakan penyembuhan Yesus, lalu memberitakannya kepada orang banyak. Itu sebabnya, banyak orang sakit dibawa kepada-Nya. Yesus dapat dan mau menyembuhkan. Itulah yang dipercaya oleh orang-orang Genesaret. Iman mereka dijawab: Yesus membiarkan mereka menjamah jumbai jubah-Nya, dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Banyak karya yang sudah Tuhan Yesus lakukan bagi kita, terlebih karya keselamatan yang dianugerahkan-Nya bagi kita. Apakah anugerah Tuhan telah membuat iman kita semakin bertumbuh kepada-Nya dan membuat kita semakin setia mengikut Dia?

DOA:Karya-Mu telah kami kenali dan rasakan Tuhan,

kiranya iman kami bertumbuh di dalam-Mu.

Mzm. 133; Kej. 42:1-28; Mat. 14:34-36

Page 55: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 16 Agustus 2020

TERIAKAN IMANMatius 15:(10-20), 21-28

Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nyadatang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti

kita dengan berteriak-teriak.” (Mat. 15:23)

Ratusan buruh yang berdemonstrasi berteriak-teriak menuntut tiga hal: kenaikan Upah Minimum Propinsi, dinaikkannya status karyawan kontrak menjadi karyawan tetap, dan dihapuskannya sistem outsourcing. Dari sudut pendemo, teriakan menjadi cara mereka untuk didengar dan diperhatikan penguasa. Dari sudut penguasa atau pihak yang kepadanya teriakan itu ditujukan, teriakan itu bisa jadi menyebalkan.

Jangankan teriakan ratusan orang, teriakan satu orang saja bisa membuat pendengarnya terganggu ketika teriakan itu dilakukan tanpa henti, seperti yang dialami murid-murid Yesus. Seorang perempuan Kanaan yang anak perempuannya kerasukan setan dan sangat menderita, berseru memohon agar Tuhan Yesus menolongnya. Tetapi, Yesus tampak tidak menggubrisnya. Menakjubkan, perempuan itu tidak tampak putus asa. Ia terus mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak dan berharap Yesus mendengar, memperhatikan teriakannya dan mengabulkan permohonannya. Para murid yang terganggu meminta Yesus mengusir perempuan itu. Tetapi, Yesus justru menjawab perempuan itu. Yesus mendengar seluruh teriakan perempuan itu, namun Ia ingin melihat kesungguhan iman perempuan itu.

Tuhan selalu mendengar seruan yang kita naikkan kepada-Nya. Ia memperhatikan. Pada saatnya, Ia menjawab seruan kita. Teruslah berseru kepada Tuhan. Jangan berhenti. Ia pasti melihat iman kita kepada-Nya.

DOA:Dengarlah seruan kami, Tuhan.

Kej. 45:1-15; Mzm. 133; Rm. 11:1-2a, 29-32;Mat. 15:(10-20), 21-28

Page 56: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 17 Agustus 2020

ALLAH SANG PEMBEBASMazmur 130

Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHANada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

(Mzm. 130:7)

Hari ini, kita merayakan 75 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita menyadari tidak mungkin kita bisa menikmati kemerdekaan ini, tanpa pengorbanan dari para pejuang yang tak kenal lelah dan tanpa pamrih memberi diri mereka berjuang demi membebaskan Indonesia dari penjajahan bangsa asing. Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan, juga harus dijalani dengan perjuangan; kita berjuang untuk kesatuan bangsa, berjuang untuk kemajuan bangsa, berjuang untuk kehidupan yang lebih baik di segala bidang.

Perjuangan untuk merdeka dari hal yang menindas dilakukan oleh setiap orang. Umat Tuhan pun berjuang menghadapi dan mengalahkan dosa. Namun, hanya pengampunan Tuhanlah yang bisa membebaskan. Pemazmur menyadari segala kesalahannya dan ketidaklayakannya di hadapan Tuhan. Ia juga menyadari bahwa hanya kasih setia Tuhan yang bisa menyelamatkannya. Karena itu, ia terus berseru kepada Tuhan agar berkenan memberikan pengampunan-Nya. Tuhanlah Sang Pembebas. Tetapi, hidup dalam kebebasan yang Tuhan anugerahkan juga harus disertai perjuangan. Kita masih akan terus berjuang untuk hidup dalam kehendak-Nya, agar pengampunan dan anugerah-Nya tidak sia-sia.

Saat ini, ketika merayakan kemerdekaan bangsa, kita diingatkan untuk selalu berjuang mengisinya demi kehidupan bersama yang baik, agar anugerah Tuhan melalui para pejuang tidak sia-sia. Merdeka!

DOA:Kiranya semangat kemerdekaan membuat kami

dapat hidup dalam kehendak-Mu.

Mzm. 130; Kej. 43:1-34; Kis. 15:1-21

Page 57: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Selasa, 18 Agustus 2020

TUHAN TIDAK MENDENDAMMazmur 130

Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan,Tuhan, siapakah yang dapat tahan?

(Mzm. 130:3)

“Sudah cukup kesabaranku. Dulu dia sudah pernah menjelekkan aku, tetapi aku diam saja. Kedua kali dia lakukan hal yang sama aku masih sabar, tetapi kini, sudah habis kesabaranku. Aku tidak mau tinggal diam, aku akan melabrak dia.” Demikian perkataan seorang ibu yang marah karena merasa nama baiknya dirusak berkali-kali oleh seorang temannya sejak lama.

Mengingat kesalahan memang lebih mudah daripada mengingat kebaikan. Kesalahan orang lain, apalagi yang sangat menyakitkan akan selalu meninggalkan bekas luka yang sulit untuk disembuhkan. Sekiranya Tuhan melakukan hal yang sama, mengingat-ingat kesalahan umat-Nya siapa yang dapat tahan? Ungkapan pemazmur ini lahir dari kesadaran pemazmur akan kasih setia Tuhan yang begitu besar bagi umat-Nya, yang meskipun berlumur dosa, tetapi diampuni-Nya. Tuhan tidak mengingat-ingat dosa umat-Nya, meskipun berulang kali mereka meninggalkan-Nya, berkali-kali melawan perintah-Nya, berkali-kali pula mengaku dosa dan meminta ampun kepada-Nya, tetapi mereka mengulanginya kembali. Jika Tuhan mengingat-ingat kesalahan umat-Nya, siapa yang dapat tahan? Syukurlah, Tuhan bukan pendendam. Ia mengampuni umat-Nya yang bertobat, sebab Ia mengasihi mereka.

Jika Tuhan tidak mendendam dan mengampuni kita, mengapa kita masih menyimpan sakit hati dan dendam terhadap sesama? Berikanlah pengampunan, sebab kita pun telah menerima pengampunan dari Tuhan.

DOA:Kami sudah menikmati kasih dan pengampunan-Mu, mampukan kami

melakukan hal yang sama terhadap sesama kami.

Mzm. 130; Kej. 44:1-34; Rm. 11:13-29

Page 58: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 19 Agustus 2020

HARAPAN YANG BANGKITKejadian 45:16-28

Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yangdiucapkan Yusuf ... maka bangkitlah kembali semangat Yakub,

ayah mereka itu. (Kej. 45:27)

Setelah kehilangan Yusuf, anak yang sangat dikasihinya, Yakub pun kehilangan semangat hidupnya. Segala sesuatu dijalaninya begitu saja, tiada pengharapan lagi. Meskipun ada Benyamin, adik Yusuf, anak Rahel yang juga dikasihinya, tetapi gairah hidupnya tak sama lagi seperti ketika belum kehilangan Yusuf.

Keadaan Yakub menjadi berubah, setelah anak-anaknya kembali dari Mesir dengan membawa banyak pemberian dari Yusuf untuk mereka semua di Kanaan. Awalnya, Yakub tidak percaya atas perkataan anak-anaknya, bahwa Yusuf masih hidup. Dukanya terlalu dalam. Ia sudah kehilangan harapannya bertahun-tahun lampau, saat menerima jubah Yusuf yang berlumuran darah. Maka, tanggapannya dingin. Ia tidak bisa memercayai perkataan anak-anaknya, sampai mereka menyampaikan perkataan-perkataan Yusuf dan kereta yang dikirim Yusuf untuk menjemput ayahnya. Bukti yang dilihatnya membuat Yakub percaya bahwa Yusuf masih hidup. Rasa percaya membangkitkan semangat Yakub. Ia ingin berjumpa dengan Yusuf sebelum ia mati.

Harapan yang padam melenyapkan semangat dan kekuatan. Tetapi, harapan yang bangkit menyegarkan kehidupan. Jangan biarkan harapan dan semangat hidup kita menghilang akibat persoalan yang kita alami atau karena kelemahan tubuh. Kuatkan iman dalam Tuhan agar harapan tetap terjaga, sehingga kita bisa bertahan menghadapi guncangan apa pun. Berharaplah pada Tuhan. Dialah sumber harapan yang sesungguhnya.

DOA:Kiranya kami dapat terus berpengharapan kepada-Mu

dalam setiap masalah kami.

Mzm. 130; Kej. 45:16-28; Mat. 8:1-13

Page 59: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 20 Agustus 2020

BERKAT BAGI TIAP-TIAP ORANGKejadian 49:1-33

Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka ... tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat

yang diuntukkan kepada mereka masing-masing. (Kej. 49:28)

Banyak orang Kristen yang kerap menutup percakapan atau tulisannya dalam pesan pribadi atau group WhatsApp dengan kalimat “Tuhan memberkati.” Dan biasanya direspons dengan kata “Amin.” Sebab, kalimat itu diyakini sebagai sebuah doa bahwa Tuhan memberkati kehidupan orang yang dimaksud. Doa yang menjadi suatu pengharapan bahwa hidup akan senantiasa dalam pemeliharaan Tuhan.

Ucapan berkat juga diberikan Yakub kepada anak-anaknya, satu persatu sebelum ia meninggal. Dalam kata-kata perpisahannya kepada putra-putranya, Yakub menghadirkan nubuatan bagi mereka. Tiap orang dipanggilnya bergiliran ke tepi pembaringannya untuk mendengarkan kata-kata berkat, teguran atau kutukan. Kata-kata terakhir dari Yakub ini merupakan nubuat mengenai arah pada masa depan setiap anak berdasarkan pemahaman sang ayah akan sifat mereka masing-masing. Anak-anak Yakub pun memahami bahwa ucapan-ucapan resmi ayah mereka merupakan nubuat yang penting dan menentukan arah kehidupan mereka selanjutnya.

Ucapan berkat yang datang dari hati yang tulus akan dapat dirasakan oleh orang yang mendengarnya. Seperti halnya Yakub mengucapkan berkat bagi anak-anaknya, marilah kita juga senantiasa mengucapkan berkat bagi sesama yang akan mendatangkan semangat dan sukacita saat mereka mendengarnya, sehingga pemeliharaan Allah dapat dirasakan juga oleh mereka.

DOA:Terima kasih untuk setiap berkat yang sudah

Kau berikan kepada kami ya, Tuhan.

Mzm. 124; Kej. 49:1-33; 1Kor. 6:1-11

Page 60: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 21 Agustus 2020

BERMEGAH DI DALAM TUHAN2 Korintus 10:12-18

“Tetapi barangsiapa bermegah,hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”

(2Kor. 10:17)

Merasa bangga dengan pencapaian yang diraih tidak salah, bahkan perlu, apalagi ketika pencapaian itu diraih dengan kerja keras yang luar biasa. Tetapi, jangan sampai berlebihan. Rasa bangga yang berlebihan akan membawa pada kesombongan diri.

Paulus tidak melarang orang bermegah. Yang ia koreksi adalah rasa bangga atau bermegah atas hasil kerjanya yang membuatnya melupakan Tuhan; seolah-olah segala keberhasilan yang diperoleh adalah hasil kemampuan diri sendiri, tanpa campur tangan Tuhan. Sikap seperti ini bermakna kesombongan diri. Juga ketika seorang bermegah atas hasil kerja orang lain; orang lain yang berkerja keras, tetapi ia yang membanggakannya sebagai hasil kerjanya, maka kebanggaan itu dilakukan dalam ketidakjujuran. Hal ini terdapat juga dalam kehidupan jemaat di Korintus. Ada sekelompok orang yang merasa bahwa merekalah yang telah membangun jemaat itu, padahal tidak demikian. Paulus menegaskan kepada jemaat Korintus bahwa jika mereka bermegah, hendaklah mereka bermegah di dalam Tuhan (ay. 17). Maksudnya, ketika seorang bermegah dengan apa yang diraihnya maka sadari bahwa semua itu didapat karena pertolongan Tuhan yang memberkati kerja keras yang penuh kejujuran dan kebenaran.

Bermegah di dalam Tuhan berarti mengakui bahwa Tuhanlah yang patut dimuliakan, bukan nama kita. Sebab, Tuhan adalah sumber segala sesuatu.

DOA:Ajar kami untuk selalu mengingat bahwa Engkaulah sumber

segala sesuatu, sehingga kami tidak menjadi tinggi hati.

Mzm. 124; Kej. 49:29—50:14; 2Kor. 10:12-18

Page 61: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 22 Agustus 2020

TERLUPUT KARENA PERTOLONGAN TUHANMazmur 124

Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung;jerat itu telah putus, dan kitapun terluput!

(Mzm. 124:7)

Terluput dari bahaya. Ungkapan ini menunjukkan keadaan orang yang hampir saja celaka, tetapi luput sehingga ia selamat. Misalnya, seorang ibu yang hendak menyeberang jalan, nyaris terserempet motor yang melaju kencang. Bersyukur ada seorang penyeberang jalan lainnya yang menarik tangan ibu ini ke pinggir jalan sehingga ia terluput. Ia pun selamat.

Pemazmur merasakan pertolongan Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya sehingga ia terluput dari bahaya. Pemazmur menggambarkan keadaan terluput ini seperti burung – kata yang digunakan di sini menunjukkan burung pipit – yang terluput dari jerat penangkap burung. Pemazmur menyadari bahwa musuh-musuh itu licik dan penuh kebencian. Mereka membentangkan perangkap bagi umat Allah, supaya umat Allah terjatuh ke dalam dosa dan malapetaka, lalu menahan mereka di situ. Adakalanya, musuh tampak berhasil mencapai tujuan mereka mencelakai umat Tuhan; umat Tuhan terjebak di dalam perangkap sama seperti burung yang tidak berdaya, mereka tidak mampu membebaskan diri. Pada saat itulah, Allah tampil membebaskan umat-Nya. Allah memutuskan jerat musuh. Allah meluputkan umat-Nya. Allah menyelamatkan umat-Nya sehingga mempermalukan musuh mereka.

Tuhan Allah kita selalu siap sedia menolong kita; selalu siap sedia menyelamatkan kita. Maka, jangan lagi takut dan gentar terhadap persoalan hidup, melainkan andalkanlah Tuhan.

DOA:Engkaulah pertolongan kami ya, Tuhan, kepada-Mu kami berharap.

Mzm. 124; Kej. 50:15-26; Mat. 16:5-12

Page 62: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 23 Agustus 2020

PENGAKUAN PRIBADI Matius 16:13-20

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ”Tetapi apa katamu,siapakah Aku ini?”

(Mat. 16:15)

Tidak dapat dimungkiri bahwa terkadang pendapat kita dipengaruhi oleh pandangan orang lain yang ada di sekitar kita. Pengaruh itu terlihat ketika kita mendengar berita dari orang lain maka kata pertama yang biasanya muncul dalam percakapan, ialah “katanya ...” atau “saya dengar ....” Tentunya pendapat yang muncul berdasarkan pandangan orang lain dan bukan karena hasil pemikiran sendiri agak sulit untuk dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Yesus mengetahui bahwa para murid sering berada di antara orang banyak dan mendengar percakapan orang tentang diri-Nya. Maka, Ia ingin tahu apa saja yang telah didengar oleh para murid tentang diri-Nya. Tetapi, bukan hanya itu, Yesus juga ingin mendengar apa pendapat para murid tentang diri-Nya. Ini tentu bukan karena Yesus tidak mengetahui pikiran para murid, tetapi Ia ingin mendengar pengakuan mereka. Yesus bertanya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Pengakuan pribadi yang muncul atas pengenalan pribadi terhadap Yesus, tentu berbeda dengan perkataan orang lain. Petrus menunjukkan pengenalan pribadinya terhadap Yesus, ia berkata: ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

Apakah kita sungguh-sungguh mengenal Tuhan dan mengakui-Nya secara pribadi? Apakah pengakuan kita lahir dari pengenalan pribadi atau karena mendengar kata orang? Kiranya kita dimampukan untuk semakin mengenal Dia dan mengakui-Nya dalam hidup sehari-hari.

DOA:Kami ingin mengenal Engkau secara pribadi sehingga iman

kami terus bertumbuh di dalam-Mu.

Kel. 1:8-2:10; Mzm. 124; Rm. 12:1-8; Mat. 16:13-20

Page 63: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 24 Agustus 2020

ALLAH MENUNTUN PADA PERTOBATANRoma 2:1-11

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya,kesabaran-Nya, kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu bahwa maksud

kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?(Rm. 2:4)

“Diberi hati minta jantung.” Ungkapan ini merupakan ekspresi geram, ketika mendengar atau menyaksikan orang yang telah diberi kebaikan, tetapi tidak menghargai kebaikan yang diterimanya dan malahan berlaku tidak pantas.

Paulus dalam nasihatnya, mengingatkan jemaat di Roma agar tidak berlaku “diberi hati minta jantung,” dengan mengabaikan segala kebaikan, kemurahan, kesabaran dan kelapangan hati Tuhan terhadap mereka. Tuhan menganugerahkan segala yang baik bagi umat-Nya agar umat-Nya bertobat dan mengalami pembaruan hidup. Kebaikan Tuhan bukan untuk dianggap sepi; bukan untuk disia-siakan dengan terus hidup sesuka hati. Sebagai jemaat yang hidup di kota besar, Paulus menyadari bahwa jemaat Korintus menghadapi tantangan terkait dengan keberagaman. Ada orang Yahudi, orang Yunani, orang Romawi dan berbagai suku bangsa lainnya. Penghayatan akan kasih Kristus dalam kehidupan jemaat juga beragam. Ada suku bangsa yang sangat meyakini bahwa mereka adalah bangsa pilihan, umat kepunyaan Allah sehingga pasti akan diselamatkan, apa pun keberadaan mereka. Terhadap pandangan ini, Paulus menegaskan bahwa Tuhan tidak memandang bulu. Artinya semua orang dari suku bangsa apa pun, akan dihakimi berdasarkan perbuatannya: baik atau buruk.

Kasih Tuhan seharusnya membuat kita berjalan dalam pertobatan, bukan hidup sekehendak hati.

DOA:Ampuni kami Tuhan, jika kasih-Mu kami abaikan dan kurang kami syukuri.

Mzm. 8; Kel. 1:1-7; Rm. 2:1-11

Page 64: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Selasa, 25 Agustus 2020

PIKIRAN TUHANRoma 11:33-36

O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya

dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!(Rm. 11:33)

“Awalnya, saya tidak mengerti kenapa saya mengambil kesempatan bekerja di kota ini. Ternyata, itulah cara Tuhan mempertemukan saya dengan seorang yang kini menjadi suami saya. Memang, jalan Tuhan itu tidak terduga dan sulit untuk dimengerti.” Demikian tutur seorang ibu dengan sukacita dan takjub atas cara Tuhan bekerja dalam hidupnya.

Rasa takjub atas cara Tuhan berkarya juga disaksikan Paulus dalam tulisannya kepada jemaat Roma. Allah sungguh berkuasa dan berdaulat untuk menyatakan kemurahan-Nya secara penuh kepada seluruh manusia. Paulus merasa takjub dengan kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah yang menghasilkan karya yang sangat indah bagi umat manusia. Rancangan dan ketetapan Allah demikian agung; tidak mampu dipahami manusia, sulit ditelusuri dan diikuti, sebab segala rancangan dan tindakan-Nya melampaui akal manusia. Meskipun manusia berusaha untuk menyelami pikiran Allah, namun tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengetahui apa sesungguhnya rencana Allah sebelum semuanya terjadi.

Betapa besar dan mulia Allah. Ia merancang segala sesuatu untuk kebaikan umat manusia, dan untuk kemuliaaan nama-Nya. Sesungguhnya, tidak ada kelebihan manusia di hadapan Allah, tetapi Allah yang mulia berkenan menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Maka sepatutnyalah manusia bersyukur kepada Allah dan senantiasa bersandar kepada-Nya.

DOA:Meskipun kami tak mampu menyelami jalan-Mu ya, Tuhan, ajar kami

percaya bahwa rancangan yang baik Engkau sediakan bagi kami.

Mzm. 8; Kel. 2:11-15a; Rm. 11:33-36

Page 65: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Rabu, 26 Agustus 2020

PERBUATAN BAIKMatius 26:6-13

Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata:“Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab iatelah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.”

(Mat. 26:10)

“It’s not how much we give but how much love we put into giving.” Demikian salah satu kalimat Mother Teresa yang mengingatkan bukan seberapa besar pemberian kita tetapi seberapa besar cinta yang kita masukkan ke dalam sebuah pemberian.

Cinta. Itulah yang memotivasi tindakan seorang perempuan di Betania kepada Yesus. Cintanya yang besar membuat ia mencurahkan minyak wangi yang mahal ke atas kepala Yesus, yang saat itu sedang duduk makan. Murid-murid Yesus yang melihat hal itu menjadi gusar. Mereka menyayangkan minyak mahal itu dibuang percuma oleh perempuan itu. Jika minyak itu dijual, tentulah uangnya bisa diberikan kepada orang miskin. Namun, Yesus mengetahui pikiran para murid bahwa sesungguhnya mereka menyayangkan minyak wangi yang mahal itu, bukanlah karena mereka sungguh peduli kepada orang miskin. Itulah sebabnya Yesus menegur mereka. Yesus pun tahu isi hati dan motivasi perempuan yang mengurapi kepala-Nya itu, yakni cinta yang besar kepada-Nya. Demikian cintanya pada Yesus sehingga ia tidak memperhitungkan harga minyak wangi itu. Karena itulah Yesus membiarkannya dan menilai: “Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik kepada-Ku.”

Perbuatan baik apa yang sudah kita lakukan bagi Tuhan? Tentu ada, bukan? Tetapi, apakah perbuatan itu dilakukan dengan motivasi kasih yang besar kepada-Nya atau demi untuk mendapatkan perhatian dan pujian manusia?

DOA:Kiranya kami terus bertumbuh dalam kasih kepada-Mu ya, Tuhan,

agar dalam kasih kami melakukan perbuatan baik.

Mzm. 8; Kel. 2:15b-22; Mat. 26:6-13

Page 66: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Kamis, 27 Agustus 2020

TUHAN MENDENGAR Keluaran 2:23-24

... teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.(Kel. 2:23)

“Ayo kamu berdoa dulu sebelum tidur!” Demikian perintah seorang ibu kepada anaknya. Sang anak pun langsung memejamkan mata beberapa saat, mulutnya komat–kamit sebentar, lalu berkata “Amin.” Ibunya heran dan bertanya: “Loh, mana suara doanya, ibu tidak dengar?” “Kan, aku doa dalam hati, kalau ibu tidak dengar, Tuhan pasti dengar!” sahut sang anak.

Bangsa Israel yang berada dalam perbudakan di Mesir mengeluh karena kebebasan mereka direnggut. Tekanan, penindasan dan penganiayaan sebagai budak membuat mereka berseru-seru kepada Tuhan, memohon pertolongan-Nya, memohon dibebaskan dari penindasan. Mereka adalah sebuah bangsa, tetapi mereka tidak berdaulat atas diri mereka sendiri. Allah pun mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub; Ia ingat akan janji-Nya untuk terus menyertai dan memberkati Israel. Digerakkan oleh belas kasihan, Ia pun mendengarkan suara mereka. Ia bertindak membebaskan umat-Nya melalui orang pilihan-Nya, Musa, yang dengan pertolongan-Nya memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir.

Allah adalah Allah yang berbelas kasihan kepada umat-Nya. Ia mengenal umat-Nya dan penderitaan mereka; Ia mendengar setiap keluhan mereka dan Ia mau menolong. Maka, jangan jemu berseru kepada Allah dalam segala hal yang kita alami. Percayalah Ia selalu mengingat kita dan mendengar seruan kita. Ia akan menolong, sebab Ia mengasihi kita.

DOA:Terima kasih karena Engkau selalu mendengar setiap seruan

hati kami, dan menjawab kami menurut kasih-Mu.

Mzm. 105:1-6, 23-26, 45b; Kel. 2:23-24; Ef. 5:1-6

Page 67: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Jumat, 28 Agustus 2020

LEBIH KUAT KARENA DIBERKATIMzm. 105:1-6, 23-26, 45b

TUHAN membuat umat-Nya sangat subur,dan menjadikannya lebih kuat dari pada para lawannya ....

(Mzm. 105:24)

Rasa bangga atas kehidupan bangsa yang diakui dan diperhitungkan, bahkan di tengah situasi dunia yang mengalami berbagai tantangan pada waktu-waktu terakhir ini, khususnya di bidang ekonomi, tentu dirasakan oleh warga bangsa Indonesia. Keberadaan Indonesia yang diakui dan diperhitungkan oleh dunia, patutlah disyukuri sebagai anugerah Tuhan.

Pemazmur mengingat perbuatan Allah di masa lampau yang sungguh patut dipuji. Setiap peristiwa yang dialami Israel dalam sejarahnya, memperlihatkan kasih dan kuasa Tuhan yang begitu besar. Sejak Yakub bersama kaum keluarganya tinggal di Mesir, mereka bertumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang besar dan kuat, bahkan lebih kuat dari Mesir. Hal ini adalah anugerah Tuhan bagi bangsa Israel. Tetapi, bagi bangsa Mesir pertumbuhan bangsa Israel mengkhawatirkan dan menakutkan; Israel dianggap bisa menjadi ancaman bagi Mesir. Itulah sebabnya, mengapa di kemudian hari, Mesir memperlakukan bangsa Israel sebagai budak. Tetapi, karya Tuhan terus berlanjut bagi Israel. Ia membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan menuntun mereka pada tanah yang sudah dijanjikan. Tuhan memberkati Israel.

Kekuatan dan kebesaran bangsa Indonesia yang diakui dunia adalah berkat Tuhan. Kebanggaan kita atas kenyataan ini, kiranya memampukan kita untuk bersyukur atas Indonesia dan tetap rendah hati karena semuanya berasal dari Tuhan; anugerah Tuhan.

DOA:Kiranya kami dapat menjadi bangsa yang besar dankuat dengan tetap memuliakan nama-Mu ya, Tuhan.

Mzm. 105:1-6, 23-26, 45b; Kel. 3:16-22; 2Tes. 2:7-12

Page 68: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Sabtu, 29 Agustus 2020

ALLAH MEMANGGIL, ALLAH MEMPERLENGKAPIKeluaran 4:1-9

“Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkantanda mujizat yang pertama, maka mereka akan percaya

kepada tanda mujizat yang kedua.” (Kel. 4:8)

Memercayai kemampuan seseorang, tanpa adanya bukti, tidak mudah dilakukan. Musa menyadari hal itu akan terjadi padanya. Umat Israel tentu akan meminta bukti ketika ia memperkenalkan diri akan memimpin Israel keluar dari tanah mesir. Mungkin saja, bukan hanya bangsa Israel yang ragu, Musa sendiri pun ragu akan kesanggupannya melaksanakan perintah Tuhan itu.

Keberatan-keberatan yang diajukan Musa kepada Tuhan, sesungguhnya merupakan dalih untuk menghindar dari tanggung jawab berat yang Tuhan berikan kepadanya. Musa sangat menyadari siapa dirinya dan apa kemampuan yang dimilikinya. Ia tidak percaya diri akan sanggup mengemban tugas itu. Karena itu, ia mengajukan berbagai keberatan kepada Tuhan. Musa mengaku khawatir bangsa Israel tidak akan percaya kepadanya. Ia terus berdalih, hingga akhirnya Tuhan menunjukkan pada Musa bahwa Ia akan memberi segala yang dibutuhkan Musa; Tuhan akan memperlengkapi Musa agar bangsa Israel percaya kepadanya. Tongkat gembala di tangan Musa bisa berubah menjadi ular, dan tangan Musa yang terkena kusta menjadi tahir jika dimasukkan ke dalam bajunya menjadi bukti penyertaan Tuhan. Melalui mukjizat itu, Tuhan menunjukkan pada Musa bahwa Ia memilih dan memperlengkapinya.

Kadang kala, keterbatasan dan kelemahan membuat kita meragukan pilihan Tuhan atas kita. Kita pun berdalih. Firman hari ini mengingatkan kita, ketika Tuhan memilih, Ia juga pasti akan memperlengkapi.

DOA:Engkau yang memilih kami Tuhan, maka teguhkan dan

mantapkanlah hati kami untuk berjalan dalam pimpinan-Mu.

Mzm. 105:1-6, 23-26, 45b; Kel. 4:1-9; Mat. 8:14-17

Page 69: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Minggu, 30 Agustus 2020

PIKIRAN MANUSIA Matius 16:21-28

Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis ...engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,

melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mat. 16:23)

Kita tentu tidak ingin orang yang kita kasihi mengalami hal yang buruk. Karena itu, dalam setiap doa-doa kita, kita selalu mohonkan perlindungan Tuhan atas mereka.

Demikian juga Petrus. Ketika ia mendengar tentang penderitaan yang akan dialami Yesus, Petrus menarik Yesus dan mengatakan pada-Nya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Perkataan ini, diungkapkan Petrus karena Ia mengasihi Yesus. Ia ingin melindungi Dia, menjaga agar hal buruk tak terjadi pada-Nya. Demikianlah pikiran manusia. Manusia selalu ingin menjauhkan segala penderitaan dan kesulitan dari hidupnya. Petrus tidak mengetahui bahwa melalui penderitaan yang akan dialami Yesus, rencana keselamatan Allah bagi dunia ini akan terjadi. Bahkan, melalui penderitaan itu, Anak Manusia akan ditinggikan. Inilah pikiran Allah yang sulit dipahami oleh Petrus, bahkan manusia mana pun. Jalan penderitaan harus ditempuh oleh Yesus, dan kelak akan ditempuh juga oleh para pengikut-Nya.

Pikiran Allah berbeda dengan pikiran Allah. Manusia pun sulit menyelami dan memahami apa yang menjadi rencana Allah bagi umat-Nya. Apa yang baik dalam pikiran manusia belum tentu berkenan kepada Allah. Sebaliknya, apa yang buruk dalam pikiran manusia belum tentu buruk dalam pikiran Allah. Itulah sebabnya, ketika kita hendak merancang apa pun, kita perlu memohon pimpinan Allah agar kehendak-Nyalah yang terjadi. Sebab, rencana dan kehendak-Nya terbaik.

DOA:Kami mau meletakkan seluruh hidup kami dalam rancangan

dan kehendak-Mu saja, Tuhan.

Kel. 3:1-15; Mzm. 105:1-6, 23-26, 45b;Rm. 12:9-21; Mat. 16:21-28

Page 70: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

Senin, 31 Agustus 2020

TUHAN TIDAK TIDURKeluaran 4:10-31

Lalu percayalah bangsa itu, dan ketika mereka mendengar,bahwa TUHAN telah mengindahkan ... maka berlututlah mereka

dan sujud menyembah.(Kel. 4:31)

‘Gusti ora sare.” Ungkapan ini menjadi semakin terkenal setelah seorang tokoh politik mengakhiri surat yang ditulisnya dengan kalimat Gusti ora sare. Artinya, Tuhan tidak tidur. Sebuah doa dan keyakinan iman bahwa Tuhan melihat segala yang terjadi.

Saat bangsa Israel mengalami penindasan di Mesir, mereka berseru kepada Tuhan, memohon untuk diselamatkan. Tuhan mendengar seruan mereka, dan Ia memiliki cara sendiri untuk menyelamatkan mereka. Allah mengutus Musa yang memiliki berbagai kelemahan dan keterbatasan; ia dipilih dan dipakai Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Pemilihan Tuhan atas Musa tidak sembarangan. Allah punya rencana untuk bangsa Israel, juga untuk Musa. Ia memperlengkapi Musa dengan segala yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin, bukan saja kemampuan dan perlengkapan di tangan, tetapi juga kehadiran Harun sebagai pendamping Musa. Musa tidak bisa berjalan sendiri. Harun menjadi penolong yang mendukung Musa dalam melakukan tugasnya. Tuhan membuat mukjizat melalui Musa dan Harun. Bangsa itu pun menjadi percaya bahwa Tuhan mendengar seruan mereka.

Tak ada seruan umat yang sia-sia, ketika disampaikan dengan segenap hati kepada Tuhan. Yang dibutuhkan adalah hati yang percaya dan menyembah Dia. Tuhan tidak pernah tidur. Dia melihat. Dia mendengar. Dia tahu segala yang dialami umat-Nya. Percayalah kepada-Nya, dan berserulah.

DOA:Engkau selalu mendengar seruan kami Tuhan, ajar kami

pun untuk selalu mendengar suara-Mu.

Mzm. 83:1-4, 13-18; Kel. 4:10-31; Why. 3:1-6

Page 71: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang

SEBAGAI HADIAHSaudara ingin hadiah Saudara dikenang SETIAP HARI SELAMA SETAHUN?

Langgankan “dia” majalah Renungan WASIAT

NAMA (YANG MEMESAN) : .............................................................

ALAMAT : .............................................................

.............................................................

KOTA/ KODE POS : .............................................................

TELEPON : .............................................................

e-mail : .............................................................

Ingin menghadiahkan untuk :

NAMA : ..........................................................................

ALAMAT : ..........................................................................

..........................................................................

KOTA/ KODE POS : ..........................................................................

TELEPON : ..........................................................................

MULAI BULAN : ........................... SEJUMLAH ............ EKSEMPLAR

SELAMA : 6 BULAN 1 TAHUN 2 TAHUN

Pembayaran telah dikirim melalui: - Bank Mandiri Cabang Kelapa Dua A/C No. 165 0000 558743 a.n. Yayasan Komunikasi Bersama Marketing - BCA Bidakara A/C No. 450 558 9999 a.n. Yayasan Komunikasi Bersama NB.: - Harga per eksemplar/ edisi (2 bulan) = Rp 8.000,- - Harga satu tahun Rp 70.000,- sudah termasuk ongkos kirim. - Penting: Jangan memasukkan uang ke dalam sampul surat.

Page 72: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang
Page 73: Diterbitkan sejak tahun 1970 - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/Wasiat... · Bima Adi Artistik: Victory Valentino Alamat: Graha Arteri Mas Kav. 19 - 20 Jl. Panjang