dari - gkinurdin.comgkinurdin.com/wp-content/uploads/2020/06/jh-juli... · sobat lansia yang...

Click here to load reader

Upload: others

Post on 06-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DARISobat Lansia yang dikasihi Tuhan Yesus,

    Kali ini kita berjumpa kembali dalam situasi yang berbeda. Pertama, mulai edisi kali ini, Jendela Hati akan diasuh oleh tim redaksi yang baru, karena tim redaksi yang lama sudah berakhir masa baktinya. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Pdt. Indriyati Tjandra, Pdt. Em. Dr. Junus N. Atmarumeksa, Pdt. Em. RAS. Pandiangan, dan Pdt. Slamet Riyadi Siswaantara atas pelayanannya selama ini. Kiranya tim yang baru dapat meneruskan pekerjaan yang baik yang telah dimulai selama ini. Kedua, edisi kali ini tidak dicetak secara fisik dalam bentuk buku seperti biasanya, melainkan diterbitkan secara digital dengan format PDF. Hal ini adalah dampak dari pandemi Covid-19 yang saat ini sedang melanda Indonesia dan dunia. Percetakan tidak beroperasi dan banyak toko buku, gereja, dan sekolah yang ditutup sementara, sehingga proses distribusi tidak dapat berjalan dengan lancar.

    Kami berharap semoga renungan-renungan yang ditulis oleh Pdt. Em. RAS. Pandiangan, Pdt. Em. Samuel Santoso, dan Pdt. Rinto Tampubolon ini dapat menemani Sobat Lansia selama tetap tinggal di rumah. Kiranya Tuhan menolong kita semua untuk dapat menjaga kesehatan dan kekuatan iman sampai keadaan ini berlalu.

    Syalom,Tim Redaksi

    Edisi Ketigapuluhenam tahun 2020ISSN 0853-0917

    Penanggung Jawab: Pdt. Arliyanus Larosa

    Redaktur: Daniel Budilaksono

    Artistik: Victory Valentino J.W.

    Johny Hontong

    Alamat: Graha Arteri Mas, Kav. 19 - 20

    Jl. Panjang no. 68Kedoya-Jakarta 11520

    P.O. Box 7113 JKB-TU, Jakarta 11071

    Telepon:+62 21 583 03398+62 21 583 03498

    Website: www.icc-ykb.org

    E-mail: [email protected]

    Pembayaran melalui: Bank Mandiri Jakarta - Kelapa Dua

    A/C No. 165 0000 558743a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

    Marketing

    BCA BidakaraA/C No. 450 558 9999

    a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

    Persembahan Kasih melalui:BCA Bidakara

    A/C 450 305 2990a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

    Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

    Rp 75.000,-/ tahunRp. 12.500,-/ eksemplar

  • Rabu, 1 Juli 2020

    IBADAH DAN UMUR PANJANG

    Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu bergunadalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup

    ini maupun untuk hidup yang akan datang.(1Tim. 4:8)

    Pada usianya yang cukup lanjut, Ibu Mery Laban tampak masih sangat sehat dan gesit. Ia datang ke Indonesia dari negeri Belanda untuk merayakan ulang tahunnya yang kesembilan puluh bersama anak, menantu, cucu, cicit, serta buyutnya yang sebagian besar ada di Indonesia. Ketika ditanya, apa yang menjadi rahasia kesehatannya, beliau menjawab bahwa ia hanya mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Ia sangat yakin pada Tuhan yang akan mengatur hidupnya setiap hari. Persoalan dan kesulitan datang bertubi-tubi, tetapi Tuhan selalu memberi jalan keluarnya.

    Hidup yang beribadah kepada Tuhan memang memberi dampak yang baik, bahkan lebih dari berolahraga yang dampaknya hanya terbatas pada kesehatan tubuh saja. Sebuah survei di Amerika mempelajari mengapa orang-orang yang beribadah kepada Tuhan lebih sehat dan rata-rata usianya lebih panjang daripada mereka yang sama sekali tidak beriman. Ketika diteliti, ternyata mereka yang beribadah hidupnya lebih damai, lebih tenang, dan tidak mudah stres yang berdampak buruk pada kesehatan. Hidup yang beribadah lebih berguna daripada berolahraga untuk hidup manusia, tidak hanya untuk kekekalan, tapi juga untuk hidup sekarang.

    DOA:Tuhan, tolong kami menyingkirkan segala rintangan yang membuat

    kami malas, sehingga kami dapat senantiasa hidup beribadahkepada-Mu. Amin.

  • Kamis, 2 Juli 2020

    KECIL TAPI BESAR

    “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang

    tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.”(Yer. 33:3)

    Mesin utama pabrik besar itu mogok, tidak bisa dihidupkan. Semua teknisi, dari yang tua sampai yang muda, telah dilibatkan untuk mencari penyebabnya, tapi sampai larut malam tetap tidak dapat ditemukan. Akhirnya, mereka beristirahat. Namun, pemimpin perusahaan itu tidak bisa tidur, sebab ia sadar apa akibatnya jika target yang telah ditetapkan oleh pemilik modal tidak tercapai. Ia takut para pelanggan produk mereka akan menuntut, jika jadwal pengiriman barang tertunda. Di tengah kebingungannya, ia berlutut berdoa, pasrah pada Tuhan, mohon petunjuk-Nya. Besoknya, diketemukan ada kabel kecil yang lepas, dan sesudah disambungkan, mesin berjalan normal dan produksi lancar.

    Di zaman teknologi yang semakin canggih ini, orang sering meremehkan berdoa, menganggapnya hanya buang-buang waktu. Bukankah semua sudah serba terukur dan bisa dipantau dengan mesin dan komputer? Berdoa dipandang hal yang remeh dan kecil, padahal sangat besar dampaknya, sebab kita melibatkan Tuhan yang Mahabesar dan Mahatahu. Walaupun semua sudah diukur dan diperhitungkan, tapi masih ada banyak hal lain yang tidak bisa kita ukur dan hitung. Di sanalah kita membutuhkan hikmat dari Tuhan.

    DOA:Ingatkan dan sadarkan kami, Tuhan, bahwa kami sangat terbatas, sehingga kami selalu mengajak Tuhan terlibat dalam segala hal

    melalui doa-doa kami. Amin.

  • Jumat, 3 Juli 2020

    MENGAKU DOSA

    “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap

    bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa ....”(Luk. 15:18-19)

    Seorang guru lukis yang sangat terkenal sedang melukis di depan murid-muridnya untuk memberi contoh dan inspirasi kepada mereka. Namun, ketika ia hendak merampungkan lukisan itu, ia mengibaskan kuas dan tanpa sengaja sebagian catnya mengenai lukisan itu di beberapa titik. Ia sangat menyesalinya, tetapi tidak lama. Ia justru menggunakan kesempatan itu untuk mengajar muridnya agar tidak terbenam dalam kesalahan. Segera ia melukis titik-titik itu dan mengubahnya menjadi bunga yang berwarna-warni sehingga lukisan itu menjadi lebih indah dari sebelumnya. Para muridnya terpesona dan mereka semakin termotivasi untuk tidak ragu mengoleskan kuasnya.

    Kita tidak bisa menghapuskan sebuah kesalahan yang kita lakukan. Namun, kita dapat bangkit dari kesalahan dan bertobat. Seperti yang dilakukan anak bungsu dalam kisah di Injil Lukas, ketika ia kembali mengaku dosanya kepada bapanya, ternyata ia bukan makin terpuruk dan menjadi salah seorang upahan bapanya seperti yang dibayangkannya. Ia justru disambut dengan sukacita, pesta, pakaian yang mahal, cincin, dan kasut yang indah. Bersama Tuhan, kegagalan masa lalu kita bisa diubah menjadi lukisan yang indah.

    DOA:Tolong kami, Tuhan, agar kami dengan rendah hati mengakui

    kesalahan kami, tetap mengakuinya di hadapan Tuhan, agar Tuhan dapat mengubahnya menjadi sesuatu yang indah. Amin.

  • Sabtu, 4 Juli 2020

    MENGHASILKAN BUAH YANG BAIK

    “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan

    dibuang ke dalam api.”(Luk. 3:9)

    Di kebun rumah kami, kami menanam beberapa pohon buah seperti mangga, nangka, srikaya, dan sebagainya. Setiap kali ada buah yang sudah ranum, saya selalu bergairah memetiknya. Bukan saja karena saya senang makan buah, tetapi juga karena itu hasil tanaman sendiri. Namun, pada suatu hari, saya menebang sebatang pohon mangga yang tumbuh sangat subur dengan daun-daun yang rindang. Seorang tetangga bertanya, mengapa pohon itu ditebang. Saya menjawab, “Karena buahnya masam.”

    Alkitab mengumpamakan manusia seperti tanaman di kebun Tuhan, dan Ia menantikan buah yang baik dari tanaman tersebut. Jika ternyata buah kita tidak baik di mata Tuhan, maka kita akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Apakah buah yang baik itu? Segala yang kita lakukan dan katakan, yang mendatangkan kebaikan bagi sesama manusia. Misalnya mengatakan perkataan yang membangkitkan semangat orang yang sedang berputus asa, atau memberi bantuan yang tepat kepada orang yang membutuhkan, walaupun hanya kecil dan sederhana. Firman Tuhan mengatakan, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Biarpun sepele, tapi baik dan bermanfaat, itulah bagian dari buah yang baik.

    DOA:Tuhan, tolong kami menyadari bahwa Engkau sedang menantikan

    buah yang baik dari hidup kami. Amin.

  • Minggu, 5 Juli 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 6 Juli 2020

    PENGAMPUNAN DAN KESEMBUHAN

    Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila

    dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.(Yak. 5:16)

    Dalam sebuah bukunya, Dale Carnegie mengisahkan tentang seorang ibu yang tak kunjung sembuh dari penyakit eksim yang sangat mengganggunya. Ternyata, ia menyimpan dendam pada orangtuanya yang memang pernah melakukan kesalahan besar padanya sewaktu kecil. Walau di mulutnya ia sudah memaafkan ibunya, namun kemarahan begitu membekas di hatinya, ia tidak mampu melupakannya. Akhirnya, melalui pengarahan dan konseling, ia sungguh-sungguh dapat mengampuni ibunya, dan penyakitnya pun sembuh.

    Seorang dokter mengatakan bahwa secara umum ada empat sumber penyakit, yaitu melalui: makanan, pikiran, udara, dan turunan. Dua sumber pertama sangat tergantung pada kita, sedangkan dua sumber berikutnya, hanya sedikit saja peran kita untuk mencegahnya. Alangkah bodohnya kita bila kita sakit karena diri kita sendiri. Bukankah tidak ada orang yang senang sakit? Tapi, sering kita melakukan hal-hal yang membuat diri kita sendiri sakit. Apakah mungkin kita saat ini sedang mengalami sakit karena kita tidak mau memaafkan orang lain? Bisa jadi kesalahan orang itu memang sangat menyakitkan. Tapi, tidak perlu itu membuat badan kita ikut sakit. Karena itu ampunilah agar kita sembuh.

    DOA:Tuhan, mampukanlah kami memaafkan orang yang berbuat salah

    pada kami, sehingga kami dapat sembuh. Amin.

  • Selasa, 7 Juli 2020

    HIKMAT ALLAH

    O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan

    sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!(Rm. 11:33)

    Seorang gembala sedang berteduh di bawah pohon ceri sambil memperhatikan domba-dombanya makan rumput di sekitar kebun semangka yang sedang berbuah. Tiba-tiba terpikir olehnya, mengapa Allah kurang bijak menciptakan semangka dengan batang yang kecil sehingga mereka terpaksa tergeletak di tanah, sedangkan ceri yang buahnya kecil, batangnya besar. Mestinya pohon semangka besar sehingga buahnya bergantung, tidak kotor di tanah, dan pohon ceri kecil sehingga bisa merambat dengan buah yang kecil. Lalu, ia memetik semangka dan menggantungkannya di pohon ceri tempatnya berteduh. Dengan puas ia memandang karyanya dan tertidur dihembus angin semilir. Tiba-tiba ia kaget sebab semangka yang digantungnya jatuh menimpa dirinya. Rupanya tangkainya tidak kuat menahan beratnya.

    Kita sering merasa apa yang ditetapkan Tuhan atas hidup ini tidak bijak atau adil. Misalnya, mengapa harus ada musim kemarau sehingga orang-orang kekurangan air, atau ada orang miskin banyak anak, sedangkan ada orang kaya yang tidak puna anak. Dan masih banyak lagi protes kita kepada Allah. Namun, yakinlah bahwa Allah tidak pernah bertindak gegabah. Hikmatnya tak terselidiki, dan jalannya tak terselami.

    DOA:Tuhan, tolong kami menerima segala jalanmu yang penuh hikmat,

    yang memelihara dan menuntun hidup kami. Amin.

  • Rabu, 8 Juli 2020

    KELEMAHAN TUBUH? SIAPA TAKUT!

    Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusialahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami

    dibaharui dari sehari ke sehari.(2Kor. 4:16)

    Ketika menulis surat kepada jemaat di Korintus, diperkirakan usia Rasul Paulus baru sekitar 65 tahun, tetapi dibandingkan orang seumur dia pada zaman itu, kondisi tubuhnya jauh lebih lemah, bahkan ia pernah hampir mati. Ini tidak mengherankan, sebab penderitaan fisiknya memang jauh lebih berat daripada kebanyakan orang. Baik karena prinsip hidup yang dimilikinya, maupun karena perbuatan orang lain, ia sering tidak makan, dalam bahaya atau penganiayaan dan kelelahan yang besar karena perjalanan yang jauh. Tetapi anehnya, itu tidak membuat hati maupun jiwanya ikut lemah. Malah dari hari ke hari justru semakin kuat. Apa gerangan rahasianya?

    Orang-orang yang fisiknya menderita baik karena penyakit, kemiskinan atau ulah orang lain, biasanya hati dan jiwanya juga ikut dilemahkan. Kadang mereka meragukan kasih maupun penyertaan Tuhan pada dirinya. Namun, hal ini tidak terjadi pada Rasul Paulus, karena hatinya penuh dengan pengharapan pada Tuhan. Ia melihat penderitaan yang dialaminya tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dia terima kelak. Malahan kelemahan itu mendorong imannya semakin kuat, sebab ia makin bergantung dan berharap pada pertolongan Tuhan.

    DOA:Roh Kudus, tolonglah kami supaya hidup kami lebih berpusat

    pada Tuhan, bukan pada kelemahan tubuh kami. Amin.

  • Kamis, 9 Juli 2020

    BINGKISAN “BURUK”

    ... Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang

    terpanggil sesuai dengan rencana Allah.(Rm. 8:28)

    Bingkisan itu saya letakkan saja di sebuah meja kecil di ruang tamu. Bingkisan yang kelihatan tidak terlalu menarik, diberikan oleh orang itu sambil berpamitan mau pulang dan berkata, “Mungkin ini berguna bagi Bapak.” Saya menerimanya dengan sikap tidak terlalu bersemangat, walau mulut mengucapkan terima kasih dan tersenyum kecil. Setelah mengunci pintu depan, bingkisan itu tidak saya hiraukan lagi. Saya langsung ke ruang makan karena sudah waktunya makan malam. Baru esok paginya, saya ambil bingkisan itu dan membukanya. Alangkah kagetnya saya, ternyata bingkisan itu adalah uang dolar dalam jumlah yang cukup besar, sejumlah yang waktu itu memang saya butuhkan. Betapa bersyukurnya saya memiliki teman yang begitu peduli dan mengerti kebutuhan saya.

    Betapa seringnya kita juga menerima sesuatu yang sangat bernilai dari Tuhan dengan sikap yang kurang pantas? Sering kita menggerutu dan mempertanyakan kasih Tuhan, sebab berpikir bahwa apa yang kita terima itu kurang baik, tidak seperti yang kita minta. Namun, kadang-kadang hanya “bungkusnya” saja yang kurang menyenangkan. Sebenarnya, isinya baik dan bermanfaat bagi kita. Mari kita ingat bahwa Allah selalu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia.

    DOA:Tolong kami, Tuhan, agar dapat menerima segala sesuatu yangEngkau berikan, baik atau buruk, karena percaya bahwa Engkau

    merencanakan yang baik bagi kami. Amin.

  • Jumat, 10 Juli 2020

    DIIKAT MASA LALU

    Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

    (Luk. 9:62)

    Setiap kali berbicara tentang suaminya, ia kelihatan sangat terpukul. Tampak jelas bahwa ia sangat terluka oleh ulah suaminya sehingga jiwanya cukup terguncang. Walau sekarang mereka tidak lagi tinggal bersama, tetapi belum pernah ada perceraian yang resmi. Anak yang ditinggalkan ayahnya pada usia tiga bulan, kini sudah menginjak usia lima tahun. Kini ia membutuhkan lebih banyak biaya untuk menyekolahkan anaknya, tetapi kenangan masa lalu yang terus menghantuinya membuat dia tidak dapat bekerja dengan tenang. Bahkan ia sering sekali jatuh sakit karena berbagai hal.

    Sebagai anak Tuhan, tentu saja sikap ibu itu kurang tepat. Memang masa lalu tidak dapat kita ubah, tetapi masa depan dapat kita bentuk dan kita gapai bersama Tuhan. Seharusnya kemarahan dan kebencian tidak menguasai hati dan hidup kita, karena itu bisa membuat kita menjadi lemah dan tak berdaya. Yesus mengajak setiap orang untuk memikirkan masa depan. Setiap orang pasti punya bagian dari masa lalu yang kurang menyenangkan, tetapi sebaiknya kita tidak terikat oleh hal itu, sehingga kita dapat berpikir dengan tenang. Bukankah kita sudah dimerdekakan oleh Kristus? Termasuk juga masa lalu kita, sudah dibebaskan oleh-Nya.

    DOA:Tuhan, mampukan kami untuk mengampuni dan melupakanmasa lalu kami sehingga kami dapat bekerja dan berpikir

    dengan baik. Amin.

  • Sabtu, 11 Juli 2020

    ANGKAT TANGAN

    Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti

    terang, dan hakmu seperti siang.(Mzm. 37:5-6)

    Di medan perang, angkat tangan adalah tanda menyerah; di kelas itu adalah tanda bersedia atau menerima; sedangkan di tengah bahaya, angkat tangan berarti minta tolong karena tidak mampu. Dalam kitab Keluaran, ketika bangsa Israel berperang dengan orang Amalek, apabila Musa mengangkat tangannya, Israel lebih kuat, sedangkan apabila Musa menurunkan tangannya, Amalek lebih kuat. Angkat tangan di sini adalah ungkapan bahwa Musa menyerah kepada Allah dan mengandalkan pertolongan-Nya dalam menghadapi musuh.

    Pemazmur mengajak kita menyerahkan pergumulan hidup kita kepada Tuhan seperti orang mengangkat tangan tanda menyerah dalam perang. Maksudnya supaya kita sungguh-sungguh dalam hati dan iman hanya menantikan pertolongan Tuhan. Yang ditekankan di sini adalah sikap hati, bukan sekadar gerak tubuh mengangkat tangan ketika berdoa. Mengenai ayat nas kita hari ini, seorang pengkhotbah pernah mengatakan bahwa ketika kita mengangkat tangan, maka Tuhan akan turun tangan. Ketika kita menghadapi pergumulan berat, ingatlah bahwa kita tidak harus menghadapinya sendirian. Tuhan siap menolong kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah menyerahkan hidup kita kepada-Nya.

    DOA:Terima kasih, Tuhan, Engkau dapat kami andalkan dalam segala hal. Karena itu berilah kami hati yang mau berserah kepada-Mu. Amin.

  • Minggu, 12 Juli 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 13 Juli 2020

    MENGENAL TUHAN“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau,

    tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”(Ayb. 42:5)

    Semua hartanya ludes dalam sekejap. Semua sahabatnya menjauh. Tubuhnya sakit dari kepala sampai ke ujung kaki. Bahkan terakhir, istrinya pun menginginkan kematiannya. Semua ini mengundang tanya dalam hati Ayub: mengapa dan apa dosanya? Setelah melalui pergumulan panjang, ia tak kunjung mengerti dan mendapat jawaban pasti. Hingga akhirnya, ia berkata, “Aku mencabut perkataanku,” sebab ia sadar bahwa semua pengalaman itu merupakan pelajaran iman baginya agar ia mengenal Tuhan. Selama ini ia hanya mendengar tentang Tuhan, tapi sekarang ia sendiri bertemu dengan Tuhan.

    Mungkin kita juga sering bertanya dalam hati, mengapa persoalanku begitu berat dan bertubi-tubi? Bahkan kadang kita merasa seperti dianaktirikan oleh Tuhan, sebab kita melihat sepertinya orang lain tidak mengalami masalah berat seperti kita. Itulah juga yang dulu menjadi pergumulan Ayub, sampai ia mempertanyakan mengapa ia harus dilahirkan. Namun, meneladani Ayub, marilah kita membuka hati dan iman kita untuk dapat belajar sesuatu dari masalah yang kita hadapi, karena itu adalah cara kita untuk dapat mengenal karya Tuhan dengan lebih dekat lagi.

    DOA:Terima kasih, Tuhan, Engkau memberi pelajaran iman melalui

    masalah yang kami hadapi, sehingga kami semakinmengenal Engkau. Amin.

  • Selasa, 14 Juli 2020

    BESI MENAJAMKAN BESI

    Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.(Ams. 27:17)

    “Terima kasih atas sikapmu selama ini yang telah melatih kesabaran saya,” kata seseorang kepada temannya yang selama ini diajaknya bekerja sama untuk melakukan sesuatu. Dalam perjalanan waktu, orang tersebut tidak pernah kooperatif, selalu jalan sendiri, walaupun sedang mengerjakan hal yang sama. Hal itu sangat menjengkelkannya, namun akhirnya ia menyadari bahwa itu adalah bagian yang sangat penting dalam hidupnya, karena ia memperoleh latihan untuk terus bersabar dan tidak terjerumus kepada sikap marah, benci atau memaki temannya. Walaupun sesungguhnya, ia bisa saja tidak melibatkan teman tersebut dalam proyeknya.

    Besi menajamkan besi adalah sebuah pepatah yang hendak mengatakan bahwa manusialah yang menjadi alat untuk membuat manusia lainnya semakin indah, mulia, dan memiliki karakter seperti Kristus. Jika kita menerima perlakuan kurang baik dari orang-orang di sekitar kita, terimalah itu sebagai alat untuk mempertajam iman, kepribadian, atau karakter kita, sehingga semakin indah di mata Tuhan dan sesama. Karena itu, jika di sekitar kita ada orang-orang yang menyakitkan, menjengkelkan, atau bahkan merugikan kita, bersyukurlah, karena itu adalah anugerah Tuhan bagi kita juga.

    DOA:Tuhan, mampukanlah kami untuk melihat orang-orang di

    sekitar kami sebagai alat-Mu untuk menajamkan iman dankepribadian kami. Amin.

  • Rabu, 15 Juli 2020

    MENGHITUNG HARI

    Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

    (Mzm. 90:12)

    Oma sudah berusia sembilan puluh empat tahun. Ia sering mengeluh karena berbagai kelemahan tubuh telah menderanya, seperti kurang pendengaran, rabun, encok, dan sebagainya. Karena itu anak, menantu, cucu dan buyutnya mengajaknya untuk menghitung berapa umurnya. Maksudnya adalah supaya ia tidak mengeluh melainkan bangga bisa melebihi banyak orang. Namun, walaupun ia mampu mengingat berapa usianya, tetap saja sikapnya tidak berubah banyak.

    Dalam doanya, Musa meminta kepada Tuhan agar ia diajari menghitung hari-hari umurnya supaya ia memiliki hati yang bijaksana. Maksudnya bukanlah menghitung jumlah hari atau banyaknya tahun atau bulan, melainkan mengingat bagaimana perjalanan hidup yang selama ini telah dijalani bersama Tuhan. Betapa banyak kekeliruan atau kesalahan yang telah diperbuatnya, namun Tuhan tidak membalasnya setimpal dengan kesalahannya, bahkan ia terus dilimpahi berkat dan pertolongan pada waktu yang dibutuhkan, sehingga ia sampai pada usia lanjut. Itu bukan karena gagah dan hebatnya, tetapi karena anugerah Tuhan yang melimpah. Kesadaran seperti ini akan melahirkan sikap bijak, yaitu bersyukur dan bukan mengeluh.

    DOA:Tuhan, bantulah kami menghitung hari-hari kami dengan bijaksana

    agar kami memuliakan nama-Mu. Amin.

  • Kamis, 16 Juli 2020

    BERISTIRAHAT

    “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan ...supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka,

    karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”(Why. 14:13)

    Kasih di antara pasangan suami istri itu memang sangat luar biasa. Semua orang yang mengenal mereka mengakui bahwa mereka satu sama lain rela mengorbankan kepentingan dirinya demi membahagiakan pasangannya. Karena itu, ketika suaminya meninggal, sang istri begitu terpuruk. Ia terus menangis dan tidak mau dihibur oleh teman-temannya. Sampai kemudian pendeta tiba dan berkata, “Jika Ibu betul-betul mengasihi suami Ibu, izinkanlah ia beristirahat, sebab ia sudah sangat lelah dengan penyakit yang menggerogotinya. Tidakkah Ibu kasihan padanya?” Perkataan itu membuat ibu itu diam dan tidak lagi menangis, walaupun ia terus memandangi jenazah suaminya.

    Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang meninggal dalam Tuhan itu adalah beristirahat dari jerih lelah mereka. Artinya ia akan bangun kembali seperti orang yang sudah selesai beristirahat. Dalam iman kepada Tuhan Yesus, kematian bukanlah akhir kehidupan orang percaya, sebab ia akan beralih kepada kehidupan yang baru, yaitu hidup bersama Tuhan. Inilah sebuah pengharapan yang sangat istimewa dalam iman kita kepada Tuhan Yesus, karena Dia telah mengalahkan maut dan bangkit, hidup kembali.

    DOA:Terima kasih, Tuhan, karena kematian hanyalah istirahat,

    dan kami akan bangkit kembali bersama-Mu. Amin.

  • Jumat, 17 Juli 2020

    OBAT GRATIS

    Hati yang gembira adalah obat yang manjur,tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

    (Ams. 17:22)

    Saya mengenalnya cukup dekat. Bahkan anak-anaknya satu sekolah dan berteman dengan anak-anak kami. Hari itu, dia tiba-tiba muncul di rumah kami dengan badan penuh salonpas dan memakai jaket tebal. Hari itu cuaca cukup panas, apalagi pada siang hari, namun ibu itu merasa dingin dan kepalanya pening, serta jantungnya berdebar-debar. Ketika saya bertanya, apa penyakitnya, dia langsung menangis, dan akhirnya terungkaplah bahwa suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Suaminya sendiri mengatakan bahwa tujuannya melakukan hal itu adalah untuk memanfaatkan kekayaan wanita itu, karena usahanya sudah jatuh bangkrut. Ketika dokter memeriksa kesehatan ibu itu, tidak ada gangguan apa pun. Rupanya semua yang dialaminya adalah karena hatinya yang sakit dan terguncang karena ulah suaminya.

    Tuhan sudah mengingatkan kita bahwa semangat yang patah atau hati yang hancur dapat membuat tubuh kita sakit, sebaliknya hati yang gembira dapat membuat penyakit-penyakit hilang lenyap dari tubuh kita. Sesudah kami menyampaikan firman Tuhan mengenai janji pemulihan-Nya, hal itu menimbulkan pengharapan dalam dirinya. Hatinya mulai pulih, dan seiring dengan itu, tubuhnya pun mulai sembuh. Puji Tuhan!

    DOA:Tuhan, buatlah kami bersukacita atas firman-Mu yang memberikan

    pengharapan dan tidak pernah mengecewakan. Amin.

  • Sabtu, 18 Juli 2020

    KEBIASAAN YANG BAIK

    “... janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka. ...kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku.

    Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya ....”(Im. 18:3-5)

    Seorang nenek memiliki hobi korespondensi atau berkirim surat. Hobinya itu terus dilakukannya walaupun ia sudah menjadi penghuni rumah perawatan usia lanjut atau yang biasa disebut panti wreda atau panti jompo. Anak satu-satunya sudah menjadi warga negara Amerika dan ia tidak mau ikut pindah ke sana. Kebiasaannya yang baik ini bukan saja bermanfaat untuk dirinya sendiri, yaitu untuk mengisi waktu luang, tapi juga bermanfaat untuk orang yang dikiriminya surat, bahkan ternyata berguna juga bagi panti di mana ia dirawat. Teman korespondensinya di Australia mengetahui keadaan panti tersebut sehingga ia menggalang dana untuk membantu panti itu. Tanpa diduga, kebiasaannya itu akhirnya menjadi berkat.

    Ada kebiasaan baik yang harus dikembangkan, ada juga kebiasaan buruk yang harus dihentikan. Tuhan mengingatkan bangsa Israel yang sudah lama bergaul dengan bangsa Mesir dan Kanaan agar tidak meniru kebiasaan mereka, sebab kebiasaan bangsa-bangsa itu tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sebaliknya, Tuhan menyuruh Israel hidup membiasakan diri menuruti hukum-hukum Tuhan, karena Ia berjanji jika mereka berpegang pada ketetapan-Nya, mereka akan hidup.

    DOA:Tuhan, kuatkanlah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami dapat membiasakan diri taat pada hukum dan kehendak-Mu. Amin.

  • Minggu, 19 Juli 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 20 Juli 2020

    BERGAUL AKRAB

    TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia,dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.

    (Mzm. 25:14)

    Bergaul akrab dengan orang yang baik itu sangat menyenangkan dan menguntungkan, tetapi bergaul akrab dengan Tuhan lebih lagi, sebab Tuhan akan memberitahukan janji-Nya kepada kita. Janji Tuhan atau firman-Nya itu adalah dasar bagi iman dan pengharapan kita. Bayangkan, ketika kita berdoa dan memohon campur tangan Tuhan dalam pergumulan kita, lalu Tuhan memberitahukan janji-Nya atas persoalan kita itu. Atau ketika semua orang sudah putus asa karena kesulitan yang menimpa banyak orang, lalu kita mendapat janji Tuhan dalam firman-Nya, sehingga kita tidak ikut putus asa dan gelisah. Sungguh betapa menyenangkan, bukan?

    Bagaimana caranya untuk dapat bergaul akrab dengan Tuhan? Yang pertama dan terutama adalah kita harus memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Jika ada dosa yang menghalanginya, kita harus mohon ampun dulu atas dosa-dosa tersebut. Kita memegang janji-Nya bahwa jika kita mengakui dosa-dosa kita, maka Ia yang setia dan adil pasti akan mengampuni kita. Kemudian, kita harus setia memelihara hubungan itu dengan membaca atau mendengar firman-Nya setiap hari dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk menaati-Nya. Kita mohon pertolongan Roh Kudus sebagai tanda bahwa kita melekat pada-Nya dan mengandalkan-Nya.

    DOA:Terima kasih, Tuhan, Engkau mau bergaul akrab dengan kami,

    orang yang lemah dan berdosa ini. Amin.

  • Selasa, 21 Juli 2020

    SIAP SEDIA

    “... datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sediamasuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,

    lalu pintu ditutup.”(Mat. 25:10)

    Seorang ibu menceritakan tentang anaknya yang malas pergi ke gereja. Ketika kakeknya menegur dia agar lebih rajin beribadah, pemuda ini berdalih bahwa dia masih muda. Alasannya, gereja itu hanya salah satu bagian saja dari ibadah kristiani. Bukankah ibadah itu harus seumur hidup, di setiap tempat, dan dalam setiap keadaan, jadi bukan hanya di gereja. Terdengar indah, bukan? Tapi setelah diselidiki, ternyata pemuda itu sering mengunjungi klub malam, berganti-ganti pasangan, dan menghamburkan gajinya yang memang cukup besar. Seolah tidak ada hari esok.

    Yesus mengumpamakan kedatangannya kembali seperti mempelai, yang menurut budaya pernikahan Yahudi, kadang-kadang datang tengah malam sehingga tidak ada yang mengetahuinya. Hal itu sering mengejutkan orang-orang yang bersiap menyambutnya. Ketika dia datang, hari sudah gelap, sehingga orang-orang harus membawa pelita yang menyala supaya wajah mereka kelihatan dan bisa dikenali. Hanya yang dikenal sebagai sahabat saja yang diizinkan masuk ke ruang pesta, sisanya akan ditinggal di luar. Bagaimana kita mempersiapkan diri? Dengan iman yang terus menyala dan berpengharapan. Jangan menjadi lemah dan tidak siap. Selamat bersiap diri.

    DOA:Tuhan, ingatkan dan tolong kami untuk selalu siap sedia menanti

    kedatangan-Mu sehingga kami layak ikut masuk dalamperjamuan-Mu. Amin.

  • Rabu, 22 Juli 2020

    MAKANAN ROHANI

    “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja,tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

    (Mat. 4:4)

    Di sebuah stasiun televisi pernah ditayangkan sebuah acara yang mengungkap bahwa di tengah bangsa kita masih ditemukan anak-anak yang kekurangan gizi karena kurang asupan makanan yang baik. Tubuh mereka sangat lemah dan tidak bertumbuh normal. Anak yang sudah berusia empat tahun tidak mampu duduk sendiri, apalagi berjalan, kulitnya kelihatan begitu keriput dan matanya melotot. Sungguh sangat lemah dan memprihatinkan.

    Hal yang serupa akan terjadi dengan “tubuh rohani” seseorang ketika kekurangan asupan makanan rohani. Imannya akan begitu lemah sehingga ia tidak akan berdaya melawan godaan iblis. Pengharapannya juga sangat kecil, sehingga ia tidak memiliki kekuatan untuk meninggalkan kebiasaan buruknya. Bagaimana supaya kita tidak kekurangan gizi rohani? Tentu saja dengan makan makanan rohani yang cukup. Yesus berkata bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Bahkan lebih lagi, Dia mengatakan bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Jadi, jika Anda merasa lemah rohani, bacalah firman Tuhan, dan juga melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka Anda akan memperoleh kekuatan rohani.

    DOA:Tuhan, kami bersyukur Engkau menyediakan sumber kekuatan

    bagi iman kami yaitu firman-Mu. Tolong kami makan setiap hari. Amin.

  • Kamis, 23 Juli 2020

    HIKMAT DAN UMUR PANJANG

    Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yangmemperoleh kepandaian .... Umur panjang ada di tangankanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.

    (Ams. 3:13-16)

    Setiap kali pendeta mengunjunginya, ia selalu kelihatan muram dan selalu minta didoakan agar Tuhan segera memanggilnya pulang ke surga. Ia merasa tidak ada gunanya hidup lebih lama lagi, karena di usianya yang keenam puluh ia terjatuh dan menjadi lumpuh dari pinggang ke bawah. Ia tidak mau hidup hanya menyusahkan orang saja. Pendeta terus mengingatkan bahwa ia masih berguna walau sudah lumpuh. Ia masih dapat mendoakan orang lain. Untuk itu, pendeta memberinya sebuah majalah misi. Suatu hari, ia tertarik mendoakan pertumbuhan gerejanya dan memohon agar Tuhan mengirimkan seorang hamba Tuhan yang memiliki talenta kebangunan rohani. Doanya dikabulkan Tuhan dan jemaatnya bertumbuh luar biasa. Ketika pendeta berkunjung lagi ia berkata, “Aku mau hidup lebih lama lagi.”

    Kadang-kadang, seperti kisah di atas, Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan atau kesulitan supaya kita dapat lebih banyak melayani Dia dengan apa yang kita mampu lakukan, bukan dengan apa yang kita inginkan. Ketika kita mendapat hikmat Tuhan tersebut, maka kita akan menyadari bahwa umur panjang atau pendek, bukan hal yang terpenting, tapi bagaimana kita memanfaatkan umur kita, itulah yang terpenting.

    DOA:Tuhan Yesus, teguhkanlah hati kami, bahwa walau sudah lansia,

    kami tetap berguna dan terhormat. Amin.

  • Jumat, 24 Juli 2020

    DI BALIK AWAN PERAK

    Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHANmelepaskan dia dari semuanya itu ....

    (Mzm. 34:20)

    Ketika saya melihat wajahnya di atas mimbar, yang bukan saja cantik, tetapi juga sangat penuh damai dan sukacita, sungguh tak dapat dipercaya bahwa tubuhnya yang tersembunyi di balik mimbar itu lumpuh dari bahu sampai ke kaki. Demikian juga, jika kita membaca tulisan dan lukisan-lukisannya yang sangat bagus dalam bukunya, Di Balik Awan Perak, tidak dapat dipercaya bahwa itu dilakukannya dengan mulutnya. Semangat dan gairah hidupnya menyaksikan kasih Tuhan Yesus begitu meluap-luap hingga membawanya berkeliling dunia serta menginspirasi begitu banyak orang sampai pada pertobatan.

    Ayat nas kita hari ini menegaskan bahwa Tuhan mampu membebaskan orang benar dari dampak kemalangan yang menimpanya, sehingga mereka tidak terpuruk, apalagi putus asa, dan hanya mengeluh tidak berguna. Melepaskan di sini tidak selalu berarti sembuh atau pulih kembali, tetapi juga berarti bahwa kemalangan itu tidak memengaruhinya lagi. Ia dapat tetap bersukacita dan berguna bagi sesama walau mengalami kemalangan. Tubuh boleh lumpuh, tapi hati, semangat dan jiwa tidak boleh lumpuh. Jangan sebaliknya, tubuh sehat, tapi hati, semangat dan jiwa yang lumpuh.

    DOA:Tuhan, lepaskanlah kami dari kelumpuhan jiwa dan roh, agar hidup kami memuliakan nama-Mu dengan menjadi berkat bagi sesama.

    Amin.

  • Sabtu, 25 Juli 2020

    PERGUNAKAN WAKTU YANG ADA

    Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan

    pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.(Ef. 5:15-16)

    “Ini adalah karya John Stott yang sangat bernas dan merupakan refleksi terbaiknya,” demikian Dominic Smart mengomentari buku The Radical Disiciple karya John Stott. Buku ini dicetak dan dipublikasikan sesudah beliau meninggal. Sementara Peter Harris berkomentar, “Hal itu seharusnya membuat kita mendengar dengan saksama, sekalipun ia tidak memberitahu bahwa ini akan menjadi buku terakhirnya.” Perlu kita tahu bahwa John Stott telah menulis puluhan, bahkan ratusan, buku yang begitu luar biasa sampai ia digolongkan pada seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia oleh majalah TIME. Selama hampir enam puluh tahun, tulisan-tulisannya begitu mencerahkan setiap orang yang membacanya. Namun, diakui tulisan terakhirnya ini merupakan tulisan yang jauh lebih padat dan bernas, padahal ia tidak sadar itulah yang akan menjadi tulisannya yang terakhir.

    Seperti John Stott, marilah kita melakukan segala sesuatu lebih baik dari sebelumnya, seolah itu adalah hari kita yang terakhir. Sebab itulah seruan firman Tuhan kepada kita, yaitu agar kita memperhatikan bagaimana kita hidup, hendaknya seperti orang arif, mempergunakan setiap waktu yang ada. Hidup ini adalah kesempatan.

    DOA:Tuhan, ingatkan dan mampukan kami melakukan setiap hal dengan

    baik, mempergunakan setiap waktu yang ada. Amin.

  • Minggu, 26 Juli 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 27 Juli 2020

    PEGANGAN YANG TEGUH

    Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalamkesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan

    kehilangan peganganmu yang teguh.(2Ptr. 3:17)

    “Bila kalian hendak menabung, simpanlah dalam bentuk emas sebagai pegangan kalian menghadapi hari esok. Emas adalah pegangan yang kuat, standar nilai kekayaan di seluruh dunia. Bila harga turun atau naik, emas tidak akan pernah mengecewakan, sebab harganya stabil dibandingkan dengan harga barang yang lain,” demikian nasihat sepasang orangtua kepada anak-anak mereka. Namun, mereka lupa, walaupun harga emas stabil, tetap saja ia adalah barang yang bisa hilang atau lenyap, sehingga tidak sepenuhnya bisa menjadi jaminan untuk hari depan.

    Rasul Petrus, dalam nasihatnya kepada jemaat yang sedang mengalami pergumulan, mengingatkan supaya mereka jangan kehilangan pegangan mereka yang teguh, yaitu iman kepada Kristus Yesus. Kata “teguh” menyadarkan kita bahwa banyak orang Kristen yang tidak berpegang teguh, dan ada juga pegangan lain yang tidak teguh, namun justru mengecewakan. Seorang yang kaya, walaupun ia Kristen, kadang lebih cenderung mengandalkan kekayaannya daripada Tuhan untuk mengatasi semua persoalannya. Begitu pula seorang yang sehat, mengandalkan kesehatannya untuk bekerja mengatasi masalahnya. Namun, hanya ada satu pegangan yang benar-benar teguh, yaitu iman kita kepada Yesus.

    DOA:Tuhan, ingatkan kami bahwa hanya Engkaulah pegangan kami

    yang teguh, tidak berubah dari dulu, sekarang, dan selama-lamanya. Amin.

  • Selasa, 28 Juli 2020

    BERANI PERCAYA

    Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepadaAllah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.

    (Ef. 3:12)

    Setelah beberapa kali menunjukkan kehebatannya berakrobat di atas tali setinggi sepuluh meter, sementara di bawahnya terdapat bambu-bambu runcing yang siap menusuk tubuhnya bila jatuh, ia menantang penontonnya: siapa yang berani naik ke pundaknya sementara ia berjalan di atas tali? Setelah tiga kali ia menawarkannya, tampillah seorang remaja dari tengah penonton. Ia naik ke pundaknya dan ikut berakrobat. Ternyata keberanian itu tidak mengecewakan karena ia selamat sampai turun kembali. Setelah diwawancarai, ternyata ia adalah anak sang pemain akrobat. Tentu saja ia berani memercayakan diri kepada ayahnya sendiri, karena ia sungguh mengenal kemampuan ayahnya.

    Menghadapi berbagai tantangan hidup di dunia ini, apakah Anda berani memercayakan diri kepada Tuhan seperti apa yang difirmankan-Nya? Seperti Petrus yang sedang terombang-ambing gelombang besar. Ketika mendengar Yesus berkata agar Ia datang kepada-Nya berjalan di atas air, Petrus mengenal suara Yesus dan memercayai-Nya. Karena itu ia dapat berjalan di atas air. Bila kita juga sungguh-sungguh mengenal Yesus, maka kita juga akan berani percaya kepada apa yang diperintahkan-Nya. Mari kita belajar terus mengenal Dia melalui firman-Nya.

    DOA:Tuhan, teguhkan iman kami sehingga kami mampu dengan

    berani menaati firman-Mu. Amin.

  • Rabu, 29 Juli 2020

    DERITA ITU PERLU

    Bahwa aku tertindas, itu baik bagiku, supaya aku belajarketetapan-ketetapan-Mu.

    (Mzm. 119:71)

    “Akhirnya, saya sungguh bersyukur, Tuhan mengizinkan usaha saya bangkrut, bahkan punya banyak utang, karena toko emas saya dirampok orang. Melalui peristiwa itu, saya dan istri saya, juga anak-anak saya, belajar hidup sederhana, selalu bersyukur dan rendah hati. Apa yang ada sekarang, secara materi jauh lebih banyak dari apa yang hilang. Kami menyadari itu adalah anugerah Tuhan, bukan oleh kuat dan gagah kami. Namun, yang lebih kami syukuri adalah anak-anak kami tidak lagi manja dan hidup sembrono. Mereka lebih tekun dalam doa dan menggantungkan hidup kepada Tuhan. Inilah dampak kesusahan itu.” Demikian kesaksian seorang bapak di gereja kami.

    Penulis Mazmur, yang kemungkinan besar Raja Daud, berkata bahwa tertindas itu baik baginya, supaya dia bisa belajar ketetapan-ketetapan Tuhan. Rupanya kesulitan hidup yang menimpanya telah mendorong dia mencari Tuhan, dan dengan itu ia lalu menjadi sadar akan hukum-hukum Tuhan. Ketika hidup kita serba mulus dan menyenangkan, ada kemungkinan itu membuat kita lupa diri dan melupakan Tuhan yang memberikannya. Derita itu baik, asal kita terima dari Tuhan, sehingga mendorong kita mencari Tuhan melalui firman-Nya.

    DOA:Tuhan, tolong kami menerima derita dari tangan-Mu, karena

    olehnya Tuhan akan memberkati iman kami. Amin.

  • Kamis, 30 Juli 2020

    MATA HATI

    Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang,agar kamu mengerti pengharapan apakah yang

    terkandung dalam panggilan-Nya ....(Ef. 1:18)

    Kesenangan hidup telah membutakan mata hatinya sehingga ia tidak mengerti bahwa tindakannya itu akan membahayakan masa depannya. Ia bermain-main dengan pelajarannya dan lebih banyak meluangkan waktu di klub malam daripada di kampus. Ini dilakukannya karena uang ayahnya banyak. Ia dapat menunda kuliahnya hanya dengan membayar uang kuliah saja. Ketika ayahnya meninggal dunia, dan seiring dengan itu usaha mereka bangkrut, ia tidak lagi punya uang untuk melanjutkan gaya hidupnya maupun kuliahnya, sehingga ia kini hidup hanya mengandalkan otot saja, alias kerja kasar, sementara teman-temannya bekerja dengan otak mereka, menjadi pengusaha.

    Kita hidup harus dengan empat mata. Dengan mata jasmani kita melihat hal-hal lahiriah seperti jalan, makanan, dan sebagainya. Sedangkan dengan mata hati kita melihat hal-hal yang tidak kasat mata seperti perangkap iblis, tipu muslihat orang jahat, dan juga jalan Tuhan serta berkat Tuhan. Mata hati kita bisa dibutakan oleh kemarahan, dendam, hawa nafsu, maupun tabiat dan kebiasaan buruk yang mendatangkan dosa. Bila itu yang terjadi kita akan menderita. Mintalah selalu kepada Tuhan untuk menerangi mata hati kita dengan firman-Nya.

    DOA:Tuhan, terangi dan buka mata hati kami sehingga kami dapatmelihat apa yang seharusnya kami lihat dan mengerti. Amin.

  • Jumat, 31 Juli 2020

    BERSYUKURLAH

    Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yangdikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

    (1Tes. 5:18)

    Ahmed Khalid, seorang calon penumpang Ethiopian Airline, terlambat tiba di meja check-in ketika ia sedang dalam perjalanan dari bandara Bole menuju bandara Nairobi. Tentu saja dia sangat sedih. Tiketnya hangus, dan ia harus mencari tiket untuk penerbangan lain yang belum tentu bisa didapatkan dengan mudah. Namun, ketika ia mendengar dari siaran televisi bahwa pesawat yang seharusnya dia tumpangi jatuh, kesedihannya berubah menjadi rasa syukur, karena ia luput dari maut. Seandainya ia tidak terlambat, maka ia akan mati bersama 149 penumpang dan awak pesawat lainnya.

    Barangkali kita pernah kecewa kepada keluarga, sahabat, atau orang lain, karena permintaan kita ditolak. Atau kecewa kepada Tuhan karena suatu rencana atau keinginan kita tidak dikabulkan oleh Tuhan. Atau bisa jadi pekerjaan yang kita lakukan tidak berhasil. Hendaknya kita jangan buru-buru sedih dan kecewa, karena kadang-kadang di balik kegagalan atau penolakan itu terkandung hal yang lebih baik. Selama kita sudah melakukan apa yang bisa kita lakukan, namun belum berhasil, tetaplah bersyukur karena Tuhan telah berfirman: bersyukurlah senantiasa. Firman Tuhan tak pernah salah. Percayalah.

    DOA:Tuhan, mampukanlah kami untuk senantiasa bersyukur

    dalam segala hal. Amin.

  • Sabtu, 1 Agustus 2020

    HIDUP YANG KEKAL

    “... dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku,tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau

    akan hal ini?”(Yoh. 11:26)

    “Kamu mirip sekali dengan papa dan opamu, Dik. Suka bekerja keras, periang, ringan tangan, punya rasa setia kawan yang tinggi, bersahabat dengan tulus dan saleh.” Begitu kesan beberapa orang yang mengenal keluarga besar Dika tentang Dika yang berusia tiga puluh tahunan, seorang karyawan sebuah bank sekaligus aktivis sebuah gereja. Ada karakter dan sikap luhur yang diwariskan oleh orangtua Dika kepada orang muda ini yang membuat banyak orang yang bergaul dengannya menyukainya. Bukan hanya orang-orang sebayanya, tetapi juga opa oma yang usianya jauh lebih tua maupun anak-anak yang usianya lebih muda darinya.

    Begitulah makna dari ungkapan “hidup yang kekal.” Hidup yang kekal bukan pertama-tama masalah panjangnya umur seseorang. Hidup kekal terutama berarti hidup yang bermakna dan berguna. Berguna bagi diri sendiri, bagi sesama manusia, dan terutama bagi Tuhan. Secara manusiawi umur Yesus memang hanya sekitar tiga puluh empat tahun saja. Namun, jangan ditanya dampaknya. Ribuan tahun sesudah itu kita masih menyanyi ‘ku ingin berperangai laksana Tuhanku (NKB 122), padahal belum pernah sekali pun kita berjumpa dengan-Nya muka dengan muka. Marilah kita memiliki hidup yang bermakna seperti Yesus.

    DOA:

    Tuhan, kami rindu menjadikan hidup kami bermakna dan bergunabagi diri kami sendiri, sesama kami, dan bagi Tuhan. Amin.

  • Minggu, 2 Agustus 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 3 Agustus 2020

    PRIHATIN ITU BERGUNA

    Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan

    ketekunan menimbulkan tahan uji ....(Rm. 5:3-4)

    Seorang kakek berkisah pada cucu-cucunya tentang kehidupannya di masa remaja. Pagi-pagi ia sudah harus bangun karena mesti membantu mamanya menampi tepung beras, bahan utama untuk membuat kue basah jualan mamanya. Sesudah selesai kemudian dilanjutkan dengan menimba air sumur untuk mengisi bak kamar mandi. Baru sesudah itu ia bersiap untuk pergi ke sekolah dengan bekal jajan dari rumah. Masa muda yang prihatin seolah menjadi kebanggaannya. Justru karena ditempa oleh berbagai keprihatinan masa lalu, ia menjadi kuat, tegar dan gagah ketika menghadapi berbagai kesukaran atau kesulitan hidup. Ia tidak gampang menyerah.

    Rasul Paulus juga berpendapat demikian. Hidup menjadi anak-anak Tuhan yang setia tidak membuat kita dibebaskan dari berbagai kesulitan dan sengsara. Kesulitan dan sengsara, yang bukan akibat kesalahan kita tentunya, justru dipakai oleh Tuhan untuk mematangkan iman kita. Kesulitan dan sengsara justru dijadikan pendorong supaya kita tidak gampang merajuk. Dan bahkan lebih dari itu, agar kita terus memercayakan diri hanya kepada Tuhan saja. Justru ketika kesulitan dan sengsara menimpa, kita semakin merasakan kehadiran dan kasih-Nya yang menguatkan.

    DOA:

    Tuhan, tolong kami supaya berbagai kesulitan dan penderitaanyang kami alami mampu membuat kami menjalani hidup dengan

    berani. Amin.

  • Selasa, 4 Agustus 2020

    GEMBALA SEDERHANA YANG BERBAHAGIA

    Maka kembalilah gembala-gembala itusambil memuji dan memuliakan Allah ....

    (Luk. 2:20)

    Sesudah rangkaian perayaan Natal usai, sering tampak pemandangan yang agak aneh di gereja. Orang yang hadir di kebaktian minggu berkurang; satu dua dekorasi Natal masih ada, seperti pohon Natal dengan pernak-perniknya, sebagian yang lain sudah dibongkar. Kadang-kadang lebih menyedihkan karena lagu-lagu Natal yang gembira itu sudah tidak dinyanyikan lagi. Di awal tahun yang baru yang dinyanyikan justru lagu Tak ‘Ku Tahu Kan Hari Esok (NKB 49) yang dinyanyikan dengan melankolis dan mendayu-dayu. Gegap gempita Natal Yesus Kristus yang mengumandangkan harapan tiba-tiba begitu saja sirna.

    Benar, nasib para gembala itu tidak berubah banyak sesudah mereka menyaksikan Bayi Yesus, namun Injil menyatakan bahwa mereka sangat bersukacita. Sukacita yang didasarkan pada pemahaman dan pengalaman iman bahwa Tuhan bisa dipercaya; bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji. Peristiwa Allah yang Mahakuasa menjadi seorang bayi itu luar biasa hebat bagi mereka. Ia menjadi penanda bahwa Allah bisa melakukan apa saja untuk merawat dan memelihara umat-Nya seperti janji-Nya. Semoga “jalan sederhana beriman” dari para gembala menjadi jalan iman kita juga.

    DOA:

    Tuhan, kami bersyukur karena sampai saat ini kami dalam kondisi baik, kendati usia kami semakin lanjut. Karuniai kami sukacitaseperti yang dirasakan oleh para gembala malam itu. Amin.

  • Rabu, 5 Agustus 2020

    SEMUA BAIK DI TANGAN TUHAN

    “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain ... yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang mem-

    buat semuanya ini.”(Yes. 45:6-7)

    Apakah sakit sama sekali tidak ada gunanya? Bu Ningrum, 70 tahun, mengatakan bahwa justru sesudah menjalani operasi jantung, kondisinya jauh lebih baik. Hidupnya lebih teratur, pola makannya lebih sehat, dan mampu mengendalikan emosi dengan baik, padahal sebelumnya ia sangat temperamental. “Saya juga sekarang teratur berdoa dan membaca firman Tuhan. Dalam bisnis saya belajar untuk tidak ngoyo lagi. Saya berterima kasih untuk semua pemberian baik dari Tuhan bagi hidup saya, suami dan keluarga setiap hari!” demikian ujarnya. Pengalaman sakit menjadi pengalaman berharga ketika disikapi secara benar dan bijaksana.

    Rasanya sulit bagi kita mencerna makna ayat bacaan renungan kita hari ini. Apakah betul Tuhan yang menciptakan nasib malang? Sepintas demikian, padahal bukan begitu maksudnya. Dengan kalimat tersebut, Nabi Yesaya mau mengatakan bahwa Tuhan berkuasa dan mengendalikan semua situasi dan kondisi kita. Yang rasanya tidak baik, bisa menjadi berguna, bermanfaat, dan bahkan membangun kehidupan kita. Bu Ningrum sudah mengalaminya sendiri dalam kehidupannya setelah dia sakit jantung. Kita pun juga bisa mengalaminya, kalau kita mengimani dan mengamini bahwa Tuhan berkuasa atas hidup kita.

    DOA:

    Tuhan yang baik, kami memercayai penuh janji-Mu yang inginmembuat kami hidup dalam damai dan sejahtera, bahkan kalau

    kami dalam keadaan sakit sekalipun. Amin.

  • Kamis, 6 Agustus 2020

    KASIH SETIA TUHAN LEBIH DARI HIDUP

    Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup;bibirku akan memegahkan Engkau.

    (Mzm. 63:4)

    Hari itu Opa Haris genap berusia sembilan puluh dua tahun. Ketika hari bahagia itu dirayakan oleh anak-anak, para menantu, cucu dan buyut dengan meriah, ia menyanyikan sebuah lagu yang diilhami dari Mazmur 63 ini, “Kasih setia-Mu lebih dari hidup, maka lidahku memuji Engkau.” Wajahnya yang sudah banyak berkeriput tampak segar, matanya berbinar-binar, senyum sumringahnya dia sunggingkan bagi siapa saja yang datang menyampaikan selamat. Kepada beberapa orang tamu yang hanya berbeda beberapa tahun darinya ia menggunakan bahasa Belanda dengan fasih lalu tertawa tergelak-gelak.

    Memang sudah seharusnya demikian. Setiap kali kita menyebut jumlah angka umur hidup kita di dunia ini, maka yang terutama harus disebut adalah Tuhan, Sang Pencipta, Pemberi, sekaligus Pemilik kehidupan kita ini. Dia adalah Tuhan yang tidak hanya mengasihi kita sepenuh hati, tetapi juga dengan ajeg, terus-menerus, setia merawat dan memelihara kita melalui siapa saja yang diutusnya dan dengan apa saja yang diberikannya kepada kita. Dalam bahasa Latin ini disebut sebagai “providentia Dei,” penyelenggaraan hidup kita oleh Allah yang bijaksana dan sempurna.

    DOA:

    Ya Tuhan yang Mahakasih, Mahamurah, dan Mahasetia, tolong kami agar setiap hari bisa merasakan dan menyadari penyelenggaraan-Mu

    atas hidup kami, lalu bersyukur senantiasa. Amin.

  • Jumat, 7 Agustus 2020

    MENJADI PENJAGA SAUDARA

    Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?”

    (Kej. 4:9)

    Pak Mardi yang berusia tujuh puluh tahunan diminta menjadi penatua oleh jemaat di mana dia bergereja. Salah satu pertimbangan memilih beliau justru terutama karena walaupun usianya sudah lanjut, tetapi beliau tidak canggung bergaul dengan mereka yang usianya jauh lebih muda. Beliau juga suka belajar dan tidak pernah malu bertanya kalau ada hal-hal yang baru. Setelah setahun berjalan dia mau mengundurkan diri karena merasa tidak begitu banyak berfungsi. Pendeta mengingatkan bahwa memang sejak semula tugasnya adalah menjaga dan menemani yang muda-muda supaya tidak kebablasan dalam segala hal. Dalam hal ini Pak Mardi berhasil.

    Pak Mardi tidak bersikap seperti Kain yang ketika ditanya oleh Tuhan mengenai keberadaan Habil, adiknya, menjawab, “Apakah aku penjaga adikku?” Memang seharusnya menjadi tugas Kain untuk memperhatikan adiknya, menjaganya, mendampinginya jika dia ada masalah, bahkan menegurnya jika adiknya melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya. Di usia lanjut ini, kita memang tidak bisa bergerak cepat ke sana kemari, tapi kita masih dapat menjadi orangtua dan sahabat bagi orang-orang di sekitar kita. Menjaga mereka agar tetap di jalan Tuhan.

    DOA:

    Tuhan, kondisi fisik kami yang makin lanjut usia tidak lagimemungkinkan kami bergerak cepat, tetap tolonglah kami, agar dalam diam pun kehadiran kami dapat berguna bagi mereka yang

    ada di sekitar kami. Amin.

  • Sabtu, 8 Agustus 2020

    POST POWER SYNDROME

    Untuk segala sesuatu ada masanya,untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.

    (Pkh. 3:1)

    Pak Polan seorang pensiunan dari sebuah bank besar. Terakhir beliau menjabat Direktur Utama. Sesudah setahun pensiun dan dampak dari serangan jantung membuat beliau memang tidak lagi beraktivitas di kantor sama sekali. Beliau kerap uring-uringan dalam banyak perkara, termasuk hal-hal yang remeh-temeh. Kalau tadinya ia hampir tidak pernah pilih-pilih makanan, sekarang ia pemilih sekali dan sering ngomel jika tidak cocok dengan seleranya. Begitu juga soal keuangan, ia makin suka menelisik pengelolaan keuangan rumah tangga yang selama ini diurus oleh istrinya. Gejala-gejala semacam ini disebut sebagai post power syndrome yang banyak menyerang para pensiunan.

    Pengkhotbah mengingatkan pembacanya tentang sebuah kenyataan yang terjadi dalam hidup manusia, yaitu mengenai “waktu kita” atau “giliran kita.” Waktu kita berarti waktu untuk melakukan fungsi atau peran kita baik dalam hidup pribadi maupun juga untuk sesama, keluarga, gereja atau negara ada batasnya, dan suatu saat akan berakhir. Kita tidak perlu merasa tertekan atau galau menghadapinya, karena yang seharusnya dijalani adalah beralih peran dan fungsi. Emosi yang negatif hanya akan membuat kita sakit dan mengganggu hubungan baik dengan sesama.

    DOA:

    Tuhan, karuniai kami hikmat dan kebijaksanaan dari-Mu supaya kami bisa menjalani masa pensiun kami dengan lega, dan menemukan

    peran dan fungsi baru kami di usia senja ini. Amin.

  • Minggu, 9 Agustus 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 10 Agustus 2020

    BERIMAN KARENA TAKUT

    Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman

    dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.(1Yoh. 4:18)

    “Sekali saja saya tidak datang di kebaktian Minggu, maka seminggu berikutnya saya sial. Saya jatuh terpeleset dan jatuh terduduk di lantai kamar mandi, pembantu keluar, dua cucu sakit dan mesti dirawat di rumah sakit, tukang sayur tidak berjualan,” kata Oma Ita. “Tuhan marah dan saya disentil. Karena itu, bagaimanapun cuacanya, ada yang antar atau tidak, saya mesti hadir di kebaktian Minggu.” Mengapa Oma Ita rajin datang di kebaktian Minggu dan tidak pernah absen? Ia takut kalau Tuhan marah dan membuat dia sial selama berhari-hari.

    Tentu saja, rajin datang di kebaktian Minggu adalah suatu kebiasaan baik yang patut diteladani. Namun, akan lebih baik lagi bila niat hati yang mendorong kita rajin berbakti bukan takut Tuhan marah, atau takut tidak mendapat berkat dari Tuhan tiap hari. Hidup beriman semacam ini bukanlah hidup beriman yang dikehendaki Tuhan. Dia ingin kita hidup beriman dengan niat hati yang tulus, tidak lagi banyak pamrih atau keinginan mendapat ini itu dari Tuhan lebih banyak lagi. Semua sudah diberikan oleh Tuhan. Ia berharap hubungan yang lebih mesra dengan anak-anaknya yang diwarnai oleh ketulusan, kerelaan dan rasa ikhlas.

    DOA:

    Tuhan yang baik, murah hati, setia, dan tulus kepada kami, tularkan dan tanamkan sifat-sifat-Mu itu kepada kami sehingga kami semakin baik, murah hati, setia dan tulus kepada-Mu dan sesama kami. Amin.

  • Selasa, 11 Agustus 2020

    MENGISI TTS DAN MENYANYI

    Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlahanggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu

    dan tubuhmu sering lemah.(1Tim. 5:23)

    Oma Eli sudah delapan puluh tahunan. Selain kegemukan, ia juga punya persoalan dengan kedua lututnya. Kamar tidurnya ada di lantai dua, jadi praktis Oma Eli jarang sekali turun. Ingatan Oma Eli masih sangat bagus. Dia memiliki dua hobi. Yang pertama adalah menghafal nyanyian rohani. Jika kami melayankan Perjamuan Kudus bagi beliau di rumahnya, kami harus menyediakan waktu lebih lama. Mengapa? Karena setiap kali beliau akan menyanyikan sekitar dua puluh lagu-lagu yang dia sudah hafalkan. Hobi lainnya adalah mengisi teka teki silang (TTS). Jadi, sesekali saya akan membawakan buku-buku TTS yang harganya seribu rupiahan waktu itu. “Supaya tidak cepat pikun, sambil mengisi waktu luang,” katanya.

    Rasul Paulus menasihatkan kepada Timotius supaya menambahkan anggur pada minumannya setiap hari sehubungan dengan kesehatan pencernaannya. Sebuah nasihat yang manusiawi dan sangat praktis, yang masuk menjadi bagian dari Alkitab. Tuhan memperhatikan kesehatan dan kebugaran hamba-Nya yang masih muda melalui mentor hebatnya, Rasul Paulus. Demikian pula Oma Eli, menghafal lagu dan mengisi TTS supaya tetap sehat di usia lanjut. Bagaimana dengan Sobat Lansia sekalian? Apa yang kita lakukan agar tetap sehat?

    DOA:

    Tuhan, beri kami hikmat supaya kami bisa menjaga kesehatandan kesejahteraan hidup kami melalui berbagai kegiatan

    yang bermanfaat. Amin.

  • Rabu, 12 Agustus 2020

    AKU ADALAH AKU

    Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.”(Kel. 3:14)

    Lagu PKJ 241 Tak ‘Ku Tahu Kan Hari Esok adalah salah satu lagu yang sangat dikenal akrab oleh anggota jemaat, apalagi bagi para lansia. Bagian refrein lagu ini mewakili perasaan banyak orang yang merasa masa depan mereka tidak jelas. Tidak disebutkan apa saja sebabnya. Bisa jadi karena kondisi yang makin uzur; mengidap penyakit kronis menahun; bisnis yang bangkrut; atau keluarga yang pecah. Namun, penulis lagu ini punya keyakinan iman yang kuat. “Tangan Tuhan yang pegang,” itu yang menjadi kepastian baginya.

    Tuhan menguatkan Musa yang pesimis. Keadaan yang dihadapinya bisa dimaklumi. Ia merasa bukan siapa-siapa untuk sebuah tugas yang besar yaitu memimpin umat Tuhan keluar dari perbudakan di bawah Firaun. Tuhan yang menjamin, karena memang Ia sendiri yang memilih Musa menjadi pemimpin. Ia sendiri yang akan memimpin Musa. “AKU ADALAH AKU,” begitulah nama misterius Tuhan. Secara sederhana, nama itu bermakna: sekarang berjalanlah saja, kerjakan apa yang Aku perintahkan dan yakinlah. Pada waktu kamu membutuhkan kehadiran dan karya-Ku, Aku akan datang tepat waktu dan menolongmu! Dan kalau kita membaca kisah berikutnya, hal itu terbukti. Yang pasti, “tangan Tuhan yang pegang.”

    DOA:

    Tuhan, Sang Pemilik kehidupan. Kami hanya bisa menjalani hidup masa kini kami, tetapi kami tidak berkuasa atas hari esok. Berikan

    hati yang yakin bahwa Engkau bersama kami setiap saat. Amin.

  • Kamis, 13 Agustus 2020

    TUMBUHLAH DI MANA DITANAM

    Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera,dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan

    ketenteraman untuk selama-lamanya.(Yes. 32:17)

    Ibu Karina sangat dikenal di kalangan ibu-ibu gereja di mana ia menjadi anggota jemaatnya. Usianya sudah tidak muda lagi, enam puluhan, tetapi masih gesit, prigel, supel, namun bisa tegas. Ibu-ibu suka menyebut Ibu Karina sebagai penasihat spiritual bagi mereka. Dengan senang hati Ibu Karina menyediakan waktu untuk mendengar keluh kesah dan menolong mencari jalan keluar. Ia juga suka mengambil prakarsa mendamaikan ibu-ibu yang bertengkar, sampai-sampai ia dikenal sebagai “penasihat perkawinan” bagi mereka. Memang keluarganya rukun dan bahagia, dan karena itu banyak ibu-ibu muda yang percaya kepadanya.

    Orang yang beriman kepada Tuhan akan menyatakan kebenaran – yaitu bahwa Allah mengasihi dunia ini dan ingin agar dunia damai sejahtera – di mana saja dan kapan saja orang ini ditempatkan oleh Tuhan untuk hidup. Bahkan ketika ia ditempatkan pada situasi padang gurun – gambaran kondisi yang buruk, kehidupan sukar berkembang, dan banyak ancaman – ia tetap dapat menghadirkan ketenangan, ketenteraman, dan damai sejahtera bagi orang-orang di sekitarnya, tidak peduli berapa usia orang ini, atau apa kedudukannya. Mari kita sebagai lansia menjadi pembawa kebenaran Allah di mana pun kita “ditanam.”

    DOA:

    Tuhan, meskipun usia kami semakin lanjut dan banyak kekurangan kami, ajarlah kami untuk tetap setiap hidup dalam kebenaran-Mu

    sehingga kami mendatangkan damai sejahtera. Amin.

  • Jumat, 14 Agustus 2020

    BERKAT TUHAN MARI HITUNGLAH!

    Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami,seperti kami berharap kepada-Mu.

    (Mzm. 33:22)

    Umat sering kali salah menyanyikan refrain dari Kidung Jemaat 439 dengan tidak memperhatikan tanda baca not di atas kalimat “mari hitunglah.” Ada keterangan ritardando (diperlambat) dan a tempo (kembali ke tempo semula). Kalimat “mari hitunglah” yang diperlambat menunjukkan bahwa itu adalah kalimat kunci bagi seluruh pesan yang dihadirkan lagu. Tempo lambat berarti kita menghitung berkat Tuhan itu secara detil dan teliti. Ketika kita menyadari berkat Tuhan dalam detil maka kita akan kuat ketika topan keras melanda kehidupan kita. Kuat karena Tuhan sudah menyatakan kasih dan kebaikan Tuhan yang tak bertara kepada kita.

    Memeriksa dan melihat kembali secara cermat dan rinci perjalanan hidup yang sudah kita jalani sangat penting. Di sana kita bisa menyaksikan beragam bentuk konkret kasih setia Tuhan kepada kita. Bahkan, kita bisa melihat hasil kerja Tuhan dalam diam yang begitu setia Dia lakukan tanpa kita menyadarinya. Meskipun kalimat pemazmur berbentuk harapan kepada Tuhan, tetapi landasan untuk berharap kepada Tuhan adalah pengalaman hidup beriman kepada-Nya. Tidak ada hal buruk yang pernah Tuhan lakukan bagi kehidupan kita, dan kita percaya bahwa Tuhan akan melanjutkan karya-Nya.

    DOA:

    Tuhan, berilah kami kemampuan untuk menghitung kembalidengan cermat seluruh berkat Tuhan bagi hidup kami sehingga kami

    bisa memercayakan hidup kami sepenuhnya kepada-Mu. Amin.

  • Sabtu, 15 Agustus 2020

    AKU LEMAH LEMBUT DAN RENDAH HATI

    “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan

    mendapat ketenangan.”(Mat. 11:29)

    Hidup yang prihatin, kekurangan, dan susah di masa lalu sudah menjadi “trademark” dari kebanyakan kita, bukan? Kita masih bisa berkisah tentang makan bulgur, mesti ikut antri untuk membeli sabun cuci, gula pasir, minyak, dan beras. Mesti membantu orangtua kita membereskan rumah setiap hari. Atau ikut menjajakan barang dagangan. Makan jatah telur asin seperdelapan butir. Kita bisa berkata sekarang bahwa kondisi semacam itu membuat kita tegar dan kuat menghadapi kesulitan hidup. Kita jadi tidak rapuh dan gampang putus asa.

    Tuhan Yesus mestinya tidak usah merasakan susahnya kehidupan duniawi ini. Bukankah Dia mahakuasa dan maha berdaulat? Tetapi Injil menceritakan bahwa Ia juga ikut mengalami kesusahan hidup manusia. Dalam kerendahan hati yang mendalam Dia justru menawarkan bantuan bagi mereka yang letih lesu dan berbeban berat. Untuk apa? Untuk berani menghadapi segala macam kesulitan hidup yang muncul. Kata “lemah lembut” bermakna “ulet,” “liat,” atau tidak gampang patah. Dia mau menularkan kemampuan-Nya itu kepada kita yang sedang menghadapi berbagai kesukaran untuk berani menerima dan menanggungnya. “Kamu sanggup,” kata-Nya.

    DOA:

    Tuhan, terima kasih untuk tawaranmu memberikan kepada kamikeberanian menghadapi hidup yang keras dengan tegar dan gagah

    karena semua itu pas bagi kami. Amin.

  • Minggu, 16 Agustus 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 17 Agustus 2020

    MERDEKA

    “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran

    itu akan memerdekakan kamu.”(Yoh. 8:31-32)

    Hari ini kita memperingati ulang tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia kita tercinta ini. Biasanya, pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan, kisah-kisah perjuangan para pejuang kemerdekaan yang heroik melawan penjajah akan diulang kembali dalam sambutan di upacara-upacara maupun di pawai-pawai rakyat. Apakah kita sudah menjadi bangsa yang sungguh-sungguh merdeka? Barangkali sudah tidak ada lagi tentara dan pemerintah penjajah di negara kita. Namun, penjajahan dalam bidang lain mungkin masih ada.

    Dalam Injil Yohanes, “kebenaran” adalah tindakan Alah yang mengasihi dunia ini dan memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk memberikan hidup yang kekal kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Orang dibebaskan untuk menerima pernyataan kasih Allah. Kasih Allah dalam manusia Yesus Kristus menyatakan bahwa manusia sangat berharga di mata Tuhan. Kasih-Nya bersedia mengorbankan diri demi kemerdekaan manusia dari cengkeraman dosa. Kasih itu juga mau melepaskan manusia dari sikap egois dan egosentris yang kronis, lalu mau memperhitungkan dan menghargai sesama manusia. Yang terakhir ini adalah ciri pribadi yang merdeka. Jadi, sudah merdekakah kita?

    DOA:

    Terima kasih, Tuhan, kasih-Mu telah dinyatakan di dalam Yesus Kristus. Kasih itu memerdekakan kami dari perilaku egois

    sehingga kami bisa menghargai sesama kami juga. Amin.

  • Selasa, 18 Agustus 2020

    TUHAN YANG GIGIH

    “Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalakuselama hidupku sampai sekarang, dan sebagai Malaikat yang

    telah melepaskan aku dari segala bahaya ....”(Kej. 48:15-16)

    Seorang teman yang bukan Kristen membaca kisah Yakub dan bertanya, mengapa kisah Yakub dengan perilakunya yang buruk, suka menipu dan berlaku licik, bisa masuk ke dalam Kitab Suci? Dan memang kenyataannya demikian. Yakub membohongi ayah, kakak, dan pamannya demi mendapat berkat dari Tuhan. Kepada teman saya tersebut, saya mengatakan bahwa dalam kisah-kisah para tokoh yang terkesan antagonis tersebut, mereka hanyalah pemeran pembantu saja. Pemeran utama dalam kisah-kisah itu adalah Tuhan sendiri. Ia sangat setia pada perjanjian yang diikatnya dengan Yakub.

    Menurut kitab Kejadian, Yakub mencapai umur 147 tahun, sungguh bukan masa yang pendek. Episode-episode hidupnya lebih banyak buruk ketimbang baiknya. Meskipun demikian, Tuhan yang baik dan setia memberikan kepadanya pengalaman-pengalaman iman yang sangat istimewa. Tuhan menjamin Yakub di sepanjang umur hidupnya yang berakhir manis. Ia masih berjumpa lagi dengan Yusuf, anak kesayangannya, dalam kedudukan yang terhormat. Di akhir hidupnya itulah muncul pengakuan iman seperti nas kita hari ini. Semoga pengalaman beriman seperti Yakub itu juga menjadi pengalaman iman kita semua.

    DOA:

    Tuhan, usia kami sudah banyak. Tolonglah kami agar pada usia kami yang semakin lanjut ini kami semakin bisa melihat Engkau sebagai

    gembala kami dan kami semakin berserah kepada-Mu. Amin.

  • Rabu, 19 Agustus 2020

    NO GOSSIP, NO HOAX

    Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.

    (Ams. 10:11)

    Sokrates, seorang filsuf Yunani, terkenal dengan apa yang disebut “Saringan Tiga Lapis.” Ketika seorang kawan hendak menceritakan sesuatu tentang seorang sahabat Sokrates, ia mengajukan tiga pertanyaan lebih dulu. Yang pertama, “Apakah cerita itu benar?” Yang kedua, “Apakah cerita itu baik bagi semua?” Dan yang ketiga, “Apakah cerita itu bermanfaat?” Jika jawaban dari masing-masing itu adalah tidak, artinya tidak benar, tidak baik, atau tidak berguna, Sokrates mengatakan sebaiknya hal itu tidak usah disampaikan apalagi diperbincangkan. Karena, bisa saja itu kisah gosip murahan, berita bohong atau hoaks.

    Gosip, dan sekarang ditambah dengan hoaks, sudah menjadi gejala yang terjadi di masyarakat luas. Kita yang memiliki ponsel, sering kali, baik secara sadar atau tidak, menyebarkan begitu saja suatu berita atau cerita tentang seseorang atau sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. Penulis Amsal mengingatkan bahwa kita seharusnya menggunakan mulut kita agar mengeluarkan kata-kata yang benar, baik, dan bermanfaat ketimbang menghasilkan sampah yang busuk. Kata-kata kita mestinya bisa mengakurkan seseorang dengan yang lainnya, menjadi sahabat, alih-alih merenggangkan hubungan dan menciptakan musuh.

    DOA:

    Tuhan, karuniakan kepada kami hikmat untuk bisa menggunakanmulut kami untuk membangun kehidupan, menjalin persahabatan,

    dan memberi dukungan bagi yang membutuhkan. Amin.

  • Kamis, 20 Agustus 2020

    MISTERI GARAM DAN TERANG

    “Kamu adalah garam dunia. ... Kamu adalah terang dunia.”(Mat. 5:13-14)

    Orangtua mesti mendapat perhatian karena ia sudah merawat dan membesarkan anak-anak mereka sampai mereka dewasa. Begitu pentingnya memberi perhatian kepada mereka sampai-sampai muncul poster yang berisi curhat mereka mengapa anak-anak harus memberi perhatian khusus kepada mereka. Mereka menggugat, malahan bernada mengancam anak-anak yang tidak mengindahkan peringatan mereka. Sebenarnya hal itu tidak perlu. Menghormati orangtua adalah bagian dari sepuluh perintah Tuhan yang diberikan kepada bangsa Israel, yaitu perintah kelima.

    Tuhan Yesus menggunakan kiasan garam dan terang untuk peran dan fungsi kehidupan para murid-Nya. Tentunya kita semua sudah paham manfaat dan dampak dari garam dan terang yang berfungsi dengan baik. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa baik garam maupun terang yang sudah berfungsi dengan baik, seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Kita tidak perlu mencari garam yang sudah larut di sepanci sayur asam. Kita juga tidak perlu menatap kepada lampu terang yang sudah menerangi seluruh ruangan. Kehormatan mereka letaknya bukan pada diri mereka, tetapi pada pengaruh yang diakibatkannya. Sebagai orangtua, begitulah seharusnya sikap kita kepada kehidupan.

    DOA:

    Tuhan, kami bersyukur bila kami dapat berfungsi sebagai garamdan terang di mana pun Engkau menempatkan kami.

    Itu adalah kehormatan bagi kami. Amin.

  • Jumat, 21 Agustus 2020

    MEMPERHATIKAN ORANG KECIL

    Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: “Sekiranya tuankumenghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi

    itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”(2Raj. 5:3)

    Bu Siska terkena penyakit batuk. Meskipun sudah diobati, batuknya tidak juga mereda hingga lima hari. Siti, asisten rumah tangganya, prihatin dengan majikannya yang sedang sakit itu, lalu ia memberanikan diri untuk menyampaikan usul. “Bu, barangkali baik jika Ibu merebus beberapa helai daun sirih merah lalu meminumnya dua tiga kali sehari. Saya pernah batuk berhari-hari, ibu saya memberikan kepada saya minuman sirih merah itu. Memang pahit rasanya tetapi manjur.” Syukurlah Bu Siska percaya kepada Siti dan melakukan apa yang diusulkannya, dan ia sembuh.

    Syukurlah istri Naaman, panglima raja Aram yang hebat itu, mendengar dan mempertimbangkan dengan baik nasihat dari seorang kecil – “wong cilik” – entah siapa namanya, untuk mengirim suaminya kepada Nabi Elisa. Memang ada sedikit rasa jengkel dari Naaman ketika mendengar nasihat sang nabi untuk mandi di sungai Yordan, namun ketika para pengawalnya membesarkan hatinya dan ia mendengar pendapat mereka, ia pun sembuh total dari penyakit kusta yang diidapnya. Naaman sembuh karena istrinya mau mendengarkan nasihat “orang kecil” yang sederhana tetapi mengasihi dan prihatin atas keadaan tuannya. Juga karena ia mendengarkan nasihat bawahannya.

    DOA:

    Tuhan, tolong kami supaya memiliki sikap rendah hati untukmendengar pendapat orang-orang yang lebih muda dari kami.

    Amin.

  • Sabtu, 22 Agustus 2020

    SABAR

    Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.”

    (Yoh. 11:21)

    Mungkin kita pernah berucap begini di sebuah rumah makan, “Pesan satu porsi capcay, satu porsi bistik babi, satu porsi bakso kuah, dan tiga gelas es teh manis. Gak pakai lama ya!” Kalimat terakhir ini kita ucapkan, entah secara sadar atau tidak, sebagai kebiasaan. Padahal bisa jadi kita adalah tamu kelima yang datang ke rumah makan itu, dan baru dua tamu yang terlayani dan sedang menyantap hidangan mereka. Kadang kita tidak peduli dan tidak mempertimbangkan para koki yang mesti menyiapkan masakan pesanan untuk begitu banyak orang.

    Pada waktu kita berdoa memohon sesuatu yang kita anggap penting bagi diri kita sendiri, mungkin juga pernah tebersit, “Gak pakai lama lho, Tuhan!” Mungkin tidak terucap dalam doa, tapi tersirat di dalam hati. Seperti Marta yang mungkin berkata dalam hati, “Coba empat hari lalu ketika Engkau mendengar Lazarus sudah dalam keadaan kritis dan Engkau segera datang, pasti ia tidak mati.” Tuhan memang menunda kedatangannya. Menurut kita terlambat, tetapi menurut Tuhan tepat waktu. Dan ketika Tuhan berkarya pada waktu-Nya, akan lebih banyak orang menyaksikan perbuatan-Nya yang besar. Ini juga berlaku bagi kita yang sabar menantikan perbuatan-Nya.

    DOA:

    Tuhan, kami percaya Engkau sangat bijaksana menentukan kapan berkat-Mu akan Engkau berikan bagi kami. Karena itu ajarlah kami

    selalu sabar menantikannya. Amin.

  • Minggu, 23 Agustus 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 24 Agustus 2020

    PENDOA SYAFAAT

    Abraham datang mendekat dan berkata: “Apakah Engkau akanmelenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?

    Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu?”(Kej. 18:23-24)

    Seorang dokter terkenal di salah satu negara di Eropa, sebut saja namanya Alfred, tadinya ragu-ragu pada nasihat seorang temannya agar menawarkan mendoakan para pasien yang berobat kepadanya. Orang di sana tidak percaya Tuhan lagi dan tidak suka diajak bicara soal Tuhan. Namun, akhirnya ia mencobanya juga, dan ternyata tidak ada seorang pasien pun yang menolak didoakan. Ia juga sering menyebut nama satu dua pasiennya dalam doa pribadinya. Ini menjadi salah satu caranya untuk menunjukkan bahwa ia seorang profesional kristiani, dengan menaikkan doa syafaat bagi para pasien.

    Sebagai seorang sahabat Allah, Abraham berupaya keras agar Tuhan membatalkan tindakan menghancurkan Sodom dan Gomora. Dalam suasana yang sangat karib, tetapi tetap takzim ia menawar sebegitu rupa, mulai dari lima puluh sampai sepuluh orang benar agar Sodom dan Gomora terhindar dari malapetaka ngeri itu, meskipun akhirnya tidak berhasil karena tidak ada sepuluh orang benar di sana. Menjadi pendoa syafaat artinya menjadi jembatan yang membawa permohonan untuk keselamatan sesama kepada Tuhan. Tidak sulit, asal ada rasa kasih dan kerelaan mengorbankan waktu untuk berdoa, serta iman kepada Kristus, tentunya.

    DOA:

    Terima kasih, Tuhan, karena Engkau berkenan mengangkat kamimenjadi imam yang boleh membawa kebutuhan dan pergumulansesama kami kepada-Mu. Kami mau melakukannya dengan setia.

    Amin.

  • Selasa, 25 Agustus 2020

    NAMA BAIK

    Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar,dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas.

    (Ams. 22:1)

    Pak Saleh menemukan bungkusan sampul cokelat tebal di kaki lima di depan sebuah bank yang ternyata berisi uang tunai sepuluh juta rupiah. Ia kemudian menyerahkannya kepada petugas sekuriti bank tersebut, siapa tahu yang kehilangan mencarinya. Seorang anak muda petugas kebersihan suatu kantor menyerahkan sebuah tas yang tertinggal di atas sebuah urinoir kepada satpam kantor. Tas itu berisi surat-surat penting dan sejumlah besar uang tunai milik seorang bapak yang pergi begitu saja selesai buang air kecil.

    Mendengar kisah-kisah seperti di atas, terasa seperti air hujan segar yang turun di tengah musim kemarau panjang yang kering. Masyarakat sekarang semakin materialistis. Namun syukur, masih ada orang-orang sederhana yang percaya bahwa nama baik atau integritas menunjukkan kehormatan pribadi mereka. Bagi mereka, menjaga dan mempertahankan nama baik itu menjadi refleksi yang keluar dari diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang sadar diciptakan menurut gambar dan rupa dari Sang Pencipta. Pada diri mereka ada nilai-nilai luhur dari Tuhan yang ditanamkan seperti kejujuran, menghormati hak milik orang lain, dan percaya bahwa Tuhan akan memelihara hidup mereka dengan setia.

    DOA:

    Tuhan, tolong kami agar kami tetap bisa menjaga nama baikkami dan tidak menukarnya dengan harta atau kedudukan

    yang fana. Amin.

  • Rabu, 26 Agustus 2020

    BEKERJA DALAM DIAM

    ... sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nyapada waktu tidur.

    (Mzm. 127:2)

    Ketika kita bangun dari tidur di pagi hari, kita akan langsung teringat pada semua orang yang tinggal serumah dengan kita. Kita juga bisa segera berpikir tentang apa-apa yang akan kita lakukan pada hari itu, mulai dari yang rutin dan biasa-biasa saja, sampai yang rumit berkaitan dengan pekerjaan kita. Padahal semalam, pada waktu kita tidur, kita tidak berpikir apa-apa sama sekali. Jadi, siapa yang menjaga memori, ingatan kita, sehingga tetap berfungsi dengan baik? Begitu pula dengan organ-organ tubuh kita yang lain?

    Dengan nada yang sangat puitis, pemazmur menyatakan kekagumannya terhadap kehidupannya setiap hari. Ia memang bekerja keras untuk kehidupan pribadi dan rumah tangganya. Namun, ia juga sangat sadar bahwa ada lebih banyak hal yang sudah terjadi yang dia sendiri tidak bisa menyadarinya, apalagi mengaturnya. Ada banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa kita kontrol atau kendalikan, walau begitu kehidupan kita berjalan dengan baik sekali. Termasuk juga beragam organ tubuh kita yang saling berkait satu sama lain, tetapi bisa menopang kehidupan dan aktivitas kita dengan sempurna. Semua diberikan oleh Tuhan kepada kita, orang-orang yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Tuhan berkarya dalam diam.

    DOA:

    Terima kasih, Tuhan, atas pemeliharaan-Mu yang sempurnaatas kehidupan kami. Ada banyak hal yang tidak kami sadari,

    namun Kaulimpahkan kepada kami. Amin.

  • Kamis, 27 Agustus 2020

    MENCINTAI GEREJA

    “Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Mu dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”

    (Why. 3:8)

    Pak Dadap dan keluarga sudah berpindah-pindah gereja sampai empat kali. Setiap kali berpindah alasannya sama, yaitu pelayanannya tidak memuaskan. Beliau suka mengatakan, “Kami tidak bisa bertumbuh di jemaat X itu. Tidak ada kegerakan roh, tidak seperti gereja Y.” Padahal di gereja X Pak Dadap dan keluarga termasuk kelompok para perintis yang mula-mula mengembangkannya. Tidak pernah ada yang berhasil memuaskannya.

    Syukurlah, Tuhan tidak seperti Pak Dadap. Ia sangat menyadari bahwa tidak ada di antara jemaat-jemaat-Nya yang sempurna. Selalu ada kekurangan dan kelemahan. Anggota-anggotanya bisa berbuat salah. Mereka bisa bertengkar juga. Tetapi Tuhan juga melihat kesungguhan dan menghargai upaya keras mereka untuk hidup seperti yang diinginkan oleh Sang Kepala Gereja. Pada waktu surat Wahyu ditulis, gereja dianiaya baik oleh kaisar Roma maupun pihak agama Yahudi. Nas kita hari ini adalah pujian yang membesarkan hati jemaat Filadelfia. Tuhan setia kepada gereja-Nya dan terus mengasihi serta memeliharanya melintasi segala masa dan semua keadaan. Karena itu, setialah juga kepada Tuhan dan jemaat-Nya.

    DOA:

    Tuhan, kami bersyukur dan bangga pada jemaat di mana kamimenjadi bagiannya. Kami sadar segala kekurangan danketerbatasannya. Ajar kami untuk tetap setia. Amin.

  • Jumat, 28 Agustus 2020

    PERNAH JATUH

    Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu,bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya:

    “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”(Yoh. 21:15)

    Kisah Petrus selalu menarik. Salah satu yang pasti kita ingat adalah penyangkalannya terhadap Yesus Kristus, Guru dan Tuhannya sendiri. Di hadapan Tuhan dan kawan-kawannya, ia menyatakan siap mati bersama-Nya. Tetapi, kenyataan membuktikan lain. Petrus malah berani bersumpah tidak mengenal Guru dan Tuhan yang diikutinya, padahal ia tidak berada di bawah todongan senjata, dan yang menanyainya juga hanya seorang hamba perempuan.

    Petrus yang takabur itu jatuh. Penyangkalannya terhadap Yesus seharusnya sudah memutus hubungan dengan-Nya. Tetapi Yesus sendiri mencari dan menemuinya secara pribadi untuk menegaskan lagi keseriusan Petrus menjadi murid-Nya. Petrus yang tahu diri dan mau belajar dari kejatuhan waktu penyangkalan di malam itu menjawab dengan “philia” – kasih persaudaraan – alih-alih menggunakan kata yang sama yang dipakai Yesus, “agape” – kasih yang menyerahkan nyawa. Sekarang dia tetap serius mengikut Yesus, tetapi sudah lebih rendah hati dan tidak mau takabur lagi. Petrus sadar akan kelemahan kemanusiaannya dan mengakuinya kepada Tuhan. Sejarah gereja kemudian mencatat bahwa pada akhirnya Petrus juga bersedia mati untuk Tuhannya. Philia berharga Agape.

    DOA:

    Tuhan, ajar kami untuk bersikap rendah hati dan tahu diri seperti Petrus. Kami berjanji akan tetap mengasihi dan menaati-Mu

    sepenuh hidup kami. Amin.

  • Sabtu, 29 Agustus 2020

    KEMATIAN

    Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata

    demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.(Luk. 23:46)

    Filsuf Martin Heidegger pernah mengatakan bahwa salah satu kegalauan bahkan ketakutan manusia adalah kepada kematian. Tanda-tandanya adalah pemakaman yang disulap menjadi pertamanan yang indah; ruangan persemayaman jenazah yang didekorasi begitu indah; atau di kalangan orang Tionghoa, makin sedikit yang berani menyimpan peti jenazah di bagian belakang rumah tinggal; dan kerkop (makam di lingkungan gereja) yang jaraknya makin jauh dari gereja. Kematian sangat ditakuti meskipun tidak bisa ditolak, dan makin dijauhi, bukannya lebih diakrabi.

    Yesus berada di puncak perjuangan-Nya melaksanakan tuntas misi yang diembankan oleh Bapa-Nya. Setelah melewati pelbagai pergumulan yang melelahkan, derita dan aniaya yang menyakitkan, tetapi juga dengan ketegaran dan keberanian, semua dihadapi dan dijalani hingga selesai. Oleh sebab itu, ketika Ia tahu waktunya telah datang di kayu salib, bukan sumpah serapah yang keluar dari mulut-Nya. Sebentuk kalimat doa yang diajarkan oleh Ibu Yahudi yang saleh kepada anaknya pada waktu hendak tidur malam, “Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku.” Sebuah doa kelegaan karena rasa percaya yang mendalam. Semoga ketika waktu kita tiba, itulah juga yang menjadi doa kita.

    DOA:

    Tuhan yang baik, topanglah agar kami mampu melaksanakantugas hidup kami sampai tuntas, sehingga ketika waktu kami tiba, kami pun dapat dengan lega menyerahkan nyawa kami ke dalam

    tangan-Mu. Amin.

  • Minggu, 30 Agustus 2020

    CATATAN KHOTBAH

    Bacaan Alkitab:

    Inti Renungan:

    Aplikasi:

  • Senin, 31 Agustus 2020

    “CO-CREATOR”

    Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah didalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di

    dalam ajaran dan nasihat Tuhan.(Ef. 6:4)

    Kita sudah terbiasa mendengar atau membaca perintah kelima dari Sepuluh Perintah, yaitu agar anak-anak menghormati ayahnya dan ibunya. Kadang-kadang penekanannya terasa berlebihan dan para orangtua lalu diberi kedudukan yang setara dengan Tuhan. Ada perserta katekisasi yang bertanya apakah perintah ini mutlak dan tanpa syarat? Tanpa syarat maksudnya apakah orang akan dihormati walaupun bersikap begini dan begitu, karena meskipun usia sudah tua, tetap saja orangtua bisa berbuat salah.

    Kepada ayah dan ibu memang diberikan kedudukan khusus yang tinggi. Dalam Sepuluh Perintah, ia diletakkan di nomor lima, persis di antara sikap iman kepada Tuhan dan kepada sesama manusia. Jika Tuhan adalah Creator atau Pencipta, maka orangtua adalah Co-creator atau Mitra Pencipta. Anak diberikan oleh Tuhan, tetapi secara jasmaniah adalah pertemuan sperma seorang lelaki dan sel telur seorang perempuan. Tuhan memberkati pertumbuhan janin di rahim sampai lahir dan berkembang. Tugas sebagai Mitra Pencipta adalah sebuah kehormatan. Jabatan yang tinggi itu bukan untuk disalahgunakan dan sok kuasa, tapi sebaliknya, kita harus menjadi teladan untuk hidup beriman anak-anak dan cucu-cucu kita kepada Tuhan.

    DOA:

    Tuhan, karuniakan kepada kami kebijakan agar kami mampumembawa kehormatan yang telah Kauberikan kepada kami sebagai

    Mitra Pencipta, agar anak-anak kami melihat kemuliaanTuhan melalui kami. Amin.

  • Selasa, 1 September 2020

    KERIPUT TETAPI TETAP MULIAMaka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,

    menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki danperempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka ....

    (Kej. 1:27-28)

    Ada ungkapan mengatakan “Menjadi tua itu kenyataan, tetapi tetap menjadi bermakna adalah pilihan.” Ungkapan ini dipakai untuk memberi motivasi kepada para lansia yang merasa bahwa hidupnya sudah mulai tidak berarti. Terlebih lagi ketika memasuki usia pensiun. Apabila dulu dengan jabatan yang ada padanya dia merasa berarti dan mulia, maka setelah pensiun dia merasa kehilangan semua itu. Karena itulah lansia perlu dimotivasi kembali supaya hidup berkualitas di hari tua.

    Dalam kisah penciptaan, kita juga mendapatkan gambaran yang positif yang tetap melekat sampai kita menjadi tua. Sampai masa tua pun kita adalah tetap gambar dan rupa Allah. Kemuliaan Allah tetap ada pada diri kita meskipun kemuliaan duniawi kita telah berakhir. Sekalipun kemuliaan yang diberikan oleh dunia melalui jabatan atau fisik yang kuat berkurang atau berakhir, itu tidak membuat kita menjadi manusia yang tidak berarti. Kita tetap adalah manusia yang berarti. Kita diciptakan oleh Allah dengan tangan-Nya dan diberkati oleh-Nya dengan sukacita. Karena itu kita perlu melihat diri kita secara positif di hari tua, supaya kita tidak kehilangan kesempatan menikmati kehidupan di hari tua kita. Hari tua terlalu sayang untuk diisi dengan perasaan tidak berarti.

    DOA:

    Tuhan, tolong kami menyadari bahwa kami adalah gambar danrupa-Mu yang tetap bernilai dan berharga sampai masa tua. Amin.

  • Rabu, 2 September 2020

    MENJADI PENOLONG

    TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia ituseorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya,

    yang sepadan dengan dia.”(Kej. 2:18)

    Oma Hana seorang lanjut usia berusia tujuh puluh tahun. Ia mempunyai dua orang anak yang tinggal di luar negeri. Oma Hana merasa kesepian, sebab ia tidak mempunyai teman untuk berbincang setiap hari. Perlahan-lahan semangat hidup Oma Hana mulai berkurang dan kesehatannya mulai lemah. Namun, kondisi Oma Hana mulai berubah ketika seorang Oma pindah ke rumah sebelah. Oma Hana tidak merasa kesepian lagi, karena ia kini sudah mempunyai teman untuk menjalani hari-harinya.

    Allah berkata, “Tidak baik manusia itu seorang diri saja.” Manusia tetap membutuhkan teman untuk menjalani hidupnya. Tanpa teman, manusia akan mengalami kesepian yang dapat melemahkan diri. Karena itulah Allah menghadirkan Hawa untuk Adam. Bukan semata dalam rangka pernikahan, tetapi agar mereka menjadi teman yang saling menolong satu sama lain dalam menjalani kehidupan. Untuk itu, kita patut bersyukur bahwa Tuhan menyediakan penolong untuk kita. Itu berita baik dari kisah penciptaan. Jadi, jangan takut, karena Tuhan menyediakan penolong. Lihatlah ke sekitar kita, karena di sana ada penolong yang disediakan Tuhan bagi kita. Mungkin kita belum melihatnya, tapi yakinlah, Tuhan menyediakannya.

    DOA:

    Tuhan, terima kasih untuk penolong yangEngkau sediakan bagi kami setiap hari. Amin.

  • Kamis, 3 September 2020

    BERGAUL DENGAN ALLAH

    Inilah