tugas 1 - valentino nicko

23
TUGAS 1 METODE PENELITIAN SEMESTER 099 – VALENTINO NICKO – 5235110275 1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan berikan alasannya. a. Pengalaman Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan orang. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan jawaban atas banyak persoalan yang dihadapinya. Andaikata kita tidak dapat mengambil manfaat dari pengalaman itu, mungkin kemajuan akan sangat terlambat. Meski demikian pengalaman sebagai sumber kebenaran, mempunyai keterbatasan. Ada kalanya pengaruh suatu kejadian terhadap seseorang, akan bergantung kepada siapa orang itu. Dua oang yang mengalami situasi yang sama mungkin akan memperoleh pengalaman yang berbeda. Kelemahan lain dari pengalaman ialah bahwa seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalaman sendiri. Seorang guru, melalui pengalamannya, dapat mengetahui jumlah keseluruhan murid dalam suatu kelas pada suatu hari, tetapi ia tidak dapat menghitung secara pribadi jumlah penduduk Indonesia seluruhnya. Pengalaman dibutuhkan dalam sebuah proses sehingga pada nantinya hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. b. Otoritas Wewenang atau otoritas maksudnya orang mencari jawaban peranyaan itu dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam al itu, atau yang mempunyai sumber keahlian lainnya. Apa yang dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang itu, kita terima sebagai suatu kebenaran. Seseorang siswa akan membuka kamus untuk mengetahui arti kata-kata asing. Untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia misalnya, orang akan melihat laporan biro pusat statistic Indonesia. Walaupun wewenang merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan kita yang sangat berguna, kita tidak boleh melupakan pertanyaan, “ bagaimana orqang yang dianggap mempunyai wewenang itu mengetahui hal itu ?”.

Upload: valentino-nicko

Post on 26-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TUGAS 1 METODE PENELITIAN SEMESTER 099 – VALENTINO NICKO – 5235110275

1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan berikan alasannya.

a. Pengalaman Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan orang. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan jawaban atas banyak persoalan yang dihadapinya. Andaikata kita tidak dapat mengambil manfaat dari pengalaman itu, mungkin kemajuan akan sangat terlambat.

Meski demikian pengalaman sebagai sumber kebenaran, mempunyai keterbatasan. Ada kalanya pengaruh suatu kejadian terhadap seseorang, akan bergantung kepada siapa orang itu. Dua oang yang mengalami situasi yang sama mungkin akan memperoleh pengalaman yang berbeda.

Kelemahan lain dari pengalaman ialah bahwa seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalaman sendiri. Seorang guru, melalui pengalamannya, dapat mengetahui jumlah keseluruhan murid dalam suatu kelas pada suatu hari, tetapi ia tidak dapat menghitung secara pribadi jumlah penduduk Indonesia seluruhnya.

Pengalaman dibutuhkan dalam sebuah proses sehingga pada nantinya hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

b. OtoritasWewenang atau otoritas maksudnya orang mencari jawaban peranyaan itu dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam al itu, atau yang mempunyai sumber keahlian lainnya. Apa yang dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang itu, kita terima sebagai suatu kebenaran. Seseorang siswa akan membuka kamus untuk mengetahui arti kata-kata asing. Untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia misalnya, orang akan melihat laporan biro pusat statistic Indonesia.

Walaupun wewenang merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan kita yang sangat berguna, kita tidak boleh melupakan pertanyaan, “ bagaimana orqang yang dianggap mempunyai wewenang itu mengetahui hal itu ?”.

Erat hubungannya dengan wewenang adalah kebiasaan dan tradisi. Para pendidik menganggap praktek-praktek di masa lalu sebagai pedoman yang dapat dipercaya, tapi terungkap bahwa banyak tradisi yang telah berlangsung bertahun-tahun lamanya kemudian terbukti salah dan harus ditolak.

Kelemahan dari wewenang. Pertama, orang-orang yang berwenang itu juga bisqa salah, juga orang yang dianggap berwenang itu berbeda pendapat tentang beberapa masalah.

Pakai otoritas dengan bijaksana sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik.

c. Berpikir deduktifCara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas:

a. dasar pikiran utama (premis mayor)b. dasar pikiran kedua (premis minor)c. kesimpulan

dalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar, maka kesimpulan pasti benar. Karena memungkinkan seseorang menyusun premis-premis menjadi pola-pola yang dapat memberikan bukti-bukti kuat bagi kesimpulan yang sahih (valid). Deduksi dari teori dapat menghasilkan hipotesis, suatu bagian vital dalam penyelidikan ilmiah. Akan tetapi, juga memiliki keterbatasan. Kesimpulan silogisme tidak pernah melampaui isi premis-premisnya. Karena selalu merupakan perluasan dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, sehingga dalam penyelidikan ilmiah sulit menentukan kebenaran universal dari berbagai penyataan mengenai gejala ilmiah.

d. Berpikir induktifFrancis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa para pemikir hendaknya tidak merendahkan diri begitu saja dengan menerima premis orang yang punya otoritas sebagai kebenaran mutlak. Ia yakin seseorang penyelidik dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung. Pendekatan ini dikenal sebagai cara berpikir induktif, yang merupakan kebalikan dari proses metode deduktif. Perbedaanya dalam contoh sebagai berikut.

Deduktif : setiap binatang menyusui mempunyai paru-paru. Kelinci adalah binatang menyusui. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.

Induktif : setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.

Kesimpulan induktif hanya dapat mutlak apabila kelompok yang menjadi objek itu kecil. Maka kita biasanya memakai induksi tak sempurna. Dalam sistem ini, orang mengamati sample suatu kelompok kemudian membuat kesimpulan tentang karakteristik seluruh kelompok itu berdasarkan sample tersebut. Sekalipun induksi tak-sempurna tidak memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang tak bisa salah, induksi tak-sempurna ini dapat memberikan informasi meyakinkan yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan yang masuk akal.

e. Berpikir Ilmiah / Pendekatan IlmiahPenggunaan induksi secara eksklusif menyebabkan pengetahuan dan informasi terpisah-pisah, sehingga tidak banyak mendorong kemajuan pengetahuan. Sehingga muncul metode baru yaitu metode induktif-deduktif atau pendekatan ilmiah yang menggabungkan aspek-aspek paling penting dari metode induktif dan deduktif.

Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut. Kemudian menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka selanjutnya implikasi tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak.Penggunaan hipotesis merupakan perbedaan utama antara pendekatan ilmiah dan cara berpikir induktif. Dengan cara induktif kita melakukan pengamatan terlebih dahulu dan baru kemudian menyusun informasi yang diperoleh. Pada umumnya dianggap bermanfaat kalau pendekatan ilmiah disajikan sebagai suatu rangkaian langkah yang harus diikuti. Perumusan secara pasti

tentang langkah tersebut mungkin akan berbeda antara satu pengarang dengan pengarang yang lain.

2. Dalam penelitian diperlukan teori, apakah syarat teori yang baik dalam contoh di atas menurut Anda dan berikan alasannya.

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.

Tiga hal yang perlu diperhatikan tentang teori adalah:1. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas2. Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.

Teori mempunyai beberapa karakteristik (syarat) sebagai berikut;1. harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontraksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.2. harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya apabila tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.

3. Sebagai calon guru, masalah pendidikan apakah di bidang Anda yang dapat diteliti. Paparkan dan berikan alasannya.

Masalah di bidang saya yaitu PTIK pada umumnya adalah :

1. Timbulnya jenis kejahatan baru.

Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email

sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang

(spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan

dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.

2. Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada

khususnya.

Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi

akan informasi serta budaya yang diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal

yang seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan norma

yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja atau pelajar saja yang

memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat “dewasa”.

3. Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar.

Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang sekitar. Banyak orang

justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya

langsung pada orang sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit

sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak “googling”

tidak afdol.

4. Kurangnya ruang privasi.

Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan individu yang satu

dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk

membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal.

5. Masuknya budaya asing yang kurang baik dan tidak difilter.

Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke kelompok-kelompok

masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya yang kurang baik pun dapat masuk dan

lambat laun apabila tidak difilter secara dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru

mengerogoti budaya asli yang ada di kelompok tersebut.

6. Meningkatnya angka pengangguran.

Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia

dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi

tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga

makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.

Masalah yang dapat diteliti adalah pemanfaatan bidang TIK dalam masyarakat secara positif, dan hal-hal

yang positif harus ditanamkan sejak kecil, namun tidak terlepas dari peranan orang tua yang memiliki

komunikasi langsung kepada anak-anaknya, tidak mementingkan teknologi diatas segala-galanya,

mengajarkan kepada anak-anaknya segala sesuatu yang positif tentang teknologi, dan jika perlu di dalam

dunia pendidikan pelajaran TIK jangan dihapuskan, sehingga pendalman materi tentang TIK semakin

digali, dapat menambah pengetahuan tentang TIK, dan menghindari tindak kejahatan yang dapat

dilakukan dalam dunia TIK (HACKER / CRACKER).

4. Buatlah jurnal hasil penelitian pendidikan kejuruan Anda yang dikaji dari skripsi di jurusan alumni Anda.

PEMBUATAN FILM MICRO TEACHING PADA PEMBELAJARAN MEMPERBAIKI POWES

SUPPLY KOMPUTER

Andi Ratna AzizahAlumni Angkatan 2010 Program studi Pendidikan Teknik Elektronika

Universitas Negeri Jakarta

Drs. H. M. Bakri Nasir, M.ADosen Jurusan Teknik Elektronika

Universitas Negeri Jakarta

Prasetyo Wibowo Yunanto, M.EngDosen Jurusan Teknik Elektronika

Universitas Negeri Jakarta

Valentino NickoMahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informasi dan Komunikasi Reguler 2011

5235110275

Abstrak

Andi Ratna Azizah. Pembuatan Film Micro Teaching pada Pembelajaran Memperbaiki Power Supply Komputer. Karya lnovasi 2010. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Tujuan pembuatan karya inovatif adalah membuat media film yang menampilkan proses pembelajaran praktik memperbaiki power supply komputer di Sekolah Menengah Kejuruan. Film micro teaching memperbaiki power supply komputer mempunyai dua muatan, yaitu menampilkan beberapa kemampuan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru, serta keterampilan memperbaiki power supply pada komputer yang mengalami kerusakan.

Film pembelajaran yang dibuat meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan berupa pembuatan naskah dan persiapan shooting, tahap produksi berupa proses pengambilan komponen film seperti gambar dan suara, dan post- produksi yaitu proses editing film dan memasukannya ke dalam format DVD, Untuk menguji efektivitas dan efisiensinya, media film diujicobakan kepada seorang ahli media, seorang ahli substansi, 15 orang mahasiswa dan 20 orangsiswa SMK.

Kata Kunci : media pembelajaran, film, memperbaiki power supply

Upaya meningkatkan mutu

sumber daya manusia (SDM) sejak

dini perlu dilakukan dallam

menghadapi era glcbalisasi.

Peningkaran SDM tersebut secara

konvensional dapat ditempuh melalui

jalur pendidikan, dikarenakan

pendidikan merupakan pembinaan

potensi individu menjadi manusia

yang dewasa. Pendidikan erat

kaitannya dengan belajar. Belajar

merupakan usaha untuk mencapai

tujuan yang hendak dicapai dalam

sebuah pendidikan. Keberhasilan

dalam belajar akan mempermudah

terlaksananya tujuan Pendidikan,

dengan demikian antara pendidikan

dan belajar memiliki kaitan yang

sangat erat.

Secara konvensional belajar

dapat diperoleh melalui bangku

sekolah. Keberhasilan pendidikan

secara umum ditunjang pula oleh

keberhasilan sekolah dalam

meluksanakan sebuah proses

pembelajaran. Untuk mencapai tujuan

pembelajaran, diperlukan sarana dan

fasilitas penunjang belajar. Fasilitas

penunjang belajar dapat berupa

ketersediaan ruang belajar, perangkat

belajar seperti buku pelajaran, buku

catatan, materi pelajaran dan lain

sebagainya. Unsur lain yang juga turut

menciptakan terlaksananya sebuah

proses belajar, adalah tenaga pengajar

atau yang disebut dengan guru. Guru

merupakan pengelola belajar yang

mengarahkan terlaksananya sebuah

pembelajaran.

Salah satu media yang sesuai

untuk digunakan dalam menampilkan

suatu demonstrasi dalam palajaran

praktik adalah media film. Film

merupakan salah satu media belajar

yang menarik dan mudah diingat oleh

siswa seperti dikemukakan para ahli,

dalam menyimpan dan memproses

informasi secara linier. rangsangan

otak akan lebih mudah menerimanya

dalam bentuk garnbar. warna-warni,

simbol, bunyi dan perasaan dan semua

unsur yang telah dikemukakan

tersebut secara khusus dapat di

implementasikan dalam media belajar

yang berbentuk film. Scdangkan jika

dilihat dari tingkat pengalaman dalam

kerucut pengalaman Edgar Dale (Dale

’s Cane of Experience, sebagian besar

orang mengingat 50% apa yang

mereka dengar dan lihat.

Apalagi untuk kalangan siswa

yang sudah memasuki zaman

globalisasi yang penuh dengan

teknologi terbaru, seharusnya media

pembuatan film (tutorial) ini dapat

bermanfaat dan dapat memudahkan

siswa dalam belajar dan mengerti

materi yang diberikan oleh guru.

1. Kajian Teori

Media Pembelajaran, kita

telaah satu-satu terlebih dahulu, media

berasal dari kata latin dan berasal dari

kata jamak “medium” yang berarti

pengantar atau perantara. Banyak

batasan yang diberikan oleh beberapa

organisasi mengenai pengertian media

dan pemanfaatan media, mulai dari

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi

Pendidikan di Amerika, lalu ada dari

National Education Association

(NEA), namu ada juga tokoh seperti

Briggs yang mendefinisikan media

sebagaialat fisik yang menyediakan

pesan serta merangsang siswa untuk

belajar seperti buku, media audio-

kaset. Dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah sarana

yang dapat menyalurkan pesan dari

pemberi pesan kepada penerima pesan

yang digunakan dalam proses

pembelajaran dan merangsang siswa

untuk belajar.

Selain sebagai memiliki fungsi

sebagai sumber belajar, media

pembelajaran memiliki fungsi

semantik yaitu menambah

pembendaharaan kata (simbol verbal)

yang maknanya bisa dipahami dan

fungsi manipulatif yaitu dapat

mengatasi keterbatasan ruang dan

waktu seperti menghadirkan objek dan

peristiwa yang sulit dihadirkan seperti

aslinya.

Jenis - Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat dibagi

menjadi 3 yaitu media audio yang

mengandalkan kemampuan suara, lalu

media visual yang mengandalkan

indera penglihatan, lalu yang ketiga

adalah media audio visual yang

mempunyai unsur suara dan unsur

gambar.

Lalu ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam membuat media

pembelajaran dalam bentuk film yaitu:

1. Tipe materi

Tidak semua materi cocok dibuat

media film, pilih materi yang cocok

untuk dijadikan film, biasanya yang

dibuat film adalah sebuah proses,

contohnya adalah proses membuat

roti, dll.

2. Durasi Waktu

Media pembelajaran yang dibuat

dalam film biasanya berdurasi 2 jam

dan maksimal 3,5 jam, jangan terlalu

lama karena dapat membuat penerima

pesan merasa bosan dan materi yang

disampaikan tidak dapat tersalurkan.

3. Format Sajian Video

Unsur yang ada atau materi yang ada

adalah yang hal pertama yang harus

ditonjolkan dalam media

pembelajaran berupa film, jangan

terlalu banyak dialog dan imajinatif

harus dimasukkan unsur-unsur lain

yang menarik agara penikmat film

tidak bosan dan dapat menerima

materi dengan baik. Beberapa format

video yang dianjurkan antara lain :

a. Naratif

Informasi yang hanya disajikan oleh

narator atau suara tanpa diperlihatkan

penyajiannya, tugas dari narator

adalah menjelaskan secara lengkap

sajian film / video.

b. Wawancara

Inti dari wawancara adalah

menjelaskan materi yang disajikan

oleh pakar atau narasumber dan

ditampilkan dalam bentuk dialog

antara reporter dan narasumber.

c. Presenter

Presenter hampir mirip dengan naratif

namun yang membedakannya adalah

jika naratif hanya narator yang

membacakan atau tidak ditampilkan,

presenter wajahnya ditampilkan serta

tugasnya adalah membawa materi

mulai dari pembuka, isi materi,

sampai penutup dari video atau film.

4. Ketentuan Teknis

Kamera adalah salah satu alat yang

mendukung terselesaikannya media

pembelajaran ini, teknik pengambilan

gambar yang baik mulai dari angel,

lighting, editing dan sound harus

diperhatikan dengan baik agar hasil

yang ditampilkan juga baik sehingga

dapat dinikmati oleh penerima pesan

atau penonton dan materi yang

diberikan dapat tersalurkan. Selain itu

ada hal-hal yang lain yang perlu

diperhatikan antara lain pengambilan

gambar dengan teknik Zoom, teknik

out of focus, pengaturan properti

sesuai dengan kebutuhan, dan

penggunaan teks yang proporsional

sehingga jelas terbaca.

5. Penggunaan Musik atau Sound Effect

Penambahan sound effect sangat

penting dalam pembuatan media

pembelajaran seperti ini, apalagi

ditempatkan dengan benar sehingga

hasilnya akan lebih menarik.

Setelah mengetahui hal-hal yang

perlu diketahui dalam membuat media

pembelajaran dalam bentuk film atau

video, kita juga harus mengetahui ciri-

ciri film yang baik untuk dijadikan

media pembelajaran, Omar Hamalik

dikutip dari asnawir (2002:98)

mengemukakan cirinya yaitu :

1. Dapat menarik minat siswa

2. Benar dan autentik

3. Up to date dalam setting, pakaian, dan

lingkungan

4. Sesuai tingkat kematangan penonton

5. Pembendaharaan bahasa yang

digunakan secara benar

6. Kesatuan dan sekuensnya cukup

teratur

7. Teknis yang digunakan cukup untuk

memenuhi persyaratan dan cukup

memuaskan

Format Video

Setelah kita mengetahui ciri-

ciri film yang baik untuk media

pembelajaran, kita sebaiknya juga

mengetahui beberapa format video,

antara lain :

1. AVI

2. MPEG

3. Quick Time

4. WMV

5. ASF

6. Real Media

7. 3GP

8. VOB

Pengajaran Mikro ( Micro Teaching )

Fungsi media pembelajaran ini

dapat digunakan pula sebagai bahan

ajar untuk pengajaran mikro,

pengajaran mikro memberikan

kesempatan kepada mahasiswa calon

guru untuk memahami ketrampilan

yang dibutuhkannya kelak dimuka

kelas. Setiap ketrampilan yang dilatih

secara tersendiri dengan sungguh-

sungguh sehingga kesalahan-

kesalahan yang dibuat oleh calon

gurudapat diperbaiki dengan

mengulang mengajar sekali lagi

dengan bahan yang sama.

Catu Daya ( Power Supply )

Dalam media pembelajaran

yang dibuat adalah cara memperbaiki

power supply pada komputer, maka

dari itu kita akan menelaah apa itu

power supply dan komponen-

komponen yang ada di dalam power

supply tersebut.

Power supply adalah sumber

tegangan arus searah DC. Power

supply berfungsi memberikan arus

searah kepada berbagai perangkat

elektronika yang membutuhkan

sumber arus searah agar dapat

beroperasi.

Gambar 1. Bentuk Fisik Catu Daya

Salah satu contoh sumber arus

searah yang stabil adalah baterai dan

accu. Rangkaian power supply

biasanya sudah terintegrasi dalam

suatu peralatan elektronik, seperti

pada pesawat televisi, namun ada pula

yang tidak menggunakan power

supply seperti laptop dan telepon

selular. Rangkaian pokok dari power

supply tidak lain adalah suatu

penyearah yakni suatu rangkaian yang

mengubah arus bolak-balik (AC)

menjadi arus (DC). Inilah gambar

ilustrasinya :

Gambar 2. Blok Diagram power

supply sederhana

Berikut adalah beberapa

komponen yang ada dan mendukung

proses kerja dari power supply :

1. Transformator

Transformator adalah piranti untuk

memindahkan daya listrik arus bolak

balik dari suatu rangkaian ke

rangkaian lainnya melalui media

medan magnet.

Gambar 3. Bentuk Fisik

Transformator

2. Dioda Penyearah

Gambar 4. Penyearah Gelombang

Penuh

3. Tapis Perata (filter)

Filter yang digunakan dalam power

supply biasanya adalah filter kapasitor

(C)

Gambar 5. Rangkaian power supply

Menggunakan filter Kapasitor

4. Regulator

Fungsinya adalah untuk menghasilkan

tegangan agar sesuai dengan

keinginan.

Gambar 6. Regulator Zener

Follower

2. Metodologi Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Pembuatan media film

pembelajaran ini sebagian dilakukan

di SMK Negeri 4 Jakarta dan sebagian

lagi di Laboratorium micro teaching

Fakultas Teknik Universitas Negeri

Jakarta, pada semester genap tahun

2009.

Strategi Pengembangan

Menurut Arif S. Sadiman, dkk

(2006:100) dalam membuat atau

mengembangkan suatu program media

pembelajaran perlu dipersiapkan

strategi atau perencanaan yang

sistematis, yaitu:

1.     Menganalisis kebutuhan dan

karakteristik siswa

2.     Merumuskan tujuan instruksional

3.     Merumuskan butir-butir materi

secara terperinci yang mendukung

tercapainya tujuan

4.     Mengembangkan alat pengukur

keberhasilan

5.     Menuliskan naskah media

6.     Mengadakan tes dan revisi

7.     Naskah siap di produksi

Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan terdiri

dari 3 tahapan yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Persiapan yang harus dilaksanakan

antara lain pematangan ide,

pembuatan storyboard, pemilihan

crew, mempersiapkan peralatan

shooting, dan mempersiapkan media

pembelajaran yang akan dipakai.

2. Tahap Produksi

Pada tahap ini yang dilakukan adalah

perekaman atau pengambilan

komponen-komponen film seperti

gambar, suara, dll.

3. Tahap Post Produksi

Yang dilakukan dalam tahap ini

adalah proses penyuntingan,

mentransfer hasil penyuntingan ke

dalam bentuk DVD, evaluasi dan

revisi film.

Teknik Evaluasi

Evaluasi pada media film

pembelajaran dilakukan oleh seorang

ahli media yang berasal dari suatu

lembaga pendidikan yang terpercaya

dan evaluasi substansi materi

memperbaiki power supply komputer

oleh seorang praktisi yang ahli dalam

bidang perbaikan power supply

komputer.

3. Hasil Pengembangan dan

Pembahasan

Nama Produk dan Karakteristik

Produk

Nama produk yang dihasilkan adalah

“Film Micro Teaching Memperbaiki

Power Supply Komputer” dan

karakteristik produknya adalah format

filenya adalah .VOB, lalu format

medianya adalah DVD, kapasitas file

yang digunakan adalah 1,25 GB,

media player yang dapat memutar

film tersebut adalah DVD ROM dan

DVD player, serta durasi filmnya

adalah 35 menit.

Hasil Instrumen Evaluasi

Evaluasi yang dibuat mengacu

pada kriteria pengembangan media

video yang telah dijelaskan pada

kajian teori. Hasil instrumen evaluasi

oleh ahli media jika dihitung secara

keseluruhan adalah 73,84% baik.

Sedangkan rata-rata hasil instrumen

evaluasi oleh ahli substansi diperoleh

77,14% baik. Setelah dilaksanakan

penelitian maka disimpulkan 15 orang

siswa dapat melakukan

troubleshooting sesuai dengan apa

yang ada pada film pembelajaran dan

apa yang sudah di-tutorial-kan.

Berdasarkan data yang diperoleh,

kegiatan seperti ini (micro teaching)

cukup efektif dilakukan dikalangan

sekolah.

Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan peralatan microphone

eksternal, pada saat pengambilan

gambar hanya mengandalkan

microphone dari kamera.

2. Pengambilan gambar dilakukan di

ruangan yang tidak kedap suara,

sehingga suara dari luar ruangan ikut

terekam.

3. Dimensi film sebagian ada yang tidak

dapat ditampilkan secara full screen.

Gambar 7. Hasil Evaluasi Media

Pembelajaran

4. Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

Kesimpulan

1.                  Telah dibuat sebuah

media pembelajaran audio visual yang

berjudul “film micro teaching

memperbaiki power supply komputer”

dalam bentuk DVD dengan

format .VOB yang berkapasitas

1,25GB.

2.                  Film micro teaching

memperbaiki power supply komputer

dibuat berdasarkan standar

kompetensi pada mata pelajaran

kompetensi kejuruan di SMK.

3.                  Film micro teaching

memperbaiki power supply komputer

berisi dua muatan, yaitu menampilkan

keterampilan mengajar yang perlu

dikuasai oleh seorang guru, dan

menampilkan proses troubleshooting

memperbaiki power supply komputer.

Implikasi

Implikasi pengembangan media yang

telah dilakukan yaitu :

1. Memudahkan mahasiswa Program

Studi Pendidikan Teknik Elektronika

UNJ dalam memahami bagaimana

proses pembelajaran yang baik, dan

keterampilan apa saja yang seharusnya

dikuasai sebagai calon pendidik.

2.    Pengembangan film pembelajaran

elektronika (memperbaiki power

supply komputer) memberikan

visualisasi terhadap proses pengajaran

praktik pada siswa SMK, sehingga

dapat dijadikan inspirasi bagi para

mahasiswa calon pendidik, ataupun

para guru/pendidik untuk membuat

media yang serupa ataupun media

yang lebih baik lagi, sehingga dapat

memudahkan pendidik dalam

menyampaikan pelajaran serta

memicu motivasi siswa untuk lebih

semangat dalam menerima pelajaran.

Saran

Untuk mendapatkan hasil media film

yang lebih baik lagi, kepada pembuat

media sejenis peneliti menyarankan :

1. Memilih pemeran secara benar dan

mempersiapkan kru agar pekerjaan

dapat dilakukan dengan maksimal.

2. Mempersiapkan skenario,

storyboard, dan setting tempat dengan

sebaik-baiknya.

3. Menguasai penggunaan kamera

dengan baik, dalam hal ini pengaturan

diafragma, fokus dan zooming.

Sehingga dihasikan gambar yang

bagus. Atau mencari kameramen yang

benar-benar dapat menggunakan

kamera dengan baik.

4.   Menguasai software editing  yang

digunakan dalam proses

penyuntingan, karena akan sangat

berpengaruh terhadap hasil akhir

video.

5. DAFTAR PUSTAKA

Bishop, Owen. 2002. Dasar-

dasar Elektonika. Jakarta : Erlangga

Bobby De Porter, dkk, 2000.

Quantum teaching Mempraktikan

Quantum Learning di Kelas.

Bandung: Mizan

Furchan, Arief. 1982. Pengantar

Penelitian dalam Pendidikan.

Surabaya : Usaha

Hamalik, Oemar. 1994. Media

Pembelajaran. Bandung : Citra Aditya

Bakti

Hasibuan, J.J. Proses Belajar-

Mengajar. 1985. Bandung:

CV.Adikarya

Malvino, Gunawan, Hanapi.

1995. Prinsip-prinsip Elektronika.

Jakarta : Erlangga

Munadi, Yudhi. 2008. Media

Pembelajaran; Sebuah Pendekatan

Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nasir, Bakri. 2008.

Perkembangan Media Pembelajaran,

Bahan Ajar. Jakarta

Nasution. 2005. Teknologi

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia tentang Standar Nasional

Pendidikan. Jakarta. 2005

Rahadi, Aristo. 2004. Media

Pembelajaran. Departemen

Pendidikan Nasional.

S, Wasito. 1992. Teknik Arus

Searah. Jakarta : Karya Utama

Sadiman, Arif. 1996. Media

Pendidikan Pengertian,

Pengembangan, dan Pemanfaatannya.

Jakarta : Pustekomdikbud

Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media

Audio Visual. Jakarta :Gramedia