disusun oleh - institutional repository uin syarif...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA PADA PENDIDIKAN
ANAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Di SMPN 13 Pondok Ranji,Tangerang Selatan)
Disusun Oleh: Sri Fajar Wati Rejeki Lestari
NIM : 207011000388
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
2
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA PADA PENDIDIKAN ANAK
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMPN 13 PONDOK RANJI,
TANGGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Ujian Akhir Program Strata Satu
(S1) Dengan Gelar Sarjana Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan ( S.P.d.i)
Oleh :
Sri Fajar Wati Rejeki Lestari
NIM : 207011000388
Pembimbing Skripsi :
PROF. DR. H. RUSMIN TUMANGGOR, MA
NIP : 194701141965101001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
MOTTO
3
“ Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan”(Al-Insyirah).
Semata-mata ingin mendapat ridho allah, ridho kedua orang tuaku, dan kakak-
kakakku, maka mudahkanlah segala urusanku, (amin).
Terima kasih ku persembahkan kepada :
1. Ayahanda Muhammad Nasran Alm
2. Ibunda Siti Rohimah Alm
3. kakanda siti Mutmainah Alm
4. kakanda Nur Sa’adah
5. kakanda Supar Al –Kautsar
6. kakanda Towil Anwar Rosyadi
7. kakanda Ismahir Ashidik
8. kakanda Siti Robingah
semoga allah membalas amal baik semuanya, amin.
4
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul:”Hubungan Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak Terhadap Belajar Siswa di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada, Tanggal 9 Bulan Desember Tahun 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI(S.Pd.I) dalam bidang pendidikan agama.
Jakarta, 9 Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua panitia(ketua Jurusan/program studi PAI) tanggal tanda tangan Bahrissalim, M.Ag ………….. …………….. NIP . 19680307.19983.1.002 Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI) .................... ..................... Drs. Sapiudin, M. Ag NIP. 19670328.200003.1.001. Penguji 1 ……………. ……………….. Drs. H.M. Alisuf Sabri NIP .150 034 454 Penguji II …………….. ………………. Drs. Paimun NIP.150 012 567
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Nip. 19571005.198703.1.003.
5
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bernama :
a. Nama lengkap : Sri Fajar Wati Rejeki Lestari
b.No. induk mahasiswa : 207011000388
c. Fakultas/jurusan : FITK/PAI (Pendidikan Agama Islam)
d.Judul skripsi : Hubungan Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 13 Pondok
Ranji, Ciputat, Tangerang Selatan.
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah penulis
cantumkan sesuai ddengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3.Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya/skripsi ini bukan hasil karya penulis,
maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 9 desember 2010
Sri Fajar Wati Rejeki Lestari.
6
ABSTRAK
Sri fajar wati rejeki lestari Anak adalah amanah dari Allah SWT, harapan masa depan baik didunia dan diakherat. Maka kewajiban orang tualah untuk mendidik anak-anaknya. Melihat gejala-gejala yang mengarah kepada masalah kenakalan anak pada saat ini, dan banyaknya anak yang malas masuk sekolah tiap hari di SMPN 13 Pondok Ranji, dan banyaknya anak yang putus sekolah saat ini di Indonesia pada umumnya, penulis tertarik untuk membahas : “Hubungan Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang-Selatan”. Skripsi ini bertujuan secara akademis untuk melahirkan paradigm baru, serta konsep dan teori, secara terapan untuk memberikan data dan masukan pada SMPN 13 demi perkembangan pendidikan mengenai hubungan perhatian orang tua pada pendidikan anak terhadap prestasi belajar siswa. Atau memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu penggetahuan yang bermanfaat khususnya orang tua, pendidik, agar memperhatikan kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak. Dan sebagai bahan evaluasi bagi sekolah, wali kelas, orang tua, demi menunjang keberhasilan siswanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini: deskriptif kuantitatif: peneliti yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih, tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang lain. Teknik pengambilan data: observasi, wawancara, angket, dokumentasi. Populasi dan Sampel: siswa SMPN 13 Pondok Ranji yang berjumlah: 25 siswa. Teknik analisa mengunakan statistic koefisien kolerasi bivariat(untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel). Hasil yang ditemukan hubungan perhatian orang tua pada pendidikan anak terhadap prestasi belajar siswa SMPN 13 Pondok Ranji, sebesar 0.454 dalam interprestasi data yang berarti terdapat kolerasi positif yang sedang atau cukup. diperoleh kontribusi variable X yaitu perhatian orang tua memberikan kontribusi sebesar 45.4% terhadap prestasi belajar anak, ini berarti perhatian orang tua mempengaruhi terhadap prestasi belajar anak sebesar 45.4%. Maka hipotesa alternative : Ha: diterima atau disetujui kebenarannya, sedangkan hipotesa nihil Ho: di tolak.
7
KATA PENGANTAR
Dengan nama ALLAH SWT yang maha Pengasih dan maha Penyayang, atas
segala rahmat dan hidayahnya sehingga skripsi ini yang berjudul “Hubungan
Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak Terhadap Belajar Siswa di SMPN 13
Pondok Ranji, Tangerang Selatan”. Dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta
salam semoga selalu dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menjadi
suri tauladan terbaik bagi umat dalam menempuh kehidupan di dunia ini.
Sekalipun masih jauh dari sempurna, ini merupakan hasil usaha maksimal
yang penulis lakukan, yang prosesnya tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun berkat pertolongan ALLAH SWT serta bimbingannya, bantuan dan saran-
saran dari berbagai pihak, akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiel, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih yang sedalamnya penulis
sampaikan kepada :
1. Bapak Prof.Dr.H.Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, dan
seluruh Dosen dan seluruh Staf yang telah memberikan kesempatan baik
secara Edukatif maupun Administratif selama proses perkuliahan
3. Kepada Pembimbing Skripsi Bapak Prof. Dr. H.Rusmin Tumanggor, MA,
dengan kerelaan hati dan penuh kesabaran memberi bimbingan, petunjuk, dan
saran dalam menyelesaikan Skripsi ini.
4. Kepada Bapak Drs. Sapiudin Shidiq,M,Ag. Bapak Faza, Bu Irhamida yang
telah banyak membantuku selama perkuliahan.
5. Kepada Kepala Sekolah SMPN 13 Pondok Ranji Tangerang Selatan :
Bapak Rohman, Bapak Ade Solihin, Bapak Mamat Rahmat, Ibu Hj. Siti
Barkah dan semua guru-guru SMPN 13 yang telah memberikan kesempatan
8
dan membimbing saya, dalam penulisan skripsi ini yang tidak saya sebutkan
satu persatu, terima kasih banyak.
6. Kepada Bapak H. Sudirman Kepala SDN CIAKAR II yang telah banyak
memberikan dukungan moril, materiel, dan kepada kepala sekolah Ibu Hj.
Amronah, dan wakil kepala sekolah Pak Herman, teman-teman mengajar Pak
Ayat, Bu Mimin, Bu Yeni, Bu Nurul, Bu Inil, Bu Eli,Bu Empu, Bu Ade, Bu
Ika, Pak Maulud, Pak Robi, Pak Hendar, Bu Cici, Bu Odah, pak falah, bu lia
dan semua yang belum saya sebut, terima kasih semoga ALLAH SWT
membalas kebaikan semua. Amin
7. Kepada kedua Orang tua yang telah tiada, semoga diampuni dosa-dosanya
semasa hidupnya, dijauhkan dari siksa kubur, dan ditempatkan bersama-sama
orang-orang yang ALLAH sayangi.
8. Kepada Kakak-Kakak ku yang selalu mencurahkan kasih sayangnya untukku,
yang selalu memberikan dukungan moril, dan materiel, semoga ALLAH SWT
membalas kebaikan semua. Amin.
9. Kepada kakak-kakak tingkatku, teman-teman seangkatan, yang banyak
memberikan bantuan dan dukungannya: lina s, dina fbi, mpo upi, oji, faru,
anas, ipul, umi, rina, wita semua temen2 ppkt Ily, hotline, wilda, bu farida ,
bu ummu, nurul fbi, mba lasmi, lia FBI, munifah, quston, nurmaliha, mb
sutarsih ips, mb sulastri ips, neti dan banyak lagi.
10. Kepada sahabat-sahabatku tersayang : Surini, Dewi, Boan, Yuyun, kalianlah
yang membuatku terus kuat dan tegar, terima kasih semoga ALLAH SWT
membalas kebaikan semua.Amin.
Hanya kepada ALLAH SWT jualah, penulis serahkan semoga segala
bantuan dan amal baik yang telah di berikan akan dibalasnya. Dengan
kerendahan hati, skripsi ini semoga menjadi manfa’at bagi pengembangan
ilmu penggetahuan.
Hormat penulis (sri fajar wati rejeki lestari)
9
DAFTAR DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERYATAAN
MOTTO……………………………………………………………………………….i
ABSTRAK……………………………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………iv
HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………………...….….vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..…..…viii
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..…………..1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………..……………5
C. Pembatasan Masalah ……………………………………..………………..5
D. Perumusan Masalah……………………..…………………...….…...…….6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………………………………….…6
BAB II : KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
1.1. Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak.……………...…………7
a. Pengertian Orang Tua………………………………………..….…….7
b. Pengertian Perhatian Orang Tua………………………………..…......8
c. Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak……………….…..10
c.1. Teori-Teori Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak……..…...15
1.2. Prestasi Belajar………………………………………...………….....24
a. Pengertian Prestasi ………………………………………………..…24
b. Pengertian Belajar …………………………………………………...25
c. Pengertian Prestasi Belajar…………………………………………..33
d. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……………....33
d.1. Kerangka Konseptual ……………………………………………….43
10
1.3. Kerangka Berpikir ……………………………………………………….44
1.4. Hipotesis………………………………………………………………….45
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Penelitian……………………………………………………..46
B. Metode Penelitian……………………………………………………46
C. Populasi penelitian……………………………..……….……………46
D. Variable Penelitian …………………………………………………..47
E. Teknik Pengumpulan Data………..…………………………………51
F. Teknik Analisis Data………………………………………………...53
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 13 Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang
Selatan………………………………………………………...……..57
B. Deskripsi Data ……………………………………………………....68
C. Interprestasi data……………………………………………………..77
D. Analisa data…………………………………………………………..81
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………..…….…..86
B. Saran………………………………………………………………....88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
DAFTAR TABLE
1. Table 1 kehadiran siswa kelas VII SMPN 13 pondok ranji,
Tangsel..……………………………………………………………….....2
2. Table 2 faktor internal yang mempengaruhi pengembangan potensi
anak……………………………………………….……………………..37
3. Table 3 faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak
…………………….…………………………………………………….40
4. Table 4 variabel perhatian orang tua dan prestasi anak
…………………………..……….………………………………...……45
5. Table 5 ketentuan kategori variable X……………………..…………...51
6. Table 6 ketentuan kategori variable Y……………………..…………...51
7. Table 7 Angka Indeks Korelasi Product Moment………………………53
8. Table 8 data siswa……………………………………………………….61
9. Table 9 keadaan siswa SMPN 13 pondok ranji…………………………61
10. Table 10 Jumlah rombongan belajar ………………………....………...61
11. Table 11 Prestasi siswa bidang ekstrakurikuler tahun pelajaran
2007/2008………………………………………………………..……...62
12. Table 12 Tenaga Pengajar, Pegawai Dan Siswa…..……………………62
13. Table 13 Nama-Nama Guru Yang Ada Di SMPN 13 Pondok Ranji,
Tangsel…………………………………………………………………..64
14. Table 14 sarana dan prasarana…………………………………………..65
15. Table 15 pekerjaan orang tua wali/ekonomi orang tua………………….66
16. Table 16.Penghasilan orang tua /wali (gabungan kedua orang tua)
siswa…………………………………………………………………….66
17. Table .17.Tingkat Kesejahteraan orang tua /wali siswa………………...67
18. Table 18 alasan tidak melanjutkan sekolah …………………………….67
12
19. Table. 19 Nilai Perhatian Orang Tua Berdasarkan Hasil Angket Variable
X.……………………………………………………………………….69
20. Table. 20 Nilai Prestasi Anak Berdasarkan Hasil Angket Variable Y¹..72
21. Table. 21. Nilai Prestasi Anak Berdasarkan nilai raport Variable Y²…74
22. Table. 22. Perhitungan nilai Prestasi Anak hasil angket variable Y¹ dan
nilai perhatian orang tua(variable X) ……………….…………………76
23. Table. 23. Perhitungan nilai Prestasi Anak nilai raport variable Y² dan
nilai perhatian orang tua(variable X)……………………………………78
24. Table 24 perhitungan Nilai Prestasi Anak Hasil Angket Variable Y¹ dan
Nilai Prestasi Anak Hasil raport Y²…………………………………….80
25. Table. 25. Perhitungan nilai Prestasi Anak nilai raport variable Y³ dan
nilai perhatian orang tua(variable X)……………………………………81
13
BAB 1
14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan
bentuk pendidikan informal ke formal memerlukan kerjasama antara orang tua dan
sekolah(pendidik). Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap
orang tua mereka. Juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap
sekolah(pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.1
Saya melihat anak malas mengerjakan PR, jika orang tua tidak
memperhatikan hal ini anak mengalami kesulitan sendiri yang tak terpecahkan,
akhirnya anak berbuat nekad untuk menghindari tanggungjawab yang dibebankan
padanya, dari rumah pamit sekolah tapi ditengah jalan anak mencari tempat-tempat
hiburan seperti Mall, PS, internet, banyak anak usia sekolah menengah terjerumus
kedalam lingkungan budaya destruktif, terlebih dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi sekarang ini kenakalan anak terkadang telah mengarah kepada tindak
criminal. Tidak ada kegiatan yang dilakukan selain bermain, kondisi ekonomi yang
sulit, biaya sekolah yang cukup mahal, dan ketidakmampuan orang tua menjadikan
anak-anak kehilangan perhatian dan kesempatan untuk belajar. Ada yang sudah
sekolah mereka terpaksa ikut bekerja membantu orang tua mencari nafkah.
Pada Saat Praktek Frofesi Keguruan Terpadu (PPKT) penulis bertugas
menjadi guru piket mencatat siswa/i yang tidak hadir pada kelas sore yaitu kelas VII
yang berjumlah 10 kelas.2 Pada tanggal 21 mei 2010:
Table 1 1 Zahara idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa, 1982), cet.1,h.120
2 Arsip daftar absen guru dan siswa di sekolah SMPN 13 Pondok Ranji, Tangsel.
15
Kehadiran Siswa Kelas VII SMPN 13 Pondok Ranji, Tangsel
.No Nama Kelas A I S
1. CIPTO 7.I
2. FAHRI 7.2
3. AYU - 4. RAKA - NIHIL 7.3
5. ABDUL A.D 7.4
6. AGAM -
7. FAHREZA 7.5
8. DIBYO 7.6
9. M. ISMAIL -
10. PRITA -
NIHIL 7.7
11. DIAH 7.8
12. SUJAK -
13. NURUL 7.9
14. ATIKA 7.10
Dalam interaksi belajar mengajar terdapatlah interaksi social seperti:
a. Interaksi social yang ditandai dengan hubungan tugas. Pertama kali hubungan
anak didik dengan guru tidaklah didasarkan rasa cinta seperti pada hubungan
orang tua dengan anaknya. Hubungan pribadi timbul karena tugas masing-
masing, yaitu tugas anak didik belajar dan guru mengajar.
16
b. Interaksi social yang selalu punya tujuan untuk mencapai sesuatu bagi
kepentingan si anak didik. Seluruh kegiatan harus punya tujuan yang pada
dasarnya untuk kepentingan si anak didik.
c. Interaksi social yang ditandai dengan kemauan guru untuk membantu si anak
didik guna memperoleh penggetahuan, sikap dan ketrampilan.
d. Interaksi social yang ditandai dengan keyakinan sianak didik, bahwa guru akan
membantunya dalam hal-hal tertentu di dalam perkembangannya. Oleh karena itu
lahirlah sikap menghargai, menghormati, serta mentaati guru, sebagai pernyataan
pengakuan anak didik atas kewibawaan guru.
“situasi belajar-mengajar yang baik adalah apabila dapat memberikan
pengalaman-pengalaman yang terbaik bagi perkembangan anak didik”. Pengalaman-
pengalaman itu harus dipilih untuk kepentingan si anak didik, harus yang
menyebabkan dia aktif dan menjadi lebih sadar akan dirinya dan sekaligus
menyebabkannya lebih bersifat social. Hendaknya dalam setiap interaksi dia dapat
makin mendekat kepada kedewasaan penuh sebagai individu yang mampu
membawakan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat”.3
Menurut hasil penelitian, pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan lebih
efektif apabila dia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di rumah
tangganya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran, berkat kerjasama orang tua
anak didik dan pendidik, banyak kekurangan-kekurangan anak didik yang dapat
membantu anak didik dari keluarganya, tidak mudah merubahnya. Untuk kerjasama
antara sekolah dengan orang tua banyak cara-cara yang dapat ditempuh antara lain:
a. Kunjungan ke rumah anak didik
b. Undangan terhadap orang tua ke sekolah
c. Case conference
3 Zahara idris, Dasar‐Dasar Pendidikan…, cet. 1, h. 70
17
d. Badan pembantu sekolah4
Semua bentuk kerjasama antara sekolah dan orang tua yang telah diuraikan di
atas sangat besar faedah dan artinya dalam memajukan pendidikan sekolah pada
umumnya dan anak didik pada khususnya. Mengingat sangat pentingnya pengaruh
perhatian orang tua dalam keberhasilan pendidikan anak di sekolah yang merupakan
factor utama selain sekolah dan masyarakat. Maka penulis tertarik untuk menelitinya.
Berdasarkan pentingnya tersebut di atas penulis tertarik untuk menulis serta
membahas perhatian orang tua dalam menunjang keberhasilan belajar anak.
Berdasarkan latar belakang ini penulis mengambil judul:
“Hubungan Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang-Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Ketidak mampuan anak dalam mengikuti pelajaran, tidak diimbanginya
dengan perhatian orang tua.
b. Orang tua sibuk mencari nafkah menyerahkan pendidikan anak pada
sekolah saja dan berharap besar pada masa depan anaknya setelah lulus
sekolah,
c. Pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat,
dan pemerintah, tidak selalu sinkron dalam menghadapi masalah.
4 Zahara idris, Dasar‐Dasar Pendidikan…, cet.1, h. 76‐77
18
d. Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang
tua mereka, namun tidak jelas apakah orangtua memberi bimbingan agar
anak menghargai semua tujuan sekolah.
e. Perhatian orang tua merupakan salah satu factor penunjang keberhasilan
anak di sekolah, namun banyak orang tua kurang mendukung program
sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari melebarnya pembahasan maka masalah penelitian ini
perlu di batasi sebagai berikut :
a. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya orang tua dari
factor-faktor penunjang keberhasilan anak di sekolah.
b.Perhatian orang tua dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan orang
tua dalam menumbuhkan semangat belajar anak agar berprestasi
c. Prestasi yang diteliti adalah prestasi rata-rata siswa yang bersifat kognitif
berupa nilai raport pada semester genap kelas V11 tahun pelajaran 2009-
2010 pada SMPN 13, Tangerang-Selatan.
d.Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 13 Pondok
Ranji, anak di sekolah Tangerang-Selatan.
D. Perumusan Masalah
Dari masalah yang diteliti, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:
“anak seharusnya dalam belajar, kurangnya perhatian orang tua,
memotivasi untuk belajar di sekolah, bagaimana orang tua menghadapi
strees pada anak, dalam menghadapi pelajaran di sekolah?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan menghasilkan bukti empiric bahwa perhatian
orang tua pada pendidikan anak sangat besar pengaruhya terhadap prestasi
belajar anak di sekolah. Hasil penelitian ini akan berguna sebagai bahan
19
evaluasi bagi sekolah, guru, dan orang tua. Bagi pengembangan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat khususnya orang tua dan pendidik agar
memperhatikan kesejahteraan psikologis dan emosional anak.
Terhadap penulis penelitian ini akan sangat berguna untuk
meningkatkan pengetahuan praktis dan meluaskan wawasan kependidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
20
1.1 Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak
a. Pengertian orang tua
Pengertiaan orang tua, menurut kamus besar bahasa Indonesia orang
tua diartikan dengan: 1) ayah dan ibu kandung, 2) orang tua, 3) orang yang
dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dsb), 4) orang yang disegani/dihormati di
kampung.5
Istilah orang tua dalam bahasa ingggris: “parent" yang berarti:6
1. Orang tua
2. Ayah
3. Ibu
Dalam bahasa arab istilah orang tua dikenal dengan dengan sebutan
Al-walid pengertian tersebut dapat dilihat dalam al-quran surat lukman ayat 14
yang berbunyi:
⌧
☺ Artinya:
5 Departemen Pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta;Balai Pustaka 2002) h.802 6 John. M.E.Chols dan Hasan Sadily, Kamus inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996) h.418
21
“Dan kami perintahkan kepada manusia(berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.7
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa orang
tua adalah ayah dan ibu kandung atau orang dianggap tua yang harus disegani
dan dihormati, yang memberikan kasih sayang, bimbingan, latihan, dan
pendidikan serta memenuhi setiap kebutuhan baik sandang, pangan, maupun
papan bagi anaknya.
b. Pengertian perhatian Orang Tua
Secara bahasa perhatian adalah dapat diartikan sebagai minat, apa
yang disukai atau yang disenangi. Secara istilah perhatian berarti keaktifan
jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik didalam maupun diluar
dirinya.8
Dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungan
sekitar. Dalam keterangan lain disebutkan bahwa perhatian adalah upaya
mencurahkan waktu dan ruang seiring dengan perkembangan anak baik secara
fisik maupun mental spiritual disamping memfokuskan pembinaan kepada
perkembangan jasmani serta daya intelektual.
Perhatian yaitu mempunyai tugas selektif terhadap rangsangan-
rangsangan yang mengenai sampai kepada individu.9 Rangsangan tersebut
muncul dari tingkah laku anak yang mengakibatkan respon dari orang tua
7 Bachtiar Surin, Departemen Agama RI Terjemah dan Tafsir AL-Quran, (Bandung : Fa. Sumatra :1978) h.909. 8 Abu Ahmadi, Psikologi perkembangan , (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) Cet, Ke-2. h.145 9H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta:CV.Pedoman Ilmu Jaya:2001), cet.ke-3, h.42
22
berupa naluri untuk melindungi, menjaga, memberikan yang terbaik untuk
anak.
Hal ini tercermin dalam firman Allah (Q.S.At-Tahrim: 6):
⌧
Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
Dalam kata peliharalah mengandung makna tanggung jawab besar
manusia terhadap dirinya dan keluarganya, keluarga adalah sebagai
persekutuan hidup terkecil dari masyarakat Negara yang luas. Pangkal
ketentraman dan kedamaian hidup terletak dalam keluarga. Mengingat
pentingnya hidup keluarga yang demikian itu maka islam memandang
23
keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, tetapi lebih dari
itu yakni sebagai lembaga hidup manusia yang dapat memberi kemungkinan
celaka dan bahagianya anggota-anggota keluarga tersebut dunia akherat.
Dari kewajiban yang dipikulkan oleh ayat tersebut atas pundak orang
tua dapat dibedakan 2 macam tugas, yaitu:
1. Orang tua berfungsi sebagai pendidik keluarga
2. Orang tua berfungsi sebagai pemelihara serta pelindung keluarga.10
Adapun yang penulis maksud dengan perhatian orang tua dalam
penelitian ini hanyalah terbatas pada perhatian terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan pendidikan (sekolah) dan kasih sayang.
c. Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak
Anggota Keluarga terdiri dari suami, istri, atau orang tua(ayah dan
ibu) serta anak-anak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada cinta
kasih sayang antara suami-istri yang melahirkan anak-anak. Oleh karena itu
hubungan pendidikan dalam keluarga adalah didasarkan atas adanya
hubungan kodrati antara orang tua dan anak.
Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang
yang kodrati, rasa kasih sayang murni, yaitu rasa cinta kasih sayang
seorangtua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber
kekuatan yang menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya
membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anaknya.
Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal
oleh anak. Oleh karena itu keluarga disebut sebagai”primary community”
yaitu sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.
Pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya
mendapatkan pendidikan dan bimbingan, kewajiban orang tua tidak hanya
sekedar memelihara eksistensi anak untuk menjadikannya kelak sebagai
10H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama,(Jakarta : bulan bintang ) h. 79-80
24
seorang pribadi, tetapi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu
yang tumbuh dan berkembang. Utama karena sebagian besar hidup anak
berada dalam keluarga, maka pendidikan yang paling banyak diterima oleh
anak adalah didalam keluarga.
Jadi besar dan sangat mendasar pengaruh keluarga terhadap
perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar kelakuan seperti sikap,
reaksi dan dasar-dasar kehidupan lainnya seperti kebiasaan makan,
berpakaian, cara bicara, sikap terhadap dirinya dan terhadap orang lain
termasuk sifat-sifat kepribadian lainnya yang semua itu terbentuk pada diri
anak melalui interaksinya dengan pola-pola kehidupan yang terjadi dalam
keluarga.
Oleh karena itu kehidupan dalam keluarga jangan sampai memberikan
pengalaman-pengalaman atau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak
baik yang akan merugikan perkembangan hidup anak kelak dimasa dewasa.11
Di dalam keluargalah anak didik mulai mengenal hidupnya. Lembaga
pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan factor
penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini
sangat penting diperhatikan, sebab disinilah keseimbangan jiwa didalam
perkembangannya individu selanjutnya ditentukan.
Seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, dalam keadaan
penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu berbuat apa-apa
bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir dalam keadaan suci
bagaikan meja lilin berwarna putih(a sheet of white paper avoid of all
characters) atau yang lebih dikenal dengan istilah tabularasa.12 Di dalam islam
secara jelas nabi Muhammad Saw, mengisyaratkan lewat sabdanya yang
berbunyi:
11H.M. Alisuf Sabri, ilmu pendidikan , (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya: 1999) cet.ke-1,h.14. 12 Hasbullah , dasar-dasar ilmu pendidikan , (PT.Raja Grafindo Persada, 2008), Ed. revisi 6, h. 40
25
ينصرانه ويمجسا واه بعد يهودانه وابوآل انسا ن تلده امه علىالفطرة
نه فانكانامسامينفمسامArtinya:
“Tiap- tiap orang itu dilahirkan ibunya atas dasar fitrah beragama
(islam) dan tergantung ayah ibunya yang mendidik dia menjadi orang yang
beragama yahudi, nasrani, atau majusi. Maka bila keduanya muslim, jadilah
anaknya muslim”(HR Muslim).
Suci artinya belum terisi oleh pengaruh-pengaruh/atau tulisan apa pun,
disinilah peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama, yang akan
menjadikan dan membentuk pribadi anak dengan tulisan yang diinginkannya.
Campur tangan orang tua sangat dibutuhkan dalam membagi waktu,
serta pengawasan terhadap pelaksanaannya pembagian waktu dan jadwal
belajar dirumah. Anak akan membagi waktu antara tugas-tugas sekolah
dengan bermain-main. Oleh karena itu orang tua harus membantu dalam
perencanaan waktu belajar dan disiplin belajar dirumah.
Berdasarkan uraian diatas, sudah dapat dipastikan bahwa perhatian
orang tua dalam pendidikan anaknya sangat menentukan sekali terhadap
belajar anak disekolahnya.
Untuk itu orang tua perlu memperhatikan dalam hal :
26
1. Menyediakan fasilitas belajar anak di rumah atau sarana kebutuhan
belajar.
2. Merencanakan waktu belajar di rumah dan membiasakan disiplin belajar.
3. Memberi bantuan belajar bila anak belum mengerti terhadap suatu materi,
atau bimbingan belajar dirumah.
4. Beri motivasi, bangkitkan semangat, ciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
Dengan demikian penulis mendifinisikan perhatian orangtua sebagai berikut:
Secara umum orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak:
1. Merawat fisik anak, agar anak tumbuh kembang dengan sehat.
2. Proses sosialisasi anak, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap
lingkugannya (keluarganya, masyarakat, kebudayaan).
3. Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak.
Fungsi terakhir ini masih kurang disadari oleh para orangtua. Bagaimana
pengaruh orangtua terhadap pembentukan prilaku anaknya, merupakan
suatu yang sangat majemuk, tergantung dari bermacam-macam faktor,
antara lain:
1. Ciri-ciri orang tua:
a. Usia
b. Pendidikan
c. Taraf social-ekonomi
d. Kepribadian dan sebagainya
2. Ciri-ciri anak:
a. Penampilan fisik
b. Jenis kelamin
c. Kesehatan
d. Kepribadian dan sebagainya
Factor-faktor ini semua mempunyai dampak terhadap sikap dan prilaku
Orang tua, Terhadap anaknya. Oleh karena itu sulit untuk mengharapkan Orang
27
tua bersikap sama. Terhadap semua anaknya. Dalam hal ini sama harus diartikan
“sesuai dengan sifat dan Kebutuhan masing-masing anak.”13
Dan seharusnya sikap orang tua terhadap anaknya adalah sebagai berikut:
1. Mereka memberikan kebebesan kepada anak-anaknya, karena anak sebagai
makhluk yang mempunyai pribadi sendiri
2. Anak-anak selalu dididik dengan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan hidup masa depannya
3. Hubungan orang tua dengan anak-anaknya mengandung unsure kebebasan
sehingga dengan adanya ini anak dapat melatih dirinya untuk hidup
selfstanding yang berarti anak selalu dilatih untuk menjadi dewasa yang
berpribadi kuat
4. Anak-anak selalu dipupuk kemampuannya dengan pemeliharaan kesehatan
tubuhnya melalui pendidikan jasmani sebaik-baiknya
5. Anak-anak diajar dengan pekerjaan-pekerjaan tangan(handicraft) untuk bekal
hidup mereka dimasa akan dating
6. Anak-anak selalu diberi kesibukan-kesibukan kerja dan didorong untuk
bekerja sendiri, sedang pekerjaan yang diberikan kepada mereka disesuaikan
dengan tingkat umur masing-masing, bahkan sering kali lebih tingggi sedikit
dari taraf umurnya.
7. Anak-anak diberi dasar pengertian tentang hidup bermasyarakat yang
bermanfaat di masa depannya
8. Anak-anak tidak dididik secara paksa melainkan secara bebas.
9. Anak-anak diberi pengertian bahwa orang tua tidak akan selamanya memberi
nafkah serta bertanggung jawab atas mereka, apalagi setelah pendidikannya
(dewasa).
Teori –Teori Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak
13 Lubis salam, Menuju Keluarga Sakinah,(Surabaya: Terbit Terang,), h. 76‐77
28
Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli, dan biasanya
berisi tentang konsep dan prinsip. Secara bahasa perhatian adalah dapat diartikan
sebagai minat, apa yang disukai atau yang disenangi. Secara istilah perhatian berarti
keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik didalam maupun diluar
dirinya.14
Perhatian dapat diartikan dua macam:
1. Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek.
2. Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktifitas.15
“Pemusatan perhatian orang tua yang diberikan dengan sadar sebagai respon
terhadap Objek disini berupa perhatian orang tua pada pendidikan anak, motivasi
dan minat belajar anak”.
Perhatian Keluarga sebagai salah satu dari tiga lingkungan pendidikan yang
paling berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak.
Pada dasarnya lingkungan mencakup:
a. Tempat(lingkungan fisik), keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
b. Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni,
ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
c. Kelompok hidup bersama(lingkungan social atau masyarakat) keluarga,
kelompok bermain, desa, perkumpulan.
Ki Hajar Dewantara: lingkungan-lingkungan tersebut meliputi lingkungan
keluarga, lingkunan sekolah, dan lingkungan organinisasi pemuda, yang ia sebut
dengan Tri Pusat Pendidikan. 16
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam
proses pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat
peraga, dan lain-lain,) dinamakan linkungan pendidikan.
Tiga lingkungan pendidikan tesebut adalah:
14 Abu Ahmadi, Psikologi perkembangan …, Cet, Ke-2. h.145 15Wasty Ssoemanto, psikologi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) Cet.ke-5, h. 34 16Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan…, h. 33-36
29
a. Keluarga(pendidikan informal)
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang tertua, bersifat informal, yang
pertama dan utama dialami oleh anak karena itu disebut primary community.
Pendidikan keluarga berfungsi :
1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Memjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan social
5. Meletakan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
Menurut ST.Vembrianto ada 7 fungsi dan peran keluarga yang
hubunganya dengan kehidupan anak:
a. Fungsi biologik: yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak:
secara biologis anak berasal dari orang tuanya.
b. Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan
social yang penuh kemesraan dan afeksi(penuh kasih sayang dan rasa
aman).
c. Fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk kepribadian
anak. Melalui interaksi social dalam keluarga anak mempelajari pola-pola
tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai dalam masyarakat
dalam rangka perkembangan kepribadiannya.
d. Fungsi pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi
pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk
mempersiapkan anak agar dapat hidup secara social dan ekonomi di
masyarakat. Sekarang pun keluarga dikenal sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar
kepribadian anak.
e. Fungsi rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi
anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.
30
f. Fungsi keagamaan; yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan, upacara
dan ibadah agama bagi para angotanya, disamping peran yang dilakukan
institusi agama. Fungsi ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama
pada si anak, sayangnya sekarang fungsi keagamaan ini mengalami
kemunduran akibat pengaruh sekularasi.
g. Fungsi perlindungan: yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat dan
melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya, fungsi ini oleh keluarga
sekarang tidak dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukan oleh badan-
badan social seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tubuh mental,
anak yatim piatu, anak-anak nakal dan perusahaan asuransi.
Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi
kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus
diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya
sebagai seorang pendidik primer/kodrat.17
Keluarga sebagai pusat pendidikan dan pusat kebudayaan serta pusat
agama. Hubungan antar anggota keluarga harus selalu harmonis dan terpadu
serta gotong-royong. Setiap anggota keluarga harus merasakan ketenangan,
kegembiraan, kenyamanan, dan keamanan dalam keluarga itu. Sebaliknya
yang pecah (broken home) adalah sumber dari kenakalan anak. 18
b. Sekolahan(pendidikan formal)
Sekolah bertanggungjawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik
serta menanamkan budi pekerti yang baik.
17H.M.Alisuf Sabri, ilmu pendidikan…, hal.15-16 18Ary H Gunawan, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan Di Indonesia…, hal.101-102
31
2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan didalam masyarakat yang
sukar atau tidak dapat diberikan dirumah.
3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar, serta ilmu-ilmu lain yang
sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4. Disekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membedakan benar
atau salah, dan sebagainya.
5. Dan lain-lain.
Berkenaan dengan sumbangan sekolah terhadap pendidikan itulah, maka
sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai sifat-sifat sebagai beriku:
1. Tumbuh sesudah keluarga
2. Lembaga pendidikan formal
3. Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati
Disamping itu, pendidikan sekolah juga mempunyai cirri-ciri khusus
sebagai berikut:
1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki
hubungan hierarkis
2. Usia siswa(anak didik) disuatu jenjang relative homogeny
3. Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program pendidikan
yang harus diselesaikan
4. Isi pendidikan(materi) lebih banyak yang bersifat akademis dan
umum
5. Mutu pendidikan sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan datang.
Lingkungan Sekolah merupakan lingkungan pendidikan utama dan kedua.
Siswa-siswi, guru, administrator, konselor hidup bersama dan melaksanakan
pendidikan secara teratur dan terencana dengan baik.
Menurut penelitian ternyata bahwa anak-anak nakal dan anak-anak
tidak nakal, pada umumnya anak nakal terbelakang didikan sekolahnya, baik
32
secara kuantitatif(tak bersekolah sekitar 18%, terlambat sekolah sekitar 54%)
maupun secara kualitatif(sering bolos, kesungguhan belajar, keberanian
menyontek, dan sebagainya). Terdapat kecenderungan yang khas bahwa anak
nakal kurang ingin melanjutkan sekolah sesudah mereka menamatkan studi
mereka disesuatu jenjang pendidikan dibandingkan dengan anak yang tak
nakal. Kebanyakan anak nakal ingin cepat bekerja dan mendapat nafkah.19
Beberapa sebab yang dapat dikumpulkan sebagai penyebab rendahnya minat
belajar anak-anak nakal antara lain:
a. Suka menyelewengkan waktu belajar untuk kegiatan-kegiatan yang
kurang berguna, seperti begadang, omong kosong sambil merokok,
dan bahkan minum-minuman keras sampai menyalahgunaan
narkotika. Akibatnya kosentrasi pikirannya menjadi lemah karena
kurang tidur, suka melamunkan impian kosong, kecanduan, dan
sebagainya.
b. Suka menunda-nunda waktu untuk belajar serta menyiapkan
keperluan-keperluan belajar.
c. Suka membolos atau meninggalkan pelajaran, akibatnya ia ketinggalan
pelajaran atau kehilangan bagian penting dari pelajaran. Lebih-lebih
bila pelajaran itu bersifat prerekuisit, maka kerugian-kerugian itu
makin menjadi momok studi.
d. Suka melamun dan kurang konsentrasi dalam pelajaran. Atau sering
mengganggu temannya selama pelajaran, atau suka membadut dalam
kelas, menarik perhatian.
Kebijakan pendidikan dalam menangkal dan menanggulangi
kenakalan anak disekolah ini termasuk administrasi murid baik didalam maupun
diluar kelas seperti pemberian hukuman dan ganjaran, penataan siswa dalam
kelas, pemberian kesibukan atau bahan penggayaan bagi yang cepat belajar dan
19 Ary H Gunawan, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan Di Indonesia …, hal . 102-103
33
pemberian program remedial bagi yang lambat belajar, pemberian perhatian
lebih khusus bagi anak-anak yang suka menarik perhatian atau kurang
diperhatikan oleh orang tuanya, pemberian kegiatan-kegiatan OSIS dan esktra
kurikuler lainnya seperti berkemah, koperasi,penelitian, diskusi, seminar, dan
sebagainya.
c. Lingkungan organisasi pemuda/masyarakat(pendidikan non formal)
Sebagai lembaga pendidikan yang bersifat informal(luar sekolah),
organisasi pemuda mempunyai corak ragam yang bermacam-macam, tetapi
secara garis besar dapat dibedakan antara organisasi pemuda yang diusahakan
oleh pemerintah dan organisasi pemuda yang diusahakan oleh badan swasta.
Peran organisasi pemuda ini utamanya adalah dalam upaya
pengembangan sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda
berkembanglah semacam kesadaran social, kecakapan-kecakapan di dalam
pergaulan dengan sesama kawan(social skill) dan sikap yang tepat didalam
membina hubungan dengan sesama manusia (social attitude).
Pendidikan pertama sangat mempengaruhi jalan hidup anak dimasa
depannya(masa dewasa). Dibawah ini pendapat para sarjana pendidikan/ ilmu
jiwa:
1. Hurlock: menyatakan bahwa sikap serta tingkah laku anak tampak jelas sekali
dipengaruhi oleh keluarga dimana ia dilahirkan dan berkembang. Rumah adalah
lingkungan pertama bagi anak, keluarga memberi percontohan sikap anak
terhadap orang lain. Benda-benda dan kehidupan pada umumnya. Anak
menjadikan orang tuanya sebagai model(monster) dari penyesuaian dirinya
dengan kehidupan. Bila orang tua tak dapat dipakai untuk standar penyesuaian
diri anak dengan sebaik-baiknya, maka hal ini akan menimbulkan problem
psikologis anak sebagaimana problem tingkah laku pada orang tuanya.
Selanjutnya beliau mengatakan percontohan yang fundamental yang terbentuk
34
dalam rumah tidak dapat diberantas sampai keakar-akarnya, hanya dapat
dihambat bila telah menjadi besar. 20
2. Arnol Gesell bahkan menganggap bahwa hubungan anak dengan orang tuanya
dalam kehidupan keluarga adalah merupakan suatu kepentingan yang dapat
menentukan pola pertama pribadi anak. Suatu rumah yang teratur rapi yang
terpelihara secara normal, dapat menjamin dengan sebaik-baiknya bagi kesehatan
mental dalam pertumbuhan anak sedangkan sekolah hanya akan dapat
memperoleh hasil maximum bila bekerja secara harmonis dengan keluarga
(rumah yang demikian itu).21
3. Sigmund Freud lebih jauh memungkinkan bahwa orang tua yang neuropathiek,
yang terlalu melindungi dan terlalu lemah lembut terhadap anak menimbulkan
pada anak itu penyakit yang neurosis pula. Sedangkan Flugel juga menyalahkan
sikap orang tua yang terlalu lunak terhadap anaknya. Orang tua yang terlalu keras
atau terlalu melindunginya dapat menjadikan anak tersebut pemberontak tidak
hanya terhadap orang tuanya saja tetapi juga terhadap semua kekuasaan orang
dewasa.
4. Crow & Crow: berpendapat bahwa pendidikan pertama anak diterima dalam
lingkungan rumah. Keadaan ekonomi serta tingkat kehidupan dirumah,
kesetabilan emosi orangtua dan keluarga serta cita-cita dan ambisi yang tampak
dari tingkah laku anggota-anggota keluarga yang lebih tua umurnya, kesemuanya
itu mempengaruhi tingkah laku serta sikap anak secara langsung ataupun tidak
langsung. Anak yang terlalu dimanjakan, terlalu dilindungi atau dilantarkan atau
orang tuanya bersikap keras atau sakit gangguan perasaan, dapat menjadikan
anaknya perusak, penakut dan sakit saraf. 22
20 The Child Development, Hurlock, p.481-482 H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama…, h. 92 21 The Child from five to ten, Gesell,p.5-10. H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama…, h. 92 22 Introduction to Education, Crow & Crow, p.454. H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama…, h. 92
35
5. Prof. Waterink: tiap perkembangan kearah hubungan dengan masyarakat tumbuh
diatas dasar hubungan kehidupan yang dialami anak pada masa kecilnya dalam
lingkungan keluarganya. Bilamana anak oleh suatu sebab kehilangan
lingkungan keluarganya, tidak ada perasaan saling cinta mencintai, maka masih
ada kemungkinan diajarkan kepada anak perasaan saling mencintai itu, bila ada
waktunya dibentuk lingkungan yang baru. Bila anak tidak mendapatkan yang
baru itu mungkin benar ia akan menjadi orang yang tak pernah dapat
mengadakan hubungan yang sungguh-sungguh dengan masyarakat. 23
6. Woodworth dan Marquis bahwa para ahli psikologi dalam, misalnya Freud dan
Adler sepakat dalam menyelidiki pola, dasar pribadi orang dalam kehidupannya,
dikembalikan kepada keadaan hidup keluarga pada tahun-tahun permulaan. 24
memang Freud serta pengikut-pengikutnya juga mengakui bahwa anak selalu
mengadakan identifikasi atau meniru orang-orang yang lebih tua tidaklah secara
passief tetapi secara sungguh-sungguh dan gairah. Anak ingin menjadi seperti
ayahnya atau seperti ibunya. Sikap yang demikian disebut identifikasi aktif.
7. Besarnya pengaruh orang tua(keluarga) terhadap pembentukan pribadi anak,
pengaruh pandangan dan sikap tersebut telah diselidiki di barat oleh beberapa
ahli seperti Harthorn dan May. Hasilnya dikemukakan oleh Flemming dalam
bukunya“The social Psychology Of Education” yang menujukan bahwa
pengaruh tersebut dapat dibandingkan sebagai berikut:
1. Sikap/pandangan orangtua terhadap anaknya: 0.54.
2. Sikap/pandangan teman-temannya terhadap anak sebaya: 0.35.
3. Sikap/pandangan pemimpin club terhadap anggotanya: 0.137.
4. Sikap/pandangan guru sekolah terhadap siswanya: 0.028.
5. Sikap/pandangan guru sekolah minggu(agama) terhadap siswanya: 0.002.
23 Psychologie anak S.R.Prof.Waterink, p.114, H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama…, h. 93 24 Psychologie, Woodworth dan Marquis, p.141, H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama.., h. 94
36
6. Flemming mengemukakan bukti bahwa hubungan sikap keluarga dengan
sikap terhadap agama/gereja, peperangan, komunisme menujukan korelasi
rata-rata: 0.50.
Pengaruh social-ekonomi keluarga ada hubunganya dengan
kecerdasan anak, sehingga pada umumnya anak-anak yang pandai berasal
dari keluarga yang makmur ditunjukan dengan korelasi koeffisien: 0.30.
Flemming pengikut aliran konvergensi tidak menghilangkan adanya
pengaruh sekitar dengan pendapatnya: bahwa makin cepat diadakan
perubahan atas lingkungan yang tak sesuai maka makin mudah mencapai
hasil, watak dengan pasti dapat diubah.
Jadi menurut Harthorn dan May dalam daftar korelasi koeffisien
diatas adalah ditujukan bahwa pengaruh orangtua terhadap anak lebih besar
dari pengaruh-pengaruh yang lain. Ini termasuk kehidupan agama dari
orangtua anak. Sedangkan pengaruh guru agama ternyata paling kecil
yaitu: 0.002. maka kehidupan beragama dikeluarga orangtua tak boleh
melengahkan 2 faktor yakni:
1. Factor perkembangan yang bertalian dengan kesusilaan anak
2. Factor perkembangan yang berhubungan dengan sexual(nafsu birahi) anak.
Dengan demikian Pendidikan agama pun tak bisa lepas dari kedua
factor ini karena adanya pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Perasaan susila anak: dapat menuju kearah perkembangan akhlak
anak. Akhlak merupakan norma-norma yang menentukan derajat
anak/manusia dalam kehidupan masyarakat. Derajat hidup seseorang
ditentukan oleh tinggi rendah akhlaknya. Akhlak termasuk inti pokok yang
terkandung dalam syariat islam yang diturunkan oleh Allah kepada umat
manusia. Sebab nabi diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia. Sabda nabi:
37
وانمابعثتالتمممكارماالخالقArtinya:
“Hanya sanya saya diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak
manusia.“25
Tugas orang tua ini akan lebih jelas lagi bila dihubungkan dengan sabda
nabi yang artinya adalah:“Allah memberi rahmat kepada orang tua yang
menolong anaknya agar berbuat baik kepadannya(orang tua)”.
Begitu pentingnya ethiek(akhlak) dalam kehidupan keluarga, sekolah,
dan di masyarakat sehingga Langeveld meletakan dasar-dasar kemampuan
manusia untuk dapat dididik dalam 3 faktor. Ketiga-tiganya ini harus
terdapat dalam diri anak, agar mampu dididik oleh orang dewasa yaitu:
a. Harus mempunyai kemampuan sosialitas(dapat hidup dalam masyarakat)
b.Harus mempunyai kemampuan individualitas(memiliki pribadi)
c. Harus mempunyai kemampuan moralitas(kemampuan berakhlak mulia).
1.2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Kata prestasi berasal dari belanda yaitu“prestaite” yang kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berari hasil usaha.26
Dalam kamus popular dijelaskan bahwa prestasi memiliki makna apa
yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan dan hasil gemilang yang
diperoleh dengan kerja keras.27
25 Flemming, The Social Psychology Of Education, oleh: H.M. Arifin(Jakarta: Bulan Bintang), h. 94-96 26 Zaenal Arifin, evaluasi hasil instruksional, prinsip, teknik, dan prosedur, (Bandung: Remaja Rosda Karya,199), h.2 27 S.P Hayeh, kamus popular, (Jakarta:1987), cet.2, h.296.
38
Menurut Gagne prestasi adalah penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan
dalam bentuk skor.28
Kesimpulan: suatu keadaan hasil yang dicapai baik berupa
kemampuan, ketrampilan maupun sikap serta nilai-nilai, setelah adanya
usaha belajar dan mengajar.
b. Pengertian Belajar
Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didevinisikan sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam
arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. 29
Ada beberapa aktivitas belajar: mendengarkan, memandang, meraba,
mencium, dan mencicipi/mencecap, menulis/mencatat, membaca, membuat
ikhtisar/ringkasan dan menggaris bawahi, mengamati table-tabel, diagram-
diagram, bagan-bagan,menyusun paper atau lembar kertas, mengingat,
berpikir, latihan dan praktek.
Belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi
individu dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara
sengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya factor-faktor berikut:
a. Kesiapan(readiness); yaitu kapasiti baik fisik maupun mental untuk
melakukan sesuatu
b. Motivasi; yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu
c. Tujuan yang ingin dicapai.30
28 Abdul Gafur, desain intruksional, (Jakarta: BPT. IKIP, 1983), h.9. 29 Wasty Ssoemanto, psikologi pendidikan…, hal . 104 30 Ade Rkmana dan Asep Suryana, pengelolaan kelas, (Bandung :Upi Press 2006), cet. Ke 1, hal.3
39
Belajar atau yang disebut juga learning, adalah perubahan yang secara
relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat
penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia
menyesuaiakan diri(adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses
belajar inilah manusia bertahan hidup(survived). 31
Ada factor-faktor yang mempengaruhi hal belajar:
a. Factor-faktor stimuli belajar
Stimuli belajar adalah segala hal diluar individu yang merangsang individu
itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli ini mencangkup
materi, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima
atau dipelajari oleh si pelajar. Hal-hal yang berkaitan dengan stimuli belajar:
Panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan
pelajaran, berat-ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.
b. Factor-faktor metode belajar
Metode mengajar yang dipakai guru oleh guru sangat mempengaruhi metode
belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang
dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
Factor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut: kegiatan berlatih
atau praktek, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan
tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-
bagian, penggunaan modalitas indra, penggunaan dalam belajar, bimbingan
dalam belajar, kondisi-kondisi insentif.
c. Factor-faktor individual
Factor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang,
adapun factor-faktor individual itu menyangkut hal-hal berikut:
31 Zikri Neni Iska, psikologi pengantar pemahaman diri dan lingkungan, Jakarta : Kizi Brother’s, 2006 h.76 bedakabedakan
40
Kematangan, factor usia kronologis, factor perbedaan jenis kelamin,
pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani,
kondisi kesehatan rohani, motivasi.32
Dibawah ini adalah factor-faktor penyebab kesulitan belajar, dengan
menggetahui sebab-sebabnya, sehingga dapat mengatasi dan menanggulangi
sedini mungkin:
1. Factor intern(factor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang
meliputi:
a. Factor fisiologi(sebab yang bersifat fisik):
1. Karena sakit
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga syaraf
sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui
indranya tidak dapat diteruskan ke otak. Lebih-lebih sakitnya lama, syarafnya
akan bertambah lemah, sehingga tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa
hari, yang mengakibatkan ia tertinggal jauh dalam pelajarannya.
2. Kurang sehat
Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah
capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang karena kurang
semangat, pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan
respons pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal
memproses, mengelola, menginerprestasi dan mengorganisasi bahan
pelajaran melalui indranya. Perintah dari otak yang langsung kepada saraf
motorik yang berupa ucapan, tulisan, hasil pemikiran / lukisan menjadi
lemah juga. Karena itu, maka seorang guru atau petugas diagnostic harus
meneliti kadar gizi makanan dari anak.
3. Cacat tubuh
Cacat tubuh dibedakan atas:
32 Wasty Ssoemanto, psikologi pendidikan…, hal .107-120
41
a. Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang
penglihatan, gangguan psikomotor.
b. Cacat tubuh yang tetap(serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang
tangan dan kakinya.
Bagi golongan yang serius, maka harus masuk pendidikan khusus
seperti SLB, bisu, tuli, TPAC-SROC. Bagi golongan yang ringan,
masih banyak mengikuti pendidikan umum, asal guru memperhatikan
dan menempuh placement yang cepat.
b. Factor psikologi(sebab kesulitan belajar karena rohani)
Factor rohani meliputi: Inteligensi, Bakat, Minat, Motivasi, Factor
kesehatan mental.
2. Factor orang tua
a. Factor keluarga
1. Cara mendidik anak
Orang tua yang tidak /kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya,
mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-
anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.
Orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang
tidak sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak dapat tenteram, tidak
senang dirumah, ia pergi mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar.
Sebenarnya orang tua mengharapkan anaknya pandai, baik, cepat berhasil,
tetapi malah menjadi takut, hingga rasa harga diri kurang. Orang tua yang
lemah, suka memanjakan anak, ia tidak rela anaknya bersusah payah belajar,
menderita, berusaha keras, akibatnya anak tidak mempunyai kemampuan dan
kemauan, bahkan sangat tergantung pada orang tua, hingga malas berusaha,
malas menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hingga prestasinya menurun.
Kedua sikap itu pada umumnya orang tua tidak memberikan dorongan
kepada anaknya, hingga anak menyukai belajar, bahkan karena sikap orang
tuanya yang salah, anak bisa benci belajar.
42
2. Hubungan orang tua dan anak
Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Factor ini penting sekali
dalam menentukan kemajuan belajar anak. Yang dimaksud hubungan adalah
kasih sayang penuh pengertian, atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh,
memanjakan, dan lain-lain. kasih sayang dari orang tua, perhatian atau
penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak.
Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan emosional insecurity. Demikian
juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh akan menyebabkan hal yang serupa.
Kasih sayang dari orang tua dapat berupa:
a. Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk omong-omong
bergurau dengan anak-anaknya.
b. Biasakan orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan anak-
anaknya.
Seorang anak akan mengalami kesulitan/kesukaran belajar karena factor-
faktor tersebut.
3. Contoh/bimbingan dari orang tua
Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. segala yang
diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Karenanya
sikap orang tua yang bermalas-malasan tidak baik, hendaknya dibuang jauh-
jauh. Demikian juga belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap
dewasa dan tanggung jawab belajar, tumbuh pada diri anak. Orang tua yang
sibuk bekerja, terlalu banyak anak yang diawasi, sibuk organisasi, berarti
anak tidak mendapatkan pengawasan/bimbingan dari orang tua, hingga
kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan belajar.
4. Suasana rumah/keluarga
Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh, tidak mungkin anak dapat belajar
dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk
belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang, selalu banyak
cekcok diantara anggota keluarga selalu ditimpa kesedihan, antara ayah dan
43
ibu selalu cekcok atau selalu membisu akan mewarnai suasana keluarga yang
melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya. Anak akan tidak tahan
dirumah, akhirnya keluyuran diluar menghabiskan waktunya untuk hilir
mudik ke sana ke mari, sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar
menurun. Untuk itu hendaknya suasana di rumah selalu dibuat
menyenangkan, tenteram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal di
rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.
5. Keadaan ekonomi keluarga
a. Ekonomi yang kurang/miskin menimbulkan:
1. Kurangnya alat-alat belajar
2. Kurangnya biaya yang di sediakan oleh orang tua.
3. Tidak mempunyai tempat belajar yang baik.
b. Ekonomi yang berlebihan(kaya)
6. Factor sekolah: guru, hubungan guru dengan murid kurang baik, guru-
guru menuntut standar pelajaran diatas kemampuan anak, guru tidak
memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar, metode
mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar.
a. Factor alat
b. Kondisi gedung
c. Kurikulum
d. Waktu sekolah dan disiplin kurang
3. Factor ekstern(factor dari luar manusia) meliputi:
a. Factor-faktor non-sosial
Factor mass media meliputi: bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku
komik yang ada disekeliling kita, hal-hal itu akan menghambat belajar
apabila anak terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa
akan tugasnya belajar.
44
b. Factor-faktor social
1. Teman bergaul, pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk
dalam jiwa anak.
2. Lingkungan tetangga, corak kehidupan etangga misalnya main judi, minum
arak, menganggur, pedagang, suka tidak belajar, akan mempengaruhi anak-
anak sekolah. Minimal tidak ada motivasi bagi anak untuk belajar.
3. Aktifitas dalam masyarakat, terlalu banyak berorganisasi, kursus ini dan itu,
akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah:
Suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar.
Cara mengenal murid yang mengalami kesulitan belajar:
1. Menunjukan prestasi yang rendah/dibawah rata-rata yang dicapai oleh
kelompok kelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan ia berusaha
dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dari
kawan-kawannya dalam semua hal, misalnya dalam menngerjakan soal-soal,
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
4. Menunjukan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura,
dusta, dan lain-lain.
5. Menunjukan tingkah laku yang berlainan.
Misalnya: mudah tersinggung, murung, pemarah,bingung, cemberut, kurang
gembira, selalu sedih.
Disamping melihat gejala-gejala yang tampak, guru bisa mengadakan
penyelidikan di antaranya:
1. Observasi, cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap
objek. Data-data yang dapat diperoleh dengan observasi misalnya:
45
a. Bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, adalah tanda-tanda
cepat lelah, mudah mengantuk, sukar memusatkan perhatian pada
pelajaran.
b. Bagaimana kelengkapan catatan, peralatan, dalam pelajaran. Murid yang
mengalami kesulitan belajar akan menunjukan gejala cepat lelah, mudah
mengantuk, sukar konsentrasi, catatannya idak lengkap, dan sebagainya.
2. Interviu adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap
orang yang diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat membrikan
informasi tentang orang yang diselidiki(guru, orang tua, teman intim).
3. Tes diagnosis adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan tes.
Menurut cronbach, tes adalah suatu prosedur yang sistimatis untuk
membandingkan kelakuan dari dua orang atau lebih.
4. dokumentasi, adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-
catatan, arsip, dokumen, yang berhubungan dengan yang diselidiki. Untuk
mengetahui murid yang mengalami kesulitan belajar bisa melihat: riwayat
hidupnya, kehadiran murid didalam mengikuti pelajaran, memiliki daftar
pribadinya, catatan hariannya, catatan kesehatannya, ulangannya, raport dll.33
Pendapat Syah, muhibbin: factor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat dibedakan menjadi tiga: factor internal, factor eksternal, factor
pendekatan belajar. 34
Adapun pendapat M.ngalim Purwanto, factor-faktor yang
mempengaruhi belajar ada dua yaitu: factor yang ada pada diri(organisme)
yang disebut factor individual, seperti: kematangan, kecerdasan, latihan,
motivasi. dan factor yang ada di luar individu yang disebut factor social,
seperti: keluarga, rumah, guru, metode, alat-alat, waktu.35
33Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, psikologi belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet.ke-2, h.77-96. 34 Muhibbin Syah, psikologi pendidikan, (PT.Remaja Rosdakarya: 2003), cet.8, h.132 35M.ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, (PT.Remaja Rosdakarya: 2007), cet.1, h.102
46
c. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Purwa Darminta, prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai atau dilakukan dalam kegiatan belajar. 36
Menurut Surtatinah Tirtonegoro bahwa prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak dalam periode tertentu .37
Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah suatu perubahan individu
yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan saja akan tetapi dapat juga
membentuk kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar. 38
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut hemat peneliti hasil belajar
dari ranah kognitif adalah sesuatu yang diperoleh individu melalui proses
belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan dari segi penggetahuan
yang factual dan emperis, dan hasil tersebut merupakan hasil interaksi
berbagi factor baik internal maupun factor eksternal.
d. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Factor yang berpengaruh pada pencapaian prestasi disekolah,
kesuksesan anak disekolah tidak hanya ditentukan factor kognisi atau
kecerdasan semata. Ada factor lain yang berpengaruh besar:
1. Keyakinan kemampuan diri
Keyakinan kemampuan diri(self efficacy) anak adalah keyakinan anak bahwa
dirinya mampu menguasai tugas sekolah dan mengatur sendiri belajarnya.
Anak yang tinggi keyakinan kemampuan dirinya lebih cenderung berusaha
mencapai prestasi dan lebih cenderung sukses dari pada anak yang tidak
mempunyai keyakinan atas kemampuannya.
36 Wjs.Poerwadarminta, kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: PN balai pustaka, 1976), h.176. 37 Suhartinah Tirtonegoro, anak sper normal dan program pendidikannya, (Jakarta: bina aksara,tt), h.13. 38 S. Nastion, didaktik dasar-dasar mengajar (Bandung: Jemmars, 2995), h.25.
47
2. Praktik pengasuhan oleh orang tua
Orang tua dari anak yang pencapaiannya tinggi menciptakan lingkungan
belajar anak mereka. Mereka menyediakan tempat khusus untuk belajar dan
untuk menyimpan buku atau alat sekolah. Mereka mengatur waktu makan,
tidur, dan mengerjakan PR anak, mereka memantau lamanya anak di ijinkan
menonton TV dan acara TV yang boleh diikuti. Mereka juga mengawasi
kegiatan anak sepulang dari sekolah. Mereka memperlihatkan minat terhadap
kehidupan anak dengan bercakap-cakap mengenai sekolah dan juga terlibat
dengan kegiatan sekolah. Anak-anak yang orang tuanya terlibat dengan
sekolah terbukti lebih berprestasi disekolah.
3. Status social ekonomi
Status social orang tua dapat menjadi factor ampuh pada pencapaian prestasi
pendidikan anak. Social ekonomi biasanya bukan merupakan factor penentu
langsung pada pencapaian prestasi. Melainkan melalui perannya dalam
menciptakan atmofer keluarga, Pilihan tetangga, dan praktik pengasuhan oleh
orang tua, anak-anak dari keluarga miskin lebih cenderung mengalami
atmofer rumah dan sekolah yang buruk, mengalami kejadian yang
menimbulkan stress, serta mengalami keadaan rumah tangga yang keras dan
tidak stabil. Mereka cenderung tinggal di lingkungan kumuh dan bersekolah
di sekolah yang rendah mutunya. Keadaan tidak selalu suram jika ada
intervensi dari luar keluarga. Misalnya ada tunjangan pendapatan bagi orang
tua tidak mampu, atau ada beasiswa bagi anak tidak mampu.
4. System pendidikan
System pendidikan yang baik dapat meningkatkan perkembangan anak-anak.
Misalnya: system pendidikan yang menekankan pada tanggungjawab anak,
pilihan pendidikan oleh orang tua, dan pengendalian atau keluwesan yang
lebih besar oleh pemerintah daerah atau sekolah tertentu.
5. Budaya
48
Perbedaan budaya berpengaruh pada pencapaian prestasi di sekolah.
Misalnya: masyarakat yang memiliki budaya menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan akan cenderung menghasilkan banyak anak yang berprestasi
tinggi disekolah. (sumber: diadaptasi dari Diane E- papalia dkk. Human
development 10 th. Edition, MC Graw. Hill,2007).39
Seperti yang telah dijelaskan bahwa hasil belajar terdapat fakor-faktor
yang mempengaruhinya, baik dari segi factor internal maupun eksternal. Dengan
demikian untuk memahami hasil belajar maka perlu memahami pula factor-
faktor yang mempengaruhinya, diantaranya:
1. Factor Eksternal
Factor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu factor
social dan non social. Factor social adalah hubungan antar manusia yang
terjadi dalam berbagai situasi social, diantaranya; keluarga, sekolah, teman
dan masyarakat pada umumnya. sedangkan factor non social yaitu lingkungan
alam dan fisik seperti keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-
buku sumber dan sebagainya.
a. Keluarga, mencangkup pendidikan orang tua, perhatian dan
bimbingan orang tua, situasi dalam rumah, peralatan atau media
belajar di rumah.
b. Sekolah, mencangkup kualitas guru, kedisiplinan guru dalam
mengajar, metode mengajar, kurikulum, fasilitas, jumlah murid
perkelas dan pelaksanaan tata tertib.
c. Masyarakat, mencangkup pergaulan dan tingkat pendidikan.
d. Lingkungan sekitar, meliputi keadaan rumah atau bangunan, lalu
lintas dan iklim.40
2. Factor Internal
39 Lusi Nuryanti, psikologi anak, (Jakarta : PT. Malanan Jaya Cemerlang, 2008), cet. 1, h.39-40 40 M.Dalyono, psikologi pendidikan, (Jakarta: PT Renika Cipta,1997) cet. 1,h.55‐57
49
Adalah factor yang mempengaruhi factor diri peserta didik serta usaha
yang dijalankannya. Brata:(1984:252) mengklasifikasikan factor internal
mencakup; factor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani individu,
yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani
tertentu terutama panca indra. Selanjutnya yaitu factor psikologis, yang
berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap,dan motivasi. 41
Intelegensi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya hasil belajar, karena hasil belajar yang dicapai sesuai dengan
kapasitas tingkat intelegensinya.
Minat yaitu kecendrungan dan kegaerahan terhadap sesuatu. Dengan
minat yang tinggi maka perhatiannya akan lebih memusat terhadap sesuatu
yang diminatinya sehingga peserta didik akan mencapai hasil belajar yang
diinginkan.
Sikap merupakan gejala internal yang terdimensi efektif berupa
kecendrungan mereaksi atau respon dengan cara yang relatif tetap terhadap
obyek orang, benda dan sebagainya, baik secara positif maupun negative.
Dengan demikian selain factor eksternal, factor internalpun tak kalah
pentingnya untuk memberi kontribusi yang cukup besar dalam mencapai hasil
belajar yang optimal.
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti
sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut mulai dari adanya
perubahan kognitif atau pengalaman untuk kemudian berpengaruh pada
perilaku. Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan pada
tingkat pengalaman terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat
diketahui melalui test dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar dalam
bentuk nilai riel atau non riel.
41 E.Mulyasa, implementasi kurikulum 2004 panduan pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005 h. 193
50
Hasil belajar berhubungan erat dengan prestasi anak atau potensi anak,
potensi ini yang meliputi segala yang dimiliki anak yang memungkinkannya
untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik dalam aspek kognisi,
emosi, dan social.
Menurut Reni Akbar Hawadi(2001): factor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan potensi anak:
1. Factor internal yang terdapat dalam diri siswa
Factor internal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak meliputi taraf
kecerdasan, konsep diri, motivasi berprestasi, minat, bakat, sikap, dan system
nilai.
Table 2
Factor internal yang memengaruhi pengembangan potensi anak
No Factor yang memengaruhi 1. Taraf Kecerdasan
2. Konsep Diri 3. Motivasi Berprestasi 4. Minat 5. Bakat 6. Sikap 7. System Nilai
a. Taraf kecerdasan
Taraf kecerdasan menunjukan kemampuan berpikir anak, kemampuan
menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan
logika. Biasanya untuk menggetahui taraf kecerdasan ini dilakukan tes
kecerdasan atau tes intelegensi. Mengelompokan individu kedalam skala
tertentu, taraf kecerdasannya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat
rendah.
Taraf kecerdasan yang diketahui melalui tes intelegensi berbeda
makna dengan Sebutan pintar dan bodoh. Pintar dan bodoh yang digunakan
sehari-hari lebih menunjukan pada hasil atau produk dari proses belajar dan
51
terkait dengan prestasi akademik. Anak yang taraf kecerdasannya tinggi
belum tentu menjadi anak pintar disekolah, sebaliknya anak yang nilainya
selalu jelek dikelas belum tentu memiliki taraf kecerdasan rendah.
b. Konsep diri
Konsep diri menunujukan cara seseorang dirinya sendiri dan kemampuannya.
anak yang memandang dirinya secara positif dan menilai dirinya mampu
akan lebih berhasil disekolah dan didalam kehidupan socialnya dari pada
anak yang memandang dirinya secara negative dan menilai dirinya tidak
mampu.
c. Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk meraih yang
terbaik bidang tertentu, khususnya bidang akademik, motivasi berprestasi
akan muncul dalam bentuk:
1. Usaha untuk mendapat nilai yang baik
2. Dapat mengatasi rintangan belajar
3. Mempertahankan kualitas prestasi belajar yang baik
4. Bersaing dengan orang-orang lain untuk menjadi yang terbaik
Anak-anak sekolah sangat penting memiliki motivasi berprestasi yang
tinggi untuk dapat menjalani proses belajar sebaik-baiknya. Motivasi
berprestasi yang tinggi akan membuat seorang anak:
1. Tekun belajar
2. Belajar menyelesaikan tugas
3. Bertanya jika belum paham
Tentu saja ketiga sifat tersebut akan mempengaruhi keberhasilan anak
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
d. Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan
apa yang disukai seseorang untuk dilakukan. Pada dasarnya setiap orang
akan lebih senang melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya (yang
52
disukai) dari pada melakukan sesuatu yang kurang disukai. Belajar dalam
keadaan hati senang tentu saja akan lebih mudah dari pada anak belajar
dengan suasana hati yang terpaksa.
e. Bakat
Bakat adalah kapasitas untuk belajar dan baru akan muncul setelah melalui
proses latihan dan usaha pengembangan. Setelah anak diberi kesempatan
untuk berlatih dan mencoba barulah bakat anak dapat terlihat dan dapat terus
dikembangkan. Anak berbakat akan memberikan hasil jauh lebih baik dari
pada anak sejak awal tidak menyimpan bakat dalam bidang tersebut.
f. Sikap
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan
pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna
ataupun tidak bagi dirinya, sikap seseorang dapat muncul sebagai hasil
proses pengamatan dan dari apa yang diterima dan dipelajari melalui
inderanya. Sangat penting kita membentuk sikap yang positif pada anak.
Misalnya: sikap terhadap proses belajar dan usaha pengembangan potensi
dirinya.
g. System nilai
System nilai adalah keyakinan yang dimiliki seseorang tentang cara
bertingkah laku dan hasil akhir yang diinginkannya dari tingkah lakunya.
System nilai yang dianut seseorang akan memengaruhi dan menentukan
motivasi, gaya hidup, dan tindakan-tindakanya. Anak-anak sedang dalam
proses pembentukan system nilai. System nilai terbentuk melalui proses
penanaman oleh orang tua, guru, dan pengaruh teman sebaya.
2. Factor eksternal yang berasal dari luar diri individu atau berasal dari lingkungan.
Factor eksternal yang memengaruhi pengembangan potensi anak
meliputi lingkungan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat luas. lingkungan anak adalah 1). Dunia diluar diri anak, 2).
53
Pembelajaran yang berasal dari pengalaman anak. Ketiga Lingkungan tersebut
dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan potensi anak.
Lingkungan yang langsung dialami anak ialah keluarga. Keluarga inti
adalah unit rumah tangga yang terdiri dari dua generasi, yakni ayah-ibu dan
anak-anaknya. Keluarga besar adalah unit rumah tangga banyak generasi, yang
terdiri kakek-nenek, paman-tante, kemenakan, dan sepupu. Yang semuanya itu
mempunyai peran penting bagi perkembangan anak-anak.
Table 3
faktor eksternal yang memengaruhi pengembangan potensi anak
No Factor yang memengaruhi
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan sekolah,
3. Lingkungan masyarakat luas.
Status social ekonomi keluarga merupakan salah satu factor yang
berpengaruh pada proses perkembangan dan hasil perkembangan anak.
Status social ekonomi mencakup penghasilan. Pendidikan, dan pekerjaan orang
tua. Status social ekonomi keluarga memengaruhi proses dan hasil
perkembangan secara tidak langsung melalui sejumlah factor antara:
- yang meliputi jenis rumah yang ditempati beserta tetangga yang hidup
bersamanya.
- Mutu gizi, perawatan kesehatan, sekolah yang tersedia bagi keluarga
bersangkutan.
Jadi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau perubahan
perilaku siswa setelah terjadinya proses pembelajaran. Kedua factor diatas
sangat berperan bagi tercapainya prestasi belajar seorang siswa, tidak akan
optimal jika hanya satu factor saja yang berperan tanpa factor yang lain, factor
54
yang ada dalam diri akan bisa berkembang dengan dukungan factor luar baik
keluarga, sekolah, masyarakat, ataupun lingkungan sekitar.
Uraian diatas akan lebih optimal hasilnya jika didukung dengan peran orang
tua yang sangat penting dalam mengembangkan potensi anak:
1. Menciptakan atmosfir yang penuh penghargaan, waktu yang cukup untuk
bermain, dan kesempatan untuk mandiri.
2. Mengembangkan pola komunikasi yang positif
3. Menyediakan aturan yang konsisten dan batas-batas yang jelas dari setiap
aturan. Aturan-aturan tersebut juga harus disertai dengan penjelasan yang
memadai.
4. Menyediakan aktifitas yang mendukung penguasaan anak akan
ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasainya dan membuat anak
mengembangkan perasaan ‘mampu’
5. Menyediakan kesempatan untuk merangsang dan belajar dengan anggota
keluarga yang lain melalui hobi, permainan, aktivitas fisik, dan kegiatan
piknik.
6. Menekankan pentingnya belajar
7. Menjaga komunikasi dengan guru disekolah.42
Lingkungan keluarga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
masyarakat luas, terutama budaya, dan kelompok etnis. Budaya
menyangkut cara hidup total kelompok atau masyarakat menyangkut adat,
tradisi, peraturan, keyakinan, nilai, bahasa, dan produk fisik. Budaya
adalah seluruh perilaku dan sikap yang dipelajari, dialami bersama, dan
disebarkan ke para anggota kelompok social.
Kelompok etnis terdiri dari orang yang disatukan oleh budaya,
keturunan, agama, bahasa, atau asal Negara, yang menyumbang ke
identitas bersama beserta sikap, keyakinan, dan nilai bersama. Budaya dan 42 Lusi Nuryanti, optimalisasi potensi anak, (PT.indeks anggota ikapi no.228)cet.ke-1, hal. 56-65
55
etnis memengaruhi perkembangan anak melalui pengaruhnya pada
komposisi rumah tangga, sumber daya ekonomi social, cara bertindak
anggota terhadap anggota lain, makanan yang dikonsumsi anak,
permainan yang dimainkan anak, cara belajar anak, pekerjaan orang tua,
serta cara anggota keluarga memikirkan dan mempersepsikan dunia ini.
Untuk memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan sebagaimana
bagan berikut:
56
1.2. Kerangka Konseptual Factor-Faktor Yang Berpengaruhi Pada
Pencapaian Prestasi Disekolah
Factor-Faktor Yang berpengaruhi pada pencapaian prestasi
disekolah
1. Keyakinan Kemampuan Diri
2. Praktik Pengasuhan Oleh Orang Tua
3. Status Social Ekonomi 4. System Pendidikan 5. Budaya
1. Factor internal : dari dalam siswa
2. Factor eksternal : dari luar siswa
Aspek psikologis: - taraf
kecerdasn - konsep diri - motivasi
berprestasi - minat - bakat - sikap dan - system
nilai.
Aspek psiologis : - Kesehatan - Keadaan
fungsi-fungsi jasmani (telinga & mata)
Factor Lingkungan
Factor Metode : - Metode
Mengajar - Metode
Belajar
Lingkungan non social: - Suhu - Cuaca - Waktu - Tempat belajar - Alat-alat belajar
Lingkungan social : - Keluarga : orang tua, saudara - Sekolah: guru, teman dll - Masyarakat: tetangga, teman
sepermainan
57
1.3.Kerangka Berpikir
manusia adalah makluk paling mulia dibanding makluk lainnya karena
manusia memiliki akal untuk berpikir, dan mengendalikan hawa nafsu,
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Begitu orang tua
dalam mendidik anak-anaknya seharusnya dengan sungguh-sungguh sekuat
kemampuannya. karena anak adalah harapan masa depan untuk kita semua
baik hidup didunia maupun hidup diakherat. Jika orang tua menunjukan kasih
sayang yang tulus iklas, maka anak pun akan menyayangi orang tuanya
dengan tulus dan iklas. Jika orang tua bersikap baik, bertutur kata yang baik
maka anak pun akan bertindak sama, karena pendidikan pertama dan utama
adalah keluarga. Sekolah hanya melanjutkan dan membantu pendidikan
setelah keluarga. Sikap anak terhadap sekolah akan dipengaruhi oleh sikap
orang tuanya. Perlu kepercayaan Orang tua terhadap sekolah, dan
kerjasamanya dalam mendidik putra-putrinya baik dirumah maupun
disekolah. Tapi banyak yang terjadi orang tua menyerahkan sepenuhnya
pendidikan anak pada sekolah saja dan berharap besar nanti setelah lulus
sekolah anaknya dapat membantu meringankan, meningkatkan taraf hidup
keluarga.
Sikap orang tua yang seperti itu terkesan membebani sekolah, sekolah
harus dapat mendidik anaknya, menjadikan orang yang sukses, berhasil. Bila
semua itu tidak terwujud sekolahlah yang tidak berhasil dalam mendidik
murid-muridnya. Padahal waktu belajar disekolah sangat terbatas, titik
perhatian guru tidak pada satu murid saja, waktu anak banyak dihabiskan
bersama keluarga, maka disinilah peran orang tua dalam membantu dan
bekerjasama dengan pihak sekolah. Yaitu mendidik anak-anaknya dirumah.
Kesibukan bukan jadi alasan untuk tidak memperhatikan pendidikan
anak-anaknya, disini peran orang tua masih banyak yang belum memahami
betapa pentingnya perhatian orang tua pada pendidikan anak, yang akan
menghantarkan pada keberhasilan, kesuksesan putra-putrinya.
58
1.4.Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang mungkin
benar dan sering digunakan sebagai dasar keputusan awal pemecahan suatu
persoalan yang dijadikan dasar penelitian. Hipotesis akan diterima jika
penelitian yang diadakan hasilnya membenarkan kebenarannya dan akan
ditolak jika kenyataannya tidak membenarkan pernyataan untuk memperoleh
jawaban atas permasalahan yang diteliti. Hipotesis yang hendak diuji
kebenaranya dan digunakan dalam penelitian pengaruh budaya keilmuan
orang tua terhadap prestasi belajar anak, yaitu:
Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua pada
prestasi belajar anak
Ho: tidak terdapat pengaruh antara perhatian orang tua pada prestasi belajar
anak.
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian yaitu pada saat penulis menempuh Kegiatan Praktek
Pfofesi Keguruan Terpadu(PPKT), pada awal bulan Maret sampai bulan
Juni. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMPN 13 Pondok Ranji,
Ciputat, Tangerang Selatan.
B. Metode penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menggetahui
nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih(indepeden) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable yang lain.43
C. Populasi dan sempel
1. Dalam pelaksanaan penelitian dikenal istilah populasi dan universe,
yang berarti keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda,
kejadian, nilai, maupun hal-hal lain yang terjadi.44
43 Ahmad Qurtubi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (PT.Bintang Harapan Sejahtra 2008), cet . 1, h. 46 44 Yatim Riyanto, metodologi penelitian,: Suatu Tujuan Dasar (Surabaya: SIC, 1996), Cet. 1, h. 67
60
2. Dalam keterangan lain diterangkan, populasi adalah sejumlah masa
(manusia/bukan) yang terdapat dalam kawasan tertentu atau berada
dalam satu unit satuan.45
3. Sedangkan sampel adalah bagian terkecil dari populasi yang mewakili
secara representative.46
4. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII,
sedangkan sampel penelitian hanya berasal dari kelas 7.1-7.4 yang
telah dipilih dan ditentukan dengan tehnik random sampling
(pemilihan secara acak), yang berjumlah 25 orang.
D. Variable penelitian
Variable dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek
yang memiliki variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek yang lain. dalam penelitian ini hanya terdapat dua variable,
yang dijadikan sasaran utamanya, yaitu: perhatian orang tua yaitu upaya
orang tua dengan penuh kesadaran dalam menumbuhkan semangat belajar
anak agar berprestasi dengan cara antara lain: menciptakan situasi yang
kondusif untuk belajar anak dirumah, melengkapi fasilitas belajar anak,
selalu memberikan support(dorongan) kepada anak untuk dapat berprestasi,
dan prestasi belajar anak yang dapat diindikasikan dengan skor atau nilai
rata-rata yang diberikan oleh guru.
45 Aminddin Rasyad, metodologi Riset, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN, 1987), h. 62 46Aminddin Rasyad, metodologi Riset…, h. 62
61
Table 4
Variable Dimensi Indikasi
1. Perhatian orang tua (keluarg
1. Perhatian tehadap proses belajar anak dan perkembangannya
2. Perrhatian
terhadap sarana belajar anak
Memiliki jadwal belajar anak di rumah dan mengingatkannya
Menemmani anak belajar dirumah
Menanyakan perkembangan prestasi anak di sekolah
Membimbing dalam mengerjakan PR
Mengajak berbincang seputar ilmu pengetahuan, polotik, social, dll
Membantu mengawasi kesulitan belajar (memberikan arahan dan bimbingan)
Menegur jika melihat anaknya malas untuk belajar
Menanyakan hasil ulangan atau tes anaknya
Mengimgatkan akan jadwal belajar anaknya di rumah
Mmenanyaka/konsultasi kepada guru yang terkait tentang kesulitan belajar yang dialami anak
Menganjurkan untuk mengikuti kursus/bimbingan belajar
Memberikan apa yang dibutuhkan anak untuk belajar (meja belajar, lampu belajar, dll)
Membelikan buku
62
2. Prestasi belajar anak
3. Perhatian dan gemar terhadap hal-hal yang memeiliki nilai edukatif atau yang berhubungan dengan pendidikan
4. Pengaruh lingkungan keluarga
5. Pengaruh
pelajaran wajib guna kebutuhan belajar anaknya
Memperhatikan dan peduli terhadap situasi tempat belajar anak
Menyediakan berbagai buku atau bahkan perpustakaan mini di rumah, guna belajar bersama
Terlihat sering membaca buku-buku yang berisi tentang pendidikan
Orang tua berusaha selalu memberikan jawaban terbaik atas pertanyaan anaknya
Memberikan arahan/bimbingan kepada anak menyaksikan berita-berita televise
Sering berbincang seputar ilmu pengetahuan, social, politik, dan lain;lain guna melatih anak
Adanya familya dalam sikap lain dalam keluarga seperti: paman, bibi, kakek, dll
Kedudukan anak (anak sulung, bungsu, tunggal, bahkan anak pungut)
Pengaruh media (tv, radio, dll)
Kebiasaan orang tua dalam sikap dan perlakuan terhadap anak, dll
63
pergaulan anak
Nilai raport
Anak lupa waktu dan orang tua menegur/memarahi kehidupan masyarakat sekitar
Nilai raport(keterangan bawah)
Prestasi belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa
setelah diadakan proses belajar mengajar atau hasil belajar siswa yang
diperoleh setelah melalui serangkaian tes pelajaran, yang berupa skor/nilai.
Jadi data variable ‘’Y’’(prestasi belajar) yang akan diolah nanti adalah berupa
nilai raport siswa kelas V11 semester II.
Berdasarkan keterangan dari wali kelas VII SMPN 13 Pondok Ranji,
tentang nilai raport siswa, bahwa: prestasi belajar siswa yang di tuangkan ke
dalam nilai-nilai raport tersebut, merupakan nilai kumulatif yang meliputi:
nilai-nilai dari ke tiga ranah hasil belajar(kognitif, afektif, dan psikomotorik)
ditambah dengan catatan-catatan harian guru atas para siswanya. Jadi nilai
raport merupakan satu paket yang terdiri dari beberapa aspek yang tersebut di
atas.
Berikit gambaran taksonomi Blomm tentang ke tiga ranah hasil belajar yang
dijadikan patokan penilaian oleh paara guru.
a) Ranah kognitif
- Tipe hasil belajar pengetahuan/hafalan
- Tipe hasil belajar pemahaman
- Tipe hasil belajar kesiapan
64
b) Ranah afektif
- Receiving(kepekaan terhadap rangsangan)
- Responding(reaksi terhadap rangsangan dari luar)
- Valuing(penilaian/pandangan)
c) Ranah psikomotorik
- Persepsi(penggunaan organ indra yang membimbing aktifitas gerak)
- Gerak terbimbing(meniru/mengulang gerakan-gerakan komplek yang
diperagakan oleh pelatih dan lain-lain)
Penulis memilih kelas VII sebagai sempel penelitian karena pada
umumnya kelas VII masih lugu dan jujur, hanya lingkungan sekolahnya dan
lingkungan keluarganya(orang tua). Disini peneliti ingin mengetahui
seberapa kental pengaruh budaya keilmuan orang tua(keluarga) terhadap
anak tersebut diatas. Mengapa pada semester II, karena semester II
merupakan masa dimana hasil belajar siswa yang telah ditempuh yang
mengidikasikan prestasi belajar masing-masing siswa dari ketiga aspek
penting yaitu: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
E. Teknik pengumpulan data
Untuk pengumpulan data yang konkrit dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik, antara lain:
1. Penelitian kepustakaan(library research)
Yakni dengan membaca, menelaah, dan mengkaji buku-buku dan
sumber tertulis di perpustakaan, yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang diangkat dalam penelitian sebagi bahan teoritis.
2. Pelitian lapangan(field research)
Yakni penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data-data lapangan,
dengan cara langsung terjun ke lapangan penelitian tersebut.
a) Observasi
65
Merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap objek penelitian.47 Dalam hal ini peneliti
mengadakan observasi langsung ke SMPN 13 Pondok Ranji Tangsel,
untuk mengamati langsung keadaan sekolah, guru-guru, siswa,
fasilitas yang didmiliki dan struktur organisasi SMPN tersebut.
b) Wawancara
Merupakan percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini
dilakukan oleh ke dua pihak, yaitu pihak pewawancara(interviewer)
yang diwawancarai dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan, dan
yang diwawancarai(interviewer) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.48
c) Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa daftar
pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab
secara tertulis.49 Angket yang disebarkan kepada responden yaitu
siswa kelas 7.1 – 7.4 SMPN 13 Pondok Ranji, untuk menggetahui
bagaimana hubungan perhatian orang tua pada pendidikan anak
terhadap prestasi siswa disekolah. Angket yang digunakan bersifat
tertutup, artinya jawaban telah disediakan dan responden hanya
memilih salah satu jawaban yang telah disediakan yang berjumlah
30 soal.
d). Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara meneliti data-data yang sudah
didokumentasikan oleh pihak sekolah sehingga peneliti dengan mudah
mendapatkan data-data yang diperlukan
47 Yatim Riyanto , Metodologi penelitian pendidikan,: Suatu Tujuan Dasar…, Cet. 1, h.77 48 Yatim Riyanto , Metodologi penelitian pendidikan,: Suatu Tujuan Dasar…, h. 68 49 Yatim Riyanto , Metodologi penelitian pendidikan,: Suatu Tujuan Dasar…., h. 70
66
F. Teknik analisa data
1. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini teknik pengelolaan data dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Editing, adalah memeriksa angket-angket tentang kebenaran dan
kelengkapannya lalu dikelompokan sesuai isi.
b. Scoring, untuk menentukan scoring dalam penelitian ini, responden
yang menjawab dengan jawaban, a = nilainya 4, b = 3, c = 2, d = 1,
e = 0. Ini berarti bahwa dengan jumlah item 30 dari pertanyaan
angket mengenai budaya keilmuan orang tua akan didapat jawaban
seluruhnya berjumlah 4=100, 3 =75, 2 =50, 1 =25, 0 =0. Selanjutnya
dari prestasi belajar anak, skornya akan didapat dari hasil raport kelas
VII semester II. Dari hasil diatas, agar dapat diukur dan dianalisa,
penulis menggunakan ketentuan kategori dari variable X, yaitu
perhatian orang tua sebagai berikut:
Table 5
Ketentuan kategori variable X
No Rentang nilai Kategori 1 70-100 Tinggi 2 0-60 Rendah
Sedangkan prestasi belajar anak sebagai variable Y, penulis
menggunakan tolak ukur dengan ketentuan kategori sebagai berikut:
Table 6
Ketentuan kategori variable Y
No Rentang nilai Kategori 1 70-100 Tinggi 2 0-60 Rendah
67
c. Tabulating, adalah membuat table-tabel untuk memasukan jawaban-
jawaban responden yang kemudian dicari potensinya untuk dianalisa.
d. Analiting dan interprestasi adalah menganalisa data yang telah diolah
secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami.
e. Concluding adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan
interprestasi data.
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic
koefisien kolerasi bivariat yaitu statistic yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variable. 50
Untuk memperoleh frekuensi relative(angka persenan) digunakan rumus
sebagai berikut:
P = FN
100%
Keterangan:
P = prosentasi untuk setiap kategori jawaban
F = frekuensi jawaban responden
N = Number of cases (jumlah frekuensi /banyaknya individu).
Untuk menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian digunakan analisis data
secara statistic. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Mencari angka indeks korelasi “r” product moment dengan menggunakan
rumus:
rxy = N∑XY _─ (∑X ) (∑Y)_
√ {N∑X ²– (∑X²)}{N∑Y²- (∑Y) ²}
Keterangan:
rxy = kooefisien korelasi antara perhatian orang tua pada pendidikaan anak
dengan prestasi belajar anak.
N = Jumlah frekuensi dalam distribusi
50Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan …, cet.8, hal. 176
68
? xy = jumlah perkalian dari skor perhatian orang tua pada pendidikan
dengan prestasi belajar siswa.
? x = jumlah skor nilai perhatian orang tua pada pendidikan anak
? y = jumlah skor prestasi belajar siswa/nilai raport.51
2. Interprestasi Data
1. Interprestasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokan hasil
perhitungan dengan angka indeks korelasi product moment seperti
dibawah ini:
Table 7
Angka indeks korelasi product moment
Besarnya “R” Product Moment (Rxy)
Interprestasi
0, 00 – 0, 20 Antara variable x dan variable y terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah. Sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variable x dan y
0, 20 – 0, 40 Antara variable x dan y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0, 40 – 0, 70 Antara variable x dan variable y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0, 70 – 0, 90 Antara variable x dan y terdapat korelasi yang kuat dan lemah
0, 90 – 1, 00 Antara variable x dan y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
2. Interprestasi menggunakan table “r” yaitu: df=N–nr. Hasilnya
dikonsultasikan pada table “r” product moment dari pearson untuk ditaraf
signifikansi 1% dan 5%.
51 Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan …,cet.8, hal. 193
69
3. Mencari kontribusi variable x dan variable y dengan rumus sebagai
berikut:
KD = r x 100%
70
BAB VI
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 13 Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang Selatan.
1. Letak Geografis
SMPN 13 merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang ada
diwilayah pondok ranji, ciputat, tangerang selatan. Terletak di jl. Beruang
II peladen pondok ranji, ciputat, tangerang selatan.
Sekolah ini memiliki lokasi yang strategis dekat dengan jalan raya dan
aman untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. Di bangun
di atas areal tanah seluas 5519 M². SMPN 13 bersampingan dengan rumah
penduduk, dan berdekatan dengan STAN (sekolah tinggi akutansi negeri),
berdekatan dengan sekolah-sekolah bertaraf internasional seperti: Sekolah
Jepang, Sekolah Global, perumahan Pondok Bintaro dan lain sebagainya.
2. Latar Belakang Berdirinya SMPN 13 Pondok Ranji Tangerang Selatan.
Kepala sekolah merujuk pada petunjuk administrasi sekolah lanjutan
tingkat pertama yang merupakan keputusan Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar Dan menengah dengan keputusannya No: 262/C/Kep/1996. Tanggal
71
2 oktober 1996 tentang pedoman pembakuan sarana Pendidikan bagi
sekolah dilingkungan pembinaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Dan Menengah.
Tujuan didirikannya SMPN 13 Pondok Ranji Tangerang Selatan untuk
mengembangkan sumber daya sekolah dan lingkungannya serta
mendayagunakannya secara efektif dan efesien dalam usaha peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah.program kerja juga dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan professional tenaga kependidikan dan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemberian motivasi,
pelaksanaan pengorganisasian, evaluasi dan motivasi pendidikan kearah
tercapainya tujuan pendidikan. Mengarah kepada Tujuan pendidikan
nasional yaitu UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional:
Berkembangnya Potensi Peserta Didik Agar Menjadi Manusia Yang:
1. Beriman Dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berakhlak Mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri Dan
3. Menjadi Warga Negara Yang Demokratis Serta Bertanggung Jawab.
PROFIL SEKOLAH
DATA SEKOLAH
Nama Sekolah : SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang
Selatan.
No. Statistic Sekolah : 20 1 28 03 10 024
Tipe Sekolah : B
Alamat Sekolah : Jl. Beruang II Peladen Pd. Ranji,
Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan
Telepon/Fax : 021- 7354472
Status Sekolah : Negeri
Nilai Akreditasi Sekolah : B
Sejarah
72
Tahun Dibuka : 1996
Luas Tanah : 5519 M
Status Tanah : Hibah
Identitas Kepala Sekolah
Nama : Rohman , S.pd
Tempat tanggal lahir : Tasik Malaya, 11 agustus 1958
Alamat : Delatin os Blok C.16/22 Hacienda
Mexicano, BSD Serpong
Pendidikan terakhir : S1
Jurusan : Bahasa Indonesia
3. VISI MISI Dan Strategi SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang Selatan
“Unggul Dalam Prestasi Santun Dalam Pergaulan Serta Berakhlak
Mulia”
4. MISI SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang Selatan
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektik,
sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada warga
seluruh sekolah
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang
dianutnya dan juga budaya bangsa sehingga dalam pergaulan di
masyarakat, sekolah, maupun luas menjadi sumber kearifan dalam
bertindak.
5. Menerapkan manajemen positif dengan melibatkan seluruh warga,
kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.
5. Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas
73
Kepala Sekolah
Rohman, S.Pd
Kepala Tata Usaha Wakil Kepala Sekolah Ade Solihin, S.Pd
Staff Tata Usaha
PKS. Kurikulum
Mamat Rahmat, S.Pd
PKS. Sarana
Risan ,S.Pd
PKS. Kesiswaan
Dra. Hj.Siti Barkah
WALI KELAS, GURU PEMBIMBING, DAN GURU MATA PELAJARAN
SISWA
74
6. Data Siswa
Table 8
Jumlah Siswa Pendaftaran Dan Daya Tampung Pada Tahun
2009/2010.
Siswa Tahun pelajaran 2009/2010
Pendaftaran
Daya tamping
475 orang
383 orang
Table 9
Keadaan Siswa SMP N 13 Kota Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2009/2010.
kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah
V11
VIII
IX
203
175
100
174
117
70
377
292
170
JUMLAH 478 361 839
Table 10
Jumlah Rombongan Belajar.
Kelas Jml . rombongan belajar pagi siang
V11
VIII
IX
10
8
5
-
8
5
10
-
-
jumlah 23 13 10
75
Table 11
Prestasi Siswa Bidang Ekstrakurikuler Tahun Pelajaran 2007/2008.
No Prestasi Jenis lomba tingkat
1
2
3
4
5
1
Harapan
111
1
1V
Story telling
Story telling
Oliympiade sains
(astronomi)
Futsal
Bola basket
Kecamatan /gugus
Kabupaten
Kabupaten
Sekolah unggulan
kecamatan
7. Tenaga Pengajar, Pegawai Dan Siswa
Sumber Daya Manusia
a. Guru
Guru tetap (PNS) : 24
Guru tidak tetap (GTT) : 11
Jumlah guru : 35
Table 12
Tenaga Pengajar, Pegawai Dan Siswa
No Tingkat Pendidikan Jumlah Dan Status Guru jumlah
GT/PNS GTT/Guru Bantu
L P L P 1. S3/S2 - - - - - 2. S1 7 15 3 7 32 3. D-4 - - - - - 4. D3/Sarmud - 1 - 1 2 5. D2 - - - 1 1 6. D1 - - - - - 7. SMA/sederajat - - - - - Jumlah 7 16 3 9 35
76
b. Tata usaha
TU Tetap (PNS) : 1
TU Tidak Tetap(honorer) : 4
Jumlah TU : 5 orang
Keterangan Struktur Organisasi SMPN 13 Pondok
Ranji, Tangerang Selatan Tahun 2009/2010:
Kepala sekolah : Rohman , S.pd
Wakil kepala sekolah : Ade solihin, S.pd
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum : Mamat Rahmat, S.pd
Wakil kepala bidang kesiswaan : Dra.Hj. Siti Barkah
Tata usaha : staff tata usaha
Wali kelas : kelas : 7.1 : Singgih Yantiyo,S.pd
Kelas: 7.2 : Entin Cholisoh, BA
Kelas: 7.3 : Thasumah,S.pd
Kelas: 7.4 : Yuli Andhika,S.pd
kelas: 7.5 : Sri Sulthon Aulia,S.Pd
kelas: 7.6 : Lina Marlina,S.pd
kelas : 7.7 : Nanik Nurjanah,S.pd
kelas : 7.8 : Dahlia Muflikhati,S.pd
kelas: 7.9 : Salma Atikah, Amd pd
kelas: 7.10 : Kiki Rezky Muslimun
77
Table 13
Nama-Nama Guru Yang Ada Di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangsel
NAMA GURU NAMA GURU Rohman, S.pd
Dra. Rasyidah
Ade solihin, S.pd
Sri supraptiwi, S.pd
Dra.Hj. Siti Barkah
Hj. Nuraini, S.pd
Salma atikah,Amd.pd
Nanik Nurjanah, S.pd
Lintang anggreeni, S.pd Entin cholisoh
Kusriyatun, S.pd Lina marlina
Mamat rahmat, S.pd Fauza Astuti
Drs. Risan Thasumah
Singgih yantiyo, S.pd Sri Sulthon Aulia
Muspridahanum, S.pd Silvani M. Damanik
Titing maya H, S.pd Rengsih, S.pd
Dahlia muflikhati, S.pd Kiki Rezky muslimun
Marnih mayasari,S.Ag
Lendra , S.pd
Ari fardinawati, S.pd
Moch. Nurohman, S.pd
Sri setiawati, S.pd Ari fidweanto, S.pd
Drs. Yusmarsono Mahfud MS
Murnilawati, S.pd Yuli Andika
78
8. Sarana Dan Prasarana
Table 14
Jumlah Ruang Belajar Dan Ruang Penunjang Lain.
No Nama ruang jumlah Luas /
m2 @ Keterangan
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
R. belajar
R. guru
R. Kepala sekolah
R. tata usaha
Lab. IPA
Lab. Komputer
R. ketrampilan
R. BP
R. osis
R. Bendahara
R. komite sekolah
R. Perpustakaan
R.ibadah
Toilet
Gudang
Lap. Olahraga
15
1
1
1
1
1
-
-
-
-
-
1
-
8
1
1
180
9
16
6
-
30
-
-
-
-
-
180
-
4
21
850
79
9. Latar belakang social ekonomi orang tua siswa, Pekerjaan orang tua/wali
siswa
Table 15.
Pekerjaan Orang Tua /Wali Siswa
No Pekerjaan Prosentase
1. PNS 10%
2. TNI/POLRI 5%
3. Petani 20%
4. Swasta 40%
5. Nelayan -
6. Politisi (misalnya anggota DPR) 3%
7. Perangkat desa 2%
8. Pedagang 20%
Table . 16
10. Penghasilan Orang Tua/Wali(gabungan kedua orang tua) Siswa.
No Penghasilan Presentase
1. Kurang dari Rp. 500.000; 40%
2. Antara Rp. 500.000; s/d
Rp.1.000.000; 10%
3. Antara Rp. 1000.000; s/d
Rp.1.500.000; 10%
4. Antara Rp. 1.500.000; s/d
Rp.2.000.000; 35%
5. Lebih dari Rp. 2.000.000; 5%
80
Table . 17
Tingkat Kesejahteraan Orang Tua/Wali Siswa
No Tingkat kesejahteraan Presentase
1. Pra sejahtera 60%
2. Sejahtera 1 30%
3. Sejahtera II 9%
4. Purna sejahtera 1%
11. Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/ Sederajat
Table . 20
Data Anak Alasan Tidak Melanjutkan Sekolah
No Alasan tak melanjutkan
Urutan alasan dari yang paling utama dengan member no
1s/d 9
1. SMA/SMK/sederajat yang ada terlalu jauh/tak terjangkau 2
2. Tidak mampu membiayai 6 3. Transportasi sulit /mahal 8 4. Kondisi geografis (medan sulit) 7 5. Daerahnya terpencil 3
6. Pendidikan dipandang kurang penting 4
7. Bekerja 1 8. Menikah 5
9. Lain-lain, sebutkan : Kesadaran Pendidikan Kurang
81
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
kuantitatif.
Adapun pendekatan deskriptif kuantitatif yang di maksud untuk
menggetahui hubungan perhatian orang tua yaitu upaya orang tua dengan
penuh kesadaran dalam menumbuhkan semangat belajar anak dengan
prestasi belajar anak disekolah.
Untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan prestasi
belajar anak penulis melakukan perhitungan dengan empat langkah:
1. Perhitungan nilai Variable X dan variable Y¹(hasil angket).
2. Perhitungan nilai Variable X dan Y²(nilai raport).
3. Penjumlahan nilai Variable Y¹ dan Y² = Y³
4. Perhitungan nilai variable X dan Y³ untuk hasil yang signifikan.
82
Table 18
Agar tidak rancuh dan untuk keseimbangan kearah seragam dengan
nilai rapot maka saya akan merubah hasil angket variable X(perhatian orang
tua) dirubah menjadi nilai rata-rata.
83
Nilai 4 memiliki bobot 100, 3 memiliki bobot 75, 2 memiliki bobot 50, 1
memiliki bobot 25, 0 memiliki bobot 0.
N: 30 = X
Keterangan:
N = hasil angket
30 = dari 30 soal
X= skor variable X(perhatian orang tua ) yang telah dikonfersi menjadi rata-
rata hasilnya adalah:
Table.19
Nilai Perhatian Orang Tua Berdasarkan Hasil Angket Variable X
No Nama Variable X 1 Fandi Laksono 38.3 2 Devani Putri Habsari 79.1 3 Hendria F.A 84.1 4 Angga Pratama 41.6 5 Adinda Gumilang 63.3 6 Sri Apriyani 75 7 M. Dio yulianto 83.8 8 Nurjanah 66.6 9 Meredith Herennia 87.5 10 Zainal Abidin 80 11 Nofan Begi E.P 85 12 Rian C.Hilmawan 74.1 13 Raynaldo Akbar 69.1 14 M.Riski Ainum Aski 65.8 15 Harialdi Pratama 61.6 16 Alvin Irwansyah 65 17 Doni P.Santoso 55.8 18 Mita Sahara 65.8 19 Dewi Anggita 71.6 20 Putri Hardjiani 87.5 21 Siti Nur Rahma 65.8 22 Anisa Aprilia 69.1 23 Nur Fajri Muslimah 60.8 24 Cipto Saputra 85.8 25 Dini Septiani 65.8
84
Jmh 1747.9
Nilai Prestasi Anak berdasarkan hasil angket Y¹.
85
Table. 20 Skor Angket Variable Y¹
Angket variable Y(prestasi belajar anak) akan dirubah menjadi nilai
rata-rata Agar tidak rancuh dan untuk keseimbangan kearah seragam dengan
nilai rapot maka saya akan merubah hasil angket variable Y(prestasi belajar
anak) menjadi nilai rata-rata.
86
Y= skor variable Y(prestasi belajar anak ) yang telah dikonfersi menjadi nilai
rata- rata hasilnya adalah:
Table . 21 Nilai Prestasi Anak berdasarkan hasil angket Y¹
No Nama Nilai y¹ 1 Fandi Laksono 42.5 2 Devani Putri Habsari 74.1 3 Hendria F.A 89.1 4 Angga Pratama 42.5 5 Adinda Gumilang 79.1 6 Sri Apriyani 74.1 7 M. Dio yulianto 85.8 8 Nurjanah 70.8 9 Meredith Herennia 74.1 10 Zainal Abidin 57.5 11 Nofan Begi E.P 72.5 12 Rian C.Hilmawan 65 13 Raynaldo Akbar 65 14 M.Riski Ainum Aski 72.5 15 Harialdi Pratama 71.6 16 Alvin Irwansyah 62.5 17 Doni P.Santoso 62.5 18 Mita Sahara 58.3 19 Dewi Anggita 75.8 20 Putri Hardjiani 83.3 21 Siti Nur Rahma 85 22 Anisa Aprilia 85.8 23 Nur Fajri Muslimah 65 24 Cipto Saputra 81.6 25 Dini Septiani 59.1
Jml 1755.1
Nilai Prestasi belajar anak berdasarkan hasil raport Y²
Table . 22 Nilai Rata-Rata Raport Kelas 1
Variable Y² No Nama Nilai
87
1 Fandi Laksono 86 2 Devani Putri Habsari 89 3 Hendria F.A 80 4 Angga Pratama 81 5 Adinda Gumilang 92 6 Sri Apriyani 81 7 M. Dio yulianto 84 8 Nurjanah 72 9 Meredith Herennia 72 10 Zainal Abidin 62 11 Nofan Begi E.P 65 12 Rian C.Hilmawan 60 13 Raynaldo Akbar 60 14 M.Riski Ainum Aski 62 15 Harialdi Pratama 61 16 Alvin Irwansyah 60 17 Doni P.Santoso 64 18 Mita Sahara 79 19 Dewi Anggita 88 20 Putri Hardjiani 91 21 Siti Nur Rahma 88 22 Anisa Aprilia 86 23 Nur Fajri Muslimah 74 24 Cipto Saputra 75 25 Dini Septiani 87
Jlm 1899
Penulis menggunakan teknik product moment, yang merupakan
salah satu teknik untuk mencari korelasi antara dua variable. adapun
rumus yang diperlukan adalah:
N∑XY – (∑X)(∑Y)
rxy = √(N∑X² - (∑X²) (N∑Y² - (∑Y)²
rxy = kooefisien korelasi antara perhatian orang tua pada pendidikan anak
dengan prestasi belajar anak.
N = Jumlah frekuensi dalam distribusi
88
? xy = jumlah perkalian dari skor perhatian orang tua pada pendidikan
dengan prestasi belajar siswa.
? x = jumlah skor nilai perhatian orang tua pada pendidikan anak
? y = jumlah skor prestasi belajar siswa / nilai raport.52
Sebelum dilakukan perhitungan untuk memperoleh angka indeks
korelasinya, terlebih dahulu akan dirumuskan hipotesis alternative dan
hipotesis nihilnya, sebagai berikut:
Ha : terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variable X
(perhatian ) dengan variable Y (prestasi belajar).
Ho : tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variable X
(perhatian ) variable Y (prestasi belajar).
Untuk lebih jelasnya penulis sertakan table sebagai berikut langkah
pertama:
Table 23.
1. Perhitungan Nilai Prestasi rata-rata anak dari hasil angket
variable X danY¹(nilai hasil angket): 52 Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan…, cet.8, hal. 193
89
N∑XY – (∑X)(∑Y)
rxy = √(N∑X² - (∑X²) (N∑Y² - (∑Y)²
90
25. 125423 – (1747.9)( 1755.1)
rxy = √ (25. 126234² - (1747.9²) (25. 126909 ² - (1755.1)²
3135575 – 3067740
rxy = √ (3155850 - (3055155) (3172725 - (3080376)
67835
rxy = √ (100695) . (92349)
67835
rxy = √ 9299082555
67835
rxy = √ 96431.750
rxy = 0.703
1). Interprestasi data
Dengan interprestasi secara sederhana, dari perhitungan diatas
memperoleh hasil rxy sebesar:
a. Prestasi rata-rata anak dari hasil angket variable X dan Y¹:
memperoleh hasil rxy sebesar: 0.703.
Menunjukan adanya antara variable X dan variable Y¹ tidak
bertanda negative, yang berada antara 0, 70 – 0, 90 (lihat pada table
bab 1). Berarti diantara variable X(perhatian orang tua) dan
variable Y¹(prestasi belajar anak) terdapat korelasi positif (korelasi
yang berjalan searah). Dalam interprestasinya tergolong Antara
variable x dan y¹ terdapat korelasi yang kuat dan lemah.
2. Perhitungan nilai Prestasi rata-rata anak dari hasil angket
variable X dan (nilai raport) Y²:
Table 24.
91
Nilai Prestasi Anak Berdasarkan Hasil raport
N∑XY – (∑X)(∑Y)
rxy = √(N∑X² - (∑X²) (N∑Y² - (∑Y)²
92
25. 132705– (1747.9) (1899)
rxy = √(25. 126234² - (1747.9²) (25.147333² - (1899)²
3317625 – 3319263
rxy = √(3155850 - (3055155).(3683325 - 3606201)
- 1638
rxy = √ (100695) . (77124)
- 1638
rxy = √ 7766001180
- 1638
rxy = √ 88124.918
rxy = - 0.0185
b. Nilai Prestasi rata-rata anak dari hasil angket variable X dan raport Y²:
memperoleh hasil rxy sebesar: - 0.0185
Menunjukan adanya antara variable X dan variable Y² bertanda
negative, Berarti diantara variable X(perhatian orang tua) dan variable
Y² (prestasi belajar anak) tidak terdapat korelasi positif.
Table 25.
3. Perhitungan Nilai Prestasi rata-rata anak dari hasil angket
Y¹ dan raport Y²:
93
Table 26.
94
4. Perhitungan Nilai Prestasi rata-rata anak dari variable X
dan (hasil angket/ raport) Y³:
N∑XY – (∑X)(∑Y)
95
rxy = √(N∑X² - (∑X²) (N∑Y² - (∑Y)²
25. 129907 – (1747.9)(1839)
rxy = √(25.126234² - 1747.9 ²) (25. 137411 ² - (1839)²
3247675 – 3214389
rxy = √(3155850 - (3055155) ( 3435275- (3381921)
33286
rxy = √ (100695) (53354)
33286
rxy = √ 5372481030
33286
rxy = √ 73297.210
rxy = 0.454
c. Prestasi rata-rata anak dari variable X dan (hasil angket + raport)
Y³: memperoleh hasil rxy sebesar 0.454
Menunjukan adanya antara variable X dan variable Y³ tidak
bertanda negative, yang berada antara 0, 40- 0, 70 (lihat pada table
bab 1). Berarti diantara variable X (perhatian orang tua) dan
variable Y³ (prestasi belajar anak) terdapat korelasi positif (korelasi
yang berjalan searah). Dalam interprestasinya tergolong Antara
variable X dan Y³ terdapat korelasi yang sedang atau cukup..
2). Interprestasi dengan menggunakan table nilai “r”product
moment
a). interprestasi dari rxy¹ (nilai prestasi anak berdasarkan hasil angket)
96
Prestasi rata-rata anak dari hasil angket variable X dan Y¹:
memperoleh hasil rxy sebesar: 0.703.
maka rxy tersebut dikonsultasikan dengan r table product moment
atau membandingkan besarnya r hitung dengan r table, dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebas (df), dengan responden yang
di teliti sebanyak 25 orang, sedangkan variable yang diteliti
sebanyak 2 (variable X dan variable Y), maka rumus yang
digunakan sebagai berikut:
df = N- nf
df = 25- 2
df = 23
setelah di ketahui df nya adalah 23, maka dapat dilihat pada
table nilai “r” product moment diketahui bahwa 23 pada taraf
signifikan 5% di peroleh r table = 0,396, sedangkan pada taraf 1% =
0,505. karena pada taraf signifikan 5% maupun 1% rxy atau r
hitung lebih besar dari r table, maka hipotesa alternative (Ha)
diterima atau disetujui kebenarannya, sedangkan hipotesa nihil (Ho)
ditolak.
Dengan demikian , pada kesimpulannya rxy dapat diberikan
interprestasi bahwa adanya korelasi positif yang signifikan antara
perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak, dengan korelasi
yang kuat dan lemah.
b). interprestasi dari rxy²(nilai prestasi anak berdasarkan nilai raport)
Prestasi rata-rata anak dari hasil angket variable X dan raport Y²:
memperoleh hasil rxy sebesar: - 0.0185
setelah di ketahui df nya adalah 23, maka dapat dilihat pada table nilai
“r” product moment diketahui bahwa 23 pada taraf signifikan 5% di
peroleh r table = 0,396, sedangkan pada taraf 1% = 0,505. karena pada
taraf signifikan 5% maupun 1% rxy atau r hitung lebih kecil dari r
97
table, maka hipotesa alternative (Ha) ditolak atau tidak disetujui
kebenarannya, sedangkan hipotesa nihil (Ho) diterima.
Dengan demikian, pada kesimpulannya rxy dapat diberikan
interprestasi bahwa tidak adanya korelasi positif yang signifikan antara
perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak.
c). interprestasi dari rxy³(nilai prestasi anak berdasarkan nilai hasil angket
dan nilai raport)
Prestasi rata-rata anak dari variable X dan (hasil angket/ raport) Y³:
memperoleh hasil rxy sebesar 0.454
setelah di ketahui df nya adalah 23, maka dapat dilihat pada
table nilai “r” product moment diketahui bahwa 23 pada taraf
signifikan 5% di peroleh r table = 0,396, sedangkan pada taraf 1% =
0,505. karena pada taraf signifikan 5% maupun 1% rxy atau r hitung
berada ditengah-tengah r table, maka hipotesa alternative (Ha) diterima
atau disetujui kebenarannya, sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak.
3). Menentukan koefisien determination (KD)
a.)Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variable X terhadap
variable Y¹, maka penulis menggunakan rumus:
KD = r x 100%
= 0.703 x 100%
= 70.3%
Pada kesimpulannya diperoleh kontribusi variable X yaitu perhatian
orang tua memberikan kontribusi sebesar 70.3% terhadap prestasi
belajar anak, ini berarti perhatian orang tua mempengaruhi terhadap
prestasi belajar anak sebesar 70.3%.
b.) Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variable X terhadap
variable Y², maka penulis menggunakan rumus:
KD = r x 100%
= - 0.0185 x 100%
98
= 1.85%
Pada kesimpulannya diperoleh kontribusi variable X yaitu
perhatian orang tua memberikan kontribusi sebesar 1.85% terhadap
prestasi belajar anak, ini berarti perhatian orang tua mempengaruhi
terhadap prestasi belajar anak sebesar 1.85%.
c.) Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variable X terhadap
variable Y³, maka penulis menggunakan rumus:
KD = r x 100%
= 0.454 x 100%
= 45.4%
Pada kesimpulannya diperoleh kontribusi variable X yaitu
perhatian orang tua memberikan kontribusi sebesar 45.4% terhadap
prestasi belajar anak, ini berarti perhatian orang tua mempengaruhi
terhadap prestasi belajar anak sebesar 45.4%.
Dari hasil perhitungan diatas dengan empat langkah, dan untuk
menghasilkan hasil yang benar-benar memuaskan yaitu hasil yang
terakhir memberikan kesimpulannya bahwa adanya korelasi positif yang
signifikan sebesar 0.454 yang berarti hubungan antara perhatian orang
tua pada pendidikan anak, terhadap prestasi belajar anak di SMPN 13
pondok ranji terdapat dengan korelasi yang sedang atau cukup.
.
99
BAB VI
PENUTUP
C. Kesimpulan
1. Dari permasalahan yang dihadapi sekolah, terutama siswa SMPN 13
pondok ranji, seringnya tidak masuk sekolah disebabkan bermacam-
macam, malas/karena masalah yang di hadapi oleh pribadi anak tidak
terpecahkan, kurangnya perhatian orang tua atau
pembebanan/penekanan orang dewasa(orang tua) yang memiliki
target/ketetapan dan sebagainya(yang anak tidak mampu menanggung
sendiri), karena sakit (baik sakit psikilogi: cacat tubuh atau kurang gizi
dan psiologi/mental, emosi), atau karena tidak ada ongkos (factor
ekonomi yang membuat anak kurang semangat belajar) sehingga anak
harus membantu pekerjaan orang tua akibatnya anak mengalami
penurunan dalam prestasi dan masih banyak yang lainnya.
2. Pengaruh lingkungan baik keluarga, sekolah, dan masyarakat: teman
sekolah, teman bermain, dimana anak bertempat tinggal. Keluarga
adalah tempat pertama dan utama anak mendapatkan pendidikan,
pembiasaan baik dan buruk, keluarga tempat anak mendapatkan yang
terbaik dalam hidupnya termasuk mendapatkan perhatian dalam
pendidikan, lingkungan mempunyai peran penting dalam kehidupan
anak. Perhatian orang tua dan kasih sayangnyalah yang dapat
melindungi anak dari berbagai pengaruh pergaulan yang negatif.
100
3. Sekolah SMPN 13 adalah sekolah negeri yang letaknya sangat
strategis di tengah kota, dan di dukung sarana dan prasarana telah
dilengkapi dengan ruang kelas yang memadai sehingga menimbulkan
suasana yang nyaman dan tenang saat belajar. Suasana lingkungan
sekolah yang mendukunglah yang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
4. Perhitungan dari variabel X(perhatian orang tua) dan variable Y¹(nilai
prestasi anak hasil angket), hasilnya terdapat korelasi yang positif.
5. Perhitungan dari variabel X(perhatian orang tua) dan variable Y²(nilai
prestasi anak hasil raport), hasilnya tidak terdapat korelasi yang
positif.
6. Perhitungan dari variabel X(perhatian orang tua) dan variable Y³(nilai
prestasi anak hasil angket dan nilai raport) hasilnya terdapat korelasi
positif/terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
7. Jadi hasil dari perhitungan yang ketiga Y³ terdapat korelasi positif
sebesar 0.454. Menunjukan adanya antara variable X dan variable Y³
tidak bertanda negative, yang berada antara 0, 40- 0, 70 (lihat pada
table bab 1). Berarti diantara variable X (perhatian orang tua) dan
variable Y³ (prestasi belajar anak) terdapat korelasi positif (korelasi
yang berjalan searah). Dalam interprestasinya tergolong Antara
variable X dan Y³ terdapat korelasi yang sedang atau cukup..
maka kesimpulannya terdapat antara korelasi perhatian orang
tua pada pendidikan anak terhadap prestasi belajar anak di SMPN 13
diperoleh kontribusi variable X yaitu perhatian orang tua memberikan
kontribusi sebesar 45.4% terhadap prestasi belajar anak, ini berarti
perhatian orang tua mempengaruhi terhadap prestasi belajar anak
sebesar 45.4%.
Setelah di ketahui df nya adalah 23, maka dapat dilihat pada
table nilai “r” product moment diketahui bahwa 23 pada taraf
101
signifikan 5% di peroleh r table = 0,396, sedangkan pada taraf 1% =
0,505. karena pada taraf signifikan 5% maupun 1% rxy atau r hitung
lebih kecil dari r table, maka hipotesa alternative (Ha) diterima atau
disetujui kebenarannya, sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak.
D. Saran
1. Sebagai manusia, sebagai orang tua, atau sebagai guru, kita semua
mempunyai tugas dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri,
kepada tuhannya, dan kepada makhluk lainnya. Termasuk terhadap
anak-anaknya untuk mendidiknya secara yang benar dan baik.
2. Dengan berpedoman kepada hadist rosul: bila anak adam meninggal
dunia, maka terputus semua amalnya kecuali: sodakoh jariyah, ilmu
yang bermanfaat, dan doa anak sholeh yang dapat membantu kita
setelah kematian. Maka didiklah anak sehingga menjadi anak yang
shaleh karena doa anak sholehlah yang kita butuhkan, sayangilah dan
lindungilah anakmu dari api neraka jangan sampai terjerumus
kepergaulan bebas yang membuatnya sengsara dunia akherat.
3. Dengan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak anda,
berarti anda sudah menanam atau berinvestasi untuk dunia dan
akherat, untuk masa depan anak dan anda, dan juga bagi makhluk
lainnya.
4. Perhatian, dan kasih sayang kita harus tulus karena allah, karena
timbale baliknya anak akan merasa dibutuhkan dan merasa di
harapkan, semakin besar motivasi yang kita berikan maka semakin
besar hasil yang akan diberikan anak, ia akan berusaha untuk tidak
mengecewakan anda, dan ia akan berusaha sekuat semampunya untuk
memberikan dan membalas atau menyenangkan orang yang telah
menyayanginya (orang yang sangat berarti dalam hidupnya).
102
Meskipun bukan anak yang membalas allah akan membalas kebaikan
kita, amin.
5. Jadilah orang tua yang baik, jagalah perilaku kita: perkataan, sikap,
semuanya, karena keluarga adalah pendidikan yang pertama dan
utama, setiap apa yang kita perbuat, atau lakukan tanpa disadari akan
direkam, dicontoh oleh anak. Seperti falsafah: digugu dan di tiru
(diyakini dan diikuti).
6. Akhirnya saya sebagai penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang
tidak sengaja atau sengaja tidak berkenan di hati semua. Semata-mata
untuk menjalankan tugas penulisan ini semoga karya ini bermanfaat
bagi kita semua.
103
DAFTAR PUSTAKA
Ade Rukmana dan Asep Suryana, S.pd, M.pd,
2006 Pengelolaan Kelas, (Bandung :Upi Press)
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono
2004 Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta)
Ahmadi, Abu
1998 Psikologi perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta)
Arifin, Zaenal
1996 Evaluasi Hasil Instruksional, Prinsip, Teknik, Dan Prosedur, (Bandung:
Remaja Rosda Karya)
Ary H Gunawan, Drs
1986 Kebijakan-Kebijakan Pendidikan Di Indonesia, (Jakarta, Bina Aksara)
Arsip daftar absen guru dan siswa di sekolah SMPN 13 Pondok Ranji.
Dalyono , M.
1997 Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Renika Cipta)
Ssoemanto, Wasty
2006 psikologi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta)
Purwanto, M.ngalim
2007 psikologi pendidikan, (PT.Remaja Rosdakarya)
Syah, muhibbin
2003 psikologi pendidikan, (PT.Remaja Rosdakarya)
Idris, Zahara
1982 Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa)
Sofyan S. Willis dan August Setiawan
1978 Membina Kebahagiaan Murid, (Bandung: Angkasa)
Kurniawati
104
2008 Perlu Kesejahteraan Guru, Dari Pembaca, (Banten: Tribun)
Qurtubi, MA. Dr .H. Ahmad
2008 Metodologi Penelitian Pendidikan, (PT.Bintang Harapan Sejahtra)
Anas Sudijono
1997 Pengantar Statistic Pendidikan ,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada)
Departemen Pendidikan Nasional
2002 kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta;Balai Pustaka)
John. M.E.Chols dan Hasan Sadily
1996 Kamus inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia)
Surin, Bachtiar
1978 Departemen Agama RI Terjemah dan Tafsir AL-Quran, (Bandung: Fa.
Sumatra)
Sabri , H.M. Alisuf
1999 ilmu pendidikan , (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya)
Sabri, Drs. H.M. Alisuf
2001 Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: CV.Pedoman
Ilmu Jaya)
M.Ed, Drs. H.M.Arifin
Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama,(Jakarta: bulan bintang)
Hasbullah
2008 Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (PT.Raja Grafindo Persada)
105
salam, Lubis Drs.
Menuju Keluarga Sakinah,(Surabaya: Terbit Terang,)
Hasbullah
2007 Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada)
Arifin, Drs.H.M
1989 The Child Development, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama,
(Jakarta: Bulan Bintang)
Arifin M.Ed, Drs.H.M.
1989 The Child from five to ten, Gesell,p.5-10.Hubungan Timbal Balik
Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang)
Flemming,
The Social Psychology Of Education, oleh Drs.H.M. Arifin
M.Ed.(Jakarta: Bulan Bintang,)
S.P Hayeh,
1987 Kamus Popular, (Jakarta)
Gafur, Abdul
Desain Intruksional, (Jakarta: BPT. IKIP, 1983),
Iska, Zikri Neni
2006 Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, Jakarta: Kizi
Brother’s,
Poerwadarminta, Wjs.
106
1976 Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN balai pustaka)
Tirtonegoro, Suhartinah
Anak Sper Normal Dan Program Pendidikannya, (Jakarta: bina aksara,tt)
S. Nastion,
1995 Didaktik Dasar-Dasar Mengajar (Bandung: Jemmars)
Paul henry mursen dan dkk,
perkembangan dan kepribadian anak,(penerbit: arcam )
Nuryanti, Lusi
2008 psikologi anak, (Jakarta: PT. Malanan Jaya Cemerlang)
Mulyasa, E.
2005 implementasi kurikulum 2004 panduan pembelajaran KBK. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,
107
df
(degrees of
freedom)
Atau
dl
(derajat bebas)
Banyaknya variable yang dikorelasikan
Harga “r” pada taraf signifikan
5% 1%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
0.997
0.950
0.878
0.811
0.754
0.707
0.666
0.632
0.602
0.576
0.553
0.532
0.514
0.497
0.482
0.468
1.000
0.990
0.959
0.917
0.874
0.834
0.798
0.765
0.735
0.708
0.684
0.661
0.641
0.623
0.606
0.590
108
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
35
40
45
50
60
70
80
0.456
0.444
0.433
0.423
0.413
0.404
0.396
0.388
0.384
0.374
0.367
0.361
0.355
0.349
0.325
0.304
0.288
0.273
0.250
0.232
0.217
0.575
0.561
0.549
0.537
0.526
0.515
0.505
0.496
0.487
0.478
0.470
0.463
0.456
0.449
0.418
0.393
0.372
0.354
0.325
0.302
0.283
109
90
100
125
150
200
300
400
500
1000
0.205
0.195
0.174
0.159
0.138
0.113
0.098
0.088
0.062
0.267
0.254
0.228
0.208
0.181
0.148
0.128
0.115
0.081
Nukilan table nilai “t” untuk berbagai df
Df
Atau
db
Harga “r” pada taraf signifikan
5% 1%
1
2
12.71
4.30
63.66
9.92
110
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
3.18
2.78
2.57
2.45
2.36
2.31
2.26
2.23
2.20
2.18
2.16
2.14
2.13
2.12
2.11
2.10
2.09
2.09
2.08
2.07
2.07
5.84
4.60
4.03
3.71
3.50
3.36
3.25
3.17
3.11
3.06
3.01
2.99
2.95
2.92
2.90
2.88
2.86
2.84
2.83
2.82
2.81
111
24
25
26
27
28
29
30
35
40
45
50
60
70
80
90
100
125
150
200
300
400
2.06
2.06
2.06
2.05
2.05
2.04
2.04
2.03
2.02
2.02
2.01
2.00
2.00
1.99
1.99
1.98
1.98
1.98
1.97
1.97
1.97
2.80
2.79
2.78
2.77
2.76
2.76
2.75
2.72
2.71
2.69
2.68
2.65
2.65
2.64
2.63
2.63
2.62
2.61
2.60
2.59
2.59
112
500
1000
1.96
1.96
2.59
2.58
Angket perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Nama siswa :
Nama orang tua :
Kelas :
Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda dengan cara memberi tanda silang pada huruf A, B, C, D, atau E.
1. Apakah bapak//ibu mengontrol kegitan belajar anak sehari-hari ? A selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
2. Apakah bapak/ibu menanyakan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami anak ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
3. Apakah bapak/ibu menanggapi ketika anak membicarakan masalah yang berhubungan dengan pelajaran disekolah ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
4. Apakah bapak /ibu menasehati agar anak anda selalu berdo’a sebelum dan sesudah belajar ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
5. Apakah menyuruh agar anak anda berpamitan saat berangkat ke sekolah ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
6. Apakah bapak/ibu memeriksa nilai raport anak anda ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
7. Apakah bapak/ibu menyediakan tempat belajar untuk anak anda ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
8. Apakah tempat belajar yang disediakan bapak/ibu memenuhi syarat kesehatan yaitu: bersih, sinar matahari masuk, lampu cukup terang ? A. Selalu B. Sering C Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
9. Apakah tempat belajar anak anda dihiasi dengan tulisan , gambar yang dapat member semangat belajar anak ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
10. Apakah bapak/ibu anda memeriksa belajar anak anda secara tiba-tiba ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
113
11. Apakah bapak/ibu menegur atau memperingatkan anak anda apabila pada waktunya belajar ternyata tidak belajar ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
12. Apakah bapak/ibu menasehati agar anak anda belajar dengan teratur ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak
pernah 13. Apakah bapak/ibu membuat jadwal untuk kegiatan sehari-hari anak anda ?
A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
14. Apakah bapak /ibu menganjurkan waktu yang tepat untuk belajar ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak
pernah 15. Apakah bapak /ibu membelikan buku-buku pelajaran sekolah ?
A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
16. Bagaimana tindakan bapak/ibu saat anak anda mengalami kekurangan alat belajar ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak
pernah 17. Apakah bapak /ibu mengusahakan alat-alat yang dibutuhkan dalam belajar
anak anda ? A.selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
18. Apakah bapak /ibu memeriksa jika anak anda mendapatkan PR ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak
pernah 19. Bagaimana sikap bapak/ibu jika anak anda terlambat berangkat sekolah ?
A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
20. Apakah bapak/ibu member saran-saran agar rajin belajar ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak
pernah 21. Apakah anak anda menanyakan pendidikan terakhir bapak/ibu ?
A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
22. Apakah bapak/ibu memperhatikan perkembangan pendidikan disekolah ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak
pernah 23. Apakah bapak/ibu mendampingi anak anda belajar dirumah ?
A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
114
24. Apakah bapak /ibu memberikan solusi jika anak anda mendapatkan kesulitan dalam belajar ? A. Selalu B. Sering C. kurang D. Pernah E. Tidak pernah
25. Apakah bapak /ibu menyuruh anak anda belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
26. Apakah bapak/ibu mendukung jika anak anda belajar bersama teman dirumah ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
27. Apakah sikap bapak/ibu mempengaruhi prestasi belajar anak anda ? A.selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
28. Apakah bapak /ibu merasa puas dengan prestasi anak anda saat ini ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak
pernah 29. Jika anak anda mengalami penurunan dalam prestasi apakah bapak/ibu
memberikan motivasi agar anak lebih giat lagi belajarnya ? A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak
pernah 30. Apakah bapak /ibu mengantar anak anda berangkat ke sekolah ?
A. Selalu B. Sering C. Kurang D. Pernah E. Tidak pernah
115
Angket perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Nomor :
Nama siswa :
Kelas :
Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda dengan cara memberi tanda silang pada huruf A, B, C, D, atau E.
1. Apakah orang tua anda mengontrol kegitan belajar anda sehari-hari ? A selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
2. Apakah orang tua anda menanyakan kesulitan-kesulitan belajar yang anda dialami ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
3. Apakah orang tua selalu menanggapi ketika anda membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelajaran disekolah ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
4. Apakah orang tua anda menasehati agar anda selalu berdo’a sebelum dan sesudah belajar dilaksanakan ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
5. Apakah anda selalu minta ijin pada orang tua ketika mau berangkat sekolah ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
6. Apakah orang tua anda memeriksa raport yang telah anda terima ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
7. Bagaimana keadaan tempat belajar anda yang disediakan orang tua ? A. Satu kamar B. Satu kamar untuk bersama-sama C. Serba guna untuk
berbagai macam keperluan D. Tidak ada tempat yang pasti
116
8. Apakah tempat belajar yang disediakan orang tua memenuhi syarat kesehatan yaitu: bersih, sinar matahari masuk, lampu cukup terang ? A. Memenuhi B. Hampir memenuhi C Kurang memenuhi D. Tidak
memenuhi E. Sama sekali tidak memenuhi 9. Apakah tempat belaja anda dihiasi dengan tulisan , gambar yang dapat
memberi semangat belajar anda ? A. Selalu ada B. Sering ada C. Kadang-kadang ada D.Tidak Pernah
ada E.pernah 10. Apakah orang tua anda memeriksa belajar anda secara tiba-tiba ?
A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
11. Apakah orang tua anda menegur atau memperingatkan apabila pada waktunya belajar ternyata anda tidak belajar ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
12. Apakah orang tua anda menasehati agar anda belajar dengan teratur ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 13. Apakah orang tua anda selalu membaca dalam membuat jadwal kegiatan
sehari-hari ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 14. Apakah orang tua anda menganjurkan kapan waktu belajar yang tepat ?
A. Malam hari B.Pagi hari setelah subuh C. Sepulang sekolah D. Diluar jawaban a,b,c E. Sore hari
15. Apakah orang tua kamu membelikan buku-buku pelajaran sekolah ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 16. Bagaimana tindakan orang tua saat kamu mengalami kekurangan alat belajar
? A. Segera mencarikan alat yang dibutuhkan B. Mengusahakan tetapi dengan menunda waktu yang tidak lama C. Mengusahakan dengan menunda waktu yang lama D. Tidak Pernah mengusahakan E. Pernah mengusahakan
17. Apakah orang tua mengusahakan semua alat-alat yang dibutuhkan dalam belajar ? A.selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
18. Apakah kamu mengerjakan PR di rumah? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 19. Bagaimana sikap orang tua jika kamu terlambat berangkat sekolah ?
117
A. Selalu menegur dan memperingatkan B. Sering mengingatkan C. Kadang-kadang mengingatkan D. Pernah mengingatkan E. Tidak pernah mengingatkan
20. Apakah orang tua memberi saran-saran agar rajin belajar ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 21. Pendidikan terakhir orang tua kamu adalah ?
A. Universitas /perguruan tinggi B. SMA/ SMK/ MA C. SMP/ MTS D. SD/ MI
22. Apakah orang tua kamu memperhatikan perkembangan pendidikan disekolahmu ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 23. Apakah orang tua mendampingi kamu dalam belajar ?
A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
24. Apakah orang tua memberikan solusi jika kamu mendapatkan kesulitan dalam belajar ? A. Selalu B. Sering C. kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 25. Apakah orang tua menyuruh kamu belajar sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 26. Apakah orang tua mendukung jika kamu belajar bersama teman dirumah ?
A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak pernah
27. Apakah sikap guru mempengaruhi kamu belajar di kelas ? A. Sangat mempengaruhi B. mempengaruhi C. kadang-kadang
mempengaruhi D. Tidak mempengaruhi 28. Apakah orang tua merasa puas dengan prestasi yang kamu raih saat ini ?
A. Puas B. Tidak puas C.Biasa-biasa saja D. Masa bodo 29. Jika kamu mengalami penurunan dalam prestasi apakah orang tua kamu
memberikan motivasi agar kamu lebih giat lagi belajarnya ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah 30. Apakah dalam mengisi soal ulangan di sekolah kamu melihat/ mencontek
teman ? A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang D. Pernah E. Tidak
pernah
118
Table 23.
Nilai Prestasi rata-rata anak dari hasil angket variable X dan
Y¹:
No X Y XY X² Y²
1 42.5
6
2
8
4
6
7
8
0
6
2 74.1
5
8
6
6
2
5
7
5
4
9
3 89.1
7
4
9
3
7
0
7
3
7
9
3
9
4 42.5 7 7 8
119
6
8
3 0
6
5 79.1
5
0
0
7
4
0
0
7
6
2
5
7
6 74.1
5
5
5
7
5
6
2
5
5
4
9
7 85.8
7
9
0
7
0
2
2
7
3
6
2
8 70.8
4
7
5
4
4
3
6
5
0
3
9 74.1
6
4
8
4
7
6
5
6
5
4
9
10 57.5
4
6
0
6
4
0
3
3
0
120
0 0 6
11 72.5
6
6
3
7
2
2
5
5
2
5
6
12 65
4
8
6
5
4
9
4
2
2
5
13 65
4
4
9
2
4
7
7
5
4
2
2
5
14 72.5
4
7
7
4
3
2
9
5
2
5
6
15 71.6
4
4
3
7
9
5
5
2
7
16 62.5
4
0
6
3
4
2
2
5
3
9
0
6
121
17 62.5
3
4
8
8
3
3
3
9
0
6
18 58.3
3
8
3
6
4
3
3
0
3
3
9
9
19 75.8
5
4
2
7
5
2
7
5
7
4
5
20 83.3
7
2
8
9
7
6
5
6
6
9
3
8
21 85
5
5
9
3
4
3
3
0
7
2
2
5
22 85.8
5
9
2
9
4
7
7
5
7
3
6
2
23 65 3 3 4
122
9
5
2
6
9
7
2
2
5
24 81.6
7
0
0
7
3
6
2
6
6
5
9
25 59.1
3
8
8
9
4
3
3
0
3
4
9
3
1747.9 1755.1
2
5
4
2
3
2
6
2
3
4
2
6
9
0
9
1. Nilai Prestasi rata-rata anak dari hasil angket variable X dan
raport Y²:
123
Table 24.
Prestasi Anak Berdasarkan Hasil raport
No X Y XY X² Y²
1 38
.3 86 3294 1467
7396
2 79
.1 89 7040 6257
7921
3 84
.1 80 6728 7073
6400
4 41
.6 81 3370 1731
6561
5 63
.3 92 5824 4007
8464
6 75
81 6075 5625
6561
7 83
.8 84 7039 7022
7056
8 66
.6 72 4795 4436
5184
9 87
.5 72 6300 7656
5184
10 80
62 4960 6400
3844
11 85
65 5525 7225
4225
124
12 74
.1 60 4446 5491
3600
13 69
.1 60 4146 4775
3600
14 65
.8 62 4080 4329
3844
15 61
.6 61 3758 3795
3721
16 65
60 3900 4225
3600
17 55
.8 64 3571 3113
4096
18 65
.8 79 5198 4330
6241
19 71
.6 88 6301 5127
7744
20 87
.5 91 7963 7656
8281
21 65
.8 88 5790 4330
7744
22 69
.1 86 5943 4775
7396
23 60 74 4499 3697
5476
125
.8
24 85
.8 75 6435 7362
5625
25 65
.8 87 5725 4330
7569
Jml 1747.9 189
9
1327
05
1262
34 14733
3
Table 25.
Prestasi rata-rata anak dari hasil angket Y¹ dan raport Y²:
Y
¹
Y
²
:
2
Y
³
1 42.5 86 2
6
5
126
9
2 74.1 89 6
4
8
2
3 89.1 80 7
0
8
5
4 42.5 81 2
4
6
2
5 79.1 92 7
2
8
6
6 74.1 81 5
6
7
8
7 85.8 84 7
0
8
5
8 70.8 72 4
3
7
2
9 74.1 72 4
7
4
127
7
10 57.5 62 2
0
6
0
11 72.5 65 3
8
6
9
12 65 60 2
5
6
3
13 65 60 2
5
6
3
14 72.5 62 3
3
6
7
15 71.6 61 3
3
6
7
16 62.5 60 2
3
6
2
17 62.5 64 2
6
4
128
7
18 58.3 79 3
8
6
9
19 75.8 88 6
4
8
2
20 83.3 91 7
5
8
8
21 85 88 7
3
8
7
22 85.8 86 7
2
8
6
23 65 74 3
9
7
0
24 81.6 75 5
7
7
9
25 59.1 87 4
7
4
129
7
Jml 1755.1 1899
3
6
6
4
8
3
9
c. Prestasi rata-rata anak dari hasil angket Y¹ dan raport Y²=
memperoleh hasil rxy sebesar Y³= 65, 82, 85, 62, 86, 78, 85, 72,
74, 60, 69, 63, 63, 67, 67, 62, 64, 69, 82, 88, 87, 86, 70, 79, 74 .
Table 26.
Prestasi rata-rata anak dari variable X dan (hasil angket/
raport) Y³:
No X Y³ XY³ X² Y²
1
3
8
.
3
6
5 2490
1
4
6
7
4225
2
7
9
.
8
2 6487
6
2
56724
130
1 7
3
8
4
.
1
8
5 7149
7
0
7
3
7225
4
4
1
.
6
6
2 2580
1
7
3
1
3844
5
6
3
.
3
8
6 5444
4
0
0
7
7396
6 7
5
7
8 5850
5
6
2
5
6084
7
8
3
.
8
8
5 7123
7
0
2
2
7225
8
6
6
.
6
7
2 4796
4
4
3
6
5184
131
9
8
7
.
5
7
4 6475
7
6
5
6
5476
10 8
0
6
0 4800
6
4
0
0
3600
11 8
5
6
9 5865
7
2
2
5
4761
12
7
4
.
1
6
3 4669
5
4
9
1
3969
13
6
9
.
1
6
3 4354
4
7
7
5
3969
14
6
5
.
8
6
7 4409
4
3
2
9
4489
15 6 6 4128 3 4489
132
1
.
6
7 7
9
5
16 6
5
6
2 4030
4
2
2
5
3844
17
5
5
.
8
6
4 3572
3
1
1
3
4096
18
6
5
.
8
6
9 4541
4
3
3
0
4761
19
7
1
.
6
8
2 5872
5
1
2
7
6724
20
8
7
.
5
8
8 7700
7
6
5
6
7744
21 6
5
8
7 5725 4
3 7569
133
.
8
3
0
22
6
9
.
1
8
6 5943
4
7
7
5
7396
23
6
0
.
8
7
0 4256
3
6
9
7
4900
24
8
5
.
8
7
9 6779
7
3
6
2
6241
25
6
5
.
8
7
4 4870
4
3
3
0
5476
Jml 1747.9
1
8
3
9
129907
1
2
6
2
3
4
137411
134
135
136
Table.18 Perhatian Orang Tua Berdasarkan Hasil Angket Variable X¹
NO PERTANYAAN
1 1 1 4 3 4 0 0 0 1 1 4 0 4 1 0 4 1 0 0 1 4 0 1 4 1 0 0 4 46
3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 0 4 3 0 4 1 4 3 4 4 4 4 2 4 95
4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 0 4 3 0 4 3 4 3 4 4 4 2 2 4 101
1 2 0 1 2 4 3 3 0 4 3 1 0 1 4 0 0 2 2 3 3 0 0 0 1 2 4 2 2 50
4 4 4 3 4 4 4 4 3 0 1 4 1 1 4 0 4 4 0 4 1 4 4 1 1 1 0 0 4 76
4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 1 4 1 4 3 4 1 3 2 2 3 91
4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 0 4 4 0 4 1 4 4 4 4 1 4 2 4 97
3 2 4 3 3 4 4 4 0 1 3 3 1 3 4 2 4 2 4 4 1 2 2 1 3 4 2 2 4 80
3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 105
3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 3 4 97
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 1 3 4 2 4 102
3 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 4 3 2 3 3 4 4 1 3 2 3 3 2 3 3 4 89
4 1 1 4 4 1 4 4 4 3 1 4 1 4 4 1 4 3 0 3 1 4 4 1 4 4 4 2 3 83
137
3 1 1 3 3 4 3 4 1 3 4 3 1 1 4 0 4 4 0 4 1 3 4 3 4 4 0 2 3 79
4 3 1 3 0 1 1 1 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 1 4 1 4 4 1 0 2 4 74
3 3 1 4 4 1 4 3 3 0 3 3 3 2 4 3 4 2 0 2 1 3 3 4 2 1 2 2 4 88
2 2 4 4 4 4 0 0 0 3 2 3 0 4 4 2 4 2 4 4 4 2 0 2 1 2 0 2 2 67
2 2 2 2 0 4 4 2 0 3 4 4 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 2 3 4 2 0 2 1 89
3 3 3 1 4 4 4 2 0 3 4 4 1 1 4 4 4 3 3 4 1 4 1 4 3 4 3 2 4 86
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 4 107
4 3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 0 4 4 0 4 3 3 4 3 0 0 0 0 0 79
4 4 3 3 3 4 0 0 0 3 4 4 4 4 4 0 4 0 0 4 1 4 3 4 4 4 0 3 4 83
3 1 4 3 4 4 4 4 1 1 3 4 1 1 4 0 4 3 0 3 1 3 3 4 4 1 0 0 4 73
3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 3 2 4 3 4 4 2 4 103
1 2 3 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 1 1 2 2 3 3 3 80
138
E. Prestasi anak berdasarkan hasil angket
a. Prestasi Anak berdasarkan hasil angket Y¹
NO PERTANYAAN
2 1 1 1 3 4 0 3 1 2 1 1 0 4 1 4 0 1 4 4 3 1 0 1 1 2 0 4 1
4 2 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 0 4 4 0 4 2 3 4 3 4 0 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
1 2 0 1 2 4 4 3 4 0 3 1 0 1 4 0 0 2 2 3 3 0 0 0 1 2 4 2 2
4 3 4 2 3 4 2 4 2 3 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 0 4 4 4
2 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 4 4 4 4 3 1 4 2 4 3 4 1 4 1 3 3
4 4 4 4 4 4 2 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4
3 2 4 3 3 4 4 4 1 1 3 3 1 4 4 3 4 2 4 4 2 2 2 1 3 4 3 2 4
3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 2 1 2 3
1 2 1 2 1 1 3 3 1 3 4 3 2 3 2 0 4 2 3 4 3 2 1 4 4 2 3 2 3
4 1 4 3 3 4 4 2 4 1 3 3 4 2 3 4 4 2 4 4 1 3 2 3 3 2 2 2 4
2 1 3 2 2 4 2 3 0 3 3 4 2 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3
2 1 3 2 2 4 2 3 0 3 3 4 2 3 4 4 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3
139
4 1 4 3 3 4 4 2 4 1 3 3 4 2 3 4 4 2 4 4 1 3 2 3 3 2 2 2 4
4 3 2 3 2 4 1 4 2 2 4 4 1 4 4 4 4 3 1 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3
3 3 1 4 4 1 2 4 2 1 2 4 1 4 4 0 4 3 1 3 2 3 3 4 1 1 3 4 3
2 2 3 4 4 4 2 2 1 3 3 4 0 3 4 3 4 4 3 4 3 1 0 1 2 1 4 3 1
2 2 2 0 0 4 4 3 1 1 0 1 1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 0 2 4 4 0 3 4
3 3 3 1 4 4 3 3 1 3 4 4 1 3 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4
4 3 4 4 4 4 0 4 3 3 4 4 1 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4
3 4 3 2 3 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4
3 1 4 3 4 4 2 3 1 0 3 3 1 4 4 3 1 3 4 3 0 4 0 2 2 3 3 3 4
2 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4
1 2 1 2 1 1 3 3 1 3 4 3 2 3 2 0 4 2 3 4 3 2 1 4 4 2 3 2 3
71
58
72
66
74
90
68
82
53
53
76
82
44
80
91
76
87
65
77
93
65
77
43
72
78
67
64
77
84
140
141
142
143