distribusi pendapatan

10
Selain itu, ada beberapa teknik redistribusi pendapatan, sebagai berikut: 1. Transfer tunai Transfer tunai dibagi dalam beberapa pendekatan. a. Pajak pendapatan negatif (Negative Income Tax) atau Pendapatan tahunan yang dijamin (Guaranted Annual Income) Transfer tunai ini diberikan kepada keluarga-keluarga yang berhak dengan jumlah transfer tergantung pada besarnya pendapatan dan besarnya keluarga. Semakin miskin suatu keluarga, semakin banyak bantuan keuangan yang akan diterimanya dari pemerintah. b. Demogrant Adalah suatu bentuk transfer tunai dimana semua anggota dari sekelompok demografi memerima transfer yang sama. Disini jumlah transfer tidak akan menurun dengan bertambahnya tingkat pertambahan. (Suparmoko,1987) c. Wage Rate Subsidies (WRS) WRS adalah transfer pemerintah dengan jalan menaikkan tingkat upah netto tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat upah pasar. Subsidi WRS ini akan semakin rendah, namun tenaga kerja yang memperoleh upah tinggi juga tetap memperoleh WRS ini. 2. Transfer Uang dan Barang Dalam realisasinya, transfer uang tunai, dapat juga diberikan sebagian dalam bentuk barang, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir penyimpangan, karena

Upload: nugraha-pratama

Post on 02-Jan-2016

107 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kode

TRANSCRIPT

Page 1: Distribusi pendapatan

Selain itu, ada beberapa  teknik redistribusi pendapatan, sebagai berikut:

1.    Transfer tunai

Transfer tunai dibagi dalam beberapa pendekatan.

a.    Pajak pendapatan negatif (Negative Income Tax) atau Pendapatan tahunan yang

dijamin (Guaranted Annual Income)

Transfer tunai ini diberikan kepada keluarga-keluarga yang berhak dengan jumlah

transfer tergantung pada besarnya pendapatan dan besarnya keluarga. Semakin miskin

suatu keluarga, semakin banyak bantuan keuangan yang akan diterimanya dari

pemerintah.

b.    Demogrant

Adalah suatu bentuk transfer tunai dimana semua anggota dari sekelompok demografi

memerima transfer yang sama. Disini jumlah transfer tidak akan menurun dengan

bertambahnya tingkat pertambahan. (Suparmoko,1987)

c.    Wage Rate Subsidies (WRS)

WRS adalah transfer pemerintah dengan jalan menaikkan tingkat upah netto tenaga

kerja. Semakin tinggi tingkat upah pasar. Subsidi WRS ini akan semakin rendah,

namun tenaga kerja yang memperoleh upah tinggi juga tetap memperoleh WRS ini.

2.    Transfer Uang dan Barang

Dalam realisasinya, transfer uang tunai, dapat juga diberikan sebagian dalam bentuk

barang, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir penyimpangan, karena nyatanya

bantuan yang diberikan oleh pemerintah biasanya tidak langsung dapat diterima oleh

masyarakat karena ketidaktepatan sasaran . Oleh karena itu, pemerintah harus lebih

selektif dalam menyalurkan bantuan. Sehingga sasarn dari bantuan pemerintah

tersebut benar-benar golongan miskin.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

Page 2: Distribusi pendapatan

a.  Pajak pendapatan progresif langsung, artinya adalah  bahwa golongan

yang lebih kaya dituntut untuk membayar persentase pajak yang lebih besar dari total

pendapatannya, dibandingkan golongan miskin sehingga golongan miskin akan lebih

ringan bebannya.

b.Pemberian atau penyediaan langsung barang-barang konsumsi

perorangan dan jasa bagi golongan ekonomi lemah.

Misalnya penyediaan pusat-pusat kesehatan masyarakat di desa dan wilayah pinggiran

kota, program peningkatan gizi balita, penyediaan air bersih dan listrik masuk desa.

Bantuan seperti ini sangat efektif dan membantu.

3.      Program kesempatan kerja (Public Employment Program)

Adalah program kesejahteraan pemerintah dalam bentuk program kesempatan kerja di

sektor publik yang dikombinasikan dengan “cash atau in-kind transfer” program.

 

D. Praktik – Praktik Redistribusi Untuk Pemerataan Distribusi

Pendapatan di Indonesia

Inti dari strategi  pemerintah Indonesia untuk dapat memeratakan pembangunan saat

ini dapat digolongkan pada beberapa hal yaitu: Pemerintah dapat merealisasikannya

dengan program-program seperti

1.      Kredit lunak dan penjaminan kredit berbasis komunitas.

2.      Pemerintah menjalankan berbagai program pembangunan padat karya dan

pengembangan usaha atau industri-industri kecil.

3.      Pemerintah memberikan jaminan akses kebutuhan dasar bagi rakyat bawah. d)

Pemerintah bekerja sama dengan swasta lokal dan asing untuk menjalankan program

corporate social responsibility (CSR).

4. Pemerintah konsisten dan mewujudkan kebijakan penegakan hukum dan keadilan

Ekonomi. Program-program tersebut akan dijelaskan seperti di bawah ini

Program-program pemerintah tersebut, dapat diaplikasikan pada program-program

berikut ini.

Page 3: Distribusi pendapatan

1. Program Pemberian Jaminan Akses Kebutuhan Dasar bagi

Rakyat Bawah

Langkah awal dalam upaya pemerataan pendapatan di masyarakat adalah dengan

memenuhi kebutuhan rakyat terlebih dahulu, kebutuhan tersebut adalah mencakup

kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan), akses kesehatan dan pendidikan

Strategi pemenuhan kebutuhan dasar rakyat yang dilakukan pemerintah diantaranya

adalah, Bantuan langsung Tunai (BLT) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rakyat,

Bantuan Tunai Bersyarat (BTB) atau disebut juga Program Keluarga Harapan (PKH),

Jaminan sosial (social security), Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) dan Beasiswa

untuk memenuhi akses pendidikan bagi mereka yang kurang mampu, Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk memenuhi kebutuhan akses kesehatan

secara gratis.

a.Upaya Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat

Praktik ini merupakan praktik dari teknik redistribusi “transfer barang dan uang”.

-       Pangan (barang)

Pemerintah dapat meningkatkan jumlah produksi bahan pangan, dibarengi dengan

perbaikan infrastruktur pertanian, pengembangan benih-benih unggul, pengembangan

teknologi pertanian, dan pemberian insentif bagi petani misalnya melalui pemberian

pupuk urea bersubsidi. Oleh karena itu, harus ada kebijakan  pemerintah untuk

menekan biaya produksi dan pemasaran produk pertanian, termasuk pengaturan tata

niaga, agar daya saing komoditas pertanian semakin kuat.

Selain itu pemerintah dapat memberikan Subsidi pangan dalam bentuk barang

diberikan pemerintah dalam bentuk penyediaan bahan pangan dengan harga yang

terjangkau oleh masyarakat miskin, misalnya melalui penyediaan beras murah untuk

masyarakat miskin (Raskin) dan operasi pasar murah minyak goreng.

-    Uang

Sedangkan subsidi dalam bentuk uang dapat diberikan kepada konsumen sebagai

tambahan penghasilan, misalnya melalui pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT)

ataupun kepada produsen untuk dapat menurunkan harga barang. .

Page 4: Distribusi pendapatan

Memang masyarakat cukup terbantu dengan adanya BLT ini, karena seiring terjadinya

inflasi, jumlah kas yang diterima penduduk tersebut dapat digunakan untuk menutupi

kebutuhan sehari-hari yang harganya kian naik.

Tetapi, seperti yang dijelaskan penulis di atas, transfer tunai seperti ini kerap dengan

penyimpangan dan ketidaktepatan sasaran.

Program Bantuan langsung tunai (BLT) ternyata kurang efektif sebagai upaya

pemerataan pendapatan dan meredam kemiskinan seluruhnya. Seperti kita lihat dari

angka-angka press-release Badan Pusat Statistik (2007), di mana tingkat kemiskinan

akan menjadi 23.1 persen tanpa program BLT, sementara realitanya adalah 17,75

persen, maka secara kasar, efektivitas program BLT hanyalah 67 persen.

Subjektif, memang jika kita harus menilai apakah tingkat efektivitas ini baik atau

buruk. Tapi yang pasti, jika tujuannya efektif meredam semua dampak kemiskinan,

program BLT belum sepenuhnya berhasil.

Ada banyak alasan yang bisa menjadi penyebab tidak efektifnya program BLT, salah

satunya, adalah jumlah nominal BLT yang terlalu seragam, khusus untuk daerah

perkotaan, biaya listrik, angkutan dan minyak tanah (barang-barang yang paling

terkena dampak naiknya harga BBM) mempunyai pengaruh yang cukup besar,

sementara untuk daerah perdesaan pengaruhnya relatif kecil (kurang dari 2 persen).

Orang miskin perkotaan lebih rentan daripada di pedesaan. Semestinya, nominal BLT-

nya tidak disamakan dengan di pedesaan, kemudian Yusuf (2006) menyimpulkan

bahwa ”orang miskin di perkotaan under compensated sementara dibeberapa

kabupaten di pedesaan over compensated oleh BLT”.

Program BLT pada tahun 2009 hanya di berikan hanya bulan semester pertama saja,

dan diberikan kepada 18,5 juta rumah tangga msikin. Sebenarnya pemerintah ingin

tetap melanjutkan program itu tapi hal itu tidak disetujui oleh DPR. Tapi kita juga

harus Ingat bahwa BLT merupakan program yang sifatnya adhoc, kondisional, dan

temporer, maka dari itu pemerintah berniat mengggantinya dengan kebijakan-

kebijakan yang lebih struktural seperti program padat karya atau pengembangan

kecamatan atau program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri.

Tapi BLT juga harus tetap di berikan, BLT ini cocok diberikan kepada orang-orang

yang secara fisik tidak lagi kuat bekerja, seperti manula atau mereka yang mengalami

cacat fisik sehingga tidak mampu mengikuti program padatkarya.

Page 5: Distribusi pendapatan

b.Upaya Pemenuhan Akses Kesehatan

Berkaitan dengan  pemenuhan akses kesehatan masyarakat pemerintah menerapkan

program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang merupakan program

bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

Sasaran jamkesmas meningkat dari tahun ke tahun. Yaitu, 36,1 juta orang (2005), lalu

menjadi 60 juta orang (2006) , dan 74,6 juta orang (2007), untuk tahun 2008 dan 2009

sama dengan tahun 2007 yaitu 74,6 juta orang (hakim, 2009:2). Kegiatannya meliputi

peningkatan akses masyarakat miskin terhadap kesehatan melalui program Jaminan

Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK) dalam bentuk asuransi kesehatan bagi

masyarakat miskin bagi 76,4 juta penduduk miskin dan (2) Peningkatan Akses

Terhadap Pelayanan Keluarga Berencana.

c.Upaya Pemenuhan Akses Pendidikan

Pemerintah terus mengupayakan perluasan dan pemertaan kesempatan bagi semua

masyarakat untuk memperoleh pendidikan, dan meningkatkan kemampuan akademik

serta pendidikan yang bermutu tinggi. Salah satu sara yang dapat ditempuh adalah

dengan memberdayakan sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri dengan

memberikan bantuan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar disemua

jenjang pendidikan dari prasekolah sampai perguruan tinggi. Dengan memberikan

subsidi kepada sekolah, sehingga bisa lebih mudah dijangkau oleh masyarakat,

khususnya golongan miskin. Hal ini dilakukan dengan pemberikan dana BOS

(Bantuan Operasional Sekolah) dan pemberian beasiswa untuk penduduk miskin.

2.Program Kredit Lunak dan Penjaminan kredit Berbasis

Komunitas

Sejak tanggal 5 Nopember 2007 yang lalu Presiden SBY meresmikan pelaksanaan

program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kebijakan ini tentunya merupakan angin segar

yang sudah lama ditunggu oleh masyarakat, khususnya usaha mikro dan usaha kecil.

Dengan kebijakan KUR, UMKM akan terhindar dari kendala aturan-aturan perbankan

yang menyulitkan mereka untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga

keuangan formal (LKF), karena dalam program KUR pemerintah telah menitipkan

uang (yang berasal dari APBN) sebesar Rp. 1,4 triliun pada lembaga lembaga

penjaminan, dengan harapan bank-bank nasional yang dilibatkan dalam program

tersebut akan mampu memberikan pinjaman kepada UMKM.

Page 6: Distribusi pendapatan

Menurut Wayan Suarja (dalam Sitomurang, 2007:2) Program KUR khusus ditujukan

untuk memperkuat permodalan kelompok UMKM.

Kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat golongan menengah ke bawah

sehingga dapat menjadi wirausaha yang mandiri dan membantu mengurangi

presentase penduduk miskin di Indonesia.

3. Program Padat Karya dan Pengembangan Usaha atau

Industri Kecil

Menurut Dinas Koperasi dan UKM propinsi Jawa Barat (2006) Ada beberapa alasan

mengapa usaha kecil perlu dikembangkan.

Pertama, Usaha Kecil menyerap banyak tenaga kerja. Dengan adanya perkembangan

usaha kecil menengah akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan

jumlah tenaga kerja dan pengurangan jumlah kemiskinan.

Kedua, Pemerataan dalam distribusi pembangunan. Lokasi UKM banyak di pedesaan

dan menggunakan sumber daya alam lokal. Dengan berkembangnya UKM maka

terjadi pemerataan dalam distribusi pendapatan dan juga pemerataan pembangunan,

sehingga akan mengurangi diskriminasi spasial antara kota dan desa.

Ketiga, Pemerataan dalam distribusi pendapatan. UKM sangat kompetitif dengan pola

pasar hampir sempurna, tidak ada monopoli dan mudah dimasuki (barrier to entry).

Pengembangan UKM yang melibatkan banyak tenaga kerja pada akhirnya akan

mempertinggi daya beli. Hal ini terjadi karena pengangguran berkurang dan adanya

pemerataan pendapatan yang pada gilirannya akan mengentaskan kemiskinan.

Mengetahui pentingnya UMKM, maka upaya pemerintah dalam melaksanakan

pemberdayaan UMKM, melalui penerapkan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) merupakan salah satu

mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri

dalam upaya mempercepat pemerataan pendapatan, penanggulangan kemiskinan, dan

perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. Program ini dilakukan untuk lebih

mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian

masyarakat di perdesaan.

Page 7: Distribusi pendapatan

Sejak 1998-2007, program pemberdayaan masyarakat terbesar ini telah menjangkau

lebih dari separuh desa termiskin di tanah air. Pada 2008, PNPM Mandiri Perdesaan

dilaksanakan di 35.530 desa miskin di Indonesia atau 56,6% dari total desa di tanah

air. Dan pada tahun 2009 sekitar 5.720 kecamatan dan mencdapat PNPM mandiri rata-

rata besaran 3 milyaran/kecamatan (Wikipedia, 2007).

4.Pemerintah Bekerja Sama dengan Swasta Lokal dan Asing

untuk     Menjalankan Program Corporate Social

Responsibility (CSR)

Dengan adanya program pemerintah yang bekerja sama dengan swasta lokal dan asing

untuk menjalankan program Corporate social responsibility (CSR) di harapkan

golongan masyarakat bawah, buruh, dan usaha-usaha bisa mendapatkan kesempatan

untuk ikut dalam kegiatan ekonomi yang produktif secara keseluruhan, bukan

segelintir pengusaha yang mendapat perlakuan khusus (corner of previlage).

Kemudian Rachbini (2004:79) menyimpulkan bahwa ” pelaksanaan prinsip

tanggungjawab sosial ….menjadi tumpuan dan jaminan bahwa segenap lapisan

masyarakat secara keseluruhan bisa menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi

yang tengah dilakukan”.

Untuk itu pemerintah harus mampu bekerja sama dengan swasta lokal dan asing untuk

menjalankan program Corporate social responsibility (CSR), bahkan kalau perlu

mewajibkan persentase laba bersih untuk kegiatan CSR melalui pola bapak angkat

dalam kegiatan ekonomi. CSR selanjutnya dapat dijadikan sebagai salah satu indikator

tanggungjawab sosial untuk membantu mengembangkan dunia usaha kecil menengan

UMKM dan korporasi. Program ini dijadijakan CSR sebagai tanggungjawab yang

melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat

setempat.

Dengan adanya CSR ini, maka pendapatan yang didapatkan oleh pihak swasta dan

asing akan dapat didistribusikan kembali ke masyarakat, sehingga akan mengurangi

ketimpangan pendapatan.

5.Pemerintah Konsisten dan Mewujudkan Kebijakan

Penegakan Hukum     Dan Keadilan Ekonomi

Page 8: Distribusi pendapatan

Dalam hubungan ini maka peran pemerintah sangatlah besar, sebagai pembuat strategi

dankebijakan-kebijakan dalam menciptakan pembagian pendapatan di golongan

masyarakat yang lebih merata, dan berperan secara aktif dalam pelaksanaan program

pemerataan pendapatan di masyarakat, serta secara konsisten dan mewujudkan

penegakan hukum, sehingga dunia usaha nasional dan asing dapat melakukan usaha

secara berkesinambungan untuk menciptakan lapangan kerja secara luas dan

terciptanya pemerataan pendapatan.

Hukum dan keadilan ekonomi yang tidak mendiskriminasikan golongan miskin

merupakan modal awal, sehingga kebijakan kebijakan redistribusi yang diambil

pemerintah menjadi efektif untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan

ketimpangan pendapatan yang ada di Indonesia.