distres spiritual

Upload: andredelitua

Post on 14-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    1/12

    DISTRES SPIRITUAL

    Yang berhubungan dengan diagnosis penyakit terminal

    DEFINISI

    Perasaan terpisah atau terasing dari tradisi atau nilai kagamaan karena

    ketidakmampuan pasien untuk menerima penyakit terminalnya dengan keyakinan

    religius atau spiritual.

    PENGKAJIAN

    Status budaya, meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, kewarganegaraan,

    ras, suku bangsa; sikap terhadap keschatan dan penyakit; kebiasa- an,

    praktik, dan ritual kesehatan

    Status keluarga, meliputi status perkawinan; peran keluarga, meliputi

    perasaan pasien bahwa kematiannya akan membuat peruba- han fungsi

    keluarga; komunikasi keluarga; kemampuan keluarga untuk memenuhi

    kebu- tuhan fisik dan emosional pasien; pentingnya identifikasi kcagamaan

    bagi anggota keluarga; sejauh mana agama menetapkan sistem nilai, norma,

    dan perbuatan; pola koping

    Status psikologis, meliputi perubahan nafsu makan, tingkat energi, motivasi,

    higiene, crtra diri, pola tidur; hasrat seksual; dampak kondisi medis

    (diagnosis, gejala, prognosis, kronologi penyakit); perubahan gaya hidup

    dan kemampuan pasien dalam memenuhi tujuan hidup; makna kondisi

    medis bagi pasien; perubahan hidup, meliputi awitan eksaserbasi kondisi

    medis, perasaan tanggung jawab terhadap kondisi, manifestasi penyakit dan

    derajat gangguan fungsi: Brief Psychiatric Rating Scale, Mini Mental Status

    Examination.

    Status sosial, meliputi menarik diri, kurang kontak mata, suka mengganggu,

    respons tidak sesuai, penurunan kemampuan berfungsi dalam peran sosial

    dan pekerjaan

    Status spiritual, meliputi agama yang dianut, persepsi terhadap praktik

    keyakinan dan keagamaan saat ini, kcpcrcayaan spiritual yang terkait

    dengan distres saat ini, perubahan praktik spiritual, hubungan antara

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    2/12

    kcpcrcayaan spiritual dan kehidupan schari-hari (pengaruh penguatan dan

    penolakan hidup), kebutuhan spiritual yang tidak tcrpenuhi (maksuitdan

    tujuan, rasa cinta dan hubungan, mcmaafkan); menangis, fanatisme, putus

    asa, menarik diri

    BATASAN KARAKTERISTIK

    Marah terhadap Tuhan, gcreja, atau pemuka agama sebagai respons

    terhadap diagnosis penyakit terminal dan manifestasinya

    Tawar-menawar dengan Tuhan sebagai suatu tahap duka cita adaptif

    Kepercayaan bahwa keyakinan atau kcagamaan bcrperan penting dalam

    memberikan arti dan tujuan hidup

    Perubahan pola tidur atau praktik spiritual

    Ungkapan tentang perlunya maksud dan tujuan, rasa cinta dan memiliki,

    penyembuhan dan pemulihan.

    Kegagalan kepercayaan religius dalam mem bantu melakukan koping

    terhadap penyakit

    Diagnosis medis yang berhubungan (dipilih)

    Semua diagnosis penyakit terminal yang baru, seperti AIDS, sklerosis amiotrofik

    lateral, kanker, penyakit jantung, ginjal, atau paru stadium lanjut :

    Hasil yang diharapkan

    - Pasien mengidentifikasi kepercayaan spiritual atau religius yang

    menimbulkan perasaan distres terhadap kondisinya. (1,2)

    - Pasien mengeksplorasi kepercayaan spiritual atau religiusnya bersama

    penasihat kcagamaan yang dipercaya. (3,4)

    - Pasien membuat keputusan secara sadar untuk menguatkan, memodifikasi,

    atau menolak kepercayaan tcrsebut. (4)

    - Pasien mengidentifikasi aspek positif dan negatif dalam penggunaan

    keyakinan untuk mengartikan sakit. (5,6)

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    3/12

    - Pasien mengevaluasi tingkat keyakinan yang dapat membantunya

    melakukan koping terhadap penyakit. (7,8)

    - Pasien mcneiitukan penasihat spiritual atau religius yang dipercaya atau,

    bila tidak tersedia, sumber lain yang sesuai untuk mem- bantunya

    mengeksplorasi tentang penggunaan keyakinan yang meraaknai

    pengalaman. (9)

    Intervensi dan rasional

    1. Secara aktif, dengarkan ungkapan pikiran pasien tentang masalah

    spiritual. Pengakuan adanya masalah spiritual akan memvalidasi

    pentingnya masalah tersebut.

    2. Bantu pasien mengidentifikasi konflik antara kepercayaan spiritual atau

    religius dan diagnosis penyakit terminal. Contoh, pasien mungkin

    berkata, "Kalau Tuhan mengerti aku dan menginginkan yang terbaik

    untukku, Dia tidak akan membiarkan aku mengalami penyakit terminal."

    Nilai dan kepercayaan yang membantu di tnasa lalu tidak akan lama

    manfaatnya bagi pasien bila menghadapi penyakit terminal.

    3. Tanyakan kepada pasien apakah ia ingin mendiskusikan keluhan

    spiritual dertgan rohatiiwan yang dipilihnya untuk dapat meng- akses

    sumber perawatan dari ahli spiritual.

    4. Bila pasien memilih untuk berkonsultasi pada penasihat religius, atur

    pertemuan dan jelaskan kepada kedua bclah pihak tentang pentingnya

    mengklarifikasi kepercayaan spiritual atau religius untuk membantu

    pasienmenguatkan, memodifikasi. atau menolak kepercayaan.

    5. Bantu pasien mengidentifikasi cara-cara positif dan negatif dalam

    menggunakan kepercayaan untuk mcmaknai pengalaman terminal guna

    membantunya mengevaluasi sejauh mana kepercayaan membantu atau

    menghalangi kemampuan koping.

    6. Jelaskan tahap berduka dan karakteristik emosi scrta perilaku pada

    masing-masing tahap untuk membantu pasien menyadari bahwa

    pengalamannva adalah normal.

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    4/12

    7. Bantu pasien menyusun rencana yang menggunakan keyakinan untuk

    mening- katkan kemampuan koping terhadap penyakit terminal. Contoh,

    anjurkan membaca bacaan/ doa, mengunjungi tempat ibadah,

    mengunjungi anggota gereja, atau aktivitas lain. Peren- canaan tersebut

    melibatkan pasien dalam menerima diagnosis dan melakukan koping

    terhadap efek jangka panjang penyakitnya.

    8. Izinkan pasien untuk mengungkapkan marah kepada Tuhan. Gunakan

    tcknik mendengar aktif untuk memberikan kesem- patan kepada pasien

    untuk mengeluarkan perasaan, atau sarankan ia untuk memukul bantal

    atau menggunakan benda yang aman untuk mengurangi ketegangan.

    9. Dorong pasien untuk torus mengikuti dialog yang berarti dengan

    penasihat spiritual yang dipilih. Bila penasihat spiritual pribadi tidak

    ada, rekomendasikan ke sumber spiritual di komunitas untuk mendorong

    eksplorasi tentang bagaimana keyakinan memaknai pengalaman sakit.

    Dokumentasi

    - Pernyataan pasien tentang konflik antara kepercayaan spiritual atau

    religius dan diagnosis penyakit terminal

    - Observasi keputusan pasien untuk menguatkan, mejnodifikasi, atau

    menolak kepercayaan religius

    - Tahap duka cita adaptif sesuai yang di- tunjukkan oleh perilakunya

    - Intervensi untuk membantu pasien mengidentifikasi cara yang positif dan

    negatif dalarn menggunakan keyakinan untuk memaknai pengalaman

    sakit

    - Respons pasien terhadap intervensi keperawatan

    - Evaluasi masing-masing hasil yang diharapkan.

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    5/12

    DISTRES SPIRITUAL

    Yang berhubungan dengan terpisah dari ikatan keagamaan dan budaya

    Definisi

    Terpisah atau terasing dari tradisi atau nilai keagamaan.

    Pengkajian

    - Status budaya, meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, kewarganegaraan, ras,

    suku bangsa; sikap terhadap kesehatan dan penyakit; kebiasaan, praktik, dan

    ritual kesehatan

    - Status keluarga, meliputi status perkawinan; peran keluarga, meliputi

    perasaan pasien bahwa kematiannya akan membuat perubahan fungsi

    keluarga; komunikasi keluarga; kemampuan keluarga untuk memenuhi

    kebutuhan fisik dan emosional pasien; pentingnya identifikasi keagamaan

    bagi anggota keluarga; sejauh mana agama menetapkan sistem nilai, norma,

    dan perbuatan; pola koping

    - Status psikologis, meliputi perubahan nafsu makan, tingkat energi, motivasi,

    higiene, citra diri, pola tidur; hasrat seksual; dampak kondisi medis

    (diagnosis, gejala, prognosis, kronologi penyakit); perubahan gaya hidup dan

    kemampuan pasicn dalam memenuhi tujuan hidup; makna kondisi medis bagi

    pasien; perubahan hidup, meliputi awitan eksaserbasi kondisi medis, perasaan

    tanggung jawab terhadap kondisi, manifestasi penyakit dan derajat gangguan

    fungsi; Brief Psychiatric Rating Scale, Mini Mental Status Examination.

    - Status sosial, meliputi menarik diri, kurang kontak mata, suka mengganggu,

    respons tidak sesuai, penurunan kemampuan berfungsi dalam peran sosial

    dan pekeijaan

    - Status spiritual, meliputi agama yang dianut, persepsi terhadap praktik

    keyakinan dan keagamaan saat ini, kepercayaan spiritual yang terkait dengan

    distres saat ini, perubahan praktik spiritual, hubungan antara kepercayaan

    spiritual dan kehidupan sehari-hari (pengaruh penguatan dan penolakan hidup),

    kebutuhan spiritual yang tidak terpenuhi (maksud dan tujuan, rasa cinta dan

    hubungan, memaafkan); menangis, fanatisme, putus asa, menarik diri

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    6/12

    Batasan karakteristik

    - Menanyakan makna eksistensi diri

    - Menanyakan makna penderitaan

    - Mencari bantuan spiritual

    - Tampak marah kepada Tuhan

    - Tampak mengalami penurunan atau mcnolak untuk berpartisipasi dalam

    praktik kcagamaan yang biasa dilakukan

    - Tampak mcngalihkan marah terhadap pemuka agama

    - Mengungkapkan keluhan secara verbal tentang makna hidup dan kematian

    atau sistem kepercayaan

    - Menyatakan konflik internal tentang kepercayaan

    Diagnosis medis yang bernubungan (dipilih)

    Diagnosis ini dapat terjadi pada semua pasien rawat inap, bergantung pada faktor

    individu dan lingkungan.

    Hasil yang diharapkan+

    - Pasien menyampaikan konflik tentang kepercayaan.(1,2)

    - Pasien mengidentifikasi sumber konflik spiritual. (3,4)

    - Pasien menentukan segala bantuan spiritual yang diperlukan. (5,6,7)

    - Pasien mendiskusikan kepercayaan yang berkaitan dengan praktik

    keagamaan. (8,9)

    - Pasien mengidentifikasi teknik koping untuk mengatasi ketidaknyamanan

    spiritual. (1,2,3,4,5,6,7,8,9)

    - Pasien mengungkapkan kenyamanan spiritual. (3,4,5,6,7,8,9)

    Intervensi dan rasional

    10. Dengarkan isyarat yang menunjukkan perasaan pasien ("Mengapa Tuhan

    melakukan ini padaku?" atau "Tuhan menghukumku"). Mendengar aktif

    menunjukkan perhatian terhadap pasien dan memungkinkan perawat

    untuk mendengar pesan penting yang mengindikasikan distres spiritual.

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    7/12

    11. Lakukan pendekatan kepada pasien dengan eara yang tidak menghakimi

    untuk berfokus pada perasaan pasien, tanpa menilai mereka benar atau

    salah, baik atau buruk.

    12. Kenali keluhan spiritual pasien dan dorong untuk mengungkapkan pikiran

    dan perasaan untuk menibantu membangun hubungan terapeutik.

    13. Bantu pasien mendefinisikan dalam istilah konkret tentang masalah yang

    mengakibatkan konflik internal. Ini merupakan langkah pertama dalam

    menyusun strategi untuk mengatasi konflik.

    14. Atur kunjungan rohaniwan, bila memungkinkan, sehingga dapat

    menggunakan sumber spiritual dari ahli agama untuk membantu pasien.

    15. Dorong pasien untuk tetap melakukan prak- tik keagamaan

    selama.hospitalisasi; lakukan apa pun yang diperlukan untuk

    memudahkannya. Contoh :

    a. Bila pasien biasa membaca kitab suci dan tidak metnilikinya, bantu

    untuk memperolehnya.

    b. Bila seorang pria Yahudi menggunakan yarmulke, izinkan ia untuk

    tetap menggunakannya bila memungkinkan.

    c. Apabila makanan tertentu dilarang atau diperlukan, sesuai tradisi

    keagamaan pasien, upayakan untuk mengomunikasikan kebutuhan

    tersebut ke bagian gizi dan pastikan bahwa kebutuhan tersebut

    dipenuhi.

    Tindakan tersebut menunjukkan perhatian, penerimaan, dan dukungan

    untuk pasien.

    16. Komunikasikan dan kolaborasikan dengan pendeta pasien atau rohaniwan

    rumah sakit, bila memungkinkan, untuk memberikan perawatan yang

    konsisten dan menyediakan data yang lebih komplet.

    17. Atur supaya pasien memiliki benda di samping tempat tidur yang

    memberikan kenyamanan spiritual (Injil, serban, gambar, patung, rosario).

    Benda spiritual tersebut secara signifikan dapat memengaruhi

    kemampuan pasien untuk menurunkan konflik.

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    8/12

    18. Berikan privasi selama pasien dikunjungi oleh pendeta atau rohaniwan

    rumah sakit untuk menunjukkan respek terhadap hubungan pasien dengan

    rohaniwan.

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    9/12

    Dokumentasi

    - Ungkapan keluhan pasien tentang masalah spiritual, baik langsungatau

    tersirat

    - Observasi tentang distres spiritual atau kesejahteraan pasien

    - Intervensi yang di lakukan untuk. meningkatkan kenyamanan spiritual

    - Observasi respons pasien terhadap intervens

    - Evaluasi masing-masing hasil yang diharapkan.

    RESIKO DISTRES SPIRITUAL

    Definisi

    Berisiko terpisah dari ikatan religius dan kultural.

    Pengkajian

    - Riwayat kesehatan, meliputi penyakit debilitas (contoh, artritis reumatoid);

    penyakit terminal; kanker rekuren; kondisi yang mengubah citra tubuh(contoh, luka bakar, jaringan parut); kckambuhan atau pemburukan penyakit

    neurologis (contoh, sklerosis multipel); alkoholisme, depresi, penyalahgunaan

    obat; cedera traumatik mayor.

    - Dampak penyakit, ccdera, atau disabilitas yang dialami saat ini terhadap gaya

    hidup

    - Status spiritual, keyakinan yang dianut, kepercayaan, praktik keagamaan;

    hubungan dengan pemuka agama (pendeta, kyai, rabi); kepercayaan tentanghidup, mati, penderitaan.

    - Status psikologis, meliputi perscpsi tentang diri, citra tubuh, kemampuan

    mengatasi masalah, mekanisme koping; sumber dukungan (keluarga,

    pasangan, tcman, pemberi asuhan); perscpsi terhadap diagnosis medis atau

    masalah kesehatan (kemajuan, keparahan, prognosis, pilihan penanganan);

    reaksi terhadap penyakit, ccdera atau disabilitas; citra diri, alam perasaan,

    perilaku, motivasi, tingkat energi; stresor (keuangan, pekerjaan, perselisihan

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    10/12

    perkawinan atau pasangan, kehilangan karena kematian atau perpisahan);

    pengungkapan dukacita; perubahan pola tidur

    - Status keluarga, meliputi status sosio-ekonomi; kualitas hubungan; pola

    komunikasi, metode pcnyelesaian konflik; kemampuan anggota keluarga untuk

    memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan sosial pasien; tujuan keluarga.

    Faktor risiko

    - Perubahan kemampuan untuk melakukan praktik religius karena

    penyakit atau hospitalisasi

    - Gangguan sistem kepercayaan

    - Kurang dukungan yang berkenaan dengan kepercayaan dan praktik

    religius

    - Kehilangan nafsu makan, gangguan pola tidur, perubahan pola latihan

    fisik dan pola makan

    - Baru saja mengalami peristiwa yang mengancam jiwa (seperti cedera

    traumatik atau luka bakar yang parah) yang mengakibatkan disabilitas.

    - Pernyataan yang mcngindikasikan keraguan dan kchampaan spiritual

    - Kepercayaan dan praktik religius yang kuat

    Diagnosis medis yang bernubungan (dipilih)

    Penyakit metastatik lanjut, penyakit ginjal stadium akhir, cksaserbasi atau

    kekambuhan sklerosis multipel, infark miokard, kekambuhan kanker,

    penyakit terminal, gangguan kejang tak terkontrol.

    Hasil yang diharapkan+

    - Pasicn mendiskusikan kepercayaan religiusnya saat ini. (1,2,3,4,5)

    - Pasien mendiskusikan efek penyakit, cedera, atau disabilitas terhadap

    kepercayaan dan praktik spiritual. (3,4,5,7).

    - Pasien menggunakan teknik koping yang sehat untuk mempertahankan

    kesejahteraan spiritual. (5,6,7)

    - Pasien mengungkapkan perasaan kesejahteraan spiritual. (7,8,9)

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    11/12

    - Pasien didukung dalam upayanya mengikuti secara spiritual dalam

    melakukan koping terhadap penyakit, cedera, atau disabilitas. (5,6,7,8,9)

    - Pasien mcnghubungi anggota keluarga, pasangan, kyai, pendeta, rabi,

    atau yang lainnya untuk mendapatkan bantuan. (10,11)

    Intervensi dan rasional

    1. Kaji arti pentingnya spiritual dalam kehidupan pasien dan dalam koping

    terhadap penyakit. Perhatikan partisipasi pasien dalam ritual dan praktik

    keagamaan serta keinginan pasien untuk mendiskusikan kepercayaan

    spiritual. Kaji dampak penyakit, cedera, atau disabiiitas terhadap

    pandangan spiritual fiasien.

    Pengkajian yang akurat tentang arti spiritual bagi pasien diperlukan

    sebelum melalaikan intervensi.

    2. Kaji keinginan pasien untuk membantu koping terhadap masalah spiritual

    untuk menentukan sejauh mana pasien termotivasi untuk membicarakan

    keluhan spiritual dan terbuka untuk menerima bantuan dari orang lain.

    3. Ungkapkan keinginan untuk mendiskusikan spiritualitas bila pasien

    menghendaki untuk mengurangi isolasi dan membuat masalah spiritual

    menjadi terbuka.

    4. Dorong pasien untuk membicarakan kepercayaan dan praktik religius.

    Dengarkan . secara aktif ketika pasien membicarakan keluhan

    spiritualnya untuk mettumbuhkan diskusi terbuka.

    5. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan

    pengalaman yang mengancam jiwanya saat ini untuk membantunya

    mengklarifikasi dan melakukan koping terhadap perasaannya.

    6. Komunikasikan kepada pasien bahwa Anda menerima ungkapan keluhan

    spiritualnya, walaupun perasaannya marah dan negatif,. untuk

    meyakinkan pasien bahwa perasaannya benar.

    7. Tunjukkan kesediaan untuk berdoa bersama pasien, bila ia menghendaki,

    untuk memberikan dukungan spiritual.

  • 7/30/2019 Distres Spiritual

    12/12

    8. Pertahankan perilaku yang tidak menghakimi. Pertahankan percakapan

    berfokus pada nilai spiritual pasien untuk mempertahankan nilai

    terapeutik interaksi Anda dengan pasien.

    9. Berikan kontinuitas praktik religius pasien (contoh, bantu ia mendapatkan

    benda ritual dan menghormati pembatasan diet, bila mungkin) untuk

    menunjukkan dukungan dan menyampaikan kepedulian dan penerimaan

    terhadap pasien.

    10. Atur kunjungan oleh rohaniwan, bila memungkinkan, untuk memberikan

    dukungan kemampuan spiritual terhadap pasien. Berikan privasi selama

    kunjungan.

    11. Kolaborasi dengan rohaniwan atau rohaniwan rumah sakit dalam

    menyusun rencana untuk mengintegrasikan intervensi spiritual dalam

    perawatan pasien untuk men jamin kontinuitas perawatan.

    Dokumentasi

    - Pernyataan pasien mengenai kepercayaan dan praktik religius

    - Pernyataan pasien yang mengindikasikan efek krisis saat ini terhadap

    pandangan spiritual

    - Pernyataan pasien tentang ritual dan praktik yang dapat membantu

    mempertahankan kesejahteraan spiritual

    - Pernyataan pasien yang mengindikasikan keefektifan intervensi untuk

    meningkatkan kesejahteraan spiritual

    - Kunjungan oleh penasihat spiritual yang dipilih

    - Rujukan tambahan ke pemuka agama atau rohaniwan rumah sakit

    - Evaluasi masing-masing hasil yang diharapkan