disparitas putusan sanksi denda pada...

171
DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA PERSEKONGKOLAN TENDER (Studi Putusan MA Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) OLEH : NANDA NARENDRA PUTRA NIM : 1111048000045 K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1436 H/ 2015 M

Upload: nguyenanh

Post on 06-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA

PERSEKONGKOLAN TENDER

(Studi Putusan MA Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

OLEH :

NANDA NARENDRA PUTRA

NIM : 1111048000045

K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H/ 2015 M

Page 2: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA

PERSEKONGKOLAN TENDER

(Studi Putusan MA Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

Nanda Narendra Putra

Nim : 1111048000045

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum Nur Habibi, S.HI., M.H.

NIP. 196509081995031001 NIP.197608172009121005

K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H/ 2015 M

Page 3: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi
Page 4: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar strata I (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Februari 2015

Nanda Narendra Putra

Page 5: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

v

ABSTRAK

NANDA NARENDRA PUTRA. NIM 1111048000045. DISPARITAS

PUTUSAN SANKSI DENDA PADA PERSEKONGKOLAN TENDER (Studi

Putusan MA Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013). Program Studi Ilmu Hukum,

Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1436H/ 2015M. xii + 87 halaman + 5 halaman

Daftar Pustaka + Lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang disparitas sanksi denda

administratif pada kasus persekongkolan tender di Indonesia, khususnya pada

upaya hukum Keberatan pada Pengadilan Negeri hingga Kasasi pada Mahkamah

Agung dalam Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-

KPPU/2013. Dalam penelitian ini akan dibahas faktor-faktor apa yang

menyebabkan terjadinya disparitas dalam menjatuhkan sanksi denda administratif

mulai dari penanganan perkara oleh Komisi Pengawas Perasaingan Usaha

(KPPU), upaya Keberatan pada Pengadilan Negeri, dan upaya Kasasi pada

Mahkamah Agung.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Yuridis

Normatif, yaitu penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat

dalam peraturan perundang-undangan. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini, diantaranya Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach),

Pendekatan Sejarah (Historycal Approach) dan Pendekatan Kasus (Case

Approach). Undang-undang yang digunakan, diantaranya Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

Sehat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama ini disparitas besaran nilai

sanksi denda administratif dalam kasus Persekongkolan Tender terjadi karena

perbedaan pendapat Majelis Komisoner KPPU dan Majelis Hakim pada

Mahkamah Agung dalam memberikan pertimbangan . Selain itu juga secara

yuridis rumusan norma dalam Pasal 47 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1999 tentang

sanksi denda administratif membuat potensi penjatuhan sanksi denda yang

bervariasi (disparitas).

Kata kunci : Disparitas, Sanksi Denda, Persekongkolan Tender, KPPU,

Putusan Mahkamah Agung.

Pembimbing : Drs. Abu Tamrin, SH., M.Hum.

Nur Habibi, SH.I., MH.

Daftar Pustaka : Tahun 1986 sampai Tahun 2013

Page 6: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam yang hanya dengan

hidayah dan nikmat dari-Nya lah skripsi penulis yang berjudul ”DISPARITAS

PUTUSAN SANKSI DENDA PADA PERSEKONGKOLAN TENDER (Studi

Putusan MA Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013)” dapat terselesaikan dengan

baik. Ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum

pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad

Saw. beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Tidak mudah bagi penulis untuk membuat membuat karya seperti ini

dikarenakan berbagai keterbatasan yang dimiliki, namun hal ini penulis jadikan

motivasi rangkaian pengalaman hidup yang berharga. Selesainya penelitian ini

tidak terlepas dari elaborasi keilmuan yang penulis dapatkan dari kontribusi

banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin sampaikan

setulus hati ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode tahun 2015-2018 dan Dr. J.M.

Muslimin, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta periode tahun 2014-2015.

2. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., MH., Ketua Program Studi Ilmu Hukum

dan Arip Purkon, MA., Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sudah memberikan waktu luang, saran, dan

masukan dalam kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Abu Tamrin, SH., M.Hum., Dosen Pembimbing I dan Nur Habibi, SH.I.,

MH., Dosen Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan bimbingan,

arahan, saran, kritik dan masukan serta persetujuan terhadap skripsi ini dan

dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak atas kesediaan

meluangkan waktu, tenaga, dan perhatiannya kepada Penulis, semoga Allah

Swt. membalas kebaikan beliau.

4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang telah bersedia memberikan

data dan juga wawancara untuk kepentingan penulisan skripsi ini.

5. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pimpinan

Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah yang

telah memudahkan Penulis dalam mencari informasi berupa buku-buku serta

penelitian selama proses penulisan skripsi ini.

6. Ahmad Bahtiar, M.Hum., Dosen Pembimbing Akademik yang selalu ramah

dan terbuka dengan Penulis. Selain itu juga selalu siap dan mempermudah

Penulis dalam mengurus segala sesuatu birokrasi selama menjadi Mahasiswa

di Ilmu Hukum FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

vii

7. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya dosen pada Program Studi Ilmu Hukum yang telah memberikan

bekal kepada Penulis selama ini sehingga pada akhirnya tulisan ini dapat

diselesaikan oleh Penulis. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat buat

Penulis dan orang banyak serta mendapat balasa dari Allah Swt.

8. Kedua orang tua Penulis, (Almarhum) Papa Raden Mas Sudarendro Nawanto,

semoga tenang disana dan Mama Nining Martiningsih agar selalu diberi

kesehatan dan selalu mendoakan dan memberikan dukungan sekaligus

menjadi inspirasi penulis dalam menulis tulisan ini. Tanpa mereka Penulis

tidak bisa menjadi seperti sekarang ini. Tidak lupa untuk kakak dan adik

penulis, (Almarhumah) Nian Rhenanda Ayu, semoga tenang disana dan

Nandini Anugerah Ramadani Putri, yang semoga juga bisa menjadi sarjana.

9. Muhammad Yasin, S.H., M.H selaku Redaktur Media Hukumonline.com yang

telah banyak berkontribusi dalam penulisan skripsi ini. Mulai dari pemberian

atas saran isu yang akan diteliti hingga sampai pada proses teknis penulisan

skripsi ini. Berkat bimibingan, saran, dan motivasi darinya, Penulis juga

akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Abdul Razak Asri, S.H selaku Pemimpin Redaksi Media Hukumonline.com

yang memberikan kesempatan kepada Penulis untuk belajar menjadi Reporter

atau Jurnalis. Dimana atas kesempatan itu, Penulis bisa mendapatkan akses

berupa kemudahan-kemudahan dalam bertemu narasumber yang terkait

dengan skripsi ini. Selain itu, mendapat akses untuk memperoleh buku-buku

atau daftar bacaan koleksi milik Hukumonline.com dan koleksi Daniel S Lev

Law Library.

11. Mochamad Isnaeni dan Vini selaku Humas KPPU serta Pak Dendy R.

Sutrisno, selaku Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri yang telah

membantu Penulis dalam meminta data dan wawancara ditengah kesibukan

yang penulis ketahui dan masih menyempatkan untuk bisa wawancara secara

pribadi di luar KPPU, terima kasih atas perhatiannya selama ini.

12. Pimpinan Perpustakaan Daniel S. Lev Law Library, beserta staf dan

jajarannya yang telah memberikan kemudahan pada Penulis dalam mengakses

buku-buku, Jurnal, dan bacaan lainnya serta membolehkan meminjam buku-

buku kepada Penulis dalam waktu yang relatif lama.

13. Erista Kurnia Putri, S.H selaku teman, sahabat, terkadang rival bagi Penulis

yang telah memberikan motivasi, semangat, dan dorongan agar cepat-cepat

menyelesaian skripsi ini agar memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H). Penulis

berjanji dengannya agar bisa menjadi Jaksa Penuntut Umum yang sukses dan

bisa menjadi calon kuat the next Jaksa Agung, Amin yaa rabbal allamin.

14. Dwi Puji Apriyantok selaku teman dan sahabat dalam melakukan

persekongkolan tender. Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga

saat ini masih menjadi teman berdebat dan bermain. Sukses bareng-bareng

pak!.

15. Teman-teman yang tergabung dalam Skripsweet (group whatsapp menjelang

skripsi), Azhar Nur, Dwi Puji, Ridwan Ardy, Rizky Firdaus, Ayu Eza, Ade

Putra, Gari Ichsan, Mazda Hamdi, Ahmad Bustomi, dan Rizki Arisandi yang

selalu update informasi-informasi terkini seputar dunia kampus yang terkait

Page 8: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

viii

dengan skrispi, ujian kompre, hingga sidang. Terima kasih telah tergabung

didalamnya, always update!.

16. Teman-teman Hukum Bisnis 2011, Fadilah Haidar, Dandy Hernandy,

Ismadani, Ahmad Ulama, Ryan Rizki, Fahmi Baharudin, Marwan, Adri,

Shinta, Lidia, Fitri, Clara, Citra, Dita, Alif, Dini, Icha, Hilda, Tami, Khadafi,

Banun, Afwan, Andrio, Angga, Ian, Lisan, Rifki, Hambali, Nevo, Matsyah,

Rudi, Syawal, dll yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Semoga kita semua

menjadi lulusan yang sukses!

17. Teman-teman Redaksi di Hukumonline.com, kakak dan abang Ali, Jimi,

Abon, Hasyri, Fitri, Kartini, Riri, Rofiq, Fathan, Agus, Reza, Eni, Amrie.

18. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah Swt.

memberikan berkah serta karunia dan membalas kebaikan mereka, amin yaa

raball allamin.

Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih dan maaf yang sebesar-

besarnya apabila terdapat kata-kata di dalam penulisan skripsi ini yang membuat

tidak berkenan bagi pihak tertentu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Sekian dan

terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, 19 Februari 2015

Penulis.

Page 9: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMIBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERTANYAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 8

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ...................................................... 8

F. Kerangka Konseptual ............................................................................ 10

G. Metode Penelitian ................................................................................. 12

H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 17

BAB II KAJIAN TEORI MENGENAI PERSEKONGKOLAN TENDER .. 21

A. Pemahaman Persekongkolan Tender dalam Hukum Persaingan Usaha20

1. Pengertian Tender Secara Umum dan Berdasarkan UU Nomor 5

Tahun 1999 ..................................................................................... 20

2. Ruang Lingkup Persekongkolan Tender Secara Umum dan

Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1999 .......................................... 22

3. Dampak Persekongkolan Tender Pada Persaingan Usaha .............. 27

B. Penanganan Persekongkolan Tender di KPPU .................................... 30

1. Alat Bukti Pemeriksaan di KPPU ................................................... 30

2. Pembuktian Persekongkolan Tender di KPPU ............................... 33

3. Upaya Hukum Keberatan, Kasasi, dan Eksekusi Putusan .............. 36

Page 10: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

x

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI SANKSI DALAM HUKUM

PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA ........................................... 44

A. Sanksi dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia ........................ 44

B. Sanksi Denda Administratif ................................................................ 45

C. Sanksi Pidana Denda ............................................................................ 48

D. Sanksi Pidana Tambahan ..................................................................... 51

BAB IV ANALISIS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA

PERSEKONGKOLAN TENDER DI PROVINSI SUMATERA

SELATAN ............................................................................................... 53

A. Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-

KPPU/2013 Kasus Lelang Pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan. .. 53

1. Kasus Posisi .................................................................................... 53

2. Argumen Para Pihak ....................................................................... 56

3. Pendapat Majelis Hakim ................................................................. 57

B. Analisis Disparitas Sanksi Denda dalam Putusan Mahkamah Agung

Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013........................................ 59

1. Eksekusi Putusan dan Sikap Para Pihak Terhadap Putusan ........... 59

2. Analisis Disparitas Penerapan Sanksi Denda ................................ 61

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85

A. Kesimpulan ........................................................................................ 85

B. Saran ................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88

LAMPIRAN

Page 11: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Data/ Wawancara kepada Ketua Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU)

2. Surat Keterangan telah melakukan wawancara di KPPU

3. Hasil wawancara dengan pihak KPPU

4. Putusan MA Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013.

Page 12: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan atas hukum

sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945)

yang berbunyi: ―Negara Indonesia adalah negara hukum‖. Oleh sebab itu,

segala aspek kehidupan baik pada sektor pelayanan publik, pendidikan,

ekonomi, sosial-budaya, dan sebagainya haruslah tetap berpegang teguh

terhadap hukum yang berlaku di Indonesia. Segala bentuk atau tindakan

yang melanggar atau menodai kemurnian hukum yang berlaku di

Indonesia, maka disanalah ditegakkan kedaulatan hukum.

Berdasarkan pertimbangan untuk memulai penegakan hukum pada

suatu sistem ekonomi yang demokratis tanpa adanya pihak yang

menguasai, pada tanggal 5 Maret 1999 telah diundangkan Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara 1999-33) (selanjutnya disebut UU

No. 5 Tahun 1999).1 Sejarah pembentukan UU No. 5 Tahun 1999 kala itu

dibentuk berdasarkan hasil inisiatif DPR Indoneisa sejak NKRI terbentuk.2

1 Tim Dosen Pengajar FHUI, Pengantar Hukum Persaingan Usaha, tanpa cetakan,

(Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008), h. 3.

2 Rachmadi Usman, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, tanpa cetakan, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 6.

Page 13: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

2

Pemerintah Indonesia saat ini berusaha mewujudkan

penyelenggaraan negara yang bersih sebagai upaya mewujudkan sistem

pemerintahan yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga

menimbulkan kewibawaan di sektor lainnya terutama dalam hal

penegakan hukum. Salah satu upaya mewujudkan keinginan tersebut,

pemerintah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

(selanjutnya disebut Keppres No. 80 Tahun 2003).

Pembentukan peraturan ini bertujuan agar pengadaan barang/jasa

instansi Pemerintah dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, dengan

prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka, dan perlakuan yang adil dan

layak bagi pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik

dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas

Pemerintah dan pelayanan masyarakat.

Istilah manipulasi sering dipersamakan dengan persekongkolan

dalam ranah kegiatan tender di Indonesia. Hal tersebut (manipulasi atau

persekongkolan) oleh masyarakat hampir selalu berkonotasi negatif. Hal

ini terlihat dari berbagai kamus, salah satunya Kamus Besar Bahasa

Indonesia yang mengartikan kata ‗persekongkolan‘ sebagai permufakatan

atau kesepakatan untuk melakukan kejahatan.3

Hal serupa juga disebutkan dalam Black‘s Law Dictionary,

persekongkolan atau conspiracy didefinisikan sebagai penyatuan (maksud)

3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 893.

Page 14: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

3

antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk menyepakati tindakan

melanggar hukum atau kriminal melalui upaya kerjasama.4 Manipulasi

atau persekongkolan penawaran tender (bid rigging) termasuk salah satu

perbuatan yang dianggap merugikan negara, karena terdapat unsur

manipulasi harga penawaran, dan cenderung menguntungkan pihak yang

terlibat dalam persekongkolan.

Persekongkolan tender sendiri di Indonesia akan mengakibatkan

kegiatan pembangunan yang berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) dikeluarkan secara tidak bertanggung jawab dan

pemenang tender yang bersekongkol mendapatkan keuntungan jauh di atas

harga normal, namun kerugian tersebut dibebankan kepada masyarakat

luas. Dalam cabang ilmu Sosiologi, tipe kejahatan ini merupakan ekses

dari perkembangan ekonomi yang terlalu cepat dan hanya menekankan

pada aspek material-finansial belaka.5

Penegakan hukum persaingan usaha salah satunya dapat dilakukan

oleh lembaga yang berwenang di bidang persaingan usaha, yaitu Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). KPPU memiliki kewenangan yang

setara dengan penegak hukum lainnya (Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan

Mahkamah Agung) akan tetapi KPPU hanya dapat menjatuhkan sanksi

administratif. Hal tersebut disebutkan pada Pasal 47 UU No. 5 Tahun

1999, bahwa KPPU memiliki kewenangan untuk menjatuhkan sanksi

4 Black‘s Law Dictionary, Fifth Edition (St. Paul Minn.: West Publishing, 1979), p. 280.

5 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Cet. Ke- 29, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2000), h. 409.

Page 15: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

4

administratif.

Walaupun KPPU hanya memiliki otoritas menjatuhkan sanksi

administratif terhadap para pihak akan tetapi UU No. 5 Tahun 1999

mengatur mengenai pemberian sanksi berupa denda administratif yang

dicantumkan dalam diktum atau amar putusan.6 Hal tersebut diatur dalam

Pasal 47 ayat (2) huruf g UU No. 5 Tahun 1999, yaitu:

―Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp. 1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000,00 (dua

puluh miliar rupiah).‖

KPPU dapat menjatuhkan sanksi administratif berupa denda

administratif tersebut secara kumulatif ataupun alternatif. Namun

demikian terdapat ketidakjelasan mengenai sanksi tersebut sehingga pada

tanggal 31 Juli 2008, KPPU menerbitkan aturan teknis soal denda dan

ganti rugi yang diatur dalam Keputusan KPPU Nomor

252/KPPU/Kep/VII/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal

47 UU No. 5 Tahun 1999 (selanjutnya disebut Pedoman Pelaksanaan Pasal

47 UU No. 5 Tahun 1999).7

Namun mengenai besaran pembebanan sanksi denda tersebut

belum ada standar yang secara baku menjadi rujukan oleh Majelis

Komisioner di KPPU meskipun telah ada Pedoman Pelaksanaan Pasal 47

UU No. 5 Tahun 1999. Sehingga memerlukan pedoman pelaksanaan yang

lebih rinci karena tidak cukup jika hanya dibentuk pedoman untuk

6 Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Kontex, tanpa cetakan,

(Jakarta: Deutsche Gesellschaft fur Lechnische Zusammenarbeit (GTZ) GMBH, 2009), h. 343.

7 Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Kontex, h. 343.

Page 16: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

5

menetapkan ukuran mengenai besaran nilai sanksi denda tersebut.

Kaitannya dengan hal tersebut, penjatuhan sanksi denda administratif

merupakan suatu upaya penegakan hukum persaingan usaha yang

dilakukan oleh KPPU selaku lembaga yang berwenang melakukan

pemeriksaan dan memberi putusan awal.

Berkaitan dengan hal itu, maka penulis memfokuskan pada aspek

sanksi denda administratif dalam pelanggaran terhadap persekongkolan

tender. Sebab menurut penulis terjadi suatu disparitas atas putusan sanksi

denda adminsitratif tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

‘disparitas‘ berarti perbedaan atau jarak.8 Sedangkan menurut Black‘s Law

Dictionary, kata ‗disparitas‘ diartikan sebagai ketidaksetaraan atau

perbedaan kuantitas atau kualitas antara dua atau lebih dari sesuatu.9

Secara yuridis formal, kondisi ini (diparitas) tidak dapat dianggap

telah melanggar hukum, meskipun demikian seringkali orang melupakan

bahwa elemen ‗keadilan‘ pada dasarnya harus melekat pada putusan yang

diberikan oleh hakim.10

Pada kasus yang coba penulis angkat adalah disparitas atas penjatuhan

sanksi denda administratif pada persekongkolan tender. Hal ini menjadi

sesuatu yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebab beberapa

8Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 270.

9 Black‘s Law Dictionary, Fifth Edition (St. Paul Minn.: West Publishing, 1979), P. 482.

10

Harkristuti Harkrisnowo, Rekonstruksi Konsep Pemidanaan: Suatu Gugatan terhadap

Proses Legislasi dan Pemidanaan di Indonesia, dalam majalah KHN Newsletter, Edisi April 2003,

(Jakarta: KHN, 2003), h. 28.

Page 17: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

6

putusan KPPU pada kasus persekongkolan tender diputus dan dijatuhkan

sanksi denda administratif yang bervariasi (disparitas). Sehingga

disparitas putusan sanksi denda yang dilakukan KPPU perlu dikaji agar

memperoleh suatu kepastian hukum bagi para pihak serta sejalan dengan

tujuan penjatuhan sanksi denda administratif.

Selain itu berdasarkan Laporan Tahunan KPPU Tahun 2013,

sebanyak 150 laporan (78,5%) yang masukdi KPPU merupakan kasus

persekongkolan tender. Sisanya sebesar 41 laporan (21,5%) dari total 191

laporan yang ditangani KPPU adalah laporan non-tender.11

Sehingga aspek

persekongkolan tender begitu menarik untuk dibahas dan dilakukan

penelitian lebih mendalam.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan kajian mendalam terkait dengan disparitas penjatuhan sanksi

administratif berupa sanksi denda pada kasus persekongkolan tender di

Indonesia yang ditangani oleh KPPU dengan menerapkan dalam kasus

persekongkolan tender yang diputus oleh Mahkamah Agung, yakni

Putusan MA Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013. Penelitian ini diberi judul

sebagai berikut:

“DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA

PERSEKONGKOLAN TENDER (Studi Putusan MA Nomor 118

K/Pdt.Sus-KPPU/2013)”

11 KPPU RI, Laporan Tahunan Tahun 2013, (Jakarta: KPPU, 2013), h. 3.

Page 18: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

7

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini tidak membahas aspek Hukum Persaingan Usaha

secara umum melainkan hanya membahas pada salah satu aspek,

yaitu Persekongkolan Tender. Kemudian pada aspek Persekongkolan

Tender ini yang digali oleh penulis juga menyempit kepada ranah

penegakan hukum pada penegakan Hukum Persaingan Usaha, yaitu

fokus terhadap penjatuhan sanksi berupa sanksi denda administratif.

Sebagai bahan penelitian juga penulis hanya berfokus melakukan

analisis pada Putusan Mahkamah Agung terkait dengan kegiatan

Persekongkolan Tender pada tahun 2010, yaitu Putusan MA Nomor

118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013.

2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan pembatasan masalah

sebagaimana diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan yang

dibahas dalam proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana KPPU menerapkan dan merumuskan sanksi denda

serta melaksanakan eksekusi pada kasus persekongkolan tender?

b. Apakah disparitas sanksi denda administratif pada Putusan

Mahkamah Agung Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013 telah

sesuai dengan tujuan penjatuhan sanksi denda dan memenuhi

kepastian hukum?

Page 19: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian:

a. Untuk mengetahui KPPU menerapkan sanksi denda dan

melaksankan eksekusi dalam Persekongkolan Tender.

b. Untuk mengetahui disparitas sanksi denda pada Putusan

Mahkamah Agung Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013.

2. Manfaat

a. Memberikan sumbangan pikiran bagi keilmuan khususnya ilmu

yang berkaitan dengan Hukum Persaingan Usaha.

b. Untuk memberikan masukan kepada lembaga-lembaga Negara

dalam hal ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia, dan

Mahkamah

Agung dalam menegakkan hukum berkaitan dengan persaingan

usaha.

c. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi positif

terhadap upaya-upaya penegakkan terhadap persaingan usaha yang

baik dan berkeadilan.

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Penelitian yang terkait dengan skripsi ini berjudul ‖Analisis

Yuridis Putusan KPPU Nomor 16/KPPU-L/2009 Tentang Persekongkolan

Tender Jasa Kebersihan (Cleaning Service) di Bandara Soekarno Hatta‖,

Page 20: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

9

yang disusun oleh Maulana Ichsan Setiadi, Mahasiswa Program Studi

Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

tersebut memberikan penjelasan mengenai prakek persekongkolan tender

dalam pengadaan jasa kebersihan di lingkungan Bandara Soekarno Hatta.

Skripsi tersebut lebih menitik beratkan pada aspek undang-undang, yaitu

dengan melihat rumusan pasal-pasal terhadap kasus yang terjadi di

lapangan.

Adapun skripsi lainnya yang berjudul ‖Analisis Perilaku Conscious

Parallelism dalam Pembuktian Persekongkolan Tender‖, yang disusun

oleh Kristiono Utomo, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas

Indonesia. Skripsi tersebut menjelaskan tentang doktrin Conscious

Pararllelism yang membantu proses pembuktian pelanggaran dalam

praktek persekongkolan tender yang ditangani oleh KPPU. Skripsi tersebut

lebih menitik beratkan pada aspek pelaksanaan doktrin hukum, yaitu

melakukan pembuktian dengan melihat fakta hukum yang dikaitkan juga

dengan doktrin hukum.

Adapun buku terkait yang berjudul ‖Larangan Persekongkolan

Tender (Perspektif Hukum Persaingan Usaha)‖, yang ditulis oleh L. Budi

Kagramanto yang dicetak oleh Penerbit Srikandi tahun 2008. Buku

tersebut membahas aspek persekongkolan tender yang dilihat dari

perspektif hukum persaingan usaha di Indonesia. Sehingga yang

membedakan skripsi dan buku tersebut dengan skripsi yang sedang penulis

angkat adalah dalam skripsi ini penulis fokus membahas mengenai aspek

Page 21: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

10

sanksi denda yang akan dijatuhi apabila tindakan persekongkolan tender

terbukti, sehingga penulis merasa tidak ada kesamaan antara skripsi dan

buku tersebut dengan skripsi yang penulis sedang teliti.

E. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pedoman yang lebih konkrit dari teori,

yang berisikan definisi operasional yang menjadi pegangan dalam proses

penelitian yaitu pengumpulan, pengelolaan, analisis dan kontruksi data

dalam skripsi ini. Adapun beberapa pengertian yang menjadi konseptual

skripsi ini akan dijabarkan dalam uraian dibawah ini:

a. Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan hukum,

baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun

bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan berbagai

kegiatan usaha ekonomi.

b. Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha

dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang,

dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan

hukum atau menghambat persaingan usaha.

c. Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama

yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan

maksud untuk menguasai pasar yang bersangkutan bagi

Page 22: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

11

kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol. Konsep

persekongkolan selalu melibatkan dua pihak atau lebih untuk

melakukan kerjasama. Pembentuk UU memberi tujuan

persekongkolan secara limitatif, yaitu untuk menguasai pasar bagi

kepentingan pihak-pihak yang bersekongkol.

d. Pasar bersangkutan adalah pasar yang terkait dengan jangkauan

atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan

atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang, dan

atau jasa tersebut. Penguasaan pasar merupakan perbuatan yang

diantisipasi dalam persekongkolan, termasuk dalam kegiatan

tender.12

e. Persekongkolan dalam kegiatan tender menurut pengertian di

beberapa Negara merupakan perjanjian beberapa pihak untuk

memenangkan pesaing dalam suatu kegiatan tender.

f. Tender adalah tawaran untuk mengajukan harga untuk memborong

suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atau untuk

menyediakan jasa. Pengertian tender mencakup tawaran untuk

mengajukan harga untuk memborong atau melaksanakan suatu

pekerjaan, mengadakan barang dan atau jasa, membeli suatu

barang dan atau jasa, menjual suatu barang dan atau jasa.13

12

Yakub Adi Krisanto, ―Analisis Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1999 dan Karakteristik

Putusan tentang Persekongkolan Tender‖, Jurnal Hukum Bisnis, vol. 24 No. 2, 2005, h. 42.

13

KPPU RI, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender,

(Jakarta:KPPU, 2005), h. 7.

Page 23: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

12

g. Barang adalah setiap benda, baik berujud maupun tidak berujud,

baik bergerak maupun tidak bergerak yang dapat diperdagangkan,

dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen atau

pelaku usaha. Sedangkan barang tidak berujud diartikan sebagai

jasa.

h. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi

yang diperdagangkan dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh

konsumen atau pelaku usaha.

F. Metode Penelitian

Penulis memperhatikan metode penulisan penelitian dengan

berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dirancang oleh Pusat

Pengembangan dan Penjaminan Mutu (PPJM) pada tahun 2012.

1. Tipe Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis,

dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara

tertentu; sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan

konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu

karangan tertentu.14

Adapun penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang

14 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. Ke-3, (Jakarta: Universitas

Indonesia Press, 1986), h. 42.

Page 24: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

13

didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang

bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu

dengan jalan menganalisisnya.

Tipe penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian yang bersifat yuridis-normatif, yaitu penelitian yang

dilakukan dengan mengacu pada norma hukum dalam ketentuan

perundang-undangan dan keputusan pengadilan serta norma-norma

yang berlaku dalam masyarakat.15

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan tipe penelitian yang bersifat yuridis-

normatif.

Pendekatan yuridis digunakan untuk menganalisis berbagai peraturan

perundang-undangan terkait dengan persekongkolan tender pada

hukum persaingan usaha. Sedangkan pendekatan normatif digunakan

untuk permasalahan berdasarkan konsep-konsep hukum.

Untuk lebih tajam dalam megupas teori-teori terkait dengan judul

yang diangkat, maka penulis memakai beberapa bentuk pendeketan,

diantaranya:

a. Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach)

Dengan pendekatan perundang-undangan ini, penulis dapat

mengupas permasalahan dengan menggunakan peraturan

15 Soerjono Soekanto, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di dalam Penelitian

Hukum, (Jakarta: Pusat Dokumentasi Universitas Indonesia, 1979), h. 18.

Page 25: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

14

perundang-undangan yang berlaku.16

Diantaranya UU

Nomor 5 Tahun 1999, Keppres Nomor 80 Tahun 2003, dsb.

b. Pendekatan Sejarah (Historycal Approach)

Dengan pendekatan sejarah, penulis dapat membandingkan

penanganan kasus serupa yang telah lampau.17

Diharapkan

dengan mengetahui sejarah penanganan kasus pada masa

lalu, dapat ditemukannya suatu gagasan baru yang dapat

dilakukan untuk menyelesaikan kasus-kasus serupa dengan

judul yang diangkat.

c. Pendekatan Kasus (Case Approach)

Dengan pendekatan kasus, penulis dapat mengetahui

putusan-putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap

untuk dianalisis. Dan kemudian dikembangkan serta

dikolaborasikan dengan permasalahan kekinian yang

mungkin dapat dilakukan dengan berpedoman kepada

putusan-putusan.18

Dalam hal ini putusan yang dimaksud

tidak hanya berupa putusan pengadilan melainkan berupa

putusan dari lembaga KPPU, yakni Putusan KPPU Perkara

Nomor 26/LKPPU-L/2010 dan Putusan MA Nomor 118

K/Pdt.Sus-KPPU/2013.

16 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2009 Ed. 1. Cet.5), h.

96.

17

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 126

18

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 199.

Page 26: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

15

3. Sumber dan Kriteria Data Penelitian

Mengenai sumber data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi

ini adalah:

a. Data Primer

Data primer yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah data hasil wawancara dengan pejabat pemerintah yang

terkait dengan masalah persaingan usaha, yaitu Humas KPPU.

b. Data Sekunder

Menurut kekuatan mengikatnya, data sekunder dapat

digolongkan

menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Sumber Bahan Hukum Primer

Sumber bahan hukum primer yang dipergunakan dalam

penulisan skripsi ini yaitu bahan-bahan hukum yang

mengikat19

seperti Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat, Keppres No. 80 Tahun

2003, Putusan Perkara Nomor 26/LKPPU-L/2010 dan

Putusan MA Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013 dan

ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan mengenai

Persaingan usaha.

b. Sumber Bahan Hukum Sekunder

19 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 144.

Page 27: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

16

Sumber bahan hukum sekunder yang dipergunakan

dalam penulisan skripsi ini yaitu bahan-bahan yang

membahas atau menjelaskan sumber bahan hukum

primer yang berupa buku teks, jurnal hukum, majalah

hukum, pendapat para pakar serta berbagai macam

referensi yang berkaitan mengenai Persaingan usaha.

c. Sumber Bahan Hukum Tersier

Sumber bahan hukum tersier yang dipergunakan dalam

penulisan skripsi ini yaitu bahan-bahan penunjang yang

menjelaskan dan memberikan informasi bahan hukum

primer dan bahan hukum sekunder, berupa kamus-

kamus hukum, media internet, buku petunjuk atau buku

pegangan, ensiklopedia serta buku mengenai istilah-

istilah yang sering dipergunakan mengenai hukum

persaingan usaha.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis alat pengumpulan data,

yaitu studi dokumen atau bahan pustaka dan wawancara atau

interview.20

Penulis mencoba menggabungkan kedua alat

pengumpulan data tersebut dalam menganalisis suatu kasus yang

hendak dilakukan penelitian. Studi dokumen merupakan suatu alat

pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan

20 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986), h.21

Page 28: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

17

mempergunakan ‖content analysis‖. Sedangkan wawancara digunakan

oleh penulis sebagai deskripsi tambahan dengan mengeksplorasi dari

hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, yaitu Humas KPPU.

5. Pengolahan dan Analisis Data

Adapun bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder, bahan hukum tersier diuraikan dan dihubungkan sedemikian

rupa sehingga ditampilkan dalam penulisan yang lebih sistematis

untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun

setelah bahan hukum terkumpul, bahan hukum tersebut dianalisis

untuk mendapatkan kesimpulan dengan mempergunakan ‖content

analysis‖.

Content Analysis adalah teknik untuk menganalisa tulisan atau

dokumen dengan cara mengidentifikasi secara sistematis ciri atau

karakter dan pesan atau maksud yang terkandung dalam tulisan dalam

suatu dokumen. Selain itu menganalisis dengan content analysis

membantu penulis dalam membaca serta memahami gagasan dalam

suatu tulisan. Selain itu cara mengolah data dilakukan dengan cara

deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang

bersifat umum terhadap permasalhan konkret yang dihadapi.21

7. Sistematika Penulisan

Adapun dalam penulisan proposal skripsi ini, Penulis membaginya ke

21 Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Cet. Ke-2,

(Malang:Bayumedia Publishing, 2006), h. 393.

Page 29: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

18

dalam lima bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab I ini terdiri dari uraian mengenai latar

belakang permasalahan, pokok permasalahan,

maksud dan tujuan penulisan, manfaat penulisan,

kerangka teori dan kerangka konseptual, metodologi

penulisan dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : KAJIAN TEORI MENGENAI HUKUM

PERSAINGAN USAHA

Dalam Bab II ini terdiri dari uraian yang

menjelaskan kajian konsepsi yang merupakan dasar

dari Persekongkolan tender.

BAB III : TINJAUAN UMUM MENGENAI SANKSI

DALAM HUKUM PERSAINGAN USAHA DI

INDONESIA

Dalam Bab III ini terdiri dari uraian mengenai

sanksi hukum denda dalam Hukum Persaingan

Usaha di Indonesia. Uraian tentang Sanksi-sanksi

denda yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999.

BAB IV : ANALISIS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA

PERSEKONGKOLAN TENDER DI PROVINSI

SUMATERA SELATAN.

Page 30: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

19

Dalam Bab IV ini terdiri dari uraian hasil analisis

yang dikembangkan serta berkaitan dengan teori

pada Bab II dan Bab III. Kemudian analisis atas

Putusan MA Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

dikaitkan dengan sanksi denda dalam Hukum

Persaingan Usaha di Indonesia.

BAB V : PENUTUP

Dalam Bab V ini penulis akan menyimpulkan

materi karya ilmiah dari pokok permasalahan dan

memberikan saran-saran yang berguna bagi negara

Indonesia, lembaga atau instansi terkait serta

masyarakat luas.

Page 31: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

20

BAB II

KAJIAN TEORI MENGENAI PERSEKONGKOLAN TENDER

A. Pemahaman Persekongkolan Tender dalam Hukum Persaingan Usaha

1. Pengertian Tender Secara Umum dan Berdasarkan UU Nomor 5

Tahun 1999

Tender dalam hukum persaingan usaha Indonesia mempunyai

pengertian tawaran untuk mengajukan harga untuk memborong suatu

pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atau untuk menyediakan jasa.

Pengertian tender mencakup tawaran untuk mengajukan harga untuk

memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan, mengadakan barang dan

atau jasa, membeli suatu barang dan atau jasa, menjual suatu barang dan

atau jasa.1 Tawaran dilakukan oleh pemilik kegiatan atau proyek, dimana

pemilik dengan alasan keefektifan dan keefisienan apabila proyek

dilaksanakan sendiri maka lebih baik diserahkan pihak lain yang

mempunyai kapabilitas untuk melaksanakan proyek atau kegiatan.

Permasalahan Tender merupakan salah satu hal yang menjadi

objek dalam Hukum Persaingan Usaha. Tender atau lelang itu sendiri

menurut peraturan perundang-undangan, yaitu:

1) Perpres No. 95 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketujuh Atas Keppres

No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/

Jasa Pemerintah

1KPPU RI, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender,

(Jakarta:KPPU, 2005), h. 7.

Page 32: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

21

Tender atau Pengadaan Barang / Jasa adalah kegiatan pengadaan

barang / jasa yang dibiayai dengan APBN atau APBD, baik yang

diselenggarakan secara swakelola

maupun oleh penyedia barang / jasa.

2) Penjelasan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Tender adalah mengajukan harga untuk memborong suatu

pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atau menyediakan jasa.

Jika pengertian tender atau lelang tersebut disimpulkan, maka

tender sendiri memiliki cakupan yang lebih luas karena tender merupakan

serangkaian kegiatan berupa penawaran mengajukan harga untuk:

1) Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan;

2) Mengadakan atau menyediakan barang dan atau jasa;

3) Membeli barang dan atau jasa;

4) Menjual barang dan/atau jasa, menyediakan kebutuhan barang

dan/atau jasa secara seimbang dengan berbagai dengan syarat yang

harus dipenuhi, berdasarkan peraturan tertentu yang ditetapkan pihak

terkait.

Berdasarkan definisi tersebut, maka cakupan dasar penerapan Pasal

22 UU Nomor 5 Tahun 1999 adalah tender atau tawaran mengajukan

harga yang dapat dilakukan melalui:

1) tender terbuka;

2) tender terbatas;

3) pelelangan umum;

4) pelelangan terbatas.

Mekanisme yang diberikan oleh UU Nomor 5 Tahun 1999

terhadap Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003 merupakan

ketentuan normatif yang melarang pelaku usaha bersekongkol dengan

Page 33: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

22

pihak lain guna mengatur dan atau menentukan pemenang tender yang

dapat mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat. Larangan tersebut

mencakup proses pelaksanaan tender secara keseluruhan yang diawali dari

prosedur perencanaan, pembukaan penawaran, sampai dengan penetapan

pemenang tender. Mekanisme tersebut merupakan payung hukum UU

Nomor 5 Tahun 1999 terhadap Keppres Nomor 80 Tahun 2003, meskipun

Keppres tersebut tidak menempatkan UU Nomor 5 Tahun 1999 sebagai

salah satu landasan hukumnya.

2. Ruang Lingkup Persekongkolan Tender Secara Umum dan

Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1999

Persekongkolan (conspiracy) dalam Black‘s Law Dictionary

diartikan sebagai berikut:

“A combination or confederacy between two or persons formed for

the purpose of commiting by their joint efforts, some unlawful or

criminal act or some act, which is innocent itself, but becomes

unlawful when done concerted action of the conspirators or for the

purpose of using criminal or unlawful means to be commision of

an act not in itself unlawful”.2

Definisi tersebut menegaskan bahwa persekongkolan harus

dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang bertujuan untuk melakukan

suatu tindakan atau kegiatan kriminal atau melawan hukum secara

bersama-sama. Termasuk dalam hal ini adalah persekongkolan dalam

penawaran tender, baik untuk pengadaan barang dan atau jasa di sektor

2 Henry Campbell Black, Black‘s Law Dictionary, 5

th Editon., (Minesota: West Publising,

1998), h. 382.

Page 34: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

23

publik maupun di perusahaan swasta, karena dianggap dapat menghambat

upaya pembangunan suatu negara.

Istilah persekongkolan selalu berkonotasi negatif. Hal ini terlihat

dari berbagai kamus yang selalu mengartikan sebagai permufakatan atau

kesepakatan untuk melakukan kejahatan.3 Demikian pula menurut Black‘s

Law Dictionary, kata ‘persekongkolan‘ atau conspiracy didefinisikan

sebagai penyatuan (maksud) antara dua orang atau lebih yang bertujuan

untuk menyepakati tindakan melanggar hukum atau kriminal melalui

upaya kerjasama.4

Hal tersebut terbukti melalui perumusan-perumusan dalam

berbagai kamus yang selalu mengartikan sebagai permufakatan atau

kesepakatan melakukan kejahatan. Berikut merupakan pengertian tentang

persekongkolan, yaitu:

Dalam kamus Dictionary of Law – L.B. Curzon, persekongkolan diartikan

sebagai conspiracy, yakni:

―conspiracy is if person agrees with any other person that a course

of conduct shall be pursued which if the agreement is carried out

in accordance with their intentions, either can will necessarily

amount to or involve the commision af any offences by one or more

of the parties to the agreement or be would do so but for the

existence of the facts which render any of the offences impossible,

he is guilty of conspiracy to commit the offence or offence

question.‖5

3Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h. 893.

4Black‘s Law Dictionary, Fifth Edition, (St. Paul Minn.: West Publishing, 1979), p. 280.

5 L.B Curzon, Conspiracy, sixth edition, (England: Pearson Education Limited, 2002), p.

88.

Page 35: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

24

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

persekongkolan harus dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan tujuan

melakukan tindakan atau kegiatan bersama (joint efforts) suatu perilaku

yang melawan hukum. Sehingga terdapat dua unsur persekongkolan, yaitu:

Pertama, adanya dua pihak atau lebih yang secara bersama-sama (in

concert) melakukan perbuatan tertentu, kedua, perbuatan yang dilakukan

tersebut merupakan perbuatan melanggar hukum.6

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Persekongkolan berasal

dari kata ‗sekongkol‘. Kata ‗sekongkol‘ diartikan sebagai orang-orang

yang bersama-sama melakukan kejahatan.7 Dari pengertian tersebut, unsur

‗sekongkol‘, yang pertama adalah ada dua pihak atau lebih; kedua,

bersama-sama melakukan kejahatan. Hal ini terdapat dalam Al-quran Surat

An-Nisaa ayat 29, Allah Swt. berfirman:

يا يهاالذين امنوا التأكلوا اموالكم بينكم با لباطل اال أن تكون تجارة

عن تراض منكم والتقتلوا أنفسكم إناهللا كانبكم رحيما

“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan

harta kamu di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali

dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu, sesungguhnya

Allah Maha Penyayang Kepadamu.”(Q.S. An Nisa [4]:29).

6 Yakub Adi Krisanto, ―Analisis Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1999 dan Karakteristik

Putusan tentang Persekongkolan Tender‖, Jurnal Hukum Bisnis, vol. 24 No. 2, 2005, h. 41.

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Galia Media Press, 2000), h. 684.

Page 36: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

25

Persekongkolan kerap kali dipersamakan dengan Kolusi

(collusion), yaitu sebagai ―A secret agreement between two or more people

for deceitful or produlent purpose‖, diartikan bahwa dalam hal Kolusi ini

ada suatu perjanjian rahasia yang dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih

dengan tujuan penipuan atau penggelapan yang serupa dengan istilah

konspirasi yang cenderung memiliki konotasi negatif.8

Pasal 1 angka 8 UU No. 5 Tahun 1999 memberikan definisi

persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerja sama yang

dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan maksud

untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang

bersekongkol. Dalam persekongkolan selalu melibatkan dua pihak atau

lebih untuk melakukan kerjasama. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1

The Sherman Act 1890 menyatakan bahwa, ―Every contract, combination

in the form of trust or otherwise, or conspiracy in restraint of trade

commerce among the several states or with foreign nations, is declared to

be illegal…‖.9

UU No. 5 Tahun 1999 membagi 3 bentuk persekongkolan yaitu:

1) Persekongkolan untuk mengatur dan atau menentukan pemenang

tender;

2) Persekongkolan untuk memperoleh informasi yang dapat

diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan;

8 Asril Sitompul, Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 1999), h. 31.

9 Lihat Pasal 1 The Sherman Act: ―Every contract, combination in the form of trust or

otherwise, or conspiracy in restraint of trade commerce among the several states or with foreign

nations, is declared to be illegal…‖

Page 37: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

26

3) Persekongkolan untuk menghambat produksi atau pemasaran

barang/jasa.

Persekongkolan tender diatur pada Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999,

yang selengkapnya berbunyi:

‖Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.‖

KPPU memberikan definisi persekongkolan tender ketika memeriksa

perkara Tender PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk – Putusan No.

03/KPPU-I/2003 – yaitu kerjasama antara dua pihak atau lebih, secara

terang-terangan maupun diam-diam melalui tindakan penyesuaian

(concerted action) dan atau membandingkan dokumen tender sebelum

penyerahan (comparing Bid prior to submission) dan atau menciptakan

persaingan semu (sham competition) dan atau menyetujui dan atau

memfasilitasi dan atau tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun

mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut

dilakukan untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tender

tertentu.10

Dalam Pedoman Tentang Larangan Persekongolan Dalam Tender

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli

Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dikemukakan bentuk-bentuk

persengkongkolan antara lain:

10 Yakub Adi Krisanto, Pelaksanaan Keppres No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dan Indikasi Persekongkolan Tender Di Kota

Salatiga, Jurnal Studi Pembangunan Interdisplin, (Volume XVIII No. 1 April – Juni 2006).

Page 38: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

27

1) Melakukan pendekatan dan kesepakatan-kesepakatan dengan

penyelenggara sebelum pelaksanaan tender;

2) Tindakan saling memperlihatkan harga penawaran yang akan

diajukan dalam pembukaan tender di antara peserta;

3) Saling melakukan pertukaran informasi;

4) Pemberian kesempatan secara eksklusif oleh panitia atau pihak

terkait;

5) secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta tertentu;

6) Menciptakan persaingan semu antarpeserta;

7) Tindakan saling menyesuaikan antarpeserta;

8) Menciptakan pergiliran waktu pemenang;

9) Melakukan manipulasi persyaratan teknis dan administratif.

3. Dampak Persekongkolan Tender Pada Persaingan Usaha

Pada hakikatnya keberadaan hukum persaingan usaha adalah

mengupayaka secara optimal persaingan usaha yang sehat dan efektif pada

suatu pasar tertentu yang mendorong agar pelaku usaha melakukan

efisiensi agar mampu bersaing dengan pesaingnya. UU No. 5 Tahun 1999

dibentuk dengan tujuan memelihara pasar agar kompetitif dan terhindar

dari kesepakatan dan konspirasi yang cenderung mengurangi dan atau

menghilangkan persaingan.

Secara teori, dengan berjalannya prinsip-prinsip persaingan usaha

yang sehat pada suatu pasar akan membawa dampak yang positif kepada

baik bagi produsen atau pelaku usaha maupun konsumen pada pasar yang

bersangkutan. Secara langsung dengan adanya persaingan usaha yang

sehat antar pelaku usaha akan memaksa pelaku usaha untuk dapat menjual

produk barang atau jasanya dengan harga serendah mungkin dengan tetap

mempertahankan mutu atau bahkan meningkatkan mutu dari produk

barang dan jasanya.

Page 39: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

28

Hal ini tentunya akan menguntungkan bagi konsumen disamping

itu konsumen juga akan memperoleh keuntungan berupa kemampuan

untuk memilih barang atau jasa yang dipasarkan karena banyaknya pelaku

usaha yang menawarkan produk sejenis yang dipasarkan. Sehingga secara

tidak langsung dalam kondisi pasar persaingan murni, pelaku usaha agar

tetap bertahan harus mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya

agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Pelaku usaha pada

konteks ini dituntut untuk dapat berinovasi dalam menciptakan poduk

yang memiliki kualitas pembeda atau nilai lebih dengan produk

sejenisnya.

Eksistensi dan orientasi dari undang-undang antimonopoli adalah

jelas menciptakan persaingan usaha yang sehat dengan cara mencegah

monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat serta menciptakan

ekonomi pasar yang efektif dan efisien demi peningkatan kesejahteraan

rakyat. Selain itu, undang-undang antimonopoli juga memastikan bahwa

sistem ekonomi yang berdasarkan persaingan usaha dapat memotivasi para

pelaku usaha untuk menghasilkan produk barang dan/ atau jasa yang

berkualitas dan harga yang terjangkau oleh konsumen dengan

memanfaatkan sumber-sumber produksi seminimal mungkin.

Persekongkolan tender adalah suatu hambatan bagi terciptanya

persaingan usaha yang sehat, sehingga dapat menimbulkan kerugian yang

signifikan dalam kegiatan usaha terutama bagi para pihak yang berkaitan

langsung dengan bidang-bidang usaha bersangkutan. Terhadap persaingan

Page 40: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

29

usaha, persekongkolan tender menciptakan hambatan masuk (barrier to

entry) ke pasar bagi peserta tender lainnya. Persoalan ini merupakan

persoalan serius yang dihadapi dalam rangka melakukan kegiatan

usahanya secara lancar.

Barrier to entry merupakan suatu keadaan dimana pelaku usaha

pesaing tidak dapat memasuki bidang usaha tertentu pada pasar

bersangkutan karena adanya penguasaan dan kekuatan pasar yang lebih

besar yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki

kedudukan lebih kuat. Sehingga bagi para pelaku usaha, hal tersebut

merupakan masalah serius yang akan dihadapi dalam menjalankan

kegiatan usahanya.

Pada hakikatnya setiap pelaku usaha memiliki kesempatan yang

sama untuk melakukan kegiatan usahanya tanpa adanya persaingan usaha

yang tidak sehat, berupa praktek monopoli, tindakan diskrimintaif dan

halangan dari siapapun untuk menjalankan kegiatan usaha. Padahal dengan

adanya persaingan usaha yang sehat, membuat barang dan/ atau jasa yang

tersedia di pasar semakin beraneka ragam dan membuat konsumen

memiliki alternatif pilihan barang dan/atau jasa.

Tanpa adanya barrier to entry yang diciptakan oleh pemerintah,

maka perusahaan besar pada pasar yang terkonsentrasi terpaksa harus

melakukan efisiensi terhadap perubahan yang terjadi dalam pasar karena

Page 41: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

30

kehadiran pelaku usaha baru yang mampu menembus pasar tersebut.11

Dalam proses tender, para peserta tender mempunyai kesempatan

yang sama untuk menjadi pemenang tender. Persekongkolan tender yang

dilakukan oleh para pihak yang terlibat dalam proses tender akan

mengakibatkan peserta tender lainnya menjadi terhalang untuk menjadi

pemenang tender karena pemenangnya sudah diatur oleh pihak tertentu

yang melakukan persekongkolan.

B. Penanganan Persekongkolan Tender di KPPU

1. Alat Bukti Pemeriksaan di KPPU

Prosedur penegakan hukum persaingan usaha dalam UU No. 5

Tahun 1999 yang

dilakukan oleh komisi memiliki beberapa tahap.12

Tahapan prosedur

penanganan perkara dalam persaingan usaha terutama kegiatan

persekongkolan tender tercakup dalam UU No. 5 Tahun 1999, Bab VII

pada Pasal 38 sampai Pasal 46 mengatur tentang tata cara penanganan

perkara termasuk alat bukti dalam pembuktian dugaan pelanggaran.

Komisi dalam rangka membuktikan dapat menggunakan alat bukti

yang secara limitatif ditentukan dalam Pasal 42 UU No. 5 Tahun 1999.

Pada Pasal tersebut, alat-alat bukti yang digunakan oleh KPPU dalam

11 L Budi Kagramanto, Larangan Persekongkolan Tender (Perspektif Hukum Persaingan

Usaha, Cet-ke-1, (Jakarta: Srikandi, 2007), h. 203.

12

Hikmahanto Juwana, Peran Lembaga Peradilan dalam Menangani Perkara

Persaingan Usaha, (Jakarta: Partnership for Business Competition (PBC), 2003), h. 13.

Page 42: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

31

melakukan permeriksaan, adalah:13

1) Keterangan saksi

Yang dimaksud saksi adalah setiap orang atau pihak yang

mengetahui terjadinya pelanggaran dan memberikan keterangan

guna kepentingan pemeriksaan.

2) Keterangan ahli

Yang dimaksud saksi ahli adalah orang yang memiliki keahlian

dibidang terkait dengan dugaan pelanggaran dan memberikan

keterangan guna kepentingan pemeriksaan.

3) Surat atau dokumen

Sebagai pembanding dalam hukum acara pidana, surat menurut

Pasal 187 KUHAP dinyatakan bahwa surat sebagaimana dalam

Pasal 187 ayat (1) huruf c, dibuat diatas sumpah jabatan atau

dikuatkan dengan sumpah, yaitu:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh

pejabat umum

yang berwenang atau dibuat dihadapannya, yang dimuat

keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar,

dilihat atau dialami sendiri, disertai dengan alasan yang jelas

dan tegas tentang keterangannya itu;

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-

13 Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan Usaha UU No. 5/1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, tanpa cetakan, (Medan: Pustaka Bangsa,

2004), h. 123.

Page 43: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

32

undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat umum mengenai

hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung

jawabnya dan diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal/

sesuatu keadaan;

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat

berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu keadaan yang

diminta secara resmi daripadanya;

d. Surat lain yang hanya dapat diperlakukan jika ada

hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain.

4) Petunjuk

Bandingan dengan hukum acara pidana, petunjuk menurut Pasal

188 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa petunjuk adalah

perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya, baik

antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana

itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi tindak pidana dan

siapa pelakunya.14

Pasal 188 ayat (2) KUHAP menyatakan bahwa

petunjuk hanya dapat diperoleh dari: (a) keterangan saksi; (b) surat;

(c) keterangan terdakwa. Keterangan terdakwa dalam UU Nomor

5Tahun 1999 digantikan menjadi keterangan terlapor.

5) Keterangan pelaku usaha

Yang dimaksud dengan pelaku usaha adalah setiap orang

14 Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, Cet. Ke-1, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005), h. 49.

Page 44: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

33

perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum

atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau

melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik

Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian

menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam bidang ekonomi.

Pembuktian termasuk juga pada suatu dugaan yang belum tentu

dilakukan dan dapat cara melakukan monitoring pasar, harga, ataupun

perjanjian dengan pihak ketiga. Ada suatu pendekatan yang

komprehensif untuk memutuskan apakah suatu perusahaan melakukan

tindakan yang rasional dalam menghadapi pasar atau dalam rangka

menghadapi persaingan atau sebagai konsekuensi keikutsertaan dalam

konspirasi yang bersifat anti-persaingan.15

Komisi memusatkan perhatian ketika melakukan penyelidikan

pada dokumen usaha yang bersifat objektif dan memiliki kekuatan

pembuktian yang khusus. Dalam melihat kebenaran dan menentukan

sah atau tidaknya suatu alat bukti dengan memperhatikan perseuaian

antara alat butki yang satu dengan alat bukti lainnya yang ditentukan

oleh Majelis Komisi.

2. Pembuktian Persekongkolan Tender di KPPU

Dalam memutuskan perkara persekongkolan tender, KPPU

menggunakan dasar hukum Pasal 22 UU Nomor 5/1999. Berdasarkan

15 Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan Usaha UU No. 5/1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, h. 123

Page 45: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

34

Pasal 22 tersebut, ketentuan tentang persekongkolan tender terdiri atas

beberapa unsur, yakni unsur pelaku usaha, bersekongkol, adanya pihak

lain, mengatur dan menentukan pemenang tender, serta persaingan

usaha tidak sehat.

Istilah ―pelaku usaha‖ diatur dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 5

Tahun1999. Adapun istilah ―bersekongkol‖ diartikan sebagai

kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas

inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan

peserta tender tertentu.16

Di samping itu, unsur ―bersekongkol‖

dapat pula berupa:

1) kerjasama antara dua pihak atau lebih;

2) secara terang-terangan maupun diam-diam melakukan tindakan

penyesuaian dokumen dengan peserta lainnya;

3) membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan;

4) menciptakan persaingan semu;

5) menyetujui dan atau memfasilitasi terjadinya persekongkolan;

6) tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui

atau sepatutnya mengetahui bahwa tindakan tersebut dilakukan

untuk mengatur dalam rangka memenangkan peserta tender

tertentu;

7) pemberian kesempatan eksklusif oleh penyelenggara tender atau

pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung kepada

pelaku usaha yang mengikuti tender, dengan cara melawan hukum.

Kerjasama antara dua pihak atau lebih dengan diam-diam biasanya

dilakukan secara lisan, sehingga membutuhkan pengalaman dari

lembaga pengawas persaingan guna membuktikan adanya kesepakatan

yang dilakukan secara diam-diam. Adanya unsur ―pihak lain‖

16 KPPU RI, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender,

(Jakarta:KPPU, 2005), h. 8.

Page 46: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

35

menunjukkan bahwa persekongkolan selalu melibatkan lebih dari satu

pelaku usaha. Pengertian pihak lain dalam hal ini meliputi para pihak

yang terlibat, baik secara horisontal maupun vertikal dalam proses

penawaran tender.

Pola pertama adalah persekongkolan horisontal, yakni tindakan

kerjasama yang dilakukan oleh para penawar tender, misalnya

mengupayakan agar salah satu pihak ditentukan sebagai pemenang

dengan cara bertukar informasi harga serta menaikkan atau

menurunkan harga penawaran. Dalam kerjasama semacam ini, pihak

yang kalah diperjanjikan akan mendapatkan sub kontraktor dari pihak

yang menang. Namun demikian, KPPU kadangkala menemukan unsur

―pihak lain‖ yang bukan merupakan pihak yang terkait langsung dalam

proses penawaran tender, seperti pemasok atau distributor barang dan

atau jasa bersangkutan.

Unsur Pasal 22 selanjutnya adalah ―mengatur dan atau menentukan

pemenang tender‖. Unsur ini diartikan sebagai suatu perbuatan para

pihak yang terlibat dalam proses tender secara bersekongkol, yang

bertujuan untuk menyingkirkan pelaku usaha lain sebagai pesaingnya

dan/atau untuk memenangkan peserta tender tertentu dengan berbagai

cara. Pengaturan dan/atau penentuan pemenang tender tersebut

meliputi, antara lain menetapkan kriteria pemenang, persyaratan

teknik, keuangan, spesifikasi, proses tender, dan sebagainya.

Pengaturan dan penentuan pemenang tender dapat dilakukan secara

Page 47: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

36

horisontal maupun vertikal, artinya baik dilakukan oleh para pelaku

usaha atau panitia pelaksana.

Unsur yang terakhir dari ketentuan tentang persekongkolan adalah

terjadinya ―persaingan usaha tidak sehat‖. Unsur ini menunjukkan,

bahwa persekongkolan menggunakan pendekatan rule of reason,

karena dapat dilihat dari kalimat ―…sehingga dapat mengakibatkan

terjadinya persaingan usaha tidak sehat‖. Pendekatan rule of reason

merupakan suatu pendekatan hukum yang digunakan lembaga

pengawas persaingan untuk mempertimbangkan faktor-faktor

kompetitif dan menetapkan layak atau tidaknya suatu hambatan

perdagangan. Artinya untuk mengetahui apakah hambatan tersebut

bersifat mencampuri, mempengaruhi, atau bahkan mengganggu proses

persaingan.17

3. Upaya Hukum Keberatan, Kasasi, dan Eksekusi Putusan

a. Pengajuan Keberatan Sebagai Upaya Hukum

Terhadap Putusan KPPU yang telah dibacakan dalam suatu sidang

yang dinyatakan terbuka untuk umum sebagaimana ditentukan pada

Pasal 43 ayat (4) UU No. 5 Tahun 1999, pelaku usaha dapat

menentukan sikapnya, yaitu tidak menerima isi putusan tersebut

dengan cara mengajukan keberatan atau menerima isi putusan tersebut,

dalam arti pelaku usaha tidak mengajukan keberatan kepada

Pengadilan Negeri.

17 E. Thomas Sullivan dan Jeffrey L. Harrison, Understanding Antitrust and Its Economic

Implications (New York: Matthew Bender & Co., 1994), p. 85.

Page 48: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

37

Pengajuan keberatan kepada Pengadilan Negeri dapat diajukan

oleh pelaku usaha paling lambat 14 (empat belas) hari setelah

menerima pemberitahuan putusan tersebut. Keberatan sendiri

merupakan upaya hukum bagi pelaku usaha yang tidak menerima

putusan KPPU sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Perma No.

01 Tahun 2003. Selanjutnya Pasal 2 ayat (1) Perma No. 01 Tahun 2003

menentukan bahwa keberatan terhadap Putusan KPPU hanya dapat

diajukan kepada Pengadilan Negeri.

Terhadap upaya keberatan tersebut, berlaku hukum acara perdata

yang dalam pemeriksaan keberatan berlaku terhadap Pengadilan

Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Perma No. 01 Tahun 2003.

Penggunaan hukum acara perdata dalam pemeriksaan keberatan sangat

tepat karena mengingat sifat keberatan yang diajukan pelaku usaha

terhadap Putusan KPPU termasuk dalam kategori peradilan kontentius

(contentieuse jurisdictie) dan merupakan perkara perdata sesuai

dengan Pasal 393 ayat (1) HIR/RBg.18

b. Alasan-alasan Kasasi

Setelah Pengadilan Negeri menjatuhkan putusannya terhadap

keberatan pelaku usaha, pihak yang tidak setuju atas putusan

Pengadilan Negeri berhak mengajukan langsung upaya Kasasi kepada

Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sebagaimana ditentukan dalam

Pasal 45 ayat (3) UU No. 5 Tahun 1999 yang menentukan dalam

18 Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, h. 83.

Page 49: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

38

waktu 14 (empat belas) haru, pihak yang keberatan terhadap Putusan

Pengadilan Negeri dapat mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung.

Dalam tingkat Kasasi, tidak diperiksa lagi tentang duduk perkara

atau fakta-fakta sehingga tentang terbukti atau tidaknya peristiwa tidak

akan diperiksa. Pemeriksaan pada tingkat Kasasi hanya berkenaan

dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam pelaksanaan

hukum.19

Tidak semua putusan judex facti dapat dimohonkan Kasasi,

menurut ketentuan Pasal 30 UU Nomor 14 Tahun 1985 Tentang

Mahkamah Agung (selanjutnya disebut UU No. 14 Tahun 1985),

permohonan Kasasi dibatasi terhadap alasan-alasan, yaitu dalam hal:

i. Judex facti tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;

dan/atau;

ii. Judex facti salah menerapkan atau melanggar hukum yang

berlaku; dan/atau;

iii. Judex facti lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu

dengan batalnya putusan yang bersangkutan.

Alasan-alasan atau keberatan tersebut dituangkan dalam Memori

Kasasi. Berdasarkan Pasal 47 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1985,

pemohon Kasasi wajib menyerahkan Memori Kasasi dalam tenggang

waktu 14 (empat belas) hari setelah permohonan Kasasi diajukan.

Dikatakan ―wajib‖ karena pemohon Kasasi yang tidak menyerahkan

Memori Kasasi akan mengakibatkan permohonan Kasasi tersebut tidak

memenuhi persyaratan formil sehingga permohonan Kasasi tersebut

19 Putusan Mahkamah Agung RI Reg. No. 4275 K/Pdt/1998, tanggal 25 Oktober 1999

dan Putusan Mahkamah Agung RI Reg. No. 30 K/Pdt/1995, tanggal 9 Februari 1998).

Page 50: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

39

tidak diperiksa dan ditolak.20

c. Eksekusi Putusan

1) Sifat-sifat Putusan yang Dapat Dieksekusi

Eksekusi adalah upaya paksa untuk melaksanakan suatu

putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (in kracht van

gewijsde). Tidak semua putusan yang telah mempunyai kekuatan

hukum yang tetap mempunyai kekuatan untuk di eksekusi. Dalam

kerangka UU No. 5 Tahun 1999, Putusan KPPU yang menyatakan

pelaku usaha melanggar ketentuan undang-undang tersebut,

mempunyai kekuatan eksekusi. Dalam konteks ini termasuk juga

Putusan KPPU yang dimintakan keberatan kepada Pengadilan

Negeri atau Kasasi kepada Mahkamah Agung, tetapi terhadap

Keberatan dan Kasasi tersebut ditolak, maka

juga memiliki kekuatan eksekusi.21

Karena putusan Pengadilan Negeri atau Mahkamah Agung

yang mengabulkan keberatan pelaku usaha tidak mempunyai

kekuatan eksekusi. Sehingga KPPU serta merta tidak dapat

meminta pelaksanaan eksekusi kepada Pengadilan Negeri (fiat

eksekusi). Pada prinsipnya, ada tiga faktor yang mengakibatkan

suatu Putusan KPPU mempunyai kekuatan hukum tetap, yaitu:22

20 Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, h. 104.

21

Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, h. 106.

22

Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, h. 107.

Page 51: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

40

a) Apabila pelaku usaha tidak mengajukan keberatan terhadap

Putusan KPPU dalam tenggang waktu yang diberikan

undang-undang (Pasal 46 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999);

atau

b) Apabila Pengadilan Negeri menolak alasan-alasan

keberatan yang diajukan oleh pelaku usaha dan tidak ada

permohonan Kasasi dalam tenggang waktu yang

ditentukan undang-undang (Pasal 45 ayat (3) UU No. 5

Tahun 1999); atau

c) Apabila Mahkamah Agung dalam tingkat Kasasi menolak

alasan-alasan Keberatan yang diajukan oleh pelaku usaha.

Putusan KPPU yang berisi sanksi administratif disebut

dengan condemnatoir atau putusan yang bersifat menghukum.

Sedangkan putusan yang isinya menyatakan bahwa pelaku usaha

tertentu secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 UU Nomor

5 Tahun 1999 disebut putusan declaratoir atau bersifat

menerangkan.23

Setiap putusan condemnatoir mengandung

kekuatan eksekusi.24

Putusan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap dan bersifat condemnatoir wajib dilaksanakan oleh

pelaku usaha. Ada dua cara melaksanakan putusan, yaitu:

a) Secara sukarela; atau

b) Dengan cara upaya paksa.

Pelaksaan putusan secara sukarela berarti pelaku usaha memenuhi

sendiri dengan sempurnya segala kewajibannya sesuai dengan

amar putusan KPPU. Dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari

setelah menerima pemberitahuan putusan, pelaku usaha wajib

23 Anna Maria, Sanksi Dalam Perkara Persekongkolan Tender Berdasarkan UU Nomor 5

Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, (Jakarta:

KPPU, 2007), h. 30.

24

Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, h. 109.

Page 52: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

41

melaksanakan putusan tersebut dan melaporkan pelaksanaannya

kepada KPPU.

2) Pelaksanaan Secara Perdata

Apabila pelaku usaha tidak melaksanakan putusan secara

sukarela, maka berdasarkan Pasal 44 ayat (4) dan Pasal 46 ayat (2)

UU No. 5 Tahun 1999, KPPU dapat menempuh dua upaya hukum,

yaitu:

a) KPPU meminta penetapak eksekusi kepada Pengadilan

Negeri (Pasal 46 ayat (2);

b) KPPU menyerahkan putusan tersebut kepada penyidik

untuk dilakukan penyelidikan.

Permintaan penetapan eksekusi kepada Pengadilan Negeri

merupakan aspek perdata dimana untuk melaksanakan sanksi

administratif yang dikenakan oleh KPPU sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999. Eksekusi perdata terbagi

atas dua jenis, yaitu:

a) Eksekusi riil; dan

b) Eksekusi pembayaran sejumlah uang.

Eksekusi riil adalah jenis eksekusi putusan yang menghukum

pelaku usaha untuk melakukan perbuatan tertentu yang bukan

berupa pembayaran sejumlah uang.25

Sedangkan eksekusi

pembayaran sejumlah uang adalah jenis eksekusi yang

menghukum pelaku usaha untuk membayar sejumlah uang tertentu.

Oleh karena dalam penelitian ini penulis fokus terhadap

25 Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, h. 110.

Page 53: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

42

sanksi denda sebagaimana ditentukan dalam Pasal 47 ayat (2) huruf

g, maka prosedur eksekusi pembayaran sejumlah uang dilakukan

dengan prosedur, sebagai berikut:

a) Penyampaian peringatan (aanmaning) kepada pelaku usaha;

b) Perintah ekseksusi;

c) Penjualan lelang.

Pelaksanaan peringatan ini dilaksanakan dengan cara pemanggilan

pihak yang dihukum (pelaku usaha) untuk menghadap Ketua

Pengadilan Negeri. Apabila peringatan tersebut tidak dipenuhi,

Ketua Pengadilan mengeluarkan penetapan yang berisi perintah

kepada Panitera atau Juru Sita untuk menjalankan eksekusi.

Dalam UU No. 5 Tahun 1999, KPPU tidak memiliki

kewenangan meletakan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap

harta benda pelaku usaha. Oleh karena itu, Ketua Pengadilan

Negeri –atas permintaan KPPU— meletakan sita eksekusi terhadap

harta benda pelaku usaha sebagai jaminan.26

Setelah sita eksekusi, tahap selanjutnya adalah penjualan di

depan umum (lelang). Pengadilan Negeri yang berwenang

melaksanakan Putusan KPPU dibedakan atas Pengadilan Negeri

yang memutuskan keberatan atau tempat kedudukan hukum

pelaku usaha.

3) Pelaksanaan Secara Pidana

KPPU dapat menyerahkan putusannya kepada penyidik

26 Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, h. 113.

Page 54: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

43

untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut sesuai dengan hukum

acara pidana yang berlaku. Penyerahan itu dilakukan karena KPPU

tidak berwenang untuk menjatuhkan sanksi pidana kepada pelaku

usaha. Tujuan penyerahan kepada penyidik adalah untuk

menerapkan sanksi pidana, yaitu:

a) Pidana pokok (Pasal 48 UU No. 5 Tahun 1999), yaitu

pidana denda atau pidana kurungan pengganti denda;

b) Pidana tambahan (Pasal 49 UU No. 5 Tahun 1999), yaitu:

i. Pencabutan izin usaha; atau

ii. Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti

melakukan pelanggaran terhadap undang-undang ini

untuk menduduki jabatan direksi atau komisaris

sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan selama-lamanya

5 (lima) tahun; atau

iii. Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang

menyebabkan timbulnya kerugian pihak lain.

Dalam hal Putusan KPPU telah mempunyai kekuatan

hukum tetap, artinya tidak diajukan upaya hukum Keberatan atau

jika diajukan upaya hukum Keberatan atau Kasasi atas putusan

tersebut Majelis Hakim mengabulkan dan berakibat putusan

tersebut mempunyai kekuatan hukum tetap, maka pelaku usaha

wajib melaksanakan putusan tersebut. Namun, jika pelaku usaha

tidak melaksanakannya secara sukarela, maka KPPU memiliki hak

menyerahkan putusan tersebut kepada Penyidik untuk dilakukan

penyidikan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 44 ayat (4) UU

No. 5 Tahun 1999. Sehingga pada akhirnya hakim pidana

menjatuhkan hukum pidana kepada pelaku usaha berdasarkan Pasal

48 UU No. 5 Tahun 1999.

Page 55: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

44

BAB III

TINJAUAN UMUM MENGENAI SANKSI DALAM HUKUM

PERSAINGAN USAHA

DI INDONESIA

A. Sanksi dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia

Seperti halnya dalam bidang hukum lainnya, maka dalam bidang

Hukum Persaingan Usaha berlaku prinsip bahwa tidak ada gunanya

sebagus dan sesempurna apa pun peraturan tertulis jika hal tersebut tidak

bisa diwujudkan ke dalam praktek.1 Agar praktek sesuai dengan yang

dikehendaki oleh peraturan tertulis, maka aspek pelaksanaan hukum (law

enforcement) juga harus diatur, diarahkan, dan dilaksanakan secara rapi.

Jika tidak, ketentuan tertulis hanya menjadi macan kertas yang sia-sia.2

Dalam UU No. 5 Tahun 1999 mengenal sanksi administratif dan

pidana terhadap pelanggaran yang dilakukan. Dibandingkan dengan

Amerika Serikat, Pasal 4 Sherman Act dan Pasal 15 Clayton Act ditetapkan

bahwa jika yang melakukan tuntutan itu adalah badan yang dibentuk oleh

Pemerintah, maka dapat dituntut equitable sanction dan criminal sanction.

Sedangkan jika yang menuntut adalah perseorangan atau class action,

Pasal 9 Sherman Act dan Pasal 19 Clayton Act disebutkan dapat menuntut

1 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli: Menyongsong Era Persaingan Sehat, Cet. Ke-1

(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999), h. 117.

2 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli: Menyongsong Era Persaingan Sehat, h. 117.

Page 56: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

45

secara injunctive relief dan treble damages.3

Selain itu dalam UU No. 5 Tahun 1999 dibentuk suatu komisi yang

menegakkan hukum persaingan usaha, bernama Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU). KPPU dibentuk berdasarkan Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1999 Tentang Komisi

Pengawas Persaingan Usaha. secara kewenangan, KPPU hanya diberikan

oleh UU No. 5 Tahun 1999 sebatas sanksi administratif karena pada

prinsipnya KPPU tidak berwenang menjatuhkan sanksi-sanksi pidana atau

perdata.4

B. Sanksi Denda Administratif

Selain kewenangan sebagaimana diatur dalam Pasal 36 UU No. 5

Tahun 1999, in casu KPPU berwenang melakukan tindakan administratif.

Sanksi administrasi/administratif adalah sanksi yang dikenakan terhadap

pelanggaran administrasi atau ketentuan undang-undang yang bersifat

administratif. Pada umumnya sanksi administrasi/administratif berupa:

1) Denda (misalnya yang diatur dalam PP No. 28 Tahun 2008),

2) Pembekuan hingga Pencabutan sertifikat dan/atau izin (misalnya yang

diatur dalam Permenhub No. KM 26 Tahun 2009);

3) Penghentian sementara pelayanan administrasi hingga pengurangan

jatah produksi (misalnya yang diatur dalam Permenhut No.

P.39/MENHUT-II/2008 Tahun 2008);

4) Tindakan administratif (misalnya yang diatur dalam Keputusan

KPPU No. 252/KPPU/KEP/VII/2008 Tahun 2008)

Pengenaan denda administratif ditujukan kepada mereka yang

3 Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli (Analisis dan Perbandingan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999), Cet. Ke-1, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001), h. 113.

4 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli: Menyongsong Era Persaingan Sehat, h. 117.

Page 57: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

46

melanggar peraturan perundang-undangan tertentu, dan kepada si

pelanggar dikenakan sejumlah uang tertentu berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang bersangkutan, kepada pemerintah diberikan

wewenang untuk menerapkan sanksi tersebut.5 Kewenangan administratif

diatur dalam Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999. Komisi berwenang

menjatuhkan sanksi berupa tindakan adminisrtratif terhadap pelaku usaha

yang melanggar ketentuan pasal dalam UU No. 5 Tahun 1999 berupa:6

Pasal 47

1) Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan

administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar undang-

undang ini (UU No. 5 Tahun 1999).

2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dapat berupa:

a) Penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16;

dan atau

b) Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi

vertikal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ;dan atau

c) Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan

yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan atau

menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan

masyarakat; dan atau

d) Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan

penyalahgunaan posisi dominan; dan atau

e) Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan

badan usaha dan pengambilalihan saham sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28, dan atau penetapan pembayaran

gantu rugi; dan atau

f) Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp. 1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp.

25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).

5 Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat

Publik, Cetakan Kedua, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 108.

6 Binoto Nadapdap, Hukum Acara Persaingan Usaha, Cet. Ke-1, (Jakarta: Jala Permata

Aksara, 2009), h. 27.

Page 58: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

47

Dari ketentuan dalam Pasal 47 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

tindakan-tindakan administratif yang dapat diambil oleh KPPU, sebagai

berikut:7

1) Pembatalan perjanjian-perjanjian yang dilarang oleh UU No. 5

Tahun 1999;

2) Memberikan perintah agar pelaku usaha segera menghentikan

kegiatan integrasi vertikal;

3) Memberikan perintah agar pelaku usaha dapat menghentikan

kegiatan yang terbukti telah menimbulkan persaingan tidak sehat;

4) Memberikan perintah agar pelaku usaha dapat menghentikan

penyalahgunaan posisi dominan;

5) Menetapkan pembatalan merger, akuisisi, dan konsolidasi yang

menimbulkan persaingan curang;

6) Menetapkan pembayaran sejumlah ganti kerugian;

7) Mengenakan denda.

UU No. 5 Tahun 1999 tidak mengatur dan menyebutkan apakah jika

sudah dijatuhkan hukuman administratif, hukuman lainnya (pidana dan

perdata) masih dapat dijatuhkan. Selain itu, ketentuan mengenai hukuman

administratif ini apakah berlaku secara alternatif atau kumulatif bersama

dengan hukuman-hukuman lainnya.8 Sehingga yang berlaku adalah

ketentuan hukum secara umum, dimana antara hukum perdata, pidana, dan

administratif bersifat kumulatif. Jadi, bisa saja dijatuhkan hukuman

tersebut sekaligus (perdata, pidana, dan administratif) tehadap pelaku

usaha.9

Kemudian yang menjadi persoalan adalah misalnya, ketika KPPU

7 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli: Menyongsong Era Persaingan Sehat, h.120.

8 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli: Menyongsong Era Persaingan Sehat, h.121.

9 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli: Menyongsong Era Persaingan Sehat, h.122.

Page 59: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

48

telah menjatuhkan hukuman denda sebagaimana diatur pada Pasal 47

ayat (2) huruf g dan Pengadilan Negeri pada saat yang sama

menjatuhkan hukuman denda sebagaimana diatur pada Pasal 48 ayat

(1) sehingga hukuman dendanya menjadi ganda atau double. Menurut

Munir Fuady, hukuman denda yang ganda atau double tersebut bisa

dijatuhkan secara bersamaan. Sebab, hukuman denda sebagaimana

diatur dalam Pasal 47 ayat (2) huruf g merupakan denda administratif,

sementara hukuman denda sebagaimana diatur dalam Pasal 48 ayat (1)

merupakan denda pidana. Jadi, kedua jenis denda tersebut adalah

berbeda satu dengan yang lainnya sehingga kedua-duanya dapat

dijatuhkan secara kumulatif.

C. Sanksi Pidana Denda

Selain dari sanksi-sanksi administratif dan sanksi perdata, Hukum

Persaingan Usaha juga mengatur mengenai sanksi pidana. Menurut Elyta

Ras Ginting, sifat dari pelanggaran dalam UU No. 5 Tahun 1999 bersifat

imperatif. Berpedoman pada Pasal 44 ayat (4) dan ayat (5), pelanggaran itu

sifatnya adalah keperdataan sepanjang pelaku usaha menerima putusan

KPPU dan menjalankan tindakan administratif yang dijatuhkan oleh

KPPU terhadap para pihak.10

Namun jika para pihak tidak menjalankan

Putusan KPPU tersebut atau tidak cooperative berarti sifat pelanggaran

tersebut beralih menjadi dugaan adanya tindak pidana.

Terhadap sikap pelaku usaha yang tidak menjalankan Putusan KPPU

10 Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli (Analisis dan Perbandingan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999), h. 115.

Page 60: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

49

tersebut, KPPU berwenang mengajukan putusan tersebut kepada Penyidik

untuk dilakukan penyidikan. Dengan demikian, maka lex specialis yang

diberlakukan dalam UU No. 5 Tahun 1999 berubah menjadi lex generalis,

yaitu penyidikan itu telah masuk dalam wilayah hukum acara pidana

(KUHAP), dimana Putusan KPPU yang tidak dilaksanakan tersebut

menjadi bukti permulaan yang cukup bagi penyidik untuk melakukan

penyidikan.11

Sanksi-sanksi pidana Hukum Persaingan Usaha di

kelompokkan ke dalam dua kategori sebagai berikut:

1) Sanksi Pidana dalam UU No. 5 Tahun 1999;

2) Sanksi Pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP)

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan untuk masing-masing kategori,

yaitu sebagai berikut:

a. Sanksi Pidana dalam UU No. 5 tahun 1999.

Dalam UU No. 5 Tahun 1999 sekalipun mengatur

mengenai ketentuan pidana (sekaligus sanksinya) tetapi pejabat

penegak hukum untuk menerapkan sanksi pidana tersebut

tetaplah pejabat penegak hukum umum, yaitu Kepolisian untuk

pejabat penyidikan, Jaksa untuk pejabat penuntut umum, dan

Hakim sebagai pemutusnya. Sekalipun ada KPPU, tetapi KPPU

hanya bertugas sebatas tugas administrasi termasuk

kewenangannya untuk menjatuhkan sanksi administrasi. Jadi,

11 Elyta Ras Ginting, Hukum Anti Monopoli (Analisis dan Perbandingan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999), h. 116.

Page 61: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

50

KPPU tidak memiliki kewenangan dalam hukum pidana namun

Putusan KPPU dapat merupakan ‗bukti permulaan‘ yang cukup

bagi penyidikan perkara pidana.

Sanksi pidana pokok dalam ketentuan UU No. 5 Tahun

1999 adalah pidana denda atau pidana kurungan pengganti

denda dengan ketentuan sebagai berikut:

I. Ancaman pidana denda serendah-rendahnya Rp.

25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) dan

setinggi-tingginya 100.000.000.000,00 (seratus miliar

rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda, dengan

perincian sebagai berikut:

a) Membuat perjanjian oligopoli (Pasal 4);

b) Membuat perjanjian pembagian wilayah (Pasal 9);

c) Membuat perjanjian pemboikotan (Pasal 10);

d) Membuat perjanjian kartel (Pasal 11);

e) Membuat perjanjian trust (Pasal 12);

f) Membuat perjanjian oligopsoni (Pasal 13);

g) Membuat perjanjian integrasi vertikal (Pasal 14);

h) Membuat perjanjian yang dilarang dengan pihak

luar negeri (Pasal 16);

i) Melakukan kegiatan monopoli (Pasal 17);

j) Melakukan kegiatan monopsoni (Pasal 18);

k) Melakukan penguasaan pasar yang dilarang (Pasal

19);

l) Menyalahgunakan posisi dominan (Pasal 25);

m) Kepemilikan saham yang dilarang (Pasal 27);

n) Melakukan merger, akuisisi, dan konsolidasi yang

dilarang (Pasal 28).

II. Ancaman pidana denda serendah-rendahnya Rp.

5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan setinggi-

tingginya Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar

rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda selama-

lamanya 5 (lima) bulan, yakni yang diancam terhadap

tindakan-tindakan yang melanggar Hukum Persaingan

Usaha, sebagai berikut:

a) Penetapan harga yang dilarang (Pasal 5 -8);

b) Perjanjian tertutup yang dilarang (pasal 15);

c) Melakukan jual rugi yang dilarang (Pasal 20);

d) Melakukan kecurangan dalam menetapkan

komponen harga barang (Pasal 21);

Page 62: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

51

e) Persekongkolan yang dilarang (Pasal 22-24);

f) Menyalahgunakan posisi dominan (Pasal 25).

III. Ancaman pidana denda serendah-rendahnya Rp.

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan setinggi-

tingginya Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya

3 (tiga) bulan, yakni yang diancam terhadap tindakan-

tindakan yang melanggar Hukum Persaingan Usaha,

sebagai berikut:

a) Tidak mau menyerahkan alat bukti dalam

penyelidikan dan atau pemeriksaan;

b) Menolak diperiksa untuk suatu proses penyelidikan

dan atau pemeriksaan;

c) Menolak memberikan informasi yang diperlukan

dalam pemeriksaan dan atau penyelidikan;

d) Menghambat proses penyelidikan dan atau

pemeriksaan.

b. Sanksi Pidana dalam KUHP

Dalam KUHP juga ditemukan tindak pidana berupa

tindakan yang mengakibatkan terjadinya persaingan pasar yang

tidak sehat atau yang disebut dengan tindak pidana persaingan

curang. Ketentuan yang melarang tindak pidana persaingan

curang ini diatur dalam Pasal 382 bis KUHP.

Pasal 382

―Barangsiapa untuk mendapatkan, melangsungkan, atau

memperluas hasil perdagangan atau perusahaan milik sendiri

atau orang lain, melakukan perbuatan curang untuk

menyesatkan khalayak umum atau seorang tertentu diancam

karena persaingan curang dengan pidana penjara paling lama

satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak tiga

belas ribu lima ratus rupiah, bila perbuatan itu dapat

menimbulkan kerugian bagi konkuren-konkuren orang lain itu‖

D. Sanksi Pidana Tambahan

Dalam Pasal 10 KUHP diatur tentang jenis-jenis hukuman yang terdiri

Page 63: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

52

dari hukuman pokok dan hukuman tambahan. Hukuman tambahan terdiri

dari:

1) Pencabutan beberapa hak tertentu;

2) Perampasan barang tertentu;

3) Pengumuman keputusan hakim.

Pidana tambahan yang ditetapkan dalam Pasal 49 UU No. 5 Tahun 1999

ini mengacu kepada ketentuan Pasal 10 KUHP tersebut dimana dalam

UU No. 5 Tahun 1999 terdapat dua macam sanksi pidana, yaitu:

1) Sanksi pidana pokok; dan

2) Sanksi pidana tambahan.

Pasal 49 UU No. 5 Tahun 1999 mengatur mengenai sanksi pidana

dengan merujuk ketentuan Pasal 10 KUHP, pelanggaran terhadap pidana

sebagaimana diatur dalam Pasal 48 dapat dijatuhkan pidana tambahan

berupa:

1) Pencabutan izin usaha; atau

2) Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan

pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki jabatan

direksi atau komisaris sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan

selama-lamanya 5 (lima) tahun; atau

3) Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan

timbulnya kerugian pada pihak lain.

Dengan demikian selain pidana pokok, pengadilan juga dapat

menjatuhkan salah satu dari jenis pidana tambahan tersebut di atas

sesuai dengan pertimbangan hakim atas berat atau ringannya

pelanggaran yang telah dilakukan oleh pelaku usaha serta telah

memperhatikan asas kepastian hukum, asas kemanfaatan, dan asas

keadilan.

Page 64: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

53

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA PERSEKONGKOLAN

TENDER DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

A. Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

Kasus Lelang Pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan.

1. Kasus Posisi

Pada tanggal 15 November 2010 Majelis Komisi KPPU memutus

Perkara Nomor 26/KPPU-L/2010 tentang pelanggaran Pasal 22 UU No. 5

Tahun 1999 yang Para Terlapornya terdiri dari:

Terlapor I: PT. Surya Eka Lestari, Terlapor II: PT. Wahyu Wide,

Terlapor III: PT. Sentosa Raya, Terlapor IV: PT. Nusantara

Membangun, Terlapor V: PT. Cinta Famili, Terlapor VI: PT.

Bintang Selatan Agung, Terlapor VII: PT. Arga Makmur Mandiri,

Terlapor VIII: PT. Alam Baru Persada, Terlapor IX: PT. Surya

Prima Abadi, Terlapor X: PT. Dwi Perkasa, Terlapor XII: PT.

Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XIII: PT. Gemilang Permai,

Terlapor XIV: PT. Medika Jaya Utama, Terlapor XV: PT. Bunga

Mulia Indah, Terlapor XVI: PT. Gading Cempaka Graha, Terlapor

XVII: PT. Alam Permai Indah Mandiri, Terlapor XVIII: PT. Dua

Sepakat, Terlapor XIX: Panitia Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi

di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Ogan Komering Ulu APBD

Tahun Anggaran 2009, dan Terlapor XX: PT. Sekawan Maju

Bersama.1

Para Terlapor terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar ketentuan

Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. Kasus ini berawal dari adanya dugaan

pelanggaran pada Lelang Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Ogan

Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan APBD Tahun Anggaran 2009

1 Putusan KPPU Perkara Nomor 26/KPPU-L/2010, tentang Identitas Terlapor, h. 4-9.

Page 65: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

54

(selanjutnya disebut Lelang) yang objek lelangnya, terdiri dari:

a. Paket Pembangunan Jembatan Rangka Baja Desa Sundan

Kecamatan Lengkiti dengan pagu anggaran sebesar Rp

12.000.000.000 (dua belas milyar rupiah);

b. Paket Peningkatan Jalan Lekis unit II Lanjutan sistem ATB 6

Km Kecamatan Baturaja Timur dengan pagu anggaran sebesar

Rp 4.500.000.000 (empat milyar lima ratus juta rupiah);

c. Paket Pembangunan Jalan Kurup – Batu Kuning, Kecamatan

Batu Raja – Kecamatan Lubuk Batang sepanjang 7,5 km

dengan pagu anggaran sebesar Rp 13.000.000.000 (tiga belas

milyar rupiah);

d. Paket Pembangunan Jalan Lubuk Batang – Suka Pindah dan

Jalan Lingkar Desa Belatung sepanjang 1 km dengan pagu

anggaran sebesar Rp 3.080.000.000 (tiga milyar delapan puluh

juta rupiah);

e. Paket Peningkatan Jalan Dr. Sutomo Kecamatan Baturaja

Timur sepanjang 2 km dengan pagu anggaran sebesar Rp

2.000.000.000 (dua milyar rupiah);

f. Paket Pekerjaan Jalan Simpang Mandala – Simpang Unit XIV

sepanjang 3,5 km dengan pagu anggaran sebesar Rp

2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah);

g. Paket Pembangunan Jembatan Air Kiwai (Baja) Kecamatan

Muara Jaya sepanjang 50 m dengan pagu anggaran sebesar Rp

9.000.000.000 (sembilan milyar rupiah);

h. Paket Pekerjaan Jalan Gn Meraksa – Kertamulya Kecamatan

Paninjauan sepanjang 10 km dengan pagu anggaran sebesar Rp

9.000.000.000 (sembilan milyar rupiah);

i. Paket Pembangunan Jalan Tegal Arum (arah taman makam

pahlawan kemarung) dan Jalan Lubuk Dingin LPB 4 km

dengan pagu anggaran sebesar Rp 1.750.000.000 (satu milyar

tujuh ratus lima puluh juta rupiah);

j. Sumber Dana lelang ini berasal dari APBD Kabupaten Ogan

Komering Ulu tahun anggaran 2009.2

Tindakan para Terlapor yang terbukti secara sah dan meyakinkan

melanggar ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 berarti membuktikan

pada saat proses tender telah terjadi persekongkolan dalam mengatur dan

menentukan pemenang tender. Memberikan bantuan dalam bentuk

2 Putusan KPPU Perkara Nomor 26/KPPU-L/2010, tentang Lelang , h. 10-11.

Page 66: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

55

kerjasama yang saling menguntungkan yang dilakukan dengan cara yang

bertentangan dengan ketentuan UU No. 5 Tahun 1999 adalah termasuk

perbuatan dosa yang dimungkinkan dapat menimbulkan rasa

ketidakpuasan atau bahkan permusuhan. Perbuatan demikian terdapat

dalam kitab Al-quran sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Maidah ayat

2, Allah Swt. berfirman:

وتعاونوا علي ٱلبر وٱلتقوى ولا تعاونوا علي ٱلإثم وٱلعدون

٢)وٱتقوا ٱلله إن ٱلله شديد ٱلعقاب

”... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa

dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah,

Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Q.S. Al Maidah [5]:

2)

Jika dilihat dalam ayat tersebut, tindakan kerjasama saling

menguntungkan antara para Terlapor untuk memenangkan tender

merupakan bagian dari perbuatan dosa. Allah Swt. melalui ayat tersebut

telah melarang umatnya untuk saling tolong-menolong dalam hal

perbuatan dosa dimana dalam hal ini berarti bersekongkol yang

mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat.

Para Terlapor yang tidak menerima Putusan KPPU Perkara Nomor

26/KPPU-L/2010 selanjutnya mengajukan Keberatan kepada Pengadilan

Negeri Baturaja yang diregister dengan Perkara Nomor

03/Pdt.G/KPPU/2011/PN.BTA. Para Terlapor tersebut diantaranya PT.

Page 67: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

56

Surya Eka Lestari, PT. Wahyu Wide, dan PT. Sentosa Raya (Selanjutnya

disebut sebagai Pemohon Keberatan I, II, dan III).

Selanjutnya Para Terlapor lainnya, diantaranya PT Surya Prima

Abadi, PT. Dwi Perkasa Mandiri, PT. Nugraha Adi Taruna, dan PT.

Sekawan Maju Bersama (dahulu masing-masing sebagai Terlapor IX, X,

XI, dan XX) juga mengajukan Keberatan kepada Pengadilan Negeri

Palembang yang diregister dengan Perkara Nomor

16/Pdt.G/KPPU2011/PN.PLG.

Tidak hanya pada mekanisme upaya Keberatan, para pihak yang

belum puas atas putusan upaya Keberatan selanjutnya menempuh upaya

hukum Kasasi ke Mahkamah Agung. Perkara Kasasi tersebut diregistrasi

dengan Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013 yang para pihaknya,

diantaranya:

2. Argumen Para Pihak

I Para Pemohon Kasasi I

PT. Surya Eka Lestari

PT. Surya Eka Lestari

PT. Wahyu Wide

PT. Sentosa Raya

II Para Pemohon Kasasi II

PT. Bunga Mulia Indah

PT. Gading Cempaka Graha

PT Dua Sepakat

III Komisi Pengawas Persaingan

Usaha (KPPU)

IV Para Pemohon Kasasi IV

PT. Nusantara Membangun

PT.Bintang Selatan Agung

PT. Arga Makmur Mandiri

PT. Alam Baru Persada

PT. Mahalini Jaya Manggala

Termohon Kasasi I PT. Surya Prima Abadi

II PT. Dwi Perkasa Mandiri III PT. Nugraha Adi Taruna

IV PT. Sekawan Maju Bersama

Turut Termohon Kasasi

I PT. Cinta Famili II PT. Gemilang Permai

III PT. Medika Jaya Utama

IV PT. Alam Permai Indah Mandiri V Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Konstruksi di Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Kabupaten

Ogan Komering Ulu APBD

Tahun Anggaran 2009

Page 68: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

57

Para pihak merasa bahwa Putusan KPPU Perkara Nomor

26/LKPPU-L/2010, Putusan Pengadilan Negeri Baturaja Perkara Nomor

03/Pdt.G/KPPU/2011/PN.BTA, dan Putusan Pengadilan Negeri

Palembang Perkara Nomor 16/Pdt.G/KPPU2011/PN.PLG tidak memenuhi

aspek keadilan terutama mengenai besaran penjatuhan sanksi denda yang

besarannya bervariasi (disparitas). Hal tersebut dapat dilihat dalam

Putusan MA Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013 dimana Para

Pemohon Kasasi I dan Para Pemohon Kasasi IV menilai Judex Facti pada

Pengadilan Negeri Palembang telah bertindak diskriminatif dengan

mengurangi besaran denda yang harus dibayar oleh Para Termohon Kasasi

I, II, III, dan IV.

Judex Facti pada Pengadilan Negeri memberikan pengurangan

jumlah hukuman denda yang harus dibayar oleh Para Termohon I, yang

awalnya sebesar Rp. 599.499.000,00 (lima ratus sembilan puluh sembilan

juta empat ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) menjadi Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Oleh sebab itu Para Pemohon

Kasasi I menilai Judex Facti pada Pengadilan Negeri Palembang telah

salah dalam menerapkan hukum.

3. Pendapat Majelis Hakim

Dalam Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-

KPPU/2013, Majelis Hakim mempertimbangkan keberatan-keberatan

tersebut diatas yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi. Mengenai

keberatan-keberatan tersebut, Majelis Hakim Kasasi berpendapat bahwa

Page 69: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

58

keberatan tersebut dapat dibenarkan oleh karena setelah meneliti secara

saksama memori kasasi masing-masing dan kontra memori kasasi yang

dihubungkan dengan pertimbangan judex facti. Sehingga dalam hal ini

Pengadilan Negeri Palembang Putusan Perkara Nomor

16/Pdt.G/KPPU2011/PN.PLG telah salah menerapkan hukum.

Selain itu Majelis Hakim Kasasi berpendapat terhadap perkara

keberatan yang sama harus didaftar dengan nomor registrasi yang sama.

Sebagaimana dalam Pasal 4 ayat (3) Perma Nomor 3 Tahun 2005 Tentang

Tata Cara Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU (selanjutnya

disebut Perma No. 3 Tahun 2005), menyatakan:

‖Dalam hal keberatan diajukan oleh lebih dari 1 (satu) Pelaku

Usaha untuk putusan KPPU yang sama, dan memiliki kedudukan

hukum yang sama, perkara tersebut harus didaftar dengan nomor

yang sama‖

Sehingga perkara keberatan yang diperiksa dalam register perkara

tersendiri, yaitu di Pengadilan Negeri Palembang Perkara Nomor

16/Pdt.G/2011/PN.Plg., yang terpisah dari perkara keberatan yang sama,

yaitu perkara yang diregistrasi Nomor 24/Pdt.G/2011/PN/Plg.

Kemudian Majelis Hakim Kasasi melihat dalam putusan judex

facti terdapat pertimbangan yang tidak konsisten berkaitan dengan

penjatuhan denda. Hukuman denda yang dijatuhkan terhadap Para

Pemohon Keberatan (Terlapor IX, X, XI, dan XX) menurut Majelis Hakim

perlu diperbaiki karena menurut ketentuan Pasal 47 ayat (2) angka 2 huruf

g Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, KPPU berwenang menjatuhkan

denda serendah-rendahnya Rp1.000.000.000,00 setinggi-tingginya

Page 70: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

59

Rp25.000.000.000,00, oleh karenanya penentuan besarnya denda

sebagaimana ditentukan dalam putusan KPPU a quo adalah tidak dapat

dibenarkan.

B. Analisis Disparitas Sanksi Denda dalam Putusan Mahkamah Agung

Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013.

1. Eksekusi Putusan dan Sikap Para Pihak Terhadap Putusan

Putusan KPPU baru dapat dieksekusi ketika sudah berkuatan

hukum tetap (in kracht van gewijsde). Hal tersebut berarti para pihak yang

tersebut dalam amar putusan KPPU tidak mengajukan keberatan selama

batas waktu yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999. Namun apabila ada

upaya hukum yang dilakukan atas putusan KPPU tersebut, dapat diartikan

putusan KPPU tersebut belum berkekuatan hukum tetap dan para pihak

dapat mengajukan upaya keberatan atas putusan KPPU ke Pengadilan

Negeri. Sebab berdasarkan Pasal 44 ayat (1) UU No. 5 No. Tahun 1999

dinyatakan bahwa dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pelaku usaha

menerima pemberitahuan putusan Komisi sebagaimana dimaksud dalam

pasal 43 ayat (4), pelaku usaha wajib melaksanakan putusan tersebut dan

menyampaikan laporan pelaksanaannya kepada Komisi.

Namun dalam praktek, masih banyak ditemukan pelaku usaha atau

terlapor yang belum memenuhi kewajiban tersebut, meskipun putusannya

telah berkekuatan hukum tetap. Sebagaimana diketahui KPPU sebagai

lembaga pengawas pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1999, kedudukan KPPU

bukan sebagai lembaga peradilan perdata oleh karena itu KPPU tidak

Page 71: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

60

dapat mengeksekusi putusannya sendiri seperti pada Pengadilan Negeri.

3Putusan KPPU yang menghukum supaya pelaku membayar denda

walaupun sudah memiliki kekuatan hukum tetap karena pelaku tidak

mengajukan upaya hukum, tidak dapat dieksekusi oleh KPPU.

Pihak KPPU sendiri melihat pelaksanaan eksekusi putusan

Persaingan Usaha sebagai suatu tantangan. Pasalnya kecepatan respon

Mahkamah Agung terhadap permohonan eksekusi putusan dinilai KPPU

cenderung lambat pelaksanaannya.4 Aspek lain yang juga menjadi kendala

eksekusi putusan adalah beberapa Pengadilan justru sering tidak

mengetahui lembaga KPPU ini sendiri sehingga upaya percepatan

eksekusi tidak semudah apa yang disebut dalam UU No. 5 Tahun 1999.5

Tidak hanya pada mekanisme keberatan, para pihak bahkan juga

menempuh upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung. Perkara yang

diregistrasi dengan Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013. Sehingga dapat

dibayangkan bagaimana atas putusan yang diputuskan oleh KPPU sendiri,

KPPU juga harus menjadi pihak atas upaya-upaya yang diajukan oleh

Pemohon (dahulu Terlapor di KPPU) sehingga upaya eksekusi putusan

KPPU menjadi tidak semerta-merta menjadi mudah dieksekusi.

Mengingat pelaksanaan eksekusi menjadi tanggung jawab Panitera

3 Wawancara dengan Dendy R. Sutrisno, Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri di

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 12 Februari 2015.

4 Wawancara dengan Dendy R. Sutrisno, Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri di

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 12 Februari 2015.

5 Wawancara dengan Dendy R. Sutrisno, Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri di

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 12 Februari 2015.

Page 72: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

61

atau melalui Panitera Pengganti dan juga karena KPPU tidak memiliki

kewenangan melakukan sita jaminan maka yang pertama dilakukan adalah

proses sita eksekusi dahulu.6 Sempat disinggung diatas mengenai

ketentuan Pasal 44 ayat (1) UU No. 5 No. Tahun 1999, dapat dilihat

jangka waktu eksekusi selama 30 (tiga puluh) hari menjadi sulit

direalisasikan.

2. Analisis Disparitas Penerapan Sanksi Denda

Dalam berbagai putusan, KPPU menyimpangi adanya aturan batas

bawah dan atas tersebut. Jika disimak dalam putusannya selama ini, KPPU

beberapa kali menyimpangi aturan Pasal 47 ayat (2) huruf g UU No. 5

Tahun 1999 terutama pada besaran batas bawah. Sementara, untuk batas

atasnya tidak pernah disimpangi. Putusan KPPU yang menyimpangi batas

bawah tersebut, salah satunya Putusan Perkara Nomor 26/KPPU-L/2010

berkaitan dengan Lelang Pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam putusan perkara tersebut, Majelis menyatakan Para

Terlapor (Terlapor I s/d Terlapor XX) dinyatakan terbukti secara sah dan

meyakinkan melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 dan menjatuhkan

hukuman kepada Para Terlapor dengan besaran denda yang bervariasi dari

yang paling kecil sebesar Rp 52.428.000 (lima puluh dua juta empat ratus

dua puluh delapan ribu rupiah) sampai yang paling besar, yaitu sebesar Rp.

659.123.000 (enam ratus lima puluh sembilan juta seratus dua puluh tiga

6 Wawancara dengan Dendy R. Sutrisno, Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri di

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 12 Februari 2015.

Page 73: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

62

ribu rupiah).

Hal yang sama terjadi juga dalam perkara persekongkolan tender

dalam Putusan KPPU lainnya dalam Perkara Nomor: 03/KPPU-L/2013

tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999 dalam Tender Pengadaan 30 Unit Traktor Besar di Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

Anggaran 2010. Pada perkara tersebut Majelis menyatakan para Terlapor

(Terlapor I, II, III, dan IV) terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar

Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. Terhadap Terlapor I tidak dikenakan

hukuman denda namun terhadap Terlapor II dihukum denda sebesar Rp.

465.013.380,00 (empat ratus enam puluh lima juta tiga belas ribu tiga

ratus delapan puluh rupiah) sedangkan terhadap Terlapor III dan IV,

masing-masing dihukum lebih rendah, yaitu sebesar Rp. 232.571.690,00

(dua ratus tiga puluh dua juta lima ratus tujuh puluh satu ribu enam ratus

sembilan puluh rupiah).

Maka dapat dilihat pada 2 (dua) Putusan KPPU tersebut, yaitu

Perkara di Sumatera Selatan dan di Perkara Nusa Tenggara Timur ini

terdapat disparitas penjatuhan hukuman denda yang sangat signifikan.

Terlapor pada Perkara di Sumatera Selatan dan Perkara di Nusa Tenggara

Timur yang sama-sama terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar

Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 ada yang didenda dan ada yang tidak

mendapatkan hukuman denda sama sekali. Disparitas putusan ini

menimbulkan pertanyaan. Sebab dalam putusan KPPU, Majelis

Page 74: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

63

Komisioner dalam pertimbangan Putusannya tidak menjelaskan lebih jauh

mengapa terlapor didenda atau sebaliknya dan mengapa Terlapor yang

dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 UU

No. 5 Tahun 1999 tidak dihukum denda serupiah pun. Padahal

persekongkolan tender adalah pelanggaran yang paling berat dalam

persaingan usaha.

Dalam Putusan MA Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

yang penulis analisis juga terdapat disparitas penjatuhan sanksi denda. PT.

Surya Prima Abadi dalam Putusan KPPU Perkara Nomor 26/KPPU-

L/2010 dihukum membayar denda seberar Rp. 599.499.000,00 (lima ratus

sembilan puluh sembilan juta empat ratus sembilan puluh sembilan ribu

rupiah). Dalam upaya Keberatan kepada Pengadilan Negeri, jumah denda

yang awalnya sebesar Rp. 599.499.000,00 (lima ratus sembilan puluh

sembilan juta empat ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) dikurangi

menjadi Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Majelis Hakim pada

Pengadilan Negeri Palembang dalam Perkara Nomor

16/Pdt.G/KPPU2011/PN.PLG juga dalam pertimbangannya tidak

memberikan alasan pengurangan denda yang rasional dan rinci.

Saat ini KPPU sendiri dalam rangka memberikan pemahaman

melalui putusannya mencoba untuk memutus dengan selalu memberikan

alasan-alasan (reasoning) dan juga gambaran akan dampak yang akan

Page 75: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

64

terjadi atas perbuatan melanggar UU No. 5 Tahun 1999.7 Bahkan KPPU

terhitung sejak tahun 2011 telah melakukan sikap yang konstruktif dalam

putusannya, yaitu dengan memaparkan secara rinci perhitungan denda

dalam tubuh Putusan KPPU.8

Kemudian juga dalam Putusan MA Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-

KPPU/2013, yang didalamnya termasuk juga putusan pada tingkat lebih

rendah, yaitu Putusan KPPU Perkara Nomor 26/KPPU-L/2010, Putusan

Pengadilan Negeri Baturaja Perkara Nomor

03/Pdt.G/KPPU/2011/PN.BTA, dan Putusan Pengadilan Negeri

Palembang Perkara Nomor 16/Pdt.G/KPPU2011/PN.PLG telah terjadi

disparitas dalam menjatuhkan besaran sanksi denda. Untuk lebih

memahami perbedaan antara Putusan yang diputus oleh KPPU dalam

Putusan KPPU Perkara Nomor 26/KPPU-L/2010 dengan Putusan yang

diputus oleh Mahkamah Agung dalam Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-

KPPU/2013, berikut adalah

perbedaannya:

Putusan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha Nomor

26/KPPU-L/2010 Tentang

Lelang Pekerjaan di Dinas

Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten Ogan

Komering Ulu Provinsi

Sumatera Selatan.

Putusan Mahkamah Agung Perkara

Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

Kasus Lelang Pekerjaan di Dinas

Pekerjaan Umum Bina Marga

Kabupaten Ogan Komering Ulu

Provinsi Sumatera Selatan.

7 Wawancara dengan Dendy R. Sutrisno, Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri di

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 12 Februari 2015.

8 Wawancara dengan Dendy R. Sutrisno, Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri di

Komisi Pengawas

Persaingan Usaha, 12 Februari 2015.

Page 76: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

65

Para Pihak

Terlapor I: PT. Surya Eka

Lestari, Terlapor II: PT.

Wahyu Wide, Terlapor III:

PT. Sentosa Raya, Terlapor

IV: PT. Nusantara

Membangun, Terlapor V:

PT. Cinta Famili, Terlapor

VI: PT. Bintang Selatan

Agung, Terlapor VII: PT.

Arga Makmur Mandiri,

Terlapor VIII: PT. Alam

Baru Persada, Terlapor IX:

PT. Surya Prima Abadi,

Terlapor X: PT. Dwi

Perkasa, Terlapor XII: PT.

Mahalini Jaya Manggala,

Terlapor XIII: PT.

Gemilang Permai, Terlapor

XIV: PT. Medika Jaya

Utama, Terlapor XV: PT.

Bunga Mulia Indah,

Terlapor XVI: PT. Gading

Cempaka Graha, Terlapor

XVII: PT. Alam Permai

Indah Mandiri, Terlapor

XVIII: PT. Dua Sepakat,

Terlapor XIX: Panitia

Pengadaan Barang/Jasa

Konstruksi di Dinas PU

Bina Marga Kabupaten

Ogan Komering Ulu APBD

Tahun Anggaran 2009, dan

Terlapor XX: PT. Sekawan

Maju Bersama.9

I. Para Pemohon Kasasi I

1. PT. Surya Eka Lestari, yang

diwakili oleh Direktur Utama,

Andi Fitriansyah, ST., MM.,

berkedudukan di Jl. A.R Hamidi

No. 3, Baturaja, Palembang;

2. PT. Wahyu Wide, yang diwakili

oleh Direktur, Bambang Agus

Zulkarnain, berkedudukan di Jl. A.

Yani 3,5 Kemelak, Baturaja,

Palembang;

3. PT. Sentosa Raya, yang diwakili

oleh Direktur, Susi Andriyani,

berkedudukan di Jl, D,S Baturaja

No.20 Baturaja, Palembang.

Ketiganya dalam hal ini memberi

kuasa kepada Eric Asmansyah,

S.H., dan kawan-kawan, Para

Advokat yang berkantor di Wijaya

Graha Puri (Grand Wijaya

Centre), Blok G No.7 Jl. Wijaya

II, Kebayoran Baru, Jakarta,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal 4 Juli 2011, Para Pemohon

Kasasi I dahulu Turut Termohon

Keberatan I, II, dan III.;

II. Para Pemohon Kasasi II

1. PT. Bunga Mulia Indah, yang

diwakili oleh Direktur Utama,

Saiful, berkedudukan di Jl. Let.Jen

Bambang Utoyo No. 68 RT 40,

Lrg Kerukunan,Kelurahan 8 Ilir,

Kec. Ilir Timur II, Palembang;

2. PT. Gading Cempaka Graha, yang

diwakili oleh Direktur, Jhonny,

berkedudukan di Jl. Veteran No.

433-D, Palembang;

3. PT Dua Sepakat, yang diwakili

oleh Direktur Utama, Thamrin

Sutopo, berkedudukan di Jl.

Veteran No 31-B, RT 09/03,

9 Putusan KPPU Perkara Nomor 26/KPPU-L/2010, tentang Identitas Terlapor, h. 4-9.

Page 77: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

66

Palembang.

Ketiganya dalam hal ini memberi

kuasa kepada Susanto Widjaya,

SH., dan kawan, Para Advokat

beralamat di Jl. A. Yani 13 Ulu

Lorong A. Kadir No. 4-A,

Palembang, berdasarkan surat

kuasa khusus tanggal 7 Februari

2011, Para Pemohon Kasasi II

dahulu Turut Termohon Keberatan

XII, XIII, dan XV;

III. Komisi Pengawas Persaingan

Usaha (KPPU), yang diwakili oleh

Ketua KPPU, Tadjuddin Noersaid,

berkedudukan di Jl. Ir. H. Juanda

No. 6 Jakarta Pusat, dalam hal ini

memberi kuasa kepada Setya Budi

Yulianto, SH., Kepala Biro

Penindakan, Sekretariat KPPU

dan kawan-kawan, Para Staf

KPPU, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 31 Januari 2012,

Pemohon Kasasi III dahulu

Termohon Keberatan;

IV. Para Pemohon Kasasi IV

1. PT. Nusantara Membangun, yang

diwakili oleh Direktur Utama, Adi

Fitramsyah, berkedudukan di

Jl.Veteran No. 432-C Palembang;

2. PT.Bintang Selatan Agung, yang

diwakili oleh Direktur Utama, Ir.

Julianto, berkedudukan di Jl.

Soekarno Hatta No. 1 Palembang;

3. PT. Arga Makmur Mandiri, yang

diwakili oleh Direktur Utama,

Henrico Martin, SE.,

berkedudukan di Jl. Veteran No.

432-C/1080, Kelurahan 20 Ilir

Darat I, Kec. Ilir Timur I,

Palembang;

4. PT. Alam Baru Persada, yang

diwakili oleh Direktur Utama,

Yenny Elita, S.Pd.,MM.,

berkedudukan di Jl. Demang

Page 78: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

67

Lebar Daun No. 49, Kelurahan

Lorok Pakjo I-B.1, 1, Palembang;

5. PT. Mahalini Jaya Manggala,

yang diwakili oleh Direktur

Utama, Tedy Suherman, SE.,

berkedudukan di Jl. Soekarno

Hatta No. 1-B, Palembang, selaku

Direktur Utama.

Kelimanya dalam hal ini memberi

kuasa kepada Liz Asnahwati, SH.,

dan kawan, Para Advokat,

beralamat di Wijaya Graha Puri

(Grand Wijaya Centre) Blok G

No. 7 Jl. Wijaya II, Kebayoran

Baru, Jakarta, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tanggal 26 Juli

2011, Para Pemohon Kasasi IV

dahulu Turut Termohon Keberatan

IV, VI, VII, VIII, dan IX;

Melawan

I. PT. Surya Prima Abadi, yang

diwakili oleh Direktur Utama, Ir.

Febri Alfian, berkedudukan di Jl.

Residen Abdul Rozak No. 1-A,

Palembang, Sumatera Selatan;

II. PT. Dwi Perkasa Mandiri, yang

diwakili oleh Direktur Utama,

Agus Andreas, berkedudukan di

Jl. Residen Abdul Rozak No. 3,

Palembang, Sumatera Selatan;

III. PT. Nugraha Adi Taruna, yang

diwakili oleh Direktur Utama,

Gusti Yudi Rahman,

berkedudukan di Jl. Residen

Abdul Rozak No. 1-B, Palembang,

Sumatera Selatan;

IV. PT. Sekawan Maju Bersama, yang

diwakili oleh Direktur Utama,

Baharuddin Iskak Oey,

berkedudukan di Jl. Jend.

Sudirman No. 1072, Palembang,

Sumatera Selatan.

Keempatnya dalam hal ini

memberi kuasa kepada Prof. Dr.

Suhandi Cahaya, SH.,MH.,MBA.,

Page 79: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

68

dan kawan, Para Advokat

beralamat di Jl. Gajah Mada No.

10 Lt. 2, Jakarta Pusat,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus

masing-masing tanggal 12 Januari

2012, Para Termohon Kasasi

dahulu Pemohon Keberatan I, II,

III, IV;

Dan;

I. PT. Cinta Famili, berkedudukan di

Jl. A. Yani No. 144, Baturaja,

Palembang;

II. PT. Gemilang Permai,

berkedudukan di Jl. Prof Dr.

Hamka No. 132, Baturaja,

Palembang;

III. PT. Medika Jaya Utama,

berkedudukan di Jl. D.I Panjaitan

No. 431, Baturaja Palembang;

IV. PT. Alam Permai Indah Mandiri,

berkedudukan di Jl. Mundir No. 9,

KM 14, Desa Sukajadi, Kec.

Talang Kelapa, Muba, Palembang;

V. Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Konstruksi di Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Kabupaten

Ogan Komering Ulu APBD Tahun

Anggaran 2009, berkedudukan di

Kantor Dinas Pekerjaan Umum

Bina Marga, Jl. Jend. A. Yani,

Palembang, Para Turut Termohon

Kasasi dahulu Turut Termohon

Keberatan V, X, XI, XIV, XVI;

Sikap Para Pihak

PT. Surya Eka Lestari, PT. Wahyu Wide,

dan PT. Sentosa Raya (Selanjutnya

disebut sebagai Pemohon Keberatan I, II,

dan III) mengajukan permohonan

keberatan ke Pengadilan Negeri Baturaja

Perkara Nomor

03/Pdt.G/KPPU/2011/PN.BTA., tersebut

pada Jumat, tanggal 1 April 2011 oleh

Ikha Tina, SH.,M.Hum, Hakim Ketua

Majelis, Boxgie Agus Santoso, SH dan

Page 80: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

69

Jimmy Maruli Alfian, SH.,MH., masing-

masing Hakim Anggota, memutuskan

yang amarnya sebagai berikut:

a. Menolak keberatan dari Pemohon

Keberatan I, II, dan III;

b. Menguatkan Putusan KPPU Nomor:

26/KPPU-L/2010 tanggal 15

November 2010 dengan perbaikan,

sehingga amar selengkapnya berbunyi

sebagai berikut:

1) Menyatakan Terlapor I: PT Surya

Eka Lestari, Terlapor II: PT.

Wahyu Wide, Terlapor III: PT.

Sentosa Raya terbukti secara sah

dan meyakinkan melanggar Pasal

22 UU No. 5 Tahun 1999 tentang

Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat;

2) Menghukum Terlapor I: PT. Surya

Eka Lestari untuk membayar

denda sebesar Rp. 59.743.000,00

(lima puluh sembilan juta tujuh

ratus empat puluh tiga ribu rupiah)

yang harus disetor ke Kas Negara

sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang persaingan

usaha Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank pemerintah dengan

kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di

Bidang Persaigan Usaha);

3) Menghukum Terlapor II: PT.

Wahyu Wide untuk membayar

denda sebesar Rp. 226.782.000,00

(dua ratus juta dua puluh enam juta

tujuh ratus delapan puluh dua ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja

Komisi Pengawas Persaingan

Usaha melalui bank pemerintah

dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di

Page 81: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

70

Bidang Persaigan Usaha);

4) Menghukum Terlapor III: PT.

Sentosa Raya untuk membayar

denda sebesar Rp.659.123.000,00

(enam ratus lima puluh sembilan

juta seratus dua puluh tiga ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja

Komisi Pengawas Persaingan

Usaha melalui bank pemerintah

dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di

Bidang Persaigan Usaha)

5) Menghukum Pemohon Keberatan

I, II, dan III untuk membayar biaya

perkara secara tanggung renteng

yang hingga kini sebesar Rp.

511.000,00 (lima ratus sebelas ribu

rupiah).

Pengadilan Negeri Palembang pada

Perkara Nomor

16/Pdt.G/KPPU2011/PN.PLG juga

menerima permohonan Keberatan

terhadap Putusan KPPU Perkara Nomor

26/KPPU-L/2010, tanggal 15 November

2010. Para pihak selaku Pemohon

Keberatan ini diantaranya PT Surya

Prima Abadi, PT. Dwi Perkasa Mandiri,

PT. Nugraha Adi Taruna, dan PT.

Sekawan Maju Bersama (dahulu masing-

masing sebagai Terlapor IX, X, XI, dan

XX) yang selanjutnya pada tanggal 28

Juni 2011, Majelis Hakim pada

Pengadilan Negeri Palembang telah

memutuskan yang amarnya sebagai

berikut:

a. Menerima permohonan keberatan

Pemohon Keberatan I/dahulu

Terlapor IX, Pemohon Keberata

II/dahulu Terlapor X, Pemohon

Keberatan III/dahulu Terlapor XI, dan

Pemohon Keberatan IV/dahulu

Page 82: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

71

Terlapor XX untuk sebagian;

1) Membatalkan Putusan KPPU No.

26/KPPU-L/2010 tanggal 15

November 2010 sepanjang dictum

angka 7, sehingga berbunyi:

―Menghukum Terlapor IX: PT.

Surya Prima Abadi untuk

membayar denda sebesar Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang

persaingan usaha satuan kerja

Komisi Pengawas Persaingan

Usaha melalui bank Pemerintah

dengan kode penerimaan 423755

(pendapatan denda pelanggaran di

bidang persaingan usaha)‖;

Dictum angka 9, sehingga

berbunyi: ―Melarang Terlapor I:

PT. Surya Eka Lestari, Terlapor

II:PT Wahyu Wide, Terlapor III:

PT. Sentosa Raya, Terlapor VI:

PT. Bintang Selatan Agung,

Terlapor VII: PT. Alam Baru

Persada, Terlapor XII: PT.

Mahalini Jaya Manggala, Terlapor

XIII: PT Gemilang Permai,

Terlapor XIV: Medika Jaya

Utama, Terlapor XV: PT. Bunga

Mulia Indah, Terlapor XVIII: PT.

Dua Sepakat, untuk mengikuti

lelang yang menggunakan dana

Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) dan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) di seluruh Indonesia

selama 18 (depalan belas) bulan

sejak putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap‖;

2) Membebankan seluruh biaya yang

timbul dalam perkara ini kepada

Komisi Pengawas Persaingan

Usaha Republik Indonesia sebesar

Rp. 222.000,00 (dua ratus dua

puluh dua ribu rupiah);

Page 83: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

72

3) Menolak permohonan keberatan

Pemohon Keberatan I/dahulu

Terlapor IX, Pemohon Keberatan

II/dahulu Terlapor XX, untuk

selain dan selebihnya;

Argumen Para Pihak

Selanjutnya sikap para pihak terhadap

Putusan Pengadilan Negeri Palembang

Perkara Nomor

16/Pdt.G/KPPU2011/PN.PLG atas amar

putusannya sebagaimana tersebut diatas,

Para Pihak mengajukan Kasasi.

Keberatan-keberatan kasasi yang

diajukan oleh Para Pemohon Kasasi

dalam memori kasasinya, diantaranya

sebagai berikut:

a. Keberatan Pemohon Kasasi I

Para Pemohon Kasasi I menilai

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas

I-A Palembang telah keliru dan

diskriminatif dalam mempertimbangkan

dan memberikan pengurangan jumlah

hukuman denda yang harus dibayar oleh

Para Termohon I, yang awalnya sebesar

Rp. 11.989.970.000,00 (sebelas miliar

sembilan ratus delapan puluh sembilan

juta sembilan ratus tujuh puluh ribu

rupiah) menjadi Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sedangkan terhadap

Para Pemohon Kasasi I, II, dan III tidak

diberikan pengurangan.

Pemohon Kasasi I dalam tender

tersebut memenangkan nilai proyek

sebesar Rp. 1.991.431.000,00 (satu miliar

sembilan ratus sembilan puluh satu juta

empat ratus tiga puluh satu ribu rupiah)

sedangakan jumlah denda yang

dijatuhkan oleh KPPU dan dikuatkan

oleh judex facti sebesar Rp.

59.743.000,00 (lima puluh sembilan juta

tujuh ratus empat puluh tiga ribu rupiah).

Sehingga Pemohon Kasasi merasa

hukuman denda tersebut sangat tidak adil

dan tidak logis.

Page 84: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

73

Hal yang sama juga dialami Pemohon

Kasasi II, hukuman denda yang

ditetapkan oleh KPPU dan dikuatkan oleh

judex facti sebesar Rp. 226.782.000,00

(dua ratus dua puluh enam juta tujuh

ratus delapan puluh dua ribu rupiah)

dinilai sangat tidak adil dan tidak logis.

Sebab nilai proyek yang dimenangkan

hanya sebesar Rp. 4.488.394.000,00

(empat miliar empat ratus depalan puluh

delapan tiga ratus sembilan puluh empat

ribu rupiah). Begitupun oleh Pemohon

Kasasi III, dihukum denda oleh KPPU

sebesar Rp. 659.123.000,00 (enam ratus

lima puluh sembilan seratus dua puluh

tiga ribu rupiah) dengan kalkulasi nilai

proyek yang hanya sebesar Rp.

12.974.495.000,00 (dua belas miliar

sembilan ratus tujuh puluh empat ribu

empat ratus sembilan puluh lima ribu

rupiah) menilai penjatuhan hukuman

denda tidak adil dan tidak logis.

b. Keberatan Pemohon Kasasi IV

Pemohon Kasasi IV menilai bahwa

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas

I-A Palembang telah keliru menerapkan

hukuman denda dan bersikap

diskriminatif dalam mempertimbangkan

dan memberikan pengurangan jumlah

hukuman denda terhadap Termohon

Kasasi I, yaitu dari sebesar Rp.

599.499.000,00 (lima ratus sembilan

puluh sembilan juta empat ratus sembilan

puluh sembilan ribu rupiah) dikurangi

menjadi sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sedangkan Pemohon

Kasasi IV tidak diberikan pengurangan

sama sekali.

Sedangkan hukuman yang dijatuhkan

kepada Pemohon Kasasi IV sebesar Rp.

52.428.000,00 (lima puluh dua juta empat

ratus dua puluh delapan ribu rupiah) atas

nlai proyek Rp. 1.747.600.000,00 (satu

miliar tujuh ratus tujuh puluh tujuh enam

Page 85: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

74

ratus ribu rupiah) sehingga hukuman itu

dinilai tidak adil dan tidak logis.

Pertimbangan Majelis Hakim

Dalam Putusan Mahkamah Agung

Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-

KPPU/2013, Majelis Hakim

mempertimbangkan atas keberatan-

keberatan tersebut diatas yang diajukan

oleh para Pemohon Kasasi. Mengenai

keberatan-keberatan Para Pemohon

Kasasi I, II, III, dan IV, Majelis Hakim

berpendapat bahwa keberatan tersebut

dapat dibenarkan oleh karena setelah

meneliti secara saksama memori kasasi

masing-masing dan kontra memori

kasasi, dihubungkan dengan

pertimbangan judex facti dalam hal ini

Pengadilan Negeri Palembang dalam

Putusan Perkara Nomor

16/Pdt.G/KPPU2011/PN.PLG telah

salah menerapkan hukum dengan

pertimbangan sebagai berikut:

a. Bahwa perkara keberatan a quo

diperiksa dalam register perkara

tersendiri, yaitu di Pengadilan Negeri

Palembang Perkara Nomor

16/Pdt.G/2011/PN.Plg., sehingga

terpisah dari perkara keberatan yang

sama, yaitu Keberatan terhadap

putusan KPPU (Pemohon Kasasi II)

Nomor 26/KPPU-L/2010 dalam

perkara register Nomor

24/Pdt.G/2011/PN/Plg., sehingga

untuk perkara yang sama di daftar

dengan nomor yang berbeda dan

oleh karena itu bertentangan dengan

ketentuan Pasal 4 ayat (3) Perma

Nomor 3 Tahun 2005;

b. Bahwa selain itu dalam putusan

judex facti terdapat pertimbangan

yang tidak konsisten yaitu bahwa

hukuman terhadap Para Pemohon

Keberatan (Terlapor IX, X, XI, dan

Terlapor XX) berupa denda perlu

diperbaiki dan sanksi berupa

Page 86: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

75

larangan untuk mengikuti tender

dinyatakan tidak berdasar secara

hukum sehingga harus dibatalkan

namun terhadap para Turut

Termohon Keberatan yang juga

sebagai Terlapor bersama-sama Para

Pemohon Kasasi, sanksi-sanksi

tersebut tetap berlaku sehingga

menimbulkan ketidakpastian hukum;

c. Bahwa Judex Facti dalam

pertimbangannya menyatakan

sependapat dengan KPPU bahwa

terbukti telah terjadi persekongkolan

horizontal dan vertikal, kecuali

mengenai besarnya denda yang

dijatuhkan adalah tidak logis apabila

dihubungkan dengan nilai proyek;

d. Bahwa hal ini tidak dapat

dibenarkan, karena menurut

ketentuan Pasal 47 ayat (2) angka 2

huruf g Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999, KPPU berwenang

menjatuhkan denda serendah-

rendahnya Rp1.000.000.000,00

setinggi-tingginya

Rp25.000.000.000,00, oleh

karenanya penentuan besarnya denda

sebagaimana ditentukan dalam

putusan KPPU a quo adalah dapat

dibenarkan;

Bahwa berdasarkan pertimbangan

tersebut, putusan judex facti tidak dapat

dipertahankan lagi dan harus dibatalkan,

serta Mahkamah Agung sependapat

dengan pertimbangan dan Putusan KPPU

dalam perkara a quo.

Putusan

Memutuskan

1. Menyatakan Para Pihak

tersebut diatas

seluruhnya terbukti

secara sah dan

meyakinkan melanggar

Pasal 22 UU No. 5

Tahun 1999 tentang

Mengadili

I. 1. PT. Surya Eka Lestari, 2. PT.

Wahyu Wide, 3. PT. Sentosa Raya;

II. 1. PT Bunga Mulia Indah, 2. PT.

Gading Cempaka Graha, 3. PT. Dua

Sepakat;

III. Komisi Pengawas Persaingan

Usaha Republik Indonesia;

Page 87: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

76

Larangan Praktek

Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak

Sehat;

2. Menghukum Terlapor I:

PT. Surya Eka Lestari

untuk membayar denda

sebesar Rp.

59.743.000,00 (lima

puluh sembilan juta

tujuh ratus empat puluh

tiga ribu rupiah) yang

harus disetor ke Kas

Negara sebagai

pendapatan denda

pelanggaran di bidang

Persaingan Usaha,

Satuan Kerja KPPU

melalui Bank

Pemerintah dengan kode

423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan

Usaha);

3. Menghukum Terlapor II:

PT. Wahyu Wide untuk

membayar denda

sebesar Rp.

226.782.000,00 (dau

ratus dua puluh enam

juta juta tujuh ratus

delapan puluh dua ribu

rupiah) yang harus

disetor ke Kas Negara

sebagai pendapatan

denda pelanggaran di

bidang Persaingan

Usaha, Satuan Kerja

KPPU melalui Bank

Pemerintah dengan kode

423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan

Usaha);

4. Menghukum Terlapor

III: PT. Sentosa Raya

IV. 1. PT. Nusantara Membangun, 2.

PT. Bintang Selatan Agung, 3. PT.

Arga Makmur Mandiri, 4. PT. Alam

Baru Persada, 5. PT. Mahalini Jaya

Manggala tersebut:

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri

Palembang Nomor

16/Pdt.G/KPPU/2011/PN.Plg., tanggal 28

Juni 2011;

Mengadili Sendiri

1. Menyatakan Terlapor I: PT. Surya

Eka Lestari, Terlapor II: PT. Wahyu

Wide, Terlapor III: PT. Sentosa Raya,

Terlapor VI: PT. Bintang Selatan

Agung, Terlapor VIII: PT. Alam Baru

Persada, Terlapor IX: PT. Surya

Prima Abadi, Terlapor X: PT. Dwi

Perkasa, Terlapor XII: PT. Mahalini

Jaya Manggala, Terlapor XIII: PT.

Gemilang Permai, Terlapor XIV: PT.

Medika Jaya Utama, Terlapor XV:

PT. Bunga Mulia Indah, Terlapor

XVI: PT. Gading Cempaka Graha,

Terlapor XVII: PT. Alam Permai

Indah Mandiri, Terlapor XVIII: PT.

Dua Sepakat, Terlapor XIX: Panitia

Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi di

Dinas PU Bina Marga Kabupaten

Ogan Komering Ulu APBD Tahun

Anggaran 2009, dan Terlapor XX:

PT. Sekawan Maju Bersama terbukti

secara sah dan meyakinkan

melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun

1999.

2. Menghukum Terlapor I: PT. Surya

Eka Lestari untuk membayar denda

sebesar Rp. 59.743.000,00 (lima

puluh sembilan juta tujuh ratus empat

puluh tiga ribu rupiah) yang harus

disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di

bidang persaingan usaha Satuan Kerja

Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank pemerintah dengan kode

penerimaan 423755 (Pendapatan

Page 88: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

77

untuk membayar denda

sebesar Rp.

659.123.000,00 (enam

ratus lima puluh

sembilan juta seratus

dua puluh tiga ribu

rupiah) yang harus

disetor ke Kas Negara

sebagai pendapatan

denda pelanggaran di

bidang Persaingan

Usaha, Satuan Kerja

KPPU melalui Bank

Pemerintah dengan kode

423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan

Usaha);

5. Menghukum Terlapor

V: PT. Cinta Famili

untuk membayar denda

sebesar Rp.

187.275.000,00 (seratus

delapan puluh tujuh dua

ratus tujuh puluh lima

ribu rupiah) yang disetor

ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan

denda pelanggaran di

bidang Persaingan

Usaha, Satuan Kerja

KPPU melalui Bank

Pemerintah dengan kode

penerimaan 423755

(Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha);

6. Menghukum Terlapor

VIII: PT. Alam Baru

Persada untuk

membayar denda

sebesar Rp.

52.428.000,00 (lima

puluh dua juta empat

ratus dua puluh delapan

ribu rupiah) yang harus

Denda Pelanggaran di Bidang

Persaigan Usaha);

3. Menghukum Terlapor II: PT. Wahyu

Wide untuk membayar denda sebesar

Rp. 226.782.000,00 (dua ratus dua

puluh enam juta tujuh ratus delapan

puluh dua ribu rupiah) yang harus

disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di

bidang persaingan usaha Satuan Kerja

Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank pemerintah dengan kode

penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang

Persaigan Usaha);

4. Menghukum Terlapor III: PT.

Sentosa Raya untuk membayar denda

sebesar Rp. 659.123.000,00 (enam

ratus lima puluh sembilan juta seratus

dua puluh tiga ribu rupiah) yang

harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan

Usaha, Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode

penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha);

5. Menghukum Terlapor V: PT. Cinta

Famili untuk membayar denda

sebesar Rp. 187.275.000,00 (seratus

delapan puluh tujuh juta dua ratus

tujuh puluh lima ribu rupiah) yang

harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan

Usaha, Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode

penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha);

6. Menghukum Terlapor VIII: PT. Alam

Baru untuk membayar denda sebesar

Rp. 52.428.000,00 (lima puluh dua

Page 89: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

78

disetor ke Kas Negara

sebagai pendapatan

denda pelanggaran di

bidang Persaingan

Usaha, Satuan Kerja

KPPU melalui Bank

Pemerintah dengan kode

423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan

Usaha);

7. Mengukum Terlapor IX:

PT. Surya Prima Abadi

untuk membayar denda

sebesar Rp.

599.499.000,00 (lima

ratus sembilan puluh

sembilan juta empat

ratus sembilan puluh

sembilan ribu rupiah)

yang harus disetor ke

Kas Negara sebagai

pendapatan denda

pelanggaran di bidang

Persaingan Usaha,

Satuan Kerja KPPU

melalui Bank

Pemerintah dengan kode

423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan

Usaha);

8. Menghukum Terlapor

XV: PT. Bunga Mulia

Indah untuk membayar

denda sebesar Rp.

449.844.000,00 (empat

ratus empat puluh

sembilan juta delapan

ratus empat puluh empat

ribu rupiah) yang harus

disetor ke Kas Negara

sebagai pendapatan

denda pelanggaran di

bidang Persaingan

Usaha, Satuan Kerja

juta empat ratus dua puluh delapan

ribu rupiah) yang harus disetor ke

Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di

bidang Persaingan Usaha, Satuan

Kerja Komisi Pengawas Persaingan

Usaha melalui bank Pemerintah

dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan Usaha);

7. Menghukum Terlapor IX: PT. Surya

Prima Abadi untuk membayar denda

sebesar Rp. 599.499.000,00 (lima

ratus sembilan puluh sembilan juta

empat ratus sembilan puluh sembilan

rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang

Persaingan Usaha, Satuan Kerja

Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan

kode penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha);

8. Menghukum Terlapor XV: PT. Bunga

Mulia membayar denda sebesar Rp.

449.844.000,00 (empat ratus empat

puluh sembilan juta delapan ratus

empat puluh empat ribu rupiah) yang

harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan

Usaha, Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode

penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha);

9. Melarang Terlapor I: PT. Surya Eka

Lestari, Terlapor II: PT. Wahyu

Wide, Terlapor III: PT. Sentosa Raya,

Terlapor VI: PT. Bintang SeIatan

Agung, Terlapor Vlll : PT. Alam

Baru Persada, Terlapor IX: PT. Surya

Prima Abadi, Terlapor X: PT. Dwi

Perkasa, Terlapor Xll: PT. Mahalini

Page 90: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

79

KPPU melalui Bank

Pemerintah dengan kode

423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan

Usaha);

9. Melarang Terlapor I:

PT. Surya Eka Lestari,

Terlapor II: PT. Wahyu

Wide, Terlapor III: PT.

Sentosa Raya, Terlapor

VI: PT. Bintang Selatan

Agung, Terlapor VIII:

PT. Alam Baru Persada,

Terlapor IX: PT. Surya

Prima Abadi, Terlapor

X: PT. Dwi Perkasa,

Terlapor XII: PT.

Mahalini Jaya

Manggala, Terlapor XV:

PT. Bunga Mulia Indah,

Terlapor XVIII: PT. Dua

Sepakat, dan Terlapor

XX: PT. Sekawan Maju

Bersama untuk

mengikuti lelang yang

menggunakan dana

Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN)

dan Anggaran

Pendapatan Belanja

Daerah (APBD)

diseluruh Indonesia

selama 12 (dua belas)

bulan sejak putusan ini

mempunyai kekuatan

tetap;

10. Melarang Terlapor IV:

PT Nusantara

Membangun, Terlapor

V: PT. Cinta Famili,

Terlapor VII: PT. Arga

Makmur Mandiri,

Terlapor XI: PT.

Nugraha Adi Taruna,

Terlapor XIII: PT.

Jaya Manggala, Terlapor XV: PT.

Bunga MuIia lndah, Terlapor XVlll:

PT. Dua Sepakat, dan Terlapor XX:

PT. Sekawan Maju Bersama untuk

mengikuti lelang yang menggunakan

dana Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) dan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

diseluruh lndonesia selama 12 (dua

belas) bulan sejak putusan ini

mempunyai kekuatan hukum tetap;

10. Melarang, Terlapor IV: PT.

Nusantara Membangun, Terlapor V:

PT. Cinta Famili, Terlapor VIl : PT.

Arga Makmur Mandiri, Terlapor Xl:

PT. Nugraha Adi Taruna, Terlapor

XlII: PT. Gemilang Permai, Terlapor

XlV: Medika Jaya Utama, Terlapor

XVI: PT. Gading Cempaka Graha,

Terlapor XVII: PT. Alam Permai

Indah Mandiri, untuk mengikuti

lelang yang menggunakan dana

Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN) dan Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) di seluruh

Indonesia selama 18 (delapan belas)

bulan sejak putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap.

Page 91: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

80

Gemilang Permai,

Terlapor XIV: Medika

Jaya Utama, Terlapor

XVI: PT. Gading

Cempaka Graha dan

Terlapor XVII: PT.

Alam Permai Indah

Mandiri, untuk

mengikuti lelang yang

menggunakan dana

Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN)

dan Anggaran

Pendapatan Belanja

Daerah (APBD)

diseluruh Indonesia

selama 18 (delapan

belas) bulan sejak

putusan ini mempunyai

kekuatan tetap.

Melihat perbandingan Putusan KPPU pada beberapa putusan diatas

dan juga pada Putusan Mahkamah Agung dapat dilihat adanya sikap yang

tidak konsisten oleh KPPU dan Mahkamah Agung dalam menentukan

besaran denda administratif yang dijatuhkan. Selain perbedaan dari segi

jumlah denda yang dijatuhkan dan juga dari segi Terlapor yang sama

sekali tidak dihukum membayar denda. Sehingga untuk meminimalisir

timbulnya sikap yang tidak konsisten tersebut, maka KPPU tidak cukup

hanya menerbitkan suatu pedoman penghitungan denda yang telah ada,

yaitu Pedoman Pelaksanaan Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999.10

Memang tujuan awalnya dibuat Pedoman Pelaksanaan Pasal 47

10 Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor: 252/KPPU/Kep/VII/2008

Tentang Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, ditetapkan pada 31 Juli

2008 oleh Ketua KPPU, Syamsul Maarif.

Page 92: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

81

UU No. 5 Tahun 1999 adalah menjamin setiap Putusan KPPU dapat lebih

menjamin kepastian hukum karena besaran denda yang akan dijatuhkan

dapat diprediksi sebelumnya dan yang lebih penting lagi Putusan tersebut

lebih dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu dengan adanya Pedoman

Pelaksanaan Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999, penjatuhan sanksi denda

kepada Terlapor akan menjauhkan KPPU dari asumsi-asumsi negatif

dalam setiap penjatuhan putusannya.

Kenyataanya dalam setiap pelaksanaan walaupun telah memiliki

Pedoman Pelaksanaan Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999, penyimpangan

dalam penjatuhan sanksi nyatanya tetap terjadi. Namun hal tersebut bukan

merupakan suatu pelanggaran hukum yang dilakukan KPPU atau

Mahkamah Agung. Yang utama adalah setiap putusan yang dijatuhkan

haruslah efektif, artinya putusan tersebut tidak hanya menimbulkan efek

jera namun putusan tersebut juga harus bisa dieksekusi. Meski besaran

denda dapat disimpangi, KPPU dan Mahkamah Agung harus dapat

menguraikan alasannya secara detail dan tidak sekedar alasan-alasan

normatif semata dan juga KPPU dan Mahkamah Agung dalam putusannya

harus melakukan perhitungan yang masuk akal dan sesuai dengan praktek

bisnis yang berkembang dalam masyarakat.

Untuk meminimalisir timbulnya besaran sanksi denda yang

bervariasi tersebut (disparitas), penulis melihat bahwa perlu adanya suatu

revisi terhadap norma hukum dalam rumusan Pasal 47 ayat (2) huruf g UU

No. 5 Tahun 1999. Rumusan Pasal 47 ayat (2) huruf g UU No. 5 Tahun

Page 93: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

82

1999 dirasakan penulis sudah tidak relevan dengan kebutuhan dan

perkembangan bisnis di Indonesia. Dengan adanya revisi rumusan norma

tersebut, maka KPPU dan Mahkamah Agung dalam menghitung besaran

sanksi denda tidak lagi timbul atau muncul potensi disparitas akibat

rumusan Pasal yang hanya mengatur mengenai batas bawah dan batas atas

nilai besaran denda.

KPPU sendiri juga menilai bahwa salah satu yang mengemuka saat

ini adalah beberapa rumusan Pasal dalam UU No. 5 Tahun 1999 terutama

yang menyangkut tentang sanksi denda administratif dalam Pasal 47 ayat

(2) huruf g UU No. 5 Tahun 1999 sudah tidak relevan.11

Salah satu bentuk

revisi rumusan pada pasal tersebut, yaitu dengan menggunakan bentuk

persentase (%). Menurut Dendy R Sutrisno, KPPU sebenarnya mekanisme

penghitungan denda dengan menggunakan bentuk persentase tersebut telah

ada dan digunakan di Eropa. Sehingga seharusnya di Indonesia saat ini

bisa mengadopsi konsep penghitungan besaran sanksi denda yang telah

diterapkan di Eropa tersebut.12

Sebagai contoh besaran penjatuhan denda dapat dihitung dengan

melihat berapa nilai keuntungan suatu proyek tender atas transkasi yang

dimenangkan oleh Pelaku Usaha. Sehingga atas selisih keuntungan

(margin) antara nilai proyek dengan keuntungan yang didapat Pelaku

Usaha, dihitung menggunakan konsep persentase (%). Mengingat juga

11 Wawancara dengan Dendy R. Sutrisno, Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri di

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 12 Februari 2015.

12 Wawancara dengan Dendy R. Sutrisno, Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri di

Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 12 Februari 2015.

Page 94: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

83

bahwa UU No. 5 Tahun 1999 telah dibuat hampir 15 (lima belas) tahun

yang lalu sehingga menurut penulis dengan melihat gejolak komptesi

bisnis yang ada di Indonesia saat ini tentunya norma hukumnya cenderung

sudah tidak relevan dan tidak aktual menjawab kebutuhan bisnis di

Indonesia.Sehingga dengan konsep dan formula penghitungan besaran

secara persentase (%) diharapkan metode itu dapat mengikuti dinamika

persaingan usaha yang semakin berkembang secara global.

Tidak hanya cukup pada level undang-undang, potensi disparitas

besaran sanksi denda juga dapat dilihat pada aspek penegak hukum, dalam

hal ini Majelis Komisioner KPPU dan Majelis Hakim di Pengadilan

Negeri hingga Kasasi. Secara umum, Majelis Komisi serta Hakim

diberikan kebebasan seluas-luasnya dalam memutus perkara yang

ditanganinya dari unsur manapun. Bahkan, ketika Majelis Komisioner

serta Hakim menilai suatu norma dalam undang-undang sudah tidak

relevan lagi, maka ketentuan dalam suatu undang-undang dapat

disimpangi.

Idealnya dalam setiap putusan harus memuat dimensi kepastian

hukum (rechtssicherheit), kemanfaatan (zweckmassigkeit) dan keadilan

(gerechtigkeit) secara proporsional, sebagaimana Lilik Mulyadi dalam

bukunya mengutarakan bahwa putusan hakim yang baik adalah putusan

yang dapat memenuhi kriteria dan dimensi yang meramu antara keadilan

hukum (legal justice), keadilan sosial (social justice) dan keadilan moral

(moral justice) meskipun di dalam praktik di antara ketiganya sering

Page 95: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

84

terjadi ketegangan atau pertentangan sehingga suatu putusan jarang

memuat ketiga unsur tersebut secara bersamaan.13

Potensi disparitas besaran sanksi denda administratif dapat dilihat

dari beberapa faktor, diantaranya karena dalam penanganan suatu perkara,

perkara tersebut diputus melalui musyawarah Majelis Komisoner atau

Majelis Hakim sehingga seringkali terjadi adanya perbedaan pendapat

(disenting opinion) dalam memberikan pertimbangan besaran penjatuhan

sanksi denda. Selain faktor tersebut, meskipun KPPU sendiri telah

memiliki Pedoman Pelaksanaan Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999 namun

pada kenyataanya dalam putusannya baik KPPU atau Mahkamah Agung

seringkali juga berbeda dalam menjatuhkan besaran sanksi denda.

Sehingga berkaitan dengan penelitian ini, maka kebebasan Majelis

Komisioner dan Majelis Hakim dalam memutus perkara terutama dalam

menentukan besaran sanksi denda menjadi salah satu aspek munculnya

disparitas besaran sanksi denda. Tentu hal tersebut bukan suatu

pelanggaran hukum akan tetapi yang paling utama adalah dalam

memberikan serta menjatuhkan putusan terutama dalam menentukan

besaran sanksi denda ini haruslah memberikan argumen-argumen serta

menguraikan dengan jelas dalam setiap putusannya.

13 Lilik Mulyadi, Kompilasi Hukum Perdata Perspektif Teoritis dan Praktik Peradilan

(Hukum Acara Perdata, Hukum Acara Perdata Materil, Pengadilan Hubungan Industrial,

Pengadilan Perkara Perdata Niaga), Cet. Ke-1, (Bandung: Alumni, 2009) h. 164

Page 96: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran yang telah dibuat di bab-bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa:

1. KPPU merumuskan dan menerapkan sanksi berupa denda administratif

dengan merujuk pada ketentuan Pasal 47 ayat (2) huruf g UU No. 5 Tahun

1999. Selain itu KPPU juga melihat ketentuan dalam Pedoman

Pelaksanaan Pasal 47 tentang Tindakan Administratif. Pedoman

Pelaksanaan Pasal 47 merupakan pedoman pelaksanaan pasal yang dibuat

KPPU sendiri sebagai pedoman menentukan besaran sanksi denda

administratif. Kemudian terhadap sanksi denda administratif tersebut dapat

dimintakan eksekusi ke Pengadilan Negeri (fiat eksekusi) mengingat

KPPU tidak diberikan wewenang untuk menjadi eksekutor atas putusan

yang dijatuhkannya sendiri.

2. Majelis Komisioner KPPU serta Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri

atau Kasasi dalam menjatuhkan sanksi denda administratif seringkali

menimbulkan perbedaan atau disparitas besaran sanksi denda

administratif. Besarnya disparitas besaran sanksi denda administratif ini

tentu menimbulkan suatu pertentangan yang dirasakan cukup menggangu.

Memang disparitas besaran sanksi denda bukan merupakan suatu

Page 97: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

86

pelanggaran hukum akan tetapi yang paling utama dalam tiap putusan

yang dijatuhkan baik oleh KPPU atau Mahkamah Agung adalah setiap

putusan haruslah efektif. Dalam artian putusan tersebut tidak hanya

menimbulkan efek jera melainkan putusan tersebut juga harus bisa

dieksekusi agar elemen kepastian hukum, keadilan dan juga tujuan suatu

penjatuhan sanksi denda dapat terpenuhi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka Penulis akan

mengemukakan bebeapa saran sebagai berikut:

1. Terhadap Pemerintah dan DPR selaku Lembaga Legislatif (membuat

peraturan perundang-undangan) agar meninjau kembali Undang-undang

No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat (UU No. 5 Tahun 1999). Diharapkan setelah dilakukan

peninjauan, maka dapat kemudian dilakukan amandemen terhadap UU No.

5 Tahun 1999 tersebut.

2. Rumusan norma dalam Pasal 47 ayat (2) huruf g UU No. 5 Tahun 1999

tentang sanksi denda administratif agar menggunakan mekanisme

persentase (%). Sehingga tidak lagi menggunakan aturan batas bawah dan

batas atas dalam besaran sanski denda administratif yang akan dijatuhkan

kepada pelaku usaha.

3. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Nasional

Tahun (RPJMN) 2015-2019, KPPU sebagai lembaga pengawas pesaingan

Page 98: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

87

usaha perlu diberikan suatu penguatan kelembagaan serta reposisi dalam

kedudukan dalam sistem hukum di Indonesia.

4. Perlu ditinjau mengenai pemberian kewenangan eksekusi oleh KPPU

terhadap putusan yang diputus sendiri oleh KPPU. Sehingga KPPU benar-

benar menjadi lembaga penegakan hukum persaingan usaha yang utuh.

5. Perlu dibuat suatu nota kesepahaman (MoU) antara KPPU dengan

Mahkamah Agung dalam rangka penyamaan perspektif dalam melihat

aspek persaingan usaha di Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar terjadi

kesepahaman atau keseragaman dalam rangka menangani dan mengawal

proses penegakan Hukum Persaingan Usaha di Indonesia.

Page 99: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

DAFTAR PUSTAKA

Kitab Suci:

Al-quran dan Terjemahan.

Buku-buku:

Adjie, Habib. Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai

Pejabat Publik. Cetakan Kedua. Bandung: PT. Refika Aditama, 2009.

Alwi, Hasan et.al. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

2002

Campbell, Henry. Black’s Law Dictionary. 5th

Editon. Minesota: West

Publising, 1998.

Curzon, L.B. Conspiracy. sixth edition. England: Pearson Education Limited,

2002.

Fuady, Munir. Hukum Anti Monopoli: Menyongsong Era Persaingan Sehat.

Cetakan Ke-1. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999.

Garner, Brian A. Black’s Law Dictionary. Fifth Edition. St. Paul Minn: West

Publishing, 1979.

Gautama, Shidarta. Karakteristik Penalaran Hukum dalam Konteks

Keindonesiaan. Bandung: Utomo, 2006.

Ginting, Elyta Ras. Hukum Anti Monopoli (Analisis dan Perbandingan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999). Cet. Ke-1. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti. 2001.

Hamzah, Andi. Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia. Jakarta: PT.

Pradnya Paramitha, 1993.

Hayati, Tri, dkk. Konsep Penguasaan Negara di Sektor Sumber Daya Alam

Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945. Jakarta: Sekretariat Jenderal MKRI

dan CLGS FH UI, 2005.

Ibrahim, Johnny. ‖Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif‖.

Malang: Bayumedia Publishing, 2006.

Juwana, Hikmahanto. Menyambut Berlakunya Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999: Beberapa Harapan dalam Penerapannya oleh Komisi

Page 100: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

89

Pengawas Persaingan Usaha. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas

Indonesia, 1999.

-----------------------. Peran Lembaga Peradilan dalam Menangani Perkara

Persaingan Usaha. Jakarta: Partnership for Business Competition

(PBC), 2003.

Kagramanto, L Budi. Larangan Persekongkolan Tender (Perspektif Hukum

Persaingan Usaha). Cet. Ke-1. Jakarta: Srikandi, 2008.

KPPU-RI. Laporan Tahunan KPPU Tahun 2013. Jakarta: KPPU, 2013.

-------------------.Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan

Tender. Jakarta: KPPU, 2005.

-------------------.Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 47 tentang Tindakan

Administratif. Jakarta: KPPU, 2007.

Lubis, Andi Fahmi, dkk. Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan

Kontex. Jakarta:Deutsche Gesellschaft fur Lechnische

Zusammenarbeit (GTZ) GMBH, 2009.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2009.

Muladi dan Barda Nawawi Arief. Teori-teori dan Kebijakan Pidana,

Bandung: Alumni, 2008.

Mulyadi, Lilik. Kompilasi Hukum Perdata Perspektif Teoritis dan Praktik

Peradilan (Hukum Acara Perdata, Hukum Perdata Materil,

Pengadilan Hubungan Industrial, Pengadilan Perkara Perdata

Niaga). Cetakan ke-1. Bandung: PT. Alumni, 2009

Nadapdap, Binoto. Hukum Acara Persaingan Usaha, Cet. Ke- 1. Jakarta: Jala

Permata Aksara, 2009.

Sinaga, Harjon dan Destivano Wibowo. Hukum Acara Persaingan Usaha.

Cet. Ke-1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Sirait, N. Ningrum. Hukum Persaingan di Indonesia: UU No. 5/1999 tentang

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. cet.

I. Medan: Pustaka Bangsa Press, 2004.

Sitompul, Asril. Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999.

Page 101: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

90

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. Ke- 29. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2000.

-------------------------. Pengantar Penelitian Hukum. Cet. Ke-3. Jakarta: UI-

Press, 1986.

------------------------- dan Sri Mamuji. Peranan dan Penggunaan

Kepustakaan di dalam Penelitian Hukum. Cet. Ke-3. Jakarta: Pusat

Dokumentasi UI, 1979.

Sullivan ,E. Thomas dan Jeffrey L. Harrison. Understanding Antitrust and Its

Economic Implications. New York: Matthew Bender & Co., 1994.

Tanya, Bernard L. Teori Hukum: Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan

Generasi. Cetakan ke-4. Yogyakarta: Genta Publishing, 2013.

Tim Dosen Pengajar FHUI. Pengantar Hukum Persaingan Usaha. Depok:

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996.

Tri Anggraini, A. M. Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak

Sehat: Per se Illegal atau Rule of Reason. Cet. 1. Jakarta:

Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003.

--------------------------. Sanksi dalam Perkara Persekongkolan Tender

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999. Jakarta: KPPU, 2007.

Usman, Rachmadi. Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Jurnal:

Harkrisnowo, Harkristuti. ”Rekonstruksi Konsep Pemidanaan: Suatu

Gugatan terhadap Proses Legislasi dan Pemidanaan di Indonesia”.

Majalah KHN Newsletter (Edisi April 2003).

Iwantono, Sutrisno. ―Filosofi yang Melatar-belakangi Dikeluarkannya UU

Nomor 5 Tahun 1999‖. Dalam Emmy Yuhassarie dan Tri Harnowo,

ed., Undang-undang No. 5/1999 dan KPPU: Prosiding. Cet ke-1.

Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum bekerjasama dengan Pusdiklat

Mahkamah Agung RI dan Konsultan Hukum EY Ruru dan Rekan.

2002.

Page 102: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

91

Krisanto, Yakub Adi. ―Analisis Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1999 dan

Karakteristik Putusan tentang Persekongkolan Tender.‖ Jurnal

Hukum Bisnis, vol. 24 No. 2, 2005.

-----------------------. Pelaksanaan Keppres No. 80 Tahun 2003 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dan

Indikasi Persekongkolan Tender Di Kota Salatiga. Jurnal Studi

Pembangunan Interdisplin, Volume XVIII No. 1 April – Juni 2006.

Peraturan Perundang-undangan:

Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

---------------------------.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang

Larangan PraktEk Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

---------------------------.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang

Mahkamah Agung.

---------------------------.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007 Tentang

Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan

---------------------------. Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengajuan

Keberatan Terhadap Putusan KPPU

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Putusan Pengadilan:

Putusan KPPU Perkara Nomor 26/KPPU-L/2010 tentang Kasus Lelang

Pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Ogan

Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan.

Page 103: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

92

Putusan KPPU Perkara Nomor: 03/KPPU-L/2013 tentang Pelanggaran Pasal

22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam Tender

Pengadaan 30 Unit Traktor Besar di Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran

2010

Putusan KPPU Perkara Nomor 03/KPPU-I/2003 tentang perkara Tender PT.

Indomobil Sukses Internasional, Tbk

Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

tentang Kasus Lelang Pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan.

Page 104: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi
Page 105: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi
Page 106: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Judul Skripsi : Analisis Disparitas Putusan Sanksi Denda Pada Persekongkolan Tender

Dalam Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

(Studi Putusan MA Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013).

Abstrak

Pada penelitian ini membahas mengenai sanksi denda dalam Pasal 47 ayat (2) huruf g UU

No. 5 Tahun 1999 yang dijatuhkan kepada pelaku usaha (Terlapor) yang terbukti secara sah dan

meyakinkan melanggar ketentuan Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999. Penulis fokus menganalisis

sanksi denda terutama terkait dengan besaran denda yang dijatuhkan oleh Komisioner KPPU

dalam tiap Putusan KPPU baik yang telah inkracht atau masih dalam proses upaya Keberatan

pada Pengadilan Negeri atau Kasasi pada Mahkamah Agung.

Menurut hemat penulis, terhadap besaran denda yang dijatuhkan oleh KPPU kepada

pelaku usaha dalam perkara yang sama telah terjadi penjatuhan denda dengan nilai yang

bervariasi (disparitas). Padahal sepanjang pengetahuan penulis, dalam Pedoman Pasal 47 tentang

Tindakan Adiminstratif ada disebutkan beberapa hal atau faktor yang dijadikan pertimbangan

bagi Komisioner KPPU dalam menjatuhkan besaran denda, diantaranya Nilai Penjualan dan

Nilai Dasar, skala perusahaan, jenis pelanggaran dan ada juga hal yang memberatkan dan

meringankan.

Sehingga berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, penulis ingin mengajukan beberapa

pertanyaan yang terkait dengan isu yang penulis sedang teliti. Baik yang terkait langsung

ataupun tidak langsung dengan penanganan yang dilakukan KPPU. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan Putusan MA Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013 yang menurut penulis putusan itu

Page 107: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

telah sesuai dan disetujui oleh dosen penguji proposal dan pembimbing penulis di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nama : Dendy R. Sutrisno

Jabatan : Kepala Bagian Kerjasama Dalam Negeri/ Plh. Humas KPPU

Instansi : Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

Waktu dan Tempat : Kamis, 12 Februari 2015 di Gedung Pusat KPPU RI JL. Ir. H. Juanda

No. 36. Jakarta 10120 - Indonesia.

Dafar Pertanyaan

1. Apa yang membedakan antara Hakim pada Peradilan Umum dengan Komisioner KPPU yang

sama-sama memiliki kewenangan memutus perkara?

Yang jelas kalo di peradilan biasa kan mereka merujuknya ke UU Pokok Kehakiman,

semuanya diatur disana. Di KPPU, dasar kita ya UU No. 5 Tahun 1999 kemudian Perpres 75

(yang kemudian diubah Perpres 80). Intinya adalah Komisioner KPPU ini diberikan amanat

untuk mengawal implementasi dari undang-undang itu. Apa yang dikawal itu ada empat,

awalnya hanya tiga.

Pertama, Penindakan, kedua, Penegakan Hukum, baik itu kewenangan untuk memanggil

orang, memeriksa orang, menuntut, kemudian ketiga, memutuskan dan keempat,

menjatuhkan sanksi administrasi.

2. Bagaimana cara Komisioner KPPU dalam memutus suatu perkara yang diajukan pada

KPPU? Apakah Komisioner KPPU memutus secara kolektif kolegial?

Jadi begini, perhatikan bahwa setiap perkara yang masuk atau laporan yang masuk kemudian

menjadi perkara itu diperiksa oleh Majelis Komisi, jumlahnya biasanya ganjil (3 orang atau 5

orang). Sementara jumlah Komisioner kita kan ada 9 (sembilan) Komisioner, kalau

umpamanya dari 9 (sembilan) Komisioner terpilih menjadi Majelis Komisi suatu perkara,

maka anggota Majelis itu yang akan berembuk, yang akan secara kolektif memutuskan. Tapi

Page 108: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

tidak menutup kemungkinan adanya dissenting opinion, jadi umpamanya 3 (tiga) Majelis

Komisi, salah satu ada berbeda pendapat itu ya tidak apa-apa.

3. Bagaimana KPPU dapat mengetahui adanya suatu tindakan yang melanggar ketentuan Pasal

dalam UU No. 5 Tahun 1999? Apa dengan proses laporan masyarakat atau bagaimana?

Itu melalui mekanisme laporan, kemudian di eksaminasi, kemudian penyelidikan, lalu

pemberkasan, penuntutan, kemudian sidang dan sampai penjatuhan sanksi. Untuk sumber

laporan itu ada dua asalnya, yang pertama memang laporan murni dari masyarakat, yang

kedua, inisiatif. Inisiatif itu sumbernya bermacam-macam, ada berasal dari kajian,

monitoring, laporan yang dulunya dianggap tidak layak masuk kemudian setelah dikaji

kembali ternyata layak masuk. Namun, intinya dari dua sumber, yaitu inisiatif sendiri dan

laporan dari masyarakat.

Kemudian dari laporan-laporan tersebut ada beberapa proses, yaitu Penyelidikan,

Pemberkasan, dan Pemeriksaan (dalam ranah Pidana atau Perdata, dikenal istilah P-19 dan P-

2). Namun, KPPU sampai saat ini belum memiliki kewenangan untuk menggeledah dan sita

itu belum ada. Akan tetapi meskipun tidak memiliki kewenangan itu (geledah dan sita),

dalam Putusannya terlihat KPPU melahirkan memiliki kualitas yang mumpuni, misalnya

yang berkaitan dengan aspek Pembuktiannya juga rumit.

Dalam penyelidikan ini, misalnya juga tidak semerta-merta karena bekerja dalam ‘satu atap’

kemudian hasil Penyelidikan bisa dirundingkan. Prosedur di KPPU menggunakan fase

Pemberkasan. Dengan menggunakan fase Pemberkasan ini juga dikenal mekanisme

pengembalian dokumen (atau mekanisme P-19 dan P-21) pada fase ini. Kemudian jika sudah

yakin telah ada 2 (dua) alat bukti, lalu masuk pada fase Pemeriksaan Pendahuluan (30 hari),

Pemeriksaan Lanjutan (60 hari + 30 hari bisa diperpanjang). Setelah itu, KPPU memberikan

putusan mengenai ada atau tidaknya pelanggaran. Kewenangan KPPU ini dalam praktek

didelegasikan ke Sekretariat Jenderal KPPU, karena di Pasal 34 ayat (2) UU No. 5 Tahun

1999, disebut dalam menjalankan tugasnya dapat dibantu oleh Sekretariat.

Komisioner di KPPU juga tidak melulu orang yang berlatar belakang hukum karena kasus-

kasus persaingan usaha ini sebenarnya sekitar 75% itu masalah ekonomi, baru kemudian

sisanya adalah masalah hukum. Meskipun hukum hanya 25%, tapi memegang peran penting,

misalnya soal Pembuktian, validitas alat bukti, prosedurnya yang juga harus ditaati.

4. Apa kendala-kendala yang dialami KPPU terkait dengan aspek yuridis dalam UU No. 5

Tahun 1999?

Paling tidak yang pertama terkait dengan keterbatasan mendapatkan alat bukti. Kemudian,

bagaimana menempatkan KPPU ini dalam sistem hukum di Indonesia. Artinya, KPPU benar-

benar diterima karena kaitannya nanti dengan masalah Pembuktian di Pengadilan pada upaya

Keberatan Terlapor. Misalnya, membuktikan suatu perusahaan yang terbukti monopoli,

apakah bisa Pengadilan Negeri menerima pembuktian-pembuktian ekonomi. Sebagai contoh

Page 109: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

misalnya, hitungan struktur pasar, hitungan tentang konsentrasi pasar, yang kesemua itu

murni ekonomi. Memang seharusnya semakin kesini, para Hakim di Pengadilan Negeri

semakin memahami aspek ini.

5. Bagaimana alur proses Persidangan di KPPU? Apakah benar murni secara Perdata? Lalu

pada sidang terhadap upaya Keberatan apakah juga sama?

Secara umum tidak jauh berbeda, namun jika dilihat pada Perma No. 3 Tahun 2005 dan

Perkom KPPU No. 1 Tahun 2010 itu diatur beberapa hal karena sebenarnya di UU No. 5

Tahun 1999 juga telah diatur. Paling tidak yang sedikit berbeda, karena kita menganut

Hukum Acara Perdata akan tetapi di KPPU tidak mengenal Mediasi. Kedua, dalam

persidangan di KPPU tidak dikenal adanya bukti baru (novum).

Kemudian, Hakim di Pengadilan hanya memeriksa Putusan KPPU beserta dokumen

pendukungnya, tidak lebih dari itu. Karena hanya diberi waktu 30 hari. Seandainya dari data

putusan atau dokumen yang disampaikan, Hakim pada PN merasa ada hal yang perlu

diperiksa itu tetap dibuka kewenangan itu tapi dia (Hakim) memerintahkan KPPU, itu dalam

mekanisme Pemeriksaan Tambahan.

Kemudian masalah Domisili, misalnya keberatan Pemohonnya lebih dari satu, itu pasti

menggugatnya ke domisili PN sendiri atau setempat. KPPU akan mengajukan ke MA untuk

penyatuan persidangan. Karena ini akan menyulitkan jika ada sepuluh yang mengajukan

Keberatan, KPPU juga bersidang sepuluh kali dengan objek yang sama kan tidak mungkin.

Nah nanti itu semua sidangnya dijadikan satu dan yang menentukan nanti Mahkamah Agung.

6. Apa saja yang dijadikan dasar pertimbangan Komisioner KPPU dalam menjatuhkan putusan

pada kasus Persekongkolan Tender?

Jadi yang jelas, harus pemenuhan unsur pelanggaran dalam Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999.

Kemudian yang kedua, minimal dua alat bukti. Alat bukti ini diatur di Pasal 42 UU No. 5

Tahun 1999 yang kurang lebih sama tapi yang karakternya berbeda adalah di KPPU sangat

mengenal alat bukti yang bersinggungan dengan ekonomi.

Ketiga, bahwa dalam memutus itu KPPU tidak saja memperhatikan kepentingan Pelapor.

Kadangkala ada juga ketika diputus KPPU, Pelapor komplain atas putusan tersebut yang

mana putusan tersebut tidak sesuai dengan keinginan Pelapor. Hal itu sebenarnya karena

KPPU tidak semata-mata berkonsep perdata yang mengutamakan atau fokus pada

kepentingan pelapor (private matter). Jadi, kita juga memperhatikan sektor yang dilaporkan.

Karena KPPU bicara tentang kepentingan umum, kepentingan konsumen, bahkan

kepentingan nasional.

Page 110: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

7. Bagaimana ketika dalam suatu proyek yang dilakukan dengan cara pengadaan atau tender

terbukti bersalah berdasarkan Putusan KPPU, apa akibatnya terhadap pembangunan pada

proyek tersebut?

Memang selama ini begini.... misalnya membangun jembatan yang ternyata dilakukan secara

bersekongkol namun pembangunan tersebut sudah selesai (jembatan sudah jadi), tidak

mungkin juga dibatalkan kan dalam arti dihancurkan kembali bangunan jembatan itu. Secara

konsep ekonomi dan kepatutan, arahnya bukan dengan membatalkan tender nya. Biasanya

KPPU memiliki konsep bahwa atas pembangunan jembatan yang terbukti bersekongkol

tersebut, berapa nilai kerugian yang dialami oleh negara yang biasanya menggunakan konsep

denda.

8. Apa yang menjadi pertimbangan Komisioner KPPU dalam menjatuhkan sanksi denda?

Apakah Pedoman Pelaksanaan Pasal 47 mengikat Komisioner?

Yang jelas poin-poinya adalah seberapa jauh kerugian publik itu terjadi, seberapa jauh

kerugian dari Pemohon dialami karena tidak semua ganti rugi itu bisa dibuktikan, ada

kerugian nyata dan tidak nyata. Hal seperti itu menjadi konsen KPPU juga.

Pedoman Pasal 47 itu adalah guidance saja dan umum. Jadi tidak serta merta terus tidak bisa

out of the box ya. Kadang suatu hal yang memerlukan terobosan-terobosan memang harus

ada. Paling tidak umpanya kalo menghitung denda itu seperti apa, itu hanya guidance saja.

Tapi kalo umpamanya berpendapat lain atau umpamanya ini kayanya kerugian buat publik

besar nih, tidak cukup kalo hanya denda sebesar ini. Nah ada reasoning-reasoning itu tapi

baseline line-nya itu lah paling tidak sehingga ada panduannya buat orang lain juga. Jadi itu

ada prinsip-prinsip yang coba dipatuhi oleh Majelis Komisi ketika memutus tapi bila

diperlukan umpamanya denda yang lebih besar, jadi ada pertimbangan lain kenapa kok

melebihi atau berbeda dengan pedoman.

Ya, jadi membuka kemungkinan untuk tidak terikat. Makanya selalu ada disclaimer, bahwa

ini tidak mengikat karena nanti tergantung dari pertimbangan Majelis Komisi. Tapi paling

tidak, tidak jauh dari pedoman itu lah.

9. Bagaimana sikap KPPU terhadap upaya Keberatan atas Putusan KPPU yang diajukan oleh

Pelaku Usaha kepada Pengadilan Negeri dan/atau bahkan hingga Kasasi pada Mahkamah

Agung?

Jadi begini, kami juga tidak imun dengan kritik karena tidak menutup kemungkinan KPPU

mungkin ada kurang tepatnya atau ada peluang membuat putusan yang kurang tepat pasti

Page 111: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

ada. Oleh karena itu disediakan mekanisme korektif, yaitu keberatan di Pengadilan dan

Kasasi di Mahkamah Agung.

KPPU tidak terbebani atau apapun karena kita juga merasa yakin dalam setiap putusan yang

kita putus selalu berdasarkan national interest, kemudian secara independen, due process of

law. Kita tidak kemudian mentang-mentang mempunyai tiga kewenangan (memeriksa,

mengadili, dan memutus) itu bisa memutus segala macam tapi tetap ada due process of law.

Misalnya pihak-pihak yang diperiksa mau melaksanakan inzage (meminta waktu untuk

memperoleh dan mempelajari berkas dan barang bukti lainnya) juga bisa. Mengajukan saksi

dan bertanya dengan saksi yang KPPU ajukan juga bisa, jadi ada keseimbangan disana.

***

Lembaga pengawas persaingan usaha di negara-negara lain juga menjadi garda terdepan

ketahanan ekonomi suatu negara. Contohnya ada perusahaan gandum asal Australia yang

diakuisisi oleh perusahaan gandum asal Amerika Serikat itu tidak boleh karena national

intererest akan terganggu. Perusahaan asal Indonesia juga pernah dihukum oleh KPPU

Korea, saya yakin salah satu pertimbangannya karena natonal interest di Korea terganggu.

Atau misalnya kemarin Turki ingin investasi di Jawa Timur kemudian tim KPPU Turki

dikirim ke Indonesia dan berkoordinasi dengan KPPU menanyakan bagaimana kompetisi di

Indonesia. Jadi, Pemerintah seharusnya punya keberpihakan lebih karena selama ini yang

digadang-gadang adalah anti-korupsi.

Baru kemudian di RPJMN tahun 2015 (Perpres No.2 Tahun 2015) menyebutkan bahwa

dalam rangka Revolusi Mental Pemerintahan Jokowi ini khsusunya terkait dengan

membangun perekonomian maka diperlukan beberapa hal yang terkait dengan persaingan

usaha. Pertama, penguatan kelembagaan, kedua, amandeman UU No. 5 Tahun 1999, ketiga,

mainstreaming atau penyamaan prinsip-prinsip persaingan usaha, persaingan sehat dalam

pendidikan formal dan non formal. Aritnya kemungkinan besar sistem pendidikan nasional

tidak hanya di Universitas mungkin hingga level dibawahnya.

Tahun 2015 ini jadi titik awal buat KPPU untuk melakukan penguatan-penguatan itu karena

nanti di Desember 2015 ada Masyarakat Ekonomi Asean yang mau tidak mau meskipun

isunya nanti adalah daya saing tapi ujung-ujungnya adalah kompetisi. Sudah siapkah kita

berkompetisi dengan daya saing seperti ini jika masyarakat belum menjadikan value atas

masalah persaingan usaha atau memadang persaingan usaha sebagai sesuatu yang harus

dielaborasi lebih maka kita khawatir tidak menjadi production base tetapi malah menjadi

market base.

Persaingan sehat ini juga tidak kalah pentingnya dengan pemberantasan korupsi, sebagai

contoh masalah Bank Century itu hanya dampaknya pada kasus itu. Tapi contoh umpanyanya

kita bisa lihat pada kasus tarif bawah Airlines, dampaknya tidak hanya konsumen Airlines

nya bisa menikmati harga murah, tapi efek dominonya pembangunan di daerah akan semakin

terpacu karena orang mudah berpergian, arus barang dan jasa semakin cepat. Lainnya

misalnya telekomunikasi, jika hari ini kita sms masih seharga Rp. 350,- bisa dibayangkan

berapa cost kita untuk melakukan komunikasi. Padahal ketika harga itu murah bukan kita

pengguna telepon saja yang menikmati dan itu juga tidak hanya pada masalah sms. Yang

Page 112: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

KPPU sentil saat itu baru pada sms saja. Tapi saat ini yang lahir adalah internet berkembang,

provider semakin banyak pilihan.

10. Bagaimana dengan Mahkamah Agung yang mengkoreksi besaran denda yang dijatuhkan

oleh KPPU. Bagaimana sikap KPPU melihat koreksi besaran denda tersebut?

Jadi begini, bagaimanapun juga penegakan Hukum Persaingan Usaha itukan step yang paling

tinggi kan di Mahkamah Agung. Jadi misalkan nanti kalau Mahkamah Agung, tidak hanya

soal denda ya misalnya bahkan membebaskan atau membatalkan Putusan KPPU, KPPU

dalam posisi menerima hal tersebut sebagai hasil dari proses hukum. Akan tetapi, publik

tentunya akan menilai. Sebagai contoh, pada tahun 2001, KPPU pernah memutuskan kasus

terkait dengan Indomaret, dalam pemeriksaan tidak ada satu pasalpun yang terbukti dilanggar

oleh Indomaret, artinya Indomaret tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar UU

No. 5 Tahun 1999. Akan tetapi KPPU melihat ekspansi yang dilakukan pada saat itu

bertentangan dengan asas dan tujuan dalam Pasal 2 dan Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1999.

Disitulah KPPU membuat terobosan (breakthrough) bahwa disini tidak ada pasal yang

dilanggar namun perliaku tersebut bertentangan dengan UU No. 5 Tahun 1999, jadi

ekspansinya terlalu massif sehingga membahayakan retail tradisional. Akhirnya kita

nyatakan perilaku tersebut tidak benar dan KPPU meminta untuk diatur pengaturan zona.

Jadi kaitannya dengan pertanyaan, dalam hal KPPU akan memutuskan sesuatu dan keluar

dari pedoman Pasal 47 tersebut, maka harus ada reasoning-nya. Atau jika kembali pada isu

rule of reason dan per se illegal, kalo misalnya Pasal ini adalah per se illegal, artinya KPPU

sebenarnya tidak punya kewajiban untuk membuktikan dampak. Tapi KPPU selalu mencoba

untuk mengkombinasikan hal itu dengan dampak, dengan artian begini, KPPU itu ingin

dalam putusannya itu mudah dipahami oleh semua pihak dengan memberikan reasoning dan

gambaran dampak atas perbuatan yang melanggar UU No. 5 Tahun 1999 itu.

11. Terhadap Putusan KPPU yang dimintakan upaya Keberatan pada Pengadilan Negeri dan/atau

Kasasi pada Mahkamah Agung, bagaimana sikap Hakim Pada Pengadilan Negeri dan Majelis

Hakim Kasasi, apakah juga terikat dengan Pedoman Pelaksanaan Pasal 47?

Jadi begini, kalo Hakim pada Pengadilan Negeri itu punya waktu 30 (tiga puluh) hari. Dia

hanya memeriksa putusan KPPU beserta dokumen pendukungnya. Disana tidak dikenal bukti

baru (novum), jadi yang diperiksa adalah putusan KPPU dan dokumen pendukungnya. Jika,

Hakim pada Pengadilan Negeri merasa ada yang perlu diperiksa kembali atau mungkin ada

sesuatu hal yang mungkin mesti dipertajam, Pengadilan Negeri bisa memerintahkan kepada

Page 113: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

KPPU untuk melakukan Pemeriksaan Tambahan. Ketika dilakukan Pemeriksaan Tambahan,

Pengadilan Negeri harus menjelaskan secara detail apa saja yang harus diperiksa.

12. Bagaimana proses eksekusi terhadap putusan KPPU yang telah inkracht atau terhadap

Putusan MA yang juga telah berkekuatan hukum tetap?

Ini jadi tantangan ya, saya pakai bahasa tantangan ya bukan hambatan. Karena kalo pakai

hambatan jadi negatif ya. Jadi tantangan kedepan oleh KPPU karena bolanya bukan di KPPU

lagi kan. Jadi setelah di putuskan mau di level KPPU yang bersifat inkracht atau diajukan

keberatan-keberatan hingga Kasasi ke Mahkamah Agung, putusan tersebut yang sudah jatuh

yang mengeksekusi siapa? Yang jelas bukan KPPU. KPPU hanya memohonkan permohonan

eksekusi ke Pengadilan Negeri setempat. Disitulah yang ada tantangan bagaimana, kita tidak

mau bicara negatifnya tapi kita bisa lihat seberapa kecepatan penyelesaian disana. Apakah

setelah kita minta terus besok sudah langsung jalan kan tidak juga. Mungkin nanti bisa di

elaborasi lebih jauh pada Mahkamah Agung terhadap merespon KPPU.

Kedua ada beberapa Pengadilan Negeri yang justru belum banyak paham tentang KPPU

sehingga mempertanyakan bagaimana eksekusinya. Kemudian mempertanyakan ini KPPU

itu siapa. Nah disitu ada proses dari KPPU untuk melakukan advokasi terlebih dahulu,

menjelaskan dahulu walaupun setiap tahun di KPPU ada pelatihan di Mahkamah Agung tapi

karena perputaran hakim itu cepat jadi tiap tahun harus terus diperbanyak sosialisasi KPPU

ke tingkat Hakim. Karena nanti yang menjalankan itu Panitera atau melalui Panitera

Pengganti untuk melakukan eksekusi itu karena harus ada proses sita eksekusi dahulu,

kemudian juga jika barangnya tidak jelas objeknya dimana juga harus ada link yang lebih

kuat antara KPPU dengan Mahkamah Agung untuk menunjukkan peraturan khusus mengenai

eksekusi. Nah itu salah satu tantangannya, namun selama ini yang sudah jalan kebanyakan

sudah baik.

Putusan KPPU biasanya amat sangat efektif untuk pelaku usaha besar, contohnya kartel ban.

Mereka (Terlapor) saja belum membayar, saham mereka sudah turun karena pencitraan

mereka sangat sensitif dengan isu hukum jadi ketika dianggap bersalah melakukan

persaingan biasanya sahamnya juga ikut turun. Jadi, sangat efektif untuk perusahaan besar.

Namun jika perusahaan kecil ada tingkat kesulitan tersendiri, misalnya bayar denda nya tidak

bisa langsung seluruhnya atau segala macam.

13. Bagaimana KPPU melihat aspek norma dalam rumusan Pasal 47 ayat (2) huruf g UU No. 5

Tahun 1999. Apakah rumusan norma dalam Pasal tersebut masih relevan dengan kondisi

kekinian?

Page 114: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Memang salah satu yang mengemuka sekarang ini adalah nilai yang diatur pada pasal itu

sudah tidak relevan. Apalagi itu bisa dikatakan hitungannya dibuat pada tahun 1999 (UU No.

5 Tahun 1999), sekarang sudah hampir 15 (lima belas) tahun. Nampaknya yang lebih kita

sarankan kalo nanti arahnya amandeman undang-undang tersebut, Pasal 47 ayat (2) huruf g

tersebut, adalah bentuknya dengan persentase (%).

Jadi sebagai contoh, KPPU misalnya menghitung berapa nilai keuntungan dari transaksi yang

dimenangkan oleh pemenang tender. Nah misalnya dari keuntungan transaksi tersebut nanti

kita tarik persentase-nya. Hal tersebut juga di adopsi sebenarnya di Eropa, misalnya besaran

denda dihitung berdasarkan persentase dari total penjualan atau jumlah lain yang sepadan

dengan itu.

Bayangkan misalnya atas perilaku pengusaha yang berdampak luar biasa terhadap

perekonomian, jika hanya didenda sebesar Rp. 25 miliar itu tidak cukup. Tentunya KPPU

akan merasa kesulitan jika dengan formula yang diatur dalam Pasal 47 ayat (2) huruf g saat

ini, tetapi dengan persentase akan lebih fleksibel dan bentuk persentase itu akan mengikuti

dinamika juga. Misalnya inflasi pada saat ini dengan kondisi pada tahun 1999, pasti berbeda

dan nilai Rp. 25 miliar ketika dulu memang tinggi tapi saat ini kan tidak.

14. Dalam Putusan yang dikeluarkan KPPU sebelum tahun 2010, dalam struktur putusan tidak

dipaparkan mengenai penghitungan jumlah denda, mengapa demikian?

Ya jawaban paling logis adalah KPPU tidak menutup diri terhadap perubahan yang

konstuktif. Sebagai contoh, KPPU memiliki wewenang untuk membuat peraturan sendiri tapi

KPPU tidak pernah juga merumuskan sendiri namun selalu melibatkan stakeholder,

Mahkamah Agung, kita libatkan lawyer, perwakilan Ikadin. Demikian juga soal yang

ditanyakan, KPPU selalu membuka diri untuk perbaikan-perbaikan karena memang harus

begitu mengingat dinamika yang ditangani KPPU ini sangat luar biasa.

15. Apa upaya yang KPPU lakukan dalam rangka menyamakan persepsi dengan Mahkamah

Agung terkait dengan Penegakan Hukum Persaingan Usaha terutama dalam menjatuhkan

atau mengkoreksi besaran denda?

KPPU saat ini telah melakukan upaya-upaya membangun persamaan persepsi dengan Hakim

pada Pengadilan Negeri, salah satunya KPPU mengadakan workshop dengan Hakim satu

Page 115: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

tahun minimal dilakukan dua kali terkadang juga lebih dari dua kali. Itu KPPU lakukan,

biasanya pemilihan daerahnya berdasarkan referensi putusan-putusan KPPU. Umpamanya

misalkan, putusan-putusan KPPU banyak ada upaya Keberatan di Medan, maka kita kearah

sana atau di Makasar misalnya, nanti kita juga kesana.

Tentunya KPPU juga tidak melakukan hal ini sendiri namun KPPU juga berkolaborasi

dengan Mahkamah Agung. Bisa dikatakan nanti Mahkamah Agung yang me-lead

(memimpin) acara tersebut juga ya karena Hakim pada Pengadilan Negeri kan pembinaannya

juga berasal dari Mahkamah Agung, jadi KPPU masuk dalam pembinaan itu kurang

lebihnya. Jadi, pembinaan atau upgrading dari Hakim pada Pengadilan Negeri itu tetap

kolaborasinnya tetap antara KPPU dan Mahkamah Agung khusus untuk chapter Persaingan

Usaha.

Page 116: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus sengketa persaingan usaha pada tingkat kasasi

memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:

I. 1. PT. SURYA EKA LESTARI, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Andri Fitriansyah, ST.,MM., berkedudukan di Jalan A.R

Hamidi No. 3, Baturaja, Palembang;

2. PT. WAHYU WIDE, yang diwakili oleh Direktur, Bambang

Agus Zulkarnain, berkedudukan di Jalan A. Yani 3,5 Kemelak,

Baturaja, Palembang;

3. PT SENTOSA RAYA, yang diwakili oleh Direktur, Susi

Andriyani, berkedudukan di Jalan D.S. Baturaja, No. 20

Baturaja, Palembang, ketiganya dalam hal ini memberi kuasa

kepada Eric Asmansyah, SH., dan kawan-kawan, Para Advokat,

berkantor di Wijaya Graha Puri (Grand Wijaya Center), Blok G

No. 7, Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta, berdasarkan

Surat Kuasa Khusus tanggal 4 Juli 2011, Para Pemohon Kasasi I

dahulu Turut Termohon Keberatan I, II dan III;

II. 1. PT BUNGA MULIA INDAH, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Saiful, berkedudukan di Jalan Let.Jen. Bambang Utoyo

No. 63, RT 40, Lrg Kerukunan, Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir

Timur II, Palembang;

2. PT GADING CEMPAKA GRAHA, yang diwakili oleh

Direktur, Jhonny, berkedudukan di Jalan Veteran No. 433-D,

Palembang;

3. PT. DUA SEPAKAT, yang diwakili oleh Direktur Utama,

Thamrin Sutopo, berkedudukan di Jalan Veteran No. 31-B, RT

09/RW 03, Palembang, ketiganya dalam hal ini memberi kuasa

kepada Susanto Widjaya, SH., dan kawan, Para Advokat,

beralamat di Jalan Jend. A. Yani 13, Ulu Lorong A.Kadir Mo.

4-A, Palembang, berdasarkan Surat

Hal. 1 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 117: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kuasa Khusus tanggal 7 Februari 2011, Para Pemohon Kasasi II

dahulu Turut Termohon Keberatan XII, XIII dan XV;

III. KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK

INDONESIA (KPPU), yang diwakili oleh Ketua KPPU, Tadjuddin

Noersaid, berkedudukan di Jalan Ir. H. Juanda No. 6, Jakarta Pusat,

dalam hal ini memberi kuasa kepada Setya Budi Yulianto, SH.,

Kepala Biro Penindakan, Sekretariat KPPU dan kawan-kawan, Para

Staf KPPU, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 31 Januari

2012, Pemohon Kasasi III dahulu Termohon Keberatan;

IV. 1. PT NUSANTARA MEMBANGUN, yang diwakili oleh

Direktur Utama, Adi Fitramsyah, berkedudukan di Jalan Veteran

No. 432-C, Palembang;

2. PT. BINTANG SELATAN AGUNG, yang diwakili oleh

Direktur Utama, Ir. Julianto, bekedudukan di Jalan Soekarno

Hatta No. 1 Palembang;

3. PT. ARGA MAKMUR MANDIRI, yang diwakili oleh

Direktur Utama, Henrico Martin, SE., berkedudukan di Jalan

Veteran No. 432-C/1080, Kelurahan 20 Ilir Darat I, Kecamatan

Ilir Timur I, Palembang;

4. PT. ALAM BARU PERSADA, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Yenny Elita, S.Pd.,MM., berkedudukan di Jalan Demang

Lebar Daun No. 49, kelurahan Lorok Pakjo I-B.1, I, Palembang;

5. PT. MAHALINI JAYA MANGGALA, yang diwakili oleh

Direktur Utama, Tedy Suherman, SE., berkedudukan di Jalan

Soekarno Hatta No. 1-B, Palembang, selaku Direktur Utama,

kelimanya dalam hal ini memberi kuasa kepada Liz Asnahwati,

SH., dan kawan, Para Advokat, beralamat di Wijaya Graha Puri

(Grand Wijaya Center) Blok G, No. 7, Jalan Wijaya II,

Kebayoran Baru, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal 26 Juli 2011, Para Pemohon Kasasi IV dahulu Turut

Termohon Keberatan IV, VI, VII, VIII, IX;

Hal. 2 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 118: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

m e l a w a n

I. PT SURYA PRIMA ABADI, yang diwakili oleh Direktur Utama,

Ir. Febri Alfian, berkedudukan di Jalan Residen Abdul Rozak No.

1-A, Palembang, Sumatera Selatan;

II. PT DWI PERKASA MANDIRI, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Agus Andreas, berkedudukan di Jalan Residen Abdul Rozak

No. 3, Palembang, Sumatera Selatan;

III. PT. NUGRAHA ADI TARUNA, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Gusti Yudi Rahman, berkedudukan di Jalan Residen Abdul

Rozak No. 1-B, Palembang, Sumatera Selatan;

IV. PT SEKAWAN MAJU BERSAMA, yang diwakili oleh Direktur

Utama, Baharuddin Iskak Oey, berkedudukan di Jalan Jenderal

Sudirman No. 1072, Palembang, Sumatera Selatan, keempatnya

dalam hal ini memberi kuasa kepada Prof.Dr. Suhandi Cahaya,

SH.,MH.,MBA., dan kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di

Jalan Gajahmada No. 10 Lt. 2, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus masing-masing tanggal 12 Januari 2012, Para

Termohon Kasasi dahulu Pemohon Keberatan I, II, III, IV;

d a n:

I. CINTA FAMILI, berkedudukan di Jalan A. Yani No. 144, Baturaja,

Palembang;

II. PT. GEMILANG PERMAI, berkedudukan di Jalan Prof. Dr.

Hamka No. 132, Baturaja, Palembang;

III. PT. MEDIKA JAYA UTAMA, berkedudukan di Jalan D.I.

Panjaitan No. 431, Baturaja, Palembang;

IV. PT. ALAM PERMAI INDAH MANDIRI, berkedudukan di Jalan

Mundir No. 9, KM 14, Desa Sukajadi, Kecamatan Talang Kelapa,

MUBA, Palembang;

V. PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA KONSTRUKSI di

DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA KABUPATEN

OGAN KOMERING ULU APBD TAHUN ANGGARAN 2009,

berkedudukan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Jalan

Hal. 3 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 119: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Jenderal A. Yani KM 7, Palembang, Para Turut Termohon Kasasi

dahulu Turut Termohon Keberatan V, X, XI, XIV, XVI;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Para

Termohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon Keberatan I, II, III, IV telah mengajukan

keberatan terhadap putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 26/KPPU-

L//2010, tanggal 15 November 2010, yang amarnya sebagai berikut:

1. Menyatakan Terlapor I: PT. Surya Eka Lestari, Terlapor II: PT. Wahyu Wide,

Terlapor III: PT. Sentosa Raya, Terlapor IV: PT. Nusantara Membangun, Terlapor

V: PT. Cinta Famili, Terlapor VI: PT. Bintang Selatan Agung, Terlapor VII: PT.

Arga Makmur Mandiri, Terlapor VIII: PT. Alam Baru Persada, Terlapor IX: PT.

Surya Prima Abadi, Terlapor X: PT. Dwi Perkasa Mandiri, Terlapor XI: PT.

Nugraha Adi Taruna, Terlapor XII: PT. Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XIII: PT.

Gemilang Permai, Terlapor XIV: PT. Medika Jaya Utama, Terlapor XV: PT. Bunga

Mulia Indah, Terlapor XVI: PT Gading Cempaka Graha, Terlapor XVII: PT. Alam

Permai lndah Mandiri, Terlapor XVIII: PT. Dua Sepakat, Terlapor XIX: Panitia

Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Ogan

Komering Ulu APBD Tahun Anggaran 2009, dan Terlapor XX: PT. Sekawan Maju

Bersama terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat;

2. Menghukum Terlapor I: PT. Surya Eka Lestari untuk membayar denda sebesar

Rp59.743.000,00 (lima puluh sembilan juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

3. Menghukum Terlapor II: PT. Wahyu Wide untuk membayar denda sebesar

Rp226.782.000,00 (dua ratus dua puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh dua

ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode peneriman 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

Hal. 4 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 120: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

4. Menghukum Terlapor III: PT. Sentosa Raya untuk membayar denda sebesar

Rp659.123.000,00 (enam ratus lima puluh sembilan juta seratus dua puluh tiga ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

5. Menghukum Terlapor V: PT. Cinta Famili untuk membayar denda sebesar

Rp187.275.000,00 (seratus delapan puluh tujuh juta dua ratus tujuh puluh lima ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

6. Menghukum Terlapor VIII: PT. Alam Baru Persada untuk membayar denda sebesar

Rp52.428.000,00 (lima puluh dua juta empat ratus dua puluh delapan ribu rupiah)

yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di

bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

7. Menghukum Terlapor IX: PT. Surya Prima Abadi untuk membayar denda sebesar

Rp599.499.000,00 (lima ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus sembilan

puluh sembilan ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

8. Menghukum Terlapor XV: PT. Bunga Mulia Indah untuk membayar denda sebesar

Rp449.844.000,00 (empat ratus empat puluh sembilan juta delapan ratus empat

puluh empat ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

9. Melarang Terlapor I: PT. Surya Eka Lestari, Terlapor II: PT. Wahyu Wide, Terlapor

III: PT. Sentosa Raya, Terlapor VI: PT. Bintang SeIatan Agung, Terlapor Vlll : PT.

Alam Baru Persada, Terlapor IX: PT. Surya Prima Abadi, Terlapor X: PT. Dwi

Perkasa, Terlapor Xll: PT. Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XV: PT. Bunga MuIia

lndah, Terlapor XVlll: PT. Dua Sepakat, dan Terlapor XX: PT. Sekawan Maju

Hal. 5 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 121: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Bersama untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

diseluruh lndonesia selama 12 (dua belas) bulan sejak putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap;

10. Melarang, Terlapor IV: PT. Nusantara Membangun, Terlapor V: PT. Cinta Famili,

Terlapor VIl : PT. Arga Makmur Mandiri, Terlapor Xl: PT. Nugraha Adi Taruna,

Terlapor XlII: PT. Gemilang Permai, Terlapor XlV: Medika Jaya Utama, Terlapor

XVI: PT. Gading Cempaka Graha dan Terlapor XVII: PT. Alam Permai Indah

Mandiri, untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di

seluruh Indonesia selama 18 (delapan belas) bulan sejak putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap;

Bahwa, terhadap amar putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Para

Pemohon Keberatan telah mengajukan keberatan di depan persidangan Pengadilan

Negeri Palembang yang pada pokoknya sebagai berikut:

Keberatan Pertama:

Putusan Termohon Keberatan Tidak Mempertimbangkan Fakta Hukum Yang Telah Ada

Sehingga Timbul Permohonan Keberatan Ini;

1. Bahwa dasar dari dikeluarkannya Putusan Termohon Keberatan berawal dari

adanya Surat Panggilan No.1120/KPPU/TP-PP/VII/2010 tertanggal 23 Juli 2010

dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia kepada Para

Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor

XX maupun kepada Para Turut Termohon Keberatan/dahulu Para Terlapor untuk

menghadap kepada tim Pemeriksa Pendahuluan Komisi Pengawas Persaingan

Usaha di ruang pemeriksaan Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang

berkantor di Jalan Ir.H. Juanda No. 36 Jakarta Pusat (dalam hal ini Termohon

Keberatan), dimana dalam pemeriksaan tersebut dilaksanakan pada tanggal 10

Agustus 2010 sekitar jam 16.00 Wib dalam perkara No. 26/KPPU-L/2010 tentang

adanya dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam

lelang pekerja di Dinas PU Binamarga Kabupaten Ogan Kemiring Ulu APBD TA

2009;

2. Bahwa Putusan Termohon Keberatan sangatlah merugikan Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX karena

Putusan Termohon Keberatan tidak didasari fakta hukum yang akurat;

Hal. 6 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 122: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

3. Bahwa Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan

Terlapor XX sama sekali tidak pernah membenarkan adanya persaingan pada

seluruh Tender di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Ogan Kemiring

Ulu, dimana tidak ada suatu buktipun yang menyebutkan adanya hubungan hukum

atau persekongkolan atau persekongkolan konspiratif diantara Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX;

4. Bahwa tidak ada Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X,

Terlapor XI dan Terlapor XX melakukan penyuapan agar dapat diakui sebagai

Pemenang Pertama atau Pemenang Kedua sebab tender tersebut berjalan murni

tanpa intervensi ataupun tanpa adanya persekongkolan diantara Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX;

5. Bahwa Pemohon Keberatan II/dahulu Terlapor X tidak ada bekerja sama dengan

Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor IX, Pemohon Keberatan III/dahulu

Terlapor XI dan Pemohon Keberatan IV/dahulu Terlapor XX untuk mengatur

Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor IX sebagai Pemenang Lelang, adapun

kronologis Pelaksanaan lelang yang dijalani oleh Para Pemohon Keberatan/dahulu

Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX adalah sebagai berikut:

-- Paket Pembangunan Jembatan Rangka Baja Desa Sundan Kecamatan Lengkiti

Panjang 70 meter, nilai pagu Rp12.000.000.000,00

(1) Tanggal 23 Maret 2009, Pengumuman pelelangan yang dimuat di Harian

Media Indonesia dan Harian Bisnis Radar Palembang;

(2) Tanggal 23 Maret s/d 02 April 2009, Pengumuman pelelangan pada

papan pengumuman di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Kabupaten Ogan Komering Ulu;

(3) Tanggal 24 Maret s/d 02 April 2009, Pendaftaran dan Pengambilan

dokumen pelelangan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten

Ogan Komering Ulu;

(4) Tanggal 30 Maret 2009, Penjelasan Pekerjaan (aanwijzing);

(5) Tanggal 02 April 2009, Pengambilan Dokumen Lelang yang dituangkan

Berita Acara Nomor: 006/PAN-BM.III/APBD/2009;

(6) Tanggal 03 April 2009, Pemasukan dan Pembukaan Dokumen

Penawaran, sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Nomor 008/PANT-

BM.III/APBD/2009. Disini dapat dijelaskan bahwa jumlah perusahaan

yang mendaftar dan memasukkan penawaran adalah 7 rekanan, yakni:

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan

Hal. 7 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 123: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1 PT Surya Prima Abadi 5 PT Taruna Jaya Cipta2 PT Dwi Perkasa Mandiri 6 PT Handaru Adhi Putra3 PT Simbara Kirana 7 PT Sekawan Maju

Bersama4 PT Nugraha Adhi Putra

(7) Tanggal 8 April 2009, dilaksanakan Koreksi Aritmatik:

No Nama Perusahaan RAB Tawaran RAB Koreksi Panitia

1 PT. Simbara Kirana Rp 9.599.204.000,00 Rp10.798.690.000,002 PT. Handaru Adhi Putra Rp10.068.910.000,00 Rp10.789.010.000,003 PT. Surya Prima Abadi Rp11.989.970.000,00 Rp11.898.970.000,004 PT. Sekawan Maju Bersama Rp11.997.240.000,00 Rp11.997.240.000,005 PT. Taruna Jaya Cipta Rp11.993.345.000,00 Rp11.993.345.000,006 PT. Dwi Perkasa Mandiri Rp11.991.991.000,00 Rp11.991.991.000,007 PT. Nugraha Adhi Putra Rp10.198.738.000,00 Rp11.394.640.000,00

Catatan: RAB HPS: Rp12.000.000,00

1. Tanggal 8 April 2009, dilakukan evaluasi penawaran:

No Nama Perusahaan

Evaluasi Administrasi

Keterangan

1 PT. Simbara Kirana

Gugur Tidak ada jaminan penawaran

2 PT. Handaru Adhi Putra

Gugur Asli jaminan penawaran tidak dimasukkan ke dalam kotak penawaran

3 PT. Surya Prima Abadi

Memenuhi Syarat ---4 PT. Sekawan Maju

BersamaMemenuhi Syarat ---

5 PT. Taruna Jaya Cipta

Memenuhi Syarat ---6 PT. Dwi Perkasa

MandiriMemenuhi Syarat --

7 PT. Nugraha Adhi Putra

Gugur a. Surat dukungan AMP tidak asli;b. Dukungan AMP dari Peru- sahaan yang berada di Kuala Tungkal, Jambi;c. Laporan Pajak 3 bulan ter akhir bulan November 2008, Desember 2008, Januari 2009;

2. Tanggal 13 April 2009, Hasil Pelelangan Berita Acara Nomor 010/PAN-

BM.III/APBD/2009. Bahwa nama peserta lelang yang harga penawaran

Hal. 8 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 124: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

terkoreksi dan memenuhi syarat yang dapat diusulkan sebagai pemenang lelang

yaitu:

a. Perusahaan : PT Surya Prima Abadi;

Alamat : Jl. Residen H.A. Rozak No. 1-A, Palembang;

Tawaran Terkoreksi : Rp11.989.000,000

b. Perusahaan : PT. Dwi Perkasa Mandiri

Alamat : Jl. Residen H.A. Rozak No. 3 Palembang;

Tawaran Terkoreksi : Rp11.991.991.000,00

3. Tanggal 14 April 2009, dilakukan Penilaian dan Pembuktian kualifikasi dengan

hasil sebagai berikut:

No Nama Perusahaan

Kemampuan Teknis

Pengalaman Kemampuan Keuangan

Kemampuan Dasar

Penelitian Administrasi

Kualifikasi & Jumlah nilai

1 PT. Surya Prima Abadi

Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus (85)

2 PT. Dwi Perkasa Mandiri

Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus (85)

3 PT. Taruna Jaya Cipta

Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus

4. Tanggal 16 April 2009, Pengumuman Pemenang Pelelangan Umum Nomor

012/PAN-BM.III/APBD/2009, sebagai berikut:

No Nama Perusahaan Keterangan

1 PT. Surya Prima Abadi Pemenang2 PT. Dwi Perkasa Mandiri Pemenang Cadangan 1

5. tanggal 17 s/d 23 April 2009 merupakan masa sanggah dan tidak ada pihak

manapun yang menyanggah;

6. Tanggal 27 April 2009, Penandatangan Surat Perjanjian (Kontrak);

6. Bahwa Termohon Keberatan di dalam proses pemeriksaan telah membuat sebuah

Laporan yang menyatakan adanya bentuk kerjasama antara Pemohon Keberatan I/

dahulu Terlapor IX dengan Pemohon Keberatan II/dahulu Terlapor X yang dilihat

dari kesamaan data administrasi yakni Nomor Telpon, dimana pada faktanya

ternyata Nomor telp dari kedua perusahaan tersebut tidak sama, (yakni nomor

telepon 0711-7826077 dan 7826066) bahkan terhadap kedua nomor telpon

tersebut terdapat kwitansi tagihan dari telepon yang berbeda;

7. Bahwa bukan hanya itu saja akan tetapi dalam Laporan tersebut kembali

dinyatakan kalau pihak yang menandatangani Daftar Hadir atas Pemohon

Hal. 9 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 125: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Keberatan II/dahulu Terlapor X adalah saudara Agus Andreas, dimana menurut

Termohon Keberatan Saudara Agus adalah karyawan pada Pemohon Keberatan

III/dahulu Terlapor XI, akan tetapi fakta hukum yang benar adalah saudara Agus

Andreas pada saat menandatangani daftar hadir Pemohon Keberatan II/dahulu

Terlapor X sudah tidak lagi sebagai Pimpinan cabang di Pemohon Keberatan III/

dahulu Terlapor XI dimana pada saat ini Saudara Agus Andreas telah

diberhentlkan dan sudah tidak bekerja lagi di Pemohon Keberatan III/Dahulu

Terlapor XI;

8. Bahwa Hendry yang disebutkan di dalam Laporan Pendahuluan (berdasarkan

daftar hadir aanwijzing yang disebutkan menandatangani daftar hadir mewakili

Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor IX dan Pemohon Keberatan IV/dahulu

Terlapor XX yang menjadi dugaan KPPU sebagai proses tindakan kerjasama

adalah dua orang yang berbeda dan hanya kebetulan saja nama kedua orang

tersebut sama (nama sama tetapi orang berbeda). Dimana ternyata terhadap

perbedaan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya 2 (dua) Kartu Tanda

Penduduk yang berbeda;

9. Bahwa mengenai dugaan adanya persamaan Tenaga A. Irwan Yuswardhana

sebagai tenaga ahli di Pemohon Keberatan III/dahulu Terlapor XI dan Pemohon

Keberatan II/dahulu Terlapor X tidaklah dapat membuktikan adanya dugaan

Pelanggaran oleh karena Tenaga Ahli di Palembang khususnya Kota Baturaja

tidak banyak (hanya sedikit) sehingga apabila benar Tenaga Ahli yang digunakan

oleh kedua perusahaan tersebut sama tentunya tidak dapat mengindikasikan

adanya kerjasama atau persekongkolan;

10. Bahwa adalah suatu hal yang mustahil apabila diduga Pemohon Keberatan III/

dahulu Terlapor X ada bersekongkol dengan Pemohon Keberatan III/dahulu

Terlapor XI sebab berdasarkan Laporan tertanggal 8 April 2009 telah jelas

disebutkan Pemohon Keberatan III/dahulu Terlapor XI tidak memenuhi

persyaratan karena dokumen-dokumen pendukung tidak lengkap sehingga tender

yang dilakukan adalah sah dan tidak ada pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999;

11. Bahwa akan tetapi segala bentuk fakta-fakta hukum yang telah ada dalam proses

pemeriksaan sama sekali tidak menjadi suatu pertimbangan bagi Termohon

Keberatan untuk mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya, akan tetapi

Termohon Keberatan justru secara membabi buta telah memberikan putusan yang

tidak berdasarkan pada keadilan;

Hal. 10 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 126: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Keberatan Kedua:

Putusan Termohon Keberatan Tidak Didasarkan Atas Pertimbangan Hukum Yang

Berbobot Sehingga Menghasilkan Putusan Yang Merugikan Para Pemohon Keberatan/

dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX;

12. Bahwa Putusan Termohon Keberatan sangatlah merugikan Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX karena

Putusan Termohon Keberatan tidak didasari Pertimbangan-pertimbangan hukum

yang cukup;

13. Bahwa hal ini adalah karena Termohon Keberatan tidak Independen dalam

memeriksa perkara ini sehingga menghasilkan Putusan yang sangat-sangat

memberatkan Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor

XI dan Terlapor XX;

14. Bahwa hal ini dikarenakan dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya, Termohon

Keberatan melakukan pemeriksaan, mengajukan perkara dan memutus perkara ini

sendiri sehingga sangatlah mungkin Putusan ini akhirnya tidak objektif dan yang

menjadi korban dari Ketidakdilan ini adalah Para Pemohon Keberatan/Dahulu

Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX;

15. Bahwa Para Pemohon Keberatan/Dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan

Terlapor XX merasa Putusan Termohon Keberatan sangatlah tidak adil karena

Putusan Termohon Keberatan hanya didasarkan pada Kesimpulan-kesimpulan

belaka dan bukan dari Fakta hukum yang terjadi;

16. Bahwa Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam perkara

Persaingan Usaha Tidak Sehat Nomor 109/K/PDT.SUS/2009 Tanggal 30

September 2009 yang dapat dikutip sebagai berikut:

"Kesimpulan Belaka Tidak Dapat Dijadikan Ukuran Bahwa Telah Terjadi Indikasi

Persaingan Semu Untuk Memenangkan Salah Satu Paket Tender Tersebut”

17. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka Para Pemohon Keberatan/

dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX mohon agar

Pengadilan Negeri Palembang membatalkan Putusan Termohon Keberatan Nomor

26/KPPU-L/2010, tanggal 15 November 2010 sepanjang mengenai Para Pemohon

Keberatan/Dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX;

Keberatan Ketiga:

Putusan Termohon Keberatan Tidak Mengacu Pada Peraturan Perundang- Undangan

Yang Berlaku Sehingga Harus Dibatalkan Oleh Pengadilan Negeri Palembang Yang

Memeriksa Dan Memutus Keberatan Ini;

Hal. 11 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 127: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

18. Bahwa Putusan Termohon Keberatan sangatlah tidak objektif karena Putusan tidak

didasarkan pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sehingga Putusan

Termohon Keberatan sepanjang mengenai Para Pemohon Keberatan/dahulu

Terlapor XX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX harus dibatalkan oleh

Pengadilan Negeri Palembang yang memeriksa dan memutus perkara ini;

19. Bahwa didalam proses pemeriksaan perkara ternyata Termohon Keberatan sama

sekali tidak mempertimbangkan seluruh dokumen atau alat bukti yang telah

diajukan oleh Para Pemohon Keberatan/Dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor

XI dan Terlapor XX, melainkan Termohon Keberatan hanya memberikan putusan

berdasarkan kesimpulan-kesimpulan belaka dan bukan dari Fakta hukum yang

terjadi hal ini jelas bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal 54 ayat (1)

Peraturan Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 2006 tentang Tata cara

Penanganan Perakara di KPPU disebutkan:

"Majelis Komisi Memutuskan Telan Terjadi Atau Tidak Terjadi Pelanggaran

Berdasarkan Penilaian Hasil Pemeriksaan Lanjutan dan Seluruh Surat Dan/Atau

Dokumen Atau Alat Bukti Lain Yang Disertakan Didalamnya Termasuk Pendapat

Atau Pembelaan Terlapor"

20. Bahwa sebagaimana ketentuan hukum pada Pasal 42 Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

Sehat Jo Pasal 64 Ayat (1) Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor

1 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penanganan Perkara di Komisi Pengawas

Persaingan Usaha menyebutkan alat bukti pemeriksaan Komisi berupa:

1. Keterangan Saksi;

2. Keterangan Ahli;

3. Surat dan atau Dokumen;

4. Petunjuk, dan

5. Keterangan Pelaku Usaha;

21. Bahwa dengan mengacu pada ketentuan di atas, maka Termohon Keberatan dalam

mengambil Putusan harus didasarkan pada alat-alat bukti sebagaimana yang

disebutkan dalam kedua peraturan tersebut;

22. Bahwa akan tetapi terbukti Termohon Keberatan dalam mengambil putusan tidak

mengacu pada ketentuan tersebut di atas tetapi lebih kepada asumsi-asumsi dan

kesimpulan-kesimpulan dari Termohon Keberatan sendiri;

23. Bahwa disamping itu pula terhadap Putusan Termohon Keberatan Nomor 26/

KPPU-L/2010, tanggal 15 November 2010 menyatakan semua Terlapor (termasuk

Hal. 12 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 128: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Para Pemohon/dahulu Para Terlapor) terbukti secara sah dan meyakinkan

melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

24. Bahwa akan tetapi Termohon Keberatan dalam mengambil Putusan tersebut tidak

didasari atas bukti-bukti tentang adanya pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat;

25. Bahwa perihal persekongkolan, hal ini perlu ditegaskan sebagaimana tertuang

dalam beberapa ketentuan hukum sebagai berikut:

-- Pasal 1 huruf h Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 disebutkan arti kata

Persekongkolan yaitu:

"Bentuk Kerja Sama Yang Dilakukan Oleh Pelaku Usaha Dengan Pelaku Usaha

Lain Dengan Maksud Untuk Menguasai Pasar Bersangkutan Bagi Kepentingan

Pelaku Usaha Yang Bersekongkol"

Persekongkolan (Pasal 1 huruf h) di atas ini mempunyai unsur-unsur sebagai

berikut:

1 Adanya kerjasama;

2 Kerjasama tersebut dilakukan oleh Pelaku usaha dengan Pelaku Usaha;

3 Dengan maksud menguasai pasar;

4 Untuk kepentingan Pelaku Usaha yang bersekongkol;

-- Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menyebutkan:

“Pelaku Usaha Dilarang Bersekongkol Dengan Pihak Lain Untuk Mengatur Dan

Atau Menentukan Terjadinya Persaingan Usaha Tidak Sehat"

Sedangkan unsur-unsur Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dapat

diuraikan sebagai berikut:

1 Adanya larangan bersekongkol;

2 Persekongkolan tersebut dilakukan dengan Pihak Lain;

3 Persekongkolan tersebut dilakukan untuk menentukan pemenang tender;

4 Mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat;

26. Bahwa dengan adanya ketentuan hukum di atas yang dapat kami jabarkan, maka

Termohon Keberatan dalam mengambil Putusan haruslah didasarkan pada alat-alat

bukti yang membuktikan adanya kerja sama untuk menimbulkan Persaingan

Usaha Tidak Sehat;

27. Bahwa kemudian Putusan dari Termohon Keberatan yang sangat tidak adil

tersebut menimbulkan pertanyaan sebagai berikut:

Hal. 13 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 129: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

i. Bahwa apakah penggunaan orang yang bernama Hendry yang mana sebagai

tekhnisi ahli dikedua Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor IX dan Pemohon

Keberatan II/dahulu Terlapor X adalah bukti yang dapat menerangkan adanya

kerja sama?

ii. Bahwa apakah dengan adanya data administrasi antara PT. Surya Prima Abadi

dan PT Dwi Perkasa Mandiri (yakni nomor telepon 0711-7826077 dan

7826066 dapat menerangkan adanya kerja sama?

iii. Bahwa mengapa tidak sekalian penggunaan kami sebagai Kuasa Hukum dari

Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor IX dan Pemohon Keberatan II/dahulu

Terlapor X dimasukan kedalam pertimbangan Putusan Termohon Keberatan?

28. Bahwa sekali lagi telah nyata dan jelas kalau Termohon Keberatan sangat-

sangatlah tidak menjunjung tinggi Hukum Pembuktian, Termohon Keberatan

dalam mengambil Pertimbangan dalam memberikan Putusan Nomor 26/LPPU-

L/2010, tanggal 15 November 2010 yang hanya didasarkan pada asumsi dan

Kesimpulan Belaka;

29. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka Para Pemohon Keberatan/

dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX mohon agar

Pengadilan Negeri Palembang membatalkan Putusan Termohon Keberatan Nomor

26/KPPU-L/2010, tanggal 15 November 2010 sepanjang mengenai Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX;

Keberatan Keempat:

Putusan Termohon Keberatan Bertentangan Dengan Pasal 47 Huruf C Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak

Sehat;

30. Bahwa Putusan Termohon Keberatan Nomor 26/KPPU-L/2010, tanggal 15

November 2010 sepanjang mengenai Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor

IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX haruslah dibatalkan oleh Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Palembang yang memeriksa dan memutus perkara ini

karena Putusan Termohon Keberatan Nomor 26/KPPU-L/2010, tanggal 15

November 2010 Bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat;

31. Bahwa dalam Putusannya, Termohon Keberatan menjatuhkan denda sebesar

Rp599.499.000,00 (lima ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus sembilan

puluh sembilan ribu rupiah) kepada Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor IX

tanpa dasar perhitungan yang jelas;

Hal. 14 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 130: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

32. Bahwa selain itu Putusan Termohon Keberatan yang melarang Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X Dan Terlapor XX untuk mengikuti

lelang yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di seluruh Indonesia selama 12

(dua belas) bulan sejak putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap adalah

bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Nonopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat sebagaimana dapat kami

jabarkan ketentuan-ketentuan hukumnya dalam Pasal 47 huruf C Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat disebutkan:

“Perintah Kepada Pelaku Usaha Untuk Menghentikan Kegiatan Yang Terbukti

Menimbulkan Praktek Monopoli Dan Atau Menyebabkan Persaingan Usaha Tidak

Sehat Dan Atau Merugikan Masyarakat"

33. Bahwa Putusan Termohon Keberatan yang melarang Pemohon Keberatan IV/

dahulu Terlapor XI: PT Nugraha Adi Taruna, untuk mengikuti lelang yang

menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di seluruh Indonesia selama 18 (delapan

belas) bulan sejak putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap adalah

bertentangan dengan Pasal 47 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

34. Bahwa Putusan yang diberikan Termohon Keberatan di dalam Putusannya jelas

bertentangan dengan Pasal 47 huruf C Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999,

mengingat secara tidak langsung Termohon Keberatan telah memutuskan usaha

dari Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan

Terlapor XX, padahal jelas di dalam Penjelasan terhadap Pasal 47 huruf C

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan:

"Yang diperintahkan untuk dihentikan adalah kegiatan atau tindakan tertentu dan

bukan kegiatan usaha pelaku usaha secara keseluruhan";

35. Bahwa di samping itupula ketentuan hukum tentang Larangan Praktek Monopoli

Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

No. 5 Tahun 1999 tersebut sama sekali tidak mengenal adanya larangan sementara

untuk tidak mengikuti kegiatan lelang atau dengan kata lain Skorsing, sehingga

Putusan yang diberikan Termohon Keberatan sangatlah tidak mempunyai dasar

hukum yang kuat dan kokoh;

Hal. 15 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 131: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

36. Bahwa hal ini dikarenakan kedudukan Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor

IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX sebagai suatu Perseroan terbatas

yang selama ini hanya mendapatkan perkerjaan dari Lelang yang menggunakan

APBN dan APBD sehingga apabila Putusan Termohon Keberatan dilaksanakan

maka akan mengakibatkan Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor

X, Terlapor XI dan Terlapor XX tidak mempunyai penghasilan lagi;

37. Bahwa apakah Termohon Keberatan dapat memikirkan apabila usaha Para

Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor

XX sebagai Perseroan Terbatas yang selama ini hanya mendapatkan perkerjaan

dari Lelang yang menggunakan APBN dan APBD dihentikan sementara waktu,

maka akan menimbulkan tidak adanya lagi penghasilan bagi Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX, yang

menimbulkan Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor

XI dan Terlapor XX tidak mampu menjalankan usahanya, sehingga dapat

menyengsarakan ribuan orang Pekerja yang bekerja pada Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX, dimana

hal ini jelas bertentangan dengan Pasal 28 D Undang-Undang Dasar 1945 yang

berbunyi:

“Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang

adil dan layak dalam hubungan kerja”;

38. Bahwa dengan demikian apabila putusasn Termohon Keberatan dilaksanakan,

maka sama saja dengan menghentikan seluruh kegiatan usaha dari Para Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor X dan Terlapor XX;

Bahwa, berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Para Pemohon Keberatan

mohon kepada Pengadilan Negeri Palembang agar memberi putusan sebagai berikut:

1. Menerima Permohonan Keberatan dari Para Pemohon Keberatan/Dahulu Terlapor

IX, Terlapor X, Terlapor XI dan Terlapor XX untuk seluruhnya;

2. Membatalkan Putusan Termohon Keberatan/Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Repubuk Indonesia (KPPU-RI) Nomor 26/KPPU-L/2010, tanggal 15 November

2010 sepanjang mengenai Para Pemohon Keberatan/dahulu Terlapor IX, Terlapor

X, Terlapor XI dan Terlapor XX;

Dan Mengadili Sendiri:

1. Menyatakan Terlapor I: PT Surya Eka Lestari, Terlapor II: PT Wahyu Wide,

Terlapor III: PT Sentosa Raya, Terlapor IV: PT Nusantara Membangun,

Terlapor V: PT Cinta Famili, Terlapor VI: PT Bintang Selatan Agung, Terlapor

Hal. 16 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 132: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

VII: PT Arga Makmur Mandiri, Terlapor VIII: PT Alam Baru Persada, Terlapor

XII: PT Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XIII: PT Gemilang Permi, Terlapor

XIV: PT Medika Jaya Utama, Terlapor XV: PT Bunga Mulia Indah, Terlapor

XVI: PT Gading Cempaka Graha, Terlapor XVII: PT Alam Permai Indah

Mandiri, Terlapor XVIII: PT Dua Sepakat, dan Terlapor XIX: Panitia

Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Ogan

Komering Ulu APBD Tahun Anggaran 2009 terbukti secara Sah dan

Meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

2. Menghukum Terlapor I: PT Surya Eka Lestari untuk membayar denda sebesar

Rp59.743.000,00 (lima puluh sembilan juta tujuh ratus empat

puluh tiga ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

3. Menghukum Terlapor II: PT Wahyu Wide untuk membayar denda sebesar

Rp226.782.000,00 (dua ratus dua puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh

dua ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang persaidangan usaha Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

4. Menghukum Terlapor III: PT Sentosa Raya untuk membayar denda sebesar

Rp659.123.000,00 (enam ratus lima puluh sembilan juta seratus dua puluh tiga

ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

5. Menghukum Terlapor V: PT Cinta Famili untuk membayar denda sebesar

Rp187.275.000,00 (seratus delapan puluh tujuh juta dua ratus tujuh puluh lima

ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang persaidangan usaha Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

6. Menghukum Terlapor VIII: PT Alam Baru Persada untuk membayar denda

sebesar Rp.52.428.000,00 (lima puluh dua juta empat ratus dua puluh delapan

Hal. 17 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 133: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan

denda pelanggaran di bidang persaidangan usaha Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

7. Menghukum Terlapor XV: PT Bunga Mulia Indah untuk membayar denda

sebesar Rp449.844.000,00 (empat ratus empat puluh sembilan juta delapan

ratus empat puluh empat ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja

Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode

penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan

Usaha);

8. Melarang Terlapor I: PT Surya Eka Lestari, Terlapor II: PT Wahyu Wide,

Terlapor III: PT Sentosa Raya, Terlapor VI: PT Bintang Selatan Agung

Terlapor VIII: PT Alam Baru Persada, Terlapor XII: PT Mahalini Jaya

Manggala, Terlapor XV: PT Bunga Mulia Indah dan Terlapor XVIII: PT Dua

Sepakat untuk mengikuti lelang yang menggunakan Dana Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) di Seluruh Indonesia selama 12 (dua belas) bulan sejak putusan ini

mempunyai kekuatan hukum tetap;

9. Melarang Terlapor IV: PT Nusantara Membangun, Terlapor V: PT Cinta

Famili, Terlapor VII: PT Arga Makmur Mandiri, Terlapor XIII: PT Gemilang

Permi, Terlapor XIV: PT Medika Jaya Utama, Terlapor XVI: PT Gading

Cempaka Graha, Terlapor XVII: PT Alam Permai Indah Mandiri, untuk

mengikuti lelang yang menggunakan dana anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) dan anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di seluruh

Indonesia selama 18 (delapan belas) bulan sejak Putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap;

Bahwa, terhadap keberatan tersebut Pengadilan Negeri Palembang telah

memberikan putusan Nomor 16/Pdt.G/KPPU/2011/PN.PLG., tanggal 28 Juni 2011 yang

amarnya sebagai berikut:

1. Menerima permohonan keberatan Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor IX,

Pemohon Keberatan II/dahulu Terlapor X, Pemohon Keberatan III/dahulu Terlapor

XI, dan Pemohon Keberatan IV/dahulu Terlapor XX untuk sebagian;

2. Membatalkan putusan KPPU No. 26/KPPU-L/2010, tanggal 15 November 2010,

sepanjang mengenai dictum angka 7, sehingga berbunyi:

Hal. 18 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 134: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

“Menghukum Terlapor IX: PT. Surya Prima Abadi untuk membayar denda sebesar

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha satuan kerja

Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode

peneriman 423755 (pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha)”;

Dictum angka 9, sehingga berbunyi: “Melarang, Terlapor I: PT Surya Eka Lestari,

Terlapor II: PT Wahyu Wide, Terlapor III: PT Sentosa Raya, Terlapor VI: PT

Bintang Selatan Agung, Terlapor VIII: PT Alam Baru Persada, Terlapor XII: PT

Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XIII: PT Gemilang Permai, Terlapor XIV:

Medika Jaya Utama, Terlapor XV: Bunga Mulia Indah, Terlapor XVIII: PT Dua

Sepakat, untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di

seluruh Indonesia selama 12 (dua belas) bulan sejak putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap”;

Dictum angka 10, sehingga berbunyi: “Melarang, Terlapor IV: PT Nusantara

Membangun, Terlapor V: PT Cinta Famili, Terlapor VII: PT Arga Makmur

Mandiri, Terlapor XIII: PT Gemilang Permai, Terlapor XIV: Medika Jaya Utama,

Terlapor XVI: PT Gading Cempaka Graha, Terlapor XVII: PT Alam Permai Indah,

untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana Anggaran Pendapat Belanja

Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD) di seluruh

Indonesia selama 18 (delapan belas) bulan sejak putusan ini mempunyai kekuatan

hukum tetap”;

3. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Komisi

Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia sebesar Rp222.000,00 (dua ratus

dua puluh dua ribu rupiah)

4. Menolak permohonan keberatan Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor IX,

Pemohon Keberatan II/dahulu Terlapor X, Pemohon Keberatan III/dahulu Terlapor

XI, dan Pemohon Keberatan IV/dahulu Terlapor XX, untuk selain dan selebihnya;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Palembang tersebut telah

diucapkan dengan hadirnya Para Pemohon Keberatan pada tanggal 28 Juni 2011,

terhadap putusan tersebut, Para Pemohon Keberatan melalui kuasanya berdasarkan Surat

Kuasa Khusus masing-masing pada tanggal 4 Juli 2011, tanggal 7 Februari 2011,

tanggal 31 Juli 2012, tanggal 26 Juli 2011, mengajukan permohonan kasasi masing-

masing pada tanggal 11 Juli 2011, tanggal 12 Juli 2011, tanggal 9 Agustus 2011,

sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi masing-masing Nomor 16/Pdt.G/

Hal. 19 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 135: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

KPPU/2011/PN.PLG., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Palembang,

permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Palembang, masing-masing pada tanggal 21 Juli 2011, tanggal 22 Juli

2011, tanggal 25 Juli 2011, tanggal 10 Agustus 2011;

Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Termohon Keberatan, Pemohon

Keberatan dan Para Turut Termohon Keberatan masing-masing pada tanggal 10 Oktober

2011, tanggal 7 Maret 2012, tanggal 15 Maret 2012, tanggal 15 Februari 2012, tangal 16

Februari 2012, tanggal 3 Oktober 2011, tanggal 3 November 2011, tanggal 19 Juni 2012,

tanggal 15 Maret 2012, kemudian Termohon Keberatan dan Para Pemohon Keberatan

mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Palembang pada tanggal tanggal 7 Februari 2012, tanggal 29 Mei 2012, tanggal 25 Juni

2012;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah

diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan

dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut

secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Para

Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:

Keberatan-Keberatan Pemohon Kasasi I:

I. Judex Facti Tanpa Alasan Yang Sah Telah Mengabaikan Kehadiran Para

Pemohon Kasasi Dalam Persidangan Dan Pada Saat Putusan Diucapkan;

1. Bahwa berdasarkan surat panggilan yang diterima secara resmi oleh Para

Pemohon Kasasi I, II, dan III melalui Pengadilan Negeri Baturaja, Para

Pemohon Kasasi I, II dan Ill, yang diwakili oleh para kuasa hukumnya, hadir

pada tanggal 14 Juni 2011 di persidangan Pengadilan Negeri Kelas l-A dalam

perkara permohonan keberatan No.16/Pdt.G./2011/PN.PLG.;

2. Bahwa dalam persidangan tanggal 14 Juni 2011 tersebut para kuasa hukum

Para Pemohon Kasasi I, Il dan Ill, telah menyerahkan surat kuasa yang

diperlukan untuk beracara kepada Majelis Hakim dan meminta diberi

kesempatan untuk mengajukan Jawaban tertulis yang sudah dipersiapkan oleh

Para Pemohon Kasasi I, II dan Ill, akan tetapi tanpa alasan yang sah ditolak

oleh Majelis Hakim;

3. Bahwa Para Pemohon Kasasi I, Il dan III pada saat itu merasa sangat perlu

mengajukan Jawabannya oleh karena Para Pemohon Kasasi I, II dan III sangat

Hal. 20 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 136: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

khawatir jika permohonan keberatan yang diajukan oleh Para Termohon Kasasi

I, II, III dan IV, dikabulkan oleh Judex Facti maka akan sangat memberatkan

dan merugikan Para Pemohon Kasasi I, Il dan III karena putusan Judex Facti

tersebut akan tumpang tindih dan

saling bertentangan dengan putusan Pengadilan Negeri Baturaja No.03/PDT.G/

KPPU/2011/PN.BTA., tertanggal 1 April, 2011 yang saat ini sedang dalam

tingkat pemeriksaan kasasi di hadapan Mahkamah Agung RI;

4. Bahwa atas permintaan lebih lanjut dari Para Pemohon Kasasi I, Il dan Ill, Para

Pemohon Kasasi I, II dan III diberi kesempatan oleh Majelis Hakim perkara

permohonan keberatan No.16/Pdt.G./2011/PN.PLG., untuk menyerahkan bukti-

bukti tentang adanya Putusan No. 03/PDT.G/KPPUj2011/PN.BTA., tertanggal

1 April, 2011 dan perkara kasasinya;

5. Bahwa pada sidang tanggal 14 Juni 2011, tersebut Para Pemohon Kasasi I, II

dan III telah menyerahkan kepada dan diterima oleh Majelis Hakim antara lain

bukti-bukti berupa (i) Putusan No. 03/PDT.G/KPPU/ 2011/PN.BTA., tertanggal

1 April 2011; (ii) relaas pemberitahuan pernyataan kasasi oleh KPPU

(Termohon Kasasi V); (iii) Memori Kasasi dari KPPU; (iv) Kontra Memori

Para Pemohon Kasasi I, II dan Ill; dan (v) Surat Jawaban KPPU dalam perkara

permohonan keberatan No.03/PDT.G/KPPU /2011/PN.BTA. Setelah itu

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palembang mengundurkan sidang yang

berikutnya sampai dengan tanggal 28 Juni 2011 dengan acara pembacaan

putusan perkara;

6. Bahwa pada saat sidang tanggal 28 Juni 2011, Para Pemohon Kasasi I, II dan III

kembali hadir dipersidangan dengan acara pembacaan putusan dan sebelum

putusan diucapkan Majelis Hakim mengecek keberadaan para pihak yang hadir

termasuk kehadiran Para Pemohon Kasasi I, II dan Ill;

7. Bahwa akan tetapi ternyata dalam putusan Pengadilan Negeri Kelas lA

Palembang No. 16 /Pdt.G/2011/PN.PLG., tertanggal 28 Juni 2011 yang

diterima secara resmi oleh Para Pemohon Kasasi I, II dan Ill, kehadiran Para

Pemohon Kasasi I, II dan III dalam sidang pemeriksaan dan pada saat putusan

diucapkan sama sekali tidak disebutkan oleh Judex Facti dan Judex Facti

menganggap Para Pemohon Kasasi I, II dan III dan para Turut Termohon

Kasasi lainnya tidak pernah hadir dalam perkara keberatan No. 16/Pdt.G./2011/

PN.PLG. Hal ini selain sangat merugikan Para Pemohon Kasasi I, II dan III

juga jelas menyebabkan putusan Judex Facti menjadi cacat hukum dan harus

Hal. 21 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 137: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dibatalkan karena tidak mengemukakan hal-hal yang sebenarnya terjadi di

persidangan;

II. Judex Facti Tidak Menerapkan Azas Beracara "Audi Alteram Partem"

1. Bahwa sebagaimana telah diuraikan dalam butir I diatas, pada persidangan

tanggal 14 Juni 2011 Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas lA Palembang

yang memeriksa perkara keberatan No.16/Pdt.G./2011/PN.PLG., tersebut tanpa

alasan yang sah, menolak untuk menerima Jawaban tertulis yang sudah

dipersiapkan oleh Para Pemohon Kasasi I, II dan III dan para Turut Termohon

Kasasi lainnya;

2. Bahwa penolakan untuk menerima Jawaban Para Pemohon Kasasi I, II dan III

tersebut jelas merupakan pelanggaran atas azas beracara "audi alteram partem"

yaitu untuk memperoleh keadilan dan kebenaran dalam suatu sengketa, Hakim

wajib untuk mendengarkan dalil-dalil, argumentasi-argumentasi dan bukti-bukti

yang diajukan oleh para pihak sebelum menjatuhkan putusannya. Judex Facti

telah bertindak tidak adil karena tidak menerapkan azas beracara "audi alteram

partem" tersebut

terhadap Para Pemohon Kasasi I, II dan III yang hendak membela

kepentingannya;

III. Putusan Judex Facti Tumpang Tindih Dan Saling Bertentangan Dengan

Putusan Pengadilan Negeri Batu Raja No. 03/PDT.G/KPPU/2011/ PN.BTA.,

Tertanggal 1 April 2011

1. Bahwa Pengadilan Negeri Baturaja pada tanggal 01 April 2011 telah terlebih

dahulu menjatuhkan putusannya dalam perkara permohonan keberatan No. 03/

PDT.G/KPPU/2011/PN.BTA., yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi I, II

dan III dengan diktum sebagai berikut:

"Mengadili”

-- Menolak keberatan dari Pemohon Keberatan I, Il dan Ill;

-- Menguatkan Putusan KPPU Nomor: 26/ KPPU-L/ 2010, tanggal 15

November 2010 dengan perbaikan, sehingga amar selengkapnya berbunyi

sebagai berikut:

1. Menyatakan Terlapor I: PT Surya Eka Lestari, Terlapor Il: PT Wahyu

Wide, Terlapor III: PT Sentosa Raya terbukti secara sah dan meyakinkan

Hal. 22 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 138: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

2. Menghukum Terlapor I: PT Surya Eka Lestari untuk membayar denda

sebesar Rp59. 743.000,00 (lima puluh sembilan juta tujuh ratus empat

puluh tiga ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang Persainqari Usaha);

3. Menghukum Terlapor Il: PT Wahyu Wide untuk membayar denda

sebesar Rp226.782.000,00 (dua ratus dua puluh enam juta tujuh ratus

delapan puluh dua ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan

Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

4. Menghukum Terlapor III: PT Sentosa Raya untuk membayar denda

sebesar Rp659.123.000,00 (enam ratus Iima puluh sembilan juta seratus

dua puluh tiga ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan

Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah

dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di

Bidang Persaingan Usaha);

5. Menghukum Pemohon Keberatan I, II dan III untuk membayar biaya

perkara secara tanggung renteng yang hingga kini sebesar Rp511. 000,00

(lima ratus sebelas ribu rupiah);

(Terlampir putusan Pengadilan Negeri Baturaja No. 03/PDT.G/KPPU/ 2011/

PN.BTA., tertanggal 01 April 2011, bukti PPK I, II, & III-1);

2. Bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Baturaja No. 03/PDT.G/

KPPU/2011/PN.BTA., tertanggal 01 April 2011 tersebut Termohon Kasasi V

(KPPU) telah menyatakan kasasi dan mengajukan Memori Kasasi kepada

Mahkamah Agung RI sebagaimana terbukti dari Risalah Pemberitahuan

Pernyataan Permohonan Kasasi No. 03/PDT.G/KPPU/2011/PN.BTA.,

tertanggal 6 Mei 2011 dan Risalah Pemberitahuan dan Penyerahan Memori

Kasasi No. 03/PDT.G/KPPU/2011 jPN.BTA., tertanggal 23 Mei 2011 dan

Hal. 23 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 139: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Memori Kasasi KPPU tertanggal 18 Mei 2011 (terlampir bukti PPK I, II, &

III-2 dan bukti PPK I, II, & III -3 a, b, c dan bukti PPK I, II, & III-4);

3. Bahwa terhadap pernyataan permohonan kasasi dan Memori Kasasi Termohon

Kasasi V tersebut, Para Pemohon Kasasi I, II dan III telah mengajukan Kontra

Memori Kasasi kepada Mahkamah Agung RI pada tanggal 1 Juni 2011 (melalui

Pengadilan Negeri Baturaja) sebagaimana terbukti dari Tanda Terima dan

Kontra Memori Kasasi No. 03/PDT.G/KPPU/2011/PN.BTA., tertanggal 01 Juni

2011 (terlampir bukti PPK I, II, & III-5);

4. Bahwa oleh karenanya dengan adanya Putusan Pengadilan Negeri Kelas lA

Palembang No.16/Pdt.G./2011/PN.PLG., tertanggal 28 Juni 2011 telah terjadi

ketidak pastian hukum dan membingungkan karena terdapat 2 (dua) putusan

Pengadilan yang diktumnya saling bertentangan, tumpang tindih dan merugikan

Para Pemohon Kasasi I, II dan III karena adanya sanksi yang saling

bertentangan dijatuhkan oleh 2 Pengadilan Negeri yang berbeda atas Para

Pemohon Kasasi I, II dan Ill;

IV. Putusan Pengadilan Negeri Baturaja No. 03/PDT.G/KPPU/ 2011/PN.BTA.,

tertanggal 01 April 2011 tidak melanggar hukum karena Pengadilan Negeri

Baturaja berwenang memeriksa dan memutus perkara keberatan a quo sebab

sejak sidang pertama hingga putusan di ucapkan pihak KPPU tidak dapat

membuktikan dengan sah bahwa benar: (i) ada perkara keberatan lain pada

Pengadilan Negeri yang berbeda terhadap putusan KPPU a quo, dan (ii)

Termohon Keberatan telah mengajukan permohonan kepada Mahkamah

Agung RI untuk menggabungkan perkara

1. Bahwa Para Pemohon Kasasi I, Il dan III adalah para pelaku usaha yang

semuanya berkedudukan dan beralamat di Baturaja;

2. Bahwa oleh karenanya sesuai dengan Pasal 4 (3) Peraturan Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya

Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU yang berbunyi: "Dalam hal

keberatan diajukan oleh lebih dari 1 (satu) Pelaku Usaha untuk putusan KPPU

yang sama, dan memiliki kedudukan hukum yang sama, perkara tersebut harus

didaftar dengan nomor yang sama" maka Pengadilan Negeri Baturaja

berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara keberatan tersebut;

3. Bahwa perlu diketahui bahwa perkara permohonan keberatan Nomor 03/Pdt.G/

KPPU/2011/PN.BTA., diajukan kepada Pengadilan Negeri Baturaja oleh lebih

Hal. 24 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 140: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dari 1 (satu) pelaku usaha yaitu Para Pemohon Kasasi I, Il dan III yang

mempunyai tempat kedudukan hukum yang sama (yaitu di Baturaja) terhadap

putusan KPPU yang sama yaitu putusan KPPU No. 26/KPPU-L/2010,

tertanggal 15 November 2010, sehingga ketentuan Pasal 4 (4) Peraturan

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang Tata

Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU tidak

berlaku dalam perkara tersebut;

4. Bahwa sebagaimana terbukti dari Berita Acara Persidangan perkara keberatan

No. 03/PDT.G/KPPU/2011/PN.BTA., dan Surat Ketua Pengadilan Negeri

Baturaja No W6-U4/78/HK.02/V/2011 tertanggal 19 Mei 2011, beserta

lampirannya (terlampir bukti PPK I, II dan III- 6) dan Surat KPPU No. 27.1/K/

KPN/III/2011, tertanggal 18 Maret 2011 (terlampir bukti PPK I, II dan III-7)

yang diajukan oleh KPPU (Termohon Kasasi V) kepada persidangan

Pengadilan Negeri Baturaja pada tanggal 21 Maret 2011, maka terbukti bahwa

sejak sidang pertama hingga putusan diucapkan oleh Judex Facti, Pihak KPPU

tidak dapat

mengajukan bukti-bukti yang sah di persidangan bahwa benar terdapat perkara

keberatan lain pada Pengadilan Negeri lain selain perkara keberatan yang ada di

Pengadilan Negeri Baturaja, dan juga, selama persidangan berlangsung di

Pengadilan Negeri Baturaja, KPPU juga tidak dapat membuktikan bahwa benar

KPPU telah mengajukan permohonan kepada Mahkamah Agung RI untuk

menggabungkan perkara-perkara keberatan yang ada;

5. Bahwa sebagaimana terbukti pada alinea 5 halaman 3 dari Surat KPPU No.

27.1/K/KPN/III/2011 tertanggal 18 Maret 2011 (bukti PPK I, II dan III-7),

KPPU sendiri mengakui sebagai berikut:

"....maka apabila para Terlapor lain mengajukan keberatan terhadap Putusan

KPPU a quo, maka KPPU akan mengaiukan Permohonan Penggabungan

Perkara kepada Ketua Mahkamah Agung agar berkenan menunjuk 1 (satu)

Pengadilan Negeri yang memeriksa seluruh upaya hukum keberatan atas

Putusan KPPU a quo, namun saat ini kami baru menerima 1 (satu) relaas

panggilan sidang keberatan atas Putusan KPPU a quo yang diajukan oleh PT

Surya Eka Lestari di Pengadilan Negeri Baturaja yang tercatat dengan register

No. 03/PDT.G/KPPU/2011/PN.BTA.";

6. Bahwa sejak perkara keberatan Nomor 03/Pdt.G/KPPU/2011/PN. BTA.,

diajukan oleh Para Pemohon Kasasi I, Il dan III kepada Pengadilan Negeri

Hal. 25 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 141: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Baturaja pada tanggal 31 Januari 2011 sampai diputus oleh Judex Facti pada

tanggal 1 April 2011 KPPU tidak pernah mengajukan bukti ke persidangan

Pengadilan Negeri Baturaja tentang permohonan

yang dimaksud karena berdasarkan pengakuan KPPU sendiri pada alinea 5

halaman 3 dari Surat KPPU No. 27.1/K/KPN/lII/2011 tertanggal 18 Maret 2011

(bukti PPK I, II dan III-7) KPPU tidak mengetahui tentang adanya perkara

keberatan selain yang ada di Pengadilan Negeri Baturaja tersebut, sehingga

putusan Pengadilan Negeri Baturaja No. 03/PDT.G/KPPU/2011/PN.BTA.,

tertanggal 01 April 2011 adalah tepat dan tidak melanggar hukum;

7. Bahwa Termohon Kasasi V (KPPU) telah dipanggil secara patut oleh

Pengadilan Negeri Baturaja untuk menghadap dan mengajukan jawabannya di

persidangan dalam perkara permohonan keberatan No. 03/PDT.G/KPPU/2011/

PN.BTA.;

Bahwa pihak KPPU tidak berhasil mengajukan bukti-bukti yang sah, yang

membuktikan bahwa benar terdapat beberapa perkara keberatan pada

Pengadilan Negeri lain dan juga bukti bahwa benar pihak KPPU telah

mengajukan permohonan penggabungan perkara kepada Ketua Mahkamah

Agung RI;

8. Bahwa perlu kiranya diketahui pula oleh Mahkamah Agung RI tentang jalannya

proses pemeriksaan perkara permohonan keberatan No. 03/PDT.G/KPPU/2011/

PN.BTA., dihadapan Pengadilan Negeri Baturaja, yaitu pada hari persidangan

pertama yang telah ditentukan yaitu tanggal 16 Februari 2011, dan sidang

kedua yaitu pada tanggal 2 Maret 2011, pihak KPPU atau kuasanya tidak hadir,

dan pihak KPPU baru hadir pada persidangan ketiga yaitu tanggal 21 Maret

2011;

9. Bahwa pada sidang tanggal 21 Maret 2011 tersebut pihak KPPU telah

menyerahkan kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Baturaja Surat No.

27.1/K/KPN/IIII 2011 tertanggal 18 Maret 2011 (bukti PPK I, II dan 111-7);

10. Bahwa sebagaimana dapat dibaca dari pada alinea 5 halaman 3 dari Surat

Termohon Kasasi V (KPPU) No. 27.1/K/KPN/III/2011, tertanggal 18 Maret

2011 (bukti PPK I, II, & 111-7), pihak KPPU sendiri mengakui bahwa sampai

saat sidang tanggal 21 Maret 2011, yang baru ada adalah perkara keberatan

yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi I, II, dan III dihadapan Pengadilan

Negeri Baturaja tersebut;

Hal. 26 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 142: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

11. Bahwa pada sidang tanggal 21 Maret 2011 tersebut, pihak KPPU meminta agar

persidangan ditunda selama 3 (tiga) minggu sebagai mana dikemukakan dalam

surat pihak KPPU (bukti PPK I, II dan III-7) , tetapi permintaan tersebut tidak

dapat dikabulkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Baturaja, mengingat

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Baturaja terikat pada ketentuan Pasal 45 ayat

2 Undang-Undang No.5 Tahun 1999 Jo Pasal 5 ayat (5) PERMA RI No.3

Tahun 2005 yang mengharuskan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Baturaja

untuk memberikan putusannya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak

dimulainya pemeriksaan keberatan tersebut sehingga sidang harus dilanjutkan

pada tanggal 23 Maret 2011;

Sehingga sesuai jadwal batas waktu yang ditentukan oleh Pasal 45

ayat 2 Undang-Undang No.5 Tahun 1999 Jo Pasal 5 ayat (5) PERMA RI No.3

Tahun 2005 Pengadilan Negeri Baturaja menjatuhkan putusannya pada tanggal

1 April 2011;

12. Bahwa dengan adanya putusan Pengadilan No. 03/PDT.G/KPPU/2011/

PN.BTA., tertanggal 01 April 2011 maka seharusnya Judex Facti menolak atau

setidak-tidaknya menyatakannya sebagai tidak dapat diterima terhadap Para

Pemohon Kasasi I, ll, dan Ill;

V. Judex Facti Telah Bertindak Diskriminatif Terhadap Para Pemohon Kasasi I,

II dan III Dengan Mengurangi Jumlah Hukuman Denda Yang Harus Dibayar

Oleh Para Termohon Kasasi I, II, III, Dan IV dan Tidak Mengurangi Jumlah

Hukuman Denda Yang Harus Dibayar Oleh Para Pemohon Kasasi I, II Dan III

1. Bahwa Pemohon Kasasi, Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III tidak

pernah melakukan persekongkolan untuk memenangkan tender-tender bagi

proyek yang disebut dalam Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha

(KPPU) RI No. 26/KPPU-L/2010 tertanggal 15 November, 2010 karena

Pemohon Kasasi I, Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi III adalah badan-

badan hukum yang berbeda dengan pengurus dan manajemen yang berbeda

sehingga tidak seharusnya atas Para Pemohon Kasasi I, ll, dan III dikenakan

hukuman denda;

2. Bahwa andaikata Mahkamah Agung berpendapat lain quod non, maka Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Kelas lA Palembang telah dengan keliru dan

diskriminatif mempertimbangkan dan memberikan pengurangan jumlah

Hal. 27 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 143: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

hukuman denda yang harus dibayar oleh Para Termohon Kasasi I, dari

Rp11.989.970.000,00 (sebelas milyar sembilan ratus delapan puluh sembilan

juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah) menjadi Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sedangkan terhadap Para Pemohon Kasasi I, II, dan III tidak

diberikan pengurangan;

3. Bahwa jumlah nilai proyek yang dimenangkan oleh Pemohon Kasasi I hanya

sebesar Rp1.991.431.000,00 (satu milyar sembilan ratus sembilan puluh satu

juta empat ratus tiga puluh satu ribu rupiah) sehingga jumlah denda sebesar

Rp59.743.000,00 (lima puluh sembilan juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu

rupiah) yang dijatuhkan oleh KPPU dan dikuatkan oleh Judex Facti atas

Pemohon Kasasi I terasa sangat tidak adil dan tidak logis;

4. Bahwa jumlah nilai proyek yang dimenangkan oleh PEMOHON KASASI II

hanya sebesar Rp4.488.394.000,00 (empat milyar empat ratus delapan puluh

delapan juta tiga ratus sembilan puluh empat ribu rupiah) sehingga jumlah

denda sebesar Rp226.782.000,00 (dua ratus dua puluh enam juta tujuh ratus

delapan puluh dua ribu rupiah) yang dijatuhkan oleh KPPU dan dikuatkan oleh

Judex Facti atas Pemohon Kasasi II terasa sangat tidak adil dan tidak logis;

5. Bahwa jumlah nilai proyek yang dimenangkan oleh PEMOHON KASASI III

adalah sebesar Rp12.974.495.000,00 (dua belas milyar sembilan ratus tujuh

puluh empat juta empat ratus sembilan puluh lima ribu rupiah) yaitu kurang

lebih sama dengan nilai proyek yang dimenangkan oleh Termohon Kasasi I,

sehingga jumlah denda sebesar Rp659.123.000,00 (enam ratus lima puluh

sembilan juta seratus dua puluh tiga ribu rupiah) yang dijatuhkan oleh KPPU

dan dikuatkan oleh Judex Facti atas Pemohon Kasasi III terasa sangat tidak adil

dan tidak logis. Oleh karenanya apabila terhadap Pemohon Kasasi III harus

dikenakan hukuman denda, quod non, maka seharusnya sebesar jumlah yang

sama dengan jumlah denda yang dijatuhkan oleh Judex Facti atas Termohon

Kasasi I yaitu Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

6. Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Facti sendiri pada halaman 15

alinea 5 mengakui bahwa penjatuhan sanksi haruslah didasarkan pada

pertimbangan yang logis;

7. Bahwa lagi pula, Para Pemohon Kasasi I, II dan III masing-masing telah

mengerjakan seluruh proyek yang dimenangkannya dengan baik dan tidak ada

kerugian negara yang timbul dari pelaksanaan proyek-proyek tersebut, sehingga

Hal. 28 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 144: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tidaklah adil jika terhadap Para Pemohon Kasasi I, Il dan III dikenakan denda

sebagaimana disebut dalam putusan KPPU tersebut;

8. Bahwa pendapat ini juga dipertimbangkan dan diakui oleh Judex Facti dalam

putusannya tetapi oleh Judex Facti diberlakukan secara diskriminatif hanya

untuk kepentingan Para Termohon Kasasi I, dan tidak berlaku bagi Para

Pemohon Kasasi I, II dan Ill;

VI. Judex Facti Telah Bertindak Diskriminatif Dan Melampaui Kewenangannya

Terhadap Para Pemohon Kasasi I, II dan III Dengan Menghapuskan

Hukuman Larangan Untuk Mengikuti Tender Bagi Para Termohon Kasasi I,

II, III, Dan IV Dan Tidak Untuk Para Pemohon Kasasi I, II dan III

1 Bahwa berdasarkan Pasal 47 (2) Undang-Undang No 5 Tahun 1999, maka

sanksi administratif yang dapat dijatuhkan oleh Termohon Kasasi V (KPPU)

secara limitatif hanya dapat berupa:

a. penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16 dan atau

b. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, dan atau

c. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti

menimbulkan praktek monopoli dan atau menyebabkan persaingan usaha

tidak sehat dan atau merugikan masyarakat; dan atau,

d. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi

dominan; dan atau

e. penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan

pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28; dan atau

f. penetapan pembayaran ganti rugi; dan atau

g. pengenaan denda serendah-rendahnya Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah) dan setinggi-tingginya Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar

rupiah);

2. Bahwa menurut penjelasan Pasal 47 (2) butir C Undang-Undang No. 5 Tahun

1999, maka yang diperintahkan untuk dihentikan adalah kegiatan atau tindakan

tertentu dan bukan kegiatan usaha pelaku usaha secara keseluruhan.

3. Bahwa oleh karenanya Termohon Kasasi V dan atau Judex Facti Tidak

berwenang menjatuhkan sanksi larangan bagi Para Pemohon Kasasi I, II dan III

Hal. 29 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 145: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana APBN dan APBD di seluruh

Indonesia selama 12 (dua belas) bulan;

Oleh karenanya diktum putusan yang diberikan oleh Judex Facti dalam angka 2

alinea 3 Putusan Pengadilan Negeri Kelas IA Palembang No.16/Pdt.G./2011/

PN.Plg., tertanggal 28 Juni 2011 (halaman 17) yang menguatkan sanksi

larangan bagi Para Pemohon Kasasi I, II dan III untuk mengikuti lelang yang

menggunakan dana APBD dan APBN di di seluruh Indonesia selama 12 (dua

belas) bulan yang dijatuhkan oleh pihak KPPU dalam Putusan Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI No. 26/KPPU-L/2010, tertanggal 15

November, 2010 merupakan tindakan yang melampaui kewenangan Judex

Facti bahkan dapat dianggap sebagai penyalahgunaan wewenang dan

karenanya

putusan Judex Facti harus dibatalkan;

4. Bahwa dalam Pasal 47 (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 sanksi yang

diberikan bersifat limitatif sehingga Termohon Kasasi V (KPPU) maupun

Judex Facti tidak berwenang untuk menjatuhkan sanksi di luar ketentuan Pasal

47 (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tersebut termasuk larangan untuk

mengikuti lelang tersebut;

5. Bahwa Judex Facti sendiri mengakui pada pertimbangan hukum halaman16

alinea 1, dan 2 dari putusan a quo bahwa penjatuhan sanksi berupa larangan

untuk mengikuti lelang yang menggunakan APBN dan APBD selama 12 bulan

di seluruh Indonesia menurut Judex Facti tidak beralasan karena KPPU hanya

diberi kewewenangan untuk menjatuhkan sanksi yang secara limitatif disebut

dalam Pasal 47 (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1999;

6. Bahwa akan tetapi pertimbangan hukum dan pendapat Judex Facti tersebut

hanya secara diskriminatif diberlakukan dalam putusan a quo untuk

kepentingan Para Termohon Kasasi I, ll, III dan IV dan tidak berlaku bagi Para

Pemohon Kasasi I, II dan III karena Para Pemohon Kasasi I, II dan III tetap

dilarang untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana APBN dan APBD di

seluruh Indonesia selama 12 bulan;

VII.Judex Facti dengan keliru mengabulkan petitum permohonan KEBERATAN

Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV yang meminta agar Judex Facti

menghukum Para Pemohon Kasasi I, II dan III sesuai dengan diktum Putusan

KPPU Nomor 26/KPPU-L/2010 tertanggal 15 November 2010, karena Para

Hal. 30 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 146: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pemohon Kasasi I, II, III dan IV sama sekali tidak ada hubungan hukum

apapun dengan Para Termohon Kasasi I, II dan III;

1. Bahwa Para Pemohon Kasasi I, II dan III sama sekali tidak ada hubungan

hukum dengan Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV karena merupakan

badan-badan hukum yang berbeda dan tidak ada kaitannya;

2. Bahwa Para Pemohon Kasasi I, II dan III tidak pernah turut berpartisipasi

dalam tender-tender yang diikuti oleh Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV;.

3. Bahwa selama persidangan baik di KPPU maupun dalam perkara permohonan

keberatan No.16/Pdt.G./2011/PN.PLG dihadapan Pengadilan Negeri Kelas lA

Palembang, tidak pernah terbukti bahwa Para Pemohon Kasasi I, II dan III telah

melakukan persekongkolan ataupun kerja sama dengan Para Termohon Kasasi

I, II, III dan IV untuk memenangkan tender-tender yang diadakan;

4. Bahwa oleh karenanya tidak pada tempatya Para Termohon Kasasi I, II, III dan

IV mengikutsertakan Para Pemohon Kasasi I, II, III dan IV sebagai Para Turut

Keberatan I, II,III dalam perkara yang dimohonkan kasasi ini;

5. Bahwa oleh karenanya sudah seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Kelas lA Palembang menolak atau setidak-tidaknya menyatakan permohonan

keberatan Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV sebagai tidak dapat diterima

terhadap Para Pemohon Kasasi I, II dan III;

6. Bahwa dengan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas lA Palembang

mengabulkan diktum perkara keberatan yang diajukan oleh Para Termohon

Kasasi I, II, III dan IV terhadap Para Pemohon Kasasi I, II dan III maka hal ini

telah menimbulkan ketidak pastian hukum yang membingungkan karena

tumpang tindih dan saling bertentangan dengan Putusan Pengadilan Negeri

Palembang No. 03/PDT.G/KPPU/ 2011/PN.BTA tertanggal 01 April 2011 yang

saat ini dalam proses kasasi dihadapan Mahkamah Agung RI;

Keberatan-Keberatan Pemohon Kasasi II:

1. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-A Palembang telah salah/tidak

menerapkan Hukum Acara, karena pada sidang pertama tanggal 13 Juni 2011, Turut

Termohon Keberatan XII, XIII, dan XV hadir, dan Majelis Hakim tidak

memperbolehkan Turut Termohon Keberatan XII, XIII dan XV untuk memberikan

jawaban/tanggapan atas surat keberatan Pemohon Keberatan I, II, III dan IV karena

ini merupakan Hukum Perdata Khusus, yaitu mengenai Undang-Undang Larangan

Hal. 31 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 147: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, namun untuk tata cara

beracara di persidangan tetap harus mengacu ke Hukum Acara yang berlaku;

2. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-A Palembang telah salah menerapkan

hukum, karena telah menerima Keberatan yang diajukan Pemohon Keberatan I, II,

III dan IV walaupun untuk sebagian, karena Keberatan yang diajukan oleh Pemohon

Keberatan berbentuk bantahan (verzet) terhadap Putusan KPPU RI No. 26/KPPU-

L/2010, tanggal 15 November 2010, karena mengikutsertakan semua pihak yang

ada dalam Putusan KPPU RI tersebut, padahal Putusan KPPU RI bisa diajukan

Keberatan di Pengadilan Negeri Kelas I-A Palembang dalam bentuk seperti

"Banding" dan tidak mengikutsertakan pihak lain, hanya antara Pemohon Keberatan

melawan KPPU RI saja, seharusnya Keberatan dari Pemohon Keberatan I, II, III

dan IV harus dinyatakan tidak dapat diterima;

3. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-A Palembang telah salah menerapkan

hukum, karena telah menjatuhkan putusan termasuk Turut

Termohon Keberatan XII, XIII dan XV, karena Pemohon Keberatan I, II, III dan IV

tidak berwenang/berhak untuk minta dihukum Para Turut Termohon Keberatan

yang tidak ada hubungan/terkaitan (relevansinya) dengan Para Turut Termohon

Keberatan, seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-A Palembang

menolaknya;

4. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-A Palembang telah salah menerapkan

hukum, karena putusannya diambil tanpa dasar hukum dan tanpa melihat hubungan

hukum yang jelas, namun hanya mengcopy paste saja, dan asal membuat putusan,

agar sama tanpa mempertimbangkan fakta hukum yang sebenarnya;

5. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-A Palembang telah salah menerapkan

hukum, karena penjatuhan larangan untuk tidak mengikuti lelang, yang

menggunakan dana APBN dan APBD di seluruh Indonesia tidaklah termasuk dalam

kewenangan KPPU RI, sebagaimana bunyi Pasal 47 Undang-Undang RI Nomor 5

Tahun 1999;

6. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-A Palembang dalam menjatuhkan

putusan perkara a quo berbeda dengan Putusan Perkara No. 24/Pdt.G/ KPPU/

PN.PLG., tanggal 27 Juni 2011, disini dapat dibuktikan bahwa Putusan Majelis

Hakim sangat keliru dan harus dibatalkan oleh Majelis Hakim Agung RI, terlampir

Salinan Putusan No. 24/Pdt.G/KPPU/ 2011/PN.PLG., tanggal 27 Juni 2011, lihat

Yurisprudensi MA-RI No. 109 K/Pdt.Sus/2009, tanggal 30 Maret 2009, No. 422 K/

Hal. 32 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 148: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pdt.Sus/2009, tanggal 12 Februari 2010, No. 04 K/KPPU-L/2007, tanggal 14 Mei

2008 dan No. 01 PK/Pdt.Sus/2007, tanggal 12 Mei 2008;

Keberatan-Keberatan Pemohon Kasasi III:

I. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena salah menerapkan hukum Perma

Nomor 3 Tahun 2005;

II. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena kurang pihak;

III. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena menimbulkan ketidakpastian hukum:

• Perbedaan amar putusan;

• Putusan Judex Facti tidak mencerminkan rasa keadilan;

IV. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena pertimbangamn hukumnya

bertentangan antara satu dengan yang lainnya;

V. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena salah dalam menerapkan hukum

mengenai sanksi larangan untuk mengukuti tender;

VI. Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena salah dalam menerapkan hukum

mengenai besaran sanksi denda dalam perkara a quo;

Uraian alasan-alasan kasasi Pemohon Kasasi tersebut, dapat kami uraikan dalam poin-

poin di bawah ini;

I. Putusan Judex Facti Patut Dibatalkan Karena Salah Menerapkan Hukum

Perma No. 3 Tahun 2005

1. Bahwa Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum acara perkara a quo.

Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 4 ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan

Terhadap Putusan KPPU (selanjutnya disebut sebagai "Perma No. 3 Tahun

2005"):

"Dalam hal keberatan diajukan oleh lebih dari 1 (satu) Pelaku Usaha untuk

putusan KPPU yang sama, dan memiliki kedudukan hukum yang sama,

perkara tersebut harus didaftar dengan nomor yang sama";

2. Bahwa perkara a quo merupakan perkara yang diajukan sebagai bentuk upaya

hukum banding/keberatan terhadap Putusan KPPU No.26 /KPPU-L/2010.

Berdasarkan fakta-fakta hukum yang ada, upaya hukum keberatan yang

diajukan oleh Para Terlapor yang berdomisili di Palembang (termasuk Para

Pemohon Kasasi) didaftarkan dalam 2 (dua) register perkara yang berbeda,

yaitu Nomor perkara a quo dengan register Nomor 16/Pdt.G/2011/PN.Plg. dan

Hal. 33 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Page 149: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

register Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Plg. yang keduanya telah diputus pada

tanggal 28 Juni 2011 oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palembang;

3. Bahwa pada persidangan pertama tanggal 14 Juni 2011, pihak KPPU/

Termohon Keberatan/Pemohon Kasasi telah berusaha menjelaskan kepada

Majelis Hakim Judex Facti dan juga Majelis Hakim perkara No.24/

Pdt.G/2011/PN.Plg. agar dapat menunda sidang untuk menggabungkan kedua

perkara tersebut kedalam satu register yang sama, namun Majelis Hakim

Judex Facti dan Majelis Hakim perkara No.24/Pdt.G/2011/PN.Plg. tidak

bersedia menunda sidang dan tetap melanjutkan pemeriksaan perkara

keberatan atas Putusan KPPU dalam 2 register perkara yang berbeda;

4. Perkara dengan register No. 24/Pdt.G/2011/PN.Plg. adalah upaya hukum

keberatan yang diajukan oleh 3 (tiga) pelaku usaha yang kesemuanya

berdomisili hukum di Palembang, yaitu:

a. PT Bunga Mulia Indah, in cassu Turut Termohon Kasasi XII;

b. PT Gading Cempaka Graha, in cassu Turut Termohon Kasasi XIII; dan

c. PT Dua Sepakat, in cassu Turut Termohon Kasasi XV;

5. Fakta tersebut merupakan bukti nyata pelanggaran Perma No. 3 Tahun 2005

in cassu Pasal 4 ayat (3), yang memerintahkan agar upaya hukum keberatan

terhadap Putusan KPPU yang sama yang diajukan oleh Para Terlapor yang

berbeda, tapi kedudukan hukumnya sama, didaftar dalam 1 (satu) nomor

register perkara yang sama;

6. Bahwa dengan adanya 2 (dua) Putusan Pengadilan Negeri Palembang yang

mengadili keberatan terhadap 1 (satu) Putusan KPPU yang sama, maka

menyalahi falsafah Perma No. 3 Tahun 2005, yang menghendaki hanya ada 1

(satu) Putusan Pengadilan Negeri, sehingga apabila pun ada upaya hukum

kasasi, maka juga hanya akan ada 1 (satu) Putusan tingkat kasasi;

7. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan Judex Facti telah salah

dalam menerapkan hukum yaitu Perma No. 3 Tahun 2005 sehingga

putusannya harus dibatalkan;

II. Putusan Judex Facti Patut Dibatalkan Karena Kurang Pihak

1. Bahwa Putusan Judex Facti patut dibatalkan karena kurang pihak, karena

tidak mencantumkan/mengikutsertakan pihak-pihak sebagai berikut sebagai

Pemohon Keberatan, yaitu:

a. PT Surya Eka Lestari, dahulu Terlapor I in cassu sebagai Turut Termohon

Kasasi I;

Hal. 34 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Page 150: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

b. PT Wahyu Wide, dahulu sebagai Terlapor II, in cassu Turut Termohon

Kasasi II;

c. PT Sentosa Raya, dahulu sebagai Terlapor Ill, in cassu Turut Termohon

Kasasi Ill;

d. PT Bunga Mulia Indah, dahulu sebagai Terlapor XV, in cassu Turut

Termohon Kasasi XII;

e. PT Gading Cempaka Graha, dahulu sebagai Terlapor XVI, in cassu Turut

Termohon Kasasi XIII;

f. PT Dua Sepakat, dahulu sebagai Terlapor XVIII, in cassu Turut Termohon

Kasasi XV;

2. Pihak-pihak tersebut mengajukan keberatannya di Pengadilan Negeri

Palembang dan Pengadilan Negeri Baturaja, sesuai dengan domisili

hukumnya masing-masing;

3. Bahwa sesuai dengan domisili hukumnya PT Bunga Mulia Indah/Turut

Termohon Kasasi XII, PT Gading Cempaka Graha/Turut Termohon Kasasi

XIII, dan PT Dua Sepakat/Turut Termohon Kasasi XV, mengajukan

keberatannya di Pengadilan Negeri Palembang yang terdaftar dalam register

Nomor perkara 24/Pdt.G/2011/PN.Plg.;

4. Bahwa sesuai dengan domisili hukumnya, maka PT. Surya Eka Lestari/Turut

Termohon Kasasi I, PT Wahyu Wide/Turut Termohon Kasasi II, dan PT

Sentosa Raya/Turut Termohon Kasasi III mengajukan keberatannya di

Pengadilan Negeri Baturaja;

5. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (4) Perma No. 3 Tahun 2005,

Pemohon Kasasi telah mengajukan surat permohonan kepada Mahkamah

Agung yang kemudian MA merespon dengan mengeluarkan Surat Penetapan

MA No. 08/Pen/Pdt.Sus/2011, tanggal 19 April 2011, yang pada pokoknya

menetapkan bahwa terhadap keberatan atas Putusan KPPU yang diajukan di

Pengadilan Negeri Baturaja dan Pengadilan Negeri Palembang, maka

Mahkamah Agung menunjuk Pengadilan Negeri Palembang sebagai

Pengadilan Negeri yang berwenang untuk memeriksa dan memutus keberatan

terhadap Putusan KPPU a quo;

6. Namun, mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim Agung, upaya hukum

keberatan tersebut telah diputus oleh Pengadilan Negeri Baturaja melalui

Putusan Nomor 03/Pdt.G/KPPU/2011/PN.BTA. (selanjutnya disebut sebagai

"Putusan PN Baturaja"), yang menurut Pemohon Kasasi mengandung cacat

Hal. 35 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Page 151: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

formil oleh karenanya batal demi hukum, dimana Pemohon Kasasi telah

mengajukan upaya hukum kasasi terhadap Putusan PN Baturaja tersebut pada

tanggal 5 Mei 2011. Bahwa PN Baturaja telah melebihi kewenangannya,

karena berdasarkan Surat Penetapan MA No. 08/Pen/Pdt.Sus/2011, tanggal 19

April 2011, keberatan yang diajukan oleh PT Surya Eka Lestari/Turut

Termohon Kasasi I, PT Wahyu Wide /Turut Termohon Kasasi II, dan PT

Sentosa Raya/Turut Termohon Kasasi III merupakan kewenangan absolut

Pengadilan Negeri Palembang;

7. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka demi hukum sudah seharusnya

Putusan Judex Facti juga menyertakan PT Bunga Mulia Indah/Turut

Termohon Kasasi XII, PT Gading Cempaka Graha/Turut Termohon Kasasi

XIII, dan PT Dua Sepakat/Turut Termohon Kasasi XV, PT Surya Eka Lestari/

Turut Termohon Kasasi I, PT Wahyu Wide/Turut Termohon Kasasi II, dan PT

Sentosa Raya/Turut Termohon Kasasi III sebagai Pemohon Keberatan dalam

perkara a quo;

8. Bahwa dengan tidak dicantumkannya pihak-pihak tersebut sebagai pihak,

maka Putusan Judex Facti mengandung cacat formil dan batal demi hukum

atau setidak-tidaknya dapat dibatalkan;

III. Putusan Judex Facti Patut Dibatalkan Karena Menimbulkan Ketidakpastian

Hukum

Perbedaan Amar Putusan

1. Bahwa pada persidangan pertama tanggal 14 Juni 2011, Pemohon Kasasi telah

mengemukakan kepada Majelis Hakim Judex Facti bahwa sebaiknya perkara

a quo ditunda hingga terbitnya Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

Palembang untuk menggabungkan 2 (dua) perkara keberatan tersebut, yang

mana Pemohon Kasasi akan mengirimkan surat permohonan kepada Ketua

Pengadilan Negeri Palembang untuk menggabungkan perkara;

Namun Majelis Hakim Judex Facti kala itu menyatakan tidak perlu ada

penggabungan register perkara, karena penggabungan hanyalah merupakan

masalah administratif, dan karena kedua perkara tersebut memiliki susunan

Majelis Hakim yang sama, sehingga pada waktu itu Majelis Hakim Judex

Facti menjamin amar kedua putusan itu akan sama;

2. Fakta yang ada, antara Putusan Pengadilan Negeri Palembang No.16/

Pdt.G/2011/PN.Plg. in cassu Putusan Judex Facti dan Putusan

Hal. 36 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Page 152: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pengadilan Negeri Palembang No. 24/Pdt.G/2011/PN.Plg. memiliki

perbedaan amar putusan yang cukup signifikan antara keduanya, serta

memiliki perbedaan mencolok dengan Putusan KPPU;

3. Bahwa amar Putusan Judex Facti pada diktum ke-2 menyatakan sebagai

berikut:

2. "Membatalkan Putusan KPPU No.26/KPPU-L/2010 tanggal 15 November

2010, sepanjang mengenai dictum angka 7, sehingga berbunyi:

"Menghukum Terlapor IX: PT. Surya Prima Abadi untuk membayar denda

sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) ..... dst.;

Dictum angka 9, sehingga berbunyi: "Melarang, Terlapor I: PT Surya Eka

Lestari, Terlapor II: PT Wahyu Wide, Terlapor Ill: PT Sentosa Raya,

Terlapor VI: PT Bintang Selatan Agung, Terlapor VIII: PT Alam Baru

Persada, Terlapor XII: PT Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XIII: PT

Gemilang Permai, Terlapor XW: Medika Jaya Utama, Terlapor XV: Bunga

Mulia Indah, Terlapor XVIII: PT Dua Sepakat, untuk mengikuti lelang ...

dst... selama 12 (dua belas) bulan sejak putusan ini mempunyai kekuatan

hukum tetap;

Dictum angka 10, sehingga berbunyi: "Melaranq, Terlapor IV: PT

Nusantara Membangun, Terlapor V: PT Cinta Famili, Terlapor VII: PT

Arga Makmur Mandiri, Terlapor XIII: PT Gemilang Permai, Terlapor XIV:

PT Medika Jaya Utama, Terlapor XVI: PT Gading Cempaka Graha dan

Terlapor XVII: PT Alam Permai Indah Mandiri, untuk mengikuti lelang ... .

... dst.... selama 18 (delapan belas) bulan sejak putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap";

*ket: penebalan dilakukan untuk menunjukkan perbedaan amar putusan

4. Sedangkan amar Putusan Pengadilan Negeri Palembang No. 24/Pdt.G/2011/

PN.Plg. pada diktum ke-2 menyatakan sebagai berikut:

2. "Membatalkan Putusan KPPU No. 26/KPPU-L/2010 tanggal 15 November

2010, sepanjang mengenai dictum angka 8, sehingga berbunyi:

"Menghukum Terlapor XV: PT. Bunga Mulia Indah untuk membayar

denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) ..... dst;

Dictum angka 9, sehingga berbunyi : "Menghukum., Terlapor I: PT Surya

Eka Lestari, Terlapor II. PT Wahyu Wide, Terlapor Ill: PT Sentosa Raya,

Terlapor VI: PT Bintang Selatan Agung, Terlapor VIII: PT Alam Baru

Persada, Terlapor IX: PT Surya Prima Abadi, Terlapor X: PT Dwi Perkasa,

Hal. 37 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Page 153: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Terlapor XI: PT Nugraha Adi Taruna, Terlapor XII: PT Mahalini Jaya

Manggala, Terlapor XIII· PT Gemilang Permai, Terlapor XIV: Medika

Jaya Utama, dan Terlapor XX: PT. Sekawan Maju Bersama untuk

mengikuti lelang ... dst... selama 12 (dua belas) bulan sejak putusan ini

mempunyai kekuatan hukum tetap;

Dictum angka 10, sehingga berbunyi: "Melarang, Terlapor IV: PT

Nusantara Membangun, Terlapor V: PT Cinta Famili, Terlapor VII: PT

Arga Makmur Mandiri, Terlapor XI: PT Nugraha Adi Taruna, Terlapor

XIII: PT Gemilang Permai, dan Terlapor XVII: PT Alam Permai Indah

Mandiri, untuk mengikuti lelang .... dst .... selama 18 (delapan belas) bulan

sejak putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap";

*ket: penebalan dilakukan untuk menunjukkan perbedaan amar putusan;

5. Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa Putusan Judex Facti

membatalkan Putusan KPPU dan atau merubah diktum Putusan KPPU angka

7, 9 & 10, sedangkan Putusan PN Palembang No. 24/Pdt.G/ 2011/PN.Plg.

membatalkan Putusan KPPU No. 26/KPPU-L/2010, dan atau merubah diktum

angka 8,9, 10;

6. Perbedaan selanjutnya dapat dilihat dari diktum Putusan Judex Facti

terkait pembatalan sanksi larangan tender, sebagaimana dapat dilihat pada

tabel beriku:

No Putusan Judex Facti (Putusan PN Palembang No. 16/Pdt.G/2011/PN.Plg)

Putusan PN Palembang No. 24/Pdt.G/2011/PN.Plg.

LARANGAN TENDER SELAMA 12 BULAN1 PT Bunga Mulia Indah

(Terlapor XV)PT Surya Prima Abadi (Terlapor IX)

2 PT Dua Sepakat (Terlapor XVIII)

PT Dwi Perkasa (Terlapor X)PT Nugraha Adi Taruna (Terlapor XI)

LARANGAN TENDER SELAMA 18 BULAN1 PT Medika Jaya Utama

(Terlapor XVI)PT Nugraha Adi Taruna (Terlapor XI)

PT Gading Cempaka Graha (Terlapor XVI)

7. Maka dapat disimpulkan telah terjadi perbedaan amar putusan yang

signifikan, yang dapat dikategorikan sebagai dualisme Putusan, dimana 2

Hal. 38 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Page 154: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

(dua) putusan yang memeriksa 1 (satu) pokok perkara yang sama, namun

memiliki amar putusan yang berbeda. Hal ini menimbulkan kerancuan

penafsiran hukum dan mengakibatkan ketidakpastian hukum dalam

pelaksanaan eksekusi atas putusan KPPU, oleh karenanya Putusan Judex Facti

demi hukum harus dibatalkan atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak memiliki

kekuatan hukum;

Putusan Judex Facti Tidak Mencerminkan Rasa Keadilan

8. Bahwa Putusan Judex Facti tidak mencerminkan rasa keadilan, karena:

a. Hanya mengurangi denda yang dijatuhkan kepada Termohon Kasasi I,

yang menurut Pemohon Kasasi didasarkan atas alasan yang tidak rasional,

yang uraian keberatannya akan Pemohon Kasasi uraikan pada bagian lain

memori kasasi ini;

b. Hanya melepaskan Para Termohon Kasasi dari sanksi larangan

untuk mengikuti tender.

9. Kalaupun Judex Facti beranggapan bahwa Judex Facti hanya dapat memutus

tidak lebih dari yang dimohonkan oleh Para Pemohon Keberatan sebagaimana

ketentuan hukum perdata, maka hal tersebut adalah kurang tepat, karena

perkara a quo merupakan perkara persaingan usaha dan bukan merupakan

perdata murni, karena juga mengandung dimensi dan kepentingan publik.

Oleh karenanya sudah sepatutnya Putusan Judex Facti juga memperhatikan

rasa keadilan;

IV. Putusan Judex Facti Patut Dibatalkan Karena Pertimbangan Hukumnya

Saling Bertentangan Satu Dengan Yang Lainnya

1. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti saling bertentangan antara satu

bagian dengan bagian lainnya, sebagaimana dinyatakan pada halaman 16

paragraf ke-1 yang menyatakan:

"Menimbang, bahwa demikianpun penjatuhan sanksi ... berupa larangan untuk

mengikuti lelang ... , menurut Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palembang

tidak beralasan karena berdasarkan Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999, KPPU

hanya diberi kewenangan untuk menjatuhkan sanksi administratif berupa: ....

dst"

2. Sedangkan dalam Putusan Judex Facti pada bagian pertimbangan hukum

halaman 16: paragraf ke-2, yang dapat dikutip sebagai berikut:

Hal. 39 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Page 155: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

" ... Penjatuhan larangan untuk tidak: mengikuti lelang yang menggunakan

dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ... dst... haruslah

dibatalkan;"

3. Bahwa 2 pertimbangan Judex Facti tersebut kontradiktif serta saling

bertentangan satu dengan lainnya, karena di satu sisi Judex Facti menyatakan

KPPU/Pemohon Kasasi tidak berwenang mengeluarkan sanksi larangan

tender, namun di sisi lain Judex Facti hanya membatalkan sanksi Iarangan

tender yang dijatuhkan kepada Para Pemohon Kasasi;

4. Terlebih lagi pada bagian pertimbangan hukumnya pada halaman 15

paragraf ke-3, Judex Facti menyatakan sependapat dengan pembuktian Pasal

22 UU No. 5 Tahun 1999:

"Menimbanq, bahwa setelah Majelis mempelajari pertimbangan dalam

putusan KPPU No. 26/ KPPU-L/ 2010 tanggal 15 November 2010, maka

Majelis berkesimpulan apa yang telah dipertimbangkan oleh Majelis KPPU

telah benar, sesuai dengan fakta dan aturan hukum yang berlaku sebagaimana

tinjauan Rule of Reason, dengan demikian Putusan KPPU Nomor 26/ KPPU-

L/ 20 10 tanggal 15 November 2010, sepanjang pembuktian mengenai telah

terjadinya persekongkolan Horizontal dan Vertikal harus dipertahankan ...”;

5. Namun pada bagian amar putusannya, Judex Facti hanya mengurangi

besaran sanksi denda kepada Termohon Kasasi I, dan menghapuskan larangan

tender bagi Para Termohon Kasasi, sedangkan Para Terlapor lainnya yang

juga dinyatakan bersalah melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 tidak

dikurangi hukumannya;

6. Dari poin 4 dan 5 di atas, dapat dilihat terjadi perbedaan pada bagian

pertimbangan hukum dan amar putusan;

7. Kalaupun Judex Facti beranggapan bahwa Judex Facti hanya dapat

memutus tidak lebih dari yang dimohonkan oleh Para Pemohon Keberatan

sebagaimana ketentuan hukum perdata, maka hal tersebut adalah kurang tepat,

karena perkara a quo merupakan perkara persaingan usaha dan bukan

merupakan perdata murni, karena juga mengandung dimensi dan kepentingan

publik. Oleh karenanya sudah sepatutnya Putusan Judex Facti juga

memperhatikan rasa keadilan;

8. Dikarenakan adanya pertentangan pernyataan tersebut, maka apa yang

menjadi maksud pertimbangan hukum Judex Facti tersebut menjadi tidak

Hal. 40 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Page 156: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

jelas dan kabur, sehingga dapat dikatakan tidak memiliki pertimbangan

hukum yang cukup dan dengan demikian Putusan Judex Facti sepatutnya

dibatalkan.

V. Putusan Judex Facti Patut Dibatalkan Karena Salah Dalam Menerapkan

Hukum Mengenai Sanksi Larangan Untuk Mengikuti Tender

1. Bahwa Judex Facti telah salah dalam melakukan penerapan hukum terkait

pertimbangan hukum mengenai sanksi larangan untuk mengikuti tender

terhadap Para Termohon Kasasi dalam perkara a quo, sebagaimana terdapat

pada pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 16 yang dapat kami

kutip sebagai berikut:

"Menimbang, bahwa demikianpun penjatuhan sanksi terhadap Pemohon

Keberatan III dahulu Terlapor X, dan Pemohon Keberatan IV I dahulu

Terlapor XX berupa larangan untuk mengikuti lelang yang menggunakan

dana anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) di seluruh Indonesia selama 12 (dua belas) bulan dan

Pemohon Keberatan IIII dahulu Terlapor XI berupa larangan untuk mengikuti

lelang yang menggunakan dana Anggaran Pendaptan Belanja Negara (APBN)

dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di seluruh Indonesia

selama 18 (delapan belas) bulan, menurut Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Palembang tidak beralasan karena berdasarkan Pasal 47 UU No. 5 Tahun

1999, KPPU hanya diberi kewenangan untuk menjatuhkan sanksi

administratif berupa: .... dst"

"Sedangkan penjatuhan larangan untuk tidak mengikuti lelang yang

menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) diseluruh Indonesia selama 12

(dua belas) bulan kepada Pemohon Keberatan III dahulu Terlapor X dan

Pemohon Keberatan IV I dahulu Terlapor XX, dan selama 18 (delapan belas)

bulan kepada Pemohon Keberatan

IlII dahulu Terlapor XI tidaklah termasuk kewenangan KPPU sebagaimana

Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999, oleh karenanya Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Palembang menyatakan putusan KPPU sepanjang mengenai

pelarangan mengikuti lelang terhadap Pemohon

Keberatan III dahulu Terlapor X, Pemohori Keberatan III/dahulu Terlapor XI,

dan Pemohon Keberatan IV/dahulu Terlapor XX haruslah

dibatalkan;

Hal. 41 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Page 157: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2. Bahwa sanksi yang dijatuhkan Pemohon Kasasi berupa larangan untuk

mengikuti tender, telah sesuai dengan sanksi administratif sebagaimana diatur

dalam Pasal 47 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1999, yang dapat kami kutip sebagai

berikut:

(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat

berupa:

a. penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16; dan atau

b. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14; dan atau

c. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang

terbukti menimbulkan praktek monopoli dan atau menyebabkan

persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat; dan atau

d. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan

posisi dominan; dan atau

e. penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha

dan pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28;

dan atau

f. penetapan pembayaran ganti rugi; dan atau

g. pengenaan denda serendah-rendahnya Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah) dan setinggi-tingginya Rp25.000.000.000,00

(dua puluh lima miliar rupiah);

3. Bahwa frasa kalimat "dapat berupa" pada ayat (2) tersebut di atas bukanlah

bersifat "limitatif', sehingga tidak berarti hanya mengacu pada hal-hal dari

butir a sampai dengan g tersebut. Namun dengan tetap berpedoman pada Pasal

47 ayat (1) yang berbunyi:

(1) Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif

terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini;

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sanksi yang dapat dijatuhkan oleh

Pemohon Kasasi tidak terikat pada hal-hal yang diatur dalam Pasal 47 ayat (2)

butir a sampai dengan butir g, melainkan sanksi lain yang bersifat

administratif sepanjang relevan dan berkaitan dengan perkara yang

bersangkutan, serta memiliki tujuan untuk menciptakan persaingan usaha

sehat sebagaimana amanah dibentuknya UU No. 5 Tahun 1999 itu sendiri;

Hal. 42 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Page 158: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

4. Bahwa selain itu, esensi dari sanksi larangan untuk mengikuti tender

adalah sebagai efek jera kepada para pelaku usaha yang terbukti melanggar

ketentuan UU No. 5 Tahun 1999, untuk tidak mengulangi

kegiatan/tindakan, sehingga dalam jangka panjang tercipta iklim persaingan

usaha sehat;

5. Hal sebagaimana diatur dalam Pasal 47 ayat (2) huruf c UU No. 5 Tahun 1999

terkait sanksi administratif, yaitu:

(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat

berupa:

c. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang

terbukti menimbulkan praktek monopoli dan atau menyebabkan

persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat;

6. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jelas Pemohon Kasasi berwenang

untuk menjatuhkan perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan

kegiatan yang terbukti menyebabkan persaingan usaha tidak sehat. Pemohon

Kasasi telah membuktikan terjadinya pelanggaran terhadap Pasal 22 UU No. 5

Tahun 1999, berupa persekongkolan yang dilakukan oleh Para Termohon

Kasasi dan Terlapor lainnya dalam perkara a quo. Oleh karena itu telah tepat

apabila dijatuhi sanksi yang setimpal berupa larangan untuk mengikuti tender

sejak Putusan ini memiliki kekuatan hukum tetap;

7. Bahwa berdasarkan kewenangan Pemohon Kasasi untuk menjatuhkan sanksi

larangan untuk mengikuti tender juga telah beberapa kali dikuatkan

berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, antara lain

sebagai berikut:

-- Putusan Mahkamah Agung Nomor 721 K/PDT.SUS/2010 dalam perkara

tender pekerjaan pembangunan pembangkit tenaga listrik tenaga terbarukan

(Putusan KPPU No. 01/jKPPU-L/2009);

-- Putusan Mahkamah Agung Nomor 378 K/PDT.SUS/2011 dalam perkara

tender jasa kebersihan di PT Chevron Pacific Indonesia (Putusan KPPU

No. 04/KPPU-L/2009);

-- Putusan Mahkamah Agung Nomor Nomor 377 K/PDT.SUS/2011 tanggal

20 Mei 2011 dalam perkara persekongkolan tender kegiatan kebersihan

gedung gabungan dinas dan pembangunan rumah dinas Sekda Provinsi

Riau (Putusan KPPU No. 20//PPU-L/2010);

Hal. 43 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Page 159: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

-- Putusan Mahkamah Agung Nomor 631 K/PDT.SUS/2008 dalam perkara

tender PJU-SJU Jakarta (Putusan KPPU No. 20/KPPU-L/2005);

8. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka telah jelas Judex Facti telah

salah dalam menerapkan hukum. Pemohon Kasasi telah tepat dan benar dalam

menjatuhkan denda, dan besaran dendanya telah memperhatikan asas-asas

keadilan, kegunaan, manfaat hukum, tingkat kesalahan, tingkat kerugian

masyarakat yang ditimbulkan, efek jera, dan kelangsungan usaha Para

Termohon Kasasi itu sendiri. Dengan demikian Putusan Judex Facti harus

dibatalkan;

VI. Putusan Judex Facti Patut Dibatalkan Karena Salah Dalam Menerapkan

Hukum Mengenai Besaran Sanksi Denda Dalam Perkara A Quo

1. Bahwa Judex Facti telah pula terbukti melakukan kesalahan penafsiran

dan penerapan hukum yang keliru, terkait besaran denda yang dijatuhkan

terhadap Termohon Kasasi I. Pemohon Kasasi menjatuhkan sanksi denda

kepada Termohon Kasasi I sebesar Rp599.499.000,00 (lima ratus sembilan

puluh sembilan juta empat ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah), yang

kemudian diubah oleh Judex Facti menjadi sebesar Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah);

2. Pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 15 paragraf ke-5

menyatakan:

"Menimbang, bahwa penjatuhan denda kepada Pemohon Keberatan I/dahulu

Terlapor IX, sebesar Rp599.499.000,00 menurut Majelis tidak rasional karena

nilai tender yang dimenangkan oleh Pemohon Keberatan I/dahulu Terlapor

XV adalah sebesar Rp11.989.970.000,00 (sebelas milyar sembilan ratus

delapan puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah) dan telah

dilaksanakan dengan baik dan tidak ada kerugian negara dalam pelaksanaan

proyek tersebut, sehingga tidaklah beralasan jika terhadap Pemohon

Keberatan/dahulu Terlapor IX dikenakan denda sebagaimana putusan KPPU

tersebut, sehingga Majelis Hakim. Pengadilan Negeri Palembang berpendapat

adalah adil jika denda yang dijatuhkan terhadap Pemohon Keberatan/ dahulu

Terlapor IX sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

3. Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan pertimbangan hukum Judex Facti

tersebut. Besaran pengurangan denda yang hampir mencapai 90% adalah tidak

logis dan tidak rasional;

Hal. 44 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Page 160: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

4. Bahwa Judex Facti tidak mencantumkan atau menunjukkan bukti yang

mendukung pertimbangannya yang menyatakan: "telah dilaksanakan dengan

baik dan tidak ada kerugian negara", sehingga cukup beralasan Pemohon

Kasasi menyimpulkan pertimbangan hukum Judex Facti tersebut tidak

memiliki pertimbangan hukum yang cukup (onvoldoende gemotiveerd);

5. Bahwa besaran denda yang dijatuhkan Pemohon Kasasi telah tepat dan benar,

karena berpedoman pada asas-asas keadilan, kegunaan, manfaat hukum, serta

paradigma putusan yang dapat dilaksanakan (executable). Pertimbangan lain

adalah adanya tingkat pelanggaran, akibat/kerugian masyarakat, kelangsungan

usaha Para Termohon Kasasi, serta efek jera terhadap Para Termohon Kasasi

agar di kemudian hari tidak melakukan perbuatan, perjanjian atau kegiatan

yang melanggar hukum persaingan;

6. Bahwa nilai denda sebesar Rp599.499.000,00 (lima ratus sembilan puluh

sembilan juta empat ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) telah

memperhatikan nilai tender yang diikuti oleh Termohon Kasasi I yaitu sebesar

Rp11.989.970.000,00 (sebelas milyar sembilan ratus delapan puluh sembilan

juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah);

7. Bahwa hal lain yang dipertimbangkan adalah bahwa tingkat keuntungan yang

diperoleh Termohon Kasasi I adalah hasil dari permufakatan jahat berupa

persekongkolan tender;

8. Justru sebaliknya adalah tidak rasional dan tidak adil apabila Pemohon Kasasi

menjatuhkan sanksi yang tidak dapat dijalankan (non-executable) oleh Para

Termohon Kasasi, seperti misal menjatuhkan sanksi denda minimal sebesar

Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) untuk setiap pelaku usaha yang

melanggar, tanpa memperdulikan (regardless) besar kecil usahanya dan

tingkat pelanggaran yang dilakukan. Putusan seperti itu tidak akan efektif

dalam menegakkan hukum persaingan, sebagaimana salah satu maksud dan

tujuan dibentuknya UU No.5 Tahun 1999, yaitu mewujudkan iklim usaha

yang kondusif dan menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

usaha;

9. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka telah jelas Judex Facti telah salah

dalam menerapkan hukum, dikarenakan Pemohon Kasasi telah tepat dan benar

dalam menjatuhkan denda, dan besaran dendanya telah memperhatikan asas-

asas keadilan, kegunaan, manfaat hukum, tingkat kesalahan, tingkat kerugian

masyarakat yang ditimbulkan, efek jera, dan kelangsungan usaha Para

Hal. 45 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Page 161: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Termohon Kasasi itu sendiri. Dengan demikian Putusan Judex Facti harus

dibatalkan;

Keberatan-Keberatan Pemohon kasasi IV:

I. Bahwa sebagaimana akan diuraikan dibawah ini, putusan Judex Facti tersebut

mengandung cacat hukum karena Judex Facti dalam memeriksa,

mempertimbangkan dan memutus perkara permohonan keberatan No.16/

Pdt.G/2011/PN.PLG., telah melakukan kesalahan-kesalahan yang nyata karena

Judex Facti (i) telah melanggar prosedur hukum acara dan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku (ii) telah salah dan/atau tidak

menerapkan hukum yang berlaku dan (iii) bertindak diskriminatif terhadap Para

Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V sehingga cukup alasan bagi Mahkamah Agung

RI untuk membatalkan putusan Pengadilan Negeri Kelas lA Palembang No.16/

Pdt.G./2011/PN.PLG., tertanggal 28 Juni 2011 tersebut sepanjang terhadap diri

Para Pemohon Kasasi I, II, III,IV dan V;

II. Judex Facti dengan keliru mengabulkan petitum permohonan keberatan Para

Termohon Kasasi I,Il, III dan IV yang meminta agar Judex Facti menghukum Para

Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V sesuai dengan diktum putusan KPPU Nomor

26/KPPU-L/2010 tertanggal 15 November 2010, karena para Pemohon Kasasi I,

II, Ill, IV dan V sama sekali tidak ada hubungan hukum apapun dengan para

termohon kasasi I, II,III dan IV;

1. Bahwa Para Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V sama sekali tidak mempunyai

hubungan hukum apapun dengan Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV

karena merupakan badan-badan hukum yang berbeda dan tidak ada kaitannya;

2. Bahwa Para Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V tidak pernah turut

berpartisipasi dalam tender-tender yang diikuti oleh Para Termohon Kasasi I,

II, III dan IV;

3. Bahwa selama persidangan baik dihadapan KPPU maupun dalam perkara

permohonan keberatan No.16/Pdt.G/2011/PN.PLG., dihadapan Pengadilan

Negeri Kelas lA Palembang, tidak pernah terbukti bahwa Para Pemohon

Kasasi I, II, Ill, IV dan V telah melakukan persekongkolan ataupun kerja sama

dengan Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV untuk memenangkan tender-

tender yang diadakan;

4. Bahwa oleh karenanya tidak pada tempatnya Para Termohon Kasasi I, II, III

dan IV mengikutsertakan Para Pemohon Kasasi I, II, III ,IV dan V sebagai

Hal. 46 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Page 162: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Para Turut Keberatan IV, VI, VII, VIII dan IX dalam perkara keberatan

No.16/Pdt.G/2011/PN.PLG., yang diajukan oleh Para Termohon Kasasi I, II,

III dan IV dihadapan Pengadilan Negeri Kelas lA Palembang tersebut;

5. Bahwa dengan demikian sudah seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Kelas lA Palembang menolak atau setidak-tidaknya menyatakan permohonan

keberatan Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV sebagai tidak dapat diterima

terhadap Para Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V;

III. Judex Facti telah keliru menerapkan hukum terhadap Para Pemohon Kasasi I,ll,

Ill, IV dan V Yang Ditarik Oleh Para Termohon Kasasi I, II, Ill, dan IV hanya

sebagai Para Turut Termohon Keberatan;

1. Bahwa sebagaimana terbukti dan dapat dibaca dalam Memori Keberatan yang

diajukan oleh Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV yang terdaftar dibawah

No: 16/Pdt.G/2011/PN.PLG.;

tertanggal 25 Januari 2011 maka Para Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V

ditarik oleh Para Termohon Kasasi I, II, III dan IV hanya sebagai para Para

Turut Keberatan IV, VI, VII, VIII dan IX;

2. Bahwa menurut Hukum Acara Perdata, maka jika suatu pihak ditarik sebagai

pihak dalam suatu perkara sebagai Turut Tergugat atau Turut Keberatan maka

terhadap Turut Tergugat atau Turut Keberatan tersebut tidak dapat dimintakan

agar Pengadilan dalam putusannya menghukum Turut Tergugat atau Turut

Keberatan untuk membayar suatu denda atau melarangnya untuk mengikuti

tender, karena menurut Hukum Acara Perdata, Pengadilan hanya dapat

menyatakan bahwa Turut Tergugat atau Turut Keberatan tersebut

diperintahkan untuk taat dan tunduk pada putusan Pengadilan tersebut;

3. Bahwa oleh karenanya Judex Facti yang menguatkan Putusan Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI No. 26/KPPU-L/2010 tertanggal 15

November, 2010 yang menghukum Pemohon Kasasi IV (PT Alam Baru

Persada) untuk membayar denda sebesar Rp52.428.000,00 (lima puluh dua

juta empat ratus dua puluh delapan ribu rupiah) telah menyalahi hukum acara

yang berlaku;

4. Bahwa hal yang sama juga telah dilakukan secara keliru oleh Judex Facti

sehubungan dengan masalah larangan untuk mengikuti tender bagi Para

Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V;

5. Bahwa diktum putusan Judex Facti yang menguatkan Putusan Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI No. 26/KPPUL/2010, tertanggal 15

Hal. 47 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Page 163: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

November, 2010 yang melarang Para Pemohon Kasasi II, IV dan V untuk

mengikuti tender yang menggunakan APBN atau APBD selama 12 bulan atau

18 bulan bagi Para Pemohon I dan III jelas menyalahi hukum acara yang

berlaku. Seharusnya Pengadilan hanya dapat menyatakan Para Pemohon

Kasasi I, II, Ill, IV dan V diperintahkan untuk taat dan tunduk pada putusan

Pengadilan tersebut;

6. Bahwa dengan adanya kekeliruan-keliruan tersebut maka putusan Judex Facti

adalah cacat hukum karenanya harus dibatalkan dengan segala akibat

hukumnya oleh Mahkamah Agung RI;

IV. Judex Facti telah bertindak diskriminatif terhadap Pemohon Kasasi IV (PT

Alam Baru Persada) karena telah mengurangi jumlah hukuman denda yang harus

dibayar oleh Termohon Kasasi I, dan tidak mengurangi jumlah hukuman denda

yang harus dibayar oleh Pemohon Kasasi IV(PT Alam Baru Persada);

1. Bahwa Para Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V tidak pernah bekerja sama

atau melakukan persekongkolan berupa apapun juga baik diantara mereka

maupun dengan Para Termohon Kasasi I,II,III, dan IV untuk memenangkan

tender-tender bagi proyek yang disebut dalam Putusan Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU) RI No. 26/KPPU-L/2010, tertanggal 15 November,

2010 karena Para Pemohon Kasasi I, II, Ill, IV dan V adalah badan-badan

hukum yang berbeda dengan pengurus dan manajemen yang berbeda,

sehingga tidak seharusnya terhadap Pemohon Kasasi IV, dikenakan hukuman

denda sebesar Rp52.428.000,00 (lima puluh dua juta empat ratus dua puluh

delapan ribu rupiah);

2. Bahwa dalam putusannya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA

Palembang telah dengan keliru dan diskriminatif mempertimbangkan dan

memberikan pengurangan jumlah hukuman denda yang harus dibayar oleh

Termohon Kasasi I dari Rp599.499.000,00 (lima ratus sembilan puluh

sembilan juta empat ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah ) menjadi

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sedangkan terhadap Pemohon

Kasasi IV tidak diberikan pengurangan sama sekali;

3. Bahwa jumlah nilai proyek yang dimenangkan oleh Pemohon Kasasi IV

hanya sebesar Rp1.747.600.000,00 (satu milyar tujuh ratus empat puluh tujuh

juta enam ratus ribu rupiah) sehingga hukuman denda sebesar

Rp52.428.000,00 (lima puluh dua juta empat ratus dua puluh delapan ribu

Hal. 48 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Page 164: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

rupiah) yang dijatuhkan oleh KPPU dan dikuatkan oleh Judex Facti atas

Pemohon Kasasi IV terasa sangat tidak adil dan tidak logis;

4. Bahwa baik KPPU maupun Pengadilan Negeri Kelas lA Palembang dalam

putusannya masing-masing telah bertindak tidak transparan dan tidak pernah

mengemukakan dasar hukumnya dan patokan serta cara penghitungan jumlah

denda yang harus dibayar oleh Pemohon Kasasi IV tersebut, tetapi dengan

tidak masuk akal tanpa uraian perhitungan menghukum Pemohon Kasasi IV

untuk membayar denda sebesar Rp52.428.000,00 (lima puluh dua juta empat

ratus dua puluh delapan ribu rupiah);

5. Bahwa diktum Judex Facti terhadap Pemohon Kasasi IV tersebut sangat

bertentangan dengan pertimbangan hukum putusan Judex Facti sendiri pada

halaman 15 alinea 5 yang mengakui bahwa penjatuhan sanksi denda haruslah

didasarkan pada pertimbangan yang logis;

6. Bahwa lagi pula, Pemohon Kasasi IV telah mengerjakan seluruh proyek yang

dimenangkannya dengan baik dan tidak ada kerugian negara yang timbul dari

pelaksanaan proyek-proyek tersebut, sehingga tidaklah adil jika terhadap

Pemohon Kasasi IV dikenakan denda sebagaimana disebut dalam putusan

KPPU dan putusan Judex Facti sebesar Rp52.428.000,00 (lima puluh dua juta

empat ratus dua puluh

delapan ribu rupiah) tersebut;

7. Bahwa oleh karenanya Judex Facti dalam putusannya telah memberikan

pertimbangan hukum dan hukuman denda yang diskriminatif terhadap

Pemohon Kasasi IV yaitu memberikan keringan denda hanya untuk

kepentingan Termohon Kasasi I, dan tidak berlaku bagi Pemohon Kasasi IV,

sehingga sudah sepatutnya putusan Judex Facti dibatalkan oleh Mahkamah

Agung RI;

VI. Judex Facti Telah Secara Keliru Bertindak Diskriminatif Dan Melampaui

Kewenangannya Terhadap Para Pemohon Kasasi I, II, III, IV dan V Dengan

Menghapuskan Hukuman Larangan Untuk Mengikuti Tender Bagi Para

Termohon Kasasi I, II, III, dan IV Dan Tidak Untuk Para Pemohon Kasasi

I,ll, III,IV dan V

1. Bahwa berdasarkan Pasal 47 (2) Undang-Undang No 5 Tahun 1999, maka

sanksi administratif yang dapat dijatuhkan oleh Termohon Kasasi V (KPPU)

secara limitatif hanya dapat berupa:

Hal. 49 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Page 165: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

a. penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasa116 dan atau;

b. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan atau;

c. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti

menimbulkan praktek monopoli dan atau menyebabkan persaingan usaha

tidak sehat dan atau merugikan masyarakat dan atau;

d. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi

dominan dan atau;

e. penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan

pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dan atau;

f. penetapan pembayaran ganti rugi dan atau

g. pengenaan denda serendah-rendahnya Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah) dan setinggi-tingginya Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar

rupiah);

2. Bahwa menurut Penjelasan Pasal 47 (2) butir c Undang-Undang No 5 Tahun

1999, maka yang diperintahkan untuk dihentikan adalah kegiatan atau

tindakan tertentu dan bukan kegiatan usaha pelaku usaha secara keseluruhan;

3. Bahwa oleh karenanya Termohon Kasasi V (KPPU) dan atau Judex Facti

tidak berwenang menjatuhkan sanksi larangan bagi Para Pemohon Kasasi Il,

IV dan V untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana APBN dan APBD

di seluruh Indonesia selama 12 (dua belas) bulan dan bagi Pemohon Kasasi I,

dan III selama 18 (delapan belas) bulan;

4. Oleh karenanya diktum putusan yang diberikan oleh judex facti dalam angka

2 aline a 3 dan alinea 4 putusan Pengadilan Negeri Kelas lA Palembang

No.16/Pdt.G/2011/PN.PLG., tertanggal 28 Juni 2011 (halaman 17) yang

menguatkan sanksi larangan bagi Para Pemohon Kasasi II, IV dan V untuk

mengikuti lelang yang menggunakan dana APBD dan APBN di seluruh

Indonesia selama 12 (dua belas) bulan dan 18 (delapan belas ) bulan bagi

Pemohon Kasasi I dan III yang dijatuhkan oleh pihak KPPU dalam Putusan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI No. 26/KPPU-L/2010,

tertanggal 15 November, 2010 dan dikuatkan oleh Judex Facti merupakan

tindakan yang melampaui kewenangan Judex Facti bahkan dapat dianggap

sebagai penyalahgunaan wewenang Judex Facti dan karenanya putusan Judex

Facti harus dibatalkan;

Hal. 50 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Page 166: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

5. Bahwa dalam Pasal 47 (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 sanksi yang

diberikan bersifat limitatif sehingga Termohon Kasasi V (KPPU) maupun

Judex Facti tidak berwenang untuk menjatuhkan sanksi di luar ketentuan

pasal 47 (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tersebut termasuk larangan

untuk mengikuti lelang tersebut;

6. Bahwa diktum putusan Judex Facti tersebut jelas bertentangan dengan

pertimbangan hukum Judex Facti sendiri pada halaman16 alinea 1, dan 2 dari

putusan a quo bahwa penjatuhan sanksi berupa larangan untuk mengikuti

lelang yang menggunakan APBN dan APBD di seluruh Indonesia menurut

Judex Facti tidak beralasan karena KPPU hanya diberi kewenangan untuk

menjatuhkan sanksi yang secara limitatif disebut dalam Pasal 47 (2) Undang-

Undang No. 5 Tahun 1999;

7. Bahwa akan tetapi pertimbangan hukum dan pendapat Judex Facti tersebut

secara diskriminatif diberlakukan dalam putusan aquo untuk kepentingan Para

Termohon Kasasi I, II, III dan IV dan tidak berlaku bagi Para Pemohon Kasasi

I, Il, Ill, IV dan V karena Para Pemohon Kasasi Il, IV dan V tetap dilarang

untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana APBN dan APBD diseluruh

Indonesia selama 12 bulan dan bagi Pemohon Kasasi I dan Ill;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung

berpendapat:

mengenai keberatan-keberatan Para Pemohon Kasasi I, II, III dan IV:

Bahwa keberatan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara

saksama memori kasasi masing-masing pada tanggal 21 Juli 2011, tanggal 22 Juli 2011,

tanggal 25 Juli 2011 dan tanggal 9 Agustus 2011 dan kontra memori kasasi tanggal

tanggal 7 Februari 2012, tanggal 29 Mei 2012 dan tanggal 25 Juni 2012, dihubungkan

dengan pertimbangan Judex Facti , dalam hal ini Pengadilan Negeri Palembang telah

salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

-- Bahwa perkara Keberatan a quo diperiksa dalam register perkara tersendiri, yaitu

Perkara Nomor 16/Pdt.G/2011/PN.Plg., sehingga terpisah dari Perkara Keberatan

yang sama yaitu Keberatan terhadap putusan KPPU (Pemohon Kasasi II) Nomor 26/

KPPU-L/2010, dalam perkara register Nomor 24/Pdt.G/2011/PN/Plg., sehingga

untuk perkara yang sama di daftar dengan nomor yang berbeda, dan oleh karena itu

bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 ayat (3) Perma Nomor 3 Tahun 2005;

-- Bahwa selain itu dalam putusan Judex Facti terdapat pertimbangan yang tidak

konsisten yaitu bahwa hukuman terhadap Para Pemohon Keberatan (Terlapor IX, X,

Hal. 51 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Page 167: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

XI dan Terlapor XX) berupa denda perlu diperbaiki, dan sanksi berupa larangan

untuk mengikuti tender dinyatakan tidak berdasar secara hukum sehingga harus

dibatalkan, namun terhadap para Turut Termohon Keberatan yang juga sebagai

Terlapor bersama-sama Para Pemohon Kasasi, sanksi-sanksi tersebut tetap berlaku

sehingga menimbulkan ketidak pastian hukum;

-- Bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya menyatakan sependapat dengan KPPU

bahwa terbukti telah terjadi persekongkolan horizontal dan vertikal, kecuali

mengenai besarnya denda yang dijatuhkan adalah tidak logis apabila dihubungkan

dengan nilai proyek;

-- Bahwa hal ini tidak dapat dibenarkan, karena menurut ketentuan Pasal 47 ayat (2)

angka 2 huruf g Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, KPPU berwenang

menjatuhkan denda serendah-rendahnya Rp1.000.000.000,00 setinggi-tingginya

Rp25.000.000.000,00, oleh karenanya penentuan besarnya denda sebagaimana

ditentukan dalam putusan KPPU a quo adalah dapat dibenarkan;

-- Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, putusan Judex Facti tidak dapat

dipertahankan lagi dan harus dibatalkan, serta Mahkamah Agung sependapat dengan

pertimbangan dan Putusan KPPU dalam perkara a quo;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Mahkamah

Agung berpendapat, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari

Para Pemohon Kasasi: PT. SURYA EKA LESTARI dan kawan-kawan, tersebut dan

membatalkan putusan Pengadilan Negeri Palembang Nomor 16/Pdt.G/KPPU/2011/PN/

Plg., tanggal 28 Juni 2011 yang membatalkan putusan Komisi Pengawas Persaingan

Usaha Nomor 26/KPPU-L/2010, tanggal 15 November 2010, serta Mahkamah Agung

akan mengadili sendiri perkara a quo dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di

bawah ini;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi/

Para Turut Termohon Keberatan dikabulkan, maka Para Termohon Kasasi/Para

Pemohon Keberatan harus dihukum untuk membayar biaya perkara;

Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang-Undang Nomor 48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I

Hal. 52 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Page 168: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Mengabulkan permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi:

I. 1. PT. SURYA EKA LESTARI, 2. PT. WAHYU WIDE, 3. PT. SENTOSA

RAYA;

II. 1. PT. BUNGA MULIA INDAH, 2. PT. GADING CEMPAKA GRAHA, 3.

PT. DUA SEPAKAT;

III. KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA;

IV. 1. PT. NUSANTARA MEMBANGUN, 2. PT. BINTANG SELATAN AGUNG,

3. PT. ARGA MAKMUR MANDIRI, 4. PT. ALAM BARU PERSADA, 5. PT.

MAHALINI JAYA MANGGALA tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Palembang Nomor 16/Pdt.G/

KPPU/2011/PN.Plg., tanggal 28 Juni 2011;

MENGADILI SENDIRI

1. Menyatakan Terlapor I: PT. Surya Eka Lestari, Terlapor II: PT. Wahyu Wide,

Terlapor III: PT. Sentosa Raya, Terlapor IV: PT. Nusantara Membangun, Terlapor

V: PT. Cinta Famili, Terlapor VI: PT. Bintang Selatan Agung, Terlapor VII: PT.

Arga Makmur Mandiri, Terlapor VIII: PT. Alam Baru Persada, Terlapor IX: PT.

Surya Prima Abadi, Terlapor X: PT. Dwi Perkasa Mandiri, Terlapor XI: PT.

Nugraha Adi Taruna, Terlapor XII: PT. Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XIII: PT.

Gemilang Permai, Terlapor XIV: PT. Medika Jaya Utama, Terlapor XV: PT. Bunga

Mulia Indah, Terlapor XVI: PT Gading Cempaka Graha, Terlapor XVII: PT. Alam

Permai lndah Mandiri, Terlapor XVIII: PT. Dua Sepakat, Terlapor XIX: Panitia

Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi di Dinas PU Bina Marga Kabupaten Ogan

Komering Ulu APBD Tahun Anggaran 2009, dan Terlapor XX: PT. Sekawan Maju

Bersama terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat;

2. Menghukum Terlapor I: PT. Surya Eka Lestari untuk membayar denda sebesar

Rp59.743.000,00 (lima puluh sembilan juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

3. Menghukum Terlapor II: PT. Wahyu Wide untuk membayar denda sebesar

Rp226.782.000,00 (dua ratus dua puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh dua

Hal. 53 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Page 169: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

4. Menghukum Terlapor III: PT. Sentosa Raya untuk membayar denda sebesar

Rp659.123.000,00 (enam ratus lima puluh sembilan juta seratus dua puluh tiga ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

5. Menghukum Terlapor V: PT. Cinta Famili untuk membayar denda sebesar

Rp187.275.000,00 (seratus delapan puluh tujuh juta dua ratus tujuh puluh lima ribu

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda

pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755

(Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

6. Menghukum Terlapor VIII: PT. Alam Baru untuk membayar denda sebesar

Rp52.428.000,00 (lima puluh dua juta empat ratus dua puluh delapan ribu rupiah)

yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di

bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

7. Menghukum Terlapor IX: PT. Surya Prima Abadi untuk membayar denda sebesar

Rp599.499.000,00 (lima ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus sembilan

puluh sembilan rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

8. Menghukum Terlapor XV: PT. Bunga Mulia membayar denda sebesar

Rp449.844.000,00 (empat ratus empat puluh sembilan juta delapan ratus empat

puluh empat ribu rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran

pendapatan denda pelanggaran di bidang Persaingan Usaha, Satuan Kerja Komisi

Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan

423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);

Hal. 54 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Page 170: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

9. Melarang Terlapor I: PT. Surya Eka Lestari, Terlapor II: PT. Wahyu Wide, Terlapor

III: PT. Sentosa Raya, Terlapor VI: PT. Bintang SeIatan Agung, Terlapor Vlll : PT.

Alam Baru Persada, Terlapor IX: PT. Surya Prima Abadi, Terlapor X: PT. Dwi

Perkasa, Terlapor Xll: PT. Mahalini Jaya Manggala, Terlapor XV: PT. Bunga MuIia

lndah, Terlapor XVlll: PT. Dua Sepakat, dan Terlapor XX: PT. Sekawan Maju

Bersama untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

diseluruh lndonesia selama 12 (dua belas) bulan sejak putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap;

10. Melarang, Terlapor IV: PT. Nusantara Membangun, Terlapor V: PT. Cinta Famili,

Terlapor VIl : PT. Arga Makmur Mandiri, Terlapor Xl: PT. Nugraha Adi Taruna,

Terlapor XlII: PT. Gemilang Permai, Terlapor XlV: Medika Jaya Utama, Terlapor

XVI: PT. Gading Cempaka Graha, Terlapor XVII: PT. Alam Permai Indah Mandiri,

untuk mengikuti lelang yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di seluruh

Indonesia selama 18 (delapan belas) bulan sejak putusan ini mempunyai kekuatan

hukum tetap;

Menghukum Para Termohon Kasasi/Para Pemohon Keberatan untuk membayar

biaya perkara, yang dalam tingkat kasasi ditetapkan sebesar Rp500.000,00 (lima ratus

ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada

Mahkamah Agung pada hari Selasa, tanggal 24 Desember 2013 oleh Prof.Dr. Valerine

J.L. Kriekhoff, SH.,MA., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung

sebagai Ketua Majelis, Syamsul Ma’arif, SH.,LLM.,Ph.D., dan H. Djafni Djamal,

SH.,MH., Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan

dihadiri oleh Anggota-anggota tersebut dan oleh Endang Wahyu utami, SH.,MH.,

Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak; .

Anggota-anggota, Ketua,

ttd/ ttd/

Syamsul Ma’arif, SH.,LLM.,Ph.D. Prof.Dr. Valerine J.L. Kriekhoff, SH.,MA.

ttd/

H. Djafni Djamal, SH.,MH.

Hal. 55 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Page 171: DISPARITAS PUTUSAN SANKSI DENDA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30576/1/NANDA... · Terima kasih sejak dafar ulang, OPAK/Ospek, hingga saat ini masih menjadi

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Panitera Pengganti,

Biaya-biaya: ttd/1. Meterai : Rp 6.000,00 Endang Wahyu utami, SH.,MH.2. Redaksi : Rp 5.000,003. Administrasi Kasasi : Rp489.000,00 + Jumlah : Rp500.000,00

Untuk SalinanMahkamah Agung RI

an PaniteraPanitera Muda Perdata Khusus

Rahmi Mulyati, SH.MH.NIP 19591207.1985.12.2.002

Hal. 56 dari 56 hal Put. Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56