dislipidemia (lp)

Upload: olivialui

Post on 03-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Dislipidemia (LP)

    1/6

    DIAGNOSIS DISLIPIDEMIA

    Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai oleh

    kelainan (peningkatan atau penurunan) fraksi lifid dalam plasma.

    Kelainan fraksi lifid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total,

    kenaikan trigliserid serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dalam

    proses terjadinya aterosklerosis ketiganya mempunyai peranan penting

    dan berkaitan, sehingga dikenal sebagai triad lipid. Secara klinis

    dislipidemia diklasifikasikan menjadi 3, yaitu : Hiperkolesterolemia,

    hipertrigliseridemia, dan campuran hiperkolesterolemia dan

    hipertrigliseridemia.

    KRITERIA DIAGNOSA Klasifikasi kadar kolesterol : Klasifikasi :

    Kolesterol LDL : 200 mg/dL Idaman

    200-239 mg/dL Borderline tinggi

    240 mg/dL Tinggi

    Kolesterol HDL :

    < 40 mg/dL Rendah

    60 mg/dL Tinggi

    Untuk mengevaluasi resiko penyakit jantung koroner (PJK), perlu

    diperhatikan faktor-faktor resiko lainnya :

    Faktor resiko positif :

    - Merokok.

    - Umur (pria 45 tahun, wanita 55 tahun).

    - Kolesterol HDL rendah.

    - Hipertensi (TD 140/90 atau dalam terapi antihipertensi).

    - Riwayat penyakit jantung koroner dini dalam keluarga (first

    degree : pria < 55 tahun, wanita < 65 tahun).

    Faktor resiko negative :

    - Kolesterol HDL tinggi : mengurangi 1 faktor resiko dari

    perhitungan total.

    Bentuk klinis lain dari aterosklerosis : penyakit arteri perifer,aneurisma aorta abdominalis, penyakit arteri karotis yang

    simptomatis.

  • 7/28/2019 Dislipidemia (LP)

    2/6

    Diabetes.

    Faktor resiko multiple yang mempunyai risiko PJK dalam 10 tahun >

    20%.

    Peningkatan kadar trigliserida juga merupakan faktor risiko independent

    untuk terjadinya PJK. Faktor yang mempengaruhi tingginya trigliserida :

    - Obesitas, berat badan lebih.

    - Inaktivitas fisik.

    - Merokok.

    - Asupan alkohol berlebih.

    - Diet tinggi karbohidrat (> 60% asupan energi).

    - Penyakit DM tipe 2, gagal ginjal kronik, sindrom nefrotik.- Obat : kartikosteroid, estrogen, retinoid, penghambat adrenergik

    beta dosis tinggi.

    - Kelainan genetik (riwayat keluarga).

    Klasifikasi derajat hipertrigliseridemia

    Normal : < 150 mg/dL

    Borderline tinggi : 150-199 mg/dL.

    Tinggi : 200-499 mg/dL.

    Sangat tinggi : 500 mg/dL.

    DIAGNOSA BANDING Hiperkolesterolemia sekunder, karena hipotiroidisme, penyakit hati

    obstruksi, sindrom nefrotik, anoreksia nervosa, porfiria intermiten

    akut, obat (progestin, siklosporin, thiazide).

    Hipertrigliseridemia sekunder : karena obesitas, DM, penyakit

    ginjal kronik, lipodistrofi,glycogen storage disease, alcohol, bedah

    bypass ileal, stress, sepsis, kehamilan, obat (estrogen, isotretinoin,

    penghambat beta, glukokortikoid, resin pengikat bile-acid, thazide),

    hepatitis akut, lupus eritematosus sistemik, gammopati monoklonal:

    myeloma multiple, limfoma AIDS : inhibitor protease.

    HDL rendah sekunder, karena malnutrisi, obesitas, merokok,

    penghambat beta steroid anabolic.

    PEMERIKSAAN

    PENUNJANG

    Skrining dianjurkan pada semua pasien berusia 20 tahun, setiap 5 tahun

    sekali : Kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, glukosa darah,

    tes fungsi hati, urine lengkap, tes fungsi ginjal, TSH,EKG.

  • 7/28/2019 Dislipidemia (LP)

    3/6

    TERAPI Untuk hiperkolesterolemia :

    Penatalaksanaan Non-farmakologis (perubahan Gaya Hidup) :

    Diet, dengan komposisi :

    - Lemak jenuh < 7% kalori total.

    - PUFA hingga 10% kalori total

    - MUFA hingga 10% kalori total

    - Lemak total 25-35% kalori total

    - Karbohidrat 50-60% kalori total

    - Protein hingga 15% kalori total

    - Serat 20-30 g/ hari

    - Kolestrol < 200 mg/ hari

    Latihan jasmani.

    Penurunan berat badan bagi yang gemuk.

    Menghentikan kebiasaan merokok, minuman alkohol.

    Pemantauan profil lipid dilakukan setiap 6 minggu. Bila target sudah

    tercapai (lihat table target dibawah ini), pemantauan setiap 4-6 bulan.

    Bila setelah 6 minggu PGH, target belum tercapai : intensifkan

    penurunan lemak jenuh dan kolestrol, tambahan stanol/ steroid

    nabati, tingkatkan konsumsi serat, dan kerja sama dengan dietisien.

    Bila setelah 6 minggu berikutnya terapi non-farmakologis tidak

    berhasil menurunkan kadar kolestrol LDL, maka terapi farmakologis

    mulai diberikan, dengan tetap meneruskan pengaturan makan dan

    latihan jasmani.

    Terapi Farmakologis :

    Golongan statin :

    - Simvastatin 5-40 mg

    - Lovastatin 10-80 mg

    - Pravastatin 10-40 mg

    - Fluvastatin 20-80 mg

    - Atorvastatin 10-80 mg

    Golongan bile acid sequestrant :

    - Kolestiramin

    Golongan nicotinic acid :

  • 7/28/2019 Dislipidemia (LP)

    4/6

    - Nicotinic acid (immediate release) 2 x 100 mg s.d 1,5 3 g.

    Target Kolestrol LDL (mg/dL) :

    Kategori Target Kadar Kadar LDL untuk

    Risiko LDL Untuk mulai PGH mulai terapi farmakologis

    PJK atau < 100 100 130

    Ekivalen PJK (100-129:opsional)

    (FRS > 20%)

    Faktor risiko 2 < 130 130 130 (FRS 10-20%

    (FRS 20%) (160-189: opsional)

    Faktor risiko 0-1 < 160 160 190

    160-189: opsional)Terapi hiperkolesterolemia untuk pencegahan primer, dimulai dengan

    statin atau bile acid sequestrantatau nicotinic acid.

    Pemantauan profil lipid dilakukan setiap 6 minggu. Bila target sudah

    tercapai (lihat tabel target diatas), pemantauan setiap 4-6 bulan. Bila

    setelah 6 minggu terapi target belum tercapai : intensifkan / naikkan

    dosis statin atau kombinasi dengan yang lain.

    Bila setelah 6 mingguberikutnya terapi non- farmakologis tiodak

    berhasil menurunkan kadar kolestrol LDL, maka terapi farmakologis

    diintensifkan.

    Pasien dengan PJK, kejadian koroner mayor atau dirawat untuk prosedur

    koroner, diberi terapi obat saat pulang dari RS jika kolesterol LDL > 100

    mg/ dL.

    Pasien dengan hipertrigliseridemia :

    Penatalaksanaan non farmakologis sesuai diatas.

    Penatalaksanaan farmakologis :

    Target terapi :

    - Pasien dengan trigliserida borderline tinggi atau tinggi : tujuan

    utama terapi adalah mencapai target kolesterol LDL.

    - Pasien dengan trigliserida tinggi : target sekunder adalah kadar

    kolesterol non-HDL, yakni sebesar 30 mg/dL lebih tinggi daritarget kadar kolesterol LDL (lihat table diatas).

    - Pendekatan terapi obat :

  • 7/28/2019 Dislipidemia (LP)

    5/6

    1. Obat penurun kadar kolesterol LDL, atau

    2. Ditambah obat fibrat atau nicotinic acid. Golongan fibrat

    terdiri dari :

    Gemfibrozil 2x 600 mg atau 1x 900 mg.

    Fenofibrat 1x 200 mg.

    Penyebab primer dari dislipidemia sekunder, juga harus ditatalaksana.

    Terapi hiperkolesterolemia untuk pencegahan primer, dimulai dengan

    statin atau bile acid sequestrantatau nicotinic acid.

    Pemantauan profil lipid dilakukan setiap 6 minggu. Bila target sudah

    tercapai (lihat tabel target diatas), pemantauan setiap 4-6 bulan. Bila

    setelah 6 minggu terapi target belum tercapai : intensifkan / naikkan

    dosis statin atau kombinasi dengan yang lain.

    Bila setelah 6 mingguberikutnya terapi non- farmakologis tiodak

    berhasil menurunkan kadar kolestrol LDL, maka terapi farmakologis

    diintensifkan.

    Pasien dengan PJK, kejadian koroner mayor atau dirawat untuk prosedur

    koroner, diberi terapi obat saat pulang dari RS jika kolesterol LDL > 100

    mg/ dL.

    Pasien dengan hipertrigliseridemia :

    Penatalaksanaan non farmakologis sesuai diatas.

    Penatalaksanaan farmakologis :

    Target terapi :

    - Pasien dengan trigliserida borderline tinggi atau tinggi : tujuan

    utama terapi adalah mencapai target kolesterol LDL.

    - Pasien dengan trigliserida tinggi : target sekunder adalah kadar

    kolesterol non-HDL, yakni sebesar 30 mg/dL lebih tinggi dari

    target kadar kolesterol LDL (lihat table diatas).

    - Pendekatan terapi obat :

    3. Obat penurun kadar kolesterol LDL, atau

    4. Ditambah obat fibrat atau nicotinic acid. Golongan fibrat

    terdiri dari :

    Gemfibrozil 2x 600 mg atau 1x 900 mg.

    Fenofibrat 1x 200 mg.

  • 7/28/2019 Dislipidemia (LP)

    6/6

    Penyebab primer dari dislipidemia sekunder, juga harus ditatalaksana.

    Terapi hiperkolesterolemia untuk pencegahan primer, dimulai dengan

    statin atau bile acid sequestrantatau nicotinic acid.

    Pemantauan profil lipid dilakukan setiap 6 minggu. Bila target sudah

    tercapai (lihat tabel target diatas), pemantauan setiap 4-6 bulan. Bila

    setelah 6 minggu terapi target belum tercapai : intensifkan / naikkan

    dosis statin atau kombinasi dengan yang lain.

    Bila setelah 6 mingguberikutnya terapi non- farmakologis tiodak

    berhasil menurunkan kadar kolestrol LDL, maka terapi farmakologis

    diintensifkan.

    Pasien dengan PJK, kejadian koroner mayor atau dirawat untuk prosedur

    koroner, diberi terapi obat saat pulang dari RS jika kolesterol LDL > 100mg/ dL.

    Pasien dengan hipertrigliseridemia :

    Penatalaksanaan non farmakologis sesuai diatas.

    Penatalaksanaan farmakologis :

    Target terapi :

    - Pasien dengan trigliserida borderline tinggi atau tinggi : tujuan

    utama terapi adalah mencapai target kolesterol LDL.

    - Pasien dengan trigliserida tinggi : target sekunder adalah kadar

    kolesterol non-HDL, yakni sebesar 30 mg/dL lebih tinggi dari

    target kadar kolesterol LDL (lihat table diatas).

    - Pendekatan terapi obat :

    5. Obat penurun kadar kolesterol LDL, atau

    6. Ditambah obat fibrat atau nicotinic acid. Golongan fibrat

    terdiri dari :

    Gemfibrozil 2x 600 mg atau 1x 900 mg.

    Fenofibrat 1x 200 mg.

    Penyebab primer dari dislipidemia sekunder, juga harus ditatalaksana.