disertasi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/disertasi fahrina...tabel 4.7...

347
MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI PROVINSI RIAU DISERTASI OLEH: FAHRINA YUSTIASARI LIRIWATI NIM: DMP.17.183 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020 M

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

0

MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN PONDOK PESANTREN

DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

DI PROVINSI RIAU

DISERTASI

OLEH:

FAHRINA YUSTIASARI LIRIWATI

NIM: DMP.17.183

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020 M

Page 2: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

0

Page 3: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

1

Page 4: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

2

Page 5: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

3

Page 6: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

1

MOTTO

Artinya :

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah

(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,

kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan. ( QS Al-Qashash ayat 77 )1

1 Departemen Agama RI, Al Qur‟an Terjemah (Jakarta: Lautan Lestari, 2010) hal. 394

Page 7: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

2

PERSEMBAHAN

Disertasi Ini Kupersembahkan Kepada:

Mamak yang tercinta (Fatimah Mulita)

Bapak yang terhormat (Syarifuddin)

Mamak Mertua yang tercinta ( Hj. Indo’ Umming)

Bapak Mertua yang terhormat (H. Ambo’ Era)

Suami yang terkasih (Muhammad Rafai, S.E.I, M.E)

Anak-Anakku yang Tersayang

(Najla Izzaty Salamy El-Fa’i & Sakinah Arafah An-Najwa El-Fa’i)

Keluarga Besar H. Muhammad Ali & Hj. Talha

Page 8: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

3

ABSTRAK

Fahrina Yustiasari Liriwati, Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Provinsi Riau, Disertasi, Manajemen Pendidikan Islam/Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2020

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, diharapkan terangkatnya gambaran mengenai kualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran peneliti. Informasi didapat melalui purposive sampling berdasarkan dengan kebutuhan penelitian. Subjek penelitian terdiri dari tiga orang pimpinan pondok pesantren (Pimpinan Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, dan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian manajemen kewirausahaan pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah secara manajerial, ketiga pondok pesantren mendelegasikan manajemen kewirausahaannya kepada orang yang ditunjuk oleh pimpinan pondok pesantren. Selain itu, mereka membuat badan, bidang atau unit kerja yang spesifik mengurusi kewirausahaan yang ada.

Model Pemberdayaan Ekonomi masyarakat yang dilakukan ketiga pondok pesantren di provinsi Riau yaitu Pondok pesantren Khairul Ummah memilih unit usaha laundry sebagai media pemberdayaan ekonomi masyarakat. Unit usaha laundry ini merupakan kegiatan pemberdayaan perempuan berbasis pesantren dengan nama kelompok usaha ibu laundry, pondok pesantren Al-Amin Dumai melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dibidang budidaya jamur tiram dan pelatihan dan pengolahan produk budidaya jamur tiram sedangkan model pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru melalui pembelajaran life skills berupa pelatihan otomotif di Komunitas Balai Latihan Kerja Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru.

Kontribusi manajemen kewirausahaan pondok pesantren di provinsi Riau dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah terletak pada dua aspek yaitu aspek materil dan aspek moril, pada aspek materil yaitu; 1. pembiayaan operasional lembaga dan pondok pesantren, 2. pembangunan dan perawatan sarana prasarana pondok pesantren, 3. kesejahteraan hidup santri dan masyarakat. Sedangkan pada aspek moril yaitu; 1. memberikan pengalaman kewirausahaan kepada para santri, 2. pembelajaran bagi santri dan masyarakat untuk berwirausaha, 3. hubungan harmonis antara pondok pesantren dan masyarakat, 4.menjadi contoh pesantren entrepreneurship berbasis masyarakat.

Kata Kunci : Manajemen, Kewirausahaan, Pemberdayaan Masyarakat

Page 9: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

4

ABSTRACT Fahrina Yustiasari Liriwati, Entrepreneurship Management in Islamic Boarding Schools in Community Economic Empowerment in Riau Province, Dissertation, Islamic Education Management / Postgraduate UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2020 The research approach used is a qualitative approach, it is hoped that the lifting of the picture of quality, social reality and perceptions of the target researchers. Information obtained through purposive sampling based on research needs. The research subjects consisted of three leaders of Islamic boarding schools (Islamic Boarding School Chairman Khairul Ummah, Indragiri Hulu Regency, Islamic Boarding School Al-Amin Dumai Boarding Schools, and Boarding School Al-Mujtahadah Islamic Boarding School Pekanbaru). Data collection techniques carried out by observation, interview and documentation. The results of entrepreneurship management research in Islamic boarding schools in community economic empowerment is managerial, the three boarding schools delegate their entrepreneurial management to people appointed by the head of the boarding school. In addition, they create a specific agency, field or work unit to take care of the existing entrepreneurship. The Community Economic Empowerment Model conducted by the three Islamic boarding schools in Riau province, namely the Khairul Ummah Islamic boarding school, chose the laundry business unit as a medium for community economic empowerment. This laundry business unit is an Islamic boarding school based women's empowerment activity with the name of the mother laundry group, Al-Amin Dumai Islamic boarding school conducting community economic empowerment activities in the field of oyster mushroom cultivation and training and processing of oyster mushroom cultivation products while the model of community economic empowerment is carried out in Islamic boarding schools Al-Mujtahadah Pekanbaru through learning life skills in the form of automotive training at the Al-Mujtahadah Islamic Boarding School Work Training Community in Pekanbaru. The contribution of entrepreneurship management in Islamic boarding schools in Riau province in community economic empowerment lies in two aspects, namely the material aspect and the moral aspect, in the material aspect namely; 1. operational funding for institutions and boarding schools, 2. construction and maintenance of infrastructure for boarding schools, 3. welfare of students and community life. While on the moral aspect, namely; 1. provide students with entrepreneurial experience, 2. learning for students and the community to be entrepreneurs, 3. harmonious relationships between boarding schools and the community, 4. be an example of community-based boarding schools entrepreneurship.

Keywords: Management, Entrepreneurship, Community Empowerment

Page 10: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

5

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil „Aalamiin, puji dan syukur penulis haturkan

kepada Rabb, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, nikmat dan

kekuatan dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan Disertasi ini yang

merupakan salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar Doktor

dalam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Disertasi ini berjudul “Manajemen Kewirausahaan Pondok

Pesantren dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Provinsi (Studi

Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok

Pesantren Al-Amin Dumai, dan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru).

Penulis menyadari, dalam proses penyusunan disertasi ini penulis

mengalami berbagai hambatan dan rintangan, namun berkat bantuan dan

dukungan dari banyak pihak, akhirnya disertasi ini dapat penulis

selesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Kementerian Agama Republik Indonesia di Jakarta atas

penyelenggaraan program beasiswa 5000 Doktor.

2. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas

Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syukri SS, M.Ag selaku Direktur

Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Badarussyamsi, MA selaku Wakil Direktur Pascasarjana

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syukri, MA selaku Promotor yang telah

memberikan banyak masukan dan arahan kepada penulis dalam

penyelesaian Disertasi ini.

Page 11: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

6

6. Bapak Dr. H. Kasful Anwar Us, M.Pd selaku co-promotor yang telah

memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian Disertasi ini.

7. Kepada Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.

8. Kepada Pimpinan Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten

Indragiri Hulu, Pondok Pesantren Al-Amin Dumai dan Pimpinan

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, beserta majelis guru

dan santri.

9. Kepada Kepala Kesbangpol Kota Pekanbaru, Kota Dumai dan

Kabupaten Indragiri Hulu

10. Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Riau

11. Kepada seluruh Civitas Akademika STAI Auliaurrasyidin Tembilahan -

Riau.

12. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2017/2018 program

5000 Doktor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

13. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian disertasi ini.

Penulis berharap semoga Disertasi ini dapat bermanfaat terutama

bagi penulis sendiri, bagi para praktisi pendidikan khususnya bidang

kajian Manajemen Pendidikan Islam serta dapat dijadikan salah satu

rujukan bagi peneliti lainnya.

Jambi, Juni 2020

Penulis

FAHRINA YUSTIASARI LIRIWATI NIM. DMP. 17. 183

Page 12: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

7

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

HALAMAN LOGO …………………………………………………………. ii

HALAMAN NOTA DINAS ………………………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DISERTASI ……………. v

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. vii

ABSTRAK ………………………………………………………………….. viii

ABSTRACT ………………………………………………………………… ix

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... xvi

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah………………………………………… 20 C. Fokus Penelitian……………………………………........... 20 D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian……………………….. 21 Bab II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG

RELEVAN

A. Landasan Teori……………………………………………. 23 1. Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren……. 23 2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat……………….. 90 B. Penelitian yang Relevan………………………………….. 124 Bab III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian……………………………………. 130 B. Situasi Sosial Dan Subjek Penelitian……………………. 131 C. Jenis dan Sumber Data…………………………………... 136 D. Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 137 E. Teknik Analisa Data……………………………………….. 142 F. Uji Keterpercayaan Data………………………………….. 144 G. Rencana dan Waktu Penelitian………………………….. 147

Page 13: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

8

Bab IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten

Indragiri Hulu………………………………………........

158 2. Pondok Pesantren Al-Amin Dumai…………………… 174 3. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru……… 188 B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian 1. Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren a. Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten

Indragiri Hulu………………………………………........

200 b. Pondok Pesantren Al-Amin Dumai…………………… 216 c. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru……… 234 2. Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat a. Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten

Indragiri Hulu……………………………………………

246 b. Pondok Pesantren Al-Amin Dumai………………….. 255 c. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru……… 270 3. Kontribusi Manajemen Kewirausahaan Pondok

Pesantren Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

a. Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu……………………………………………

286

b. Pondok Pesantren Al-Amin Dumai………………….. 293 c. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru……… 304 Bab V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………. 308 B. Implikasi…………………………………………………….. 309 C. Rekomendasi………………………………………………. 313 D. Saran………………………………………………………... 314 E. Kata Penutup………………………………………………. 315 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 14: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

9

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Sistem Pemberdayaan Masyarakat 114

Tabel 3.1 Jumlah Pondok Pesantren Menurut Kabupaten/Kota

Di Provinsi Riau

133

Tabel 3.2 Daftar Nama Pondok Pesantren Sebagai Lokasi

Penelitian

135

Tabel 3.3 Rencana Dan Waktu Penelitian 148

Tabel 4.1 Kota dan Kabupaten di Provinsi Riau 154

Tabel 4.2 Profil Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten

Indragiri Hulu

165

Tabel 4.3 Struktur Pengurus Pondok Pesantren Khairul Ummah

Indragiri Hulu

170

Tabel 4.4 Profil Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 181

Tabel 4.5 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 183

Tabel 4.6 Jenjang Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin

Dumai

185

Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai

186

Tabel 4.8 Kitab-Kitab Yang Diajarkan Di Pondok Pesantren Al-Amin

Dumai

187

Tabel 4.9 Profil Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru 197

Tabel 4.10 Struktur Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru 198

Tabel 4.11 Manajemen Kewirausahaan Di Pondok Pesantren

Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu

214

Tabel 4.12 Manajemen Kewirausahaan Di Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai

230

Tabel 4.14 Manajemen Kewirausahaan Di Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

245

Page 15: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

10

Tabel 4.15 Nama - Nama Pondok Pesantren Yang Mengikuti Pelatihan

Life Skill Kewirausahaan Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

256

Tabel 4.16 Kontribusi Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren

Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

292

Tabel 4.17 Jenis - Jenis Jamur Tiram 299

Tabel 4.18 Tata Kelola Sistem Budidaya Jamur Tiram Di Pondok

Pesantren Al-Amin Dumai

303

Tabel 4.19 Kontribusi Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

303

Tabel 4.20 Kontribusi Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru Dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat

307

Page 16: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perencanaan yang Baik 34

Gambar 2.2 Langkah-Langkah Pengorganisasian 36

Gambar 2.3 Skema Fungsi Manajemen 39

Gambar 2.4 Proses Kreatifitas Kewirausahaan 42

Gambar 2.5 Model Proses Kewirausahaan 45

Gambar 2.6 Tingkah Laku Kewirausahaan 64

Gambar 2.7 Model Pemberdayaan (Emprowerment) 98

Gambar 2.8 Prinsip Dasar Pemberdayaan Masyarakat 108

Gambar 2.9 Hubungan Investasi, Bisnis dan Kesejahteraan

Masyarakat

115

Gambar 2.10 Hubungan Aktivitas Ekonomi dan Kesejahteraan

Masyarakat

117

Gambar 2.11 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat 119

Gambar 3.1 Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif 138

Gambar 3.2 Metode Pengumpulan Data yang akan ditempuh oleh

Peneliti

Gambar 3.3 Lingkaran Pengumpulan Data Menurut Creswel 140

Gambar 3.4 Analisa Data dalam Penelitian Kualitatif 141

Gambar 4.1 Arti dan Lambang Provinsi Riau 155

Gambar 4.2 Peta Provinsi Riau 157

Gambar 4.3 Peta Kabupaten Indragiri Hulu 158

Gambar 4.4 Pondok Pesantren Khairul Ummah Indragiri Hulu 160

Gambar 4.5 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Khairul Ummah

Indragiri Hulu

171

Gambar 4.6 Peta Kota Dumai 175

Gambar 4.7 Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 177

Gambar 4.8 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 184

Gambar 4.9 Peta Kota Pekanbaru 189

Gambar 4.10 Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru 191

Page 17: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

12

Gambar 4.11 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru

199

Gambar 4.12 Peneliti Bersama Pimpinan Pondok Pesantren Khairul

Ummah Kabupaten Indragiri Hulu

208

Gambar 4.13 Peneliti Didepan Mini Market Daarul Barokah Pondok

Pesantren Al-Amin Dumai

219

Gambar 4.14 Peneliti Bersama Santri Menunjukkan Produk Olahan

Jamur Tiram Dipondok Pesantren Al-Amin Dumai

223

Gambar 4.15 Pembukaan Pelatihan Life Skill Bidang Otomotif Di Balai

Latihan Kerja Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru

240

Gambar 4.16 Kegiatan Pelatihan Life Skill Bidang Otomotif Di Balai

Latihan Kerja Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru

242

Gambar 4.17 Peneliti Bersama Pimpinan Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

244

Gambar 4.18 Peneliti Bersama Pengurus Unit Usaha Laundry Putri Di

Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri

Hulu

252

Gambar 4.19 Peneliti Bersama Ibu-Ibu Laundry Di Pondok Pesantren

Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu

253

Gambar 4.20 Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Pondok

Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu

254

Gambar 4.21 Jamur Tiram Di Rumah Jamur Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai

257

Gambar 4.22 Peneliti Bersama Pengelola Rumah Jamur Pondok

Pesantren Al-Amin Dumai

258

Gambar 4.23 Peneliti Membungkus Jamur Tiram yang baru dipanen

bersama Santri

265

Gambar 4.24 Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Pondok

Pesantren Al-Amin Dumai

268

Page 18: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

13

Gambar 4.25 Model Peberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Pondok

Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

284

Gambar 4.26 Peneliti Bersama Santri Di Pondok Pesantren Khairul

Ummah Kabupaten Indragiri Hulu

287

Gambar 4.27 Papan Penyerahan Bantuan Rumah Jamur Dari Bank

Indonesia Tahun 2017 Untuk Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai

294

Gambar 4.28 Peneliti Berada Di Rumah Jamur Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai

295

Gambar 4.29 Produk Olahan Jamur Tiram Di Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai

302

Gambar 4.30 Peserta Pelatihan Life Skill di Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

306

Page 19: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akar sejarah pendidikan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan

dari pesantren. Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua dan

dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang mengandung makna

keaslian Indonesia (indigenous).2 Pesantren memiliki kontribusi dalam

mewarnai perjalanan sejarah bangsa ini. Kontribusi ini tidak hanya

berkaitan dengan aspek pendidikan semata, tetapi juga berkaitan dengan

bidang-bidang lain dalam skala yang lebih luas.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di

Indonesia yang ada dan mendukung keberlangsungan sistem pendidikan

nasional. Selama ini tidak diragukan lagi kontribusinya dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak kader-kader

intelektual yang siap untuk mengapresiasikan potensi keilmuannya di

masyarakat. Hal tersebut terbukti dengan munculnya para tokoh

pemimpin yang berkaliber nasional maupun internasional yang lahir dari

pesantren.

Secara historis, pesantren merupakan basis pertahanan bangsa

dalam melawan penjajah untuk mewujudkan kemerdekaan. Oleh karena

itu, pesantren berfungsi sebagai pencetak kader bangsa yang benar-

benar patriotik; kader yang rela mati demi memperjuangkan bangsa,

sanggup mengorbankan seluruh waktu, harta bahkan jiwanya.3

Menilik dari usia pondok pesantren maka dapat dikatakan bahwa

pondok pesantren telah menjadi milik budaya bangsa Indonesia dalam

dunia pendidikan dan telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

2Ahmad Mutohar dan Nurul Anam, Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam dan

Pesantren, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013) hal. 178 3Muhammad Ali anwar, Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren; Strategi Dan

Pengembangan Di tengah Modernisasi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Ilmu, 2017) hal. V

1

Page 20: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

2

Pesantren muncul sebagai sebuah komunitas kehidupan yang memiliki

kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas - aktivitas kreatif yang

menggunakan pendidikan alternatif yang menggabungkan pendidikan dan

pengajaran dalam pembangunan komunitas.

Pondok, masjid, santri, pengajaran kitab Islam klasik dan kyai

adalah lima elemen dasar tradisi pesantren. Di Indonesia, orang biasanya

membedakan kelas-kelas pesantren dalam tiga kelompok, yaitu pesantren

kecil dengan jumlah santri biasanya di bawah 1.000 orang dan

pengaruhnya pada tingkat kabupaten, pesantren menengah dengan

jumlah santri 1.000 – 2.000 dan pengaruhnya dari beberapa kabupaten,

dan pesantren besar biasanya memiliki santri lebih dari 2.000 orang yang

berasal dari berbagai kabupaten dan provinsi.4

Ada lima klasifikasi tentang tingkat keanekaragaman pranata

komponen suatu pesantren, yaitu :

1. Pondok Pesantren Salaf/Klasik : yaitu Pondok pesantren yang

didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan

sorongan) dan sistem klasikal (madrasah) salaf.

2. Pondok pesantren semi berkembang; yaitu pondok pesantren

yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan

sorongan) dan sistem klasikal (madrasah) swasta dengan

kurikulum 90 % agama dan 10 % umum.

3. Pondok pesantren berkembang; yaitu pondok pesantren seperti

semi berkembang, hanya saja sudah lebih bervariasi dalam

bidang kurikulumnya, yakni 70 % agama dan 30 % umum.

Disamping itu juga diselenggarakan madrasah SKB Tiga

Menteri dengan penambahan diniyah.

4. Pondok Pesantren Khalaf/Modern; yaitu seperti pondok

pesantren berkembang, hanya saja sudah lebih lengkap

lembaga pendidikan yang ada di dalamnya, antara lain

4Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Studi pandangan Hidup Kyai dan Visinya

mengenai masa depan Indonesia) Edisi Revisi, ( Jakarta : LP3Es, 2011 ) hal. 79

Page 21: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

3

diselenggarakan sekolah umum dengan penambahan diniyah

(praktek membaca kitab salaf), perguruan tinggi umum maupun

agama, bentuk koperasi dan dilengkapi dengan pembelajaran

bahasa Arab dan Inggris

5. Pondok pesantren ideal; yaitu sebagaimana bentuk pondok

pesantren modern hanya saja lembaga pendidikan yang ada

lebih lengkap, terutama bidang keterampilan yang meliputi

pertanian, teknik, perikanan, perbankan dan benar-benar

memperhatikan kualitasnya dengan tidak menggeser ciri khusus

kepesantrenannya yang masih relevan dengan kebutuhan

masyarakat/perkembangan zaman.5

Eksistensi pondok pesantren telah lama mendapat pengakuan dari

masyarakat. Kiprah pesantren cukup besar dalam ikut mencerdaskan

kehidupan bangsa serta memberikan sumbangsih yang cukup signifikan

dalam penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, pesantren bisa dipandang

sebagai lembaga ritual, lembaga pembinaan mental, lembaga dakwah

dan paling populer adalah sebagai institusi pendidikan Islam yang

mengalami romantika kehidupan dalam menghadapi berbagai tantangan

internal maupun eksternal.

Kemampuan pesantren untuk survive hingga kini merupakan

kebanggaan tersendiri bagi umat Islam. Hal ini sangat beralasan, sebab di

tengah derasnya arus globalisasi, dunia pesantren masih konsisten

dengan kitab kuning (kitab Klasik) yang merupakan elemen dasar dari

tradisi pesantren. Doktrin-doktrin dalam kitab kuning yang senantiasa

merujuk pada Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi sebagai sumber utama yang

menjiwai kehidupan pesantren.

Pesantren tumbuh dari bawah atas kehendak masyarakat yang

terdiri dari kyai, santri dan masyarakat sekitar. Di antara mereka, kyai

memiliki peranan paling dominan dalam mewujudkan sekaligus

5M.Ridwan Nashir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren

Ditengah Arus Perubahan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010 ) hal. 88

Page 22: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

4

mengembangkan pesantren. Sementara santri dan masyarakat luas

berperan dalam mendukung dan mengembangkan pesantren.

Pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan

yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah

air telah banyak berperan membentuk manusia Indonesia yang religius.

Peran pesantren di masa lalu tampak paling menonjol dalam hal

menggerakkan, memimpin dan melakukan perjuangan mengusir penjajah.

Dikalangan umat Islam sendiri, tampaknya pesantren telah dianggap

sebagai model institusi pendidikan yang memiliki keunggulan baik dari

segi tradisi keilmuannya maupun dari sisi transmisi dan internalisasi

moralitas umat Islam.

Hingga saat ini, tradisi pesantren tetap tenang dengan keanggunan

dan keberagaman keunikannya. Usia yang sudah setua masuknya Islam

di Indonesia tidak menjadi kendala baginya untuk terus melanjutkan dan

memperjuangkan cita-cita luhurnya; berjuang dan berkarya, membina

masyarakat, mendidik generasi-generasi muslim Indonesia supaya

menjadi manusia-manusia yang beriman dan berilmu, cerdas, terampil

dan berakhlak mulia.6

Sepanjang abad ke-18 sampai abad ke-20, nama pesantren

sebagai lembaga pendidikan Islam semakin dirasakan keberadaannya

oleh masyarakat luas sehingga kemunculan pesantren ditengah-tengah

masyarakat selalu direspons positif oleh masyarakat sehingga jumlah

pesantren di Indonesia menjadi ribuan. Keberadaan pondok pesantren

dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, karena

keduanya saling mempengaruhi. Sebagian besar pesantren berkembang

dari adanya dukungan masyarakat. Pondok pesantren merupakan

lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat

untuk masyarakat. 7

6Baddrut Tamam, Pesantren Nalar Dan Tradisi, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015)

hal. 17 7M. Bahri Gazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, ( Jakarta : Prasati, 2003 ) hal. 14

Page 23: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

5

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tetap istiqamah

dan konsisten melakukan perannya sebagai pusat pendalaman ilmu-ilmu

agama (tafaqquh fi al-din) dan lembaga dakwah Islamiyah yang ikut serta

mencerdaskan bangsa. Agar pesantren dapat tetap eksis dan survive

serta tetap mampu memainkan peran yang dikehendaki untuk melahirkan

sumber daya manusia unggul yang dapat mengantisipasi perubahan yang

serba cepat, sekaligus dapat meningkatkan kualitas peran dan

kontribusinya terhadap kemajuan dan kesejahteraan bangsa, menjawab

berbagai persoalan dan tantangan yang semakin kompleks, maka

diantara bidang yang mendesak untuk dicermati sekaligus dibenahi dari

dunia pesantren.

Untuk tetap aktif, sudah barang tentu, lembaga pesantren harus

melakukan serangkaian transformasi yang disebut dinamisasi dan

modernisasi, tak terkecuali dengan pesantren-pesantren yang terdapat di

Provinsi Riau. Oleh sebab itu, seiring perubahan zaman pondok

pesantren perlu lebih diberdayakan dan diperkuat lagi. Sehingga para

santrinya diharapkan lebih memiliki mental untuk berkompetisi ketika

mereka telah menyelesaikan studinya di pesantren. Salah satu hal

penting yang harus diberdayakan adalah potensi jiwa

kewirausahaan/entrepreneurship para santri.

Pondok pesantren dan kemandirian ekonomi dalam upaya

pengembangan pesantren adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Kemandirian ekonomi adalah salah satu jawaban untuk menghadapi

kompetisi di era global. Sejak lahir dan terus berkembang sesuai dengan

percaturan kesejarahan, pondok pesantren selalu mandiri. Dengan

kekuatan yang dimilikinya, pesantren mempunyai potensi untuk

melakukan pemberdayaan masyarakat terutama dalam bidang ekonomi.

Karena melakukan pemberdayaan ekonomi merupakan bentuk dakwah bil

hal dan sekaligus mengimplementasikan ilmu-ilmu yang dimilikinya

Page 24: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

6

secara konkrit (aplikatif). Pesantren yang secara langsung bersentuhan

dengan umat bisa menjadi media pemberdayaan dibidang ekonomi.8

Ajaran Islam sangat mendorong kewirausahaan bagi umatnya,

Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar bekerja dan beramal,

sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Al-Jumu‟ah ayat 10

yaitu:

Artinya :

apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS 62 : 10)9

Ayat diatas jelas memberikan satu anjuran agar umat Islam bekerja

mencari karunia Allah SWT di dunia, namun hal itu juga harus dibarengi

dengan niat bahwa semua yang dilakukan oleh manusia harus dilandasi

dengan selalu ingat (berdzikir) kepada Allah SWT, agar apa yang mereka

lakukan senantiasa mendatangkan keuntungan, baik berupa keuntungan

materi maupun keuntungan mendapatkan ridho dan pahala dari Allah

SWT.

Allah SWT memberikan kemudahan kepada manusia untuk

memakmurkan bumi. Allah SWT menyeru manusia untuk berkecimpung

di dunia ekonomi, bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh

sehingga menjadi anggota yang bekerja dalam sebuah masyarakat, baik

untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain.

Dari tafsir Al-Qur‟an surah Al-Jumu‟ah ayat 10, umat manusia

diperintah untuk mencari karunia Allah SWT. Berdasarkan penjelasan dari

potongan ayat tersebut, Allah SWT ingin agar umatnya mencari apa yang

8Mohammad Nadzhir, Membangun Pemberdayaan Ekonomi di Pesantren, dalam Jurnal

Economica, Volume VI/Edisi 1/ Tahun 2015 9Al-Qur‟an dan Terjemahannya, ( Jakarta : Lautan Lestari, 2010) hal 554

Page 25: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

7

mereka butuhkan dengan bekerja, mencari ilmu pengetahuan, dan lain-

lain dan tidak hanya berdiam diri dalam rumah dan menunggu rezeki itu

datang kepada kita dan dari ayat tersebut pula kita diajarkan untuk selalu

disiplin dalam menunaikan ibadah wajib seperti sholat, dan selalu giat

dalam bekerja dan belajar dengan sungguh-sungguh. Dalam ayat ini pula

Allah SWT memerintahkan umatnya untuk melakukan keseimbangan

antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat mendatang. Kita

dibolehkan mengejar kehidupan dunia, tapi tidak boleh terlena sehingga

lupa pada kehidupan akhirat. Hal ini karena kerja yang kita lakukan telah

diniatkan semata hanya untuk mencari ridha Allah SWT, sehingga jika ada

panggilan untuk ibadah kepada-Nya, tidak boleh enggan mengerjakannya.

Dalam keadaan apapun baik tidur, berdiri, dan lain-lain kita harus

senantiasa mengingat Allah, dalam mencari karunia-Nya kita harus

menginggat Allah SWT dan tidak melakukan hal yang tidak di ridhai oleh-

Nya. Dengan demikian, Allah SWT pula akan meluaskan rezeki kepada

kita dan memberikan keberuntungan yang berlipat ganda.10

Sementara itu Rasulullah Muhammad SAW memberikan tuntunan,

bahwa salah satu cara yang paling baik dan utama untuk mencukupi

kebutuhan hidup adalah lewat hasil pekerjaan dan usaha sendiri.

Hal itu sebagaimana sabda beliau:

عى رسل الله عل الله ع را هى أى أكل هى عى الهقدام ر ض سلم قال ها أكل أحد طعاها قط خ

)أخرج التخر( السلام كاى أكل هى عهل د د عل الله دا إى ت عهل د

Artinya :

“Dari Miqdam ra. Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Seseorang yang makan dari hasil usahanya sendiri, itu lebih baik. Sesungguhnya Nabi Daud as makan dari hasil usahanya sendiri.” (H. R. Al-Bukhori)11

10

Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith Jilid 3, (Jakarta: Gema Insani, 2013) hal.387 11

Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhori, Matan Al-Bukhori Masykul: Bihasyiyah al-Sindi, juz.2 (Beirut: Dar al-Fikr, tt), hal. 6

Page 26: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

8

Dalam ajaran Islam, manusia diwajibkan untuk berusaha

mendapatkan rezeki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Islam

juga mengajarkan kepada manusia bahwa Allah SWT maha pemurah

sehingga rezekiNya sangat luas. Bumi dan semua isinya diciptakan

sebagai lapangan kehidupan manusia untuk berusaha mencapai dan

memenuhi kebutuhan diri dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini

tertuang dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 29 yaitu :

Artinya : Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.(QS 2 : 29)12

Pentingnya wirausaha sebagai salah satu alternative untuk

mengembangkan perekonomian, idealnya, kewirausahaan jangan hanya

dikembangkan di dunia usaha, kampus-kampus atau sekolah, tetapi juga

di pondok pesantren, termasuk beberapa pondok pesantren yang terdapat

di Provinsi Riau. Peran penting yang membuat nilai plus dalam pelatihan

kewirausahaan di lingkungan pesantren ialah karena mereka tidak hanya

mendapatkan ilmu-ilmu wirausaha akan tetapi juga mendapatkan nilai-

nilai keislaman serta suri tauladan yang didapat selama menjadi santri di

pondok pesantren. Hal tersebut dapat menjadi modal bagi para santri

untuk berwirausaha.

Pelatihan kewirausahaan merupakan salah satu langkah terpenting

untuk membangun dan mengembangkan ekonomi bangsa Indonesia.

Salah satu masalah mendasar yang hingga kini menjadi tantangan

terbesar bangsa Indonesia adalah masalah pembangunan ekonomi.

Padahal pembangunan ekonomilah yang akan memberikan pertumbuhan

12

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta : Lautan Lestari, 2010), hal. 5

Page 27: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

9

dan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Dalam hal ini, problem yang

dihadapi bangsa Indonesia adalah seiring bertambahnya sumber daya

manusia malah justru mengakibatkan bertambah banyak pula

pengangguran.

Oleh sebab itu, untuk membangun ekonomi Indonesia semakin

dirasakan pentingnya peran wirausahawan, karena pembangunan akan

lebih berhasil jika ditunjang oleh para wirausahawan yang sukses dalam

usahanya. Sebab, dari peran wirausahan inilah akan terbentuk lapangan-

lapangan kerja yang variatif. Dalam upaya membuka lapangan kerja baru,

maka diperlukan pelatihan kewirausahaan bagi beberapa komponen

masyarakat, khususnya di kalangan para santri.

Wirausaha dalam konteks pondok pesantren adalah seorang

pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem kegiatan suatu

lembaga yang bebas dari keterikatan lembaga lain. Sebagian besar

pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan dinamika kegiatan di

pesantren akan datang dari kyai yang memiliki jiwa wirausaha. Wirausaha

adalah orang yang mempunyai tenaga dan keinginan untuk terlibat dalam

pertualangan inovatif. Wirausaha juga memiliki kemauan menerima

tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan keinginan yang dipilih.

Seorang wirausaha memiliki daya inovasi yang tinggi, dimana

dalam proses inovasinya menunjukkan cara-cara baru yang lebih baik

dalam mengerjakan pekerjaan. Kyai yang memiliki jiwa wirausaha pada

umumnya mempunyai tujuan dan pengharapan tertentu yang dijabarkan

dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik. Realistik

berarti tujuan disesuaikan dengan sumber daya pendukung yang dimiliki.

Semakin jelas tujuan yang ditetapkan semakin jelas peluang untuk

meraihnya.

Dengan demikian, kyai yang berjiwa wirausaha harus memiliki

tujuan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan pesantrennya.

Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut dapat dicapai maka visi, misi,

tujuan dan sasarannya dikembangkan kedalam indikator yang lebih terinci

Page 28: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

10

dan terukur untuk masing-masing aspek atau dimensi. Dari indikator

tersebut juga dapat dikembangkan menjadi program dan sub-program

yang lebih memudahkan implementasinya dalam pengembangan pondok

pesantren.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang pro rakyat atau

pro masyarakat memiliki peran sebagai pemberdayaan masyarakat salah

satunya dari aspek ekonomi. Pemberdayaan merupakan salah satu aspek

manajemen untuk mengoptimalkan kinerja organisasi, lebih efektif dam

efisien dalam mewujudkan tujuan. Berkenaan dengan pemberdayaan ini

Allah SWT telah menggambarkan dalam surat Ali-Imran ayat 110 sebagai

berikut :

Artinya :

kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS 3 :110)13

Ayat diatas menunjukkan akan adanya pemberian wewenang

kepada`manusia dari Tuhannya untuk menebarkan kebaikan dengan

beramal ma‟ruf nahi mungkar. Semakin banyak manusia melakukan amar

ma‟ruf nahi mungkar makin semakin tinggi derajat manusia disisi Tuhan-

Nya maupun hamba-Nya. Hal ini tentu saja menunjukkan eksistensi

manusia itu sendiri terhadap lingkungannya.

Secara konseptual, pemberdayaan (empowerment), berasal dari

kata “power” yang berarti “kekuasaan” atau “keberdayaan”. Karenanya ide

pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.

Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat

13

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta : Lautan Lestari, 2010 ) hal. 64

Page 29: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

11

orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan

minat mereka.14

Istilah pemberdayaan, juga dapat diartikan sebagai upaya

memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan

masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan

pilihan dan mengontrol lingkungannya agar dapat memenuhi keinginan-

keinginannya, termasuk aksebilitasnya terhadap sumber daya yang terkait

dengan pekerjaannya, aktivitas sosialnya dan lain-lain.15

Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya

peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan)

untuk menyampaikan pendapat dan memenuhi kebutuhannya, pilihan-

pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola

kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab demi perbaikan

kehidupannya.

Dalam pengertian tersebut, pemberdayaan mengandung arti

perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat

dalam arti :

1) Perbaikan Ekonomi, terutama kecukupan pangan

2) Perbaikan kesejahteraan social (pendidikan dan kesehatan)

3) Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan

4) Terjaminnya keamanan

5) Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut

dan kekhawatiran.16

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan

harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang

tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

14

Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis Pembangunan kesejahteraan Sosial dan pekerjaan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017) hal. 57 15

Totok Mardikanto, Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Persfektif Publik, Bandung : Alfabeta, 2017) hal. 28. 16

Ibid, hal. 28

Page 30: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

12

keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan

dan memandirikan masyarakat.17

Dengan demikian, pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah

proses sekaligus tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan ekonomi adalah

serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan

kelompok lemah (kondisi ekonominya) dalam masyarakat. Sebagai tujuan,

maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai, dan konsep mengenai tujuan pemberdayaan ini seringkali

digunakan sebagai indicator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah

proses. Pemberdayaan ekonomi merupakan kegiatan memberi

kekuasaan pada pihak kedua (sasaran pemberdayaan) agar menjadi

mampu dalam bidang ekonomi.

Untuk meningkatkan perekonomian Islam memberikan motivasi

pada pemeluknya untuk bekerja keras dan mempunyai etos kerja yang

tinggi, karena Islam pada hakekatnya adalah agama yang mengajarkan

dan menganjurkan umatnya untuk meraih kekayaan hidup baik secara

material maupun spiritual. Anjuran tersebut paling tidak tercermin dalam

dua dari lima rukun Islam yaitu Zakat dan Haji. Kedua pelaksanaan rukun

Islam ini mensyaratkan adanya kekayaan atau kecukupan yang bersifat

materi. Jika pelaksanaan zakat dan ibadah haji memerlukan kecukupan

material itu, lantas mencari materi menjadi wajib hukumnya. Dengan kata

lain, rukun Islam mewajibkan umatnya untuk berkecukupan secara

material. Rasulullah SAW sendiri juga menegaskan bahwa “tangan diatas

lebih baik daripada tangan dibawah” atau lebih baik memberi dari pada

meminta.

Al-Qur‟an juga menjelaskan untuk bekerja keras dan mengajarkan

pentingnya umat Islam untuk bekerja dan memikirkan ekonominya.

Diantaranya dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat Al-Qashash ayat 77 yaitu :

17

Ibid, hal. 30

Page 31: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

13

Artinya :

dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS 28 : 77)18

Islam tidak menginginkan umatnya berada dalam kemiskinan,

karena akibat kemiskinan dan ketimpangan sosial bisa menyebabkan

munculnya penyimpangan akidah. Kemiskinan juga bisa menyebabkan

orang tergelincir dalam akhlak dan moralitas tercela. Karena suara perut

dapat mengalahkan suara nurani. Lilitan kesengsaraanpun bisa

mengakibatkan seseorang meragukan nilai-nilai agama.

Pondok pesantren memiliki kepedulian dengan masyarakat

sekitarnya serta memiliki visi bagi pemberdayaan masyarakat baik

dibidang spiritual maupun perekonomian. Bersinergi dengan masyarakat

dan lembaga-lembaga pemerintah ataupun non pemerintah, merupakan

upaya yang senantiasa dikembangkan oleh pihak pondok pesantren.19

Pondok Pesantren memiliki upaya-upaya untuk memberdayakan

masyarakat disekitarnya, baik dari segi kemiskinan keimanan dan

ekonomi. Dalam Al-Qur‟an surat Al-Balad ayat 8 – 16 menjelaskan

tentang pemberdayaan yaitu :

18

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, ( Jakarta : Lautan Lestari, 2010 ) hal. 394 19

Setyorini Pradiyati dkk, Pola Pemberdayaan Masyarakat melalui Pondok Pesantren, (Jakarta : Ditjen kelembagaan Departemen Agama RI, 2003 ) hal. 22

Page 32: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

14

Artinya :

“ Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, tetapi Dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. tahukah kamu Apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi Makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir.” ( Qs 90 : 8 – 16 )20

Pesantren dalam melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat,

paling tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Kegiatan yang dilaksanakan harus terarah dan menguntungkan

pesantren dan masyarakat sekitar terutama masyarakat yang

lemah

b. Pelaksanaannya dilakukan oleh pesantren dan masyarakat

sendiri

c. Karena pesantren dan masyarakat yang lemah sulit untuk

bekerja sendiri-sendiri akibat kurang berdaya, maka upaya

pemberdayaan ekonomi pesantren menyangkut pula

pengembangan kegiatan usaha bersama (cooperative) dalam

kelompok yang spesifik terkait dengan unit-unit usaha yang bisa

diberdayakan kaum santri.

d. Menggerakkan partisipasi masyarakat sekitar untuk saling

membantu dalam rangka kesetiakawanan sosial. Dalam hal ini

20

Al- Qur‟an dan Terjemahannya, hal. 594

Page 33: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

15

termasuk keikutsertaan orang-orang setempat yang telah

maju.21

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang pro rakyat atau

pro masyarakat seharusnya memberdayakan masyarakat tidak hanya dari

segi ukhrawi (spiritual) akan tetapi juga yang bersifat keduniawian seperti

wirausaha, agrobisnis pesantren berbasis masyarakat dan lain

sebagainya. Di Provinsi Riau sendiri masih tergolong sedikit pesantren

yang berbasis wirausaha yang memberdayakan masyarakat dalam

memperlancar kurikulum kewirausahaannya, seperti yang terdapat di

beberapa pondok pesantren di Provinsi Riau.

Berdasarkan hasil grand tour yang dilakukan peneliti di pondok

Pesantren yang ada di Provinsi Riau yaitu di Pondok Pesantren Khairul

Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, dan

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru banyak keunggulan yang

dapat diamati dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan

sebagai berikut :

Pertama, Pondok Pesantren Khairul Ummah terletak di Jalan

Jendral Sudirman Desa Batu Gajah Air Molek, Kecamatan Pasir Penyu,

Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Pondok pesantren ini berdiri

pada tanggal 17 Juli 1995 dibawah Yayasan Islam Indragiri (YASIIN) yang

didirikan oleh Alm.KH. Munashir Jufri, dan menjadi pimpinan pondok dari

tahun 1995 sampai tahun 2005. Selanjutnya dari tahun 2005 hingga

sekarang dipimpin oleh KH. Muhammad Mursyid, M.Pd.I. 22

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti lakukan terlihat bahwa

pondok pesantren Khairul Ummah Indragiri Hulu juga merupakan

pesantren berbasis wirausaha. Pondok Pesantren Khairul Ummah

memiliki beberapa unit usaha yaitu :

1) memiliki perkebunan kayu gaharu sebanyak 120 pohon,

21

Mohammad Nadzhir, Membangun Pemberdayaan Ekonomi di Pesantren, Jurnal Economica, Volume VI edisi 1, Tahun 2015 22

Pondok Pesantren Khairul Ummah, Cahaya Dilangit Pesantren: Refleksi Dua Dasawarsa Pondok Pesantren Khairul Ummah), (Pekanbaru : Ilalang Print, 2015 ) hal. 3

Page 34: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

16

2) perkebunan sawit seluas 20 hektar,

3) tambak ikan lele sebanyak 30 kolam dengan 9.000 ekor bibit

lele, dan koperasi pondok pesantren.23

4) Selain itu pondok pesantren bermitra dengan penjahit lokal

untuk pengadaan baju seragam santri setiap tahunnya 600

orang santri baru.

5) Unit Usaha Laundry pondok pesantren yang melibatkan ibu-ibu

di sekitar pesantren.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan pondok pesantren

KH. Muhammad Mursyid, M.Pd.I salah satu bentuk usaha yang secara

langsung melibatkan masyarakat adalah usaha loundry sebanyak 67 ibu-

ibu laundry dengan penghasilan perorang dari 1,5 juta – 2 juta perbulan.

Usaha Loundry ini sudah dilakukan sejak tahun 2010 dengan alasan

bahwa semakin bertambahnya jumlah santri yaitu 1.526 orang, tentu

membutuhkan air yang banyak dalam hal mencuci pakaian. Oleh karena

itu pondok pesantren Khairul Ummah menjadikan hal ini sebagai peluang

usaha untuk bermitra dengan masyarakat setempat. 24

Kedua, Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, dari hasil observasi

awal peneliti di lapangan, terlihat bahwa Pondok Pesantren Al-Amin

Dumai di bawah pimpinan Kyai Zainal Abidin, S.Pd.I yang berdiri sejak

tahun 2004. Beralamat di Jalan Prof. M.Yamin Bagan Keladi Dumai Barat

provinsi Riau merupakan pondok pesantren yang berbasis wirausaha dan

merupakan pusat pelatihan kewirausahaan untuk setiap pondok

pesantren yang ada di Provinsi Riau. Pondok pesantren Al-Amin Dumai

memiliki beberapa Unit usaha yaitu :25

1) Pengelolaan Mini Market Darul Barokah sejak tahun 2005 –

Sekarang. Pengelolaan mini market ini awalnya terbentuk sejak

tahun 2005 yang berupa kantin, kemudian seiring

berkembangnya usaha tersebut pemerintah kota Dumai

23

Observasi di pondok pesantren Khairul Ummah tanggal 28 Juli 2018 24

Wawancara MM, tanggal 29 Juli 2018 25

Observasi di pondok pesantren Al-Amin Dumai tanggal 15 September 2018

Page 35: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

17

membantu melalui Bansos pada tahun 2013, sehingga

diresmikan Mini Market Darul Barokah.

2) Pengelolaan unit usaha Jamur Tiram sejak Tahun 2014 –

Sekarang. Pengelolaan Usaha jamur Tiram terus berkembang

dengan adanya permintaan dari konsumen. Tahun 2017

pengelolaan Jamur Tiram mendapat bantuan tambahan 1 Unit

Rumah Jamur dari Bank Indonesia.

3) Pengelolaan unit usaha Depot Air Minum Isi Ulang sejak Tahun

2012 – Sekarang. Pendirian Unit Usaha Depot Air Minum Isi

Ulang ini melalui investasi seorang guru pesantren.

Pengelolaan depot air minum isi ulang ini sangat dirasakan

manfaatnya terutama dilingkungan pesantren. Saat ini masih

diperuntukan untuk intern Pesantren

4) Pengelolaan unit usaha Konveksi sejak tahun 2014 - Sekarang.

Unit usaha jasa konveksi ini sejak tahun 2007 dengan modal 1

mesin jahit. Seiring dengan berkembangnya usaha jasa

tersebut pada tahun 2014 melalui program kementerian

Koperasi dan UKM mendapat bantuan peralatan mesin jahit dan

pelatihan bagi santri. Pada Tahun 2017 bekerjasama dengan

PT. Energi Sejahtera Mas Dumai untuk pengadaan seragam

karyawan 300 pasang dan juga pengadaan seragam santri.

5) Pengelolaan Unit Pengolahan Makanan (Home Industry) Sejak

Tahun 2006 – Sekarang. Berdasarkan wawancara dengan

ustad Sumariyanto sebagai pengelola/penanggung jawab

Rumah jamur bahwa pengelolaan Unit Usaha Pengelolaan

Makanan sudah memproduksi berbagai inovasi produk

makanan diantaranya berbagai olahan keripik dendeng daun

ubi, keripik daun papaya, keripik jamur tiram, keripik wortel,

Page 36: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

18

keripik cabe, abon jamur tiram dan olahan lele seperti bakso

dan produk olahan lainnya.26

6) Pengelolaan Biogas sejak Tahun 2011-Sekarang. Pengelolaan

biogas ini untuk memanfaatkan kotoran 20 ekor sapi bantuan

dinas Perternakan provinsi Riau tahun 2008. Manfaatnya

digunakan untuk kompor dan penerangan serta pupuk. Sejak

Tahun 2015 biogas hanya dimanfaatkan untuk pupuk padat dan

pupuk cair saja yang digunakan untuk kebutuhan pertanian

pesantren.

7) Peternakan berupa 20 ekor sapi dan 15 ekor kambing dengan

melibatkan kelompok tani yang beranggotakan dari masyarakat

sekitar pondok pesantren Al-Amin Dumai.

8) Pengelolaan Pupuk Organik (Pupuk padat dan Pupuk cair).

Kegiatan ini berawal adanya peternakan sapi di pesantren dan

kelompok tani, sehingga ini mendorong pihak pesantren untuk

mengelola limbah sapi menjadi bermanfaat dengan dijadikan

Pupuk Organik baik Padat maupun cair. Berdasarkan hasil

wawancara dengan pimpinan pondok Pesantren Al-amin Kiyai

Zainal Abidin, Usaha ini dimulai tahun 2008 sejak pesantren

memiliki 20 ekor sapi, tapi masih fokus dengan pupuk padat.

Dalam tempo 4 tahun, sejak 2008 hingga 2011 pesantren sudah

mampu mensuplay kebutuhan pupuk padat kurang lebih 650

ton, hasil kerjasama antar pesantren, pemerintah kota dumai

dan kelompok pertanian. Pupuk Cair organik untuk akar dan

buah sebagai hasil fermentasi baru diluncurkan bulan Agustus

2018 dengan merk Pupuk Cair Organik Al-Amin. 27

Ketiga, Berdasarkan grand tour peneliti di Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru dibawah pimpinan Prof.Dr.H.Akhmad

Mujahiddin, MA yang juga merupakan orang nomor satu di UIN Sultan

26

Wawancara US, tanggal 19 September 2018 27

Wawancara ZA, tanggal 19 September 2018

Page 37: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

19

Syarif Kasim Riau. Dalam pengembangannya pondok pesantren

Al-Mujtahadah mengembangkan program mencetak ulama yang memiliki

kualifikasi hafiz Qur‟an, menguasai kitab kuning dan penguasaan bahasa

Arab dan Inggris dengan baik. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah berdiri

diatas tanah seluas 12.500 M2 juga merupakan pondok pesantren

berbasis wirausaha.

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah merupakan sebagai komunitas

balai latihan kerja (BLK) dibidang otomotif di provinsi Riau dan memiliki

gedung pelatihan balai kerja yang setiap tahunnya secara bergiliran siswa

dari Sekolah Menengah Kejuruan propinsi Riau untuk praktek magang

dan pelatihan otomotif yang bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja

Provinsi Riau.28

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah juga memiliki perkebunan jambu

madu dan sirsak seluas 2 hektar dan pengelolaan koperasi pesantren.29

Dunia wirausaha menjadi salah satu aspek yang dapat membantu

untuk bisa survive dalam era ini. Menjadi keniscayaan apabila semua

pihak mengulik apa saja yang bisa membantu mempersiapkan sumber

daya unggul dalam dunia wirausaha. Salah satunya adalah lembaga

pendidikan pesantren dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat

sekitarnya. Oleh sebab itu, penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis melihat bahwa

hal ini sangat penting diangkat dalam sebuah karya ilmiah secara serius,

untuk mengetahui “Mengapa manajemen kewirausahaan pondok

pesantren berhasil dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di

provinsi Riau”? Adapun judul yang diangkat dalam disertasi ini yaitu:

“Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Provinsi Riau” (Studi pada

Pondok Pesantren Khairul Ummah Indragiri Hulu, Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai, dan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru).

28

Observasi di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru tanggal 18 September 2018 29

Observasi di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru tanggal 18 September 2018

Page 38: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

20

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

masalah yaitu :

1. Bagaimana manajemen kewirausahaan pondok pesantren di

Provinsi Riau ?

2. Bagaimana model pemberdayaan ekonomi masyarakat

yang dilakukan pondok pesantren di Provinsi Riau ?

3. Sejauh mana kontribusi manajemen kewirausahaan

pondok pesantren di Provinsi Riau dalam pemberdayaan

ekonomi masyarakat ?

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada manajemen kewirausahaan pondok

pesantren dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di Pondok

Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai, dan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Provinsi Riau. Sasaran yang hendak dicapai adalah kyai/mudir, pengurus

pondok, ustadz/ustazah, santri, dan tenaga pengajar, staf dinas

kementerian Agama bidang Pondok Pesantren Kabupaten Kota serta

orang-orang yang kompeten lainnya yang memiliki relevansi dengan

masalah penelitian.

Begitu banyaknya fenomena-fenomena dan masalah yang

terindikasi dan ditemui pada pondok pesantren diatas dan untuk

memudahkan fokus penelitian bagi peneliti dengan segala keterbatasan

dan kemampuan baik dari segi waktu, tenaga dan biaya, maka spesifik

fokus penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk melihat, memahami, dan menganalisis manajemen

kewirausahaan pada pondok pesantren di Provinsi Riau.

2. Untuk melihat, memahami, dan menganalisis model

pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan pondok

pesantren di Provinsi Riau.

Page 39: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

21

3. Untuk melihat, memahami, dan menganalisis kontribusi

manajemen kewirausahaan pondok pesantren di Provinsi Riau

dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, menghasilkan dan

menciptakan hal-hal sebagai berikut :

a. Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren di Provinsi Riau

b. Model Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan

Pondok Pesantren di Provinsi Riau

c. Kontribusi Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren di

Provinsi Riau dalam Pemberdayaan ekonomi masyarakat.

2. Kegunaan penelitian, penelitian ini diharapkan berguna

secara:

a. Teoritis

1. Mengembangkan konsep dan kajian yang lebih mendalam

tentang manajemen kewirausahaan pada pondok pesantren

dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di Provinsi Riau,

sehingga diharapkan dapat menjadi dasar dan pendorong

dilakukannya penelitian yang sejenis tentang masalah

tersebut.

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

tentang Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam

manajemen kewirausahaan pada pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat di provinsi Riau.

3. Melahirkan pengembangan teori baru tentang manajemen

kewirausahaan pada pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat di provinsi Riau.

Page 40: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

22

b. Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan,

khususnya tentang dalam manajemen kewirausahaan

pada pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat di Provinsi Riau.

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran

dan masukan kepada Kantor Kementerian Agama Provinsi

Riau tentang dalam manajemen kewirausahaan pada

pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat di provinsi Riau.

3. Memberikan informasi dan alternatif solusi kepada para

kyai dan stake holder tentang dalam manajemen

kewirausahaan pada pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonimi masyarakat di provinsi Riau.

4. Hasil kajian penelitian ini dapat memberikan informasi

kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk meneruskan

penelitian yang berhubungan dengan dalam manajemen

kewirausahaan pada pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat di provinsi Riau.

Page 41: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

23

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori

1. Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren

a. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh

sumber-sumber daya lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai

tujuan.30 Gareth R. Jones menjelaskan bahwa manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber

daya manusia dan lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara

efisien dan efektif.31

Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen,

diantaranya sebagai berikut :

Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni karena

untuk melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan keterampilan khusus.

Menurut Horold dan Cyril O. Donnel, Manajemen adalah usaha untuk

mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. G.R Terry

mengatakan bahwa`manajemen merupakan suatu proses khas yang

terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya.

James A.F.Stoner mendefenisikan manajemen sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Lawrence A. Appley dan Oey Liang Lee

menjelaskan bahwa sebagai seni dan ilmu, dalam manajemen terdapat

strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran orang lain untuk melaksanakan

30

M.Anton, Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, ( Bandung : Pustaka Setia, 2017 ) hal. 14 31

Gareth R. Jones., Jennifer M. George., Essentials of Contemporary Management, New York: McGraw-hill, p. 5

23

Page 42: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

24

suatu aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.32

Manajemen secara terminologi sebagaimana dikemukakan oleh

Fridreck Taylor adalah “management, the art of management is defined as

knowing exactly what you want to do, and the seeing that they do in the

said in the bestand cheapest way.33 Manajemen adalah seni yang

ditentukan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang ingin

kamu lakukan dan mengawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu

dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang semudah-mudahnya.

Dimek menyebutkan bahwa : management is knowing where you

want to go, what shall you must avoid, what the forces are with you must

deal. And how to handle your ship, and your crew effectively and

withoutwaste. In the process of gitting there.34 Sedangkan Monday

mengartikan manajemen sebagai “the process of getting thing done

through the effort of other people”.35 Manajemen adalah suatu disiplin ilmu

untuk mengetahui kemana arah yang dituju, kesukaran apa yang harus

dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang harus dijalankan. Dan bagaimana

memimpin para guru dan staf secara efektif tanpa adanya pemborosan

dalam proses mengerjakannya.

Semua pengertian tentang manajemen diatas secara esensial

mengandung persamaan mendasar, yaitu bahwa dalam manajemen

terdapat aktivitas yang saling berhubungan baik dari segi sisi

fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang ditargetkan sebelumnya.

Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, kelompok, organisasi,

dan lain sebagainya untuk mengatur dan merencanakan segala hal untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan

koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,

32

Anton Athoillah, Op.Cit, hal. 16 33

Fridreck Taylor, Scientifiq Management, Happer And Breos, (New York, 1974) p. 2 34

Dimeck, The Excuite in action, ( New York, Harpen and Bross, 1954) p. 10 35

Monday, RW. Sharpin and Flippo, Management concept and practies, ( Boston: allyn and Bacon, 1988) p.9

Page 43: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

25

pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Jadi, pada dasarnya manajemen adalah upaya mengatur segala

sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaimana yang terdapat di

dalam surat As-Sajadah ayat 5 – 6 yaitu :

Artinya :

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. ( QS 32 : 5-6)36

Dalam Al-Qur‟an surat Yunus ayat 3 dan ayat 31 juga

menjelaskan tentang makna manajemen yaitu :

Artinya :

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? ( Qs 10 : 3 )37

Allah SWT memberi kabar bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah

Rabb semesta alam dan sesungguhnya Allah SWT menciptakan langit

dan bumi dalam enam hari, seperti hari-hari dunia ini. Pendapat lain

mengatakan bahwa tiap satu hari sama dengan seribu tahun dari hari-hari

36

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, ( Jakarta : Lautan Lestari, 2010) hal. 415 37

Ibid, hal. 208

Page 44: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

26

dunia, setelah itu Allah SWT bersemayam di atas „Arsy yang merupakan

makhluk yang paling agung dan merupakan atap seluruh makhluk.

Kalau orang kafir merasa heran atas diturunkannya Al-Qur'an

kepada nabi Muhammad SAW, maka apakah mereka tidak merasa heran

dengan penciptaan langit dan bumi serta segala isinya, Allah SWT maha

kuasa menurunkan Al-Qur'an kepada nabi Muhammad, sebagaimana dia

maha kuasa menciptakan langit dan bumi. Sesungguhnya Tuhan kamu

dialah Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi yang terbentang luas,

dalam enam masa untuk memberikan pelajaran kepada manusia bahwa

segala sesuatu perlu proses, melalui perencanaan yang matang dan

dikerjakan secara maksimal.

Jika Allah SWT menghendaki, maka dia maha kuasa menciptakan

keduanya dalam sekejap. Setelah sempurna masa penciptaan langit dan

bumi, kemudian dia bersemayam di atas 'arsy, singgasana untuk

mengatur segala urusan makhluk-Nya. Tidak ada yang dapat memberi

syafaat, yakni pertolongan pada hari kiamat untuk mendapat keringanan

atau terbebas dari azab Allah SWT kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah

Allah SWT, zat yang maha agung, Tuhanmu yang memelihara dan

membimbingmu, maka sembahlah dia, karena hanya dia yang berhak

disembah, jangan mempersekutukan dia dengan apa pun. Apakah kamu

tidak mengambil pelajaran dari kesempurnaan penciptaan langit dan bumi

beserta isinya' semuanya tunduk, patuh, dan bertasbih kepada Allah SWT,

Tuhan pengatur segala urusan.

Setelah dijelaskan bahwa Allah SWT pencipta langit dan bumi, dan

hanya dia yang berhak disembah, lalu pada ayat ini dijelaskan tentang

kepastian datangnya hari kiamat. Pada hari tersebut, hanya kepada-Nya,

yakni kepada Allah SWT kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji

Allah SWT yang benar dan pasti tidak sedikit pun diragukan lagi.

Sesungguhnya dialah yang maha kuasa memulai penciptaan makhluk,

kemudian mengulanginya, yakni menghidupkannya kembali pada hari

kebangkitan, agar dia dapat memberi balasan kepada orang-orang yang

Page 45: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

27

beriman dan mengerjakan kebajikan dengan balasan yang adil sesuai

yang mereka kerjakan. 38

Artinya :

Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS 10 : 31)39

Setelah dijelaskan bahwa Tuhan sembahan orang kafir kelak di

akhirat akan lenyap dan tidak mampu memberi perlindungan kepada

penyembahnya, lalu diperintahkan kepada nabi, katakanlah wahai nabi

Muhammad SAW kepada orang-orang kafir, siapakah yang memberi

rezeki kepadamu dari langit seperti hujan dan cahaya matahari, dan

rezeki dari bumi seperti tumbuhan yang beraneka ragam, atau siapakah

yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah

yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, seperti ayam dari telur,

dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, seperti telur dari ayam, dan

siapakah yang mengatur segala urusan di alam raya ini sehingga berjalan

dengan sangat teratur 'maka mereka akan menjawab Allah SWT.

Jika demikian jawaban mereka, maka katakanlah, wahai nabi

Muhammad SAW mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya' zat yang

maha pemberi rezeki, pencipta pendengaran dan penglihatan, yang kuasa

menghidupkan dan mematikan, dan maha pengatur alam raya, maka

itulah Allah SWT, dialah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada

setelah kebenaran itu melainkan kesesatan, yakni siapa pun yang tidak 38

M. Quraish Shihab, “Tafsir Al Misbah Volume 10”, (Jakarta: Lentera Hati, 2012) hal.404 39

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Ibid, hal. 212

Page 46: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

28

berkenan mengikuti kebenaran, maka yang ada tinggal kesesatan. Maka

mengapa kamu berpaling dari kebenaran.40

Adanya kata “Yudabbiru” yang berarti mengatur, mengurus, me-

manage, mengarahkan, membina, merencanakan, melaksanakan, dan

mengawasi. Dari kata yudabbiru muncul kata tadbir yang berarti

pengaturan. Dalam bahasa manajemen, kata pengaturan ini dapat

disamakan dengan kata pengorganisasian yang didalamnya mencakup

uraian tentang berbagai kegiatan atau program dan sekaligus membagi-

baginya sesuai dengan sumber daya manusia yang ada, waktu yang

tersedia dan lain sebagainya.41

Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT adalah

pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti

kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam. Namun, karena manusia

yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka

dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya

sebagaimana Allah SWT mengatur alam ini.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa

manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya

melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya agar tujuan

bersama bisa dicapai secara efektif, efisien, dan produktif. Dalam proses

kegiatan manajemen terdapat fungsi-fungsi pokok yang harus dilakukan

oleh seorang manajer. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah langkah awal sebelum melakukan fungsi-

fungsi manajemen lainnya. Secara filosofis, dalam kegiatan kehidupan

sehari-hari sebenarnya kita selalu penuh dengan perencanaan. Akan

tetapi sering tidak disadari bahwa kita telah melakukan perencanaan.

Sebagai contoh, “besok kita mau ke mana? Akan mengerjakan apa?

Bagaimana caranya?” adalah suatu pertanyaan untuk perencanaan.

40

M. Quraish Shihab, “Tafsir Al Misbah Volume 10”, (Jakarta: Lentera Hati, 2012) hal.450 41

Abudin Nata, Pendidikan dalam Persfektif Al-Qur‟an ( Jakarta : Kencana, 2016 ) hal. 266

Page 47: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

29

Dalam Al-Qur‟an surat Yunus ayat 3 Allah SWT berfirman:

Artinya:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? ( QS Yunus : 3 )42

Dari ayat tersebut bisa dipahami bahwa Allah SWT telah mengatur

dan merencanakan kehidupan ini dengan konsep yang tak bisa diubah

dengan semena-mena. Sesuatu yang telah terkonsep tersebut sudah

menjadi ketentuan Allah SWT, tinggal bagaimana manusia menjalankan

dan mematuhi apa yang telah Allah perintahkan bagi umat manusia.

Apapun yang terjadi di dunia ini jauh hari telah Allah SWT rencanakan.

Setiap organisasi memiliki sasaran yang akan dicapai, baik yang

bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, fungsi

perencanaan dilakukan pada awal kegiatan yang dilakukan organisasi.

Menurut George R. Terry perencanaan ialah menetapkan pekerjaan yang

harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang

digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan,

karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.43

Dalam perencanaan terdapat langkah-langkah yang perlu

dilakukan yaitu :

1) Menetapkan sasaran atau perangkat tujuan. Langkah ini

berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan tujuan yang hendak

42

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, hal. 208 43

George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Angkasa, 2008), hal.17

Page 48: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

30

dicapai. Dalam penentuan tujuan, disusun pula prioritas utama

dan sumber daya yang dimiliki sehingga memudahkan

pelaksanaan rencana.

2) Menentukan keadaan, situasi dan kondisi sekarang. Situasi

sekarang perlu diperhatikan sebelum perencanaan dibuat

kemudian diukur menurut kemampuan organisasi dari seluruh

komponen yang sistematik.

3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat.

Memperkuat semua faktor yang mendukung terlaksananya

perencanaan dan meminimalisir semua faktor yang akan

menghambat, demikian pula dengan antisipasi terhadap

gangguan yang akan datang secara tidak diduga.

4) Mengembangkan rencana dan menjabarkannya.

Pengembangan rencana dan penjabarannya harus dipahami

oleh seluruh pelaksana kegiatan sehingga memudahkan

tercapainya sasaran dan tujuan.44

Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan

keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan

datang. Disebut sistematis karena perencanaan itu dilaksanakan dengan

menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut mencakup

proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik

secara alamiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi.

Tentang perencanaan ini Allah SWT juga telah berfirman dalam

surat al-Hasyr ayat 18 bahwa:

44

Anton Athoillah, Op.Cit, . hal. 108

Page 49: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

31

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 59 : 18 )45

Salah satu sifat orang munafik adalah menyatakan beriman kepada

Allah SWT dan Rasul-Nya secara lisan, padahal mereka bukan orang

beriman sehingga nasib mereka di akhirat kekal di dalam neraka. Pada

ayat ini Allah SWT mengingatkan orang beriman agar benar-benar

bertakwa kepada Allah SWT dan memperhatikan hari esok, akhirat.

Wahai orang-orang yang beriman! kapan dan di mana saja kamu berada

bertakwalah kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh melakukan

semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya; dan

hendaklah setiap orang siapa pun dia memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk hari esok, yakni untuk hidup sesudah mati, di akhirat

dengan berbuat kebaikan atas dasar iman, ditopang dengan ilmu dan hati

yang ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah SWT, sebab hidup di

dunia ini sementara, sedangkan hidup di akhirat itu abadi; dan

bertakwalah kepada Allah SWT dengan menjaga hubungan baik dengan

Allah SWT, manusia dan alam. Sungguh, Allah SWT maha teliti sekecil

apapun juga terhadap apa yang kamu kerjakan sehingga semua yang

kamu lakukan berada dalam pengetahuan Allah SWT.

Allah SWT mengingatkan orang beriman dengan berfirman, 'dan

janganlah kamu, wahai orang-orang beriman seperti orang-orang yang

lupa kepada Allah SWT, tidak menyadari bahwa Allah SWT senantiasa

mengawasi manusia dalam kehidupan ini sehingga Allah SWT

menjadikan mereka, karena pola hidup mereka yang hanya mencari

kepuasaan, kelezatan, dan kenikmatan duniawi tanpa mempertimbangkan

kebutuhan hidup sesudah mati, manusia yang lupa akan diri sendiri, yakni

manusia yang tercabut dari akar kemanusiaannya. Mereka itulah,

45

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Op.Cit, hal. 548

Page 50: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

32

manusia yang lupa kepada Allah SWT dan lupa kepada diri sendiri adalah

orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang bergelimang dosa dan

perbuatan keji.46

Perencanaan memerlukan pemikiran yang cerdas. Setiap

perencanaan harus dapat memilih dan menentukan alternatif mana yang

terbaik sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Merencanakan berarti

memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum

pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Melalui perencanaan, dapat

diketahui kapan pelaksanaan dilakukan, kapan selesainya, dan siapa saja

yang terlibat di dalamnya.

Untuk menyusun suatu perencanaan yang baik, ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :

a) Jelas visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai

b) Objektif, rasional dan menantang

c) Mempunyai dasar tujuan pencapaian yang jelas

d) Fleksibel, sesuai dengan perubahan lingkungan dan tidak boleh

baku

e) Disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan individu, kelompok

dan organisasi serta tantangan dan ancaman lingkungan

f) Dapat dimplementasikan secara nyata, jangan sampai rencana

tinggal rencana atau rencana diatas kertas saja.

Perencanaan yang baik meliputi hal-hal sebagai berikut;

1) Didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan

adalah baik. Standar baik dalam agama Islam adalah yang sesuai

dengan ajaran Islam. Kita tidak boleh melakukan sebuah

perencanaan untuk melakukan kegiatan usaha yang dilarang

dalam Islam.

2) Dipastikan bahawa sesuatu yang dilakukan memiliki banyak

manfaat. Manfaat ini bukan sekedar untuk orang yang melakukan

perencanaan, melainkan juga untuk orang lain.

46

Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith Jilid 3, (Jakarta : Gema Insani, 2013) hal.256

Page 51: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

33

3) Didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa

yang akan dilakukan. Untuk merencanakan, seorang manajer

harus banyak mendengar dan membaca agar ia dapat

mempertanggung-jawabkan segala sesuatu yang dilakukannya.

4) Dilakukan studi banding (benchmark). Benchmark adalah

melakukan studi terhadap praktik terbaik dari perusahaan sejenis

yang telah sukses menjalankan bisnisnya. Kita perlu melihat

pengalaman orang lain, mengapa mereka sukses? Apa yang

mereka lakukan? Bagaimana mereka melakukan sebuah

perencanaan?.

5) Dipikirkan prosesnya. Proses seperti apa yang akan dilakukan?

Apakah proses itu tetap? Seperti apa hasil dan proses yang

direncanakan itu?.47

47

Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan ( Bandung: Pustaka Setia, 2013) hal.65

Page 52: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

34

Gambar 2.1 Perencanaan yang Baik

Perencanaan juga dapat meminimalkan kegiatan-kegiatan yang

tidak produktif sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu.

Selain itu pula, perencanaan dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan

serta mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.

Dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sejumlah kegiatan

yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode

tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan

tidak dapat dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan termasuk

pemantauan, penilaian, dan pelaporan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses menghubungkan orang-

orang yang terlibat dalm organisasi tertentu dan menyatu-padukan tugas

dan fungsinya dalam organisasi. Dalam proses pengorganisasian

dilakukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara

terperinci berdasarkan bagian dan bidangnya masing-masing sehingga

Perencanaan yang baik

Didasarkan pada sebuah keyakinan

yang dilakukan itu baik

Dipastikan bahwa sesuatu yang

dilakukan banyak manfaatnya

Dipikirkan prosesnya

Didasarkan pada ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan apa yang

akan dilakukan

Dilakukan studi banding (benchmark)

Page 53: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

35

terintegrasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergitas, koperatif yang

harmonis dan seirama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati

bersama.48

Prinsip pengorganisasian adalah kebermaknaan, keluwesan dan

kedinamisan. Dan pengorganisasian perlu dilakukan dalam urutan

kegiatan dan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Sedangkan kegiatan pengorganisasian mencakup:

a) Membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok.

b) Membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan

pengelompokan tersebut.

c) Menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit

organisasi.49

Pengorganisasian (organizing) merupakan fungsi manajemen yang

menggabungkan sumber daya manusia dan bahan melalui struktur formal

dari tugas dan kewenangan. Hasil dari proses pengorganisasian adalah

organisasi (organization) adalah sekelompok orang yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan bersama.

Boone dan Kurzt dalam Nana Herdian menggambarkan langkah-

langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu sebagai berikut :

48

Anton Athoillah, Op.Cit, hal. 111 49

George R. Terry, Loc.Cit, hal. 17

Page 54: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

36

Gambar 2.2 Langkah-langkah Pengorganisasian

3. Pelaksanaan (Actuating)

Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan

agar para pekerja melakukan tugas dan kewajibannya. Para pekerja

sesuai dengan keahlian dan proporsinya segera melaksanakan rencana

dalam aktivitas yang konkret yang diarahkan pada tujuan yang telah

ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi, hubungan

kemanusiaan yang baik, kepemimpinan yang efektif, memberikan

1. Menentukan aktivitas kerja khusus yang diperlukan

untuk mengimplementasikan rencana dan mencapai

tujuan

2. Mengelompokkan aktivitas kerja kedalam pola logis

atau struktur

3. Menyerahkan aktivitas ke posisi dan orang yang

spesifik serta mengalokasikan sumber daya yang

dibutuhkan

4. Mengoordinasikan aktivitas dari kelompok dan individu

yang berbeda

5. Mengevaluasi hasil dari proses pengorganisasian

Page 55: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

37

motivasi, membuat perintah dan instruksi serta mengadakan supervisi,

dengan meningkatkan sikap dan moral anggota kelompok kelompok. 50

Dalam actuating terdapat hal-hal sebagai berikut :

a) Penetapan saat awal pelaksanaan rencana kerja

b) Pemberian contoh tata cara pelaksanaan kerja dari pimpinan

c) Pemberian motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai

dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing

d) Pengkomunikasikan seluruh arah pekerjaan dengan semua unit

kerja

e) Pembinaan para pekerja

f) Peningkatan mutu dan kualitas kerja

g) Pengawasan kinerja dan moralitas pekerja.51

Pelaksanaan (actuating) adalah fungsi manajer yang amat penting.

Semua usaha kelompok memerlukan pelaksanaan kalau menginginkan

usaha itu berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Pelaksanaan

adalah kegiatan pimpinan untuk membimbing, menggerakkan, mengatur

segala kegiatan yang tidak diberikan dalam melaksanakan kegiatan

usaha.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan atau controlling disebut juga pengendalian yaitu

mengadakan pemantauan dan koreksi sehingga bawahan dapat

melakukan tugasnya dengan benar sesuai tujuan semula.52Controlling

mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan

dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan

penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki agar

tujuan-tujuan dapattercapai dengan baik.53

50

Anton Thoillah, Op.Cit, hal. 116 51

Ibid, hal. 116 52

Badrudin, Op.Cit, hal. 17 53

George R. Terry, Op.Cit, hal. 18

Page 56: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

38

Pengawasan dalam pandangan Islam dilakukan untuk meluruskan

yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.

Pengawasan dalam ajaran Islam terbagi menjadi dua hal yaitu:

Pertama, control yang berasal dari diri sendiri, yang bersumber dari

tauhid dan keimanan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa

Allah SWT pasti mengawasi hamba-Nya, ia akan bertindak hati-hati.

Dalam Al-Qur‟an disebutkan surat Al-Mujadillah ayat 7 yaitu:

Artinya ;

tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.( Qs 58 : 7 )54

Pengawasan yang paling efektif yang berasal dari dalam diri sendiri,

intinya adalah menghadirkan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, Pengawasan akan lebih efektif jika sistem pengawasan

tersebut juga dilakukan dari luar diri sendiri. Sistem pengawasan itu dapat

terdiri atas mekanisme pengawasan dari pemimpin yang berkaitan

dengan penyelesaian tugas yang didelegasikan, kesesuaian anatara

penyelesaian tugas dan perencanaan tugas.55

Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai

tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, 54

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta : Lautan Bestari, 2010) hal. 675 55

Nana Herdiana Abdurrahman, manajemen Bisnis syariah dan kewirausahaan ( Bandung : Pustaka ) hal. 137

Page 57: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

39

pengawasan mengandung makna pula sebagai: “pengamatan atas

pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk

menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai

dengan rencana dan peraturan” atau “suatu usaha agar suatu pekerjaan

dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan

dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan,

sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang

kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya”.

Dengan demikian peranan pengawasan ini sangat menentukan

baik atau buruknya pelaksanaan suatu rencana. pengawasan juga dapat

didefenisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu

standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai

pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga

pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

Dari defenisi diatas, manajemen dapat disederhanakan ke dalam

empat fungsi dasar, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling),

seperti tersaji dalam skema proses dibawah ini:

Gambar 2.3 : Skema Fungsi Manajemen56

Feedback

Jadi yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu proses atau

kerangka kerja yang melibatkan proses perencanaan, pengorganisasian

56

Abdul Halim Usman, Manajemen Strategis Syariah, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2015) hal. 27

Perencanaan

(planning)

Pengorganisasian

(Organizing) Pelaksanaan

(actuating)

Pengawasan

(Controlling)

Page 58: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

40

dan pengawasan agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara

sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap

sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan

efisien.

b. Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam

bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam

bahasa Belanda. Sedangkan dalam bahasa Indonesia dengan nama

kewirausahaan. Kata Entreprenuer berasal dari bahasa perancis yaitu

entreprendre yang berarti petualang, pengambil resiko, kontraktor,

pengusaha dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. 57

Entreprendre secara harfiah berarti mengambil langkah memasuki

suatu aktivitas tertentu atau menyambut tantangan. Jadi pada makna kata

entrepreneur itu terdapat tiga hal penting, yaitu; creativity-innovation,

opportunity creation dan calculated risk-taking. Jika entrepreneur itu

dimengerti dalam tiga hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap

manusia terlahir sebagai entrepreneur dengan potensi kreatif-inovatif,

pencipta peluang yang handal dan pengambil resiko yang berani. 58

Istilah wiraswasta muncul sekitar pertengahan tahun 1970-an

sebagai padanan kata entrepreneur. Kata wiraswasta atas wira, swa dan

sta. Wira berarti luhur, utama, keteladanan, jiwa ksatria (berani karena

benar) atau jiwa besar (mau mengalah demi kebaikan); swa berarti sendiri

atau mandiri; sedangkan sta berarti berdiri. Entrepreneur sebagai sebuah

istilah yang hampir sepadan dengan wiraswasta pertama kali dikemukan

oleh Richard Cantillon pada awal abad XVIII. Istilah tersebut awalnya

berhubungan dengan suatu fungsi pokok dalam hal penanggungan resiko

tanpa jaminan, artinya seseorang mengerjakan suatu proyek dan

57

Made Dharmawati, Kewirausahaan, ( Jakarta : Rajawali Press, 2016 ) hal. 4 58

Fadlullah, Pendidikan Entrepreneurship Berbasis Islam Dan Kearifan Lokal, ( Jakarta : Diadit Media Press, 2011) hal. 75

Page 59: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

41

menanggung resiko dalam pelaksanaannya terutama dalam resiko

keuangan. 59

Kewirausahaan adalah proses memulai suatu bisnis baru, biasanya

dalam menjawab peluang yang muncul. Seorang entrepreneur mengejar

peluang dengan mengubah, merombak, mengganti atau memperkenalkan

produk atau layanan baru.60 Kata wirausaha berkaitan dengan kegiatan

usaha atau kegiatan bisnis pada umumnya. Wirausahawan adalah

seseorang yang memiliki kemampuan menilai peluang-peluang usaha

(bisnis) dan mengkombinasikan berbagai macam sumber daya

(resources) yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk

meraih keuntungan di masa depan. Wirausaha pada hakekatnya adalah

sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam

mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.61

Kewirausahaan adalah perubahan stuktur dalam bidang ekonomi.

Inovasi para wirausahawan dilakukan dengan kombinasi baru.62 Intinya

seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha

dan memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya.

Roh kewirausahaan adalah kreativitas. Kreativitas didefenisikan

secara berbeda-beda. Namun demikian semua mengacu pada

kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru. Produk kreatif lahir dari

proses kreatif yang identik dengan tipe berpikir divergen yang berusaha

melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan bertentangan

menjadi menjadi suatu produk atau pemikiran baru. Proses kreatif itu

merentang dari; pengumpulan informasi, inkubasi, iluminasi,

verifikasi/evaluasi dan aplikasi.63

59

Agus Siswanto, The Power Of Islamic Entrepreneurship : Energi Kewirausahaan Islami, (Jakarta : Amzah, 2016) hal. 34 60

Stephen P. Robbins - Mary Coultr, Alih Bahasa Bob Sabran, Manajemen Jilid 2 ( Jakarta : Erlangga, 2016 ) hal. 239 61

Ibid, hal. 29. 62

Mark Casson, Alih bahasa Benri Sjah, Entrepreneuship: Teori, Jejaring, Sejarah ( Jakarta : Rajawali Press, 2016) hal. 6 63

Fadlullah, Op.cit. hal 78

Page 60: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

42

Gambar 2.4

Proses Kreatifitas Kewirausahaan

Kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat dari kualitas respons

seseorang terhadap masalah yang dihadapinya. Sejauh manakah ia

memiliki keunikan dan berbeda dari kebanyakan orang dalam upaya

pemecahan masalah.

Untuk mengetahui perkembangan pendapat para ahli tentang

entrepreneurship, Robert D.Hisrich dan Michael P. Peters yang dikutip

Buchari Alma memformulasikan secara singkat dan padat tentang

gambaran perkembangan teori dan defenisi wirausaha atau entrepreneur

sebagai berikut :

1) Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yang kemudian

diterjemahkan kedalam bahasa Inggris menjadi between taker

(pengambil) atau go-between (perantara)

2) Pada pertengahan, istilah entrepreneur berarti aktor atau orang

yang bertanggung jawab dalam proyek produksi berskala besar.

3) Pada abad XVII, entrepreneur diartikan sebagai orang yang

menanggung resiko untung-rugi dalam mengadakan kontrak

pekerjaan bersama pemerintah dengan menggunakan harga

tetap (fixed price).

LIMA TAHAPAN PROSES KREATIF

PERSIAPAN INKUBASI ILUMINASI VERIFIKASI APLIKASI

Mendefinisikan

masalah, tujuan

atau tantangan,

pengumpulan

informasi

Mencerna fakta-

fakta dan

mengolahnya

dalam pikiran

Mendesak

kepermukaanga

gasan-gagasan

muncul

Memastikan

apakah solusi itu

benar-benar

memecahkan

masalah

Mengambil

langkah-langkah

untuk menindak

lanjuti solusi

tersebut

Page 61: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

43

4) Pada Tahun 1725, Richard Cantillon menyatakan bahwa

entrepreneur sebagai orang yang menanggung resiko berbeda

dengan orang yang memberi modal.

5) Pada tahun 1797, Bedeau menyatakan bahwa wirausaha ialah

orang yang menanggung resiko, merencanakan supervise,

mengorganisasikan dan memiliki.

6) Pada tahun 1803, Jean Baptiste Say menyatakan adanya

pemisahan antara keuntungan untuk entrepreneur dan

keuntungan untuk pemilik modal.

7) Pada tahun 1876, Francis Walker membedakan orang yang

menyediakan modal dan menerima bunga dengan orang yang

menerima keuntungan karena keberhasilannya memimpin

usaha.

8) Pada tahun 1934, Joseph Schumpeter mengemukakan bahwa

entrepreneur adalah seorang innovator dan mengembangkan

teknologi.

9) Pada tahun 1961, David McClelland menyatakan bahwa

entrepreneur adalah seseorang yang energik dan membatasi

resiko.

10) Pada tahun 1964, Peter Drucker berpendapat bahwa

entrepreneur adalah orang yang mampu memanfaatkan

peluang.

11) Pada tahun 1975, Albert Shapero mengartikan entrepreneur

dengan seseorang yang memiliki, mengorganisasi mekanisme

social dan ekonomis serta menerima resiko kegagalan

12) Pada tahun 1980, Karl Vesper membedakan entrepreneur

dengan ahli ekonomi, psikolog, pebisnis dan politikus.

13) Pada tahun 1983, Gifford Pinchot berpandangan bahwa

intrapreneur adalah seorang entrepreneur dari dalam organisasi

yang sudah ada atau organisasi yang sudah berjalan.

Page 62: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

44

14) Pada tahun 1985, Robert Hisrich berpendapat bahwa

entrepreneur adalah proses menciptakan sesuatu yang berbeda

dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaga; menanggung

resiko keuangan, kejiwaan dan social serta menerima balas

jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi.64

Peter F Drucker dalam Kasmir mengatakan bahwa kewirausahaan

merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda.65 Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang

wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu

menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Sementara itu, Zemmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu

proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan

dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).66

Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas, artinya

untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa innovator

yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu

berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih

baik dari sebelumnya.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan

kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya

kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu

yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi

tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat

banyak.

64

Buchari Alma, Kewirausahaan, ( Bandung: Alfabeta, 2004) cet-7, hal. 23 65

Kasmir, Kewirausahaan, ( Jakarta : Rajawali Press, 2011 ) hal. 20 66

Ibid, hal. 20

Page 63: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

45

Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini

digambarkan oleh Bygrave dalam Buchari menjadi urutan langkah berikut

ini :

Gambar 2.5

Model Proses Kewirausahaan67

1. Proses Inovasi

Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah

keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan

menanggung resiko, faktor pendidikan dan faktor pengalaman.

Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan medorong

dia mencari pemicu kearah memulai usaha. Sedangkan faktor

environment mendorong inovasi adalah adanya peluang,

pengalaman dan kreativitas.

2. Proses Pemicu

Faktor personal yang mendorong Triggering Event artinya yang

memicu seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah:

Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang

Adanya pemutusan hubungan kerja dan tidak ada pekerjaan

lain

67

Buchari Alma, Kewirausahaan, ( Bandung: Alfabeta, 2017) hal 10

Innovation (Inovasi)

Implementation ( Pelaksanaan)

Triggering Event (Pemicu)

Growth (Pertumbuhan)

Page 64: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

46

Dorongan karena faktor usia

Keberanian menanggung resiko

Dan komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis.

Faktor-faktot environment yang mendorong menjadi pemicu bisnis

adalah :

Adanya persaingan dalam dunia kehidupan

Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya

tabungan, modal, warisan, lokasi yang strategis

Mengikuti latihan-latihan atau incubator bisnis

Kebijakan pemerintah misalnya fasilitas kredit, bimbingan

usaha yang dilakukan dinas tenaga kerja.

3. Proses Pelaksanaan

Faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis

sebagai berikut :

Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara

total

Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan,

pembantu utama

Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis

Adanya visi, pandangan yang juah kedepan guna memcapai

keberhasilan

4. Proses Pertumbuhan

Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara

lain:

Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha

sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional

berjalan produktif

Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang

kompak

Adanya struktur dan budaya organisasi yang sudah

membudaya

Page 65: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

47

Adanya produk yang dibanggakan atau keistimewaan yang

dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha,

manajemen dan sebagainya.

Menurut Kasmir, secara sederhana arti wirausahawan

(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk

membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil

resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi

rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. 68

Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari,

memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat

memberikan keuntungan. Resiko kerugian merupakan hal biasa karena

mereka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan,

semakin besar pula keuntungan resiko kerugian yang bakal dihadapi,

semakin besar pula peluang keuntungan yang diraih. Tidak ada istilah rugi

selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan

penuh perhitungan. Inilah yang disebut jiwa wirausaha. Jiwa

kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan

mengelola usaha secara professional.69

Wirausaha atau entrepreneur sebagai pelaku dari aktivitas

kewirausahaan secara spesifik memiliki ciri-ciri pribadi dan watak yang

signifikan dengan tuntutan atau konsekuensi dari aktivitas kewirausahaan.

Ciri-ciri itu adalah:

Memiliki visi

Memiliki komitmen

Percaya diri

Disiplin

Siap mengambil resiko

Memperdulikan konsumen dan

Memiliki kreativitas70

68

Kasmir, Kewirausahaan, ( Jakarta : Raja Wali Press, 2011 ) hal 19 69

Ibid, hal. 16-17 70

Agus Siswanto, Op.cit, hal. 42

Page 66: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

48

Selain ciri-ciri diatas, ada satu aspek lain yang juga terkait sangat

erat, yakni masalah mentalitas. Berikut ini penjelasan mengenai

mentalitas yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu :

Komitmen Kuat, keteguhan hati dan kegigihan

Seorang wirausaha memiliki komitmen yang kuat dan kegigihan

dalam setiap langkah usahanya. Tanpa itu ia tidak akan bisa

bersaing didunia usaha, apalagi ingin memerangi sebuah

kompetisi bisnis

Kemauan untuk berhasil dan tumbuh

Mental wirausaha sejati adalah mereka yang memiliki

kemampuan untuk maju dan berkembang. Sikap ingin maju

dibuktikan dengan kesungguhannya dalam melakukan inovasi-

inovasi bisnis

Beorientasi pada peluang bisnis dan target

Seorang wirausaha memiliki naluri yang kuat dalam melihat

sebuah peluang. Ketika melihatnya ia segera menerapkan

strategi untuk bisa memanfaatkan peluang tersebut.

Tanggung jawab

Mentalitas seorang wirausaha sejati tampak dari sikapnya

terhadap usahanya tersebut. Ia akan bertanggung jawab

terhadap segala resiko yang harus diambilnya dalam

menjalankan usaha.

Tekun dan sabar dalam menghadapi umpan balik

Umpan balik dan berbagai pihak oleh seorang wirausaha

dijadikan pemicu bagi keberhasilannya. Ia tidak akan

memandang bahwa hal tersebut adalah tantangan. Sebaliknya

hal tersebut adalah peluang yang harus dimanfaatkan.

Berani mengambil dan mengkalkulasi resiko

Resiko dalam berwirausaha akan selalu ada. Oleh karena itu,

seorang wirausaha harus siap untuk menghadapinya. Lebih dari

itu, ia mampu untuk mengatur resiko tersebut.

Page 67: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

49

Tidak terlalu memperdulikan status dan kekuasaan

Bagi wirausaha sejati, kekuasaan dan kekayaan bukanlah

tujuan utama. Ia lebih melihat proses dan kepuasan yang ia

peroleh ketika sebuah usaha berhasil. Selain itu, kepuasan

karena mampu memberikan lapangan kerja kepada orang lain

merupakan kepuasan yang tidak bisa digantikan.

Integritas

Seorang wirausaha memiliki integritas yang tinggi dalam setiap

langkah-langkah usaha yang dilakukannya. Ia memiliki

komitmen yang tinggi dan siap dalam menghadapi tantangan

yang ada. Ia tidak mau melakukan hal-hal yang dapat

mengurangi nilai integritas dirinya terutama dalam usaha

bisnisnya. 71

Menurut pandangan Islam, bekerja dan berusaha, termasuk

berwirausaha merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan

manusia karena keberadaannya sebagai khalifah dimuka bumi

dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang

lebih baik. Dalam Islam, anjuran untuk berusaha dan giat bekerja sebagai

bentuk realisasi dari kekhalifahan manusia, sebagaimana yang tercermin

dalam Al Qur‟an surat Al-Jumu‟ah ayat 10 yaitu:

Artinya:

Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka

bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak

supaya kamu beruntung. (QS. 62 : 10)72

71

Ibid, hal 45 72

Departemen Agama, Al Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta: Salim, 2011),hal. 555.

Page 68: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

50

Apabila telah ditunaikan shalat, maka jika kamu mau, maka

bertebaranlah dimuka bumi unutuk tujuan apapun yang dibenarkan Allah

SWT, karena karunia Allah SWT sangat banyak dan tidak mungkin kamu

dapat mengambil seluruhnya, dan ingatlah Allah banyak-banyak jangan

sampai kesungguhan kamu mencari karunia-Nya itu melengahkan kamu.

Berdzikirlah dari saat ke saat dan disetiap tempat dengan hati atau

bersama lidah kamu supaya kamu beruntung memperoleh apa yang kamu

dambakan.73

Adapun keterkaitan ayat ini dengan kewirausahaan bahwa ayat ini

menganjurkan seorang muslim tidak boleh bermalas-malasan dalam

mencari rezeki untuk memenuhui kebutuhan hidupnya, karena perintah

agar selesai sholat bertebaran di muka bumi mencari rezeki yang

diungkapkan dalam bentuk “amr” atau perintah, mengandung arti segera,

kecuali waktu untuk istirahat dan waktu untuk sholat.

Konsep beruntung dalam Islam memiliki tiga dimensi waktu, yaitu

untung dalam jangka pendek (dunia), untung dalam jangka menengah

(alam kubur) dan untung dalam jangka panjang (akhirat). Oleh karena itu,

berbisnis seharusnya tidak berhenti untuk bisnis itu sendiri, bukan pula

sekedar mencari uang tetapi sekaligus sebagai ibadah. Itulah sebabnya

bahwa kesungguhan dalam mengerjakan shalat atau menunaikan puasa

dibulan Ramadhan seharusnya sama semangatnya dalam

usaha/berbisnis.

Posisi bekerja dalam Islam sebagai salah satu kewajiban bagi umat

islam. Oleh karena itu apabila dilakukan dengan ikhlas maka bekerja itu

bernilai ibadah. Dengan bekerja tidak saja menghidupi diri sendiri, tetapi

juga menghidupi orang-orang yang ada dalam tanggungan dan bahkan

bila sudah berkecukupan dapat memberikan sebagian dari hasil kerjanya

untuk menolong orang lain yang memerlukannya.74 Islam memberikan

keleluasan untuk menjalankan usaha atau bisnis apapun sepanjang itu

73

Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2008), hal. 230. 74

Ma‟ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syariah (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), hal. 23.

Page 69: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

51

tidak termasuk dalam kategori yang diharamkan oleh syariat Islam, dalam

konteks ini berarti semua yang dilakukan oleh manusia termasuk dalam

berwirausaha akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Ajaran Islam sangat mendorong entrepreneurship bagi umatnya,

Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar bekerja dan beramal,

sebagaimana firman Allah:

Artinya:

dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. 9 : 105)75

Etos kerja pada hakikatnya merupakan bagian dari konsep Islam

tentang manusia karena etos kerja adalah bagian dari proses eksistensi

diri manusia dalam lapangan kehidupan yang amat luas dan kompleks.

Dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 30 -33 menjelaskan;

75

Al Quran dan Terjemahannya, Op. Cit., hal. 204.

Page 70: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

52

Artinya :

(30)ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (31). dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"(32). mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, (33). Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" ( QS 2 : 30-33)76

Dan dalam surat Hud ayat 61 juga dijelaskan;

Artinya :

dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." ( Qs 11 : 61 )77

76

Al-Qur‟an dan Terjemahannya ( Jakarta : Lautan Bestari, 2010) hal. 17 77

Al-Qur‟an dan Terjemahannya ( Jakarta : Lautan Bestari, 2010) hal. 287

Page 71: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

53

Kedua ayat diatas menjelaskan bahwa manusia diangkat oleh Allah SWT

menjadi wakil-Nya dimuka bumi agar manusia dapat memakmurkannya.

Dalam konteks ini, konsep khalifah tidak dilihat dari sudut pandang politik,

tetapi lebih pada realisasi eksistensi diri (individualitas) manusi dalam

berbagai bidang kehidupannya. Konsep khalifah pada prinsipnya terletak

pada kemampuan seseorang dalam membangun pengetahuan

konseptual sehingga dengan konseptualnya itu manusia dipilih menjadi

khalifah ketimbang lainnya (malaikat dan jin), untuk meneruskan proses

penciptaan dimuka bumi seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat

Al-Fathir ayat 1 yaitu;

Artinya :

segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( Qs 35 : 1)78

Etos kerja adalah rajutan nilai-nilai yang membentuk kepribadian

seseorang dalam bekerja. Etos kerja pada hakikatnya dibentuk dan

dipengaruhi oleh sistem nilai-nilai yang dianut oleh seseorang dalam

bekerja, yang kemudian membentuk semangat yang membedakannya

antara yang satu dan yang lainnya.

Bekerja merupakan bagian yang penting dalam ibadah maka

bagaimana bekerja atau bagaimana cara mencari uang dan harta juga

harus sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri. Islam memandang penting

semua itu agar manusia lebih mudah menjalankan bentuk-bentuk ibadah

lainnya seperti untuk memberi nafkah keluarga, menyantuni anak yatim

dan kaum dhua‟fa, membayar zakat dan naik haji. Dengan demikian

78

Al-Qur‟an dan Terjemahannya ( Jakarta : Lautan Bestari, 2010) hal. 345

Page 72: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

54

bercita-cita menjadi kaya dan bekerja keras sebagai aktualisasinya

termasuk ibadah.

Semangat bekerja keras dan kemandirian yang merupakan inti dari

kewirausahaan telah digambarkan dalam ajaran Islam. Setidaknya

terdapat beberapa ayat al-Qur‟an maupun hadis yang dapat menjadi

rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian.

تر، عل اله سلم قال ل الله صل الله عل الع عى عتد الله اتى عهر: اى رس دق ذكر الص

الد الع ل، ر هى الد الس الهسأل: الد العلا خ ا ه ائل. ) اخرج التخار ل الس الس ق، لا اله

) السائ هسلم

Artinya:

Dari Abdullah bin Umar R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda di atas mimbar, ketika menyebut-nyebut sedekah, menahan diri dari meminta sedekah dan meminta-minta, tangan yang di atas (pemberi), lebih baik dari tangan dibawah (penerima). Tangan yang di atas itu penderma, sedang tangan yang dibawah peminta. (Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari, Muslim dan Nasaai)79

Bekerja keras merupakan hal yang penting dari kewirausahaan.

Prinsip kerja keras dalam kewirausahaan merupakan langkah nyata yang

harus dilakukan agar dapat menghasilkan kesuksesan, tetapi harus

melalui proses yang penuh dengan tantangan atau resiko. Penghargaan

Rasulullah terhadap perdagangan sangat tinggi, bahkan beliau sendiri

adalah seorang aktivis perdagangan manca negara yang sangat andal,

serta dikenal luas di Yaman, Syiria, Yordania, Irak, Basrah, dan kota-kota

perdagangan lain dijazirah Arab.80 Teladan dari Rasulullah SAW sebagai

seorang wirausaha dapat dijadikan aset yang sangat berharga dalam

konsep kewirausahaan yang berbasis syariah. Nilai-nilai kejujuran, dapat

dipercaya, kecerdasan, dan komunikatif merupakan pilar utama yang

harus dimiliki oleh seorang wirausaha.

79

Hafizh Al Mundziry, Sunan Abu Daud (Semarang: Asy-Syifa‟, 1992), hal. 441 80

Veithzal Rivai Zainal, dkk, Islamic Marketing Management (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hal. 34

Page 73: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

55

Sebagai pelaku bisnis dan juga seorang rasul, Nabi Muhammad

SAW tidak henti-hentinya menghimbau umatnya untuk berwirausaha guna

mencari rezeki Allah SWT yang halal. Islam mengajarkan bahwa rezeki

tidak ditunggu tapi dicari bahkan dijemput. Allah SWT menurunkan rezeki

sesuai dengan usaha yang dilakukan manusia sesuai prinsip bisnis

universal, yaitu amanah atau terpercaya, disamping mengetahui dan

memiliki keterampilan bisnis yang baik dan benar. Oleh karena itu

seberapa besar manusia mencurahkan pikiran dan tenaga, sebesar itu

pula curahan rezeki yang dikaruniakan oleh Allah.

Kemauan keras dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja

dengan sungguh-sungguh. Orang-orang atau bangsa yang berhasil ialah

yang mau bekerja keras, tahan menderita, dan berjuang memperbaiki

nasibnya. Disamping kerja keras yang terus-menerus dilakukan dalam

kaitan dengan “pencarian dan berusaha” berdasarkan ridha-Nya, tentu

kesemuanya akan dikembalikan kepada-Nya, karena hidup dan mati,

takdir dan rezeki merupakan kekuasaan absolut diluar instrumen

rasionalitas manusia. Prestasi yang bernilai disisi Allah adalah proses

kerja seseorang.

Secara garis besar setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan

dalam konteks tujuan kewirausahaan dalam Islam, yaitu mendatangkan

kemashlahatan dan menghilangkan kemudharatan. Dengan kata lain

bekerja keras dalam konsep Islam bukan berarti dibolehkan dengan

sebebas-bebasnya. Islam telah memberikan batasan-batasan yang harus

dihindari agar tujuan tersebut dapat direalisasikan.

Dengan demikian, wirausaha sejati adalah mereka yang memiliki

visi dan komitmen untuk menjalankan bisnisnya dan siap menghadapi

resiko. Selain itu, ia juga selalu berinovasi untuk kemajuan usahanya.

Dalam Al-Qur‟an dijelaskan tentang jiwa/mental berwirausaha yaitu surat

Al-Jumuah ayat 9-11 :

Page 74: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

56

Artinya :

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beliyang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezeki. (QS 62 : 9-11 )81

Dalam surat Al-Qhashas ayat 77 juga menjelaskan tentang semangat

berwirausaha yaitu ;

Artinya :

dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. ( Qs 28 : 77 )82

Tentang keterkaitan ayat-ayat tersebut dengan kewirausahaan

ialah menjelaskan tentang mental atau jiwa yang mandiri, kerja keras ,

81

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Op.cit, hal. 554 82

Ibid, hal 394

Page 75: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

57

tidak bermalas-malasan sebagaimana dalam Surat Al-jum‟ah ayat 9-11

dan pentingnya mempunyai pandangan yang jauh ke depan, mempunyai

program, perencanaan, dan tujuan yang jelas dalam hidup ini

sebagaimana dalam surat Al-Qashash ayat 77.

Dalam hadis Rasulullah SAW dijelaskan tentang semangat bekerja

dan tidak menunda – nunda.

لدا كأك اكي ف ل : سلن توكث فقاالله عل االله صل ل اسرخذ ل : أالله ع قااض رتي عور اعي

ح ، إذا لصثااهست فلا تظر ل : إذا أالله ع قاض رتي عور ى اكا، عاتر سثل أ غرة

كهي حاك لو خذ هي صحتك لورضك ء ، لوسااصثحت فلا تظر أ

ر (لثخا) را ا

Artinya :

dari Ibnu Umar ra mengatakan: Rasulullah saw memegang pundak saya dan mengatakan: Jadilah di dunia seperti orang asing atau musafir, dan Ibnu Umar ra ra mengatakan: Jika anda pada waktu sore jangan menunggu pagi hari , dan jika Anda pada pagi hari jangan menunggu waktu soredan gunakanlah waktu sehat Anda sebelum waktu sakit Anda dan gunakan waktu hidup Anda untuk kematianmu (Hadits Riwayat Bukhari). 83 Bagi seorang entrepreneur/pengusaha keterampilan teknis itu

bukan yang paling penting, karena bisa ditutupi dengan mengangkat

karyawan yang memiliki keahlian dibidangnya. Akan tetapi, yang paling

penting adalah kemampuan dalam melihat peluang usaha serta

kemampuan dalam merealisasikan penglihatannya ke sebuah jaringan

kerja yang konkret, seperti gunung kapur yang ada di Pacitan, dengan

kemampuan melihat peluang maka digali potensinya dengan menjadikan

batu kapur yang mahal harganya.

Sesungguhnya Allah SWT telah melapangkan bumi dan

menyediakan banyak fasilitas agar manusia dapat berusaha mencari

sebagian rezeki yang disediakan-Nya bagi keperluan manusia

sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat Al-Mulk ayat 14 dan surat

Al-A‟raf ayat 10 yaitu;

83

Imam an-Nawawi, Riyadusholihin, Jiddah : Darul Al-Qiblah ats-tsaqafah al-Islamiyah, 1990, No hadits : 574, hal. 247,

Page 76: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

58

Artinya :

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. ( QS 67 : 15 )84

Artinya :

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS 7 : 10 )85

Jadi, sebenarnya seorang entrepreneur/pengusaha tidak harus

mengetahui tentang pola model industry yang berkembang seperti IOS

9002, ISO 9004 dan forcesting. Sebab, pola ilmu pengetahuan yang bisa

dipelajari melalui buku. Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana

seorang entrepreneur/pengusaha mampu melihat peluang yang kemudian

diwujudkan dalam sistem jaringan bisnis, sebab peluang kerja merupakan

satu-satunya solusi dalam mengatasi kemiskinan yang melanda bangsa

ini.

Sebab, menjadi pengusaha/entrepneur pada dasarnya dapat

diciptakan dan diproses serta dikembangkan, bukan bakat bawaan,

warisan genetik atau takdir. Jika mengamati pada sebagian besar

pengusaha yang sukses terdapat beberapa ciri-ciri sebagai berikut :

1. Kemampuan Intuisi

Seorang entrepneur/pengusaha sebenarnyaditentukan oleh

kemampuan dalam melihat peluang bisnis dan kesempatan usaha yang

tidak bisa dilihat orang lain pada umumnya. Kemampuan ini tidak 84

Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta : Lautan Bestari, 2010) hal. 532 85

Ibid, hal. 176

Page 77: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

59

ditentukan oleh kapasitas otak yang bersifat akademik dan biasanya

dibentuk oleh proses pendidikan formal yang ada, tetapi kedalaman dan

ketajaman krativitas (ketajaman intuisi) sehingga melahirkan gagasan dan

terobosan bisnis yang orisinil, cerdas serta menantang.

2. Kepemimpinan yang efektif

Ketajaman instuitif dalam melihat peluang bisnis kemudian diolah

dalam realitas empirik menjadi serangkaian tindakan yang terencana dan

terkontrol, sehingga langkah-langkah yang strategis dijalaninya secara

konsisten pada realitas kerja yang menguntungkan dan menggembirakan.

Untuk mewujudkan pola kepemimpinan yang efektif maka seorang

pengusaha/entrepreneur menampilkan perannya yang simpatik serta

mampu meyakinkan terhadap subordinatnya bahwa apa yang ingin

dicapai adalah keinginan bersama.

3. Penuh Inovasi

Jiwa seorang pengusaha/entrepreneur selalu diliputi oleh semangat

inovasi, ini merupakan elemen kejiwaan yang selalu mengacu untuk

menemukan hal-hal baru yang lebih baik, lebih efesien, lebih nyaman,

lebih murah dan lebih bermanfaat.

4. Tanggap terhadap perubahan

Hakikat kehidupan adalah perubahan. Jika ada keabadian maka

perubahan itu adalah keabadian karena pada kenyataannya kita tidak

pernah menemukan sesuatu dalam kehidupan ini yang tidak mengalami

perubahan. Oleh karena itu, seorang pengusaha/entrepreneur selalu

mengamati perubahan dan memanfaatnya untuk menemukan peluang-

peluang baru dalam bisnisnya.

5. Bekerja cerdas

Bagi seorang pengusaha/entrepreneur bekerja sebenarnya lebih

bersentuhan dengan kecerdasan kreativitasnya. Oleh karena itu, kerja

keras tidak tercermin pada kekerasan otot serta kekuatan fisiknya.

Bekerja keras secara fisik ditinggalkannya, sebaliknya ia terlibat total

Page 78: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

60

dalam bekerja cerdas, bukan working hard melainkan working smart. Ia

mampu bekerja efektif dan efesien dengan hasil yang maksimal.

6. Mempunyai visi ke depan

Seorang pengusaha/entrepreneur adalah seorang visioner. Visinya

dirumuskan dalam gambaran masa depan yang obsesif sehingga seluruh

hidupnya melebur dalam diri masa depan yang jauh yang dirumuskan

pada langkah-langkah operasional yang konkret.

7. Fokus pada peluang dan kesempatan

Seorang entrepreneur memulai bisnisnya dengan mengutamakan pada

penglihatan atas peluang dan kesempatan yang ada didepan mata

sehingga usaha bisnis yang dirintisnya memperoleh ruang gerak yang

mantap dan dapat memperkuat posisinya kedepan.86

Untuk itu, yang diperlukan sekarang adalah bagaimana dapat

menciptakan sistem pendidikan dan pelatihan yang memungkinkan

ketujuh karakter diatas dapat dikembangkan secara efektif dan

berkelanjutan sehingga pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat

berkembang secara mantap dalam suatu gerakan yang terpadu.

Menurut Bygrave mengemukakan bahwa wirausahawan yang

berhasil dengan istilah 10D, yaitu:

1. Dream. Seorang wirausahawan mempunyai visi bagaimana

keinginannya terhadap masa depan, pribadi dan bisnisnya dan

yang paling penting adalah mempunyai kemampuan untuk

mewujudkan impiannya tersebut.

2. Decisiveness. Seorang wirausahawan adalah orang yang tidak

bekerja lambat. Ia membuat keputusan secara cepat dengan

penuh perhitungan. Kesepatan dan ketepatan dalam mengambil

keputusan merupakan faktor kunci (key factor) dalam

kesuksesan bisnisnya.

86

Moh. Ali Aziz ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat ( Yogyakarta : PT. LKiS Pelangi Akasara, 2009) hal 43

Page 79: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

61

3. Doers. Begitu seorang wirausaha membuat keputusan, ia

langsung menindaklanjutinya. Ia melaksanakan kegiatannya

secepat mungkin yang ia sanggupi, artinya tidak menunda-nuda

kesempatan yang dapat dimanfaatkan.

4. Determination. Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya

dengan penuh perhatian. Rasa tanggungjawabnya tinggi dan

tidak mudah menyerah, walaupun ia dihadapkan pada halangan

atau rintangan yang tidak mungkin diatasi.

5. Dedication. Dedikasi seorang wirasuaha terhadap bisnisnya

sangat tinggi. Kadang-kadang ia rela mengorbankan hubungan

kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya untuk

sementara. Bekerja tidak mengenal lelah, 12 jam sehari atau 7

hari dalam seminggu. Semua perhatian dan kegiatannya

dipusatkan untuk kegiatan bisnisnya.

6. Devotion. Devotion berarti kegemaran. Ketika seorang

wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya, dia akan mencintai

pekerjaan dan produk yang dihasilkannya.

7. Details. Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor

kritis terperinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil

tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya.

8. Destiny. Seorang wirausaha bertanggungjawab terhadap tujuan

yang hendak dicapainya.

9. Dollars. Wirausahawan tidak mengutamakan mencapai

kekayaan. Ia menganggap ukuran suksesnya adalah

mendapatkan laba/bonus/hadiah.

10. Distribute. Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan

kepemilikan bisnisnya terhadap orang-orang kepercayaannya.

Orang-orang kepercayaan ini adalah orang-orang kritis dan mau

diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.87

87

Nana Herdiana Abdurahman, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, (Bandung : Pustaka Setia, 2013 ) hal. 186

Page 80: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

62

c. Manajemen Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah setiap kegiatan manusia dalam

menciptakan sumber daya dari posisi yang produktivitas dan hasilnya

rendah kepada posisi dan produktivitas yang tinggi serta mempunyai

resiko.88

Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang.

Wirausaha dan kewirausahaan termasuk istilah baru di Indonesia. Secara

historis, konsep kewirausahaan ini dicetuskan pertama kali pada abad ke-

18 di Perancis oleh Richard Cantillon. Pada periode yang sama, di Inggris

juga sedang terjadi revolusi industri yang melibatkan sejumlah wirausaha.

Selanjutnya gagasan kewirausahaan ini dibahas secara lebih mendalam

oleh Joseph Schumpeter, seorang ahli ekonomi Jerman pada tahun

1911.89

Secara ringkas Cynthia L. Greene mendefinisikan wirausaha yaitu

orang yang memiliki, mengoperasikan, dan berani mengambil resiko

dalam sebuah usaha bisnis.90 Sedangkan secara lebih luas Hebert dan

Link dalam Alvaro Cuervo, Domingo Ribeiro dan Salvador Roig

mensintesiskan antara definisi dan fungsi dari wirausaha kedalam dua

belas poin, yaitu orang yang mengambil resiko dari keadaan yang tidak

menentu, penyedia modal keuangan, inovator, pembuat keputusan,

pemimpin industri, manajer dan pengawas, koordinator sumber-sumber

ekonomi, pemilik badan usaha, pegawai dari faktor produksi, kontraktor,

arbitrageur, dan orang yang mengalokasikan sumber daya kepada

penggunaan alternatif.91

Ada tiga istilah dalam kewirausahaan, yaitu entrepreneur (orang

yang melakukan atau seorang wirausaha), entrepreneurship (proses aksi

88

Ibid hal. 147 89

Agus Wibowo, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 23. 90

Cyinthia L. Greene, 21st Century Business Entrepreneurship, 2nd Edition (United States: Pre-Press PMG, 2011), hal. 4. 91

Alvaro Cuervo, et. al, Entrepreneurship: Concepts, Theory and Perspective (Heidelberg: Springer, 2007), hal. 24-25.

Page 81: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

63

dari kewirausahaan), dan enterprise (obyek yang menjadi usaha).92 Kata

“entrepreneur” pada dasarnya berasal dari kata “entreprende”, artinya “to

undertake” yang berarti menjalankan atau melakukan.93 Secara esensi

pengertian euntrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan,

wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas yang

menjadi tanggung jawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan.94

Menurut Peter Van Der Sijde kewirausahaan adalah sesuatu yang

dipelajari seseorang disaat orang tersebut menjalankannya.95 Adapun

menurut kasmir kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal

menciptakan kegiatan usaha.96 Kemampuan menciptakan memerlukan

adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan

sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan

inovasi pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat

banyak.Menurut David McClelland entrepreneur adalah seseorang yang

penuh semangat dan energik serta pengambil resiko yang moderat.

Sementara Peter Drucker mendifinisikan entrepreneur adalah seseorang

yang memaksimalkan peluang.97

Manusia secara alamiah memiliki keterampilan bertahan hidup

dan kemampuan itu akan berkembang jika tidak terbelenggu dan

diberikan peluang oleh lingkungan. Berwirausaha melibatkan dua unsur

pokok yaitu 1). Peluang dan 2) Kemampuan menanggapi peluang.

Peluang adalah faktor ekternal baik lingkungan fisik (sumber daya alam

dan tekonologi) maupun lingkungan sosial. Sedangkan kemampuan

menganggapi peluang adalah faktor internal yang dapat dilatih melalui

rangkaian kegiatan pendidikan. Pendidikan kewirausahaan bertujuan

92

Havinal Veerabhadrappa, Management and Entrepreneurship (New Delhi: New Age International, 2008), hal. 107. 93

Mile Terziovski, Energizing Management through Innovation and Entrepreneurship: European Research and Practice (New York: Routledge, 2009), hal. 1. 94

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kewirausahaan (Jakarta: Tp, 2013), hal. 16. 95

Peter Van Der Sijde, dkk., Teaching Entrepreneurship: Cases for Educational and Training (Heidelberg: Physica-Verlag, 2008), hal. 1. 96

Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 21 97

Supriyanto, Op. Cit.., hal. 5

Page 82: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

64

mengembangkan keingintahuan alamiah, mengembangkan kecerdasan

jamak, melatih kecakapan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah

kehidupan nyata mereka sehari-hari, menyesuaikan diri dengan kemajuan

teknologi serta memberi manfaat bagi upaya meningkatkan kualitas hidup

diri, masyarakat dan bangsanya.

Bertitik tolak dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkah

laku kewirausahaan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma tertentu

yang diperoleh dari agama, latar belakang budaya dan kebiasaan yang

berlaku dimasyarakat. Rangkaian kausal pendidikan yang menghasilkan

tingkah laku entrepreneur dapat digambarkan dalam bentuk berikut:

Gambar 2.6

Tingkah Laku Kewirausahaan

Dalam Al-Qur‟an pengungkapan perdagangan (kewirausahaan)

ditemukan dalam tiga bentuk, yaitu tijarah, ba‟a dan syira‟. Salah satunya

dalam surah Fathir ayat 29 yaitu :

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi. (QS. 35 : 29)98

98

Al Quran dan Terjemahannya, Op. Cit., hal.438

Nilai-nilai

ideologis

Kegiatan

pembelajaran

berwawasan

kewirausahaa

n

Need of

Achievement Tingkah laku

kewirausahaan

Page 83: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

65

Rasulullah SAW juga menegaskan dalam haditsnya yang

diriwayatkan Rifa‟ah bin Rafi‟ al-Bazar dan Hakim:

جل تد أفضل قال: "عهل الر الكسب أطب أ سلم أ ل الله صل الله عل سئل رس كل ت ر". هتر

) را رع اتى راف التزار الحاكم(

Artinya:

Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya salah seorang sahabat mengenai pekerjaan yang paling baik: Rasulullah ketika itu menjawab: pekerjaan yang dilakukan dengan tangan seseorang sendiri dan setiap jual beli (berwirausaha) yang diberkati (jual beli yang jujur tanpa di iringi kecurangan). (HR. Rifa‟ah bin Rafi‟ al-Bazar)99

Bagi setiap muslim, kewirausahaan bukanlah fenomena baru,

namun fenomena lama yang telah dijalankan oleh panutan umat muslim,

yaitu Rasulullah SAW. Beliau secara gamblang menjelaskan kepada

umatnya, baik melalui sabdanya maupun melalui praktek secara

langsung. Ada lima peran penting yang diemban oleh Rasulullah SAW

yaitu sebagai Rasul, kepala negara, panglima perang, kepala rumah

tangga dan seorang pebisnis.

Karir bisnis nabi Muhammad SAW dimulai ketika beliau masih

berusia 12 tahun. Beliau ikut pamannya berdagang ke Syam (Suriah),

sejak itulah nabi Muhammad SAW melakukan semacam kerja magang.

Beliau menyadari bahwa pamannya bukanlah orang kaya, namun memiliki

beban keluarga yang cukup besar. Oleh karena itu, nabi Muhammad

muda berpikiran untuk ikut meringankan beban pamannya dengan

berdagang. Profesi Nabi Muhammad menjadi pedagang ini telah dimulai

lebih awal daripada yang telah dikenal umum dengan perantara modal

dari Khadijah. Ketika merintis karirnya tersebut beliau memulai dengan

berdagang kecil-kecilan di kota Makkah. Beliau membeli barang-barang

dari satu pasar kemudian menjualnya kepada orang lain.

99

Badruddin Al-Aini Al-Hanafi, Umdatul Qari Syarhu Sahih Al-Bukhari(Digital Library, al maktabah al-syamilah al-isdar al-sani, 2005), XVII/289.

Page 84: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

66

Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manager

perdagangan para investor berdasarkan upah dan bagi hasil. Para pemilik

modal waktu itu semakin banyak yang membuka peluang kemitraan

dengan Muhammad. Salah satunya adalah khadijah yang menawarkan

kemitraan berdasarkan bagi hasil. Dalam hal ini khadijah bertindak

sebagai pemodal sementara Muhammad sebagai pengelola. Pada

akhirnya khadijah mengangkat Muhammad sebagai manajer kepusat

perdagangan habshah di Yaman. Kecakapannya sebagai wirausaha telah

mendatangkan keuntungan baginya dan investornya, karena tidak

satupun jenis bisnis yang dikelolanya mendapat kerugian.

Setelah menikah, Muhammad semakin memperlebar sayap

bisnisnya, namun sekarang beliau bertindak sebagai seorang manager,

sekalian mitra dalam usaha istrinya. Untuk menjalankan bisnisnya beliau

melakukan perjalanan keberbagai pusat perdagangan diseluruh penjuru

negerinya dan negeri tetangga.

Dalam melaksanakan bisnis-bisnisnya tersebut beliau memperkaya

diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia

lainnya sehingga penduduk makkah mengenal Muhammad sebagai

seorang yang terpercaya. Kurang lebih selama 28 tahun Nabi Muhammad

SAW menjalankan usaha dagang ke Yaman, Syria, Busra, Iraq, Yordania

dan kota-kota dijazirah arab lainnya. Dengan demikian di usia muda Nabi

Muhammad SAW sudah menjadi pedagang internasional, karena wilayah

perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah arab.

Jauh sebelum Frederick W. Taylor dan Henry Fayol mengangkat

prinsip manajemen sebagai suatu disiplin ilmu, Nabi Muhammad SAW

sudah mengimplementasikan nilai-nilai manajemen dalam kehidupan dan

praktek bisnisnya. Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin

mendapat pembenaran akademisi dipenghujung abad ke-20 atau awal

abad ke-21. Prinsip bisnis modern seperti tujuan pelanggan, pelayanan

yang unggul, kompetensi, efisiensi, transparansi, semuanya telah menjadi

gambaran pribadi dan etika bisnis Nabi Muhammad SAW ketika masih

Page 85: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

67

muda. Adapun prinsip yang melatarbelakangi keberhasilan nabi

Muhammad SAW dalam berwirausaha adalah Shiddiq, Amanah, dan

Fathanah.

Kewirausahaan adalah belajar sambil bekerja, akan tetapi

kewirausahaan mungkin lebih dari sekedar bekerja sambil belajar.

Meskipun demikian, dalam kewirausahaan antara teori dan praktik adalah

saling terikat dan saling terjalin satu dengan yang lain. Oleh karena itu,

berdasar pada lingkaran pembelajaran maka ada empat fase yang saling

berhubungan, yaitu: a. Pengalaman nyata, b. Menyatakan pengalaman

dalam tingkah laku,c. Konseptualisasi, d. Mempraktikkan apa yang

diperoleh dari belajar.100

Berdasarkan dari definisi yang diungkapkan oleh para pakar di atas

maka dapat ditarik benang merahnya bahwa kewirausahaan adalah suatu

sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta

sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan

merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,

bercipta, berkarya, bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan

pendapatan dalam kegiatan usahanya.

Wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang

memiliki kompetensi yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan,

keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta

tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.101

Berdasarkan konsep manajemen dan kewirausahaan di atas, maka

dapatlah didefenisikan bahwa manajemen kewirausahaan adalah

pendayagunaan potensi ekonomis secara kreatif, inovatif dan dengan

keberanian menghadapi resiko untuk mendapatkan laba yang berguna

mensukseskan program dalam suatu organisasi.

100

Peter Van Der Sijde, Loc. Cit., hal. 1. 101

Muhammad Anwar, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Aplikasi ( Jakarta : Kencana, 2017 ) hal 46

Page 86: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

68

d. Fungsi Manajemen Kewirausahaan

Dalam konsep manajemen kewirausahaan hal yang perlu dilakukan

dalam setiap kegiatan perlu memperhatikan fungsi-fungsi

manajemen,yaitu :

a. Fungsi perencanaan yaitu suatu konsep manajemen dalam

wirausaha dalam menentukan kegiatan yang telah ditetapkan

yaitu meliputi apa yang dikerjakan (what), siapa yang

mengerjakan (who), kapan harus dikerjakan (when), dimana itu

harus dikerjakan (where) dan bagaimana dikerjakan (how).

b. Fungsi Pengorganisasian yaitu suatu konsep manajemen dalam

wirausaha dalam menentukan kegiatan untuk mencapai tujuan

tertentu dalam suatu kelompok, melalui cara mengelompokan

kegiatan, menentukan siapa yang akan memimpin kelompok

tersebut, menyerahkan wewenang dan tugas untuk

melaksanakan kegiatan kepada paa pemimpin dan menentukan

hubungan antar kegiatan kelompok dengan kelompok lain.

c. Fungsi Pergerakan yaitu suatu konsep manajemen dalam

wirausaha dalam mendorong semangat kerja bawahaan,

mengarahkan aktivitas bawahan, mengorganisasi beberapa

aktivitas bawahan menjadi kompak sehingga sesuai dengan

rencana dan tujuan.

d. Fungsi Pengawasan yaitu suatu konsep manajemen dalam

wirausaha untuk menentukan pengendalian kegiatan

membandingkan antara kegiatan pelaksanaan dengan standar

standar yang telah direncanakan, serta melakukan pencatatan

akan hasil - hasil yang diperoleh guna penyediaan data bagi

perencanaan yang akan datang.102

102

http://masbrox.blogspot.co.id/2012/09/konsep-manajemen-dalamwirausaha.html, diakses12 September 2017.

Page 87: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

69

Untuk kesuksesan dalam mengembangkan usaha, baik usaha itu

milik individu ataupun organisasi, sekecil apapun usaha yang dibangun

seorang wirausahawan membutuhkan manajemen. Manajemen

kewirausahaan membutuhkan kebijakan dan praktek di empat bidang

utama, yaitu :

1) Organisasi harus dibuat menerima inovasi dan bersedia

melihat perubahan sebagai peluang, bukan ancaman.

Kebijakan dan praktik diperlukan untuk menciptakan iklim

wirausaha.

2) Pengukuran sistematis atau setidaknya penilaian kinerja

perusahaan sebagai pengusaha dan innovator adalah wajib.

Pengukuran akan bermanfaat baik bagi usaha yang

dikembangkan maupun bagi individu atau organisasi yang

menjalankan usaha sebagai pembelajaran untuk meningkatkan

kinerja

3) Manajemen kewirausahaan membutuhkan pertolongan praktik-

praktik spesifik ke struktur organisasi, untuk mengulur waktu

dan mengeloladan untuk kompensasi, insentif dan

penghargaan

4) Ada beberapa “tidak” hal-hal yang tidak dilakukan dalam

pengelolaan kewirausahaan. 103

Islam sendiri menganjurkan untuk berwirausaha dalam memenuhi

segala kebutuhan hidup di dunia ini. Keterlibatan kaum muslimin,

khususnya para aktifis da‟wah (da‟i), dalam dunia bisnis bukanlah suatu

fenomena baru. Sejarah mencatat, da‟wah Islam masuk kali pertama ke

nusantara ini dibawa oleh para da‟i dari benua seberang yang diutus oleh

kekhalifahan Utsmaniyah, yang juga pembisnis ulung. Rasulullah SAW

sendiri terlibat dalam urusan bisnis selama belasan tahun untuk mem-

back up kegiatan da‟wahnya. Islam memang menganjurkan umatnya

103

Peter F. Druker, Inovation and Entrepreneurship Canada, harper Collin, tt) hal 150

Page 88: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

70

untuk melakukan kegiatan berwirausaha, sebagaimana dijelaskan dalam

Al-Qur‟an surat An-Nisa ayat 29, Allah SWT berfirman:

Artinya:

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesama mu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu”( Qs 4:29).104

Sebenarnya dalam Islam kita dituntut untuk berwirausaha, karena

dengan mengembangkan wirausaha ini mampu menjadikan umat yang

mandiri dibidang penghasilan tanpa bertopang kepada orang lain, dan

untuk menjadi seorang wirausaha tentu tidak semudah membalikkan

telapak tangan, butuh proses dan belajar secara terus menerus serta

dituntut untuk menjadi orang yang berpikir secara kreatif dan inovatif serta

bekerja keras.

e. Pengertian Pondok Pesantren

Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tetap

istiqomah dan konsisten melakukan perannya sebagai pusat pendalaman

ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dan lembaga dakwah Islamiyah serta

ikut serta mencerdaskan bangsa telah diakui oleh masyarakat, dibuktikan

dengan keberhasilannya dalam mencetak tokoh-tokoh agama, pejuang

bangsa serta tokoh masyarakat, baik dimasa pra-kemerdekaan, setelah

kemerdekaan maupun zaman sekarang. Ini merupakan bukti nyata

bahwa pondok pesantren telah banyak memberikan kontribusi dalam

membangun bangsa Indonesia.105

104

Al Qur‟an dan Terjemahannya, Op. Cit., hal. 84. 105

Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005 ) hal 1

Page 89: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

71

Pesantren menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

“asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Akar kata

pesantren berasal dari dari kata “santri”, yaitu istilah yang ada awalnya

digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di lembaga

pendidikan tradisional. 106

Pesantren secara etimologi berasal dari kata santri yang mendapat

awalan pe- dan akhiran –an sehingga menjadi pe-santria-an yang

bermakna kata “shastri” yang artinya murid. Kata “shastri” yang dalam

bahasa india berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau

seorang sarjana ahli kitab-kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal

dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku suci agama atau

buku-buku tentang ilmu pengetahuan. Pendapat lain mengatakan, kata

santri berasal dari kata cantri (bahasa sansekerta) yang berarti orang

yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh

Perguruan Taman Siswa dalam system asrama yang disebut

Pawiyatan.107

Menurut pendapat para ilmuwan, istilah pondok pesantren adalah

merupakan dua istilah yang mengandung satu arti. Orang jawa

menyebutnya “pondok” atau “pesantren”. Sering pula menyebut sebagai

pondok pesantren. Istilah pondok barangkali berasal dari pengertian

asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang

terbuat dari bambu atau berasal dari bahasa Arab “funduq” artinya asrama

besar yang disediakan untuk persinggahan. Sekarang lebih dikenal

dengan nama pondok pesantren. Di Sumatera Barat dikenal dengan

nama surau, sedangkan di Aceh dikenal dengan nama rangkang.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan dan keagamaan

yang berusaha melestarikan, mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam

serta melatih para santri untuk siap dan mampu mandiri. Atau sebagai

106

Ali Anwar, Pembaruan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri ( Yogyakarta : Pustaka Setia, 2011 ) hal 22 107

Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Ciputat Press, 2012), hal. 62

Page 90: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

72

suatu tempat dimana para santri belajar pada seorang kyai untuk

memperdalam atau memperoleh ilmu-ilmu agama Islam yang diharapkan

nantinya menjadi bekal bagi santri dalam menghadapi kehidupan di dunia

maupun di akhirat.

Zamakhasyari Dhofier menyebutkan pesantren itu terdiri dari lima

unsure pokok yaitu : Kyai, santri, masjid, pondok, dan pengajaran kitab-

kitab Islam Klasik.108 Kelima elemen tersebut merupakan ciri khusus yang

dimiliki pesantren dan membedakan pendidikan pondok pesantren

dengan lembaga pendidikan dalam bentuk lain. Peran Kyai begitu sentral

dalam dunia pesantren.

Masing-masing elemen akan diuraikan secara singkat sebagai

berikut :

1. Kyai

Kyai memiliki peran yang paling essensial dari suatu pesantren. Ia

seringkali bahkan merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa

pertumbuhan suatu pesantren semata-mata bergantung pada

kemampuan pribadi kyainya.

Menurut asal-usulnya, perkataan Kyai dipakai untuk ketiga jenis

gelar yang saling berbeda yaitu : 1). Sebagai gelar kehormatan bagi

barang-barang yang dianggap keramat seperti: Kyai Garuda Kencana

yang dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Keraton

Yogyakarta. 2). Gelar Kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.

3). Gelar yang diberikan oleh Masyarakat kepada seorang ahli gama

Islam yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajarkan

kitab-kita Islam Klasik kepada santrinya. 109

2. Pondok

Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama

pendidikan Islam tradisional dimana santrinya tinggal bersama dan belajar

dibawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang dikenal dengan

108

Zamakhsyar Dhofier, Op.Cit, hal. 80 109

Dhofier, Ibid, hal 93

Page 91: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

73

sebutan “kyai”. Asrama untuk para santri berada dalam lingkungan

komplek pesantren dimana kyai bertempat tinggal yang juga

menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruangan untuk belajar dan

kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain.

Pondok tempat tinggal santri merupakan elemen paling penting dari

tradisi pesantren, tapi juga penopang utama bagi pesantren untuk terus

berkembang. Meskipun keadaan pondok sangat sederhana dan penuh

sesak, namun anak-anak santri yang berasal dari pedesaan dan baru

pertama kali meninggalkan desanya untuk melanjutkan pelajaran disuatu

wilayah yang baru tidak perlu mengalami kesukaran dalam tempat tinggal

atau penyesuaian diri dengan lingkungan social yang baru. 110

3. Masjid

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari

pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepatuntuk mendidik

santri, terutama dalam praktik sholat lima waktu. Khutbah dan sholat

jum‟at dan pengajaran kita-kitab Klasik. Kedudukan masjid sebagai pusat

pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi universalitas

dari sistem pendidikan Islam tradisional.

Dengan kata lain, kesinambungan sistem pendidikan Islam yang

berpusat pada masjid sejak masjid Qubba didirikan dekat Madinah pada

masa Nabi Muhammad saw tetap terpancar dalam sistem pesantren.

Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam. 111

4. Santri

Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan

sebuah pesantren, karena langkah pertama dalam tahap-tahap

membangun pesantren adalah harus ada murid yang datang untuk belajar

dari seorang alim.

Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan

santri mukim. 1). Santri Mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari

110

Ibid, hal 80 111

Ibid, hal 85

Page 92: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

74

daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. Santri mukim

yang paling lama tinggal di pesantren biasanya merupakan satu kelompok

tersendiri yang memang bertanggung jawab mengurusi kepentingan

pesantren sehari-hari. 2). Santri Kalong yaitu murid-murid yang berasal

dari desa-desa disekitar pesantren, biasanya tidak menetap dalam

pesantren. Untuk mengikuti pelajaran dipesantren, mereka bolak-balik dari

rumahnya sendiri.112

5. Kitab – Kitab Islam Klasik

Kitab-kitab islam Klasik dikarang para ulama terdahulu, termasuk

pelajaran macam-macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa

Arab. Di kalangan pesantren, Kitab-Kitab Islam Klasik sering disebut Kitab

Kuning oleh karna warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna

kuning.

Menurut Dhofier, pada masa lalu pengajaran kitab-kitab klasik,

terutama karangan-karangan ulama yang menganut paham Syafi‟I yang

merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam

lingkungan pesantren. Tujuan utamanya ialah untuk mendidik calon-calon

ulama. Sekarang, kitab-kitab klasik yang diajarkan dipesantren dapat

digolongkan ke dalam delapan kelompok jenis pengetahuan:1. Nahwu

(syntac) dan shorof (morfologi); 2. Fiqh; 3. Usul fiqh; 4. Hadist; 5. Tafsir;

6. Tauhid; 7. Tasawuf dan etika dan 8. Cabang-cabang lain seperti tarikh

dan balaghah.

Kitab-kitab tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks

yang terdiri dari berjilid-jilid tebal mengenai hadist, tafsir, fiqh, usul fiqh

dan tasawuf. Kesemuanya dapat juga digolongan kedalam tiga kelompok

tingkatan, yaitu. 1. Kitab dasar; 2. Kitab tingkat menengah, 3. Kitab tingkat

tinggi.113

Menurut Imam Zarkasyi, secara definitive mengartikan pesantren

sebagai lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama atau pondok,

112

Ibid, hal 89 113

Ibid, hal. 87

Page 93: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

75

dimana kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang

menjiwainya dan pengajaran agama Islam dibawah bimbingan kyai yang

diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.114

Pengertian pondok pesantren menurut Imam Zarkasyi lebih

komprehensif karena mempunyai beberapa kelebihan dari defenisi

lainnya, yakni: 1).Pesantren harus berbentuk asrama, 2).Fungsi Kyai

sebagai central figure (uswatun hasanah) yang berperan sebagai guru

(mua‟llim), pendidik (murabbi) dan pembimbing (mursyid), 3). Masjid

sebagai pusat kegiatan dan 4). Materi yang diajarkan tidak sebatas pada

kitab kuning saja.

Dilihat dari asal-usulnya, pesantren memiliki akar tradisi yang

sangat kuat dilingkungan masyakarat Indonesia, sebab pesantren

merupakan salah satu symbol budaya pendidikan asli Indonesia. Secara

historis sistem pendidikan pesantren berakar pada tradisi pendidikan

keagamaan semasa agama Hindu dan Budha berkembang di Indonesia.

Sejak awal abad ke -13, Islamisasi yang berlangsung di nusantara telah

mentransformasikan budaya pendidikan tersebut menjadi bentuk pondok

pesantren.115

Adapun karakteristik pendidikan yang dianut oleh suatu pesantren

adalah;

1) Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kyainya. Kyai

sangat memperhatikan para santrinya. Hal ini dimungkinkan karena

sama-sama tinggal dalam satu kompleks dan sering bertemu baik

disaat belajar maupun dalam pergaulan sehari-hari.

2) Kepatuhan santri kepada kyai. Para santri menganggap bahwa

menentang kyai, selain tidak sopan juga dilarang agama; bahkan

tidak memperoleh berkah karena durhaka kepada guru.

114

Amir Hamzah Wirosukarto, et.al. KH.Imam Zarkasyi Dari Gontor Merintis Pesantren Modern, ( Ponorogo, Gontor Press, 2011) hal.5 115

Zamakhsyari Dhofier, Op.Cit, hal 18

Page 94: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

76

3) Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam

lingkungan pesantren. Hidup mewah hampir tidak pernah

didapatkan di pesantren.

4) Kemandirian amat terasa di pesantren. Para santri mencuci

pakaian sendiri, membersihkan kamar tidurnya sendiri dan

memasakpun sendiri.

5) Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan (ukhuwah)

sangat mewarnai pergaulan di pesantren. Ini disebabkan selain

kehidupan yang merata dikalangan santri, juga karena mereka

harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sama, seperti sholat

berjamaah, membersihkan masjid dan ruang belajar bersama.

6) Disiplin sangat dianjurkan di pesantren. Pagi-pagi antara pukul

04.30 wib kyai membangunkan santri untuk sholat subuh

berjamaah. Pembinaan disiplin sejak masa belajar di pesantren

akan memberikan pengaruh yang besar terhadap para santri;

terutama pembentukan kepribadian dan moral keagamaan.

7) Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan merupakan salah

satu segi pendidikan yang diperoleh santri selama di pesantren. Ini

merupakan pengaruh kebiasaan tahajud dimalam hari, dan latihan-

latihan spiritual lainnya.

8) Pemberian ijazah, yaitu pencantuman nama dalam satu daftar

rantai tranmisi pengetahuan yang diberikan kepada santri-santri

yang berprestasi. Ini menandakan restu kyai kepada santrinya

untuk mengajarkan sebuah teks kitas setelah dikuasai penuh.116

Perlu dicatat bahwa ciri-ciri diatas merupakan gambaran pokok

pesantren dalam bentuk masih murni, yaitu pesantren tradisional.

Sementara dinamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya

perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren.

116

Samsul Nizar, Sejarah Sosial Dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam Di Nusantara, ( Jakarta : Kencana, 2013) Hal 128

Page 95: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

77

Tujuan pesantren berawal pada misi utama keberadaan pesantren

itu sendiri, yang dilandasi oleh ruh keislaman dan juga untuk memenuhi

perintah Allah SWT yang telah dinyatakan dalam Al-Qur‟an surat

At-taubah ayat 122 yaitu:

Artinya :

tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS 9 : 122)117

Berdasarkan semangat diatas, dakwah pesantren ditentukan agar

para santri yang belajar di pesantren benar-benar kukuh dalam

mendalami ajaran agama Islam (tafaqquh fi al-din) dan berjuang untuk

menegakkan ajaran agama Islam dalam membangun masyarakat masing-

masing. Dengan kata lain, tujuan keberadaan pesantren ditengah-tengah

masyarakat adalah untuk memelihara, mengembangkan, menyiarkan

serta mempertahankan kelangsungan agama Islam melalui pendidikan

agama Islam.118

f. Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Kronologi munculnya usaha ekonomi pesantren dimulai dari

kebutuhan pesantren untuk menghidupi dirinya (survive) dan dalam

rangka mengembangkan peran atau perluasan mandat (wider mandate)

pesantren sebagai bentuk pengabdian ke masyarakat. Aktivitas ekonomi

117

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, hal. 237 118

Mohamad Mustari, Peranan Pesantren dalam Pembangunan Pendidikan Masyarakat Desa ( Yogyakarta : Multi Press, 2011) hal. 30

Page 96: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

78

pesantren ini dimotivasi dan didasari oleh nilai ilahi dan insani demi

terwujudnya kesuksesan dunia dan akhirat. 119

Seiring dengan pertumbuhan pesantren yang begitu pesat, maka,

potensi ekonomi yang ada dalam pesantren juga begitu besar. Dengan

kemampuan manajemen yang baik, usaha produktif yang dikembangkan

dapat meningkatkan kemandirian keuangan pesantren. Harapannya,

pesantren dapat menjadi salah satu sarana pendidikan yang terjangkau

oleh masyarakat namun tetap tidak mengorbankan kualitasnya.120

Mengacu pada peran dan fungsi pondok pesantren dalam usahanya

membangun sosial ekonomi umat ada 3 problem krusial. Tiga persoalan

krusial inilah yang kemudian menopang lancar tidaknya upaya

pengembangan ekonomi pondok pesantren, seperti: 121

Persoalan sumber daya manusia (human resources).

Persoalan ini terkait erat dengan kemampuan membaca potensi

ekonomi yang kemudian memunculkan ide-ide baru terkait dengan jenis

aktivitas ekonomi.

Persoalan kapasitas kelembagaan (institutional capacity)

Persoalan ini akan berkaitan dengan sistem dan tata kerja. Seperti

bagaimana posisi lembaga unit ekonomi dengan pesantren, serta

mekanisme dan prosedur dalam melaksanakan tata administrasi dan

manajemennya.

Persoalan jaringan (networking).

Persoalan ini menyangkut bagaimana memaksimalkan network yang

berasal dari popularitas kyai, jaringan santri alumni pondok pesantren,

serta jaringan pondok dengan masyarakat sekitar.

119

Abdul Mu‟in, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren ( Jakarta: Prasasti, 2015) hal.279.

120 Slamet Widodo, “Agribisnis Pesantren Sebagai Upaya Pengembangan UMKM &

Kewirausahaan di Pedesaan,” dalam Seminar Nasional Revitalisasi Peran UMKM dalam Pembangunan Melalui Penguatan Sektor Agroindustri, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 23 November 2011.

121 Abdul Muin, Op.cit, hal.5

Page 97: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

79

Pesantren memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi

masyarakat. Pertama, sebagian besar atau hampir 90% pesantren berada

di daerah pedesaan.. Kedua, latar belakang status sosial ekonomi orang

tua santri sebagian besar (80%) rendah. Ketiga, pesantren merupakan

lembaga sosial, sehingga pengembangan ekonomi umat dapat efektif

melalui pesantren.122

Tujuan yang ingin dicapai dalam mencetak kader-kader

pemberdayaan masyarakat, seperti yang ditetapkan oleh pondok

pesantren adalah:

Menumbuh kembangkan jiwa wirausaha dikalangan santri dan

masyarakat;

Menumbuh-kembangkan sentra dan unit usaha yang berdaya saing

tinggi;

Membentuk Lembaga Ekonomi Mikro berbasis nilai Islam;

Mengembangkan jaringan ekonomi dan pendanaan di pesantren

baik horisontal maupun vertikal. 123

Pesantren, pada kenyataannya adalah lembaga potensial untuk

bergerak ke arah ekonomi berbasis rakyat, sebagaimana kekuatan yang

dimilikinya. Jika pesantren tidak bergerak, maka pesantren hanya akan

menjadi penonton di era yang akan datang, ketika lembaga ekonomi

mikro bergerak ke arah kemajuan.

Dalam menghadapi tantangan zaman, pesantren melakukan

diversifikasi peran, yakni tidak hanya mengembangkan aspek kognitif

keilmuan, tetapi juga aspek psikomotrik keahlian kecakapan hidup (life

skill). Dewasa ini, banyak pesantren yang terlibat dalam pengembangan

sektor perekonomian seperti bidang pertanian, peternakan, perikanan,

kelautan, kehutanan, pertokoan, koperasi, BMT dan home industri.124

122

Yusuf dan Suwito, Model Pengembangan Ekonomi Pesantren, (Purwekerto, STAIN Purwekerto Press, 2010), Hal.18 123

Ibid, hal. 25 124

Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah Dari Pesantren, (Yogyakarta: Forum Pengkajian Pendidikan dan Pesantren Yogyakarta, 2017), hal. 23.

Page 98: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

80

Dimasa mendatang, pesantren memiliki tantangan dalam

menghadapi Globalisasi yang menjadi realitas keseharian, Pesantren

harus mampu mencari solusi yang benar-benar mencerahkan sehingga

dapat menumbuh kembangkan kaum santri yang memiliki wawasan luas

dan mampu beradaptasi dengan modernisasi kehidupan. Pada sisi lain,

dapat menghantarkan masyarakat menjadi komunitas yang menyadari

tentang persoalan yang dihadapi dan mampu mengatasi dengan penuh

kemandirian dan keadaban.125

Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan pesantren

dari pesantren tradisional menuju pesantren modern, serta menjadikan

pesantren yang berkolaborasi terhadap entitas bisnis pada pesantren

yang ada. Pesantren saat ini dituntut untuk melakukan aktivitas bisnis

guna menghidupi pesantren sebagai self financing atau self supporting.126

Bisnis merupakan sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi,

konstruksi, distibusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan

pemerintahan yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan

barang dan jasa kepada konsumen. Sehingga, dapat dikatakan bisnis

merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa yang

dibutuhkan oleh masyarakat.127

Pilihan aktivitas ekonomi (bisnis) ditentukan oleh kemampuan

pengelola pesantren membaca, mendefinisikan, memanfaatkan, dan

mengorganisasikan resources, kondisi geografis, kondisi sosiokultural,

baik internal maupun eksternal. Jenis-jenis usaha ekonomi yang dapat

dikembangkan pada pesantren umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam

4 kelompok besar, yaitu:

Agrobisnis (pertanian, perikanan dan perkebunan)

Jasa ( KBIH, percetakan, Lazis, BMT, Koperasi)

Perdagangan (pertokoan, agen penjualan)

125

Abu „Ala , Peran Pesantren Dalam Transformasi Sosial, dalam Pembaruan Pesantren, (Yogyakarta: LKIS Printing, 2016) hlm. 8.

126 Lukman Fauroni, op.cit, hal. 24

127 Ibid, hal.24

Page 99: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

81

Industri, (depot air minum)128

Adapun langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam

melaksanakan kegiatan bisnis di pesantren adalah sebagai berikut:

Menganalisis kebutuhan subjek sasaran ekonomi (need

assessment).

Melakukan analisis potensi sumber daya manusia dalam kegiatan

bisnis di pesantren.

Memetakan kebutuhan dan potensi untuk dijadikan sebagai

rancangan program yang memadai.

Melaksanakan program dengan memperhatikan jaringan kerja

(Networking) yang telah dimiliki pesantren.

Melakukan evaluasi kinerja.129

Pengembangan bidang ekonomi pondok pesantren dimaksudkan

untuk menopang kemandirian pesantren secara kelembagaan pada satu

sisi dan menyiapkan kecakapan hidup bagi para santrinya. Pesantren

yang tumbuh di Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan bisnis di

lingkungan pesantren. Setiap pesantren memiliki aktivitas bisnis yang

mendukung sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Berikut

merupakan bentuk pengelolaan bisnis pada sebagian pesantren di

Indonesia:130

1. Pesantren Sidogiri

Pesantren Sidogiri Pasuruan telah berhasil melakukan pengembangan

aneka usaha hingga mempunyai aset 15 Milliar di bawah koordinasi

Koperasi Pondok Pesantren. Aset ini disumbangkan melalui usaha-usaha

percetakan, aneka pertokoan seperti toko buku, toko sarung dan busana

muslim, produksi air minum mineral merk santri yang produksi

perbulannya telah mencapai 25 ribu pak atau 1.000.000 gelas. Asset ini

128

Yusuf dan Suwoto, Op.cit, hal.268 129

Ibid, hal.268 130

Lukman Faurono, Op.cit, hal. 28

Page 100: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

82

belum termasuk BMT MMU yang telah mencapai 20 Milliar. Secara garis

besar, Koppontren Sidogiri terbagi menjadi dua sasaran, yaitu:

Sasaran utama komunitas santri

Jenis usaha adalah toko kitab dan serba ada, dan warung makan

Sasaran terhadap Masyarakat

Jenis usaha adalah toko serba ada, toko kebutuhan pokok (sembako),

percetakan dan stationary, pertanian dan perkebunan, warpostel, mini

market, dan lain-lain.131

2. Pesantren Al-Ittifaq

Pesantren Agribisnis Al-Ittifaq di Ciwidey Bandung telah berhasil

menjadi pesantren penghasil aneka sayur mayur dan setiap hari

memasoknya ke berbagai supermarket di Bandung, Bogor, Depok, dan

Jakarta. Pesantren melibatkan seluruh santri dalam proses produksinya

dan tidak memungut biaya atas seluruh biaya pendidikan di pesantren.

Ada beberapa jenis usaha yang dikembangkan di pesantren Al Ittifaq, di

antaranya pertanian, agrobisnis, peternakan, perikanan, dan koperasi

pondok pesantren. Akan tetapi usaha ekonomi yang paling menonjol

adalah di bidang agribisnis. 132

3. Pesantren Al-Amin

Pesantren Al-Amin Prenduan Sumenep telah berhasil

mengembangkan usaha bahari dengan produk berbagai aneka industri

ikan laut yang dilakukan melalui usaha mandiri dan kerja sama dengan

masyarakat nelayan dan juga para alumni yang sudah berhasil sebagai

pengusaha pengolahan ikan laut. 133

4. Pesantren Darul Hijrah

Bidang usaha Pesantren Darul Hijrah Kalimantan Selatan adalah

mengadakan kegiatan perikanan air tawar dengan berbagai usaha antara

lain pengadaan bibit ikan, pembesaran ikan konsumsi, penanaman jati,

karet, pisang, dan agrowisata. Dalam rangka pengembangan usaha, 131

Ibid, hal. 24 132

Ibid, hal.23 133

Ibid, hal.28

Page 101: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

83

pesantren Darul Hijrah bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan

Kelautan Banjarbaru, Kelompok Tani Pengelola Tambak Kalimantan

Selatan, PT Pupuk Kaltim, dan IPB.

5. Pesantren Hidayatullah

Pesantren Hidayatullah Balikpapan Kalimantan Timur memiliki

berbagai jenis usaha ekonomi sebagai penopang bagi keberlangsungan

aktivitas yayasan dalam menjalankan misi tarbiyah dan dakwahnya, yaitu:

peternakan sapi, peternakan ayam, perkebunan jeruk, budidaya ikan, dan

Baitul Maal.134

Mekanisme pengelolaan bisnis keseluruhan berada dibawah naungan

yayasan. Seluruh bidang usaha harus menyetor infaq ke yayasan melalui

Bendahara. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk membiayai

biaya operasional yayasan. Khususnya di bidang pendidikan dan

pemeliharaan sarana prasarana yayasan, serta gaji para guru (ustadz).

6. Pesantren Darul Arafah

Pesantren Darul Arafah Medan, memiliki berbagai jenis usaha

ekonomi yang dikembangkan, antara lain: perkebunan cokelat, budidaya

ikan tawar, penanaman kayu mindy, pembibitan kelapa sawit, peternakan

unggas, penggemukan sapi, perkebunan kelapa, budidaya jagung unggul,

waserda, kantin santri, jahit pakaian, laundry, percetakan pesantren.

Namun, dalam hal pengelolaan usaha, tidak melibatkan santri. Oleh

karena itu terdapat karyawan khusus dalam menjalankan kegiatan usaha.

Secara umum, kegiatan perekonomian pesantren yang ada

memberlakukan kedua prinsip sebagai berikut:135

a. Pelaksanaan kegiatan unit usaha berbasis Learning By Doing.

Dalam mengelola unit usaha, seluruh staff/ asatidz belajar mengelola

dengan praktik langsung di lapangan secara sunguh-sungguh. Dengan

demikian, akan tercipta pengalaman dari apa yang telah dilakukan.

134

Ibid, hal.24 135

Ahmad Suharto, Profil Pondok Pesantren Modern Gontor, (Ponorogo, Darussalam Press, 2011) hal.8

Page 102: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

84

Pengalaman serta arahan dari senior menjadikan ilmu yang sangat

bermanfaat bagi pengelolaan unit usaha

b. Implementasi Pelaksanaan Prinsip Self Berdrying System

Pengelolaan unit usaha dilandasi atas keinginan pondok dalam

memenuhi kebutuhan santri yang ada. Serta memaksimalkan keuntungan

agar sirkulasi ekonomi berputar untuk kepentingan pondok.

Kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh

yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Pondok pesantren

sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kehidupannya

kepada bantuan pihak lain.

Pesantren merupakan salah satu bukti keberhasilan sejarah

dimana lembaga pendidikannya sangat mengakar ditengah-tengah

masyarakat. Hubungan antara pesantren dengan masyarakat merupakan

hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme (saling menguntungkan).136

Untuk melakukan proses interaksi hubungan pesantren dengan

masyarakat ada beberapa prinsip dan pendekatan yang dilakukan oleh

pihak pesantren dan pihak masyarakat, yaitu :

a) Keterpaduan (intergrating), yakni Pimpinan pondok, guru,

masyarakat dan keluarga merupakan satu kesatuan yang utuh

yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

b) Berkesinambungan (continuiting), yakni suatu proses yang

berkembang terus-menerus. Pesantren seharusnya memberi

informasi secara terus-menerus dan masyarakat ikut dalam

pembentukan publik opinion agar image masyarakat tetap baik

terhadap pesantren.

c) Menyeluruh (coverage) yaitu penyajian fakta-fakta kepada

masyarakat mengenai semua aspek kehidupan pesantren,

dimulai dari kehidupan keagamaan sampai pada kehidupan

ekonomi.

136

Kaspul Anwar US, Kepemimpinan Pesantren; Menawarkan Model Kepemimpinan Kolektif dan Responsif, (Jambi : Sulthan Thaha Press, 2011) hal 91

Page 103: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

85

d) Sederhana (simplicity) ialah informasi yang diberikan secara

sederhana, yaitu informasi dengan kata-kata yang mudah

dimengerti dengan rasa persahabatan.

e) Kontruktif (contructiveness), ialah informasi yang dapat

membentuk pendapat umum yang positif terhadap pesantren

f) Kesesuaian (adaptability) ialah informasi-informasi yang sesuai

dengan keadaan sebenarnya di pesantren

g) Luwes (flexibility) program yang sewaktu-waktu mampu

menerima perubahan yang akan terjadi pada waktu yang akan

datang.137

Adapun pendekatan yang perlu diperhatikan adalah pendekatan

secara persuasif, yaitu pendekatan yang teratur dan perlahan-lahan yang

disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Atas dasar itu maka ada

beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu :

a) Pertemuan dari hati ke hati dari pihak pondok ataupun

masyarakat

b) Mengadakan kunjungan timbal balik

c) Memberikan laporan kemajuan belajar pada orang tua

d) Pertemuan Kelompok

e) Tukar-menukar Pengalaman

f) Mengadakan diskusi bersama.138

Eksistensi pemberdayaan masyarakat berbasis pesantren di

Indonesia diakui berdasarkan Dalam UU No.18 tahun 2019 tentang

pesantren, pada bagian keenam pasal 43-46 menjelaskan pesantren

dalam fungsi pemberdayaan masyarakat yaitu:

Pasal 43 menjelaskan bahwa Pesantren menyelenggarakan fungsi

pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada peningkatan

kesejahteraan pesantren dan masyarakat.

137

Kaspul Anwar, Op.cit, , hal. 92 138

Ibid, hal. 93

Page 104: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

86

Pasal 44 menjelaskan bahwa Dalam menyelenggarakan fungsi

pemberdayaan masyarakat, pesantren melaksanakan aktivitas dalam

menyiapkan sumber daya manusia yang mandiri dan memiliki

keterampilan agar dapat berperan aktif dalam pembangunan.

Pasal 45 menjelaskan bahwa Pemberdayaan Masyarakat oleh

pesantren dilaksanakan dalam bentuk:

a) Pelatihan dan praktik kerja lapangan;

b) Penguatan potensi dan kapasitas ekonomi pesantren dan

masyarakat;

c) Pendirian koperasi, lembaga keuangan dan lembaga usaha mikro,

kecil dan menengah;

d) Pendampingan dan pemberian bantuan pemasaran terhadap

produk masyarakat;

e) Pemberian pinjaman dan bantuan keuangan;

f) Pembimbingan manajemen keuangan, optimalisasi, dan kendali

mutu;

g) Pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan;

h) Pemanfaatan dan pengembangan teknologi industry dan/atau;

i) Pengembangan program lainnya.

Pasal 46 menjelaskan bahwa;

1) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan dukungan

dan fasilitas ke pesantren dalam melaksanakan fungsi

pemberdayaan masyarakat.

2) Dukungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling sedikit berupa:

a) Bantuan keuangan;

b) Bantuan sarana dan prasarana;

c) Bantuan teknologi; dan/atau;

d) Pelatihan keterampilan.

3). Dukungan dan fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah pusat dan

Page 105: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

87

pemerintah daerah dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.139

Pesantren terus berkembang mengikuti lintasan sejarah kehidupan

dengan tetap mempertahankan independensinya dan konsistensinya

dalam memainkan peran sebagai lembaga pendidikan dan pemberdayaan

sosial, dan dalam tataran yang lebih luas, pesantren juga berperan

sebagai benteng pengawal moral khususnya berkenaan dengan

terjaganya tradisi pesantren yang luhur dengan nilai- nilai keteladanan,

baik yang ditunjukan oleh figur kyai ataupun nilai-nilai agama yang

diajarkan di pesantren. Walhasil, semua paparan diatas dapat

dikategorikan sebagai potensi pesantren yang bisa dikembangkan secara

optimal, sehingga menjadi institusi yang berperan aktif dalam

memberdayakan masyarakat.

Pesantren memiliki akar sosio-historis yang cukup kuat sehingga

membuatnya mampu menduduki posisi yang relatif sentral dalam dunia

masyarakat dan sekaligus bertahan ditengah berbagai gelombang

perubahan.140

Pesantren merupakan lembaga keagamaan yang sangat mengakar

di masyarakat. Sebagai lembaga yang telah mengakar dan telah menjadi

bagian sosio-kultural masyarakat, pesantren memiliki peluang sebagai

salah satu penggerak ekonomi.

Dewasa ini banyak pesantren yang mengembangkan konsep

kewirausahaan dan kemandirian bagi pemberdayaan perkembangan

santri kedepan. Konsep tersebut dituangkan dalam program-program

kewirausahaan, antara lain :

a. Mini Market

Pesantren yang notabene tempat tinggal santri dalam menimba

ilmu agama, mempunyai peluang uasaha untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari santri melalui Mini Market. Kebutuhan

139

Undang-Undang No.18 Tahun 2019 tentang Pesantren. 140

Amin Hadari, Masa Depan Pesantren; Dalam Tantangan Modernitas Dan Tantangan Kompleksitas Global, ( Jakarta ; IRD Press, 2004) hal. 195

Page 106: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

88

akan mudah diperoleh santri tanpa harus keluar lokasi

pesantren. Adanya mini market merupakan sarana

pembelajaran bagi santri dalam bidang entrepreneurship.

b. Koperasi Pesantren (Kopontren)

Koperasi Pesantren adalah badan usaha yang beranggotakan

santri dan guru dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

berdasarkan asas kekeluargaan.

c. Klinik Konsultasi Rumah Tangga

Setiap manusia tentu tidak pernah luput dari masalah. Berbagai

cara dilakukan oleh setiap orang dalam menghadapi

masalahnya, salah satu usahanya yaitu datang ke kyai untuk

meminta petuah agar penyelesaian masalah tidak keluar dari

jalan Allah SWT. Seperti halnya konsultan pada umumnya

dalam memberikan bimbingan kepada kliennya, klien tersebut

memberikan imbalan tertentu kepada konsultan. Hal ini yang

membedakan antara kyai dan konsultan dalam memberikan

jasa bimbingan kepada masyarakat yakni keikhlasan dalam

memberi bantuan. Pemberian bantuan tidak berupa uang tetapi

berupa bantuan bahan bangunan untuk perbaikan kelas, pagar,

gedung ataupun masjid.

d. Agrobisnis

Lokasi pesantren yang kebanyakan didesa berpeluang besar

untuk mengembangkan agrobisnis. Sebuah harapan demi

tumbuh dan majunya agrobisnis dipedasaan tengah disemai

pemerintah. Santri dibekali jiwa entrepreneurship melalui

program agrobisnis. 141

Salah satu unsur terpenting dalam pesantren yaitu adanya kyai.

Kyai merupakan sosok paling berperan dalam pesantren. Dalam diri kyai

141

Jazim Hamidi – Mustafa Lutfi, Entrepreneurship Kaum Sarungan, ( Jakarta : Khalifa, 2010 ) hal. 157

Page 107: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

89

menyatu beberapa kemampuan, diantaranya sebagai perancang

(designer), pendiri dan pemegang (developer) dan sekaligus seorang

pemimpim dan pengelola (leader and manager) pesantren.

Keberadaan seorang kyai entrepreneur sebagai pemimpin

pesantren, ditinjau dari tugas dan fungsinya, dapat dipandang sebagai

fenomena kepemimpinan yang unik dan mandiri. Dikatakan unik, karena

kyai sebagai sosok pemimpin lembaga pendidikan Islam, tidak sekedar

bertugas menyusun kurikulum, membuat peraturan tata tertib, merancang

sistem evaluasi, melaksanakan kegiatan belajar-mengajar yang berkaitan

dengan ilmu-ilmu agama di lembaga yang diasuhnya. Namun kyai juga

bertugas sebagai Pembina, pendidik umat dan sebagai pemimpin

masyarakat.

Dikatakan mandiri, karena seorang kyai mempunyai kemampuan

untuk mengembangkan pesantren atas usaha-usaha yang dilakukannya

serta mampu menciptakan dunia kerja di pesantren. Usaha-usaha

tersebut merupakan salah satu modal pengembangan pesantren.

Disamping itu, diharapkan akan tertanam jiwa entrepreneurship pada diri

santri ketika keluar dari pesantren sehingga ketika terjun kedunia

masyarakat, mereka tidak merasa bingung untuk mencari pekerjaan,

bahkan justru bisa menciptakan lapangan kerja baru.

Peranan yang jelas tentang kyai dan kemampuannya memimpin

pesantren dapat dirumuskan seperti yang berikut;

a) Mampu merumuskan nilai-nilai dasar pengembangan masyarakat

yang diakui agama dan masyarakat. Misalnya sikap kebersamaan.

b) Mampu mebuat pola penglibatan normative, terutama dalam

mengamalkan ajaran keagamaan bagi warga pesantren khususnya

dan mereka bertanggung jawab terhadap status diri dan

lingkungannya dengan mengikuti teladan kehidupan dari kyai

tersebut.

Page 108: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

90

c) Mampu mendorong tingkah laku kurang baik menjadi lebih baik

daripada santri sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dalam

komunitas yang sama.

d) Kyai berperan besar dalam mengubah para santrinya menjadi lebih

dalam memahami tentang Islam. Mereka juga dapat menyandang

gelar kyai sebagaimana guru mereka dikemudian hari.142

2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

a. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti

tenaga/kekuatan, proses, cara, perbuatan memberdayakan.

Pemberdayaan adalah upaya yang membangun daya masyarakat dengan

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi

yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.

Empowerment yang dalam bahasa Indonesia berarti

pemberdayaan adalah sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dai

perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan eropa. Konsep

pemberdayaan mulai muncul sekitar decade tahun 1970-an dan kemudian

berkembang terus hingga kini bersamaan dengan makin merebaknya

pemikiran dan aliran postmodernisme.

Istilah empowerment yang berasal dari kata daya (power). Daya

dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam tetapi dapat diperkuat

dengan unsur-unsur penguatan yang diserap dari luar. Ia merupakan

sebuah konsep untuk memotong lingkaran setan yang menghubungkan

power dengan pembagian kesejahteraan.143

Pemberdayaan pada intinya adalah pemanusiaan. Pemberdayaan

mengutamakan usaha sendiri dari orang yang diberdayakan untuk meraih

142

Mohamad Mustari, Peranan Pesantren Dalam Pembangunan Pendidikan Masyarakat Desa,(Yogyakarta : Multi Press, 2011) hal. 50 143

Aprillia Theresia dkk, Pembangunan Berbasis Masyarakat, ( Bandung : Alfabeta, 2015) hal.93

Page 109: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

91

keberdayaannya, oleh karena itu pemberdayaan sangat jauh dari

konotasi ketergantungan.

Pemberdayaan berasal dari kata daya yang berarti kekuatan atau

kemampuan. Berdaya suatu kondisi atau keadaan yang mendukung

adanya kekuatan atau kemampuan. Pemberdayaan adakah suatu upaya

meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh suatu

masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati diri, hasrat

dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan

diri secara mandiri.144

Secara bahasa, kata masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu

syarikat yang bermakna pembentukan suatu kelompok atau golongan

atau kumpulan. Dalam bahasa Inggris , pergaulan hidup disebut social,

hal ini ditujukan dalam pergaulan hidup kelompok manusia terutama

dalam kelompok masyarakat.

Secara umum, masyarakat adalah sekelompok orang/manusia

yang hidup bersama yang mempunyai tempat tinggal/daerah tertentu

untuk jangka waktu yang lama dimana masing-masing anggotanya saling

berinteraksi. Interaksi yang dimaksudkan berkaitan dengan sikap, tingkah

laku dan perbuatan. Segala tingkah laku dan perbuatan tersebut diatur

dalam suatu tata tertib/peraturan perundang-undangan tertentu yang

disebut hukum adat.145

Selanjutnya Soerjono Soekanto menjelaskan tentang istilah

community yang diterjemahnya sebagai masyarakat setempat yang

menunjukkan pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Anggota

masyarakat dalam suatu kelompok , baik kelompok itu besar maupun

kecil, hidup bersama sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut

dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama.146

144

Maskuri Bakri, Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan RRA dan PRA ( Surabaya : Visi Press Media, 2017 ) hal. 18 145

Abdullah Idi, Sosiologi Penduduk; Individu, Masyarakat dan Pendidik, ( Jakarta: Rajawali Press, 2011) hal.38 146

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : raja wali Press, 2012) hal.132

Page 110: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

92

Dengan paparan tersebut tentang masyarakat dapat disimpulkan

bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama

tinggal disatu tempat atau daerah tertentu dengan mempunyai aturan

tertentu tentang tata cara hidup mereka menuju satu tujuan yang sama

dengan menghasilkan sebuah kebudayaan.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan

masyarakat, lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki.

Konsep pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi yaitu; Pertama,

pemberdayaan dengan menciptakan suasana atau iklim yang

berkembang. Kedua, pemberdayaan untuk memperkuat potensi ekonomi

atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam rangka memperkuat potensi

ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat

kesehatan serta akses terhadap sumber-sumber kemajuan ekonomi,

seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar. Ketiga,

pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rakyat dengan cara

melindungi dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang

serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju

dengan yang belum berkembang.147

Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat terlepas dari

perangkap kemiskinan maupun keterbelakangan. Dengan demikian

pemberdayaan dapat dikatakan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan

kemampuan dan kemandirian masyarakat baik dibidang ekonomi, social

budaya, politik dan lain sebagainya.

Keterbelakangan dan kemiskinan yang muncul dalam proses

pembangunan disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pemilikan atau

akses pada sumber-sumber power. Proses historis yang panjang

menyebabkan terjadinya power dispowement, yakni peniadaan power

pada sebagian masyarakat, akibatnya masyarakat tidak memiliki akses

yang memadai terhadap akses produktif yang umumnya dikuasai oleh

147

Moh. Ali Aziz dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat : Paradigma Aksi Metodologi (Yogyakarta : PT.LKiS Pelangi Akasara, 2009) hal.171

Page 111: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

93

mereka yang memiliki power. Pada gilirannya keterbelakangan secara

ekonomi menyebabkan mereka makin jauh dari kekuasaan.

Begitulah lingkaran setan itu terus berputar. Oleh karena itu,

pemberdayaan bertujuan dua arah. Pertama, melepaskan belenggu

kemiskinan dan keterbelakangan. Kedua, memperkuat posisi lapisan

masyarakat dalam struktur ekonomi dan kekuasaan.

Menurut Sumodiningrat dalam Aprillia bahwa pemberdayaan

masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat

perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun

pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang

saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan

pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.148

Pemberdayaan Masyarakat (community empowerment) adalah

perwujudan capacity building masyarakat yang bernuansa pada

pemberdayaan sumber daya manusia melalui pengembangan

kelembagaan pembangunan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat

pedesaan dengan pembangunan sistem ekonomi rakyat, sarana

prasarana serta pembangunan 3-P yaitu:

a. Pendampingan yang dapat menggerakkan partisipasi

total masyarakat.

b. Penyuluhan dapat merespon dan memantau ubah-

ubahan yang terjadi di masyarakat.

c. Pelayanan yang berfungsi sebagai unsure pengendali

ketepatan distribusi aset sumber daya fisik, non fisik

yang diperlukan masyarakat.149

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat tersebut, sangat mutlak

ditingkatkan penciptaan kondisi yang dapat mendorong kemampuan

masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan hak-hak ekonomi,

148

Ibid, hal. 94 149

Ibid, hal. 19

Page 112: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

94

sosial dan politik dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan

kemandirian masyarakat.

Permasalahan pemberdayaan masyarakat ditinjau dari aspek

ekonomi adalah:

a) Kurang berkembangnya sistem kelembagaan ekonomi untuk

memberikan kesempatan bagi masyarakat khususnya masyarakat

kecil dalam mengembangkan kegiatan usaha ekonomi kompetitif.

b) Kurangnya penciptaan akses masyarakat terhadap input sumber

daya ekonomi berupa lokasi berusaha, lahan usaha, informasi

pasar dan teknologi produksi.

c) Lemahnya kemampuan masyarakat kecil untuk membangun

organisasi ekonomi masyarakat yang dapat meningkatkan posisi

tawar dan daya saingannya.

Ditinjau dari aspek sosial, permasalahan dalam pemberdayaan

masyarakat adalah;

a) Kurangnya upaya yang dapat mengurangi pengaruh lingkungan

social-budaya yang mengukung masyarakat pada kondisi

structural.

b) Kurangnya akses masyarakat untuk memperoleh peningkatan

pengetahuan dan keterampilan termasuk informasi.

c) Kurang berkembangnya kelembagaan masyarakat dan organisasi

sosial yang dapat menjadi sarana interaksi sosial.

d) Belum mantapnya kelembagaan yang dapat memberikan

pertahanan dan perlindungan bagi masyarakat yang terkena

dampak krisis ekonomi.

e) Belum berkembangnya kelembagaan yang mampu

mempromosikan asas kemanusiaan, keadilan, persamaan hak, dan

perlindungan bagi masyarakat rentan.

Permasalahan pokok pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

aspek politik adalah;

Page 113: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

95

a) Kuatnya peran pemerintah dan organisasi politik yang tidak

disadari justru telah menekan hak dan kemandirian masyarakat.

b) Pembatasan hak masyarakat dalam menyampaikan hak pendapat.

c) Keterbatasan untuk mengembangkan organisasi masyarakat.

d) Kurangnya akses masyarakat dalam pengambilan keputusan public

yang menyangkut kehidupan masyarakat.150

Tantangan utama dalam upaya pemberdayaan masyarakat adalah

bagaimana membangun kelembagaan social-ekonomi yang mampu

memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan lapangan

kerja dan pendapatan yang layak, martabat dan eksistensi pribadi,

kebebasan menyampaikan pendapat, berkelompok dan berorganisasi

serta berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik.

Menurut Khan dalam Maskuri mengemukan bahwa pemberdayaan

merupakan hubungan antar personil yang berkelanjutan untuk

membangun kepercayaan antara karyawan dan manajemen, antara

masyarakat dan pemerintah, sedangkan menurut Byays dan Rue

mengemukakan bahwa pemberdayaan merupakan bentuk desentralisasi

yang melibatkan pemberian tanggung jawab pada bawahan dalam

membuat keputusan.

Pemberdayaan Masyarakat pada hakikatnya memiliki dua makna

pokok, yakni : 1) meningkatkan kemampuan masyarakat ( to give ability or

enable) melalui pelaksanaan berbagai kebijakan dan program

pembangunan agar kondisi kehidupan masyarakat dapat mencapai

tingkat kemampuan yang diharapkan, dan 2) meningkatkan kemandirian

masyarakat melalui pemberian wewenang secara proporsional kepada

masyarakat dalam pengambilan keputusan (to give authority) dalam

rangka membangun diri dan lingkungannya secara mandiri. Hal ini

menunjukan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat berarti

memampukan dan memandirikan masyarakat.

150

Moh. Ali Aziz Dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi, ( Yogyakarta : PT.Lkis Pelangi Aksara, 2009) Hal 76

Page 114: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

96

Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu strategi dalam

pembangunan berorientasi pada pemberian kesempatan kepada setiap

anggota masyarakat untuk dapat ikut serta dalam proses pembangunan

dengan mendapatkan kesempatan yang sama dan dapat menikmati hasil-

hasil pembangunan secara proposional.

Dari defenisi tersebut dapat diambil beberapa hal penting tentang

pengertian pemberdayaan, yakni meliputi :

1) Pemberian tanggungjawab dan wewenang

2) Menciptakan kondisi saling percaya antar pemerintah dan

masyarakat

3) Adanya employee invlopment yaitu melibatkan stake holders

dalam pengambilan keputusan.

Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat

secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi

dan pendapatan yang lebih besar. Upaya peningkatan kemampuan untuk

menghasilkan nilai tambah paling tidak harus ada perbaikan akses

terhadap empat hal, yaitu akses terhadap sumber daya, akses terhadap

teknologi, akses terhadap pasar dan akses terhadap permintaan.

Ekonomi masyarakat adalah segala kegiatan ekonomi dan upaya

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (basic need) yaitu

sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Dengan demikian

dapat dipahami bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan

satu upaya untuk meningkatkan kemampuan atau potensi masyarakat

dalam kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup serta

meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat berpotensi dalam proses

pembangunan nasional.

b. Model – Model Pemberdayaan

1. Model Program Padat Karya Agribisnis (PPKA)

Model bantuan ini lebih bersifat konsumtif bagi tenaga kerja buruh,

namun sekaligus juga untuk mendorong munculnya wirausaha-

wirausaha kecil dipedesaan. Model ini sifatnya kemitraan antara

Page 115: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

97

tenaga buruh di pedesaan dan pedagang/pengusaha agribisnis

kecil di pedesaan. Tenaga buruh mendapat kesempatan untuk

bekerja dengan upah harian yang memadai dengan menggarap

lahan-lahan tidur atau lahan-lahan yang tidak tergarap, sedangkan

pedagang/pengusaha mendapat bahan dagangan dari hasil usaha

tersebut.

2. Model Pembinaan Kelompok Usaha Produktif

Salah satu kendala serius dalam upaya mengentaskan kemiskinan

petani dan nelayan miskin adalah karena tingginya perilaku

konsumtif. Pengubahan perilaku ke arah yang lebih produktif

memerlukan ketekunan dan upaya-upaya yang kontiniu.

3. Model SPAKU-Ponpes

Model sentra pengembangan agribisnis komoditi unggulan

(tanaman) – (SPAKU) yang melibatkan pondok pesantren sebagai

agent of change. Para petani berkelompok membentuk kelompok

usaha bersama agribisnis (KUBA) sehingga usaha tani yang

dilakukan mencapai skala ekonomi.

4. Model Kelompok Perguliran Bantuan Ternak

Pemberian bantuan bibit sapi potong diberikan kepada kelompok

peternak yang dibentuk oleh para anggota masyarakat. Perguliran

bibit ternak diatur diantara anggota kelompok masyarakat.

5. Model Koperasi Agroindustri (KOPAGI)

Koperasi ini membina para anggotanya untuk membentuk

kelompok usaha bersama agroindustri (terutama pengolahan hasil-

hasil pertanian) dengan memanfaatkan kredit murah bagi para

anggota koperasi. Dalam pembinaan manajemen dan inovasi

teknologi, KOPAGI menjalin kerjasama dengan lembaga-

lembaga/instansi terkait seperti BLKI, Litbang, Perguruan Tinggi,

Dinas terkait untuk melaksanakan diklat bagi anggota. Dalam hal

pemasaran, dilakukan kerjasama dengan pusat pertokoan seperti

waserda, supermarket dan kios. Aktivitas-aktivitas ekonomi

Page 116: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

98

tersebut disinergikan dalam bentuk kawasan industri milik

masyarakat.

6. Model Lembaga Keuangan Mikro bagi Dhuafa

Lembaga keuangan ini menyediakan kredit khusus untuk dhuafa

yang telah memiliki usaha di sektor non produksi pertanian,

bertujuan mendorong usaha berdasarkan bidangnya tanpa banyak

ikut mencampuri usaha yang dilakukan. Lembaga keuangan

bertujuan memberikan pelayanan kredit dengan mudah dengan

arah penggunaan yang dikehendaki oleh nasabah.

7. Model Bantuan Hibah Bersaing

Model bantuan hibah ini lebih bersifat konsumtif atau untuk

investasi sumber daya manusia yang dampaknya berjangka

panjang (pendidikan dan kesehatan). Pemberian bantuan hibah

harus benar-benar bersaing, artinya harus sampai kepada

kelompok orang-orang dhuafa yang benar-benar paling

membutuhkan. Pemilihan kelompok sasaran dilakukan dengan

pendekatan partisipasi, melibatkan karang taruna atau kelompok

dasa wisma setempat. 151

Khan menawarkan sebuah model pemberdayaan yang dapat

dikembangkan dalam sebuah organisasi untuk menjamin keberhasilan

proses pemberdayaan organisasi sebagaimana digambarkan berikut :

Gambar 2.7

Model Pemberdayaan (Emprowerment)152

151

Moh.Ali Aziz, Op.cit, hal 83 152

Maskuri Bakri, Pemberdayaan Masyarakat:Pendekatan RRA Dan PRA (Surabaya : Visi Pres Media, 2017) Hal 21

1. Desire

6. Communication 5. Accountability 4. Credibility

3. Confident 2. Trust

Page 117: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

99

Penjelasan mengenai model dan tahapan-tahapan dalam

pemberdayaan pada gambar diatas adalah sebagai berikut:

1. Desire

Pemberdayaan tahap pertama adalah tahap desire

(pendelegasian) yaitu dimana adanya pendelegasian dari pihak

manajemen dalam hal ini pemerintah mendelegasikan dan

melibatkan masyarakat antara lain: 1) masyarakat diberi

kesempatan untuk mengidentifikasikan permasalahan yang

sedang berkembang, 2) pemerintah memperkecil directive

personality dan memperluas keterlibatan masyarakat, 3)

pemerintah mendorong terciptanya persfektif baru dan

memikirkan kembali strategi kerja, 4) pemerintah

mengembangkan keahlian dan melatih masyarakat untuk

mengawasi sendiri (self control).

2. Trust

Tahap Trust (membangun kepercayaan) yaitu dimana adanya

keinginan dari manajemen dalam hal ini pemerintah untuk

membangun kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat.

Tindakan yang termasuk dalam tahap ini antara lain:

1) pemerintah memberi kesempatan atas penggunaan sumber

daya yang mencukupi bagi masyarakat, 2) pemerintah

menyediakan waktu dan sumber daya yang mencukupi bagi

masyarakat dalam menyelesaikan pekerjaannya, 3) pemerintah

menyediakan pelatihan yang mencukupi bagi kebutuhan

masyarakat, 4) pemerintah menyediakan akses informasi yang

cukup.

3. Confident

Tahap ketiga adalah tahap confident (saling percaya) yaitu

dimana adanya tindakan yang dapat menimbulkan rasa saling

percaya diantara pemerintah dan masyarakat dengan

Page 118: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

100

menghargai terhadap kemampuan yang dimiliki oleh

masyarakat. Tindakan yang termasuk dapat menimbulkan

confident adalah : 1)pemerintah mendelegasikan tugas kepada

masyarakat, 2) pemerintah menggali ide dan saran dari

masyarakat, 3) pemerintah memperluas tugas dan membangun

jaringan dengan masyarakat 4) pemerintah menyediakan jadwal

pelatihan dan mendorong penyelesaian yang baik.

4. Credibility

Tahap keempat adalah credibility yaitu tahap dimana adanya

keinginan dari pihak manajemen dalam hal ini pemerintah untuk

menjaga kredibilitas dengan cara pemberian penghargaan dan

pengembangan masyarakat, yang termasuk dalam tindakan ini

adalah : 1) pemerintah memandang bahwa masyarakat sebagai

partner yang sangat strategis dalam mengembangkan

pembangunan nasional, 2) pemerintah memperkenalkan inisiatif

masyarakat untuk melakukan perubahan melalui partisipasinya,

3) pemerintah membantu menyelesaikan perbedaan dalam

penentuan tujuan dan proritas.

5. Accountability

Tahap kelima adalah tahap accountability yaitu keinginan dari

pihak manajemen dalam hal ini pemerintah untuk meminta

pertanggung jawaban masyarakat, hal ini sebagai sarana

evaluasi terhadap prestasi kerja masyarakat dalam

menyelesaikan dan tanggung jawab terhadap wewenang yang

diberikan, yang termasuk dalam tindakan ini adalah :1)

pemerintah menggunakan jalur training dalam mengevaluasi

prestasi masyarakat, 2) pemerintah memberikan saran dan

bantuan kepada`masyarakat dalam menjalankan aktifitasnya, 3)

pemerintah menyediakan periode dan waktu pemberian

feedback atau menambah bantuan.

Page 119: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

101

6. Communication

Tahap keenam adalah tahap communication yaitu dimana

kegiatan dari pihak manajemen dalam hal ini pemerintah

mengadakan komunikasi yang saling terbuka untuk

menciptakan suatu keadaan yang saling memahami antara

masyarakat dan pemerintah. Keterbukaan ini dapat terwujud

dengan adanya kritik dan saran terhadap hasil dan prestasi

yang dilakukan masyarakat, yang termasuk dalam tahap ini

adalah: 1) pemerintah menetapkan kebijakan open door

communication, 2) pemerintah menyediakan waktu untuk

mendapatkan informasi dan mendiskusikan permasalahan

secara terbuka, 3) pemerintah menciptakan kesempatan untuk

corss training.153

Pemberdayaan masyarakat adalah salah satu kunci pokok

keberhasilan pembangunan nasional. Dengan pemberdayaan

masyarakat, berarti masyarakat dilibatkan secara aktif dalam

pembangunan. Ini sesuai dengan konteks pembangunan daerah yang

menekankan pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Dengan demikian, masyarakat dilibatkan sejak dari awal pada saat

perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan melestarikan hasil

pembangunan.

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya

kelompok rentan dan lemah untuk :

a) Memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang

memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya

dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

perlukan; dan

b) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-

keputusan yang mempengaruhi mereka. Pemberdayaan

153

Ibid, hal 20-24

Page 120: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

102

menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan

melalui pengubahan struktur.

Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya

peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan)

untuk menyampaikan pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-

pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola

kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab demi perbaikan

kehidupannya.

Dalam pengertian tersebut, pemberdayaan mengandung arti

perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat

baik dalam arti;

1) Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan

2) Perbaikan kesejahteraan social (pendidikan dan kesehatan)

3) Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan

4) Terjaminnya keamanan

5) Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut

dan kekhawatiran.154

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam

kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayan adalah

memampukan dan memandirikan ekonomi masyarakat.

Ekonomi adalah bidang kegiatan manusia yang berkaitan dengan

usaha pemenuhan kebutuhan dasar hidup agar dapat menjalani

kehidupannya secara layak dan bermartabat. Dalam skala yang besar,

negarapun didirikan untuk kesejahteraan hidup warganya, dengan

melakukan pembangunan ekonomi yang terencana. Negara berkewajiban

untuk melindungi warganya agar dapat hidup sejahtera, melepaskan

warganya dari lilitan kemiskinan. Salah satu peran Negara untuk

154

Aprillia Theresia dkk, Op.cit. hal.117

Page 121: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

103

mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah lewat pengelolaan

ekonomi secara aktif. 155

Ekonomi secara bahasa berasal dari kata oikos dan nomos yang

berarti mengatur rumah tangga. Dari pengertian tersebut dapat diartikan

bahwa ekonomi mengatur rumah tangga yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan hidup melalui kegiatan atau aktifitas ekonomi.156

Ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku

manusia dalam mengelola kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi

barang dan jasa dengan sumber daya produktif yang terbatas, dengan

tujuan memenuhi kebutuhan manusia sebaik-baiknya. Ekonomi

berpangkal dari dua kenyataan mendasar, kebutuhan manusia yang tak

terbatas dan sumber daya ekonomi terbatas, dan bersifat alternatif

sehingga memerlukan pertimbangan apa yang diperoleh dan apa yang

harus dikorbankan. Pada dasarnya masing-masing subjek ekonomi

(produsen, konsumen, dan pemilik faktor produksi) bebas mengurus

kepentingannya sendiri-sendiri dan berusaha memaksimalkan

pendapatannya.157

Islam sebagai agama Allah, mengatur kehidupan manusia baik

kehidupan di dunia maupun akhirat. Perekonomian adalah bagian dari

kehidupan manusia, maka tentulah hal ini ada dalam sumber yang mutlak

yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunnah, yang menjadi panduan dalam menjalani

kehidupan. Kedudukan sumber yang mutlak ini menjadikan Islam sebagai

suatu agama yang istimewa dibandingkan dengan agama lain sehingga

dalam membahas perspektif ekonomi Islam segala bermuara pada aqidah

Islam berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.158

Dalam upaya memberdayakan masyarakat tersebut dapat dilihat

dari tiga sisi, yaitu;

155

Musa asy‟arie, Dialektika Islam: Etos Kerja Dan Kemiskinan, (Yogyakarta ; LESFI, 2016) hal 100 156

Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, (Yogyakarta, UII Press, 2014), hal. 55. 157

T.Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, (Yokyakarta: Kanisius, 2013), hal, 11. 158

Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Kencana, 2015), hal, 3

Page 122: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

104

Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah

pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi

yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama

sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah.

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan

mendorong, memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi

yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat

(empowering). Penguatan ini meliputi langkah-langkah nyata dan

menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan

akses kedalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat

masyarakat menjadi berdaya.

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam

proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah

lemah, oleh karena kekurang-berdayaan dalam menghadapi yang kuat.

Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat

mendasar sifatnya dalam proses pemberdayaan masyarakat. 159

Menurut Suharto, pelaksanaan pencapaian tujuan pemberdayaan

dapat diterapkan melalui lima pendekatan pemberdayaan, yaitu;

Pemungkinan; menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.

Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari

sekat-sekat kultural dan structural yang menghambat.

Penguatan; memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu

menumbuh-kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan

diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

159

Aprillia Theresia dkk, op.cit, hal 120

Page 123: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

105

Perlindungan; melindungi masyarakat terutama kelompok-

kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,

menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi

tidak sehat) antara yang kuat dan yang lemah. Pemberdayaan

harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan

dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

Penyokongan; memberikan bimbingan dan dukungan agar

masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas

kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong

masyarakat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang

semakin lemah dan terpinggirkan.

Pemeliharaan; memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok

dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin

keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang

memperoleh kesempatan berusaha.160

Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, pola

pemberdayaan yang tepat sasaran sangat diperlukan, bentuk yang tepat

adalah dengan memberikan kesempatan kepada kelompok miskin untuk

merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang telah

mereka tentukan. Disamping itu masyarakat juga diberikan kekuasaan

untuk mengelola dananya sendiri, baik yang berasal dari pemerintah

maupun pihak amil zakat, inilah yang membedakan antara partisipasi

masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat.

Tiga pilar yang harus diperlukan dalam proses pemberdayaan

masyarakat. Ketiga pilar tersebut adalah pemerintah, swasta dan

masyarakat yang hendaknya menjalin hubungan kemitraan yang selaras.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk

individu dan masyarakat menjadi mandiri, kemandirian tersebut meliputi

160

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Social ( Bandung : Refika Aditama, 2017 ) hal. 68

Page 124: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

106

kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka

lakukan tersebut. Pemberdayaan masyarakat hendaknya mengarah pada

pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik, untuk mencapai

kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses.

Ada dua upaya agar pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa

dijalankan, diantaranya pertama, mempersiapkan pribadi masyarakat

menjadi wirausaha. Karena kiat Islam yang pertama dalam mengatasi

masalah kemiskinan adalah dengan bekerja. Dengan memberikan bekal

pelatihan, akan menjadi bekal yang amat penting ketika akan memasuki

dunia kerja.

Agama Islam juga menginspirasi dan mendorong manusia untuk

membebaskan dirinya dari kemiskinan dan kefakiran dalam berbagai

dimensinya. Bahkan Al-Qur‟an mengatakan bahwa kefakiran atau

kemiskinan adalah janji syaitan, seperti yang dijelaskan dalam surat

Al-Baqarah ayat 268 yaitu :

Artinya :

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS 2 : 268 )161

Bentuk pemberdayaan yang kedua, adalah dengan pendidikan.

Kebodohan adalah pangkal dari kemiskinan, oleh karenanya untuk

mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang adalah dari sektor

pendidikan, karena kemiskinan ini kebanyakan sifatnya turun-menurun,

dimana orang tuanya miskin sehingga tidak mampu untuk menyekolahkan

anaknya, dan hal ini akan menambah daftar angka kemiskinan kelak di

161

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Ibid hal 45

Page 125: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

107

kemudian hari.

Bentuk pemberdayaan di sektor pendidikan ini dapat disalurkan

dua cara, pertama pemberian beasiswa bagi anak yang kurang mampu,

dengan diberikannya beasiswa otomatis menguangi beban orang tua

dan sekaligus meningkatkan kemauan belajar, kedua, penyediaan

sarana dan prasarana, proses penyalurannya adalah dengan

menyediakan proses tempat belajar formal atau pun non formal, atau

paling tidak dana yang di salurkan untuk pendidikan ini selain untuk

beasiswa juga untuk pembenahan fasilitas sarana dan prasarana belajar,

karena sangat tidak mungkin menciptakan seorang pelajar yang

berkualitas dengan sarana yang minim.

Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya pemihakan, penyiapan

dan perlindungan untuk menjadikan rakyat berdaya, yang dimaksud

rakyat berdaya adalah rakyat yang mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya sendiri, mereka yang bisa menghasilkan dan menikmati produk

yang dihasilkan. Mereka harus bisa menikmati apa yang telah mereka

hasilkan. Dalam konteks ekonomi, menikmati berarti konsumsi (demand),

sedangkan menghasilkan berarti produksi (supply). Masyarakat yang

berdaya berarti mampu mengikuti hukum alam-mampu bertahan secara

mandiri (survival life), mampu mengikuti mekanisme alam-mampu meniru

sifat dan kemuliaan Allah SWT sepanjang hidupnya untuk mencapai

kesempurnaan dan mampu mengikuti mekanisme pasar-mampu memiliki

produk yang bisa dipertukarkan sebagai sumber penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya dan sebagai tabungan masa depan.162

Dalam Al-Qur‟an surat Arra‟du ayat 11 menjelaskan tentang

makna pemberdayaan yaitu:

162

Gunawan dan Ari Wulandari, Membangun Indonesia dari Desa, ( Yogyakarta : Media Pressindo, 2016) hal 97

Page 126: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

108

Artinya bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS 13:11)163

Pemberdayaan dapat pula dimaknai dari kata empowerment, yaitu

upaya memberi daya, memberi kekuatan atau suatu power agar rakyat

dapat hidup dengan benar, maksud hidup dengan benar adalah hidup

yang menggunakan prinsip dasar Kerja-Untung-Menabung.164

Gambar 2.8

Prinsip Dasar Pemberdayaan Masyarakat

Setiap orang yang sudah memiliki prinsip Kerja - Untung -

Menabung harus mampu mengelola penghasilannya dengan baik,

sehingga mampu memiliki tabungan. Pengelolaan keuangan yang baik

163

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Ibid hal 176 164

Ibid, hal. 98

Kerja - Untung-

Tabung

Pengelolaan

Keuangan

Tabungan

sebagai Sumber

Pertumbuhan

Page 127: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

109

akan membuat seseorang bisa merencanakan, mengalokasikan dan

menambah penghasilannya. Tabungan berfungsi sebagai sumber

pertumbuhan. Orang miskin yang memiliki tabungan akan menjadi kaya

dan sebaliknya orang kaya yang tidak memiliki tabungan akan menjadi

miskin. Mereka yang memiliki tabungan bisa mengalokasikan

tabungannya untuk investasi yang akan berkembang sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraannya.

Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, pola

pemberdayaan yang tepat sasaran sangat diperlukan. Bentuk yang tepat

sasaran dalam pemberdayaan adalah dengan memberikan kesempatan

kepada kelompok masyarakat kelas bawah untuk merencanakan dan

melaksanakan program pembangunan yang telah ditentukan. Beberapa

bentuk pola pemberdayaan ekonomi masyarakat yaitu;

1. Bantuan Modal.

Salah satu aspek permasalahan yang dihadapi masyarakat tuna

daya adalah permodalan. Pemberian bantuan modal ini dilakukan melalui

bantuan usaha baru mikro, usaha kecil dan usaha menengah untuk

mendapatkan akses di lembaga keuangan.

2. Bantuan Pembangunan Prasarana.

Usaha mendorong produktivitas dan tumbuhnya usaha, tidak akan

memiliki arti penting bagi masyarakat, jika hasil produksinya tidak dapat

dipasarkan atau dapat dijual hanya dengan harga yang rendah. Oleh

sebab itu komponen penting dalam usaha pemberdayaan di bidang

ekonomi adalah pembangunan prasarana produksi dan pemasaran.

Tersedianya prasarana pemasaran dan transportasi dari lokasi produksi

ke pasar akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya akan

meningkatkan penerimaan petani, pengusaha mikro, pengusaha kecil dan

pengusaha menengah. Artinya dari sisi pemberdayaan ekonomi maka

pembangunan prasarana pendukung sangat strategis.

Page 128: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

110

3. Bantuan pendampingan.

Pendampingan masyarakat tuna daya memang perlu dan penting.

Tugas utama pendampingan adalah memfasilitasi proses belajar dan

menjadi mediator untuk penguatan kemitraan baik usaha mikro, usaha

kecil, usaha menengah dan usaha besar.

4. Penguatan kelembagaan

Pemberdayaan ekonomi pada masyarakat lemah pada mulanya

dilakukan melalui pendekatan individual, jika pendekatan individual belum

memberikan hasil yang memuaskan maka dilakukan pendekatan

kelompok. Melalui kelompok, akan dapat membangun kekuatan untuk

menentukan distribusi.

5. Penguatan kemitraan usaha

Pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi adalah penguatan

bersama, dimana yang besar hanya akan berkembang kalau ada yang

kecil dan menengah. Dan yang kecil akan berkembang kalau ada yang

besar dan menengah. Daya saing yang tinggi hanya ada jika ada

keterkaitan antara yang besar dengan yang menengah dan kecil. Sebab

hanya dengan keterkaitan produksi yang adil, efesiensi akan terbangun.

Oleh sebab itu, melalui kemitraan dalam bidang permodalan, kemitraan

dalam proses produksi, kemitraan dalam distribusi, masing-masing pihak

akan diberdayakan.165

c. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang

memiliki tujuan yang jelas dan harus dicapai, oleh sebab itu, setiap

pelaksanaan pemberdayaan masyarakat perlu dilandasi dengan strategi

kerja tertentu demi keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Strategi pemberdayaan masyarakat, pada dasarnya

mempunyai tiga arah, yaitu :

165

Aziz Muslim, Metodologi Pengembangan Masyarakat, ( Yogyakarta: Teras, 2010) hal.3

Page 129: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

111

Pertama, pemihakan dan pemberdayaan, masyarakat, Kedua,

pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan

pembangunan yang mengembangkan peran serta masyarakat. Ketiga,

modernisasi melalui penjaminan arah perubahan struktur social ekonomi

(termasuk didalamnya kesehatan), budaya, politik yang bersumber pada

partisipasi masyarakat.

Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan

dengan strategi sebagai berikut :

1) Menyusun instrument pengumpulan data. Dalam kegiatan ini

informasi yang diperlukan dapat berupa hasil penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, referensi yang ada

dari temuan dari pengamatan lapangan

2) Membangun pemahaman, komitmen untuk mendorong

kemandirian individu, keluarga dan masyarakat.

3) Mempersiapkan sistem informasi, mengembangkan sistem

analisis, intervensi, monitoring dan evaluasi pemberdayaan

individu, keluarga dan masyarakat.166

Pemberdayaan dapat diartikan sebagai suatu pelimpahan atau

pemberian kekuatan (power) yang akan menghasilkan hierarki kekuatan

dan ketiadaan kekuatan, seperti yang dikemukakan Simon bahwa

pemberdayaan merupakan suatu aktivitas refleksi, suatu proses yang

mampu diinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek

yang mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri (self-determination).

Sulistiyani menjelaskan lebih rinci bahwa secara etimologis pem-

berdayaan berasal dari kata dasar "daya" yang berarti kekuatan atau

kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan

dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau

kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemam-

166

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Persfektif Kebijakan Publik, ( Jakarta : Alfabeta, 2017) hal. 168-169

Page 130: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

112

puan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum

berdaya.167

Berdasarkan beberapa pengertian pemberdayaan yang

dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya

pemberdayaan adalah suatu proses dan upaya untuk memperoleh atau

memberikan daya, kekuatan atau kemampuan kepada individu dan

masyarakat lemah agar dapat mengidentifikasi, menganalisis,

menetapkan kebutuhan dan potensi serta masalah yang dihadapi dan

sekaligus memilih alternatif pemecahannya dengan mengoptimalkan

sumber daya dan potensi yang dimiliki secara mandiri.

Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami

oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan,

memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi

mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan

mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. Daya kemampuan yang

dimaksud adalah kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif serta

sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material. Kemandirian masyarakat

dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang

mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap akan memperoleh

daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses

pengambilan keputusan secara mandiri. Berkaitan dengan hal ini, bahwa

keberdayaan masyarakat yang ditandai adanya kemandiriannya dapat

dicapai melalui proses pemberdayaan masyarakat.

Menurut Schuler, hashemi dan Riley dalam Edi Suharto

menjelaskan indikator pemberdayaan ekonomi masyarakat yaitu;

1) Evaluasi positif terhadap kontribusi ekonomi dirinya

2) Keinginan memiliki kesempatan ekonomi yang setara

3) Keinginan memiliki kesamaan hal terhadap sumber yang

ada pada rumah tangga dan masyarakat

167

Kesi Widjajanti, Model Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 12, Nomor 1, Juni 2011, Hlm.15-27

Page 131: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

113

4) Akses terhadap pelayanan keuangan mikro

5) Akses terhadap pendapatan

6) Akses terhadap aset-aset produktif dan kepemilikan rumah

tangga

7) Akses terhadap pasar

8) Kontrol atas penggunaan pinjaman dan tabungan serta

keuntungan yang dihasilkannya

9) Kontrol atas asset produktif dan kepemilikan keluarga

10) Mampu memberi gaji terhadap orang lain

11) Bertindak sebagai model peranan bagi orang lain terutama

dalam pekerjaan publik.168

Keberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif

masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan.

Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang lemah

dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumber

daya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam pembangunan.

Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah untuk

memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup

keluarga dan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya.

Dalam konteks pemberdayaan ekonomi untuk penguatan

masyarakat dalam mendapatkan gaji/upah yang memadai, untuk

memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan sehingga

memperoleh peningkatan hasil secara ekonomi. Pemberdayaan dibidang

ekonomi merupakan upaya untuk membangun daya masyarakat dengan

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi

ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

168

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Social ( Bandung : Refika Aditama, 2017 ) hal.65

Page 132: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

114

Tabel 2.1 Indikator Sistem Pemberdayaan Masyarakat169

Sub – system Indikator

Kebijakan Sifat (sentralistis/desentralisasi)

Proses perumusan (partisipatif masyarakat)

Pihak yang dilibatkan dalam perumusan

(birokrasi, akademisi, pelaku bisnis,

kelompok masyarakat dan lain-lainl)

Kelembagaan Ragam Kelembagaan (pemerintah, swasta,

masyarakat)

Efektivitas kelembagaan

Sumber pembiayaan yang diperlukan

Ketenagaan Mutu/kualifikasi SDM

Pengalaman Kerja

Pembiayaan (PNS, Swasta, Swadaya

masyarakat)

Penyelenggaraan Sistem kerja

Metode

Materi

Perlengkapan (mutu dan kelengkapan)

Kinerja SDM

Sarana/prasarana Kelengkapan

Kecukupan

Mutu

Pembiayaan

Pembiayaan Pemerintah (APBN, APBD, BLM, Hibah,

Modal bergulir dan lainnya

Swasta (sponsor, kerjasama)

Swadaya Masyarakat

Pengawasan/Pengendalian Sifat (partisipatif)

Yang dilibatkan

Waktu (periode, berkala)

Pemberdayaan merupakan upaya pemberian kesempatan dan atau

memfasilitasi kelompok miskin agar mereka memiliki aksesibilitas

terhadap sumber daya, yang berupa modal, teknologi, informasi, jaminan

169

Aprillia Theresia, Op.cit, hal. 308

Page 133: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

115

pemasaran dan lain-lain agar mereka mampu memajukan dan

mengembangkan usahanya sehingga memperoleh perbaikan pendapatan

serta perluasan kesempatan kerja demi perbaikan kehidupan dan

kesejahteraan masyakarat.

Kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari aktivitas ekonomi

yang terjadi di masyarakat tersebut. Aktivitas ekonomi akan menghasilkan

nilai tambah ekonomi maupun nilai tambah sosial di masyarakat. Nilai

tambah tersebut antara lain berupa dihasilkannya barang dan jasa,

kesempatan kerja, pemanfaatan asset, surplus usaha maupun nilai

tambah social adalah sumber utama pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu, main tinggi aktivitas ekonomi di suatu

daerah, makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut

dan sebaliknya. Setiap aktivitas ekonomi diawali dengan aktivitas

investasi. Dengan demikian, pemerintah perlu proaktif untuk

memanfaatkan setiap peluang investasi menjadi kenyataan guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 2.9

Hubungan Investasi, Bisnis dan Kesejahteraan Masyarakat170

Di era otonomi dan globalisasi ekonomi yang berjalan secara

serempak saat ini, pemerintah kabupaten dituntut untuk lebih proaktif dan

170

Hendry Faizal Noor, Investasi, Pengelolaan Keuangan, dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat ( Jakarta : Mitra wacana Media, 2014 ) hal. 259

Pemerintah perlu identifikasi

keunggulan sumber daya untuk

mendorong investasi di masing-

masing daerah

Pemerintah perlu mendorong aktivitas

ekonomi dan bisnis di masing-masing

daerah sesuai dengan potensi dan

keunggulan yang dimilikinya

Kegiatan

Investasi Kesejahteraan

masyarakat Meningkatkan

Page 134: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

116

kreatif dalam membangun daerahnya masing-masing. Disamping itu,

otonomi daerah yang berlangsung saat ini telah membawa tantangan

sekaligus peluang bagi setiap daerah kabupaten/kota untuk membangun

daerahnya secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Salah satu indikator penting dari kesejahteraan masyarakat adalah

makin banyaknya pilihan barang dan jasa untuk dipilih sebagai alat

pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Proses kegiatan ekonomi di

masyarakat dimulai dari adanya kebutuhan konsumsi barang dan jasa

(demand), yang diikuti oleh timbulnya peluang usaha untuk memproduksi

barang dan jasa tersebut (supply) di masyarakat secara terus menerus

yang terjadi secara berurutan.171

Untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dituntut

kreativitas dari masing-masing pemerintah baik pusat maupun daerah

guna mencari berbagai terobosan yang legal dan halal yang dapat

meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, maka

pemerintah mempunyai tugas untuk mempromosikan berbagai peluang

investasi yang ada kepada masyarakat agar`aktivitas ekonomi meningkat

sehingga kesejahteraan masyarakat juga dapat ditingkatkan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat gambar hubungan aktivitas ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat.

171

Ibid, hal. 253

Page 135: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

117

Gambar 2.10

Hubungan Aktivitas Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

Program Pemerintah

Dalam kaitan pemberdayaan ekonomi masyarakat berarti segala

kegiatan ekonomi dan upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya (basic need) yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan dan

pendidikan.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan

factor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran,

penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai dan

penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan

keterampilan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu

berdiri sendiri untuk mengatasi masalah-masalah mereka sendiri,

meningkatkan kualitas hidup, mencapai kesejahteraan dan memperbaiki

kedudukannya dalam masyarakat.

d. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan implikasi dari strategi pembangunan

yang berbasis masyarakat (people centered development). Terkait

dengan hal ini pembangunan, apapun pengertian yang diberikan

terhadapnya selalu merujuk pada upaya perbaikan, terutama perbaikan

mutu hidup manusia, baik secara fisik, mental, ekonomi maupun social

Kesejahteraan

Masyarakat Meningkat

Meningkatnya Income

Masyarakat

Mendorong Permintaan

Pasar

Pertambahan

Lowongan Pekerjaan Pertumbuhan Investasi

Page 136: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

118

budayanya. Mengacu pada konsep tersebut maka tujuan pemberdayaan

meliputi upaya perbaikan sebagai berikut;

1. Perbaikan pendidikan (better education) dalam artian

pemberdayaan harus dirancang sebagai suatu bentuk

pendidikan yang lebih baik. Perbaikan pendidikan dilakukan

melalui pemberdayaan. Perbaikan pendidikan mampu

menumbuhkan semangat belajar seumur hidup.

2. Perbaikan aksesbilitas (better accesbility), dengan tumbuh dan

berkembangnya semangat belajar seumur hidup diharapkan

akan memperbaiki aksesbilitas terutama tentang aksesbilitas

dengan sumber informasi/inovasi, sumber pembiayaan,

penyedia produk dan peralatan, lembaga pemasaran.

3. Perbaikan tindakan (better action), dengan bekal perbaikan

pendidikan dan perbaikan aksebilitas dengan beragam sumber

daya yang lebih baik diharapkan akan terjadi tindakan-tindakan

yang semakin lebih baik.

4. Perbaikan kelembagaan (better institution), dengan perbaikan

kegiatan/tindakan yang dilakukan diharapkan akan memperbaiki

kelembagaan termasuk pengembangan jejaring kemitraan

usaha.

5. Perbaikan usaha (better business), perbaikan pendidikan

(semangat belajar), perbaikan aksebilitas dan perbaikan

kelembagaan diharapkan akan memperbaiki bisnis yang

dilakukan.

6. Perbaikan pendapatan (better income), dengan terjadinya

perbaikan bisnis yang dilakukan diharapkan akan dapat

memperbaiki pendapatan yang diperolehnya termasuk

pendapatan keluarga dan masyarakat.

7. Perbaikan lingkungan (better environment), perbaikan

pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik

Page 137: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

119

dan social) karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan

oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.

8. Perbaikan kehidupan (better living), tingkat pendapatan dan

keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat

memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluargadan

masyarakat.

9. Perbaikan masyarakat (better community), keadaan kehidupan

yang baik yang didukung oleh lingkungan (fisik dan social) yang

lebih baik diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat

yang lebih baik pula.

Gambar 2.11

Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

BETTER

EDUCATION

(5) BETTER

INCOME

(1) BETTER

ACCESSIBILITY

(3) BETTER

INSTITUTION (7) BETTER

LIVING

(4) BETTER

BUSINESS (6) BETTER

ENVIRONMENT

(8) BETTER

COMMUNITY

(2) BETTER

ACTION

Page 138: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

120

Terkait dengan tujuan pemberdayaan masyarakat selalu merujuk

pada upaya perbaikan, terutama perbaikan pada mutu hidup manusia,

baik secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budaya.

Dalam pemberdayaan ada kondisi dimana masyarakat secara

umum memiliki kesamaan hak dan kewajiban yang terwujud dalam

kesempatan, kedudukan, peranan yang dilandasi sikap dan perilaku

saling membantu dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Upaya

pemberdayaan membutuhkan dukungan dari berbagi pihak, baik

pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat. Pemberdayaan yang

dilakukan memiliki dampak keberdayaan masyarakat untuk keluar dari

hambatan struktural, sehingga masyarakat yang berdaya ini nantinya

dapat mengaktualisasikan potensi diri dan kapasitasnya untuk

menghadapi tantangan eksternal sebagai dampak dari pembangunan.

Tujuan dari pemberdayaan masyarakat tersebut menunjuk pada

keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu

meningkatkan masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya dan

memperkuat kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi,

maupun sosial seperti mempunyai kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas

kehidupannya.

Berdasarkan beberapa kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu agar masyarakat berdaya

dan mempunyai pengetahuan serta keterampilan yang digunakan dalam

kehidupan untuk meningkatkan pendapatan, memecahkan permasalahan

yang dihadapi, dan mengembangkan sistem untuk mengakses sumber

daya yang diperlukan.

Page 139: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

121

e. Mekanisme Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Menurut Kartasasmita dalam Abdul Rahmat bahwa dalam

pemberdayaan, dasar pandangannya adalah bahwa upaya yang

dilakukan harus diarahkan langsung pada akar persoalannya yaitu

meningkatkan kemampuan masyarakat. Secara praktis upaya yang

merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi

ekonomi masyarakat ini akan meningkatkan produktivitasnya, sehingga

baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam sekitar

keberadaaanya dapat ditingkatkan produktivitasnya. Dengan demikian

masyarakat dan lingkungannya mampu secara partisipatif menghasilkan

dan menumbuhkan nilai tambah ekonomis.172

Pendekatan utama yang dipergunakan dalam pemberdayaan

masyarakat adalah pendekatan partisipatif. Dalam pendekatan ini

masyarakat tidak dijadikan sebagai objek pembangunan sebagaimana

lazimnya selama ini akan tetapi masyarakat dijadikan subjek yang ikut

menentukan sukses tidak program yang dilaksanakan.

Sebagai subjek masyarakat memiliki otoritas untuk merencanakan

sendiri dan menentukan pilihan-piliannya. Mereka dilibatkan secara aktif

dalam pengambilan keputusan sejak perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian hingga pemanfaatan hasil. Proses pemberdayaan melalui

aktivitas sebagai berikut;173

1. Pembentukan kelompok

Proses pemberdayaan dapat dilakukan secara individual maupun

kolektif. Namun pemberdayaan yang berkaitan dengan ekonomi,

kemampuan individu yang senasib untuk saling berkumpul dalam suatu

kelompok dinilai sebagai bentuk pemberdayaan yang paling efektif. Dalam

kelompok terjadi suatu dialog yang menumbuhkan dan memperkuat

kesadaran dan solidaritas kelompok. Individu saling belajar

172

Abdul Rahmat dan Sriharini, Manajemen Profetik; Model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren Alam (Gorontalo: Ideas Publishing, 2018) hal.114 173

Ibid, hal.115

Page 140: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

122

mendefenisikan masalah, menganalisanya serta merancang suatu solusi

dalam memecahkan masalah tersebut.

2. Pendampingan

Dalam proses mendefinisikan masalah, menganalisa serta

merancang sebuah kegiatan kelompok memerlukan pendamping yang

berfungsi sebagai penstimulir atau pendorong yang dapat meyakinkan

kelompok akan potensi yang mereka miliki. Pendamping bertugas

menyertai proses pembentukan penyelenggaraan kelompok sebagai

fasilitator, komunikator ataupun dinamisator. Pendamping berfungsi

sebagai pemancing daya masyarakat sebelum akhirnya masyarakat dan

kelompok yang berperan sendiri dalam mengatasi masalah yang mereka

hadapi.

3. Perencanaan Kegiatan

Pada tahap perencanaan kegiatan peran aktif anggota kelompok

untuk dapat menentukan bidang usaha yang dapat digarap sesuai dengan

kemampuan agar dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dalam

perencanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat terdapat prinsip-prinsip

yang perlu diperhatikan antara lain; 1) prinsip kepercayaan. Dalam prinsip

ini, masyarakat diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan jenis

kegiatan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki, masalah yang

dihadapi dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat tersebut.

2) prinsip kebersamaan dalam kegotongroyongan. Pada prinsip ini

program yang diciptakan harus menumbuhkan kebersamaan, kegotong

royongan, kesetiakawanan dan kemitraan diantara setiap anggota

kelompok. 3) prinsip kemandirian. Prinsip ini menekankan program yang

dapat mendorong rasa percaya diri bahwa masyarakat mampu untuk

menolong dirinya. Program yang dipilih harus bermanfaat dalam

meningkatkan taraf hidup anggota kelompok dan harus berkembang

secara berkesinambungan, sehingga pada saatnya tidak lagi diperlukan

bantuan.

Page 141: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

123

Terdapat empat tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang

meliputi beberapa bidang antara lain;

a) Bina manusia

Bina manusia merupakan upaya yang pertama dan utama yang

harus diperhatikan dalam mengupayakan pengembangan masyarakat.

Hal ini dilandasi oleh pemahaman bahwa tujuan pembangunan adalah

untuk memperbaiki mutu hidup atau kesejahteraan manusia.

b) Bina usaha

Bina usaha menjadi suatu upaya penting dalam setiap

pengembangan, sebab, bina manusia yang tanpa memberikan dampak

dan manfaat bagi perbaikan kesejahteraan khususnya ekonomi tidak akan

laku dan bahkan menambah kekecewaan.

c) Bina Lingkungan

Hal ini dinilai penting karena pelestarian lingkungan akan sangat

menentukan keberlanjutan kegiatan utamanya yang terkait dengan

tersedianya bahan baku.

d) Bina kelembagaan

Hal ini penting karena dengan tersedianya dan efektivitasnya

kelembagaan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bina

manusia, bina usaha dan bina lingkungan. Dengan bina kelembagaan

yang baik diharapkan jejaring kemitraan usaha berjalan lancar.174

Dengan berdasarkan pada teori diatas, bahwa untuk

memberdayakan ekonomi masyarakat, memerlukan proses yang panjang,

dengan melalui beberapa tahapan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan.

Beberapa tahapan kegiatan tersebut antara lain; pelatihan usaha

pemagangan, penyusunan proposal, permodalan, pendampingan, jejaring

bisnis dan sebagainya.

Begitu pula pondok pesantren yang ingin berhasil dalam

mengembangkan aktivitasnya dalam rangka pemberdayaan ekonomi

174

Aziz Muslim, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat ( Yogyakarta: Samudera Biru, 2012) hal.29

Page 142: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

124

terhadap masyarakatnya, maka pondok pesantren tersebut perlu

menyusun beberapa program pembinaan yang dapat dilakukan melalui

beberapa tahapan kegiatan sebagaimana disebutkan diatas. Progam

tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya

berkesinambungan.

B. Penelitian yang Relevan

Masalah pesantren sudah sering ditulis baik dalam bentuk buku,

jurnal maupun berupa penelitian. Bahwa ada kesamaan, yaitu sama-sama

membahas pondok pesantren, sedangkan perbedaan hasil penelitian

terdahulu dengan penelitian yang sedang dilakukan penulis, yaitu:

1. Disertasi

a. Disertasi dari Supriyanto

Disertasi dengan judul Pemberdayaan Ekonomi Komunitas

Pesantren dalam Perspektif Pendidikan Ekonomi : ( Studi Multi

Situs di Pesantren Sidogiri dan Pesantren Paras Gempal Jawa

Timur). Hasil Penelitian yaitu Pesantren merupakan lembaga

pendidikan agama yang memiliki peran multi fungsi, baik agen

perubahan sosial, agen pemberdayaan ekonomi masyarakat

maupun penjaga nilai budaya tertentu. Keunikan inilah yang

menyebabkan pesantren dianggapsebagai sub kultur dari

masyarakat Indonesia. Meskipun dengan kultur dan latar

belakang yang hampirsama, setiap pesantren memiliki tingkat

kemajuan yang berbeda, termasuk peran sertanya dalam

pemberdayaan ekonomi. Fenomena pemberdayaan ekonomi

menarik untuk dikaji secara mendalam dari persfektif pendidikan

ekonomi sebab pesantren adalah bagian penting dari

pembangunan pendidikan dan pembangunan ekonomi secara

nasional di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk menginduksi, mensintesis dan

menemukan makna pemberdayaan ekonomidi pondok

pesantren dalam persfektif pendidikan ekonomi di pondok

Page 143: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

125

pesantren Sidogiri Pasuruan dan pondok pesantren Paras

Gempal Banyuwangi Jawa Timur, sehingga akan ditemukan

makna pemberdayaan ekonomi pesantren yang dapat

digunakan sebagai model dan pola pemberdayaan ekonomi

oleh komunitas sosial pada umumnya dan pesantren lain pada

khususnya.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan

rancangan dan model perbandingan lintas situs. Metode

pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam,

observasi partisipatif dan analisis isi dokumen.175

b. Disertasi Heru Setiawan

Disertasi dengan judul Kompetensi Kewirausahaan Kepala

Sekolah dalam menciptakan kemandirian Sekolah Menengah

Kejuruan di Provinsi Jambi.Hasil penelitian yaitu kepala sekolah

sukses dalam menguasai kompetensi kewirausahaan sekolah

dalam menciptakan kemandirian sekolah dengan sikap inovatif,

kreatif, pantang menyerah, pekerja keras, punya spirit dalam

melaksanakan tupoksinya serta kepemilikan jiwa

kewirausahaan dalam mengelola kewirausahaan sekolah

dengan membuat bussines center yang menyediakan berbagai

kebutuhan siswa, guru dan orang yang berada disekitar

lingkungan sekolah sehingga mampu memenuhi kebutuhan

warga sekolah dan sebagai sumber belajar siswa untuk

menjadi siswa yang mempunyai skill serta mandiri. 176

175

Supriyanto, Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Pesantren dalam Perspektif Pendidikan Ekonomi : ( Studi Multi Situs di Pesantren Sidogiri dan Pesantren Paras Gempal Jawa Timur). Disertasi, Tahun 2011. Program Studi Pendidikan Ekonomi. UIN Malang 176

Heru Setiawan, Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam menciptakan kemandirian Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Jambi. Disertasi, Tahun 2018, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Page 144: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

126

c. Disertasi Cory Gardenhour

Judul disertasi Teacher‟s perceptions of Empowerment in their

work environment as measured by the pscychological

empowerment Instrument. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui persepsi guru tentang pemberdayaan

terhadap diri mereka. Instrumen pemberdayaan psikologis

digunakan untuk mensurvei sampel. Penelitian ini mendukung

gagasan pemberdayaan guru dapat dipengaruhi oleh sturktur

organisasi, hubungan komunikasi, resolusi konflik, emosional

kecerdasann, motivasi, kepuasan kerja dan kepemimpinan

trasnformasional. Temuan menunjukkan bahwa guru yang

berpengalaman sering tampil lebih tinggi tingkat pemberdayaan

daripada guru yang baru tampil. Temuan ini juga menunjukkan

bahwa jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak banyak

mempengaruhi pemberdayaan guru disekolah mereka.177

d. Disertasi Valerie D. Squire-Kelly

Judul disertasi The Relationship between Teacher

empowerment and Student Achievement. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara pemberdayaan guru dan siswa

berprestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara pemberdayaan guru dan siswa

berprestasi. Peserta dalam penelitian ini diikut sertakan dalam

School Participant Empowerment Scale (SPES), skala ini

mengukur pemberdayaan guru pada enam dimensi yaitu

pengambilan keputusan, pertumbuhan porfesional, status, self-

efficacy, otonomi dan dampaknya. SPES dibagikan kepada

para guru di lima sekolah menengah di Georgia. Tingkat respon

untuk penelitian ini adalah 85,2 %. Hasil penelitian menunjukan

177

Cory Gardenhour, Teacher‟s perceptions of Empowerment in their work environment as measured by the pscychological empowerment Instrument, Disertasi, Tahun 2008, Universitas Negeri Tennesse Timur.

Page 145: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

127

bahwa korelasi Pearson dihitung untuk menentukan hubungan

antara guru pemberdayaan dan prestasi siswa. Temuan

menunjukan tidak adanya korelasi yang signifikan secara

statistic antara (salah satu enam dimensi guru pemberdayaan)

dan prestasi siswa.178

2. Jurnal Internasional

a. Jurnal Internasional Siswanto, Arnamu, Margono Setiawan

dan Umar Nimran.

Jurnal Internasional Journal of business dan ilmu perilaku Vol 3

No. 2 Februari 2013, hal 42 dengan judul Entrepreneurial

Motivation in Pondok Pesantren. Penelitian ini mengkaji tentang

motivasi kewirausahaan di pondok pesantren. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengeksplorasi motivasi kewirausahaan di

pondok pesantren sidogiri. Peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

lingkungan eksternal dan internal sebagai motif yang

mendorong pengembangan bisnis dan aktivitas kewirausahaan.

Lingkungan eksternal seperti kondisi tertindas rentenir yang

berimplikasi pada kesengsaraan membawa kepekaan sosial.

Lingkungan internal mendorong pengembangan kegiatan

kewirausahaan di pondok pesantren dalam rangka untuk

memenuhi kebutuhan santri, memperoleh konsumsi dari

sumber halal. Oleh karena itu mereka mengambil tindakan

dalam bentuk bisnis dan kewirausahaan syariah ramah

lingkungan.179

178

Valerie D. Squire-Kelly, The Relationship between Teacher empowerment and Student Achievement, Disertasi, tahun 2012. Georgia Southern University 179

Siswanto, Arnamu, margono Setiawan dan Umar Nimran, Entrepreneurial Motivation in Pondok Pesantren Jurnal Internasional Journal of business dan ilmu perilaku Vol 3 No. 2 Februari 2013, hal 42 Entrepreneurial Motivation in Pondok Pesantren.

Page 146: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

128

b. Jurnal Internasional Fadila Grine

Jurnal Internasional Nusantara Islam Vol.2 No.1 Tahun 2014

halaman 54-68 dengan judul Empowerment Muslim Women

Though Executive Coaching and Mentoring. Penelitian ini

mengkaji tentang peran dan pengaruh pembinaan eksekutif dan

mentoring melalui pemberdayaan perempuan muslim dalam

meningkatkan tingkat kontribusi mereka. Penelitian lebih lanjut

menyoroti peran dan pentingnya pembinaan di bidang yang

relevan dengan keluarga dan social. Penelitian ini bertujuan

untuk membangun sejumlah konsep dasar dan criteria yang

berlaku untuk menjadi dasar pembinaan dan mentoring dari

perspektif Islam terutama hal-hal yang berkaitan dengan

pembangunan wanita muslim di dunia Islam pada umumnya

dan Arab Saudi pada khususnya. Hasil Penelitian menunjukan

bahwa coaching telah membuktikan keberhasilan dalam

meningkatkan roda kemajuan dan terus menuerus melakukan

pembangunan di masyarakat Barat. Sebagai seorang wanita

muslim yang tinggal di Barat untuk waktu yang cukup lama,

belajar coaching, mentoring dan berlatih dalam mengajar dan

pendidikan sambil terus berlatih.180

c. Jurnal Internasional Yadi Janwari

Internasional Journal of Islam Nusantara, Vol 1, No.1 tahun

2013 dengan judul Entrepreneurship of Traditionalists Muslim at

Tasikmalaya, West Java. Penelitian ini mengkaji tentang

entrepreneurship muslim tradisional di Tasikmalaya Jawa Barat.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa perkembangan

kewirausahaan di Tasikmalaya dibagi dalam 3 periode, yakni

periode pertama, benih dari periode kewirausahaan yang

muncul beriringan dengan gerakan ekonomi yang dibuat Trade

180

Fadila Grine, Empowerment Muslim Women Though Executive Coaching and Mentoring Jurnal Internasional Nusantara Islam Vol.2 No.1 Tahun 2014 halaman 54-68

Page 147: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

129

Union of Islam (Serikat Dagang Islam), periode kedua,

pelembagaan kewirausahaan dengan pendirian usaha kecil

pada industri kerajinan dan periode ketiga adalah periode

dimana kewirausahaan menjadi faktor utama dalam

menggerakan perekonomian. Selama periode ini, pertumbuhan

kewirausahaan berjalan dengancepat dan menjadi dasar bagi

kehidupan masyarakat. Pada waktu bersamaan kewirausahaan

pada periode ini adalah pertumbuhan ekonomi karakteristik

disbanding daerah lain di Jawa Barat. 181

d. Jurnal Internasional Feti Fatimatuzahraoh, Oekan S.

Abdoellah, dan Sunardi.

International Multidisciplinary Journal, Vol 3, No. 2 Mei 2015 hal.

257-274 dengan judul The potential of pesantren in sustainable

Rural Development. Penelitian ini mengambil studi kasus

pesantren Buntet di desa Mertapa Kulon, Cirebon. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui potensi pesantren Buntet

dalam pembangunan pedesaan berkelanjutan. Kajian lapangan

menunjukkan bahwa organisasi mampu memobilisasi

masyarakat sektar dan membuat perubahan ketika lembaga ini

dalam fase kesadaran sosial saling ketergantungan dimana

lembaga tersebut mampu memenuhi criteria meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang masalah social dihadapi dan

memiliki program atau solusi dalam menangani masalah ini.

Hasil penelitiannya Pesantren Buntet memiliki potensi dalam

pembangunan berkelanjutan dalam hal kegiatan yang meliputi

sosial, ekonomi, dan lingkungan.182

181

Yadi Janwari, Entrepreneurship of Traditionalists Muslim at Tasikmalaya, West Java, Internasional Journal of Islam Nusantara, Vol 1, No.1 tahun 2013 Entrepreneurship of Traditionalists Muslim at Tasikmalaya, West Java 182

Feti Fatimatuzahraoh, Oekan S. Abdoellah, dan Sunardi, The potential of pesantren in sustainable Rural Development, International Multidisciplinary Journal, Vol 3, No. 2 Mei 2015 hal. 257-274.

Page 148: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

130

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah cara sistematis dan terorganisir untuk mencari

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan secara

teoritis. Sistematis diperlukan karena adanya prosedur dan langkah

tertentu yang harus ditempuh oleh seorang peneliti. Artinya ada sejumlah

hal dalam sebuah proses penelitian yang harus dilakukan untuk menjamin

jawaban terhadap pertanyaan yang akurat berdasarkan panduan

penulisan karya ilmiah disertasi.

Penelitian Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat di provinsi Riau menggunakan

pendekatan kualitatif. Creswel memaknai penelitian kualitatif berupa

metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang

dianggap berasal dari masalah sosial dengan melibatkan upaya-upaya

penting seperti mengajukan pertanyaan dan prosedur mengumpulkan

data yang spesifik dari partisipan.183 Pendekatan penelitian adalah cara-

cara terstruktur, terencana dan terprosedur untuk melakukan sebuah

penelitian ilmiah dengan memadukan semua potensi dan sumber yang

telah disiapkan. Pendekatan penelitian sangat ditentukan oleh paradigma

penelitian, yaitu suatu cara pandang yang telah dipilih oleh peneliti.

Penelitian disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

bercorak kualitatif. Menurut Creswel dalam Mukhtar menyebutkan bahwa

karakter utama dalam penelitian kualitatif adalah: pertama penelusuran

masalah dan pengembangan secara detail terpusat pada satu fenomena

tertentu. Kedua teori dan peraturan yang digunakan menjadi sandaran

dalam merumuskan masalah. Ketiga dalam merumuskan masalah dan

pertanyaan penelitian serta tercapainya tujuan penelitian secara umum,

183

Creswell, Jhon W. Terjemahan Achmad Fawaid, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 4.

Page 149: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

131

ditentukan oleh pengalaman langsung peneliti berpartisipasi dalam sosial

pada studi pendahuluan grand tour hingga proses penelitian yang

dilaksanakan. Keempat pengumpulan data bertolak pilihan kata yang

sederhana. Kelima analisis data yang dideskripsikan dan tema-tema yang

ditampilkan dalam analisis diinterpretasikan menjadi makna.184

Prosedur kualitatif menurut Creswel menunjukkan pendekatan yang

berbeda untuk penyelidikan ilmiah dari pada metode penelitian kuantitatif.

Penelitian kualitatif menggunakan asumsi-asumsi filosofis yang berbeda,

strategi penyelidikan dan metode pengumpulan data, analisis dan

interpretasi. Meskipun proses serupa, prosedur kualitatif mengandalkan

data teks dan gambar, memiliki langkah-langkah unik dalam analisis data

dan menarik pada strategi yang beragam penyelidikan.185

Melalui pendekatan kualitatif ini maka peneliti mengharapkan

terangkat gambaran mengenai kualitas, realitas social dan persepsi

sasaran peneliti tanpa tercemar oleh pengukuran formal. Dalam penelitian

kualitatif ini peneliti mengupayakan agar kehadiran peneliti tidak merubah

situasi dan perilaku orang yang diteliti yang telah ditemukan melalui

observasi dan wawancara.

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian

1. Situasi Sosial (Social Setting)

Situasi sosial menurut Sugiono adalah tempat dimana situasi sosial

tersebut akan diteliti.186 Situasi sosial atau tempat yang ditetapkan untuk

melakukan penelitian. Situasi sosial secara langsung mengarahkan

peneliti berada dalam sebuah rumah, peneliti benar-benar fokus pada

situasi di dalam rumah yang diteliti. Untuk dapat menggambarkan situasi

sosial yang sesungguhnya perlu ditentukan setting penelitian, dengan

membagi situasi sosial menjadi tempat penelitian, aktor penelitian dan

184

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta Selatan: Referensi GP. Press Group, 2013), hal. 84-85. 185

Creswell, John W. Op.cit, hal. 162. 186

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabet, 2012), hal. 399.

Page 150: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

132

aktivitas penelitian. Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang

ditetapkan untuk melakukan penelitian. Karena penelitiannya adalah

penelitian (riset) sosial atau lingkungan manusia atau budaya. Situasi

sosial secara langsung mengarahkan seorang peneliti seperti layaknya

peneliti berada dalam sebuah rumah.

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang

terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis. 187 Dalam penelitian kualitatif

tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari

kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya

tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ketempat lain

pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada

kasus yang dipelajari.

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,

tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru

dalam penelitian. Sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari

anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat

mewakili populasi secara representatif (mewakili) agar apa yang akan

dipelajari dari sampel tersebut kesimpulanya dapat diberlakukan untuk

populasi. Dengan meneliti secara sampel diharapkan hasil yang telah

diperoleh akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai

dengan karakteristik populasi. Dibawah tabel mengenai populasi dari

Pondok Pesantren di Provinsi Riau.

187

Sugiyono, Ibid, hal 297

Page 151: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

133

Tabel 3.1: Jumlah Pondok Pesantren Menurut Kabupaten/ Kota

di Provinsi Riau Tahun 2019.188

No.

Kabupaten/Kota

Ibu Kota Jumlah

1. Indragiri Hulu Rengat 9

2. Indragiri Hilir Tembilahan 40

3. Kampar Kampar 44

4. Kuantan Singingi Taluk Kuantan 6

5. Bengkalis Bengkalis 21

6. Pelalawan Kerinci 6

7. Siak Siak 13

8. Rokan Hulu Pasir Pangarayan 20

9. Rokan Hilir Bagan Siapi-api 11

10. Kota Pekanbaru Pekanbaru 22

11. Kota Dumai Dumai 10

12. Kepulaun Meranti Selat Panjang 16

Jumlah 218

Tabel 3.1 dapat dilihat jumlah Pondok Pesantren menurut

kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Riau, jumlah Pondok Pesantren ada

sebanyak 218 yang tersebar di 12 Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau.

Jumlah pondok pesantren terbanyak adalah berada di kabupaten Kampar

yaitu berjumlah 44 pondok pesantren.

Pada tahap awal peneliti berperan sebagai peserta pasif. Setelah

peneliti diterima baik oleh pihak - pihak di Pondok Pesantren Khairul

Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok Pesantren Al-Amin Dumai,

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, tersebut, secara bertahap

peneliti mulai diterima sebagai orang dalam sehingga peneliti dapat

berperan secara aktif. Pada tahap awal peneliti tidak melakukan interaksi

188

Sumber: Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau Tahun 2019

Page 152: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

134

dengan aktor-aktor tetapi hanya mengamati apa dan bagaimana mereka

melakukan kegiatan-kegiatan akademik dan kegiatan lainnya. Setelah

diterima, barulah peneliti ikut melakukan beberapa kegiatan yang

dilakukan oleh aktor. Selanjutnya peneliti melakukan observasi dan

wawancara dengan orang yang dianggap memiliki informasi yang relevan

dengan masalah penelitian ini. Selanjutnya data yang didapat

dikumpulkan dari dokumen dan catatan seperti interuksi, laporan,

keputusan-keputusan dan dokumen lainnya.

Pertimbangan menetapkan situasi sosial yaitu peneliti bukan

bagian dari situasi sosial yang diteliti, situasi sosial dapat didatangi kapan

pun oleh peneliti untuk mendapatkan informasi melalui purposive sampling

data dan proses elaborasi data. Situasi sosial memiliki informasi atau data

yang sesuai dengan judul dan masalah peneliti yang mungkin dapat

dikumpulkan. Unsur purposive sampling diambil berdasarkan dengan

kebutuhan dengan pertimbangan standar manajemen kewirausahaan di

pondok pesantren di provinsi Riau.

Dipilihnya tempat atau setting di tiga pondok pesantren di provinsi

Riau yaitu adalah sebagai lokasi penelitian tentunya mempunyai beberapa

pertimbangan dan alasan. Pertimbangan dan alasan tersebut yaitu:

1. Berdasarkan pertimbangan efektifitas dan efisiensi kerja peneliti.

2. Permasalahan yang ada pada penelitian ini belum diteliti oleh peneliti

sebelumnya.

3. Ketersediaan akses data untuk penelitian yang berjudul manajemen

kewirausahaan pondok pesantren dalam pemberdayaaan ekonomi

masyarakat di provinsi Riau.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang berada dalam situasi sosial

yang ditetapkan sebagai pemberi informasi dalam sebuah penelitian atau

dikenal dengan informen.189 Subjek penelitian adalah orang yang berada

dalam situasi sosial atau budaya yang ditetapkan sebagai pemberi

189

Sugiyono, Op.Cit. hal. 189.

Page 153: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

135

informasi dalam penelitian atau disebut juga informen. Dinamakan

sebagai subjek penelitian karena dalam proses penelitian kualitatif

penelitiannya dilakukan secara terpusat pada sudut orang yang diteliti.

Subjek adalah mereka yang telah ditetapkan atau mereka yang dimintai

informasi secara bergulir dan bergilir sehingga data membesar dan

meluas. Dibawah ini akan disebutkan sampel penelitian sesuai kebutuhan

penelitian ini dengan pertimbangan Manajemen Kewirausahaan pondok

pesantren di Provinsi Riau yaitu:

Tabel 3.2 : Daftar Nama Pondok Pesantren sebagai Lokasi Penelitian

No Kab/ Kota Nama Pondok Pesantren

1 Kabupaten Indragiri Hulu Khairul Ummah

2 Kota Pekanbaru Al-Mujtahadah

3 Dumai Al – Amin

Tabel 3.2 Menunjukan tiga nama pondok pesantren sebagai

sampel penelitian dengan menerapkan manajemen kewirausahaan

pondok pesantren. Adapun pertimbangan menetapkan infomen (subjek

penelitian) ini adalah mereka yang relatif paham tentang masalah dan

penelitian yang akan dilakukan, mereka yang mengerti tentang situasi

sosial yang menjadi lokasi penelitian, mereka mau berbagi informasi ilmu

dan pengetahuan, mereka juga yang bertanggung jawab atas kebenaran

informasi yang diberikan kepada peneliti dalam penelitian ini.

Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian merupakan sesuatu

yang kedudukannya sangat sentral, berada dan diamati oleh peneliti.

Tidak selamanya keinginan peneliti terpenuhi, hal ini disebabkan karena

adanya kendala, waktu dan dana peneliti yang terbatas, terpaksa

membatasi banyaknya subjek penelitian disesuaikan dengan kemampuan

yang ada pada diri peneliti. Subjek penelitian kualitatif ini, penelitiannya

dilakukan secara terpusat pada sudut subjek yang diteliti.

Subjek penelitian terdiri dari tiga orang pimpinan pondok pesantren

Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu yang bernama KH.Muhammad

Page 154: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

136

Mursyid, M.Pd.I, pimpinan pondok pesantren yaitu pimpinan pondok

pesantren Al-Amin Dumai yang bernama Kiyai Zainal Abidin, S.Pd.I, dan

pimpinan pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru yang bernama

Prof.Dr.KH.Ahmad Mujahidin, MA.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Ada dua jenis sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal

tersebut yaitu:

Pertama data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh

peneliti umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan

diperoleh dari tangan pertama atau subjek (informen) melalui proses

wawancara.190 Data primer adalah data penelitian yang diperoleh melalui

berbagai macam cara yaitu dengan observasi, wawancara pada Pondok

Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, pondok pesantren

Al-Amin Dumai, Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru.

Kedua data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua

atau ketiga. Data sekunder dikenal juga dengan data pendukung atau

pelengkap data utama yang digunakan oleh peneliti.191 Data sekunder

adalah data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi sebuah

lembaga seperti: biro pusat statistik (BPS), lembaga atau institusi. Dalam

penelitian ini data sekunder di dapat dari kementerian agama provinsi

Riau, kementerian agama Kabupaten Indragiri Hulu, Kementerian Agama

Kota Pekanbaru dan Kementerian Agama Kota Dumai.

Adapun data sekunder yang diinginkan oleh penulis adalah

pertama data sejarah tiga pondok pesantren di provinsi Riau, kedua data

geografis tiga pondok pesantren di provinsi Riau, ketiga struktur

organisasi tiga pondok pesantren di provinsi Riau, keempat keadaan guru

di pondok pesantren di provinsi Riau, kelima sarana dan prasarana yang

190

Sugiyono, Op.cit. 195. 191

Loc. Cit. 198.

Page 155: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

137

ada di pondok pesantren di provinsi Riau, keenam visi dan misi pondok

pesantren di provinsi Riau, ketujuh bentuk unit usaha pondok pesantren di

provinsi Riau.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.

Adapun yang menjadi sumber data untuk mendapatkan informasi

penelitian terdiri dari: pertama sumber data berupa manusia: maka

diperoleh dari informan yaitu tiga orang pimpinan pondok pesantren di

provinsi Riau. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata

dan tindakan. Kedua sumber data berupa dokumen yang berkaitan

dengan penelitian, berupa arsip, dokumen resmi, brosur, buku panduan,

data profil pesantren, program pesantren, program pimpinan pesantren,

laporan bulanan, laporan tahunan dan dokumen lainnya yang ada di

pondok pesantren di provinsi Riau.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan Data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.192 Dalam penelitian kualitatif, peneliti sangat mengandalkan

hasil penelitiannya melalui observasi yang didukung oleh wawancara dan

dokumentasi yang dikumpulkan di lapangan. Metodenya seperti gambar

dibawah ini:

192

Sugiyono. Loc.cit, hal, 308

Page 156: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

138

Gambar 3.1: Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif

Adapun metode pengumpulan data yang akan ditempuh oleh

peneliti adalah melalui:

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi.193 Observasi yaitu pengamatan melibatkan

semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa).

Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik.

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrumen

yang dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain: ruang

(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa,

waktu dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi yaitu untuk

menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, menjawab

pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia dan evaluasi yaitu

mengetahui pengukuran terhadap aspek tertentu.

Creswel mengemukakan observasi kualitatif merupakan observasi

yang di dalamnya peneliti langsung turun kelapangan untuk mengamati

perilaku dan aktifitas individu-individu dilokasi penelitian. Dalam

193

Ibid, hal, 310

D

A

T

A

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Page 157: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

139

pengamatan ini peneliti merekam mencatat baik dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti. Para

peneliti dapat terlibat dalam peran yang beragam mulai dari partisipan

hingga partisipan utuh.194 Observasi dapat digunakan dalam penelitian

kualitatif ada tiga model, yaitu:

a. Observasi partisipan yaitu metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan di mana peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian

responden.

b. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa

menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau

pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya

dalam mengamati suatu objek.

c. Observasi kelompok tidak terstruktur adalah observasi yang dilakukan

secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Observasi yang penulis lakukan disini adalah observasi partisipan

yaitu dimana yang menjalankan penelitian terjun langsung dan

berkecimpung bersama objek penelitian (responden) yang akan diteliti.

Dengan demikian diharapkan bahwa data yang diperoleh peneliti dari

informan lebih sahih terutama yang berkaitan masalah manajemen

kewirausahaan pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat di provinsi Riau. Observasi ini dilakukan dengan

menggunakan panduan observasi yang disiapkan untuk memudahkan

dan membantu peneliti dalam memperoleh data, panduan tersebut

dikembangkan dan diperbaharui selama peneliti berada dilokasi

penelitian.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mendatangi

langsung lokasi penelitian, guna mangamati secara langsung dan

mencatat peristiwa yang terjadi di Pondok Pesantren Khiarul Ummah

194

Creswel, John W. Op. Cit. hal. 267.

Page 158: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

140

Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok Pesantren Al - Amin Dumai, Pondok

Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru Provinsi Riau

2. Wawancara.

Creswel menyebutkan dalam wawancara kualitatif peneliti melakukan

face to face intervieuw (wawancara berhadap-hadapan) dengan

partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon atau terlibat dalam

focus group interviuew. Pertanyaan yang dibutuhkan pertanyaan bersifat

umum, tidak terstruktur dan bersifat terbuka (open ended) yang dirancang

untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan.195

Peneliti ingin melakukan wawancara ditempat penelitian dengan cara

pengambilan data melalui wawancara secara lisan langsung dengan

sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone. Jawaban

responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti. Wawancara

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Dalam penelitian ini subjek

yang akan diwawancarai adalah tiga pimpinan Pondok Pesantren (Pondok

Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai, Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru Provinsi

Riau) yang memungkinkan untuk menjawab semua permasalahan dalam

penelitian ini.

Gambar 3.2 : Metode Pengumpulan Data Yang Akan Ditempuh

Oleh Peneliti

195

Creswel, John W. Op. Cit. hal. 267.

Observasi

Dokumentasi

wawancara

Page 159: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

141

3. Dokumentasi.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, sketsa dan lain-lain.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan meode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif.196

Dokumentasi yang akan peneliti ambil yaitu pengambilan data melalui

dokumen tertulis maupun elektronik dari Pondok Pesantren Khairul

Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok Pesantren Al - Amin Dumai,

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru Provinsi Riau berupa

dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

Aktifitas pengumpulan data dilakukan seperti gambar berikut ini:

Gambar 3.3 : Lingkaran Pengumpulan Data Menurut Creswel

Gambar 3.3 mengenai pengumpulan data menurut Creswel adalah

dimulai dengan cara 1. Menentukan tempat penelitian, 2. Memperoleh

akses dan membangun hubungan. 3. Memilih sampling purposif. 4.

196

Sugiyono, Op.cit, hal 329

1. Menentukan Tempat

2. Memperoleh Akses dan

Membangun Hubungan

3. Sampling Prsposif

4. Mengumpulkan Data 5. Merekam

Informasi

6. Memecahkan Persoalan Lapangan

7. Mennyimpan Data

Page 160: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

142

Mengumpulkan data. 5. Merekam informasi. 6 Memecahkan persoalan di

lapangan. 7 menyimpan data.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi untuk

meningkatkan pemahaman tentang permasalahan yang diteliti dan

menyajikanya sebagai suatu temuan bagi orang lain. Analisis data terdiri

dari sejumlah komponen melibatkan usaha memaknai data yang berupa

teks atau gambar. Untuk itu peneliti terus mempersiapkan data tersebut

untuk dianalisis, melakukan analisis-analisis yang berbeda, memperdalam

pemahaman akan data tersebut (sejumlah peneliti kualitatif lebih suka

membayangkan tugas ini layaknya mengguliti lapisan kulit bawang).197

Analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan

masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai

penulisan hasil penelitian.198 Analisis data yang akan dilakukan dalam

penelitian ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:199

1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis, langkah ini

melibatkan transkrip wawancara, mengscaning materi, mengetik data

lapangan atau memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam

jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.

2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah informasi yang

diperoleh direfleksikan maknanya secara keseluruhan.

3. Menganalisis lebih detail dengan mengcoding data. Coding merupakan

proses mengolah materi/informasi menjadi segmen tulisan sebelum

memaknai. Tahap ini melibatkan beberapa proses yaitu mengambil

data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses

pengumpulan, mengsegmentasi kalimat atau gambar tersebut ke

dalam kategori-kategori.

197

John W. Creswell, Research Design ..., Loc. Cit. hal. 274. 198

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 245. 199

Creswell, John W. Research Design ..., Ibid. hal. 275-284.

Page 161: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

143

4. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang,

kategori-kategori dan tema-tema yang akan di analisis.

5. Deskripsikan tema-tema ini untuk penyajian kembali dalam bentuk

narasi/ laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer adalah

dengan menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil

analisis.

6. Interpretasi data yaitu memaknai data yang sudah dikumpulkan

dilokasi penelitian. Interpretasi/ pemaknaan bisa berupa pertanyaan-

pertanyan baru yang perlu dijawab.

Gambar 3.4 : Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif

Menghubungkan Tema-Tema/ Deskripsi

Mencoding Data (Tangan Atau Komputer)

Membaca Keseluruhan Data

Mengolah Dan Mempersiapkan Data Untuk

Dianalisis

Data Mentah (Transkipsi, Data Lapangan,

Gambar Dan Sebagainya)

Menvalidasi

Keakuratan

Informasi

Tema-tema Deskripsi

Menginterpretasi Tema-Tema/ Deskripsi-

Deskripsi

Page 162: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

144

F. Uji Keterpecayaan Data

Pemeriksaan keabsahan data merupakan fokus yang sangat

menentukan dalam penelitian kualitatif. Untuk mendapat kepercayaan

data, maka dilakukan teknik perpanjangan keikutsertaan, kecerminan

pengamat dan trianggulasi. Berikut penjelasannya:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan ini menuntut peneliti untuk terjun

langsung ke dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang untuk

mendeteksi dan memperhitungkan distorsi (penyimpangan) yang mungkin

akan merusak data, baik distorsi peneliti secara pribadi, maupun distorsi

yang ditimbulkan oleh responden; baik yang disengaja maupun yang tidak

disengaja. Dengan demikian, melalui perpanjangan keikutsertaan ini

peneliti dapat menentukan distorsi yang terjadi dalam penelitian sehingga

peneliti dapat mengatasi hal ini.

Berdasarkan pada hal-hal tersebut di atas dan sebagaimana

diketahui bahwa penelitian yang direncanakan dilaksanakan enam bulan,

dan dikarenakan peneliti khawatir akan terjadinya distorsi baik yang

berasal dari peneliti sendiri maupun yang distorsi yang berasal dari

responden, maka dianggap perlu menambah masa penelitian secara tidak

resmi.200 Melalui teknik ini penulis meningkatkan frekuensi dan intesitas

di lokasi penelitian dengan senantiasa berada di lokasi guna menyelami

budaya setting dan lokasi peneliti, pada di luar lingkungan penulis

berusaha melakukan interaksi dengan subyek penelitian untuk lebih

menguji informasi yang diperoleh.

2. Ketekunan Pengamatan

Teknik ketekunan pengamatan bermaksud untuk menemukan ciri-

ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci. Dalam hal ini peneliti akan berusaha mengadakan

pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap

200

Ibid., hal. 328.

Page 163: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

145

faktor-faktor yang menonjol dalam penelitian. Kemudian melakukan

penelaahan secara rinci sampai pada suatu titik sehingga ada pada

pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor-faktor

yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.

3. Triangulasi

Triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

percakapan atau sebagai pembanding data itu untuk pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data yang telah dikumpulkan.201 Dalam

penelitian kualitatif deskriptif, triangulasi adalah cara yang ditempuh untuk

melakukan verifikasi sepanjang penelitian dilakukan hingga data di-

analisis dan dilaporkan ditulisan. Dengan kata lain triangulasi adalah

proses pengujian kebenaran data. Tanpa triangulasi data laporan

penelitiannya hanya biasa saja dan tidak bermakna. Triangulasi adalah

proses penemuan dan melahirkan makna yang sesungguhnya dari

sebuah penelitian.202

Miles dan Huberman dalam Mukhtar mengatakan bahwa langkah-

langkah triangulasi data tersebut adalah sebagai berikut203 :

a. Teknik menyamakan makna yang dilakukan dengan perhitungan,

memperhatikan pola, melihat kelogisannya, mengelompokkannya,

membuat perumpamaan, memilih konsep atau tema, menarik

kesimpulan khusus ke umum, penentuan faktor, memperhatikan

hubungan antar konsep atau variabel, menemukan konsep atau

variabel penyela, membangun rangkaian logis mengenai bukti,

membuat pertalian konseptual/teoritis (benang merah).

b. Teknik menguji dan memastikan temuan dilakukan dengan memeriksa

kerepresentatifan, memeriksa pengaruh peneliti, memeriksa bobot dan

bukti, membuat pertentangan/perbandingan, memeriksa makna segala

sesuatu yang diluar, menggunakan kasus yang ekstrim, menyingkirkan

201

Mukhtar, Op.Cit., hal. 137. 202

Ibid, hal. 137. 203

Ibid, hal. 138-140.

Page 164: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

146

hubungan palsu, membuat reflikasi temuan, mencari penjelasan

tandingan, memberi bukti yang negatif, mendapat umpan balik dari

informan

c. Teknik dokumentasi dan pemeriksaan data atau informasi dilakukan

dengan verifikasi data yang diperoleh dari berbagai sumber dan

memperjelas prosedur data dan temuan yang diperoleh.

Triangulasi berarti membandingkan atau mengecek kembali derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda. Hal ini di capai dengan cara:

Membandingkan data pengamatan dan hasil wawancara

Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan pribadi.

Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

Membandingkan keadaan perspektif seorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

bertalian.

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud

untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di

lapangan tentang manajemen kewirausahaan pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat dari sumber hasil observasi,

wawancara maupun melalui dokumentasi sehingga dapat

dipertanggungjawabkan seluruh data yang diperoleh di lapangan dalam

penelitian tersebut.

4. Konsultasi Pembimbing

Teknik ini juga digunakan untuk membangun keterpercayaan atau

keabsahan yang merupakan suatu proses di mana seorang peneliti

mengekspos serta mengkonsultasikan hasil penelitian yang diperolehnya

kepada dosen pembimbing, dengan melakukan suatu diskusi dan

konsultasi secara analitis dengan tujuan untuk menelaah aspek-aspek

Page 165: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

147

penemuan yang mungkin masih bersifat implisit. Melalui teknik ini, peneliti

dapat memperoleh pertanyaan dan saran konstruktif, serta dapat

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengembangkan dan

menguji langkah-langkah selanjutnya dalam suatu desain metodologis

yang muncul.

G. Rencana dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai

dengan Juni 2019 dan tempat lokasi penelitian adalah pondok pesantren

yang berada di Provinsi Riau, ada tiga sampel Pondok Pesantren Al-Amin

Dumai, Pondok Pesantren Al-Mujtahada Pekanbaru, Pondok Pesantren

Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu.

Pembuatan proposal penelitian bulan Januari - Desember 2017.

Bimbingan Proposal dari bulan Januari – Oktober 2018 Menunggu jadwal

ujian proposal direncanakan bulan November - Desember 2018,

pelaksanaan seminar proposal pada tanggal 21 Desember 2018.

Perbaikan hasil ujian proposal direncanakan akhir bulan Agustus sampai

Desember 2018. Pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dimulai

awal bulan Januari sampai Juni 2019 dan selesai sampai verifikasi dan

analisis data diperkirakan pertengahan bulan Juli 2019. Penulisan hasil

penelitian direncanakan pada akhir bulan Juli 2019, selesai sampai

perbaikan dan seminar hasil penelitian rencana pertengahan bulan

September 2019. Pelaksanaan seminar hasil pada tanggal 29 Oktober

2019. Perbaikan diperkirakan akhir bulan November 2019. Sedangkan

ujian tertutup dan terbuka dan rencana di bulan Januari - Juni 2020.

Adapun Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 166: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

148

Tabel 3.3

Rencana dan Waktu Penelitian

NO KEGIATAN

Tahun 2017 – 2020

Jan

-

Des

2017

Agus

-

Des

2018

Jan

-

Maret

2019

April

-

Sept

2019

Okt

-

Des

2019

Jan

-

Juni

2020

1. Pembuatan Proposal

2. Menunggu Jadwal

Ujian Proposal

3.

Perbaikan Hasil

Ujian Proposal

4. Pengumpulan Data

5.

Verifikasi Dan

Analisis Data

6.

Penulisan Hasil

Penelitian

7.

Perbaikan

8. Seminar Hasil

Penelitian

9.

Ujian Tertutup dan

Terbuka

Page 167: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

149

Demikianlah rencana penelitian dan waktu penelitian yang

dirancang oleh penulis, rancangan penelitian adalah suatu kesatuan,

rencana terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh, menganalisis

dan menginterpretasi data. Tujuan pembuatan rancangan penelitian

adalah untuk menguji atau menemukan ilmu pengetahuan, membantu

mengatasi atau memecahkan masalah yang dihadapi oleh penulis dalam

penelitian ini.

Page 168: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

150

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Dewasa ini, lembaga pesantren telah tumbuh dan berkembang

sedemikian pesat menjadi pusat pendidikan yang begitu masif dan variatif.

Jika dulu kembaga pesantren selalu diasosiasikan sebagai pusat

pembelajaran kitab-kitab klasik abad pertengahan, maka tidak demikian

untuk masa sekarang. Seiring dengan gelombang pembaruan yang terjadi

di dunia pesantren, banyak perubahan mendasar telah dilakukan oleh

kebanyakan pesantren di Indonesia untuk memenuhi tuntutan perubahan

zaman. Lembaga pesantrenpun menjadi terdiversifikasi, mengalami

metamarfosis sedemikian ekspansif dari pesantren salaf menjadi

pesantren khalaf, dari pesantren ma‟hadi ke pesantren madrasi, bahkan

dari pesantren diniyah menjadi pesantren yang terintegrasi dengan

lembaga pendidikan Islam formal. 204

Pesantren dan masyarakat mempunyai pertautan yang erat satu

sama lain yang tidak dapat diabaikan. Pertautan ini menimbulkan

pengaruh satu sama lain berdasarkan situasi serta hal-hal yang akan

dihadapinya. Ditinjau dari kedudukannya sebagai institusi yang

mempunyai berbagai jenis dan peranan, pesantren berpotensi besar dan

memberi sumbangan yang tidak diragukan lagi untuk mencapai

pembangunan bangsa dan mewujudkan masyarakat adil makmur, baik

secara materil maupun spiritual. 205

Peranan pesantren dalam pemberdayaan masyarakat secara

umum yaitu sebagai berikut ;

1. Sebagai institusi pendidikan yang bercorak Islam, pesantren

menjadi pusat pembinaan mental spiritual keislaman.

204

Masdar Hilmy, Pendidikan Islam Dan Tradisi Ilmiah ( Malang : Madani, 2016), hal. 83 205

Mohamad Mustari, Ekonomi Pesantren ( Bekasi, Lintang Publishing, 2012) hal. 13

150

Page 169: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

151

2. Nilai keagamaan yang dilaksanakan oleh pesantren memiliki

potensi besar untuk mengubah sumber daya manusia dan

masyarakat sekitarnya dari masyarakat pasif kepada

masyarakat yang proaktif.

3. Tradisi keilmuan yang dimiliki pesantren mempunyai peranan

penting dalam usaha memajukan sebuah masyarakat. Mereka

yang berilmu menjadi pembimbing masyarakat ke arah cita-cita

yang menjadi tujuan bersama, yaitu kesejahteraan hidup.

4. Semangat solidaritas sosial dan hidup bersama yang dimiliki

pesantren menjadi landasan moral untuk membangunkan

masyarakat melalui kerjasama antara pemerintah dengan

pesantren untuk menggerakkan ekonomi masyarakat disekitar

pesantren.

5. Sumber daya manusia yang bermutu menjadi penentu

kemajuan pesantren pada masa depan. Semakin tinggi mutu

pendidikan di pesantren, semakin tinggi mutu manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, pada hakikatnya

keadaan ini dapat mempengaruhi peningkatan kesejahteraan

masyarakat.206

Pondok pesantren merupakan produk sejarah yang telah berdialog

dengan zamannya masing-masing yang memiliki karakteristik berlainan

baik menyangkut sosio-politik, sosio-kultural, sosio-ekonomi maupun

sosio-religius. Pondok pesantren merupakan salah satu cikal bakal dan

pilar pendidikan di Indonesia, selain pendidikan umum dan madrasah.

Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang telah terbukti

berperan penting dalam melakukan transmisi ilmu-ilmu keagamaan di

masyarakat.

Pemerintah Provinsi Riau sangat intens memperhatikan pondok-

pondok pesantren yang ada di provinsi Riau yang pertumbuhan begitu

pesat sehingga saat ini jumlahnya mencapai 218 pondok pesantren

yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Di era modern saat ini banyak

bermacam sistem yang dipakai untuk memajukan pondok pesantren, ada

yang mengutamakan bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi program

206

Ibid, hal. 23

Page 170: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

152

unggulan dan ada juga menjadikan program tahfizh Al-Qur‟an menjadi

program unggulan.

Pesantren sebagai salah satu bentuk pendidikan Islam tradisional

karena pesantren sebagai lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi

dan melestarikan tradisi, budaya, tatanan kehidupan Islami dalam proses

pendidikan kepada santrinya. Pola umum pendidikan pesantren adalah

sebagai berikut ;1) hubungan akrab antar kiyai dan santri, 2) tradisi

ketundukan dan kepatuhan seorang santri terhadap kiyai, 3) pola hidup

sederhana (zuhud), 4). Kemandirian, 5). berkembang tradisi tolong-

menolong dan suasana persaudaraan, 6). disiplin yang ketat, 7.) berani

menderita untuk mencapai tujuan dan 8). kehidupan dengan tingkat

religiusitas yang tinggi.207

Sebagai lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan, pesantren

telah terbukti menjadi pusat pendidikan dan menjadi barometer

pertahanan moralitas umat sehingga mampu melakukan perubahan ke

arah transformasi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Pesantren dapat

mengadaptasi perubahan dan tantangan sosial masyarakat baik konteks

lokal, nasional maupun global.

Dalam pengembangan masyarakat, pesantren melakukan empat

hal. Pertama, melakukan upaya-upaya pembebasan dan penyadaran

masyarakat dari kondisi kehidupan sosial yang menghimpit seperti

kemiskinan. Kedua, menggerakkan partisipasi dan etos swadaya

masyarakat dengan memposisikan pesantren sebagai fasilitator.

Masyarakat didorong untuk dapat mengidentifikasi permasalahan yang

dihadapi dan bagaimana mengurai solusi-solusinya. Ketiga, pesantren

mendidik dan menciptakan pengetahuan. Keempat, pesantren

mempelopori cara-cara memecahkan permasalahan kehidupan sosial

kemasyarakatan.208 Pesantren merupakan lembaga sosial yang hidup,

207

Zainal Arifin, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam (Yogyakarta : FKIP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018) hal. 23 208

Jurnal Inferensi, R Lukman Fauroni, Model Pemberdayaan Ekonomi Ala Pesantren Al-Ittifaq Rancabali Kabupaten Bandung , Vol. 5, No. 1, Juni 2011.

Page 171: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

153

yang motif tujuan dan usaha-usahanya bersumber pada agama.

Pesantren merupakan lembaga ortodoksi Islam yang tumbuh dan

berkembang atas cita agama Islam dan selalu mengajarkan dan

mensosialisasikan ajaran-ajaran Islam dalam keseluruhan aktivitasnya

Sebagai lembaga sosial keagamaan dan kemasyarakan, pesantren

mempunyai peran multi fungsi. Tiga peran utama pesantren meliputi

fungsi sebagai lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan lembaga

pengembangan kemasyarakatan. Hanya saja, realitas kapasitas

kelembagaan pesantren yang berbeda-beda menyebabkan karakter

kemandirian yang dibangunnya berbeda-beda sesuai proses dan

kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pesantren.

Pesantren selalu berproses bersama masyarakat dan berkarakter

sosial kemasyarakatan sebagai center of excellence bagi pembinaan

potensi dan pelayanan sosial bersama masyarakat di sekitarnya. Atas

karakter itulah Van dan Berg, Hurgronje dan Geerzt, menyimpulkan

bahwa pesantren betul-betul berpengaruh kuat dalam membentuk dan

memelihara kehidupan sosial, kultural, politik dan keagamaan, terutama di

masyarakat pedesaan.209

Dalam bab IV hasil penelitian ini, akan diuraikan tentang hasil

penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian disajikan dari

data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Keseluruhan data ini memberikan jawaban tentang manajemen

kewirausahaan pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat di provinsi Riau.

Sebelum peneliti menguraikan tentang manajemen kewirausahaan

pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di provinsi

Riau, peneliti akan menjelaskan tentang profil provinsi Riau.

Secara etimologi kata Riau berasal dari bahasa Portugis, Rio

berarti Sungai. Pada tahun 1514 M terdapat sebuah ekspedisi militer

209

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Studi pandangan Hidup Kyai dan Visinya mengenai masa depan Indonesia) Edisi Revisi, (Jakarta : LP3ES, 2011) hal.16

Page 172: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

154

Portugis menelusuri sungai Siak, dengan tujuan mencari lokasi sebuah

kerajaan yang diyakini meraka ada pada kawasan tersebut dan sekaligus

mengajar pengikut Sultan Mahmud Syah yang melarikan diri setelah

kejatuhan Malaka.

Pada awal abad ke-16. Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental

mencatat bahwa kota-kota pesisir timur Sumatera antara Arcat (Aru dan

Rokan) hingga Jambi merupakan pelabuhan Raja-Raja Minangkabau.

Dimasa ini pula banyak pengusaha Minangkabau yang mendirikan

kampung-kampung pedagang disepanjang Sungai Siak, Kampar, Rokan

dan Indragiri. Satu dari sekian banyak kampung yang terkenal adalah

Senapelan yang kemudian berkembang menjadi Pekanbaru.210 Provinsi

Riau terdiri dari 10 kabupaten dan 2 Kota.

Tabel 4.1

Kota Dan Kabupaten Di Provinsi Riau211

No Kabupaten/Kota Ibu Kota Jumlah

Kecamatan

Jumlah

Kelurahan/Desa

Luas

Wilayah

1 Indragiri Hilir Tembilahan 20 193 13.789,37

2 Indragiri Hulu Rengat 14 194 8.198,26

3 Kuantan Singingi Taluk Kuantan 12 209 5.202,16

4 Pelalawan Pangkalan Kerinci 12 118 12.404,14

5 Siak Sri Indrapura Siak 14 113 8.233,57

6 Kampar Bangkinang 20 245 10.928,20

7 Rokan Hilir Bagan Siapi-Api 13 121 8.961,43

8 Rokan Hulu Pasir Pangarayan 16 151 7.229,78

9 Meranti Selat Panjang 6 73 3.707,84

10 Bengkalis Bengkalis 13 175 12.044,23

11 Pekanbaru Pekanbaru 12 58 633,01

12 Dumai Dumai 5 32 1.727,385

210

Dokumentasi, Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Riau 211

Dokumentasi, Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Riau

Page 173: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

155

Gambar 4.1

Arti dan Lambang Provinsi Riau

Lambang daerah provinsi Riau berbentuk perisai dan terbagi atas empat

bagian yaitu;

Rantai yang berjumlah 45 buah mata rantai yang melingkari

seluruh lambing

Padi dan kapas yang berjumlah 7 dan 8

Lancang kuning (perahu layar) dengan laut yang bergelombang

lima

Keris berhulu Kepala Burung Serindit didalam lambang daerah

ditulis kata “ RIAU” denga warna merah.

Warna lambang yang dipakai adalah hijau, kuning dan putih disamping

sedikit mempergunakan warna hitam dan merah.

Arti lambang daerah provinsi Riau yang terdiri dari empat bagian itu

mempunyai arti;

1) Mata rantai tak terputus yang berjumlah 45 melambangkan

persatuan bangsa dan diproklamirkan pada tahun 1945, yaitu tahun

proklamasi Republik Indonesia.

2) Padi dan kapas berarti kemakmuran (sandang pangan), padi 17

butir dan 8 bunga kapas mengingatkan pada tanggal proklamasi 17

bulan 8 (Agustus).

3) Lancang kuning mengandung arti kebesaran rakyat Riau,

sedangkan sogok lancing berkepala ikan melambangkan bahwa

Riau banyak menghasilkan ikan dan mempunyai sumber-sumber

Page 174: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

156

penghidupan dari laut. Gelombang lima lapis melambangkan

pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.

4) Keris berhulu kepala burung Serindit melambangkan

kepahlawanan rakyat Riau berdasarkan pada kebijaksanaan dan

kebenaran.212

Provinsi Riau secara geografis membentang dari lereng Bukit

Barisan sampai ke Laut Cina Selatan dan terletak pada posisi 1015‟ LS -

4045‟ LU atau antara 100003‟ – 109019‟ BT Greenwich dan 60 50‟ – 10 45‟

BB Jakarta. Provinsi Riau memiliki luas 107.932,71 KM2 dengan

persentase luas daratan sebesar 80.11% dan lautan/perairan seluas

19,89%. Hal ini berbalik ketika provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih

merupakan bagian dari provinsi Riau, dimana lautan lebih luas dari

daratan. Didaerah daratan terdapat 15 sungai, diantaranya ada 4 sungai

yang mempunyai arti penting sebagai prasarana perhubungan, yaitu

Sungai Siak (+/- 300 KM) dengan kedalaman 8-12 M, Sungai Rokan (+/-

400 KM) dengan kedalaman 6-8 M, Sungai Kampar (+/- 400 KM) dengan

kedalaman +/- 6 M dan Sungai Indragiri (+/- 500 KM) dengan kedalaman

6-8 M. Sungai-sungai tersebut membelah dari pegunungan dataran tinggi

Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Malaka dan Laut Cina.213

Adapun batas-batas provinsi Riau bila dilihat posisinya dengan

negara tetangga dan provinsi lainnya adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Selat Singapura dan Selat Malaka

Sebelah Selatan : ProvinsiJambi dan Selat Berhala

Sebelah Timur : Provinsi Kepulauan Riau dan Laut Cina

Selatan

Sebelah Barat : Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera

Utara214

212

Ibid, hal 13 213

Data Dokumentasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau Tahun 2012 214

Dokumentasi, Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Riau

Page 175: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

157

Gambar 4.2

Peta Provinsi Riau

Provinsi Riau memiliki pulau-pulau yang cukup banyak, baik kecil

maupun besar, baik yang bernama maupun yang belum bernama dan

baik yang berpenghuni maupun yang belum berpenghuni, diantaranya

743 pulau yang sudah mempunyai nama sedangkan yang lainnya belum

mempunyai nama. Sebagian besar pulau-pulau kecil yang terhampar di

Laut Cina Selatan belum dihuni penduduk.

Sedangkan pulau-pulau yang terdapat sepanjang pantai Riau

Daratan berhadapan dengan muara sungai – sungai besar seperti ; Pulau

Lalang, Rupat, bengkalis, Padang, Ransang, Tebing Tinggi, Penyalai,

Serampang, Muda, Pancung, Kateman dan lain-lain. Daerah Riau

beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 1700-

3000 mm pertahun dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan.215

Adapun yang menjadi lokasi sampel penelitian adalah 3

kabupaten/kota dan tiga pondok pesantren yang ada di provinsi Riau,

yaitu 1). Pondok pesantren Khairul Ummah di Kabupaten Indragiri Hulu,

2). Pondok pesantren Al-Amin di Kota Dumai. 3). Pondok pesantren

Al-Mujtahadah di Kota Pekanbaru.

215

Dokumentasi, Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Riau

Page 176: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

158

1. Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri

Hulu

Sebelum membahas tentang pondok pesantren Khairul Ummah,

peneliti akan membahas tentang profil kabupaten Indragiri Hulu secara

singkat.

Kabupaten Indragiri Hulu merupakan salah satu kabupaten di

provinsi Riau yang letaknya sangat strategis karena berada pada jalur

jalan datar Lintas Timur Pulau Sumatera dan akses untuk ke Pulau

Batam, Singapura dan Malaysia dari daerah ini tidak sulit. Kabupaten

Indragiri Hulu terletak antara 0 0 Lintang Utara sampai dengan 1020 menit

Lintang Selatan, serta 102 derajat 10 menit Bujur Timur dan 102 derajat

48 menit Bujur Barat dengan luas wilayah 8.198. 26 Km. Adapun batas-

batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Barat : Kabupaten Kuantan Singingi

Sebelah Timur : Kabupaten Indragiri Hilir

Sebelah Utara : Kabupaten Pelalawan

Sebelah Selatan : Kabupaten Muara Tebo, Provinsi Jambi

Gambar 4.3

Peta Kabupaten Indragiri Hulu

Page 177: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

159

Di bidang pemerintahan, kabupaten Indragiri Hulu beribukota

Rengat dengan pusat pemerintahan terletak di Pematang Reba yang

berjarak 15 KM dari Rengat. Kabupaten Indragiri Hulu mempunyai 14

kecamatan dan 194 kelurahan dan desa. Jarak antara kabupaten Indragiri

Hulu dengan Kota Pekanbaru adalah 159 Km.216

Berikut ini adalah nama-nama pondok pesantren (PP) di

Kabupaten Indragiri Hulu, yaitu :

1) Pondok pesantren Modern Syamsudin, Jalan pesantren Buluh

Rampai Kecamatan Siberida, kabupaten Indragiri Hulu.

2) Pondok pesantren Khairul Ummah217

3) Pondok pesantren Nurul Huda

4) Pondok pesantren Shirotul Huda

5) Pondok pesantren Darul Huda

6) Pondok pesantren Al-Muslimah

7) Pondok pesantren Tebu Ireng 4 Al-Islah

8) Pondok pesantren Asy-Syaakiriin

9) Pondok pesantren Al-Islam

Pondok pesantren yang akan peneliti dalami adalah pondok

pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, yang akan

dijabarkan sebagai berikut:

a. Deskripsi Lokasi Pondok pesantren Khairul Ummah

Kabupaten Indragiri Hulu.

Secara geografis pondok pesantren Khairul Ummah terletak di

Jalan Jendral Sudirman Desa Batu Gajah Air Molek, Kecamatan Pasir

Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Lokasi pondok pesantren

terletak diantara pemukiman penduduk, dimana warga penduduk disekitar

rata-rata melakukan usaha perkebunan karet dan kelapa sawit.

Keberadaan pondok pesantren yang dekat dengan pemukiman penduduk

memungkinkan bagi santri untuk belajar bersosialisasi, berinteraksi secara

216

Dokumentasi, Biro Adminsitrasi perekonomian Sekda Prov.Riau 217

Pondok pesantren yang menjadi sampel penelitian

Page 178: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

160

langsung maupun tidak langsung dengan masyarakat yang ada disekitar

pondok pesantren. 218

Berdasarkan hasil observasi tersebut diatas, penulis memandang

bahwa letak pembangunan Pondok pesantren Khairul Ummah sangat

strategis dan memenuhi persyaratan dalam membangun gedung sekolah

yang baik. Mudah dijangkau dan tidak jauh dari pusat kota kecamatan

serta jauh dari kebisingan. Lokasi di sekitar pondok pesantren adalah

perkebunan, baik perkebunan karet maupun perkebunan sawit sedangkan

yang berdekatan dengan rumah-rumah warga desa Batu Gajah adalah

sebelah timur. Udara di sekitar masih bersih dan jauh dari polusi, dengan

demikian pondok pesantren Khairul Ummah akan menjadi madrasah

masa depan yang lebih modern, apalagi dengan luas lahan yang dimiliki

yaitu 28 Hektar.219

Gambar 4.4

Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu

218

Observasi, Pondok Pesantren Khairul Ummah Kecamatan Pasir Penyu Indragiri Hulu, 26 Februari 2019 219

Observasi, Pondok Pesantren Khairul Ummah Kecamatan Pasir Penyu Indragiri Hulu, 26 Februari 2019

Page 179: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

161

Pondok pesantren Khairul Ummah dapat ditempuh sekitar 1 jam

dengan mengendarai mobil atau sepeda motor dari ibu kota kabupaten

Indragiri Hulu. Pondok pesantren ini berdiri pada tanggal 17 Juli 1995

dibawah Yayasan Islam Indragiri (YASIIN) yang didirikan oleh Alm.KH.

Munashir Jufri, dan menjadi pimpinan pondok dari tahun 1995 sampai

tahun 2005. Selanjutnya dari tahun 2005 hingga sekarang dipimpin oleh

KH. Muhammad Mursyid, M.Pd.I.

Berawal dari keinginan Almarhum KH.Munashir Jufri dimasa

hidupnya, dimana beliau ingin merintis berdirinya sebuah pondok

pesantren di Indragiri Hulu. Gagasan tersebut mencuat setelah gagasan

sebelumnya yakni ingin mendirikan sekolah menengah umum unggul di

Pekanbaru gagal. Beliau sadar bahwa menjelang zaman globalisasi abad

XXI, akan ada persaingan untuk berebut unggul dalam hal kualitas

sumber daya manusia. Oleh sebab itu perlu adanya bibit-bibit unggul yang

ditempa disuatu sekolah khusus. Namun gagasan tersebut tidak

mendapat respon dari kalangan yang diharapkan mampu merealisasikan

cita-cita tersebut.

Setelah itu dalam benaknya muncul untuk merintis sebuah

lembaga pendidikan, yang merupakan cikal bakal berdirinya Pondok

Pesantren Khairul Ummah (PPKU). Pendidikan yang memadukan

pengetahuan umum dengan pengetahuan agama yang akan menjadi

bekal bagi santri menghadapi tantangan zaman yang makin canggih, yaitu

Pondok Pesantren. Masalah itu beliau bawa ke dalam forum diskusi

dengan teman-temannya yang berasal dari daerah Indragiri Hulu yang

tinggal di Pekanbaru. Tersusunlah pokok-pokok pikiran mengenai pondok

pesantren Khairul Ummah yang berdiri dibawah naungan Yayasan Islam

Indragiri Hulu (YASIIN).

Yayasan YASIIN (Yayasan Islam Indragiri Hulu) secara resmi

berdiri pada tahun 1990 dengan dikeluarkannya Akta Notaris No.30 tahun

1990, tertanggal 18 september 1990. Tujuan utama didirikannya yayasan

ini adalah untuk melayani kepentingan umat Islam yang seluas-luasnya.

Page 180: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

162

YASIIN dimotori oleh 3 orang yakni Drs. H.Syamsul, H.Sudirman, BA dan

M.Rasyid, BA yang langsung melakukan pengurusan Akta Notaris

pembentukan yayasan. Ketiga orang tersebut bertindak atas nama

Ruchiyat Saefudin (Bupati kala itu), Drs.Sanusi Lubis, Drs. Syamsul

Efendi Siregar sera Drs. Bustami M.Lipsi.220

Guna mematangkan konsep dirinya Pondok Pesantren Khairul

Ummah, maka dibentuklah suatu tim yang terdiri dari: Drs.H.Muhtar

Samad, Prof.Drs.H.Ali Imran, Drs.H.Mujtahid Thalib, Drs.H.Samad Thaha,

H.Raja Rusli, H.M.Yunus, H.Nazarudin dan KH. Munashir Jufri. Pokok-

pokok pikiran tersebut diajukan kepada bupati Indragiri Hulu ( H.Ruchiyat

Saefuddin). Berkali-kali konsep tersebut didiskusikan dihadapan para

pejabat dan pemuka masyarakat Indragiri Hulu, yang dipimpin langsung

oleh Bupati yang sekaligus adalah Ketua Umum Yayasan Islam Indragiri

Hulu.

Dalam pertemuan bulan oktober 1994 yang dihadiri oleh Bupati dan

Ketua DPRD Kabupaten Indragiri Hulu, Kepala Dinas dan Jawatan,

Pengurus YASIIN, unsur – unsur ulama dan tokoh masyarakat, Ketua

Forum Komunikasi Tokoh dan Cendikiawan Indragiri Hulu (FKTCI) dari

Pekanbaru, serta tim penggagas berdirinya pondok pesantren Khairul

Ummah, tercapai kata sepakat untuk mendirikan pondok pesantren di

desa Batu Gajah, Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.

Setelah pertemuan berakhir, KH.Munashir Jufri dan H.Raja Rusli

segera pergi kelokasi untuk menyaksikan dari dekat lahan yang

dipersiapkan untuk pondok pesantren dimaksud. Lahan tersebut seluas

+/- 8 HA yang ditumbuhi puluhan pohon rambutan. Dan beberapa

bangunan yang dulunya pernah digunakan sebagai kantor dan

perumahan dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Indragiri Hulu.

Keadaan bangunan dan tanah pekarangannya pada waktu itu kurang

terawat dan banyak ditumbuhi oleh semak belukar.

220

Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2019

Page 181: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

163

Pada bulan desember 1994 Bupati menerbitkan Surat Keputusan

yang ikut ditandatangani juga oleh wakil ketua DPRD Kabupaten Indragiri

Hulu tentang penyerahan Aset tanah, Bangunan dan Perumahan yang

semula dipakai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Indragiri

Hulu di Batu Gajah, Air Molek lalu diserahkan kepada Yayasan Islam

Indragiri Hulu (YASIIN).

Hingga akhir hidupnya, KH.Munashir Jufri dikenang sebagai

seorang yang memiliki totalitas yang tinggi dibidang pendidikan. Pondok

pesantren Khairul Ummah yang berdiri sekarang merupakan warisan

zaman bukti seorang tokoh pendidikan bernama KH.Munashir Jufri yang

secara tulus ingin memajukan kampung halaman melalui wadah

pendidikan bernama pesantren.

Pemberian nama “Khairul Ummah” terhadap pesantren memiliki

nilai yang istimewa. Bukan hanya dari tujuan yang diinginkan, tapi

memang apa yang menjadi visi dan misi dari para pendiri tersebut,

disesuaikan dan benar-benar memiliki dalil naqli yang kuat. Sehingga

tujuan untuk menjadi umat yang terbaik ditengah masyarakat benar-benar

menjadi sebuah keharusan yang tak bisa ditawar. Ini sangat penting

dipahami oleh generasi penerus, agar cita-cita mulia para pendirinya bisa

selalu diteruskan oleh mereka yang akhirnya diberikan amanah untuk

melanjutkan perjuangan memajukan dan mengembangkan pesantren.221

Secara tersurat, nama “Khairul Ummah” terdapat dalam Al-Qur‟an

surah Ali Imran ayat 110.

221

Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah Kecamatan Pasir Penyu Indragiri Hulu

Page 182: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

164

Artinya:

kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. ( Qs 3:110)222

Ayat ini menyebutkan dengan jelas kepada manusia tentang siapakah

umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Inilah visi yang ingin

dibentuk dari pondok pesantren ini. Menjadi umat terbaik bagi seluruh

manusia bisa diwujudkan dengan mencetak dan membina generasi muda

Islam yang robbani, penuh dengan nilai-nilai akhlak yang qur‟ani. Tak

hanya pada kemanfaatan internal yang dirasakan langsung oleh santri,

kiprah pondok pesantren pun diperluas dengan mencoba memberikan

manfaat kepada masyarakat sekitar. Sehingga kehadiran pesantren

ditengah-tengah masyarakat benar-benar akan menjadi cahaya dan

wadah pelayanan yang dibutuhkan oleh umat dan masyarakat.

Guna mendukung terlaksananya sebuah visi yang mulia menjadi

“Khaira Ummah” tersebut, maka dirumuskan pula beberapa misi penting

yang bisa dilakukan untuk mewujudkan cita-cita besar sebagai ummat

terbaik. Misi tersebut tercantum dalam 4-H, yakni :

1) Head (kepala) yang harus diisi dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) sejalan dengan pembinaan intelektual

2) Heart (kalbu) yang harus diisi dengan iman dan takwa (imtaq)

sejalan dengan pembinaan spiritual (ruhiyah)

3) Hands (tangan) yang harus dilatih dengan keterampilan dan kerja

yang bermanfaat sejalan dengan pembinaan kapabilitas santri (soft

skill)

222

Al-Qur‟an dan Terjemahannya ( Jakarta : Lautan Bestari ) hal. 64

Page 183: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

165

4) Health (kesehatan jasmani dan rohani) sejalan dengan pembinaan

fisik (jasadiyah) sehingga mampu memikul tugas sebagai

khalifatullah fil ardh.223

b. Keadaan Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten

Indragiri Hulu

Pondok pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu

dibawah pimpinan KH.Muhammad Mursyid, M.Pd.I. Pondok pesantren

Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu beralamat di Jalan Jendral

Sudirman Desa Batu Gajah Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri

Hulu provinsi Riau. Telp; (0769) 442260, email:

[email protected]. Dengan identitas sebagai berikut :

Tabel 4.2 Profil Pondok Pesantren Khairul Ummah224

1. Nama Pondok Pesantren : Pondok pesantren Khairul Ummah

2. Nama Pimpinan : KH.Muhammad Mursyid, M.Pd.I

3. Nomor Statistik : 121214020014

4. Alamat Sekolah : Jl. Jend. Sudirman Batu Gajah-Air Molek

Desa : Batu Gajah

Kecamatan : Pasir Penyu

Kabupaten : Indragiri Hulu

Propinsi : Riau

Kode Pos : 29352

Telepon & Faksimili : (0769) 41600

5. Nama Yayasan : Yayasan Islam Indragiri Hulu

6. Status Pondok : Terdaftar

7. Tokoh Pendiri : Alm KH. Munashir Jufri

8. Status Madrasah : Swasta

9. Tahun Pendirian : 1995

10. Tipe Pondok Pesantren : Khalafiah

Dari identitas diatas, semenjak tahun 1995 sampai tahun 2020

berarti sudah 25 tahun pondok pesantren Khairul Ummah kabupaten

223

Data Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah tahun 2019 224

Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah Kecamatan Pasir Penyu Indragiri Hulu

Page 184: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

166

Indragiri Hulu berdiri. Saat ini dibawah pimpinan KH.Muhammad Mursyid,

M.Pd.I yang dimulai pada tanggal 05 Oktober 2005. Sebagai generasi

kedua yang memimpin pondok pesantren, KH. Muhammad Mursyid yang

juga akrab disapa ustadz Mursyid bercita-cita melanjutkan impian para

generasi perintis pondok pesantren untuk tetap eksis menjadi wadah

pendidikan yang mampu mencetak generasi dakwah yang handal

ditengah masyarakat.

Untuk melanjutkan pengembangan pondok pesantren,

KH.Muhammad Mursyid merumuskan sebuah visi dan misi mewujudkan

pondok pesantren Khairul Ummah bukan hanya menjadi pondok

pesantren yang mampu bersaing ditingkat lokal dan nasional, namun juga

sampai ke tingkat internasional. Visi misi yang mulia itupun dipersiapkan

dengan melakukan berbagai pembenahan sistem pengelolaan pesantren,

sistem pendanaan yang lebih pasti, sistem manajemen pendidikan santri

dan para guru serta upaya-upaya lain yang dianggap perlu dikembangkan

diawal-awal dirinya diangkat sebagai pimpinan pondok pesantren.

Beberapa kebijakan awal yang ia lakukan terkait pengembangan

pada fase pondok pesantren, diantaranya adalah sebagai berikut :225

1. Memprioritaskan Aspek Ibadah

Saat pertama kali menjejakkan kaki ditanah Indragiri Hulu

sebagai pengemban amanah memimpin pondok pesantren, hal

pertama yang dilakukan KH.Muhammad Mursyid adalah

meluruskan niat dan mengajak setiap individu di pesantren ini

untuk lebih memperhatikan aspek ibadah. Meluruskan niat

sebagai modal awal untuk bekerja menyelesaikan hal-hal besar.

Hal ini bukan hanya untuk diri pribadi, tetapi ia tularkan pada

setiap individu yang ada dipesantren. Modal utama kita bekerja

adalah bagaimana kedekatan yang kita bangun dengan Allah

SWT bisa terjalani dengan baik. Soal rezeki itu soal sebab

akibat.

225

Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Februari 2019

Page 185: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

167

2. Peningkatan Pembangunan Infrastuktur

Penyelesaian pembangunan masjid di pondok pesantren

Khairul Ummah dilakukan pada fase ini. Jika sebelumnya

difungsikan dengan kondisi seadanya, maka pada masa

kepemimpinan KH.Mursyid, penyelesaian pembangunan masjid

menjadi hal utama yang diprioritaskan. Pembangunan umat

dimulai dari masjid, oleh karena itulah keberadaan sebuah

masjid di lingkungan pondok pesantren mutlak dibutuhkan.

Selain masjid, pembangunan beberapa ruang kelas juga

dilakukan, bangunan-bangunan lama diperbaiki sehingga lebih

terlihat bagus dan juga bangunan lain yang dirasakan penting

pembangunannya.

3. Merangkul Banyak Pihak Untuk Berinvestasi Akhirat

Sebuah pesantren sebagai lembaga pendidikan yang menjadi

milik masyarakat tidak bisa dibangun hanya dengan saku satu

orang. Oleh karena itulah pesantren membuka seluas-luasnya

kesempatan bagi banyak pihak untuk berinvestasi akhirat

menyalurkan dana bantuan. Sejauh ini telah banyak pihak yang

berperan memajukan pesantren mulai dari donator, wali murid,

pemerintah daerah dan sebagainya.

4. Upaya Membangun Sistem yang Positif

Sebagai pemimpin pesantren, KH.Mursyid juga berupaya

membangun sistem yang akan membuat pengelolaan sebuah

lembaga pendidikan bertahan lama, tidak berkiblat pada figure

tertentu yang akan membuat sistem terputus jika sosok yang

difigurkan telah tiada. KH.Mursyid mengatakan kepada para

guru di pesantren, hendaklah para guru bekerja karena niat

yang ikhlas semata-mata bekerja mengembangkan pendidikan

dipesantren untuk Allah SWT semata. Karena Allah-lah yang

akan menilai kerja-kerja hambaNya sekaligus membalasNya

dengan bentuk kebaikan-kebaikan didunia dan akhirat.

5. Mengembalikan Peran Pesantren yang sesungguhnya

Sebuah lembaga pendidikan pesantren memiliki kurikulum plus

yang lebih lengkap dibandingkan pendidikan umum. Hal ini

jelas tujuan utamanya adalah untuk perbaikan akhlak bagi para

santri. Para santri di didik di pesantren diharapkan mampu

menjadi pribadi yang unggul, tidak hanya piawai dalam

pendidikan umum, tetapi lebih dari itu terbina akhlaknya. Inilah

yang diharapkan dari pesantren. Pendidikan santri diawali dari

gurunya. Akhlak guru akan ditularkan pada para santri, oleh

Page 186: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

168

karena itu pembangunan akhlak para guru diupayakan. Guru

yang direkrut diharapkan sebagai pribadi yang benar-benar

menjadi contoh bagi para santri.

6. Pemberdayaan Ekonomi Santri

Sebuah pesantren yang baik tidak hanya dirasakan manfaatnya

dalam hal pendidikan, namun juga dala hal pemberdayaan

ekonomi yang digalakkan pihak pesantren. Melalui Lembaga

Amil Zakat yang dimiliki pesantren, setiap siswa dibantu untuk

bisa menghasilkan uang guna membiayai pendidikan. Santri

yang ada di pesantren tidak hanya mendapatkan pelayanan

pendidikan yang berkarakter, namun juga diberi kesempatan

untuk melakukan pemberdayaan ekonomi pribadi melalui

program-program yang diadakan pesantren. Seperti kegiatan

berkebun, tambak ikan lele dan berbagai kegiatan yang bernilai

ekonomi dan bermanfaat untuk santri.

7. Kemanfaatan Pesantren Untuk Masyarakat

Idealnya sebuah pesantren bukan hanya memberikan

kebermanfaatan untuk internal masyarakat pesantren, secara

lebih luas peran pesantren yang paling didambakan ummat

adalah menjadi salah satu wadah pelayanan bagi kepentingan

ummat secara luas. Oleh karena itu pondok pesantren Khairul

Ummah mengambil beberapa peran penting terhadap nilai

kebermanfaatan di masyarakat. Pihak pesantren membuka

seluas-luasnya bagi masyarakat yang membutuhkan

penceramah bisa menghubungi pihak pesantren untuk mengisi

pengajian. Selain itu pesantren berkolaborasi dengan

masyarakat dalam hal pemberdayan ekonomi dengan

membuka usaha laundry yang melibatkan masyarakat eksternal

pesantren. Pesantren Khairul Ummah Indragiri Hulu telah

berhasil dalam memberdayakan ekonomi masyarakat melalui

model pemberdayaan perempuan berbasis pondok pesantren

yaitu pemberdayaan terhadap ibu-ibu dengan usaha laundry

secara bertahap dan berkesinambungan dan sinergis dalam

naungan pesantren serta kekuatan jaringan antar elemen yang

kokoh.

8. Peningkatan Kesejahteraan Guru dan Karyawan

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pengelola pesantren

dibawah pimpinan KH.Mursyid adalah upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan. Hingga 2

dasawarsa pesantren kesejahteraan guru dan karyawan cukup

Page 187: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

169

diperhatikan. Gaji yang dterima diatas UMR. Hal ini tidak lepas

dari semakin baiknya sistem keuangan yang dimiliki pesantren

dan derasnya bantuan banyak pihak yang dirangkul pihak

pimpinan untuk sama-sama berinvestasi akhirat memajukan

pondok pesantren Khairul Ummah.

9. Visi Pesantren 2020, Menuju Khairul Ummah „Go Internasional‟

Melihat perkembangan pondok pesantren dari masa kemasa ,

bukanlah menjadi hal yang muluk-muluk saat pimpinan pondok

KH.Mursyid merumuskan visi pesantren 2020 menuju Khairul

Ummah “go Internasional”. Visi pesantren yang mulia ini

tentunya tetap mengacu pada tujuan awal berdirinya pondok

pesantren ini, yakni sesuai dengan namanya “Khairul Ummah”

sebaik-baik umat yang membawa guna bagi orang lain, bukan

hanya ditingkat lokal dan nasional namun juga internasional.

c. Struktur Organisasi Pondok pesantren Khairul Ummah

Kabupaten Indragiri Hulu226

Susunan Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan Islam

Indragiri Hulu (YASIIN) Pondok Pesantren Khairul Ummah

Kabupaten Indragiri Hulu

Pembina :

1) Drs. H.Mujtahid Thalib

2) H.Harman Harmaini, SH.MH

3) KH.Muhammad Mursyid, M.Pd.I

Pengurus :

1) Ketua Yayasan : Drs. H.Abd.Kadir

2) Sekretaris Yayasan : H. Darlis Usman, S.Pd, M.Si

3) Bendahara Yayasan : Fathurrahman

Pengawas :

1) H. Sudirman, M.KAS, BA

2) Dr. H.Ari Sandyavitri

3) H. Mazwar Per

226

Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah, Februari 2019

Page 188: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

170

Susunan Pengurus Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten

Indragiri Hulu yaitu:

Tabel 4.3

Susunan Pengurus Pondok Pesantren Khairul Ummah

Kabupaten Indragiri Hulu

1. Pimpinan : KH.Muhammad Mursyid, M.Pd.I

2. Sekretaris : Ustad Tono Siswanto, s.Ag, M.Si

3. Bendahara : Ustazah Rifqi Rifandi, S.Pd.I

4. Kepala Bidang Santri : Ustad Yarno Eko Saputra

5. Kepala Bidang Rumah Tangga

dan Pengembangan Usaha

Pesantren

: Ustad Muhammad Syafaat, S.H.I

6. Kepala Bidang Kesantrian : Ustad Edi Setiawan, S.Pd

7. Kepala SDIT : Ustad Syafriadi, S.Pd.I

8. Kepala M.Tsanawiyah : Ustad Eko Purwanto, S.Pd.I

9. Kepala M.Aliyah : Ustazah Drs. Su‟udin Nuhron,

M.Pd.I

10. Kepada Pengembangan Minat

dan Bakat

: Ustad Ahmad Fajar Kurnia, S.Pd

11. Kepala Organisasi Santri : Ustad Peri Susilo, S.Kom

Page 189: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

171

Gambar 4.5

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Khairul Ummah

Kabupaten Indragiri Hulu

Pimpinan

KH.Muhammad Mursyid, M.Pd.I

Sekretaris

Tono Siswanto, S.Ag, M.Si

Bendahara

Rifqi Rifandi, S.Pd.I

Kepala M.Aliyah Drs. Su’udi Nuhron, M.Pd.I

Kepala M.Tsanawiyah Eko Purwanto,S.Pd.I

Kepala SDIT Syafriadi, S.Pd.I

Kabid.RT dan Pengemb.Usaha Muhammad Syafaat, S.H.I

Kabid.Kesantrian Edi Setiawan, S.Pd

Kasi. Pengemb.Minat dan Bakat Ahmad Fajar Kurnia, S.Pd

Kasi Organisasi Santri Peri Susilo, S.Kom

GURU

SANTRI

Page 190: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

172

Berdiri diatas tanah seluas 28 hektar yang merupakan tanah hibah

dari Pemerintah daerah Indragiri Hulu, Pondok Pesantren Khairul Ummah

memiliki jenjang pendidikan yakni ; Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT),

Madrasah Tsanawiyah (Akreditasi A), madrasah Aliyah (Akreditasi A).

Jumlah lokal belajar ada saat ini sebanyak 32 ruang.227

Memiliki kantor pimpinan, kantor majelis guru, ruang pustaka,

ruang keterampilan, ruang computer, asrama guru, asrama santri dan

bangunan lain seperti koperasi pesantren, gudang, dapur dan juga masjid

seluas 1.296 M2.

Hingga tahun 2019 jumlah guru dan karyawan tercata sebanyak

170 orang. Jumlah santri laki-laki sebanyak 562 santri dan perempuan

480 santri. Dengan komposisi santri MA sebanyak 368 santri, MTS 674

santri dan SDIT sebanyak 484 santri. Sehingga total santri

keseluruhannya sebanyak 1.526 santri.228

Adapun program khusus pondok pesantren Khairul Ummah

diantaranya;

1) Tahfizhul Qur‟an

2) Khattil Qur‟an

3) Muhadatsah

4) Muhadarah

5) Bahasa Arab

6) Bahasa Inggris

7) Pencak Silat

8) Pengembangan Soft Skill

9) Komputer dan Internet

10) Marawis

11) Drum Band

12) Pertanian

227

Observasi, Pondok Pesantren Khairul Ummah Kecamatan Pasir Penyu Indragiri Hulu, 26 Februari 2019 228

Dokumentasi pondok pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Februari 2019

Page 191: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

173

Sedangkan pelajaran Kitab yang diselenggarakan di pondok

pesantren Khairul Ummah diantaranya;

1) Riyadusholihin

2) Ta‟limul Muta‟alim

3) Nahwu

4) Shorof

5) Tafsir

6) Hadist

7) Fiqih

8) Ushul Fiqh

9) Tarikhul Islam

10) Masailul Fiqhiyah

11) Ibadah Amaliyah229

229

Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah Kecamatan Pasir Penyu Indragiri Hulu

Page 192: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

174

2. Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

Sebelum membahas tentang pondok pesantren Al-Amin Dumai,

peneliti akan membahas tentang profil kota Dumai secara singkat.

Kota Dumai merupakan sebuah dusun kecil di pesisir timur provinsi

Riau. Dumai merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis.

Diresmikan sebagai kota pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-

undang No.16 Tahun 1999 dimana status Dumai sebelumnya adalah kota

Administratif. Pada awal pembentukan wilayah administrasi pemerintahan,

kota Dumai hanya memiliki 3 wilayah kecamatan, 13 kelurahan dan 9

desa dengan jumlah penduduk hanya 15.699 jiwa dengan tingkat

kepadatan 83,85 jiwa/km2.230

Dulu, Dumai hanyalah sebuah dusun nelayan yang sepi, berada

dipesisir Timur provinsi Riau, Indonesia. Kini, Dumai yang kaya dengan

minyak bumi itu, menjelma menjadi kota pelabuhan minyak yang sangat

ramai sejak tahun 1999. Kapal-kapal tangki minyak raksasa setiap hari

singgah dan merapat dipelabuhan. Kilang-kilang minyak yang tumbuh

menjamur disekitar pelabuhan menjadikan kota Dumai pada malam hari

gemerlapan bak permata berkilauan.

Kekayaan kota Dumai yang lain adalah keanekaragaman tradisi.

Ada dua tradisi yang sejak lama berkembang dikalangan masyarakat

Dumai yaitu tradisi tulisan dan lisan. Salah satu tradisi lisan yang sangat

populer didaerah ini adalah cerita-cerita rakyat yang dituturkan turun

temurun. Sampai saat ini, kota Dumai masih menyimpan sejumlah cerita

rakyat yang digemari dan memiliki fungsi moral yang amat penting bagi

kehidupan masyarakat, misalnya sebagai alat pendidikan, pengajaran

moral, hiburan dan sebagainya. Salah satu cerita rakyat yang masih

berkembang di Dumai adalah Legenda Putri Tujuh. Cerita legenda ini

mengisahkan tentang asal-muasal nama Kota Dumai.

Kota Dumai merupakan salah satu kota di provinsi Riau, dengan

nama ibukotanya yaitu Dumai. Kota Dumai berada dipesisir pantai pulau

230

Dokumentasi Biro Administrasi Perekonomian Sekda Provinsi Riau

Page 193: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

175

Sumatera sebelah timur. Wilayah Dumai berada pada posisi antara

1010.23”.37‟ – 1010.9”.13‟ bujur timur dan 10.23”.23‟ – 10.24”23‟ lintang

utara.

Dumai terdiri dari lima kecamatan dengan luas wilayah 1.727,385

Km2. Batas-batas wilayah kota Dumai bersebelahan dengan wilayah

sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat.

Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Bukit Batu,

Kabupaten Bengkalis

Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Mandau dan

kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis

Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Tanah Putih dan

kecamatan Bangko, kabupaten Rokan Hilir.231

Gambar 4.6

Peta Kota Dumai

Posisi Dumai juga berdekatan dengan dua negara yaitu Singapura

dan Malaysia. 232 Berikut nama-nama pondok pesantren yang terdapat di

kota Dumai, yaitu :

231

Dokumentasi Biro Administrasi Perekonomian Sekda Provinsi Riau 232

Dokumentasi Biro Administrasi Perekonomian Sekda Provinsi Riau

Page 194: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

176

1) Pondok Pesantren Al-Furqan

2) Pondok Pesantren Baiturrahman

3) Pondok Pesantren Al –Imam Abi Yazid Al-Basthomiy

4) Pondok Pesantren Hidayatullah

5) Pondok Pesantren Baitul Qur‟an

6) Pondok Pesantren Al-Imam Asy-Syafi‟i

7) Pondok Pesantren Al-Amin233

Pondok pesantren yang akan peneliti dalami adalah pondok

pesantren Al-Amin Dumai, yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Deskripsi lokasi pondok pesantren Al-Amin Dumai

Keberadaan Yayasan Al-Amin Dumai, tidak terlepas dari aktivitas

dakwah Islamiyah yang digagas dan dirintis oleh Kiyai Zainal Abidin sejak

tahun 2000, beliau membuka pengajian kecil (majelis taklim) di

Kelurahan Bagan Keladi Kecamatan Dumai Kota Dumai dengan sistem

khalaqah. Jumlah santri dan jama‟ah Kiyai Zainal Abidin dari tahun-

ketahun semakin banyak, maka muncul ide untuk mendirikan pondok

pesantren, yang mendapat dukungan dari masyarakat. Pada tahun 2004

didirikan pondok pesantren salafiyah pertama di Desa bagan Keladi,

yang diberi nama Pondok pesantren Al-Amin, setingkat madrasah

ibtidaiyah (MI), yang berlokasi di Desa Bagan Keladi Kecamatan Dumai

Barat.234

Seiring dengan aktivitas dakwahnya, beliau menyampaikan

gagasan mendirikan pondok pesantren permanen kepada para jama‟ah,

dan mendapat dukungan besar dari masyarakat. Pada tahun 2002

gedung madrasah permanen mulai dibangun, yang berlokasi di komplek

pondok pesantren yang sekarang, di sebelah barat Dumai. Pada tahun

2004 lembaga pondok pesantren diresmikan, dengan nama Pondok

Pesantren Al-Amin Dumai. Pondok pesantren ini membuka jalur

pendidikan formal, yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Amin. Lembaga

233

Pondok Pesantren yang menjadi sampel penelitian 234

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 195: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

177

pondok pesantren ini kemudian menjadi yayasan, dengan nama Yayasan

Pondok Pesantren Al-Amin Dumai.

Di bawah kepemimpinan Kyai Zainal Abidin, Pondok Pesantren

Al-Amin Dumai semakin berkembang lebih baik. Pendidikan formal

dikembangkan.Pada tahun 2006 dibuka Madrasah Aliyah Al-Amin.

Didirikan juga Madrasah tsanawiyah, Raudatul Atfhal dan Madrasah

Ibitidaiyah Selain menambah pendidikan formal, pendidikan nonformal

juga dikembangkan, berupa Diniyah Awwaliyah, dan Pengajian Kitab

Kuning.

Yayasan Pendidikan Al-Amin Dumai berlokasi di Kelurahan Bagan

Keladi Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai. Letaknya strategis, berada

di pusat kelurahan dan pusat kecamatan. Akses untuk menuju ke lokasi

mudah. Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, terletak dengan batas-batas

sebagai berikut:

a) Sebelah utara adalah dibatasi oleh pemukiman penduduk dan

areal persawahan.

b) Sebelah timur dibatasi oleh areal persawahan.

c) Sebelah selatan dibatasi oleh pemukiman penduduk.

d) Sebelah barat adalah dibatasi oleh pemukiman penduduk.235

Gambar 4.7

Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

235

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 196: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

178

Pondok Pesantren Al-Amin merupakan Lembaga yang bergerak

pada pendidikan Pondok Pesantren dan Pendidikan Umum. Untuk

mewujudkan berdirinya Lembaga tersebut, maka dibentuklah Yayasan

Al-Amin dengan Akte Notaris Nomor 39 tanggal 30 September 2011 yang

dikeluarkan oleh Notaris H.Ismail, SH. Untuk mewujudkan Kegiatan

Lembaga perlu dipenuhinya berbagai kebutuhan dengan Sarana

Prasarana sebagai berikut :

Kantor Yayasan PP Al-Amin Dumai

Gedung Sekolah ( RA, SDIT, MTs, MA ) beserta sarana dan

prasarananya.

Asrama Pondok Pesantren (santri)

Rumah Jamur Tiram

Unit Pengembangan Usaha dan Koperasi Pondok Pesantren

Dapur Umum

Mushalla236

Ruang Lingkup kegiatan dari PP Al-Amin Dumai perlu diketahui

oleh berbagai kalangan dan sekaligus menjadi rujukan dari berbagai

kebijakan dan aktifitas, oleh karena itu Visi, Misi dan Tujuan Pondok

Pesantren ini disusun sebagai berikut :

Visi : “Terwujudnya manusia yang cerdas dan sejahtera dalam bingkai

nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan agar dapat menjadi rahmat bagi

semesta alam (rahmatan lil alamin)”.

Misi :

Membina, mengembangkan dan memberdayakan potensi-

potensi sosial dan keagamaan melaluipendidikan.

Membina dan memberi suri teladan kepada masyarakat melalui

program-program pemberdayaan sosial, ekonomi, dan

lingkungan.

Mendorong terciptanya keharmonisan sosial dan alamnya

dengan bersandar pada nilai-nilai ke-Islaman dan ke-

Indonesiaan.237

236

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019 237

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 197: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

179

Untuk mencapai visi dan misi, Pondok pesantren Al-Amin Dumai

merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan merujuk pada

ruang lingkup keagamaan, kesosialan dan kemasyarakatan.

Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Berperan aktif dalam membangun karakter yang relijius di

dalam kehidupan bermasyarakat melalui majelis taklim serta

majelis pendidikan baik formal maupun nonformal.

b) Mengembangkan ruang lingkup aktifitas syi‟ar yang toleran

dalam bermasyarakat dan bernegara.

c) Menyelenggarakan bentuk-bentuk kegiatan kewirausahaan

dan pemberdayaan masyarakat sebagai penegasan

eksistensi yayasan yang merupakan wadah sosial

keummatan.

d) Membangun silaturahmi dan kerjasama dengan semua pihak

yang dipandang dapat memberikan kontribusi untuk

kemajuan yayasan danmasyarakat.

e) Meletakkan proses pendidikan sebagai pondasi utama dalam

kerangka kemanusian dan kehidupan sosial serta mampu

mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa dengan

melakukan pengembangan dan peningkatan sarana dan

prasarana pendidikan formal dan non-formal.238

Untuk menjalankan seluruh komponen yang sudah

dirumuskan, sebagaimana disebutkan di atas, maka diperlukan

kepengurusan yang berkompeten, maka dari itu, berikut ini adalah

beberapa orang yang dipasrahi oleh pengasuh untuk mengelola Pondok

Pesantren Al-Amin Dumai:

Pimpinan Pondok Pesantren : Kiyai W.Zainal Abidin, S.Pd.I

Wakil Pimpinan : Ustad Anwar Sholeh

Koperasi, Diklat dan Pengembangan Ekonomi Pesantren : Nyai

Muqni‟ah assa‟idah, S.Pd.I

Bendahara : Ustazah Eliana, S.Pd.I

Sekretaris : Ustad Supandi239

238

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019 239

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 198: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

180

Hingga tahun 2019, jumlah santri yang menetap di Pondok

Pesantren Al-Amin berjumlah 275 santri. Jumlah ini berasal dari Siswa

MTs dan MA yang menetap di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai. Namun,

hal ini belum termasuk santri kalong, bukan mukim dari rumah masing-

masing.

Pondok pesantren Al-Amin merupakan satu-satunya pondok

pesantren Salafiyah yang ada di kota Dumai yang menitik beratkan

pendidikan pada dua hal yaitu pendidikan akhlakul karimah dan

pendidikan life skill. Untuk mempercepat pelaksanaan prioritas

pembangunan pondok pesantren Al-Amin Dumai mengembangkan

kegiatan usaha Ekonomi pondok pesantren sudah dimulai sejak tahun

2005 yang dipimpin oleh Kiyai W.Zainal Abidin, S.Pd.I, yang berbentuk

kantin pondok dengan modal seadanya dan terus berkembang setiap

tahunnya dengan berbagai macam usaha hingga saat ini.

Pondok pesantren Al-Amin Dumai merupakan lembaga pendidikan

agama yang ikut mencerdaskan bangsa melalui pembinaan akhlak dan

keterampilan, berupaya membekali agar santri dan masyarakat setelah

yang menamatkan pendidikannya atau setelah mengikuti diklat atau

magang di pondok pesantren Al-Amin dapat memiliki ilmu, berakhlak

mulia, berbudaya dan mandiri. Ada 12 pesantren yang telah mengadakan

kerjasama dalam bentuk pelatihan atau magang.

Pada tahun 2018 sudah terlaksana 3 angkatan pelatihan dengan

dana mandiri dengan peserta 54 orang dari 8 pesantren. Selain itu pondok

pesantren Al-Amin dumai juga menerima kegiatan magang, pada tahun

2019 ini diikuti oleh 75 peserta dari 4 pesantren selama 2 bulan dan 6

bulan, dan kegiatan studi banding sebanyak 200 orang dari 5 pesantren

se-Riau. Program pelatihan life skills ini berupa pelatihan budidaya jamur

tiram dan pengolahan produk jamur tiram dan pembekalan beberapa

Page 199: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

181

keahlian untuk memiliki jiwa kewirausahaan baik dari aspek intelektual,

emosional dan spiritual.240

b. Keadaan pondok pesantren Al-Amin Dumai

Pondok Pesantren Al-Amin Dumai dibawah pimpinan Kyai W.

Zainal Abidin, S.Pd.I yang beralamat di Jl. Prof. M. Yamin No. 45 RT. 01

Kelurahan Bagan Keladi Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai Provinsi

Riau, dengan identitas sebagai berikut :

Tabel 4.4

Profil Pondok Pesantren Al-Amin Dumai241

1. Nama Pondok Pesantren : Al-Amin

2. No. Piagam PP : Kd.04.14/04/PP.007/PONTREN/2005

3. No.Statistik PP : 51.03.14.72.0007

4. Nama Yayasan : Yayasan Al-Amin Dumai

5. Ketua Yayasan : H.Kasiarudin, SH

6. Akta Notaris : No.39 tanggal 30 September 2011

Notaris H.Ismail, SH

7. SK.MENHUMHAM : No.AHU – 8773.AH.01.04 Tahun 2011

NPWP : 03.140.599.6-212.000

8. Alamat PP : Jln.Prof.Yamin No.45 RT 01 Bagan

Keladi Kecamatan Dumai Barat Kota

Dumai

9. No.Tel/Wa : 0823310996848

Email : [email protected]

Web : www.ponpesalamindumai.com

10. Tahun Berdiri : 2004

11. Status Tanah : HIbah dan Milik Sendiri

12. Total Luas Tanah : 145.553,65 M2

240

Observasi di Pondok pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019 241

Data Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Tahun 2019

Page 200: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

182

13. Status Bangunan : Milik Sendiri

14. Jumlah santri : 275 Orang

15. Jumlah Guru dan

Pengurus

: 35 Orang

16. Nomor Rekening Ponpes : BRI Cabang Dumai 0159-01-023536-

506

17. Mengelola Pendidikan : DTA, RA/TK, MI/SD, /Wustha/MTs,

MA/SMA dan Paket C ( khusus bagi

putus sekolah

18. Mengelola Kegiatan

Usaha

: Budidaya jamur Tiram, Depot Air

Minum, Mini Market, Home Industri,

Pupuk Kompos, Perternakan (BIOGAS),

Perikanan, Pertanian, Konveksi,

Informatika Teknologi Komputer dan

Simpan Pinjam BMT Kopontren Al-Amin

19. Mengelola Kegiatan

Pelatihan

: Diklat Kewirausahaan Kemandirian

Ekonomi

20. Kegiatan Pendampingan : Pendampingan pertanian, Pasca panen

dan konveksi

c. Struktur Organisasi Pondok pesantren Al-Amin Dumai

Keberadaan struktur organisasi dalam sebuah lembaga

(organisasi), dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas

Pembagian tugas (job discription) di dalam jajaran kepengurusan,

sehingga memudahkan pola kerja, alur komando dan koordinasi bagi

semua unsur pelaksana organisasi. Dengan begitu tidak terjadi tumpang

tindih (over lapping) dalam pelaksanaan tugas masing-masing. Apabila

pola dan alur kerja sesuai dengan struktur organisasi yang telah

ditetapkan, tentu akan memberikan hasil yang optimal serta mekanisme

kerja akan berjalan secara efektif dan efisien.

Pondok Pesantren Al-Amin Dumai mempunyai struktur organisasi

Page 201: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

183

yang mempunyai tanggungjawab masing-masing. Pengasuh pondok

pesantren adalah Kiyai W. Zainal Abidin S.Pd.I. Adapun struktur

organisasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai yaitu:

Tabel 4.5

Susunan Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai242

1. Pimpinan : Kyai W. Zainal Abidin, S.Pd.I

2. Wakil Pimpinan : Ustad Anwar Sholeh

3. Sekretaris : Ustad Supandi

4. Wakil Sekretaris : Ustad Perjuangan Tambak

5. Bendahara : ustazah Eliana, S.Pd.I

6. Wakil Bendahara : Ustazah Vidiah rani, S.Pd

7. Bagian Kepegawaian : Ustad Buyung Ruslan Abdullah

8. Bagian Pendidikan dan

Pengasuhan

: Ustad Sihol Siahaan

9. Bagian Pengembangan

potensi santri

: Ustadzah Bismi Hayati, S.Si

10. Bagian Koperasi, Diklat dan

pengembangan ekonomi

pesantren

: Nyai Muqni‟ah Assa‟idah, S.Pd.I

11. Bagian Zakat, Infaq,

Shadaqoh dan wakaf

: Ustazah Nur Aida, S.Pd

12. Bagian Dakwah : Ustaz Wahid Nasrullah, S.Pd.I

13. Bagian Humas dan Sosial : Ustad Asril, S.Ag

14. Bagian sarana dan prasarana : Ustad Heriyanto

15. Bagian Hukum dan Advokasi : Ustad ahmad Joni, SH

242

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 202: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

184

Gambar 4.8

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai243

243

Data Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Tahun 2019

Ketua Yayasan Al-Amin Dumai

H.Kasiarudin, SH Pimpinan Al-Amin Dumai

Kiyai W.Zainal Abidin, S.Pd.I

Wakil Pimpinan

Anwar Sholeh

Sekretaris

Supandi Bendahara

Eliana, S.Pd.I

Wk.Bendahara

Vidiah Rani, S.Pd

Wk.sekretaris

Perjuangan Tambak

Kabag.Pend.Pengasuhan (cabang)

Anwar Sholeh Kabag. Pend dan Pengasuhan (Induk)

Sihol Siahaan

Kepala MA

Sihol Siahaan

Kepala Mts

Vidiah Rani,S.Pd

Kepala MI

Sayin, S.Pd.I

Kepala TK

Eliana, S.Pd.I

SANTRI

Kurikulum Pendidikan

Nur Aida, S.Pd.I

Organisasi Santri

Bismi Hayati, S.Si

Page 203: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

185

d. Bidang Kegiatan Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

1. Bidang Dakwah dan Keummatan

Dalam bidang ini, Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

mengembangkan beberapa jenis kegiatan, yaitu;

a) Majelis taklim / pengajian umum secara berkala oleh

pengasuh yayasan.

b) Pengumpulan zakat,infaq dan sadaqoh dari jama‟ah, berupa

dana (uang).

c) Santunan kepada anak yatim, fakir miskin dan orang tua

jompo.

d) Kegiatan bakti sosial berupa penghijauan, pembangunan

jalan rintisan, pembangunan sarana irigasi, dan sunatan

masal.

2. Bidang Pendidikan dan Pesantren

a). Mengembangkan Pendidikan Formal

Sampai dengan sekarang, Pondok pesantren Al-Amin

Dumai telah dapat mengembangkan beberapa jenjang satuan pendidikan

formal. Keseluruhan jenjang pendidikan formal diselenggarakan pada pagi

hari (pukul 07.00 – 14.00 wib).

Tabel 4.6

Jenjang Pendidikan Formal di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

No Jenjang Pendidikan Tahun

Berdiri

Jumlah Santri/

Siswa

Nama Kepala

Madrasah

L P

1 TK Al-Amin 2010 15 10 Eliana, S.Pd.I

2 M.Ibtidaiyah Al-Amin 2007 15 20 Sayin, S.Pd.I

3 M.Tsanawiyah Al-Amin 2006 75 80 Vidiah Rani, S.Pd

4 M.Aliyah Al-Amin 2009 75 75 Sihol Sihaan

Jumlah 180 185

Page 204: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

186

b). Mengembangkan Pendidikan Non Formal

Untuk mengembangkan pengetahuan keagamaan para santri, PP

Al-Amin Dumai disamping mengembangkan jalur pendidikan formal juga

mengembangkan jalur pendidikan non formal.Waktu penyelenggaraan

pendidikan non formal dilaksanakan pada sore dan malam hari.

Tabel 4.7

Jenis Pendidikan Non Formal

di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai244

No.

Jenis

Pendidikan Non

Formal

Tahun

Dibuka

Jumlah

Santri

Nama

Ketua

Pengelola

Sistem /

Metode

Pembelajaran L P

1. Pendidikan

Diniyah

2005 15 20 Nur Aida, S.Pd - Klasikal

- Sorongan

2. Pengajian

Kitab Kuning

2012 75 80 Anwar Sholeh Sorongan

3. Pengajian Dasar Al-

Al-Qur‟an

(Metode Iqra‟)

2007 15 10 Leni Lestiani Klasikal

4. Tahfiz 2016 75 75 Bismi Hayati, S.Si Hafalan

5. Majelis

Taklim

2002 Nyai Muqniah assa‟diah, S.Pd.I Pengajian

umum

244

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Tahun 2019

Page 205: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

187

Tabel 4.8

Kitab-kitab yang diajarkan

di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai245

No. Kelompok Kitab Nama Kitab

1. Kitab Nahwu - Syarah Dahlan

- Syeh Khalid

- Asymawi

- Mutammimah

- IbnuAgil

- Hudari

- Syarah Baikuniah

- Katarun Nada‟

- Azhari

2. Kitab Sharef - Kailani

- Talhis,dll.

3. Kitab Fiqih - Fathul Qarib

- Fathul Mu‟in

- Bujaerimi

- Ikna‟

4. Kitab Hadist

- Muhtarul Ahadist

- Riadus Shalihin

- Arba‟in Nawawi

5. Kitab Tauhid - Kipayatul Awam

- Matan Sanusiah

- Tijanuddarari

- Tanwirul Kulub

- Aspuriah

- Tambihul Gapilin

6. Kitab Adab - Ta‟lim Muta‟alim

- Duratun Nasihin

- Baikuniah.

245

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Tahun 2019

Page 206: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

188

3. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Sebelum membahas tentang pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru, peneliti akan membahas tentang profil kota pekanbaru secara

singkat. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan

yang pada saat itu dipimpin oleh seorang kepala suku disebut Batin.

Daerah yang mulanya sebagai ladang, lambat laun menjadi

perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan berpindah ketempat

pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki yang

terletak ditepi muara sungai Siak.

Nama Payung Sekaki tidak begitu dikenal pada masanya

melainkan Senapelan. Perkembangan Senapelan berhubungan erat

dengan perkembangan Kerajaan Siak Indrapura. Semenjak Sultan Abdul

Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, beliau membangun istananya

di Kampung Bukit berdekatan dengan perkampungan Senapelan.

Diperkirakan istana tersebut terletak di Masjid Raya sekarang. Sultan

Abdul Jalil Alamudin Syah mempunyai inisiatif untuk membuat Pekan di

Senapelan tetapi tidak berkembang. Usaha yang telah dirintis tersebut

kemudian dilanjutkan oleh purtanya Raja Muda Muhammad Ali ditempat

baru yaitu sekitar pelabuhan sekarang.

Selanjutnya pada hari selasa tanggal 21 Rajab 1204 H/23 Juni

1784 M berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima

Puluh, tanah datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya

menjadi “Pekan Baharu” selanjutnya diperingati sebagai hari lahir kota

Pekanbaru. Mulai saat itu sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan

mulai populer sebutan “Pekan Baharu”, yang dalam bahasa sehari-hari

disebut Pekanbaru.246

246

Dokumentasi, Biro Administrasi perekonomian Sekda prov Riau.

Page 207: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

189

Gambar 4.9

Peta Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru berada hampir ditengah pulau Sumatera atau

pada posisi jajaran Bukit Barisan. Total luas wilayah kota ini 633,01 m2,

secara administrative pemerintah kota Pekanbaru dikepalai oleh Walikota.

Kota Pekanbaru terbagi menjadi 12 kecamatan dengan 58 desa atau

kelurahan. Kota Pekanbaru secara berkelanjutan dilengkapi dengan

infrastruktur/fasilitas umum yang semakin baik. Dengan tersedianya

transportasi darat, laut dan udara, kota-kota besar dan Negara-negara

tetangga dapat dijangkau melalui bandara Sultan Syarif Kasim II.

Pelabuhan kapal dan ferry di sungai Siak dan jaringan jalan raya yang

menghubungkan Kota Pekanbaru dengan seluruh kota-kota di pulau

Sumatera bahkan Jakarta sebagai Ibu kota Negara Republik Indonesia.247

Berikut nama-nama pondok pesantren yang terdapat di kota

Pekanbaru, yaitu :

1) Pondok pesantren Teknologi Riau

2) Pondok pesantren Al-Ikhwan

3) Pondok pesantren Hidayatullah Pekanbaru

4) Pondok pesantren Al-Furqon

247

Dokumentasi, Biro Administrasi perekonomian Sekda prov Riau

Page 208: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

190

5) Pondok pesantren Putri Ummu Sulaim

6) Pondok pesantren Umar bin Khatab Riau

7) Pondok pesantren Tahfidz Qur‟an Al-Kahfi

8) Pondok pesantren Darul Qur‟an was Sunnah

9) Pondok pesantren Al-Uswah

10) Pondok pesantren Al-Baidha‟

11) Pondok pesantren Darul Taukhid al-Maktub

12) Pondok pesantren Al-Kifayah

13) Pondok pesantren Baitul Qur‟an Riau

14) Pondok pesantren Ummul Quro

15) Pondok pesantren Tahfizh Al-Quds

16) Pondok pesantren Al-Kautsar

17) Pondok pesantren Al-Mujtahadah248

18) Pondok pesantren Al-Munawarah

19) Pondok pesantren Ibnu Katsir

20) Pondok pesantren Al-Ikhwan

21) Pondok pesantren Diniyah Puteri

22) Pondok pesantren Aar - Rahmi

23) Pondok pesantren Darel Hikmah

Pondok pesantren yang akan peneliti dalami adalah pondok

pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, yang akan dijabarkan sebagai

berikut:

a. Deskripsi Lokasi Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Ditengah – tengah keramaian kota Pekanbaru kecamatan

marpoyan damai berdirilah sebuah bangunan induk Pondok pesantren

Al-Mujtahadah yang didirikan oleh seorang putra terbaik Riau Prof. Dr.KH.

Akhmad Mujahidin, MA pada tahun 2012. Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah didirikan bertujuan untuk menciptakan generasi muda

Islam yang Tafaqquh fiddin beriman dan bertaqwa, memiliki Ilmu

248

Pondok Penelitian yang menjadi sampel penelitian

Page 209: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

191

Pengetahuan, memiliki wawasan yang luas serta terampil, profesional dan

mandiri.

Keberadaan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah mendapat

dukungan positif dari masyarakat luas dan dari pemerintah kota baik

secara moril maupun material sehingga mengalami kemajuan yang

mengembirakan. Semenjak berdiri, Pondok Persantren Al-Mujtahadah

telah mengeluarkan alumni + 156 orang alumni yang tersebar di berbagai

daerah khususnya Propinsi Riau dan Propinsi Sumatera Barat, Lampung,

Jambi, Bengkulu, dan seluruh Nusantara pada umumnya.

Gambar 4.10

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah di kelola oleh Yayasan

Pendidikan Islam Al-Mujtahadah. Yayasan ini bergerak dalam bidang

pendidikan dengan mengelola sekolah formal jenjang Madrasah Ibtidaiyah

(MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI). Program jangka panjang, Yayasan,

Pendidikan Islam Al-Mujtahadah akan mengembangkan Lembaga

Pendidikan kepesantrenan di beberapa daerah, juga pembinaan terhadap

Pondok Pesantren alumni dalam wadah Forum Pondok Pesantren

Page 210: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

192

Al-Mujtahadah dengan + 15 Pondok Pesantren Alumni Binaan yang

tersebar di berbagai daerah.249

Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru didirikan Prof. Dr. KH.

Akhmad Mujahidin, MA. Seorang kiai muda, nyentrik, dan kharismatik. Ia

juga merupakan seorang rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan

Syarif Kasim Riau. Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, merupakan guru besar

Ekonomi Islam UIN Suska Riau. Beliau lahir di Malang Jawa Timur pada

tanggal 6 Juni 1971. Ada banyak faktor mencapai keberhasilan. Mulai dari

pengalaman, kerja keras, dan ketabahan ikut menentukan. Ada juga

banyak kendala yang menghadang. Siapapun paham tak ada jalan mudah

untuk mencapainya. Setiap orang juga tentu pernah menghadapi

hambatan dan ujian dalam merealisasikan semua impiannya. Namun,

hanya mereka yang tabah dan terujilah yang akan berhasil melewati

masa-masa berat dan menderita itu.

Seorang profesor dan kiyai muda karena usianya baru 48 tahun.

Bicaranya tegas, lugas dan tentu pekerja keras. Pergaulan luas membuat

banyak ide dan gagasan “aneh” mengalir deras. Membuat banyak orang

kagum dan mengapresiasi cukup positif. Pergaulan dari kalangan kiai,

pejabat, pengusaha hingga politikus membuat kiai muda ini semakin

matang dalam bertindak dan berbuat.

Pesantren ini berdiri diatas tanah seluas 12.500 M2 yang

dikhidmatkan kepada umat Islam. Inspirasi pendirian pesantren ini,

dilhami dari sebuah kekhawatiran dan keprihatinan masa depan

pesantren di Indonesia. Percepatan ekonomi dan kuatnya arus

modernitas akan menggerus eksistensi pesantren, jika kedepan dunia

pesantren tidak melakukan reorientasi visi, misi dan paradigma pesantren

sesuai dengan kehendak masyarakat.

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah ini memiliki visi dan misi sebagai

berikut:

249

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 20 April 2019

Page 211: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

193

A. Visi dan Misi250

VISI :

“Menjadi pusat keilmuan dalam mempersiapkan dan mengembangkan

sumber daya manusia berkualitas serta berhias iman dan takwa.”

MISI :

Mewujudkan keunggulan dalam pengembangan ke Islaman.

Meningkatkan sumber daya pendidik dan kependidikan yang

professional.

Mewujudkan proses belajar mengajar yang berbasis keagamaan.

Mewujudkan lingkungan pendidikan yang kreatif, edukatif, religius

dan akuntabel.

Mengembangkan seni budaya yang relevan menuju kebudayaan

lokal, nasional dan internasional.

B. Motto

I : Inovatif

D : Disiplin

E : Edukatif

A : Akuntabel

L : Loyalitas

Indikator INOVATIF

Selalu berorientasi kedepan untuk meraih yang terbaik ditingkat

lokal maupun global.

Selalu menyikapi perubahan yang terjadi dengan bijak.

Kreatif.

Memiliki inovasi dalam bekerja.

Tidak pernah berhenti untuk menambah pengetahuan.

Indikator DISIPLIN

Memiliki kesadaran yang tinggi dalam keimanan dan

ketakwaan.

Memiliki kesadaran yang tinggi pada tugas dan tanggung

jawab.

Memiliki etika moral yang tinggi.

Mampu menjalankan tugas sesuai tupoksi serta instruksi kerja

Dinas Kepala Sekolah, dan guru

250

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 212: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

194

Indikator EDUKATIF

Beriorientasi pada suksesnya penyelenggaraan pendidikan.

Mampu menjadi contoh yang mendidik.

Memiliki wawasan pendidikan yang luas dan baik.

Mampu menjadi panutan dan mampu menjalin kerjasama yang

baik dengan masyarakat.

Indikator AKUNTABEL

Memiliki organisasi yang tersusun dan solid diberbagai

tingkatan.

Memiliki manajemen keuangan yang baik dan bertanggung

jawab.

Menerapkan pola keterbukaan dalam pengelolaan manajemen.

Memiliki kinerja yang baik.

Indikator LOYALITAS

Memiliki kesetiaan terhadap sekolah dan lingkungannya serta

tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap Kepala Sekolah,

Guru, Karyawan dan Teman.

C. Tujuan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Membina dan mengembangkan kondisi kelembagaan sehat

dan kondusif sebagai upaya menumbuhkembangkan

kreatifitas, peningkatan etos kerja dan profesionalisme civitas

akademik.251

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru merupakan bagian

integral dari Sistem Pendidikan Nasional yang harus dikembangkan

dan ditingkatkan kualitas Pendidikan maupun pelatihan kerja di

Indonesia, sebagai pendidikan yang berlatarbelakang keagamaan

pesantren akan mengembangkan para santri untuk mampu bekerja dan

mempunyai kompetensi kerja yang sedang dikembangkan di Pondok

Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru. Pembangunan Komunitas Balai

Latihan Kerja (BLK) adalah memberikan sarana dan prasarana bagi

masyarakat sekitar pondok pesantren maupun santri yang kurang

mampu dan memperluas pendidikan dengan mewujudkan santri

pondok pesantren yang mempunyai ketrampilan di dunia kerja. 251

Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 213: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

195

Dalam mewujudkan tujuan tersebut harus didukung oleh penunjang

yang memadai yaitu adanya workshop pelatihan kerja. Prasarana

tersebut penting adanya dalam memajukan kualitas siswa. Program ini

sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang

Pendidikan Pasal 109 menyatakan bahwa siswa memiliki hak dalam

memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sebagaimana diamanatkan dalam

Pembukaan UUD 1945, bahwa;”Tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian”.

Pembangunan Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) ini bertujuan yaitu :

Mempercepat percapaian Visi dan Misi Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

Membantu santri pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

dan Masyarakat sekitar memperoleh ketrampilan kerja yang

layak dan mempunyai lingkungan yang mendukung bagi proses

pelatihan kerja bagi para santri.

Membantu santri pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

maupun masyarakat sekitar dalam memperoleh kesempatan

pelatihan kerja.

Meningkatkan motivasi santri pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru sehingga tidak ada potensi potensi yang menjurus

kepada terorisme maupun radikalisme.

Meningkatkan efesiensi, aktifitas dan transformasi manajemen

kelembagaan sebagai bentuk akuntabilitas publik.

Mewujudkan lulusan yang berkualitas, cerdas dan komprihensif

selaras dengan dinamika perkembangan jaman.

Meningkatkan implementasi dan pengembangan produk lulusan

sebagai bentuk dalam upaya pemberdayaan masyarakat

Berikut ini adalah nama-nama yang ada di PP. Al-Mujtahadah

Pekanbaru sekaligus dengan tugas dan jabatannya:

Pimpinan PP. Al-Mujtahadah : Prof. Dr. KH.Akhmad Mujahidin, MA.

Page 214: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

196

Sekretaris : Ustad Riko Rusdi

Bendahara : Ustazah Hj. Siti Samsiyah

Kepala Bidang Pemberdayaan dan pengembangan ekonomi

pesantren : Ustad Amril Akmal

Kegiatan pendidikan dan kepesantrenan di PP. Al-Mujtahadah

Pekanbaru menjadi dua program; rutin dan temporal. Kegiatan rutin

kepesantrenan ini umumnya, diikuti oleh para santri yang berdomisili

(mondok) di PP. Al-Mujtahadah Pekanbaru. Mulai dari menghafal

Al-Qur‟an, ngaji kitab kuning, dan program-program pendidikan lainnya.

Sedangkan, kegiatan pesantren temporal adalah kegiatan yang diadakan

dalam jangka waktu yang ditentukan. Program kegiatan ini berisikan

tentang; Kursus Baca Tulis Al Qur‟an, Praktek Fiqh, dan Tafsir al Qur‟an.

Kegiatan ini diasuh oleh para pakar di bidang masing-masing.

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru merupakan bagian

integral dari sistem pendidikan nasional yang harus dikembangkan dan

ditingkatkan kualitas layanan pendidikannya untuk memenuhi peningkatan

kualitas pendidikan menengah atas sebagai sebuah pesantren yang

menjunjung tinggi rasa nasionalisme mempunyai tanggung jawab moral

maupun spiritual untuk mengembangkan dan meningkatkan sumber daya

untuk mendukung pembangunan nasional juga dapat berintegrasi dengan

sistem pelatihan kerja nasional.

Page 215: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

197

b. Keadaan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Tabel 4.9

Profil Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

1. Nama Pondok Pesantren : Al-Mujtahadah

3. No.Statistik PP : 5121471002019

4. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam

Al-Mujtahadah

5. Pimpinan Pondok : Prof. Dr.KH.Akhmad Mujahidin, MA

7. SK.MENHUMHAM : No.Ahu-01.ah.01.04 Tahun 2012

8. Alamat : Jalan Handayani Gg.Ros No.61

marpoyan Damai Pekanbaru – Riau

10. Tahun Berdiri : 2012

11. Status Tanah : Milik Sendiri

12. Status Gedung : Milik Sendiri

13. Luas tanah : 12.500 M2

14. Jumlah santri : 257 Orang

15. Jumlah Guru dan Pengurus : 35 Orang

16. Lahan Percadangan : 200.000 M2 (20 ha) di Desa Lipat Kain

Kabupaten Kampar

17. Mengelola Pendidikan : M.Ibtidaiyah – STAI Al-Mujtahadah

18. Mengelola Kegiatan Usaha : Koperasi Pesantren, Perkebunan

lengkeng, jamu madu, sayuran

hidroponik dan sirsak

19. Mengelola Kegiatan Pelatihan : Pelatihan Otomotif di Balai Latihan Kerja

Page 216: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

198

c. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru

Susunan Pengurus Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

yaitu;

Tabel 4.10

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

1. Pimpinan : Prof.Dr.KH.Akhmad Mujahidin, MA

2. Sekretaris : Ustad Rico Rusdi

3. Bendahara : Ustazah Hj. Siti Syamsiyah

4. Kepala Bidang Santri : Ustad Yarno Eko Saputra

5. Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Ekonomi Pesantren

: Ustad Amril Akmal

6. Kepala Bidang Keagamaan : Ustad Habibi

7. Kepala M.Ibtidaiyah : Ustazah Hermaliza, S.Pd

8. Kepala M.Tsanawiyah : Ustad Nurwahid Ihsanudin, MA

9. Kepala M.Aliyah : Ustazah Juliana Dian Komala Sari, S.Pd

10. Ketua STAI : Ustad Nurwahid Ihsanudin, MA

Page 217: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

199

Gambar 4.11

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru – Riau

Pimpinan

Prof. Dr.KH. Ahmad Mujahidin, MA

Sekretaris

Rico Rusdi Bendahara

Hj. Siti Samsiyah

Kepala M.Aliyah Juliana Dian Komala sari, S.Pd

Kepala M.Tsanawiyah Nurwahid Ihsanudin, MA

Kepala SD/MI Hermiza, S.Pd

Kabid.Ekonomi Pesantren Amril Akmal

Kabid.Kesantrian Yarno Eka saputra

Kabid.Keagamaan Habibi

GURU

SANTRI

Ketua STAI Nurwahid Ihsanudin, MA

Page 218: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

200

B. TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data yang peneliti temukan melalui observasi,

wawancara dan penelusuran dokumentasi, berikut peneliti paparkan hasil

yang berkenaan dengan manajemen kewirausahaan pondok pesantren

dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di provinsi Riau, yaitu :

1. Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren Di Provinsi

Riau

a. Pondok Pesantren Khairul Ummah Indragiri Hulu

- Perencanaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Khairul

Ummah

Perencanaan kegiatan kewirausahaan di pondok pesantren Khairul

Ummah, penulis melakukan wawancara dengan pimpinan pondok

pesantren Khairul Ummah pada tanggal 22 Februari 2019 sebagai

berikut.

“Dalam program kegiatan kewirausahaan di pondok pesantren

Khairul Ummah saya telah merencanakan kegiatan tersebut

dengan mengadakan pertemuan atau rapat untuk membahas

program unit usaha apa saja yang harus dibuat dalam kegiatan itu.

Rapat itu membahas program-program yang direncanakan

diantaranya program di bidang budi daya ikan lele, perkebunan

kayu gaharu, sawit, dan unit usaha laundry. Tujuan saya

mengadakan kegiatan kewirausahaan adalah supaya santri-santri

mempunyai keterampilan yang bisa dibawa ke masyarakat,

disamping santri dibekali dengan ilmu agama, santri juga dibekali

dengan skiil dan keterampilan. Dengan adanya keterampilan dan

skiil, maka santri akan bisa memberikan manfaat untuk

masyarakat”.252

Untuk mencari keabsahan data peneliti juga mewawancarai ustad

Muhammad Syafa‟at sebagai kepala bidang Rumah Tangga dan

pengembangan usaha Khairul Ummah pada tanggal 24 Februari 2019

menjelaskan sebagai berikut:

252

Wawancara dengan MM pada tanggal 26 Februari 2019 Februari 2019 di Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu

Page 219: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

201

“Sebelum pelaksanaan program kegiatan kewirausahaan pondok

pesantren Khairul Ummah, setiap awal tahun kami para guru dan

pimpinan mengadakan rapat membahas program-program apa

saja yang harus dibuat dalam program kegiatan kewirausahaan

tersebut”.253

Dari pendapat diatas dapatlah diketahui bahwa perencanaan dalam

program unit usaha pondok pesantren sudah ada direncanakan,

perencanaan tersebut dibuat sebelum pelaksanaan program kegiatan

tersebut dilaksanakan, dengan adanya perencanaan dalam kegiatan itu

akan mempermudah pelaksanaan kegiatan tersebut.

- Pengorganisasian Kewirausahaan di Pondok Pesantren

Khairul Ummah

Pengorganisasian yang dibuat dalam manajemen kewirausahaan

di pondok pesantren Khairul Ummah antara lain dengan dibentuknya tim

atau pengurus yang bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut seperti

penanggung jawab dalam bidang perkebunan, bidang perikanan, unit

usaha laundry. Pondok pesanten Khairul Ummah mengangkat guru yang

mengurus kegiatan kewirausahaan.

Untuk mengetahui pengorganisasian kewirausahaan di pesantren

Khairul Ummah peneliti melakukan wawancara dengan pimpinan ponpes

Khairul Ummah pada tanggal 22 Februari 2019 sebagai berikut :

“Pada tahap pengorganisasian dibidang budidaya lele, perkebunan kayu gaharu, sawit dan unit usaha laundry maka kami membentuk tim atau pengurus yang bertanggung jawab mengurus bidang tersebut adalah ditunjuklah ustazah Siti Aida, S.Si sebagai penanggung jawab dalam unit usaha laundry bagi santri putri dan ustaz Habibullah sebagai penanggung jawab unit usaha laundry bagi santri putra”.254

253

Wawancara dengan MS pada tanggal 26 Februari 2019 di Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu 254

Wawancara dengan MM pada tanggal 22 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu

Page 220: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

202

Dalam manajemen kewirausahaan di pondok pesantren Khairul

Ummah, peneliti lebih fokus mendalami unit usaha laundry karena bagi

pesantren melihat ini sebagai celah bisnis. Mengingat tidak selamanya

pesantren mengandalkan bantuan pemerintah atau sumbangan dari

santri, banyak pesantren yang mulai membuka berbagai macam unit

usaha sebagai media pengumpul pundi-pundi pembangunan, seperti:

koperasi pondok pesantren, kantin santri, toko kitab, hingga laundry.

Untuk mencari keabsahan data peneliti juga mewawancarai

ustazah Siti Aida yang merupakan pengurus unit usaha laundry santri

putri di pesantren Khairul Ummah pada tanggal 24 Februari 2019

menjelaskan sebagai berikut;

“Pada tahap pengorganisasian unit usaha laundry sudah dibentuk

tim atau pengurus yang menanggung jawab masing-masing dari

unit usaha laundry tersebut. Pengurus unit usaha landry yang

menanggung jawab mengelompokkan santri putri dan putra untuk

pembagian pakaian dengan ibu-ibu laundry. Dengan masing-

masing ibu laundry mengurus 10 – 15 orang santri dengan perhari

maksimal 3 lembar pakaian yang disetorkan”.255

- Pelaksanaan Kewirausahaan di pondok pesantren Khairul

Ummah

Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan unit usaha laundry di

pondok pesantren Khairul Ummah penulis melakukan wawancara dengan

pimpinan ponpes Khairul Ummah pada tanggal 22 Februari 2019 sebagai

berikut:

“Dalam pelaksanaan program unit usaha laundry dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dengan pembagian setiap ibu-ibu laundry yang mengurus 10 – 15 orang santri maka mereka setiap harinya berhubungan langsung dengan ibu laundry yang mengurus pakaian-pakaian mereka yang diantar setiap sore jam 16.00 wib. Santri mengantar pakaian kotor dan ibu laundry mengantarkan pakaian bersih. Hal tersebut berlanjut setiap harinya selama mereka di pondok pesantren”.256

255

Wawancara dengan SA pada tanggal 24 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah di Air Molek Indragiri Hulu 256

Wawancara dengan MM pada tanggal 22 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu

Page 221: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

203

Untuk mencari keabsahan data peneliti juga mewawancarai ustad

Habibullah sebagai pengurus unit laundry santri putra pada tanggal 25

Februari 2019 menjelaskan sebagai berikut:

“Kami melaksanakan unit usaha laundry berdasarkan tugas dan

tanggung jawab masing-masing. Dalam pelaksanaan unit usaha

laundry tersebut yang bertanggung jawab adalah Ustazah Aida

untuk pengelola santri putri dan saya (Habibullah) untuk pengelola

santri putra. Setiap sore jam 16.00 wib ibu-ibu laundry berkumpul di

aula pesantren untuk menyerahkan pakaian bersih dan para santri

berkumpul untuk mengambil pakaian bersih dan menyerahkan

pakaian kotor mereka dengan maksimal 3 lembar per-hari.

Pembayaran uang santri dilakukan pada penanggung jawab unit

usaha laundry di setiap awal bulan”.257

Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan unit usaha laundry penulis

melakukan wawancara dengan salah satu ibu-ibu laundry pada tanggal 25

Februari 2019 sebagai berikut;

“Dalam melaksanakan usaha laundry ini saya merasakan manfaat

berupa meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga kami. Kami

mendapatkan pemasukan setiap bulan dari pengelola unit usaha

laundry pesantren. Setiap harinya saya mengantarkan pakaian

bersih pada sore hari ke pesantren dan mengambil pakaian kotor

dari santri dan langsung saya cuci dalam mesin cuci dan besok

pagi saya menjemurnya. Kegiatan ini kami lakukan bersamaan

dengan mengurus pekerjaan rumah seperti memasak dan

mengurus anak”.258

Untuk memperjelas informasi di atas penulis melakukan observasi

pada tanggal 25 dan 26 Februari 2019. Hasil observasi yang penulis amati

dalam kegiatan unit usaha laundry ini adalah kegiatan pengelolaan unit

usaha laundry berjalan dengan baik dimana pada setiap sore hari jam

16.00 wib, aula pesantren dipenuhi oleh ibu-ibu laundry yang jumlahnya

mencapai 67 orang untuk menyerahkan pakaian bersih kepada santri.

257

Wawancara dengan HB pada tanggal 25 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu 258

Wawancara dengan AM pada tanggal 25 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu

Page 222: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

204

Unit usaha laundry ini sangat memberikan manfaat kepada ibu-ibu

disekitar pesantren karena menambah kesejahteraan ekonomi mereka.

Unit usaha laundry memberikan hubungan simbiosis mutualisme karena

santri juga merasakan manfaatnya yaitu santri hanya fokus pada belajar

tanpa perlu memikirkan mencuci pakaian mereka. Selain itu juga di

pesantren juga merasakan manfaat berupa penghematan air dan listrik

serta pemasukan dana dari pengelolaan unit usaha laundry.259

Berdasarkan wawancara dengan salah satu santri di PP Khairul

Ummah menjelaskan bahwa:

“Baju yang saya laundrykan adalah baju-baju seragam sekolah,

perlengkapan sholat seperti mukena, sajadah, kain dan baju tidur,

untuk pakaian dalam tetap kami yang mencucinya, setiap kami juga

dibatasi dengan maksimal 3 lembar perhari yang diserahkan

dengan ibu laundry. Dengan adanya usaha laundry di pondok

pesantren ini saya bisa lebih fokus belajar. Baju-baju yang dicuci

oleh Ibu laundry sangat bersih dan wangi, saya merasakan ibu

laundry seperti ibu kedua bagi saya”.260

Untuk mengetahui informasi yang lebih akurat penulis melakukan

observasi pada tanggal 22 - 27 Februari 2019. Adapun hasil pengamatan

penulis adalah bahwa kegiatan unit usaha laundry yang dilaksanakan

sejak tahun 2010 memberikan dampak meningkatnya perekonomian ibu-

ibu yang bergabung dalam usaha laundry ini. Ibu-ibu yang bergabung

dalam unit usaha laundry yang sebelumnya mereka sebagai buruh karet,

pedagang sayur dan pedagang makanan kecil kini setelah mereka

bergabung dalam unit usaha laundry mereka lebih banyak waktu dirumah

bersama keluarga karena pekerjaan mencuci mereka lakukan pada sore

hari dan besok pagi langsung mereka jemur. Ibu-ibu yang bergabung

dalam unit usaha laundry telah memiliki mesin cuci pribadi sehingga

259

Observasi di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu, Februari 2019 260

Wawancara dengan santri yang bernama MY di Pondok Pesantren Khairul Ummah pada tanggal 28 Februari 2019

Page 223: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

205

pekerjaan bisa dikerjakan sambil memasak dan mengurus anak.261

- Pengawasan kewirausahaan di pondok Pesantren Khairul

Ummah

Untuk mengetahui pengawasan kegiatan unit usaha laundry di

pesantren Khairul Ummah penulis melakukan wawancara dengan

pimpinan pesantren Khairul Ummah pada tanggal 22 Februari 2019

sebagai berikut:

“Untuk melaksanakan pengawasan kegiatan unit usaha laundry

diperlukan pengawasan yang baik. Bentuk pengawasan yang

dibuat di pesantren Khairul Ummah adalah dengan meninjau

langsung proses unit usaha laundry tersebut, selain meninjau

kegiatan tersebut saya mengevaluasi program kegiatan yang

dilaksanakan sekali dalam 6 bulan, jika ada kendala saya

mengajak para pengelola dan ibu-ibu laundry untuk mencari jalan

terbaik menyelesaikan permasalahan ini”.262

Untuk memperjelas informasi di atas penulis melakukan observasi

pada tanggal 25 dan 26 Februari 2019. Hasil observasi yang penulis amati

dalam kegiatan unit usaha laundry adalah pengawasan yang diberikan

pengelola kepada ibu-ibu laundry berupa kinerja dari ibu-ibu laundry

tersebut dalam mencuci pakaian santri dan pengawasan dalam hal

pembayaran gaji ibu-ibu laundry.263

Untuk mengetahui informasi yang lebih akurat penulis melakukan

observasi pada tanggal 25 - 28 Februari 2019. Adapun hasil pengamatan

penulis adalah berupa pengawasan dari kinerja ibu-ibu laundry dan

setoran pembayaran uang bulanan laundry dari santri.264

Poin penting yang akan dipaparkan dan digali pada sub-tema ini

adalah terkait dengan manajemen kewirausahaan yang dibangun oleh

261

Observasi di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu, Februari 2019 262

Wawancara dengan MM pada tanggal 22 Februari 2019 di di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu 263

Observasi di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu, Februari 2019 264

Observasi di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu, Februari 2019

Page 224: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

206

pondok pesantren. Concern dari kata manajemen pada bagian ini

bermakna, bagaimana proses perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan serta pengambilan keputusan akibat

adanya permasalahan dalam setiap pelaksanaan programnya. Poin-poin

ini akan dipaparkan berdasarkan penjelasan para nara sumber yang

sudah ditentukan. KH.Muhammad Mursyid sebagai Pimpinan Pesantren

Khairul Ummah Indragiri Hulu (selanjutnya disingkat PP. Khairul Ummah)

menegaskan bahwa:

“Disaat, pendiri pondok pesantren ini, merasa ada yang perlu

dirubah; dari paradigma pengelolaan pendidikan pondok pesantren.

Waktu itu, saya merasa selama ini pondok pesantren hanya

menjadi sarana bersama untuk transmisi tradisi dan ilmu agama

saja. Tidak pernah dilihat potensi ekonominya. Akhirnya, kyai

mendirikan unit-unit usaha pondok pesantren ini dilandaskan pada

pengembangan ekonomi tersebut. Oleh karenanya, saya sudah

mendelegasikan seluruh kewenangannya, kepada para pengurus,

baik itu pengelolaan pendidikan ataupun kewirausahaannya”.265

Pada kesempatan yang lain, dalam sebuah wawancara dengan

sekretaris pengurus pondok Pesantren Ustad Tono Siswanto, S.Ag

memang menegaskan bahwa keberadaan PP. Khairul Ummah

kedepannya menjadi pesantren entrepreneursip yang berbasis pada

pemberdayaan masyarakat, beliau juga menjelaskan bahwa dalam proses

tata kelola unit usaha, semuanya didelegasikan kepada para ahli di

bidang masing-masing. Serta pastinya, para ahli itu diharapkan bisa

mengembangkan pondok pesantren yang didirikannya.266

Sekedar untuk memperlihatkan apa yang diungkapkan Ustad Tono

Siswanto, S.Ag di atas, perlu kiranya penulis tampilkan nama-nama

penanggung jawab tata kelola organisasi di masing-masing bidang yaitu;

KH. Muhammad Mursyid, M.Pd.I sebagai Pimpinan

Pondok Pesantren.

265

Wawancara dengan MM pada tanggal 26 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu 266

Wawancara dengan TS pada tanggal 28 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu

Page 225: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

207

Ustad Tono Siswanto, S.Ag, M.Si, sebagai sekretaris

pengasuh pondok pesantren.

Ustad Rifqi Rifandi, S.Pd.I sebagai bendahara pondok

pesantren,

Ustad Muhammad Syafaat, S.H.I Kepala bidang rumah

tangga dan pengembangan usaha.

Para pembantu KH.Muhammad Mursyid inilah yang lebih banyak

memaparkan kepada peneliti tentang aktivitas kewirausahaan, termasuk

didalamnya sistem manajemen yang ada dipondok pesantren.

KH. Muhammad Musyid selaku pimpinan pondok pesantren, menegaskan

bahwa corak manajemen yang dikelola di dalam pondok pesantren

bisa dikategorikan sebagai manajemen modern.267

Dalam artian, dia juga menambahkan tata kelola pesantren

diamanahkan kepada orang-orang yang profesional, capable dalam

bidang masing-masing, dan memiliki gagasan yang banyak tentang

pengelolaan pondok pesantren dan kewirausahaan yang ada. Ustad Tono

Siswanto, mengatakan bahwa:

“Prosedurnya pondok pesantren ini dikelola melalui sistem

perencanaan yang dilakukan bersama. Setelah dirumuskan,

barulah diimplementasikan. Proses pengimplementasiannya

dipasrahkan kepada bidang-bidang yang sudah ada. Apakah itu

bidang pendidikan, kewirausahaan, atau kepesantrenan. Nantinya,

kita akan evaluasi bersama. Apakah ada kemajuan, keberhasilan,

Setelah itu, kita juga mengupayakan dan mengusahakan

bagaimana semuanya sesuai dengan visi dan misi pondok

pesantren.”268

Di atas, adalah paparan riil tata kelola dan pendelegasian kewenangan

secara umum tentang pondok pesantren. Khusus pada bidang

kewirausahaan. Ustad Muhammad Syafaat, S.H.I mengatakan bahwa:

267

Observasi di Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu, Februari 2019 268

Wawancara dengan TS pada tanggal 26 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu

Page 226: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

208

“Kewirausahaan adalah tuntutan model hidup hari ini. Menurut

saya, melalui berwirausaha semua orang akan dapat bertahan

hidup, Maka dari itu, kyai disini bukan sekedar mengenalkan

bagaimana membuat produk jualan tapi menanamkan juga kepada

para santri untuk bisa hidup berwirausaha. Pimpinan, sangat

memahami bagaimana cara hidup berwirausaha di masyarakat.”269

Visi PP.Khairul Ummah adalah Mewujudkan Ummat terbaik yang

dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma‟ruf dan mencegah

yang mungkar, serta beriman kepada Allah SWT. Untuk mencapai visi

tersebut maka dibuatlah misi yaitu :

1. Head (kepala) yang harus diisi dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) sejalan dengan pembinaan intelektual

2. Heart (kalbu) yang harus diisi dengan iman dan takwa (imtaq)

sejalan dengan pembinaan spiritual (ruhiyah)

3. Hands (tangan) yang harus dilatih dengan keterampilan dan kerja

yang bermanfaat sejalan dengan pembinaan kapabilitas santri (soft

skill)

4. Health (kesehatan jasmani dan rohani) sejalan dengan pembinaan

fisik (jasadiyah) sehingga mampu memikul tugas sebagai

khalifatullah fil ardh.270

Gambar 4.12

Peneliti bersama Pimpinan Pondok Pesantren Khairul Ummah

269

Wawancara dengan MS pada tanggal 28 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu 270

Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu, Februari 2019

Page 227: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

209

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Pondok Pesantren Khairul

Ummah tersebut, maka didirikan 2 lembaga Formal yang di bawah

naungan Departeman Agama, yaitu : Madrasah Aliyah yang didirikan

pada tanggal 24 April 1995 dan Madrasah Tsanawiyah yang didirikan

pada tanggal 15 Juli 1996 dan yang menjadi Kepala Madrasah pertama

adalah dirangkap oleh Pimpinan Pondok Pesantren Khairul Ummah. Pada

awal berdirinya, Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Khairul

Ummah menerima siswa-siswi baru sebanyak 43 orang, terdiri-dari 20

siswa dan 23 siswi. Dan dalam perkembangannya jumlah siswa dan siswi

yang memasuki Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren dari tahun

ketahun semakin meningkat.271

Visi Pondok Pesantren Khairul Ummah yang diambil dari

Al-Qur‟an surat Ali Imran ayat 110 yaitu;

Artinya :

kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. ( Qs 3 : 110)272 Berpedoman pada surat Ali Imran ayat 110 tersebut pondok

pesantren Khairul Ummah berkeinginan agar para santri menjadi santri

yang terbaik dengan menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kepada

kemungkaran dengan diwujudkan dalam misi 4H (Head, Heart, Hands,

271

Observasi Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu, Februari 2019 272

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, ( Jakarta : Lautan Lestari, 2010) hal 64

Page 228: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

210

Health) Pondok Pesantren Khairul Ummah, sesungguhnya visi dan misi

tersebut terdapat kesesuaian dengan Tujuan Pendidikan Nasional kita,

sebagaimana yang disebutkan dalam Undang - Undang Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut:

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”273

Di samping itu, misi Pondok Pesantren Khairul Ummah yang

dijabarkan dengan 4H (Head, Heart, Hands, Health), terdapat kesesuaian

dengan aspek-aspek tujuan pendidikan Islam sebagaimana yang

disebutkan dalam buku Filsafat Pendidikan Islam sebagai berikut:

”Aspek-aspek tujuan pendidikan Islam meliputi empat hal, yaitu: (1) tujuan

jasmaniah (andaf al- jismiyyah), (2) tujuan rohaniah (andaf al- ruhiyyah),

(3) tujuan akal (andaf al-aqliyyah), dan tujuan sosial (andaf al-

ijtima‟iyyah).274 Sedangkan misi Pondok Pesantren Khairul Ummah bila

dihubungkan dengan ranah tujuan pendidikan Islam, maka hal tersebut

sudah memenuhi ranah tujuan pendidikan Islam, yaitu meliputi domain

kognitif, afektif, dan psikomotorik.275

Dasar Pemikiran lahirnya Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren Khairul Ummah Batu Gajah Air Molek

Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu, dilatar belakangi

karena adanya tantangan global yang umumnya dihadapi oleh dunia

Pendidikan Islam, yaitu :

Globalisasi di bidang budaya, etika, dan moral yang didukung

oleh kemajuan dibidang tekhnologi, transportasi, dan informasi,

atau bisa disebut 3T (Telekomunikasi, Transportasi, dan

273

Departemen Agama RI, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan ( Direktorat Jendral Pendidikan Islam : Jakarta, 2007 ), hal. 8 274

Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya ( Kalam Mulia : Jakarta, 2009 ), hal.129 275

Ibid, hal.132

Page 229: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

211

Teknologi). Para peserta didik saat ini sudah mengenal

berbagai sumber pesan pembelajaran, baik yang terkontrol

maupun yang tidak terkontrol yang bisa memmpengaruhi

budaya, etika, dan moral peserta didik.

Krisis moral dan etika yang melanda kehidupan bangsa

Indonesia dalam berbagai tataran administratif pusat maupun

daerah dan dalam berbagai sektor, baik negara maupunswasta.

Eskalasi konflik yang berlatar belakang kepentingan politik,

organisasi, kelompok, dan lain sebagainya. Yang di satu sisi

merupakan dinamika sosial, akan tetapi di sisi lain mengancam

harmoni dan integrasi sosial.

Stigma keterpurukan bangsa yang berakibat pada kurangnya

rasa percaya diri, yang disebabkan adanya krisis

multidimensional yang ada di Negara kita, dan juga posisi mutu

pendidikan dan SDM yang masih rendah, serta angka

pengangguran yang masih tinggi.276

Untuk menghadapi perkembangan zaman sangat diperlukan

pengenalan pendidikan agama sejak usia dini kepada anak-anak.

Disebabkan oleh karena perkembangan zaman selain membawa dampak

positif, juga dapat memberikan dampak negatif yang perlu diwaspadai

terutama bagi generasi muda Indonesia. Di lain pihak selain pendidikan

yang berasal dari keluarga, lembaga pendidikan baik itu formal maupun

non formal, merupakan jalur utama dan jalur yang sangat efektif dalam

memberikan pendidikan kepada generasi muda. Jadi pengenalan

pendidikan agama melalui jalur lembaga pendidikan tertentu merupakan

langkah yang efektif dalam menghadapi perkembangan zaman.

Pengenalan tersebut salah satunya dapat dilaksanakan dengan

cara membangun madrasah-madrasah, mulai dari madrasah tingkat

Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dalam satu

kompleks, sehingga lingkungan yang tercipta dapat terkontrol dan agamis,

selain itu pendidikan yang tercipta juga selalu berkesinambungan. Upaya

pembangunan sistem pendidikan tersebut haruslah dengan cara

276

Dokumentasi, Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu, Februari 2019

Page 230: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

212

pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu pendidikan,

peningkatan relevansi program serta hasil pendidikan dengan kebutuhan

pembangunan dan peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan

pendidikan. Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Khairul Ummah

yang didirikan pada tahun 1996, termasuk salah satu Madrasah

Tsanawiyah swasta di Kabupaten Indragiri Hulu yang sudah terakreditasi

pada tahun 2007 dengan Nilai Akreditasi A.277

Untuk menunjukkan identitas kepesantrenannya, PP Khairul

Ummah juga mengupayakan kegiatan-kegiatan khas pesantren. Mulai dari

pengajaran dan penghafalan Al-Qur‟an (Tahfizul Qur‟an). Pengajian kitab

kuning. Praktek Khutbah dan pendalaman-pendalaman keilmuan

keIslaman lainnya.Ustad Tono Siswanto menegaskan:

“Kita disini ada satu kegiatan yang diasuh langsung oleh kyai,

Pengajian ini, awalnya, diperuntukkan kepada santri. Namun, akhir-

akhir ini, banyak masyarakat yang ingin terlibat didalamnya.

Akhirnya, kami juga membentuk pengajian bersama dengan

masyarakat untuk kegiatan ini.”278

Peneliti akan membahas secara khusus terkait bagaimana tata

kelola unit usaha ini. Yakni proses dan prosedur usaha ibu-ibu laundry

yang menjadi fokus unit usaha yang peneliti bahas lebih dalam . Namun,

untuk melengkapi paparan data sesuai dengan instrumen yang sudah

ditulis sebelumnya, ada satu topik lagi yang perlu dijelaskan oleh PP.

Khairul Ummah yaitu terkait tantangan atau kendala yang dihadapi dalam

proses pengembangan kewirausahaan ini. Berikut ini adalah beberapa

jawaban para pemangku kewenangan yang ada di PP. Khairul Ummah.

Pimpinan Pondok Pesantren Khairul Ummah menjelaskan:

“Kendalanya masih berkutat pada pengaturan Sumber Daya

Manusia yang ada disini. Pertama, harus diakui dulu, bahwa kami

bukan perusahaan yang sedang menjalankan bisnis. Kami pondok 277

Observasi di Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu, Februari 2019 278

Wawancara dengan TS pada tanggal 28 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu

Page 231: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

213

pesantren yang didalamnya sedang mengembangkan unit laundry

dan unit usaha lainnya. Maka memilih dan memilah peran ini yang

cukup menjadi kendala. Kedua, adalah persoalan kekuatan

finansial yang kami miliki. Contoh sederhananya, di bidang

perbankan itu jarang sekali yang sangat mendukung kami. Ketiga,

karena ini ada di pondok pesantren, perluasan kemitraan kadang-

kadang juga menjadi kendala.”279

Sekretaris Pengasuh Pondok Pesantren Khairul Ummah mengatakan:

“Kalau menurut saya, kendalanya hanya sedikit. Tidak signifikan.

Karena kami masih tahap belajar. Mungkin, nantinya kalau sudah

menjadi brand yang besar. Kendala yang terkait pembagian peran

santri, pengurus, kyai, dan pemangku tata kelola lainnya, itu bisa

terjadi. Setahu saya, santri mengaji, bekerja, belajar, dan

beristirahat itu sudah terjadwal dengan cukup baik.Kami bisa

membagi waktunya. Kami juga sudah memberikan keleluasaan

bagi santri yang ingin mengerjakan tugas-tugasnya. Jadi, tidak ada

kendala yang besar dalam hal ini.”280

Pengurus unit usaha Laundry Pondok Pesantren Khairul Ummah

menjelaskan;

“Kalau terkait unit usaha laundry kami masih sebatas pada

pemberdayaan ibu-ibu di sekitar pondok pesantren yang

bergabung dalam unit usaha ini. Ibu-ibu laundry yang bergabung

berjumlah 67 orang yang menangani masing-masingnya 10-15

orang santri.”281

Tema terakhir dari cara berfikir manajerial adalah sistem evaluasi

pada keseluruhan yang sudah diimplementasikan dari visi, misi, program,

dan kerangka capaian yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, pada

bagian ini, peneliti juga menanyakan bagaimana proses pengawasan

yang dilaksanakan di PP. Khairul Ummah.

279

Wawancara dengan MM pada tanggal 26 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu 280

Wawancara dengan TS pada tanggal 28 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu 281

Wawancara dengan SA pada tanggal 28 Februari 2019 di pondok pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu

Page 232: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

214

Pimpinan PP. Khairul Ummah menjabarkan beberapa proses

pengawasan yang secara simultan dilakukan di tempatnya. Menurutnya,

pengawasan dilakukan melalui beberapa tahapan.Tahap pertama ada di

seluruh bidang. Setelah itu, mereka membawanya ke rapat bulanan. Dari

rapat bulanan ini jika dirasa diperlukan untuk melibatkan kyai agar

mendapatkan solusi terbaiknya, maka dimungkinkan dibawa kepada rapat

Yayasan dan langsung dipandu oleh kyai. Dia juga menegaskan bahwa

hampir setiap bulan ada rapat evaluasi, apakah itu di tingkat paling bawah

hingga pada tingkatan yang paling atas.

Tabel 4.11

Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren Khairul Ummah

Kabupaten Indragiri Hulu

Dari penjelasan dan data yang peneliti dapatkan, bahwa pondok

pesantren Khairul Ummah ini memang menjadikan identitasnya sebagai

salah satu pondok pesantren yang mengembangkan kewirausahaan. Oleh

karena itu dibutuhkan pemimpin yang memahami konsep manajemen

secara utuh. Dengan kondisi dan identitas ini, maka secara manajerial

pondok pesantren Khairul ummah membentuk dua divisi yang penting

Rekrutment Orang-Orang

yang profesional di Bidang Masing-Masing

Pendelegasian kewenangan dalam bentuk pembuatan program-program kegiatan Kewirausahaan.

Pelibatan Santri dan masyarakat dalam proses produksi unit usaha sebagai penanaman nilai kewirausahaan.

Restrukturisasi

Kewenangan Pesantren; dari Kyai Centris ke Profesionalisme Centris; dalam bentuk Kepala bidang Kewirausahaan Pondok Pesantren.

Pelaksanaan tugas dan wewenang pengurus di bidang unit usaha pesantren.

Pembentukan Identitas Pondok Pesantren

Penentuan Visi dan Misi Pondok Pesantren

Pengawasan

dilakukan bersama

dengan segenap

Pengurus Yayasan

dan Pesantren di

segala bidang yang

sudah ditunjuk.

Perencanaan

Pengorganisasian

Pelaksanaan

Pengawasan

Page 233: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

215

secara structural yaitu bidang pendidikan dan bidang unit usaha

pesantren.

Pondok pesantren Khairul Ummah melibatkan orang-orang yang

professional di bidangnya masing-masing. Selain itu adalah mengikut

sertakan para santrinya menjadi bagian dari unit usaha yang sedang

digelutinya. Hal ini menambah pengetahuan bagi santri untuk menjadi

pengusaha yang sukses. Keikut sertaan santri dan masyarakat dalam unit

usaha pesantren menunjukan citra bahwa pondok pesantren Khairul

Ummah menjadi pesantren entrepreneurship berbasis masyarakat.

Page 234: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

216

b. Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

- Perencanaan Kewirausahaan Pondok Pesantren Al-Amin

Perencanaan merupakan persiapan-persiapan pelaksanaan suatu

tujuan yang biasanya mencakup berbagai kegiatan seperti merumuskan

langkah-langkah kegiatan, menentukan kebutuhan yang diikuti oleh

penentuan strategi, pencapaian tujuan dan kemudian penentuan program

guna melaksanakan strategi tertentu.

Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka

tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Ini dilakukan

dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan

kesempatan dan ancaman, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan

program. Semua itu dilakukan berdasarkan proses pengambilan

keputusan secara ilmiah Perencanaan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Al-Amin berangkat dari hasil pemikiran mendasar dari tokoh

pendirinya, yaitu Kiyai W.Zainal Abidin, S.Pd.I. Beliau memiliki konsep

pemikiran kemandirian dalam pengelolaan dan pendanaan pesantren,

tidak bergantung sepenuhnya pada pemerintah. Konsep kemandirian

yang digagasnya adalah menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dapat

dijadikan sumber dana untuk membiayai pengelolaan pesantren.282

Perencanaan memiliki kedudukan terpenting dalam manajemen

karena merupakan basis bagi fungsi-fungsi pengorganisasian,

pengembangan sumber daya manusia, pengarahan dan serta

pengawasan. Perencanaan merupakan “navigasi” dari seluruh proses

manajemen. Tanpa perencanaan tidak akan ada arah tepat yang dijadikan

rujukan dari seluruh unsur dinamis dalam suatu organisasi. Perencanaan

merupakan basis untuk arahan, kerjasama, dan penyesuaian secara

cerdas.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pihak pondok

pesantren terkait dengan perencanaan kewirausahaan yakni:

282

Wawancara dengan ZA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019

Page 235: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

217

“Unit usaha yang telah dapat dikembangkan sebagai sumber dana

terutama di sektor budidaya perikanan, peternakan, pertanian dan

perkebunan. Di sektor budidaya perikanan, beliau membangun dan

mengembangkan budidaya ikan lele Sedangkan di sektor pertanian

dan perkebunan, dilakukan dengan membuka aeral budidaya

jambu madu, cabe merah, buncis, dan budidaya jamur tiram”.283

Di samping untuk mengembangkan sosial ekonomi masyarakat

yang didakwahinya. Kiyai Zainal Abidin, tidak saja mengembangkan

sumber dana bagi pesantren, tetapi juga mengedepankan dakwah bi al-

hal kepada jama‟ahnya melalui sistem gotong royong dengan melibatkan

masyarakat.284

Pada kesempatan yang sama kembali Ustad Supandi menjelaskan

bahwa: “Gagasan pemikiran dan pola pengembangan sosial ekonomi

pesantren yang dicetuskan dan dilaksanakan oleh Kyai Zainal Abidin,

merupakan cikal bakal kewirausahaan di pondok pesantren Al-Amin. Pada

masanya, unit-unit usaha pesantren lebih diperluas lagi, lebih banyak

jenisnya”.285 Kemudian pada hari yang sama dan waktu yang berbeda,

ustad Anwar Sholeh menambahkan bahwa:

“Kiyai W.Zainal Abidin mengembangkan beberapa macam unit

usaha Pondok Pesantren Al-Amin, yang diharapkan dapat dijadikan

sumber pengembangan pondok pesantren ke depan, yaitu meliputi

bidang : (1) pertanian berupa perkebunan cabe merah, jambu

madu, budi daya jamur tiram; (2) peternakan (sapi dan kambing);

(3) perikanan berupa budi daya ikan lele; (4) koperasi pondok

pesantren/mini market pesantren”.286

Kemudian Ustad Anwar Sholeh menjelaskan ketika diwawancarai

sebagai berikut:

283

Wawancara dengan ZA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019 284

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019 285

Wawancara dengan SP di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019 286

Wawancara dengan ZA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019

Page 236: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

218

“Unit-unit usaha tersebut telah dapat menjadi sumber pendanaan

pengembangan pondok pesantren walaupun belum seperti yang

diharapkan. Ada beberapa unit-unit usaha yang belum dapat

dikembangkan secara optimal, bahkan beberapa unit usaha

tersebut ada terbengkalai, tidak terurus lagi. Berbagai kendala

menjadi penghambat pengembangannya, antara lain yang sangat

menonjol adalah lemahnya manajemen, kurangnya sumber daya

manusia, dan kurangnya sumber dana”.287

Dengan segala kekurangan yang ada, saat ini pihak pondok

pesantren Al-Amin, tetap meneruskan ide cemerlang dan

mengembangkan kewirausahan tersebut. Beberapa unit usaha yang

sempat terbengkalai dan kurang terurus, dibenahi dan terus

dikembangkan, seperti peternakan sapi dan kambing, pembuatan pupuk

dan biogas. Walaupun saat ini belum dapat memberi kontribusi yang

besar (optimal) sebagaimana diharapkan terhadap perkembangan pondok

pesantren, jenis-jenis kewirausahaan tersebut memberi harapan sebagai

sumber pembiayaan ke depannya.288

- Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kewirausahaan di

pondok pesantren Al-Amin Dumai

Pondok Pesantren Al-Amin Dumai memiliki beberapa unit usaha

yang sedang berkembang yaitu ;

• Bidang peternakan berupa 20 ekor sapi dan 15 ekor kambing

dengan melibatkan kelompok tani yang beranggotakan dari

masyarakat sekitar pondok pesantren

• Bidang pertanian dan perkebunan berupa perkebunan cabe merah

keriting, jambu madu, buncis dan budi daya jamur tiram

• Bidang perikanan berupa budidaya ikan lele dengan melibatkan

kelompok tani yang beranggotakan dari masyarakat sekitar pondok

pesantren

• Mini market Daarul Barokah

287

Wawancara dengan AS di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019 288

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019

Page 237: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

219

• Diklat dan pengembangan pelatihan ekonomi pesantren melalui

pelatihan budidaya jamur tiram dan pengolahan produk olahan

jamur tiram.289

Gambar 4.13

Peneliti didepan Mini Market Daarul Barokah PP Al-Amin Dumai

Keberhasilan suatu organisasi, ditentukan oleh kemampuan

pimpinan organisasi itu menetapkan strategi yang tepat dalam

menjalankan organisasinya dan memanfaatkan lingkungan, dengan

memilih pengorganisasian sumber daya internal yang tepat. Ketepatan

strategi yang diterapkan pimpinan suatu organisasi, didasarkan pada

pemikiran strategic yang dimilikinya dengan pengalaman

pembelajarannya dalam situasi lingkungan yang terus berubah. Bentuk-

bentuk strategi yang digunakan dalam pengembangan setiap unit usaha

di pondok pesantren Al-Amin, fokus di dalam bagaimana

pengorganisasian serta pelaksanaan pesantren dalam mencapai tujuan

yang diinginkan yaitu;

1). Peternakan

Nyai Muqniah selaku kepala Bagian Koperasi, Diklat dan

pengembangan ekonomi pesantren, ketika diwawancara menyatakan

bahwa “Struktur organisasi pada unit kewirausahaan ini dipimpin oleh

seorang koordinator yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pesantren, sebagai

289

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019

Page 238: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

220

perpanjangan tangan pondok pesantren. Kepala bagian dibantu oleh

seorang ketua kelompok tani yang terdapat di masing-masing kandang

kolektif sebagai atasan langsung dari para pemelihara ternak (peternak).

Ketua kelompok dipilih dari salah satu peternak yang bergabung dalam

kelompok tani”.290

Kiyai W.Zainal Abidin kembali menambahkan saat diwawancara

bahwa:

“Unit kewirausahaan bidang peternakan (sapi dan kambing)

dikelola dengan sistem bagi hasil (pemeliharaannya oleh orang lain

dari anggota kelompok tani dan bagi hasil anak ternak/sapi)

dengan pola pengelolaan kandang kolektif dan perguliran. Kandang

kolektif disediakan oleh yayasan, sekaligus selaku pemilik.

Pengguliran anakan sapi dilakukan oleh ketua koordinator dan

ketua kelompok peternak atas persetujuan pesantren. Pengguliran

dapat dilakukan di tempat semula (masyarakat sekitar kandang

kolektif semula) atau dikembangkan dilokasi lainnya dengan

membuat kandang kolektif baru untuk memberdayakan masyarakat

setempat. Sedangkan koordinator peternakan, diupah (digaji) oleh

pesantren. Koordinator, ketua kelompok dan peternak juga

diberikan Tunjangan Hari Raya oleh pesantren, yang bentuknya

ditentukan oleh pesantren”.291

Hewan ternak yang dimiliki oleh pesantren terdiri dari sapi dan

kambing. Dimana jumlah kandang untuk sapi terdiri dari 2 kandang yang

jumlah sapi keseluruhan sebanyak 20 ekor sapi dan jumlah kandang

kambing terdiri dari 2 (dua) kandang yang jumlah kambingnya 15 ekor

kambing. Dari pengakuan Kiyai Zainal Abidin saat diwawancara, saat

penjualan hewan ternak, hasil penjualannya itu diserahkan ke pesantren

guna untuk menambah dana pesantren dalam perluasan unit usaha

pesantren.292

290

Wawancara dengan MA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret 2019 291

Wawancara dengan ZA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret 2019 292

Wawancara dengan ZA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret 2019

Page 239: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

221

2). Pertanian

Struktur organisasi pada unit kewirausahaan pertanian dan

perkebunan seperti perkebunan cabe merah, jambu madu, buncis dan

budi daya jamur tiram ini juga sama seperti pada unit usaha peternakan di

atas yakni dipimpin oleh seorang koordinator lapangan yang ditunjuk dan

ditetapkan oleh pesantren, sebagai perpanjangan tangan pesantren. Lalu

Nyai Muqniah selalu kepala bidang Bagian Koperasi, Diklat dan

pengembangan ekonomi pesantren saat diwawancara menjelaskan

“Koordinator lapangan bertugas untuk menentukan penggarap atau

penyewa lahan pertanian. Unit kewirausahaan bidang pertanian dilakukan

dengan sistem bagi hasil dan sewa.293

Pada kesempatan dan tempat yang sama, Ustad Anwar Sholeh

yang selaku koordinator unit usaha pertanian saat diwawancara

menambahkan bahwa: “Pada sistem bagi hasil ini pesantren memberikan

modal kepada penggarap sebagai biaya pengerjaan. Hasil panen

kemudian dibagi tiga, satu bagian untuk pengembalian modal, satu

bagian untuk bagian pesantren dan satu bagian untuk bagian penggarap.

Sedangkan untuk masa tanam pada musim kemarau, lahan pertanian

milik pesantren tersebut dikelola dengan sistem sewa. Besarnya sewa

lahan ditentukan oleh pesantren, dan sewanya masuk sepenuhnya ke

dalam kas pesantren. Dana yang yang diperoleh tersebut kemudian

dikelola oleh pesantren untuk kepentingan pengembangan unit usaha

pesantren”.294

3). Perikanan

Unit usaha perikanan budi daya ikan lele dikelola dan

dikembangkan secara swakelola oleh pesantren dengan melibatkan

kelompok tani yang berasal dari masyarakat sekitar pondok pesantren.

Sama seperti unit usaha pertanian, struktur organisasi pada unit

293

Wawancara dengan MA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019 294

Wawancara dengan AS di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 17 Maret 2019

Page 240: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

222

kewirausahaan ini dipimpin oleh seorang koordinator lapangan yang

ditunjuk dan ditetapkan oleh pesantren, sebagai perpanjangan tangan

pesantren. Koordinator lapangan bertugas untuk menentukan penjaga,

pekerja dan penggarap.

Lalu ustad Anwar Sholeh ketika diwawancara oleh peneliti

menjelaskan:

“Unit kewirausahaan perikanan terdiri dari unit usaha budi daya

ikan lele yang dikelola oleh koordinator lapangan, penjaga dan

pekerja. Mereka ini, seperti pada unit usaha pertanian, digaji oleh

pesantren. Sedangkan tata kelola budi daya ikan lele dilakukan

dengan sistem bagi hasil. Dana yang yang diperoleh tersebut

kemudian dikelola oleh pesantren untuk kepentingan

pengembangan unit usaha pesantren”.295

4). Mini Market Daarul Barokah

Unit usaha ini ini dijalankan dengan dua sistem model kemitraan

dengan pihak ketiga. Mini Market Daarul Barokah dikelola secara

swakelola. Pengelolanya terdiri dari seorang manager dan beberapa

orang karyawan. Hasil keuntungan dari penjualan di mini market Daarul

Barokah dimanfaatkan untuk operasional pesantren secara umum. 296

5). Diklat dan pengembangan pelatihan ekonomi pesantren melalui

pelatihan budidaya jamur tiram dan pengolahan produk olahan jamur

tiram.

Diklat dan pelatihan budidaya jamur tiram dan pengolahan produk

jamur tiram merupakan agenda tahunan pondok pesantren Al-Amin

Dumai yang dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2019 sampai dengan

30 Maret 2019 yang dikuti oleh 4 pondok pesantren di Riau dengan

masing-masing pondok pesantren mengutus 15 – 25 orang santri untuk

pelatihan life skill (magang).

295

Wawancara dengan AS di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 17 Maret 2019 296

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 241: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

223

Pelatihan life skills budidaya jamur tiram dilakukan agar santri

dapat memahami produk dari olahan jamur tiram berupa kerupuk jamur,

abon jamur, krispi jamur dan olahan lainnya yang berbahan dasar jamur,

yang diinginkan oleh pasar. Pelatihan dilakukan secara langsung di rumah

jamur sambil mempraktekkan teknik budidaya. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan keterampilan kepada santri.297

Gambar 4.14

Peneliti bersama santri memegang produk Olahan Jamur Tiram

di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

- Pengawasan Kewirausahaan di pondok pesantren Al-Amin

Dalam pengembangan kewirausahan dari pada suatu organisasi

selain melakukan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang

tepat serta pelaksanaan yang sesuai dengan rencana, itu tidak sempurna,

karena selain yang tiga hal tersebut yang paling penting dilakukan adalah

pengontrolan atau pengawasan. Dengan melakukan pengawasan dari

setiap pelaksanaan yang sudah direncanakan baru kemudian melakukan

evaluasi dari apa yang ditemukan dalam pelaksanaan.

Adapun bentuk-bentuk kepengawasan pondok pesantren Al-Amin

terhadap setiap unit usaha yang dimiliki sebagai berikut:

297

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 242: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

224

1). Pertanian

Unit usaha bidang pertanian ustad Anwar Sholeh selaku koordinator

bidang pertanian saat diwawancara menjelaskan bahwa:

Untuk unit usaha petanian, pesantren menunjuk salah seorang

ketua kelompok. Ketua kelompok ini yang melakukan pengawasan

rutin, yang hasilnya disampaikan kepada koordinator lapangan.

Koordinator lapangan melakukan pengawasan melekat minimal satu

kali sebulan, dan khusus untuk pertanian berkoordinasi dengan

ketua kelompok termasuk dalam pembagian hasil panen dan

penentuan penggarap atau penyewa lahan pertanian. Hasil atau

temuan disampaikan kepada dewan pengurus pesantren.

Sidak Dewan Pengurus pesantren sewaktu-waktu bila dibutuhkan.

Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan pengawas,

termasuk hal-hal yang disampaikan oleh koordinator juga menjadi

materi pembahasan rapat. Rapat Dewan Pengurus dilakukan

minimal satu kali sebulan. Hasil rapat disampaikan kepada Kiyai.

Melakukan audit internal oleh pesantren. Ketua dewan Pengurus

menugaskan Dewan Pengawas untuk melakukan audit internal satu

tahun sekali. Hasil audit dilaporkan kepada Kiyai.298

2). Peternakan

Sedangkan untuk unit usaha bidang peternakan dilakukan

pengawasan dengan cara;

• Pengawasan rutin setiap hari yang dilakukan oleh penjaga

dan/atau ketua kelompok peternak. Bila ada masalah yang

dihadapi atau ada hal-hal penting yang ditemukan, disampaikan

kepada koordinator. Koordinator melakukan pengawasan ke setiap

kandang kolektif dan berkomunikasi langsung dengan ketua

kelompok dan peternak, dilakukan minimal dua kali dalam sebulan.

Hasil temuan dan hal-hal penting yang dianggap urgen kemudian

disampaikan oleh koordinator kepada pengurus pesantren.

• Sidak Dewan Pengurus pesantren sewaktu-waktu bila dibutuhkan.

Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan pengawas,

termasuk hal-hal yang disampaikan oleh koordinator juga menjadi

materi pembahasan rapat. Rapat Dewan Pengurus dilakukan

minimal satu kali sebulan. Hasil rapat disampaikan kepada kyai.

298

Wawancara dengan AS di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret 2019

Page 243: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

225

• Melakukan audit internal oleh pesantren. Ketua Dewan Pembina

dan/atau Dewan Pengurus pesantren menugaskan Dewan

Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali. Hasil

audit dilaporkan kepada kyai.299

3). Perikanan

Untuk unit usaha perikanan dilakukan pengawasan dengan cara;

• Menunjuk penjaga di masing-masing unit usaha perikanan, yang

bertugas untuk melakukan pengawasan setiap hari. Koordinator

lapangan melakukan pengawasan melekat minimal satu kali sebulan,

dan berkoordinasi dengan penjaga termasuk penentuan waktu

panen dan penjualan hasil panen. Hasil atau temuan disampaikan

kepada dewan pengurus pesantren.

• Selanjutnya sidak Dewan Pengurus pesantren sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan

pengawas, termasuk hal-hal yang disampaikan oleh koordinator juga

menjadi materi pembahasan rapat. Rapat Dewan Pengurus

dilakukan minimal satu kali sebulan. Hasil rapat disampaikan kepada

dewan pembina dan melakukan audit internal oleh pesantren. Ketua

Dewan Pembina dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan

Dewan Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali.

Hasil audit dilaporkan kyai.300

4). Mini Market Darul Barokah

Untuk unit usaha mini market Darul barokahini, model pengawasan yang

dengan cara ;

• Pada masing-masing unit usaha ditunjuk manager sebagai

pengelola dan pengawas rutin. Hasil dan hal-hal penting

disampaikan kepada dewan pengurus pesantren.

• Sidak Dewan Pengurus pesantren sewaktu-waktu bila dibutuhkan.

Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan pengawas,

termasuk hal-hal yang dilaporkan oleh manager juga menjadi

materi pembahasan rapat. Rapat Dewan Pengurus dilakukan

minimal satu kali sebulan. Hasil rapat disampaikan kepada dewan

pembina. Melakukan audit internal oleh pesantren. Ketua Dewan

Pembina dan/atau Dewan Pengurus pesantren menugaskan

299

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Maret 2019 300

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Maret 2019

Page 244: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

226

Dewan Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali.

Hasil audit dilaporkan kepada kiyai.301

5). Diklat dan pengembangan pelatihan ekonomi pesantren melalui

pelatihan budidaya jamur tiram dan pengolahan produk olahan jamur

tiram.

Untuk pengawasan dalam diklat dan pelatihan budidaya jamur

tiram dilakukan dengan cara yaitu;

• Pada masing-masing unit usaha ditunjuk manager sebagai

pengelola dan pengawas rutin. Hasil dan hal-hal penting

disampaikan kepada dewan pengurus pesantren.

• Sidak Dewan Pengurus pesantren sewaktu-waktu bila dibutuhkan.

Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan pengawas,

termasuk hal-hal yang dilaporkan oleh manager juga menjadi

materi pembahasan rapat. Rapat Dewan Pengurus dilakukan

minimal satu kali sebulan. Hasil rapat disampaikan kepada dewan

pembina. Melakukan audit internal oleh pesantren. Ketua Dewan

Pembina dan/atau Dewan Pengurus pesantren menugaskan

Dewan Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali.

Hasil audit dilaporkan kepada kyai.302

Berbeda dengan kondisi yang ada di pondok pesantren Khairul

Ummah Kabupaten Indragiri Hulu dan pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru, penjelasan pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Dumai,

(selanjutnya disingkat PP. Al-Amin), mengindikasikan bahwa proses

kewirausahaan dilakukan pra-pondok pesantren ini didirikan. Dia

menegaskan:

“Kami itu sudah menggeluti dunia usaha sebelum pondok pesantren ini dibangun. Keluarga saya sejak kecil memang sudah menjadi petani.Tapi, ya itu, semua dikerjakan sendiri tanpa bantuan siapapun. Jadi, setiap hasil panen itu, kami sisihkan sebagian keuntungannya untuk membangun dan mendirikan pesantren ini”.303

301

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Maret 2019 302

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019 303

Wawancara dengan ZA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret 2019

Page 245: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

227

Seiring dengan bertambah unit usaha yang digeluti, mulai dari

aktivitas pra dan pasca produksi, ada banyak orang yang dilibatkan pula.

Oleh sebab itulah, saat ini, PP. Al-Amin Dumai menyerahkan proses

kewirausahaan pondok pesantren kepada Nyai Muqni‟ah Assa‟idah

sebagai Kepala Bidang Koperasi, Diklat dan Pengembangan Ekonomi

Pondok pesantren. Kepada peneliti dia menyebutkan bahwa:

“Secara garis besar, tata pengelolaan usaha di bawah naungan

pondok pesantren ini dilakukan secara bersama. Kami, selaku

pengurus disini, dipasrahi kyai untuk menentukan apa yang bisa

dilakukan pengurus, santri, dan alumni. Umumnya, mereka yang

berada dibawah koordinasi kami memiliki tugas masing-masing.

Posisi kyai adalah pemangku kebijakan tertinggi kalau ingin

mengadakan atau melaksanakan kegiatan-kegiatan unit usaha

yang baru.”304

Dia juga menegaskan bahwa seluruh proses manajerial

bermuara akhir pada kebijaksanaan kyai, sebagai pemegang hak progatif

penentu kebijakan. Dalam bahasa lain, apapun hasil rapat para anggota

bagian usaha PP.Al-Amin, akan tetap dikonsultasikan dan

dipertimbangkan oleh kyai. Apapun, tegas Nyai Muqni‟ah, kyai tetap

menjadi pemimpin seluruh aktivitas pondok pesantren. Ungkapan Nyai

Muqni‟ah di atas, memantapkan bahwa posisi kiai sebagai pemimpin

pondok pesantren tidak tergantikan, dan penentu. Tapi, dia juga

menegaskan:

“Ini bukan berarti keseluruhannya kyai terlibat aktif. Tidak juga

semuanya dikonsultasikan. Tapi, hanya sebagian besarnya yang

berurusan dengan kegiatan yang membutuhkan dana besar dan

strategis saja.”305

Jauh lebih spesifik terkait manajemen kewirausahaan, peneliti juga

menanyakan bagaimana hubungan pengurus pondok pesantren,

pengelola kegiatan kewirausahaan, dan para santri yang sedang

304

Wawancara dengan MA Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada 16 Maret 2019 305

Wawancara dengan MA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret 2019

Page 246: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

228

menimba ilmu di PP. Al-Amin. Pimpinan PP. Al-Amin menjawabnya

dengan lugas.

“Santri tetap mengaji dan ditugaskan untuk pembelajaran dan

pengajian, pesantren pengurus pesantren tetap, Sedangkan, bagi

mereka yang menjadi pengurus dan bisnis, mereka dari luar, ada

alumni, dan sebagian memang sudah mengabdi lama di pesantren.

Jadi, mereka mengurus apa yang sudah menjadi tugasnya.”306

Jawaban Kiyai Zainal Abidin diamini oleh Nyai Muqni‟ah, bahwa hubungan

tiga elemen penting yang ada di PP. Al-Amin ini disinergikan melalui

proses yang berpisah-pisah. Dalam pengertian yang sederhana, seluruh

elemen ini bekerja sesuai dengan Tupoksinya masing-masing, melalui

satu kesatuan tujuan yang sama; yakni, mengembangkan PP. Al-Amin.

Tugas para santri, sebagaimana niat awalnya, adalah untuk mengaji,

menimba ilmu, dan mencari barokah. Sedangkan pengurus pondok

pesantren berfungsi untuk memberikan fasilitas pembelajaran dengan

baik kepada seluruh santri. Sedangkan, Kepala bidang koperasi, diklat

dan pengembangan ekonomi pesantren ini bertugas untuk hal-hal yang

berhubungan dengan unit-unit usaha-usaha, yang kontribusinya juga

diperuntukkan kepada pondok pesantren juga.307

Hal berbeda diungkapkan oleh pimpinan pondok pesantren, dia

menganggap proses hubungan santri, pengurus, dan kepala bagian

usaha sangat erat. Pasalnya, ketiganya memiliki simbiosis mutualisme

dan saling membantu satu sama lain. Hanya saja, yang digaris bawahi

adalah perbedaan ruang kerja semata. Tapi, secara kegiatan bisa

dilakukan bersama.

Secara observasional, dikala peneliti hadir pada siang hari,

kondisi PP. Al-Amin memang terlihat sepi. Para santri sedang bersekolah

di lembaga formal yang disediakan pesantren. Para pengurus juga

sedang berada di Kantor Pesantren. Adapun, mereka yang di Unit Bisnis

306

Wawancara dengan ZA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15 Maret 2019

307 Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Maret 2019

Page 247: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

229

Usaha Pesantren, sedang memproduksi beberapa produk yang harus

dipasarkan di hari itu.

Manajemen kewirausahaan di PP. Al-Amin Dumai ini.Pertama,

Peranan kyai, atau pengasuh di PP. Al-Amin, mendelegasikan

kewenangan sepenuhnya kepada para pengurus. Kedua, terwujudnya

sistem perencanaan yang memadai. Dari visi, misi, dan program

kewirausahaan, Ketiga, adanya integrasi program antara pondok

pesantren dengan lembaga pendidikan formal yang ada di bawah

naungan pondok pesantren. Keempat, ada keterpisahan secara struktural

antara pengelola unit usaha pesantren dengan pengurus yang mengurusi

bidang pendidikan di pondok pesantren.308

Dalam tata laksananya, unit usaha ini berisikan setidaknya enam

orang yang terbagi sebagai sekretaris, bendahara, dan bagian-bagian

struktural lainnya. Hanya saja, usaha yang dijalankan di PP. Al-Amin

Dumai banyak pada aspek produksi dan penjualan hasil pertanian secara

langsung kepada para pedagang. Sebagai sebuah catatan temuan, para

santri di PP. Al-Amin tidak banyak terlibat dalam proses wirausaha ini.

Para santri terkonsentrasi untuk mendalami keilmuan agama, atau belajar

di lembaga-lembaga formal yang ada di Pondok Pesantren Al-Amin.

Wirausaha ini sepenuhnya dikelola oleh pengurus pesantren dan

masyarakat sekitar pesantren.309

Dengan kata yang lebih sederhana, manajemen kewirausahaan

akan mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan,

dan pengawasan terkait dengan usaha yang ada di bawah naungan

pondok pesantren. Tabel berikut akan menggambarkan manajemen

kewirausahaan yang ada di PP. Al-Amin Dumai.

308

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Maret 2019 309

Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Maret 2019

Page 248: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

230

Tabel 4.12

Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

Sistem tata kelola hasil agrobisnis di PP. Al-Amin juga cukup

sederhana. Hal ini dikarenakan tidak banyak usaha produksi hasil

pertanian yang diolah. Hasil pertaniannya langsung dijual. Nyai Muqni‟ah

mengatakan bahwa :

“Kami disini murni mengoptimalkan hasil pertanian itu untuk dijual.

Baru beberapa bulan terakhir ini, kami sedang berusaha untuk

Penentuan visi

dan misi pondok

pesantren yang

dicanangkan

secara rinci

dalam kegiatan

pesantren

Penentuan unit

usaha yang akan

dikembangkan

pesantren

Kewenangan yang

diberikan kepada

pengurus

berdasarkan aspek

profesionalitas kerja

Ada keterpisahan

secara stuktural

antara pengurus unit

usaha dengan

pengurus bidang

pendidikan

Pada masing-

masing unit usaha

ditunjuk manager

sebagai pengelola

dan pengawas

rutin. Hasil dan

hal-hal penting

disampaikan

kepada dewan

pengurus

pesantren

Adanya integrasi

program unit usaha

pesantren dengan

lembaga pendidikan

formal yang ada

dibawah naungan

pesantren

Pelaksanaan sesuai

dengan pembagian

kewenangan

pengurus unit usaha

pesantren Perencanaan

Pelaksanaan

Pengorganisasian

Pengawasan

Page 249: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

231

membuat produk-produk yang bisa dijual dan harganya lebih baik

dibandingkan dijual mentahnya ke masyarakat.”310

Dia menambahkan produk-produk yang sedang diuji coba dipromosikan

dan dipasarkan adalah keripik daun singkong, keripik daun papaya,

kerupuk jamur tiram, abon jamur tiram, kerupuk wortel, kerupuk cabe dan

kerupuk kulit singkong.

Peneliti juga menanyakan bagaimana proses produksi beberapa

hasil pertanian yang dihasilkan tersebut. Menurut Nyai Muqni‟ah,

Proses produksinya dijalankan secara manual. Artinya, mengandalkan

manusia murni. Seperti keripik daun singkong, keripik daun papaya,

kerupuk jamur tiram, abon jamur tiram, kerupuk wortel, kerupuk cabe dan

kerupuk kulit singkong mulai dari budidaya, pengolahan, penjemuran,

penggorengan, dan pembungkusan dilakukan oleh santri dan masyarakat

yang ada di sekitar pondok pesantren. Menurut Nyai Muqni‟ah, santri

diikutkan membantu proses produksi ini. Begitu halnya dengan produk

berbagai kerupuk. Semuanya dilakukan oleh masyarakat dan pengurus

unit usaha yang ada di PP. Al-Amin.

Penjelasan Kiyai Zainal Abidin juga menunjukkan bahwa dirinya

lebih senang hasil pertaniannya dijual secara langsung tanpa harus

diolah kembali. Hal ini beliau inginkan karena proses pengolahan

tersebut membutuhkan waktu lagi.

Beliau menjelaskan kepada peneliti :

“Kalau saya, pada waktu rapat pengurus pesantren, mengusulkan

kepada semua pengelola unit usaha pondok pesantren untuk tidak

mengembangkan pada proses produksi. Karena hasil produksi itu

membutuhkan waktu lagi kan, belum lagi proses penjualannya.

Ditambah lagi, kan, itu membutuhkan dana lagi. Ya kalau laku,

kalau tidak bagaimana? Apakah mau pesantren merugi?Ini sudah

saya sampaikan. Tapi, rupanya, Nyai Muqni‟ah berusaha

meyakinkan saya, dan berjanji tidak akan merugi. Dia akan

membuktikan. Rupanya, memang ya, dari beberapa tahun terakhir

310

Wawancara dengan MA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret 2019

Page 250: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

232

kita memiliki pemasukan yang bertambah dibandingkan

sebelumnya. Makanya, kali ini, unit usaha itu mau dikembangkan

lebih banyak lagi.”311

Nyai Muqni‟ah tidak menampik bahwa ada ketidaksepakatan

pengasuh untuk mengembangkan pengelolaan pondok pesantren melalui

membentuk produksi hasil pertanian berbasis hal-hal yang baru. Namun,

menurut dia, kyai waktu itu tidak mengetahui strategi yang sedang

disusun untuk mengembangkan proses itu. Dia menceritakan asal muasal

ide dan strategi pemasaran yang dikembangkannya:

“Awalnya, saya membaca sejarah pengembangan pondok

pesantren Al-Ittifaq di Bandung, mereka menyebutkan bahwa ada

potensi ekonomi pesantren dari dua sudut pandang; pertama

adalah kekuatan ukhuwah Islamiyah dan juga sumber daya alam

yang dimiliki pondok pesantren. Nah, dari situlah, saya ingin

mengembangkan sebuah bisnis ini. Sumber Daya Alam kita sudah

punya.yang kedua ini tentang Ukhuwah Islamiyah. Bagaimana

caranya. Akhirnya, saya meminta beberapa pengurus pesantren

untuk kumpul, kemudian merumuskan bagaimana caranya

membangun ukhuwah ini. Kunjungan kami ke pesantren Al-Ittifaq

banyak mengajarkan bahwa disitu itu juga menfungsikan beberapa

alumninya untuk mengembangkan usahanya. Dari situ kita

memikirkan apa yang mudah dikembangkan. Pertama, itu

Budidaya Jamur Tiram. Tujuannya kan untuk oleh-oleh khas

Dumai, khususnya, bagi wali santri yang memondokkan anaknya.

Kedua, olahan kerupuk ada variasi rasanya menjadi oleh-oleh

khas Al-Amin ini. Ternyata hasilnya memuaskan. Alumni, Wali

Santri, dan para santri menganggap produk ini enak.”312

Setelah menceritakan hadirnya gagasan tersebut, Nyai Muqni‟ah,

kemudian menjelaskan strategi pemasaran yang dilakukan untuk

mengukuhkan dan mengembangkan produk bisnis tersebut. Dia

mengatakan bahwa strategi pertama adalah memperkenalkan produk

produk pertanian itu kepada para wali santri. Bahkan, menurutnya, di

311

Wawancara dengan ZA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal Maret 2019

312Wawancara dengan MA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret

2019

Page 251: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

233

masa-masa awal beberapa produk itu digratiskan untuk dicicipi kepada

tamu kyai. Pasca proses promosi pengenalan, pengurus kemudian

memproduksinya secara masal. Hasilnya, cukup memuaskan. Tidak

lama setelah dijual di mini market Darul barokah, keripik daun singkong,

keripik daun papaya, kerupuk jamur tiram, abon jamur tiram, kerupuk

wortel, kerupuk cabe dan kerupuk kulit singkong itu langsung habis.

Kesuksesan itu menambah semangat seluruh pengurus untuk lebih

banyak memproduksi kerupuk-kerupuk lainnya.Akhirnya, produk tersebut

bisa merambah ke pasar yang lebih luas. Ketua Unit Usaha pesantren

menyatakan:

“Kalau hari ini sudah hampir 30-an toko di sekitar dan bahkan di

daerah kota Dumai yang bisa kami ajak untuk menjajakan hasil

produk kami ini. Dengan ini, pastinya, kyai sudah tidak akan

meragukan apa yang kami lakukan sudah. Makanya, kerjasama

dengan beberapa toko ini mau kita kembangkan sehingga bisa

mencapai seluruh kota Dumai. dan, kemungkinan kami juga perlu

mencari strategi pemasaran yang baru agar nantinya bisa lebih

diterima. Tidak selalu mengandalkan para alumni atau wali santri

yang ada di sini.”313

Kyai Zainal Abidin memang sudah tidak mempersoalkan lagi

apa yang akan dan ingin dilakukan oleh para pengurus yang ada di Unit

Usaha PP Al-Amin. Bagi beliau, yang terpenting adalah seluruh usaha ini

dilakukan agar dapat membantu dan memajukan seluruh proses

operasional yang ada di pesantren. Serta, bisa menjadi, manfaat bagi

seluruh masyarakat, khususnya, di daerah pondok pesantren Al-Amin

Dumai.314

313

Wawancara dengan MA di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 16 Maret 2019

314 Observasi di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 252: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

234

3. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Pesantren mempunyai peran yang sangat menentukan tidak hanya

bagi perkembangan suatu bangsa. Pesantren yang mampu mendukung

pem-bangunan nasional yakni pesantren yang mampu mengembangkan

potensi para santrinya, sehingga mampu menghadapi dan memecahkan

problem kehidupan sosial.

Manajemen sebuah lembaga pondok pesantren dalam upaya

pemberdayaan santri perlu mengadakan usaha-usaha operasional yang

konsepsional dan strategis sehingga mampu mempersiapkan Sumber

Daya Manusia yang berkualitas yang siap berlaga di era globalisasi yang

penuh dengan kompetensi.

Pesantren sebagai lembaga yang mempunyai sifat kemandirian,

pesantren tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.Perpautan yang

erat antara keberadaan pesantren dan masyarakat sekitar adalah

merupakan juga sendi-sendi penyelesaian berbagai kesenjangan sosial.315

Tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kekuasaan,

uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa

belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan. Di

antara cita-cita pendidikan pesantren adalah latihan untuk dapat berdiri

sendiri dan membina diri agar tidak mengantungkan sesuatu kepada

orang lain kecuali kepada Tuhan. 316

Manajemen di pondok pesantren pada dasarnya sudah ada,

karena manajemen itu hampir terdapat pada semua aktivitas manusia,

antara lain; dikantor pemerintah, perusahaan, sekolah, madrasah maupun

di pondok pesantren, karena manajemen adalah usaha untuk mencapai

tujuan melalui kegiatan orang lain. Sebagaimana yang dikemukakan

bahwa manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan sertamencapai sasaran

315

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Studi pandangan Hidup Kyai dan Visinya mengenai masa depan Indonesia) Edisi Revisi, ( Jakarta : LP3Es, 2011 ) hal. 95 316

Ibid, hal. 65

Page 253: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

235

yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

lainnya.317

Dalam kaitannya dalam pendidikan keterampilan pondok pesantren

secara finansial dan bisnis pondok pesantren juga harus bisa menata

manajemen aset, finansial, sumber daya manusia hingga pranata

organisasi untuk tetap bertahan dalam iklim perubahan global, misalnya

pondok pesantren harus memiliki sumber pemasukan finansial sendiri dan

dapat berdiri mandiri walau tanpa bantuan pemerintah maupun

masyarakat.

Hal ini menjadi sangat penting untuk menunjang kemandirian

pesantren dan juga sebagai upaya untuk mengembangkan jiwa

enterprenuership santri yang ada dipondok pesantren, sehingga mereka

memiliki modal hidup dan berkeluarga kelak dan dengan model seperti itu

pesantren bisa menjadi elemen penting untuk membangun kemandirian

bangsa dan menciptakan santri yang baik secara akhlaq, berdaya secara

akal, pekerja keras dan mandiri.

Dalam pembinaan santri yang memiliki jiwa entrepreneur, internal

pesantren juga bisa untuk mengembangkan masyarakat sekitar, dengan

cara membangun relasi saling menguntungkan dengan masyarakat

sekitar pondok. Hal tersebut apabila memberikan pelatihan bidang usaha

atau membangun kemitraan bisnis dengan masyarakat, khususnya

golongan remaja sehingga mereka tidak menganggur yang akhirnya

berpotensi untuk menciptakan kemudhorotan, jadi pesantren tidak hanya

memberikan pencerahan moral dan keagamaan tapi juga sampai tahap

menata kehidupan santri dan masyarakat sehingga keberadaan pesantren

akan menjadi berkah.

Pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru - Riau merupakan

salah satu lembaga pendidikan yang selain mengembangkan pendidikan

agama melalui madrasah dan pengkajian kitab kuning, juga

melaksanakan pendidikan formal dengan segala jenis dan jenjang, yakni

317

Terry Dasar-dasar Manajemen.(Jakarta: Bumi Aksara, 2010) hal. 26

Page 254: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

236

Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujtahadah, Madrasah Tsanawiyah

Al-Mujtahadah, Madrasah Aliyah Al-Mujtahadah dan STAI

Al-Mujtahadah.318

Dengan hasil observasi menunjukkan bahwa dalam memanjemen

pondok pesantren Al-Mujtahadah yang dikelola oleh Prof. Dr. KH. Ahmad

Mujahidin, MA. Dalam pengelolaan pendidikan formal diserahkan pada

masing-masing pimpinan tiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat

Madrasah Ibtidaiyah hingga Sekolah Tinggi Agama Islam dan beberapa

unit usaha pondok pesantren yang dikelola oleh Ustad Rico Rusdi dan

semua unit usaha itu dikerjakan oleh para santri-santri pondok pesantren

Al-Mujtahadah.319

Tegasnya selain menjalankan tugas utamanya sebagai kegiatan

pendidikan Islam yang bertujuan regenerasi ulama, Pondok pesantren

telah menjadi pusat kegiatan pendidikan yang konsisten dan relatif

berhasil menanamkan semangat kemandirian, kewirausahaan, semangat

berdikari yang tidak menggantungkan diri kepada orang lain.

Pesantren giat berusaha dan bekerja secara independen tanpa

menggantungkan nasib pada orang lain atau lembaga pemerintah swasta.

Secara kelembagaan pesantren telah memberikan tauladan, contoh riil

dengan mengaktualisasikan semangat kemandirian melalui usaha-usaha

yang konkret dengan didirikannya beberapa unit usaha ekonomi mandiri

pesantren. Secara umum pengembangan berbagai usaha ekonomi di

pesantren dimaksudkan untuk memperkuat pendanaan pesantren, latihan

bagi para santri, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan formal yang memuat

pelajaran-pelajaran umum dalam kegiatan belajar mengajarnya

menyebabkan gerak langkah Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru semakin luwes dan fleksibel dalam melihat prospek dan

tantangan masa depan. Kenyataan ini membuat Pondok Pesantren

318

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019 319

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 255: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

237

Al-Mujtahadah Pekanbaru terbilang sebagai salah satu lembaga

pendidikan agama yang menyuguhkan berbagai alternatif bagi para santri

untuk menjadi wirausahawan.320

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru juga melatih santri-

santri dari luar pondok pesantren untuk memiliki jiwa enterpreneur seperti;

pelatihan otomotif dibawah naungan Balai Latihan Kerja (BLK) yang

dimiliki pondok pesantren, perkebunan sayuran hidroponik dan jambu

madu serta koperasi pesantren. Unit-unit usaha tersebut menjadi wahana

pembelajaran keterampilan bagi para santri. Khususnya bagi santri dapat

dijadikan, sebagai bekal bagi dirinya agar mampu menjadi pendidik

agama bagi masyarakat sekitarnya sambil praktek berwirausaha.321

- Perencanaan kewirausahaan di pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

Dalam pengembangan pendidikan entrepeuner, visi pondok

pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru adalah menjadi pusat keilmuan

dalam mempersiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia

berkualitas serta berhias iman dan takwa. Untuk mencapai visi tersebut,

misi lembaga ini adalah menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi

pada mutu, baik secara keilmuan maupun secara moral, sehingga dapat

mencetak sumber daya manusia yang bertafaqquh-fiddin dengan

berlandaskan iman dan takwa serta nilai-nilai akhlakul karimah. Maka

tujuan pendidikan yang diselenggarakan di pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru ini adalah terbentuknya sumber daya manusia

yang beriman dan bertakwa dengan keseimbangan yang terpadu antara

pengetahuan dunia dan akhirat, iman dan ilmu, serta ilmu dan amal.322

Menyadari pentingnya fungsi perencanaan dalam penentuan suatu

tujuan pendidikan sekaligus menentukan cara dan penggunaan sumber

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

secara efektif dan efisien, maka dalam penyusunan perencanaan program

320

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019 321

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019 322

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 256: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

238

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru diantaranya 1) melibatkan

orang-orang yang berkompeten dan atau orang-orang yang dapat

membantu kelancaran pelaksanaan program pesantren, antara lain: (a)

Kyai, (b) Pengurus pondok, (c) Litbang Yayasan, Koordinator Bidang

Perekonomian, (d) Kepala Bidang Pendidikan Yayasan, dalam hal ini

adalah para kepala sekolah dari semua jenis dan jenjang pendidikan yang

ada di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, (e) Instansi

pemerintah maupun swasta, (f) Pakar atau tenaga ahli di bidang usaha

yang direncanakan. 2) memberikan pilihan kepada santri untuk memilih

sesuai minat dan bakat dan 3) memberikan fasilitas yang memadai. 323

Hal ini dibenarkan oleh Ustad Rico Rusdi dalam wawancara

sebagai berikut:

“benar apa yang dikatakan oleh Kyai, dalam rangka merencanakan

santri yang berguna bagi masyarakat kelak salah satu progam

unggulan di pondok ini adalah jiwa wirausaha yang dikembangkan

dalam diri santri. Salah satu rencana yang dilakukan oleh pondok

adalah melibatkan orang-orang yang berkompeten dalam bidang

atau progam yang telah ada dalam kurikulum pondok. Baik

kurikulum formal maupun non formal. Salah satu bentuk

perencanaan yang dilakukan pondok adalah pembibitan alumni

senior untuk bisa mengajarkan ilmu-ilmu yang telah didapat

dipondok. Selain itu juga kerjasama dengan instansi pemerintah

atau swasta dalam bimbingan jiwa wirausaha, seperti pelatihan,

workshop dan jenis kerjasama yang lain”324

Perencanaan yang dilakukan pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru dalam mengelola kegiatan wirausaha santri menggunakan

beberapa model pendekatan perencanaan, pertama, pengembangan

Sumber Daya Manusia, kedua, pengelolaan bakat dan minat santri dan

ketiga, penyediaan fasilitas penunjang kegiatan kewirausahaan.

323

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019 324

Wawancara dengan RR di pondok pesantren al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019

Page 257: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

239

- Pengorganisasian Kewirausahaan Di Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru merupakan lembaga

yang ada dibawah naungan yayasan pendidikan Islam Al-Mujtahadah

Pekanbaru Riau. Salah satu komponen yang diterapkan di Pondok

Pesantren Al-Mujtahadah adalah manajemen berbasis entrepeuner.Salah

satu fungsi manajemen adalah pengorganisasian agar sebuah organisasi

berjalan sesuai dengan visi yang diharapkan.Pengorganisasian yang

dilakukan pondok pesantren Al-Mujtahadah dalam pengembangan

entrepeuner santri adalah pengembangan pusat-pusat kelembagaan yang

terkait dengan pengembangan jiwa wirausaha melalui Balai Latihan Kerja.

“Prof. Dr. KH. Ahmad Mujahidin sebagai pengasuh Pondok

Pesantren Al-Mujtahadah benar-benar memiliki kemampuan yang

mumpuni dalam kepemimpinan.Beliau mampu mendayagunakan segenap

sumber daya yang ada sedemikian rupa. Para ustadz, segenap pengurus,

dan tata usaha digerakkan secara efektif, dan hubungan baik antar

mereka dibina sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif,

menggairahkan dan produktif dengan didasari keikhlasan yang tinggi

semata-mata hanya mengharap ridha Allah SWT”325

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan membagi tugas

kepada orang yang terlibat dalam organisasi. Pengorganisasian juga

berfungsi untuk mengatur sistem kerjasama yang jelas siapa menjalankan

apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, dan memfokuskan sumber

daya pada tujuan. Salah satu prinsip pengorganisasian adalah terbaginya

semua tugas dalam berbagai unsur organisasi secara profesional dan

proporsional, dengan kata lain pengorganisasian yang efektif adalah

membagi habis dan menstruktur tugas-tugas ke dalam komponen

organisasi. Pengorganisasian juga mengatur mekanisme kerja organisasi,

sehingga dengan pengaturan tersebut dapat menjamin tujuan yang

ditentukan.

325

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 258: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

240

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan membagi tugas

kepada orang yang terlibat dalam organisasi. Pengorganisasian juga

berfungsi untuk mengatur sistem kerjasama yang jelas siapa menjalankan

apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, dan memfokuskan sumber

daya pada tujuan. Jadi pengorganisasian kewirausahaan di Pondok

pesantren Al-Mujtahadah dilakukan melalui kegiatan pembagian tugas

oleh pengasuh, penjadwalan kegiatan pondok pesantren yang meliputi

kegiatan life skill.326

Gambar 4.15

Pembukaan Pelatihan life skill bidang otomotif di Balai latihan

Kerja Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

- Pelaksanaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

Pelaksanaan adalah kegiatan pimpinan untuk membimbing,

menggerakkan, mengatur segala kegiatan dalam melaksanakan kegiatan.

Langkah-langkah yang dilakukan di pondok pesantren Al-Mujtahadah

dalam pelaksanaan kewirausahaan yaitu Langkah pertama adalah Figur

kepemimpinan. Kepemimpinan yang ada di pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru sangat tergantung pada figur seorang

pimpinan. Dimana pimpinan adalah penentu kebijakan yang membawa

326

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 259: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

241

konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan dengan warga pondok

pesantren maupun kepada hubungan kemitraan.

Kebijakan pimpinan pondok pesantren yang melaksanakan

integrasi kurikulum pesantren dengan pendidikan formal mampu

menjadikan perubahan terhadap figur sentral seorang pengasuh yang

mana perannya dahulu lebih cenderung bersifat otoriter, sarat komando

sementara sekarang lebih terbuka terhadap perubahan dan kebutuhan

zaman. Oleh karena itu dengan figur kepemimpinan pengasuh yang

seperti ini maka mampu memberikan dampak positif terhadap kemudahan

dalam pelaksanaan pemberdayaan santri dan alumni yang ada

dilingkungan pesantren Al-Mujtahadah.327

Lebih lanjut langkah kedua dalam pelaksanaan (actuating)

terhadap sebuah kebijakan yang ada di sebuah organisasi adalah dengan

melibatkan orang-orang yang ahli dibidangnya. Maka dari itu

Prof.Dr.KH.Ahmad Mujahidin sebagai pimpinan pondok pesantren

Al-Mujtahadah menunjuk beberapa keanggotaan serta memberikan

kebebasan penuh terhadap tim ahli yang memang mumpuni dalam

bidangnya untuk melaksanakan pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan

kewirausahaan di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru dengan

kegiatan pelatihan wirausaha, pertanian sayuran hidroponik dan kegiatan

wirausaha lainnya.

Langkah ketiga dalam pelaksanaan (actuating) terhadap sebuah

kebijakan yang ada disebuah organisasi adalah memberikan otoritas

kewenangan kepada element organisasi. Lebih lanjut pemberian otoritas

kewenangan yang dilakukan oleh pimpinan di pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru adalah dengan cara memberikan kebebasan

kepada masing-masing lembaga (aktifitas pondok pesantren, madrasah

diniyah maupun pendidikan formal) untuk melaksanakan kegiatannya

secara independent terbukti dengan dibentuknya struktural lembaga yang

ada di bawah naungan pondok pesantren Al-Mujtahadah tentunya

327

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 260: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

242

kesemuanya ini tidak terlepas dari pengaruh dan otoritas seorang

pimpinan.

Langkah terakhir yang biasanya dilakukan dalam pelaksanaan

(actuating) sebuah kebijakan yang ada di sebuah organisasi adalah

memberikan inspirasi dengan kepercayaan terhadap mereka untuk

mencapai sasaran. Lebih lanjut pemberian inspirasi yang dilakukan oleh

pimpinan pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru dalam

pengembangan jiwa entrepeuner santri adalah dengan cara memberikan

motivasi, wejangan-wejangan, mengarahkan, membina serta memberikan

kepercayaan penuh dalam melaksanakan kegiatan operasional untuk

mencapai suatu tujuan pesantren. Keberhasilan pondok pesantren dalam

melaksanakan apa yang telah direncanakan perlu didukung oleh

kemampuan kepemimpinan seorang kyai dalam menggerakkan seluruh

personalia Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru untuk mengelola

pondok pesantren agar berkembang maju dari waktu ke waktu.

Gambar 4.16

Kegiatan Pelatihan Life Skill di bidang otomotif di Balai Latihan

Kerja Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Page 261: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

243

Prof.Dr. KH.Ahmad Mujahidin sebagai pengasuh Pondok

Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru benar-benar memiliki kemampuan

yang mumpuni dalam kepemimpinan. Lebih lanjut dalam pelaksanaan

yang dilakukan pimpinan pondok pesantren dalam pendidikan

kewirausahaan, pondok pesantren berusaha untuk memberikan

kebebasan terhadap masing-masing lembaga baik itu aktifitas pondok

pesantren, madrasah diniyah maupun pendidikan formal untuk

menerapkan kurikulum yang akan diberlakukan dalam aktifitas keseharian

santri.328

- Pengawasan Kewirausahaan Di Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang berguna untuk

mengetahui seberapa jauh rencana yang telah ditetapkan sebelumnya

dapat tercapai. Pengawasan itu dapat membantu pemimpin untuk

mengukur efektivitas perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan

yang terjadi di lapangan, serta dapat membantu pemimpin untuk

mengambil tindakan atau keputusan yang akurat sebagai kebutuhan

organisasi.

Berkaitan erat dengan penerapan manajemen kewirausahaan

maka pengawasan merupakan suatu hal yang penting karena

pengawasan ini dapat berfungsi sebagai pengendalian sebuah laju

kegiatan terhadap lembaga-lembaga yang ada dilingkungan pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru baik itu kegiatan murni pesantren ataupun

kegiatan wirausaha santri. Pimpinan pesantren dalam melakukan

pengawasan harus terus dijalankan agar gerak dan lajunya sebuah

lembaga tetap sesuai dengan harapan dan visi, misi pondok pesantren.

Lebih lanjut peneliti akan mencoba mengemukakan hasil wawancara

peneliti dengan Prof. Dr. KH.Ahmad Mujahidin selaku pengasuh pondok

pesantren Al-Mujtahadah yang menyatakan bahwa:

328

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 262: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

244

“mengenai masalah pengawasan terhadap kegiatan yang ada di lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan pondok pesantren baik itu mengenai aktifitas harian pondok, madrasah diniyah dan sekolah formal biasanya saya menentukan pertemuan selama 6 bulan sekali ataupun biasanya melakukan pelaporan tentang perkembangan lembaga selama satu bulan sekali selain itu semua, yang sering saya lakukan adalah dengan berkunjung secara langsung kemasing-masing lembaga dengan tujuan untuk mengetahui proses kegiatan yang ada”329 Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan pondok

pesantren terhadap semua element lembaga yang ada di pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru sudah diterapkan semaksimal mungkin baik itu

ketika dilihat dari model pengawasan langsung yang dilakukan oleh

pengasuh sebagai pimpinan pondok pesantren maupun ketika dilihat dari

rapat bulanan atau rapat 6 bulan sekali yang diterapkan dilingkungan

pondok pesantren dengan tujuan sebagai evaluasi kinerja dari masing-

masing lembaga sehingga dapat dijadikan barometer untuk

perkembangan kegiatan sebuah lembaga dimasa yang akan datang.330

Gambar 4.17

Peneliti bersama Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah331

329

Wawancara dengan AM di PP Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019 330

Observasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019 331

Dokumentasi di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019

Page 263: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

245

Tabel 4.14

Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru

PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN PENGAWASAN

- Melibatkan orang-

orang yang

berkompeten

- Memberikan pilihan

kepada santri untuk

memilih sesuai

bakat dan minat

- Penyediaan fasilitas

unit usaha yang

memadai

- Pembagian tugas

oleh pengasuh

- Penjadwalan

kegiatan pondok

pesantren yang

meliputi kegiatan life

skill.

- Figur

kepemimpinan

pengasuh

- Memberikan

otoritas

kewenangan

kepada masing-

masing lembaga

untuk

mengembangkan

kegiatannya

- Memberikan

inspirasi dengan

kepercayaan untuk

mencapai sasaran

- Mengukur dan

menilai

kegiatan-

kegiatan atas

dasar tujuan

dan standar

yang ditetapkan

Page 264: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

246

2. Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

a. Pondok Pesantren Khairul Ummah Indragiri Hulu.

Pondok pesantren sebagai lembaga keagamaan yang berkembang

di masyarakat memiliki peran penting dalam membina dan meningkatkan

pemberdayaan dan transformasi masyarakat, terutama pemberdayaan

terhadap kaum perempuan. Upaya pemberdayaan berangkat dari asumsi

bahwa potensi yang ada dalam diri seorang manusia harus dikembangkan

sehingga upaya pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun,

mendorong, memberikan motivasi serta membangkitkan kesadaran akan

potensi yang dimiliki dengan kesadaran untuk mengembangkan. Salah

satu potensi yang ada ialah menjadi wirausaha. Maka dari itu pesantren

juga dapat menjadi lembaga untuk mengembangkan potensi wirausaha

masyarakat diantaranya kaum perempuan.

Wirausaha perempuan merupakan bentuk implementasi

perempuan dalam aktivitas kewirausahaan secara total, mampu

menghadapi resiko dan mampu mengidentifikasi peluang di lingkungan

mereka untuk mengolah sumber daya dengan baik sehingga bisa

menciptakan daya saing.332 Fenomena wirausaha perempuan melalui

kegiatan tersebut mampu memberikan dampak di bidang ekonomi dan

memberdayakan sumber daya secara efektif, kontribusi mereka memiliki

prospek untuk pertumbuhan ekonomi.

Peran penting wirausaha perempuan saat ini meliputi beberapa

alasan sebagai berikut; pertama, banyaknya diskriminasi perempuan di

pasar tenaga kerja, maka peluang untuk menciptakan pekerjaan bagi

dirinya sendiri dan orang lain dengan memanfaatkan pengalaman

keterampilan dan pelatihan yang didapat. kedua, sebagai alternative

dalam memberikan kesempatan untuk perempuan mencapai

keseimbangan antara kerja dan tanggung jawab keluarga guna

meningkatkan kesejahteraan sosial dan kesejahteraan keluarga, ketiga,

332

Anggadwita dan dhewanto, Women‟s Entrepreneurial Intentions In Micro And Small Enterprices In Indonesia, journal of administrative and business studies, 2015, hal. 248

Page 265: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

247

untuk mendapatkan peran aktif serta otonomi dalam perekonomian dan

kehidupan melalui pendirian usaha kecil yang dimiliki oleh perempuan.

keempat, dengan menjadi wirausaha perempuan membantu dalam usaha

memberantas diskriminasi yang kerap terjadi terhadap perempuan.

kelima, memberikan teladan untuk generasi muda yang ingin

menunjukkan terobosan gagasan inovatif dalam mengaktualisasikan diri

dibidang pekerjaan. 333

Konsep pemberdayaan perempuan terdiri dari tiga hal yaitu;

a. membangun kemampuan perempuan (capacity building); b. perubahan

budaya yang berpihak kepada perempuan (culture change);

c.penyesuaian struktural yang berpihak kepada perempuan (structural

adjustment). 334

Pemberdayaan perempuan merupakan upaya untuk mengatasi

hambatan guna mencapai pemerataan atau persamaan bagi laki-laki dan

perempuan pada setiap proses pembangunan. Pemberdayaan

perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh

akses dan control terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial dan

budaya agar perempuan dapat mengatur dirinya dan meningkatkan rasa

percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam

memecahkan masalah sehingga mampu membangun kemampuan dan

konsep diri.

Pesantren merupakan lembaga sosial yang hidup yang berpotensi

kuat sebagai motor penggerak dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat. Pesantren Khairul Ummah Indragiri Hulu telah berhasil dalam

memberdayakan ekonomi masyarakat sebagai perluasan misi pesantren

melalui model pemberdayaan perempuan berbasis pondok pesantren

yaitu pemberdayaan terhadap ibu-ibu laundry secara bertahap dan

333

Prasetyani dan Purusa, Studi Empiris Wirausaha Perempuan Di Surakarta; Factor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi, Hambatan dan Keberhasilan Usaha, Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisnis, 2016, hal.119 334

Sofia, Kontruksi Model Kewirausahaan Social (Social Entrepreneurship) Sebagai Gagasan Inovasi Social Bagi Pembangunan Perekonomian, Journal Pemberdayaan, 2015. hal.23

Page 266: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

248

berkesinambungan dan sinergis dalam naungan pesantren serta kekuatan

jaringan antar elemen yang kokoh.

Sebagai lembaga sosial keagamaan dan kemasyarakatan,

pesantren mempunyai peran multi fungsi. Tiga peran utama pesantren

meliputi fungsi sebagai lembaga keagamaan, lembaga pendidikan dan

lembaga pengembangan kemasyarakatan. Hanya saja, realitas kapasitas

kelembagaan pesantren yang beda-beda menyebabkan karakter

kemandirian yang dibangunnya berbeda-beda sesuai proses dan

kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pesantren. Pesantren

selalu berproses bersama masyarakat dan berkarakter sosial

kemasyarakatan sebagai center of excellence bagi pembinaan potensi

dan pelayanan social bersama masyarakat disekitarnya.

Terkait dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesantren

terdapat dua pengertian, Pertama pemberdayaan ekonomi masyarakat

pesantren dapat berarti pemberdayaan ekonomi pesantren itu sendiri

secara internal. Kedua, pemberdayaan ekonomi masyarakat bersama

pesantren. Ini berarti pesantren berperan aktif sebagai agen of change

yang berupaya mengubah kondisi ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dalam konteks pembangunan ekonomi masyarakat berbasis

pesantren, pesantren berarti sebagai penggerak masyarakat sekitarnya

untuk mencari potensi ekonomi yang mungkin bisa dikembangkan untuk

kepentingan bersama dan demi kemajuan bersama. Dalam menjalankan

rencana usaha-usaha ekonomi masyarakat, pesantren membuka

partisipasi semua elemen masyarakat sekitarnya untuk memberikan suara

dan pandangannya tentang peluang usaha ekonomi apa yang mungkin

bisa diberdayakan dan sekaligus strategi pengembangannya untuk tujuan

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pesantren.

Ada beberapa keuntungan dalam kegiatan pengembangan

pemberdayaan ekonomi masyarakat bersama pesantren yaitu, Pertama

terjadinya pemberdayaan keterampilan berkegiatan ekonomi masyarakat

bersama pesantren yang berpotensi memberikan lapangan pekerjaan

Page 267: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

249

anggota masyarakat sekitar pesantren dan komunitas pesantren itu

sendiri sehingga menjadi upaya memutus mata rantai kemiskinan. Kedua,

Komunitas pesantren menjadi lebih dekat dengan masyarakatnya.

Keduanya bersatu padu, tidak hanya dalam memajukan pengetahuan

keagamaan Islam, tetapi juga pengembangan ekonomi masyarakat.

Pondok pesantren Khairul Ummah, memilih bisnis usaha laundry

sebagai media bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan unit usaha laundry merupakan kegiatan pemberdayaan

perempuan berbasis pondok pesantren. Model pemberdayaan perempuan

berbasis pesantren dengan nama Kelompok Usaha Ibu Laundry (KUIL) ini

diharapkan menjadi solusi dari permasalahan ketidakmampuan ekonomi

masyarakat yang diukur dengan angka pendapatan rata-rata.335

Kegiatan jasa mencuci pakaian sering dikenal dengan istilah

Laundry. Kegiatan laundry ini awalnya hanya untuk pangsa pasar

terbatas seperti laundry untuk para tamu yang menginap di hotel.

Demikian pula didaerah perkotaan, ada laundry yang mengkhususkan

secara eksklusif untuk jenis pakaian mahal atau jas. Namun semakin

banyaknya ketersediaan mesin cuci dengan harga yang relatif

terjangkau, disertai munculnya teknologi baru seperti alat pengering yang

membuat pakaian tidak perlu lagi dijemur (apalagi pada waktu musim

hujan) maka jasa laundry dapat melakukan dengan investasi modal yang

tidak terlalu besar.

Pekerjaan mencuci dan menyeterika pakaian seringkali menjadi

urusan yang merepotkan dan banyak menyita waktu sehingga

membutuhkan bantuan orang lain. Apabila pakaian tidak ditangani setiap

harinya, pakaian akan menumpuk menjadi bau dan bisa menjadi rusak.

Dari pada hal ini terjadi, mereka pasti akan berfikir untuk menggunakan

jasa laundry. Praktis tidak banyak menyita waktu, serta tenaga.

Pergeseran gaya hidup, pola fikir dan tuntutan kehidupan yang semakin

335

Observasi Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu, Februari 2019

Page 268: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

250

meningkat ini ternyata menumbuhkan peluang bisnis berupa jasa

pencucian dan seterika.336

Usaha laundry dipandang cukup menguntungkan, hal ini ditandai

dengan munculnya usaha laundry yang tumbuh subur. Pendataan jumlah

usaha laundry sulit didapat karena pengusaha laundry jarang mengurus

izin usahanya. Usaha laundry muncul pada saat seseorang melihat

peluang bisnis dilingkungan padat penduduk yang sibuk bekerja ataupun

menempuh pendidikan. Banyaknya usaha laundry menunjukkan usaha

ini diminati oleh sebagian masyarakat karena modalnya relative kecil dan

prosesnya udah terutama untuk mencuci baju harian. Hampir setiap

perempuan dewasa bahkan laki-laki memiliki keahlian dalam hal cuci-

mencuci tersebut, perbedaannya pada tingkat keahlian agar cucian tidak

mudah sobek, warna tetap cemerlang, wangi, halus serta terlihat rapi

saat pakaian dikenakan.

Pekerjaan cuci-mencuci bisa dilakukan dirumah, tidak harus

menyewa tepat khusus untuk itu, sehingga memiliki peluang bisnis yang

menarik. Pekerjaan ini bisa menjadi pekerjaan sampingan bagi para ibu

rumah tangga apabila mampu melihat peluang bisnis dilingkungan

tempat tinggalnya. Usaha laundry merupakan jasa cuci pakaian yang

dimungkinkan memberikan nilai positif kepada pelanggannya karena bisa

meringankan pekerjaan rutinitasnya. Jasa ini merupakan peluang bisnis

yang menguntungkan bagi sebagian orang.

Model Kelompok Usaha Ibu Laundry ini adalah sebuah model

inovatif dalam upaya pemberdayaan perempuan melalui kelompok usaha

laundry yang terdiri ibu-ibu rumah tangga usia produktif yang memiliki

keinginan untuk maju dan berkembang dari kondisi yang terpuruk menjadi

lebih baik terutama dari segi ekonomi.

Pengurus Unit usaha Laundry pondok pesantren Khairul Ummah

menjelaskan:

336

Erick Namara, 101 Peluang Bisnis Sampingan Bagi Karyawan, ( Yogyakarta: Media Press, 2010) hal. 45

Page 269: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

251

“Unit usaha laundry di pondok pesantren Khairul Ummah yang

melibatkan 67 orang ibu-ibu dengan masing-masing ibu-ibu laundry

bertanggung jawab untuk menangani 10 - 15 orang santri.Unit

usaha laundry yang dikembangkan oleh pesantren ini memiliki

karakteristik yang khas yaitu pemberdayaan perempuan berbasis

pondok pesantren. Ibu-Ibu yang bergabung dalam bisnis usaha

laundry bukan hanya mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi

tetapi mereka juga mendapatkan pembinaan rohani yang dilakukan

pesantren melalui pengajian rutin setiap sore rabu”337

Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu ibu laundry

yaitu ibu zubaidah yang sudah ikut bergabung sejak tahun 2010

menjelaskan bahwa:

“Unit usaha laundry di pondok pesantren Khairul Ummah sangat

banyak memberikan manfaat bagi pemasukan ekonomi keluarga

kami, karena sejak bergabung dalam unit usaha laundry ini kami

bisa ikut membantu membiayai keuangan keluarga, selain itu

pekerjaan laundry ini bisa dilakukan dirumah tanpa harus

meninggalkan anak-anak dan pekerjaan rumah.”338

Usaha laundry bisa dijadikan pekerjan sampingan bagi ibu rumah

tangga, juga bisa sebagai pekerjaan utama bagi pengusaha, karena

selain caranya relative mudah dan modal usaha juga tidak terlalu besar,

tetapi keuntungan cukup besar, sehingga sangat tepat dikembangkan

sebagai upaya meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga.

Dalam aktivitas usaha laundry ada bentuk standar operasionalnya

dengan system sebagai berikut;

Pemberian nomor dan penembakan top pin

Pemisahan pakaian yang mudah luntur

Penggabungan pakaian

337

Wawancara dengan SA Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu Pada Tanggal 27 Februari 2019 338

Wawancara dengan ZB (Ibu-Ibu Laundry) Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu Pada Tanggal 27 Februari 2019

Page 270: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

252

Setelah proses pencucian maka dilanjutkan dengan proses

pengeringan. Pakaian yang keluar dari mesin cuci telah kering 80%, untuk

proses selanjutnya pakaian dikeringkan menggunakan tenaga matahari

agar dapat kering 100 %. Setelah proses pengeringan dilakukan, proses

seterika pakaian merupakan bagian terpenting dalam penggarapan

proses laundry. Setelah proses seterika selesai dilanjutkan dngan proses

penyemprotan pewangi dan pengepakan. Setelah proses packing,

dilanjutkan pemberian nama, nomor nota dan jumlah pakaian dengan

spidol. 339

Gambar 4.18

Peneliti Bersama Pengurus Unit Usaha Laundry Santri Putri

Menurut KH. Muhammad Mursyid sebagai pimpinan pondok

pesantren, tujuan unit usaha pesantren adalah memberdayakan

masyarakat dan bukan semata mencari keuntungan. Unit usaha pondok

pesantren merupakan salah satu sarana utama untuk memberdayakan

masyarakat agar terbebas dari kefakiran dan kekufuran. Dalam rukun

Islam hanya Syahadat saja yang tidak memerlukan biaya dan uang. Azas

kekeluargaan merupakan sikap yang menonjol dalam perilaku bisnis di

pesantren ini. Kekeluargaan disini bukan bermakna berdasarkan

hubungan darah, melainkan ikatan bathin dan komitmen yang telah

339

Observasi Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 28 Februari 2019

Page 271: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

253

dibangun antara pesantren, pemerintah, alumni pesantren dan

masyarakat disekitarnya.340

Gambar 4.19

Peneliti bersama ibu-ibu laundry

Pondok pesantren Khairul Ummah memposisikan aspek ekonomi

tidak lepas dari ibadah. Semua sektor usaha dijadikan ladang ibadah.

Dengan model pemberdayaan masyarakat dapat menumbuhkan dan

menimbulkan dampak positif kepada santri dan masyarakat.

Pengembangan masyarakat dalam bidang apapun, pada akhirnya harus

dilakukan secara terencana dan terprogram secara baik dan

kesinambungan. Dengan pola itulah, model pemberdayaan ekonomi

masyarakat di pesantren Khairul Ummah dapat disebut sebagai model

pemberdayaan perempuan berbasis pondok pesantren, sehingga hasilnya

dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Pentingnya peran pesantren untuk ikut serta dalam

memberdayakan perempuan adalah sebuah hal yang patut dikembangkan

saat ini. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam bukan hanya

sekedar mencetak guru ngaji atau ahli agama namun harus bisa menjadi

pioneer dalam wirausaha masyarakat, saah satunya adalah wirausaha

340

Wawancara dengan MM Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 28 Februari 2019

Page 272: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

254

yang dilakukan langsung oleh perempuan. Seperti dalam sejarah bahwa

ibunda Khadijah ra sebagai ummul mukminin dan istri tercinta Rasulullah

saw adalah seorang entrepreneur kaya raya, meskipun berstatus sebagai

seorang janda namun tetap semnagat dalam berwirausaha, dan

hasilnya dipertemukan dengan nabi Muhammad saw yang menjadikannya

istri dan sahabat dalam perjuangan dakwah Islam.

Gambar 4. 20

Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Di Pondok pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu

Dari bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pondok pesantren Khairul Ummah sebagai pesantren yang

mampu melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui

unit usaha pondok pesantren yaitu unit usaha laundry yang

dirintis sejak tahun 2007. Unit usaha laundry dikembangkan

pondok pesantren dengan pertimbangan semakin

bertambahnya jumlah santri dan penghematan sumber listrik

dan air.

2. Pondok pesantren Khairul Ummah, memilih bisnis usaha

laundry yang berjumlah 67 orang ibu-ibu rumah tangga yang

bergabung sebagai media bagi pemberdayaan ekonomi

masyarakat. Kegiatan bisnis usaha laundry merupakan kegiatan

pemberdayaan perempuan berbasis pondok pesantren. Model

pemberdayaan perempuan berbasis pesantren dengan nama

Kelompok Usaha Ibu Laundry (KUIL) ini diharapkan menjadi

solusi dari permasalahan ketidakmampuan ekonomi

masyarakat yang diukur dengan angka pendapatan rata-rata.

PESANTREN

Unit usaha

Laundry Masyarakat Kesejahteraan

Hidup

Page 273: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

255

3. Masyarakat dalam makna disini adalah ibu-ibu rumah tangga

yang terlibat dalam unit usaha laundry yang berdomisili disekitar

pondok pesantren. Ibu-ibu yang berminat untuk bergabung

dalam usaha laundry pondok pesantren dengan cara membuat

lamaran kepada pihak pengurus unit usaha laundry, jika

memenuhi persyaratan mereka akan dipanggil untuk

diwawancara dan dinyatakan diterima untuk bergabung dalam

unit usaha laundry pondok pesantren Khairul Ummah Indragiri

Hulu.

4. Kesejahteraan hidup merupakan sebuah kondisi dimana indvidu

memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain,

dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah

lakunya sendiri, dapat menciptakan dan mengatur lingkungan

yang kompatibel dengan kebutuhannya. Dengan bergabungnya

ibu-ibu rumah tangga dalam unit usaha laundry, mereka

berharap akan memberikan penambahan penghasilan ekonomi

yang berdampak bagi kesejahteraan hidup keluarga mereka.

Page 274: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

256

b. Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

Kehadiran kewirausahaan di tengah-tengah para santri dengan

tujuan untuk mengadakan perubahan sikap mental dan perilaku yang

bermanfaat dan memberikan bekal agar mampu berdiri atas kemampuan

sendiri untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Pelaksanaan

pemberdayaan ekonomi perlu diwujudkan dengan langkah-langkah

strategi yang diarahkan secara langsung pada santri dan masyarakat

untuk berwirausaha. Kegiatan l Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di

PP.Al-Amin Dumai dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu;

Pelatihan Usaha Budidaya dan Pengolahan produk Jamur Tiram

Permodalan

Pendampingan

Pemasaran

A. Pelatihan

1. Pelatihan Usaha Budidaya Jamur Tiram

Sosialisasi dan koordinasi kepada penanggung jawab pondok

pesantren dimaksudkan untuk memberitahukan kegiatan pemberdayaan

ekonomi masyarakat yang dilaksanakan di pondok pesantren Al-Amin

Dumai pada tanggal 25 Januari 2019 sampai dengan 30 Maret 2019 yang

dikuti oleh 4 pondok pesantren di Riau dengan masing-masing pondok

pesantren mengutus 15 – 25 orang santri untuk pelatihan life skills.

Tabel 4.15

Nama Pondok Pesantren Yang Mengikuti Pelatihan Life Skill

Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai341

NO NAMA PONDOK

PESANTREN

ASAL

KABUPATEN

JUMLAH

SANTRI

1 Anwarul Ulum Indragiri Hilir 25 orang

2 Ittihadul Muslimin Siak 15 orang

3 Al-Kautsar Pekanbaru 15 orang

4 Al-Furqan Dumai 20 orang

341

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 275: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

257

Pelatihan life skill teknik budidaya jamur tiram dilakukan agar santri

dapat memahami produk dari olahan jamur tiram berupa kerupuk jamur,

abon jamur, krispi jamur dan olahan lainnya yang berbahan dasar jamur,

yang diinginkan oleh pasar dan dapat melakukan budidaya jamur tiram

sesuai dengan keinginan pasar. Pelatihan dilakukan secara langsung di

rumah jamur sambil mempraktekkan teknik budidaya. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan keterampilan kepada santri.

Jamur tiram merupakan salah satu makanan yang cukup digemari

di Indonesia. Perkembangan dan pertumbuhan yang berlangsung cepat

dan rendahnya biaya produksi serta perawatan pada jamur tiram

memungkinkan untuk dibudidayakan secara luas. Diperkirakan pada

tahun 2019, dengan asumsi kenaikan pasar sekitar 5 % pertahun, maka

kebutuhan jamur tiram untuk wilayah Indonesia akan mengalami kenaikan

menjadi 21.900 ton/tahun. Padahal, kemampuan petani untuk

menyediakan baru sekitar 10.000-12.500 ton/tahun. Dari informasi

tersebut sudah jelas bahwa prospek budidaya jamur tiram ini sangat

baik.342

Jamur tiram merupakan salah satu sumber protein nabati yang

cukup tinggi dengan kandungan asam amino esensial yang beragam.

Tingginya kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram menjadi hal

yang mendasari perlunya verifikasi produk olahan jamur tiram, agar jamur

tiram semakin memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Gambar 4.21

Jamur Tiram di Rumah Jamur Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

342

Piryadi, Modul Pelatihan Budidaya Jamur Tiram, ( Jakarta: Agromedia Pustaka, 2019) hal.58

Page 276: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

258

Jamur tiram merupakan satu jenis jamur yang cukup mudah

dibudidayakan. Dikalangan masyarakat, budidaya jamur tiram ini sudah

tidak asing lagi didengar bahkan di seluruh Indonesia khususnya Riau,

karena produksi budidaya jamur tiram ini tidak terlalu sulit

dikembangkan bagi masyarakat yang sudah paham, hasil wawancara

dengan sumariyanto, beliau selaku pengelola budi daya jamur tiram

mengatakan bahwa: usaha budidaya jamur tiram ini sangat mudah

dikembangkan terutama di dataran tinggi bagian tropis dan hasil dari

budidaya ini juga sangat memuaskan dan menjanjikan. Selain itu jamur

tiram ini juga mengandung protein sampai 30% dan gizi dari jamur ini

juga tinggi, jenis jamur ini juga mudah di cerna oleh tubuh.343

Gambar 4.22

Peneliti Bersama pengelola Rumah Jamur di Pondok

Pesantren Al-Amin Dumai

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan untuk

membudidayakan jamur tiram sebagai berikut:

Sebelum pembuatan baglog untuk media tanam diutamakan

pemilihan bibit yang bagus dan berkualitas, setelah bibit dipilih diamkan 343

Wawancara dengan SM Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 12 Maret 2019

Page 277: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

259

selama satu minggu jika bibit tumbuh dengan cepat maka bibit tersebut

dikatagorikan berkualitas. Kemudian membuat baglog untuk 100 media

tanam budidaya jamur butuh 80 kg serbuk kayu bekas gergaji, 3 kg

kapur 10-15 kg bekatul, semua bahan itu dicampur sampai merata,

kemudian tamabah air sekitar 60 persen dari keseluruhan bahan. Cara

mengetahui media sudah tercambur rata dengan baik uji dengan

menggenggam air tidak keluar dan tidak pecah.

a.Proses fermentasi

Proses fermentasi ini adalah proses awal setelah selesai

membuat media tanam, sebelum menanam bibit proses fermentasi

didiamkan selama 5-10 hari tergantung kondisi. Hal ini bertujuan agar

proses pelapukan terjadi pada media tanam. Selama proses fermantasi,

suhu media tanam akan meningkat drastis mencapai 70 derajat celcius.

Dalam setiap hari harus melakukan pembalikan pada media tanam

untuk meratakan proses pelapukan. Proses fermentasi berguna untuk

membunuh jamur liar yang yang bisa menganggu pertumbuhan jamur

tiram tersebut.344

b. Proses Sterilisasi (Pembersihan Kuman)

Hasil wawancara pengelola rumah jamur mengatakan setelah

proses fermentasi selesai, maka kemudian media tanam dimasukan

kedalam drom, kemudian dipadatkan hingga terbentuk seperti botol

kemudian bagian atas plastik atau leher kantong plastik dipasangi ring,

disumbat dengan kapas kemudian dipasang penutup baglog sehingga air

tidak masuk kedalam. Setelah itu mulailah kukus baglog tersebut dengan

drom, proses ini harus mempunyai panas uap air dengan suhu sekitar 95

sampai 110 drajat selcius selama 8-10 jam.345

344

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019 345

Wawancara SM Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 12 Maret 2019

Page 278: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

260

c. Proses Pemindahan Bakteri dari Satu Tempat Ketempat

yang Lain (Inokulasi)

Hasil wawancara dengan pengelola rumah jamur, beliau

mengatakan memindahkan bibit atau bakteri kedalam media tanam harus

teliti jika tidak maka pertumbuhan jamur tersebut tidak stabil dan bahkan

miris benih tersebut tidak bisa tumbuh, dan sebelum memindahkan bakteri

ke dalam baglog atau media tanam alangkah baiknya mengecek

keseterilannya, supaya pertumbuhannya lebih maksimal dan cepat

berkembang.346

d. Proses Pemeraman

Hasil wawancara dengn pengelola rumah jamur mengatakan

pemeraman ini dilakukan di dalam ruangan yang suhunya 24-29 derajat

selcius dengan kelembapan 90-100%, dan disertai adanya cahaya dan

siklus udara yang masuk selama 1-2 jam. Menunggu proses pemeraman

ini membutuhkan waktu selama 15-30 hari, setelah 15 hari biasanya benih

sudah penuh, apabila benih sudah memenuhi baglog maka sudah siap

dipindahkan ke kumbung, apabila benihnya tersebut tidak memenuhi

baglog maka dikhawatirkan pemeraman ini gagal. Apabila proses ini gagal

maka jelas panennya juga gagal. Pengelola rumah jamur mengatakan jika

benih tidak penuh selama hari yang sudah ditentukan atau diprediksikan

berarti ada kesalahan yang terjadi saat pemindahan benih kedalam media

tanam. Sehingga benih tersebut tidak penuh dan hasilnya gagal.347

e. Rumah Jamur (Kubung)

Hasil wawancara, pengelola rumah jamur mengatakan setelah

benih yang diperam sudah penuh dalam mulut baglog kemudian

dipindahkan kerumah jamur atau sering disebut kumbung jamur.

pengalaman beliau dalam membuat rumah jamur berupa rak-rak yang di

buat dari bambu dan ditutup seperti rumah yang mampu menghindari

jamur dari sinar matahari terlalu lama, dan tempatnya harus standar

346

Wawancara SM Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 12 Maret 2019 347

Wawancara SM Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 12 Maret 2019

Page 279: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

261

sehingga jamur yang akan tumbuh nanti subur dan bagus. Setelah itu

mulut atau leher baglog yang sudah penuh dilubangi dengan kawat atau

silet yang sudah dipanaskan dan yang bersih, lubang itu nanti akan

menjadi tempat tumbuhnya buah jamur, setelah itu menunggu jamur

menembus plastik selama 1-2 bulan. Setelah selama pertengahan akhir

dua bulan jamur sudah mulai tumbuh membesar dan dan sudah mulai

dipanen.348

f. Panen dan Pemasaran

Sumariyanto mengatakan setiap jamur yang sudah dipanen dan

dipetik akan segera dipasarkan, pemasaran biasanya dengan diantar

sendiri kepasar tersebut dan sebagian ada yang mengambil sendiri

ketempat panennya. Dari beberapa hasil wawancara peneliti

menyimpulkan bahwa budidaya jamur tiram merupakan suatu usaha

yang tingkat pemasarannya memiliki nilai ekonomi tinggi dan

memberikan peluang besar bagi keluarga dan masyarakat yang

membudi dayakannya.

Dari hasil wawancara di atas peneliti juga menyimpulkan bahwa

ternyata pembudidaya jamur tiram ini harus maksimal dalam melakukan

langkah-langkah dan memindahkan benih, karena itu adalah salah satu

faktor kegagalan budidaya ini berkembang atau tidaknya. Dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi yang peneliti lakukan itulah

tahapan-tahapan atau proses yang dilakukan dalam membudidayakan

jamur tiram di pondok pesantren Al-Amin Dumai. Dari proses

pengamatan yang peneliti lakukan banyak manfaat dan ilmu kajian

yang bisa kita ambil dari penelitian ini, salah satunya adalah kita sudah

mengetahui cara membudidayakan jamur tiram tersebut jika nanti suatu

saat ada minat maupun keinginan untuk membangun suatu usaha

maka usaha ini cocok dengan penambahan pendapatan ekonomi, dan

usaha ini akan lebih cocok lagi dibangun oleh santri-santri yang gemar

348

Wawancara SM Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 12 Maret 2019

Page 280: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

262

berbisnis, usaha ini bisa menjadi peluang besar untuk membuat

perubahan agar hidup lebih sejahtera.

2. Pelatihan Kewirausahaan Pengolahan Produk Jamur Tiram

Pelatihan pengolahan produk jamur tiram ini dimaksudkan agar

sasaran mampu menganeka-ragamkan bentuk produk jamur tiram yang

dapat dijual kepada konsumen dan juga meningkatkan nilai tambah jamur

tiram. Produk olahan jamur tiram yang dilatihkan kepada santri sasaran

adalah produk yang dapat dijual pada usaha warung makan berbahan

dasar jamur tiram. Untuk itu dipilih olahan jamur tiram menjadi abon jamur

tiram, jamur tiram saus tiram, dan kerupuk jamur tiram. Pelatihan

kewirausahaan pengolahan produk jamur tiram dilakukan di pondok

pesantren Al-Amin Dumai.349

Pelatihan pengolahan dilakukan agar santri sasaran mampu

melakukan pengolahan mulai dari persiapan pengolahan sampai dengan

pengemasan produk olahan jamur tiram. Pelatihan dilakukan dengan

melibatkan santri sasaran secara langsung dalam semua tahapan

pengolahan jamur tiram yang dipandu oleh pelatih dan dibantu oleh

beberapa santri senior pondok pesantren Al-Amin Dumai. Setelah proses

pengolahan selesai, santri sasaran dilatih untuk menghitung biaya pokok

produk olahan pangan yang dihasilkan, dan didiskusikan harga jual

produk tepat untuk produk tersebut. Santri juga diajak untuk

mendiskusikan varian produk yang dapat dijual kepada konsumen dengan

memanfaatkan olahan jamur tiram tersebut.350

Melalui pelatihan ini, setiap peserta diberikan pemahaman konsep-

konsep kewirausahaan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberi

wawasan yang lebih menyeluruh dan aktual. Semangat dan wawasan

dapat dibentuk melalui pelatihan usaha, sehingga dapat melihat peluang-

peluang usaha yang masih sangat terbuka. Setelah adanya pelatihan

usaha santri di pondok pesantren Al-Amin Dumai maka mereka telah

349

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019 350

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 281: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

263

memiliki jenis keterampilan tertentu dan memiliki pemahaman terhadap

konsep kewirausahaan. Dari pelatihan usaha ini santri dapat memperbaiki

dan meningkatkan pengetahuan tentang kewirausahaan yang nantinya

dapat menunjang perkembangan pondok pesantrennya masing-masing.351

B. Permodalan

Pemberian bantuan modal merupakan bantuan dalam

meningkatkan pemberdayaan ekonomi santri untuk perkembangan

usahanya. Berdasarkan wawancara peneliti dengan pimpinan pondok

pesantren Al-Amin Dumai yaitu;

“Bantuan modal untuk pemberdayaan ekonomi santri sebagian

besar dari pihak pondok pesantren yang mengikuti pelatihan

budidaya usaha jamur tiram secara mandiri dan sebagian berasal

dari para donatur.”352

Dengan adanya bantuan modal dari pondok pesantren yang

mengikuti pelatihan maupun bantuan dana dari luar bisa meningkatkan

pemberdayaan ekonomi santri melalui budidaya jamur tiram.

Pembangunan usaha melalui pembinaan modal diharapkan akan mampu

untuk meningkatkan wirausaha selama ini kurang baik. Untuk

mendapatkan dukungan keuangan yang cukup stabil, perlu mengadakan

hubungan kerjasama yang disalurkan melalui kemitra usahaan lainnya.353

Penambahan modal dari lembaga keuangan, sebaiknya diberikan

bukan untuk modal awal tetapi untuk modal pengembangan. Dalam

konteks membuka usaha, peranan uang dalam bentuk modal, hampir

pasti menjadi kebutuhan utama dan modal merupakan suatu hal yang

mutlak tidak bisa dihindari dalam membuka usaha.

351

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019 352

Wawancara dengan ZA Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 10 Maret 2019 353

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 282: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

264

C. Pendampingan

Dalam rangka pemberdayaan ekonomi santri tidak hanya

melakukan pelatihan yang harus dilakukan pondok pesantren Al-Amin,

apabila dengan hanya dengan pelatihan saja hal ini sangat sulit untuk

direalisasikan secara nyata oleh karena itu perlu adanya pendampingan

secara langsung kepada para santri. Tahap pendampingan sebenarnya

tidak harus diberikan, hanya karena biasanya pelaku usaha tidak dapat

mengendalikan usahanya, maka perlu pendampingan. Pendampingan

dilakukan dengan tujuan sebagai berikut;

a. Peningkatan Ekonomi Santri Dalam Wirausaha

Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks.

Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan

dari kehidupan masyarakat, sebagian demi sebagian tradisi yang ada

akan bergeser atau bahkan mungkin hilang sama sekali karena digantikan

oleh pola kehidupan baru pada masa mendatang yang diperkirakan akan

semakin kompleks.

Kecenderungan pola kehidupan yang muncul dipermukaan dewasa

ini, ditunjang oleh laju perkembangan teknologi dan arus gelombang

kehidupan global yang sulit atau tidak mungkin dibendung, hal ini

mengisyaratkan bahwa kehidupan masa mendatang akan menjadi syarat

pilihan yang rumit. Situasi kehidupan semacam itu tentunya dapat

menyebabkan manusia menjadi serba bingung atau bahkan larut kedalam

situasi baru tanpa memiliki ketahanan hidup yang memadai.

Pengembangan jiwa kewirausahaan dimaksudkan sebagai proses belajar

dengan tujuan membantu masyarakat dalam rangka memperluas

pengetahuan serta kecakapan demi mendapatkan pengetahuan dan

kecakapan baru untuk mencapai kesejahteraan hidup secara lebih efektif.

Beberapa langkah pengembangan kewirausahaan adalah:

pertama, menjaga konsisten sikap kewirausahaan yang telah terbentuk;

kedua, membina tumbuhnya usaha-usaha baru perluasan usaha yang

sudah ada; ketiga, memperluas akses-akses pasar; keempat,

Page 283: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

265

memperluas akses terhadap sumber permodalan dan kemampuan modal

organisasi dan manajemen; kelima, meningkatkan dan memanfaatkan

kemitraan.

Melihat betapa pentingnya wirausaha, maka alangkah baiknya para

santri di pondok pesantren di provinsi Riau menjadi generasi penerus

bangsa ini, dibimbing dan diarahkan serta difasilitasi untuk mendalami

wirausaha. Sejalan dengan hal itu, pondok pesantren Al-Amin sebagai

lembaga yang bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial dan

ekonomi, berupaya memberikan jalan keluar bagi dilema yang dihadapi

para santri yang dibina agar menjadi manusia yang mandiri. Pimpinan

PP.Amin menjelaskan bahwa;

“Bagi para santri memiliki kegiatan yang terkait dengan bidang

wirausaha, kegiatan ini bermanfaat untuk pembelajaran bagi para

santri dalam bidang wirausaha, kegiatan ini pada dasarnya

bertujuan untuk melatih dalam bidang wirausaha agar nantinya bisa

mandiri.”354

Gambar 4.23

Peneliti membungkus Jamur Tiram yang baru di panen

bersama santri di pondok pesantren Al-Amin Dumai

Pada dasarnya para santri yang mengikuti praktek wirausaha

awalnya memang tidak diberi materi khusus mengenai materi-materi yang

berkaitan dengan wirausaha, namun hal ini langsung dilibatkan untuk ikut

354

Wawancara dengan ZA Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 10 Maret 2019

Page 284: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

266

pelaksanaan praktek wirausaha, sehingga hal ini perlu adanya pelatihan

dan juga pendampingan selama menjalankan praktek wirausaha. Selama

menjalankan praktek wirausaha ini para santri diberi pembinaan dan

pengarahan oleh tenaga pendamping yang berpengalaman. Para santri

diajari tata cara melayani konsumen dan tata cara dalam berdagang dan

lain-lain.

Adanya praktek wirausaha selain bermanfaat bagi santri juga

bermanfaat bagi pondok pesantren Al-Amin itu sendiri. Hal ini terbukti dari

hasil praktek wirausaha yang dilakukan oleh para santri bisa digunakan

untuk memenuhi kebutuhan pondok pesantren Al-Amin. Hal ini

menjadikan pondok pesantren Al-Amin lebih maju dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya.

b. Pemberian Motivasi dan Kerja Santri

Pada dasarnya kehendak para santri untuk bekerja pada jenis

pekerjaan tentu akan selalu dilandasi oleh motivasi. Keberadaan motivasi

bisa bersifat individual maupun kolektif, motivasi inilah yang menyebabkan

perbedaan jenis pekerjaan yang dipilih oleh setiap santri. Dengan kata lain

kehidupan pondok pesantren yang bekerja dalam bidang pemberdayaan

ekonomi santri didorong oleh rasa tanggungjawab untuk melestarikan dan

mengembangkannya sebagaimana yang dijelaskan oleh pimpinan PP Al-

Amin Dumai;

“Agar para santri mempunyai motivasi berwirausaha dan mampu

bergerak yang menuntut untuk berbuat kearah pencapaian

tujuan.”355

Untuk memberikan wawasan yang lebih baik menyeluruh dan

aktual sehingga dapat menumbuhkan motivasi, mendorong dan

membimbing para santri dalam mengembangkan usahanya.

355

Wawancara dengan ZA Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 10 Maret 2019

Page 285: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

267

Dari wawancara peneliti dengan para informan, dapat disimpulkan

bahwa terdapat tiga motivasi utama yang menyebabkan pondok

pesantren Al-Amin sebagai wadah dalam pemberdayaan ekonomi santri

yaitu :

Pertama, karena penghasilan yang diterima relatif dapat mencukupi

kebutuhan pondok pesantren walaupun tidak lebih.

Kedua, motivasi santri bekerja mengembangkan keterampilan yang sudah

ada cukup untuk memasuki dunia kerja.

Ketiga, aspek ekonomi menjadi alasan bagi para santri untuk menekuni

pekerjaan praktek kewirausahaan.356

D. Pemasaran

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting di sebuah usaha

pemberdayaan ekonomi santri melalui budidaya jamur tiram. Pasar disini

tidak berarti berupa tempat saja, seperti pasar modern atau pasar

tradisional, tetapi juga bisa berupa lapisan masyarakat, seperti golongan

ekonomi kuat atau golongan ekonomi lemah.

Begitupun dengan pemberdayaan ekonomi yang dilaksanakan oleh

pondok pesantren Al-Amin, dalam pelaksanaan wiraswasta santri diberi

kebebasan dalam menentukan pengelolaan dan pemasaran dan juga

untuk menciptakan taktik atau tindakan pelaksanaan. Bahwa pemasaran

jamur tiram yang para santri lakukan dengan cara mengantarkan

langsung kepada pelanggan di pasar dan ada juga mengambil langsung

pondok pesantren Al-Amin Dumai.

Kegiatan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan budidaya

jamur tiram di pondok pesantren Al-Amin Dumai, sampai dengan akhir

kegiatan Maret 2019 belum dapat menghasilkan jamur tiram secara

maksimal, yang disebabkan karena kelembaban udara yang belum

memenuhi syarat tumbuh jamur tiram. Usaha untuk meningkatkan

kelembaban telah dilakukan, namun belum dapat mencapai tingkat

356

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 286: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

268

kelembaban yang optimal bagi pertumbuhan jamur tiram diperkirakan

pada bulan November atau pada musim penghujan, jamur tiram di rumah

jamur (kobong) dapat tumbuh dengan baik, sehingga menunjukkan

keberhasilan peningkatan keterampilan santri dalam produksi jamur tiram.

Pelatihan kewirausahaan pengolahan jamur tiram mampu membangkitkan

motivasi santri untuk berwirausaha.

Gambar 4.24

Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Pondok Pesantren

Al - Amin Dumai

Dari bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu;

1) Pondok pesantren Al-Amin Dumai merupakan pesantren yang

mengembangkan kewirausahaan untuk kegiatan pemberdayaan

ekonomi masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan

ekonomi masyarakat berupa pelatihan life skill pada santri dalam

bentuk budi daya dan pengolahan produk jamur tiram.

2) Unit usaha budidaya jamur tiram merupakan ciri khas pondok

pesantren Al-Amin Dumai yang mulai dirintis sejak tahun 2014.

Pengelolaan budidaya jamur tiram terus berkembang dan pada

tahun 2017 mendapat bantuan tambahan 1 unit rumah jamur dari

Bank Indonesia. Jamur tiram sendiri merupakan tumbuhan organik

yang kaya akan kandungan gizi dan sangat berkhasiat untuk tubuh

PESANTREN

Unit usaha

Budidaya

Jamur Tiram

Melalui

Pelatihan

usaha jamur

Tiram dan

pengolahan

produk

jamur tiram

Santri dan

masyarakat

Kesejahteraan

Hidup

Page 287: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

269

manusia. Selain budidaya jamur tiram, juga dilakukan proses

pengolahan produk berbahan dasar jamur tiram seperti kerupuk

jamur, abon jamur, jamur krispy dan keripik jamur.

3) Kegiatan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan jamur tiram

di pondok pesantren Al-Amin Dumai melibatkan santri yang berasal

dari 4 kabupaten di provinsi Riau, mereka mengikuti pelatihan

selama 2 bulan terhitung dari tanggal 25 Januari – 30 Maret 2019.

4) Dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan tersebut santri dan

masyarakat diajak mengenal kemampuan dan

mengembangkannya sikap mental kewirausahaan melalui unit

usaha budidaya jamur agar dapat mengembangkannya secara

penuh dalam kehidupan sehingga terwujudnya kesejahteraan hidup

warga masyarakat.

Page 288: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

270

c. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

Secara historis, pesantren semula merupakan pendidikan agama

yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di negara ini pada abad

ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin

teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian yang telah

merumuskan kurikulumnya, yakni pengajaran tentang ilmu-ilmu agama

Islam. Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat

menginap bagi para santri, yang kemudian disebut pesantren. Meski

bentuknya masih sangat sederhana, pada waktu itu pendidikan ini

merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang terstruktur, sehingga

pendidikan ini dianggap sangat bergengsi.

Namun zaman telah berubah, banyak tokoh pesantren yang

memandang bahwa peran dan fungsi pesantren tidak lagi bisa

dipertahankan hanya dengan berkutat dengan subkultur mereka yang

hanya mengfokuskan pada hanya pengetahuan agama semata. Sebab,

sebagaimana institusi pendidikan keagamaan lain, pesantren juga tidak

bisa kedap terhadap perubahan (change) dan pembaharuan (reform).

Untuk tetap aktif, lembaga pesantren harus melakukan serangkaian

transformasi yang disebut dinamisasi dan modernisasi, tak terkecuali

dengan pesantren-pesantren yang terdapat di Provinsi Riau.

Oleh sebab itu, seiring perubahan zaman pondok pesantren perlu

lebih diberdayakan dan diperkuat lagi. Sehingga para santrinya

diharapkan lebih memiliki mental untuk berkompetisi ketika mereka telah

menyelesaikan studinya di pesantren. Salah satu hal penting yang harus

diberdayakan adalah potensi jiwa kewirausahaan/entrepreneurship para

santri.

Pelatihan kewirausahaan merupakan salah satu langkah terpenting

untuk membangun dan mengembangkan ekonomi bangsa Indonesia.

Salah satu masalah mendasar yang hingga kini menjadi tantangan

terbesar bangsa Indonesia adalah masalah pembangunan ekonomi.

Padahal pembangunan ekonomi yang akan memberikan pertumbuhan

Page 289: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

271

dan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Dalam hal ini, problem yang

dihadapi bangsa Indonesia adalah seiring bertambahnya sumber daya

manusia malah justru mengakibatkan bertambah banyak pula

pengangguran. Oleh sebab itu, untuk membangun ekonomi Indonesia

semakin dirasakan pentingnya peran wirausahawan, karena

pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh para wirausahawan

yang sukses dalam usahanya. Sebab, dari peran wirausahan inilah akan

terbentuk lapangan-lapangan kerja yang variatif.

Dalam upaya membuka lapangan kerja baru, maka diperlukan

pelatihan kewirausahaan bagi beberapa komponen masyarakat,

khususnya di kalangan para santri. Dalam rangka untuk membangkitkan

semangat berwirausaha dan menggali potensi, bakat dan minat para

santri dalam hal wirausaha inilah pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru membuka peluang untuk mengikuti pembelajaran life skills

(kecakapan hidup) berbasis kewirausahaan.

Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru memiliki program-program yang diadakan untuk

mengembangkan potensi. Hasil penelitian akan menunjukan perencanaan

Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru dalam merencanakan pembelajaran life skills berbasis

kewirausahaan, proses pelaksanaan pembelajaran life skills berbasis

kewirausahaan, yang diselenggarakan Komunitas Balai Latihan Kerja

(BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru. Berikut uraian

pemaparan wawancara yang dilakukan dengan pengelola, pengajar dan

peserta didik:

a. Persiapan

Pembelajaran Life Skills berbasis kewirausahaan diawali dari

penyusunan perencanaan kurikulum pembelajaran untuk menentukan

target yang hendak dicapai, identifikasi keadaan masyarakat sekitar,

identifikasi peserta didik, menentukan pendidik, persiapan materi, jadwal,

persiapan lokasi dan alat – alat yang dibutuhkan. Persiapan-

Page 290: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

272

persiapan pembelajaran dibuat untuk mempermudah digapainya target

output.

Dalam melaksanakan program diperlukan pencermatan identifikasi

kebutuhan, pencermatan menentukan tutor, menjaring peserta didik,

menyiapkan kurikulum, pelaksanaan terkonsep dan evaluasi Kalender

pendidikan memudahkan dalam menjalankan program-program

Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru.

Hal ini serupa dengan keterangan yang disampaikan ustad Rico

Rusdi selaku salah satu pengelola life skills Komunitas Balai Latihan

Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, yaitu perlu

banyak persiapan sebelum melaksanakan satu program, dari penyiapan

kurikulum, tutor hingga alat-perlengkapannya. Hal-hal lain seperti jadwal

(kalender pendidikan), modul atau buku pegangan. Kurikulum mengacu

pada kurikulum pemerintah yang disesuaikan dengan keadaan.357

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan penerapan persiapan-persiapan

yang dilakukan sebelumnya. Komponen-komponen dalam pelaksanaan

pembelajaran life skills berbasis kewirausahaan meliputi:

1). Peserta didik/Warga Belajar

Peserta didik merupakan objek sasaran pengembangan dan

pemberdayaan, disini pengelola Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK)

pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru menyampaikan peserta didik

memiliki usia produktif dan berkeinginan untuk memperbaiki

kehidupannya. Warga belajar atau biasa disebut juga murid Komunitas

Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

adalah Laki-laki atau perempuan yang mengikuti program - program

yang diselenggarakan BLK dan selanjutnya mengikuti pola pembelajaran

357

Wawancara RR di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019

Page 291: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

273

interaksi yang berlangsung di Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK)

pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru.

Program-program tersebut ditujukan kepada peserta didik program

kesetaraan dan masyarakat umum yang memiliki usia produktif. Pada

pelaksanaannya peserta didik kesetaraan banyak terlibat aktif dengan

pertimbangan peserta didik program kesetaraan dapat memiliki

kecakapan hidup yang bisa diaplikasikan setelah lulus dari BLK. Hal ini

sesuai dengan wawancara dengan Ustad Rico Rusdi selaku pengelola

Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru, yaitu :

Program-program life skills di Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru diperuntukan bagi peserta didik Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru yang terdiri dari peserta program kesetaraan dan masyarakat umum yang memiliki usia produktif, dalam artian mereka masih berusia dibawah 30 tahun, terkadang ada yang meminta dilonggarkan namun program ini dilakukan supaya peserta didik mendapatkan keterampilan dan setelah lulus sudah siap dalam dunia kerja maupun siap berwirausaha.358

Dari beberapa keterangan dapat disimpulkan bahwa peserta didik

yang mengikuti life skills Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok

pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru berasal dari peserta didik

kesetaraan, masyarakat umum, sedangkan dilihat dari asal kecamatannya

peserta didik datang dari berbagai wilayah di provinsi Riau, namun juga

ada beberapa dari luar provinsi Riau. Program-program tersebut ditujukan

kepada peserta didik program kesetaraan dan masyarakat umum. Pada

pelaksanaannya peserta didik kesetaraan banyak terlibat aktif dengan

pertimbangan peserta didik program kesetaraan dapat memiliki

kecakapan hidup yang bisa diaplikasikan setelah lulus dari Komunitas

Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru.

358

Wawancara RR di pondok pesantren Al-Mujatahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019

Page 292: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

274

2). Pendidik/Tutor life skills

Tutor atau pengajar untuk life skills berasal dari beberapa latar

belakang, meskipun demikian untuk menambah daya pikat program

sebagian pengajar merupakan lulusan program Komunitas Balai Latihan

Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru yang sudah

mahir dan tidak jarang memiliki usaha dirumahnya.

Pendidik atau pengajar dalam berbagai pelatihan di Komunitas

Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

terdiri dari akademisi, praktisi, maupun pemerintah instansi terkait. Mereka

akan dihubungi oleh pamong baik bertemu langsung ataupun melalui

pesawat telpon. BLK memiliki berbagai chanel sehingga dalam pemilihan

pendidik pun dilakukan secara selektif. Pemilihannya tergantung dengan

program yang diambil. Pengajar secara umum memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik, mampu menyampaikan materi pada peserta

didik dengan penuh kesabaran, mengingat peserta didik di Komunitas

Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

memiliki beragam latar belakang. Peserta didik akan paham, mampu

menerima keterampilan apabila pengajar berkompeten.

3) Tujuan

Tujuan dilaksanakan pembelajaran life skills adalah untuk

memberikan pengetahuan baik teori maupun praktek pada peserta didik,

hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh ustad Rico Rusdi selaku

salah satu pengelola “Program-program ini dimaksudkan untuk

memberikan bekal pengetahuan kepada peserta didik baik teori maupun

praktek sehingga setelah melalui program ini mereka dapat menggunakan

apa yang didapatnya dalam kehidupan sehari-hari, syukur-syukur

berlanjut hingga membuka usaha, sukses menjadi wirausaha”.359

359

Wawancara RR di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019

Page 293: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

275

Hal senada disampaikan Oleh Surya Putra salah satu peserta didik

“Saya mengikuti program ini supaya bisa memiliki keterampilan, bisa mengisi hari-hari luang saya untuk kegiatan yang bermanfaat, menambah pengalaman, menambah kenalan, kan bisa untuk mempermudah kalau-kalau besok membuka usaha. Disamping itu keterampilan kan semua bermanfaat dan berguna, apalagi kalau dalam berumah tangga, tentunya kan lebih mudah bila bisa melakukan banyak hal tanpa harus tergantung dengan orang lain”360 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran life skills berbasis kewirausahaan yaitu membekali peserta

didik baik pengetahuan teori maupun praktek, untuk kemudahan dan

perbaikan kehidupan peserta didik pada waktu yang akan datang.

4) Metode

Metode yang dipakai dalam pembelajaran life skills meliputi

penyampaian teori melalui ceramah, Tanya jawab, dan praktek.

Pelaksanaannya classical dan pendidik bersikap fleksibel dalam

terlaksananya proses, hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak

Mahmud Mansur, selaku pamong/pendidik, yaitu

“Pelaksanaan pembelajaran life skills didahului teori, metode ceramah untuk mentransfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik dilanjutkan dengan praktek, saat praktek pendidik mengusahakan tetap pembelajaran secara classical namun seringkali satu dengan lainnya berbeda kemampuan sehingga untuk mengejar ketersampaian ilmu maka terpaksa dilakukan secara personal, namun ini terbatas untuk kasus-kasus yang agak sulit, kalau yang mudah jelas tidak”361

Hal senada disampaikan juga oleh Iwan Setiawan salah satu peserta

didik

“Pembelajaran seperti biasanya diawali perkenalan, teori dilanjutkan praktek. Kurang lebih seperti itu, setiap peserta didik saling membantu bila ada kesulitan namun bila mana hal yang sulit

360

Wawancara SP di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 03 April 2019 361

Wawancara MM di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 04 April 2019

Page 294: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

276

yang dihadapi, kami juga bertanya kepada pendidik, lagian pendidiknya juga enak-enak kok. Santai dalam pembelajaran dan mudah dimengerti apa yang disampaikan”.362

Berdasarkan beberapa wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

metode yang digunakan dalam pembelajaran life skills berbasis

kewirausahaan adalah ceramah, tanya jawab dan praktek.

5) Media

Media merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Materi yang akan disampaikan menentukan media apa

yang sesuai, sehingga peserta didik mampu memahami secara lebih

mudah. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang akan

disampaikan, hal itu untuk mempermudah peserta didik menangkap apa

yang disampaikan pendidik. Alat atau atau media yang digunakan adalah

papan tulis, buku/modul, gambar-gambar, LCD jika dibutuhkan presentasi

dan alat sesuai life skills yang diajarkan.

Hal senada disampaikan oleh bapak Mahmud Mansur yaitu;

“media yang sering digunakan pendidik adalah papan tulis(white board), snowman ,alat-alat pendukung seperti LCD, gambar, peraga, hingga alat atau mesin yang diexplorasi.363 Hal senada disampaikan oleh Budiman, salah satu peserta didik

yang mengikuti program life skills, Saat belajar pendidik menerangkan

dipapan tulis, kadang juga menggunakan LCD saat mengajar teori dan

saat praktek, kami melakukan dengan alat-alat yang tersedia di Komunitas

Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru.364

6) Kurikulum

Penyusunan kurikulum mengacu pada landasan edaran pemerintah

yang selajutnya disesuaikan melalui musyawarah, hal ini sesuai dengan

362

Wawancara IS di pondok pesantren Al- Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 03 April 2019 363

Wawancara MM di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 04 April 2019 364

Wawancara BD di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 03 April 2019

Page 295: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

277

yang disampaikan ustad Rico Rusdi pengelola life skills Komunitas Balai

Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

“Kurikulum berpedoman pada pemerintah, selanjutnya dalam perjalanannya ada kendala-kendala, evaluasi dari kendala yang dijumpai dijadikan rujukan untuk menyesuaikan (ditambah/dikurangi). Selanjutnya dilihat apakah masih relevan dengan dunia usaha dan industry saat ini atau tidak. Kurikulum kan uraian dari program, didalamnya ada kalender academic/pelaksanaan, hal-hal yang ditempuh untuk mencapai tujuan, strategi-strategi, upaya-upaya yang dilaksanakan. selanjutnya kurikulum difungsikan untuk memudahkan menjalankan pembelajaran. Kurikulum dibentuk melalui musyawarah mempertemukan yang berkepentingan, dengan demikian peserta didik akan menerima pembelajaran yang memiliki kurikulum yang fleksibel, pembelajaran mudah dipahami.365

7) Materi

Pamong melakukan analisis terhadap kebutuhan untuk

menentukan materi apa yang akan dilaksanakan, berapa jumlah

pembelajaran dilaksanakan. termasuk kesesuaian dengan kebutuhan di

provinsi Riau. Peserta didik memiliki beberapa potensi sehingga BLK pun

telah melakukan beberapa program sesuai potensi peserta didik dan

sesuai dengan perkembangan zaman. Peserta didik diperbolehkan

mengikuti beberapa bidang yang diminati. Seperti penuturan salah satu

peserta didik yaitu;

“Program-program di Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru yaitu pelatihan life skills dibidang otomotif. sebagian memang sesuai dengan apa yang diminati peserta didik sehingga mereka antusias mengikuti kegiatan.366 Pelatihan dan pendampingan ini dilakukan 3 tahap. Untuk tahap

pertama dilakukan kurang lebih selama 7 (tujuh), bulan yaitu 24 April – 30

November 2018 untuk pelatihan mekanik junior sepeda motor yang diikuti

365

Wawancara RR di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019 366

Wawancara IS di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 03 April 2019

Page 296: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

278

oleh 25 peserta. Dan tahap kedua pada tanggal 10 Januari – 20 februari

2019 yang diikuti oleh 20 orang peserta dari kalangan pemuda-pemuda

dikawasan sekitar di Marpoyan Damai untuk mengikuti pelatihan otomotif.

Diharapkan, dengan mengikuti pelatihan otomotif tersebut dapat

meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan perekonomian masyarakat

sekitar pesantren. Paket pelatihan otomotif itu adalah bentuk perhatian

pemerintah pusat kepada warga Marpoyan Damai melalui pondok

pesantren Al-Mujtahadah dan tahap ketiga pada tanggal 08 Mei – 31 Mei

2019 untuk pelatihan service sepeda motor yang diikuti oleh 16 orang

peserta. Instruktur dan narasumber ini menghadirkan dari Tim Balai

Latihan Kerja Provinsi Riau dan Guru-guru professional dari SMK jurusan

lokomotif di Pekanbaru.Tim ini sudah sangat profesional dalam

mendampingi pemberdayaan masyarakat, seperti melakukan

pendampingan pelatihan mekanik dan service sepeda motor.367

8) Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan oleh pendidik rata-rata menggunakan

modul atau power point yang telah disusun pendidik dari rumah yang telah

disesuaikan materinya dengan kurikulum dan poin-pon yang perlu dicapai.

Namun tetap tidak menutup kemungkinan menggunakan modul yang

diterbitkan oleh pemerintah, hal ini sesuai pernyataan dari ustad Rico

Rusdi, pengelola life skills yaitu: “pendidik menyusun power point atau

modul sendiri sebelum memberikan pembelajaran, sebagian memang

sebelum praktek harus ada hal-hal yang mesti diketahui untuk

mempermudah jalannya pembelajaran dan untuk menghindari hal-hal

yang tak diinginkan”.368

9) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan akan terlaksana dengan

baik dengan beberapa hal yang ditempuh di Komunitas Balai Latihan

Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru meliputi”

367

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, April 2019 368

Wawancara RR di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019

Page 297: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

279

a). Identifikasi

Alokasi waktu pembelajaran didasarkan waktu yang paling

memungkinkan untuk peserta didik bisa banyak hadir. Dalam

pembelajaran diharapkan peserta didik secara kontinyu hadir. Seperti

yang diungkapkan ustad Rico yaitu kita berusaha secara persuasive agar

peserta didik hadir kontinyu.

b). Penyadaran bersama akan perbaikan hidup

Peserta didik sebagian berasal dari provinsi Riau rata-rata telah

memiliki target atau harapan setelah menempuh pelatihan. Namun baik

dari pengelola, tutor, pendidik tetap selalu menyemangati mereka agar

tetap memiliki optimis dalam hidup sehingga peserta didik di masa

mendatang lebih mandiri dengan keterampilan yang diperoleh dari

pelatihan Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru. Selanjutnya peserta didik setelah lulus

diharapkan dari program tersebut dapat lebih siap menghadapi

persaingan baik di dunia kerja maupun di dunia usaha.

Bagi peserta didik paling utama adalah perbaikan nasib adalah

tujuannya, masuk dan mengikuti pelatihan sebagai salah satu usaha untuk

mencapai itu. Peserta didik berbeda-beda dalam menyikapi hal tersebut,

karena memang memiliki beragam latar belakang, mereka ada yang

bekerja dirumah dan ada pula bekerja dengan orang lain. Tidak hanya

latar belakang yang berbeda Keinginan peserta didik berbeda-beda, ada

yang sekedar mengisi waktu ada juga yang memang murni ingin

menghendaki memiliki keterampilan tersebut, sehingga ini menjadi

aktifitas utama.

Mereka yang dari luar daerah biasanya pendatang yang mengadu

nasib sambil menempuh pendidikan di kesetaraan Komunitas Balai

Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru. Pada

umumnya mereka menghendaki setelah menempuh pendidikan dan

Page 298: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

280

pelatihan di Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-

Mujtahadah Pekanbaru mereka memiliki kehidupan yang lebih baik. 369

c). Keselarasan waktu

Berjalan dengan lancar ketika satu, dua program berjalan

sesuai dengan perencanaan dan ketepatan pengambilan waktunya.

Bahwa pengaturan pelaksanaan program dilakukan oleh

pengelola/pamong mendasarkan pada penjadwalan life skills.

Pelaksanaaan program butuh perencanaan yang matang sehingga hasil

sesuai dengan harapan, dari penentuan program apa yang sesuai dengan

masyarakat, persiapan pengajar, hingga sarana dan prasarana.370

d) Penguasaan kecakapan Personal dengan Penyampaian

kisah sukses

Program akan berhasil hingga akhir bila pelaksanaan program

berjalan dengan lancar untuk kelancaran program perlu digali alasan

terkuat peserta didik mengikuti pembelajaran life skills dan potensi input

program di Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru.

Salah satunya melalui penyampaian kisah sukses. Banyak peserta

didik yang telah membangun bisnis mandiri dan sudah memiliki beberapa

cabang. Beragam kisah sukses kedepan akan dijadikan buku/clipping

sebagai penyemangat untuk peserta didik yang memilih dijalur pendidikan

ini.

e) Terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli

Pelaku usaha dalam hal ini praktisi yang dipilih Komunitas Balai

Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, mereka

akan berinteraksi dengan peserta didik langsung sehingga dari interaksi

tersebut ada manfaat. Diantaranya pelaku usaha sering menawarkan

peluang untuk kerjasama bagi peserta yang memiliki potensi. Hal ini

369

Observasi di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 05 April 2019 370

Observasi di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 05 April 2019

Page 299: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

281

sesuai dengan wawancara dengan Bapak Mansur, selaku

pendidik/pamong

“Kemarin ada yang menawari peserta didik laki-laki, kalau mau buka usaha akan dimodali oleh pelaku usaha yang kebetulan adalah narasumber. Ia tinggal berangkat saja, masalah tempat dan peralatan sudah dicukupkan”.371 f) Penilaian kompetensi

Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-

Mujtahadah Pekanbaru menilai hasil kompetensi, dalam hal ini karya yang

sudah dihasilkan peserta didik life skills dinilai.

g) Pendampingan usaha

Pendidik menyampaikan pentingnya memiliki ketrampilan di zaman

sekarang dan menuturkan beberapa peserta didik yang telah sukses

setelah memiliki kemampuan/ketrampilan yang didapatkan dari pelatihan

life skills di Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru. Pengajar memberikan gambaran daerah

provinsi Riau dimasa mendatang akan membutuhkan banyak orang yang

memiliki keterampilan.

10) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang digunakan pembelajaran life skills

dipilih yang sesuai, Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok

pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru menggunakan gedung khusus untuk

pelatihan-pelatihan life skills yang sifatnya singkat dan tidak memerlukan

alat khusus atau memerlukan alat khusus namun masih memungkinkan

untuk pelatihan acara ditempat itu, hal ini seperti yang diungkapkan oleh

ustad Rico Rusdi

“Pelaksanaan paling sering di gedung Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, gedung BLK sebagai tempat pertemuan meskipun siang sedikit gerah

371

Wawancara MM di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 04 April 2019

Page 300: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

282

namun tempat ini termasuk tempat yang cukup representative bisa menampung peserta yang lumayan banyak. 372 11). Sumber Pendanaan

Pelaksanaan program life skills yang diselenggarakan

menggunakan beberapa sumber pendanaan, sesuai disampaikan oleh

ustad Rico Rusdi yaitu;

“Operasional sehari-hari berasal dari APBD, sedangkan APBN yang pusat hanya alat-alat praktek, kemarin ada pembelajaan LCD satu, Leptop satu sama printer”.373

Hal senada disampaikan oleh bendahara pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru yaitu;

“Pendanaan program-program berasal dari APBD dan APBN, APBD mengcover sebagian rutinitas harian sedangkan APBN sifatnya pendanaan dan pengadaan alat-alat pendukung pelaksanaan program. Sehingga kurang lebih bisa dkatakan bahwa anggaran program ini lebih banyak ditutup dari APBD”.374 c. Evaluasi

Pengelola Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru memberikan gambaran bahwa lulusan

Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru harus mampu bersaing, minimal setara dengan kemampuan

lulusan sekolah formal. Lulusan kesetaraan yang pada awalnya

merupakan kelompok belajar kecil pada tingkat akar rumput kedepan

diharapkan akan menjadi kelompok belajar yang lebih progresif, yang

tidak hanya akademis semata namun memiliki kemahiran dalam bidang

keterampilan yang diselenggarakan Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK)

pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru.

372

Wawancara UR di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019 373

Wawancara UR di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019 374

Wawancara SS di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 04 April 2019

Page 301: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

283

“Menurut ustad Rico Rusdi Keterampilan kecakapan hidup untuk membekali masyarakat, khususnya peserta didik di Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru dengan skill yang langsung pakai. Pelaksanaannya langsung berorientasi pada kebutuhan dan potensi masyarakat, sedangkan evaluasi atau penilaian dapat diambil dari tes tertulis yang bisa disebut post tes atau dari hasil pekerjaannya, yang paling sering ialah pengujian keterampilan diakhir program. Rata-rata lulus semua, 30 peserta lulus 30, 20 peserta lulus 20, kecuali ada yang mengundurkan diri atau berhalangan karena ada alasan jelas”.375 Life skills dilaksanakan untuk membekali masyarakat sehingga

akan nada perbaikan kehidupan. Hal lain juga diharapkan peserta

didiknya setelah lulus menjadi manusia-manusia unggul yang memiliki

kepekaan social, kualitas akademis yang setara formal, kualitas

ketrampilan serta mampu berkomunikasi dengan santun. Untuk itu

evaluasi program yang ditempuh melalui beberapa poin. Hal ini sesuai

yang disampaikan oleh pimpinan pondok pesantren Al-Mujtahadah yaitu;

“Pembelajaran life skills yang terdiri dari pra, proses dan evaluasi pembelajaran ini diharapkan mampu membuat output (lulusan) Komunitas Balai Latihan Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru yang memiliki ketrampilan/kemahiran, juga memiliki akhlak yang baik. Ada dua hal yang dilakukan yaitu menguji pemahaman dan hasil karya (Praktek), untuk program life skills tidak seperti program lain, yang ikut lulus dan dapat sertifikat”376

Hal senada juga disampaikan ustad Rico Rusdi yaitu; “Peserta didik setidaknya bisa menggunakan keterampilan sebagai bekal kehidupan dimasa mendatang. Memiliki keterampilan akan memudahkan melakukan satu, dua hal. Selanjutnya untuk mengetahui akan nada uji keterampilan praktek yang biasanya ditempuh setelah mencapai akhir program.377 Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi Program

life skills yang ditargetkan memiliki peserta didik yang mampu menjadi

375

Wawancara RR di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019 376

Wawancara AM di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 04 April 2019 377

Wawancara RR di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 02 April 2019

Page 302: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

284

pengusaha dan memiliki keterampilan yang memadai sehingga ketika

sudah selesai mengenyam pendidikan peserta didik mampu mandiri dan

mengurangi pengangguran yaitu:

a. Teori (Post Tes)

Seperti ujian teori pada umumnya peserta mengerjakan soal-soal yang

disampaikan untuk mengukur pemahaman mereka namun tak menutup

kemungkinan dilakukan melalui penugasan.

b. Hasil Praktek

Hasil praktek biasanya langsung diamati sekaligus dengan pelaksanaan.

Peserta memiliki kemampuan yang berbeda-beda.378

Dari proses pelatihan dan pendampingan tersebut, maka

diharapkan dapat terealisasi solusi permasalahan sebagaimana

disebutkan di awal, yakni menjembatani persoalan yang dihadapi atau

bakal dihadapi para santri terutama dalam hal perekonomian atau mata

pencaharian. Model pemberdayaan yang dilakukan pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru adalah dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 4.25

Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

378

Observasi di pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru pada tanggal 05 April 2019

Terciptanya

santri alumni

yang mandiri

dalam

berwirausaha

meningkatnya

kesejahteraan

ekonomi

Persoalan lapangan kerja

Perkembangan kebutuhan masyarakat

Kemajuan teknologi

Pelatihan

life

skills

Langkah

Pemberdayaan

Rencana

Kegiatan

Page 303: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

285

Dari bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut;

Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru memandang bahwa

persoalan lapangan kerja, perkembangan kebutuhan masyarakat dan

kemajuan teknologi merupakan alasan utama untuk melakukan

pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembelajaran life skills

berupa pelatihan otomotif dengan melibatkan santri-santri dari luar pondok

pesantren Al-Mujtahadah, siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan dan

alumni siswa Sekolah Menengah Atas/sederajat untuk bergabung dalam

pelatihan life skill berupa pelatihan mekanik dan service sepeda motor,

Pelatihan dan pendampingan ini dilakukan 3 tahap. Untuk tahap pertama

dilakukan kurang lebih selama 7 (tujuh), bulan yaitu 24 April – 30

November 2018 untuk pelatihan mekanik junior sepeda motor yang diikuti

oleh 25 peserta.

Dan tahap kedua pada tanggal 10 Januari – 20 februari 2019 yang

diikuti oleh 20 orang peserta dari kalangan pemuda-pemuda dikawasan

sekitar pondok pondok pesantren Al-Mujtahadah untuk mengikuti

pelatihan otomotif, dan tahap ketiga pada tanggal 08 Mei – 31 Mei 2019

untuk pelatihan service sepeda motor yang diikuti oleh 16 orang peserta.

Instruktur dan narasumber ini menghadirkan dari TIM Balai Latihan Kerja

Provinsi Riau dan Guru-guru profesional dari SMK jurusan lokomotif di

Pekanbaru.

Pelatihan life skills ini dalam rangka untuk menumbuhkan jiwa

kewirausahaan para santri, pelatihan ini juga dikemas dalam rangka untuk

menciptakan peserta alumni Balai Latihan Kerja yang akan membuka

lapangan pekerjaan setelah lulus dari pelatihan tersebut akan tercipta

alumni yang mandiri dalam berwirausaha untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup mereka.

Page 304: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

286

3. Kontribusi Kewirausahaan Pondok Pesantren Di Provinsi Riau

Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

a. Pondok Pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri

Hulu

Pada bagian ini fokus peneliti adalah hal-hal yang berhubungan

dengan kolaborasi identitas pondok pesantren dan manajemen

kewirausahaan pondok pesantren yang dikembangkannya. Sekaligus

pula, seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh dunia usaha pondok

pesantren ini kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Di pondok

pesantren Khairul Ummah fenomena yang terekam jelas adalah

kesamaan identitas antara pondok pesantren dengan usaha yang

dijalankan. Unit usaha yang sedang berkembang di pondok pesantren

Khairul Ummah adalah unit usaha laundry pesantren yang melibatkan ibu-

ibu rumah tangga yang tinggal disekitar pesantren. Unit usaha laundry ini

mulai dirintis sejak tahun 2010 dengan jumlah santri saat ini mencapai

1.526 orang, dengan jumlah santri putra sebanyak 744 orang dan santri

putri 782 orang. Dengan komposisi santri Madrasah Aliyah sebanyak 368

santri dan santri Madrasah Tsanawiyah sebanyak 674 orang serta santri

tingkat Sekolah Dasar Islam terpadu (SDIT) berjumlah 484 orang yang

tidak mondok.379

Mayoritas santri yang tinggal untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah

dan Madrasah Aliyah adalah perantauan dari berbagai daerah dengan

kondisi perekonomian menengah keatas. Fenomena maraknya santri

yang mulai tergantung dengan kehadiran laundry ini bisa dibuktikan dari

jumlah santri yang mengikuti jasa laundry makin bertambah.

Pada awalnya laundry hadir sebagai bisnis sampingan yang

mendukung sebuah instansi, lembaga atau bidang usaha lainnya, seperti :

rumah sakit, panti kompo, pusat rehabilitas, dan sebagainya. Sifatnya

yang eksklusif membuat laundry saat itu hanya dinikmati oleh kalangan

tertentu. Kalaupun bersifat komersil, itu hanya sebatas mitra usaha

379

Data Dokumentasi Pondok Pesantren Khairul Ummah, Februari 2019

Page 305: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

287

industrial seperti, pabrik, restoran, hotel dan kantor dimana segmentasi

dari usaha ini bukanlah masyarakat secara luas. Namun sejak laundry

diperkenalkan dengan sistem yang lebih merakyat, laundry ternyata

mampu merebut perhatian santri yang mayoritas adalah orang-orang

perantauan. Santri-santri yang menggunakan jasa laundry, pada

umumnya datang dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke

atas. Bukan masalah bagi mereka untuk menyisihkan Rp 110.000,-

dalam sebulan untuk biaya laundry. Berdasarkan wawancara dengan

salah satu santri di Pondok Pesantren Khairul Ummah menjelaskan

bahwa:

“Baju yang saya laundrykan itu baju-baju seragam sekolah dan perlengkapan sholat seperti mukena, jilbab dan pakaian tidur untuk pakaian dalam tetap kami yang mencucinya, setiap kami juga dibatasi dengan maksimal 3 lembar per-hari yang diserahkan dengan ibu laundry.380 Aspek lain yang menjadi pertimbangan santri untuk menggunakan

jasa laundry ini adalah kondisi air yang tersedia di pesantren dan ibu-ibu

laundry menggunakan mesin cuci yang berkualitas tinggi sehingga tidak

merusak pakaian yang dicuci serta laundry juga menggunakan obat-

obatan khusus untuk merawat pakaian sehingga warna pakaian tersebut

tetap terpelihara dan wangi.381

Gambar 4.26

Peneliti Bersama Santri Putri Pondok Pesantren Khairul Ummah

380

Wawancara dengan MY di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 28 Februari 2019 381

Observasi di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 28 Februari 2019

Page 306: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

288

Udara panas siang hari tidak mengurangi semangat seorang ibu

laundry yang peneliti kunjungi kediamannya. Di sudut ruangan berukuran

4X5 meter ini telah menumpuk sejumlah pakaian kotor dari para santri.

Sambil menunggu putaran dari mesin cuci yang berada di sisi lain

ruangan ini berhenti, perempuan berusia 40 tahun ini tidak lantas berdiam

diri saja. Ia menyambi waktu luang yang ada dengan menyetrika

setumpuk pakaian bersih yang sudah kering. Ibu aminah mengaku sudah

6 tahun menekuni pekerjaannya sebagai pengelola jasa laundry di

pesantren.382

“saya tertarik usaha laundry soalnya modalnya hanya sabun dan air. Sudah itu, gak berat dipikiran, Apalagi disinikan daerah pondok, jadi lumayan menjanjikan juga.” Begitulah penuturan ibu Aminah ditengah kesibukannya.383 Merebaknya usaha laundry saat ini, bukan hanya dilatar belakangi

oleh santri yang dinilai semakin dinamis saja, melainkan dari kaca mata

ekonomi, laundry sebagai industri informal yang mulai dilirik banyak pihak.

Dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Aminah terhadap

rata-rata keuntungan bersih yang diambil dari bisnis usaha laundry ini

adalah saya menerima 15 orang santri dengan total penghasilan yang

saya terima dari pesantren adalah Rp 1.500.000,- karena setiap santri

menyetor Rp 110.000,- ke pengurus unit laundry dan Rp 10.000,

dimasukan dalam kas pengurus. Modal sabun perbulan Rp 500.000,- dan

modal air (PDAM) sekitar Rp 500.000,- jadi keuntungan bersih bisa kami

tabung sekitar Rp 500.000,- s/d Rp 300.000,- perbulan.384

Pengembangan Pondok Pesantren Khairul Ummah tidak bisa

dipisahkan dari pada kegiatan unit usaha yang dijalankannya. Hal ini

diungkapkan langsung oleh sekretaris pimpinan pondok pesantren

Khairul Ummah:

382

Observasi Kerumah Ibu Aminah (Salah Satu Ibu Laundry ) Yang Bergabung Di PP Khairul Ummah, Februari 2019 383

Wawancara dengan AM Di Rumah Kediaman Beliau Pada Tanggal 26 Februari 2019 384

Wawancara dengan AM Di Rumah Kediaman Beliau Pada Tanggal 26 Februari 2019

Page 307: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

289

“Sebenarnya, pengembangan pondok pesantren dengan unit

usaha pondok pesantren merupakan bagian yang tak terpisahkan

Pelajaran dan kandungan yang ada di dalamnya juga berbasis

pada orientasi wirausaha. Jadi, pengembangan ini bukan serta

persoalan bisnis unit usaha semata. Melainkan juga hal-hal yang

berkaitan dengan bekal yang diberikan kepada para santri di

kehidupan selanjutnya”.385

Tanggapan senada diungkapkan oleh Kepala bidang kesantrian

Ustad Edi Setiawan S.Pd bahwa pengembangan pesantren melalui unit-

unit usaha pesantren ini tujuannya untuk kemandirian pondok pesantren

dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu juga, menjadi bekal

para santri untuk mendalami dunia usaha. Pada akhirnya, santri

mendapatkan ilmu akhirat melalui pendalaman dan kajian keagamaan.

Sekaligus, mendapatkan pelajaran dan pengalaman untuk berwirausaha

setelah menyelesaikan dunia pendidikan disini. Jadi, pada intinya,

menurut dia, pengembangan pondok pesantren melalui dunia usaha

merupakan sebuah keharusan, apalagi menghadapi dunia modern. Dia

juga menambahkan sebuah cerita masa lalu tentang dunia pesantren. Dia

mendeskripsikan:

“Kalau kita membaca sejarah pesantren dahulu pasti bisa

menyaksikan bagaimana santri itu selain mengaji, juga kesawah,

mengembala kambing, dan berada di dapur memasak, dan

kegiatan-kegiatan lainnya. Itu sudah menandakan bahwa dunia

pesantren tidak hanya menyediakan ilmu agama saja tapi,

ketahanan dan keterampilan hidup. Itulah, yang menurut saya,

sedang ditanamkan oleh KH. Muhammad Mursyid kepada santri

yang sedang mondok disini”.386

Serupa tapi tak sama narasinya diungkapkan Pimpinan PP. Khairul

Ummah. Kyai Mursyid, begitu dia akrab disapa, mengatakan:

385

Wawancara dengan TS Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 26 Februari 2019 386

Wawancara dengan ES Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 27 Februari 2019

Page 308: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

290

“Pastinya simbiosis mutualisme. Kenapa demikian, karena pertama, pondok pesantren memiliki keunggulan secara basis masa. Pondok pesantren itu merupakan lembaga yang masih dan sangat dipercaya oleh masyarakat hingga saat ini. Kedua, hal terpenting dari usaha adalah membutuhkan kepercayaan yang penuh dari para pelanggan. Dengan model ini, maka pesantren bisa menjadi ruang untuk mempromosikan unit usaha yang dilakukannya. Begitu sebaliknya, kalau bisnis yang dilakukan sukses, maka usaha tersebut bisa memberikan kontribusi yang sangat banyak bagi pondok pesantren. Baik itu dalam bentuk dana atau biaya atau bidang-bidang lainnya. Oleh sebab itulah, pengembangan unit usaha menjadi keharusan, untuk kemajuan pondok pesantren. Di saat pondok pesantren, khususnya Khairul Ummah ini, dipercaya dan dianggap sukses oleh masyarakat dalam tata kelola kepesantrenan dan usahanya, maka secara otomatis akan membuat dunia usaha ini menjadi lebih mudah dikembangkan.”387

Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa besar kontribusi

manajemen kewirausahaan ini untuk pengembangan pondok pesantren?

Para nara sumber dalam penelitian ini bersepakat bahwa kontribusinya

sangat besar. Hanya saja, berapakah nominal yang diberikan dunia

usaha terhadap pondok pesantren. Jawaban ini hanya peneliti dapatkan

dari Pimpinan PP. Khairul Ummah. Dia mengatakan:

“Saya kira sebagaimana yang sudah saya sampaikan sebelumnya.

Pasti ada. Kami disini menjalankan unit usaha ini untuk

pengembangan pesantren juga. Biasanya, kami membagi laba dari

aktivitas unit usaha ini untuk pondok pesantren. Bahkan, insya

Allah, kita sedang menabung untuk membangun beberapa

kompleks lagi untuk asrama santri.”34

Pengurus Unit Usaha laundry menyebutkan bahwa nominal yang

disumbangkan oleh kelompok Ibu-Ibu laundry ini kepada Pondok

Pesantren Khairul Ummah dengan potongan senilai Rp 10.000,- perbulan

setiap 1 orang santri.

387

Wawancara dengan MM di pondok pesantren Khairul Ummah pada tanggal 28 Februari 2019

Page 309: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

291

“Saya kira kyai dan para pengurus sudah memikirkan kemana uang

itu akan diperuntukkan dan bisa kroscek nanti ke Bendahara

kemana arah uang yang kita sumbangkan.”388

Kepala Bidang Rumah Tangga dan pengembangan usaha pesantren tidak

merisaukan berapa yang disumbangkan. Dia hanya menceritakan bahwa:

“Sepengetahuan saya pribadi, pendanaan pondok pesantren ini

sebagian berasal dari santri dan dunia usaha. Meskipun, juga ada

uang pendaftaran disini. Gaji guru dan pengelolaan, perawatan

pondok, pengadaan sarana prasarana, dan lain sebagainya itu,

Jadi, dengan demikian, kontribusi dunia usaha sangat besar

kepada pondok pesantren.”389

Bendahara PP. Khairul Ummah juga membenarkan adanya kontribusi

besar yang diberikan usaha laundry ini kepada pemberdayaan ekonomi

masyarakat. Dia mengatakan :

“Bentuknya bermacam-macam ada yang berbentuk temporal, ada

yang rutin juga. Yang rutin itu biasanya dikalkulasi dalam sistem

per-bulan. Ada juga dalam bentuk temporal. Misalnya, pondok

pesantren membutuhkan dana untuk kegiatan. Biasanya, kepala

bidang usaha itu mempersiapkan dana-dana khusus yang bisa

disumbangkan kepada pondok pesantren. Kalau jumlahnya saya

kira itu tidak pasti. Kadang mencukupi. Kadang yayasan juga

menggali melalui sumber-sumber pembiayaan lainnya.”390

Kepada Bendahara PP. Khairul Ummah pula peneliti

menanyakan proses pengalokasian dana-dana yang didapat dari dunia

usaha. Dia mengatakan bahwa mayoritas dana yang didapat habis

diperuntukkan untuk pengadaan dan perawatan sarana pondok

pesantren. Selain itu, hal yang banyak menghabiskan dana adalah

kegiatan pendidikan. Ini dikarenakan para santri tidak banyak dimintai

biaya kegiatan. Jadi, menurut Bendahara PP. Khairul Ummah uang usaha

388

Wawancara dengan Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 25 Februari 2019 389

Wawancara dengan ES PP. Khairul Ummah Pada Tanggal 27 Februari 2019 390

Wawancara dengan RR Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 28 Februari 2019

Page 310: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

292

yang didapat untuk operasionalisasi pondok pesantren secara

menyeluruh.

Selain peruntukan operasionalisasi pondok pesantren. Ada hal unik

di akhir wawancara dengan Pimpinan PP. Khairul Ummah. Dia

mengatakan bahwa :

“Dana itu kita peruntukkan untuk investasi jangka panjang. artinya,

kita sedang menabung untuk proses pengembangan usaha

lainnya. Nantinya, mudah-mudah bisa berjalan dengan baik, kami

ingin mendirikan perguruan tinggi. Perguruan Tinggi Pondok

Pesantren yang di dalamnya menyediakan lapangan kerja bagi

para santrinya. Lahan yang dibutuhkan sedang kita usahakan

untuk pembebasannya. Insya Allah, nanti kita akan memiliki

perguruan tinggi enterpreneur yang nantinya bisa mewadahi para

santri membangun dunia usaha. Jadi, sebagian uang usaha kita

hari ini, sebagiannya untuk ditabung. Insya Allah berhasil, mohon

do‟a restunya.”391

Dari paparan data ini jelas sudah hubungan simbiosis

mutualisme antara unit usaha pondok pesantren dan pemberdayaan

ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh pondok pesantren Khairul

Ummah. Namun, yang perlu jadi catatan peneliti bahwa peneliti tidak

dapat mengakses nominal angka kontribusi dunia usaha terhadap pondok

pesantren. Kendati demikian, hal ini tidak mengurangi subtansi proses

penelitian ini.

Tabel 4.16

Kontribusi Manajemen Kewirausahaan pondok pesantren

Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu Dalam Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat

NO KONTRIBUSI MATERIAL

1 Pembiayaan Operasional Pondok pesantren

2 Pembangunan dan perawatan sarana prasarana pondok pesantren

3 Penyejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat

391

Wawancara dengan MM Di Pondok Pesantren Khairul Ummah Pada Tanggal 27 Februari 2019

Page 311: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

293

b. Pondok pesantren Al-Amin Dumai

Perbedaan antara Pondok Pesantren Khairul Ummah dengan

Pondok Pesantren Al-Amin terdapat pada bagian ini; Jika Pondok

pesantren Khairul Ummah memberikan separuh keuntungan unit usaha

kepada pengelolaan dan perawatan pondok pesantrennya, di PP. Al-Amin

hasil usaha terdistribusi menjadi beberapa kluster. Pasalnya, PP. Al-Amin

selain memiliki asrama atau tempat pemondokan, juga memiliki beberapa

lembaga formal sehingga uang hasil usaha harus bisa dibagi secara

merata. Dalam konteks ini, pengasuh PP. Al-Amin menjelaskan

sebagaimana berikut ini:

“Usaha dan lahan yang kami miliki ini merupakan sumber utama

pondok pesantren dalam menjalankan dan mengembangkan

seluruh potensinya. Dananya berasal dari banyak pihak, baik itu

perorangan atau organisasi pemerintah dan dana yang dari usaha

yang kita lakukan ini.”392

Bendahara pondok pesantren Al-Amin menjelaskan kepada peneliti

secara terpisah. Dia mengatakan bahwa 50% dana keuntungan dari unit

usaha diperuntukan untuk operasionalisasi PP.Al-Amin dan lembaga

formal yang ada di dalamnya. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa

kontribusinya sangat signifikan. Dari 50% dana yang didapatkan,

semuanya disebar secara merata di lembaga formal di bawah

naungan PP. Al-Amin.

Secara garis besar, pengembangan unit usaha PP. Al-Amin selain

bidang pertanian, peternakan, perikanan, mini market dan pelatihan

budidaya Jamur tiram, juga membuat produk hasil pertanian berupa

kerupuk jamur tiram, kerupuk daun singkong, kerupuk daun papaya,

kerupuk kulit singkong, kerupuk wortel dan abon jamur. Sistem produksi

hasil pertanian ini masih secara manual dan tradisional.

PP Al-Amin Dumai menjadikan jamur tiram sebagai icon pesantren

392

Wawancara dengan ZA di pondok pesantren Al-Amin Dumai pada tanggal 15Maret 2019

Page 312: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

294

karena budidaya jamur tiram yang dikembangkan sejak tahun 2014 makin

meningkat hasil panennya bahkan pada tahun 2017 pondok pesantren

Al-Amin Dumai mendapatkan bantuan rumah jamur dari Bank Indonesia.

Oleh karena itu budidaya jamur tiram dan pelatihan pengolahan produk

jamur tiram menjadi agenda rutin tahunan di PP. Al-Amin Dumai.393

Gambar 4.27

Papan Penyerahan Bantuan Rumah Jamur Dari Bank Indonesia

Untuk Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tahun 2017

Keberadaan jamur tiram merupakan potensi yang luar biasa dari

alam sekitar yang dapat dikonsumsi dengan baik dan sehat. Oleh sebab

itu, dalam perkembangannya dengan menggunakan daya kreativitas dan

inovasi, jamur tiram ini juga dapat dijadikan atau dikelola menjadi camilan

yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara luas. Memanfaatkan atau

mengelola jamur tiram menjadi berbagai bentuk makanan ringan

merupakan sebuah usaha dalam rangka mewujudkan pemberdayaan

ekonomi masyarakat. Salah satu jamur yang paling populer adalah jamur

tiram yang berwarna putih bersih dan rasanya juga mendekati rasa daging

ayam sehingga banyak orang yang suka dengan jamur ini. Peneliti

menggambarkan tentang budidaya jamur tiram yang dikembangkan di

pondok pesantren Al-Amin Dumai yaitu;

393

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 313: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

295

Gambar 4.28

Peneliti Saat Berada Di Rumah Jamur PP Al-Amin Dumai

a. Jamur Tiram

1. Sejarah Budidaya Jamur Tiram

Pada awalnya, pemenuhan kebutuhan manusia terhadap jamur

konsumsi hanya mengandalkan kemurahan alam. Dengan cara seperti ini,

jumlah jamur yang didapat sangat terbatas dan hanya pada musim

tertentu bisa diperoleh. Di Indonesia, jamur hanya tumbuh secara alami

pada musim hujan. Inisiatif membudidayakan jamur konsumsi dilakukan

saat kebutuhannya terus meningkat, sedangkan persediaan di alam

semakin terbatas. Berkat pengamatan dan ketelitian mempelajari cara

hidupnya, manusia berhasil membudidayakan jamur konsumsi untuk

memenuhi kebutuhan yang meningkat setiap saat.

Dalam sejarah pembudidayaan jamur konsumsi, Prancis dikatakan

sebagai pionir atau pelopornya. Sekitar tahun 1650-an seorang petani

Prancis berhasil menanam jamur champingnon dipekarangan rumahnya

dengan hasil yang cukup memuaskan. Dari prancis, budidaya jamur

menyebar kebeberapa negara di Eropa seperti Inggris, Jerman, Hongaria,

Denmark, dan bahkan ke Amerika serikat. Sampai tahun 1920-an, Prancis

mencatat diri sebagai produsen jamur champingnon terbesar di dunia.

Di Indonesia, budidaya jamur konsumsi, terutama champingnon,

baru dimulai sekitar tahun 1969 oleh sebuah perusahaan swasta nasional

yang bergerak di bidang agrobisnis. Perusahaan ini memilih dataran tinggi

Page 314: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

296

Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah, sebagai tempat pembudidayaan jamur

champingnon dengan produksi mencapai ribuan ton perbulan. Sebagian

besar hasil budi daya jamur secara modren tersebut diekspor dalam

bentuk kalengan ke beberapa negara.

Setelah jamur champingnon, kemudian berturut-turut

dibudidayakan jamur merang, kuping, dan tiram sebagai komoditas

ekonomi bernilai jual tinggi. khusus jamur merang banyak dibudidayaka

petani secara tradisional sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lama-

kelamaan, kegiatan pembudidayaan jamur konsumsi menciptakan sebuah

pekerjaan baru dibidang pertanian. Membudidayakan jamur konsumsi,

khususnya kuping, merang, dan tiram, mendatangkan keuntungan yang

sangat menggiurkan baik dilakukan dalam skala kecil maupun besar, hal

ini tidak terlepas dari tingginya permintaan dan nilai jual ketiga jamur

tersebut.394

2. Pengertian jamur tiram

Jamur tiram adalah jenis tumbuh-tumbuhan. Pada umumnya

tumbuhan mempunyai hijau daun (crolofil), sehingga mampu memenuhi

sendiri kebutuhan karbohidratnya melalui proses foto sintesis. Namun,

jamur tidak memiliki klorofil, sehingga kebutuhan karbohidratnya harus

dipenuhi luar. Karena itu, jamur harus hidup secara saprofitik dan

parasitik. Saprofitik yaitu hidup pada sisa makhluk lain yang sudah mati,

misalnya pada tumpukan sampah, serbuk gergajian kayu, ataupun pada

batang kayu yang sudah lapuk. Sedangkan parasitik adalah hidup pada

jasad makhluk lain, misalnya tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia

yang masih hidup. Kehadiran jamur tersebut biasanya menjadi penyebab

penyakit atau gangguan.395

Permukaan tudung jamur tiram licin, agak berminyak saat lembab,

dan tepinya bergelombang. Warna jamur tiram ini ada beberapa macam,

ada yang putih, abu-abu, coklat dan merah. Di Indonesia jenis yang paling

394

Parjimo dan Agus Andoko, Budidaya Jamur Kuping, Tiram, Dan Merang, (Jakarta: Agromedia, 2013), hal,14. 395

Unus Suriawiria, Budi Daya Jamur Tiram, ( Yogyakarta : Kanisius, 2011), hal. 11.

Page 315: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

297

banyak dibudidayakan adalah jamur tiram putih. Satu buah jamur tiram

putih dewasa mempunyai bilah-bilah atau sekat-sekat yang banyak

jumlahnya. Didalam bilah-bilah tersebut terdapat bagian yang disebut

basidia. Diujung basisia ini terdapat kantong yang berisi banyak spora

atau disebut juga basidiospore, spora berfungsi untuk berkembang biak.

Sel-sel spora yang bersambungan membentuk hifa dan miselium. Pada

titi-titik pertemuan percabangan misileum terbentuk bintik kecil yang

disebut dengan pin head atau calon tubuh buah jamur yang akan

berkembang menjadi jamur dewasa.396

Dari sekian banyak jenis jamur, jamur tiram termasuk dalam

katagori jamur yang sering dikonsumsi. Oleh karena itu banyak petani

yang membudidayakannya. Untuk melakukan budidaya jamur tiram

ternyata tidak terlalu sulit seperti yang dibayangkan. Hal penting yang

perlu diperhatikan adalah lingkungannya. Pada habitat aslinya, jamur

tiram dapat tumbuh di area dataran tinggi. Saat ini, jamur tiram lebih

banyak diproduksi di Jawa Barat, Jawa barat memproduksi 10 ton jamur

tiram setiap harinya dan mayoritas dipasarkan dalam bentuk segar

dengan tujuan pemasarannya kota-kota besar Bila dibandingkan dengan

jenis jamur lainnya, jamur tiram sudah lebih dikenal masyarakat. Oleh

karena itu masyarakat sudah terbiasa mengonsumsinya. Hal ini membuat

kebutuhan pasar akan jamur tiram menjadi luas dan permintaan akan

produk jamur tiram, dalam bentuk segar maupun olahannya, terus

meningkat.

3. Perkembangan Jamur Tiram

Berdasarkan warna tubuh buahnya, jamur tiram dibagi menjadi tiga

jenis, yaitu jamur tiram putih, jamur tiram merah, dan jamur tiram coklat.

Namun jenis jamur yang sering di budidayakan adalah jamur tiram putih.

Budidaya jamur tiram adalah salah satu usaha agribisnis yang memiliki

peluang bisnis yang cukup besar karena dalam 10 tahun terakhir nilai

396

Isnaen Wiardani, Budidaya Jamur Konsumsi, Menangguk Untung Dari Budidaya Jamur Tiram dan Jamur Kuping, (Yogyakata: Lily Publisher, 2010), hal, 6.

Page 316: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

298

ekonomis jamur tiram putih terus meningkat, jamur tiram putih dikenal

sebagai jamur yang mudah dibudidayakan.397

4. Kandungan Gizi Jamur Tiram

Dalam dunia pertanian, jamur tiram termasuk komoditas sayuran

yang budidayanya tidak menggunakan pupuk organik dan relatif tidak

terkontaminasi oleh pastisida karena sifatnya yang dapat menyerap racun

sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan mengandung bahan kimia

didalamnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Departemen

Sains Kementrian Industri Thailand, diketahui bahwa jamur tiram

mengandung 5,94 persen protein, 50,59 persen karbohidrat, 1, 56 serat,

0,17 persen lemak. Dan memiliki 12,40 mg Vitamin C dan B.

Dibandingkan dengan daging ayam, kandungan gizi jamur tiram masih

lebih komplet sehingga tidak salah bila jamur ini dikerap sebagai bahan

pangan masa depan. Jamur tiram ini juga aman dikonsumsi karena

kandungan logamnya jauh diambang batas yang ditetapkan oleh Fruit

Product and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954.398

Sebagai makanan, jamur tiram termasuk sebagai sayuran yang

mudah dimasak dan diolah sesuai dengan selera, minsalnya olahan

makanan seperti capcay, martabak telur, pepes, rendang, abon, bistik,

botok, rendang, sate bakar, sup, dan yang sudah lazim dijumpai adalah

jamur yang dicampur dengan mie ayam. Selain dikonsumsi sebagai

bahan makanan, jamur tiram juga berkhasiat sebagai obat, terutama

untuk mengobati penyakit lever, diabetes, amnesia, kolestrol tinggi, serta

sebagai anti viral dan anti kanker.

Beberapa manfaat jamur tiram antara lain:

Jamur tiram dapat menjadi sumber protein alternatif karena

mengandung 9 asam amino esensial. Bila dibandingkan denagn

bahan makan lain.

397

Syammahfuz Chazali dan Putri Sekar Pratiwi, Usaha Jamur Tiram Skala Rumahan, (Yogyakarta: Gramedia, 2011), ha, 6-8. 398

Ibid, hal.10

Page 317: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

299

Jamur tiram dapat dijadikan sebagai suplemen bagi para pelaku

diet. Hal ini karena jamur tiram mengandung serat berupa

lignoselulosa yang sangat baik bagi pencernaan.

Selain sebagai sumber protein alternatif, jamur tiram juga dapat

juga dijadikan sebagai makanan alternatif yang baik, khususnya

bagi para penganut vegetarian dan penderita kolestrol tinggi,

kandungan gizi jamur setara dengan kandungan gizi pada daging,

tetapi jamur tidak mengandung kolestrol jahat.

Kandungan senyawa pluran dalam dalam jamur tiram dipercaya

berkhasiat sebagai anti tumor dan antioksidan.

Jamur tiram merupakan jamur yang banyak jenisnya. Jamur tiram

putih hanyalah satu dari sembilan jenis jamur tiram yang dikenal.

Perbedaan antara jenis satu dengan yang lain adalah dari warna tubuh

buahnya, mulai putih, kecoklatan, keabu-abuan, dan lain-lain.

Tabel 4.17 Jenis-Jenis Jamur Tiram399

Nama Jenis Nama Umum Warna Tubuh Buah

Pleurotus citrinopiletus Golden oyster Kuning keemasan, kunig

terang

Pleurotus cystidious Abalone, Putih kemerahan

Pleurotus djamor Tababg ngunguit Unggu, kemerahan

Pleurotus eryngii King oyster Kebiruan

Pleurotus euosmus Terragon oyster Kecoklatan

Pleurotus flabellatus Red oyster Merah jambu

Pleurotus floridae White oyster Putih bersih400

Pleurotus ostreatus Supa liat Putih, putih kekuning-

kuningan, putih ke abu-

abuan

Pleurotus pulmonarius Indian oyster Putih abu-abu

399

Ryan Yudistian, S.P.. Budi Daya Jamur Tiram Putih Untuk Pemula (Bandung : P.T Pribumi Mekar, 2016), Hal. 7 400

Jenis Jamur Tiram Yang Dibudidayakan Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

Page 318: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

300

b. Lingkungan Tumbuh

Hal yang paling di perhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah

pemilihan lokasi.Jamur memerlukan kondisi kondisi lingkungan yang

sesuai agar tumbuh optimal, diantaranya adalah suhu (22-28OC),

kelembapan (60-70 %) dan cahaya atau penyinaran (60-70 %).

Lingkungan tumbuh jamur tiram putih mencakup juga ketinggian tempat

ideal untuk ketinggian antara 30-1.200 dan yang paling baik adalah

ketinggian 700 mdpl.401

c. Media Tumbuh

Jamur tiram termasuk jamur kayu, tempat hidupnya menempel

pada kayu atau tumbuh dengan media kayu. Maka pertumbuhan jamur

tiram sebaiknya dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram

dialam. Serbuk gergaji dari limbah kayu penggergajian kayu yang biasa

tidak terpakai dapat dimanfaatkan karena kecocokannya.

Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budi daya jamur tiram

yaitu: serbuk gergaji, bekatul sebagai sumber karbohidrat, lemak, dan

protein, kapur (CaCo3).

d. Pemasaran

Pemasaran jamur tiram pada umumnya di pasar-pasar tradisional,

biasanya di jual sendiri atau pun dititipkan kepada pedagang yang ada di

pasar. Untuk memasuki pasar modern atau supermarket biasanya harus

melalui kontrak terlebih dahulu. Budidaya jamur termasuk usaha kecil

menengah tapi justru yang menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi

nasional. Di samping itu, produk jamur tiram ada berbagai macam sub-

usaha dan turunannya, misalnya:

1) Produksi bibit jamur 2) Produksi jamur tiram segar 3) Produk-produk olahan: krupuk jamur, kripik jamur, abon

jamur, sate jamur, dan lain-lain.

401

Http://Dolananjamur.Blogspot.Com/2010/07/Kenapa-Memilih-Budidaya-Jamur-Tiram.Html Diakses Tanggal 2 Februari 2019

Page 319: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

301

4) Kompos dan pakan ternak dari sisa baglog produksi 5) Tempat Wisata Jamur402

e. Perincian Modal Tetap

Berikut adalah ilustrasi perhitungan biaya untuk budidaya jamur

tiram berdasarkan wawancara dengan pengelola Jamur Tiram Sumarianto

yaitu:

Diasumsikan budidaya sebanyak 5000 baglog. Biaya pembuatan

kumbung = Rp. 3.000.000,- (bisa dipakai untuk 6 musim atau 2 tahun)=

Rp. 500.000,- per musim tanam. Pembelian 5000 baglog =

Rp. 5.000.000,- Upah pegawai 4 bulan = Rp. 1.000.000,- Total

Investasi = Rp.6.000.000,- permusim. Persentase kegagalan dari 5000

baglog sebesar 10% = 500 baglog, ini adalah kegagalan maksimal karena

biasanya penjual bibit jamur tiram yang terpercaya akan mengganti

baglog dengan yang baru bila terjadi kegagalan baglog diatas 10%.1

baglog dengan berat 1.4 kg bisa menghasilkan jamur 0.42-0.56 kg,

Kita ambil yang terendah, yaitu 0.42 kg jamur tiram segar per-

baglog supaya tidak berekspektasi terlalu tinggi dan timbul kekecewaan

nantinya.

Produksi jamur = 4.500 baglog x 0.42 kg = 1,890 kg

Harga jamur per-ons = Rp. 4.000,- untuk daerah Dumai

Total omset = 1,890 kg x Rp. 4.000,- = Rp. 7.560.000,-

Keuntungan permusim = Rp. 7.560.000,- (-) Rp. 6.000.000,- =

Rp. 1.560.000,- dengan asumsi yang dipakai adalah hasil panen

terendah dan kita tidak terlalu banyak mengeluarkan waktu dan tenaga

karena pemeliharaan maupun pemasaran sudah dikerjakan orang lain.403

Kalau ingin hasil yang lebih besar dan memuaskan, tentunya harus

sedikit kerja keras lagi untuk berusaha memotong jalur pemasaran

langsung ke pasar atau swalayan atau bahkan bisa langsung ke

402

Ibid, Http://Dolananjamur.Blogspot.Com/2010/07/Kenapa-Memilih-Budidaya-Jamur-Tiram.Html Diakses Tanggal 2 Februari 2019 403

Wawancara dengan SM, Pengelola Budidaya Jamur Tiram Pondok Pesantren Al-Amin Dumai Pada Tanggal 12 Maret 2019

Page 320: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

302

konsumen tanpa melalui agen lagi. Tentunya akan memperoleh harga

yang jauh lebih tinggi, mungkin bisa mencapai Rp. 8.000,- atau bahkan

bisa diatas Rp. 10.000,-.

Gambar 4.29

Produk Olahan Jamur Tiram di PP Al-Amin Dumai

Begitu pula sistem marketing produk olahan jamur tiram juga

masih menggunakan sistem yang tradisional. PP. Al-Amin

mengoptimalkan relasi dan kedekatan pondok pesantren dengan alumni,

wali santri, dan masyarakat. Tipe ini, memang menjadi ciri khas pesantren

yang sedang mengembangkan proses usahanya. Sama seperti

manajemen kewirausahaan pondok pesantren, pengelolaan bisnis di

bidang pertanian ini tidak bisa dikelola dengan ala kadarnya, dalam

prosesnya membutuhkan pendekatan, dan penanganganan yang spesifik.

Oleh sebab itulah, tabel berikut menggambarkan temuan peneliti di

lapangan terkait dengan tata kelola olahan produk pertanian yang ada di

PP. Al-Amin Dumai:

Page 321: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

303

Tabel 4.18404

Tata kelola Sistem Agrobisnis PP. Al-Amin

Lahan Pertanian Di

Sekitar Pesantren

Produksi Hasil

Pertanian

Strategi Pemasaran Di

Dalam dan Luar Pesantren

Pembibitan

Penanaman

Perawatan

Pemupukan

Dan lain-lain

Penumbukan

Penjemuran

Penggorengan

Pengemasan

Dan lain-lain

Relasi

Alumni

Wali Santri

Pameran

Masyarakat

Kendati memiliki sistem manajemen kewirausahaandan hanya

bertumpu pada sumber daya alam yang dimilikinya tetapi kontribusi

materil sangat mendominasi di PP. Al-Amin. Data dilapangan

menunjukkan sebagaimana tabel berikut yaitu:

Tabel 4.19

Kontribusi Manajemen Kewirausahaa PP.Al-Amin Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

No NO KONTRIBUSI MATERIAL

1 Membiayai proses biaya operasional kegiatan pendidikan formal dan non-

formal yang ada di bawah naungan Pondok Pesantren Al-Amin Dumai

2 1) Pemenuhan kebutuhan makan santri sehari-hari, karena sebagian dari

hasil pertanian juga digunakan untuk pengepulan dapur umum pesantren.

404

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai, Maret 2019

Page 322: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

304

c. Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru - Riau

Bentuk kontribusi pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru

terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat dilakukan dalam bentuk

pembelajaran life skills. Malik Fajar mengatakan bahwa life skills adalah

kecakapan yang dibutuhkan untuk bekerja selain kecakapan dalam

bidang akademik. Sementara itu team Broad Base Education

mendefinisikan bahwa life skills adalah kecakapan yang dimiliki oleh

seseorang agar berani dan mau menghadapi segala permasalahan

kehidupan dengan aktif dan proaktif sehingga dapat menyelesaikannya.405

Life skills merupakan kecakapan hidup yang penting dimiliki

seseorang dalam melanjutkan eksistensi kehidupan dalam rangka

mengaktualisasi diri Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 26

ayat 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa

pendidikan kecakapan hidup (Life Skills Education) adalah “pendidikan

yang memberikan kecakapan personal, sosial, intelektual dan

kecakapan vocasional untuk bekerja atau usaha mandiri. Selanjutnya

diterangkan bahwa program life skills atau pendidikan kecakapan hidup

diimplementasikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan

luar sekolah (PLS).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan life skills

(Kecakapan Hidup) adalah kemampuan memadukan aspek intelektual

dan sosial sebagai upaya memenuhi kebutuhan untuk menuju hidup

yang berkualitas.

Pembelajaran life skills adalah pembelajaran yang mengantarkan

manusia menjadi manusia yang memiliki kecakapan baik kecakapan

sosial maupun kecakapan yang bersifat fisik untuk bekerja guna

meningkatkan taraf hidup.406 Pembelajaran life skills (kecakapan hidup)

ialah proses memaksimalkan pengetahuan, kemampuan atau

kemahiran dalam mengerjakan sesuatu untuk mengembangkan potensi

405

Muhammad Rakib, Model Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal Administrasi Publik, Volume 6 No. 1 Thn. 2016 406

Sudjana, Pendidikan Non Formal, ( Bandung: Falah production, 2014) hal 154

Page 323: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

305

dimiliki sehingga ada perubahan sikap, tingkah laku menuju hidup yang

berkualitas

Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru juga melatih santri-

santri dari luar pondok pesantren untuk memiliki jiwa enterpreneur seperti;

pembelajaran life skills berupa pelatihan otomotif dibawah naungan Balai

Latihan Kerja (BLK) yang dimiliki pondok pesantren, perkebunan sayuran

hidroponik dan jambu madu serta koperasi pesantren. Unit-unit usaha

tersebut menjadi wahana pembelajaran keterampilan bagi para santri.

Khususnya bagi santri dapat dijadikan, sebagai bekal bagi dirinya agar

mampu menjadi pendidik agama bagi masyarakat sekitarnya sambil

praktek berwirausaha.407

Pembelajaran life skills berupa pelatihan otomotif. Pelatihan dan

pendampingan ini dilakukan 3 tahap. Untuk tahap pertama dilakukan

kurang lebih selama 7 (tujuh), bulan yaitu 24 April - 30 November 2018

untuk pelatihan mekanik junior sepeda motor yang diikuti oleh 25 peserta.

Dan tahap kedua pada tanggal 10 Januari - 20 februari 2019 yang

diikuti oleh 20 orang peserta dari kalangan pemuda-pemuda dikawasan

sekitar pondok pesantren Al-Mujtahadah untuk mengikuti pelatihan

otomotif. Diharapkan, dengan mengikuti pelatihan otomotif tersebut dapat

meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan perekonomian masyarakat

Marpoyan Damai. Paket pelatihan otomotif itu adalah bentuk perhatian

Pemerintah Pusat kepada warga Marpoyan Damai melalui Pondok

pesantren Al-Mujtahadah.

Dan tahap ketiga pada tanggal 08 Mei - 31 Mei 2019 untuk

pelatihan service sepeda motor yang diikuti oleh 16 orang peserta.

Instruktur dan narasumber ini menghadirkan dari TIM Balai Latihan Kerja

Provinsi Riau dan Guru-guru professional dari SMK jurusan lokomotif di

Pekanbaru. Tim ini sudah sangat professional dalam mendampingi

407

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, Pada Tanggal 14 April 2019

Page 324: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

306

pemberdayaan masyarakat, seperti melakukan pendampingan pelatihan

mekanik dan service sepeda motor.408

Pembelajaran pelatihan life skills adalah pembelajaran yang

mengantarkan manusia menjadi manusia yang memiliki kecakapan baik

kecakapan sosial maupun kecakapan yang bersifat fisik untuk bekerja

guna meningkatkan taraf hidup..409

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran life skills (kecakapan hidup) ialah proses memaksimalkan

pengetahuan, kemampuan atau kemahiran dalam mengerjakan sesuatu

untuk mengembangkan potensi dimiliki sehingga ada perubahan sikap,

tingkah laku menuju hidup yang berkualitas.

Gambar 4.30

Peserta Pelatihan Life Skills di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah

Kewirausahaan terkait erat dengan pemberdayaan ekonomi

masyarakat Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada

pengembangan sumber daya manusia, penciptaan peluang berusaha

yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan jenis

usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga

dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat.

Pemerintah terus memberikan bantuan kepada pesantren-

pesantren agar para santri dan alumninya bisa diterima pasar kerja atau

408

Wawancara dengan RR di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, Pada Tanggal 20 April 2019 409

Sudjana, Pendidikan Non Formal, ( Bandung: Falah production, 2014) hal 154

Page 325: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

307

bisa mengembangkan wirausaha.Salah satu yang disediakan adalah

kemudahan akses untuk mengikuti pendidikan maupun pelatihan vokasi

bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK). Pemerintah menyiapkan

banyak sekali program pelatihan life skill.

Bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Mujtahadah yang di

motori Prof. DR. KH. Akhmad Mujahidin. MA, membuka kesempatan

untuk pemuda-pemuda yang berada di kawasan Marpoyan Damai

mengikuti pelatihan otomotif. Diharapkan, dengan mengikuti pelatihan

otomotif selama 40 hari yang dilaksanakan pada bulan Januari dan

Februari 2019 dapat meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan

perekonomian masyarakat Marpoyan Damai. Pelatihan otomotif itu

adalah bentuk perhatian Pemerintah Pusat kepada warga Marpoyan

Damai melalui Pondok pesantren Al Mujtahadah.410

Kontribusi Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru – Riau adalah berupa Kontribusi Moril yang

memberikan pengalaman lebih bagi para santri Pembelajaran bagi para

santri untuk berwirausaha melalui pembelajaran life skills berupa pelatihan

otomotif yang diperoleh dari Balai Latihan Kerja (BLK) di pondok

pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru.

Tabel. 4.20

Kontribusi Manajemen Kewirausahaan PP. Al-Mujtahadah Pekanbaru

Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

NO KONTRIBUSI MORIL

1 Memberikan pengalaman lebih kepada para santri

2 Pembelajaran bagi para santri dan masyarakat untuk berwirausaha

3 Hubungan harmonis antara pondok pesantren dan masyarakat

4 Menjadi contoh pesantren entrepreneurship berbasis masyarakat

410

Observasi Di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, Pada Tanggal 02 April 2019

Page 326: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

308

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian dan pembahasan mengenai Manajemen

Kewirausahaan Pondok Pesantren dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat di Provinsi Riau (Studi di Pondok pesantren Khairul Ummah

Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok pesantren Al-Amin Dumai dan Pondok

pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru,) dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Manajemen Kewirausahaan pondok pesantren di Pondok pesantren

Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, pondok pesantren Al-Amin

Dumai dan Pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru provinsi

Riau, mengoperasikan pola manajemen yang hampir sama. Kyai di

tiga pondok pesantren ini mendelegasikan sebagian kewenangannya

kepada orang-orang yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk

mengelola unit usaha yang dinaungi oleh pondok

pesantren.Perbedaannya hanya terletak pada unit usaha yang

dijalankan masing-masing pondok pesantren.

2. Pesantren merupakan lembaga sosial yang hidup yang berpotensi

kuat sebagai motor penggerak dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat. Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat yang

dilakukan Pondok Pesantren Di Provinsi Riau (Studi di di Pondok

pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, pondok

pesantren Al-Amin Dumai dan Pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru) yaitu; Pondok pesantren Khairul Ummah, memilih bisnis

usaha laundry sebagai media bagi pengembangan dan pemberdayaan

ekonomi masyarakat. Kegiatan bisnis usaha laundry merupakan

kegiatan pemberdayaan perempuan berbasis pondok pesantren.

Model pemberdayaan perempuan berbasis pesantren dengan nama

Kelompok Usaha Ibu Laundry Sedangkan pondok pesantren Al-Amin

Dumai melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat di

308

Page 327: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

309

bidang pertanian budidaya jamur tiram dan pelatihan olahan produk

budidaya jamur tiram, dan model pemberdayaan ekonomi masyarakat

yang dilakukan pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru melalui

pembelajaran life skills berupa pelatihan otomotif di Balai Latihan

Kerja (BLK) pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru – Riau.

3. Kontribusi Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren Di Provinsi

Riau (Studi di pondok pesantren Khairul Ummah Kabupaten Indragiri

Hulu, Pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, pondok pesantren

Al-Amin Dumai) dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ialah

pada 2 aspek yaitu aspek materil dan aspek moril, pada aspek materil

yakni; a. Pembiayaan operasional lembaga dan pondok pesantren,

b. pembangunan dan perawatan sarana-prasarana pondok pesantren,

c. kesejahteraan hidup santri dan masyarakat. Ketiganya merupakan

hasil kontribusi materil yang diberikan unit usaha yang dikelola pondok

pesantren.Sedangkan pada aspek moril yakni; a. Memberikan

pengalaman lebih kepada para santri, b. Pembelajaran bagi para santri

dan masyarakat untuk berwirausaha, c. Hubungan harmonis antara

pondok pesantren dan masyarakat, d. Menjadi contoh pesantren

entrepreneurship berbasis masyarakat.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teori

Penelitian ini memberikan Implikasi teori yaitu memperkuat dan

menyempurnakan teori dari teori G.R Terry mengatakan

bahwa`manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya, dan Teori Peter

Van Der Sijde bahwa kewirausahaan adalah sesuatu yang dipelajari

seseorang saat orang tersebut menjalankannya. Sedangkan Khan

menawarkan sebuah model pemberdayaan yang dapat dikembangkan

dalam sebuah organisasi untuk menjamin keberhasilan proses

Page 328: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

310

pemberdayaan yaitu : 1). Desire (pendelegasian), 2). Trust (membangun

kepercayaan), 3).Confident (saling percaya) 4).Credibility (menjaga

kredibilitas), 5). Accountability (pertanggungjawaban), 6).Cummunication

(komunikasi).

Dari kerangka konseptualisasi teori diatas, maka manajemen

kewirausahaan pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi

masyarakat harus melakukan perubahan-perubahan yang cukup

signifikan, baik dari sisi sumber daya manusia, sistem manajerial, dan

optimalisasi perananan teknologi dalam implementasinya. Adapun

temuan empirik di lapangan sebagaimana yang sudah dipaparkan pada

pembahasan sebelumnya disebutkan bahwa pondok pesantren Khairul

Ummah, pondok pesantren Al-Amin Dumai dan pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru yaitu;

pertama; memiliki konsep manajemen kewirausahaan pondok

pesantren yang detail yakni mulai dari proses perencanaan berwujud visi,

misi, program dan sasaran yang ingin dicapai, kedua: Pimpinan pondok

pesantren mendelegasikan sebagian kewenangan yang dimiliki kyai

kepada orang yang memiliki latar belakang pengetahuan dan kemampuan

yang memadai dibidang kewirausahaan, ketiga: Pondok pesantren Khairul

Ummah, pondok pesantren Al-Amin dan pondok pesantren Al-Mujtahadah

Pekanbaru memiliki unit-unit usaha pesantren yang sangat bagus,

keempat: Berdasarkan sistem pengawasan, pondok pesantren Khairul

Ummah, pondok pesantren Al-Amin dan pondok pesantren

Al-Mujtahadah Pekanbaru memiliki sistem pengawasan yang cukup baik.

Kelima: unit usaha yang dikembangkan di tiga pondok pesantren

memberikan kontribusi positif bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Temuan dari penelitian mengenai manajemen kewirausahaan

pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat berakhir

dengan melahirkan pengembangan teori, yang selanjutnya peneliti

tuliskan dalam bentuk bagan sebagaimana berikut:

Page 329: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

311

PONDOK

PESANTREN

- 1) PRODUK

BERKUALITAS 2) BISNIS

JARINGAN

KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

MODEL TEORI

PENGEMBANGAN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN PONDOK PESANTREN

DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI PROVINSI RIAU

INPUT

MANAJEMEN

KEWIRAUSAHAAN

PROSES

ALUMNI

SANTRI

IBU-IBU

LAUNDRY

KELOMPOK

TANI

OUT PUT

PEMERINTAH

OUTCAME

SEKTOR SWASTA MASYARAKAT

PERENCANAAN

PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN

PENGAWASAN

Unit Usaha Pesantren yaitu: 1) Unit Usaha Laundry 2) Budidaya Jamur Tiram 3) Balai Latihan Kerja

Pondok Pesantren

Page 330: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

312

Model manajemen kewirausahaan pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat dari sisi konsfigurasi prosesnya yaitu

input, proses, output dan outcome serta aspek subjek-subjek yang terlibat

dan hubungan-hubungan didalamnya dapat digambarkan sebagai berikut;

Dari konfigurasi diatas, pada tataran input yaitu aktivitas unit usaha

bermula dari pondok pesantren yang melakukan usaha ekonomi.

Pesantren sebagai lembaga sosial ekonomi berinisiatif mengembangkan

entitas unit usaha pondok pesantren dengan mendorong unit-unit usaha

pondok pesantren menjadi jaringan bisnisnya. Pada tataran proses yaitu

proses dan dinamika pengembangan manajemen kewirausahaan

pesantren dilakukan secara bahu-membahu dalam kepemimpinan

pesantren meliputi kyai, pengurus, santri, alumni, ibu-ibu laundry,

kelompok tani, pihak swasta, pemerintah dan masyarakat.

Manajemen kewirausahaa pondok pesantren mengoperasikan pola

manajemen yang hampir sama, kyai mendelegasikan sebagian

kewenangan kepada orang-orang yang ditunjuk dan diberi kewenangan

untuk mengelola unit usaha pondok pesantren yaitu Unit usaha laundry,

budidaya jamur tiram dan Balai Latihan Kerja komunitas pesantren melalui

pembelajaran life skills berupa pelatihan pelatihan otomotif. Pesantren

memiliki hubungan erat dengan pihak-pihak lain seperti ibu-ibu laundry,

santri, kelompok tani dan alumni antar mereka terjadi perpaduan simbiosis

mutualisme kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan sehingga

berdampak pada tataran output yaitu bisnis jaringan dan produk

berkualitas yang secara otomatis berdampak pada tataran outcome yaitu

meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Paparan keseluruhan hasil penelitian ini mengukuhkan temuan

keberadaan dan pengalaman model manajemen kewirausahaan yang

telah berjalan secara sistematik di tiga pondok pesantren tersebut.

Keberhasilan manajemen kewirausahaan pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat mengandung esensi dan implikasi

bagi tercapainya nilai tambah pesantren dalam memberikan kepuasan

Page 331: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

313

kepada masyarakat yang dapat melahirkan komunitas sosial entrepreneur

yaitu saling pengertian, kepercayaan dan budaya kerjasama yang

merupakan bentuk paling penting yang dapat menguatkan kemitraan

ekonomi. Dengan demikian model manajemen kewirausahaan pondok

pesantren memiliki implikasi yang lebih luas pada aspek jangkauan

pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Temuan model ini membawa implikasi bahwa kekuatan ikatan

hubungan masyarakat dan pesantren mempunyai potensi besar bagi

pemberdayaan ekonomi umat. Pesantren memiliki peran sangat besar

terutama dalam hal pendidikan moral, pembinaan watak serta nilai-nilai

kepribadian. Pesantren berperan pula dalam pengembangan bisnis

kewirausahaan berdasarkan keimanan dan amal sholeh sehingga

menciptakan keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual serta

antara kepentingan individu dan masyarakat yang berdampak langsung

bagi pengembangan dan perluasan pengentasan kemiskinan.

2. Implikasi Praktis

Manajemen kewirausahaan pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat di provinsi Riau dapat ditingkatkan

dengan adanya dukungan lebih dari pemerintah daerah dan dukungan

dari pihak swasta. Hal ini akan sangat mendukung kemajuan proses

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dengan adanya dukungan tersebut maka pihak pondok pesantren

akan lebih bersemangat dalam menjalankan kegiatan kewirausahaan

dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kegiatan kewirausahaan ini

akan sangat bermanfaat bagi pondok pesantren dan masyarakat karena

memberikan hubungan simbiosis mutualisme bagi kedua pihak.

Pesantren semakin mengembangkan kegiatan kewirausahaannya dan

masyarakat semakin meningkat kesejahteraan ekonominya.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian disertasi ini, peneliti

merekomedasikan kepada beberapa pihak yang terkait yaitu;

Page 332: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

314

1. Bagi pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama Republik

Indonesia melalui Kementerian Agama Provinsi Riau bagian

pendidikan madrasah dan pesantren yang merupakan

perpanjangan tangan pemerintah, bahwa sebagai masukan untuk

melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis

pesantren dengan cara memberikan perhatian terhadap pondok

pesantren dalam mengembangkan unit-unit usaha yang dimiliki

pesantren sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Pihak pimpinan pondok pesantren direkomendasikan sekiranya

semakin banyak mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak

yang saling menguntungkan baik dari pihak pemerintah ataupun

pihak swasta agar dapat mengembangkan unit-unit usaha pondok

pesantren. Selain itu juga hendaknya pemberdayaan ekonomi

masyarakat berbasis pesantren ini dilakukan lebih panjang

waktunya, mengingat jadwal belajar santri cukup padat dan

masing-masing pesantren memiliki jadwal yang berbeda-beda dan

ada program pendampingan lanjutan, sebab, perlu lebih dilakukan

secara intensif, terutama dalam hal pengemasan dan pemasaran

barang produksi.

3. Pihak Masyarakat direkomendasikan sekiranya dengan pihak

pondok pesantren mengadakan kerjasama dalam egiatan

kewirausahaan yang sangat bermanfaat bagi pondok pesantren

dan masyarakat karena memberikan hubungan simbiosis

mutualisme bagi kedua pihak. Pesantren semakin

mengembangkan kegiatan kewirausahaannya dan masyarakat

semakin meningkat kesejahteraan ekonominya.

D. Saran

1. Bagi pemerintah yaitu pihak Kementerian Agama Provinsi Riau,

khususnya Kementerian Agama Kabupaten sekiranya

memberikan perhatian lebih terhadap pondok pesantren yang

sedang mengembangkan unit-unit usahanya. Memberikan

Page 333: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

315

bantuan penganggaran baik fisik maupun non-fisik dalam

memajukan unit-unit usaha pondok pesantren.

2. Bagi pondok pesantren, sekiranya pihak pondok pesantren

menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai dalam

pengembangan unit-unit usaha pondok pesantren agar tercipta

suasana pondok pesantren yang aman, nyaman dan kondusif.

Memberikan pembiayaan atau pendanaan untuk unit-unit usaha

pondok pesantren yang sedang berkembang.

3. Bagi masyarakat, sekiranya masyarakat yang memiliki dana

dapat memberikan dukungan berupa bantuan sarana dan

prasarana yang dapat dijadikan sebagai pusat pengembangan

unit-unit usaha pondok pesantren. Masyarakat dapat terlibat

langsung dalam proses pengembangan unit-unit usaha pondok

pesantren sehingga masyarakat yang lemah secara ekonomi

merasakan kontribusi dari pemberdayaan ekonomi masyarakat

berbasis pesantren berupa meningkatnya kesejahteraan hidup.

4. Bagi peneliti sekiranya untuk penelitian manajemen

kewirausahaan pondok pesantren dalam pemberdayaan

ekonomi masyarakat yang lebih lanjut perlu dilakukan dengan

melibatkan seluruh komponen yang berkaitan erat dengan

kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kepada peneliti lain agar

kiranya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan atau rujukan dalam menyelesaikan masalah yang

sama.

E. Kata Penutup

Disertasi manajemen kewirausahaan pondok pesantren dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat studi (Pondok Pesantren Khairul

Ummah Kabupaten Indragiri Hulu, Pondok pesantren Al-Amin Dumai

dan pondok pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru) memberikan

gambaran secara mendalam tentang hakikat dari seorang pemimpin

Page 334: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

316

dalam mengelola unit-unit usaha pondok pesantren sehingga dapat

meningkatkan ekonomi masyarakat.

Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah Rabbil „Alamin

penulis dapat menyelesaikan penyusunan disertasi ini dengan sebaik-

baiknya sesuai dengan waktu dan jadwal yang telah direncanakan.

Dalam penelitian dan penulisan disertasi ini tentunya masih terdapat

kekurangan baik secara teknis maupun dari materi yang dipaparkan,

untuk itu diharapkan kepada semua pihak memberikansumbang saran

yang konstruktif demi kesempurnaan disertasi ini kedepannya.

Semoga disertasi ini ada manfaatnya untuk peneliti maupun bagi

orang lain, menjadi bahan kajian teoritis dan praktis bagi peneliti

selanjutnya, dapat diterapkan di pondok pesantren dengan harapan

mampu menjadikan pemberdayaan pondok pesantren entrepreneuship

berbasis masyarakat.

Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan secara moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan disertasi ini dan semoga Allah SWT selalu

memberikan hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua.

AamiiinYaa Rabbal‟alamin.

Jambi, Juni 2020

Penulis

Fahrina Yustiasari Liriwati

NIM.DMP.17.183

Page 335: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

312

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Lautan Lestari, 2010

Abudin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur‟an, Jakarta: Kencana,

2016

Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhori, Matan Al-Bukhori Masykul:

Bihasyiyah al-Sindi, juz.2, Beirut: Dar al-Fikr, tt

Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan

Pesantren, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005

Abdullah Idi, Sosiologi Penduduk; Individu, Masyarakat dan Pendidik,

Jakarta: Rajawali Press, 2011

Abdul Halim Usman, Manajemen Strategis Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim,

2015

Abdul Mu‟in, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren

Jakarta: Prasasti, 2015

Abu „Ala, Peran Pesantren Dalam Transformasi Sosial, dalam

Pembaruan Pesantren, Yogyakarta: LKIS Printing, 2016

Abdul Rahmat dan Sriharini, Manajemen Profetik; Model Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Pesantren Alam Gorontalo: Ideas

Publishing, 2018

Achmad Toto Purnomo dan Djoko Agus Purwanto, Pelatihan Budidaya

Jamur Tiram Sebagai Program Pemberdayaan Santri Di

Pesantren Annur Fatmah, Desa Belim Kabupaten Mojokerto,

Jurnal Layanan Masyarakat, Vol.1(1): 10 - 20

Ahmad Suharto, Profil Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo:

Darussalam Press, 2011

Ali Anwar, Pembaruan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri.

Yogyakarta: Pustaka Setia, 2011

Ahmad Mutohar dan Nurul Anam, Manifesto Modernisasi Pendidikan

Islam dan Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013

Page 336: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

313

Agus Siswanto, The Power Of Islamic Entrepreneurship: Energi

Kewirausahaan Islami, Jakarta: Amzah, 2016

Alam terkembang dan Sugiarti, Cahaya Dilangit Pesantren, Indragiri Hulu:

Pondok pesantren Khairul Ummah, 2015

Amir Hamzah Wirosukarto, et.al. KH.Imam Zarkasyi Dari Gontor Merintis

Pesantren Modern, Ponorogo: Gontor Press, 2011

Amin Hadari, Masa Depan Pesantren; Dalam Tantangan Modernitas Dan

Tantangan Kompleksitas Global, Jakarta: IRD Press, 2004

Anggadwita dan Dhewanto, Women‟s Entrepreneurial Intentions In Micro

And Small Enterprices In Indonesia, journal of administrative

and business studies, 2015

Aprillia Theresia dkk, Pembangunan Berbasis Masyarakat, Bandung:

Alfabeta, 2015

A.Halim dkk, Manajemen Pesantren, Yogyakarta : LKis Yogyakarta, 2005

A.Malik, Inovasi Kurikulum Bebasis Lokal di Pesantren, Jakarta: Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008

Aziz Muslim, Metodologi Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta: Teras,

2010

Aziz Muslim, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta:

Samudera Biru, 2012

Baddrut Tamam, Pesantren Nalar Dan Tradisi, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015

Badrudin, Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2017

Buchari Alma, Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, 2017

Buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi, Pasca Sarjana IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, Tahun 2017

Cory Gardenhour, Teacher‟s perceptions of Empowerment in their work

environment as measured by the pscychological

empowerment Instrument, Disertasi, Tahun 2008,

Universitas Negeri Tennesse Timur.

Page 337: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

314

Darsono Prawironegoro, Kewirausahaan Abad 21, Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2017

Dimeck, The Excuite in action, New York: Harpen and Bross, 1954

Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat; Kajian

Strategis Pembangunan kesejahteraan Sosial dan pekerjaan

Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama, 2017

Erick Namara, 101 Peluang Bisnis Sampingan Bagi Karyawan,

Yogyakarta: Media Press, 2010

Fadila Grine, Empowerment Muslim Women Though Executive Coaching

and Mentoring Jurnal Internasional Nusantara Islam Vol.2

No.1 Tahun 2014

Fadlullah, Pendidikan Entrepreneurship Berbasis Islam Dan Kearifan

Lokal, Jakarta: Diadit Media Press, 2011

Feti Fatimatuzahraoh, Oekan S. Abdoellah, dan Sunardi, The potential of

pesantren in sustainable Rural Development, International

Multidisciplinary Journal, Vol 3, No. 2 Mei 2015

Fridreck Taylor, Scientifiq Management, Happer And Breos, New York,

1974

Gareth R. Jones., Jennifer M. George., Essentials of Contemporary

Management, New York: McGraw-hill

George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Angkasa,

2008

George R.Terry, Asas-asas Manajemen, alih bahasa Dr. Winardi,

Bandung: PT.Alumni, 2012

Gunawan dan Ari Wulandari, Membangun Indonesia dari Desa.

Yogyakarta: Media Pressindo, 2016

Imam an-Nawawi , Riyadlu ash-sholikhin,. Jiddah: Daaru al-qiblah li ats-

tsaqafah al-Islamiyyah, 1990

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, akarta:

Bumi Aksara, 2013

Page 338: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

315

Heru Setiawan, Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam

Menciptakan Kemandirian Sekolah Menengah Kejuruan Di

Provinsi Jambi. Disertasi, UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi Tahun 2018

Herdi Salioso, Kota Dumai Pantai Timur Sumatera, Pekanbaru: UNRI

Press, 2003

Hendry Faizal Noor, Investasi, Pengelolaan Keuangan, dan

Pengembangan Ekonomi Masyarakat, Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2014

Indragiri Hulu dalam Angka 2014, BAPEDDA dan Litbang Kabupaten

Indragiri Hulu, 2015

Imam Bawani dkk, Pesantren Buruh Pabrik: Pemberdayaan Buruh Pabrik

Berbasis Pendidikan Pesantren, Yogyakarta: LKis

Yogyakarta, 2011

Isnaen Wiardani, Budidaya Jamur Konsumsi, Menangguk Untung Dari

Budidaya Jamur Tiram dan Jamur Kuping, Yogyakarta: Lily

Publisher, 2010

Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Entrepreneurship Kaum Sarungan,

Jakarta: Khalifa, 2010

Jhon W. Creswell,. Terjemahan Achmad Fawaid, Research Design

Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014

Kasmir, Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Press, 2011

Kaspul Anwar US, Kepemimpinan Pesantren; Menawarkan Model

Kepemimpinan Kolektif dan Responsif, Jambi: Sulthan

Thaha Press, 2011

Kesi Widjajanti, Model Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal Ekonomi

Pembangunan,Volume 12, Nomor 1, Juni 2011

Kaelan, Metodologi Penelitian Kualitatif Interdisipliner, Yogjakarta:

Paradigma, 2012

Page 339: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

316

Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah dari Pesantren,

Yogyakarta: Forum Pengkajian Pendidikan dan Pesantren,

2017

Masdar Hilmy, Pendidikan Islam Dan Tradisi Ilmiah, Malang: Madani,

2016

Muhammad Ali Anwar, Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren;

Strategi dan Pengembangan Ditengah Modernisasi

Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2017

Muhammad Anwar, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Aplikasi .

Jakarta: Kencana, 2017

M.Anton, Athoillah, Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Pustaka Setia,

2017

Made Dharmawati, Kewirausahaan, Jakarta: Rajawali Press, 2016

M. Ridwan Nashir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok

Pesantren Ditengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010

Matthew B. Miles & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif,

Jakarta: UI Press. 2009

Maskuri Bakri, Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan RRA dan PRA .

Surabaya: Visi Press Media, 2017

Moh. Ali Aziz ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: PT.

LKiS Pelangi Akasara, 2009

Musa asy‟arie, Dialektika Islam: Etos Kerja Dan Kemiskinan. Yogyakarta:

LESFI, 2016

Mark Casson, Alih bahasa Benri Sjah, Entrepreneuship: Teori, Jejaring,

Sejarah, Jakarta: Rajawali Press, 2016

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta Selatan:

Referensi GP. Press Group, 2013

M. Bahri Gazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta: Prasati,

2003

Page 340: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

317

Muhammad Rakib, Model Pemberdayaan Masyarakat, Dosen Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Makassar Jurnal Administrasi

Publik, Volume 6 No. 1 Thn. 2016

Mohammad Nadzhir, Membangun Pemberdayaan Ekonomi di Pesantren,

dalam Jurnal Economica, Volume VI/Edisi 1/Tahun 2015

Mohamad Mustari, Peranan Pesantren dalam Pembangunan Pendidikan

Masyarakat Desa, Yogyakarta: Multi Press, 2011

Mohamad Mustari, Ekonomi Pesantren, Bekasi, Lintang Publishing, 2012

Monday, RW. Sharpin and Flippo, Management concept and practies,

Boston: allyn and Bacon, 1988

Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, 2014.

Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga, tt

Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2011

Nana Herdiana Abdurahman, Manajemen Bisnis Syariah dan

Kewirausahaan, Bandung: Pustaka Setia, 2013

Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam, Jakarta: Kencana, 2015

Peter F. Druker, Inovation and Entrepreneurship, Canada, Harper Collin, tt

Prasetyani dan Purusa, Studi Empiris Wirausaha Perempuan Di

Surakarta; Factor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi,

Hambatan dan Keberhasilan Usaha, Jurnal Penelitian

Ekonomi dan Bisnis, 2016,

Piryadi, Modul Pelatihan Budidaya Jamur Tiram, Jakarta: Agromedia

Pustaka, 2019

Profil Daerah Provinsi Riau tahun 2012: Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Riau Direktorat Jenderal

Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri.

R Lukman Fauroni, Model Pemberdayaan Ekonomi Ala Pesantren

Al-Ittifaq Rancabali Kabupaten Bandung, Jurnal Inferensi,

Vol. 5, No. 1, Juni 2011

Page 341: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

318

Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem

Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, Kalam Mulia:

Jakarta, 2009

Rochmat Koswara, Manajemen Pelatihan Life Skill Dalam Upaya

Pemberdayaan Santri Di Pondok Pesantren, Jurnal

Empowerment, Vol. 04 No. 01 Februari 2014

Ryan Yudistian, S.P. Budi Daya Jamur Tiram Putih Untuk Pemula

Bandung: P.T Pribumi Mekar, 2016

Rizal Muttaqin, Kemandirian dan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis

Pesantren, Jurnal Ekonomi syariah Indonesia, Volume I,

No.2 Desember 2011

Riau Business Guide; Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah

Pemerintah Provinsi Riau, 2016

Samsul Nizar, Sejarah Sosial Dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam

Di Nusantara, Jakarta: Kencana, 2013

Siswanto, Arnamu, Margono Setiawan dan Umar Nimran, Entrepreneurial

Motivation in Pondok Pesantren Jurnal Internasional Journal

of business dan ilmu perilaku Vol 3 No. 2 Februari 2013,

Syammahfuz Chazali dan Putri Sekar Pratiwi, Usaha Jamur Tiram Skala

Rumahan, Yogyakarta: Gramedia, 2011

Sudjana, Pendidikan Non Formal, Bandung: Falah Production, 2014

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press,

2012

Sofia, Kontruksi Model Kewirausahaan Social (Social Entrepreneurship)

Sebagai Gagasan Inovasi Social Bagi Pembangunan

Perekonomian, Journal Pemberdayaan, 2015

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008

Suwardi dkk, Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1959-2002, Pekanbaru:

Badan kesejahteraan Sosial Provinsi Riau, 2004

Page 342: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

319

Supriyanto, Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Pesantren dalam

Perspektif Pendidikan Ekonomi: (Studi Multi Situs di

Pesantren Sidogiri dan Pesantren Paras Gempal Jawa

Timur). Disertasi, Tahun 2011. Program Studi Pendidikan

Ekonomi. UIN Malang

Setyorini Pradiyati dkk, Pola Pemberdayaan Masyarakat melalui Pondok

Pesantren, Jakarta: Ditjen kelembagaan Departemen

Agama RI, 2003

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D Bandung: Alfabet, 2012

Soetomo, Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012

Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018

Stephen P. Robbins - Mary Coultr , Alih Bahasa Bob Sabran, Manajemen

Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2016

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Persfektif Publik, Bandung: Alfabeta, 2017

T.Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Yogyakarta: Kanisius, 2013

Undang-Undang No.18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

Unus Suriawiria, Budi Daya Jamur Tiram, Yogyakarta: Kanisius, 2011

Valerie D. Squire-Kelly, The Relationship between Teacher empowerment

and Student Achievement, Disertasi, Georgia Southern

University: Tahun 2012.

Wisnu Indrajit dan Soimin, Pemberdayaan Masyarakat dan

Pembangunan, Malang: Intrans Publishing, 2014

Yadi Janwari, Entrepreneurship of Traditionalists Muslim at Tasikmalaya,

West Java, Internasional Journal of Islam Nusantara, Vol 1,

No.1 tahun 2013 Entrepreneurship of Traditionalists Muslim

at Tasikmalaya, West Java

Yusuf dan Suwito, Model Pengembangan Ekonomi Pesantren,

Purwekerto: STAIN Purwokerto Press, 2010

Page 343: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

320

Zainal Arifin, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

Yogyakarta: FKIP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Studi pandangan Hidup Kyai dan

Visinya mengenai masa depan Indonesia) Edisi Revisi,

Jakarta: LP3ES, 2011

Page 344: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

321

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Fahrina Yustiasari Liriwati, lahir di Tembilahan

pada tanggal 02 Januari 1983. Anak dari

Syarifuddin dan Fatimah Mulita dan Istri dari

Muhammad Rafai HA, M.E dan ibunda dari 2

bidadari sholehah Najla Izzaty Salamy El-Fa‟i dan

Sakinah Arafah Annajwa El-Fa‟i. ia menempuh

pendidikan formal di : SDN 001 Tembilahan Kota,

SLTPN 01 Tembilahan Hulu, SMKN 01 Tembilahan

Hilir dan pernah merasakan dunia pesantren di

Tahfizh Quran Al-Mubarak Tahtul Yaman Jambi Tahun 2001. Kemudian

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi STAI Auliaurrasyidin

Tembilahan Tahun 2002-2006 dan meraih Magister Manajemen

Pendidikan Islam di IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2009-

2011. Sejak Tahun 2011 hingga sekarang mengabdikan diri sebagai

Dosen Tetap di kampus tercinta STAI Auliaurrasyidin Tembilahan. Saat ini

sedang menjalani pendidikan Doktoral di UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Tahun 2017 melalui Program Beasiswa 5000 Doktor dari Kementerian

Agama Republik Indonesia. Adapun karya-karya yang telah dipublikasikan

yaitu :

1) Buku dengan Judul Pesantren, Pemikiran, Kontribusi dan

Perkembangannya, No ISBN 978-602-6-7851-38, Penerbit Salim

Media Indonesia, Jambi, Tahun 2016

2) Buku dengan Kumpulan Kisah Penyejuk Qalbu, No. ISBN 978-602-

0-9922-28 Penerbit Truss Media, Yogyakarta Tahun 2016

3) Buku Pendidikan Hukuman, ISBN 978-602-6785-69-5, Penerbit

Salim Media Indonesia, Jambi Tahun 2017

4) Buku Pendidikan Karakter Keluarga Islami, ISBN 978-602-6785-70-

1 Penerbit Salim Media Indonesia, Jambi Tahun 2017

5) Buku Jurus Sakti Menulis Skripsi dalam 30 Hari, ISBN 978-602-

5724-04-6, Penerbit Salim Media Indonesia, Jambi Tahun 2018

6) Buku Gender dan Globalisasi, ISBN 978-602-5318-83-2, Penerbit

Pustaka Nurja, Jawa Timur, Tahun 2019

7) Jurnal Internasional, Transformational Of Leadership and School

Management Behavior In Realizing Leadership School In SMAN 3

Palembang Sumatera Selatan Indonesia, IOSR Journal of Reseach

& Method in Education (IOSR-JRME), e-ISSN : 2370-7388, p-ISSN

: 2320 – 737 X Volume 8, Issue 5 Ver.III ( Sept – Oct 2018), PP 51-

56. www.iosrjournals.org

Page 345: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

322

8) International Juornal Of Research Granthaalayah, Management Of

Pondok Pesantren Entrepreneurship Ini Empowerment Of

Community Economi In Riau Province, ISSN- 2350, Index

Copernicus Value, Doi : 10.5281/Zenodo.3733056.

Http://Www.Granthaalayah.Com, Vol.8 ( Iss3) ; March 2020

9) Buku Profesi Keguruan, ISBN 978-602-53188-4-9, Penerbit

Pustaka Nurja, Probolinggo, Tahun 2019

10) Manajemen Pendidikan; Paradigma, Quo Vadis dan Best Practice,

ISBN 978-623-234-029-9, Penerbit Ideas Publishing, Gorontalo,

Tahun 2019

11) Metodologi Penelitian; Pendekatan Multidisipliner, ISBN 978-623-

234-038-1, Penerbit Ideas Publishing, Gorontalo, Tahun 2020

12) Menjadi Kepala Sekolah Profesional Era Revolusi 4.0, ISBN 978-

623-7707-15-8, Penerbit Zahir Publishing, Yogyakarta, Tahun 2020

13) Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren ( Membangun

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat), ISBN 9-786239-322014,

Penerbit Buku Literasiologi Provinsi Bengkulu Tahun 2020.

Seminar yang pernah diikuti :

1) Pemakalah pada Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni (PIOS) ke – V

PTAIS Kopertais wilayah XII Riau – Kepri Tahun 2015

2) Seminar Nasional Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jawa Timur

Tahun 2015

3) International Seminar On Islamic Education 2017 (ISIE 2017)

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jawa

Timur April Tahun 2017

4) Inter Islamic University Cooperation Of Indonesia (IIUC) by

Muhammadiyah University of Palangkaraya in collaboration with

IIUC and Kyungdong University of South Korea April Tahun 2017

5) International Conference on Islamic University : Distinctions and

Contributions ( ICIU 2017 ) UIN Antasari BanjarMasin, Kalimantan

Selatan, Indonesia Agustus 2017

6) Seminar Nasional Pendidikan “Implementasi Kurikulum 2013 dalam

Pendidikan Abad 21 yang Berkemajuan” Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta, November 2017.

7) International Islamic Research Form 2017 ( IIRF 2017 ) November

2017 di IAIN Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia

Page 346: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

323

8) International Seminar “ Empowering Islamic Studies for Global

Issues” University of Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 29 November

2017

9) Seminar Nasional “Optimalisasi Pendidikan Karakter“ UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, 30 November 2017

10) International Conference on Education and Islamic Culture, IAIN

Samarinda tanggal 15 Februari 2018. Kalimantan Timur

11) Seminar dan Lokakarya The 1st annual Conference on Islamic

Education Management (ACIEM), Universitas Islam Negeri Sunan

Kali Jaga Yogyakarta, 24 - 26 April 2018

12) Konferensi Nasional Inovasi Pendidikan, Universitas Al-Asyariah

Mandar Sulawesi Barat, Tanggal 09 September 2018

13) Inter Islamic University Cooperation Of Indonesia (IIUC) by Sultan

Agung Islamic University collaboration with IIUC, Semarang

Tanggal 20 -21 September 2018

14) Seminar Nasional “Memperkuat Status Hukum MPR dan MPRS

dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia” Badan

Pengkajian MPR RI bekerjasama dengan Universitas Islam Sultan

Agung Semarang, Tanggal 22 September 2018

15) International Seminar Postgradute of the Islamic state University

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Tanggal 13 November 2018

16) Seminar Nasional Pendidikan dengan Tema “ Meningkatkan

Literasi Pendidikan dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0,

Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, Tanggal 12 Januari

2019

17) Seminar dan Lokakarya The 2nd Annual Conference on Islamic

Education Management (ACIEM), IAIN Manado, Tanggal 24 - 26

April 2019

18) International Seminar Prince of Songkla University Pattani Campus

– Thailand, Tanggal 04 November 2019

19) Seminar Penyelidikan Pascasiswazah ASEAN Kedua 2019

Universitas Pendidikan Sultan Idris Malaysia, Tanggal 06

November 2019

Page 347: DISERTASI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4144/1/DISERTASI FAHRINA...Tabel 4.7 Jenjang Pendidikan Non Formal Di Pondok Pesantren Al-Amin Dumai 186 Tabel 4.8 Kitab-Kitab

324

Organisasi yang pernah diikuti :

1) Bendahara Remaja Masjid Agung Al-Huda Tahun 2000-2014

2) Pengurus Bidang Pemberdayaan Wanita Masjid Agung Al-Huda

Tahun 2006-2014

3) Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2017 –

Sekarang

4) Bendahara Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Indragiri Hilir

Tahun 2019 – Sekarang

5) Perkumpulan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (PPMPI)

Tahun 2017 - Sekarang