direktorat perbibitan dan produksi ternak 2015-2019sakip.pertanian.go.id/admin/file/renstra dit...
TRANSCRIPT
Direktorat Perbibitan Dan ProDuksi ternak 2015-2019
Direktorat Perbibitan Dan ProDuksi ternak Direktorat JenDeraL Peternakan Dan keseHatan HeWan
keMenterian Pertanian2017
rencana strategis rencana strategis DUMM
Y RENSTR
A
rencana strategis Direktorat Perbibitan Dan ProDuksi ternak
2015-2019
Direktorat Perbibitan & ProDuksi ternak Direktorat JenDeraL Peternakan Dan keseHatan HeWan
keMenterian Pertanian2017
DUMM
Y RENSTR
A
DUMM
Y RENSTR
A
i
kata Pengantar
Syukur alhamdulillah proses penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Perbibitan
dan Produksi Ternak (kurun waktu 2015-2019) telah selesai disusun sebagai penjabaran
lebih lanjut dari Renstra Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2015-
2019.
Di dalam Renstra ini kondisi umum yang menggambarkan dua direktorat yaitu Direktorat
Perbibitan Ternak dan Direktorat Budidaya Ternak yang difusi menjadi Direktorat
Perbibitan dan Produksi Ternak. Selanjutnya didalam renstra ini dimuat tentang visi,
misi, tujuan dan sasaran yang akan dilakukan oleh Direktorat Perbibitan dan Produksi
Ternak. Oleh karena itu secara khusus renstra memuat tentang sasaran teknis Direktorat
Perbibitan dan Produksi Ternak beserta dengan UPT yang terkait arah kebijakan dan
strategi, sasaran serta indikator keberhasilannya.
Disampaikan pula secara rinci kegiatan-kegiatan penting Direktora Perbibitan dan
Produksi Ternak untuk mencapai sasaran program pada Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan, sehingga Direktorat Perbibitan dan Produksi merupakan salah
satu unsur penting pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Semoga Rencana Strategis ini dapat menjadi acuan bagi para stake holder dalam
mengembangkan usaha perbibitan.
Jakarta, Januari 2016
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak
Dr. ir. surachman suwardi, MP
DUMM
Y RENSTR
A
4
DaFtar isi
Kata Pengatar ……………………………………………………………………………. iDaftar Isi ………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….... 1A. Kondisi Umum …………………………………………………………………… 2B. Potensi dan Permasalahan …………………………………………………….. 6
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN …………………………………………. 14A. Visi ………………………………………………………………………………… 14B. Misi ………………………………………………………………………………... 14C. Tujuan …………………………………………………………………………….. 17D. Sasaran …………………………………………………………………………… 18
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS …………………………………….…. 221. Arah Kebijakan ……………………………………………………………….…. 222. Strategi ………………………………………………………………………….... 243. Langkah Operasional ………………………………………………………..…. 264. Kerangka Regulasi dan Kelembagaan ……………………………………..… 28
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN …………………………………………………. 36A. Program ……………………………………………………………………….…. 36B. Kegiatan …………………………………………………………………………. 37
BAB V PEMBIAYAAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA ……………………….... 42 Pembiayaan ……………………………………………………………………..... 42
A. Indikator Kinerja Utama ………………………………………………………… 43
BAB VI MANUAL INDIKATOR KINERJA …………………………………………...…. 45
BAB VII PENUTUP …………………………………………………………………….... 46
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
1
bab i
PenDaHuLuan
Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perbibitan dan Produksi Ternak tahun 2016-2019 disusun sebagai penjabaran lebihlanjut dari Renstra Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2015-2019.
Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak merupakan salah satu unit eselon II lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diamanatkan mempunyai tugas melaksanakan perumusan, pelaksanaan kebijakan dibidang peningkatan penyediaan benih dan bibit ternak serta produksi ternak.
Dalam kurun waktu 2015-2019 kegiatan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan lebih difokuskan pada peningkatan produksi pangan asal ternak, daya saing peternakan dan kesejahteraan peternak. Peranan perbibitan dan produksi ternak akan semakin penting dalam pengembangan kegiatan secara umum pada pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, khususnya dalam hal peningkatan produksi pangan asal ternak dan daya saing peternakan.
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak tahun 2016-2019 merupakan acuan penting bagi para perumus kebijakan dan pelaksana untuk menyusun Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK), memberikan bimbingan teknis dan evaluasi baik di tingkat pusat maupun daerah.
Muatan Rencana Strategis Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak meliputi kondisi umum, potensi dan permasalahan, visi, misi dan sasaran, arah kebijakan dan strategi, kegiatan dan pendanaan. Untuk melengkapi rencana strategis tersebut disampaikan pula arsitektur dan informasi kinerja Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, baik indikator output, outcome impact dan relevansinya dengan sasaran program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak tahun 2016-2019 adalah sebagai dokumen dan pedoman umum untuk melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015. Secara khusus tujuan penyusunan Rencana Strategis adalah untuk :
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
2
1. Pedoman kerja bagi aparat pusat dan daerah dalam melaksanakan kegiatan dan program perbibitan dan produksi ternak dalam kurun waktu 2016-2019.
2. Mewujudkan posisi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak di tengah-tengah kelembagaan pemerintah yang ada.
3. Melakukan koordinasi lintas Direktorat dan lintas eselon I serta stakeholders lainnya.
4. Memfasilitasi stakeholders untuk kebutuhan pelayanan masyarakat di bidang perbibitan dan produksi.
a. kondisi umum
Pada tahun 2015 untuk kepentingan organisasi dan untuk efisiensi kelembagaan maka Direktorat Budidaya Ternak dan Direktorat Perbibitan Ternak difusikan menjadi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/ OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Organisasi baru ini memerlukan rencana strategis, indikator sasaran kegiatan dan indikator kerja dan indikator kinerja yang baru menyesuaikan dengan organisasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Kinerja kedua direktorat tersebut selama periode 5 tahun (2011-2015) mencakup kinerja regulasi teknis dan kinerja operasional sebagaimana tabel 1.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
3
tabel 1. kinerja Direktorat Perbibitan ternak dan Direktorat budidaya ternak 2011-2015
Direktorat Perbibitan ternak Direktorat budidaya ternak
Penyusunan NSPK, selama periode lima tahun telah tersusun berbagai peraturan sesuai dengan kewenangannya yaitu 1 Peraturan Pemerintah, 20 Permentan dan 30 Standar Nasional Indonesia. Selain itu, dari aspek teknis telah dilakukan penetapaan/pelepasan rumpun/galur yang dituangkan dalam 63 Keputusan Menteri Pertanian serta 12 wilayah sumber bibit ternak di tujuh provinsi pada 11 kabupaten pada dua lokasi yang ditetapkan. Dari uji zuriat telah dihasilkan 15 provenbull dan 3 calon bull yang akan di-launching pada tahun 2017. Sedangkan uji performan telah menghasilkan bibit sapi potong unggul yang terdiri dari 438 ekor bibit sapi Bali, 11 ekor bibit sapi Madura, 97 ekor bibit sapi Peranakan Ongol (PO), 63 ekor bibit sapi Sumba Ongole (SO), dan 34 ekor bibit sapi Aceh.
Tahun 2011 dibentuk Lembaga Sertifikasi Produk (LS-Pro) benih dan bibit ternak bedasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.75/Permentan/OT.140/11/2011 dan tahun 2015 dalam proses akreditasi KAN dengan Nomor akreditasi awal LSPro-045-IDN tanggal 29 Juli 2015. Sampai dengan tahun 2015 LSPro telah menetapkan benih dan bibit bersertifikat terdiri dari bibit Sapi Perah 175 ekor, Sapi Brahman Indonesia 22 ekor, Sapi Bali 128 ekor, Kambing PE 56 ekor. Sedangkan untuk sertifkat semen beku 304 bull atau setara 18.260.000 straw dan embrio 867 embrio.
Bibit ternak yang belum disertifikasi oleh LSPro dan sudah sesuai Standard Nasional Indonesia (SNI) maka diterbitkan Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB) oleh Dinas Provinsi/ Kabupaten sebanyak 12.575 ekor.
Kinerja operasional kegiatan perbibitan ternak adalah penguatan kelompok pembibitan ternak ruminansia (sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing dan domba) dan ternak non ruminansia (ayam dan itik lokal, puyuh, kelinci dan babi). Kegiatan lainnya adalah penyelamatan sapi kerbau betina produktif dan insentif sapi kerbau betina bunting serta penambahan pejantan/indukan sapi potong dan sapi perah, penguatan pembibitan sapi lokal asli di tiga pulau dan penguatan pembibitan sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing domba dan unggas di kabupaten/kota terpilih.
Tahun 2012 telah tercapai swasembada semen dan telah dilakukan ekspor ke tujuh Negara. Tahun 2013 telah tercapai swasembada pejantan unggul.
Penyusunan NSPK, selama periode lima tahun telah tersusun berbagai peraturan sesuai dengan kewenangannya yaitu 6 Permentan.Pengembangan budidaya ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak dilakukan melalui kegiatan-kegiatan peningkatan rata-rata populasi sapi potong dengan pertumbuhan 2,6% per tahun dan produksi daging rata-rata 4,5% per tahun. Peningkatan populasi sapi perah dengan pertumbuhan 10% pertahun dan produksi susu rata-rata 15% pertahun. Peningkatan populasi kerbau dengan pertumbuhan 0,12% per tahun, kambing 4% pertahun, domba 9% pertahun, ayam buras 4,47% pertahun dan itik 2,26% per tahun.
Berdasarkan penetapan kinerja maka pengembangan budidaya ternak meliputi pengembangan usaha budidaya ternak sapi potong (797 kelompok); penguatan kelembagaan inseminasi buatan (IB) (396 unit); peningkatan kapasitas petugas IB, PKB dan ATR (760 orang); optimalisasi IB (1.363.800 dosis); pengadaan pejantan INKA (1.035 ekor); pengembangan indukan sapi Papua dan Papua Barat (300 ekor); pengembangan sapi potong pada kegiatan UPPO (12 kelompok). Pengembangan ternak unggas dan aneka ternak meliputi pengembangan ayam lokal 665 kelompok, itik lokal 347 kelompok, puyuh 56 kelompok, kelinci 97 kelompok dan babi 242 kelompok.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
4
Sejak tanggal 3 Agustus 2015 Direktorat Perbibitan dan Produksi secara resmi berdiri.
b. Potensi dan Permasalahan
Potensi dan permasalahan dilihat dari aspek lingkungan strategis baik internal
maupun eksternal. Lingkungan strategis internal mencakup kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki oleh pembangunan perbibitan dan produksi ternak. Sedangkan pada
aspek eksternal pembangunan perbibitan dan produksi ternak dipengaruhi ancaman
dari luar. Tetapi pada aspek ini memungkinkan terjadinya peluang-peluang yang
diberikan. Hasil analisis kedua faktor tersebut dianalisis dengan metode SWOT untuk
melihat beberapa aspek internal dan eksternal yang penting yang dapat dijadikan
strategi. Adapun analisis SWOT tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :
tabel 2. analisis sWot
sumber Daya manusia
Pada aspek sumber daya manusia kekuatan yang dimiliki adalah adanya tenaga perbibitan dan produksi yang cukup memadai. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pejabat struktural dan fungsional di pusat dan daerah yang mampu merumuskan berbagai kebijakan, melaksanakan dan melakukan pendampingan dalam penerapan teknologi pembibitan dan produksi ternak, antara lain IB dan TE serta metode pembibitan antara lain uji zuriat sapi perah dan uji performans sapi potong. Tenaga fungsional lainnya Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) yaitu jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tanggung jawab, wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pengujian mutu pakan. Saat ini permasalahan yang timbul, adanya penambahan obat-obatan, bahan aditif dan suplemen yang tidak sesuai pada pakan. Selain itu terdapat pakan yang mengandung cemaran fisik, biologis dan kimia sehingga kualitasnya rendah. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas ternak, kualitas produk peternakan dan kesehatan hewan dan masyarakat.
Pelaku peternakan di Indonesia temasuk perbibitan dan produksi ternak dikelola oleh tenaga kerja sub sektor peternakan yang berjumlah 2,3 juta tenaga laki-laki dan 1,8 juta tenaga kerja perempuan (berdasarkan data BPS Sakernas tahun 2012). Berdasarkan tingkat pendidikan tenaga kerja tersebut hampir didominasi oleh tenaga kerja tidak sekolah, tidak tamat SD dan lulusan SD sebanyak 40%, dan didominasi oleh golongan umur tua (berumur 60 tahun ke atas). Struktur tenaga kerja ini juga berpengaruh terhadap pelaksanaan perbibitan dan produksi ternak di Indonesia.DU
MMY RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
5
Material Pada aspek material kekuatan yang dimiliki oleh perbibitan dan produksi ternak adalah adanya keragaman sumberdaya genetik yang tinggi, dan sumberdaya genetik lokal serta rumpun/galur ternak yang dapat dimanfaatkan untuk produksi benih, bibit serta produksi ternak. Namun yang menjadi kelemahan adalah dalam pemanfaatan sumberdaya genetik tersebut sangat rendah sehingga masih sangat terbatas bibit berkualitas seperti yang diharapkan. Kelemahan lainnya pengendalian ternak betina produktif belum berjalan dengan baik sehingga pemotongan ternak betina produktif ataupun bunting masih terjadi. Di lain pihak komposisi umur anak, muda, dewasa, jantan ataupun betina tidak banyak berubah dari hasil Sensus 1993-2013, berarti selama 20 tahun, pemotongan betina produktif yang ada tidak mengganggu struktur komposisi umur, anak, muda dan dewasa. Hal tersebut diduga karena pemotongan betina yang dilakukan oleh peternak adalah betina hasil dari persilangan (final stock), betina tua dan betina yang memiliki alat reproduksi abnormal. Oleh karena itu patut dipertimbangkan pelarangan pemotongan betina produktif diutamakan untuk betina bibit, betina produktif ternak lokal/asli dan betina bunting.
Keberadaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang perbibitan dan produksi ternak (2 B/BIB Nasional, BET dan 7 B/BPTU-HPT) merupakan peluang dalam meningkatkan produksi benih dan bibit, disamping adanya penguatan dari BIB-D maupun UPT-D. B/BIB Nasional telah mampu menghasilkan sexing sperma, sedangkan BET Cipelang telah mampu menghasilkan embrio in vivo dan in vitro dan B/BPTU-HPT menghasilkan bibit unggul bersertifikat.
Berlakunya pasar bebas Asean dapat merupakan ancaman dari aspek material karena memungkinkan ternak bebas masuk ke Indonesia. Oleh karena itu ternak di Indonesia perlu terus ditingkatkan mutunya ke arah standar internasional.
Walaupun dari segi sumberdaya manusia cukup memadai, tetapi penyebaran tenaga tersebut tidak merata sehingga kegiatan pengembangan ternak di beberapa daerah belum sesuai dengan pengembangan kawasan peternakan. Selain itu pelatihan kompetensi tenaga-tenaga peternakan di beberapa daerah belum berlangsung secara optimal, sehingga berakibat dalam pelaksanaan kegiatan perbibitan dan produksi ternak, hal ini berdampak terhadap timbulnya usaha-usaha di bidang perbibitan yang belum banyak dilakukan oleh swasta/koperasi dan masyarakat sesuai dengan yang direncanakan. Peluang sumber daya manusia peternakan untuk bekerja masih terbuka luas dengan semakin bertambahnya populasi ternak dan banyaknya lulusan pendidikan teknis dan pendidikan informal dibidang peternakan. Usaha di bidang perbibitan ternak terbuka peluang bagi lulusan perguruan tinggi dan diploma untuk menjadi tenaga kerja perbibitan ternak yang profesional.
Disamping itu kesempatan kerja semakin terbuka dengan dimulainya pasar bebas ASEAN tahun 2016 yang akan menciptakan tumbuhnya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun terdapat sejumlah ancaman terhadap SDM perbibitan dan produksi ternak dalam negeri terutama terkait dengan masuknya SDM dari luar negeri untuk ikut bekerja sebagai tenaga terdidik di Indonesia dan adanya pemberlakuan peraturan perdagangan global sesuai GATT, namun harus memenuhi standar mutu dan kompetensi.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
6
sarana dan P r a s a r a n a Pendukung
Dalam hal sarana dan prasarana pendukung baik piranti lunak (software) maupun piranti keras (hardware) perbibitan dan produksi sudah didukung oleh sarana yang memadai baik untuk sarana prasarana utama maupun pendukung.
Koordinasi antar lembaga yang terkait dengan pengembangan perbibitan dan produksi ternak tersebut masih belum berjalan dengan baik sehingga sistem perbibitan dan produksi belum banyak menghasilkan hal-hal seperti yang diinginkan sesuai dengan rencana. Kebutuhan produk peternakan berupa daging, telur dan susu semakin meningkat dengan tumbuhnya kelas menengah yang menimbulkan perubahan konsumsi dan gaya hidup di Indonesia dan peluang adanya bonus demografi selama 2020-2030.
Tingkat kebutuhan produk ternak dan produknya semakin diperlukan, ketergantungan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi dari impor masih cukup tinggi terutama untuk ayam ras dan sapi perah, yang menimbulkan ancaman bagi ternak lokal.
Metoda Berbagai petunjuk pelaksanaan dari Undang-undang, Keputusan Pemerintah, Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri serta Surat Keputusan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat dianggap sebagai Standar Operational Procedure (SOP) untuk melaksanakan kegiatan perbibitan dan produksi ternak. Diperolehnya ISO 9001:2008 pada seluruh UPT Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta ISO 17025:2005 untuk B/BIB Nasional merupakan kekuatan bahwa metoda untuk memproduksi dan menghasilkan benih dan bibit ternak serta menguji mutu benih ternak yang diakui secara internasional. Tetapi faktor implementasi dan pengawasannya masih menjadi kelemahan sehingga masih banyak dijumpai ternak hasil persilangan yang tidak terarah. Di samping itu pelaksanaan reward dan punishment masih perlu ditingkatkan, seperti masih perlu adanya reward dalam bentuk promosi ternak yang dihasilkan oleh daerah sentra ternak, sedangkan punishment dilakukan untuk lokasi yang telah ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit bila melakukan persilangan ternak dalam bentuk pengurangan dukungan anggaran. Benih dan bibit ternak yang beredar belum seluruhnya bertanda SNI yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) atau belum memiliki Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB).
Dari segi peluang adanya dukungan antar instansi yaitu dari Badan Litbang Pertanian, LIPI, Perguruan Tinggi, swasta/koperasi dan instansi lainnya melalui kerjasama dibidang penelitian perbibitan dan produksi ternak. Faktor yang menjadi ancaman adanya perjanjian bilateral dan pasar bebas ASEAN akhir tahun 2015 yang berpotensi menjadi kompetitor produk dalam negeri.
Adanya penyakit lintas batas negara (Trans Boundary Disease) menimbulkan ancaman bagi aspek sumberdaya perbibitan dan produksi. Adanya persilangan ternak yang tidak terarah menyebabkan menurunnya kemampuan reproduksi dan mengancam keberadaan rumpun sapi asli/lokal Indonesia.DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
7
Dana dan investasi
Sebagai kekuatan, untuk mendukung tugas-tugas pemerintah di bidang perbibitan dan produksi ternak telah dialokasikan melalui APBN dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan terutama dalam kurun waktu 2010 sampai 2014. Dari pihak perbankan juga dikucurkan skim kredit KKP, KKPE, KUPS dan skim kredit lainnya dari perbankan daerah. Skim kredit tersebut berbunga rendah atau disubsidi oleh pemerintah sehingga meringankan bagi para peternak untuk melaksanakan usaha pembibitan dan produksinya.
Sebagai kelemahan, ditunjukkan dari dukungan anggaran untuk perbibitan dan produksi ternak pada alokasi belanja yang ada belum sepenuhnya mendukung kegiatan yang berkelanjutan. Selain itu kelemahan di bidang investasi karena di bidang usaha pembibitan dan produksi bersifat jangka panjang dan beresiko.
Peluang adanya peningkatan kesadaran dan taraf hidup masyarakat akan gizi yang baik serta semakin tumbuhnya PDB dan PDRB peternakan yang dalam kurun waktu 2007-2011 cenderung lebih tinggi daripada sektor pertanian sehingga sub sektor peternakan khususnya perbibitan dan produksi ternak dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi sektor pertanian.
Rendahnya minat investor dibidang pembibitan dan produksi khususnya ternak ruminansia besar menjadi ancaman untuk pengembangan usaha peternak ruminansia besar. Selain itu prioritas program pemerintah belum sepenuhnya fokus pada perbibitan tetapi pada aspek lainnya bersifat quick yielding.
Berdasarkan potensi umum tersebut dihadapkan dengan analisis lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap kinerja Direktorat Perbibitan dan Produksi untuk masa-masa mendatang sebagaimana digambarkan pada gambar analisis SWOT berikut ini.
Dalam analisis tersebut kemudian masing-masing variabel yaitu kekuatan dan kelemahan dan peluang dan ancaman saling dipertukarkan untuk melihat strategi apa yang paling memungkinkan. Dari analisis SWOT tersebut selanjutnya dapat dirumuskan visi, misi, strategi dan tujuan sasaran untuk mencapainya. Penetapan target/sasaran harus terukur dalam tahapan yang telah digariskan dalam rencana kerja tahunan. Penyusunan rencana kerja tersebut dengan sendirinya dapat dipertanggungjawabkan karena akuntabiltasnya telah terukur.DU
MMY RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
8
Gambar 1. Analisis SWOT Pembibitan dan Produksi Ternak 2010-2014 (pendekatan dari aspek manajemen)
analisis
internal
analisis
eksternal
• SDM cukup dengan 13 juta rumah tangga peternak (ST.13)
• Keragaman SDG Hewan• Sisbitnas• Kelembagaan UPT/D, swasta/
koperasi , masyarakat• SOP dan ISO• Alokasi APBN
• Penyebaran petugas teknis tidak merata
• Pelatihan kompetensi tidak berkelanjutan
• Pemanfaatan SDG Hewan belum optimal
• Bibit bersertifikat belum banyak dihasilkan
• Dana belum berada pada pos belanja yang tepat
• Pengawasan mutu benih/bibit blm optimal
• Investasi perbibitan bersifat jangka panjang
• Pertambahan penduduk • Pertambahan populasi dan
produksi ternak• Ketersediaan teknologi • Peningkatan PDB dan
masyarakat kelas menengah• Lspro Benih dan Ternak • Asuransi dan kredit perbankan
• Ternak persilangan pada lokasi perbibitan
• Penerapan MEA akhir 2015• Ketergantungan impor • Terbatasnya minat investor
perbibitan • Penyakit lintas batas negara
Kekuatan Peluang
Kelemahan Ancaman
Visi Misi tuJuan Dan sasaran
araH Dan kebiJakan strategi
kegiatan, PenDanaan Dan inDikator kinerJa
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
9
Penetapan visi misi dan strategi serta langkah-langkah operasional tersebut juga memerlukan dana sesuai dengan peran yang akan dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat dan para pelaku lainnya.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
10
bab ii
Visi, Misi, tuJuan Dan sasaran
Berdasarkan pertimbangan dari hasil analisis SWOT maka dapat dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran sebagai berikut:
a. Visi
Visi ini menegaskan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat dan berkaitan antara penyediaan benih dan bibit ternak untuk peningkatan produksi dan produktivitas ternak. Diharapkan dengan keterkaitan maka akan dihasilkan usaha peternakan dan kesehatan hewan yang berkelanjutan untuk mencapai kedaulatan pangan.
b. Misi
Dalam mewujudkan visi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak perlu ditetapkan misi yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun kerangka pikir Perbibitan dan Produksi Ternak adalah sebagai berikut :
terwujudnya penyediaan benih dan bibit ternak serta peningkatan produksi dan produktivitas ternak secara berkelanjutan untuk mencapai
kedaulatan pangan
SKLB dan Sertifikat LSPro
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
11
Pada konsep pemikiran tersebut perbibitan dan produksi dipandang sebagai bagian dari pembangunan peternakan dan kesehatan hewan dalam satu kawasan yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian yang menjadi sentra peternakan dan kesehatan hewan dan didalamnya terdapat usaha pengembangbiakan dan pembibitan ternak. Aktivitas pengembangbiakkan tersebut akan menghasilkan bakalan dan indukan, sedangkan aktivitas pembibitan (pengaturan perkawinan, rekording dan seleksi) akan menghasilkan indukan, bakalan dan bibit. Pada kegiatan pembibitan ternak yang menghasilkan bibit maka peran dari pengawas bibit ternak dan fungsional lainnya serta dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di provinsi/kabupaten/kota dapat mengeluarkan SKLB sesuai dengan peraturan perundangan. Langkah lebih lanjut dari bibit tersebut adalah sertifikasi oleh LSPro Benih dan Bibit Ternak.
Hasil dari bibit tersebut dapat disebar kepada pelaku usaha peternakan untuk dapat dikembangkan yang hasilnya disebar kembali pada kawasan lainnya. Pada kawasan tersebut pendampingan lingkup Kementrian Pertanian (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Fungsional Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan) dan diluar Kementreian Pertanian (Perguruan Tinggi, LIPI, Lembaga Keuangan, Pemda dll).
Misi
Sehubungan dengan hal tersebut maka misi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan benih dan bibit ternak secara mandiri.
Benih dihasilkan oleh BBIB Singosari, BIB Lembang dan BET Cipelang sedangkan bibit ternak dihasilkan oleh kelompok-kelompok pembibit dalam kawasan, BBPTU HPT Baturraden, BPTU HPT Indrapuri, BPTU HPT Padang Mengatas, BPTU HPT Siborong-Borong, BPTU HPT Sembawa, BPTU HPT Denpasar, BPTU HPT Pelaihari.
2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing benih, bibit dan ternak.
Nilai tambah dan daya saing benih, bibit dan ternak berupa SKLB/pemberian sertifikat (kesesuaian standar) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas yang dihasillkan.
3. Mengembangkan pembibitan dan produksi ternak berbasis sumberdaya lokal dan teknologi bioindustri.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
12
Pengembangan dan produksi ternak dilakukan dengan pemanfaatan plasma nutfah rumpun/galur ternak murni Indonesia, demikian juga untuk teknologi yang memakai bioindustri maka teknologi tersebut ramah lingkungan dan berkelanjutan.
4. Meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan pelayanan publik dibidang perbibitan dan produksi ternak.
Pengembangan profesionalisme dan integritas dan pelayaan publik dibidang produksi ternak merupakan bagian dari reformasi birokrasi yang telah dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
c. tujuan
Tujuan penyelenggaraan pembangunan perbibitan dan produksi ternak tahun 2015-2019 adalah :
1. Meningkatkan pengelolaan sumber daya genetik hewan.
Peningkatan ini dilakukan dengan standarisasi dan mutu ternak pada berbagai jenis ternak yaitu ruminansia potong, ruminansia perah serta unggas dan aneka ternak. Dalam hal ini tujuannya adalah melaksanakan kebijakan pengelolaan, standarisasi dan mutu ternak, penyusunan NSPK, bimbingan teknis dan evaluasi.
2. Meningkatkan pembentukan dan pengelolaan wilayah sumber bibit dan kawasan peternakan.
Peningkatan pengelolaan wilayah sumber bibit dilakukan dengan mengutamakan produksi dalam negeri untuk menghasilkan produksi bibit ternak terutama khususnya di sentra produksi. Sesuai UU No 41 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mengamanatkan bahwa pemerintah membina pembentukan wilayah sumber bibit pada wilayah yang berpotensi menghasilkan ternak dengan mutu dan keragaman genetik yang tinggi, sifat produksi dan reproduksinya.
3. Meningkatkan penyediaan benih/bibit ternak bersertifikat.
Untuk peningkatan penyediaan benih/bibit ternak bersertifikat maka diperlukan penerapan pembibitan benih/bibit ternak yang baik dan telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan SNI/PTM. Pada komoditas perunggasan peningkatan penyediaan bibit dan benih yang bersertifikat sudah maju, sehingga diperlukan pembinaan berkelanjutan.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
13
4. Meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak.
Untuk peningkatan populasi ternak dilakukan melalui peningkatan berat badan dan menekan angka kematian ternak serta meningkatkkan kelahiran. Upaya ini akan berhasil apabila seluruh fungsi-fungsi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan saling mendukung yaitu fungsi-fungsi kesehatan hewan, pakan, kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan dan pemasaran hasil peternakan serta perbibitan dan produksi ternak.
5. Meningkatkan daya saing ekspor.
Peningkatan daya saing ekspor benih dan bibit diperoleh melalui peningkatan mutu dan sertifikat.
D. sasaran
Sesuai dengan indikator kegiatan yang telah ditetapkan maka sasaran Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak selama kurun waktu dari 2016-2019 adalah peningkatan penyediaan benih, bibit serta produksi dan produktivitas ternak. Selain itu sasaran peningkatan daya saing peternakan adalah melalui penguatan kelembagaan pembibitan dan produksi ternak, pengelolaan wilayah sumber bibit dan kawasan peternakan, pemanfaatan dan pelestarian SDG Hewan, penetapan pelepasan rumpun galur ternak. Jaminan mutu bibit yang terdiri dari jumlah bibit bersertifikat dan jumlah bibit yang ber-SKLB juga menjadi sasaran yang terkait dengan daya saing.
Sasaran Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Tahun 2016-2019 adalah :
1. Peningkatan populasi ternak sapi/kerbau, kambing/domba, unggas dan aneka ternak :
a. Populasi ternak sapi potong, sapi perah, dan kerbau dilakukan melalui penyediaan betina produktif, peningkatan angka kelahiran, penurunan service per conception dan calving interval.
b. Populasi ternak kambing dan domba dilakukan dengan penyediaan betina produktif, peningkatan angka kelahiran.
c. Populasi ternak babi dilakukan dengan penyediaan betina produktif dan peningkatan angka kelahiran babi.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
14
d. Populasi unggas lokal dilakukan melalui peningkatan produksi telur, telur tetas dan daya tetas. Sedangkan untuk ternak itik akan dilakukan dengan cara yang sama dengan ternak unggas lokal dan
e. Populasi aneka ternak lainnya dilakukan melalui penyediaan betina produktif.
2. Peningkatan produktivitas ternak
a. Produktivitas daging
Peingkatan produktivitas daging pada sapi potong, kerbau, kambing/domba, babi dan unggas (ayam dan itik) sasarannya adalah peningkatan bobot hidup.
b. Produktivitas telur
Produktivitas unggas (ayam dan itik) dengan sasaran produksi telur dan produksi telur konsumsi.
c. Produktivitas susu
Produktivitas susu sasarannya dihitung berdasarkan produksi sapi perah per laktasi.
Secara rinci sasaran tersebut disampaikan pada indikator kinerja sasaran kegiatan (IKSK) Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak secara berikut.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
15
inDikator kinerJa sasaran kegiatan (iksk) bitPro
target2015 2016 2017 2018 2019
A. Populasi ternak 1. Populasi ternak sapi dan kerbau (1a) Populasi ternak sapi potong
a. Betina produktif (%) 42 42 45 45 46b. Angka kelahiran sapi (%) 20,83 20,85 20,90 21,00 21,15c. Service per conception/SC sapi (indeks) 1,8 1,8 1,7 1,7 1,7d. Calving interval/CL (bulan) 18 18 17 17 16
(1b) Populasi ternak sapi perah a. Betina produktif (%) 55 60 60 62 65b. Angka kelahiran sapi (%) 24 25 26 26 27c. Service per conception/SC sapi (indeks) 1,5 1,5 1,5 1,4 1,4d. Calving interval/CL (bulan) 17 17 16 16 15
(1c) Populasi ternak kerbau a. Betina produktif (%) 42 42 45 45 46b. Angka kelahiran sapi (%) 18 19 19 19 20c. Calving Interval/CI sapi (bulan) 24 22 20 20 18
2. Populasi ternak kambing dan domba(2a) Populasi ternak kambing
a. Betina produktif (%) 44 44 45 46 46b. Angka kelahiran kambing(%) 46 48 50 50 50
(2b) Populasi ternak dombaa. Betina produktif (%) 40 42 42 43 44b. Angka kelahiran domba (%) 25 28 28 30 30
3. Populasi ternak babi a. Betina produktif (%) 23 25 25 27 27b. Angka kelahiran babi (%) 95 97 97 97 97
4. Populasi ternak unggas dan aneka ternak (4a) Populasi ternak ayam
a. Produksi telur (butir) 38 45 48 50 60b. Produksi telur tetas(%) 70 70 70 70 70c. Daya Tetas lokal (%) 60 65 65 70 70
(4b) Populasi ternak itika. Produksi telur (butir) 128 130 135 140 140b. Produksi telur tetas(%) 30 33 33 35 35c. Daya Tetas lokal (%) 70 72 75 75 80
B. Produktivitas Ternak 1. Produktivitas Daging
a. Produktivitas ternak sapi dan kerbau (kg/ekor)1) Sapi Bali/Madura 250 275 300 325 3502) Sapi persilangan/PO 350 375 400 425 4503) Kerbau 350 350 375 375 400b. Produktivitas ternak sapi dan kerbau (kg/ekor)1) Bobot potong kambing dan domba (kg/ekor) 22 25 30 30 35c. Produktivitas babi 1) bobot potong babi (kg/ekor) 80 90 95 100 100d. Produktivitas ternak unggas1) Ayam
Bobot potong ayam (kg/ekor) 1,25 1,30 1,35 1,40 1,402) Itik
Bobot potong itik (kg/ekor) 1,30 1,35 1,40 1,50 1,50
2. Produktivitas Telur a. Ayam 1) Produksi telur (butir) 38 45 48 50 602) Produksi telur konsumsi (%) 33 34 34 35 35b. Itik 1) Produksi telur (butir) 130 135 145 150 1602) Produksi telur konsumsi (%) 90 85 85 80 80
3. Produktivitas Telur a. Produksi susu sapi perah (lt/ekor/laktasi) 3.000 3.100 3.200 3.500 3.800
Berbagai sasaran tersebut telah menjadi kesepakatan sehingga dapat tercapai pada akhir 2019 dengan mempertimbangkan SDM yang dimiliki, sarana prasarana, ketersediaan teknologi dan dana yang memadai.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
16
bab iii
araH kebiJakan Dan strategi
1. arah kebijakan
a. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Arah kebijakan dan strategi peningkatan produksi melalui pemanfaatan secara optimal sumberdaya peternakan.
Arah kebijakan ini akan ditempuh dengan langkah operasional peningkatan produksi daging melalui :
1) Peningkatan perbibitan dan produksi ternak.
2) Pengembangan pakan ternak.
3) Kesehatan hewan
4) Dukungan kelembagaan dan pengembangan usaha peternakan.
5) Dukungan manajemen dan teknis lainnya.
Peningkatan komoditas peternakan bernilai dan berdaya saing
Arah kebijakan ini akan ditempuh dengan langkah operasional peningkatan komoditas peternakan yang bernilai tambah dan berdaya saing melalui :
1) Peningkatan perbibitan dan produksi ternak.
2) Pengembangan pakan ternak.
3) Kesehatan Hewan.
4) Pengolahan dan pemasaran hasil peternakan.
5) Penjamin pangan asal hewan ternak.
6) Dukungan manajemen dan teknis lainnya.DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
17
b. Arah Kebijakan Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Mengacu pada arah kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait dengan
1. Peningkatan produksi melalui pemanfaatan sumber daya peternakan.
2. Peningkatan komoditas peternakan bernilai tambah dan berdaya saing.
Arah kebijakan ini oleh Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, kemudian diterjemahkan dalam penjelasan gambar sebagai berikut :
Peta strategi DitJen PkH 2015 - 2019DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
18
Pada gambar di atas saling keterkaitan yang akan di tempuh antara peningkatan produktivitas terkait dengan peningkatan produksi mutu dan keamanan pakan serta meningkatnya status kesehatan hewan dalam level (ascading) untuk customer. Demikian juga untuk meningkat nilai tambah dan daya saing produk peternakan akan terkait dengan produksi susu, produksi daging kambing domba, ratio volume ekspor terhadap produksi peternakan strategis dan menurunya volume impor produk peternakan.
Pada level stake holders akan terlihat hubungan dengan strategi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu meningkatnya produksi dan komoditas yang berdaya saing dan nilai tambah. Pada level internal proses pembelajaran dan pertumbuhan kebijakan Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak tersebut harus dapat untuk meningkatnya akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Peterankan dan Kesehatan Hewan disertai dukungan majemen dan teknis.
2. strategi
Strategi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak yang telah disesuaikan dengan strategi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Optimalisasi reproduksi
Optimalisasi reproduksi dimaksudkan untuk mendayagunakan faktor reproduksi yang ada dan dimiliki oleh ternak. Mengatasi kendala yang dihadapi untuk mencapai status reproduksinya yang normal antara lain memperpendek jarak calving interval, peningkatan s/c, penangan gangguan reproduksi.
b. Pengembangan SDG Hewan dan mutu genetik ternak melalui penetapan dan pelepasan rumpun galur ternak dan pengelolaan wilayah sumber bibit. Penetapan dan pelepasan rumpun galur telah berhasil ditetapkan 72 rumpun dan dimaksudkan untuk mempertahankan plasma nutfah ternak-ternak Indonesia. Sedangkan pengelolaan wilayah sumber bibit melalui pemurnian ternak asli Indonesia misal Pulo Sapudi untuk sapi Madura, Pulau Nusa Penida untuk sapi Bali dan Pulo Raya untuk sapi Aceh.
c. Pengembangan populasi ternak
Pengembangan populasi ternak dilakukan dengan peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia potong. Dalam hal ini strategi tersebut dilakukan dengan peningkatan penyediaan benih dan bibit ruminansia potong serta penyiapan evaluasi dari norma, standar, pedoman dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
19
Demikian juga untuk ternak ruminansia perah yang akan dikembangkan peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia perah.
d. Produksi benih dan bibit ternak
Produksi benih dan bibit ternak dimaksudkan untuk peningkatan produksi dan produktivitas benih dan bibhit ternak terutama di UPT/UPTD dan BIBD.
Produksi benih dan bibit ternak dimaksudkan untuk menyediakan stok benih dan bibit ternak di Indonesia sehingga pengembangan pembibitan dan produksi berjalan dalam suatu sistem.
e. Penguatan kawasan peternakan dan wilayah perbatasan
Penguatan kawasan peternakan dan wilayah perbatasan dimaksudkan untuk menyiapkan sumber daya manusia, sarana prasarana dan pengadaan di wilayah pinggiran yaitu di wilayah perbatasan sesuai dengan keungulan sumber daya alamnya.
f. Pendampingan penguatan peran UPTD di masyarakat.
UPTD merupakan stasiun tempat dilaksanakanya prinsip perbibitan dan produksi di lapangan. Oleh karena itu diperlukan penerapan UPTD melalui pendampingan yang konsisten sehingga UPTD tersebut berfungsi sebagai stasiun pembibitan dan produksi ternak bukan sebagai tempat budidaya
3. Langkah operasional
Langkah operasional
a. Optimalisasi reproduksi : penyediaan semen beku dan n2 Cair, bimtek SDM, sarana dan prasarana IB, replacement pejantan.
b. Pengembangan SDG Hewan dan mutu genetik ternak : penetapan dan pelepasan rumpun galur ternak, pengelolaan wilayah sumber bibit, uji performance, uji zuriat, standarisasi, SKLB/sertifikasi.
c. Pengembangan populasi ternak : pengembangan perbibitan dan produksi ternak (sapi, kerbau, kambing dan domba, unggas, babi dan kelinci).
d. Produksi benih dan bibit ternak : peningkatan produksi dan produktivitas benih dan bibit ternak (UPT/UPTD/BIBD)
e. Penguatan kawasan peternakan/perbatasan : penyiapan SDM, penyiapan sarana prasarana, pengadaan ternak
f. Pendampingan penguatan peran UPTD di masyarakat :
Secara skematis arah kebijakan, strategi dan langkah operasionalnya disampaikan tabel berikut ini :
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
20
no kebijakan strategi Langkah operasional keterangan
1peningkatan produksi melalui pemanfaatan sumber daya peternakan
Optimalisasi reproduksi
Optimalisasi reproduksi : penyediaan semen beku dan n2 Cair, bimtek SDM, sarana dan prasarana IB, replacement pejantan
2
Peningkatan komoditas peternakan bernilai tambah dan berdaya saing
Pengembangan SDG Hewan dan mutu genetik ternak
Pengembangan SDG Hewan dan mutu genetik ternak : penetapan dan pelepasan rumpun galur ternak, pengelolaan wilayah sumber bibit, uji performance, uji zuriat, standarisasi, SKLB/sertifikasi.
3
Peningkatan komoditas peternakan bernilai tambah dan berdaya saing
Pengembangan populasi ternak
Pengembangan populasi ternak : pengembangan perbibitan dan produksi ternak (sapi, kerbau, kambing dan domba, unggas, babi dan kelinci).
4
Peningkatan komoditas peternakan bernilai tambah dan berdaya saing
Produksi benih dan bibit ternak
Produksi benih dan bibit ternak : peningkatan produksi dan produktivitas benih dan bibit ternak (UPT/UPTD/BIB
5
Peningkatan komoditas peternakan bernilai tambah dan berdaya saing
Penguatan kawasan peternakan dan wilayah perbatasan
Penguatan kawasan peternakan/perbatasan : penyiapan SDM, penyiapan sarana prasarana, pengadaan ternak
6
Peningkatan komoditas peternakan bernilai tambah dan berdaya saing
Pendampingan penguatan peran UPTD di masyarakat
Pendampingan penguatan peran UPTD di masyarakat
4. kerangka regulasi dan kelembagaan
Untuk pengoperasionalkan arah dan kebijakan yang telah ditetapkan memerlukan piranti regulasi dan kelembagaan sehingga kebijakan tersebut dapat berjalan.
1) Kerangka regulasi
Kebutuhan akan regulasi dalam rangka melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan sangat diperlukan untuk pengembangan dengan pertimbangan untuk kepentingan stake holder.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
21
Untuk ini penyusunan regulasi tersebut tidak terlepas dari aturan dan hirarki hukum yang berlaku
Dalam kurun waktu 2015-2019 Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak membutuhkan banyak regulasi dan deregulasi baik ditingkat pusat maupun daerah khususnya memberikaan iklim usaha yang baik bagi pengembangan usaha peternakan.
Regulasi yang diperlukan menyangkut pengembangan ruminansia baik pada sapi perah, sapi potong, kambing/domba, standardisasi dan mutu ternak yang menyangkut SNI dan mutu ternak, pengelolaan sumber daya genetik hewan yang menyangkut pemanfaatan dan pelestarian SDG Hewan, unggas dan aneka ternak.
Dalam rangka menumbuhkan investasi perbibitan dan produksi ternak akan dilakukan juga deregulasi dan aturan yang dianggap menghambat.
2) Kerangka kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit ternak serta produksi ternak.
Fungsi yang diemban oleh Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak yaitu (1) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya genetik hewan, standardisasi dan mutu ternak, ruminansia potong, ruminansia perah serta unggas dan aneka ternak; (2) pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya genetik hewan, standardisasi dan mutu ternak, ruminansia potong, ruminansia perah serta unggas dan aneka ternak; (3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengelolaan sumber daya genetik hewan,standardisasi dan mutu ternak, ruminansia potong, ruminansia perah serta unggas dan aneka ternak; (4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan sumber daya genetik hewan,standardisasi dan mutu ternak, ruminansia potong, ruminansia perah serta unggas dan aneka ternak; (5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengelolaan sumber daya genetik hewan,standardisasi dan mutu ternak, ruminansia potong, ruminansia perah serta unggas dan aneka ternak dan (5) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
22
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 03 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbibitan Ternak terdiri atas: (a) Subdirektorat Pengelolaan Sumber Daya Hewan, (b) Subdirektorat Standardisasi dan Mutu Ternak, (c) Subdirektorat Ruminansia Potong, (d) Subdirektorat Ruminansia Perah, (e) Sub direktorat Unggas dan Aneka Ternak, (f) Sub Bagian Tata Usaha; dan (f) Kelompok Jabatan Fungsional.
Subdirektorat Pengelolaan Sumber Daya Hewan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan sumber daya genetik hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Genetik Hewan menyelenggara kan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan; (4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan; dan (5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan.
Subdirektorat Standardisasi dan Mutu Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perumusan standar dan penerapan standar bibit dan produksi ternak.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Standardisasi dan Mutu Ternak menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang perumusan standar dan penerapan standar bibit dan produksi ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang perumusan standar dan penerapan standar bibit dan produksi ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perumusan standar dan penerapan standar bibit dan produksi ternak; (4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perumusan standar dan penerapan standar bibit dan produksi ternak; dan (5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang perumusan standar dan penerapan standar bibit dan produksi ternak.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
23
Subdirektorat Ruminansia Potong mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia potong.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ruminansia Potong menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia potong; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia potong; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia potong; (4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia potong; dan (5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia potong.
Subdirektorat Ruminansia Perah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia perah
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ruminansia Perah menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia perah; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia perah; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia perah; (4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia perah; dan (5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi ruminansia perah.
Subdirektorat Unggas dan Aneka Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi unggas dan aneka ternak.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
24
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ruminansia Unggas dan Aneka Ternak menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi unggas dan aneka ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi unggas dan aneka ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi unggas dan aneka ternak; (4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi unggas dan aneka ternak; dan (5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit serta produksi unggas dan aneka ternak.
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Kelompok jabatan fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Bibit Ternak yang dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang ditunjuk oleh Direktur. Tugas Pengawas Bibit Ternak yaitu menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, mengembangkan dan melaporkan kegiatan pengawasan bibit ternak yang terdiri dari pengawasan mutu bibit, pengawasan mutu benih, serta pengawasan peredaran bibit dan benih.
Jenjang karir Wasbitnak diklasifikasikan sebagai fungsional keterampilan dan fungsional keahlian, sehingga dapat ditempuh melalui jenjang jabatan Pengawas Bibit Ternak Terampil dan Pengawas Bibit Ternak Ahli. Jenjang jabatan Pengawas Bibit Ternak Terampil dari yang paling rendah ke paling tinggi yaitu Pengawas Bibit Ternak Pelaksana, Pengawas Bibit Ternak Lanjutan dan Pengawas Bibit Ternak Penyelia.
Sedangkan jenjang jabatan Pengawas Bibit Ternak Ahli dimulai dari Pengawas Bibit Ternak Pertama, Pengawas Bibit Ternak Muda, Pengawas Bibit Ternak Madya.
Secara struktur organisasi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak di masa mendatang akan terus disempurnakan menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan kebijakan reformasi birokrasi. Adapun struktur organisasi tersebut saat ini sampai tahun 2019 disajikan pada diagram berikut ini :
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
25
Gambar 2. Skematis Struktur Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
26
bab iV
PrograM Dan kegiatan
a. Program
Menurut ketentuan kebijakan digariskan dalam RPJMN kepada unit eselon 1 diamanatkan untuk membuat satu program. Program pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Sebagai salah satu unit kerja eselon 2 maka Direktorat Perbibitan dan Produksi Peternakan hanya mengadopsi program yang ada pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Selanjutnya program tersebut dijabarkan menjadi kegiatan penting pada Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak.
Arah program mengarah pada 2 (dua) frasa kunci, yaitu pertama pemenuhan pangan asal ternak yang mengarah pada pencapaian peningkatan populasi dan produksi ternak (daging, telur dan susu); dan kedua, agribisnis peternakan rakyat yang mengarah pada peningkatan daya saing peternakan dan kesehatan hewan. Sasaran program ini adalah meningkatnya produksi pangan asal hewani asal ternak, daya saing dan pendapatan peternak.
Program ini dilakukan dengan pendekatan ekonomis, agribisnis dan teknis. Dengan pendekatan ekonomis yaitu perbaikan tataniaga ternak dan produk ternak, mendorong insentif peternakan dan pemberdayaan peternak. Sasarannya adalah 1) peningkatan produksi daging, telur dan susu; 2) pengembangan ekspor dan daya saing yang mencakup komoditas kambing dan babi serta produk ternak berupa kulit, tanduk, semen beku dan obat hewan; 3) Nilai tukar peternak.
Pendekatan agribisnis berupa penguatan kawasan dan kelembagaan peternakan, regulasi peternakan dan kesehatan hewan serta penerapan teknologi dan sistem informasi. Fokus komoditas meliputi sembilan komoditas peternakan, yaitu ; sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, ayam lokal, itik, babi dan ayam ras yang mengarah pada pengolahan.
Pendekatan teknis yaitu penguatan infrastruktur pelayanan teknis peternakan dan
Program Pemenuhan Pangan asal ternak dan agribisnis Peternakan rakyat.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
27
kesehatan hewan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya genetik lokal serta peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas SDM peternakan dan kesehatan hewan.
b. kegiatan
Berdasarkan rencana strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sasaran strategis yang selaras (cascading) dengan Kementerian Pertanian terkait dengan :
1. Peningkatan produksi daging
a. Produksi daging sapi dan kerbau
2. Peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing
a. Produksi susu
b. Produksi daging kambing dan domba
c. Produksi daging babi
d. Ratio volume ekspor terhadap produksi pertanian strategis
e. Penurunan volume impor produk peternakan strategis
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga peternak
a. PDB peternakan terhadap jumlah kerja peternakan
b. Presentasi petani miskin
Sasaran Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat, yaitu meningkatnya produksi pangan hewani asal ternak, daya saing dan pendapatan peternak. Untuk mencapau sasaran program tersebut serta mendukung terwujudnya ke tiga sasaran strategis Kementerian Pertanian yang terkait dengan Direktorat Jenderal PKH, maka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menetapkan 6 (enam) sasaran kegiatan, yaitu :
1. Peningkatan perbibitan dan produksi ternak (produktivitas).
2. Peningkatan produksi, mutu dan keamanan pakan ternak.
3. Peningkatan status kesehatan hewan.
4. Peningkatan mutu dan keamanan produk hewan.
5. Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk peternakan.
6. Peningkatan akuntabilitas.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
28
Dari keenam sasaran tersebut yang terkait dengan Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak adalah peningkatan perbibitan dan produksi ternak (produktivitas) yang dijabarkan menjadi :
1. Peningkatan produksi melalui pemanfaatan sumber daya peternakan
2. Peningkatan komoditas peternakan bernilai tambah dan berdaya saing
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
29
indikator kinerja sasaran Program dan kegiatan
no sasaran strategi indikator sasaranprogram indikator sasaran kegiatan
1 Peningkatan produksi daging Peningkatan perbibitan dan produksi ternak (produktivitas).
Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi ternak sapi potong
2Peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing
Peningkatan produksi, mutu dan keamanan pakan ternak.
Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi ternak sapi perah
3Peningkatan kesejahteraan keluarga peternak Peningkatan status kesehatan
hewanPenguatan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi ternak kerbau
Peningkatan mutu dan keamanan produk hewan.
Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi ternak domba
Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk peternakan.
Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi ternak kambing
Peningkatan akuntabilitas Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi ternak babi
Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dan produksi ternak unggasPengadaan pejantan/indukan lokal/ex impor sapi potong
Pengembangan populasi sapi potong
Pengembangan populasi sapi perah
Pengembangan populasi kerbau
Pengadaan dan dana pemeliharaan sarana dan prasarana UPT Perbibitan
Optimalisasi Reproduksi
Pengembangan populasi kambing
Pengembangan populasi domba
Pengembangan populasi itik
Pengembangan populasi ayam lokal
Pengembangan populasi babi
Pengembangan populasi puyuh
Pengembangan populasi kelinci
Penguatan sapi/kerbau betina bunting
Peningkatan kualitas bibit unggul sapi potong
Peningkatan kualitas bibit unggul sapi perah
Peningkatan kualitas bibit unggul kerbau
Peningkatan kualitas bibit unggul kambing
Peningkatan kualitas bibit unggul babi
Peningkatan kualitas bibit unggul ayam
Peningkatan kualitas bibit unggul itik
Pendampingan pembibitan di masyarakat
Fasilitas PNPB UPT Perbibitan
Peningkatan kualitas semen beku
Peningatan kualitas semen beku sapi (BLU)
Peningkatan kualitas embrio
Penggatian pejnatan
Peningkatan SDM Perbibitan
Penguatan bibit ternak UPTD/BIBD
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
30
Pengawalan, pembinaan dan koordinasi perbibitan dan produksi ternak di daerah.
Pembinaandan koordinasi perbibitan dan produksi ternak
Penggantian betina donor dan resipien
Pendampingan dan pengawalan UPSUS SIWAB.
Layanan Internal (overhead)
Selanjutnya langkah operasional tersebut akan terkait dengan output yang digunakan dan komponen yang diperlukan. Hubungan antara komponen menjadi sub out put dan out put secara khusus disampiakan pada lampiran 1.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
31
bab V
PeMbiaYaan Dan inDikator kinerJa utaMa
a. Pembiayaan
Pembiayaan untuk kegiatan perbibitan dan produksi ternak pada hakekatnya dapat berasal dari pemerintah, swasta dan swadaya peternak. Tetapi karena urusan perbibitan menjadi tugas pemerintah untuk melaksanakannya maka secara umum pembiayaanya menjadi beban penerintah sesuai dengan Undang-undang nomor 41 Tahun 2016.
1. Pembiayaan dari APBN dan APBD
Dana APBN disalurkan melalui dana pada satuan kerja pusat (KP), dana dekonsentrasi (DK) yang disalurkan melalui organisasi perangkat daerah provinsi dan dana Tugas Pembantuan (TP) pada kabupaten/kota.
APBD memiliki kontribusi penting dari APBN pembibitan dan produksi dan bersinergi dengan aktivitas kegiatan untuk mendukung target pencapaian program dan fungsi perbibitan dan produksi.
Secara umum anggaran yang dibutuhkan selama kurun waktu 2016-2019 adalah sebagai berikut :
2. Pembiayaan dari sektor swasta Pembiayaan dari sektor swasta dapat berupa investasi PMA maupun PMBN, dana dari CSR (Corporate Social Responbility) dan lain sebagainya. Investasi swasta di bidang perbibitan belum banyak berkembang terutama di ruminansia besar. Sedangkan pada perunggasan sepenuh ya telah berkembang investasi swasta terutama di bidang perbibitan.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
32
3. Pembiayaan dari masyarakat
Pembiayaan dari masyarakat berupa re investasi atau tabungan pada ternak yang diusahakannya sendiri. Pendanaan tersebut dari berbagai kredit dengan suku bunga tertentu yang tidak memberatkan (KUR, KUPS, KKPE dan sebagainya).
b. indikator kinerja utama
Sasaran yang akan dicapai oleh Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak 2016-2019 terkait dengan optimalisasi reproduksi dan peningkatan nilai tambah.
Secara rinci gambaran dari sasaran tersebut dan indikatornya yang disampaikan pada tabel berikut ini :
indikator sasaran Program PkH sasaran kegiatan bitPro indikator
Peningkatan nilai tambah dan daya saing peternakan : prod telur; prod susu; prod daging kambing dan domba; prod daging babi; produksi daging unggas
Optimalisasi reproduksi 1.semen beku (dosis)
2. N2cair (lt)
3.Petugas IB (orang
1.Pengembangan populasi kambing dan domba
2.Pengembangan populasi babi
3.Pengembangan populasi unggas dan aneka ternak
1. a. pop ternak kambing
1) betina prod (%)
2) angka kelahiran (%)
b. pop ternak domba
1) betina prod (%)
2) angka kelahiran (%)
2. pop ternak babi
1) betina prod (%)
2) angka kelahiran (%)
3. pop ternak unggas lokal dan aneka ternak 1) betina prod (%)
2) angka kelahiran (%)
4. pop ternak ayam dan itik
1) prod telur (butir)
2) prod telur tetas (%)
3) daya tetas lokal (%)DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
33
a. Pengkuran kinerja
Pengukuran kinerja akan dilakukan secara rutin minimal per triwulanan mengikuti alur monitoring dan evaluasi. Metoda pengukuran tersebut di dokumentasikan pada manual indikator kinerja sesuai dengan prosedur.
Di dalam indikator kinerja tersebut terdapat hubungan antara input, output dan aktivitasnya yang masing-masing terlihat dalam indikatornya.
Susunan dari kegiatan, indikator dan sub ouput dan aktivitas dan out putnya disampaikan seperti terlampir (lampiran 2)
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
34
bab Vi
ManuaL inDikator kinerJa
Direktorat Perbibitan Dan ProDuksi ternak
Manual indikator kinerja Direktorat Perbibitan dan Produksi adalah bagian dari penerapan sistem akutabilitas instansi pemerintah (SAKIB) yang merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan dalam manajemen strategi organisasi pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, bebas KKN, meningkatakan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat dan meningkatkan kapasitas serta akuntabilitas kinerja birokrasi.
SAKIB pada unit organisasi Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak pada penyusunan rencana strategis, rencana tahunan, penetapan kinerja, pengukuran evaluasi dan pelaporan kinerja.
Oleh karena itu indikator kinerja program dan kegiatan akan dijadikan dasar dalam menetapkan rencana kerja tahunan, mengusulkan rencana kerja dan anggaran, menetapkan perjanjian kinerja, menyusun akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi sesuai dengan rencana strategis yang di buat.
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) mencerminkan kinerja fungsi kegiatan untuk Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak. Komponen isian dalam manual indikator kinerja yang ringkas dan subtansial memuat : 1) nama indikator; 2) penanggungjawab; 3) difinisi; 4) teknik menghitung; 5) lokasi data.
Adapun manual indikator kinerja untuk Direktorat Perbibitan dan Prooduksi disampikan pada (lampiran 3).
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
35
bab Vii
PenutuP
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015-2019 yang disusun secara teknokratik merupakan dokumen perencanaan jangka menengah memuat visi, misi, arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan prioritas. Di dalamnya dimuat juga Arsitektur dan Informasi Kinerja dan Standar Baku Pengukuran Indikator Kinerja untuk menyesuaikan dengan Pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 46 Tahun 2014.
Implementasi Rencana Strategis Teknokratik Direktorat Perbibitan Ternak 2015-2019 setiap tahun harus disusun dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dokumen tersebut, dimungkinkan mengalami penyesuaian berdasarkan kebutuhan menyesuaikan dengan perubahan kebijakan, permasalahan, dan hasil evaluasi pelaksanaan program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.
Menyadari bahwa pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan perbibitan ternak hanya dapat terwujud apabila adanya tekad dan integritas para penyelenggara negara lingkup Direktorat Perbibitan Ternak disertai dengan intensitas koordinasi dengan pelaksana pembangunan di daerah.
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Lampiran 1. Hubungan antara sub out put dan ou put
kD output output sub output komponen
1785.300 Penguatan sarana dan prasarana pembibiutan dan produksi ternak sapi potong (unit)
Penguaran sarana dan prasarana di kabupaten/kota
Fasilitasi saranaPengadaan peralatan dan mesin OperasionalAdministrasi Koordinasi, konsultasi, monitoring dan pembinaan Peningkatan SDM Pengadaan ternak
1785.301 Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dna produksi ternak sapi perah (unit)
Penguaran sarana dan prasarana di kabupaten/kota
Fasilitasi saranaPengadaan peralatan dan mesin OperasionalAdministrasi Koordinasi, konsultasi, monitoring dan pembinaan Peningkatan SDM Pengadaan ternak
1785.302 Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dna produksi ternak kerbau (unit)
Penguaran sarana dan prasarana di kabupaten/kota
Fasilitasi saranaPengadaan peralatan dan mesin OperasionalAdministrasi Koordinasi, konsultasi, monitoring dan pembinaan Peningkatan SDM Pengadaan ternak
1785.303 Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dna produksi ternak domba (unit)
Penguaran sarana dan prasarana di kabupaten/kota
Fasilitasi saranaPengadaan peralatan dan mesin OperasionalAdministrasi Koordinasi, konsultasi, monitoring dan pembinaan Peningkatan SDM Pengadaan ternak
1785.304 Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dna produksi ternak kambing (unit)
Penguaran sarana dan prasarana di kabupaten/kota
Fasilitasi saranaPengadaan peralatan dan mesin OperasionalAdministrasi Koordinasi, konsultasi, monitoring dan pembinaan Peningkatan SDM Pengadaan ternak
40
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
1785.305 Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dna produksi ternak babi (unit)
Penguaran sarana dan prasarana di kabupaten/kota
Fasilitasi saranaPengadaan peralatan dan mesin OperasionalAdministrasi Koordinasi, konsultasi, monitoring dan pembinaan Peningkatan SDM Pengadaan ternak
1785.306 Penguatan sarana dan prasarana pembibitan dna produksi ternak unggas(unit)
Penguaran sarana dan prasarana di kabupaten/kota
Fasilitasi saranaPengadaan peralatan dan mesin OperasionalAdministrasi Koordinasi, konsultasi, monitoring dan pembinaan Peningkatan SDM Pengadaan ternak
1785.309 Pengadaan Pejantan/Indukan Lokal/Ex Impor Sapi Potong (ekor)
Pengadaan pejantan/indukan lokal/ex impor sapi potong
Pengdaaan ternak dan pendistribusiannyaPersiapan dan pelaksanaan Administrasi kegiatanOperasional tim pengadaan/Tim peneriman dan hasil pemeriksaanKoordinasi/pembinaan/pendampingan/supervisiHonor pengawalan kegiatan
1785.310 Pengembangan populasi sapi potong (kelompok)
Pengembangan populasi sapi potong di kabupaten/kota
Pengadaan ternak Pengadaan paka, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi. Konsultasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi
1785.311 Pengembangan populasi sapi perah(kelompok)
Pengembangan populasi sapi perah di kabupaten/kota
Pengadaan ternak Pengadaan paka, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi. Konsultasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi
41
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
36
1785.312 Pengembangan populasi kerbau (kelompok)
Pengembangan populasi sapi potong di kabupaten/kota
Pengadaan ternak Pengadaan paka, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi. Konsultasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi
1785.317 Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana UPT Perbibitan
Pengadaan sarana dan prasaranan UPT Perbibitan
Sarana dana prasarana UPT Perbibitan Fasilitasi kantor Sarana dan prasarana UPT IB dan TE
Pemeliharaan sarana dan prasarana UPT Perbibitan
Pemeliharaan sarana dan prasarana UPT Perbibitan Operasional dan pemeliharaan alsin Pemeliharaan sarana dan prasarana UPT IB dan TE
1785.318 Pengembangan SDG Hewan dan Peningkatan Mutu Genetik Ternak (DK/KD/KP) (laporan)
Pemanfaatan sumber genetik
Pengawasan mutu benih dan bibit ternak Pewilayahan sumber bibit ternak Pelestarian SDG Hewan
Peningkatan penerapan teknologi perbibitan
Uji zuriat sapi perah Uji Performance sapi potong Penetapan rumpun/galur ternak
1785.319 Optimalisasi Reproduksi (DK)
Inseminasi Buatan dan Sinkronisasi Birahi Introduksi
Koordinasi Pelatihan Identifikasi status reproduksi Penambahan alat dan bahan Pengadaan N2 Cair Sinkronisasi birahi Pelaksanaan Inseminasi Buatan Penambahan pakan suplemen Pemeriksaan kebuntingan dan ATR Insentif petugas IB, PKB, dan ATR Pengawalan UPSUS SIWAB diwilayah bIB Panen Pedet Pelatihan petugas IB, PKB dan ATR
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
37
Kawin alam Identifikasi status reproduksi Pengadaan dan distribusi pejantan pemacek Penambahan pakan suplemen Pemeriksaan kebuntingan dan ATRSinkronisasi birahi Insentif petugas sapi bunting Pengawalan UPSUS SIWAB Kawin alam Panen Pedet
1785.321 Pengembangan populasi kambing (kelompok)
Pengembangan populasi kambing di kabupaten/kota
Pengadaan ternakPengadaan pakan, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi, konsultasi, pembinaan, monitoring dan evaluai
1785.322 Pengembangan populasi domba (kelompok)
Pengembangan populasi domba di kabupaten/kota
Pengadaan ternakPengadaan pakan, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi, konsultasi, pembinaan, monitoring dan evalusai
1785.323 Pengembangan populasi itik (kelompok)
Pengembangan populasi itik di kabupaten/kota
Pengadaan ternakPengadaan pakan, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi, konsultasi, pembinaan, monitoring dan evalusai
1785.324 Pengembangan populasi ayam lokal (kelompok)
Pengembangan populasi ayam lokal di kabupaten/kota
Pengadaan ternakPengadaan pakan, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi, konsultasi, pembinaan, monitoring dan evalusai
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
38
1785.325 Pengembangan populasi babi (kelompok)
Pengembangan populasi babi di kabupaten/kota
Pengadaan ternakPengadaan pakan, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi, konsultasi, pembinaan, monitoring dan evalusai
1785.326 Pengembangan populasi puyuh (kelompok)
Pengembangan populasi puyuh di kabupaten/kota
Pengadaan ternakPengadaan pakan, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi, konsultasi, pembinaan, monitoring dan evalusai
1785.327 Pengembangan populasi kelinci (kelompok)
Pengembangan populasi kelinci di kabupaten/kota
Pengadaan ternakPengadaan pakan, obat-obatan dan vitamin Pengadaan peralatan dan mesin Fasilitasi sarana dan prasarana Operasional Administrasi CP/CL kelompok dan verifikasi Koordinasi, konsultasi, pembinaan, monitoring dan evalusai
1785.328 Penguatan sapi/kerbau betina bunting (ekor)
Penguatan sapi/kerbau betina bunting
Penguatan sapi/kerbau betina bunting /fasillitasi sarana Insentif betina bunting Operasional Administrasi
1785.329 Peningkatan kualitas bibit unggul sapi potong (ekor)
Peningkatan kualitas bibit unggul sapi potong di UPT/UPTD
Pemeliharaan sapi potong Peningkatan kualitas bibit unggul sapi potong Pelayanan kesehatamn hewan Penguatan manajemen UPT perbibitan
1785.330 Peningkatan kualitas bibit unggul sapi perah (ekor)
Peningkatan kualitas bibit unggul sapi perah di UPT/UPTD
Pemeliharaan sapi perah Peningkatan kualitas bibit unggul sapi perah Pelayanan kesehatamn hewan Penguatan manajemen UPT perbibitan
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
39
1785.331 Peningkatan kualitas bibit unggul kerbau (ekor)
Peningkatan kualitas bibit unggul kerbau di UPT/UPTD
Pemeliharaan kerbauPeningkatan kualitas bibit unggul kerbau Pelayanan kesehatamn hewan Penguatan manajemen UPT perbibitan
1785.332 Peningkatan kualitas bibit unggul kambing(ekor)
Peningkatan kualitas bibit unggul kambing di UPT/UPTD
Pemeliharaan kerbauPeningkatan kualitas bibit unggul kambing Pelayanan kesehatamn hewan Penguatan manajemen UPT perbibitan
1785.333 Peningkatan kualitas bibit unggul babi (ekor)
Peningkatan kualitas bibit unggul babi di UPT/UPTD
Pemeliharaan kerbauPeningkatan kualitas bibit unggul babiPelayanan kesehatamn hewan Penguatan manajemen UPT perbibitan
1785.334 Peningkatan kualitas bibit unggul ayam (ekor)
Peningkatan kualitas bibit unggul ayam di UPT/UPTD
Pemeliharaan ayamPeningkatan kualitas bibit unggul babiPelayanan kesehatamn hewan Penguatan manajemen UPT perbibitan
1785.335 Peningkatan kualitas bibit unggul itik (ekor)
Peningkatan kualitas bibit unggul itik di UPT/UPTD
Pemeliharaan itikPeningkatan kualitas bibit unggul babiPelayanan kesehatamn hewan Penguatan manajemen UPT perbibitan
1785.336 Pendampingan pembibitan di masyarakat (kelompok)
Pendampingan pembibitan di masyarakat UPT/UPTD
Pendampingan pembibitan di kelompok masyarakat oleh UPTPendampingan pembibitan di kelompok masyarakat oleh UPT/UPTDPendampingan pembibitan di kelompok masyarakat oleh BIB/BIBD
1785.337 Fasilitasi PNPB Perbibitan (laporan)
Faslitas PNPB BPTU HPT Fasilitas PNBP BIBFasilitas PNBP BET
Fasilitasi PNBP DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
40
1785.338 Peningkatan kualitas semen belu (dosis)
Peningkatan kualitas semen beku UPT/UPTD
Bahan produksi semen beku Pemeliharaan ternak Distribusi semen beku Promosi Dukungan sarana Quality InsurancePemuliaan Operasional produksi Pengembangan UPT Perbibitan
1785.338 Peningkatan kualitas semen belu (dosis)
Peningkatan kualitas semen beku UPT/UPTD
Bahan produksi semen beku Pemeliharaan ternak Distribusi semen beku Promosi Dukungan sarana Quality InsurancePemuliaan Operasional produksi Pengembangan UPT Perbibitan
1785.339 Peningkatan Kualitas semen beku sapi (BLU) (dosis)
Peningkatan kualitas semen beku sapi UPT (BLU)
Pemeliharaan ternak Produksi semen beku Distribusi semen beku Dukungan sarana Quality AnsuranceOperasional Layanan BLU Promosi Operasional Layanan BLU
1785.340 Peningkatan Kualitas embrio (embrio)
Produksi Embrio Ternak BET
Optomalisasi Penyediaan Embrio Evaluasi dan Pelaporan Opersional Kegiatan
1785.341 Penggantian pejantan (ekor)
Pengadaan pejantan/calon pejantan UPT/UPTD
Pengadaan pejantan/calon pejantan
178.342 Peningkatan SDM Perbibitan (orang)
Peningkatan SDM Perbibitan (BLU)
Bimbingan Teknis Manajemen IB Administrasi dan operasional kegiatan
Peningkatan SDM Perbibitan
Peningkatan kapasitas SDM Perbibitan Peningkatan kapasitas petugas inseminator, PKB dan ATR
1785.343 Penguatan bibit ternak UPTD/BIBD (ekor)
Penguatan bibit ternak di UPTD/BIBD
Pengadaan ternak Pengadaan pakan, obat-obatan dan vitamin Operasional Administrasi Koordinasi, konsultasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi Peningkatan SDM
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
41
1785.344 Pengawalan , pembinaan dan koordinasi perbibitan dan produksi ternak di daerah
Pengawalan, pembinaan dan koordinasi perbibitan dan produksi ternak
Dinamika ketersediaan ternak supply dan deman ternak Penyusunan Juknis/Juklak kegiatan Opersional dan admnistrasi kegiatan Pengawalan dan pendampingan indukan sapi potong import Pembinaan, supervisi dan monitoring pengembangan populasi ternakKoordinasi teknis perbibitan dan produksi ternak Pendampingan dan pengawalan pejantan INKA Pengawalan dan pembinaan penguatan pembibitan dan produksi ternak Operasional pengawas bibit ternk Pelaksanaan penerapan kartu ternak
1785.345 Pembinaan dan koordinasi perbibitan dan produksi ternak (KP) (Laporan)
Pembinaan dan koordinasi perbibitan dan produksi ternak
Koordinasi, pembinaan dan monitoring pembibitan dan produksi Koordinasi, pembinaan dan monitoring ruminansia potong Koordinasi, pembinaan dan monitoring Ruminansia perah Koordinasi, pembinaan dan monitoring ternak unggas dan aneka ternakKoordinasi, pembinaan dan monitoring standardisasi dan mutu ternak Koordinasi, pembinaan dan monitoring ternak indukan dan pejantanKoordinasi, pembinaan dan monitoring pengelolaan sumber daya Koordinasi, pembinaan dan monitoring optimalisasi reproduksi Koordinasi, pembinaan dan monitoring penerapan kartu ternak
Dinamika ketersediaan terank dan supply demand ternak Koordinasi teknis perbibitan dan produksi ternak
Dinamika ketersediaan dan supply demand ternak Koordinasi teknis perbibitan dan produksi ternak Koordinasi dengan stakeholder terkait Opersional dan admnistrasi perbibitan dan produksi ternak Publikasi Lspro Benih dan Bibit Ternak Pembinaan Pengawasan Bibit Ternak
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
42
Regulasi perbibitan dan produksi ternak
Penyusunan NSPK Koordinasi perencanaan Penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan Pelaporan (lapbul, laptah dan LAKIN)
1785.346 Penggatian betina donor dan resipien (ekor)
Penggantian betina donor dan resepien
Pengadaan donor/resepien
1785.347 Pendampingan dan pengawalan UPSUS SIWAB (kegiatan)
Pelaksanaan penugasan pendampingan dan pengawalan Inseminasi Buatan dan kawin alam
Pelaksanaan penigasan pendampingan UPSUS SIWAB Pendampingan dan pengawalan IB dan KA Pendampingan dan pengawalan pengadaan sapi indukan dan panen pedet
1785.951 Layanan Interna. (overhead) (unit)
Pengadaan kendaraan teknis/fungsional
Pengadaan kendaraan teknis/fungsional roda 8/6Pengadaan kendaraan teknis/fungsional roda 4Pengadaan kendaraan teknis/fungsional roda 2
Pembangunan dan renovasi gedung dan bangunan
Pembangunan gedung dan bangunan kantor teknis/fungsional Renovasi gedung dan bangunan kantor teknis/fungsional Pembangunan gudang pakan Renovasi gudang pakan Pembangunan kandang ternak Renovasi kandang ternak Pembangunan gedung dan bangunan teknis/fungsional lainnya Renovasi gedung dan bangunan teknis/fungsional lainnya
Peralatan perangkat pengolah data dan komunikasi
Pengadaan perangkat pengolah data Pengadaan perangkat komunikasi
Pengadaan peralatan dan fasilitasi perkantoran
Pengadaan peralatan perkantoran Pengadaan fasilitas perkantoran
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Lam
pira
n 2.
Sus
unan
dar
i keg
iata
n, in
dika
tor d
an s
ub o
uput
dan
akt
ivita
s da
n ou
t put
kd outpu
tou
tput
indikator
kd so
subo
utpu
tkd
kom
kompo
nen
1,78
5,30
0Pe
ngua
tan Sa
rana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternak
an Rak
yat (SP
R) Sap
i Poton
g Tersedian
ya saran
a prasaran
a diloka
si SPR
(unit)
001
Peng
uatan Sarana
dan
Prasarana
SPR
Sapi Poton
g di Kab
upaten
/kota
100
Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Hon
or M
anajer dan
Hon
or GPP
T
105
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
6Pe
ning
katan SD
M10
7Pe
ngad
aan Ternak
1,78
5,30
1Pe
ngua
tan Sa
rana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternak
an Rak
yat (SP
R) Sap
i Perah
Tersed
iany
a sarana
prasarana
diloka
si SPR
(unit)
001
Peng
uatan Sarana
dan
Prasarana
SPR
Sapi Perah
di K
abup
aten
/kota
100
Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Hon
or M
anajer dan
Hon
or GPP
T
105
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
6Pe
ning
katan SD
M10
7Pe
ngad
aan Ternak
1,78
5,30
2Pe
ngua
tan Sa
rana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternak
an Rak
yat (SP
R) Kerba
u 01
. Tersedian
ya saran
a prasaran
a diloka
si SPR
(unit)
001
Peng
uatan Sarana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternakan
Rakyat (SP
R) Kerba
u di
Kabu
paten/ko
ta10
0Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Hon
or M
anajer dan
Hon
or GPP
T
105
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
6Pe
ning
katan SD
M10
7Pe
ngad
aan Ternak
43
DUMM
Y RENSTR
A
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
1,78
5,30
3Pe
ngua
tan Sa
rana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternak
an Rak
yat (SP
R) Dom
ba01
. Tersedian
ya saran
a prasaran
a diloka
si SPR
(unit)
001
Peng
uatan Sarana
dan
Prasarana
SPR
Dom
ba di K
ota/kab
100
Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Hon
or M
anajer dan
Hon
or GPP
T
105
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
6Pe
ning
katan SD
M10
7Pe
ngad
aan Ternak
1,78
5,30
4Pe
ngua
tan Sa
rana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternak
an Rak
yat (SP
R) Kam
bing
01. Tersedian
ya saran
a prasaran
a diloka
si SPR
(unit)
001
Peng
uatan Sarana
dan
Prasarana
SPR
Ka
mbing
di K
abup
aten
/kota
100
Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Hon
or M
anajer dan
Hon
or GPP
T
105
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
6Pe
ning
katan SD
M10
7Pe
ngad
aan Ternak
1,78
5,30
5Pe
ngua
tan Sa
rana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternak
an Rak
yat (SP
R) Bab
i01
. Tersedian
ya saran
a prasaran
a diloka
si SPR
(unit)
001
Peng
uatan Sarana
dan
Prasarana
SPR
Ba
bi di K
abup
aten
/kota
100
Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Hon
or M
anajer dan
Hon
or GPP
T
105
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
6Pe
ning
katan SD
M10
7Pe
ngad
aan Ternak
1,78
5,30
6Pe
ngua
tan Sa
rana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternak
an Rak
yat (SP
R) Itik
01. Tersedian
ya saran
a prasaran
a diloka
si SPR
(unit)
001
Peng
uatan Sarana
dan
Prasarana
SPR
Itik di K
abup
aten
/kota
100
Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
DUMM
Y RENSTR
A
44
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Hon
or M
anajer dan
Hon
or GPP
T
105
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
6Pe
ning
katan SD
M
1,78
5,30
7Pe
ngua
tan Sa
rana
dan
Prasarana
Sen
tra
Peternak
an Rak
yat (SP
R) Ayam Lok
al01
. Tersedian
ya saran
a prasaran
a diloka
si SPR
(unit)
001
Peng
uatan Sarana
dan
Prasarana
SPR
Ay
am Lok
al di K
abup
aten
/kota
100
Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Hon
or M
anajer dan
Hon
or GPP
T
105
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
6Pe
ning
katan SD
M10
7Pe
ngad
aan Ternak
1,78
5,30
8 Pen
guatan
Pem
bibitan Ung
gas
'01. Ju
mlah Ke
lompo
k Pe
mbibitan Ung
gas
001
Peng
uatan Pe
mbibitan Ung
gas di
Kota/kab
upaten
10
0Fasilitasi Saran
a10
1Pe
ngad
aan Pe
ralatan da
n Mesin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Koordina
si, K
onsulta
si, M
onito
ring
dan
Pem
bina
an10
5Pe
ning
katan SD
M10
6Pe
ngad
aan Ternak
107
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t-‐ob
atan
dan
Vita
min
1,78
5,30
9Pe
ngad
aan Pe
jantan
/Ind
ukan
Lok
al/Ex
Impo
r Sa
pi Poton
g
01. P
enam
baha
n Pe
jantan
/Ind
ukan
Lok
al/Ex
Impo
r Sa
pi Poton
g (Ekor)
001
Peng
adaa
n Pe
jantan
/Ind
ukan
Lok
al/Ex
Impo
r Sapi Poton
g di Provinsi
100
Peng
adaa
n Ternak dan
Pen
distribu
sian
nya
101
Persiapa
n da
n Pe
laksan
aan
102
Adm
inistrasi K
egiatan
103
Ope
rasion
al Tim
Pen
gada
an/Tim
Pen
erim
a da
n Pe
meriksa Hasil Pe
kerjaa
n
104
Koordina
si/Pem
bina
an/Pee
ndam
ping
an/Sup
ervisi
DUMM
Y RENSTR
A
45
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
1,78
5,31
0Pe
ngem
bang
an Pop
ulasi Sap
i Poton
g 01
. Jum
lah Po
pulasi Sap
i Po
tong
Lok
al (K
elom
pok)
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi Sap
i Poton
g di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t-‐ob
atan
dan
Vita
min
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si, K
onsulta
si, P
embina
an, M
onotoring
dan Evalua
si
1785
.311
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi Sap
i Perah
01. Jum
lah Po
pulasi Sap
i Pe
rah (Kelom
pok)
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi Sap
i Perah
di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t-‐ob
atan
dan
Vita
min
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si, K
onsulta
si, P
embina
an, M
onotoring
dan Evalua
si
1785
.312
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi K
erba
u01
. Jum
lah Po
pulasi kerba
u (Kelom
pok)
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi K
erba
u di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t-‐ob
atan
dan
Vita
min
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si, K
onsulta
si, P
embina
an, M
onotoring
dan Evalua
si
1785
.317
Pen
gada
an dan
Pem
eliharaa
n Sa
rana
dan
Prasarana
UPT
Perbibitan
01. Terfasilitasi d
an
terpeliharan
ya Saran
a da
n Prasaran
a di UPT
/UPT
D (u
nit)
001
Peng
adaa
n Sarana
dan
Prasarana
UPT
Pe
rbibita
n10
0Sarana
dan
Prasarana
UPT
Perbibitan
DUMM
Y RENSTR
A
46
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
1,78
5,31
0Pe
ngem
bang
an Pop
ulasi Sap
i Poton
g 01
. Jum
lah Po
pulasi Sap
i Po
tong
Lok
al (K
elom
pok)
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi Sap
i Poton
g di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t-‐ob
atan
dan
Vita
min
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si, K
onsulta
si, P
embina
an, M
onotoring
dan Evalua
si
1785
.311
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi Sap
i Perah
01. Jum
lah Po
pulasi Sap
i Pe
rah (Kelom
pok)
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi Sap
i Perah
di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t-‐ob
atan
dan
Vita
min
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si, K
onsulta
si, P
embina
an, M
onotoring
dan Evalua
si
1785
.312
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi K
erba
u01
. Jum
lah Po
pulasi kerba
u (Kelom
pok)
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi K
erba
u di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t-‐ob
atan
dan
Vita
min
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si, K
onsulta
si, P
embina
an, M
onotoring
dan Evalua
si
1785
.317
Pen
gada
an dan
Pem
eliharaa
n Sa
rana
dan
Prasarana
UPT
Perbibitan
01. Terfasilitasi d
an
terpeliharan
ya Saran
a da
n Prasaran
a di UPT
/UPT
D (u
nit)
001
Peng
adaa
n Sarana
dan
Prasarana
UPT
Pe
rbibita
n10
0Sarana
dan
Prasarana
UPT
Perbibitan
101
Fasilitas Kan
tor
102
Sarana
dan
Prasarana
UPT
IB dan
TE
002
Pemeliharaa
n Sarana
dan
Prasarana
UPT
Perbibitan
100
Pemeliharaa
n Sarana
dan
Prasarana
UPT
Pe
rbibita
n10
1Ope
rasion
al dan
Pem
eliharaa
n Alsin
102
Pemeliharaa
n Sarana
dan
Prasarana
UPT
IB dan
TE
1785
.318
Pen
gemba
ngan
SDGH dan
Pen
ingkatan
Mutu Gen
etik Terna
k (KD/K
P)01
. Pen
ingkatan
Jumlah
Loka
si SDGH
02. P
eningkatan
Jumlah
Rumpu
n Galur Terna
k
001
Peman
faatan
Sum
ber Gen
etik
100
Peng
awasan
Mutu Be
nih da
n Bibit T
erna
k10
1Pe
wilayaha
n Su
mbe
r Bibit T
erna
k
002
Pening
katan Pe
nerapa
n Tekn
olog
i Pe
rbibita
n10
0Uji Zu
riat sap
i Perah
101
Uji Pe
rforman
s Sapi Poton
g10
2Pe
netapa
n Ru
mpu
n/Galur Terna
k
1785
.319
Optim
alisasi R
eprodu
ksi (KD
/DK/
KP)
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Inseminasi B
uatan da
n Sink
ronisasi
Berahi Swad
aya
100
Koordina
si dan
Pelatihan
101
Iden
tifikasi Status Re
prod
uksi
102
Pena
mba
han Alat d
an Bah
an10
3Pe
ngad
aan N2 Ca
ir10
4Pe
laksan
aan Inseminasi B
uatan
105
Pena
mba
han Pa
kan Su
plem
en10
6Pe
meriksaan
Keb
untin
gan da
n AT
R10
7Insentif Pe
tugas Sapi Bun
ting
108
Peng
awalan
UPS
US SIWAB di W
ilayah IB
109
Pane
n Pe
det
002
Inseminasi B
uatan da
n Sink
ronisasi
Berahi In
trod
uksi dan
Pen
gemba
ngan
100
Koordina
si dan
Pelatihan
101
Iden
tifikasi Status Re
prod
uksi
102
Peny
ediaan
Alat d
an Bah
an10
3Pe
ngad
aan N2 Ca
ir10
4Pe
laksan
aan Inseminasi B
uatan
105
Pena
mba
han Pa
kan Su
plem
en10
6Pe
meriksaan
Keb
untin
gan da
n AT
R10
7Insentif Pe
tugas Sapi Bun
ting
108
Peng
awalan
UPS
US SIWAB di W
ilayah IB
109
Pane
n Pe
det
003
Kawin Alam
100
Iden
tifikasi Status Re
prod
uksi
DUMM
Y RENSTR
A
47
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
101
Peng
adaa
n da
n Distribusi P
ejan
tan Pe
macek
102
Pena
mba
han Pa
kan Su
plem
en10
3Pe
meriksaan
Keb
untin
gan da
n AT
R10
4Sink
ronisasi Berah
i10
5Insentif Pe
tugas Sapi Bun
ting
106
Peng
awalan
UPS
US SIWAB di W
ilayah Ka
win Alam
107
Pane
n Pe
det
1785
.320
Insentif Be
rat P
oton
g Sa
pi dan
Kerba
u01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Insentif Be
rat P
oton
g Sapi dan
Kerba
u di Lok
asi
100
Peny
usun
an Ped
oman
/Juk
lak/Jukn
is10
1So
sialisasi
102
Alat d
an Saran
a10
3Hon
or Petug
as In
sentif Bo
bot P
oton
g10
4Ko
ordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
105
Pelapo
ran
1785
.321
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi K
ambing
di K
ota Pe
kanb
aru01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi K
ambing
di
Kota/kab
upaten
100
Peng
adaa
n Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t oba
tan da
n Vitamin
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si,Kon
sulta
si,Pem
bina
an, M
onito
ring
dan
Evalua
si
1785
.322
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi D
omba
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi D
omba
di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t oba
tan da
n Vitamin
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si,Kon
sulta
si,Pem
bina
an, M
onito
ring
dan
Evalua
si
DUMM
Y RENSTR
A
48
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
1785
.323
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi Itik
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi Itik
di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t oba
tan da
n Vitamin
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si,Kon
sulta
si,Pem
bina
an, M
onito
ring
dan
Evalua
si
1785
.324
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi A
yam Lok
al01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi A
yam Lok
al di
Kabu
paten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t oba
tan da
n Vitamin
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si,Kon
sulta
si,Pem
bina
an, M
onito
ring
dan
Evalua
si
1785
.325
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi B
abi
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi B
abi d
i Ka
bupa
ten/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t oba
tan da
n Vitamin
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si,Kon
sulta
si,Pem
bina
an, M
onito
ring
dan
Evalua
si
1785
.326
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi P
uluh
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi P
uyuh
di K
ota
Pekanb
aru/ko
ta10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t oba
tan da
n Vitamin
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
DUMM
Y RENSTR
A
49
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si,Kon
sulta
si,Pem
bina
an, M
onito
ring
dan
Evalua
si
1785
.327
Pen
gemba
ngan
Pop
ulasi K
elinci
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
emba
ngan
Pop
ulasi K
elinci di
Kota/kab
upaten
10
0Pe
ngad
aan Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t oba
tan da
n Vitamin
102
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Mesin
103
Fasilitasi Saran
a10
4Ope
rasion
al10
5Adm
inistrasi
106
CP/CL Ke
lompo
k da
n Ve
rifik
asi
107
Koordina
si,Kon
sulta
si,Pem
bina
an, M
onito
ring
dan
Evalua
si
1785
.328
Pen
guatan
Sap
i/Ke
rbau
Betina Bu
nting
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
uatan Sapi/Kerba
u Be
tina Bu
nting
di Lok
asi 1
100
Fasilitasi Saran
a10
1Insentif Be
tina Bu
nting
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
1785
.329
Pen
ingkatan
Pop
ulasi B
ibit Ung
gul Sap
i Poton
g01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pening
katan Po
pulasi Bibit Ung
gul Sap
i Po
tong
di U
PT/U
PTD
100
Pemeliharaa
n Sapi Poton
g10
1Pe
ning
katan Ku
alita
s Bibit U
nggu
l Sap
i Poton
g10
2Pe
layana
n Ke
seha
tan Hew
an10
3Pe
ngua
tan Man
ajem
en UPT
Perbibitan
1785
.330
Pen
ingkatan
Pop
ulasi B
ibit Ung
gul Sap
i Perah
01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pening
katan Po
pulasi Bibit Ung
gul Sap
i Pe
rah di UPT
/UPT
D10
0Pe
meliharaa
n Sapi Perah
101
Pening
katan Ku
alita
s Bibit U
nggu
l Sap
i Perah
102
Pelayana
n Ke
seha
tan Hew
an10
3Pe
ngua
tan Man
ajem
en UPT
Perbibitan
1785
.331
Pen
ingkatan
Pop
ulasi B
ibit Ung
gul K
erba
u di UPT
/UPT
D01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
DUMM
Y RENSTR
A
50
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
001
Pening
katan Po
pulasi Bibit Ung
gul
Kerbau
di U
PT/U
PTD
100
Pemeliharaa
n Ke
rbau
101
Pening
katan Ku
alita
s Bibit U
nggu
l Kerba
u10
2Pe
layana
n Ke
seha
tan Hew
an10
3Pe
ngua
tan Man
ajem
en UPT
Perbibitan
1785
.332
Pen
ingkatan
Pop
ulasi B
ibit Ung
gul K
ambing
01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pening
katan Po
pulasi Bibit Ung
gul
Kambing
di U
PT/U
PTD
100
Pemeliharaa
n Ka
mbing
101
Pening
katan Ku
alita
s Bibit U
nggu
l Kam
bing
102
Pelayana
n Ke
seha
tan Hew
an10
3Pe
ngua
tan Man
ajem
en UPT
Perbibitan
1785
.333
Pen
ingkatan
Pop
ulasi B
ibit Ung
gul B
abi
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pening
katan Po
pulasi Bibit Ung
gul B
abi
di UPT
/UPT
D10
0Pe
meliharaa
n Ba
bi10
1Pe
ning
katan Ku
alita
s Bibit U
nggu
l Bab
i10
2Pe
layana
n Ke
seha
tan Hew
an10
3Pe
ngua
tan Man
ajem
en UPT
Perbibitan
1785
.334
Pen
ingkatan
Pop
ulasi B
ibit Ung
gul A
yam
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pening
katan Po
pulasi Bibit Ung
gul
Ayam
di U
PT/U
PTD
100
Pemeliharaa
n Ay
am10
1Pe
ning
katan Ku
alita
s Bibit U
nggu
l Ayam
102
Pelayana
n Ke
seha
tan Hew
an10
3Pe
ngua
tan Man
ajem
en UPT
Perbibitan
1785
.335
Pen
ingkatan
Pop
ulasi B
ibit Ung
gul Itik
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pening
katan Po
pulasi Bibit Ung
gul Itik
di UPT
/UPT
D10
0Pe
meliharaa
n Itik
101
Pening
katan Ku
alita
s Bibit U
nggu
l itik
102
Pelayana
n Ke
seha
tan Hew
an10
3Pe
ngua
tan Man
ajem
en UPT
Perbibitan
1785
.336
Pen
damping
an Pem
bibitan di M
asyarakat
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pend
amping
an Pem
bibitan di
Masyarakat U
PT/U
PTD/BIBD
100
Pend
amping
an Pem
bibitan di Kelom
pok
Masyarakat o
leh UPT
101
Pend
amping
an Pem
bibitan di Kelom
pok
Masyarakat o
leh UPT
D
102
Pend
amping
an Pem
bibitan di Kelom
pok
Masyarakat o
leh BIBD
1785
.337
Fasilitas PN
BP UPT
Perbibitan
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
DUMM
Y RENSTR
A
51
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
001
Fasilitas PNBP
BPT
U HPT
100
Fasilitas PNBP
002
Fasilitas PNBP
BIB
003
Fasilitas PNBP
BET
1785
.338
Pen
ingkatan
Kua
litas Sem
en Bek
u01
. Pe
ning
katan prod
uksi
semen
bek
u (dosis)
001
Pening
katan Ku
alita
s Se
men
Beku
UPT
/UPT
D10
0Ba
han Prod
uksi Sem
en Beku
101
Pemeliharaa
n Ternak
102
Distribusi Sem
en Beku
103
Prom
osi
104
Duk
ungan Sarana
105
Qua
lity Insuranc
e10
6Pe
muliaan
107
Ope
rasion
al Produ
ksi
108
Peng
emba
ngan
UPT
Perbibitan
1785
.339
Pen
ingkatan
Kua
litas Sem
en Bek
u Sa
pi (B
LU)
01. Pe
ning
katan prod
uksi
semen
bek
u (dosis)
001
Pening
katan Ku
alita
s Se
men
Beku Sapi
UPT
(BLU
)10
0Pe
meliharaa
n Ternak
101
Prod
uksi Sem
en Beku
102
Distiribusi Sem
en Beku
103
Duk
ungan Sarana
104
Qua
lity Ansuran
ce10
5Ope
rasion
al Layan
an BLU
106
Prom
osi
107
Ope
rasion
al Layan
an BLU
1785
.340
Pen
ingkatan
Kua
litas Embrio
01. Pe
ning
katan prod
uksi
sembrio (e
kor)
001
Prod
uksi Embrio Terna
k BE
T10
0Optim
alisasi P
enyediaa
n Em
brio
101
Evalua
si dan
Pelap
oran
102
Ope
rasion
al Keg
iatan
1785
.341
Pen
ggan
tian
Pejan
tan
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
adaa
n Pe
jantan
/Calon
Pejan
tan
UPT
/UPT
D10
0Pe
ngad
aan Pe
jantan
/Calon
Pejan
tan
1785
.342
Pen
ingkatan
SDM Perbibitan
01. Pe
ning
katan ku
alitas
SDM (o
rang
)
001
Pening
katan SD
M Perbibitan (BLU
)10
0Bimbing
an Tek
nis Man
ajem
en IB
101
Adm
inistrasi d
an Ope
rasion
al Keg
iatan
002
Pening
katan SD
M Perbibitan
100
Pening
katan Ka
pasitas SD
M Perbibitan
101
Pening
katan Ka
pasitas Pe
tugas Isem
inator, P
KB
dan AT
R
DUMM
Y RENSTR
A
52
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
1785
.343
Pen
guatan
Bibit Terna
k UPT
D01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
uatan Bibit T
erna
k di BIBD Prov.
Sumatera Utara
100
Peng
adaa
n Ternak
101
Peng
adaa
n Pa
kan, Oba
t oba
tan da
n Vitamin
102
Ope
rasion
al10
3Adm
inistrasi
104
Koordina
si,Kon
sulta
si,Pem
bina
an, M
onito
ring
dan
Evalua
si10
5Pe
ning
katan SD
M
1785
.344
Pen
gawalan
,Pem
bina
an dan
Koo
rdinasi P
erbibitan da
n Prod
uksi Terna
k di Dae
rah
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
awalan
,Pem
bina
an dan
Koo
rdinasi
Perbibita
n da
n Prod
uksi Terna
k di
Dae
rah (DK)
100
Dinam
ika Ke
tersed
iaan
Terna
k da
n Su
pply
Dem
and Ternak
101
Peny
usun
an Ju
knis/Juk
lak Ke
giatan
102
Ope
rasion
al dan
Adm
inistrasi K
egiatan
103
Peng
awalan
dan
Pen
damping
an In
dukan Sapi
Potong
Impo
rt dan
Pejan
tan Eks Im
port
104
Pembina
an, Sup
ervisi dan
Mon
itoring
Pe
ngem
bang
an Pop
ulasi Terna
k10
5Ko
ordina
s Tekn
is Perbibitan da
n Prod
uksi Terna
k10
6Pe
ngaw
asan
Mutu Be
nih da
n Bibit Ternak
107
Pend
amping
an dan
Pen
gawalan
Pejan
tan INKA
108
Peng
awalan
dan
Pem
bina
an Pen
guatan
Pe
mbibitan da
n Prod
uksi Terna
k di Lok
asi SPR
109
Uji Zu
riat sap
i Perah
110
Uji Pe
rforman
s Sapi Poton
g11
1Pe
wilayaha
n Su
mbe
r Bibit T
erna
k11
2Pe
netapa
n/Pe
lepa
san Ru
mpu
n atau
Galur Hew
an11
3Pe
lestarian Su
mbe
r Daya Gen
etik Hew
an11
4Ope
rasion
al Pen
gawas Bibit Ternak
115
Pelaksan
aan Pe
nerapa
n Ka
rtu Ternak
1785
.345
Pem
bina
an dan
Koo
rdinasi P
erbibitan da
n Prod
uksi Terna
k01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pembina
an dan
Koo
rdinasi P
erbibitan
dan Prod
uksi Terna
k (KP)
101
Pembina
an, M
onito
ring
dan
Koo
rdinasi Sen
tra
Peternakan
Rakyat (SP
R)
Kompo
nen:
102
Koordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
Ru
minan
sia Po
tong
103
Koordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
Ru
minan
sia Pe
rah
DUMM
Y RENSTR
A
53
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
104
Koordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
Terna
k Ung
gas da
n Ane
ka Terna
k
105
Koordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
Stan
darisasi dan
Mutu Ternak
106
Koordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
Terna
k Indu
kan da
n Pe
jantan
Impo
rt/ Ex Im
port/Lok
al
107
Koordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
Pe
ngelolaa
n Su
mbe
r Daya Gen
etik hew
an
108
Koordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
Optim
alisasi R
eprodu
ksi d
an In
seminasi B
uatan
109
Koordina
si, P
embina
an dan
Mon
itoring
Pen
erap
an
Kartu Ternak
004
Dinam
ika Ke
tersed
iaan
Terna
k da
n Su
pply Dem
and Ternak
101
Dinam
ikan
Ketersediaa
n da
n Su
pply Dem
and
Ternak
005
Koordina
si Tek
nis Pe
rbibita
n da
n Prod
uksi Terna
k10
0Ko
ordina
si Tek
nis Pe
rbibita
n da
n Prod
uksi Terna
k10
1Ko
ordina
si den
gan Stakeh
olde
r Terkait
102
Ope
rasion
al dan
Adm
inistrasi P
erbibitan da
n Prod
uksi Terna
k10
3Pu
blikasi
104
LSPro Be
nih da
n Bibit T
erna
k10
5Pe
mbina
an Pen
gawasan
Bibit Ternak
006
Regu
lasi Perbibitan da
n Prod
uksi
Ternak
100
Peny
usun
an NSP
K10
1Ko
ordina
si Peren
cana
an10
2Pe
nyusun
an Ped
oman
Pelaksana
an Keg
iatan
103
Pelapo
ran (Lap
bul, Laptah
dan
LAKIN)
1785
.346
Pen
ggan
tian
Betina Don
or dan
Resipien
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Peng
gantian Be
tina Don
or dan
Resipien10
0Pe
ngad
aan Don
or/Resipien
1785
.347
Pen
damping
an dan
Pen
gawalan
UPS
US SIWAB
01. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
001
Pelaksan
aan Pe
nugasan Pe
ndam
ping
an
dan Pe
ngaw
alan
UPS
US SIWAB
100
Pelaksan
aan Pe
nugasan Pe
ndam
ping
an dan
Pe
ngaw
alan
UPS
US SIWAB
002
Pend
amping
an dan
Pen
gawalan
Inseminasi B
uatan da
n Ka
win Alam
100
Pend
amping
an dan
Pen
gawalan
Inseminasi B
uatan
dan Ka
win Alam
101
Pend
amping
an dan
Pen
gawalan
Pen
gada
an Sap
i Indu
kan da
n Pe
macek
175.95
1 Layana
n Internal (O
verhea
d)01
. Pe
ning
katan Jumlah
Kelahiran Ternak
DUMM
Y RENSTR
A
54
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
001
Peng
adaa
n Ke
ndaraa
n Tekn
is/Fun
gsiona
l05
1Pe
ngad
aan Ke
ndaraa
n Tekn
is/Fun
gsiona
l Rod
a 8/6
052
Peng
adaa
n Ke
ndaraa
n Tekn
is/Fun
gsiona
l Rod
a 4
053
Peng
adaa
n Ke
ndaraa
n Tekn
is/Fun
gsiona
l Rod
a 2
002
Pemba
ngun
an dan
Ren
ovasi G
edun
g da
n Ba
ngun
an Tek
nis/Fu
ngsion
al05
1Pe
mba
ngun
an Ged
ung da
n Ba
ngun
an Kan
tor
Tekn
is/Fun
gsiona
l
052
Reno
vasi Ged
ung da
n Ba
ngun
an Kan
tor
Tekn
is/Fun
gsiona
l05
3Pe
mba
ngun
an Gud
ang Pa
kan
054
Reno
vasi Gud
ang Pa
kan
055
Pemba
ngun
an Kan
dang
Terna
k05
6Re
novasi Kan
dang
Terna
k
057
Pemba
ngun
an Ged
ung da
n Ba
ngun
an
Tekn
is/Fun
gsiona
l Lainn
ya
058
Reno
vasi Ged
ung da
n Ba
ngun
an Tek
nis/Fu
ngsion
al
Lainny
a
003
Peng
adaa
n Pe
rang
kat P
engo
lah Data
dan Ko
mun
ikasi
051
Peng
adaa
n Pe
rang
kat P
engo
lah Data
052
Peng
adaa
n Pe
rang
kat K
omun
ikasi
004
Peng
adaa
n Pe
ralatan da
n Fasilitas
Perkan
toran
051
Peng
adaa
n Pe
ralatan Pe
rkan
toran
052
Peng
adaa
n Fasilitas Perkantoran
DUMM
Y RENSTR
A
55
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Lampiran 3. Manual IKSK Penyediaan Benih dan Bibit Serta Peningkatan Produksi Ternak
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 1. Populasi ternak sapi betina produktif (%)
9.
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah populasi sapi betina produktif dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi sapi betina dewasa dalam satu tahun.
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 2 - ≤ 8 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 2 tahun) dikali 100 persen
Lokasi Data UPT, UPTD, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 2. Angka kelahiran IB dan INKA sapi (%)
10.
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Peningkatan jumlah kelahiran melalui Inseminasi Buatan dan Kawin Alam pada ternak sapi
Teknik Menghitung Jumlah kelahiran melalui IB dan KA dibanding jumlah akseptor yang bunting di kali 100%
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
56
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Lampiran 3. Manual IKSK Penyediaan Benih dan Bibit Serta Peningkatan Produksi Ternak
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 1. Populasi ternak sapi betina produktif (%)
9.
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah populasi sapi betina produktif dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi sapi betina dewasa dalam satu tahun.
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 2 - ≤ 8 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 2 tahun) dikali 100 persen
Lokasi Data UPT, UPTD, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 2. Angka kelahiran IB dan INKA sapi (%)
10.
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Peningkatan jumlah kelahiran melalui Inseminasi Buatan dan Kawin Alam pada ternak sapi
Teknik Menghitung Jumlah kelahiran melalui IB dan KA dibanding jumlah akseptor yang bunting di kali 100%
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 3.Service per Conception/SC sapi (indeks)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Efektivitas pelayanan Inseminasi Buatan sampai terjadi kebuntingan
Teknik Menghitung s/c = jumlah semen beku yang disuntikan (IB) dibagi jumlah akseptor yang bunting hasil IB
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 4.Calving interval/ CI sapi (bulan)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah hari atau bulan antara kelahiran yang satu dengan kelahiran yang berikutnya yang menggambarkan fertilitas ternak.
Teknik Menghitung CI = menghitung jumlah hari atau bulan jarak kelahiran antara kelahiran yang satu
dengan kelahiran berikutnya.
Lokasi Data UPT , SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
57
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Nama Iindikator Kinerja Sasaran Kegiatan 5. Angka kematian sapi (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian setiap sapi dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian sapi bagi dengan jumlah populasi sapi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 6. Populasi ternak kerbau betina produktif (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah populasi kerbau betina produktif dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi kerbau betina dewasa dalam satu tahun.
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 2 - ≤ 8 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 2 tahun) dikali 100 persen.
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 7. Angka kelahiran anak kerbau (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah angka yang menunjukkan banyaknya ternak yang lahir dibanding dengan jumlah induk yang bunting pada tahun tertentu.
Teknik Menghitung Menghitung jumlah hari atau bulan jarak kelahiran antara kelahiran yang satu dengan kelahiran berikutnya.
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 8. Calving Interval/CI kerbau (bulan)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah hari atau bulan antara kelahiran kerbau yang satu dengan kelahiran yang berikutnya yang menggambarkan fertilitas ternak.
Teknik Menghitung CI = jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua untuk mencapai tingkat produksi yang optimal
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
58
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Nama Iindikator Kinerja Sasaran Kegiatan 5. Angka kematian sapi (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian setiap sapi dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian sapi bagi dengan jumlah populasi sapi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 6. Populasi ternak kerbau betina produktif (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah populasi kerbau betina produktif dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi kerbau betina dewasa dalam satu tahun.
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 2 - ≤ 8 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 2 tahun) dikali 100 persen.
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 7. Angka kelahiran anak kerbau (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah angka yang menunjukkan banyaknya ternak yang lahir dibanding dengan jumlah induk yang bunting pada tahun tertentu.
Teknik Menghitung Menghitung jumlah hari atau bulan jarak kelahiran antara kelahiran yang satu dengan kelahiran berikutnya.
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 8. Calving Interval/CI kerbau (bulan)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah hari atau bulan antara kelahiran kerbau yang satu dengan kelahiran yang berikutnya yang menggambarkan fertilitas ternak.
Teknik Menghitung CI = jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua untuk mencapai tingkat produksi yang optimal
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
59
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019Nama Iindikator Kinerja Sasaran Kegiatan 9. Populasi ternak kambing betina produktif
(%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah populasi kambing betina produktif dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi kerbau betina dewasa dalam satu tahun.
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 1,5 - ≤ 5 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 1,5 tahun) dikali 100 persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 10. Angka kelahiran kambing (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah jumlah kelahiran anak kambing dari jumlah induk kambing yang bunting
Teknik Menghitung Jumlah kelahiran berbanding jumlah jumlah induk yang bunting di kali 100 %
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 11. Angka kematian ternak kambing (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian setiap sapi dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian kambing bagi dengan jumlah populasi sapi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 12. Populasi ternak domba betina produktif (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah populasi domba betina produktif dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi kerbau betina dewasa dalam satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 1,5 - ≤ 5 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 1,5 tahun) dikali 100 persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 13. Angka kelahiran domba (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah jumlah kelahiran anak domba dari jumlah induk kambing yang bunting
Teknik Menghitung Jumlah kelahiran berbanding jumlah jumlah induk yang bunting di kali 100 %
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 11. 14. Angka kematian ternak domba (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian setiap sapi dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian domba bagi dengan jumlah populasi sapi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
60
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019Nama Iindikator Kinerja Sasaran Kegiatan 9. Populasi ternak kambing betina produktif
(%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah populasi kambing betina produktif dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi kerbau betina dewasa dalam satu tahun.
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 1,5 - ≤ 5 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 1,5 tahun) dikali 100 persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 10. Angka kelahiran kambing (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah jumlah kelahiran anak kambing dari jumlah induk kambing yang bunting
Teknik Menghitung Jumlah kelahiran berbanding jumlah jumlah induk yang bunting di kali 100 %
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 11. Angka kematian ternak kambing (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian setiap sapi dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian kambing bagi dengan jumlah populasi sapi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 12. Populasi ternak domba betina produktif (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah populasi domba betina produktif dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi kerbau betina dewasa dalam satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 1,5 - ≤ 5 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 1,5 tahun) dikali 100 persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 13. Angka kelahiran domba (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah jumlah kelahiran anak domba dari jumlah induk kambing yang bunting
Teknik Menghitung Jumlah kelahiran berbanding jumlah jumlah induk yang bunting di kali 100 %
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 11. 14. Angka kematian ternak domba (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian setiap sapi dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian domba bagi dengan jumlah populasi sapi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
61
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
12. 15. Babi betina produktif Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah ternak babi yang telah berumur 8 bulan atau telah beranak
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 1 - ≤ 5 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 1 tahun) dikali 100 persen
Lokasi Data UPT, UPTD, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 16. Angka kelahiran babi/litter size (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka kelahiran babi/litter size adalah jumlah anak perkelahiran
Teknik Menghitung Jumlah kelahiran berbanding jumlah jumlah induk yang bunting di kali 100 %
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 17. Angka kematian babi (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian babi dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian babi dibagi dengan jumlah populasi babi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data UPT, UPTD, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
DUMM
Y RENSTR
A
62
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
12. 15. Babi betina produktif Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah ternak babi yang telah berumur 8 bulan atau telah beranak
Teknik Menghitung Jumlah betina umur 1 - ≤ 5 tahun dibagi dengan jumlah betina dewasa (> 1 tahun) dikali 100 persen
Lokasi Data UPT, UPTD, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 16. Angka kelahiran babi/litter size (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka kelahiran babi/litter size adalah jumlah anak perkelahiran
Teknik Menghitung Jumlah kelahiran berbanding jumlah jumlah induk yang bunting di kali 100 %
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 17. Angka kematian babi (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian babi dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian babi dibagi dengan jumlah populasi babi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data UPT, UPTD, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 18. Produksi telur ayam (butir)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah produksi telur ayam selama masa hidupnya.
Produksi telur ayam dihitung untuk mengetahui estimasi produksi telur per tahun per induk
Teknik Menghitung Persentase produksi telur (60%) dikali 24 bulan (720 hari) dikali jumlah induk
Lokasi Data UPT, UPTD, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 19. Produksi telur ayam tetas (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur yang dihasilkan yang dapat dibuahi.
Persentasi telur ayam yang dibuahi dibanding dengan jumlah telur ayam selama satu tahun produksi
Teknik Menghitung Telur yang siap ditetaskan dibagi jumlah telur yang dihasilkan dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, UPTD, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
63
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 20. Daya tetas DOC lokal (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur ayam lokal yang dapat menetas setelah dibuahi.
Jumlah telur yang menetas dibanding dengan jumlah telur ayam lokal yang ditetaskan
Teknik Menghitung Jumlah telur yang menetas dibagi jumlah telur yang ditetaskan dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 13. 21. Produksi DOC (Day Old Chick) (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur dibuahi dan ditetaskan sebagai bibit ataupun final stock
Persentasi telur yang menetas dibandingkan dengan telur yang ditetaskan dikali seratus persen.
Teknik Menghitung Jumlah DOC yang siap diedarkan dibagi dengan DOC yang menetas dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
64
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 20. Daya tetas DOC lokal (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur ayam lokal yang dapat menetas setelah dibuahi.
Jumlah telur yang menetas dibanding dengan jumlah telur ayam lokal yang ditetaskan
Teknik Menghitung Jumlah telur yang menetas dibagi jumlah telur yang ditetaskan dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 13. 21. Produksi DOC (Day Old Chick) (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur dibuahi dan ditetaskan sebagai bibit ataupun final stock
Persentasi telur yang menetas dibandingkan dengan telur yang ditetaskan dikali seratus persen.
Teknik Menghitung Jumlah DOC yang siap diedarkan dibagi dengan DOC yang menetas dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 22. Produksi telur itik (butir)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah produksi telur itik selama masa hidupnya. Produksi telur ayam dihitung untuk mengetahui estimasi produksi telur pertahun perinduk
Teknik Menghitung Persentase produksi telur (60%) dikali 22 bulan (660 hari) dikali jumlah induk
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 23. Produksi telur itik tetas (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur yang dihasilkan dan dapat dibuahi. Persentasi telur itik yang dibuahi dibanding dengan jumlah telur itik selama satu tahun produksi
Teknik Menghitung Telur yang siap ditetaskan dibagi jumlah telur yang dihasilkan dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, UPTD dan SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 14. 24. Daya tetas telur itik lokal (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur itik lokal yang dapat menetas setelah dibuahi
Teknik Menghitung Jumlah telur yang menetas dibagi jumlah telur yang ditetaskan dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
65
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 25. Produksi DOD (Day Old Duck) (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur dibuahi dan ditetaskan sebagai bibit ataupun final stock. Persentasi telur yang menetas dibandingkan dengan telur itik yang ditetaskan dikali seratus persen.
Teknik Menghitung JumlahDOD yang siap diedarkan dibagi dengan DOD yang menetas dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, UPTD dan SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 26. Betina produktif kelinci (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah kelinci betina yang hidup dan dapat berproduksi normal hingga masa hidupnya
Teknik Menghitung Jumlah betina produktif dibagi dengan jumlah betina dewasa dikali 100 persen
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 27. Angka kelahiran litter size kelinci (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Litter size kelinci adalah jumlah rataan anak yang dilahirkan
Teknik Menghitung Intensitas beranak dikali dengan liter size dikali jumlah betina produktif berbanding jumlah betina dewasa di kali 100 %
Lokasi Data Dinas Provinsi / kabupaten/kota yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 28. Angka kematian kelinci (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian kelinci dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian kelincidibagi dengan jumlah populasi babi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 29. Bobot potong sapi bali/madura (kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot sapi bali/madura pada saat di potong antara 200 – 300 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup sapi bali/madura saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 30. Bobot potong sapi persilangan/PO
(kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot sapi Persilangan/PO pada saat di potong antara 350 – 500 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup sapi persilangan/PO saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
66
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 25. Produksi DOD (Day Old Duck) (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah telur dibuahi dan ditetaskan sebagai bibit ataupun final stock. Persentasi telur yang menetas dibandingkan dengan telur itik yang ditetaskan dikali seratus persen.
Teknik Menghitung JumlahDOD yang siap diedarkan dibagi dengan DOD yang menetas dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, UPTD dan SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 26. Betina produktif kelinci (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah kelinci betina yang hidup dan dapat berproduksi normal hingga masa hidupnya
Teknik Menghitung Jumlah betina produktif dibagi dengan jumlah betina dewasa dikali 100 persen
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 27. Angka kelahiran litter size kelinci (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Litter size kelinci adalah jumlah rataan anak yang dilahirkan
Teknik Menghitung Intensitas beranak dikali dengan liter size dikali jumlah betina produktif berbanding jumlah betina dewasa di kali 100 %
Lokasi Data Dinas Provinsi / kabupaten/kota yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 28. Angka kematian kelinci (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Angka yang menunjukkan angka kematian kelinci dalam waktu satu tahun
Teknik Menghitung Jumlah angka kematian kelincidibagi dengan jumlah populasi babi pada tahun berjalan dikali seratus persen.
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 29. Bobot potong sapi bali/madura (kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot sapi bali/madura pada saat di potong antara 200 – 300 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup sapi bali/madura saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 30. Bobot potong sapi persilangan/PO
(kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot sapi Persilangan/PO pada saat di potong antara 350 – 500 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup sapi persilangan/PO saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
67
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 31. Bobot potong kerbau (kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot kerbau pada saat di potong antara 350 – 500 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup kerbau saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 32. Bobot potong kambing dan domba
(kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot kambing/domba pada saat di potong antara 35 – 50 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup kambing/domba pada saat dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 33. Bobot potong babi (kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot potong babi adalah berat hidup babi sebelum dipotong. Bobot babi pada saat di potong antara 100 - 125 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup babi pada saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
68
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 31. Bobot potong kerbau (kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot kerbau pada saat di potong antara 350 – 500 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup kerbau saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 32. Bobot potong kambing dan domba
(kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot kambing/domba pada saat di potong antara 35 – 50 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup kambing/domba pada saat dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 33. Bobot potong babi (kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot potong babi adalah berat hidup babi sebelum dipotong. Bobot babi pada saat di potong antara 100 - 125 kg
Teknik Menghitung Menimbang berat hidup babi pada saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 34. Bobot potong ayam (kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot potong ayam adalah berat hidup ayam sebelum dipotong. Bobot ayam pada saat di potong antara 0,9 – 1,2 kg
Teknik Menghitung Menimbang bobot ayam pada saat akan dipotong
Lokasi Data SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Iindikator Kinerja Sasaran Kegiatan 35. Bobot potong itik (kg/ekor)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Bobot potong itik adalah berat hidup itik sebelum dipotong. Bobot itik pada saat di potong antara 1 – 1,5 kg
Teknik Menghitung Menimbang itik pada saat akan dipotong
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 36. produksi hen day lokal (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Adalah Jumlah produksi telur lokal harian. Biasanya dihitung per minggu
Teknik Menghitung Jumlah telur dibagi jumlah induk saat itu (22 bulan) masa produksi dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
69
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 37. Produksi telur ayam konsumsi (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Produksi telur ayam konsumsi adalah jumlah produksi telur ayam yang tidak dibuahi dan dapat dikonsumsi
Teknik Menghitung Jumlah telur yang diproduksi dalam satu tahun dibandingkan produksi telur dikalikan seratus persen
Lokasi Data UPT dan UPTD SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 38. produksi hen day lokal itik (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Produksi Hen Day itik lokal adalah produksi telur harian
Teknik Menghitung Jumlah telur dibagi jumlah induk saat itu (24 bulan) masa produksi dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 39. produksi telur itik konsumsi (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Produksi telur itik konsumsi adalah jumlah produksi telur itik yang dapat dikonsumsi
Teknik Menghitung Jumlah telur yang diproduksi dalam satu tahun dibandingkan produksi telur dikalikan seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
70
Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2015 – 2019Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 37. Produksi telur ayam konsumsi (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Produksi telur ayam konsumsi adalah jumlah produksi telur ayam yang tidak dibuahi dan dapat dikonsumsi
Teknik Menghitung Jumlah telur yang diproduksi dalam satu tahun dibandingkan produksi telur dikalikan seratus persen
Lokasi Data UPT dan UPTD SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 38. produksi hen day lokal itik (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Produksi Hen Day itik lokal adalah produksi telur harian
Teknik Menghitung Jumlah telur dibagi jumlah induk saat itu (24 bulan) masa produksi dikali seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 39. produksi telur itik konsumsi (%)
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Produksi telur itik konsumsi adalah jumlah produksi telur itik yang dapat dikonsumsi
Teknik Menghitung Jumlah telur yang diproduksi dalam satu tahun dibandingkan produksi telur dikalikan seratus persen
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Nama Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 40. Produksi susu sapi perah (liter/ekor/laktasi)
15.
Penanggung Jawab Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Definisi Jumlah produksi susu sapi yang dihasilkan per ekor perlaktasi
Teknik Menghitung Produksi susu/ekor/laktasi dikalikan jumlah sapi yang laktasi (70% dari populasi induk)
Lokasi Data UPT, SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota
DUMM
Y RENSTR
A
71
kanpus kementan gd.c Lnt 8,Jl.rM. Harsono no.3 ragunan Pasar Minggu Jakarta selatan 12550
telp. +62.21.7815781; +62.21.7811384 Fax.+62.21.7811385
bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id
DUMM
Y RENSTR
A