2010 petunjuk teknis pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok 2010

Upload: muhammad-albar

Post on 08-Jul-2015

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PETUNJUKTEKNIS PENGEMBANGAN PERBIBITAN SAN MELALUI KELOMPOK TAHUN 2010 m1

t

4 Pif 0 , : i 0 1 W . ' t S. a VM l 1 1 t 1 i 1 a PE l VII l N M t Z E h T 0 , 2 W a 1 r r 1 r 4 1 ,1 " , J

" 4 0 " 6 k 4 0 1 b . d i1k ; o ' 4 3 n, 0 ;1 , 1 4 : ) . . " 1 , 4 f ' 1 , 6 N O *

11

DIREKTORAT PERBIBITAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN KEMENTERLAN PERIANIAN 2010

1

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PERBIBITAN SAPI MELALLII KELOMPOK TAHUN 2010

DIREKTORAT PERBIBITANDIREK1ORAT JEN DERAL PETERNAKAN KEME NTER IAN PERTAN1AN 2010

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PERBIBITAN SAPI MELALUI KELOMPOK TAHUN 2010Bibliogra v, 38 him, 21.5 cm ISBN 978-602-8886-00-0 Hak cipta 2 0 1 0 , Direktorat Perbibitan Kantor Pusat Kementerian Pertanian Ji. RM Harsono No 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550 Tell). +62.21.7815781 Fax. +62.21.7611385 Isi buku dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya Hak cipta dilindungi Undang-undang. Penyunting Penyusun D D r r h . , Ir. Gunawan, MS Abdul Kamaen; Dr. Ir, Endang Romiali, M.Sc; Ir. Fini Murani, M.Si; Drh. Budiantono, IASI; Ir. A.Herdy Sartono; Tri Melasari, &Pt, M.Si; Drh Apriyani; Ir. Hajirin: Ighal Alim, S.Pt: Jaj Rohyan,S.Pt. Disain & foto kulit B a g u s Pancaputra Penerblt D i r e k t o r a t Perbibitan Cetakan P Dicetak oleh e T r t a m a , 2010 r i s t a r Kreasi

ii

KATA PENGANTAR

Pengernbangan perbibitan sapi melalul kelompok tahun 2010 di fokuskan pada s t e m integrasi tanaman ternak yaltu pada sistem integrasi sapi clan kelapa sawrt (S1SKA). Dalam pengembangan perbibitan sa p i melalur kelompok, diperlukan peran swasta dalam memperbanyak kelompok pembibitan sapi. Agar pelaksanaan pengembangan perbibitan sapi pada tahun 2010 lebih terarah dan terpadu, dipandarig perlo menetapkan Petunjuk Teknis Pengernbangan Parbibilan Sap Melalui Kelompok. Petunjuk Teknis ini, merupakan scus n bagi pusat dan dlnas yang manangani fungsl peternalcan Provinsi/Kabopaten/Kota daIam peiaksanaan, bimbingan dan pengawasan tefhadap kelompok peternak penerima pengembangan perbibitan sap pada tahon 2010_

Jakarta, M e l 2010 DIREKTUR PERBIBITAN

Gu n a wa n

DAFTAR 1StKata Pengantar Daftar Isi De a r lampiran i v

PERATURAN DIREKTLIR JENDERAL PETERNAKAN 1 Nomor : 07058/Kpt5/PD.4101R05/2010 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN Nomor 07056/Kpts/P1/410/F/05/2010 PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PERBIBITAN SAPI MELALUI KELOMPOK TAHLIN 2010 BABI. PENDAHULUAN A. L a t a r Belakang 5 Maksud dan Tujuan 6 C. S a s a r a n 6 D. R u a n g Lingkup 7 E. P e n g e r t i a n 7 BABP . BANGSA SAP I, LOKASI DAN KELOMPOK TERNAK P A. B a n g s a Sapi 9 B. L o k a s i 9 C. K e l o m p o k Petemak 1 0 BAB III.PENGAJLIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN DAN PERTANOGUNGJAWABAN DANA A. P e n g a j u a n dan Penyaluran Dana 1 B. P e n g g u n a a n dan Pertanggungjawaban Dana BAB IV PEMBINAAN, PENGORGANISASIAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN A. P a m b i n a a n 1 S. P e ngorga ni s a s i a n 1 C. i n d i k a t o r Keberhasilan 2 BAB V PEMANTAUAN, EVALLIASI DAN PELAPORAN A. P e m a n t a u a n dan Evaluasi B. P a t a p o r a n 2 BAB VI, PENUTUP 2 2 1 3 5 8 0 1 2 1 5

5

3

iv

DAFTAR LAMPIRANLampiran KRIAtnan 1 _ 2. 3. 4 5. 6. 7. 8. 9, Spesitikasi Teknis Sapi Brahman Cross Rencana Usaha Kelompok (RUK) Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok Format Kuitansi Surat Perjanjian Kerjasama Kartu Rekording Surat Kesanggupan Kelompok Surat Pernyataan Blank Laporan 24 26 27 28 29 34 35 36 37

KE ME NTE RI ANP E RTANI AN DI RE KTO RAT J E NDE RALP E TE RNAKAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN NOMOR : 07056/Kpts/PD.410/F/0512010 TENTANG

PETUNJUK TEKNISPENGEMBANGAN PERBIBITAN SAPI MELALUI KELOMPOK TAHUN 2010DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN Menimbang : a . b a h wa d a la m ra n g ka pengembangan perbibitan sapi secara berkelanjutan, pertu ditakukan kegiatan pengembangan perbibitan sa p i metalui kelompok sebagai b a g ia n d a ri Siste r!) P e rlib ita n Te rn a k Nasional, b. b a h wa kegiatan pengembangan perbibitan s a p i sebagaimana dimaksud pada h u ru f a , ditakukan dengan siste m integrasi sa p ] - kelapa a yttit d i perdesaan; c_ bahwa agar datam petaksanaan lebih terarah dan terpadu, dipandang pedu menetapkan Petunjuk Teknis Pengernbangan Perbibitan Sap i Melatui Kelompok Tahun 2010, dengan Peraturan Direktur Jenderal Poternakans Mengingat : 1 . Undang-Undang No mo r 1 8 Tahun 2 0 0 9 tentang 1

Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Nomor 84 dan Tembehan Lembaran Negara Nomor 5015); 2. Undang-undang No mo r 3 2 Tahun 2 0 0 4 tentang Pernerintah Daerah (Lembaran Negara Tanun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negare No mo r 4437), 3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang P8 riolakan, Peneegahan, Pemberantasan d a n Pengobatan Penyakit Hewan (Lembaran Negara lahun 1977 Nomor 20, Tambahan Lemberan Negaie Nomor 3101); 4, Peraturan Pernerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 2 1 , Tambahan Lembaran Negara No mo r 3102): 5. Peraturan Pernerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pernerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 No. 82, Tambahan lembaren Negara Republik Indonesia No, 4737). 6, Peraturan Pemerintah No mo r 1 0 2 Tahun 2 0 0 0 tentang Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020); 7. Keputusan Pres iden Nomor 100/M Tahun 2007 tents ng Pemberhentian den Pengengkatan Pejabat Esselon I Lingkup Departemen Pertanian; 8. Peraturan Presiden No . 9 Tahun 2 0 0 5 tentang Kedudukan. Tugas, rungsi, Susunan Organisasi den Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, 2

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 9. Peraturan Presider' Nomor 10 Ta hull 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik hdonesia; 10. Peraturan Menteri Pertanian Nornor 299/Kpts/OT.140/ 7/2005 tentang Organ isasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian Juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Perrnentan/OT.140/2/2007; 11. Peraturan Menteri Pedanian Nomor 341/Kpts/OT.1401 912005 tentang Kelengkapan Organisasi d a n Tata Kena Departemen Pertanian Juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.140/21 2007; 12. Peraturan Menteri Pertanian No mo r 36/Permentan/ 01,140/812006. tentang Sistern Perbibitan Ternak Nacional; 13. Peraturan Menteri Pertanian % M f g 54/Permentan/ OT140/8/2006, tentang Pedoman Pembibitan Sapi Yang Balk (Good Breeding Practice); 14. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/ 0T1401812007, t e n t a n g P e la ksa n a a n & s t e m Standard isasi Nasional di Bidang Pertanian. 15. Peraturan Me n te ri Pertanian N o . 14/Permentant 01140/112010, tanggal 2 2 Januari 2010. tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Untuk Pertanian Tahun Anggaran 2010. MEMUTLISKAN : Menetapkan KESATLI Memberlakukan Petunjuk Te kn is Pengembangan Perbibitan S a p i Metalui Kelompok Tahun 2 0 1 0 , sebagaimana teroantum dalam lamp iran peraturan ini. 3

KEDUA

Pet unj ukTeknis Penge mba ng an Perbrbitan Sapi Me lalui Kelompok Tahun 2010, sobagaimana dimaksud path Diktum KESATU merupakan acuan bagi pusat dan dinas yang menangani fungsi Peternakan Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima pengembangan perbibitan sapi pada tanun 2010.

KETIGA P e r a t u r a n ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan : Di JA K A RTA Pada tanggal : 07 Mei 2010 DIREKTUR JENDERAL, ttd. TJEPPY D SOEDJANA Tembusan kepada Yth : 1, Inspektur Jenderal Departemen Pertanlan; 2. Sokretaris, Para Direktur lingkup Direktorat Jenderal Peternakan; 3. K e p a la Din a s y a n g membidangi t u n g si Peternakan P ro vin si/ Kabupaten/Kota,

4

LAMPIRAN

:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN

NOMOR 0 7 0 5 6 / kp t s/ P DA 1 0 / F/ 0 5 1 2 0 1 0 TANGGAL : 07 Mei 2010

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PERBIBITAN SAPI MELALUI KELOMPOK TAHUN 2010

BAG I PENDAHULUAN A. La ta r Beta kang Datam rangka pengembangan sister n perbibitan nasional, diperlukan kegiatan pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok sebagai upaya rnengembangkan kawasan sumber bibit d i perdesaan dan meningkatkan kamandirian kelompok. Kegiatan ini mempunyai peran nyata dalam meningkatkan populasi dan produktIvItas sapi potong dalam rangka mendukung Program Pencapaian Swasemboda Daging Sapi (PSDS) tahun 2014. Pe ngembanga n perbibitan sapi metalui kelom pok tahun 2010 di fok us kan pada sistem integrasi tanaman ternak yaitu pada sistem integrasi sapi dan kelapa sawit (SISKA). Integrasi ini memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, karena Indonesia memiIiki areal perkebunan kelapa sawit yang cukup luas yaitu sekitar 6,8 juta hektar. Dalam satu hektar areal kebun dapat menampung 2 - 3 ekor ternak sapi, sehingga perkebunan sawit di Indonesia tersebut mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan aapi potong.

Integrasi ternak sapi dengan kelapa sawit dilakukan berdasarkankonsep : (1) limbah sawit berupa solid, pelepah, dan bungkil sawit dapat dimantaatkan sebagai pakan, (2) kotoran ternak sapi diolah merijadi 5

kompos sebagai pupuk untuk memperbalki sitat sik, kirnia, dan biologi tanah di lahan kebun dan (3) penggembalaan ternak sapi juga dapat memberstbkan tanaman liartgulma di sekitar tanaman sawit Mantaat integrasi sapi dan kelapa sawit antara lain ialah : ( 1 ) meringankan pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) sehingga produktivitas pemanen meningkat, (2 ) meningkatkan pendapatan petani yang berasal dari meningkatnya upah panen, hash l pupuK kandang, dan basil ternak, (3) sapi rnenghasilkan kotoran untuk pupuk tanaman kelapa sawit dan (4) menghernat tenaga pemanen. Deism pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok, dipertukan peran swasta dalam memperbanyak kelompok pembibitan sapi. Peran pemerintah hanya sebagai pengungkit. Sebubungan dengan h a l tersebut, untuk mengoptinnalkan kegiatan pengembangan perbibitan sapi ini diperlukan keterpaduan antara pusat, pemerintah provinsi dan kabupatentkota serta melibatkan swasta dalam pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terhadap kelompok peternak penerima Untuk Itu Direktorat Jenderal Peternakan menerbitkan Petunjuk Teknis Pengembangan Perbibitan Sapi Melalui Kelornpok Tahun 2010 yang dapat digunakan sebagai acuan bagi Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota daiam pelaksanaan.

8. M a k a u d d a n lujtia n Maksud ditetapkannya Petunjuk Teknis Pengembangan Perbibttan Sapi Potong Melatui Kelompok Tahun 2010 adalah sebagai acuan bagi Dinas Provinsi untuk menyusun patunjuk pelaksanaannya dan Dinas Kabupaten/Kota untuk menyusun petunjuk teknis pelaksanaannya. Tujuan pengembangan perbibitan sapi potong melalui kelompok tahun 2010 antara lain : meningkatkan populasi dan proctuktivaas sapi potong, seita menumbuhkan dan menstimulasi kelompok pembibit sapi potong datam rangka terbentuknya Village Breeding Center (VBC) yang mandin dan berkelanjutan. C. Sasaran Sasaran pengembangan perbibltan sap' potong melalui kelornpok

tahun 2010 adalan 6 (enam) kelompok peternak dengan sistemintegrasi sapi - sawit

6

D. Rua ng Lingkup l B a n g sa sapi, lokasi dan kelompok peternak. 2. Pengajuan, penyaluran, penggunaan dan pertanggungjawaban dana. 3. Pembinaan, pengorganisasian dan indikator keberhasilan. 4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan. 5, Penutup,

E. P e n g e r t i a n 1. S ist e m Perbibitan Temak Nasional adalah tatananisistern yang mengatur hub ungandan saling ketergantungan antarapengelolaan Sumberdaya Genetik Ternak, pemuliaan, perbanyakan, produksl, peredaran, pernasukan dan pengeluaran benih dan atau bibit, pengawasan penyakit, pengawasan mutu, pengernbangan usaha dan kelembagaan. 2. Pembibitan adalah kegiatan budidaya menghasilkan bibit temak untuk keperluan sendiri atau diperjual belikan. 3. Pemullaan ternak adalah rangkaian kegiatan untuk menguban komposisi genetik pada sekelompck ternak clan suatu rumpun atau galur guna mencapal tujuan tertentu. 4. S ist e m integrasisapi kelapa sawit adalah perpaduan antara usaha kebun kelapa sawit dengan perneliharaan sapi socara bersinergi. 5. S a p i Brahman Cross yang dimoksud adalah sapi Brahman Cross betna (dara) yang memenunl persyaratan spesikasi teknis yang tercantum dalam petunjuk teknis Ini. 6. Ke lo mp o k peternak adalah gabungan anggota masyarakat yang melakukan usaha temak yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian serta kesamaan kepentingan d a l a m me n g e lo la usaha ternak untuk mencapai tujuan yang ditelapkan. 7. Ke lo mp o k mandiri adalan kelompok dimana anggota kelompok petemak lebih aktif dan aktivitas kelompbk sudah lebih terencana. Kelasama antar kelompok makin meningkat balk dalam atau luar kawasan dan telah ada peluang mernbentuk assosiasi kelompok. Rencana Usaha Kelompok (RUK) adalah rinelan rencana usaha yang dibuat oleh kelompok dalam menggunakan potensi guna 7

menca pal tujuan mensejahterakan ang gota nya. 9, Kandang kelornpolotkoloni adalah tempat pemeliharaan ternak yang d ltangani secara bersama-sama oleh kelompok dalam suatu areal dengan tujuan untuk mompormudan datam pengelolaan ternak 10. Village Bre e d in g Ce n t e r (V B C) a d a la h s u a t u ka wa sa n pengembangan peternakan y a n g b e rb a sis p a d a u sa b a pembibbn ternak rakyat yang tergabung dalam kelompok peternakan pembibit, 11. WIlayan sumber bibit ternak adalah suatu agrosistem yang tidak dibatasi oleh administrasi pemerintahan dan mempunyal potensl untuk pengembangan bibit ternak dari spesies atau rumpun tertentu. Penguatan Modal Lisaha Kelompok (PMUK) adalah stimulasi dant; bagi pelaku peternakan yang mengalami keterbatasan modal sehingga selanjutnya mampu mengakses pada lembaga permodalan secara mandiri, 13. Dinas adalah instansi yang melaksanakan fungsi peternakan dan kesehatan hewan di ProvinsitKabupatentKota.

8

BAB II BANGSA SAPI, LOKASI DAN KELOMPOK PETERNAK ; Keberhasilan kegiatan pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok tahun 2010 ditentukan oleh ketepalan penentuan bangsa sapi, syarat lokasi d a n kelompok peternak. O le n karena itu, p e riu ditentukan spcsikasi teknis bangsa sapi, syarat lokasi dan kelompok peternak. A. Ba ngs a Sapi Bangsa sap' yang dikembangkan dalarn kegiatan pengembangan perbibitan sapi melalui kelornpok tahun 2010 adalah sapi Brahman Cross dengan spesikasi teknis sebagaimana Lampiran -1. B. L o ka si 1. S ya ra t Lokasi a. Merupakan lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi wilayah sumber bibit sapi potong melalui sistem integrasi sapi dengan kelapa sawit (SIVA) yang ditunjukan dengan surat keterangan dari Dinas KabupateniKota. b. Merupakan lokasi pengembangan perbibitan sapi yang akan dikembangkan oloh perusahaan kelapa sawtt setempat. c K o n d isi agroekosistem sesuai untuk usaha pembibitan sapi potong, antara lain didukung pleb ketersediaan sumber pakan lokal dan air, serta bukan merupakan daerah endemis penyakit hewan menular, PI. Tersedia sa ra n a d a n prasanana se rta petugas te kn is petemakan dan kesehatan hewan. e. L o ka si mudah dijangkau bagi pembinaan dan pemasaran basil. 2, T a t a Cara Seleksi Lukas' Seleksi 'Paton lokasi Pongernbangan Perbibitan Sapi Melalui Kelompok dilakukan secara bertahap : a. T i m pengarah pusat melakukan kalian dan seleksi terhadap calon lokasi kelompok peternak berdasarkan u sulan/pro posa I dari dinas dan atau kelompok peternak yang diterirna oleh Direktorat Jenderal Peternakan. 9

b. T i m pengarah pusat dan tim pembina provinsi berkoordinasi dengan tim teknis kabupatenikota melakukan supervisi dan verikasi to rhada p kelayakan lokasi. Hasil verikasi selanjutnya

disampaikan oleh Direktur Perbibitan kepada Direktur JenderalPeternakan untuk ditetapkan sebagai lokasi Pengembangan Perbibitan Sapi Melalui Kelompok tahun 2010.

C. K e l o m p o k Peternak 1. S ya rat kelompok peternak a. Ke lo mp o k bersangkutan telah mengajukan proposal kepada pemerintah diketahui a ta u mendapat rekomendasi d a ri

Gubemur/BupatiMialikota at au Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota. Kelompok peternak sudah ada, aktif clan direkomendasi Dien Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan j u m l a h anggota minimum 20 orang, C. K e lo mp ck yang bersangkutan tidal( mendapat penguatan modal atau fasilitas lain untuk kegiatan yang sama pada saat yang bersamaan atau mendapat modal pada tahun-tahun sebelumnya. Kelompok ya n g bersangkutan tid a k bermasalah dengan perbankan, kredit atau sumber permodalan lainnya, e. Ke lo mp o k sanggup me miliki kandang kelompok/kandang koloni atau kandang bersama dalam satu areal. f. K e lo mp o k memberikan kontribusi dalam penyediaan sarana produksi untuk usaha pembibtan sapt 2. Tatacara Seleksi Kelompok Petetnak Proses seieksi calon kelompok petemak dllakukan oleh t im pengarah pusat, tim pembina provinsi clan tim teknis kabupatent kota, secara bertahap sebagai berikut : a. T i m pengarah pusat melakukan inventarisasi dan evaluasi proposal yang drterima oleh Direktorat Jenderal Peternakan. b. Berdasarkan hasil evaluasi, t i m pengarah pusat bersama dengan tim pembina provinsi dan tim teknis kabupaten/Kota melakukan peninjauan lapangan terhadap calon kelompok penerima.10

c, l i a s i l peninjauan lapangan dimusyawarankan dengan Dinas Provinsi dan KabubatentKota. Hash l musyarawah dituangkan dalam berrta acara yang memuat dallar kelompok peternak calon penerima, Tim pengarah p u sa t melakukan evaluasi a k h ir u n t u k selanjutnya Direktur Perblbitan menyampaikan usulan kepada Direktur slanders' Peternakan mengenai calon kelornpok peternak penerima PM UK.

8, Atas dasar usulan tersobut Direktur Jenderal Petemakanmenetapkan kelornpok Pengembangan , Perbibitan S a p i Melalui Kelompok tahun 2010, f. Ha s h penetapan kolornpok diamialisasikan atau diumumkan kepada masyarakat oleh tirn teknis Kabupaten/Kota. Hash l seleksi lokasi dan kelompok petarnak sebagaimana diuraikan di atas yang akan ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Peternakan, solaniutnya menjadi d a sa r d a ri proses pemanfaatan dana bantuan sosial melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) dalam rangka Pengembangan Perbibitan Sapi Melalui Kolompok Tabun 2010,

11

BAB III PENGAJUAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DA NA

Dana pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok tahun 2010 in i d la lokasikan dalarn bentuk dana Penguatan Modal Usa ha Kelompok (PMUK). Dana tersebut ada pada Belanja Lembaga Sosial DIPA Diroktorat Jenderal Peternakan Tahun 2010. Proses pengajuan, penyaluran dan penggunaan dana PMUK tersebut dilakukan setelah diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Petemakan tentang Pengembangan Perbibitan Sapi Melalui Kelompok lahun 2010. Pertanggungjawaban dana PMUK tersebut dilakukan sea uai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. A. Pengajuan dan Penyaluran Dana Proses pengajuan dan ponyaluran dans dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Re n ca n a Usaha Kelompok (RUK) disusun oleh kelompok dan disahkan/ditandatangani oleh ketua kelompok serta due anggota kelompok. 2. Kelompok membuKa rekening tabungan a ta s nama kelompok pada Kantor Cabang/Unit BRI/Bank Pos atau Bank lain terdekat dan memberitahukan dengan menunjukan buku tabungan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Direktorat Perbibilan, Direktorat Jenderal Petemakans 3. K e t u a ke lo mp o k mengusulkan R U K kepada P P K Direktorat Perbibdan, Direktorat Jenderal Peternakan setelan diverikasi den disetujui len Ketua Tim Te ki* Kabupaten/Kota seperti pada Larnpiran-2 yang merupakan bagian tidak terpisahkan d e n g a n petunjuk teknis ini. 4. P P K meneliti kebenaran RUK dari masing-rnasing kelompok yang akan dibiayai, selanjutnya mengajukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk diproses lebih lanjut 5. K P A mengajukan Surat Perrnintaan Pembayaran Langsung (SPPLS) dengan lampiran sebagai berikut : a. S K Direktur Jenderal Petemakan tentang penetapan kelompok. b. Rekapitulasi RUK seperti pada I ampiran-3 yang merupakan baglan tldak terpisahkan dengan petunjuk teknis ini. 12

c. Kuitansi harus ditandatangani ole h ketua kelompok da n diketahuiidisetujui oleh PPK Direldorat Perbibitan seperti pada Lampiran-4 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan petunjuk teknis ini. d. Fotocopy buku rekening tabungan atas nama kelompok pada Kantor Cabang/Unit BRI/Bank Po s atau Bank lain. d. S ura t Perianjian Kerjasama antara PPK dan Ketua Kelompok Peternak tentang Pemaniaatan Dana Bantuan Spsial untuk Pengembangan Perbibitan Sa pi Melalui Kelompok Tahun 2010 seperti pada Lampiran-5 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan petunluk teknis ini. 5. Ata s dasar SPP-LS, Pelabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4) menguji dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) den selaniutnya KPA menyampaikan SPM-LS tersebut ke KPPN Jakarta V. Penyaluran dana kepada kelompok peternak penerima dilakukan dengan mekanisme penyaluran langsung (LS) ke rekening Bank terdekat alas nama kelompok peternak yang bersangkutan. KPPN Jakarta V menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) seaual ketentuan yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan. B. Pengigunaan dan Pertanggungjawaban Dana Dana yang tglah disalurkan rnelalui mekanisme LS kepada kelompok peternak digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut 1. P e mba lian sapi Brahman cross betina (dara) termasuk biaya pengangkutan dan pengujian kesehatan hewan.

1

2. PembaIlan pakan konsentrat.3. Sa ra na produksi. rneliputi: obat-obatan, perbalkan kandang, jasa pelEiyanan IBipemeriksaan kesehatan ternak. 4. Sa ra na rekording (kartu dan papan rekording, buku registrasi, ear tag d11). 5. Konsultasi ke pusat atau ke instansi terkaR lainnya. Pencairan dana P MUK harus digunakan atau dibelanjakan sesual dengan RUK den Miendepat persetujuanirekomendasi dari Tim Teknis Kabupaten/Kota. Penyelesaian realisasi pembelian sapi paling lambat 3 bulan setelah uang masuk ke rekening kelompok. 13

Pengurus kelompok membukukan seluruh aktivitas penarikan dana, pembelanjaan dan penyerahan barang kepada anggota kelompok. Dana pemerinta h yang diberikan merupakan stimulan bagi kelpm pok yang penggunaannya sesuai dengan RUK bagi pengembangan pernbibitan sapl, sehingga jika terjadi kekurangan dana untuk pengembangan, maks d iharap kan kontribusi modal dari anggota kelompok. Basal penyediaan o n r i b u s - n y a k modalt dad anggotai kelompok ditetapkan atas kesepakatan anggota kelompok,

14

BAB IV PEMBINAAN, PENGORGANISASIAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

A. Pembinaan Pembinaan le kn is kepada kelompok peternak, dilakukan oleh t in pemblna maupun Jim teknis dari Dinas ProvinslikabupatentKota, Pembinaan teknis meliputi : a. Pemilihan ternak bibit Pemilihan temak bibit didasarkan pada persyaratanteknis minimal yang berlaku (Lampiran 1 ). Adapun penyediaan bibit ternak dapat dilakukan melalui : pembelian dari luar negeri (impor) atau pembellan dari dalam negeri berupa turunan langsung sapi impor dari perusahaan petemakan. b. Kandang Untuk memudahkan manalemen pemeliharaan supaya digunakan kandang kolonitkelompok yang memenuhl persyaratan tekniss c Pemellharaan sapi (1) Sistem pernaliharan dikenal 3 macam, yaitu : intensif, semi intensif dan ekstensif (pastura/pengge mbala n). (2) Pemberlan pakan mengikuti standar kebutuhan sap' sesuai status tisiologis ternak, untuk mempertahankan kondisi badan sapi tidak terialu kurus. (3) Anak sapi yang lahir wept) diberikan kolostrum selamballambatnya I jam setelah lahir. Perkawinan sapi (1) Pola perkawinan dilakukan untuk pemurnian bangsa, untuk sapi Brahman Cross dilakukan melalui p ia grading up yaitu sapi induk den turunannya dikawinkan dengan sapi pejantan/ sperma bangsa Brahman (2) Per kawinan dilakukan dengan Gara inseminasi Ruatan (IB) 15

dantatau Intensikasi Kawin Alarn (INKA). Pada kewin alam digunakan rasio jantan betina adalah 1 : (10-20) (3) Pelaksanaan 1 8 , I N K A dilakuken me le lu i pengaturan pengguneen pejantan unggul atau semen untuk menghindari tenadinya perkawinan sedaralt (inbraeding). maksimum 3 tahun pejantan berada di satu wilayah, selanjutnya di rotasi ke wilayah lainnya. e. Kesehatan Hewan (1) Melakukan tiosectitity yang ketat (se rma tindakan yang merupakan pertahanan pertama u n tu k rnencegeh d e n mengendalikan wabah melalui semua kemungkinan kontak/ pen ularan dengan peternakan tertular). (2) M e l a kSE, Anthrax d il sesuai pertimbsrigan petugas kezsehotan u kan hewan. p c f. Pe n ca ta ta n (Rekording) m b e r i Pencataten ditaksanaken oleh peternak pada kartu recording a n (Lampiran-6) den oteh petugas dalam buku registrasi. v i t a Pencatatan data individu terns* meliputi : m i (1) , n Namainomor telinga temak; o (2) Tetua (induk dan bapak); b Kelahlran (tanggal, berat lahir dan jenis kelamin); (3) a (4) Penyapihan (tariggal, berat sapih); t c (5) Perkawinan (tanggal kawin dan pejentenikode strew). a (6) Produktivitas : berat lahir, begat sapih (205 hari), beret 365 c had cist: i ( n Status keseheten (penyakit, vaksinasi, pengobatan); 7 Mutasi: g ( ) d 8 g. Seleksi a ) n / Seleksi dilakukan untuk memilih ternek sapi inciuk, celon induk. a t a u v a k s i n a s i

16

calon pejantan, ternak pengganti dan temak atkir. (1) Sapi induk : memiliki status reproduksi yang normal dan

bebas penyakit (Brucelosis, IBIR, TBC dan BVD); tidak cacat dan mempunyai bobot sapih umur 205 hari (weaning weightratio) di 8tas rata-rata; serta memilikl Body Condition Score

(BCS) 2,5 - 3,5.(2) Ca Ion induk 1 memiliki bobot badan umur 205 hari, 365 her di atas rata-rata; (3) Ca Ion pejantan : memiliki bobot umur 205 had, 365 had dan

2 tahun di atas rata-rata; pertambahan bobot badan antara umur I - 1,5 tahun di atas rata-rata; serta memiliki libido dan kualitas sperma baik;(4) Ternak pengganti (replacement stock) dipilih d a ri b a sil keturunannya dengan cars sebagai berikut : - C a t o n Whit betina dipillh 25 %terbaik untuk replacement. 10 % untuk pengambangan populasi kawasan, GO % dijual ke luar kawasan sebagai bibit dan 5 % dijual sebagai temak &kir (culling); Calon bibit jantan dipilih 10 % terbaik pada umur sapih dan bersarna Galan bibit betina 25 % terbaik untuk dirnasukan pada uji performans, ( 5 ) Temak Atkir (culling) Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit (Air/culling) memiliki ketentuan sebagai berikut : Untuk ru mpun mumi, 40 % dijual ke 'Liar kawasan sebagai pejantan kawin alam dan 50 % sapi bibit jantan peringkat terendah saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan untuk dipotong, - S a p i betina yang tidak mernenuhi persyaratan sebagai bibit (5 %) dikeluarkan sebagai ternak a t - S a p i induk yang tidak produktif segera dikeluarkan. k ir ( c u l l i n g ) ; 17

h. Sertikasi Bibit Sertikasi adalah rangkaian keg iatan penerbitan 5e rtikat terhadap bibit ternak. Sertikasi bertujuan untuk meningkattuan nilai kualitas term lc. Sertikat bibit dikeluarkan oleh pembibtt yang tabah tersertikasi oleh lembaga sertikasi produk atau yang ditunjuk oieh Menteri Pedanian. 2. Pembinaan kelembagaan, dikernbangkan dalam rangka men i ngkatkan usaha kelompok sehingga berkembang menjadi gaburtgan kelompok, koperasi atau usaha be tad an hukum lainnya. Peng uatan kelembagaan mutlak dilakukan melalui : dinamisasi akttvitas kelompok, kemampuan memupuk modal, kemampuan memilih bentuk dan memenfaatkan peluang usaha yang menguntungkan dan pengembangan jaringan kerjasama dengan pihak lain. 3. Pembinaan usaha kelompok, ditokushan kepada usaha pembibitan sapi, n a mu n dapat dikembangkan jenis-jenis usaha lainnya dalam rangka mendukung usaha pembibitan sapl. B. Pengorganisasian Untuk kelanparan kegiatan ini di tingkat Pusat dibentuk Tim Pengarah Pusat Direktorat Jenderal Peternakan, di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota, 1. T i m Pengarah Pusat Direktorat Jenderal Peternakan Tim Pengarah Pusat Direktorat Jenderal Petemakan beranggotakan para wakil dart eselon dua lingkup Direktorat Jonderal Peternakan, dengan tugas sebagai berikut a. Menyusun petunjuk teknis pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok tahun 2010 yang d i dalamnya terdapat spesikasi teknis sapi. b. Melakukan inventarisasi clan evaluasi proposal. c. Malakukan supervisi dan verikasi kesiapan lokasi dan colon kelompok penerima ternak bersama-sama dengan tim pembina Provinsi dan tim teknis Kabupaterdkota. d. M e lakukan evaluasi akhir untuk selanIutnya menyamp a ikan usulan penetapan kelompok kepada Direktur Jenderal Peternakan. e. Melakukan sosialisasi, pernbinaan den pernantauan pelaksanaan kegiatan. f. Me la p o rka n kepada Direktur Jenderal Peternakan perkembangan pelaksanaan kegiatan. 18

2. T i m Pembina Provinsi Tim Pembina Provinsi beranggotakan para wakil Sub Dinas lingkup Dinas Provinsi, dengan tugas sebagal berikut : a. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok tanun 2010 dengan mengapu petunjuk teknis ini b. Melakukan koordinasi dengan perusahaan kelapa sawit clan instansi lintas sektora I lainnya (OPTR penyuluh pertanian, Dinas Perkebunan dan Perguruan Tinggi) di tingkat provinsi dalam rangka meningkalkan etsiensi dan efektititas pelaksanaan kegiatan dan fasilitasi penguatan kelembagaan. c. Me lsku ka n identilikasi dan supervisi kesiapan lokasi dan calon kelompok penerima ternak bersarna Turn Pengaran Pusat Direkturat aenderai Poternakan dan Tim Teknis Kabupaten/ Kota. d. Melakukan koordinasidanverikasidengan Turn Penga rah Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Tim Teknis Kabupatent Kota dalam pembinaan dan pengawasan lanjutan pelaksanaan kegiatan se rt a me mb a n tu mengatasi permasalanan d i lapangan. e. Menyusun d a n melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan perbibitan sapi yang disampaikan kepada kepala Dinas Provinsi untuk kemudian diteruskan ke Direktur Jenderal Petemakan, 3. T i m Teknis Kabupatan/Kota Tim Teknis Kabupatenikota beranggotakan perwakilan dari Dinas Kabupaten/Kota dan petugas lapangan, dengan tugas sebagai berikut : a. Menyusun petunjukteknis (Juknis) pelaksanaan pengembangan perbibitan sapi rnelalui kelompok tahun 2010 dengan mengaou kepada petunjuk teknis In. b. Melakukan seleksi proposal dan rtuemberikan rekornendasi c. Melakukan seleksi ealon lokasi dan ealon kelompok untuk 19

digampaikan ke Kepa la Dinas Ka bupatentkota. d. Melakukan koordinasl dan mendampingi Tim Pengarah Pusat

dan Tim Pembina Provinsi dalam rangka supervisi.Memberikan rekomendasi kepada kelompok dalam rangka pencairan dana di Bank tempat rekening kelompok berada. f. Melakukan pendampingan kepada kelompok dalam rangka pembelian sapi. g. Melakukan pernbinaan, pemantauan clan pengendalian lanjutan terhadap pelaksanaan pengembangan perbibitan s a pi d i lapangan. h. Me mbua t laporan perkembangan perbibitan sapi di tingkat Kabupaten/Kota untuk disampalkan kepada Dinas Kabupaten/ Kota dan diteruskan kepada Dines Provinsi serta Direktorat Jenderal Peternakan,

C. Indikator Keberhasilan Keberhasilan pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok dapat diukur dari beberaps aspek, antara lain 1. As pe k teknis a. Meningkatnya populasi dan produktivitas sapi potong. Tumbuhnya kelpmpok pernbibit sapi potong (V AC) yang berkelanjutan, ma ndiri d a n melaksanakan prinsip-prinsip perbibitan. 2. As pe k kelembagaan a. Terbentuknya gapoktan, koperasi msupun usaha berbadan hukum lainnya b. Mangualnya kembagaan perbibitan sapi, 3. Aspek usaha a. Meningkatnya &cella usans kelompok b. Berkembangnye us a ha agribisn'ts lainnya pa da kelompok peternak tersebut. 20

BAB V PEMANTALIAN, EVALLIASI DAN PELAPORAN A. Pemantauan dan EvaWaal Agar pemanfaatan d a n a b e lja la n se ca ra e te ktif d a n t e p a t penggunaannya d i d a la m pengelolaan usaha, ma ka kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan sedini mungkin untuk mengetahui be rb ag al masalah yang mungkin timbui ma upun tingkat keberhasilan yang dapat dicapal. Untuk itu kegiatan pemantauan clan evaluasi dilakukan secara berkala dan berienjang sesuai dengan tahapan keg latan pengembang an usaha kelompok. Dengan demiklan kegiatan pemantauan dan evaluasi harus dilakukan pada saat se be lum dimulai kegiatan (ex-etote)), saat dilakukan kegiatan (on-going) dan setelah dilakukan kegiatan (ex-post). Tim Teknis Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan pemantauan dan evaluasi serta rnembuat laporan tertuU secara berjenjang untuk dliaporkan ke pusal meliputi 1. Kemajuan pelaksanaan program pengembangan perbibitan sapi melalui kelompok. 2. Penyelesaian masaish iapangan ya n g dihadapi d i tingkat kelompok, kabupatenikota. 3. Perkombangan populasi temak, pola pembibitan dan perkembangan modal usaha dad kelompok sasaran. B. Pelaporan Pelaporan diperlukan untuk mengetahul perkembangan perbibitan sapi di lapangan. Tahapan pelaporan adalah sebagai berikut 1. Ke lo mp o k potemak sa p i wajth melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan kepada Dinas Kabupateni Kota, seperti pada Lampiren-9 yang merupakan bag liar) tidak terpisahkan dengan petunjuk teknis ini, selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya. 2, Din a s Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan yang diterima dad kelompok setiap bulan untuk dtsampalkan kepada Dinas Provinsi dengan tembusan Direktur Jenderal Petemakan, selambat-lambatnya tanggal 1 0 bulan ben kutnya. 21

3. Din a s P ro v in s i me ta ku ka n re ka p itu la si s e lu ru h la p o ra n perkembangan yang diterima dari Kabupatentkota setiap bulan untuk disampaikan kepada DirekturJenderal Peternakan, selambatlambalnya langgal 15 bulan berikutnya.

22

BAB VI PENUTUP

Petunjuk r e k n s Pengembangan Perbibitan S a p i Me la lu i Kelompok i n i rnerupakan acuan untuk kclancaran pelaksanaan pengembangan pembibitan sapi sistem integrasi sapi dengan kelapa sawit. Kegiatan dilaksanakan untuk mendukung pernbibilan sapi di daerah menuju terwujudnya kawasan surnber bibit sapi potong di perdesaan (VBC) yang mandiri dan berkelanjutart Dengan petunjuk teknis ini diharapkan semua pelaksana keglatan dari tingkat pusat, provinsi, sampai kabupatenikota dapat melaksanakan selurun tahapan kegiatan secara balk dan benar menuju tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.

DIREKTORAT PERBISITAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

23

Lampiran 1. Spestkasi Mknis Sapi

SPESIFIKASI TEKNIS SAPI BRAHMAN CROSSSpesikasi toknis ternak sebagaimana dimaksud adalah sebagsi berikut : a. Persyaratan Umum 1) S a pi Brahman cross berasai dari perusahaan peternakan, ditunjukkan dongan surat jual bah ternak. 2) S a pi harus sehat dan babas dad segala cacat sik seperti : cacat mats (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan Kuku abnormal sada lidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya, haws memiliki alat reproduksi dan ambing yang normal sena tidak menunjukkantanda klinis pink eye (contagious ophtalmialmath merah) dan r i n g worrn (trichophytosis) yang dituniukkan dangan surat keterangan dari dokter hewan yang berwenang, b. Persyaratan Khusus 1) S ifa t Kuslitatif 1.1 Jenis kelamin 1.2. Warna 1.3. Tanduk 1.4, Bentuk badan : b e ti n a (data) : puttiabu-abu atau ditolerit wama merah tidak bertanduk atau sudah dilakukan pemotongan tanduk (dehorning) kepala relatil beset, mempunyai punuk, telinga le ba r d a n balgantung, k a k i panjang, mempunyal gelambir da ri rahang sampai ujung tulang dada bag ian depan. : minimal 118 cm

2) Sifat Kuantitatif 2.1. Ttriggi gumba 2.2. Umur temak 2.3. Berat Badan 24

: minimal 12 bulan:minimal 240 kg

II. Pe rsya ra ta n Kesehatan Hewan a. ' M a k menunjukkan gejala Minis Brucellosis, dengan hasil uji serclogis secara RBT memberikan hasil negatif atau apabila hasil uji secara RBT memberikan hasil positif maka hams dilaniuthan ke bengulian secara CFT dan haws memberikan hash negatit; b. Tid a k menuniukkan gajala Minis BVD dan atao IBR, dengan hasil uji serologis secara Elisa memberikan hasii negatiE c H a s i l uji untuk butir (a) dan (b) dituniukkan dari hasil pameriksaan _ oleh BBVet/BP RV. d. S e ca ra klinis tidak menunjukkan penyakit yang ada di dalam daftar penyakft eksotik di Indonesia.

25

Lempiran - 2. Rencana Usahe Kelompok (RUK)

Kelornpok Desa/Kelurahan Kecamatan Kabu paten/Kota Provinsi

RENLANA USAHA KELOMPQK (RUN_No. Keg iata nV ON M O

Harga satuan (Rp)

Jurnlah Biaya (Rp)

1. 2. 3. dst JumIsh 2 Anggots : 0 1 0

Ketua Kelompok,

1. 2 Menystujul Ketua Turn Teknis,

NIP2 1 R

Lampiran a Rekaprtutass Rencana Lisa Kelonopok Kelt DesalKeturahan Kecamatan J rn KabupatentKota pok Provinsi REKAPITULASI RENCANA LJSAH KELUMPoK A 2 9 1 0

Kaparla Kuasa Pengguna Anggaren Direktarat Janda ral Peternakan

Sesual dengan Surat Keputusen Deektur Janderal Petentakan No l a n g g a l t a r t a n Penetapan Kelompok Sasaran Kegiatan Pengembangan Perbibtlan Saps Melalui Keloripok Tabun NM, dengan ini kami martgajukan pemohonan Dana Penguatan Modal Usaha Kelocnnok sebesar R ( t e r b i l a n g P ) sasual Ramona Usaha Kelompok (RUK) terlarnpir dongan rokapItulaslkeglatan sebagal barikal : Keg latan 2. 1 3. 7 dst Jumlah B l a y a Ft r p l a I T

Jurnlah

Solaniutnya kegiatan tersebutakan dllaksanakan sasuaideDgen Surat Partanjian Kerlasama Namur t a n g g a l d a n a panguatanmodaltersebutagardipandatibukukan ka n3Kening Kalompok N o . Rekening P a d a cabangitinit Bank d i Menyetiljui : Kettla Tim Ten, K e n Kelompok,

NIP Mengetahul/Menyetujul Pejabat Pertuat Kornitinen Direkttuat Perbillitan

O eagas Pancaoulta NIP 19620812 198202 1 001 27

Lampiran 4. Fonnat KUitanSi

NPIA/P MAK TA

KUITANSINo .

Sudah diterima dari Uang sebanyak Unto; dembayaran ; I

Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal Peternakan Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok Di Desa/KelurahaN Kacamatan Kabupaten/Kola Sasuai sur at perjanlian kerjasama No. tanggal

Terbilang 2 Mengetahui/Menyetujui Pejabat Pembuat Kornitmen Direktorat Perbibitan Y K a a t n u a g 0 1 0

menertma Kelompok Materai 8.000,-

Drs. Dacus Pangooutra, MSi, N1P 19620812 198202 1 001

S e t * dibayar Kuasa Pengguna Anggaran,

(Jr. Ir. Tieoby D. Soectana. MSc, NIP. 19510312 197603 1 002

28

Lamprarl5. Surat Per* O n Ketlasama SURAT PERJANJIAN KERJASAMANomor Antara PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DIREKTORAT PERBIBITAN Dengan KETUA KELOMPOK Tentang

PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL

UNTUK PENGEMBANGAN PERBIBITAN SAPI MELALUI KELOMPOK TAHUN 2010

Pads hati ini, t a n g g a l , W a n t a h u n ribu sepulun bertempat di Kantor j a l a n _ ..... .. k a m i yangbertandatarkgandi bawahini: 1

dua

Pejabat Pembual Kornitman (PPK) Direktorat Perbibitan Dalarn hal ini bertindak untuk dart atas nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Direktorat

Jenderal Petemakan DIPA Satuan KerjaDirektonat Jenderal Petemakan Tahun Anggaran

2010 Nomor : 0 0 3 7 / 0 1 8 31 Desember 2009_ pang berkedudukan di Jalan Flarsono RM No 3 G d C Lt. B Jakarta 06.1/42010 Selatan yang untuk selanjutnya disebut PittAK t a n g P ERTAMA_ g a lKetua Kelompok Dalam hal ini bartiodak untuk dan ata.c nama

Kelompok y a n g berkedudukan di Desa/Kelurahan . K e c a m a t a nKabupateni Kotay selaniutnya disebut PIHAK KEDLIA. any

29

Kedua belah pihak sepakat untuk mangadakan Perla njian Kerjasa ma yang me n g i k a t dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pernant aat an dana bantuan sosial melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMIJK), dengan ketentuan sebagai benkut : Pasal 1 DASAR PE LAKSANAAN

1, Keput us an PresIden No 42 Tahun 2002, lentang Petunjuk Pelakaanaan Anggaran Pendapatan dan Bela nja Negara; 2, Perat uran Menten Pertanian No. 04/Permentan/OT,140/1/2009, tantang Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Lintuk Pertanian Tahun 2009, Sektelariat Jenderal Departemen Pertanian, tanggal 12 slanuari 2009: 3. D I P A Satuan Kerja Direktorat J enderal Peternakan Tahun Anggaran 2010 Nomor ! 00371018-06.1/42010 tanggal 31 Desember 2009,

4. Surat Edaran DimkturJenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan NomorS.1079/PB/2010 ta rigg al 23 Februari 2010 tentang pencairan dana bantuan soslal Lingkup Departemen Pertanian Tahun Anggaran 2010: 5. S u r a t Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor tanggal t e n t a n g Pervetapan Kelompok Pengembangan Perbibitan Sapi melalui kalompok Tahun 2010.

Pasal 2 LINGKUP PEKERJAAN 1. P I HA K PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memonfaatkan dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) tersebut sesuai dengan Rancana Usaha Kalampok (R(JK). 2. Pembelian s apl sesuai dengan spesitikasi teknis ternak s api betina pada Lampiran-1 Petunjuk Teknis Pengembangan Perbibitan Sapi melalui Kelompok

Tahun 2010.Pengembangan pembibitan sapi dilakukan melalul teknIk Inseminasi Buatan (I13) dengan menggunakan semen beku s ap Brahman produkal dalam nagari yang telah diuji mutunya dan atau kawin alam rnenggunakan sapt pejantan Brahman

unggul, 30

Pasal 3 SUMBER DAN JUMLAH DANA Surnber dan jumlah dana penguatan modal yang diterima olah PI HAK KEDUA ada lah : (1) Surnber dana sebagaimana tertuang dalam DIPA Satuan Kona Direktorat Jenderal Peternakan Tahun Mggaran 2010 Nomor : 00371018-06.1/42010 tanggal 31 Desember 2009; (2) J umlan d a n a y a n g disepakati k edua beran plhak adalah s e b e s a r Rp. ( d a n g a n Pasal 4 PEMBAYARAN 1. Pembay aran dana penguatan modal dirnakaud pada pasal 3 ay at (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini ak an dllakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDIJA setelah perjanjlan kerjaserna ini ditandatanganl dan dilakaanakan meta lui Surat Perintah Mernbayar (SPM) yang disampaikan len KPA kepada Kantor Pelayanan Perhendaharaan Negara Jakarta V, dangan cara pembayaran langsung (LS) ke rekening Kelompok De s a / K e l u r a h a n K e c a m a t a n Kabupaten/Kotap a d a Bank N o m o r Rekening 2. P I HA K KEDUA dapat mencalrkan dana PMUK apabila dana tersebut benar akan digunakan alau dibelanjakan sesual dengan RUK dan telah mendapat peisatujuan dan trn teknis Kabupaten/Kota Pasal 5 SANKSI 1. A p a b i l a PI HAK KEDUA tidak dapat me/akaanakan pemantaatan dana penguatan modal sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah dana tersebut masuk &dam rekenrng kelompok, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat parianjian kerjasarna batal. 2. D a n a y ang dicabut oleh PI HAK PERTAMA disetorkan kembali k e K a i Negara 31

Pasal 6 PERSELISIHAN 1. Apabl l a terjadi persellsinan antara PI HAK PERTAMA den PI HAK KEDUA sehubungan dangan surat perjanjian keriasama ini, make akan diselesaikan secara musyawarah untuk marl:wan:110h mulakat; 2. Apabi l a dengan cara musyawarah belum dapat dicapal suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak manyarahkan perselisthan int kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sesuai peraturan parundang-undangan yang berlaku; 3, Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua Ni sh plhak Pasal FORCE MAJEURE 1. J i k a timbul keadaan memaksa (force maletife) yeitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga tertundanya palaksanaan kaglatan, make PI HAK KEDUA ham's membentahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dengan tembusan kepada Tim Teknis dalam waktu 4 x 24 jam 2. Ke a da a n memaksa (force majeurs) yang dimaksuct pasal 7 ayat (1) adalah : a. Ba nda na alam seperb gempa bumi, angin topan. banjir basar, kebakaran yang bukan dIsebabkan kelalaian PIHAK KEDUA b. Peper angan : c. Per ubanan kebijakan moneter beroasarican Peraturan Pemerintah, Pasal 6 LAIN-LAIN 1. B e a materai yang timbut akibat pambuatan surat perjanjran kerjosama ini maniadi beban P1HAK }