direktorat jenderal perhubungan udarahubud.dephub.go.id/image/files/konsep renstra 2014 -...
TRANSCRIPT
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
MATERI PRESENTASI : BAGIAN I : VISI dan MISI
BAGIAN II : LINGKUP TUGAS dan ORGANISASI
BAGIAN III : ANALISIS LINGKUNGAN dan ISU STRATEGIS
BAGIAN IV : RENCANA AKSI - Proyek Strategis
3
Terwujudnya pelayanan transportasi udara yang handal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah dalam mendukung ketahanan nasional
1.Meningkatkan pelayanan jasa transportasi udara untuk mewujudkan konektivitas nasional;
2.Meningkatkan keselamatan, keamanan dan kehandalan transportasi udara dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi udara;
3.Peningkatan Penyelenggaraan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK dalam rangka pengembangan teknologi transportasi udara yang ramah lingkungan;
4.Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan restrukturisasi/ reformasi kelembagaan dan regulasi.
Mewujudkan penyelenggaraan transportasi udara yang efektif dan efisien yang didukung oleh SDM yang berkompeten guna mendukung perwujudan Indonesia yang lebih sejahtera, sejalan dengan perwujudan Indonesia yang aman dan damai serta adil dan demokratis
VISI
MISI
TUJUAN
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
VISI, MISI dan TUJUAN DITJEN HUBUD
4
1. Meningkatnya KESELAMATAN jasa transportasi udara; 2. Meningkatnya KEAMANAN jasa transportasi udara; 3. Meningkatnya PELAYANAN jasa transportasi udara; 4. Meningkatnya AKSESIBILITAS pelayanan jasa transportasi udara dan
konektivitas antar wilayah.; 5. Meningkatnya KAPASITAS sarana dan prasarana transportasi udara sesuai
ketentuan sehingga dapat memberikan dukungan bagi perekonomian nasional yang berkelanjutan (sustainable growth);
6. Meningkatnya pemenuhan STANDAR TEKNIS dan STANDAR OPERASIONAL sarana dan prasarana transportasi udara
7. Peningkatan KUALITAS SDM 8. Melanjutkan RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN; 9. Melanjutkan reformasi REGULASI; 10.Meningkatnya optimalisasi pengelolaan akuntabilitas KINERJA, ANGGARAN,
DAN BMN Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 11.Meningkatkan pengembangan TEKNOLOGI transportasi udara yang efisien
dan ramah lingkungan sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim; 12.Menurunnya dampak transportasi udara terhadap LINGKUNGAN melalui
pengurangan konsumsi energi tak terbarukan dan emisi gas buang
SASARAN
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
SASARAN DITJEN HUBUD
5
1. Strategi Penataan Penyelenggaraan Perhubungan Udara; 2. Strategi Pembangunan Perhubungan Udara.
STRATEGI
1. Pemenuhan standar keamanan dan keselamatan penerbangan sesuai standar ICAO (International Civil Aviation Organization);
2. Pelaksanaan searah pengembangan Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Jaringan dan Rute Angkutan Udara , Rencana armada pesawat , Tatanan Navigasi Penerbangan Nasional,Tatanan Kebandarudaraan Nasional, serta; Keamanan Penerbangan
3. Pelayanan angkutan udara perintis 4. Penciptaan persaingan usaha pada industri penerbangan nasional yang lebih
transparan dan akuntabel; 5. Pelaksanaan restrukturisasi peraturan dan perundang – undangan serta
kelembagaan di sub sektor transportasi udara; 6. Kerjasama dan kebijakan teknis untuk meningkatkan peran Indonesia di
tingkat regional maupun internasional
ARAH KEBIJAKAN
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
STRATEGI dan ARAH KEBIJAKAN DITJEN HUBUD
DIREKTORAT KELAIKAN UDARA
DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA (1, 6, 7, 8, 16, 18,
PANS-OPS)
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
SEKRETARIAT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA (Convention, Annex 2,
SAAQ)
DIREKTORAT ANGKUTAN
UDARA
(Annex 9)
DIREKTORAT NAVIGASI
PENERBANGAN
(Annex 1, 2, 3, 4, 5, 10, 11, 12, 15, PANS-ATM)
DIREKTORAT KEMAANAN
PENERBNGAN
(Annex 9, 17, 18)
DIREKTORAT BANDAR UDARA
(Annex 9, 14,
16)
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KANTOR OTORITAS
BANDAR UDARA
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
STRUKTUR ORGANISASI DITJEN HUBUD
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
TUGAS DAN FUNGSI DITJEN HUBUD
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ( PERPRES NO 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA)
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perhubungan udara.
a. perumusan kebijakan di bidang perhubungan udara; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perhubungan udara; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perhubungan udara; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perhubungan udara; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara.
TUGAS
FUNGSI
• UU Keuangan
• UU Tata ruang
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
SISTRANAS
• UU 23/2007 • UU 17/2008 • UU 1/2009 • UU 22/2009
8
TRANSPORTASI UDARA
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
AKSESIBILITAS DAN
KONEKTIVITAS
KEBIJAKAN DAN REGULASI
KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
LOGISTIK
INDUSTRI PENERBANGAN
SISLOGNAS
MP3EI RPJP 2005-2025
SISTEM TRANSPORTASI UDARA
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
PELAYANAN TRANSPORTASI UDARA
0
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
70,000,000
80,000,000
90,000,000
100,000,000
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
Dalam Negeri
Luar Negeri
TOTAL
Tahun 2011 2012 2013
Produksi Penumpang
Dalam Negeri 60,197,306 71,421,464
75,788,479
Luar Negeri 8,152,133 9,938,291
10,789,700
TOTAL 68,349,439 81,359,755 86,578,179
% Pertumbuhan
Dalam Negeri 16.27 18.65 6.11
Luar Negeri 23.24 21.91 8.57 TOTAL 17.06 19.04 6.41
Tahun 2019 : >210 juta penumpang >95% On Time
Tahun 2013 : 87 juta penumpang 78,61% On Time
10
RENSTRA 2010-2014
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Nilai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah / LAKIP
65,81 79,95 79,83 83,36 84,80 84,61 85,61
Produksi Angkutan Udara (juta pnp)
41,5 48,8 58,4 68,3 81,4 98,4 115,4
On Time Performance / OTP (%)
N/A N/A N/A 73,07 76,87 77,85
Kejadian Kecelakaan (kejadian/1 juta flight cycle)
12.17 10.14 8.45 7.05 5,88 4,90
NILAI LAKIP (sumber : dokumen LAKIP Ditjen Perhubungan Udara) Pencapaian dan penetapan target RENSTRA diukur berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah meliputi indikator kinerja utama Penilaian LAKIP didasarkan pada Peraturan MenPAN Produksi Angkutan Udara (sumber: Ditjen Hubud) Merupakan total penumpang domestik dan internasional, nilai renstra 2015-2019 didapat dari Draft Cetak Biru Transportasi Udara On Time Performance (sumber : dokumen LAKIP Ditjen Perhubungan Udara) Merupakan tingkat ketepatan waktu penerbangan Badan Usaha Angkutan Udara niaga berjadwal, nilai OTP didapat dari LAKIP Ditjen Hubud 2013 Kejadian Kecelakaan (sumber : Ditjen Hubud) Nilai kejadian tahun 2019 adalah 50% dari kejadian di tahun 2014 (sumber RPJMN 2010-2014)
CAPAIAN RENSTRA 2010-2014 (KPI)
Hasil pelaksanaan s/d 2013: Realisasi pelaksanaan tugas pokok (berdasarkan LAKIP pertahun ) adalah sesuai target dengan beberapa penyesuaian terkait inisiatif baru Evaluasi mid term review oleh Bappenas , seluruh KPI masih sesuai dengan rencana (on track)
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
11
Amanat UU No 1 Tentang Penerbangan
Target RPJMN III
Pembukaan pasar angkutan udara menuju ruang udara tanpa batasan hak angkut udara (open sky)*
Pembentukan LPPNPI; Pengambilalihan ruang udara
sektor A, B, dan C* Pembuatan State Safety Program
(SSP); Penyusunan RINBU; Pembentukan PP tentang
Pembangunan Dan Kelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara;
Pembentukan Komite Nasional Keamanan Penerbangan;
Pembentukan Majelis Profesi Penerbangan*
Pembuatan National Aviation Security Program
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi
* On going process
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
AMANAT UNDANG-UNDANG DAN TARGET RPJMN
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
SWOT 1...Analisis
SWOT ANALYSYS
Kekuatan Kelemahan
• Mandat UU kepada Ditjen utk pembinaan transportasi udara
• SDM Ditjen yg tersebar diseluruh Indonesia
• Mempunyai industri dirgantara ( perancangan, produksi dan perawatan pesawat)
• Konektifitas, Kapasitas dan keandalan yang belum memenuhi kebutuhan
• Ketertinggalan biaya pembangunan dibandingkan kebutuhan
Kesempatan Ancaman
• Integrasi pasar tranportasi udara di tingkat regional (ASEAN Single Aviation Market) •Pasar domestik yang tumbuh kuat
•Standar dan harmonisasi teknis melalui teknologi maju yang meningkat • Isu energi dan lingkungan yang
semakin ketat
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
SWOT 2...ISU STRATEGIS
•Melaksanakan pembangunan / pengadaan prasarana bersama dengan stake holder secara Nasional berdasarkan tatanan yang bertujuan meningkatkan kapasitas, konektifitas dan keandalan (selamat, aman dan nyaman) elemen transportasi udara termasuk skema pembiayaan alternatif selain APBN untuk pembiayaan. •Membuat regulasi dan memberikan insentif untuk mendorong
tumbuhnya industri dirgantara dan pendukungnya berbasis kemampuan dalam negeri (prasarana dan sarana) serta implementasi kebijakan. •Pelaksanaan pembukaan pasar secara bertahap dan hati-hati dengan
melihat hasil setiap tahapannya untuk keberpihakan kepada kepentingan nasional dan ketahanan nasional. •Kerjasama strategis dengan instansi, organisasi ataupun lembaga lain
untuk mengembangkan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan . •Peningkatan profesionalisme SDM melalui jenjang pendidikan dan
latihan serta meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan kesejahteraan melalui Reformasi birokrasi .
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
PELAYANAN TRANSPORTASI UDARA
262 Domestic Reguler Routes Connecting 115 Indonesian Cities 164 Domestic Pioneer Routes Connecting 146 Remote Areas
59 International Routes Connecting Indonesia to 29 Cities in 14 Countries Served by National Airlines
108 International Routes Connecting Indonesia to 29 Cities in 26 Countries Served by Foreign Airlines
Data Updated: Juli 2014
Tahun 2019 : 50% dari jaringan rute yang tersedia diterbangi
15
PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA
Tahun 2019 : Rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135, dengan target : < 3 kejadian/ 1 juta flight cycle
Peningkatan operator pesawat 1.035 pesawat (AOC 121, AOC 135 , AOC 137 dan OC 91) menjadi 1.415 pesawat (2019)
Tahun 2019 : Jumlah lolosnya barang-barang terlarang (prohibited item), ancaman bom serta penyusupan orang/hewan ke bandar udara, dengan target : (4 kejadian/thn)
Indonesia manage the
airspace which divided
into 2 (two) Flight
Information Region (FIRs).
Total space FIR =
4.110.752 Km2 ; Total area
= 5.193.252 Km2,
handling air traffic : 9887
Movements / day
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN
Tahun 2019 : Jumlah Airtraffic Incident dengan rasio 4:100.000 pergerakan , dengan target : <52 insiden/ 1 juta pergerakan
Main International Airports for MAFLPAS
Airport in Tourist Destination Area
Airport in Remote Area
Airport in Border Area
Airport on Master Plan for
Acceleration and expansion of
Indonesia Economic
Development
Airport in Disaster Area
Greater Jakarta Metropolitan Area
Peraturan Menteri Perhubungan No. 69 tahun 2013
Tatanan Kebandarudaraan Nasional
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
BANDAR UDARA
18
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
Tahun 2019 : Jumlah bandara dengan kapasitas sesuai kebutuhan jaringan dan kategori yang ditetapkan TKN > 151 Bandara Coverage area pelayanan transportasi udara nasional > 100%
4E 3D 2C 1B Maluku , Papua 30 Kilometer
Sulawesi, Kalimantan 60 Kilometer
Sumatera , Jawa 100 Kilometer
KEGIATAN PROYEK STRATEGIS KELEMBAGAAN
Kegiatan Strategis infrastruktur Transportasi Udara
Indikasi Proyek Strategis Keterangan
K.1. Penyelenggaraan Layanan Navigasi
1. Pengadaan regulasi implementasi ADS-B untuk pesawat udara komersial.
2. Penguatan kelembangaan Perum Navigasi dengan peningkatan kemampuan kemandirian dalam pendanaan.
Mengarahkan lembaga kementerian hanya sebagai regulator
K.2. Penyelenggaraan Layanan Kebandarudaraan
1. Pengelolaan Bandar Udara dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta
2. Pengelolaan bandara kecil (tersier dan pengumpan) oleh Pemerintah Daerah / Badan Layanan Umum.
Mengarahkan lembaga kementerian hanya sebagai regulator
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
RENCANA AKSI dan
PROYEK STRATEGIS
Kegiatan Strategis infrastruktur Transportasi Udara
Indikasi Proyek Strategis Keterangan
K.1. Pengembangan dan peningkatan bandara pada ibukota propinsi untuk mendukung ekonomi wilayah
1. Pembangunan dan Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang
2. Pembangunan bandara internasional baru di Propinsi DI Yogyakarta ( Kulon Progo)
3. Pembangunan Bandara Kertajati 4. Pembangunan dan Pengembangan Bandara Internasional
Lombok 5. Pembangunan dan Pengembangan Bandara Kualanamu 6. Pembangunan dan Pengembangan Bandara Internasional
Sultan Hasanuddin -Pembangunan Terminal II di Kawasan Bandara Lama Sultan Hasanuddin Makassar
Target RPJMN K.1. Target K/L : Mendukung konektifitas dan sislognas
K.2. Pembangunan dan pengembangan bandara untuk menghubungkan wilayah pedalaman, perbatasan dan pulau terluar.
1. Pembangunan Bandara di Daerah Terpencil, Perbatasan 2. Pembangunan bandar udara Sentani, Sorong , merauke
dan tampa padang
Target RPJMN K.2. Mengacu pada Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)
Catatan : Huruf warna hitam sumber dari kajian teknokratik RPJMN 2015-2019 BAPPENAS Huruf warna hijau sumber dari draft RENSTRA Kementerian Perhubungan Huruf warna biru sumber dari draft RENSTRA Ditjen Hubud
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
RENCANA AKSI dan
PROYEK STRATEGIS
Kegiatan Strategis infrastruktur Transportasi Udara
Indikasi Proyek Strategis Keterangan
K.3. Pengembangan bandara di wilayah rawan bencana dan penyediaan pesawat untuk menunjang angkutan udara perintis
1. Pembangunan dan Pengembangan terminal dan runway bandara di Daerah Rawan Bencana di Indonesia. (Tersebar)
2. Pengadaan Pesawat Perintis
Mengacu pada dokumen Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
K.4. Penyediaan fasilitas sistem navigasi untuk mendukung keselamatan penerbangan
1. Pengadaan JAATS dengan kemampuan New CNS/ATM 2. Pengembangan fasilitas navigasi dibandar udara perintis
Prioritas DJU, oleh LPPNPI Prioritas KL, oleh LPPNPI
K.5. Penyediaan fasilitas keamanan penerbangan dan Pelayanan darurat di bandara
1. Pengadaan Peralatan keamanan penerbangan 2. Pengadaan fasilitas pelayanan darurat bandar udara /
PKPPK
Prioritas KL Prioritas KL
K.6. Peningkatan kapasitas bandara Soekarno Hatta dan pembangunan bandara baru disekitar Jabodetabek (multiple airport)
1. Pembangunan Terminal 3 dan pengembangan Bandara Soekarno-Hatta
2. Pembangunan Bandara Karawang / Bandar udara lain sebagai pasangan Soekarno Hatta seagai multiairport system
K.7. Pengembangan dan pembangunan bandara untuk mendukung kawasan khusus (KPI, KEK, KSPN, KSN)
1. Lanjutan Pemgembangan bandar udara untuk mendukung 6 (enam ) koridor ekonomi dan SISLOGNAS (Bandara Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar)
Catatan : Huruf warna hitam sumber dari kajian teknokratik RPJMN 2015-2019 BAPPENAS Huruf warna hijau sumber dari draft RENSTRA Kementerian Perhubungan Huruf warna biru sumber dari draft RENSTRA Ditjen Hubud
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
PROYEK STRATEGIS
10 (sepuluh) Bandar udara UPT Ditjen Hubud ditawarkan kepada Publik
(Brownfield Airport) (Konsultasi pasar telah dilaksanakan Desember 2013) *)
Dokumen FS PPP 3 Airport akan diselesaikan 2014 yaitu BU Mutiara Palu, BU
Radin Inten Lampung dan BU Komodo Labuan Baju 5 (lima) Pembangunan bandar udara baru (New Greenfield Airport)
New Airport in Jakarta Area
New Airport in Kertajati, West Java Province
New Aiport in North Bali
New Jogjakarta Airport
New Airport in South
Banten Province
Fatmawati – Bengkulu
*) Radin Inten II - Lampung
Hanandjoedin –
Tj. Pandan
Tjilik Riwut –
Palangkaraya
Juwata –Tarakan
*) Mutiara - Palu
S. Baabullah - Ternate
Sentani - Jayapura
Matahora - Wakatobi
*) Komodo – Labuan Bajo
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KREATIF
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
RENCANA AKSI & PROYEK STRATEGIS :
pembangunan 31 Bandar Udara Baru
catatan : Diluar bandara tersebut , masih terdapat usulan bandara baru lainya yang sedang dalam tahap penyusunan FS, sehingga jumlah bandara baru bisa berubah.
No. NAMA BANDARA LOKASI / PROPINSI
1 BANDARA KERTA JATI JAWA BARAT
2 BANDARA BAWEAN JAWA TIMUR
3 BANDARA ENGGANO BENGKULU
4 BANDARA WERUR PAPUA BARAT
5 BANDARA NDUGA-KEENYAM PAPUA
6 BANDARA NABIRE BARU PAPUA
7 BANDARA KOROWAY BATU PAPUA
8 BANDARA SEGUN PAPUA BARAT
9 BANDARA ABOY PAPUA
10 BANDARA ELELIM PAPUA
11 BANDARA TARIA PAPUA
12 BANDARA KIWIROK PAPUA
13 BANDARA SINTANG BARU KALIMANTAN BARAT
14 BANDARA LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH
15 BANDARA SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT
16 BANDARA MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH
17 BANDARA MUARA TEWEH BARU KALIMANTAN TENGAH
18 BANDARA MARATUA KALIMANTAN TIMUR
19 BANDARA NAMNIWEL MALUKU
20 BANDARA SBT - KUFFAR MALUKU
21 BANDARA MOA MALUKU
22 BANDARA TOJO UNA UNA SULAWESI TENGAH
23 BANDARA SIAU SULAWESI UTARA
24 BANDARA BUNTU KUNIK SULAWESI SELATAN
25 BANDARA POHUWATO GORONTALO
26 BANDARA MOROWALI SULAWESI TENGAH
27 BANDARA MIANGAS SULAWESI UTARA
28 BANDARA TAMBELAN KEP. RIAU
29 BANDARA ANAMBAS KEP. RIAU
30 BANDARA PANTAR NTT
Directorate General of Civil Aviation Indonesia
KEBUTUHAN INVESTASI
Prasyarat implementasi menuju keberhasilan