direksi bumn jangan cengeng - ftp.unpad.ac.id fileitu, kapasitas mesin yang digu- ... seperti beras,...

1
18 E KONOMI NASIONAL JUMAT, 23 DESEMBER 2011 beli kendaraan untuk meri- ngankan biaya distribusi masih mahal, dengan adanya mobil murah ini memang ada harapan sedikit. Kita harap ada subsidi juga dari pemerintah, jadi Rp40 juta, misalnya kan jadi lebih murah,” harap Ketua Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih saat dimintai konrmasi. Pengamat Ekonomi Institute for Development and Economic Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengapresiasi keputus- an pemerintah itu meski dise- butnya sudah agak terlambat. “Problem yang dihadapi pe tani salah satunya yakni banyaknya biaya yang harus ditanggung karena tidak menguasai alur distribusi sarana produksi sam- pai ke pemasaran. Kalau ada kendaraan, akan lebih banyak bagiannya (petani).” Namun demikian, harga Rp60 juta per unit baru akan terjang- kau bagi gabungan petani, bukan petani perorangan. Sementara itu, kapasitas mesin yang digu- nakan tidak mumpuni untuk medan berat dan jarak jauh. “Kendaraan hanya cocok bagi petani di Jawa dengan pengua- saan lahan 0,2 hektare, yang arti- nya produksi tidak begitu besar. Cocoknya untuk petani pangan seperti beras, jagung, kedelai, dan buah-buahan. Untuk petani lainnya, seperti petani tebu, membutuhkan kendaraan le- bih besar dan lebih bertenaga,” ungkap Erani. (E-6) [email protected] Kapasitas mesin tidak mumpuni untuk medan berat dan jarak jauh. kutan perdesaan seperti ini tertutup bagi investasi asing, ini lokal, meski masih ada dari luar itu kan hanya sementara saja, setelah itu kita produksi sendiri,” terang Hidayat. Terkait harga mobil yang masih terbilang tinggi untuk petani, Hidayat menyatakan pemerintah yakin pendapatan petani saat ini sudah cukup memadai untuk membeli mobil tersebut. “Kemarin sudah saya presen- tasikan di Kantor Menteri Koor- dinator Perekonomian, ko- mentarnya untuk (kendaraan) perdesaan sudah memadai karena pendapatan (petani) juga sudah memadai,” tuturnya. Meski demikian pemerintah tengah mempertimbangkan skema untuk memudahkan kepemilikan sekaligus menca- pai skala keekonomian produksi dengan membeli beberapa ribu unit mobil produksi awal. Untuk proyek ini, Kementeri- an Perindustrian mengusulkan anggaran sekitar Rp141 miliar tahun depan. Sebelumnya, be- berapa produsen mobil nasio- nal skala kecil menengah telah meluncurkan mobil bermerek Tawon dan Gea yang diklaim sebagai mobil perdesaan. Masih mahal Meski menyambut baik janji pemerintah tersebut, petani tetap berharap subsidi dari pe- merintah untuk menurunkan harga jual mobil tersebut. “Selama ini jika ingin mem- FIDEL ALI PERMANA K ENDALA distribusi hasil pertanian aki- bat mahalnya ongkos transportasi sudah menjadi cerita usang yang mem- buat kesejahteraan petani tak pernah beranjak melewati garis batas kemiskinan. Pemerintah berjanji mengatasi masalah ini dengan menyediakan mobil produksi dalam negeri seharga Rp60 juta yang diyakini mampu dibeli petani. “Untuk program prorakyat, kami mendapat tugas mempro- duksi kendaraan murah bagi pe- tani di perdesaan. Desain sudah rampung, nanti Januari 2012 kami pamerkan di hadapan presiden di istana,” kata Men- teri Perindustrian MS Hidayat dalam paparan outlook industri 2012, di Jakarta, kemarin. Dengan mesin 700 cc berkapa- sitas bahan bakar 22 liter, mobil tersebut akan dijual di kisaran Rp60 juta per unit. Sejauh ini kendaraan yang diproduksi PT Industri Kereta Api (Inka) ini masih dalam tahap uji coba sebelum diedarkan pada Januari hingga Februari 2012. “Sekitar 70% material kenda- raan tersebut diproduksi di dalam negeri. Untuk unit ang- Mobil Perdesaan untuk Petani Sulit Terbeli Direksi BUMN Jangan Cengeng Impor Gula Tunggu Audit Stok kepada direksi. “Itu riil dan konkret. Selain un- tuk mengurangi rantai birokrasi juga menghilangkan intervensi dari luar perusahaan dalam pengambilan keputusan yang sifatnya korporasi,” katanya. Selama ini, imbuhnya, orang dalam perusahaan banyak membuka peluang masuknya kepentingan dan intervensi dari luar perusahaan. “Kalau terbukti masih begitu, saya tidak segan-segan meng- ganti direksi atau siapa pun pe- jabat BUMN yang mengundang intervensi,” katanya. Selain kepada direksi, pelim- pahan wewenang juga diberikan “Tentu akan kita buktikan dulu (dugaan APTRI ini), apa- kah benar masuknya gula ilegal. Kalau kenyataannya ada 1,1 juta ton di akhir tahun, ini cukup kepada dewan komisaris agar dalam setiap pengambilan ke- putusan dapat bersikap tegas. “Komisaris harus mampu menyatakan tidak atau ya dalam pengambilan keputusan. Jangan memberikan pernyataan atau ke- putusan yang banci, tidak tegas atau memberi banyak catatan tambahan,” ucap Dahlan. Kementerian BUMN menar- getkan perampingan jumlah BUMN dari 142 menjadi 118 perusahaan pada akhir 2011. Adapun setoran dividen BUMN pada 2012 dipatok Rp28 triliun, naik Rp1,5 triliun dari target 2011 yang mencapai Rp26,5 tri- liun. (Ant/E-6) PENGELOLAAN badan usaha milik negara (BUMN) harus di- lakukan layaknya manajemen korporasi yang dikelola secara profesional. Sikap cengeng dan perilaku seperti birokrat yang ha nya menunggu petunjuk, arahan, dan keputusan atasan tidak boleh lagi melekat pada direksi BUMN. “Direksi harus menjadi pekerja keras agar dapat membawa per- usahaan ke arah yang lebih baik. BUMN merupakan korporasi bukan instansi sehingga dibu- tuhkan direksi yang benar-benar tangguh,” ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin. MENTERI Pertanian Suswono menyatakan jika stok gula nasio- nal mencapai 1,1 juta ton hingga akhir tahun, importasi gula yang sebelumnya direncanakan pe- merintah tidak perlu dilakukan. Data itu harus menunggu audit stok gula nasional dalam rapat Dewan Gula Indonesia. Dewan Gula Indonesia akan mengadakan rapat pada akhir Desember atau awal Januari 2012 untuk menghitung berapa produksi gula. Jika stok gula yang ada saat ini mencapai 1,1 juta ton, jumlah itu diperkirakan cukup hingga musim giling mendatang. “Di rapat itu nanti taksasi sudah jelas, berapa produksi sehingga nanti berapa kekurang- annya untuk menjelang sampai ke musim giling pada Mei 2012,” ujar Suswono di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, ke- marin. Sejauh ini, berdasarkan data miliknya, stok gula hingga akhir tahun masih 700 ribu ton. Ditam- Menurutnya, metode penge- lolaan korporasi sangat berbe- da dengan instansi sehingga birokrasi berbelit yang masih terdapat di BUMN harus segera dihilangkan. “Pemimpin dalam korporasi tidak boleh lagi berperilaku se- perti seorang pemimpin ins- tansi. Tidak ada waktu bagi para direksi untuk mengeluh, se- bentar-sebentar minta petunjuk, sedikit-sedikit minta arahan,” tegasnya. Kesempatan untuk memper- baiki kinerja BUMN cukup terbuka karena pihaknya telah melakukan pelimpahan 18 ke- wenangan Kementerian BUMN bah dengan 400 ribu ton gula yang diindikasikan oleh Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) sebagai rembesan gula ranasi di pasar konsumen. ANTARA/AUDY ALWI DIKLAT AWAK ANGKUTAN: Dirut Jasa Raharja Diding S Anwar (ketiga dari kanan) bersama Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena (kanan) dan Dirlantas Polda Lampung AKB Rahmat Hidayat (ketiga dari kiri) berdialog dengan para peserta Diklat Awak Angkutan Umum Se-Provinsi Lampung di Bandar Lampung, kemarin. Diklat tersebut di antaranya untuk memberikan pengetahuan seputar Jasa Raharja serta mekanisme klaim apabila terjadi kecelakaan. MI/TRI HANDIYATNO ANGKAT GULA: Pekerja mengangkat karung gula di Pasar Palmerah, Jakarta, beberapa waktu lalu. Kadin mendesak pemerintah segera memberikan sanksi kepada produsen gula rafinasi. untuk 5 bulan sampai musim giling sehingga mungkin tidak perlu tambahan impor.” Sebelumnya, rencana impor gula ditolak mentah-mentah oleh ribuan petani tebu yang berunjuk rasa di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Berdasarkan data APTRI, jumlah produksi gula saat ini 2,150 juta ton. Jika ditam- bah dengan gula selundupan, jumlahnya 3,495 juta ton. Ada- pun kebutuhan riil gula domes- tik 2011 sebanyak 2,7 juta ton. Kemendag mengakui, dari delapan perusahaan produsen gula ranasi yang diaudit, se- muanya terbukti melanggar ketentuan karena produk me- reka beredar di pasaran. Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan, Distribu- si, dan Logistik Natsir Mansyur menegaskan pemerintah harus segera memberi sanksi kepada pelaku perembesan gula dengan mengurangi jatah impor gula mentah mereka. (AI/E-4)

Upload: doduong

Post on 21-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Direksi BUMN Jangan Cengeng - ftp.unpad.ac.id fileitu, kapasitas mesin yang digu- ... seperti beras, jagung, kedelai, dan buah-buahan. Untuk petani ... berjanji mengatasi masalah ini

18 EKONOMI NASIONAL JUMAT, 23 DESEMBER 2011

beli kendaraan untuk meri-ngankan biaya distribusi masih mahal, dengan adanya mobil murah ini memang ada harapan sedikit. Kita harap ada subsidi juga dari pemerintah, jadi Rp40 juta, misalnya kan jadi lebih murah,” harap Ketua Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih saat dimintai konfi rmasi.

Pengamat Ekonomi Institute for Development and Economic Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengapresiasi keputus-an pemerintah itu meski dise-butnya sudah agak terlambat.

“Problem yang dihadapi pe tani salah satunya yakni ba nyaknya biaya yang harus di tanggung karena tidak me nguasai alur distribusi sarana produksi sam-pai ke pemasaran. Kalau ada kendaraan, akan lebih banyak bagiannya (petani).”

Namun demikian, harga Rp60 juta per unit baru akan terjang-kau bagi gabungan petani, bukan petani perorangan. Sementara itu, kapasitas mesin yang digu-nakan tidak mumpuni untuk medan berat dan jarak jauh.

“Kendaraan hanya cocok bagi petani di Jawa dengan pengua-saan lahan 0,2 hektare, yang arti-nya produksi tidak begitu besar. Cocoknya untuk petani pangan seperti beras, jagung, kedelai, dan buah-buahan. Untuk petani lainnya, seperti petani tebu, membutuhkan kendaraan le-bih besar dan lebih bertenaga,” ungkap Erani. (E-6)

[email protected]

Kapasitas mesin tidak mumpuni untuk medan berat dan jarak jauh.

kutan perdesaan seperti ini tertutup bagi investasi asing, ini lokal, meski masih ada dari luar itu kan hanya sementara saja, sete lah itu kita produksi sendiri,” terang Hidayat.

Terkait harga mobil yang ma sih terbilang tinggi untuk petani, Hidayat menyatakan pemerintah yakin pendapatan petani saat ini sudah cukup me madai untuk membeli mobil tersebut.

“Kemarin sudah saya presen-tasikan di Kantor Menteri Koor-dinator Perekonomian, ko-men tarnya untuk (kendaraan) perdesaan sudah memadai karena pendapatan (petani) juga sudah memadai,” tuturnya.

Meski demikian pemerintah tengah mempertimbangkan skema untuk memudahkan kepemilikan sekaligus menca-pai skala keekonomian produksi dengan membeli beberapa ribu unit mobil produksi awal.

Untuk proyek ini, Kementeri-an Perindustrian mengusulkan anggaran sekitar Rp141 miliar tahun depan. Sebelumnya, be-berapa produsen mobil nasio-nal skala kecil menengah telah meluncurkan mobil bermerek Tawon dan Gea yang diklaim sebagai mobil perdesaan.

Masih mahalMeski menyambut baik janji

pemerintah tersebut, petani tetap berharap subsidi dari pe-merintah untuk menurunkan harga jual mobil tersebut.

“Selama ini jika ingin mem-

FIDEL ALI PERMANA

KENDALA distribusi hasil pertanian aki-bat mahalnya ongkos transportasi sudah

men jadi cerita usang yang mem-buat kesejahteraan petani tak pernah beranjak melewati garis batas kemiskinan. Pemerintah berjanji mengatasi masalah ini dengan menyediakan mobil pro duksi dalam negeri seharga Rp60 juta yang diyakini mampu dibeli petani.

“Untuk program prorakyat, kami mendapat tugas mempro-duksi kendaraan murah bagi pe-tani di perdesaan. Desain sudah rampung, nanti Januari 2012 kami pamerkan di hadapan presiden di istana,” kata Men-teri Per industrian MS Hidayat dalam paparan outlook industri 2012, di Jakarta, kemarin.

Dengan mesin 700 cc berkapa-sitas bahan bakar 22 liter, mobil tersebut akan dijual di kisaran Rp60 juta per unit. Sejauh ini kendaraan yang diproduksi PT Industri Kereta Api (Inka) ini masih da lam tahap uji coba sebelum diedarkan pada Januari hingga Februari 2012.

“Sekitar 70% material kenda-raan tersebut diproduksi di dalam negeri. Untuk unit ang-

Mobil Perdesaan untuk PetaniSulit Terbeli

Direksi BUMN Jangan Cengeng

Impor Gula Tunggu Audit Stok

kepada direksi.“Itu riil dan konkret. Selain un-

tuk mengurangi rantai bi rokrasi juga menghilangkan intervensi dari luar perusahaan dalam pengambilan keputusan yang sifatnya korporasi,” katanya.

Selama ini, imbuhnya, orang dalam perusahaan banyak mem buka peluang masuknya kepentingan dan intervensi dari luar perusahaan.

“Kalau terbukti masih begitu, saya tidak segan-segan meng-ganti direksi atau siapa pun pe-jabat BUMN yang mengundang intervensi,” katanya.

Selain kepada direksi, pelim-pahan wewenang juga diberikan

“Tentu akan kita buktikan dulu (dugaan APTRI ini), apa-kah benar masuknya gula ilegal. Kalau kenyataannya ada 1,1 juta ton di akhir tahun, ini cukup

kepada dewan komisaris agar dalam setiap pengambilan ke-putusan dapat bersikap tegas.

“Komisaris harus mampu menyatakan tidak atau ya dalam pengambilan keputusan. Jangan memberikan pernyataan atau ke-putusan yang banci, tidak tegas atau memberi banyak catatan tambahan,” ucap Dahlan.

Kementerian BUMN menar-get kan perampingan jumlah BUMN dari 142 menjadi 118 perusahaan pada akhir 2011. Adapun setoran dividen BUMN pada 2012 dipatok Rp28 triliun, naik Rp1,5 triliun dari target 2011 yang mencapai Rp26,5 tri-liun. (Ant/E-6)

PENGELOLAAN badan usaha mi lik negara (BUMN) harus di-la kukan layaknya manajemen korporasi yang dikelola secara profesional. Sikap cengeng dan perilaku seperti birokrat yang ha nya menunggu petunjuk, arah an, dan keputusan atasan ti dak boleh lagi melekat pada direksi BUMN.

“Direksi harus menjadi pekerja keras agar dapat membawa per-usahaan ke arah yang lebih baik. BUMN merupakan korpo rasi bukan instansi sehingga dibu-tuhkan direksi yang benar-benar tangguh,” ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin.

MENTERI Pertanian Suswono menyatakan jika stok gula nasio-nal mencapai 1,1 juta ton hingga akhir tahun, importasi gula yang sebelumnya direncanakan pe-merintah tidak perlu dilakukan. Data itu harus menunggu audit stok gula nasional dalam rapat Dewan Gula Indonesia.

Dewan Gula Indonesia akan mengadakan rapat pada akhir De sember atau awal Januari 2012 untuk menghitung berapa produksi gula. Jika stok gula yang ada saat ini mencapai 1,1 juta ton, jumlah itu diperkirakan cukup hingga musim giling mendatang.

“Di rapat itu nanti taksasi su dah jelas, berapa produksi se hingga nanti berapa kekurang-annya untuk menjelang sam pai ke musim giling pada Mei 2012,” ujar Suswono di Gudang Bulog Kelapa Ga ding, Jakarta, ke-marin.

Sejauh ini, berdasarkan data miliknya, stok gula hingga akhir tahun masih 700 ribu ton. Ditam-

Menurutnya, metode penge-lolaan korporasi sangat berbe-da dengan instansi sehingga bi rokrasi berbelit yang masih terdapat di BUMN harus segera dihilangkan.

“Pemimpin dalam korporasi tidak boleh lagi berperilaku se-perti seorang pemimpin ins-tansi. Tidak ada waktu bagi pa ra direksi untuk mengeluh, se-bentar-sebentar minta petunjuk, sedikit-sedikit minta arahan,” tegasnya.

Kesempatan untuk memper-baiki kinerja BUMN cukup ter buka karena pihaknya telah me lakukan pelimpahan 18 ke-we nangan Kementerian BUMN

bah dengan 400 ribu ton gula yang diindikasikan oleh Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) sebagai rembesan gula rafi nasi di pasar konsumen.

ANTARA/AUDY ALWI

DIKLAT AWAK ANGKUTAN: Dirut Jasa Raharja Diding S Anwar (ketiga dari kanan) bersama Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena (kanan) dan Dirlantas Polda Lampung AKB Rahmat Hidayat (ketiga dari kiri) berdialog dengan para peserta Diklat Awak Angkutan Umum Se-Provinsi Lampung di Bandar Lampung, kemarin. Diklat tersebut di antaranya untuk memberikan pengetahuan seputar Jasa Raharja serta mekanisme klaim apabila terjadi kecelakaan.

MI/TRI HANDIYATNO

ANGKAT GULA: Pekerja mengangkat karung gula di Pasar Palmerah, Jakarta, beberapa waktu lalu. Kadin mendesak pemerintah segera memberikan sanksi kepada produsen gula rafinasi.

untuk 5 bulan sampai musim giling sehingga mungkin tidak perlu tambahan impor.”

Sebelumnya, rencana impor gula ditolak mentah-mentah oleh ribuan petani tebu yang berunjuk rasa di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Berdasarkan data APTRI, jumlah produksi gula saat ini 2,150 juta ton. Jika di tam-bah dengan gula selundup an, jumlahnya 3,495 juta ton. Ada-pun kebutuhan riil gula domes-tik 2011 sebanyak 2,7 juta ton.

Kemendag mengakui, dari delapan perusahaan produsen gula rafi nasi yang diaudit, se-muanya terbukti melanggar ketentuan karena produk me-reka beredar di pasaran.

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan, Distribu-si, dan Logistik Natsir Mansyur menegaskan pemerintah harus segera memberi sanksi kepada pelaku perembesan gula dengan mengurangi jatah impor gula mentah mereka. (AI/E-4)