diodasaasaassa
DESCRIPTION
asasasasasTRANSCRIPT
Tugas Mata Kuliah Praktek Elektronika Analalog 1
Disusun oleh :
Nama : Ade Putra
Nim : 061230320935
Kelas : 3EEB
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2012-2013
1
Dioda
Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama
kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada
tahun 1904. Struktur dan skema dari dioda, plate diletakkan dalam posisi mengelilingi katoda
sedangkan heater disisipkan di dalam katoda. Elektron pada katoda yang dipanaskan oleh heater akan
bergerak dari katoda menuju plate.
Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda kita dapat meninjau 3 situasi sebagai
berikut ini yaitu :
1.Dioda diberi tegangan nol
2. Dioda diberi tegangan negative
3. Dioda diberi tegangan positive
Dioda Diberi Tegangan Nol
Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik elektron dari
katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu melompat sampai pada
posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk muatan ruang (Space Charge). Tidak
mampunya elektron melompat menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron
melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau plate.
Dioda Diberi Tegangan Negative
Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate akan
menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron tersebut tidak akan dapat
2
menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke katoda, sehingga tidak akan ada arus yang
mengalir.
Dioda Diberi Tegangan Positive
Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan menarik elektron
yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru
akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan mengalir tergantung daripada besarnya tegangan
positif yang dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus listrik
yang akan mengalir.
Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan arus listrik pada situasi
tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus listrik (rectifier). Pada
kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai penyearah tegangan AC menjadi tegangan
DC.
A. KARAKTERISTIK DIODA
Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah digunakan
untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan tersebut harus benar-
benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang
dicatu.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian
elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam
rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah
gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper)
maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier).
Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti
anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus
konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :
Dioda germanium
Dioda silikon
Dioda selenium
Dioda zener
Dioda cahaya (LED)
3
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari
penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik. Dioda memiliki
fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah
sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya
yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju
sisi N.
sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer),
dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak
terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-
elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi
tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan
tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk
hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau
menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.
Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N
maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan.
Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. Demikianlah
sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan bias maju
yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di atas 0 volt, tetapi memang
tegangan beberapa volt di atas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding
deplesi (depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah di
atas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium.
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada
batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi
dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
B. JENIS-JENIS DIODA
Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda
Zenner, dioda photo (Photo-Dioda)dan Dioda Varactor.
1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)
4
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai
penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac
menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.
Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
Gambar 1. dioda penyearah
2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda
ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III).
Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen elektronika
kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener dengan dioda.
Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan
breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada
5
tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada
Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen ini
biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.
Gambar 2. dioda zener
Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan beban
akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak menghantarkan arus
sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input tegangan mencapai 5,6 V atau
lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus akan mengalir melalui dioda, bukan ke
rangkaian atau beban.
3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang
merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada
keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu
anoda (+) dan Katoda (-).Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
6
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau
Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini
memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-
merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan
majunya dibedakan atas jenis warna
TABEL LED DAN TEGANGANYA
Gambar 3. dioda LED
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat mengeluarkan
cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc
kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
7
Warna Tegangan Maju
Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan warna
sebagai berikut:
* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah
* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium nitrida. LED ini
ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir diNichia Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED
merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang melewatinya.
Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar
germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus
bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang
menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya
adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang
tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara
tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam
bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-
Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya
akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem
pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
8
Gambar 4. dioda foto.
5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas
yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener.
Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya
tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik,
kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi
di bagian pengaturan suara (Audio).
Gambar 5. dioda varactor
6. DIODA SCHOTTKY (SCR)
DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik
yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut
9
Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif
Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Gambar 6. dioda schottky.
Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada kaki yang
pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.
C.Aplikasi diode
Aplikasi dioda pada kendaraan banyak digunakan untuk penyearahan arus seperti pada sistem
pengisaian. Fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus dari arus bolak-balik menjadi arus searah
agar dapat dimanfaatkan untuk mengisi baterai dan menyuplai kebutuhan arus pada kendaraan.
Fungsi lain dioda ini pada kendaraan adalah sebagai anti shock tegangan. Contoh aplikasinya
adalah pada jenis relay diberikan dioda dengan tujuan untuk mencegah terjadinyaarus balik pada
rangkaian. Arus balik listrik ini dapat berasal dari induksi medan magnet yang dihasilkan oleh
kumparan relay. Induksi listrik ini biasanya lebih tinggi tegangannya dibandingkan dengan tegangan
sumber. Untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat terjadinya tegangan induksi ini maka pada
rangkaian relay dipasangkan rangkaian dioda.
A. Garis Beban dan Titik Operasi Dioda
Jika suatu rangkaian dioda yang seri dengan suatu hambatan pembatas (R) dan sumber
tegangan (VDD), dianalisa, maka akan didapat persamaan sebagai berikut:
10
Jika tegangan input dan hambatan pembatas diketahui, maka hanya tegangan dan arus dioda
yang tidak diketahui. Persamaan ini menyatakan hubungan yang linear antara tegangan dan arus.
Pada saat Vd sama dengan nol, maka :
Titik ini disebut dengan titik jenuh (saturation point) yang terletak pada sumbu tegak arus.
Sementara itu, jika Vd sama dengan Vin, maka :
Titik ini disebut dengan titik putus (cut off point) yang terletak pada sumbu mendatar. Jika
kedua titik ini dihubungkan, atau dengan mengukur titik-titik lain, akan didapatkan sebuah garis yang
khas, disebut garis beban (load line).
Apabila grafik garis beban dioda digambarkan pada grafik dioda, maka akan didapatkan grafik seperti
pada Gambar 1. Kedua grafik itu memiliki sebuah titik potong, yang disebut dengan titik operasi
(operating point), yang menyatakan arus dan tegangan dioda sesuai dengan tegangan input dan
tahanannya.
B. Model Dioda
Dioda dalam prakteknya, seringkali didekati dengan menggunakan pendekatan atau model.
Sudah barang tentu, model ini tetap berdasarkan kepada representasi matematika dan grafik dari
karakteristik V-I dari dioda itu sendiri. Penyederhanaan model ini, hanya ingin memberikan gambaran
global dari cara kerja dioda, namun belum merepresentasikan detil-detil penting dari dioda itu sendiri.
Terdapat beberapa model pendekatan dioda, yaitu: Model Dioda Ideal, Model Dioda Offset dan
Model Dioda Real. Model Dioda Ideal memiliki karakteristik V-I seperti pada Gambar 2 (a). Pada
model ini, suatu dioda berlaku sebagai konduktor yang sempurna (bertegangan nol) bila diberi
forward biased dan berlaku sebagai isolatif yang sempurna (berarus nol) bila diberi reverse biased.
Dalam istilah rangkaian, dioda berlaku seperti saklar (swithc), bila diberi forward biased ia bertindak
sebagai saklar tertutup (ON), dan bertindak seperti saklar terbuka (OFF) bila diberi reverse biased.
11
Model ini sangat ekstrim, sehingga untuk kondisi-kondisi tertentu, diperlukan model yang lebih baik
lagi.
Sesungguhnya, diperlukan tegangan offset sekitar 0,7 volt sebelum dioda Silikion menjadi
konduktor dengan baik. Gambar 2(b). memperlihatkan karakteristik V-I dioda, dimana tidak ada arus
mengalir sampat tegangan dioda mencapai 0,7 volt. Pada titik ini dioda mulai konduksi. Jadi, dioda
dianggap seperti sebuah switch yang disarikan dengan sebuah baterai 0.7 volt. Jika tegangan sumber
lebih besar dari 0.7 volt, switch menutup dan tegangan dioda adalah 0.7 volt. Namun, jika tegangan
sumber kurang dari 0.7 volt maka switch membuka.
Pada model ketiga ini, tahanan dalam dioda, Rf, diperhitungkan. Gambar 2(c)., menunjukkan
model dioda real ini. Sehingga, pada saat konduksi, arus menghasilkan tegangan pada Rf, dimana
semakin besar arus, semakin besar pula tegangan tersebut. Rangkain ekivalen pada model real dioda
ini, adalah seperti sebuah saklar yang diseri dengan baterai 0.7 volt dan tahanan Rf.
Untuk kebanyakan hal praktis, Model Dioda offset seringkali dipergunakan. Namun, jika
diperlukan analisa yang lebih mendalam, Model Dioda Real akan dipakai, sehigga akan didapatkan
analisa yang lebih akurat.
12