dinas kinerja kesehatan - kemkes.go.id · 2021. 3. 15. · panjang bagi lansia di minimal 10%...
TRANSCRIPT
TAHUN 2020
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page i
KATA PENGANTAR
Bidang Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu unit pelaksana Program di
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki kewajiban untuk melaksanakan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Salah satu komponen SAKIP
adalah membuat Laporan Kinerja yang menggambarkan kinerja yang dicapai atas
pelaksanaan program dan kegiatan yang menggunakan APBN.
Penyusunan laporan kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (Permenpan) Nomor 53 tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan
informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan
seharusnya dicapai. Dalam laporan kinerja ini juga menyertakan berbagai upaya
perbaikan berkesinambungan yang telah dilakukan dalam lingkup Bidang Kesehatan
Masyarakat, untuk meningkatkan kinerjanya pada masa mendatang.
Secara garis besar laporan berisi informasi tentang tugas dan fungsi organisasi;
rencana kinerja dan capaian kinerja sesuai Indikator Prioritas Nasional dan Rencana
Stategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024, disertai dengan faktor
pendukung dan penghambat capaian, serta upaya tindak lanjut yang dilakukan.
Peningkatan kualitas laporan kinerja ini menjadi perhatian kami, masukan dan
saran membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan
penyusunan laporan di tahun yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita semua dan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan dan pengembangan
program di masa mendatang.
Kendari, Februari 2021
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Hj. Usnia, SKM
NIP. 19730107 199203 2 005
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam
Peraturan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokasi dan dalam PermenPAN Nomor 53 tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat menyusun laporan kinerja sebagai bentuk
pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2020
Pembangunan kesehatan pada periode 2020-2024 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan program dan
kegiatan di lingkup Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi tahun
2020 mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 yang
yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Dinkes Prov Sultra. Untuk
mencapai tujuan tersebut, dilakukan berbagai kegiatan yang dilaksanakan
masing¬masing unit eselon IV di lingkup Bidang Bina Kesehatan Masyarakat. Upaya
tersebut dilaksanakan di tiap jenjang pemerintahan mulai dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah (melalui dana dekonsentrasi) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Laporan kinerja disusun berdasarkan capaian kinerja tahun 2020 sebagaimana
yang sudah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang terdiri dari Indikator
Kerja Utama (IKU) yang telah ditentutkan Oleh Direktorat Jendaral Kesehatan
Masyarakat pusat. Sumber data dalam laporan ini diperoleh dari unit pelayanan di
lin
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page iii
gkup Bidang Kesehatan Masyarakat baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota tahun
2020.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2020 antara Menteri Kesehatan dengan
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
memiliki 6 sasaran program/kegiatan dan 21 item Indikator Kinerja, yang akan di
paparkan secara jelas dan terperinci dalam laporan ini.
Realisasi anggaran dilingkup Bidang Bina Kesehatan Masyarakat meliputi
anggaran dekonsentrasi, sebesar 98 %, bersumber dari dana Dekonsentrasi
Keseluruhan indikator kinerja utama program kesehatan masyarakat
dilaksanakan di tingkat Puskesmas. Oleh karena itu alokasi anggaran tersebut
bertujuan untuk memastikan indikator tersebut berjalan sebagaimana mestinya mulai
dari level kebijakan, standar, pedoman dan evaluasi.
Perbaikan ke depan perlu koordinasi lebih baik antar unit pelaksana program
dalam penyusunan rencana operasional kegiatan terutama dengan melibatkan lintas
sektoral sehingga rencana kegiatan yang dibuat dapat terlaksana dengan baik.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tahun 2020
berdasarkan Kab/Kota ................................................................ 23
Tabel 2 : Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kelas Ibu Hamil pada tahun
2020 berdasarkan Kab/Kota ......................................................... 27
Tabel 3 : Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan Antenatal Ke Empat
(K4) Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota : ........................... 31
Tabel 4 : Persentase Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun 2020
Berdasarkan Kab/Kota: ............................................................... 36
Tabel 5 : Persentase Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun 2020
Berdasarkan Kab/Kota : .............................................................. 40
Tabel 6 : Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP minimal 1 kali
setiap 3 bulan Pada tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota: ............... 43
Tabel 7 : Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita Sedikitnya 50%
Desa/ Kelurahan Pada tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota:............ 49
Tabel 8 : Persentase Puskesmas Melaksanakan Puskesmas Melaksanakan
pendekatan MTBS Pada tahun 2020 Pada tahun 2020 Berdasarkan
Kab/Kota: ................................................................................... 52
Tabel 9 : Persentase Puskesmas Melaksanakan SDIDTK Pada Tahun 2020: . 57
Tabel 10 : Persentase Puskesmas mampu laksana PKPR Pada Tahun 2020 : .. 64
Tabel 11 : Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTS,
SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah kerja
puskesmas Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota : ................... 68
Tabel 12 : Persentase puskesmas di wilayah kerja memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi calon pengantin (kespro catin) Pada Tahun 2020 Berdasarkan
Kab/Kota : ................................................................................. 74
Tabel 13 : Persentase Puskesmas di wilayah kerja mampu dan melakukan pelayanan
KB pasca persalinan Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota : ..... 78
Tabel 14 : Persentase Puskesmas puskesmas membina Posyandu lansia di 50% desa
diwilayah kerjanya Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota: ........ 83
Tabel 15 : Persentase Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun
lansia Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota : .......................... 87
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page v
Tabel 16 : Persentase kabupaten/kota mengembangkan program perawatan jangka
panjang bagi lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan
Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota : ................................... 91
Tabel 17 : Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar
pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota : .................................... 97
Tabel 18 : Persentase Kabupaten Kota yang melaksanakan Kesehatan Olahraga pada
tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota : .......................................... 101
Tabel 19 : Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota : ................................... 106
Tabel 20 : Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan Kabupaten/Kota sehat pada
tahun 2020 : ............................................................................ 110
Tabel 21 : Persentase Sarana Air Minum Yang Diawasi/Diperiksa Kualitas Air
Minumnya Sesuai Standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota: 114
Tabel 22 : Jumlah fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai
standarpada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota : ....................... 118
Tabel 23 : Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi syarat
sesuai standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota : ............ 121
Tabel 24 : Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan pengawasan
sesuai standar pada tahun 2020 : ............................................. 124
Tabel 25 : Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan gerakan
masyarakat hidup sehat pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota : 130
Tabel 26 : Persentase kabupaten/kota melaksanakan pembinaan posyandu aktif
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota : 134
Tabel 27 : Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya tahun 2020 : ............................................ 138
Tabel 28 : Realisasi Anggaran Pelaksanaan Program berdasarkan Seksi Penanggung
Jawab Program tahun 2020 : ..................................................... 139
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi Tahun 2020
berdasarkan Kab/Kota. ................................................................ 13
Grafik 2 : Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana Gizi Buuk menurut
Kabupaten/Kota Prov. Sultra Tahun 2020.. ................................... 15
Grafik 3 : Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) pada tahun 2020
berdasarkan Kab/Kota ............................................................... 16
Grafik 4 : Tren Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Asi Eksklusif
Tahun 2019-2020 ....................................................................... 17
Grafik 5 : Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
pada tahun 2020. ....................................................................... 19
Grafik 6 : Tren Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Asi Eksklusif
Tahun 2019-2020 ........................................................................ 20
Grafik 7 : Tren Capaian Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PF) dari tahun
2019-2020 ................................................................................. 25
Grafik 8 : Tren Capaian Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil dari tahun
2019-2020 ................................................................................. 29
Grafik 9 : Tren Cakupan Perentase Ibu Hamil Mendapat Pelayanan Antenatal Ke
Empat ( K4) dari tahun 2019-2020 ............................................... 34
Grafik 10 : Persentase Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal tahun 2020 .. 38
Grafik 11 : Persentase Rumah Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan
komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun
2020 ........................................................................................... 42
Grafik 12 : Persentase Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP
minimal 1 kali setiap 3 bulan ........................................................ 45
Grafik 13 : Persentase Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir ............................................. 47
Grafik 14 : Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita Sedikitnya 50%
Desa/ Kelurahan......................................................................... 51
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page vii
Grafik 15 : Tren cakupan Puskesmas Melaksanakan Pendekatan MTBS pada tahun
2019-2020 .................................................................................. 55
Grafik 16 : Persentase Puskesmas Melaksanakan SDIDTK tahun 2020 ............ 59
Grafik 17 : Persentase Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Balita ........................................................................ 60
Grafik 18 : Tren Capaian Puskesmas Mampu Melaksanakan PKPR dari tahun 2019-
2020 ........................................................................................... 66
Grafik 19 : Persentase Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI,
SMP/MTS, SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah
kerja puskesmas tahun 2020 ........................................................ 70
Grafik 20 : Persentase Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Anak Usia Sekolah Dan Remaja.................................... 72
Grafik 21 : Persentase puskesmas di wilayah kerja memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi calon pengantin (kespro catin) tahun 2020 ................... 76
Grafik 22 : Persentase Puskesmas di wilayah kerja mampu dan melakukan pelayanan
KB pasca persalinan tahun 2020 ................................................... 80
Grafik 23 : Persentase Jumlah Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Usia Reproduksi Tahun 2020 ....................................... 81
Grafik 24 : Persentase Puskesmas membina posyandu lansia di 50% desa di wilayah
kerjanya tahun 2020 ................................................................... 85
Grafik 25 : Tren Capaian Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun
lansia dari tahun 2019-2020 ......................................................... 89
Grafik 26 : Persentase kabupaten/kota mengembangkan program perawatan jangka
panjang bagi lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan
tahun 2020 ................................................................................. 93
Grafik 27 : Persentase Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Lansia Tahun 2020 ...................................................... 95
Grafik 28 : Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja pada
tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota ............................................... 98
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page viii
Grafik 29 : Tren Cakupan Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dari
Tahun 2018-2019 ........................................................................ 99
Grafik 30 : Persentase Kabupaten Kota yang melaksanakan Kesehatan Olahraga pada
tahun 2020 ............................................................................... 102
Grafik 31 : Tren Cakupan Puskesmas Puskesmas yang melaksanakan kegiatan
kesehatan olahraga Dari Tahun 2019-2020 ................................. 103
Grafik 32 : Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
pada tahun 2020 ....................................................................... 108
Grafik 33 : Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota ..................................... 112
Grafik 34 : Tren Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan
sehat Dari Tahun 2019-2020 ...................................................... 112
Grafik 35 : Persentase Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan
sesuai standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota ............... 116
Grafik 36 : Tren Cakupan Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan
sesuai standar Dari Tahun 2019-2020 ......................................... 116
Grafik 37 : Jumlah fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai standar
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota ..................................... 119
Grafik 38 : Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi syarat
sesuai standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota ............... 122
Grafik 39 : Tren Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi
syarat sesuai standar Dari Tahun 2019-2020.............................. 123
Grafik 40 : Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan pengawasan
sesuai standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota ............... 126
Grafik 41 : Tren Persentase Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU) Yang Dilakukan
Pengawasan Sesuai Standar Dari Tahun 2019-2020 ................... 127
Grafik 42 : Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan gerakan
masyarakat hidup sehat pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota . 132
Grafik 43 : Persentase kabupaten/kota melaksanakan pembinaan posyandu aktif
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota .................................... 135
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page ix
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ vi
BAB I ............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................ 3
C. VISI, MISI DAN STRATEGI ORGANISASI ...................................................... 3
BAB III PERENCANAAN KINERJA ...................................................................... 7
A. PERJANJIAN KINERJA ................................................................................. 7
B. INDIKATOR KINERJA PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT .......................... 7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................. 11
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ................................................................ 11
1.1 PROGRAM PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT ............................................... 11
1.2 INDIKATOR PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA ..................... 20
1.3 INDIKATOR PROGRAM PEMBINAAN PEMBINAAN UPAYA
KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA ........................................................ 96
1.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN .................................................................. 104
1.5 PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT .................... 128
1.6 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS
LAINNYA PADA PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT .......... 137
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................... 141
LAMPIRAN
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, senantiasa membangun akuntabilitas yang dilakukan melalui
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan
terukur. Diharapkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kesehatan
dapat berlangsung dengan bijaksana, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien
sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam
Undang¬Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Sesuai arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah
2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil,
dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing. RPJMN 2020-2024 telah
mengarusutamakan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan, dimana Target-target dari 17 SDGs beserta
indikatornya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam 7 agenda
pembangunan Indonesia ke depan.
Pada agenda ke 3 Pembangunan Nasional; meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing; sektor kesehatan harus fokus untuk
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 2
meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan
penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care)
dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh
inovasi dan pemanfaatan teknologi. Strategi yang digunakan untuk mencapai hal
tersebut adalah peningkatan kesehatan ibu, anak, dan KB dan kesehatan
reproduksi, percepatan perbaikan gizi, peningkatan pengendalian penyakit,
pembudayaan perilaku hidup sehat melalui gerakan masyarakat hidup sehat, serta
penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.
Kegiatan pada RPJMN 2020-2024 yang terkait dengan Program Kesehatan
Masyarakat berfokus pada penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi,
penurunan prevalensi stunting dan wasting pada balita yang kemudian diikuti
dengan indikator-indikator pendukung. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2020-2024 yang tengah disusun juga memuat indikator yang selaras dan
mendukung indikator RPJMN 2020-2024.
Indikator merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukan atau mengindikasikan
keberhasilan suatu program dan datanya didapatkan melalui pencatatan dan
pelaporan. Setiap indikator yang dilaporkan kepada pusat perlu dimonitor
capaiannnya.
Pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan dan kewenangan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan
laporan kinerja.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 3
Laporan tahunan ini akan memberikan gambaran pencapaian kinerja
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat dalam satu tahun anggaran beserta dengan
hasil capaian indikator kinerja dari masing-masing unit satuan kerja yang ada di
lingkungan Bidang Bina Kesehatan Masyarakat di tahun 2020.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan laporan kinerja Bidang Bina Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Prov.Sultra merupakan bentuk pertanggung jawaban kinerja
pada tahun 2020 dalam mencapai target dan sasaran program seperti yang
tertuang dalam rencana strategis, dan Indikator Prioritas Nasional 2020.
C. VISI , MISI DAN STRATEGI ORGANIASI
maka visi pembangunan Sulawesi Tenggara yang hendak dicapai periode 2018-
2023, yaitu:
“TERWUJUDNYA SULAWESI TENGGARA YANG AMAN, MAJU, SEJAHTERA
DAN BERMARTABAT”
Penjelasan visi di atas adalah sebagai berikut:
SulawesiTenggara : merupakan salah satu provinsi yang terdiri atas jazirah dan
kepulauan dengan potensi sumberdaya alam yang melimpah baik sumberdaya
yang dapat diperbaharui (renewableresources) di sektor kelautan, kehutanan,
pertanian dalam arti luas serta sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui
(unrenewableresources), seperti pertambangan.
Aman : menunjuk pada kondisi dinamis keamanan teritorial dan tertib sosial
dimana masyarakat terbebas dari kejahatan, kekerasan dan situasi-situasi kritis
yang berasal dari sumber eksternal maupun internal, serta dapat menggunakan
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 4
pilihan-pilihannya dengan bebas dan bertanggung jawab. Kondisi aman
mempunyai tujuh pilar: (1) aman-ekonomi, yakni aman dari kemiskinan dan
pengangguran yang berkepanjangan; (2) aman-pangan, yakni aman dari
kelaparan; (3) aman-kesehatan, yakni terbebas dari penyakit menular yang
mematikan, makanan yang tidak aman, kekurangan gizi, dan kekurangan akses
terhadap perawatan kesehatan dasar; (4) aman- lingkungan, yakni
amanberkurangnya sumber daya alam, bencana alam, dan polusi; (5) aman-
pribadi, yakni aman dari kekerasan fisik, kejahatan, terorisme, kekerasan dalam
rumah tangga, dan pekerja anak; (6) aman-komunitas, yakni aman dari
ketegangan berbasis antar etnis, agama dan identitas lainnya; dan (7) aman-
politik, yakni aman dari penindasan politik dan pelanggaran hak asasi manusia.
Maju : menunjuk pada pola pengelolaan pemerintahan di dalam melaksanakan
pembangunan, memberikan pelayanan masyarakat dan mendorong
pemberdayaan masyarakat tidak lagi bersifat komplementer akan tetapi
mengedepankan pola manajemen inovasi sektor publik sesuai prinsip-prinsip
good governance. Beberapa indikator pengelolaan pemerintahan yang lebih
maju adalah adanya inovasi dalam tata kelola pemerintahan (lebih efisien,
efektif, transparan, akuntabel disertai perbaikan hubungan kelembagaan
dengan kabupaten/kota), dan adanya perubahan mindset atau perubahan
budaya lama yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat, serta
mengembangkan pola-pola kemitraan diantara sumber daya pembangunan.
Sejahtera : menunjuk pada ketersediaan sumber-sumberdaya dan kondisi-
kondisi untuk kehidupan rakyat yang berkecukupan. Sejahtera bertumpu pada
pilar fisik-material seperti lapangan kerja dan pendapatan; ekonomi lokal yang
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 5
kuat; transport publik; akses terhadap sumber daya alam terbuka; terpenuhi
kebutuhan dasar; terkendalinya kemiskinan dan ketimpangan; dan bebas dari
kemelaratan, kebodohan, dan kemalasan; dan bebas dari penyakit yang
mematikan. Sejahtera juga bertumpu pada pilar sosial berupa integrasi dan
koherensi sosial, kontribusi sosial, penyembuhan sosial, perlindungan sosial dan
pemberdayaan
Bermartabat : selalu menempatkan kepentingan masyarakat sebagai tolak ukur
utama. Selain itu, dalam pembangunan tidak hanya menitikberatkan pada
infrastruktur fisik sebagai penyediaan sarana dan prasarana, namun juga
pengembangan pratata sosial untuk menempatkan manusia sebagai aktor
utama dalam pembangunan.
Adapun misi yang dilakukan yaitu :
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat agar dapat berdaulat dan aman
dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan politik
serta iman dan takwa
Adapun agenda Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah :
• Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat di
Provinsi Sulawesi Tenggara”. Melalui Program SULTRA SEHAT
Sultra Sehat bukan sebuah program tapi Strategi untuk meningkatkan akses
layanan kesehatan kepada masyarakat secara terintegrasi :
Meningkatkan kesehatan masyarakat melalaui upaya promotif dan preventif
Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan;
Meningkatkan ketersediaan sumber daya kesehatan termasuk perluasan
jaminan kesehatan nasional melalui jaminan kesehatan Kartu Sultra Sehat
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 6
terintegrasi
Strategi pembangunan kesehatan masyarakat tahun 2015-2019 meliputi:
a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan
Lanjut Usia yang Berkualitas.
b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
c. Meningkatkan Penyehatan Lingkungan.
d. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Sasaran Ditjen Kesehatan Masyarakat
Sasaran Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, adalah meningkatnya
ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
seluruh masyarakat.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERJANJIAN KINERJA
Standar acuan capaian program Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas
Kesehatan Pro.Sultra tahun 2020 diselaraskan dengan Perjanjian kinerja
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat telah ditetapkan dalam dokumen
penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target
kinerja tertentu dengan didukung sumber daya yang tersedia.
Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan menjadi kesepakatan
yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai upaya
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat
Indonesia. Perjanjian penetapan kinerja tahun 2019 yang telah ditandatangani
bersama oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dan Menteri Kesehatan
berisi Indikator.
B.INDIKATOR KINERJA PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
Adapun perjanjian kinerja Bidang Kesmas tahun 2020 adalah sebagai
berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 8
No
.
Sasaran
Program/Kegiat
an
Indikator Kinerja Target Target
provinsi
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pembinaan Gizi
Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Persentase Kabupaten/Kota
yang melaksanakan surveilans
gizi
Persentase Puskesmas mampu
tata laksana gizi buruk pada
balita
Persentase Ibu hamil Kurang
Energi Kronis (KEK)
Persentase bayi usia kurang
dari 6 bulan mendapat ASI
Esklusif
50%
10%
16%
40%
35%
10%
17%
40%
2. Pembinaan
Kesehatan
Keluarga
1.
2.
3.
4.
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru
lahir
Persentase persalinan di
fasiltias pelayaan kesehatan
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan balita
Jumlah Kabupaten/Kota yang
120
Kab/Kot
a
87%
120
Kab/Kot
a
125
4
Kab/Kota
81%
5
Kab/Kota
7
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 9
5.
6.
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan Anak Usia sekolah
dan Remaja
Jumlah Kabupaten/Kotaa yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan usia reproduksi
Persentase Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan
pelayanan kesehata lanjut usia
Kab/Kot
a
120
Kab/Kot
a
45%
Kab/Kota
7
Kab/Kota
45%
3. Pembinaan Upaya
Kesehatan Kerja
dan Olahraga
1.
2.
Jumlah Kabuaten/Kota yang
menyelenggarakan kesehatan
kerja
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan ksehatan
olahraga
308
308
10
10
4. Penyehatan
Lingkungan
1.
2.
3.
4.
Persentase desa/Kelurahan
Stop Buang air besar
sembarangan (SBS)
Jumlah Kabupaten /Kota Sehat
(KKS)
Persentase sarana air minum
yang diawasi/diperiksa kualitas
air minumnya sesuai standar
Jumlah fasyankes yang
memiliki pengelolaan limbah
medis sesuai standar
40%
110
60%
2600
40%
6
60%
30
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 10
5.
6.
Persentase Tempat
Pengelolaan Pangan (TPP)
yang memenuhi syarat sesuai
standar
Persentase Tempat dan
fasilitas umum (TFU) yang
dilakukan pengawasan sesuai
standar
38%
55%
38%
55%
5. Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan
Masyarakat
1.
2.
Persentase Kabupaten/Kota
yang menerapkan kebijakan
gerakan masyarakat hidup
sehat
Persentase Kabupaten/Kota
melaksanakan pembinaan
posyandu aktif
30%
51%
20%
50%
6. Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
pada Program
Pembinaan
Kesehatan
Masyarakat
1. Persentase Kinerja RKAKL
pada program pembinaan
kesehatan masyarakt
80% 80%
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 11
BAB III
AKUNTABILITAS KINEJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup
hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan
efisien. Diperlukan instrumen baru, pemerintahan yang baik (good governance)
untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Selain itu, budaya
organisasi turut mempengaruhi penerapan pemerintahan yang baik di Indonesia.
Pengukuran kinerja dalam penyusunan laporan akuntabilitas kinerja dilakukan
dengan cara membandingkan target kinerja sebagaimana telah ditetapkan
dalam penetapan kinerja pada awal tahun anggaran dengan realisasi kinerja
yang telah dicapai pada akhir tahun anggaran.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas
dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
1.1 PROGRAM PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
Capaian Program Pembinaan Gizi masyarakat adalah sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 12
No
.
Sasaran
Program/Ke
giatan
Indikator Kinerja Target Target
provin
si
capaian
Progra
m
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pembinaan
Gizi
Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Persentase
Kabupaten/Kota yang
melaksanakan surveilans
gizi
Persentase Puskesmas
mampu tata laksana gizi
buruk pada balita
Persentase Ibu hamil
Kurang Energi Kronis
(KEK)
Persentase bayi usia
kurang dari 6 bulan
mendapat ASI Esklusif
50%
10%
16%
40%
35%
10%
17%
40%
46%
(Tercapa
i)
67%
(Tercapa
i)
15%
(Tercapa
i)
51%
(Tercapa
i)
1.1.2 HASIL CAPAIAN PROGRAM GIZI
A. PERSENTASE KABUPATEN/KOTA MELAKSANAKAN SURVEILANS GIZI
Untuk memperoleh informasi capaian kinerja perbaikan gizi masyarakat
secara cepat, akurat, teratur, berkelanutan dan dapat diertanggungawabkan,
perlu dilakukan kegiatan surveilans gizi oleh pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
pemerintah daerah Povinsi dan Pemerintah Pusat.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 13
Adapun Definisi Operasional Pesentase Kabupaten/Kota melaksanakan
Suveilans Gizi adalah: Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota yang minimal
70% dari jumlah puskesmas melakukan kegiatan pengumpulan data. Pengelolaan
dan analisis data serta desiminasi informasi.ibu.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi pada tahun 2020
adalah 46 % dengan distribusi berdasarkan Kab/Kota :
Grafik 1 : Persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi Tahun 2020
berdasarkan Kab/Kota :
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020
Berdasarkan graik 8 diatas didapatkan ada 4 Kabupaten yang
melaksanakan kegiatan pengimputan data pengukuran pada aplikasi e-PPGBM
dibawa 60% yaitu Kabupaten Konawe, Bombana, Konawe Kepulauan dan Buton
Selatan. Sedangkan Kabupaten/Kota yang pencapaiannya sudah 100% yang
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 14
artinya bahwa semua Puskesmas diwilayahnya telah melakukan pengentrian data
diatas 60% yaitu Kabupaten Konawe Selatan, Muna Barat dan Kota Kendari.
Indikator ini merupaka indiaktor baru di renstra 2020-2025 sehingga belum
terdapat tren perbandingan
B. PERSENTASE PUSKESMAS MAMPPU TATA LAKSANA GIZI BURUK
PADA BALITA
Puskesmas mampu melaksanakan/melakukan Tatalaksana Gizi Buruk pada
balita. Balita gizi buuk adalah balta usia 0 – 59 bulan dengan tanda klinis gizi
buruk atau indeks Berat Badan menurut Panang Badan (BB/PB) atau Berat Badan
menurutTinggi Badan (BB/TB) dengan nilai z- score kurang dari -3 SD atau
Lingkar engan Atas (LILA) <11,5 cm bagi balita 6 – 59 bulan. Adalah Puskesmas
dengan kriteria: 1). Mempunyai Tim Asuhan Gizi terlatih terdiri dari dokter,
bidan/perawat, dan tenaga gizi 2). Memiliki Standar Prosedur Operasional
Tatalaksana Gizi Buruk.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Puskesmas mampu melaksanakan/melakukan Tatalaksana Gizi
Buruk pada balita pada tahun 2020 adalah 67 % dengan distibusi capaian per
Kab/Kota sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 15
Grafik 2 : Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana Gizi Buuk menurut
Kabupaten/Kota Prov. Sultra Tahun 2020.
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020
Berdasarkan grafik diatas didapatkan Kabupaten/Kota yang Puskesmasnya
sudah semua atau telah mampu melaksanakan tatalaksana gizi buruk adalah
Kabupaten Muna, Konawe Selatan, Kolaka Utara, Kaolaka Timur, Muna Barat,
Buton Tengah, Kota Kendari dan Kota Baubau sedangkan yang belum atau masih
berada di bawah target yang telah ditetapkan adalah Kabupaten Konawe,
Bombana, Buton Selatan dan Konawe Kepulauan masing-masing (0%) sedangkan
Konawe Utara pencapaiannya sebesar 9% juga masih di bawah target yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 10%.
Indikator ini merupaka indiaktor baru di renstra 2020-2025 sehingga belum
terdapat tren perbandingan.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 16
C. PERSENTASE IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS (KEK)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil adalah masalah gizi pada
ibu hamil yang disebabkan karena adanya kekurangan asupan makanan bergizi
dalam waktu yang cukup lama. Umumnya seseorang mengalami kondisi KEK
dapat memiliki status gizi kurang. Kekutangan energi kronis dapat diukur dengan
mengetahui lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh seseorang. Ibu yang
mempunyai lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan
mengalami kekurangan gizi konis.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) pada tahun 2020 adalah
15 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Grafik 3 : Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) pada tahun 2020
berdasarkan Kab/Kota
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 17
Dari graik diatas didapatkan bahwa kejadian Ibu Hamil dengan Kurang
Energi Kronik masih ada beberapa Kabupaten yang persentase masih diatas target
(16%) yaitu: Kabupaten Konawe Kepulauan (33%), Bombana (28%), Muna Barat
(25%), Buton Tengah dan Buton Selatan masing-masing sebesar 23% serta
Kabupaten Konawe Selatan (21%) dan Kabupaten Muna sebesar 18%. Dan untuk
Kabupaten yang keadian bumil KEK yang tertinggi adalah Kabupaten Konawe
Kepulauan yaitu sebesar 33% sedangkan persentase keadian bumil KEK yang
terendah ada di Kabupaten Konawe Utara.
Indikator ini merupaka indiaktor baru di renstra 2020-2025 sehingga belum
terdapat tren perbandingan.
Grafik 4 : Tren Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Asi Eksklusif
Tahun 2018-2019
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup
signifikan capaian program , dimana pada tahun 2018 sebesar 53,5% menjadi
67,0% pada tahun 2019. Keberhasilan Program ini tidak lepas dari peran serta
dari petugas yang secara aktif melaksanakan program tersebut. cakupan ASI
53,567,0
2018 2019
TREN PERSENTASE BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF TAHUN
2018-2019
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 18
esklusif disebabkan 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi ketercapaian Asi eksklusif
yaitu: usia ibu, tingkat pendidikan ibu dan umur ibu. Usia ibu yang ideal dapat
mengakibatkan kandungan ASI baik, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu
terkait pentingnya ASI Esklusif serta kepercayaan Masyarakat untuk memberikan
makanan selain ASI pada bayi baru lahir juga menjadi faktor yang cukup
signifikan.
D. PERSENTASE BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN MENDAPAT ASI
EKSLUSIF
ASI eksklusif memiliki manfaat yang sangat besar, maka sangat
disayangkan bahwa pada kenyataan penggunaan ASI eksklusif belum seperti yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena ibu sibuk bekerja dan hanya diberi cuti
melahirkan selama 3 bulan, serta masih banyak ibu yang masih beranggapan
salah sehingga ibu tidak menyusui bayinya secara eksklusif. Selain itu ibu takut
menyusui karena akan merubah bentuk payudara ibu menjadi jelek dan ibu takut
ditinggal suami, takut badan tetap gemuk. Serta masih adanya mitos atau
anggapan bahwa bayi yang tidak diberi ASI tetap berhasil menjadi orang,
sedangkan bayi yang diberi ASI bayinya akan tumbuh menjadi anak yang tidak
mandiri dan manja. Dan alasan lain ibu memberikan makanan pendamping ASI
karena ibu merasa ASI nya tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayinya sehingga
ibu memilih susu formula karena lebih praktis.
Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini dalam waktu jangka
panjang akan mengakibatkan anak kurang gizi sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan otak (Balita Anda Indoglobal Online, 2007). Selain mengalami
gangguan di atas, dapat timbul efek samping lain, yaitu berupa kenaikan berat
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 19
badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas dan dapat mengalami alergi
dari salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan pendamping tersebut
sehingga dapat menimbulkan diare.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif pada
tahun 2020 adalah 51% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Grafik 5 : Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
pada tahun 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020.
Grafik di diatas menunjukkan persentase bayi 6 bulan yang mendapat ASI
Eksklusif untuk Provinsi Sulawesi Tenggara pencapaian yaitu sebasar 51%,
pencapaian ini sudah diatas target yaitu (35%) dan Kabupaten pencapaian
tertinggi adalah Kota Kendari dengan persentase 68%, sedangkan pencapaian
terendah adalah Konawe Utara yaitu sebesar 17%
Tren Capaian Program dari tahun 2018-2019 dapat dilihat sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 20
Grafik 6 : Tren Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat Asi Eksklusif
Tahun 2019-2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat terjadi penurunan dari capaian
program , dimana pada tahun 2018 sebesar 67% menjadi 51% pada tahun 2020.
Cakupan ASI esklusif disebabkan 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi ketercapaian
Asi eksklusif yaitu: usia ibu, tingkat pendidikan ibu dan umur ibu. Usia ibu yang
ideal dapat mengakibatkan kandungan ASI baik, tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu terkait pentingnya ASI Esklusif serta kepercayaan Masyarakat
untuk memberikan makanan selain ASI pada bayi baru lahir juga menjadi faktor
yang cukup signifikan
1.2 INDIKATOR PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA
Capaian Program Pembinaan Kesehatan Keluarga adalah sebagai berikut :
67,0 51
2019 2020
TREN PERSENTASE BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF TAHUN 2019-2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 21
No
.
Sasaran
Program/
Kegiatan
Indikator Kinerja Target Target
provin
si
Capaian
Progra
m
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pembinaan
Kesehatan
Keluarga
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru
lahir
Persentase persalinan di fasiltias
pelayaan kesehatan
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan balita
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan Anak Usia Sekolah
dan Remaja
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan Reproduksi
Persentase Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan lanjut
usia
120
87%
120
125
120
45%
4
81%
5
7
7
45%
1 (Tidak
Tercapai)
82%
5
(tercapai
)
7
(tercapai
)
15
(tercapai
)
12%
(tidak
Tercapai)
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 22
1.2.1 HASIL CAPAIAN PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA
A. INDIKATOR 1. PERSENTASE PERSALINAN DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN (PF)
1. Persentase Persalinan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PF)
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil yang kompeten
sesuai standar minimal dua orang (dokter-bidan, dokyer-perawat,bidan-bidan,
bidan-perawat). Perlunya mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan antara lain :
Agar ibu hamil dan bayi dapat secara cepat dan tepat mendapatkan
pelayanan pertolongan persalinan sesuai standar
Mengenali secara dini tanda-tanda bahaya kehamilan , persalinan , dan
nifas
Mendapatkan pertolongan pertama gawat darurat dengan cepat sebagai
persiapan upaya rujukan ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
Sedangkan pentingya pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan antara
lain :
Agar ibu hamil dan bayi secara cepat dan tepat mendapat fasilitas
kesehatan yang bersih dan aman
Mendapat pertolongan dan pelayanan dari tenaga kesehan siap di tempat
Tujuan dari pertolongan persalinan di fasyankes adalah :
Menurunkan kesakitan dan komplikasi persalinan
Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi
Memberikan kenyamanan keamanan dan keselamatan pada ibu hamil,
bersalin, dan nifas
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 23
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pada tahun 2020
adalah 75 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 1 : Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tahun
2020 berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PERSENTASE PERSALINAN DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN (PF)
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN KET.
1 Buton 2342
1443 62
TIDAK
TERCAPAI
2 Muna 4422 3974 90 TERCAPAI
3 Konawe 6015
4676 78
TIDAK
TERCAPAI
4 Kolaka 4660 4274 92 TERCAPAI
5 Konawe Selatan
7666 5673
74 TIDAK
TERCAPAI
6 Bombana 4627
3155 68
TIDAK
TERCAPAI
7 Wakatobi 2001 1451 73 TIDAK
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 24
TERCAPAI
8 Kolaka Utara 3540
2628 74
TIDAK
TERCAPAI
9 Buton Utara 1673
1321 79
TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe Utara 1672 1416 85 TERCAPAI
11 Kolaka Timur 2285 2118 93 TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan
866 731
84 TERCAPAI
13 Muna Barat 1630 1422 87 TERCAPAI
14 Buton Tengah 2215 2136 96 TERCAPAI
15 Buton Selatan 2104 1828 87 TERCAPAI
16 Kota Kendari 7749 7423 96 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 3822
2905
76 TIDAK
TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI 59.289 48.574 82
TERCAPAI
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 25
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa Kab/Kota telah mencapai
target pusat yaitu 87% dan target provinsi yaitu 81%, antara lain Kab.Muna,
Kab.Kolaka, Kota Kendari ,Kab.Buton Tengah, Kab.Muna Barat,Kab.Kolaka Timur,
Kab.Buton Selatan dan Kota Kendari.
Dari capaian tertinggi di tempati oleh Kota Kendari dan Kab.Buton Selatan
yaitu sebesar 96 %, dan yang terendah adalah Kab.Buton dengan capaian 62%.
Adapun tren capaian Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PF) dari tahun
2019-2020 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 7 : Tren Capaian Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PF)
dari tahun 2019-2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan capaian persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan dari tahun 2019 sebesar 80,98% menjadi 82%
pada tahun 2020 . Hal ini sudah mencapai target perjanjian kinerja yang dijanjikan
pada tahun 2020 yaitu 81% . Masuknya update data dari Puskesmas yang belum
masuk dan juga laporan bulan desember yang baru saja rampung cukup
memberikan kenaikan yang signifikan pada pencapain indikator ini. Komitmen
80,98
82
2019 2020
PERSENTASE PERSALINAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (PF)
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 26
para tenaga kesehatan dilapangan khsusnya di puskesmas untuk memberikan
pelayanan persalinan yang sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan faktor pendukung yang palin memberikan dampak positif terhadap
pencapaian indikator ini.
2. INDIKATOR 2. JUMLAH KABUPATEN/ KOTA YANG
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
BARU LAHIR
Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir adalah :
a) Seluruh Puskesmas menyelenggarakan kelas ibu hamil minimal di 50%
desa/kelurahan
b) Cakupan K4 minimal 85%
c) Seluruh Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal
d) Kabupaten/Kota memiliki minimal 1 Rumah Sakit mampu melakukan
penanganan kasus rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal
dan neonatal
e) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP minimal 1 kali
setiap 3 bulan
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 27
1. SELURUH PUSKESMAS MENYELENGGARAKAN KELAS IBU HAMIL
MINIMAL DI 50% DESA/KELURAHAN
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman
tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat
dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada
setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan
senam hamil. Senam hamil ini merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu
hamil, diharapkan dapat dipraktekan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan
disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil pada tahun
2020 adalah 95,2% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 2: Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kelas Ibu Hamil pada tahun
2020 berdasarkan Kab/Kota :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 28
NO KAB PERSENTASE PUSKESMAS YANG
MELAKSANAKAN KELAS IBU HAMIL PADA
TAHUN 2018
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN KET.
1
Buton 14 14 28,6
TIDAK
TERCAPAI
2 Muna 30 30 100 TERCAPAI
3 Konawe 29 23 79,3
TIDAK
TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5 Konawe
Selatan 24 24 100
TERCAPAI
6
Bombana 22 20 90,9
TIDAK
TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8 Kolaka Utara 16 16 100 TERCAPAI
9
Buton Utara 10 8 80
TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe Utara 22 22 100 TERCAPAI
11 Kolaka Timur 12 8 66,7
TIDAK
TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan
8 8 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 29
13 Muna Barat 15 15 100 TERCAPAI
14 Buton Tengah 14 14 100 TERCAPAI
15 Buton Selatan 9 9 100 TERCAPAI
16 Kota Kendari 15 15 100,0 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 17 17 100,0 TERCAPAI
PROVINSI 291 277 95,2 76,7%
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa Kab/Kota telah mencapai
target kriteria Definis Operasional dari Pusat sebesar 100% adalah 13 Kabupaten
/kota sedangkan yang terendah adalah Kab.Buton dengan capaian 28,6% .
Adapun tren capaian Puskesmas yang melaksanakan Kelas Ibu Hamil dari
tahun 2019-2020 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 8 : Tren Capaian Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil dari tahun
2019-2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
90,0
95,2
2019 2020
TREN CAKUPAN PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KELAS IBU HAMIL DARI TAHUN 2018-2019
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 30
Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi peningkatan capaian puskesmas yang
melaksankan kelas ibu hamil tahun 2019 sebesar 90% menjadi 95,2% pada tahun
2020. Hal ini di dasarkan pada terjadinya peningkatan peran aktif tenaga
kesehatan di Puskesmas dan di desa untuk memberikan Informasi dan edukasi
kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan rutin kesehatan di tenaga
kesehatan khususnya bagi ibu hamil. Sweeping ibu hamil oleh tenaga kesehatan
puskesmas juga cukup banyak membantu dalam program ini. Pelaksanaan kelas
ibu hamil juga memudahkan petugas untuk berinteraksi dan memberikan
penyuluhan kepada ibu hamil. Beberapa inovasi sudah mulai diberikan dari pusat
untuk mengatasi masalah tersebut antara lain dengan memberikan peluang untuk
pengaadaan kelas ibu hamil secara virtual, namun sangat kurang efektif
diterapkan diaderah Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari daerah
kepulauan dengan jangakauan signal internet yang kurang baik. Walaupun
demikian, dengan target 100% puskesmas diwilayah kabupaten tersebut hanya 13
Kabupaten Kota yang berhasil melaksanakan atau hanya 76,7% dari total seluruha
kabupaten/Kota di wilayah provinsi Sulawesi Tenggara.
2. CAKUPAN K4 MINIMAL 85%
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional
untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standart yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung
kefasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik di
posyandu, pondok bersalin di desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak
memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standart dapat dianggap sebagai
kunjungan ibu hamil.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 31
K4 Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau
lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar, dengan
syarat :
1. Minimal satu kali kontak pada trimester I
2. Minimal satu kali kontak pada trimester II
3. Minimal dua kali kontak pada trimester III
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat
(k4) Pada tahun 2020 adalah 68,1 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota
sebagai berikut :
Tabel 3 : Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan Antenatal Ke
Empat (K4) Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PERSENTASE IBU HAMIL YANG
MENDAPATKAN PELAYANAN ANTENATAL KE
EMPAT (K4)
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN KET.
1 Buton 2452 1835 74,8
TIDAK
TERCAPAI
2 Muna 4629 3457 74,7
TIDAK
TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 32
3 Konawe 6300 4365 69,3
TIDAK
TERCAPAI
4 Kolaka 4882 3731 76,4
TIDAK
TERCAPAI
5 Konawe Selatan
8031 4892 60,9
TIDAK
TERCAPAI
6 Bombana 4846 3243 66,9
TIDAK
TERCAPAI
7 Wakatobi 2098 1735 82,7
TIDAK
TERCAPAI
8 Kolaka Utara
3706 2649 71,5
TIDAK
TERCAPAI
9 Buton Utara
1752 1097 62,6
TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe Utara 1751 1424 81,3
TIDAK
TERCAPAI
11 Kolaka Timur
2391 1606 67,2
TIDAK
TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan 907 681 75,1
TIDAK
TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 33
13 Kota Muna Barat 1705 1270 74,5
TIDAK
TERCAPAI
14 Kota Buton
Tengah
2318 2164 93,4 TERCAPAI
15 Kota Buton
Selatan 2204 1737 78,8
TIDAK
TERCAPAI
16 Kota Kendari 8153 7696 94,4 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 4220 3031 71,8
TIDAK
TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI 62.345 46.613 74,8 11,7
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa Kab/Kota telah mencapai
target definisi operasioan kriteria Indikator dari pusat untuk cakupan K4 yaitu
85% antara lain Kota Kendari dan Buton Tengah ,Dari capaian tertinggi di tempati
oleh Kota Kendari yaitu sebesar 86,2 %, dan yang terendah adalah Kab.Konawe
Selatan dengan capaian 60,9%.
Tren cakupan tahun 2019-2020 dapat dilihat pada grafik berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 34
Grafik 9 : Tren Cakupan Perentase Ibu Hamil Mendapat Pelayanan Antenatal Ke
Empat ( K4) dari tahun 2019-2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi penurunan capaian cakupan K4 tahun
2019 sebesar 77,7% menjadi 74,8% pada tahun 2020 Hal ini disebabkan salah
satunya adalah terjadinya Pandemi covid-19 yang terjadi dihampir semua wilayah
Indonesia mengakibatkan pelayanan kesehatan khususnya Kesehatan Keluarga
khususnya bagi Kunjungan ibu Hamil ke tenaga kesehatan untuk memeriksakan
kehamilannya menjadi cukup berkurang. Banyak dari masyarakat yang takut
untuk keluar apa lagi berinteraksi dengan orang lain dikarenakan wabah pandemi
ini, apa lagi pada awal-awal masa pandemi fasilitas kesehatan seperti rumah sakit
dan puskesmas merupakan tempat penularan yang cukup besar untuk virus
tersebut.
Fasilitas kesehatan tentunya merupakan tempat rujukan berbagai macam
penyakit, sehingga sangat memungkinkan penyebaran penyakit cukup intens
terjadi di tempat tersebut. Para tenaga kesehatan termasuk bidan juga tidak luput
dari serangan penyakit covid-19 sehingga kadang kala proses kunjungan dari
rumah-kerumah untuk sweepingibu hamil menjadi terkendala.
77,7
74,8
2019 2020
TREN CAKUPAN K4 PADA TAHUN TAHUN 2019-2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 35
Syarat dari kriteria indikator ini juga cukup membebani dimana cakupan k4
adalah harus minimal 85%, dengan kondisi sasaran proyeksi yang cukup besar
serta masih banyaknya ibu yang datang dengan kategori K1 akses sehingga
sangat berpengaruh dengan capaian K4. Permasalahan yang ditemukan adalah
tingginya angka K1 akses lebih dari trimester pertama sehingga tidak dapat
memenuhi kriteria K4. Selain itu sasaran yang tidak melakukan ANC di FKTP atau
Posyandu dan bidan desa berpotensi untuk tidak dilaporkan karena lemahnya
koordinasi di tingkat fasyankes. Masalah lain terkait indikator ANC ini, kita masih
dihadapkan pada kualitas pelayanan yang diberikan. Seharusnya standar 10 T,
tetapi kenyataannya belum dapat dipenuhi sepenuhnya, terutama di sebabkan
keterbatasan logistik. Pendampingan dan Monev berjenjang terutama supervisi
fasilitatif harus terus ditingkatkan.
3. SELURUH PUSKESMAS DENGAN TEMPAT TIDUR MAMPU
MEMBERIKAN PELAYANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN
NEONATAL PADA KURUN WAKTU TERTENTU
Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah puskemas yang memiliki fasilitas
atau kemampuan untuk melakukan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar serta termasuk dalam Puskemas yang harus siap 24 jam sehari
dan 7 hari seminggu dengan kriteria menolong persalinan, dapat dijangkau
dengan waktu tempuh paling lama 2 jam ke fasyankes rujukan (Rumah Sakit)
dengan transportasi umum setempat dan minimal terdiri dari 1 dokter, 1 bidan
dan 1 orang perawat yang tinggal di sekitar lokasi Puskesmas.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 36
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun 2020 adalah 88,2 % dengan
distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 4 : Persentase Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun 2020
Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN TEMPAT
TIDUR MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN
KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN
NEONATAL
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN KET
1 Buton 6 6 100 TERCAPAI
2 Muna 4 4 100 TERCAPAI
3 Konawe 6 6 100 TERCAPAI
4 Kolaka 5 4 80
TIDAK
TERCAPAI
5 Konawe Selatan
11 8 73 TIDAK
TERCAPAI
6 Bombana 9 14 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 37
7 Wakatobi 7 15 100 TERCAPAI
8 Kolaka Utara 7 10 100 TERCAPAI
9 Buton Utara 6 6 100 TERCAPAI
10 Konawe Utara 4 4 100 TERCAPAI
11 Kolaka Timur 2 12 100 TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan 1 1 100
TERCAPAI
13 Kota Muna Barat 2 2 100 TERCAPAI
14 Kota Buton
Tengah
7 7 100 TERCAPAI
15 Kota Buton
Selatan 5 9 100
TERCAPAI
16 Kota Kendari 5 15 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 5 17 100 TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI
92 140 88,2 88,2
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa Kab/Kota telah mencapai
target definisi operasioan kriteria Indikator dari pusat untuk Puskesmas dengan
tempat tidur mampu memberikan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 38
neonatal yaitu 100% dengan total 15 Kab/Kota dan yang tidak mencapai hanya 2
kabupaten yaitu Kab.Kolaka, Konawe Selatan dan yang terendah adalah Kab.
Konawe Selatan dengan capaian 73%.
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020
Grafik 10 : Persentase Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal tahun 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dilihat dari grafik capaian maka dapat dilihat bahwa belum semua
puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal di provinsi sulawesi tenggara. Salah satu
kendala adalah kriteria yang harus dipenuhi yaitu harus tersedianya minimal 1
dokter dan harus bisa 24 jam 7 hari seminggu. Ketersediaan tenaga kesehatan
khususnya dokter di setiapa Puskesmas memang masih minim khsusnya di
Sulawesi Tenggara yang terdiri dari daerah kepulauan. Masih banyak juga tenaga
88,2100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
80 73
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN TEMPAT TIDUR MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN KEGAWAT
DARURATAN MATERNAL DAN NEONATALTH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 39
kesehatan terkumpul pada satu titik misalnya di ibu kota provinsi atau kabupaten
juga merupakan suatu permasalahan, karena proses penempatan pegawai sangat
bergantung pada otonomi dari daerah masing-masing. Solusi yang dapat
ditempuh adalah pendistribusian secara merata tenaga kesehatan di daerah serta
pengadaan kontrak kerja bagi tenaga kesehatan yang masing kurang sehingga
ketersediaan tenaga dapat terjaga.
4. KABUPATEN/KOTA MEMILIKI MINIMAL 1 RS MAMPU MELAKUKAN
PENANGANAN KASUS RUJUKAN KOMPLIKASI DAN
KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
Rumah Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi dan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah Rumah Sakit yang memiliki
kemampuan serta fasilitas penanganan kasus rujukan komplikasi dan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal siap 24 jam sehari dan 7 hari seminggu
untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin nifas dan bayi baru
lahir dengan komplikasi baik yang dating sendiri atau atas rujukan dari puskesmas
dan puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah puskemas yang memiliki fasilitas
atau kemampuan untuk melakukan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Rumah Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan
komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun 2020 adalah
88,2 % dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 40
Tabel 5 : Persentase Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun 2020
Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN TEMPAT
TIDUR MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN
KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN
NEONATAL
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN KET
1 Buton 1 1 100 TERCAPAI
2 Muna 1 1 100 TERCAPAI
3 Konawe 1 2 100 TERCAPAI
4 Kolaka 1 2 100 TERCAPAI
5 Konawe Selatan 1 1 100 TERCAPAI
6 Bombana 1 1 100 TERCAPAI
7 Wakatobi 1 1 100 TERCAPAI
8 Kolaka Utara 1 1 100 TERCAPAI
9 Buton Utara
1 0 0 TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe Utara 1 1 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 41
11 Kolaka Timur 1 1 100 TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan
1 1 100 TERCAPAI
13 Kota Muna Barat 1 1 100 TERCAPAI
14 Kota Buton
Tengah 1 0 0
TIDAK
TERCAPAI
15 Kota Buton
Selatan
1 1 100 TERCAPAI
16 Kota Kendari 1 12 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 1 2 100 TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI 17 29 88,2 88,2
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa Kab/Kota telah mencapai
target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk Persentase Rumah
Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi dan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun 2020 yaitu 100% adalah 15
Kab/Kota dan yang tidak mencapai hanya 2 kabupaten yaitu Kab.Buton Utara dan
Buton Tengah dengan capaian 0%.
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 42
Grafik 11 : Persentase Rumah Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan
komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Pada tahun 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dilihat dari grafik tersebut dapat kita simpulkan bahwa belum semua
Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara mampu melakukan penanganan kasus
rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Permasalahan
yang dihadapi adalah tidak semua rumah sakit tersedia tenaga dokter spesialis
obgyn dan anak yang notabene merupakan salah satu syarat bahwa Rumah sakit
itu mampu melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi dan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Solusi yang dapat ditempuh adalah
pendistribusian secara merata tenaga kesehatan di daerah serta pengadaan
kontrak kerja bagi tenaga kesehatan yang masing kurang sehingga ketersediaan
tenaga dapat terjaga.
88,2100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
0 0
PERSENTASE RS MAMPU MELAKUKAN PENANGANAN KASUS RUJUKAN KOMPLIKASI DAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 43
5. DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA MENYELENGGARAKAN AMP
MINIMAL 1 KALI SETIAP 3 BULAN
Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri
sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal oleh tim AMP dengan maksud
mencegah kesakitan dan ke matian dimasa yang akan datang.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP
minimal 1 kali setiap 3 bulan Pada tahun 2020 adalah 12% dengan distibusi
capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 6 : Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP minimal 1
kali setiap 3 bulan Pada tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
MENYELENGGARAKAN AMP MINIMAL 1
KALI SETIAP 3 BULAN
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KET
1 Buton 4 0 0 TIDAK
TERCAPAI
2 Muna 4 0 0 TIDAK
TERCAPAI
3 Konawe 4 2 50 TIDAK
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 44
TERCAPAI
4 Kolaka 4 4 100 TERCAPAI
5 Konawe Selatan 4 1 25 TIDAK
TERCAPAI
6 Bombana 4 0 0 TIDAK
TERCAPAI
7 Wakatobi 4 1 25 TIDAK
TERCAPAI
8 Kolaka Utara 4 2 50 TIDAK
TERCAPAI
9 Buton Utara 4 0 0 TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe Utara 4 1 25 TIDAK
TERCAPAI
11 Kolaka Timur 4 1 25 TIDAK
TERCAPAI
12
Konawe
Kepulauan 4 0 0
TIDAK
TERCAPAI
13 Kota Muna Barat 4 0 0 TIDAK
TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 45
14 Kota Buton
Tengah
4 0 0 TIDAK
TERCAPAI
15 Kota Buton
Selatan
4 2 50 TIDAK
TERCAPAI
16 Kota Kendari 4 4 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 4 0 0 TIDAK
TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI
68 18 12 12
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat hanya 2 Kabupaten/ kota yang telah
mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP minimal 1 kali setiap 3 bulan
Pada tahun 2020 yaitu minimal 4 kali adalah yaitu Kota Kendari dan Kab.Kolaka ,
dan tedapat 8 Kab/Kota yang tidak melaksanakan sama sekali dengan capaian
0% yaitu Kab.Muna Barat, Kota Baubau, Muna, Buton, Butur, Bombana, Konawe
Kepulauan, Buton Tengah.
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020
Grafik 12: Persentase Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP
minimal 1 kali setiap 3 bulan
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 46
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelaksanaan audit maternal
perinatal (AMP) di tingkat kabupaten masih cukup rendah. Salah satu kendala
yang dihadapi adalah sistem penganggaran yang di kabupaten masing-masing
belum mengakomodir untuk pelaksanaan AMP, adapun bagi kabupaten yang telah
melaksanakan juga sangat terkendala di definisi operasional yang mewajibkan
melaksanakan pelaksanaan AMP di setiap triwulan karena pada saat
penganggaran tahun sebelumnya hanya dianggarkan 1 atau 2 kali pertemua
pengkajian AMP.
Solusi alternatif yang dapat dilakukan adalah melakukan pengkajian AMP
melalui online dengan menggunakan aplikasi meeting seperit zoom atau web-ex,
namun memang sangat banyak terkendala dengan berbagai persamalahan
misalnya kondisi jaringan yang tidak stabil, kurang maksimal dalam berdisuksi
karena dilakukan tanpa tatap muka secara langsung.
12
100 100
50 50 50
25 25
75
25
75
0 0
25
0 0 0 0
PERSENTASE PENYELENGGARAAN KAJIAN AUDIT MATERNAL PERINATAL DI DINAS KABUPATEN/KOTA 1 KALI DISETIAP TRIWULAN
TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 47
Berdasarkan kelima kriteria indikator tersebut maka kabupaten yang
memenuhi syarat sebagai Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
GRAFIK 13 : PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari capaian ini dapat dilihat hanya 1 kabupaten yang mencapai 100% atau
memenuhi semua kriteria dari dari setiap definisi operasional Kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir tahun 2020.
sehingga capaian untuk provinsi terkait Kabupaten/kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
tahun 2020 yaitu 1 Kabupaten Kota dengan persentase 6 %. Hal ini belum
6
100
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
40 40 40 40
20
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN
BAYI BARU LAHIR
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 48
mencapai target perjanjian kinerja yang dijanjikan pada tahun 2020 yaitu 4
Kabupaten/ Kota.
3. Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan balita
Definisi Operasional
a) Seluruh puskesmas melaksanakan kelas ibu balita sedikitnya 50%
desa/ kelurahan yaitu tenaga kesehatan mendampingi kelompok
ibu/keluarga yang memiliki anak usia balita untuk mendiskusikan materi
kesehatan anak dalam Buku KIA
b) Seluruh Puskesmas melaksanakan pendekatan MTBS yaitu
menggunakan algoritma MTBS (formulir pencatatan MTBS) untuk melayani
kunjungan bayi muda dan balita sakit
c) Seluruh Puskesmas melaksanakan SDIDTK yaitu menindaklanjuti
rujukan balita dengan kemungkinan gangguan perkembangan sebagaimana
Pedoman Pelaksanaan SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
(Stimulasi/ Intervensi/Rujukan).
A. SELURUH PUSKESMAS MELAKSANAKAN KELAS IBU BALITA
SEDIKITNYA 50% DESA/ KELURAHAN
Kelas ibu balita adalah kelas dimana para ibu mempunyai anak berusia
antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi , tukar pendapat, tukar
pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator dengan
menggunakan buku KIA.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 49
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita Sedikitnya 50%
Desa/ Kelurahan Pada tahun 2020 adalah 83% dengan 53% saja yang memenuhi
kriteria seluruh Puskesmas diwilayahnya dengan distibusi capaian per Kab/Kota
sebagai berikut :
Tabel 7 : Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita Sedikitnya 50%
Desa/ Kelurahan Pada tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PUSKESMAS MELAKSANAKAN KELAS IBU
BALITA SEDIKITNYA 50% DESA/
KELURAHAN
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KET
1 Buton 14 14 100 TERCAPAI
2 Muna
30 25 83
TIDAK
TERCAPAI
3 Konawe 29 20 69
TIDAK
TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5 Konawe Selatan 24 20 83
TIDAK
TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 50
6 Bombana 22 22 100 TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8 Kolaka Utara 16 16 100 TERCAPAI
9 Buton Utara 10 3 30
TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe Utara 22 22 100 TERCAPAI
11 Kolaka Timur
12 6 50
TIDAK
TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan 8 8 100 TERCAPAI
13 Kota Muna Barat 15 6 40
TIDAK
TERCAPAI
14
Kota Buton
Tengah 14 12 86
TIDAK
TERCAPAI
15 Kota Buton
Selatan 9 9 100 TERCAPAI
16 Kota Kendari 15 15 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 17 10 59
TIDAK
TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 51
TOTAL
PROVINSI 291 242 83 53
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat hanya 9 atau 53% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita Sedikitnya 50% Desa/ Kelurahan yaitu
100%, dan yang terendah adalah Kab.Buton Utara yaitu 30%
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020
Grafik 14 : Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita Sedikitnya 50%
Desa/ Kelurahan
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa hanya beberapa Kabupaten yang
telah memenuhi kriteria seluruh puskesmas telah melaksanakan kelas ibu balita
83100 100 100 100 100 100 100 100 100
86 83 8369
5950
4030
CAKUPAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN KELAS IBU BALITA DI 50% DESA/KELURAHAN
TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 52
minimal di 50% wilayah kerjanya. Dari 17 Kabupaten / Kota hanya 9
Kabupaten/Kota atau 57%. Salah satu permasalahan yang dihadapi hampir sama
dengan pelaksanaan kelas ibu hamil yaitu masalah pandemi covid-19 sehingga
pengadaan kegiatan untuk mengumpulkan masa ditunda untuk sementara waktu,
dan itu sangat berdampak pada capaian indikator tersebut.
B. SELURUH PUSKESMAS MELAKSANAKAN PENDEKATAN MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) adalah suatu ppendekatan yang
terpadu yang tata pelaksanaanya dilakukan pada balita sakit dengan fasilat rawat
jalan dengan pengetahuan pelayanan kesehatan.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Puskesmas Melaksanakan pendekatan MTBS Pada tahun 2020
adalah 84% dengan kabupaten yang telah mencapai seluruh puskesmasnya
melaksanakan pendekatan MTBS adalah 11 Kab dengan persentase 64% dengan
distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 8 : Persentase Puskesmas Melaksanakan Puskesmas Melaksanakan
pendekatan MTBS Pada tahun 2020 Pada tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 53
NO KAB PUSKESMAS MELAKSANAKAN PENDEKATAN
MTBS
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KET.
1 Buton 14 14 100 TERCAPAI
2 Muna 30 15 50 TIDAK
TERCAPAI
3 Konawe 29 29 100 TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5 Konawe Selatan 24 24 100 TERCAPAI
6 Bombana 22 22 100 TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8 Kolaka Utara 16 16 100 TERCAPAI
9 Buton Utara 10 9 90 TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe Utara 22 22 100 TERCAPAI
11 Kolaka Timur 12 9 75 TIDAK
TERCAPAI
12 Konawe 8 3 38 TIDAK
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 54
Kepulauan TERCAPAI
13 Kota Muna Barat 15 0 0 TIDAK
TERCAPAI
14 Kota Buton
Tengah 14 13 50
TIDAK
TERCAPAI
15
Kota Buton
Selatan 9 9 100 TERCAPAI
16 Kota Kendari 15 15 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 17 17 59 TIDAK
TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI 291 251 86 59
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat hanya 10 atau 59% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
Puskesmas Melaksanakan Pendekatan MTBS yaitu 100% dan yang terendah
adalah Kab.Muna Barat yaitu 0%.
Tren capaian Puskesmas yang melaksanakan Pendekatan MTBS dari tahun 2019-
2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 55
Grafik 15 : Tren cakupan Puskesmas Melaksanakan Pendekatan MTBS pada tahun
2019-2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan capaian
pelaksanaan Puskesmas yang telah melaksanakan Pendekatan MTBS dari tahun
2019 sebesar 56,4% menjadi 86% pada tahun 2020. Hal ini antara lain di
dasarkan dari beberapa pelatihan yang telah dilakukan baik di tingkat Provinsi
maupun tingkat Kab/Kota. Namun demikian masih jauh dari target pusat yaitu
harus 100% dilaksanakan oleh seluruh puskesmas.
MTBS juga merupakan standar pelayanan minimal balita sakit sakit sesuai
dengan SPM bidang kesehatan Kab/kota untuk balita. Sehingga pelaksanaan MTBS
harus dilakukan pada semua balita sakit. Rendahnya capain pelayanan MTBS
disebabkan beberapa hal yaitu SDM terlatih sangat kurang terutama Puskesmas di
kabupaten pemekaran baru, Kepatuhan dan pendampingan masih kurang, sapras
pendukung tidak tersedia, dan kendala pencatatan dan pelaporan masih minimnya
56,4586
2019 2020
PERSENTASE PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN MTBS TAHUN 2019-2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 56
kepatuhan dari Kab/Kota untuk mengisi format pelaporan yang ada sesuai dengan
form yang telah dibagikan oleh pihak provinsi.
Sebagian besar hanya mengisi pada beberap bulan saja, atau bahkan tidak
mencapat semua balita sakit yang dilayani sehingga menyulitkan proses identifkasi
pelayanan sesuai dengan format yang diberikan. Dari sisi validasi data, perlu
adanya pemahaman ulang terkait cara pengisian format serta identifikasi kegiatan
yang dimasukkan dalam format pelaporan.
C. SELURUH PUSKESMAS MELAKSANAKAN SDIDTK
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
balita dan anak prasekolah.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada
anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai
dengan umurnya.
Penyimpangan bisa salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu
kemampuan gerak kasar gerak halus bicara dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian anak
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Puskesmas Melaksanakan SDIDTK Pada tahun 2020 adalah
90% dengan 59% saja yang memenuhi kriteria seluruh Puskesmas diwilayahnya
dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 57
Tabel 9 : Persentase Puskesmas Melaksanakan SDIDTK Pada Tahun 2020
Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PUSKESMAS MELAKSANAKAN SDIDTK
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KET.
1 Buton 14 14 100 TERCAPAI
2 Muna 30 26 87 TIDAK
TERCAPAI
3 Konawe 29 22 76 TIDAK
TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5 Konawe Selatan 24 24 100 TERCAPAI
6 Bombana 22 22 100 TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8 Kolaka Utara 16 16 100 TERCAPAI
9 Buton Utara 10 8 80 TIDAK
TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 58
10 Konawe Utara 22 18 82 TIDAK
TERCAPAI
11 Kolaka Timur 12 12 100 TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan 8 4 50
TIDAK
TERCAPAI
13 Kota Muna Barat 15 15 100 TERCAPAI
14 Kota Buton
Tengah
14 9 64 TIDAK
TERCAPAI
15 Kota Buton
Selatan
9 9 100 TERCAPAI
16 Kota Kendari 15 15 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-Bau 17 14 82 TIDAK
TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI
291 262 90 59
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat hanya 10 atau 59% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
Puskesmas Melaksanakan SDIDTK yaitu 100%, adalah Kab.Konawe Selatan,
Kolaka, Kolaka Utara, Bombana, Wakatobi,Buton Selatan, Kota kendari, Buton,
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 59
Kolaka Timur, Muna Barat dan yang terendah adalah Kab.Konawe Kepulauan
yaitu 50%
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020.
Grafik 16 : Persentase Puskesmas Melaksanakan SDIDTK tahun 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa belum semua puskesmas pada setiap
Kabupaten/Kota melaksanakan program SDIDTK pada tahun 2020. Hanya 10
Kabupaten yang berhasil mencapai angka 100 % atau dapat diprsentasikan
sebesar 58,2% dari total 17 Kabupaten yang ada diwilayah sulawesu Tenggara.
Hal ini didasari karena pelaksanaan kunjungan SDIDTK juga sempat terhambat
dengan adanya pandemi covid-19 , dimanan balita merupakan kelompok yang
sangat rentan terhadap seranga wabah tersebut sehingga kontak dengan mereka
juga dibatasi. Ketersediaan tenaga yang mampu dalam pelaksanaan program
90100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
87 82 82 80 7664
50
PERSENTASE PUSKESMAS MELAKSANAKAN SDIDTKTH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 60
tersebut juga masih menjadi sedikit kendala, sehingga kadang di salah satu
puskesmas kegiatan ini tidak berjalan.
Beberapa solusi telah dijalankan oleh pihak dinas kesehatan Kabupaten
maupun dinas kesehatan provinsi sulawesi tenggara dengan mengadakan
pelatihan maupun On the job training melalui monev dan bimtek ke Puskesmas
sehingga diharapkan kegiatan ini dapat berjalan lebih maksimal di tahun
berikutnya.
Berdasarkan ketiga kriteria indikator tersebut maka kabupaten yang
memenuhi syarat sebagai Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan balita adalah sebagai berikut :
GRAFIK 17 : PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN BALITA
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
41
100 100 100 100 100 100 100
67 67
33 33 33 33 33
0 0 0
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN BALITA TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 61
Dari capaian ini dapat dilihat hanya 7 kabupaten yang mencapai 100% atau
memenuhi semua kriteria dari dari setiap definisi operasional Kabupaten / Kota
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan balita tahun 2020. sehingga
capaian untuk provinsi terkait Kabupaten / Kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan balita tahun 2020 yaitu 7 Kabupaten Kota dengan
persentase 41 %. Hal ini sudah mencapai target yang dijanjikan pada perjanjian
kinerja tahun 2020 yaitu 5 Kabupaten/Kota.
D. INDIKATOR 4. JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA
SEKOLAH DAN REMAJA
a) Minimal 40% Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR)
1) Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
adalah puskesmas yang memiliki menyelenggarakan layanan konseling
bagi anak usia sekolah dan remaja (6 – 18 tahun), dan membina
minimal 1 (satu) posyandu remaja di wilayah kerja puskesmas.
2) Layanan konseling merupakan sesi diskusi antara anak usia sekolah dan
remaja dengan tenaga kesehatan secara individu atau kelompok untuk
memahami masalah kesehatan remaja yang sedang dialami.
3) Pembinaan posyandu remaja yang dimaksud adalah menghadirkan
petugas di posyandu remaja untuk melakukan pendampingan kader
remaja dalam penyelenggaraan posyandu remaja.
4) Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari,
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 62
oleh, untuk dan bersama masyarakat untuk memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja (10 - 18 tahun).
5) Penyelenggaraan posyandu remaja meliputi 3 hal yaitu pemberian KIE,
pelayanan kesehatan, dan layanan konseling.
Pemberian KIE yang diberikan antara lain terkait kesehatan reproduksi,
pendidikan keterampilan hidup sehat, gizi, pencegahan kekerasan,
pencegahan PTM dan PM dalam bentuk penyuluhan, permainan, dan
metode interaktif lainnya.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan antara lain skrining kesehatan
(contoh: pemeriksaan tanda vital, pengukuran status gizi/ antropometri,
skrining anemia, dll), pemberian tablet tambah darah pada remaja
putri, layanan rujukannya, dll.
Layanan konseling merupakan sesi diskusi antara remaja dengan
tenaga kesehatan/ kader remaja secara individu atau kelompok untuk
memahami masalah kesehatan remaja yang sedang dialami
b) Setiap Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang
ada di wilayah kerja Puskesmas.
1) Pembinaan sekolah/madrasah yang dimaksud adalah melakukan
fasilitasi kegiatan UKS/M yang diimplementasikan dalam
sekolah/madrasah meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.
2) Kegiatan pendidikan kesehatan antara lain: Literasi kesehatan (contoh:
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 63
membaca dan mendiskusikan materi kesehatan menggunakan buku
rapor kesehatanku atau buku kesehatan lainnya) , Pembiasaan perilaku
hidup bersih dan sehat (contoh: cuci tangan dan gosok gigi bersama,
dll), Pendidikan gizi (contoh: sarapan bersama, dll), dan optimalisasi
aktifitas fisik (contoh: peregangan diantara jam pelajaran, dll).
3) Kegiatan pelayanan kesehatan antara lain: Penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala (100% peserta didik), Pemberian Tablet Tambah
Darah (remaja putri tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA), pemberian
obat cacing dan imunisasi (bagi tingkat SD/MI).
4) Kegiatan pembinaan lingkungan sehat antara lain: pembinaan sanitasi
sekolah (contoh: kebersihan toilet, lingkungan sekolah, saluran air, dll),
pembinaan kantin (contoh: kebersihan kantin, keamanan pangan, dan
menu bergizi, dll), pengelolaan sampah (contoh: pemiilahan sampah,
dll).
5) Kabupaten kota menentukan Proporsi setiap jenjang pendidikan
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) yang dibina setiap Puskesmas.
6) Jika dalam satu wilayah kerja Puskesmas tidak terdapat 1 (satu)
jenjang pendidikan atau lebih maka pembinaan yang dilakukan hanya
jenjang pendidikan yang ada di wilayah puskesmas dengan total
minimal 20% sekolah/madrasah.
1. MINIMAL 40% PUSKESMAS MAMPU LAKSANA PELAYANAN
KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)
Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja adalah Pelayanan kesehatan
yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan, menerima
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 64
remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka
akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan tersebut.Singkatnya, PKPR adalah pelayanan kesehatan
kepada remaja yang mengakses semua golongan remaja, dapat diterima, sesuai,
komprehensif, efektif dan efisien
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase puskesmas mampu laksana pelayanan kesehatan peduli remaja
(PKPR) Pada tahun 2020 adalah 71% dengan 88,23% Kabupaten yang memenuhi
kriteria 40 % Puskesmas mampu laksana pelayanan PKPR diwilayahnya dengan
distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 10 : Persentase Puskesmas mampu laksana PKPR Pada Tahun 2020
Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PERSENTASE PUSKESMAS MAMPU LAKSANA
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KETERANGAN
1 Buton 14 7 50 TERCAPAI
2 Muna 30 4 13 TIDAK TERCAPAI
3 Konawe 29 27 93 TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 65
5 Konawe
Selatan
24 23 96 TERCAPAI
6 Bombana 22 17 77 TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8
Kolaka
Utara 16 6 38 TIDAK TERCAPAI
9 Buton Utara 10 9 90 TERCAPAI
10 Konawe
Utara
22 13 59 TERCAPAI
11 Kolaka
Timur 12 6 50 TERCAPAI
12
Konawe
Kepulauan 8 4 50 TERCAPAI
13 Kota Muna
Barat
15 7 47 TERCAPAI
14 Kota Buton
Tengah 14 14 100 TERCAPAI
15
Kota Buton
Selatan 9 5 56 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 66
16 Kota
Kendari
15 15 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-
Bau
17 17 100 TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI 291 208 71 88
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat sudah 15 atau 88,2% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
Puskesmas mampu laksana PKPR yaitu 40% dari total Puskesmas diwilayah
kerjanya. Hanya ada 2 Kabupaten yang belum mencapai yaitu Kab.Kolaka Utara
dan Kab. Muna dengan capaian terendah adalah 13% dari Kab.Muna. Adapun
tren capaian Puskesmas Mampu Melaksanakan PKPR dari tahun 2019-2020 dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 18 : Tren Capaian Puskesmas Mampu Melaksanakan PKPR dari tahun 2019-
2020
37,28
71
2019 2020
PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KESEHATAN
REMAJA TAHUN 2019
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 67
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan capaian Puskesmas
yang melaksanakan Kegiatan Kesehatan Remaja dari tahun 2019 sebesar 37,28%
menjadi 71% pada tahun 2020. Peningkatan capaian PKPR terjadi karena telah
dilaksanakan pelatihan PKPR pada tahun 2020, namun demikian diperlukan upaya
untuk meningkatkan capaian yaitu dengan mengusulkan pelatihan PKPR di tahun
2021 dan melakukan advokasi ke kab/kota untuk melaksanakan pelatihan dari
dana APBD II, selain itu dilakukan on the job training, pendampingan dan monev
berjenjang. Penekanan lain adalah perluasan cakupan sasaran remaja dengan
pembentukan posyandu remaja.
2. SETIAP PUSKESMAS MEMBINA MINIMAL 20 SEKOLAH/MADRASAH
(SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA) MELALUI KEGIATAN UKS/M
YANG ADA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS.
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip dan pola hidup sehat sedini
mungkin melalui pendidikan kesehatan , pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sehat yang dikenal dengan trias UKS.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI,
SMP/MTS, SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah kerja
puskesmas Pada tahun 2020 adalah 62% dengan 47,5% Kabupaten yang
memenuhi kriteria setiap Puskesmas diwilayahnya melakukan pembinaan minimal
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 68
20% sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut. Distibusi capaian per
Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 11 : Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI,
SMP/MTS, SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah kerja
puskesmas Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PUSKESMAS MEMBINA MINIMAL 20%
SEKOLAH/MADRASAH (SD/MI, SMP/MTS,
SMA/SMK/MA) MELALUI KEGIATAN UKS/M
YANG ADA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SASARAN ABSOLUT CAPAIA
N (%)
KETERANGA
N
1 Buton 14 14 100 TERCAPAI
2 Muna 30 15 50 TIDAK
TERCAPAI
3 Konawe 29 27 93 TIDAK
TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5
Konawe
Selatan 24 14 58
TIDAK
TERCAPAI
6 Bombana 22 20 91 TIDAK
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 69
TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8 Kolaka
Utara
16 16 100 TERCAPAI
9 Buton Utara 10 0 0 TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe
Utara
22 13 59 TIDAK
TERCAPAI
11 Kolaka
Timur
12 12 100 TERCAPAI
12
Konawe
Kepulauan 8 8 100 TERCAPAI
13
Kota Muna
Barat 15 15 100 TERCAPAI
14 Kota Buton
Tengah
14 8 57 TIDAK
TERCAPAI
15
Kota Buton
Selatan 9 9 100 TERCAPAI
16
Kota
Kendari 15 15 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 70
17 Kota Bau-
Bau
17 7 41 TIDAK
TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI
291 227 78 53
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat sudah 9 atau 53% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
setiap Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTS,
SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah kerja puskesmas
pada tahun 2020 ada 8 Kabupaten yang belum mencapai dengan capaian
terendah adalah adalah Kab.Buton Utara, Bombana, Buton Tengah, Muna Barat
dengan capaian 0%.
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020
Grafik 19 : Persentase Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah
(SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah
kerja puskesmas tahun 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 71
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sudah 9 Kabupaten yang mencapai
angak 100%, artinya semua Puskesmas diwilayah kerjanya telah melakukan
pembinaan diminimal 20% sekolah pada wilyah puskesmas tersebut. Namun
masih ada beberapa kabupaten yang belum semua puskesmasnya melakukan hal
tersebut bahkan ada yang belum mempunyao capaian sama sekali. Permasalahan
yang diahapi paling besar adalah terkait larang sekolah tatap muka pada mas
pandemi covid-19 sehingga mengakibatkan banyak sekolah yang melalakukan
pembelajaran online. Kondisi ini menyulitkan tercapainya indikator ini karena
notabenenya pemeriksaan kesehatan biasa dilakukan disekolak pada saat tatap
muka, melalui penjaringan ataupun BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
Berdasarkan kedua kriteria indikator tersebut maka kabupaten yang
memenuhi syarat sebagai Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan anak usia sekolah dan remaja adalah sebagai berikut :
78
100 100 100 100 100 100 100 100 100 93 91
59 58 57 5041
0
PERSENTASE MEMBINA MINIMAL 20% SEKOLAH/MADRASAH (SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA)
TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 72
GRAFIK 20: PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari capaian ini dapat dilihat hanya 9 kabupaten yang mencapai 100% atau
memenuhi semua kriteria dari dari setiap definisi operasional Kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja tahun
2020. sehingga capaian untuk provinsi terkait Kabupaten / Kota yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kesehatan anak usia sekolah dan remaja
tahun 2020 yaitu 9 Kabupaten Kota dengan persentase 53 %. Hal ini sudah
mencapai target perjanjian kinerja yang dijanjikan pada tahun 2020 yaitu 7
Kabupaten/ Kota.
E. JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN USIA REPRODUKSI
53
100 100 100 100 100 100 100 100
50 50 50 50 50 50 50 50
0
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN
ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 73
a) Minimal 50% puskesmas di wilayah kerja memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi calon pengantin (kespro catin).
b) Seluruh Puskesmas di wilayah kerja mampu dan melakukan pelayanan KB
Pasca Persalinan
1. MINIMAL 50% PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA MEMBERIKAN
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI CALON PENGANTIN (KESPRO
CATIN).
Puskesmas memberikan pelayanan :
i. konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon
pengantin dan
ii. skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi
meliputi : (pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan IMT,
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas / LiLa) dan tanda anemia (pemeriksaan
konjungtiva dan pemeriksaan Hb).
iii. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau
perawat dan atau petugas gizi)
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase puskesmas di wilayah kerja memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi calon pengantin (kespro catin) Pada tahun 2020 adalah 82% dengan
88,2% Kabupaten yang memenuhi kriteria 50% Puskesmas diwilayahnya
melaksanakan pelayanan Kespro Catin Distibusi capaian per Kab/Kota sebagai
berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 74
Tabel 12 : Persentase puskesmas di wilayah kerja memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi calon pengantin (kespro catin) Pada Tahun 2020
Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA MEMBERIKAN
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI CALON
PENGANTIN (KESPRO CATIN)
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KETERANGAN
1 Buton 14 10 71 TERCAPAI
2 Muna 30 18 60 TERCAPAI
3 Konawe 29 27 93 TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5
Konawe
Selatan 24 17 71 TERCAPAI
6 Bombana 22 22 100 TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8
Kolaka
Utara 16 16 100 TERCAPAI
9 Buton Utara 10 8 80 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 75
10 Konawe
Utara
22 22 100 TERCAPAI
11 Kolaka
Timur
12 12 100 TERCAPAI
12
Konawe
Kepulauan 8 0 0 TIDAK TERCAPAI
13 Muna Barat 15 0 0 TIDAK TERCAPAI
14 Buton
Tengah
14 13 93 TERCAPAI
15 Buton
Selatan 9 9 100 TERCAPAI
16
Kota
Kendari 15 15 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-
Bau
17 17 100 TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI 291 240 82 88
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat sudah 15 atau 88% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
minimal 50% Puskesmas melaksanakan Kespro Catin di Kabupaten tersebut pada
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 76
tahun 2020. Terdapat 2 Kabupaten yang belum mencapai dengan capaian
terendah adalah adalah Kab. Muna Barat dan Konawe Kepulauan dengan capaian
0%.
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020
Grafik 21 : Persentase puskesmas di wilayah kerja memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi calon pengantin (kespro catin) tahun 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sudah hampir semua kabupaten
memiliki 50% puskesmas telah melaksanakan program kespo catin. Hanya ada
dua kabupaten yang belum melaksanakan.perlunya kerjasama lintas sektor
khsusnya KUA setempat untuk berkooridinasi dan mengarahkan calon pengantin
untuk memeriksakan kesehatannya di puskesmas merupakan salah satu kunci
keberhasilan dari indikator ini. Bahkan pada beberapa kabupaten telah dilakukan
inisiasi berupa perjanjian kerja sama / MOU antara dinas kesehatan dengan
82100 100 100 100 100 100 100 100 100 93 93
8071 71
60
0 0
PERSENTASE PUSKESMAS MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI CALON PENGANTIN (KESPRO CATIN)
TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 77
Kementrian Agama dalam hal ini Kantor KUA yang ada di Kabupaten tersebut
terkait pelayanan reproduksi bagi calon pengantin.
2. SELURUH PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA MAMPU DAN MELAKUKAN
PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN
Puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan
dengan metoda cara modern (AKDR/ pil/ suntik/ kondom/ MAL/ implan/
vasektomi) dilakukan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan. KB
Pasca Persalinan (KB PP) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada PUS
setelah persalinan sampai kurun waktu 42 hari, dengan tujuan untuk
menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan. Pelayanan diberikan oleh
tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan). Mempunyai minimal 2 (dua)
orang tenaga kesehatan yang kompeten yaitu :
i. dokter dan atau
ii. bidan yang sudah mendapatkan pelatihan Contraceptive Technolgy Update
(CTU)/ pelatihan keluarga berencana (KB) / orientasi KB Pasca Persalinan
(KBPP)
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase puskesmas di wilayah kerja mampu dan melakukan pelayanan
KB pasca persalinan Pada tahun 2020 adalah 100% dengan seluruh Kabupaten
memenuhi kriteria 100% Puskesmas diwilayahnya melaksanakan pelayanan
mampu dan melakuan pelayanan KB Pasca salin. Distibusi capaian per Kab/Kota
sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 78
Tabel 13 : Persentase Puskesmas di wilayah kerja mampu dan melakukan
pelayanan KB pasca persalinan Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA MAMPU DAN
MELAKUKAN PELAYANAN KB PASCA
PERSALINAN
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KET
1 Buton 14 14 100 TERCAPAI
2 Muna 30 30 100 TERCAPAI
3 Konawe 29 29 100 TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5
Konawe
Selatan 24 24 100 TERCAPAI
6 Bombana 22 22 100 TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8 Kolaka
Utara 16 16 100 TERCAPAI
9 Buton Utara 10 10 100 TERCAPAI
10 Konawe 22 22 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 79
Utara
11 Kolaka
Timur
12 12 100 TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan 8 8 100 TERCAPAI
13 Muna Barat 15 15 100 TERCAPAI
14 Buton
Tengah
14 14 100 TERCAPAI
15 Buton
Selatan
9 9 100 TERCAPAI
16
Kota
Kendari 15 15 100 TERCAPAI
17
Kota Bau-
Bau 17 17 100 TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI
291 291 100 100
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat sudah 17atau 100% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
seluruh Puskesmas mampu dan melakukan pelayanan KB pasca persalinan pada
tahun 2020.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 80
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020
Grafik 22 : Persentase Puskesmas di wilayah kerja mampu dan melakukan
pelayanan KB pasca persalinan tahun 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sudah seluruh kabupaten/ Kota
memiliki puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB pasca
persalinan. Keberhasilan indikator ini dikarenakan pelayanan KB sudah sejak lama
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Yang harus menjadi perhatian adalah
bagaimana konseling dan memberikan pehaman terkait manfaat dari pelaksanaan
KB terutama bagi masyarakat. Sekalipun telah semua puskesmas mampu
memberikan pelayanan KB pasca salin, namun perlu juga diperhatika dari cakupan
pelayanan KB pasca salin. Masih banyak PUS dengan Kategori 4T yang kadang
belum menggunakan program ini yang diakibatkan oleh kurangnya konseling dan
pemberian informasi yang jelas terkait pelaksanaan KB pasca persalinan.
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
PERSENTASE PUSKESMAS MAMPU DAN MEMBERIKAN PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN
TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 81
Berdasarkan kedua kriteria indikator tersebut maka kabupaten yang
memenuhi syarat sebagai Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan usia reproduksi adalah sebagai berikut :
GRAFIK 23 : PERSENTASE JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN USIA REPRODUKSI TAHUN 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari capaian ini dapat dilihat sudah 15 kabupaten yang mencapai 100%
atau memenuhi semua kriteria dari dari setiap definisi operasional Kabupaten/kota
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi tahun 2020.
sehingga capaian untuk provinsi terkait Kabupaten/kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan usia reproduksi tahun 2020 yaitu 15 Kabupaten Kota dengan
persentase 88 %. Hal ini sudah mencapai target perjanjian kinerja yang dijanjikan
pada tahun 2020 yaitu 7 Kabupaten/ Kota.
88100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
50 50
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN USIA
REPRODUKSI TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 82
F. INDIKATOR 6. PERSENTASE KABUPATEN/ KOTA YANG
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lansia
adalah meliputi:
a) Seluruh puskesmas membina posyandu lansia di 50% desa di wilayah
kerjanya
b) Minimal 50% Puskesmas yang ada di kabupaten/kota menyelenggarakan
pelayanan kesehatan santun lansia
c) Kabupaten/kota mengembangkan Program Perawatan Jangka Panjang bagi
Lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan: orientasi
Program Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia dan panduan praktis bagi
caregiver informal
1. SELURUH PUSKESMAS MEMBINA POSYANDU LANSIA DI 50% DESA
DI WILAYAH KERJANYA
Seluruh puskesmas membina posyandu lansia di 50% desa di wilayah
kerjanya, adalah seluruh puskesmas melaksanakan pembinaan pada posyandu
lansia sedikitnya di 50% desa di wilayah kerjanya sehingga posyandu lansia buka
minimal 4 kali dalam satu tahun pada setiap desa tersebut
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase puskesmas membina Posyandu lansia di 50% desa diwilayah
kerjanya Pada tahun 2020 adalah 93%% dengan persentae Kabupaten yang
memenuhi kriteria seluruh puskesmasnya telah membina posyandu lansia di 50%
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 83
desa di diwilayahnya adalah 76,4%. Distibusi capaian per Kab/Kota sebagai
berikut :
Tabel 14 : Persentase Puskesmas puskesmas membina Posyandu lansia di 50%
desa diwilayah kerjanya Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PUSKESMAS PUSKESMAS MEMBINA
POSYANDU LANSIA DI 50% DESA DIWILAYAH
KERJANYA
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KET
1 Buton 14 14 100 TERCAPAI
2 Muna 30 30 100 TERCAPAI
3 Konawe 29 27 100 TIDAK
TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5 Konawe
Selatan
24 24 100 TERCAPAI
6 Bombana 22 22 100 TERCAPAI
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8 Kolaka 16 16 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 84
Utara
9 Buton Utara 10 10 100 TERCAPAI
10 Konawe
Utara
22 21 95 TIDAK
TERCAPAI
11
Kolaka
Timur 12 11 100
TIDAK
TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan
8 8 100 TERCAPAI
13 Muna Barat 15 0 0 TIDAK
TERCAPAI
14
Buton
Tengah 14 14 100 TERCAPAI
15
Buton
Selatan 9 9 100 TERCAPAI
16 Kota
Kendari
15 15 100 TERCAPAI
17
Kota Bau-
Bau 17 17 100 TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI 291 272 93 76,4
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 85
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat sudah 13 atau 76,4% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
seluruh puskesmas membina posyandu lansia di 50% desa di wilayah kerjanya
pada tahun 2020. Capaian terendah hanya 1 Kabupaten/Kota yaitu Kab.Muna
Barat dengan capaian 0%.
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru di
tahun 2020
Grafik 24 : Persentase Puskesmas membina posyandu lansia di 50% desa di
wilayah kerjanya tahun 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sudah hampir semua Puskesmas di
17 Kabupaten/Kota telah melaksanakan posyandu lansia di 50% desa diwilayah
kerjanya , dari 17 Kabupaten sudah 13 Kabupaten/Kota yang mencapai 100%
disusul 3 Kabupaten yang sudah diatas 90%. Hanya ada satu Kabupaten yang
93 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 95 93 92
0
PERSENTASE PUSKEMAS MEMBINA POSYANDU LANSIA DI 50% DESA DI WILAYAH KERJANYA.
TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 86
masih kosong capaiannya yaitu Kab.Muna Barat. Peningkatan capaian ini tidak
lepas dari peran aktif para tenaga kesehatan untuk membentuk posyandu lansia
diwilayahnya, tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat
sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan untuk penanggulangan
pandemi covid-19.
2. MINIMAL 50% PUSKESMAS YANG ADA DI KABUPATEN/KOTA
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN SANTUN LANSIA
Puskesmas santun lansia adalah puskesmas yang melaksanakan pelayanan
kesehatan pada pra lansia dan lansia yang meliputi pelayanan promotif, preventif
dan kuratif serta rehabilitatif yang lebih menekankan unsur proaktif, kemudahan
proses pelayanan, santun, sesuai standar pelayanan dan kerja sama dengan unsur
lintas sektor.
Puskesmas santun Lansia adalah Puskesmas yang memberikan pelayan
kesehatan dengan kriteria :
Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas dengan menyediakan
petugas trlatih atau memahami pelayanan kesehatan lansia dan geriatri
Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana
yang aman dan mudah di akses
Melakukan pelayanan secara pro aktif minimal 50% desa mempunyai
Posyandu Lansia
Melakukan Koordinasi dengan Lintas Program dengan Pendekatan siklus
hidup
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 87
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun
lansia Pada tahun 2020 adalah 80% dengan persentae Kabupaten yang memenuhi
kriteria minimal 50% puskesmas yang ada di kabupaten/kota menyelenggarakan
pelayanan kesehatan santun lansia adalah 82,3%. Distibusi capaian per Kab/Kota
sebagai berikut :
Tabel 15 : Persentase Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan
santun lansia Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB PUSKESMAS MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN SANTUN LANSIA
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KETERANG
AN
1 Buton 14 4 29 TIDAK
TERCAPAI
2 Muna 30 25 83 TERCAPAI
3 Konawe 29 15 52 TERCAPAI
4 Kolaka 14 14 100 TERCAPAI
5
Konawe
Selatan 24 7 29
TIDAK
TERCAPAI
6 Bombana 22 22 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 88
7 Wakatobi 20 20 100 TERCAPAI
8 Kolaka
Utara
16 16 100 TERCAPAI
9 Buton Utara 10 0 0 TIDAK
TERCAPAI
10
Konawe
Utara 22 21 95 TERCAPAI
11 Kolaka
Timur
12 12 100 TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan 8 8 100 TERCAPAI
13 Muna Barat 15 15 100 TERCAPAI
14
Buton
Tengah 14 14 100 TERCAPAI
15 Buton
Selatan
9 9 100 TERCAPAI
16
Kota
Kendari 15 15 100 TERCAPAI
17
Kota Bau-
Bau 17 17 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 89
TOTAL
PROVINSI
291 234 80 82
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat sudah 14 atau 82,3% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
Minimal 50% puskesmas yang ada di kabupaten/kota menyelenggarakan
pelayanan kesehatan santun lansia pada tahun 2020. Capaian terendah hanya 1
Kabupaten/Kota yaitu Kab.Buton Utara dengan capaian 0%. Adapun tren capaian
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lansia dari tahun
2019-2020 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 25 : Tren Capaian Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan
santun lansia dari tahun 2019-2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan capaian persentase
puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lansia dari tahun
2019 sebesar 12,54% menjadi 80% . Hal ini disebabkan antara lain pihak
12,54
80
2019 2020
PERSENTASE PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN
SANTUN LANSIA TAHUN 2019
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 90
puskesmas sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
pelayanan kesehatan kepada lansia. Bentuk pelatihan dan sosialisasi terkait
puskesmas santun lansia juga sudah dilakukan di tingkat Kab/kota sehingga
tingkat keterpaparan tenaga kesehatan terhadap program ini juga sudah mulai
meningkat. Namun demikian ada beberapa kendala yang dihadapi seperti
terbatasnya jumlah sarana penunjang pelayanan kepada lansia di puskesmas
seperti pengangan tangga ataupun sandaran pada kursi duduk. Pelaksanaan
antrian juga kadang tidak terpisah dengan antrian pasien umum.
Upaya yang dilakukan adalah melakukan pendampingan dan monev
berjenjang tentang pelayanan kesehatan santun lansia, mengingat belum semua
petugas puskemas terpapar pelatihan. Melakukan advokasi ke kab/kota untuk
melaksanakan sosialisasi dan orientasi pelayanan kesehatan santun lansia.
3. KABUPATEN/KOTA MENGEMBANGKAN PROGRAM PERAWATAN
JANGKA PANJANG BAGI LANSIA DI MINIMAL 10% PUSKESMAS
DALAM BENTUK KEGIATAN: ORIENTASI PROGRAM PERAWATAN
JANGKA PANJANG BAGI LANSIA DAN PANDUAN PRAKTIS BAGI
CAREGIVER INFORMAL
Kabupaten/kota mengembangkan Program Perawatan Jangka Panjang bagi
Lansia, adalah kabupaten/ kota telah mulai melaksanakan Program Perawatan
Jangka Panjang bagi Lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan
orientasi Program Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia dan panduan praktis
bagi caregiver informal
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 91
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase kabupaten/kota mengembangkan program perawatan jangka
panjang bagi lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan Pada
tahun 2020 adalah 24% Distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 16 : Persentase kabupaten/kota mengembangkan program perawatan
jangka panjang bagi lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan
Pada Tahun 2020 Berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB Kabupaten/Kota Mengembangkan Program
Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia Di
Minimal 10% Puskesmas Dalam Bentuk
Kegiatan
SASARAN ABSOLUT CAPAIAN
(%)
KETERANGAN
1 Buton 1 0 0 TIDAK
TERCAPAI
2 Muna 1 1 100 TERCAPAI
3 Konawe 1 0 0 TIDAK
TERCAPAI
4 Kolaka 1 1 100 TERCAPAI
5 Konawe 1 0 0 TIDAK
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 92
Selatan TERCAPAI
6 Bombana 1 0 0 TIDAK
TERCAPAI
7 Wakatobi 1 0 0 TIDAK
TERCAPAI
8
Kolaka
Utara 1 0 0
TIDAK
TERCAPAI
9 Buton Utara 1 0 0 TIDAK
TERCAPAI
10 Konawe
Utara 1 0 0
TIDAK
TERCAPAI
11
Kolaka
Timur 1 1 100 TERCAPAI
12 Konawe
Kepulauan
1 0 0 TIDAK
TERCAPAI
13 Muna Barat 1 0 0 TIDAK
TERCAPAI
14
Buton
Tengah 1 0 0
TIDAK
TERCAPAI
15 Buton 1 0 0 TIDAK
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 93
Selatan TERCAPAI
16 Kota
Kendari
1 1 100 TERCAPAI
17 Kota Bau-
Bau 1 0 0
TIDAK
TERCAPAI
TOTAL
PROVINSI 17 4 24 24
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat hanya 4 atau 24% Kabupaten/ kota yang
telah mencapai target definisi operasional kriteria Indikator dari pusat untuk
kabupaten/kota mengembangkan program perawatan jangka panjang bagi lansia
di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan pada tahun 2020. Sisanya 16
Kabupaten/Kota masih belum melaksanakan sehingga capaian masih 0%.
Indikator ini tidak memiliki tren capaian karena merupakan indikator baru
di tahun 2020
Grafik 26 : Persentase kabupaten/kota mengembangkan program perawatan
jangka panjang bagi lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan
tahun 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 94
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hanya 4 kabupaten/kota
mengembangkan program perawatan jangka panjang bagi lansia di minimal 10%
puskesmas dalam bentuk kegiatan tahun 2020. Adapun hal ini dikarenakan ini
adalah indikator yang baru dikeluarkan tahun 2020 dan baru pada bulan
november 2020 dilakukan orientasi oleh pihak kementrian kesehatan melalui
aplikasi zoom secara online. Namum demikian, pihak provinsi maupun
Kabupaten/Kota telah melakukan inisiasi semaksimal mungkin walaupun dalam
batas waktu yang sempit di tahun 2020, sehingga kedepannya pada tahun 2021
akan dilakukan kembali monitoring dan evaluasi serta pendampingan untuk
pemenuhan target dari indikator tersebut.
Berdasarkan ketiga kriteria indikator tersebut maka kabupaten yang
memenuhi syarat sebagai Persentase kabupaten/kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan lansia tahun 2020 adalah sebagai berikut :
24
100 100 100 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA MELAKSANAKAN PROGRAM PERAWATAN JANGKA PANJANG BAGI LANSIA MINIMAL DI 10%
PUSKESMASTH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 95
GRAFIK 27 : PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA TAHUN 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Pelayanan Kesehatan Keluarga Tahun 2020
Dari capaian ini dapat dilihat hanya 3 kabupaten yang mencapai 100%
atau memenuhi semua kriteria dari dari setiap definisi operasional Persentase
kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lansia tahun 2020.
sehingga capaian untuk provinsi terkait Persentase kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan lansia tahun 2020 yaitu 3 Kabupaten
Kota dengan persentase 18 %. Hal ini belum mencapai target perjanjian kinerja
yang dijanjikan pada tahun 2020 yaitu 45%.
18
100 100 100
67 67 67 67 67 67 67 67
33 33 33 33 33 33
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANJUT
USIA TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 96
1.3 INDIKATOR PROGRAM PEMBINAAN PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN
KERJA DAN OLAHRAGA
Capaian Program Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah sebagai
berikut :
No. Sasaran
Program
/Kegiata
n
Indikator Kinerja Target Target
provinsi
Capaian
Program
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pembinaan
Upaya
Kesehatan
Kerja dan
Olahraga
1.
2.
Jumlah Kabuaten/Kota
yang menyelenggarakan
kesehatan kerja
Jumlah Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan
ksehatan olahraga
308
308
10
10
16
(Tercapai)
14
(Tercapai)
1.3.1 HASIL CAPAIAN PROGRAM PEMBINAAN PEMBINAAN UPAYA
KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
A. JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN KESEHATAN
KERJA
Kabupaten Kota yang melaksanakan kegiatan Kesehatan Kerja menurut
definisi operasionalnya adalah minimal 60% Puskesmas di wilayah kerjanya
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 97
melaksanakan kesehatan kerja, tersedianya surat keputusan (SK) atau surat
edaran (SE) yang mendukung pelasanaan kesehatan kerja ditingkat
Kabupaten/Kota, Pembinaan Kesehatan Kerja disektor formal , pembinaan
kelamatan kerja (K3) fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten/Kota.
Kegiatan pembinaan Puskesmas diawali dengan pelatihan tenaga
kesehatan,bimbingan tehnis dan menajemen kesehatan olahraga berjenjang ang
melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja pada
tahun 2020 adalah 89% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
tabel 17 : Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar
pada tahun 2019 berdasarkan Kab/Kota :
No Kab./Kota Persentase Puskesmas yg melaksanakan
Kesehatan Kerja
Sasaran Absolut capaian Ket
1 Buton 14 12 86 Tercapai
2 Muna 30 20 67 Tercapai
3 Konawe 29 29 100 Tercapai
4 Kolaka 14 14 100 Tercapai
5 Konawe Selatan 24 24 100 Tercapai
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 98
6
Bombana 22 0 0
Tidak
Tercapai
7 Wakatobi 20 20 100 Tercapai
8 Kolaka Utara 16 16 100 Tercapai
9 Buton Utara 10 10 100 Tercapai
10 Konawe Utara 22 14 64 Tercapai
11 Kolaka Timur 12 12 100 Tercapai
12 Konawe Kepulauan 8 7 88 Tercapai
13 Muna Barat 15 15 100 Tercapai
14 Buton Tengah 14 14 100 Tercapai
15 Buton Selatan 9 9 100 Tercapai
16 Kota Kendari 15 15 100 Tercapai
17 Kota Bau-Bau 17 17 100 Tercapai
provinsi 291 248 85 94
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 28 : Persentase Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja pada
tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 99
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2019
Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi
ditempati oleh 12 Kab/Kota yaitu 100% dan yang terendah adalah Kab.Bombana
dengan cakupan 0%. Dari target Provinsi sebesar 10 Kab/Kota atau 58%, cakupan
yang di dapatkan adalah 94%, dimana sudah 16 Kab/Kota yang melaksanakan
program ini .hal ini sudah mencapai target pusat dan target provinsi yang di
janjikan pada tahun 2020.
Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Grafik 29 : Tren Cakupan Puskesmas Yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja
Dari Tahun 2018-2019
8667
100 100 100
0
100 100 100
64
10088
100 100 100 100 10085
Persentase Puskesmas yg Melaksanakan Kesehatan Kerja TH 2020
89
85
2019 2020
TREN PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KESEHATAN KERJA TAHUN 2019-2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 100
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi penurunan capaian puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan kerja dasar tahun 2019 sebesar 89% menjadi 85 %
pada tahun 2020. Salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan cakupan ini
adalah terdapat salah satu Kabupaten yang tidak melaksanakan sama sekali
program ini pada tahun 2020 yaitu kab.Bombana.
B. JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN KESEHATAN
OLAHRAGA
Definisi Oprasional Persen Kabupaten/Kota yang melaksanakan kesehatan
olah raga adalah: 1) Minimal 60% Puskesmas di wilayah kerjanya
Kabupaten/Kota) melaksanakan kesehatan olahraga 2) Tersedianya Surat
keputusan (SK atau surat edaran SE), 3). Pembinaan Kebugaran Jasmani pekerja
tingkat kabupaten/Kota
Sasaran yang melaksanakan Kesehatan Kerja adalah Puskesmas yang telah
mendapatkan peningkatan kapasitas di bidang kesehatan kerja, pembinaan, dan
telah mengimplementasikan program yang dibuktikan dengan adanya Laporan
Bulanan Kesehatan Pekerja (LBKO).
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Kabupaten Kota yang melaksanakan Kesehatan Olahraga pada
tahun 2020 adalah sebesar 82% atau 14 Kabupaten dengan capaian puskesmas
yang melaksanakan program ini adalah 78% dari total seluruh puskesmas di
Sulawesi Tenggara. Distribusi puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 101
Tabel 18 : Persentase Kabupaten Kota yang melaksanakan Kesehatan Olahraga
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota :
No Kab./Kota Persentase Kabupaten / Kota yg
melaksanakan Kesehatan Olahraga
Sasaran Absolut capaian Ket
1 Buton 14 14 100 Tercapai
2 Muna 30 20 67 Tercapai
3 Konawe 29 29 100 Tercapai
4 Kolaka 14 1 7
Tidak
Tercapai
5 Konawe Selatan 24 24 100 Tercapai
6
Bombana 22 0 0
Tidak
Tercapai
7 Wakatobi 20 11 55
Tidak
Tercapai
8 Kolaka Utara 16 16 100 Tercapai
9 Buton Utara 10 10 100 Tercapai
10 Konawe Utara 22 14 64 Tercapai
11 Kolaka Timur 12 12 100 Tercapai
12 Konawe Kepulauan 8 7 88 Tercapai
13 Muna Barat 15 15 100 Tercapai
14 Buton Tengah 14 14 100 Tercapai
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 102
15 Buton Selatan 9 9 100 Tercapai
16 Kota Kendari 15 15 100 Tercapai
17 Kota Bau-Bau 17 17 100 Tercapai
provinsi 291 228 78 82
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020
cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 30 : Persentase Kabupaten Kota yang melaksanakan Kesehatan Olahraga
pada tahun 2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020
Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa cakupan tertinggi
adalah di 10 Kab/Kota yaitu dengan capaian puskesmas 100%, dan yang terendah
adalaha Kab.Bombana dengan capaian 0%. Dari grafik dapat dilihat bahwa yang
memenuhi krteria minimal 60% jumlah Puskesmas diwilayah kerjanya
melaksanakan kesehatan olahraga adalah 14 Kab/Kota atau sebesar 82% dan ini
100
67
100
7
100
0
55
100 100
64
10088
100 100 100 100 10078
Persentase Kabupaten/Kota yg melaksanakan Kesehatan Olahraga Tahun
2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 103
sudah mencapai target yang dijanjikan pada perjanjian kinerja tahun 2020 sebesar
10 Kab/Kota atau 58%.
Tren cakupan dari tahun 2019-2020 dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Grafik 31 : Tren Cakupan Puskesmas Puskesmas yang melaksanakan kegiatan
kesehatan olahraga Dari Tahun 2019-2020
Sumber : Laporan Rutin Seksi bimdal Gizi Kesjaor Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi penurunan capaian persentase
Puskesmas yang melaksanakan Kesehatan Olahraga dari tahun 2019 sebesar
91% menjadi 78% pada tahun 2020. Hal ini dikarenakan terdapat 2 Kabupaten
yang capaiannya sangat rendah yaitu dibawah 10% (Kab.Kolaka dan
Kab.Bombana) sehingga mengakibatkan terjadi penurunan capaian yang cukup
signifikan pada capaian puskesmas yang melaksnakan program tersebut.
91
78
2019 2020
TREN PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KESEHATAN OLAHRAGA TAHUN 2019-2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 104
1.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN
Capaian program Penyehatan Lingkungan tahun 2020 adalah sebagai berikut :
No
.
Sasaran
Program/K
egiatan
Indikator Kinerja Target Target
provin
si
Capaian
Program
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Penyehatan
Lingkungan
1.
2.
3.
4.
5.
Persentase
desa/Kelurahan Stop
Buang air besar
sembarangan (SBS)
Jumlah Kabupaten /Kota
Sehat (KKS)
Persentase sarana air
minum yang
diawasi/diperiksa
kualitas air minumnya
sesuai standar
Jumlah fasyankes yang
memiliki pengelolaan
limbah medis sesuai
standar
Persentase Tempat
Pengelolaan Pangan
(TPP) yang memenuhi
syarat sesuai standar
40%
110
60%
2600
38%
40%
6
60%
30
38%
27,7% (Tidak
Tercapai)
4 ( Tidak
Tercapai)
13,40% (Tidak
Tercapai)
3 ( Tidak
Tercapai)
44,17
(Tercapai)
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 105
6.
Persentase Tempat dan
fasilitas umum (TFU)
yang dilakukan
pengawasan sesuai
standar
55% 55% 63,3%
(Tercapai)
1.4.1 HASIL CAPAIAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN
A. PERSENTASE DESA/KELURAHAN STOP BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN (SBS)
Kesehatan lingkungan yang baik adalah hal yang mutlak dipenuhi,
meskipun demikian beberapa wilayah yang ada di Sulawesi Tenggara masih
kurang peduli dengan kualitas kesehatan lingkungan terutama masyarakat yang
ada di pedesaan, kesehatan lingkungan belumlah dianggap sebagai hal yang
cukup penting dan mendesak, salah satunya adalah urusan buang air
besar ( BAB ) disembarang tempat seperti di sungai, di ladang, dan di kebun
bagi mereka di desa merupakan hal yang lumra dan wajar dilakukan. Upaya
peningkatan kualitas dan cakupan layanan sanitasi di Sulawesi Tenggara telah
dilakukan berbagai kegiatan untuk mendukung penyediaan air bersih,jamban
keluarga dan penyehatan lingkungan. Hal ini dilakukan terus menerus dengan
berbagai cara diantaranya melalui pendekatan pembangunan sanitasi berbasis
masyarakat.
Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM) dilakukan dengan
upaya pendekatan Sanitasi Total yang dikenal dengan Community Led Total
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 106
Sanitation ( CLTS ) . Pada gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (
STBM) ini terdapat 5 (lima ) pilar yaitu :
1. Perilaku buang air besar di jamban atau stop buang air besar sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minum skala rumah tangga
4. Pengamanan air limbah skala rumah tangga
5. Pengamanan sampah skala rumah tangga
Pendekatan STBM ini secara sederhana mengabstraksi prinsip-prinsip
antara lain menghandalkan partisipasi masyarakat secara aktif tanpa subsidi dari
luar , solidaritas sosial dan kebanggaan masyarakat sebagai elemen motivasi.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) pada
tahun 2020 adalah 616 desa/Kelurahan dengan distibusi capaian per Kab/Kota
sebagai berikut :
Tabel 19 : Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota :
NO KAB/KOTA
Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang
Air Besar Sembarangan (SBS) pada tahun
2020
SASARAN ODF
VERIFIKASI
% KET
1 BAUBAU 43 43 100 TERCAPAI
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 107
2 KENDARI 64 64 100 TERCAPAI
3 BOMBANA 141 37 26,2
TIDAK
TERCAPAI
4 BUTON 95 8 8,4
TIDAK
TERCAPAI
5 BUTON SELATAN 69 13 18,8
TIDAK
TERCAPAI
6 BUTON TENGAH 77 10 13,0
TIDAK
TERCAPAI
7 BUTON UTARA 91 6 6,6
TIDAK
TERCAPAI
8 KOLAKA 135 62 45,9
TIDAK
TERCAPAI
9 KOLAKA TIMUR 133 27 20,3
TIDAK
TERCAPAI
10 KOLAKA UTARA 133 40 30,1
TIDAK
TERCAPAI
11 KONAWE 337 93 27,6
TIDAK
TERCAPAI
12 KONAWE SELATAN 361 164 45,4 TIDAK
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 108
TERCAPAI
13 KONAWE UTARA 146 0 0,0
TIDAK
TERCAPAI
14
KONAWE
KEPULAUAN 64 0 0,0
TIDAK
TERCAPAI
15 MUNA 151 10 6,6
TIDAK
TERCAPAI
16 MUNA BARAT 86 1 1,2
TIDAK
TERCAPAI
17 WAKATOBI 100 38 38,0
TIDAK
TERCAPAI
SULTRA 2226 616 27,7
TIDAK
TERCAPAI
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 32 : Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
pada tahun 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 109
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah desa/kelurahan Stop
Buang Air Besar Sembangan (BABS) 100% atau telah mencapai kota ODF
verifikasi yaitu Kota Kendari dan Kota Baubau sedangkan Kabupaten yang belum
memiliki desa/kelurahan BABS adalah Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten
Konawe Kepulauan. Kabuaten/Kota yang telah mencapai target indikator kinerja
jumlah desa SBS 40% tahun 2020 adalah Kabupaten Kolaka 45,9%, Kabupaten
Konawe Selatan 45,4%.
Indikator ini merupakan indikator yang baru dimasukkan pada renstra 2020-2025
sehingga belum memiliki Tren cakupan
B. JUMLAH KABUPATEN /KOTA SEHAT (KKS)
Kegiatan Kabupaten/Kota sehat merupakan strategi di era desentralisasi
untuk mendorong potensi masyarakat dan dunia usaha di perkotaan dan wilayah
kabupaten dalam meningkatkan kualitas lingkungan wilayahnya, sehingga mampu
mengatasi berbagai masalah lingkungan spesifik yang ada di kota dan kabupaten.
27,60
6,6
45,4
20,3
0
100
20,7 18,8
1,2
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 110
Tujuan dari program kabupaten/kota sehat adalah tercapainya suatu kondisi
Kabupaten/Kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk di huni dan bekerja
bagi warganya dengan terlaksananya pembangunan di berbagai bidang.
Program kabupaten/kota sehat akan terwujud apabila ada keinginan,
komitmen dan kemampuan para pengambil kebijakan di lingkungan pemerintah
kabupaten/kota, sektor terkait dan masyarakat untuk menjadikan kabupaten/kota
sehat sebagai agenda prioritas pembangunan di daerah. Adanya Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
memungkinkan daerah untuk melakukan inovasi dalam menentukan arah
kebijakan pembangunannya
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM
Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan Kabupaten/Kota sehat pada
tahun 2020 adalah 4 Kab dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 20 : Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan Kabupaten/Kota sehat pada
tahun 2020 :
No Kab./Kota
Jumlah Kab/Kota yang
menyelenggarakan
Kabupaten/Kota sehat
Absolut
Kategori
Penghargaan
1 BUTON 0
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 111
2 MUNA 0
3 KONAWE 0
4 KOLAKA 1 PADAPA
5 KONAWE SELATAN 0
6 BOMBANA 0
7
WAKATOBI 0
8 KOLAKA UTARA 1 PADAPA
9 BUTON UTARA 0
10 KONAWE UTARA 0
11 KOLAKA TIMUR 0
12 KONAWE KEPULAUAN 0
13 MUNA BARAT 0
14 BUTON TENGAH 0
15 BUTON SELATAN 0
16 KOTA KENDARI 1 WISTARA
17 KOTA BAUBAU 1 WISTARA
Provinsi 4
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 112
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 33 : Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan
sehat pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Berdasarkan Grafik diatas dari 17 Kab/Kota baru 4 kabupaten/Kota yang
melaksanakan Kabupaten /Kota Sehat dan telah menerima penghargaan swasti
saba yaitu : Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, Kota Kendari dan Kota
Baubau sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan 4 Kab/Kota
tahun 2020.
Tren cakupan dari tahun 2019-2020 dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Grafik 34 : Tren Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan
kawasan sehat Dari Tahun 2019-2020
1 1 1 1
4
JUMLAH KABUPATEN /KOTA MENYELENGGARAKAN TATANAN KAWASAN
KOTA SEHAT
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 113
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat tidak terjadi kenaikan Jumlah
Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan Tatanan Kawasan Sehat tahun 2019 -
2020 sebesar 4 Kabupaten.
Susahnya proses penerapan terkait aturan kawasan sehat pada masing-
masing kab/kota menjadi kendala dimana outputnya adalah adanya peraturan
daerah terkait tatanan kawasan sehat. Solusi alternatif yang dapat dilakukan
adalah advokasi ke pemerintah daerah agar mau membuat regulasi terkait
kawasan sehat sehingga dapat meningkatkan capaian program.
C. PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DIAWASI/DIPERIKSA
KUALITAS AIR MINUMNYA SESUAI STANDAR
Pengawasan kualitas air merupakan kegiatan pengamatan terhadap air
yang dikonsumsi oleh masyarakat baik yang berasal dari jaringan perpipaan
maupun yang bukan dari jaringan perpipaan dengan tujuan agar apabila terjadi
penyimpangan terhadap kualitas airnya baik dari segi bakteriologis, fisik maupun
kimia akan dilakukan perbaikan.
44
2019 2020
TREN JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN TATANAN KAWASAN
SEHAT DARI TAHUN 2019-2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 114
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 736
tahun 2010 tentang Tatalaksana Pengawasan kualitas air bahwa kegiatan
pengawasan kualitas air minum meliputi 1) Inspeksi kesehatan lingkungan
dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas fisik air minum dan faktor
risikonya, 2) pengambilan sampel air minum dilakukan berdasarkan hasil inspeksi
kesehatan lingkungan, 3) pengujian kualitas air minum dilakukan dilaboratorium
yang terakreditasi, 4) analisis hasil pengujian laboratorium, 5) rekomendasi untuk
pelaksanaan tindaklanjut.
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM
Berdasarkan data yang ada dalam Aplikasi e.Monev PKAM dari
Kabupaten/Kota terhadap air minum yang dilakukan pengawasan di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2020 yaitu baru mecapai 13,40 % dari target
Resntra/RPJMN tahun 2020 yaitu 60 %
Tabel 21 : Persentase Sarana Air Minum Yang Diawasi/Diperiksa Kualitas Air
Minumnya Sesuai Standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota :
No Kab./Kota
Persentase Sarana Air Minum
Yang Dilakukan Pengawasan
Sesuai Standar
Sasaran Absolut %
1 BUTON 3 1 33,33
2 MUNA 18 0 -
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 115
3 KONAWE 6 1 16,67
4 KOLAKA 315 0 -
5 KONAWE SELATAN 42 24 57,14
6 BOMBANA 538 5 0,93
7 WAKATOBI 6 0 -
8 KOLAKA UTARA 15 6 40,00
9 BUTON UTARA 334 37 11,08
10 KONAWE UTARA 30 25 83,33
11 KOLAKA TIMUR 38 1 2,63
12 KONAWE KEPULAUAN 9 0 -
13 MUNA BARAT 3 0 -
14 BUTON TENGAH 111 2 1,80
15 BUTON SELATAN 246 6 2,44
16 KOTA KENDARI 196 146 74,49
17 KOTA BAUBAU 187 27 14,44
provinsi 2.097 281 13,40
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 116
Grafik 35 : Persentase Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan
sesuai standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Interprestasi terhadap grafik diatas yaitu pengawasan kualitas air minum
yang dilakukan per Kabupaten/Kota , dari 17 Kabupaten/Kota yang tertinggi
presentasi yaitu Kabupaten Konawe Utara yaitu 83,33 % sampel yang diperiksa
dari jumlah sarana yang mempunyai resiko Rendah dan Sedang sebanyak 30
sarana yang diperiksa sampelnya sebanyak 25 sampel, sedangkan yang terendah
atau yang tidak melakukan pemeriksaan sampel yaitu Kabaupaten Kolaka, Muna,
Wakatobi, Konawe Kepulaun dan Kabupaten Muna Barat hal ini disebabkan oleh
adanya keterbatasan biaya operasionalnya karena adaanya covid 19.
Tren cakupan dari tahun 2019-2020 dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Grafik 36: Tren Cakupan Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan
Pengawasan sesuai standar Dari Tahun 2019-2020
33,33
-
16,67
-
57,14
0,93 -
40,00
11,08
83,33
2,63 - - 1,80 2,44
74,49
14,44 13,40
PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DIAWASI/DIPERIKSA KUALITAS AIR
MINUMNYA SESUAI STANDAR TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 117
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan capaian sarana air minum
yang dilakukan pengawasan tahun 2019 sebesar 26,4% menjadi 13,4% pada
tahun 2020.
Hal ini didasarkan masih kurangya partispasi dari tempat-tempat penyedia
pelayanan air bersih untuk berperan aktif memeriksakan kualitas air minumnya.
Pada daerah perkotaan sudah menjamur banyak jasa penyedia air minum isi ulang
dalam bentuk galon, sehingga sangat perlu dilakukan pengawasan karena hampir
semua masyarakat menggunakan air bersih untuk minum dengan melakukan
pengisian pada penyedia air bersih isi ulang.
D. JUMLAH FASYANKES YANG MEMILIKI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
SESUAI STANDAR
Limbah medis masuk kedalam kategori limbah bahan berbahaya dan
beracun sehingga penanganan dan pengelolaannya harus dilakukan secara
spesifik mulai dari sumber hingga pemusnahan akhir. Pertemuan koordinasi
pengelolaan limbah medis ini bertujuan terselenggaranya pengelolaan limbah
medis pada sarana/fasilitasi pelayanan kesehatan secara benar dan aman bagi
26,4713,4
2019 2020
TREN CAKUPAN PERSENTASE PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN DARI TAHUN
2019-2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 118
masyarakat baik didalam maupun disekitarnya sesuai persyaratan kesehatan.
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM
Berdasarkan data dari Kabupaten/Kota jumlah Fasyankes yang melakukan
pengelolaan limbah medis sesuai standar baru mencapai 3 Fasyankes dari target
Renstra untuk tahun 2020 yaitu 30 Fasyankes, yang lebih jelasnya per Kab/Kota
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.tabel 20 :
Tabel 22 : Jumlah fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai
standarpada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota :
No Kab./Kota Jumlah fasyankes yang memiliki
pengelolaan limbah medis sesuai
standar
Sasaran Absolut %
1 BUTON 1 0 0
2 MUNA 1 0 0
3 KONAWE 1 1 100
4 KOLAKA 1 0 0
5 KONAWE SELATAN 1 0 0
6 BOMBANA 1 0 0
7 WAKATOBI 1 0 0
8 KOLAKA UTARA 1 0 0
9 BUTON UTARA 1 0 0
10 KONAWE UTARA 1 0 0
11 KOLAKA TIMUR 1 0 0
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 119
12 KONAWE KEPULAUAN 1 0 0
13 MUNA BARAT 1 0 0
14 BUTON TENGAH 1 0 0
15 BUTON SELATAN 1 0 0
16 KOTA KENDARI 13 1 100
17 KOTA BAUBAU 1 1 100
Provinsi 17 3 17,6%
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 37 : Jumlah fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai
standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
1 1 1
3
JUMLAH FASYANKES YANG MEMILIKI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS SESUAI
STANDAR TH 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 120
Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa Fasyankes yang
melaksanakan pengelolaan limbah medis sesuai standar berdasarkan grafik diatas
menunjukkan bahwa di Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat 3 (tiga) Rumah Sakit
yang telah melaporkan pengelolaan limbah medis yaitu Rumah Santa Anna,
Rumah Sakit Siloam dan Rumah Sakit Konawe Selatan. Sedangkan fasyankes
lainnya dalam proses sosialisasi penginputan data melalui emonev limbah
fasyankes.
Indikator ini merupakan indikator yang baru dimasukkan pada renstra 2020-2024
sehingga belum terdapat tren perbandingan dengan tahun sebelumnya.
E. PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN PANGAN (TPP) YANG
MEMENUHI SYARAT SESUAI STANDAR
Tempat-Tempat Umum juga dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi
kesehatan apabila tidak dikelola dengan baik, oleh sebab itu menjadi tugas dari
petugas kesehatan lingkungan (sanitarian) untuk melakukan pemantauan dan
pengawasan secara berkala.
Melakukan pengawasan dan memeriksa item-item yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan dan kesehatan pada umumnya. fasilitas sanitasi yang
diawasi seperti (airbersih/minum, pembuangan kotoran, limbah, sarana
pengumpulan dan pembuangan sampah). titik berat kegiatan pada pengadaan
fasilitas sanitas, penggunaan fasilitas serta pemeliharan fasilitas sanitasi yang ada.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 121
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM
Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi syarat
sesuai standar pada tahun 2020 adalah 44,17% dengan distibusi capaian per
Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 23 : Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi syarat
sesuai standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota :
No Kab./Kota Persentase tempat
pengelolaan pangan
(TPP) yang memenuhi
syarat sesuai standar
Sasaran Absolut %
1 BUTON 32 1 3,13
2 MUNA 179 16 8,94
3 KONAWE 92 17 18,48
4 KOLAKA 630 323 51,27
5 KONAWE SELATAN 318 63 19,81
6 BOMBANA 302 135 44,70
7 WAKATOBI 81 12 14,81
8 KOLAKA UTARA 120 32 26,67
9 BUTON UTARA 146 48 32,88
10 KONAWE UTARA 19 1 5,26
11 KOLAKA TIMUR 96 23 23,96
12 KONAWE KEPULAUAN 20 0 0,00
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 122
13 MUNA BARAT 21 0 0,00
14 BUTON TENGAH 196 76 38,78
15 BUTON SELATAN 33 12 36,36
16 KOTA KENDARI 767 502 65,45
17 KOTA BAUBAU 749 418 55,81
Provinsi 3801 1679 44,17
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 38 : Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi syarat
sesuai standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Dari grafik presentase diatas Kabupaten/Kota dengan TPP yang memenuhi
syarat kesehatan sudah mencapai 44,17 % dari target Renstra 2020 mencapai 38
3,138,94
18,48
51,27
19,81
44,70
14,81
26,6732,88
5,26
23,96
0,00 0,00
38,7836,36
65,45
55,81
44,17
PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN PANGAN (TPP) YANG MEMENUHI SYARAT
SESUAI STANDAR PADA TAHUN 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 123
%. Sedangkan Kabupaten/Kota yang capaiannya masih rendah adalah Kabupaten
Konawe, Muna, Buton, Kolaka Utara, Wakatobi, Konawe Utara, Buton Utara,
Kolaka Timur, Konawe Kepulauan, dan Muna Barat. Secara umum hal ini
disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman tentang Aplikasi e Monev TPM
dan hampir semua tenaga yang ada bukan dari profesi tenaga kesehatan
lingkungan melainkan dari profesi lain.
Tren cakupan dari tahun 2019-2020 dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Grafik 39 : Tren Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi
syarat sesuai standar Dari Tahun 2019-2020
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup signifikan
capaian tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
dari tahun 2019 sebesar 38,56% menjadi 44,17 % pada tahun 2020.
Pencapaian ini didukung dengan kerjasama antara pihak pemerintah dan
pihak tempat pengolahan makanan. Pengawasan dilakukan di setiap tempat
pengolahan makanan makanan terutama diarahkan pada hotel/restoran, jasa
boga, pengrajin makanan pedagang makanan jajanan, lokasi makanan jajanan,
38,56
44,17
2019 2020
PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN PANGAN (TPP) YANG MEMENUHI SYARAT SESUAI
STANDAR TAHUN 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 124
industri makanan, TPM industri khusus, toko makanan, desa pengrajin dan TPM
lainnya.
F. PERSENTASE TEMPAT DAN FASILITAS UMUM (TFU) YANG DILAKUKAN
PENGAWASAN SESUAI STANDAR
Tempat-Tempat Umum juga dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi
kesehatan apabila tidak dikelola dengan baik, oleh sebab itu menjadi tugas dari
petugas kesehatan lingkungan (sanitarian) untuk melakukan pemantauan dan
pengawasan secara berkala.
Melakukan pengawasan dan memeriksa item-item yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan dan kesehatan pada umumnya. fasilitas sanitasi yang
diawasi seperti (airbersih/minum, pembuangan kotoran, limbah, sarana
pengumpulan dan pembuangan sampah). titik berat kegiatan pada pengadaan
fasilitas sanitas, penggunaan fasilitas serta pemeliharan fasilitas sanitasi yang ada.
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM
Berdasarkan data laporan Kabupaten/Kota terhadap tempat-tempat umum
yang dilakukan pengawasan dan pemeriksaan tahun 2020 mencapai 63,63 %
dari target Resntras tahun 2020 yaitu 55% , lebih jelasnya perKabupaten/Kota
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Tabel 24 : Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan
pengawasan sesuai standar pada tahun 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 125
No Kab./Kota
Persentase Tempat dan fasilitas
umum (TFU) yang dilakukan
pengawasan sesuai standar
Sasaran Absolut %
1 BUTON 461 236,00 51,19
2 MUNA 841 560,00 66,59
3 KONAWE 766 491,00 64,10
4 KOLAKA 346 74,00 21,39
5 KONAWE SELATAN 1609 826,00 51,34
6 BOMBANA 966 664 68,74
7 WAKATOBI 623 505,00 81,06
8 KOLAKA UTARA 805 692,00 85,96
9 BUTON UTARA 473 362,00 76,53
10 KONAWE UTARA 509 392,00 77,01
11 KOLAKA TIMUR 662 393,00 59,37
12 KONAWE KEPULAUAN 235 157,00 66,81
13 MUNA BARAT 361 236,00 65,37
14 BUTON TENGAH 348 278,00 79,89
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 126
15 BUTON SELATAN 335 136,00 40,60
16 KOTA KENDARI 427 255,00 59,72
17 KOTA BAUBAU 1096 655,00 59,76
provinsi 10863 6912,00 63,63
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 40 : Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan
pengawasan sesuai standar pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Interprestasi grafik mengenai presentase TFU yang memenuhi syarat
kesehatan dari 17 Kabupaten/Kota ada beberapa Kabupaten yang sudah
melampaui target Renstra/RPJMN ( 55 % ) yaitu Kabupaten Konawe, Muna,
51,19
66,5964,10
21,39
51,34
68,74
81,0685,96
76,5377,01
59,3766,8165,37
79,89
40,60
59,7259,7663,63
PERSENTASE TEMPAT DAN FASILITAS UMUM (TFU) YANG DILAKUKAN PENGAWASAN SESUAI STANDAR PADA
TAHUN 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 127
Bombana, Kolaka Utara, Wakatobi, Buton Utara, Konawe Utara, Kota Kendari,
Kota Baubau, koltim, Konkep Buteng dan Muna Barat sedangkan yang belum
mencapai targer yaitu Kabupaten Kolaka, Konsel Buton dan kabupaten Buton
Selatan.
Tren cakupan dari tahun 2018-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Grafik 41 : Tren Persentase Tempat Dan Fasilitas Umum (TFU) Yang Dilakukan
Pengawasan Sesuai Standar Dari Tahun 2019-2020
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Dari grafik diatas dapat dilihat terjadi kenaikan yang cukup signifikan
tempat dan fasilitas Umum (TFU) yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2019
sebesar 58% menjadi 63,6% pada tahun 2020.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan program antara lain :
Dari sisi Pelaku Usaha :
1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturab per
undang-undangn yang menyangkut usha STTU dan kaitannya dengan usaha
kesehtan masyarakat
58
63,6
2019 2020
TREN PERSENTASE TEMPAT DAN FASILITAS UMUM (TFU) YANG DILAKUKAN PENGAWASAN SESUAI STANDAR DARI
TAHUN 2019-2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 128
2. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha STTU untuk
menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit
3. Adanya sikap keberata dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-
persyaratan karena memerlukan biaya ekstra
4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan dari
STTU
Dari sisi Pemerintah :
1. Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga pengawas pada tingkat II dan
kecamatan
2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan
3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU
4. Belum semua kecamatan /tingkat II memiliki sarana transportasi untuk
melakukan kegiatan pengawasan.
1.5 PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Capaian Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat tahun
2020 adalah sebagai berikut :
No
.
Sasaran
Program/Ke
giatan
Indikator Kinerja Target Target
provinsi
Capaian
Program
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
1.
Persentase
Kabupaten/Kota yang
menerapkan kebijakan
30%
20%
65%
(Tercapai)
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 129
Masyarakat
2.
gerakan masyarakat
hidup sehat
Persentase
Kabupaten/Kota
melaksanakan
pembinaan posyandu
aktif
51%
50%
18%
(Tidak
Tercapai)
1.5.1 HASIL CAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
AA.. PPEERRSSEENNTTAASSEE KKAABBUUPPAATTEENN//KKOOTTAA YYAANNGG MMEENNEERRAAPPKKAANN KKEEBBIIJJAAKKAANN
GGEERRAAKKAANN MMAASSYYAARRAAKKAATT HHIIDDUUPP SSEEHHAATT
aa.. DDeeffiinniissii OOppeerraassiioonnaall
11.. MMeemmiilliikkii kkeebbiijjaakkaann ggeerraakkaann mmaassyyaarraakkaatt hhiidduupp sseehhaatt sseessuuaaii ddeennggaann IInnpprreess NNoo..11
TTaahhuunn 22001177 ((mmeellaakkssaannaakkaann 55 kklluusstteerr ggeerrmmaass)) ddaann aattaauu kkeebbiijjaakkaann bbeerrwwaawwaassaann
kkeesseehhaattaann aaddaallaahh KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa tteellaahh mmeemmiilliikkii aattaauu mmeenneerrbbiittkkaann kkeebbiijjaakkaann
GGeerrmmaass ddaann aattaauu kkeebbiijjaakkaann bbeerrwwaawwaassaann kkeesseehhaattaann.. KKeebbiijjaakkaann GGeerraakkaann
MMaassyyaarraakkaatt HHiidduupp ddiitteettaappkkaann oolleehh ppeemmeerriinnttaahh ddaaeerraahh ((bbuuppaattii//wwaalliikkoottaa)) mmeennccaakkuupp
55 kkllaasstteerr ggeerrmmaass yyaaiittuu::
aa)) KKllaasstteerr PPeenniinnggkkaattaann AAkkttiivviittaass FFiissiikk
bb)) KKllaasstteerr PPeenniinnggkkaattaann EEdduukkaassii ddaann PPeerriillaakkuu HHiidduupp SSeehhaatt
cc)) KKllaasstteerr PPeennyyeeddiiaaaann PPaannggaann SSeehhaatt ddaann PPeerrcceeppaattaann PPeerrbbaaiikkaann GGiizzii
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 130
dd)) KKllaasstteerr PPeenniinnggkkaattaann PPeenncceeggaahhaann ddaann DDeetteekkssii DDiinnii PPeennyyaakkiitt
ee)) KKllaasstteerr PPeenniinnggkkaattaann KKuuaalliittaass LLiinnggkkuunnggaann
KKeebbiijjaakkaann bbeerrwwaawwaassaann kkeesseehhaattaann ddiitteettaappkkaann oolleehh BBuuppaattii//WWaalliikkoottaa//KKeeppaallaa
OOPPDD bbeerruuppaa PPeerraattuurraann//SSuurraatt KKeeppuuttuussaann//IInnssttrruukkssii//SSuurraatt EEddaarraann yyaanngg mmeenndduukkuunngg
ssaallaahh ssaattuu kkllaasstteerr ggeerrmmaass..
22.. MMeellaakkssaannaakkaann ppeennggggeerraakkkkaann mmaassyyaarraakkaatt ddaallaamm mmeenndduukkuunngg 55 kklluusstteerr GGeerrmmaass
mmiinniimmaall 33 kkaallii sseettaahhuunn ddeennggaann mmeelliibbaattkkaann lliinnttaass sseekkttoorr,, ppeennddiiddiikkaann ((sseekkoollaahh)),,
UUppaayyaa KKeesseehhaattaann BBeerrssuummbbeerrddaayyaa MMaassyyaarraakkaatt ((UUKKBBMM)) ddaann aattaauu mmiittrraa ppootteennssiiaall
aaddaallaahh kkeeggiiaattaann yyaanngg mmeennggaajjaakk mmaassyyaarraakkaatt uunnttuukk mmeellaakkuukkaann 55 ((lliimmaa)) KKllaasstteerr
GGeerrmmaass ddaann mmeelliibbaattkkaann uunnssuurr lliinnttaass sseekkttoorr ((OOPPDD)),, ppeennddiiddiikkaann ((sseekkoollaahh)),, UUKKBBMM
((PPoossyyaanndduu,, PPoossbbiinndduu PPTTMM,, PPoossUUKKKK,, PPooss LLaannssiiaa,, ddllll)) ddaann aattaauu mmiittrraa ppootteennssiiaall
((dduunniiaa uussaahhaa,, oorrggaanniissaassii pprrooffeessii,, oorrggaanniissaassii kkeemmaassyyaarraakkaattaann,, oorrggaanniissaassii
kkeeppeemmuuddaaaann,, ttookkoohh aaggaammaa,, ttookkoohh mmaassyyaarraakkaatt,, LLSSMM,, ddllll)) ddaann ddiillaakkuukkaann mmiinniimmaall 33
((ttiiggaa)) kkaallii sseettaahhuunn..
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM
Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan gerakan
masyarakat hidup sehat pada tahun 2020 adalah 65% Kab/Kota dengan distibusi
capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 25 : Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan gerakan
masyarakat hidup sehat pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota :
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 131
No Kab./Kota Persentase kabupaten/kota yang
menerapkan kebijakan gerakan
masyarakat hidup sehat
Absolut %
1 BUTON 1 100
2 MUNA 1 100
3 KONAWE 1 100
4 KOLAKA 1 100
5 KONAWE SELATAN 1 100
6 BOMBANA 0 0
7 WAKATOBI 1 100
8 KOLAKA UTARA 1 100
9 BUTON UTARA 1 100
10 KONAWE UTARA 1 100
11 KOLAKA TIMUR 0 0
12 KONAWE
KEPULAUAN
0 0
13 MUNA BARAT 0 0,00
14 BUTON TENGAH 0 0,00
15 BUTON SELATAN 0 0,00
16 KOTA KENDARI 1 100
17 KOTA BAUBAU 1 100
Provinsi 11 65%
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 132
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 42: Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan gerakan
masyarakat hidup sehat pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa dari 17 Kabupaten/Kota terdapat 11
kabupaten yang menerapkan kebijakan Germas. Dari target Kabupaten/Kota yang
menerapkan kebijakan Germas 20% (4 Kabupaten/Kota), capaian yang ada yaitu
sebesar 65%. Dari capaian ini untuk Provinsi Sulawesi Tenggara telah melebihi
target yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan sudah baiknya advokasi di beberapa
kabupaten. Namun demikian masih ada juga kabupaten yang belum menerapkan
kebijakan Germas yaitu sebanyak 6 Kabupaten. Kabupaten yang belum
menerapkan kebijakan Germas ini dikarenakan belumbaiknya advokasi antara para
programmer promosi kesehatan dan pemerintah setempat..
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
65
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MENERAPKAN KEBIJAKAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PADA
TAHUN 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 133
Indikator ini merupakan indikator yang baru dimasukkan pada renstra 2020-2024
sehingga belum terdapat tren perbandingan dengan tahun sebelumnya.
B. PERSENTASE KABUPATEN/KOTA MELAKSANAKAN PEMBINAAN
POSYANDU AKTIF
a. Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan pembinaan Posyandu Aktif dengan kriteria:
1) Memiliki Pokjanal yang disahkan melalui keputusan Bupati/walikota
Memiliki Pokjanal yang keanggotaannya terdiri dari lintas sektor terkait
pengembangan Posyandu tingkat Kabupaten/Kota.
2) Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu minimal 2 kali setahun
Mengadakan pertemuan rutin setiap tahun minimal 2 kali untuk membahas
perencanaan dan evaluasi pelaporan kegiatan.
3) Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas Puskesmas dan kader
Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas puskesmas dan kader yang
berasal desa/kelurahan di wilayah kabupaten/Kota.
4) Memiliki sistim pelaporan kegiatan Posyandu
Memiliki dan menggunakan sistim dalam melakukan pelaporan kegiatan
Posyandu sehingga tersedia laporan posyandu seperti SIP online dan atau Si
Cakep.
5) Posyandu aktif minimal 50%
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 134
a) Melakukan kegiatan rutin Posyandu minimal 10x/tahun
b) Memiliki minimal 5 orang kader
c) Melakukan pelayanan kegiatan KIA, Gizi, imunisasi, KB dengan cakupan
minimal 50%
d) Memiliki alat pemantauan pertumbuhan
e) Mengembangkan kegiatan tambahan kesehatan (remaja, usia kerja, lansia,
TOGA, Penanggulangan penyakit)
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM
Persentase kabupaten/kota melaksanakan pembinaan posyandu aktif pada tahun
2020 adalah 70,4% dengan distibusi capaian per Kab/Kota sebagai berikut :
Tabel 26 : Persentase kabupaten/kota melaksanakan pembinaan posyandu aktif
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota :
No Kab./Kota Persentase
kabupaten/kota
melaksanakan pembinaan
posyandu aktif
Sasaran Absolut %
1 BUTON 1 1 100
2 MUNA 1
3 KONAWE 1
4 KOLAKA 1 1 100,0
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 135
5 KONAWE SELATAN 1
6 BOMBANA 1
7 WAKATOBI 1
8 KOLAKA UTARA 1
9 BUTON UTARA 1
10 KONAWE UTARA 1
11 KOLAKA TIMUR 1
12 KONAWE KEPULAUAN 1
13 MUNA BARAT 1
14 BUTON TENGAH 1
15 BUTON SELATAN 1
16 KOTA KENDARI 1 1 100
17 KOTA BAUBAU 1
provinsi 1 1 18%
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2020
Tren cakupan berdasarkan Kab/Kota dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 43 : Persentase kabupaten/kota melaksanakan pembinaan posyandu aktif
pada tahun 2020 berdasarkan Kab/Kota
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 136
Sumber : Laporan Tahunan Promkes & Kesling Tahun 2010
Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa dari 17 Kabupaten/Kota terdapat 3
kabupaten atau 18% yang melaksanakan pembinaan Posyandu Aktif, dari target
Kabupaten/Kota yang melaksanakan pembinaan Posyandu Aktif 50% (9
Kabupaten/Kota). Kurangnya capaian ini karena masih kurangnya advoaksi para
programmer promkes Dinas Kesehatan Kab./Kota dengan para pemangku
kebijakan dalam membuat regulasi terkait pembinaan posyandu aktif. Selain itu
belum aktifnya pembinaan posyandu aktif di tatanan posyandu dan masih kurang
pedulinya dalam meningkatkan pembinaan posyandu aktif.
Indikator ini merupakan indikator yang baru dimasukkan pada renstra 2020-2024
sehingga belum terdapat tren perbandingan dengan tahun sebelumnya.
Indikator ini merupakan indikator yang baru dimasukkan pada renstra 2020-2024
sehingga belum terdapat tren perbandingan dengan tahun sebelumnya.
100 100 100
18
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA MELAKSANAKAN PEMBINAAN POSYANDU
AKTIF PADA TAHUN 2020
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 137
1.6 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS
LAINNYA PADA PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN MASYARAKAT
Sumber daya anggaran merupakan unsur utama selain SDM dalam
menunjang pencapaian indikator kinerja. Peranan pembiayaan sangat berpengaruh
terhadap penentuan arah kebijakan dan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan upaya pembangunan Program Kesehatan Masyarakat.
1.6.1 Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen
dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Program Kesehatan Masyarakat
No. Sasaran
Program/Ke
giatan
Indikator Kinerja Target Target
provinsi
capaian
Program
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6. Dukungan
Manajemen
dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya pada
Program
Pembinaan
Kesehatan
Masyarakat
1. Persentase Kinerja
RKAKL pada
program
pembinaan
kesehatan
masyarakt
80% 80% 97%
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 138
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM
Anggaran yang diberikan pada Program Kesehatan Masyarakat Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam hal ini Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan
Masyarakat adalah Rp. 918.002.000 dengan realisasi pengelolaan keuangan
sebesar Rp. 910.624.400 atau dengan capaian 99,20% .
Tabel 27 : Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya tahun 2020.
KODE KEGIATAN ANGGARAN
REALISASI
KEUANGAN FISIK
Rp. % %
2085.9
50
Layanan Dukungan
Manajemen Eselon I 334.930.000 334.420.000 99,85 100
061 Mengelola Keuangan dan
BMN
133.320.000 133.320.000 100 100
071 Menyusun Rencana Program 38.878.000 38.878.000 100 100
072
Pengelolaan Data, Informasi
dan Pelaksanaan
Pemantauan Evaluasi
Program
162.732.000
162.222.000 99,68 100
Sumber : Laporan Keuangan Satker 03 Dinas Kesehatan Prov. Sultra
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 139
B. REALISASI ANGGARAN
Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
membawahi dari 3 Sub. Seksi Pelaksana Program dengan distribusi realiasi
anggaran Dekonsetrasi sebagai berikut :
Tabel 28 : Realisasi Anggaran Pelaksanaan Program berdasarkan Seksi
Penanggung Jawab Program tahun 2020
KOD
E
SEKSI
PENANGG
UNG
JAWAB
PROGRAM
KEGIATAN ANGGARAN
(Rp.)
REALISASI
KEUANGAN FISI
K
Rp. % %
1 2 3 4 5 6 7
2080 Seksi
Bimdal Gizi
Kesehatan
Kerja Dan
Olahraga
Pembinaan Gizi
Masyarakat
458.131.000
448.162.700
97,82 100
2089
Pembinaan Upaya
Kesehatan Kerja
dan Olahraga
133.961.000 133.961.000 100 100
5832
Seksi
Bimdal
Yankes
Keluarga
Pembinaan
Kesehatan
Keluarga
381.307.000 366.380.500 96,09 100
5833
Seksi
Bimdal
Promosi
Kesehatan
dan
Kesehatan
Lingkungan
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
376.202.000 370.849.000 98,5 100
5834 Penyehatan
Lingkungan
245.845.000 232.700.000 94,65 100
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 140
2085
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Tekhnis
Lainnya Pada
Program
Pembinaan
Kesehatan
Masyarakat
334.930.000 334.420.000 99,85 100
JUMLAH 1.930.376.000 1.886.473.200 97,73 100
Sumber : Laporan Keuangan Satker 03 Dinas Kesehatan Prov. Sultra
Distribusi pelaksanaan kegiatan berdasarkan anggaran yang diberikan
dapat dilihat pada lampiran laporan keuangan satker 03 Dinas Kesehatan
Prov.Sultra.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 141
BAB IV
KESIMPULAN
A. HASIL CAPAIAN INDIKATOR PERJANJIAN KINERJA
Indikator Perjanjian Kinerja Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas beberapa indikator, yaitu:
No. Sasaran
Program/Kegiat
an
Indikator Kinerja Target Target
provinsi
Capaian
Program
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pembinaan Gizi
Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Persentase Kabupaten/Kota
yang melaksanakan surveilans
gizi
Persentase Puskesmas
mampu tata laksana gizi buruk
pada balita
Persentase Ibu hamil Kurang
Energi Kronis (KEK)
Persentase bayi usia kurang
dari 6 bulan mendapat ASI
Esklusif
50%
10%
16%
40%
35%
10%
17%
40%
46%
(Tercapai)
67%
(Tercapai)
15%
(Tercapai)
51%
(Tercapai)
2. Pembinaan
Kesehatan
Keluarga
1.
2.
3.
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru
lahir
Persentase persalinan di
fasiltias pelayaan kesehatan
Jumlah Kabupaten/Kota yang
120
Kab/Kota
87%
120
4
Kab/Kota
81%
5
1 (Tidak
Tercapai)
82%
5 (Tercapai)
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 142
4.
5.
6.
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan balita
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan Anak Usia sekolah
dan Remaja
Jumlah Kabupaten/Kotaa yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan usia reproduksi
Persentase Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan
pelayanan kesehata lanjut
usia
Kab/Kota
125
Kab/Kota
120
Kab/Kota
45%
Kab/Kota
7
Kab/Kota
7
Kab/Kota
45%
7 (Tercapai)
15
(Tercapai)
12% (tidak
Tercapai)
3. Pembinaan Upaya
Kesehatan Kerja
dan Olahraga
1.
2.
Jumlah Kabuaten/Kota yang
menyelenggarakan kesehatan
kerja
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan ksehatan
olahraga
308
308
10
10
16
(Tercapai)
14
(Tercapai)
4. Penyehatan
Lingkungan
1.
2.
3.
4.
Persentase desa/Kelurahan
Stop Buang air besar
sembarangan (SBS)
Jumlah Kabupaten /Kota
Sehat (KKS)
Persentase sarana air minum
yang diawasi/diperiksa
kualitas air minumnya sesuai
standar
Jumlah fasyankes yang
memiliki pengelolaan limbah
medis sesuai standar
40%
110
60%
2600
40%
6
60%
30
27,7%
(Tidak
Tercapai)
4 ( Tidak
Tercapai)
13,40%
(Tidak
Tercapai)
3 ( Tidak
Tercapai)
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 143
5.
6.
Persentase Tempat
Pengelolaan Pangan (TPP)
yang memenuhi syarat sesuai
standar
Persentase Tempat dan
fasilitas umum (TFU) yang
dilakukan pengawasan sesuai
standar
38%
55%
38%
55%
44,17
(Tercapai)
63,3%
(Tercapai)
5. Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
1.
2.
Persentase Kabupaten/Kota
yang menerapkan kebijakan
gerakan masyarakat hidup
sehat
Persentase Kabupaten/Kota
melaksanakan pembinaan
posyandu aktif
30%
51%
20%
50%
65%
(Tercapai)
18% ( Tida
Tercapai)
6. Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya pada
Program
Pembinaan
Kesehatan
Masyarakat
1. Persentase Kinerja RKAKL
pada program pembinaan
kesehatan masyarakt
80% 80% 97,7%
(Tercapai)
B. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PROGAM
1. Pembinaan Kesehatan Keluarga
1. Situasi Pandemi menyebabkan pelaksanaan kegiatan program tidak optimal
2. Indikator kesga RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kementrian Kesehatan
2020-2024 belum dipahami dengan baik oleh programer Kesga dibeberapa
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 144
Kab/Kota
3. Beberapa kab/kota pemekaran belum mendapatkan pelatihan atau orientasi
terkait program tertentu
4. Mutasi petugas termasuk petugas terlatih sangat tinggi sehingga menyulitkan
dalam menjaga kesinambungan kegiatan program
5. Kepatuhan petugas terhadap SOP program dibeberapa wilayah belum
optimal
6. Sistem pelaporan online Komdat Kesmas belum dipahami secara benar oleh
pengelola data dibeberapa kab/kota. Selain itu terdapat kendala penetapan
sasaran dimana daerah pemekaran baru belum ada sasaran dari Pusdatin
7. Kendala jaringan dikab/kota sehingga pelaporan sering terlambat
2. Pembinaan Program Promosi Kesehatan dan Penyehatan
Lingkungan
1. Petugas/Programer, Puskesmas Kab./Kota belum semua memahami Tugas
Pokok dan Peran dalam pengelolaan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
2. Konvergensi Lintas Program dan Lintas Sektor dalam Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat belum berjalan maksimal
3. Advokasi dan Sosialisai Indikator Renstra terkait Germas dan Posyandu Aktif
dalam pelaksanaannya perlu ditindaklanjuti di Kab./Kota
4. Petugas/Programer, Puskesmas Kab./Kota belum semua memahami Tugas
Pokok dan Peran dalam pengelolaan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 145
5. Kurangnya komitment dan dukungan lintas program dan lintas sektor dalam
mendukung pencapaian rumah tangga ber-PHBS dan Implementasi Gerakan
Masyarakat (Germas) Hidup sehat.
6. Kurangnya kapasitas tenaga promkes di Kab/Kota dan Puskesmas untuk
melakukan pembinaan Rumah Tangga Ber-PHBS dan Kampanye Gerakan
Masyarakat (Germas) Hidup Sehat.
7. Minimnya anggaran di Kab/Kota dan Puskesmas untuk melakukan
survey/pencatatan dan pelaporan Rumah Tangga Ber-PHBS
8. Kurangnya kemampuan Kader dalam mengembangkan Posyandu yang
menjadi UKBM untuk meningkatkan PHBS di masyarakat
9. Banyak desa siaga aktif masih berada pada tahap pratama dan madya
10. Belum semua desa memiliki Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
11. Kurangnya tenaga bidan sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar di
Poskesdes dan koordinator pemberdayaan masyarakat diwilayahnya.
12. Kurangnya anggaran daerah untuk membangun Poskesdes sebagai UKBM
yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan melakukan
pemberdayaan masyarakat.
13. Keterbatasan tenaga sanitarian dipuskesmas, distribusi tenaga sanitarian
yang tidak merata serta adanya petugas sanitarian yang menjalankan tugas
rangkap.
14. Masih ada tenaga yang belum pernah mengikuti pelatihan
tehnis/peningkatan kapasitas ataupun orientasi tehnis pelaksanaan kegiatan
kesling di puskesmas dalam mendukung pencapaian target indikator
kesehatan lingkungan.
15. Alat Sanitarian Kit belum dimanfaatkan secara maksimal disebakan karena
petugas belum memahami cara penggunaan alat Sankit tersebut.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 146
16. Sosialisasi dan Advokasi kepada kepala Daerah dan stakeholder terkait
khususnya dalam penerbitan regulasi atau peraturan Daerah dalam
pengelolaan Kesling.
17. Aplikasi sistem emonev indikator Kesehatan lingkungan (stbm, pkam dan
TPP) sering mengalami perbaikan/mantenence sehingga petugas tidak
dapat menginput data. Sedangkan emonev untuk TFU dan limbah fasyankes
belum dilakukan sosialisasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi.
3. Pembinaan Program gizi Kesehatan Kerja dan Olahraga
1. Penanggulangan masalah gizi terutama masalah stunting dan gizi buruk
belum terintegrasi dengan baik dengan lintas program
2. Keterlibatan lintas sektor dalam pencegahan dan penanggulangan masalah
gizi di masyarakat belum maksimal.
3. Sistim pencatatan dan pelaporan gizi berbasis gizi masyarakat melalui e-
PPGBM belum maksimal dilaksanakan kerena keterbatasan Sumber Daya
Manusia di Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
4. Ketersedian alat penunjang program terutama alat antropometri sudah
banyak rusak masih di Kabupaten/Kota
5. Keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan program Kesehatan
Kerja dan Olahraga
6. Keterbatasan Sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program
Kesehatan Kerja dan Olahraga terutama Alat Pelindung Diri (APD) pada
pekerja,, baik pekerja formal maupun informal
7. Masih kurangnya regulasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kesehatan
kerja dan olahraga
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 147
8. Keterlibatan lintas program dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan
kesehatan kerja dan olahraga masih belum maksimal
C. UPAYA PEMECAHAN MASALAH
Program Kesehatan Keluarga
1. Melakukan sosialisasi pelaksanaan program kesga dimasa pandemi covid 19,
arahan kepada programer kesga kab/kota untuk melakukan inovasi dalam
pelaksanaan program Kesga (mis : Kelas Ibu hamil secara online dizona
kuning, orange dan merah)
2. Melakukan sosialisasi Indikator kesga RPJMN 2020-2024 dan Renstra
Kementrian Kesehatan kepada kab/kota dan puskesmas baik melalui
pertemuan virtual maupun bimtek dan monev dengan protokol kesehatan
pencegahan covid 19
3. Merencanakan peningkatan kapasitas atau orientasi program kesga tertentu
untuk kab/kota pemekaran yang belum tersosialisasi, melakukan advokasi
pada kab/kota untuk menganggarkan peningkatana kapasitas atau orinetasi
petugas diwilayah masing-masing
4. Advokasi kab/kota agar tidak melakukan mutasi petugas terlatih apabila
belum terjadi transfer ilmu antar petugas
5. Melakukan Bimbingan Teknis dan Monitoring evaluasi secara berjenjang
untuk kesinambungan kegiatan program dan menjamin kepatuhan petugas
terhadap SOP, melakukan On the Job training kegiatan program kesga pada
petugas kesehatan
6. Melakukan pendampingan pengisian Komdat Kesmas pada kab/kota.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 148
Berkoordinasi dengan seksi data provinsi untuk penetapan sasaran program
kesga terutama kab/kota daerah pemekaran baru dan kab/kota yang
menolak mengunakan sasaran proyeksi pusdatin (mekanisme pengusulan
dari kab/kota ke pusdatin difasilitasi seksi data provinsi)
7. Kesga provinsi menerapkan back up data melalui pelaporan aplikasi via
dropbox
Pembinaan Program Promosi Kesehatan dan Penyehatan
Lingkungan
1. Perlu dilakukan Advokasi dan koordinasi dengan pemerintah Kab/Kota untuk
dapat mendukung peningkatan kapasitas promosi kesehatan
2. Perlu adanya dukungan pembiayaan dalam melaksanakan tindak lanjut
Program Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat di Kab/Kota, Puskesmas
dan Desa.
3. Perlu adanya pelatihan bagi petugas Promosi Kesehatan di Puskesmas.
4. Perlu adanya pembiayaan dalam melakukan survey PHBS di Rumah Tangga
melalui dana BOK.
5. Perlu adanya singkronisasi,baik struktur organisasi maupun pembiayaan
program antara Provinsi dan Kabupaten/Kota
6. Agar distribusi Tenaga Sanitarian merata di Puskesmas dan menempatkan
Petugas Sanitarian sesuai tukPoksinya, Marekrut tenaga Sanitarian melalui
Honor Daerah atau mengusulkan melalui Tenaga Nusantara Sehat.
7. Mengalokasikan Kegiatan Peningkatan Kapasitas bagi Petugas Sanitarian
Puskesmas dalam pengelolaan kKesehatan Lingkungan.
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 149
8. Perlu dilakukan Refres/Penyegaran bagi Petugas dalam penggunaan
Sanitarian Kit untuk memaksimalkan penggunaan alat Sanitarian Kit dalam
mendukung Pengawasan Kualitas Air Minum, Makan dan Lingkungan.
9. Perlu dilakukan Sosialisasi dan Advokasi untuk mendapatkan dukungan
peraturan Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan
seperti Pengawasan Depot Air Minum, Penerbitan Izin Tempat Pengelolaan
Pangan serta Pelaksaaan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM ) di masyarakat.
10. Agar Direktorat Kesehatan Lingkungan melakukan penyempurnaan
aplikasi emonev stbm , pkam dan TPP sehingga dapat memudahkan
petugas dalam penginputan data untuk mempercepat tercapainya target
indikator kesehatan lingkungan.
Pembinaan Program gizi Kesehatan Kerja dan Olahraga
1. Meningkatkan Komitmen Lintas Sektor dan Lintas Program dalam
pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan masalah gizi
masyarakat melalui konvergensi baik provinsi maupun Kabupaten/Kota
2. Memaksimalkan keterlibatan lintas sector dalam rangka penanggulangan dan
pencegahan masalah gizi.
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia bagi petugas gizi baik di provinsi
maupun Kabupaten/Kota d melalui pelatihan maupun orientasi tentang sistim
pencatatan dan pelaporan bebasis masyarakat (e-PPGBM).
4. Pengadaan alat penunjang program berupa pengadaan alat antropmetri KIT
melalui dana DID (Dana Inspirasi Daerah)
LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020 Page 150
5. Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan program kesehatan
kerja dan Olahraga melalui pelatihan, orienntasi dan pertemuan-pertemuan
yang bersifat teknis
6. Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang (APD) melalui pengadaan
pusat dengan memberikan penguatan dan advokasi kepada kementrian
kesehatan melalui direktorat kesehatan kerja dan olahraga
7. Dibuatnya regulasi yang menunjang pelaksanaan kesehatan kerja dan
olahraga baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota
8. Memaksimalkan dukungan lintas sector dan lintas program dalam menunjang
pelaksanaan progsram kesehatan kerja dan olahraga baik di Provinsi maupun
Kabupaten/Kota
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner