dinas kesehatan kota palembangdinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-148-265.pdf · 3)...

93
DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG Jl. Merdeka No. 72 Telp. 0711-350651 Fax. 0711-350523 E-mail: [email protected], website :www.dinkes,palembang.go.id PALEMBANG

Upload: phammien

Post on 06-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG Jl. Merdeka No. 72 Telp. 0711-350651 Fax. 0711-350523

E-mail: [email protected], website :www.dinkes,palembang.go.id

PALEMBANG

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang i

KATA PENGANTAR

Dengan senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, marilah kita bersama-

sama tetap melaksanakan amanah dalam bidang tugas kita masing-masing bagi

kepentingan negara, nusa dan bangsa yang kita cintai ini.

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah, kami telah berusaha menyajikan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang

Tahun 2015 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan

Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan

pemecahan masalahnya.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak

yang telah bekerja keras dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas

Kesehatan Kota Palembang ini dan semoga Allah SWT. senantiasa memberikan

petunjuk serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan tugas

pembangunan kesehatan.

Palembang, Februari 2016

Kepala Dinas Kesehatan

Dr.Anton Suwindro, M.Kes.

Pembina Utama Muda

NIP : 195705271986121001

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang ii

Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Ikhtisar Eksekutif iii

I . Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tugas dan Fungsi 3

C. Struktur Organisasi 4

D. Sistematika Penyajian 6

II. Perencanaan Kinerja Tahun 2015 7

A. Umum 7

B. IKU 9

B. Arah Kebijakan 14

C. Program Utama 15

D. Strategi 16

E. Program dan Kegiatan Pokok 18

F. Rencana Strategis Tahun 2013 – 2018 21

G. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 24

III. Akuntabilitas Kinerja 27

A. Pengukuran Capaian Kinerja 27

B. Capaian Kinerja Organisasi 28

C. Sumber Daya 66

IV. Penutup 77

A. Simpulan 77

B. Saran 77

Lampiran

1. Struktur Organisasi

2. RPJMD Kota Palembang 2013-2018

3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

4. Tabel Pengukuran Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Kegiatan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang iii

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun

2015 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan Strategis

(Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan

masalahnya.

Renstra Kota Palembang merupakan suatu rencana jangka menengah tahun 2013 - 2018

yang sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dan memuat 1

(satu) pernyataan Visi, 4 (empat) pernyataan Misi yang diemban, serta 4 (empat) tujuan

yang harus dicapai pada akhir tahun 2018.

Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disusun untuk tahun 2015

terdapat 9 sasaran, 5 kebijakan, 32 progam, 148 kegiatan yang harus dicapai /

dilaksanakan, dengan dukungan anggaran DPA-SKPD Dinas Kesehatan Kota

Palembang Tahun 2015 yang tersedia sebesar Rp 188.862.631.302,41,- termasuk

belanja tidak langsung.

Pencapaian Sasaran

Nilai Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dari 38 indikator yang ada 22 telah

mencapai target (100%), sedangkan yang belum mencapai ada 16 indikator yaitu

Cakupan Kelurahan Siaga Aktif, Obat esensial generik di sarana kesehatan, Puskesmas

berstandar manajemen mutu ISO, Cakupan Alat kesehatan essensial puskesmas yang

terkaliberasi, Jumlah Puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan, Cakupan

Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin, Cakupan pelayanan Gawat

Darurat Level I yang harus diberikan di Sarana Kesehatan (RS) Kab/Kota, Cakupan

Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin, Cakupan sarana yang

diperiksa makanan kadaluarsa, Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia,

Cakupan Penderita TB BTA positif yang ditangani, Cakupan penemuan penderita

pneumonia balita, Jumlah Rumah Sakit Pratama yang disediakan, Penyediaan alat

kesehatan untuk RS Pratama, Cakupan Kelurahan UCI, Cakupan Penyakit DBD yang

ditangani.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang iv

Rencana dan Realisasi Anggaran

Anggaran yang tersedia untuk Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2015 sebesar

Rp 190.880.504.847,41,- Dana yang terealisasi sebesar Rp.188.862.631.302,41,- atau

98,9% dari anggaran tersebut.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan

program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam

pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai

dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari

pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM

tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status

kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian

pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan

kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan

pembangunan nasional.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik

dimasa mendatang diperlukan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kota

Palembang Tahun 2015, yang berisi visi, misi serta tahapan-tahapan kegiatan yang

harus dilakukan dalam rangka mencapai target (indikator) yang telah ditetapkan.

Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai salah satu Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Palembang mempunyai tugas untuk membantu

Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan

dalam rangka mewujudkan visi Kota Palembang yaitu “Palembang Emas Tahun

2018” dan Misi Kota Palembang sebagai berikut :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 2

1. Menciptakan Kota Palembang lebih aman untuk berinvestasi dan mandiri

dalam pembangunan

2. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta

peningkatan pelayanan masyarakat

3. Meningkatkan ekonomi kerakyatan dengan pemberdayaan masyarakat

kelurahan

4. Meningkatkan pembangunan bidang keagamaan sehingga terciptanya

masyarakat yang religius

5. Meningkatkan pembangunan yang adil dan berwawasan lingkungan di setiap

sektor

6. Melanjutkan pembangunan Kota Palembang sebagai kota metropolitan

bertaraf internasional, beradat, dan sejahtera

Dari 7 misi tersebut misi yang sangat erat terkait dengan sektor kesehatan

adalah misi ke 5 (lima) dan 6 (enam) dan dalam mencapai Visi dan Misi Pemerintah

Kota Palembang menetapkan bidang urusan pemerintahan dan program prioritas

pembangunan yaitu :

1. Program obat dan perbekalan kesehatan

2. Program upaya kesehatan masyarakat

3. Program pengawasan obat dan makanan

4. Program pengembangan obat asli Indonesia

5. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

6. Program perbaikan gizi masyarakat

7. Program pengembangan lingkungan sehat

8. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

9. Program standarisasi pelayanan kesehatan

10. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana

puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya

11. Program pengadaan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit

jiwa/rumah sakit paru-paru

12. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

13. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 3

14. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

15. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan

16. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

Program prioritas tersebut seluruhnya sangat berpengaruh terhadap

pembangunan bidang kesehatan, sedangkan program prioritas Kota Palembang sesuai

dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2014-2018 dalam

upaya Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH), Menurunkan Angka Kematian

Ibu Melahirkan, Angka Kematian Bayi, dan Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang

adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat

2. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang optimal dan

bermutu

3. Pengentasan masalah penyakit menular dan tidak menular

4. Peningkatan mutu layanan kesehatan dan SDM kesehatan

5. Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi

6. Perbaikan gizi masyarakat

7. Peningkatan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat

8. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat (PHBS)

9. Penguatan sistem informasi kesehatan

10. Peningkatan kualitas lingkungan

11. Peningkatan pelayanan kesehatan khusus

12. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan

13. Penguatan pelayanan rujukan

Sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang

selama tahun anggaran 2015, disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas

Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015 sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan

Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015

Tanggal 20 November 2015 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini

semata-mata untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Dinas Kesehatan Kota

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 4

Palembang mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja

organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome, disisi

yang lain, penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang juga

dimaksudkan sebagai pengejawantahan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang

merupakan pilar penting pelaksanaan good governance dan menjadi cermin untuk

mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja

ke depan secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan,

pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya.

B. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 12 Tahun 2012

Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun

2008 Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota

Palembang.

1. Kedudukan

Dinas Kesehatan Kota Palembang unsur pelaksana urusan daerah dibidang

kesehatan berdasarkan kewenangan yang dimiliki berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

2. Tugas Pokok

Dinas Kesehatan Kota Palembang mempunyai tugas membantu Walikota

Palembang dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah

berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.

3. Fungsi.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kota Palembang

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan,

2) Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum

dibidang kesehatan,

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 5

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan

4) Pengaturan, pengawasan dan pemberian perizinan dibidang kesehatan

5) Pelaksanaan pelayanan tekhnis ketatausahaan dinas

6) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

C. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja

tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2014 Tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota, Kepala Dinas

Kesehatan Kota Palembang, dibantu oleh:

1. Sekretariat, yang membawahi :

1) Sub Bagian Penyusunan Program

2) Sub Bagian Tata Usaha

3) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

2. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :

1) Seksi Kesehatan Dasar

2) Seksi Kesehatan Rujukan

3) Seksi Kesehatan Khusus

3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi :

1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

2) Seksi Pengendalian Wabah dan Bencana

3) Seksi Penyehatan Lingkungan

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi

1) Seksi Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan

2) Seksi Data dan Informasi Kesehatan

3) Seksi Registrasi, Perizinan dan Akreditasi

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 6

5. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi :

1) Seksi Jaminan Kesehatan

2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan

3) Seksi Kefarmasian

6. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas,

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Palembang terlampir. D. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya Laporan Kinerja ini berisi pencapaian kinerja Dinas

Kesehatan Kota Palembang selama tahun 2015. Capaian kinerja (performance

results) 2015 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja 2015 sebagai tolok

ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana

kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja

(performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti

itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan

Kota Palembang Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis

Dinas Kesehatan Kota Palembang dan struktur organisasi;

Bab II – Perencanaan Kinerja 2015, menjelaskan berbagai kebijakan umum Dinas

Kesehatan Kota Palembang, rencana strategis Dinas Kesehatan Kota Palembang

untuk periode tahun 2014 - 2018 dan penetapan kinerja untuk tahun 2015.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas

Kesehatan Kota Palembang dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap

pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2015.

Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Dinas

Kesehatan Kota Palembang tahun 2015 ini dan menguraikan rekomendasi yang

diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa datang.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 7

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

TAHUN 2015

A. Umum

Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kota Palembang,

Dinas Kesehatan menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang

sebagai tumpuan dan harapan masyarakat kota untuk mengatasi masalah kesehatan

yang timbul akibat perubahan pola hidup masyarakat perkotaan. Masalah kesehatan

yang disadari antara lain masalah lingkungan pemukiman, gizi, kesehatan reproduksi

maupun penanggulangan penyakit menular yang ada di lingkungan kota maupun

yang datang dari luar kota.

Untuk menjalankan peran penting kesehatan tersebut, Dinas Kesehatan Kota

Palembang memiliki visi yaitu “Tercapainya Palembang Sehat ”.

Dilandasi dengan pemikiran di atas maka selayaknya Dinas Kesehatan

bertanggung jawab untuk mengemban amanah yang diberikan Walikota Palembang

yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai standar Kementerian

Kesehatan RI pada masyarakat, seperti yang dinyatakan dalam visi GBHN yaitu

“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya

saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak

mulia, cinta tanah air berkesadaran hukum dan lingkungan sehat, menguasai

teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin”

Visi tersebut dinyatakan sejalan dengan perubahan - perubahan di era

reformasi ini, yaitu Palembang sehat adalah penduduk yang hidup di lingkungan

sehat, memperaktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menyediakan

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat

kesehatan yang optimal dengan indeks pembangunan manusia semakin baik antara

lain dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup dari 69,9 tahun menjadi 70,6 tahun;

menurunnya Angka Kematian Bayi dari 35 menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup.

menurunnya Angka Kematian Ibu dari 307 menjadi 266 per 100.000 kelahiran hidup.

dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita sampai dengan < 5%.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 8

Untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kesehatan Kota Palembang

sehingga hal yang abstrak pada visi akan terlihat lebih nyata. Dengan pernyataan misi

diharapkan seluruh insan kesehatan dan pihak yang berkepentingan dapat lebih

mengenal cara hidup sehat di tengah-tengah masyarakat mengetahui program-

program kesehatan serta hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang.

Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, terdapat 4 (empat) misi yang

diemban dan akan dilaksanakan yaitu:

1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat;

2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia;

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan serta sarana dan

prasarana yang bermutu prima

4. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian.

Dalam mempercepat Tercapainya Palembang Sehat dan sesuai dengan misi

yang telah ditetapkan dijabarkan dalam bentuk kegiatan pembangunan kesehatan

yaitu Misi 1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat, kegiatannya

antara lain meningkatkan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan

masyarakat, Misi 2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia, kegiatan

yang dilaksanakan antara lain tersedianya SDM yang berkualitas dan bekerja sesuai

dengan Standard Of Procedure (SOP) yang ditetapkan. Misi 3 Memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana yang bermutu prima

kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan

dengan tepat, cepat, dan nyaman. Misi 4 Menurunkan resiko kesakitan dan kematian

merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka

Kematian Balita (AKABA), serta meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) dan

Balita Kurang Gizi.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 9

B. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Sasaran Indikator

Kinerja

Penanggung

Jawab

Keterangan

Meningkatkan Mutu Kesehatan Masyarakat

Jumlah balita dengan gizi buruk

Ka. Bid. Yankes

Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).

Jumlah kematian bayi

Ka. Bid. Yankes

Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang sama.

Jumlah kematian ibu

Ka. Bid. Yankes

Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain.

Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat

Cakupan Kelurahan Siaga Aktif

Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah kelurahan siaga yang dibentuk

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

Cakupan Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada lurun waktu tertentu

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 10

Sasaran Indikator

Kinerja

Penanggung

Jawab

Keterangan

Meningkatnya Sarana dan Prasarana Kesehatan

Obat generik di sarana kesehatan

Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan

Obat Generik di sarana kesehatan adalah obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan kesehatan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan perkalian jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang)

Cakupan puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

Sekretariat

Cakupan Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO adalah Quality Managemen System ISO 9001:2008 adalah merupakan prosedur terdekumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen system,yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu,dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut di tentukan atau di spesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.

Meningkatnya Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Cakupan Alat Kesehatan Essensial Puskesmas yang Terkalibrasi

Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan alat kesehatan esensial puskesmas yang terkalibrasi adalah alat kesehatan yang di lakukan pengujian secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang dilakukan oleh instansi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.

Jumlah puskesmas yang Memenuhi Standar Pelayanan Kesehatan

Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan adalah puskesmas yang memiliki alat kesehatan yang minimal untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dan alat kesehatan tersebut telah di lakukan pengujian dan kalibrasi secara berkala oleh instansi yang berwenang

Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin

Ka. Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyartkat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 11

Sasaran Indikator

Kinerja

Penanggung

Jawab

Keterangan

Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/Kota

Ka. Bid. Yankes

Cakupan pelayanan gawat darurat level I adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin

Ka. Bid. Yankes

Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).

Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus

Cakupan Sarana Diperiksa Makanan Kadaluarsa

Ka. Bid. Jaminan Sarana Kesehatan

Cakupan sarana yang di periksa makanan kadaluarsa adalah Sarana distribusi,toko, swalayan, supermarket,minimarket yang menjual makanan dan minuman berkemasan

Puskesmas yang Merekomendasikan Obat Asli Indonesia

Ka. Bid. Yankes

Cakupan Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional alternative dan komplementer (keterampilan dan herbal), serta melakukan pembinaan dan pemamfaatan taman Obat Keluarga (TOGA)

Jumlah Klinik Upaya Kesehatan Kerja di Perusahaan

Ka. Bid. Yankes

Cakupan Klinik Upaya Kesehatan kerja adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan kesehatan kerja di mana pelayanan yang diberikan berfokus kepada : a. Pendidikan Kesehatan

Promosi kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang bertujuan agar masyarakat pekerja berprilaku hidup dan bekerja secara sehat meliputi: a. Pendidikan penyuluhan PHBS di tempat

kerja

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 12

Sasaran Indikator

Kinerja

Penanggung

Jawab

Keterangan

b. Perbaikan gizi kerja c. Kesehatan reproduksi pada pekerja d. Pemeliharaan tempat kerja e. Olahraga fisik dan kebugaran

b. Pelayanan Kesehatan Kerja - Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)

dan penyakit Akibat Hubungan kerja (PAHK)

- Pelayanan perawatan kesehatan umum,kuratif dan rehabilitative

- Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi c. Pembinaan lingkungan kerja

Bentuk kegiatan pembinaan lingkungan kerja difokuskan pada asesmen risiko di lingkungan tempat kerja dan pengendalian risiko yang mungkin terjadi baik di sebabkan faktor fisik, kimia, biologi maupun psikososial.

Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit

Acute Flacid Paralysys (AFP)

Ka. Bid. PMK Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun pertahun di satu wilayah tertentu

Penemuan Penderita Pneumonia Balita

Ka. Bid. PMK Persentasi balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan sesuai tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun

Penemuan pasien baru TB-BTA Positif

Ka. Bid. PMK Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD

Ka. Bid. PMK Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama

Penemuan Penderita Diare

Ka. Bid. PMK Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 13

Sasaran Indikator

Kinerja

Penanggung

Jawab

Keterangan

Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam

Ka. Bid. PMK Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam adalah Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu

Cakupan Kelurahan Universal Child

Immunization (UCI)

Ka. Bid. PMK Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun

Meningkatnya kualitas lingkungan

Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU)

Ka. Bid. PMK Tempat Tempat Umum (TTU) adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat umum, mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai fasilitas yang memenuhi syarat kesehatan

Air Bersih Rumah Tangga

Ka. Bid. PMK Air Bersih Rumah Tangga adalah Air yang memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada kurun waktu tertentu.

Meningkatnya status Gizi masyarakat

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan dari keluarga miskin

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standarpaling sedikit 4 kali dalam satu wilayahkerja pada kurun waktu tertentu

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 14

Sasaran Indikator

Kinerja

Penanggung

Jawab

Keterangan

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK)

Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan kunjungan usia lanjut yang berumur mulai dari pralansia 45 th s.d 59 th, lansia berumur 60 s.d 69 th dan resti > 75 th

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mmiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan

Cakupan kunjungan bayi

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Cakupan pelayanan anak balita

Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan

Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertunbuhan dan perkembangan

C. Arah Kebijakan.

Arah kebijakan pembangunan di Kota Palembang bidang kesehatan yang merupakan

bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014

– 2018 pada Sasaran Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan

masyarakat, Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat,

Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan, Meningkatnya

pelayanan kesehatan khusus, Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan

penyakit, Meningkatnya kualitas lingkungan, Meningkatnya status gizi masyarakat,

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 15

Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi, dan Meningkatnya

kualitas pelayanan kantor.

Arah kebijakan pembangunan kesehatan adalah :

1. Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan dasar

2. Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Penyelidikan Epidemiologi serta

penanggulangan Kejadian Luar Biasa / KLB melalui deteksi dini KLB

3. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat

D. Program Utama.

Program Utama yang tercantum Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota

Palembang Tahun 2014 – 2018 (Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang

Nomor 050/4636/Program/Kes/2015) sejalan dengan sasaran pembangunan

kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 2005) dan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Palembang Tahun 2005 –

2025 (Perda Nomor 5 Tahun 2009) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 2013 – 2018, Program Utama Dinas

Kesehatan Kota Palembang sebagai berikut :

1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

2) Program Peningkatan Disiplin Aparatur

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerka

Keuangan

5) Program Dana Alokasi Khusus (DAK)

6) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

7) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

8) Program Pengawasan Obat dan Makananan

9) Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

10) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 16

11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat

12) Program Pengembangan Lingkungan Sehat

13) Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular

14) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

15) Progran Pengadaan, peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

Puskesmas/Pustu dan Jaringannya

16) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah

Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

17) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak

19) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

20) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

21) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

E. STRATEGI

Strategi pembangunan kesehatan dalam mempercepat tercapainya

indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dan Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1) Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat

a. Cakupan kelurahan siaga aktif

b. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya

2) Meningkatnya budaya hidup bersih dan sehat

a. Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

3) Meningkatkan sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan

a. Obat essensial generik di sarana kesehatan

b. Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

c. Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

d. Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan

4) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan khusus

a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin

b. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS di Kab/Kota

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 17

c. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

d. Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular

e. Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa

f. Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia

g. Jumlah upaya kesehatan kerja di perusahaan

5) Meningkatnya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

a. Cakupan desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

b. Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun

c. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita

d. Cakupan penemuan pasien baru TB-BTA Positif

e. Cakupan penderita DBD yang ditangani

f. Cakupan penemuan penderita diare

g. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi <24 jam

6) Meningkatnya Kualitas Lingkungan :

a. Cakupan Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU)

b. Cakupan Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan

(TPM)

c. Cakupan penggunaan air bersih rumah tangga

7) Meningkatnya Status Gizi Masyarakat :

a. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan

dari keluarga miskin.

b. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

8) Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi.

a. Cakupan pelayanan anak balita

b. Cakupan pelayanan kesehatan lansia

c. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)

d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

e. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

f. Cakupan pelayanan nifas

g. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 18

h. Cakupan kunjungan bayi

i. Cakupan peserta KB aktif

9) Meningkatkanya Kualitas Pelayanan Kantor.

a. Meningkatkan tingkat pelayanan administrasi perkantoran

b. Meningkatkan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana aparatur

c. Meningkatkan tingkat disiplin aparatur

d. Meningkatkan tingkat ketersediaan aparatur yang kompeten

e. Meningkatkan rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang

disusun tepat waktu

F. PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK.

Seluruh tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan hanya dapat dicapai apabila

telah disusun, ditetapkan dan dilaksanakannya strategi yang tepat. Strategi yang

dibangun ini dilandasi informasi dan data yang relevan dari analisis lingkungan,

nilai-nilai yang ada dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Penjabaran strategi ini

diwujudkan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pokok .

1. Program Dana Alokasi Khusus (DAK)

a) Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, kendaraan pusling dan

pembangunan puskesmas serta pustu

b) DAK pelayanan farmasi

c) DAK pelayanan dasar

- Pengadaan mobil puskesmas keliling/ambulance

- Pembangunan gedung puskesmas pembantu

2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

a) Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan (larvasida dan reagensia)

3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

a) Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan

b) Peningkatan kesehatan masyarakat

c) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan

d) Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 19

4. Program Pengawasan Obat dan Makanan

a) Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya

5. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

a) Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia

6. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

b) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat

c) Peningkatan pendidikan pramuka saka bakti husada

7. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

a) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi

b) Pemberian tambahan makanan dan vitamin

c) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan

akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi

mikro lainnya

d) Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

e) Penanggulangan gizi lebih

8. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

a) Pengkajian pengembangan lingkungan sehat

b) Penyuluhan lingkungan sehat

c) Pengendalian dampak kesehatan lingkungan

d) Pengembangan Kota Sehat

9. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

a) Penyemprotan/fogging sarang nyamuk

b) Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah

c) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik

d) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah

10. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

a) Penyusunan standarisasi pelayanan kesehatan

b) Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan

c) Pembangunan dan pemuktahiran data standar pelayanan kesehatan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 20

11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana & Prasarana

Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringan

a) Pembangunan puskesmas

b) Pembangunan puskesmas pembantu

c) Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas

d) Pengadaan puskesmas keliling

e) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas

f) Rehabilitasi sedang/berat puskesmas dan puskesmas pembantu

12. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit

Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

a) Pembangunan rumah sakit

b) Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit

13. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan

a) Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis

b) Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan

14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak

a) Penyuluhan kesehatan anak balita

b) Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita

c) Monitoring evaluasi dan pelaporan

15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

a) Pelayanan pemeliharaan kesehatan

b) Pendidikan dan pelatihan perawatan lansia

16. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

a) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil

produksi rumah tangga

b) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan restoran

17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

a) Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu

b) Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu

c) Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 21

G. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014 – 2018, merupakan penjabaran

dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang yang

terdiri dari sasaran dan indikator kinerja yang harus dicapai Dinas Kesehatan Kota

Palembang selama 5 tahun mulai 2014 – 2018, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1

MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD DI BIDANG KESEHATAN

Program Kota

Palembang

Indikator Kinerja

Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1 Cakupan desa siaga aktif

% 70 70 70 70 70 80

2 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat

% 60 61 62 63 64 65

3 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

% 100 100 100 100 100 100

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

4 Obat essensial generik di sarana kesehatan

US $ per

pddk

0.94 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

5 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

pkm 3 5 7 8 10 12

6 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

% 0.0 50 75 100 100 100

Program Dana Alokasi Khusus (DAK)

7 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan

pkm 39 39 40 40 41 42

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

8 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

% 100 100 100 100 100 100

9 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota

% 100 100 100 100 100 100

10 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

% 100 100 100 100 100 100

11 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular

pkm 7 8 9 10 11 12

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 22

Program Kota

Palembang

Indikator Kinerja

Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018

Program Pengawasan Obat dan Makanan

12

Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa

objek

80 90 100 110 120 120

Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

13 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia

pkm 1 1 2 4 6 8

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

14 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan

klinik 8 12 14 16 18 20

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

15 Cakupan penderita TB Paru BTA positif yang ditangani

% 85 100 100 100 100 100

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

16

Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD

% 53 52 51 50 49 49

17 Cakupan penemuan penderita diare

% 100 100 100 100 100 100

18 Cakupan penderita pneumonia balita

% 85 100 100 100 100 100

19 AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun

% 100 100 100 100 100 100

20 Cakupan kelurahan UCI

% 100 100 100 100 100 100

21 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang< 24 jam

% 100 100 100 100 100 100

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

22 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan

% 80 81 82 83 84 85

23 Cakupan rumah tangga yang menggunakan air bersih

% 90 91 92 93 94 95

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 23

Program Kota

Palembang

Indikator Kinerja

Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018

Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

24 Cakupan Pengawasan tempat pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan

% 80 81 82 83 84 85

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

25 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan kurang gizi keluarga miskin

% 100 100 100 100 100 100

26 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

% 100 100 100 100 100 100

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

27 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

% 90 90.5 91 91.5 92 92.5

Program Pelayanan Kesehatan Lansia

28 Cakupan pelayanan kesehatan lansia

% 70 71 72 73 74 75

Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak

29 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)

% 93 94 94.5 95 95 95

30 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

% 80 80 80 80 80 80

31 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan

% 90 90 90 90 90 90

32 Cakupan pelayanan nifas

% 90 90.5 91 91.5 92 93

Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak

33 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

% 80 80 80 80 80 80

34 Cakupan kunjungan bayi

% 90 90 90 90 90 90

35 Cakupan peserta KB aktif

% 70 71 71 72 73 74

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 24

Program Kota

Palembang

Indikator Kinerja

Satuan 2014 2015 2015 2016 2017 2018

Program Pengadaan/ Peningkatan Sarana & Prasarana Rumah Sakit

36 Jumlah rumah sakit pratama

RS 0 0 1 0 1 0

37 Cakupan penyediaan alkes RS pratama

% 0 0 80 100 80 100

H. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Sasaran umum pembangunan kesehatan Kota Palembang sejalan dengan

sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Peraturan Presiden Nomor 7

Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Palembang Tahun 2014 – 2018

Tabel 2 Sasaran dan Indikator Kinerja

Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

1

Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat

1 Jumlah balita dengan gizi buruk % <0,9

2 Jumlah kematian bayi Per 10000

KH 23

3 Jumlah kematian ibu Per

100.000 KH

102

2

Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat

4 Cakupan kelurahan siaga aktif

% 70

3

Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

5 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

% 62

6 Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa SD dan setingkat

% 100

4

Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan

7 Cakupan obat generik di sarana kesehatan US $ 1.4

8 Cakupan puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

pkm 7

9 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

% 75

10 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan

pkm 40

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 25

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

5 Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus

11 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

% 100

12 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota

% 100

13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

% 100

14 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular

pkm 9

15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa

objek 100

16 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia

pkm 2

17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan

klinik 14

6 Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit

18 Cakupan penderita penyakit TB paru BTA positif yang ditangani

% 100

19 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD

% 51

20 Cakupan penemuan penderita diare % 100

21 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita

% 100

22 AFP rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun % 100

23 Cakupan kelurahan UCI % 100

24 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

% 100

7 Meningkatnya kualitas lingkungan

25 Cakupan tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan

% 82

26 Cakupan rumah tangga yang menggunakan air bersih

% 92

27 Cakupan pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

% 82

8 Meningkatnya status gizi masyarakat

28 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

% 100

29 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan % 100

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 26

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target

9 Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi

30 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita % 91

31 Cakupan pelayanan kesehatan lansia % 72

32 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) % 94,5

33 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 80

34 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan

% 90

35 Cakupan pelayanan nifas % 91

36 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

% 80

37 Cakupan kunjungan bayi % 90

38 Cakupan peserta KB aktif % 71

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 27

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan

dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai degan sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pemerintah Kota Palembang.

Kinerja Pemerintah Kota Palembang diukur berdasarkan tingkat capaian

sasaran dan indikator kinerja sasaran serta menggambarkan pula tingkat capaian

pada program/kegiatan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat capaian

sasaran dan program/kegiatan dilakukan.

A.1 Kerangka Pengukuran Kinerja

Capaian Indikator Kinerja Sasaran diperoleh dengan cara

membandingkan target dengan realisasi indikator kinerja sasaran melalui media

Formulir Pengukuran Kinerja pada Indikator Kinerja Utama sebagaimana

disajikan berikut ini :

1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian kinerja yang semakin baik,

maka digunakan rumus :

2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah capaian kinerja,

maka digunakan rumus

A.2 Kategori Pengukuran kinerja

Untuk mempermudah kategori atas capaian indikator kinerja sasaran

dan program/kegiatan diberlakukan nilai disertai makna/kategori dari nilai

tersebut yaitu:

85 s.d. >100 = Baik Sekali

70 s.d. <85 = Baik

Persentase capaian Realisasi x 100 %

rencana tingkat capaian Rencana =

Persentase capaian Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100% rencana tingkat capaian Rencana

=

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 28

55 s.d. <70 = Cukup

>0 s.d <55 = Kurang

- = Tidak bisa di ukur

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis

capaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai

sebab-sebab tercapainya atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 terdiri dari 38 Indikator

kinerja program untuk mendukung 9 sasaran strategik. Capaian kinerja (perfomance

results) selama tahun 2015 terdapat 29 indikator kinerja yang mencapai 100 % dan

9 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masing- masing

sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat

No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

1 Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat

1 Jumlah balita dengan gizi buruk

<0,9 0,012 100

2 Jumlah Kematian Bayi

23 0,99 100

3 Jumlah Kematian Ibu

102 47,9 100

1. Sasaran 1: ”Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat” dengan 3 indikator yang

seluruhnya telah mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Indikator Kinerja 1 Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status

gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau

dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).

Target tahun 2015 angka gizi buruk <0,9%, jumlah gizi buruk yang ada

14 balita dari 118.920 balita yang ada, maka cakupan masih dibawah 1%

sehingga capaian kinerja 100%.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 29

Hal ini didukung oleh peran aktif petugas puskesmas, kader posyandu,

dan peran aktif masyarakat dalam penemuan dan tatalaksana kasus. Juga

didukung oleh meningkatnya kegiatan deteksi dini gangguan pertumbuhan pada

balita melalui kegiatan penimbangan di posyandu, meningkatnya kualitas hidup

atau derajat kesehatan ibu hamil termasuk remaja putri, meningkatnya akses

masyarakat terhadap informasi tentang ASI Ekslusif, pemberian ASI eksklusif

di tempat kerja yang cenderung meningkat, meningkatnya kompetensi petugas

kesehatan dalam tatalaksana gizi buruk sehingga mutu pelayanan kesehatan

semakin baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas) maupun

fasilitas kesehatan lanjutan (rumah sakit), adanya kebijakan yang mendukung

kualitas hidup bayi yaitu Perda No 2 Tahun 2014 tentang ASI Eksklusif

termasuk mensosialisasikannya ke lintas sektor terkait, serta meningkatnya

pembentukan kelompok pendukung ibu menyusui.

Selain dukungan, masih ada hambatan yang ditemukan yaitu seluruh

kasus gizi buruk didasari oleh penyakit penyerta, tetapi penanganannya

terutama didominasi oleh sektor kesehatan, keterlibatan lintas sektor terkait

masih kurang. Intervensi gizi sensitif ini (keterlibatan lintas sektor) mempunyai

kontribusi yang cukup besar (70%) dalam penanganan masalah gizi. Kesadaran

masyarakat untuk menimbang bayi/balitanya setiap bulan ke posyandu masih

kurang, terutama setelah jadwal imunisasi selesai. Serta kerjasama lintas

sektoral untuk menggerakkan masyarakat di bidang kesehatan masih kurang,

misalnya kegiatan di posyandu atau poskeskel.

Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, beberapa strategi telah

disusun antara lain meningkatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan

(surveilans gizi) pada anak balita dengan melibatkan lintas sektor dan lintas

program terkait. Meningkatkan promosi kesehatan tentang kesehatan dan gizi,

meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan gizi dengan pendekatan

siklus kehidupan terutama fokus pada 1000 hari pertama kehidupan (sejak

hamil sampai anak berusia 2 tahun), meningkatkan peran serta dan

pemberdayaan masyarakat dalam perbaikan gizi, serta penguatan peran lintas

sektoral dalam intervensi masalah gizi sensitif dan spesifik.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 30

b. Indikator kinerja 2 Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal

sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang sama.

Target tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup yang ditetapkan

berdasarkan target MDG’s. Di Kota Palembang tahun 2015 jumlah kematian

bayi sebanyak 25 kasus per 29.091 kelahiran hidup atau 0,86 per 1000

kelahiran hidup. Angka tersebut diperoleh dari kematian bayi yang terlaporkan

pada sarana kesehatan dan masih dibawah target MDG’s.

Jumlah kematian bayi masih dibawah target, keberhasilan ini didukung

oleh beberapa faktor antara lain sistem pelaporan, pelacakan dan pendataan

kematian bayi pada semua fasilitas layanan kesehatan baik milik pemerintah

maupun swasta dan rumah sakit yang ada semakin baik. Juga meningkatnya

akses dan mutu pelayanan kesehatan bayi sudah semakin membaik, terutama

dalam penanganan kasus kegawatdaruratan neonatal. Termasuk adanya

kegiatan kajian kasus kematian maternal perinatal yang fokus pada

pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan KIA, tidak hanya menyalahkan.

Serta meningkatnya kegiatan pembinaan fasilitas kesehatan pemberi pelayanan

kesehatan KIA.

Hambatan yang masih ditemui antara lain cakupan pelayanan kesehatan

neonatal sudah sangat baik, namun kualitas pelayanan masih belum optimal.

Disamping itu kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan

kegawatdaruratan masih kurang (perlu di-update), juga peran rumah sakit

PONEK yang belum optimal. Serta penyebab tersering kematian bayi terkait

masalah gizi (BBLR) dan infeksi, sehingga untuk penangannya memerlukan

keterlibatan lintas sektor terkait.

Strategi untuk perbaikan ke depan adalah meningkatkan akses dan mutu

pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar (10T) dengan distribusi 1-1-2,

meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan remaja di puskesmas

dan sekolah (melalui kegiatan UKS dan skrinning anak sekolah) sesuai dengan

standar nasional PKPR, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan

kesehatan neonatal dengan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu

Bayi Muda (MTBM), meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam

penanganan kegawatdaruratan neonatal secara berkala, serta menjamin

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 31

ketersediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan dan kualitas

pelayanan kesehatan bayi.

c. Indikator Kinerja 3 Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada

saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan

tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian

yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan

karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Target tahun

2015 jumlah kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sesuai

dengan target MDG’s. Di Kota Palembang tahun 2015 jumlah kematian ibu

sebanyak 13 kasus per 29.091 kelahiran hidup atau 47,9 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka ini masih dibawah angka target dari MDG’s.

Faktor yang mendukung keberhasilan capaian ini antara lain akses dan

mutu pelayanan KIA di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rujukan yang

sudah semakin membaik, termasuk sistem pelaporan, pelacakan, dan pendataan

kematian ibu yang juga membaik. Adanya kegiatan kajian kasus kematian

perinatal yang fokus pada upaya pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan

KIA, tidak hanya menyalahkan. Serta meningkatnya upaya perbaikan gizi pada

ibu hamil dan remaja putri.

Sedangkan hambatan yang masih ditemui adalah peran puskesmas

PONED dan rumah sakit PONEK belum optimal, belum seluruh fasilitas

pemberi layanan KIA (Bidan Praktek Mandiri dan Rumah Bersalin)

memberikan pelayanan antenatal sesuai standar antenatal terpadu (10T),

kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatdaruratan neonatus

(asfiksia) dan deteksi dini dan ibu hamil resiko tinggi masih kurang, serta

sistem rujukan yang belum optimal.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, beberapa strategi telah disusun

antara lain optimalisasi peran puskesmas PONED dan rumah sakit PONEK,

meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap fasilitas kesehatan

pemberi pelayanan KIA dalam rangka memantau dan meningkatkan mutu

pelayanan KIA, meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan secara berkala,

dan optimalisasi sistem rujukan maternal neonatal.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 32

Tabel 3.2 Realisasi Sasaran tahun 2014 - 2015 Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat

Sasaran Indikator Kinerja Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan

2015

Target 2016

Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bidang Kesehatan

1. Angka gizi buruk

% 0.01 0,012 <0,9 0,012 100 BS 0 <0,9

2. Jumlah Kematian Bayi

Per 1000 KH

1,8 0,99 23 0,99 100 BS 0,81 23

3. Jumlah Kematian Ibu

Per 100.000

KH 41 47,9 102 47,9 100 BS 6,9 102

Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk indikator angka gizi buruk

cenderung stabil, tidak terdapat selisih realisasi namun masih dibawah 1%. Di

Indonesia prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) sebesar 19.6% di

tahun 2014 (Riskesdas, 2014)

Sedangkan untuk indikator jumlah Kematian Bayi terlihat penurunan

kematian bayi, terdapat selisih sebesar 0,81 di tahun 2015 dibandingkan

dengan tahun 2014. Angka Kematian Bayi di Indonesia berdasarkan data

SDKI tahun 2012 sebesar 34 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di

Propinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per 100.000 kelahiran hidup.

Untuk indikator jumlah kematian ibu terlihat penurunan kematian ibu,

terdapat selisih sebesar 6,9 di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014.

Angka Kematian Ibu di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2012 sebesar

369 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran

Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat

No Sasaran Indikator Kinerja

2015 % Capaian Progra

m Target Realisasi

2

Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat

4 Cakupan kelurahan siaga aktif

70 67,3 96,12

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 33

2. Sasaran 2 ”Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan

masyarakat” dengan indikator kinerja yang sudah mencapai target, dengan

penjelasan sbb :

a. Indikator Kinerja 4 Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang

mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang

buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,

penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis

masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit,

lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan

jumlah kelurahan yang ada.

Target kelurahan siaga tahun 2015 sebesar 70% sedangkan cakupannya

seluruh kelurahan di Kota Palembang sebanyak 72 kelurahan sudah menjadi

kelurahan siaga atau realisasi sebesar 67,3% sehingga capaian program

96,12%.

Ralisasi sudah hampir mendekati target pada tahun 2015 dikarenakan

masyarakat sudah mengerti dan sadar akan pentingnya program keluarga siaga.

Juga didukung dengan adanya poskeskel yang baru dibentuk dimana setiap

poskeskel dikelola oleh bidan desa.

Tabel 3.4 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat

Sasaran Indikator Kinerja Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan 2015

Target 2016

Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat

Cakupan kelurahan siaga aktif

% 70,1 67,3 70 67,3 96,12 BS 2,8 70

Dari tabel di atas terlihat realisasi untuk indikator Cakupan Kelurahan Siaga

Aktif fluktuatif, namun telah mencapai target yang ditentukan setiap tahunnya,

terdapat selisih realisasi yang menurun sebesar 2,8% di tahun 2015 jika

dibandingkan dengan tahun 2014.

Terdapat perbedaan antara target dari Kemenkes RI dengan Kota

Palembang.Menurut Permenkes RI No 741 Tahun 2008, target desa siaga aktif

sebesar 80% yang harus dicapai pada tahun 2015. Jika dibandingkan dengan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 34

capaian sekarang maka dari 107 kelurahan yang ada, pada tahun 2015 mendatang

diharapkan minimal ada 86 kelurahan siaga aktif.

Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Kesadaran Masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat

No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

3

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

5 Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkatnya

100 100 100

6 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat

62 64,8 104

3. Sasaran ke 3 : “Meningkatnya Kesadaran Masyarakat untuk Hidup Bersih dan

Sehat”, dengan 2 indikator kinerja yang seluruhnya telah mencapai target, dengan

penjelasan sbb :

a. Indikator Kinerja 5 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya

adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh

tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui

penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah murid SD/MI yang

diperiksa kesehatannya sebanyak 32.181 murid SD/MI dibandingkan dengan

sasaran 32.181 murid maka cakupan sebesar 100% sehingga capaian kinerja

tahun 2015 sebesar 100%.

Target tercapai karena dukungan dari sekolah terutama peran aktif guru

UKS dan dokter kecil dalam melakukan kegiatan penjaringan kesehatan murid

sekolah. Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya merupakan kegiatan

rutin yang dilakukan setiap tahun oleh puskesmas bersama guru UKS dan

dokter kecil terhadap SD yang ada di wilayah kerjanya sebagai upaya deteksi

dini gangguan kesehatan yang diderita siswa baru.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 35

b. Indikator Kinerja 6 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan

sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang

kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 62%, jumlah rumah tangga ber-PHBS

sebanyak 140.430 rumah tangga dibandingkan dengan 216.674 rumah tangga

yang diperiksa maka cakupan sebesar 64.81% sehingga capaian kinerja tahun

2015 sebesar 104%.

Tercapainya target karena peran aktif kader PHBS dalam mendata rumah

tangga dengan PHBS dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perilaku

hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari. Adanya Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) yang mendukung upaya promotif dan preventif di

puskesmas dalam pelaksanaan survei dan pembinaan rumah tangga ber-PHBS.

Rumah tangga sehat merupakan aset atau modal utama pembangunan di

masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.

Rumah tangga sehat juga dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota

rumah tangga.

Tabel 3.6 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat

Sasaran Indikator Kinerja Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan 2015

Target 2016

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkatnya

% 100 100 100 100 100 BS 0 100

Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat

% 64,4 64,8 62 64,8 100 BS 0,4 63

Untuk indikator Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan

setingkatnya terlihat kecenderungan realisasi bersifat stabil dan mencapai target

yang ditentukan setiap tahunnya, tidak terdapat selisih realisasi antara tahun 2015

dengan tahun 2014. Tidak ada perbedaan target antara Kementerian Kesehatan RI

dengan Kota Palembang.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 36

Sedangkan untuk indikator Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup

bersih dan sehat terlihat fluktuatif, terjadi peningkatan sebesar 0,4% dibanding

tahun 2014, namun tetap mencapai target setiap tahunnya. Di dalam Permenkes

RI No 741 Tahun 2008 tentang SPM Bidang Kesehatan, tidak ditetapkan target

untuk cakupan rumah tangga dengan PHBS.

Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan

No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

4

Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan

7 Obat essensial generik di sarana kesehatan

1,4 1,1 78,6

8 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

7 5 71,4

9 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

75 0 0,0

10 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan

40 0 0,0

4. Sasaran ke 4 : “Meningkatnya Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan

Kesehatan”, dengan 4 indikator kinerja yang belum seluruhnya mencapai target,

dengan penjelasan sbb :

a. Indikator kinerja 6 Obat Essensial dan Generik di Sarana Kesehatan yaitu obat

dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan

dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan kesehatan

pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan jumlah penduduk

Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang).

Target kinerja tahun 2015 adalah $ 1.4 US per penduduk sedangkan dana

yang tersedia untuk pengadaan obat adalah sebesar Rp 22,8 Miliyar. Dengan

jumlah penduduk hasil sensus tahun 2015 sebanyak 1.580.517 jiwa maka

didapat cakupan $ 1,1 US sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 78,6%.

Target belum tercapai karena alokasi dana untuk pengadaan obat belum

sesuai dengan kebutuhan obat per orang. Namun Kota Palembang juga

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 37

memperoleh bantuan obat dari Propinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Pusat

sehingga persediaan obat mencukupi.

b. Indikator kinerja 7 Puskesmas Berstandar Manajemen Mutu ISO merupakan

prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem

yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk

terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.

Target tahun 2015 sebanyak 7 puskesmas dengan ISO sedangkan

puskesmas yang telah sertifikasi ISO sebanyak 5 puskesmas sehingga capaian

kinerja sebesar 71,4%.

Sejak tahun 2011, manajemen mutu ISO telah diterapkan di Dinas

Kesehatan Kota Palembang, kemudian puskesmas secara bertahap. Hingga

sekarang tahun 2015 total ada 11 puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

9001:2008.

c. Indikator kinerja 8 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang

terkalibrasi adalah alat kesehatan yang dilakukan pengujian secara berkala

sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun untuk menjamin kebenaran nilai

luaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang dilakukan oleh instansi

pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.

Di tahun 2015 belum dilakukan kegiatan kalibrasi, sehingga capaian 0%.

Adanya penghematan penggunaan dana APBD tahun 2015 sehingga dana

untuk kegiatan kalibrasi alat kesehatan di puskesmas yang sudah dianggarkan

sebelumnya harus dihapuskan.

Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2015 pasal 15 ayat 1 disebutkan

bahwa peralatan kesehatan di puskesmas harus memenuhi persyaratan diuji dan

dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang

berwenang. Untuk itu perlu adanya pengalokasian dana untuk kalibrasi alat

essensial puskesmas di tahun anggaran berikutnya.

d. Indikator kinerja 9 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan

kesehatan adalah puskesmas yang memiliki alat kesehatan yang minimal untuk

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 38

melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dan alat kesehatan tersebut telah

dilakukan pengujian dan kalibrasi secara berkala oleh instansi yang berwenang.

Target tahun 2015 ada sebanyak 39 puskesmas yang memenuhi standar

pelayanan kesehatan, namun belum ada puskesmas yang memenuhi standar.

Pencapaian indikator ini dipengaruhi oleh faktor kalibrasi alat kesehatan

puskesmas yang belum dapat dilakukan. Disamping itu adanya penghematan

penggunaan dana APBD tahun 2015 sehingga dana untuk kegiatan standarisasi

pelayanan kesehatan puskesmas yang sudah dianggarkan sebelumnya juga

dihapuskan.

Tabel 3.8 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Peningkatan Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan

Sasaran Indikator Kinerja

Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan

2014

2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan 2015

Target 2016

Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan

Obat essensial generik di sarana kesehatan

US $ per

pddk 1.2 1,1 1,4 1,1 78,6 B 0,1 1,4

Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

pkm 6 11 7 11 157,1 BS 5 8

Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

% 0 0 75 0 0,0 K 0 100

Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan

pkm 1 0 40 0 0 K 1 40

Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Obat Generik di Sarana Kesehatan

kecenderungan realisasi 2014 – 2015 relatif stabil, terdapat selisih realisasi yang

menurun sebesar 0.1% di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014.

Capaian ini masih jauh dari target WHO yaitu sebesar US $ 23 per kapita. Menurut

Renstra 2010 – 2015 Kemenkes RI, indikator ketersediaan obat per kapita per tahun

di sarana pelayanan kesehatan dasar sebesar Rp. 18.000 per kapita pada tahun 2015.

Untuk indikator puskesmas berstandar manajemen mutu ISO setiap tahunnya

terlihat penambahan jumlah puskesmas dengan ISO, bahkan di tahun 2015 melebihi

target yang ditentukan. Tidak ada target nasional untuk puskesmas dengan

manajemen mutu ISO. Namun dengan adanya sistem manajemen mutu ISO yang

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 39

berorientasi pada kepuasan pelanggan ternyata mampu mendorong puskesmas

untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik.

Indikator cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

hingga tahun 2015 belum mencapai target yang ditentukan, masih belum ada alat

kesehatan yang terkalibrasi. Tidak ada target nasional untuk indikator ini, namun ke

depan diharapkan alat kesehatan essensial di 39 puskesmas telah terkalibrasi.

Sedangkan untuk indikator jumlah puskesmas yang memenuhi standar

pelayanan kesehatan kecenderungan terdapat penurunan realisasi. Tidak ada target

nasional untuk indikator ini. Di dalam Renstra Kemenkes RI 2010 – 2015

ditetapkan bahwa persentase puskesmas yang menerapkan standar pelayanan medik

dasar sebesar 90% pada tahun 2015, sedangkan di Kota Palembang telah

ditargetkan 100%.

Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Kinerja

Sasaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus

No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

5

Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus

11

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin

100 33,4 33,4

12

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota

100 93,8 93,8

13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100 4,6 4,6

14

Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular

9 10 111

15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa

100 90 90

16 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia

2 1 50

17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan

14 14 100

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 40

5. Sasaran ke 5 : “Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus” dengan 3 indikator

kinerja yang belum mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Indikator Kinerja 11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat

Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan

strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, dari 308.845 masyarakat miskin

yang terdaftar di 39 puskesmas (BPJS, 2015) sebanyak 104.958 orang yang

berobat ke puskesmas dan semuanya telah mendapatkan pelayanan kesehatan

dasar sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 33,4%.

Data puskesmas berupa data pelayanan kuratif, tidak menghitung

pelayanan promotif dan preventif ke luar gedung puskesmas. Disamping itu

sistem P-Care BPJS belum bisa diakses untuk mengetahui jumlah masyarakat

miskin di fasilitas kesehatan. Sedangkan data puskesmas belum mencakup data

pelayanan di fasilitas kesehatan dasar di wilayah kerjanya seperti klinik, dokter

praktek swasta, dan bidan praktek swasta.

b. Indikator Kinerja 12 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus

diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota adalah tempat pelayanan gawat

darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS

dan/atau ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.

Target tahun 2015 sebesar 100%, namun dari 32 rumah sakit hanya ada

30 RS yang memiliki pelayanan gawat darurat level 1. Standar yang ada

ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

856/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit.

c. Indikator Kinerja 13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata dua

dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).

Target tahun 2015 sebesar 100%, dari 308.845 masyarakat miskin yang

terdaftar di 39 puskesmas (BPJS, 2015) sebanyak 14.332 orang yang berobat ke

puskesmas harus dirujuk ke rumah sakit sehingga capaian kinerja tahun 2015

sebesar 4,6%.

Dalam hal rujukan pasien, puskesmas berupaya menekan angka rujukan

terkait dengan ketentuan dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2015 bahwa kasus

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 41

medis yang menjadi kompetensi FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama)

harus diselesaikan secara tuntas di FKTP, kecuali karena keterbatasan SDM,

sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Ketentuan dalam

Permenkes Nomor 71 Tahun 2014 menyebutkan bahwa toleransi rasio rujukan

kasus non spesialistik (RRNS) adalah sebesar 15%.

d. Indikator Kinerja 14 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak

menular adalah puskesmas yang mampu menyelenggarakan pengendalian

penyakit tidak menular secara komprehensif mulai dari promotif, prventif,

kuratif, dan rehabilitatif pada ke-4 penyakit tidak menular beserta faktor

resikonya yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, penyakit kronis

dan degeneratif lainnya, DM dan penyakit metabolik, gangguan akibat

kecelakaan dan tindak kekerasan sebagai upaya merevitalisasi puskesmas.

Target tahun 2015 sebanyak 9 puskesmas dengan pengembangan

penyakit tidak menular dan telah melebihi target, sehingga capaian 100%.

e. Indikator Kinerja 15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa adalah

sarana distribusi, toko, swalayan, supermarket, minimarket yang menjual

makanan dan minuman berkemasan.

Target tahun 2015 sebanyak 100 objek yang dilakukan pemeriksaan,

sedangkan cakupan sebanyak 90 objek sehingga capaian sebesar 90%. Kegiatan

pemeriksaan ini dilakukan dalam bentuk tim operasi gabungan yang terdiri dari

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pol PP, Bagian Hukum & Ortala Pemkot

Palembang, dan BPOM di saat menjelang hari raya Natal dan Lebaran.

f. Indikator Kinerja 16 Cakupan Puskesmas yang merekomendasikan obat asli

Indonesia adalah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan

tradisional alternatif dan komplementer (keterampilan dan herbal), serta

melakukan pembinaan dan pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA).

Di Kota Palembang sejak tahun 2014 telah dikembangkan puskesmas

dengan pengobatan tradisional yaitu Puskesmas Kampus.

g. Indikator Kinerja 17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan adalah

tempat yang memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan

kesehatan kerja.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 42

Target tahun 2015 ada 14 perusahaan dengan klinik upaya kesehatan

kerja dan telah mencapai target sehingga capaian sebesar 100%. Klinik tersebut

antara lain BTPN, PT. KAI, PT. Interbit, PT. Dexa Medica, PT. Indofood,

Hoktong, Sunan Rubber, Remco, Bukit Asam, Sri Terang Lingga Indonesia,

Aneka Bumi Pratama, dan Angka Pura. Pada klinik tersebut diberikan

pelayanan yang berfokus pada pendidikan kesehatan, pendidikan penyuluhan

PHBS di tempat kerja, perbaikan gizi kerja, kesehatan reproduksi pada pekerja,

pemeliharaan tempat kerja, olahraga fisik dan kebugaran, pelayanan kesehatan

kerja, dan pembinaan kesehatan kerja.

Tabel 3.10 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus

Sasaran Indikator Kinerja

Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan 2015

Target 2016

Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin

% 43 33,4 100 33,4 33,4 K 9,6 100

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota

% 61,3 93,8 100 93,8 93,8 BS 32,5 100

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

% 8,8 4,6 100 4,6 4,6 K 4,2 100

Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular

pkm 8 10 9 10 111 BS 2 10

Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa

obj 96 90 100 90 90 BS 6 110

Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia

pkm 1 1 2 1 50 K 0 4

Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan

klinik 12 14 14 14 100 BS 2 16

Dari tabel di atas untuk indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar

Masyarakat Miskin terlihat kecenderungan realisasi menurun, terdapat selisih

realisasi sebesar 9,6% di tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2015. Capaian

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 43

ini telah sesuai dengan target Kemenkes RI yang tercantum dalam Permenkes RI

No 741 Tahun 2008 yang menetapkan 100% pada tahun 2015.

Untuk indikator Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus

diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota terlihat peningkatan capaian

dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 32,5%. Tidak ada perbedaan target antara

Kota Palembang dengan Kemenkes RI yaitu sebesar 100% pada tahun 2015.

Untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin terlihat penurunan realisasi, terdapat selisih sebesar 4,2% di tahun 2015

dibandingkan dengan tahun 2014. Tidak ada perbedaan antara target Kota

Palembang dengan Kemenkes RI yaitu sebesar 100% pada tahun 2015.

Sedangkan untuk indikator Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan

penyakit tidak menular terlihat peningkatan jumlah sebanyak 2 puskesmas

dibandingkan tahun 2014. Target Kemenkes RI adalah 30% dari puskesmas

menyelenggarakan PTM, jika dibandingkan dengan jumlah puskesmas di

Palembang sebanyak 39 puskesmas maka targetnya ada 12 puskesmas PTM.

Untuk indikator Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa juga

terlihat peningkatan jumlah objek yang diperiksa dibandingkan tahun 2014 yaitu

sebanyak 6 sarana. Tidak ada target nasional untuk indikator ini.

Sedangkan untuk indikator Puskesmas yang merekomendasikan obat asli

Indonesia tetap sama dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan Renstra Kemenkes

RI 2010 – 2015, cakupan kabupaten/kota yang memiliki minimal 2 puskesmas yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 20%, ini berarti masih

kurang 1 puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia di Kota

Palembang untuk mencapai target Kemenkes tersebut.

Hal yang sama juga berlaku untuk indikator jumlah klinik upaya kesehatan

kerja di perusahaan, tetap sama dengan tahun 2014. Tidak ada target dari Kemenkes

RI untuk indikator ini, namun di dalam Renstra Kemenkes RI tahun 2010 - 2015

disebutkan minimal tiap kabupaten/kota mempunyai 4 puskesmas yang telah

melaksanakan upaya kesehatan kerja. Ini berarti tiap puskesmas dengan perusahaan

di wilayah kerjanya diharapkan melaksanakan upaya kesehatan melalui salah satu

programnya adalah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan, sehingga untuk

Kota Palembang target ini telah tercapai.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 44

Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

5

Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit

18 Cakupan penderita TB BTA positif yang ditangani

100 81,3 81,3

19 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD

<51 61.9

20 Cakupan penemuan penderita diare

100 119,4 119,4

21 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita

100 95,5 95,5

22 AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun

100 100 100

23 Cakupan kelurahan UCI 100 99.1 99.1

24 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan <24 jam

100 100 100

6. Sasaran ke 5 : “Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit” dari 7

indikator kinerja ada 3 indikator yang belum mencapai target, dengan penjelasan

sbb :

a. Indikator Kinerja 18 Cakupan penemuan pasien baru TB-BTA positif adalah

Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR)

dimana persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan

dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam

wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah penderita TB yang

ditemukan sebanyak 1.387 orang dibandingkan dengan sasaran sebanyak 1.706

kasus sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 81,3%.

Cakupan ini diperoleh dari pasien yang melakukan pemeriksaan dahak,

sedangkan tidak semua tersangka pasien dan fasilitas pelayanan kesehatan

melakukan pemeriksaan dahak. Diagnosa TB dapat ditegakkan dengan

pemeriksaan lainnya dan disamping itu tidak semua tersangka pasien dapat

mengeluarkan dahak dengan benar sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan

atau hasilnya menjadi negatif.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 45

Keberhasilan capaian harus didukung oleh kesediaan sarana prasarana untuk

pemeriksaan sputum oleh petugas dan meningkatnya pengetahuan masyarakat

mengenai TB sehingga segera memeriksakan diri bila mengalami gejala TB.

b. Indikator Kinerja 19 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit DBD adalah

Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah

dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di

temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama. Angka yang

digunakan untuk mengukur indikator ini adalah Incidence Rate yang

menunjukkan jumlah kasus baru per populasi dalam waktu tertentu. Dengan

semakin kecilnya angka IR maka semakin kecil pula resiko untuk terkena suatu

masalah kesehatan.

Target kinerja tahun 2015 sebesar <51 per 100.000 penduduk, jumlah

kasus DBD yang ditemukan sebanyak 981 kasus sehingga capaian kinerja

sebesar 61.9 per 100.00 penduduk dan angka ini melebihi angka minimal

incidence rate DBD.

Kota Palembang memang merupakan daerah endemis DBD, namun

banyaknya kasus di tahun 2015 dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah

hujan yang tinggi, mobilisasi penduduk yang tinggi, dan perilaku PSN

(Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang belum optimal dilakukan oleh

masyarakat.

Untuk itu berbagai upaya secara gencar telah dilakukan untuk menekan

angka kejadian dilakukan seperti fogging/penyemprotan, pembagian bubuk

abate, program Gertak DBD, budidaya iwak tempalo, dan gerakan 3M demam

berdarah

c. Indikator Kinerja 20 yaitu Penemuan dan Penanganan Penderita Diare adalah

jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu

wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.

Tahun 2015 ditemukan sebanyak 38.921 kasus diare dibandingkan

dengan sasaran sebanyak 32.599 kasus dan semuanya mendapatkan penanganan

(100%).

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 46

Hal ini karena masyarakat telah memahami pentingnya penanganan diare

sehingga penderita diare yang ada mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan

untuk mendapatkan pengobatan. Juga didukung oleh sistem pencatatan dan

pelaporan yang sudah baik dan rutin.

d. Indikator Kinerja 21 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita adalah

persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan ditangani sesuai

dengan tatalaksana standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu

tahun.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, berdasarkan proyeksi jumlah

sasaran sebanyak 5.995 balita hanya ada 5.724 balita yang ditemukan sehingga

capaian hanya sebesar 95,5%, namun semua penderita telah ditangani sesuai

tatalaksana standar.

Masih terjadi under reporting kasus pneumonia karena tidak semua

sarana kesehatan melaporkan kejadian pneumonia yang telah ditemukan dan

ditangani sehingga capaian yang ada masih jauh dari target yang ditetapkan.

e. Indikator Kinerja 22 Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio

yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun per tahun di satu

wilayah tertentu.

Tahun 2015 ditargetkan 2 / 100.000 jumlah penduduk anak usia <15

tahun atau 10 kasus dan kasus yang ditemukan sebanyak 10 sehingga capaian

kinerja sebesar 100%.

Angka target merupakan angka estimasi sehingga kemudian dilakukan

pelacakan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang bersama petugas puskesmas

dan kader agar segera dilakukan penanganan terhadap kasus AFP yang ada di

Kota Palembang.

Sejalan dengan upaya global dari WHO, untuk membebaskan Indonesia

dari polio maka pemerintah telah melaksanakan program eradikasi polio (ERP)

yang terdiri dari pemberian imunisasi polio secara rutin, pemberian imunisasi

tambahan (PIN) pada anak balita, surveilans AFP, dan pengamanan virus polio

di laboratorium (laboratory containment).

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 47

f. Indikator Kinerja 23 Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa

tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.

Target kinerja tahun sebesar 100%, jumlah kelurahan yang telah UCI

sebanyak 106 kelurahan dibandingkan dengan sasaran 107 kelurahan maka

cakupan sebesar 99.1% sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 99.1%.

Terjadi under reporting data dimana data bayi yang diimunisasi tidak

terlaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang, seperti dari dokter praktek

swasta, klinik swasta, bidan praktek swasta atau RB.

g. Indikator Kinerja 24 yaitu Cakupan Kelurahan Mengalami KLB dilakukan

Penyelidikan Epidemiologi Kurang <24 jam yaitu cakupan desa/kelurahan

mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB ) yang ditangani <24 jam oleh Kab/Kota

terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu.

Target Tahun 2015 adalah seluruhnya ditangani (100%), dan seluruh

KLB yang ada yaitu sebanyak 1 kejadian semuanya telah ditangani serta

dilakukan penyelidikan epidemiologi sehingga cakupan sebesar 100%.

Pencapaian didukung oleh didapatnya informasi yang akurat sehingga

pelacakan kasus cepat dilakukan, sumber daya puskesmas dan Dinkes yang

memahami prosedur teknis lapangan, serta lengkapnya alat pendukung yang

diperlukan. Petugas gerak cepat penanggulangan KLB telah mengikuti PAEL

(Pelatihan Asisten Epidemiologi Lapangan) sehingga makin sensitif terhadap

kejadian KLB, setiap ada laporan kejadian KLB segera ditanggulangi dan

dilaporkan.

Tabel 3.12 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Sasaran Indikator Kinerja

Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan 2015

Target 2016

Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit

Cakupan penderita TB BTA positif yang ditangani

% 76,2 81,3 100 81,3 81,3 B 5,1 100

Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD

Per 100.000

pddk 38,6 61.9 51 61.9 K 23.3 50

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 48

Cakupan penemuan penderita diare

% 140,7 119,4 100 119,4 119,4 BS 21,3 100

Cakupan penemuan penderita pneumonia balita

% 44,5 95,5 100 95,5 95,5 BS 51 100

AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun

% 100 100 100 100 100 BS 0 100

Cakupan kelurahan UCI

% 95,3 99.1 100 99.1 99.1 B 3.8 100

Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan <24 jam

% 100 100 100 100 100 BS 0 100

Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Penemuan Pasien Baru BTA

Positif terlihat kecenderungan peningkatan realisasi, terdapat selisih realisasi

sebesar 5,1% di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014. Tidak ada

perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).

Untuk indikator Penderita DBD yang ditemukan dan ditangani terlihat

peningkatan incidence rate (IR) dibanding tahun sebelumnya, terdapat selisih

sebesar 23.3 di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014.

Untuk indikator Penemuan Penderita Diare terlihat kecenderungan

peningkatan realisasi dan telah mencapai target setiap tahunnya, terdapat selisih

realisasi sebesar 21,3% di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014. Tidak ada

perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).

Untuk indikator Cakupan Kelurahan UCI (Universal Child Immunization)

kecenderungan realisasi mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,

terdapat selisih realiasi sebesar 3.8% di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun

2014. Tidak ada perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga

tahun 2015 (100%).

Untuk indikator Penemuan Penderita Pneumonia terlihat kecenderungan

realisasi bersifat stabil dan mencapai target yang ditetapkan setiap tahunnya, tidak

terdapat selisih realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2012. Tidak ada

perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).

Untuk indikator Acute Flacid Paralysis terlihat kecenderungan peningkatan

realisasi dan telah mencapai target yang ditetapkan, tidak terdapat selisih realisasi

antara tahun 2014 dan tahun 2015. Tidak ada perbedaan target Kota Palembang

dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 49

Sedangkan untuk indikator Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang

dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam terlihat kecenderungan realisasi

bersifat stabil dan telah mencapai target yang ditentukan setiap tahunnya, tidak

terdapat selisih realisasi antara tahun 2015 dengan tahun 2014. Tidak ada

perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2015 (100%).

Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Kinerja

Sasaran Peningkatan Kualitas Lingkungan

No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

7 Meningkatnya kualitas lingkungan

25 Tempat Tempat Umum yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU)

82 82,5 100,6

26 Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TPM)

82 82,7 100,9

27 Air Bersih Rumah Tangga 92 92,2 100,2

7. Sasaran ke 7 : “Meningkatnya kualitas lingkungan” dengan 3 indikator kinerja yang

seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

a. Indikator Kinerja 25 Tempat–Tempat Umum (TTU) memenuhi syarat

kesehatan adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh

badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat umum,

mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai fasilitas yang

memenuhi syarat kesehatan.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 82% dan ada 301 TTU telah

memenuhi syarat dibandingkan dengan sasaran sebanyak 365 TTU sehingga

capaian kinerja tahun 2015 sebesar 82,5%. Adapun indikator pemeriksaan TTU

antara lain adanya jamban sehat, sarana air bersih, tempat sampah dan

lingkungan bersih.

Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian meliputi

pengawasan kualitas lingkungan TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan

dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 50

b. Indikator Kinerja 26 Keluarga menggunakan air bersih adalah air yang

memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada

kurun waktu tertentu.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 92%, jumlah keluarga yang

menggunakan air bersih sebanyak 287.466 keluarga dibandingkan dengan

sasaran 312.392 keluarga maka cakupan sebesar 92.2% sehingga capaian

kinerja tahun 2015 sebesar 100.2%.

Saat ini PDAM belum terdistribusi ke seluruh penduduk Kota Palembang

sehingga belum semua penduduk mengakses air bersih PDAM. Namun air

bersih tetap diperoleh melalui air kemasan dan sumur gali. Penyediaan air

bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yaitu dalam menurunkan

angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air, dan

berperan dalam meningkatkan standar atau kualitas hidup masyarakat.

Keberhasilan indikator perlu dukungan kesadaran masyarakat akan

penggunaan sarana air bersih baik yang dibangun secara mandiri maupun oleh

pemerintah. Disamping itu peran tenaga kesehatan yang memberikan

bimbingan kepada masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan

sehat.

c. Indikator Kinerja 27 Tempat Pengolahan Makanan (TPM) memenuhi syarat

kesehatan adalah tempat dilakukannya upaya penyimpanan dan pengolahan

bahan makanan serta penyajian makanan yang keseluruhan proses tersebut

memenuhi persyaratan kesehatan.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 82%, seluruh TPM yang ada yaitu

sebanyak 3.584 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 2.963 TPM

sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 82,7%.

Standarisasi sesuai dengan Permenkes No 1098/Menkes/SK/VII/2003

tentang hygiene rumah makan dan restoran. Dalam upaya pengawasan terhadap

TPM yang ada dilakukan pembinaan dan pengambilan sampel makanan

terhadap TPM diantaranya rumah makan/restoran, jasa boga, industri rumah

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 51

tangga, makanan jajanan, pelatihan dan penyuluhan terhadap TPM, hingga

pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha.

Tabel 3.14 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Sasaran Peningkatan Kualitas Lingkungan

Sasaran Indikator Kinerja

Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan 2015

Target 2016

Meningkatnya kualitas lingkungan

Tempat Tempat Umum yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU)

% 81,3 82,5 82 82,5 100,6 BS 1,2 83

Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TPM)

% 81,3 82,7 82 82,7 100,9 BS 1,4 83

Air Bersih Rumah Tangga

% 91,02 92,2 92 92,2 100,2 BS 1,2 93

Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Tempat Tempat Umum yang

Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU) terlihat kecenderungan realisasi meningkat,

terdapat selisih realisasi sebesar 1,2% di tahun 2015 jika dibandingkan dengan

tahun 2014. Ada perbedaan besaran target dengan Kemenkes RI yaitu sebesar 85%.

Sedangkan untuk indikator Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi

Syarat Kesehatan (TPM) terlihat kecenderungan realisasi mengalami peningkatan,

terdapat selisih realisasi sebesar 1,4% di tahun 2014 jika dibandingkan dengan

tahun 2015. Target Kemenkes RI untuk TPM lebih rendah dari Kota Palembang

yaitu sebesar 75%. Untuk Kota Palembang sudah melampaui target nasional.

Untuk indikator Air Bersih Rumah Tangga terlihat kecenderungan

peningkatan realisasi, terdapat selisih sebesar 1,2% di tahun 2015 jika

dibandingkan dengan tahun 2014. Target Kemenkes RI untuk air bersih lebih

rendah dari Kota Palembang yaitu sebesar 67. Untuk Kota Palembang sudah

melampuai target nasional.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 52

Tabel 3.15 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat

No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

8 Meningkatnya status gizi masyarakat

28

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100 100 100

29 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

100 100 100

8. Sasaran ke 8 : “Meningkatnya status gizi masyarakat” dari 2 indikator kinerja

semuanya sudah mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Indikator Kinerja 28 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia

6–24 bulan keluarga miskin adalah Cakupan pemberian makanan pendamping ASI

pada anak usia 6–24 bulan keluarga miskin.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah anak keluarga miskin

kurang gizi yang ditemukan sebanyak 306 anak dan semuanya telah diberikan

makanan pendamping ASI sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 100%.

Kriteria Gakin ditetapkan oleh pemerintah kota. MP-ASI pabrikan berupa

bubuk instan untuk bayi usia 6–11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12–24 bulan.

Pengadaan untuk MP-ASI setiap tahunnya telah sesuai dengan jumlah bayi dan

balita keluarga miskin yang ada di Kota Palembang terutama dengan status gizi

kurang. Didukung penuh oleh skrining kasus dari posyandu yang sudah berjalan

dengan baik.

b. Indikator Kinerja 29 Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan adalah

balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana

gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 100%, jumlah balita gizi buruk yang

ditemukan sebanyak 14 orang dan seluruhnya dirawat di rumah sakit sehingga

capaian kinerja tahun 2015 sebesar 100%.

Target tercapai karena adanya dukungan masyarakat dalam melaporkan

kasus gizi buruk yang ada di lingkungannya, serta peran aktif puskesmas dalam

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 53

melakukan pelacakan terhadap setiap laporan kasus, serta koordinasi yang baik

dengan rumah sakit rujukan untuk perawatan.

Tabel 3.16 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat

Sasaran Indikator Kinerja

Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan 2015

Target 2016

Meningkatnya status gizi masyarakat

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

% 100 100 100 100 100 BS 0 100

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

% 100 100 100 100 100 BS 0 100

Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Cakupan Pemberian Makanan

Pendamping ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin terlihat

kecenderungan realisasi stabil dan mencapai target yang ditentukan setiap tahunnya,

tidak terdapat selisih realisasi antara tahun 2015 dengan tahun 2014. Pengertian

anak usia 6–24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6–11 bulan dan anak usia

12–24 bulan dari Keluarga Miskin (Gakin). Tidak ada perbedaan antara target

Kemenkes RI dengan Kota Palembang.

Untuk indikator Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan terlihat

kecenderungan realisasi tiap tahunnya stabil dan mencapai target yang ditentukan,

tidak dapat selisih realisasi antara tahun 2015 dengan tahun 2014. Tidak ada

perbedaan antara target Kemenkes RI dengan Kota Palembang.

Tabel 3.17 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Reproduksi

No Sasaran Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

9

Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi

30 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

91 93,9 103.2

31 Cakupan pelayanan kesehatan lansia

72 72,3 100,4

32 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)

94,5 96,7 102,3

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 54

33 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

80 80,4 100,5

34

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

80 96 106,7

35 Cakupan pelayanan nifas 91 91,7 100,8

36 Cakupan KB aktif 71 76,9 108,3

37 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

80 80,4 100,5

38 Cakupan kunjungan bayi 90 95,1 105,7

9. Sasaran ke 9 : “Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi” dengan 9

indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

a. Indikator Kinerja 30 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah anak

balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 91%, sedangkan yang memperoleh

pelayanan pemantauan 111.657 balita dibandingkan dengan sasaran sebanyak

118.920 balita, sehingga realisasi sebesar 93,9%.

Hal ini didukung oleh akses dan mutu pelayanan kesehatan anak balita di

dalam dan luar gedung puskesmas sudah berjalan dengan baik, yaitu meliputi

pelayanan di puskesmas, posyandu, panti asuhan anak, TK/PAUD, maupun

melalui kegiatan kunjungan rumah. Pemantauan pertumbuhan merupakan salah

satu kegiatan yang terdiri dari penimbangan anak setiap bulan, pencatatan dan

pengisian Kartu Menuju Sehat, penilaian naik atau tidak naik yang bertujuan

melakukan deteksi dini gangguan pertumbuhan dan melakukan tindak lanjut

hasil pemantauan pertumbuhan.

b. Indikator Kinerja 31 Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia adalah cakupan

kunjungan usia lanjut yang berumur mulai dari pra lansia 45 tahun hingga 59

tahun, lansia berumur 60 hingga 69 tahun, dan resiko tinggi >75 tahun.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 55

Target tahun 2015 sebesar 72%, sedangkan yang lansia yang melakukan

kunjungan sebanyak 91.901 orang dibandingkan dengan sasaran sebanyak

127.061 orang maka didapat cakupan sebesar 72,3% sehingga capaian kinerja

tahun 2015 sebesar 100,4%.

Saat ini ada 29 puskesmas di Kota Palembang yang telah dikembangkan

menjadi puskesmas santun lansia. Untuk meningkatkan cakupan kunjungan

lansia, telah dikembangkan program posyandu lansia dimana posyandu

dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang pelaksanaan posyandu. Juga

dipertimbangkan kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu untuk

meminimalkan jarak tempuh dan biaya transportasi yang harus dikeluarkan,

serta faktor keamanan dan keselamatan bagi lansia. Dari 107 kelurahan di Kota

Palembang ada 91 kelurahan (85%) sudah memiliki posyandu lansia, dengan

jumlah total 229 posyandu lansia.

c. Indikator Kinerja 32 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) adalah cakupan ibu

hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling

sedikit 4 kali dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Target kinerja tahun 2015 adalah 94,5%, sedangkan yang memeriksakan

kehamilannya 4 kali sebanyak 30.789 ibu hamil dengan dibandingkan sasaran

31.850 ibu hamil maka didapat cakupan 96.7% sehingga capaian kinerja tahun

2015 sebesar 102,3%.

Hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk

memeriksakan kesehatan kehamilannya dan membaiknya kualitas pelayanan

kesehatan ibu hamil di fasilitas kesehatan. Disamping itu didukung oleh sistem

pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan di fasilitas kesehatan jejaring dan

mitra puskesmas sudah berjalan dengan baik, termasuk mutu pelayanan

antenatal care yang semakin membaik.

d. Indikator Kinerja 33 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani adalah

ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 56

kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas

PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

Pada tahun 2015 target kinerja sebesar 80%, jumlah kasus yang

ditangani sebanyak 5.122 orang dibandingkan dengan sasaran sebesar 6.370 ibu

hamil maka didapat cakupan sebesar 80,4% sehingga capaian kinerja tahun

2015 sebesar 100,5%.

Target tercapai karena semua fasilitas rujukan telah memberikan

pelayanan terhadap setiap kasus komplikasi kebidanan yang ditemukan dan

melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk administrasi

pencatatan dan pelaporan. Termasuk dukungan proses deteksi, baik oleh

masyarakat maupun tenaga kesehatan yang semakin baik.

e. Indikator Kinerja 34 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

yang Memiliki Kompetensi adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 90%, jumlah persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan 29.091 orang dibandingkan dengan sasaran 30.298 ibu

hamil maka didapat cakupan sebesar 96% sehingga capaian kinerja tahun 2015

sebesar 106,7%.

Target tercapai disebabkan oleh masyarakat umumnya dan ibu hamil

khususnya telah menyadari pentingnya melakukan persalinan dengan tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, semakin mudahnya akses

masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang

berkompeten, pencanangan program Percepatan Penurunan Angka Kematian

Ibu (RAN PP AKI) tahun 2014-2015 melalui penyusunan Rencana Aksi

Nasional, peningkatan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor

kesehatan untuk peningkatan cakupan, serta penguatan manajemen dan jejaring

rujukan di Kota Palembang pada pelayanan persalinan di fasilitas pelayanan

kesehatan.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 57

f. Indikator Kinerja 35 Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada ibu

dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai

standar.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 91%, jumlah ibu nifas yang

memeriksakan ke fasilitas kesehatan sebanyak sebanyak 27.978 orang

dibandingkan dengan jumlah sasaran 30.526 ibu nifas maka didapat cakupan

sebesar 91,7% sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 99,3 %.

Target tercapai karena adanya kegiatan pemantauan kesehatan ibu nifas

di posyandu maupun kunjungan rumah, meningkatnya kesadaran masyarakat

untuk memeriksakan kesehatan pasa masa nifas sudah semakin baik, serta

dukungan sistem pencatatan dan pelaporan yang terpadu.

g. Indikator Kinerja 36 Cakupan KB Aktif adalah jumlah peserta KB aktif

dibandingkan dengan pasangan usia subur (PUS) di suatu wilayah pada kurun

waktu tertentu.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 71%, jumlah peserta KB aktif

sebanyak 211.614 pasangan dibandingkan dengan sasaran 275.038 pasangan

maka didapat cakupan sebesar 76,9% sehingga capaian kinerja tahun 2015

sebesar 108,3%.

Hal ini didukung oleh peningkatan promosi tentang pelayanan KB

sehingga kesadaran masyarakat untuk ber-KB juga meningkat, juga mudahnya

akses terhadap pelayanan KB baik di fasilitas pelayanan primer maupun

rujukan.

h. Indikator Kinerja 37 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di

seluruh sarana pelayanan kesehatan.

Target kinerja tahun 2015 sebesar 80%, jumlah neonatus dengan

komplikasi yang ditangani sebanyak 3.531orang dibandingkan dengan sasaran

4.394 neonatus maka didapat cakupan sebesar 80,4% sehingga capaian kinerja

tahun 2015 sebesar 100,5%.

Target tercapai karena semua fasilitas rujukan telah memberikan

pelayanan terhadap setiap kasus neonatus dengan komplikasi yang ditemukan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 58

dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk administrasi

pencatatan dan pelaporan. Juga dukungan proses deteksi/skrining yang sudah

berjalan baik dalam penemuan segera kasus neonatus komplikasi di

masyarakat.

i. Indikator Kinerja 38 Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan

perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di

satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Pada tahun 2015 target kunjungan bayi sebesar 90% dan yang berkunjung

ke pelayanan kesehatan minimal 4 kali sebanyak 27.795 bayi dibandingkan

dengan sasaran 29.225 bayi maka didapat cakupan sebesar 95,1% sehingga

capaian kinerja sebesar 105,7%.

Tercapainya target karena masyarakat telah menyadari pentingnya

pemantauan tumbuh kembang bayinya secara rutin. Termasuk semakin

mudahnya akses untuk mendapatkan pelayanan yaitu di puskesmas, posyandu,

panti asuhan anak, TK/PAUD, maupun kunjungan rumah.

Tabel 3.18 Realisasi Sasaran Tahun 2014 – 2015 Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Reproduksi

Sasaran Indikator Kinerja

Daerah

Realisasi Tahun 2015

Satuan 2014 2015 Target Realisasi % IP

Selisih realisasi

2014 dan 2015

Target 2016

Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

% 91,2 93,9 91 93,9 103.2 BS 2,7 91,5

Cakupan pelayanan kesehatan lansia

% 73,3 72,3 72 72,3 100,4 BS 1 73

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)

% 96,7 96,7 94,5 96,7 102,3 BS 0 95

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

% 79,9 80,4 80 80,4 100,5 BS 0,5 80

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

% 96.5 96 80 96 106,7 BS 0,5 90

Cakupan pelayanan nifas

% 96,2 91,7 91 91,7 100,8 BS 4,5 91,5

Cakupan KB aktif % 79,5 76,9 71 76,9 108,3 BS 2,6 72

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

% 81,3 80,4 80 80,4 100,5 BS 0,7 80

Cakupan kunjungan bayi

% 91,5 95,1 90 95,1 105,7 BS 3,6 90

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 59

Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan anak

balita relatif sedikit meningkat, terdapat selisih sebesar 2,7% di tahun 2015

dibandingkan dengan tahun 2014. Menurut Renstra Kemenkes RI tahun 2010 -

2015, target cakupan pelayanan kesehatan anak balita sebesar 85%. Ini berarti

capaian Kota Palembang saat ini telah melampaui target nasional.

Untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan lansia kecenderungannya

menurun, terdapat selisih sebesar 1% di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun

2014. Tidak terdapat target nasional untuk indikator ini.

Untuk Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) kecenderungan tidak terdapat

selisih realisasi pada tahun 2015 dan mencapai target yang ditentukan setiap

tahunnya. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target cakupan kunjungan

K4 sebesar 95% untuk dicapai tahun 2015, ada perbedaan sebesar 1% dibandingkan

dengan target Kota Palembang. Ini berarti dari sasaran 31.883 ibu hamil minimal

ada 30.289 kunjungan K4, sedangkan saat ini sebanyak 30.789 ibu hamil telah

melakukan kunjungan K4, sehingga target nasional telah tercapai.

Untuk indikator Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani terlihat

kecenderungan realisasi meningkat, namun telah mencapai target yang ditentukan

setiap tahunnya, terdapat selisih realisasi sebesar 0.5% di tahun 2014 dibandingkan

dengan tahun 2015. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target cakupan

indikator ini sebesar 80% untuk dicapai tahun 2015, berarti tidak ada perbedaan

dengan target Kota Palembang.

Untuk indikator Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

terlihat kecenderungan realisasi menurun, terdapat selisih realisasi sebesar 0.5% di

tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun

2008, target cakupan indikator ini sebesar 90% untuk dicapai tahun 2015, berarti

tidak ada perbedaan dengan target Kota Palembang.

Untuk indikator Cakupan Pelayanan Nifas terlihat kecenderungan realisasi

menurun, terdapat selisih realisasi sebesar 4,5% di tahun 2015 dibandingkan tahun

2014. Menurut Permenkes RI No 741 tahun 2008, target cakupan indikator ini

sebesar 90% untuk dicapai tahun 2015, ada perbedaan sebesar 0.5% dengan target

Kota Palembang. Ini berarti capaian Kota Palembang telah melampaui target

nasional.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 60

Untuk indikator cakupan KB aktif terlihat kecenderungan realisasi

menurun, namun tetap mencapai target yang ditentukan. Terdapat selisih sebesar

2,6% di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015. Menurut Renstra Kemenkes

RI 2010 – 2015, target indikator ini sebesar 65%, ada perbedaan sebesar 6%

dibandingkan dengan Kota Palembang. Ini berarti capaian Kota Palembang telah

melampaui target nasional.

Untuk indikator Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

terlihat kecenderungan menurun, namun telah mencapai target yang ditetapkan.

Terdapat selisih realisasi sebesar 0,7% di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014.

Menurut Renstra Kemenkes RI 2010 – 2015, target indikator ini sebesar 80%,

berarti tidak ada perbedaan dengan Kota Palembang. Capaian Kota Palembang

telah melampaui target nasional.

Sedangkan untuk indikator Cakupan Kunjungan Bayi terlihat

kecenderungan realisasi meningkat, namun telah mencapai target yang ditetapkan.

Terdapat selisih realisasi sebesar 3,6% di tahun 2014 dibandingkan tahun 2015.

Menurut Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target cakupan indikator ini sebesar

90%, berarti tidak ada perbedaan dengan target Kota Palembang.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 61

Dari 9 sasaran yang ada dan 38 indikator kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 ada 12 indikator kinerja yang belum

mencapai target yaitu :

Tabel 3.19 Indikator Kinerja yang Belum Tercapai

dalam Penetapan Indikator Utama (IKU) Tahun 2015.

Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

1 Cakupan kelurahan siaga aktif 70 67,3 96,12

2 Obat essensial generik di sarana kesehatan

1,4 1,1 78,6

3 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

7 5 71,4

4 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

75 0 0,0

5 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan

40 0 0,0

6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin 100 33,4 33,4

7

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota

100 93,8 93,8

8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100 4,6 4,6

9 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa

100 90 90

10 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia

2 1 50

11 Cakupan penderita TB BTA positif yang ditangani

100 81,3 81,3

12 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita

100 95,5 95,5

13 Jumlah rumah sakit pratama yang disediakan

1

0 0

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 62

Indikator Kinerja 2015 %

Capaian Program Target Realisasi

14 Penyediaan alat kesehatan untuk RS pratama

80 0 0

15 Cakupan kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

100 99.1 99.1

16 Cakupan penyakit DBD yang ditangani

<51 61.9 -

Penyebab tidak tercapainya target indikator kinerja adalah sebagai berikut :

1) Kelurahan siaga aktif di Kota Palembang tidak tercapai karena salah satu syarat

sebuah kelurahan dikatakan siaga aktif adalah harus memiliki minimal satu

poskeskel yang aktif beroperasi, sedangkan poskeskel yang aktif beroperasi di

kota Palembang tahun ini hanya 72 poskeskel. Jumlah poskeskel mengalami

penurunan dikarenakan banyaknya bidan / perawat poskeskel yang

mengundurkan diri karena tidak memiliki status kepegawaian yang pasti.

2) Target belum tercapai jika dilihat dari alokasi dana untuk pengadaan obat sesuai

dengan kebutuhan obat per orang, namun Kota Palembang juga memperoleh

bantuan obat dari Propinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Pusat sehingga

stock obat mencukupi.

3) Adanya keterbatasan dana sehingga dari target 7 puskesmas hanya teralokasikan

dana standarisasi manajemen mutu ISO untuk 5 puskesmas saja.

4) Adanya keterbatasan dana APBD tahun 2015 sehingga dana untuk kegiatan

kalibrasi alat kesehatan puskesmas belum dapat dianggarkan.

5) Pencapaian indikator ini dipengaruhi oleh faktor kalibrasi alat kesehatan

puskesmas yang belum dapat dilakukan. Disamping adanya keterbatasan dana

APBD tahun 2015 sehingga dana untuk standarisasi pelayanan kesehatan

puskesmas belum dapat dianggarkan.

6) Data puskesmas berupa data pelayanan kuratif, tidak menghitung pelayanan

promotif dan preventif ke luar gedung puskesmas. Disamping itu sistem P-Care

BPJS belum bisa diakses untuk mengetahui jumlah masyarakat miskin di

fasilitas kesehatan. Sedangkan data puskesmas belum mencakup data pelayanan

di fasilitas kesehatan dasar di wilayah kerjanya seperti klinik, dokter praktek

swasta, dan bidan praktek swasta.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 63

7) Keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana di rumah sakit sehingga

tidak semua menyelenggarakan pelayanan gawat darurat. Disamping itu masih

ada rumah sakit yang masih dalam proses pengurusan izin operasional.

8) Dalam hal rujukan pasien, puskesmas berupaya menekan angka rujukan terkait

dengan ketentuan dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2015 bahwa kasus medis

yang menjadi kompetensi FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama) harus

diselesaikan secara tuntas di FKTP, kecuali karena keterbatasan SDM, sarana

dan prasarana di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Ketentuan dalam

Permenkes Nomor 71 Tahun 2014 menyebutkan bahwa toleransi rasio rujukan

kasus non spesialistik (RRNS) adalah sebesar 15%.

9) Pemeriksaan makanan kadaluarsa terbatas pada alokasi dana, sedangkan alokasi

anggaran tahun 2015 hanya untuk 90 objek

10) Saat ini beberapa puskesmas telah mengadopsi layanan pengobatan tradisional

namun tempat pelayanan masih bergabung dengan layanan medis sehingga

belum dapat diklasifikasikan dalam puskesmas yang merekomendasikan obat

tradisional. Hingga saat ini hanya 1 puskesmas yang dikategorikan puskesmas

dengan pengobatan tradisional yaitu Puskesmas Kampus dengan griya sehat-nya.

11) Cakupan diperoleh dari pasien yang melakukan pemeriksaan dahak, sedangkan

tidak semua tersangka pasien dan fasilitas pelayanan kesehatan melakukan

pemeriksaan dahak dimana diagnosa TB ditegakkan dengan pemeriksaan

lainnya dan disamping itu tidak semua tersangka pasien dapat mengeluarkan

dahak dengan benar sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan atau hasilnya

menjadi negatif.

12) Under reporting kasus masih sangat rendah disebabkan tidak semua sarana

kesehatan melaporkan kasus pneumonia yang ditangani

13) Pembangunan rumah sakit pratama masih belum dapat direalisasikan pada tahun

2015, direncanakan pada tahun 2016 baru akan dialokasikan

14) Penyediaan alat kesehatan untuk rumah sakit pratama masih belum terealisasi,

berkaitan dengan pembangunan rumah sakit pratama yang belum dilaksanakan

15) Under reporting data dimana bayi yang diimunisasi tidak terlaporkan ke Dinas

Kesehatan Kota Palembang, seperti dokter praktek swasta, klinik swasta, bidan

praktek swasta atau rumah bersalin

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 64

16) Incidence rate tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya karena

dipengaruhi oleh faktor curah hujan yang tinggi, perilaku PSN yang belum

optimal dilaksanakan masyarakat, dan mobilisasi penduduk di daerah perbatasan

palembang yang tinggi sehingga meningkatkan penyebaran penyakit DBD

Langkah – langkah yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk

mengatasi kendala :

1) Kerjasama lintas sektor harus ditingkatkan sebagai upaya untuk mengaktifkan

kembali poskeskel lainnya mulai dari perekrutan kembali bidan poskeskel,

penyediaan sarana prasarana dan gedung poskeskel, serta dukungan aktif dari

masyarakat sekitar poskeskel

2) Meningkatkan informasi mengenai penggunaan obat rasional di puskesmas dan

puskesmas pembantu

3) Tahun anggaran berikutnya akan dialokasikan dana untuk standarisasi

manajemen mutu ISO sesuai dengan target yang telah ditetapkan

4) Pengalokasian dana untuk kegiatan kalibrasi alat kesehatan puskesmas di tahun

anggaran berikutnya

5) Pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin akan terus

dilakukan, disamping meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas berupa

sarana, prasarana, dan sumber daya manusia, serta meningkatkan kesadaran

masyarakat miskin untuk mencari pengobatan ke layanan kesehatan bila

menderita sakit.

6) Peningkatan komitmen bersama untuk pencatatan dan pelaporan terpadu secara

berjenjang pelayanan pasien masyarakat miskin baik pelayanan promotif,

preventif, dan kuratif di dalam dan luar gedung puskesmas.

7) Pengalokasian dana untuk kegiatan standarisasi pelayanan kesehatan puskesmas

di tahun anggaran berikutnya

8) Sosialisasi ke pihak terkait mengenai Permenkes Nomor 28 tahun 2015 dan

Permenkes No 71 Tahun 2003, serta umpan balik rujukan dari rumah sakit

rujukan.

9) Tahun anggaran berikutnya akan dialokasikan dana untuk pemeriksaan

makanan kadaluarsa sesuai dengan target yang telah ditetapkan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 65

10) Pembinaan akan dilakukan bagi puskesmas yang telah mengadopsi layanan

pengobatan tradisional, disamping meningkatkan kualitas pelayanan dan jenis

layanan, juga harus mengembangkan tanaman obat keluarga (TOGA)

11) Meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor terkait terutama sarana

pelayanan kesehatan mengenai pentingnya penegakan diagnosa bagi tersangka

TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

12) Dalam upaya meningkatkan capaian memerlukan dukungan petugas di

puskesmas dan kader dalam deteksi dini penderita sesuai klasifikasi dan

pemberian pengobatan, perbaikan fasilitas penderita pneumonia berat yang

memerlukan rujukan, pembinaan care seeking, serta kerjasama lintas sektor

dengan sarana kesehatan lainnya dalam hal komitmen pelaporan rutin kasus

pneumonia.

13) Pembangunan rumah sakit pratama rencananya akan dialokasikan melalui Dana

Alokasi Khusus (DAK) dari APBN

14) Selain realisasi pembangunan rumah sakit pratama, penyediaan alat kesehatan

sebagai sarana penunjang juga rencananya akan dialokasikan melalui DAK

APBN

15) Pembinaan kepada fasilitas kesehatan lainnya yang juga memberikan layanan

imunisasi untuk melaporkan cakupan pelayanannya ke puskesmas di wilayah

kerjanya secara rutin setiap bulannya

16) Upaya yang akana dilakukan antara lain sosialisasi kepada masyarakat

mengenai penyakit DBD, mendorong masyarakat untuk aktif melakukan

gerakan PSN, peran aktif kader jumantik dalam deteksi jentik nyamuk di rumah

tangga, serta saat ini telah ada gerakan 1 kelurahan 1 RT untuk kerja bakti

setiap minggunya di wilayah masing-masing sebagai bagian dari upaya

membersihkan lingkungan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 66

C. SUMBER DAYA

Sumber daya merupakan salah satu komponen penting dalam pencapaian kinerja.

Sumber daya manusia dan sumber daya anggaran yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan

Kota Palembang antara lain dijabarkan sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Keadaan pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Palembang sampai dengan

tanggal 31 Desember 2015 sebanyak 1.059 PNS dan 505 tenaga non PNSD & Non

PNSD BLUD dengan rincian sebagai berikut:

a. Menurut jabatan

1) Jabatan struktural = 18 orang

2) Jabatan fungsional = 906 orang

3) Staf = 130 orang

b. Menurut golongan

1) Golongan IV = 61 orang

2) Golongan III = 776 orang

3) Golongan II = 215 orang

4) Golongan I = 7 orang

5) Non PNS dan BLUD = 505 orang

c. Menurut pendidikan

1) S2/spesialis = 54 orang

2) S1/D.IV = 352 orang

3) D.I/D.III = 699 orang

4) SMA = 393 orang

5) SMP = 34 orang

6) SD = 32 orang

d. Menurut ketenagaan

1) Dokter = 85 orang

2) Dokter gigi = 45 orang

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 67

3) Dokter spesialis = 9 orang

4) Apoteker = 2 orang

5) Asisten apoteker = 68 orang

6) Kesehatan masyarakat (S1) = 59 orang

7) Perawat = 268 orang

8) Bidan = 270 orang

9) Ahli madya gizi = 38 orang

10) Sanitarian = 47 orang

11) Analis = 39 orang

12) Perawat gigi = 79 orang

13) Tenaga non kesehatan = 105 orang

2. Sumber Daya Anggaran

Pembiayaaan kesehatan secara garis besar berasal dari tiga sumber yaitu

pemerintah, swasta (termasuk masyarakat), dan bantuan luar negeri. Di sektor

pemerintah pembiayaan kesehatan digunakan untuk pembangunan, pengadaan fisik

dan non fisik. Sumber pembiayaan pembangunan kesehatan SKPD Dinas

Kesehatan Kota Palembang tahun anggaran 2015 berdasarkan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Tahun 2015

berjumlah Rp 188.862.631.302,41- terdiri dari :

1. Belanja Langsung Rp 98.061.495.302,41-

2. Belanja Tidak Langsung Rp 90.801.136.000,00.-

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 68

Tabel 3.20 Realisasi Keuangan Tahun 2015

Sasaran Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat

Angka balita dengan gizi buruk

Pertemuan rapat/koordinasi tim pangan dan gizi/SKPG Kota Palembang

Rp 30.000.000,- Rp 30.000.000,- 100%

Dana penanggulangan balita gizi kurang/buruk pasca perawatan

Rp 15.000.000,- Rp 15.000.000,- 100

Jumlah kematian bayi Jumlah kematian ibu

Pembinaan sistem rujukan maternal neonatal emergensi terintegrasi

Rp 32.555.000,- Rp 28.285.000,- 87%

Kajian kasus kematian maternal perinatal

Rp 41.800.000,- Rp 41.050.000,- 98

Pembelajaran kasus kematian maternal perinatal

Rp 35.490000,- Rp 35.490.000,- 100

Untuk sasaran peningkatan mutu kesehatan masyarakat, seluruh anggaran kegiatan terkait

telah terealisasi sesuai perencanaan (100%), kecuali untuk kegiatan pembinaan sistem

rujukan maternal neonatal emergensi terintegrasi (87%) dimana terdapat pengembalian

anggaran untuk transportasi narasumber, sewa kamar, dan belanja makan dengan total Rp

4.270.000,-. Sedangkan untuk kegiatan kajian kasus kematian maternal perinatal terdapat

selisih untuk sewa ruang (Rp 2.500.000,-)

Tabel 3.21

Realisasi Keuangan Tahun 2015 Sasaran Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat

No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Desa siaga aktif

Pembinaan kelurahan siaga

Rp 60.000.000,- Rp 60.000.000,- 100

Pemetaan poskeskel beroperasi

Rp 38.000.000,- Rp 37.580.000,- 99

Jambore posyandu Rp 45.000.000,- Rp 45.000.000,- 100

Cakupan penjaringan kesehatan pada anak sekolah dasar dan setingkat

Pembinaan sekolah sehat

Rp 60.000.000,- Rp 60.000.000,- 100

Pembinaan dokter kecil

Rp 30.000.000,- Rp 30.000.000,- 100

Pertemuan pengembangan model akselerasi pembinaan UKS

Rp 25.000.000,- Rp 25.000.000,- 100

Pertemuan peningkatan kemampuan petugas dalam Poskestren

Rp 30.000.000,- Rp 30.000.000,- 100

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 69

Dari seluruh kegiatan terkait sasaran promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,

realisasi anggaran telah mencapai 100% kecuali untuk pemetaan poskeskel beroperasi

(99%) dimana terdapat pengembalian sisa anggaran sebesar Rp 420.000,- atas uang saku

peserta.

Tabel 3.22 Realisasi Keuangan Tahun 2015

Sasaran Peningkatan PHBS bagi seluruh masyarakat di setiap tatanan No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

Cakupan PHBS Peningkatan peran serta ormas dalam pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempercepat pencapaian PHBS

Rp 26.500.000,- Rp 26.500.000,- 100

Peningkatan pengetahuan tentang PHBS

Rp 55.970.000,- Rp 55.970.000,- 100

Untuk sasaran peningkatan PHBS, realisasi anggaran untuk seluruh kegiatan terkait

mencapai 100%.

Tabel 3.23 Realisasi Keuangan Tahun 2015

Sasaran Peningkatan Sarana Prasarana & Kualitas Pelayanan Kesehatan No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya sarana prasarana & kualitas pelayanan kesehatan

Obat essensial generik di sarana kesehatan

Pertemuan manajemen pengelola obat

Rp 7.100.000,- Rp 7.100.000,- 100

Pertemuan peningkatan penggunaan obat rasional

Rp 12.900.000,- Rp 12.300.000,- 95

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

Rp 3.413.121.449,- Rp 3.212.609.648,- 94

Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO

Dana pendampingan konsultan

Rp 392.000.000,- Rp 384.988.500,- 98

Dana audit ISO Rp 143.600.000,- Rp 139.849.202,- 97

Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi

-

- - -

Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan

- - - -

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 70

Untuk indikator obat essensial generik di sarana kesehatan, realisasi keuangan

untuk kegiatan pertemuan peningkatan obat rasional hanya 95%, terdapat pengembalian

sebesar Rp 600.000,- atas belanja ATK peserta.

Sedangkan untuk indikator puskesmas berstandar manajemen mutu ISO, realisasi

keuangan tidak mencapai 100%, dimana terdapat pengembalian sebesar Rp 7.011.500,-

untuk transport dan akomodasi tim konsultan pendampingan (98%), serta Rp 1.030.798,-

untuk transport & akomodasi tim audit ISO (97%).

Tabel 3.24 Realisasi Keuangan Tahun 2015

Sasaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

-

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota

Pembinaan sistem informasi rumah sakit

Rp 25.000.000,- Rp 22.668.200,- 91

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

Pembinaan standar pelayanan minimal rumah sakit (SPM)

Rp 25.000.000,- Rp 18.725.000,- 75

Untuk kegiatan pembinaan sistem informasi rumah sakit, realisasi keuangan sebesar 91%,

dimana terdapat pengembalian dana sebesar Rp 2.331.800,- atas belanja sewa ruang dan

kamar narasumber. Sedangkan untuk kegiatan pembinaan standar SPM, realisasi sebesar

75% karena ada pengembalian dana sebesar Rp 6.275.000,- atas sewa ruang, sewa kamar,

transport, honor narasumber, dan belanja makan.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 71

Tabel 3.25 Realisasi Keuangan Tahun 2015

Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular

Pertemuan penguatan kapasitas kader posbindu PTM

Rp 23.490.000,- Rp 23.490.000,- 100

Pertemuan monev program kanker

Rp 5.600.000,- Rp 5.600.000,- 100

Pemeriksaan IVA WUS kurang mampu

Rp 50.900.000,- Rp 50.900.000,- 100

Pemeriksaan pap smear

Rp 19.600.000,- Rp 19.600.000,- 100

Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa

Peningkatan pengawasan obat dan makanan

Rp 24.140.000,- Rp 24.140.000,- 100

Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia

Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alami Indonesia

Rp 18.330.000,- Rp 18.330.000,- 100

Kemitraan: pengembangan standarisasi tanaman obat

Rp 25.090.000,- Rp 20.440.000,- 81

Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan

Pembinaan tatalaksana penyakit akibat kerja bagi petugas di puskesmas

Rp 10.807.000,- Rp10.807.000 100

Tersedianya tempat kerja yang menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui

Rp 15.225.000,- Rp 15.225.000,- 100

Jumlah rumah sakit pratama yang disediakan

Pembangunan rumah sakit

Rp 864.900.000 Rp706.906.000 81.7

Penyediaan alat kesehatan untuk RS pratama

-

Program kemitraan pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alami Indonesia,

realisasi sebesar 81% dimana terdapat pengembalian sebesar Rp 4.650.000,- untuk belanja

cetak buku dan sewa ruang pertemuan.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 72

Tabel 3.26 Realisasi Keuangan Tahun 2015

Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit

Cakupan kelurahan Universal Child Immunizatiob (UCI)

Pertemuan BIAS, imunisasi dasar dan monev program immunisasi

Rp 11.800.000 Rp 11.800.000 100

Belanja auto disable syringe

Rp 89.700.000 Rp 89.470.000 100

AFP rate 2/100.000 penduduk

Cakupan penemuan penderita pneumonia

Pertemuan kader dan pengelola program P2 ISPA

Rp 15.275.000 Rp 15.275.000 100

Roadshow P2 ISPA

Rp 6.700.000,- Rp 6.700.000,- 100

Cetak stempel P2 ISPA

Rp 3.900.000,- Rp 3.900.000,- 100

Cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif

Workshop TB DOTS

Rp 5.530.000,- Rp 5.530.000,- 100

Cetak buku dan formulir TB

Rp 13.540.000,- Rp 13.540.000,- 100

Cetak bahan pendukung bahan promosi TB

Rp 5.132.000,- Rp 5.132.000,- 100

Pengadaan pot sputum dan slide

Rp 62.136.000,- Rp 58.000.000,- 93.3

Workshop pengelola lab TB

Rp 8.400.000,- Rp 8.400.000,- 100

Cakupan penderita DBD yang ditangani

Pertemuan monev DBD

Rp 29.203.100 Rp 25.415.600 87

Honor rekam medis RS

Rp 12.000.000,- Rp 12.000.000,- 100

Cetak blangko laporan

Rp 10.100.000,- Rp 10.100.000,- 100

Roadshow DBD Rp 45.350.000,- Rp 40.100.000,- 88.4

Transport kader pemeriksaan jentik berkala

Rp 57.780.000,- Rp 57.780.000,- 100

Transport petugas penyelidikan epidemiologi

Rp 20.000.000,- Rp 20.000.000,- 100

Cakupan penemuan dan penanganan diare

Pertemuan pengelola dan kader program P2 diare

Rp 14.553.000 Rp 14.153.000 97

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 73

Sosialisasi P2 diare dan demam tyfoid ke SMP

Rp 6.940.000 Rp 6.940.000 100

Monev P2 diare puskesmas

Rp 4.524.000 Rp 4.524.000 100

Bahan cetakan Rp 25.060.000 Rp 25.060.000 100

Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

-

Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan

Monitoring evaluasi STBM

Rp 18.300.000 Rp 17.475.000 95.5

Lomba kebersihan toilet

Rp 35.520.000 Rp 35.510.000 99.9

Pembinaan pasar tradisional

Rp 22.805.000 Rp 21.775.000 95.4

Tempat pengolahan makanan (TPM) memenuhi syarat kesehatan

Pengawasan dan pengendalian keamanan & kesehatan makanan rumah tangga

Rp 47.980.000 Rp 44.980.000,- 93.8

Pengawasan dan pengendalian keamanan & kesehatan makanan restoran

Rp 50.145.000 Rp 49.395.000,- 98.5

Keluarga menggunakan air bersih

-

Kegiatan pengadaan pot sputum dan slide, realisasi sebesar 93.3% dimana terdapat

pengembalian sebesar Rp 4.136.000,- untuk selisih nilai kontrak pengadaan. Untuk

kegiatan monev DBD, realisasi sebesar 87% dengan pengembalian sebesar Rp 3.787.500

untuk belanja sewa ruang dan makan siang. Sedangkan untuk kegiatan roadshow DBD,

realisasi sebesar 88.4%, dimana ada pengembalian sebesar Rp 5.250.000,- untuk belanja

sewa ruang dan konsumsi.

Kegiatan pertemuan pengelola dan kader program P2 diare, realisasi sebesar 97%

dimana terdapat pengembalian sebesar Rp 400.000,- untuk belanja sewa ruang.

Kegiatan monitoring evaluasi STBM, realisasi sebesar 95.5% dimana terdapat

pengembalian sebesar Rp 825.000,- untuk belanja sewa ruang dan selisih snack & makan

siang. Untuk lomba kebersihan toilet, realisasi sebesar 99.07% dimana terdapat

pengembalian sebesar Rp 10.000,- untuk belanja stiker. Sedangkan kegiatan pembinaan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 74

pasar tradisional, realisasi sebesar 95.4% dimana terdapat pengembalian sebesar Rp

1.050.000,- untuk sewa ruang dan honor moderator.

Kegiata pengawasan dan pengendalian makanan dan kesehatan makanan rumah

tangga, realisasi sebesar 93.75%, terdapat pengembalian sebesar Rp 3.000.000,- untuk

belanja sewa ruang. Hal yang sama juga untuk pengawasaan makanan di restoran dengan

realisasi sebesar 98.5% karena ada pengembalian sebesar Rp 750.000,- untuk belanja sewa

ruang.

Tabel 3.27 Realisasi Keuangan Tahun 2015

Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya status gizi masyarakat

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

Pemberian tambahan makanan dan vitamin

Rp 648.000.000 Rp 633.150.000 98

Pendampingan pemberian tambahan makanan dan vitamin

Rp 17.580.000 Rp 17.580.000 100

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

Penanggulangan balita gizi kurang/buruk pasca perawatan

Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 100

Untuk kegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin, realisasi keuangan sebesar

98% karena ada pengembalian dana sebesar Rp 14.850.000,- atas selisih nilai pengadaan.

Tabel 3.28

Realisasi Keuangan Tahun 2015 Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak serta Kesehatan Reproduksi

No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi %

1

Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

Penilaian balita sehat di Kota Palembang

Rp 57.416.000 Rp 57.416.000 100

Pembinaan kesehatan balita bagi guru TK/PAUD

Rp 19.490.000 Rp 19.490.000 100

Pembinaan SDIDTKbagi petugas puskesmas dan pustu

Rp 18.991.000 Rp 18.991.000 100

Pembinaan PKPR Rp 22.405.000 Rp 22.405.000 100 Pelacakan dan intervensi kasus kekerasan terhadap anak

Rp 207.600 Rp 207.600 100

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 75

Peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak

Rp 21.010.000 Rp 21.010.000 100

Pembinaan program anak bagi petugas

Rp 39.650.000 Rp 39.650.000 100

Cakupan pelayanan kesehatan lansia

Evaluasi kesehatan intelegensia lansia

Rp 16.165.000 Rp 15.646.000 97

Pembinaan program usia lanjut

Rp 10.448.000 Rp 10.448.000 100

Pembinaan kader bagi usia lanjut

Rp 32.178.000 Rp 32.178.000 100

Pelaksanaan seminar sehari lansia

Rp 47.597.000 Rp 44.764.000 94

Cakupan kunjungan ibu hamil K4

Workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan KIA

Rp 21.050.000 Rp 16.550.000 79

Pertemuan pengelola program ibu

Rp 19.750.000 Rp 19.750.000 100

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Pembinaan kesehatan reproduksi essensial

Rp 33.840.000 Rp 27.030.000 80

Supervisi/pembinaan faskesdes bermasalah AMP

Rp 17.425.000 Rp 17.425.000 100

cakupan pertolongan persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi kebidanan

Pembinaan supervisi fasilitatif

Rp 32.670.000 Rp 32.670.000 100

Pembinaan puskesmas PONED

Rp 13.865.000 Rp 13.235.000 95

Pelatihan petugas puskesmas PONED

Rp 16.700.000 Rp 16.317.00 98

Cakupan pelayanan nifas

-

Cakupan KB aktif - Cakupan neonatus

dengan komplikasi ditangani

-

Cakupan kunjungan bayi

-

Untuk kegiatan evaluasi kesehatan intelegensia lansia, realisasi keuangan sebesar

Rp 97% dimana terdapat pengembalian dana sebesar Rp 519.000 atas belanja sewa kamar

narasumber. Sedangkan untuk kegiatan pelaksanaan seminar sehari lansia, realisasi sebesar

94% karena ada pengembalian sebesar Rp 2.833.000,- atas selisih tiket dan sewa kamar

narasumber.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 76

Untuk workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan KIA, realisasi sebesar

79% dimana terdapat pengembalian sebesar Rp 4.500.000,- atas belanja sewa ruang.

Sedangan untuk kegiatan pembinaan kesehatan reproduksi essensial, realisasi sebesar 80%

karena ada pengembalian dana sebesar Rp 6.810.000,- atas belanja cetak, fotokopi, dan

makan.

Untuk kegiatan pembinaan puskesmas PONED, realisasi sebesar 95%, dimana

terdapat pengembalian sebesar Rp 630.000,- atas belanja makan dan fotokopi. Sedangkan

untuk kegiatan pelatihan petugas puskesmas PONED, realisasi sebesar 98% karena

terdapat pengembalian sebesar Rp 383.000,- atas belanja makan dan fotokopi.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 77

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasi pengukuran evaluasi dan analisis pencapaian sasaran

strategik yang telah melalui proses penyesuian dan penajaman terhadap sasaran yang

didukung indikator setingkat outcome, dapat diperoleh hasil evaluasi kinerja secara

mandiri menunjukan bahwa dari 38 indikator kinerja yang ditetapkan dalam

Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015, ada 16 indikator kinerja yang

belum mencapai target yaitu Cakupan Desa Siaga Aktif, Puskesmas Berstandar

Manajemen Mutu ISO, Obat Generik di Sarana Kesehatan, Cakupan alat kesehatan

essensial puskesmas yang terkalibrasi, Jumlah puskesmas yang memenuhi standar

pelayanan kesehatan, Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan

sarana kesehatan (RS) kab/kota, Cakupan kelurahan Universal Child Immunization

(UCI), Cakupan penemuan baru pasien TB-BTA positif, Cakupan penemuan

penderita pneumonia balita, Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin, Cakupan Sarana yang Diperiksa Makanan Kadaluarsa,

Puskesmas yang Merekomendasikan Obat Tradisional, Jumlah Rumah Sakit Pratama

yang Disediakan, Penyediaan Alat Kesehatan untuk RS Pratama, Cakupan Penderita

DBD yang ditangani, dan Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

Pembiayaaan kesehatan dengan sumber pembiayaan dari APBD Tahun

2015 Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) berjumlah

Rp 188.862.631.302,41- terdiri dari (1) Belanja Langsung Rp 98.061.495.302,41.-

dan (2) Belanja Tidak Langsung Rp 90.801.136.000,00.-dan penyerapan dana untuk

Tahun 2015 sebesar 98,9%.

B. Saran

Untuk meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang pada tahun

mendatang disarankan meningkatkan informasi mengenai penggunaan obat rasional

di puskesmas dan puskesmas pembantu, mengalokasikan dana untuk kegiatan

kalibrasi alat kesehatan puskesmas di tahun anggaran berikutnya, pemberian jaminan

pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin akan terus dilakukan, disamping

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 78

meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas berupa sarana, prasarana, dan sumber

daya manusia, serta meningkatkan kesadaran masyarakat miskin untuk mencari

pengobatan ke layanan kesehatan bila menderita sakit.

Perlu adanya pengalokasian dana untuk kegiatan standarisasi pelayanan

kesehatan puskesmas di tahun anggaran berikutnya, untuk perbaikan capaian UCI

sesuai target maka perlu dilakukan sweeping, penyuluhan, dan mempertahankan

kelurahan yang sudah UCI, serta himbauan kepada masyarakat untuk memberikan

imunisasi lengkap pada bayi di pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah,

sedangkan untuk peningkatan penemuan pasien baru TB BTA positif maka harus

meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor terkait terutama sarana pelayanan

kesehatan mengenai pentingnya penegakan diagnosa bagi tersangka TB dengan

pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

Dalam upaya meningkatkan capaian penemuan dan penanganan pneumonia

balita diperlukan dukungan petugas di puskesmas dan kader dalam deteksi dini

penderita sesuai klasifikasi dan pemberian pengobatan, perbaikan fasilitas penderita

pneumonia berat yang memerlukan rujukan, pembinaan care seeking. Untuk

peningkatan penemuan pneumonia balita diperlukan kerjasama lintas sektor dengan

sarana kesehatan lainnya dalam hal komitmen pelaporan rutin kasus pneumonia.

Untuk peningkatan pelayanan dan rujukan masyarakat miskin maka perlu dilakukan

sosialisasi ke pihak terkait mengenai Permenkes Nomor 28 tahun 2015 dan

Permenkes No 71 Tahun 2003, adanya umpan balik rujukan dari rumah sakit

rujukan, serta peningkatan komitmen bersama untuk pencatatan dan pelaporan

terpadu secara berjenjang pelayanan pasien masyarakat miskin baik pelayanan

promotif, preventif, dan kuratif di dalam dan luar gedung puskesmas.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang 79

Lampiran

Perekam Medis;

Administrator

Kesehatan

Apoteker;

Administrator

Kesehatan

Administrator

Kesehatan

Perekam Medis

Epidemiolog; Entomolog;

Laboratorian; Sanitarian;

Penyuluh Kesehatan

SEKRETARIAT dr. Hj. Letizia, M.Kes

19640214 199103 2 002

SUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM

Arpansah, SKM, MSi

19740611 199803 1004

SUBBAG

TATA USAHA

H. Alimin Wanir, SH

19590414 198003 1 009

SUBBAG KEUANGAN &

PERLENGKAPAN

Toraha, SE, MM

19670927 198803 2 004

BIDANG PENGENDALIAN

MASALAH KESEHATAN

dr. Afrimelda Syafaruddin, M.Kes

19680208 200012 2 001

BIDANG PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

H. Sopandi, SIP, MM

19620201 198501 1 002

BIDANG JAMINAN DAN

SARANA KESEHATAN Hj. Eni Hardiyani, SKM, MSi

19620503 198503 2 005

SEKSI PELAYANAN

KESEHATAN RUJUKAN

dr. Uke Veronika

19780223 200604 2 012

SEKSI PENGENDALIAN DAN

PENCEGAHAN PENYAKIT

Yudhi Setiawan, SKM, M.Epid

19720520 199503 1 001

SEKSI PENGENDALIAN

WABAH DAN BENCANA

Sri Darlina, SKM, MKes

19711021 199203 2 005

BIDANG PELAYANAN

KESEHATAN

dr. H. Alfarobi, M.Kes

19750103 200312 1 005

SEKSI

KESEHATAN DASAR

dr. Dewi Handayani

19801010 200712 2 028

SEKSI KESEHATAN

KHUSUS

Hj. Erma Febrita, S.Sos, MSi

19660214 198703 2 002

SEKSI PENYEHATAN

LINGKUNGAN

Zulkifli, ST, M.Si

19690909 199203 1 008

SEKSI PERENCANAAN

PENDIDIKAN PELATIHAN

Erikson Siregar, SKM

19771028 200312 1 003

SEKSI DATA DAN INFORMASI

KESEHATAN

M.Daud Rusdi, SKM, MKM

19721025 200312 1 003

SEKSI REGISTRASI, PERIZINAN

& AKREDITASI

Muhammad Yamin, SIP, MSi

19730409 199503 1 003

SEKSI JAMINAN

KESEHATAN Hj. Rosylawiyah, SKM, M.Kes

19680115 199103 2 004

Plt.SEKSI KEFARMASIAN

Tien Atika Setiawati, S.Si.Apt

19741015 200903 2 001

KEPALA DINAS dr. Anton Suwindro, M.Kes

19570527 198612 1 001

KEL. JABFUNG KEL. JABFUNG KEL. JABFUNG UPTD

UPTD

Puskesmas

KEL. JABFUNG

Plt.SEKSI SARANA &

PERALATAN KESEHATAN Yolanita Septriumi, SKM, MScPH

197809132003122005

Dokter; Dokter Gigi;

Nutrisionist; Bidan;

Perawat; Perawat Gigi

KEL. JABFUNG

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG

No. Sasaran Strategis

1 2

1 Cakupan Desa Siaga Aktif 70 %

2Cakupan Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat62 %

3 Cakupan Penjaringan kesehatan Siswa SD dan Setingkatnya 100 %

2 Meningkatnya budaya hidup bersih

dan sehat

3 4 Obat Essensial Generik di Sarana Kesehatan 1.4 US$

5 Puskesmas Berstandar Manejemen Mutu ISO 7 pkm

6Cakupan Alat Kesehatan Essensial Puskesmas yang

Terkalibrasi

75 %

7Jumlah puskesmas yang Memenuhi Standar Pelayanan

Kesehatan

40 pkm

4 8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin 100 %

9Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus

Diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota

100 %

10Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat

Miskin (BPJS)

100 %

11 Cakupan Puskesmas Pengembangan Penyakit Menular 9 pkm

12 Cakupan Sarana yang Diperiksa Makanan Kadaluarsa 100 obj13 Puskesmas yang Merekomendasi Obat Asli Indonesia 2 pkm14 Jumlah Klinik Upaya Kesehatan Kerja di Perusahaan 14 klinik15 Jumlah rumah sakit pratama yang disediakan 1 RS16 Penyediaan alat kesehatan untuk RS pratama 80 %

5 Meningkatnya Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit17

Cakupan Penderita Penyakit TB Paru BTA Positif yang

Ditangani

100 %

18Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD 51 per

100.00019 Cakupan penemuan Penderita Diare 100 %20 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100 %21 AFP Rate per 100.000 penduduk yang <15 tahun 100 %22 Cakupan Kelurahan UCI 100 %

23Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang Dilakukan

Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam

100 %

6 Meningkatnya Kualitas Lingkungan24

Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi

Syarat Kesehatan

82 %

25 Cakupan Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih 92 %

26Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi

Syarat Kesehatan

82 %

7 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat27

Cakupan Pemberian Makanan ASI Pada Anak Usia 6 - 24

Bulan Keluarga Miskin100 %

28 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 %

8 29 Cakupan Pelayanan Anak Balita 91 %

30 Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia 72 %

31 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) 94.5 %32 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 80 %

33Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang

Memiliki Kompetensi Kebidanan90 %

34 Cakupan Pelayanan Nifas 91 %

35 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 80 %

36 Cakupan Kunjungann Bayi 90 %

37 Cakupan Peserta KB Aktif 71 %

38 Tingkat Pelayanan Administrasi Perkantoran 100 %

39 Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur 100 %

40 Tingkat Disiplin Aparatur 100 %

41 Tingkat Ketersediaan Aparatur yang Kompeten 100 %

42Rasio Dokumen Perencanaan dan Pelaporan yang Disusun

Tepat Waktu100 %

3 4

1 Meningkatnya kemitraan pada lintas

sektor dan pemberdayaan masyarakat

Meningkatnya Kualitas Pelayanan

Kantor

Meningkatkan sarana prasarana dan

kualitas pelayanan kesehatan

Meningkatnya Kualitas Pelayanan

Kesehatan Khusus

9

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIDANG KESEHATAN

TAHUN 2015

Indikator Kinerja Target

Meningkatnya Kualitas Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak dan

Kesehatan Reproduksi

Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9

1 1 1 % <1 <1 <0.9 <0.9 <0.9 <0.9 1 - % <1 <1 <0.9 <0.9 <0.9 <0.9 1 Kesehatan Dinkes

2 26 26 23 23 23 23 - 26 26 23 23 23 23

3 118 102 102 102 102 102 - 118 102 102 102 102 102

1 1 4 % 70 70 70 70 70 80

5 % 100 100 100 100 100 100 - % 100 100 100 100 100 100

2 Meningkatkan

Perilaku Hidup

Bersih Sehat

(PHBS) bagi

seluruh masyarakat

di setiap tatanan

2 Meningkatnya

kesadaran

masyarakat untuk

hidup bersih dan

sehat

6 Cakupan rumah

tangga dengan

Perilaku Hidup Bersih

& Sehat (PHBS)

% 60 61 62 63 64 65 Cakupan rumah

tangga dengan

Perilaku Hidup

Bersih & Sehat

(PHBS)

% 60 61 62 63 64 65

3 3 7 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 3 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 3 Kesehatan Dinkes

8 pkm 3 5 7 8 10 12 pkm 3 5 7 8 10 12

9 % 0 50 75 100 100 100 % 0 50 75 100 100 100

` `

4 4Upaya kesehatan

masyarakat

diarahkan untuk

meningkatkan

pelayanan

kesehatan bagi

masyarakat miskin

Meningkatkan

ketersediaan dan

mutu sumber daya

manusia kesehatan

sesuai dengan

standar pelayanan

kesehatan

Meningkatnya sarana

prasarana dan

kualitas pelayanan

kesehatan

KERTAS KERJA MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD 2013-2018

DI BIDANG KESEHATAN

Meningkatnya

pelayanan kesehatan

khusus

Pengadaan obat

dan perbekalan

kesehatan

Program Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan

masyarakat

US $

per

pddk

2 Program Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan

masyarakat

Pengadaan obat dan

perbekalan kesehatan

12 Cakupan pelayanan

gawat darurat level 1

yang harus diberikan

sarana kesehatan

(RS) kab/kota

% 100 100 100 100 100 100 100

100 100

100 100100 - Cakupan

pelayanan gawat

darurat level 1

yang harus

diberikan sarana

kesehatan (RS)

kab/kota

% 100 100

- 100100Cakupan

pelayanan

kesehatan dasar

masyarakat miskin

11 Cakupan pelayanan

kesehatan dasar

masyarakat miskin

% 100 100 100 100 100

40

100

41

100100

- Jumlah

puskesmas yang

memenuhi standar

pelayanan

kesehatan

%

42pkm 39 39 40pkm 3940 40 41

Cakupan alat

kesehatan

essensial

puskesmas yang

terkalibrasi

Puskesmas

berstandar

manajemen mutu

ISO

- Puskesmas

berstandar

manajemen mutu

ISO

10 Jumlah puskesmas

yang memenuhi

standar pelayanan

kesehatan

39

-Cakupan alat

kesehatan essensial

puskesmas yang

terkalibrasi

42

Obat essensial

generik di sarana

kesehatan

US $

per

pddk

-

Kesehatan Dinkes70 8070Desa Siaga Aktif % 70 70 70Promosi kesehatan

dan pemberdayaan

masyarakat

-Desa Siaga Aktif

Cakupan

penjaringan

kesehatan pada

anak sekolah

dasar dan

setingkat

2

INDIKATOR KINERJA DAERAH

42 3

SKPDPROGRAM SKPDUrusan

Wajib/pilihnPROGRAM KOTA

7

Obat essensial

generik di sarana

kesehatan

Meningkatnya

kemitraan pada

lintas sektor dan

pemberdayaan

masyarakatCakupan penjaringan

kesehatan pada anak

sekolah dasar dan

setingkat

INDIKASI CAPAIAN PROGRAM

5 6

TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN

Menurunkan

Angka

Kematian Ibu

(AKI), Angka

Kematian Bayi

(AKB), dan

Prevalensi Gizi

Kurang

Meningkatnya mutu

kesehatan

masyarakat

Angka balita dengan

gizi buruk

Jumlah kematian

bayi

Jumlah kematian ibu

per 1000

KH

per

100.000

KH

Program Peningkatan

Kesehatan Masyarakat

Meningkatkan mutu

kesehatan

masyarakat

Angka balita

dengan gizi buruk

Jumlah kematian

bayi

Jumlah kematian

ibu

per 1000

KH

per

100.000

KH

Program

Peningkatan

Kesehatan

Masyarakat

Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9

INDIKATOR KINERJA DAERAH

42 3

SKPDPROGRAM SKPDUrusan

Wajib/pilihnPROGRAM KOTA

7

INDIKASI CAPAIAN PROGRAM

5 6

TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN

5

4 4 Kesehatan Dinkes

6 5 5

6 6

7 5 7 7

8

26 Cakupan kelurahan

mengalami KLB

dilakukan

penyelidikan

epidemiologi <24 jam

% 100 100 100 100 100 100 - Cakupan

kelurahan

mengalami KLB

dilakukan

penyelidikan

epidemiologi <24

jam

% 100 100 100 100 100 100

Meningkatnya

pencegahan dan

penanggulangan

penyakit

Upaya kesehatan

diarahkan untuk

meningkatkan

sistem rujukan

upaya kesehatan

masyarakat

Meningkatkan

pelayanan

kesehatan

masyarakat

Meningkatkan

profesionalisme

SDM dibidang

pencegahan dan

pemberantasan

penyakit

Program

Pengawasan Obat

dan Makanan

Program

pengembangan

obat asli Indonesia

Program

Pencegahan dan

Penanggulangan

Penyakit Menular

Program

Pengadaan ,

Peningkatan

Sarana &

Prasarana Rumah

Sakit

100

Cakupan

penemuan pasien

baru TB BTA

positif

100

-

100 100

52

Program

pengembangan obat

asli Indonesia

25 Cakupan penemuan

dan penanganan

diare

% 100

Mengembangkan

dan memperkuat

jejaring surveilans

epidemiologi

dengan fokus

pemantauan

wilayah setempat

dan kewaspadaan

dini guna

mengantisipasi

ancaman

penyebaran

penyakit maupun

KLB

51

100100 100 100 100

Program Pengawasan

Obat dan Makanan

Program Pengadaan ,

Peningkatan Sarana &

Prasarana Rumah Sakit

Program Pencegahan

dan Penanggulangan

Penyakit Menular

85

49 49

100

5052

100- Cakupan

penemuan dan

penanganan diare

%

Cakupan penderita

DBD yang

ditangani

% 53

%

Kesehatan

100Cakupan

penemuan

penderita

pneumonia balita

100 100 10023 Cakupan penemuan

pasien baru TB BTA

positif

24 Cakupan penderita

DBD yang ditangani

% 53

% 85

100

100

51 50

100 100

100

100100

100 - 100

100

100%22 Cakupan penemuan

penderita pneumonia

balita

% 85

100 100

100 100

100 100100 -21 AFP rate 2/100.000

penduduk

% 100 %100 AFP rate

2/100.000

penduduk

100

100 100 100100

85 100

100

100 100

80 100

Kesehatan Dinkes

Dinkes

100

49 49

20 Cakupan kelurahan

Universal Child

Immunization (UCI)

% 100 100 -100 100 100 100 100 100

0 0

100Cakupan

kelurahan

Universal Child

Immunization

(UCI)

% 100

100 80

1 1

80 100

0 0

Penyediaan alkes

untuk RS pratama

%

1 0

100 -19 Penyediaan alkes

untuk RS pratama

% 0 0 80

18 Jumlah rumah sakit

pratama yang

disediakan

RS 0 0 1

1 1

Jumlah klinik

upaya kesehatan

kerja di

perusahaan

klinik 8 12

0 1

18 20

1 - Jumlah rumah

sakit pratama

yang disediakan

RS

14 1616 18 20 -

8 - Kesehatan Dinkes

17 Jumlah klinik upaya

kesehatan kerja di

perusahaan

klinik 8 12 14

16 Puskesmas yang

merekomendasikan

obat asli Indonesia

80 90

pkm 1 4 61 2 Puskesmas yang

merekomendasika

n obat asli

Indonesia

pkm

100 110 120 120

6 82 4

110 120 120 - Cakupan sarana

yang diperiksa

makanan

kadaluarsa

objek15 Cakupan sarana

yang diperiksa

makanan kadaluarsa

objek 80 90 100

100 100

7 8Cakupan

puskesmas

mengembangkan

pelayanan

penyakit tidak

menular

pkm12 -10 118 9

13 Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan

pasien masyarakat

miskin

% 100

14 Cakupan puskesmas

mengembangkan

pelayanan penyakit

tidak menular

pkm 7

Cakupan

pelayanan

kesehatan rujukan

pasien masyarakat

miskin

%100 -100 100

9 10

100 100 100 100

12

100100

11

Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9

INDIKATOR KINERJA DAERAH

42 3

SKPDPROGRAM SKPDUrusan

Wajib/pilihnPROGRAM KOTA

7

INDIKASI CAPAIAN PROGRAM

5 6

TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN

6 Meningkatnya

kualitas lingkungan

27 Tempat-tempat

umum memenuhi

syarat kesehatan

% 80 81 82 83 84 85 Tempat-tempat

umum memenuhi

syarat kesehatan

% 80 81 82 83 84 85

28 Tempat Pengolahan

Makanan (TPM)

memenuhi syarat

kesehatan

% 80 81 82 83 84 85 8 Program

Pengawasan &

Pengendalian

Kesehatan

Makanan

Tempat

Pengolahan

Makanan (TPM)

memenuhi syarat

kesehatan

% 80 81 82 83 84 85 8 Program Pengawasan

& Pengendalian

Kesehatan Makanan

Kesehatan Dinkes

29 Keluarga

menggunakan air

bersih

% 90 91 92 93 94 95 Keluarga

menggunakan air

bersih

% 90 91 92 93 94 95

9 7 Meningkatkan status

gizi masyarakat

30 Cakupan pemberian

makanan

pendamping ASI

pada anak usia 6-24

bulan keluarga miskin

% 100 100 100 100 100 100 9 Cakupan

pemberian

makanan

pendamping ASI

pada anak usia 6-

24 bulan keluarga

miskin

% 100 100 100 100 100 100 9 Kesehatan Dinkes

31 Cakupan balita gizi

buruk mendapatkan

perawatan

% 100 100 100 100 100 100 Cakupan balita

gizi buruk

mendapatkan

perawatan

% 100 100 100 100 100 100

10 8 32 Cakupan pelayanan

kesehatan anak balita

% 90 90.5 91 91.5 92 92.5 10 Program

Peningkatan

Pelayanan

Kesehatan Anak

Cakupan

pelayanan

kesehatan anak

balita

% 90 90.5 91 91.5 92 92.5 10 Program Peningkatan

Pelayanan Kesehatan

Anak

Kesehatan Dinkes

33 Cakupan pelayanan

kesehatan lansia

% 70 71 72 73 74 75 11 Program

Peningkatan

Pelayanan

Kesehatan Lansia

Cakupan

pelayanan

kesehatan lansia

% 70 71 72 73 74 75 11 Program Peningkatan

Pelayanan Kesehatan

Lansia

Kesehatan Dinkes

34 Cakupan kunjungan

ibu hamil K4

% 93 94 94.5 95 95 95 12 Cakupan

kunjungan ibu

hamil K4

% 93 94 94.5 95 95 95 12 Kesehatan Dinkes

35 Cakupan komplikasi

kebidanan yang

ditangani

% 80 80 80 80 80 80 Cakupan

komplikasi

kebidanan yang

ditangani

% 80 80 80 80 80 80

36 Cakupan pertolongan

persalinan oleh nakes

dengan kompetensi

kebidanan

% 90 90 90 90 90 90 Cakupan

pertolongan

persalinan oleh

nakes dengan

kompetensi

kebidanan

% 90 90 90 90 90 90

37 Cakupan pelayanan

nifas

% 90 90.5 91 91.5 92 93 Cakupan

pelayanan nifas

% 90 90.5 91 91.5 92 93

38 Cakupan KB aktif % 70 71 71 72 73 74 Cakupan KB aktif % 70 71 71 72 73 74

39 Cakupan neonatus

dengan komplikasi

yang ditangani

% 80 80 80 80 80 80 Cakupan neonatus

dengan komplikasi

yang ditangani

% 80 80 80 80 80 80

40 Cakupan kunjungan

bayi

% 90 90 90 90 90 90 Cakupan

kunjungan bayi

% 90 90 90 90 90 90

Meningkatnya

kesehatan ibu dan

anak serta kesehatan

reproduksi

Meningkatnya gizi

masyarakat

diarahkan untuk

meningkatkan

gerakan kadarzi,

promosi ASI

ekslusif, suplemen

zat gizi

Upaya kesehatan

masyarakat

diarahkan untuk

menyediakan

pelayanan

kesehatan dasar

yang komprehensif,

terintegrasi, dan

bermutu terutama

bagi bayi, anak, ibu

hamil, kelompok

masyarakat resiko

tinggi termasuk

pekerja rentan dan

usia lanjut

Program

Perbaikan Gizi

Masyarakat

Program

Peningkatan

Keselamatan Ibu

Melahirkan dan

Anak

Program Perbaikan Gizi

Masyarakat

Program Peningkatan

Keselamatan Ibu

Melahirkan dan Anak

Satuan 2013 2014 2015 Satuan 2013 2014 2015 8

1 % <1 <1 <0,9 - % <1 <1 <0,9 0.012 14 100

----- X 100 %

118,920

2 26 26 23 - 28 26 23 0.99 25 100

----- x 1000

29,225

3 226 118 102 - 118 118 102 47.9 13 100

----- x 100,000

19,665

4 % 70 70 70 70 70 70 67.3 72 96.12

----- X 100 %

107

5 100 100 100 - 100 100 100 100 32,181 100

------X 30000

32,181

6 % 60 61 62 - 60 61 62 64.8 140,430 104

-----------x 100%

216,674

7 1.41.4 1.4

-1.4 1.4 1.4 1.1 22,800,000,000 78.6

----------

1,580,517

8 pkm 3 5 7 3 5 7 5 5 71.4

---------- x 100%

7

9 % 0 50 75 0 50 75 0.0 0.0

-----------x 100%

39 39 40 39 39 40 0 0

------------ x 100%

% CAPAIAN

PROGRAM

%

10 Jumlah puskesmas

yang memenuhi

standar pelayanan

kesehatan

pkm - Jumlah puskesmas yang

memenuhi standar

pelayanan kesehatan

%

%

US $ per

pddk

Puskesmas berstandar

manajemen mutu ISO

Cakupan alat

kesehatan essensial

puskesmas yang

terkalibrasi

- Cakupan alat kesehatan

essensial puskesmas

yang terkalibrasi

Program

Standarisasi

Pelayanan

Kesehatan

Program obat dan

perbekalan

kesehatan

%

Cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD

dan setingkatnya

% %

Program Promosi

Kesehatan &

Pemberdayaan

Masyarakat

%Cakupan rumah tangga

dengan hidup bersih

dan sehat

Meningkatnya

kemitraan pada

lintas sektor dan

pemberdayaan

masyarakat

Cakupan desa siaga

aktif

- Cakupan desa siaga

aktif

Cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD dan

setingkatnya

Meningkatnya mutu

kesehatan

masyarakat

Jumlah balita dengan

gizi buruk

Jumlah kematian bayi

Jumlah kematian ibu

per 1000

KH

PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2015

BIDANG KESEHATAN

SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD

REALISASI

2015

PERHITUNGAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD

PROGRAM KOTA

(Program Prioritas)

Meningkatnya

kesadaran

masyarakat untuk

hidup bersih dan

sehat

Meningkatnya

sarana prasarana

dan kualitas

pelayanan

kesehatan

Obat essensial generik

di sarana kesehatan

US $ per

pddk

Obat essensial generik

di sarana kesehatan

Puskesmas berstandar

manajemen mutu ISO

-

Cakupan rumah tangga

dengan hidup bersih dan

sehat

per

100.000

KH

Jumlah balita dengan

gizi buruk

Jumlah kematian bayi

Jumlah kematian ibu

per 1000

KH

per

100.000

KH

Satuan 2013 2014 2015 Satuan 2013 2014 2015 8% CAPAIAN

PROGRAM

Meningkatnya mutu

SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD

REALISASI

2015

PERHITUNGAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD

PROGRAM KOTA

(Program Prioritas)

100 100 100 100 100 100 33,4 104.958 33,4

---------- x 100 %

308.843

100 100 100 100 100 100 93,8 30 93,8

-------------x 100%

32

100 100 100 100 100 100 4,6 14.333 4,6

-------------x 100%

308.845

7 8 9 7 8 9 10 10 111

----------- x 100 %

9

80 90 100 80 90 100 90 90 90

----------- x 100 %

100

1 1 2 1 1 2 1 1 50

---------- x 100%

2

8 12 14 8 12 14 14 14 100

------------ x 100 %

14

0 0 1 0 0 1 0.0 0 0.0

------------ x 100 %

0

0 0 80 0 0 80 0.0 0 0.0

-------- x 100 %

0

Penyediaan alkes

untuk RS pratama

% - Penyediaan alkes untuk

RS pratama

%

- Jumlah klinik upaya

kesehatan kerja di

perusahaan

klinik

pkm

18 Jumlah rumah sakit

pratama yang

disediakan

RS - Jumlah rumah sakit

pratama yang

disediakan

RS

- Puskesmas yang

merekomendasikan obat

asli Indonesia

19

- Cakupan puskesmas

mengembangkan

pelayanan penyakit tidak

menular

pkm

15 Cakupan sarana yang

diperiksa makanan

kadaluarsa

objek - Cakupan sarana yang

diperiksa makanan

kadaluarsa

objek

14 Cakupan puskesmas

mengembangkan

pelayanan penyakit

tidak menular

pkm

17 Jumlah klinik upaya

kesehatan kerja di

perusahaan

klinik

16 Puskesmas yang

merekomendasikan

obat asli Indonesia

pkm

%

13 Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan

pasien masyarakat

miskin

% - Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan

pasien masyarakat

miskin

%

Cakupan pelayanan

kesehatan dasar

masyarakat miskin

% - Cakupan pelayanan

kesehatan dasar

masyarakat miskin

%

12 Cakupan pelayanan

gawat darurat level 1

yang harus diberikan

sarana kesehatan (RS)

kab/kota

% - Cakupan pelayanan

gawat darurat level 1

yang harus diberikan

sarana kesehatan (RS)

kab/kota

Meningkatnya

kualitas pelayanan

kesehatan

masyarakat

Program

Pengadaan,

Peningkatan Sarana

Prasarana RS

Meningkatnya

pelayanan

kesehatan khusus

11

Program

Pengawasan Obat

dan Makanan

Program

Pengembangan

Obat Asli Indonesia

Satuan 2013 2014 2015 Satuan 2013 2014 2015 8% CAPAIAN

PROGRAM

Meningkatnya mutu

SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD

REALISASI

2015

PERHITUNGAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD

PROGRAM KOTA

(Program Prioritas)

100 100 100 100 100 100 99.1 106 99.1

--------- x 100 %

107

100 100 100 100 100 100 100 10 100

--------- x 100 %

10

85 100 100 85 100 100 95,5 5.724 95,5

--------- x 100 %

5.995

85 100 100 85 100 100 81,3 1,387 81.30

--------- x 100 %

1,706

53 52 51 <53 <52 <51 61.9 981

--------- x 100.0001,580,517

100 100 100 100 100 100 119.4 38,921 119.4

--------- x 100 %

32,599

100 100 100 100 100 100 100 1 100

-------- x 100 %

1

80 81 82 80 81 82 82.50 301 100.60

--------- x 100 %

365

80 81 82 80 81 82 82.70 2,963 100.90

--------- x 100 %

3,584

90 91 92 90 91 92 92.2 287,466 100.2

--------- x 100 %

312,392

21 AFP rate 2/100.000

penduduk

% - AFP rate 2/100.000

penduduk

%

20 Cakupan kelurahan

Universal Child

Immunization (UCI)

% - Cakupan kelurahan

Universal Child

Immunization (UCI)

%Meningkatnya

pencegahan dan

penanggulangan

penyakit

23 Cakupan penemuan

pasien baru TB BTA

positif

% - Cakupan penemuan

pasien baru TB BTA

positif

22 Cakupan penemuan

penderita pneumonia

balita

% - Cakupan penemuan

penderita pneumonia

balita

24 Cakupan penderita

DBD yang ditangani

/100.000

pddk

- Cakupan penderita DBD

yang ditangani

/100.000

pddk

- Tempat Pengolahan

Makanan (TPM)

memenuhi syarat

kesehatan

26

25 Cakupan penemuan

dan penanganan diare

% Cakupan penemuan dan

penanganan diare

%

Cakupan kelurahan

mengalami KLB

dilakukan penyelidikan

epidemiologi <24 jam

Cakupan kelurahan

mengalami KLB

dilakukan penyelidikan

epidemiologi <24 jam

% -

Program

Pengembangan

Lingkungan Sehat

%

Program

Pencegahan dan

Penanggulangan

Penyakit Menular

%

%

27 Tempat-tempat umum

memenuhi syarat

kesehatan

% - Tempat-tempat umum

memenuhi syarat

kesehatan

%

28 %

29 Keluarga

menggunakan air

bersih

- Keluarga menggunakan

air bersih

Program

Pengawasan &

Pengendalian

Kesehatan

Makanan

Tempat Pengolahan

Makanan (TPM)

memenuhi syarat

kesehatan

%

Satuan 2013 2014 2015 Satuan 2013 2014 2015 8% CAPAIAN

PROGRAM

Meningkatnya mutu

SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD

REALISASI

2015

PERHITUNGAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD

PROGRAM KOTA

(Program Prioritas)

100 100 100 100 100 100 100 306 100

------------- x 100%

306

100 100 100 100 100 100 100 14 100

-------- x 100%

14

90 90.5 91 90 90.5 91 93.9 111,657 103.2

--------- x 100 %

118,920

70 71 72 70 71 72 72.3 91,901 100.4

--------- x 100 %

127,061

93 94 94.5 93 94 94.5 96.7 30,789 102.3

--------- x 100 %

31850

80 80 80 80 80 80 80.4 5,122 100.5

--------- x 100 %

6,370

90 90 90 90 90 90 96 29091 106.7

-------- x 100 %

30298

90 90.5 91 90 90.5 91 91.627,978

100.7

------------- x 100%

30,526

70 71 71 70 71 71 76.9 211,614 108.3

-------- x 100%

275,038

80 80 80 80 80 80 80.4 3,531 100.5

------------- x 100%

4,394

90 90 90 90 90 90 94.7 27,685 105

-------- x 100%

29,225

Cakupan pelayanan

kesehatan lansia

%

%% - Cakupan kunjungan bayi

39 Cakupan neonatus

dengan komplikasi

yang ditangani

% - Cakupan neonatus

dengan komplikasi yang

ditangani

Cakupan kunjungan

bayi

Program

Peningkatan

Keselamatan Ibu

Melahirkan dan

Anak

- Cakupan KB aktif

-

34 Cakupan kunjungan

ibu hamil K4

%

%

Cakupan komplikasi

kebidanan yang

ditangani

%

36 Cakupan pertolongan

persalinan oleh nakes

yang memiliki

kompetensi kebidanan

-

35 Cakupan komplikasi

kebidanan yang

ditangani

%

40

33 Cakupan pelayanan

kesehatan lansia

%

38 Cakupan KB aktif

%

32 Cakupan pelayanan

kesehatan anak balita

% - Cakupan pelayanan

kesehatan anak balita

%

%

% - Cakupan balita gizi

buruk mendapat

perawatan

30 Cakupan pemberian

makanan pendamping

ASI pada anak usia 6-

24 bulan keluarga

miskin

% - Cakupan pemberian

makanan pendamping

ASI pada anak usia 6-24

bulan keluarga miskin

%31 Cakupan balita gizi

buruk mendapat

perawatan

%

-

Program Perbaikan

Gizi Masyarakat

37 Cakupan pelayanan

nifas

%

Program

Peningkatan

Pelayanan

Kesehatan Anak

Program

Peningkatan

Pelayanan

Kesehatan lansia

Cakupan pelayanan

nifas

%

Meningkatnya status

gizi masyarakat

Meningkatnya

kesehatan ibu dan

anak serta

kesehatan

reproduksi

%

%

- Cakupan kunjungan ibu

hamil K4

%

Cakupan pertolongan

persalinan oleh nakes

yang memiliki

kompetensi kebidanan