dinas kesehatan kota palembangdinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-151-275.pdftahun 2016...
TRANSCRIPT
DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG
Jl. Merdeka No. 72 Telp. 0711-350651 Fax. 0711-350523
E-mail: [email protected], website :www.dinkes,palembang.go.id
PALEMBANG
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang i
KATA PENGANTAR
Dengan senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, marilah kita bersama-
sama tetap melaksanakan amanah dalam bidang tugas kita masing-masing bagi
kepentingan negara, nusa dan bangsa yang kita cintai ini.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, kami telah berusaha menyajikan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang
Tahun 2016 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan
Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan
pemecahan masalahnya.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah bekerja keras dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas
Kesehatan Kota Palembang ini dan semoga Allah SWT. senantiasa memberikan
petunjuk serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan tugas
pembangunan kesehatan.
Palembang, Februari 2017
Plt.Kepala Dinas Kesehatan
Sekretaris
dr. Hj. Letizia, M.Kes.
Pembina TK.I
NIP : 196402141991032002
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang ii
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Ikhtisar Eksekutif iii
I . Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tugas dan Fungsi 4
C. Struktur Organisasi 5
D. Sistematika Penyajian 6
II. Perencanaan Kinerja Tahun 2016 7
A. Umum 7
B. IKU 9
B. Arah Kebijakan 14
C. Program Utama 15
D. Strategi 16
E. Program dan Kegiatan Pokok 18
F. Rencana Strategis Tahun 2013 – 2018 21
G. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 24
III. Akuntabilitas Kinerja 27
A. Pengukuran Capaian Kinerja 27
B. Capaian Kinerja Organisasi 28
C. Sumber Daya 68
IV. Penutup 78
A. Simpulan 78
B. Saran 78
Lampiran
1. Struktur Organisasi
2. Rencana Kinerja Tahun 2016
3. Tabel Pengukuran Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Kegiatan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang iii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun
2016 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan Strategis
(Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan
masalahnya.
Renstra Kota Palembang merupakan suatu rencana jangka menengah tahun 2013 - 2018
yang sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dan memuat 1
(satu) pernyataan Visi, 4 (empat) pernyataan Misi yang diemban, serta 4 (empat) tujuan
yang harus dicapai pada akhir tahun 2018.
Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disusun untuk tahun 2016
terdapat 9 sasaran, 5 kebijakan, 32 progam, 148 kegiatan yang harus dicapai /
dilaksanakan, dengan dukungan anggaran DPA-SKPD Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2016 yang tersedia sebesar Rp 243.585.015.035,41,- termasuk
belanja tidak langsung.
Pencapaian Sasaran
Nilai Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dari 40 indikator yang ada 25 telah
mencapai target (100%), sedangkan yang belum mencapai ada 15 indikator yaitu
Cakupan Kelurahan Siaga Aktif, Obat esensial generik di sarana kesehatan, Cakupan
Alat kesehatan essensial puskesmas yang terkaliberasi, Jumlah Puskesmas yang
memenuhi standar pelayanan kesehatan, Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien
Masyarakat Miskin, Cakupan pelayanan Gawat Darurat Level I yang harus diberikan di
Sarana Kesehatan (RS) Kab/Kota, Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien
Masyarakat Miskin, Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa, Puskesmas
yang merekomendasikan obat asli Indonesia, Jumlah Rumah Sakit Pratama yang
disediakan, Penyediaan alat kesehatan untuk RS Pratama, Cakupan penemuan penderita
pneumonia balita, Cakupan penemuan dan penanganan diare, Cakupan pelayanan nifas.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang iv
Rencana dan Realisasi Anggaran
Anggaran yang tersedia untuk Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2016 sebesar
Rp 243.585.015.035,41,- Dana yang terealisasi sebesar Rp.211.037.789.705,76,- atau
86,64% dari anggaran tersebut.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai
tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan
bagian integral dan terpenting dalam pembangunan nasional. Tujuan
diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat
dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai
IPM tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu
indikator status kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita.
Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama
untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya
mendukung percepatan pembangunan nasional.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik
dimasa mendatang diperlukan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2016, yang berisi visi, misi serta tahapan-tahapan kegiatan
yang harus dilakukan dalam rangka mencapai target (indikator) yang telah
ditetapkan.
Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai salah satu Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Palembang mempunyai tugas untuk
membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 2
di bidang kesehatan dalam rangka mewujudkan visi Kota Palembang yaitu
“Palembang Emas Tahun 2018” dan Misi Kota Palembang sebagai berikut :
1. Menciptakan Kota Palembang lebih aman untuk berinvestasi dan mandiri
dalam pembangunan
2. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta
peningkatan pelayanan masyarakat
3. Meningkatkan ekonomi kerakyatan dengan pemberdayaan masyarakat
kelurahan
4. Meningkatkan pembangunan bidang keagamaan sehingga terciptanya
masyarakat yang religius
5. Meningkatkan pembangunan yang adil dan berwawasan lingkungan di
setiap sektor
6. Melanjutkan pembangunan Kota Palembang sebagai kota metropolitan
bertaraf internasional, beradat, dan sejahtera
Dari 7 misi tersebut misi yang sangat erat terkait dengan sektor
kesehatan adalah misi ke 5 (lima) dan 6 (enam) dan dalam mencapai Visi dan
Misi Pemerintah Kota Palembang menetapkan bidang urusan pemerintahan
dan program prioritas pembangunan yaitu :
1. Program obat dan perbekalan kesehatan
2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program pengawasan obat dan makanan
4. Program pengembangan obat asli Indonesia
5. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
6. Program perbaikan gizi masyarakat
7. Program pengembangan lingkungan sehat
8. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
9. Program standarisasi pelayanan kesehatan
10. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
11. Program pengadaan, pengadaan sarana dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru
12. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 3
13. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
14. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
15. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
16. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
17. Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD.
Program prioritas tersebut seluruhnya sangat berpengaruh terhadap
pembangunan bidang kesehatan, sedangkan program prioritas Kota Palembang
sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2015-2018 dalam upaya Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH),
Menurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Kematian Bayi, dan
Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat
2. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang optimal
dan bermutu
3. Pengentasan masalah penyakit menular dan tidak menular
4. Peningkatan mutu layanan kesehatan dan SDM kesehatan
5. Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi
6. Perbaikan gizi masyarakat
7. Peningkatan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan
masyarakat
8. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
(PHBS)
9. Penguatan sistem informasi kesehatan
10. Peningkatan kualitas lingkungan
11. Peningkatan pelayanan kesehatan khusus
12. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan
13. Penguatan pelayanan rujukan
Sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Kesehatan Kota
Palembang selama tahun anggaran 2016, disusun Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 sebagaimana
ditegaskan dalam Peraturan Menteri Penertiban Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2016 Tanggal 20 November 2016
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 4
Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini semata-mata untuk
menunjukkan kepada masyarakat bahwa Dinas Kesehatan Kota Palembang
mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja
organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome,
disisi yang lain, penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang
juga dimaksudkan sebagai pengejawantahan prinsip transparansi dan
akuntabilitas yang merupakan pilar penting pelaksanaan good governance dan
menjadi cermin untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar
dapat melaksanakan kinerja ke depan secara lebih produktif, efektif dan efisien,
baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan
maupun koordinasi pelaksanaannya.
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 12 Tahun
2012 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Palembang
Nomor 9 Tahun 2008 Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Palembang.
1. Kedudukan
Dinas Kesehatan Kota Palembang unsur pelaksana urusan daerah dibidang
kesehatan berdasarkan kewenangan yang dimiliki berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
2. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan Kota Palembang mempunyai tugas membantu Walikota
Palembang dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah
berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.
3. Fungsi.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kota
Palembang menyelenggarakan fungsi:
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 5
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan,
2) Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan
umum dibidang kesehatan,
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan
4) Pengaturan, pengawasan dan pemberian perizinan dibidang kesehatan
5) Pelaksanaan pelayanan tekhnis ketatausahaan dinas
6) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
C. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja
tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota,
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dibantu oleh:
1. Sekretariat, yang membawahi :
1) Sub Bagian Penyusunan Program
2) Sub Bagian Tata Usaha
3) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
2. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Kesehatan Dasar
2) Seksi Kesehatan Rujukan
3) Seksi Kesehatan Khusus
3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
2) Seksi Pengendalian Wabah dan Bencana
3) Seksi Penyehatan Lingkungan
4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi
1) Seksi Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan
2) Seksi Data dan Informasi Kesehatan
3) Seksi Registrasi, Perizinan dan Akreditasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 6
5. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Jaminan Kesehatan
2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
3) Seksi Kefarmasian
6. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas,
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Palembang terlampir. D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini berisi pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan Kota Palembang selama tahun 2016. Capaian kinerja (performance
results) 2016 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja 2016 sebagai
tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja
terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah
celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan
pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 adalah sebagai berikut ini.
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek
strategis Dinas Kesehatan Kota Palembang dan struktur organisasi;
Bab II – Perencanaan Kinerja 2016, menjelaskan berbagai kebijakan umum
Dinas Kesehatan Kota Palembang, rencana strategis Dinas Kesehatan Kota
Palembang untuk periode tahun 2015 - 2018 dan penetapan kinerja untuk
tahun 2016.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan Kota Palembang dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik
terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2016.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2016 ini dan menguraikan
rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa datang.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2016
A. Umum
Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kota
Palembang, Dinas Kesehatan menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang
akan datang sebagai tumpuan dan harapan masyarakat kota untuk mengatasi
masalah kesehatan yang timbul akibat perubahan pola hidup masyarakat
perkotaan. Masalah kesehatan yang disadari antara lain masalah lingkungan
pemukiman, gizi, kesehatan reproduksi maupun penanggulangan penyakit
menular yang ada di lingkungan kota maupun yang datang dari luar kota.
Untuk menjalankan peran penting kesehatan tersebut, Dinas Kesehatan
Kota Palembang memiliki visi yaitu “Tercapainya Palembang Sehat ”.
Dilandasi dengan pemikiran di atas maka selayaknya Dinas Kesehatan
bertanggung jawab untuk mengemban amanah yang diberikan Walikota
Palembang yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai
standar Kementerian Kesehatan RI pada masyarakat, seperti yang dinyatakan
dalam visi GBHN yaitu “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didukung oleh manusia yang
sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air
berkesadaran hukum dan lingkungan sehat, menguasai teknologi, memiliki etos
kerja yang tinggi dan berdisiplin”
Visi tersebut dinyatakan sejalan dengan perubahan - perubahan di era
reformasi ini, yaitu Palembang sehat adalah penduduk yang hidup di lingkungan
sehat, memperaktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mampu
menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal dengan indeks
pembangunan manusia semakin baik antara lain dengan menurunnya Angka
Kematian Bayi dari 25 menjadi 16 per 1.000 kelahiran hidup. menurunnya
Angka Kematian Ibu dari 13 menjadi 10 per 100.000 kelahiran hidup dan
menurunnya prevalensi gizi buruk pada anak balita sampai dengan < 0.9%.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 8
Untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kesehatan Kota
Palembang sehingga hal yang abstrak pada visi akan terlihat lebih nyata.
Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh insan kesehatan dan pihak yang
berkepentingan dapat lebih mengenal cara hidup sehat di tengah-tengah
masyarakat mengetahui program-program kesehatan serta hasil yang akan
dicapai di masa yang akan datang.
Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, terdapat 4 (empat) misi yang
diemban dan akan dilaksanakan yaitu:
1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat;
2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia;
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan serta sarana dan
prasarana yang bermutu prima
4. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian.
Dalam mempercepat Tercapainya Palembang Sehat dan sesuai dengan
misi yang telah ditetapkan dijabarkan dalam bentuk kegiatan pembangunan
kesehatan yaitu Misi 1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat, kegiatannya antara lain meningkatkan kemitraan pada lintas sektor
dan pemberdayaan masyarakat, Misi 2. Meningkatkan profesionalitas sumber
daya manusia, kegiatan yang dilaksanakan antara lain tersedianya SDM yang
berkualitas dan bekerja sesuai dengan Standard Of Procedure (SOP) yang
ditetapkan. Misi 3 Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan serta
sarana dan prasarana yang bermutu prima kepada masyarakat yang
membutuhkan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan dengan tepat, cepat,
dan nyaman. Misi 4 Menurunkan resiko kesakitan dan kematian merupakan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Balita (AKABA), serta meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Balita
Kurang Gizi.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 9
B. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran Indikator Kinerja
Penanggung Jawab
Keterangan
Meningkatkan Mutu Kesehatan Masyarakat
Jumlah balita dengan gizi buruk
Ka. Bid. Yankes
Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).
Jumlah kematian bayi
Ka. Bid. Yankes
Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang sama.
Jumlah kematian ibu
Ka. Bid. Yankes
Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain.
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
Cakupan Kelurahan Siaga Aktif
Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah kelurahan siaga yang dibentuk
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
Cakupan Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada lurun waktu tertentu
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 10
Sasaran Indikator Kinerja
Penanggung Jawab
Keterangan
Meningkatnya Sarana dan Prasarana Kesehatan
Obat generik di sarana kesehatan
Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan
Obat Generik di sarana kesehatan adalah obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan kesehatan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan perkalian jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang)
Cakupan puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
Sekretariat
Cakupan Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO adalah Quality Managemen System ISO 9001:2008 adalah merupakan prosedur terdekumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen system,yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu,dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut di tentukan atau di spesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.
Meningkatnya Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Cakupan Alat Kesehatan Essensial Puskesmas yang Terkalibrasi
Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan alat kesehatan esensial puskesmas yang terkalibrasi adalah alat kesehatan yang di lakukan pengujian secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang dilakukan oleh instansi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
Jumlah puskesmas yang Memenuhi Standar Pelayanan Kesehatan
Ka. Bid Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan adalah puskesmas yang memiliki alat kesehatan yang minimal untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dan alat kesehatan tersebut telah di lakukan pengujian dan kalibrasi secara berkala oleh instansi yang berwenang
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
Ka. Bid. Jaminan dan Sarana Kesehatan
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyartkat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 11
Sasaran Indikator Kinerja
Penanggung Jawab
Keterangan
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/Kota
Ka. Bid. Yankes
Cakupan pelayanan gawat darurat level I adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
Ka. Bid. Yankes
Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus
Cakupan Sarana Diperiksa Makanan Kadaluarsa
Ka. Bid. Jaminan Sarana Kesehatan
Cakupan sarana yang di periksa makanan kadaluarsa adalah Sarana distribusi,toko, swalayan, supermarket,minimarket yang menjual makanan dan minuman berkemasan
Puskesmas yang Merekomendasikan Obat Asli Indonesia
Ka. Bid. Yankes
Cakupan Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional alternative dan komplementer (keterampilan dan herbal), serta melakukan pembinaan dan pemamfaatan taman Obat Keluarga (TOGA)
Jumlah Klinik Upaya Kesehatan Kerja di Perusahaan
Ka. Bid. Yankes
Cakupan Klinik Upaya Kesehatan kerja adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan kesehatan kerja di mana pelayanan yang diberikan berfokus kepada : a. Pendidikan Kesehatan
Promosi kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang bertujuan agar masyarakat pekerja berprilaku hidup dan bekerja secara sehat meliputi: a. Pendidikan penyuluhan PHBS
di tempat kerja
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 12
Sasaran Indikator Kinerja
Penanggung Jawab
Keterangan
b. Perbaikan gizi kerja c. Kesehatan reproduksi pada pekerja d. Pemeliharaan tempat kerja e. Olahraga fisik dan kebugaran
b. Pelayanan Kesehatan Kerja - Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dan penyakit Akibat Hubungan kerja (PAHK)
- Pelayanan perawatan kesehatan umum,kuratif dan rehabilitative
- Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi
c. Pembinaan lingkungan kerja Bentuk kegiatan pembinaan lingkungan kerja difokuskan pada asesmen risiko di lingkungan tempat kerja dan pengendalian risiko yang mungkin terjadi baik di sebabkan faktor fisik, kimia, biologi maupun psikososial.
Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit
Acute Flacid Paralysys (AFP)
Ka. Bid. PMK Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun pertahun di satu wilayah tertentu
Penemuan Penderita Pneumonia Balita
Ka. Bid. PMK Persentasi balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan sesuai tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun
Penemuan pasien baru TB-BTA Positif
Ka. Bid. PMK Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD
Ka. Bid. PMK Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama
Penemuan Penderita Diare
Ka. Bid. PMK Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 13
Sasaran Indikator Kinerja
Penanggung Jawab
Keterangan
Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Ka. Bid. PMK Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam adalah Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu
Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Ka. Bid. PMK Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Meningkatnya kualitas lingkungan
Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU)
Ka. Bid. PMK Tempat Tempat Umum (TTU) adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat umum, mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai fasilitas yang memenuhi syarat kesehatan
Air Bersih Rumah Tangga
Ka. Bid. PMK Air Bersih Rumah Tangga adalah Air yang memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada kurun waktu tertentu.
Meningkatnya status Gizi masyarakat
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan dari keluarga miskin
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standarpaling sedikit 4 kali dalam satu wilayahkerja pada kurun waktu tertentu
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 14
Sasaran Indikator Kinerja
Penanggung Jawab
Keterangan
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan kunjungan usia lanjut yang berumur mulai dari pralansia 45 th s.d 59 th, lansia berumur 60 s.d 69 th dan resti > 75 th
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mmiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Cakupan kunjungan bayi
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan pelayanan anak balita
Ka. Bid. Pelayanan Kesehatan
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertunbuhan dan perkembangan
C. Arah Kebijakan.
Arah kebijakan pembangunan di Kota Palembang bidang kesehatan yang
merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2015 – 2018 pada Sasaran Meningkatnya kemitraan pada
lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat, Meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, Meningkatnya sarana prasarana dan
kualitas pelayanan kesehatan, Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus,
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit, Meningkatnya
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 15
kualitas lingkungan, Meningkatnya status gizi masyarakat, Meningkatnya
kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi, dan Meningkatnya kualitas
pelayanan kantor.
Arah kebijakan pembangunan kesehatan adalah :
1. Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan dasar
2. Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Penyelidikan Epidemiologi
serta penanggulangan Kejadian Luar Biasa / KLB melalui deteksi dini
KLB
3. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
D. Program Utama.
Program Utama yang tercantum Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kota Palembang Tahun 2015 – 2018 (Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Palembang Nomor 050/4636/Program/Kes/2016) sejalan dengan sasaran
pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun
2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Palembang Tahun 2005 – 2025 (Perda Nomor 5 Tahun 2009) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun
2013 – 2018, Program Utama Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai
berikut :
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
2) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerka
Keuangan
5) Program Dana Alokasi Khusus (DAK)
6) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
7) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8) Program Pengawasan Obat dan Makananan
9) Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 16
10) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
12) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
13) Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular
14) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
15) Progran Pengadaan, peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
16) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
17) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
18) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
19) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
20) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
21) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
22) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD.
E. STRATEGI
Strategi pembangunan kesehatan dalam mempercepat tercapainya
indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dan Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan
masyarakat
a. Cakupan kelurahan siaga aktif
b. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya
2) Meningkatnya budaya hidup bersih dan sehat
a. Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3) Meningkatkan sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan
a. Obat essensial generik di sarana kesehatan
b. Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
c. Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
d. Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
4) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan khusus
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 17
b. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS di Kab/Kota
c. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
d. Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular
e. Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
f. Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia
g. Jumlah upaya kesehatan kerja di perusahaan
5) Meningkatnya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
a. Cakupan desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
b. Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun
c. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
d. Cakupan penemuan pasien baru TB-BTA Positif
e. Cakupan penderita DBD yang ditangani
f. Cakupan penemuan penderita diare
g. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
6) Meningkatnya Kualitas Lingkungan :
a. Cakupan Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
(TTU)
b. Cakupan Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat
kesehatan (TPM)
c. Cakupan penggunaan air bersih rumah tangga
7) Meningkatnya Status Gizi Masyarakat :
a. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24
bulan dari keluarga miskin.
b. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
8) Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi.
a. Cakupan pelayanan anak balita
b. Cakupan pelayanan kesehatan lansia
c. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
d. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
e. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 18
f. Cakupan pelayanan nifas
g. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
h. Cakupan kunjungan bayi
i. Cakupan peserta KB aktif
9) Meningkatkanya Kualitas Pelayanan Kantor.
a. Meningkatkan tingkat pelayanan administrasi perkantoran
b. Meningkatkan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana aparatur
c. Meningkatkan tingkat disiplin aparatur
d. Meningkatkan tingkat ketersediaan aparatur yang kompeten
e. Meningkatkan rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan
yang disusun tepat waktu
F. PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK.
Seluruh tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan hanya dapat dicapai
apabila telah disusun, ditetapkan dan dilaksanakannya strategi yang tepat.
Strategi yang dibangun ini dilandasi informasi dan data yang relevan dari
analisis lingkungan, nilai-nilai yang ada dan faktor-faktor kunci keberhasilan.
Penjabaran strategi ini diwujudkan dalam bentuk kebijakan, program dan
kegiatan pokok .
1. Program Dana Alokasi Khusus (DAK)
a) DAK pelayanan farmasi
b) DAK pelayanan dasar
- Pengadaan mobil puskesmas keliling/ambulance
- Pembangunan/rehabilitasi gedung puskesmas
- Program pembangunan IPAL
2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
a) Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan (larvasida dan reagensia)
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
b) Peningkatan kesehatan masyarakat
c) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
d) Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 19
4. Program Pengawasan Obat dan Makanan
a) Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
5. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
a) Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia
6. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
b) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
c) Peningkatan pendidikan pramuka saka bakti husada
7. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
b) Pemberian tambahan makanan dan vitamin
c) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya
d) Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
e) Penanggulangan gizi lebih
8. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a) Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
b) Penyuluhan lingkungan sehat
c) Pengendalian dampak kesehatan lingkungan
d) Pengembangan Kota Sehat
9. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
a) Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
b) Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
c) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
d) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
10. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a) Penyusunan standarisasi pelayanan kesehatan
b) Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
c) Pembangunan dan pemuktahiran data standar pelayanan kesehatan
11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana & Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringan
a) Pembangunan puskesmas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 20
b) Pembangunan puskesmas pembantu
c) Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
d) Pengadaan puskesmas keliling
e) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas
f) Rehabilitasi sedang/berat puskesmas dan puskesmas pembantu
12. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
a) Pembangunan rumah sakit
b) Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
13. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
a) Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis
b) Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan
14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
a) Penyuluhan kesehatan anak balita
b) Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita
c) Monitoring evaluasi dan pelaporan
15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a) Pelayanan pemeliharaan kesehatan
b) Pendidikan dan pelatihan perawatan lansia
16. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
a) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan
hasil produksi rumah tangga
b) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan
restoran
17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
a) Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
b) Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
c) Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu
18. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
a) Penyediaan Pelayanan Kesehatan BLUD
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 21
G. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2015 – 2018, merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palembang yang terdiri dari sasaran dan indikator kinerja yang harus dicapai
Dinas Kesehatan Kota Palembang selama 5 tahun mulai 2015 – 2018, yaitu
sebagai berikut :
Tabel 1
MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD DI BIDANG KESEHATAN
Program Kota
Palembang
Indikator Kinerja
Satuan 2014 2015 2016 2017 2018
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1 Cakupan desa siaga aktif
% 70 70 70 70 80
2 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat
% 61 62 63 64 65
3 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
% 100 100 100 100 100
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
4 Obat essensial generik di sarana kesehatan
US $ per
pddk
1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
5 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
pkm 5 7 8 10 12
6 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
% 50 75 100 100 100
Program Dana Alokasi Khusus (DAK)
7 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
pkm 39 40 40 41 42
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100
9 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota
% 100 100 100 100 100
10 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100
11 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular
Pkm
8 9 10 11 12
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 22
Program Kota
Palembang
Indikator Kinerja
Satuan 2014 2015 2016 2017 2018
Program Pengawasan Obat dan Makanan
12
Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
objek
90 100 110 120 120
Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
13 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
pkm 1 2 4 6 8
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
14 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
klinik 12 14 16 18 20
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
15 Cakupan penderita TB Paru BTA positif yang ditangani
% 100 100 100 100 100
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
16
Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
% 52 51 50 49 49
17 Cakupan penemuan penderita diare
% 100 100 100 100 100
18 Cakupan penderita pneumonia balita
% 100 100 100 100 100
19 AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun
% 100 100 100 100 100
20 Cakupan kelurahan UCI
% 100 100 100 100 100
21 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang< 24 jam
% 100 100 100 100 100
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
22 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan
% 81 82 83 84 85
23 Cakupan rumah tangga yang menggunakan air bersih
% 91 92 93 94 95
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 23
Program Kota
Palembang
Indikator Kinerja
Satuan 2014 2015 2016 2017 2018
Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
24 Cakupan Pengawasan tempat pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan
% 81 82 83 84 85
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
25 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan kurang gizi keluarga miskin
% 100 100 100 100 100
26 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
27 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
% 90.5 91 91.5 92 92.5
Program Pelayanan Kesehatan Lansia
28 Cakupan pelayanan kesehatan lansia
% 71 72 73 74 75
Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak
29 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
% 94 94.5 95 95 95
30 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
% 80 80 80 80 80
31 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
% 90 90 90 90 90
32 Cakupan pelayanan nifas
% 90.5 91 91.5 92 93
Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak
33 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
% 80 80 80 80 80
34 Cakupan kunjungan bayi
% 90 90 90 90 90
35 Cakupan peserta KB aktif
% 71 71 72 73 75
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 24
Program Kota
Palembang
Indikator Kinerja
Satuan 2014 2015 2016 2017 2018
Program Pengadaan/ Peningkatan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
36 Jumlah rumah sakit pratama
RS 0 1 0 1 0
37 Cakupan penyediaan alkes RS pratama
% 0 80 100 80 100
H. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Sasaran umum pembangunan kesehatan Kota Palembang sejalan dengan
sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 2015 – 2018
Tabel 2 Sasaran dan Indikator Kinerja
Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
1
Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat
1 Jumlah balita dengan gizi buruk % <0,9
2 Jumlah kematian bayi Per
10000 KH
23
3 Jumlah kematian ibu Per
100.000 KH
102
2
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
4 Cakupan kelurahan siaga aktif
% 70
3
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
5 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
% 63
6 Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa SD dan setingkat
% 100
4
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan
7 Cakupan obat generik di sarana kesehatan
US $ 1.4
8 Cakupan puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
pkm 8
9 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
% 100
10 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
pkm 40
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 25
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
5 Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus
11 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
% 100
12 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota
% 100
13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 100
14 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak menular
pkm 10
15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
objek 110
16 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
pkm 4
17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
klinik 16
18 Jumlah Rumah Sakit pratama yang disediakan
RS 1
19 Penyediaan Alkes untuk RS Pratama % 100
6 Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit
20 Cakupan penderita penyakit TB paru BTA positif yang ditangani
% 100
21 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
% 50
22 Cakupan penemuan penderita diare % 100
23 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
% 100
24 AFP rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun
% 100
25 Cakupan kelurahan UCI % 100
26 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
% 100
7 Meningkatnya kualitas lingkungan
27 Cakupan tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan
% 83
28 Cakupan rumah tangga yang menggunakan air bersih
% 93
29 Cakupan pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
% 83
8 Meningkatnya status gizi masyarakat
30 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
% 100
31 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 26
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
9 Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi
32 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita % 91.5
33 Cakupan pelayanan kesehatan lansia % 73
34 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) % 95
35 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
% 80
36 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
% 90
37 Cakupan pelayanan nifas % 91.5
38 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
% 80
39 Cakupan kunjungan bayi % 90
40 Cakupan peserta KB aktif % 72
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 27
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai degan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi
pemerintah Kota Palembang.
Kinerja Pemerintah Kota Palembang diukur berdasarkan tingkat
capaian sasaran dan indikator kinerja sasaran serta menggambarkan pula
tingkat capaian pada program/kegiatan untuk mengetahui gambaran
mengenai tingkat capaian sasaran dan program/kegiatan dilakukan.
A.1 Kerangka Pengukuran Kinerja
Capaian Indikator Kinerja Sasaran diperoleh dengan cara
membandingkan target dengan realisasi indikator kinerja sasaran melalui
media Formulir Pengukuran Kinerja pada Indikator Kinerja Utama
sebagaimana disajikan berikut ini :
1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian kinerja yang semakin
baik, maka digunakan rumus :
2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah capaian kinerja,
maka digunakan rumus
A.2 Kategori Pengukuran kinerja
Untuk mempermudah kategori atas capaian indikator kinerja
sasaran dan program/kegiatan diberlakukan nilai disertai makna/kategori
dari nilai tersebut yaitu:
85 s.d. >100 = Baik Sekali
70 s.d. <85 = Baik
55 s.d. <70 = Cukup
>0 s.d <55 = Kurang
- = Tidak bisa di ukur
Persentase capaian Realisasi x 100 %
rencana tingkat capaian Rencana =
Persentase capaian Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100%
rencana tingkat capaian Rencana =
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 28
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis
capaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai
sebab-sebab tercapainya atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 terdiri dari 40
Indikator kinerja program untuk mendukung 9 sasaran strategik. Capaian
kinerja (perfomance results) selama tahun 2016 terdapat 25 indikator kinerja
yang mencapai 100 % dan 15 indikator kinerja yang belum mencapai target.
Capaian untuk masing- masing sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat
No Sasaran Indikator Kinerja 2016 %
Capaian Program Target Realisasi
1
Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat
1 Jumlah balita dengan gizi buruk
<0.9 0.01 198.9
2 Jumlah Kematian Bayi
23 0.54 197
3 Jumlah Kematian Ibu
102 34.05 166.6
1. Sasaran 1: ”Meningkatnya Mutu Kesehatan Masyarakat” dengan 3 indikator
yang seluruhnya telah mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Indikator Kinerja 1 Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan
status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD
dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan
marasmus-kwasiorkor).
Target tahun 2016 angka gizi buruk <0,9%, jumlah gizi buruk yang ada 19
balita dari 146.356 balita yang ada, maka cakupan masih dibawah 1%
sehingga capaian kinerja 198.9%.
Hal ini didukung oleh peran aktif petugas puskesmas, kader posyandu, dan
peran aktif masyarakat dalam penemuan dan tatalaksana kasus. Juga
didukung oleh meningkatnya kegiatan deteksi dini gangguan pertumbuhan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 29
pada balita melalui kegiatan penimbangan di posyandu, meningkatnya
kualitas hidup atau derajat kesehatan ibu hamil termasuk remaja putri,
meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi tentang ASI Ekslusif,
pemberian ASI eksklusif di tempat kerja yang cenderung meningkat,
meningkatnya kompetensi petugas kesehatan dalam tatalaksana gizi buruk
sehingga mutu pelayanan kesehatan semakin baik di fasilitas kesehatan
tingkat pertama (puskesmas) maupun fasilitas kesehatan lanjutan (rumah
sakit), adanya kebijakan yang mendukung kualitas hidup bayi yaitu Perda
No 2 Tahun 2015 tentang ASI Eksklusif termasuk mensosialisasikannya ke
lintas sektor terkait, serta meningkatnya pembentukan kelompok
pendukung ibu menyusui.
Selain dukungan, masih ada hambatan yang ditemukan yaitu
seluruh kasus gizi buruk didasari oleh penyakit penyerta, tetapi
penanganannya terutama didominasi oleh sektor kesehatan, keterlibatan
lintas sektor terkait masih kurang. Intervensi gizi sensitif ini (keterlibatan
lintas sektor) mempunyai kontribusi yang cukup besar (70%) dalam
penanganan masalah gizi. Kesadaran masyarakat untuk menimbang
bayi/balitanya setiap bulan ke posyandu masih kurang, terutama setelah
jadwal imunisasi selesai. Serta kerjasama lintas sektoral untuk
menggerakkan masyarakat di bidang kesehatan masih kurang, misalnya
kegiatan di posyandu atau poskeskel.
Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, beberapa strategi
telah disusun antara lain meningkatkan kegiatan pemantauan
pertumbuhan (surveilans gizi) pada anak balita dengan melibatkan lintas
sektor dan lintas program terkait. Meningkatkan promosi kesehatan
tentang kesehatan dan gizi, meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan dan gizi dengan pendekatan siklus kehidupan terutama fokus
pada 1000 hari pertama kehidupan (sejak hamil sampai anak berusia 2
tahun), meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam
perbaikan gizi, serta penguatan peran lintas sektoral dalam intervensi
masalah gizi sensitif dan spesifik.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 30
b. Indikator kinerja 2 Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di
tahun yang sama.
Target tahun 2016 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup yang ditetapkan
berdasarkan target MDG’s. Di Kota Palembang tahun 2016 jumlah
kematian bayi sebanyak 16 kasus dari 29.366 kelahiran hidup atau 0.54
per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut diperoleh dari kematian bayi
yang terlaporkan pada sarana kesehatan dan masih dibawah target
MDG’s.
Jumlah kematian bayi masih dibawah target, keberhasilan ini
didukung oleh beberapa faktor antara lain sistem pelaporan, pelacakan
dan pendataan kematian bayi pada semua fasilitas layanan kesehatan
baik milik pemerintah maupun swasta dan rumah sakit yang ada semakin
baik. Juga meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan bayi
sudah semakin membaik, terutama dalam penanganan kasus
kegawatdaruratan neonatal. Termasuk adanya kegiatan kajian kasus
kematian maternal perinatal yang fokus pada pembelajaran dan perbaikan
mutu pelayanan KIA, tidak hanya menyalahkan. Serta meningkatnya
kegiatan pembinaan fasilitas kesehatan pemberi pelayanan kesehatan
KIA.
Hambatan yang masih ditemui antara lain cakupan pelayanan
kesehatan neonatal sudah sangat baik, namun kualitas pelayanan masih
belum optimal. Disamping itu kompetensi tenaga kesehatan dalam
penanganan kegawatdaruratan masih kurang (perlu di-update), juga peran
rumah sakit PONEK yang belum optimal. Serta penyebab tersering
kematian bayi terkait masalah gizi (BBLR) dan infeksi, sehingga untuk
penangannya memerlukan keterlibatan lintas sektor terkait.
Strategi untuk perbaikan ke depan adalah meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar (10T) dengan
distribusi 1-1-2, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan
remaja di puskesmas dan sekolah (melalui kegiatan UKS dan skrinning
anak sekolah) sesuai dengan standar nasional PKPR, meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan neonatal dengan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 31
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM),
meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan
kegawatdaruratan neonatal secara berkala, serta menjamin ketersediaan
sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan kesehatan bayi.
c. Indikator Kinerja 3 Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan
pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan,
yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Target tahun 2016 jumlah kematian ibu
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sesuai dengan target MDG’s. Di
Kota Palembang tahun 2016 jumlah kematian ibu sebanyak 10 kasus dari
29.366 kelahiran hidup atau 34.05 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
masih dibawah angka target dari MDG’s.
Faktor yang mendukung keberhasilan capaian ini antara lain akses
dan mutu pelayanan KIA di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
rujukan yang sudah semakin membaik, termasuk sistem pelaporan,
pelacakan, dan pendataan kematian ibu yang juga membaik. Adanya
kegiatan kajian kasus kematian perinatal yang fokus pada upaya
pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan KIA, tidak hanya
menyalahkan. Serta meningkatnya upaya perbaikan gizi pada ibu hamil
dan remaja putri.
Sedangkan hambatan yang masih ditemui adalah peran
puskesmas PONED dan rumah sakit PONEK belum optimal, belum
seluruh fasilitas pemberi layanan KIA (Bidan Praktek Mandiri dan Rumah
Bersalin) memberikan pelayanan antenatal sesuai standar antenatal
terpadu (10T), kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan
kegawatdaruratan neonatus (asfiksia) dan deteksi dini dan ibu hamil resiko
tinggi masih kurang, serta sistem rujukan yang belum optimal.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, beberapa strategi telah
disusun antara lain optimalisasi peran puskesmas PONED dan rumah
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 32
sakit PONEK, meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap
fasilitas kesehatan pemberi pelayanan KIA dalam rangka memantau dan
meningkatkan mutu pelayanan KIA, meningkatkan kompetensi tenaga
kesehatan secara berkala, dan optimalisasi sistem rujukan maternal
neonatal.
Tabel 3.2 Realisasi Sasaran tahun 2015 - 2016 Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat
Sasaran Indikator Kinerja Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan 2015 2016 Target Realis
asi % IP
Selisih realisasi
2015 dan 2016
Target 2016
Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bidang Kesehatan
1. Angka gizi buruk
% 0,01 0.01 <0,9 0.01 198.9 BS 0 <0,9
2. Jumlah Kematian Bayi
Per 1000 KH
0.99 0.54 23 0.54 197 BS 0.45 23
3. Jumlah Kematian Ibu
Per 100.000
KH 47.99 34.05 102 34.05 166.6 BS 13.94 102
Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk indikator angka gizi buruk
cenderung stabil, tidak terdapat selisih realisasi namun masih dibawah
1%. Di Indonesia prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD)
sebesar 19.6% di tahun 2015 (Riskesdas, 2015)
Sedangkan untuk indikator jumlah Kematian Bayi realisasinya
menurun dibandingkan tahun 2015 sebanyak 0.45/1.000KH. Angka
Kematian Bayi di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2012 sebesar
34 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Propinsi Sumatera Selatan
sebesar 29 per 100.000 kelahiran hidup.
Untuk indikator jumlah kematian ibu pada tahun 2016 terlihat
penurunan kematian ibu sebesar 13.94/100.000KH dibandingkan dengan
tahun 2015. Angka Kematian Ibu di Indonesia berdasarkan data SDKI
tahun 2012 sebesar 369 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 33
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat
No Sasaran Indikator Kinerja 2016 % Capaian
Program Target Realisasi
2
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
4 Cakupan kelurahan siaga aktif
70 59.81 85.4
2. Sasaran 2 ”Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan
masyarakat” dengan indikator kinerja yang sudah mencapai target, dengan
penjelasan sbb :
a. Indikator Kinerja 4 Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang
mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya
yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan,
surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan
(gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dibandingkan dengan jumlah kelurahan yang ada.
Target kelurahan siaga tahun 2016 sebesar 70% sedangkan
cakupannya seluruh kelurahan di Kota Palembang sebanyak 64 kelurahan
sudah menjadi kelurahan siaga atau realisasi sebesar 59.81% sehingga
capaian program 85.4%.
Ralisasi sudah hampir mendekati target pada tahun 2016
dikarenakan masyarakat sudah mengerti dan sadar akan pentingnya
program keluarga siaga. Juga didukung dengan adanya poskeskel yang
baru dibentuk dimana setiap poskeskel dikelola oleh bidan desa.
Tabel 3.4 Realisasi Sasaran Tahun 2015 – 2016 Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Indikator Kinerja Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan 2015 2016 Target Realisas
i % IP
Selisih realisasi
2015 dan 2016
Target 2016
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
Cakupan kelurahan siaga aktif
% 67,3 59.8 70 59.8 85.4 B 7.5 70
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 34
Dari tabel di atas terlihat realisasi untuk indikator Cakupan Kelurahan
Siaga Aktif fluktuatif, namun telah mencapai target yang ditentukan setiap
tahunnya, terdapat selisih realisasi yang menurun sebesar 7.5% di tahun
2016 jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Terdapat perbedaan antara target dari Kemenkes RI dengan Kota
Palembang.Menurut Permenkes RI No 741 Tahun 2008, target desa siaga
aktif sebesar 80% yang harus dicapai pada tahun 2016. Jika dibandingkan
dengan capaian sekarang maka dari 107 kelurahan yang ada, pada tahun
2016 mendatang diharapkan minimal ada 86 kelurahan siaga aktif.
Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Kesadaran Masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat
No Sasaran Indikator Kinerja 2016 %
Capaian Program Target Realisasi
3
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
5 Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkatnya
100 100 100
6 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat
63 65.07 104
3. Sasaran ke 3 : “Meningkatnya Kesadaran Masyarakat untuk Hidup Bersih dan
Sehat”, dengan 2 indikator kinerja yang seluruhnya telah mencapai target,
dengan penjelasan sbb :
a. Indikator Kinerja 5 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkatnya adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa
kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru
UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 100%, jumlah murid SD/MI yang
diperiksa kesehatannya sebanyak 34.610 murid SD/MI dibandingkan
dengan sasaran 34.610 murid maka cakupan sebesar 100% sehingga
capaian kinerja tahun 2016 sebesar 100%.
Target tercapai karena dukungan dari sekolah terutama peran aktif
guru UKS dan dokter kecil dalam melakukan kegiatan penjaringan
kesehatan murid sekolah. Penjaringan kesehatan siswa SD dan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 35
setingkatnya merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun oleh
puskesmas bersama guru UKS dan dokter kecil terhadap SD yang ada di
wilayah kerjanya sebagai upaya deteksi dini gangguan kesehatan yang
diderita siswa baru.
b. Indikator Kinerja 6 Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih
dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan
kesehatan di masyarakat.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 65.07%, jumlah rumah tangga
ber-PHBS sebanyak 155.735 rumah tangga dibandingkan dengan
239.325 rumah tangga yang diperiksa maka cakupan sebesar 65.07%
sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 104%.
Tercapainya target karena peran aktif kader PHBS dalam mendata
rumah tangga dengan PHBS dan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mendukung upaya
promotif dan preventif di puskesmas dalam pelaksanaan survei dan
pembinaan rumah tangga ber-PHBS.
Rumah tangga sehat merupakan aset atau modal utama
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Rumah tangga sehat juga dapat meningkatkan
produktivitas kerja anggota rumah tangga.
Tabel 3.6 Realisasi Sasaran Tahun 2015 – 2016
Peningkatan Kemitraan pada Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat
Sasaran Indikator
Kinerja Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan 2015 2016 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2015 dan 2016
Target 2016
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
Cakupan penjaringan kesehatan anak SD dan setingkatnya
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Cakupan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat
% 64,8 65.07 63 65.07 103 BS 0.27 63
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 36
Untuk indikator Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
setingkatnya terlihat kecenderungan realisasi bersifat stabil dan mencapai
target yang ditentukan setiap tahunnya, tidak terdapat selisih realisasi antara
tahun 2016 dengan tahun 2015. Tidak ada perbedaan target antara
Kementerian Kesehatan RI dengan Kota Palembang.
Sedangkan untuk indikator Cakupan rumah tangga dengan perilaku
hidup bersih dan sehat terlihat fluktuatif, terjadi peningkatan sebesar 0,27%
dibanding tahun 2015, namun tetap mencapai target setiap tahunnya. Di
dalam Permenkes RI No 741 Tahun 2008 tentang SPM Bidang Kesehatan,
tidak ditetapkan target untuk cakupan rumah tangga dengan PHBS.
Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Kinerja
Sasaran Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan
No Sasaran Indikator Kinerja 2016 %
Capaian Program Target Realisasi
4
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan
7 Obat essensial generik di sarana kesehatan
1,4 1.3 95
8 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
8 14 175
9 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
100 35 35
10 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
40 14 35
4. Sasaran ke 4 : “Meningkatnya Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan”, dengan 4 indikator kinerja yang belum seluruhnya mencapai
target, dengan penjelasan sbb :
a. Indikator kinerja 7 Obat Essensial dan Generik di Sarana Kesehatan yaitu
obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang
diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan
kesehatan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan
jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan
obat per orang).
Target kinerja tahun 2016 adalah $ 1.4 US per penduduk sedangkan
dana yang tersedia untuk pengadaan obat adalah sebesar Rp 27.8 Miliyar.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 37
Dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2016 sebanyak 1.602.100
jiwa maka didapat cakupan $ 1.3 US sehingga capaian kinerja tahun 2016
sebesar 95%.
Target belum tercapai karena alokasi dana untuk pengadaan obat
belum sesuai dengan kebutuhan obat per orang. Namun Kota Palembang
juga memperoleh bantuan obat dari Propinsi Sumatera Selatan dan
Pemerintah Pusat sehingga persediaan obat mencukupi.
b. Indikator kinerja 8 Puskesmas Berstandar Manajemen Mutu ISO
merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk
manajemen sistem yang bertujuan untuk menjamin kesesuaian dari suatu
proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Target tahun 2016 sebanyak 8 puskesmas dengan ISO sedangkan
puskesmas yang telah sertifikasi ISO sebanyak 14 puskesmas sehingga
capaian kinerja melebihi target yaitu sebesar 175%.
Sejak tahun 2011, manajemen mutu ISO telah diterapkan di Dinas
Kesehatan Kota Palembang, kemudian puskesmas secara bertahap.
Hingga sekarang tahun 2016 total ada 14 puskesmas berstandar
manajemen mutu ISO 9001:2008.
c. Indikator kinerja 9 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang
terkalibrasi adalah alat kesehatan yang dilakukan pengujian secara
berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun untuk menjamin
kebenaran nilai luaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang
dilakukan oleh instansi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang. Di
tahun 2016 telah dilakukan kegiatan kalibrasi di 14 Puskesmas di Kota
Palembang, sehingga capaian mencapai 35%.
Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2016 pasal 15 ayat 1
disebutkan bahwa peralatan kesehatan di puskesmas harus memenuhi
persyaratan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang. Untuk itu perlu adanya peningkatan
pengalokasian dana untuk kalibrasi alat essensial puskesmas di tahun
anggaran berikutnya.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 38
d. Indikator kinerja 10 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan
kesehatan adalah puskesmas yang memiliki alat kesehatan yang minimal
untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dan alat kesehatan
tersebut telah dilakukan pengujian dan kalibrasi secara berkala oleh
instansi yang berwenang.
Target tahun 2016 ada sebanyak 40 puskesmas yang memenuhi
standar pelayanan kesehatan, namun hanya ada 14 Puskesmas yang
telah memenuhi standar.
Pencapaian indikator ini dipengaruhi oleh faktor kalibrasi alat
kesehatan puskesmas yang telah dilakukan dengan menggunakan dana
APBD tahun 2016 untuk kegiatan standarisasi pelayanan kesehatan
puskesmas.
Tabel 3.8 Realisasi Sasaran Tahun 2015 – 2016
Peningkatan Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan
2015 201
6 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2015 dan 2016
Target 2016
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan
Obat essensial generik di sarana kesehatan
US $ per
pddk 1,1 1.3 1,4 1.3 95 BS 0.2 1,4
Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
pkm 11 14 8 14 175 BS 3 8
Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
% 0 14 100 35 35 K 14 100
Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
pkm 0 14 40 14 35 K 14 40
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Obat Generik di Sarana
Kesehatan kecenderungan realisasi 2015 – 2016 relatif meningkat, terdapat
selisih realisasi yang meningkat sebesar 0.2 % di tahun 2016 jika
dibandingkan dengan tahun 2015. Capaian ini masih jauh dari target WHO
yaitu sebesar US $ 23 per kapita. Menurut Renstra 2010 – 2016 Kemenkes RI,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 39
indikator ketersediaan obat per kapita per tahun di sarana pelayanan
kesehatan dasar sebesar Rp. 18.000 per kapita pada tahun 2016.
Untuk indikator puskesmas berstandar manajemen mutu ISO setiap
tahunnya terlihat penambahan jumlah puskesmas dengan ISO, bahkan di
tahun 2016 melebihi target yang ditentukan. Tidak ada target nasional untuk
puskesmas dengan manajemen mutu ISO. Namun dengan adanya sistem
manajemen mutu ISO yang berorientasi pada kepuasan pelanggan ternyata
mampu mendorong puskesmas untuk menyediakan pelayanan yang lebih
baik.
Indikator cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
hingga tahun 2016 belum mencapai target yang ditentukan, masih 14
puskesmas yang telah memiliki alat kesehatan yang terkalibrasi. Tidak ada
target nasional untuk indikator ini, namun ke depan diharapkan alat kesehatan
essensial di 40 puskesmas telah terkalibrasi.
Sedangkan untuk indikator jumlah puskesmas yang memenuhi standar
pelayanan kesehatan kecenderungan terdapat peningkatan realisasi. Tidak
ada target nasional untuk indikator ini. Di dalam Renstra Kemenkes RI 2010 –
2016 ditetapkan bahwa persentase puskesmas yang menerapkan standar
pelayanan medik dasar sebesar 90% pada tahun 2016, sedangkan di Kota
Palembang telah ditargetkan 100%.
Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Kinerja
Sasaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus
No Sasaran Indikator Kinerja 2016 %
Capaian Program Target Realisasi
5 Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus
11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
100 57.98 57.98
12 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota
100 96.77 96.77
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 40
No Sasaran Indikator Kinerja 2016 %
Capaian Program
5 Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus
13
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 4.62 4.62
14
Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular
10 10 100
15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
110 45 40.9
16 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
4 1 25
17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
16 19 118
18 Jumlah Rumah Sakit Pratama yang disediakan
1 0 0
19 Penyedia Alkes untuk RS Pratama
100 0 0
5. Sasaran ke 5 : “Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus” dengan 3
indikator kinerja yang belum mencapai target, dengan penjelasan sebagai
berikut :
a. Indikator Kinerja 11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien
Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di
sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun
waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 100%, dari 308.845 masyarakat
miskin yang terdaftar di 40 puskesmas (BPJS, 2016) sebanyak 179.060
orang yang berobat ke puskesmas dan semuanya telah mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar
57.98%.
Data puskesmas berupa data pelayanan kuratif, tidak menghitung
pelayanan promotif dan preventif ke luar gedung puskesmas. Disamping itu
sistem P-Care BPJS belum bisa diakses untuk mengetahui jumlah
masyarakat miskin di fasilitas kesehatan. Sedangkan data puskesmas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 41
belum mencakup data pelayanan di fasilitas kesehatan dasar di wilayah
kerjanya seperti klinik, dokter praktek swasta, dan bidan praktek swasta.
b. Indikator Kinerja 12 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota adalah tempat pelayanan
gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi
GELS dan/atau ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.
Target tahun 2016 sebesar 100%, namun dari 31 rumah sakit hanya
ada 30 RS yang memiliki pelayanan gawat darurat level 1. Standar yang
ada ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
856/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit.
c. Indikator Kinerja 13 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin di sarana
kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan
baru).
Target tahun 2016 sebesar 100%, dari 308.845 masyarakat miskin
yang terdaftar di 40 puskesmas (BPJS, 2016) sebanyak 14.273 orang yang
berobat ke puskesmas harus dirujuk ke rumah sakit sehingga capaian
kinerja tahun 2016 sebesar 4,62%.
Dalam hal rujukan pasien, puskesmas berupaya menekan angka
rujukan terkait dengan ketentuan dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2016
bahwa kasus medis yang menjadi kompetensi FKTP (fasilitas kesehatan
tingkat pertama) harus diselesaikan secara tuntas di FKTP, kecuali karena
keterbatasan SDM, sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan tingkat
pertama. Ketentuan dalam Permenkes Nomor 71 Tahun 2015
menyebutkan bahwa toleransi rasio rujukan kasus non spesialistik (RRNS)
adalah sebesar 15%.
d. Indikator Kinerja 14 Cakupan puskesmas pengembangan penyakit tidak
menular adalah puskesmas yang mampu menyelenggarakan pengendalian
penyakit tidak menular secara komprehensif mulai dari promotif, prventif,
kuratif, dan rehabilitatif pada ke-4 penyakit tidak menular beserta faktor
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 42
resikonya yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, penyakit
kronis dan degeneratif lainnya, DM dan penyakit metabolik, gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan sebagai upaya merevitalisasi
puskesmas.
Target tahun 2016 sebanyak 10 puskesmas dengan pengembangan
penyakit tidak menular dan telah mencapai target, sehingga capaian 100%.
e. Indikator Kinerja 15 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
adalah sarana distribusi, toko, swalayan, supermarket, minimarket yang
menjual makanan dan minuman berkemasan.
Target tahun 2016 sebanyak 110 objek yang dilakukan pemeriksaan,
sedangkan cakupan sebanyak 45 objek sehingga capaian sebesar 40.9%.
Kegiatan pemeriksaan ini dilakukan dalam bentuk tim operasi gabungan
yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pol PP, Bagian
Hukum & Ortala Pemkot Palembang, dan BPOM di saat menjelang hari
raya Natal dan Lebaran.
f. Indikator Kinerja 16 Cakupan Puskesmas yang merekomendasikan obat
asli Indonesia adalah puskesmas yang melaksanakan pelayanan
kesehatan tradisional alternatif dan komplementer (keterampilan dan
herbal), serta melakukan pembinaan dan pemanfaatan taman obat
keluarga (TOGA).
Di Kota Palembang sejak tahun 2015 telah dikembangkan
puskesmas dengan pengobatan tradisional yaitu Puskesmas Kampus.
g. Indikator Kinerja 17 Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
adalah tempat yang memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang
pelayanan kesehatan kerja.
Target tahun 2016 ada 16 perusahaan dengan klinik upaya
kesehatan kerja dan sudah melebihi target ditahun 2016 yaitu 19
perusahaan, sehingga capaian sebesar 118%. Klinik tersebut antara lain
PLN, Pertamina RU III, Pertamina UPS III, PT. Angkasa Pura II, Dexa
Medica, Telaga Kimia, Sri Aneka Karya Utama, PT.Semen Baturaja,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 43
PT.Hoktong Plaju, PT.Indofood, PT.KAI, PT.Prasidha Aneka Niaga, Remco
Palembang, BTPN, Angkasa Pura, Bank Mandiri, Batubara, BCA, dan
PT.Sri Terang Lingga.. Pada klinik tersebut diberikan pelayanan yang
berfokus pada pendidikan kesehatan, pendidikan penyuluhan PHBS di
tempat kerja, perbaikan gizi kerja, kesehatan reproduksi pada pekerja,
pemeliharaan tempat kerja, olahraga fisik dan kebugaran, pelayanan
kesehatan kerja, dan pembinaan kesehatan kerja.
h. Indikator Kinerja 18 Jumlah rumah sakit pratama yang disediakan adalah
rumah sakit kelas D pratama yaitu rumah sakit umum yang hanya
menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) untuk peningkatan akses
bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan
perorangan yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat serta pelayanan penunjang lainnya.
Target tahun 2016 ada 1(satu) Rumah Sakit pratama yang disediakan,
tetapi untuk Kota Palembang belum meiliki Rumah Sakit Pratama, yang
pembangunannya telah dianggarkan pada tahun 2016.
i. Indikator Kinerja 19 penyediaan alkes untuk RS Pratama adalah peralatan
medis dan non medis yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan rumah
sakit kelas D Pratama untuk minimal 10 (sepuluh) tempat tidur rawat inap
dan rawat jalan 2 (dua) spesialis dasar dari 4 (empat) spesialis dasar
sesuai kebutuhan.
Target tahun 2016 untuk penyediaan alat kesehatan untuk RS Pratama
sebesar 100%, tetapi untuk Kota Palembang belum adanya Rumah sakit
Pratama yang tersedia jadi belum adanya juga pengadaan untuk
penyediaan alkes di RS Pratama tersebut. .
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 44
Tabel 3.10 Realisasi Sasaran Tahun 2015 – 2016 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan 2015 2016 Target Realis
asi % IP
Selisih realisasi
2015 dan 2016
Target 2016
Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
% 33,4 57.98 100 57.98 57.98 C 24.58 100
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota
% 93,8 96.8 100 96.8 96.8 BS 3 100
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 4,6 4.62 100 4.62 4.62 K 0 100
Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular
pkm 10 10 10 10 100 BS 0 10
Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
obj 90 45 110 45 40.9 K 45 110
Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
pkm 1 1 4 1 25 K 0 4
Jumlah klinik upaya kesehatan kerja di perusahaan
klinik 14 19 16 19 118 BS 5 16
Jumlah Rumah Sakit Pratama yang disediakan
RS 0 0 1 0 0 K 0 1
Penyedia Alkes untuk RS Pratama
% 0 0 100 0 0 K 0 100
Dari tabel di atas untuk indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin terlihat kecenderungan realisasi menurun, terdapat selisih
realisasi sebesar 24.58% di tahun 2016 jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Capaian ini masih dibawah target Kemenkes RI yang tercantum dalam
Permenkes RI No 741 Tahun 2008 yang menetapkan 100% pada tahun 2016.
Untuk indikator Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota terlihat peningkatan capaian
dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar 3%. Tidak ada perbedaan target
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 45
antara Kota Palembang dengan Kemenkes RI yaitu sebesar 100% pada tahun
2016.
Untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin terlihat penurunan realisasi, terdapat selisih sebesar 4,62%
di tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015. Tidak ada perbedaan antara
target Kota Palembang dengan Kemenkes RI yaitu sebesar 100% pada tahun
2016.
Sedangkan untuk indikator Cakupan puskesmas mengembangkan
pelayanan penyakit tidak menular sama dengan tahun 2015 yaitu 10
puskesmas. Target Kemenkes RI adalah 30% dari puskesmas
menyelenggarakan PTM, jika dibandingkan dengan jumlah puskesmas di
Palembang sebanyak 40 puskesmas maka targetnya ada 12 puskesmas
PTM.
Untuk indikator Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
juga terlihat penurunan jumlah objek yang diperiksa dibandingkan tahun 2015
yaitu sebanyak 45 sarana. Tidak ada target nasional untuk indikator ini.
Sedangkan untuk indikator Puskesmas yang merekomendasikan obat
asli Indonesia tetap sama dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan Renstra
Kemenkes RI 2010 – 2016, cakupan kabupaten/kota yang memiliki minimal 4
puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional sebesar
25%, ini berarti masih kurang 3 puskesmas yang merekomendasikan obat asli
Indonesia di Kota Palembang untuk mencapai target Kemenkes tersebut.
Sedangkan untuk indikator jumlah klinik upaya kesehatan kerja di
perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2016 sebesar 5 perusahaan
yang dibandingkan tahun 2015. Tidak ada target dari Kemenkes RI untuk
indikator ini, namun di dalam Renstra Kemenkes RI tahun 2010 - 2016
disebutkan minimal tiap kabupaten/kota mempunyai 4 puskesmas yang telah
melaksanakan upaya kesehatan kerja. Ini berarti tiap puskesmas dengan
perusahaan di wilayah kerjanya diharapkan melaksanakan upaya kesehatan
melalui salah satu programnya adalah klinik upaya kesehatan kerja di
perusahaan, sehingga untuk Kota Palembang target ini telah tercapai.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 46
Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
No Sasaran Indikator Kinerja 2016 % Capaian
Program Target Realisasi
5 Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit
20 Cakupan penderita TB BTA positif yang ditangani
100 54.3 54.3
21 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
<50 100 150
22 Cakupan penemuan penderita diare
100 66.9 66.9
23 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita
100 89.8 89.8
24 AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun
100 120 120
25 Cakupan kelurahan UCI 100 100 100
26
Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan <24 jam
100 100 100
6. Sasaran ke 5 : “Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit”
dari 7 indikator kinerja ada 3 indikator yang belum mencapai target, dengan
penjelasan sebagai berikut :
a. Indikator Kinerja 20 Cakupan penemuan pasien baru TB-BTA positif adalah
Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate
(CDR) dimana persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang
ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA
Positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 100%, jumlah penderita TB yang
ditemukan sebanyak 1.373 orang dibandingkan dengan sasaran sebanyak
2.528 kasus sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 54.3%.
Target ini tidak tercapai karena selama ini system pencatatan dan
pelaporan untuk program tuberculosis hanya mencakup RS dan
Puskesmas, padahal masih banyak tempat pelayanan kesehatan di luar RS
dan Puskesmas melayani pengobatan tuberculosis juga tetapi tidak
melaporkan kasus TB BTA (+) ke Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 47
b. Indikator Kinerja 21 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit DBD
adalah Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di
satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah
penderita DBD yang di temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun
yang sama. Angka yang digunakan untuk mengukur indikator ini adalah
Incidence Rate yang menunjukkan jumlah kasus baru per populasi dalam
waktu tertentu. Dengan semakin kecilnya angka IR maka semakin kecil
pula resiko untuk terkena suatu masalah kesehatan.
Target kinerja tahun 2016 sebesar <50 per 100.000 penduduk,
jumlah kasus DBD yang ditemukan sebanyak 932 kasus sehingga capaian
kinerja sebesar 100 per 100.00 penduduk dan angka ini melebihi angka
minimal incidence rate DBD.
Kota Palembang memang merupakan daerah endemis DBD, namun
banyaknya kasus di tahun 2016 dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
curah hujan yang tinggi, mobilisasi penduduk yang tinggi, dan perilaku PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang belum optimal dilakukan oleh
masyarakat.
Untuk itu berbagai upaya secara gencar telah dilakukan untuk
menekan angka kejadian dilakukan seperti fogging/penyemprotan,
pembagian bubuk abate, program Gertak DBD, budidaya iwak tempalo, dan
gerakan 3M demam berdarah
c. Indikator Kinerja 22 yaitu Penemuan dan Penanganan Penderita Diare
adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan
kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 100%, jumlah perkiraan penderita
diare tahun 2016 sebanyak 27.011 orang, sedangkan yang datang dan
dilayani disarana kesehatan berjumlah 18.080 orang, sehingga capaian
belum mencapai target yaitu sebesar 66.94%. Hal ini karena masyarakat
belum memahami pentingnya penanganan diare disarana kesehatan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 48
d. Indikator Kinerja 23 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita adalah
persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan ditangani sesuai
dengan tatalaksana standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam
waktu satu tahun.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 100%, berdasarkan proyeksi
jumlah sasaran sebanyak 5.784 balita hanya ada 5.145 balita yang
ditemukan sehingga capaian hanya sebesar 88.95%, namun semua
penderita telah ditangani sesuai tatalaksana standar.
Masih terjadi under reporting kasus pneumonia karena tidak semua
sarana kesehatan melaporkan kejadian pneumonia yang telah ditemukan
dan ditangani sehingga capaian yang ada masih jauh dari target yang
ditetapkan.
e. Indikator Kinerja 24 Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio
yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun per tahun di satu
wilayah tertentu.
Tahun 2016 ditargetkan 2 / 100.000 jumlah penduduk anak usia <15
tahun atau 10 kasus dan kasus yang ditemukan sebanyak 12 sehingga
capaian kinerja sebesar 120%.
Angka target merupakan angka estimasi sehingga kemudian
dilakukan pelacakan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang bersama
petugas puskesmas dan kader agar segera dilakukan penanganan
terhadap kasus AFP yang ada di Kota Palembang.
Sejalan dengan upaya global dari WHO, untuk membebaskan
Indonesia dari polio maka pemerintah telah melaksanakan program
eradikasi polio (ERP) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio secara
rutin, pemberian imunisasi tambahan (PIN) pada anak balita, surveilans
AFP, dan pengamanan virus polio di laboratorium (laboratory containment).
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 49
f. Indikator Kinerja 25 Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Target kinerja tahun sebesar 100%, jumlah kelurahan yang telah UCI
sebanyak 107 kelurahan dibandingkan dengan sasaran 107 kelurahan
maka cakupan sebesar 100% sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar
100%.
g. Indikator Kinerja 26 yaitu Cakupan Kelurahan Mengalami KLB dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi Kurang <24 jam yaitu cakupan desa/kelurahan
mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB ) yang ditangani <24 jam oleh
Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu.
Target Tahun 2016 adalah seluruhnya ditangani (100%), dan seluruh
KLB yang ada yaitu sebanyak 1 kejadian semuanya telah ditangani serta
dilakukan penyelidikan epidemiologi sehingga cakupan sebesar 100%.
Pencapaian didukung oleh didapatnya informasi yang akurat
sehingga pelacakan kasus cepat dilakukan, sumber daya puskesmas dan
Dinkes yang memahami prosedur teknis lapangan, serta lengkapnya alat
pendukung yang diperlukan. Petugas gerak cepat penanggulangan KLB
telah mengikuti PAEL (Pelatihan Asisten Epidemiologi Lapangan) sehingga
makin sensitif terhadap kejadian KLB, setiap ada laporan kejadian KLB
segera ditanggulangi dan dilaporkan.
Tabel 3.12 Realisasi Sasaran Tahun 2015 – 2016 Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan 2015 2016 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi 2015
dan 2016
Target 2016
Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit
Cakupan penderita TB BTA positif yang ditangani
% 81,3 54.3 100 54.3 54.3 K 27 100
Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
Per 100.000
pddk 61.9 100 50 100 150 BS 38.1 50
Cakupan penemuan penderita diare
% 119,4 66.9 100 66.9 66.9 C 52.5 100
Cakupan penemuan
% 95,5 89.8 100 89.8 89.8 BS 5.7 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 50
penderita pneumonia balita
AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun
% 100 120 100 120 120 BS 20 100
Cakupan kelurahan UCI
% 99.1 100 100 100 100 BS 0.9 100
Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan <24 jam
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Penemuan Pasien Baru BTA
Positif terlihat kecenderungan penurunan realisasi, terdapat selisih realisasi
sebesar 27% di tahun 2016 jika dibandingkan dengan tahun 2015. Tidak ada
perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun 2016
(100%).
Untuk indikator Penderita DBD yang ditemukan dan ditangani terlihat
peningkatan incidence rate (IR) dibanding tahun sebelumnya, terdapat selisih
sebesar 38.1 di tahun 2016 jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Untuk indikator Penemuan Penderita Diare terlihat kecenderungan
penurunan realisasi dan belum mencapai target pada tahun 2016, terdapat
selisih realisasi sebesar 52.5% di tahun 2016 dibandingkan dengan tahun
2015. Tidak ada perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI
hingga tahun 2016 (100%).
Untuk indikator Cakupan Kelurahan UCI (Universal Child Immunization)
kecenderungan realisasi mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,
terdapat selisih realiasi sebesar 0.9% di tahun 2016 dibandingkan dengan
tahun 2015. Tidak ada perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes
RI hingga tahun 2016 (100%).
Untuk indikator Penemuan Penderita Pneumonia terlihat
kecenderungan realisasi bersifat stabil dan mencapai target yang ditetapkan
setiap tahunnya, terdapat selisih realisasi antara tahun 2016 dengan tahun
2015 yaitu sebesar 5.7. Tidak ada perbedaan target Kota Palembang dengan
Kemenkes RI hingga tahun 2016 (100%).
Untuk indikator Acute Flacid Paralysis terlihat kecenderungan
peningkatan realisasi dan telah mencapai target yang ditetapkan, terdapat
selisih realisasi antara tahun 2015 dan tahun 2016 yaitu sebesar 20%. Tidak
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 51
ada perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI hingga tahun
2016 (100%).
Sedangkan untuk indikator Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam terlihat kecenderungan
realisasi bersifat stabil dan telah mencapai target yang ditentukan setiap
tahunnya, tidak terdapat selisih realisasi antara tahun 2016 dengan tahun
2015. Tidak ada perbedaan target Kota Palembang dengan Kemenkes RI
hingga tahun 2016 (100%).
Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Kinerja
Sasaran Peningkatan Kualitas Lingkungan
No Sasaran Indikator Kinerja
2016 % Capaian Progra
m Target Realisasi
7 Meningkatnya kualitas lingkungan
27 Tempat Tempat Umum yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU)
83 83.06 100
28 Air Bersih Rumah Tangga
93 93.14 100
29
Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TPM)
83 82.95 100
7. Sasaran ke 7 : “Meningkatnya kualitas lingkungan” dengan 3 indikator kinerja
yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
a. Indikator Kinerja 27 Tempat–Tempat Umum (TTU) memenuhi syarat
kesehatan adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh
badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat
umum, mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai
fasilitas yang memenuhi syarat kesehatan.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 83% dan ada 2.707 TTU telah
memenuhi syarat dibandingkan dengan sasaran sebanyak 3.259 TTU
sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 83.06%. Adapun indikator
pemeriksaan TTU antara lain adanya jamban sehat, sarana air bersih,
tempat sampah dan lingkungan bersih.
Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian
meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU secara berkala, bimbingan,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 52
penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang
sehat.
b. Indikator Kinerja 28 Keluarga menggunakan air bersih adalah air yang
memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah
tangga pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 93%, jumlah keluarga yang
menggunakan air bersih sebanyak 1.492.263 keluarga dibandingkan
dengan sasaran 1.602.100 keluarga maka cakupan sebesar 93.14%
sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 100.2%.
Saat ini PDAM belum terdistribusi ke seluruh penduduk Kota
Palembang sehingga belum semua penduduk mengakses air bersih
PDAM. Namun air bersih tetap diperoleh melalui air kemasan dan sumur
gali. Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang
sangat penting untuk meningkatkan kesehatan lingkungan atau
masyarakat, yaitu dalam menurunkan angka penderita penyakit,
khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam
meningkatkan standar atau kualitas hidup masyarakat.
Keberhasilan indikator perlu dukungan kesadaran masyarakat akan
penggunaan sarana air bersih baik yang dibangun secara mandiri maupun
oleh pemerintah. Disamping itu peran tenaga kesehatan yang
memberikan bimbingan kepada masyarakat tentang pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat.
c. Indikator Kinerja 29 Tempat Pengolahan Makanan (TPM) memenuhi
syarat kesehatan adalah tempat dilakukannya upaya penyimpanan dan
pengolahan bahan makanan serta penyajian makanan yang keseluruhan
proses tersebut memenuhi persyaratan kesehatan.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 83%, seluruh TPM yang ada yaitu
sebanyak 3.584 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 2.973
TPM sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 82.95%.
Standarisasi sesuai dengan Permenkes No. 1098/Menkes/SK/
VII/2003 tentang hygiene rumah makan dan restoran. Dalam upaya
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 53
pengawasan terhadap TPM yang ada dilakukan pembinaan dan
pengambilan sampel makanan terhadap TPM diantaranya rumah
makan/restoran, jasa boga, industri rumah tangga, makanan jajanan,
pelatihan dan penyuluhan terhadap TPM, hingga pemberian rekomendasi
untuk penerbitan izin usaha.
Tabel 3.14 Realisasi Sasaran Tahun 2015 – 2016 Sasaran Peningkatan Kualitas Lingkungan
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan 2015 2016 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2015 dan 2016
Target 2016
Meningkatnya kualitas lingkungan
Tempat Tempat Umum yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU)
% 82,5 83.06 83 83.06 100 BS 0.56 83
Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi Syarat Kesehatan (TPM)
% 82,7 82.95 83 82.95 100 BS 0.2 83
Air Bersih Rumah Tangga
% 92,2 93.14 93 93.14 100.2 BS 0.2 93
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Tempat Tempat Umum yang
Memenuhi Syarat Kesehatan (TTU) terlihat kecenderungan realisasi
meningkat, terdapat selisih realisasi sebesar 0.56% di tahun 2016 jika
dibandingkan dengan tahun 2015. Ada perbedaan besaran target dengan
Kemenkes RI yaitu sebesar 85%.
Sedangkan untuk indikator Tempat Pengolahan Makanan yang
Memenuhi Syarat Kesehatan (TPM) terlihat kecenderungan realisasi
mengalami peningkatan, terdapat selisih realisasi sebesar 0.2% di tahun 2015
jika dibandingkan dengan tahun 2016. Target Kemenkes RI untuk TPM lebih
rendah dari Kota Palembang yaitu sebesar 75%. Untuk Kota Palembang
sudah melampaui target nasional.
Untuk indikator Air Bersih Rumah Tangga terlihat kecenderungan
peningkatan realisasi, terdapat selisih sebesar 0,2% di tahun 2016 jika
dibandingkan dengan tahun 2015. Target Kemenkes RI untuk air bersih lebih
rendah dari Kota Palembang yaitu sebesar 67. Untuk Kota Palembang sudah
melampuai target nasional.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 54
Tabel 3.15 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat
No Sasaran Indikator Kinerja
2016 % Capaian Progra
m Target Realisasi
8 Meningkatnya status gizi masyarakat
30
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
100 100 100
31 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100 100 100
8. Sasaran ke 8 : “Meningkatnya status gizi masyarakat” dari 2 indikator kinerja
semuanya sudah mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Indikator Kinerja 30 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada
anak usia 6–24 bulan keluarga miskin adalah Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6–24 bulan keluarga miskin.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 100%, jumlah anak keluarga miskin
kurang gizi yang ditemukan sebanyak 311 anak dan semuanya telah diberikan
makanan pendamping ASI sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar
100%.
Kriteria Gakin ditetapkan oleh pemerintah kota. MP-ASI pabrikan
berupa bubuk instan untuk bayi usia 6–11 bulan dan biskuit untuk anak usia
12–24 bulan. Pengadaan untuk MP-ASI setiap tahunnya telah sesuai dengan
jumlah bayi dan balita keluarga miskin yang ada di Kota Palembang terutama
dengan status gizi kurang. Didukung penuh oleh skrining kasus dari posyandu
yang sudah berjalan dengan baik.
b. Indikator Kinerja 31 Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan
adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai
tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 100%, jumlah balita gizi buruk yang
ditemukan sebanyak 19 orang dan seluruhnya dirawat di rumah sakit
sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 100%.
Target tercapai karena adanya dukungan masyarakat dalam
melaporkan kasus gizi buruk yang ada di lingkungannya, serta peran aktif
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 55
puskesmas dalam melakukan pelacakan terhadap setiap laporan kasus, serta
koordinasi yang baik dengan rumah sakit rujukan untuk perawatan.
Tabel 3.16 Realisasi Sasaran Tahun 2015 – 2016 Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan 2015 2016 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2015 dan
2016
Target 2016
Meningkatnya status gizi masyarakat
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100 BS 0 100
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Cakupan Pemberian Makanan
Pendamping ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin terlihat
kecenderungan realisasi stabil dan mencapai target yang ditentukan setiap
tahunnya, tidak terdapat selisih realisasi antara tahun 2016 dengan tahun
2015. Pengertian anak usia 6–24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6–11
bulan dan anak usia 12–24 bulan dari Keluarga Miskin (Gakin). Tidak ada
perbedaan antara target Kemenkes RI dengan Kota Palembang.
Untuk indikator Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan terlihat
kecenderungan realisasi tiap tahunnya stabil dan mencapai target yang
ditentukan, tidak dapat selisih realisasi antara tahun 2016 dengan tahun 2015.
Tidak ada perbedaan antara target Kemenkes RI dengan Kota Palembang.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 56
Tabel 3.17 Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Reproduksi
No Sasaran Indikator Kinerja
2016 % Capaian Progra
m Target Realisasi
9
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
32 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
91.5 95.14 103
33 Cakupan pelayanan kesehatan lansia
73 73.1 100
34 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
95 96.02 101
35 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
80 92.48 115.6
36
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90 94.98 105
37 Cakupan pelayanan nifas
91.5 91.27 99.7
38 Cakupan KB aktif 72 78.98 109.7
39 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
80 85.33 106.6
40 Cakupan kunjungan bayi 90 93.47 103.8
9. Sasaran ke 9 : “Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi” dengan
9 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan
sbb :
a. Indikator Kinerja 32 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah
anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 91.5%, sedangkan yang
memperoleh pelayanan pemantauan 110.998 balita dibandingkan dengan
sasaran sebanyak 116.665 balita, sehingga realisasi sebesar 95.14%.
Hal ini didukung oleh akses dan mutu pelayanan kesehatan anak
balita di dalam dan luar gedung puskesmas sudah berjalan dengan baik,
yaitu meliputi pelayanan di puskesmas, posyandu, panti asuhan anak,
TK/PAUD, maupun melalui kegiatan kunjungan rumah. Pemantauan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 57
pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan yang terdiri dari
penimbangan anak setiap bulan, pencatatan dan pengisian Kartu Menuju
Sehat, penilaian naik atau tidak naik yang bertujuan melakukan deteksi
dini gangguan pertumbuhan dan melakukan tindak lanjut hasil
pemantauan pertumbuhan.
b. Indikator Kinerja 33 Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia adalah
cakupan kunjungan usia lanjut yang berumur mulai dari pra lansia 45
tahun hingga 59 tahun, lansia berumur 60 hingga 69 tahun, dan resiko
tinggi >75 tahun.
Target tahun 2016 sebesar 73%, sedangkan yang lansia yang
melakukan kunjungan sebanyak 105.885 orang dibandingkan dengan
sasaran sebanyak 144.891 orang maka didapat cakupan sebesar 73.1%
sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 100%.
Saat ini ada 29 puskesmas di Kota Palembang yang telah
dikembangkan menjadi puskesmas santun lansia. Untuk meningkatkan
cakupan kunjungan lansia, telah dikembangkan program posyandu lansia
dimana posyandu dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang
pelaksanaan posyandu. Juga dipertimbangkan kemudahan dalam
menjangkau lokasi posyandu untuk meminimalkan jarak tempuh dan biaya
transportasi yang harus dikeluarkan, serta faktor keamanan dan
keselamatan bagi lansia. Dari 107 kelurahan di Kota Palembang ada 91
kelurahan (85%) sudah memiliki posyandu lansia, dengan jumlah total 229
posyandu lansia.
c. Indikator Kinerja 34 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) adalah cakupan
ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar paling sedikit 4 kali dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Target kinerja tahun 2016 adalah 95%, sedangkan yang
memeriksakan kehamilannya 4 kali sebanyak 31.020 ibu hamil dengan
dibandingkan sasaran 32.307 ibu hamil maka didapat cakupan 96.02%
sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 101%.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 58
Hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kesehatan kehamilannya dan membaiknya kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil di fasilitas kesehatan. Disamping itu
didukung oleh sistem pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan di fasilitas
kesehatan jejaring dan mitra puskesmas sudah berjalan dengan baik,
termasuk mutu pelayanan antenatal care yang semakin membaik.
d. Indikator Kinerja 35 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan
(Polindes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU
PONEK).
Pada tahun 2016 target kinerja sebesar 80%, jumlah kasus yang
ditangani sebanyak 5.975 orang dibandingkan dengan sasaran sebesar
6.461 ibu hamil maka didapat cakupan sebesar 92.48% sehingga capaian
kinerja tahun 2016 sebesar 115.6%.
Target tercapai karena semua fasilitas rujukan telah memberikan
pelayanan terhadap setiap kasus komplikasi kebidanan yang ditemukan
dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk
administrasi pencatatan dan pelaporan. Termasuk dukungan proses
deteksi, baik oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan yang semakin
baik.
e. Indikator Kinerja 36 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan yang Memiliki Kompetensi adalah ibu bersalin yang mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 90%, jumlah persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan 29.116 orang dibandingkan dengan
sasaran 30.654 ibu hamil maka didapat cakupan sebesar 94.98%
sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar 105%.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 59
Target tercapai disebabkan oleh masyarakat umumnya dan ibu hamil
khususnya telah menyadari pentingnya melakukan persalinan dengan
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, semakin
mudahnya akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga
kesehatan yang berkompeten, pencanangan program Percepatan
Penurunan Angka Kematian Ibu (RAN PP AKI) tahun 2015-2016 melalui
penyusunan Rencana Aksi Nasional, peningkatan koordinasi dengan lintas
program dan lintas sektor kesehatan untuk peningkatan cakupan, serta
penguatan manajemen dan jejaring rujukan di Kota Palembang pada
pelayanan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.
f. Indikator Kinerja 37 Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada
ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan sesuai standar.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 91.5%, jumlah ibu nifas yang
memeriksakan ke fasilitas kesehatan sebanyak sebanyak 27.978 orang
dibandingkan dengan jumlah sasaran 30.654 ibu nifas maka didapat
cakupan sebesar 91,27% sehingga capaian kinerja tahun 2016 sebesar
99.7 %.
Target tercapai karena adanya kegiatan pemantauan kesehatan ibu
nifas di posyandu maupun kunjungan rumah, meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk memeriksakan kesehatan pada masa nifas sudah
semakin baik, serta dukungan sistem pencatatan dan pelaporan yang
terpadu.
g. Indikator Kinerja 38 Cakupan KB Aktif adalah jumlah peserta KB aktif
dibandingkan dengan pasangan usia subur (PUS) di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 72%, jumlah peserta KB aktif
sebanyak 210.291 pasangan dibandingkan dengan sasaran 266.272
pasangan maka didapat cakupan sebesar 78.98% sehingga capaian
kinerja tahun 2016 sebesar 109.7%.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 60
Hal ini didukung oleh peningkatan promosi tentang pelayanan KB
sehingga kesadaran masyarakat untuk ber-KB juga meningkat, juga
mudahnya akses terhadap pelayanan KB baik di fasilitas pelayanan primer
maupun rujukan.
h. Indikator Kinerja 39 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan.
Target kinerja tahun 2016 sebesar 80%, jumlah neonatus dengan
komplikasi yang ditangani sebanyak 3.851 orang dibandingkan dengan
sasaran 4.531 neonatus maka didapat cakupan sebesar 85.33% sehingga
capaian kinerja tahun 2016 sebesar 106.6%.
Target tercapai karena semua fasilitas rujukan telah memberikan
pelayanan terhadap setiap kasus neonatus dengan komplikasi yang
ditemukan dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kota Palembang
untuk administrasi pencatatan dan pelaporan. Juga dukungan proses
deteksi/skrining yang sudah berjalan baik dalam penemuan segera kasus
neonatus komplikasi di masyarakat.
i. Indikator Kinerja 40 Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter,
bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling
sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2016 target kunjungan bayi sebesar 90% dan yang
berkunjung ke pelayanan kesehatan minimal 4 kali sebanyak 28.165 bayi
dibandingkan dengan sasaran 30.132 bayi maka didapat cakupan sebesar
93.47% sehingga capaian kinerja sebesar 103.8%.
Tercapainya target karena masyarakat telah menyadari pentingnya
pemantauan tumbuh kembang bayinya secara rutin. Termasuk semakin
mudahnya akses untuk mendapatkan pelayanan yaitu di puskesmas,
posyandu, panti asuhan anak, TK/PAUD, maupun kunjungan rumah.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 61
Tabel 3.18 Realisasi Sasaran Tahun 2015 – 2016 Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Reproduksi
Sasaran Indikator Kinerja
Daerah
Realisasi Tahun 2016
Satuan 2015 2016 Target Realisasi % IP
Selisih realisasi
2015 dan
2016
Target 2016
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
% 93,9 95.14 91.5 95.14 103 BS 1.24 91.5
Cakupan pelayanan kesehatan lansia
% 72,3 73.1 73 73.1 100 BS 0.8 73
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
% 96,7 96.02 95 96.02 101 BS 0.68 95
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
% 80,4 92.48 80 92.48 115.6 BS 12.08 80
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 96 94.98 90 94.98 105 BS 1.02 90
Cakupan pelayanan nifas
% 91,7 91.27 91.5 91.27 99.7 BS 0.43 91.5
Cakupan KB aktif % 76,9 78.98 72 78.98 109.7 BS 2.08 72
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
% 80,4 85.33 80 85.33 106.6 BS 4.93 80
Cakupan kunjungan bayi
% 95,1 93.47 90 93.47 103.8 BS 1.63 90
Dari tabel di atas terlihat untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan
anak balita relatif sedikit meningkat, terdapat selisih sebesar 1.24% di tahun
2016 dibandingkan dengan tahun 2015. Menurut Renstra Kemenkes RI tahun
2010 -2016, target cakupan pelayanan kesehatan anak balita sebesar 85%. Ini
berarti capaian Kota Palembang saat ini telah melampaui target nasional.
Untuk indikator Cakupan pelayanan kesehatan lansia
kecenderungannya meningkat, terdapat selisih sebesar 0.8% di tahun 2016
dibandingkan dengan tahun 2015. Tidak terdapat target nasional untuk
indikator ini.
Untuk Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) kecenderungan menurun,
pada tahun 2016 dengan selisih 0.68% dan mencapai target yang ditentukan
setiap tahunnya. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target cakupan
kunjungan K4 sebesar 95% untuk dicapai tahun 2016, ada perbedaan sebesar
1% dibandingkan dengan target Kota Palembang. Ini berarti dari sasaran
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 62
32.307 ibu hamil saat ini sebanyak 30.789 ibu hamil telah melakukan
kunjungan K4, sehingga target nasional telah tercapai.
Untuk indikator Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani terlihat
kecenderungan realisasi meningkat, namun telah mencapai target yang
ditentukan setiap tahunnya, terdapat selisih realisasi sebesar 12.08% di tahun
2015 dibandingkan dengan tahun 2016. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun
2008, target cakupan indikator ini sebesar 80% untuk dicapai tahun 2016,
berarti tidak ada perbedaan dengan target Kota Palembang.
Untuk indikator Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan terlihat kecenderungan realisasi menurun, terdapat selisih realisasi
sebesar 1.02% di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2016. Menurut
Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target cakupan indikator ini sebesar 90%
untuk dicapai tahun 2016, berarti tidak ada perbedaan dengan target Kota
Palembang.
Untuk indikator Cakupan Pelayanan Nifas terlihat kecenderungan
realisasi menurun, terdapat selisih realisasi sebesar 0.43% di tahun 2016
dibandingkan tahun 2015. Menurut Permenkes RI No 741 tahun 2008, target
cakupan indikator ini sebesar 90% untuk dicapai tahun 2016, ada perbedaan
sebesar 1.5% dengan target Kota Palembang yaitu 91.5%. Ini berarti capaian
Kota Palembang telah melampaui target nasional.
Untuk indikator cakupan KB aktif terlihat kecenderungan realisasi
meningkat, tetap mencapai target yang ditentukan. Terdapat selisih sebesar
2,08% di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2016. Menurut Renstra
Kemenkes RI 2010 – 2016, target indikator ini sebesar 65%, ada perbedaan
sebesar 7% dibandingkan dengan Kota Palembang. Ini berarti capaian Kota
Palembang telah melampaui target nasional.
Untuk indikator Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
terlihat kecenderungan meningkat, namun telah mencapai target yang
ditetapkan. Terdapat selisih realisasi sebesar 4.93% di tahun 2016
dibandingkan tahun 2015. Menurut Renstra Kemenkes RI 2010 – 2016, target
indikator ini sebesar 80%, berarti tidak ada perbedaan dengan Kota
Palembang. Capaian Kota Palembang telah melampaui target nasional.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 63
Sedangkan untuk indikator Cakupan Kunjungan Bayi terlihat
kecenderungan realisasi menurun, namun telah mencapai target yang
ditetapkan. Terdapat selisih realisasi sebesar 1.63% di tahun 2015
dibandingkan tahun 2016. Menurut Permenkes RI N0 741 tahun 2008, target
cakupan indikator ini sebesar 90%, berarti tidak ada perbedaan dengan target
Kota Palembang.
Dari 9 sasaran yang ada dan 40 indikator kinerja yang ditetapkan dalam
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016 ada 15 indikator kinerja
yang belum mencapai target yaitu :
Tabel 3.19 Indikator Kinerja yang Belum Tercapai
dalam Penetapan Indikator Utama (IKU) Tahun 2016.
Indikator Kinerja 2016 %
Capaian Program
Target Realisasi
1 Cakupan kelurahan siaga aktif
70 59.81 85.4
2 Obat essensial generik di sarana kesehatan
1,4 1.3 95
3 Cakupan alat kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi
100 35 35
4 Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
40 14 35
5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
100 57.98 57.98
6
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota
100 96.77 96.77
7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 4.62 4.62
8 Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
110 45 40.9
9
Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
4 1 25
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 64
Indikator Kinerja 2016 %
Capaian Program
Target Realisasi
10 Jumlah rumah sakit pratama yang disediakan 1 0 0
11 Penyediaan alat kesehatan untuk RS pratama
100 0 0
12 Cakupan penemuan pneumonia balita
100 89.87 89.87
13 Cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif
100 54.31 54.31
14 Cakupan penemuan dan penanganan diare
100 66.94 66.94
15 Cakupan pelayanan nifas 91.5 91.27 99.7
Penyebab tidak tercapainya target indikator kinerja adalah sebagai berikut :
1) Kelurahan siaga aktif di Kota Palembang tidak tercapai karena salah satu
syarat sebuah kelurahan dikatakan siaga aktif adalah harus memiliki
minimal satu poskeskel yang aktif beroperasi, sedangkan poskeskel yang
aktif beroperasi di kota Palembang tahun ini hanya 64 poskeskel. Jumlah
poskeskel mengalami penurunan dikarenakan banyaknya bidan / perawat
poskeskel yang mengundurkan diri karena tidak memiliki status
kepegawaian yang pasti.
2) Target belum tercapai jika dilihat dari alokasi dana untuk pengadaan obat
sesuai dengan kebutuhan obat per orang, namun Kota Palembang juga
memperoleh bantuan obat dari Propinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah
Pusat sehingga stock obat mencukupi.
3) Adanya keterbatasan dana APBD tahun 2016 sehingga dana untuk
kegiatan kalibrasi alat kesehatan puskesmas belum dapat dianggarkan.
4) Pencapaian indikator ini dipengaruhi oleh keterbatasan biaya/anggaran
untuk kalibrasi.
5) Data puskesmas berupa data pelayanan kuratif, tidak menghitung
pelayanan promotif dan preventif ke luar gedung puskesmas. Disamping itu
sistem P-Care BPJS belum bisa diakses untuk mengetahui jumlah
masyarakat miskin di fasilitas kesehatan. Sedangkan data puskesmas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 65
belum mencakup data pelayanan di fasilitas kesehatan dasar di wilayah
kerjanya seperti klinik, dokter praktek swasta, dan bidan praktek swasta.
6) Ada 1 rumah sakit yang sedang perbaikan atau renovasi instalasi gawat
darurat yaitu RS. Sriwijaya Eyes Center.
7) Dalam hal rujukan pasien, puskesmas berupaya menekan angka rujukan
terkait dengan ketentuan dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2016 bahwa
kasus medis yang menjadi kompetensi FKTP (fasilitas kesehatan tingkat
pertama) harus diselesaikan secara tuntas di FKTP, kecuali karena
keterbatasan SDM, sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan tingkat
pertama. Ketentuan dalam Permenkes Nomor 71 Tahun 2015
menyebutkan bahwa toleransi rasio rujukan kasus non spesialistik (RRNS)
adalah sebesar 15%.
8) Pemeriksaan makanan kadaluarsa terbatas karena adanya keterbatasan
anggaran di tahun 2016, alokasi anggaran hanya untuk 45 objek.
9) Saat ini beberapa puskesmas telah mengadopsi layanan pengobatan
tradisional namun tempat pelayanan masih bergabung dengan layanan
medis sehingga belum dapat diklasifikasikan dalam puskesmas yang
merekomendasikan obat tradisional. Hingga saat ini hanya 1 puskesmas
yang dikategorikan puskesmas dengan pengobatan tradisional yaitu
Puskesmas Kampus dengan griya sehat-nya.
10) Pembangunan rumah sakit pratama masih belum dapat direalisasikan pada
tahun 2016, direncanakan pada tahun 2017 baru akan dialokasikan
11) Penyediaan alat kesehatan untuk rumah sakit pratama masih belum
terealisasi, berkaitan dengan pembangunan rumah sakit pratama yang
belum dilaksanakan.
12) Ada Puskesmas yang tidak memenuhi sasaran/target sehingga
mempengaruhi jumlah keseluruhan cakupan, ketepatan dan kelengkapan
laporan yang masih kurang, belum maksimalnya data pneumonia dari unit
pelayanan kesehatan dan rumah sakit, masih kurangnya upaya petugas
kesehatan dan kader untuk meningkatkan intensitas penemuan pneumonia
pada balita, dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 66
memelihara kesehatan pada balita sehingga tidak segera membawa balita
ke UPK jika mengalami gejala penyakit ISPA sebelum penyakit tersebut
melangkah ke stase yang lebih lanjut seperti penyakit pneumonia.
13) Cakupan diperoleh dari pasien yang melakukan pemeriksaan dahak,
sedangkan tidak semua tersangka pasien dan fasilitas pelayanan
kesehatan melakukan pemeriksaan dahak dimana diagnosa TB ditegakkan
dengan pemeriksaan lainnya dan juga selama ini system pencatatan dan
pelaporan untuk program tuberculosis hanya mencakup RS dan
Puskesmas, padahal masih banyak tempat pelayanan kesehatan di luar RS
dan Puskesmas melayani pengobatan tuberculosis juga tetapi tidak
melaporkan kasus TB BTA (+) ke Dinas Kesehatan Kota Palembang.
14) Ada Puskesmas yang tidak memenuhi sasaran/target sehingga
mempengaruhi jumlah keseluruhan cakupan belum maksimal data diare
dari UPK, RS dan penemuan kader, jangkauan sarana kesehatan terlalu
luas sehingga tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat di wilayah
tersebut dan masyarakat bisa mengobati diare di rumah.
15) Cakupan pelayanan nifas belum mencapai target diakibatkan oleh masih
kurangnya kesadaran ibu untuk memeriksakan kesehatan pada masa nifas.
Langkah – langkah yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk mengatasi kendala :
1) Kerjasama lintas sektor harus ditingkatkan sebagai upaya untuk
mengaktifkan kembali poskeskel lainnya mulai dari perekrutan kembali
bidan poskeskel, penyediaan sarana prasarana dan gedung poskeskel,
serta dukungan aktif dari masyarakat sekitar poskeskel
2) Meningkatkan informasi mengenai penggunaan obat rasional di
puskesmas dan puskesmas pembantu
3) Pengalokasian dana untuk kegiatan kalibrasi alat kesehatan puskesmas di
tahun anggaran berikutnya
4) Pengalokasian dana untuk kegiatan standarisasi pelayanan kesehatan
puskesmas di tahun anggaran berikutnya
5) Pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin akan
terus dilakukan, disamping meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 67
berupa sarana, prasarana, dan sumber daya manusia, serta meningkatkan
kesadaran masyarakat miskin untuk mencari pengobatan ke layanan
kesehatan bila menderita sakit.
6) Penambahan sumber daya manusia dan sarana prasarana di rumah sakit
sehingga tidak semua menyelenggarakan pelayanan gawat darurat.
7) Sosialisasi ke pihak terkait mengenai Permenkes Nomor 28 tahun 2016
dan Permenkes No 71 Tahun 2003, serta umpan balik rujukan dari rumah
sakit rujukan.
8) Tahun anggaran berikutnya akan dialokasikan dana untuk pemeriksaan
makanan kadaluarsa sesuai dengan target yang telah ditetapkan
9) Pembinaan akan dilakukan bagi puskesmas yang telah mengadopsi
layanan pengobatan tradisional, disamping meningkatkan kualitas
pelayanan dan jenis layanan, juga harus mengembangkan tanaman obat
keluarga (TOGA)
10) Pengalokasian dana untuk pembangunan RS. Pratama
11) Pengalokasian dana untuk penyediaan alkes yang sesuai standar
12) Dalam upaya meningkatkan capaian dengan mengirimkan feedback
laporan ke 39 puskesmas, petugas puskesmas secara aktif mengambil
laporan yang ada di UPK lainnya dan rumah sakit yang ada di wilayah
kerja puskesmas dengan menganggarkan dana transport petugas di
perencanaan BOK dan melatih dan mendorong petugas kesehatan dan
kader untuk melakukan penyuluhan tentang penyakit pneumonia.
13) Sarana pelayanan kesehatan lain seperti dokter praktek, klinik swasta atau
balai pengobatan dapat melaporkan kasus TB BTA (+) yang mereka obati
dan dengan Meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor terkait
terutama sarana pelayanan kesehatan mengenai pentingnya penegakan
diagnosa bagi tersangka TB dengan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis.
14) Memaksimalkan pengambilan data diare dari UPK dan RS oleh pengelola
hepatitis dan ISP Puskesmas setiap bulan dan oleh kader di wilayah kerja
puskesmas, serta petugas memamaksimalkan kerjasama dengan pustu
diwilayah kerjanya untuk penjariangan data diare.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 68
15) Mengadakan pendekatan lintas sektor dan penyuluhan di masyarakat,
serta peran aktif petugas posyandu.
C. SUMBER DAYA
Sumber daya merupakan salah satu komponen penting dalam pencapaian
kinerja. Sumber daya manusia dan sumber daya anggaran yang dimiliki oleh
Dinas Kesehatan Kota Palembang antara lain dijabarkan sebagai berikut:
1. Sumber Daya Manusia
Keadaan pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Palembang sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016 sebanyak 1.166 PNS dan 648 tenaga non
PNSD & Non PNSD BLUD dengan rincian sebagai berikut:
a. Menurut jabatan
1) Jabatan struktural = 20 orang
2) Jabatan fungsional = 688 orang
3) Staf = 450 orang
b. Menurut golongan
1) Golongan IV = 74 orang
2) Golongan III = 859 orang
3) Golongan II = 227 orang
4) Golongan I = 6 orang
5) Non PNS dan BLUD = 648 orang
c. Menurut pendidikan
1) S2/spesialis = 210 orang
2) S1/D.IV = 433 orang
3) D.I/D.III = 1.010 orang
4) SMA = 147 orang
5) SMP = 11 orang
6) SD = 3 orang
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 69
d. Menurut ketenagaan
1) Dokter = 93 orang
2) Dokter gigi = 49 orang
3) Dokter spesialis = 9 orang
4) Apoteker = 7 orang
5) Asisten apoteker = 90 orang
6) Kesehatan masyarakat (S1) = 291 orang
7) Perawat = 386 orang
8) Bidan = 390 orang
9) Ahli madya gizi = 41 orang
10) Sanitarian = 58 orang
11) Analis = 53 orang
12) Perawat gigi = 80 orang
13) Tenaga non kesehatan = 259 orang
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 70
2. Sumber Daya Anggaran
Pembiayaaan kesehatan secara garis besar berasal dari tiga sumber
yaitu pemerintah, swasta (termasuk masyarakat), dan bantuan luar negeri. Di
sektor pemerintah pembiayaan kesehatan digunakan untuk pembangunan,
pengadaan fisik dan non fisik. Sumber pembiayaan pembangunan kesehatan
SKPD Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun anggaran 2016 berdasarkan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-
SKPD) Tahun 2016 berjumlah Rp 243.585.015.035,41- terdiri dari :
1. Belanja Langsung Rp 149.650.892.035,41,-
2. Belanja Tidak Langsung Rp 93.931.123.000,-
Tabel 3.20 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Peningkatan Mutu Kesehatan Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran
(Rp.) Realisasi
(Rp.) %
1 Meningkatnya mutu kesehatan masyarakat
Angka balita dengan gizi buruk
pertemuan diseminasi dan informasi program gizi kota palembang
33.038.900 33.038.900 100
Rapat Penguatan dan pemantapan tim pangan dan gizi/SKPG Kota Palembang
31.916.100 29.916.100 93.7
Seminar ASI dalam rangka Pekan ASI Sedunia Kota Palembang Tahun 2016
51.908.000 51.908.000 100
Pertemuan tenaga konselor menyusui Puskesmas kota Palembang
39.000.000 39.000.000 100
Jumlah kematian bayi Jumlah kematian ibu
Pembinaan sistem rujukan maternal neonatal emergensi terintegrasi
32.000.000 32.000.000 100
Kajian kasus kematian maternal perinatal
28.665.000 28.665.000 100
Pembelajaran kasus kematian maternal perinatal
31.615.000 31.615.000 100
Untuk sasaran peningkatan mutu kesehatan masyarakat, seluruh anggaran kegiatan
terkait telah terealisasi sesuai perencanaan (100%), kecuali untuk kegiatan Rapat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 71
Penguatan dan pemantapan tim pangan dan gizi/SKPG Kota Palembang (93.7%)
dimana terdapat pengembalian anggaran untuk sewa ruang sebesar Rp 2.000.000,-
.
Tabel 3.21 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) % 1 Promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Desa siaga aktif
Penilaian PHBS, Posyandu Balita, Posyandu Lansia & Kader Kesehatan)
59.750.000 59.750.000 100
Orientasi pemberdayaan masyarakat bagi bidan/perawat &kader Poskeskel
28.310.000 28.310.000 100
Peningkatan pengetahuan kader tentang posyandu
39.750.000 39.750.000 100
Cakupan penjaringan kesehatan pada anak sekolah dasar dan setingkat
Penilaian sekolah sehat kota Palembang
62.500.000 62.500.000 100
Penilaian dokter kecil
28.850.000 28.850.000 100
Dari seluruh kegiatan terkait sasaran promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, realisasi anggaran telah mencapai 100%.
Tabel 3.22 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Peningkatan PHBS bagi seluruh masyarakat di setiap tatanan No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) % 1 Meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
Cakupan PHBS
Peningkatan peran serta ormas dalam pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempercepat pencapaian PHBS
18.850.000 18.100.000 96
Peningkatan pengetahuan tentang PHBS
54.500.000 52.990.000 97
Untuk sasaran peningkatan PHBS, realisasi anggaran untuk seluruh kegiatan terkait
belum mencapai 100%. Pada Kegiatan Peningkatan peran serta ormas dalam
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 72
pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempercepat pencapaian PHBS realisasi
anggaran telah mencapai 96 % dimana terdapat pengembalian anggaran untuk sewa
ruang sebesar Rp.750.000,- dan pada Kegiatan Peningkatan pengetahuan tentang
PHBS telah mencapai 97% dimana terdapat pengembalian anggaran untuk honor
panitia, penjilidan dan makan minum sebesar Rp.1.510.000,-.
Tabel 3.23 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Peningkatan Sarana Prasarana & Kualitas Pelayanan Kesehatan No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) % 1 Meningkatnya
sarana prasarana & kualitas pelayanan kesehatan
Obat essensial generik di sarana kesehatan
Pertemuan penerapan aplikasi SIPNAP di unit layanan kesehatan
27.238.000 27.238.000 100
Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO
Dana pendampingan konsultan
Rp. 245.600.000,- Rp. 203.435.000,- 83
Dana audit ISO
Rp. 96.200.000,- Rp. 84.527.589,- 88
Untuk indikator obat essensial generik di sarana kesehatan, realisasi
keuangan untuk kegiatan Pertemuan penerapan aplikasi SIPNAP di unit layanan
kesehatan sudah mencapai 100%.
Sedangkan untuk indikator puskesmas berstandar manajemen mutu ISO,
realisasi keuangan tidak mencapai 100%, dimana terdapat pengembalian Dana
pendampingan konsultan sebesar Rp 42.165.000,- untuk uang harian dan transport
sehingga realisiasi keuangannya mencapai 83%, serta kegiatan Dana audit ISO juga
terdapat pengembalian Dana sebesar Rp.11.672.411,- untuk uang harian dan
transport dengan realisasi keuangannya mecapai 88%.
Tabel 3.24 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran(Rp) Realisasi(Rp) % 1 Meningkatnya
pelayanan kesehatan khusus
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Peningkatan kualitas petugas perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas)
20.000.000 20.000.000 100
Penggunaan alat THT di Puskesmas
7.700.000 7.700.000 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 73
Sosialisasi pelayanan kesehatan jiwa di kecamatan, keluarahan dan TP-PKK
28.445.000 28.445.000 100
Pembinaan instruktur senam di puskesmas dan posyandu
55.130.000 55.130.000 100
Pembinaan petugas kesehatan gigi dan mulut di puskesmas
11.000.000 11.000.000 100
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota
Pembinaan sistem informasi rumah sakit
25.000.000 25.000.000 100
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Pembinaan pelayanan laporan rujukan puskesmas
25.487.400 25.487.400 100
Untuk Sasaran Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus, realisasi keuangannya
sudah mencapai 100%.
Tabel 3.25 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran
(Rp.) Realisasi
(Rp.) %
1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
Cakupan puskesmas mengembangkan pelayanan penyakit tidak menular
Pertemuan penguatan kapasitas kader posbindu PTM
14.757.000 14.757.000 100
Pertemuan monev program kanker
5.707.000 5.707.000 100
Pemeriksaan IVA WUS kurang mampu
108.938.000 108.938.000 100
Pemeriksaan pap smear
23.480.000 23.480.000 100
Cakupan sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa
Peningkatan pengawasan obat dan makanan
11.917.000 11.917.000 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 74
Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia
Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alami Indonesia
47.147.500 47.147.500 100
Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat semua realisasi
keuangan pada semua indikatornya sudah mencapai 100%.
Tabel 3.26 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran
(Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit
Cakupan kelurahan Universal Child Immunizatiob (UCI)
Pertemuan BIAS, imunisasi dasar dan monev program immunisasi
17.500.000 17.500.000 100
Belanja auto disable syringe
29.467.900 29.467.900 100
Cakupan penemuan penderita pneumonia
Pertemuan kader dan pengelola program P2 ISPA
4.925.000 4.925.000 100
Pengadaan alat Sound System
15.075.000 15.075.000 100
Cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif
Transport penemuan pasien baru TB.BTA(+)
4.400.000 4.400.000 100
Makan minum ekstra puding pasien TB MDR
9.100.000 9.100.000 100
Cetak bahan pendukung bahan promosi TB
19.722.000 19.722.000 100
Pengadaan pot sputum dan slide
82.201.500 82.201.500 100
Workshop pengelola lab TB
26.846.000 26.846.000 100
Cakupan penderita DBD yang ditangani
Transport supervisi ke 107 SD
7.500.000 7.500.000 100
Honor rekam medis RS
4.200.000 4.200.000 100
Cetak blangko laporan
30.360.000 30.360.000 100
Roadshow DBD 17.250.000 17.250.000 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 75
Sosialisasi PJB bagi Guru UKS
30.319.000 30.319.000 100
Transport petugas penyelidikan epidemiologi
8.000.000 8.000.000 100
Cakupan penemuan dan penanganan diare
Pertemuan pengelola dan kader program P2 diare
5.000.000 5.000.000 100
Pengadaan tempat CTPS
10.000.000 10.000.000 100
Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan
Monitoring evaluasi STBM
19.086.500
Lomba kebersihan toilet
31.345.000 31.345.000 100
Pembinaan pasar tradisional
21.750.000 21.750.000 100
Tempat pengolahan makanan (TPM) memenuhi syarat kesehatan
Pengawasan dan pengendalian keamanan & kesehatan makanan rumah tangga
32.785.000 32.785.000 100
Pengawasan dan pengendalian keamanan & kesehatan makanan restoran
39.415.000 39.415.000 100
Keluarga menggunakan air bersih
Penyehatan kualitas air
27.804.000 27.594.000 99.24
Sasaran Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, dengan
semua realisasi keuangannnya sudah mencapai 100%, hanya pada indikator
keluarga menggunakan air bersih dengan kegiatannya penyehatan kualitas air baru
mencapai 99,24% indikatornya dengan selisih anggaran sebesar Rp.210.000,- yaitu
terdapat pada pengembalian honor lembur golongan II.
Tabel 3.27 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran(Rp.) Realisasi(Rp.) % 1 Meningkatnya
status gizi masyarakat
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
Pemberian tambahan makanan dan vitamin
601.875.000 601.875.000 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 76
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
Pendampingan pemberian tambahan makanan dan vitamin
13.860.000 13.860.000 100
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Penanggulangan balita gizi kurang/buruk pasca perawatan
16.092.000 16.092.000 100
Untuk Sasaran Peningkatan Status Gizi Masyarakat dengan realisasi keuangannya
sudah mencapai 100%.
Tabel 3.28 Realisasi Keuangan Tahun 2016
Sasaran Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak serta Kesehatan Reproduksi No Sasaran Indikator Kegiatan Anggaran Realisasi % 1
Meningkatnya kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
Penilaian balita sehat di Kota Palembang
62.496.000 62.496.000 100
Pembinaan kesehatan balita bagi guru TK/PAUD
21.010.000 21.010.000 100
Pembinaan SDIDTKbagi petugas puskesmas dan pustu
23.610.000 23.610.000 100
Pembinaan PKPR 19.310.000 19.310.000 100 Pelacakan dan intervensi kasus kekerasan terhadap anak
985.000 0 0
Sosialisasi kesehatan intelegensia anak dan remaja
17.437.300 17.437.300 100
Orientasi anak berkebutuhan khusu bagi petugas puskesmas dan pustu
9.845.000 9.845.000 100
Cakupan pelayanan kesehatan lansia
Evaluasi kesehatan intelegensia lansia
15.810.000 15.810.000 100
Pembinaan kebugaran bagi kader usila
40.281.000 40.281.000 100
Pertemuan pengelola program usia lanjut
11.920.000 11.770.000 99
Pelaksanaan seminar sehari lansia usia nasional
48.038.000 48.038.000 100
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan KIA
27.650.000 27.650.000 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 77
Pertemuan pengelola program ibu
11.920.000 11.920.000 100
Sosialisasi brain booster tingkat kota palembang
28.870.000 28.817.500 99.8
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Supervisi/pembinaan faskesdes bermasalah AMP
17.398.000 17.398.000 100
cakupan pertolongan persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi kebidanan
Pembinaan Pelayanan penunjang medis puskesmas
32.000.000 32.000.000 100
Cakupan pelayanan nifas
Review pelayanan antenatal dan kelas ibu hamil
32.560.000 32.320.000 99
Cakupan KB aktif
Pembinaan kelasibu hamil dan ibu balita
30.795.000 30.795.000 100
Cakupan neonatus dengan komplikasi ditangani
Pembelajaran petugas puskesmas PONED oleh RS PONEK
52.72.000 52.72.000 100
Cakupan kunjungan bayi
Orientasi program kesehatan anak
20.645.000 20.645.000 100
Untuk kegiatan Pelacakan dan intervensi kasus kekerasan terhadap anak,
realisasi keuangan tidak digunakan karena tidak ada laporan kasus kekerasan anak
yang perlu tindak lanjut ke lapangan.
Untuk kegiatan Pertemuan pengelola program usia lanjut, realisasi sebesar
99% karena ada pengembalian sebesar Rp 150.000,- atas selisih honor narasumber
(eselon III).
Untuk kegiatan Sosialisasi brain booster tingkat kota palembang, realisasi
sebesar 99,8% karena ada pengembalian uang perjalanan dinas luar daerah (selisih
tiket) sebesar Rp.52.500,-
Untuk kegiatan Review pelayanan antenatal dan kelas ibu hamil, realisasi
sebesar 99% atas selisih honor marasumber sebesar Rp. 240.000,-
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 78
BAB IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasi pengukuran evaluasi dan analisis pencapaian
sasaran strategik yang telah melalui proses penyesuian dan penajaman
terhadap sasaran yang didukung indikator setingkat outcome, dapat diperoleh
hasil evaluasi kinerja secara mandiri menunjukan bahwa dari 40 indikator
kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun
2016, ada 15 indikator kinerja yang belum mencapai target yaitu Cakupan Desa
Siaga Aktif, Obat Esensial Generik di Sarana Kesehatan, Cakupan alat
kesehatan essensial puskesmas yang terkalibrasi, Jumlah puskesmas yang
memenuhi standar pelayanan kesehatan, Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin, Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) kab/kota, Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin, Cakupan Sarana yang Diperiksa Makanan
Kadaluarsa, Puskesmas yang Merekomendasikan Obat Tradisional, Jumlah
Rumah Sakit Pratama yang Disediakan, Penyediaan Alat Kesehatan untuk RS
Pratama, Cakupan penemuan penderita pneumonia balita, Cakupan penemuan
baru pasien TB-BTA positif, Cakupan Penemuan dan penanganan Penderita
diare, dan cakupan pelayanan nifas.
Pembiayaaan kesehatan dengan sumber pembiayaan dari APBD
Tahun 2016 Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) berjumlah Rp
243.585.015.035,41- terdiri dari (1) Belanja Langsung Rp 149.650.892.035,41,-
dan (2) Belanja Tidak Langsung Rp 93.931.123.000,- dan penyerapan dana
untuk Tahun 2016 sebesar 91.37%.
B. Saran
Untuk meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang pada
tahun mendatang disarankan meningkatkan informasi mengenai penggunaan
obat rasional di puskesmas dan puskesmas pembantu, mengalokasikan dana
untuk kegiatan kalibrasi alat kesehatan puskesmas di tahun anggaran
berikutnya, pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 79
miskin akan terus dilakukan, disamping meningkatkan mutu pelayanan di
puskesmas berupa sarana, prasarana, dan sumber daya manusia, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat miskin untuk mencari pengobatan ke
layanan kesehatan bila menderita sakit.
Perlu adanya pengalokasian dana untuk kegiatan standarisasi
pelayanan kesehatan puskesmas di tahun anggaran berikutnya dan untuk
peningkatan penemuan pasien baru TB BTA positif maka harus meningkatkan
kemitraan dengan berbagai sektor terkait terutama sarana pelayanan
kesehatan mengenai pentingnya penegakan diagnosa bagi tersangka TB
dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
Dalam upaya meningkatkan capaian penemuan dan penanganan
pneumonia balita diperlukan dukungan petugas di puskesmas dan kader dalam
deteksi dini penderita sesuai klasifikasi dan pemberian pengobatan, perbaikan
fasilitas penderita pneumonia berat yang memerlukan rujukan, pembinaan care
seeking. Untuk peningkatan penemuan pneumonia balita diperlukan kerjasama
lintas sektor dengan sarana kesehatan lainnya dalam hal komitmen pelaporan
rutin kasus pneumonia. Untuk peningkatan pelayanan dan rujukan masyarakat
miskin maka perlu dilakukan sosialisasi ke pihak terkait mengenai Permenkes
Nomor 28 tahun 2016 dan Permenkes No 71 Tahun 2003, adanya umpan balik
rujukan dari rumah sakit rujukan, serta peningkatan komitmen bersama untuk
pencatatan dan pelaporan terpadu secara berjenjang pelayanan pasien
masyarakat miskin baik pelayanan promotif, preventif, dan kuratif di dalam dan
luar gedung puskesmas.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016 80
Lampiran
Perekam Medis;
Administrator
Kesehatan
Apoteker;
Administrator
Kesehatan
Administrator
Kesehatan
Perekam Medis
Epidemiolog; Entomolog;
Laboratorian; Sanitarian;
Penyuluh Kesehatan
SEKRETARIAT dr. Hj. Letizia, M.Kes
19640214 199103 2 002
SUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM
Arpansah, SKM, MSi 19740611 199803 1004
SUBBAG
TATA USAHA
H. Alimin Wanir, SH
19590414 198003 1 009
SUBBAG KEUANGAN &
PERLENGKAPAN
Toraha, SE, MM
19670927 198803 2 004
BIDANG PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN
dr. Afrimelda Syafaruddin, M.Kes
19680208 200012 2 001
BIDANG PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
H. Sopandi, SIP, MM
19620201 198501 1 002
BIDANG JAMINAN DAN
SARANA KESEHATAN Hj. Eni Hardiyani, SKM, MSi
19620503 198503 2 005
SEKSI PELAYANAN
KESEHATAN RUJUKAN
dr. Uke Veronika
19780223 200604 2 012
SEKSI PENGENDALIAN DAN
PENCEGAHAN PENYAKIT
Yudhi Setiawan, SKM, M.Epid
19720520 199503 1 001
SEKSI PENGENDALIAN
WABAH DAN BENCANA
Sri Darlina, SKM, MKes
19711021 199203 2 005
BIDANG PELAYANAN
KESEHATAN
dr. H. Alfarobi, M.Kes
19750103 200312 1 005
SEKSI
KESEHATAN DASAR
dr. Dewi Handayani
19801010 200712 2 028
SEKSI KESEHATAN
KHUSUS
Hj. Erma Febrita, S.Sos, MSi 19660214 198703 2 002
SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN
Zulkifli, ST, M.Si 19690909 199203 1 008
SEKSI PERENCANAAN
PENDIDIKAN PELATIHAN
Erikson Siregar, SKM
19771028 200312 1 003
SEKSI DATA DAN INFORMASI
KESEHATAN
M.Daud Rusdi, SKM, MKM
19721025 200312 1 003
SEKSI REGISTRASI, PERIZINAN
& AKREDITASI
Muhammad Yamin, SIP, MSi
19730409 199503 1 003
SEKSI JAMINAN
KESEHATAN Hj. Rosylawiyah, SKM, M.Kes
19680115 199103 2 004
Plt.SEKSI KEFARMASIAN
Tien Atika Setiawati, S.Si.Apt
19741015 200903 2 001
KEPALA DINAS dr. Anton Suwindro, M.Kes
19570527 198612 1 001
KEL. JABFUNG KEL. JABFUNG KEL. JABFUNG UPTD
UPTD
Puskesmas
KEL. JABFUNG
Plt.SEKSI SARANA &
PERALATAN KESEHATAN Yolanita Septriumi, SKM, MScPH
197809132003122005
Dokter; Dokter Gigi;
Nutrisionist; Bidan;
Perawat; Perawat Gigi
KEL. JABFUNG
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG
Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9
1 1 1 % <1 <1 <0.9 <0.9 <0.9 <0.9 1 - % <1 <1 <0.9 <0.9 <0.9 <0.9 1 Kesehatan Dinkes
2 26 26 23 23 23 23 - 26 26 23 23 23 23
3 118 102 102 102 102 102 - 118 102 102 102 102 102
1 1 4 % 70 70 70 70 70 80
5 % 100 100 100 100 100 100 - % 100 100 100 100 100 100
2 Meningkatkan
Perilaku Hidup
Bersih Sehat
(PHBS) bagi
seluruh masyarakat
di setiap tatanan
2 Meningkatnya
kesadaran
masyarakat untuk
hidup bersih dan
sehat
6 Cakupan rumah
tangga dengan
Perilaku Hidup Bersih
& Sehat (PHBS)
% 60 61 62 63 64 65 Cakupan rumah
tangga dengan
Perilaku Hidup
Bersih & Sehat
(PHBS)
% 60 61 62 63 64 65
3 3 7 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 3 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 3 Kesehatan Dinkes
8 pkm 3 5 7 8 10 12 pkm 3 5 7 8 10 12
9 % 0 50 75 100 100 100 % 0 50 75 100 100 100
` `
4 4Upaya kesehatan
masyarakat
diarahkan untuk
meningkatkan
pelayanan
kesehatan bagi
masyarakat miskin
Meningkatkan
ketersediaan dan
mutu sumber daya
manusia kesehatan
sesuai dengan
standar pelayanan
kesehatan
Meningkatnya sarana
prasarana dan
kualitas pelayanan
kesehatan
KERTAS KERJA MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD 2013-2018
DI BIDANG KESEHATAN
Meningkatnya
pelayanan kesehatan
khusus
Pengadaan obat
dan perbekalan
kesehatan
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
masyarakat
US $
per
pddk
2 Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
masyarakat
Pengadaan obat dan
perbekalan kesehatan
12 Cakupan pelayanan
gawat darurat level 1
yang harus diberikan
sarana kesehatan
(RS) kab/kota
% 100 100 100 100 100 100 100
100 100
100 100100 - Cakupan
pelayanan gawat
darurat level 1
yang harus
diberikan sarana
kesehatan (RS)
kab/kota
% 100 100
- 100100Cakupan
pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
11 Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100
40
100
41
100100
- Jumlah
puskesmas yang
memenuhi standar
pelayanan
kesehatan
%
42pkm 39 39 40pkm 3940 40 41
Cakupan alat
kesehatan
essensial
puskesmas yang
terkalibrasi
Puskesmas
berstandar
manajemen mutu
ISO
- Puskesmas
berstandar
manajemen mutu
ISO
10 Jumlah puskesmas
yang memenuhi
standar pelayanan
kesehatan
39
-Cakupan alat
kesehatan essensial
puskesmas yang
terkalibrasi
42
Obat essensial
generik di sarana
kesehatan
US $
per
pddk
-
Kesehatan Dinkes70 8070Desa Siaga Aktif % 70 70 70Promosi kesehatan
dan pemberdayaan
masyarakat
-Desa Siaga Aktif
Cakupan
penjaringan
kesehatan pada
anak sekolah
dasar dan
setingkat
2
INDIKATOR KINERJA DAERAH
42 3
SKPDPROGRAM SKPDUrusan
Wajib/pilihnPROGRAM KOTA
7
Obat essensial
generik di sarana
kesehatan
Meningkatnya
kemitraan pada
lintas sektor dan
pemberdayaan
masyarakatCakupan penjaringan
kesehatan pada anak
sekolah dasar dan
setingkat
INDIKASI CAPAIAN PROGRAM
5 6
TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN
Menurunkan
Angka
Kematian Ibu
(AKI), Angka
Kematian Bayi
(AKB), dan
Prevalensi Gizi
Kurang
Meningkatnya mutu
kesehatan
masyarakat
Angka balita dengan
gizi buruk
Jumlah kematian
bayi
Jumlah kematian ibu
per 1000
KH
per
100.000
KH
Program Peningkatan
Kesehatan Masyarakat
Meningkatkan mutu
kesehatan
masyarakat
Angka balita
dengan gizi buruk
Jumlah kematian
bayi
Jumlah kematian
ibu
per 1000
KH
per
100.000
KH
Program
Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat
Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9
INDIKATOR KINERJA DAERAH
42 3
SKPDPROGRAM SKPDUrusan
Wajib/pilihnPROGRAM KOTA
7
INDIKASI CAPAIAN PROGRAM
5 6
TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN
5
4 4 Kesehatan Dinkes
6 5 5
6 6
7 5 7 7
8
26 Cakupan kelurahan
mengalami KLB
dilakukan
penyelidikan
epidemiologi <24 jam
% 100 100 100 100 100 100 - Cakupan
kelurahan
mengalami KLB
dilakukan
penyelidikan
epidemiologi <24
jam
% 100 100 100 100 100 100
Meningkatnya
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit
Upaya kesehatan
diarahkan untuk
meningkatkan
sistem rujukan
upaya kesehatan
masyarakat
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan
masyarakat
Meningkatkan
profesionalisme
SDM dibidang
pencegahan dan
pemberantasan
penyakit
Program
Pengawasan Obat
dan Makanan
Program
pengembangan
obat asli Indonesia
Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
Program
Pengadaan ,
Peningkatan
Sarana &
Prasarana Rumah
Sakit
100
Cakupan
penemuan pasien
baru TB BTA
positif
100
-
100 100
52
Program
pengembangan obat
asli Indonesia
25 Cakupan penemuan
dan penanganan
diare
% 100
Mengembangkan
dan memperkuat
jejaring surveilans
epidemiologi
dengan fokus
pemantauan
wilayah setempat
dan kewaspadaan
dini guna
mengantisipasi
ancaman
penyebaran
penyakit maupun
KLB
51
100100 100 100 100
Program Pengawasan
Obat dan Makanan
Program Pengadaan ,
Peningkatan Sarana &
Prasarana Rumah Sakit
Program Pencegahan
dan Penanggulangan
Penyakit Menular
85
49 49
100
5052
100- Cakupan
penemuan dan
penanganan diare
%
Cakupan penderita
DBD yang
ditangani
% 53
%
Kesehatan
100Cakupan
penemuan
penderita
pneumonia balita
100 100 10023 Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA
positif
24 Cakupan penderita
DBD yang ditangani
% 53
% 85
100
100
51 50
100 100
100
100100
100 - 100
100
100%22 Cakupan penemuan
penderita pneumonia
balita
% 85
100 100
100 100
100 100100 -21 AFP rate 2/100.000
penduduk
% 100 %100 AFP rate
2/100.000
penduduk
100
100 100 100100
85 100
100
100 100
80 100
Kesehatan Dinkes
Dinkes
100
49 49
20 Cakupan kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
% 100 100 -100 100 100 100 100 100
0 0
100Cakupan
kelurahan
Universal Child
Immunization
(UCI)
% 100
100 80
1 1
80 100
0 0
Penyediaan alkes
untuk RS pratama
%
1 0
100 -19 Penyediaan alkes
untuk RS pratama
% 0 0 80
18 Jumlah rumah sakit
pratama yang
disediakan
RS 0 0 1
1 1
Jumlah klinik
upaya kesehatan
kerja di
perusahaan
klinik 8 12
0 1
18 20
1 - Jumlah rumah
sakit pratama
yang disediakan
RS
14 1616 18 20 -
8 - Kesehatan Dinkes
17 Jumlah klinik upaya
kesehatan kerja di
perusahaan
klinik 8 12 14
16 Puskesmas yang
merekomendasikan
obat asli Indonesia
80 90
pkm 1 4 61 2 Puskesmas yang
merekomendasika
n obat asli
Indonesia
pkm
100 110 120 120
6 82 4
110 120 120 - Cakupan sarana
yang diperiksa
makanan
kadaluarsa
objek15 Cakupan sarana
yang diperiksa
makanan kadaluarsa
objek 80 90 100
100 100
7 8Cakupan
puskesmas
mengembangkan
pelayanan
penyakit tidak
menular
pkm12 -10 118 9
13 Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
% 100
14 Cakupan puskesmas
mengembangkan
pelayanan penyakit
tidak menular
pkm 7
Cakupan
pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
%100 -100 100
9 10
100 100 100 100
12
100100
11
Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 8 9
INDIKATOR KINERJA DAERAH
42 3
SKPDPROGRAM SKPDUrusan
Wajib/pilihnPROGRAM KOTA
7
INDIKASI CAPAIAN PROGRAM
5 6
TUJUAN KEBIJAKAN SASARAN
6 Meningkatnya
kualitas lingkungan
27 Tempat-tempat
umum memenuhi
syarat kesehatan
% 80 81 82 83 84 85 Tempat-tempat
umum memenuhi
syarat kesehatan
% 80 81 82 83 84 85
28 Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
% 80 81 82 83 84 85 8 Program
Pengawasan &
Pengendalian
Kesehatan
Makanan
Tempat
Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
% 80 81 82 83 84 85 8 Program Pengawasan
& Pengendalian
Kesehatan Makanan
Kesehatan Dinkes
29 Keluarga
menggunakan air
bersih
% 90 91 92 93 94 95 Keluarga
menggunakan air
bersih
% 90 91 92 93 94 95
9 7 Meningkatkan status
gizi masyarakat
30 Cakupan pemberian
makanan
pendamping ASI
pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin
% 100 100 100 100 100 100 9 Cakupan
pemberian
makanan
pendamping ASI
pada anak usia 6-
24 bulan keluarga
miskin
% 100 100 100 100 100 100 9 Kesehatan Dinkes
31 Cakupan balita gizi
buruk mendapatkan
perawatan
% 100 100 100 100 100 100 Cakupan balita
gizi buruk
mendapatkan
perawatan
% 100 100 100 100 100 100
10 8 32 Cakupan pelayanan
kesehatan anak balita
% 90 90.5 91 91.5 92 92.5 10 Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Cakupan
pelayanan
kesehatan anak
balita
% 90 90.5 91 91.5 92 92.5 10 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Anak
Kesehatan Dinkes
33 Cakupan pelayanan
kesehatan lansia
% 70 71 72 73 74 75 11 Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Lansia
Cakupan
pelayanan
kesehatan lansia
% 70 71 72 73 74 75 11 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia
Kesehatan Dinkes
34 Cakupan kunjungan
ibu hamil K4
% 93 94 94.5 95 95 95 12 Cakupan
kunjungan ibu
hamil K4
% 93 94 94.5 95 95 95 12 Kesehatan Dinkes
35 Cakupan komplikasi
kebidanan yang
ditangani
% 80 80 80 80 80 80 Cakupan
komplikasi
kebidanan yang
ditangani
% 80 80 80 80 80 80
36 Cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes
dengan kompetensi
kebidanan
% 90 90 90 90 90 90 Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
nakes dengan
kompetensi
kebidanan
% 90 90 90 90 90 90
37 Cakupan pelayanan
nifas
% 90 90.5 91 91.5 92 93 Cakupan
pelayanan nifas
% 90 90.5 91 91.5 92 93
38 Cakupan KB aktif % 70 71 71 72 73 74 Cakupan KB aktif % 70 71 71 72 73 74
39 Cakupan neonatus
dengan komplikasi
yang ditangani
% 80 80 80 80 80 80 Cakupan neonatus
dengan komplikasi
yang ditangani
% 80 80 80 80 80 80
40 Cakupan kunjungan
bayi
% 90 90 90 90 90 90 Cakupan
kunjungan bayi
% 90 90 90 90 90 90
Meningkatnya
kesehatan ibu dan
anak serta kesehatan
reproduksi
Meningkatnya gizi
masyarakat
diarahkan untuk
meningkatkan
gerakan kadarzi,
promosi ASI
ekslusif, suplemen
zat gizi
Upaya kesehatan
masyarakat
diarahkan untuk
menyediakan
pelayanan
kesehatan dasar
yang komprehensif,
terintegrasi, dan
bermutu terutama
bagi bayi, anak, ibu
hamil, kelompok
masyarakat resiko
tinggi termasuk
pekerja rentan dan
usia lanjut
Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak
Satuan 2014 2015 2016 Satuan 2014 2015 2016 8
1 % <1 <0,9 <0,9 - % <1 <0,9 <0,9 0.01 19 198.9
----- X 100 %
146,356
2 26 23 23 - 26 23 23 0.54 16 197
----- x 1000
29,366
3 118 102 102 - 118 102 102 34.05 10 166.6
----- x 100,000
29,366
4 % 70 70 70 70 70 70 59.81 64 85.4
----- X 100 %
107
5 100 100 100 - 100 100 100 100 34,610 100
------X 100
34,610
6 % 61 62 63 - 61 62 63 65.07 155,735 103.3
-----------x 100%
239,325
71.4 1.4 1.4
-1.4 1.4 1.4 1.3 27,800,000,000.0 95
---------------------------------
1,602,100
8 pkm 5 7 8 5 7 8 14 14 100
9 % 50 75 100 50 75 100 35 14 35.0
-----------x 100%
40
39 40 40 39 40 40 14 14 35
% CAPAIAN
PROGRAM
%
10 Jumlah puskesmas
yang memenuhi
standar pelayanan
kesehatan
pkm - Jumlah puskesmas yang
memenuhi standar
pelayanan kesehatan
pkm
pkm
US $ per
pddk
Puskesmas berstandar
manajemen mutu ISO
Cakupan alat
kesehatan essensial
puskesmas yang
terkalibrasi
- Cakupan alat kesehatan
essensial puskesmas
yang terkalibrasi
Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
Program obat dan
perbekalan
kesehatan
%
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD
dan setingkatnya
% %
Program Promosi
Kesehatan &
Pemberdayaan
Masyarakat
%Cakupan rumah tangga
dengan hidup bersih
dan sehat
Meningkatnya
kemitraan pada
lintas sektor dan
pemberdayaan
masyarakat
Cakupan desa siaga
aktif
- Cakupan desa siaga
aktif
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkatnya
Meningkatnya mutu
kesehatan
masyarakat
Jumlah balita dengan
gizi buruk
Jumlah kematian bayi
Jumlah kematian ibu
per 1000
KH
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2016
BIDANG KESEHATAN
SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD
REALISASI
2016
PERHITUNGAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD
PROGRAM KOTA
(Program Prioritas)
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat untuk
hidup bersih dan
sehat
Meningkatnya
sarana prasarana
dan kualitas
pelayanan
kesehatan
Obat essensial generik
di sarana kesehatan
US $ per
pddk
Obat essensial generik
di sarana kesehatan
Puskesmas berstandar
manajemen mutu ISO
-
Cakupan rumah tangga
dengan hidup bersih dan
sehat
per
100.000
KH
Jumlah balita dengan
gizi buruk
Jumlah kematian bayi
Jumlah kematian ibu
per 1000
KH
per
100.000
KH
Satuan 2014 2015 2016 Satuan 2014 2015 2016 8% CAPAIAN
PROGRAM
Meningkatnya mutu
SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD
REALISASI
2016
PERHITUNGAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD
PROGRAM KOTA
(Program Prioritas)
100 100 100 100 100 100 57.98 179,060 57.98
---------- x 100 %
308,845
100 100 100 100 100 100 96.77 30 96.77
-------------x 100%
31
100 100 100 100 100 100 4.62 14,273 4.62
-------------x 100%
308,845
8 9 10 8 9 10 10 10 100
90 100 110 90 100 110 45 45 40.9
1 2 4 1 2 4 1 1 25
12 14 16 12 14 16 0 0 0
0 1 1 0 1 1 0.0 0 0.0
0 80 100 0 80 100 0.0 0 0.0
-------- x 100 %
0
pkm-
Penyediaan alkes
untuk RS pratama
% - Penyediaan alkes untuk
RS pratama
%
- Jumlah klinik upaya
kesehatan kerja di
perusahaan
klinik
18 Jumlah rumah sakit
pratama yang
disediakan
RS - Jumlah rumah sakit
pratama yang
disediakan
RS
Puskesmas yang
merekomendasikan obat
asli Indonesia
19
- Cakupan puskesmas
mengembangkan
pelayanan penyakit tidak
menular
pkm
15 Cakupan sarana yang
diperiksa makanan
kadaluarsa
objek - Cakupan sarana yang
diperiksa makanan
kadaluarsa
objek
14 Cakupan puskesmas
mengembangkan
pelayanan penyakit
tidak menular
pkm
17 Jumlah klinik upaya
kesehatan kerja di
perusahaan
klinik
16 Puskesmas yang
merekomendasikan
obat asli Indonesia
pkm
%
13 Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
% - Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
pasien masyarakat
miskin
%
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
% - Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
%
12 Cakupan pelayanan
gawat darurat level 1
yang harus diberikan
sarana kesehatan (RS)
kab/kota
% - Cakupan pelayanan
gawat darurat level 1
yang harus diberikan
sarana kesehatan (RS)
kab/kota
Meningkatnya
kualitas pelayanan
kesehatan
masyarakat
Program
Pengadaan,
Peningkatan Sarana
Prasarana RS
Meningkatnya
pelayanan
kesehatan khusus
11
Program
Pengawasan Obat
dan Makanan
Program
Pengembangan
Obat Asli Indonesia
Satuan 2014 2015 2016 Satuan 2014 2015 2016 8% CAPAIAN
PROGRAM
Meningkatnya mutu
SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD
REALISASI
2016
PERHITUNGAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD
PROGRAM KOTA
(Program Prioritas)
100 100 100 100 100 100 100 107 100
--------- x 100 %
107
100 100 100 100 100 100 120 12 120
--------- x 100 %
10
100 100 100 100 100 100 89.87 5,198 89.9
--------- x 100 %
5,784
100 100 100 100 100 100 54.31 1,373 54.31
--------- x 100 %
2,528
52 51 50 52 51 50 100 932 150
--------- x 100.000932
100 100 100 100 100 100 66.94 18,080 66.9
--------- x 100 %
27,011
100 100 100 100 100 100 100 1 100
-------- x 100 %
1
81 82 83 81 82 83 83.06 2,707 100.08
--------- x 100 %
3,259
81 82 83 81 82 83 82.95 2,973 100.00
--------- x 100 %
3,584
91 92 93 91 92 93 93.14 1,492,263 100
--------- x 100 %
1,602,100
21 AFP rate 2/100.000
penduduk
% - AFP rate 2/100.000
penduduk
%
20 Cakupan kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
% - Cakupan kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
%Meningkatnya
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit
23 Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA
positif
% - Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA
positif
22 Cakupan penemuan
penderita pneumonia
balita
% - Cakupan penemuan
penderita pneumonia
balita
24 Cakupan penderita
DBD yang ditangani
/100.000
pddk
- Cakupan penderita DBD
yang ditangani
/100.000
pddk
- Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
26
25 Cakupan penemuan
dan penanganan diare
% Cakupan penemuan dan
penanganan diare
%
Cakupan kelurahan
mengalami KLB
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
Cakupan kelurahan
mengalami KLB
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
% -
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
%
Program
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
%
%
27 Tempat-tempat umum
memenuhi syarat
kesehatan
% - Tempat-tempat umum
memenuhi syarat
kesehatan
%
28 %
29 Keluarga
menggunakan air
bersih
- Keluarga menggunakan
air bersih
Program
Pengawasan &
Pengendalian
Kesehatan
Makanan
Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
%
Satuan 2014 2015 2016 Satuan 2014 2015 2016 8% CAPAIAN
PROGRAM
Meningkatnya mutu
SASARANINDIKATOR KINERJA DAERAH INDIKASI CAPAIAN PROGRAM SKPD
REALISASI
2016
PERHITUNGAN
INDIKATOR KINERJA PROGRAM SKPD
PROGRAM KOTA
(Program Prioritas)
100 100 100 100 100 100 100 311 100
------------- x 100%
311
100 100 100 100 100 100 100 19 100
-------- x 100%
19
90.5 91 91.5 90.5 91 91.5 95.14 110,998 104.0
--------- x 100 %
116,665
71 72 73 71 72 73 73.1 105,885 100.0
--------- x 100 %
144,891
94 94.5 95 94 94.5 95 96.02 31,020 101.1
--------- x 100 %
32307
80 80 80 80 80 80 92.48 5,975 115.6
--------- x 100 %
6,461
90 90 90 90 90 90 94.98 29116 105.5
-------- x 100 %
30654
90.5 91 91.5 90.5 91 91.5 91.2727,978
99.7
------------- x 100%
30,654
71 71 72 71 71 72 78.98 210,291 109.7
-------- x 100%
266,272
80 80 80 80 80 80 85.33 3,851 106.7
------------- x 100%
4,513
90 90 90 90 90 90 93.47 28,165 103.9
-------- x 100%
30,132
Cakupan pelayanan
kesehatan lansia
%
%% - Cakupan kunjungan bayi
39 Cakupan neonatus
dengan komplikasi
yang ditangani
% - Cakupan neonatus
dengan komplikasi yang
ditangani
Cakupan kunjungan
bayi
Program
Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan
Anak
- Cakupan KB aktif
-
34 Cakupan kunjungan
ibu hamil K4
%
%
Cakupan komplikasi
kebidanan yang
ditangani
%
36 Cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes
yang memiliki
kompetensi kebidanan
-
35 Cakupan komplikasi
kebidanan yang
ditangani
%
40
33 Cakupan pelayanan
kesehatan lansia
%
38 Cakupan KB aktif
%
32 Cakupan pelayanan
kesehatan anak balita
% - Cakupan pelayanan
kesehatan anak balita
%
%
% - Cakupan balita gizi
buruk mendapat
perawatan
30 Cakupan pemberian
makanan pendamping
ASI pada anak usia 6-
24 bulan keluarga
miskin
% - Cakupan pemberian
makanan pendamping
ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin
%31 Cakupan balita gizi
buruk mendapat
perawatan
%
-
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
37 Cakupan pelayanan
nifas
%
Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak
Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan lansia
Cakupan pelayanan
nifas
%
Meningkatnya status
gizi masyarakat
Meningkatnya
kesehatan ibu dan
anak serta
kesehatan
reproduksi
%
%
- Cakupan kunjungan ibu
hamil K4
%
Cakupan pertolongan
persalinan oleh nakes
yang memiliki
kompetensi kebidanan