dinamika peer group dalam proses interaksi...

59
DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI KOMUNITAS, JURUSAN DESAIN, PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL, FAKULTAS SENI RUPA, INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Sosiologi Agama (S.Sos) Disusun Oleh : Masri Muhamad NIM. 08540013 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Upload: dinhtram

Post on 04-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI

KOMUNITAS, JURUSAN DESAIN, PROGRAM STUDI DESAIN

KOMUNIKASI VISUAL, FAKULTAS SENI RUPA, INSTITUT SENI

INDONESIA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran

Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Sosiologi Agama (S.Sos)

Disusun Oleh :

Masri Muhamad

NIM. 08540013

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga
Page 3: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga
Page 4: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga
Page 5: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

v

HALAMAN MOTTO

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;

kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan

baik”

- Evelyn Underhill

“Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai

melakukannya. Karena semua impian Kita dapat menjadi

nyata, saat Kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.

Keep Moving Forward...!!!”

- Walt Disney

Page 6: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa mencintai dan menyayangi dengan

segenap hati seraya selalu mendoakan dalam sujudnya. Perhatiannya yang tidak

ada habisnya yang terselimuti dengan kasih sayang.

Kakak-kakak kandungku yang tanpa henti memperbarui semangat dan selalu

memompa dengan kekuatan impian yang tidak ada hentinya, sehingga perjalanan

Tugas Akhir ini berjalan dengan lancar dan sukses.

“Saya bisa saja lupa, karena saya manusia. Tapi saya tidak akan mematikan

pikiran saya dalam mengingat Ibu, Ayah, Kakak, dan Kawan-Kawan

Seperjuanganku terutama Mereka yang tak nampak dimata tapi dekat di doa”

Terima Kasih

Page 7: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

vii

DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI KOMUNITAS

JURUSAN DESAIN, PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI

VISUAL, FAKULTAS SENI RUPA, INSTITUT SENI INDONESIA

YOGYAKARTA

Abstrak:

Mahasiswa sebagai bagian dari generasi pembentuk gerbang intelektualitas telah

memberikan ruang terhadap masa depan suatu bangsa yang cerah. Pembangunan

intelektualitas ini memberikan ruh yang besar terhadap generasi muda untuk

bergerak didunia akademik lebih semangat lagi. Hal ini terjadi juga pada kaum

muda yang berdedikasi dibidang seni diantaranya Insitut Seni Indonesia

Yogyakarta, terkhusus lagi Program Studi Desain Komuniaksi Visual atau

disingkat DKV.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode

kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif berupa perkataan dari seseorang baik

tertulis maupun yang diucapkan, selain juga menggunakan metode observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi dalam mengumpulkan data di Program Studi

Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia

Yogyakarta. Subyek dari penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswa komunitas

yang mengemban misi dan visi sebagai generasi tunas bangsa dalam bidang seni

di program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.

Hasil penelitian ini adalah para mahasiswa komunitas di Program Studi Desain

Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta yang menjalankan

kegiatan-kegiatan studi di wilayah kampus. Dalam hal ini para mahasiswa

menjalankan kegiatan-kegiatan studinya sebagai makhluk sosial (social people).

Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi interaksi sosial antar sesama mahasiswa,

mahasiswa dengan kelompok (community) yang tidak luput dari adanya teman

sebaya (peergroup), dan kelompok dengan kelompok. Dalam hal interaksi sosial

yang terjadi ini tentu akan sangat banyak kepentingan atau interest (kepentingan)

baik yang bersifat individu maupun kelompok.

Kata kunci: dkv, peer group, interaksi sosial, komunitas

Page 8: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

viii

KATA PENGANTAR

بسن اهلل الرحوي الرحين

عوة اإليواى واإلسالم . اشهد اى ال إله إال اهلل واشهد اى هحو الحود عوا ب د ا سسى اهلل . واللال هلل الذي ا

بياء والورسليي سيدا هحود وعل أل والسالم عل ه وصحبه أجوعيي . أها بعد .اشرف األ

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa penyusun haturkan ke

hadirat Allah Azza Wa Jalla atas limpahan rahmat, inayah serta hidayah-Nya.

Sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lulus.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad

SAW yang telah membimbing umatnya dengan cahaya keimanan di dalam hati

melalui ajaran kasih yang dibawanya, Islam Nur Kariim.

Meskipun penulisan ini baru dalam tahap awal dari sebuah perjalanan

panjang akademis, namun penyusun berharap semoga karya ilmiah ini

memberikan nilai kemanfaatan yang besar dan luas bagi perkembangan peradaban

ilmu pengetahuan.

Penyusun menyadari bahwa keseluruhan proses penyusunan skripsi ini

telah melibatkan banyak pihak, baik itu saat bimbingan ataupun disaat

memberikan semangat motivasi. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun

hendak menghaturkan ucapan terima kasih yang sangat besar kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Akh Minhaji, MA. Ph.D selaku Rekor Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 9: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

ix

2. Bapak Dr. Alim Ruswantoro, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Terutama kepada beliau Bapak Dr. Munawar Ahmad, S.S, M.Si. selaku

pembimbing skripsi yang dengan kebijaksanaan dan kesabarannya membaca,

mengoreksi, dan memberikan bimbingan berupa masukan yang sangat berarti

buat penyusun sehingga mampu terselesaikan penulisan skripsi ini.

4. Ibu Adib Sofia, S.S, M.Hum, MA selaku Ketua Program Studi Sosiologi

Agama.

5. Bapak Dr. Muhammad Damami, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik

yang dengan keluhuran pemikiran dan kewibawahannya memberikan

semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Muhammad Amin Abdullah, MA. selaku dosen pembimbing

akademik pengganti Bapak Muhammad Damami yang senantiasa

memberikan arah pencerahan bagi penyelesaian tugas akhir ini. Dengan

memberikan “the key of knowledge” semakin memudahkan dan memberikan

nilai motivasi yang luar biasa bagi pergerakan keilmuan kedepan.

7. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, khususnya dosen

Program Studi Sosiologi Agama yang dengan semangat mengajar

memberikan ilmu segenap motivasi membangun kepada penyusun selama

mengikuti perkuliahan di Program Studi Sosiologi Agama ini.

Page 10: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

x

8. Bapak Drs. Hartono Karnadi, M.Sn selaku Ketua Program Studi DKV atas

izin yang diberikan dalam proses penelitian selama di lingkup Program Studi

DKV, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta.

9. Bapak Drs. Muhammad Umar Hadi, MS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Seni Rupa atas pengajaran singkatnya tentang Metodologi Desain dan situasi

keagamaan dilingkup sosial Program Studi DKV, Fakultas Seni Rupa, ISI

Yogyakarta.

10. Terpenting dan terutama bagi dosen-dosen Institut Seni Indonesia

Yogyakarta (ISI) seperti bapak FX. Widyatmoko, M.Sn., Albertus Charles

Tanama, M.Sn., semakin menyemarakkan proses berkesenian saya untuk

masa depan.

11. Rekan-rekan di Jurusan Desain, Program Studi Desain Komunikasi Visual

dan Desain Interior maupun Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa, ISI

Yogyakarta.

12. Bapak dan ibu tercinta, beserta kedua kakak Alif Lam Haris dan Prasetya

Wisuda S.Sos terkasih serta segenap keluarga yang telah memberikan

dukungan baik moril maupun materil kepada penyusun di saat proses

penyelesaian skripsi ini.

13. Para sahabat-sahabat seperjuangan Muhammad Alfiano S.Sos alumnus

Program Studi Sosiologi Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Beserta Fachrizal Athiena S.Sn sarjana strata satu bidang Seni Rupa Murni

dan Daris Muhamad S.Sn sarjana jurusan Desain Interior ISI Yogyakarta.

Teman semasa SMA yang menemani saya sampai ke kampus seni ini,

Page 11: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

xi

Nugroho Daru Cahyono mahasiswa bidang DKV ISI Yogyakarta. Tidak lupa

juga untuk teman-teman dari komunitas Night Vision Club (NVC), Kawasaki

Athlete Community Yogyakarta (KACY), dan Jogja Expedition Squadron

(JES).

14. Terkhusus bagi mereka yang tidak mau disebutkan namanya dalam diam,

semoga Allah memberkahi dan membalas doa beliau.

15. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusuan skripsi ini yang tidak

mungkin penyusun sebutkan satu persatu

Kepada semua pihak tersebut diatas semoga amal baik yang telah

diberikan di terima di sisi Allah Azza Wa Jalla, dan mendapatkan limpahan

rahmat dan kasih sayang dari-Nya. Semoga penelitian ini bisa memberikan

kemanfaatan yang besar kepada peradaban ilmu pengetahuan manusia di masa

kini maupun yang akan datang. Ada kurang dan lebihnya mohon dimaafkan dan

apabila terdapat kesalahan data, kutipan, maupun beberapa hal teknis harap

dimaklumi. Demikian atas perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 30 Agustus 2015

Penyusun,

Masri Muhamad

NIM. 08540013

Page 12: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

ABSTRAKSI ………………………………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 6

C. Tujuan & Kegunaan Penelitian ............................................ 7

D. Tinjauan Pustaka .................................................................. 8

E. Kerangka Teoritik ................................................................ 14

F. Metode Penelitian ................................................................ 23

G. Sistematika Pembahasan ...................................................... 26

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUT SENI INDONESIA

YOGYAKARTA

A. Ruang Lingkup Institut Seni Indonesia Yogyakarta ............ 29

1. Sejarah dan Perkembangan Insitut Seni Indonesia

Yogyakarta ……………………………..…………….. 29

2. Visi dan Misi Institut Seni Indonesia Yogyakarta ……. 31

3. Lambang Insitut Seni Indonesia Yogyakarta …….…... 32

Page 13: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

xiii

B. Ruang Lingkup Fakultas Seni Rupa, Insitut Seni Indonesia

Yogyakarta ........................................................................... 35

1. Sejarah dan Perkembangan ASRI, Akademi Seni Rupa

Indonesia ……………………………………………… 35

2. ASRI Menjadi STSRI “ASRI” ……………………….. 38

3. Dari STSRI “ASRI” ke Fakultas Seni Rupa, Institut Seni

Indonesia Yogyakarta ………………………………… 39

4. Visi dan Misi Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia

Yogyakarta …………………………………………… 40

C. Profil Program Studi Desain Komunikasi Visual ………… 41

1. Prospek Lulusan Program Studi Desain Komunikasi

Visual…………………………………………………... 42

2. Visi dan Misi Program Sudi Desain Komunikasi Visual 42

D. Profil Komunitas Desain Komunikasi Visual Institut Seni

Indonesia Yogyakarta ........................................................... 44

E. Perkembangan Komunitas Desain Komunikasi Visual Institut

Seni Indonesia Yogyakarta ................................................... 63

F. Kepengurusan Komunitas Desain Komunikasi Visual Institut

Seni Indonesia Yogyakarta ................................................... 70

BAB III KEHIDUPAN KOMUNITAS DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

A. Mengenal Interaksi Peer Group Komunitas Desain Komunikasi

Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta ............................. 78

1. Ragam Interaksi Komunitas Desain Komunikasi Visual

Institut Seni Indonesia Yogyakarta ................................ 79

BAB IV DINAMIKA DAN PROSES INTERAKSI PEER GROUP

KOMUNITAS DESAIN KOMUNIKASI VISUAL INSITUT

SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Page 14: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

xiv

A. Proses Interaksi Sosial Komunitas Desain Komunikasi Visual

Institut Seni Indonesia Yogyakarta ..............................…… 92

1. Interaksi Sosial Dalam Interaksionisme Simbolik …… 164

2. Komitmen, Afiliasi, dan Dominasi Pada Komunitas Desain

Komunikasi Visual Insitut Seni Indonesia Yogyakarta 102

3. Dinamika Kelompok dan Pengaruh Sosial Komunitas

Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia

Yogyakarta ..................................................................... 104

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 108

B. Saran-saran .......................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lambang ISI Yogyakarta ............................................................ 32

Gambar 3.1 Lambang Komunitas Comiclub ................................................. 46

Gambar 3.2 Lambang Komunitas Titik Api ................................................. 53

Gambar 3.3 Lambang Komunitas Diskom Drawing Foundation ................. 57

Gambar 3.4 Lambang Komunitas Bingo ....................................................... 59

Gambar 3.5 Lambang Komuntas Diskomotion ............................................ 60

Gambar 3.6 Lambang Komunitas Studio Diskom ........................................ 61

Gambar 3.7 Foto Aktivitas Peer Group Komunitas Comiclub ……………... 83

Gambar 3.8 Foto Aktivitas Peer Group Komunitas Titik Api ……………… 85

Gambar 3.9 Foto Aktivitas Peer Group Komunitas DDF ………………….. 89

Page 16: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembahasan akan difokuskan pada ruang interaksi sosial mahasiswa

prodi DKV dalam wadah bernama komunitas. Tentu pemilihan awal tentang peer

group (teman sebaya) juga menarik untuk dikaji lebih dalam. Lagi-lagi peneliti

lebih tertarik pada ruang komunitas sebagai kajian studi kasusnya disamping

membahas mengenai proses interaksi sosial mahasiswa jurusan desain ini. Perlu

diketahui juga berdirinya komunitas di prodi DKV juga tidak lepas dari hadirnya

peer group yang bersosialisasi. Sehingga kajian peer group tetap akan menjadi

salah satu bagian yang akan dikaji pada pembahasan kedepannya.

Pada saat itu peneliti melihat ada beragam komunitas yang hidup di

sekitaran lingkup sosial prodi DKV. Walaupun pergerakan itu terkesan formal,

tetapi pada kenyataannya dalam menjalankan aktifitas kekomunitasannya tidak

begitu mempertimbangkan aturan semacam itu. Itulah fakta awal yang ada dan

tergambarkan dengan sangat jelas pada pergerakan komunitas di prodi DKV, ISI

Yogyakarta.

Komunitas menjadi bagian tidak terpisahkan dari keberadaan prodi DKV

ISI Yogyakarta sampai saat ini. Berbagai komunitas sempat naik turun untuk

menyemarakkan ruang sosial ke-dekave-an ini. Komunitas memang berbeda

Page 17: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

2

dengan peer group atau teman sebaya. Community (komunitas) lebih kepada

kelompok orang yang memiliki kepentingan bersama dengan visi misinya yang

jelas kedepan.1 Sedangkan peer group (teman sebaya) lebih kepada satu atau

sekumpulan teman sebaya yang berinteraksi tanpa adanya aturan yang formal

dan mengikat atau suatu kelompok yang para anggotanya „setara‟.2

Walaupun pergerakan sebuah komunitas tidak harus formal, tetapi

pergerakan dasar dari komunitas tersebut sudah disepakati terlebih dahulu

sesama anggota misalnya komunitas tersebut bergerak dibidang/minat apa.

Sehingga dapat diperoleh kejelasan visi dan misi untuk kedepannya sekalipun

tidak begitu melibatkan sisi formalitas. Dan disamping itu keanggotaan juga

merupakan syarat terpenting dari berdirinya komunitas untuk sebagai penggerak

wadah ini. Ibaratnya komunitas itu kendaraan dan anggotanya sebagai

pengemudi sehingga bisa berjalan sebagaimana yang diinginkan bersama.

Dalam menjalankan pergerakan komunitas ini tentu mahasiswa yang

menjadi anggota memiliki sebuah aturan (rule) yang disepakati bersama. Aturan

itu biasanya disebut dengan budaya organisasi yaitu perangkat sistem nilai-nilai

(values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumtions), atau

norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati, dan diikuti oleh para anggota

suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah

1 Paul B. Horton, Chester L. Hunt (alih bahasa: Aminuddin Ram), Sosiologi, (Jakarta:

Erlangga, 1992), hlm. 248.

2 Paul B. Horton, Chester L. Hunt (alih bahasa: Aminuddin Ram), Sosiologi, (Jakarta:

Erlangga, 1992), hlm. 254.

Page 18: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

3

organisasinya.3 Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan

menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang per-orang di dalam

organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa

organisasi dan jiwa para anggota organisasi.

Selain adanya budaya organisasi, terkadang dalam sebuah kelompok

seperti organisasi atau komunitas harus memiliki komitmen. Faktor berupa

komitmen ini sebagai suatu sikap, Luthans yang menyatakan komitmen

organisasi merupakan: (1) keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dalam

suatu kelompok, (2) kemauan usaha yang tinggi untuk organisasi, (3) suatu

keyakinan tertentu dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan

organisasi. Komitmen juga berarti keinginan yang abadi untuk memelihara

hubungan yang bernilai.4

Bahkan dalam tubuh organisasi atau komunitas pun kerap sekali terlihat

dari kualitas kekaryaannya yang dihasilkan. Kualitas kekaryaan ini memiliki

pengertian perpaduan antara potensi dalam diri individu dengan faktor-faktor di

lingkungan kerja individu. Lingkungan kerja tersebut adalah lingkungan

langsung di mana seseorang tersebut bekerja, maupun lingkungan masyarakat.

Lingkungan tersebut bisa bersifat fasilitatif (menunjang dan memberi peluang)

ataupun menghambat aktualisasi dan potensi yang ada pada diri individu. Dengan

3 Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 2.

4 Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 292.

Page 19: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

4

demikian, kualitas kekaryaan tersebut tentunya akan merupakan perpaduan tiga

komponen yang terlibat di sana, yaitu: (1) individu, (2) lingkungan kerja, dan (3)

masyarakat.5

Mahasiswa merupakan komponen utama di dalam sebuah lembaga

pendidikan tinggi, termasuk diantaranya Jurusan Desain, Program Studi DKV,

Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta. Adanya ratusan mahasiswa dari tiap

angkatan menjadi penilaian tersendiri terhadap pola pembelajaran yang

akan/sudah diajarkan dan imbas yang diberikan di lingkup sosial kampus

kedepannya.

Kehidupan sosial mahasiswa dapat terlihat dari proses interaksi yang

dijalaninya sehari-hari. Proses interaksi setidaknya akan sangat menarik untuk

disimak, mengingat nuansa lingkup sosial di ISI Yogyakarta khususnya memiliki

ciri khas tersendiri yang tidak ditemukan di lingkungan sosial perguruan tinggi

lainnya.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial manusia,

sebab tanpa berinteraksi tidak akan ada kehidupan bersama. Proses interaksi

sosial sangat menarik perhatian peneliti, sebab orang-orang yang berinteraksi

sedikit banyak mempunyai pengaruh satu terhadap yang lainnya. Pemahaman

terhadap makna interaksi sosial dapat dipahami sebagai suatu proses di mana

5 Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 317-318.

Page 20: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

5

individu memperhatikan dan berespon terhadap individu lain, sehingga dibalas

dengan tingkah laku tertentu.6

Interaksi sosial yang terjadi di lingkungan sosial perguruan tinggi ISI

Yogyakarta setidaknya memperlihatkan nuansa unik dan berbeda. Ditambah

dengan kehadiran komunitas ditengah-tengah kehidupan sosial akan semakin

memberikan nuansa yang lebih beragam. Di dalam komunitas individu

merasakan adanya kesamaan satu dengan lainnya seperti di bidang usia,

kebutuhan, dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu. Sehingga

kebersamaan yang terbentuk antar individu jauh lebih akrab, ketimbang dengan

keluarganya sekalipun. Begitupula yang terjadi di lingkup sosial Jurusan Desain,

Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta.

Adanya proses interaksi sosial yang terjalin antar individu, individu

dengan kelompok, maupun sesama kelompok sosial. Sedikit banyak membuat

suasana keberlangsungan kehidupan sosial di prodi perguruan tinggi seni tersebut

menjadi unik untuk lebih didalami, di samping memiliki daya tarik tersendiri

terhadap objek utama penelitian peneliti.

Pada kenyataannya dalam interaksi sosial yang terjalin kadang

menciptakan sebuah gaya atau mode yang bisa terlihat dalam kehidupan sehari-

hari dilingkungan kampus. Gaya (fad) sendiri memiliki pengertian sebagai ragam

(variasi) tutur, dekorasi atau perilaku yang tidak penting dan berjangka waktu

pendek. Gaya sendiri lahir dari keinginan untuk memperoleh dan

6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), hlm. 67.

Page 21: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

6

mempertahankan status sebagai seseorang yang lain atau status sebagai

pemimpin. Gaya itu hilang dengan sendirinya bila tidak lagi dipandang sebagai

sesuatu yang baru. Begitupula mode (fashion) sama dengan gaya, tetapi

mengalami perubahan lebih lambat dan bersifat tidak terlalu sepele, serta

kemunculannya cenderung bersiklus (cyclical).7

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian dilakukan secara

lebih mendalam untuk mengetahui sekaligus memberikan pemahaman yang baik

tentang dinamika sosial komunitas Jurusan Desain, Program Studi Desain

Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta.

Dengan demikian dipilihlah judul penelitian tentang “Dinamika Peer

Group Dalam Proses Interaksi Komunitas, Jurusan Desain, Program Studi

Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia

Yogyakarta.”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana Peer Group membentuk Komunitas Jurusan Desain, Program

Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia

Yogyakarta?

7 Paul B. Horton, Chester L. Hunt (alih bahasa: Aminuddin Ram), Sosiologi (Jakarta:

Erlangga, 1992), hlm. 185-186.

Page 22: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

7

2. Bagaimana proses interaksi sosial pada Komunitas, Jurusan Desain, Program

Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia

Yogyakarta mempengaruhi sense of art mereka?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui proses interaksi sosial mahasiswa yang terbentuk kedalam ruang

pergerakan Komunitas, Jurusan Desain, Program Studi Desain Komunikasi

Visual, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

2. Mengetahui sejauh mana peer group mempengaruhi proses interaksi sosial

Komunitas, Jurusan Desain, Program Studi Desain Komunikasi Visual,

Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

3. Mengetahui kehidupan Komunitas Mahasiswa, Jurusan Desain, Program Studi

Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia

Yogyakarta.

4. Mengetahui lebih dalam sense of art mahasiswa sebagai bagian dari

penggerak utama Komunitas Jurusan Desain, Desain Komunikasi Visual,

Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Sedangkan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan

sumbangan yang berarti, baik itu bagi peneliti sendiri maupun bagi pembaca.

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Page 23: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

8

1. Sebagai media dalam bertukar pemikiran, terutama berkaitan dengan kajian

keilmuan seni dan sosial.

2. Sebagai media pencerahan bagi kalangan masyarakat umum (non-seni)

terhadap kehidupan sejati masyarakat seni.

3. Terkhusus ditujukan untuk prodi Sosiologi Agama yang menjadi tempat

berawal peneliti. Diharapkan penelitian dengan tema seni dan agama ini

dapat menjadi penambah kekayaan intelektual cendekiawan di prodi, selain

untuk menumbuhkan benih-benih pemikiran bagi kalangan sendiri khususnya

dalam kajian tentang Sosiologi Seni.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka bagi pembaca

dalam penelitian lainnya.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dapat diartikan sebagai cara untuk menggali informasi

tentang penelitian-penelitian yang sudah ada. Berkaitan dengan topik-topik yang

relevan tentang tema penelitian yang akan diteliti sehingga terdapat originalitas

dari penelitian yang akan dilaksanakan.

Karya-karya ilmiah dengan tema interaksi sosial, berikut kajian khusus

yang membahas seputar peer group (teman sebaya) dan komunitas seni memang

belum sepenuhnya tersedia. Oleh karena itu demi memberikan nilai plus dari

keberadaan kaum terdidik di kalangan sendiri, yaitu keilmuan Sosiologi Agama.

Penelitian dilakukan sebagai wujud apresiasi terhadap keilmuan sosial. Adapun

Page 24: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

9

tulisan/karya ilmiah yang dijadikan acuan dari penelitian peneliti saat ini

diantaranya sebagai berikut:

Karya ilmiah skripsi yang di susun oleh saudari Evi Nurhayati mahasiswi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, Program Studi Sosiologi Agama yang mengangkat judul

penelitian “Peran Peer Group dalam Membentuk Perilaku Konsumtif Remaja

(Studi Terhadap Remaja Putri SMK Wasis Klaten).”8 Melakukan penelitian

tentang fenomena konsumtif siswi remaja putri di SMK Wasis Klaten. Sebuah

kenyataan yang dapat terlihat tentang keberadaan kelompok sebaya yang eksis

sebagai imbas dari kesamaan visi dan misi.

Karya ilmiah skripsi yang disusun oleh Karina Aisyah mahasiswi

Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi

Jepang yang menulis tema penelitian “Rasa Memiliki Dalam Komunitas

Cosplay.”9 Penelitian yang menjelaskan tentang ikatan yang sangat mendalam

antara fans (fandom) sesama pencinta jepang-jepangan. Arah kecintaan ini bisa

meluas dari halnya budaya populer yang terdapat dijepang sana mulai dari anime

(animasi jepang), manga (komik jepang), dan cosplay (penggemar/fans yang

memakai kostum dalam anime/manga).

8 Evi Nurhayati, “Peran Peer Group dalam Membentuk Perilaku Konsumtif Remaja”, Studi

Terhadap Remaja Putri SMK Wasis Klaten. Skripsi Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2008.

9 Karina Aisyah, “Rasa Memiliki Dalam Komunitas Cosplay”. Skripsi Program Studi Jepang,

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Tahun 2012.

Page 25: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

10

Karya ilmiah skripsi yang disusun oleh saudara Fahroni mahasiswa

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, Program Studi Sosiologi Agama yang mengangkat judul

penelitian “Interaksi Sosial Mahasiswa Asing (Studi Tentang Mahasiswa Patani

dalam Berinteraksi dengan Warga Sekitarnya di Dusun Karang Bendo,

Banguntapan, Bantul ).”10

Penelitiannya berisi tentang keberadaan mahasiswa

patani sebagai kelompok minoritas komunitas masyarakat di suatu tempat

mereka tinggal dan menetap. Permasalahan utama bermuara dari cara pembauran

mahasiswa patani di lingkungan sosial masyarakat. Dalam proses berbaur

mahasiswa patani acap kali tidak berjalan dengan baik dan seringkali diikuti

dengan ketegangan-ketegangan. Misalnya adanya upaya penonjolan etnis (suku)

masing-masing. Sikap seperti ini disebut juga sebagai etnosentrik, yaitu sikap

menganggap bahwa kebudayaan kelompoknya sendiri adalah yang paling baik

daripada kebudayaan lain dan diluar itu dikategorikan sebagai kebudayaan yang

bernilai rendah atau buruk.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Agus mahasiswa Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

dengan judul penelitian “Interaksi Sosial Masyarakat Syi’ah-Sunni di Tengah

Pluralitas Keberagamaan (Studi Kasus Terhadap Interaksi Sosial Syi'ah-Sunni

10

Fahroni, “Interaksi Sosial Mahasiswa Asing”, Studi Tentang Mahasiswa Patani dalam

Berinteraksi dengan Warga Sekitarnya di Dusun Karang Bendo, Banguntapan, Bantul. Skripsi

Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2008.

Page 26: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

11

di Kabupaten Sleman).”11

Penelitiannya menggambarkan tentang keberadaan

kelompok Syi‟ah dan Sunni di Kabupaten Sleman. Proses interaksi sosial yang

dilakukan kedua kelompok keagamaan tersebut terdapat ketimpangan dan

disfungsi. Hal ini dapat terjadi karena adanya dua faktor yang mempengaruhinya

yaitu pertama, bentuk pengalienasian diri yang dilakukan oleh kelompok Syi‟ah

terhadap kelompok Sunni. Akibatnya timbul ketertutupan diri dan identitas oleh

kelompok Syi‟ah. Kedua, adanya bentuk apatis yang muncul dari kelompok

Sunni kepada kelompok Syi‟ah. Konflik yang terjadi antara kedua kelompok

keagamaan tersebut bukanlah konflik terbuka dan bersifat konfrontasi. Walaupun

timbul konflik yang “hidup” di sisi lain kedua belah kelompok mampu

menunjukkan kedewasaan hubungan sosial yang harmonis dengan menyepakati

bersama nilai-nilai positif tanpa terjebak kedalam ekstrimis keyakinan kelompok

masing-masing.

Dilengkapi penelitian lain yang dilakukan oleh Dessy Purwaningtyas

mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Program Studi Sosiologi Agama berjudul

“Spirit Agama dalam Integrasi Sosial Antara Warga Pendatang dengan

Masyarakat Lokal (Studi Terhadap Pola Integrasi Sosial Warga di Kompleks

Perumahan Saka Permai dengan Masyarakat di Dusun Karangjenjem,

11

Agus, “Interaksi Sosial Masyarakat Syi’ah-Sunni di Tengah Pluralitas Keberagaman”,

Studi Kasus Terhadap Interaksi Sosial Syi’ah-Sunni di Kabupaten Sleman. Skripsi Program Studi

Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Tahun 2008.

Page 27: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

12

Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta).”12

Memaparkan tentang kehidupan sosial masyarakat multi-etnis yang bermukim di

kawasan perumahan dan hidup berseberangan dengan warga masyarakat desa

sekitar. Adanya keberagaman kebudayaan acapkali menimbulkan konflik yang

disebabkan karena belum saling mengenal satu dengan lainnya. Walaupun

demikian konflik yang terjadi bukanlah konflik besar tanpa ada pemecahan

masalahnya. Melainkan sebatas pengalaman positif sebagai bagian dari ciri

keberagaman masyarakat sosial. Terciptanya integrasi sosial kehidupan

masyarakat tersebut dipengaruhi juga dengan hadirnya semangat-semangat

keagamaan (spirit agama).

Dari kalangan seniman Sigit Haryadi mahasiswa Jurusan Seni Rupa

Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta berjudul “Parodi

Pertemanan.”13

Penelitian yang membahas tentang pergesekan antar indvidu

seringkali menjadikan permasalah-permasalahan yang serius di dalam

pertemanan baik secara individu ataupun kelompok. Seringkali hal tersebut

timbul dari adanya pendapat yang dipaksakan merasa benar sendiri, kerasnya

sikap, bahkan sampai pada ruang privasi seperti masalah finansial atau keuangan.

12

Dessy Purwaningtyas, “Spirit Agama dalam Integrasi Sosial Antara Warga Pendatang

Dengan Masyarakat Lokal”, Studi Terhadap Pola Integrasi Sosial Warga di Kompleks Perumahan

Saka Permai dengan Masyarakat di Dusun Karangjenjem Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman

Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2007.

13

Sigit Haryadi, “Parodi Pertemanan”. Skripsi Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni

Murni, Institut Seni Indonesia, Tahun 2006.

Page 28: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

13

Tidak hanya itu saja, hal-hal remeh dan ringan yang tidak masuk akal pun

terkadang menimbulkan masalah-masalah yang sebenarnya tidak perlu terjadi

sampai-sampai menimbulkan kesenjangan antara sesama teman dan tak jarang

berujung pada permusuhan.

Kesenjangan dalam hubungan pertemanan sebagai akibat adanya

perselisihan antar individu yang bisa terlihat dari seringnya intensitas pertemuan

yang terlalu sering. Dari itu semua masing-masing mampu untuk mengenal lebih

dalam tentang karakter, watak, sikap, sikap maupun bisa saja saling menularkan

pengaruh baik/buruk dalam lingkup pertemanan yang terjalin.

Menurut pendapat N. Drijarkara :

“Bahwa manusia itu selalu hidup dan mengubah dirinya dalam arus

situasi yang konkrit. Dia tidak hanya berubah dari dalam, tetapi juga diubah

oleh situasi itu. Namun dalam berubah-ubah ini, dia tetap sendiri. Manusia

selalu terlibat dalam situasi itu, berubah dan mengubah manusia.”14

Dalam dunia pertemanan sering kita mengenal dengan pendapat yang

mengatakan bahwa ikatan itu bisa lebih dekat dari saudara sedarah sekalipun. Hal

ini sudah bukan menjadi rahasia umum lagi yang musti ditutup-tutupi. Adanya

ruang kedekatan yang di sebut keakraban menjadi poin penting dari terciptanya

hubungan seperti itu. Bahkan untuk hal-hal yang sifatnya privasi (pribadi) sudah

tidak terlihat dinding pembatas di dalam ruang pertemanan. Tidak hanya itu pula,

adanya perseteruan juga menjadi cikal bakal permusuhan antar teman. Memang

14

N. Drijarkara, Filsafat Manusia, (Kanisius: Yogyakarta, 1969), hlm. 7.

Page 29: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

14

layaknya kucing dan anjing hal-hal semacam ini akan terus ada sampai kapanpun

selama ruang pertemanan dalam kehidupan sosial masih terjalin.

Dengan demikian telaah pustaka yang termuat dalam karya dan buku

ilmiah di atas dapat dijadikan dasar penelitian peneliti saat ini sekalipun dengan

tema-tema penelitian yang tidak sama persis.

E. Kerangka Teori

Teori pada dasarnya merupakan suatu alat untuk membedah sekaligus

menganalisis persoalan tema penelitian, sehingga bisa lebih jelas objek dan ruang

lingkup kajiannya.15

Persoalan sosial yang akan dijadikan kajian utama dalam

penelitian ini adalah tentang proses interaksi sosial Komunitas, Program Studi

Desain Komunikasi Visual (DKV) ISI Yogyakarta.

Pada ruang komunitas juga dikenal dengan adanya teman sebaya. Oleh

karena itu tidak ada salahnya sedikit di bahas tentang apa itu peer group. Peer

group dapat diartikan sebagai pertemanan dengan teman sebaya. Menurut

penjelasan Jean Piaget, hubungan di antara teman sebaya lebih demokratis di

banding hubungan antara anak dan orang tua. Hubungan antar teman sebaya lebih

diwarnai oleh semangat kerja sama dan saling memberi dan menerima di antara

anggota kelompok. Lanjutnya, dalam lingkungan sosial keluarga orang tua dapat

memaksakan berlakunya aturan tertentu. Sedangkan kelompok teman sebaya

15

Zainuddin Maliki, Rekontruksi Teori Sosial Modern, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University, 2013), hlm. 139.

Page 30: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

15

aturan perilaku di cari dan diuji kemanfaatannya secara bersama-sama. Ketika

anak tumbuh semakin dewasa, peran keluarga dalam perkembangan sosial

semakin berkurang dan digantikan oleh kelompok teman sebaya.

Ditengah interaksi sosial yang terus berjalan peer group memberikan

ruang yang lebih eksklusif ditengah keanekaragaman sifat individu maupun

komunitas di lingkungan masyarakat sosial. Dalam peer group yang terbentuk

tidak dipentingkan adanya struktur organisasi maupun aturan yang menjerat untuk

ditaati, melainkan antara anggota kelompok merasakan adanya tanggung jawab

atas keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dengan kelompoknya. Dalam peer

group individu-individu merasa menemukan jati diri yang sebenarnya serta dapat

mengembangkan rasa sosialnya sejalan dengan perkembangan kepribadiannya.16

Kajian peer group lebih mendalam dijelaskan kedalam ruang bernama

komunitas. Mengingat arti antara peer group dan komunitas jelas berbeda. Akan

sangat bijak jika arah dalam paragraf ini juga menjelaskan arti dari komunitas

secara lebih lengkap dan terarah.

Kata community menurut Syahyuti adalah berasal dari bahasa Latin, yaitu

“Cum” yang mengandung arti together (kebersamaan) dan “Munus”, yang

bermakna the gift (memberi) antara satu sama lain. Maka dapat diartikan bahwa

komunitas adalah sekelompok orang yang saling berbagi dan mendukung antara

satu sama lain. Komunitas memiliki banyak makna. Komunitas dapat dimaknai

16

http://himcyoo.wordpress.com/2011/05/29/kelompok-sebaya-peer-group/diakses pada

tanggal 26 Agustus 2013.

Page 31: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

16

sebagai sebuah kelompok dari suatu masyarakat atau sebagai sekelompok orang

yang hidup di suatu area khusus yang memiliki karakteristik budaya yang sama.

Apapun definisinya, komunitas harus memiliki sifat interaksi. Interaksi yang

ditekankan lebih kepada interaksi informal dan spontan daripada interaksi formal,

serta memiliki orientasi yang jelas. Ciri utama sebuah komunitas adalah adanya

keharmonisan, egalitarian serta sikap saling berbagi nilai dan kehidupan.

Menurut Etienne Wenger, komunitas mempunyai berbagai macam bentuk

dan karakteristik, diantaranya:

1. Besar atau Kecil

Keanggotaan di beberapa komunitas ada yang hanya terdiri dari

beberapa anggota saja dan ada yang mencapai 1000 anggota. Besar atau

kecilnya anggota di suatu komunitas tidak menjadi masalah, meskipun

demikian komunitas yang memiliki banyak anggota biasanya dibagi menjadi

sub divisi berdasarkan wilayah sub tertentu.

2. Terpusat atau Tersebar

Sebagian besar suatu komunitas berawal dari sekelompok orang yang

bekerja ditempat yang sama atau memiliki tempat tinggal yang berdekatan.

Sesama anggota komunitas saling berinteraksi secara tepat serta ada beberapa

komunitas yang tersebar di berbagai wilayah.

3. Berumur panjang atau berumur pendek

Terkadang sebuah komunitas dalam perkembangannya, memerlukan

waktu yang cukup lama, sedangkan jangka waktu keberadaan sebuah

Page 32: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

17

komunitas sangat beragam. Beberapa komunitas dapat bertahan dalam jangka

tahunan, tetapi ada pula komunitas yang berumur pendek.

4. Internal atau Eksternal

Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit bisnis atau

bekerjasama dengan organisasi yang berbeda.

5. Homogen atau Heterogen

Sebagian komunitas berasal dari latar belakang yang sama serta ada

yang terdiri dari latar belakang yang berbeda. Pada umumnya jika sebuah

komunitas berasal dari latar belakang yang sama komunikasi akan lebih

mudah terjalin, sebaliknya jika komunitas terdiri dari berbagai macam latar

belakang diperlukan rasa saling menghargai dan rasa toleransi yang cukup

besar satu sama lain.

6. Spontan atau Disengaja

Beberapa komunitas ada yang berdiri tanpa adanya intervensi atau

usaha pengembangan dari suatu organisasi. Anggota secara spontan

bergabung karena kebutuhan berbagi informasi dan memiliki minat yang

sama. Pada beberapa kasus, terdapat komunitas yang secara sengaja didirikan

secara spontan atau disengaja tidak menentukan formal atau tidaknya sebuah

komunitas.

7. Tidak Dikenal atau Dibawah sebuah institusi

Page 33: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

18

Sebuah komunitas memiliki berbagai macam hubungan dengan

organisasi, baik itu komunitas yang tidak dikenali, maupun komunitas yang

berdiri dibawah sebuah institusi.

Komunitas merupakan kombinasi dari 3 unsur utama, yaitu:

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup merupakan dasar yang mengindentifikasikan sebuah

komunitas. Selain itu ruang lingkup mengilhami anggota untuk berbagai

pengetahuan, bagaimana mengemukan ide mereka dan menentukan

tindakan. Tanpa ruang lingkup maka sebuah komunitas hanya merupakan

sekumpulan orang.

2. Anggota

Jika sebuah komunitas memiliki anggota yang kuat maka dapat

membantu meningkatkan interaksi dan hubungan yang didasari oleh

saling menghormati dan kepercayaan. Anggota merupaka sekumpulan

orang yang berinteraksi untuk belajar, membangun sebuah hubungan,

kebersamaan, dan tanggung jawab. Setiap individu mempunyai karakter

yang berbeda, sehingga menciptakan keanekaragaman dalam suatu

komunitas. Keberhasilan sebuah komunitas bergantung pada kekuatan

anggota tersebut.

3. Praktis

Merupakan sekumpulan kerangka, ide, alat, informasi, gaya bahasa,

sejarah, dan dokumen yang dibagi sesama anggota komunitas. Jika ruang

Page 34: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

19

lingkup merupakan yang menjadi fokus sebuah komunitas maka praktis

merupakan pengetahuan spesifik yang dikembangkan, disebarkan, dan

dipertahankan. Keberhasilan praktis bergantung dari keseimbangan antara

gabungan aktivitas dan hasil dari aktivitas tersebut seperti dokumen atau

alat.

Dalam kajian keilmuan Sosiologi ada banyak sekali tokoh-tokoh ahli yang

menggagas teori interaksi sosial, misalnya Soerjono Soekamto, Mark L. Knapp,

Erving Goffman, Tamotsu Shibutani, George Herbert Mead & Herbert Blumer

(penggagas teori interaksionisme simbolik), Kimbal Young, Raymond W. Mack

sampai pada Gillin dan Gillin. Selain itu pembahasan juga akan terfokus pada

persoalan utama lainnya tentang nilai-nilai religiusitas. Tokoh-tokoh tersebut

diantaranya Rokeach & Bank, Jalaluddin Rahmat, Kate Ludeman dan Stark &

Glock.

Dalam membedah dan menganalisis persoalan sosial tersebut peneliti akan

menggunakan teori Interaksionisme Simbolik yang digagas secara langsung oleh

Herbert Blumer. Beliau adalah mahaguru Universitas California di Berkeley yang

telah berhasil memadukan konsep-konsep George Herbert Mead ke dalam suatu

teori Sosiologi yang sekarang dikenal dengan nama Interaksionisme Simbolik.

Dalam karangannya Sociological Implications of the thought of George Herbert

Page 35: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

20

Mead dan kemudian dalam bukunya Symbolic Interactionism: Perspective and

Method, Blumer menyambung pada gagasan-gagasan Mead.17

Teori Interaksionisme Simbolik menggambarkan masyarakat bukanlah

dengan memakai konsep-konsep seperti sistem, struktur sosial, posisi status,

peranan sosial, pelapisan sosial, struktur institusional, pola budaya, norma-norma

dan nilai-nilai sosial. Melainkan dengan memakai istilah “aksi”.18

Perspektif ini sebenarnya berada di bawah payung perspektif

fenomenologi dan termasuk dalam paradigma definisi sosial. Perspektif

fenomenologis adalah mewakili semua pandangan ilmu sosial yang mengganggap

kesadaran atau jiwa manusia dan makna subyektif sebagai fokus untuk

memahami tindakan sosial atau perspektif interpretif. Interaction Symbolic adalah

interaksi antara pribadi-pribadi yang didasarkan pada penafsiran terhadap perilaku

masing-masing.19

Sebenarnya teori Interaksionisme Simbolik termasuk teori pendatang baru

dalam studi ilmu Komunikasi, yaitu sekitar awal abad ke-19. Walaupun sekarang

teori Interaksionisme Simbolik sudah menjadi bagian dari cabang keilmuan

Sosiologi, tepatnya diruang perspektif interaksional. Interaksionisme Simbolik

menurut perspektif interaksional merupakan salah satu perspektif yang ada dalam

17

K.J. Veeger, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu-Masyarakat

dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), hlm, 224.

18

K.J. Veegar, Realistis Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu-Masyarakat

dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), hlm, 228.

19

Rusdi, Konflik Sosial: Dalam Proses Ganti Rugi Lahan Dan Bangunan Korban Lumpur

Lapindo, (Yogyakarta: STPN Press, 2012), hlm. 42.

Page 36: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

21

studi Komunikasi yang barangkali paling bersifat “humanis”. Sebenarnya,

perspektif ini sangat menonjolkan keagungan dan maha karya nilai individu diatas

pengaruh nilai-nilai yang ada selama ini. Perspektif ini menganggap setiap

individu didalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, berinteraksi di tengah

sosial masyarakatnya dan menghasilkan makna “buah pikiran” yang disepakati

secara kolektif. Akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap bentuk interaksi sosial

yang dilakukan oleh setiap individu akan mempertimbangkan sisi individu

tersebut. Inilah salah satu ciri dari perspektif interaksional yang beraliran

Interaksionisme Simbolik.

Teori Interaksionisme Simbolik menekankan pada hubungan antara

simbol dan interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu.

Interaksionisme Simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna

yang berasal dari pikiran (mind) mengenai diri (self) dan hubungannya di tengah

interaksi sosial. Serta bertujuan akhir untuk memediasi dengan menginterpretasi

makna di tengah masyarakat (society) di mana individu tersebut menetap.20

Sebelum masuk pada pembahasan Sense of Art di rasa sangat perlu untuk

lebih dalam memahami Seni itu sendiri. Sebagaimana keilmuan-keilmuan

lainnya, Seni merupakan cabang ilmu yang pengistilahannya memiliki multi

tafsir. Hal ini terlihat dari banyaknya pengertian Seni menurut para ahli yang

mendefinisikan Seni dari beragam sudut pandang. Penerjemahan tentang istilah

20

Rusdi, Konflik Sosial: Dalam Proses Ganti Rugi Lahan Dan Bangunan Korban Lumpur

Lapindo, (Yogyakarta: STPN Press, 2012), hlm. 44.

Page 37: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

22

Seni disesuaikan dengan latar belakang keilmuan para ahli. Karena begitu luas

pengertian seni dan bidang yang mencakupinya.

Ada beberapa pengertian Seni menurut para ahli yang sering dijadikan

rujukan pada pegiat seni. Pengertian seni menurut Prof. Drs Suwaji Bastomi

adalah seni dipandang sebagai sebuah aktivitas batiniah yang didasari adanya

pengalaman keindahan (estetis) yang terwujud dalam bentuk yang indah.

Sehingga dari perwujudan tersebut mampu menimbulkan rasa kagum serta

keharuan bagi mereka yang menikmatinya. Sedangkan menurut Drs. Sudarmadji,

Seni merupakan kumpulan perwujudan batiniah serta pengalaman estetik yang

diwujudkan melalui bidang, garis, warna tekstur, volume serta adanya komposisi

gelap terang.21

Sense of Art jauh lebih dalam pemaknaannya dari seni itu sendiri,

sebagaimana Religiusitas dengan agama (religi). Sense of Art atau dalam bahasa

Indonesia diartikan sebagai “Jiwa Seni” adalah ruh atau kadar kedalaman

seseorang dalam berkesenian, sehingga mampu menciptakan sebuah karya yang

indah dan mampu dinikmati penikmat seni.22

Dari begitu banyak pembahasan terhadap hal-hal utama penelitian.

Peneliti merasa yakin bahwa teori Interaksionisme Simbolik tepat untuk

dijadikan sebagai alat meneliti terhadap permasalahan utama penelitian.

21 http://www.anneahira.com/pengertian-seni-menurut-para-ahli.htm/ diakses tanggal 11

Agustus 2013.

22

http://www.pirawa.web.id/2009/12/sense-of-art.html/ diakses pada tanggal 12 Agustus 2013.

Page 38: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

23

Sebagaimana penjelasan diatas, teori Interaksionisme Simbolik lebih

menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi, serta inti dari

pandangan pendekatannya adalah individu.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan

untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan

tujuan penelitian. Dengan demikian metode penelitian merupakan prosedur atau

proses mulai dari awal yang menjelaskan tentang kerangka hingga menghasilkan

kesimpulan penelitian.23

1. Jenis Penelitian

Dalam hal ini jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian

lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif. Dengan

prosedur penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata dari informan yang berbentuk ucapan ataupun perilaku yang dapat

diamati peneliti.

Pengamatan data penelitian ini dilakukan secara langsung di

Kabupaten Bantul dengan titik fokus lokasi berada di Jurusan Desain,

Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa Institut Seni

Indonesia Yogyakarta.

23

Aji Suraji dalam presentasi dengan judul Metode Penelitian, merupakan Dosen Teknik Sipil,

Universitas Widyagama Malang.

Page 39: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

24

Karena sasaran objek penelitian adalah sesama mahasiswa program

studi. Maka adanya keberagaman jenjang usia dan jenis kelamin tidak menjadi

dasar utama penelitian ini. Sehingga proses penelitian yang dilakukan selama

di lapangan akan mempermudah peneliti dalam mencari data.

Pemilihan lokasi penelitian lebih kepada faktor internal peneliti.

Adanya ketertarikan peneliti terhadap dunia seni menjadi dasar utama

penelitian di kampus para akademisi kesenian ini. Selain tentu saja

kemudahan yang didapatkan seperti lokasi yang bisa terjangkau dengan

mudah, biaya penelitian yang tidak besar karena lokasi penelitian berada di

kota sendiri.

2. Metode Pengumpulan Data

Peneliti dalam penelitian yang dilakukan menggunakan metode

penelitian data kualitatif, sehingga pengumpulan data yang digunakan

meliputi observasi partisipatif (partisipan observation), wawancara mendalam

(deep interview), kemudian daftar pertanyaan (interview guide).

a) Observasi Partisipatif (Partisipan Observation), yaitu metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati objek penelitian,

baik secara langsung maupun tidak langsung, serta mengadakan

pencatatan hasil pengamatan.24

Peneliti akan melakukan pengamatan

terhadap proses interaksi sosial mahasiswa komunitas saat berada

24

Dudung Abdurrahman, Pengantar Metode Penelitian dan Penyusunan Karya Ilmiah,

(Yogyakarta: Ikfa Press. 1998), hlm. 26.

Page 40: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

25

dilingkungan Jurusan Desain, Program Studi Desain Komunikasi Visual,

Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta Angkatan 2011.

b) Wawancara Mendalam (Deep Interview), yaitu wawancara untuk

mengetahui atau memperoleh gambaran secara lebih tepat mengenai

sikap, pandangan, persepsi dan orientasi para pelaku peristiwa dari

obyek.25

Peneliti untuk mendapatkan data penelitiannya akan melakukan

wawancara secara langsung terhadap beberapa mahasiswa komunitas

yang dipilih secara acak di Jurusan Desain, Program Studi Desain

Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta Angkatan 2011.

c) Daftar Pertanyaan (Interview Guide), yaitu teknik pengumpulan data yang

didalamnya tersusun atas ide-ide berupa pertanyaan yang telah

dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Sehingga saat terjadi

pengumpulan data yang dimaksud, sasaran penelitian bisa tepat sasaran

dan efektif.

3. Metode Analisa Data

Analisa data adalah metode mengolah dan menganalisa data kualitatif.

Untuk itu perlu diketahui apa itu data kualitatif. Data kualitatif adalah semua

25

Koentjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1991), hlm. 162.

Page 41: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

26

bahan, keterangan dan fakta-fakta yang tidak dapat diukur dan dihitung secara

sistematis karena wujudnya adalah keterangan verbal (kalimat dan data).26

Analisis data kualitatif adalah suatu proses analisis yang terdiri dari

tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.27

a) Proses reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan dilapangan.

b) Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

dengan melihat penyajian-penyajian yang akan kita dapatkan untuk

memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

c) Menarik kesimpulan maksudnya adalah memulai dengan mencari arti

benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang

mungkin, alur sebab akibat dan proposisi.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam rangka memberikan gambaran yang dapat dipahami dengan baik,

benar dan objektif. Peneliti perlu untuk memberikan garis-garis besar mengenai

26

http://wajburni.wordpress.com/2013/01/16/teknik-analisa-data-kualitatif/ diakses pada

tanggal 30 Juli 2013.

27

Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 126.

Page 42: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

27

gambaran penelitian yang dilakukan. Garis-garis besar penelitian tersebut terdiri

atas lima bab. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang

masalah dari penelitian yang dilakukan peneliti. Dilanjutkan dengan menyusun

daftar pertanyaan dalam rumusan masalah. Dan dilengkapi dengan adanya tujuan

dan kegunaan penelitian yang menjadi maksud akhir dari penelitian yang

dilakukan. Kemudian telaah pustaka yang berisi tentang beberapa penelitian yang

pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dengan kesamaan pembahasan

masalah yang dibahas peneliti sekarang. Selain itu buku-buku ilmiah yang

cakupan bahasan masalahnya serupa maupun yang berbeda baik dalam hal

metodologi penelitian, perspektif sampai pada sistematika pembahasannya.

Bab II akan membahas tentang gambaran umum ISI Yogyakarta beserta

profil komunitas, Jurusan Desain, Program Studi Desain Komunikasi Visual,

Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Bab III membahas interaksi sosial yang dikaji meliputi hubungan antar

mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, mahasiswa dengan komunitas yang ada

dan komunitas dengan sesama komunitas DKV maupun dengan komunitas lain

satu institut yang hidup didalam lingkungan kampus Institut Seni Indonesia

Yogyakarta.

Bab IV menganalisa tentang interaksi sosial peer group komunitas

mahasiswa Jurusan Desain, Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut

Seni Indonesia Yogyakarta.

Page 43: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

28

Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 44: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Komunitas Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta berdiri atas dasar

berdikari ditengah-tengah kesibukan mahasiswa DKV belajar di kelas guna

menyelesaikan studi Sarjana Strata Pertama (S1). Munculnya ide-ide untuk

membangun komunitas desain ini berasal dari obrolan ringan antar mahasiswa

DKV sebagai bentuk sisi sosial yang tumbuh subur di institut kesenian negeri

ini. Dari situlah keberadaan komunitas DKV mula satu persatu berdiri sesuai

dengan minatnya masing-masing. Di antara komunitas yang pertama kali

berdiri adalah komunitas Disko Komik (Comiclub) yang lahir pada tahun

2004 pada Pekan Komik Indonesia (PKAN) di Bandung. Komunitas komik

ini didirikan dengan bertujuan sebagai wahana untuk sharing ide dan gagasan

tentang dunia perkomikan. Kemudian, Titik Api yang berdiri pada tahun 2009

di Prodi DKV ISI Yogyakarta. Komunitas ini muncul untuk media interaksi

bagi peminat dunia fotografi di ruang diskom. Selanjutnya, Diskom Drawing

Foundation (DDF) yang juga lahir pada tahun yang sama 2009 dirikan

bertepatan dengan event DDF Exhibition di prodi diskom. Tujuan dirikan

komunitas ini adalah sebagai sarana bagi penikmat manual art, walaupun

Page 45: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

109

pada aplikasinya tetap menggunakan digital painting bahkan membuat komik

dan melukis. Selain keberadaan ketiga komunitas tersebut ada pergerakan

lainnya yang statusnya hidup segan mati tak mau seperti Bingo (advertising),

Diskomotion (motion digital art), dll. Ketiga komunitas diatas adalah

komunitas DKV yang tetap hidup walaupun mengalami dinamika sosial. Pada

saat ini terbukti ketiga komunitas desain tadi menjadi mercusuar bagi

pergerakan kesenian disamping adanya nuansa sosial yang tetap terus hidup di

Prodi DKV ISI Yogyakarta.

2. Ruang interaksi yang hidup dan berjalan di lingkup sosial prodi DKV sebagai

habitat tempat bermukim komunitas DKV terlihat sangat ramai dan beragam.

Di isi dengan para mahasiswa yang ragam latar belakangnya sangat majemuk

telah menciptakan suasana lingkungan yang berwarna. Ragam latar belakang

mahasiswa yang tergabung secara “formal” meliputi Akademik, Sosial

Budaya, Ekonomi, dan Agama. Sisi kemajemukan juga bisa digunakan dalam

mengetahui watak dasar atau visi misi mereka sebagai individu. Selain

sebagai tolak ukur keberadaan mereka di lingkup komunitas DKV ISI

Yogyakarta.

3. Sisi lain dari komunitas DKV yang sangat menarik untuk dilihat adalah soal

kepengurusan, keanggotaan, dan kepemimpinannya. Kepengurusan berarti

berkaitan tentang menejemen keorganisasian komunitas selama ini. Sistem

kepengurusan yang berjalan dari ketiga komunitas DKV sangat beragam.

Ragam tersebut sebagai ciri khas di samping bentuk identitas tersendiri bagi

Page 46: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

110

komunitas masing-masing. Adanya yang formal yang meliputi sistem

organisasi dari ketua, wakil, ketua, sekretaris, bendahara sampai pada seksi-

seksi yang siap membantu. Walaupun dari yang nampak di lapangan

keberadaan sistem keorganisasian tersebut hanya sekedar formalitas semata.

Kemudian keanggotaan yang menjadi sorotan tajam dari masing-masing

komunitas seni desain ini. Menurut perkembangannya keanggotaan menjadi

masalah paling serius dari tiap-tiap komunitas. Dalam teori komunikasi ada

istilah afiliasi tinggi dan rendah. Bagi afiliasi tinggi berarti memiliki minat

yang besar untuk menjadi dominan selain adanya komitmen sebagai nilai

positif. Tetapi bagi afiliasi rendah menjadi masalah tersendiri karena biasanya

anggota yaitu mahasiswa dalam kategori ini sangat lemah dalam

bersosialisasi. Kemudian juga bab kepemimpinan yang sudah menjadi ciri

khas dari gerakan komunitas DKV. Dinamis menjadi faktor utama pendukung

langgengnya ruang sosial pada komunitas ini sampai saat ini.

4. Interaksi sosial yang tercipta sangat dinamis dan fleksibel. Komunitas DKV

telah berhasil menjaga sisi positif dari warisan yang ditinggalkan para

pendahulunya. Selain sisi „formalitas‟ dari keorganisasiannya, komunitas

DKV memiliki ruang dinamis di lingkup sosial sehari-hari. Adanya peer

group diindikasikan sebagai faktor pendukung terus tumbuhnya nilai-nilai

baik ini. Peer group atau teman sebaya memiliki porsi yang utama dari

keberadaan anggota komunitas selain sebagai mahasiswa. Interaksi sosial

yang tercipta antar teman sebaya ini bagi penggerak komunitas DKV menjadi

Page 47: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

111

pencipta utama kedinamisan dan keluwesan dalam kehidupan bersosial baik

antar individu, komunitas maupun alam.

5. Peer Group bukan saja hanya sekedar fenomena antar individu yang setara.

Pada komunitas DKV ISI Yogyakarta pengaruh peer group banyak

memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perkembangan komunitas

sampai saat ini. Peer Group menjadi promotor utama dalam pergerakan

komunitas DKV selain sebagai fenomena sosial di lingkungan seni desain ini.

6. Fenomena konflik antar teman sebaya (peer group) baik yang bersosial secara

umum maupun yang tergabung kedalam wadah bernama komunitas tidak

pernah terjadi. Peneliti katakan sekali lagi dari keragaman latar belakang

komunitas DKV. Sekalipun tidak pernah ada konflik yang mencederai arti

pertemanan sebaya maupun berkelompok (group) mereka dilingkungan

kampus ISI Yogyakarta.

B. Saran

1. Mahasiswa Prodi DKV ISI Yogyakarta adalah salah satu sumber energi dari

hidupnya ruang sosial di kampus seniman ini. Bentuk energi tersebut meliputi

semangat, dedikasi, maupun komitmen dalam hal apapun terutama berkarya

dan berkomunitas. Tetapi satu hal yang sangat perlu untuk ditambahi agar

menjadi lebih luar biasa lagi adalah belajar luas bukan hanya dari seni saja.

Pandangan yang meluas bak samudera akan memberikan kedewasaan dalam

berpikir. Bentuk belajar secara luas itu peneliti artikan sebagai pembelajaran

Page 48: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

112

lintas jurusan. Sosiologi Agama adalah satu dari sekian banyaknya prodi yang

sangat berpotensi guna memberi hal positif lebih banyak kepada ruang seni

rupa. Bukankah salah satu aktor dan pemikir dari kalangan kalian pernah

mengatakan kalau demokratisasi desain itu menjadi polemik bagi kalangan

seniman maupun desainer. Untuk itu mari gunakan kesempatan lahirnya lintas

ilmu yang akan memberikan kebaikan bagi peradaban manusia kedepannya

sebagaimana ‘Art for Humanizing Civilization’ dalam FKI ke-8 ISI

Yogyakarta.

2. Alangkah baiknya jika keseriusan dalam menggerakkan komunitas DKV baik

bagi kedepan lebih ditingkatkan. Adanya masa-masa terpuruk dari keberadaan

komunitas DKV kebelakang menjadi pekerjaan rumah bagi kalangan kalian

sendiri. Peneliti mengira hal lain sudah sangat sempurna meliputi komitmen,

semangat, dan dedikasi. Tetapi ternyata itu semua akhirnya tidak dapat

menyelamatkan eksistensi komunitas DKV di masa sebelumnya. Oleh karena

itu pada masa sekarang belajarlah dari masa lampau agar kedepan bisa lebih

baik secara keseluruhan.

3. Dari individu antar individu belajarlah arti menepati janji dan bertanggung

jawab. Jangan hanya saat di ruang komunitas saja hal semacam itu menjadi

diutamakan. Peneliti merasa perlu adanya revolusi mental bagi beberapa

anggota yang tergabung pada komunitas DKV ISI Yogyakarta.

4. Peneliti menyarankan kedepannya bagi kalangan sendiri ada yang meneliti

bab ruang sosial atau apapun itu di jurusan seni rupa murni. Karena pada

Page 49: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

113

ruang tersebut sebenarnya seni bisa diartikan dengan maksimal dan

sesungguhnya. Adanya sense of art yang lebih dominan dalam berkarya

menjadi keutamaan yang bisa menarik banyak peneliti ke medan seni rupa

tersebut.

5. Peneliti merasa penelitian ini jauh dari kata sempurna, wajar adanya bagi

peneliti ini adalah sarana belajar mencari kedewasaan dalam olah pikir selain

olah rasa dan jiwa. Kedepan semoga ada banyak peminat dari mahasiswa

Sosiologi Agama untuk meneliti medan seni secara penuh. Karena sampai

saat ini hanya dua mahasiswa Sosiologi Agama yang memberanikan diri

bersosialisasi secara formal dengan kalangan seniman di Institut Seni

Indonesia Yogyakarta.

Page 50: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

114

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdurrahman, Dudung, Pengantar Metode Penelitian dan Penyusunan Karya

Ilmiah, Yogyakarta: Ikfa Press. 1998.

Aji Suraji dalam Presentasi dengan judul Metode Penelitian, merupakan

Dosen Teknik Sipil, Universitas Widyagama Malang.

Endraswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2006.

Hunt, Chester L. & Paul B. Horton (alih bahasa: Aminuddin Ram), Sosiologi,

Jakarta: Erlangga, 1993.

Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama: Meredam Konflik Berwajah Agama,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama. 1991.

Maharsi Indria, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta: Kota Buku,

2011.

Maliki, Zainuddin, Rekontruksi Teori Sosial Modern, Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2013.

Moss, Sylvia & Stewart L. Tubbs, Human Communication: Konteks-Konteks

Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

N, Drijarkara, Filsafat Manusia, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1969.

Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Rahmat, Jalaluddin, Penelitian Agama, dalam Taufiq Abdullah dan Rusli

Karim (ed), Penelitian Agama: Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1989.

Page 51: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

115

Read, Herbert, The Meaning Of Art, London: Penguin Book, 1954.

Rusdi, Konflik Sosial: Dalam Proses Ganti Rugi Lahan Dan Bangunan

Kornan Lumpur Lapindo, Yogyakarta: STPN Press, 2012.

Santoso, Budhi, Bekerja Sebagai Fotografer, Jakarta: Esensi, 2010.

Setia, Elly M. Dkk, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Jakarta: Prenadamedia, 2012.

Soedarsono, R.M, Pengantar Apresiasi Seni, Jakarta: Balai Pustaka, 1992.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press,

1992.

Studio, A.R, Drawing Magic: Panduan Menggambar Dengan Pensil, Jakarta

Selatan: Mediakita, 2013.

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta. 2009.

Sutrisno, Edy, Budaya Organisasi, Jakarta: Kencana, 2010.

Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996.

Warren, Neil C., Empirical Studies in the Psychology of Religion “An

Assesment of Period 1960-1970”, dalam H. Newton Malony (ed),

Current Perspektives in the Psychology of Religion, Eerns: Grand

Rapid, 1977.

Widiyanti, Ninik & Y.W. Sunindhia, Kepemimpinan Dalam Masyarakat

Modern, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988.

Veeger, K.J, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu-

Masyarakat dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta: PT.

Gramedia. 1985.

Yuliastanti, Ana, Bekerja Sebagai Desainer Grafis, Jakarta: Esensi, 2008.

Agus, Interaksi Sosial Masyarakat Syiah-Sunni di Tengah Pluralitas

Keberagaman (Studi Kasus Terhadap Interaksi Sosial Syiah-Sunni di

Kabupaten Sleman). Skripsi Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas

Ushuluddin, Studi Agama, dan Pemikiran Islam, Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2008.

Page 52: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

116

Dessy Purwaningtyas, Spirit Agama dalam Integrasi Sosial Antara Warga

Pendatang dengan Masyarakat Loka (Studi Terhadap Pola Integrasi

Sosial Warga di Kompleks Perumahan Saka Permai dengan

Masyarakat di Dusun Karangjenjem Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi Program Studi

Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama, dan Pemikiran

Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun

2007.

Evi Nurhayati, Peran Peer Group dalam Membentuk Perilaku Konsumtif

Remaja”, (Studi Terhadap Remaja Putri SMK Wasis Klaten). Skripsi

Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama,

dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Tahun 2008.

Fahroni, Interaksi Sosial Mahasiswa Asing (Studi Tentang Mahasiswa Patani

dalam Berinteraksi dengan Warga Sekitarnya di Dusun Karang

Bendo, Banguntapan, Bantul). Skripsi Program Studi Sosiologi

Agama, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama, dan Pemikiran Islam,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2008.

Karina Aisyah, Rasa Memiliki Dalam Komunitas Cosplay. Skripsi Program

Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas

Indonesia, Tahun 2012.

Sigit Haryadi, Parodi Pertemanan. Skripsi Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas

Seni Rupa, Institut Seni Indonesia, Tahun 2006.

Website:

http://himcyoo.wordpress.com/2011/05/29/kelompok-sebaya-peer-

group/diakses pada tanggal 26 Agustus 2012 pukul 20:30.

http://isi.ac.id/profil/sejarah/ diakses pada tanggal 5 Agustus 2012 pukul

14:17.

http://mrpams212.wordpress.com/2009/12/19/faktor-yang-mempengaruhi-

interaksi-sosial-3/ diakses pada tanggal 5 Agustus 2012 pukul 13:21.

Page 53: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

117

http://wajburni.wordpress.com/2012/01/16/teknik-analisa-data-kualitatif/

diakses pada tanggal 30 Juli 2012 pukul 08:14.

http://www.anneahira.com/pengertian-seni-menurut-para-ahli.htm/ diakses

pada tanggal 3 Agustus 2012 pukul 12:20.

http://www.anneahira.com/pengertian-seni-menurut-para-ahli.htm/ diakses

tanggal 11 Agustus 2012 pukul 16:23.

http://jalurilmu.blogspot.com/2011/10/religiusitas.html/ diakses pada tanggal

11 Agustus 2012 pukul 17:45.

http://www.pirawa.web.id/2009/12/sense-of-art.html/ diakses pada tanggal 12

Agustus 2012 pukul 19:55.

http://isi.ac.id/profil/visi-misi/ diakses pada tanggal 17 Desember 2014 pukul

20:19.

http://smkn4malang.sch.id/animasi/, diakses pada tanggal 4 Desember 2014

pukul 00:30.

http://www.debritto.sch.id/ekstrakurikuler.php, diakses pada tanggal 04

Desember 2014 pukul 01:12.

http://www.smkbhaktianindya.com/index.php?option=com_content&view=art

icle&id=77&Itemid=108, diakses pada tanggal 10 Desember 2014

pukul 02:02.

Page 54: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

LAMPIRAN I

DAFTAR INFORMAN ANGGOTA KOMUNITAS COMICLUB ISI

YOGYAKARTA

NO. NAMA MAHASISWA JURUSAN/

ANGKATAN KOMUNITAS

1 Alzein Putra Merdeka DKV/2011 Comiclub

2 Bintang Suhadiyono DKV/2011 Comiclub

3 Surya Prasetya P. DKV/2011 Comiclub

4 Hernila Dwi Anisa DKV/2011 Comiclub

5 Andronikus DKV/2011 Comiclub

6 Irfan Annas DKV/2011 Comiclub

7 Ilham Lutfi Mutafaq DKV/2011 Comiclub

8 Achdandhy Hatta DKV/2011 Comiclub

Page 55: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

DAFTAR INFORMAN ANGGOTA KOMUNITAS TITIK API ISI

YOGYAKARTA

NO NAMA MAHASISWA JURUSAN/

ANGKATAN KOMUNITAS

1 Muhammad Yusuf Habibi DKV/2011 Titik Api

2 Susila Hendri DKV/2011 Titik Api

3 Ea Setiawan DKV/2011 Titik Api

4 Rizki Alfarizi Ramadhana DKV/2012 Titik Api

5 Dellana Arievta DKV/2012 Titik Api

6 Gladys Mega Romanica DKV/2012 Titik Api

7 Dyah Kinanti Ningtyas DKV/2012 Titik Api

8 Aurora Nirmalarasati DKV/2012 Titik Api

9 Dwinny Nurul Astari DKV/2012 Titik Api

10 Pandu Agung Prabowo DKV/2013 Titik Api

11 Gilang Nirmaga DKV/2013 Titik Api

Page 56: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

DAFTAR INFORMAN ANGGOTA KOMUNITAS DISKOM DRAWING

FOUNDATION ISI YOGYAKARTA

NO NAMA

MAHASISWA

JURUSAN/

ANGKATAN KOMUNITAS

1 Rian Hidaya DKV/2011 DDF

2 Maqbul Khoir DKV/2011 DDF

3 Abdul Kirno Seni Rupa Murni/2011 DDF

4 Guntur Susiyo DKV/2011 DDF

5 Eli Sugiarto DKV/2011 DDF

6 Galang Hernanda DKV/2012 DDF

7 Viki Bella DKV/2013 DDF

8 Firda Amalia DKV/2013 DDF

9 Nindya Kartika DKV/2013 DDF

10 Ives DKV/2013 DDF

11 Arkan DKV/2013 DDF

12 Adit DKV/2013 DDF

Page 57: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

LAMPIRAN II

Pedoman Wawancara Komunitas Desain Komunikasi Visual Insitut Seni

Indonesia Yogyakarta

1. Apakah latar belakang anda mengikuti komunitas DKV ini?

2. Apa latar belakang dan tujuan komunitas DKV ini didirikan?

3. Apa proses membentuk komunitas DKV dipengaruhi peer group (teman

sebaya)?

4. Bagaimana ruang peer group dalam komunitas DKV ini?

5. Apakah setelah anda bergabung dengan komunitas DKV mempengaruhi

kehidupan sosial maupun individu?

6. Dinamika sosial apa yang kerap terjadi dilingkungan komunitas DKV?

7. Bagamana komunitas DKV memahami sense of art?

8. Apa pengaruh peer group dengan sense of art dalam komunitas DKV?

9. Apa pengaruh komunitas dengan sense of art dalam komunitas DKV?

10. Apakah pernah terjadi tindakan yang mengancam keberadaan komunitas

DKV?

Page 58: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

LAMPIRAN III

CONTOH FOTO INTERAKSI DALAM KOMUNITAS DESAIN

KOMUNIKASI VISUAL INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Page 59: DINAMIKA PEER GROUP DALAM PROSES INTERAKSI …digilib.uin-suka.ac.id/19524/1/08540013_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun ... diketahui juga

CURRICULUM VITAE

A. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Masri Muhamad

Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 20 September 1989

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganeragaan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Telp/ HP : 081903751314

Email : [email protected]

B. NAMA ORANG TUA

Ibu : Suminah

Bapak : Drs. H. Abdul Choliq

Alamat : Perumahan Griya Taman Asri Blok C. 303 Sleman

C. RIWAYAT PENDIDIKAN

SDN Bhayangkara II - SDN Pendowoharjo IV : 1996-1999/ 1999 - 2002

SMP N 5 Sleman : 2002-2005

MAN Yogyakarta III : 2005-2008

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2008-2015

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 24 Agustus 2015

Masri Muhamad