dinamika keluarga setelah anak lahir fix

29

Click here to load reader

Upload: fijanataliadin15a

Post on 06-Aug-2015

346 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

DINAMIKA KELUARGA SETELAH ANAK LAHIR

Kelahiran seorang anak menyebabkan timbulnya suatu tantanga mendasar terhadap

strukut interaksi keluarga yang sudah terbentuk. Menjadi orang tua menciptakan periode

ketidakstabilan yang menuntut prilaku yang meningkatkan transisi untuk menjadi orang

tua.orangtua harus menggali hubungan mereka dengan bayi dan mengatur hubungan di

antara mereka. Apabila ada anak lain, orang tua harus menyesuaikan diri mereka untuk

juga melibatkan anak ang lain dan anak – anak yang lebih tua harus menyesuaikan diri

terhadap tuntutan bayi akan kasih dan waktu orangtua (Walz,Rich, 1983). Perawat yang

memahami proses menjadi tua, termasuk penyesuaian orang tua,saudara, dan kakek –

nenek di persiapkan untuk membantu anggota keluarga pada transisi untuk menjadi

orangtua.

A. PROSES MENJADI TUA

Selama periode prenatal, ibu ialah satu – satunya pihak yang membentuk

lingkungan tempat janin berkembang dan bertumbuh. Persatuan sibiosis tertutup

antara ibu dan anak berahir pada saat bayi lahir. Kemudian orang lain mulai terlibat

dalam perawatan bayi, secara penuh ataupun sewaktu – waktu. Siapa pun baik

orangtua pengganti maupun orangtua biologis, wanita atau pria yang melakukan

peran orang tua memasuki suatu hubungan penting dengan anak tersebut seumur

hidupnya. Wanita dan pria tentunya dapat hidup tanpa seorang anak sehingga pada

hakikatnya menjadi orang tua adalah suatu pilihan.menjadi orang tua bisa merupakan

factor pematangan dalam diri seorang wanita atau pria tanpa memperhatikan apakah

anak yang di asuh memiliki hubungan biologis atau tidak. Untuk anak – anak peran

orang tua sangat penting. Keadaan mereka selanjutnya tergantung pada kecukupan

asuhan yang di terima.

Tugas, tanggung jawab dan sikap yang membentuk peran menjadi orang tua

dirumuskan oleh Steele dan Pollack (1968) sebagai fungsi menjadi ibu (mothering

function) . ini merupakan proses orang dewasa (pribadi yang matang, penyayang,

mampu dan mandiri ).mulai mengasuh seorang bayi (pribadi yang tidak matang,

tidak berdaya, dependen).seorang orangtua bisa memperlihatkan sifat

keibuannya.kemampuan untuk menunjukan kelembutan, kasih, dan pengertian serta

meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri tidak hanya

terbatas pada wanita ini adalah cirri karakteristik seorang individu.

Page 2: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Steele dan Pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan

suatu proses yang terdiri dari dua komponen. Komponen pertama bersifat praktis

atau mekanis, melibatkan keterampilan kognitif dan motorik; komponen kedua,

bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif dan kognitif. Kedua komponen

ini penting untuk perkembangan dan keberadaan bayi.

1. Keterampilan kognitif – motorik

Komponen pertama dalam proses menjadi orang tua melibatkan aktifitas

perawatan anak, seperti memberi, makan, menggendong, mengenakan pakaian, dan

membersihkan bayi, menjaganya dari bahaya, dan memungkinkannya untuk bisa

bergerak (steele, polack,1968). Aktifitas yang berorientasi pada tugas ini atau

keterampilan kognitif – motorik tidak terlihat otomatis pada saat bayi lahir.

Kemampuan orang tua pada hal ini di pengaruhi oleh pengalaman pribadinya dan

budaya nya. Banyak orang tua harus belajar dalam melakukan tugas ini dan proses

belajar ini mungkin sukar bagi mereka, tapi hampir semua orang tua yang memiliki

keinginan untuk belajar dan di bantu dukungan orang lain menjadi terbiasa dengan

aktifitas merawat anak.

2. Keterampilan Kognitif-Afektif

Keterampilan kognitif afektif-afektif menjadi orangtua ini meliputi sikap

yang lembut, waspada, dan memberi perhatian terhadap kebutuhan dan

keinginan anak. Komponen menjadi oranguta ini memiliki efek yang mendasar

pada cara perawatan anak yang dilakukan dengan praktis dan pada respon

emosional anak terhadap asuhan yang di terimanya.suatu hubungan orangtua-

anak yang positif ialah saling memberi satu sama lain.

Konsep Erikson (1959, 1964) tentang kepercayaan juga hamper sama. Ia

mengatakan bahwa rasa percaya ini akan menentukan respon bayi seumur

hidupnya. Orang-orang mengalami hubungan orangtua-anak yang cendrung

lebih mudah bersosialisasi dan terbuka serta mampu meminta bantuan dan

menerima bantuan dari orang lain.

Page 3: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah

melahirkan, menurut clydde regina dkk.(2001), bentuk gangguan postpartum yang umum

adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi, serta emosional. Sebagian

perempuan menganggap bahwa masa-masa setelah melahirkan adalah masa-masa sulit

yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara emosional. Gangguan

gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, dan

sedikit banyak memengaruhi hubungan anak dan ibu di kemudian hari, khususnya

pengaruh penerimaan (respons) ibu terhadap bayi baru lahir.

Pada saat proses pelahiran selesai, proses yang baru dimulai sama pentingnya untuk

masa depan keluarga. Sebagai awalan ketika ibu mulai merasa bias terbuka terhadap bayi

baru lahirnya dan bayi berada dalam periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan

pengalaman baru yang paling berharga untuk proses bonding. Klaus dan kennel

menekankan pentingnya periode sensitive setelah proses kelahiran. Gagasan mengenai

periode sensitif dapat dilihat pada perilaku awal orang tua yang menemui bayi baru lahir

mereka, ketika tiba-tiba atau dengan lembut orang tua mengeksplorasi tubuh bayi baru

lahir, mengubah intonasi dan ritme suara mereka menjadi lembut, serta mengambil posisi

muka dengan muka yang berhadapan dengan anak mereka. Bonding attachment terjadi

pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan

kasih.

Perkenalan, Ikatan, dan Kasih sayang dalam menjadi orangtua

Walau sudah banyak riset dilakukan untuk membuka tabir proses orangtua bisa

mengasihi dan menerima seorang anak dan seorang anak bisa mengasishi dan

menerima orangtuanya, para ahli masih tidak mengetahui apa motivasi dan komitment

orangutan dan anak-anaknya selama bertahun-tahun dalam mendukung dan merawat

satu dengan lain. Proses ini sering disebut attachment (kasih sayang) atau bonding

(ikatan).

Bounding attachment

Bounding merupakan suatu langkah awal untuk mengungkapkan perasaan afeksi

(kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.

Attachment merupakan interaksi antara ibu dan bayi secara specifik sepanjang

waktu. (Saxton. N and Pelikan. 1996)

Page 4: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Interaksi orang tua dan bayi secara nyata baik fisik, emosi dan sensori pada menit-

menit dan jam-jam pertama segera setelah bayi lahir (Klause dan Kennel, 1983).

Jadi Bounding Attachment adalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah kelahiran,

untuk memberikan kasih sayang yang merupakan dasar interaksi antara keduanya scara

terus menerus.

Dengan kasih sayang yang diberikan terhadap bayinya maka akan terbentuk ikatan

batin antara orang tua dan bayinya.

Respon antara ibu dan bayi sejak kontak awal hingga tahap perkembangannya.

a.       Touch ( Sentuhan )

Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan

ektremitas bayinya. Dalam waktu singkat secara terbuka perabaan digunakan untuk

membelai tubuh, dan mungkin bayi akan di peluk di lengan ibu, gerakan dilanjutkan

sebagai usapan lembut untuk menenangkan bayi, bayi akan merapat pada payudara ibu,

menggenggam satu jari atau seuntai rambut dan terjadilah ikatan antara keduanya.

b.      Eye to Eye Contact ( Kontak Mata )

Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak

mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa

percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru

lahir dapat memusatkan perhatian kepada suatu obyek, satu jam setelah kelahiran pada

jarak sekitar 20 – 25 cm, dan dapat memusatkan pandangan sebaik orang dewasa pada

usia kira – kira 4 bulan.

Dengan demikian perlu diperhatikan dalam praktek kesehatan, adanya faktor –

faktor yang dapat menghambat proses tersebut, misalnya untuk pemberian salep/tetes

mata pada bayi dapat ditunda beberapa waktu sehingga tidak mengganggu adanya kontak

mata ibu dn bayi

c.       Odor ( Bau Badan )

Indra penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih

memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Penelitian menunjukan

bahwa kegiatan seorang bayi, detak jantung dan pola bernapasnya berubah setiap kali

hadir bau yang baru, tetapi bersama dengan semakin dikenalnya bau itu, si bayi pun

berhenti bereaksi. Pada akhir minggu pertama, seorang bayi dapat mengenali ibunya dari

bau tubuh dan air susu ibunya. Indra penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu

dapat memberikan bayinya ASI pada waktu tertentu.

Page 5: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

d.      Body Warm ( Kehangatan Tubuh )

Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan

bayinya di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum

tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi ibu

maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit yang membantu agar bayi tetap hangat. 

e.       Voice ( Suara )

Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing – masing. Orang tua akan

menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan tersebut, ibu menjadi tenang karena

merasa bayinya baik – baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi

tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara – suara dan membedakan nada dan

kekuatan sejak lahir, meskipun suara – suara itu terhalang selama beberapa hari oleh

cairan amniotik dari rahim yang melekat pada telinga. Banyak penelitian memperlihatkan

bahwa bayi – bayi baru lahir bukan hanya mendengar secara pasif melainkan

mendengarkan dengan sengaja, dan mereka nampaknya lebih dapat menyesuaikan diri

dengan suara – suara tertentu daripada yang lain contoh suara detak jantung ibu. 

f.       Entrainment ( Gaya Bahasa )

Bayi yang baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang

dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia

menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang

akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga

mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang

efektif.

g.      Biorhythmicity ( Irama Kehidupan )

Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya

seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan

irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan

perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan

bahaya bayi .untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan

untuk belajar.

Page 6: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat

diperoleh dari kontak dini :

1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat

2. Reflek menghisap dilakukan dini

3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai

4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak

_ Body warmth (kehangatan tubuh)

_ Waktu pemberian kasih sayang

_ Stimulasi hormonal

Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment

a. Menit pertama jam pertama

b. Sentuhan orang tua pertama kali

c. Adanya ikatan yang baik & sistematisTerlibat proses persalinan

e. Persiapan PNC sebelumnya

f. Adaptasi

g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada

bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.

h. Fasilitas untuk kontak lebih lama

i. Penekanan pada hal-hal positif

j. Perawat maternitas khusus (bidan)

k. Libatkan anggota keluarga lainnya

l. Informasi bertahap mengenai bonding attachment

Dampak positif yang dapat diperoleh dari boding attachment :

- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social

- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi

Hambatan Bonding Atatchment

- Kurangnya support system

- Ibu dengan resiko

- Bayi dengan resiko

- Kehadiran bayi yang tidak diinginkan Perkembangan tingkah laku anak yang terhambat

- Tingkah laku stereotipe

Page 7: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

- Sosial abnormal

- Kemunduran motorik, kognitif, verbal- Bersikap apatis

Peran orangtua setelah bayi lahir

Untuk orangtua biologis, peran orangtua dimulai selagi kehamilan membesar

dan semakin kuat saat bayi dilahirkan.

Selama periode pascapartum, ibu dan ayah memberi respon terhadap

perubahan peran orangtua melalui suatu perjanan waktu yang bisa diduga sebelumnya.

Pada periode awal, orangtua harus mengenali hubungan merekan denga

bayinya. Bayi perlu perlindungan, perawatan, dan sosialisasi. Periode ini ditandai oleh

masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuh.struktur dan fungsi

keluarga sebagai sistam telah diubaah untuk selama-lamanya. Lama ini bervariasi, tetapi

biasanya berlangsung salama kira-kira empat minggu.

Periode berikutnya mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama

membangun kasatuan keluarga. Periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran

negosiasi (suami-istri, ibu-ayah, orangtua-anak, saudara-saudara) juga meliputi

stabilisasi tugas-tugas seiring upaya untuk menetapkan komitment. Periode yang

berlangsung kira-kira selama dua bulan ini sekarang dikanal dengan istilah trimester

keempat.

Orangtua dan anak bertumbuh dalam peran mereka masing-masing sampai

kematian memisahkan mereka. Hal yang mengsankan pada proses interaksi orangtua-

anak, yang berlangsung seumur hidup ini, ialah perubahan yang konsisten sepanjang

perjalanan waktu.

Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua

Orangtua harus menerima keadaan anak yang sebenarnya dan tidak terus

terbawa dengan impian dan khayalan yang dimilikinya tentang figure anak idealnya. Hal

ini berarti, orangutan harus menerima panampilan fisik, jenis kalamin, tempramen, dan

stetus fisik anak.

Orangtua harus meyakini bahwa bayiinya yang baru lahir adalah seorang pribadi

yang terpisah dari diri mereka. Artinya bayi itu adalah seseorang yang memiliki banyak

kebutuhan dan memerlukan perawatan.

Page 8: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Orangtua harus bisa menguasai cara merawat bayinya. Hal ini termasuk aktivitas

merawat bayi memperhatikan gerakan komunikasi yang dilakukan bayi dalam

mengatakan apa yang diperlukan, dan memberi respon yang tepat.

Orangtua harus menetapkan kriteria evaluasi yang baik dan dapat dipakai untuk

menilai kesuksesan atau kegagalan hal-hal yang dilakukan pada bayi. Orangtua biasanya

sangat sensitive terhadap respon bayi. Seorang ayah menceritakan pengalamannya saat

pertamakali berusaha mencium bayinya. Pada saat itu bayinya bayinya memalingkan

kepalanya. Ayah ini merasa hatinya terluka walaupun mereka mengerti bahwa bayinya

tidak mengerti gerakan itu sama sekali.

Orangtua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir didalam keluarga.

Baik bayi ini merupakan yang pertama atau yang terakhir, semua anggota keluarga harus

menyesuaikan peran mereka dalam menerima kedatangan si pendatang baru ini. Anak,

yang semula merupakan anak tunggal, perlu dukungan untuk menerima seorang dalam

memperoleh kasih saying orangtua.

Orangtua perlu menetapkan keunggulan hubungan dewasa mereka untuk

mempertahankan keluarga sebagai suatu kelompok. Karena ini meliputi pengaturan

banyak peran, misalnya, hubungan seksual, perawatan anak, karier, dan peran dalam

masyarakat, waktu dan energy dicurahkan untuk tugas penting ini.

Respon ayah dan keluarga

Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal

ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman.

Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan

ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang

positif dan ada juga yang negatif.

a. Respon Positif

Respon positif dapat ditunjukkan dengan:

1.      Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.

2.      Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.

3.      Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.

4.      Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.

Page 9: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

b.      Respon Negatif

Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:

1.     Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai

keinginan.

2.     Kurang berbahagia karena kegagalan KB.

3.     Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang

mendapat perhatian.

4.     Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam

membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.

5.     Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.

6.     Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa

malu dan aib bagi keluarga.

Bila kehamilan dan kelahiran diingginkan dan diharapkan oleh orangtua maka

orangtua terutama ayah akan memperlihatkan prilaku yang dapat menfasilitasi terjalinnya

ikatan batin yang baik begitu juga sebaliknya bila kehamilan dan kelahiran tersebut bila

tidak diingini maka orangtua cenderung berperilaku yang menghambat sehingga ikatan

kasih sayang tersebut tidak akan terjadi

Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua

terhadap bayi baru lahir, terbagi menjadi:

1. Perilaku memfasilitasi.

2. Perilaku penghambat.

a) Perilaku Memfasilitasi

1.      Menatap, mencari ciri khas anak.

2.      Kontak mata.

3.      Memberikan perhatian.

4.      Menganggap anak sebagai individu yang unik.

5.      Menganggap anak sebagai anggota keluarga.

6.      Memberikan senyuman.

7.      Berbicara/bernyanyi.

8.      Menunjukkan kebanggaan pada anak.

Page 10: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

9.      Mengajak anak pada acara keluarga.

10.  Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.

11.  Bereaksi positif terhadap perilaku anak.

b) Perilaku Penghambat

1.     Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak untuk

menyentuh anak.

2.     Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan

nama pada anak.

3.     Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.

4.     Tidak menggenggam jarinya.

5.     Terburu-buru dalam menyusui.

6.     Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.

Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:

1. Faktor internal.

2. Faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka

praktekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan

sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan

selama kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan

menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan.

b. Faktor Eksternal

Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama

kehamilan, melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah

bayinya terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam

kehidupannya.

Kondisi yang Mempengaruhi Sikap Orang Tua Terhadap Bayi

Page 11: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

1. Kurang kasih sayang.

2. Persaingan tugas orang tua.

3. Pengalaman melahirkan.

4. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan.

5. Cemas tentang biaya.

6. Kelainan pada bayi.

7. Penyesuaian diri bayi pascanatal.

8. Tangisan bayi.

9. Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran.

10. Gelisah tentang kenormalan bayi.

11. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.

12. Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak.

PENYESUAIAN BAYI ORANG TUA

Bayi baru lahir berpartisipasi aktif dalam membentuk reaksi orangtuanya

terhadap mereka (brazelton, Cramer, 1990). Interaksi orangtua – bayi di tandai oleh “

suatu rangkaian irama, repertoar prilaku, dan pola tanggung jawab (field, 1978). Hal ini

unik pada setiap pasangan. Interaksi dapat di perbaiki dengan cara berikut : modulasi

ritme, 2 modifikasi repertoar prilaku, dan 3 respon yang mutual.

1. Ritme

Untuk mengatur ritme, baik orangtua maupun bayi harus mampu untuk saling

berinteraksi. Karena itu bayi harus bayi harus dalam keadaan sadar penuh, suatu keadaan

tidur-bangun yang paling sulit di pertahankan. Keadaan sadar penuh ini lebih sering

muncul pada saat makan atau saat saling memandang. Ibu multipara menunjukan rasa

sensitive dan mampu memberi respon dengan sangat baik terhadap ritme makan

bayinya.ibu yang sensitive terhadap ritme makan member kesempatan pada bayinya

untuk berhenti mengisap. Misalnya, ibu belajar untuk tidak bicara atau tersenyum terlalu

banyak saat bayinya sedang mengisap karena bayi akan berhenti makan akibat gangguan

tersebut (field, 1978). Semakin lama, bayi dapat melakukan interaksi yang lebih lama

dengan menyesuaikan ritme aktifitas,yaitu gerakkan anggota gerak, menghisap,

mengubah arah pandangan, dan habituasi. Untuk sementara orang dewasabelajar

memahami ritme ini, mengatur ritmenya sendiri, dan dengan demikian mempermudah

interaksi yang ritmis (field, 1978).

Page 12: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

2. Repertoar

Meliputi prilaku memandang, bersuara, dan ekspresi wajah. bayi mampu focus

focus dan mengikuti wajah manusia sejak lahir. Bayi juga mampu mengubah arah

pandangannya. Kemampuan ini di control secara volunter.

3. Respon

Respon ini memunculkan suatu perasaan pada individu yang memiliki prilaku itu

sehingga mereka turut dalam interaksi berikut. Dengan kata lain, respon tersebut

berfungsi sebagai umpan balik .positif

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON ORANGTUA

Cara orangtua berespon terhadap kelahiran anaknya di pengaruhi berbagai factor,

meliputi usia, jaringan social, budaya, keadaan sosialekonomi,dan aspirasi pribadi tentang

masa depan.

1. Usia maternal lebih dari 35 tahun

Usia ibu sangat mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Ibu dan bayi umumnya

dianggap beresiko tinggi jika ibu berusia remaja atau berusia lebih dari 35 tahun.

2. Jaringan social

Jaringan social meningkatkan potensi pertumbuhan anak dan mencegah dalam

kekeliruan memperlakukan anak. Mercer (1982) dan Crawford (1985)menemukan bahwa

jaringan social member dukungan dan juga menjadi sumber persoalan

3. Budaya

Menjadi determinant penting dalam prilaku orang tua . karena mempengaruhi reaksi

orang tua dan bayi, demikian juga orang tua atau keluarga yang mengasuh bayi

4. Kondisi sosialekonomi

Keluarga yang menemukan kelahiran seorang bayi suatu beban financial dapat

mengalami peningkatan stress, stes ini dapat menggangu prilaku orang tua sehingga

membuat masa transisi untuk memasuki masa menjadi orang tua menjadi lebih sulit.

5. Aspirasi personal

Bagi beberapa wanita, menjado orangtua menggagu kebebasan pribadi atau

kemajuan karier mereka.

Page 13: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Adapatasi saudara kandung

Memperhatikan bayi kepada suatu keluarga dengan satu anak atau lebih bisa menjadi

persoalan bagi orangtua. Merekan dihadapkan pada tugas untuk merawat anaknya yang

baru tanpa menelantarhan anak yang lain. Orangtua perlu membagi perhatian mereka

dengan adil.

Orangtua, terutama ibu, menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk bisa

membuat saudara kandung ini menerima bayi yang baru. Anak-anak yang lebih tua

terlibat aktif dalam persiapan kedatangan bayi dan keterlibatan ini meningkat setelah

bayi lahir. Ibu dan ayah menghadapi sejumlah tugas yang terkait dengan penyesuaian

dan permusuhan antar saudara.

Tugas-tugas tersebut meliputi hal-hal brikut.

1. Membuat anak yang lebih tua merasa dikasihi dan diinginkan.

2. Mengatasi rasa berslah yang timbul dari pemikiran bahwa anak yang lebih tua

mendapat perhatian dan waktu aygn lebih sedikit.

3. Mengembangkan rasa percaya diri dalam kemampuan meremengasuh lebih dari

satu anak.

4. Menyesuaikan waktu dan ruang untuk menampung bayi baru tersebut.

5. Membantu perlakuan anak yang lebih tua terhadap bayi yang lebih lemah dan

mengalihkan prilaku yang agresif.

Kelas persiapan untuk saudara kandung talah terbukti efektif dalam membantu

mengurangi permusuhan antar saudara sewaktu anak kedua bergabung ke dalam

keluarga (Fortier, dkk, 1991)

Masalah antar saudara kandung

Sibling rivalry

Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan suatu

krisis situasional yang sebaiknya perlu dipersiapkan pada anak usia toddler (1-3 tahun)

terutama pada anak pertama dimana ia mempunyai pengalaman dengan posisi yang

menyenangkan menjadi nomor satu.

a. Pengertian

Page 14: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

1) Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling

bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atau

perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling

rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih,

afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan

pengakuan atau suatu yang lebih.

2) Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara

laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang

mempunyai dua anak atau lebih.

Sibling rivalry menunjuk pada kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi pada

anak sehubungan dengan kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga yang dalam

hal ini adalah saudara sekandung.

Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah hal

yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah

sangat mudah terjadi sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan antar anak-anak

seusia seperti itu bersifat ambivalent dengan love hate relationship.

b. Perubahan sikap dan perilaku dengan kehadiran sibling rivalry Respon yang dapat

ditunjukkan oleh anak, antara lain:

-          Memukul bayi

-          Mendorong bayi dari pangkuan ibu

-          Menjauhkan puting susu dari mulut bayi

-          Secara verbal menginginkan bayi kembali ke perut ibu

-          Ngompol lagi

-          Kembali tergantung pada susu botol

-          Bertingkah agresif

c. Antisipasi terhadap perubahan sikap dan perilaku Siapkan secara dini untuk

kelahiran bayi :

Mulai kenalkan dengan organ reproduksi dan seksual

Beri penjelasan yang konkret tentang pertumbuhan bayi dalam rahim dengan

menunjukkan gambar sederhana tentang uterus dan perkembangan fetus

Beri kesempatan anak untuk ikut gerakan janin

Libatkan anak dalam perawatan bayi

Page 15: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Beri pengertian mendasar tentang perubahan suasana rumah seperti alasan pindah

kamar.

Lakukan aktifitas yang biasa dan lakukan dengan anak seperti mendongeng

sebelum tidur atau piknikbersama.

d. Penyebab Sibling Rivalry

Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:

1     Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin

menunjukkan pada saudara mereka.

2     Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan

dari orang tua mereka.

3     Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh

kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.

4     Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi

proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.

5     Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai

pertengkaran.

6     Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai

permainan dengan saudara mereka.

7     Dinamika keluarga dalam memainkan peran.

8     Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan

dalam keluarga adalah normal.

9     Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota

keluarga.

10   Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.

11   Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.

12   Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada

mereka.

e. Segi Positif Sibling Rivalry

Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi

positifnya, antara lain:

1.   Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa

keterampilan penting.

2.   Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.

3.   Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

Page 16: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus

menjadi fasilitator.

f. Mengatasi Sibling Rivalry

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry,

sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:

1.    Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.

2.    Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.

3.    Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.

4.    Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama

lain.

5.    Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.

6.   Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian

dari satu sama lain.

7.   Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.

8.    Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.

9.    Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka

sendiri.

10.  Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan

kekerasan fisik.

11.  Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan

untuk anak-anak.

12.  Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu

sama lain.

13.  Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.

14.  Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua

sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry

yang paling bagus.

Page 17: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

g. Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan

Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan

bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar

akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan

takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah laku negatif dapat muncul dan

merupakan petunjuk derajat stres pada anak-anak ini.

Tingkah laku ini antara lain berupa:

1      Masalah tidur.

2      Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.

3      Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan

menghisap jempol.

h. Batita (Bawah Tiga Tahun)

Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini adalah

usia 1-2 tahun. Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:

1.    Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum

kelahiran.

2.    Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan

perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.

3.    Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan oleh

anaknya.

4.    Memperkuat kasih sayang terhadap anaknnya.

i. Anak yang Lebih Tua

Tahap perkembangan pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12

tahun. Pada anak seusia ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan

mungkin menyadari akan kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian terhadap

perkembangan adiknya. Terdapat pula, kelas-kelas yang mempersiapkan mereka sebagai

kakak sehingga dapat mengasuh adiknya.

j. Remaja

Page 18: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka. Ada

remaja yang merasa senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut

dalam perkembangan mereka sendiri. Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang

menghadapi kehadiran anggota baru dalam keluarganya, misalnya:

1      Berkurangnya ikatan kepada orang tua.

2      Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.

3      Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka

sendiri.

4      Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.

Adaptasi kakek-nenek

Jumlah keterlibatan kakek-nenek dalam merawat bayi baru lahir tergantung

pada banyak faktor, misalnya, keinginan kakek-nenek untuk terlibat, kedekatan

hubungan kakek-nenek, dan peran kakek-nenek dalam konteks budaya dan etnik yang

bersangkutan. (Grosso, dkk;1981)

Nenek dari ibu ialah model yang penting dalam praktik perawatan bayi (Rubin,

1975). Ia bertindak sebagai sumber pengetahuan dan sebagai individu pndukung. Cucu

ialah bukti nyata kontinuitas dan keabadian. Seringkali kakek dan nenek mengatakan

bahwa kehadiran cucu membantu mereka mengatasi rasa sepi dan kebosanan.

Orangtua dapat diberi semangat untuk melibatkan kakek dan nenek mereka,

keterlibatan ini akan memperkaya kehidupan mereka dan kehidupan anak-anak mereka.

Dengan dibantunya orangtua mengatasi opini yang berbeda-beda dan konflik yang

belum di selesaikan (misalnya: ketergantungan dan pengontrolan) di antara mereka

sendiri dan dengan orangtua mereka, mereka dapat terus maju untuk mengatasi tugas-

tugas perkembangan masa dewasanyadengan semakin baik.

Salah satu cara untuk membantu kakek-nenek menjembatani perbedaan

generasi dan membantu mereka dalam memahami konsep menjadi orangtua, yang

digunakan oleh anak mereka, ialah dengan menawarkan mereka untuk mengikuti kelas-

kelas persiapan (Maloni, McIndue, Rubenstein, 1987). Kelas yang dimaksud meliputi

pemberian informasi tentang praktik kehamilan yang baru terutama cara merawat yang

berpusat pada keluarga, perawatan bayi, pemberian makan, dan tindakan keselamatan

(tempat duduk khusus di dalam mobil), dan penggalian peran yang dimaiknkan orangtua

Page 19: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

dalam unit keluarga. Hal ini dapat membatu diskusi terbuka antar generasi tentang

perasaan dan kebutuhan orangtua serta kakek-nenek.

k. Peran Perawat

Peran perawat dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:

1.     Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam

pertama pasca kelahiran.

2.     Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif

tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.

Page 20: Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir Fix

Bobak, dkk.2004.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.EGC:jakarta

http://widyapusy.blogspot.com/2011/10/respon-orangtua-terhadap-bayi-baru.html

http://novitasarisobri.blogspot.com/2012/02/respon-orang-tua-terhadap-bayi-

baru.html

http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/09/respon-ayah-dan-keluarga-terhadap-

bayi.html