dimetilamin

10
DIMETILAMIN, ANHIDRAT DIMETHYLAMINE, ANHYDROUS 1. Nama 1.1. Golongan Amina, alifatik. 1.2. Sinonim dan nama dagang N-Methylmethanamine; DMA; Dimethylamin Aqueous Solution; Dimethyl- amine Solution; Dimethylamine; O-2443. 1.3. Nomor Identifikasi Nomor OHS : 7810 Nomor CAS : 124-40-3 Nomor EU (EINECS) : 204-697-4 Nomor EU INDEX : 612-001-00-9 RTECS IP8750000 STCC 4905510 RCRA UO92 UN 1032 2. Sifat Fisika dan Kimia 2.1. Nama Bahan Dimethylamine, anhydrat. 2.2. Deskripsi Bentuk fisik gas, tidak berwarna, berbau ammonia, amis. Berat molekul 45,08. Rumus kimia C2-H7-N; titik didih 45°F (7°C); titik beku -134°F (- 92°C); Tekanan uap pada @20°C 1,72 atm; kerapatan uap (udara=1) 1,6; Kerapatan relative (air=1) pada 15°C 1,38; Larut dalam air, Batas ambang bau 0,6 ppm; laju penguapan >1,0 (butyl acetate=1). Larut dalam alkohol, eter, larutan alkali. 2.3. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Tingkatan NFPA (skala 0-4) Kesehatan 3 = tingkat keparahan sedang Kebakaran 4: amat sangat mudah terbakar. Reaktivitas 0: tidak reaktif. Klasifikasi EU:

Upload: annisa-novita-nurisma

Post on 14-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dimetilamin

TRANSCRIPT

  • DIMETILAMIN, ANHIDRAT DIMETHYLAMINE, ANHYDROUS

    1. Nama 1.1. Golongan

    Amina, alifatik.

    1.2. Sinonim dan nama dagang N-Methylmethanamine; DMA; Dimethylamin Aqueous Solution; Dimethyl-amine Solution; Dimethylamine; O-2443.

    1.3. Nomor Identifikasi Nomor OHS : 7810 Nomor CAS : 124-40-3 Nomor EU (EINECS) : 204-697-4 Nomor EU INDEX : 612-001-00-9 RTECS IP8750000 STCC 4905510 RCRA UO92 UN 1032

    2. Sifat Fisika dan Kimia

    2.1. Nama Bahan Dimethylamine, anhydrat.

    2.2. Deskripsi Bentuk fisik gas, tidak berwarna, berbau ammonia, amis. Berat molekul 45,08. Rumus kimia C2-H7-N; titik didih 45F (7C); titik beku -134F (-92C); Tekanan uap pada @20C 1,72 atm; kerapatan uap (udara=1) 1,6; Kerapatan relative (air=1) pada 15C 1,38; Larut dalam air, Batas ambang bau 0,6 ppm; laju penguapan >1,0 (butyl acetate=1). Larut dalam alkohol, eter, larutan alkali.

    2.3. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Tingkatan NFPA (skala 0-4) Kesehatan 3 = tingkat keparahan sedang Kebakaran 4: amat sangat mudah terbakar. Reaktivitas 0: tidak reaktif. Klasifikasi EU:

  • F = sangat mudah menyala Xi = iritan R12 = amat mudah menyala. R36/37 = iritan pada mata dan sistem pernafasan. S29 = jangan dibuang ke dalam saluran limbah sampai kosong.

    3. Penggunaan Digunakan sebagai absorbent gas asam, larutan antioksidan, pabrik pembuat dimethylformamide dan dimethylacetamide, bahan pencelup, bahan flotasi, stabilitator bensin, farmasi, bahan kimia tekstil, akselerator karet, electroplating, dehairing agent, bahan baku misil/peluru, bahan pembakar pestisida, bahan pembakar roket, surfaktan, reagen untuk magnesium, pembuatan sabun detergent.

    4. Identifikasi Bahaya 4.1. Risiko utama dan sasaran organ

    Bahaya utama terhadap kesehatan: luka bakar pada kulit dan membran mukosa, iritasi saluran pernafasan (mungkin berat). Sasaran organ: tidak tersedia data.

    4.2. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi (mungkin berat), susah bernafas, kongesti paru. Kontak dengan kulit Luka bakar. Kontak dengan mata Iritasi (mungkin berat), pandangan kabur. Tertelan

    Luka bakar, muntah, gangguan pencernaan. Paparan jangka panjang Terhirup Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.

  • Kontak dengan kulit Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek

    Kontak dengan mata Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek

    Tertelan Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek

    5. STABILITAS DAN REAKTIVITAS Reaktivitas: Stabil pada tekanan dan temperatur normal. Kondisi yang dihindarkan: Hindari panas, api, percikan api dan sumber api lain. Minimalisasi kontak dengan bahan tersebut. Hindari inhalasi bahan atau produk hasil pembakaran bahan. Tancampurkan: logam, halogen, asam, bahan yang mudah terbakar, oksidator. Dimethylamine: Dengan merkuri: dapat meledak. Dengan asam kuat: bereaksi hebat. Dengan tembaga: menyambar. Dengan seng/timah: menyambar. Dengan alumunium: menyambar. Dengan acrylaldehyde: dapat meledak hebat. Dengan fluorine: berpijar bila kontak. Dengan bahan oksidator: bereaksi hebat. Dengan maleic anhydride: terurai eksoermik menjadi karbon dioksida. Bahaya peruraian: produk dekomposisi thermal: karbon oksida Polimerisasi: tidak akan terpolimerasi.

    6. Penyimpanan Simpan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dan standar yang

    berlaku.

    Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan.

    Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

    Jauhkan dari sumber nyala-dilarang merokok.

  • 7. Toksikologi 7.1. Toksisitas

    Data binatang

    LD50 oral tikus = 698 mg/kg; LD50 oral mencit = 316 mg/kg; LD50 intraperitoneal mencit = 736 mg/kg; LD50 oral kelinci = 240 mg/kg; LD50 oral marmut = 240 mg/kg; LC50 inhalasi tikus = 4540 ppm/6 jam; LC50 inhalasi mencit = 4725 ppm/2 jam; LDLo iv kelinci = 4 gm/kg; LC50 inhalasi - mamalia = 3700 mg/m3; TDLo oral tikus kontinu 37128 gm/kg/39 minggu; TCLo inhalasi mencit intermiten 175 ppm/6 jam tahun; TDLo oral marmut intermiten 850 mg/kg/35 minggu. Tambahan data: Paparan hewan bisa sampai konsentrasi sublethal menunjukkan tracheitis, bronkitit, pneumonitis dan edema paru. 5% larutan yang diteteskan sekali pada mata kelinci menyebabkan perdarahan dalam konjungtiva, edema kornea, dan superficial opacities. Penelitian pada hewan menunjukkan efek iritan pada gastric mucosa, dan menimbulkan perdarahan yang luas dalam dinding perut. Sampai dengan 5 ppm, berbagai spesies bertahan pada paparan terus-menerus selama 90 hari tanpa tanda-tanda keracunan, tetapi pada suatu autopsi memperlihatkan perubahan peradangan ringan dalam paru-paru.

    7.2. Mutagenik Analisa sitogenik inhalasi tikus 50 ug/m3; Analisa sitogenik ovarium tupai 10 mmol/L; pertukaran chromatid saudara perempuan ovarium tupai = 500 umol/L.

    7.3. Data Iritasi Pada mata kelinci 50 mg/5 menit.

    7.4. Informasi Ekologi Toksisitas pada ikan: LC50 (mortalitas) Rainbow trout, donaldson trout (Oncorhynchus mykiss) 17000ug/L selama 96 jam. Toksisitas pada invertebrata: LC50 (mortalitas) Common shrimp (Physa acuta) > 100.000 ug/L selama 48 jam. Toksisitas pada algae: (Biomass) Green algae (Scenedesmus quadricauda) 1400 g/L 7 minggu.

  • 8. Efek Klinis

    8.1. Keracunan akut Terhirup Dimethylamine: Dapat menyebabkan iritasi berat pada saluran pernafasan, diikuti oleh bersin yang parah, rasa panas pada tenggorokkan, batuk, penyempitan laring, sesak nafas, kesulitan bernafas, kongesti paru dan edema paru. Kasus serius mungkin fatal. 500 ppm menyebabkan bahaya langsung terhadap kehidupan atau kematian.

    Kontak dengan kulit

    Dimethylamine: Uapnya terutama dapat menyebabkan iritasi dan dermatitis dan kontak dengan cairan ini dapat menimbulkan luka bakar pada kulit.

    Kontak dengan mata Dimethylamine: Dapat menyebabkan iritasi berat dengan kemerahan, sakit dan pandangan kabur. Dimethylamine yang tidak dicairkan ayng diteteskan pada kornea kelinci, dengan kelopak mata tertutup dan tidak diirigasi menyebabkan kornea menjadi biru keputih-putihan dan tembus cahaya dalam beberapa detik, kemudian putih sebagai sklera dalam sekejap.

    Tertelan

    Dimethylamine: Penelanan gas adalah tidak mungkin, bagaimanapun larutan ini dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal berat, sakit pada perut, mual, muntah, diare dan kolaps. Muntahan dapat berisi darah dan desquamated mucosal lining. Bila kematian tidak terjadi dalam 24 jam pertama, pasien mungkin membaik dalam 2-4 hari. Lebih lanjut dapat mengalami serangan mendadak berupa severe abdominal rigidity, yang disertai hipotensi cepat, menunjukkan adanya perforasi esophageal atau lambung.

    8.2. Keracunan kronik

    Terhirup Dimethylamine: Iritasi pada saluran pernafasan dengan edema paru dan cedera hati, termasuk centrolobular necrosis. Kontak dengan kulit Dimethylamine: Kontak berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan efek serupa seperti dalam paparan akut.

  • Kontak dengan mata Dimethylamine: Kontak berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan konjungtivitis.

    Tertelan

    Dimethylamine: tidak tersedia data.

    9. Tindakan Pertolongan Pertama

    9.1. Terhirup Segera pindahkan korban dari tempat pemaparan ke tempat yang aman. Jika perlu gunakan kantong masker berkatup atau peralatan serupa untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan untuk keselamatan). Jaga kehangatan tubuh dan istirahat. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

    9.2. Kontak dengan kulit Segera lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian kulit yang terkontaminasi dengan sabun atau deterjen lembut dan bilas dengan air yang banyak hingga tidak ada sisa bahan kimia yang tertinggal (minimal 15-20 menit). Untuk luka bakar, tutup bagian yang terbakar rapat-rapat dengan bahan steril, kering dan pembalut mudah dilepas. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

    9.3. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau larutan garam fisiologis (NaCl 0,9% b/v), sekurang-kurangnya satu liter tiap mata, dan sekali-sekali buka kelopak mata bagian atas dan bawah hingga tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa. Aliri terus denagn larutan garam fisiologis sampai siap dibawa ke rumah sakit. Tutup dengan verban steril. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

    9.4. Tertelan Jangan rangsang muntah. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi sesuatu cairan kepada pasien yang tidak sadar. Berikan air atau susu dalam jumlah besar. Bila terjadi muntah, tempatkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk menghindari aspirasi. Jika korban tak sadarkan diri, putar arah kepalanya ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

  • 10. Penatalaksanaan 10.1. Stabilisasi

    a. Penatalaksanaan jalan nafas yaitu: membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.

    b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan: ventilasi dan oksigenasi. Yaitu perbaikan fungsi ventilasi, bila perlu dengan cara memberikan pernafasan buatan dan oksigen untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Untuk keracunan terinhalasi, pertimbangkan pemberian oksigen.

    c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

    d. Resusitasi jantung paru, yaitu untuk mengatasi henti jantung dan henti nafas.

    10.2. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata

    Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

    Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

    Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter tiap mata.

    Hindari bekas cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

    Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

    Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

    Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter mata.

    b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

    Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

    Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir, air dingin, atau hangat dan sabun minimal 10 menit.

    Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

    Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

  • Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

    Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. C. Dekontaminasi gastrointestinal

    Pertimbangkan esophagoscopy.

    Sebaiknya hindari kumbah lambung, namun bila diperlukan dapat dilakukan secara hati-hati dan kombinasikan dengan arang aktif.

    Penggunaan arang aktif sebaiknya dihindarkan bila akan dilakukan tindakan esophagoscopy.

    11. Batasan paparan dan alat pelindung diri Batas paparan: 10 ppm (18 mg/m3) OSHA TWA 5 ppm (9,2 mg/m3) ACGIH TWA 15 ppm (27,6 mg/m3) ACGIH STEL 10 ppm (18 mg/m3) 10 jam NIOSH rekomendasi TWA 2 ppm (4 mg/m3) DFK MAK TWA 4 ppm (8 mg/m3) puncaknya 10 menit DFG MAK 4 kali/shift Ventilasi: Sediakan penghisap udara setempat (local exhaust) atau sistem ventilasi proses tertutup. Sebaiknya gunakan peralatan ventilasi tahan ledakan bila bahan mempunyai konsentrasi ledakan. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan. Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman dan pelindung muka tahan percikan. Sediakan keran pencuci mata keadaan darurat (emergency eye wash fountain) dan semprotan air deras (quick drench shower) dekat area kerja. Pakaian: Kenakan pakaian yang sesuai tahan bahan kimia. Sarung tangan: Pakailah sarung tangan yang sesuai tahan bahan kimia. Respirator: konsentrasi maksimum dan minimum yang digunakan sesuai dengan yang dianjurkan NIOSH/OSHA. 250 ppm Setiap respirator pemasok udara. 500 ppm Setiap alat pernafasan serba lengkap yang memiliki pelindung wajah penuh.

  • Setiap respirator pemasok udara dengan pelindung wajah penuh. Pelepasan

    Setiap respirator pembersih udara memiliki pelindung wajah penuh dan tersedia kantong pelindung yang melawan bahan. Setiap tipe pelepasan yang baik, memiliki alat pernafasan serba lengkap. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara dengan pelindung wajah penuh dan dioperasikan dalam suatu mode tekanan negative atau tekanan positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (separate escape supply). Setiap alat pernafasan seba lengkap memiliki pelindung wajah.

    12. Manajemen pemadam kebakaran Bahaya kebakaran dan ledakan: Bahaya kebakaran berat. Bahaya ledakan sedang. Campuran debu/udara dapat meledak di atas titik nyala. Uap lebih berat dari udara. Uap atau gas dapat terbakar pada jarak jauh dari sumber api dan dapat berbalik. Media pemadaman kebakaran: karbondioksida, kimia kering. Untuk kebakaran besar: gunakan busa atau siram dengan semprotan air dengan tekanan normal. Pemadaman api: pindahkan wadah dari area kebakaran jika mungkin tanpa risiko. Dinginkan wadah dengan semprotan air hingga tepat setelah api padam. Menjauhlah dari ujung tangki. Untuk kebakaran di kargo atau tempat penyimpanan: dinginkan wadah dengan air dari tuas selang tak berawak (unmanned) atau pemercik pemantau hingga tepat setelah api padam. Jika ini tidak mungkin ikuti petunjuk sebagai berikut: orang-orang yang tidak berkepentingan agar menjauh, isolasi daerah bahaya dan dilarang memasuki area kebakaran. Biarkan api terbakar. Segera menjauh jika alarm tanda bahaya berbunyi atau beberapa tangki sudah berubah warna karena kebakaran. Untuk tangki, kereta dorong atau truk tangki: evakuasi pada radius 800 meter (1/2 mil). Jangan memadamkan kebakaran, terutama jika aliran bahan tumpahan belum dapat dihentikan. Siram dengan semprotan air. Jangan menyebarkan tumpahan dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi. Dinginkan wadah dengan semprotan air hingga tepat setelah api padam. Gunakan air dari tempat yang terlindung atau dari tempat yang aman. Hindari inhalasi bahan atau produk hasil pembakaran bahan. Bertahan di tempat arah angin dan menghindar dari tempat yang lebih rendah. Hentikan aliran gas.

  • 13. Managemen tumpahan Pelepasan di tempat kerja Hindari panas, nyala air, dan sumber api lainnya. Hentikan tumpahan, jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan semprotan air. Jaga orang-orang yang tidak berkepentingan agar menjauh, isolasi daerah bahaya dan dilarang masuk. Pindahkan bahan-bahan dari sumber api.

    14. Daftar Pustaka OHS, MDLInformation System, Inc, Donelson Pike, Nashville, 1997.

    Pedoman penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit, Sentra Informasi Keracunan Ditjen POM Depkes RI, Jakarta 2001.

    Lewis, R. J., Sr. Condensed chemical Dictionary, 12th edition, Van Nostrand Reinhold company, New York, 1993, p. 411.

    Olson , K.R., Poisoning and Drug Overdose, 4th edition, Mc Graw Hill Companies, Inc. United States, 2003, p.564.

    Susan Budavari, The Merck Index, An Encyclopedia of chemical drugs and botanicals, 13th edition, Merc Co., INC., NJ, USA, p. 569.