dilema pada hewan percobaan

9

Upload: abowleksono

Post on 19-Jun-2015

506 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dilema Pada Hewan Percobaan
Page 2: Dilema Pada Hewan Percobaan

Dilema pada Hewan Percobaanuntuk Pemeriksaan Produk BiologisM. Edhie SulaksonoPusat Penelitian Penyakit MenularBadan Penelitian dan Pengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan RIPENDAHULUANProduk biologis atau tepatnya bahan biologis menurutWHO dibedakan sesuai dengan asalnya, yaitu yang berasaldari mikroba (vaksin, reagen diagnosa, antibiotik dan bebe-rapa enzim), dan yang berasal dari hewan atau manusia (sera,blood product,hormon dan vitamin). Bahan-bahan tersebutmeliputi pula bahan seperti alergen yang digunakan untukdiagnosa dan terapi. Bahan-bahan biologis tersebut di atasbiasanya digunakan untuk manusia melalui suntikan, dansetiap obat atau bahan yang akan disuntikkan seharusnya telahdiperiksa dengan teliti agar aman dan memberikan khasiat.Oleh karenanya, terhadap bahan-bahan tersebut banyak di-lakukan pemeriksaan-pemeriksaan baik terhadap sifat-sifatfisik maupun kimia, sterilitas, toksisitas (keamanan) maupunpotensinya. Dua pemeriksaan terakhir ini (pemeriksaan toksi-sitas dan potensi) biasanya melibatkan atau menggunakanhewan percobaan. Penggunaan hewan percobaan di sini mem-punyai tujuan yaitu untuk mendapatkan data secara in-vivoterhadap efek yang akan terjadi, serta kekuatan yang dimilikidari bahan biologis yang diperiksa. Sehubungan dengan ini,hewan percobaan yang digunakan harus memenuhi beberapapersyaratan, antara lain :1) Sedapat mungkin hewan percobaan yang akan digunakanbebas dari kuman patogen, karena adanya kuman patogenpada tubuh hewan sangat mengganggu jalannya reaksi padapemeriksaan tadi, sehingga dari segi ilmiah hasilnya kurangdapat dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya, berdasarkantingkatan kontaminasi kuman patogen, hewan percobaan di-golongkan menjadi hewan percobaan konvensional, specifiedpathogen freedan gnotobiotic.2) Mempunyai kemampuan dalam memberikan reaksi imunitasyang baik. Hal ini ada hubungannya dengan persyaratan per-tama.3) Kepekaan terhadap sesuatu penyakit. Hal ini menunjukkantingkat suseptibilitas hewan terhadap penyakit.4) Performan atau prestasi hewan percobaan yang dikaitkan50 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987dengan sifat genetiknya.Dari keadaan tersebut di atas, timbul beberapa dilemadalam hal penyediaan hewan percobaan, misalnya penyakit,lingkungan, seleksi dan pengelolaan.PENGGUNAAN HEWAN PERCOBAAN UNTUK PEMERIK-SAAN BAHAN BIOLOGISKarena luasnya penggunaan hewan percobaan yang dapatmelibatkan berbagai disiplin ilmu, di bawah ini akan diurai-kan beberapa pemeriksaan yang menggunakan hewan percoba-an, antara lain :1) Pemeriksaan toksisitas (keracunan) atau safety, yang tuju-annya adalah untuk mengetahui komponen racun atau batas-batas yang dapat diterima. Pemeriksaan ini dilakukan terhadapsemua jenis bahan biologis.2) Pemeriksaan potensi, dilakukan untuk menentukan kekuat-an atau kemampuan atau potensi suatu produk biologis.3) Pemeriksaan atau percobaan terhadap adanya substansipirogen di dalam bahan biologis (misalnya : cairan infus),yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bahan ter-sebut mengandung substansi pirogen atau tidak. Prosedur pe-meriksaan untuk masing-masing negara dapat berbeda satusama lainnya.

Page 3: Dilema Pada Hewan Percobaan

Untuk pemeriksaan tersebut di atas, WHO menganjurkandengan persyaratan minimum. Adapun hewan percobaanyang sering digunakan untuk pemeriksaan-pemeriksaan di atasadalah : mencit (laboratory mouse), tikus (laboratory rat),kelinci dan marmut. Hewan-hewan ini biasanya dipilih ber-dasarkan beberapa persyaratan, antara lain : sehat, berat ter-tentu, jenis kelamin tertentu dan digunakan dalam jumlahtertentu pula. Syarat-syarat tersebut memiliki pengertian yangluas dan tidak mudah dipenuhi. Oleh karenanya diperlukanbeberapa pemeriksaan atau pengamatan terlebih dahulu ter-hadap :1) Hewan percobaan : yaitu meliputi strain yang menyangkut

Page 4: Dilema Pada Hewan Percobaan
Page 5: Dilema Pada Hewan Percobaan

tentang sifat-sifat khasnya, manajemen pemeliharaan, umuryang dikaitkan dengan berat badannya, jenis kelamin dan datafisiologisnya. Dengan demikian jelas bahwa strain hewan per-cobaan harus sesuai atau cocok dengan tujuan pemeriksaan.Tiap negara terutama negara maju biasanya mengembangkanstrainhewan sendiri, agar dapat menemukan hewan yang baikuntuk kondisi negara tersebut. Dapat diambil contoh, diJepang telah dikembangkan strain lokal di samping memeliharastrain dari luar negeri. Demikian pula di Australia, terdapatmencit jenisoutbredada 12 strain lokal, kelinci 15 strainlokal.2) Lingkungan : yaitu meliputi temperatur ruangan; kelembab-an ruangan; tekanan udara; sirkulasi udara; tempat hidupnya(kandang) baik mengenai ukuran, bahan maupun bentuknya;bedding(alas kandang); kebisingan suara dan personil yangmenangani; keadaan nutrisinya (makanan dan minuman).Dengan terciptanya suatu lingkungan yang baik, akan mem-berikan kesempatan pada hewan percobaan untuk hidup danbertumbuh sesuai dengan bakat atau sifat-sifat genetik yangdimilikinya. Menurut SHORT, D.J dan WOODNOTT, D.P(1963) dalam bukunya The IAT, Manual of LaboratoryAnimal Practice and Techniques, jenis-jenis hewan percobaanmencit, marmut dan kelinci temperatur ruangan yang di-rekomendasikan adalah : 22,2°C; 15,5°C dan 12,77°C, se-dangkan kelembaban relatif bervariasi antara 45--55% untuksemua hewan tersebut. Keadaan semacam ini sukar dicapaiterutama untuk daerah dataran rendah.3) Uji performan atau prestasi hewan percobaan : yaitu untukmenentukan kemampuan hewan percobaan dalam memberikansuatu reaksi atau mempertahankan sifat khas dari populasinya.Untuk pemeriksaan ini diperlukan kepastian kelompok hewanatau keseragaman genetik, hingga variasi individuil tidakbanyak.Dari beberapa penjelasan tersebut di atas, dapat ditarik ke-simpulan bahwa penggunaan hewan yang tidak jelas sumber-nya atau sistem pemeliharaannya tidak mengikuti aturan-aturan tertentu, tetap akan mempersulit dalam memperolehkesimpulan dalam pemeriksaan suatu bahan biologis.MASALAH PENYAKITPada pendahuluan telah dijelaskan bahwa adanya penyakithewan percobaan sangat mengganggu jalannya reaksi padapemeriksaan bahan biologis, sehingga dari segi ilmiah hasilnyakurang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya hewanpercobaan yang akan digunakan dalam pemeriksaan-pemeriksa-an tadi, sedapat mungkin terhindar dari penyakit. Untuk itudiperlukan usaha yang dapat menjamin kualitas hewan per-cobaan.Usaha-usaha yang harus dilakukan adalah :1. Pengawasan terhadap penyakit secara periodik terhadapkoloni hewan yang ada.2. Setiap hewan percobaan yang berasal dari luar terlebihdahulu harus dikarantinakan.3. Menangkap dan memeriksa hewan yang ada di luar koloni(misalnya karena lepas).4. Melakukan pencatatan rutin untuk setiap kejadian padahewan percobaan dengan baik.5. Segera melakukan tindakan pencegahan apabila dijumpaikasus penyakit pada hewan percobaan (misalnya hewanpercobaan yang terkena ekto parasit, segera dilakukandippingatau dicelupkan ke dalam larutan anti parasit).SELEKSI HEWAN PERCOBAANSeleksi pada hewan percobaan dilakukan terhadap jeniskelamin, berat badan, physical appearance dan sifat keturunanagar memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan bahan bio-logis. Pekerjaan ini sebenarnya memakan waktu, tenaga danbiaya yang tidak sedikit. Namun karena dampak terhadap

Page 6: Dilema Pada Hewan Percobaan

hasil yang diperoleh sangat besar, maka faktor pembiayaan,tenaga maupun waktu tersebut bukan lagi merupakan masalah.Dalam melakukan seleksi ini harus benar-benar terencanauntuk jangka panjang menurut aturan yang tertentu dan peng-awasan yang ketat, sehingga dalam hal ini diperlukan adanyasistem pencatatan yang baik. Dalam kegiatan seleksi ini diper-lukan personil yang benar-benar menguasai bidangnya, loyalterhadap pekerjaannya dan jujur dalam melakukan tugasnya.NUTRISIDi samping faktor hewan percobaan dan lingkungan, ma-kanan hewan memegang peranan penting khususnya dalampemeriksaan ini. Makanan di samping harus mengandung nilaigizi yang diperlukan untuk tumbuh dan berproduksi, haruspula dibuat agar hewan menyukai makanan tersebut (ditinjaudari segi rasa).MASALAH "STRAIN" HEWAN PERCOBAAN DAN PER-TUMBUHAN BERAT BADANDi dunia ini telah terbentuk ratusan strain hewan percoba-an yang telah memiliki sifat genetik yang khas. Sifat ini terusdikembangkan sehingga hewan tersebut telah menjadi modelyang baik untuk kepentingan kesejahteraan manusia. Bagistrainhewan yang mempunyai kemampuan pertumbuhan yangcepat, sangat baik untuk pemeriksaan yang tolok ukurnyaadalah pertambahan berat badan. Berat badan tidak cukupdipakai sebagai kriteria bahwa hewan tersebut bisa digunakanuntuk pemeriksaan bahan biologis, tetapi juga pertambahanberat setiap harinya. Pertambahan berat badan suatu hewanpercobaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktorstrainhewan dan makanan. Pertambahan berat badan sendirisecara sempit dapat digunakan sebagai indikator bagi hewanyang sehat. Apabila pola pertumbuhan berat badan sudahdapat diketahui untuk suatu strain hewan, maka dengan sen-dirinya perubahan pola oleh suatu perlakuan menunjukkanbesarnya pengaruh perlakuan. Bagi hewan yang tidak men-dapat perlakuan (hewan kontrol), pertumbuhannya tidakseperti yang diharapkan (menyimpang dari pola populasinya).Di sini harus dicari sebab-sebabnya, misalnya apakah ada per-bedaan antara faktor lingkungan hewan tempat percobaan(pemeriksaan) dengan tempat hewan diproduksikan. Untukmengatasi ini biasanya pemakai hewan paling tidak harus mem-buat lingkungan yang sama atau lebih baik dari keadaan se-mula, yaitu antara keadaan di tempat percobaan dan tempatasal hewan.Membuat lingkungan dan manajemen yang baik di tempatpercobaan, lebih sederhana sifatnya daripada memaksakanhewan untuk menyesuaikan lagi dengan kondisi yang kurangbaik.Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 198751

Page 7: Dilema Pada Hewan Percobaan
Page 8: Dilema Pada Hewan Percobaan

PENUTUPUntuk dapat menghasilkan hewan yang berkualitas tinggidiperlukan kegiatan yang terus menerus, baik dalam pengawas-an penyakit, kegiatan reproduksi maupun pengawasan ter-hadap lingkungan.Oleh karenanya, menghasilkan hewan percobaan yang baikmerupakan kegiatan yang mempunyai aspek tersendiri dancakupan yang luas, baik dalam bentuk konsepsional maupunteknologi praktisnya.KEPUSTAKAAN1. Hafez ESE. Reproduction and Breeding Techniques for LaboratoryAnimals, Philadelphia: Lea dan Febiger, 1970.2. Maddalena. The John Curtin School of Medical Research. The Aus-tralian National University Survey of Laboratory Animals BeingMaintained in Australia, Sutherland: AAEC Research Establishment,1979.3. Short DJ and Woodnott DP. The IAT, Manual of LaboratoryAnimal Practice and Techniques, 1st ed, London: Crosby LockwoodSon, 1963.4. Ufaw. The Ufaw Handbook on the Care and Management of Labora-tory Animals, fifth ed, New York: Churchill Livingstone, 1976.5. WHO Expert Committee on Biological Standardization. Develop-ment of a National Control Laboratory for Biological Substances,twenty second report, Geneva, 1970.52 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987