diksi dan definisi fix.pdf

20
Bahasa Indonesia Diksi dan Definisi Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa dan kalimat. Ketika anda menulis atau berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinia dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata degnan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar. Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan dan perasaan (ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dakam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti. Ketika membuat sebuah karangan kita dituntut memilih kata yang tepat dan selaras dalam pengunaanya agar pembaca dan juga penulis mudah memahami maksud yang diutarakan. Dalam hal ini pemahaman tentang diksi sangat berperan penting untuk tujuan tersebut. Sehubungan dengan tujuan karangan tersebut, pemahaman tentang definisi juga penting karena, definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata atau frase. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain : 1. Apa pengertian diksi ? 2. Bagaimana menggunakan ketepatan kata, kesesuaian kata, dan perubahan makna? 3. Apa yang dimaksud dengan denotasi, konotasi, sinonim, dan idiomatik? 4. Apa yang dimaksud dengan kata abstrak, kata konkret, kata umum, dan kata khusus? 5. Apa yang dimaksud dengan kata baku dan non baku? 6. Apa yang dimaksud dengan homonim, homofon, dan homograf? 7. Apa pengertian definisi?

Upload: kholfun-husamullah-firos-dawas

Post on 22-Nov-2015

559 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi

    adalah kata, frase, klausa dan kalimat. Ketika anda menulis atau berbicara, kata adalah kunci pokok

    dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus

    dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Katakata

    yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinia dan wacana. Tidak

    dibenarkan menggunakan kata-kata degnan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang

    benar.

    Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus menerus dalam bentuk tulisan

    yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan dan perasaan (ekspresif). Untuk itu

    penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata. Yang

    terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi. Ketepatan

    diksi dakam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan

    yang mudah dimengerti.

    Ketika membuat sebuah karangan kita dituntut memilih kata yang tepat dan selaras dalam

    pengunaanya agar pembaca dan juga penulis mudah memahami maksud yang diutarakan. Dalam hal

    ini pemahaman tentang diksi sangat berperan penting untuk tujuan tersebut. Sehubungan dengan

    tujuan karangan tersebut, pemahaman tentang definisi juga penting karena, definisi adalah suatu

    pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata atau frase.

    1.2 Rumusan Masalah

    Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :

    1. Apa pengertian diksi ?

    2. Bagaimana menggunakan ketepatan kata, kesesuaian kata, dan perubahan makna?

    3. Apa yang dimaksud dengan denotasi, konotasi, sinonim, dan idiomatik?

    4. Apa yang dimaksud dengan kata abstrak, kata konkret, kata umum, dan kata khusus?

    5. Apa yang dimaksud dengan kata baku dan non baku?

    6. Apa yang dimaksud dengan homonim, homofon, dan homograf?

    7. Apa pengertian definisi?

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 2

    8. Apa tujuan dan syarat definisi?

    9. Apa saja jenis-jenis definisi ?

    1.3 Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, pembahasan materi dari makalah ini bertujuan untuk :

    1. Untuk memenuhi tugas matakuliah bahasa Indonesia.

    2. Untuk menambah wawasan penulis serta pembaca tentang diksi dan definisi.

    3. Untuk memahami cara-cara pengunaan kata yang baik.

    1.4 Metode Penulisan

    Penulisan makalah ini melalui prosedur studi pustaka, baik media buku maupun internet. Semua

    informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah ini, kami gabungkan menjadi satu

    kesatuan dan menyeluruh, untuk menjelaskan makalah kami tentang hukum termodinamika kedua,

    sehingga kami dapat menarik kesimpulan dari intisari pembahasan makalah ini.

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Diksi

    Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi

    bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau

    menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan

    sebagainya.

    Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kalimat, paragraf, atau

    wacana menjadi efektif jika dieksprikan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi

    terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau realita. Gaya

    resmi misalnya dapat membawa pembaca/ pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian.

    Suasana tudak resmi mengarahkan pembaca/ pendengar ke dalamsituasi rileks tapi efektif. Gaya

    percakapan membawa suasana ke dalam situasi realistis.

    Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda baca yang tepat dapat

    menimbulkan nada kebahasaan, yaitu sugesti yang terekspresi melalui rangkaian kata yang disertai

    penekanan mampu menghasilkan daya persuasi yang tinggi. Gaya bahasa berdasarkan nada yang

    dihasilkan pilihan kata ini ada tiga macam, yaitu:

    1. Gaya bahasa bernada rendah (gaya sederhana) menghasilkan ekspresi pesan yang mudah

    dipahami oleh berbagai lapisan pembaca, misalnya dalam buku-buku pelajaran, penyajian

    fakta, dan pembuktian.

    2. Gaya bahasa bernada menengah, rangkaian kata yang disusun berdasarkan kaidah sintaksis

    dengan menimbulkan suasana damai dan kesejukan, misalnya: dalamseminar, kekeluargaan,

    dan kesopanan.

    3. Gaya bahasa bernada tinggi mengekspresikan maksud degnan penuh tenaga, menggunakan

    pilihan kata yang penug vitalitas, energi, dan kebenaran universal. Gaya ini menggunakan kata-

    kata yang penuh keagungan dan kemuliaan yang dapat menghanyutkan emosi pembaca dan

    pendengarnya. Gaya ini sering digunakan untuk menggerakkan massa dalam jumlah yang

    sangat banyak.

    2.2 Ketepatan Kata

    Diksi adalah ketetapan pilihan kata. Penggunaan ketepatann pilihan kata ini dipengaruhi oleh

    kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 4

    dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat

    sehingga mapu mengomunikasikannya secaraefektif kapada pembaca dan pendengarnya. Indicator

    ketepatan kata ini, antara lain:

    1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah

    bahasa Indonesia.

    2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah

    makna.

    3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara.

    4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.

    Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menurut persyaratan yang harus dipenuhi oleh

    penggunga bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai degnan tuntutan komunikasi.

    Syarat-syarat ketepatan pilihan kata:

    1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang bermakna

    lugasdan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan dapat menimbulkan

    makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan

    kesopanan.

    2. Memebedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang hampir

    bersinonom misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam pemakainnya berbeda-beda.

    3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi

    (kesimpulan) dan iterferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh, bunting), dan syarat

    (ketentuan).

    4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektive berdasarkan pendapat sendiri, jika

    pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat

    dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektive canggih menurut kamus

    modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak

    mengetahui, bergaya intelektual.

    5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat,

    misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.

    6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya:

    sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.

    7. Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman

    yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata

    umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota).

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 5

    8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa

    Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar

    yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus).

    9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta

    buku dan kitrab) ; berhomofoni; misalnya bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan

    berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab)

    10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual), misalnya:

    pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya:

    minggu, serapan, dan berenang).

    2.3 Kesesuain Kata

    Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian kata agar

    tidak merusak makna, suasana dan situasi yang hendak ditimbulka, atau suasana yang sedang

    berlangsung.

    Syarat kesesuaian kata:

    1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan penggunaannya dengan

    kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku) hakekat

    (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku).

    2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial engan cermat, misal: kencing (kurang

    sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus).

    3. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya; berjalan lambat, mengesot, dan

    merangkak; merah darah, merah hati.

    4. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya:

    sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya....melainkan juga (benar), bukan hanya

    ..... tetapi juga (salah), tidak hanya.... tetapi juga (benar)

    5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah (surat-

    menyurat, diskusi umum ) menggunakan kata populer, misalnya: argumentasi (ilmiah),

    pembuktian (populer), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa ( populer).

    6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya: tulis, baca,

    kerja (bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, bekerja, mengerjakan, dikerjakan (bahasa

    tulis).

    Ketepatan kata terkait degnan konsep, logika, dan gagasan yang hendak ditulis dalam karangan.

    Ketepatan itu menghasilkan kepastian makna. Sedangkan kesesuaian kata menyangkut kecocokan

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 6

    antara kata yang dipakai dengan situasi yang hendak diciptakan sehingga tidak mengganggu suasana

    batin, emosi, atau psikis antara penulis dan pembacanya, pembicara dengan pendengarnya. Misalnya:

    keformalan, keilmiahan, keprofesionalan, dan situasi tertentu yang hendak diwujudkan oleh penulis.

    Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan berkualitas, penulis harus memperhatikan ketepatan

    dan kesesuaian kata.

    Penggunaan kata dalam surat, profosal, laporan, pidato, diskusi ilmiah, karangan ilmiah, dan lain-

    lain harus tepat dan sesuai dengan situasi yang hendak diciptakan. Dalam karangan ilmiah, diksi

    dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi suatu masalah.

    Tegasnya, diksi merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas sebuah karangan. Pilihan kata

    yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas karangan.

    Memilih kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan ilmiah menentukan penguasaan :

    1. Keterampilan yang tinggi terhadap bahasa yang digunakan

    2. Wawasan bidang ilmiah yang ditulis,

    3. Konsistensi penggunaan sudut pandang, istilah, baik dalam makna maupun bentuk agar tidak

    menimbulkan salah penafsiran

    4. Syarat ketepatan kata

    5. Syarat kesesuaian kata.

    Fungsi diksi:

    1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

    2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga

    menyenangkan pendengar atau pembaca.

    3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

    4. Menciptakan suasana yang tepat.

    5. Mencegah perbedaan penafsiran.

    6. Mencegah salah pemahaman.

    7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

    2.4 Perubahan Makna

    Bahasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat pemakainya.

    Pengembangan diksi terjadi pada kata. Namun, hal ini berpengaruh pada penyusunan kalimat,

    paragraph, dan wacana. Pengembangan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi.

    Komunikasi kreatif berdampak pada perkembangan diksi, berupa penambahan atau pengurangan

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 7

    kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, bahasa berkembang sesuai dengan kualitas pemikiran

    pemakainya. Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup perluasan, penyempitan,

    pembatasan, pe;emahan, pengaburan, dan pergeseran makna.

    Faktor penyebab perubahan makna:

    1. Kebahasaan

    Perubahan makna yang ditimbulkan oleh factor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, bentuk

    kata, dan bentuk kalimat.

    a. Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan

    rekanan. Kalimat berita Ia makan. Makna berubah jika intonasi kalimat diubah, misalnya: Ia

    makan? Ia makan? Ia maakaaan. Perbedaan kalimat berikut ini diakibatkan oleh perubahan

    intonasi.

    Paman teman saya belum menikah.

    Paman, teman saya belum menikah.

    Paman, teman, saya belum menikah.

    Paman, teman, saya, belum menikah.

    b. Perubahan struktur frasa: kaleng susu ( kaleng bekas tempat susu) susu kaleng (susu yang

    dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis penyakit anak) anak dokter (anak yang

    dilahirkan oleh orang tua yang menjadi dokter)

    c. Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh perubahan bentuk.

    tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- menjadi ketua, makna berubah menjadi pemimpin;

    sayang (cinta) berbeda dengan penyayang (orang yang mencintai); memukul (orang yang

    memukul) berbeda dengan dipukul (orang yang dikenai pukulan).

    d. Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah. Perhatikan kalimat berikut ini:

    1) Ibu Rina menyerahkan laporan itu lantas dibacanya.

    2) Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus pencuri itu.

    Kalimat pertama: salah bentuk kata sehingga menghasilkan makna Ibu ratna dibaca setelah

    menyerahkan surat. (Aneh bukan?) kesalahan terjadi pada kesejajaran bentuk

    kata menyerahkan dan diserahkan,seharusnya menyerahkan dibentuk pasif menjadi diserahkan.

    2. Kesejarahan

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 8

    Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk menyebut perempuan

    penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita. Kini setelah orang melupakan peristiwa

    tersebut menggunakannya kembali, dengan pertimbangan, kata perempuan lebih mulia disbanding

    kata wanita.

    Perhatikan penggunaan kata yang bercetak miring pada masa lalu dan bandingkan degnan

    pemakaian pada masa sekarang.

    Prestasi orang itu berbobot. (sekarang berkualitas)

    Prestasi kerjanya mengagumkan. (Sekarang kinerja)

    3. Kesosialan

    Masalah social berpengaruh terhadapa perubahan makna. Kata gerombolan yang pada mulanya

    bermakna orang berkumpul atau kerumunan. Kemudian kata itu tiak digunakan karena berkonotasi

    dengan pemberontak, perampok, dan sebagainya.

    Perhatikan kata-kata berikut:

    Petani kaya disebut petani berdasi

    Militer disebut baju hijat

    Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa

    4. Kejiwaan

    Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan:

    a. Rasa takut

    b. Kehalusan ekspresi

    c. Kesopanan

    Misalnya pada masa Orde Baru, orang takut (khawatir) banyak utang (komersial) merupakan kinerja

    buruk bagi pemerintah, kata tersebut diganti dengan bantuan atau pinjaman. Padahal, utang

    (komersial) dan bantuan berbeda makna. Demikian ppula, kata korupsi diganti dengan

    menyalahgunakan jabatan

    Perhatikan contoh berikut:

    a. Tabu:

    Pelacur disebut tunasusila atau penjaja seks komersial (PSK)

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 9

    Germo disebut hidung belang

    b. Kehalusan (pleonasme)

    Bodoh disebut kurang pandai

    Malas disebut kurang rajin

    c. Kesopanan

    Kekamar mandi disebut ke belakang

    Sangat baik disebut tidakburuk

    5. Bahasa Asing

    Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya: tempat orang terhormat diganti dengan

    VIP.

    Perhatikan contoh berikut ini:

    Jalur kereta khusus disebut busway

    Kereta api satu rel disebut monorel

    6. Kata Baru

    Kreativitas pemakai bahsa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan tersebut

    memerlukan bahasa sebagai alt ekspresidan komunikasi. Kebutuhan tersebut mendorong untuk

    menciptakan istilah baru bagi konsep baru yang ditemukannya, misalnya: chip, server, download,

    website, dvd dan, sebagainya.

    2.5 Denotasi dan Konotasi

    Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi

    lezim disebut sebagai berikut:

    a. Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut

    penglihatan, penciuman, pendengaran,perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan

    informasi (data) factual dan objektif.

    b. Makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna

    sebenarnya)

    c. Makna lugas, yaitu makna apa adanya, lugu, polos,akna sebenarnya, bukan makna kias.

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 10

    Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu

    masyarakat ke masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut.

    Misalnya: Megawati dan Susilo Bambang Yuhoyono berbut kursi presiden. Kalimat tersebut tidak

    menunjukkan makna bahwa Megawati dan Susila Bambang Yudoyono tarik-menatik kursi karena

    kata kursi berarti jabatan presiden.

    Sebuah kata dapat merosot nilai rasanya karena penggunaannya tidak sesuai dengan makna

    denotasinya. Misalnya, kata kebijaksanaan yang bermakna denotasi kelakuan atau tindakan arif.

    Dapat bahwa makna kata konotatif cenderung bersifat subjektif. Maka kata ini lebih banyak

    diginakan dalam situasi tidak formal, misalnya: dalam pembicaraan yang bersifat ramah tamah,

    diskusi tidak resmi, kekeluargaan, dan pergaulan.

    Perhatikan contoh berikut:

    1. Penulis memanjatkan puji syukur atas selesainya laporan ini.

    2. Laporan anda belum memenuhi sasaran.

    2.6 Sinonim

    Sinonim ialah persamaan makna kata. Artinya dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan,

    dan penguacapannya, tetapi bermakna sama. Misalnya: wanita bersinonim dengan perempuan.

    Perhatikan contoh kata bersinonim berikut:

    a. Hamil, bunting

    b. Hasil, produksi, prestasi, keluaran

    c. Kecil, mikro, minor, mungil

    d. Korupsi, mencuri

    e. Strategi, teknik, taktik, siasat, kebijakan

    f. Terminal, halte, perhentian, stasiun, pangkalan, pos

    Ketidakmungkinan menukar sebuah kata dengan kata lain yang bersisonim disebabkan oleh

    beberapa alasan: waktu, tempat, kesopanan, suasana batin, dan nuansa makna. Perhatikan contoh

    berikut:

    a. Kesopanan, misalnya: saya, aku

    b. Nuansa makna, misalnya: melihat, melirik, melotot penginapan, hotel, motel, losmen.

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 11

    c. Waktu, misalnya: pasar hampir bersinonim dengan konsumen atau pelanggan. Pasar pada masa

    lalu berarti tempat orang berjual-beli, sedangkan pasar pada situasi masa sekarang, mengalami

    perluasan bukan hanya tempat berjual-beli, tetapi juga berarti pemakai produk, konsumen,

    atau pelanggan.

    Dua kata bersinonim atau hampir bersinonim tidak digunakan dalam sebuah frasa. Perhatkan contoh

    berikut:

    a. Kucing adalah merupakan binatang buas (salah)

    Kucing adalah binatang buas (benar)

    Kucing merupakan binatang buas (benar)

    b. Kepada Yth. Bapak Nurhadi (salah)

    Kepada Bapak Nurhadi (benar)

    Yth. Bapak Nurhadi (benar)

    2.7 Ideomatik

    Ideomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan. Misalnya: sesuai dengan,

    disebabkan oleh, berharap akan, dan lain-lain. Pasana idiomatik kedua seperti ini tidak dapat

    digantikan dengan pasangan lain.

    Contoh:

    a. Bangsa Indonesia berharap akan tampilnya seorang presiden yang mampu mengatasi berbagai

    kesulitan bangsa.

    b. Karyawan itu bekerja sesuai dengan aturan perusahaan.

    Kata berharap akan (kalimat 1) tidak dapat diganti oleh mengharapkan akan atau berharap dengan.

    Begitu juga dengan idiomatik kalimat 2 dan idiomatik kalimat

    2.8 Kata Umum dan Kata Khusus

    Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang suatu kata,

    makin umum sifatnya, sebaliknya, makan kata menjadi sempit ruang lingkupnya makin khusus

    sifatnya.

    Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran.

    Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya makin sedikit terjadi salah paham.

    Dengan kata lain, semakin khusu makna kata yang dipakai, pilihan kata semakin sempit.

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 12

    Contoh:

    1. Kata umum melihat, kata khusus melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang.

    2. Kata umum berjalan, kata khusus tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap.

    3. Kata umum jatuh, kata khusus terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur, terjerembab,

    terperosok, terjengkal.

    2.9 Kata Abstrak dan kata Konkrit

    Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedngkan kata konkrit mempunyai referensi objek

    yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan.

    Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata konkrit, seperti: hama tanaman penggerak,

    penyakit radang paru-paru, Virus HIV. Tetapi karangan berupa klasifikasi atau generalisasi sebuah

    konsep menggnakan kata abstrak, seprti: pendidkan usia dini, bahasa pemprograman, High Text

    Markup Language (HTML). Uraian sebuah konsep biasnya diawali dengan pembahasan umum yang

    menggunakan kata abstrak dilanjutkan engan detail yang menggunakan kata konkrit.

    Contoh:

    1. APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit)

    2. Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orangf lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau

    tidak berbentuk)

    3. Kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak

    2.10 Homonim, Homofon, Homograf

    a. Homonim

    Homo artinya sama, nym berarti nama, jadi homonim adalah sama nama, sama bunyi tetapi beda

    makna, contoh : bandar sama dengan pelabuhan dan bandar bisa diartikan pemegang uang dalam

    perjudian.

    b. Homofon

    Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna contoh :

    Bank : tempat menyimpan uang

    Bang : panggilan untuk kakak laki-laki

    c. Homograf

    Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna, contoh :

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 13

    Ular kobra itu bisanya mematikan

    Aku bisa memastikan ayah tidak akan marah jika aku telat pilang karena latihan

    2.11 Kata baku dan non-baku

    Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah seperti :

    a. Ranah finologis

    Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :

    penambahan fonem

    Kata baku Kata non-baku

    Imbau Himbau

    Andal Handal

    Utang Hutang

    pengurangan fonem

    Kata baku Kata non-baku

    Terap Trap

    Terampil Trampil

    Tetapi Tapi

    Tidak Tak

    pengubahan fonem

    Kata baku Kata non-baku

    Telur Telor

    Ubah Obah

    Tampak Nampak

    b. Ranah morfologis

    Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 14

    pengurangam fonem

    Kata baku Kata non baku

    Memfokuskan Memokukan

    Memprotes Memrotes

    Memfitnah Memitnah

    pengubahan fonem

    Kata baku Kata non baku

    Mengubah Merubah

    penggantian afiks

    Kata baku Kata non baku

    Menangkap Nangkap

    Menatap Natap

    Mengambil Ngambil

    Menahan Nahan

    kelebihan fonem

    Kata baku Kata non baku

    Beracun Berracun

    Beriak Berriak

    Beribu Berribu

    Becermin Bercermin

    c. Ranah leksikon

    Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam ragam percakapan.

    Contoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 15

    Frasa baku Frasa non-baku

    Tidak terlalu Tidak begitu

    Belum masak Belum matang

    Tidak mau Enggak mau

    Hanya nasi Nasi doing

    Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan ragam percakapan, contoh nya :

    Frasa baku Frasa non-baku

    Waktu lain Lain waktu

    Amat besar Besar amat

    Amat mahal Mahal amat

    Pertama kali Kali pertama

    Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya redundan. Artinya,

    kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna, contohnya :

    Frasa baku Frasa non-baku

    Sangat pedih Amat sangat pedih,

    amat pedih

    Paling kaya Paling terkaya

    Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa daerah (sanskerta)

    terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan

    yang sudah di bakukan.

    Kata baku Kata non-baku

    Apotek Apotik

    Asas Azas

    Asasi Azasi

    Analisis Analisa

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 16

    2.12 Pengertian Definisi

    Definisi adalah uraian pengrtian. Definisi dapat berupa kata, definisi formal berupa kalimat, dan

    definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri terdiri satu paragraf. Artinya

    ada definisi yang lebih luas yang terdiri dari bebrapa paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya

    satu bab.

    Contoh:

    Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Mahkluk artinya ciptaan. Tuhanlah yang menciptakan

    manusia. Mereka diciptakan oleh Tuhan sebagai kahlifah di bumi yaitu sebagai penguasa dan

    pengelola segala sesuatu di bumi. Tugasnya yaitu memlihara bumi agar tidak terjadi kerusakan.

    Manusia boleh menikamati apa saja yang ada di bumi sejauh tidak melanggar ketentuannya. Sebagai

    mahkluk yang berakal budi, manusia dapat memahami dan melaksankan batas-batas yang

    diperbolehkan dan yang dilarang oleh Tuhan.

    2.13 Syarat Definisi

    Definisi yang baik harus memenuhi syarat :

    1. Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu.

    2. Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak

    lebih dan tidak kurang).

    3. Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain. Contoh : ayah = orang

    tua laki-laki Dalam setiap definiens (Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut ) terbagi

    menjadi dua, yaitu :

    a. Genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah jenis,

    b. Differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah sifat pembeda.

    Jadi dalam mendefinisikan suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang

    dikandungnya. Dengan menggunakan contoh diatas, maka dapat kita lihat bahwa Ayah

    merupakan definiendum sedangkan orang tua laki-laki adalah definiens, yang bisa kita

    bedakan menjadi orang tua sebagai genera dan laki-laki sebagai differentia.

    2.14 Tujuan Membuat Definisi

    Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa. Definisi mempunyai tujuan untuk menetukan batas suatu

    pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengertian tertentu

    sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampur adukkan dengan pengertian-

    pengertian lain.

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 17

    Ada 5 tujuan membuat definisi, yaitu :

    1. Menambah perbendaharaan kata

    2. Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas Hal ini penting karena dengan menggunakan

    suatu kata yang rancu nantinya akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan juga menjadi

    rancu.

    3. Memperjelas arti suatu kata

    4. Menjelaskan secara teoritis Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari hasil

    penelitian yang telah dilakukan. Contoh : H2O adalah unsur kimia untuk air

    5. Mempengaruhi tingkah laku Contoh : Kejujuran, adalah kelurusan hati, perbuatan baik.

    Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk menjadi orang jujur.

    2.15 Jenis Defenisi

    Menurut Alex Lanur, Poespoprodjo dan Nicholas Rescher secara garis besar jenis definisi dibagi

    menjadi 2, yaitu :

    1. Definisi Nominal

    Suatu jenis definisi yang baru sama sekali atau memberikan suatu arti baru pada kata yang sudah

    lama ada, dan definisi ini merupakan suatu cara untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan

    arti katanya. Contoh : Madrasah adalah sekolah agama bagi orang muslim. Dalam Definisi

    Nominal dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu :

    a. Definisi dapat diuraikan dari asal-usulnya (etimologi), contoh : Filsafat, yaitu dari Philos yang

    berarti pencinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan jadi arti Filsafat adalah Pencinta

    Kebijaksanaan

    b. Namun tidak semua bisa dilakukan dengan cara etimologi, maka supaya jelas definisi nominal ini

    harus dilengkapi keterangan tentang bagaimana definisi ini telah digunakan dalam masyarakat.

    c. Dapat dinyatakan dengan menggunakan sinonim

    2. Definisi Riil

    Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang terdapat dalam kamus bahasa.

    Definisi Riil dapat dibedakan dalam 4 jenis definisi, yaitu :

    a. Definisi Hakiki, definisi yang sungguh-sungguh menyatakan hakekat sesuatu, atau suatu

    pengertian yang abstrak yang hanya mengandung unsur pokok yang sungguh-sungguh perlu untuk

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 18

    memahami suatu golongan yang tertentu dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain,

    sehingga sifat golongan itu tidak termasuk dalam hakekat sesuatu itu. Contoh : Burung Merpati dan

    Burung Layang dapat dibedakan

    b. Definisi Deskriptif, definisi ini menggunakan ciri khas asesuatu yang akan didefinisikan. Ciri khas

    adalah ciri yang selalu dan tetap terdapat pada setiap benda yang tertentu, contoh : cinta kasih itu

    sabar, cinta kasih itu murah hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh, tidak lekas marah, tidak

    mementingkan diri sendiri, suka akan kebenaran.

    c. Definisi Final atau definisi yang menunjukkan maksud dan tujuan sesuatu, contoh : arloji adalah

    suatu alat untuk menunjukkan waktu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan

    dalam saku atau diikat di lengan.

    d. Definisi Kausalitas, yaitu definisi yang menunjukkan sebab akibat, contoh : gerhana bulan terjadi

    karena bumi berada diantara bulan dan matahari.

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 19

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk

    mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan

    itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk

    saat yang bersangkutan membuat karangan. Diksi dalam kalimat adalah pilihan kata yang tepat untuk

    ditempatkan dalam kalimat sesuai makna, kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud atau

    gagasan. Definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata atau frase.

    3.2 Saran

    Dari penjelasan diatas ada saran yang ingin kami sampaikan, sebagai generasi penerus bangsa yang

    turut menyumbang dalam pembangunan bangsa, sebaiknya kita memperhatikan dengan seksama

    masalah diksi dan definisi, karena pengunaan kata yang baik dapat mempermudah kita

    menyampaikan tujuan yang kita maksud dan juga agar dapat lebih mudah dipahami. Amin

  • Bahasa Indonesia

    Diksi dan Definisi Halaman 20

    DAFTAR PUSTAKA

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

    Pustaka.

    Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan

    Tinggi). Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana.

    Lanur, Alex. 1998. Logika Selayang Pandang. Yogyakarta: Kanisius.

    Mundiri. 1994. LOGIKA. Jakarta: Rajawali Press.

    W. Poespoprodjo, EK T Gilarso. 1999. Logika Ilmu Menalar : Dasar-dasar Berpikir Tertib, Logis,

    Kritis, Analitis, Dialektis. Bandung: Pustaka Grafika.