diksi

7
Diksi, Apa itu Diksi ? Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Adapun menurut tokoh Gorys Keraf (2002) mengemukakan poin-poin penting tentang diksi. Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata–kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat atau menggunakan ungkapan–ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans. Berikut adalah Fungsi Diksi : 1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

Upload: aryaticr

Post on 05-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diksi

TRANSCRIPT

Page 1: Diksi

Diksi, Apa itu Diksi ?

Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh

penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi

kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga

kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan

intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

Adapun menurut tokoh Gorys Keraf (2002) mengemukakan poin-poin  penting tentang diksi.

Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata–kata mana yang harus dipakai untuk

mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat atau

menggunakan ungkapan–ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu

situasi.

Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa–nuansa makna

dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai

(cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa

kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata

atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.

Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial –

adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat

menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan

dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang

berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki

dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda,

Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.

Berikut adalah Fungsi Diksi :

1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga

menyenangkan pendengar atau pembaca.

3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

4. Menciptakan suasana yang tepat.

5. Mencegah perbedaan penafsiran.

6. Mencegah salah pemahaman.

7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Page 2: Diksi

8. Diksi 9. Diksi atau pilihan kata kehadirannya sangat dekat dengan kehidupan kita

sehari-hari. Saat berbicara pun tanpa kita sadari kita sudah menggunakan

pilihan-pilihan kata yang membentuk sebuah kalimat untuk disampaikan

kepada orang lain, sehingga orang lain mengerti akan apa yang ingin kita

utarakan. Diksi berarti merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh

penulis atau pembicara. Yang lebih umum, diksi digambarkan sebagai

enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar

dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya, ditekankan

pada pengucapan dan intonasinya. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih

kata tetapi juga digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan

peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan

dan sebagainya.

Diksi memiliki beberapa bagian, yaitu pendaftaran - kata formal atau

informal dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara

literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan

karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan

gerakan fisik itu menggambarkan karakter yang aktif, sementara

penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan

karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan

kata dan sintaks.

Agar dapat menghasilkan pengungkapan yang menarik melalui pilihan kata

maka diksi yang baik harus memenuhi syarat-syarat, yaitu:

• Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.

• Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan

secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin

disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan

situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.

• Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-

kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah

dimengerti.

Syarat-syarat pemilihan kata

Page 3: Diksi

• Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi

Misalnya :

- Monyet itu kurus sekali.

- Dasar monyet kamu itu!

• Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya

Misalnya : 

- Karton - Kartun

- Intensif – Insentif

• Dapat memahami makna kata-kata abstrak dan kata konkrit. 

Kata abstrak :

Jika kata itu bermakna sifat, keadaan dan kegiatan. Contoh : Ketulusan,

Kebodohan, Kepandaian, Kecintaan dan lain-lain. 

Kata konkrit :

Jika kata itu bermakna pada suatu benda, orang atau apa saja yang

mempunyai eksistensi. 

Misalnya : Mobil, Motor, Rumah dan lain-lain. 

Contoh : 

- Ketulusan hatinya membuat dia akhirnya luluh. 

- Ayah baru membeli motor kemarin. 

• Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat.

Contoh :

- Antara aku dan dia tidak terjadi apa-apa. 

- Baik menang maupun kalah itu sama saja. 

- Bukannya saya tidak percaya, tetapi saya agak ragu akan kemampuannya. 

• Dapat membedakan kata-kata umum dengan kata-kata khusus.

Contoh :

- Kata umum : melihat,

- Kata khusus : menatap, memandang, melotot, membelalak, melirik,

memperhatikan, menonton. 

Page 4: Diksi

Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi,

hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.

Macam macam hubungan makna

1. Sinonim.

Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim

sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya

kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan

jelek, mati dan wafat.

2. Antonim.

Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya

dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus

berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.

3. Polisemi.

Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki

makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari

leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu

yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala

meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti

kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.

4. Hiponim.

Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain,

sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya

dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata

tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk

makna ikan.

5. Hipernim.

Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.

6. Homonim.

Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun

berbeda arti.

7. Homofon.

Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya

Page 5: Diksi

berbeda.

8. Homograf.

Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan

artinya berbeda.

Pembentukan Istilah dan Definisi

Istilah merupakan kata atau gabungan kata yang mengungkapkan makna

konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Tata

istilah adalah peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang

dihasilkan dari istilah tersebut.

Syarat pembentukan istilah yang baik yaitu sebagai berikut :

• Paling singkat diantara pilihan yang ada.

• Bentuknya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

• Tepat menggunakan konsep yang dimaksud.

• Penggunaan katanya tepat sehingga enak didengar.

• Sumber bahasa.

Istilah Khusus dan Istilah Umum.

Istilah khusus merupakan istilah yang pemakaiannya bermakna terbatas

pada satu bidang tertentu. Sedangkan istilah umum adalah istilah yang

menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum. 

Contoh: Istilah khusus : Diagnosis, Pidana.

Istilah Umum : Daya, penilaian.

Kata Baku dan Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia.

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan

kata-kata tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu

atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum,

namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang

baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu

karya tulis ilmiah. Ejaan baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan

ejaan tidak baku adalah ejaan yang tidak benar atau ejaan salah. Untuk

mengetahui bahwa kata pada kalimat yang kita tulis tidak menyalahi aturan

Page 6: Diksi

ejaan baku dan ejaan tidak baku yaitu cukup dengan membuka buku kamus

bahasa indonesia yang terkenal baik yang dikarang oleh yang baik pula

sebagai referensi. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Contoh ejaan baku dan ejaan tidak baku :

Ejaan Baku, Ejaan Tidak Baku :

Apotek, Apotik

Asasi, Azasi

Izin, Ijin

Sentosa, Sentausa

Kalau, Kalo

Atlet, Atlit

Insaf, Insyaf

Durian, Duren

Rapot, Rapor

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,

klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan

tataran tertinggi. Ketika kita menulis, kata merupakan kunci utama dalam

upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa

Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat

mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk

berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata

sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.

Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-

kaidah yang benar.