digital_98988-[_konten_]-c6408a.pdf

45
I-/IPORAN PENDAHULUAN BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN WAJO Pada bagian ini akan diuraikan gambaran umumwilayah Kabupaten Wajo yang meliputi kondisi dan potensi wilayah, kebijaksanaan perwilayahan dan kebijaksanaan pembangunan serta pokok-pokok permasalahan pembangunan yangdihadapi Kabupaten Wajo. 4.1 Letak Gebgrafis Kabupaten Wajo terletak pada koordinat antara 3"39' - 4'16' Lintang Sefatan dan 119" 53'- 120"27"Bujur Timur. Kabupaten Wajo memiliki luas wilayah 2.506,19 km2 atau4,01 o/o dari luaswilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Can beradapada ketinggian 0 hingga500 m di atas perrnukaan laut. Lahan berbukitterbentang dari selatan ke utara. Dataran rendahterletakdi bagian timur, selatan, tengah, dan barat. Danau Tempe terletak di bagian barat sedangkan pesisir pantaimembentang di sebelah timur menghadap Teluk Bone sepanjang 103km garis pantai. Dalam konteks regional, KabupatenWajo terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone, di sebelah utara dengan Kabupaten Luwudan Kabupaten Sidrap, di sebelah timur dengan Teluk Bone, dan disebelah barat dengan Kabupaten Soppeng danSidrap. Kabupaten Wajo dalamkonstelasinya denganProvinsi Sulawesi Selatan, termasuk bagian dari Kawasan Andalan Watampone dengan pusat pengembangan ditetapkan di Watampone. Selain itu, dalam kebijaksanaan penetapan kawasanprioritas Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan kawasan Wajo sebagai kawasan pengembangan tanaman pangan dengan pusatnya di KotaSengkang yangberfungsi sebagai pusat pengembangan wilayah pertanian. Karakteristik dan kondisiwilayah di Kabupaten Wajoadalah sebagai daerah yang terbaring dengan posisi yang dikatakan "Mangkalungu Ribulue,MassulappE RipottanangngE, MattodangRitasi Tappareng" yang artinya Kabupaten Wajo memiliki lahan 3 dimensiyakni : 1. Tanah berbukit yangberjejer dariselatan mulai dariKecamatan Tempe ke utara yang semakin bergunung utamanya di Kacamatan Revisi RTRW Kabupaten Wajo IV-45

Upload: magfiranurul

Post on 13-Feb-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I-/IPORAN PENDAHULUAN

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN WAJO

Pada bagian ini akan diuraikan gambaran umum wilayah Kabupaten Wajo

yang meliputi kondisi dan potensi wilayah, kebijaksanaan perwilayahan dan

kebijaksanaan pembangunan serta pokok-pokok permasalahan pembangunan

yang dihadapi Kabupaten Wajo.

4.1 Letak Gebgrafis

Kabupaten Wajo terletak pada koordinat antara 3"39' - 4'16' Lintang

Sefatan dan 119" 53'- 120"27"Bujur Timur. Kabupaten Wajo memiliki luas

wilayah 2.506,19 km2 atau 4,01 o/o dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan,

Can berada pada ketinggian 0 hingga 500 m di atas perrnukaan laut. Lahan

berbukit terbentang dari selatan ke utara. Dataran rendah terletak di bagian

timur, selatan, tengah, dan barat. Danau Tempe terletak di bagian barat

sedangkan pesisir pantai membentang di sebelah timur menghadap Teluk Bone

sepanjang 103 km garis pantai.

Dalam konteks regional, Kabupaten Wajo terletak di sebelah selatan

berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone, di sebelah utara

dengan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap, di sebelah timur dengan Teluk

Bone, dan disebelah barat dengan Kabupaten Soppeng dan Sidrap.

Kabupaten Wajo dalam konstelasinya dengan Provinsi Sulawesi Selatan,

termasuk bagian dari Kawasan Andalan Watampone dengan pusat

pengembangan ditetapkan di Watampone. Selain itu, dalam kebijaksanaan

penetapan kawasan prioritas Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan kawasan

Wajo sebagai kawasan pengembangan tanaman pangan dengan pusatnya di

Kota Sengkang yang berfungsi sebagai pusat pengembangan wilayah pertanian.

Karakteristik dan kondisiwilayah di Kabupaten Wajo adalah sebagai daerah yang

terbaring dengan posisi yang dikatakan "Mangkalungu Ribulue, MassulappE

RipottanangngE, Mattodang Ritasi Tappareng" yang artinya Kabupaten Wajo

memil iki lahan 3 dimensiyakni :

1. Tanah berbukit yang berjejer dari selatan mulai dari Kecamatan Tempe

ke utara yang semakin bergunung utamanya di Kacamatan

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 4 5

Page 2: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I,/I P O RAN P EN DA II U L UA N

Maniangpajo dan Kecamatan Pitumpanua yang merupakan wilayah

pengembangan hutan tanaman industri, perkebunan cokiat, cengkeh,

jambu mente serta peternakan.

Tanah dataran rendah yang merupakan hamparan sawah dan

perkebunan / tegalan pada wilayah timur, selatan, tengah dan barat.

Danau Tempe dan sekitarnya serta hamparan laut yang terbentang

sepanjang pesisir pantai Teluk Bone di sebelah timur merupakan

wilayah potensial untuk pengembangan perikanan dan budiciaya

tambak.

4.2 Letak Administrasi

Secara administratif terbagi atas 14 wilayah kecamatan yang terdiri dari 45

kelurahan dan 131 desa, dan terbagi dalam 4 dimensi geografis yaitu tanah

berbukit, dataran rendah, danau, dan laut. Adapun ke 14 kecamatan tersebut

adalah sebagai berikut :

Tabe l4 .1

Administratif

No. Kecamitan Jumlah Desa Jumlah Kelurahan

12345o7II1 01 11 21 31 4

SabbangparuTempeParnmanaBolaTakkalallaSajoangingMajaulengTanasitoloBelawaManiangpajoKeeraPitumpanuaPenrangGil ireno

1 2

1 31 11 1

1 41 5

1 01 0

31 62

2J

44

14

Kabupaten Waio 131 45Wajo dalam An gka, BPS, Tahun 2001

Adapun kondisi luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Wajo dapat

dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut.

2 .

3.

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 4 6

Page 3: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

Tabel4.2

Luas Kecamatan Di Kabu ahun 2001No. Kecamatan Luas (km2) % Thd Kabupaten

1234567891 01 11 21 31 4

SabbangparuTempePammanaBolaTakkalallaSajoangingMajaulengTanasitoloBelawaManiangpajoKeeraPitumpanuaPenrangGilireno

132.7538.27

1 62 .1 0220.13179.76167.01225.92154.60172.30175.96368.36207.13154.90147.00

5,301,536,478,787 , 1 76,669,016 , 1 76,887,02

14,708,266 , 1 85.87

Kabupaten Wajo 2.506.19 100dalam An( tka,

Kedudukan Kabupaten Wajo secara administrasi maupun fisik berbatasanlangsung dengan kabupaten lainnya, yaitu :

. Sebeiah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

. Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Bone

. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sopeng' seberah Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan sidrap

(Sidenreng Rappang).

4.3 Kondisi Fisik Dasar4.3.1 Kondisi tktim

Kabupaten wajo sebagaimana daerah rainnya di Indonesia, yaitu berikrimtropis dengan suhu kurang lebih 27 - 30 o c. yang tandai dengan adanya bulankering/musim hujan dan buran basah/ musim kemarau. Musim hujan setiaptahunnya berlangsung agak pendek yaitu rata-rata 3 buran pada buran Aprilsampai dengan bulan Juni, kecuali di bagian utara yaitu di KecamatanPitumpanua terdapat musim hujan mirip dengan Kabupaten Luwu serta bulan_bulan selanjutnya adalah lembab. sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan

R.evis i RTRW Ka b upat en Waj o r v -47

Page 4: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

L4POIUN PENDAHULUAN

Juli sampaidengan bulan Oktober. Curah hujan untuk 3 tahun terakhir mencapai

rata-rata 1.510 mm dan 128 harihujan.

4.3.2. Kondisi Geologis dan Jenis Tanah

A. Kondisi Geologis

Berdasarkan informasi dari peta geologi Indonesia skala 1 : 100.000,

Kabupaten Wajo mempunyai struktur batuan yang terdiri dari 3 jenis batuan

induk, yaitu :

Daerah berstruktur batuan aliran lava tersusun basal hingga andesit,

breksi vulkanik dan batu pasir vulakanik. Struktur batuan ini terdapat

pada bagian utara Kabupaten Wajo yang merupakan daerah aliran lava

dari Gh. Rante Kambola yang berada di Kabupaten Tanatoraja dengan

ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Sedangkan daerah

dengan berstruktur batuan Napaldan batu Gamping terdapat di daerah

bawah yang berstruktur batuan aliran lava atau tepatnya berada di

Kecamatan Pitumpanua.

Daerah berstruktur batuan konglomerasi batu pasir glaukonit dengan

serpih kaquina dan moluska yang memepunyai ketebalan '100 - 500

meter. Struktur tanah ini terdapat pada bagian tengah di Wilayah

Kabupaten Wajo dan mempunyai luasan paling besar.

Daerah aluvial yang berasal selain dari hasil sedimentasi air laut dan

tersebar di sepanjang pantai dan juga yang berasal dari endapan air

sungai/danau yang mempunyai ketinggian kurang dari 25 meter di atas

permuakaan laut.

B. Kondisi Tanah

Selanjutnya menurut peta eksplorasi Sulawesi Selatan, jenis tanah di

Kabupaten Wajo terdiri dari :

1. Al luvial

2. Clay

3. Podsolik

Ret isi RTRW Kabupaten Wajo

Jenis tanah ini tersebar di seluruh Kecamatan

Jenis tanah ini terdapat pada Kecamatan Pammana dan

Takkalalla.

Jenis tanah ini terdapat pada Kecamatan Maniangpajo,

Tanasitolo, Tempe, Sajoangi, tg, Majauleng, Belawa dan

Pitumpanua.

I V - 4 8

Page 5: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I,/IPORAN PENDAHULUAN

4. Mediteran :

5. Grumosol

Jenis tanah ini terdapat pada Kecamatan Tempe,

Tansitolo, Maniangpajo, Pammana cian Belavua.

: Jenis tanah initerdapat di Kecamatarr Sabbangparu dan

Pammana.

4.3.3 Kondisi Hidrologis dan Sumber Daya Air

Sebagian besar wilayah Kabupaten Wajo didukung oleh adanya potensi

sumber daya air yang cukup besar, baik air tanah maupun air permukaan yang

terdapat di danau dan sungai-sungai besar seperti Sungai Walanae, Sungai

Cenranae, dan Sungai Bila. Sungai Gilireng, Sungai Siwa, Sungai Bulete, dan

Sungai Awo merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pengairan dan

penyediaan air bersih.

4.3.4 Kondisi Topografi dan Mortologi

Topografi di Kabupaten Wajo mempunyai kemiringan lahan cukup

bervariasi mulai dari datar, bergelombang hingga betbukii. Sebagian besar

bentuk wilayahnya tergolong datar dengan kemiringan lahan/lereng 0 - 2 %

fuasnya mencapai 212.341 Ha atau sekitar 84 o/o, sedangkan lahan datar hingga

bergelombang dengan kemiringanl lereng 3 - 15 % luas 21.116 Ha (8,43 %),

fahan yang berbukit dengan kemiringan/ lereng di atas 16 - 40 7o luas 13.752 Ha

(5,50 %) dan kemiringan lahan diatas 40 % (bergunung) hanya memiliki luas

3.316 Ha (1,32o/o) .

Secara morpologis, Kabupaten Wajo mempunyai ketinggian lahan di atas

permukaan laut (dpl) dengan perincian sebagai berikut :

o 0 - 7 meter, luas 57.263 Ha atau sekitar 22,85 o/o

o $ - 25 meter, luas 94.539 Ha atau sekitar 37,72%

. 26 - 100 meter, luas 87.419 Ha atau sekitar 34,90 %

. 101 - 500 meter, luas 1 'l .231 Ha atau sekitar 4,50 o/o dan ketinggian di

atas 500 meter luasnya hanya 167 Ha atau sekitar 0,66 %.

4.3.5 Kotidisi Sumber Daya Mitteral/Bahan Galian

Kabupaten Wajo mempunyai sumber daya mineral dan bahan galiart

berupa potensi gas alam yang terdapat di Kecamatan Majauleng 1 buah sumur,

Kecamatan Tanasitolo 4 buah sumur dan Kecamatam Pitumpanua 4 buah

sumur, sehingga jumtah semuanya ada 9 buah sumur. Dari ke 9 buah sumur

Revisi R7-Rl4 Kabupaten Wajo r v -49

Page 6: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I.APORAN PENDAHULUAN

tersebut, diperkirakan potensi gas alamnya mencapai 563,00 BSCF dan

cadangan sekitai 407,40 BSCF dengan gas delivery sebesar 100 MESCFD

untuk 9 buah sumur tersebut.

Untuk potensi bahan galian tambang mineral berupa pasir dan kerikil

sebagai bahan banguhan yang terdapat dibeberapa sungai yaitu S. Siwa, S.

Garunggang, S. Cenranae, S. Walanae dan sungai lainnya. Selain itu juga ada

tambang emas yang areal depositnya tidak terlalu besar dan hanya terdapat di

Kecamatan Pitumpanua yang berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan

Kabupaten Tana Toraja.

4.?.6 Kondisi Kehutanan

Hutan selain dapat menghasilkan kayu dan juga termasuk sebagai kawasan

lindung yang fungsinya untuk melindungidan melestarikan keberadaan air, iklim,

keaneka ragaman tumbuhan, satwa serta keunikan type ekosistem lainnya.

Keberadaan Hutan di Kabupaten Wajo sudah sangat menyempit dengan luasan

hanya sebesar 19.691 Ha atau sekitar 8,00 % dari luas Wilayah Kabupaten Wajo

(250.619 Ha). Luas hutan sekecil itu terbagi menjadi Hutan Lindung (HL) 2.541

Ha dan Hutan Produksi Biasa (HPB) 17.150 Ha.

4.3.7 Kondisi Pariwisata

Bidang pariwisata di Kabupaten Wajo memiliki potensi cukup kaya,

diantaranya obyek wisata alam, wisata budaya dan sejarah peninggalan

purbakala. Obyek wisata alam tersebut adalah Gn. Pattirosompe, Hutan tempat

berburu, Pantai Pasir Putih, Danau Tempe dengan rumah terapung- nya yang

dapat dipakai sebagai tempat menginap, memancing dan menyaksikan indahnya

sunset serta suasana malam yang dingin.

Selain itu juga terdapat beberapa obyek wisata budaya dan sejarah

peninggalan purbakala yaitu rumah-rumah adat, pesta pernikahan adat, makam

rala-raja dan kesenian daerah.

4.3.7 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan cli Kabupaten Wajo sampai tahun 2001 masih

didominasi oleh lahan pertanian dalam art i luas ( sawah mencapai 86,107 Ha,

ladang/tegalan 41.855 Ha, perkebunan 24.811 Ha dan perikanan 14.629 Ha).

Revisi RTRW Knbupaten Wajo I V . 5 0

Page 7: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

L/IPORAN PENDAHULUAN

Penyebaran permukiman di Kabupaten Wajo terpusat pada sepanjang

pusat kabupaten (Kota Sengkang), pusat-pusat kecamatan, dan sepanjang ruas

jalan yang menghubungkan antar kawasan permukiman. Pola penyebaran

permukiman cukup merata mengisi keseluruhan ruang di Kabupaten Wajo.

Daerah sepanjang pesisir pantai kurang diminati untuk menjadi kawasan

permukiman, mengingat aksesibilitas yang terbatas serta kondisi topografi yang

berawa-rawa

Dari lahan persawahan yang ada, tidak seluruhnya menggunakan sistem

irigasi teknis. Hanya 12.097 Ha yang menggunakan sistem irigasi teknis, yaitu

Awo, Bila Kalola, Belawa, dan Gilireng. ltupun untuk Gilireng baru pada tahap

perencanaan. Yang perlu mendapatkan perhatian dalam hal ini adalah bahwa

sebagian besar irigasi desa yang digunakan untuk pertanian lahan basah di

Kabupaten Wajo dalam keadaan rusak. Hal ini akan sangat berpengaruh pada

produktivitas pertaniannya secara langsung, dan berpengaruh pada

kesejahteraan masyarakatnya secara tidak iangsung, meskipun persentasenya

terhadap keseluruhan lahan pertanian hanya sedikit.

4.3.8 Kondisi Kependudukan

Kondisi kependudukan di Kabupaten Wajo dari tahun 1997 sampai dengan

tahun 2001 menunjukkan kecenderungan pedumbuhan penduduk yang negatif,

baik di masing-masing kecamatan maupun secara keseluruhan (-2,11 To).

Perubahan terbesar terjadi dari tahun 1999 ke tahun 2000, yang mencapai angka-11,75o/o, dan Kecamatan Gilireng adalah kecamatan yang mengalami

penurunan paling besar jika dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan

lainnya.

Dari tahun 2000 ke tahun 2001 terjadi penambahan jumlah penduduk,

tetapi penambahan tersebut hanya pada angka 0,55%. Secara keseluruhan dari

tahun 1997 sampai tahun 2001 di Kabupaten Wajo terjadi penurunan jumlah

penduduk sebesar -3,71Vo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

I V - 5 1Revisi RTRW Kabupaten Wajo

Page 8: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

l-abel. 4.3

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten WajoPer Kecamatan Tahun 1997 -2001 (Jiwa)

Kabupatcn

A. Distribusi Penduduk

Dilihat dari jumlahnya, Kecamatan Tempe adalah kecamatan dengan

penduduk terbanyak dan terpadat. Pada tahun 2001, dengan luas 328,27 km?,

Kecamatan Tempe memiliki penduduk berjumlah 50.520 jiwa, yang berarti

kepadatannya adalah 320 jiwa/km2. Angka tersebut berada di atas rata-rata

seluruh Kabupaten Wajo. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk

terendah adalah Kecamatan Gilireng yang hanya mencapai 9.979 jiwa dengan

kepadatan yang sangat rendah.

B. Struktur KependudukanPada umumnya, jumlah penduduk laki-laki di seluruh kecamatan di

Kabupaten Wajo lebih rendah daripada jumlah penduduk wanita. Rata-rata sex-

ratio adalah 88, dan hanya beberapa kecamatan yang memiliki sex-ratio di atas

90. Kecamatan yang memiliki sex ratio paling rendah di Kabupaten Wajo adalah

Kecamatan Sabangparu, dengan jumlah penduduk pria 11.985 j iwa, jumlah

penduduk wanita 14.474 jiwa (total penduduk tahun 2001 adalah 26.459).

Sebagian besar penduduk (98 %) Kabupaten Wajo adalah beragama lslam.

F{anya sebagian kecil dari total jumlah penduduk yang memeluk agama

Protestan, Katol ik, Hindu, dan Budha.

No. KecamatanTahun, 41997 :

I anun.roqo

Tahun2000

Tahun2001

RatePertahun

Rate/Thnl0/61

1

2a

4

3

o

7

8

I

1 01 1

1 2

1 3

1 4

Sabbangparu

Tempe

Pammana

Bola

Takkalalla

SajoangingMajaulengTanasitolo

Belawa

Maniangpajo

KeeraPitumpanua

Penrang

Gilirenq

31,619

49,550

39,017

22,056

26,165

19,814

35,14937,692

34,788

14,312

21,O21

38,182

19,746

14.647

31,607

51,451

39,106

22,'t20

26,226

19.902

35,24138,O42

34,713

14,78921.222

38,432

19,851

1 3.1 73

31,603

51,564

39,206

22,240

26,10919.990

35,401

38,3s9

34,707

14,794

21,414

38,652

19.956

13,173

26,343

49,835

29,810

18,617

20,331

18,33431,62637,027

30,026

14,069

18,757

38,656

15,951

9.944

26,459

50,520

29,775

18,683

20.449't8,401

31,7251 7 1 ? O

30,049

14,48518,865

38,754

15,956

9,979

'to32

194184e-675

1143-283-685

-111

-948'14

-431

114

-758

-934

-3,30

0,404,74-3.10-4,40

-1,40-1,95-0'10-2,73

o,24-2,10

0.37-3,84

-6,40

Jumlah 403.758 405.875 407.168 359.326 361 ,239 -8504 -2.11

Sumber.' Kabupatcn Wajo dalam

Revisi RTRW Kabupaten Waio rv -52

Page 9: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

L}IPORAN PENDAHULUAN

Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Wajo menunjukkan

kecenderungan dominasi penduduk yang bekerja di sektor primer, yaitu sektor

pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Dari seluruh wilayah

Kabupaten Wajo, hanya 45 orang yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan.

Walaupun demikian data ketenagakerjaan ini belumlah mencerminkan struktur

ketenagakerjaan yang riil di Kabupaten Wajo, karena kecilnya nilai sampling

yang digunakan (di bawah 1 % dari total populasi). Data tersebut lebih

didasarkan pada data resmi ketenagakerjaan yang terdaftar di Dinas PMD dan

Tenaga Kerja.

Seperti juga perubahan yang terjadi di Indonesia pada umumnya, di

Kabupaten Wajo pun terjadi pergeseran konsentrasi ketenagakeriaan, dimana

perbandingan antara tahun 1990 dan 1999 menunjukkan jumlah tenaga kerja di

sektor pertanian mengalami penurunan. Di lain pihak, di sektor perdagangan dan

konstruksi mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Sektor jasa dan sektor

inCusti'! pengolahan merupakan sektor iain setelah sektor pertanian yang

memilikijumlah tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.

Penduduk usia produktif di Kabupaten Wajo dari tahun 1990 sampai tahun

1999 mengalami peningkatan jumlah. Akan tetapi pada umumnya hanya kurang

lebih setengah dari penduduk usia kdrja yang termasuk dalam angkatan kerja.

Untuk tahun 1990, persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja di

Kabupaten Wajo lebih tinggi dari rata-rata seluruh kabupaten (Sulawesi Selatan).

Tetapi pada tahun 1999 terjadisebaliknya.

4.3.9 Kondisi Perekonomian Wilayah

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wajo digambarkan dari pertumbuhan

PDRB, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.4. Dari tabel tersebut dapat

dilihat pasang surut pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 10 tahun

terakhir. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wajo cenderung meningkat, walau

pada tahun 1996-1997 mengalami penurunan hingga -6,66%. Hal ini dapat

dimaklumi pada priode tersebut secara nasional pertumbuhan ekonomi bergerak

negatif karena terjadinya resesi ekonomi. Bila dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan, secara rata-rata Kabupaten

Wajo masih berada di atas.

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 3

Page 10: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

L/IPORAN PENDAHULUAN

Tabe l4 .4

Pertumbuhan PDRB Kab. Wajo dan Prop. Sulawesi Selatan

Struktur perekonomian Kabupaten Wajo masih didominasi oleh sektor

pertanian, termasuk di dalamnya pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan

perikanan. Walau sektor ini masih dominan, kontribusi sektor ini kian berkurang

setiap tahunnya. Sebaliknya sejak tahun 1998 sektor perdagangan, hotel, dan

restoran mulai menunjukkan kontribusinya secara signifikan. Sektor lain yang

cukup besar kontribusinya adalah pertambangan dan penggalian, walau laju

pertumbuhannya masih bersifat fluktuatil Kondisi perekonomian wilayah ini

dapat dilihat lebih lanjut dalam perkembangan PDRB Kabupaten sebagaimana

dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel4.5

Perkembangan PDRB Kab. WajoAtas Dasar Harga Berlaku 1998-2001 (Rp Juta)

Wajo

Rev is i RTRW Ka b up a t e n Wai o

Periode 1993-1998Sul-Sel

1993-19981993-1994199+19951995-19961 996-1 9971997-1998

4,O24,357,299,89

-6,666,06

4,517,408,558 ,314,305,33

:8PS Su/awesi Selatan Tahun

,: 1lNo Lapangan Usaha Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000 Tahun 2001

12?

45o

I

8

PertanianPertambangan/Pen g galianIndustri PengolahanListrik Gas, & Air BersihBangunanPerdagangan, Hotel &RestoranAngkutan/KomunikasiKeuangan, Persewaan &Jasa PerusahaanJasa-jasa

731,003.36156,651.4863,554.404,033.98

33,043.42

168,990.4345,542.1722,235.61

65,613.48

764,122.141,357.56

65,942.204,760.92

34,194.26

212,508.5355,260.2519,991.98

74,749.79

747,278.02121,582,3165,1 95.2011,586.0436,434.04

255,044.3167,600.0045,443.94

86,869.74

831,171.65124,680.5767,592.9117,440.5736,875.35

264,010.1469,38s.0946,635.12

89,667.31

Kabupaten Wajo 1,290,668.33 1,215,287.631,437,033.601,547 ,459.71

: BPS Kab. Waio Tahun 2001

I V - 5 4

Page 11: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I,4,POR4N PENDAHULUAN

Kegiatan industri belum menunjukkan kontribusi yang berarti dalam

menunjang perekonomian di Kabupaten Wajo. Sebagian besar indusiri yang ada

berlokasi di Kecamatan Tempe dan Tanasitolo, dengan basis industri adalah di

bidang sandang (sutra). Sebagai produsen sutra terbesar di Provinsi Sulawesi

Selatan, Kabupaten Wajo terkenal sebagai "produsen sutra". Lokasi pemasaran

adalah Kota Makasar hingga ke luar negeri. Walaupun demikian kegiatan industri

sutra belum menunjukkan kontribusi yang berarti bagi perekonomian daerah,

khususnya sektor industr!. Hal ini dapat dipahami karena jaringan pemasaran

yang langsung ke ibukota provinsi, dan dampak ekonomisecara lokalyang dapat

dirasakan adalah pengaruhnya pada sektor-sektor lain, khususnya perdagangan

dan transportasi.

4.3.10 Kondisi Sarana Dan Prasarana Wilayah

Prasarana wilayah merupakan infrastruktur pembangunan di daerah,

yang meliputi fasilitas umurn dan sosial ekonomi serta jaringan utilitas.

A. Sarana dan Fasilitas Umum/Sosial Kemasyarakatan

Fasilitas pendidikan di Kabupaten Wajo pada dasarnya telah tersedia mulai

dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT), namun PT yang

tersedia ierletak di ibukota kabupaten (Sengkang). Konversi dan pertambahan

fasilitas sekolah banyak dilakukan pada tahun-tahun terakhir. Namun terjadi

penurunan jumlah sekolah dasar, yaitu dari 430 SD pada tahun 2000 menjadi

414 SD pada tahun 2001. Penurunan jumlah SD inijuga diikuti oleh penurunan

jumlah murid, yaitu 49.119 siswa pada tahun 2000 menjadi48.877 siswa pada

tahun 2001.

B. Kondisi Prasarana dan Sarana Transportasi

Sampai dengan tahun 2001 ini, kondisi prasarana jalan di Kabupaten Wajo

masih belum sepenuhnya berada dalam kondisi baik. Adapun panjang jalan

keseluruhan di kabupaten ini mencapai 221,435 km, termasuk jalan perkerasan

sirtu 25,920 km dengan status jalan nasional dan jalan provinsi. Sedangkan

kondisi dan panjang jembatan mencapai 1.524,84 Meter.

Urituk kondisi sarana transportasi di Kabupaten Wajo cukup baik,

mengingat cukup besarnya komoditi ekonomi di wilayah ini yang memerlukan

mobilitas transportasi antar wilayah

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 5

Page 12: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

L/IPORAN PENDAHULUAN

C. Prasarana/ Sarana Air Bersih

Untuk kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Wajo, sampai saat ini

sebagian besar masih memanfaatkan air permukaan, air tanah dangkal dan air

tanah dalam sebagai sumber air bagi keperluaan rumah tangga yaitu untuk MCK

maupun untuk air minum. Air permukaan yang ada di Kabupaten Wajo berasal

dariS. Siwa, S. Awo, S. Keera, S. Gilireng, S. Bila, S. Cenrattae dan S. Walanae.

Sedangkan pemanfaatan air tanah dilakukan dengan pembuatan sumur pompa

tangan, sumur artesis dan pengambilan langsung pada mata air.

Adapun jumlah sumur pompa tangan dan sumur artesis di Kabupaten Wajo

yaitu Sumur Pompa Air Tanah Dangkal (SPAT. Dk) sebanyak 1.694 titik, Sumur

Pompa Air Tanah Dalam (SPAT. Dl) 321 titik, Sumur Artesisi (SA) 16 titik dan

Sumur Bor 10 titik yang tersebar di seluruh desa/kelurahan. Untuk lebih

jelasnya. Sedangkan yang mamanfaatkan pelayanan air bersih dari PDAM,

masih sangat terbatas dan untuk sementara hanya melayani penduduk Kota

Sengkang (ibukota kabupaten) dan sekitarnya, itupun secara persentase masih

sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah penuduk Kota Sengkang.

D. Prasarani/ Sarana Jaringan Listrik

Energi listrik merupakan salah satu sarana penunjang yang sangant penting

baik utnuk keperluan rumah tangga maupun kegiatan industri. Untuk

perkembangan sektor kelistrikan di Kabupaten Wajo cukup meningkat sejalan

dengan adanya program bidang perlistrikan dalam rangka meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat melalui pengembangan jaringan dan

pengembangan listrik pedesaan.

Di Kabupaten Wajo, jaringan listrik sudah menjangkau ke seluruh

kecamatan dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Dari 12 unit pelayanan di Kabupaten Wajo, maka PLN telah melayani

pelanggan/konsumen sebanyak 60.131 rumah dengan kapasitas tersambung

sebesar 39.831,80 KVA dan yang terjual sebanyak 50.958.354 KWH.

E. Prasarana/ Sarana Jaringan Telephone

Sampai saat ini, PT Telkom telah berhasil membangun sarana dan

prasarana telekomunikasi yang menjangkau semua ibukota kabupaten di

Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan teiah mengadakan perluasan kapasitas

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 6

Page 13: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PEA'DAHULUAN

sentraltelepon sampai ke lokasi-lokasi yang mempunyaijaringan sentral telepon.

Di Kabupaten Wajo, jaringan telepon telah menjangkau beberapa kecamatan

namun masih terbatas pada Kecamatan Tempe terutana Kota Sengkang sebagai

lbukota Kabupaten Wajo.

4.4 Kebiiakan Pemerintah Kabupaten Wajo

Kebijakan pembangunan Kabupaten Wajo telah tertuang di dalam Rencana

Strategis (Renstra) Kabupaten Wajo, Program Pembangunan Daerah (Propeda),

dan Rencana. Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wajo (RTRW 1990). Ketiga

dokumen tersebut merupakan landasan dasar dalam melakukan pembangunan.

Beberapa kebijakan pembangunan yang termaktub di dalam berbagai dokumen

tersebut dapat disarikan sebagai berikut :

4.4.1 Visi, Illisi, dan Nilai

ldentitas pembangunan dinyatakan dalam tiga hal, pertama visi yang

didefinisikan sebagai ganrbaran kesuksesan yang hendak dicapai dalam kurun

waktu tertentu, kedua adalah misi yang menyatakan tugas yang ingin dikerjakan

sebagai pengejawantahan keberadaan visi, dan ketiga adalah nilai yang

menjabarkan iaturan-aturan" yang mendasari, mengilhami dan menuntun

pelaksanaan misi. Visi, misi, dan nilai ini telah dirumuskan dalam Renstra

Kabupaten Wajo, sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut :

Terciptanya pemerintahan demokratis, beriman dan bertakwa, bebas dari

kolusi korupsidirn nepotisme (KKN), dan berwibawa dalam melayani masyarakat

serta menjadi kreatif produktif dan mandiri menuju terciptanya Kabupaten Wajo

sebagai salah satu pu:at agribisnis di Sulawesi Selatan.

Adapun misi Kabupaten Wajo adalan :

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dari segala lapisan dan

profesi.

2. Menyelenggarakan pemerintahan sebagai pelayan kepentingan

masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

3. Menciptakan koneksitas yang sinergis antar daerah / wilayah (pola

kemitraan / jaringan)

4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan (alam,

teknologi, modal, sosial) demi kepentingan masyarakat.

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 7

Page 14: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I}IPORAN PENDAHULUAN

5. Mengembangkan ekonomi perdesaan yang berbasis pada pertanian

dalam arti luas.

6. Menjadikan Wajo sebagai Daerah Tujuan Wisata di Sulawesi Selatan.

7. Mengupayakan peningkatan PAD melalui intensifikasi, ekstensifikasi

dan diversifikasi sumber - sumber pendapatan.

8. Mengembangkan pusat - pusat pelayanan, termasuk pusat pelayanan

industri.

9. Pengembangan peternakan rakyat khususnya sapi, kambing, ayam

buras dan itik.

10. Pengurusan peralatan pengembangan mekanisasi pertanian dan

pembinaan organisasi tingkat petani

Nilai - nilai yang dianut dalam penyelenggaraan pembangunan daerah

Kabupaten Wajo diangkat dari nilai / budaya tradisional yang dikombinasikan

dengan cara pandang yang dianut secara global dan diterima secara luas oleh

masyarakat. Nilai berfungsi sebagai rambu-rambu / koridor dalam pelaksanaan

aktivitas pembangunan, baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Nilai

yang dituangkan disini bertolak pada prinsip kearifan budaya Wajo (yassiwaiori)

yang bertumpu pada tiga nilai dasar yakni :

a. Sipakatau

Nilai ini mensyaratkan agar dalam membina interkoneksitas, sebagai

elemen utama dalam wacana kemandirian lokal, seyogyanya dilaksanakan

berdasar prinsip kebersamaan yang berbasis pada penghormatan dan

pengakuan terhadap keberadaan dan jati diri setiap anggota masyarakat.

b. Sipakalebbt

Nilai ini mensyaratkan agar dalam kehidupan bermasyarakat yang

penuh pergaulan, termasuk melaksanakan aktifitas pembangunan

dibutuhkan saling pengertian, saling menghargai dan saling menghormati

sesuai dengan peran masing-masing dalam rangka mensejahterakan dan

menjaga kelangsungan hidup manusia baik sebagai individu maupun sebagai

kelompok.

c. Sipakainge

Nilai ini mengedepankan rasa saling mengingatkan dan saling

menunjukkan jalan terbaik yang akan ditempuh dalarn mewujudkan suatu

cita-cita bersama. melakukan koreksi dan saran secara konstruktif untuk

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V , 5 8

Page 15: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I./IPORAN PENDAHULUAN

penyelesaian setiap masalah dan menjauhi rasa curiga dan sentiment yang

ciapat merusak hubungan kemanusiaan, sekaligus merupakan kiat

mempertemukan aspirasi sebagai basis dalam menjaga harmoni kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk memberi motivasi dalam

menyukseskan pencapaian visi dan misi tersebut, maka ditetapkan langkah-

langkah kebersamaan yang dituangkan dalam semboyan "Wajo Mesra" yang

bermakna "Kewajiban Kita Bekerja Optimal Meningkatkan Kesejahteraan

Rakyat". Pelaksanaannya dituangkan dalam enam prinsip kerja yakni :

. lman dan Takwa

. TaatAsas

. Keterbukaan

. Pelayanan

. Rasa malu

. Kemitraan, keterpaduan dan koordinasi.

4.4.2 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Strategi dan arah keb'tjakan pembangunan Kabupaten Wajo telah

ditentukan di dalam Renstra Kabupaten Wajo. Strategi dan kebijakan

pembangunan tersebut yang terkait dengan penataan ruang dapat dilihat dalam

uraian berikut:

A. Strategi Dasar

Peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan kunci

keberhasilan pembangunan dimasa kini dan masa masa mendatang,

pemerintah akan bersifat mendorong dan menciptakan peluang sehingga lebih

banyak berfungsi sebagai fasilitator dan moderator pembangunan.

Pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat adalah strategi dasar

dalam melaksanakan aktifitas pernbangunan.

Peran serta masyarakat dapat ditingkatkan melalui perbaikan dan

peningkatan kelembagaan masyarakat secara optimal sehingga mampu

berfungsi sebagai motor pembangunan di wilayahnya masing - masing. Untuk

peningkatan kelembagaan, maka strategi dasar yang perlu ditempuh adalah

menciptakan iklim yang kondusif dan secara aktif mendorong pengembangan

kelembagaan masyarakat yang memungkinkan peningkatan intensitas dan

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 9

Page 16: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

kualitas peran serta segenap lapisan masyarakat dalam semua aspek

pembangunan bangsa dan Negara. Oleh karena itu diperlukan program-program

strategis yang akan ditempuh, yaitu sebagai berikut :

1. Memperkuat kelembagaan agar pelayanan dapat lebih optimal.

2. Meningkatkan produksi dan produktifitas komoditi unggulan (pertanian,

perkebunan, peternakan dan perikanan).

3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, !ocial budaya,

keagamaan dan kesehatan, serta sarana dan prasarana produksi

pertanian,irigasi dan transportasi.

4. Mengupayakan terrealisasinya pengembangan Kawasan Tempe secara

terpadu.

5. Melakukan penataan lingkungan yang produktif, asri dan berkelanjutan.

6. Mengembangkan Kota Sengkang sebagai pusat wilayah

pengembangan terutama dibidang pelayanan, perhubungan dan

eksplorasi laut serta perdagangan.

7. Mengupayakan pemanfaatan dan pendayagunaan lahan yang tidak

produktif untuk dapat dimanfaatkan sesuai aturan yang berlaku.

8. Mengembangkan ibukota Wajo sebagai pusat pelayanan, perdagangan,

budaya dan pariwisata.

9. Mengembangkan dan meningkatkan kepariwisataan yang didukung

oleh aneka komoditas industri kecil (sutera, anyaman, gerabah dan

lain-lain) dan suaka peninggalan sejarah.

10. Mengembangkan industri kecil dan menengah, termasuk industri

pertambangan dan energi.

11. Peningkatan pengelolaan sumber-suntber pendapatan asli daerah

(PAD).

12. Pengembangan sumberdaya, sarana dan prasrana pertanian.

B. Arah Kebijakan

Arah kebijakan yang terkait dengan penataan ruang adalah :

1. Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyai

a) Peftanian

Pembangunan pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan,

perkebunan, peternakan dan perikanan diarahkan kepada pertanian

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 6 0

Page 17: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

yang maju, efisien dan tangguh dengan mengacu pada Tri Program

dan Gerakan Peningkatan Produksi dan Ekspor Dua Kali Lipat

Propinsi Sulawesi Selatan sebagai dasar kebijaksanaan

pembangunan daerah.

Oleh karena itu pembangunan pertanian di daerah tetap

memperhatikan dan memelihara kelestarian sumberdaya alam dan

lingkungan hidup. Sejalan dengan itu kemampuan pengelolaan

kelembagaan dan penerapan teknologi yang tepat serta sarana dan

p,-asarana penunjangnya tetap ditingkatkan.

Tanaman Pangan

Pembangunan pertanian tanaman pangan diarahkan pada :

. Upaya peningkatan produksi komoditi pangan dengan berbagai

upaya guna menunjang program ketahanan pangan untuk

menjamin oleh masyarakat.

. Memperbaiki keadaan gizi masyarakat melalui

penganekaragaman jenis bahan pangan dan penyediaan protein

nabati.

. Mengupayakan Kabupaten Wajo agar dapat nnenjadi pusat

pelayanan perberasan di sektor timur (BCSOWASIPILU = Bone,

Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu), untuk menunjang

daerah Sulawesi Selatan sebagai daerah penyangga utama

beras di Kawasan Timur Indonesia.

. Pengembangan mekanisasi pertanian dengan mengoptimalkan

pemanfaatan lahan (perbaikan/ perluasanlahan) dan

meningkatkan produktifitas dan kualitas komoditi andalan dan

unggulan melalui penerapan teknologi pra produksi sampai

pasca panen.

. Peningkatan penerapan teknologi perlu diupayakan melalui

pengurusan jasa alat berat yang benarawasan lingkungan dan'

kegiatan penyuluhan dengan metode yang sesuai dengan

kondisi spesifik lokasi seperti pelatihan, pertemuan, bimbingan,

temu usaha, demonstrasi dan magang.

Rev i"s i RTRW' Ka b up at e n Waj o I V . 6 1

Page 18: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I"4,PORAN PENDAHULUAN

Perkebunan

Pembangunan perkebunan berorientasi pada peningkatan kualitas

kehidupan masyarakat dan peningkatan tarap hidup peiani dengan

cara memperluas usaha / lapangan kerja, memperluas pasar

diversifikasi usaha tani, meningkaikan mutu produksi dalam sistem

agribisnis menuju terwujudnya pertanian yang maju, efisien dan

tangguh melalui upaya peremajaan, rehabilitasi, intensifikasi dan

diversifikasi tanaman dengan pemberdayaan petani.

Untuk itu arah kebijakan pembangunan perkebunan adalah :

. Meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan kemandirian

petani melalui proses peningkatan kualitas dan kuantitas

produksi serta keanekarangaman hasil pertanian.

o Pembangunan perkebunan dilanjutkan dalam sistern agribisnis

yang terpadu dengan agroindustri melalui keterkaitan yang saling

menguntungkan antara petani produsen dengan industri

(kemitraan usaha).

o Perhatian khusus diberikan pada usaha perlindungan dan

pengembangan perkebunan rakyat didukung oleh kemudahan

pendanaan (termasuk dari lembaga keuangan) dan pemasaran,

disamping itu diperlukan penanganan lahan kering dan lahan

terlantar yang lebih efektif dan efisien.

. Mengupayakan perluasan areal perkebunan, peningkatan

produksi dan produktifitas perkebunan, khususnya untuk

komoditi ekspor dan penyerapan tenaga kerja.

. Mengupayakan peningkatan pemantapan dan pengembangan

sistem pertanian berkelanjutan yang berbudaya industri dengan

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perikanan

Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan (laut, tambak, danau,

kolam dan sawah) diarahkan dan diupayakan untuk :

. Meningkatkan kuali tas sumber daya manusia perikanan dan

pendapatan petani / nelayan melalui upaya optimalisasi

pemanfaatan sumber daya perikanan dan menerapkan ilmu

Revis i RTRW Ka b upate n Waj o rv -62

Page 19: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan serta

peningkatan nilai tamoah hasil - hasil perikanan.

. Meningkatkan penyediaan dan distribusi bahan pangan

komoditas perikanan dalam rangka meningkatkan kualitas

konsumsi gizi manusia.

e Mendorong dan meningkatkan kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha yang produkrif.

o Mendorong peningkatan pertumbuhan industri di dalam negeri

melalui penyediaan bahan baku dan meningkatkan penerimaan

devisa non migas.

. Peningkatan kegiatan usaha intensifikasi, ekstensifikasi,

diversifikasi usaha dan peningkatan kualitas sumber daya

manusia perikanan melalui pembinaan, penyuluhan serta

pemantapan usaha penangkapan ikan, budidaya ikan udang dan

kepiting di air payau.

o Penataan kawasan danau Tempe yang berfungsi ganda dan

pengerukan sungai / tambak yang ada.

. Peningkatan penanganan pasca panen yang dibarengi dengan

penyediaan sarana dan prasarana penunjang (termasuk

perluasan dermaga dan pembangunan tempat pendaratan ikan)

yang dapat lebih meningkatkan produksi dan mutu untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

o Pengembangan perikanan diarahkan / dikaitkan dengan upaya

pembangunan dan pengembangan didesa - desa pantai.

Peternakan

Pembangunan peternakan diarahkan untuk mendukung ketahanan

pangan terutama kebutuhan daging, telur dan susu. Usaha tani

bidang peternakan diarahkan menjadi usaha keluarga yang dibina

secara berkelompok sehingga mampu memenuhi permintaan, pasca

regional, nasional dan global serta menciptakan lapangan kerja yang

produktif.

Untuk mencapai sasaran tersebut perlu dilakukan hal - hal sebagai

beikut :

Revisi RTRW Kabupaten Waio I V - 6 3

Page 20: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I.IIPORAN PENDAHULUAN

. Meningkatkan kemampuan berusaha bagi petani peternak

meiallri berbagai upaya.

o Meningkatkan peran serta anggota kelompok tani dalam

kegiatan pemasaran bersama melalui koperasi.

. Memberantas penyakit menular pada ternak terutama yang

bersifat endemik dan mempen garu hi produktifitas.

. Pemberdayaan kelompok tani melalui pendekatan manajemen

partisipatif utamanya sumber daya manusia.

. Mengembangkan usaha peternakan dengan metode ramah

lingkungan.

. Menciptakan suasana aman dan tertib lingkungan untuk

kepastian dan keamanan berusaha.

o Merangsang tumbuhnya industri pasca panen / pengelolaan hasil

ternak berskala rumah tangga.

b) Kehutanan

Hutan selain menghasilkan kayu, rotan, dammar, flora dan fauna juga

ber.fungsi sebagai penentu ekosistem untuk memelihara kelestarian

lingkungan hidup, menjaga kesuburan tanah dan mengatur tata air.

Bertitik tolak dari manfaat dan fungsi diatas, maka pembangunan

sektor kehutanan akan dilakukan melalui upaya - upaya sebagai

berikut:

. Pembangunan kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat

yang sebesar - besar bagi kemakmuran rakyat dengan tetap

menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup,

memelihara tata air, dan rnemperluas kesempatan usaha dan

lapangan kerja, serta meningkatkan sumber pendapatan daerah

dan devisa negara untuk memacu pembangunan daerah.

. Pengelolaan daerah aliran sungai, baik dalam kawasan hutan

rnaupun di luar kawasan hutarr. Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan kemasyarakatan dalam bentuk kelompok

masyarakat sebagai kelompok usaha dengan penekanan pada

pemberdayaan ekonomi rakyat dan keberlanjutan.

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 6 4

Page 21: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

c)

a

Upaya rehabilitasi hutan dan tanah kritis pada daerah tangkapan

air untuk memulihkan kesuburan tanah, mata air dan kelestarian

daya dukung lingkungan, penghijauan, konservasi tanah dan

reboisasi.

Peningkatan pengelolaan dan pengawasan hutan atau

penebangan / penyerobotan dengan pemberdayaan kelompok

masyarakat setempat.

Reboisasi, penghijauan dan konservasi tanah diarahkan pada

kegiatan - kegiatan bersifat produktif dan berkelanjutan yang

disesuaikan dengan keinginan masyarakat peserta.

Penyuluhan digalakkan dan ditingkatkan terutama pada daerah

tangkapan air sungai / irigasi.

Perkebunan besar dan perkebunan rakyat harus mengacu pada

aspek kelestarian lingkungan danpemeliharaan tata air.

Masyarakat yarrg sudah terlanjur berada dalam kavuasan hutan

diarahkan dan dibina melalui hutan kemasyarakatan.

Peninjauan kembali peta tata batas hutan yang ada secara

terkoordinir dan terpadu yang dibarengi dengan perrrasangan

batas yang jelas.

Sutera Alam

Pengembangan sutera alam dimaksudkan untuk menghemat

devisa Negara, meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah

disamping untuk menyerap tenaga kerja dan sekaligus

mendukung pengembangan industri rumah tangga dan

kepariwisataan.

Untuk rnenunjang tujuan tersebut diatas maka perlu didukung

upaya - upaya sebagai berikut :

* Pengembangan dan rehabil i tasi pohon murbei dan

pengadaan bibit unggul ulat sutera.

* Pemberantasan hama, penyakit dan perbaikan organisasi

petani dan pengrajin serta perbaikan processing, dan

peningkatan kur,rlitas produksi.

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V . 6 5

Page 22: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

* Pemberdayaan kepada petani / pengrajin dan perbaikan

pemasarall hasil serta meningkatkan peran swasia dan

koperasi untuk pengembangan pengolahan dan usaha

persuteraan.

. Peningkatan penelitian persuteraan alam diarahkan pada

penelitian hama penyakit bibit unggul ulat sutera, perbaikan

kualitas bibit murbei, pembinaan petani / pengrajin, pengenalan

teknologitepat guna dan perbaikan sistem pemasaran.

d) Pengairan

. Mengupayakan pembangunan, perluasan, operasi dan

pemeliharaan pengairan untuk irigasi sawah dan tambak.

Pembangunan irigasi Gilireng, perluasan dan pemeliharaan irigasi

teknis seperti lrigasi Awo l, ll, lll dan bila dimana saluran primer

dan sekunder dilakukan oleh pemerintah, sedangkan operasi dan

pEmeliharaan saluran tersier dan kuarter sedang mungkin

dilakukan oleh petani sendiri.

. Pada daerah - daerah pertanian lahan kering / tadah hujan yang

tidak dijangkau sistem irigasi teknis diupayakan untuk diairi

melalui :.t Pembangunan irigasi desa, embung-embung dan

pengembangan air tanah dan pembuatan sumur artesis.

+ Lahan yang tidak dapat diairi melalui sistem gravitasi,

dilakukan melalui pompanisasi pada daerah yang

memungkinkan dengan sistem terpadu.

. Kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam memelihara

saluran dan bangunan irigasi serta dalam pengaturan penggunaan

air secara efisien perlu ditingkatkan melalui pembinaan P3,A.

e) lndustri

. Meningkatkan kualitas produksi dan diversifikasi produksi kain

sutera dalam rangka pengembangan Kabupaten Wajo sebagai

pusat kain sutera di Sulawesi Selatan.

. Meningkatkan produktivitas industriyang mengolah hasil pertanian

dan indrrstri yang mempunyai prospek cerah dipasaran, baik pasar

dalam negeri maupun ekspor dengan melalui pengembangan

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 6 6

Page 23: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I-/IFORAN PENDAHULUAN

penguasaan teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia

yang berkualitas.

. Mendorong tunrbuhnya industri kecil di perdesaan, terutama

desa - desa tertrngga!.

. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan industri rumah

tangga untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian

berusaha.

. Peningkatan dan pengembangan industri yang benrvawasan

lingkungan.

Mendorong usaha industri rumah tangga dalam wadah kelompok /

koperasi.

Upaya pengembangan industri yang terpadu antara lain

pengembangan perikanan, peternakan dan perkebunan.

Memberi bantuan promosi terutama untuk mengikuti pameran,

baik Calarn negeri maupun luar negeri.

Keterkaitan antara pengusaha besar, menengah dan kecil dalam

segi pemasaran, bahan baku, teknologi dan sub kontrak juga perlu

diupayakan.

Pertambangan

Pemerintah Daerah akan memberikan fasilitas dan dorongan, baik

kepada swasta nasional maupun asing, dalam meningkatkan

survey / penelitian, eksploirasi sumber - sumber mineral dan

energiyan ada di Kabupaten Wajo.

Pembangunan pertambangan, baik uniuk bahan baku industri

maupun untuk pengembangan energi harus selalu

memperhatikankebutuhan masa depan, kelestarian lingkungan

hidup serta keselamatan dan ancaman bencana alam dengan

disertai pengawasan yang menyeluruh.

. Sistem informasi sektor pertambangan perlu ditingkatkan untuk

mendorong kesempatan penanam modal dalam negeri maupun

asing dengan menciptakan iklim usaha yang sehat dan menarik.

0a

Revisi RTRW Kabupaten Wajo rv -67

Page 24: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

g) Energi

o Penyediaan energi listrik perlu ditingkatkan dalam rangka

mendorong kegiatan ekonomi, baik di lbukota Kabupaten maupun

di perdesaan, sehingga dapat berfungsi bukan hanya sebagai alat

penerangan pada rumah - rurnah penduduk tetapi sekaligus

memungkinkan pengembangan industri.

. Perlu pemantauan terhadap pemanfaatan gas alam untuk

menjaga kelangsungan usaha, kepentingan masyarakat dan

pemerintah daerah dengan menjaga kelestarian lingkungan.

h) Perhubungan

Pengembangan sektor perhubungan yang meliputi perhubungan

darat, laut, pos dan telekomunikasi diarahkan sebagai berikut :

Perhubunqan darat

e Peningkatan jalan dan jembatan yang telah dibangun perlu

ditingkatkan kapasitas dan rnutunya serta penginventarisasi

ruasnya terutama poros jalan dari pusat - pusat produksi ke

daerah pemasaran.

o Pembangunan i peningkatan jalan dan pemeliharaannya pada

lbukota yang lalu - lintasnya semakin padat dan pembinaan

pengendalian arus lalu - lintas kota perlu ditingkatkan. Khusus di

kota Sengkang perlu disertai pembangunan peningkatan drainase

kota.

c Peningkatan dan pembinaan srstem pengusahaan angkutan jalan

raya untuk terwujudnya iklim usaha yang baik dan efisien

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanannya seperti

keselamatan, kelancaran, tepat waktu dan tarif yang terjangkau

oleh masyarakat.

. Pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan fasilitas

angkutan darat, seperti penyediaan terminal antar kota kabupaten

yang baru, rambu - rambu jalan dan fasilitas lainnya.

. Peningkatan sarana perhubungan sungai, danau, dan

penyeberangan baik sarana dan prasarana maupun

pelayanannya.

Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 6 8

Page 25: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PEI,IDAHULUAN

. Pembangunan dermaga sungaidi Kecamatan Tempe.

Perhubunoan laut

Peranan pelabuhan dalam menunjang transportasi laut cukup

potensial. Pengembangan dan peningkatan sarana prasarananya

akan mempunyai dampak positif bagi perkembangan perekonomian

daerah pada umumnya dan perkonomian masyarakat pesisir pantai

timur khususnya. Oleh karena itu, pengembangan dan pembinaan

yang diperlukan antara lain :

. Pembangunan pelabuhan laut di Bangsalae Kecamatan

Pitumpanua

o Peningkatan dermaga sungai di Kecamatan Pitumpanua

r Peningkatan sarana pelabuhan perahu CenranaE di Kecamatan

Sajoanging.

. Pengaturan pelayaran utamanya agar sistem pelayanan pelayaran

dapat berjalan tetap dan teratur.

e Peningkatan sistem pelayaran dan pengelolaan pelabuhan, agar

pergerakan barang dan penumpang dapat berjalan aman, lancar

dan tertib.

0 Pariwisata

. Pengembangan kepariwisataan perlu lebih ditingkatkan dengan

memanfaatkan potensi alam dan budaya serta suaka peninggalan

sbjarah yang terdapat di Kabupaten Wajo.

. Pengembangan kepariwisataan memerlukan pengelolaan secara

terpadu dari berbagai sektor yang meliputiantara lain :

* Peningkatan promosi yang berciri khas Bugis dan

peningkatan pengembangan obyek wisata seperti wisata

pantai, danau dan pengembangan agro wisata sutei'a.

* Penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang

kepariwisataan, peningkatan mutu dan kelancaran pelayanan

kepariwisataan.

* Pergelaran seni budaya daerah pengembangan industri

kerajinan khas daerah, pendidikan keterampilan industri

pariwisata dan lembaga I aparat pengelola wisata.

Rev is i RTRW Ka bupate n Waj o I V - 6 9

Page 26: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I./IPOMN PENDAHALUAN

i)a

Pengembangan pariwisata harus didasarkan pada perencanaan

yang niantap mencakup berbagai aspek sosiologi, ekologi, sosial

budaya dan sosial ekonomi.

Pengembangan kepariwisataan perlu pula diarahkan untuk

memupuk rasa cinta tanah air cjan bangsa serta menanamkan

jiwa, semangat dan nilai - nilai luhur bangsa, norma dan etika

daerah dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan

nasional.

Perdagangan

Pengembangan dan peningkatan perdagangan selain diarahkan

untuk kepentingan daerah juga untul< menunjukkan pelaksanaan

kebijaksanaan nasional, peningkatan penerimaan devisa

khususnya ekspor non migas, memperluas lapangan kerja dan

kesempatan berusaha. Selain itu harus diimbangi dengan

peningkatan sistem informasi pasar melalui pasar yang dilakukan

secara bersama oleh instansi-instansi terkait.

Pembangunan dan pengembangan pusat perdagangan termasuk

rehabilitasi pasar - pasar seperti pasar tradisional serta pasar -

pasar lainnya di lbukota Kecamatan, termasuk pengadaan pasar

khusus untuk pengembangan persuteraan, diperlukan dengan

tujuan pemerataan dan perluasan kesempatan berusaha

utamanya pengembangan usaha kesempatan berusaha utamanya

pengembangan usaha ekonomi lemah, koperasi dan sektor -

sektor informasi lainnya.

Dalam usaha memperluas kesempatan berusaha maka pedu lebih

ditingkatkan pemberian bantuan kepada pengusaha ekonomi

lemah, seperti penyediaan tempat berusaha, peningkatan

keterampilan dan bantuan pemasaran

Peningkatan kegiatan dan kepastian pemasaran dan produksi

hasil pertanian dan industri dalam rangka meningkatkan

pendapatan perkapita masyarakat.

Perdagangan bahan - bahan makanan dan minuman keras yang

mengandung alkohol atau sejenisnya, harus diperkecil dengan

Revisi RTRW Kabupaten Waio I V - 7 0

Page 27: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I}IPORAN PENDAI]ULUAN

k)

a

pengawasan yang ketat untuk mencegah timbulnya akibat

negative dalam masyarakat.

Sistem perizinan dan pengaturan perusahaan perlu dikembangkan

dan diberi kemudahan sebagai alat pengendali dan untuk

mencegah persiangan yang tidak sehat antar perusahaan.

Terciptanya hubungan kerjasama yang harmonis dan serasi antar

pelaku ekonomi yaitu : BUMN, Koperasi, Swasta dan lembaga

keuangan sehingga mampu memanfaatkan setiap peluang pasar,

meningkatkan kesempatan usaha, menambah lapangan kerja dan

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Peningkatan pelayanan, pengawasan dan perlindungan

konsumen, termasuk pelayanan kemetrologian, balai pengawasan

obat dan makanan, dan lembaga konsumen swasta.

Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air, hujan, mineral dan

energi) untuk pembangunan harus dilakukan dengan bijaksana

agar dapat memberikan manfaat bagi pembangunan dan

berkesinambungan.

Rehabilitasi sumber daya alam yang rusak, utamanya lahan kritis

dan daerah pantai dengan menggalang partisipasi masyarakat.

Meningkatkan usaha usaha perbaikan lingkungan hidup,

utamanya lingkungan pemukiman baik di perkotaan maupun di

perdesaan.

Meningkatkan usaha - usaha penyuluhan untuk memperbaiki

sikap dan perilaku masyarakat terhadap sumber daya aiam dan

lingkungan hidup.

Pertanahan

Usaha dibidang pertanahan diarahkan kepada pelaksanaan yang

mantap sesuai Undang undang Pokok Agraria menuju

terwujudnya Catur Tertib Pertanahan yang meliputi : tertib hukum

pertanahan, tertib administrasi pertanahan, tertib penggunaan

tanah, tert ib pemeliharaan tanah dan l ingkungan hidup.

0a

Revisi RTRW Kabupaten Wajo rv -71

Page 28: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

L/IPORAN PENDAHULUAN

. Untuk pemanfaatan dan pemberian hak atas tanah secara optimal,

teratur dan efisien, maka perlu penataan penggunaan tanah

melalui kegiatan redistribusi, konsolidasi, prona dan lainnya yang

terkoordinir, baik di kota maupun di desa.

. Perlu melakukan inventarisasi tanah dan lahan, terutama yang

terlantar dan sekotar Danau Tempe dan rawa lainnya untuk

memperoleh kepastian atas haknya guna terjadinya pemanfaatan

yang optimal.

m) Kelautan

. Peningkatan dan pengembangan kelembagaan masyarakat yang

mengacu pada nilai - nilai lokal yang mampu mengkondisikan

pemanfaatan sumberdaya laut yang ada.

. Mengembangkan pemanfaatan, pengelolaan, pemulihan dan

perlindungan potensi sumberdaya alam kealutan meliputi

surnberdaya ha-vati dan non-hayati pantai dan laut melalui

perumusan tata ruang pantai dan laut yang pemanfaatannya

diarahkan untuk mendukung peningkatan kinerja produksi sesuci

dengan ni lai- ni lai lokal.

. Mengembangkan daya saing dan daya tarik kawasan pantai bagi

para investor yang diarahkan kepada penciptaan lapangan kerja

bagi masyarakat setempat.

n) Pembangunan Daerah

. Pembangunan Daerah dilaksanakan secara terpadu dan serasi

yang disesuaikan dengan prioritas dan potensi yang dimiliki

dengan peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat. Untuk

itu perlu ditingkatkan kemampuan pengelolaan pembangunan

untuk mewujudkan otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung

jawab secara proporsional dan berkeadilan jauh dari kolusi,

korupsi dan nepotisme (KKIJ), serta perlu peningkatan dana dan

penggalian sumber - sumber pendapatan daerah yang tidak

bertentangan ketentuan yang ada dengan pemihakan pada

masyarakat.

Revbi Rl'Rll Kabuparcn Wajo rv -72

Page 29: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I-/IPORAN PENDAHULUAN

. Lebih meningkatkan keseimbangan, keserasian pembangunan

dan pertumbuhan antara wilayah perdesaan dan perkotaan

sehingga tidak terjadi perbedaan menyolok antara desa dengan

kota.

. Memberikan perhatian khusus pada wilayah desa / kelurahan

tertinggal, wibyah pantai timur, pesisir Danau Tempe, Caerah

yang terpencil dan daerah perbatasan. Khusus daerah perbatasan

perlu diupayakan adanya tapal batas yang jelas.

. Pembangunan perdesaan perlu terus ditingkatkan melalui

pemberdayaan lembaga - lembaga desa dan penciptaan iklim

yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat

perdesaan.

r Pembangunan perkotaan secara terencana dan terpadu dengan

memperhatikan perkembangan penduduk sehingga menjamin

lingkungan dan pemukiman yang sehat untuk hidup, bekerja dan

b.erusaha dengan memperhatikan keserasian hubungan dan

pengembangan antara perkotaan dan perdesaan

4.5 Beberapa Pokok Permasalahan Pembangunan Kab. Wajo

Permasalahan pembangunan merupakan permasalahn yang akan tetap

ada seiring berjalannya pembangunan itu sendiri, beberapa di antaranya akibat

kemajuan kualitas kehidupan masyarakat, sehingga luntutan akan hidup lebih

baik menjadi suatu hal yang mesti dimaknai melalui pembangunan, sehingga

dapat tercapai tujuan suci pembangunan yaitu dapat mensejahterakan seluruh

masyarakat

Dalam perecananaan tata ruang wilayah Kab. Wajo ini beberapa

permasalahan pokok yang sementara ini dapat teridentifikasi melalui laporan

pendahuluan menyangkut beberap aspek seperti permasalahan pada aspek fisik,

kependudukan, sarana prasarana, pemanfaatan sumberdaya dan pada aspek

lingkungan.

1. Kurangnya pemanfaatan lahan potensial untuk kegiatan-kegiatan produktif.

Kurangnya pemanfaatan lahan potensial ini mengingat masih rendahnya

pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian), dan masih tersedianya lahan

Revisi RTRW Kabupaten Wajo rv -73

Page 30: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

2.

3.

4.

5.

6.

L,4PORAN PENDAHULUAN

terbuka di Kabupaten Wajo yang potensial untuk digunakan sebagai lahan

pertanian

Pemanfaatan kawasan pesisir pantai timur (Teluk Bone), belum optimal,

sehingga dapat menjadi alternatif pengembangan budidaya perairan payau

dan laut.

Belum optimalnya pemanfaatan potensifisik alam, seperti belum optimalnya

pengembangan kegiatan pertambangan di Kabupaten ini. Selain itu potensi

gas alam lang ada hingga saat lni belum dimanfaatkan.

Adanya kecenderungan ketimpangan pertumbuhan antara pusat-pusat

pelayanan, terutama di daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah

kabupaten lain yang pertumbuhannya relatif lebih cepat. Hal ini dapat

diakibatkan oleh tersedianya sarana transportasi yang belum merata pada

setiap wilayah.

Ada kecenderungan perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian

menjadi lahan penggunaan lain, sehingga pengembangan lahan pertanian

oleh masyarakat umumya berekspansi ke kawasan non-budidaya.

Persoalan lingkungan khususnya, bencana banjir pada wilayah sekitar Danau

Tempe

Revisi RTRW Kabupaten Wajo l v -74

Page 31: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

L4PORAN PENDAHULUAN

BAB V

PERANGICAT PELAKSANA DAN PENYUSUNAN PROGRAM

KERJA

5.{ OrganisasiPelaksana

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, pihak Pemerintah Kabupaten Wajo telah

menunjuk LPPM-UNHAS sebagai Pelaksana. Pihak pelaksana inijuga dibantu oleh

aparat Kabupaten yang dalam hal ini berasal dari instansi yang terkait dengan

kepentingan perolehan data bagi penyusunan Laporan Revisi RTRWK, yang juga

sebagai bagian dari pekerjaan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo. Instansi-instansi

tersebut maliputi otonom daerah maupun instansi sektoral dan teknis yang meliputi:

BAPPEDA Propinsi Sulsel, BAPPEDA kabupaten, Kepala BPN, Dinas Pekerjaan

Umum/Kimpraswil , Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Kehutanan, Dinas

Pertanian dan lain-lain.

Pihak LPPM- UNHAS sebagai pelaksana pekerjaan yang akan bertanggung

jawab bagi seluruh proses pekerjaan akan menyediakan tim ahli yang terdiri atas:

a. Ahli Perencanaan Wilayah (Sebagai Koordinator)

b. Ahli Perencanaan Transportasi

c. Ahli Ekonomi Pembangunan

d. Ahli Pertanian

e. Ahli Lingkungan

f. Ahli Pesisir dan Laut

g. Ahli Sosialdan Kependudukan

h. Ahr i Gls

Pelaksanaan Pekerjaan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo juga

didukung/dibantu oleh beberapa pihak, yaitu :

a. Pengelola Proyek (Pimpro, Bendpro dan Staf Pembantu);

b. Tim Supervisi Revisi RTRWK Kabupaten Wajo (dibentuk oleh Bappeda

Kabupaten Wajo);

Revisi RTRW Kabupaten Wajo v -75

Page 32: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

c. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kabupaten Wajo (TKPRD); dan

d. Tokoh masyarakat dan LSM.

5.2 Waktu Pelaksanaan

Mengingat waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan Revisi

RTRWK ini relatif singkat, yakni 5 (lima) bulan kerja terhitung sejak

penandatanganan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), maka disusun sistem alokasi

sumber daya dan mobilisasi tenaga kerja secara efisien. Untuk tujuan tersebut

digunakan "jaringan kerja" (Network Planning) dengan metode CPM dan PERY.

Selanjutnya penjadwalan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1

Revisi RTRWK Kab. Waio 1999-2000

Revisi RTRW Kabupaten Wajo v -76

Page 33: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I tii*

*

IIIPORAN PENDAHULUAN

5.3 Pengerahan Tenaga

Penyusunan Revisi RTRWK Kab. Wajo menuntut keterlibatan berbagai disiplin .

ilmu yang relevan untuk penyusunan rencana wilayah/daerah. Adapun susunan tim

Pelaksana Penyusunan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo menurut keahlian tenaga t

kerja adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2

Distribusi Pengarahan Tenaga Kerja Menurut Keahlian

n''l{ ;:l;:r:Pglggna;

1 .2.3.1.5.6.7.8.

Ahli Perencanaan Wilayah/KoordinatorAhli Perencanaan TransportasiAhli Ekonomi PembangunanAhliPertanianAfiliLingkunganArftli Pesisir dan Lautarttli Sosial dan KependudukanAhtiGts

Jumlah 8

Tenaga ahli dalam tabe! 5.2 di atas akan dibantu oleh tenaga-tenaga teknis

seperti Asisten Ahli Perencana (1 orang), Asisten Perencana (1 orang), Drafter/jurugambar dan GIS '(2 orang), Surveyor (10 orang), Operator Komputer/Typist

(2 orang), dan Administrasi/Keuangan (1 orang).

Secara keseluruhan jumlah pelaksana dari penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Wajo berjumlah 25 orang staf, yang terbagi dalam kelompok

kerja : tenaga ahli, asisten ahli perencana, asisten perencana, drafter/juru gambar

dan GlS, surveyor, Operator Komputer/Typist, dan adm inistras i/keuangan.

Rev isi RTRW Kabupaten lVaj o v -77

Page 34: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I./IPORAN PENDAHULUAN

Adapun struktur organisasi Penyusunan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo dapat

ciilihat berikut ini :

Gambar 5.1

Struktur Organisasi Penyusunan Revisi RTRWK Sul Sel

PEMERTNTAHKab. Wajo

Bupati-*T--Bappeda

Kab. WajoT :M

:NIISTET

Instansi

Staf

I(eoala Terkait

Ahli

Revisi RTRWKKab. tJflafo

Pimoro

LPPM-UNHAS

Ketua

Project LeaderAss. Project

Lead

Tim Ahli 1. Transportasi2. Ekonomi Pembangunan3. Pertanian4. Lingkungan5. Pesisir dan Laut6. Sosial/I(ependudukan7. GIS

Administrasi Teknis

TeamPengetikan

AsistenPelaksana

Studio

Penggambar an / P ernetaanSurvevor

Revis i RTRW Ka bup et e n Waj o v -78

Page 35: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

5.4 Perincian Pekerjaan dan Tanggung Jawab Tim Tenaga Ahli

Untuk mendapatkan efisiensi penggunaan tenaga ahti dan koordinasi kegiatan,

setiap tenaga ahli memiliki tanggung jawab dan pembagian kerja dan tugas-tugas

yang jelas. Berikut ini gambaran tugas (jobs descipfion) dari tugas-tugas yang

dimaksud, antara lain:

5.4.1 Team Leader/Koordinator

a. Bertanggung jawab penuh atas kegiatan pelaksanaan penyusunan Revisi

RTRWK Kabupaten Wajo sesuaitarget yang ditentukan;

b. Bertanggung jawab penuh kepada pemberi tugas/pekerjaan sejak tahappersiapan sampai dengan penyusunan pekerjaan terakhir; dan

c. Bertugas memberi bimbingan, pengarahan, koordinasi dalam semua aspek

kegiatan survei, analisa maupun penyusunan rencana serta pelaporan

kepada pemberi pekerjaan.

5.4.2 Ahli Perencanaan Wilayah

a. Bertanggung jawab sebagai koordinator Pelaksana Proyek Penyusunan

Revisi RTRWK Kabupaten Wajo;

b. Mengevaluasi dan menganalisis rencana-rencana yang pernah dibuat;

c. Mengidentifikasi strukturwilayah;

d. Menganalisis sektor-sektor kegiatan di wilayah perencanaan;

e. Mendeteksi dan memproyeksi sektor-sektor pertumbuhan daerah;

t. Penyusunan strategi/rencana pengembangan RTRWK;

g. Mengevaluasi kebijaksanaan nasional clan regional untuk merumuskan tujuan

rencana;

h. Mengevaluasi rencana/kebijakan pembangunan; dan

i. Mengevaluasi analisis yang telah dibuat oleh anggota tim.

5.4.3 AhliTransportasi

a. Bertanggung jawab pada penyusunan rencana;

b. Merencanakan program jaringan transprotasi regional dan lokal, jaringan

utilitas sistem dan distribusijaringan utilitas; dan

Revis i RTRW Kabupaten Waj o v -79

Page 36: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I/IPORAN PENDAHULUAN

c. Membuat arahan pengembangan sistem transportasidarat, laut dan udara.

5.4.4 Ahli Ekonomi Pemhangunan

a. Meneliti dan mengevaluasi sumber dana pembangunan;

b. Merumuskan konsep pengadaan sumber-sumber pembiayaan; dan

c. Mengestimasi biaya pelaksanaan teknis Revisi RTRWK Kabupaten Wajo

5.4.5 Ahli Lingkungan

a. Bertugas menganalisa keadaan lingkungan atau ekologi wilayah dan dampak

pembangunan fisik terhadap lingkungan hidup, serta mencari teknik{eknik

pemecahan masalah lingkungan tersebut; dan

b. Menganatisis kemampuan penyediaan air bersih, sistem saluran

pembuangan, dan sistem pembuangan sampah.

5.4.6 Ahli Peftanian

a. Mengamati dan menganalisis kesesuaian lahan;

b. Membuat arahan/rencana pengembangan komoditi dan jenis kegiatan

unggulan, serta target produksi untuk kawasan budidaya; dan

c. Mengamati dan menganalisis pola tanaman.

5.4.7 Ahli Pesisir.dan Laut

a. Mengidentifikasi karakteristik laut dan pesisr pantai, tipologi pantai

betimetri/hidrografi, oceanografi/dinam ika pantai dan geolog is panta i.

b. Mengkaji segala potensi perikanan baik perikanan darat maupun perikanan

laut yang dapat dikembangkan berdasarkan jumlah produksi, dan tingkat

produktifitas perikanan bagi masyarakat.

c. Menganalisis dan merekomendasikan kedalaman pantai sampai analisis

ekosistem pantai

d. Menganalisis masalah-masalah yang terkait dengan masalah kelautan;

e. Membuat arahan pengolahan kavvasan pesisir dan laut;

f. Membuat arahan pengembangan produksi atau teknologi untuk menunjang

fungsi kawasan pesisir dan laut yang telah ditetapkan; dan

Revisi RTRW Knbupaten Wajo v -80

Page 37: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

g. Membuat arahan penyediaan sarana dan pi'asarana serta kelembagaan

dalam pengelolaan kawasan pesisir dan laut.

5.4.8 Ahli Sosial dan Kependudukan

a. Mengamati dan menganalisis struktur sosial budaya masyarakat dalam

wilayah perencanaan; dan

b. Membantu dalam menyusun program pembangunan Kabupaten Wajo.

5.4.9 Ahli GtS

a. Bertanggung jawab terhadap produk peta yang akan dihasilkan

b. Menelitidan mengevaluasi peta-peta dasar

c. Menganalisis dan membuat arahan terhadap pembuatan raster/gambar untuk

diubah menjadi vektor atau garis yang mempunyai jarak dan arah dari peta

yang akan dihasilkan.

5.4.10 Asisten Ahli

Membar:tu tenaga ahli di lapangan dalam rangka melaksanakan kegiatan

pengumpulan data yang selajutnya mengkompilasi data secara sistematis

5.4.11 Draffinen

Melaksanakan kegiatan penggambaran peta-peta, simulasi, dan lain-lain yang

diperlukan. sesuai petunjuk dan arahan yang diberikan tenaga ahli sesuai disiplin

ilmunya.

5.4.1 2 Operator Komputer

a. Melaksanakan kegiatan pengetikan laporan, berita acara dan menginput data

yang ditugaskan oleh tenaga ahli.

b. Membantu Ketua Tim dalam pelaksanaan kegiatan manajemen adminstrasi

proyek lainnya.

5.5 Program Kerja Penyusunan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo

Sesuai dengan metode pelaksanaan pekerjaan, maka rencana kerja yang

diusulkan pada prinsipnya adalah sebagai berikut:

5.5.1 Tahap persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain :

a. Mobilisasi dan penempatan tenaga ahli serta tenaga penunjang.

Revisi RTRW Knbupaten Waj o v -81

Page 38: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I-APORAN PENDAHULUAN

b. Penyusunan program kerja untuk keseluruhan kegiatan pelaksanaan secara

lebih terperinci.

c. Pemahaman dan pengkajian dan keadaan/gambaran masalah, kendala serta

potensi pengembangan wilayah Kabupaten Wajo.

d. Menyusun program untuk tahap selanjutnya (pelaksanaan penelitianlsurvei

lapangan).

e. Pelaksanaan kegiatan survei, antara lain :

f. Kegiatan pada sub butir (d)

g. Kegiatan penyusunan :

. Daftar rujukan data

o Daftar isian pertanyaan

. Daftar rujukan sumber data

. Kegiatan penyiapan peta-peta

. Kegiatan penyiapan peralatan dan periengkapan survei lapangan

. Keseluruhan kegiatan tahap persiapan ini akan didapatkan dalam Buku

Laporan Pendahuluan. Buku Laporan Pendahuluan ini akan disampaikan

kepada pihak pemberitugas, karena tahap persiapan ini direncanakan akan

memerlukan waktu persiapan.

5.5.2 Tahap Pelaksanaan Survei Lapangan

Tujuan utama dalam tahap ini adalah mengumpulkan keterangan/data yang

akan digunakan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah utama dalam

pengembangan wilayah Kabupaten Wajo, baik secara fisik, sosial, dan ekonomi.

Rangkaian kegiatan survei dibagi dalam dua cara, selain dilakukan dengan

cara mengumpulkan data secara langsung di lapangan/instansi juga dilakukan

kegiatan lokakarya (workshop) terhadap instansi dan stakeholder terkait se-Kab.

Wajo. Kegiatan Lokakarya sendiri bertujuan selain untuk menggali informasi/data

yang lebih jelas dan akurat dari apa yang belum didapatkan dari kegiatan survei

sebelumnya, juga sebagai langkah konsultan di dalam mewujukan untuk bagaimana

masyarakat itu sendiri dapat berperan serta dalam penataan ruang Kabupaten (fop

down-bottom up planning).

Revisi RTRW Kabupaten Wajo v -82

Page 39: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAN PENDAHULUAN

Program kerja secara terperinci untuk tahap pelaksanaan survei lapangan

akan dibahas pada bagian berikut. Tahap pelaksanaan survei lapangan

direncanakan akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) minggu. Sementara

itu, untuk kegiatan lokakarya direncanakan baru dapat dilaksanakan setelah survei

dilakukan, yang pelaksanaannya memakan waktu kurang lebih 1 minggu.

5.5.3 Tahap Kompilasi Data

Pada tahap ini semua informasi dan data yang telah dikumpulkan pada tahap-

tahap sebelumnya, diseleksi, ditabulasi untuk dikelompokkan secara sistematis.

Jenis data dan sistematikanya sebagai berikut:

Adapun data yang dibutuhkan

a. Data kebijaksanaan Nasional dan Daerah yang diduga berpengaruh pada

perkembangan wilayah Kabupaten Wajo, antara lain :

1) Kebijaksanaan sektoral

2) Pola Umum Pembangunan Daerah Jangka Panjang

3) Investasi pembangunan, baik yang sudah dilaksanakan maupun yang

direncanakan.

b. Data kependudukan (Demografi)

1) Jumlah dan penyebaran penduduk

2) Komposisi penduduk menurut :

a) Kelompok umur

b) Kelompok jenis kelamin

c) Kelompok tingkat pendidikan

d) Drl

3) 3) Perkembangan penduduk, dalam haljumlah penyebaran dan komposisi

4) Pola adat istiadat, dll.

c. Data perekonomian

1) Pertumbuhan ekonomi Nasional, Regional, dan Sektoral

2) Pendapatan regional perkapita

3) Perkembangan tiap sektor ekonorrri

d. Data Sumber Daya Alam

Revisi RTRW Ka bupaten Wajo v -83

Page 40: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I.APORAN PENDAHULUAN

1) Keadaan topografi/morfologi dan geologi

2) Keadaan vegetasi, fauna, dan iklim

3) Investasi sumber daya yang belum dansudah dieksplorasi

e. Data Sarana dan Prasarana

1) Jenis sarana dan prasarana penunjang kegiatan sosial-ekonomi

2') Jumlah dan penyebaran sarana dan prasarana

t. Data Tata Ruang

1) Pola umum penggunaan lahan

2) Luas penggunaan lahan menurut jenis penggunaannya

3) Polakecenderunganperubahan/perkembanganpenggunaanlahan

Tahap pelaksanaan kompilasi data ini direncanakan dalam waktu 4 (empat)

minggu, dimana kegiatan hasil tahap kompilasi data akan dilaporkan kepada pihak

pemberi tugas dalam bentuk penyempurnaan Laporan Kompilasi Data sebagai

Laporan HasilSurvei.

5.5,4 Tahap Analisis

Dalam tahap ini antara lain berisi kegiatan penalaran keadaan dan

perkenrbangan daerah dari berbaga! aspek serta faktor yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan daerah yang mencakup :

a. Evaluasi penentuan validitas hasil-hasil perencanaan tata ruang

b. Evaluasiefektifitas dan efisiensi kegiatan pemanfaatan tata ruang

c. Evaluasi keefektifan dan efisiensi pengendalian rencana tata ruang

d. Analisis keadaan dasar

e. Analisis kecenderungan perkembangan

f. Analisis sistem dan kebutuhan ruang

g. Analisis kemampuan pengelolaan pembangunan daerah

5.5.5 Tahap Rencana

Materi perencanaan yang harus dicakup dalam penyusunan rencana adalah

sebagai berikut :

a. Rencana struktur ruang

b. Rencana alokasi pemanfaatan ruang

Revisi R'IRW l{abupaten 14 ajo v -84

Page 41: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

LAPORAI'| PENDAHULUAN

c. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas

d. Rencana Pengembangan Sarana/Prasarana

e. Rencana Tahapan Pembangunart Wilayah per Periode Lima Tahun

5.6 Sistern Pelaporan

Dalam keseluruhan pekerjaan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo ini, akan

dihasilkan laporanJaporan sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan (lnception Reporl) sebanyak 10 eksemplar, yang

berisi rnekanisme pelaksanaan pekerjaan dan metode pendekatan.

Laporan inidiserahkan 3 minggu setelah penandatanganan kontrak kerja.

2. Laporan Kompilasi Data sebanyak 10 eksemplar, yang berisi data hasil

survei dan keterangan-keterangan yang akan digunakan dalam membuat

analisis. Laporan ini diserahkan 7 minggu setelah penandatanganan

kontrak kerja.

3. Laporan Analisis Data sebanyak 25 eksemplar, yang berisi hasil analisis

data. Laporan ini diserahkan 11 minggu setelah penandatanganan kontrak

kerja.

4. Laporan Konsep Rencana (Draft Rencana) sebanyak 50 eksemplar,

diserahkan 13 minggu setelah penandatanganan kontrak.

5. Laporan Rencana (Final Report) sebanyak 50 eksemplar sebagai produk

akhir Revisi RTRWK Kab. Wajo. Penyerahan laporan ini dilakukan 15

minggu setelah penandatanganan kontrak kerja.

5.7 Program Kerja Penyusunan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa maksud dan tujuan pelaksanaan survei

lapangan adalah untuk mengumpulkan semua keterangan, informasi, dan data yang akan

dipergunakan dalam mengidentifikasi potensi dan kendala untuk pengembangan wilayah

Kabupaten Wajo, baik secara fisik (termasuk tata ruang) sosial, maupun ekonomi.

Pokok-pokok kegiatan utama dari pelaksanaan survei lapangan dan hasil dari

kegiatan-kegiatan utama tersebut, adalah sebagai berikut :

Revisi RTRW Kabupaten Wajo v -85

Page 42: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I./IPORAN PENDAHULUAN

Tabel 5.3

Pokok-Pokok Keqiatan Utama Dan Hasil Dari Pelaksanaan Survei Lapangan. N o . . . . . l i i . : i i o i i d . f i l ( e i i i t a n ' " ' ' . i j : . . i ' , i ' i . ] : . l F i ; . . H a s i | y a n ! . d i h a r a p k a n : l ' . .

1. Pengurusan Perizinan lzin untuk melaksanakan Survei Instansional, Survei lapangan, suwei

2. MobilisasiTenaga Tersedianya tenaga lokal untuk membantu kegiatan-kegiatan survei

3. Orientasi Lokal Gambaran kualitatif yang tajam dan akurat mengenai potensi danmasalah utama untuk mengembangkan Kabupaten Wajo

4. Orientasi Daerah Hinterland Gambaran kuafitatif yang tajam dan akurat mengenai :. Kedudukan, peranan dan fungsi wilayah Kabupaten Wajo

. . Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan dane pertumbuhan wilayah Kabupaten Wajo

5. Pengumpulan Data Gambaran kualitatif dan kuantitatif untuk skala lokal maupun regionalyang mengenai :

. Fisik dasar, sumber daya alam, dan tata ruang

. Kependudukan

. Sosialekonomi

. Sarana dan Prasaranao Aspek kemampuan pengelolaan dan adnninistrasi. Kebijaksanaan Perencanaan dan Pembangunan. Dll

6. Survei Lapangan Gambaran kualitatif dan kuaniitatif :. Fisik dasar' Obyek khusus' Penggunaan tanah. Sarana dan prasarana

7. Survei Wawancara Gambaran lengkap baik kuantitatif maupun kualitatif mengenai potensi

dan masalah utama dalam pengembangan wilayah Kabupaten Wajo

Adapun instansi pemerintah Kabupaten dan instansi terkait lainnya yang

menjadi responden dalam hal ini antara lain:

1. Bappeda Kabupaten sebagai wakil pemerintah Kabupaten yang

bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

pelaksanaan program pembangunan di wilayah Kabupaten.

2. Kepala dinas teknis terkait yang mempunyai peran besar dalam

mempengaruhi, menentukan, dan menggunakan ruang di wilayah

Kabupaien. Beberapa dari instansiterkait di atas, yaitu:

a. Kepala BPN (Badan Pertanahan Nasional)

Revisi RTRW Kabi,paten llajo v -86

Page 43: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

I./IPORAN PENDAHULUAN

b. Kepala Dinas Pertanian dan Dinas-Dinasnya (pertanian TanamanPangan, Perkebunan, Perikanan, dan peternakan)

c. Kepala Dinas Perhubungand. Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan

e. Kepala Dinas Pertambangan

f. Dinas Pekerjaan Umum/ Kimpraswilc.q. Cipta Karya

Tahap pengumpulan data ditakukan dengan cara:1' Survei sekunder, kegiatan pengumpulan data sekunder secara umum terdiri

atas:

a. Garis-Garis Besar Haluan pembangunan Daerah Kabupaten wajob. Program-program pembangunan sektoralc. Datadata terbaru mengenai kawasan fisik, pemanfaatan !,uang, kondisi

sosial ekonomi, lingkungan, kebijaksanaan serta konflik-konflik tataruang yang terjadi di lapangan.

d. Peraturan-peraturan atau perizinan pemanfaatan ruang yang telah danakan dikeluarkan terutama dalam penggunaan ruang yang bersekalabesar

e. Data potensi pengembangan wilayah dan kaitannya dengan RTRWKyang telah disusun serta kebutuhan evaluasinya.

f. Informasi-informasidari instansi-instansiterkait dengan penataan ruangg. Hasil Evaluasi/Review RTRWK Kab. Wajo 1990h' Informasi-informasi lapangan sehubungan dengan pelaksanaan Revisi

RTRWK.2. Survei primer, berupa :

Kegiatan diskusi dan wawancara berstruktur dengan pejabat daribeberapa instansi terkait mengenai proses.penyusunan pemanfaatan ruang,pemantauan pemanfaatan ruang, serta langkah-langkahpenanganan/pengendaliannya.

Rev isi RTRW Kabupaten Wajo v -87

Page 44: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf

14514013513012512010095 1 1 0 1 1 5105

t 5

1 0

-5-5

-10

-15-1

PETWII.AYAH NEGARA

REPUBLIK INDONESIA\ )

\ , I

\ \ \ - (^\"C1\ ) \ . \

??lN<v^ \V \

/n/ \t/-\ \11\+

jc'

REVISI RENCANA TATA RUANGwnnteH KABUrrhrnN wn;o toos+ +

)

/

+

+ + + +

+TN

o * u

+

Q"ffi1.-

&1W

+

+ + + +

-^-'\'.-*( \

+

N

+ -l- +

500 0 fl10 1000 Kilome{ers

SEKALA 1 : 20.000.000

+-20

95 100 105 1 1 0 1 1 5 120 125 130 135 110 145

-20

Page 45: digital_98988-[_Konten_]-c6408a.pdf