digital_98988-[_konten_]-c6408a.pdf
TRANSCRIPT
I-/IPORAN PENDAHULUAN
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN WAJO
Pada bagian ini akan diuraikan gambaran umum wilayah Kabupaten Wajo
yang meliputi kondisi dan potensi wilayah, kebijaksanaan perwilayahan dan
kebijaksanaan pembangunan serta pokok-pokok permasalahan pembangunan
yang dihadapi Kabupaten Wajo.
4.1 Letak Gebgrafis
Kabupaten Wajo terletak pada koordinat antara 3"39' - 4'16' Lintang
Sefatan dan 119" 53'- 120"27"Bujur Timur. Kabupaten Wajo memiliki luas
wilayah 2.506,19 km2 atau 4,01 o/o dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan,
Can berada pada ketinggian 0 hingga 500 m di atas perrnukaan laut. Lahan
berbukit terbentang dari selatan ke utara. Dataran rendah terletak di bagian
timur, selatan, tengah, dan barat. Danau Tempe terletak di bagian barat
sedangkan pesisir pantai membentang di sebelah timur menghadap Teluk Bone
sepanjang 103 km garis pantai.
Dalam konteks regional, Kabupaten Wajo terletak di sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone, di sebelah utara
dengan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Sidrap, di sebelah timur dengan Teluk
Bone, dan disebelah barat dengan Kabupaten Soppeng dan Sidrap.
Kabupaten Wajo dalam konstelasinya dengan Provinsi Sulawesi Selatan,
termasuk bagian dari Kawasan Andalan Watampone dengan pusat
pengembangan ditetapkan di Watampone. Selain itu, dalam kebijaksanaan
penetapan kawasan prioritas Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan kawasan
Wajo sebagai kawasan pengembangan tanaman pangan dengan pusatnya di
Kota Sengkang yang berfungsi sebagai pusat pengembangan wilayah pertanian.
Karakteristik dan kondisiwilayah di Kabupaten Wajo adalah sebagai daerah yang
terbaring dengan posisi yang dikatakan "Mangkalungu Ribulue, MassulappE
RipottanangngE, Mattodang Ritasi Tappareng" yang artinya Kabupaten Wajo
memil iki lahan 3 dimensiyakni :
1. Tanah berbukit yang berjejer dari selatan mulai dari Kecamatan Tempe
ke utara yang semakin bergunung utamanya di Kacamatan
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 4 5
I,/I P O RAN P EN DA II U L UA N
Maniangpajo dan Kecamatan Pitumpanua yang merupakan wilayah
pengembangan hutan tanaman industri, perkebunan cokiat, cengkeh,
jambu mente serta peternakan.
Tanah dataran rendah yang merupakan hamparan sawah dan
perkebunan / tegalan pada wilayah timur, selatan, tengah dan barat.
Danau Tempe dan sekitarnya serta hamparan laut yang terbentang
sepanjang pesisir pantai Teluk Bone di sebelah timur merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan perikanan dan budiciaya
tambak.
4.2 Letak Administrasi
Secara administratif terbagi atas 14 wilayah kecamatan yang terdiri dari 45
kelurahan dan 131 desa, dan terbagi dalam 4 dimensi geografis yaitu tanah
berbukit, dataran rendah, danau, dan laut. Adapun ke 14 kecamatan tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabe l4 .1
Administratif
No. Kecamitan Jumlah Desa Jumlah Kelurahan
12345o7II1 01 11 21 31 4
SabbangparuTempeParnmanaBolaTakkalallaSajoangingMajaulengTanasitoloBelawaManiangpajoKeeraPitumpanuaPenrangGil ireno
1 2
1 31 11 1
1 41 5
1 01 0
31 62
2J
44
14
Kabupaten Waio 131 45Wajo dalam An gka, BPS, Tahun 2001
Adapun kondisi luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Wajo dapat
dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut.
2 .
3.
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 4 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel4.2
Luas Kecamatan Di Kabu ahun 2001No. Kecamatan Luas (km2) % Thd Kabupaten
1234567891 01 11 21 31 4
SabbangparuTempePammanaBolaTakkalallaSajoangingMajaulengTanasitoloBelawaManiangpajoKeeraPitumpanuaPenrangGilireno
132.7538.27
1 62 .1 0220.13179.76167.01225.92154.60172.30175.96368.36207.13154.90147.00
5,301,536,478,787 , 1 76,669,016 , 1 76,887,02
14,708,266 , 1 85.87
Kabupaten Wajo 2.506.19 100dalam An( tka,
Kedudukan Kabupaten Wajo secara administrasi maupun fisik berbatasanlangsung dengan kabupaten lainnya, yaitu :
. Sebeiah Timur berbatasan dengan Teluk Bone
. Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Bone
. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sopeng' seberah Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan sidrap
(Sidenreng Rappang).
4.3 Kondisi Fisik Dasar4.3.1 Kondisi tktim
Kabupaten wajo sebagaimana daerah rainnya di Indonesia, yaitu berikrimtropis dengan suhu kurang lebih 27 - 30 o c. yang tandai dengan adanya bulankering/musim hujan dan buran basah/ musim kemarau. Musim hujan setiaptahunnya berlangsung agak pendek yaitu rata-rata 3 buran pada buran Aprilsampai dengan bulan Juni, kecuali di bagian utara yaitu di KecamatanPitumpanua terdapat musim hujan mirip dengan Kabupaten Luwu serta bulan_bulan selanjutnya adalah lembab. sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan
R.evis i RTRW Ka b upat en Waj o r v -47
L4POIUN PENDAHULUAN
Juli sampaidengan bulan Oktober. Curah hujan untuk 3 tahun terakhir mencapai
rata-rata 1.510 mm dan 128 harihujan.
4.3.2. Kondisi Geologis dan Jenis Tanah
A. Kondisi Geologis
Berdasarkan informasi dari peta geologi Indonesia skala 1 : 100.000,
Kabupaten Wajo mempunyai struktur batuan yang terdiri dari 3 jenis batuan
induk, yaitu :
Daerah berstruktur batuan aliran lava tersusun basal hingga andesit,
breksi vulkanik dan batu pasir vulakanik. Struktur batuan ini terdapat
pada bagian utara Kabupaten Wajo yang merupakan daerah aliran lava
dari Gh. Rante Kambola yang berada di Kabupaten Tanatoraja dengan
ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Sedangkan daerah
dengan berstruktur batuan Napaldan batu Gamping terdapat di daerah
bawah yang berstruktur batuan aliran lava atau tepatnya berada di
Kecamatan Pitumpanua.
Daerah berstruktur batuan konglomerasi batu pasir glaukonit dengan
serpih kaquina dan moluska yang memepunyai ketebalan '100 - 500
meter. Struktur tanah ini terdapat pada bagian tengah di Wilayah
Kabupaten Wajo dan mempunyai luasan paling besar.
Daerah aluvial yang berasal selain dari hasil sedimentasi air laut dan
tersebar di sepanjang pantai dan juga yang berasal dari endapan air
sungai/danau yang mempunyai ketinggian kurang dari 25 meter di atas
permuakaan laut.
B. Kondisi Tanah
Selanjutnya menurut peta eksplorasi Sulawesi Selatan, jenis tanah di
Kabupaten Wajo terdiri dari :
1. Al luvial
2. Clay
3. Podsolik
Ret isi RTRW Kabupaten Wajo
Jenis tanah ini tersebar di seluruh Kecamatan
Jenis tanah ini terdapat pada Kecamatan Pammana dan
Takkalalla.
Jenis tanah ini terdapat pada Kecamatan Maniangpajo,
Tanasitolo, Tempe, Sajoangi, tg, Majauleng, Belawa dan
Pitumpanua.
I V - 4 8
I,/IPORAN PENDAHULUAN
4. Mediteran :
5. Grumosol
Jenis tanah ini terdapat pada Kecamatan Tempe,
Tansitolo, Maniangpajo, Pammana cian Belavua.
: Jenis tanah initerdapat di Kecamatarr Sabbangparu dan
Pammana.
4.3.3 Kondisi Hidrologis dan Sumber Daya Air
Sebagian besar wilayah Kabupaten Wajo didukung oleh adanya potensi
sumber daya air yang cukup besar, baik air tanah maupun air permukaan yang
terdapat di danau dan sungai-sungai besar seperti Sungai Walanae, Sungai
Cenranae, dan Sungai Bila. Sungai Gilireng, Sungai Siwa, Sungai Bulete, dan
Sungai Awo merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pengairan dan
penyediaan air bersih.
4.3.4 Kondisi Topografi dan Mortologi
Topografi di Kabupaten Wajo mempunyai kemiringan lahan cukup
bervariasi mulai dari datar, bergelombang hingga betbukii. Sebagian besar
bentuk wilayahnya tergolong datar dengan kemiringan lahan/lereng 0 - 2 %
fuasnya mencapai 212.341 Ha atau sekitar 84 o/o, sedangkan lahan datar hingga
bergelombang dengan kemiringanl lereng 3 - 15 % luas 21.116 Ha (8,43 %),
fahan yang berbukit dengan kemiringan/ lereng di atas 16 - 40 7o luas 13.752 Ha
(5,50 %) dan kemiringan lahan diatas 40 % (bergunung) hanya memiliki luas
3.316 Ha (1,32o/o) .
Secara morpologis, Kabupaten Wajo mempunyai ketinggian lahan di atas
permukaan laut (dpl) dengan perincian sebagai berikut :
o 0 - 7 meter, luas 57.263 Ha atau sekitar 22,85 o/o
o $ - 25 meter, luas 94.539 Ha atau sekitar 37,72%
. 26 - 100 meter, luas 87.419 Ha atau sekitar 34,90 %
. 101 - 500 meter, luas 1 'l .231 Ha atau sekitar 4,50 o/o dan ketinggian di
atas 500 meter luasnya hanya 167 Ha atau sekitar 0,66 %.
4.3.5 Kotidisi Sumber Daya Mitteral/Bahan Galian
Kabupaten Wajo mempunyai sumber daya mineral dan bahan galiart
berupa potensi gas alam yang terdapat di Kecamatan Majauleng 1 buah sumur,
Kecamatan Tanasitolo 4 buah sumur dan Kecamatam Pitumpanua 4 buah
sumur, sehingga jumtah semuanya ada 9 buah sumur. Dari ke 9 buah sumur
Revisi R7-Rl4 Kabupaten Wajo r v -49
I.APORAN PENDAHULUAN
tersebut, diperkirakan potensi gas alamnya mencapai 563,00 BSCF dan
cadangan sekitai 407,40 BSCF dengan gas delivery sebesar 100 MESCFD
untuk 9 buah sumur tersebut.
Untuk potensi bahan galian tambang mineral berupa pasir dan kerikil
sebagai bahan banguhan yang terdapat dibeberapa sungai yaitu S. Siwa, S.
Garunggang, S. Cenranae, S. Walanae dan sungai lainnya. Selain itu juga ada
tambang emas yang areal depositnya tidak terlalu besar dan hanya terdapat di
Kecamatan Pitumpanua yang berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan
Kabupaten Tana Toraja.
4.?.6 Kondisi Kehutanan
Hutan selain dapat menghasilkan kayu dan juga termasuk sebagai kawasan
lindung yang fungsinya untuk melindungidan melestarikan keberadaan air, iklim,
keaneka ragaman tumbuhan, satwa serta keunikan type ekosistem lainnya.
Keberadaan Hutan di Kabupaten Wajo sudah sangat menyempit dengan luasan
hanya sebesar 19.691 Ha atau sekitar 8,00 % dari luas Wilayah Kabupaten Wajo
(250.619 Ha). Luas hutan sekecil itu terbagi menjadi Hutan Lindung (HL) 2.541
Ha dan Hutan Produksi Biasa (HPB) 17.150 Ha.
4.3.7 Kondisi Pariwisata
Bidang pariwisata di Kabupaten Wajo memiliki potensi cukup kaya,
diantaranya obyek wisata alam, wisata budaya dan sejarah peninggalan
purbakala. Obyek wisata alam tersebut adalah Gn. Pattirosompe, Hutan tempat
berburu, Pantai Pasir Putih, Danau Tempe dengan rumah terapung- nya yang
dapat dipakai sebagai tempat menginap, memancing dan menyaksikan indahnya
sunset serta suasana malam yang dingin.
Selain itu juga terdapat beberapa obyek wisata budaya dan sejarah
peninggalan purbakala yaitu rumah-rumah adat, pesta pernikahan adat, makam
rala-raja dan kesenian daerah.
4.3.7 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan cli Kabupaten Wajo sampai tahun 2001 masih
didominasi oleh lahan pertanian dalam art i luas ( sawah mencapai 86,107 Ha,
ladang/tegalan 41.855 Ha, perkebunan 24.811 Ha dan perikanan 14.629 Ha).
Revisi RTRW Knbupaten Wajo I V . 5 0
L/IPORAN PENDAHULUAN
Penyebaran permukiman di Kabupaten Wajo terpusat pada sepanjang
pusat kabupaten (Kota Sengkang), pusat-pusat kecamatan, dan sepanjang ruas
jalan yang menghubungkan antar kawasan permukiman. Pola penyebaran
permukiman cukup merata mengisi keseluruhan ruang di Kabupaten Wajo.
Daerah sepanjang pesisir pantai kurang diminati untuk menjadi kawasan
permukiman, mengingat aksesibilitas yang terbatas serta kondisi topografi yang
berawa-rawa
Dari lahan persawahan yang ada, tidak seluruhnya menggunakan sistem
irigasi teknis. Hanya 12.097 Ha yang menggunakan sistem irigasi teknis, yaitu
Awo, Bila Kalola, Belawa, dan Gilireng. ltupun untuk Gilireng baru pada tahap
perencanaan. Yang perlu mendapatkan perhatian dalam hal ini adalah bahwa
sebagian besar irigasi desa yang digunakan untuk pertanian lahan basah di
Kabupaten Wajo dalam keadaan rusak. Hal ini akan sangat berpengaruh pada
produktivitas pertaniannya secara langsung, dan berpengaruh pada
kesejahteraan masyarakatnya secara tidak iangsung, meskipun persentasenya
terhadap keseluruhan lahan pertanian hanya sedikit.
4.3.8 Kondisi Kependudukan
Kondisi kependudukan di Kabupaten Wajo dari tahun 1997 sampai dengan
tahun 2001 menunjukkan kecenderungan pedumbuhan penduduk yang negatif,
baik di masing-masing kecamatan maupun secara keseluruhan (-2,11 To).
Perubahan terbesar terjadi dari tahun 1999 ke tahun 2000, yang mencapai angka-11,75o/o, dan Kecamatan Gilireng adalah kecamatan yang mengalami
penurunan paling besar jika dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan
lainnya.
Dari tahun 2000 ke tahun 2001 terjadi penambahan jumlah penduduk,
tetapi penambahan tersebut hanya pada angka 0,55%. Secara keseluruhan dari
tahun 1997 sampai tahun 2001 di Kabupaten Wajo terjadi penurunan jumlah
penduduk sebesar -3,71Vo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.
I V - 5 1Revisi RTRW Kabupaten Wajo
LAPORAN PENDAHULUAN
l-abel. 4.3
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten WajoPer Kecamatan Tahun 1997 -2001 (Jiwa)
Kabupatcn
A. Distribusi Penduduk
Dilihat dari jumlahnya, Kecamatan Tempe adalah kecamatan dengan
penduduk terbanyak dan terpadat. Pada tahun 2001, dengan luas 328,27 km?,
Kecamatan Tempe memiliki penduduk berjumlah 50.520 jiwa, yang berarti
kepadatannya adalah 320 jiwa/km2. Angka tersebut berada di atas rata-rata
seluruh Kabupaten Wajo. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk
terendah adalah Kecamatan Gilireng yang hanya mencapai 9.979 jiwa dengan
kepadatan yang sangat rendah.
B. Struktur KependudukanPada umumnya, jumlah penduduk laki-laki di seluruh kecamatan di
Kabupaten Wajo lebih rendah daripada jumlah penduduk wanita. Rata-rata sex-
ratio adalah 88, dan hanya beberapa kecamatan yang memiliki sex-ratio di atas
90. Kecamatan yang memiliki sex ratio paling rendah di Kabupaten Wajo adalah
Kecamatan Sabangparu, dengan jumlah penduduk pria 11.985 j iwa, jumlah
penduduk wanita 14.474 jiwa (total penduduk tahun 2001 adalah 26.459).
Sebagian besar penduduk (98 %) Kabupaten Wajo adalah beragama lslam.
F{anya sebagian kecil dari total jumlah penduduk yang memeluk agama
Protestan, Katol ik, Hindu, dan Budha.
No. KecamatanTahun, 41997 :
I anun.roqo
Tahun2000
Tahun2001
RatePertahun
Rate/Thnl0/61
1
2a
4
3
o
7
8
I
1 01 1
1 2
1 3
1 4
Sabbangparu
Tempe
Pammana
Bola
Takkalalla
SajoangingMajaulengTanasitolo
Belawa
Maniangpajo
KeeraPitumpanua
Penrang
Gilirenq
31,619
49,550
39,017
22,056
26,165
19,814
35,14937,692
34,788
14,312
21,O21
38,182
19,746
14.647
31,607
51,451
39,106
22,'t20
26,226
19.902
35,24138,O42
34,713
14,78921.222
38,432
19,851
1 3.1 73
31,603
51,564
39,206
22,240
26,10919.990
35,401
38,3s9
34,707
14,794
21,414
38,652
19.956
13,173
26,343
49,835
29,810
18,617
20,331
18,33431,62637,027
30,026
14,069
18,757
38,656
15,951
9.944
26,459
50,520
29,775
18,683
20.449't8,401
31,7251 7 1 ? O
30,049
14,48518,865
38,754
15,956
9,979
'to32
194184e-675
1143-283-685
-111
-948'14
-431
114
-758
-934
-3,30
0,404,74-3.10-4,40
-1,40-1,95-0'10-2,73
o,24-2,10
0.37-3,84
-6,40
Jumlah 403.758 405.875 407.168 359.326 361 ,239 -8504 -2.11
Sumber.' Kabupatcn Wajo dalam
Revisi RTRW Kabupaten Waio rv -52
L}IPORAN PENDAHULUAN
Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Wajo menunjukkan
kecenderungan dominasi penduduk yang bekerja di sektor primer, yaitu sektor
pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Dari seluruh wilayah
Kabupaten Wajo, hanya 45 orang yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan.
Walaupun demikian data ketenagakerjaan ini belumlah mencerminkan struktur
ketenagakerjaan yang riil di Kabupaten Wajo, karena kecilnya nilai sampling
yang digunakan (di bawah 1 % dari total populasi). Data tersebut lebih
didasarkan pada data resmi ketenagakerjaan yang terdaftar di Dinas PMD dan
Tenaga Kerja.
Seperti juga perubahan yang terjadi di Indonesia pada umumnya, di
Kabupaten Wajo pun terjadi pergeseran konsentrasi ketenagakeriaan, dimana
perbandingan antara tahun 1990 dan 1999 menunjukkan jumlah tenaga kerja di
sektor pertanian mengalami penurunan. Di lain pihak, di sektor perdagangan dan
konstruksi mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Sektor jasa dan sektor
inCusti'! pengolahan merupakan sektor iain setelah sektor pertanian yang
memilikijumlah tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.
Penduduk usia produktif di Kabupaten Wajo dari tahun 1990 sampai tahun
1999 mengalami peningkatan jumlah. Akan tetapi pada umumnya hanya kurang
lebih setengah dari penduduk usia kdrja yang termasuk dalam angkatan kerja.
Untuk tahun 1990, persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja di
Kabupaten Wajo lebih tinggi dari rata-rata seluruh kabupaten (Sulawesi Selatan).
Tetapi pada tahun 1999 terjadisebaliknya.
4.3.9 Kondisi Perekonomian Wilayah
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wajo digambarkan dari pertumbuhan
PDRB, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.4. Dari tabel tersebut dapat
dilihat pasang surut pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 10 tahun
terakhir. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wajo cenderung meningkat, walau
pada tahun 1996-1997 mengalami penurunan hingga -6,66%. Hal ini dapat
dimaklumi pada priode tersebut secara nasional pertumbuhan ekonomi bergerak
negatif karena terjadinya resesi ekonomi. Bila dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan, secara rata-rata Kabupaten
Wajo masih berada di atas.
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 3
L/IPORAN PENDAHULUAN
Tabe l4 .4
Pertumbuhan PDRB Kab. Wajo dan Prop. Sulawesi Selatan
Struktur perekonomian Kabupaten Wajo masih didominasi oleh sektor
pertanian, termasuk di dalamnya pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan
perikanan. Walau sektor ini masih dominan, kontribusi sektor ini kian berkurang
setiap tahunnya. Sebaliknya sejak tahun 1998 sektor perdagangan, hotel, dan
restoran mulai menunjukkan kontribusinya secara signifikan. Sektor lain yang
cukup besar kontribusinya adalah pertambangan dan penggalian, walau laju
pertumbuhannya masih bersifat fluktuatil Kondisi perekonomian wilayah ini
dapat dilihat lebih lanjut dalam perkembangan PDRB Kabupaten sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel4.5
Perkembangan PDRB Kab. WajoAtas Dasar Harga Berlaku 1998-2001 (Rp Juta)
Wajo
Rev is i RTRW Ka b up a t e n Wai o
Periode 1993-1998Sul-Sel
1993-19981993-1994199+19951995-19961 996-1 9971997-1998
4,O24,357,299,89
-6,666,06
4,517,408,558 ,314,305,33
:8PS Su/awesi Selatan Tahun
,: 1lNo Lapangan Usaha Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000 Tahun 2001
12?
45o
I
8
PertanianPertambangan/Pen g galianIndustri PengolahanListrik Gas, & Air BersihBangunanPerdagangan, Hotel &RestoranAngkutan/KomunikasiKeuangan, Persewaan &Jasa PerusahaanJasa-jasa
731,003.36156,651.4863,554.404,033.98
33,043.42
168,990.4345,542.1722,235.61
65,613.48
764,122.141,357.56
65,942.204,760.92
34,194.26
212,508.5355,260.2519,991.98
74,749.79
747,278.02121,582,3165,1 95.2011,586.0436,434.04
255,044.3167,600.0045,443.94
86,869.74
831,171.65124,680.5767,592.9117,440.5736,875.35
264,010.1469,38s.0946,635.12
89,667.31
Kabupaten Wajo 1,290,668.33 1,215,287.631,437,033.601,547 ,459.71
: BPS Kab. Waio Tahun 2001
I V - 5 4
I,4,POR4N PENDAHULUAN
Kegiatan industri belum menunjukkan kontribusi yang berarti dalam
menunjang perekonomian di Kabupaten Wajo. Sebagian besar indusiri yang ada
berlokasi di Kecamatan Tempe dan Tanasitolo, dengan basis industri adalah di
bidang sandang (sutra). Sebagai produsen sutra terbesar di Provinsi Sulawesi
Selatan, Kabupaten Wajo terkenal sebagai "produsen sutra". Lokasi pemasaran
adalah Kota Makasar hingga ke luar negeri. Walaupun demikian kegiatan industri
sutra belum menunjukkan kontribusi yang berarti bagi perekonomian daerah,
khususnya sektor industr!. Hal ini dapat dipahami karena jaringan pemasaran
yang langsung ke ibukota provinsi, dan dampak ekonomisecara lokalyang dapat
dirasakan adalah pengaruhnya pada sektor-sektor lain, khususnya perdagangan
dan transportasi.
4.3.10 Kondisi Sarana Dan Prasarana Wilayah
Prasarana wilayah merupakan infrastruktur pembangunan di daerah,
yang meliputi fasilitas umurn dan sosial ekonomi serta jaringan utilitas.
A. Sarana dan Fasilitas Umum/Sosial Kemasyarakatan
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Wajo pada dasarnya telah tersedia mulai
dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT), namun PT yang
tersedia ierletak di ibukota kabupaten (Sengkang). Konversi dan pertambahan
fasilitas sekolah banyak dilakukan pada tahun-tahun terakhir. Namun terjadi
penurunan jumlah sekolah dasar, yaitu dari 430 SD pada tahun 2000 menjadi
414 SD pada tahun 2001. Penurunan jumlah SD inijuga diikuti oleh penurunan
jumlah murid, yaitu 49.119 siswa pada tahun 2000 menjadi48.877 siswa pada
tahun 2001.
B. Kondisi Prasarana dan Sarana Transportasi
Sampai dengan tahun 2001 ini, kondisi prasarana jalan di Kabupaten Wajo
masih belum sepenuhnya berada dalam kondisi baik. Adapun panjang jalan
keseluruhan di kabupaten ini mencapai 221,435 km, termasuk jalan perkerasan
sirtu 25,920 km dengan status jalan nasional dan jalan provinsi. Sedangkan
kondisi dan panjang jembatan mencapai 1.524,84 Meter.
Urituk kondisi sarana transportasi di Kabupaten Wajo cukup baik,
mengingat cukup besarnya komoditi ekonomi di wilayah ini yang memerlukan
mobilitas transportasi antar wilayah
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 5
L/IPORAN PENDAHULUAN
C. Prasarana/ Sarana Air Bersih
Untuk kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Wajo, sampai saat ini
sebagian besar masih memanfaatkan air permukaan, air tanah dangkal dan air
tanah dalam sebagai sumber air bagi keperluaan rumah tangga yaitu untuk MCK
maupun untuk air minum. Air permukaan yang ada di Kabupaten Wajo berasal
dariS. Siwa, S. Awo, S. Keera, S. Gilireng, S. Bila, S. Cenrattae dan S. Walanae.
Sedangkan pemanfaatan air tanah dilakukan dengan pembuatan sumur pompa
tangan, sumur artesis dan pengambilan langsung pada mata air.
Adapun jumlah sumur pompa tangan dan sumur artesis di Kabupaten Wajo
yaitu Sumur Pompa Air Tanah Dangkal (SPAT. Dk) sebanyak 1.694 titik, Sumur
Pompa Air Tanah Dalam (SPAT. Dl) 321 titik, Sumur Artesisi (SA) 16 titik dan
Sumur Bor 10 titik yang tersebar di seluruh desa/kelurahan. Untuk lebih
jelasnya. Sedangkan yang mamanfaatkan pelayanan air bersih dari PDAM,
masih sangat terbatas dan untuk sementara hanya melayani penduduk Kota
Sengkang (ibukota kabupaten) dan sekitarnya, itupun secara persentase masih
sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah penuduk Kota Sengkang.
D. Prasarani/ Sarana Jaringan Listrik
Energi listrik merupakan salah satu sarana penunjang yang sangant penting
baik utnuk keperluan rumah tangga maupun kegiatan industri. Untuk
perkembangan sektor kelistrikan di Kabupaten Wajo cukup meningkat sejalan
dengan adanya program bidang perlistrikan dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat melalui pengembangan jaringan dan
pengembangan listrik pedesaan.
Di Kabupaten Wajo, jaringan listrik sudah menjangkau ke seluruh
kecamatan dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Dari 12 unit pelayanan di Kabupaten Wajo, maka PLN telah melayani
pelanggan/konsumen sebanyak 60.131 rumah dengan kapasitas tersambung
sebesar 39.831,80 KVA dan yang terjual sebanyak 50.958.354 KWH.
E. Prasarana/ Sarana Jaringan Telephone
Sampai saat ini, PT Telkom telah berhasil membangun sarana dan
prasarana telekomunikasi yang menjangkau semua ibukota kabupaten di
Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan teiah mengadakan perluasan kapasitas
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 6
LAPORAN PEA'DAHULUAN
sentraltelepon sampai ke lokasi-lokasi yang mempunyaijaringan sentral telepon.
Di Kabupaten Wajo, jaringan telepon telah menjangkau beberapa kecamatan
namun masih terbatas pada Kecamatan Tempe terutana Kota Sengkang sebagai
lbukota Kabupaten Wajo.
4.4 Kebiiakan Pemerintah Kabupaten Wajo
Kebijakan pembangunan Kabupaten Wajo telah tertuang di dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kabupaten Wajo, Program Pembangunan Daerah (Propeda),
dan Rencana. Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wajo (RTRW 1990). Ketiga
dokumen tersebut merupakan landasan dasar dalam melakukan pembangunan.
Beberapa kebijakan pembangunan yang termaktub di dalam berbagai dokumen
tersebut dapat disarikan sebagai berikut :
4.4.1 Visi, Illisi, dan Nilai
ldentitas pembangunan dinyatakan dalam tiga hal, pertama visi yang
didefinisikan sebagai ganrbaran kesuksesan yang hendak dicapai dalam kurun
waktu tertentu, kedua adalah misi yang menyatakan tugas yang ingin dikerjakan
sebagai pengejawantahan keberadaan visi, dan ketiga adalah nilai yang
menjabarkan iaturan-aturan" yang mendasari, mengilhami dan menuntun
pelaksanaan misi. Visi, misi, dan nilai ini telah dirumuskan dalam Renstra
Kabupaten Wajo, sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut :
Terciptanya pemerintahan demokratis, beriman dan bertakwa, bebas dari
kolusi korupsidirn nepotisme (KKN), dan berwibawa dalam melayani masyarakat
serta menjadi kreatif produktif dan mandiri menuju terciptanya Kabupaten Wajo
sebagai salah satu pu:at agribisnis di Sulawesi Selatan.
Adapun misi Kabupaten Wajo adalan :
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dari segala lapisan dan
profesi.
2. Menyelenggarakan pemerintahan sebagai pelayan kepentingan
masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
3. Menciptakan koneksitas yang sinergis antar daerah / wilayah (pola
kemitraan / jaringan)
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan (alam,
teknologi, modal, sosial) demi kepentingan masyarakat.
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 7
I}IPORAN PENDAHULUAN
5. Mengembangkan ekonomi perdesaan yang berbasis pada pertanian
dalam arti luas.
6. Menjadikan Wajo sebagai Daerah Tujuan Wisata di Sulawesi Selatan.
7. Mengupayakan peningkatan PAD melalui intensifikasi, ekstensifikasi
dan diversifikasi sumber - sumber pendapatan.
8. Mengembangkan pusat - pusat pelayanan, termasuk pusat pelayanan
industri.
9. Pengembangan peternakan rakyat khususnya sapi, kambing, ayam
buras dan itik.
10. Pengurusan peralatan pengembangan mekanisasi pertanian dan
pembinaan organisasi tingkat petani
Nilai - nilai yang dianut dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
Kabupaten Wajo diangkat dari nilai / budaya tradisional yang dikombinasikan
dengan cara pandang yang dianut secara global dan diterima secara luas oleh
masyarakat. Nilai berfungsi sebagai rambu-rambu / koridor dalam pelaksanaan
aktivitas pembangunan, baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Nilai
yang dituangkan disini bertolak pada prinsip kearifan budaya Wajo (yassiwaiori)
yang bertumpu pada tiga nilai dasar yakni :
a. Sipakatau
Nilai ini mensyaratkan agar dalam membina interkoneksitas, sebagai
elemen utama dalam wacana kemandirian lokal, seyogyanya dilaksanakan
berdasar prinsip kebersamaan yang berbasis pada penghormatan dan
pengakuan terhadap keberadaan dan jati diri setiap anggota masyarakat.
b. Sipakalebbt
Nilai ini mensyaratkan agar dalam kehidupan bermasyarakat yang
penuh pergaulan, termasuk melaksanakan aktifitas pembangunan
dibutuhkan saling pengertian, saling menghargai dan saling menghormati
sesuai dengan peran masing-masing dalam rangka mensejahterakan dan
menjaga kelangsungan hidup manusia baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok.
c. Sipakainge
Nilai ini mengedepankan rasa saling mengingatkan dan saling
menunjukkan jalan terbaik yang akan ditempuh dalarn mewujudkan suatu
cita-cita bersama. melakukan koreksi dan saran secara konstruktif untuk
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V , 5 8
I./IPORAN PENDAHULUAN
penyelesaian setiap masalah dan menjauhi rasa curiga dan sentiment yang
ciapat merusak hubungan kemanusiaan, sekaligus merupakan kiat
mempertemukan aspirasi sebagai basis dalam menjaga harmoni kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk memberi motivasi dalam
menyukseskan pencapaian visi dan misi tersebut, maka ditetapkan langkah-
langkah kebersamaan yang dituangkan dalam semboyan "Wajo Mesra" yang
bermakna "Kewajiban Kita Bekerja Optimal Meningkatkan Kesejahteraan
Rakyat". Pelaksanaannya dituangkan dalam enam prinsip kerja yakni :
. lman dan Takwa
. TaatAsas
. Keterbukaan
. Pelayanan
. Rasa malu
. Kemitraan, keterpaduan dan koordinasi.
4.4.2 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Strategi dan arah keb'tjakan pembangunan Kabupaten Wajo telah
ditentukan di dalam Renstra Kabupaten Wajo. Strategi dan kebijakan
pembangunan tersebut yang terkait dengan penataan ruang dapat dilihat dalam
uraian berikut:
A. Strategi Dasar
Peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan kunci
keberhasilan pembangunan dimasa kini dan masa masa mendatang,
pemerintah akan bersifat mendorong dan menciptakan peluang sehingga lebih
banyak berfungsi sebagai fasilitator dan moderator pembangunan.
Pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat adalah strategi dasar
dalam melaksanakan aktifitas pernbangunan.
Peran serta masyarakat dapat ditingkatkan melalui perbaikan dan
peningkatan kelembagaan masyarakat secara optimal sehingga mampu
berfungsi sebagai motor pembangunan di wilayahnya masing - masing. Untuk
peningkatan kelembagaan, maka strategi dasar yang perlu ditempuh adalah
menciptakan iklim yang kondusif dan secara aktif mendorong pengembangan
kelembagaan masyarakat yang memungkinkan peningkatan intensitas dan
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 5 9
LAPORAN PENDAHULUAN
kualitas peran serta segenap lapisan masyarakat dalam semua aspek
pembangunan bangsa dan Negara. Oleh karena itu diperlukan program-program
strategis yang akan ditempuh, yaitu sebagai berikut :
1. Memperkuat kelembagaan agar pelayanan dapat lebih optimal.
2. Meningkatkan produksi dan produktifitas komoditi unggulan (pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan).
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, !ocial budaya,
keagamaan dan kesehatan, serta sarana dan prasarana produksi
pertanian,irigasi dan transportasi.
4. Mengupayakan terrealisasinya pengembangan Kawasan Tempe secara
terpadu.
5. Melakukan penataan lingkungan yang produktif, asri dan berkelanjutan.
6. Mengembangkan Kota Sengkang sebagai pusat wilayah
pengembangan terutama dibidang pelayanan, perhubungan dan
eksplorasi laut serta perdagangan.
7. Mengupayakan pemanfaatan dan pendayagunaan lahan yang tidak
produktif untuk dapat dimanfaatkan sesuai aturan yang berlaku.
8. Mengembangkan ibukota Wajo sebagai pusat pelayanan, perdagangan,
budaya dan pariwisata.
9. Mengembangkan dan meningkatkan kepariwisataan yang didukung
oleh aneka komoditas industri kecil (sutera, anyaman, gerabah dan
lain-lain) dan suaka peninggalan sejarah.
10. Mengembangkan industri kecil dan menengah, termasuk industri
pertambangan dan energi.
11. Peningkatan pengelolaan sumber-suntber pendapatan asli daerah
(PAD).
12. Pengembangan sumberdaya, sarana dan prasrana pertanian.
B. Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang terkait dengan penataan ruang adalah :
1. Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyai
a) Peftanian
Pembangunan pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan diarahkan kepada pertanian
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 6 0
LAPORAN PENDAHULUAN
yang maju, efisien dan tangguh dengan mengacu pada Tri Program
dan Gerakan Peningkatan Produksi dan Ekspor Dua Kali Lipat
Propinsi Sulawesi Selatan sebagai dasar kebijaksanaan
pembangunan daerah.
Oleh karena itu pembangunan pertanian di daerah tetap
memperhatikan dan memelihara kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup. Sejalan dengan itu kemampuan pengelolaan
kelembagaan dan penerapan teknologi yang tepat serta sarana dan
p,-asarana penunjangnya tetap ditingkatkan.
Tanaman Pangan
Pembangunan pertanian tanaman pangan diarahkan pada :
. Upaya peningkatan produksi komoditi pangan dengan berbagai
upaya guna menunjang program ketahanan pangan untuk
menjamin oleh masyarakat.
. Memperbaiki keadaan gizi masyarakat melalui
penganekaragaman jenis bahan pangan dan penyediaan protein
nabati.
. Mengupayakan Kabupaten Wajo agar dapat nnenjadi pusat
pelayanan perberasan di sektor timur (BCSOWASIPILU = Bone,
Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu), untuk menunjang
daerah Sulawesi Selatan sebagai daerah penyangga utama
beras di Kawasan Timur Indonesia.
. Pengembangan mekanisasi pertanian dengan mengoptimalkan
pemanfaatan lahan (perbaikan/ perluasanlahan) dan
meningkatkan produktifitas dan kualitas komoditi andalan dan
unggulan melalui penerapan teknologi pra produksi sampai
pasca panen.
. Peningkatan penerapan teknologi perlu diupayakan melalui
pengurusan jasa alat berat yang benarawasan lingkungan dan'
kegiatan penyuluhan dengan metode yang sesuai dengan
kondisi spesifik lokasi seperti pelatihan, pertemuan, bimbingan,
temu usaha, demonstrasi dan magang.
Rev i"s i RTRW' Ka b up at e n Waj o I V . 6 1
I"4,PORAN PENDAHULUAN
Perkebunan
Pembangunan perkebunan berorientasi pada peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat dan peningkatan tarap hidup peiani dengan
cara memperluas usaha / lapangan kerja, memperluas pasar
diversifikasi usaha tani, meningkaikan mutu produksi dalam sistem
agribisnis menuju terwujudnya pertanian yang maju, efisien dan
tangguh melalui upaya peremajaan, rehabilitasi, intensifikasi dan
diversifikasi tanaman dengan pemberdayaan petani.
Untuk itu arah kebijakan pembangunan perkebunan adalah :
. Meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan kemandirian
petani melalui proses peningkatan kualitas dan kuantitas
produksi serta keanekarangaman hasil pertanian.
o Pembangunan perkebunan dilanjutkan dalam sistern agribisnis
yang terpadu dengan agroindustri melalui keterkaitan yang saling
menguntungkan antara petani produsen dengan industri
(kemitraan usaha).
o Perhatian khusus diberikan pada usaha perlindungan dan
pengembangan perkebunan rakyat didukung oleh kemudahan
pendanaan (termasuk dari lembaga keuangan) dan pemasaran,
disamping itu diperlukan penanganan lahan kering dan lahan
terlantar yang lebih efektif dan efisien.
. Mengupayakan perluasan areal perkebunan, peningkatan
produksi dan produktifitas perkebunan, khususnya untuk
komoditi ekspor dan penyerapan tenaga kerja.
. Mengupayakan peningkatan pemantapan dan pengembangan
sistem pertanian berkelanjutan yang berbudaya industri dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perikanan
Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan (laut, tambak, danau,
kolam dan sawah) diarahkan dan diupayakan untuk :
. Meningkatkan kuali tas sumber daya manusia perikanan dan
pendapatan petani / nelayan melalui upaya optimalisasi
pemanfaatan sumber daya perikanan dan menerapkan ilmu
Revis i RTRW Ka b upate n Waj o rv -62
LAPORAN PENDAHULUAN
pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan serta
peningkatan nilai tamoah hasil - hasil perikanan.
. Meningkatkan penyediaan dan distribusi bahan pangan
komoditas perikanan dalam rangka meningkatkan kualitas
konsumsi gizi manusia.
e Mendorong dan meningkatkan kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha yang produkrif.
o Mendorong peningkatan pertumbuhan industri di dalam negeri
melalui penyediaan bahan baku dan meningkatkan penerimaan
devisa non migas.
. Peningkatan kegiatan usaha intensifikasi, ekstensifikasi,
diversifikasi usaha dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia perikanan melalui pembinaan, penyuluhan serta
pemantapan usaha penangkapan ikan, budidaya ikan udang dan
kepiting di air payau.
o Penataan kawasan danau Tempe yang berfungsi ganda dan
pengerukan sungai / tambak yang ada.
. Peningkatan penanganan pasca panen yang dibarengi dengan
penyediaan sarana dan prasarana penunjang (termasuk
perluasan dermaga dan pembangunan tempat pendaratan ikan)
yang dapat lebih meningkatkan produksi dan mutu untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
o Pengembangan perikanan diarahkan / dikaitkan dengan upaya
pembangunan dan pengembangan didesa - desa pantai.
Peternakan
Pembangunan peternakan diarahkan untuk mendukung ketahanan
pangan terutama kebutuhan daging, telur dan susu. Usaha tani
bidang peternakan diarahkan menjadi usaha keluarga yang dibina
secara berkelompok sehingga mampu memenuhi permintaan, pasca
regional, nasional dan global serta menciptakan lapangan kerja yang
produktif.
Untuk mencapai sasaran tersebut perlu dilakukan hal - hal sebagai
beikut :
Revisi RTRW Kabupaten Waio I V - 6 3
I.IIPORAN PENDAHULUAN
. Meningkatkan kemampuan berusaha bagi petani peternak
meiallri berbagai upaya.
o Meningkatkan peran serta anggota kelompok tani dalam
kegiatan pemasaran bersama melalui koperasi.
. Memberantas penyakit menular pada ternak terutama yang
bersifat endemik dan mempen garu hi produktifitas.
. Pemberdayaan kelompok tani melalui pendekatan manajemen
partisipatif utamanya sumber daya manusia.
. Mengembangkan usaha peternakan dengan metode ramah
lingkungan.
. Menciptakan suasana aman dan tertib lingkungan untuk
kepastian dan keamanan berusaha.
o Merangsang tumbuhnya industri pasca panen / pengelolaan hasil
ternak berskala rumah tangga.
b) Kehutanan
Hutan selain menghasilkan kayu, rotan, dammar, flora dan fauna juga
ber.fungsi sebagai penentu ekosistem untuk memelihara kelestarian
lingkungan hidup, menjaga kesuburan tanah dan mengatur tata air.
Bertitik tolak dari manfaat dan fungsi diatas, maka pembangunan
sektor kehutanan akan dilakukan melalui upaya - upaya sebagai
berikut:
. Pembangunan kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat
yang sebesar - besar bagi kemakmuran rakyat dengan tetap
menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup,
memelihara tata air, dan rnemperluas kesempatan usaha dan
lapangan kerja, serta meningkatkan sumber pendapatan daerah
dan devisa negara untuk memacu pembangunan daerah.
. Pengelolaan daerah aliran sungai, baik dalam kawasan hutan
rnaupun di luar kawasan hutarr. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kemasyarakatan dalam bentuk kelompok
masyarakat sebagai kelompok usaha dengan penekanan pada
pemberdayaan ekonomi rakyat dan keberlanjutan.
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 6 4
LAPORAN PENDAHULUAN
c)
a
Upaya rehabilitasi hutan dan tanah kritis pada daerah tangkapan
air untuk memulihkan kesuburan tanah, mata air dan kelestarian
daya dukung lingkungan, penghijauan, konservasi tanah dan
reboisasi.
Peningkatan pengelolaan dan pengawasan hutan atau
penebangan / penyerobotan dengan pemberdayaan kelompok
masyarakat setempat.
Reboisasi, penghijauan dan konservasi tanah diarahkan pada
kegiatan - kegiatan bersifat produktif dan berkelanjutan yang
disesuaikan dengan keinginan masyarakat peserta.
Penyuluhan digalakkan dan ditingkatkan terutama pada daerah
tangkapan air sungai / irigasi.
Perkebunan besar dan perkebunan rakyat harus mengacu pada
aspek kelestarian lingkungan danpemeliharaan tata air.
Masyarakat yarrg sudah terlanjur berada dalam kavuasan hutan
diarahkan dan dibina melalui hutan kemasyarakatan.
Peninjauan kembali peta tata batas hutan yang ada secara
terkoordinir dan terpadu yang dibarengi dengan perrrasangan
batas yang jelas.
Sutera Alam
Pengembangan sutera alam dimaksudkan untuk menghemat
devisa Negara, meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah
disamping untuk menyerap tenaga kerja dan sekaligus
mendukung pengembangan industri rumah tangga dan
kepariwisataan.
Untuk rnenunjang tujuan tersebut diatas maka perlu didukung
upaya - upaya sebagai berikut :
* Pengembangan dan rehabil i tasi pohon murbei dan
pengadaan bibit unggul ulat sutera.
* Pemberantasan hama, penyakit dan perbaikan organisasi
petani dan pengrajin serta perbaikan processing, dan
peningkatan kur,rlitas produksi.
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V . 6 5
LAPORAN PENDAHULUAN
* Pemberdayaan kepada petani / pengrajin dan perbaikan
pemasarall hasil serta meningkatkan peran swasia dan
koperasi untuk pengembangan pengolahan dan usaha
persuteraan.
. Peningkatan penelitian persuteraan alam diarahkan pada
penelitian hama penyakit bibit unggul ulat sutera, perbaikan
kualitas bibit murbei, pembinaan petani / pengrajin, pengenalan
teknologitepat guna dan perbaikan sistem pemasaran.
d) Pengairan
. Mengupayakan pembangunan, perluasan, operasi dan
pemeliharaan pengairan untuk irigasi sawah dan tambak.
Pembangunan irigasi Gilireng, perluasan dan pemeliharaan irigasi
teknis seperti lrigasi Awo l, ll, lll dan bila dimana saluran primer
dan sekunder dilakukan oleh pemerintah, sedangkan operasi dan
pEmeliharaan saluran tersier dan kuarter sedang mungkin
dilakukan oleh petani sendiri.
. Pada daerah - daerah pertanian lahan kering / tadah hujan yang
tidak dijangkau sistem irigasi teknis diupayakan untuk diairi
melalui :.t Pembangunan irigasi desa, embung-embung dan
pengembangan air tanah dan pembuatan sumur artesis.
+ Lahan yang tidak dapat diairi melalui sistem gravitasi,
dilakukan melalui pompanisasi pada daerah yang
memungkinkan dengan sistem terpadu.
. Kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam memelihara
saluran dan bangunan irigasi serta dalam pengaturan penggunaan
air secara efisien perlu ditingkatkan melalui pembinaan P3,A.
e) lndustri
. Meningkatkan kualitas produksi dan diversifikasi produksi kain
sutera dalam rangka pengembangan Kabupaten Wajo sebagai
pusat kain sutera di Sulawesi Selatan.
. Meningkatkan produktivitas industriyang mengolah hasil pertanian
dan indrrstri yang mempunyai prospek cerah dipasaran, baik pasar
dalam negeri maupun ekspor dengan melalui pengembangan
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 6 6
I-/IFORAN PENDAHULUAN
penguasaan teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia
yang berkualitas.
. Mendorong tunrbuhnya industri kecil di perdesaan, terutama
desa - desa tertrngga!.
. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan industri rumah
tangga untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian
berusaha.
. Peningkatan dan pengembangan industri yang benrvawasan
lingkungan.
Mendorong usaha industri rumah tangga dalam wadah kelompok /
koperasi.
Upaya pengembangan industri yang terpadu antara lain
pengembangan perikanan, peternakan dan perkebunan.
Memberi bantuan promosi terutama untuk mengikuti pameran,
baik Calarn negeri maupun luar negeri.
Keterkaitan antara pengusaha besar, menengah dan kecil dalam
segi pemasaran, bahan baku, teknologi dan sub kontrak juga perlu
diupayakan.
Pertambangan
Pemerintah Daerah akan memberikan fasilitas dan dorongan, baik
kepada swasta nasional maupun asing, dalam meningkatkan
survey / penelitian, eksploirasi sumber - sumber mineral dan
energiyan ada di Kabupaten Wajo.
Pembangunan pertambangan, baik uniuk bahan baku industri
maupun untuk pengembangan energi harus selalu
memperhatikankebutuhan masa depan, kelestarian lingkungan
hidup serta keselamatan dan ancaman bencana alam dengan
disertai pengawasan yang menyeluruh.
. Sistem informasi sektor pertambangan perlu ditingkatkan untuk
mendorong kesempatan penanam modal dalam negeri maupun
asing dengan menciptakan iklim usaha yang sehat dan menarik.
0a
Revisi RTRW Kabupaten Wajo rv -67
LAPORAN PENDAHULUAN
g) Energi
o Penyediaan energi listrik perlu ditingkatkan dalam rangka
mendorong kegiatan ekonomi, baik di lbukota Kabupaten maupun
di perdesaan, sehingga dapat berfungsi bukan hanya sebagai alat
penerangan pada rumah - rurnah penduduk tetapi sekaligus
memungkinkan pengembangan industri.
. Perlu pemantauan terhadap pemanfaatan gas alam untuk
menjaga kelangsungan usaha, kepentingan masyarakat dan
pemerintah daerah dengan menjaga kelestarian lingkungan.
h) Perhubungan
Pengembangan sektor perhubungan yang meliputi perhubungan
darat, laut, pos dan telekomunikasi diarahkan sebagai berikut :
Perhubunqan darat
e Peningkatan jalan dan jembatan yang telah dibangun perlu
ditingkatkan kapasitas dan rnutunya serta penginventarisasi
ruasnya terutama poros jalan dari pusat - pusat produksi ke
daerah pemasaran.
o Pembangunan i peningkatan jalan dan pemeliharaannya pada
lbukota yang lalu - lintasnya semakin padat dan pembinaan
pengendalian arus lalu - lintas kota perlu ditingkatkan. Khusus di
kota Sengkang perlu disertai pembangunan peningkatan drainase
kota.
c Peningkatan dan pembinaan srstem pengusahaan angkutan jalan
raya untuk terwujudnya iklim usaha yang baik dan efisien
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanannya seperti
keselamatan, kelancaran, tepat waktu dan tarif yang terjangkau
oleh masyarakat.
. Pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan fasilitas
angkutan darat, seperti penyediaan terminal antar kota kabupaten
yang baru, rambu - rambu jalan dan fasilitas lainnya.
. Peningkatan sarana perhubungan sungai, danau, dan
penyeberangan baik sarana dan prasarana maupun
pelayanannya.
Revisi RTRW Kabupaten Wajo I V - 6 8
LAPORAN PEI,IDAHULUAN
. Pembangunan dermaga sungaidi Kecamatan Tempe.
Perhubunoan laut
Peranan pelabuhan dalam menunjang transportasi laut cukup
potensial. Pengembangan dan peningkatan sarana prasarananya
akan mempunyai dampak positif bagi perkembangan perekonomian
daerah pada umumnya dan perkonomian masyarakat pesisir pantai
timur khususnya. Oleh karena itu, pengembangan dan pembinaan
yang diperlukan antara lain :
. Pembangunan pelabuhan laut di Bangsalae Kecamatan
Pitumpanua
o Peningkatan dermaga sungai di Kecamatan Pitumpanua
r Peningkatan sarana pelabuhan perahu CenranaE di Kecamatan
Sajoanging.
. Pengaturan pelayaran utamanya agar sistem pelayanan pelayaran
dapat berjalan tetap dan teratur.
e Peningkatan sistem pelayaran dan pengelolaan pelabuhan, agar
pergerakan barang dan penumpang dapat berjalan aman, lancar
dan tertib.
0 Pariwisata
. Pengembangan kepariwisataan perlu lebih ditingkatkan dengan
memanfaatkan potensi alam dan budaya serta suaka peninggalan
sbjarah yang terdapat di Kabupaten Wajo.
. Pengembangan kepariwisataan memerlukan pengelolaan secara
terpadu dari berbagai sektor yang meliputiantara lain :
* Peningkatan promosi yang berciri khas Bugis dan
peningkatan pengembangan obyek wisata seperti wisata
pantai, danau dan pengembangan agro wisata sutei'a.
* Penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang
kepariwisataan, peningkatan mutu dan kelancaran pelayanan
kepariwisataan.
* Pergelaran seni budaya daerah pengembangan industri
kerajinan khas daerah, pendidikan keterampilan industri
pariwisata dan lembaga I aparat pengelola wisata.
Rev is i RTRW Ka bupate n Waj o I V - 6 9
I./IPOMN PENDAHALUAN
i)a
Pengembangan pariwisata harus didasarkan pada perencanaan
yang niantap mencakup berbagai aspek sosiologi, ekologi, sosial
budaya dan sosial ekonomi.
Pengembangan kepariwisataan perlu pula diarahkan untuk
memupuk rasa cinta tanah air cjan bangsa serta menanamkan
jiwa, semangat dan nilai - nilai luhur bangsa, norma dan etika
daerah dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan
nasional.
Perdagangan
Pengembangan dan peningkatan perdagangan selain diarahkan
untuk kepentingan daerah juga untul< menunjukkan pelaksanaan
kebijaksanaan nasional, peningkatan penerimaan devisa
khususnya ekspor non migas, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan berusaha. Selain itu harus diimbangi dengan
peningkatan sistem informasi pasar melalui pasar yang dilakukan
secara bersama oleh instansi-instansi terkait.
Pembangunan dan pengembangan pusat perdagangan termasuk
rehabilitasi pasar - pasar seperti pasar tradisional serta pasar -
pasar lainnya di lbukota Kecamatan, termasuk pengadaan pasar
khusus untuk pengembangan persuteraan, diperlukan dengan
tujuan pemerataan dan perluasan kesempatan berusaha
utamanya pengembangan usaha kesempatan berusaha utamanya
pengembangan usaha ekonomi lemah, koperasi dan sektor -
sektor informasi lainnya.
Dalam usaha memperluas kesempatan berusaha maka pedu lebih
ditingkatkan pemberian bantuan kepada pengusaha ekonomi
lemah, seperti penyediaan tempat berusaha, peningkatan
keterampilan dan bantuan pemasaran
Peningkatan kegiatan dan kepastian pemasaran dan produksi
hasil pertanian dan industri dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita masyarakat.
Perdagangan bahan - bahan makanan dan minuman keras yang
mengandung alkohol atau sejenisnya, harus diperkecil dengan
Revisi RTRW Kabupaten Waio I V - 7 0
I}IPORAN PENDAI]ULUAN
k)
a
pengawasan yang ketat untuk mencegah timbulnya akibat
negative dalam masyarakat.
Sistem perizinan dan pengaturan perusahaan perlu dikembangkan
dan diberi kemudahan sebagai alat pengendali dan untuk
mencegah persiangan yang tidak sehat antar perusahaan.
Terciptanya hubungan kerjasama yang harmonis dan serasi antar
pelaku ekonomi yaitu : BUMN, Koperasi, Swasta dan lembaga
keuangan sehingga mampu memanfaatkan setiap peluang pasar,
meningkatkan kesempatan usaha, menambah lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Peningkatan pelayanan, pengawasan dan perlindungan
konsumen, termasuk pelayanan kemetrologian, balai pengawasan
obat dan makanan, dan lembaga konsumen swasta.
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air, hujan, mineral dan
energi) untuk pembangunan harus dilakukan dengan bijaksana
agar dapat memberikan manfaat bagi pembangunan dan
berkesinambungan.
Rehabilitasi sumber daya alam yang rusak, utamanya lahan kritis
dan daerah pantai dengan menggalang partisipasi masyarakat.
Meningkatkan usaha usaha perbaikan lingkungan hidup,
utamanya lingkungan pemukiman baik di perkotaan maupun di
perdesaan.
Meningkatkan usaha - usaha penyuluhan untuk memperbaiki
sikap dan perilaku masyarakat terhadap sumber daya aiam dan
lingkungan hidup.
Pertanahan
Usaha dibidang pertanahan diarahkan kepada pelaksanaan yang
mantap sesuai Undang undang Pokok Agraria menuju
terwujudnya Catur Tertib Pertanahan yang meliputi : tertib hukum
pertanahan, tertib administrasi pertanahan, tertib penggunaan
tanah, tert ib pemeliharaan tanah dan l ingkungan hidup.
0a
Revisi RTRW Kabupaten Wajo rv -71
L/IPORAN PENDAHULUAN
. Untuk pemanfaatan dan pemberian hak atas tanah secara optimal,
teratur dan efisien, maka perlu penataan penggunaan tanah
melalui kegiatan redistribusi, konsolidasi, prona dan lainnya yang
terkoordinir, baik di kota maupun di desa.
. Perlu melakukan inventarisasi tanah dan lahan, terutama yang
terlantar dan sekotar Danau Tempe dan rawa lainnya untuk
memperoleh kepastian atas haknya guna terjadinya pemanfaatan
yang optimal.
m) Kelautan
. Peningkatan dan pengembangan kelembagaan masyarakat yang
mengacu pada nilai - nilai lokal yang mampu mengkondisikan
pemanfaatan sumberdaya laut yang ada.
. Mengembangkan pemanfaatan, pengelolaan, pemulihan dan
perlindungan potensi sumberdaya alam kealutan meliputi
surnberdaya ha-vati dan non-hayati pantai dan laut melalui
perumusan tata ruang pantai dan laut yang pemanfaatannya
diarahkan untuk mendukung peningkatan kinerja produksi sesuci
dengan ni lai- ni lai lokal.
. Mengembangkan daya saing dan daya tarik kawasan pantai bagi
para investor yang diarahkan kepada penciptaan lapangan kerja
bagi masyarakat setempat.
n) Pembangunan Daerah
. Pembangunan Daerah dilaksanakan secara terpadu dan serasi
yang disesuaikan dengan prioritas dan potensi yang dimiliki
dengan peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat. Untuk
itu perlu ditingkatkan kemampuan pengelolaan pembangunan
untuk mewujudkan otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung
jawab secara proporsional dan berkeadilan jauh dari kolusi,
korupsi dan nepotisme (KKIJ), serta perlu peningkatan dana dan
penggalian sumber - sumber pendapatan daerah yang tidak
bertentangan ketentuan yang ada dengan pemihakan pada
masyarakat.
Revbi Rl'Rll Kabuparcn Wajo rv -72
I-/IPORAN PENDAHULUAN
. Lebih meningkatkan keseimbangan, keserasian pembangunan
dan pertumbuhan antara wilayah perdesaan dan perkotaan
sehingga tidak terjadi perbedaan menyolok antara desa dengan
kota.
. Memberikan perhatian khusus pada wilayah desa / kelurahan
tertinggal, wibyah pantai timur, pesisir Danau Tempe, Caerah
yang terpencil dan daerah perbatasan. Khusus daerah perbatasan
perlu diupayakan adanya tapal batas yang jelas.
. Pembangunan perdesaan perlu terus ditingkatkan melalui
pemberdayaan lembaga - lembaga desa dan penciptaan iklim
yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat
perdesaan.
r Pembangunan perkotaan secara terencana dan terpadu dengan
memperhatikan perkembangan penduduk sehingga menjamin
lingkungan dan pemukiman yang sehat untuk hidup, bekerja dan
b.erusaha dengan memperhatikan keserasian hubungan dan
pengembangan antara perkotaan dan perdesaan
4.5 Beberapa Pokok Permasalahan Pembangunan Kab. Wajo
Permasalahan pembangunan merupakan permasalahn yang akan tetap
ada seiring berjalannya pembangunan itu sendiri, beberapa di antaranya akibat
kemajuan kualitas kehidupan masyarakat, sehingga luntutan akan hidup lebih
baik menjadi suatu hal yang mesti dimaknai melalui pembangunan, sehingga
dapat tercapai tujuan suci pembangunan yaitu dapat mensejahterakan seluruh
masyarakat
Dalam perecananaan tata ruang wilayah Kab. Wajo ini beberapa
permasalahan pokok yang sementara ini dapat teridentifikasi melalui laporan
pendahuluan menyangkut beberap aspek seperti permasalahan pada aspek fisik,
kependudukan, sarana prasarana, pemanfaatan sumberdaya dan pada aspek
lingkungan.
1. Kurangnya pemanfaatan lahan potensial untuk kegiatan-kegiatan produktif.
Kurangnya pemanfaatan lahan potensial ini mengingat masih rendahnya
pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian), dan masih tersedianya lahan
Revisi RTRW Kabupaten Wajo rv -73
2.
3.
4.
5.
6.
L,4PORAN PENDAHULUAN
terbuka di Kabupaten Wajo yang potensial untuk digunakan sebagai lahan
pertanian
Pemanfaatan kawasan pesisir pantai timur (Teluk Bone), belum optimal,
sehingga dapat menjadi alternatif pengembangan budidaya perairan payau
dan laut.
Belum optimalnya pemanfaatan potensifisik alam, seperti belum optimalnya
pengembangan kegiatan pertambangan di Kabupaten ini. Selain itu potensi
gas alam lang ada hingga saat lni belum dimanfaatkan.
Adanya kecenderungan ketimpangan pertumbuhan antara pusat-pusat
pelayanan, terutama di daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah
kabupaten lain yang pertumbuhannya relatif lebih cepat. Hal ini dapat
diakibatkan oleh tersedianya sarana transportasi yang belum merata pada
setiap wilayah.
Ada kecenderungan perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian
menjadi lahan penggunaan lain, sehingga pengembangan lahan pertanian
oleh masyarakat umumya berekspansi ke kawasan non-budidaya.
Persoalan lingkungan khususnya, bencana banjir pada wilayah sekitar Danau
Tempe
Revisi RTRW Kabupaten Wajo l v -74
L4PORAN PENDAHULUAN
BAB V
PERANGICAT PELAKSANA DAN PENYUSUNAN PROGRAM
KERJA
5.{ OrganisasiPelaksana
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, pihak Pemerintah Kabupaten Wajo telah
menunjuk LPPM-UNHAS sebagai Pelaksana. Pihak pelaksana inijuga dibantu oleh
aparat Kabupaten yang dalam hal ini berasal dari instansi yang terkait dengan
kepentingan perolehan data bagi penyusunan Laporan Revisi RTRWK, yang juga
sebagai bagian dari pekerjaan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo. Instansi-instansi
tersebut maliputi otonom daerah maupun instansi sektoral dan teknis yang meliputi:
BAPPEDA Propinsi Sulsel, BAPPEDA kabupaten, Kepala BPN, Dinas Pekerjaan
Umum/Kimpraswil , Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Kehutanan, Dinas
Pertanian dan lain-lain.
Pihak LPPM- UNHAS sebagai pelaksana pekerjaan yang akan bertanggung
jawab bagi seluruh proses pekerjaan akan menyediakan tim ahli yang terdiri atas:
a. Ahli Perencanaan Wilayah (Sebagai Koordinator)
b. Ahli Perencanaan Transportasi
c. Ahli Ekonomi Pembangunan
d. Ahli Pertanian
e. Ahli Lingkungan
f. Ahli Pesisir dan Laut
g. Ahli Sosialdan Kependudukan
h. Ahr i Gls
Pelaksanaan Pekerjaan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo juga
didukung/dibantu oleh beberapa pihak, yaitu :
a. Pengelola Proyek (Pimpro, Bendpro dan Staf Pembantu);
b. Tim Supervisi Revisi RTRWK Kabupaten Wajo (dibentuk oleh Bappeda
Kabupaten Wajo);
Revisi RTRW Kabupaten Wajo v -75
LAPORAN PENDAHULUAN
c. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kabupaten Wajo (TKPRD); dan
d. Tokoh masyarakat dan LSM.
5.2 Waktu Pelaksanaan
Mengingat waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan Revisi
RTRWK ini relatif singkat, yakni 5 (lima) bulan kerja terhitung sejak
penandatanganan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), maka disusun sistem alokasi
sumber daya dan mobilisasi tenaga kerja secara efisien. Untuk tujuan tersebut
digunakan "jaringan kerja" (Network Planning) dengan metode CPM dan PERY.
Selanjutnya penjadwalan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1
Revisi RTRWK Kab. Waio 1999-2000
Revisi RTRW Kabupaten Wajo v -76
I tii*
*
IIIPORAN PENDAHULUAN
5.3 Pengerahan Tenaga
Penyusunan Revisi RTRWK Kab. Wajo menuntut keterlibatan berbagai disiplin .
ilmu yang relevan untuk penyusunan rencana wilayah/daerah. Adapun susunan tim
Pelaksana Penyusunan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo menurut keahlian tenaga t
kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 5.2
Distribusi Pengarahan Tenaga Kerja Menurut Keahlian
n''l{ ;:l;:r:Pglggna;
1 .2.3.1.5.6.7.8.
Ahli Perencanaan Wilayah/KoordinatorAhli Perencanaan TransportasiAhli Ekonomi PembangunanAhliPertanianAfiliLingkunganArftli Pesisir dan Lautarttli Sosial dan KependudukanAhtiGts
Jumlah 8
Tenaga ahli dalam tabe! 5.2 di atas akan dibantu oleh tenaga-tenaga teknis
seperti Asisten Ahli Perencana (1 orang), Asisten Perencana (1 orang), Drafter/jurugambar dan GIS '(2 orang), Surveyor (10 orang), Operator Komputer/Typist
(2 orang), dan Administrasi/Keuangan (1 orang).
Secara keseluruhan jumlah pelaksana dari penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Wajo berjumlah 25 orang staf, yang terbagi dalam kelompok
kerja : tenaga ahli, asisten ahli perencana, asisten perencana, drafter/juru gambar
dan GlS, surveyor, Operator Komputer/Typist, dan adm inistras i/keuangan.
Rev isi RTRW Kabupaten lVaj o v -77
I./IPORAN PENDAHULUAN
Adapun struktur organisasi Penyusunan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo dapat
ciilihat berikut ini :
Gambar 5.1
Struktur Organisasi Penyusunan Revisi RTRWK Sul Sel
PEMERTNTAHKab. Wajo
Bupati-*T--Bappeda
Kab. WajoT :M
:NIISTET
Instansi
Staf
I(eoala Terkait
Ahli
Revisi RTRWKKab. tJflafo
Pimoro
LPPM-UNHAS
Ketua
Project LeaderAss. Project
Lead
Tim Ahli 1. Transportasi2. Ekonomi Pembangunan3. Pertanian4. Lingkungan5. Pesisir dan Laut6. Sosial/I(ependudukan7. GIS
Administrasi Teknis
TeamPengetikan
AsistenPelaksana
Studio
Penggambar an / P ernetaanSurvevor
Revis i RTRW Ka bup et e n Waj o v -78
LAPORAN PENDAHULUAN
5.4 Perincian Pekerjaan dan Tanggung Jawab Tim Tenaga Ahli
Untuk mendapatkan efisiensi penggunaan tenaga ahti dan koordinasi kegiatan,
setiap tenaga ahli memiliki tanggung jawab dan pembagian kerja dan tugas-tugas
yang jelas. Berikut ini gambaran tugas (jobs descipfion) dari tugas-tugas yang
dimaksud, antara lain:
5.4.1 Team Leader/Koordinator
a. Bertanggung jawab penuh atas kegiatan pelaksanaan penyusunan Revisi
RTRWK Kabupaten Wajo sesuaitarget yang ditentukan;
b. Bertanggung jawab penuh kepada pemberi tugas/pekerjaan sejak tahappersiapan sampai dengan penyusunan pekerjaan terakhir; dan
c. Bertugas memberi bimbingan, pengarahan, koordinasi dalam semua aspek
kegiatan survei, analisa maupun penyusunan rencana serta pelaporan
kepada pemberi pekerjaan.
5.4.2 Ahli Perencanaan Wilayah
a. Bertanggung jawab sebagai koordinator Pelaksana Proyek Penyusunan
Revisi RTRWK Kabupaten Wajo;
b. Mengevaluasi dan menganalisis rencana-rencana yang pernah dibuat;
c. Mengidentifikasi strukturwilayah;
d. Menganalisis sektor-sektor kegiatan di wilayah perencanaan;
e. Mendeteksi dan memproyeksi sektor-sektor pertumbuhan daerah;
t. Penyusunan strategi/rencana pengembangan RTRWK;
g. Mengevaluasi kebijaksanaan nasional clan regional untuk merumuskan tujuan
rencana;
h. Mengevaluasi rencana/kebijakan pembangunan; dan
i. Mengevaluasi analisis yang telah dibuat oleh anggota tim.
5.4.3 AhliTransportasi
a. Bertanggung jawab pada penyusunan rencana;
b. Merencanakan program jaringan transprotasi regional dan lokal, jaringan
utilitas sistem dan distribusijaringan utilitas; dan
Revis i RTRW Kabupaten Waj o v -79
I/IPORAN PENDAHULUAN
c. Membuat arahan pengembangan sistem transportasidarat, laut dan udara.
5.4.4 Ahli Ekonomi Pemhangunan
a. Meneliti dan mengevaluasi sumber dana pembangunan;
b. Merumuskan konsep pengadaan sumber-sumber pembiayaan; dan
c. Mengestimasi biaya pelaksanaan teknis Revisi RTRWK Kabupaten Wajo
5.4.5 Ahli Lingkungan
a. Bertugas menganalisa keadaan lingkungan atau ekologi wilayah dan dampak
pembangunan fisik terhadap lingkungan hidup, serta mencari teknik{eknik
pemecahan masalah lingkungan tersebut; dan
b. Menganatisis kemampuan penyediaan air bersih, sistem saluran
pembuangan, dan sistem pembuangan sampah.
5.4.6 Ahli Peftanian
a. Mengamati dan menganalisis kesesuaian lahan;
b. Membuat arahan/rencana pengembangan komoditi dan jenis kegiatan
unggulan, serta target produksi untuk kawasan budidaya; dan
c. Mengamati dan menganalisis pola tanaman.
5.4.7 Ahli Pesisir.dan Laut
a. Mengidentifikasi karakteristik laut dan pesisr pantai, tipologi pantai
betimetri/hidrografi, oceanografi/dinam ika pantai dan geolog is panta i.
b. Mengkaji segala potensi perikanan baik perikanan darat maupun perikanan
laut yang dapat dikembangkan berdasarkan jumlah produksi, dan tingkat
produktifitas perikanan bagi masyarakat.
c. Menganalisis dan merekomendasikan kedalaman pantai sampai analisis
ekosistem pantai
d. Menganalisis masalah-masalah yang terkait dengan masalah kelautan;
e. Membuat arahan pengolahan kavvasan pesisir dan laut;
f. Membuat arahan pengembangan produksi atau teknologi untuk menunjang
fungsi kawasan pesisir dan laut yang telah ditetapkan; dan
Revisi RTRW Knbupaten Wajo v -80
LAPORAN PENDAHULUAN
g. Membuat arahan penyediaan sarana dan pi'asarana serta kelembagaan
dalam pengelolaan kawasan pesisir dan laut.
5.4.8 Ahli Sosial dan Kependudukan
a. Mengamati dan menganalisis struktur sosial budaya masyarakat dalam
wilayah perencanaan; dan
b. Membantu dalam menyusun program pembangunan Kabupaten Wajo.
5.4.9 Ahli GtS
a. Bertanggung jawab terhadap produk peta yang akan dihasilkan
b. Menelitidan mengevaluasi peta-peta dasar
c. Menganalisis dan membuat arahan terhadap pembuatan raster/gambar untuk
diubah menjadi vektor atau garis yang mempunyai jarak dan arah dari peta
yang akan dihasilkan.
5.4.10 Asisten Ahli
Membar:tu tenaga ahli di lapangan dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengumpulan data yang selajutnya mengkompilasi data secara sistematis
5.4.11 Draffinen
Melaksanakan kegiatan penggambaran peta-peta, simulasi, dan lain-lain yang
diperlukan. sesuai petunjuk dan arahan yang diberikan tenaga ahli sesuai disiplin
ilmunya.
5.4.1 2 Operator Komputer
a. Melaksanakan kegiatan pengetikan laporan, berita acara dan menginput data
yang ditugaskan oleh tenaga ahli.
b. Membantu Ketua Tim dalam pelaksanaan kegiatan manajemen adminstrasi
proyek lainnya.
5.5 Program Kerja Penyusunan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo
Sesuai dengan metode pelaksanaan pekerjaan, maka rencana kerja yang
diusulkan pada prinsipnya adalah sebagai berikut:
5.5.1 Tahap persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Mobilisasi dan penempatan tenaga ahli serta tenaga penunjang.
Revisi RTRW Knbupaten Waj o v -81
I-APORAN PENDAHULUAN
b. Penyusunan program kerja untuk keseluruhan kegiatan pelaksanaan secara
lebih terperinci.
c. Pemahaman dan pengkajian dan keadaan/gambaran masalah, kendala serta
potensi pengembangan wilayah Kabupaten Wajo.
d. Menyusun program untuk tahap selanjutnya (pelaksanaan penelitianlsurvei
lapangan).
e. Pelaksanaan kegiatan survei, antara lain :
f. Kegiatan pada sub butir (d)
g. Kegiatan penyusunan :
. Daftar rujukan data
o Daftar isian pertanyaan
. Daftar rujukan sumber data
. Kegiatan penyiapan peta-peta
. Kegiatan penyiapan peralatan dan periengkapan survei lapangan
. Keseluruhan kegiatan tahap persiapan ini akan didapatkan dalam Buku
Laporan Pendahuluan. Buku Laporan Pendahuluan ini akan disampaikan
kepada pihak pemberitugas, karena tahap persiapan ini direncanakan akan
memerlukan waktu persiapan.
5.5.2 Tahap Pelaksanaan Survei Lapangan
Tujuan utama dalam tahap ini adalah mengumpulkan keterangan/data yang
akan digunakan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah utama dalam
pengembangan wilayah Kabupaten Wajo, baik secara fisik, sosial, dan ekonomi.
Rangkaian kegiatan survei dibagi dalam dua cara, selain dilakukan dengan
cara mengumpulkan data secara langsung di lapangan/instansi juga dilakukan
kegiatan lokakarya (workshop) terhadap instansi dan stakeholder terkait se-Kab.
Wajo. Kegiatan Lokakarya sendiri bertujuan selain untuk menggali informasi/data
yang lebih jelas dan akurat dari apa yang belum didapatkan dari kegiatan survei
sebelumnya, juga sebagai langkah konsultan di dalam mewujukan untuk bagaimana
masyarakat itu sendiri dapat berperan serta dalam penataan ruang Kabupaten (fop
down-bottom up planning).
Revisi RTRW Kabupaten Wajo v -82
LAPORAN PENDAHULUAN
Program kerja secara terperinci untuk tahap pelaksanaan survei lapangan
akan dibahas pada bagian berikut. Tahap pelaksanaan survei lapangan
direncanakan akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) minggu. Sementara
itu, untuk kegiatan lokakarya direncanakan baru dapat dilaksanakan setelah survei
dilakukan, yang pelaksanaannya memakan waktu kurang lebih 1 minggu.
5.5.3 Tahap Kompilasi Data
Pada tahap ini semua informasi dan data yang telah dikumpulkan pada tahap-
tahap sebelumnya, diseleksi, ditabulasi untuk dikelompokkan secara sistematis.
Jenis data dan sistematikanya sebagai berikut:
Adapun data yang dibutuhkan
a. Data kebijaksanaan Nasional dan Daerah yang diduga berpengaruh pada
perkembangan wilayah Kabupaten Wajo, antara lain :
1) Kebijaksanaan sektoral
2) Pola Umum Pembangunan Daerah Jangka Panjang
3) Investasi pembangunan, baik yang sudah dilaksanakan maupun yang
direncanakan.
b. Data kependudukan (Demografi)
1) Jumlah dan penyebaran penduduk
2) Komposisi penduduk menurut :
a) Kelompok umur
b) Kelompok jenis kelamin
c) Kelompok tingkat pendidikan
d) Drl
3) 3) Perkembangan penduduk, dalam haljumlah penyebaran dan komposisi
4) Pola adat istiadat, dll.
c. Data perekonomian
1) Pertumbuhan ekonomi Nasional, Regional, dan Sektoral
2) Pendapatan regional perkapita
3) Perkembangan tiap sektor ekonorrri
d. Data Sumber Daya Alam
Revisi RTRW Ka bupaten Wajo v -83
I.APORAN PENDAHULUAN
1) Keadaan topografi/morfologi dan geologi
2) Keadaan vegetasi, fauna, dan iklim
3) Investasi sumber daya yang belum dansudah dieksplorasi
e. Data Sarana dan Prasarana
1) Jenis sarana dan prasarana penunjang kegiatan sosial-ekonomi
2') Jumlah dan penyebaran sarana dan prasarana
t. Data Tata Ruang
1) Pola umum penggunaan lahan
2) Luas penggunaan lahan menurut jenis penggunaannya
3) Polakecenderunganperubahan/perkembanganpenggunaanlahan
Tahap pelaksanaan kompilasi data ini direncanakan dalam waktu 4 (empat)
minggu, dimana kegiatan hasil tahap kompilasi data akan dilaporkan kepada pihak
pemberi tugas dalam bentuk penyempurnaan Laporan Kompilasi Data sebagai
Laporan HasilSurvei.
5.5,4 Tahap Analisis
Dalam tahap ini antara lain berisi kegiatan penalaran keadaan dan
perkenrbangan daerah dari berbaga! aspek serta faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan daerah yang mencakup :
a. Evaluasi penentuan validitas hasil-hasil perencanaan tata ruang
b. Evaluasiefektifitas dan efisiensi kegiatan pemanfaatan tata ruang
c. Evaluasi keefektifan dan efisiensi pengendalian rencana tata ruang
d. Analisis keadaan dasar
e. Analisis kecenderungan perkembangan
f. Analisis sistem dan kebutuhan ruang
g. Analisis kemampuan pengelolaan pembangunan daerah
5.5.5 Tahap Rencana
Materi perencanaan yang harus dicakup dalam penyusunan rencana adalah
sebagai berikut :
a. Rencana struktur ruang
b. Rencana alokasi pemanfaatan ruang
Revisi R'IRW l{abupaten 14 ajo v -84
LAPORAI'| PENDAHULUAN
c. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas
d. Rencana Pengembangan Sarana/Prasarana
e. Rencana Tahapan Pembangunart Wilayah per Periode Lima Tahun
5.6 Sistern Pelaporan
Dalam keseluruhan pekerjaan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo ini, akan
dihasilkan laporanJaporan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan (lnception Reporl) sebanyak 10 eksemplar, yang
berisi rnekanisme pelaksanaan pekerjaan dan metode pendekatan.
Laporan inidiserahkan 3 minggu setelah penandatanganan kontrak kerja.
2. Laporan Kompilasi Data sebanyak 10 eksemplar, yang berisi data hasil
survei dan keterangan-keterangan yang akan digunakan dalam membuat
analisis. Laporan ini diserahkan 7 minggu setelah penandatanganan
kontrak kerja.
3. Laporan Analisis Data sebanyak 25 eksemplar, yang berisi hasil analisis
data. Laporan ini diserahkan 11 minggu setelah penandatanganan kontrak
kerja.
4. Laporan Konsep Rencana (Draft Rencana) sebanyak 50 eksemplar,
diserahkan 13 minggu setelah penandatanganan kontrak.
5. Laporan Rencana (Final Report) sebanyak 50 eksemplar sebagai produk
akhir Revisi RTRWK Kab. Wajo. Penyerahan laporan ini dilakukan 15
minggu setelah penandatanganan kontrak kerja.
5.7 Program Kerja Penyusunan Revisi RTRWK Kabupaten Wajo
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa maksud dan tujuan pelaksanaan survei
lapangan adalah untuk mengumpulkan semua keterangan, informasi, dan data yang akan
dipergunakan dalam mengidentifikasi potensi dan kendala untuk pengembangan wilayah
Kabupaten Wajo, baik secara fisik (termasuk tata ruang) sosial, maupun ekonomi.
Pokok-pokok kegiatan utama dari pelaksanaan survei lapangan dan hasil dari
kegiatan-kegiatan utama tersebut, adalah sebagai berikut :
Revisi RTRW Kabupaten Wajo v -85
I./IPORAN PENDAHULUAN
Tabel 5.3
Pokok-Pokok Keqiatan Utama Dan Hasil Dari Pelaksanaan Survei Lapangan. N o . . . . . l i i . : i i o i i d . f i l ( e i i i t a n ' " ' ' . i j : . . i ' , i ' i . ] : . l F i ; . . H a s i | y a n ! . d i h a r a p k a n : l ' . .
1. Pengurusan Perizinan lzin untuk melaksanakan Survei Instansional, Survei lapangan, suwei
2. MobilisasiTenaga Tersedianya tenaga lokal untuk membantu kegiatan-kegiatan survei
3. Orientasi Lokal Gambaran kualitatif yang tajam dan akurat mengenai potensi danmasalah utama untuk mengembangkan Kabupaten Wajo
4. Orientasi Daerah Hinterland Gambaran kuafitatif yang tajam dan akurat mengenai :. Kedudukan, peranan dan fungsi wilayah Kabupaten Wajo
. . Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan dane pertumbuhan wilayah Kabupaten Wajo
5. Pengumpulan Data Gambaran kualitatif dan kuantitatif untuk skala lokal maupun regionalyang mengenai :
. Fisik dasar, sumber daya alam, dan tata ruang
. Kependudukan
. Sosialekonomi
. Sarana dan Prasaranao Aspek kemampuan pengelolaan dan adnninistrasi. Kebijaksanaan Perencanaan dan Pembangunan. Dll
6. Survei Lapangan Gambaran kualitatif dan kuaniitatif :. Fisik dasar' Obyek khusus' Penggunaan tanah. Sarana dan prasarana
7. Survei Wawancara Gambaran lengkap baik kuantitatif maupun kualitatif mengenai potensi
dan masalah utama dalam pengembangan wilayah Kabupaten Wajo
Adapun instansi pemerintah Kabupaten dan instansi terkait lainnya yang
menjadi responden dalam hal ini antara lain:
1. Bappeda Kabupaten sebagai wakil pemerintah Kabupaten yang
bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan program pembangunan di wilayah Kabupaten.
2. Kepala dinas teknis terkait yang mempunyai peran besar dalam
mempengaruhi, menentukan, dan menggunakan ruang di wilayah
Kabupaien. Beberapa dari instansiterkait di atas, yaitu:
a. Kepala BPN (Badan Pertanahan Nasional)
Revisi RTRW Kabi,paten llajo v -86
I./IPORAN PENDAHULUAN
b. Kepala Dinas Pertanian dan Dinas-Dinasnya (pertanian TanamanPangan, Perkebunan, Perikanan, dan peternakan)
c. Kepala Dinas Perhubungand. Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan
e. Kepala Dinas Pertambangan
f. Dinas Pekerjaan Umum/ Kimpraswilc.q. Cipta Karya
Tahap pengumpulan data ditakukan dengan cara:1' Survei sekunder, kegiatan pengumpulan data sekunder secara umum terdiri
atas:
a. Garis-Garis Besar Haluan pembangunan Daerah Kabupaten wajob. Program-program pembangunan sektoralc. Datadata terbaru mengenai kawasan fisik, pemanfaatan !,uang, kondisi
sosial ekonomi, lingkungan, kebijaksanaan serta konflik-konflik tataruang yang terjadi di lapangan.
d. Peraturan-peraturan atau perizinan pemanfaatan ruang yang telah danakan dikeluarkan terutama dalam penggunaan ruang yang bersekalabesar
e. Data potensi pengembangan wilayah dan kaitannya dengan RTRWKyang telah disusun serta kebutuhan evaluasinya.
f. Informasi-informasidari instansi-instansiterkait dengan penataan ruangg. Hasil Evaluasi/Review RTRWK Kab. Wajo 1990h' Informasi-informasi lapangan sehubungan dengan pelaksanaan Revisi
RTRWK.2. Survei primer, berupa :
Kegiatan diskusi dan wawancara berstruktur dengan pejabat daribeberapa instansi terkait mengenai proses.penyusunan pemanfaatan ruang,pemantauan pemanfaatan ruang, serta langkah-langkahpenanganan/pengendaliannya.
Rev isi RTRW Kabupaten Wajo v -87
14514013513012512010095 1 1 0 1 1 5105
t 5
1 0
-5-5
-10
-15-1
PETWII.AYAH NEGARA
REPUBLIK INDONESIA\ )
\ , I
\ \ \ - (^\"C1\ ) \ . \
??lN<v^ \V \
/n/ \t/-\ \11\+
jc'
REVISI RENCANA TATA RUANGwnnteH KABUrrhrnN wn;o toos+ +
)
/
+
+ + + +
+TN
o * u
+
Q"ffi1.-
&1W
+
+ + + +
-^-'\'.-*( \
+
N
+ -l- +
500 0 fl10 1000 Kilome{ers
SEKALA 1 : 20.000.000
+-20
95 100 105 1 1 0 1 1 5 120 125 130 135 110 145
-20