perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh store .../pengaruh... · partially on customer...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PUTRI DYAH AYU VITHALOKA DEWI
K7408042
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
i
PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PUTRI DYAH AYU VITHALOKA DEWI
K7408042
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
i
PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PUTRI DYAH AYU VITHALOKA DEWI
K7408042
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGAJUAN
PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PUTRI DYAH AYU VITHALOKA DEWI
K7408042
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Putri Dyah Ayu Vithaloka Dewi. K7408042. PENGARUH STORE IMAGETERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI ASSALAAMHYPERMARKET SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi. Surakarta: FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknyapengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanankonsumen, dan fasilitas fisik secara simultan terhadap keputusan pembeliankonsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012. (2) Ada tidaknyapengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanankonsumen, dan fasilitas fisik secara parsial terhadap keputusan pembeliankonsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.Populasi dalam penelitian adalah konsumen yang saat itu melakukan keputusanpembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012. Teknikpengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dan quotasampling. Sampel pada penelitian ini adalah 100 responden. Teknik pengumpulandata yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan skala likert. Teknik analisisdata yang digunakan adalah Regresi Berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil dari ujiF diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 ≤ 0,05, maka HO ditolak sehinggadapat disimpulkan adanya pengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk,harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik secara simultan terhadap keputusanpembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012. (2) Hasildari uji t diperoleh variabel lokasi yang memiliki tingkat signifikansi 0,008,variabel produk memiliki tingkat signifikansi 0,000, variabel harga memilikitingkat signifikansi 0,001, variabel pelayanan konsumen memiliki tingkatsignifikansi 0,010 dan variabel fasilitas fisik memiliki tingkat signifikansi 0,002.Berdasarkan hasil perhitungan uji t tersebut diketahui nilai probabilitas masing-masing variabel (lokasi, produk, harga, pelayanan kosumen, dan fasilitas fisik) ≤0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi, produk, harga, pelayanankosumen, dan fasilitas fisik berpengaruh secara parsial terhadap keputusanpembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012 .
Kata Kunci: Store Image, Keputusan Pembelian Konsumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Putri Dyah Ayu Vithaloka Dewi. K7408042. EFFECT OF STORE IMAGE ONCUSTOMER PURCHASE DECISIONS AT ASSALAM HYPERMARKETSURAKARTA IN 2012. Thesis. Surakarta: Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, January 2013.
The purpose of this study are to determine: (1) There is the effect of storeimage that consisting of location, product, price, customer service, and physicalfacilities simultaneously on customer purchasing decisions at AssalaamHypermarket Surakarta in 2012. (2) There is the effect of store image thatconsisting of location, product, price, costomer service, and physical facilitiespartially on customer purchasing decisions at Assalaam Hypermarket Surakarta in2012.
This study used a descriptive quantitative research method. Thepopulation is a customer who was doing the customer purchasing decisions inAssalaam Hypermarket Surakarta in 2012. The sampling technique was usedaccidental sampling and quota sampling. The sample size in this study was 100respondents. The data collection technique was used a questionnaire with likerttechnique. Multiple regression was used as a data analysis technique
Based on these results it can be concluded that: (1) The result obtained byF test probability value of 0.000 ≤ 0.05 then Ho is rejected, so it can be concludedthat the image store variables consisting of location, product, price, customerservice, and physical facilities jointly influence the purchasing decisions ofcustomers in Assalaam Hypermarket Surakarta in 2012. (2) The result obtained byt test location variable that data have a significance level of 0.008, the productsvariable have a significance level of 0.000, the price variable has a significancelevel of 0.001, customer service variable has a significance level of 0.010 andphysical facilities variable has a significance level of 0.002. Based on the result oft test calculation, there are probabilities value of each variable (location, product,price, customer service, and physical facilities) ≤ 0.05, it can be conclude that thelocation, product, price, customer service, and physical facilities variablespartially influence the purchasing decisions of customers in AssalaamHypermarket Surakarta in 2012.
Keywords : Store Image, Customer Purchasing Decision
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu sedang
menyelesaikan sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh”
(Terjemahan Qur’an Surat Al Insyiroh ayat 6-7)
“Allah mendengar lebih dari yang manusia ucapkan, menjawab lebih dari yang
manusia minta, memberi lebih dari yang manusia bayangkan dengan waktu dan
caraNya sendiri”
(Penulis)
“Image menjadi hal yang penting dalam hidup. Image menjadi ukuran pandangan
seseorang tentang diri atau suatu hal”
(Penulis)
“Dengan store image, konsumen dapat mengetahui perbedaan ritel satu dengan
ritel lainnya dan dapat memilih dengan cermat ritel yang sesuai dengan keinginan
konsumen dalam keputusan pembelian.”
(Penulis)
“Taruh mimpimu 5 cm di depan keningmu agar tetap ingat dan dapat terus di
lihat, mengantung di depan kening mu untuk dapat terus menggapainya”
(Film 5 cm)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini untuk:
Allah SWT atas semua pertolongan dan segala nikmat yang diberikan, semoga
karya ini mempunyai nilai ibadah di hadapan-Mu
Ibu dan Bapak tercinta yang selau memberi semangat, berdoa, dan berkorban
tanpa henti untuk anaknya agar hidup lebih baik
Adikku tersayang Ricky Andrian Firmanda yang selalu memberi semangat dan
dukungan tiada henti
Teristimewa kepada sahabatku Oky, Evy, Duta, Deppy, Heru, Bambang, Rohmat
terima kasih atas seluruh bantuan dan dukungan yang kalian berikan
Teman baikku Wiwit, Mita, Rosita, Widi, Atik, Dona, Ratri, Erna, Mas Aan, dan
Mas Budi terima kasih atas seluruh dukungan yang kalian berikan
Penghuni Kos Lisanda (Ririn, Mita, Rina, Nana, Amel, Lulu, Aulia, Hana, Mba
Ria, Mba Nunung, Mba Anis dan Mba Wiwit) yang selalu memberi semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini
Teman-teman PTN 2008
Adik-adik PTN 2009
Dan Almamater kebanggaanku UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT pemilik kehidupan
dan kepada-Nya saya kembali atas segala nikmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. dengan judul: ” PENGARUH STORE
IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI
ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA TAHUN 2012”. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata
Niaga.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak
lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin
menyusun skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin menyusun
skripsi.
4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin
menyusun skripsi
5. Jonet Ariyanto Nugroho, SE, MM selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan kuliah selama
ini.
6. Dra. Harini, M.Pd selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Jonet Ariyanto Nugroho, SE, MM selaku pembimbing II yang penuh
kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Haryadi Nurwanto, S.Psi, Psi yang telah memberikan informasi dan ijin
kepada penulis untuk mengadakan penelitian di Assalaam Hypermarket
Surakarta.
9. Seluruh staf dan karyawan Assalaam Hypermarket yang telah memberikan
informasi dan bantuan kepada penulis.
10. Seluruh pelanggan Assalaam Hypermarket yang menjadi responden dalam
penelitian ini yang telah memberi informasi kepada penulis dengan
menjawanb kuesioner yang diberikan.
11. Semua pihak yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mambantu dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan bagi penulis. Penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
semua pihak.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perdagangan terus mengalami peningkatan, khususnya
pada perdagangan ritel. Ritel dianggap sebagai usaha yang menguntungkan karena
masyarakat yang saat ini menginginkan untuk mendapatkan segala kebutuhan
dengan mudah, murah, cepat, dan nyaman. Hal ini membuka peluang usaha yang
potensial bagi pembisnis, terlihat dengan banyak gerai-gerai retail yang telah
dibuka di Surakarta. Ritel modern dianggap sebagai tempat belanja yang menarik
karena berubahnya pola kebutuhan manusia akan belanja dari tradisional ke
modern yang disebabkan oleh beralihnya kebutuhan berbelanja bukan sekedar
untuk memperoleh barang atau produk yang akan dikonsumsi namun juga sebagai
sarana rekreasi.
Ritel modern menawarkan tempat belanja yang nyaman, bersih, penataan
produk yang rapi, informasi yang jelas, harga bersaing, barang-barang yang
lengkap, cara pembayaran yang mudah, promosi yang menarik, tempat yang luas,
dan tempat parkir yang aman membuat konsumen nyaman sehingga betah
berlama-lama di dalam toko yang juga sebagai sarana rekreasi bagi konsumen.
Selain itu, banyak konsumen yang memilih berbelanja ke retail modern karena
retail modern mempunyai beberapa kelebihan yaitu kepraktisan dengan istilah
one stop shopping artinya semua kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dalam satu
tempat, menghemat waktu karena konsumen tidak perlu tawar menawar dalam
berbelaja, dan sebagai sarana rekreasi karana tersedianya tempat bermain bagi
anak-anak. Hal ini membuat banyak peritel di Surakarta yang membuka gerai-
garai retail dari yang berskala kecil sampai berskala besar yang berupa mini
market, supermarket dan hypermarket. Perkembangan retail di Surakarta sangat
pesat terlihat dari banyak gerai-gerai yang terdapat di pusat kota sampai pinggiran
kota. Adapun data jumlah industri retail yang ada di Surakarta sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tabel 1.1 Jenis Perusahaan Retail di SurakartaJenis Nama JumlahH
HypermarketCarrefourHypermartAssalaam
321
Grosir Lotte Mart 1
SupermarketLuwes GroupGaint
81
MinimarketIndo Maret, Alfamart, Asgross, danmini market yang lain
35
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta Tahun 2011)
Perkembangan perusahan-perusahan retail di Surakarta sangat pesat, baik
perusahaan retail kecil, menengah dan besar. Semakin pesatnya pertumbuhan
jumlah perusahaan retail, maka persaingan dibidang pemasaran retail semakin
ketat. Persaingan pada perusahaan retail yang terjadi menuntut perusahaan retail
untuk dapat beradaptasi dan mengantisipasi segala perubahan yang terjadi.
Perusahaan retail diharapkan dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat
sehingga dapat bertahan dan lebih unggul dibandingkan dengan para pesaingnya.
Store Image menjadi salah satu strategi pemasaran dalam bentuk bukti
fisik yang dirasakan konsumen setelah melakukan keputusan pembelian. Store
image dapat digunakan untuk penanaman konsep toko di benak konsumen. “Store
image adalah gambaran keseluruhan yang lebih dari sekedar penjumlahan per
bagian, dimana masing-masing bagian berinteraksi satu sama lain dalam pikiran
konsumen” (Utami, 2010: 270). Store image memberikan gambaran atau konsep
toko di benak konsumen sehingga konsumen mampu mengingat toko, memiliki
kesan terhadap toko, dan dapat kembali berkunjung ke toko lagi.
Konsumen menilai sebuah toko berdasarkan pengalamanan mereka atas
toko tersebut. Sebagai hasilnya, konsumen akan tetap melakukan keputusan
pembelian suatu produk di toko tersebut walaupun di toko lain juga menyediakan
produk tersebut. Store Image menjadi faktor penting bagi keberhasilan pemasaran
suatu retail. Ketika konsumen mempunyai pengalaman yang baik terhadap toko,
maka konsumen akan mempunyai image positive pada toko sehingga saat akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
melakukan pembelanjaan di waktu yang berbeda, konsumen akan kembali ke toko
tersebut dan menjadi loyal. Store Image terhadap peritel berhubungan dengan
sikap yang berupa keyakinan terhadap toko atau bisnis ritel.
Peritel membentuk store image dengan menggabungkan variabel-
variabel yang mempengaruhinya, yaitu lokasi, produk, harga, pelayanan
konsumen, dan fasilitas fisik. Variabel-variabel tersebut akan menggambarkan
toko yang pada akhirnya akan membentuk store image. Store image menjadi
gambaran toko yang dilihat dan dirasakan konsumen sehingga saat konsumen
telah merasa nyaman di toko maka akan melakukan keputusan pembelian di toko
tersebut. Keputusan pembelian konsumen sebagai hasil nyata dari store image
yang terbentuk sehingga konsumen tertarik dan merasa nyaman terhadap toko.
Assalaam Hypermarket Surakarta sebagai salah satu yang berbentuk
hypermarket di Surakarta yang bergerak pada bisnis ritel, memiliki image yang
berbeda dengan ritel lainnya. Image yang ditampilkan dalam Assalaam
Hypermarket bernuansa Islami terlihat dari namanya Assalaam yang artinya
selamat dengan maksud perusahaan dan konsumen selamat dunia dan akhirat
dalam berbelanja. Selain itu image Assalaam hypermarket juga terlihat dalam
toko seperti produk-produk yang dijual halal, musik yang 75% islami, karyawan
menggunakan jilbab, dan beberapa acara-acara yang islami.
Assalaaam Hypermarket Surakarta memiliki lokasi yang berada di jalur
cepat dan dipinggiran kota Surakarta. Hypermarket biasanya berada dipusat kota
dan dijadikan tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari bagi seluruh konsumen di
kota tersebut. Namuan Assalaaam Hypermarket yang memilik lokasi dijalur cepat
dan dipinggiran kota Surakarta yang hanya menjangkau konsumen yang berada di
sekitar Assalaaam Hypermarket. Store image yang terbentuk menjadikan
Assalaaam Hypermarket menjadi toko yang berbeda dengan toko yang lain
sehingga konsumen akan tetap berbelanja di Assalaaam Hypermarket walau di
Hypermarket lain menjual produk tersebut. Keputusan pembelian pada Assalaam
Hypermarket menjadi bukti nyata dari store image yang telah bentuk.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai pengaruh store image terhadap keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelian di Assalaam Hypermarket Surakarta. Adapun judul dari penelitian
adalah: “PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET
SURAKARTA TAHUN 2012”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan
konsumen, dan fasilitas fisik memiliki pengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta?
2. Apakah store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan
konsumen, dan fasilitas fisik memiliki pengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari
peneliti ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk,
harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik secara simultan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta.
2. Untuk mengetahui pengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk,
harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik secara parsial terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan ilmu
pemasaran khususnya mengenai store image dalam mata kuliah manajemen
pemasaran dan manajemen retail.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Assalaam Hypermarket Surakarta sebagai bahan pertimbangan dan
masukan berkaitan dengan store image yang terbentuk selama ini dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan sebagai bahan
evaluasi terhadap store image yang telah terbentuk.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi bisnis retail untuk dapat meningkatkan penjualan dalam menghadapi
persaingan yang ketat dengan store image.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Landasan teori dalam suatu penelitian berisi pengkajian terhadap
pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Pengkajian dapat berbentuk asumsi dan
konsep dalam lingkup studi yang akan diteliti.
A. Tinjauan Pustaka dan Penelitian yang Relevan
Dalam pengkajian variable-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang
relevan, dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan
pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang
konsep-konsep, hukum-hukum, dan prinsip-prinsip yang relevan dengan
permasalahan. Dalam permasalahan ini dilihat dari penelitian maka tinjauan
pustaka yang dikaji adalah sebagai berikut:
1. Tinjauan Tentang Pemasaran Jasa
a. Pengertian Pemasaran Jasa
Pengertian pemasaran jasa menurut William J. Stanton adalah
“Kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri yang pada
hakekatnya bersifat tak teraba (intangible) yang merupakan pemenuhan
kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain”
(1985: 7). Pengertian lain menurut Fandy Tjiptono menyatakan “Pemasaran
jasa adalah merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual” (2002: 23). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa
merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang sifatnya tidak bisa diraba
(intangabel) yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya: ritel, bengkel, salon
kecantikan, hotel, rumah sakit, bank, kantor konsultan, kantor pengacara
dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Karakteristik Pemasaran Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2008) pemasaran jasa memiliki 4
karakteristik pokok yang membedakannya dengan barang yaitu:
1) Tidak Berwujud (intangibility)
Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa atau
dicium sebelum jasa tersebut dibeli dan dikonsumsi. Konsep intangible
pada jasa memiliki 2 pengertian, yaitu:
a) Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
b) Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan dan diformulasikan atau
dipahami secara rohaniah.
Dalam hal ini untu kmengurangi ketidak pastian dalam hubungannya
dengan karakteristik tidak berwujud, maka konsumen akan
memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut. Konsumen
akan menyimpulkan kualitas jasa berdasarkan tempat (place), orang
(people), peralatan (equipment), bahan komunikasi (communication
material), symbol dan harga.
2) Tidak Dapat Dipisahkan (inseparatibility)
Proses memproduksi dan konsumsi jasa terjadi dalam waktu yang
bersamaan. Dalam hal ini interaksi antara penyedia jasa dengan
konsumen merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa dan akan
mempengaruhi hasil (outcome) jasa tersebut.
3) Keberagaman (variability)
Jasa banyak memiliki variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada
siapa, kapan, dimana jasa tersebut dihasilkan serta penerima jasa dan
kondisi dimana jasa tersebut diberikan.
4) Tidak Tahan Lama (perishability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan,
meskipun demikian ada pengecualian dalam karakteristik ini. Dalam
kasus tertentu jasa dapat disimpanya itu dalam bentuk pemesanan
(reservasi kamar), peningkatan permintaan akan suatu jasa pada saat
permintaan dan penun dan jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Retail
Retailing meliputi kegiatan yang langsung berhubungan dengan
penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi dan bukan bisnis. Menurut Ma’ruf menyatakan bahwa ”Pengecer
(retailer) adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran
kepada masyarakat sebagai konsumen” (2005: 71). Berman dan Evans
dalam Sujana “Retailing is those business activities involved in the sale of
good and sevice to consumers for their personal, family or household use”
artinya retailing adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut
penjualan barang atau jasa kepada konsumen untuk digunakan oleh mereka
sendiri, keluarga, atau rumah tangganya (2005: 11). Berdasarkan pendapat
yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa retailing adalah suatu
bentuk usaha menjual produk dan jasa yang langsung pada konsumen akhir
untuk dikonsumsi.
d. Karakteristik Bisnis Retailing
Berikut ini beberapa karakteristik bisnis retail yang
membedakannya dengan bisnis lainnya. Menurut Berman dan Evans dalam
Sujana (2005), karakteristik bisnis retail ada 3 yaitu :
1) Small Enough Quantity
Penjualan barang dan jasa dalam small enough quantity (partai
kecil, dalam jumlah secukupnya untuk dikonsumsi sendiri dalam
periode waktu tertentu). Meskipun retailer mendapatkan barang dari
supplier dalam bentuk kartonan(cases), namun retailer mendisplay dan
menjualnya dalam pecahan per unit (piece(s)).
2) Impulse Buying
Yaitu kondisi yang tercipta dari ketersediaan barang dalam jumlah
dan jenis yang sangat variatif sehingga dapat menimbulkan banyak
pilihan dalam proses belanja konsumen. Seringkali konsumen dalam
proses belanjanya, keputusan yang diambil untuk membeli suatu barang
adalah yang sebelumnya tidak tercantum dalam belanja barang (out of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
purchase list). Keputusan ini muncul begitu saja tersetimulasi oleh
variasi bauran produk (assortment) dan tingkat barang yang ditawarkan.
3) Store Condition
Kondisi lingkungan dan interior dalam toko/gerai yang dipengaruhi
oleh lokasi toko, efektifitas penerangan barang, open hour (jam buka
toko) dan tingkat harga yang bersaing.
Berdasarkan karakteristik bisnis retail dapat disimpulkan terdapat
tiga karakteristik yaitu pertaman small enough quantity yaitu partai kecil
dalam jumlah secukupnya untuk dikonsumsi sendiri dalam periode waktu
tertentu. Kedua impulse buying yaitu kondisi yang tercipta dari ketersediaan
barang dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga dapat
menimbulkan banyak pilihan dalam proses belanja konsumen sehingga
terjadi pembelian yang belum direncanakan sebelumnya. Ketiga store
condition yaitu kondisi lingkungan dan interior dalam toko/gerai.
Karakteristik bisnis retail digunakan retail untuk memuaskan kebutuhan
konsumen dalam keputusan pembelian konsumen.
e. Tipe Bisnis Retailing
Menurut Berman dan Evans dalam Sujana (2005) terdapat tipe
bisnis retail dapat di klasifikasikan menjadi empat, yaitu:
1) Tipe Bisnis Retailer Atas Kepemilikan (Ownership)a) Single Store Retailer
Merupakan tipe bisnis retail yang paling banyak jumlahnya denganukuran toko umumnya dibawah 100 m2. Mulai dari kios atau toko dipasar tradisional sampai dengan mini market moderen dengankepemilikan secara individu.
b) Rantai Toko RetailerToko retail dengan banyak (lebih dari satu) cabang dan biasanyadimiliki oleh suatu intitusi bisnis bukan perorangan, melainkandalam bentuk perseroan (company owned retail chain)
c) Toko Waralaba (Franchise Store)Toko retail yang dibangun berdasarkan kontrak kerja waralaba (bagihasil). Antara waralaba (franchisee) yakni pengusaha investorperorangan (independent business person) dengan pewaralaba(franchisor) yang merupakan pemegang lisensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Tipe Bisnis Retailer Atas Merchandise Categorya) Specialty Store (Toko Khas)
Merupakan toko retail yang menjual suatu jenis kategori barang atausuatu tentang kategori barang yang sempit/sedikit. Contoh: Apotek,Optik Store, Gallery.
b) Grocery Store (Toko Serba Ada)Merupakan toko retail yang menjual sebagian besar kategoribarangnya adalah barang groceries(kebutuhan sehari-hari). Contoh:Hero, Laris, Lotte Market.
c) Department StoreSebagian assortment yang dijual adalah merupakan non-basic itemsatau bukan merupakan kebutuhan pokok yang berupa produk fashiondan branded item (bermerek). Contoh: Matahari, Ramayana,Borobudur.
d) HyperstoreMenjual barang-barang dalam rentang kategori barang yang sangatluas. Menjual hampir semua jenis barang kebutuhan setiap lapisankonsumen. Mulai dari barang grocery, househoid, textile, appliance,optical, dan lainnya dengan konsep one-stop-shopping. Contoh:Assalaam, Carrefour, dan Hypermart
3) Tipe Bisnis Retailer Berdasarkan Luas Sales Areaa) Small Store/Kios
Sebuah toko kecil (kios) yang umumnya, merupakan toko retailtradisional, dioprasikan sebagai usaha kecil dengan sales areakurang dari 100 m2.
b) MinimarketDioprasikan dengan luasan sales area antara 100 m2 sampai dengan1000 m2.
c) SupermarketDioprasikan dengan luasan sales area antara 1000 m2 sampai dengan5000 m2
d) HypermarketDioperasikan dengan luasan sales area lebih dari 5000 m2
4) Non – Store Retailera) Multi-Level-Marketing (MLM)
Sebuah model penjualan barang secara langsung dengan systemkomisi penjualan berperingkat berdasarkan setatus keanggotaanperingkat distribusi. Dalam model distribusi MLM terdapat 3komponen, yaitu: rect-seller, merchandise user, dan manufacture.
b) Mail and Phone Older RetailingPerusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melaluisurat atau telepon.
c) Internet/Online StoreBisnis yang transaksi jual-belinya dilakukan lewat internet, mulaidari memamerkan produk, pemesanan produk, dan cara bertransaksi(hlm. 17).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Tinjauan Pembentuk Store Image
a. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama perusahaan dalam
rangka mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan upaya
memperoleh keuntungan. Kotler dan Armstrong berpendapat bahwa
“Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, dan pertukaran produk serta dengan pihak lain” (2006: 6).
Pengertian lain dikemukakan oleh Stanton dalam Harini bahwa “Pemasaran
sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial” (2008: 9).
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan
kebutuhan untuk keinginan konsumen yang ada maupun kebutuhan
konsumen potensial, menentukan produk apa yang akan diproduksi,
menentukan harga, kemudian menentukan cara-cara berpromosi dan
mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen. Kegiatan pemasaran
akan lebih baik dan mencapai hasil yang diinginkan bila di koordinasi dan
di kelola dengan cara yang baik melalui manajemen pemasaran.
b. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu
perusahaan harus dimulai dengan usaha mengenal, merumuskan keinginan
dan kebutuhan dari konsumen. Perusahaan harus mampu memprediksikan
hal-hal yang menjadi harapan konsumen untuk menimbulkan kepuasan
konsumen sehingga akan menciptakan kesetiaan pelanggan pada toko.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai tiga unsur pokok dalam
konsep pemasaran menurut Swastha dan Handoko (2011) adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Orientasi pada konsumen
Perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen harus:
a) Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembelian yang
akan dilayani dan dipenuhi.
b) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran
penjualan, karena perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi segala
kebutuhan konsumen maka perusahaan harus memilih kelompok
pembeli dengan kebutuhan tertentu. Perusahaan dalam melayani
kelompok pembeli, tidak semua kelompok pembeli mendapat
perhatian yang sama.
c) Menentukan produk dan program pemasarannya untuk kebutuhan
yang berbeda-beda dari kelompok pembeli yang dipilih sebagai
sasaran, perusahaan dapat menghasilkan barang-barang dengan tipe
model yang berbeda-beda dan dipasarkan dengan program
pemasaran yang berlainan.
d) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai,
dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
e) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau
model yang menarik.
2) Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integrated marketing)
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap bagian
dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha terkoordinir
untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan
dapat direalisir dengan baik. Adanya penyesuaian dan koordinasi
bauran pemasaran yang terdiri dari variabel produk, harga, saluran
distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang
kuat dengan konsumen. Usaha-usaha ini perlu juga dikoordinasikan
dengan waktu dan tempat yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Kepuasan konsumen (customer satisfaction)
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka
panjang akan mendapatkan laba, adalah banyak sedikitnya kepuasan
konsumen yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Sehubungan dengan
hal ini, perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan
kepuasan kepada konsumen. Perkembangan masyarakat dan teknologi
menyebabkan perkembangan konsep pemasaran, dimana perusahaan
dituntut untuk dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan sesuai dengan selera
mereka.
Berdasarkan konsep pemasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa
ada tiga unsur pokok, yaitu pertama orientasi pada konsumen dengan
memenuhi kebutuhan konsumen, menentukan kelompok pembeli yang akan
menjadi sasaran penjualan, menentukan program pemasaran yang berbeda
sesuai sasaran, mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur,
menilai, menafsirkan keinginan, dan menentukan strategi yang baik bagi
konsumen. Kedua penyusunan kegiatan pemasaran secara integral yaitu
penyesuaian dan koordinasi bauran pemasaran yang terdiri dari variabel
produk, harga, saluran distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan
pertukaran yang kuat dengan konsumen. Ketiga kepuasan konsumen yaitu
perusahaan harus meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk yang
dipasarkan untuk mendapatkan laba. Dalam perkembangannya, perusahaan
dituntut untuk dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan sesuai dengan selera mereka.
c. Strategi Pemasaran
Menurut Kotler & Amstrong (2008), strategi pemasaran adalah
logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan
mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan konsumen. Pengertian
lain menurut Lupiyoadi, strategi pemasaran adalah membagi pasar menjadi
kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau
tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Bauran Pemasaran
Menurut Fandy Tjiptono (2004) bauran pemasaran adalah
seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk
karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Bauran pemasaran
jasa ada 7 P yaitu:
1. Products (produk) merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa
berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun yang tidak
berwujud) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
2. Pricing (harga) merupakan keputusan pembelian harga berkenaan
dengan kebijakan strategi dan trik seperti tingkay harga, struktur
diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga antara
berbagai kelompok pelanggan. Biasanya karakteristik intangible jasa
menyebabkan harga menjadi indikator signifikan atas kualias.
3. Promotion (promosi) merupakan bauran promosi meliputu berbagai
metode untuk mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan
potensial dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan,
promosi penjualan, direct marketing, personal selling, dan public
relations.
4. Place (distribusi) merupakan keputusan distribusi menyangkut
kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial.
Keputusan ini meliputikeputusan lokasi fisik (misalnya keputusan
mengenai dimana ritel harus didirikan), keputusan mengenai
penggunaan perantaran untuk meningkatkan aksesibilitas jasa bagi pasa
pelanggan (misalnya pengantaran), dan keputusan nonlokasi yang
ditetapkan demi ketersediaan jasa (misalnya pemesanan barang).
5. People (orang) merupakan orang yang sebagai unsur vital dalam
pemasaran. Setiap organisasi jasa harus secara jelas menentukan apa
yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pelanggan. Untuk mencapai standar yang ditetapkan, metode-metode
rekrutmen, pelatihan, pemotivasian, dan penilaian kinerja karyawan
tidak dapat di pandang semata-mata sebagai keputusan personalia saja.
6. Physical Evidence (bukti fisik) merupakan karakteristik intangible pada
jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa
sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan resiko yang di
persepsikan konsumen dalam bauran pemasaran adalah upaya
mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti
difisik dalam karakteristik jasa. Bukti fisik ini dalam bentuk brosur,
penampilan staf yang rapi dan sopan, dekorasi internal dan eksternal
bangunan, ruang tunggu yang nyaman, dan lain sebagainya.
Unsur-unsur yang termasuk ke dalam Physical Evidence, antar lain:
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik (physical surrondings) merupakan aspek
fisik dan tempat yang konkrit dari lingkungan yang meliputi suatu
kegiatan konsumen. Lingkungan fisik berupa warna, suasana,
penerangan, cuaca, dan susunan ruang atau benda yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen. Lingkungan fisik mempengaruhi
persepsi konsumen melalui mekanisme sensor penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan bahkan sentuhan.
Lingkungan sangat penting bagi para pengusaha ritel sebagai
pengelolaan lingkungan fisik sehingga dapat berpengaruhi perilaku,
sikap, dan keyakinan konsumen ke arah yang diinginkan. Misalnya
lingkunagn fisik mempunyai implikasi yang penting untuk
membangun store image (citra toko). Bila seorang retailer
menyadikan suatu store image yang islami maka penting lingkungan
harus sesuai dengan store image.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Lingkungan fisik dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Store image adalah gambaran keseluruhan yang lebih dari sekedar
penjumlahan per bagian, dimana masing-masing bagian
berinteraksi satu sama lain dalam pikiran konsumen.
b. Store atmospherics adalah suasana toko yang merupakan desain
bangunan, ruang interior, tata ruang lorong-lorong, teksktur
karpet, dan diding, bau, warna, bentuk, suara yang dialami para
konsumen yang mempengaruhi konsumen.
c. Store environment adalah segala sesuatu yang ada disekeliing
toko dan sangat mempengaruhi tindakan konsumen. Store
environment dalam retailer dapat menciptakan stimuli-stimuli
yang akan memicu atau menggerakkan konsumen untuk membeli
lebih banyak barang di luar yang mereka rencanakan. Store
environment yang dirancang dengan baik dan sesuai dengan
target market yang ditetapkan akan dapat menciptakan emosi-
emosi atau suasana hati yang kondusif untuk berbelanja.
2. Fasilitas-fasilitas pendukung perusahaan
Fasilitas pendukung pererusahaan merupakan sumber daya fisik
yang harus ada sebelum suatu jasa ditawarkan kepada konsumen.
Misalnya bangunan dan lapangan parkir.
7. Process (proses produksi atau operasi) merupakan faktor penting bagi
konsumen high-contact services, yang seringkali jug berperan sebagai
co-producer jasa bersangkutan.
8. Costomer Service (layanan pelanggan) merupakan layanan pelanggan
berbeda antar organisasi. Dalam sektor jasa layanan pelanggan dapat
diartikan sebagai kulaitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan.
Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak
bisa diisolasi hanya pada departemen layanan pelanggan, tetapi menjadi
perhatian dan tanggung jawab semua personel produksi baik yang
dipekerjakan oleh organisasi jasa maupun pemasok. Manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kualitas jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berkait erat dengan
kebijakan desain produk dan personalia. (hlm. 31)
3. Tinjauan Tentang Store Image
a. Pengertian Store Image
Store image merupakan ciri toko yang melekat di benak konsumen
terhadap sebuah ritel. Seperti produk, sebuah toko juga memiliki
kepribadian. Beberapa toko bahkan memiliki image yang sangat jelas di
dalam benak konsumen. Dengan kata lain, image toko adalah ciri khas toko.
Kepribadian atau image toko menggambarkan apa yang dilihat dan
dirasakan oleh konsumen terhadap toko tertentu. Bagi konsumen,
kepribadian itu juga mewakili suatu gambaran dan merancang apa yang
diinginkan, dilihat, dan dirasakan oleh konsumen terhadap toko tertentu.
Menciptakan sebuah image yang baik bagi konsumen adalah pekerjaan yang
tidak mudah.” Image adalah suatu bayangan atau gambaran yang ada di
dalam benak seseorang yang timbul karena emosi atau reaksi terhadap
lingkungan sekitarnya” (Sopian dan Syihabudhi, 2008: 138).
Definisi store image menurut Peter dan Olson adalah “suatu yang
di pikirkan konsumen tentang suatu toko termasuk di dalamnya adalah
persepsi dan sikap yang dirasakan pada sensasi dari rangsangan yang
berkaitan dengan toko yang diterima melalui lima indara” (2000: 248).
Pengertian lain menurut Utami “ Store image adalah gambaran keseluruhan
yang lebih dari sekedar penjumlahan per bagian, dimana masing-masing
bagian berinteraksi satu sama lain dalam pikiran konsumen” (2010: 270).
Dengan demikian store image terbentuk dari fungsi multi atribut yang saling
berhubungan satu sama lain dengan bobot masing-masing.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa store image
adalah gambaran keseluruhan yang di pikirkan konsumen tentang suatu toko
di benak konsumen yang timbul karena persepsi dan sikap yang di rasakan
pada sensasi dari rangsangan yang berkaitan lingkungan toko. Store image
dijadikan sebagai kepribadian toko yang membedakan toko satu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
toko yang lain yang di presepsikan oleh konsumen. Konsumen dapat
mengingat dengan baik, bila suatu toko yang pernah konsumen datangi
memiliki image positive sehingga konsumen dapat kembali melakukan
keputusan pembelian di toko tersebut.
b. Faktor Store Image
Image dapat terbentuk dari dua faktor yaitu komunikasi dan
kegiatan mengkonsumsi barang atau jasa yang mereka beli. Echner dan
Ritchie dalam Suhartono dan Kusdibyo (2005) berpendapat bahwa
komunikasi yang terbentuk antara suatu organisasi dengan publik baik
berupa promosi seperti brosur, poster mau pun media informasi melalui
koran, TV, majalah, radio mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu
organisasi tersebut. Selain itu dipengaruhi juga oleh promosi dan
komunikasi melaui media, persepsi konsumen juga dipengaruhi oleh
komunikasi diantara konsumen yang dikenal “word of mounth
communication”.
Faktor kedua yang mempengaruhi citra (image) adalah kegiatan
konsumen baik langsung maupun tidak langsung dalam berhubungan
dengan penyedia produk maupun jasa. Pengaruh dari pengalaman
berhubungan dengan suatu organisasi ini sangat besar pengaruhnya dalam
membentuk persepsi konsumen terhadap suatu organisasi atau toko.
Pengalaman konsumen dalam berbelanja akan memberikan kesan di benak
konsumen sehingga membentuk store image (citra toko).
c. Komponen Store Image
Menurut Berman (2001) dalam membentuk store image terdapat 5
variabel yang akan membuat persepsi konsumen terhadap sebuah toko
sebagai kepribadian toko yang berbeda dari toko lainnya sehingga
konsumen merasa senang dan puas terhadap toko tersebut dan membuat
keputusan pembelian. Komponen-konponen dalam store image yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Lokasi
“Lokasi adalah tempat kedudukan penjual dari tempat
kedudukan konsumen dalam arti akses/cara yang harus ditempuh
konsumen menuju toko” (Peter dan Olson, 2002: 254). Lokasi yang tepat
akan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk menjangkau toko,
sehingga konsumen tidak perlu mengeluarkan waktu dan biaya yang
berlebihan untuk menjangkau toko. Kemudahan dalam menjangkau
lokasi toko dengan angkutan umum seperti bus, angkot, becak, dan lain
sebagainya memudahkan konsumen untuk menuju toko.
Menurut Peter dan Olson, “Lokasi adalah tepat yang baik
menjamin tersediannya akses yang cepat, dapat menarik sejumlah besar
konsumen, dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan
pembelian konsumen.” (2002: 255) Lokasi strategis merupakan
komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat berpengaruh terhadap
masa depan serta pertumbuhan riteler, sehingga mempunyai implikasi
yang besar. Pemilihan lokasi termasuk juga kemudahan parkir maupun
jarak perjalanan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen.
Lokasi juga akan mempengaruhi store image yang terlihat dari
tempat berdirinya toko, konsumen akan mengingat tempat/daerah lokasi
toko sehingga konsumen akan mengingat toko dengan baik. Selain itu
kekuatan daya tarik toko yang membuat persepsi pada konsumen dengan
letak yang strategi dan kemudahan untuk menjangkaunya membuat
konsumen melakukan keputusan pembelian di toko tersebut. Seperti
pendapat yang di nyatakan David dalam Foster yang mengatakan bahwa
“Bila semua faktor mempunyai nilai yang hampir sama dalam
memutuskan pilihan toko, pada umumnya konsumen akan memilih toko
yang paling dekat karena hal itu akan memberikan kenyamanan yang
lebih bagi konsumen dalam hal waktu dan tenaga” (2008: 52).
Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008), ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pemilihan lokasi toko agar konsumen tertarik, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a) Lalu lintas kendaraan
Bagi toko perbelanjaan, informasi tentang jumlah dan
karakteristik kendaraan yang melintas penting diperoleh. Kendaraan
yang melintas merupakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum
yang mengadakan akan menjadi segmentasi pasar bagi retail tersebut.
Faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan kemacetan akan menjadi nilai
tambah atau nilai kurang bagi pengendara. Sebaiknya, jalan yang
lebar, mulus, dan tidak begitu macet akan menjadikan potensi yang
baik bagi peritel.
b) Fasilitas parkir
Pusat perbelanjaam yang memiliki fasilitas parkir yang memadai
bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi peritel dibandingkan
pertokoan dan pusat perbelanjaan yang fasilita parkirnya tidak
mencukupi. Selain itu, fasilitas yang memadai mencakup area yang
luas, penataan, keamanan, pencahayaan, kebersihan, dan pintu masuk
dan keluar yang mudah akan membuat konsumen betah berbelanja di
toko tersebut.
c) Transportasi umum
Transportasi umum berupa bis dan angkot yang melintas di
depan suatu pusat perbelanjaan akan memberi daya tarik yang lebih
tinggi karena banyak konsumen yang dengan mudah masuk ke area
perbelanjaan. Pusat perbelanjaan yang menjual produk kebutuhan
pribadi atau kebutuhan rumah tangga bisa dikunjungi praktis oleh
semua lapisan masyarakat, baik yang kendaraan pribadi maupun yang
menumpang transportasi umum. Transportasi umum dijadikan alat
transportasi konsumen yang akan berbelanja, dengan adanya halte dan
waktu pemberangkatan yang tepat membuat keuntungan bagi pusat
perbelanjaan.
2) Produk
Pengertian produk menurut Kotler dan Amstrong, “Produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan” (2006: 266). Terkaitan dengan
store image, produk yang dijual harus berkualitas, dapat memenuhi dan
memuaskan kebutuhan konsumen, selain itu produk yang ada di dalam
toko memiliki keluasan dan kedalaman produk (product assortment) atau
bauran barang dagangan (merchandise mix). Keluasan itu menunjukan
pada keragaman produk yang ditawarkan, sedangkan kedalaman itu
menunjuk pada jumlah merek-merek yang berbeda dalam setiap ragam.
Menurut Kotler dan Amstrong, kualitas produk merupakan
karakteristik produk yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan (2006: 272). Kualitas
produk merupakan hal yang penting dalam pembentukan store image
karena konsumen datang ke toko untuk membeli produk yang di jual di
toko, dengan kualitas produk yang baik maka konsumen akan merasa
puas terhadap produk yang dijual di toko tersebut.
Selain itu, assortment menunjuk kelengkapan produk yang dijual di
toko. Keanekaragaman atau keragaman produk terdiri atas dua hal :
a) Wide (lebar) yaitu banyaknya variasi kategori produk yang dijual.
- Lebar: banyak ragam kategori produk.
- Sempit: sedikit ragam kategori produk.
b) Deep (dalam) yaitu banyaknya item pilihan dalam masing-masing
kategori produk.
- Dalam: banyak pilihan (warna, ukuran, bahan dan lain-lain) dalam
setiap kategori produk.
- Dangkal: sedikit pilihan dalam setiap kategori produk.
Menurut Utami (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi produk
dalam toko yaitu:
a) Variasi produk adalah produk yang dijual bervariasi dari berbagai
jenis, ukuran, dan merek untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b) Kelengkapan item produk adalah produk yang dijual lengkap dari
segala jenis pemenuhan kebutuhan konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c) Kualitas produk adalah kualitas produk yang dijual toko memiliki
kualitas yang baik sesuai keinginan konsumen.
d) Ketersediaan stok produk adalah produk yang dijual memiliki stok
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen setiap kali
berbelanja.
3) Harga
Menurut Daniel, “Harga adalah sesuatu yang diserahkan dalam
penukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa” (2001: 268).
Harga pengecer merupakan faktor yang penting dalam penentuan posisi
dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasarannya. Pedagang eceran
harus memperhatikan taktik persaingan harga. Sebuah toko dapat
menjadi terkenal karena harga jual yang ditetapkan cukup murah atau
harga jual yang ditetapkan merupakn harga pasti. Berdasarkan hal itu,
pengecer harus dapat menetapkan harga yang tepat untuk barang-
barangnya, sehingga kelancaran penjualan barang akan lebih terjamin.
Semua pengecer senantiasa berkeinginan menetapkan harga yang tinggi
dengan volume penjualan yang tinggi pula, namun kedua hal ini sulit
diterapkan secara bersamaan.
Penetapan harga berkaitan dengan aspek-aspek laba, pelanggan,
pasar dan persaingan, pengadaan barang dagangan, citra kualitas merek
yang berbeda dan hukun dan peraturan, yang akan di uraikan sebagai
berikut :
a) Harga berkaitan dengan memaksimalkan laba
Setiap peritel atau perusahaan perdagangan eceran, seperti halnya
semua perusahaan , ingin memaksimalkan laba. Laba dapat dicapai
dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Idealnya adalah
memaksimalkan laba dicapai baik dalam jangka pendek ataupun
dalam jangka panjang. Tetapi, situasi persaingan dan kondisi pasar
sering kali membuat peritel harus memilih memaksimalkan laba
dalam jangka panjang dan membiarkan pencapaian laba jangka
pendek yang tidak maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b) Harga berkaitan dengan pelanggan
Memaksimalkan laba adalah salah satu ciri dari selembar mata uang,
sisi lainnya adalah kepuasan konsumen. Tujuan perusahaan adalah
kepuasan pelnggan melalui operasional perusahaan yang akan
member laba yang patut. Itu berarti kedua pihak sama-sama
mendapatkan manfaat dari interaksi penjual-pembeli.
c) Harga berkaitan dengan pasar dan persaingan
Faktor pasar atau persaingan merupakan faktor penting yang amat
mempengaruhi penetapan harga. Untuk semua peritel yang hendak
memperluas pembeli dalam suatu wilayah atau dalam suatu segmen
disebut sebagai penetrasi pasar, penetapan harga rendah atau harga
bersaing dilakukan.
d) Harga berkaitan dengan pengadaan barang merchandise
Barang persediaan yang masih banyak dan agak lambat
penjualannya padahal tanggal kadaluarsanya tinggal beberapa bulan
lagi, mengharuskan tindakan penjualan segara mungkin. Itu hanya
bias dilakukan dengan cara menjual dengan harga diskon, penjualan
demikian adalah penjualan untuk tujuan cuci gudang. Taktik lain
adalah membuat paket, yaitu menjual dengan harga yang amat
menarik (diskon cukup besar) untuk pembelian beberapa barang
dalam satu paket.
e) Harga berkaitan dengan citra kualitas
Harga berkaitan dengan citra kualitas, sebagian masyarakat besar
mempunyai anggapan bahwa terdapat koleksi erat antara harga dan
kualitas. Harga yang rendah dianggap pertanda kualitasnya rendah
sebaliknya harga tinggi mencerminkan kualitas tinggi.
f) Harga berkaitan dengan merek yang berbeda
Produk dari merek-merek yang berbeda dapat diberi lebel harga yang
berbeda menurut :
(1)Merek terunggul yang diberi label termahal
(2)Merek pesaing atau merek sendiri demnagn lebel harga sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(3) Merek dengan harga terendah
g) Harga berkaitan dengan hukum dan peraturan
Saat ini dapat dikatakan masih sangat minim hokum dan peraturan
yang mengatur penetapan harga barang dan jasa eceran. Ini berarti
para peritel mempunyai ruang gerak yang cukup bebas dalam
menetapkan harga. Namun patokan umum berlaku yaitu kepatutan
berdasarkan etika bisnis khususnya dari sudut pandang konsumen
yaitu value for money.
Menurut utami (2010) indikator dari variabel harga, yaitu:
a) Tingkat harga adalah pertimbangan konsumen terhadap harga
produk yang sesuai dengan kualitas produk.
b) Diskon harga adalah pemberian potongan harga dalam persentase
pada setiap pembelian produk.
c) Kemudahan cara pembayaran adalah proses transaksi pembayaran
dapat dilakukan secara mudah misalnya dengan menggunakan kartu
debit dan kartu kredit.
4) Pelayanan Konsumen
Zeithaml dan Bitner menyatakan bahwa, "Service are deeds,
processes, and performances. The services are not tangible things that
can be touched, seen, and felt, but rather are intangible deeds and
performance” artinya pelayanan adalah perbuatan, proses, dan kinerja.
Jasa tidak berwujud yang tidak dapat dipegang, dilihat, dan dirasakan
tetapi lebih dari suatu perbuatan nyata dan kinerja (2009: 4). Pengertian
lain menurut utami, pelayanan adalah suatu keinginan konsumen untuk
dilayani dan pelayanan berhubungan dengan penjualan produk yang akan
dibeli konsumen, misalanya pemberiaan fasilitas alternatif pembayaran,
pemasangan perlengkap, merubah model untuk pakaian, dan sebagainya
(2010:88).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa layanan merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur ketidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
berwujud dan intangibility berhubungan dengannya, yang melibatkan
beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam
kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan.
Perubahan kondisi mungkin saja terjadi dan produksi layanan bisa saja
berhubungan atau bisa pula tidak berhubungun dengan produk fisik
seperti tenaga penjualan yang ramah, adanya bantuaan dari tenaga
penjualan atas informasi yang terkait denga produk, dan pemberian
ungkapan-ungkapan persetujuan dan solusi atas keluhan pada tenaga
penjualan.
Menurut ma’ruf (2005), faktor dalam pelayanan konsumen
sebagai berikut:
a) Layanan pramuniaga dan karyawan yaitu bentuk pemberian pelayanan
yang dilakukan oleh pramuniaga dan staf lainnya yang terampil
dengan kesiapan membantu konsumen dalam gerai.
b) Layanan pemesanan dan pengiriman barang yaitu tersedianya layanan
pemesanan dan pengiriman barang melalui online oleh konsumen.
c) Layanan pengaduan bagi pelanggan yaitu pelayanan pengaduan yang
dikeluarkan konsumen kepada manajemen pasca melakukan
pembelian (hlm. 228).
5) Fasilitas Fisik
Menurut utami, “fasilitas fisik adalah faktor penentu dalam
mendominasi pangsa pasar yang diinginkan oleh perusahaan ritel karena
mencangkup ada fasilitas-fasilitas yang dibuat perusahaan seperti tempat
parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain” (2010: 89). Fasilitas Fisik
sebagai penunjang bangunan pokok dan produk yang dijual, juga
mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Konsumen menyukai
berbelanja pada toko retail yang memiliki fasilitas fisik yang baik, yang
mampu memberikan rasa nyaman ketika sedang berbelanja. Misalnya
pengaruh eksterior bangunan tidak kecil nilainya merupakan bagian
pertama yang dilihat oleh konsumen. Sisi dalam toko, misalnya layout
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dan display, dinding dan warna lantai, penerangan, musik, dan suhu
ruangan juga memberikan kontribusi terhadap citra toko.
Menurut Berman (2001: 604), elemen-elemen fasilitas fisik,
yaitu:
a) Exterior
Bagian luar toko mempunyai pengaruh atas citra toko. Bagian
depan store adalah keseluruhan eksterior fisik dari store itu sendiri.
Melalui bagian depan pengelola store dapat menyajikan konservatif,
mode, kemewahan, diskon, atau image lain kepada konsumen.
Eksterior dari store meliputi: storefront (bagian depan toko), marquee
(ruang teduh toko), entrance (pintu masuk), display windows
(pajangan di jendela), height of building (tingginya bangunan toko),
size of building (luas toko), surrounding stores (keliling toko),
surrounding area (keliling area), dan parking (halaman parkir).
b) Interior
Menurut Berman et al, general interior adalah suatu
department store meliputi: flooring, colors, lighting, sounds,
temperature, dan lain-lain (2001: 604). Pengertian lain menurut utami,
“interior merupakan penampilan bagian di dalam suatu toko yang
tidak kalah penting untuk menarik konsumen”(2010: 89). Faktor-
faktor interior meliputi ketinggian langit-langit, penerangan dalam
toko, dan temperatur dalam ruangan.
Internal toko amat penting karena konsumen akan melihat
internal toko dalam berbelanja. Faktor yang harus di perhatikan
merupakan pertama ketinggian langit-langit toko karena banyak
barang yang di dalam toko kesan sempit akan membuat konsumen
tidak nyaman sehingga dibutuhkan ketinggian langit-langit yang pas
agar toko tetep terlihat luas. Kedua penerangan dalam toko agar
produk-produk yang didisplay mudah di lihat dan konsumen tertarik
membelinya. Ketiga Perasaan konsumen dapat dipengaruhi oleh
temperatur ruangan toko. Konsumen akan tidak betah berbelanja pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
store yang panas, sebaliknya konsumen akan senang menghabiskan
waktu luangnya untuk melihat-lihat produk yang dijual karena suhu
ruangan sejuk dan bersih.
c) Store layout
Berman et al, store layout meliputi space, product grouping,
department locations, and traffic flow. Store layout adalah susunan
dari suatu ruangan (2001:611). Tata ruang mengacu pada cara-cara
penyusunan mesin-mesin, peralatan, dan perabotan sesuai ukuran,
bentuk dan fungsinya untuk memfasilitasi tercapainya tujuan
pelanggan dan karyawan. Store layout menjadikan pertama tata rak
panjang dalam toko akan mempengaruhi perilaku konsumen. Kedua
pembuatan gang atau jalur jalan akan memudahkan alur lalu lintas
pengunjung. Ketiga penetapan item produk secara kesinambungan
beradasarkan katagori produk akan juga mempengaruhi konsumen.
Alokasi space dari toko terlebih dahulu harus direncanakan
dan diatur. Masing-masing toko memiliki sejumlah luas lantai untuk
tempat penjualan, tempat barang, tempat pramuniaga, dan tempat
konsumen. Store layout juga meliputi pengelompokan barang, baik
pengelompokan barang menurut fungsinya, pengelompokan barang
menurut motivasi pembelian, pengelompokan barang menurut segmen
pasar, maupun pengelompokan barang menurut kegunaan barang.
3. Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian Konsumen
a. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu
produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas,
harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum
konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui
beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5)
perilaku pascapembelian. Pengertian lain tentang Keputusan pembelian
menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah “the selection of an
option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan
pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu
dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan
pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan
pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari
beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.
Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian
dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
b. Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian
Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima
peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:
1) Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif
pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau
keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.
2) Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi
keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
3) Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan
membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan
dan dimana membelinya.
4) Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
5) Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa
yang dibeli. (Hlm.13)
Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua
peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan
pesan dan mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat
program pemasaran yang sesuai dengan pembeli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c. Jenis Perilaku Pembelian
Jenis perilaku pembelian konsumen, adalah:
1) Perilaku pembelian kompleks
Para konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks ketika mereka
terlibat dalam pembelian produk yang mahal, jarang dibeli, berisiko,
mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi dan menyadari adanya perbedaan
nyata antara berbagai merek. Pemasar perlu mengembangkan strategi-
strategi yang membantu pembeli dalam mempelajari atribut produk,
kedudukan merek perusahaan yang tinggi, menjelaskan manfaat
merek tersebut, keistimewaan produk dan memotivasi personil penjual
serta kenalan pembeli untuk mempengaruhi pilihan mereka.
2) Perilaku pembelian untuk kebiasaan
Disini keterlibatan konsumen rendah dan tidak ada perbedaan merek
yang signifikan.
3) Perilaku pembelian yang mengurangi ketidaksesuaian
Konsumen sangat terlibat dalam pembelian tetapi tidak melihat banyak
perbedaan dalam merek.
4) Perilaku pembelian yang mencari informasi
Keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan merek bersifat
nyata. Konsumen banyak melakukan peralihan merek dengan alasan
variasi dan bukan karena ketidakpuasan.
d. Tahap-tahap Keputusan Pembelian
Adapun tahap-tahap pengambilan keputusan menurut Philip Kotler dan
Gary Amstrong (2006: 179) sebagai berikut :
Proses Keputusan Pembelian
Gambar 2.1 Tahap Keputusan Pembelian
PengenalanKebutuhan
Tingkah LakuPasca
Pembelian
PencarianInformasi
EvaluasiAlternatif
KeputusanMembeli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Pengenalan Kebutuhan
Di sini pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang
diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal (dari dalam
diri) dan rangsangan eksternal (lingkungan).
Pada tahap ini pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat
menggerakkan kebutuhan atau minat tertentu konsumen. Para pemasar
perlu meneliti konsumen untuk memperoleh jawaban apakah kebutuhan
yang dirasakan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan semua
itu muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu menyebabkan
seseorang mencari produk tersebut.
2) Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari
informasi lebih banyak informasi, tetapi mungkin juga tidak. Bila
dorongan konsumen dan produk yang dapat memuaskan ada dalam
jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak,
konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan
pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber yaitu :
a. Sumber pribadi : keluarga, teman dan tetangga.
b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
c. Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen.
d. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan
produk.
Dalam hal ini perusahaan harus merancang bauran pemasannya
untuk membuat calon pembeli menyadari dan mengetahui merknya.
Perusahaan harus cermat mengenali sumber informasi konsumen dan arti
penting dari setiap sumber.
3) Evaluasi Alternatif
Pada tahap ini konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan
produk yang akan dibelinya. Untuk itu konsumen melakukan evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
terhadap barang mana yang benar-benar paling cocok untuk dibeli sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya. Bagaimana konsumen
mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-
masing individu dan situasi membeli spesifik.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka
mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat
membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan pembeli.
4) Keputusan Membeli
Keputusan membeli merupakan tahap dari proses keputusan
membeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Pada
umumnya, keputusan membeli yang dilakukan konsumen adalah
membeli poduk yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul
antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli yaitu sikap
orang lain dan situasi yang tidak diharapkan. Konsumen umumnya
membentuk niat membeli berdasarkan pada faktor pendapatan, harga dan
manfaat produk, akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan
bisa mengubah niat pembelian. Jadi pilihan dan niat untuk membeli tidak
selalu berakhir pada keputusan membeli barang yang sudah dipilih.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli poduk, konsumen akan merasa puas atau tidak
puas terhadap barang yang dibeli. Pembeli akan menentukan puas atau
tidak itu terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan prestasi
yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan,
konsumen akan merasa tidak puas. Kegiatan pemasar terus berlanjut
dalam menanggapi kepuasan dan ketidakpuasan ini agar daur hidup
produknya tidak menurun.
Dalam suatu pembelian produk, keputusan yang harus diambil
tidak selalu berurutan seperti di atas. Pada situasi pembelian seperti
penyelesaian ekstensif, keputusan yang diambil dapat bermula dari
penjual, karena penjual dapat membantu merumuskan perbedaan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
toko yang lain melalui pembentukan citra toko yang positif. Dengan
citra yang baik yang ditampilkan toko di mata masyarakat, khususnya
konsumen akan terciptalah kesan bahwa perusahaan itu benar-benar
memiliki kualitas yang dapat dipercaya.
e. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Sutisna ( mengutip pendapat Assael, 1992), ada tiga faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian yaitu
konsumen individu, lingkungan dan penerapan strategi pemasaran (2001).
Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen Assael (1992)
1) Konsumen Secara Individual
Pilihan untuk membeli suatu produk atau jasa dengan merek
tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen, seperti:
persepsi, karakteristik merek, sikap konsumen, kondisi geografis, gaya
hidup, dan karakteristik kepribadian. Hal tersebut akan mempengaruhi
pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia.
PengaruhLingkungan
PenerapanStrategi
Pemasaran
PembuatanKeputusanPembelian
TanggapanKonsumen
Umpan Balik Bagi Pemasaran
KonsumenIndividu
Umpan Balik bagi Konsumen(Evaluasi pasca pembelian)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Lingkungan yang Mempengaruhi Konsumen
Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan
yang mengitarinya. Ketika konsumen membeli suatu merek produk,
mungkin disadari oleh banyak pertimbangan seperti meniru teman
ataupun anggota keluarga lainnya yang telah membeli terlebih dahulu.
Jadi, interaksi sosial turut mempengaruhi pada pilihan merek produk
yang dibeli.
3) Strategi Pemasaran
Pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan
menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti bauran pemasaran
agar konsumen bersedia memilih produk yang ditawarkan.
Berdasarkan ketiga faktor di atas, perusahaan hendaknya dapat
segera menganalisis tanggapan konsumen setelah mereka membuat suatu
keputusan dari tiga faktor yang mempengaruhinya. Konsumen akan
bereaksi melakukan pembelian berulang atau menghentikannya jika
merasa tidak puas, dan strategi pemasaran dalam hal ini berperan penting
sebagai ujung tombak dalam mempengaruhi keputusan konsumen.
f. Hubungan Store Image Terhadap Keputusan Pembelian
Hubungan store image terhadap keputusan pembelian konsumen terlihat
dari model peilaku konsumen yang ditemukan oleh Philip Kotler (2004:
183), adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
g.h.i.j.k.l.m.n.o.p.q.r.
Gambaran 2.3 Model Perilaku Konsumen
(Sumber: Philip Kotler 2004: 183)
Berdasarkan gambar diatas keputusan pembelian di pengaruhi oleh
rangsangan pemasaran berupa bauran pemasaran, diantaranya products
(produk), ricing (harga), promotion (promosi), place (distribusi), people
(orang), physical evidence (bukti fisik), proces (proses produksi atau
operasi), dan costomer service (layanan pelanggan) dengan salah satu
atributnya physical Evidence (bukti fisik) yang memiliki 2 faktor yaitu
lingkungan fisik dan fasilitas-fasilitas pendukung perusahaan. Pada
lingkungan fisik terdapat store image, store atmospherics, dan store
environment. Oleh karena itu keputusan pembelian dapat pengaruhi oleh
store image yang dinyatakan oleh Mowen dan Minor (2001: 130) bahwa
“lingkungan toko yang berupa store image, store atmospherics, dan store
environment akan mempengaruhi perilaku konsumen untuk datang dan
membeli di sebuah toko.”
Rangsangan PemasaranBauran Pemasaran Jasa:1. Products (produk)2. Pricing (harga)3. Promotion
(promosi)4. Place (distribusi)5. People (orang)6. Physical Evidence
(bukti fisik)7. Proces (proses
produksi atauoperasi)
8. Costomer Service(layanan pelanggan)
(Fandy Tjiptono, 2000:31)
Physical Evidence(bukti fisik) :1. Lingkungan fisik
a. Store Imageb. Store
atmosphericsc. Store
environment2. Fasilitas-fasilitas
pendukungperusahaan
(Mowen dan Minor,2001: 130)
Keputusan PembelianKonsumen:1. Pengenalan
Kebutuhan2. Pencarian Informasi3. Evaluasi Alternatif4. Keputusan
PembelianKonsumen
5. Perilaku pascapembelian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5. Tinjauan Tentang Assalam Hypermarket
a. Assalam Hypermarket
Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang
retail. Perusahaan ini awalnya adalah merupakan usaha dari percetakan
buku Tiga Serangkai yang mencoba bisnis di bidang retail. Pada tahun 2001
perusahaan ini berdiri dengan nama Goro Batara Sakti, perusahaan ini
bertahan dalam waktu 5 tahun saja. Pada tahun 2005, kontrak kerja sama
dengan Goro Batara Sakti habis sehingga harus mengganti nama dari Goro
Assalam menjadi Assalam hypermarket. Assalam hypermarket dari tahun
2005 sampai sekarang berdiri dibawah Tiga Serangkai yang memiliki
Pondok Pesantren Assalam sehingga Assalam Hypermarket dikonsep sebagi
retail yang bernuansa islam. Assalam Hypermarket memiliki friendcise
yaitu Asgross, yang merupakan mitra yang bergerak dalam bidang retail.
Assalam Hypermarket terletak di pinggir kota Surakarta ,tepatnya
di jalan Ahmad Yani no 308 Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo, Surakarta.
Assalam Hypermarket berada di area dengan luas tanah 30.000 m2,
sedangkan luas bangunan 10.149 m2. Assalam Hypermarket memliki store
yang luas dan exhibition hall yang luas dengan area perkulakan seluas 5.583
m2 dan luas exhibition hall 2.998 m2 yang dibuat untuk penyelengaraan
acara-acara promosi atau acara yang dibuat Assalam Hypermarket dan juga
untuk disewakan untuk beberapa kegiatan, contohnya basar buku islami
yang sering dibuat di Assalam Hypermarket.
Sistem penjualan yang dipakai pada Assalam Hypermarket ada tiga
jenis, yaitu Umum, Asgross, dan kring 33. Sistem penjualan umum
digunakan untuk melayani penjualan atau transaksi langsung melalui kasir
toko. Sistem penjualan Assgros digunakan untuk melayani transaksi
barang–barang Asgross dan Sistem penjualan dengan kring 33 yaitu sistem
penjualan yang dilakukan untuk melayani member atau perusahaan yang
bekerja sama dengan Assalam Hypermarket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Image Assalam Hypermarket
Assalam Hypermarkrt merupakan perusahaan retail yang memiliki
citra yang islami yang dimiliki oleh PT. Tiga Serangkai yang merupakan
unit perdagangan umum dari Pondok Pesantren Assalam. Assalam
Hypermarket memang menerapkan retail yang islami dengan pengelolaaan
manajemen dan sumber daya manusia yang islami terbukti dari pengelolaan
dana dengan menyumbangkan uang kembalian konsumen disalurkan pada
Solo Peduli.
Dalam pengelolaan Assalam Hypermarket juga mencitrakan islami
dengan menjual barang-barang yang halal, tidak mengandung alkohol,
musik islam 75%, karyawan yang menggunakan jilbab, dan lain-lain.
Didukung pula dengan kegiatan-kegiatan islami yang dilakukan Assalam
Hypermarket seperti Korban pada Idul Fitri dan Idul Adha, pengajian jumat,
keuntungan untuk zakat mail, dan lain-lain. Dan banyak kegiatan islami
yang dilakukan di Assalam Hypermarket seperti basar buku islam, lomba
azan, lomba ngaji dan lain-lain.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
penulis lakukan, yaitu sebagai berikut:
1. En Chi Chang, Bo Luan (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Chinese
consumers’ perception of hypermarket store image yang dilakukan di Beijing
Cina mengenai persepsi hypermarket store image pada konsumen Cina yang
dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap wawancara, survai, dan menggunakan
SPSS. Dari penelitian yang dilakukan terdapat 18 dimensi store image yang
mempengaruhi konsumen,yaitu: harga yang rendah, kualitas yang baik, luas
dan mendalamnya pilihan, nomer staf yang tersedia, kemampuan staf, layanan
sikap staf, efisiensi layanan keluar toko, lokasi nyaman, ketersediaan parkir,
jam buka, kemudahan mencari barang, eksterior/interior dekorasi, tata letak
toko, interior lingkungan, fasilitas fisik, promosi layanan, keanggotaan
layanan, dan reputasi. Hasil dari penelitian dengan sample 175 konsumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
menyatakan bahwa variable reputasi, kualitas yang baik, dan layanan sikap staf
mempunyai pengaruh yang paling signifikan diantara yang lain.
2. Patah Gunawan (2009) dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Citra
Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri
Simpang Bahagia Medan menggunakan 5 variabel citra toko yaitu: lokasi toko,
produk, harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik. Alat analisi
menggunakan regresi berganda dengan pengolahan SPSS. Hasil penelitian ini,
pertama adanya pengaruh antara variabel citra toko terdiri dari lokasi toko,
produk, harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik secara simultan
terhadap keputusan pembelian konsumen. Kedua adanya pengaruh antara
variabel citra toko terdiri dari lokasi toko, produk, harga, pelayanan konsumen,
dan fasilitas fisik secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen.
Variabel citra toko yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen adalah variabel harga.
Pada penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu
terletak pada pokok masalah yang diangkat, pokok permasalahan yang saya teliti
adalah store image terhadap keputusan pembelian konsumen karena berdasarkan
kenyataannya Assalaam Hypermarket memiliki image yang kuat. Pada penelitian
ini variabel bebesnya terdiri dari lokasi (X1), produk (X2), harga (X3), pelayanan
konsumen (X4), dan fasilitas fisik (X5), sedangkan variabel terikatnya keputusan
pembelian konsumen. Pada alat analisis menggunakan uji validitas dan reliabelitas
dengan menggunakan uji prasyarat regresi berganda untuk menguji hipotesis
untuk mengetahui pengaruh store image terhadap keputusan pembelian konsumen
di Assalaam Hypermarket Surakarta.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alat berpikir yang dipergunakan dalam
penelitian yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah
mempunyai teori yang mendukung judul penelitian. Berdasarkan teori yang
mendukung penelitian ini, maka dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Membangun image citra yang positif di mata konsumen merupakan salah
satu strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan yang ketat di
dalam bisnis retail sekarang ini. Image positive (citra positif) yang telah terbentuk
diharapkan dapat mempengaruhi perilaku konsumen khususnya dalam mengambil
keputusan pembelian, selain itu juga bagi perusahaan yang bersangkutan
perluasan lini produk atau pasar dapat dilaksanakan.
Hypermarket sebagai salah satu jenis bagian dari pengecer yang berbentuk
toko, juga menerapkan strategi ini dalam mempengaruhi keputusan konsumen.
Store Image dapat direfleksikan atau diproyeksikan ke dalam beberapa dimensi..
Dimensi-dimensi store image (citra toko) yang dimaksud adalah lokasi toko,
produk, harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik.
Keputusan-keputusan yang akan diambil oleh konsumen atau pembeli
sebelum memilih toko dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri. Perilaku
konsumen timbul karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor
tersebut meliputi faktor lingkungan, faktor perbedaan dan pengaruh individu dan
faktor psikologis. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan dalam menentukan
pengambilan keputusan pembelian konsumen dalam memilih toko. Sebelum
konsumen melakukan pembelian produk di suatu hypermarket atau toko,
konsumen mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai hypermarket atau
toko tersebut. Citra yang telah terbentuk di hypermarket diharapkan mampu
mempengaruhi keputusan pembeliannya.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, maka kerangka berpikir
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Variabel independent (X) Variabel dependent (Y)
Store Image
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang sebenarnya masih perlu dikaji secara empiris dengan melalui berbagai
pengujian. Atas dasar pengertian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
1. Diduga ada pengaruh store image yang terdiri lokasi, produk, harga, pelayanan
konsumen, dan fasilitas fisik secara simultan terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalam Hypermarket Surakarta.
2. Diduga ada pengaruh store image yang terdiri lokasi, produk, harga, pelayanan
konsumen, dan fasilitas fisik secara parsial terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalam Hypermarket Surakarta.
Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
Fasilitas Fisik (X5)
Pelayanan Konsumen (X4)
Harga (X3)
Produk (X2)
Lokasi (X1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat menunjukkan hal penting dalam suatu penelitian sebab di
tempat penelitian inilah diperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal yang
diperlukan sehubungan dengan kepentingan penelitian. Penelitian ini memilih
tempat di Assalam Hypermarket Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai penulisan
laporan penelitian yang direncanakan dari bulan Febuari 2012 sampai dengan
Desember 2012.
Tabel 3.1 Waktu penelitianJenisKegiatan
Feb2012
Mar2012
April2012
Mei2012
Juni2012
Agust2012
Sep2012
Okt2012
Nov2012
Des2012
Jan
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 11. Persiapan
Penelitiana. Penyusun
an Judulb. Penyusun
anProposal
c. Perizinan2. Perencan
aanpenelitian
3. PelaksanaanPenelitian
4. PenyusunanLaporan
5. Pelaksanaan ujiandan revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh store image terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalam Hypermarket Surakarta pada tahun 2012, maka rancangan
penelitian disusun sebagai berikut :
Store Image dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu lokasi
(X1), produk (X2), harga (X3), pelayanan konsumen (X4) dan fasilitas fisik (X5).
Sedangkan variabel Y adalah keputusan pembelian konsumen di Assalam
Hypermarket. Kedua variabel akan melalui proses pengolahan data untuk
diorganisasikan ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengatur urutan data serta mengorganisasikan ke
dalam suatu pola dasar sehingga mudah dilakukan penafsiran. Hubungan antar
variabel diidentifikasi sebagai hubungan fungsional yaitu variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat yang akan diuji melalui regresi linier berganda
dengan bantuan program SPSS 19 for windows.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Arikunto mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian” (2010: 173). Pengertian lain dikemukakan oleh Sugiyono,
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan” (2012: 80). Menurut dua
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan
individu yang menjadi subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
merupakan populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui jumlah
populasinya secara pasti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pengunjung di Assalam Hypermarket Surakarta pada tahun 2012.
2. Sampel
Menurut Siswandari, “Sampel merupakan sebagian anggota populasi”
(2009: 5). Pengertian lain dikemukakan oleh Arikunto,“Sampel adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (2010: 174). Menentukan besarnya
sampel merupakan salah satu masalah penelitian yang rumit, karena sulit
merumuskan kriteria bagi sifat representatif dan kewajaran yang ditentukan
sebagai syarat sampel. Sifat representatif penting sebagai syarat sampel sebab
data atau kesimpulan diperoleh dari sampel yang terbatas itu dipakai sebagai
dasar untuk meramalkan sesuatu di dalam populasi dan merupakan kesimpulan
penelitian.
Menurut Hair, Joseph F penentuan besarnya sampel untuk populasi
infinite atau populasi yang tidak diketahui jumlahnya secara pasti untuk
penelitian dengan analisis regresi berganda berikut ini :
In addition to its role in determining statistical power, sample size also affectsthe generalizability of results by the ratio of observations to independentvariables. A general rule is that the ratio should never fall below 5 to 1,meaning that there should be five observations are made for each independentvariable in the variate. Althought the minimum ratio is 5 to 1, desired level isbetween 15 to 20 observations for each independent variable. When this levelis reached, the result should be generalized if the sample is representative.However, if a stepwise procedure is employed, the recommended levelincreases to 50 to 1 because this technique selects only the strongestrelationship within the data set and suffers from a greater tendency to becomesample-specific. In cases for which the available sample does not meet thesecriteria, the researcher should be certain to validate the generalizability of theresults (2010 : 175).
Berdasarkan Hair, Joseph F penentuan besarnya sampel dapat
dilakukan dengan cara mengalikan jumlah variabel bebas dengan tingkatan
perkalian 15 sampai 20. Atas dasar inilah maka jumlah sampel yang akan
digunakan sebesar:===Maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 100 sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai
kriteria sampel yaitu: konsumen Assalaam Hypermarket yang telah melakukan
keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket, bersedia mengisi kuesioner
yang telah diajukan, berusia 15 tahun ke atas dengan asumsi telah mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, berkelamin wanita atau pria,
dan bukan merupakan pramuniaga atau karyawan Assalaam Hypermarket.
D. Teknik Pengambilan Sampling
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah teknik Non Probability Sampling. Menurut Sugiyono, “Non Probability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel” (2010: 120). Non Probability Sampling meliputi sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, sampling jenuh, purposive sampling, dan
snowball sampling.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan quota
sampling dan accidental sampling. Quota sampling adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
dengan jumlah yang diinginkan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel
sebesar 100 orang. Accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu
dengan peneliti dapat dijadikan sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data. Penelitian ini menggunakan teknik
accidental sampling dikarenakan tidak diketahui berapa banyak jumlah konsumen
yang saat itu melakukan keputusan pembelian di Assalam Hypermarket sehingga
pengumpulan sempel dengan memberikan angket atau instrumen pertanyaan pada
siapa saja yang ditemui peneliti dengan ketentuan saat itu melakukan keputusan
pembelian di Assalam Hypermarket.
Pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menemui subyek yang
memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal
subjek tersebut selama masih dalam populasi. Biasanya yang ditemui adalah
subjek yang mudah dijumpai, sehingga pengumpulan datanya mudah. Hal yang
penting untuk diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang
telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
E. Pengumpulan Data
Menurut Arikunto menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah
bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data
kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu instrumen” (2010: 265). Teknik
pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh
terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif
karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan
hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka
mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat.
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Menurut Priyatno (2008) mengelompokkan jenis data menjadi
dua, yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan.
Data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk angka. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif.
b. Sumber Data
Menurut Arikunto mengatakan bahwa “Sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh” (2006: 129).
Penelitian tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan
di tempat yang sudah ditentukan. Menurut Sugiyono mengatakan bahwa
“Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data,
sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumentasi” (2012: 224). Data primer dalam penelitian ini diperoleh
langsung dari konsumen selaku responden melalui daftar pertanyaan yang
berupa angket, untuk memperoleh data mengenai keputusan pembelian
konsumen atas store image atau citra toko yang ditampilkan oleh Assalam
Hypermarket. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Surakarta berupa data retail di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai
metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan
dokumentasi.
a. Pengertian Angket atau Kuesioner
Menurut Sugiyono mengatakan bahwa “Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya” (2012: 142). Pengertian lain
dikemukakan oleh menurut Arikunto berpendapat bahwa “Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang diketahuinya” (2010: 193). Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
b. Macam-macam Angket atau Kuesioner
Arikunto (2010) mengemukakan bahwa angket atau
kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan
beberapa sudut pandang, yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawaba) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimat sendiri.b) Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.2) Dipandang dari jawaban yang diberikan
a) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.b) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang
responden.3) Dipandang dari bentuknya
a) Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup.b) Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.c) Check list () yaitu sebuah daftar dan responden tinggal
membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.d) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang
diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju (hlm.194).
Dalam penelitian ini, kuesioner yang peneliti gunakan yaitu
kuesioner bentuk langsung tertutup dengan model rating scale. Sedangkan
skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
Menurut Sugiyono (2010: 132) mengatakan bahwa “Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang fenomena sosial”. Menurut Sugiyono (2010: 133) jawaban setiap
instrumen yang menggunakan data likert mempunyai gradasi penilaian
sebagai berikut:
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju
Penyusunan angket ini alternatif jawaban ragu-ragu dapat
dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut menpunyai arti ganda dan
dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif
jawaban tersebut. Hal ini sesuai pendapat Arikunto (2010) yang menyatakan
bahwa:
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif,karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karenadirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) danalasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatifpilihannya hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada diposisi kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain yaitu “Tidak Setuju”dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi kubu akhir (atau awal). Dalam hal inidapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya beradapada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikianjuga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah“Tidak Setuju” (hlm. 195).
Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai
empat alternatif jawaban. Pengukuran store image yang diciptakan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
keputusan pembelian digunakan model skala likert dengan operasional
pengukurannya sebagai berikut:
1. SS : Sangat setuju bobot 4.
2. S : Setuju bobot 3.
3. TS :Tidak setuju bobot 2.
4. STS : Sangat tidak setuju bobot 1.
c. Syarat-syarat Penulisan Kuesioner yang Baik
Menurut Slamet (2006) syarat-syarat penulisan kuesioner yang baik yaitu:
1) Beri judul penelitian pada sampul kuesioner.
2) Tunjukkan surat keterangan dan surat ijin.
3) Singkirkan pertanyaan yang peka yang tidak perlu.
4) Buatlah kesan bahwa responden itu adalah “orang penting”.
5) Peneliti bermaksud memperoleh kenyataan.
6) Jawaban yang diinginkan peneliti adalah apa yang dirasakan responden
dan pendapat responden.
7) Berikan penjelasan dan contoh atau memperdalam maksud pertanyaan.
F. Validitas Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto mengatakan bahwa “Instrumen yang baik harus
memenuhi dua syarat yang penting yaitu valid dan reliabel” (2010: 203).
Untuk lebih jelasnya akan peneliti jabarkan sebagai berikut:
1. Validitas
Menurut Arikunto “validitas adalah suatu ukuran yang
menunujukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instumen” (2010:
211). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
kita inginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini
adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
= ∑ − (∑ ) (∑ ){ ∑ − (∑ ) } { ∑ − (∑ ) }Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi suatu butir
N = Cacah objek
X = Skor butir
Y = Skor total (Arikunto, 2010: 213).
Instumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson
correlation) adalah positif dan lebih besar dari 0,3 (Sugiyono, 2010)
2. Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dapat diartikan bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasikan data yang dapat dipercaya juga. Menurut
Arikunto menyatakan “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” (2010: 221).
Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha sebagai
berikut:= ( − 1) 1 − ∑Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan∑ = Jumlah varian butir
= Varian total (Arikunto, 2010: 223).
Menurut Priyatno “Suatu instrumen dapat dikatakan
reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6”
(2008: 26).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
G. Analisi Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengolah data hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik statistik karena
data yang diambil peneliti merupakan data kuantitatif sedangkan teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Arikunto
menyatakan ”Regresi berganda (multiple regression) adalah suatu peluasan dari
teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan
prediksi terhadap variabel terikat” (2007: 295) sehingga regresi ganda merupakan
analisis tentang hubungan antara satu dependent variable dengan dua atau lebih
independent variable.
Ada pun beberapa persyaratan yang harus diuji kebenarannya sebelum
melakukan analisis data adalah:
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data akan
dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini, data
untuk setiap variabel diuji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat
diketahui dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada
suatu grafik. Menurut Santoso (2001) menetapkan dasar pengambilan
keputusan yang digunakan sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Multikolinearitas
Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah
terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel
bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-
variabel itu secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk
mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi
tersebut tidak saling berkorelasi. Cara mendeteksinya adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), dimana
menurut Singgih Santoso dalam Aniek Hindrayani dan Salman Alfarisy
Totalia (2010: 201) jika nilai VIF di sekitar angka 1 dan angka Tolerance
mendekati 1, maka model regresi diindikasikan bebas dari
multikolinearitas.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah
terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar
observasi satu ke observasi lain. Heteroskedastisitas digunakan untuk
mengetahui apakah variabel pengganggu dalam persamaan regresi
mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk mengetahui terjadinya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised
Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Menurut
Santoso (2001) menetapkan dasar pengambilan keputusan berkaitan
dengan gambar tersebut adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak
terdapat masalah heterokedastisitas.
d. Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah
antara variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling
mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi
mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin
Watson). Menurut Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
1) Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
2) Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3) Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
e. Linearitas
Uji Linieritas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan
linier antara variabel X dan Y. Penelitian ini menggunakan plot antara X
versus Y. Menurut Siswandari, “jika plot yang bersangkutan
menggambarkan suatu garis lurus maka asumsi pertama ini sudah
terpenuhi” arti tidak berpola dengan persebaran dari kiri bawah ke kanan
atas maka dapat dikatakan tidak terjadi mispesifikasi pada fungsi regresi,
hal ini bararti bahwa hubungan antara variabal X dan Y adalah linier”
(2000: 35).
2. Uji Hipotesis
a. Menghitung Pesamaan Garis Regresi Linier Ganda
Analisis Regresi Linear Berganda adalah hubungan secara linier
antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,...Xn) dengan variabel
dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi
linear bergandanya dituliskan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5
Ketrangan :
Y = Keputusan pembelian.
X1 = Elemen lokasi
X2 = Elemen produk
X3 = Elemen harga
X4 = Elemen fasilitas fisik
X5 = Elemen pelayanan konsumen
a = Bilangan konstanta
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
(Sudjana, 2002)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Uji F
Priyatn (2008) mengatakan uji F digunakan untuk mengetahui
variabel bebas secara bersama-sama mempunyai berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat. Atau untuk mengetahui apakah
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau
tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk
populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05.
Adapun langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ha : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
variabel independen (Store Imaget) terhadap variabel dependen
(Keputusan Pembelian).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen (Store Image) terhadap variabel dependen (Keputusan
Pembelian).
2) Tingkat signifikasi ( ) = 5 %
3) Rumus uji F= ( − 1)⁄(1 − ) ( − )⁄Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah observasi
k = Jumlah variabel
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung F tabel atau probabilitas
nilai F atau signifikan 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung Ft abel atau probabilitas
nilai F atau signifikansi 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom sig, jika probabilitas <
0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama variabel bebas (Store Image) terhadap variabel terikat
(Keputusan Pembelian) dan model regresi bisa dipakai untuk
memprediksi variabel terikat. Atau jika nilai signifikansi > 0,05 maka
tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara
variabel bebas (Store Image) terhadap variabel terikat (Keputusan
Pembelian).
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Adapun langkah-langkah dari uji t adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independen (citra hypermarket) terhadap variabel dependen
(Keputusan Pembelian).
Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independen (citra hypermarket) terhadap variabel dependen
(Keputusan Pembelian).
2) Tingkat signifikasi ( ) = 5%
3) Rumus uji t
=Keterangan:
= Koefisien regresi
= Standar error koefisien regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung t tabel atau probabilitas
nilai t atau signifikan 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung t tabel atau probabilitas
nilai t atau signifikansi 0,05.
Uji t dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 19, yaitu
dengan melihat tabel coefficients pada kolom sig. Jika probabilitas
nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh secara parsial antara variabel bebas (Store Image) terhadap
variabel terikat (Keputusan Pembelian). Atau jika probabilitas nilai t
atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat.
d. Koefisien Determinasi (adjusted R square)
Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau presentase
total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas
secara bersama-sama. Menggunakan Adjusted R Square karena dalam
regresi ini menggunakan lebih dari dua variabel bebas.
Hasil perhitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada output Model
Summary. Pada kolom Adjusted R2 dapat diketahui berapa prosentase
yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat. Dan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Store Image Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta Tahun 2012” ini
menggunakan lima variabel bebas dan satu variabel terikat. Lima variabel bebas
tersebut yaitu lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen dan fasilitas fisik. Satu
variabel terikatnya adalah keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan data
induk penelitian penyebaran angket kepada pengunjung yang melakukan
keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket, maka deskripsi data variabel
lokasi (X1), variabel produk (X2), variabel harga (X3), variabel pelayanan
konsumen (X4), variabel fasilitas fisik (X5) dan variabel keputusan pembelian (Y),
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Data StatistikDescriptive Statistics
N Minimum Maximum MeanStd.
DeviationLokasi 100 9 22 16.86 2.331Produk 100 16 27 22.11 2.441Harga 100 8 15 12.07 1.506PelayananKonsumen
100 8 15 11.68 1.483
Fasilitas Fisik 100 11 24 17.55 2.341KeputusanPembelian
100 21 35 28.91 2.594
Valid N (listwise) 100
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Deskripsi data di atas menunjukkan jumlah responden dalam penelitian
pengaruh store image terhadap keputusan pembelian konsumen di Assalaam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Hypermarket Surakarta tahun 2012 untuk 100 responden pengunjung Assalaam
Hypermarket. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui variabel lokasi
memiliki skor minimum 9, skor maksimum 22, rata-rata 16,86 dan standar deviasi
2,331. Variabel produk diperoleh skor minimum 16, skor maksimum 27, rata-rata
22,11 dan standar deviasi 2,441. Variabel harga diperoleh skor minimum 8, skor
maksimum 15, rata-rata 12,07 dan standar deviasi 1,506. Variabel pelayanan
konsumen diperoleh skor minimum 8, skor maksimum 15, rata-rata 11,68 dan
standar deviasi 1,483. Variabel fasilitas fisik diperoleh skor minimum 11, skor
maksimum 24, rata-rata 17,55 dan standar deviasi 2,341. Variabel keputusan
pembelian diperoleh skor minimum 21, skor maksimum 35, rata-rata 28,91 dan
standar deviasi 2,594.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk
analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Deteksi normalitas dapat
diketahui dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu
grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji
normalitas bisa dilihat dalam gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Sumber: data primer diolah (2012)Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Gambar di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Hal ini berarti regesi layak digunakan untuk memprediksi variabel
store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen, dan
fasilitas fisik.
2. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Cara
mendeteksinya adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF), dimana menurut Singgih Santoso dalam Aniek
Hindrayani dan Salman Alfarisy Totalia (2010: 201) jika nilai VIF di sekitar
angka 1 dan angka Tolerance mendekati 1, maka model regresi diindikasikan
bebas dari multikolinearitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 4.2 Uji MultikolinearitasCoefficientsa
ModelCollinearity Statistics
Tolerance VIF1 (Constant)
Lokasi .900 1.111Produk .836 1.196Harga .870 1.149Pelayanan Konsumen .741 1.350Fasilitas Fisik .865 1.156
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Berdasarkan uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance
kelima variabel bebas mendekati 1 dan VIF di sekitar angka 1. Maka, dapat
disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas. Hal
ini berarti tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel store image
yang dapat digunakan untuk memprediksi variabel store image yang terdiri
dari lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Hasil pengujian heteroskedastisistas dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: Data Primer Diolah (2012)Gambar 4.2 Scatterplot Regression Standardized Residual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan gambar di atas, terlihat titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat
masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dapat digunakan untuk
untuk memprediksi pengaruh store image terhadap keputusan pembelian
konsumen.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel
pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Hasil
uji autokorelasi dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Uji AutokorelasiModel Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
1 .721a .520 .494 1.845 1.629Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Berdasarkan uji autokorelasi di atas diperoleh hasil angka D-W sebesar 1,629.
Nilai D-W terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1,629 < 2), dengan demikian
model regresi terbebas dari masalah autokorelasi yang dapat digunakan untuk
memprediksi variabel store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga,
pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik.
5. Uji Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Hasil uji linearitas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
a. Lokasi (X1) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Gambar 4.3 Plot Lokasi (X1) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Berdasarkan plot antara variabel lokasi (X1) dengan variebel
keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot
menggambarkan garis lurus dan naik dari kiri bawah ke kanan atas, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas yang
dapat digunakan untuk untuk memprediksi pengaruh store image
terhadap keputusan pembelian konsumen.
b. Produk (X2) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Gambar 4.4 Plot Produk (X2) dengan Keputusan Pembelian (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan plot antara variabel produk (X2) dengan variebel
keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot
menggambarkan garis lurus dan naik dari kiri bawah ke kanan atas, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas yang
dapat digunakan untuk untuk memprediksi pengaruh store image
terhadap keputusan pembelian konsumen.
c. Harga (X3) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Gambar 4.5 Plot Harga (X3) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Berdasarkan plot antara variabel harga (X3) dengan variebel
keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot
menggambarkan garis lurus dan naik dari kiri bawah ke kanan atas, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas yang
dapat digunakan untuk untuk memprediksi pengaruh store image
terhadap keputusan pembelian konsumen.
d. Pelayanan Konsumen (X4) dengan Keputusan Pembelian (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Gambar 4.6 Plot Pelayanan Konsumen (X4) dengan KeputusanPembelian (Y)
Berdasarkan plot antara variabel pelayanan konsumen (X4)
dengan variebel keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot
menggambarkan garis lurus dan naik dari kiri bawah ke kanan atas, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas yang
dapat digunakan untuk untuk memprediksi pengaruh store image
terhadap keputusan pembelian konsumen.
e. Fasilitas Fisik (X5) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Gambar 4.7 Plot Fasilitas Fisik (X5) dengan Keputusan Pembelian (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Berdasarkan plot antara variabel fasilitas fisik (X5) dengan
variebel keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot
menggambarkan garis lurus dan naik dari kiri bawah ke kanan atas, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas
yang dapat digunakan untuk untuk memprediksi pengaruh store image
terhadap keputusan pembelian konsumen.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis.
1. Regresi Ganda
Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 19 for windows
diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut:
Tabel 4.4 Koefisien RegresiCoefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 3.858 2.538 1.520 .132
Lokasi .226 .084 .203 2.697 .008Produk .303 .083 .285 3.648 .000Harga .448 .132 .260 3.395 .001PelayananKonsumen
.383 .145 .219 2.635 .010
Fasilitas Fisik .265 .085 .240 3.119 .002Sumber: Data Primer Diolah (2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka persamaan regresi yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Y = 3,858 + 0,226 X1 + 0,303 X2 + 0,448 X3 + 0,383 X4 + 0,265 X5
Keterangan:
Y : Keputusan Pembelian
X1 : Lokasi
X2 : Produk
X3 : Harga
X4 : Pelayanan Konsumen
X5 : Fasilitas Fisik
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a. Konstanta / intersep sebesar 3,858 secara matematis menyatakan bahwa
jika nilai variabel bebas X1, X2, X3, X4, dan X5 sama dengan nol maka
nilai Y adalah 3,858. Dalam penelitian ini variabel bebas X1, X2, X3 dan
X4 tidak mungkin sama dengan nol dan nilainya tidak mungkin negatif.
Nilai intersep atau konstanta tidak selalu berarti karena seringkali
jangkauan nilai variabel bebas tidak memasukkan nol sebagai salah satu
nilai yang diamati.
b. Koefisien regresi variabel lokasi (X1) sebesar 0,226 artinya lokasi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian. Sedangkan koefisien 0,226 berarti bahwa peningkatan satu
satuan variabel lokasi dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,226 satuan.
c. Koefisien regresi variabel produk (X2) sebesar 0,303 artinya produk
mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian. Sedangkan koefisien 0,303 berarti bahwa peningkatan satu
satuan variabel produk dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,303 satuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
d. Koefisien regresi variabel harga (X3) sebesar 0,448 artinya harga
mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian. Sedangkan koefisien 0,448 berarti bahwa peningkatan satu
satuan variabel harga dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar 0,448 satuan.
e. Koefisien regresi variabel pelayanan konsumen (X4) sebesar 0,383
artinya assurance mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel
keputusan pembelian. Sedangkan koefisien 0,383 berarti bahwa
peningkatan satu satuan variabel pelayanan konsumen dengan asumsi
variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan
pembelian sebesar 0,383 satuan.
f. Koefisien regresi variabel fasilitas fisik (X5) sebesar 0,265 artinya
fasilitas fisik mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel
keputusan pembelian. Sedangkan koefisien 0,265 berarti bahwa
peningkatan satu satuan variabel fasilitas fisik dengan asumsi variabel
bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian
sebesar 0,265 satuan.
Variabel harga memiliki nilai koefisien terbesar dibanding dengan
variabel bebas lainnya, sehingga variabel harga (X2) memiliki pengaruh
paling besar terhadap keputusan pembelian (Y).
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-
sama mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
a. Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara store image secara
simultan terhadap keputusan pembelian konsumen di Assalaam
Hypermarket Surakarta tahun 2012.
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara store image secara
simultan terhadap keputusan pembelian konsumen di Assalaam
Hypermarket Surakarta tahun 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
c. Nilai Probabilitas
Nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang
signifikan secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat dan
model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat.
Tabel 4.5 ANOVA
ANOVAb
ModelSum ofSquares Df
MeanSquare F Sig.
1 Regression 346.245 5 69.249 20.345 .000a
Residual 319.945 94 3.404Total 666.190 99
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai probabilitas
dalam kolom Sig. adalah 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05.
Maka bisa disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh
yang signifikan secara simultan antara variabel store image yang terdiri
dari lima sub variabel yaitu lokasi (X1), produk (X2), harga (X3),
pelayanan konsumen (X4), fasilitas fisik (X5) terhadap keputusan
pembelian di Assalam Hypermaret (Y).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing
variabel.
a. Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh antara store image secara parsial terhadap
keputusan pembelian konsumen di Assalaam Hypermarket
Surakarta tahun 2012.
Ha : ada pengaruh store image secara parsial terhadap keputusan
pembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta tahun
2012.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
c. Nilai Probabilitas
Tabel 4.6 CoefficientsCoefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.BStd.
Error Beta1 (Constant) 3.858 2.538 1.520 .132
Lokasi .226 .084 .203 2.697 .008Produk .303 .083 .285 3.648 .000Harga .448 .132 .260 3.395 .001PelayananKonsumen
.383 .145 .219 2.635 .010
FasilitasFisik
.265 .085 .240 3.119 .002
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Berdasarkan tabel coefficients di atas bisa dilihat bahwa:
1) Nilai probabilitas lokasi (X1) adalah 0,008. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel lokasi (X1) terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).
2) Nilai probabilitas produk (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel produk (X2) terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).
3) Nilai probabilitas harga (X3) adalah 0,001. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel harga (X3) terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).
4) Nilai probabilitas pelayanan konsumen (X4) adalah 0,010. Nilai
probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga
terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel
pelayanan konsumen (X4) terhadap variabel keputusan pembelian
(Y).
5) Nilai probabilitas fasilitas fisik (X5) adalah 0,002. Nilai probabilitas
ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel fasilitas fisik (X5)
terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
4. Koefisien Determinasi (Adjusted R Squared)
Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan proporsi atau
presentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas
secara bersama-sama. Adapun besarnya koefisien determinasi dalam
penelitian ini dapat dilihat dalah tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square1 .721a .520 .494
Sumber: Data Primer Diolah (2012)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa besarnya koefisien
determinasi (adjusted R rquared) adalah 0,494. Hal ini berarti bahwa 49,4%
variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel store image yang
terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen dan fasilitas fisik,
sedangkan sisanya (100% – 49,4% = 50,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Hasil koefisien determinasi (adjusted R rquared) adalah 49,4%
artinya keputusan pembelian konsumen Assalaam Hypermarket berpengaruh
49,4% dari store image yang terbentuk di Assalaam Hypermarket yang
terbentuk dari lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen dan fasilitas fisik
yang ada di Assalaam Hypermarket. Sisanya 50,6% di pengaruhi faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu konsumen secara
individual, lingkungan yang mempengaruhi konsumen, dan strategi
pemasaran Assalaam Hypermarket. Penelitian ini memiliki pengaruh sebesar
49,6% karena store image yang terbentuk di Assalaam Hypermarket sudah
kuat dan rata-rata konsumen yang memiliki keputusan pembelian di
Assalaam Hypermarket merupakan konsumen yang sudah loyal pada
Assalaam Hypermarket.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Penafsiran Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan analisis data dalam penelitian ini melalui SPSS 19
for windows, hasil pengolahan data membuktikan bahwa seluruh variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
yang ada di dalam store image yang terdiri atas lima variabel yaitu lokasi,
produk, harga, pelayanan konsumen dan fasilitas fisik berpengaruh signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket. Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil analisis regresi linier berganda yang
diperoleh persamaan garis regresi
Y = 3,858 + 0,226 X1 + 0,303 X2 + 0,448 X3 + 0,383 X4 + 0,265 X5
Nilai koefisien regresi positif diartikan bahwa seluruh variabel
independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen, peningkatan
variabel independen akan meningkatkan variabel dependen.
Untuk menguji persamaan garis tersebut digunakan uji F dan uji t
sebagai alat prediksi. Berdasarkan perhitungan diperoleh :
a. Pengaruh Store Image Secara Simultan terhadap Keputusan
Pembelian
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji F, nilai probabilitas
pada kolom sig sebesar 0,000 ≤ 0,05. Hasil penelitian membuktikan bahwa
store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen,
dan fasilitas fisik terhadap keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket
Surakarta tahun 2012. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika store
image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen, dan
fasilitas fisik bila ditingkatkan satu tingkatan, maka akan diikuti dengan
meningkatnya keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket, dan
sebaliknya apabila variabel store image yang terdiri dari lokasi, produk,
harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik menurun satu tingkatan
maka akan diikuti dengan menurunnya keputusan pembelian di Assalaam
Hypermarket. Dengan demikian agar keputusan pembelian lebih
meningkat, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Assalaam
Hypermarket khususnya bagian harga adalah dengan meningkatkan harga
yang murah, diskon harga pada hari tertentu, dan kemudahan cara
pembayaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
b. Pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel lokasi terhadap keputusan pembelian di Assalaam
Hypermarket Surakarta tahun 2012 dengan nilai probabilitas lokasi adalah
0,008. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak,
sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel
lokasi (X1) terhadap variabel keputusan pembelian di Assalaam
Hypermarket (Y).
Koefisien regresi untuk variabel lokasi menunjukkan nilai positif
sebesar 0,226. Nilai positif berarti bahwa lokasi memberikan pengaruh
positif terhadap keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket. Nilai
koefisien sebesar 0,226 berarti bahwa dengan meningkatkan satu tingkat
variabel lokasi dengan asumsi variabel store image lainnya berupa produk,
harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik konstan akan menyebabkan
kenaikan keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket sebesar 0,226.
c. Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel produk terhadap keputusan pembelian di Assalaam
Hypermarket Surakarta tahun 2012 dengan nilai probabilitas produk
adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk yang ada di Assalaam
Hypermarket berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Assalaam
Hypermarket .
Koefisien regresi untuk variabel produk menunjukkan nilai positif
sebesar 0,303. Artinya produk memberikan pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket . Nilai koefisien sebesar
0,303 berarti bahwa dengan meningkatkan satu tingkat variabel produk
dengan asumsi variabel store image lainnya berupa lokasi, harga,
pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik konstan akan menyebabkan
kenaikan tingkat keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket sebesar
0,303.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
d. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel harga terhadap keputusan pembelian di Assalaam
Hypermarket Surakarta tahun 2012 dengan nilai probalitas 0,001 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini berarti harga secara signifikan berpengaruh dalam
membentuk keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa harga yang ada di Assalaam Hypermarket
berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket .
Koefisien regresi untuk variabel harga menunjukkan nilai positif
sebesar 0,448. Artinya harga memberikan pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket. Nilai koefisien sebesar
0,448 berarti bahwa dengan meningkatkan satu tingkat variabel harga
dengan asumsi variabel store image lainnya berupa lokasi, produk,
pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik konstan akan menyebabkan
kenaikan keputusan pembelian konsumen di Assalaam Hypermarket
sebesar 0,448.
e. Pengaruh Pelayanan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel pelayanan konsumen terhadap keputusan
pembelian di Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012 dengan nilai
probalitas 0,010 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti pelayanan konsumen
secara signifikan berpengaruh dalam membentuk keputusan pembelian di
Assalaam Hypermarket. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan
konsumen yang diciptakan Assalaam Hypermarket berpengaruh terhadap
keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket.
Koefisien regresi untuk variabel pelayanan konsumen
menunjukkan nilai positif sebesar 0,373. Artinya pelayanan konsumen
memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian di Assalaam
Hypermarket. Nilai koefisien sebesar 0,373 berarti bahwa dengan
meningkatkan satu tingkat variabel pelayanan konsumen dengan asumsi
variabel store image lainnya berupa lokasi, produk, harga, dan fasilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
fisik konstan akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian konsumen
di Assalaam Hypermarket sebesar 0,373.
f. Pengaruh Fasilitas Fisik Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel fasilitas fisik terhadap keputusan pembelian di
Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012 dengan nilai probalitas
0,002 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti fasilitas fisik secara signifikan
berpengaruh dalam membentuk keputusan pembelian di Assalaam
Hypermarket. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fasilitas fisik yang
diciptakan Assalaam Hypermarket berpengaruh terhadap keputusan
pembelian di Assalaam Hypermarket .
Koefisien regresi untuk variabel fasilitas fisik menunjukkan nilai
positif sebesar 0,202 Artinya fasilitas fisik memberikan pengaruh positif
terhadap keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket. Nilai koefisien
sebesar 0,265 berarti bahwa dengan meningkatkan satu tingkat variabel
fasilitas fisik dengan asumsi variabel store image lainnya berupa lokasi,
produk, harga, dan pelayanan kosumen konstan akan menyebabkan
kenaikan keputusan pembelian konsumen di Assalaam Hypermarket
sebesar 0,265.
2. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Pada tabel 4.5 ANOVA dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom Sig.
adalah 0.000, dimana bila nilai Sig. 0,000 ≤ 0,05 maka bisa disimpulkan
Ho di tolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan positif antara
store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen
dan fasilitas fisik secara simultan terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalaam Hypermarket.
b. Pada tabel 4.6 Coefficients dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom
Sig. lokasi adalah 0.008, dimana bila nilai Sig. 0,008 ≤ 0,05 maka bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
disimpulkan Ho di tolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
positif antara lokasi secara parsial terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalaam Hypermarket.
c. Pada tabel 4.6 Coefficients dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom
Sig. produk adalah 0.000, dimana bila nilai Sig. 0,000 ≤ 0,05 maka bisa
disimpulkan Ho di tolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
positif antara produk secara parsial terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalaam Hypermarket.
d. Pada tabel 4.6 Coefficients dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom
Sig. harga adalah 0.001, dimana bila nilai Sig. 0,001 ≤ 0,05 maka bisa
disimpulkan Ho di tolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
positif antara harga secara parsial terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalaam Hypermarket.
e. Pada tabel 4.6 Coefficients dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom
Sig. pelayanan konsumen adalah 0.010, dimana bila nilai Sig. 0,010 ≤
0,05 maka bisa disimpulkan Ho di tolak yang artinya terdapat pengaruh
yang signifikan positif antara variabel pelayanan konsumen secara parsial
terhadap keputusan pembelian konsumen di Assaalam Hypermarket.
f. Pada tabel 4.6 Coefficients dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom
Sig. fasilitas fisik adalah 0.002, dimana bila nilai Sig. 0,002 ≤ 0,05 maka
bisa disimpulkan Ho di tolak yang artinya terdapat pengaruh yang
signifikan positif antara variabel fasilitas fisik secara parsial terhadap
keputusan pembelian konsumen di Assaalam Hypermarket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
E. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pengaruh Store Image terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta Tahun
2012” dapat diambil kesimpulan bahwa store image yang terdiri dari lokasi (X1),
produk (X2), harga (X3), pelayanan konsumen (X4), dan fasilitas fisik (X5)
berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) secara simultan maupun parsial.
Variabel store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan konsumen
dan fasilitas fisik mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 49,4% dan sisanya
sebesar 50,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar yang diteliti berupa
faktor yang memperngaruhi keputusan pembelian.
Hasil koefisien determinasi (adjusted R rquared) adalah 49,4% artinya
keputusan pembelian konsumen Assalaam Hypermarket berpengaruh 49,4% dari
store image yang terbentuk di Assalaam Hypermarket yang terbentuk dari lokasi,
produk, harga, pelayanan konsumen dan fasilitas fisik yang ada di Assalaam
Hypermarket. Sisanya 50,6% di pengaruhi faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen yaitu konsumen secara individual, lingkungan yang
mempengaruhi konsumen, dan strategi pemasaran Assalaam Hypermarket.
Penelitian ini memiliki pengaruh sebesar 49,6% karena store image yang
terbentuk di Assalaam Hypermarket sudah kuat dan rata-rata konsumen yang
memiliki keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket merupakan konsumen
yang sudah loyal pada Assalaam Hypermarket.
Hal ini menunjukkan bahwa store image menjadi bahan pertimbangan
bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian karena store image
menjadi suatu bayangan atau gambaran dalam benak konsumen terhadap
Assalaam Hypermarket yang di pengaruhi oleh emosi atau reaksi dari lingkingan
sekitar yang berupa pengaruh lokasi, produk, harga, pelayanan komsumen, dan
fasilitas fisik di Assalaam Hypermarket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Melalui uji hipotesis didapatkan hasil bahwa variabel store image
berpengaruh positif dan signifikan dalam membentuk keputusan pembelian.
Terlihat darin kelima sub variabel store image terdiri dari lokasi, produk, harga,
pelayanan konsumen dan fasilitas fisik yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket Surakarta adalah
variabel harga (X3).
F. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh store image terhadap keputusan
pembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta terdapat implikasi yang
dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Assalaam
Hypermarket. Hal ini menunjukan bahwa lokasi sebagai tempat berdirinya
Assalaam Hypermarket memberikan dampak terhadap keputusan pembelian
di Assalaam Hypermarket yang berupa lalu lintas kendaraan, fasilitas parkir,
dan transportasi umum menuju Assalaam Hypermarket. Untuk itu Assalaam
Hypermarket tetap memperhatikan faktor eksternal dari lokasi berupa lalu
lintas kendaraan dan transportasi umum.
2. Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Assalaam
Hypermarket. Hal ini menunjukan bahwa produk yang di jual di Assalaam
Hypermarket memberikan dampak terhadap keputusan pembelian di
Assalaam Hypermarket yang berupa variasi produk yang beragam, memiliki
kelengkapan item produk, memiliki kualitas produk yang baik, dan
ketersediaan stok produk sehingga konsumen dapat memenuhi kebutuhan
berbelanja dalam satu tempat dan hemat waktu bisa disebut One Stop
Shopping.
3. Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Assalaam
Hypermarket. Hal ini menunjukan bahwa harga yang tertera di Assalaam
Hypermarket memberikan dampak terhadap keputusan pembelian di
Assalaam Hypermarket yang berupa tingkat harga di Assalaam Hypermarket,
dikon harga yang diberikan oleh Assalaam Hypermarket, dan kemudahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
cara pembayaran di kasir Assalaam Hypermarket. Untuk itu Assalaam
Hypermarket memberikan harga yang bersaing dari Hypermarket lain agar
mempunyai kesan tingkat harga yang berimbang, dan membeikan diskon
harga untuk hari tertentu seperti hari jumat, sabtu, dan minggu.
4. Pelayanan konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen di Assalaam
Hypermarket. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan konsumen yang ada di
Assalaam Hypermarket memberikan dampak terhadap keputusan pembelian
di Assalaam Hypermarket berupa sikap karyawan dan pramuniaga yang siap
membantu konsumen saat berbelanja, layanan pemesanan barang dan
pengiriman barang yang memudahkan konsumen untuk berbelanja dalam
partai besar dan layanan pengaduan bila ada hal yang tidak diinginkan
konsumen terjadi. Untuk itu Assalaam Hypermarket memberikan pelayanan
konsumen siap membantu konsumen saat berbelanja untuk memudahkan
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian konsumen.
5. Fasilitas fisik terhadap keputusan pembelian konsumen di Assalaam
Hypermarket. Hal ini menunjukan bahwa fasilitas fisik yang ada di Assalaam
Hypermarket memberikan dampak terhadap terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalaam Hypermarket berupa fasilitas fisik dari exterior
(tampilan luar Assalaam Hypermarket) yang mudah diingat oleh konsumen,
interior (tampilan dalam Assalaam Hypermarket) berupa penerangan yang
memadai, layout toko yang rapi, dan display (penataan produk) yang
menarik. Untuk itu Assalaam Hypermarket memberikan efek nyaman dan
menarik bagi konsumen yang berbelanja dengan menciptakan eksterior
maupun interior yang semenarik mungkin agar memberikan suatu kesan yang
positif bagi konsumen dalam berbelanja.
G. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh store image terhadap keputusan
pembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta dapat mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
a. Bagi Assalaam Hypermarket
a. Pada variabel lokasi sebaiknya Assalaam Hypermarket memberikan
informasi jalur transportasi umum untuk menuju Assalaam Hypermarket
dari berbagai tempat berupa nomer angkot, tujuan mini bus, dan tujuan
bus yang dapat diberikan pada brosur bulanan Assalaam Hypermarket.
b. Pada variabel produk sebaikanya Assalaam Hypermarket memberikan
informasi stok produk yang ada di Assalaam Hypermarket agar
konsumen dapat mengetahui stok produk bila ingin membeli produk
dengan partai besar.
c. Pada variabel harga sebaiknya Assalaam Hypermarket memberikan
informasi produk yang di diskon pada pintu masuk Hypermarket agar
konsumen tertarik membeli produk-produk yang didiskon.
d. Pada variabel pelayanan konsumen sebaiknya Assalaam Hypermarket
memberikan informasi pemesanan dan pengiriman barang secara gratis
pada pengunjung agak memudahkan pengunjung yang membeli dengan
partai besar.
e. Pada variabel fasilitas fisik sebaiknya Assalaam Hypermarket
memberikan efek nyaman dan menarik bagi konsumen yang berbelanja
dengan menciptakan eksterior maupun interior yang menarik agar
memberikan kesan bagi konsumen dalam berbelanja.
b. Bagi Penelitian Lainnya
a. Bagi peneliti yang lain di bidang yang sama, sebaiknya peneliti
menerapkan pada objek yang berbeda, misalnya pada instansi pemerintah
atau pendidikan.
b. Bagi peneliti yang lain di bidang yang sama, sebaiknya peneliti perlu
menambahkan beberapa variabel, misalnya variabel promosi dan variabel
store atmosfer.