perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh model .../pengaruh... · karanganyar, (2) the...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI TINGKAT
KREATIVITAS SISWA KELAS X SMAN 2 KARANGANYAR
SKRIPSI
Oleh:
AULIA RICHVANA BASTARI
K4307020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI TINGKAT
KREATIVITAS SISWA KELAS X SMAN 2 KARANGANYAR
Oleh:
AULIA RICHVANA BASTARI
K4307020
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Dra. Sri Dwiastuti, M.Si. NIP. 19540626 1981 2 001
Dr. Baskoro Adi Prayitno, M.Pd. NIP. 19770125 200801 1 008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama terang Tanda tangan
Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd. ......................
Sekretaris : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si. .........................
Anggota I : Dra. Sri Dwiastuti, M.Si. ......................
Anggota II : Dr. Baskoro Adi Prayitno, M.Pd. .........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK Aulia Richvana B, K4307020. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI TINGKAT KREATIVITAS SISWA KELAS X SMAN 2 KARANGANYAR. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) Pengaruh penggunaan model pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar, (2) Pengaruh perbedaaan tingkat kreativitas terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar, (3) Interaksi antara penggunaan model pembelajaran Group Investigation dengan tingkat kreativitas terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar.
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar semester I tahun pelajaran 2011/2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 2 kelas yaitu kelas X2 sebagai kelas kontrol dan kelas X4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa masing-masing kelas adalah sama 36 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan Random Sampling, Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, angket, dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dan tingkat kreativitas siswa, angket digunakan untuk mengukur ranah afektif, dan lembar observasi digunakan untuk mengukur ranah psikomotorik. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dua jalan dan uji lanjut menggunakan uji komparasi ganda metode Scheffe.
Hasil uji lanjut dengan menggunakan metode Scheffe dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Terdapat perbadaan rerata yang signifikan antar kolom (penggunaan model pembelajaran) terhadap hasil belajar siswa, dan (2) Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antar baris (tingkat kreativitas) terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Terdapat perbedaan pengaruh terhadap penggunaan model pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar siswa, (2) Terdapat perbedaan pengaruh terhadap tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar siswa, (3) Tidak terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran Group Investigation dengan tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar siswa. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation pada penelitian agar berjalan secara efektif adalah faktor psikologis siswa diantaranya tingkat kesiapan siswa untuk mampu belajar secara mandiri dan minat siswa terhadap sub topik yang akan diinvestigasikan.
Kata Kunci: Group Investigation, kreativitas, hasil belajar biologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Aulia Richvana B, K4307020. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI TINGKAT KREATIVITAS SISWA KELAS X SMAN 2 KARANGANYAR.Skripsi, Surakarta: Teacher Trainer and Education Faculty. Sebelas Maret University, 2012.
This research aimed to know, (1) The existence of significant influence’s Group Investigation model towards the results study of Biology class X SMAN 2 Karanganyar, (2) The existence of significant influence’s creativity level towards the results study of Biology students in class X SMAN 2 Karanganyar, (3) The interaction of significant influence’s between Group Investigation model and creativity level towards the results study of Biology students in class X SMAN 2 Karanganyar.
This research used Quasi Experimental Research. Subject in this research are students class X SMAN 2 Karanganyar semester I academic year 2011/2012. Sample in this research are 2 class there are class X2 as control class and class X4 as experiment class with numbers of each class are same 36 students. Technique of sampling used Random Sampling. Technique of data collection used test, questionnaire and observation sheet. Test is used to measure of cognitif domain and student creativity level, questionnaire is used to measure of afective domain, and observation sheet is used to measure of psicomotoric domain. Technique of data analysis use two ways Varians Analysis (ANAVA) and continuation test use double comparation Scheffe method.
The result of continuation test used Scheffe method can concluded are, (1) there is significant influence inter column (using learning model) towards the results study of Biology, and (2) there is significant influence inter row (level creativity) towards the results study of Biology. Based the result of this research can concluded are, (1) there is significant influence using learning model Group Investigation towards the results study of Biology, (2) there is significant influence creativity level students towards the results study of Biology, (3) there is no interaction of significant influence’s between Group Investigation model and creativity level towards the results study of Biology. The case must be concern in implementation of learning model Group Investigation for research to be effective are students psychological factors like as readiness students capability to learning be autonomous and the students anxienty with sub topic for investigated.
Keywords: Group Investigation, creativity, result study of biologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
6. Al An'aam
132. Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. 135. Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan. Dari Anas r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, "Tiga hal yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia mendapat manisnya iman yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada selain keduanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan ia benci untuk kembali ke dalam kekafiran sebagaimana bencinya untuk dicampakkan ke dalam neraka."(HR. Bukhari) Dia berkata tiada Kemulian tanpa Mu dan semua ini tak berarti tanpa Mu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Allah SWT atas izin dan rahmanNya skripsi ini dapat terselesaikan.
Kedua orang tuaku tercinta; Untuk Ibu atas do’a juga dukungannya, untuk
ayahku atas kerja kerasnya dalam membiayai studi ini, dan adik-adikku
semoga dapat menginspirasi.
Bulek Is dan keluarga yang telah banyak membantu dalam kelancaran
studi ini.
Bapak ibu dosen pendidikan Biologi UNS terimakasih atas pengajarannya.
Keluarga besar Pend. Biologi secara umum dan Pend. Biologi 07 secara
khusus.
Keluarga besar Tanwirul Fikr, Ust Jazuli dan jajarannya serta teman-teman
yang telah saling mengingatkan dalam amar ma’ruf nahi munkar dan
kesabaran.
Almamater Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Tuhan semesta alam yang telah menentukan
takdir yang indah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat
memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan.
Jalan yang mendaki dan terjal telah terlewati dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang ada
dapat teratasi. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Dra. Sri Widoretno, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingannya selama menjadi mahasiswa.
5. Ibu Dra. Sri Dwiastuti, M.Si. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
6. Bapak Dr. Baskoro Adi Prayitno, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan.
7. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberi ijin untuk
mengadakan penelitian.
8. Bapak Drs. Kuntadi, guru mata pelajaran Biologi Negeri 2 Karanganyar yang
telah membantu kelancaran penelitian.
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan semuanya yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Semoga amal kebaikan semua pihak mendapatkan pahala dari Tuhan
Yang Maha Pemurah. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna.
Untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi
ini. Akhirnya, kami berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Surakarta, Maret 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 5
1. Model Pembelajaran Group Investigation ............................. 5
a. Definisi Model Pembelajaran Group Investigation ....... 5
b. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation
dalam Pembelajaran ....................................................... 6
2. Tingkat Kreativitas ................................................................ 8
a. Definisi Kreativitas ........................................................ 8
b. Komponen Kreativitas ................................................... 8
c. Pengukuran dan Tes Kreativitas..................................... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3. Hasil Belajar .......................................................................... 10
a. Ranah-ranah Hasil Belajar ............................................ 11
4. Materi Pokok Peranan Bakteri dalam Kehidupan ................ 13
a. Peranan Bakteri dalam Siklus Ekosistem ....................... 13
b. Peranan Bakteri dalam Daur Biogeokimia ..................... 15
c. Kebijakan Manusia terhadap Lingkungan terkait
Peranan Bakteri .............................................................. 17
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 18
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 19
D. Hipotesis ........................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 23
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 24
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 24
D. Rancangan Penelitian .................................................................... 31
E. Teknis Analisis Data ..................................................................... 32
1. Uji Kesamaan Keadaan Awal ................................................ 32
2. Uji Prasyarat .......................................................................... 34
3. Pengujian Hipotesis ............................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................... 37
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ....................................... 37
2. Deskripsi Data Tingkat Kreativitas Siswa ............................. 38
B. Uji Prasyarat Analisis .................................................................... 40
1. Uji Normalitas ....................................................................... 40
2. Uji Homogenitas .................................................................... 40
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 40
1. Analisis Variansi Dua Jalan ................................................... 41
2. Hasil Uji Lanjut Anava .......................................................... 41
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 43
1. Uji Hipotesis Pertama ............................................................ 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Uji Hipotesis Kedua............................................................... 45
3. Uji Hipotesis Ketiga .............................................................. 47
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 49
B. Implikasi ........................................................................................ 49
C. Saran ............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 51
LAMPIRAN ...................................................................................................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rangkuman Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................. 28
Tabel 2. Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .............................. 29
Tabel 3. Rangkuman Uji Indek Kesukaran Instrumen Penelitian ..................... 30
Tabel 4. Rangkuman Uji Indek Daya Pembeda Instrumen Penelitian .............. 30
Tabel 5. Rancangan Faktorial 2×2 .................................................................... 32
Tabel 6. Desain Penelitian Pretes-Postes Non Equivalen Control Group
Design .................................................................................................
32
Tabel 7. Desain Anava ...................................................................................... 35
Tabel 8. Rangkuman Analisis Variansi (Anava) ............................................. 35
Tabel 9. Komparasi Ganda Metode Scheffe .................................................... 36
Tabel 10. Perbandingan Rerata Nilai Hasil Belajar .......................................... 37
Tabel 11. Perbandingan Rerata Tingkat Kreativitas ......................................... 38
Tabel 12. Sebaran Tingkat Kreativitas .............................................................. 39
Tabel 13. Rangkuman Hasil Analisis Variansi (Anava) ................................... 41
Tabel 14. Rangkuman Hasil Komparasi Ganda ................................................ 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bintil akar kacang tanah yang mengandung bakteri Rhizobium
yang dapat mengikat nitrogen .........................................................
14
Gambar 2. Rantai Makanan .............................................................................. 14
Gambar 3. Daur Nitrogen ................................................................................................. 15
Gambar 4. Daur Karbon ................................................................................................... 16
Gambar 5. Daur Belerang ................................................................................................ 16
Gambar 6. Daur Fosfor .................................................................................................... 17
Gambar 7. Waktu Penelitian.............................................................................
Gambar 8. Perbandingan Rerata Hasil Belajar berdasarkan Model
Pembelajaran ...................................................................................
23
38
Gambar 9. Perbandingan Rerata Hasil Belajar berdasarkan Tingkat
Kreativitas .......................................................................................
39
Gambar 10. Perbandingan Sebaran Tingkat Kreativitas ........................................ 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 21
Bagan 2. Paradigma Pemikiran ......................................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran ............................................................ 53
Lampiran 2. Instrumen Penelitian .................................................................. 72
Lampiran 3. Uji Validitas Instrumen ............................................................. 98
Lampiran 4. Uji Kesetimbangan .................................................................... 117
Lampiran 5. Data Induk Penelitian .............................................................................. 124
Lampiran 6. Uji Prasyarat .............................................................................. 129
Lampiran 7. Uji Hipotesis dan Uji Lanjut .................................................................. 137
Lampiran 8. Daftar Tabel Statistika ............................................................................ 146
Lampiran 9. Daftar Surat Perijinan ................................................................ 156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa prestasi belajar merupakan hasil
dari kegiatan pembelajaran. Kualitas kegiatan pembelajaran menjadi faktor penentu
bagi keberhasilan belajar siswa. Kualitas pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh
banyak hal yang bersifat kompleks dan saling terkait satu sama lain misalnya metode
pembelajaran, karakteristik materi, keadaan psikologis siswa dan lain sebagainya.
Pendidikan hari ini harus memperbolehkan murid untuk menjumpai tantangan
kedepan dan permintaan dari lingkungan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari
sehingga siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga keterampilan
berkomunikasi, memecahkan masalah, kreatif dan berpikir kritis menyambut waktu
yang akan datang (Zakaria,2006).
Pembelajaran yang terjadi saat ini masih banyak menggunakan metode
konvensional dimana sumber pengetahuan berpusat pada guru serta dominasi yang
tinggi pada pembelajaran. Metode konvensional kurang sejalan dengan perkembangan
dunia pendidikan, sehingga untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan
mencakup ranah yang lebih luas diperlukannya inovasi dalam pembelajaran. Inovasi
ini diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik yang digunakan dalam
menyampaikan materi kepada siswa misalnya adalah ceramah, diskusi, tanya jawab,
sosiodrama, dan sebagainya. Pengembangan metode yang digunakan ini mendasari
terbentuklah suatu model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan aktivitas.
Pembelajaran berbasis student center menuntut siswa untuk lebih aktif
mampu mencari dan menggali beragam informasi di luar dari yang disampaikan guru
dan menjadikannya suatu konsep pengetahuan yang baru dan lengkap. Pembelajaran
student center di dalamnya diperlukan keterampilan atau kecakapan dari siswa dalam
aktivitas pembelajarannya seperti minat siswa, motivasi intrinsik, keterampilan
berkomunikasi, tingkat kreativitas, dan sebagainya (Nugraheni,2007).
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tingkat kreativitas siswa membantu dalam kegiatan pembelajaran yang dapat
diaplikasikan dalam pengumpulan informasi dari luar, cara belajar, dan pemanfaatan
media tertentu sehingga mempermudah dalam memahami pelajaran sesuai dengan apa
yang dikehendaki setiap individu yang kemudian memberikan dampak positif
terhadap hasil belajar siswa.
Model pembelajaran Group Investigation mendukung level berpikir yang lebih
tinggi, evaluasi dilakukan, sampai berkumpulnya pandangan dari setiap kerja individu
selama kegiatan memasukan sumber daya dalam proyek investigasi (Sharan & Hertz-
Lazarowitz,1980). Group Investigation dalam pelaksanaannya menekankan siswa
untuk aktif yaitu dengan learning by doing atau belajar dengan melakukan,
pembelajaran yang berdasarkan prinsip motivasi dari dalam individu setiap siswa,
sehingga timbulnya niat dan pengalaman yang diperoleh siswa dari pembelajaran
dalam membentuk konsep pengetahuan yang kemudian akan berkembang
memunculkan suatu nilai.
Pembelajaran yang menerapkan model Group Investigation dapat
meningkatkan intelektual siswa karena siswa memperoleh kesempatan
mengembangkan pemikiran dalam diri siswa sendiri dan mempunyai kesempatan
luas untuk mencari juga menemukan sendiri apa yang dibutuhkan serta apa yang ingin
diketahui. Hasil usaha masing-masing siswa yang diolah secara kooperatif dalam
suatu kelompok akan memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan mental
yang positif pada siswa sebagai tujuan pembelajaran (Snygg & Combs,1949).
Model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran
yang memiliki keterkaitan erat dengan unsur instrinsik siswa dimana di dalamnya
terjadi pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran sebagai alat bantu secara
eksplisit dalam pembelajaran. Tingkat kreativitas membantu dalam mencari informasi
atau pengetahuan baru dan membentuknya menjadi suatu konsep sebagai suatu hasil
kerja siswa dalam kegiatan belajar. Pengembangan proses kreativitas ini tidak dimiliki
oleh metode konvensional dimana pengembangannya masih dibatasi dengan
pemberian konsep yang secara langsung banyak diberikan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diputuskan penelitian dengan judul
sebagai berikut: “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP
INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI
TINGKAT KREATIVITAS SISWA KELAS X SMAN 2 KARANGANYAR”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh penggunaaan model Group Investigation terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar?
2. Apakah ada pengaruh tingkat kreativitas terhadap hasil belajar biologi siswa kelas
X SMAN 2 Karanganyar?
3. Apakah ada interaksi pengaruh antara penggunaaan model Group Investigation
dan tingkat kreativitas terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2
Karanganyar?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagi berikut.
1. Mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran Group
Investigation terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar.
2. Mengetahui adanya pengaruh tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar.
3. Mengetahui interaksi antara penggunaan model Group Investigation dengan
tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2
Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
a. Memberikan ruang kebebasan bagi siswa untuk mengeksploitasi kemampuannya
dalam mengumpulkan informasi secara kreatif dan kemampuan belajar kooperatif
dalam kelompok.
b. Meningkatkan keaktifan belajar dan pengembangan kreativitas siswa terhadap
pembelajaran biologi.
c. Memberikan pengalaman secara nyata menggunakan model Group Investigation
dalam pembelajaran biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Bagi Guru
a. Sebagai model pembelajaran alternatif oleh guru dalam meningkatkan
pembelajaran di kelas.
b. Mendorong guru untuk menerapkan dan menciptakan pembelajaran yang aktif,
inovatif, dan kreatif.
c. Sebagai sumbangan informasi tentang pembelajaran biologi dalam rangka
pengembangan daya kreativitas siswa dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah dan Instansi Pendidikan
a. Sebagai tambahan informasi juga saran dalam upaya penyusunan program
peningkatan keaktifan dan kreativitas siswa dalam pembelajaran biologi pada
tahap berikutnya.
b. Sebagai acuan untuk memperkuat teori pembelajaran dalam penerapannya yang
menggunakan model Group Investigation.
c. Sebagai bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian
lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Group Investigation
a. Definisi Model Pembelajaran Group Investigation
Group Investigation merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran
yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa yang berkerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Teori yang melandasi
pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme yaitu suatu pendekatan dimana
siswa harus secara individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang
kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila
diperlukan (Sugiyanto, 2008).
Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa
berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok, yang memperbolehkan
pertukaran informasi dan ide sendiri dalam suasana tidak terancam sesuai dengan
falsafah konstuktivisme. Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses
pembelajaran yang aktif sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses
pembentukan (constructing) dan penciptaan (creating), kerja dalam kelompok dan
berbagi pengetahuan serta tanggungjawab individu tetap merupakan kunci
keberhasilan dalam pembelajaran.
Asumsi penggunaan dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation, yaitu (1) untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa
yang ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan
pengembangan alat bantu secara eksplisit mendukung kreativitas, (2) komponen non
intelektual lebih penting daripada intelektual, yang irasional lebih penting daripada
yang rasional, (3) meningkatkan peluang dalam memecahkan suatu masalah dengan
lebih dahulu memahami komponen emosional dan irasional.
Dasar-dasar model Group Investigation dirancang oleh Herbert Thelen yang
selanjutnya dikembangkan oleh Sholomo Sharan dan Yael Sharan, model Group
Investigation melibatkan siswa sejak perencanaan baik dalam menentukan topik
sampai cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menutut siswa
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
untuk kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun berketerampilan proses
memiliki kelompok (Group Process Skills).
Menurut Slavin (1995), strategi kooperatif Group Investigation sebenarnya
dilandasi oleh filosofi belajar John Dewey, bagi Dewey tujuan dari pendidikan adalah
untuk mengembangkan kepedulian sosial untuk memahami bagaimana bekerja
bersama untuk menyelesaikan masalah dan membentuk pengetahuan (Zingaro,2008).
Pendekatan Group Investigation pada pembelajaran kooperatif adalah usaha
disengaja untuk mewujudkan prinsip dari Dewey dalam kumpulan langkah-langkah
yang dapat digunakan dalam kelas tanpa perancangan kembali secara total dari
lingkungan sekolah sebagai harapan Dewey untuk dicapai.
Dewey (1966), Ide pokok dalam Group Investigation dijabarkan sebagai
berikut.
1. Siswa diharapkan aktif, belajar dengan praktek (learning by doing)
2. Belajar dengan motivasi dari dalam (intrinsic motivation)
3. Ilmu pengetahuan bersifat dinamis, tidak tetap
4. Belajar dengan hubungan saling membutuhkan dan ketertarikan bagi siswa
5. Pendidikan seharusnya dimasukan pembelajaran untuk bekerja dengan rasa
hormat dan mengerti satu sama lain, esensi dari prosedural demokrasi
6. Pembelajaran harus berhubungan dengan dunia di luar kelas dan harus membantu
dalam memperbaiki dunia
Group Investigation menggunakan prinsip kunci dari psikologi humanistik,
konsep penting dalam pendekatan humanistik adalah menghindari evaluasi dengan tes
dan tingkatan, belajar dengan melakukan (learning by doing) dan membangun
motivasi intristik, siswa menentukan pilihan, siswa mencoba dengan mampu dan
bertanggung jawab, pertanyaan terbuka yang berkembang bersifat analisis,
memberikan penghargaan untuk membantu yang lain, membangun konsep positif diri
(George,1996).
b. Penerapan Model Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran
Belajar kooperatif dengan model Group Investigation cocok untuk bidang
kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi yang mengarah pada
kegiatan perolehan, analisis, dan sintesis informasi dalam upaya untuk memecahkan
masalah (Rusman,2010). Menurut Slavin (1995), strategi pembelajaran Group
Investigation sangat ideal untuk diterapkan dalam pembelajaran Biologi (IPA). Topik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
materi IPA yang cukup luas dengan desain tugas-tugas atau sub topik yang mengarah
pada kegiatan metode ilmiah, diharapkan setiap siswa mampu memberikan kontribusi
berdasarkan pengalaman sehari-hari dan laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.
Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan
model Group Investigation adalah dengan pembentukan kelompok yang
beranggotakan 2-6 siswa secara heterogen, kemudian setiap kelompok akan memilih
atau diberikan sebuah subtopik dari keseluruhan materi (pokok bahasan) yang akan
diajarkan, dan kemudian membuat laporan kelompok, yang selanjutnya akan
dipresentasikan oleh setiap kelompok di depan kelas, untuk berbagi dan saling tukar
informasi (Sugiyanto, 2008:45-46).
Implementasi pembelajaran kooperatif GI terdiri dari enam langkah, yaitu :
1. Seleksi Topik
Mengidentifikasi topik atau subtopik dan mengorganisasi siswa dalam
kelompok yang berorientasi pada tugas (Task Oriented Group) beranggotakan 2-6
siswa dengan komposisi yang heterogen, guru memfasilitasi dalam memperoleh
informasi.
2. Perencanaan Tugas
Merencanakan tugas bersama para siswa meliputi; tujuan penelitian yang akan
dicapai, objek apa yang diteliti, bagaimana langkah kerja proses penelitian,
pembagian peran siswa dalam kelompok.
3. Investigasi
Implementasi perencanaan tugas sebelumnya meliputi; siswa mencari
informasi (Observe), menganalisa data yang diperoleh (Analyzed), membuat
kesimpulan (Synthesis).
4. Penyusunan Laporan
Pembentukan laporan ilmiah sebagai hasil dari kegiatan yang dilakukan yang
berisi kumpulan berbagai informasi tentang subtopik yang dibahas secara sistematik
dan ilmiah.
5. Presentasi
Penyajian hasil akhir untuk dipresentasikan di dalam kelas kepada seluruh
siswa, pihak penyaji sebagai pihak yang aktif memberikan dan memaparkan berbagai
informasi yang diperoleh dan kelompok yang lain sebagai tim evaluator bersama guru
memberikan masukan, pertanyaan maupun tambahan informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
6. Evaluasi
Guru dan siswa berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang diarahkan
pada pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis, serta dilakukannya revisi
terhadap laporan awal yang ada setelahnya.
2. Tingkat Kreativitas
a. Definisi Kreativitas
Pentingnya kreativitas tertera dalam Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun
2003 yang intinya antara lain adalah melalui pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa,
berakhlak mulia, cakap, kreatif, juga mandiri. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Utami Munandar (2004:7) yang mengambil dari Guilford (1950) yang
menyatakan bahwa: “Betapa penelitian dalam bidang kreativitas sangat kurang, dan
kreativitas masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal.”
Semua teknik kreatif menuntut berfikir divergen, yaitu kemampuan unutk
melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan dapat memberikan gagasan
yang bervariasi. Good dan Brophy (1990) mengemukakan bahwa kreativitas adalah
sebuah proses berfikir divergen yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas dalam berfikir dalam proses berfikir (Mariati,2006).
b. Komponen Kreativitas
Dalam studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama kreativitas, Guilford (1959)
membedakan antara aptitude dan non aptitude traits yang berhubungan dengan
kreativitas (Juliantine,2009).
Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi:
1) keterampilan berpikir lancar (kelancaran),
2) keterampilan berpikir luwes (fleksibel),
3) keterampilan berpikir orisinal (orisinalitas),
4) keterampilan memperinci (elaborasi),
5) keterampilan menilai (evaluasi).
Sedangkan ciri-ciri non aptitude yaitu:
1) rasa ingin tahu,
2) bersifat imajinatif,
3) merasa tertantang oleh kemajemukan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4) sifat berani mengambil risiko,
5) sifat menghargai.
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu
aspek pribadi, pendorong, proses, dan produk. Definisi pribadi tentang kreativitas
diberikan dalam “three-facet model of creativity” oleh Sternberg (1988), yaitu
kreativitas merupakan pertemuan tiga atribut psikologis yaitu intelegensi, gaya
kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Definisi proses antara lain adalah definisi Torrance (1988) tentang kreativitas
yang pada dasarnya menyerupai langkah-langkah pada metode ilmiah yaitu mulai dari
menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Definisi produk
menekankan pada orisinalitas, definisi Barron (1969) menyatakan bahwa ‘kreativitas
adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru’, sedangkan
menurut Haefele (1962) ‘kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-
kombinasi baru yang mempunyai makna’.
Definisi pendorong didefinisikan sebagai lingkungan yang mampu
mendukung terciptanya kreativitas dan inovasi baik berasal dari internal pribadi
maupun eksternal lingkungan, serta tidak terlalu menekankan konformitas dan tradisi
juga kurang terbukanya dengan perubahan atau perkembangan baru.
c. Pengukuran dan Tes Kreativitas
Tingkat kreativitas dapat diukur antara lain dengan instrumen berupa test,
angket, dan daftar biografi checklist serta masih banyak macamnya. Selanjutnya untuk
mengukur pengembangan kreativitas berpedoman mengacu pada Guilford yang
menjelaskan bahwa: “Kreativitas berarti aptitude dan non aptitude”. Selain itu juga
mengadopsi atau mengacu pada model penilaian kreativitas yang dikembangkan oleh
Utami Munandar (2004) yang menjelaskan bahwa: “Tes untuk mengukur kreativitas
meliputi aptitude traits atau ciri kognitif dari kreativitas dan non-aptitude traits atau
ciri afektif dari kreativitas.”
Tes kreativitas antara lain sebagai berikut; 1) Tes kemampuan berfikir
divergen (Guilford), 2) Tes Torrance mengenai kemampuan berfikir kreatif, 3) Tes
berfikir kreatif-produksi gambar (Jellen), 4) Tes berfikir kreatif bunyi dan kata, dan
Inventory Khatena-Torrance mengenai persepsi kreatif.
Alat ukur kreativitas ialah tes kreativitas verbal (mengukur kemampuan
berfikir divergen) dan skala kreatif Utami Munandar (1977). Tes kreativitas verbal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
berlandaskan model struktur intelek dari Guilford sebagai kerangka teoritis yang
mengukur dimensi operasi berfikir divergen, dimensi kontan verbal, dan dimensi
produk. Tes kreativitas vigural yang mengadaptasi dari Circle Test dari Torrance yang
meliputi tiga sub tes yaitu tes bentuk, tes gambar tidak lengkap, dan tes lingkaran.
Skala sikap kreatif berupa pernyataan atau angket yang dijawab dengan “ya”
atau “tidak” disusun untuk dapat menjangkau tingkat kemampuan berfikir kreatif
(kognitif) juga sikap kreatif (afektif). Skala penilaian anak berbakat oleh guru yaitu
dengan bantuan psikolog untuk mengidentifikasi kreativitas anak.
3. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses interaksi terhadap situasi disekitar individu. Belajar
dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati,
dan memahami sesuatu. Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara
kontinu dari proses itu akan diperoleh sesuatu hasil yang disebut hasil belajar.
Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian
diolah sehingga menghasilkan output yang berupa hasil belajar, pembelajaran
merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia
(human capabilities) diantaranya yaitu : (1) strategi kognitif, (2) sikap, (3) kecakapan
motorik, (4) informasi verbal.
Menurut Danim “Proses atau hasil belajar itu dipengaruhi oleh beberapa
faktor meliputi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik”. Hasil belajar dapat dilihat dari
perubahan pada diri seseorang baik berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Arikunto (1999:19) bahwa ”Belajar diartikan sebagai
suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk melakukan perubahan terhadap
diri manusia, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa
pengetahuan, ketrampilan, ataupun sikap”.
Perwujudan perubahan perilaku individu (sikap) sebagai hasil pembelajaran
merupakan salah satu fase proses pembelajaran menurut Robert M.Gagne. Orientasi
pengembangan diri individu bertitik tolak dengan teori humanistik dengan perhatian
utama pada emosional untuk mengembangkan hubungan produktif dengan
lingkungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Menurut teori ini guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa
merasa bebas belajar mengembangkan dirinya baik emosional maupun intelektual
sebagai gerakan memanusiakan manusia yang berperan sebagai pendorong dan bukan
menahan sensitivitas siswa terhadap perasaannya dengan implikasi; (1) Bertingkah
laku dan belajar dari hasil pengamatan, (2) Sikap yang ada dijalankan sekarang
(learning to do), (3) Timbulnya dorongan untuk mengaktualisasikan diri, (4)
Bertingkah laku sebagai hasil dari konsep diri, (5) Mengajar adalah bukan hal yang
penting tetapi belajar adalah lebih penting (learn how to learn), (6) Membantu
mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya.
Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang menekankan pada
keterlibatan aktif, baik siswa maupun guru. Dalam pembelajaran, siswa belajar dan
guru membelajarkan. Kedua proses tersebut harus disadari oleh siswa yang sedang
belajar dan guru yang membelajarkan sehingga antara kedua proses ini terjalin
interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar optimal.
a. Ranah-ranah Hasil Belajar
Menurut Gagne (1977), “Hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan
yang diperoleh dari proses belajar yang dapat dikategorikan dalam lima macam, yaitu:
(1) informasi verbal (verbal information); (2) kemampuan intelektual (intelectuall
skills); (3) strategi kognitif (cognitive strategies); (4) sikap (attitude), (5) keterampilan
motorik (motoric skills)”.
Berdasarkan taksonomi Bloom hasil belajar dikategorikan dalam tiga ranah
yaitu: (1) Ranah kognitif (cognitive domain); (2) Ranah afektif (Affective Domain);
(3) Ranah Psikomotor (Psychomotor domain). Ranah afektif mencakup penerimaan,
partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup; serta
ranah psikomotor terdiri dari: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang
terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas. Dimana
masing-masing aspek didefinisikan sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan penalaran dan dapat dengan mudah diamati
dengan menggunakan tes. Ranah kognitif terdapat tingkatan yang mulai dari hanya
bersifat pengetahuan tentang fakta-fakta sampai kepada proses intelektual yang tinggi
yaitu create. Kompetensi aspek kognitif (Anderson & Krathwol, 2001) dibagi menjadi
dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif, dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kognitif terdiri atas enam jenjang, dari yang rendah ke yang tinggi yaitu mengingat
(C1); mengerti (C2); mengaplikasi (C3); menganalisis (C4); mengevaluasi (C5); dan
mencipta (C6). Kategori yang sederhana harus dikuasai terlebih dahulu sebelum
meningkat ketingkat kategori yang lebih sulit berikutnya.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap atau nilai. Pembentukan sikap
merupakan salah satu tujuan pembelajaran yaitu masuk dalam domain afektif dimana
menurut Bloom,Krathwolhl dan Maria (dalam Rusman, 2009) menjelaskan domain
afektif yaitu menekankan pada sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang
diperlukan untuk dalam kehidupan di masyarakat, dimana domain afektif memiliki
lima tingkatan yaitu:
1. Penerimaan (receiving), kemampuan siswa menangkap pelajaran dari yang
disampaikan dalam pembelajaran di kelas dengan melibatkan emosi, antusiasme,
dan motivasi dari dalam diri.
2. Responding yaitu kemampuan siswa untuk memberikan timbal balik yang positif
terhadap lingkungan belajar seperti; bertanya dan menanggapi.
3. Penilaian (assesment) yaitu menangkap nilai-nilai yang ditanamkan dalam
pembelajaran yang diyakini kemudian diaplikasikan.
4. Pengorganisasian yaitu kamampuan siswa dalam mengorganisasi nilai-nilai yang
diterima menjadi suatu sistem nilai.
5. Karakterisasi yaitu pengembangan dan internalisasi dari tingkatan
pengorganisasian terhadap representasi kehidupan secara luas.
Menilai tujuan pembelajaran berupa sikap dan nilai dapat diketahui dengan
mengumpulkan data siswa dengan berbagai cara antara lain; (1) Meneliti tingkah laku
siswa, (2) mendengarkan pendapat dan komentar siswa, (3) meneliti hasil kuisioner
yang telah diisi siswa, (4) mengajukan pertanyaan tertulis berbentuk multiple choice,
(5) mengajukan pertanyaan tertulis berbentuk jawaban rentangan (ranting scale)
Rusman (2010).
3) Ranah Psikomotorik
Domain psikomotor mencakup kemampuan dalam mengkoordinasikan
gerakan fisik dan menggunakan motoris. Untuk memperoleh kemampuan tersebut
memerlukan pelatihan dan pembiasaan juga pengukuran yang mencakup tentang
kecepatan, jarak, prosedur, dan teknik pelaksanaan. Domain psikomotor meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
lima kategori utama yaitu: (1) Meniru; (2) Memanipulasi; (3) Ketepatan
gerakan/presisi; (4) Artikulasi; dan (5) Naturalisasi.
Ranah psikomotoris oleh Nana Sudjana (1991) berkenaan dengan
ketrampilan (skill) dan kemauan bertindak individu. Ada enam tingkatan kategori,
yakni (a) gerakan refleks yaitu ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar, (b)
ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar, (c) kemampuan perceptual, termasuk
didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, membedakan motoris,dll (d)
kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan, (e) gerakan-
gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang
kompleks, (f) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.
4. Materi Pokok Peranan Bakteri dalam Kehidupan
Bakteri termasuk kedalam kingdom Monera bersama alga biru (Cyanophyta)
pada sistem lima kingdom oleh R.H Whittaker. Beberapa penggolongan jenis bakteri
yang memiliki keterkaitannya dengan peranaan terhadap lingkungan antara lain yaitu:
(1) Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup pada jasad yang sudah mati, misalnya
sampah, bangkai, atau kotoran.
Bakteri ini sering disebut sebagai bakteri pembersih karena dapat menguraikan
sampah-sampah organik sehingga menguntungkan bagi manusia, (2) Bakteri
kemoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang
berasal dari reaksi-reaksi kimia, misalnya, proses oksidasi senyawa tertentu.
Contohnya, bakteri nitrit dengan mengoksidkan NH3, bakteri nitrat dengan
mengoksidkan HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidkan senyawa belerang,
Nitosococcus, dan Nitrobacter (Anshori,2009).
a. Peranan Bakteri dalam Siklus Ekosistem
Hubungan saling ketergantungan antar dua komponen penyusun ekosistem
terjadi karena adanya interaksi antar komponen yang saling membutuhkan satu sama
lain, pada bakteri ini terjadi misalnya bintil akar kacang tanah yang mengandung
bakteri Rhizobium yang dapat membantu menangkap nitrogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan dekomposer terjadi
dalam suatu ekosistem. Peristiwa ini akan membentuk rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan piramida makanan. Peristiwa ini erat kaitannya dengan pengalihan
energi. Dalam suatu ekosistem, energi mengalir dari matahari hingga ke pengurai.
Bakteri berperan sebagai pengurai yang merombak bahan-bahan dari
organisme yang telah mati dan mengembalikan unsur kimia yang penting, yaitu
senyawa anorganik yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan yang kemudian akan
dikonsumsi manusia dan hewan.
Makhluk hidup kecil ini adalah mikroorganisme pengurai atau sering disebut
dengan dekomposer. Sampah yang menumpuk akan diurai oleh bakteri pembusuk dan
jamur. Setelah diurai oleh bakteri, sisa bahan organik tersebut membusuk menjadi
komponen penyusun tanah. Begitu seterusnya sehingga tanaman sebagai produsen
dikonsumsi oleh konsumen primer dan sampai pada akhirnya konsumen akhir mati
dan diuraikan oleh dekomposer. Untuk mengamati kerja bakteri pembusuk, dapat
Gambar 2. Rantai makanan (Sumber : Biologi I, 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dibuat suatu percobaan dengan membuat pupuk kompos yang merupakan hasil kerja
bakteri pembusuk.
b. Peranan Bakteri dalam Daur Biogeokimia
Daur biogeokimia adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan
reaksi kimia. Berfungsinya daur biogeokimia menentukan kelestarian makhluk hidup.
Ada dua siklus abiotik, yaitu fase atmosfer seperti nitrogen dan fase sedimen seperti
fosfor. Daur biogeokimia sangat diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dan
ekosistem. Jika daur ulang ini berhenti, makhluk hidup akan mati dan ekosistem akan
punah. Bakteri berperan dalam beberapa daur biogeokimia diantaranya yaitu:
1 ) Daur Nitrogen
Cadangan nitrogen di atmosfer terdapat dalam bentuk nitrogen molekuler (N2)
yang mulia dan hanya bakteri yang dapat memanfaatkannya. Daur ulang nitrogen
terjadi melalui proses deaminisasi, yaitu rantai makan detritur oleh nitrosoman
menjadi senyawa amino (NH2) dan membebaskan amonia (NH3) yang oleh bakteri
nitrosomonas dioksidasi menjadi nitrit, kemudian oleh bakteri nitrobaktum diubah
menjadi nitrit yang dibutuhkan dan tersedia bagi tanaman.
Proses terbentuknya nitrat disebut dengan nitrifikasi, kemudian nitrat
memasuki rantai makanan. Ketika tumbuhan sudah mulai membusuk, nitrat kembali
dibebaskan. Proses ini disebut denitrifikasi.
2 ) Daur Karbon
Semua karbon memasuki makhluk hidup melalui daun-daun hijau dan keluar
melalui respirasi hingga menjadi siklus yang lengkap. Sumber karbon ada yang
sebagai senyawa anorganik karbonat (CO=3) dan tidak dalam bentuk organik terikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Proses ini dapat terjadi pada ekosistem laut, misalnya dalam pembuatan kulit kerang
satwa laut (Kerang, Tiram, beberapa Protozoa, dan Ganggang).
Bakteri berperan dalam rantai pakan detritus sebagai organisme yang
membantu pembusukan dan pelapukan dari limbah bangkai untuk mengubah
kandungan karbon terikat pada mahluk hidup menjadi karbon bebas masuk kedalam
sedimentasi tanah.
3 ) Daur Belerang
Fase sedimen daur ini lebih dominan daripada fase atmosfernya. Seperti pada
daur nitrogen dan daur lainnya, belerang mengikuti rantai makanan secara umum
dengan limbah berupa feses. Pada lingkungan aerobik dan anaerobik sedimen atau
dasar laut, peranan bakteri menjadi sangat besar untuk tersedianya belerang bagi
makhluk hidup lain.
4 ) Daur Fosfor
Di alam, fosfor dapat dijumpai sebagai PO4=, HPO4=, atau H2PO4 berbentuk
ion fosfat anorganik, larutan fosfat organik, fosfat partikulat, atau fosfat mineral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dalam batuan atau sedimen. Sumber fosfat utama adalah batuan kristal yang lapuk
atau hanyut karena erosi. Fosfat tersedia di alam sebagai ion fosfat dan masuk ke
dalam tanaman melalui perakaran ke jaringan hidup. Selanjutnya, mengikuti rantai
makanan.
Bakteri yang memiliki peranan terhadap lingkungan manusia, antara lain
sebagai berikut.
1. Rhizobium bersimbiosis pada akar leguminosarum untuk mengikat nitrogen.
2. Azotobacter hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen sehingga dapat
menyuburkan tanah.
3. Beberapa contoh ganggang biru yang menguntungkan antara lain, Gloeocapsa,
Nostoc, dan Anabaena yang dapat menangkap nitrogen di udara. Misalnya,
Anabaena azollae dapat bersimbiosis dengan Azola pinnata sehingga Azola
pinnata banyak mengandung amonia yang dapat menyuburkan tanah dan
menguntungkan petani karena dapat dijadikan pupuk hijau atau nitrogen.
4. Bioremediasi, yaitu sebuah cara alternatif dalam mengolah limbah menggunakan
bakteri biologis. Bakteri-bakteri itu dimanfaatkan untuk memacu proses
penguraian limbah atai Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL).
5. Bakteri dalam daur biogeografi.
6. Bakteri pembersih minyak seperti Bacillus sp, ICBB 7859 yang digunakan IPB
dalam mengurai pencemaran minyak di Dumai. c. Kebijakan Manusia Terhadap Lingkungan Terkait Peranan Bakteri
Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang disebut dengan
homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sistem secara keseluruhan. Bakteri memiliki peran yang penting dalam menjaga
keseimbangan ini fungsinya sebagai pengurai dari bahan organik menjadi bahan
anorganik untuk diregulasikan kembali dalam tanah.
Batas mekanisme homeostatis dapat dengan mudah diterobos oleh kegiatan
manusia. Misalnya, pembuangan sampah beracun yang terlalu banyak di dalam
perairan sungai sehingga melampaui batas homeostatis alami sungai yang
mengakibatkan kerusakan yang parah terhadap ekosistem sungai, selain itu
penggunaan bahan sebagai sampah yang sulit untuk didaur ulang kembali seperti
steroform, plastik, kaca dll.
Manusia memiliki peranan dalam membantu proses dari perombakan bahan
organik yang secara berupa sampah yang dihasilkan manusia agar menjadi mudah
dalam diregulasikan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dapat dilakukan dengan
berbagai cara sebagai pemecahan masalah dalam menjaga siklus kehidupan.
Peranan manusia yang dapat membantu dalam menjaga lingkungan terkait
dengan pemahaman peranan bakteri antar lain sebagai berikut:
1. Mengurangi pengunggunaan bahan sulit daur dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melakukan sistem pemilahan sampah secara spesifik.
3. Pengolahan sampah berbahaya lingkungan secara benar.
4. Penggunaan bakteri dalam pengolahan air limbah dalam IPAL.
5. Penggunaan bakteri dalam pembuataan kompos.
6. Penggunaan bakteri dalam meregulasi pencemaran kecelakaan tumpahan
minyak di Laut.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan diantaranya berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation untuk mengembangkan kreativitas
(Sutama,2007). Penelitian yang dilakukan berupa penelitian pendekatan dan
pengembangan atau Research and Development (R&D) dimana subjek penelitiannya
adalah mahasiswa semester III yang mengambil mata kuliah Geometri analitik datar,
di Jurusan P. MIPA Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS tahun 2006.
Teknik analisis data yang dipakai, yaitu teknik statistik deskriptif sebaran
frekuensi dan analisis kualitatif. Hasil implementasi model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation dari hasil pengembangan memperlihatkan adanya kemajuan
dari satu implementasi model pembelajaran ke implementasi model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
berikutnya, dilihat dari sisi kemampuan atau kinerja dosen, dan kemampuan berpikir
kreatif mahasiswa.
Berdasarkan temuan uji coba dan validasi model, terutama yang berkaitan
dengan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dapat diketahui bahwa penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Selain kemampuan berpikir kreatif, prestasi
akademik mahasiswa juga meningkat.
C. Kerangka Berpikir
Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
individu yang bersifat pribadi misalnya motivasi, tingkat kecerdasan, kecakapan
berkomunikasi, kreativitas dan segala bentuk faktor pribadi lainnya. Sedangkan faktor
eksternal adalah segala sesuatu yang sifatnya berasal dari luar individu seperti proses
pembelajaran, sarana prasarana, motivasi sosial dan lain sebagainya.
Keterkaitan kedua faktor ini memberikan pengaruh penting terhadap hasil
belajar siswa. Agar tujuan pembelajaran meningkat dibutuhkan dukungan dari faktor
internal siswa dalam penelitian ini yang akan dikaji yaitu tingkat kreativitas siswa
sedangkan faktor eksternal ditinjau dari penggunaan model pembelajaran yang
digunakan.
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan maka terbentuklah kerangka
pemikiran dari penelitian ini yaitu untuk membandingkan perbedaan dari proses
pembelajaran dikelas berupa model pembelajaran yang digunakan untuk mencapai
hasil belajar, dalam hal ini penggunaan model Group Investigation diperkirakan
memberikan hasil yang baik dikarenakan dalam prosesnya siswa dapat lebih aktif
berpikir dan berbuat serta mendapatkan pengalaman langsung dalam memperoleh
informasi. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di kelas akan berimplikasi positif
terhadap hasil belajar berupa ranah psikomotor.
Sintak pembelajaran pada model Group Investigation mendukung dalam
pengembangan daya kreativitas siswa dimana siswa dituntut untuk mampu mencari
dan mengembangkan informasi sebanyak mungkin diluar dari apa yang diperolehnya
dari guru. Selain itu pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok melatih siswa
untuk berorganisasi dan saling bertukar pikiran antar sesama siswa, keterbukaan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
menjadikan pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan yang kemudian
diharapkan dapat memberi dampak positif bagi hasil belajar siswa.
Hasil belajar pada penerapan model Group Investigation memberikan marker
yang kuat bagi siswa terhadap pengetahuan yang diperoleh dalam kegiatan belajar.
Hal ini dikarenakan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman atas apa
yang sudah dilakukan bukan hasil langsung yang diterima dari guru seperti pada
pembelajaran konvensional.
Keterampilan proses dan keterampilan berpikir dikembangkan dalam
penerapannya untuk mengembangkan keterampilan berupa perkembangan afektif dari
siswa yang dimunculkan dari eksperimen dalam kelompok. Keterampilan proses
digunakan untuk mengembangkan ide dan pengetahuan siswa. Sebagai tambahan
terhadap perkembangan keterampilan berpikir dan sikap ilmiah, siswa melakukan
investigasi dan mentransfer informasi secara individual atau kelompok
(Nasrudin,2010).
Keterampilan berpikir berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas siswa
yang berupa kemampuan berfikir divergen. Sedangkan keterampilan proses akan
memberikan dampak terhadap kreativitas secara umum yang dimaknai dengan inovasi
yang berkembang dari hasil proses interaksi antara individu dengan lingkungannya
yang dapat mempengaruhi menunjang dan mengembangkan upaya kreatif
(Setyawan,2006).
Pengaruh tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar biologi dengan
pembagian secara dikotomi dibedakan menjadi siswa yang mempunyai tingkat
kreativitas tinggi dan tingkat kreativitas rendah yang kemudian akan diberi perlakuan
dengan model yang digunakan setelah itu dievaluasi melalui tes pada masing-masing
ranah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar. Tingkat kreativitas
berpengaruh terhadap keterampilan berfikir siswa secara lancar dan bebas yang
mampu memperkaya wawasan yang terkait dengan tiga atribut psikologis yaitu
intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi. Untuk lebih jelasnya kerangka
pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Bagan 1. Kerangka Pemikiran
PENGARUH
Hasil belajar siswa menjadi maksimal.
PROSEDUR KONVENSIONAL 1. Penjelasan materi pelajaran langsung oleh
guru. 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 3. Siswa mencatat materi yang diterangkan
oleh guru. 4. Siswa bertanya kepada guru jika materi
kurang jelas. 5. Guru memberikan soal evaluasi diakhir
pelajaran. 6. Siswa menjawab soal sebagai latihan.
AKIBAT
1. Suasana belajar terasa jenuh dan monoton 2. Siswa lebih pasif dalam proses
pembelajaran. 3. Siswa belajar secara individual. 4. Kreativitas belajar siswa tidak berkembang. 5. Materi yang didapat hanya dari guru dan
buku cetak.
MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
MASALAH PENELITIAN
Faktor internal berupa kreativitas siswa perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Faktor eksternal berupa model pembelajaran harus mendukung dalam pembelajaran.
MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
AKIBAT
1. Melatih siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
2. Melatih siswa untuk berkerja dan berorganisasi dalam kelompok.
3. Melatih siswa untuk menyampaikan ide pikirannya.
4. Kreativitas siswa menjadi berkembang 5. Eksplorasi materi lebih luas.
PROSEDUR GROUP INVESTIGATION 1. Pembagian subtopik berkaitan dengan
materi pelajaran. 2. Siswa berkerja berorganisasi dalam
kelompok. 3. Siswa menginvestigasi bahasan yang ada
memanfaatkan kreativitasnya dalam kegiatannya.
4. Siswa membentuk laporan investigasi untuk dipresentasikan di depan kelas.
5. Siswa sharing baik antar anggota kelompok maupun dengan kelompok lain untuk menjawab pertanyaan .
6. Guru bersama siswa mengulas laporan investigasi menjadi sebuah laporan ilmiah.
HIPOTESIS Group Investigation berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi. Tingkat kreativitas berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi. Ada interaksi Goup Investigation dan kreativitas siswa terhadap hasil belajar.
PENGARUH
Hasil belajar siswa kurang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
D. Hipotesis
Dalam penelitian ini diajukan beberapa hipotesis yaitu sebagai berikut.
1. Ada pengaruh penggunaan model Group Investigation terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
2. Ada pengaruh tingkat kreativitas terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X
SMAN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
3. Ada interaksi antara penggunaan model Group Investigation dengan tingkat
kreativitas siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Karanganyar kelas X semester I tahun
pelajaran 2011/2012 bertempat di Jl. Ronggowarsito, Bejen Karanganyar 57716.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2011/2012 yang
pelaksanaannya dibagi menjadi tiga tahap yaitu sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal
dan perijinan, pelaksanan dimulai bulan Mei sampai bulan Agustus 2011.
b. Tahap penelitian
Tahap penelitian dilakukan sejak uji coba instrumen dan pengambilan data akan
dilakukan pada bulan Oktober sampai selesai penyusunan data.
c. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian dilakukan sejak perolehan data, analisis data hingga penyusunan
laporan penelitian dalam bentuk skripsi dimulai bulan Oktober hingga selesai.
No Rencana Kegiatan Tahun 2011 Tahun 2012
Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1. Persiapan
a. Pengajuan Judul √ √
b. Penyusunan Proposal √ √
c. Pembuatan Instrumen √
d. Seminar Proposal √
2. Penelitian
a. Uji Coba Instrumen √ √
b. Pengumpulan Data √ √
3. Penyelesaian
a. Analisis Data √ √ √
b. Penulisan Laporan √ √
Gambar 7. Waktu Penelitian
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar
tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa 286.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian diambil 2 kelas yaitu kelas X2 sebagai kelas kontrol dan
kelas X4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa masing-masing kelas adalah
sama yaitu 36.
3. Teknik Sampling Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling yaitu cara
pengambilan sampel yang bukan hanya setiap individu dalam populasi berhak untuk
dijadikan sampel, melainkan kombinasi individu memungkinkan juga untuk terpilih
sebagai sampel (Amirin,1990).
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Deskripsi
dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut.
a. Variabel Bebas
1) Model pembelajaran meliputi: model konvensional, dan Group Investigation.
2) Tingkat kreativitas siswa dibagi menjadi 2 tingkat yaitu tinggi dan rendah.
b.Variabel Terikat
1) Hasil belajar siswa meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Kajian
dokumen, Tes, Angket, dan Lembar observasi.
a. Kajian Dokumen
Kajian dokumen digunakan sebagai sumber data untuk keperluan uji keadaan
awal siswa dan uji prasyarat serta berbagai informasi mengenai materi pembelajaran yang
membantu dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b.Tes
Tes digunakan sebagai instrumen pengukur ranah kognitif siswa dan untuk
mendapatkan data tingkat kreativitas siswa. Instrumen pengukur kemampuan kognitif
berbentuk tes objektif yaitu bentuk pilihan ganda dan alat ukur kreativitas ialah tes
kreativitas verbal (mengukur kemampuan berfikir divergen) model Guilford sebagai
kerangka teoritis yang mengukur dimensi operasi berfikir divergen, dimensi kontan
verbal, dan dimensi produk.
c. Angket
Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar pada ranah afektif.
Instrumen yang digunakan adalah angket dalam bentuk checklist (√). Alternatif jawaban
tiap item ada lima. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam
Suharsimi Arikunto (2002) sebagai berikut:
SS : jawaban sangat setuju dengan skor 5
S : jawaban setuju dengan skor 4
TB : jawaban tidak berpendapat dengan skor 3
TS : jawaban tidak setuju dengan skor 2
STS : jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1
d.Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai instrumen untuk mendapatkan data
mengenai ranah psikomotorik (Surakhmad,1989). Lembar observasi berbentuk daftar
skala penilaian dengan pemberian skor pada lembar observasi adalah sebagai berikut:
1 : Sangat kurang (SK)
2 : Kurang (K)
3 : Sedang (S)
4 : Baik (B)
5 : Sangat Baik (SB)
3. Teknik Penyusunan Instrumen
a. Pengukuran Ranah Kognitif
Pengukuran ranah kognitif menggunakan tes dengan langkah-langkah penyusunan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Pemilihan materi berdasarkan kurikulum
2. Pembuatan alat ukur sesuai indikator
3. Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan
4. Soal-soal yang disusun mencakup enam jenjang kemampuan berdasarkan taksonomi
Bloom dalam Cartono (2006:140) yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3
(aplikasi), C4 (analisis), C5 (sintesis), C6 (evaluasi).
5. Penyusunan item soal ranah kognitif
6. Pengujian kesahihan item dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas.
7. Pengujian analisa butir untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda soal.
b.Pengukuran Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif menggunakan tes dengan metode angket skala linkert
menurut Arikunto (2002: 180) sebagai berikut:
SS : jawaban sangat setuju dengan skor 5
S : jawaban setuju dengan skor 4
TB : jawaban tidak berpendapat dengan skor 3
TS : jawaban tidak setuju dengan skor 2
STS : jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1
Tingkatan ranah afektif ada lima, meliputi: (A1) Penerimaan; (A2) Memberikan
Respon; (A3) Nilai/Value; (A4) Organisasi; (A5) Pemeranan/Characterisation menurut
taksonomi Bloom dalam Cartono (2006). Uji kesahihan ranah afektif diukur dengan uji
validitas dan reliabilitas.
c. Pengukuran Ranah Psikomotorik.
Pengukuran ranah psikomotorik dengan observasi dilakukan pada saat kegiatan
belajar mengajar. Cara pemberian skor pada lembar observasi adalah sebagai berikut:
1 : Sangat kurang (SK)
2 : Kurang (K)
3 : Sedang (S)
4 : Baik (B)
5 : Sangat Baik (SB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Domain psikomotor meliputi lima kategori utama yaitu: (P1) Meniru; (P2)
Memanipulasi; (P3) Ketepatan gerakan/presisi; (P4) Artikulasi; dan (P5) Naturalisasi
Mohan (2007). Uji kesahihan ranah afektif diukur dengan uji validitas dan reliabilitas.
4. Analisis Instrumen
a. Validasi Instrumen
Validasi soal dilakukan dengan menggunakan validasi secara isi (contents
validity). Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana soal yang digunakan dalam
penelitian telah mencerminkan keseluruhan indikator dan kompetensi dasar yang
diinginkan.
Penyusunan instrumen penelitian dilakukan dalam dua tahap. Validasi isi (content
validity) dengan melibatkan penilaian ahli (pembimbing). Penyusunan instrumen
disesuaikan dengan kompetensi dasar yang dipilih dalam penelitian.
Korelasi positif harus terbentuk antara skor masing-masing butir tersebut.
Korelasi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor-skor butir tersebut
dengan skor totalnya. Rumus yang dipakai adalah korelasi momen produk dari Karl
Pearson, sebagai berikut:
Rxy =( )( )
( ) ( ) }}{{ 2222 YYNXXN
YXXYN
∑−∑∑−∑
∑∑−∑
Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi antara x dan y
n : cacah subjek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i
Y : skor total (dari subjek uji coba)
Jika harga ruv < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item pertanyaan
dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika ruv > r tabel maka item petanyaan dinyatakan
valid (Suharsimi Arikunto, 2002: 72). Uji validitas tes hasil belajar dan tingkat kreativitas
siswa disajikan pada Tabel 1 dan secara lengkap dilampirkan pada Lampiran 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Tabel 1. Rangkuman Uji Validitas Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian Ranah Jumlah Item Keputusan Uji Validitas Valid Invalid
Hasil Belajar Kognitif 30 21 9 Afektif 20 11 9
Psikomotor 10 Observasi Observasi Kreativitas Siswa Kreativitas 25 21 4
b.Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada
subyek yang sama. Uji reliabilitas yang digunakan adalah rumus Kuder-Richardson (K-R
20) adalah sebagai berikut :
r11=
−1nn
∑−2
2
SpqS
Dengan :
𝑟11 = indeks reliabilitas instrumen
n = cacah butir instrumen
p = proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
q = 1- pi , i = 1,2,...,n
𝑠𝑡2 = variansi total
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki
gradualisasi penilaian digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang
skornya bukan 1 atau 0), yaitu sebagai berikut:
𝑟11 = � 𝑛𝑛−1
� �1 − ∑𝜎𝑖2
𝜎𝑡2�
Dengan:
11r : indeks reliabilitas instrumen
n : banyaknya butir instrumen
Σ σi2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2 : varians total
𝜎2 = ∑𝑥2 − (∑𝑥)2
𝑁𝑁
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Klasifikasi koefisien korelasi :
0,91 – 1,00 : sangat tinggi
0,71 – 0,90 : tinggi
0,41 – 0,70 : cukup
0,21 – 0,40 : rendah
negatif – 0,20: sangat rendah
Uji reliabilitas tes hasil belajar dan tingkat kreativitas siswa disajikan pada Tabel
2 dan secara lengkap dilampirkan pada Lampiran 3.
Tabel 2. Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian Ranah Jumlah Item Indek Reliabilitas Keputusan Uji
Hasil Belajar Kognitif 30 0,76 Korelasi Tinggi Afektif 20 0,51 Korelasi Cukup
Psikomotor 10 Observasi Observasi Kreativitas Siswa Kreativitas 25 0,79 Korelasi Tinggi
c. Analisis Butir soal
1) Uji Taraf Kesukaran Soal
Taraf kesukaran suatu item diketahui dari jumlah siswa menjawab benar. Taraf
kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks yang disebut Indeks Kesukaran
(IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang
diperoleh dengan jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu item.
P = 𝐵JS
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Jumlah siswa menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa (Suharsimi Arikunto, 2002:208)
Klasifikasi indeks kesukaran soal menurut skala Witherington sebagai berikut :
0,71 – 1,00 : Mudah
0,31 – 0,70 : Sedang atau Cukup
0,00 – 0,30 : Sulit
Uji indek kesukaran tes hasil belajar disajikan pada Tabel 3 dan secara lengkap
dilampirkan pada Lampiran 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 3. Rangkuman Uji Indek Kesukaran Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian Ranah Jumlah Item
Taraf Kesukaran Jelek Sedang Mudah
Hasil Belajar Kognitif 30 9 16 5 Afektif 20 Angket Angket Angket
Psikomotor 10 Observasi Observasi Observasi 2) Daya Pembeda Soal
Daya pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban benar dari
siswa. Siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa yang tergolong
kelompok bawah (bodoh). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang tergolong kelompok
atas dan bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID).
ID = 𝐵𝐴𝐽𝐴
− 𝐵𝐵𝐽𝐵
= PA - PB (Suharsimi Arikunto, 2002:214)
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut:
D :0.00 – 0.20 : jelek (poor)
D: 0.20 – 0.40 : cukup (satisfactory)
D: 0.40 – 0.70 : baik (good)
D: 0.70 – 1.00 : baik sekali (excellent)
D: Negatif : semua butir soal yang mempunyai D negatif dibuang
Uji indek daya pembeda tes hasil belajar disajikan pada Tabel 4 dan secara
lengkap dilampirkan pada Lampiran 3.
Tabel 4. Rangkuman Uji Indek Daya Pembeda Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian Ranah Jumlah
Item Indek Daya Pembeda
Jelek Cukup Baik Baik Sekali Hasil
Belajar Kognitif 30 13 12 4 1 Afektif 20 Angket Angket Angket Angket
Psikomotor 10 Observasi Observasi Observasi Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
D. Rancangan Penelitian
Langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini mengikuti prosedur secara
umum pada penelitian eksperimental yaitu eksperimen dengan teknik unit paralel
dimana peneliti menghadapi dua unit sekaligus yang “sejodoh”; perbedaan unit A dan
unit B hanya pada manipulasi variabel eksperimental. Unit yang mendapat variabel
tersebut menjadi unit experimental dan unit yang tidak mendapat variabel tersebut
menjadi unit control (Sugiyono,2009).
Keterangan
A1,A0 : Variabel bebas berupa model pembelajaran Group Investigation dan
Konvensional.
B1, B0 : Variabel moderat berupa tingkat kreativitas tinggi dan tingkat kreativitas rendah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen
paralel dengan faktorial 2×2. Sampel terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol dimana kelas eksperimen merupakan kelas yang diberikan perlakuan dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation
sedangkan kelas kontrol adalah kelas tanpa adanya perlakuan dimana kegiatan
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran secara konvensional.
A0
A1
B1
B0
B1
B0
Keadaan Awal
Kelas Kontrol (Model Konvensional)
Kelas Exsperiment (Model GI )
Tingkat Kreativitas Rendah
Tingkat Kreativitas Tinggi
Tingkat Kreativitas Rendah
Tingkat Kreativitas Tinggi
Afektif
Psikomotor
Kognitif
Hasil Belajar
Bagan 2. Paradigma Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dari perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran tersebut maka akan
terbentuk kondisi kelas sehingga diperoleh dua kategori siswa yaitu siswa dengan tingkat
kreativitas tinggi dan tingkat kreativitas rendah dengan menggunakan rancangan faktorial
sebagai berikut:
Tabel 5. Rancangan Faktorial 2×2
Kreativitas (B) Model Pembelajaran (A)
Model Group Investigation (A1)
Model Konvensional (A0)
Tingkat Kreativitas Tinggi (B1) A1B1 A0B1
Tingkat Kreativitas Rendah (B0) A1B0 A0B0
Desain penelitian ini menggunakan pretes-postes Non Equivalen Control Group
Design sehingga diperoleh ketentuan sebagai berikut :
Tabel 6. Desain Penelitian Pretes-Postes Non Equivalen Control Group Design
Ѻ1 A1B1 Ѻ2 Ѻ3 A1B0 Ѻ4 Ѻ5 A0B1 Ѻ6 Ѻ7 A0B0 Ѻ8
Keterangan :
Ѻ1, Ѻ3, Ѻ5, Ѻ7 = Pretes
Ѻ2, Ѻ4, Ѻ6, Ѻ8 = Postes
A1B1 = Model pembelajaran Group Investigation dengan tingkat kreativitas tinggi
A1B0 = Model pembelajaran Group Investigation dengan tingkat kreativitas rendah
A0B1 = Model pembelajaran Konvensional dengan tingkat kreativitas tinggi
A0B0 = Model pembelajaran Konvensional dengan tingkat kreativitas rendah
E. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara statistik menggunakan analisis
variansi dua jalan. Analisis variansi dua jalan memerlukan uji prasyarat analisis yaitu uji
normalitas, dan uji homogenitas.
1. Uji Kesamaan Keadaan Awal
Uji kesamaan keadaan awal dilakukan dengan mengunakan rumus uji t dua pihak,
data yang digunakan diambil dari nilai ujian mid semester 1 kelas X, sebelum dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
uji t dua pihak terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
Uji normalitas keadaan awal siswa menggunakan rumus Liliefors diperoleh hasil:
a. Untuk kelas kontrol menunjukan harga statistik uji Lobs = 0,1053 dan harga kritik
L0,05;36 = 0,1476.Karena Lobs < L0,05;36 maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal
dari populasi yang terdistribusi normal. (lampiran 4 )
b. Untuk kelas eksperimen menunjukan harga statistik uji Lobs = 0,131 dan harga kritik
L0,05;36 = 0,1476.Karena Lobs < L0,05;36 maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal
dari populasi yang terdistribusi normal. (lampiran 4 )
Hasil uji homogenitas keadaan awal siswa menggunakan uji F dengan SS1 =
474,75 dan SS2= 294,3056 taraf signifikasi 5 % diperoleh Fobs = 1,613 Dk pembilang 35
dan Dk penyebut 35 diperoleh F0,05(35,35) = 1,721,80 karena Fobs < F0,05(35,35) maka dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. (lampiran 6 )
Uji kesamaan awal menggunakan uji t dua pihak diperoleh Sgab = 3,31459 pada
taraf signifikasi 5% dan Dk =71 diperoleh ttab = 1,982,00 dengan nilai rata-rata kedua
kelas adalah sama sehingga diperoleh harga tobs = 0,00 karena - ttab ≤ tobs ≤ ttab ; -1,98≤
0,00 ≤ 1,98 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan siswa kelas kontrol dan siswa
kelas eksperimen. (lampiran 4 )
Prosedur uji-t 2 ekor sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : μ1 = μ2 : tidak ada perbedaaan keadaaan awal antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
H1 : μ1 = μ2 : tidak ada perbedaaan keadaaan awal antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
b.Statistik Uji
t =X1 − X2
S� 1n1 + 1
n2
Keterangan :
X1 : rata-rata kelompok eksperimen
X2 : rata-rata kelompok kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
n1 : jumlah anggota kelompok eksperimen
n2 : jumlah anggota kelompok kontrol
S : varians gabungan
Kriteria :
H0 diterima jika : -t tab ≤ t hit ≤ t tab
H1 ditolak jika : t hit < -t tab atau t hit > -t tab
Pada taraf signifikasi 0,05 ,α = 5%
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada data tes kelas eksperimen
dan kelas kontrol untuk tingkat kreativitas siswa. Dalam penelitian ini perhitungan
dilakukan menggunakan metode Liliefors dengan prosedur sebagai berikut.
1). Statistik uji
Lobs = maks |𝐹(𝑍𝑖) − 𝑆(𝑍𝑖)|
Dk = �𝐿�𝐿𝑜𝑏𝑠 ≥ 𝐿𝛼,𝑛�
2). Keputusan uji
Jika 𝐿𝑜𝑏𝑠 < 𝐿𝑡𝑎𝑏 maka hipotesis H0 diterima sehingga sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. (lampiran 6)
b.Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians bertujuan mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini perhitungan dilakukan dengan
uji F.
1) Statistik uji
Fobs = Fobs = SS1SS2
Keterangan :
SS1 = varians kelas kontrol
SS2 = varians kelas eksperimen
Dk = �𝐹�𝐹𝑜𝑏𝑠 ≥ 𝐹∝(𝑛1−1,𝑛2−2)�
2) Keputusan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Jika Fobs < Ftab maka hipotesis H0 diterima sehingga sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi homogen. (lampiran 6)
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Anava
Uji anava digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan.
Dalam penelitian ini digunakan analisis variansi dua jalan untuk menguji signifikasi
perbedaan dua faktor A dan B serta interaksinya terhadap variabel terikat. Untuk
pengujian hipotesis digunakan desain tabel Anava sebagai berikut :
Tabel 7. Desain Anava
B\A A1 A0 TOTAL B1 A1B1 A0B1 B1’ B0 A1B0 A0B0 B0’
TOTAL A1’ A0’ G Keterangan
A1 : Penerapan pembelajaran dengan model Group Investigation
A0 : Penerapan pembelajaran dengan model Konvensional
B1 : Tingkat kreativitas tinggi (nilai)
B0 : Tingkat kreativitas rendah (nilai)
Analisis variansi dua jalur ini menggunakan SPSS 16.0 Type 1 Sum of Squares kriteria Alpha 0,05 secara lengkap disajikan dalam lampiran 7, berikut adalah tabel rangkuman variansi. Tabel 8. Rangkuman Analisis Variansi (Anava)
Sumber Variansi Jumlah Kuadrat (JK)
Derajat Kebebasan
(dk)
Rerata Kuadrat
(RK) Fhit Ftab
Faktor Baris (A) JKA dkA RKA Fa Fα ;dka,dkr Faktor Kolom (B) JKB dkB RKB Fb Fα ;dkb,dkr Interaksi (AB) JKAB dkAB RKAB Fab Fα ;dkab,dkr Residu (R) JKR N-kakb RKR - - Total (T) JKT N-1 - - -
b.Uji Lanjut Anava
Untuk uji lanjut pasca anava, digunakan uji komparasi ganda metode Scheffe untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom, dan setiap pasangan sel.(Lampiran 7)
Prosedur penelitian dengan menggunakan uji komparasi ganda metode Scheffe
secara sederhana adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1) Komponen Perhitungan
S = |𝑋�𝐴 − 𝑋�𝐵|𝑆𝐸
.........(Soejoeti,Zanzawi :122) 𝑆2𝑅 = 𝑅𝐾𝑅
SE = �𝑆2𝑅 � 1𝑛𝐴
+ 1𝑛𝐵�
Sα = �(𝑘 − 1)𝐹(𝑘 − 1;𝑛 − 𝑘;α)
2) Uji Komparasi Antar Kolom
Perhitungan (A1 dan A0)
SE =�𝑆2𝑅 � 1𝑛𝐴1
+ 1𝑛𝐴0
�
S = |𝑋�𝐴1− 𝑋�𝐴0|
𝑆𝐸
3) Uji Komparasi Antar Baris
Perhitungan (B1 dan B0)
SE =�15,44 � 1𝑛𝐴1
+ 1𝑛𝐴0
�
S = |𝑋�𝐵1− 𝑋�𝐵0|
𝑆𝐸
4) Daerah Kritik
DKA10 = {𝑆𝐴10|𝑆𝐴10 > 𝑆𝛼}
DKB10 = {𝑆𝐵10|𝑆𝐵10 > 𝑆𝛼}
5) Tabel Perbandingan Ganda Scheffe
Tabel 9. Komparasi Ganda Metode Scheffe
Komparasi Selisih SE S Sα Kesimpulan
μA1 vs μA0 μB1 vs μB0
�̅�𝐴1 − �̅�𝐴0 �̅�𝐵1 − �̅�𝐵0
SEA SEB
SA SB
Sα Sα
> Sα atau < Sα > Sα atau < Sα
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa
Data nilai hasil belajar siswa diperoleh setelah siswa mendapat perlakuan yang
berupa penggunaan model pembelajaran Group Investigation pada kelas eksperimen dan
model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor data nilai ketiga ranah ini diperoleh dari nilai test,
angket dan lembar observasi. Data nilai hasil belajar siswa X2 sebagai kelas kontrol dan
kelas X4 sebagai eksperimen secara menyeluruh dapat dilihat pada lampiran 5.
Data nilai kemampuan kognitif kelas kontrol memiliki rentang nilai antara 23,33
sampai dengan 73,33, nilai rata-rata 56,94 dan standar deviasi 9,17. Data ranah afektif
dalam skala numerik memiliki rentang nilai antara 57 sampai dengan 80, nilai rata-rata
68,78 dan standar deviasi 5,31. Data ranah psikomotor dalam sekala numerik memiliki
rentang nilai antara 58 sampai dengan 76, nilai rata-rata 68,89 dan standar deviasi 4,18.
Data hasil belajar siswa kelas eksperimen dijabarkan sebagai berikut, Nilai
kemampuan kognitif memiliki rentang nilai antara 13,33 sampai dengan 76,67, nilai rata-
rata 53,14 dan standar deviasi 13,74. Data ranah afektif dalam sekala numerik memiliki
rentang nilai antara 66 sampai dengan 86, nilai rata-rata 72,94 dan standar deviasi 4,85.
Data ranah psikomotor dalam sekala numerik memiliki rentang nilai antara 54 sampai
dengan 86, nilai rata-rata 70,22 dan standar deviasi 6,59.
Nilai rerata dan gambaran jelas mengenai data tersebut ditampilkan dalam Tabel
10 dan Gambar 8.
Tabel 10. Perbandingan Rerata Nilai Hasil Belajar
No. Kelas Nilai Ranah
Hasil Belajar Koqnitif Afektif Psikomotor
1 Kontrol (X2) 56,94 68,78 65,89 63,87 2 Eksperimen (X4) 53,05 72,68 75,97 67,23
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 8. Perbandingan Rerata Hasil Belajar berdasarkan Model Pembelajaran
2. Deskripsi Data Tingkat Kreativitas Siswa
Deskripsi data tingkat kreativitas siswa merupakan nilai hasil postes yang
diperoleh setelah perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Group Investigation
pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol.(Lampiran 5)
Data tingkat kreativitas siswa kelas kontrol memiliki rentang nilai antara 40
sampai dengan 100, nilai rata-rata 79,54 dan standar deviasi 14,71. Dan tingkat
kreativitas siswa memiliki rentang nilai antara 52 sampai dengan 100, nilai rata-rata
85,53 dan standar deviasi 12,26. Distribusi frekuensi dan gambaran jelas mengenai data
tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan histogram sebagai berikut:
Tabel 11. Perbandingan Rerata Tingkat Kreativitas
No Interval Kelas
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi
Mutlak Frekuensi
Relatif Frekuensi
Mutlak Frekuensi
Relatif 1 35-45 2 5,71% 0 0,00% 2 46-56 2 5,71% 1 2,94% 3 57-67 2 5,71% 1 2,94% 4 68-78 6 17,14% 8 23,53% 5 79-89 16 45,71% 7 20,59% 6 90-100 7 20,00% 17 50,00%
Jumlah 35 100% 34 100% SD 14,71 12,26
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Koqnitif Afektif Psikomotor HASIL BELAJAR
56,94
68,78 65,89 63,87
53,05
72,69 75,97 67,23
Rat
a H
asil
Bel
ajar
------------------Nilai Ranah------------------
Model Pembelajaran
Konvensional (Kontrol) Group Invesigation (Eksperimen)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambar 9. Perbandingan Rerata Hasil Belajar berdasarkan Tingkat Kreativitas
Klasifikasi tingkat kreativitas siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu tingkat
kreativitas tinggi dan tingkat kreativitas rendah didasarkan dari perbandingan nilai tengah
yang diperoleh dari rata-rata kedua kelas. Dimana diperoleh nilai tengah 82,535 sehingga
diperoleh data sebaran tingkat kreativitas sebagai berikut.
Tabel 12. Sebaran Tingkat Kreativitas
No Tingkat Kreativitas Nilai Tes Kreativitas
Frekuensi Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 Tinggi Nilai > 82,535 19 21 2 Rendah Nilai < 82,535 16 13
Data siswa dengan tingkat kreativitas tinggi pada kelas kontrol sebanyak 19 siswa
dan kelas eksperimen 21 siswa, sedangkan siswa dengan tingkat kreativitas rendah pada
kelas kontrol sebanyak 16 siswa dan kelas eksperimen 13 siswa. Berikut penyajian data
menggunakan histogram.
Gambar 10. Perbandingan Sebaran Tingkat Kreativitas
0
20
40
60
80
100
KONTROL (X2) EKSPERIMEN (X4)
KELAS
89,68 93,71
67,50 72,31
Rat
a H
asil
Bel
ajar
Tingkat Kreativitas
Tinggi Rendah
0
5
10
15
20
25
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
19 21
16 13
Frek
uens
i
Tingkat Kreativitas
Tinggi
Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis data yang harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji
homogenitas, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tes tingkat kreativitas
siswa kelas kontrol dan eksperimen.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas tingkat kreativitas siswa menggunakan
rumus Liliefors diperoleh hasil:
a. Untuk kelas kontrol menunjukan harga statistik uji Lobs = 0,144 dan harga kritik
L0,05;35 = 0,149.Karena Lobs < L0,05;35 maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal
dari populasi yang terdistribusi normal. (lampiran 6 )
b. Untuk kelas eksperimen menunjukan harga statistik uji Lobs = 0,102 dan harga kritik
L0,05;35 = 0,149.Karena Lobs < L0,05;35 maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal
dari populasi yang terdistribusi normal. (lampiran 6 )
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas tingkat kreativitas siswa
menggunakan uji F dengan SS1 = 5048,6857 dan SS2= 7352,6857 taraf signifikasi 5 %
diperoleh Fobs = 1,456 Dk pembilang 35 dan Dk penyebut 35 diperoleh F0,05(35,35) =
1,721,80 karena Fobs < F0,05(35,35) ; 1,456 < 1,72 maka dapat disimpulkan bahwa sampel
berasal dari populasi yang homogen. (lampiran 6)
C. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini melibatkan variabel bebas berupa model pembelajaran yaitu model
pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran konvensional, selain itu
terdapat variabel moderat berupa tingkat kemampuan kreativitas siswa yang dibedakan
menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Untuk variabel terikatnya adalah hasil
belajar siswa pada pokok bahasan Bakteri. Pengujian hipotesis menggunakan analisis
variansi dua jalan (anava) yang kemudian dilakukan uji lanjut dengan menggunakan
metode Scheffe. (lampiran 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Analisis Variansi Dua Jalan
Analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama ini dengan menggunakan SPSS
16.0 Type 1 Sum of Squares kriteria Alpha 0,05. Hasil anava dua jalan isi sel tak sama
terhadap hasil belajar siswa berdasarkan model pembelajaran dan tingkat kreativitas
siswa disajikan sebagai berikut.
Tabel 13. Rangkuman Hasil Analisis Variansi (Anava)
Sumber Variansi
Jumlah Kuadrat (JK)
Derajat Kebebasan (dk)
Rerata Kuadrat (RK)
Fhit Ftab (F0,05;1,65)
Model 73,314 1 73,314 4,74712 3,99 Kreativitas 225,602 1 225,602 14,606 3,99 Interaksi (AB) 13,068 1 13,068 0,846 3,99 Residu (R) 1003,957 65 15,445 - - Total (T) 1315,94 68 - - -
Perhitungan anava dua jalan selengkapnya terdapat pada lampiran 7
Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan keputusan uji untuk pengujian hipotesis
sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran melalui model Group
Investigation (A1) dan model Konvensional (A2) terhadap hasil belajar siswa, sebab
Fhitung = 4,74712 > Ftabel = 3,99.
2. Ada perbedaan pengaruh tingkat kreativitas siswa kategori tinggi (B1) dan rendah
(B2) terhadap hasil belajar siswa, sebab Fhitung = 14,606 > Ftabel = 3,99.
3. Tidak ada interkasi antara penggunaan model pembelajaran (A) dengan tingkat
kreativitas siswa (B) terhadap hasil belajar siswa, sebab Fhitung = 0,846 < Ftabel =3,99.
2. Hasil Uji Lanjut Anava
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antar rerata pada anava, maka
dilakukan uji komparasi ganda antar kolom dan antar baris dengan metode Scheffe,
dengan rangkuman komparasi ganda sebagai berikut:
Tabel 14. Rangkuman Hasil Komparasi Ganda
Komparasi Ganda Selisih SE Statistik Uji (S) Sα Kesimpulan
μA1 vs μA2 �̅�𝐴1 − �̅�𝐴0 0,9462 2,1348 1,997 H0 ditolak μB1 vs μB2 �̅�𝐵1 − �̅�𝐵0 0,9583 3,7149 1,997 H0 ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan Tabel 14 dapat disimpulkan keputusan hasil uji rerata sebagai
keputusan uji yaitu :
1. SA12 = 2,1348> Sα = 1,997 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
perbedaan rerata yang signifikan antara kolom A1 (penggunaan model Group
Investigation) dan kolom A2 (penggunaan model pembelajaran konvensional)
terhadap hasil belajar siswa.
2. SB12 = 3,7149 > Sα = 1,997 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
perbedaan rerata yang signifikan antara baris B1 (tingkat kreativitas tinggi) dan baris
B2 (tingkat kreativitas rendah) terhadap hasil belajar siswa.
Dari keputusan uji dapat disimpulkan bahwa :
a. Komparasi Rerata antar Baris
Harga SA12 = 2,1348 > Sα = 1,997, berarti : ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara penggunaan model pembelajaran Group Investigation dengan model
konvensional terhadap hasil belajar siswa. Rerata hasil belajar siswa pada pembelajaran
Biologi dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation XA1 = 65,73 dan
melalui model pembelajaran konvensional XA2 = 63,71. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, siswa yang diberi pembelajaran Biologi dengan menggunakan model
pembelajaran Group Investigation memiliki hasil belajar lebih baik daripada siswa yang
diberi pembelajaran model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan Bakteri.
b.Komparasi Rerata antar Kolom
Harga SB12 = 3,7149 > Sα = 1,997, berarti : ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar siswa. Rerata hasil
belajar siswa pada pembelajaran Biologi dengan tingkat kreativitas siswa tinggi adalah
XB1 = 66,50 dan pada tingkat kreativitas rendah XB2 = 62,94. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa : siswa dengan tingkat kreativitas tinggi memiliki hasil belajar lebih
baik daripada siswa dengan tingkat kreativitas rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan analisis variansi dan uji lanjut anava dapat diuraikan hal-hal sebagai
hasil penelitian.
1. Uji Hipotesis Pertama
H1A:∝𝒊 ≠ 0 Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Group Investigation
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 .
Berdasarkan hasil analisis data dengan perhitungan anava dua jalan dengan
frekuensi sel tak sama, maka dapat diketahui bahwa: Ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut diperkuat
oleh uji lanjut anava yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan
antara penggunaan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran
Konvensional. Penerapan Group Investigation pada kelas eksperimen (X4) telah sesuai
dengan sintaks yang ada dimana dalam pelaksanaannya peneliti dilengkapi dengan
penggunaan laporan ketercapaian sintaks model pembelajaran Group Investigation.
Dimulai dari siswa diarahkan untuk belajar dalam kelompok dengan melakukan
perencanaan tugas yang terorganisir, melakukan kerja ilmiah melalui investigasi yang
meliputi; pengumpulan informasi (observe), menganalisis data (analyzed) dan membuat
kesimpulan (synthesis), dan melakukan presentasi, diskusi, serta evaluasi.
Model pembelajaran Group Investigation memberikan pengaruh yang signifikan
pada hasil belajar terutama pada ranah psikomotor. Hal ini didukung dari sintaks pada
model pembelajaran Group Investigation dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dan
dilatih mampu berkerjasama dalam kelompok secara kooperatif. Pada pembelajaran kelas
eksperimen diketahui bahwa siswa dapat melakukan banyak hal dimulai dari
terbentuknya interaksi antar siswa, kemampuan menginvestigasi subtopik hingga
mensintesisnya menjadi materi dan presentasi masing-masing kelompok untuk saling
bertukar informasi. Hal inilah yang tidak diperoleh dari kelas kontrol yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga kemampuan
siswa pada ranah psikomotor kelas eksperimen lebih berkembang. Dimungkinkan bahwa
pada kelas eksperimen siswa bisa memperoleh nilai tambah yang berupa soft skill seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
keterampilan berkomunikasi yang diperoleh dari kegiatan presentasi hasil investigasi
pada masing-masing subtopik tentang bakteri di depan kelas, keterampilan berorganisasi
berupa pembagian tugas, perencanaan kerja, serta kegiatan aktif dalam mengobservasi
mencari informasi terkait subtopik yang ada terutama pada subtopik dimana bahan
informasinya membutuhkan analisis mendalam dari siswa seperti kelompok yang
mendapatkan subtopik tentang kebijakan manusia terkait peranan bakteri, sikap kritis dan
konsep diri yang positif ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan siswa pada
sesi diskusi di dalam membahas sub topik tertentu seperti peranan bakteri bagi kehidupan
dan struktur fungsi organel pada bakteri, dan keterampilan menyusun makalah ilmiah
sebagai hasil dari investigasi dari masing-masing kelompok. Pada kelas kontrol siswa
hanya mendengarkankan materi yang disampaikan peneliti serta dengan sedikit tanya
jawab dan diskusi.
Pada ranah kognitif dan afektif nilai test kelas eksperimen (X4) tidak berbeda
secara signifikan dengan kelas kontrol (X2), hal ini akan dibahas berdasarkan kondisi
nyata yang peneliti alami disaat melakukan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Faktor psikologis siswa yang berperan penting dalam pembelajaran berbasis students
center perlu menjadi perhatian khusus untuk penerapannya dimana siswa kelas
eksperimen (X4) terlihat agak sedikit kesulitan dengan tuntutan sintak model
pembelajaran Group Investigation yang cukup kompleks. Pelatihan dan penerapan
yang terus-menerus tentu akan memberikan dampak signifikan yang akan mencakup
semua ranah.
2. Motivasi instrinsik siswa dalam menginvestigasi materi perlu ditingkatkan karena
tidak semua subtopik yang ada dapat menyesuaikan dengan ketertarikan siswa.
Subtopik yang didasarkan oleh motivasi instrinsik sebagai penerapan falsafah
humanistik di dalam Group Investigation belum tercapai optimal karena dibatasi oleh
indikator pembelajaran yang harus dicapai. Terlihat pada kelas eksperimen dari enam
subtopik yang diajukan keberhasilannya 83,33 % karena ada satu subtopik yang
pengeksplorannya masih kurang dan perlu motivasi lebih oleh peneliti.
3. Suasana aktif yang terbentuk masih cenderung eksklusif pada masing-masing
kelompok sehingga muncul suasana yang kurang kondusif. Terutama jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dibandingkan dengan kelas kontrol dimana pembelajaran berjalan tenang dan
kondusif siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan dari guru. Peran guru
dalam mengolah keaktifan siswa masih dibutuhkan mengingat objek penelitian masih
dalam taraf bimbingan dan kondisi psikologis yang belum matang dan mandiri.
4. Transfer informasi antar kelompok dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi yang
masih kurang sebagai modal awal sehingga belum berjalan efektif dan dimungkinkan
terjadi ketimpangan informasi. Hal ini terlihat dari penyampaian presentasi yang 85%
masih terpacu dengan membaca laporan ilmiah hasil investigasi, kurang jelasnya
penyampaian ide-ide yang ada. Tetapi masih merupakan nilai lebih karena termasuk
proses belajar untuk terampil berkomunikasi seperti berdiskusi, menyampaikan
pendapat dan mempresentasikan ide atau gagasan yang tidak diperoleh dari kelas
kontrol. Diketahui dari banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan bahkan sampai
berebut, diskusi cukup baik ditandai banyaknya pembahasan terutama pada subtopik
seperti klasifikasi bakteri dan struktur dan fungsi sel bakteri pada kelas eksperimen.
Sehingga diketahui bias yang terjadi dari penerapan model pembelajaran Group
Investigation untuk kelas eksperimen (X4) adalah pada bias proses yang berpengaruh
terhadap hasil dimana belum pada semua ranah hasil belajar kelas eksperimen (X4) dapat
unggul dari pada kelas kontrol (X2) karena belum berjalan secara sempurna. Sedangkan
pada ranah afektif tidak berpengaruh signifikan karena diketahui periode eksperimen
tidak cukup lama untuk membentuk sikap belajar siswa, hal senada juga dinyatakan oleh
Cheng dalam jurnalnya tentang perbandingan collaborative learning dan traditional
lecturing instruction (Kaohsiung Hospitality College).
Pertimbangan yang perlu dilakukan diantaranya adalah peran guru masih
diperlukan didalam pembelajaran kelas eksperimen yaitu sebagai mediator untuk melatih
dan mendidik mental siswa agar mampu mandiri dalam kegiatan pembelajaran dan
fasilitator yaitu sebagai peran kontrol untuk membantu siswa dalam melaksanakan sintak
pembelajaran yang ada agar dapat berlangsung lancar dan efektif (Horbi,2006). Secara
menyeluruh terhadap hasil belajar dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran Group Investigation memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap hasil
belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran Konvensional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Uji Hipotesis Kedua
H1B : 𝜷𝒊 ≠ 0 Ada pengaruh perbedaaan tingkat kreativitas terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan hasil analisis data dengan perhitungan anava dua jalan dengan
frekuensi sel tak sama, maka dapat diketahui bahwa: Ada perbedaan pengaruh tingkat
kreativitas terhadap hasil belajar biologi siswa. Dan berdasarkan uji lanjut anava
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara perbedaan
pengaruh tingkat kreativitas siswa tinggi (B1) dan tingkat kreativitas siswa rendah (B0)
terhadap hasil belajar biologi siswa.
Berdasarkan analisis parsial pada masing-masing ranah diketahui bahwa tingkat
kreativitas siswa memiliki pengaruh yang signifikan pada ranah kognitif dan afektif.
Dimana hal ini sesuai dengan definisi kreativitas dalam aspek pribadi yang diberikan
dalam “three-facet model of creativity” oleh sternberg (1988) yang menyebutkan bahwa
kreativitas merupakan pertemuan tiga atribut psikologis yaitu intelegensi, gaya kognitif,
dan kepribadian/motivasi. Hubungan antara tingkat kreativitas dengan kedua ranah
tersebut juga didukung ciri-ciri dari kreativitas itu sendiri yang meliputi ciri aptitude
(berpikir kreatif) dimana didalamnya ditekankan keterampilan berpikir dan ciri non
aptitude yang menekankan pada nilai dan sikap yang terbentuk (Guilford,1959).
Sedangkan pada ranah psikomotor yang merupakan implementasi dari kedua ranah
tersebut tidak terjadi perbedaan yang signifikan karena dalam mengimplementasikannya
siswa masih dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kemauan dan kesempatan.
Hal ini diketahui pada saat peneliti melakukan observasi pada kelas kontrol (X2),
dimana pembelajaran konvensional kurang memungkinkan siswa untuk beraktualisasi
sehingga hanya sebagian kecil siswa dengan kategori kreativitas tinggi yang aktif seperti
bertanya dan mengungkapkan pendapat serta melakukan hal lain dibanding kelas
eksperimen (X4). Kreativitas berhubungan erat dengan gaya berpikir, berpikir bebas
(divergen thinking), keluwesan dalam berpikir, menemukan sesuatu yang berbeda
(inovasi) dan merupakan potensi yang perlu dikembangkan untuk menggerakkan siswa
terkait kemampuan dalam mengumpulkan dan mengolah informasi yang diperoleh dari
pembelajaran. Kreativitas menjadi unsur instrinksik penting yang membantu siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
terampil dalam belajar sesuai dengan apa yang diinginkan sehingga mempermudah siswa
menyerap informasi yang ada sesuai dengan gaya belajar masing-masing dan tidak
terpaku gaya belajar yang konvensional.
Pengaruh kreativitas terhadap pembelajaran pada kelas eksperimen dapat terlihat
lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang diimplementasikan dalam kemampuan
menyajikan data berupa gambar dan bagan alur pada sesi presentasi, bentuk susunan dan
penyajian serta cakupan materi dalam makalah ilmiah hasil investigasi pada masing-
masing kelompok, banyaknya pertanyaan yang diajukan pada sesi diskusi. Pengaruh
kreativitas lain tetapi tidak dapat terpantau secara detail adalah pada saat pembelajaran
diluar kelas seperti kreativitas mengumpulkan informasi (observe), perencanaan dan
pembagian tugas dalam kelompok. Model pembelajaran Group Investigation memang
erat kaitannya dalam membantu mengoptimalisasikan kreativitas dimana berfungsi
sebagai wahana belajar agar siswa bebas dan mampu mewujudkan khasanah pada ranah
kognitf dan afektif mereka menjadi kerja nyata.
Dengan demikian secara menyeluruh dapat disimpulkan bahwa siswa dengan
tingkat kreativitas tinggi memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar
dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat kreativitas rendah.
3. Uji Hipotesis Ketiga
H0AB : 𝜶𝜷𝒊=0 Tidak ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran Group
Investigation dengan tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas X SMAN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan hasil analisis data dengan perhitungan anava dua jalan dengan
frekuensi sel tak sama, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara
penggunaan model pembelajaran Group Investigation dengan tingkat kreativitas siswa
terhadap hasil belajar. Tidak adanya interaksi antara penggunaan model pembelajaran
Group Investigation dengan tingkat kreativitas siswa dikarenakan masing-masing
memiliki pengaruh signifikasi pada ranah yang berbeda.
Faktor ekstrinsik yang berupa model pembelajaran Group Investigation dalam
pembelajaran diketahui lebih berpengaruh signifikan pada ranah psikomotor sedangkan
kreativitas siswa sebagai faktor instrinsik lebih berpengaruh pada ranah kognitif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
afektif. Sehingga penggunaan model pembelajaran Group Investigation dan tingkat
kreativitas siswa memiliki pengaruh tersendiri terhadap hasil belajar siswa, namun secara
menyeluruh keduanya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Kreativitas memiliki peranan dalam membantu siswa untuk dapat menerima dan
mengolah informasi agar lebih berkembang dan mudah ditangkap sesuai dengan kondisi
psikologis masing-masing siswa. Kreativitas belajar ini dapat dicontohkan pada kelas
eksperimen (X4) yaitu pembuatan bagan alur untuk menerangkan subtopik tentang
reproduksi bakteri, penggunaan gambar untuk menerangkan subtopik struktur dan fungsi
sel bakteri. Sedangkan model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan suatu
sintaks pembelajaran yang difungsikan untuk mengembangkan pengalaman dan
kerjasama dalam kelompok dalam memperoleh informasi serta mengkonstruksi menjadi
pengetahuan dengan memanfaatkan keaktifan dan motivasi instrinsik siswa. Perbedaan
konsentrasi pengembangan potensi pada siswa tentu akan memberikan pengaruh yang
berbeda pula sehingga minimbulkan perbedaan dominasi terhadap ketercapaian hasil
belajar pada ranah yang berbeda.
Model pembelajaran Group Investigation terkait erat dengan motivasi dan
kreativitas siswa, dimana motivasi berfungsi sebagai dasar pembelajaran sedangkan
kreativitas merupakan unsur instrinsik yang dikembangkan dari penerapannya. Model
pembelajaran ini dipilih untuk digunakan dalam penelitian karena implementasinya
berpengaruh terhadap kreativitas siswa yang kemudian berimplikasi terhadap hasil
belajar sehingga terbentuknya mata rantai untuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Kreativitas membantu siswa dalam sintaks pembelajaran sebagai contoh adalah
kegiatan dalam mengumpulkan informasi (observe) semakin tinggi tingkat kreativitas
siswa maka dimungkinkan informasi yang diperoleh semakin lengkap. Pada penelitian ini
model pembelajaran Group Investigation dan kreativitas menghasilkan pengaruh hasil
belajar yang signifikan terhadap ranah yang berbeda dampak yang timbul mungkin hanya
pada perbedaan ranah mana yang lebih besar terpengaruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan hasil penelitian adalah sebagai
berikut.
1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Group Investigation terhadap
hasil belajar siswa, yang menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Group
Investigation memiliki pengaruh lebih baik terhadap hasil belajar siswa.
2. Terdapat pengaruh tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar siswa, yang
menunjukan bahwa siswa dengan tingkat kreativitas tinggi mampu menunjang hasil
belajar yang lebih baik.
3. Tidak terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran Group Investigation
dengan tingkat kreativitas siswa terhadap hasil belajar siswa, hal ini menunjukan
bahwa model pembelajaran yang digunakan dan tingkat kreativitas berpengaruh
tersendiri terhadap ranah yang berbeda dalam hasil belajar siswa.
B. Implikasi
Dampak logis dari kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian mengarah pada
pembenaran secara empirik yaitu: model pembelajaran yang digunakan di dalam kelas
dan juga tingkat kreativitas pada siswa berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa yang
diberi perlakuan dengan model pembelajaran Group Investigation menunjukan hasil
belajar yang lebih baik dan tingkat kreativitas siswa tinggi mampu mendukung dalam
pencapaian hasil belajar siswa yang baik. Optimalisasi unsur intrinsik dan ekstrinsik yang
mendukung dalam pembelajaran memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan
pembelajaran baik berupa soft skills atau pun hasil belajar secara langsung sehingga ini
dapat digunakan sebagai rujukan untuk memberi pengaruh positif dalam pembelajaran.
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi tersebut maka diajukan beberapa saran
yaitu sebagai berikut.
1. Inovasi dalam penggunaan model pembelajaran diperlukan karena berpengaruh dalam
pembelajaran di kelas guna menunjang ketercapainya hasil pembelajaran yang baik.
2. Penggunaan model pembelajaran Group Investigation mampu memberikan ruang
bebas yang cukup kepada siswa untuk mengembangkan dan membentuk pengetahuan
secara mandiri terutama keterampilan psikomotorik siswa.
3. Faktor psikologis siswa perlu diperhatikan dalam penggunaan dalam penerapan
model pembelajaran Group Investigation agar dapat berjalan secara efektif.
4. Dalam pembelajaran perlu juga diperhatikan unsur instrinsik yang terdapat pada
siswa seperti kreativitas agar guru mampu mengembangkan dan mengarahkan dengan
sesuai agar dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.