perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · surakarta, 30 mei 2011 iqbal muammar rosyad ....

286
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROSES PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN ISLAM AL-IRSYAD SALATIGA DALAM INTERNALISASI NILAI MATA PELAJARAN AQIDAH PADA SANTRI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan Disusun Oleh: Iqbal Muammar Rosyad S811002004 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lephuc

Post on 23-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PROSES PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN

ISLAM AL-IRSYAD SALATIGA

DALAM INTERNALISASI NILAI

MATA PELAJARAN AQIDAH PADA SANTRI

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Disusun Oleh:

Iqbal Muammar Rosyad

S811002004

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

 

PROSES PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN

ISLAM AL-IRSYAD SALATIGA DALAM INTERNALISASI NILAI

MATA PELAJARAN AQIDAH PADA SANTRI

TESIS

Disusun Oleh :

Iqbal Muammar Rosyad

S811002004

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd Dr. Nunuk Suryani, M.Pd

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd

1943071219730 1 1001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

 

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

 

MOTTO

لن تنال العلم براحة الجسم

ILMU TIDAK DAPAT DICAPAI DENGAN DIRI YANG MALAS

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

 

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Bismillahirrahmanirrahiim

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridlo Allah Subhanahu wa Ta`ala, saya

yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Iqbal Muammar Rosyad

NIM : S81102004

Prodi : Teknologi Pendidikan

Judul : PROSES PEMBELAJARAN DI PONDOK

PESANTREN ISLAM AL-IRSYAD SALATIGA

DALAM INTERNALISAS NILAI MATA PELAJARAN

AQIDAH PADA SANTRI

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa tesis yang saya serahkan ini benar-benar

karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan yang semua telah

dijelaskan sumbernya. Demikian pernyataan ini saya buat, jika kemudian hari

ternyata pernyataan ini salah, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Billahi taufiq wal hidayah

Alhamdulillahirabbil a’lamiin

Surakarta, Mei 2011

Yang membuat pernyataan

Iqbal Muammar Rosyad

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

 

PERSEMBAHAN

Hasil penelitian ini dipersembahkan kepada:

1. Orang tua tercinta.

2. Calon istri tersayang.

3. Bapak dan ibu dosen Pasca Sarjana UNS Program Studi Teknologi Pendidikan

4. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Teknologi Pendidikan.

5. Teman-teman Jamaica.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

 

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta`ala atas ridho-

Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul PROSES PEMBELAJARAN DI

PONDOK PESANTREN AL-IRSYAD SALATIGA DALAM INTERNALISASI

NILAI MATA PELAJARAN AQIDAH PADA SANTRI, dalam rangka melaksanakan

tugas akhir kuliah pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad, kepada

keluarganya serta kepada umat yang tunduk kepada-Nya. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini tidak dapat penulis

lakukan sendiri tanpa melibatkan pihak lain yang terkait. Berdasarkan dengan sabda

Nabi Muhammad "لم يشكراهللا من لم يشكرالناس" , untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil

atas terselesaikannya tugas ini, antara lain kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi

Pendidikan yang telah memberi ijin atas penyusunan tesis ini.

2. Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd, sebagai pembimbing I yang telah memberi

bimbingan dan pengarahan dengan sabar, sehingga tesis ini dapat

diselesaikan.

3. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah memberi

bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga memperlancar

penyusunan tesis ini.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

 

4. Seluruh Dosen Guru Besar Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan

bekal ilmu yang mencerahkan.

5. Segenap staf Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pelayanan yang

dibutuhkan penulis dalam rangka proses akademik maupun administrasi.

6. Mudir Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga beserta wakil dan

stafnya yang telah berkenan memberi izin penelitian dan informasinya.

7. Segenap ustadz dan santri Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

yang telah memberikan informasi dan berbagai data terkait dengan

penelitian ini.

8. Kedua orangtua dan segenap keluarga yang senantiasa mendoakan dan

menjadi motivator utama dan pertama dalam menyelesaikan penulisan

tesis ini.

9. Segenap rekan-rekan kuliah dan sahabat-sahabat di kontrakan Jamaica

yang terus memotivasi penulis sehingga terselesaikannya penyusunan

tesis ini.

10. Semua pihak yang terlibat baik dari pihak keluarga maupun teman

sejawat yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu di sini yang

telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil sehingga penulis

dapat menyelesaikan studi dan tesis ini.

Semoga semua kebaikan yang diberikan kepada penulis mendapat

balasan dari Allah dengan berlipat ganda dan penulis mengharapkan tesis ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi perkembangan pendidikan.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

 

Sebagai akhir kata, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran atas

kekurangan-kekurangan dari tesis ini, dan semoga tesis ini dapat diambil

manfaatnya bagi pembaca yang budiman. Amin.

Surakarta, 30 Mei 2011

Iqbal Muammar Rosyad

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v

PERSEMBAHAN…………………………………………………………... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

ABSTRAK…………………………………………………………………... xv

ABSTRACT ………………………………………………………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Proses Pembelajaran Secara Umum ...................................... 14

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

 

2. Proses Pendidikan dan Pembelajaran Pondok Pesantren ..... 25

3. Proses Pembelajaran Pon-Pes Al-Irsyad Salatiga ................. 30

4. Model Pembelajaran di Pon-Pes Al-Irsyad Salatiga ............. 35

5. Sarana Pembelajaran ............................................................. 42

6. Lingkungan Belajar ............................................................... 44

7. Tinjauan Tentang Internalisasi Pembelajaran Pada Siswa .... 47

8. Karakteristik Bahan Ajar Mata Pelajaran Aqidah ................. 58

9. Karakteristik Kiai .................................................................. 68

10. Karakteristik Ustadz .............................................................. 69

11. Karakteristik Santri ............................................................... 72

12. Pengelolaan Pembelajaran di Pon-Pes Al-Irsyad Salatiga .... 74

B. Penelitian Relevan ……………………………………………… 80

C. Kerangka Pikir .......................................................................... 81

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Strategi Penelitian........................................................... 84

1. Jenis Penelitian .......................................................................... 84

2. Strategi Penelitian ...................................................................... 84

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 85

1. Tempat Penelitian ...................................................................... 85

2. Waktu Penelitian ........................................................................ 86

C. Kehadiran Peneliti .......................................................................... 86

D. Data dan Sumber Data ................................................................... 88

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

 

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 90

F. Teknis Analisis Data ...................................................................... 92

G. Keabsahan Data .............................................................................. 95

BAB 1V DESKRIPSI PONDOK PESANTREN AL-IRSYAD SALATIGA

DAN HASIL PENELITIAN

A. Profil Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga ......................... 99

1. Sejarah Berdirinya Pon-Pes Al-Irsyad Salatiga ......................... 99

2. Letak Geografis ......................................................................... 102

3. Tujuan Khusus dan Umum Pesantren ....................................... 103

4. Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia .......................................... 105

5. Profil Pon-Pes Al-Irsyad Menurut Jenjang Pendidikan ............. 110

B. Temuan Penelitian .......................................................................... 121

1. Karakter Penghuni Pon-Pes Islam Al-Irsyad Salatiga ............... 121

2. Kurikulum Pon-Pes Islam Al-Irsyad Salatiga ........................... 131

3. Model Pembelajaran Aqidah ..................................................... 134

4. Evaluasi Pembelajaran ............................................................... 145

5. Penggunaan Media Pembelajaran .............................................. 148

6. Lingkungan Belajar ................................................................... 150

7. Karakteristik Bahan Ajar Aqidah .............................................. 155

8. Interaksi Pembelajaran .............................................................. 157

9. Internalisasi Nilai Aqidah Pada Santri ....................................... 159

C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 165

1. Karakteristik Mudir, Ustadz dan Santri di PIA Salatiga ............ 165

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

 

2. Proses Pembelajaran Aqidah di PIA Salatiga ............................ 170

3. Internalisasi Nilai Aqidah Pada Santri PIA Salatiga ................. 179

D. Hambatan dan Keterbatasan Penelitian .......................................... 184

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 186

B. Implikasi ......................................................................................... 189

C. Saran ............................................................................................... 190

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 192

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedoman Wawancara Dan Instrumen Observasi…………200

Lampiran II Catatan Lapangan Dan Data……………………………...207

Lampiran III Dokumentasi Proses Pembelajaran di PIA ……………....322

Lampiran IV Surat Ijin dan Keterangan Penelitian ………….…………353

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

 

ABSTRAK

Iqbal Muammar Rosyad. S811002004 : “Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Islam Al-Iryad Salatiga Dalam Internalisasi Mata Pelajaran Aqidah Pada Santri”. Tesis,Surakarta, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam mengenai proses pembelajaran di pesantren Al-Irsyad Salatiga pada bidang studi aqidah sekaligus mengkaji sejauh mana internalisasi nilai aqidah pada para santri.

Objek penelitian tesis ini adalah Pondok Pesanten Islam Al-Irsyad Salatiga yang merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang terkenal maju dalam bidang tudi Bahasa Arab dan Aqidah. Pembahasan tesis ini difokuskan pada proses pembelajaran aqidah dan internalisasi nilai pada santri.

Penelitian yang penulis lakukan dalam penulisan tesis ini menggunakan metode kualitatif dengan alasan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif yang memusatkan perhatian terhadap gejala menurut apa adanya tentang bagaimana proses pembelajaran di pesantren Al-Iryad Salatiga dan internalisasi nilai aqidah pada santri. Teknik pengumpulan data, penulis menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Adapun keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi data.

Setelah penulis melakukan penelitian, penulis menemukan data di lapangan sebagai berikut: Pertama¸ proses pembelajaran di pesantren Al-Irsyad Salatiga sudah berjalan dengan baik. Pengembangan kurikulum sudah sesuai prosedur dan mencukupi pembelajaran. Model pembelajaran sudah bervariasi menggunakan metode CBSA, CTL dan inkuiri. Evaluasi pembelajaran sudah dilaksanakan pada input, proses maupun output pembelajaran. Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri setiap tahun yang banyak diterima di perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

Kedua, dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga, karakteristik kepala pesantren (mudir) dan jajaran ustadz berperan besar dalam mewujudkan interaksi dan internalisasi nilai pelajaran aqidah pada santri. Karakteristik bahan ajar dan media pembelajaran juga mendukung kelancaran proses pembelajaran dan internalisasi nilai aqidah pada santri, kerena pokok pembahasan yang terdapat pada masing-masing buku ajar terkait erat dengan ruang lingkup kehidupan sehari-hari.

Ketiga, internalisasi nilai aqidah pada santri terwujud dalam bentuk keataan terhadap syariat Islam dan akhlaq mulia kepada orang lain. Hal ini terbukti dengan terbentuknya santri menjadi muslim multazim (berpegang teguh dan kokoh beragama) dan manusia beradab.

Kata kunci : Pesantren Al-Irsyad Salatiga, Proses Pembelajaran, dan

Internalisasi Nilai Aqidah

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

 

ABSTRACT

Iqbal Muammar Rosyad. S811002004: “The Learning Process in Al-Irsyad Islamic Boarding School of Salatiga on the Internalization of Aqidah Subject.”. Thesis, Surakarta, Education Technology Study Program, Postgraduate Program of Sebelas Maret University of Surakarta, 2011. This research was aimed to discuss deeply about the learning process of aqidah subject as well as how far the internalization of aqidah value on the students. The research object was Al-Irsyad Islamic Boarding School of Salatiga which was one of Islamic education institution which was well-known to be advanced in Arabic and Aqidah subjects. The discussion on this thesis was focused on the learning process of aqidah and the internalization of its value on the students. The used method by the researcher was qualitative method due to the fact that this research was descriptive which focused on the existing phenomena of how is the learning process in Al-Irsyad Islamic Boarding School of Salatiga and the internalization of aqidah values on the students. For the data collecting, the author used interview, observation, and documentation study methods. Meanwhile source and data triangulation were used for data validation. After conducting the research, the author found the field data as follow: Firstly, the learning process in Al-Irsyad Islamic Boarding School of Salatiga had been running well. The curriculum development had matched the procedure and had been adequate for learning. The learning models had varied using CBSA, CTL, and inquiry methods. The learning evaluations had been done either on the learning input, process, or output. It was shown from the student’s achievement in which many of them were accepted in domestic and foreign universities in each year. Secondly, in the learning process of Al-Irsyad Islamic Boarding School of Salatiga, characteristics of headmaster (mudir) and teachers (ustadz) played a big role on shaping the interaction and internalization of aqidah values on the students. The characteristics of learning material and media also supported the learning process and internalization of aqidah values on the students because the discussion topic on every single learning books was closely related to the daily life environment. Thirdly, the internalization of aqidah values on the students took forms as students’ compliance to Islamic rules and sublime morals towards the others. It was proven by how the students became muslim multazim (holding religious norm firmly) and civilized human beings. Keywords: Al-Irsyad Islamic Boarding School of Salatiga, Learning Process, and

Internalization of Aqidah Values

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling mulia

dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain (QS.Al-Isra’:70). Sebagai makhluk

termulia, pantaslah kalau manusia sebagai pemegang amanah kekahalifahan di

muka bumi (QS.Al-Baqarah:30). Karena mengemban tugas kekhalifahan,

manusia memiliki tanggung jawab moral untuk memakmurkan kehidupan di

bumi. Oleh karena itu Allah telah memberikan kemampuan yang membedakan

manusia dengan makhluk lain yakni berupa daya akal. Dengan menggunakan

akal pikirannya, manusia mampu menentukan kehidupannya untuk menjadi

orang bertaqwa ataupun sebaliknya, (QS.AS-Syams:8).

Sesuai dengan potensi (fitrah) manusia sebagai hamba Allah untuk

semata-mata hanya mengabdi dan beribadah kepada-Nya (QS.Ad-Dzariyat:56),

maka manusia harus membekali diri secara terus menerus melalui proses belajar

mengajar atau pendidikan. Kemampuan untuk belajar dan mengajar inilah yang

membedakan antara manusia dengan binatang. Dengan demikian pentingnya

pendidikan agar manusia memiliki bekal untuk memakmurkan kehidupan,

sehingga dapat mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi.

Sebuah rumah mestinya menyimpan banyak kunci. Kunci

utamanya pastilah pintu depan. Memegang kunci utama berarti mampu

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

 

menjelajah seluruh isi rumah, tidak akan belok arah, dan tidak akan gagal

menafsirkan isi di dalamnya.

Pendidikan adalah kunci utama untuk menggeledah rumah pengetahuan.

Meski beraneka ragamnya, pendidikan merupakan jendela cakrawala dunia.

Salah satunya adalah pendidikan dalam bentuk pondok pesantren.

Pesantren merupakan suatu komunitas dan tempat pendidikan agama.

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren telah eksis di tengah masyarakat hampir

enam abad (mulai abad ke-15 hingga saat ini) dan sejak awal berdiri menawarkan

pendidikan Islam kepada masyarakat luas yang masih buta huruf. Bahkan

pesantren pernah menjadi satu-satunya institusi pendidikan milik masyarakat

pribumi yang memberikan kontribusi sangat besar dalam pembentukan

masyarakat yang melek huruf (literacy) dan melek budaya (cultural literacy).

Sehingga istilah pesantren dapat dikatakan sub culture pendidikan yang ada

disekitar komplek pon-pes.

Selain sebagai subculture pesantren juga mampu memberikan kontribusi

besar terhadap masyarakat di sekitar hingga kini. Jalaluddin (1990:9) mencatat

paling tidak pesantren telah memberikan dua macam kontribusi bagi sistem

pendidikan di Indonesia. Pertama melestarikan dan melanjutkan sistem

pendidikan rakyat, dan kedua mengubah sistem pendidikan aristrokasi menjadi

sistem pendidikan demokrasi.

Sebagai lembaga pendidikan yang penuh dengan nilai-nilai keunikan,

pesantren memiliki nilai tawar yang sangat strategis dalam mewarnai dunia

pendidikan. Asumsi bahwa pesantren bukanlah merupakan sekolah, bukan suatu

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

 

learning school, tapi lebih merupakan learning society, merupakan sisi unik yang

dimiliki oleh pesantren, sebab di pesantren masyarakat bisa belajar dan

menambah wawasan bersama. Hal ini yang menurut hemat penulis yang tidak

dimiliki oleh lembaga pendidikan yang lain, karena pesantren tidak hanya

sekedar menjadi lembaga pendidikan sebagaimana layaknya lembaga

pendidikan, tetapi lebih jauh pesantren mampu menampilkan diri sebagai

lembaga yang sangat terbuka dan terintegrasi dengan masyarakat.

Proses pembelajaran bersama dengan penuh kebersamaan, seperti yang

ditegaskan di atas merupakan sisi menarik dari kekayaan yang dimiliki oleh

pesantren. Nilai-nilai kebersamaan dengan nuansa keterbukaan pembelajaran,

semakin memposisikan pesantren sebagai lembaga yang bergerak dalam asumsi

dari, untuk dan demi masyarakat, karena di dalam lingkup pondok pesantren

masyarakat dapat belajar bersama dan berproses bersama hanya dengan satu

keyakinan bahwa pesantren merupakan lembaga lokal yang memiliki ikatan

kebersamaan, itulah yang sampai kini menjadi kekuatan pesantren dalam

sepanjang sejarah perjalanan pesantren. Masyarakat dan pesantren bagaikan

setali tiga uang yang tetap menyatu dan berkelindan, sehingga perubahan apapun

yang terjadi di tengah banyak lembaga lain yang tenggelam, pesantren tetap eksis

dan survev.

Hal ini, semakin menegaskan bahwa pesantren merupakan lembaga

dimana proses pendidikan masyarakat dengan tanpa ada diskriminasi dan distorsi

menjadi potret tentang lembaga pendidikan yang menjadikan keterbukaan dan

kesamaan sebagai kunci utama pengembangan di dalamnya. Artinya, pesantren

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

 

secara langsung ataupun tidak lebih merepresentasikan sebagai lembaga

pendidikan berbasis masyarakat dalam segala lintasan sosial, karena dapat belajar

dan berproses di dalamnya dengan posisi dan derajat yang sama.

Dalam kerangka ini, pesantren secara otomatis telah masuk ke dalam salah

satu lembaga pendidikan yang memiliki peran-peran strategis dalam mengawal

terciptanya masyarakat yang terdidik dan masyarakat yang berpengetahuan

sesuai dengan cita-cita UUD 1945 untuk membentuk manusia seutuhnya,

terutama di tengah tantangan kemajuan bangsa-bangsa lain yang semakin

dinamis dan cepat.

Dalam perkembangannya, pesantren mulai menerima modernisasi

pendidikan dan bahkan mengadopsinya dengan pendidikan pesantren. Sehingga

banyak pesantren mendirikan madrasah-madrasah yang berada dalam komplek

pesantren masing-masing, namun ada juga pesantren yang masih

mempertahankan pendidikan tradisional yaitu masih mempertahankan keIslaman

murni atau dikenal dengan pesantren salaf (Streenbrink, 1986:2930).

Selain memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan nasional,

pesantren masih eksis sebagai pusat pengajaran ilmu-ilmu agama Islam

(tafaqquh fidin) yang sejauh ini telah banyak melahirkan ulama, tokoh, mubaligh

serta guru agama yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Data empirik yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa

pesantren adalah lembaga pendidikan tafaqquh fiddin tradisional, yang kondusif

bagi pembentukan watak kemandirian, keikhlasan, kesederhanaan, dan tempat

latihan pengamalan ibadah.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

 

Untuk membentuk pendidikan tafaqquh fiddin didukung dengan nilai-nilai

semangat pendirinya. Dalam hal ini kepemimpinan seorang kiai berpengaruh

terhadap kemajuan pesantren. Kiai adalah pemimpin non formal sekaligus

pemimpin spriritual, dalam posisinya sangat dekat dengan kelompok-kelompok

masyarakat lapisan bawah di desa-desa (Qomar, 2002:29). Bahkan sebagai

pemimpin masyarakat kiai memiliki jamaah komunitas dan massa yang diikat

oleh hubungan keguyuban yang erat dan ikatan budaya paternalistic. Petuah-

petuah selalu di dengar, diikuti dan dilaksanakan oleh jamaahnya (Ismail,

1999:39-40).

Peran kiai dalam kemajuan pesantren juga hendaknya mendapat dukungan

dari semangat para santri. Adapun motivasi santri memasuki pesantren umumnya

ingin mendalami ilmu agama, dengan cita-cita agar jadi tokoh agama. Sedangkan

kiai menyelenggarakan pesantren karena didorong oleh rasa kewajiban untuk

menyiarkan ilmu agama.

Pembelajaran adalah bagian dari pendidikan, pembelajaran adalah suatu

sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan

berhubungan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun pembelajaran yang

ada di pesantren tidak hanya berada pada situasi di kelas atau pada kegiatan

formal pondok, tetapi pembelajaran juga muncul di luar dari kegiatan rutin

pondok pesantren, sehingga pembelajaran juga dapat diamati dari interaksi yang

terjadi antara kiai, ustadz, dan santri.

Di dalam proses pembelajaran terdapat proses transformasi dan proses

interaksi antara ustadz dan santri serta lingkungan belajar kepesantrenan. Ada

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

 

transformasi atau pemindahan pesan dari guru (ustadz), siswa (santri), buku dan

lingkungan belajar.

Manusia merupakan makhluk Allah yang dianugerahi potensi untuk

mengimani Allah dan mengamalkan ajaran-Nya. Karena fitrah inilah manusia

dijuluki homo religius, makhluk beragama.

Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang

mengandung kemungkinan atau peluang untuk berkembang. Namun dalam

perkembangannya manusia sangat tergantung kepada proses pendidikan yang

diterima (faktor lingkungan).

Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk pada aspek rohaniah

individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah dan

pengaktualisasiannya melalui peribadatan kepada-Nya, baik yang bersifat

hablumminallah dan hablumminannas. Keimanan kepada Allah dan

aktualisasinya dalam ibadah merupakan hasil dari internalisasi, yaitu proses

pengenalan, pemahaman, dan kesadaran pada diri seseorang terhadap nilai-nilai

agama.

Dalam internalisasi nilai-nilai agama ada dua faktor yang mempengaruhi

individu yaitu faktor internal dan ekternal. Internalisasi nilai ini berawal dari

pembiasaan. Pembiasaan dalam praktek keagamaan mempunyai manfaat yang

besar guna menanamkan suatu nilai pada peserta didik. Suatu tindakan yang

dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama akan membekas pada

diri seseorang dan menjadi kepribadian tertentu. Sebenarnya pembiasaan

bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan. Rasulullah dan juga para

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

 

ulama’ terdahulu juga menggunakan pembiasaan sebagai salah satu teknik untuk

mendidik. Untuk itu pembiasaan perlu diterapkan dalam pendidikan modern.

Internalisasi nila-nilai keagamaan memegang peranan penting dalam

konteks kehidupan bersama karena merupakan salah satu tahap tingkah laku

penyesuaian diri yang melahirkan gerak hati dalam bentuk tauhid, sabar, ikhlas

dan sebagainya. Dengan terbentuknya sifat-sifat tersebut dapatlah terwujud

kehidupan bersama yang sejahtera. Kelebihan internalisasi nilai-nilai adalah

terbentuknya kemampuan yang mendasar untuk mengambil dan bertingkah laku

yang sesuai dengan norma dan sikap yang dikehendaki oleh agama dan

masyarakat. Pembahasan nilai-nilai ini bersifat abstrak dan memerlukan

pengamalan yang panjang untuk memahaminya, sehingga pendidik maupun

peserta didik dituntut mampu berpikir secara abstrak yang umumnya sulit

dilaksanakan. Internalisasi nilai-nilai keagamaan dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, salah satunya dengan pembiasaan, (Muhaimin:2002).

Dalam tataran praktik keseharian, nilai-nilai keagamaan yang telah

disepakati tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku keseharian oleh

semua warga sekolah. Proses pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui

tiga tahap yaitu: Pertama sosialisasi nilai-nilai agama yang disepakati sebagai

sikap dan perilaku ideal yang ingin dicapai pada masa mendatang disekolah.

Kedua, penetapan action plan mingguan atau bulanan sebagai tahapan dan

langkah dilematis yang akan dilakukan oleh semua pihak di sekolah dalam

mewujudkan nilai-nilai agama yang telah disepakati tersebut. Ketiga, pemberian

penghargaaan terhadap prestasi warga sekolah, seperti guru, tenaga kependidikan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

 

dan peserta didik sebagai usaha pembiasaan yang menjunjung sikap dan perilaku

yang komitmen dan loyal terhadap ajaran dan nilai-nilai agama yang disepakati.

Imam Al-Gozaly juga menggunakan pembiasaan dalam mendidik anak,

sebagaimana dikutip oleh Arifin dalam Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta:Bumi

Aksara,1991), bahwa bila seorang anak dibiasakan dengan sifat-sifat yang baik,

maka akan berkembanglah sifat-sifat yang baik itu pada dirinya dan akan

memperoleh kebahagiaan hidup dunia-akhirat. Sebaliknya bila anak dibiasakan

dengan sifat-sifat jelek, dan dibiarkan begitu saja, maka tentu akan celaka dan

binasa.

Dalam Islam manusia didorong untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan

mengaktualisasikan keimanan dan ketaqwaan dalam hidup sehari-hari

sebagaimana terkandung di dalam perintah shalat, puasa dan sebagainya. Untuk

mengaktualisasikan keimanan dan ketaqwaan perlu adanya suatu perbuatan yang

berkesinambungan (terus-menerus) sehingga nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya dapat tertanam dalam diri seseorang.

Peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran dapat dikatakan dominan

dalam mencapai tujuan intruksional, institutional dan tujuan pendidikan nasional

yang sudah ditetapkan dan tentu cakupan materi dan lingkungan pembelajaran

tidak kalah pentingnya dalam proses suatu pembelajaran. Oleh karena itu

evaluasi, perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran secara

berkesinambungan akan meningkatkan mutu pendidikan.

Salah satu dari pondok pesantren di negeri ini yang terkenal akan

modernisasi dalam proses pembelajaran adalah Pondok Pesantren Al-Irsyad

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

 

Tengaran, kabupaten Semarang, yang lebih dikenal dengan sebutan Pondok

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga. Khususnya pada mata pelajaran aqidah

(tauhid). Pernyataan di atas terbukti dengan banyaknya alumni pesantren Islam

Al-Irsyad Salatiga yang kuat (baca: istiqomah) memegang ajaran aqidah seusai

menimba ilmu beberapa tahun di pesantren tersebut. Meski zaman senantiasa

berubah, waktu pun juga berjalan, namun para alumnus selalu berada dalam

naungan kandungan ilmu aqidah yang mereka pelajari, seolah-olah telah

mengakar erat pada tiap jiwa. Internalisasi nilai aqidah inilah yang menarik peliti

untuk menelaah lebih dalam tentang proses pembelajaran aqidah di Pesantren

Islam Al-Irsyad Salatiga, setelah beberapa tahun belakangan ini mengetahui tidak

sedikit dari santri dan alumnus menjadi figur muslim multazim (beraqidah kuat).

Berangkat dari uraian di atas penulis mengadakan kajian terkait dengan

"Proses Pembelajaran Di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga Dalam

Internalisasi Nilai Mata Pelajaran Aqidah Pada Santri" dengan harapan mampu

memperoleh titik terang apakah benar pesantren Al-Irsyad Salatiga salah satu

pondok pesantren yang tersohor dalam bidang aqidah dan membentuk santri

berjiwa agamis sesuai tuntunan Nabi Muhammad (iltizam biddin).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, disusun rumusan masalah penelitian sebagai

berikut:

Bagaimana proses pembelajaran di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad

Salatiga?

Adapun dari rumusan masalah penelitian di atas, dapat dibagi sub fokus

sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik seorang kiai dan para ustadz dalam pembelajaran

di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga?

2. Bagaimana karakteristik para santri yang berdomisili di asrama Pondok

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga?

3. Bagaimana karakteristik lingkungan belajar di Pondok Pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga?

4. Bagaimana interaksi dan model pembelajaran aqidah yang ada di Pondok

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga?

5. Bagaimana karakteristik bahan ajar mata pelajaran aqidah di Pondok

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga?

6. Bagaimana bentuk internalisasi nilai para santri dari mata pelajaran aqidah

di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga?

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

 

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik seorang kiai dan para ustadz dalam

pembelajaran di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga.

2. Untuk mengetahui karakteristik para santri yang berdomisili di asrama

Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga.

3. Untuk mengetahui karakteristik lingkungan belajar di Pondok Pesantren

Islam Al-Irsyad Salatiga.

4. Untuk mengetahui interaksi dan model pembelajaran aqidah yang ada di

Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga.

5. Untuk mengetahui karakteristik bahan ajar mata pelajaran aqidah di

Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga.

6. Untuk mengetahui bentuk internalisasi nilai para santri Pondok Pesantren

Islam Al-Irsyad Salatiga dari mata pelajaran aqidah berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari secara individu, lingkungan dan negara.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

 

D. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

1. Dapat menambah wawasan pemikiran atau wacana tentang peran

kiai sekaligus mudir (kepala pondok) selaku pimpinan tertinggi di

pesantren.

2. Dapat menambah khazanah keilmuan terutama dalam bidang

karakteristik mata pelajaran aqidah, khususnya yang berkaitan

dengan penerapan hukum Islam.

3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

ilmu pengetahuan dan gambaran proses pembelajaran di Pondok

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga.

4. Dapat menambah pengetahuan tentang lembaga pendidikan yang

terbaik untuk setiap anak didik.

5. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya.

b. Secara Praktis

1. Memberi masukan kepada seluruh masyarakat tentang pentingnya

proses pembelajaran yang benar dan menarik pada setiap lembaga

atau institusi pendidikan.

2. Memberi pengetahuan kepada masyarakat umum akan

beranekaragamnya lembaga pendidikan yang ada saat ini.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

 

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan

masukan yang positif bagai para peneliti yang meneliti tentang

proses pembelajaran di pesantren atau lembaga pendidikan Islami.

 

 

 

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

 

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Proses Pembelajaran Secara Umum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata proses bermakna: 1)

runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu: -kemajuan

sosial berjalan terus; penyakit; kimia, reaksi kimia; 2) rangkaian tindakan,

pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk; 3) perkara di

pengadilan; sedang di pengadilan; verbal berita acara (laporan mengenai

suatu perkara, yaitu waktu terjadinya, keterangan, dan petunjuk lain);

verbal beberapa demonstran yang kini ditahan sedang dibuat; - adiabatik

proses yang terjadi pada suatu sistem apabila selama berlangsungnya

proses tidak ada panas (kalori) yang masuk atau keluar; -belajar tingkat

dan fase-fase yang dilalui anak atau sasaran didik dalam mempelajari

sesuatu; sosial proses pengaruh timbal balik antara pelbagai bidang

kehidupan; - sosialisasi proses yang membawa anak pada perkenalan dan

pergaulan dengan anak lain; berproses mengalami (mempunyai) proses;

pengawasan dengan mekanisme komputer bisa cepat mengetahui segala

angka atau data (Anton M. Moeliono:1997).

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

 

Menurut Moeslichatoen (2006:60) bahwa pembelajaran dapat

diartikan sebagai proses yang membuat terjadinya proses belajar yang

menghasilkan suatu perubahan.

Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (1997:33), proses

belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang

terorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar

terarah sesuai tujuan pendidikan. Pengawasan turut menentukan

lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik

adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk

belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang

diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam

satu kelas adalah job descreption proses belajar mengajar yang berisi

serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-

kelompok siswa.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap

semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui

berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati

dan memahami sesuatu. (Nana Sudjana, 1989:28).

Sejalan dengan konsep di atas Cronbach (Moch Surya, 1979:28)

menyatakan: “Learning may be defined as the process by with a

relatively enduring change in behaviour occurs as result of experience

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

 

or practice”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa indikator belajar

ditujukan dengan perubahan dalam tingkah laku hasil dari pengalaman.

Berdasarkan hal di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal

yang menjadi hakikat belajar yaitu sebagai berikut:

a. Belajar merupakan suatu proses, yaitu merupakan kegiatan yang

berkesinambungan dimulai sejak lahir dan terus berlangsung

seumur hidup.

b. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat

relatif permanen.

c. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku

secara keseluruhan.

d. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain

aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.

Pembelajaran (instruction), merupakan akumulasi dari konsep

mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya pada

perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek

didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem, sehingga

dalam sistem belajar ini terdapat komponen-komponen siswa atau peserta

didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta

alat atau media yang harus dipersiapkan.

Learning System menyangkut pengorganisasian dari perpaduan

antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau

pengontrolan, dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

 

pembelajaran untuk mencapai tujuan. Demikian halnya juga dengan

learning system, dimana komponen perencanaan mengajar, bahan ajar,

tujuan, materi dan metode, serta penilaian dan langkah mengajar akan

berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan.

Mengacu pada PP No.19 tahun 2005, standar proses pembelajaran

yang sedang dikembangkan, maka lingkup kegiatan untuk terlaksananya

proses pembelajaran yang efektif dan efisien meliputi: (1) perencanaan

proses pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) penilaian

hasil pembelajaran, dan (4) pengawasan proses pembelajaran.

Keempat lingkup kegiatan dalam standar proses pembelajaran di

atas, dijelaskan oleh Pudji Muljono (2006:31-32) sebagai berikut:

“Standar perencanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip

sistematis dan sistemik. Sistematik berarti secara runtut, terarah dan

terukur dari jenjang kemampuan rendah hingga tinggi secara

berkesinambungan. Sistemik berarti mempertimbangkan berbagai faktor

yang berkaitan, yaitu tujuan yang mencakup aspek pengetahuan, sikap,

dan keterampilan, karakteristik peserta didik, karakteristik materi ajar

yang mencakup fakta, konsep, prosedur, dan prinsip, kondisi lingkungan

dan hal-hal lain yang menghambat atau mendukung terlaksananya proses

pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran”.

Standar pelaksanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip

intensitas interaksi antara peserta didik dengan pendidik, antar peserta

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

 

didik dan antara peserta didik dengan aneka sumber belajar. Untuk itu

perlu diperhatikan jumlah maksimal peserta didik dalam setiap kelas,

beban pembelajaran maksimal pendidik, dan ketersediaan buku teks

pelajaran bagi peserta didik. Disamping itu perlu dipertimbangkan bahwa

proses pembelajaran bukan sekedar menyampaikan ajaran, melainkan

juga pembentukan pribadi peserta didik yang memerlukan perhatian

penuh dari pendidik, maka juga perlu ditentukan tentang rasio maksimal

jumlah peserta didik per pendidik. Perihal kemampuan pengelolaan

kegiatan belajar dan pembelajaran pendidik, juga sesuatu yang harus

menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Standar penilaian basil pembelajaran ditentukan dengan

menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar

yang harus dikuasai oleh peserta didik. Teknik yang dimaksud dapat

berupa tes tertulis, observasi, uji praktik, dan penugasan perseorangan

atau kelompok. Untuk memantau proses dan kemajuan belajar serta

memperbaiki basil belajar peserta didik dapat digunakan teknik penilaian

portofolio atau kolokium. Secara umum penilaian dilakukan untuk

mengukur semua aspek perkembangan peserta didik yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan mengacu dan sesuai dengan

standar penilaian.

Standar pengawasan proses pembelajaran adalah upaya

penjaminan mutu pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran

efektif dan efisien ke arah tercapainya kompetensi yang ditetapkan.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

 

Pengawasan perlu didasarkan pada prinsip-prinsip tanggung jawab dan

kewenangan, dilakukan secara periodik, demokratis, terbuka,

berkelanjutan. Pengawasan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,

pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut. Upaya pengawasan

terhadap proses pembelajaran pada hakikatnya adalah tanggung jawab

bersama antara kepala sekolah, pengawas, dan sejawat atau pihak lain

yang ditugasi untuk melaksanakan pengawasan secara internal.

Sejatinya pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa

dengan lingkungan yang mengarah kepada perubahan perilaku yang lebih

baik. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya proses interaksi

ini, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu maupun

faktor eksternal yang datang dari lingkungan (Mulyasa, 2006:100).

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan

untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar

dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajran,

guru perlu untuk: 1) memahami berbagai jenis media dan sumber belajar

beserta fungsi masing-masing media, 2) mempunyai keterampilan dalam

merancang suatu media, 3) mampu mengorganisasikan berbagai jenis

media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar, dan 4)

mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan interaksi dengan siswa

(Sanjaya, 2008:23-24).

Guru memang mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kegiatan belajar mengajar. Namun demikian, guru juga memerlukan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

 

dukungan berupa sarana pembelajaran agar kewajibannya dalam

melaksanakan tugas sebagai tenaga edukatif menjadi lebih mudah, lancar

dan menarik. Masing-masing sekolah juga memiliki kelengkapan yang

berlainan sehingga masing-masing guru juga harus mampu menyesuaikan

kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan dengan dukungan sarana

pembelajaran yang dimiliki.

Unsur manusia yang terlibat dalam proses pembelajaran terdiri

atas siswa-guru, dan tenaga lainnya seperti tenaga laboratorium,

perpustakaan dan lain-lain. Unsur material meliputi buku-buku, papan

tulis, kapur, fotografi, slide, film, audio dan video tape. Unsur fasilitas

dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, ruang laboratorium, ruang

perpustakaan, perlengkapan audio visual, UHV dan komputer. Sedangkan

dari prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,

praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Proses

pembelajaran dapat juga dilakukan dilakukan dengan cara membaca

buku, belajar di kelas atau rumah, karena pembelajaran dapat diwarnai

oleh organisasi dan interaksi antar berbagai komponen yang saling

berkaitan untuk membelajarkan peserta didik.

Dalam memahami masalah pembelajaran tidak dapat dilepaskan

dari kata belajar, karena pembelajaran menurut Zainal Aqib (2002:41)

dalam bukunya Profesionalisme Guru pembelajaran adalah: 1) upaya

mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

 

peserta didik, 2) upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga

masyarakat yang baik, 3) suatu proses membantu sistem menghadapi

kehidupan masyarakat sehari-hari.

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya intekasi antara individu dengan individu dan

individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu

berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut W.H. Buston (1993:4):

“learning is change in individual due to interaction of that individual and his enviroment which feels a need and makes him mare capable of dealingadequately with his environment".

Dalam pengertian di atas terdapat kata change atau “perubahan”

yang berarti bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar akan

mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuan,

keterampilan maupun dalam bersikap. Perubahan tingkah laku dalam

aspek pengetahuan ialah dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari bodoh

menjadi pintar, dalam aspek keterampilan ialah dari tidak bisa menjadi

bisa, dari tidak terampil menjadi terampil, dalam aspek sikap ialah dari

ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dari kurang ajar

menjadi terpelajar. Hal ini merupakan terjadinya perubahan tingkah laku

pada individu yang belajar. Tanpa adanya perubahan tingkah laku, belajar

dapat dikatakan tidak berhasil atau gagal. Eanest R.Hilgard (1993:5)

mengemukakan:

“We may define learning as the process by which an activity originates or is changed through responding to

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

 

a situation, provide the change cannot be atri buted to growth or the temporary state of the organism (as fatigue or unde drugs).

Terjemahan bebasnya adalah “Belajar ialah suatu proses dimana

ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi suatu

keadaan. Perubahan itu tidak disebabkan oleh suatu proses pertumbuhan

(kematangan) atau keadaan organisme yang sementara (seperti kelelahan

atau karena pengaruh obat-obatan).

Belajar menurut Lyle E.Bourre dan JR. Bruce R.Ekstrand

(1976:99):

“Learning as a relati ely permanent change in behavior tracebale to experience and practice”.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

diakibatkan oleh pengalaman dan latihan). Menurut Cliffort T.Morgan

(1961:187):

“Learning is an relatively permanent change in behavior that is a result of pas experience".

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

merupakan hasil pengalaman lalu.

Beberapa definisi tersebut menunjukkan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan

tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat

fisiologis atau proses kematangan. Proses yang terjadi karena belajar

dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan-

kecakapan (skill) atau dalam ketiga aspek yakni pengetahuan (kognitif),

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

 

sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses

pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar

yang dialami peserta didik.

Sehubungan dengan hal belajar, banyak ahli yang telah

memberikan batasannya, antara lain adalah Skinner, Gagne dan Piaget.

Menurut Skinner, belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar

maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka

responnya menurun. Oleh karena itu dalam belajar dapat ditemukan hal-

hal: 1) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon siswa,

2) respon siswa, dan 3) konsekuensi yang bersifat menguatkan respon

tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon yang tidak baik diberi teguran

dan hukuman (Dimyati:2002). Adapun menurut Gagne, belajar adalah

kegiatan yang kompleks. Hasil belajar tersebut berupa kapabilitas.

Sesudah belajar, yang bersangkutan memiliki keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah berasal dari: (1)

stimulasi yang berasal dari lingkungan; dan (2) proses kognitif yang

dilakukan oleh siswa. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses

kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati pengolahan

informasi menjadi kapabilitas baru. Piaget berpendapat bahwa

pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi

terus-menerus dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut senantiasa

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

 

mengalami perubahan. Karena interaksi dengan lingkungan ini maka

fungsi intelek dari individu yang bersangkutan menjadi berkembang

(Dimyati dan Mudjiono, 2002:13-14).

Mengacu pada pengertian belajar tersebut, maka yang dimaksud

dengan pembelajaran adalah suatu proses dalam upaya memberikan

perubahan pada diri sesorang yang melakukan belajar berupa kecakapan,

keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, pengertian dan sebagainya.

Dalam suatu pembelajaran tentu terjadi interaksi yang disebut

dengan interaksi edukatif. Dalam suatu interkasi edukatif terdapat

komponen-komponen seperti: (1) bahan yang menjadi isi proses; (2) ada

tujuan yang akan dicapai; (3) ada pelajar yang aktif mengalami; (4) ada

guru yang melaksanakan; (5) ada metode tertentu untuk mencapai tujuan;

(6) proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional.

Komponen-komponen tersebut demikia erat sehingga tak ada satupun

komponen yang dapat dilepas tanpa menimnulkan kepincangan dalam

suatu interaksi edukatif.

Berdasarkan pokok pikiran tersebut dapat disampaikan bahwa di

dalam proses pembelajaran harus ada: (1) tujuan pembelajaran yang jelas

akan dicapai; (2) bahan pembelajaran yang menjadi isi proses; (3) pelajar

yang aktif belajar; (4) guru yang melaksanakan pembelajaran; (5) metode

pembelajaran tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran; dan (6) bahwa

proses interaksi suatu pembelajaran berlangsung dalam ikatan situasi

pembelajaran.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

 

2. Proses Pendidikan dan Pembelajaran Pondok Pesantren

Dari sejarah diketahui bahwa kehadiran Kerajaan Bani Umayyah

menjadikan pesatnya ilmu pengetahuan, sehingga anak-anak masyarakat

Islam tidak hanya belajar di masjid tetapi juga pada lembaga-lembaga

yang lain, seperti ‘kutab’. Kutab dengan karakteristik yang khas

merupakan wahana dan lembaga pendidikan Islam yang semula sebagai

lembaga baca tulis dengan sistem halaqoh (sistem wetonan), (Hasan

Langgulung, 1988:12).

Di Indonesia istilah Kutab lebih dikenal dengan istilah “pondok

pesantren”, yaitu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat

seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (peserta

didik) dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan

pendidikan tersebut, serta didukung adanya pondok sebagai tempat

tinggal para santri (Mukti Ali, 1987:323). Dengan demikian, ciri-ciri

pondok pesantren adalah adanya kiai, santri, masjid dan pondok.

Tujuan terbentuknya pondok pesantren dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum di

bentuknya pondok yaitu membimbing anak-anak didik untuk menjadi

manusia yang berkepribadian Islam yang dengan ilmu agamanya sanggup

menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amal.

Sedangkan tujuan khusus dibentuknya pondok pesantren yaitu guna

mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

 

yang diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam

masyarakat (Arifin HM, 1991:248).

Pesantren merupakan pranata pendidikan tradisional yang

dipimpin oleh seorang kiai atau ulama. Di pesantren inilah para santri

dihadapkan dengan berbagai cabang ilmu agama yang bersumber dari

kitab-kitab kuning. Pemahaman dan penghafalan terhadap Al-Qur’an dan

Hadits merupakan syarat bagi para santri (Imain Al-Fatta:1991, Panjimas

no.677 Maret).

Sebagai lembaga pendidikan Islam yang termasuk tua, sejarah

perkembangan pondok pesantren memiliki model-model pengajaran yang

bersifat non klasikal, yaitu model sistem pendidikan dengan metode

pengajaran wetonan dan sorogan. Di Jawa Barat, metode tersebut

diistilahkan dengan “Bandungan”, sedangkan di Sumatera digunakan

istilah “Halaqah” (Depag RI, 1983:8).

Metode wetonan (halaqah) yaitu metode pengajaran dimana di

dalamnya terdapat seorang kiai yang membaca suatu kitab dalam waktu

tertentu, sedangkan santrinya membawa kitab yang sama, lalu santri

mendengarkan dan menyimak bacaan kiai. Metode ini dapat dikatakan

sebagai proses belajar mengaji secara kolektif (Aziz Masyhuri:1989).

Sedangkan yang dimaksud metode sorogan yaitu metode yang santrinya

cukup pandai men-sorog-kan (mengajukan) sebuah kitab kepada kiai

untuk dibaca dihadapannya, kesalahan dalam bacaannya itu langsung

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

 

dibenarkan oleh kiai. Metode ini dikatakan sebagai proses belajar

mengajar individual (Amir Hamzah:1989).

Perkembangan berikutnya, disamping tetap mempertahankan

sistem ketradisionalan, pesantren juga mengembangkan dan mengelola

pendidikan madrasah. Begitu pula untuk mencapai tujuan bahwa kelak

para santri mampu hidup mandiri. Kebanyakan saat ini pesantren juga

memasukkan pelajaran keterampilan dan pengetahuan umum.

Pada sebagian pondok, sistem penyelenggaraan pendidikan dan

pengajaran semakin lama semakin berubah karena dipengaruhi oleh

perkembangan pendidikan di tanah air serta tuntutan dari masyarakat di

lingkungan pondok pesantren itu sendiri. Dan sebagian pondok tetap

mempertahankan sistem pendidikan yang sama.

Penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajaran di pondok

pesantren dewasa ini menurut Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama

RI (1991:134) dapat digolongkan kepada tiga bentuk:

a. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran

agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran

tersebut diberikan dengan cara non klasikal (sistem bandungan

dan sorogan) dimana seorang kiai mengajar santri-santri

berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh

ulama-ulama besar sejak abad pertengahan, sedangkan para santri

biasanya tinggal dalam pondok atau asrama dalam pesantren

tersebut.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

 

b. Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam

yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren tersebut di

atas, tetapi para santrinya tidak disediakan pondok di kompleks

pesantren, namun tinggal tersebar di seluruh penjuru desa

sekeliling pesantren tersebut (santri kalong), dimana cara dan

metode pendidikan dan pengajaran agama Islam diberikan dengan

sistem weton, yaitu santri datang berduyun-duyun pada waktu-

waktu tertentu.

c. Pondok pesantren dewasa ini merupakan lembaga gabungan

antara sistem pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan

dan pengajaran Islam dengan sistem bandungan, sorogan, ataupun

wetonan denga para santri disediakan pondokan ataupun

merupakan santri kalong, yang dalam istilah pendidikan pondok

modern memenuhi kriteria pendidikan non formal, serta

menyelenggarakan pula pendidikan formal berbentuk madrasah

dan bahkan sekolah umum dalam berbagai tingkatan dan aneka

kejuruan menurut kebutuhan masyarakat masing-masing.

Secara garis besar, pesantren sekarang menurut Zuharini

(1986:14) dibedakan menjadi dua macam, yaitu pesantren tradisional dan

pesantren modern.

a. Pesantren tradisional

Yaitu pesantren yang masih mempertahankan sistem

pengajaran tradisional, materi pengajaran kitab-kitab klasik sering

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

 

disebut kitab kuning. Diantara pesantren ini ada yang mengelola

madrasah, bahkan juga sekolah-sekolah umum mulai tingkat dasar

atau menengah, dan ada pula pesantren-pesantren yang mengelola

pendidikan hingga perguruan tinggi. Murid-murid dan mahasiswa

diperbolehkan tinggal di pondok atau di luar, tetapi mereka

diwajibkan mengikuti pengajaran kitab-kitab dengan cara sorogan

maupun bandungan, sesuai dengan tingkatan masing-masing.

Pesantren Modern

Pesantren yang berusaha mengintegrasikan secara penuh

sistem klasikal dan sekolah ke dalam pondok pesantren. Semua

santri yang masuk pondok terbagi dalam tingkatan kelas.

Pengajian kitab-kitab klasik tidak lagi menonjol, bahkan ada yang

cuma pelengkap, tetapi berubah menjadi mata pelajaran atau

bidang studi. Begitu pula dengan sistem yang diterapkan, seperti

cara sorogan dan bandungan mulai berubah menjadi individual

dalam hal belajar dan kuliah scara umum atau stadium general.

Kemudian dalam pertumbuhan dan perkembangannya sering

dengan perkembangan zaman, tidak sedikit pesantren kecil yang berubah

menjadi madrsah atau sekolah, atau karena kiai yang menjadi tokoh

sentral meninggal dunia, kemudian pesantren dari tahun ke tahun, baik

laporan para peneliti maupun laporan resmi dari Depatemen Agama RI,

menurun jumlahnya.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

 

3. Proses Pembelajaran Pondok Pesantren Al-Irsyad

Proses pembelajaran yang dipakai di Pondok Pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga adalah formal dan non formal. Proses pembelajaran formal

adalah jenis sistem pendidikan modern yang diselenggarakan selama

enam hari dalam satu pekan. Dalam hal ini santri harus mengikuti

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas mulai pikul 07.00 s/d 13.00

WIB, diselingi istirahat dua kali pada pukul 09.35 s/d 10.00 dan pukul

11.15 s/d 11.30 WIB dan diakhiri dengan shalat dhuhur berjamaah pada

pukul 13.00 s/d 13.30 WIB. Dalam satu hari para siswa rata-rata

mendapatkan 10 jam pelajaran dengan durasi masing-masing pelajaran 40

menit. Materi program kepesantrenan dengan non kepesantrenan disusun

sesuai jadwal. Untuk sore hari digunakan kegiatan ekstra kurikuler yaitu

pukul 16.00 (ba'da ashar) sampai pukul 17.00 WIB.

Adapun pendidikan non formal adalah pendidikan yang

diselenggarakan di luar kelas dengan maksud menjaga keseimbangan

antara aspek keilmuan dan aspek amaliyah (praktek) yang menjadi ciri

khas pesantren. Melalui kegiatan ini, ilmu yang diperoleh dari kelas

langsung bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Selain itu, fungsi

kegiatan non formal disamping untuk mempraktekkan juga dapat

menambah dan memperkuat ilmu para santri. Diantara jenis kegiatan non

formal yang ada di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga adalah:

Organisasi Pelajar (Jum`iyah Tholabah), Santri Pecinta Alam (Aulita),

Hiwar, Muhadloroh, Berdakwah di Masyarakat (Ta'lim Quro'), Pengajian

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

 

Ba'da Magrib, Baca Al-Qur'an (Qiro'atul Qur'an), Seminar (Dauroh),

Aneka Olah Raga, Latihan Jurnalistik, dan Bakti Sosial.

Sistem pendidikan yang diambil oleh Al-Irsyad Salatiga untuk

pondok pesantren adalah sistem pendidikan yang berasal dari Islamic

University of Medina, KSA. Salah satu sistem yang dipakai adalah sistem

MTW (Mutawashitoh) dan IM (I`dad Muallimin) yang diperkenalkan

sebagai pengganti sistem pendidikan klasikal dan individual. Seperti

kebanyakan sistem pendidikan baru, sistem MTW dan IM tidak langsung

diterima oleh kalangan dinas pendidikan. Bahkan sebagian malah

meragukan keberadaannya yang menantang sistem pendidikan tradisional

yang masih digunakan di pondok pesantren lain.

Perbedaan utama diantara sistem baru MTW dan IM ini dan

sistem pendidikan tradisional yang diajar di pondok pesantren lain adalah

sistem modern ini tidak menggunakan sistem pengajaran wetonan

(massal) dan sorogan (individual). Para santri dididik dan diajarkan pada

madrasah MTW dan IM yang berjenjang dari kelas satu sampai kelas

enam, setaraf MTs dan MA. Kini seluruh santri kelas tiga MTW dan IM

bisa mengikuti ujian bersama dibawah pengawasan Departemen Agama

RI.

Seperti pesantren-pesantren modern lainnya, pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga bukanlah pesantren salaf yang hanya mengembangkan

ilmu-ilmu ke-Islaman klasik, seperti ilmu nahwu sharaf, ilmu tauhid, ilmu

akhlaq, tarikh, tafsir, hadits dan sederet ilmu-ilmu klasik. Pesantren Islam

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

 

Al-Irsyad Salatiga menerapkan double system yakni menerapkan

pendidikan formal dan non-formal. Secara formal pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga semenjak tahun 1990-an memberikan sekolah formal

seperti:

a) SDITQ (Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur'an) / Setingkat SD

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat mencetak

para lulusan yang hafal Al-Qur'an. Lususan jenjang ini memiliki

Ijazah Nasional dan Pesantren.

b) MTW (Mutawasithoh) / Setingkat SMP

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat mencetak

para lulusan yang mempunyai kemampuan bahasa Arab yang optimal

serta pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum yang

memadai. Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah Nasional dan

Pesantren. SLTP/MTs Al-Irsyad yang disyahkan dengan SK Kepala

Kantor Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah. Melalui SK ini

maka bagi santri-santri yang berminat untuk melanjutkan jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, dapat mengikuti Ujian Akhir Nasional

(UAN).

c) IM (I'dad Muallimin) / Setingkat SMA

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat mencetak

para lulusan yang menguasai ilmu-ilmu keislaman secara mendalam

dibarengi dengan pengetahuan umum serta bidang-bidang

keterampilan yang memadai. Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

 

Nasional dan Pesantren yang telah mendapat akreditasi mu'adalah

(persamaan) dari Kerajaan Saudi Arabia. Selain itu juga telah

mendapatkan akreditasi dari Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir dan

beberapa perguruan tinggi lainnya di Timur Tengah.

d) IL (I'dad Lughowi)

Wadah pendidikan dalam jenjang ini diperuntukkan bagi para lulusan

SMP atau yang setara selain jenjang MTW Al-Irsyad dengan fokus

penguasaan bahasa arab untuk dapat masuk jenjang I'dad Muallimin

Pesantren Islam Al-Irsyad. Pendidikan dalam jenjang ini dilaksanakan

selama satu tahun dan mendapatkan Ijazah Pesantren.

Sedangkan secara non-formal pengajian-pengajian kitab klasik

diselenggarakan setelah shalat maghrib dengan metode ceramah, di mana

kiai atau ustadz membacakan ceramah di depan para santri dan para santri

pun mendengarkan secara seksama.

Secara umum, kurikulum Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

banyak diambil dari dan dipengaruhi oleh Islamic University of Medina.

Namun pada kenyataannya, kurikulum MTW dan IM mengalami

perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Daftar bidang studi dan

mata pelajaran dalam kurikulum MTW dan IM tidak persis, karena di

sana sini mengalami perubahan.

Santri-santri yang masuk pesantren Al-Irsyad Salatiga, mayoritas

lulus dari SD dan mengikuti pelajaran berjenjang mulai kelas satu sampai

kelas enam. Bagi santri ini, mereka mengikuti jurusan intensif, termasuk

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

 

kelas satu intensif, kelas tiga intensif, terus kelas lima dan enam biasa.

Jurusan intensif tersebut lebih mementingkan pelajaran agama daripada

pelajaran umum karena santri yang sudah lulus SMP sudah banyak dapat

pelajaran umum tetapi ketinggalan dalam bidang ilmu agama.

Di tingkat MTW dan IM, kurikulum memadukan antara

kurikulum Departremen Agama dengan kurikulum lokal pesantren. Hal

ini dilakukan untuk mengantisipasi santri-santri yang ingin meneruskan

ke jenjang pendidikan lain, baik di tingkat Madrasah Aliyah maupun

Perguruan Tinggi.

Proses pembelajaran yang diterapkan di Pesantren Islam Al-Irsyad

akan selalu dikembangkan untuk membentuk para santri lulusan

Pesantren Islam Al-Irsyad menjadi lebih berkualitas dan unggul dalam

kompetensi dibandingkan pesantren-pesantren lain baik di wilayah

nusantara maupun mancanegara.

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga berupaya untuk merekrut

orang-orang yang berpotensi dan profesional untuk mewujudkan visi dan

misi pesantren. Demikian pula potensi Sumber Daya Manusia Pesantren

Islam Al-Irsyad yang sudah ada akan senantiasa digali dan dikembangkan

sehingga seluruh pegawai pesantren dapat menjalankan peran mereka

masing-masing secara optimal.

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga berupaya untuk membentuk

lingkungan yang kondusif sebagai tempat belajar mengajar. Program-

progam kebersihan, peremajaan serta pengembangan lingkungan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

 

pesantren akan dicoba untuk diterapkan sehingga terbentuklah kondisi

Pesantren Islam Al-Irsyad sebagai tempat belajar mengajar yang kondusif

dan menyenangkan. Ketiga unsur inilah yang akan menopang

keberhasilan pencapaian visi & misi pesantren.

4. Model Pembelajaran di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad

Untuk membelajarkan santri sesuai dengan cara-gaya belajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai

model pembelajaran. Dalam prakteknya, pesantren Islam Al-Irsyad

Salatiga menggunakan beberapa model dari beberapa model pembelajaran

yang telah ada, mengingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang

paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam

memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi

siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas/media yang tersedia, dan kondisi

guru itu sendiri.

Berikut ini beberapa model pembelajaran, untuk dipilih pesantren

Islam Al-Irsyad Salatiga dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk

situasi dan kondisi yang dihadapi:

a. Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain,

mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan

rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

 

secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi

(sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggung jawab. Saling

membantu dan berlatih beinteraksi, komunikasi, dan sosialisasi karena

kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar

menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan

cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi

konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan

pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota

kelompok terdiri dari 4–5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender,

karakter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil

kelompok berupa laporan atau presentasi.

Sintaks pembelajaran kooperatif adalah informasi, pengarahan-strategi,

membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil

kelompok, dan pelaporan.

b. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai

dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang

terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling),

sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi

belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, suasana menjadi

kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

 

adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya

menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Definisi tentang CTL ada beberapa macam. Tetapi pada

hakekatnya system CTL mendorong siswa melihat makna dalam materi

akademik yang dipelajari dengan cara menghubungannya dengan konteks

kehidupan dalam kehidupn keseharaian siswa. CTL digambarkan oleh

Johnson (2009) sebagai berikut:

“…an educational process that aims to help students see meaning in the academic material they are studying by connecting subjects with the context of their daily lives, that is with context of their personal, social, and cultural circumstance. To achieve this aim, the system encompasses the following eight components: making meaningful connections, doing significant work, self-regulated learning, collaborating, critical and creative thinking, nurturing the individual, teaching high standards, using authentic assessment”.

(Proses pendidikan yang bertujuan mendorong siswa melihat makna

dalam materi akademik yang merek pelajarai dengan cara

menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan

dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks pribadi, sosial,

dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi

tujuh komponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yang

bermakna, melakukan pekerjaan berarti, melakukan kerjasama, membantu

individu untuk tumbuh berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk

mencapai standar yang tinggi, menggunakan penilaian autentik).

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

 

Pengertian CTL senada dengan yang dikemukakan Berns and

Errickson (2007):

“Contextual teaching and learning is a conception of teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real world situations and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers and engage in the hard work that learning requires”.

(Konsep pembelajaran yang menolong guru untuk menggabingkan materi

pembelajaran dengan kehidupan nyata serta motivasi siswa untuk

menghubungkan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan

nyata, yaitu anggota keluarga, masyarakat, dan pekerja dan mengajak

untuk bekerja keras yang dibutuhan dalam sebuah pembelajaran).

Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa

dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian,

motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-

rambu). Contoh, questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun,

mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning

community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau

individual, mencoba mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi,

hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism

(membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan,

analisis-sintesis), reflection (review, rangkuman, tindak lanjut), authentic

assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

 

terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian

seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).

c. Pembelajaran Langsung (Direct Learning)

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang

menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan

dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa,

sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan

mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah

atau ekspositori (ceramah bervariasi).

d. Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning)

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model

pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk

menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari

kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat

tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif,

terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar

siswa dapat berpikir optimal.

Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi

(analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi,

konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.

e. Problem Solving

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang

tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

 

adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola,

aturan atau algoritma).

f. Problem Posing

Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu

pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali

masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simpel sehingga dipahami.

Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan,

menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternatif, menyusun soal-pertanyaan.

g. Problem Terbuka (Open Ended)

Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya

pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan

berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab,

fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide,

kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing,

keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi

mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam

memperoleh jawaban siswa yang beragam. Selanjutnya siswa juga

diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan

demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada

produk yang akan membentuk pola pikir, keterbukaan, dan ragam

berpikir.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

 

h. Probing-prompting

Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru

menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan

menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan

setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang

dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan

menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak

diberitahukan. Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab

dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau

tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari

proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya

jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa

dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya

mengajukan serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara

menyejukkan dan nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa,

sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria.

i. Pembelajaran Bersiklus (Cycle Learning)

Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi

(empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti

menggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep

baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan

konsep dalam konteks yang berbeda.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

 

j. Reciprocal Learning

Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam

pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa

belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik

(1999) mengemukan bahwa belajar efektif dengan cara membaca

bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis. Untuk

mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara

pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok

mengerjakan LKS-modul, membaca-merangkum.

Namun dari banyak model yang dikemukakan diatas Pesantren

Islam Al-Irsyad Salatiga lebih banyak memakai model pembelajaran

induktif. Model pembelajaran induktif adalah bagian dari model

pembelajaran siswa aktif (CBSA). CBSA lebih menekankan proses

pembelajaran pada keterlibatan siswa secara aktif (student centered).

Model pembelajaran induktif (Thinking Inductively) ialah model

pembelajaran dengan cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan

siswa dalam proses-proses mental.

5. Sarana Pembelajaran

Menurut Barnadib (1986:113) sarana pembelajaran ialah suatu

tindakan, perbuatan, situasi atau benda yang dengan sengaja diadakan

untuk mencapai suatu tujuan di dalam pendidikan. Sarana pendidikan

bukanlah resep yang sewaktu-waktu dapat digunakan secara tepat dan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

 

mantap. Sarana pembelajaran merupakan suatu yang harus dipilih sesuai

dengan tujuan pendidikan/pembelajaran. Jelasnya, sarana pendidikan

tidak terbatas pada benda-benda yang bersifat konkret saja, tetapi juga

berupa nasehat, tuntunan, bimbingan, contoh, hukuman, ancaman, dan

sebagaianya.

Sanjaya (2008:55) mendefinisikan sarana adalah segala sesuatu

yang mendukung secara langsung terhadap kelncaran proses

pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran,

perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah

segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan

proses pembelajaran. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu

guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Dengan demikian

sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat

mempengaruhi proses pembelajaran. Sedangkan keuntungan bagi sekolah

yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana adalah 1) dapat

menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar, dan 2) dapat

memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar.

Barizi (2009:103) menyebutkan beberapa sarana pembelajaran

yang dapat digunakan untuk tercapainya tujuan secara efektif dan efisien

seperti: buku teks, tempat ibadah, dan perpustakaan.

Melengkapi sarana prasarana termasuk salah satu kunci

keberhasilan pendidikan. Asmani ( 2009:59 ) menyebutkan beberapa

sarana prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan sebagai

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

 

berikut: laboratorium pendidikan, laboratorium bahasa, gedung

pengembangan bakat, gedung olahraga, media ekspresi dan aktualisasi,

dan fasilitas lainnya harus tersedia dengan lengkap.

Dari penjelasan diatas, maka dapat diambil definisi dari sarana

pembelajaran adalah sebagai berikut: “Sarana pembelajaran adalah segala

perlengkapan dan peralatan, terutama alat peraga, media pembelajaran

dan buku pelajaran yang mempunyai manfaat langsung dan diadakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

6. Lingkungan Belajar

Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan

pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang

kondusif. Kondisi pembelajaran efektif adalah kondisi yang benar-benar

kondusif, kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran

serta kelangsungan proses pembelajaran (Muhammad Saroni:2006).

Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.

Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan

mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran

merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada

diri anak terjadi proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan,

keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

 

Lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa, sehingga

dapat memfasilitasi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Lingkungan belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi

kesuksesan seluruh anak secara individual. Dengan demikian, lingkungan

belajar merupakan situasi yang direkayasa oleh guru agar proses

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Menurut Saroni (2006),

lingkungan pembelajaran terdiri atas dua hal utama, yaitu lingkungan fisik

dan lingkungan sosial.

Lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang ada

disekitar siswa belajar berupa sarana fisik baik yang ada dilingkup

sekolah, dalam hal ini dalam ruang kelas belajar di sekolah. Lingkungan

fisik dapat berupa sarana dan prasarana kelas, pencahayaan, pengudaraan,

pewarnaan, alat/media belajar, pajangan serta penataannya. Sedangkan

lingkungan sosial merupakan pola interaksi yang terjadi dalam proses

pembelajaran. Interaksi yang dimaksud adalah interkasi antar siswa

dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar, dan lain

sebagainya. Dalam hal ini, lingkungan sosial yang baik memungkinkan

adanya interkasi yang proporsional antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2006), dalam upaya menciptakan lingkungan

pembelajaran yang kondusif bagi anak, guru harus dapat memberikan

kemudahan belajar kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan

sumber belajar yang memadai, menyampaikan materi pembelajaran, dan

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

 

strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Oleh karena itu,

peran guru selayaknya membiasakan pengaturan peran dan tanggung

jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik kelas yang

diharapkan dan suasana lingkungan sosial kelas yang menjadikan proses

pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna. Dengan terciptanya

tanggung jawab bersama antara anak dan guru, maka akan tercipta situasi

pembelajaran yang kondusif dan bersinergi bagi semua anak,

(Kusmoro:2008).

Berdasarkan uraian tentang lingkungan belajar tersebut diatas

maka dapat disarikan bahwa lingkungan belajar yang di kelola adalah

terutama bagaimana mengemas suasana kelas belajar, kelas belajar, dan

sumber-sumber belajar yang ada di sekolah ataupun yang dapat diadakan

dari alam lingkungan sekolah. Lingkungan belajar dalam hal terutama di

kelas adalah sesuatu yang diupayakan atau diciptakan oleh guru agar

proses pembelajaran kondusif dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

semestinya.

Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang

berhubungan dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya

pengalaman belajar, dapat diklasifikasikan yang menyangkut : 1)

lingkungan (keadaan) fisik, dan 2) lingkungan sosial.

Macam-macam lingkungan belajar menurut Ki Hajar Dewantara

mencakup: 1) lingkungan keluarga, 2) lingkungan sekolah, dan 3)

lingkungan masyarakat, (Munib,2004:76). Ketiga lingkungan itu sering

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

 

disebut sebagai “tripusat” pendidikan yang akan mempengaruhi manusia

secara bervariasi.

7. Tinjauan Tentang Internalisasi Nilai Pembelajaran Pada Siswa

Internalisasi (internalization) diartikan sebagai penggabungan atau

penyatuan sikap, standar tingkah laku, pendapat, dan seterusnya di dalam

kepribadian.

Reber, sebagaimana dikutip Mulyana dalam Mengartikulasikan

Pendidikan Nilai (Alfabeta, 2004:21) mengartikan internalisasi sebagai

menyatunya nilai dalam diri seseorang, atau dalam bahasa psikologi

merupakan penyesuaian keyakinan, nilai, sikap, praktik dan aturan-aturan

baku pada diri seseorang. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa

pemahaman nilai yang diperoleh harus dapat dipraktikkan dan

berimplikasi pada sikap. Internalisasi ini akan bersifat permanen dalam

diri seseorang. Sedangkan Ihsan (2006:23) memaknai internalisasi

sebagai upaya yang dilakukan untuk memasukkan nilai-nilai kedalam

jiwa sehingga menjadi miliknya. Jadi masalah internalisasi ini tidak hanya

berlaku pada pendidikan agama saja, tetapi pada semua aspek pendidikan,

pada pendidikan pra-sekolah, pendidikan sekolah, pengajian tinggi,

pendidikan latihan perguruan dan lain-lain.

Internalisasi adalah pendalaman, penghayatan terhadap suatu

ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

 

akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan

perilaku (Kamus Ilmiah Populer, 1994:267).

Ahmad Tafsir (2005:40) membedakan antara internalisasi dan

personalisasi, namun kedua proses tersebut harus berjalan bersamaan

dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Internalisasi merupakan upaya

memasukkan pengetahuan (knowing) dan keterampilan melaksanakan

(doing) dari daerah ektern ke intern, dikatakan personalisasi karena upaya

tersebut berupa usaha untuk menjadikan pengetahuan dan keterampilan

menyatu dengan pribadi seseorang. Dalam kaitannya dengan nilai,

pengertian-pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli tersebut pada

dasarnya memiliki substansi yang sama. Dengan demikian peneliti

menyimpulkan bahwa internalisasi sebagai proses penanaman nilai

kedalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap

prilaku yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari (menyatu dengan

pribadi). Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang

memang dapat diketahui ciri-cirinya dari tingkah laku.

Pelaksanaan pendidikan nilai melalui beberapa tahapan, sekaligus

menjadi tahap terbentuknya internalisasi yaitu:

a. Tahap transformasi nilai

Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik

dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik.

Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan

peserta didik. Transformasi nilai ini sifatnya hanya pemindahan

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

 

pengetahuan dari pendidik ke siswa. Nilai-nilai yang diberikan masih

berada pada ranah kognitif peserta didik dan pengetahuan ini

dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang tidak kuat.

b. Tahap transaksi nilai

Pada tahap ini pendidikan nilai dilakukan melalui komunikasi dua

arah yang terjadi antara pendidik dan peserta didik yang bersifat timbal

balik sehingga terjadi proses interaksi. Dengan adanya transaksi nilai

pendidik dapat memberikan pengaruh pada siswa melalui contoh nilai

yang telah dijalankan. Di sisi lain siswa akan menentukan nilai yang

sesuai dengan diri masing-masing.

c. Tahap tran-internalisasi

Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap transaksi. Pada tahap ini

bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap mental

dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian yang

berperan aktif. Dalam tahap ini pendidik harus betul-betul memperhatikan

sikap dan perilaku agar tidak bertentangan yang ia berikan kepada peserta

didik. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan siswa untuk meniru apa

yang menjadi sikap mental dan kepribadian guru. Proses dari

transinternalisasi itu mulai dari yang sederhana sampai yang komplek,

yaitu mulai dari: menyimak, yakni kegiatan siswa untuk bersedia

menerima adanya stimulus yang berupa nilai-nilai baru yang

dikembangkan dalam sikap afektif. Menanggapi, yakni kesediaan siswa

untuk merespons nilai-nilai yang diterima dan sampai ke tahap memiliki

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

 

kepuasan untuk merespons nilai tersebut. Memberi nilai, yakni sebagai

kelanjutan dari aktivitas merespon nilai menjadi siswa mampu

memberikan makna baru terhadap nilai-nilai yang muncul dengan kriteria

nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Mengorganisasi nilai, yakni

aktivitas siswa untuk mengatur berlakunya sistem nilai yang ia

yakini sebagai kebenaran dalam tingkah laku kepribadian sendiri

sehingga memiliki satu sistem nilai yang berbeda dengan orang lain.

Karakteristik nilai, yakni dengan membiasakan nilai-nilai yang

benar yang diyakini, dan yang telah diorganisir dalam laku

pribadi sehingga nilai tersebut sudah menjadi watak (kepribadian), yang

tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan. Nilai yang sudah mempribadi

inilah yang dalam Islam disebut dengan kepercayaan/keimanan yang

istiqomah dan iltizam, yang sulit tergoyahkan oleh situasi apapun.

Secara garis besar tujuan pembelajaran memuat tiga aspek pokok,

yaitu: knowing, doing, dan being atau dalam istilah yang umum dikenal

aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Internalisasi merupakan

pencapaian aspek yang terakhir (being). Untuk selanjutnya penulis akan

memaparkan ketiga aspek tujuan pembelajaran tersebut secara singkat.

a. Mengetahui (knowing).

Disini tugas guru ialah mengupayakan agar murid mengetahui

suatu konsep. Dalam bidang keagamaan misalnya murid diajar mengenai

pengertian shalat, syarat dan rukun shalat, tata cara shalat, hal-hal yang

membatalkan shalat, dan lain sebagainya. Guru bisa menggunakan

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

 

berbagai metode seperti; diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Untuk

mengetahui pemahaman siswa mengenai apa yang telah diajarkan guru

tinggal melakukan ujian atau memberikan tugas-tugas rumah. Jika

nilainya bagus berarti aspek ini telah selesai dan sukses.

b. Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui (doing)

Masih contoh seputar shalat, untuk mencapai tujuan ini seorang

guru dapat menggunakan metode demonstrasi. Guru mendemonstrasikan

shalat untuk diperlihatkan kepada siswa atau bisa juga dengan

memutarkan film tentang tata cara shalat selanjutnya siswa secara

bergantian mempraktikkan seperti apa yang telah ia lihat dibawah

bimbingan guru. Untuk tingkat keberhasilannya guru dapat mengadakan

ujian praktik shalat, dari ujian tersebut dapat dilihat apakah siswa telah

mampu melakukan sholat dengan benar atau belum.

c. Menjadi seperti yang ia ketahui (being)

Konsep ini seharusnya tidak sekedar menjadi milik siswa tetapi

menjadi satu dengan kepribadiannya. Siswa melaksanakan shalat yang

telah ia pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Ketika shalat itu telah

melekat menjadi kepriadian, seorang siswa akan berusaha sekuat tenaga

untuk menjaga shalat dan merasa sangat berdosa jika sampai

meninggalkan shalat. Jadi siswa melaksanakan shalat bukan karena

diperintah atau karena dinilai oleh guru. Disinilah sebenarnya bagian yang

paling sulit dalam proses pendidikan karena pada aspek ini tidak dapat

diukur dengan cara yang diterapkan pada aspek knowing dan doing.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

 

Aspek ini lebih menekankan pada kesadaran siswa untuk mengamalkan.

Selain melalui proses pendidikan disekolah perlu adanya kerja sama

dengan pihak orang tua siswa, mengingat waktu siswa lebih banyak

digunakan di luar sekolah. Dalam kajian psikologi, kesadaran seseorang

dalam melakukan suatu tindakan tertentu akan muncul tatkala tindakan

tersebut telah dihayati (terinternalisasi), (Ahmad Tafsir, 2004:224-225).

Kata nilai dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti harga. Nilai

memiliki makna yang berbeda bila berada pada konteks yang berbeda

pula. Dalam konteks akademik nilai bisa berarti angka kepandaian.

Nilai adalah sifat-sifat, hal-hal yang berguna penting bagi

kemanusiaan (DEPDIKBUD, 1998:25). Adapun Mulyana (2004)

mendefinisikan bahwasanya nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam

menentukan pilihan. Pengertian ini tidak secara eksplisit menyebutkan

cirri-ciri spesifik seperti norma, keyakinan, cara, sifat dan ciri-ciri yang

lain. Namun definisi tersebut menawarkan pertimbangan nilai bagi yang

akan menganutnya. Seseorang dapat memilih suatu nilai sebagai dasar

untuk berperilaku berdasarkan keyakinan yang dimiliki.

Menurut Muhaimin yang mengutip pendapat Webster

menjelaskan bahwa: A value is “a principle, or quality regarded as

worthwhile or desirable”, yaitu nilai adalah prinsip, standart atau kualitas

yang dipandang bermanfaat dan sangat diperlukan. Nilai adalah suatu

keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

 

sekelompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang

bermakna bagi kehidupannya.

Bertens (2007:140) menjelaskan pengertian nilai melalui cara

memperbandingkannya dengan fakta. Fakta menurutnya adalah sesuatu

yang ada atau berlangsung begitu saja. Sementara nilai adalah sesuatu

yang berlaku, sesuatu yang memikat atau menghimbau. Fakta dapat

ditemui dalam konteks deskripsi semua unsurnya dapat dilukiskan satu

demi satu dan uraian itu pada prinsipnya dapat diterima oleh semua

orang. Nilai berperanan dalam suasana apresiasi atau penilaian dan

akibatnya sering akan dinilai secara berbeda oleh orang banyak. Nilai

selalu berkaitan dengan penilaian seseorang, sementara fakta

menyangkut ciri-ciri obyektif saja.

Definisi lain tentang nilai dikemukakan oleh Richard Merril

(Koyan, 2000: 13), menurutnya nilai adalah patokan atau standar pola-

pola pilihan yang dapat membimbing seseorang atau kelompok ke arah

satisfaction, fulfillment, and meaning. Menurut Sandin (Koyan,2000:13-

14), patokan atau kriteria tersebut memberi dasar pertimbangan kritis

tentang pengertian religius, estetika, dan kewajiban moral.

Dalam menginternalisasikan nilai-nilai moral; Simon, Howe, dan

Kirschenbaum (Wahab, 2007:123) menawarkan 4 (empat) pendekatan

yang dapat digunakan, yaitu pendekatan penanaman moral, pendekatan

transmisi nilai bebas, pendekatan teladan, dan pendekatan klarifikasi

nilai.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

 

Menurut Kirschenbaum (1995:16-17) pendidikan nilai perlu

dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif.

Pendekatan secara komprehensif dalam pendidikan nilai maksudnya

adalah pendidikan nilai yang menyeluruh atau komprehensif yang dapat

ditinjau dari segi metode yang digunakan, pendidik yang berpartisipasi

(guru dan orang tua), dan konteks berlangsungnya pendidikan

nilai (sekolah dan keluarga).

Dengan terinternalisasinya suatu nilai, potensi yang ada pada diri

seseorang akan berjalan selaras dan seimbang, akan muncul keutamaan

yang berwujud sifat-sifat seperti ketaqwaan, kejujuran, keadilan,

kesabaran, kesopanan dan sebagainya. Dengan munculnya keutamaan

tersebut berarti terbentuklah suara hati siswa sehingga dapat

membedakan baik dan buruk serta mampu memilih mana yang harus

ditaati dan mana yang dihindari dalam melaksanakan kehidupan bersama.

Nilai-nilai yang dipelajari manusia akan lenyap sewaktu-waktu,

mengingat manusia adalah tempat salah dan lupa. Suatu nilai belum

memberi manfaat yang berarti bagi kehidupan seseorang sebelum

diamalkan, ibaratnya seperti pohon yang tidak berbuah. Tanpa adanya

kesadaran, sangat sulit kiranyam mengaplikasikan nilai-nilai yang telah

didapat apalagi pengamalan membutuhkan waktu yang panjang dan terus

menerus (kontinuitas). Ketika suatu nilai telah menyatu dan menjadi

bagian dari pribadi seseorang, tindakan akan terkontrol oleh adanya nilai.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

 

Dalam tinjauan Islam termasuk orang-orang yang lalai yakni

orang yang mengetahui suatu kebaikan namun tidak ada kesadaran untuk

melakukannya, tidak adanya penghayatan terhadap apa yang telah

diketahuinya. Banyaknya orang Islam yang enggan melakukan shalat

bukan karena meraka tidak mengerti tata cara shalat. Banyaknya orang

melakukan kemaksiatan juga bukan karena tidak dapat membedakan

mana yang baik dan yang buruk. Di bulan Ramadhan saja misalnya,

sudah banyak ditemui orang Islam yang tidak menjalankan puasa, yang

lebih memprihatinkan lagi didapati tidak sungkan menyantap makanan,

minuman dan juga merokok didepan umum, padahal mengetahui bahwa

pada bulan tersebut diwajibkan kepada umat Islam untuk berpuasa.

Fenomena yang terjadi di masyarakat tersebut disebabkan kurang

adanya penanaman/penghayatan nilai-nilai, khususnya nilai agama. Tidak

adanya penghayatan terhadap nilai nilai agama, perilaku seseorang hanya

akan dikendalikan oleh hawa nafsu, menuruti kesenangan-kesenangan

yang hanya bersifat sementara. Keadaan yang demikian menyebabkan

seseorang acuh terhadap ajaran agama. Tidak ada perasaan menyesal,

berdosa, dan merugi ketika melanggar larangan agama, pun jika

memenuhi suatu kewajiban perasaan hanya terasa biasa-biasa saja tanpa

ada kepuasan batin yang mendalam.

Pendidikan nilai menempatkan internalisasi pada posisi yang

krusial karena internalisasi menjadi tolok ukur keberhasilan pendidikan

nilai. Suatu nilai yang akan dianut oleh seseorang tidak sekedar menjadi

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

 

pengetahuan (knowledge) semata, namun harus adanya sikap yang

mengacu pada nilai, dan keterampilan (skill) untuk mengamalkannya.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Fuad Ihsan, bahwa:

“Nilai-nilai luhur agama Islam yang diajarkan kepada peserta didik bukan

untuk dihafal menjadi ilmu pengetahuan atau kognitif, tetapi adalah untuk

dihayati (afektif) dan diamalkan (psikomotorik) dalam kehidupan sehari-

hari. Islam adalah agama yang menuntut kepada pemeluknya untuk

mengerjakannya sehingga menjadi umat yang beramal saleh.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menginternalisasikan

nilai-nilai keagamaan kepada peserta didik. Penanaman nilai tidak

melulu melalui proses pengajaran saja, karena pengajaran hanyalah

sebagian dari pendidikan. Pengajaran sebatas penambahan pengetahuan

(kognitif) dan pembinaan keterampilan. Jadi pengajaran belum

mencapai aspek sikap dan kepribadian siswa dimana nilai itu akan

menyatu.

Abdul Rahman (2006) menawarkan beberapa alternatif kegiatan di

sekolah guna menanamkan nilai-nilai keagamaan pada siswa. Kegiatan

ini dibagi menjadi empat jenis yaitu kegiatan harian, mingguan,

bulanan, dan tahunan. Adapun pelaksanaannya memanfaatkan jam-jam

ekstra.

Internalisasi nilai juga dapat didapatkan melalui strategi

pembiasaan bagi para peserta didik. Yang dimaksud dengan kebiasaan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

 

(habit) ialah cara-cara bertindak yang persistens, inform, dan hampir-

hampir otomatis (tanpa disadari oleh pelakunya), (Hery Noer Ali:1999).

Masih banyak lagi pengertian tentang kebiasaan, berikut ini

definisi- definisi yang terpenting diadopsi dari karya Muhammad Sayyid

tahun 2007:

a. Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus atau

dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa

hubungan akal. Atau, dia adalah sesuatu yang tertanam di dalam jiwa

dari hal-hal yang berulang kali terjadi dan diterima tabiat.

b. Kebiasaan adalah mengulangi melakukan sesuatu yang sama berkali-

kali dalam rentang waktu yang lama dalam waktu berdekatan.

c. Kebiasaan adalah keadaan jiwa yan mendoronga untuk melakukan

perbuatan-perbuatan tanpa berpikir dan menimbang.

d. Kebiasaan adalah keadaan jiwa yang menimbulkan perbuatan-

perbuatan dengan mudah tanpa perlu berpikir dan menimbang.

Pada dasarnya sebagian besar kebiasaan-kebiasaan itu hanya

setengah disadari, atau bahkan tidak disadari. Namun pada awalnya

kebiasaan itu masih disadari, berlangsung pula pertimbangan akal di

dalamnya, yang menjadi semakin berkurang dan kesadaran makin lama

makin menipis. Selanjutnya kebiasaan itu menjadi otomatis mekanistis

dan tidak disadari lagi (Kartini Kartono:1996).

Berdasarkan beberapa pengertian kebiasaan yang telah penulis

paparkan diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembiasaan

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

 

adalah proses melatih keadaan jiwa seseorang dalam melakukan

perbuatan secara konsisten untuk waktu yang lama sehingga memperoleh

kepuasan dan kesenangan dalam melakukannya tanpa adanya

pertimbangan.

Pembiasaan ini sebagai proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan

baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Dalam

pembiasaaan dapat menggunakan perintah, contoh atau tauladan, dan

pengalaman khusus, juga menggunakan hukum-hukum dan ganjaran.

Tujuan dari pembiasaan adalah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan

kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam

arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual), selaras

dengan norma-norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat

religius maupun tradisional dan kultural (Tohirin:2006).

8. Karakteristik Bahan Ajar Mata Pelajaran Aqidah

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru atau instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan

tidak tertulis. Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu

teaching atau mengajar dan material atau bahan.

Paul S.Ache (1998) lebih lanjut mengemukakan tentang material

yaitu: Books can be used as reference material, or they can be used as

paper weights, but they cannot teach. (Buku dapat digunakan sebagai

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

 

bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis yang

berbobot).

Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan

ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching

material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu

kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara

akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Pendapat lain mengatakan definition of teaching material sebagai

berikut :

They are the information, equipment and text for instructors that are required for planning and review upon training implementation. Text and training equipment are included in the teaching material. ( Anonim dalam Website).

Yang artinya bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks

yang diperlukan guru/instruktor untuk perencanaan dan penelaahan

implementasi pembelajaran.

Secara teknis istilah bahan ajar dapat dikelompokkan kepada

jenis pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur,

keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus diajarkan oleh guru dan

harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Kementrian pendidikan nasional Republik Indonesia

menegaskan bahwa, bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

 

materials) adalah materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas:2003).

Pemahaman bahan ajar sampai pada tingkat detail seperti itu

sangat diperlukan dalam menakar kesesuaian cakupan materi sesuai

kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.

Karakteristik bahan ajar aqidah yang baik sudah barang tentu,

bahan ajar yang dipakai dan diterapkan di dalam proses belaja mengajar

seyogyanya adalah bahan ajar yang baik. Demikian menurut badan

Nasional Standar Pendidikan, bahan ajar yang akan diterapkan

seyogyanya telah memenuhi kriteria tiga komponen kelayakan, yaitu :

kelayakan isi, kelayakan bahasa, dan kelayakan penyajian.

a. Kelayakan isi meliputi tiga hal, pertama bahwa substansi yang

dibahas mencakup kompetensi/subkompetensi yang relevan

dengan profil kemampuan tamatan; Kedua bahwa substansi yang

dibahas secara stuktur ilmu adalah benar, lengkap, dan aktual

meliputi fakta, konsep, prosedur, dan sikap/nilai; Dan ketiga bahwa

substansi sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.

b. Kelayakan bahasa, yaitu bahwa tingkat kesulitan bahasa sesuai

dengan tingkat kemampuan peserta didik.

c. Kelayakan penyajian, yaitu bahwa bahan ajar tersusun secara

sistematis: jelas, runtut, lengkap, dan mudah dipahami.

Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya`qidu, `aqdan-

`aqidatan” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

 

kokoh. Sedangkan secara teknis aqidah berarti iman, kepercayaan, dan

keyakinan, dan tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga

yang dimaksud aqidah adalah kepercayaan yang menghujam atau simpul

di dalam hati (Muhaimin:2005).

Aqidah secara terminologis adalah urusan-urusan yang dibenarkan

oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam dalam lubuk jiwa

yang tidak dapat digoncangkan oleh badai-badai syubhat keragu-raguan

(Depag, 1995:1).

Dalam definisi lain disebutkan aqidah adalah sesuatu yang

mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram

kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan

dan keraguan.

Para ulama memberikan pengertian atau definisi aqidah

sebagaimana berikut: “maa aqoda `alaihi alqolbu wa adh-dhomir”.

Artinya : Sesuatu yang terikat kepadanya hati dan perasaan halus.

Didalam Tadzhib Syarah Ath-Thahawiyah (1998), dasar-dasar

akidah menurut ulama salaf disebutkan bahwa tauhid yang didakwahkan

para Rasul dan diturunkan dalam kitab-kitab suci mereka ada dua: (1)

tauhid dalam arti Al-Itsbat (penetapan) dan A1-Ma’rifat (pengenalan), (2)

tauhid Ath-Thalab (permohonan) dan Al-Qashdu (bertujuan). Sistematika

lain tentang pembagian bentuk-bentuk tauhid adalah sesungguhnya tauhid

ini meliputi tiga bentuk, yakni tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

 

tauhid asma wa sifat (kedua jenis tauhid ini merupakan tauhid al-ma’rifat

wal-itsbat).

Pelajaran Aqidah merupakan salah satu pelajaran agama Islam

yang hanya dapat diperoleh di lembaga-lembaga pendidikan yang

berasaskan Islam, seperi Madrasah, sekolah Islam, pesantren, dan lain-

lainnya. Isi kandungan yang terdapat dalam mata pelajaran ini adalah

tentang Aqidah dan juga tentang budi pekerti ala islamiyah yang

berdasarkan atas Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Untuk pencapaian aqidah Islam, maka dibutuhkan metode

pencapaian yang khusus, mengingat aqidah Islam tidak hanya dapat

dimengerti dengan pendekatan empiris tetapi juga menggunakan

pendekatan supra-empiris. Karena itu metode pencapaian aqidah dapat

dilakukan dengan sebagaimana yang diterangkan (Muhaimin:2005),

yaitu:

a. Doktrin yang bersumber dari wahyu Ilahi yang disampaikan

melalui Rasul-Nya dan pesan Tuhan tersebut diabaikan dalam satu

kitab al-Qur'an yang secara operasional dijelaskan dengan sabda

Nabi.

b. Melalui hikmah (filosofis) dimana Tuhan mengarahkan

kebijaksanaan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk

mengenal adanya Tuhan dengan cara memperhatikan fenomena

yang diambil sebagai bukti-bukti adanya Tuhan melalui

perenungan (kontemplasi) yang mendalam.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

 

c. Melalui metode ilmiah, dengan memerhatikan fenomena alam

sebagai bukti adanya Allah.

d. Irfani'ah, yakni metode yang menekankan pada instuisi dan

perasaan hati seseorang setelah melalui upaya suluk (perbuata

yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu). Metode ini

membagi alam dalam dua kategori yaitu; 1) alam nyata yang dapat

diobservasi dan dieksperimen oleh ilmu pengetahuan modern

dengan metode ilmiah, dan 2) alam intuisi yang berkaitan dengan

jiwa yang tidak bisa ditundukkan dengan pengalaman atau

analogi.

Termasuk buku ajar yang banyak digunakan di pesantren adalah

karya tulis Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Aqidah Al-Wasithiyah”

menerangkan makna aqidah yaitu sesuatu perkara yang harus dibenarkan

oleh hati, yang dengannya jiwa dapat menjadi tenang sehingga jiwa itu

menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan dan tidak

dipengaruhi oleh syak wasangka (Muslich Shabir:1981).

Karakteristik bahan ajar di atas mengisikan bahwa Islam memiliki

dua dimensi yang utama sebagai dinullah yaitu seperangkat keyakinan

dan sebagai sesuatu yang diamalkan. Seperangkat keyakinan ini disebut

dengan aqidah dan sesuatu yang diamalkan adalah perpanjangan dan

implementasi dari aqidah.

Aqidah dalam perspektif sejarah merupakan bagian pertama dalam

ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Aqidah lebih dulu

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

 

ditekankan daripada syari`at dilihat dari disampaikannya aqidah sejak

periode Mekkah, sedangkan syari`at baru ditanamkan pada periode

Madinah.

Aqidah merupakan ruh bagi setiap orang, dengan berpegang teguh

kepadanya seseorang akan hidup dengan baik dan menggembirakan,

tetapi dengan meninggalkannya, maka matilah semangat kerohaniannya.

Aqidah juga merupakan perintis atau pendorong bagi amal-amal shalih,

sebagaimana firman Allah di dalam surat Al-Baqoroh ayat 177.

Aqidah secara etimologis berarti yang terikat. Setelah terbentuk

menjadi kata, aqidah berarti perjanjian yang teguh dan kuat, terpatri dan

tertanam di dalam lubuk yang paling dalam. Secara terminologis berarti

credo, creed, keyakinan hidup iman dalam arti khas, yakni pengikraran

yang bertolak dari hati.

Dengan demikian aqidah adalah urusan yang wajib diyakini

kebenarannya oleh hati, menentreramkan jiwa, dan menjadi keyakinan

yang tidak bercampur dengan keraguan.

Karakteristik aqidah Islam bersifat murni, baik dalam isi maupun

prosesnya, dimana hanyalah Allah yang wajib diyakini,, diakui dan

disembah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh dialihkan kepada

yang lain, karena akan berakibat penyekutuan yang berdampak pada

motivasi ibadah yang tidak sepenuhnya didasarkan ataas panggilan Allah.

Aqidah ini termanifestasi dalam kalimat thoyyibah (Laa Ilaaha Illallah).

Dalam prosesnya, keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh melalui

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

 

perantara. Aqidah demikian yang akan melahirkan bentuk pengabdian

hanya kepada Allah, berjiwa bebas, merdeka dan tidak tunduk pada

manusia dan makhluk Tuhan lainnya.

Dalam Islam aqidah merupakan masalah asasi yang merupakan

misi pokok yang dibantu oleh para Nabi, baik tidaknya seseorang

ditentukan dari aqidahnya, mengingat amal saleh merupakan pancaran

dari akidah yang sempurna karena aqidah merupakan masalah asasi, maka

dalam kehidupan manusia perlu ditetapkan prinsip-prinsip dasar aqidah

Islamiyah agar dapat menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan di

akhirat. Prinsip aqidah yang dimaksud adalah:

a. Aqidah didasarkan atas tauhid yakni mengesakan Allah dari segala

dominasi yang lain.

b. Aqidah harus dipelajari terus menerus dan diamalkan sampai akhir

hayat kemudian selanjutnya diturunkan atau diajarka kepada orang

lain.

c. Scope pembahasan aqidah tentang Tuhan dibatasi dengan larangan

membicarakan atau memperdebatkan tentang eksistensi dzat Tuhan,

sebab dalam satu hal ini manusia tidak akan mampu menguasainya.

d. Akal dipergunakan manusia untuk memperkuat aqidah, bukan untuk

mencari aqidah, karena aqidah Islamiyah sudah jelas tertuang dalam

al-Qur'an dan As-sunnah.

Pada umumnya, inti materi pembahasan mengenai akidah ialah

mengenai rukun iman yang enam, yaitu: iman kepada Allah, iman kepada

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

 

malaikat Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul Allah, iman

kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadhar. Hal demikian

sepeti yang dijelaskan dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim

mengenai dialog antara Nabi Muhammad dengan malaikat Jibril:

"…Jibril berkata: "beritahukanlah kepadaku tentang iman", Rasulullah

pun bersabda: "iman adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau

iman dengan qadha qadar, ketetapan baik maupun yang jelek…"

Aqidah atau keimanan yang dimiliki seseorang tidak selalu sama

dengan yang lainnya. Ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu bergantung

pada upaya orang itu. Iman yang tidak terpelihara niscaya akan

berkurang, mengecil atau hilang sama sekali. Untuk itu perlu diketahui

sekaligus dipahami mengenai tingkatan-tingkatan aqidah :

1) Taklid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang

yang diikutinya tanpa dipikirkan.

2) Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti dan dalil

yang jelas, tetapi belum menemukan hubungan yang kuat antara objek

keyakinan dan dalil yang diperolehnya.

3) Ainul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil

rasional, ilmiah dan mendalam, sehingga mampu membuktikan

hubungan antara objek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu

memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-

sanggahan yang datang. Hal demikian ditunjukkan orang yang yakin

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

 

karena telah melihat dengan mata kepala sendiri. (Yahya ibn

Syarifuddin An-nawawiyyi, Arba'in Nawawi fii Al-akhadits Ash-

shohihati Annabawiyah, Surabaya: miftah, hlm 14).

4) Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang disamping didasarkan

atas dalil-dalil rasional, ilmiah, mendalam, juga mampu membuktikan

hubungan antara objek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu

menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pangalaman

agamanya.

Materi pelajaran Aqidah yang ada di pondok pesantren di Negara

Indonesia banyak menggunakan bahan ajar kitab berbahasa Arab yang

berjudul "Al-Aqidah Al-Washitiyyah" yang mengacu pada beberapa

karakter penting berikut ini:

1) Keimanan Rububiyah.

2) Keimanan Ibadah.

3) Keimanan Asma` dan Sifat.

4) Jihad di jalan Allah.

5) Sebab-sebab murtadnya para individu dan penguasa muslim.

6) Mentaati para penguasa negeri kaum muslimin hari ini meskipun

mengingkari dan tidak mengakui kelebihan dan kesesuaian syariat

Alloh dengan perkembangan zaman dan perbedaan waktu.

7) Tetap patuh dan selalu menasehati para penguasa negeri muslimin

meski dzolim.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

 

9. Karakteristik Kiai

Kata "Kiai" berasal dari bahasa jawa kuno "kiya-kiya" yang

artinya orang yang dihormati. Sedangkang dalam pemakaiannya

dipergunakan untuk: pertama, benda atau hewan yang dikeramatkan,

seperti kiai Plered (tombak), Kiai Rebo dan Kiai Wage (gajah di kebun

binatang Gembira loka Yogyakarta), kedua orang tua pada umumnya,

ketiga, orang yang memiliki keahlian dalam Agama Islam, yang mengajar

santri di Pesantren. Sedangkan secara terminologis menurut Manfred

Ziemnek pengertian kiai adalah "pendiri dan pemimpin sebuah pesantren

sebagi muslim "terpelajar" telah membaktikan hidupnya demi Allah serta

menyebarluaskan dan mendalami ajaran-ajaran dan pandangan Islam

melalui kegiatan pendidikan Islam. Namun pada umumnya di masyarakat

kata "kiai" disejajarkan pengertiannya dengan ulama dalam khazanah

Islam (Moch. Eksan:2000).

Menurut Abdur Rozaki (2004:87-88) karisma yang dimiliki kiai

merupakan salah satu kekuatan yang dapat menciptakan pengaruh dalam

masyarakat. Ada dua dimensi yang perlu diperhatikan. Pertama, karisma

yang diperoleh oleh seseorang (kiai) secara given, seperti tubuh besar,

suara yang keras dan mata yang tajam serta adanya ikatan genealogis

dengan kiai karismatik sebelumnya. Kedua, karisma yang diperoleh

melalui kemampuan dalam penguasaan terhadap pengetahuan keagamaan

disertai moralitas dan kepribadian yang saleh, dan kesetiaan menyantuni

masyarakat.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

 

Kepemimpinan kiai di pesantren memegang teguh nilai-nilai luhur

yang menjadi acuannya dalam bersikap, bertindak dan mengembangkan

pesantren. Nilai-nilai luhur menjadi keyakinan kiai dalam hidup.

Sehingga apabila dalam memimpin pesantren bertentangan atau

menyimpang dari nilai-nilai luhur yang diyakini, langsung maupun tidak

langsung kepercayaan masyarakat terhadap kiai atau pesantren akan

pudar. Karena sesungguhnya nilai-nilai luhur yang diyakini kiai atau umat

Islam menjadi ruh (kekuatan) yang diyakini merupakan anugrah dan

rahmat dari Allah.

Menurut Dadi Permadi (2000:46-47) bahwa seorang kiai memiliki

empat gaya kepemimpinan yang sering dipergunakan untuk mengelola

lembaga pendidikan adalah; telling, consultating, participating dan

delegating. Keempat gaya tersebut merupakan dasar kepemimpinan

situasional.

10. Karakteristik Ustadz

Pengertian ustadz diambil dari bahasa Arab yang bermakna guru

atau pengajar. Adapun di pondok pesantren Al-Irsyad Salatiga ustadz

bermakna lebih luas meliputi, guru dan pengasuh (musyrif) asrama.

Perbedaanya adalah mayoritas guru adalah sebagian orang yang telah

lulus dalam mendalami ilmu agama dari universitas-universitas, baik

dalam negeri ataupun manca negara. Sedangkan pengasuh asarama

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

 

diambil dari alumni pesantren yang tengah menjalani kegiatan khidmah

(pengabdian). Ada beberapa karakteristik dari para ustadz, antara lain:

a. Dalam mengajar dan mengasuh pondok, benar-benar meluruskan niat

semata-mata untuk beribadah kepada Allah Ta`ala.

b. Berakhlak dan berperilaku dengan nilai-nilai yang terkandung di

dalam Al Qur’anul Karim dan As Sunnah As Shohihah.

c. Melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, baik di kalangan para santri

maupun pengasuh sendiri.

d. Bertafaqquh fiddien untuk selanjutnya mengamalkan menurut

kemampuan.

e. Keseragaman berfikir bagi para pengasuh perlu diusahakan. Bila

terjadi perselisihan dalam suatu masalah dikembalikan kepada Alloh

dan Rosul-Nya (Al Qur’anul Karim dan As Sunnah As Shohihah).

f. Mengerti bahasa arab dan perjuangan Islam.

Menurut Imam Moedjiono (2002: 61-67) bahwa sifat-sifat terpuji

yang harus dimiliki oleh seorang pengajar agama (ustadz) berdasarkan

perspektif al-Qur'an meliputi:

a. Bepengetahuan luas, kreatif inisiatif, peka, lapang dada dan selalu

tanggap (QS. Al-Mujadalah:11).

b. Bertindak adil, jujur dan konsekuen, merujuk pada al-Qur'an Surat

An-Nissa:58.

c. Bertanggung jawab (QS. Al-An'am:164).

d. Selektif terhadap informasi (QS. Al-Hujurat:16).

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

 

e. Senantiasa memberikan peringatan (QS. Adz-Dzariyat:55).

f. Mampu memberikan petunjuk dan pengarahan (QS.As-Sajadah:24)

g. Suka bermusyawarah (QS. Ali Imran:159).

h. Istiqamah dan teguh pendirian (QS. Al-Ahqaf:13).

i. Senang berbuat kebaikan (QS. Al-Baqarah:195).

j. Selalu berkeinginan meringankan beban orang lain, lembut terhadap

orang mukmin (QS. At-Taubah:128).

k. Kreatif dan tawakal (QS. Al-Qashash:77).

l. Mempunyai semangat kompetitif (QS. Al-Baqarah:148).

m. Estetik, berkepribadian baik dan berpenampilan rapih (QS. Al-

'Araf:31).

n. Selalu harmonis dan proporsional dalam bertindak (QS. Al-

Baqarah:190).

o. Disiplin dan produktif (QS. Al-'Ashr).

Sifat-sifat yang disebutkan di atas, memang tidaklah mungkin

dimiliki secara sempurna oleh setiap ustadz, kecuali pengajar agama yang

diangkat dan ditetapkan secara langsung oleh Allah. Seperti para Rasul

dan para Nabi. Kenyataannya tidak sedikit ustadz yang memiliki

kelemahan dan kekurangan. Namun demikian, semakin kita mengerti dan

memahami siafat-sifat yang terpuji, maka dapatlah mawas diri dengan

berusaha keras meningkatkan kemampuan dan mengikis habis

kekurangan dan kelemahan yang ada pada dirinya.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

 

Keinginan yang jujur untuk memperbaiki diri sendiri bagi seorang

ustadz sangatlah penting agar tidak lalai dalam menjalankan amanat yang

dipikul. Sebagai pengajar agama, ustadz hidup di bawah pengawasan

Allah dan manusia. Segala yang dikatakan atau dilakukan tidak terlepas

dari pengamatan yang diteliti cermat Allah dan manusia di sekelilingnya.

Tindakan dan perilaku serta ucapan mengandung pesan, mengungkapkan

makna, atau mengajarkan dan mewariskan sifat-sifat untuk melakukan

sesuatu atau tidak.

11. Karakteristik Santri

Kata santri berasal santri berasal dari bahasa Tamil, yang

berarti guru mengaji, sementara pendapat lain menyatakan bahwa kata

santri berasal dari kata shastri (bahasa sansekerta) yang berarti orang

yang tahu buku-buku suci Agama Hindu atau buku-buku agama dan

buku-buku ilmu pengetahuan. Selanjutnya, ada dua pengertian tentang

santri secara luas dan sempit. Secara sempit santri berarti murid

atau siswa yang sedang belajar ilmu keagamaan islam dibawah asuhan

atau kiai atau ulama’, dengan cara bermukim di sebuah tempat yang

disebut dengan pesantren. Secara luas, Santri berarti seorang muslim atau

kaum muslimin yaitu golongan orang islam yang menjalankan ibadah

keagamaanya secara khafah sesuai dengan ajaran syariat islam yang

sesungguhnya (Wahid:2000).

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

 

Santri merupakan peserta didik atau objek pendidikan, tetapi di

beberapa pesantren, santri yang memiliki kelebihan potensi intelektual

(santri senior) sekaligus merangkap tugas mengajar santri-santri junior.

Santri ini memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu. Santri memberikan

penghormatan yang terkadang berlebihan kepada kiainya. Kebiasaan ini

menjadikan santri bersikap sangat pasif karena khawatir kehilangan

barokah. Kekhawatiran ini menjadi salah satu sikap yang khas pada santri

dan cukup membedakan dengan kebiasaan yang dilakukan oleh siswa-

siswi sekolah maupun siswa-siswi lembaga kursus. Akan tetapi,

belakangan ini ada perkembangan baru dikalangan santri. Hasan

melukiskan bahwa kalau dulu semangat ruh al-inqiyat (semangat

mendengar dan patuh pada kiai dan guru) masih tinggi. Sedang sekarang

yang terjadi adalah semangat ruh al-intiqaa’ (sikap kritis

mempertanyakan). Jika pada awal pertumbuhan pesantren dulu santri

tidak berani bicara sambil menatapa mata kiai, maka sekarang

telah terlibat diskusi atau dialog dengan kiai mengenai berbagai

masalah. Tentu saja tidak semua santri pesantren memiliki kecenderungan

ini. Sikap santri pesantren sekarang ini ada dua macam, yaitu: (1) Sikap

taat dan patuh yang sangat tinggi kepada kiainya, tanpa pernah

membantah, sikap ini dimilki santri dan lulusan pesantren, (2) Sikap taat

dan patuh sekadarnya, sikap ini ada pada santri yang memperoleh

pendidikan umum.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

 

12. Pengelolaan Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Irsyad

a. Aktifitas Formal (Sekolah)

Aktifitas formal persekolahan unit-unit pendidikan seperti tersebut

di atas berlangsung selama 6 hari sepekan (hari Jum’at libur). Setiap

harinya santri mendapatkan 10 jam pelajaran (masing masing 40 menit).

Kegiatan persekolahan ini berlangsung dari pukul 07.00 pagi hingga

17.00 sore, diselingi waktu jeda untuk shalat, makan siang serta istirahat.

Adapun sistem sekolah formal terdiri dari empat unit pendidikan, yaitu:

1) SDITQ (Sekolah Dasar Islam Tahfizhul Qur’an)/Setingkat SD

Program unggulan: Tahfizhul Qur’an, Bahasa Arab Dasar.

Kurikulum: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA,

IPS, Olah Raga, Tauhid, Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Tahfizh Al-

Qur’an, Do’a dan Dzikir sehari-hari, Komputer. Lulusan jenjang ini

memiliki Ijazah Nasional (SD) dan Pesantren.

2) MTW (Mutawasithoh)/Setingkat SMP

Program unggulan: Bahasa Arab.

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz & Tajwid, Al-Qur’an

Hadits Nabi , Fiqh, Shiroh Nabi, Tadrib Lughawi, Khot & Imla’,

Nahwu, Shorof, Ta’bir & Insya’, Muthola’ah, Tadribat ‘Alal

Anmath, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi,

Geografi, Fisika, Ekonomi, Olah Raga, Sejarah Nasional, Komputer.

Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah Nasional (MTs) dan Pesantren.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

 

3) IM (I`dad Muallimin)/Setingkat SMA

Program unggulan: Ilmu Syari’at Islam. Jenjang ini adalah program

lanjutan dari MTW dan I’dad Lughawi Pesantren Islam Al-Irsyad.

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz Al-Qur’an, Hadits

Nabi , Akhlaq, Fiqh, Faroidh, Ushul Fiqh, Mustholahul Hadits,

Ulumul Qur’an, Nahwu & Shorof, Balaghoh, Muthola’ah, Adab &

Nushus, Ta’bir, Siroh Nabi, Tarikh Islam, Thuruqut Tadris, Tatbiqu

At-Tadrish, Fiqhu Ad-Dakwah, Praktek Dakwah, Olah Raga, Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah Dunia, Komputer.

Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah Nasional (Madrasah Aliyah) dan

Pesantren terakreditasi dari Universitas Islam Madinah Kerajaan

Saudi Arabia serta beberapa perguruan tinggi Islam di Timur-

Tengah.

4) IL (I’dad Lughowi)

Program unggulan: Bahasa Arab Intensif.

Jenjang ini adalah program pendidikan selama satu tahun sebagai

persiapan masuk jenjang IM.

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz dan Tajwid Al-

Qur’an, Hadits Nabi, Fiqh, Tadrib Lughowi, Tadribat ‘Alal Anmath,

Khot & Imla’, Ta’bir & Insya’, Nahwu, Shorof, Shiroh Nabi.

Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah Pesantren.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

 

b. Aktifitas in-Formal (Luar Sekolah)

Aktifitas ekstra kurikuler para santri Pondok Pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga baik di dalam maupun di luar pondok dikelola oleh

bagian kesantrian. Bagian ini mempunyai struktur kepengurusan yang

tersendiri. Secara operasional tugas-tugas unit kesantrian dijalankan oleh

QST (Qismu Su`un At-Thullab), organisasi santri Jam`iyah Tholabah

(sejenis OSIS di SLTP/SLTA umum). Tugas QST memang untuk

membantu pimpinan pondok Pesantren dalam pengurusan aktifitas non-

formal pondok.

Deskripsi tentang aktifitas tersebut secara lebih detail dapat

dikelompokkan dalam jadwal rutin harian, jadwal mingguan, jadwal

bulan dan jadwal setengah tahunan.

1) Jadwal Rutin Harian

Untuk Jadwal rutin harian secara rinci di Pondok Pesantren Al-

Irsyad Salatiga adalah sebagai berikut:

03.30-04.30 Persiapan sholat shubuh berjama’ah.

04.30-04.45 Sholat subuh berjama`ah dan Qiroatul (membaca) Al-

Qur’an.

04.45-05.45 Olah raga/ kerja pagi/mandi.

06.00-06.45 Makan pagi/persiapan sekolah.

07.00-13.00 Masuk sekolah (9 jam pelajaran).

13.00-13.30 Shalat dhuhur berjamaah.

13.30-14.00 Makan siang.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

 

14.00-15.00 Tidur siang/kursus.

15.00-15.45 Shalat ashar berjamaah.

15.50-17.10 Masuk sekolah (1 jam pelajaran).

17.10-17.30 Olah raga/mandi/kerja sore.

17.30-18.15 Shalat maghrib berjamaah.

18.15-19.00 Pengajian kitab / muhadloroh.

19.00-19.45 Shalat isya’ berjamaah.

19.45-20.00 Persiapan belajar/makan malam.

20.00-22.00 Belajar di asrama masing-masing.

22.00-04.00 Tidur.

Selain aktifitas umum intern pondok tersebut. Sebahagian santri

mempunyai kegiatan ekstra harian yakni memberikan pengajian kepada

masyarakat di luar pondok. Materi pengajian dikonsentrasikan kepada

Pemberantasan Buta Huruf Al Qur’an (PBHA). Pondok Pesantren

memberi batasan lokasi paling jauh radius 50 Km dari pesantren . Waktu

pelaksanaan setelah ashar hingga isya. Aktifitas yang dijadikan ajang

latihan dan persiapan untuk terjun ke masyarakat.

2) Jadwal Mingguan

Ada beberapa macam kegiatan mingguan. Yang pertama adalah

pengajian sistem sorogan (tradisional). Secara rutin jenis pengajian ini

diadakan setiap selesai sholat Maghrib hingga Isya, dikenal dengan

pengajian tausiyah (bermakna saling menasihati). Namun tidak seperti

pesantren salaf (tradisional) pada umumnya, sistem pengajaran sorogan

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

 

di Pondok Pesantren ini tidak mengacu pada kitab khusus dengan guru

yang khusus pula serta tata cara yang yang monoton dan kaku. Tausiyah

lebih longgar, mirip pengajian/ ceramah biasa. Materi pengajiannyapun

lebih bervariasi (tergantung kepada pilihan penceramah yang diberi

tugas). Dengan demikian pilihan materi menjadi longgar begitu juga cara

penyampaian materi.

Jenis aktifitas mingguan yang kedua adalah praktek khitobah

(berpidato). Pidato dilakukan dalam 3 bahasa, Indonesia, Arab dan

Inggris. Waktunya pelaksanannya setiap hari Kamis sore dan malam

harinya. Aktifitas ketiga adalah Muhawaroh yakni latihan praktek

berbahasa resmi secara massal setiap Jum’at pagi. Ketiga aktifitas

tersebut di atas dilakukan baik oleh santri MTW maupun IL.

Sebenarnya masih ada aktifitas mingguan lainnya yakni olahraga

(diantaranya bela diri, sepak bola, renang, hiking dan badminton).

3) Jadwal Bulanan

Jadwal bulanan yang amat menggembirakan para santri adalah

kesempatan refreshing ke luar pondok. Setiap sebulan sekali di hari

Jum’at dari pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, santri dengan perizinan

yang ketat diberi kesempatan rekreasi keluar. Dalam waktu terbatas ini

biasanya dihabiskan santri untuk jalan jalan ke pasar, pertokoan,

supermarket atau mengunjungi kawan, sanak famili atau kerabat lainnya.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

 

4) Jadwal Setengah Tahunan

Jenis kegiatan meliputi antara lain : Hiking, long march (siahah),

mendaki gunung dengan AULITA (Santri Pencinta Alam) sebagai

organisasi pendukungnya dan Rihlah (studi tour). Kegiatan ini biasanya

berupa kunjungan ke berbagai lokasi dan dimaksudkan untuk menambah

wawasan santri.

c. Kelanjutan Studi

Setelah mendapatkan akreditasi (mu’adalah) dari Universitas

Islam Madinah KSA, lulusan Pesantren Islam Al-Irsyad mempunyai

peluang besar untuk melanjutkan di sana. Semenjak berdiri hingga

sekarang lulusan Pesantren Islam Al-Irsyad banyak diterima di

Universitas, Madinah, Mesir, Sudan, LIPIA serta berbagai perguruan

tinggi dalam dan luar negeri. Lulusan Pesantren Islam Al-Irsyad juga

dapat langsung berperan untuk berdakwah di tengah-tengah masyarakat

dengan bekal ilmu yang telah diperoleh.

d. Fasilitas Pesantren

Untuk menunjang tercapainya kualitas pendidikan yang optimal,

Pesantren Islam Al-Irsyad menyediakan fasilitas diantaranya: kampus

terpadu, asrama representatif, laboratorium komputer, perpustakaan,

laundry, lapangan olah raga, pelayanan kesehatan, kantin, sumber air

artesis, wartel, dan lain-lain.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

 

B. Penelitian Relevan

Dalam penelitian ini peneliti juga menjadikan hasil-hasil penelitian

terdahulu sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut. Pertama

ialah hasil penelitian yang berjudul “Proses Internalisasi Nilai-Nilai Islam

Dalam Membentuk Kepribadian Siswa” oleh Imam Zamroni (2007) dalam

penelitiannya di SMP Roudhotul Aqo`idi Bangil menemukan beberapa cara

untuk menginternalisasi nilai-nilai Islam yaitu dengan memberikan tauladan

yang baik, menciptakan lingkungan yang baik, membiasakan menjalankan

budaya-budaya Islam dan memberikan kegiatan yang bersifat islami. Dari hasil

penelitian tersebut, Zamroni sebatas memaparkan beberapa teknik internalisasi

nilai yang ada di SMP Roudhotul Aqo`idi Bangil. Untuk itu peneliti

memfokuskan objek penelitiannya hanya pada metode pembiasaan guna

mendapatkan gambaran secara detail terhadap metode tersebut dalam

menginternalisasikan nilai-nilai keislaman.

Siti Uswatun Chasanah (2006) dalam penelitian yang berjudul

“Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Pembinaan Mental Melalui

Pembiasaan Dan Keteladanan Di Yayasan Panti Asuhan Hajjah Khodijah

Sumberpasir Pakis Malang” menyimpulkan berdasarkan temuan penelitiannya

di sebuah panti asuhan, bahwa internalisasi nilai-nilai agama Islam melalui

pembiasaan dan keteladanan di panti asuhan Hajjah Khodijah Malang

dibuktikan dengan adanya serangkaian jam kegiatan rutin yang harus

dilaksanakan dan ditaati oleh seluruh penghuni panti asuhan. Penelitian tersebut

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

 

masih terbuka peluang untuk penelitian lebih lanjut, karena peneliti sebelumnya

belum memaparkan tingkat keberhasilan penggunaan metode tersebut. Maka

penelitian selanjutnya akan membahas juga mengenai hasil yang dicapai dari

pembiasaan.

Temuan dari hasil penelitian Muhaimin (2002) yang berjudul

“Paradigma Pendidikan Islam” menyatakan bahwa kegiatankegiatan

keagamaan dan praktek keagamaan yang dilaksanakan secara terprogram dan

rutin (istiqomah) di sekolah dapat mentransformasikan dan menginternalisasikan

nilai-nilai agama secara baik pada diri sivitas akademika SMUN di kota Malang.

Sehingga agama menjadi sumber nilai dan pegangan untuk bersikap dan

berperilaku dalam lingkup pergaulan, belajar, olah raga, dan lain-lain.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan di atas menunjukkan

bahwa suatu penelitian agar lebih terarah, diperlukan kerangka berpikir yang

jelas. Adapun kerangka pikir yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

 

Bahwasanya Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga adalah satu

lembaga pendidikan yang tersohor dengan pemahaman aqidah Islam yang kuat

dan detail di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Bahkan banyak

daripada santri dan alumni menjadi pakar dalam bidang aqidah (tauhid). Lain

dari pada itu, dengan mengakarnya aqidah pada jiwa dan kepribadian mereka,

bukan hal mustahil jika beberapa santri pesantren Al-Irsyad Salatiga menjadi

Pondok Pesantren

Al-Irsyad Salatiga

Kiai

(Mudir Ma’had)

 Internalisasi Santri / Siswa

Muslim Multazim

(beraqidah kuat)

Pelajaran Aqidah

(tauhid)

Proses

Pembelajaran

Lingkungan

Pembelajaran

Ustadz

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

 

muslim multazim,. Artinya senantiasa teguh dan iltizam di dalam mengamalkan

dan mendakwahkan ajaran aqidah tersebut. Dan ini adalah poin terpenting yang

membedakan pesantren Al-Irsyad Salatiga dengan pesantren-pesantren lain di

Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari proses pembelajaran yang ada di

pesantren tersebut, meliputi metode pembelajaran, sarana dan model

pembelajaran serta lingkungan yang kondusif. Ditambah dengan peranan

seorang kiai dan jajaran guru (ustadz) di dalam menerangkan mata pelajaran

aqidah tersebut. Sehingga peneliti ingin meneliti segala aspek dari sistem

pembelajaran aqidah yang diampu oleh kiai dan para ustadz sekaligus

internalisasi nilainya pada pola pikir dan perilaku santri berkenaan dengan

kehidupan sehari-hari.

 

 

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Strategi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil

analisis data dinyatakan dalam deskriptif fenomena bukan diperhitungkan

angka statistik (Sutopo, 2000:31). Menurut Gormen Clayton (Santana,

2007:29-30), penelitian kualitatif seperti kenyataan yang berarti membuat

berbagai kejadiannya seperti merekat dan melibatkan perspektif (peneliti)

yang partisipatif di dalam berbagai kejadiannya. Serta menggunakan

penginduksian dalam menjelaskan gambaran fenomena yang diamati.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan karakter penelitian kualitatif diantaranya:

a. Natural setting, artinya keadaan lingkungan suatu peristiwa terjadi

secara alami tanpa ada campur tangan dari peneliti. Setting yang

dimaksud adalah proses pembelajarn di pondok pesantren Al-Irsyad

Salatiga, diangkat dalam penelitian ini apa adanya tanpa ada unsure

rekayasa.

b. Human Instrument, yang dijadikan narasumber untuk memperoleh

data adalah manusia dengan teknik pengumpulan data berupa

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

 

wawancara dan observasi narasumber yang peneliti temui. Teori yang

dibangun adalah teori yang berdasarkan azas analisis induktif, artinya

penarikan kesimpulan terhadap suatu gejala baru dapat dilakukan

setelah mengadakan pengamatan dari gejalan tersebut.

c. Teknik Cuplikan, pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan

teknik purposive sampling dengan teknik cuplikan. Pengambilan

sampel dalam penelitian kualitatif bermaksud menjaring sebanyak

mungkin informasi dari berbagai dan bangunannya (Moeleong,

2000:165). Penelitian dalam pengambilan sampel memilih informan

yang dianggap mengetahui informasi secara mendalam dan dapat

dipercaya sebagai sumber data yang mantap.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti mengambil lokasi di Pondok Pesantren Al-Irsyad Salatiga

tersebut karena di pesantren tersebut bagi penulis sangat layak dijadikan

objek dari penelitian ini. Adapun alasannya:

a. Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga merupakan pesantren yang

dapat dikatakan berkembang dari tahun ke tahun, hal ini dapat

diketahui dari jumlah santri dan fasilitas yang terus berkembang.

b. Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga dikenal akrab dengan

kuatnya mencetak kader Islam beraqidah kuat.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

 

c. Alumni Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga terkenal dengan pola pikir

dan berperilaku muslim multazim sesuai dengan ajaran Islam.

d. Selain mendalami kitab salaf pesantren Al-Irsyad Salatiga juga

menggunakan pembelajaran modern, yaitu mengikuti pendidikan

umum dibawah naugan Diknas dan Depag.

e. Lokasi penelitian berada di lereng gunung Merbabu, sehingga terasa

nyaman dari hiruk pikuk perkotaan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April sampai dengan

bulan Mei 2011 dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a. Observasi awal.

b. Persiapan instrument dan ijin penelitian.

c. Pengumpulan data.

d. Analisa dan verifikasi data.

e. Penyusunan laporan penelitian.

C. Kehadiran Peneliti

Selain sebagai instrument, kehadiran peneliti juga memposisikan diri

sebagai siswa namun diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

aktifitas peneliti maupun yang diteliti. Waktu penelitian di adakan pada jam-jam

kegiatan formal dan informal Pesantren Al-Irsyad Salatiga yaitu dari pukul 03.00

pagi sampai 22.00 WIB, dengan waktu penelitian tersebut sehingga peneliti dapat

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

 

mengamati secara penuh dan langsung tentang bentuk-bentuk kegiatan yang ada

di pesantren Al-Irsyad Salatiga.

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrument

penelitian dan siswa. Sebagai instrument penelitian, peneliti sendiri (human

instrument) diasumsikan bahwa data dan informasi secara rasional dapat

dipertanggung jawabkan, sebab peneliti sendiri berusaha untuk menyesuaikan

diri dengan sumber informasi baik secara fisik (adaption) maupun secara

kejiwaan (adjustment) sedangkan sebagai siswa peneliti hanya mencatat segala

informasi yang diperoleh tanpa boleh mengatur informan.

Secara garis besar Nasution (1988:33) mengatakan bahwa terdapat tiga

tahapan penelitian yaitu; tahap orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap member

check.

1. Tahap Orientasi

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap orientasi adalah:

a. Melakukan peninjauan (surve) ke lokasi.

b. Melakukan studi dokumentasi dan studi kepustakaan sehubungan

dengan karakteristik masalah yang akan di susun ke dalam pra-desain.

c. Setelah menjalani seminar pra-desain dan konsultasi desain, maka

proses penyusunan tesis mulai dilaksanakan.

2. Tahap Eksplorasi

Kegiatan dalam tahap eksplorasi ini merupakan data di lokasi,

yaitu:

a. Melakukan wawancara mendalam dengan key informan.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

 

b. Melakukan wawancara dan mempelajari dokumentasi secara intensif

dengan wakil kepala sekolah dan informan lainnya.

c. Melakukan observasi (non-participant) yang mendukung kinerja

sekolah seperti penataan dan pendayagunaan sarana prasarana,

hubungan sekolah dengan lingkungan.

3. Tahap Member-Check

Kegiatan member-check dilakukan setiap selesai memperoleh data

dan informasi baik melalui observasi dan wawancara maupun studi

dokumentasi. Responden diberikan kesempatan untuk menilai kembali

data dan informasi yang telah diberikannya, apakah ada data atau

informasi baru untuk dilengkapi atau merevisi data dan informasi yang

ada. Data yang diangkat dan dokumentasi dilakukan audit trail dengan

maksud men-chek keabsahan data sesuai dengan aslinya.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah setumpuk catatan diskripsi beragam informasi yang

telah dikumpulkan dari kegiatan studi (penggalian dan pengumpulan data)

di lapangan, (Sutopo, 2008:87).

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang

karakteristik fisik sekolah yang unggul, karakteristik pendidikan guru,

karakteristik kompetensi guru serta karakteristik reward dan punishmen.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

 

Data penelitian etnografi seperti halnya dengan penelitian kualitatif

atau naturalistik diperoleh dari sumber data dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu

metode yang bersifat interaktif dan non interaktif. Teknik interaktif terdiri

dari wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta, sedangkan

yang non interaktif meliputi pengamatan tak berperan serta, analisis,

dokumen dan arsip.

2. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari

mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002:107). Menurut Lofland dalam

(Meleong, 2007:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian etnografi adalah narasumber

(informan), peristiwa (aktivitas), tempat (lokasi), benda atau rekaman,

dokumen dan arsip (Sutopo, 2002:50). Sumber data dalam penelitian ini

meliputi:

a) Informan

Informan adalah orang yang dipandang mengetahui

permasalahan yang akan diteliti dan bersedia untuk memberikan

informasi terkait. Adapun informan di penelitian ini adalah adalah kiai

(menjabat mudir), ustadz, pembina asrama dan santri. Sedangkan key

informan atau tokoh kunci dalam penelitian ini adalah kiai sekaligus

mudir (pengasuh pon-pes), jajaran ustadz yang memimpin program

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

 

pembelajaran di pondok pesantren Al-Irsyad Salatiga, musyrif

(pembina asrama), dan santri.

b) Peristiwa dan Lokasi

Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak lepas dari

wawancara dan observasi lapangan yang melibatkan tempat, pelaku

dan peristiwa yang terjadi. Dengan adanya peristiwa peneliti dapat

menegtahui secara langsung persoalan yang terjadi. Adapun tempat

dan lokasi dari penelitian di Pondok Pesantren Al-Irsyad Salatiga.

c) Dokumen

Dokumen yang dimaksud adalah merupakan data tambahan,

bukan hanya berupa tulisan saja melainkan juga dapat berupa foto,

arsip bahan ajar aqidah, rekaman dan video atas aktivitas dan

wawancara terhadap koresponden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menghimpun atau mengumpulkan data yang dibutuhkan sebagai

bahan pembahasan dan analisis, dalam penelitian ini digunakan metode-metode

sebagai berikut:

1. Wawancara mendalam (in depth interviewing)

Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat,

tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

 

yang sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan semakin fokus

sehingga informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam.

2. Metode Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan langsung ke lapangan, pada objek penelitian

(dengan melakukan pencatatan sistematis mengenai fenomena yang

diteliti) (Surahmad:162). Data yang hendak dihimpun melalui observasi

pada dasarnya sama dengan data yang ingin dihimpun melalui metode

wawancara, yaitu data tentang bentuk, situasi, serta karakteritik interkasi

pembelajaran di pesantren Al-Irsyad Salatiga. Tetapi dalam observasi

memungkinkan peneliti untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh

narasumber peneliti, hidup pada saat ini, menangkap arti fenomena dari

segi pengertian narasumber, serta menangkap kehidupan budaya dari segi

pandangan dan panutan narasumber penelitian.

Selain itu, dengan observasi memungkinkan peneliti merasakan

apa yang dirasakan dan dihayati oleh narasumber serta memungkinkan

pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama dengan pihak

narasumber, singkatnya, penggunaan metode observasi dimaksudkan

untuk memperkuat temuan data yang dihasilkan melalui wawancara.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

membaca dan mengutip dokumen-dokumen yang dipandang relevan

dengan permasalahan yang di teliti (Arikunto:2006). Metode dokumentasi

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

 

digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data tentang situasi dan

kondisi umum pesantren Al-Irsyad Salatiga sebagai seting penelitian.

F. Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan

bagi orang lain (Muhadjir, 2002:142). Dalam konteks penelitian kualitatif,

analisis data kualitatif, menurut Moleong (2006:248) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan atau unit yang dapat dikelola, mensistesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Miles dan Hubermen dalam Sutopo (2002:91) menjelaskan bahwa dalam

proses analisis data kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan

dan terjadi bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan tau verifikasi. Proses tersebut meliputi:

a. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabsrakan dan tranformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan. Selain itu reduksi data dimaksudkan

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

 

untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu dan mengorganisir data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

b. Penyajian data

Penyajian data merupakan bagian dari analisis dengan maksud agar

data atau informasi yang telah terkumpul dapat tersusun dalam bentuk

yang padu. Dalam penelitian ini data yang sudah direduksi disajikan dalam

bentuk teks naratif, matriks dan gambar. Dengan bentuk yang padu akan

lebih memungkinkan bagi peneliti untuk menarik kesimpulan.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan selama dan sesudah penelitian.

Penarikan tersebut berdasarkan fenomena pada pola-pola hubungan antar

fenomena. Jika belum diketemukan atau belum jelas hubungan antar

fenomena, maka peneliti akan kembali ke lapangan mengadakan

klarifikasi.

Dalam penelitian ini, proses analisis data, seperti halnya proses

pengumpulan dan pengolahan data, dilakukan secara bertahap (multistage and

multilevel). Analisis dimulai sejak pengumpulan data. Setiap informasi yang

diperoleh diuji silang melalui komentar informan yang berbeda atau melalui

observasi untuk menggali informasi dalam wawancara dan observasi lanjutan.

Selanjutnya, data dikategorisasikan sesuai dengan tipe pola pembelajaran akan

diketahui perbedaan interaksi pembelajaran pada situasi yang berbeda. Semua

data yang telah terkumpul, disaring, disusun dalam kategori-kategori dan diuji

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

 

silang, kemudian ditafsirkan dengan cara saling menghubungkan data yang

disusun dalam kategori-kategori untuk menemukan “hubungan inti”. Melalui

cara inilah proses penyimpulan dibuat, (Miles dan Huberman 1992:15-16).

Secara lebih rinci, langkah-langkah dalam proses dan mekanisme analisis

data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang tersedia yang diperoleh melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

2. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengna jalan membuat abstraksi,

yakni membuat rangkuman inti.

3. Memilah-milah dan menyusun data dalam satuan-satuan atau unit-unit yang

dapat dikelola.

4. Mengklasifikasikan data yang telah tersusun menjadi unit-unit data itu ke

dalam kategori-kategori tertentu, yang disertai dengan melakukan koding.

5. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

6. Menafsirkan data dengan mengolah hasil sementara menjadi teori subtantive,

dengan menggunakan metode tertentu.

Dalam melakukan analisis data dengan langkah-langkah tersebut diatas,

metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis. Metode

deskriptif-analitis adalah metode analisis data yang proses kerjanya meliputi

penyusunan data (deskripsi) dan penafsiran data atau menguraikan secara

sistematis sebuah konsep atau hubungan antar konsep. (Zubair dan Baker,

1990:165).

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

 

G. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah konsep penting dalam paradigma penelitian yang

diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas)

menurut paradigma penelitian kuantitatif (Moleong, 2006:231). Untuk

menetapkan keabsahan data (trustworthisness) data diperlukan teknik

pemeriksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan pada empat

kriteria, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability) dalam penelitian kualitatif sama dengan kriteria

validitas internal dalam penelitian kuantitatif.

Dalam penelitian ini validitas atau keabsahan data diperiksa dengan

metode triangulasi. Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan

multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis

data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan

baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut

pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda

akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu,

triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh

peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi

sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.

Sebagaimana diketahui dalam penelitian kualitatif peneliti itu sendiri

merupakan instrumen utamanya. Karena itu, kualitas penelitian kualitatif sangat

tergantung pada kualitas diri penelitinya, termasuk pengalamannya melakukan

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

 

penelitian merupakan sesuatu yang sangat berharga. Semakin banyak

pengalaman seseorang dalam melakukan penelitian, semakin peka memahami

gejala atau fenomena yang diteliti. Namun demikian, sebagai manusia seorang

peneliti sulit terhindar dari bias atau subjektivitas. Karena itu, tugas peneliti

mengurangi semaksimal mungkin bias yang terjadi agar diperoleh kebenaran

utuh.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kepentingan pengecekan

data atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004:178).

Triangulatian menurut Patton (Moleong, 2004:178–179) dibagi menjadi empat,

yaitu :

1. Triangulasi Sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitatif. Data yang diperoleh berupa wawancara

yang dilakukan lebih dari satu kali dalam periode waktu tertentu.

2. Triangulasi Metode, yaitu dengan menggunakan dua strategi; (1)

pengecekan terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan

beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi Peneliti, yakni dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat

lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan.

Pengambilan data dilakukan oleh beberapa orang.

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

 

4. Triangulasi Teori, yakni melakukan penelitian tentang topik yang sama dan

datanya dianalisa dengan menggunakan beberapa perspektif teori yang

berbeda.

Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,1987:331). Adapun untuk mencapai

kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Adapun modus triangulasi pada penelitian ini adalah: (1) membandingkan

atau menguji silang (cross chek) data hasil wawancara dari santri, ustadz satu

dengan yang lain, (2) melakukan uji silang antara data hasil wawancara bersama

santri, ustadz dengan keterangan yang diperoleh dari kiai (menggunakan sumber

data ganda), (3) membandingkan data hasil wawancara bersama santri, ustadz,

kyai dengan data hasil observasi (menggunakan metode ganda).

Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan

adalah triangulasi metode dan sumber, yaitu dengan cara mengkonfirmasi

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

 

ulang informasi hasil wawancara dengan dokumentasi dan observasi. Data

penelitian yang diperoleh dari sumber yang berbeda melalui wawancara

dikonfirmasi ulang dengan data yang diperoleh melalui observasi dan

dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini dalah data yang

absah setelah melalui proses penyilangan informasi. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis induktif, yaitu analisis

yang bertolak dari data dan bermuara pada simpulan-simpulan umum.

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

 

BAB IV

DESKRIPSI PESANTREN ISLAM AL-IRSYAD SALATIGA

DAN HASIL PENELITIAN

Pada BAB IV hasil penelitian akan dibahas yang pertama tentang

dekripsi tentang profil Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga, Jawa Tengah.

Yang kedua peneliti mendeskripsikan tentang proses pembelajaran di Pesantren

Islam Al-Irsyad Salatiga, yang membahas dari rencana pelaksanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran yang peneliti

awali dengan karakter kepala pesantren (mudir) dan jajaran ustadz (guru),

metode pembelajaran dan sumber belajar aqidah yang di pergunakan.

Selanjutnya yang ketiga, mendeskripsikan materi aqidah yang diajarkan di

pesantren tersebut. Kemudian yang keempat peneliti mendeskripsikan

lingkungan belajar yang terdapat di Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga. Untuk

yang terakhir peneliti mendeskripsikan internalisasi nilai mata pelajaran aqidah

(tauhid) pada para santri.

A. Profil Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

1. Sejarah Berdirinya Pesantren Al-Irsyad Salatiga

Pesantren Islam Al-Irsyad didirikan oleh Pengurus Al-Irsyad cabang

Semarang, dimulai pada pada hari Rabu tepatnya pada tanggal 1 Muharam 1408

Hijriyah bertepatan dengan 26 Agustus 1986 Masehi dengan dimulainya

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

 

pembangunan kelas-kelas kemudian mulai dipergunakan untuk kegiatan

pembelajaran pada bulan Dzulqa'dah 1409 Hijriyah bertepatan dengan bulan Juli

1988 Masehi. Hal ini didasarkan atas kebutuhan akan pentingnya ilmu syar'i

sebagai lentera dan penerang dalam kegelapan dikarenakan sudah banyaknya

ulama yang dicabut dari muka bumi ini sehingga diperlukan penerus-penerusnya

untuk membimbing, mendidik dan mengajar manusia serta membentengi mereka

dari pengaruh-pengaruh pandangan barat dan kristenisasi. Bukan suatu hal yang

mengejutkan jika sudah banyak manusia terjerumus dan tenggelam dalam jeratan

Nasrani, kemusyrikan, bid'ah dan maksiat yang merajalela.

Melihat keadaan yang demikian maka Syaikh Umar bin Ali bin Abdat

sebagai pencetus pendirian pesantren memulai membeli sebidang tanah untuk

pembangunan dan menghubungi beberapa dai dan penyumbang untuk

menindaklanjuti proposal pembangunan fasilitas-fasilitas pesantren lainnya.

Adapun rasa perhatian dan rasa simpatik datang juga dari yang mulia syaikh

Abdul Aziz bin Abdullah Al-Ammari Mudir Ma'had Ulum Al-Islamiyah Al-

Arobiyah (LIPIA) Jakarta, semoga Allah memberkatinya sebagaimana telah

membukakan jalur untuk masuknya bantuan baik dari segi materi maupun

rohani. Dari sinilah terbukalah kerjasama dengan berbagai lembaga dakwah dan

tarbiyah, dalam hal ini Yayasan Ihyaut Thurots Al-Islami Kuwait yang memiliki

andil besar dalam perealisasian proposal. Adapun pesantren terletak di lereng

Merbabu dengan pemandangan yang asri dan menyejukkan tepatnya di desa

Butuh Tengaran Kabupaten Semarang, 8 km dari kota Salatiga yang merupakan

markas besar kristenisasi Asia Tenggara.

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

 

Pesantren memiliki beberapa jenjang pendidikan, yaitu : Mutawasitah

(MTW) yang setingkat dengan MTs/SLTP, I'dad Muallimin (IM) yang setingkat

dengan MA/SLTA, I'dad Lughawi (Pendidikan bahasa Arab selama satu tahun).

Pada awalnya mayoritas alumni Pesantren Islam Al Irsyad Salatiga hanya

melanjutkan studinya ke lembaga pendidikan tinggi di Timur Tengah seperti

Universitas Islam Madinah di Saudi Arabia, Universitas Al-Azhar di Mesir dan

Universitas Khartoum di Sudan serta Lembaga pendidikan tinggi yang

merupakan cabang dari Lembaga pendidikan tinggi di Timur Tengah misalnya

LIPIA (Lembaga Ilmu Pendidikan Islam dan Arab) di Jakarta yang merupakan

cabang dari Universitas Ibnu Saud di Riyadh, Saudi Arabia.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan juga untuk memenuhi

aspirasi dari berbagai kalangan, terutama agar para lulusan Al-Irsyad Salatiga

dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Agama maupun Perguruan Tinggi

Umum di Indonesia, maka pada tahun 1999 dibukalah Madrasah Aliyah

Keagamaan dengan ijin dari Departemen Agama Kantor Wilayah Propinsi Jawa

Tengah bernomor statistik 312332202370.

Dalam perkembangannya Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Irsyad

Salatiga telah meluluskan sebanyak tujuh kali dengan tingkat kelulusan 100 %.

Hal ini tentunya karena didukung oleh adanya Sumber Daya Murid dan Sumber

Daya Guru yang berkualitas serta adanya sarana dan prasarana yang memadahi.

2. Letak geografis Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

 

Pesantren Islam Al-Irsyad (PIA) Salatiga yang terletak di lereng gunung

Merbabu memiliki hawa yang sejuk, merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang masih baru di daerah Jawa Tengah, dibandingkan dengan pesantren lainnya.

Secara geografis terletak di jalur strategis jalan Solo - Semarang Km 45 tepatnya

di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa

Tengah, jaraknya yang hanya 300 meter dari jalan raya Solo-Semarang

memudahkan untuk dijangkau oleh siapapun baik, didukung pula dengan

vitalnya peranan jalan tersebut karena merupakan lalu lintas utama

menghubungkan kota Surakarta dengan Semarang.

Bentangan tanah seluas kurang lebih 5.5 hektar, dilingkari dengan pagar

tembok batako, sehingga merupakan satu kesatuan tersendiri. Adapun batas-batas

pesantren Al-Irsyad Salatiga sebagai berikut :

1) Sebelah Utara dibatasi oleh kecamatan Tengaran.

2) Sebelah Selatan dibatasi oleh kelurahan Nobo.

3) Sebelah Barat dibatasi oleh kelurahan Kembang Sari

4) Sebelah Timur dibatasi oleh kelurahan Patemon.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa letak pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga strategis dan kondusif, adapun alamatnya adalah desa Butuh

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang atau PO BOX 134 Salatiga kode pos

50700 nomor telephon (0298) 321658, 313616 faximale 312456. (Hasil

observasi tanggal 10 April 2011).

Agar lebih jelas dapat di lihat pada peta Pesantren Islam Al-Irsyad berikut

ini :

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

 

Catatan :

- Dari Semarang ke Pesantren ± 55 km

- Dari Solo ke Pesantren ± 45 km

- Dari Salatiga ke pesantren ± 8 km

(Hasil observasi internet, http://www.alirsyadtengaran.com, tanggal 09 April

2011).

 

 

3.  Tujuan Khusus dan Umum Pesantren

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga sejak didirikannya memiliki beberapa

tujuan di antaranya :

a. Tujuan Khusus yaitu :

1) Mempersiapkan generasi muslim dan dai yang memiliki prinsip dan pedoman

aqidah ahlu al-sunnah wa al-jama`ah.

2) Mengenalkan kepada khalayak masyarakat akan pentingnya syari`at Islam yang

sempurna, terlepas dari berbagai bentuk-bentuk kesyirikan, khurafat, bid`ah dan

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

 

pemahaman-pemahaman yang menghancurkan serta pemikiran-pemikiran yang

merusak Islam.

3) Menghidupkan metode ilmiah yang shahih bersandarkan pada al-Qur´an dan al-

Sunnah sesuai pemahaman salaf al-ummah diantara masyarakat Indonesia.

4) Mengajak umat Islam dalam memberikan pengajaran dan pendidikan berdasarkan

pandangan Islam sesuai pemahaman salaf al-ummah.

5) Memberikan wawasan keilmuan umum dan keahlian aplikatif bagi santri sebagai

bekal dakwah dan hidup bermasyarakat.

b. Tujuan Umum yaitu:

1) Mengajarkan kepada masyarakat ‘Ulum Islamiyyah yang berasal dari sumber-

sumber yang terpercaya berupa kitab dan as-sunnah sesuai pemahaman salaf al-

ummah.

2) Mengenalkan dan memberikan kesadaran bagi masyarakat Indonesia akan

pentingnya bahasa Arab.

3) Membentuk generasi Islam yang mampu berdakwah dan hidup mandiri di

masyarakat.

4. Fasilitas pendidikan yang tersedia.

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga menyediakan sarana-sarana penunjang

pendidikan dari berbagai aspek antara lain :

a. Tempat Pendidikan : kampus terpadu 2 lantai

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

 

b. Staf pengajar terdiri dari : syeikh dari Arab Saudi, alumni Timur Tengah,

Alumni LIPIA, alumni Perguruan Tinggi : UGM, UNES, UMS, Al-Aqidah

Jakarta, Undaris Semarang dan alumni Pesantren Islam Al-Irsyad.

c. Fasilitas praktek bahasa, komputer, Biologi.

d. Pendidikan komputer untuk semua jenjang.

e. Sarana penunjang, meliputi : masjid berkapasitas 1500 jamaah,

perkantoran 2 lantai, sarana olahraga (lapangan sepakbola, futsal, basket, bulu

tangkis, folly, takraw), toko buku dan alat tulis dan kantin, koperasi pondok

pesantren, mini market, listrik PLN dan diesel, sumber air artesis, pelayanan

kesehatan tanpa dipungut biaya, pakaian dicucikan, asrama representatif 3 lantai,

makan 3 kali sehari, air minum meneral.

(Observasi pada tanggal 27 April 2011)

Adapun keadaan sarana dan prasarana lebih jelasnya terdapat pada tabel

berikut:

N

O NAMA BARANG 

 

JML 

 

N

O NAMA BARANG  JML 

1  Ruang Mudir Umum 1  Lokal 21 Mobil 3 Buah

2  Ruang Kepala MTW  1 Lokal  22 Sepeda Motor  1 Buah 

3  Ruang Guru MTW  1 Lokal  23 Ruang Makan  2  Lokal 

4  Ruang Kepala Mu'alimin   1  Lokal  24 Ruang Pencucian  1  Lokal 

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

 

5  Ruang Guru Mu'alimin  1  Lokal  25 Kantin  3  Lokal 

Ruang Kesantrian  1  Lokal

26

Lapangan Sepak 

Bola 

Lapangan Futsal 

1  Lokal

4 Lokal 

7 Ruang Service  1  Lokal 

27Lapangan Bola 

Volley 

1  Lokal 

8 Ruang Personalia & 

Kepegawaian 

1 Lokal28

Lapangan Bulu 

Tangkis 

2  Lokal

9 Ruang Akuntansi & 

Keuangan 

1  Lokal 29

Lapangan Basket  1  Lokal 

10  Ruang Koperasi & Usaha  1  Lokal  30 Tenis Meja  2  Buah 

11 Ruang Pertemuan  1 Lokal 

29Perumahan Guru   18   

Rumah 

12  Ruang Kesehatan 1 Lokal 30 Ruang tamu   1 Lokal

13 Ruang Kelas  28  Lokal 

31Proyektor LCD & 

OHP 

1  Buah 

14  Perpustakaan Buku  2  Lokal 32 Mesin Foto Copi  1  Buah

15 Perpustakaan Audio 

Visual 

1  Lokal33

Mesin Cuci 9  Buah

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

 

16  Laboratorium Komputer  3  Lokal  34 Faximile  2  Buah 

17  Laboratorium Bahasa 2  Lokal 35 Water Treatment  1 Buah

18 

19 

20 

Masjid 

Asrama 

Listrik Diesel 

2  Lokal

 3  Lokal  36

Peralatan 

Olahraga 

(Dokumentasi, 09 April 2011 dari Bagian Service)

Susunan Pengurus Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

Ketuan Yayasan : Tarik Umar Abdat

Sekretaris : Naji Abdat

Pimpinan Umum : Nafi` Zainuddin, Lc

Sekretaris Pimpinan Umum : Toni Suwanto

Kabid PKP : Ibnu Sutopo, S.T

Staff PKP : Dimas Buntarto, S.Si

Kasie IT : Yelly, S.Kom

Staff IT : Faizin Awudh, S.PdI

Kabid SDITQ : Muhammad Zainuddin, S.PdI

Sekretaris SDITQ : Andi Tri Cahyono

Kabid MTW : Suratman, Lc

Sekretaris MTW : Ahmad Faizin

Kabid I`dad Muallimin : Romelan, Lc

Sekretaris : Edi Eko Purnomo, S.Pd

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

 

Kabid Usaha : Sukoyo Sukri

Accounting : Najat, SE

Staff Usaha : Gunawan, A.Md

Kabid Kesantrian : Suharlan Madi A, Lc

Sekretaris Kesantrian : Wahab Rajasam, S.PdI

Kasie JT MTW : Wachid N.H, M.Pd

Kasie JT I`dad Muallimin : Amruddin, Lc

Kasie Musyrif MTW : Rusman, Lc

Kasie Musyrif IM : Parwono, Lc

Kasie Tibkam : Mahful Safaruddin, Lc

Staff Tibkam : Makstur, S.PdI

Kasie Dakwah & Sosial : Rizal Yuliar, Lc

Kasie Maktabah : Ichsanuddin

Kasie Humsos : Bobby Chandra, S.Si

Kasie TAV : Agung Cahyono, S.PdI

Kabid Umum & Service : Muhammad Qasim Muhajir, Lc

Sekretaris : Nasrullah, S.PdI

Kabag Lingkungan : Aziz Basuki, S.HI

Staff Service & Maintenance : Margono

Staff P & K : Ari Danial, S.HI

Kasie Komputer & : Agus Arianta, S.Pd

Telekomunikasi Jazuli, S.Kom

Kasie Konsumsi&Pengadaan : Mahmud

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

 

Kasie Kesehatan : Roni, A.MK

Kabid Akutansi&Keuangan : Hilman Aris, S.E

Accounting : Eko Yuli, A.Md

Keterangan :

MTW : Mutawashitoh

IM : I`dad Muallimin

PKP : Personalia dan Kesekertariatan Pesantren

IT : Informasi Teknologi

SDITQ : Sekolah Dasar Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur’an

Maktabah : Perpustakaan

Humsos : Hubungan Masyarakat dan Sosial

IL : I`dad Lughawi

TAV : Televisi dan Audio Visual

P & K : Pemeliharaan dan Kebersihan

(Observasi dokumen bagian service, 11 April 2011).

5. Profil Pesantren Islam Al-Irsyad Menurut Jenjang Pendidikan:

I. Profil SDITQ (Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur’an:

a. Identitas Madrasah

1) Nama Madrasah : SDITQ Al-Irsyad

2) Nomor Statistik Madrasah: 1020322020051

3) Alamat Madrasah : Jl.Solo Semarang Km 45

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

 

Desa : Butuh

Kecamatan : Tengaran

Kabupaten : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : Po Box 134 Salatiga 50700

No. Telp & Fax : (0298)321658-(0298)312456

E-mail : [email protected]

Website : www.pesantrenAlirsyad.org

4) Status Madrasah : Swasta

5) Nama Yayasan : Pesantren Islam Al-Irsyad

6) Tahun Berdiri Madrasah : 2007

7) Status Akreditasi/Tahun : B/2007

b. Visi Madrasah:

Diakui sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam terbaik di wilayah

Nusantara dan mancanegara yang bermanhaj Salaf al-Ummah (Ahlu as-sunnah

wal jama`ah).

c. Misi Madrasah :

1) Mencetak generasi muslim yang berkualitas bermanhaj Ahlu as-sunnah

waljama`ah.

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

 

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dsar-dasar syari`at Islam

berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salaf al-

Ummah.

3) Menyelenggarakan pendidikan dasar Bahasa Arab dan hafalan Al-Qur’an secara

optimal.

4) Menyelenggarakan pendidian pengetahuan umum dan keterampilan yang

memadai

5) Mengembangkan pribadi yang mandiri.

d. Kompetensi Lulusan SDITQ AL-Irsyad :

1) Tertib shalat lima waktu.

2) Terbiasa dengan 30-50 doa harian.

3) Mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil.

4) Hafal Al-Qur’an minimal 5 juz setiap tahunnya.

5) Hafal 40 hadits dari kitab Arba`in an-Nawawi dan hadits-hadits lain.

6) Mampu berbahasa Arab dan Inggris secara aktif.

7) Mampu menoperasikan computer dan aplikasi Office.

8) Lulus dengan nilai akhir tinggi.

e. Prestasi yang pernah diraih:

1) Tahun 2009

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

 

Juara 2 lomba Komputer tingkat Kecamatan Tengaran yang diselenggarakan oleh

DIKNAS.

2) Tahun 2008

Juara IV lomba Komuter tingkat Kecamatan Tengaran yang diselenggrakan oleh

DIKNAS.

3) Tahun 2007

a) Juara 1 lomba Mapel Agama tingkat Kabupaten Semarang yang diselenggrakan

oleh DEPAG.

b) Juara 1 lomba Mapel Agama tingkat Kecamatan Tengaran yang diselenggarakan

oleh DEPAG.

4) Tahun 2006

a) Juara 1 Bahasa Arab tingkat kecamatan Tengaran yang diselenggrakan oleh

DEPAG.

b) Juara 1 Alqur’an/Hadits tingkat Kecamatan Tengaran yang diselenggrakan oleh

DEPAG.

c) Juara 2 Bahasa Inggris tingkat Kecamatan Tengaran yang diselenggrakan oleh

DEPAG.

d) Juara 3 Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) tingkat Kecamatan Tengaran yang

diselenggrakan oleh DEPAG.

e) Juara 2 Bahasa Arab tingkat Kabupaten Semarang yang diselenggarakan oleh

DEPAG.

f) Juara IV MMP kelas 2 tingkat Kecamatan Tengaran yang diselenggarakan oleh

DIKNAS.

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

 

5) Tahun 2004

Juara 2 bahasa Inggris tingkat Kecamatan Tengaran yang diselenggarakan oleh

DEPAG.

II. Profil Madrasah Tsanawiyah (Mutawashitoh) Al-Irsyad

a. Identitas Madrasah

1) Nama Madrasah : MTs Al-Irsyad

2) Nomor Statistik Madrasah: 212332202035

3) Alamat Madrasah : Jl.Solo Semarang Km 45

Desa : Butuh

Kecamatan : Tengaran

Kabupaten : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : Po Box 134 Salatiga 50700

No. Telp & Fax : (0298)321658-(0298)312456

E-mail : [email protected]

Website : www.pesantrenAlirsyad.org

4) Status Madrasah : Swasta

5) Nama Yayasan : Pesantren Islam Al-Irsyad

6) No.Akte Pendirian : D/KW/MTs/58/2005

7) Tahun Berdiri Madrasah : 2004/2005

8) Status Akreditasi/Tahun : -

b. Visi Madrasah:

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

 

Diakui sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam terbaik di wilayah

Nusantara dan mancanegara yang bermanhaj Salaf al-Ummah (Ahlu as-sunnah

wal jama`ah).

c. Misi Madrasah :

1) Mencetak generasi muslim yang berkualitas bermanhaj Ahlu as-sunnah

waljama`ah.

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran syari`at Islam berdasarkan Al-

Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salaf al-Ummah.

3) Menyelenggarakan pendidikan Bahasa Arab secara optimal dan hafalan Al-

Qur’an secara optimal.

4) Menyelenggarakan pendidian pengetahuan umum dan keterampilan yang

memadai.

5) Memurniakan aqidah dan syari`at Islam dari segala bentuk syirik, khurafat, bid`ah

dan gerakan-gerakan pemikiran sesat.

6) Menghidupkan pola pikir ilmiah berdasarkan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah

sesuai dengan pemahaman Salaf al-Ummah (Ahlu sunnah wal jama`ah).

7) Mengajak, mendidik dan membina kaum muslimin untuk hidup Islami dalam

naungan manhaj salaf al-ummah.

d. Prestasi yang pernah diraih:

1) Tahun 2009

Juara 2 Tartil Al-Qur’an tingkat Kabupaten Semarang pada MTQ Pelajar.

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

 

2) Tahun 2008

a) Juara 1 tahfidz 1 juz & Tilawah tingkat Kabupaten Semarang pada MTQ Pelajar.

b) Juara 1 Tahfidz 1 juz & Tilawah tingkat Kabupaten Semarang pada STQ.

c) Juara 2 Tahfidz 5 juz & Tilawah tingkat Kabupaten Semarang pada MTQ Pelajar.

d) Juara 2 Tartil Al-Qur’an tingkat Kabupaten Semarang pada MTQ Pelajar.

e) Juara 3 Tartil AL-Qur’an tingkat Kabupaten Semarang pada MTQ Pelajar.

f) Juara 2 lomba pidato bahasa Arab tingkat Propinsi Jawa Tengah pada PORSENI.

g) Juara Harapan 1 lomba Qiroatul Kutub (Baca kitab gundul) tingkat propinsi Jawa

Tengah.

h) Juara Harapan 2 pada lomba Qiroatul Kutub tingkat propinsi Jawa Tengah.

i) Juara Harapan 3 pada lomba Qiroatul Kutub tingkat propinsi Jawa Tengah.

j) Mewakili kabupaten Semarang pada PORSENI Jawa Tengah dicabang pidato

Bahsa Inggris.

3) Tahun 2005

a) Juara 1 tartil tingkat Kabupaten Semarang yang diselenggarakan MTQ Pelajar

XXI.

b) Juara 1 lomba pidato Arab tingkat propinsi yang diselenggarakan daam rangka

PORSENI.

c) Mewakili Kabupaten Semarang dalam cabang pidato bahasa Inggris.

d) Mewakili Kabupaten Semarang dalam cabang lomba Cerdas Cermat Quran

dengan memperoleh peringkat V.

e) Mewakili kabupaten Semarang dalam cabang lomba Kaligrafi yang diselengrakan

oleh MTQ.

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

 

III. Profil I'dad Mualimin (MA) Al-Irsyad Salatiga :

a. Identitas Madrasah :

1) Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Al Irsyad

2) Nomor Statistik Madrasah : 312332202370

3) Alamat Madrasah : Jl.Solo Semarang Km 45

Desa : Butuh

Kecamatan : Tengaran

Kabupaten : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : Po Box 134 Salatiga 50700

No. Telp & Fax : (0298)321658-(0298)312456

E-mail : [email protected]

Website : www.pesantrenAlirsyad.org

4) Jenjang Akreditasi : Terakreditasi B

5) Nomor : wk/5.a/PP032/2565/004/2000

6) Didirikan pada tanggal : 24 Juli 1999

b. Visi Madrasah :

Mencetak generasi Muslim Yang Bermanhaj Ahlussunnah Waljama’ah dan

berkualitas.

c. Misi Madrasah :

1) Membentuk Generasi yang Islami.

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

 

2) Melaksanakan Pendidikan dan Pengajaran syariat Islam sesuai dengan Al Qur’an

dan As Sunnah.

3) Melaksanakan Pembelajaran Bahasa Arab secara optimal.

4) Menumbuhkan kepedulian kepada masyarakat muslim pada umumnya.

5) Memberikan pengetahuan umum yang memadai.

e. Target Kompetensi Lulusam MA Al-Irsyad:

1) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama Islam.

2) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta

memperbaiki kekurangannya.

3) Menunjukkan sikap percaya diri an bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan

dan pekerjaan.

4) Berpartisipasi dalam penegakan atuan-aturan sosial.

5) Menbangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,

kreatif, dan inovatif.

6) Menunjukkan kemampuan berfikir logis dan kritis dalam pengambilan keputusan.

7) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan

diri.

8) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasi yang terbaik.

9) Menunjukkan kemampuan menganalisi dan memecahkan masalah kompleks.

10) Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.

11) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertangung jawab.

12) Menghasilkan karya keratif, baik individual maupun kelompok.

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

 

13) Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan

lingkungan.

14) Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

15) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat.

16) Menghargai adanya perbedan pendapat dan berempati terhadap orang lain.

17) Menunjukan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan

estetis.

18) Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara dalam

bahasa Arab, Indonesia dan Inggris.

19) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.

f. Prestasi yang pernah diraih :

1) Tahun 2009

a) Juara 1 Hifdzul Hadits tingkat Nasional yang diselenggrakan oleh Kedutaan

Saudi.

b) Juara 1 Hifdzul Qur’an 20 juz tingkat propinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan

oleh DEPAG.

c) Juara 1 Tafsir 30 juz Bahasa Arab tingkat propinsi Jawa tengah yang

diselengarakan oleh DEPAG.

2) Tahun 2008

a) Juara 1 Hifdzul Qur’an tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh

Kedutaan Saudi.

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

 

b) Juara 2 Hifdzul Hadits tingkat Nasional yang diselenggarakan

Kedutaan Saudi.

c) Juara 3 Hifdzul Qur’an tingkat ASEAN yang diselenggarakan

Keduataan Saudi.

d) Juara 2 Hifdzul Hadits tingkat ASEAN yang diselenggarakan

Keduataan Saudi.

e) Juara 2 Hifdzul Qur’an tingkat Kabupaten Semarang yang

diselenggarakan oleh MTQ.

f) Juara 1 Baca Puisi tingkat propinsi yang diselenggarakan oleh

POSPEDA.

g) Juara 1 baca kitab gundul (fiqih) tingkat propinsi Jawa Tengah yang

diselenggarakan oleh MQK.

h) Juara 1 baca kitab gundul (hadits) tingkat propinsi Jawa Tengah yang

diselenggarakan oleh MQK.

i) Juara 1 baca kitab gundul (akhlak) tingkat propinsi Jawa Tengah

yang diselenggarakan oleh MQK.

j) Juara 1 baca kitab gundul (fiqih) tingkat Nasional yang

diselenggarakan oleh MQK.

k) Juara 3 baca kitab gundul (akhlaq) tingkat Nasional yang

diselnggarakan oleh MQK.

3) Tahun 2007

a) Juara 1 hifdzul Qur’an tingkat Nasional.

b) Juara 1 hifdzul Hadist tingkat Nasional.

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

 

c) Juara 1 hifdzul Qur’an 20 juz tingkat kabupaten Semarang.

B. Temuan Penelitian

1. Karakter Penghuni Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

A. Karakteristik Mudir

Istilah mudir diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah

kepala/ketua/direktur. Adapun mudir yang peneliti maksud di penelitian ini ialah

kepala pesantren yang sekaligus menjadi pembina dan bertanggung jawab penuh

atas segala sesuatu yang ada di pesantren.

Mengingat pesantren Al-Irsyad Salatiga termasuk dari jenis pesantren

modern (non tradisional), maka tidak terdapati di dalamnya seorang kiai. Adapun

peran kiai terwujud dengan adanya mudir, dengan makna lain bahwa mudir di

pon-pes modern menjabat laksana seorang kiai di pon-pes tradisional.

Seorang mudir di pesantren Al-Irsyad Salatiga mendapat amanah jam

mengajar di kelas-kelas lebih sedikit dibandingkan para ustadz lainnya dengan

alasan padatnya “jam terbang” dalam berdakwah di luar dan mengurusi pon-pes,

terbukti dengan sering pergi ke luar daerah. Mudir pesantren Al-Irsyad Salatiga

merupakan tokoh yang diteladi oleh segenap penghuni pon-pes yang terdiri dari

jajaran ustadz, santri dan pegawai.

Semenjak kurang lebih tujuh tahun yang lalu pesantren Al-Irsyad

Salatiga dipimpin oleh seorang mudir yang bernama Ust. Nafi` Zainudin, Lc,

alumnus pesantren Al-Irsyad Salatiga yang melanjutkan studi di Universitas Al-

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

 

Azhar Kairo di Mesir, dan sekarang tengah menyelesaikan pascasarjana pada

salah satu perguruan tinggi ternama di Jawa Tengah dan salah satu universitas

yang berskala internasional. (Observasi, 28 April 2011).

Mudir pesantren Al-Irsyad Salatiga membawahi empat jenjang

pendidikan (SDITQ, Mutawashitoh, I`dad Lughowi dan I`dad Muallimin) yang

setiap jenjangnya dikepalai oleh seorang kepala sekolah. Lain dari pada itu,

mudir juga mengepalai sektor-sektor penting lainnya seperti sektor administrasi,

personalia, dakwah-sosial, dan lain sebagainya.

Seorang mudir di pesantren Al-Irsyad Salatiga memegang teguh nilai-

nilai luhur Islami yang menjadi acuannya dalam bersikap dan memimpin. Hal ini

tampak dalam segala perilaku baik di dalam maupun di luar pon-pes. Salah satu

alumni pesantren Al-Irsyad Salatiga, Mazer Nasher Nahdi, S.PdI berkata kepada

peneliti pada tanggal 13 Mei 2011:

Di dalam permasalahan aqidah, mudir pesantren Al-Irsyad Salatiga

juga memahami dengan detail terlihat pada khotbah-khotbah dan ceramah-

“Mudir ma’had (pesantren) Al-irsyad Salatiga memang patut untuk

dijadikan qudwah (panutan). Keberadaannya kayak seorang kiai di

pondok tradisional. Sampai sekarang pun saya masih merasa

kagum dan segan. Semoga Allah senantiasa menjaga mudir”.

(CL.10)

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

 

ceramah di dalam pesantren dan di luar pesantren via radio atau masjid-masjid.

Sudah menjadi sesuatu yang layak apabila karakter mudir “membekas” pada jiwa

para santri dan alumni.

B. Karakteristik Ustadz

Ustadz atau pengajar yang ada di Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

merupakan komponen inti untuk memajukan kualitas pembelajar. Jajaran ustadz

berlatar belakang pendidikan yang beraneka ragam sesuai dengan mata pelajaran

yang diampu. Untuk jenjang SDITQ didominasi oleh ustadz yang lulus dari

universitas dalam negeri fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) atau

fakultas tarbiyah. Sehingga mampu menjadi suritauladan yang baik bagi santri

(peserta didik) jenjang sekolah dasar. Adapun untuk mata pelajaran aqidah

diampu oleh ustadz yang lulus dari jurusan tarbiyah.

Di jenjang Mutawashitoh (setingkat SMP/MTs) jajaran ustadz terdiri

dari alumni pendidikan umum dan agama. Untuk pelajaran umum, maka ustadz

yang mengajar adalah alumnus universitas dalam negeri dengan jurusan yang

“pas” dengan mata pelajaran yang diampu. Adapun untuk pendidikan agama

dimanahkan kepada para ustadz yang telah menempuh pendidikan tinggi di

dalam maupun di luar negeri. Khusus pengajar aqidah (tauhid) adalah dua ustadz

yang berkompeten dalam bidang aqidah. Dan untuk jenjang I`dad Lughowi

(persiapan bahasa) di kelola oleh jajaran ustad yang tidak jauh beda dengan

ustadz jenjang Mutawashitoh. Khusus pelajaran aqidah diampu oleh seorang

ustadz yang juga fokus di bidang aqidah.

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

 

Terakhir untuk jenjang I`dad Muallimin (setingkat SMA/Aliyah)

terdapati jajaran ustadz yang berlatar pendidikan luar negeri ber-titel Lc. Adapun

pengecualian adalah ustadz yang mengajar mata pelajar umum, yang lulus dari

pendidikan tinggi dalam negeri. Yang menjadi “icon” pesantren Al-Irsyad

Salatiga sekaligus menjadikan pesantren ini beda dengan pesantren-pesantren

lain di Indonesia ialah adanya tenaga pengajar yang berjumlah dua orang yang

dikirim langsung dari Kerajaan Saudi Arabia guna mengajar dan mendidik para

santri pesantren Al-Irsyad Salatiga, yang di sebut dalam pesantren dengan istilah

mufad. Khusus untuk mata pelajaran aqidah (tauhid) di jenjang I`dad Muallimin

diampu oleh tiga orang ustadz lulusan Saudi Arabia yang berbeda pada tiap

kelasnya. (Observasi pada tanggal 1-2 Mei 2011).

Dilihat dari penjelasan diatas, maka diketahui bahwasanya di pesantren

Al-Irsyad dipenuhi oleh tenaga pengajar yang profesional dalam disiplin ilmu

yang berbeda. Hal ini dipahami dengan banyaknya alumnus universitas luar

negeri seperti, Universitas Islam Madinah, Universitas King Sa`ud Riyad,

Universitas Al-Azhar Mesir, dan Universitas Khortum Sudan. Meskipun

demikian terdapati para ustadz ilmu umum yang alumni pendidikan tinggi dalam

negeri semisal Universitas Gajah Mada, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Ibnu Saud Riyad yang bercabang

di Asia Tenggara, tepatnya di kota Jakarta. Dengan banyaknya ustadz yang

memiliki potensi di setiap bidang ilmu menjadikan para santri senang dan

“betah” tinggal di pesantren, seperti yang dituturkan oleh santri asal Amerika

Serikat kepada peneliti pada tanggal 08 Mei 2011:

“Ukhibbu jiddan ata`alam fi hadzal ma`had Liannal asatidzah

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

 

 

 

 

   

 

Dari observasi yang peneliti laksanakan, ternyata para ustadz

memiliki karakter yang sesuai dengan label yang disandang, ustadz. Tenaga

pengajar aqidah ialah para ustadz yang benar-benar memahami aqidah yang

tercermin dalam akhlak karimah. Mengerti dengan jelas ilmu bahasa Arab,

banyak menghafal sebagian besar juz dari Al-Qur’an, ramah dan sopan, serta

beberapa akhak terpuji lainnya.

Tatkala peneliti melakukan observasi terdapati bahwasanya para

tenaga pengajar pesantren Al-Irsyad Salatiga memiliki karakter amanah yang

luar biasa, meskipun tidak semua dari jajaran ustadz. Hal ini ternyata sudah

termaktub di dalam prinsip kerja yang ada yakni amanah kerja dan amanah

waktu pada job discription yang terlampir.

Namun apabila ditinjau dari sisi lain keberadaan ustadz yang

berkarakter benar-benar iltizam beragama, ternyata pada perekrutannya sudah

diwajibkan memiliki syarat-syarat tertentu diantaranya: 1) Mempunyai niat yang

lurus semata-mata untuk beribadah kepada Allah, 2) Berakhlak dan bersikap

dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

 

Nabawiyah, dan 3) Siap untuk beramar makruf dan nahi munkar. Khusus untuk

ustadz yang mengajar ilmu agama harus menguasai bahasa Arab dan hafalan Al-

Qur’an yang banyak.

Karakter ustadz di pesantren Al-Irsyad Salatiga juga banyak

mempengaruhi kepribadian para santri. Sehingga dari observasi yang peneliti

lakukan tidak jarang santri yang meniru ustadz dalam perilaku hidup sehari-hari,

seperti yang dikatakan oleh santri bernama Hajid pada tanggal 02 April 2011

kepada peneliti :

Selain ustadz yang mengajar di kelas, ada juga ustadz yang khusus

membina santri selama di asrama. Ustadz-ustadz ini adalah lulusan pesantren

yang sedang melaksanakan tugas pengabdian (khidmah) sepanjang satu tahun

penuh yang disebut dengan musyrif.

Tugas dari tiap musyrif ialah mendidik santri ketika berada di luar

kelas, semisal mengecek hafalan santri, membina keseharian santri agar terus

berada di dalam lingkup kehidupan islami, dan memonitoring tiap santri yang

melanggar peraturan. Bagi wali santri yang ingin berkomunikasi dengan anak-

anak, maka lewat para musyrif ini yang telah di fasilitasi handphone oleh pihak

pesantren.

C. Karakteristik Santri Pesantren Al-Irsyad Salatiga

“O, kalau ustadz di sini ajib-ajib, perfect. Ana (saya) saja banyak niru

model mereka….” (CL.6)

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

 

Salah satu komponen urgen dari sebuah pondok pesantren adalah

wujudnya para santri. Begitu juga yang ada di pesantren Al-Irsyad Salatiga. Dari

observasi diketahui bahwa sampai sejauh ini pesantren telah memiliki kurang

lebih seribu dua ratus santri dari semua jenjang pendidikan yang ada.

Para santri yang belajar di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

tidak hanya berasal dari Semarang dan sekitarnya, namun datang dari berbagai

propinsi yang ada di Indonesia dengan latar belakang yang sangat beragam,

bahkan ada yang berasal dari manca negara. Para santri yang berjumlah kurang

lebih 1.200 adalah terdiri dari santriwan (santri putra) tanpa ada santriwati (santri

putri) yang berasal dari kalangan petani, nelayan, buruh, pedagang, pegawai

negeri, TNI/Polri, swasta, pengusaha dan lain-lain.

Santri di pesantren Al-Irsyad Salatiga berskala internasional. Terbukti

dengan keberadaan puluhan santri yang berasal dari mancanegara, seperti

Malaysia, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat. Meskipun demikian,

jumlah santri masih didominasi dari daerah-daerah di Indonesia dari Sabang

sampai Merauke.

Meskipun santri datang dari berbagai latar belakang yang beraneka ragam

namun di pesantren tetap menyatu dalam bingkai ukhuwah islamiyah. Suasana

kehidupan santri di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga dalam

kesehariannya selalu diupayakan untuk tetap mengedepankan kesetaraan,

persamaan, kesederhanaan, dan keiklasan untuk bersama-sama dalam belajar,

beribadah, beramal, berprestasi dan berpacu untuk menyiapkan masa depan

dengan meraih kemuliaan melalui jalan taqwa dalam rangka mencari ridla Allah

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

 

Ta`ala. Selain itu, para santri dalam kehidupan sehari-hari dibiasakan untuk

hidup mandiri dan tidak selalu menjadi beban bagi orang lain termasuk orang

tua. Para santri juga dibiasakan untuk senantiasa berkorban, tolong menolong,

memiliki kepedulian terhadap lingkungan serta peka terhadap kondisi umat.

Upaya-upaya tersebut merupakan wujud penanaman kepada para santri yaitu:

Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah, dan Pengorbanan.

Semua santri wajib tinggal di asrama pesantren dua puluh empat jam non

stop, kecuali santri pada jenjang SDITQ didapati yang pulang ke rumah seusai

jam pelajaran, namun kebanyakan berasal dari daerah sekitar pesantren.

Kebanyakan dari santri dari keluarga berekonomi menengah keatas,

ditinjau dari dokumen pendaftaran yang notabene orang tua berpenghasilan dari

PNS, pegawai kantor dan pengusaha. Meski juga ada sebagian santri yang

berekonomi menengah kebawah, tidak menjadi kendala karena banyak para

dermawan dan yayasan sosial yang tersebar di wilayah Indonesia yang siap

memberikan beasiswa pendidikan.

Adapun syarat untuk menjadi santri pesantren Al-Irsyad Salatiga sebagai

berikut:

a) Pria

b) Membayar biaya pendaftaran (untuk tahun 2011/2012 sebesar 250.000 rupiah).

c) Mengisi formulir pendaftaran (diisi oleh Calon Santri) dan formulir pernyataan

wali (diisi oleh Calon Wali Santri).

d) Wajib diantara oleh orang tua/wali.

e) Membawa foto copy raport 3 tahun terakhir.

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

 

f) Membawa pas photo hitam putih 3x4 sebanyak 6 lembar.

g) Membawa foto copy akte kelahiran dan Kartu Keluarga..

h) Membawa Surat Keterangan Sehat dar dokter.

i) Tidak mengidap penyakit berat dan menular (seperti Hepatitis, Jantung, Paru-

paru, Asma dan lain-lain).

Khusus Pendaftar dari Luar Pulau Jawa dan Madura yang tidak datang

langsung ke Pesantren Islam Al-Irsyad (PIA):

a) Membayar biaya pendaftaran Via Bank BCA Pesantren, konfirmasi pembayaran

via sms atau fax.

b) Mengirim data persyaratan point e – i.

c) Tes dilaksanakan via telepon (waktunya akan diberitahukan panitia

jika biaya pendaftaran sudah diterima).

d) Pengumuman kelulusan diberitakan pergelombang (apabila syarat-

syarat pendaftaran sudah diterima Panitia).

e) Apabila dinyatakan diterima maka santri tersebut datang ke Pesantren

Islam Al-Irsyad harus bersama walinya atau yang mewakili untuk melengkapi

formulir pernyataan. Jika terbukti pendaftar melakukan rekayasa dalam

pelaksanaan tes via telepon maka panitia akan meninjau kembali hasil tes

tersebut.

(Observasi pada tanggal 30 April 2011)

Termasuk dari karakteristik para santri pesantren Al-Irsyad

Salatiga yaitu sopan, ramah dan berkahlak mulia. Terbukti dengan keberadaan

peneliti selama tinggal di pesantren, para santri menganggap peneliti bukanlah

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

 

orang asing. Selain daripada itu santri juga memiliki sifat sabar dan disiplin yang

cukup tinggi, terbukti dengan kerapian santri untuk antri diwaktu mandi dan

makan. Adapun disiplin terlihat dengan keseragaman santri berbusana, tepat

waktu dalam menunaikan ibadah dan masuk kelas tanpa telat.

Pesantren Al-Irsyad Salatiga bukanlah pesantren malaikat.

Maknanya, tetap saja ada sebagian santri yang tidak taat dengan peraturan yang

ada. Namun permasalahan santri semacam ini dapat dikondisikan dengan

hukuman yang berbentuk “kredit poin”. Khusus pelanggaran yang bersifat

menyangkut agama (syari`at) pihak pesantren telah menyiapkan hukuman

dengan mengeluarkan santri tersebut. (Observasi pada tanggal 02 Mei 2011).

Untuk segenap para santri diharapkan selalu memegang prinsip

sekaligus karakter Islami yang telah ditimba selama belajar di pesantren, dalam

makna lain diharuskan untuk iltizam (kokoh) di dalam beragama. Walhasil

banyak para alumnus yang menjadi pemuka agama dan da`i yang menyebarkan

syiar Islam di seantero Indonesia. Adapun yang menjadi pegawai umum atau pun

mahasiswa dapat dilihat dari akhlak dan penampilan lahiriyah yang islami.

2. Kurikulum Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

Kurikulum yang dipakai di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad

Salatiga terdiri dari kurikulum yang berasal dari Islamic University of Medina,

KSA, tanpa menafikan kurikulum yang dalam negeri yang didapat dari

Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama RI. Tujuannya agar

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

 

pesantren dapat akreditasi dari pemerintah dalam dan luar negeri. Adapun

deskripsi kurikulum sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada meliputi :

a. SDITQ (Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur'an)

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat

mencetak para lulusan yang hafal Al-Qur'an. Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah

Nasional dan Pesantren.

Program unggulan: Tahfizhul Qur’an, Bahasa Arab Dasar.

Kurikulum: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Olah

Raga, Tauhid, Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Tahfizh Al-Qur’an, Do’a dan Dzikir

sehari-hari, Komputer. Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah Nasional (SD) dan

Pesantren.

b. MTW (Mutawasithoh) / MTs Al-Irsyad

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat

mencetak para lulusan yang mempunyai kemampuan bahasa Arab yang optimal

serta pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum yang memadai.

Program unggulan: Bahasa Arab.

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz & Tajwid, Al-Qur’an Hadits Nabi

, Fiqh, Shiroh Nabi, Tadrib Lughawi, Khot & Imla’, Nahwu, Shorof, Ta’bir &

Insya’, Muthola’ah, Tadribat ‘Alal Anmath, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Matematika, Biologi, Geografi, Fisika, Ekonomi, Olah Raga, Sejarah Nasional,

Komputer. Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah Nasional (MTs) dan Pesantren.

c. IM (I`dad Muallimin)/MA Al-Irsyad

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

 

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat mencetak para

lulusan yang menguasai ilmu-ilmu keislaman secara mendalam dibarengi dengan

pengetahuan umum serta bidang-bidang keterampilan yang memadai. Lulusan

jenjang ini memiliki Ijazah Nasional dan Pesantren yang telah mendapat

akreditasi mu'adalah (persamaan) dari Kerajaan Saudi Arabia.

Program unggulan: Ilmu Syari’at Islam. Jenjang ini adalah program

lanjutan dari MTW dan I’dad Lughawi Pesantren Islam Al-Irsyad.

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz Al-Qur’an, Hadits Nabi ,

Akhlaq, Fiqh, Faroidh, Ushul Fiqh, Mustholahul Hadits, Ulumul Qur’an, Nahwu

& Shorof, Balaghoh, Muthola’ah, Adab & Nushus, Ta’bir, Siroh Nabi, Tarikh

Islam, Thuruqut Tadris, Tatbiqu At-Tadrish, Fiqhu Ad-Dakwah, Praktek

Dakwah, Olah Raga, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah

Dunia, Komputer. Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah Nasional (MA) dan

Pesantren terakreditasi dari Universitas Islam Madinah Kerajaan Saudi Arabia.

d. IL (I’dad Lughowi)/ Jenjang Persiapan Bahasa

Jenjang ini adalah program pendidikan selama satu tahun sebagai

persiapan masuk jenjang IM. Wadah pendidikan dalam jenjang ini diperuntukkan

bagi para lulusan SMP atau yang setara selain jenjang MTW Al-Irsyad dengan

fokus penguasaan bahasa arab untuk dapat masuk jenjang I'dad Muallimin

Pesantren Islam Al-Irsyad. Pendidikan dalam jenjang ini dilaksanakan selama

satu tahun dan mendapatkan Ijazah Pesantren. Program unggulan: Bahasa Arab

Intensif.

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

 

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz dan Tajwid Al-Qur’an,

Hadits Nabi, Fiqh, Tadrib Lughowi, Tadribat ‘Alal Anmath, Khot & Imla’,

Ta’bir & Insya’, Nahwu, Shorof, Shiroh Nabi. Lulusan jenjang ini memiliki

Ijazah Pesantren.

Selain deskripsi dari kurikulum diatas, bag.Pengajaran Pesantren Islam

Al-Irsyad Salatiga juga memiliki sejumlah silabus terkait dengan bidang studi

aqidah yang peneliti lampirkan.

3. Model Pembelajaran Aqidah di Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

Pembelajaran yang bermutu tidak terlepas dari peran guru.

Karena dalam pembelajaran, guru berpesan sebagai perancang, implementor, dan

evaluator pembelajaran. Mulyasa (2005:13) menjelaskan, “Secanggih apapun

perkembangan dunia informatika tidak mampu menggantikan guru dalam

pembelajaran”. Oleh karena itu untuk menciptakan proses pembelajaran yang

bermutu, guru dituntut untuk benar-benar professional dan memiliki kompetensi

dan penguasaan dalam menerapkan berbagai pendekatan, metode dan strategi

pembelajaran.

Model pembelajaran aqidah yang diterapkan di Pesantren Islam

Al-Irsyad Salatiga tidak beda dengnn mata pelajaran lainnya, ada tiga hal yang

dilakukan oleh ustadz aqidah dalam pembelajaran tauhid yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi yang merupakan satu kesatuan dalam proses

pembelajaran.

a) Perencanaan Pembelajaran

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

 

Rencana pembelajaran sangat menentukan tinggi rendahnya mutu proses

maupun hasil belajar. Untuk itu semua guru hendaknya mempunyai kemampuan

dan kompetensi dalam menyusun rencana pembelajaran dengan baik dan benar.

Dari observasi yang peneliti lakukan pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

mewajibkan seluruh ustadz, termasuk guru tauhid untuk menyusun rencana

pembelajaran pada setiap awal semester. Berkaitan dengan hal ini ustadz

Tauhidin (pengajar aqidah) pada tanggal 20 April 2011 menjelaskan :

Selain itu salah seorang santri yang bernama Aslam yang saat ini

duduk di kelas tiga I`dad Muallimin berkata :

Dalam perencanaan para ustadz yang memegang bidang studi aqidah

membuat program tahunan, program semester yang merujuk pada KTSP serta

disesuaikan dengan kaldik yang berlaku dan jadwal mengajar. Kemudian

“Kalau yang ana (saya) lihat, ustadz yang ngajar di pelajaran

tauhid, dan juga pelajaran lainnya terlebih dulu menggunakan i`dad

ad-dars (RPP). Kelihatan kok, pembelajaran jadi tampak sistematis,

gak nglantur”. (CL.8)

“walhamdulillah, pesantren Al-irsyad ini telah menempuh jalan

yang baik dalam mengadakan pembelajaran, ya salah satunya

dengan diwajibkannya para asatidzah untuk membuat RPP atau

yang di kenal di sini dengan istilah i`dad ad-dars”. (CL.2)

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

 

membuat persiapan pembelajaran dengan baik dari standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) yang dijabarkan dalam indicator-indikator. Penerapan

Rencana Pembelajaran Aktif (RPP) yang dilakukan ustadz Aqidah di pesantren

Al-Irsyad Salatiga dengan komponen-komponen sebagai berikut :

1) Identitas

2) Standar Kompetensi (SK)

3) Kompetensi Dasar (KD)

4) Indikator

5) Tujuan pembelajaran

6) Materi ajar

7) Metode/Stratehi pembelajaran

8) Langkah-langkah pembelajaran

9) Sarana dan sumber pembelajaran

10) Penilaian dan tinjak lanjut

Dalam rencana pembelajaran ustadz telah menyatakan tujuan yang

harus dicapai, kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, sumber dan media

pembelajara, metode dan strategi pembelajaran yang akan digunakan sampai

pada pelaksanaan penilaian.

Di dalam i`dad ad-dars tersebut ustadz telah membuat skenario

pembelajaran tahap demi tahap. Dari skenario tersebut ustadz bisa melaksanakan

kegiatan belajar mengajar secara sistematis sesuai dengan langkah-langkah yang

telah ditentukan. Adapun bentuk dari salah satu RPP yang di susun oleh pengajar

aqidah di pesantren Al-Irsyad Salatiga sebagai berikut :

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MA Al-Irsyad Kabupaten Semarang

Mata Pelajaran : Aqidah

Kelas / Semester : X / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 Pertemuan)

Standar Kompetensi : Memiliki pemahaman dan penghayatan yang lebih

mendalam terhadap prinsip dasar aqidah islamiyah, serta mampu mengamalkan

nilai-nilai tauhid dalam kehidupan sehari-hari sehingga jauh dari syirik dan

penyimpangan.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan bahwa tauhid adalah fitrah dasar

setiap manusia, dan menjelaskan tentang penyimpangan (kesyirikan) dalam

sejarah kehidupan manusia.

Indikator :

1) Menjelaskan tujuan utama penciptaan jin dan manusia.

2) Menyebutkan dalil-dalil tentang hal tersebut baik dari Al-Qur`an maupun Hadits.

3) Menjelaskan bahwa tauhid adalah fitrah dasar manusia beserta dalil-dalilnya.

4) Menceritakan riwayat sejarah terjadinya kesyirikan yakni pada zaman Nabi Nuh.

5) Menguraikan kesamaan sejarah itu dengan sejarah pada zaman Nabi Muhammad.

6) Menjelaskan jenis kesyirikan yang dilakukan kebanyakan manusia di zaman ini.

Tujuan Pembelajaran :

1) Santri dapat menjelaskan tujuan utama penciptaan jin dan manusia.

2) Santri dapat menyebutkan dalil-dalil tentang hal tersebut.

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

 

3) Santri dapat menjelaskan bahwa tauhid adalah fitrah dasar manusia beserta dalil-

dalilnya.

4) Santri dapat menceritakan sejarah terjadinya kesyirikan di zaman Nabi Nuh serta

kesamaan sejarah itu dengan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad.

5) Santri dapat menjelaskan jenis kesyirikan yang dilakukan kebanyakan manusia di

masa kini.

Materi Pembelajaran :

Bab I. Pasal : Penyimpangan tauhid dalam kehidupan manusia.

Metode Pembelajaran :

1) Ceramah disertai Demonstrasi penjabaran dan pemberian contoh nyata.

2) Diskusi dan Tanya Jawab.

3) Telaah kitab kurikulum dan imla maklumat tambahan dari sumber lain.

Sumber :

1) Syaikh DR. Shaleh bin Fauzan Alu Fauzan, Kitab At-Tauhid, KSA.

2) Al-Maktabah Asy-Syamilah II.

3) Peta KSA dan negara-negara sekitarnya.

4) Tafsir As-Sa`di.

Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Awal (10 Menit)

1) Muqaddimah, meliputi: salam, doa dan absensi santri.

2) Santri membuka buku di halaman yang akan dipelajari bersama.

3) Beberapa pertanyaan sederhana (tanya jawab) berkaitan dengan pokok

pembahasan (menarik konsentrasi).

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

 

4) Guru memperkenalkan secara umum materi yang akan dibahas.

Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Beberapa santri membaca materi pembelajaran secara acak dan bergilir.

2) Ustadz menjelaskan materi yang dibaca sesuai tujuan yang diharapkan diselingi

beberapa pertanyaan ringan untuk memastikan keikutsertaan santri dalam proses

pembelajaran.

3) Ustadz melontarkan masalah ringan dari materi pembelajaran untuk dijadikan

bahan diskusi bersama kelompok belajar (jika kondisi waktu memungkinkan).

4) Santri dapat memberikan tambahan informasi tentang materi dari referensi lain

dengan bimbingan ustadz (jika diperlukan).

Kegiatan Akhir (10 Menit)

1) Ustadz menyimpulkan materi yang telah dibahas.

2) Santri menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan bersama kelompok

masing-masing (jika diskusi dilangsungkan).

3) Santri diberi tugas untuk mengerjakan beberapa pertanyaan dalam bentuk

pekerjaan rumah.

Penilaian :

1) Selama Proses Pembelajaran; Mengamati konsentrasi, keikutsertaan, ketertiban

dan sikap santri selama pembelajaran berlangsung.

2) Evaluasi Hasil Pembelajaran; Memberikan Tugas Soal Tulisan:

a. Jelaskan tujuan penciptaan jin dan manusia !

b. Sebutkan dalil-dalil tentang tujuan mulia peciptaan jin dan manusia !

c. Bagaimana sejarah terjadinya kesyirikan pertama kali di muka bumi ?

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

 

b) Pelaksanaan Pembelajaran

Sesuai dengan observasi yang peneliti laksanakan dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran aqidah itu terbagi dalam tiga tahap yang saling

berkaitan. Dalam prakteknya tiga tahap tersebut adalah kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pendahuluan: Ketika ustadz yang mengajar aqidah memulai pelajaran,

maka membuka dengan mengucapkan salam kepada para santri

(Assalamuaalaikum arohmatullah wabarokatuh). Selama mengajar tidak pernah

melupakan mengawalinya dengan ucapan salam. Setelah itu ustadz melakukan

apresiasi, yaitu mengulang pelajaran sebelumnya dengan inti permasalahan,

kemudian menanyakan kesulitannya. Terkadang ustadz memberikan beberapa

pertanyaan kepada santri untuk mengingat kembali pelajaran yang sudah

diberikan. Seusai ustadz mengkondisiskan kelas dan santri tampak fokus, ustadz

mulai memberikan materi pelajaran baru kepada santri. Untuk lebih

memperjelas, berikut strategi ustadz pada tahap pendahuluan :

1) Mengucapkan salam kepada seluruh santri.

2) Menertibkan kelas dan mengkondisikan santri untuk siap belajar

dengan mengarahkan perhatian dan konsentrasi peserta didik.

3) Memperkenalkan tema materi yang akan diajarkan.

4) Menginformasikan tujuan intruksional yang hendak dicapai, kalau

perlu menuliskannya di papan tulis agar santri tahu apa yang harus dilakukan

dalam belajar.

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

 

5) Mengulangi sebentar hal yang telah diketahui santri untuk mengingat

kembali hal-hal yang diperlukan untuk memahami bahan pelajaran yang baru

(apersepsi) dan memberikan tes awal (pre-test).

6) Jika ada PR, mendiskusikannya sebentar dengan santri.

7) Memotivasi santri untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan pendahuluan ini dilakukan oleh setiap pengajar (ustadz) bidang

studi aqidah di semua jenjang pendidikan yang ada di Pesantren Islam Al-Irsyad

Salatiga. (Observasi pada tanggal 26-30 April 2011).

Kegiatan Inti: Pada waktu ini ustadz mulai menyampaikan materi

pelajaran dengan menggunakan metode mengajar yang beraneka ragam, berbeda

pada setiap ustadz di tiap jenjang pendidikan. Untuk jenjang SDITQ, biasanya

ustadz lebih menggunakan metode ceramah dan kontekstual dengan selalu

mengkondisikan suasana kelas. Tak jaran pula ustadz mengajar di tempat

terbuka. Adapun di jenjang-jenjang yang lainnya (MTW, IM, dan IL) ustadz

aqidah ketika mengajar menggunakan metode mengajar yang hampir sama,

antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan dan latihan soal.

Diawali dengan menyuruh santri untuk tidak membuka buku ajar terlebih

dahulu. Pada saat itu ustadz memberikan penjelasan dengan menggunakan media

pembelajaran atau alat peraga. Setelah ustadz meminta santri untuk membuka

buku dan menyuruh beberapa dari santri untuk membaca, sebagai peguatan

dalam hal bahasa Arab, mengingat buku ajar yang dipakai berbahasa Arab. Jika

didapati hal yang tidak dipahami ustadz memberikan waktu untuk bertanya.

Namun apabila tidak, maka ustadz bergantian memeberi pertanyaan kepada

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

 

santri. Selain itu pada kegiatan inti ini ada beberapa aktivitas yang dilaksanakan

oleh para ustadz, meliputi:

1) Mengatur waktu yang tersedia dengan baik.

2) Tidak menyimpang dari materi yang direncanakan.

3) Memberikan garis besar pelajaran secara singkat.

4) Menyajikan bahan pelajaran secara singkat.

5) Mengulang-ulang keterangan yang penting.

6) Sering memberikan ikhtisar.

7) Memberikan tes-tes pendek.

8) Memberikan penguatan, baik dengan pujian atau peringatan. Ini penting

untuk memperkuat motivasi.

9) Memberikan kesempatan santri untuk mengembangkan diri.

10) Memberikan perhatian yang adil.

11) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

(Observasi pada tanggal 25-30 April 2011)

Termasuk dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan di

pesantren Al-Irsyad Salatiga di dalam pelaksanaannya ialah mengadakan

tasliyah. Tasliyah ini dilaksanakan pada waktu santri tampak kurang semangat di

dalam proses pembelajaran, seperti mengantuk dan melamun. Hal ini di latar

belakangi oleh kepadatan kegiatan kepesantrenan selama dua puluh empat jam di

setiap hari, sehingga sudah menjadi maklum muncul beberapa peserta didik yang

mengalami kelesuan. Tasliyah berbentuk beraneka ragam, sebagai contoh ialah

ustadz memerintahkan santri untuk mengambil air wudlu sebagai solusi

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

 

mengatasi rasa kantuk. Bilamana tidak berhasil, maka santri diminta untuk

berdiri selama kegiatan belajar berlangsung sampai santri tersebut merasa bahwa

sudah tidak mengantuk lagi. Selain itu tasliyah juga bisa dilaksanakan dengan

kegiatan belajar di luar kelas sebagai solusi kebosanan para santri. KBM di luar

kelas bisa terwujud dengan belajar di perpustakaan, taman, masjid dan tempat-

tempat lain yang dirasa nyaman. (Observasi pada tanggal 25-30 April 2001)

Penutupan : Pada saat ini hampir semua ustadz yang mengajar aqidah di

pesantren Al-Irsyad Salatiga melakukan hal-hal berikut ini:

1) Menyuruh santri untuk membuat ikhtisar dengan bahasanya sendiri

baru kemudian ustadz menyimpulkan dan merangkum materi.

2) Memberikan PR atau dalam pesantren dikenal dengan alwajibul

manzil.

3) Memberikan post test.

4) Kembali memberikan motivasi kepada santri untuk mmempelajari

kembali materi tersebut di sakan.

5) Menutup pelajaran dengan salam.

Agar santri bisa merenungkan dan mengukur materi yang diperoleh

dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar, ustadz aqidah juga melakukan

refleksi. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari dan

diperoleh serta apa-apa yang sudah dilakukan. Refleksi yang dilakukan

merupakan respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang baru

diterima. Refleksi proses maupun hasil belajar dapat membantu santri membuat

hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan

Page 158: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

 

pengetahuan yang baru. Dengan begitu, santri merasa memperoleh sesuatu yang

berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajari. (Observasi pada tanggal

25-30 April 2011).

Lain dari pada itu, ustadz juga memberikan penguatan dengan cara

latihan-latihan atau diskusi, agar materi yang telah disampaikan dapat diingat

dengan baik oleh santri. Jika penguatan tidak diberikan, maka peserta didik yang

kurang belajarnya akan mudah melupakan materi pelajaran yang telah berlalu.

Semakin banyak latihan bagi siswa akan lebih mudah bagi mereka untuk

mengingat. Penguatan diberikan pada saat sebelum memulai pelajaran

(apresiasi), tatkala tengah penyampaian materi dan juga pada waktu sebelum

menutup pelajaran, meski tidak setiap waktu. Penguatan juga berwujud dengan

tugas-tugas yang besifat individu maupun kelompok. Penguatan ini diajukan

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman santri terhadap materi pelajaran yang

telah disampaikan. Begitu juga dengan PR atau yang disebut dengan alwajibul

manzil juga memberikan penguatan pemahaman materi bagi para santri.

(Observasi pada tanggal 25-30 April 2011).

4. Evaluasi Pembelajaran

Untuk mengevaluasi kemampuan santri, ustadz menggunakan beberapa

jenis tes yang lebih dikenal dengan mengunakan istilah ikhtibar atau imtihan.

Sasaran evaluasi adalah perkembangan ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik. Di pesantren Al-Irsyad Salatiga terdapat beberapa ujian yang

wajib dihadapi santri pada tiap jenjang pendidikan. Ujian tersebut adalah :

Page 159: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

 

1) Imtihan Maudhu`I : Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan setiap selesai

mempelajari satu bab dalam bidang studi aqidah (tauhid). Evaluasi semcam ini

berbentuk ujian tulis ataupun lisan dan diserahkan sepenuhnya kepada ustadz

yang mengampu kelas tersebut. Evaluasi seperti ini pada umumnya disebut

dengan ulangan harian.

2) Imtihan Syahri : Evaluasi yang diadakan pada setiap bulan (ulangan bulanan).

Adapun kebijaksanaan evaluasi ini diserahkan sepenuhnya kepada para ustadz

dibawah panitian penyelenggaraan ujian yang dibentuk oleh pesantren.

3) Imtihan A`malus Sanah : Yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap pertengahan

semester (mid semester). Pada waktu ini para ustadz wajib membikin soal ujian

kemudian diserahkan kepada panitia ujian yang telah ditentukan oleh pihak

pesantren.

4) Imtihan Nisful Awal : Ujian semester pertama (ganjil).

5) Imtihan Nisfu Ats-Tsani : Ujian semester genap (kenaikan kelas).

Ujian semesteran di pesantren Al-Irsyad Salatiga terbagi menjadi dua

macam, yaitu : a) Ujian Lisan (Imtihan Syafawi) dan b) Ujian Tulis (Imtihan

Tahriri).

Setelah mengadakan tes/ujian, ustadz memberikan penilaian dan

mengolahnya, kemudian melaporkan hasilnya kepada bidang pengajaran untuk

selanjutnya dilaporkan kepada setiap wali santri baik dalam bentuk buku raport,

atau dengan pengumuman di website pesantren.

Jika ditemukan ada nilai yang kurang, maka ustadz mengadakan

perbaikan pada santri dengan melakukan remidi (mahmul), dengan ketentuan

Page 160: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

 

jumlah nilai yang kurang tidak lebih dari tiga mata pelajaran. Apabila terdapati

melebihi ketentuan di atas, maka santri tidak layak untuk naik kelas. Adapun

standar minimum nilai di Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga adalah 5,5. Dan

diwajibkan bagi seluruh jajaran ustadz untuk memberikan nilai yang murni alias

tanpa “katrol”.

Selain bentuk ujian yang tersebut di atas, para santri juga diwajibkan untuk

berpartisipasi dengan mengikuti ujian-ujian yang diselenggarakan pihak negara,

baik ujian mid semester, ujian semester, dan ujian nasional di bawah naungan

Departemen Agama RI. Meski terlihat begitu banyak ujian yang harus dijalani

oleh santri, namun semua ini termasuk dari ketetapan kriteria kenaikan dan

kelulusan santri di pesantren Al-Irsyad Salatiga, sebagaimana peraturan yang

ada yang peneliti lampirkan. (Observasi pada tanggal 01-05 Mei 2001).

Kegiatan evaluasi pembelajaran ini diperkuat dengan hasil wawancara

bersama salah seorang santri kepada peneliti :

5. Penggunaan Media Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi di kelas, bahwa ustadz mata pelajaran aqidah

cukup memperhatikan terhadap penggunaan media pembelajaran, seperti buku

“Kalau ngomongin masalah ujian di pesantren ini, para santri sudah

menjadikannya hobi (sambil tersenyum) saking seringnya. Ada

imtihan maudhu`I, imtihan semester, imtihan Negara, imtihan lisan,

tulisan, banyak lah pokoknya. Tapi sebetulnya sih malah bikin kita ini

lebih rajin belajar dan berlomba-lomba dalam kebaikan”. (CL.8)

Page 161: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

 

paket, papan tulis, alat peraga dan media elektronik. Data tersebut didukung dari

hasil wawancara kepada mudir pesantren, menyatakan bahwa pihak pesantren

telah mengupayakan memenuhi alat peraga atau alat bantu yang dapat

menunjang upaya mengefektifkan pembelajaran, khususnya bidang studi aqidah.

Pernyataan mudir pesantren tersebut didukung dari cross check dengan

guru aqidah bersangkutan bahwa penggunaan media pembelajaran itu sangat

penting dan diperlukan, sebab untuk mencapai tujuan pembelajaran jika tidak

ditunjang dengan penggunan media pembelajaran akan mendapat kesulitan

terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Seperti yang diujarkan oleh Ust. Rizal

Yuliar, Lc (pengajar aqidah kelas satu I`dad Muallimin) kepada peneliti :

Ada juga ustadz yang memakai media elektronik (LCD proyektor) di

kelas I`dad Lughawi oleh Ust. Tauhiddin ketika menerangkan tentang contoh-

contoh kesyrikikan yang ada di Negara Indonesia.

“Alhamdulillah, sampai sejauh ini media pembelajaran yang

tersedia, baik dari pihak pesantren maupun dari para ustadz secara

pribadi sudah bias dikatakan baik. Seperti ana (saya) ini,

menggunakan alat peraga semcam ini (menunjukkannya kepada

peneliti). Nah, dengan alat peraga seperti ini jelas lebih

memahamkan santri akan bentuk-bentuk dari tholasim

(jimat/mantra-mantra). Sudah barang mesti santri jadi lebih

berinteraksi dalam pembelajaran dan akan lebih mengahsilkan

natijah (internalisasi) yang bagus”. (CL.1)

Page 162: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

 

Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan agar dalam mengantar

pesan nilai-nilai dan norma ajaran Islam melalui pembelajaran yang

direncanakan secara sistematis dapat memberikan kepuasan dan menumbuhkan

motivasi santri untuk mempelajari materi yang disampaikan, sehingga tujuan

pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.

Hasil Observasi tentang penggunaan media pembelajaran diatas

menunjukkan cukup baik, namun perlu dioptimalkan penggunaannya. Dengan

denikian, pengunaan media pembelajaran tersebut dapat menumbuhkan gairah

dan motivasi belajar santri. Hal tersebut dapat tercipta interaksi media

pembelajaran bagi sebagaian besar santri.

Berdasarkan realita di atas, menunjukkan bahwa dengan adanya

penggunaan media pembelajaran setiap pertemuan mengajar ternyata cukup

mempengaruhi proses pembelajaran dalam pencapaian tujuan pengajaran. Oleh

sebab itu media pembelajaran merupakan salah satu sarana yang efektif dan

efisien bagi seorang guru terhadap pencapaian tujuan pengajaran yang

diharapkan.

6. Lingkungan Belajar

Komplek pondok pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

merupakan komponen komplit dalam mewujudkan lingkungan belajar yang

kondusif. Dari hasil observasi yang usai peneliti lakukan, ditemukan segala

bentuk nilai positif dari semua lini bangunan dan kegiatan yang ada di pesantren

Al-Irsyad Salatiga. Jadi, peneliti sampaikan bahwasanya pon-pes tersebut

Page 163: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

 

berkeinginan agar semua santri dapat konsentrasi penuh di dalam menimba ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu agama tanpa harus terbebani dengan aktifitas

harian yang melelahkan, semisal mencuci dan masak. Hal ini terbukti bahwa

santri di ponpes tersebut mendapat fasilitas cuci-seterika gratis dengan wujudnya

laundry. Selain itu ternyata para santri juga tidak terbebani dengan cuci piring

setelah makan, semua ditanggung oleh pihak dapur pesantren.

Lingkungan dapur pesantren adalah salah satu lingkungan

belajar santri, bukan berarti para santri boleh belajar dan diskusi saat waktu

makan akan tetapi telah dibangun satu taman di depan bangunan dapur yang

ditujukan untuk kenyamanan santri belajar. Masih dalam lingkup dapur, didapati

bahwasanya konsumsi makanan dan minuman yang disediakan juga berpengaruh

terhadap daya pikir dan ingat para santri. Peneliti melihat perbedaan yang cukup

jauh dibanding dengan beberapa pesantren modern yang lainnya dari sudut

pandang konsumsi. Di pesantren ini lauk-pauk yang disediakan terjadwal dalam

tiap minggunya dengan cukup baik, tiga kali sehari terdiri dari nasi, dua jenis

lauk dan makanan pendukung lainnya seperti sambal dan kerupuk. Adapun lauk

tidak terlepas dari kandungan protein, kalsium, vitamin dan zat berguna lainnya.

Selain itu terdapat jadwal minum susu tiga kali seminggu, susu asli yang

didatagkan dari kapubaten tetangga, Boyolali. (Observasi 30 April 2011).

Termasuk dari lingkungan belajar yang kondusif di pesantren

Al-Irsyad Salatiga adalah asrama (sakan), dimana satu kamar hanya terdiri dari

tiga buah ranjang bertingkat untuk jumlah santri enam orang, ditambah dengan

satu toilet berair artetis dan shower, juga fasilitas lemari besar dengan enam

Page 164: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

 

pintu guna meletakkan semua perbendaharaan santri dan sejumlah buku.

Tentunya dengan adanya enam santri di dalam tiap kamar, membuat aksi belajar

lebih hening tanpa kegaduhan. Kemudian di dalam satu kamar ditunjuk seorang

ketua kamar yang telah duduk di kelas tertinggi, yakni tiga I`dad Muallimin.

Ketua kamar ini bertugas mengawasi sekaligus membimbing adik-adik kelas

yang menjadi anggota kamar di dalam kegiatan sehari-hari. Tidak jarang pula

sosok ketua kamar yang baik ditiru oleh anggota kamar menjadi bentuk

kepribadian. Ketua kamar juga ditugasi untuk selalu bekerja sama dengan

musyrif agar terwujudnya keamanan dan ketentraman asrama.

Di dalam asrama para santri digerakkan untuk belajar dan

mengulang pelajaran pada pukul 20.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Dan

untuk siang hari diwajibkan bagi santri melakukan istirahat siang, tujuannya

ialah agar pelaksanaan KBM sore hari tidak terasa melelahkan.

Adanya beberapa pembina asrama dan ustadz tentu yang

berdomisili di dalam komplek pon-pes tentu menambah kondusif lingkungan

belajar di pesantren Al-Irsyad Salatiga. Kapan saja santri mengalami kesukaran

bisa langsung menemui ustadz dan langsung menanyakan dari berbagai

permasalahan yang dihadapi. Observasi yang peneliti laksanakan menghasilkan

beberapa temuan, contoh: 1) santri menghadap ustadz setelah menunaika ibadah

sholat di masjid untuk bertanya pelajaran yang belum dipahami, 2) santri

menghadap ustadz di kantor untuk menanyakan persoalan pribadi maupun

pelajaran di kelas, dan 3) santri bersilaturahmi ke rumah ustadz atau ke asrama

Page 165: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

 

ustadz (bagi yang bujang) guna menanyakan kesulitan yang dihadapi, baik yang

berkaitan dengan pelajaran maupun hal-hal lain.

Pada hakikatnya pesantren Al-Irsyad Salatiga telah membentuk

lingkungan belajar yang sangat baik untuk pembelajaran bahasa Arab dengan

terdapat begitu banyak kosakata-kosakata (mufrodat) Arab-Indonesia tertempel

di setiap lini bangunan. Akan tetapi kenyataan yang ada ternyata juga dirasa

cukup baik di dalam pembelajaran pelajaran-pelajaran lainnya, salah satunya

ialah mata pelajaran aqidah (tauhid).

Lingkungan belajar yang bagus untuk penanaman ilmu aqidah

sehingga muncul internalisasi yang kuat pada jiwa santri adalah keberadaan kelas

(fusul), masjid dan perpustakaan (maktabah), selain dari lingkungan belajar yang

telah peneliti uraikan di atas.

Kelas merupakan lingkungan belajar yang cocok bagi santri

untuk mempelajari aqidah langsung dengan kitab induk dengan dibimbing oleh

ustadz. Apabila terdapati kesulitan bisa segera menanyakan kepada pengajar

sehingga tidak terjadi salah paham. Dan jika ustadz selesai dan keluar kelas, para

santri masih dapat berdiskusi tentang pelajaran yang telah dipelajari bersama

rekan-rekan di kelas pada jam istirahat.

Lingkungan selanjutnya adalah perpustakaan, yang tak jarang

para ustadz mengajak peserta didik (santri) tatkala “bosan” belajar di kelas untuk

belajar di perpustakaan, atau ustadz sengaja meminta santri menyelesaikan tugas

yang refrensinya banyak di dapat dari perpustakaan, khususnya tugas mata

Page 166: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

 

pelajaran aqidah. Pernyataan ini sesuai dengan ucapan Ust. Iqbal Baswedan

kepada peneliti :

Kemudian yang selanjutnya adalah lingkungan masjid. Dan inilah pusat

dari lingkungan belajar terbaik dalam pembelajaran aqidah sehingga muncul

internalisasi nilai pada jiwa santri. Dari observasi yang peneliti laksanakan di

dalam satu minggu diadakan sebanyak tiga kali kajian tentang aqidah, waktunya

adalah setalah sholat maghrib sampai dengan masuk waktu isya’. Pembicara

adalah ustadz yang mengajar aqidah (tauhid) di jenjang I`dad Muallimin, yang

telah banyak “makan garam” berdakwah tauhid. Dalam kegiatan ini para santri

berhak menanyakan semua permalahan yang berkaitan dengan aqidah, meskipun

tidak ada dalam materi di kelas. Tenyata dari kajian ilmiah seperti ini malah

membikin santri memahami kaedah dan prinsip keislaman yang menghujam di

sanubari.

….”maktabah adalah tempat yang munasib (cocok) untuk pelajaran

aqidah. Makanya banyak ustadz-ustadz di sini yang mengajak

santri kesana. Diberi tugas dari materi yang jawabannya harus dari

kitab aqidah-aqidah lain yang hanya ada di perpustakaan. Santri

pun juga merasa royid (senang) dengan tugas semacam ini, malah

banyak yang minta ke ustadz pergi ke maktabah aja kalau mereka

merasa bosen belajar di kelas”. (CL.4)

Page 167: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

 

Selanjutnya dari penelitian yang peneliti laksanakan dalam bidang

lingkungan belajar aqidah yang kondusif bagi para santri ialah diadakan kegiatan

dakwah ke luar pesantren (masyarakat luas) pada tiap hari Kamis sore, yang

ditujukan khusus untuk para santri kelas dua I`dad Muallimin / XI MA dan XII

MA semester pertama. Hasil temuan ialah dakwah yang diajarkan pertama kali

ialah dakwah tauhid yang intinya mengajak ummat untuk kembali kepada aqidah

yang lurus. (Observasi pada tanggal 05 April 2011).

7. Karakteristik Bahan Ajar Aqidah di Pesantren Al-Irsyad Salatiga

Bahan ajar untuk bidang studi aqidah (tauhid) ialah buku asli berbahasa

Arab tanpa meninggalkan buku ajar aqidah yang berasal dari Departemen Agama

RI. Dari hasil observasi yang peneliti laksanakan, buku ajar aqidah yang

dipergunakan di pesantren Al-Irsyad Salatiga berbeda-beda sesuai dengan

jenjang pendidikan yang ditempuh para santri. Meski demikian materi yang ada

pada semester awal memiliki kemiripan.

Untuk jenjang SDITQ buku ajar yang digunakan adalah buku berjudul

“Aqidah Akhlaq” yang disusun oleh bagian Litbang Yayasan Al-Irsyad

berkantor pusat di DKI Jakarta. Buku ini tersusun dalam enam jilid, sesuai denga

jenjang sekolah dasar kelas satu sampai dengan kelas enam. Materi yang

diajarkan tidak terlepas dari standar baku DIKNAS dan DEPAG, seperti

pengenalan rukun iman dan rukun islam ditambah dengan materi yang berkaitan

dengan jenis-jenis akhlak yang baik terhadap orang tua dan orang lain. Buku ajar

Page 168: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

 

tersebut berbhasa Indonesia dan ustadz yang menggajar juga memperhunakan

bahasa Indonesia. (Observasi pada tanggal 30 April 2011).

Pada jenjang Mutawashitah/MTs Al-Irsyad dan I`dad Lughowi (jenjang

persiapan bahasa) bahan ajar aqidah mempergunakan kitab berbahasa Arab yang

berjudul “At-ta`liqul Mukhtashor Al-Mufid”, karangan DR. Shalih bin Fauzan

bin Abdillah Al-Fauzan, seorang ulama’ dari Saudi Arabia. Secara ringkas

peneliti akan menyebutkan poin-poin penting dari materi yang ada dalam kitab

tersebut, yaitu:

1) Tujuan manusia dan jin diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah hanya

kepada-Nya semata.

2) Keutamaan aqidah (tauhid) dan kerusakan syirik.

3) Pengenalam tiga macam tauhid (rubiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat).

4) Macam-macam syirik (syirik besar dan syirik kecil).

5) Bentuk-bentuk kesyirikan (penyekutuan Allah dalam ibadah, perdukunan, rajah,

jimat dan lain sebagaianya).

Pada jenjang ini ustadz yang mengajar menerangkan pelajaran dengan

menggunakan bahasa Arab (Observasi pada tanggal 11 April 2001).

Adapun untuk jenjang pendidikan I`dad Muallimin/MA Al-Irsyad bahan

ajar aqidah mempergunakan kitab berbahasa Arab dengan judul “Kitab At-

Tauhid” hasil karya dari DR. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan. Buku

ajar ini juga menjadi pegangan dalam ilmu aqidah jenjang Sekolah Menengah

Atas di Kerajaan Saudi Arabia. Adapun materi di dalam kitab tersebut tidak jauh

berbeda dengan buku ajar yang terdapat di jenjang Mutawashitah/MTs, sekalipun

Page 169: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

 

terdapat penjabaran yang lebih detail akan syubhat-syubhat (kerancuan

pemikiran) dari beberapa kelompok yang menyimpang berikut dengan bantahan

yang bersumber dari Al-Qur’an, hadits Nabi serta keterangan para sahabat

Rasulullah Muhammad. Akan tetapi juga terdapati di dalam kitab tersebut

materi-materi lain meliputi : 1) Ilmu tentang perbedaan-perbedaan agama

(theology), dan 2) Pengenalan kelompok-kelompok sesat yeng mengatas

namakan Islam seperti, Khawarij, Syiah, Murji`ah, Mu`tazilah, dan beberapa

kelompok lain yang bercokol di negara Indonesia.

Selain menggunakan kitab tersebut di atas, jenjang I`dad Muallimin kelas

dua, mempergunakan kitab yag berjudul “Al-`Aqidah Al-Washitiyah” karangan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yang berisikan pembahasan berkenaan dengan

penjelasan tauhid “asma’ dan sifat Allah” berikut dengan penyebutan kelompok-

kelompok yang menyimpang dan bantahan-bantahan kepada kelompok sesat

tersebut.

Pada jenjang ini, pembelajaran aqidah disampaikan langsung oleh ustadz

dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar KBM. (Observasi

pada tanggal 12 April 2011).

8. Interaksi Pembelajaran

Pada proses belajar mengajar aqidah, interaki belajar mengajar

berlangsung dengan baik. Hubungan antara ustadz dengan santri terjalin akrab,

sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan. Jika ada anak yang

Page 170: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

 

ramai, ustadz mampu memberikan pengarahan dengan baik agar tak membuat

gaduh suasana. (Observasi pada tanggal 25 April 2011).

Interaksi lebih menonjol di saat ustadz memberikan penjelasan dengan

contoh yang berkaitan dengan aqidah dengan kehidupan sehari-hari, baik dalam

bentuk cerita maupun dengan menggunakan alat peraga. Salah satu tenaga

pengajar aqidah yang bernama Ust. Tauhiddin memberikan pernyataan kepada

peniliti :

Setelah peneliti melakukan cross ceck dengan beberapa santri pernyataan

ustadz di atas ternyata benar, sebagaimana berikut :

Bentuk lain dari interkasi yang ada ialah pada waktu ustadz melakukan

penugasan, seperti diskusi dan mencari refrensi di perpustakaan (maktabah).

Terlihat para santri semangat melaksanakan, sehingga terjadi interaksi. Lain dari

pada itu ketika ustadz memberikan waktu untuk tanya jawab di akhir waktu

“Santri kalau ana (saya) ngajar dengan model contoh mengggunakan

LCD interkasi mereka benar-benar keliahatan”. (CL.2)

“O..banyak kok santri-santri yang merasa asyik dan aktif di saat

ustadz menjelaskan materi dengan dikaitkan kejadian-kejadian yang di

sekitar kita. Sebagai murid kan jadi tambah senang dengan metode

macam itu”. (CL.8)

Page 171: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

 

pelajaran interaksi pembelajaran juga muncul. (Observasi pada tanggal 28 April

2011).

Interaksi pembelajaran tidak hanya terlihat pada waktu/jam pelajaran saja,

akan tetapi di waktu dan tempat lain juga tampak. Dari hasil observasi penelitian

menghasilkan temuan para santri yang antusias mencari kebenaran dari

permasalahan atau fenomena yang santri temukan ketika berada di luar pesantren

maupun seusai membaca buku kepada para ustadz di waktu dan tempat yang

tidak ditentukan, seperti di masjid, perpustakaan, rumah dinas, dan lain

sebagainya.

Dengan terwujudnya interaksi pembelajaran membuat interaksi nilai

aqidah lebih rosikh (melekat) dalam benak dan jiwa santri, sehingga dari

internalisasi tersebut membuahkan kepribadian yang baik dan lurus.

9. Internalisasi Nilai Aqidah Pada Santri

Dari observasi dan wawancara yang peneliti lakukan menghasilkan

beberapa temuan terkait dengan internalisasi nilai aqidah pada santri pesantren

Al-Irsyad Salatiga. Di pesantren ini istilah internalisasi nilai dikenal dengan

menggunakan istilah bahasa Arab yaitu natijah wa tathbiq bima yata`allamahu

at-thulab.

Beberapa usaha pondok pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga dalam

menanamkan nilai aqidah pada santri diantaranya:

a. Pemahaman Sahih: Pemegang peran utama pada saat ini ialah segenap tenaga

pengajar, khususnya ustadz bidang studi aqidah. Pemahaman sahih (benar) bisa

Page 172: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

 

dilakukan dengan menggunakan bahan ajar selama proses pembelajaran di kelas.

Selain itu juga bisa diwujudkan dengan penjelasan menggunakan media

pembelajaran yang lain berkaitan dengan penyimpangan dan kesesatan pola piker

beberapa kelompok sempalan.

b. Pemberian Keteladanan: Hal ini terwujud dengan adanya kerjasama yang baik

antara seluruh komponen pondok pesantren, dimulai dari mudir sampai para

petugas kebersihan. Saling menasehati antar santri dan wejangan dari ustadz

termasuk dari pemberian keteladanan. Meskipun demikian kepribadian dan

figure mudir dan ustadz adalah keteladanan paling utama bagi para santri.

c. Penciptaan lingkungan yang religius: Dengan adanya masjid yang bagus,

perpustakaan, asrama yang bersifat homogen (pria), sehingga para santri tidak

mengenal lawan jenis selama di dalam komplek pondok yang menjadikan pikiran

para santri fokus menimba ilmu. Selanjutnya dengan adanya kegiatan-kegiatan

kepesantrenan yang bersifat islami dan selalu mengajak kepada ukhuwah

islamiyah (persaudaraan sesame muslim).

d. Pemberian motivasi: Berwujud nasehat, semangat, curahan hati atau bisa dengan

hadiah.

e. Pembiasaan: Pembiasaan terlaksana dan terwujud selama dua puluh empat jam di

setiap hari dari poin a-d yang tesebut di atas. Pembiasaan diselenggarakan dan

terus dipantau oleh segenap ustadz dan musyrif pondok pesantren. Meski bagi

santri baru dirasa cukup sulit, namun hal ini menjadi faktor utama di dalam

menginternalisasikan nilai aqidah bagi para santri, khususnya dalam masalah

ibadah sehari-hari.

Page 173: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

 

(Observasi pada tanggal 5-30 April 2011).

Internalisasi nilai pada santri terkait dengan pelajaran aqidah (tauhid) di

pondok pesantren Al-Irsyad Salatiga dapat dilihat dari dua kondisi, Pertama,

kondisi santri tatkala berada di dalam pon-pes dan kedua adalah kondisi santri

ketika berada di luar pesantren sampai dengan lulus menjadi alumni.

Internalisasi nilai yang terwujud dari pelajaran aqidah yang telah

ditempuh selama di kelas dan tempat lainnya adalah tercermin akhlak yang mulia

pada sebagian santri di tiap jenjang pendidikan yang berbeda.

Di jenjang SDITQ internalisasi nilai terlihat dengan akhlaq santri yang

giat mengamalkan sedikit demi sedikit ajaran-ajaran keislaman. Dimulai dengan

disiplin shalat berjama`ah, berbakti kepada ustadz dan musyrif, disiplin dalam

antrian makan dan mandi, serta kegatan sehari-hari.

Berkenaan dengan aqidah para santri SDITQ telah memahami betul akan

rukun Iman dan rukun Islam, serta mulai memahami ajaran Islam yang benar dan

yang menyimpang. Contoh dari ajaran yang menyimpang ialah menyembah

kuburan, berdoa kepada selain Allah, serta berbuat bid`ah. (Observasi pada

tanggal 02 Mei 2011).

Adapun di jenjang Mutawashitoh/MTs Al-Irsyad, internalisasi nilai

aqidah terwujud dengan hafalnya santri dalil-dalil baik yang berasal dari Al-

Qur’an maupun sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Para santri

memahami betul makna aqidah sehingga terwujud dalam kepribadian selama di

pesantren. Selain itu para santri juga lebih mengenal akan beberapa kelompok

Page 174: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

 

yang berlabel Islam tetapi telah menyimpang dari ajaran aqidah yang benar.

(Observasi pada tanggal 03 Mei 2011).

Internalisasi nilai aqidah sangat dominan dan terlihat pada santri di

jenjang pendidikan yang tertinggi di pesantren Al-Irsyad Salatiga, yaitu I`dad

Muallimin atu setingkat Madrasah Aliyah. Pada jenjang ini nyaris seluruh santri

memahami dengan betul ajaran aqidah yang lurus. Dari observasi dan wawancara

yang peneliti laksanakan terlihat kemantapan aqidah yang terhujam di sanubari

santri. Selain itu peneliti juga mendatangi beberapa alumnus yang ternyata masih

mengakar dengan jiwa tauhid yang kokoh hingga menjadi orang-orang yang

multazim sesuai dengan syariat yang benar.

Keberadaan lama tinggal di pesantren juga termasuk faktor yang

memunculkan internalisasi nilai tinggi dalam bidang ilmu aqidah. Salah satu

alumni pesantren yang bernama Mazer Nasher Nahdi, SpdI berkata kepada

peneliti :

Selain mempelajari ilmu aqidah yang berkenaan dengan rukun Iman dan

Islam, pada jenjang I`dad Muallimin ini juga dipelajari tentang perbedaan

agama-agama kelompok-kelompok sesat lagi menyesatkan dalam hal aqidah.

Dari hasil observasi ditemukan hampir semua santri mengetahuinya, terlebih

santri yang telah duduk di kelas tertinggi (niha’i). Internalisasi nilai terlihat saat

“…Ana (saya) bisa iltizam seperti ini ya karena ilmu yang ana pelajari

selama jadi santri. Pesantren mampu mewarisi ilmu aqidah Islam yang

benar kepada santri.” (CL.10)

Page 175: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

 

beberapa santri menjelaskan sedikit dari cabang ilmu aqidah yang dipelajari

kepada peneliti yang kebanyakan masyarakat Indonesia kurang memahami,

antara lain :

1) Bahwasanya Dzat yang wajib disembah hanyalah Allah Ta`ala semata tanpa harus

diiringi dengan bentuk sesembahan yang lain. Jadi arti sebenarnya dari kalimat

“La ilaha illallah” bukan sekedar Tiada Tuhan Selain Allah. Apabila makna ini

yang di dakwahkan artinya semua sesembahan yang ada adalah Allah dan ini

sungguh tidak benar. Adapun yang benar makna La Ilaha Illah ialah la ma`buda

bihaqqin illalloh (Tiada Sesembahan Yang Pantas Untuk Diibadahi/disembah

Melainkan Allah).

2) Bahwasanya pedoman yang wajib dipegang oleh kaum muslimin bukan hanya Al-

Qur’an dan As-Sunnah. Karena begitu banyak dari kelompok yang

mengatasnamakan Islam akan tetapi menyimpang dari ajaran yang sebenarnya

juga menggunakan dua pedoman di atas. Kelompok-kelompok tersebut salah

dalam memahami Al-Qu’an dan As-Sunnah. Dua pedoman tersebut harus

ditambahi dengan pemahaman yang benar dari penjelasan dan keterangan para

sahabat-sahabat Nabi yang telah mendapatkan ilmu syariat langsung dari Nabi

Muhammad. Sehingga jikalau tidak menggunakan pemahaman dari para sahabat

dan murid-murid mereka akan muncul kerancuan di dalam beragama, walhasil

merebaknya bid`ah (sesuatu yang baru dalam beragama), dan ini haram

hukumnya sesuai konsensus para ulama’.

3) Apabila ditinjau dari ajaran Islam, kebanyakan dari kelompok-kelompok sesat

dewasa ini, khususnya yang ada di Negara Indonesia bersumber dari

Page 176: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

 

kesalahpahaman aqidah yang dipelajari. Salah satunya adalah keyakinan takfir,

yaitu mengkafirkan orang selain golongannya. Sehingga muncul beberapa

kelompok yang berani mengkafirkan pemerintah Indonesia dan sebagian rakyat.

Walhasil muncul banyak aksi teror dan pembuatan Negara Islam dalam negeri

ini. Dan ini jelas menyelisi aqidah yang telah ada dalam Islam semenjak dahulu.

(Hasil wawancara pada tanggal 05 Mei 2011 dengan beberapa santri kelas tiga

I`dad Muallimin).

Tidak cukup dengan penerapan aqidah dalam kehidupan sehari-hari

dalam lingkup masyarakat. Internalisasi nilai aqidah juga kuat di jiwa para

alumni pesantren Al-Irsyad Salatiga. Banyak dari alumni yang sekarang masih

menjadi mahasiswa dan yang telah bekerja di berbagai bidang memiliki akhlaq

yang sesuai dengan yang telah diajarkan oleh ustadz selama menjadi santri.

Adapun yang bekerja sebagai guru agama (ustadz), internalisasi nilai diwujudkan

di dalam berdakwah, yang selalu diawali dengan pemurnian aqidah dan

pemberantasan bentuk-bentuk kesyrikikan, baru kemudian mengajarkan ajaran-

ajaran Islam lainnya.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas, maka dapat dikemukakan

teori yang didapat dari hasil temuan penelitian, yaitu proses pembelajaran yang

sesuai dengan ketententuan dan teori yang ada, meliputi input peserta didik

(santri), tenaga pengajar (ustadz) yang kompeten dari segala disiplin keilmuan

Page 177: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

 

dengan karakteristik yang bisa untuk dijadikan suritauladan, jenis kurikulum,

model/strategi pembelajaran berikut dengan media pembelajaran yang beraneka

ragam dan lingkungan yang kondusif, serta diiringi dengan binaan seorang mudir

(kepala pon-pes) yang memegang peran paling puncak di dalam pondok

pesantren, maka interaksi dari semua yang tersebut di atas telah mampu

menuaikan sejumlah internalisasi nilai aqidah yang tinggi pada jiwa para santri.

Pembahasan hasil penelitian akan memfokuskan tentang aspek-aspek

yang mempengaruhi penemuan teori yang telah dikemukakan pada penelitian ini.

Aspek pertama adalah karakteristik tiga komponen besar dalam sebuah pondok

pesantren, terdiri dari mudir, ustadz dan santri. Kedua ialah proses pembelajaran

aqidah yang ada berikut dengan hal-hal yang berkaitan, dan terakhir adalah

penjelasan dari internalisasi nilai aqidah pada santri maupun alumni dari Pondok

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga.

1. Karakteristik Mudir, Ustadz dan Santri di Al-Irsyad Salatiga

Keberadaan mudir atau kepala pesantren memiliki peran penting dalam

pengembangan proses dan mutu pembelajaran. Pesantren Al-Irsyad Salatiga

mempunyai seorang mudir yang membawahi sejumlah kepala sekolah di setiap

jenjang pendidikan yang ada, sekaligus juga membawahi beberapa kabag dari

semua elemen penting pondok pesantren. Untuk perkembangan proses dan mutu

pembelajaran, seorang mudir harus berhati-hati dalam memilih tenaga pengajar,

khususnya di bidang studi aqidah, ,mengingat begitu banyak orang yang

mengaku ahli agama tetapi serampangan di dalam mengamalkan. Sebagai sosok

yang paling disegani mudir juga berpera penting di dalam meng-internalisasi

Page 178: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

 

nilai aqidah kepada para santri, yakni dengan perangai dan akhlakul karimah,

sehingga mampu memberi kesan seorang suritauladan bagi santri. Meski seorang

mudir tidak mendapat amanah mengajar di kelas dalam bidang studi tauhid,

bukan berarti tidak mampu menerangkan materi aqidah kepada setiap santri.

Pengajian aqidah di masjid dan radio adalah salah satu model pembelajaran

aqidah baik dari sosok mudir pesantren Al-Irsyad Salatiga.

Dalam peranannya di pesantren sebagaimana tersebut di atas sesuai

dengan pendapat Abdur Rozaki (2004:87-88) yakni Kepemimpinan kiai di

pesantren memegang teguh nilai-nilai luhur yang menjadi acuannya dalam

bersikap, bertindak dan mengembangkan pesantren. Nilai-nilai luhur menjadi

keyakinan kiai dalam hidupnya. Sehingga apabila dalam memimpin pesantren

bertentangan atau menyimpang dari nilai-nilai luhur yang diyakininya, langsung

maupun tidak langsung kepercayaan masyarakat terhadap kiai atau pesantren

akan pudar. Karena sesungguhnya nilai-nilai luhur yang diyakini kiai atau umat

Islam menjadi ruh (kekuatan) yang diyakini merupakan anugrah dan rahmat dari

Allah.

Di dalam membantu mewujudkan visi dan misi pon-pes seorang mudir

dibantu oleh tenaga pengajar yang bergelar ustadz, berlatar belakang keilmuwan

yang berbeda. Termasuk ciri dari ustadz bidang studi aqidah (tauhid) ialah yang

telah menyelesaikan pendidikan tinggi jurusan Aqidah atau Syari`ah dari Islamic

University Of Medina, KSA. Bahkan salah satu ustadz aqidah asli orang Arab

yang diperbantukan Kerajaan Saudi Arabia khusus mengajar di pondok pesantren

Al-Irsyad Salatiga. Segenap santri merasa senang dengan adanya tenaga-tenaga

Page 179: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

 

pengajar tersebut, karena selain profesional dalam bidang aqidah, figur

keseharian para ustadz juga dijadikan patokan pembentukan kepribadian terpuji

dalam kehidupan sehari-hari. Selain karena banyaknya hafalan qur’an yang

dimiliki oleh ustadz berikut dengan ilmu-ilmu agama yang diserap dengan baik,

ternyata pihak pesantren juga menyusun ketentuan (kode etik) mengajar, dengan

tujuan agar interaksi pembelajaran terwujud dengan baik, khususnya mata

pelajaran aqidah sehingga mampu memunculkan internalisasi nilai aqidah pada

jiwa para santri.

Penjelasan diatas sesuai dengan karakteristik ustadz yang tersebut di

kajian teori bahwasanya karakteristik ustadz tidak lepas dari beberapa poin

berikut yang diadopsi dari Imam Moedjiono (2002:6167) yaitu:

a. Bepengetahuan luas, kreatif inisiatif, peka, lapang dada dan selalu tanggap (QS.

Al-Mujadalah: 11).

b. Bertindak adil, jujur dan konsekuen, merujuk pada al-Qur'an Surat An-Nissa: 58.

c. Bertanggung jawab (QS. Al-An'am:164).

d. Selektif terhadap informasi (QS. Al-Hujurat:16).

e. Senantiasa memberikan peringatan (QS. Adz-Dzariyat:55).

f. Mampu memberikan petunjuk dan pengarahan (QS.As-Sajadah:24)

g. Suka bermusyawarah (QS. Ali Imran:159).

h. Istiqamah dan teguh pendirian (QS. Al-Ahqaf:13).

i. Senang berbuat kebaikan (QS. Al-Baqarah:195).

j. Selalu berkeinginan meringankan beban orang lain, lembut terhadap orang

mukmin (QS. At-Taubah:128).

Page 180: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

 

k. Kreatif dan tawakal (QS. Al-Qashash:77).

l. Mempunyai semangat kompetitif (QS. Al-Baqarah:148).

m. Estetik, berkepribadian baik dan berpenampilan rapih (QS. Al-'Araf:31).

n. Selalu harmonis dan proporsional dalam bertindak (QS. Al-Baqarah:190).

o. Disiplin dan produktif (QS. Al-'Ashr).

Komponen yang terakhir dan terbanyak di pondok pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga adalah santri yang kesemuanya berjenis kelamin laki-laki dan

datang dari berbagai daerah Indonesia dan manca negara. Berlatar belakang suku,

ras, bahasa dan bahkan kewarganegaraan berbeda menjadikan para santri

memiliki karakter yang bermacam-macam. Namun terdapati kesamaan dari

semua santri ketika melaksanakan segenap program/kegiatan kepesantrenan,

terlebih kegiatan yang bernilai ibadah. Selain itu juga kebiasaan santri yang

memiliki sosialisasi tinggi terhadap sesama, terbukti dengan ikhlas

mendakwahkan ilmu guna memberantas kejahilan di masyarakat dengan penuh

rasa ikhlas. Karakter lainnya adalah kuat dan kokoh dalam beraqidah dan

bermanhaj (multazim). Terbukti dengan satu kata dan tekad untuk senantiasa

memurnikan aqidah dari segala macam bentuk kesyirikan dan pelaku syirik.

Internalisasi nilai seperti ini tidak hanya dimiliki oleh santri yang tinggal di

pesantren Al-Irsyad saja, akan tetapi juga “masih” dimiliki oleh segenap alumni

yang telah meninggalkan pesantren Al-Irsyad Salatiga. Segenap santri Al-Irsyad

Salatiga senantiasa berdomisili di asrama (sakan) dengan niat menuntut ilmu

dengan pembinaan para ustadz dan berusaha semaksimal mungkin untuk

menjalankan ilmu yang didapat dalam bentuk ibadah secara sempurna.

Page 181: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

 

Penemuan ini mendapatkan kesamaan dengan yang ada di kajian teori

bab II bahwa santri secara sempit santri berarti murid atau siswa yang sedang

belajar ilmu keagamaan islam dibawah asuhan atau kiai atau ulama’, dengan cara

bermukim di sebuah tempat yang disebut dengan pesantren. Secara luas, Santri

berarti seorang muslim atau kaum muslimin yaitu golongan orang islam yang

menjalankan ibadah keagamaanya secara khafah sesuai dengan ajaran syariat

islam yang sesungguhnya (Wahid:2000).

. Selain itu, para santri dalam kesehariannya dibiasakan untuk hidup

mandiri dan tidak selalu menjadi beban bagi orang lain termasuk orang tua.

Mereka juga dibiasakan untuk senantiasa berkorban, tolong menolong, memiliki

kepedulian terhadap lingkungan serta peka terhadap kondisi umat. Upaya-upaya

tersebut merupakan wujud penanaman kepada para santri yaitu Keikhlasan,

Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah, dan Pengorbanan.

2. Proses Pembelajaran Aqidah di Pesantren Al-Irsyad Salatiga

Kegiatan Belajar Mengajar di Al-Irsyad Salatiga dimulai pukul 07.00

WIB, diawali dengan acara thobur shobah (apel pagi) dan berakhir pada jam

17.00 WIB. Adapun untuk pelajaran aqidah (tauhid) diletekkan oleh bagian

pengajaran di awal jam KBM, sekitar pukul 07.00 sampi pukul 09.00 WIB.

Alasannya Karena materi aqidah terdapat begitu banyak dalil-dalil yang terdapat

dari Al-Qur’an dan Hadits yang harus dihafal oleh segenap peserta didik, oleh

sebab itu waktu pagi adalah waktu yang cocok untuk menghafal disamping juga

otak masih fresh. Ternyata dengan hal ini menjadikan santri lebih cepat

Page 182: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

 

menyerap ilmu dan menerapkannya degan perubahan tingkah laku menjadi lebih

baik. Hal ini sama dengan pendapat menurut Moeslichatoen (2006:60) bahwa

pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang membuat terjadinya proses

belajar yang menghasilkan suatu perubahan.

Adapun untuk kurikulum aqidah diadopsi dari kurikulum yang ada pada

jenjang pendidikan Saudi Arabia sembari mensinambungkan kurikulum yang

diperoleh dari Departemen agama RI. Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga telah

memahami bahwa otoritas pengembangan kurikulum bukanlah pada pemerintah

pusat atau daerah, melainkan pada Madrasah yang mana berbentuk sebuah

pondok pesantren. Pada konteks ini bagian pengajaran dan kurikulum pesantren

sudah mampu menterjemahkan standar kompetensi yang dibuat oleh pemerintah

dan merumuskan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) yang selanjutnya diimplementasikan dalam kelas-kelas pembelajaran.

Proses pembelajaran diawali dari sisi ustadz yang telah menyusun I`dad

ad-dars atau RPP agar proses pembelajaran berjalan sistematis. Untuk mencapai

sasaran proses pembelajaran yang bermutu (mutu pembelajaran) dan hasil belajar

studi aqidah pada santri maka para ustadz sudah menuliskan model-model

strategi pembelajaran di RPP tersebut.

Secara garis besar pelaksanaan pembelajaran aqidah oleh para ustadz

terbagi dalam tiga kondisi: a) pendahuluan, b) kegiatan inti/penyampaian materi,

dan c) penutupan yang semua dipadu dengan kegiatan refleksi dan penguatan.

Selain dari tiga kondisi tersebut, ustadz pengajar aqidah juga tidak terlepas dari

media sebagai alat bantu yang pembelajaran. Dalam kegiatan inti ustadz

Page 183: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

 

melaksanakan pembelajaran dengan kreatif dan meggunakan metode secara

bervariasi dalam pendekatan pembelajaran, media/alat peraga yang relevan

dengan materi yang disampaikan.

Hal ini sesuai dengan PP No.19 tahun 205 yang tertulis di kajian teori

bahwasanya standar proses pembelajaran yang sedang dikembangkan, maka

lingkup kegiatan untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan

efisien meliputi: “(1) perencanaan proses pembelajaran, (2) pelaksanaan proses

pembelajaran, (3) penilaian hasil pembelajaran, dan (4) pengawasan proses

pembelajaran”.

Keempat lingkup kegiatan dalam standar proses pembelajaran di atas,

dijelaskan oleh Pudji Muljono (2006:31-32) sebagai berikut:

“Standar perencanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip

sistematis dan sistemik. Sistematik berarti secara runtut, terarah dan terukur dari

jenjang kemampuan rendah hingga tinggi secara berkesinambungan. Sistemik

berarti mempertimbangkan berbagai faktor yang berkaitan, yaitu tujuan yang

mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, karakteristik peserta

didik, karakteristik materi ajar yang mencakup fakta, konsep, prosedur, dan

prinsip, kondisi lingkungan dan hal-hal lain yang menghambat atau mendukung

terlaksananya proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran”.

Proses pembelajaran aqidah di kelas lebih banyak menggunakan strategi

pembelajaran menggunakan metode CBSA dengan pendekatan pembelajaran

CTL dan metode inquiri. Penemuan ini senada dengan yang tertera pada kajian

Page 184: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

 

teori bahwasanya inti dari model CTL ada tujuh indicator penting yang tidak

terdapat pada model lain, yaitu yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi,

penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu). Contoh,

questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,

mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh

siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, mencoba

mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi,

menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi

konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (review, rangkuman, tindak lanjut),

authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran,

penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian

seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).

Meski demikian metode ceramah dan dialog juga masih dominan

dilaksanakan oleh para ustadz bidang studi aqidah dengan alasan bahwa aqidah

merupakan pondasi setiap muslim yang harus ditegakkan di atas dalil atau nash

Al-Qur’an dan Hadits, jika hanya berlandaskan otak manusia maka aqidah tidak

akan bisa dicerna dengan baik, senada dengan yang ada di kajian teori bahwa

pesantren merupakan pranata pendidikan tradisional yang dipimpin oleh seorang

kiai atau ulama. Di pesantren inilah para santri dihadapkan dengan berbagai

cabang ilmu agama yang bersumber dari kitab-kitab kuning. Pemahaman dan

penghafalan terhadap Al-Qur’an dan Hadits merupakan syarat bagi para santri.

(Imain Al-Fatta:1991, Panjimas no.677 Maret). Dan metode ceramah adalah

salah satu cara terbaik memahamkan aqidah yang benar kepada santri tanpa

Page 185: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

 

mengandung resiko salah paham. Model semacam ini disebut di kajian teori

dengan direct learning atau pembelajaran langsung. Sintaknya adalah

menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi,

latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah

atau ekspositori (ceramah bervariasi).

Selanjutnya yang tidak kalah penting untuk mencapai tujuan pendidikan

yang diharapkan sehingga dapat menumbuhkan internalisasi dari mata pelajaran

aqidah ialah dengan penyelenggaraan evaluasi pembelajaran yang dikenal di

pesantren Al-Irsyad dengan istilah imtihan. Ujian ditujukan bagi setiap santri di

banyak waktu mulai yang bersifat harian sampai semesteran dengan bentuk

tertulis ataupun secara lisan. Adapun nilai menjadi salah satu syarat kenaikan

kelas dengan standar minimum lima koma lima.

Terwujudnya lingkungan belajar yang kondusif bagi keberlangsungan

proses belajar yang baik adalah pra-syarat yang tidak boleh ditinggalkan.

Lingkungan yang dimaksud berupa lingkungan fisik alami maupun lingkungan

fisik buatan, lingkungan sosial dimana terdapat interaksi, interelasi, dan

interdependensi santri per santri, antara santri dengan ustadz dan pegawai

lainnya.

Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga telah berusaha baik menata

lingkungan dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu untuk senantiasa

meningkatkan prestasi siswa. Untuk materi aqidah (tauhid) lingkungan belajar

yang ada telah memnuhi syarat kondusif. Selain secara alami terletak di kaki

pegunungan yang sejuk dan tidak bising, lingkungan fisik buatan juga

Page 186: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

 

berpengaruh seperti masjid, perpustakaan, asrama santri dan ustadz serta fasilitas

lainnya yang juga menjadi sarana belajara para santri.

Penjelasan di atas menghasilkan kesamaan dengan kajian teori yaitu

melengkapi sarana prasarana termasuk salah satu kunci keberhasilan pendidikan.

Asmani (2009:59) menyebutkan beberapa sarana prasarana yang dapat

menunjang keberhasilan pendidikan sebagai berikut: laboratorium pendidikan,

laboratorium bahasa, gedung pengembangan bakat, gedung olahraga, media

ekspresi dan aktualisasi, dan fasilitas lainnya harus tersedia dengan lengkap.

Termasuk dari proses pembelajaran aqidah di pesantren Al-Irsyad

Salatiga ialah keberadaan sumber belajar yang berbentuk buku atau kitab

berbahasa Arab yang berbeda judul pada tiap jenjang pendidikan. Pengecualian

pada jenjang SDITQ sumber belajar adalah buku aqidah yang disusun oleh

Yayasan Al-Irsyad yang berkantor pusat di DKI Jakarta. Kandungan dari kitab-

kitab yang menjadi buku ajar aqidah mencakup tiga pilar penting dalam

beragama, yaitu : a) Pengetahuan akan Allah, b) Pengetahuan akan Nabi, dan c)

Pengetahuan Agama Islam yang dalam Islam dikenal dengan usul ats-tsalatsah.

Dari tiga pilar di atas penekanan ada pada bab-bab ketauhidan Allah dan

berbagai bentuk kesyirikan serta pada penegakan sunnah Rasul dan bantahan

terhadap ahli bid`ah.

Dari semua uraian di atas interaksi pembelajaran berikut dengan

internalisasi nilai aqidah bisa terwujud. Dengan banyak santri yang bertanya

permasalahan aqidah kepada ustadz atau dengan banyak santri yang

menyelesaikan tugas aqidah, maka itu merupakan contoh dari interaksi

Page 187: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

 

pembelajaran. Dan terwujudnya pemahaman aqidah yang lurus dalam bentuk

akhlak yang baik dan hati yang senantiasa bertaqwa kepada Allah adalah salah

satu bentuk internalisasi nilai aqidah pada santri.

3. Internalisasi Nilai Aqidah Pada Santri Al-Irsyad Salatiga

Pembiasaan merupakan salah satu metode dalam

menginternalisasikan nilai-nilai keislaman, khususnya dalam masalah aqidah.

Internalisasi nilai merupakan bagian terpenting dalam pendidikan nilai yang

merupakan inti terlaksanakannya nilai. Dengan pembiasaan ini akan terbentuk

suatu kebiasaan dalam berperilaku, sehingga sesuatu yang telah terbiasa akan

terasa mudah dikerjakan dan menimbulkan perasaan senang/kepuasan jiwa

dalam melakukannya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam

penerapan pembiasaan haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut;

pengendalian jiwa, pengulangan perilaku, pengawasan serta evaluasi.

Pembiasaan juga dapat menggunakan perintah, contoh atau tauladan, dan

pengalaman-pengalaman khusus, juga menggunakan hukum-hukum dan

ganjaran. Dalam upaya menanamkan nilai-nilai aqidah pada peserta didik,

pondok pesantren Al-Irsyad Salatiga menerapkan beberapa pembiasaan

praktik keagamaan di lingkungan pon-pes, antara lain: (1) Pembiasaan sholat

berjama`ah, sebagai bentuk pelaksanaan aqidah yang benar bahwasanya Tuhan

yang berhak disembah hanyalah Allah semata, (2) Pembiasaan doa disaat

permulaan dan penutupan pelajaran sebagai wujud penanaman aqidah bahwa

kepada Allah semata doa dan permohonan digantungkan, (3) Pembiasaan segala

Page 188: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

 

aktifitas sehari-hari berazaskan dari al-Qur’an dan as-Sunnah termasuk

pelaksanaan dakwah mingguan.

Tujuan pembiasaan adalah agar santri memperoleh sikap-

sikap dann kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yan lebih tepat dan positif

dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Dengan kata lain

selaras dengan norma-norma dan tata nilai syariat yang berlaku. Hasil yang

dicapai melalui metode pembiasaan dapat dilihat dari perilaku siswa dalam

melaksanakan nilai-nilai keislaman. Dalam arti nilai-nilai keislaman tersebut

dilaksanakan secara alami tanpa adanya rekayasa dan paksaan dari orang lain.

Uraian di atas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

(Hery Noer Ali:1999) bahwasanya internalisasi nilai juga dapat didapatkan

melalui strategi pembiasaan bagi para peserta didik. Yang dimaksud dengan

kebiasaan (habit) ialah cara-cara bertindak yang persistens, inform, dan hampir-

hampir otomatis (tanpa disadari oleh pelakunya).

Dalam tataran praktik keseharian, nilai-nilai aqidah yang

telah disepakati tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku

keseharian oleh semua warga pesantren. Proses pengembangan tersebut dapat

dilakukan melalui tiga tahap yaitu: pertama sosialisasi nilai-nilai agama yang

disepakati sebagai sikap dan perilaku ideal yang ingin dicapai pada masa

mendatang disekolah. Kedua, penetapan action plan mingguan atau bulanan

sebagai tahapan dan langkah dilematis yang akan dilakukan oleh semua pihak

di pesantren dalam mewujudkan nilai-nilai agama yang telah disepakati

tersebut. Imam al-Gozaly juga menggunakan pembiasaan dalam mendidik

Page 189: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

 

anak, sebagaimana dikutip oleh Arifin dalam buku “Paradigma Pendidikan

Islam” (Bumi Aksara:1991) bahwa bila seorang anak dibiasakan dengan sifat-

sifat yang baik, maka akan berkembanglah sifat-sifat yang baik itu pada dirinya

dan akan memperoleh kebahagiaan hidup dunia-akhirat. Sebaliknya bila

anak dibiasakan dengan sifat-sifat jelek, dan kita biarkan begitu saja, maka

ia akan celaka dan binasa.

Internalisasi nilai aqidah mampu diambil oleh dua jenis santri. Pertama

adalah santri yang masih berdomisili di asrama pesantren Al-Irsyad guna

menyelesaikan menuntut ilmu keislaman dan ilmu lainnya. Sedangkan yang

kedua ialah santri yang telah lulus dari pesantren tersebut (alumni) yang tengah

melanjutkan studi ke perguruan tinggi, atau alumni yang sudah dewasa (bekerja

dan menikah).

Untuk model santri yang pertama internalisasi nilai aqidah terwujud

dengan perbuatan dan ucapan yang baik, sopan dan ramah. Bisa juga dengan

rajin melaksanakan ibadah dan belajar. Akan tetapi juga ada yang terlihat giat

melakukan dialog serta diskusi dengan santri-santri lain dalam tema aqidah

(tauhid), biasanya membahas firoq atau sekte-sekte menyimpang yang bergerak

bebas di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan kajian teori

internalisasi nilai seperti ini disebut “tran-internalisasi”. Pada tahap ini bukan

hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap mental dan

kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi kepribadian yang berperan aktif.

Dalam tahap ini pendidik harus betul-betul memperhatikan sikap dan prilakunya

agar tidak bertentangan yang ia berikan kepada peserta didik. Hal ini disebabkan

Page 190: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

 

adanya kecenderungan siswa untuk meniru apa yang menjadi sikap mental dan

kepribadian gurunya. Proses dari transinternalisasi itu mulai dari yang

sederhana sampai yang komplek, yaitu mulai dari: menyimak, yakni

kegiatan siswa untuk bersedia menerima adanya stimulus yang berupa nilai-

nilai baru yang dikembangkan dalam sikap afektifnya. Menanggapi, yakni

kesediaan siswa untuk merespons nilai-nilai yang ia terima dan sampai ke

tahap memiliki kepuasan untuk merespons nilai tersebut. Memberi nilai,

yakni sebagai kelanjutan dari aktivitas merespon nilai menjadi siswa

mampu memberikan makna baru terhadap nilai-nilai yang muncul dengan

kriteria nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Mengorganisasi nilai, yakni

aktivitas siswa untuk mengatur berlakunya sistem nilai yang ia yakini

sebagai kebenaran dalam laku kepribadiannya sendiri sehingga ia

memiliki satu sistem nilai yang berbeda dengan orang lain. Karakteristik

nilai, yakni dengan membiasakan nilai-nilai yang benar yang diyakini,

dan yang telah diorganisir dalam laku pribadinya sehingga nilai tersebut

sudah menjadi watak (kepribadiannya), yang tidak dapat dipisahkan lagi dari

kehidupannya. Nilai yang sudah mempribadi inilah yang dalam Islam disebut

dengan kepercayaan/keimanan yang istiqomah, yang sulit tergoyahkan oleh

situasi apapun.

Tahap tran-internalisasi juga ditemukan pada santri kelas dua dan tiga

jenjang I`dad Muallimin yang mendapat waktu dan kesempatan dari pesantren

untuk berdakwah di luar komplek pon-pes. Pada waktu ini para santri dibekali

nasehat agar senantiasa mengawali dakwah dengan seruan aqidah atau tauhid,

Page 191: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

 

peribadatan hanya kepada dan untuk Allah Ta`ala semata. Para santri juga

“diwanti-wanti” untuk ilzimam dengan memgang teguh Al-Qur’an dan Sunnah

Rasulullah agar menjadi mukmin multazim.

Internalisasi nilai dari aqidah juga membekas pada “mantan” santri yang

pernah “mondok” di pesantren Al-Irsyad Salatiga. Terdapati beberapa santri yang

tersebar di berbagai penjuru Indonesia yang menjadi dai atau ustadz di banyak

pesantren dan menjadi tenaga pengajar pelajaran aqidah akhlak dan tauhid.

Selain itu juga ada dari alumni yang menjadi penulis di penerbitan atau pustaka

bernuansa islami khusus bidang aqidah dan ibadah. Terakhir adalah tersebarnya

para alumni di perguruan tinggi di Timur Tengah dan Saudi Arabia yang duduk

di fakultas Aqidah dan Syari`ah.

5. HAMBATAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Allah berkat karunia

kesehatan dan kekuatan yang dilimpahkan kepada peneliti sehingga pelaksanaan

penelitian di Pon-Pes Islam Al-Irsyad Salatiga dapat berjalan dengan lancar.

Adapun hambatan atau kendala yang peneliti hadapai ialah: 1) Lama waktu

penelitian yang dirasa kurang disebabkan kesibukan primer lain, dan 2) Adanya

kendala pada dokumentasi penelitian dimana beberapa jaringan komputer di

salah satu jenjang pendidikan mengalami kerusakan.

Dari hasil observasi dan pengamatan selama penelitian

berlangsung didapati juga hambatan pada proses pembelajaran aqidah sehingga

Page 192: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

 

memperlambat internalisasi nilai pada santri. Secara ringkas sebagaimana berikut

:

1. Bahwasanya santri di jenjang pendidikan dasar dan menengah

pertama (SDITQ/MTW) sebagian besar masih belum bisa memahami peran

penting mendalami aqidah, sehingga masih dibutuhkan bimbingan dan motivasi.

2. Model pembelajaran yang berbahasa Arab mulai dari semester

awal dirasa menjadi kendala proses pembelajaran pada santri yang masih baru.

3. Masih didapati ustadz yang menerangkan pelajaran tanpa

mempergunakan media pembelajaran yang baik dan kurang mengkoondisikan

santri untuk aktif.

4. Adanya pengulangan beberapa materi aqidah tanpa pengembangan

sub materi dibeberapa jenjang pendidikan.

5. Adanya kesibukan tenaga pendidikan selain mengajar di kelas. Hal

ini membikin proses pembelajaran terganggu. Meskipun ustadz meninggalkan

tugas kepada peserta didik, bukan sepenuhnya bertujuan untuk evaluasi namun

lebih tepatnya untuk mengisi kekosongan.

Page 193: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

 

 

 

 

 

Page 194: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

 

BAB IV

DESKRIPSI PESANTREN ISLAM AL-IRSYAD SALATIGA

DAN HASIL PENELITIAN

Pada BAB IV hasil penelitian akan dibahas yang pertama tentang dekripsi

tentang profil Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga, Jawa Tengah. Yang

kedua peneliti mendeskripsikan tentang proses pembelajaran di Pesantren Islam

Al-Irsyad Salatiga, yang membahas dari rencana pelaksanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran yang peneliti awali dengan

karakter kepala pesantren (mudir) dan jajaran ustadz (guru), metode

pembelajaran dan sumber belajar aqidah yang di pergunakan. Selanjutnya yang

ketiga, mendeskripsikan materi aqidah yang diajarkan di pesantren tersebut.

Kemudian yang keempat peneliti mendeskripsikan lingkungan belajar yang

terdapat di Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga. Untuk yang terakhir peneliti

mendeskripsikan internalisasi nilai mata pelajaran aqidah (tauhid) pada para

santri.

A. Profil Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

1. Sejarah Berdirinya Pesantren Al-Irsyad Salatiga

Pesantren Islam Al-Irsyad didirikan oleh Pengurus Al-Irsyad cabang

Semarang, dimulai pada pada hari Rabu tepatnya pada tanggal 1 Muharam

1408 Hijriyah bertepatan dengan 26 Agustus 1986 Masehi dengan

Page 195: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

 

dimulainya pembangunan kelas-kelas kemudian mulai dipergunakan untuk

kegiatan pembelajaran pada bulan Dzulqa'dah 1409 Hijriyah bertepatan

dengan bulan Juli 1988 Masehi. Hal ini didasarkan atas kebutuhan akan

pentingnya ilmu syar'i sebagai lentera dan penerang dalam kegelapan

dikarenakan sudah banyaknya ulama yang dicabut dari muka bumi ini

sehingga diperlukan penerus-penerusnya untuk membimbing, mendidik dan

mengajar manusia serta membentengi mereka dari pengaruh-pengaruh

pandangan barat dan kristenisasi. Bukan suatu hal yang mengejutkan jika

sudah banyak manusia terjerumus dan tenggelam dalam jeratan Nasrani,

kemusyrikan, bid'ah dan maksiat yang merajalela.

Melihat keadaan yang demikian maka Syaikh Umar bin Ali bin Abdat

sebagai pencetus pendirian pesantren memulai membeli sebidang tanah

untuk pembangunan dan menghubungi beberapa dai dan penyumbang untuk

menindaklanjuti proposal pembangunan fasilitas-fasilitas pesantren lainnya.

Adapun rasa perhatian dan rasa simpatik datang juga dari yang mulia

syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Ammari Mudir Ma'had Ulum Al-

Islamiyah Al-Arobiyah (LIPIA) Jakarta, semoga Allah memberkatinya

sebagaimana telah membukakan jalur untuk masuknya bantuan baik dari segi

materi maupun rohani. Dari sinilah terbukalah kerjasama dengan berbagai

lembaga dakwah dan tarbiyah, dalam hal ini Yayasan Ihyaut Thurots Al-

Islami Kuwait yang memiliki andil besar dalam perealisasian proposal.

Adapun pesantren terletak di lereng Merbabu dengan pemandangan yang asri

dan menyejukkan tepatnya di desa Butuh Tengaran Kabupaten Semarang, 8

Page 196: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

 

km dari kota Salatiga yang merupakan markas besar kristenisasi Asia

Tenggara.

Pesantren memiliki beberapa jenjang pendidikan, yaitu : Mutawasitah

(MTW) yang setingkat dengan MTs/SLTP, I'dad Muallimin (IM) yang

setingkat dengan MA/SLTA, I'dad Lughawi (Pendidikan bahasa Arab selama

satu tahun).

Pada awalnya mayoritas alumni Pesantren Islam Al Irsyad Salatiga

hanya melanjutkan studinya ke lembaga pendidikan tinggi di Timur Tengah

seperti Universitas Islam Madinah di Saudi Arabia, Universitas Al-Azhar di

Mesir dan Universitas Khartoum di Sudan serta Lembaga pendidikan tinggi

yang merupakan cabang dari Lembaga pendidikan tinggi di Timur Tengah

misalnya LIPIA (Lembaga Ilmu Pendidikan Islam dan Arab) di Jakarta yang

merupakan cabang dari Universitas Ibnu Saud di Riyadh, Saudi Arabia.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan juga untuk

memenuhi aspirasi dari berbagai kalangan, terutama agar para lulusan Al-

Irsyad Salatiga dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Agama maupun

Perguruan Tinggi Umum di Indonesia, maka pada tahun 1999 dibukalah

Madrasah Aliyah Keagamaan dengan ijin dari Departemen Agama Kantor

Wilayah Propinsi Jawa Tengah bernomor statistik 312332202370.

Dalam perkembangannya Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Irsyad

Salatiga telah meluluskan sebanyak tujuh kali dengan tingkat kelulusan 100

%. Hal ini tentunya karena didukung oleh adanya Sumber Daya Murid dan

Page 197: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

 

Sumber Daya Guru yang berkualitas serta adanya sarana dan prasarana yang

memadahi.

2. Letak Geografis Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

Pesantren Islam Al-Irsyad (PIA) Salatiga yang terletak di lereng

gunung Merbabu memiliki hawa yang sejuk, merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang masih baru di daerah Jawa Tengah, dibandingkan dengan

pesantren lainnya. Secara geografis terletak di jalur strategis jalan Solo -

Semarang Km 45 tepatnya di Desa Butuh, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang, Propinsi Jawa Tengah, jaraknya yang hanya 300 meter dari jalan

raya Solo-Semarang memudahkan untuk dijangkau oleh siapapun baik,

didukung pula dengan vitalnya peranan jalan tersebut karena merupakan lalu

lintas utama menghubungkan kota Surakarta dengan Semarang.

Bentangan tanah seluas kurang lebih 5.5 hektar, dilingkari dengan

pagar tembok batako, sehingga merupakan satu kesatuan tersendiri. Adapun

batas-batas pesantren Al-Irsyad Salatiga sebagai berikut :

1) Sebelah Utara dibatasi oleh kecamatan Tengaran.

2) Sebelah Selatan dibatasi oleh kelurahan Nobo.

3) Sebelah Barat dibatasi oleh kelurahan Kembang Sari

4) Sebelah Timur dibatasi oleh kelurahan Patemon.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa letak pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga strategis dan kondusif, adapun alamatnya adalah desa Butuh

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang atau PO BOX 134 Salatiga kode

Page 198: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

 

pos 50700 nomor telephon (0298) 321658, 313616 faximale 312456. (Hasil

observasi tanggal 10 April 2011).

Agar lebih jelas dapat di lihat pada peta Pesantren Islam Al-Irsyad

berikut ini :

Catatan :

- Dari Semarang ke Pesantren ± 55 km

- Dari Solo ke Pesantren ± 45 km

- Dari Salatiga ke pesantren ± 8 km

(Hasil observasi internet, http://www.alirsyadtengaran.com, tanggal

09 April 2011).

3. Tujuan Khusus dan Umum Pesantren

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga sejak didirikannya memiliki

beberapa tujuan di antaranya :

Page 199: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

 

a. Tujuan Khusus yaitu :

1) Mempersiapkan generasi muslim dan dai yang memiliki prinsip dan

pedoman aqidah ahlu al-sunnah wa al-jama`ah.

2) Mengenalkan kepada khalayak masyarakat akan pentingnya syari`at

Islam yang sempurna, terlepas dari berbagai bentuk-bentuk kesyirikan,

khurafat, bid`ah dan pemahaman-pemahaman yang menghancurkan

serta pemikiran-pemikiran yang merusak Islam.

3) Menghidupkan metode ilmiah yang shahih bersandarkan pada al-

Qur´an dan al-Sunnah sesuai pemahaman salaf al-ummah diantara

masyarakat Indonesia.

4) Mengajak umat Islam dalam memberikan pengajaran dan pendidikan

berdasarkan pandangan Islam sesuai pemahaman salaf al-ummah.

5) Memberikan wawasan keilmuan umum dan keahlian aplikatif bagi

santri sebagai bekal dakwah dan hidup bermasyarakat.

b. Tujuan Umum yaitu:

1) Mengajarkan kepada masyarakat ‘Ulum Islamiyyah yang berasal dari

sumber-sumber yang terpercaya berupa kitab dan as-sunnah sesuai

pemahaman salaf al-ummah.

2) Mengenalkan dan memberikan kesadaran bagi masyarakat Indonesia

akan pentingnya bahasa Arab.

3) Membentuk generasi Islam yang mampu berdakwah dan hidup mandiri

di masyarakat.

Page 200: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

 

4. Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia.

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga menyediakan sarana-sarana

penunjang pendidikan dari berbagai aspek antara lain :

a. Tempat Pendidikan : kampus terpadu 2 lantai.

b. Staf pengajar terdiri dari : syeikh dari Arab Saudi, alumni Timur Tengah,

Alumni LIPIA, alumni Perguruan Tinggi : UGM, UNES, UMS, Al-

Aqidah Jakarta, Undaris Semarang dan alumni Pesantren Islam Al-Irsyad.

c. Fasilitas praktek bahasa, komputer, Biologi.

d. Pendidikan komputer untuk semua jenjang.

e. Sarana penunjang, meliputi : masjid berkapasitas 1500 jamaah,

perkantoran 2 lantai, sarana olahraga (lapangan sepakbola, futsal, basket,

bulu tangkis, folly, takraw), toko buku dan alat tulis dan kantin, koperasi

pondok pesantren, mini market, listrik PLN dan diesel, sumber air

artesis, pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya, pakaian dicucikan,

asrama representatif 3 lantai, makan 3 kali sehari, air minum meneral.

(Observasi pada tanggal 27 April 2011)

Adapun keadaan sarana dan prasarana lebih jelasnya terdapat pada

tabel berikut:

NO  NAMA BARANG  JML 

 

NO  NAMA BARANG  JML 

1  Ruang Mudir Umum  1  Lokal  21  Mobil  3 Buah 

Page 201: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

 

2  Ruang Kepala MTW  1 Lokal  22  Sepeda Motor  1 Buah 

3  Ruang Guru MTW 1 Lokal 23 Ruang Makan  2  Lokal

4  Ruang Kepala Mu'alimin  1  Lokal 24 Ruang Pencucian  1  Lokal

5  Ruang Guru Mu'alimin  1  Lokal  25  Kantin  3  Lokal 

Ruang Kesantrian   1  Lokal 

26 

Lapangan Sepak 

Bola 

Lapangan Futsal 

1  Lokal 

4 Lokal 

7 Ruang Service  1  Lokal 

27 Lapangan Bola 

Volley 

1  Lokal 

8 Ruang Personalia & 

Kepegawaian 

1 Lokal 28 

Lapangan Bulu 

Tangkis 

2  Lokal 

9 Ruang Akuntansi & 

Keuangan 

1  Lokal29 

Lapangan Basket  1  Lokal

10  Ruang Koperasi & Usaha  1  Lokal  30  Tenis Meja  2  Buah 

11  Ruang Pertemuan 1 Lokal 29 Perumahan Guru   18   Rumah

12  Ruang Kesehatan 1 Lokal 30 Ruang tamu  1 Lokal

13 Ruang Kelas  28  Lokal 

31 Proyektor LCD & 

OHP 

1  Buah 

Page 202: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

 

14  Perpustakaan Buku   2  Lokal  32  Mesin Foto Copi  1  Buah 

15 Perpustakaan Audio 

Visual 

1  Lokal33 

Mesin Cuci 9  Buah

16  Laboratorium Komputer  3  Lokal  34  Faximile  2  Buah 

17  Laboratorium Bahasa   2  Lokal  35  Water Treatment  1 Buah 

18 

19 

20 

Masjid 

Asrama 

Listrik Diesel 

2  Lokal

 3  Lokal  36 

Peralatan Olahraga 

(Dokumentasi, 09 April 2011 dari Bagian Service)

Susunan Pengurus Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

Ketuan Yayasan : Tarik Umar Abdat

Sekretaris : Naji Abdat

Pimpinan Umum : Nafi` Zainuddin, Lc

Sekretaris Pimpinan Umum : Toni Suwanto

Kabid PKP : Ibnu Sutopo, S.T

Staff PKP : Dimas Buntarto, S.Si

Kasie IT : Yelly, S.Kom

Staff IT : Faizin Awudh, S.PdI

Kabid SDITQ : Muhammad Zainuddin, S.PdI

Sekretaris SDITQ : Andi Tri Cahyono

Kabid MTW : Suratman, Lc

Page 203: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

 

Sekretaris MTW : Ahmad Faizin

Kabid I`dad Muallimin : Romelan, Lc

Sekretaris : Edi Eko Purnomo, S.Pd

Kabid Usaha : Sukoyo Sukri

Accounting : Najat, SE

Staff Usaha : Gunawan, A.Md

Kabid Kesantrian : Suharlan Madi A, Lc

Sekretaris Kesantrian : Wahab Rajasam, S.PdI

Kasie JT MTW : Wachid N.H, M.Pd

Kasie JT I`dad Muallimin : Amruddin, Lc

Kasie Musyrif MTW : Rusman, Lc

Kasie Musyrif IM : Parwono, Lc

Kasie Tibkam : Mahful Safaruddin, Lc

Staff Tibkam : Makstur, S.PdI

Kasie Dakwah & Sosial : Rizal Yuliar, Lc

Kasie Maktabah : Ichsanuddin

Kasie Humsos : Bobby Chandra, S.Si

Kasie TAV : Agung Cahyono, S.PdI

Kabid Umum & Service : Muhammad Qasim Muhajir, Lc

Sekretaris : Nasrullah, S.PdI

Kabag Lingkungan : Aziz Basuki, S.HI

Staff Service & Maintenance : Margono

Staff P & K : Ari Danial, S.HI

Page 204: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

 

Kasie Komputer & : Agus Arianta, S.Pd

Telekomunikasi Jazuli, S.Kom

Kasie Konsumsi&Pengadaan : Mahmud

Kasie Kesehatan : Roni, A.MK

Kabid Akutansi&Keuangan : Hilman Aris, S.E

Accounting : Eko Yuli, A.Md

Keterangan :

MTW : Mutawashitoh

IM : I`dad Muallimin

PKP : Personalia dan Kesekertariatan Pesantren

IT : Informasi Teknologi

SDITQ : Sekolah Dasar Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur’an

Maktabah : Perpustakaan

Humsos : Hubungan Masyarakat dan Sosial

IL : I`dad Lughawi

TAV : Televisi dan Audio Visual

P & K : Pemeliharaan dan Kebersihan

(Observasi dokumen bagian service, 11 April 2011).

Page 205: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

 

5. Profil Pesantren Islam Al-Irsyad Menurut Jenjang Pendidikan:

I. Profil SDITQ (Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur’an:

a. Identitas Madrasah

1) Nama Madrasah : SDITQ Al-Irsyad

2) Nomor Statistik Madrasah: 1020322020051

3) Alamat Madrasah : Jl.Solo Semarang Km 45

Desa : Butuh

Kecamatan : Tengaran

Kabupaten : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : Po Box 134 Salatiga 50700

No. Telp & Fax : (0298)321658-(0298)312456

E-mail : [email protected]

Website : www.pesantrenAlirsyad.org

4) Status Madrasah : Swasta

5) Nama Yayasan : Pesantren Islam Al-Irsyad

6) Tahun Berdiri Madrasah : 2007

7) Status Akreditasi/Tahun : B/2007

b. Visi Madrasah:

Diakui sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam terbaik di

wilayah Nusantara dan mancanegara yang bermanhaj Salaf al-

Ummah (Ahlu as-sunnah wal jama`ah).

Page 206: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

 

c. Misi Madrasah :

1) Mencetak generasi muslim yang berkualitas bermanhaj Ahlu

as-sunnah waljama`ah.

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dsar-dasar

syari`at Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai

dengan pemahaman Salaf al-Ummah.

3) Menyelenggarakan pendidikan dasar Bahasa Arab dan hafalan

Al-Qur’an secara optimal.

4) Menyelenggarakan pendidian pengetahuan umum dan

keterampilan yang memadai

5) Mengembangkan pribadi yang mandiri.

d. Kompetensi Lulusan SDITQ AL-Irsyad :

1) Tertib shalat lima waktu.

2) Terbiasa dengan 30-50 doa harian.

3) Mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil.

4) Hafal Al-Qur’an minimal 5 juz setiap tahunnya.

5) Hafal 40 hadits dari kitab Arba`in an-Nawawi dan hadits-hadits

lain.

6) Mampu berbahasa Arab dan Inggris secara aktif.

7) Mampu menoperasikan computer dan aplikasi Office.

8) Lulus dengan nilai akhir tinggi.

Page 207: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

 

e. Prestasi yang pernah diraih:

1) Tahun 2009

Juara 2 lomba Komputer tingkat Kecamatan Tengaran yang

diselenggarakan oleh DIKNAS.

2) Tahun 2008

Juara IV lomba Komuter tingkat Kecamatan Tengaran yang

diselenggrakan oleh DIKNAS.

3) Tahun 2007

a) Juara 1 lomba Mapel Agama tingkat Kabupaten Semarang

yang diselenggrakan oleh DEPAG.

b) Juara 1 lomba Mapel Agama tingkat Kecamatan Tengaran

yang diselenggarakan oleh DEPAG.

4) Tahun 2006

a) Juara 1 Bahasa Arab tingkat kecamatan Tengaran yang

diselenggrakan oleh DEPAG.

b) Juara 1 Alqur’an/Hadits tingkat Kecamatan Tengaran yang

diselenggrakan oleh DEPAG.

c) Juara 2 Bahasa Inggris tingkat Kecamatan Tengaran yang

diselenggrakan oleh DEPAG.

d) Juara 3 Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) tingkat

Kecamatan Tengaran yang diselenggrakan oleh DEPAG.

Page 208: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

 

e) Juara 2 Bahasa Arab tingkat Kabupaten Semarang yang

diselenggarakan oleh DEPAG.

f) Juara IV MMP kelas 2 tingkat Kecamatan Tengaran yang

diselenggarakan oleh DIKNAS.

5) Tahun 2004

Juara 2 bahasa Inggris tingkat Kecamatan Tengaran yang

diselenggarakan oleh DEPAG.

II. Profil Madrasah Tsanawiyah (Mutawashitoh) Al-Irsyad

a. Identitas Madrasah

1) Nama Madrasah : MTs Al-Irsyad

2) Nomor Statistik Madrasah: 212332202035

3) Alamat Madrasah : Jl.Solo Semarang Km 45

Desa : Butuh

Kecamatan : Tengaran

Kabupaten : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : Po Box 134 Salatiga 50700

No. Telp & Fax : (0298)321658-(0298)312456

E-mail : [email protected]

Website : www.pesantrenAlirsyad.org

4) Status Madrasah : Swasta

5) Nama Yayasan : Pesantren Islam Al-Irsyad

Page 209: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

 

6) No.Akte Pendirian : D/KW/MTs/58/2005

7) Tahun Berdiri Madrasah : 2004/2005

8) Status Akreditasi/Tahun : -

b. Visi Madrasah:

Diakui sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam terbaik di

wilayah Nusantara dan mancanegara yang bermanhaj Salaf al-

Ummah (Ahlu as-sunnah wal jama`ah).

c. Misi Madrasah :

1) Mencetak generasi muslim yang berkualitas bermanhaj Ahlu

as-sunnah waljama`ah.

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran syari`at Islam

berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan

pemahaman Salaf al-Ummah.

3) Menyelenggarakan pendidikan Bahasa Arab secara optimal dan

hafalan Al-Qur’an secara optimal.

4) Menyelenggarakan pendidian pengetahuan umum dan

keterampilan yang memadai.

5) Memurniakan aqidah dan syari`at Islam dari segala bentuk

syirik, khurafat, bid`ah dan gerakan-gerakan pemikiran sesat.

6) Menghidupkan pola pikir ilmiah berdasarkan dengan Al-

Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salaf al-

Ummah (Ahlu sunnah wal jama`ah).

Page 210: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

 

7) Mengajak, mendidik dan membina kaum muslimin untuk hidup

Islami dalam naungan manhaj salaf al-ummah.

d. Prestasi yang pernah diraih:

1) Tahun 2009

Juara 2 Tartil Al-Qur’an tingkat Kabupaten Semarang pada

MTQ Pelajar.

2) Tahun 2008

a) Juara 1 tahfidz 1 juz & Tilawah tingkat Kabupaten

Semarang pada MTQ Pelajar.

b) Juara 1 Tahfidz 1 juz & Tilawah tingkat Kabupaten

Semarang pada STQ.

c) Juara 2 Tahfidz 5 juz & Tilawah tingkat Kabupaten

Semarang pada MTQ Pelajar.

d) Juara 2 Tartil Al-Qur’an tingkat Kabupaten Semarang pada

MTQ Pelajar.

e) Juara 3 Tartil AL-Qur’an tingkat Kabupaten Semarang

pada MTQ Pelajar.

f) Juara 2 lomba pidato bahasa Arab tingkat Propinsi Jawa

Tengah pada PORSENI.

g) Juara Harapan 1 lomba Qiroatul Kutub (Baca kitab gundul)

tingkat propinsi Jawa Tengah.

h) Juara Harapan 2 pada lomba Qiroatul Kutub tingkat

propinsi Jawa Tengah.

Page 211: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

 

i) Juara Harapan 3 pada lomba Qiroatul Kutub tingkat

propinsi Jawa Tengah.

j) Mewakili kabupaten Semarang pada PORSENI Jawa

Tengah dicabang pidato Bahsa Inggris.

3) Tahun 2005

a) Juara 1 tartil tingkat Kabupaten Semarang yang

diselenggarakan MTQ Pelajar XXI.

b) Juara 1 lomba pidato Arab tingkat propinsi yang

diselenggarakan daam rangka PORSENI.

c) Mewakili Kabupaten Semarang dalam cabang pidato

bahasa Inggris.

d) Mewakili Kabupaten Semarang dalam cabang lomba

Cerdas Cermat Quran dengan memperoleh peringkat V.

e) Mewakili kabupaten Semarang dalam cabang lomba

Kaligrafi yang diselengrakan oleh MTQ.

III. Profil I'dad Mualimin (MA) Al-Irsyad Salatiga :

a. Identitas Madrasah :

1) Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Al Irsyad

2) Nomor Statistik Madrasah : 312332202370

3) Alamat Madrasah : Jl.Solo Semarang Km 45

Desa : Butuh

Kecamatan : Tengaran

Page 212: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

 

Kabupaten : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : Po Box 134 Salatiga 50700

No. Telp & Fax : (0298)321658-(0298)312456

E-mail : [email protected]

Website : www.pesantrenAlirsyad.org

4) Jenjang Akreditasi : Terakreditasi B

5) Nomor : wk/5.a/PP032/2565/004/2000

6) Didirikan pada tanggal : 24 Juli 1999

b. Visi Madrasah :

Mencetak generasi Muslim Yang Bermanhaj Ahlussunnah

Waljama’ah dan berkualitas.

c. Misi Madrasah :

1) Membentuk Generasi yang Islami.

2) Melaksanakan Pendidikan dan Pengajaran syariat Islam sesuai

dengan Al Qur’an dan As Sunnah.

3) Melaksanakan Pembelajaran Bahasa Arab secara optimal.

4) Menumbuhkan kepedulian kepada masyarakat muslim pada

umumnya.

5) Memberikan pengetahuan umum yang memadai.

e. Target Kompetensi Lulusam MA Al-Irsyad:

1) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama Islam.

Page 213: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

 

2) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan

kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

3) Menunjukkan sikap percaya diri an bertanggung jawab atas

perilaku, perbuatan dan pekerjaan.

4) Berpartisipasi dalam penegakan atuan-aturan sosial.

5) Menbangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara

logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

6) Menunjukkan kemampuan berfikir logis dan kritis dalam

pengambilan keputusan.

7) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar

untuk pemberdayaan diri.

8) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan

hasi yang terbaik.

9) Menunjukkan kemampuan menganalisi dan memecahkan

masalah kompleks.

10) Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.

11) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertangung

jawab.

12) Menghasilkan karya keratif, baik individual maupun kelompok.

13) Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta

kebersihan lingkungan.

14) Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

Page 214: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

 

15) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam

pergaulan di masyarakat.

16) Menghargai adanya perbedan pendapat dan berempati terhadap

orang lain.

17) Menunjukan keterampilan membaca dan menulis naskah secara

sistematis dan estetis.

18) Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan

berbicara dalam bahasa Arab, Indonesia dan Inggris.

19) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti

pendidikan tinggi.

f. Prestasi yang pernah diraih :

1) Tahun 2009

a) Juara 1 Hifdzul Hadits tingkat Nasional yang

diselenggrakan oleh Kedutaan Saudi.

b) Juara 1 Hifdzul Qur’an 20 juz tingkat propinsi Jawa Tengah

yang diselenggarakan oleh DEPAG.

c) Juara 1 Tafsir 30 juz Bahasa Arab tingkat propinsi Jawa

tengah yang diselengarakan oleh DEPAG.

2) Tahun 2008

a) Juara 1 Hifdzul Qur’an tingkat Nasional yang

diselenggarakan oleh Kedutaan Saudi.

b) Juara 2 Hifdzul Hadits tingkat Nasional yang

diselenggarakan Kedutaan Saudi.

Page 215: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

 

c) Juara 3 Hifdzul Qur’an tingkat ASEAN yang

diselenggarakan Keduataan Saudi.

d) Juara 2 Hifdzul Hadits tingkat ASEAN yang

diselenggarakan Keduataan Saudi.

e) Juara 2 Hifdzul Qur’an tingkat Kabupaten Semarang yang

diselenggarakan oleh MTQ.

f) Juara 1 Baca Puisi tingkat propinsi yang diselenggarakan

oleh POSPEDA.

g) Juara 1 baca kitab gundul (fiqih) tingkat propinsi Jawa

Tengah yang diselenggarakan oleh MQK.

h) Juara 1 baca kitab gundul (hadits) tingkat propinsi Jawa

Tengah yang diselenggarakan oleh MQK.

i) Juara 1 baca kitab gundul (akhlak) tingkat propinsi Jawa

Tengah yang diselenggarakan oleh MQK.

j) Juara 1 baca kitab gundul (fiqih) tingkat Nasional yang

diselenggarakan oleh MQK.

k) Juara 3 baca kitab gundul (akhlaq) tingkat Nasional yang

diselnggarakan oleh MQK.

3) Tahun 2007

a) Juara 1 hifdzul Qur’an tingkat Nasional.

b) Juara 1 hifdzul Hadist tingkat Nasional.

c) Juara 1 hifdzul Qur’an 20 juz tingkat kabupaten Semarang.

Page 216: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

 

B. Temuan Penelitian

1. Karakter Penghuni Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

A. Karakteristik Mudir

Istilah mudir diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah

kepala/ketua/direktur. Adapun mudir yang peneliti maksud di penelitian

ini ialah kepala pesantren yang sekaligus menjadi pembina dan

bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di pesantren.

Mengingat pesantren Al-Irsyad Salatiga termasuk dari jenis

pesantren modern (non tradisional), maka tidak terdapati di dalamnya

seorang kiai. Adapun peran kiai terwujud dengan adanya mudir, dengan

makna lain bahwa mudir di pon-pes modern menjabat laksana seorang

kiai di pon-pes tradisional.

Seorang mudir di pesantren Al-Irsyad Salatiga mendapat amanah

jam mengajar di kelas-kelas lebih sedikit dibandingkan para ustadz

lainnya dengan alasan padatnya “jam terbang” dalam berdakwah di luar

dan mengurusi pon-pes, terbukti dengan sering pergi ke luar daerah.

Mudir pesantren Al-Irsyad Salatiga merupakan tokoh yang diteladi oleh

segenap penghuni pon-pes yang terdiri dari jajaran ustadz, santri dan

pegawai.

Semenjak kurang lebih tujuh tahun yang lalu pesantren Al-Irsyad

Salatiga dipimpin oleh seorang mudir yang bernama Ust. Nafi` Zainudin,

Lc, alumnus pesantren Al-Irsyad Salatiga yang melanjutkan studi di

Page 217: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

 

Universitas Al-Azhar Kairo di Mesir, dan sekarang tengah

menyelesaikan pascasarjana pada salah satu perguruan tinggi ternama di

Jawa Tengah dan salah satu universitas yang berskala internasional.

(Observasi, 28 April 2011).

Mudir pesantren Al-Irsyad Salatiga membawahi empat jenjang

pendidikan (SDITQ, Mutawashitoh, I`dad Lughowi dan I`dad

Muallimin) yang setiap jenjangnya dikepalai oleh seorang kepala

sekolah. Lain dari pada itu, mudir juga mengepalai sektor-sektor penting

lainnya seperti sektor administrasi, personalia, dakwah-sosial, dan lain

sebagainya.

Seorang mudir di pesantren Al-Irsyad Salatiga memegang teguh

nilai-nilai luhur Islami yang menjadi acuannya dalam bersikap dan

memimpin. Hal ini tampak dalam segala perilaku baik di dalam maupun

di luar pon-pes. Salah satu alumni pesantren Al-Irsyad Salatiga, Mazer

Nasher Nahdi, S.PdI berkata kepada peneliti pada tanggal 13 Mei 2011:

Di dalam permasalahan aqidah, mudir pesantren Al-Irsyad Salatiga

juga memahami dengan detail terlihat pada khotbah-khotbah dan

ceramah-ceramah di dalam pesantren dan di luar pesantren via radio atau

“Mudir ma’had (pesantren) Al-irsyad Salatiga memang patut untuk

dijadikan qudwah (panutan). Keberadaannya kayak seorang kiai di

pondok tradisional. Sampai sekarang pun saya masih merasa kagum

dan segan. Semoga Allah senantiasa menjaga mudir”. (CL.10)

Page 218: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

 

masjid-masjid. Sudah menjadi sesuatu yang layak apabila karakter mudir

“membekas” pada jiwa para santri dan alumni.

B. Karakteristik Ustadz

Ustadz atau pengajar yang ada di Pesantren Islam Al-Irsyad

Salatiga merupakan komponen inti untuk memajukan kualitas

pembelajar. Jajaran ustadz berlatar belakang pendidikan yang beraneka

ragam sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Untuk jenjang SDITQ

didominasi oleh ustadz yang lulus dari universitas dalam negeri fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) atau fakultas tarbiyah. Sehingga

mampu menjadi suritauladan yang baik bagi santri (peserta didik)

jenjang sekolah dasar. Adapun untuk mata pelajaran aqidah diampu oleh

ustadz yang lulus dari jurusan tarbiyah.

Di jenjang Mutawashitoh (setingkat SMP/MTs) jajaran ustadz

terdiri dari alumni pendidikan umum dan agama. Untuk pelajaran umum,

maka ustadz yang mengajar adalah alumnus universitas dalam negeri

dengan jurusan yang “pas” dengan mata pelajaran yang diampu. Adapun

untuk pendidikan agama dimanahkan kepada para ustadz yang telah

menempuh pendidikan tinggi di dalam maupun di luar negeri. Khusus

pengajar aqidah (tauhid) adalah dua ustadz yang berkompeten dalam

bidang aqidah. Dan untuk jenjang I`dad Lughowi (persiapan bahasa) di

kelola oleh jajaran ustad yang tidak jauh beda dengan ustadz jenjang

Page 219: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

 

Mutawashitoh. Khusus pelajaran aqidah diampu oleh seorang ustadz

yang juga fokus di bidang aqidah.

Terakhir untuk jenjang I`dad Muallimin (setingkat SMA/Aliyah)

terdapati jajaran ustadz yang berlatar pendidikan luar negeri ber-titel Lc.

Adapun pengecualian adalah ustadz yang mengajar mata pelajar umum,

yang lulus dari pendidikan tinggi dalam negeri. Yang menjadi “icon”

pesantren Al-Irsyad Salatiga sekaligus menjadikan pesantren ini beda

dengan pesantren-pesantren lain di Indonesia ialah adanya tenaga

pengajar yang berjumlah dua orang yang dikirim langsung dari Kerajaan

Saudi Arabia guna mengajar dan mendidik para santri pesantren Al-

Irsyad Salatiga, yang di sebut dalam pesantren dengan istilah mufad.

Khusus untuk mata pelajaran aqidah (tauhid) di jenjang I`dad Muallimin

diampu oleh tiga orang ustadz lulusan Saudi Arabia yang berbeda pada

tiap kelasnya. (Observasi pada tanggal 1-2 Mei 2011).

Dilihat dari penjelasan diatas, maka diketahui bahwasanya di

pesantren Al-Irsyad dipenuhi oleh tenaga pengajar yang profesional

dalam disiplin ilmu yang berbeda. Hal ini dipahami dengan banyaknya

alumnus universitas luar negeri seperti, Universitas Islam Madinah,

Universitas King Sa`ud Riyad, Universitas Al-Azhar Mesir, dan

Universitas Khortum Sudan. Meskipun demikian terdapati para ustadz

ilmu umum yang alumni pendidikan tinggi dalam negeri semisal

Universitas Gajah Mada, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Ibnu Saud Riyad yang

Page 220: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

 

bercabang di Asia Tenggara, tepatnya di kota Jakarta. Dengan

banyaknya ustadz yang memiliki potensi di setiap bidang ilmu

menjadikan para santri senang dan “betah” tinggal di pesantren, seperti

yang dituturkan oleh santri asal Amerika Serikat kepada peneliti pada

tanggal 08 Mei 2011:

 

 

 

   

Dari observasi yang peneliti laksanakan, ternyata para ustadz

memiliki karakter yang sesuai dengan label yang disandang, ustadz.

Tenaga pengajar aqidah ialah para ustadz yang benar-benar memahami

aqidah yang tercermin dalam akhlak karimah. Mengerti dengan jelas

ilmu bahasa Arab, banyak menghafal sebagian besar juz dari Al-Qur’an,

ramah dan sopan, serta beberapa akhak terpuji lainnya.

Tatkala peneliti melakukan observasi terdapati bahwasanya para

tenaga pengajar pesantren Al-Irsyad Salatiga memiliki karakter amanah

yang luar biasa, meskipun tidak semua dari jajaran ustadz. Hal ini

ternyata sudah termaktub di dalam prinsip kerja yang ada yakni amanah

kerja dan amanah waktu pada job discription yang terlampir.

“Ukhibbu jiddan ata`alam fi hadzal ma`had. Liannal asatidzah

yatakhorrojuuna min jami`ah mutanawwi`ah. Wa ladaihim `ulum

alkatsiroh, hatta yakuna uswatun lana”. (Saya senang sekali belajar di

pesantren ini. Karena para ustadz alumni dari universitas-universitas

yang berbeda-beda. Dan mereka mempunyai banyak ilmu, sehingga

mereka bisa menjadi tuntunan yang baik bagi kami). (CL. 9)

Page 221: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

 

Namun apabila ditinjau dari sisi lain keberadaan ustadz yang

berkarakter benar-benar iltizam beragama, ternyata pada perekrutannya

sudah diwajibkan memiliki syarat-syarat tertentu diantaranya: 1)

Mempunyai niat yang lurus semata-mata untuk beribadah kepada Allah,

2) Berakhlak dan bersikap dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam

Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabawiyah, dan 3) Siap untuk beramar

makruf dan nahi munkar. Khusus untuk ustadz yang mengajar ilmu

agama harus menguasai bahasa Arab dan hafalan Al-Qur’an yang

banyak.

Karakter ustadz di pesantren Al-Irsyad Salatiga juga banyak

mempengaruhi kepribadian para santri. Sehingga dari observasi yang

peneliti lakukan tidak jarang santri yang meniru ustadz dalam perilaku

hidup sehari-hari, seperti yang dikatakan oleh santri bernama Hajid pada

tanggal 02 April 2011 kepada peneliti :

Selain ustadz yang mengajar di kelas, ada juga ustadz yang khusus

membina santri selama di asrama. Ustadz-ustadz ini adalah lulusan

pesantren yang sedang melaksanakan tugas pengabdian (khidmah)

sepanjang satu tahun penuh yang disebut dengan musyrif.

Tugas dari tiap musyrif ialah mendidik santri ketika berada di luar

kelas, semisal mengecek hafalan santri, membina keseharian santri agar

terus berada di dalam lingkup kehidupan islami, dan memonitoring tiap

“O, kalau ustadz di sini ajib-ajib, perfect. Ana (saya) saja banyak

niru model mereka….” (CL.6)

Page 222: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

 

santri yang melanggar peraturan. Bagi wali santri yang ingin

berkomunikasi dengan anak-anak, maka lewat para musyrif ini yang

telah di fasilitasi handphone oleh pihak pesantren.

C. Karakteristik Santri Pesantren Al-Irsyad Salatiga

Salah satu komponen urgen dari sebuah pondok pesantren adalah

wujudnya para santri. Begitu juga yang ada di pesantren Al-Irsyad

Salatiga. Dari observasi diketahui bahwa sampai sejauh ini pesantren

telah memiliki kurang lebih seribu dua ratus santri dari semua jenjang

pendidikan yang ada.

Para santri yang belajar di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad

Salatiga tidak hanya berasal dari Semarang dan sekitarnya, namun

datang dari berbagai propinsi yang ada di Indonesia dengan latar

belakang yang sangat beragam, bahkan ada yang berasal dari manca

negara. Para santri yang berjumlah kurang lebih 1.200 adalah terdiri dari

santriwan (santri putra) tanpa ada santriwati (santri putri) yang berasal

dari kalangan petani, nelayan, buruh, pedagang, pegawai negeri,

TNI/Polri, swasta, pengusaha dan lain-lain.

Santri di pesantren Al-Irsyad Salatiga berskala internasional.

Terbukti dengan keberadaan puluhan santri yang berasal dari

mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Amerika

Serikat. Meskipun demikian, jumlah santri masih didominasi dari

daerah-daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Page 223: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

 

Meskipun santri datang dari berbagai latar belakang yang beraneka

ragam namun di pesantren tetap menyatu dalam bingkai ukhuwah

islamiyah. Suasana kehidupan santri di Pondok Pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga dalam kesehariannya selalu diupayakan untuk tetap

mengedepankan kesetaraan, persamaan, kesederhanaan, dan keiklasan

untuk bersama-sama dalam belajar, beribadah, beramal, berprestasi dan

berpacu untuk menyiapkan masa depan dengan meraih kemuliaan

melalui jalan taqwa dalam rangka mencari ridla Allah Ta`ala. Selain itu,

para santri dalam kehidupan sehari-hari dibiasakan untuk hidup mandiri

dan tidak selalu menjadi beban bagi orang lain termasuk orang tua. Para

santri juga dibiasakan untuk senantiasa berkorban, tolong menolong,

memiliki kepedulian terhadap lingkungan serta peka terhadap kondisi

umat. Upaya-upaya tersebut merupakan wujud penanaman kepada para

santri yaitu: Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah,

dan Pengorbanan.

Semua santri wajib tinggal di asrama pesantren dua puluh empat

jam non stop, kecuali santri pada jenjang SDITQ didapati yang pulang

ke rumah seusai jam pelajaran, namun kebanyakan berasal dari daerah

sekitar pesantren.

Kebanyakan dari santri dari keluarga berekonomi menengah

keatas, ditinjau dari dokumen pendaftaran yang notabene orang tua

berpenghasilan dari PNS, pegawai kantor dan pengusaha. Meski juga

ada sebagian santri yang berekonomi menengah kebawah, tidak menjadi

Page 224: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

 

kendala karena banyak para dermawan dan yayasan sosial yang tersebar

di wilayah Indonesia yang siap memberikan beasiswa pendidikan.

Adapun syarat untuk menjadi santri pesantren Al-Irsyad Salatiga

sebagai berikut:

a) Pria

b) Membayar biaya pendaftaran (untuk tahun 2011/2012 sebesar

250.000 rupiah).

c) Mengisi formulir pendaftaran (diisi oleh Calon Santri) dan formulir

pernyataan wali (diisi oleh Calon Wali Santri).

d) Wajib diantara oleh orang tua/wali.

e) Membawa foto copy raport 3 tahun terakhir.

f) Membawa pas photo hitam putih 3x4 sebanyak 6 lembar.

g) Membawa foto copy akte kelahiran dan Kartu Keluarga..

h) Membawa Surat Keterangan Sehat dar dokter.

i) Tidak mengidap penyakit berat dan menular (seperti Hepatitis,

Jantung, Paru-paru, Asma dan lain-lain).

Khusus Pendaftar dari Luar Pulau Jawa dan Madura yang tidak

datang langsung ke Pesantren Islam Al-Irsyad (PIA):

a) Membayar biaya pendaftaran Via Bank BCA Pesantren, konfirmasi

pembayaran via sms atau fax.

b) Mengirim data persyaratan point e – i.

c) Tes dilaksanakan via telepon (waktunya akan diberitahukan panitia

jika biaya pendaftaran sudah diterima).

Page 225: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

 

d) Pengumuman kelulusan diberitakan pergelombang (apabila syarat-

syarat pendaftaran sudah diterima Panitia).

e) Apabila dinyatakan diterima maka santri tersebut datang ke

Pesantren Islam Al-Irsyad harus bersama walinya atau yang

mewakili untuk melengkapi formulir pernyataan. Jika terbukti

pendaftar melakukan rekayasa dalam pelaksanaan tes via telepon

maka panitia akan meninjau kembali hasil tes tersebut.

(Observasi pada tanggal 30 April 2011)

Termasuk dari karakteristik para santri pesantren Al-Irsyad

Salatiga yaitu sopan, ramah dan berkahlak mulia. Terbukti dengan

keberadaan peneliti selama tinggal di pesantren, para santri menganggap

peneliti bukanlah orang asing. Selain daripada itu santri juga memiliki

sifat sabar dan disiplin yang cukup tinggi, terbukti dengan kerapian

santri untuk antri diwaktu mandi dan makan. Adapun disiplin terlihat

dengan keseragaman santri berbusana, tepat waktu dalam menunaikan

ibadah dan masuk kelas tanpa telat.

Pesantren Al-Irsyad Salatiga bukanlah pesantren malaikat.

Maknanya, tetap saja ada sebagian santri yang tidak taat dengan

peraturan yang ada. Namun permasalahan santri semacam ini dapat

dikondisikan dengan hukuman yang berbentuk “kredit poin”. Khusus

pelanggaran yang bersifat menyangkut agama (syari`at) pihak pesantren

telah menyiapkan hukuman dengan mengeluarkan santri tersebut.

(Observasi pada tanggal 02 Mei 2011).

Page 226: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

 

Untuk segenap para santri diharapkan selalu memegang prinsip

sekaligus karakter Islami yang telah ditimba selama belajar di pesantren,

dalam makna lain diharuskan untuk iltizam (kokoh) di dalam beragama.

Walhasil banyak para alumnus yang menjadi pemuka agama dan da`i

yang menyebarkan syiar Islam di seantero Indonesia. Adapun yang

menjadi pegawai umum atau pun mahasiswa dapat dilihat dari akhlak

dan penampilan lahiriyah yang islami.

2. Kurikulum Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

Kurikulum yang dipakai di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad

Salatiga terdiri dari kurikulum yang berasal dari Islamic University of

Medina, KSA, tanpa menafikan kurikulum yang dalam negeri yang didapat

dari Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama RI.

Tujuannya agar pesantren dapat akreditasi dari pemerintah dalam dan luar

negeri. Adapun deskripsi kurikulum sesuai dengan jenjang pendidikan yang

ada meliputi :

a. SDITQ (Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur'an)

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat

mencetak para lulusan yang hafal Al-Qur'an. Lulusan jenjang ini

memiliki Ijazah Nasional dan Pesantren.

Program unggulan: Tahfizhul Qur’an, Bahasa Arab Dasar.

Kurikulum: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA,

IPS, Olah Raga, Tauhid, Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Tahfizh Al-Qur’an,

Page 227: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

 

Do’a dan Dzikir sehari-hari, Komputer. Lulusan jenjang ini memiliki

Ijazah Nasional (SD) dan Pesantren.

b. MTW (Mutawasithoh) / MTs Al-Irsyad

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat

mencetak para lulusan yang mempunyai kemampuan bahasa Arab yang

optimal serta pengetahuan keislaman maupun pengetahuan umum yang

memadai. Program unggulan: Bahasa Arab.

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz & Tajwid, Al-

Qur’an Hadits Nabi , Fiqh, Shiroh Nabi, Tadrib Lughawi, Khot & Imla’,

Nahwu, Shorof, Ta’bir & Insya’, Muthola’ah, Tadribat ‘Alal Anmath,

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Geografi, Fisika,

Ekonomi, Olah Raga, Sejarah Nasional, Komputer. Lulusan jenjang ini

memiliki Ijazah Nasional (MTs) dan Pesantren.

c. IM (I`dad Muallimin)/MA Al-Irsyad

Wadah pendidikan dalam jenjang ini berusaha untuk dapat

mencetak para lulusan yang menguasai ilmu-ilmu keislaman secara

mendalam dibarengi dengan pengetahuan umum serta bidang-bidang

keterampilan yang memadai. Lulusan jenjang ini memiliki Ijazah

Nasional dan Pesantren yang telah mendapat akreditasi mu'adalah

(persamaan) dari Kerajaan Saudi Arabia.

Program unggulan: Ilmu Syari’at Islam. Jenjang ini adalah

program lanjutan dari MTW dan I’dad Lughawi Pesantren Islam Al-

Irsyad.

Page 228: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

 

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz Al-Qur’an, Hadits

Nabi , Akhlaq, Fiqh, Faroidh, Ushul Fiqh, Mustholahul Hadits, Ulumul

Qur’an, Nahwu & Shorof, Balaghoh, Muthola’ah, Adab & Nushus,

Ta’bir, Siroh Nabi, Tarikh Islam, Thuruqut Tadris, Tatbiqu At-Tadrish,

Fiqhu Ad-Dakwah, Praktek Dakwah, Olah Raga, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah Dunia, Komputer. Lulusan jenjang

ini memiliki Ijazah Nasional (MA) dan Pesantren terakreditasi dari

Universitas Islam Madinah Kerajaan Saudi Arabia.

d. IL (I’dad Lughowi)/ Jenjang Persiapan Bahasa

Jenjang ini adalah program pendidikan selama satu tahun sebagai

persiapan masuk jenjang IM. Wadah pendidikan dalam jenjang ini

diperuntukkan bagi para lulusan SMP atau yang setara selain jenjang

MTW Al-Irsyad dengan fokus penguasaan bahasa arab untuk dapat

masuk jenjang I'dad Muallimin Pesantren Islam Al-Irsyad. Pendidikan

dalam jenjang ini dilaksanakan selama satu tahun dan mendapatkan

Ijazah Pesantren. Program unggulan: Bahasa Arab Intensif.

Kurikulum: Tauhid, Tafsir Al-Qur’an, Tahfidz dan Tajwid Al-

Qur’an, Hadits Nabi, Fiqh, Tadrib Lughowi, Tadribat ‘Alal Anmath,

Khot & Imla’, Ta’bir & Insya’, Nahwu, Shorof, Shiroh Nabi. Lulusan

jenjang ini memiliki Ijazah Pesantren.

Selain deskripsi dari kurikulum diatas, bag.Pengajaran Pesantren

Islam Al-Irsyad Salatiga juga memiliki sejumlah silabus terkait dengan

bidang studi aqidah yang peneliti lampirkan.

Page 229: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

 

3. Model Pembelajaran Aqidah di Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

Pembelajaran yang bermutu tidak terlepas dari peran guru. Karena

dalam pembelajaran, guru berpesan sebagai perancang, implementor, dan

evaluator pembelajaran. Mulyasa (2005:13) menjelaskan, “Secanggih

apapun perkembangan dunia informatika tidak mampu menggantikan guru

dalam pembelajaran”. Oleh karena itu untuk menciptakan proses

pembelajaran yang bermutu, guru dituntut untuk benar-benar professional

dan memiliki kompetensi dan penguasaan dalam menerapkan berbagai

pendekatan, metode dan strategi pembelajaran.

Model pembelajaran aqidah yang diterapkan di Pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga tidak beda dengnn mata pelajaran lainnya, ada tiga hal yang

dilakukan oleh ustadz aqidah dalam pembelajaran tauhid yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi yang merupakan satu kesatuan dalam proses

pembelajaran.

a) Perencanaan Pembelajaran

Rencana pembelajaran sangat menentukan tinggi rendahnya

mutu proses maupun hasil belajar. Untuk itu semua guru hendaknya

mempunyai kemampuan dan kompetensi dalam menyusun rencana

pembelajaran dengan baik dan benar. Dari observasi yang peneliti

lakukan pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga mewajibkan seluruh

ustadz, termasuk guru tauhid untuk menyusun rencana pembelajaran

Page 230: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

 

pada setiap awal semester. Berkaitan dengan hal ini ustadz Tauhidin

(pengajar aqidah) pada tanggal 20 April 2011 menjelaskan :

Selain itu salah seorang santri yang bernama Aslam yang saat

ini duduk di kelas tiga I`dad Muallimin berkata :

Dalam perencanaan para ustadz yang memegang bidang studi

aqidah membuat program tahunan, program semester yang merujuk

pada KTSP serta disesuaikan dengan kaldik yang berlaku dan jadwal

mengajar. Kemudian membuat persiapan pembelajaran dengan baik

dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang

dijabarkan dalam indicator-indikator. Penerapan Rencana

Pembelajaran Aktif (RPP) yang dilakukan ustadz Aqidah di pesantren

Al-Irsyad Salatiga dengan komponen-komponen sebagai berikut :

“Kalau yang ana (saya) lihat, ustadz yang ngajar di pelajaran

tauhid, dan juga pelajaran lainnya terlebih dulu menggunakan i`dad

ad-dars (RPP). Kelihatan kok, pembelajaran jadi tampak sistematis,

gak nglantur”. (CL.8)

“walhamdulillah, pesantren Al-irsyad ini telah menempuh jalan

yang baik dalam mengadakan pembelajaran, ya salah satunya

dengan diwajibkannya para asatidzah untuk membuat RPP atau

yang di kenal di sini dengan istilah i`dad ad-dars”. (CL.2)

Page 231: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

 

1) Identitas

2) Standar Kompetensi (SK)

3) Kompetensi Dasar (KD)

4) Indikator

5) Tujuan pembelajaran

6) Materi ajar

7) Metode/Stratehi pembelajaran

8) Langkah-langkah pembelajaran

9) Sarana dan sumber pembelajaran

10) Penilaian dan tinjak lanjut

Dalam rencana pembelajaran ustadz telah menyatakan tujuan

yang harus dicapai, kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan,

sumber dan media pembelajara, metode dan strategi pembelajaran

yang akan digunakan sampai pada pelaksanaan penilaian.

Di dalam i`dad ad-dars tersebut ustadz telah membuat skenario

pembelajaran tahap demi tahap. Dari skenario tersebut ustadz bisa

melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara sistematis sesuai

dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Adapun bentuk dari

salah satu RPP yang di susun oleh pengajar aqidah di pesantren Al-

Irsyad Salatiga sebagai berikut :

Page 232: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MA Al-Irsyad Kabupaten Semarang

Mata Pelajaran : Aqidah

Kelas / Semester : X / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 Pertemuan)

Standar Kompetensi : Memiliki pemahaman dan penghayatan

yang lebih mendalam terhadap prinsip dasar aqidah islamiyah, serta

mampu mengamalkan nilai-nilai tauhid dalam kehidupan sehari-hari

sehingga jauh dari syirik dan penyimpangan.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan bahwa tauhid adalah fitrah

dasar setiap manusia, dan menjelaskan tentang penyimpangan

(kesyirikan) dalam sejarah kehidupan manusia.

Indikator :

1) Menjelaskan tujuan utama penciptaan jin dan manusia.

2) Menyebutkan dalil-dalil tentang hal tersebut baik dari Al-Qur`an

maupun Hadits.

3) Menjelaskan bahwa tauhid adalah fitrah dasar manusia beserta

dalil-dalilnya.

4) Menceritakan riwayat sejarah terjadinya kesyirikan yakni pada

zaman Nabi Nuh.

5) Menguraikan kesamaan sejarah itu dengan sejarah pada zaman

Nabi Muhammad.

Page 233: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

 

6) Menjelaskan jenis kesyirikan yang dilakukan kebanyakan manusia

di zaman ini.

Tujuan Pembelajaran :

1) Santri dapat menjelaskan tujuan utama penciptaan jin dan manusia.

2) Santri dapat menyebutkan dalil-dalil tentang hal tersebut.

3) Santri dapat menjelaskan bahwa tauhid adalah fitrah dasar manusia

beserta dalil-dalilnya.

4) Santri dapat menceritakan sejarah terjadinya kesyirikan di zaman

Nabi Nuh serta kesamaan sejarah itu dengan yang terjadi pada

zaman Nabi Muhammad.

5) Santri dapat menjelaskan jenis kesyirikan yang dilakukan

kebanyakan manusia di masa kini.

Materi Pembelajaran :

Bab I. Pasal : Penyimpangan tauhid dalam kehidupan manusia.

Metode Pembelajaran :

1) Ceramah disertai Demonstrasi penjabaran dan pemberian contoh

nyata.

2) Diskusi dan Tanya Jawab.

3) Telaah kitab kurikulum dan imla maklumat tambahan dari sumber

lain.

Sumber :

1) Syaikh DR. Shaleh bin Fauzan Alu Fauzan, Kitab At-Tauhid,

KSA.

Page 234: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

 

2) Al-Maktabah Asy-Syamilah II.

3) Peta KSA dan negara-negara sekitarnya.

4) Tafsir As-Sa`di.

Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Awal (10 Menit)

1) Muqaddimah, meliputi: salam, doa dan absensi santri.

2) Santri membuka buku di halaman yang akan dipelajari bersama.

3) Beberapa pertanyaan sederhana (tanya jawab) berkaitan dengan

pokok pembahasan (menarik konsentrasi).

4) Guru memperkenalkan secara umum materi yang akan dibahas.

Kegiatan Inti (60 Menit)

1) Beberapa santri membaca materi pembelajaran secara acak dan

bergilir.

2) Ustadz menjelaskan materi yang dibaca sesuai tujuan yang

diharapkan diselingi beberapa pertanyaan ringan untuk memastikan

keikutsertaan santri dalam proses pembelajaran.

3) Ustadz melontarkan masalah ringan dari materi pembelajaran

untuk dijadikan bahan diskusi bersama kelompok belajar (jika

kondisi waktu memungkinkan).

4) Santri dapat memberikan tambahan informasi tentang materi dari

referensi lain dengan bimbingan ustadz (jika diperlukan).

Kegiatan Akhir (10 Menit)

1) Ustadz menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Page 235: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

 

2) Santri menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan bersama

kelompok masing-masing (jika diskusi dilangsungkan).

3) Santri diberi tugas untuk mengerjakan beberapa pertanyaan dalam

bentuk pekerjaan rumah.

Penilaian :

1) Selama Proses Pembelajaran; Mengamati konsentrasi,

keikutsertaan, ketertiban dan sikap santri selama pembelajaran

berlangsung.

2) Evaluasi Hasil Pembelajaran; Memberikan Tugas Soal Tulisan:

a. Jelaskan tujuan penciptaan jin dan manusia !

b. Sebutkan dalil-dalil tentang tujuan mulia peciptaan jin dan

manusia !

c. Bagaimana sejarah terjadinya kesyirikan pertama kali di muka

bumi ?

b) Pelaksanaan Pembelajaran

Sesuai dengan observasi yang peneliti laksanakan dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran aqidah itu terbagi dalam

tiga tahap yang saling berkaitan. Dalam prakteknya tiga tahap tersebut

adalah kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pendahuluan: Ketika ustadz yang mengajar aqidah memulai

pelajaran, maka membuka dengan mengucapkan salam kepada para

santri (Assalamuaalaikum arohmatullah wabarokatuh). Selama mengajar

tidak pernah melupakan mengawalinya dengan ucapan salam. Setelah itu

Page 236: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

 

ustadz melakukan apresiasi, yaitu mengulang pelajaran sebelumnya

dengan inti permasalahan, kemudian menanyakan kesulitannya.

Terkadang ustadz memberikan beberapa pertanyaan kepada santri untuk

mengingat kembali pelajaran yang sudah diberikan. Seusai ustadz

mengkondisiskan kelas dan santri tampak fokus, ustadz mulai

memberikan materi pelajaran baru kepada santri. Untuk lebih

memperjelas, berikut strategi ustadz pada tahap pendahuluan :

1) Mengucapkan salam kepada seluruh santri.

2) Menertibkan kelas dan mengkondisikan santri untuk siap belajar

dengan mengarahkan perhatian dan konsentrasi peserta didik.

3) Memperkenalkan tema materi yang akan diajarkan.

4) Menginformasikan tujuan intruksional yang hendak dicapai, kalau

perlu menuliskannya di papan tulis agar santri tahu apa yang harus

dilakukan dalam belajar.

5) Mengulangi sebentar hal yang telah diketahui santri untuk mengingat

kembali hal-hal yang diperlukan untuk memahami bahan pelajaran

yang baru (apersepsi) dan memberikan tes awal (pre-test).

6) Jika ada PR, mendiskusikannya sebentar dengan santri.

7) Memotivasi santri untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan pendahuluan ini dilakukan oleh setiap pengajar (ustadz)

bidang studi aqidah di semua jenjang pendidikan yang ada di Pesantren

Islam Al-Irsyad Salatiga. (Observasi pada tanggal 26-30 April 2011).

Page 237: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

 

Kegiatan Inti: Pada waktu ini ustadz mulai menyampaikan materi

pelajaran dengan menggunakan metode mengajar yang beraneka ragam,

berbeda pada setiap ustadz di tiap jenjang pendidikan. Untuk jenjang

SDITQ, biasanya ustadz lebih menggunakan metode ceramah dan

kontekstual dengan selalu mengkondisikan suasana kelas. Tak jaran pula

ustadz mengajar di tempat terbuka. Adapun di jenjang-jenjang yang

lainnya (MTW, IM, dan IL) ustadz aqidah ketika mengajar menggunakan

metode mengajar yang hampir sama, antara lain metode ceramah, tanya

jawab, diskusi, penugasan dan latihan soal.

Diawali dengan menyuruh santri untuk tidak membuka buku ajar

terlebih dahulu. Pada saat itu ustadz memberikan penjelasan dengan

menggunakan media pembelajaran atau alat peraga. Setelah ustadz

meminta santri untuk membuka buku dan menyuruh beberapa dari santri

untuk membaca, sebagai peguatan dalam hal bahasa Arab, mengingat

buku ajar yang dipakai berbahasa Arab. Jika didapati hal yang tidak

dipahami ustadz memberikan waktu untuk bertanya. Namun apabila

tidak, maka ustadz bergantian memeberi pertanyaan kepada santri. Selain

itu pada kegiatan inti ini ada beberapa aktivitas yang dilaksanakan oleh

para ustadz, meliputi:

1) Mengatur waktu yang tersedia dengan baik.

2) Tidak menyimpang dari materi yang direncanakan.

3) Memberikan garis besar pelajaran secara singkat.

4) Menyajikan bahan pelajaran secara singkat.

Page 238: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

 

5) Mengulang-ulang keterangan yang penting.

6) Sering memberikan ikhtisar.

7) Memberikan tes-tes pendek.

8) Memberikan penguatan, baik dengan pujian atau peringatan. Ini

penting untuk memperkuat motivasi.

9) Memberikan kesempatan santri untuk mengembangkan diri.

10) Memberikan perhatian yang adil.

11) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

(Observasi pada tanggal 25-30 April 2011)

Termasuk dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan di

pesantren Al-Irsyad Salatiga di dalam pelaksanaannya ialah mengadakan

tasliyah. Tasliyah ini dilaksanakan pada waktu santri tampak kurang

semangat di dalam proses pembelajaran, seperti mengantuk dan

melamun. Hal ini di latar belakangi oleh kepadatan kegiatan

kepesantrenan selama dua puluh empat jam di setiap hari, sehingga sudah

menjadi maklum muncul beberapa peserta didik yang mengalami

kelesuan. Tasliyah berbentuk beraneka ragam, sebagai contoh ialah

ustadz memerintahkan santri untuk mengambil air wudlu sebagai solusi

mengatasi rasa kantuk. Bilamana tidak berhasil, maka santri diminta

untuk berdiri selama kegiatan belajar berlangsung sampai santri tersebut

merasa bahwa sudah tidak mengantuk lagi. Selain itu tasliyah juga bisa

dilaksanakan dengan kegiatan belajar di luar kelas sebagai solusi

kebosanan para santri. KBM di luar kelas bisa terwujud dengan belajar di

Page 239: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

 

perpustakaan, taman, masjid dan tempat-tempat lain yang dirasa nyaman.

(Observasi pada tanggal 25-30 April 2001)

Penutupan : Pada saat ini hampir semua ustadz yang mengajar

aqidah di pesantren Al-Irsyad Salatiga melakukan hal-hal berikut ini:

1) Menyuruh santri untuk membuat ikhtisar dengan bahasanya sendiri

baru kemudian ustadz menyimpulkan dan merangkum materi.

2) Memberikan PR atau dalam pesantren dikenal dengan alwajibul

manzil.

3) Memberikan post test.

4) Kembali memberikan motivasi kepada santri untuk mmempelajari

kembali materi tersebut di sakan.

5) Menutup pelajaran dengan salam.

Agar santri bisa merenungkan dan mengukur materi yang diperoleh

dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar, ustadz aqidah juga

melakukan refleksi. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru

dipelajari dan diperoleh serta apa-apa yang sudah dilakukan. Refleksi

yang dilakukan merupakan respon terhadap kejadian, aktifitas, atau

pengetahuan yang baru diterima. Refleksi proses maupun hasil belajar

dapat membantu santri membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan

yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan begitu,

santri merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa

yang baru dipelajari. (Observasi pada tanggal 25-30 April 2011).

Page 240: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

 

Lain dari pada itu, ustadz juga memberikan penguatan dengan cara

latihan-latihan atau diskusi, agar materi yang telah disampaikan dapat

diingat dengan baik oleh santri. Jika penguatan tidak diberikan, maka

peserta didik yang kurang belajarnya akan mudah melupakan materi

pelajaran yang telah berlalu. Semakin banyak latihan bagi siswa akan

lebih mudah bagi mereka untuk mengingat. Penguatan diberikan pada

saat sebelum memulai pelajaran (apresiasi), tatkala tengah penyampaian

materi dan juga pada waktu sebelum menutup pelajaran, meski tidak

setiap waktu. Penguatan juga berwujud dengan tugas-tugas yang besifat

individu maupun kelompok. Penguatan ini diajukan untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman santri terhadap materi pelajaran yang telah

disampaikan. Begitu juga dengan PR atau yang disebut dengan alwajibul

manzil juga memberikan penguatan pemahaman materi bagi para santri.

(Observasi pada tanggal 25-30 April 2011).

4. Evaluasi Pembelajaran

Untuk mengevaluasi kemampuan santri, ustadz menggunakan

beberapa jenis tes yang lebih dikenal dengan mengunakan istilah

ikhtibar atau imtihan. Sasaran evaluasi adalah perkembangan ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Di pesantren Al-Irsyad

Salatiga terdapat beberapa ujian yang wajib dihadapi santri pada tiap

jenjang pendidikan. Ujian tersebut adalah :

Page 241: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

 

1) Imtihan Maudhu`I : Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan

setiap selesai mempelajari satu bab dalam bidang studi aqidah

(tauhid). Evaluasi semcam ini berbentuk ujian tulis ataupun lisan

dan diserahkan sepenuhnya kepada ustadz yang mengampu kelas

tersebut. Evaluasi seperti ini pada umumnya disebut dengan

ulangan harian.

2) Imtihan Syahri : Evaluasi yang diadakan pada setiap bulan

(ulangan bulanan). Adapun kebijaksanaan evaluasi ini diserahkan

sepenuhnya kepada para ustadz dibawah panitian penyelenggaraan

ujian yang dibentuk oleh pesantren.

3) Imtihan A`malus Sanah : Yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap

pertengahan semester (mid semester). Pada waktu ini para ustadz

wajib membikin soal ujian kemudian diserahkan kepada panitia

ujian yang telah ditentukan oleh pihak pesantren.

4) Imtihan Nisful Awal : Ujian semester pertama (ganjil).

5) Imtihan Nisfu Ats-Tsani : Ujian semester genap (kenaikan kelas).

Ujian semesteran di pesantren Al-Irsyad Salatiga terbagi menjadi

dua macam, yaitu : a) Ujian Lisan (Imtihan Syafawi) dan b) Ujian Tulis

(Imtihan Tahriri).

Setelah mengadakan tes/ujian, ustadz memberikan penilaian dan

mengolahnya, kemudian melaporkan hasilnya kepada bidang pengajaran

untuk selanjutnya dilaporkan kepada setiap wali santri baik dalam

bentuk buku raport, atau dengan pengumuman di website pesantren.

Page 242: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

 

Jika ditemukan ada nilai yang kurang, maka ustadz mengadakan

perbaikan pada santri dengan melakukan remidi (mahmul), dengan

ketentuan jumlah nilai yang kurang tidak lebih dari tiga mata pelajaran.

Apabila terdapati melebihi ketentuan di atas, maka santri tidak layak

untuk naik kelas. Adapun standar minimum nilai di Pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga adalah 5,5. Dan diwajibkan bagi seluruh jajaran ustadz

untuk memberikan nilai yang murni alias tanpa “katrol”.

Selain bentuk ujian yang tersebut di atas, para santri juga

diwajibkan untuk berpartisipasi dengan mengikuti ujian-ujian yang

diselenggarakan pihak negara, baik ujian mid semester, ujian semester,

dan ujian nasional di bawah naungan Departemen Agama RI. Meski

terlihat begitu banyak ujian yang harus dijalani oleh santri, namun semua

ini termasuk dari ketetapan kriteria kenaikan dan kelulusan santri di

pesantren Al-Irsyad Salatiga, sebagaimana peraturan yang ada yang

peneliti lampirkan. (Observasi pada tanggal 01-05 Mei 2001).

Kegiatan evaluasi pembelajaran ini diperkuat dengan hasil

wawancara bersama salah seorang santri kepada peneliti :

“Kalau ngomongin masalah ujian di pesantren ini, para santri sudah

menjadikannya hobi (sambil tersenyum) saking seringnya. Ada

imtihan maudhu`I, imtihan semester, imtihan Negara, imtihan lisan,

tulisan, banyak lah pokoknya. Tapi sebetulnya sih malah bikin kita ini

lebih rajin belajar dan berlomba-lomba dalam kebaikan”. (CL.8)

Page 243: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

 

5. Penggunaan Media Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi di kelas, bahwa ustadz mata

pelajaran aqidah cukup memperhatikan terhadap penggunaan media

pembelajaran, seperti buku paket, papan tulis, alat peraga dan media

elektronik. Data tersebut didukung dari hasil wawancara kepada mudir

pesantren, menyatakan bahwa pihak pesantren telah mengupayakan

memenuhi alat peraga atau alat bantu yang dapat menunjang upaya

mengefektifkan pembelajaran, khususnya bidang studi aqidah.

Pernyataan mudir pesantren tersebut didukung dari cross check

dengan guru aqidah bersangkutan bahwa penggunaan media

pembelajaran itu sangat penting dan diperlukan, sebab untuk mencapai

tujuan pembelajaran jika tidak ditunjang dengan penggunan media

pembelajaran akan mendapat kesulitan terhadap pencapaian tujuan

pengajaran. Seperti yang diujarkan oleh Ust. Rizal Yuliar, Lc (pengajar

aqidah kelas satu I`dad Muallimin) kepada peneliti :

“Alhamdulillah, sampai sejauh ini media pembelajaran yang

tersedia, baik dari pihak pesantren maupun dari para ustadz secara

pribadi sudah bias dikatakan baik. Seperti ana (saya) ini,

menggunakan alat peraga semacam ini (menunjukkannya kepada

peneliti). Sudah barang mesti santri jadi lebih berinteraksi dalam

pembelajaran dan akan lebih mengahsilkan natijah (internalisasi)

yang bagus”. (CL.1)

Page 244: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

 

Ada juga ustadz yang memakai media elektronik (LCD

proyektor) di kelas I`dad Lughawi oleh Ust. Tauhiddin ketika

menerangkan tentang contoh-contoh kesyrikikan yang ada di Negara

Indonesia.

Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan agar dalam

mengantar pesan nilai-nilai dan norma ajaran Islam melalui

pembelajaran yang direncanakan secara sistematis dapat memberikan

kepuasan dan menumbuhkan motivasi santri untuk mempelajari materi

yang disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan

dapat tercapai secara optimal.

Hasil Observasi tentang penggunaan media pembelajaran diatas

menunjukkan cukup baik, namun perlu dioptimalkan penggunaannya.

Dengan denikian, pengunaan media pembelajaran tersebut dapat

menumbuhkan gairah dan motivasi belajar santri. Hal tersebut dapat

tercipta interaksi media pembelajaran bagi sebagaian besar santri.

Berdasarkan realita di atas, menunjukkan bahwa dengan

adanya penggunaan media pembelajaran setiap pertemuan mengajar

ternyata cukup mempengaruhi proses pembelajaran dalam pencapaian

tujuan pengajaran. Oleh sebab itu media pembelajaran merupakan

salah satu sarana yang efektif dan efisien bagi seorang guru terhadap

pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.

Page 245: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

 

6. Lingkungan Belajar

Komplek pondok pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

merupakan komponen komplit dalam mewujudkan lingkungan belajar

yang kondusif. Dari hasil observasi yang usai peneliti lakukan,

ditemukan segala bentuk nilai positif dari semua lini bangunan dan

kegiatan yang ada di pesantren Al-Irsyad Salatiga. Jadi, peneliti

sampaikan bahwasanya pon-pes tersebut berkeinginan agar semua

santri dapat konsentrasi penuh di dalam menimba ilmu pengetahuan,

khususnya ilmu agama tanpa harus terbebani dengan aktifitas harian

yang melelahkan, semisal mencuci dan masak. Hal ini terbukti bahwa

santri di ponpes tersebut mendapat fasilitas cuci-seterika gratis dengan

wujudnya laundry. Selain itu ternyata para santri juga tidak terbebani

dengan cuci piring setelah makan, semua ditanggung oleh pihak dapur

pesantren.

Lingkungan dapur pesantren adalah salah satu lingkungan

belajar santri, bukan berarti para santri boleh belajar dan diskusi saat

waktu makan akan tetapi telah dibangun satu taman di depan bangunan

dapur yang ditujukan untuk kenyamanan santri belajar. Masih dalam

lingkup dapur, didapati bahwasanya konsumsi makanan dan minuman

yang disediakan juga berpengaruh terhadap daya pikir dan ingat para

santri. Peneliti melihat perbedaan yang cukup jauh dibanding dengan

beberapa pesantren modern yang lainnya dari sudut pandang

konsumsi. Di pesantren ini lauk-pauk yang disediakan terjadwal dalam

Page 246: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

 

tiap minggunya dengan cukup baik, tiga kali sehari terdiri dari nasi,

dua jenis lauk dan makanan pendukung lainnya seperti sambal dan

kerupuk. Adapun lauk tidak terlepas dari kandungan protein, kalsium,

vitamin dan zat berguna lainnya. Selain itu terdapat jadwal minum

susu tiga kali seminggu, susu asli yang didatagkan dari kapubaten

tetangga, Boyolali. (Observasi 30 April 2011).

Termasuk dari lingkungan belajar yang kondusif di pesantren

Al-Irsyad Salatiga adalah asrama (sakan), dimana satu kamar hanya

terdiri dari tiga buah ranjang bertingkat untuk jumlah santri enam

orang, ditambah dengan satu toilet berair artetis dan shower, juga

fasilitas lemari besar dengan enam pintu guna meletakkan semua

perbendaharaan santri dan sejumlah buku. Tentunya dengan adanya

enam santri di dalam tiap kamar, membuat aksi belajar lebih hening

tanpa kegaduhan. Kemudian di dalam satu kamar ditunjuk seorang

ketua kamar yang telah duduk di kelas tertinggi, yakni tiga I`dad

Muallimin. Ketua kamar ini bertugas mengawasi sekaligus

membimbing adik-adik kelas yang menjadi anggota kamar di dalam

kegiatan sehari-hari. Tidak jarang pula sosok ketua kamar yang baik

ditiru oleh anggota kamar menjadi bentuk kepribadian. Ketua kamar

juga ditugasi untuk selalu bekerja sama dengan musyrif agar

terwujudnya keamanan dan ketentraman asrama.

Di dalam asrama para santri digerakkan untuk belajar dan

mengulang pelajaran pada pukul 20.00 WIB sampai dengan 22.00

Page 247: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

 

WIB. Dan untuk siang hari diwajibkan bagi santri melakukan istirahat

siang, tujuannya ialah agar pelaksanaan KBM sore hari tidak terasa

melelahkan.

Adanya beberapa pembina asrama dan ustadz tentu yang

berdomisili di dalam komplek pon-pes tentu menambah kondusif

lingkungan belajar di pesantren Al-Irsyad Salatiga. Kapan saja santri

mengalami kesukaran bisa langsung menemui ustadz dan langsung

menanyakan dari berbagai permasalahan yang dihadapi. Observasi

yang peneliti laksanakan menghasilkan beberapa temuan, contoh: 1)

santri menghadap ustadz setelah menunaika ibadah sholat di masjid

untuk bertanya pelajaran yang belum dipahami, 2) santri menghadap

ustadz di kantor untuk menanyakan persoalan pribadi maupun

pelajaran di kelas, dan 3) santri bersilaturahmi ke rumah ustadz atau ke

asrama ustadz (bagi yang bujang) guna menanyakan kesulitan yang

dihadapi, baik yang berkaitan dengan pelajaran maupun hal-hal lain.

Pada hakikatnya pesantren Al-Irsyad Salatiga telah membentuk

lingkungan belajar yang sangat baik untuk pembelajaran bahasa Arab

dengan terdapat begitu banyak kosakata-kosakata (mufrodat) Arab-

Indonesia tertempel di setiap lini bangunan. Akan tetapi kenyataan

yang ada ternyata juga dirasa cukup baik di dalam pembelajaran

pelajaran-pelajaran lainnya, salah satunya ialah mata pelajaran aqidah

(tauhid).

Page 248: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

 

Lingkungan belajar yang bagus untuk penanaman ilmu aqidah

sehingga muncul internalisasi yang kuat pada jiwa santri adalah

keberadaan kelas (fusul), masjid dan perpustakaan (maktabah), selain

dari lingkungan belajar yang telah peneliti uraikan di atas.

Kelas merupakan lingkungan belajar yang cocok bagi santri

untuk mempelajari aqidah langsung dengan kitab induk dengan

dibimbing oleh ustadz. Apabila terdapati kesulitan bisa segera

menanyakan kepada pengajar sehingga tidak terjadi salah paham. Dan

jika ustadz selesai dan keluar kelas, para santri masih dapat berdiskusi

tentang pelajaran yang telah dipelajari bersama rekan-rekan di kelas

pada jam istirahat.

Lingkungan selanjutnya adalah perpustakaan, yang tak jarang

para ustadz mengajak peserta didik (santri) tatkala “bosan” belajar di

kelas untuk belajar di perpustakaan, atau ustadz sengaja meminta santri

menyelesaikan tugas yang refrensinya banyak di dapat dari

perpustakaan, khususnya tugas mata pelajaran aqidah. Pernyataan ini

sesuai dengan ucapan Ust. Iqbal Baswedan kepada peneliti :

….”maktabah adalah tempat yang munasib (cocok) untuk pelajaran

aqidah. Makanya banyak ustadz-ustadz di sini yang mengajak

santri kesana. Diberi tugas dari materi yang jawabannya harus dari

kitab aqidah-aqidah lain yang hanya ada di perpustakaan.”. (CL.4)

Page 249: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

 

Kemudian yang selanjutnya adalah lingkungan masjid. Dan inilah

pusat dari lingkungan belajar terbaik dalam pembelajaran aqidah sehingga

muncul internalisasi nilai pada jiwa santri. Dari observasi yang peneliti

laksanakan di dalam satu minggu diadakan sebanyak tiga kali kajian

tentang aqidah, waktunya adalah setalah sholat maghrib sampai dengan

masuk waktu isya’. Pembicara adalah ustadz yang mengajar aqidah

(tauhid) di jenjang I`dad Muallimin, yang telah banyak “makan garam”

berdakwah tauhid. Dalam kegiatan ini para santri berhak menanyakan

semua permalahan yang berkaitan dengan aqidah, meskipun tidak ada

dalam materi di kelas. Tenyata dari kajian ilmiah seperti ini malah

membikin santri memahami kaedah dan prinsip keislaman yang

menghujam di sanubari.

Selanjutnya dari penelitian yang peneliti laksanakan dalam bidang

lingkungan belajar aqidah yang kondusif bagi para santri ialah diadakan

kegiatan dakwah ke luar pesantren (masyarakat luas) pada tiap hari Kamis

sore, yang ditujukan khusus untuk para santri kelas dua I`dad Muallimin /

XI MA dan XII MA semester pertama. Hasil temuan ialah dakwah yang

diajarkan pertama kali ialah dakwah tauhid yang intinya mengajak ummat

untuk kembali kepada aqidah yang lurus.

(Observasi pada tanggal 05 April 2011).

Page 250: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

 

7. Karakteristik Bahan Ajar Aqidah di Pesantren Al-Irsyad Salatiga

Bahan ajar untuk bidang studi aqidah (tauhid) ialah buku asli

berbahasa Arab tanpa meninggalkan buku ajar aqidah yang berasal dari

Departemen Agama RI. Dari hasil observasi yang peneliti laksanakan,

buku ajar aqidah yang dipergunakan di pesantren Al-Irsyad Salatiga

berbeda-beda sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh para santri.

Meski demikian materi yang ada pada semester awal memiliki kemiripan.

Untuk jenjang SDITQ buku ajar yang digunakan adalah buku

berjudul “Aqidah Akhlaq” yang disusun oleh bagian Litbang Yayasan Al-

Irsyad berkantor pusat di DKI Jakarta. Buku ini tersusun dalam enam jilid,

sesuai denga jenjang sekolah dasar kelas satu sampai dengan kelas enam.

Materi yang diajarkan tidak terlepas dari standar baku DIKNAS dan

DEPAG, seperti pengenalan rukun iman dan rukun islam ditambah dengan

materi yang berkaitan dengan jenis-jenis akhlak yang baik terhadap orang

tua dan orang lain. Buku ajar tersebut berbhasa Indonesia dan ustadz yang

menggajar juga memperhunakan bahasa Indonesia. (Observasi pada

tanggal 30 April 2011).

Pada jenjang Mutawashitah/MTs Al-Irsyad dan I`dad Lughowi

(jenjang persiapan bahasa) bahan ajar aqidah mempergunakan kitab

berbahasa Arab yang berjudul “At-ta`liqul Mukhtashor Al-Mufid”,

karangan DR. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan, seorang ulama’

dari Saudi Arabia. Secara ringkas peneliti akan menyebutkan poin-poin

penting dari materi yang ada dalam kitab tersebut, yaitu:

Page 251: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

 

1) Tujuan manusia dan jin diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah

hanya kepada-Nya semata.

2) Keutamaan aqidah (tauhid) dan kerusakan syirik.

3) Pengenalam tiga macam tauhid (rubiyah, uluhiyah, dan asma’ wa

shifat).

4) Macam-macam syirik (syirik besar dan syirik kecil).

5) Bentuk-bentuk kesyirikan (penyekutuan Allah dalam ibadah,

perdukunan, rajah, jimat dan lain sebagaianya).

Pada jenjang ini ustadz yang mengajar menerangkan pelajaran

dengan menggunakan bahasa Arab (Observasi pada tanggal 11 April

2001).

Adapun untuk jenjang pendidikan I`dad Muallimin/MA Al-Irsyad

bahan ajar aqidah mempergunakan kitab berbahasa Arab dengan judul

“Kitab At-Tauhid” hasil karya dari DR. Shalih bin Fauzan bin Abdillah

Al-Fauzan. Buku ajar ini juga menjadi pegangan dalam ilmu aqidah

jenjang Sekolah Menengah Atas di Kerajaan Saudi Arabia. Adapun materi

di dalam kitab tersebut tidak jauh berbeda dengan buku ajar yang terdapat

di jenjang Mutawashitah/MTs, sekalipun terdapat penjabaran yang lebih

detail akan syubhat-syubhat (kerancuan pemikiran) dari beberapa

kelompok yang menyimpang berikut dengan bantahan yang bersumber

dari Al-Qur’an, hadits Nabi serta keterangan para sahabat Rasulullah

Muhammad. Akan tetapi juga terdapati di dalam kitab tersebut materi-

materi lain meliputi : 1) Ilmu tentang perbedaan-perbedaan agama

Page 252: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

 

(theology), dan 2) Pengenalan kelompok-kelompok sesat yeng mengatas

namakan Islam seperti, Khawarij, Syiah, Murji`ah, Mu`tazilah, dan

beberapa kelompok lain yang bercokol di negara Indonesia.

Selain menggunakan kitab tersebut di atas, jenjang I`dad

Muallimin kelas dua, mempergunakan kitab yag berjudul “Al-`Aqidah Al-

Washitiyah” karangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yang berisikan

pembahasan berkenaan dengan penjelasan tauhid “asma’ dan sifat Allah”

berikut dengan penyebutan kelompok-kelompok yang menyimpang dan

bantahan-bantahan kepada kelompok sesat tersebut.

Pada jenjang ini, pembelajaran aqidah disampaikan langsung oleh

ustadz dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar KBM.

(Observasi pada tanggal 12 April 2011).

8. Interaksi Pembelajaran

Pada proses belajar mengajar aqidah, interaki belajar mengajar

berlangsung dengan baik. Hubungan antara ustadz dengan santri terjalin

akrab, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan. Jika ada

anak yang ramai, ustadz mampu memberikan pengarahan dengan baik

agar tak membuat gaduh suasana. (Observasi pada tanggal 25 April 2011).

Interaksi lebih menonjol di saat ustadz memberikan penjelasan

dengan contoh yang berkaitan dengan aqidah dengan kehidupan sehari-

hari, baik dalam bentuk cerita maupun dengan menggunakan alat peraga.

Page 253: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

 

Salah satu tenaga pengajar aqidah yang bernama Ust. Tauhiddin

memberikan pernyataan kepada peniliti :

Setelah peneliti melakukan cross ceck dengan beberapa santri

pernyataan ustadz di atas ternyata benar, sebagaimana berikut :

Bentuk lain dari interkasi yang ada ialah pada waktu ustadz

melakukan penugasan, seperti diskusi dan mencari refrensi di

perpustakaan (maktabah). Terlihat para santri semangat melaksanakan,

sehingga terjadi interaksi. Lain dari pada itu ketika ustadz memberikan

waktu untuk tanya jawab di akhir waktu pelajaran interaksi pembelajaran

juga muncul. (Observasi pada tanggal 28 April 2011).

Interaksi pembelajaran tidak hanya terlihat pada waktu/jam

pelajaran saja, akan tetapi di waktu dan tempat lain juga tampak. Dari hasil

observasi penelitian menghasilkan temuan para santri yang antusias

mencari kebenaran dari permasalahan atau fenomena yang santri temukan

ketika berada di luar pesantren maupun seusai membaca buku kepada para

“Santri kalau ana (saya) ngajar dengan model contoh mengggunakan

LCD interkasi mereka benar-benar keliahatan”. (CL.2)

“O..banyak kok santri-santri yang merasa asyik dan aktif di saat

ustadz menjelaskan materi dengan dikaitkan kejadian-kejadian yang di

sekitar kita. Sebagai murid kan jadi tambah senang dengan metode

macam itu”. (CL.8)

Page 254: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

 

ustadz di waktu dan tempat yang tidak ditentukan, seperti di masjid,

perpustakaan, rumah dinas, dan lain sebagainya.

Dengan terwujudnya interaksi pembelajaran membuat interaksi

nilai aqidah lebih rosikh (melekat) dalam benak dan jiwa santri, sehingga

dari internalisasi tersebut membuahkan kepribadian yang baik dan lurus.

9. Internalisasi Nilai Aqidah Pada Santri

Dari observasi dan wawancara yang peneliti lakukan menghasilkan

beberapa temuan terkait dengan internalisasi nilai aqidah pada santri

pesantren Al-Irsyad Salatiga. Di pesantren ini istilah internalisasi nilai

dikenal dengan menggunakan istilah bahasa Arab yaitu natijah wa tathbiq

bima yata`allamahu at-thulab.

Beberapa usaha pondok pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga dalam

menanamkan nilai aqidah pada santri diantaranya:

b. Pemahaman Sahih: Pemegang peran utama pada saat ini ialah segenap

tenaga pengajar, khususnya ustadz bidang studi aqidah. Pemahaman

sahih (benar) bisa dilakukan dengan menggunakan bahan ajar selama

proses pembelajaran di kelas. Selain itu juga bisa diwujudkan dengan

penjelasan menggunakan media pembelajaran yang lain berkaitan

dengan penyimpangan dan kesesatan pola piker beberapa kelompok

sempalan.

c. Pemberian Keteladanan: Hal ini terwujud dengan adanya kerjasama

yang baik antara seluruh komponen pondok pesantren, dimulai dari

Page 255: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

 

mudir sampai para petugas kebersihan. Saling menasehati antar santri

dan wejangan dari ustadz termasuk dari pemberian keteladanan.

Meskipun demikian kepribadian dan figure mudir dan ustadz adalah

keteladanan paling utama bagi para santri.

d. Penciptaan lingkungan yang religius: Dengan adanya masjid yang

bagus, perpustakaan, asrama yang bersifat homogen (pria), sehingga

para santri tidak mengenal lawan jenis selama di dalam komplek

pondok yang menjadikan pikiran para santri fokus menimba ilmu.

Selanjutnya dengan adanya kegiatan-kegiatan kepesantrenan yang

bersifat islami dan selalu mengajak kepada ukhuwah islamiyah

(persaudaraan sesame muslim).

e. Pemberian motivasi: Berwujud nasehat, semangat, curahan hati atau

bisa dengan hadiah.

f. Pembiasaan: Pembiasaan terlaksana dan terwujud selama dua puluh

empat jam di setiap hari dari poin a-d yang tesebut di atas. Pembiasaan

diselenggarakan dan terus dipantau oleh segenap ustadz dan musyrif

pondok pesantren. Meski bagi santri baru dirasa cukup sulit, namun hal

ini menjadi faktor utama di dalam menginternalisasikan nilai aqidah

bagi para santri, khususnya dalam masalah ibadah sehari-hari.

(Observasi pada tanggal 5-30 April 2011).

Internalisasi nilai pada santri terkait dengan pelajaran aqidah

(tauhid) di pondok pesantren Al-Irsyad Salatiga dapat dilihat dari dua

kondisi, Pertama, kondisi santri tatkala berada di dalam pon-pes dan

Page 256: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

 

kedua adalah kondisi santri ketika berada di luar pesantren sampai dengan

lulus menjadi alumni.

Internalisasi nilai yang terwujud dari pelajaran aqidah yang telah

ditempuh selama di kelas dan tempat lainnya adalah tercermin akhlak yang

mulia pada sebagian santri di tiap jenjang pendidikan yang berbeda.

Di jenjang SDITQ internalisasi nilai terlihat dengan akhlaq santri

yang giat mengamalkan sedikit demi sedikit ajaran-ajaran keislaman.

Dimulai dengan disiplin shalat berjama`ah, berbakti kepada ustadz dan

musyrif, disiplin dalam antrian makan dan mandi, serta kegatan sehari-

hari.

Berkenaan dengan aqidah para santri SDITQ telah memahami

betul akan rukun Iman dan rukun Islam, serta mulai memahami ajaran

Islam yang benar dan yang menyimpang. Contoh dari ajaran yang

menyimpang ialah menyembah kuburan, berdoa kepada selain Allah, serta

berbuat bid`ah. (Observasi pada tanggal 02 Mei 2011).

Adapun di jenjang Mutawashitoh/MTs Al-Irsyad, internalisasi nilai

aqidah terwujud dengan hafalnya santri dalil-dalil baik yang berasal dari

Al-Qur’an maupun sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.

Para santri memahami betul makna aqidah sehingga terwujud dalam

kepribadian selama di pesantren. Selain itu para santri juga lebih mengenal

akan beberapa kelompok yang berlabel Islam tetapi telah menyimpang

dari ajaran aqidah yang benar. (Observasi pada tanggal 03 Mei 2011).

Page 257: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

 

Internalisasi nilai aqidah sangat dominan dan terlihat pada santri di

jenjang pendidikan yang tertinggi di pesantren Al-Irsyad Salatiga, yaitu

I`dad Muallimin atu setingkat Madrasah Aliyah. Pada jenjang ini nyaris

seluruh santri memahami dengan betul ajaran aqidah yang lurus. Dari

observasi dan wawancara yang peneliti laksanakan terlihat kemantapan

aqidah yang terhujam di sanubari santri. Selain itu peneliti juga

mendatangi beberapa alumnus yang ternyata masih mengakar dengan jiwa

tauhid yang kokoh hingga menjadi orang-orang yang multazim sesuai

dengan syariat yang benar.

Keberadaan lama tinggal di pesantren juga termasuk faktor yang

memunculkan internalisasi nilai tinggi dalam bidang ilmu aqidah. Salah

satu alumni pesantren yang bernama Mazer Nasher Nahdi, SpdI berkata

kepada peneliti :

Selain mempelajari ilmu aqidah yang berkenaan dengan rukun

Iman dan Islam, pada jenjang I`dad Muallimin ini juga dipelajari tentang

perbedaan agama-agama kelompok-kelompok sesat lagi menyesatkan

dalam hal aqidah. Dari hasil observasi ditemukan hampir semua santri

mengetahuinya, terlebih santri yang telah duduk di kelas tertinggi (niha’i).

Internalisasi nilai terlihat saat beberapa santri menjelaskan sedikit dari

“…Ana (saya) bisa iltizam seperti ini ya karena ilmu yang ana pelajari

selama jadi santri. Pesantren mampu mewarisi ilmu aqidah Islam yang

benar kepada santri.” (CL.10)

Page 258: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

 

cabang ilmu aqidah yang dipelajari kepada peneliti yang kebanyakan

masyarakat Indonesia kurang memahami, antara lain :

1) Bahwasanya Dzat yang wajib disembah hanyalah Allah Ta`ala semata

tanpa harus diiringi dengan bentuk sesembahan yang lain. Jadi arti

sebenarnya dari kalimat “La ilaha illallah” bukan sekedar Tiada Tuhan

Selain Allah. Apabila makna ini yang di dakwahkan artinya semua

sesembahan yang ada adalah Allah dan ini sungguh tidak benar.

Adapun yang benar makna La Ilaha Illah ialah la ma`buda bihaqqin

illalloh (Tiada Sesembahan Yang Pantas Untuk Diibadahi/disembah

Melainkan Allah).

2) Bahwasanya pedoman yang wajib dipegang oleh kaum muslimin

bukan hanya Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena begitu banyak dari

kelompok yang mengatasnamakan Islam akan tetapi menyimpang dari

ajaran yang sebenarnya juga menggunakan dua pedoman di atas.

Kelompok-kelompok tersebut salah dalam memahami Al-Qu’an dan

As-Sunnah. Dua pedoman tersebut harus ditambahi dengan

pemahaman yang benar dari penjelasan dan keterangan para sahabat-

sahabat Nabi yang telah mendapatkan ilmu syariat langsung dari Nabi

Muhammad. Sehingga jikalau tidak menggunakan pemahaman dari

para sahabat dan murid-murid mereka akan muncul kerancuan di

dalam beragama, walhasil merebaknya bid`ah (sesuatu yang baru

dalam beragama), dan ini haram hukumnya sesuai konsensus para

ulama’.

Page 259: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

 

3) Apabila ditinjau dari ajaran Islam, kebanyakan dari kelompok-

kelompok sesat dewasa ini, khususnya yang ada di Negara Indonesia

bersumber dari kesalahpahaman aqidah yang dipelajari. Salah satunya

adalah keyakinan takfir, yaitu mengkafirkan orang selain golongannya.

Sehingga muncul beberapa kelompok yang berani mengkafirkan

pemerintah Indonesia dan sebagian rakyat. Walhasil muncul banyak

aksi teror dan pembuatan Negara Islam dalam negeri ini. Dan ini jelas

menyelisi aqidah yang telah ada dalam Islam semenjak dahulu. (Hasil

wawancara pada tanggal 05 Mei 2011 dengan beberapa santri kelas

tiga I`dad Muallimin).

Tidak cukup dengan penerapan aqidah dalam kehidupan sehari-

hari dalam lingkup masyarakat. Internalisasi nilai aqidah juga kuat di jiwa

para alumni pesantren Al-Irsyad Salatiga. Banyak dari alumni yang

sekarang masih menjadi mahasiswa dan yang telah bekerja di berbagai

bidang memiliki akhlaq yang sesuai dengan yang telah diajarkan oleh

ustadz selama menjadi santri. Adapun yang bekerja sebagai guru agama

(ustadz), internalisasi nilai diwujudkan di dalam berdakwah, yang selalu

diawali dengan pemurnian aqidah dan pemberantasan bentuk-bentuk

kesyrikikan, baru kemudian mengajarkan ajaran-ajaran Islam lainnya.

Page 260: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

 

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas, maka dapat dikemukakan

teori yang didapat dari hasil temuan penelitian, yaitu proses pembelajaran yang

sesuai dengan ketententuan dan teori yang ada, meliputi input peserta didik

(santri), tenaga pengajar (ustadz) yang kompeten dari segala disiplin keilmuan

dengan karakteristik yang bisa untuk dijadikan suritauladan, jenis kurikulum,

model/strategi pembelajaran berikut dengan media pembelajaran yang beraneka

ragam dan lingkungan yang kondusif, serta diiringi dengan binaan seorang mudir

(kepala pon-pes) yang memegang peran paling puncak di dalam pondok

pesantren, maka interaksi dari semua yang tersebut di atas telah mampu

menuaikan sejumlah internalisasi nilai aqidah yang tinggi pada jiwa para santri.

Pembahasan hasil penelitian akan memfokuskan tentang aspek-aspek yang

mempengaruhi penemuan teori yang telah dikemukakan pada penelitian ini.

Aspek pertama adalah karakteristik tiga komponen besar dalam sebuah pondok

pesantren, terdiri dari mudir, ustadz dan santri. Kedua ialah proses pembelajaran

aqidah yang ada berikut dengan hal-hal yang berkaitan, dan terakhir adalah

penjelasan dari internalisasi nilai aqidah pada santri maupun alumni dari Pondok

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga.

1. Karakteristik Mudir, Ustadz dan Santri di Al-Irsyad Salatiga

Keberadaan mudir atau kepala pesantren memiliki peran penting

dalam pengembangan proses dan mutu pembelajaran. Pesantren Al-Irsyad

Salatiga mempunyai seorang mudir yang membawahi sejumlah kepala

Page 261: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

 

sekolah di setiap jenjang pendidikan yang ada, sekaligus juga membawahi

beberapa kabag dari semua elemen penting pondok pesantren. Untuk

perkembangan proses dan mutu pembelajaran, seorang mudir harus

berhati-hati dalam memilih tenaga pengajar, khususnya di bidang studi

aqidah, ,mengingat begitu banyak orang yang mengaku ahli agama tetapi

serampangan di dalam mengamalkan. Sebagai sosok yang paling disegani

mudir juga berpera penting di dalam meng-internalisasi nilai aqidah

kepada para santri, yakni dengan perangai dan akhlakul karimah, sehingga

mampu memberi kesan seorang suritauladan bagi santri. Meski seorang

mudir tidak mendapat amanah mengajar di kelas dalam bidang studi

tauhid, bukan berarti tidak mampu menerangkan materi aqidah kepada

setiap santri. Pengajian aqidah di masjid dan radio adalah salah satu model

pembelajaran aqidah baik dari sosok mudir pesantren Al-Irsyad Salatiga.

Dalam peranannya di pesantren sebagaimana tersebut di atas sesuai

dengan pendapat Abdur Rozaki (2004:87-88) yakni Kepemimpinan kiai di

pesantren memegang teguh nilai-nilai luhur yang menjadi acuannya dalam

bersikap, bertindak dan mengembangkan pesantren. Nilai-nilai luhur

menjadi keyakinan kiai dalam hidupnya. Sehingga apabila dalam

memimpin pesantren bertentangan atau menyimpang dari nilai-nilai luhur

yang diyakininya, langsung maupun tidak langsung kepercayaan

masyarakat terhadap kiai atau pesantren akan pudar. Karena sesungguhnya

nilai-nilai luhur yang diyakini kiai atau umat Islam menjadi ruh (kekuatan)

yang diyakini merupakan anugrah dan rahmat dari Allah.

Page 262: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

 

Di dalam membantu mewujudkan visi dan misi pon-pes seorang

mudir dibantu oleh tenaga pengajar yang bergelar ustadz, berlatar

belakang keilmuwan yang berbeda. Termasuk ciri dari ustadz bidang studi

aqidah (tauhid) ialah yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi jurusan

Aqidah atau Syari`ah dari Islamic University Of Medina, KSA. Bahkan

salah satu ustadz aqidah asli orang Arab yang diperbantukan Kerajaan

Saudi Arabia khusus mengajar di pondok pesantren Al-Irsyad Salatiga.

Segenap santri merasa senang dengan adanya tenaga-tenaga pengajar

tersebut, karena selain profesional dalam bidang aqidah, figur keseharian

para ustadz juga dijadikan patokan pembentukan kepribadian terpuji dalam

kehidupan sehari-hari. Selain karena banyaknya hafalan qur’an yang

dimiliki oleh ustadz berikut dengan ilmu-ilmu agama yang diserap dengan

baik, ternyata pihak pesantren juga menyusun ketentuan (kode etik)

mengajar, dengan tujuan agar interaksi pembelajaran terwujud dengan

baik, khususnya mata pelajaran aqidah sehingga mampu memunculkan

internalisasi nilai aqidah pada jiwa para santri.

Penjelasan diatas sesuai dengan karakteristik ustadz yang tersebut

di kajian teori bahwasanya karakteristik ustadz tidak lepas dari beberapa

poin berikut yang diadopsi dari Imam Moedjiono (2002:6167) yaitu:

a. Bepengetahuan luas, kreatif inisiatif, peka, lapang dada dan selalu

tanggap (QS. Al-Mujadalah: 11).

b. Bertindak adil, jujur dan konsekuen, merujuk pada al-Qur'an Surat An-

Nissa: 58.

Page 263: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

 

c. Bertanggung jawab (QS. Al-An'am:164).

d. Selektif terhadap informasi (QS. Al-Hujurat:16).

e. Senantiasa memberikan peringatan (QS. Adz-Dzariyat:55).

f. Mampu memberikan petunjuk dan pengarahan (QS.As-Sajadah:24)

g. Suka bermusyawarah (QS. Ali Imran:159).

h. Istiqamah dan teguh pendirian (QS. Al-Ahqaf:13).

i. Senang berbuat kebaikan (QS. Al-Baqarah:195).

j. Selalu berkeinginan meringankan beban orang lain, lembut terhadap

orang mukmin (QS. At-Taubah:128).

k. Kreatif dan tawakal (QS. Al-Qashash:77).

l. Mempunyai semangat kompetitif (QS. Al-Baqarah:148).

m. Estetik, berkepribadian baik dan berpenampilan rapih (QS. Al-

'Araf:31).

n. Selalu harmonis dan proporsional dalam bertindak (QS. Al-

Baqarah:190).

o. Disiplin dan produktif (QS. Al-'Ashr).

Komponen yang terakhir dan terbanyak di pondok pesantren Islam

Al-Irsyad Salatiga adalah santri yang kesemuanya berjenis kelamin laki-

laki dan datang dari berbagai daerah Indonesia dan manca negara. Berlatar

belakang suku, ras, bahasa dan bahkan kewarganegaraan berbeda

menjadikan para santri memiliki karakter yang bermacam-macam. Namun

terdapati kesamaan dari semua santri ketika melaksanakan segenap

program/kegiatan kepesantrenan, terlebih kegiatan yang bernilai ibadah.

Page 264: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

 

Selain itu juga kebiasaan santri yang memiliki sosialisasi tinggi terhadap

sesama, terbukti dengan ikhlas mendakwahkan ilmu guna memberantas

kejahilan di masyarakat dengan penuh rasa ikhlas. Karakter lainnya adalah

kuat dan kokoh dalam beraqidah dan bermanhaj (multazim). Terbukti

dengan satu kata dan tekad untuk senantiasa memurnikan aqidah dari

segala macam bentuk kesyirikan dan pelaku syirik. Internalisasi nilai

seperti ini tidak hanya dimiliki oleh santri yang tinggal di pesantren Al-

Irsyad saja, akan tetapi juga “masih” dimiliki oleh segenap alumni yang

telah meninggalkan pesantren Al-Irsyad Salatiga. Segenap santri Al-Irsyad

Salatiga senantiasa berdomisili di asrama (sakan) dengan niat menuntut

ilmu dengan pembinaan para ustadz dan berusaha semaksimal mungkin

untuk menjalankan ilmu yang didapat dalam bentuk ibadah secara

sempurna.

Penemuan ini mendapatkan kesamaan dengan yang ada di kajian

teori bab II bahwa santri secara sempit santri berarti murid atau siswa

yang sedang belajar ilmu keagamaan islam dibawah asuhan atau kiai atau

ulama’, dengan cara bermukim di sebuah tempat yang disebut dengan

pesantren. Secara luas, Santri berarti seorang muslim atau kaum muslimin

yaitu golongan orang islam yang menjalankan ibadah keagamaanya secara

khafah sesuai dengan ajaran syariat islam yang sesungguhnya

(Wahid:2000).

. Selain itu, para santri dalam kesehariannya dibiasakan untuk

hidup mandiri dan tidak selalu menjadi beban bagi orang lain termasuk

Page 265: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

 

orang tua. Mereka juga dibiasakan untuk senantiasa berkorban, tolong

menolong, memiliki kepedulian terhadap lingkungan serta peka terhadap

kondisi umat. Upaya-upaya tersebut merupakan wujud penanaman kepada

para santri yaitu Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah

Islamiyah, dan Pengorbanan.

2. Proses Pembelajaran Aqidah di Pesantren Al-Irsyad Salatiga

Kegiatan Belajar Mengajar di Al-Irsyad Salatiga dimulai pukul

07.00 WIB, diawali dengan acara thobur shobah (apel pagi) dan berakhir

pada jam 17.00 WIB. Adapun untuk pelajaran aqidah (tauhid) diletekkan

oleh bagian pengajaran di awal jam KBM, sekitar pukul 07.00 sampi

pukul 09.00 WIB. Alasannya Karena materi aqidah terdapat begitu banyak

dalil-dalil yang terdapat dari Al-Qur’an dan Hadits yang harus dihafal oleh

segenap peserta didik, oleh sebab itu waktu pagi adalah waktu yang cocok

untuk menghafal disamping juga otak masih fresh. Ternyata dengan hal ini

menjadikan santri lebih cepat menyerap ilmu dan menerapkannya degan

perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Hal ini sama dengan pendapat

menurut Moeslichatoen (2006:60) bahwa pembelajaran dapat diartikan

sebagai proses yang membuat terjadinya proses belajar yang menghasilkan

suatu perubahan.

Adapun untuk kurikulum aqidah diadopsi dari kurikulum yang ada

pada jenjang pendidikan Saudi Arabia sembari mensinambungkan

kurikulum yang diperoleh dari Departemen agama RI. Pesantren Islam Al-

Page 266: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

 

Irsyad Salatiga telah memahami bahwa otoritas pengembangan kurikulum

bukanlah pada pemerintah pusat atau daerah, melainkan pada Madrasah

yang mana berbentuk sebuah pondok pesantren. Pada konteks ini bagian

pengajaran dan kurikulum pesantren sudah mampu menterjemahkan

standar kompetensi yang dibuat oleh pemerintah dan merumuskan dalam

pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang

selanjutnya diimplementasikan dalam kelas-kelas pembelajaran.

Proses pembelajaran diawali dari sisi ustadz yang telah menyusun

I`dad ad-dars atau RPP agar proses pembelajaran berjalan sistematis.

Untuk mencapai sasaran proses pembelajaran yang bermutu (mutu

pembelajaran) dan hasil belajar studi aqidah pada santri maka para ustadz

sudah menuliskan model-model strategi pembelajaran di RPP tersebut.

Secara garis besar pelaksanaan pembelajaran aqidah oleh para

ustadz terbagi dalam tiga kondisi: a) pendahuluan, b) kegiatan

inti/penyampaian materi, dan c) penutupan yang semua dipadu dengan

kegiatan refleksi dan penguatan. Selain dari tiga kondisi tersebut, ustadz

pengajar aqidah juga tidak terlepas dari media sebagai alat bantu yang

pembelajaran. Dalam kegiatan inti ustadz melaksanakan pembelajaran

dengan kreatif dan meggunakan metode secara bervariasi dalam

pendekatan pembelajaran, media/alat peraga yang relevan dengan materi

yang disampaikan.

Hal ini sesuai dengan PP No.19 tahun 205 yang tertulis di kajian

teori bahwasanya standar proses pembelajaran yang sedang

Page 267: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

 

dikembangkan, maka lingkup kegiatan untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien meliputi: “(1) perencanaan proses

pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) penilaian hasil

pembelajaran, dan (4) pengawasan proses pembelajaran”.

Keempat lingkup kegiatan dalam standar proses pembelajaran di

atas, dijelaskan oleh Pudji Muljono (2006:31-32) sebagai berikut:

“Standar perencanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip

sistematis dan sistemik. Sistematik berarti secara runtut, terarah dan

terukur dari jenjang kemampuan rendah hingga tinggi secara

berkesinambungan. Sistemik berarti mempertimbangkan berbagai faktor

yang berkaitan, yaitu tujuan yang mencakup aspek pengetahuan, sikap,

dan keterampilan, karakteristik peserta didik, karakteristik materi ajar yang

mencakup fakta, konsep, prosedur, dan prinsip, kondisi lingkungan dan

hal-hal lain yang menghambat atau mendukung terlaksananya proses

pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran”.

Proses pembelajaran aqidah di kelas lebih banyak menggunakan

strategi pembelajaran menggunakan metode CBSA dengan pendekatan

pembelajaran CTL dan metode inquiri. Penemuan ini senada dengan yang

tertera pada kajian teori bahwasanya inti dari model CTL ada tujuh

indicator penting yang tidak terdapat pada model lain, yaitu yaitu

modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-

tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu). Contoh, questioning

Page 268: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

 

(eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan,

evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa

partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, mencoba

mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur,

generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman

sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection

(review, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian

selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap

aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya

dari berbagai aspek dengan berbagai cara).

Meski demikian metode ceramah dan dialog juga masih dominan

dilaksanakan oleh para ustadz bidang studi aqidah dengan alasan bahwa

aqidah merupakan pondasi setiap muslim yang harus ditegakkan di atas

dalil atau nash Al-Qur’an dan Hadits, jika hanya berlandaskan otak

manusia maka aqidah tidak akan bisa dicerna dengan baik, senada dengan

yang ada di kajian teori bahwa pesantren merupakan pranata pendidikan

tradisional yang dipimpin oleh seorang kiai atau ulama. Di pesantren

inilah para santri dihadapkan dengan berbagai cabang ilmu agama yang

bersumber dari kitab-kitab kuning. Pemahaman dan penghafalan terhadap

Al-Qur’an dan Hadits merupakan syarat bagi para santri. (Imain Al-

Fatta:1991, Panjimas no.677 Maret). Dan metode ceramah adalah salah

satu cara terbaik memahamkan aqidah yang benar kepada santri tanpa

mengandung resiko salah paham. Model semacam ini disebut di kajian

Page 269: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

 

teori dengan direct learning atau pembelajaran langsung. Sintaknya adalah

menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing,

refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan

metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

Selanjutnya yang tidak kalah penting untuk mencapai tujuan

pendidikan yang diharapkan sehingga dapat menumbuhkan internalisasi

dari mata pelajaran aqidah ialah dengan penyelenggaraan evaluasi

pembelajaran yang dikenal di pesantren Al-Irsyad dengan istilah imtihan.

Ujian ditujukan bagi setiap santri di banyak waktu mulai yang bersifat

harian sampai semesteran dengan bentuk tertulis ataupun secara lisan.

Adapun nilai menjadi salah satu syarat kenaikan kelas dengan standar

minimum lima koma lima.

Terwujudnya lingkungan belajar yang kondusif bagi

keberlangsungan proses belajar yang baik adalah pra-syarat yang tidak

boleh ditinggalkan. Lingkungan yang dimaksud berupa lingkungan fisik

alami maupun lingkungan fisik buatan, lingkungan sosial dimana terdapat

interaksi, interelasi, dan interdependensi santri per santri, antara santri

dengan ustadz dan pegawai lainnya.

Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga telah berusaha baik

menata lingkungan dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu untuk

senantiasa meningkatkan prestasi siswa. Untuk materi aqidah (tauhid)

lingkungan belajar yang ada telah memnuhi syarat kondusif. Selain secara

alami terletak di kaki pegunungan yang sejuk dan tidak bising, lingkungan

Page 270: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

 

fisik buatan juga berpengaruh seperti masjid, perpustakaan, asrama santri

dan ustadz serta fasilitas lainnya yang juga menjadi sarana belajara para

santri.

Penjelasan di atas menghasilkan kesamaan dengan kajian teori

yaitu melengkapi sarana prasarana termasuk salah satu kunci keberhasilan

pendidikan. Asmani (2009:59) menyebutkan beberapa sarana prasarana

yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan sebagai berikut:

laboratorium pendidikan, laboratorium bahasa, gedung pengembangan

bakat, gedung olahraga, media ekspresi dan aktualisasi, dan fasilitas

lainnya harus tersedia dengan lengkap.

Termasuk dari proses pembelajaran aqidah di pesantren Al-Irsyad

Salatiga ialah keberadaan sumber belajar yang berbentuk buku atau kitab

berbahasa Arab yang berbeda judul pada tiap jenjang pendidikan.

Pengecualian pada jenjang SDITQ sumber belajar adalah buku aqidah

yang disusun oleh Yayasan Al-Irsyad yang berkantor pusat di DKI Jakarta.

Kandungan dari kitab-kitab yang menjadi buku ajar aqidah mencakup tiga

pilar penting dalam beragama, yaitu : a) Pengetahuan akan Allah, b)

Pengetahuan akan Nabi, dan c) Pengetahuan Agama Islam yang dalam

Islam dikenal dengan usul ats-tsalatsah. Dari tiga pilar di atas penekanan

ada pada bab-bab ketauhidan Allah dan berbagai bentuk kesyirikan serta

pada penegakan sunnah Rasul dan bantahan terhadap ahli bid`ah.

Buku yang berhudul “Al-Aqidah Al-Washitiyyah” juga

dipergunakan di dalam pembelajaran di pondok pesantren Islam Al-Irsyad

Page 271: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

 

Salatiga. Hal ini selaras dengan kajian teori yang disebutkan bahwasanya

termasuk buku ajar yang banyak digunakan di pesantren adalah karya tulis

Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Aqidah Al-Wasithiyah” menerangkan

makna aqidah yaitu sesuatu perkara yang harus dibenarkan oleh hati, yang

dengannya jiwa dapat menjadi tenang sehingga jiwa itu menjadi yakin

serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan dan tidak dipengaruhi oleh

syak wasangka (Muslich Shabir:1981).

Isi materi bahan ajar Aqidah sudah barang tentu adalah mengacu

kepada Kurikulum dan Silabus pon-pes itu sendiri. Mengenai poin-poin

materi Aqidah yang akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan

pembelajaran, sudah dijelaskan dalam kurikulum dan silabus tersebut,

misalnya antara lain sebagai berikut :

a. Hakekat Aqidah Islam dan ruang lingkupnya.

c. Hubungan aqidah dan akhlak.

d. Hakekat beriman kepada Allah.

e. Adab iffah, musawwah, dan ukhuwah.

f. Hakekat beriman kepada malaikat Allah.

g. Akhlak terpuji.

h. Akhlak tercela.

i. Dan sebagainya.

Karakteris dari bahan ajar aqidah di pon-pes Al-Irsyad Salatigaitu

meliputi jenis bahan ajar kognitif yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur, jenis bahan ajar afektif yang berupa sikap dan nilai-nilai,

Page 272: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

 

dan jenis bahan ajar psikomotor yang berupa tindakan- tindakan dan

perilaku.

Berdasarkan konsep seperti ini maka isi materi bahan ajar

Aqidah dapat dipilah dan dikembangkan ke dalam jenis-jenis sebagai

berikut :

a. Fakta, yaitu berupa nama-nama objek seperti nama-nama malaikat,

nabi dan rasul Allah, nama-nama Tuhan (Asmaulhusna), nama-nama

surga, neraka dan sebagainya; peristiwa seperti kasus-kasus mukjizat

para nabi dan rasul Allah, misalnya peristiwa nabi Ibrahim (dibakar),

nabi Musa (membel ah laut dengan tongkatnya), peristiwa banjir dan

perahunya nabi Nuh, pertolongan Allah kepada nabi Muhammad

dan kaum muslimin dalam berbagai peperangan melawan kaum

musyrikin dan kafir seperti penurunan ribuan malaikat yang

menggetarkan musuh, dan sebagainya.

b. Konsep, yaitu berupa pengertian-pengertian tentang sesuatu,

misalnya pengertian tentang iman, islam, ihsan, nabi, rasul,

taubat, murtad, fasik, munafik, musyrik, shidik, amanah, tabligh,

fathanah, pengertian nama-nama Tuhan, sabar, tawakal, ikhlas,

tauhid, makrifatullah, rukun iman, rukun islam, ifah, musawah,

tasamuh, ukhuwah, kona’ah, zuhud dan sebagainya.

c. Prinsip, yaitu berupa dalil, rumus, adagium, postulat, dan teorema.

Misalnya : Dalil naqli yaitu berupa nash al-Qur’ân atau al-Hadits

tentang suatu materi aqidah seperti rukun iman, tauhidullah,

Page 273: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

 

larangan syirik kepada Allah dan sebagainya; Dalil aqli yaitu berupa

alur pikir logis yang dapat dijadikan landasan, dasar atau alasan

tentang materi Akidah Akhlaq seperti dalil kosmologi yang

menyatakan bahwa keteraturan alam yang luas dan indah

menunjukkan kepastian akan adanya Pencipta, Pengatur, serta

Penjaga alam yang Maha Kuat, Maha Kuasa, Maha Agung yang

memiliki segala sifat kesempurnaan dan sunyi daipada segala

sifat kekurangan.

d. Prosedur, yaitu tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas,

misalnya prosedur bertaubat, berdo’a, membaca al-Qur’ân, dan

sebagainya.

e. Sikap/nilai, yaitu perbuatan atau perilaku yang berdasarkan pada

pendirian (pendapat atau keyakinan) tertentu, seperti sikap jujur,

adil, sabar, tawakal, syukur, dan sebagainya. Bahan ajar tentang

nilai-nilai ini biasanya dikemas dalam bentuk ceritra kehidupan, kisah,

dan lain sebagainya.

f. Tindakan-tindakan dan perilaku. Jenis ini dalam prakteknya tidak

dapat dipisahkan dengan jenis sikap dan nilai, karena tindakan

dan perilaku itu diklasifikasi berdasarkan sikap dan nilai-nilai

tersebut, baik yang baik maupun yang buruk.

Dengan demikian penjelasan di atas sesuai dengan kajian teori

yang menyatakan bahwasanya secara teknis istilah bahan ajar dapat

dikelompokkan kepada jenis pengetahuan yang berupa fakta, konsep,

Page 274: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

 

prinsip, dan prosedur, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus

diajarkan oleh guru dan harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai

standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kementrian pendidikan

nasional Republik Indonesia menegaskan bahwa, bahan ajar atau

materi pembelajaran (instructional materials) adalah materi yang harus

dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan

kompetensi dasar (Depdiknas:2003).

Dari semua uraian di atas interaksi pembelajaran berikut dengan

internalisasi nilai aqidah bisa terwujud. Dengan banyak santri yang

bertanya permasalahan aqidah kepada ustadz atau dengan banyak santri

yang menyelesaikan tugas aqidah, maka itu merupakan contoh dari

interaksi pembelajaran. Dan terwujudnya pemahaman aqidah yang lurus

dalam bentuk akhlak yang baik dan hati yang senantiasa bertaqwa kepada

Allah adalah salah satu bentuk internalisasi nilai aqidah pada santri.

3. Internalisasi Nilai Aqidah Pada Santri Al-Irsyad Salatiga

Pembiasaan merupakan salah satu metode dalam

menginternalisasikan nilai-nilai keislaman, khususnya dalam masalah

aqidah. Internalisasi nilai merupakan bagian terpenting dalam pendidikan

nilai yang merupakan inti terlaksanakannya nilai. Dengan pembiasaan ini

akan terbentuk suatu kebiasaan dalam berperilaku, sehingga sesuatu yang

telah terbiasa akan terasa mudah dikerjakan dan menimbulkan perasaan

senang/kepuasan jiwa dalam melakukannya. Untuk memperoleh hasil

Page 275: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

 

yang maksimal dalam penerapan pembiasaan haruslah memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut; pengendalian jiwa, pengulangan perilaku,

pengawasan serta evaluasi. Pembiasaan juga dapat menggunakan perintah,

contoh atau tauladan, dan pengalaman-pengalaman khusus, juga

menggunakan hukum-hukum dan ganjaran. Dalam upaya menanamkan

nilai-nilai aqidah pada peserta didik, pondok pesantren Al-Irsyad Salatiga

menerapkan beberapa pembiasaan praktik keagamaan di lingkungan pon-

pes, antara lain: (1) Pembiasaan sholat berjama`ah, sebagai bentuk

pelaksanaan aqidah yang benar bahwasanya Tuhan yang berhak disembah

hanyalah Allah semata, (2) Pembiasaan doa disaat permulaan dan

penutupan pelajaran sebagai wujud penanaman aqidah bahwa kepada

Allah semata doa dan permohonan digantungkan, (3) Pembiasaan segala

aktifitas sehari-hari berazaskan dari al-Qur’an dan as-Sunnah termasuk

pelaksanaan dakwah mingguan.

Tujuan pembiasaan adalah agar santri memperoleh sikap-sikap

dann kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yan lebih tepat dan positif

dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Dengan kata

lain selaras dengan norma-norma dan tata nilai syariat yang berlaku.

Hasil yang dicapai melalui metode pembiasaan dapat dilihat dari

perilaku siswa dalam melaksanakan nilai-nilai keislaman. Dalam arti nilai-

nilai keislaman tersebut dilaksanakan secara alami tanpa adanya rekayasa

dan paksaan dari orang lain.

Page 276: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

 

Uraian di atas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Hery

Noer Ali:1999) bahwasanya internalisasi nilai juga dapat didapatkan

melalui strategi pembiasaan bagi para peserta didik. Yang dimaksud

dengan kebiasaan (habit) ialah cara-cara bertindak yang persistens,

inform, dan hampir-hampir otomatis (tanpa disadari oleh pelakunya).

Dalam tataran praktik keseharian, nilai-nilai aqidah yang telah

disepakati tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku

keseharian oleh semua warga pesantren. Proses pengembangan tersebut

dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu: pertama sosialisasi nilai-nilai

agama yang disepakati sebagai sikap dan perilaku ideal yang ingin

dicapai pada masa mendatang disekolah. Kedua, penetapan action plan

mingguan atau bulanan sebagai tahapan dan langkah dilematis yang

akan dilakukan oleh semua pihak di pesantren dalam mewujudkan nilai-

nilai agama yang telah disepakati tersebut. Imam al-Gozaly juga

menggunakan pembiasaan dalam mendidik anak, sebagaimana dikutip

oleh Arifin dalam buku “Paradigma Pendidikan Islam” (Bumi

Aksara:1991) bahwa bila seorang anak dibiasakan dengan sifat-sifat yang

baik, maka akan berkembanglah sifat-sifat yang baik itu pada dirinya dan

akan memperoleh kebahagiaan hidup dunia-akhirat. Sebaliknya bila

anak dibiasakan dengan sifat-sifat jelek, dan kita biarkan begitu saja,

maka ia akan celaka dan binasa.

Internalisasi nilai aqidah mampu diambil oleh dua jenis santri.

Pertama adalah santri yang masih berdomisili di asrama pesantren Al-

Page 277: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

 

Irsyad guna menyelesaikan menuntut ilmu keislaman dan ilmu lainnya.

Sedangkan yang kedua ialah santri yang telah lulus dari pesantren tersebut

(alumni) yang tengah melanjutkan studi ke perguruan tinggi, atau alumni

yang sudah dewasa (bekerja dan menikah).

Untuk model santri yang pertama internalisasi nilai aqidah

terwujud dengan perbuatan dan ucapan yang baik, sopan dan ramah. Bisa

juga dengan rajin melaksanakan ibadah dan belajar. Akan tetapi juga ada

yang terlihat giat melakukan dialog serta diskusi dengan santri-santri lain

dalam tema aqidah (tauhid), biasanya membahas firoq atau sekte-sekte

menyimpang yang bergerak bebas di Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Sesuai dengan kajian teori internalisasi nilai seperti ini disebut

“tran-internalisasi”. Pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan

komunikasi verbal tapi juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap

ini komunikasi kepribadian yang berperan aktif. Dalam tahap ini pendidik

harus betul-betul memperhatikan sikap dan prilakunya agar tidak

bertentangan yang ia berikan kepada peserta didik. Hal ini disebabkan

adanya kecenderungan siswa untuk meniru apa yang menjadi sikap mental

dan kepribadian gurunya. Proses dari transinternalisasi itu mulai dari

yang sederhana sampai yang komplek, yaitu mulai dari: menyimak,

yakni kegiatan siswa untuk bersedia menerima adanya stimulus yang

berupa nilai-nilai baru yang dikembangkan dalam sikap afektifnya.

Menanggapi, yakni kesediaan siswa untuk merespons nilai-nilai yang ia

terima dan sampai ke tahap memiliki kepuasan untuk merespons

Page 278: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

 

nilai tersebut. Memberi nilai, yakni sebagai kelanjutan dari

aktivitas merespon nilai menjadi siswa mampu memberikan makna baru

terhadap nilai-nilai yang muncul dengan kriteria nilai-nilai yang diyakini

kebenarannya. Mengorganisasi nilai, yakni aktivitas siswa untuk

mengatur berlakunya sistem nilai yang ia yakini sebagai kebenaran

dalam laku kepribadiannya sendiri sehingga ia memiliki satu sistem

nilai yang berbeda dengan orang lain. Karakteristik nilai, yakni

dengan membiasakan nilai-nilai yang benar yang diyakini, dan

yang telah diorganisir dalam laku pribadinya sehingga nilai tersebut

sudah menjadi watak (kepribadiannya), yang tidak dapat dipisahkan lagi

dari kehidupannya. Nilai yang sudah mempribadi inilah yang dalam

Islam disebut dengan kepercayaan/keimanan yang istiqomah, yang sulit

tergoyahkan oleh situasi apapun.

Tahap tran-internalisasi juga ditemukan pada santri kelas dua dan

tiga jenjang I`dad Muallimin yang mendapat waktu dan kesempatan dari

pesantren untuk berdakwah di luar komplek pon-pes. Pada waktu ini para

santri dibekali nasehat agar senantiasa mengawali dakwah dengan seruan

aqidah atau tauhid, peribadatan hanya kepada dan untuk Allah Ta`ala

semata. Para santri juga “diwanti-wanti” untuk ilzimam dengan memgang

teguh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah agar menjadi mukmin multazim.

Internalisasi nilai dari aqidah juga membekas pada “mantan” santri

yang pernah “mondok” di pesantren Al-Irsyad Salatiga. Terdapati

beberapa santri yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia yang menjadi

Page 279: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

 

dai atau ustadz di banyak pesantren dan menjadi tenaga pengajar pelajaran

aqidah akhlak dan tauhid. Selain itu juga ada dari alumni yang menjadi

penulis di penerbitan atau pustaka bernuansa islami khusus bidang aqidah

dan ibadah. Terakhir adalah tersebarnya para alumni di perguruan tinggi di

Timur Tengah dan Saudi Arabia yang duduk di fakultas Aqidah dan

Syari`ah.

D. HAMBATAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Allah berkat karunia kesehatan

dan kekuatan yang dilimpahkan kepada peneliti sehingga pelaksanaan penelitian

di Pon-Pes Islam Al-Irsyad Salatiga dapat berjalan dengan lancar. Adapun

hambatan atau kendala yang peneliti hadapai ialah: 1) Lama waktu penelitian

yang dirasa kurang disebabkan kesibukan primer lain, dan 2) Adanya kendala

pada dokumentasi penelitian dimana beberapa jaringan komputer di salah satu

jenjang pendidikan mengalami kerusakan.

Dari hasil observasi dan pengamatan selama penelitian berlangsung

didapati juga hambatan pada proses pembelajaran aqidah sehingga

memperlambat internalisasi nilai pada santri. Secara ringkas sebagaimana

berikut:

1. Bahwasanya santri di jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama

(SDITQ/MTW) sebagian besar masih belum bisa memahami peran penting

mendalami aqidah, sehingga masih dibutuhkan bimbingan dan motivasi.

Page 280: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

 

2. Model pembelajaran yang berbahasa Arab mulai dari semester awal dirasa

menjadi kendala proses pembelajaran pada santri yang masih baru.

3. Masih didapati ustadz yang menerangkan pelajaran tanpa mempergunakan

media pembelajaran yang baik dan kurang mengkoondisikan santri untuk

aktif.

4. Adanya pengulangan beberapa materi aqidah tanpa pengembangan sub

materi dibeberapa jenjang pendidikan.

5. Adanya kesibukan tenaga pendidikan selain mengajar di kelas. Hal ini

membikin proses pembelajaran terganggu. Meskipun ustadz meninggalkan

tugas kepada peserta didik, bukan sepenuhnya bertujuan untuk evaluasi

namun lebih tepatnya untuk mengisi kekosongan.

Page 281: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

 

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan penelitian di Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad

Salatiga dengan berbagai macam kegiatan dari observasi, dokumentasi dan

wawancara mendalam, maka dapat disimpulkan bahwasanya pesantren tersebut

layak untuk dijadikan qudwah atau rujukan lembaga-lembaga pendidikan Islam

lain khususnya di dalam bidang bahasa Arab dan Aqidah (tauhid). Secara terarah

hasil penelitian dapat disimpulkan sebagaimana berikut :

1. Bahwasanya Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga dipimpin oleh

seorang mudir (kepala) pon-pes yang memiliki karakteristik Islami dan

berperan sebagai penanggung jawab atas segala yang ada dan terjadi di

pesantren. Mudir juga dijadikan panutan oleh segenap penghuni

pesantren. Dilatar belakangi kemahiran di bidang ilmu agama dan iltizam

di dalam perangai keseharian, maka para santri mampu memperoleh

internalisasi nilai khususnya dalam mata pelajaran aqidan dari sosok

mudir yang ada sekarang ini. Selanjutnya didapati bahwasanya Pondok

Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga memiliki tenaga pengajar dengan

sebutan ustadz yang kompeten dan ahli dari setiap disiplin ilmu, baik

ilmu agama ataupun ilmu umum, lebih khususnya ustadz yang

mengampu bidang studi aqidah. Selain berlatar belakang sarjana

Page 282: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

 

mancanegara (Timur Tengah) terdapat salah satu ustadz aqidah yang

langsung didatangkan dari Kerajaan Saudi Arabia. Semua ustadz

berkarakter muslim sejati, beraqidah kuat dan berakhlak mulia, dan

amanah di dalam bekerja. Perilaku terpuji juga menjadi salah satu

karakter yang mendorong para santri mampu menginternalisasi nilai

aqidah khususnya di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakteristik para santri Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga

beraneka ragam sesuai dengan karakter tempat kelahiran santri. Akan

tetapi dengan adanya penanaman aqidah yang benar maka tidak ada beda

antara santri satu dengan yang lain kecuali dari sisi ketaqwaan dan

kemahiran ilmu agama.

3. Bahwasanya lingkungan belajar yang ada di Pondok Pesantren Islam Al-

Irsyad Salatiga dinilai cukup kondusif dengan adanya sarana-prasarana,

fasilitas dan suasana keislaman yang merata. Hal ini secara langsung

mampu menjadikan para santri yang tinggal di pesantren dapat

mewujudkan interaksi pembelajaran aqidah lebih terasa sekaligus

mampu memunculkan internalisasi nilai aqidah sesuai dengan yang

dipelajari.

4. Bahwasanya model pembelajaran aqidah di Pondok Pesantren Al-Irsyad

Salatiga secara langsung dapat diinternalisasi oleh sebagian besar para

santri di tiap jenjang pendidikan yang ada (SDITQ, MTW/MTs, IM/MA,

dan IL). Pembelajaran aqidah menggunakan model keaktifan peserta

didik dengan pendekatan inquiri, CBSA dan CTL. Para ustadz

Page 283: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

 

ditekankan sebagai fasilitator dan santri adalah pemeran utama. Media

pembelajaran yang digunakan juga berperan penting di dalam interaksi

pembelajaran aqidan berikut internalisasi nilai aqidah pada santri.

Berakhir dengan evaluasi pembelajaran dalam banyak jenis ternyata juga

mampu membuat interaksi pembelajaran dan internalisasi nilai aqidah

tampak nyata pada para santri.

5. Bahwasanya bahan ajar mata pelajaran aqidah di Pondok Pesantren

Islam Al-Irsyad berkarakteristik bahasa Arab klasik dan dikarang

langsung oleh ulama kaliber dunia dalam bidang aqidah. Selain mampu

menambah wawasan aqidah dan wacana keislaman lainnya, buku ajar

yang ada juga mampu menambah kematangan santri mendalami kaedah-

kaedah bahasa Arab dengan benar.

6. Bahwasanya bentuk nyata dari internalisasi nilai aqidah yang dipelajari

oleh segenap santri Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Salatiga tercermin

dalam bentuk akhlaq yang sesuai ajaran Islam. Akhlaq baik itu dibawa

dan terus menghiasi santri baik tatkala berada di dalam pon-pes maupun

ketika di luar, bahkan sampai lulus. Dapat juga berbentuk ucapan lisan di

saat mengajar atau berdakwah untuk senantiasa berawal dari penanaman

aqidah yang shahih kepada ummat hingga mampu mengentaskan

manusia dari jeratan perbuatan syirik dan maksiat untuk menjadi muslim

multazim.

Page 284: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

 

A. Implikasi

Pondok Pesantren Al-Irsyad Salatiga terus berbenah dan berusaha dengan

keras terkait peningkatan mutu pembelajaran khususnya bidang studi aqidah

(tauhid) dan peningkatan internalisasi nilai pada para santri seperti :

1. Memberi kesempatan kepada para ustadz mengikuti studi lanjut ke

jenjang yang lebih tinggi untuk meningkatkan kompetensi profesional,

kompetensi sosial, kompetensi paedagogik, dan kompetensi personal.

2. Mendatangkan tenaga edukatif professional dari mancanegara dengan

tujuan peningkatan mutu pendidikan pada dunia kepesantrenan.

3. Pengadaan sarana-prasarana terutama media pembelajaran yang sangat

diperlukan dan dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

4. Menyediakan penambahan fasilitas ruang dan penataan lingkungan fisik

untuk menunjang proses pembelajaran.

5. Mensinergikan kurikulum pesantren yang diadopsi dari kurikulum Saudi

Arabia dengan kurikulum pemerintah Indonesia dengan tepat.

6. Memberikan penanaman ilmu sepanjang dua puluh empat jam penuh

kepada para peserta didik dengan pantauan musyrif (pembina asrama).

7. Penggalakan evaluasi pembelajaran secara rutin pada para tenaga

pengajar dan peserta didik, baik dalam bentuk lisan atau pun tulisan.

8. Pengadaan kewajiban khidmah (pengabdian) selama satu tahun penuh

bagi para santri yang lulus untuk ditempatkan di banyak wilayah

Indonesia.

Page 285: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

 

B. Saran

1. Segenap ustadz perlu untuk senantiasa meningkatkan kemampuan,

kreativitas, kekompakan, dan komitmen dalam rangka memberikan

pelayanan pembelajaran yang lebih optimal dan mengesankan kepada

para santri. Dengan kemampuan yang lebih maka sesuatu yang sulit akan

terpecahkan. Dengan kreativitas yang terus hidup akan memunculkan

inovasi yang tidak ternilai. Dengan kekompakan kerja berat akan terasa

ringan, dan dengan komitmen segala sesuatu akan terasa menyenangkan.

2. Perlu ada pembuatan kurikulum sendiri dengan memadukan kurikulum

dari Departemen Agama RI yang sesuai dengan visi dan misi pesantren.

3. Diperbanyak pengadaan alat peraga khusus untuk mata pelajaran aqidah.

4. Lebih ditekankan penggunaan media pembelajaran yang berbentuk

elektronik tanpa menghilangkan metode pembelajaran yang lain.

5. Untuk meningkatkan SDM perlu pendidikan, pelatihan dan seminar baik

secara independen maupun regional.

6. Pihak pesantren perlu memberikan kelonggaran waktu bagi ustadz yang

mengampu beberapa bidang selain mengajar.

7. Untuk para ustadz senantiasa memberikan motivasi kepada para santri

agar tetap ada semangat di dalam belajar di pon-pes.

8. Bagi para ustadz aqidah untuk mengkaji kembali materi atau pembahasan

tauhid pada tiap jenjang pendidikan yang ada di pesantren, sehingga tidak

muncul pengulangan materi.

Page 286: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · Surakarta, 30 Mei 2011 Iqbal Muammar Rosyad . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ... Hali ini ditunjukkan dari prestasi para santri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

 

9. Untuk para ustadz yang mengajar ilmu agama selain dari mata pelajara

aqidah (tauhid) agar sebisa mungkin mengaitkan materi pelajaran yang

diampu dengan pelajaran aqidah sebagai penanaman internaliasi nilai

aqidah para santri.

10. Bagi para musyrif asrama agar menggalakkan penanaman aqidah selama

santri berada di luar kelas, terutama ketika berada di kamar masing-

masing.

11. Peran serta orang tua atau wali santri dalam mendukung internalisasi nilai

aqidah perlu ditingkatkan. Peningkatan peran wali santri tersebut harus

transparan, partisipatif dan akuntabel sehingga berujung pencapaian visi-

misi pesantren.