perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan...

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PEMBELAJARAN YANG DISERTAI DENGAN LATIHAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I SDLB NEGERI KROYA TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 JURNAL Oleh : NURYATI NIM. X5211015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Upload: trinhthien

Post on 01-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI

PEMBELAJARAN YANG DISERTAI DENGAN LATIHAN MOTORIK HALUS

PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I

SDLB NEGERI KROYA

TAHUN PELAJARAN

2011/ 2012

JURNAL

Oleh :

NURYATI

NIM. X5211015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

MELALUI PEMBELAJARAN YANG DISERTAI DENGAN

LATIHAN MOTORIK HALUS PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I

SDLB NEGERI KROYA

TAHUN PELAJARAN

2011/ 2012

Nuryati

ABSTRAK

Nuryati. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI

PEMBELAJARAN YANG DISERTAI DENGAN LATIHAN MOTORIK HALUS

PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I SDLB NEGERI KROYA TAHUN

PELAJARAN 2011/ 2012. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret. September 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan

siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya dengan pembelajaran yang disertai

latihan motorik halus.

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus. Pengambilan subyek penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan

kelas I SDLB Negeri Kroya dan jumlahnya 3 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan

tes unjuk kerja, pedoman observasi dan dokumentasi Tehnik analisis data dilakukan

dengan tehnik deskriptif komparatif untuk data kuantitatif dari hasil tes siswa, dan tehnik

analisis data kualitatif dalam bentuk paparan yang menggambarkan kualitas pembelajaran

dan aktivitas siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis permulaan siswa

tunagrahita ringan kelas I setelah diadakan tindakan dengan latihan motorik halus dalam

kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan menulis

permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya ditunjukkan dengan

meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus

I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II.

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Simpulan penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis permulaan

siswa melalui pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik halus pada anak

tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya.

A. PENDAHULUAN

Anak tunagrahita adalah suatu kelainan

mental, yaitu perkembangan dan

pertumbuhan mentalnya selalu di bawah

normal. Akibat dari kelainan tersebut

adalah kekurangmampuan dalam bidang

intelektual, kemampuan, rasa, dan

penyesuaian sosial.Untukmenumbuhkan

dan mengembangkan mental anak

tunagrahita secara optimal diperlukan

pendidikan khusus, yaitu suatu sistem

pendidikan yang kurikulum, materi, dan

metode pengajarannya disusun untuk anak

tunagrahita yang disesuaikan dengan

kondisi, kemampuan, dan kebutuhan anak.

Anak tunagrahita ringan menurut American

Association on Mental Deficiency (AAMD)

(Mumpuniarti, 2007:15), memiliki tingkat

kecerdasan berkisar 55-70, dan sebagian

dari merekamencapai usia

kecerdasan/mental (Mental Age/MA) yang

sama dengan anak normal usia 12 tahun

ketika mencapai usia kronologis

(Chronological Age/CA) dewasa. Jadi, MA

tunagrahita ringan berkembang tidak

sejalan dengan bertambahnya CA. Hal

inilah yang di anggap sebagai

keterbelakangan mental anak.

Penanganankhususbagi penyandang

tunagrahita salah satunya adalah layanan

pendidikan. Layanan ini menyiapkan

penyandang tunagrahita agar dapat mandiri

sesuai dengan kondisinya dan dapat

memenuhi kehidupan bermasyarakat.

Penyandang tunagrahita yang mampu

mandiri dan mampu memenuhi

kebutuhannya secara mandiri akan

mengurangi beban keluarga maupun beban

masyarakat, karena kemandirian mereka

memberi nilai manusiawi dan produktifitas.

Nilai manusiawi maksudnya adalah dapat

membangun kehidupan yang layak seperti

idealnya kehidupan manusia, dan nilai

produktifitas artinya mampu memenuhi

kebutuhannya sendiri dan menghasilkan

jasa untuk dirinya.

Program akademik fungsional

merupakan pogram yang juga memerlukan

ketrampilan kognitif, tetapi langsung

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Program akademik yang terkait dengan

kehidupan sehari-hari lebih konkret dalam

penggunaannya. Konkret dalam

penggunaannya memberi manfaat bagi

perkembanganKemandirian Penyandang

tunagrahita, sehingga di dalam melakukan

kegiatan sehari-hari di keluarga maupun

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dunia kerja yang memerlukan dasar

akademik dapat dilakukan oleh penyandang

tunagrahita, misalnya menulis.

Jika dalam kehidupan sehari-hari erat

kaitannya dengan kemampuan menulis,

maka sangat perlu penyandang tunagrahita

mendapatkan pembelajaran yang

berhubungan dengan huruf-huruf yaitu

pelajaran menulis permulaan. Usaha

kemampuan anak tunagrahita ringan

kaitannya dengan pendidikan tidak lepas

dari bidang kemampuan dasarnya. Salah

satu kemampuan dasar adalah menulis.

Sebelum ia dapat menulis, maka yang

utama adalah mengenal bentuk-bentuk

huruf.

Pada Sekolah Dasar Luar Biasa

(SDLB) Negeri Kroya, di kelas I tahun

pelajaran 2011/2012 terdapat 3 (tiga) siswa

penyandang tunagrahita ringan. Seperti

halnya penyandang tunagrahita ringan pada

umumnya, siswa kelas I SDLB N Kroya

tersebut juga mengalami kesulitan

melakukan salah satu kemampuan dasar

akademik, yaitu menulis. Karena

koordinasi antara otak dan ototnya lemah,

siswa tersebut kesulitan untuk memegang

pensil dan menggerakannya sesuai

seharusnya. Siswa masih kesulitan

membuat garis lurus maupun garis

lengkung sebagai dasar pembuatan bentuk

huruf.

Materi pelajaran menulis permulaan

di SDLB Negeri Kroya diberikan kepada

siswa kelas I sejak awal semester I tahun

pelajaran 2011/2012.Akan tetapi,pada

pengamatan kemampuan menulis

permulaan pada akhir semester I jika dilihat

dari KKM yang ditetapkan di sekolah yaitu

50, dari 3 (tiga) siswa, hanya 1 (satu) siswa

yang sudah dapat menyalin huruf, itupun

dengan bantuan guru, sedangkan 2 (dua)

siswa lainnya baru dapat menebalkan

huruf. Dari data tersebut, sebagian besar

siswa masih kesulitan dalam mengikuti

materi pelajaran menulis permulaan,

sehingga perlu upaya peningkatan

kemampuan menulis permulaan.

Menurut Mumpuniarti (2007:107-

108), agar penyandang tunagrahita ringan

dapat menulis, maka perlu diberikan latihan

motorik halus, yaitu dilatih menyentuh,

meraih, dan melepaskan suatu benda. Juga

dilatih untuk membedakan persamaan dan

perbedaan antara objek dan rancangannya

serta dilatih untuk memantapkan gerakan

jari tangannya. Hal ini sangat membantu

anak dalam mempergunakan otot-otot

tangannya, sehingga dapat menghubungkan

titik dengan titik, membuat lingkaran atau

bentuk geometri, yang dapat dilanjutkan

dengan membuat huruf dan angka.

Dari uraian tersebut di atas, penulis

bermaksud melakukan perbaikan

pembelajaran melalui Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan judul : ”Peningkatan

Kemampuan Menulis Permulaan Melalui

Pembelajaran yang Disertai dengan

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Latihan Motorik Halus pada Anak

Tunagrahita Ringan Kelas I SDLB Negeri

Kroya Tahun Pelajaran 2011/2012”

B. METODE PENELITIAN

Perbaikan pembelajaran dilakukan

melalui proses pengkajian berdaur, yang

terdiri dari empat tahap, yaitu tahap

perencanaan (plan), melaksanakan tindakan

(acting), mengawasi (observing), dan

refleksi (reflecting). Hasil refleksi terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukan akan

digunakan kembali untuk merevisi rencana

jika ternyata tindakan yang dilakukan

belum berhasil.

Prosedur pelaksanaan penelitian

tindakan kelas dalam penelitian ini

digambarkan dengan bagan sebagaimana

disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart.

Indikator yang digunakan untuk mengukur

hasil belajar siswa terhadap materi ajar

adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari

materi yang diajarkan. Dengan kriteria

siswa telah dinyatakan tuntas belajar adalah

telah mencapai tingkat penguasaan materi

pelajaran mencapai 50 (KKM).

Kriteria untuk mengukur tingkat

keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran

adalah proses perbaikan pembelajaran

(peningkatan pemahaman siswa)

dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah

siswa tuntas dalam belajar.

C. PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

Anak tunagrahita ringan memiliki

perbedaan perkembangan mental dengan

anak seusianya. Dengan perbedaan

perkembangan mental ini, anak tunagrahita

mengalami kesulitan dalam kegiatan

kesehariannya, termasuk belajar menulis.

Ada beberapa jenis kesulitan

menulis. Adapun jenis kesulitan menulis

sebagai berikut :

Menurut Munawir (2005:181), ada

beberapa jenis kesulitan yang dialami oleh

anak tunagrahita ringan, yaitu: a) Terlalu

lambat dalam menulis, b) Salah arah pada

penulisan huruf dan angka. Misalnya,

menulis huruf n dimulai dari ujung bawah

kaki kanan huruf, naik lengkung ke kanan,

ke bawah, baru kembali naik, c) Terlalu

miring, d) Jarak antara huruf tidak

konsisten, e) Tulisan kotor, f) Tidak tepat

dalam mengikuti garis horisontal, g)

Bentuk huruf atau angka tidak terbaca, h)

Tekanan pensil tidak tepat (terlalu tebal

atau terlalu tipis), i) Ukuran tulisan terlalu

besar atau terlalu kecil, j) Bentuk terbalik

(seperti bercermin).

Kesulitan menulis yang dialami

anak dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, misalnya gangguan motorik,

gangguan emosi, gangguan persepsi visual,

atau gangguan ingatan. Gangguan gerak

halus dapat mengganggu keterampilan

menulis. Hal ini dapat berakibat pada

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengawasan bidang studi akademik lain.

Sebagian guru akan langsung menarik

kesimpulan bahwa anak tidak mampu

menulis, padahal ketidakmampuannya

disebabkan oleh faktor motorik. Kesulitan

menulis juga dapat merupakan akibat

pengajaran guru yang kurang baik atau

motivasi anak yang rendah.

Dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa anak tunagrahita

mengalami kesulitan dalam menulis

terutama menulis permulaan. Hal ini

disebabkan karena gangguan motorik anak

tunagrahita. Oleh karena itu perlu

diterapkan pembelajaran yang disertai

dengan latihan motorik halus. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa hasil

pembelajaran menulis permulaan siswa

kelas I tunagrahita ringan SDLB Negeri

Kroya sebelum menggunakan latihan

motorik halus rata-rata di bawah Kriteria

Ketuntasan Maksimal. Selanjutnya

pembelajaran menulis permulaan siswa

tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri

Kroya dengan menggunakan pembelajaran

yang disertai dengan latihan motorik halus

mengalami peningkatan.

Dari hasil penelitian yang telah

penulis sajikan dapat diambil beberapa

intisari sebagai pembahasan penelitian

yaitu :

1. Pada Siklus I

Adanya peningkatan kemampuan

menulis permulaan siswa tunagrahita

ringan kelas I SDLB Negeri Kroya diambil

dari rata-rata kelas sebesar 47,3 (sesudah

menggunakan latihan motorik halus,

walaupun peningkatan itu belum mencapai

standar ketuntasan yang telah ditetapkan

yaitu nilai sebesar 50). Hal ini terjadi

karena belum memaksimalkan penggunaan

latihan motorik halus. Selain itu masih

diperlukannya media pembelajaran yang

relevan agar pembelajaran akan lebih

bermakna.

2. Pada Siklus II

Peningkatan kemampuan menulis

permulaan yang cukup memuaskan baik

dari pencapaian rata-rata tiap siswa ataupun

peningkatan kemampuan menulis

permulaan dari rata-rata kelas. Pencapaian

rata-rata kelas sebesar 63, tiap-tiap siswa

telah mencapai kriteria ketuntasan yang

telah ditetapkan.

D. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN

SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa melalui pembelajaran

yang disertai dengan latihan motorik halus

dapat meningkatkan kemampuan belajar

menulis permulaan bagi siswa tunagrahita

ringan kelas I SDLB Negeri Kroya

semester II tahun pelajaran 2011/ 2012.

2. Implikasi

a). Implikasi Teoritis

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil penelitian yang

penulis lakukan dapat diketahui bahwa

latihan motorik halus dapat meningkatkan

kemampuan menulis permulaan siswa

tunagrahita ringan. Dengan demikian hasil

penelitian ini disarankan dapat menjadi

salah satu rujukan bagi pengembangan

penelitian berikutnya untuk mengatasi

masalah kemampuan menulis permulaan

bagi anak tunagrahita ringan. Penggunaan

latihan motorik halus memudahkan anak

dalam melakukan gerakan menulis,

mengingat bahwa masalah yang dialami

anak tunagrahita adalah sulit dalam menulis

permulaan.

b). Implikasi Praktis

Dengan terbuktinya hipotesis

penelitian yang penulis laksanakan,

maka hasil penelitian ini secara praktis

dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan menulis permulaan anak

tunagrahita ringan. Sehingga tujuan

yang diinginkan dapat tercapai yaitu

kemampuan menulis permulaan dapat

meningkat dengan adanya

pembelajaran yang disertai

latihan motorik halus.

3). Saran

Keberhasilan penggunaan

latihan motorik halus dalam kegiatan

pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan menulis permulaan bagi

siswa tunagrahita ringan kelas I

SDLB Negeri Kroya dapat dijadikan

dasar bagi penulis untuk memberikan

saran kepada :

a). Kepala Sekolah

Perlu diadakan sosialisasi

tentang peningkatan kemampuan

menulis permulaan dalam

pembelajaran yang disertai dengan

latihan motorik halus ini pada guru-

guru untuk meningkatkan profesional

guru dalam mengajar dengan

mengundang pakar/ narasumber yang

sesuai.

b). Siswa

Siswa tunagrahita ringan SDLB

Negeri Kroya hendaknya selalu

melakukan latihan motorik halus

sebelum kegiatan belajar menulis.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Kesulitan Belajar, Lambat

Belajar, Tunagrahita, Gifted

Disinkroni. Diperoleh 19

Januari 2011 dari

http://gulit1.wordpress.com/2

009/03/05/kesulitan-belajar-

lambat-belajar-tunagrahita-

gifted-disinkroni.

Ari El Benjamin. Kemampuan Motorik

(Motor Ability).

http://ayinosa31.word-

press.com/2010/01/03/kemam

puan-motorik-motor-ability/.

Diakses Tanggal 6 Maret

2012.

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Elizabeth B. Hurlock. 1991.

Perkembangan Anak Jilid I.

Jakarta: Erlangga.

Fawzia Aswin Hadis. 1996. Psikologi

Perkembangan Anak. Jakarta

: Depdikbus Dirjen Dikti.

Mumpuniarti. 2007. Pendekatan

Pembelajaran bagi Anak

Hambatan Mental.

Yogyakarta: Kanwa

Publisher.

Munawir Yusuf. 2005. Pendidikan bagi

Anak dengan Problema

Belajar. Jakarta: Depdiknas.

Mulyono dan Sudjadi. 1994. Pendidikan

Luar Biasa Umum. Jakarta :

Depdikbud.

Munzayanah. 1992. Orthopedagogik C.

Surakarta. UNS Pres.

Rusli Lutan. 1998. Belajar Keterampilan

Motorik Pengantar Teori dan

Metode. Jakarta : Depdikbud

Dirjen Dikti.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur

Penelitian, Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sutjihati Somantri. 2007. Psikologi Anak

Luar Biasa. Bandung: Refika

Aditama.

Tim Skripsi. 2012. Pedoman Penulisan

Skripsi. Surakarta : UNS.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Winarno Surachmad. 1978. Pengantar

Ilmiah Dasar, Metode,

Teknik. Bandung : Bulan

Bintang.

Zulkifli L. 1992. Psikologi Perkembangan.

Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAANMELALUI PEMBELAJARAN YANG DISERTAI DENGAN

LATIHAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I

SDLB NEGERI KROYA TAHUN PELAJARAN

2011/ 2012

SKRIPSI

Oleh :NURYATI

NIM. X5211015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2012

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nuryati

NIM : X5211015

Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Luar Biasa

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENINGKATAN KEMAMPUAN

MENULIS PERMULAAN MELALUI PEMBELAJARAN YANG

DISERTAI DENGAN LATIHAN MOTORIK HALUS PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I SDLB NEGERI KROYA TAHUN

PELAJARAN 2011/ 2012 ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 7 September 2012

Yang membuat pernyataan

N u r y a t i

ii

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

MELALUI PEMBELAJARAN YANG DISERTAI DENGAN

LATIHAN MOTORIK HALUS PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I

SDLB NEGERI KROYA

TAHUN PELAJARAN

2011/ 2012

Oleh :

NURYATI

NIM. X5211015

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa,

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

iii

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Maryadi, M.Ag. Drs. Hermawan, M.Si.NIP. 19520601 198103 1 003 NIP. 19590818 198603 1 002

iv

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at

Tanggal : 7 September 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Priyono, S.Pd, M.Si. ________________

Sekretaris : Dewi Sri Rejeki, S.Pd, M.Pd. ________________

Penguji I : Drs. Maryadi, M.Ag. ________________

Penguji II : Drs. Hermawan, M.Si. ________________

Disahkan oleh

Fkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.NIP. 19660415 199103 1 002

v

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Nuryati. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PEMBELAJARAN YANG DISERTAI DENGAN LATIHAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I SDLB NEGERI KROYA TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. September 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya dengan pembelajaran yang disertai latihan motorik halus.

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pengambilan subyek penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya dan jumlahnya 3 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan tes unjuk kerja, pedoman observasi dan dokumentasi Tehnik analisis data dilakukan dengan tehnik deskriptif komparatif untuk data kuantitatif dari hasil tes siswa, dan tehnik analisis data kualitatif dalam bentuk paparan yang menggambarkan kualitas pembelajaran dan aktivitas siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I setelah diadakan tindakan dengan latihan motorik halus dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya ditunjukkan dengan meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II.

Simpulan penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa melalui pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik halus pada anak tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya.

Kata kunci : Kemampuan menulis permulaan, latihan motorik halus, Anak Tunagrahita ringan.

vi

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Nuryati. INCREASING OF ABILITY WRITE START THROUGH ACCOMPANIED STUDY WITH MILD OF MOTORIC SMOOTH AT CHILD FOR MENTAL RETARDATION LIGHT AT FIRST CLASS SDLB NEGERI KROYA ACADEMIC YEAR OF 2011/ 2012. Script. Surakarta : Faculty of Teacher training and Education. Sebelas Maret University. September 2012.

This research aims to increase ability write start of student for mental retardation light at first class SDLB Negeri Kroya with study accompanied by mild of motoric smooth.

This research use model research of class action which is executed in two cycle. Intake of this research subject is student of mental retardation light at first class SDLB Negeri Kroya and amount him 3 student. File collecting done conducted with job activity presentation test, guidance of technics documentation and observation of file analysis done conducted technically is descriptive of comparability for quantitative file from result of student test, and is technics of file analysis qualitative in the form of presentation depicting the quality and study.

Result of research indicate that ability write start of student of mental retardation light at first class after performed a by action with practice of motoric smooth in activity of natural study of improvement. Increasing of ability write start of student for mental retardation light at first class SDLB Negeri Kroya shown at the height of result of test from before conducted action and after action at cycle I. That improvement progresively seen after execution of action at cycle of II.

Conclude this research is the increasing of ability write start of student pass through study accompanied with practice of motoric smooth at child of mental retardation light at first class SDLB Negeri Kroya.

Keyword : Ability write start, practice of motoric smooth, student of mental retardation light.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

M O T T O

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, Ia belajar percaya diri.

(Terjemahan : Dorothy Low Nolte)

vii

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Ibu dan anakku yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang.

Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

viii

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan, hanya kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, skripsi ini disusun sebagai tugas akhir

dan syarat mencapai gelar kesarjanaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung, baik dukungan moral maupun material, untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang menyetujui atas permohonan

penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Hermawan, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa

sekaligus sebagai Pembimbing II atas ketelatenan, ketulusan dan kearifannya

memberikan bimbingan sampai terselesainya skripsi ini.

4. Drs. Maryadi, M.Ag sebagai Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran

telah membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Suharto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDLB Negeri Kroya yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

6. Siswa kelas I SDLB Negeri Kroya yang menjadi sampel penelitian.

7. Bapak dan Ibu guru SDLB Negeri Kroya yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu yang telah membantu selama proses penelitian.

8. Teman-teman PLB yang selalu memberikan dukungan, semangat dan

bantuan, terima kasih untuk semuanya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

ix

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semoga bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan

dari Allah SWT.Penulis yakin tanpa bantuan dari semua pihak, penyusun tidak

akan dapat menyusun tugas penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi

siapa saja yang membacanya.

Surakarta, September 2012

Penulis

x

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO............................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 5

A. Kajian Pustaka..................................................................................... 5

1. Anak Tunagrahita............................................................................ 5

2. Anak Tunagrahita Ringan ............................................................... 9

3. Motorik Halus................................................................................. 12

4. Menulis Permulaan ......................................................................... 17

B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24

C. Hipotesis ............................................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 25

1. Tempat Penelitian ........................................................................... 25

xi

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Waktu Penelitian............................................................................. 25

B. Subjek Penelitian ................................................................................. 26

C. Data dan Sumber Data ......................................................................... 26

D. Pengumpulan Data............................................................................... 26

E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 30

F. Teknik Validitas Data .......................................................................... 30

G. Indikator Kinerja ................................................................................. 31

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 31

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN.......................................... 34

A. Deskripsi Pratindakan.......................................................................... 34

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .................................................. 35

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus .......................................... 52

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 56

A. Simpulan ............................................................................................. 56

B. Implikasi ............................................................................................. 56

C. Saran ................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

LAMPIRAN - LAMPIRAN

xii

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 24

2. Bagan Triangulasi Tehnik Pengumpulan Data ............................................ 31

3. Bagan Daur Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... 32

4. Model Huruf dan Kata ............................................................................... 40

5. Histogram Kemampuan Menulis Permulaan Siklus I .................................. 42

6. Histogram Hasil Pengamatan Kemampuan Menulis Permulaan Siklus I...... 43

7. Histogram Kemampuan Menulis Permulaan Siklus II ................................. 50

8. Histogram Hasil Pengamatan Siklus II ........................................................ 51

9. Histogram Hasil Tindakan Siklus I dan Siklus II ......................................... 51

xiii

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya ...................... 26

2. Format penilaian kinerja/ proses ................................................................. 28

3. Format penilaian psikomotor....................................................................... 28

4. Format pengamatan perilaku berkarakter .................................................... 29

5. Format pengamatan keterampilan sosial ..................................................... 29

6. Prosedur pelaksanaan penilaian .................................................................. 33

7. Hasil kemampuan menulis permulaan ........................................................ 35

8. Hasil kemampuan rata-rata menulis permulaan .......................................... 35

9. Jadwal pelaksanaan penelitian .................................................................... 35

10. Nilai kemampuan rata-rata siklus I .............................................................. 42

11. Hasil pengamatan siklus I ........................................................................... 43

12. Nilai kemampuan rata-rata siklus II ............................................................ 50

13. Hasil pengamatan siklus II ......................................................................... 51

14. Hasil Tindakan siklus I dan II ..................................................................... 53

xiv

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran .................................................................................. 59

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................... 61

3. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Siklus I) ........................................... 76

4. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru (Siklus II) .......................................... 77

5. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (Siklus I) .......................................... 78

6. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (Siklus II) ......................................... 79

7. Foto Pembelajaran pada Siklus I ................................................................ 80

8. Foto Pembelajaran pada Siklus II ............................................................... 81

9. Perijinan Skripsi ......................................................................................... 82

xv

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak tunagrahita adalah suatu kelainan mental, yaitu perkembangan dan

pertumbuhan mentalnya selalu di bawah normal. Akibat dari kelainan tersebut

adalah kekurangmampuan dalam bidang intelektual, kemampuan, rasa, dan

penyesuaian sosial. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan mental anak

tunagrahita secara optimal diperlukan pendidikan khusus, yaitu suatu sistem

pendidikan yang kurikulum, materi, dan metode pengajarannya disusun untuk

anak tunagrahita yang disesuaikan dengan kondisi, kemampuan, dan kebutuhan

anak. Anak tunagrahita ringan menurut American Association on Mental

Deficiency (AAMD) (Mumpuniarti, 2007:15), memiliki tingkat kecerdasan

berkisar 55-70, dan sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan/mental

(Mental Age/MA) yang sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai

usia kronologis (Chronological Age/CA) dewasa. Jadi, MA tunagrahita ringan

berkembang tidak sejalan dengan bertambahnya CA. Hal inilah yang dianggap

sebagai keterbelakangan mental anak.

Penanganan khusus bagi penyandang tunagrahita salah satunya adalah

layanan pendidikan. Layanan ini menyiapkan penyandang tunagrahita agar dapat

mandiri sesuai dengan kondisinya dan dapat memenuhi kehidupan bermasyarakat.

Penyandang tunagrahita yang mampu mandiri dan mampu memenuhi

kebutuhannya secara mandiri akan mengurangi beban keluarga maupun beban

masyarakat, karena kemandirian mereka memberi nilai manusiawi dan

1

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

produktifitas. Nilai manusiawi maksudnya adalah dapat membangun kehidupan

yang layak seperti idealnya kehidupan manusia, dan nilai produktifitas artinya

mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan menghasilkan jasa untuk dirinya.

Program akademik fungsional merupakan program yang juga memerlukan

ketrampilan kognitif, tetapi langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Program akademik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari lebih konkret

dalam penggunaannya. Konkret dalam penggunaannya memberi manfaat bagi

perkembangan kemandirian penyandang tunagrahita, sehingga di dalam

melakukan kegiatan sehari-hari di keluarga maupun dunia kerja yang memerlukan

dasar akademik dapat dilakukan oleh penyandang tunagrahita, misalnya menulis.

Jika dalam kehidupan sehari-hari erat kaitannya dengan kemampuan

menulis, maka sangat perlu penyandang tunagrahita mendapatkan pembelajaran

yang berhubungan dengan huruf-huruf yaitu pelajaran menulis permulaan. Usaha

kemampuan anak tunagrahita ringan kaitannya dengan pendidikan tidak lepas dari

bidang kemampuan dasarnya. Salah satu kemampuan dasar adalah menulis.

Sebelum ia dapat menulis, maka yang utama adalah mengenal bentuk-bentuk

huruf.

Pada Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Negeri Kroya, di kelas I tahun

pelajaran 2011/2012 terdapat 3 (tiga) siswa penyandang tunagrahita ringan.

Seperti halnya penyandang tunagrahita ringan pada umumnya, siswa kelas I

SDLB N Kroya tersebut juga mengalami kesulitan melakukan salah satu

kemampuan dasar akademik, yaitu menulis. Karena koordinasi antara otak dan

ototnya lemah, siswa tersebut kesulitan untuk memegang pensil dan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggerakannya sesuai seharusnya. Siswa masih kesulitan membuat garis lurus

maupun garis lengkung sebagai dasar pembuatan bentuk huruf.

Materi pelajaran menulis permulaan di SDLB Negeri Kroya diberikan

kepada siswa kelas I sejak awal semester I tahun pelajaran 2011/2012. Akan

tetapi, pada pengamatan kemampuan menulis permulaan pada akhir semester I

jika dilihat dari KKM yang ditetapkan di sekolah yaitu 50, dari 3 (tiga) siswa,

hanya 1 (satu) siswa yang sudah dapat menyalin huruf, itupun dengan bantuan

guru, sedangkan 2 (dua) siswa lainnya baru dapat menebalkan huruf. Dari data

tersebut, sebagian besar siswa masih kesulitan dalam mengikuti materi pelajaran

menulis permulaan, sehingga perlu upaya peningkatan kemampuan menulis

permulaan.

Menurut Mumpuniarti (2007:107-108), agar penyandang tunagrahita ringan

dapat menulis, maka perlu diberikan latihan motorik halus, yaitu dilatih

menyentuh, meraih, dan melepaskan suatu benda. Juga dilatih untuk membedakan

persamaan dan perbedaan antara objek dan rancangannya serta dilatih untuk

memantapkan gerakan jari tangannya. Hal ini sangat membantu anak dalam

mempergunakan otot-otot tangannya, sehingga dapat menghubungkan titik

dengan titik, membuat lingkaran atau bentuk geometri, yang dapat dilanjutkan

dengan membuat huruf dan angka.

Dari uraian tersebut di atas, penulis bermaksud melakukan perbaikan

pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul :

”Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Pembelajaran yang

Disertai dengan Latihan Motorik Halus pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas I

SDLB Negeri Kroya Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, masalah dalam

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

”Apakah pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik halus dapat

meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak tunagrahita ringan kelas I

SDLB Negeri Kroya tahun pelajaran 2011/ 2012?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis

permulaan anak tunagrahita ringan melalui pembelajaran yang disertai dengan

latihan motorik halus pada siswa kelas I SDLB Negeri Kroya tahun pelajaran

2011/ 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa lebih

mudah menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru termasuk

kemampuan menulis permulaan.

2. Bagi Guru

a. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sesuai dengan karaktristik

siswa.

b. Memiliki keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar, khususnya pada pelajaran menulis permulaan.

c. Memiliki wawasan tentang kreativitas dan motivasi khusus dalam

pembelajaran menulis permulaan bagi siswa.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Anak Tunagrahita

a. Pengertian Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita atau sering disebut anak dengan hambatan mental

adalah anak yang perkembangan mentalnya lebih lambat dari

perkembangan usia kronologisnya. Anak-anak tersebut memerlukan

layanan khusus dalam mengikuti pendidikan. Layanan khusus tersebut

haruslah didasari dengan berbagai teori belajar yang sesuai dengan

karakteristik belajar mereka.

Menurut Sutjihati Soemantri (2007:103), tunagrahita adalah istilah

yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan

intelektual di bawah rata-rata. Ciri anak tunagrahita adalah memiliki

intelegensi yang terbatas dan memiliki ketidakcakapan dalam interaksi

sosial, sehingga anak tunagrahita sering disebut dengan istilah terbelakang

mental.

Mumpuniarti (2007:5-7), menyebut istilah tunagrahita dengan

hambatan metal (mentally handicap), dengan ciri-ciri: (1) tidak

berkemampuan secara sosial dan tidak mampu mengelola dirinya sendiri

sampai tingkat usia dewasa, (2) mental di bawah normal, (3) terlambat

kecerdasannya sejak dari lahir, (4) terlambat tingkat kematangannya, dan

5

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(5) cacat mental yang disebabkan pembawaan dari keturunan atau

penyakit.

Definisi lain dikemukakan oleh Grossman (Mumpuniarti, 2007:9)

yang menyebutkan: Mental retardation refers significantly subarevage

general intellectually functioning existing concurrently with deficits in

adaptive behavior, and manifested during the developmental period”.

Definisi ini mengemukakan dua criteria dari individu yang dianggap

retardasi mental yaitu kecerdasan di bawah rata-rata dan kekurangan

dalam adaptasi tingkah laku yang terjadi selama masa perkembangan.

Mulyono dan Sudjadi (1994:19-21), menyatakan bahwa anak

tunagrahita anak yang memiliki kemampuan belajar dan adaptasi sosial

berada di bawah rata-rata. Ciri-cirinya adalah (1) IQ berada di bawah rata-

rata secara nyata, (2) adanya kekurangan dalam perilaku adaptif, dan (3)

terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia

18 tahun.

Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (Mental

Retardation). Tuna berarti merugi. Grahita berarti pikiran. Retardasi

Mental (Mental Retardation/ Mentally Retarded) berarti terbelakang

mental. Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah sebagai

berikut : 1. Lemah fikiran (Feeble-Minded); 2. Terbelakang mental

(Mentally Retarded); 3. Bodoh atau dungu (Idiot); 4. Pandir (Imbecile); 5.

Tolol (moron); 6. Oligofrenia (Oligophrenia); 7. Mampu Didik

(Educable); 8. Mampu Latih (Trainable); 9. Ketergantungan penuh

(Totally Dependent) atau Butuh Rawat; 10. Mental Subnormal; 11. Defisit

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mental; 12. Defisit Kognitif; 13. Cacat Mental; 14. Defisiensi Mental; 15.

Gangguan Intelektual American Asociation on Mental Deficiency

(AAMD) mendefinisikan Tunagrahita sebagai kelainan : yang meliputi

fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke

bawah berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang

menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian

Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992) fungsi

intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes inteligensi

baku. Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa

perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

Pengklasifikasian/ penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan

pembelajaran menurut American Association on Mental Retardation dalam

Special Education in Ontario School. Educable. Anak pada kelompok ini

masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak

reguler pada kelas 5 sekolah dasar. Gifted (anak berbakat) adalah mereka

yang menurut pada ahli/ profesional diidentifikasikan sebagai anak yang

mampu mencapai prestasi tinggi karena mempunyai kemampuan-

kemampuan yang unggul. Anak berbakat memerlukan pendidikan khusus

yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya agar potensi yang luar biasa

hebat yang dimilikinya dapat diaktualisasikan secara optimal untuk

kepentingan sendiri dan masyarakat. Anak-anak gifted kadang mengalami

disinkroni. Dari penelitian Monks dilaporkan bahwa setengah dari

populasi anak berbakat (gifted) mengalami masalah di sekolahnya karena

prestasi yang dicapai dibawah potensinya (Monks & Ypenburg, 1995).

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Masalah ini disebabkan bukan hanya tidak terdukungnya perkembangan

kognitif mereka dengan metode yang tepat di sekolah, tetapi juga adanya

masalah dalam perkembangan yang disebut masalah perkembangan

disinkroni. Jika tidak ditangani dengan tepat, potensi gifted disinkroni ini

bisa berkembang tidak optimal. Bahkan dampak yang lebih buruk, anak

akan frustasi. (Anonim, 2009).

Menurut Munzayanah dalam Orthopedagogik (1992:1) yang

dimaksud anak tunagrahita atau subnormal mental adalah sebagai berikut :

Anak subnormal mental adalah anak yang bermental subnormal (dibawah normal), berkelainan mental, intelegensinya dibawah normal. Subnormalitas mental bukanlah suatu penyakit melainkan suatu keadaan dimana individu menunjukkan gangguan intelektualnya, dimulai semenjak masa perkembangannya yang bermanivertasi pada gangguan belajar dan gangguan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak

tunagrahita (hambatan mental) adalah anak yang memiliki intelegensi di

bawah normal, sehingga memiliki ketidakcakapan untuk berinteraksi

secara sosial dan tidak mampu mengelola dirinya sendiri sampai tingkat

usia dewasa yang disebabkan oleh bawaan dari lahir atau penyakit tertentu.

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Kelambatan perkembangan mental anak tunagrahita dapat

dikelompokkan berdasarkan berat atau ringannya hambatan mental yang

dialami anak. Pengelompokan ini perlu dilakukan untuk menentukan jenis

layanan khusus bagi anak-anak tersebut, terutama ketika menempuh

jenjang pendidikan tertentu.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut AAMD dalam Mumpuniarti (2007:13) mengklasifikasikan

anak tunagrahita mental sebagai berikut :

1) Tunagrahita ringanTingkat ini memiliki ciri-ciri (1) tingkat kecerdasan (IQ) berkisar antara 50 - 70, (2) dalam penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu menyesuaikan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas, dan (3) mampu melakukan pekerjaan setingkat semi trampil.

2) Tunagrahita sedangTingkat ini memiliki ciri-ciri (1) tingkat kecerdasan (IQ) berkisar antara 30 - 50, (2) mampu melakukan ketrampilan mengurus diri sendiri, (3) mampu mengadakan interaksi sosial di lingkungan terdekat, dan (4) mampu mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan atau bekerja di tempat kerja terlindung.

3) Tunagrahita berat dan sangat beratTingkat ini memiliki ciri-ciri (1) sepanjang hidupnya selalu bergantung pada bantuan dan perawatan orang lain, tetapi ada yang masih mampu dilatih mengurus diri sendiri dan berkomunikasi secara sederhana dalam batasan waktu tertentu, dan (2) memiliki tingkat kecerdasan (IQ) kurang dari 30.

Berdasarkan klasifikasi tentang anak tunagrahita tersebut, subyek

penelitian ini termasuk anak tunagrahita ringan karena masih mampu

dalam menyesuaikan diri, sosial, dan mampu dalam kemampuan akademik

tingkat dasar.

2. Anak Tunagrahita Ringan

a. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan atau sering disebut hambatan mental ringan

memiliki karakteristik fisik yang tidak jauh berbeda dengan anak normal.

Hal ini menyebabkan tunagrahita ringan tidak terdeteksi sejak awal

sebelum masuk sekolah.

Menurut Sutjihati Somantri (2007:107), tunagrahita ringan disebut

moron atau debil, memiliki IQ antara 68-52 dalam skala binet atau 69-55

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam skala Weschler, masih dapat belajar membaca, menulis, dan

berhitung sederhana. Sedangkan menurut Mumpuniarti (2007:15) anak

tunagrahita ringan memiliki karakteristik fisik yang tidak jauh berbeda

dengan anak normal, tetapi setelah berada di sekolah dasar nampak tidak

mampu mengikuti pelajaran yang bersifat akademik.

Jadi, anak tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan

kemampuan. Mereka mampu dididik dan dilatih, misalnya membaca,

menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita

ringan lebih mudah diajak berkomunikasi, selain itu kondisi fisik mereka

tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun,

Karena itu tunagrahita ringan ini tidak memerlukan pengawasan ekstra.

Dengan demikian anak tunagrahita ringan harus mendapatkan

pendidikan agar dapat mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya

meskipun kemampuan dalam bidang akademik terbatas. Hal ini bertujuan

agar ia dapat hidup mandiri, dan tidak membebani orang lain dalam

kehidupan nantinya.

b. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda

dengan anak normak, tetapi menurut Astati (Mumpuniarti, 2007:17),

ketrampilan motoriknya lebih rendah dari anak normal. Menurut AAMR

(Mumpuniarti, 2007:17), anak tersebut memiliki kecerdasan berkisar 55-

70, dan sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan/ mental yang sama

dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia kronologis. Jadi,

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

usia kecerdasan anak tunagrahita ringan berkembang tidak sejalan dengan

bertambahnya usia kronologisnya. Hal inilah yang dianggap

keterbelakangan mental anak. Mereka mengalami ketertinggalan 2 atau 5

tingkatan di bidang kognitif dibanding anak normal yang usianya sebaya.

Semakin bertambah usia anak, hambatan mental ringan mengalami

ketertinggalan dibanding anak usia sebayanya. Semakin dewasa semakin

jauh karena perkembangan kognitifnya terbatas pada operasional konkret.

Menurut AAMD dalam Mumpuniarti (2007:13) anak tunagrahita ringan

memiliki ciri-ciri (1) tingkat kecerdasan (IQ) berkisar antara 50-70, (2)

dalam penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu menyesuaikan diri

pada lingkungan sosial yang lebih luas, dan (3) mampu melakukan

pekerjaan setingkat semi terampil.

Karakteristik fisik yang tidak jauh berbeda dengan anak normal ini

yang menyebabkan anak tunagrahita ringan tidak terdeteksi sejak awal

sebelum masuk sekolah. Anak baru terdeteksi ketia mulai masuk sekolah

baik di tingkat pra sekolah atau sekolah dasar. Terdeteksi itu dengan

menampakkan ciri ketidakmampuan di bidang akademik, maupun

kemampuan pelajaran di sekolah yang membutuhkan kemampuan motorik.

Selain itu, emosi mereka tidak stabil, mudah meledak-ledak, mudah naik

darah apabila diganggu oleh orang lain, keras kepala, dan pencemburu

tetapi cepat putus asa, dorongan seks mereka sangat kuat, hal ini

disebabkan karena merka tidak dapat mengontrol dirinya sendiri secara

sempurna.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

anak tunagrahita ringan adalah memiliki tingkat intelegensi yang rendah,

bila dibandingkan dengan anak normal mereka hanya maksimal

kemampuannya setingkat dengan anak kelas V SD, secara fisik tidak jauh

berbeda dengan anak normal tetapi secara social mereka sangat berbeda

karena mereka tidak dapat mengontrol dirinya.

3. Motorik Halus

a. Pengertian Motorik

Kegiatan menulis merupakan penyampaian pesan melalui simbol

bunyi yang berbentuk grafis. Kegiatan ini menuntut kemampuan individu

dalam membuat kode (huruf). Kemampuan tersebut dapat diajarkan

kepada anak melalui kegiatan pra menulis, antara lain menyentuh, meraih

dan melepaskan suatu benda, mencari persamaan dan perbedaan suatu

benda, menggerakkan jari tangan, dan sebagainya. Latihan-latihan tesebut

sering disebut dengan latihan motorik.

Menurut Ari El Benjamin (2010), motorik atau kemampuan motorik

adalah kemampuan yang berhubungan dengan persepsi motorik

(perceptual-motor abilities) dan penguasaan fisik (physical-proficient

abilities). (http://ayinosa31 .wordpress.com/2010/01/03/kemampuan-

motorik-motor-ability/).

Kemampuan persepsi motorik meliputi (1) mengkoordinasikan

gerakan anggota tubuh secara bersamaan, (2) kontrol yang tinggi dan

ketepatan gerak, (3) memilih respon dengan cepat, (4) bereaksi dengan

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cepat terhadap stimulus, (5) kemampuan melakukan gerakan dengan cepat,

(6) kemampuan merubah kecepatan dan arah, (7) kemampuan melakukan

gerakan lengan dan tangan yang terampil, terkendali, (8) kemapuan

memperagakan secara terampil dan terkontrol terutama yang melibatkan

jari-jari tangan, (9) kemampuan memperagakan posisi lengan dan tangan

yang tepat, (10) kemampuan yang membidik suatu obyek yang kecil, dan

(11) kemampuan menggerakkan pergelangan dan jari dengan cepat.

Sedangkan kemampuan penguasaan fisik meliputi (1) tenaga atau

daya maksimum yang digunakan untuk obyek eksternal, (2) daya tahan

otot untuk kegiatan berulang-ulang, (3) kemampuan untuk memobilisasi

energi secara efektif untuk menggerakkan otot secara maksimum, (4)

kemampuan melentukkan tubuh, dan (5) kemampuan mengkoordinasikan

tubuh dalam bergerak.

b. Macam-macam Gerak Motorik

Terdapat berbagai macam gerak motorik menurut bentuk gerakan dan

kemampuan penguasaan fisik. Menurut perkembangan usia anak gerak

motorik dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1991: 150), gerakan motorik dalam

perkembangannya dikelompokkan dalam :

1) Gerakan kasar (usia 4-5 tahun), melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan dalam berjalan, berlari, melompat, berenang.

2) Gerakan halus (usia 5 tahun), kelompok otot yang kecil, digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan menggunakan alat. Jika tidak ada gangguan fisik atau mental, usia 6 tahun anak siap untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam bermain.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Zulkifli L (1992:26) mengelompokkan gerak motorik ke dalam tiga

bagian, yaitu :

1) Gerakan Instinktif

Instink adalah kemampuan bertindak tepat, tidak mempergunakan

pikiran, diperoleh dari alam sejak dilahirkan. Gerakan instink disebabkan

oleh dorongan dari dalam diri untuk memuaskan dorongan itu.

2) Gerakan Refleks

Gerakan refleks disebabkan oleh dorongan yang datang dari luar

berbentuk perangsang. Reaksi-reaksi itu digolongkan menjadi 2 :

a) Reaksi yang bersifat positif, yaitu gerakan yang dilakukan untuk

menyatakan rasa puas.

b) Reaksi yang bersifat negatif, yaitu gerakan yang dilakukan untuk

menolak perangsang yang tidak menyenangkan.

3) Gerakan Spontan

Pada gerakan spontan, dorongan atau perangsangnya datang dari

dalam diri sendiri. Mulanya dirasakan sebagai tidak bertujuan.

Pada bagian lain, Zulkifli L (1992:136), menggolongkan motorik ke

dalam tiga golongan, yaitu:

1) Motorik Statis

Yaitu gerakan tubuh sebagai upaya untuk memperoleh

keseimbangan, misalnya keserasian gerakan tangan dan kaki pada waktu

kita sedang berjalan.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Motorik Ketangkasan

Yaitu gerakan untuk melaksanakan tindakan yang berwujud

ketangkasan dan keterampilan.

3) Motorik Penguasaan

Yaitu gerakan untuk mengendalikan otot-otot roman muka dan

sebagainya.

c. Proses Belajar Motorik

Beberapa macam proses belajar motorik muncul dalam beberapa tulisan

dalam rangka membedakan tipe belajar motorik itu. Beberapa macam proses

belajar motorik akan dipaparkan sebagai berikut :

Sama halnya dengan belajar keterampilan motorik, di dalamnya terlibat suatu proses yang menyumbangkan kepada perubahan dalam perilaku motorik sebagai hasil dari berlatih. Karena itu, fokus dari belajar motorik ialah perubahan yang terjadi dalam organisme yang memungkinkan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan sebelum berlatih. (Rusli Lutan, 1998:103).

Gerak motorik atau kemampuan motorik adalah kemampuan yang

berhubungan dengan persepsi motorik dan penguasaan fisik.

Ada beberapa ciri gerakan motorik yang diungkap oleh Zulkifli L (1992:

25), yaitu :

1) Uhrraum (0-6 bulan)Dalam usaha menguasai ruangan ini mulut menjadi alat yang utama untuk menyelidiki segala sesuatu. Raum dalam bahasa Jerman berarti ruang. Suatu benda yang ditemukan, ia dibawa ke mulut untuk diperiksa keadaannya. Hal seperti ini dapat membahayakan bagi keselamatan dirinya.

2) NahraumNah artinya dekat. Ruangan yang dapat dikuasainya masih dekat, meliputi setengah meter dari letak kepalanya. Ia bergerak berbentuk setengah lingkaran dengan kepala sebagai titik pusatnya. Benda-benda yang dapat dicapainya cenderung untuk diraba-raba, untuk mengenal sifat-sifatnya.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Karena masih jauh dari ruangan yang termasuk dalam pengamatannya, maka bertambahlah pengalamannya.

3) FernraumFern artinya jauh. Ruangan yang dapat dikuasainya semakin jauh. Hal ini mendorongnya untuk belajar merangkak, kemudian menatah dengan bantuan orang lain. Bila perkembangan anak mencapai tingkat fenraumini, maka sangat diperlukan bimbingan ataupun penguasaan yang lebih ketat lagi.

Ada beberapa cara yang digunakan oleh anak dalam mempelajari

motorik.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1991:158) ada tiga cara anak belajar

motorik, yaitu:

1) Belajar Coba dan Ralat (Trial and Error)Tidak adanya bimbingan dan model untuk ditiru menyebabkan anak melakukan tindakan yang berbeda secara acak. Cara tersebut biasanya menghasilkan ketrampilan di bawah kemampuan anak.

2) MeniruBelajar dengan meniru atau mengamati suatu model (orang tua atau anak tertua) lebih cepat ketimbang belajar dengan coba dan ralat, tetapi dibatasi oleh kesalahan yang terdapat dalam model tersebut. Sebagai contoh, anak tidak dapat belajar berenang dengan baik kalau yang ditirunya adalah perenang yang jelek. Bahkan anak tersebut tidak mungkin menjadi pengamat yang efisien meskipun modelnya baik.

3) PelatihanBelajar dengan bimbingan dan supervisi pada waktu model memperlihatkan ketrampilan dan memperhatikan bahwa anak menirunya sangat penting dalam tahap awal belajar. Gerakan yang salah dan kebiasaan jelek yang sudah tertanam akan sukar ditiadakan.

Menurut Rusli Lutan (1998:103) perubahan perilaku motorik berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Hal ini perlu dipertegas untuk membedakan perubahan yang terjadi karena faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor-faktor tersebut juga menyebabkan perubahan perilaku (seperti anak yang lebih tua lebih terampil melakukan suatu keterampilan yang baru dari pada anak yang lebih muda), meskipun dapat disimpulkan perubahan itu karena belajar. Sama halnya dengan persoalan tersebut, peningkatan kekuatan, daya tahan, atau keterampilan fisik lainnya dapat menyebabkan peningkatan keterampilan seseorang dalam suatu cabang olah raga (misalnya, sepak bola), sehingga dapat dibuat kesimpulan yang salah bahwa perubahan itu karena belajar.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gangguan

perkembangan ketrampilan motorik sering diperlihatkan dalam bentuk kurang

adanya koordinasi dalam aktivitas motorik, kesulitan dalam koordinasi motorik

halus, kurang dalam penghayatan tubuh, kekurangan pemahaman dalam

hubungan kekurangan atau arah dan bingung lateralis.

4. Menulis Permulaan

a. Pengertian Menulis Permulaan

Menulis merupakan salah satu tantangan yang berat bagi anak luar

biasa yang mengalami kesulitan. Padahal dalam kehidupan serba maju ini

kemampuan menulis mempunyai peran yang besar. Ada beberapa

pendapat tentang menulis yaitu sebagai berikut :

Menurut Fawzia Aswin Hadis (1996:124) pengertian menulis permulaan keterampilan gerakan halus yang paling utama adalah kemampuan memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk menulis kelak. Pada awalnya anak memegang pensil dengan cara menggenggam seluruh pensil dan digunakan hanya untuk mencoret-coret.Pada saat ini anak tidak lagi menggunakan lengan dan bahunya untuk ikut melakukan gerakan menulis atau menggambar melainkan lebih banyak bertumpu pada gerakan jari. Pada akhir masa kanak-kanak (6 tahun), ia telah belajar bagaimana menggunakan jari jemari dan pergelangan tangannya untuk menggerakkan ujung pensil.

Kegiatan menulis merupakan penyampaian pesan melalui simbol

bunyi yang berbentuk grafis. Menurut Sunardi dalam Munawir (2005:

178), menulis sebenarnya meliputi tiga aspek, yaitu menulis dengan tangan

(handwriting), mengeja (spelling), dan mengarang. Sedangkan kesulitan

menulis berarti anak yang mengalami kesulitan menulis dalam salah satu

atau lebih handwriting, mengeja, atau menarang. Seperti diketahui di

kelas-kelas permulaan SD (I-III), kesulitan yang banyak dialami oleh

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anak-anak adalah dalam menulis dan mengeja. Kurikulum Bahasa

Indonesia 1994 juga menekankan pengembangan kemampuan menulis

(menuangkan gagasan dan pikiran) harus diajarkan atau dilatihkan sejak

dini. Misalnya, mendeskripsikan benda dan binatang secara tertulis,

menuliskan suatu peristiwa secara sederhana, menulis surat sederhana

untuk teman, sebagaimana tertuang di dalam Kurikulum/ GBPP Bahasa

Indonesia 1994.

Untuk dapat menulis dengan baik, beberapa jenis ketrampilan

diperlukan, antara lain kemampuan mengorganisasikan pendapat,

mengingat, membuat konsep, dan mekanik (tata tulis). Menulis merupakan

tantangan yang berat bagi anak luar biasa yang mungkin sudah mengalami

kesulitan dalam bahasa lisan, rasa rendah diri, motivasi belajar kurang, dan

kurangnya dorongan dari luar untuk maju. Padahal, dalam kehidupan yang

serba maju ini, kemampuan menulis mempunyai peran yang semakin

besar. Hampir setiap segi kehidupan memerlukan kemampuan menulis.

Keterampilan minim yang harus dikuasai setiap orang antara lain menulis

nama, identitas diri, mengisi berbagai formulir seperti lamaran pekerjaan,

laporan pajak, permintaan KTP, permintaan SIM, dan data tentang

kesehatan.

b. Pengajaran Menulis bagi Anak Tunagrahita Ringan

Pembelajaran menulis bagi anak tunagrahita (hambatan mental) lebih

ditekankan untuk menopang kemandirian di kehidupan dewasa, sehingga

mampu berkomunikasi dengan masyarakat. Menurut Munawir (2005:179),

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengajaran menulis mencakup menulis, mengeja, dan mengarang. Di

samping itu, ada aspek yang merupakan dasar, yaitu kesiapan menulis.

Penekanan pada salah satu aspek sangat bergantung pada tingkat

kemampuan anak. Pada kelas-kelas permulaan, pengajaran menulis

dipusatkan pada menulis dan mengeja huruf atau kata-kata yang

mempunyai frekuensi penggunaan tinggi seperti nama, alamat, dan

kosakata sehari-hari. Pada tingkat yang lebih lanjut, pengajaran menulis

dialihkan pada kemampuan mengkomunikasikan pendapat dalam bentuk

mengarang.

Pada setiap aspek menulis, ada beberapa kompetensi yang perlu

dikembangkan sehingga harus dimasukkan dalam kurikulum.

Menurut Sunardi (Munawir, 2005:179), perangkat kompetensi pada

kelas permulaan adalah sebagai berikut :

1) Keterampilan pra menulisYang termasuk keterampilan pra menulis adalah sebagai berikut:a) Meraih, meraba, memegang dan melepaskan benda,b) Mencari perbedaan dan persamaan berbagai benda, bentuk, warna,

bangun, posisi,c) Menentukan arah kiri, kanan, atas, depan, belakang.

2) Keterampilan menulis dengan tangan (handwriting)Yang termasuk keterampilan menulis dengan tangan adalah sebagai berikut :a) Memegang alat tulis,b) Menggerakkan alat tulis ke atas dan ke bawah,c) Menggerakkan alat tulis ke kanan dan ke kiri,d) Menggerakkan alat tulis melingkar,e) Menyalin huruf,f) Menyalin namanya sendiri dengan huruf balok,g) Menulis namanya sendiri dengan huruf balok,h) Menyalin kata dan kalimat dengan huruf balok, i) Menyalin huruf balok dari jarak jauh,j) Menyalin huruf, kata, dan kalimat dengan tulisan bersambung,k) Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Kebersihan dan kerapihan tulisanTulisan kotor dan tidak rapi menunjukkan bahwa penulisnya (anak) mengalami kesulitan menulis. Pada waktu mengadakan asesmen kesulitan menulis anak dapat dibiasakan mengevaluasi diri sendiri. Anak diberi satu model tulisan sehingga dapat melihat kesalahannya sendiri dengan cara membandingkan tulisannya dengan model yang ada. Dengan evaluasi diri anak segera dapat memperbaiki tulisannya.

Pada waktu mengadakan asesmen, beberapa jenis tugas dapat

diberikan kepada anak. Setiap jenis tugas diberi waktu satu menit. Ada

beberapa pendapat tentang jenis tugas ini.

Menurut Mumpuniarti (2007:109) menyarankan agar tugas yang

diberikan kepada anak diurutkan berdasarkan proses perkembangan

ketrampilan menulis, yaitu menelusuri huruf kecil balok, menelusuri

huruf besar balok, menyalin huruf balok, menelusuri huruf kecil

bersambung, menelusuri huruf besar bersambung, menyalin huruf

bersambung.

c. Kesulitan Menulis bagi Anak Tunagrahita Ringan

Anak tunagrahita ringan memiliki perbedaan perkembangan mental

dengan anak seusianya. Dengan perbedaan perkembangan mental ini, anak

tunagrahita mengalami kesulitan dalam kegiatan kesehariannya, termasuk

belajar menulis.

Ada beberapa jenis kesulitan menulis. Adapun jenis kesulitan

menulis sebagai berikut :

Menurut Munawir (2005:181), ada beberapa jenis kesulitan yang

dialami oleh anak tunagrahita ringan, yaitu:

a) Terlalu lambat dalam menulis,b) Salah arah pada penulisan huruf dan angka

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Misalnya, menulis huruf n dimulai dari ujung bawah kaki kanan huruf, naik lengkung ke kanan, ke bawah, baru kembali naik.

c) Terlalu miring,d) Jarak antara huruf tidak konsisten,e) Tulisan kotor,f) Tidak tepat dalam mengikuti garis horisontal,g) Bentuk huruf atau angka tidak terbaca,h) Teknan pensil tidak tepat (terlalu tebal atau terlalu tipis),i) Ukuran tulisan terlalu besar atau terlalu kecil,j) Bentuk terbalik (seperti bercermin)

Beberapa jenis kesalahan bentuk huruf atau angka yang sering

ditemukan pada kelas rendah antara lain lingkaran kurang tertutup pada

huruf seperti a, b, g, d, dua garis terlalu melekat pada huruf e, sehingga

seperti c.

Kesulitan menulis yang dialami anak dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, misalnya gangguan motorik, gangguan emosi, gangguan

persepsi visual, atau gangguan ingatan. Gangguan gerak halus dapat

mengganggu ketrampilan menulis. Misalnya seorang anak mungkin

mengerti ejaan suatu kata, tetapi ia tidak dapat berakibat pada penguasaan

bidang studi akademik laik. Sebagian guru akan langsung menarik

kesimpulan bahwa anak tidak mampu menulis, padahal ketidakampuannya

disebabkan oleh faktor motorik. Kesulitan juga dapat merupakan akibat

dari pengajaran guru yang kurang baik atau motivasi anak yang rendah.

d. Metode Pengajaran Menulis

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting

dalam berkomunikasi dengan orang lain. Agar keterampilan menulis dapat

dikuasai dengan baik oleh anak, maka diperlukan metode pengajaran

menulis.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Multi sensori

Menurut Munawir (2005:189), dengan pendekatan multi sensori anak melihat (cara menulis), mendengar (penjelasan cara menulis), dan menelusuri contoh huruf. Tahap pengajaran metode multi sensori dapat dijelaskan sebagai berikut :a) Guru menunjukkan huruf yang akan ditulis,b) Guru menyebutkan nama huruf sambil memperagakan, guru

menjelaskan cara menulisnya, misalnya ”Kita mulai dari tengah garis membuat garis melengkung ke kiri sampai garis bawah. Kemudian mulai dari atas kita buat garis ke kanan, sampai kira-kira ujung garis lengkung, kita tarik lurus ke bawah, dengan ekor sedikit ke kanan. Kita sudah membuat huruf a”,

c) Anak menelusuri huruf sambil mengucapkan keras-keras gerakan tangan seperti yang telah dilakukan oleh guru,

d) Anak menelusuri huruf dengan pensil,e) Anak menyalin huruf di kertasnya.

2) Model berangsur

Contoh huruf disajikan dengan tulisan sangat tebal, anak

menelusurinya dengan jari. Secara berangsur, ketebalan huruf

dikurangi, anak menelusurinya lagi, kemudian menyalinnya di

kertasnya. Pengurangan ketebalan contoh huruf secara berangsur ini

dapat berupa huruf dengan tulisan tipis, huruf dengan garis terputus,

dan huruf dengan titik pada sudut-sudutnya saja.

Kegiatan semacam ini jangan terlalu lama, tetapi harus segera

dialihkan ke kata bermakna dengan prosedur yang sama. Hal ini untuk

mencegah rasa bosan dan sikap negatif terhadap pengajaran menulis.

Pada kegiatan menyalin, sebaiknya anak juga diberi contoh tulisan

pada selembar kertas dengan ukuran yang sama dengan kertas tulis

anak.

Pada pengajaran menulis huruf balok, huruf yang terdiri atas

garis-garis lurus vertikal atau horisontal (E, F, H, I, L) harus diajarkan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih dahulu, karena lebih mudah. Huruf yang menggunakan

gabungan antara garis lurus dan garis lengkung (b, f, h , p) umumnya

lebih sukar sehingga harus diajarkan berikutnya dengan lebih banyak

bimbingan. Berdasarkan hasil pengamatan, kesalahan yang paling

banyak dijumpai dalam penulisan huruf balok antara lain sebagai

berikut :

a) Ukuran huruf tidak tepat, terutama pada huruf-huruf berkaki seperti

p, q, y, g,j,

b) Posisi huruf terbalik, baik atas bawah maupun kiri kanan, yaitu

pada huruf N, d, q, dan y,

c) Ada bagian huruf yang ditambahkan, misalnya huruf q, C, k, m, y.

d) Proporsi bagian huruf tidak tepat, misalnya pada huruf k, R, M, dan

m,

e) Ada bagian huruf yang tidak tampak (hilang), misalnya pada huruf

m, U, I,

f) Bentuk huruf keliru sama sekali, yaitu pada huruf j, G, J.

Untuk membimbing anak-anak ini, salah satu kunci utama

sebenarnya ialah dari mana anak harus mulai pada waktu menulis.

Jika awal menulis sudah salah, bentuk huruf tidak akan benar.

Kesulitan yang juga sering dialami anak adalah menjaga agar tulisan

tetap lurus pada garis, dengan kemiringan yang sama, dan jarak yang

sama pula. Jika ada anak yang mengalami kesulitan serupa, untuk

beberapa saat anak dapat diminta untuk menulis pada kertas strimin

(bergaris tegak vertikal dan horisontal).

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi seabagai masalah

yang penting. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dengan

bagan sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian tersebut telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

”Pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik halus dapat meningkatkan

kemampuan menulis permulaan anak tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri

Kroya tahun pelajaran 2011/2012”.

Kondisi Awal Pembelajaran menulis permulaan siswa kelas I tunagrahita ringan SDLB Negeri Kroya belum menggunakan latihan motorik halus.

Kemampuan menulis permulaan siswa kelas I tunagrahita ringan masih rendah.

Kondisi Akhir

Pembelajaran menulis permulaan anak tunagrahita ringan kelas I SDLB NegeriKroya dengan menggunakan pembelajaran yang disertai latihan motorik halus.

Tindakan

Kemampuan menulis permulaan siswa kelas I tunagrahita ringan meningkat.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Luar Biasa

(SDLB) Negeri Kroya, yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman Kroya,

kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Alasan menetapkan

SDLB Negeri Kroya sebagai tempat penelitian adalah :

a. Pada SDLB Negeri Kroya terdapat siswa penyandang tunagrahita ringan

yang berada pada kelas I pada tahun pelajaran 2011/ 2012, yaitu berjumlah

3 (tiga) siswa.

b. Penulis bekerja sebagai staf pengajar di SDLB Negeri Kroya, sehingga

lebih memudahkan interaksi dengan subyek penelitian (anak penyandang

tunagrahita ringan di SDLB Negeri Kroya).

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester 2 tahun pelajaran

2011/ 2012, yaitu antara bulan Februari hingga April 2012. Penelitian ini

berlangsung dalam 2 siklus, yaitu :

a. Siklus I : Hari Senin 20 Februari dan Rabu 22 Februari 2012.

b. Siklus II : Hari Senin 27 Februari dan Rabu 29 Februari 2012.

25

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDLB Negeri Kroya tahun

pelajaran 2011/ 2012 penyandang tunagrahita ringan yang berjumlah 3 (tiga)

orang, dengan rincian 2 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki. Adapun daftar

siswa tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Daftar Siswa Tunagrahita Ringan Kelas I SDLB Negeri Kroya Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Nama Siswa L/P Tempat, Tanggal Lahir Alamat

1 MK P Cilacap, 08-08-2004 Jl. Betet RT 03/08 Bajingkulon Kroya

2 SN P Cilacap, 18-06-2004 RT 03/01 Karangturi Kroya3 FF L Temanggung, 09-12-2004 RT 01/01 Karangmangu

Kroya

C. Data dan Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah

data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data hasil pembelajaran

yang berupa kemampuan awal menulis permulaan dan nilai tes siklus I dan siklus

II. Sedangkan data kualitatif adalah berupa proses pembelajaran dan rekaman

aktivitas siswa dalam mengikuti latihan motorik halus.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan masing-masing jenis data pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya

terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, dan ditulis

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sengaja untuk menyimpan dan meneruskan keterangan mengenai peristiwa

tersebut (Winarno Surachmad, 1978:125). Metode dokumentasi dalam

penelitian digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan menulis

permulaan awal (sebelum siklus 1), sebagai data awal.

Langkah-langkah pengambilan data tersebut adalah mengambil data

dari buku daftar nilai siswa kelas I SDLB Negeri Kroya khususnya mata

pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis permulaan. Selanjutnya data

tersebut dicatat dan digunakan sebagai data awal (sebelum siklus 1).

2. Tes Unjuk Kerja

Tes adalah salah satu bentuk dari kegiatan evaluasi. Menurut Amin

Dalen (Daryanto, 2005:35) tes adalah suatu prosedur yang sistematis dan

objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan. Dalam

pembelajaran, tes digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya pelajaran

tertentu pada murid atau kelompok murid.

Menurut Daryanto (2005:100), untuk menentukan jenis tes yang akan

digunakan, tergantung pada ranah ketrampilan yang akan diukur. Untuk ranah

kognitif, jenis tes yang mungkin adalah tes formatif, tes sumatif, dan tes

diagnostic. Untuk ranah afektif, jenis tes yang mungkin adalah wawancara,

kuesioner, dan angket. Untuk ranah psikomotor, jenis tes yang mungkin

adalah tes unjuk kerja dan obeservasi (pengamatan).

Tes unjuk kerja adalah tes yang digunakan untuk mengumpulkan data

keterampilan seseorang. Ketrampilan yang diukur adalah kemampuan

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menulis permulaan. Data yang terkumpul berupa data kuantitatif, yaitu skor

kemampuan menulis permulaan.

Tes unjuk kerja dalam penelitian ini mencakup 2 aspek, yaitu (1)

keterampilan proses dan (2) psikomotor. Adapun format penilaian dari 2

aspek tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Format Penilaian Kinerja/ Proses

No.Nama Siswa

Rincian Tugas Kinerja Penilaian oleh Guru

Menebalkan garis lurus dan lengkung

Membuat garis lurus dan lengkung

Menebalkan huruf dan kata

Bisa Belum

1 MK2 SN3 FF

Keterangan :1. Bila sudah bisa diberi tanda 2. Bila belum bisa diberi tanda x

Tabel 3. Format Penilaian Psikomotor

No.Nama Siswa

Rincian Tugas Kinerja

JumlahMenjiplak berbagai huruf

Menulis huruf dengan atau tanpa bantuan guru

Menulis kata sederhana dengan bantuan gambar

1 MK2 SN3 FF

Keterangan :1. Bila sudah bisa diberi tanda 2. Bila belum bisa diberi tanda x

3. Pedoman Observasi

Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik evaluasi yang

digunakan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara sistematis (Daryanto, 2005:33). Jenis obeservasi yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah observasi sistematik, yaitu observasi di mana faktor yang

diamati sudah dicatat secara sistematis dalam suatu pedoman observasi

(Daryanto, 2005:34). Dalam observasi jenis ini, pengamat berada di luar

kelompok yang diamati.

Observasi yang disusun penulis digunakan untuk mengumpulkan data

kualitatif yang berupa aktivitas siswa dalam mengikuti latihan motorik halus.

Aktivitas siswa yang diamati meliputi aspek perilaku berkarakter dan aspek

ketrampilan sosial. Format observasi kedua aspek tersebut adalah sebagai

berikut :

Tabel 4. Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

No.Nama Siswa

Rincian Tugas KinerjaPenilaian oleh

Guru

Jujur DisiplinBertanggung Jawab

Kerjasama Bisa Belum

1 MK2 SN3 FF

Keterangan :1. Bila sudah bisa diberi tanda 2. Bila belum bisa diberi tanda x

Tabel 5. Format Pengamatan Keterampilan Sosial

No. Nama SiswaSosial Komunikasi MenulisBisa Belum Bisa Belum Bisa Belum

1 MK2 SN3 FF

Keterangan :1. Bila sudah bisa diberi tanda 2. Bila belum bisa diberi tanda x

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif

komparatif, yaitu dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti

membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus.

Sedangkan data kualitatif akan diolah dalam bentuk paparan narasi yang

menggambarkan kualitas pembelajaran dan aktivitas siswa. Hasil analisis tersebut

akan dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap

berikutnya sesuai siklus yang ada.

F. Teknik Validitas Data

Suatu butir tes dikatakan valid apabila hasilnya sesuai dengan kriteria,

dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterianya

(Suharsimi Arikunto, 2010:211). Menurut Sugiyono (2011:270), salah satu

metode untuk menguji validitas instrument dalam penelitian kualitatif adalah

metode triangulasi. Lebih lanjut, Sugiyono (2011:273) menyatakan bahwa metode

triangulasi dalam pengujian validitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian ada

tiga macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan

data, dan tirangulasi waktu. Dalam penelitian ini, jenis triangulasi yang digunakan

adalah triangulasi teknik pengumpulan data, yaitu tes unjuk kerja, observasi, dan

dokumentasi, dengan bagan seperti gambar 2 berikut ini :

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2. Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

G. Indikator Kinerja

Indikator yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap

materi ajar adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan.

Dengan kriteria siswa telah dinyatakan tuntas belajar adalah telah mencapai

tingkat penguasaan materi pelajaran mencapai 50 (KKM).

Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan

pembelajaran adalah proses perbaikan pembelajaran (peningkatan pemahaman

siswa) dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui proses pengkajian berdaur, yang

terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan (plan), melaksanakan tindakan

(acting), mengawasi (observing), dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi

rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil.

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini

digambarkan dengan bagan sebagaimana disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart,

yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2010:132), sebagai berikut :

Tes Unjuk Kerja

Observasi

Dokumentasi

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3. Bagan Daur Penelitian Tindakan Kelas

Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, kemungkinan perbaikan yang

diinginkan sudah berhasil. Dalam hal ini daur perbaikan penelitian tindakan kelas

dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir. Namun biasanya

akan muncul masalah atau kerisauan baru. Masalah ini akan kembali dipecahkan

melalui penelitian tindakan kelas, secara lebih rinci dapat dilihat pada table 6.

sebagai berikut :

Perencanaan

Perlakuan & Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Perlakuan & Pengamatan

Refleksi

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Siklus 1

1. Persiapana. Identifikasi Masalah

b. Perencanaan

1) Masalah kemampuan belajar menulis permulaan rendah.

1) Menyusun RPP mengacu pada SK dan KD.2) Menentukan perlakuan yang relevan.3) Membuat instrumen penilaian.

2. Pelaksanaan Menerapkan latihan motorik halus sesuai skenario perencanaan

3. Pengamatan Melakukan observasi dengan format yang ada.4. Refleksi 1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah

dilakukan.2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil

evaluasi.3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil

evaluasi untuk digunakan siklus berikutnya.

Siklus 2

5. Perencanaan dan penyempurnaan tindakan

Atas dasar siklus 1, dilaksanakan penyempurnaan perencanaan, baik pada RPP, penentuan media dan instrumen penilaian.

6. Pelaksanaan tindakan Menerapkan latihan motorik halus sesuai skenario perencanaan

7. Pengamatan Pengumpulan data-data dari tindakan siklus 2.8. Refleksi Evaluasi tindakan.

Kesimpulan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Materi pelajaran menulis permulaan di SDLB Negeri Kroya diberikan

kepada siswa kelas I sejak awal semester I tahun pelajaran 2011/ 2012. Akan

tetapi, pada pengamatan kemampuan menulis permulaan pada akhir semester I

jika dilihat dari KKM yang ditetapkan di sekolah yaitu 50, dari 3 (tiga) siswa,

hanya 1 (satu) siswa yang sudah dapat menyalin huruf, itupun dengan bantuan

guru, sedangkan 2 (dua) siswa lainnya baru dapat menebalkan huruf. Dari data

tersebut jelas adanya 2 (dua) siswa yang masih kesulitan dalam mengikuti materi

pelajaran menulis permulaan, sehingga perlu upaya peningkatan kemampuan

menulis permulaan.

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik halus dapat

meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunagrahita ringan kelas

I SDLB Negeri Kroya tahun pelajaran 2011/ 2012.

Penelitian ini dilakukan di SDLB Negeri Kroya dengan mengambil

populasi siswa kelas I SDLB Negeri Kroya, sedangkan sampel dalam penelitian

ini adalah siswa kelas I yang mengalami kesulitan dalam kemampuan menulis

permulaan.

Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

mengidentifikasi kemampuan menulis permulaan pada siswa tunagrahita ringan

SDLB Negeri Kroya melalui metode dokumentasi, diperoleh hasil kemampuan

menulis permulaan semester I tahun pelajaran 2011/ 2012.

34

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan SDLB

Negeri Kroya tahun pelajaran 2011/ 2012 sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil Kemampuan Menulis Permulaan

NoHasil Belajar Siswa dari

Indikator

Hasil Belajar Siswa

MK SN FF

1 Menebalkan huruf 45 43 43

2 Menulis huruf 44 41 44

3 Menulis kata 43 42 42

Jumlah 132 126 129

Rata-rata 44 42 43

Tabel 8. Hasil Kemampuan Rata-rata Menulis Permulaan

No Nama Siswa Nilai

1 MK 44

2 SN 42

3 FF 43

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus I

a. Persiapan dan Perencanaan

Bekerjasama dengan tim penelitian dan melalui persetujuan dari

Kepala Sekolah SDLB Negeri Kroya ditentukan waktu pelaksanaan

tindakan sebagai berikut :

Tabel 9. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/ Tanggal Keterangan

1 Senin, 16 April 2012 Tindakan dan pengamatan

2 Senin, 23 April 2012 Tindakan dan pengamatan

3 Senin, 30 April 2012 Refleksi

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jadwal di atas sejalan dengan kemampuan menulis permulaan siswa

khususnya bagi siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya

Semester II tahun pelajaran 2012/ 2012.

Selain itu penulis juga mempersiapkan : (1) Silabus, (2) RPP, (3)

Media yang relevan, (4) Instrumen Penilaian untuk bagian ini dapat dilihat

pada keterangan prosedur penelitian pada Bab III.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Pertama (ke I)

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal di kelas diawali dengan mengucapkan salam,

berdoa, mengisi hari, tanggal, tahun, dan presensi pada buku absen.

Kegiatan selanjutnya adalah memulai latihan motorik halus,

yaitu meremas tangan. "Ayo anak-anak, kita lakukan gerakan

meremas tangan ke atas! Setelah itu ke samping kanan! Setelah itu

ke samping kiri! Setelah itu ke depan!" Guru mengajak siswa untuk

melakukan gerakan meremas tangan ke atas, samping, dan depan.

Kegiatan selanjutnya, guru menempelkan alat peraga berupa

gambar garis lurus di papan tulis. Guru bertanya, "Ini gambar apa

anak-anak?" "Gambar garis, bu guru" jawab siswa.

"Garis apa anak-anak?" guru kembali bertanya.

"Garis lurus, bu guru" jawab Falid.

"Ya, betul sekali, Falid..." jawab guru.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan selanjutnya, guru memberi contoh menulis di udara

membuat garis lurus, dan siswa diminta mengikuti gerakan guru.

"Ayo anak-anak kita lakukan gerakan menulis di udara!".

Selanjutnya guru memasang alat peraga berupa gambar garis

miring, dan memberi contoh menulis di udara membuat garis miring.

Siswa mengikuti gerakan guru menulis di udara membuat garis

miring.

Selanjutnya guru memasang alat peraga yang berupa garis

lengkung, dan memberi contoh menulis di udara membuat garis

lengkung. Siswa mengikuti gerakan guru menulis di udara membuat

garis lengkung. Guru membimbing siswa yang masih melakukan

gerakan salah.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, siswa lebih diarahkan untuk menulis di

kertas, tidak lagi di udara. Guru bertanya, "Siapa yang sudah bisa

menulis huruf?"

"Saya, bu..." jawab Falid sambil mengacungkan jari, sementara

Meri dan Silvi diam saja.

"Meri sudah bisa menulis huruf?" tanya guru. Meri diam saja

sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Silvi sudah bisa?" tanya guru.

"Belum, bu guru." jawab Silvi.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru mengajak siswa untuk bersama-sama belajar menulis

huruf. Sebelum menulis huruf, guru mengajak siswa untuk membuat

garis lurus dan garis lengkung. Guru menyuruh siswa untuk

memperhatikan cara membuat garis lurus dan garis lengkung. Siswa

mengamati cara membuat garis lurus dan lengkung.

Kemudian guru membagikan lembar kerja berupa garis lurus

dan lengkung yang putus-putus,dan siswa diminta untuk menebalkan

garis-garis itu. Guru membimbing siswa yang masih kesulitan untuk

menebalkan garis lurus dan lengkung.

Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi kartu huruf yang

berupa huruf-huruf tertentu dengan garis putus-putus. Guru memberi

contoh cara menebalkan huruf-huruf tersebut. Selanjutnya guru

meminta siswa untuk menebalkan huruf-huruf tersebut. Setelah

siswa dapat menebalkan huruf siswa diberi tugas untuk menulis

huruf sesuai dengan contoh yang telah disiapkan oleh guru.

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru memberi hadiah kepada siswa yang

dalam menebalkan huruf i, b, o, serta huruf-huruf dengan baik. Guru

juga membagikan lembar kerja kepada siswa untuk berlatih

menebalkan menulis huruf di rumah.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pertemuan Kedua (ke II)

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal di kelas diawali dengan mengucapkan salam,

berdoa, mengisi hari, tanggal, tahun, dan presensi pada buku absen.

Kegiatan selanjutnya adalah memulai latihan motorik halus,

yaitu meremas tangan. "Anak-anak, kalian masih ingat latihan yang

kita lakukan minggu lalu?" Anak-anak menggeleng. Kemudian

guru membuka ingatan siswa tentang latihan motorik yang sudah

dilakukan sebelumnya, dan mengajak siswa untuk melakukannya

lagi.

"Ayo anak-anak, kita lakukan lagi gerakan meremas tangan

ke atas, kali ini dengan lebih baik! Setelah itu ke samping kanan!

Setelah itu ke samping kiri! Setelah itu ke depan!" Guru mengajak

siswa untuk melakukan gerakan meremas tangan ke atas, samping,

dan depan. Guru membimbing dengan cermat siswa yang belum

melakukannya dengan baik.

Gambar 4. Huruf dan Kata

Kegiatan selanjutnya, guru menempelkan alat peraga berupa

gambar huruf di papan tulis. Guru bertanya, "Anak-anak, masih

ingat gambar ini? Ini gambar apa anak-anak?"

"Gambar huruf, bu guru" jawab siswa.

i b oi b ma a a

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

"Huruf apa anak-anak?" guru kembali bertanya.

"Huruf b, bu guru" jawab Silvi dan Falid.

Ya, betul sekali, Silvi, Falid..." jawab guru.

Kegiatan selanjutnya, guru memberi contoh menulis di udara

membuat huruf b, dan siswa diminta mengikuti gerakan guru.

"Ayo anak-anak kita lakukan gerakan menulis di udara!". Guru

membimbing dengan cermat siswa yang belum melakukannya

dengan baik.

Selanjutnya guru memasang alat peraga berupa gambar bola,

dan memberi contoh menulis di udara kata bola. Siswa mengikuti

gerakan guru menulis di udara membuat kata bola. Guru

membimbing dengan cermat siswa yang belum melakukannya

dengan baik.

Selanjutnya guru memasang alat peraga yang berupa gambar

baju, dan memberi contoh menulis di udara baju. Siswa mengikuti

gerakan guru menulis di udara membuat baju. Guru membimbing

siswa yang masih melakukan gerakan salah.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, siswa lebih diarahkan untuk menulis di

kertas, tidak lagi di udara. Guru bertanya, "Siapa yang sudah bisa

menulis kata?"

"Saya, bu..." jawab Meri dan Falid sambil mengaeungkan

jari, sementara Silvi diam saja.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

"Silvi sudah bisa menulis kata?" tanya guru. Silvi diam saja

sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Silvi sudah bisa?" tanya guru lagi.

"Belum, bu guru." jawab Silvi.

Guru mengajak siswa untuk bersama-sama belajar menulis

kata. Sebelum menulis kata, guru mengajak siswa untuk membuat

huruf i, b, m, a. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan cara

membuat kata. Siswa mengamati cara membuat kata. Guru

membimbing dengan cermat siswa yang belum melakukannya

dengan baik.

Kemudian guru membagikan lembar kerja berupa kata dan

siswa diminta untuk menebalkan kata itu. Guru membimbing siswa

yang masih kesulitan untuk menebalkan kata.

Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi kartu kata yang

ada gambarnya. Guru memberi contoh cara menebalkan kata-kata

tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menebalkan kata-

kata tersebut. Guru membimbing dengan cermat siswa yang belum

melakukannya dengan baik. Selanjutnya siswa diberi lembar kerja

berupa kata serta gambar dan siswa disuruh menulis di bawahnya.

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru memberi hadiah kepada siswa

yang dalam menulis huruf dan kata, serta huruf-huruf dengan baik.

Guru juga membagikan lembar kerja kepada siswa untuk berlatih

menebalkan kata dan menulis kata di rumah.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berikut nilai kemampuan menulis permulaan mereka seperti

tabel di bawah ini :

Tabel 10. Nilai Kemampuan Rata-rata Siklus I.

No Nama Siswa Pratindakan Siklus I

1 MK 44 49

2 SN 42 46

3 FF 43 47

Berdasarkan tabel Hasil Kemampuan Rata-rata Siklus I dapat

dibuat histogram sebagai berikut :

0

10

20

30

40

50

MK SN FF 0

Pratindakan

Siklus I

Gambar 5. Histogram Kemampuan Menulis Permulaan Siklus I

c. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat proses

pelaksanaan tindakan untuk mengetahui kinerja guru dalam proses

pembelajaran. Penilaian dilakukan menggunakan lembar observasi yang

telah disiapkan kinerja guru pada waktu pembelajaran. Pengamatan

terhadap hasil pembelajaran siswa dilakukan oleh penulis sebagai

pengamat penyerta melalui instrumen penilaian yang disiapkan penulis

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu instrumen kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan

kelas I SDLB Negeri Kroya.

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus I adalah

sebagai berikut :

Tabel 11. Hasil Pengamatan Siklus I.

No.Nama Siswa

Rincian Tugas Kinerja

Menebalkanberbagai huruf

Menulis huruf dengan atau

tanpa bantuan guru

Menulis kata sederhana dengan bantuan gambar

1 MK 50 48 492 SN 46 46 463 FF 48 46 47

Berdasarkan tabel hasil pengamatan siklus I dapat dibuat histogram

sebagai berikut :

0

10

20

30

40

50

MK SN FF

Menebalkan berbagai huruf

Menulis huruf dengan atautanpa bantuan guru

Menulis kata sederhana denganbantuan gambar

Gambar 6. Histogram Hasil Pengamatan Kemampuan Menulis Permulaan

Siklus I

Dari tabel tersebut nampak bahwa dari 3 siswa, baru 1 siswa yang

sudah bisa menebalkan berbagai huruf, menulis huruf dengan atau tanpa

bantuan guru, dan menulis kata dengan bantuan gambar dengan baik,

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

itupun dengan bantuan guru. Sedangkan 2 siswa belum bisa melakukan

dengan baik, dan masih perlu bimbingan lebih lanjut.

d. Refleksi

Dua kali tatap muka pembelajaran kemudian diadakan refleksi

bersama kepala sekolah. Hasil refleksi menyatakan bahwa pembelajaran

menulis permulaan dengan metode latihan motorik halus pada siswa

tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya belum berhasil dengan

baik, dan masih perlu dilanjutkan dengan siklus II.

Kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I

SDLB Negeri Kroya pada siklus I dapat kita ketahui hasil kemampuan

menulis permulaan mereka. Ada hasil kemampuan menulis permulaan

yang meningkat jika dibandingkan dengan hasil kemampuan menulis

permulaan sebelum menggunakan latihan motorik halus walaupun hasil

prestasi belum mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan.

Berdasarkan tabel Hasil Kemampuan Rata-rata Siklus I dapat

diketahui adanya peningkatan nilai menulis permulaan siswa tunagrahita

ringan kelas I SDLB Negeri Kroya. Adapun peningkatan tersebut adalah

MK dari 44 menjadi 49, SN dari nilai 42 menjadi 46, FF dari 43 menjadi

47. Seluruh siswa mengalami peningkatan namun nilai tersebut belum

mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 50.

Berdasarkan tabel nilai rata-rata di atas, terlihat adanya

peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan

kelas I SDLB Negeri Kroya.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil refleksi yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan latihan

motorik halus dalam kegiatan pembelajaran kemampuan menulis

permulaan. Siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya dilihat

kemampuan menulis permulaan rata-rata menunjukkan peningkatan.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan rata-rata

kemampuan menulis permulaan yang dimiliki masing-masing siswa.

Selain peningkatan kemampuan menulis permulaan secara rata-

rata, penulis juga mendapat adanya gambaran peningkatan kemampuan

menulis permulaan dari tiap-tiap indikator yang telah ditetapkan dalam

pembelajaran menulis permulaan.

Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan menulis permulaan siswa

tunagrahita ringan kelas I sudah mengalami peningkatan walaupun masih

perlu adanya perbaikan lebih lanjut.

Melalui refleksi itu dituntut beberapa kelemahan dan kekurangan yang

ditemukan, kekurangan atau kelemahan itu antara lain :

1) Masih terdapat siswa yang tidak memusatkan perhatiannya ketika

kegiatan pembelajaran berlangsung.

2) Ada siswa yang masih membuang waktu percuma dalam pelajaran.

3) Masih ada siswa yang belum termotivasi untuk ikut terlibat secara aktif

dalam pembelajaran.

Berdasarkan masalah tersebut di atas merupakan faktor penghambat

dalam penelitian ini, sehingga ada beberapa hal yang perlu disempurnakan.

Beberapa hal yang perlu disempurnakan adalah sebagai berikut :

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Menggunakan media yang bervariasi dan menarik yang sesuai dengan

kondisi siswa.

2) Memaksimalkan penggunaan latihan motorik halus untuk meningkatkan

kemampuan menulis permulaan bagi siswa tunagrahita kelas I SDLB

Negeri Kroya.

2. Siklus II

a. Perencanaan dan Penyempurnaan Tindakan

Rencana tindakan yang telah direvisi dan dimodifikasi berdasarkan

refleksi pada tindakan I dilakukan pada tindakan putaran II. Kegiatan

pembelajaran dengan latihan motorik halus pada putaran II ini pada

dasarnya sama dengan tindakan pada putaran I hanya saja pada tindakan

putaran II ini memaksimalkan penggunaan latihan motorik halus,

penggunaan media yang berupa kartu huruf dan/ kartu kata yang disertai

gambar.

Peneliti atau penulis menyiapkan media yang akan digunakan

dalam pembelajaran putaran kedua.

Media yang disiapkan berupa :

1) Kartu huruf.

2) Kartu kata dengan gambar.

3) RPP yang digunakan masih sesuai dengan RPP pada siklus II,

perbedaan dalam pelaksanaan KBM.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Pertama

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal di kelas dimulai dengan mengucapkan salam,

berdo’a, mengisi hari, tanggal, tahun, dan presensi pada buku

absen. Setelah presensi dilakukan, guru mengajak siswa untuk

melakukan gerakan latihan motorik halus.

“Ayo anak-anak, kita lakukan gerakan meremas tangan ke atas!

Setelah itu rentangkan tangan! Setelah itu ke depan!” selanjutnya

guru membagi selembar kertas kepada masing-masing siswa.

“Ayo anak-anak kita ulangi lagi gerakan meremas dengan

menggunakan kertas!”

Kegiatan selanjutnya, guru memberi contoh menulis di udara

membuat garis lurus, dan siswa diminta mengikuti gerakan guru.

"Ayo anak-anak kita lakukan gerakan menulis di udara!".

Selanjutnya guru memasang alat peraga berupa gambar garis

miring, dan memberi contoh menulis di udara membuat garis

miring. Siswa mengikuti gerakan guru menulis di udara membuat

garis miring.

Selanjutnya guru memasang alat peraga yang berupa garis

lengkung, dan memberi contoh menulis di udara membuat garis

lengkung. Siswa mengikuti gerakan guru menulis di udara

membuat garis lengkung. Guru membimbing siswa yang masih

melakukan gerakan salah.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, siswa lebih diarahkan untuk menulis di

papan tulis dan di kertas, tidak lagi di udara. Guru bertanya, "Siapa

yang sudah bisa menulis huruf?". Anak-anak diam. Ayo anak-anak

kita menulis huruf. Guru memberi contoh menulis huruf di papan

tulis, siswa memperhatikan. Tiap anak diberi kesempatan untuk

menulis huruf di papan tulis dengan melihat contoh yang sudah

disiapkan oleh guru, Meri melakukan dengan baik (tepat), Silvi

(cukup), Falid (cukup).

Kegiatan selanjutnya guru menunjukkan kartu huruf dan

memberi kesempatan pada siswa untuk berlomba, bagi siswa yang

dapat menulis huruf dengan baik akan diberi hadiah pensil warna.

Pada kegiatan di atas Meri berhasil melakukan dengan baik

dan mendapatkan hadiah pensil warna.

c) Kegiatan Akhir

Siswa mengerjakan tugas menulis huruf di kertas yang telah

disediakan oleh guru.

2) Pertemuan Kedua

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal di kelas dimulai dengan mengucapkan salam,

berdo’a, mengisi hari, tanggal, tahun, dan presensi pada buku

absen.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan selanjutnya adalah memulai latihan motorik halus,

guru mengajak siswa untuk melakukan gerakan yang sudah

dilakukan sebelumnya.

"Ayo anak-anak kita lakukan gerakan meremas tangan ke atas,

ke samping, dan ke depan!".

Kegiatan selanjutnya, guru menempelkan alat peraga berupa

kartu huruf di papan tulis, guru bertanya, "Anak-anak, masih ingat

huruf apa ini?".

"Huruf b, bu guru", jawab siswa.

Ayo anak-anak kita belajar lagi menulis kata.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, siswa diarahkan untuk menulis kata. Guru

memasang alat peraga berupa kartu kata yang disertai dengan

gambar. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan cara menulis

kata di papan tulis, siswa mengamati cara menulis kata. Satu

persatu siswa menulis kata di papan tulis. Guru membimbing

siswa dengan cermat siswa yang belum melakukan dengan baik.

Selanjutnya siswa diberi lembar kerja untuk menulis kata.

c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, guru memberi hadiah kepada siswa yang

dapat menulis kata dengan baik. Guru membagikan lembar kerja

kepada siswa untuk berlatih menulis kata di rumah.

Berikut nilai kemampuan menulis permulaan mereka seperti

tabel di bawah ini :

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 12. Nilai Kemampuan Rata-rata Siklus II.

No Nama Siswa Siklus II1 MK 652 SN 613 FF 63

Berdasarkan tabel nilai kemampuan rata-rata siklus II dapat

dibuat histogram sebagai berikut :

0

10

20

30

40

50

60

70

MK SN FF 0

Siklus II

Gambar 7. Histogram Kemampuan Menulis Permulaan Siklus II

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus kedua ini juga dilaksanakan pada waktu

pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh penulis sendiri

dalam bentuk merekam perjalanan kegiatan pembelajaran. Instrumen

penilaian dan instrumen pengamatan digunakan sama seperti yang

digunakan pada siklus pertama. Melalui instrumen-instrumen tersebut

diharapkan pembelajaran menulis permulaan untuk siswa tunagrahita

ringan kelas I SDLB Negeri Kroya dengan menggunakan latihan motorik

halus dapat direkam secara menyeluruh.

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus II adalah

sebagai berikut :

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 13. Hasil Pengamatan Siklus II.

No.Nama Siswa

Rincian Tugas KinerjaMenebalkan

berbagai huruf

Menulis huruf dengan atau tanpa

bantuan guru

Menulis kata sederhana dengan bantuan gambar

1 MK 65 65 652 SN 62 60 613 FF 62 63 64

Berdasarkan tabel hasil pengamatan siklus II dapat dibuat

histogram sebagai berikut :

0

10

20

30

40

50

60

70

MK SN FF

Menebalkanberbagai huruf

Menulis hurufdengan atau tanpabantuan guruMenulis katasederhana denganbantuan gambar

Gambar 8. Histogram Hasil Pengamatan Siklus II

Dari tabel tersebut nampak bahwa dari 3 siswa sudah bisa

menebalkan berbagai huruf, menulis huruf dengan atau tanpa bantuan

guru, dan menulis kata dengan bantuan gambar dengan baik.

d. Refleksi

Berdasarkan pengamatan di atas, peneliti melakukan refleksi

bersama kepala sekolah. Hasil refleksi mengutamakan bahwa

pembelajaran menulis permulaan dengan disertai latihan motorik halus

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada siswa kelas I tunagrahita ringan SDLB Negeri Kroya berhasil dengan

baik, dan tidak perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

Kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I

SDLB Negeri Kroya pada siklus II ini menunjukkan hasil yang

memuaskan, siswa telah dapat melampaui kriteria ketuntasan yang

ditetapkan.

Berdasarkan tabel tersebut diketahui adanya peningkatan nilai

menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya.

Adapun peningkatan tersebut adalah nilai MK menjadi 65, nilai SN

menjadi 61, nilai FF menjadi 63. Seluruh siswa mengalami peningkatan

dan sudah mencapai KKM yang ditetapkan.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB

Negeri Kroya pada siklus I dengan menggunakan motorik halus menunjukkan

peningkatan walaupun belum mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan.

Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan

menulis permulaan yang memuaskan peningkatan tersebut baik peningkatan dari

rata-rata kelas maupun dari rata-rata masing-masing siswa. Adapun perbandingan

hasil tindakan antar siklus kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita

ringan kelas I SDLB Negeri Kroya adalah sebagai berikut :

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 14. Hasil Tindakan Siklus I dan II.

No Nama Siswa PratindakanSesudah Tindakan Kriteria

Ketuntasan Siklus I Siklus II1 MK 44 49 65 502 SN 42 46 61 503 FF 43 47 63 50

Jumlah 129 142 189 150Rata-rata 43 47,3 63 50

Berdasarkan tabel hasil tindakan siklus I dan II dapat dibuat histogram

sebagai berikut :

0

10

20

30

40

50

60

70

MK SN FF

PratindakanSiklus ISiklus II

Gambar 9. Histogram Hasil Tindakan Siklus I dan Siklus II

Peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa tunagrahita ringan

kelas I SDLB Negeri Kroya sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan siklus I

bisa diuraikan sebagai berikut, untuk nilai rata-rata kelas ada peningkatan sebesar

47,3. Sedangkan peningkatan restasi untuk rata-rata masing-masing siswa adalah :

Meri mengalami peningkatan sebesar 49, Silvi 46, dan Falid 47.

Dari data di atas dapat dibaca peningkatan kemampuan menulis permulaan

sebagai berikut : untuk rata-rata kelas ada peningkatan sebesar 63 sedangkan

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk peningkatan dari masing-masing siswa adalah Meri menunjukkan

peningkatan sebesar 65, Silvi 61, dan Falid 63. Dapat dilihat dari hasil penelitian

tersebut hasil kemampuan menulis permulaan sudah mencapai KKM yang

ditetapkan yaitu 50.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Anak tunagrahita ringan memiliki perbedaan perkembangan mental dengan

anak seusianya. Dengan perbedaan perkembangan mental ini, anak tunagrahita

mengalami kesulitan dalam kegiatan kesehariannya, termasuk belajar menulis.

Ada beberapa jenis kesulitan menulis. Adapun jenis kesulitan menulis

sebagai berikut :

Menurut Munawir (2005:181), ada beberapa jenis kesulitan yang dialami oleh anak tunagrahita ringan, yaitu: a) Terlalu lambat dalam menulis, b) Salah arah pada penulisan huruf dan angka. Misalnya, menulis huruf n dimulai dari ujung bawah kaki kanan huruf, naik lengkung ke kanan, ke bawah, baru kembali naik, c)Terlalu miring, d) Jarak antara huruf tidak konsisten, e) Tulisan kotor, f) Tidak tepat dalam mengikuti garis horisontal, g) Bentuk huruf atau angka tidak terbaca,h) Tekanan pensil tidak tepat (terlalu tebal atau terlalu tipis), i) Ukuran tulisan terlalu besar atau terlalu kecil, j) Bentuk terbalik (seperti bercermin).

Kesulitan menulis yang dialami anak dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, misalnya gangguan motorik, gangguan emosi, gangguan persepsi visual,

atau gangguan ingatan. Gangguan gerak halus dapat mengganggu keterampilan

menulis. Hal ini dapat berakibat pada pengawasan bidang studi akademik lain.

Sebagian guru akan langsung menarik kesimpulan bahwa anak tidak mampu

menulis, padahal ketidakmampuannya disebabkan oleh faktor motorik. Kesulitan

menulis juga dapat merupakan akibat pengajaran guru yang kurang baik atau

motivasi anak yang rendah.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita

mengalami kesulitan dalam menulis terutama menulis permulaan. Hal ini

disebabkan karena gangguan motorik anak tunagrahita. Oleh karena itu perlu

diterapkan pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik halus. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran menulis permulaan siswa

kelas I tunagrahita ringan SDLB Negeri Kroya sebelum menggunakan latihan

motorik halus rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Maksimal. Selanjutnya

pembelajaran menulis permulaan siswa tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri

Kroya dengan menggunakan pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik

halus mengalami peningkatan.

Dari hasil penelitian yang telah penulis sajikan dapat diambil beberapa

intisari sebagai pembahasan penelitian yaitu :

1. Pada Siklus I

Adanya peningkatan kemampuan menulis permulaan siswa

tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya diambil dari rata-rata kelas

sebesar 47,3 (sesudah menggunakan latihan motorik halus, walaupun

peningkatan itu belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan

yaitu nilai sebesar 50). Hal ini terjadi karena belum memaksimalkan

penggunaan latihan motorik halus. Selain itu masih diperlukannya media

pembelajaran yang relevan agar pembelajaran akan lebih bermakna.

2. Pada Siklus II

Peningkatan kemampuan menulis permulaan yang cukup memuaskan

baik dari pencapaian rata-rata tiap siswa ataupun peningkatan kemampuan

menulis permulaan dari rata-rata kelas. Pencapaian rata-rata kelas sebesar 63,

tiap-tiap siswa telah mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa melalui pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik

halus dapat meningkatkan kemampuan belajar menulis permulaan bagi siswa

tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya semester II tahun pelajaran 2011/

2012.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diketahui

bahwa latihan motorik halus dapat meningkatkan kemampuan menulis

permulaan siswa tunagrahita ringan. Dengan demikian hasil penelitian ini

disarankan dapat menjadi salah satu rujukan bagi pengembangan penelitian

berikutnya untuk mengatasi masalah kemampuan menulis permulaan bagi

anak tunagrahita ringan. Penggunaan latihan motorik halus memudahkan

anak dalam melakukan gerakan menulis, mengingat bahwa masalah yang

dialami anak tunagrahita adalah sulit dalam menulis permulaan.

2. Implikasi Praktis

Dengan terbuktinya hipotesis penelitian yang penulis laksanakan, maka

hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan menulis permulaan anak tunagrahita ringan. Sehingga tujuan

56

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...meningkatnya hasil tes dari sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Peningkatan itu semakin terlihat setelah pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang diinginkan dapat tercapai yaitu kemampuan menulis permulaan dapat

meningkat dengan adanya pembelajaran yang disertai latihan motorik halus.

C. Saran

Keberhasilan penggunaan latihan motorik halus dalam kegiatan

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan bagi siswa

tunagrahita ringan kelas I SDLB Negeri Kroya dapat dijadikan dasar bagi penulis

untuk memberikan saran kepada :

1. Kepala Sekolah

Perlu diadakan sosialisasi tentang peningkatan kemampuan menulis

permulaan dalam pembelajaran yang disertai dengan latihan motorik halus ini

pada guru-guru untuk meningkatkan profesional guru dalam mengajar dengan

mengundang pakar/ narasumber yang sesuai.

2. Siswa

Siswa tunagrahita ringan SDLB Negeri Kroya hendaknya selalu

melakukan latihan motorik halus sebelum kegiatan belajar menulis.