perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/analisis...koperasi unit desa (kud) pandan wangi kecamatan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA
DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA
KOPERASI UNIT DESA (KUD) PANDAN WANGI KECAMATAN
KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2006-2010
SKRIPSI
Oleh:
SUTINI
NIM K 7404029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
April 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sutini
Nim : K7404029
Jurusan/Prodi : P. IPS/ BKK Tata Niaga
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN
MODAL KERJA DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS
EKONOMI PADA KOPERASI UNIT DESA (KUD) PANDAN WANGI
KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN
2006- ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, April 2012
Yang membuat pernyataan
Sutini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA
DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA
KOPERASI UNIT DESA (KUD) PANDAN WANGI KECAMATAN
KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2006-2010
Oleh:
SUTINI
NIM K 7404029
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
April 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Sutini. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI UNIT DESA (KUD) PANDAN WANGI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006-2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur penggunaan modal kerja pada
efisien atau belum dilihat dari : (1) rasio aktivitas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan, (2) rasio likuiditas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan, (3) rasio solvabilitas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan, dan (4) rasio rentabilitas ekonomi bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis kuantitatif (dokumenter). Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi (teknik dokumenter untuk memperoleh informasi umum atau sejarah KUD, untuk memperoleh data personalia dan struktur organisasi KUD, dan untuk mendapatkan data berupa laporan keuangan, neraca, dan laporan rugi laba tahun buku 2006-2010) dan obervasi (aktivitas kerja pengurus dan karyawan dalam koperasi yang bersangkutan, dan kondisi fisik koperasi). Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis data dengan alat pengukur rasio finansial secara time series analysis yang dilakukan dengan jalan membandingkan rasio finansial koperasi dari suatu periode ke periode lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan berdasarkan analisis rasio : (1) aktivitas menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja pada KUD Pandan Wangi belum efisien dilihat dari rasio aktivitas ( perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja) bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan. Tingkat perputaran piutang dari tahun 2006-2010 adalah 0,17x, 0,14x, 0,21x, 0,22x, dan 0,19x dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio <5 kali berada pada kriteria tidak efisien. Tingkat perputaran persediaan dari tahun 2006-2010 adalah 10,66x, 5,39x, 10,00x, 5,50x, dan 3,80x dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio 5 kali-1 kali berada pada kriteria kurang efisien. Tingkat perputaran modal kerja dari tahun 2006-2010 adalah 0,64x, 0,53x, 0,79x, 0,75x, dan 0,60x dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio 1 kali-0 kali berada pada kriteria kurang efisien, (2) likuiditas menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja pada KUD Pandan Wangi belum efisien dilihat dari rasio likuiditas (current rasio dan cash ratio) bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan. Current ratio dari tahun 2006-2010 adalah 134,43%, 136,13%, 136,90%, 142,95%, dan 143,93%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio 125%-149% berada pada kriteria kurang efisien. Quick ratio dari tahun 2006-2010 adalah 132,51%, 133,84%, 134,66%, 136,65%, dan 141,01% dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio 125%-149% berada pada kriteria efisien, (3) solvabilitas menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja pada KUD Pandan Wangi belum efisien dilihat dari rasio solvabilitas ( total debt to equity ratio dan total debt to total capital asset ) bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan. Total debt to equity ratio dari tahun 2006-2010 adalah 142%, 141,48%, 139,10%, 137,87%, dan 135,89% dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio 131%-150% berada pada kriteria efisien. Total debt to total capital asset dari tahun 2006-2010 adalah 58,43%, 58,26%, 57,89%, 57,66%, dan 57,39% dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio <110% berada pada kriteria tidak efisien, (4) rentabilitas ekonomi menunjukkan bahwa rasio rentabilitas ekonomi belum digunakan secara efisien dalam menghasilkan laba pada KUD Pandan Wangi bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan. Rasio rentabilitas ekonomi dari tahun 2006-2010 adalah 0,33%, 0,16%, 0,38%, 0,50%, dan 0,38% dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio <1% berada pada kriteria tidak efisien.
Kata Kunci: Koperasi, Finansial, Aktivitas, Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas Ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
ABSTRACT Sutini. An Analysis on the Efficiency of Work Capital Use in the attempt of improving economic sustainability in Pandan Wangi Village Unit Cooperatives (KUD) of Karangpandan Sub-district of Karanganyar Regency in 2006-2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, April 2012.
The objective of research is to measure whether or not the use of work capital
in Pandan Wangi Village Unit Cooperatives (KUD) of Karangpandan Sub-district of Karanganyar Regency has been efficient viewed from: (1) activity ratio compared with the predetermined measurement standard, (2) liquidity ratio compared with the predetermined measurement standard, (3) solvability compared with the predetermined measurement standard, and (4) sustainability ratio compared with the predetermined measurement standard.
This research employed a descriptive method with quantitative (documentary) analysis. Technique of collecting data used were documentation (documentary technique to obtain general information or the history of KUD, to obtain the
constituting, financial statement, balance, and profit-loss report in 2006-2010 book
concerned cooperative, and physical condition of cooperatives). The analysis used in this research was the financial ratio measurement instrument with time series analysis
Based on the result of research, it could be concluded that from ratio analysis:
(1) the use of work capital in KUD Pandan Wangi had not been efficient viewed from the activity ratio (receivables circulation, supply circulation, and work capital circulation) compared with the predetermined measurement standard. The receivables circulation level from 2006 to 2010 was 0.17x, 0.14x, 0.21x, 0.22x, and 0.19x, with the predetermined measurement standard in ratio interval of < 5 in inefficient criteria. The supply circulation level from 2006 to 2010 was 10.66x, 5.39x, 10.00x, 5.50x, and 3.80x, with the predetermined measurement standard in ratio interval of 5:1 in less efficient criteria. The work capital circulation level from 2006 to 2010 was 0.64x, 0.53x, 0.79x, 0.75x, and 0.60x, with the predetermined measurement standard in ratio interval of 1: 0 in less efficient criteria. (2) The use of work capital in KUD Pandan Wangi had not been efficient viewed from the liquidity ratio (current ratio and cash ratio) compared with the predetermined measurement standard. The current ratio from 2006-2010 was 134.43%, 136.13%, 136.90%, 142.95% and 143.93% with the predetermined measurement standard in ratio interval of 125%: 149% in less efficient criteria. The Quick ratio from 2006-2010 was 132.51%, 133.84%, 134.66%, 136.65% and 141.01% with the predetermined measurement standard in ratio interval of 125%: 149% in efficient criteria. (3) The use of work capital in KUD Pandan Wangi had not been efficient viewed from the solvability ratio (total debt to equity ratio and total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
debt to total capital asset ratio) compared with the predetermined measurement standard. The total debt to equity ratio from 2006-2010 was 142%, 141.48%, 139.10%, 137.87% and 135.89% with the predetermined measurement standard in ratio interval of 131%: 150% in efficient criteria. The total debt to total capital asset ratio from 2006-2010 was 58.43%, 58.26%, 57.89%, 57.66% and 57.39% with the predetermined measurement standard in ratio interval of <110% in inefficient criteria. (4) Viewed from the economic sustainability, the economic sustainability ratio had not been used efficiently in generating profit in KUD Pandan Wangi compared with the predetermined measurement standard. The economic sustainability ratio from 2006-2010 was 0.33%, 0.16%, 0.38%, 0.50, and 0.38% with the predetermined measurement standard in ratio interval of <1% in inefficient criteria.
Keyword: Cooperative, Financial Performance, Activity, Liquidity, Solvency, Rentability Economic.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
MOTTO
Keberanian bukan berarti tanpa ketakutan, tetapi keberanian adalah kesadaran
(Penulis)
sangat tajam. Oleh karena itu tutupilah kekurangsempurnaan pekertimu dengan
kemurahan hatimu, dan perang
(Mutiara Nahjul Balaghoh, Mizan, 1989)
(Napoleon Hill)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada ALLAH SWT.
Karya ini kupersembahkan untuk:
Ibu dan Bapak Tercinta, atas kasih sayang, doa,
dan semua pengorbanan yang diberikan
untukku.
Suamiku dan kakakku tercinta yang selalu
memberiku semangat.
Teman-teman Pendidikan Tata Niaga 2004
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
Analisis
Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Dalam Usaha Meningkatkan Rentabilitas
Ekonomi Pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan Wangi Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-
untuk memenuhi sebagian Persyaratan dalam rangka memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Atas terselesainya penulisan skipsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
Surat Keputusan Penyusunan Skipsi dan memberikan ijin riset.
2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah menyetujui permohonan penulisan skripsi ini.
3. Dra. Sri Wahyuni, M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga, yang telah memberikan ijin penulisan
skripsi ini.
4. Dra. Harini, M. Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Aniek Hindrayani, SE, M. Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan sehingga dapat memperlancar penyusunan skripsi ini.
6. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Tata Niaga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat
menunjang dalam penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
7. Soewarso selaku sekretaris Koperasi Unit Desa Pandan Wangi Kecamatan
Karangpandan, yang telah memberikan ijin kepada peneliti dan membantu dalam
pengumpulan data serta memberikan informasi dalam penyusunan skripsi.
8. Tumino selaku manajer Koperasi Unit Desa Pandan wangi Kecamatan
Karangpandan, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
9. Seluruh staf dan karyawan Koperasi Unit Desa Pandan Wangi.
10. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pembaca yang budiman.
Surakarta, Februari 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
HALAMAN PERNYATAAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
HALAMAN PENGAJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
HALAMAN PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
HALAMAN ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
HALAMAN MOTTO. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x
HALAMAN PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xv
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvi
DAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvii
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xviii
BAB I. PENDAHULUAN . 1
A. Latar Belakang Masalah .. 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian . 7
F. Manfaat Penelitian 7
BAB II.LANDASAN TEORI . 9
A. Tinjauan Pustaka 9
1. Tinjauan Tentang Koperasi 9
2. Tinjauan Tentang Laporan Keuangan .. 15
3. Tinjauan Tentang Modal Kerja 18
4. Tinjauan Tentang Analisis Rasio Keuangan 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
B. Penelitian yang Relevan .. 41
C. Kerangka Berpikir .. 42
D. Hipotesis . 46
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .. 47
A. Tempat dan Waktu Penelitian 47
B. Metode Penelitian . 47
C. Populasi dan Sampel . 49
D. Teknik Pengumpulan
Data . 50
E. Teknik Analisis Data . 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN . 55
A. Deskripsi Hasil
Penelitian 55
B. Pengujian Hipotesis . 69
C. Pembahasan Hasil Penelitian .. 70
BAB V. PENUTUP . 83
A. Kesimpulan . 83
B. Implikasi .. 84
C. Saran .. . 84
DAFTAR PUSTAKA 86
LAMPIRAN .. 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja .. . . . . . . 39
2. Perhitungan Perputaran dan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang 56
3. Perhitungan Perputaran dan Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan 56
4. Perhitungan Modal Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
5. Perhitungan Perputaran Modal Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 58
6. Perhitungan Rasio Lancar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59
7. Perhitungan Rasio Cepat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60
8. Perhitungan Total Debt to Equity Ratio . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
9. Perhitungan Total Debt to Total Capital Asset Ratio . . . . . . . . . . . . 62
10. Perhitungan Rasio Rentabilitas Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 63
11. Analisis Perputaran dan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang . 64
12. Analisis Perputaran dan Periode Rata-rata Persediaan . . . . . . . . . . 65
13. Analisis Perputaran Modal Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
14. Analisis Rasio Lancar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
15. Analisis Rasio Cepat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
16. Analisis Total Debt to Equity Ratio . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
17. Analisis Total Debt to Total Capital Asset Ratio. . . . . . . . . . . . . . . . 68
18. Analisis Rasio Rentabilitas Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1.
Skema Kerangka Berpikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Sejarah Berdirinya Koperasi KUD Pandan Wangi Karangpandan. . . . . 88
2. Gambar Stuktur Organisasi KUD Karangpandan . . . . . . . . . . . . . . . . . 90
3. Data Pengelola dan Data Karyawan W . . . . . . . . . 93
4. Tabel Perkembangan Anggota Koperasi Unit Desa KUD . . . . . . . . . . . 94
5. Tabel Perkembangan Jumlah Simpanan Anggota Koperasi. . . . . . . . . . 95
6. Bidang Usaha KUD Pandan Wangi Karangpandan.. . . . . . . . . . . . . . . 95
7. Laporan Neraca KUD Pandan Wangi Tahun 2006. . . . . . . . . . . . . . . . 96
8. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha KUD Pandan Wangi 2006.. . . . 97
9. Laporan Neraca KUD Pandan Wangi Tahun 2007. . . . . . . . . . . . . . . . . 98
10. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha KUD Pandan Wangi 2007. . . . 99
11. Laporan Neraca KUD Pandan Wangi Karangpandan Tahun 2008.. . . 100
12. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha KUD Pandan Wangi 2008. . . 101
13. Laporan Neraca KUD Pandan Wangi Karangpandan Tahun 2009.. . . 102
14. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha KUD Pandan Wangi 2009. . . 103
15. Laporan Neraca KUD Pandan Wangi Karangpandan Tahun 2010.. . . . 104
16. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha KUD Pandan Wangi 2010. . . . 105
17. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 106
18. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi. . . . . . 107
19. Surat Permohonan Izin Observasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 108
20. Surat Permohonan Izin Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . 109
21. Surat Keterangan Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 110
22. Surat Izin dari Kesbangpollinmas. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 111
23. Surat Izin dari Bappeda. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang
mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan
hukum. Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari usaha
pembangunan nasional secara keseluruhan. Koperasi harus di bangun untuk
menciptakan usaha dan pelayanan dalam menciptakan azas kekeluargaan. Usaha
koperasi adalah usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi, karena di dalam
demokrasi ekonomi terdapat unsur unsur usaha koperasi. Pengertian koperasi secara
umum adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak di bidang perekonomian,
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi atas dasar persamaan hak
dan kewajiban melakukan suatu usaha di bidang ekonomi. Koperasi mempunyai
tujuan yang berorientasi pada kebutuhan para anggotanya.
Seiring dengan tuntutan dunia usaha yang semakin kompleks, koperasi
harus mampu bangkit dan sejajar dengan BUMN dan BUMS. Koperasi akan mampu
untuk bersaing dalam dunia usaha, jika koperasi dapat meningkatkan efektifitas dan
efisien dalam mengelola usahanya dan koperasi harus mampu menilai kinerja
keuangannya melalui laporan keuangan. Laporan keuangan suatu koperasi merupakan
interpretasi kondisi keuangan suatu koperasi selama periode tertentu , sehingga fungsi
laporan keuangan memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan.
Menurut Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002: 77), modal koperasi terdiri
dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri berasal dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah sedangkan modal pinjaman berasal dari
anggota, koperasi lainnya dan / atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan
lainnya, penerbitan obligasi, surat utang lainnya dan sumber lain yang sah. Elemen
modal kerja menurut Baswir (2000: 173) adalah semua aktiva lancar. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah seluruh aktiva yang diharapkan dapat
kembali menjadi bentuk asalnya dalam waktu satu tahun / satu siklus kegiatan normal
usaha. Dengan demikian yang diperhitungkan sebagai modal kerja biasanya adalah
kas, piutang, dan persediaan.
Modal ini sangat dibutuhkan didalam proses produksi yang perlu
penanganan secara professional dalam pengelolaannya. Penggunaan modal aktif
disebut modal kerja (Working capital), modal ini sangat erat kaitannya dengan
pembelanjaan operasi sehari-hari koperasi seperti untuk persekot pembelian barang,
membayar honor petugas, meningkatkan omzet penjualan, untuk membayar semua
kewajiban koperasi tepat pada waktunya, untuk memiliki persediaan barang dalam
jumlah yang cukup dan sebagainya. Uang atau dana yang telah dikeluarkan itu
nantinya akan masuk kembali ke koperasi lagi dalam jangka pendek dengan melalui
hasil penjualan barang/jasa dan bunga dari usaha penjualan secara kredit, kemudian
uang tersebut digunakan lagi untuk membiayai operasi sehari-hari, begitulah
perputaran modal tersebut dari periode ke periode.
Pengelolaan modal kerja perusahaan/koperasi dituntut untuk selalu
mempertahankan jumlah modal kerja yang menguntungkan, agar perusahaan/koperasi
dapat beroperasi secara berkesinambungan. Pengelolaan modal kerja sangat penting
karena secara umum modal kerja dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas
perusahaan/koperasi dan juga dapat digunakan dalam pengelolaan penyusunan
perencanaan. Hal ini menunjukkkan bahwa pengelolaan modal kerja yang baik akan
berpengaruh pada keberhasilan perusahaan/koperasi secara keseluruhan.
Modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan/koperasi agar dapat
beroperasi dengan ekonomis dan efisien. Sekaligus perusahaan/koperasi tidak
mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena
adanya krisis atau kekacauan keuangan. Modal kerja yang berlebih menunjukkan
adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan/koperasi, karena adanya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan
telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidakcukupan modal kerja merupakan sebab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
utama kegagalan suatu perusahaan/koperasi. Keuntungan/laba yang besar belumlah
merupakan ukuran bahwa perusahaan/koperasi itu telah bekerja secara efisien. Efisien
baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan
atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung
rentabilitasnya.
Kabupaten Karanganyar adalah badan usaha yang berbadan hukum. Unit usaha
-macam (multipurpose) yaitu unit warung serba ada
(waserda), usaha jasa simpan pinjam, usaha penggilingan padi, dan unit usaha
pembayaran rekening lisrik. Dalam menjalankan kegiatan koperasi tidak terlepas dari
adanya modal kerja. Setiap bidang usaha yang dijalankan dapat memberikan
kontribusi berupa sisa hasil usaha yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pelayanan koperasi terhadap anggotanya. Hal tersebut dapat terwujud salah satunya
dengan penggunaan modal kerja yang efektif sehingga akan menghasilkan sisa hasil
usaha yang lebih maksimal.
Pengurus dalam menjalankan kegiatan usaha koperasi perlu memperhatikan
dan menjaga kondisi keuangan koperasi dengan baik. Pengelolaan keuangan yang
baik akan sangat menentukan keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya.
Kondisi kesehatan suatu koperasi dari aspek keuangan ini dapat diketahui dengan
melakukan analisis terhadap laporan keuangan koperasi untuk mengetahui efisiensi
penggunaan dana koperasi. Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai
efisiensi suatu koperasi adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat
diketahui tingkat aktivitas, tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, dan tingkat
rentabilitas koperasi. Tingkat aktivitas untuk menilai kemampuan koperasi dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dengan mengetahui tingkat likuiditas suatu
perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya, tingkat likuiditas ini
sangat berguna bagi kreditur yang memberikan kredit jangka pendek. Tingkat
solvabilitas untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya, tingkat solvabilitas ini sangat
berguna khususnya bagi kreditur baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Tingkat rentabilitas untuk mengetahui kemampuan koperasi dengan menghasilkan
laba dengan modal yang dimilikinya, hal ini sangat penting untuk mengetahui
efisiensi suatu koperasi. Dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas suatu koperasi, maka akan dapat diketahui keadaan koperasi yanga
bersangkutan, apakah koperasi tersebut sudah efisien atau belum efisien. Setelah
diketahui efisien atau tidaknya suatu koperasi, maka akan dapat diperkirakan tentang
kelangsungan hidup koperasi yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memilih judul:
MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI UNIT
DESA (KUD) PANDAN WANGI KECAMATAN KARANGPANDAN
KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006-2010
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah yang ada di Koperasi Unit Desa Pandan Wangi sebagai
berikut:
1. Modal mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjalankan usaha
koperasi namun masih ada koperasi yang belum memaksimalkan penanganannya
secara profesional dalam pengelolaan keuangannya.
2. Modal kerja harus digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka
meningkatkan pendapatan/penghasilan tetapi masih ada koperasi yang belum dapat
menggunakan modalnya secara produktif.
3. Modal kerja harus dimanfaatkan secara tepat, cermat, dan dalam mengalokasikan
dana berdasarkan perencanaan yang tepat, akan tetapi ada koperasi yang belum
memanfaatkan modalnya dengan tepat dan belum tepat sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4. Keadaan keuangan KUD Pandan Wangi belum pernah dianalisis dengan
menggunakan analisis rasio maka tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas
ekonomi dan keadaan keuangan koperasi tidak dapat diketahui dan juga tidak
diketahui apakah kenaikan modal koperasi tersebut menguntungkan atau tidak.
Apabila kebijakan keuangan koperasi tidak menguntungkan maka akan diambil
kebijakan oleh pengurus koperasi.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini terarah dan tidak
menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka perlu adanya pembatasan masalah.
Kejelasan arah permasalahan merupakan salah satu hal untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam menguraikan masalah sekaligus dapat memberikan kajian
yang lebih mendalam terhadap permasalahan. Penulis membatasi ruang lingkup
masalah hanya mengenai analisis ratio laporan keuangan KUD Pandan Wangi tahun
buku 2006-2010 dan menitikberatkan pada penganalisaan laporan keuangan atas
pengelolaan koperasi, khususnya tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tiap
periode akuntansi dengan asumsi tiap tahun 365 hari. Sehubungan dengan banyaknya
teknik penganalisaan laporan keuangan maka penulis menganalisa laporan keuangan
dengan menggunakan:
1. Rasio aktivitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan,
penagihan piutang, maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki. Rasio ini terdiri
dari perputaran modal kerja (kas), rasio periode pengumpulan rata-rata, dan
perputaran persediaan.
2. Rasio likuiditas menggambarkan tentang kemampuan suatu perusahaan atau
koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (hutang lancar) dengan
tetap memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal sehingga
perusahaan dapat bekerja secara optimal. Rasio likuiditas terdiri current rasio
(rasio lancar) dan quick ratio(rasio cepat).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari total debt to
equity ratio,dan total debt to total capital assets.
4. Rasio rentabilitas ekonomi perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak
dengan total aktiva. Dengan demikian laba yang diperhitungkan untuk
menghitung laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu laba usaha.
D. Perumusan Masalah
Berhasil tidaknya operasi salah satunya tergantung pada kemampuan
perusahaan/koperasi dalam menggunakan modal kerjanya secara efisien. Penggunaan
modal kerja yang efisien berarti perusahaan/koperasi dapat mencukupi kebutuhan
operasi awalnya, dengan demikian dapat dihindari kelebihan atau kekurangan modal
kerjanya. Kelebihan modal kerja berarti menimbulkan pemborosan, sehingga dapat
menekan rentabilitas perusahaan/koperasi dan sebaliknya apabila kekurangan modal
kerja akan berakibat mengganggu kelancaran usahanya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
1.
Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah efisien dilihat dari rasio aktivitas
bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan?
2.
Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah efisien dilihat dari rasio likuiditas
bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan?
3. Apakah pen
Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah efisien dilihat dari rasio solvabilitas
bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan?
4.
Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah efisien dilihat dari rasio rentabilitas
ekonomi bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengukur
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah efisien atau belum
dilihat dari rasio aktivitas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang
telah ditetapkan.
2. Untuk mengukur
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah efisien atau belum
dilihat dari rasio likuiditas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang
telah ditetapkan.
3. Untuk mengukur penggunaan modal kerja pa
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah efisien atau belum
dilihat dari rasio solvabilitas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang
telah ditetapkan.
4.
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah efisien atau belum
dilihat dari rasio rentabilitas ekonomi bila dibandingkan dengan standar
pengukuran yang telah ditetapkan.
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan, sehingga dalam penelitian ini diharapkan
mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan serta lebih
mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Manfaat Praktis
a. apat digunakan
sebagai bahan pertimbangan atau masukan informasi dalam pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kebijaksanaan mengenai efisiensi penggunaan modal kerja guna menjaga
kelangsungan hidup.
b. Bagi pengurus koperasi dapat mengalokasikan dana modal kerja seefektif dan
seefisien mungkin dalam pengembangan usaha.
c. Bagi peneliti dapat digunakan sebagai suatu perbandingan antara teori yang
diperoleh dengan praktek sesungguhnya di lapangan.
d. Bagi lembaga pendidikan (FKIP) dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Tinjauan tentang Koperasi
a. Pengertian Koperasi
co operation
(operasi) yang berarti bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah bekerja sama. Menurut
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, disebutkan bahwa,
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi I
badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya
ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya pada khususnya dan
ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional.
Berdasarkan pengertiaan di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-seorang yang mengorganisir pemanfaatan
dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip
koperasi yang berdasarkan atas asas kekeluargaan yang bertujuan meningkatkan taraf
hidup anggotanya pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya.
b. Landasan Koperasi
Landasan koperasi adalah suatu dasar atau tempat berpijak yang
memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam
melaksanakan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Landasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
yang berlaku menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
terbagi atas:
1) Landasan Idiil
Penempatan pancasila yang menjadi falsafah Negara dan bangsa Indonesia telah
menjadi landasan idiil koperasi. Kelima sila itu yang terdiri dari keTuhanan,
kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan harus dapat
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dan perkoperasian. Pancasila dijadikan
landasan koperasi Indonesia, karena Pancasila sebagai pandangan dan ideologi
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan jiwa dan semangat bangsa Indonesia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan nilai-nilai yang ingin
diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
2) Landasan Struktural
Landasan struktural koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam hidup
bermasyarakat. Landasan struktural koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945.
Landasan gerak koperasi adalah pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya,
Pasal tersebut pada dasarnya mengatur perikehidupan ekonomi bangsa Indonesia
yang di dalam pelaksanaannya didasarkan pada prinsip demokrasi ekonomi,
artinya usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi warga Negara harus dilakukan
melalui usaha bersama di antara para anggota masyarakat. Dengan demikian,
kegiatan ekonomi merupakan kegiatan untuk mencapai kepentingan ekonomi
bersama melalui suatu organisasi kerjasama yang bergerak di bawah pimpinan
dan pengawasan secara demokratis oleh warga atau anggota masyarakat sendiri.
Tujuannya adalah untuk mencapai kemakmuran masyarakat yang sebesar-
besarnya.
3) Landasan Mental
Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rangka mencapai
tujuannya, koperasi harus ditunjang oleh sifat mental para anggotanya yaitu setia
kawan dan kesadaran pribadi. Rasa setia kawan sangat penting karena tanpa rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
setia kawan maka tidaklah mungkin ada rasa kerjasama dalam koperasi sehingga
usaha bersama dalam kesamaan hak dan kewajiban akan terwujud dan tercermin
dalam gotong-royong, sedangkan kesadaran berpribadi akan harga diri dan
percaya diri sangat berguna sehingga kedinamisan dan hasrat untuk maju dari
setiap anggota yang bermanunggal dan koperasi Indonesia akan selalu ada.
c. Tujuan Koperasi
Koperasi didirikan dan dikembangkan secara umum bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Sebagaimana disebutkan dalam
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan
Berdasarkan bunyi pasal 3 UU no. 25 tahun 1992, dapat disaksikan bahwa
tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi 3 hal sebagai berikut:
1) Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya.
2) Memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
3) Ikut membangun tatanan perekonomian nasional, (Hudiyanto, 2001: 79).
d. Fungsi, Peran, dan Prinsip koperasi
Koperasi memiliki banyak fungsi dan peran dalam kehidupan perekonomian
Indonesia:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi, (Baswir, 2000: 71).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Prinsip koperasi adalah landasan pokok koperasi dalam menjalankan asahanya
sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prisip koperasi menurut
Undang-Undang RI No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 5, disebutkan
bahwa prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
1) Koperasi melaksanakan prinsip ekonomi sebagai berikut:
a) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa
menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun dan dapat
mengundurkan diri dari koperasinya dengan syarat yang ditentukan oleh
anggaran dasar koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti dalam
keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk
apapun.
b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang memegang
dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota.
Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan
modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan yang demikian
ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
d) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal.
Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan
anggota dan bukan sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa
terhadap modal yang diberikan kepada anggota juga terbatas dan tidak
didasarkan semata-mata atau besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang
berlaku di pasar.
e) Kemandirian.
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa tergantung
pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan,
keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. Kemandirian terkandung pula
pengertian kebebasan yang bertanggungjawab, otonomi, swadaya, berani
mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola
diri sendiri.
2) Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi malaksanakan pula prinsip
koperasi sebagai berikut:
a) Pendidikan perkoperasian.
Penyelenggaraan pendidikan perkoperasian merupakan prinsip koperasi yang
penting dalam meningkatkan kemampuan dan memperluas wawasan anggota
dalam mewujudkan tujuan koperasi.
b) Kerjasama antar koperasi.
Kerjasama dalam koperasi akan memperkuat solidaritas antar koperasi.
Kerjasama antar koperasi dapat dilakukan di tingkat local, regional, nasional,
dan internasional.
e. Penggolongan Koperasi
Penggolongan koperasi adalah pengelompokkan koperasi ke dalam
kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik tertentu.
Penggolongan tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Berdasarkan bidang usaha, koperasi digolongkan menjadi empat jenis yaitu:
a) Koperasi Konsumsi
Yaitu koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang-barang
konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.
b) Koperasi Produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Yaitu koperasi yang kegiatan utamanya melakukan pemprosesan bahan baku
menjadi barang jadi atau setengah jadi.
c) Koperasi Simpan Pinjam
Yaitu koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para
anggotanya untuk kemudian di pinjamkan kembali kepada para angggota yang
memerlukan bantuan modal.
d) Koperasi Pemasaran
Yaitu koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu para anggotanya
dalam memasarkan barang-barang yang mereka hasilkan.
2) Berdasarkan jenis komoditi, koperasi dibagi menjadi:
a) Koperasi pertambangan.
Koperasi yang melakukan usaha dengan menggali dan memanfaatkan sumber-
sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan
sifat-sifat sumber alam tersebut.
b) Koperasi pertanian dan peternakan.
Koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan komoditi pertanian dan
perternakan tertentu.
c) Koperasi industri dan kerajinan.
Koperasi yang melakukan usahanya dalam bidang usaha industri dan
kerajinan.
3) Berdasarkan daerah kerja, koperasi digolongkan menjadi :
a) Koperasi primer.
Koperasi yang beranggotakan orang-orang, yang biasanya didirikan pada
lingkup kesatuan wilayah terkecil tertentu.
b) Koperasi sekunder.
Koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi primer, yang biasanya
didirikan sebagai pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam suatu
lingkup wilayah tertentu.
c) Koperasi tersier.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi sekunder, yang
berkedudukan di ibukota Negara.
4) Berdasarkan sifat kegiatan usaha, koperasi digolongkan menjadi :
a) Koperasi tunggal usaha (Single Purpose).
Koperasi yang megusahakan hanya satu macam kegiatan usaha meskipun ada
kesempatan untuk memperluas usaha.
b) Koperasi serba usaha (Multi Purpose).
Koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan
ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya.
5) Berdasarkan status hukum yang dimilikinya, koperasi dapat digolongkan dalam
dua jenis yaitu:
a) Koperasi berbadan hukum.
Koperasi yang telah memperoleh badan hukum kperasi sehingga dapat
melakukan tindakan hukum berkenaan dengan seluruh kegiatan usahanya.
b) Lembaga kerjasama ekonomi masyarakat yang belum berbadan hukum.
Bentuk kerjasama ekonomi masyarakat yang belum berbadan hukum sehingga
tidak dapat melakukan tindakan hukum berkenaan dengan seluruh kegiatan
usaha (Baswir, 2000).
2. Tinjauan tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan
Sawir (2001) berpendapat
proses akuntansi, (hlm. 21). Media yang dapat
dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan
posisi keuangan. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi.
Darsono dan Ashari ( 2005) menyatakan :
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode dan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan(hlm. 4).
Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan yang
pokok terdiri dari neraca dan laporan laba rugi, keputusan serta untuk menilai kondisi
kesehatan perusahaan dan dapat digunakan untuk memprekdisi laba dan devisa di
masa depan.
b. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja keuangan bagi perusahaan, termasuk manajemen (di dalam
mengelola perusahaan), kreditur, dan pemerintah (untuk perpajakan). Pada sisi
laporan keuangan untuk memberikan informasi yang dapat di percaya mengenai
sumber-sumber ekonomi serta modal suatu perusahaan dan sumber-sumber ekonomi
netto (sumber dikurangi kewajiban) yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam
rangka memperoleh laba, memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan dalam mengestimasikan potensi perusahaan di dalam menghasilkan
laba, dan memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-
sumber ekonomi dan kewajiban.
Sugiri dan Riyono merumuskan tujuan dan manfaat laporan keuangan:
1) Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang,
dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu. Posisi keuangan dipengaruhi oleh
sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas, serta
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi sumber daya
dan kemampuan perusahaan dalam memodifikasi sumber dana ini di masa lalu
berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaaan dalam menghasilkan kas di
masa depan. Informasi struktur keuangan berguna untuk memprediksi kebutuhan
pinjaman di masa depan dan bagaimana penghasilan bersih dan arus kas di masa
depan dapat didistribusikan kepada mereka yang melakukan hak di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perusahaan. Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi
kemampuan perusahaan dalam pemenuhan komitmen keuangannya pada saat
jatuh tempo.
2) Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja atau prestasi perusahaan.
Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan
dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada dan memberikan
informasi yang berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
3) Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi keuangan
perusahaan.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai
aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi selama periode pelaporan. Informasi
ini berguna bagi pengguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas serta kebutuhan perusahaan untuk memanfaatkan arus
kas tersebut.
4) Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan
dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
Informasi keuangan sangat penting bagi perusahaan karena bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan di kejadian di masa lalu dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan(2004).
c. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Prastowo dan Juliaty, menyatakan dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan rugi laba (dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
biasanya dilengkapi dengan laporan perubahan modal), yang masing-masing dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi
keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.
2) Laporan rugi laba
Laporan rugi laba adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
kemampuan (potensi perusahaan) dalam menghasilkan laba atau kinerja selama
periode tertentu(2005).
Neraca dan laporan rugi laba adalah dua dokumen terpisah, akan tetapi
keduanya memiliki hubungan yang sangat kuat dan saling terkait serta merupakan
suatu siklus. Antara neraca dan laporan rugi laba sering disebut laporan perubahan
modal (laba ditahan) yang memberikan informasi mengenai perubahan modal selama
periode tertentu.
3. Tinjauan Tentang Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja yang cukup dan digunakan secara perencanaan yang matang
akan menguntungkan, sebab dengan modal kerja yang cukup dapat memungkinkan
koperasi beroperasi secara ekonomis dan dapat membuat koperasi terhindar dari
kesulitan. Kesalahan dalam mengalokasaikan modal kerja untuk operasional koperasi,
analisis yang salah akan merugikan koperasi. Maka perlu bagi para pengurus koperasi
untuk dapat menggunakan modal kerja sebaik-baiknya. Pengertian modal kerja secara
umum dapat dikatakan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang dikurangi utang lancar
atau net working capital. Kartosapoetra (2000) berpendapat,
modal/uang yang diperlukan untuk membiayai koperasi sehari-hari, seperti untuk
pembelian barang-barang bagi koperasi konsumsi, pemberian pinjaman bagi koperasi
simpan pinjam, pembelian bahan-bahan mentah dan lain-lain bagi koperasi produksi
dan sebagainya . Uang yang masuk dari hasil usaha segera dikeluarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kembali untuk melangsungkan usahanya sehingga modal atau dana tersebut akan
berputar setiap periodenya selama berlangsungnya koperasi.
Riyanto mengemukakan beberapa konsep modal kerja yaitu:
1) Konsep kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsure-
unsur aktiva lancar dimana aktiva yang sekali berputar dan akan segera kembali
dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan
dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Menurut konsep ini modal kerja
adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar atau disebut modal kerja bruto
(gross working capital).
2) Konsep kualitatif
Pada konsep ini modal kerja tidak hanya dikaitkan pada jumlah aktiva lancar saja,
tetapi juga dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang
harus segera dibayar. Modal kerja menurut konsep ini sebagian dari aktiva lancar
yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai perusahaan tanpa
mengganggu likuiditasnya yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang
lancarnya. Sering disebut juga modal kerja netto (net working capital).
3) Konsep fungsional
Konsep ini berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan
(income). Setiap dana yang digunakan dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan atau current income(2001).
Permodalan merupakan unsur yang penting untuk menjalankan setiap
usaha dalam koperasi. Modal kerja koperasi terdiri dari modal sendiri dan pinjaman.
UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 41 adalah sebagai berikut:
a) Modal sendiri berasal dari:
(1) Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang sama banyak yang wajib
dibayar oleh anggota kepada koperasi saat masuk menjadi anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(2) Simpanan wajib yaitu simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib
dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu.
(3) Dana cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan SHU
yang dimaksudkan untuk menumpuk modal sendiri dan menutup kerugian
koperasi bila diperlukan.
b) Modal pinjaman disebut juga modal dari luar koperasi, modal pinjaman
berasal dari:
(1) Anggota yaitu modal pinjaman yang diperoleh dari anggota maupun dari
calon anggota yang memenuhi syarat.
(2) Koperasi lain dan atau anggotanya yaitu pinjaman dari koperasi lainnya
dan atau anggotanya, didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi.
(3) Bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu pinjaman dari bank dan
lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(4) Sumber lain yang sah yaitu pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan
tidak melalui penawaran secara umum.
b. Jenis-jenis Modal Kerja
Jenis-jenis modal kerja dapat digolongkan menjadi:
1) Modal kerja permanent (permanent working capital)
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan
fungsinya atau modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk
kelancaran usaha. Permanent Working Capital dapat dibedakan dalam :
(a) Modal kerja primer (primary working capital)
Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usahanya.
(b) Modal kerja normal (normal working capital)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi
yang normal atau dinamis.
2) Modal kerja variable (variable working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan. Modal Kerja ini dibedakan:
(a) Modal kerja musiman (seasonal working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi musim.
(b) Modal kerja siklis (cyclical working capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi kunjungtur.
(c) Modal kerja darurat (emergency working capital)
Yaitu modal kerja yang berubah-ubah karena adanya darurat yang tidak
diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir,
perubahan keadaan ekonomi yang mendadak)(Riyanto, 2001).
c. Unsur-unsur Modal Kerja
Efisiensi penggunaan modal kerja sangat dipengaruhi oleh masing-masing
unsur modal kerja, demikian pula perputaran modal kerja yang menunjukkan
beberapa lama terikatnya dana dalam unsur modal kerja. Panjang pendeknya
perputaran modal kerja tergantung dari lamanya periode perputaran dari masing-
masing unsur modal kerja tersebut, antara unsur yang satu dengan yang lain berbeda.
Adapun unsur-unsur modal kerja adalah sebagai berikut:
1) Kas
Kas dalam manajemen keuangan dapat diartikan sebagai uang beserta pos-
pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sehingga dapat dipakai sebagai alat
untuk membayar kebutuhan finansial. Kas juga dapat diartikan sebagai aktiva yang
paling likuid artinya dipakai sebagai alat pembayaran dan diterima oleh semua pihak.
Soemarsono (2004) berpendapat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat
(hlm. 296). Sulistiawan dan Feliana (2006)
berpendapat,
kertas, uang logam, dan simpanan di bank (atau tempat selain bank) yang setiap saat
bisa diambil untuk digunakan bertransaksi, baik berupa mata uang asing maupun
(hlm. 39).
Berdasarkan penjelasan di atas yang dimaksud kas adalah nilai konstan yang
ada dalam perusahaan dan dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat
likuiditasnya.
Tiga motif memiliki kas yaitu:
a) Motif transaksi
Motif memegang kas untuk merencanakan pembayaran barang (bahan baku),
pajak, deviden, dan gaji. Motif transaksi memungkinkan perusahaan menjalankan
operasi sehari-hari seperti melakukan pembelian dan penjualan yang
berhubungan dengan likuiditas karena itu disebut juga motif likuiditas.
b) Motif berjaga-jaga
Motif memegang kas untuk melindungi perusahaan dari ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan akan kas. Motif ini berhubungan dengan ramalan atau
proyeksi dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Bila ramalan cukup baik
maka lebih sedikit kas yang dibutuhkan untuk menjaga keadaan darurat. Kas
dibutuhkan lebih banyak jika perusahaan tidak dapat mencari pinjaman dalam
waktu singkat untuk menutupi kebutuhan kas dengan segera. Hal ini tergantung
pada bonafiditas perusahaan di suatu bank/lembaga keuangan non bank lainnya.
Motif ini dapat dipenuhi dengan memiliki aktiva yang mudah diuangkan.
c) Motif spekulasi
Motif memegang kas untuk memanfaatkan dana yang tidak digunakan atau untuk
mencari keuntungan secara cepat dengan memanfaatkan peluang yang tidak di
duga dari perubahan-perubahan yang diharapkan dari harga-harga surat berharga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Bila tingkat bunga yang diharapkan naik dan harga surat-surat berharga turun,
motif ini menganjurkan bahwa perusahaan harus memegang uang kas. Bila bunga
yang diharapkan turun, kas dapat diinvestasikan dalam surat-surat berharga,
perusahaan akan untung dengan turunnya tingkat bunga dan naiknya harga surat-
surat berharga.
Brigham dan Houston menjelaskan keuntungan perusahaan memiliki aktiva
kas dengan jumlah yang memadai :
a) Agar dapat memperoleh potongan harga (trade discount). Potongan harga
merupakan pengurangan harga yang ditawarkan oleh pemasok kepada para
pelanggannya untuk pembayaran tagihan yang lebih cepat.
b) Dapat membantu perusahaan mempertahankan peringkat kreditnya. Peringkat
kredit yang kuat memungkinkan perusahaan membeli barang dari pemasoknya
dengan syarat yang menguntungkan dan untuk menjaga adanya ketersediaan
kredit berbiaya rendah dari bank.
c) Dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang
menguntungkan.
d) Untuk menjaga diri dari keadaan-keadaan darurat, contohnya: pemogokan,
kebakaran, atau kampanye pemasaran pada competitor dan untuk mengatasi
penurunan musiman dan siklus (2006).
2) Piutang
Soemarsono (2004) berpendapat,
untuk memberikan kelonggaran kepada pelanggan pada waktu melakukan
(hlm. 338). Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan, biasanya dalam
bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan
barang/jasa yang dilakukan penjualan dengan syarat dengan demikian disebut
penjualan kredit. Sulistiawan dan Feliana (2006) berpendapat,
(hlm. 79).
Berdasarkan penjelasan tersebut yang dimaksud piutang adalah jumlah tagihan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dimiliki perusahaan sebagai hasil dari penjualan barang/pemberian jasa dalam
kegiatan usahanya. Piutang dapat di klasifikasikan berdasarkan :
a) Berdasarkan asal transaksi :
(1) Piutang usaha
Yaitu piutang yang dihasilkan dari transaksi penjualan produk perusahaan
dengan pembayaran beberapa waktu setelah penyerahan barang.
(2) Piutang bukan usaha (piutang lain-lain)
Yaitu piutang yang bukan berasal dari transaksi penjualan produk atau jasa
utama perusahaan.
b) Berdasarkan bentuknya :
(1) Piutang tanpa janji tertulis
Yaitu pemberian piutang tanpa janji tertulis ini secara formal diberikan oleh
penjual kepada pembeli atas dasar kepercayaan . Dasar penagihan piutangnya
hanya berdasarkan bukti transaksi berupa faktur.
(2) Piutang dengan janji tertulis (piutang wesel)
Yaitu piutang yang muncul dari hasil penjualan barang/jasa yang disertai
dengan janji tertulis. Piutang wesel memiliki kekuatan hukum karena disertai
dengan janji tertulis dari debiturnya untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada waktu yang telah ditentukan.
c) Berdasarkan pada sudut pandang jatuh tempo :
(1) Piutang jangka pendek
Yaitu piutang yang jatuh temponya kurang dari satu periode akuntansi atau
satu siklus operasi normal.
(2) Piutang jangka panjang
Yaitu piutang yang jatuh temponya lebih dari satu periode akuntansi.
Brigham dan Houston mengemukakan faktor-faktor yang menentukan
kebijakan kredit sebagai berikut:
a) Masa Kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Merupakan jangka waktu yang diberikan kepada pembeli untuk melunasi
pembeliannya.
b) Potongan Harga
Potongan harga yang diberikan untuk pembayaran lebih cepat, termasuk
persentasi potongan harga dan seberapa cepat pembayaran harus dilakukan untuk
memenuhi persyaratan pemberian potongan harga.
c) Standar Kredit
Standar kredit memiliki arti kekuatan keuangan yang di isyaratkan atas
pelanggan yang menerima fasilitas kredit.
d) Kebijakan Penagihan
Kebijakan penagihan diukur seberapa keras/lunaknya perusahaan dalam usaha
menagih akun-akun yang lambat pembayarannya(2006).
3) Persediaan
Sulistiawan dan Feliana (2006) berpendapat,
tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi dan/ atau
dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan (supplier) untuk
(hlm. 99). Sedangkan Sundjaja
dan arlian (2003) berpendapat, g /bahan yang
diperlukan dalam proses produksi dan di distribusikan menunggu untuk di proses
(hlm. 296). Berdasarkan penjelasan tersebut yang dimaksud
dengan persediaan tidak hanya meliputi barang dagangan (dibeli untuk dijual
kembali) saja, tetapi juga barang yang sedang dalam proses produksi, barang hasil
produksi, dan bahan baku untuk produksi itu sendiri.
Macam-macam persediaan sebagai berikut :
a) Persediaan bahan mentah
Bahan mentah merupakan persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jumlah bahan mentah yang harus dipertahankan oleh perusahaan akan sangat
bergantung pada:
1) Lead time (waktu yang dibutuhkan sejak saat pemesanan sampai dengan bahan
di terima).
2) Jumlah pemakaian.
3) Jumlah investasi dalam persediaan.
4) Karakteristik fisik dari bahan mentah yang dibutuhkan.
b) Persediaan dalam proses produksi
Merupakan keseluruhan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi
tetapi masih membutuhkan proses lebih lanjut untuk menjadi barang yang siap
untuk dijual (barang jadi).
c) Persediaan barang jadi
Merupakan persediaan barang-barang yang telah selesai diproses oleh perusahaan
tetapi masih belum terjual(Syamsuddin, 2004).
Sundjaja dan Barlian menjelaskan manfaat memiliki persediaan sebagai
beriku :
a) Menghindari kehilangan penjualan
Jika perusahaan tidak mempunyai barang yang tersedia untuk dijual maka
perusahaan dapat kehilangan penjualan. Kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang cepat dan ketepatan pengiriman sangat tergantung
pada manajemen persediaan yang baik.
b) Memperoleh diskon kuantitas
Jika perusahaan ingin mempunyai persediaan yang besar untuk suatu produk
tertentu maka perusahaan dimungkinkan untuk membeli barang dalam jumlah
besar guna memperoleh diskon kuantiti.
c) Mengurangi biaya persediaan
Setiap kali menempatkan pesanan untuk persediaan, perusahaan akan
mengeluarkan sejumlah biaya sehubungan dengan memiliki persediaan tersebut.
d) Mencapai biaya produksi yang efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Secara jangka panjang persediaan dapat membuat perusahaan mencapai produksi
yang efisien. Persediaan bahan baku yang cukup juga mengurangi kemungkinan
kekurangan barang yang dapat menunda /mengganggu produksi(2003).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Modal Kerja
Modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi
oleh beberapa factor sebagai berikut :
1) Sifat atau tipe perusahaan
Perusahaan yang memproduksi barang akan membutuhkan modal kerja yang
lebih besar daripada perusahaan perdagangan atau perusahaan eceran, karena
perusahaan yang memproduksi barang harus mengadakan investasi yang relative
besar dalam bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
2) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan
dijual serta harga per satuan dari barang tersebut.
Semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang maka
semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Dan juga semakin besar harga
pokok per satuan barang yang dijual akan semakin besar pula kebutuhan akan
modal kerja.
3) Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, makin
sedikit uang kas yang diinvestasikan dalam persediaan barang dagangan
sebaliknya bila pembayaran atas barang yang dibeli tersebut harus dilakukan
dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk
membiayai persediaan semakin besar pula.
4) Syarat penjualan
Untuk memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang
dan untuk memperkecil resiko adanya piutang yang tidak dapat ditagih,
sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk segera membayar hutangnya
dalam periode diskonto.
5) Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut
diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah.
Hal ini akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena
penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di samping itu akan
menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan.
6) Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk
mengubah piutang menjadi uang kas. Untuk mencapai tingkat perputaran piutang
yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang
tepat sehubungan dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan, maksimal
kredit bagi layanan, serta penagihan piutang,
7) Pengaruh konjungtur
Pada periode makmur aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung
membeli barang lebih banyak memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti
perusahaan memperbesar tingkat persediaan, peningkatan jumlah persediaan
membutuhkan modal kerja yang lebih banyak. Sebaliknya pada periode depresi
volume perdagangan menurun, perusahaan cepat-cepat berusaha menjual
barangnya dan untuk menarik piutang.
8) Derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek
Menurunnya nilai riil dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga,
persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja. Apabila resiko
kerugian ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk
membayar bunga atau melunasi utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo.
9) Pengaruh musim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimal modal
kerja untuk periode yang relative pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam
bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan
menjelang puncak penjualan.
10) Credit rating dari perusahaan
Jumlah modal kerja dalam bentuk kas dibutuhkan perusahaan untuk membiayai
operasinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas. Credit rating
merupakan kemampuan meminjam uang dalam jangka pendek(Jumingan, 2007).
e. Sumber-sumber Modal Kerja
Sumber-sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari:
1) Hasil operasi perusahaan
Hasil operasi perusahaan adalah jumlah net income yang nampak dalam laporan
perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini
menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.
Adanya keuntungan atau laba dari hasil operasi perusahaan akan menambah
modal perusahaan.
2) Keuntungan dari penjualan surat berharga (investasi jangka pendek)
Adanya penjualan surat berharga menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur
modal kerja yaitu bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan
dari penjualan surat berharga merupakan suatu sumber bertambahnya modal
kerja, sebaliknya apabila mengalami kerugian maka akan mengurangi modal
kerja.
3) Penjualan aktiva tidak lancar
Hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar
lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan, perubahan dari aktiva tersebut
menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar
hasil penjualan tersebut.
4) Penjualan saham atau obligasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Adanya emisi saham baru atau pengeluaran saham baru kemudian dijual di bursa
atau kepada pemilik saham dapat menambah modal. Perusahaan juga dapat
mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka panjang untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja.
f. Penggunaan Modal Kerja
Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan
bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tapi
penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya
jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan. Penggunaan aktiva lancar yang
mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:
1) Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan meliputi pembayaran
upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor, dan
pembayaran biaya-biaya lainnya.
2) Kerugian-kerugian yang diderita perusahaan karena adanya penjualan surat
berharga atau efek maupun kerugian insidentil lainnya.
3) Adanya pembentukan dana atau pemisahan akyiva lancar untuk tujuan-tujuan
tertentu dalam jangka panjang misalnya dana obligasi, dana pensiun pegawai,
dana ekspansi ataupun dana-dana lainnya.
4) Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau
aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau
timbulnya utang lancar yang beralibat berkurangnya modal kerja.
5) Pembayaran utang-utang jangka panjang yang meliputi utang hipotik, utang
obligasi, maupun bentuk utang jangka panjang lainnya, serta penarikan atau
pembelian kembali saham perusahaan yang beredar atau adanya penurunan utang
jangka panjang.
6) Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadinya atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya pembayaran deviden
dalam perseroan terbatas(Munawir, 2001).
g. Arti pentingnya Modal Kerja
Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai
pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan/koperasi sehari-hari, karena dengan
modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan/koperasi, disamping
memungkinkan bagi perusahaan/koperasi untuk beroperasi secara ekonomis atau
efisien. Adapun kegunaan modal kerja sebagai berikut :
1) Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar , seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harga merosot.
2) Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
3) Memungkinkan perusahaan dapat membeli barang dengan tunai sehingga mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4) Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
5) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumen.
6) Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.
7) Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.
8) Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi maupun depresi(Jumingan, 2007: 67).
h. Jenis dan Efisiensi Koperasi
Pengukuran efisiensi organisasi dan usaha ada beberapa rasio yang dapat
digunakan yang didasarkan pada keragaan koperasi yang bersangkutan. Jenis efisiensi
koperasi dapat digolongkan menjadi 5 lingkup efisiensi yaitu:
1) Efisiensi intern masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Efisiensi ini merupakan efisiensi perbandingan terbaik dari excess cost (ekses
biaya) dengan actual cost (biaya sebenarnya). Hal ini dapat dikaitkan dengan
perbandingan net value of input dengan net value of output.
2) Efisiensi alokatif
Efisiensi ini berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana dari semua
komponen koperasi tersebut. Misalnya, penyaluran tabungan anggota untuk
pinjaman anggota, penyaluran simpanan sukarela untuk investasi jangka panjang
dan pendek. Hal ini biasanya dilihat pada perbandingan pertumbuhan simpanan
sukarela dan modal sendiri dengan pertumbuhan pinjaman, silang pinjam
atauinvestasi tahunan. Efisiensi alokatif juga mencakup perbandingan antara
penggunaan sumber-sumber finansial di dalam koperasi atau di kuar koperasi
(financial leverage) dengan melihat perbandingan antara pendapat dan biaya-
biaya atau pendekatan dengan menggunakan margin-margin analisisnya. Sebagai
dasar tingkat pengukuran efisiensi digunakan laporan keuangan koperasi (neraca,
laporan rugi-laba/laporan sisa hasil usaha) di samping tentu saja data-data lain
yang diperlukan seperti yang tercantum dalam laporan pertanggungjawaban
pengurus.
3) Efisiensi ekstern
Efisiensi ini menunjukkan bagaimana efisiensi pada lembaga-lembaga dan
perseorangan di luar koperasi yang ikut memacu secara tidak langsung efisiensi di
dalam koperasi.
4) Efisiensi dinamis
Efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan tingkat optimasi karena ada perubahan
teknologi yang dipakai. Setiap perubahan teknologi akan dapat membawa dampak
terhadap output yang dihasilkan. Tentu saja teknologi baru akan di pakai jika
menghasilkan produktivitas yang lebih baik daripada sebelumnya.
5) Efisiensi sosial
Efisiensi ini sering dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana secara
tepat, karena tidak menimbulkan biaybiaya atau beban-beban sosial(Mutis, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Penelitian ini termasuk dalam lingkup jenis efisiensi alokatif yaitu dengan
membandingan antara penggunaan sumber-sumber finansial di dalam koperasi
dengan melihat perbandingan antara pendapatan dan biaya-biaya atau pendekatan
dengan menggunakan margin-margin analisisnya. Sebagai dasar tingkat pengukuran
efisiensi digunakan laporan keuangan koperasi (neraca, laporan rugi-laba/laporan sisa
hasil usaha) di samping tentu saja data-data lain yang diperlukan seperti yang
tercantum dalam laporan pertanggungjawaban pengurus.
4. Tinjauan tentang Analisis Rasio Keuangan
a) Pengertian analisis rasio keuangan
nalisis rasio keuangan adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan /pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lainnya dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan sebagai
(hlm. 64).
Penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardistick tertentu dalam
mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan. Ukuran yang sering
digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Ratio hanyalah alat yang dinyatakan
dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
2 macam data keuangan yaitu:
1) Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu
atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama.
2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam
dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/ratio rata-rata/rasio
standard) untuk waktu yang sama.
Ada 2 macam cara yang dilakukan didalam membandingkan rasio keuangan
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1) Cross sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan
membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya yang sejenis pada saat bersamaan dan pembanding tersebut harus
memenuhi persyaratan antara lain perusahaan sejenis, periode/tahun
pembandingan sama, dan ukuran perusahaan relatif sama besar.
2) Time series analysis yaitu dilakukan dengan jalan membandingkan hasil yang
dicapai perusahaan dari periode yang satu ke periode lainnya sehingga akan
diketahui hasil yang dicapai apakah mengalami kemajuan atau
penurunan(Jumingan, 2007).
b) Klasifikasi rasio Keuangan atau Rasio Modal Kerja
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio
akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan tertentu, apabila angka
rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan
sebagai standar. Pengukuran efisiensi modal kerja pada koperasi, penulis akan
menggunakan beberapa alat analisis yaitu rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio rentabilitas ekonomi.
1) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan,
penagihan piutang, maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki.Menurut Jumingan,
rasio aktivitas antara lain:
(a) Rasio perputaran modal kerja (working capital turnover ratio)
Rasio perputaran modal kerja disebut juga rasio perputaran kas. Rasio
perputaran modal kerja merupakan rasio antara penjualan netto dengan modal
kerja. Perputaran modal kerja menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja dan berapa kali dana yang
tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu periode.
kerja M odalnettoPenjualan
kerja modal perputaran Rasio
Modal kerja = Aktiva lancar Kewajiban lancar
Gill dan Chatton (2003) berpendapat
rasio perputaran kas atau modal kerja adalah penjualan harus sebesar 5 atau 6
(hlm. 42) . Jika rasio rendah maka perusahaan akan
mendapat dana yang ditahan dalam aktiva lancar yang menghasilkan kas
dengan rendah. Hal ini berarti bagi perusahaan akan memiliki lebih sedikit
uang tunai. Sebaliknya rasio tinggi rentan terhadap kreditur, seperti
ketidakmampuan untuk membayar gaji atau tagihan-tagihan utilitas.
(b) Rasio periode pengumpulan rata-rata ( average collection period ratio)
Rasio antara piutang dengan penjualan netto per hari secara kredit. Rasio ini
menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar
dalam satu tahun/periode, makin kecil rasio makin baik. Jika rasio rendah,
maka perputaran cepat karena kebijakan pengumpulan yang ketat atau
pelanggan yang membayar dengan cepat. Sebaliknya jika rasio tinggi, maka
perputaran lambat karena sejumlah tagihan yang belum dibayar atau dari
pengumpulan pajak atau dari piutang yang digunakan untuk aktivitas
penjualan.
bersihPenjualan
thn1 dlm hari Jml x dagang Piutang rata-ratan pengumpula Periode
1 tahun = 365 hari
piutang rata-Rata
Penjualan piutang perputaran Rasio
2akhir piutang Saldo awal piutang Saldo
piutang rata-Rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Perputaran piutang yang tinggi menunjukkan semakin cepat pengembalian
modal dalam bentuk kas karena periode pengumpulan piutang lebih pendek.
Sebaliknya periode pengumpulan piutang lebih panjang dari term of credit
berarti kurang baik atau kurang efisien.
(c) Rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio)
Rasio antara penjualan dengan rata-rata persediaan yang dinilai berdasarkan
harga jual atau kemungkinan rasio ini dihitung dengan memperbandingkan
harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rasio ini menunjukkan
berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam satu
tahun/periode, makin besar turnover berarti semakin baik. Perputaran
persediaan yang rendah berarti masih banyak persediaan yang belum terjual
dan akan menghambat arus kas sehingga berpengaruh terhadap keuntungan.
Gill dan Chatton (2003) berpendapat, Standar umum yang dipakai dalam
rasio persediaan adalah 6 atau 7 kali berputar dalam satu periode .
persediaan rata-Rata HPP
persediaan perputaran Rasio
2akhir persediaan Saldo awal persediaan Saldo
persediaan rata-Rata
2) Rasio likuiditas
Likuiditas menggambarkan tentang kemampuan suatu perusahaan atau koperasi
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (hutang lancar) dengan tetap
memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal sehingga
perusahaan dapat bekerja secara optimal. Sebuah perusahaan yang mampu
memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi digolongkan
sebagai perusahaan tersebut adalah likuid. Sebaliknya jika perusahaan tidak
mampu memenuhi kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi maka
perusahaan tersebut dikatakan Ilikuid. Tingkat likuiditas diukur dengan
meggunakan alat analisis sebagai berikut:
(a) Current Ratio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Current ratio merupakan alat pengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
%100lancar Hutanglancar Aktiva
RatioCurrent
Current Ratio dihitung dengan jalan membandingkan antara aktiva lancar
dengan hutang lancar. Jumingan (2007) berpendapat, edoman current ratio
200% dikatakan sudah mencukupi . Riyanto (2001), edoman
current rasio 2: 1 atau 200% tetapi itu bukan merupakan pedoman yang
mutlak karena setiap perusahaan menggunakan pedoman masing-
masing Current ratio tinggi menunjukkan adanya uang kas yang
berlebihan dibanding dengan tingkat kebutuhan/adanya unsur aktiva lancar
yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan) yang berlebihan sebaliknya
current ratio yang rendah relatif riskan tetapi menunjukkan bahwa manajemen
telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif, saldo kas dibuat minimal
sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perputaran piutang dan persediaan
diusahakan maksimal.
(b) Quick Ratio
Quick ratio juga disebut rasio cepat (acid test), rasio ini merupakan ukuran
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajibaannya denagan tidak
memperhitungkan persediaan. Rasio ini lebih tajam daripada current ratio,
karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan
atau diuangkan dengan hutang lancar). Persediaan tidak ikut diperhitungkan
karena dipandang memerlukan waktu relatif lama untuk direalisasi menjadi
uang dan tidak ada kepastian apakah persediaan bisa terjual atau tidak.
%100lancar Hutang
Piutang Kas RatioQuick
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Menurut Jumingan (2007) berpendapat, edoman quick ratio 1:1 atau 100%,
apabila quick ratio kurang dari 100% maka dianggap kurang baik atau kurang
efisien tingkat likuiditasnya .
3) Rasio solvabilitas
Solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang. Kreditur jangka panjang menaruh perhatian
yang lebih pada rasio solvabilitas karena disamping harus mengetahui tentang
kemampuan membayar kewajiban jangka pendeknya yaitu bunga atas pinjaman
yang diberikan dan jaga mengetahui kemampuan membayar kewajiban jangka
panjangnya yaitu pengembalian pinjaman itu sendiri. Rasio yang bisa digunakan
untuk mengukur solvabilitas antara lain:
(a) Total debt to equity ratio
Rasio antara total utang dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan berapa
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminin uang. Bagi
perusahaan makin besar rasio ini akan semakin menguntungkan tetapi bagi
pihak bank makin besar rasio ini berarti akan semakin besar resiko yang
ditanggung atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi.
%100sendiri M odal
panjangjgk Utanglancar Utang ratioequity debt to Total
(b) Total debt to total capital assets
Rasio yang membandingkan antara utang lancar dan utang jangka panjang
dengan jumlah modal atau aktiva yang dimiliki.
%100vamodal/aktiJumlah
pnjgJgk Utanglancar Utang assets capital totaldebt to Total
Menurut Jumingan (2007)berpendapat, edoman umum yang dipakai dalam
mengukur solvabilitas adalah 100%, apabila solvabilitas kurang dari 100%
maka dianggap kurang baik atau kurang efisien tingkat solvabilitasnya
136).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4) Rasio rentabilitas ekonomi
Riyanto (2001) berpendapat,
antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk
(hlm. 36). Oleh karena
pengertian rentabilitas dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang
bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Adapun pengertian lain dari
rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak
dengan total aktiva. Dengan demikian laba yang diperhitungkan untuk menghitung
laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu laba usaha (net operating income).
Modal yang diperhitungkan dalam rentabilitas ekonomi adalah modal usaha yang
menghasilkan laba netto.
%100Aktiva
UsahaLaba Ekonomi asRentabilit
Kriteria penilaian rentabilitas ekonomi sebagai berikut:
(1) Sangat baik = lebih dari 17%
(2) Baik = 12%-17%
(3) BEP = 9%
(4) Buruk = 7%-8%
(5) Sangat buruk = kurang dari 2%,(Riyanto, 49)
c). Penilaian Efisiensi Penggunaan Modal Kerja
Efisiensi penggunaan modal kerja suatu koperasi dapat diukur dengan
menggunakan analisis rasio yaitu rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
dan rasio rentabilitas ekonomi. Hasil dari perhitungan tersebut dapat memberikan
gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu koperasi apabila
dibandingkan dengan angka rasio standar. Standar pengukuran efisiensi modal kerja
suatu koperasi biasanya telah ditetapkan oleh Departemen Koperasi dan PPKM,
dimana standar tersebut mengalami pembaharuan sesuai dengan pekembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
koperasi di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis menggunakan standar terbaru
yaitu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, Nomor: 129/Kep/M/KUKM/XI/2002, tetapi standar tersebut belum
mencakup keseluuhan dar analisis rasio yang penulis gunakan dalam penelitian.
Untuk melengkapi standar pengukuran tersebut penulis menetapkan standar
pengukuran dengan beracuan pada standar pengukuran yang di keluarkan oleh
Departemen Koperasi dan PPKM lama dan penulis berusaha menyesuaikan dengan
kriteria standar pengukuran terbaru.
Tabel di bawah ini merupakan standar pengukuran efisiensi penggunaan
modal kerja baik standar terbaru maupun standar lama yang disesuaikan oleh penulis.
Tabel 1
Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja
Analisis Rasio Aktivitas
No Rasio Interval Rasio Kriteria
1 Perputaran
modal kerja
(working capital
turnover)
> 3 kali
3 kali - 2 kali
1 kali - 0 kali
< 0 kali
Sangat Efisien
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
2 Perputaran
piutang
(receivable
turnover)
>15 kali
10 kali - 14 kali
5 kali - 9 kali
< 5 kali
Sangat Efisien
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
3 Perputaran
persediaan
(inventory
turnover)
>10 kali
10 kali - 6 kali
5 kali - 1 kali
<1 kali
Sangat Efisien
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Analisis Rasio Likuiditas
No
Rasio
Interval Rasio
Kriteria
1. Rasio lancar
(Current ratio)
175%-200%
150%-174% atau 225%-249%
125%-149% atau 250%-274%
< 125% atau > 275%
Sangat Efisien
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
2. Rasio cepat
(quick ratio)
100%
75%-99% atau 125%-149%
50%-74% atau 150%-174%
< 50% atau >175%
Sangat Efisien
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
Analisis Rasio Solvabilitas
No Rasio Interval Rasio Kriteria
1 Total debt to
equity ratio
151% - 160%
131% - 150% atau 161% -180%
110% - 130%
<110% atau >180%
Sangat Efisien
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
2
Total debt to
total capital
assets
151% - 160%
131% - 150% atau 161% -180%
110% - 130%
<110% atau >180%
Sangat Efisien
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
Analisis Rasio Rentabilitas Ekonomi
No Rasio Interval Rasio Kriteria
1 Rentabilitas
Ekonomi
>10%
6% 9%
1% - 5%
<1%
Sangat Efisien
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia, Volume 7, No. 2, 2005, Hlm 125-132 oleh
Finansial Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pengalengan di Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai rasio financial sejak tahun
1993-2002, dan membandingkan keadaan finansial pada periode yang sama. Data
yang diperoleh, dianalisis dengan analisa rasio finansial yang terdiri atas likuiditas,
aktivitas, solvabilitas, dan rentabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya nilai keragaan financial KPBS dari
tahun 1993-2002 adalah: (a) rasio likuiditas, nilai tertinggi adalah 218,96% pada
tahun 1997 dan terendah adalah 152,03% di tahun 2002, kondisi ini masih dinyatakan
likuid karena berada di atas 100%; (b) rasio aktivitas, nilai tertinggi adalah 73,73 kali
pada rasio perputaran persediaan tahun 2001 dan terendah adalh 4,85 kali perputaran
piutang tahun 1995; (c) rasio solvabilitas, nilai tertinggi tahun 1995 sebesar
386,57%pada rasio modal dengan aktiva tetap (berada dalam kondisi solvable karena
sudah di atas 100%), dan terendah pada rasio modal dengan total aktiva yaitu 36,64%
pada tahun 1994; (d) rentabilitas nilai tertinggi tahun 1993 sebesar 19,05% dan
terendah tahun 1995 sebesar 0,6%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
kondisi finansial KPBS mengalami kenaikan atau penurunan disebabkan belum
efisiennya pengadaan dan alokasi dana serta akibat penurunan finansial KPBS dari
tahun ke tahun disebabkan adanya penggunaan ransom concentrate (RC) dengan
kadar protein di bawah standar RC nasional yaitu hanya 12% dari 18% atau hanya
75% dari yang seharusnya, sehingga sangat berdampak pada volume penjualan susu
dan berdampak pada keragaan finansial KPBS.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan
adalah sama-sama membandingkan keadaan keuangan pada periode yang sama
dengan menggunakan teknik analisis data dengan alat pengukur rasio finansial secara
time series analysis dan variabel-variabelnya sama yang terdiri dari rasio aktivitas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas ekonomi. Perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan adalah terletak pada
jangka waktunya, penelitian terdahulu jangka waktu 10 tahun sedangkan penelitian
yang penulis lakukan jangka waktu 5 tahun dan perbedaannya terletak juga pada jenis
koperasi. Kelemahan penelitian terdahulu adalah tidak dicantumkan secara jelas
standar pengukuran finansial pada koperasi karena standar ini digunakan untuk
mengetahui apakah penggunaan modal kerja itu sudah efisien atau belum efisien.
B. Kerangka Berpikir
Koperasi sebagaimana layaknya badan usaha lain dalam suatu kurun waktu
perlu melakukan evaluasi guna melihat sampai seberapa jauh kinerja yang dicapai.
Penilaian ini juga dimaksudkan untuk melihat kondisi kesehatan koperasi dalam
melakukan kegiatan. Penilaian kinerja keuangan adalah penilaian kuantitatif yang
pada umumnya melihat kondisi keuangan suatu koperasi, dengan menganalisis
laporan hasil kegiatan koperasi selama kurun waktu tertentu. Analisis laporan
keuangan dilakukan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja dilihat dari
rasio aktivitas, rasio likuiditas, dan rasio rentabilitas ekonomi. Sebuah koperasi
dalam menjalankan aktivitas usahanya harus memperhatikan bagaimana upaya yang
dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan sehingga kelangsungan
usahanya dapat terjaga maka koperasi harus di kelola dengan baik. Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem pembukuan
yang disebut akuntansi. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan
yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan keuangan koperasi.
Laporan keuangan koperasi terdiri dari neraca dan laporan rugi laba.
Laporan ini sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan baik oleh pengelola
maupun pihak-pihak yang melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut.
Rasio keuangan akan mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi
dengan standar Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, No: 129/Kep/M/KUKM/XI/2002. dari hasil analisis dapat diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kesehatan koperasi dan perkembangan koperasi. Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi. Penelitian ini peneliti
melakukan analisis beberapa periode laporan keuangan Koperasi Unit Desa Pandan
Wangi yaitu dari tahun 2004-2008 dengan menggunakan rasio sebagai metode
analisisnya yaitu dengan rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio sovabilitas, dan rasio
rentabilitas ekonomi.
Rasio aktivitas untuk menilai kemampuan koperasi dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Rasio aktivitas terdiri dari perputaran modal kerja, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan. Rasio perputaran modal kerja merupakan rasio
antara penjualan netto dengan modal kerja. Jika rasio rendah maka perusahaan akan
mendapat dana yang ditahan dalam aktiva lancar yang menghasilkan kas dengan
rendah. Hal ini berarti bagi perusahaan akan memiliki lebih sedikit uang tunai.
Sebaliknya rasio tinggi rentan terhadap kreditur, seperti ketidakmampuan untuk
membayar gaji atau tagihan-tagihan utilitas. Rasio perputaran piutang yaitu dengan
membagi total kredit yang di berikan dengan piutang rata-rata. Perputaran piutang
tinggi menunjukkan semakin cepat pengembalian modal dalam bentuk kas karena
periode pengumpulan lebih pendek. Sebaliknya periode pengumpulan piutang lebih
panjang dari term of credit berarti kurang baik atau kurang efisien. Rasio persediaan
merupakan rasio antara penjualan dengan rata-rata persediaan yang dinilai
berdasarkan harga jual atau kemungkinan rasio ini dihitung dengan
memperbandingkan harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Perputaran
persediaan yang rendah berarti masih banyak persediaan yang belum terjual dan akan
menghambat arus kas sehingga berpengaruh terhadap keuntungan.
Rasio likuiditas adalah kemampuan koperasi untuk mengukur dalam
membayar hutang jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri current rasio dan cash ratio.
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditur jangka pendek atau
kemampuan koperasi untuk membayar hutang-hutang. Semakin tinggi curret rasio
menunjukkan adanya kelebihan uang kas dikarenakan dana tidak digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
operasi. Jika terlalu lama sebuah koperasi memiliki dana menganggur maka akan
mengalami penurunan pendapatan sehingga menyebabkan laba menurun. Quick ratio
adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban dengan tidak
memperhitungkan persediaan. Tingginya quick ratio juga akan mempengaruhi
perolehan laba dalam koperasi.
Rasio solvabilitas adalah kemampuan suatu koperasi dalam membayar semua
hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas
terdiri total debt to equity ratio,dan total debt to total capital asset. Total debt to
equity ratio membandingkan antara total utang dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukkan berapa dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminin uang.
Total debt to total capital assets membandingkan antara utang lancar dan utang
jangka panjang dengan jumlah modal atau aktiva yang dimiliki.
Rasio rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba, analisis-analisis tersebut kemudian
diperbandingkan sehingga dapat dilihat bagaimana kinerja dan kondisi koperasi
dalam keadaan aktif, likuid, sovabel, dan memiliki rentabilitas ekonomi yang tinggi
atau tidak, karena ke empat hal tersebut adalah cerminan kondisi finansial yang
menunjukkan efisiensi atau tidak efisiensi dalam pembelanjaan dan pengadaan dana
KUD Pandan Wangi.
Guna memberikan kemudahan dalam memahami alur pikir dalam penelitian
ini, dibuatlah suatu gambaran/skema secara keseluruhan tentang proses maupun alur
berfikir teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Laporan Keuangan Neraca dan lap R/L
Rasio Aktivitas: 1. Perputaran
Modal Kerja 2. Perputaran
piutang 3. Perputaran
Persediaan
Rasio Likuiditas:
1. Current Ratio
2. Quick Ratio
Rasio Solvabilitas:
1. Total debt to equity ratio
2. Total debt to total capital assets
Rentabilitas Ekonomi
Masing-masing rasio dihitung tiap-tiap
tahun
Efisien/tidak penggunaan modal
kerja menurut standar pengukuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang sedang diteliti.
Jawaban sementara itu ditemukan dalam teori yang dikaji dengan kerangka berpikir
tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga bahwa penggunaan modal kerja pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan
Wangi Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar belum efisien dilihat
dari rasio aktivitas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah
ditetapkan
2. Diduga bahwa penggunaan modal kerja pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan
Wangi Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar belum efisien dilihat
dari rasio likuiditas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah
ditetapkan
3. Diduga bahwa penggunaan modal kerja pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan
Wangi Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar belum efisien dilihat
dari rasio solvabilitas bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah
ditetapkan
4. Diduga bahwa penggunaan modal kerja pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan
Wangi Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar belum efisien dilihat
dari.rasio rentabilitas ekonomi bila dibandingkan dengan standar pengukuran
yang telah ditetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari masalah yang
diteliti. Penulis melakukan penelitian di Koperasi Unit Desa Pandan Wangi
Karanganyar. Dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Di lokasi tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang permasalahan yang
peneliti lakukan sekarang ini.
b. Tersedianya data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti.
c. Adanya izin dari pihak Koperasi Unit Desa Pandan Wangi Karanganyar
d. Adanya keterbukaan dari pihak instansi dalam memberikan informasi yang
membantu untuk pelaksanan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penulis mengadakan penelitian dengan perkiraan waktu selama 6 bulan
yaitu dari bulan Juni sampai bulan November 2008, yang meliputi kegiatan persiapan
sampai seleseinya penyusunan laporan penelitian.
B. Metode penelitian
Peneliti harus menentukan dan memilih metode yang tepat sesuai dengan
masalah yang diteliti agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa
metode penelitian yang dapat digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan suatu
penelitian. Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah,
dan menganalisis guna memperoleh kebenaran ilmiah. Penelitian harus menggunakan
prosedur, metode, dan cara tertentu agar penelitian tersebut sesuai dengan metode
yang ditetapkan. Menurut Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar (2000: 42),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
langkah-langkah sist
menyatakan bahwa :
Metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan. Berdasarkan kedua pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan metode adalah suatu cara berpikir dan berbuat dalam rangka untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis.
upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta
dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan
menemukan dan mengembangkan serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas
prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara sistematis melalui proses intensif
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah
suatu kegiatan untuk menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan untuk
memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan menggunakan teori-teori secara
sistematis dalam mewujudkan kebenaran. Setelah diketahui masing-masing
pengertian dari metode dan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan mengenai
metode penelitian yaitu suatu cara berpikir dan berbuat untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran dari pengetahuan atau peristiwa yang
dilakukan dengan metode-metode ilmiah.
Pemilihan metode yang akan digunakan dalam suatu penelitian sangat
tergantung pada tujuan masalah yang akan diteliti, karena tidak semua metode
penelitian tepat dan sesuai untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Winarno
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Surakhmad (2004: 133) menyebutkan ada 3 metode penelitian yaitu :
Pendapat tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Metode historik adalah metode pemecahan masalah ilmiah dari perspektif
historik sesuatu masalah yang terjadi dalam masa lampau yang bertujuan
untuk menemukan generalisasi.
2) Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang aktual dengan
jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisa
dan menginterpretasikannya dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang
sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi. Adapun jenis
penelitian deskriptif yaitu teknik survey, studi kasus, studi komparatif, studi
waktu dan gerak, analisis tingkah laku, analisis kuantitatif (dokumenter), dan
studi operasional.
3) Metode eksperimental adalah metode yang mempergunakan cara berpikir
logik yaitu dengan mempergunakan logika formal untuk mengungkapkan
hubungan sebab-akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan
pengaruh variabel lain.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena
penelitian ini bersifat memecahkan masalah yang diselidiki pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya dan penelitian ini tidak
hanya sebatas menggambarkan atau melukiskan fakta-fakta dari masalah yang
diselidiki, tetapi juga dilanjutkan dengan analisis dan interprestasi dari data tersebut.
Jenis penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
kuantitatif (dokumenter). Analisa ini akan diperoleh gambaran sistematik mengenai
isi suatu dokumen. Dokumen tersebut diteliti isinya, kemudiaan diklasifikasi menurut
kriteria atau pola tertentu, dan analisa atau dinilai. Biasanya penyelidikan serupa ini
menitikberatkan pengumpulan data pada yang kuantifikasi, misalnya dengan
menghitung frekuensi, perbandingan atau intensitas faktor tertentu yang terdapat
dalam dokumen itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
C. Populasi dan Sampel
Suatu penelitian tidak terlepas dari populasi dan sampel, karena itulah
populasi dan sampel merupakan subyek penelitian yang harus ditetapkan. Agar
diperoleh kejelasan maka peneliti menjelaskan pengertian populasi dan sampel
sebagai berikut:
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan anggota suatu grup atau kelompok yang
dimaksudkan untuk dijadikan subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2001: 72)
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Menurut Riduwan (2004: 55)
mengemukaka
wilayah dan memenuhi syarat-
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan laporan keuangan pada Koperasi
Unit Desa Pandan Wangi Karanganyar.
2. Sampel
Pengambilan sampel harus representatif, yaitu sampel harus mewakili
keseluruhan populasi yang diteliti. Sampel yang bersifat representatif apabila terdiri
dari unsur-unsur yang mewakili sifat populasi. Walaupun jumlahnya kecil, hasil
penelitian yang representatif tidak akan jauh berbeda dengan hasil penelitian
Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (2004: 93)
ikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa
sampel merupakan wakil dari populasi yang digunakan untuk penyelidikan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah laporan keuangan
Koperasi Unit Desa Pandan Wangi Karanganyar tahun buku 2006-2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
D. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan suatu alat tertentu. Dengan
memilih alat atau instrumen yang tepat akan mempermudah dan memperlancar dalam
pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian. Untuk mendapatkan data yang
obyektif dan valid diperlukan teknik pengumpulan data sebagai landasan pemecahan
masalah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumenter sebagai
teknik utama serta teknik observasi. Dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan
dokumen-dokumen serta catatan-catatan dan sebagainya yang digunakan sebagai
sumber data. Menurut Margono (2004: 181) yang dimaksud dengan teknik
arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-
hukum dan lain-
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan
tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumenter untuk
memperoleh informasi umum atau sejarah KUD, untuk memperoleh data personalia
dan struktur organisasi KUD, dan untuk mendapatkan data berupa laporan keuangan,
neraca, dan laporan rugi laba Koperasi Unit Desa Pandan Wangi Karanganyar tahun
buku 2006-2010.
2. Observasi
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2005: 70) mengemukakan bahwa,
an dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala- Sedangkan menurut
dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pengobservasi (observer) dan pihak yang diobservasi disebut terobservasi (observee).
Berdasarkan pendapat di atas, penulis melakukan pengamatan langsung
terhadap obyek yang diteliti meliputi observasi keadaan modal kerja yang
sebenarnya, aktivitas kerja pengurus dan karyawan dalam koperasi yang
bersangkutan, dan kondisi fisik koperasi. Kegiatan ini dilakukan bertujuan agar
peneliti dapat mengetahui kondisi koperasi yang sesungguhnya terjadi.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk membuktikan
diterima atau tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan setelah data terkumpul
seluruhnya dengan lengkap dan benar, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis
data. Tujuan dari penganalisaan data ini adalah untuk menyederhanakan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca serta diinterprestasikan. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data dengan alat pengukur rasio
finansial untuk menilai efisiensi penggunaan modal kerja melalui analisis laporan
keuangan koperasi secara time series analysis yang dilakukan dengan jalan
membandingkan rasio finansial koperasi dari satu periode ke periode lainnya.
Pembandingan antar rasio yang dicapai saat ini dengan masa lalu akan
memperlihatkan apakah koperasi mangalami kemajuan/kemunduran. Adapun rasio
yang digunakan dalam analisis penggunaan modal kerja ini adalah sebagai berikut:
1. Rasio Aktivitas (Jumingan, 2007: 228)
a) Perputaran modal kerja (working capital turn)
Perputaran modal kerja menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang
diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja dan berapa kali dana yang tertanam
dalam modal kerja berputar dalam satu periode.
kerja M odalnettoPenjualan
kerja modal perputaran Rasio
Modal kerja = Aktiva lancar Kewajiban lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b) Rasio periode pengumpulan rata-rata ( average collection period ratio)
Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini
berputar dalam satu tahun/periode, makin kecil rasio makin baik.
bersihPenjualan
thn1 dlm hari Jml x dagang Piutang rata-ratan pengumpula Periode
1 tahun = 360 hari
piutang rata-Rata
Penjualan piutang perputaran Rasio
2akhir piutang Saldo awal piutang Saldo
piutang rata-Rata
c) Rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio)
Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan
berputar dalam satu tahun/periode, makin besar turnover berarti semakin baik
persediaan rata-RataHPP
persediaan perputaran Rasio
2akhir persediaan Saldo awal persediaan Saldo
persediaan rata-Rata
2. Rasio Likuiditas (Jumingan, 2007: 123-126)
a) Current Ratio
Current ratio merupakan alat pengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
%100lancar Hutanglancar Aktiva
RatioCurrent
b) Quick Ratio
Quick ratio juga disebut rasio cepat (acid test), rasio ini merupakan ukuran
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajibaannya denagan tidak
memperhitungkan persediaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
%100Lancar Hutang
Piutang Kas RatioQuick
3. Rasio Solvabilitas (Jumingan, 2007: 229)
a) Total debt to equity ratio
Rasio ini menunjukkan berapa dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminin uang
%100sendiri M odal
panjangjgk Utanglancar Utang ratioequity debt to Total
b) Total debt to total capital assets
Rasio yang membandingkan antara utang lancar dan utang jangka panjang
dengan jumlah modal atau aktiva yang dimiliki.
%100vamodal/aktiJumlah
pnjgJgk Utanglancar Utang assets capital totaldebt to Total
4. Rasio Rentabilitas Ekonomi (Bambang Riyanto, 2001: 37)
Modal yang diperhitungkan rentabilitas ekonomi hanya modal yang bekerja
dalam koperasi. Rentabilitas ekonomi disebut juga earning power. Rumus sebagai
berikut:
%100Aktiva
UsahaLaba Ekonomi asRentabilit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis efisiensi penggunaan
Kecamatan Karangpandan Kabupaten
Karanganyar terdiri dari rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
rentabilitas ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Analisis Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan koperasi dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam
perputaran modalnya. Semakin cepat tingkat perputarannya atau semakin pendek
periode terikatnya berarti semakin efisien penggunaannya. Besarnya tingkat aktivitas
atan Karangpandan Kabupaten Karanganyar dapat
diketahui dengan menggunakan rasio aktivitas sebagai berikut:
a. Perputaran dan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang (Receivable Turnover
and Average Collection Period)
Perputaran piutang adalah kemampuan dana yang tertanam dalam piutang yang
berputar dalam periode tertentu. Perputaran piutang dapat dihitung dengan
membandingkan antara jumlah penjualan kredit dengan rata-rata piutang
sedangkan untuk periode rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung dengan
membagi jumlah hari dalam setahun (360 hari) dengan hasil perputaran piutang.
Perputaran dan periode rata-
tahun 2006-2010
dapat dilihat dalam perhitungan pada tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 5. Perhitungan Perputaran dan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Penjualan
Piutang:
Awal
Akhir
Piutang
rata2
Perputaran
piutang
Periode
terikat
751.398.345,49
4.332.318.887,60
4.370.739.529,60
4.351.529.208,60
0,17x
2 hari
618.679.004,01
4.370.739.529,60
4.409.235.951,60
4.389.987.740,60
0,14x
3 hari
954.525.947,29
4.409.235.951,60
4.380.310.815,48
4.394.773.383,54
0,21x
2 hari
996.576.844,15
4.380.310.815,48
4.423.058.219,60
4.401.684.517,54
0,22
2 hari
866..777.159,66
4.423.058219,60
4.526.502.639,60
4.474.780.429,60
0,19
2 hari
Perhitungan di atas dapat diketahui tingkat perputaran piutang dan periode
pengumpulan piutang tahun 2006 adalah 0,17 kali dan 2 hari yang berarti dalam
tahun 2006 rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 0,17 kali dan piutang
dikumpulkan rata-rata setiap 2 hari sekali. Tahun 2007 adalah 0,14 kali dan 3 hari
yang berarti dalam tahun 2007 rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar
0,14 kali dan piutang dikumpulkan rata-rata setiap 3 hari sekali. Tahun 2008 adalah
0,21 kali dan 2 hari yang berarti dalam tahun 2008 rata-rata dana yang tertanam
dalam piutang berputar 0,21 kali dan piutang dikumpulkan rata-rata setiap 2 hari
sekali. Tahun 2009 adalah 0,22 kali dan 2 hari yang berarti dalam tahun 2009 rata-
rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 0,22 kali dan piutang dikumpulkan
rata-rata setiap 2 hari sekali. Sedangkan tahun 2010 adalah 0,19 kali dan 2 hari yang
berarti dalam tahun 2010 rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 0,19
kali dan piutang dikumpulkan rata-rata setiap 2 hari sekali.
b. Perputaran dan Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan di Gudang (Inventory
Turnover and Average Days Inventory)
Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan diganti dalam artian
dibeli dan dijual kembali. Perputaran persediaan dapat dihitung dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
membandingkan antara jumlah harga pokok penjualan dengan rata-rata
persediaan sedangkan untuk periode rata-rata persediaan tersimpan di gudang
dapat dihitung dengan membagi jumlah hari dalam setahun (360 hari) dengan
hasil perputaran persediaan. Perputaran dan periode rata-rata persediaan
tersimpan di gudang pada KUD
Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010 dapat dihitung dalam perhitungan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 6. Perhitungan Perputaran dan Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan di Gudang
keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
HPP
Persediaan:
awal
akhir
Persediaan
rata2
Perputaran
persediaan
Periode
terikatnya
464.107.978,88
29.437.987,38
57.660.188,50
43.549.087,94
10,66 x
34 hari
345.756.262,27
57.660.188.50
70.548.256,23
64.104.272,37
5,39 x
67 hari
623.587.299,52
70.548.256,23
53.490.712,71
62.019.534,47
10,05 x
36 hari
678.164.065,56
53.490.712,71
193.030.547,15
123.260.629,93
5,50 x
65 hari
538.005.253,79
193.030.547,15
87.883.373,36
140.456.960,25
3,8 x
94 hari
Sumber: Data Laporan Keuangan K
Perhitungan di atas dapat diketahui tingkat perputaran persediaan dan
periode rata-rata persediaan tersimpan di gudang tahun 2006 adalah 10,66 kali dan 34
hari yang berarti dalam tahun 2006 rata-rata dana yang tertanam dalam persediaan
berputar 10,66 kali dalam setahun dan periode rata-rata persediaan berada di gudang
rata-rata selama 34 hari sekali. Tahun 2007 adalah 5,39 kali dan 67 hari yang berarti
dalam tahun 2007 rata-rata dana yang tertanam dalam persediaan berputar 5,39 kali
dalam setahun dan periode rata-rata persediaan berada di gudang rata-rata selama 67
hari sekali. Tahun 2008 adalah 10,05 kali dan 36 hari yang berarti dalam tahun 2008
rata-rata dana yang tertanam dalam persediaan berputar 10,05 kali dalam setahun dan
periode rata-rata persediaan berada di gudang rata-rata selama 36 hari sekali. Tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2009 adalah 5,5 kali dan 65 hari yang berarti dalam tahun 2009 rata-rata dana yang
tertanam dalam persediaan berputar 5,5 kali dalam setahun dan periode rata-
ratapersediaan berada di gudang rata-rata selama 65 hari sekali. sedangkan tahun
2010 adalah 3,8 kali dan 94 hari yang berarti dalam tahun 2010 rata-rata dana yang
tertanam dalam persediaan berputar 3,8 kali dalam setahun dan periode rata-rata
persediaan berada di gudang rata-rata selama 94 hari sekali.
c. Perputaran Modal Kerja (Working Turnover Capital)
Perputaran modal kerja adalah kemampuan modal kerja (netto) berputar dalam
satu periode siklus kas dari perusahaan . perputaran modal kerja dapat dihitung
dengan membandingkan antara penjualan netto dan rata-rata modal kerja.
Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010 dapat dilihat dalam perhitungan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 7. Perhitungan Modal Kerja
Tahun Aktiva lancar
(Rp)
Hutang lancar
(Rp)
Modal kerja
(Rp)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
4.447.893.092,42
4.476.160.470,99
4.529.570.342,22
4.521.004.546,63
4.711.958.068,57
4.709.404.508,28
3.242.784.074,14
3.329.716.328,14
3.327.374.213,00
3.302.325.071,78
3.296.184.854,64
3.271.971.456,17
1.205.109.018,28
1.146.444.142,85
1.202.196.129,22
1.218.679.474,85
1.415.773.213,93
1.437.433.052,11
Sumber:
Tabel 8. Perhitungan Perputaran Modal Kerja
Ket Penjualan
(Rp)
MK awal
(Rp)
MK akhir
(Rp)
MK rata-rata
(Rp)
Perputaran
MK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2006
2007
2008
2009
2010
751.398.345,49
618.679.004,01
954.525.947,29
996..576..844,15
866..777.159,66
1.205.109.018,28
1.146.444.142,85
1.202.196.129,22
1.218.679.474,85
1.415.773.213,93
1.146.444.142,85
1.202.196.129,22
1.218.679.474,85
1.415.773.213,93
1.437.433.052,11
1.175.776.580,57
1.174.320.136,04
1.210.437.802,04
1.317.226.344,39
1.426.603.133,22
0,64 x
0,53 x
0,79 x
0,75 x
0,60 x
Sumber: yang diolah
Perhitungan di atas dapat diketahui tingkat perputaran modal kerja tahun
2006 adalah 0,64x yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-
rata 0,64x dalam setahunnya. Tahun 2007 adalah 0,53x yang berarti dana yang
tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0,53x dalam setahunnya. Tahun 2008
adalah 0,79x yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata
0,79x dalam setahunnya. Tahun 2009 adalah 0,75x yang berarti dana yang tertanam
dalam modal kerja berputar rata-rata 0,75x dalam setahunnya. Sedangkan tahun 2010
adalah 0,60x yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata
0,60x dalam setahunnya
2. Analisis Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisa dan
menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek suatu koperasi. Besarnya
Karanganyar dapat diketahui dengan menggunakan dua rasio yaitu:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam
melunasi utang yang segara dipenuhi dengan aktiva lancar . rasio lancar dapat
dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan utang
andan Kabupaten
Karanganyar tahun 2006-2010 dapat dilihat dalam perhitungan pada tabel di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 9. Perhitungan Rasio Lancar
Tahun Aktiva lancar
(Rp)
Utang lancar
(Rp)
Rasio lancar
(%)
2006
2007
2008
2009
2010
4.476.160.470,99
4.529.570.342,22
4.521.004.546,63
4.711.958.068,57
4.709.404.508,28
3.329.716.328,14
3.327.374.213,00
3.302.325.071,78
3.296.184.854,64
3.271.971.456,17
134,43
136,13
136,90
142,95
143,93
Sumber:
Perhitungan di atas dapat diketahui rasio lancar yang dicapai tahun 2006
adalah 134,43% yang berarti setiap utang lancar Rp 100,00 dijamin dengan aktiva
lancar Rp 134,43. Tahun 2007 adalah 136,13% yang berarti setiap utang lancar Rp
100,00 dijamin dengan aktiva lancar Rp 136,13. Tahun 2008 adalah 136,90% yang
berarti setiap utang lancar Rp 100,00 dijamin dengan aktiva lancar Rp 136,90. Tahun
2009 adalah 142,95% yang berarti setiap utang lancar Rp 100,00 dijamin dengan
aktiva lancar Rp 142,95. Sedangkan tahun 2010 adalah 143,93% yang berarti setiap
utang lancar Rp 100,00 dijamin dengan aktiva lancar Rp 143,93.
b. Ratio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat adalah rasio yang menunjukkan kemampuan koperasi untuk
membayar utang lancar yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang
lebih likuid. Rasio cepat dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010 dapat dilihat
dalam perhitungan pada tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 10. Perhitungan Ratio Cepat
Tahun Kas
(Rp)
Piutang
(Rp)
Utang lancar
(Rp)
Rasio cepat
(%)
2006
2007
2008
2009
2010
41.561.846,24
44.046.175,74
66.532.435,44
81.257.174,82
87.536.949,32
4.370.739.529,60
4.409.235.951,60
4.380.310.815,48
4.423.058.219,60
4.526.502.639,60
3.329.716.328,14
3.327.374.213,00
3.302.325.071,78
3.296.184.854,64
3.271.971.456,17
132,51
133,84
134,66
136,65
141,01
Sumber:
Perhitungan di atas dapat diketahui rasio cepat yang dicapai tahun 2006
adalah 132,51% yang berarti setiap utang lancar Rp 100,00 dijamin aktiva yang lebih
likuid (kas, efek, dan piutang) Rp 132,51. Tahun 2007 adalah 133,84% yang berarti
setiap utang lancar Rp 100,00 dijamin aktiva yang lebih likuid (kas, efek, dan
piutang) Rp 133,84. Tahun 2008 adalah 134,66% yang berarti setiap utang lancar Rp
100,00 dijamin aktiva yang lebih likuid (kas, efek, dan piutang) Rp 134,66. Tahun
2009 adalah 136,65% yang berarti setiap utang lancar Rp 100,00 dijamin aktiva yang
lebih likuid (kas, efek, dan piutang) Rp 136,65. Tahun 2010 adalah 141,00% yang
berarti setiap utang lancar Rp 100,00 dijamin aktiva yang lebih likuid (kas, efek, dan
piutang) Rp 141,00.
3. Analisis solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan kemampuan suatu koperasi untuk memenuhi
semua utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Besarnya tingkat
dapat diketahui dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a. Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan berapa dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminin uang. Rasio dapat dihitung dengan membandingkan total utang dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
modal sendiri. Total debt to equity ratio n
Karangpandan Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010 dapat dilihat dalam
perhitungan pada tabel di bawah ini:
Tabel 11. Perhitungan Total Debt to Equity Ratio
Tahun Hutang
(Rp
Modal sendiri
(Rp)
Total Debt to Equity
Ratio (%)
2006
2007
2008
2009
2010
3.393.976.919,48
3.391.634.804,34
3.366.585.663,12
3.360.445.445,98
3.336.232.047,51
2.389.667.635,60
2.397.193.655,00
2.420.261.555,50
2.437.249.275,82
2.455.001.808,16
142
141,48
139,10
137,87
135,89
Sumber: ng diolah
Perhitungan di atas dapat diketahui Total debt to equity ratio tahun 2006
adalah 142% yang berarti utang ( utang lancar + utang jangka panjang) Rp 100,00
dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 142,00. Tahun 2007 adalah 141,48% yang
berarti utang ( utang lancar + utang jangka panjang) Rp 100,00 dijamin oleh modal
sendiri sebesar Rp 141,48. Tahun 2008 adalah 139,10% yang berarti utang )utang
lancar + utang jangka panjang) Rp 100,00 dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp
139,10. Tahun 2009 adalah 137,87% yang berarti utang )utang lancar + utang jangka
panjang) Rp 100,00 dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 137,87. Tahun 2010
adalah 135,89% yang berarti utang )utang lancar + utang jangka panjang) Rp 100,00
dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 135,89.
b. Total Debt to Total Capital Assets
Rasio ini dapat dihitung dengan membandingkan antara utang lancar dan utang
jangka panjang dengan jumlah modal atau aktiva yang dimiliki koperasi. Total
debt to total capital assets dan
Kabupaten Karanganyar tahun 2006-2010 dapat dilihat dalam perhitungan pada
tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 12. Perhitungan Total Debt to Total Capital Assets
Tahun
Jumlah hutang
(Rp)
Jumlah aktiva
(Rp)
Total debt to total capital
assets (%)
2006
2007
2008
2009
2010
3.393.976.919,48
3.391.634.804,34
3.366.585.663,12
3.360.445.445,98
3.336.232.047,51
5.808.890.942,24
5.822.026.903,92
5.815.346.675,78
5.827.192.275,67
5.813.037.956,08
58,43
58,26
57,89
57,66
57,39
Sumber:
Perhitungan di atas dapat diketahui Total debt to total capital assets yang
dicapai tahun 2006 adalah 58,43% yang berarti utang ( utang lancar + utang jangka
panjang) Rp 100,00 dijamin oleh aktiva sebesar Rp 58,43. Tahun 2007 adalah
58,26% yang berarti utang ( utang lancar + utang jangka panjang) Rp 100,00 dijamin
oleh aktiva sebesar Rp 58,26. Tahun 2008 adalah 57,89% yang berarti utang ( utang
lancar + utang jangka panjang) Rp 100,00 dijamin oleh aktiva sebesar Rp 57,89.
Tahun 2009 adalah 57,66% yang berarti utang ( utang lancar + utang jangka panjang)
Rp 100,00 dijamin oleh aktiva sebesar Rp 57,66. Tahun 2010 adalah 57,39% yang
berarti utang ( utang lancar + utang jangka panjang) Rp 100,00 dijamin oleh aktiva
sebesar Rp 57,39.
4. Analisis Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan suatu koperasi dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang
diperhitungkan dalam rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam
koperasi (operating capital/assets) sedangkan laba yang diperhitungkan dalam
rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya koperasi yang
disebut dengan laba usaha (net operating income). Rentabilitas ekonomi KUD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
bupaten Karanganyar tahun 2006-
2010 dapat dilihat dalam perhitungan pada tabel dibawah ini:
Tabel 13. Perhitungan Rentabilitas Ekonomi
Tahun Laba Usaha
(Rp)
Aktiva
(Rp)
Rentabilitas Ekonomi
(%)
2006
2007
2008
2009
2010
19.535.984,16
9.889.103,68
22.230.388,16
29.497.553,89
21.804.100,41
5.808.890.942,24
5.822.026.903,92
5.815.346.675,78
5.827.192.275,67
5.813.037.956,08
0,33
0,16
0,38
0,50
0,37
Sumber:
Perhitungan di atas dapat diketahui rentabilitas ekonomi yang dicapai tahun
2006 adalah 0,33% yang berarti setiap Rp 100,00 modal/aktiva menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 0,33 untuk semua investor. Tahun 2007 adalah 0,16% yang
berarti setiap Rp 100,00 modal/aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,16
untuk semua investor. Tahun 2008 adalah 0,38% yang berarti setiap Rp 100,00
modal/aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,38 untuk semua investor. Tahun
2009 adalah 0,50% yang berarti setiap Rp 100,00 modal/aktiva menghasilkan
keuntungan sebesar Rp 0,50 untuk semua investor. Tahun 2010 adalah 0,37% yang
berarti setiap Rp 100,00 modal/aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,37
untuk semua investor.
5. Penilaian Efisiensi Penggunaan Modal Kerja
Setelah mengetahui perhitungan dari segi aktivitas, likuiditas, solvabilitas,
dan rentabilitas ekonomi selanjutnya untuk menilai efisiensi dilakukan dengan
membandingkan hasil dari perhitungan rasio tersebut dengan standar pengukuran
yang telah ditetapkan.
a. Analisis Rasio Aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Analisis rasio aktivitas yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Perputaran dan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang
Tabel 14. Penilaian Perputaran dan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang
Tahun Perputaran
piutang
Rata-rata
pengumpulan
piutang
Standar Kriteria
2006
2007
2008
2009
2010
0,17x
0,14x
0,21x
0,22x
0,19x
2 hari
3 hari
2 hari
2 hari
2 hari
< 5x
< 5x
< 5x
< 5x
< 5x
Tidak efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
Sumber:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa perputaran dan periode rata-
Kabupaten Karanganyar yang dicapai pada tahun 2006 adalah 0,17x dan 2 hari, tahun
2007 adalah 0,14x dan 3 hari, tahun 2008 adalah 0,21x dan 2 hari, tahun 2009 adalah
0,22x dan 2 hari dan tahun 2010 adalah 0,19x dan 2 hari. Bila perputaran dan periode
rata-rata pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran
maka perputaran dan periode rata-rata pengumpulan piutang pada tahun 2006-2010
termasuk dalam kriteria tidak efisien.
2) Perputaran dan Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan di Gudang
Tabel 15. Penilaian Perputaran dan Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan di
Gudang
Tahun Perputaran
persediaan
Rata-rata
Persediaan di
Simpan
Standar Kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2006
2007
2008
2009
2010
10,66 x
5,39 x
10,00 x
5,50 x
3,80 x
34 hari
67 hari
36 hari
65 hari
94 hari
> 10 kali
5kali 1kali
10kali- 6kali
5kali 1kali
5kali 1kali
Sangat efisien
Kurang efisien
efisien
Kurang efisien
Kurang efisien
Sumber:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa perputaran dan periode rata-
Karangpandan Kabupaten Karanganyar yang dicapai pada tahun 2006 adalah 10,66x
dan 34 hari, tahun 2007 adalah 5,39x dan 67 hari, tahun 2008 adalah 10,00x dan 36
hari, tahun 2009 adalah 5,50x dan 65 hari, dan tahun 2010 adalah 3,80x dan 94 hari.
Bila perputaran dan periode rata-rata persediaan tersimpan di gudang tersebut
dibandingkan dengan standar pengukuran maka perputaran dan periode persediaan
tersimpan di gudang pada tahun 2006 termasuk dalam kriteria sangat efisien, tahun
2007 termasuk kriteria efisien, dan tahun 2007, 2009,& 2010 termasuk dalam kriteria
kurang efisien.
3) Perputaran Modal Kerja
Tabel 16. Penilaian Perputaran Modal Kerja
Tahun Perputaran Modal
Kerja
Standar Kriteria
2006
2007
2008
2009
2010
0,64 x
0,53 x
0,79 x
0,75 x
0,60 x
1 kali 0 kali
1 kali 0 kali
1 kali 0 kali
1 kali 0 kali
1 kali 0 kali
Kurang efisien
Kurang efisien
Kurang efisien
Kurang efisien
Kurang efisien
Sumber:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa perputaran modal kerja KUD
arangpandan Kabupaten Karanganyar yang dicapai
pada tahun 2006 adalah 0,64x, tahun 2007 adalah 0,53x, tahun 2008 adalah 0,79x,
tahun 2009 adalah 0,75x, dan tahun 2010 adalah 0,60x. Bila perputaran modal kerja
tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka pada tahun 2006-2010
termasuk dalam kriteria kurang efisien.
b. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Rasio Lancar
Tabel 17. Penilaian Rasio Lancar
Tahun Rasio lancer Standar Kriteria
2006
2007
2008
2009
2010
134,43%
136,13%
136,90%
142,95%
143,93%
125% - 149%
125% - 149%
125% - 149%
125% - 149%
125% - 149%
Kurang efisien
Kurang efisien
Kurang efisien
Kurang efisien
Kurang efisien
Sumber:
Ber
2006 adalah 134,43%, tahun 2007 adalah 136,13%, tahun 2008 adalah 136,90%,
tahun 2009 adalah 142,95%, dan tahun 2010 adalah 143,93%. Bila angka-angka
tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio lancar pada tahun
2006-2010 termasuk dalam kriteria kurang efisien.
2) Rasio cepat
Tabel 18. Penilaian Rasio Cepat
Tahun Rasio cepat Standar Kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2006
2007
2008
2009
2010
132,51%
133,84%
134,66%
136,65%
141,01%
125% - 149%
125% - 149%
125% - 149%
125% - 149%
125% - 149%
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Sumber:
Berdasarkan tabel di atas menunjukka
2006 adalah 132,51%, tahun 2007 adalah 133,84%, tahun 2008 adalah 134,66%,
tahun 2009 adalah 136,65%, dan tahun 2010 adalah 141,01% . Bila angka-angka
tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio cepat pada tahun
2006-2010 termasuk dalam kriteria efisien.
c. Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:
1) Total Debt to Equity Ratio
Tabel 19. Penilaian Total Debt to Equity Ratio
Tahun Total debt to
equity ratio
Standar Kriteria
2006
2007
2008
2009
2010
142%
141,48%
139,10%
137,87%
135,89%
131% - 150%
131% - 150%
131% - 150%
131% - 150%
131% - 150%
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Efisien
Sumber: Data Laporan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rasio total debt to equity
ratio ar
yang dicapai pada tahun 2006 adalah 142%, tahun 2007 adalah 141,48% , tahun 2008
adalah 139,10%, tahun 2009 adalah 137,87%, dan tahun 2010 adalah 135,89% . Bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
angka-angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio total debt
to equity ratio pada tahun 2006-2010 termasuk dalam kriteria efisien.
2) Total Debt to Total Capital Assets
Tabel 20. Penilaian Total Debt to Total Capital Assets
Tahun Total debt to total
capital assets
Standar Kriteria
2006
2007
2008
2009
2010
58,43%
58,26%
57,89%
57,66%
57,39%
< 110%
< 110%
< 110%
< 110%
< 110%
Tidak Efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
Sumber:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rasio total debt to total
capital assets
Karanganyar yang dicapai pada tahun 2006 adalah 58,43%, tahun 2007 adalah
58,26%, tahun 2008 adalah 57,89%, tahun 2009 adalah 57,66% dan tahun 2010
adalah 57,39%. Bila angka-angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran
maka rasio total debt to total capital pada tahun 2006-2010 termasuk dalam kriteria
tidak efisien.
d. Analisis Rentabilitas Ekonomi
Tabel 21. Penilaian Rentabilitas Ekonomi
Tahun Rentabilitas
Ekonomi
Standar Kriteria
2006
2007
2008
2009
2010
0,33%
0,16%
0,38%
0,50%
0,38%
< 1%
< 1%
< 1%
< 1%
< 1%
Tidak Efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
Tidak efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Sumber:
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rasio rentabilitas ekonomi
dan Kabupaten Karanganyar yang
dicapai pada tahun 2006 adalah 0,33%, tahun 2007 adalah 0,16%, tahun 2008 adalah
0,38%, tahun 2009 adalah 0,50%, dan tahun 2010 adalah 0,38% . Bila angka-angka
tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio rentabilitas ekonomi
pada tahun 2006-2010 termasuk dalam kriteria tidak efisien.
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang ditemukan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila fakta-
fakta empiris atau data yang terkumpul dapat mendukung pernyataan hipotesis dan
sebaliknya hipotesis akan ditolak apabila fakta-fakta empiris tidak mendukung.
Setelah data terkumpul, kemudian penulis mengadakan analisis data, dari analisis
tersebut penulis berusaha untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah
diajukan dan untuk memecahkan permasalahan yang terkandung dalam penelitian.
Langkah yang dilakukan dalam analisis ini adalah menghitung dahulu rasio aktivitas,
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas ekonomi kemudian hasilnya
dibandingkan dengan standar pengukuran untuk mengetahui efisien atau tidak.
Setelah diadakan perhitungan di atas maka kesimpulan dari pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat rasio aktivitas belum digunakan secara efisien dalam melaksanakan
kegiatan usaha pada KUD Pandan Wangi Kecamatan Karangpandan Kabupaten
Karanganyar.
2. Tingkat rasio likuiditas belum digunakan secara efisien dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya pada KUD Pandan Wangi Kecamatan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
3. Tingkat rasio solvabilitas belum digunakan secara efisien dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya pada KUD Pandan Wangi Kecamatan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
4. Tingkat rentabilitas ekonomi belum digunakan secara efisien dalam menghasilkan
laba pada KUD Pandan Wangi Kecamatan Karangpandan Kabupaten
Karanganyar.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini adalah membahas pengukuran tingkat
aktivitas, tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, dan tingkat rentabilitas ekonomi pada
ten Karanganyar sejak
tahun 2006-2010.
1. Pembahasan Analisis Rasio Aktivitas
a. Perputaran dan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang
Secara terperinci keadaan perputaran dan periode rata-rata pengumpulan
piutang
Karanganyar sejak tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut:
Tahun 2006
Pada tahun ini perputaran piutang 0,17x dengan periode terikat 2 hari, penjualan
mencapai Rp 751.398.345,49 dan piutang rata-rata Rp 4.351.529.208,60.
Tahun 2007
Penjualan mengalami penurunan sebesar Rp 132.719.341,48 (17,66%) yaitu Rp
751.398.345,49 menjadi Rp 618.679.004,01 dan diikuti kenaikan piutang rata-rata
sebesar Rp 38.458.532 (0,88%) dari Rp 4.351.529.208,60 menjadi Rp
4.389.987.740,60. hal ini menyebabkan perputaran piutang mengalami penurunan
menjadi 0,14x dan periode terikatnya 3 hari.
Tahun 2008
Penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp 335.846.943,28 (54,28%) yaitu Rp
618.679.004,01 menjadi Rp 954.525.947,29 dan diikuti kenaikan piutang rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
sebesar Rp 4.785.642,94 (0,10%) dari Rp 4.389.987.740,60 menjadi Rp
4.394.773.383,54. hal ini menyebabkan perputaran piutang mengalami kenaikan
menjadi 0,21x dan periode terikatnya 2 hari.
Tahun 2009
Penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp 42.050.896,86 (4,40%) yaitu Rp
954.525.947,29 menjadi Rp 996.576.844,15 dan diikuti kenaikan piutang rata-
rata sebesar Rp 6.911.134 (0,15%) dari Rp 4.394.773.383,54 menjadi Rp
4.401.684.517,54. Hal ini menyebabkan perputaran piutang mengalami kenaikan
menjadi 0,22x dan periode terikatnya 2 hari.
Tahun 2010
Penjualan mengalami penurunan sebesar Rp129.799.684,49 (13,02%) yaitu Rp
954.525.947,29 menjadi Rp 866..777.159,66 dan diikuti kenaikan piutang rata-
rata sebesar Rp 73.095.911,92 (1,66%) dari Rp 4.401.684.517,54 menjadi Rp
4.474.780.429,60. Hal ini menyebabkan perputaran piutang mengalami
penurunan menjadi 0,19x dan periode terikatnya 2 hari.
Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa tingkat perputaran piutang
K
rendah (tidak efisien), hal ini membuktikan bahwa kebijakan dalam pengumpulan
piutangnya tidak optimal, akibat dari keadaan tersebut adalah kemungkinan
piutang yang tidak terbayar. Tingkat perputaran piutang rendah disebabkan pula
karena tingginya saldo piutang yang belum tertagih sehingga nilai realisasinya
lebih kecil yang mengakibatkan rendahnya tingkat perputaran piutang dan periode
rata-rata pengumpulan piutang sangat pendek Periode terikat piutang tersebut
sangat pendek yang berarti kebijakan kredit terlalu ketat sehingga hal tersebut
dapat menurunkan volume penjualan dan besar kemungkinan koperasi akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Rendahnya tingkat
perputaran piutang dapat diantisipasi dengan cara menetapkan kebijaksanaan baru
mengenai ketentuan pembatasan maksimal kredit yang diberikan kepada anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
dan pengumpulan piutang harus dilakukan secara aktif agar piutang dapat
terbayar tepat pada waktunya.
b. Perputaran dan Periode Rata-rata Persediaan Tersimpan di Gudang
Secara terperinci keadaan Perputaran dan Periode Rata-rata Persediaan
Kabupaten Karanganyar sejak tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut:
Tahun 2006
Pada tahun ini HPP mencapai Rp 464.107.978,88, persediaan rata-rata mencapai
Rp 43.549.087,94, dan perputaran persediaan 10,66x dengan periode terikatnya
34 hari.
Tahun 2007
Pada tahun ini HPP mengalami penurunan sebesar Rp 118.351.716,61 (25,50%)
yaitu Rp 464.107.978,88 menjadi Rp 345.756.262,27 dan diikuti kenaikan
persediaan rata-rata sebesar Rp 20.555.184,43 (47,20%) dari Rp 43.549.087,94
menjadi Rp 64.104.272,37. hal ini menyebabkan penurunan perputaran
persediaan menjadi 5,39x dengan periode terikatnya 67 hari.
Tahun 2008
Pada tahun ini HPP mengalami kenaikan sebesar Rp 227.831.037,25 (80,35%)
yaitu Rp 345.756.262,27 menjadi Rp 623.587.299,52 dan diikuti penurunan
persediaan rata-rata sebesar Rp 2.084.737,25 (3,25%) dari Rp 64.104.272,37
menjadi Rp 62.019.534,47. hal ini menyebabkan kenaikan perputaran persediaan
menjadi 10,00x dengan periode terikatnya 36 hari.
Tahun 2009
Pada tahun ini HPP mengalami kenaikan sebesar Rp 54.576.766,04 (8,75%) yaitu
Rp 623.587.299,52 menjadi Rp 678.164.065,56 dan diikuti kenaikan persediaan
rata-rata sebesar Rp 61.241.095,46 (98,74%) dari Rp 62.019.534,47 menjadi Rp
123.260.629,93. hal ini menyebabkan penurunan perputaran persediaan menjadi
5,50x dengan periode terikatnya 65 hari.
Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Pada tahun ini HPP mengalami penurunan sebesar Rp 140.158.810,78 (20,66%)
yaitu Rp Rp 678.164.065,56 menjadi Rp538.005.253,79
dan diikuti kenaikan persediaan rata-rata sebesar Rp 17.196.330,31(13,95%) dari
Rp 123.260.629,93 menjadi Rp140.456.960,25. hal ini menyebabkan penurunan
perputaran persediaan menjadi 3,8x dengan periode terikatnya 94 hari.
Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa tingkat perputaran piutang
h
besarnya tingkat perputaran persediaan menunjukkan trend kenaikan, namun pada
tahun 2008 besarnya perputaran persediaan mengalami penurunan apabila
dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu dari 10,66x menjadi 5,39x tetapi pada
tahun 2009 perputaran persediaan mengalami kenaikan sebesar 10,00x. Hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan sudah efisien sehingga dapat
berpengaruh dalam meningkatkan keuntungan. Perputaran persediaan bila
dibandingkan dengan standar pengukuran maka perputaran persediaan pada
tahun 2005 dan 2008 termasuk dalam kriteria kurang efisien, tahun 2006 dan
2009 termasuk dalam kriteria efisien, dan tahun 2007 termasuk dalam kriteria
sangat efisien. Rendahnya perputaran persediaan pada tahun 2005 dan tahun 2008
disebabkan karena persediaan rata-rata tinggi dan tidak diikuti dengan kenaikan
HPP begitu pula pengumpulan piutang tahun 2005 dan tahun 2008 lebih lama
dibandingkan tahun 2006, 2007, dan 2009 yang menyebabkan kerugian dan
memperkecil keuntungan.
Rendahnya tingkat perputaran persediaan dapat diantisipasi dengan
menetapkan kebijakan baru yang berkaitan dengan penjualan persesediaan barang
dagangan agar persediaan tersebut tidak terlalu banyak menumpuk di gudang
yaitu dengan cara memberikan potongan tunai baik penjualan tunai maupun kredit
dengan tetap menentukan harga jual sesuai dengan laba yang dikehendaki.
Dengan adanya potongan tunai tersebut akan menarik minat anggota untuk
membeli. Disamping itu koperasi juga jangan terlalu banyak mengadakan
pembelian barang yang nantinya akan berakibat menumpuknya persediaan barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
dagangan di gudang. Pembelian dilakukan setelah persediaan barang dagangan
benar-benar dalam keadaan sefety stock (persediaan inti), persediaan inti
merupakan jumlah minimal dari dana yang diinvestasikan dalam persediaan untuk
mempertahankan kontinuitas usahanya.
c. Perputaran Modal Kerja
Secara terperinci keadaan perputaran modal kerja KUD
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar sejak tahun 2006-2010
adalah sebagai berikut:
Tahun 2006
Pada tahun ini penjualan mencapai Rp 751.398.345,49, modal kerja rata-rata Rp
1.175.776.580,57 dengan perputaran modal kerja 0,64x.
Tahun 2007
Penjualan mengalami penurunan sebesar Rp 132.719.341,48 (17,66%) yaitu Rp
751.398.345,49 menjadi Rp 618.679.004,01 dan diikuti penurunan modal kerja
rata-rata sebesar Rp 1.456.444,53 (0,12%) dari Rp 1.175.776.580,57 menjadi Rp
1.174.320.136,04. hal ini menyebabkan penurunan perputaran modal kerja
sebesar 0,53x.
Tahun 2008
Penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp 335.846.943,28 (54,28%) yaitu Rp
618.679.004,01 menjadi Rp 954.525.947,29 dan diikuti kenaikan modal kerja
rata-rata sebesar Rp 36.117.666 (3,07%) dari Rp 1.174.320.136,04 menjadi Rp
1.210.437.802,04 . hal ini menyebabkan kenaikan perputaran modal kerja sebesar
0,79x.
Tahun 2009
Penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp 42.050.896,86 (4,40%) yaitu Rp
954.525.947,29 menjadi Rp 996.576.844,15 dan diikuti kenaikan modal kerja
rata-rata sebesar Rp 106.788.542,35 (8,82%) dari Rp 1.210.437.802,04 menjadi
Rp 1.317.226.344,39. Hal ini menyebabkan perputaran modal kerja mengalami
penurunan menjadi 0,75x.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tahun 2010
Penjualan mengalami penurunan sebesar Rp129.799.684,49 (13,02%) yaitu Rp
954.525.947,29 menjadi Rp 866..777.159,66 dan . diikuti kenaikan modal kerja
rata-rata sebesar Rp 109.376.788,70 (8,30%) dari Rp 1.317.226.344,39 menjadi
Rp 1.426.603.133,22. Hal ini menyebabkan perputaran modal kerja mengalami
penurunan menjadi 0,60x.
Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa tingkat perputaran modal kerja
aten Karanganyar adalah
rendah/ kurang efisien. Rendahnya Tingkat perputaran modal kerja tersebut
menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang tidak lain disebabkan karena
adanya kelebihan dana yang diinvestasikan pada piutang dan persediaan, dengan
keadaan tersebut menunjukkan tidak diterapkannya manajemen modal kerja yang
tepat. Koperasi perlu memperhatikan kebijaksanaan dalam manajemen modal
kerja yaitu kebijaksanaan dalam penentuan besarnya dana yang diinvestasikan
dalam unsur-unsur modal kerja sesuai dengan kebutuhan usaha
2. Pembahasan Analisis Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
Secara terperinci keadaan rasio lanca
Karangpandan Kabupaten Karanganyar sejak tahun 2005-2009 adalah sebagai
berikut:
Tahun 2006
Aktiva lancar mencapai Rp4.476.160.470,99,utang lancar Rp3.329.716.328,14
dengan rasio lancar 134,43%.
Tahun 2007
Aktiva lancar mengalami kenaikan sebesar Rp 53.409.871,23 (1,19%) yaitu dari
Rp 4.476.160.470,99 menjadi Rp 4.529.570.342,22 dan diikuti penurunan utang
lancar sebesar Rp 2.342.115,14 (0,07%) dari Rp 3.329.716.328,14 menjadi Rp
3.327.374.213,00. hal ini menyebabkan rasio lancar mengalami kenaikan menjadi
136,13%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tahun 2008
Aktiva lancar mengalami penurunan sebesar Rp 8.565.795 (0,18%) yaitu dari Rp
4.529.570.342,22 menjadi Rp 4.521.004.546,63 dan diikuti penurunan utang
lancar sebesar Rp 25.049.141,22 (0,75%) dari Rp 3.327.374.213,00 menjadi Rp
3.302.325.071,78 . hal ini menyebabkan rasio lancar mengalami kenaikan
menjadi 136,90%.
Tahun 2009
Aktiva lancar mengalami kenaikan sebesar Rp 190.953.521,9 (4,22%) yaitu dari
Rp 4.521.004.546,63 menjadi Rp 4.711.958.068,57 dan diikuti penurunan utang
lancar sebesar Rp 6.140.217,10 (0,18%) dari Rp 3.302.325.071,78 menjadi Rp
3.296.184.854,64. Hal ini menyebabkan rasio lancar mengalami kenaikan menjadi
142,95%.
Tahun 2010
Aktiva lancar mengalami penurunan sebesar Rp 2.553.360,3 (0,05%) yaitu dari
Rp 4.711.958.068,57 menjadi Rp4.709.404.508,28 dan diikuti penurunan utang
lancar sebesar Rp 24.213.398,5 (0,73%) dari Rp 3.296.184.854,64 menjadi Rp
3.271.971.456,17. hal ini menyebabkan rasio lancar mengalami kenaikan menjadi
143,93%.
Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa
kurang efisien, besarnya rasio lancar cenderung tidak beraturan, apabila rasio ini
tidak ditingkatkan akan dapat mengakibatkan koperasi tidak likuid atau tidak
dapat memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek. Keadaan demikian
menunjukkan bahwa kemampuan membayar utang jangka pendek koperasi
kurang terjamin, meskipun koperasi memiliki banyak cadangan dalam bentuk
piutang yang dapat digunakan untuk membayar utang jangka pendek. Piutang
masih memerlukan satu langkah lagi untuk berubah menjadi kas sehingga dapat
digunakan untuk membayar utang jangka pendek. Kekurangan kas dapat
diantisipasi dengan cara menjalin hubungan baik dengan bank-bank setempat agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
mudah mendapatkan kredit apabila sewaktu-waktu harus membayar utang jangka
pendek.
b. Rasio Cepat
Secara terperinci keadaan rasio cepat KUD
Karangpandan Kabupaten Karanganyar sejak tahun 2006-2010 adalah sebagai
berikut:
Tahun 2006
Pada tahun ini rasio cepat yang dicapai 132,51%. Besarnya jumlah aktiva lancar
yang lebih likuid (kas, efek, dan piutang) ini disebabkan karena besarnya saldo
piutang koperasi sehingga banyak cadangan yang dapat digunakan untuk
melunasi utang jangka pendeknya bila sewaktu-waktu ditagih. Jumlah aktiva
lancar yang likuid sebesar Rp 4.412.301.375,84 dengan utang lancar sebesar Rp.
3.329.716.328,14
Tahun 2007
Pada tahun ini rasio cepat mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu
menjadi 133,84%. Hal ini disebabkan karena pengelolaan aktiva lancar yang lebih
likuid pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar Rp 40.980.751,5 (0,92%)
yaitu dari Rp 4.412.301.375,84 menjadi Rp 4.453.282.127,34 dan diikuti
penurunan utang lancar sebesar Rp 2.342.115,14 (0,07%) dari Rp
3.329.716.328,14 menjadi Rp 3.327.374.213,00.
Tahun 2008
Pada tahun ini rasio cepat mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu
menjadi 134,66%. Hal ini disebabkan karena pengelolaan aktiva lancar yang lebih
likuid pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp 6.438.876,42 (0,14%)
yaitu dari Rp 4.453.282.127,34 menjadi Rp 4.446.843.250,92 dan diikuti
penurunan utang lancar sebesar Rp 25.049.141,22 (0,75%) dari Rp
3.327.374.213,00 menjadi Rp 3.302.325.071,78.
Tahun 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Pada tahun ini rasio cepat mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu
menjadi 136,65%. Hal ini disebabkan karena pengelolaan aktiva lancar yang lebih
likuid pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp 57.472.143,5 (1,29%
yaitu dari Rp 4.446.843.250,92 menjadi Rp 4.504.315.394,42 dan diikuti
penurunan utang lancar sebesar Rp 6.140.217,10 (0,18%) dari Rp
3.302.325.071,78 menjadi Rp 3.296.184.854,64.
Tahun 2010
Pada tahun ini rasio cepat mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu
menjadi 141,01%. Hal ini disebabkan karena pengelolaan aktiva lancar yang lebih
likuid pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 109.724.194,5 (2,43%)
yaitu dari Rp 4.504.315.394,42 menjadi Rp 4.614.039.588,92 dan diikuti
penurunan utang lancar sebesar Rp Rp 24.213.398,5 (0,73%) dari Rp
3.296.184.854,64 menjadi Rp 3.271.971.456,17.
Dari rincian
camatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar adalah sudah efisien
karena standar pengukuran berada diantara 125%-149%. Hal ini disebabkan pula
koperasi memiliki utang lancar yang lebih kecil daripada aktiva lancar lebih
likuid.
3. Pembahasan Analisis Rasio Solvabilitas
a. Total debt to equity ratio
Secara terperinci keadaan total debt to equity ratio KUD
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar sejak tahun 2005-2009 adalah
sebagai berikut:
Tahun 2006
Pada tahun ini total debt to equity ratio yang dicapai sebesar 142% dengan modal
sendiri Rp2.389.667.635,60 dan hutang Rp .3.393.976.919,48.
Tahun 2007
Pada tahun ini total debt to equity ratio mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 141,48%. Hal ini disebabkan karena modal sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
mengalami kenaikan sebesar Rp 7.526.019,4 (0,31%) yaitu dari Rp
2.389.667.635,60 menjadi Rp 2.397.193.655, dan diikuti penurunan hutang
sebesar Rp 2.342.115,14 (0,06%) dari Rp 3.393.976.919,48 menjadi Rp
3.391.634.804,34.
Tahun 2008
Pada tahun ini total debt to equity ratio mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 139,10%. Hal ini disebabkan karena modal sendiri
mengalami kenaikan sebesar Rp 23.067.900 (0,96%) yaitu dari Rp 2.397.193.655
menjadi Rp 2.420.261.555,50 dan diikuti penurunan hutang sebesar Rp
25.049.141,22 (0,73%) dari Rp 3.391.634.804,34 menjadi Rp 3.366.585.663,12.
Tahun 2009
Pada tahun ini total debt to equity ratio mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 137,87%. Hal ini disebabkan karena modal sendiri
mengalami kenaikan sebesar Rp 16.987.720,3 (0,70%) yaitu dari
Rp2.420.261.555,50 menjadi Rp 2.437.249.275,82 dan diikuti penurunan hutang
sebesar Rp 6.140.217,2 (0,18%) dari Rp 3.366.585.663,12 menjadi Rp
3.360.445.445,98.
Tahun 2010
Pada tahun ini total debt to equity ratio mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 135,89%. Hal ini disebabkan karena modal sendiri
mengalami kenaikan sebesar Rp 17.752.532,3 (0,72%) yaitu dari Rp
2.437.249.275,82 menjadi Rp 2.455.001.808,16 dan diikuti penurunan hutang
sebesar Rp 24.213.398,5 (0,72%) dari Rp 3.360.445.445,98 menjadi
Rp3.336.232.047,51.
Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa total debt to equity ratio KUD
tidak
beraturan tetapi berada pada kriteria yang efisien dengan standar 131%-150%.
Keadaan rasio yang semakin menurun menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menggunakan modal sendiri untuk menjamin hutangnya semakin baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Penurunan rasio ini terjadi karena disebabkan oleh menurunya total hutang
koperasi sedangkan modal sendiri bertambah.
b. Total debt to total capital assets
Secara terperinci keadaan total debt to total capital assets KUD
sejak tahun 2006-
2010 adalah sebagai berikut:
Tahun 2006
Pada tahun ini total debt to total capital assets yang dicapai sebesar 58,43%
dengan hutang Rp 3.393.976.919,48 dan aktiva Rp 5.808.890.942,24.
Tahun 2007
Pada tahun ini total debt to total capital assets mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 58,26%. Hal ini disebabkan karena hutang mengalami
penurunan sebesar Rp 2.342.115,14 (0,06%) dari Rp 3.393.976.919,48 menjadi
Rp 3.391.634.804,34 dan diikuti kenaikan aktiva sebesar Rp 13.135.961,68
(0,22%) dari Rp 5.808.890.942,24 menjadi Rp5.822.026.903,92.
Tahun 2008
Pada tahun ini total debt to total capital assets mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 57,89%. Hal ini disebabkan karena hutang mengalami
penurunan sebesar Rp 25.049.141,22 (0,73%) dari Rp 3.391.634.804,34 menjadi
Rp 3.366.585.663,12 dan diikuti penurunan aktiva sebesar Rp 6.680.228,14
(0,11%) dari Rp5.822.026.903,92 menjadi Rp 5.815.346.675,78.
Tahun 2009
Pada tahun ini total debt to total capital assets mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 57,66%. Hal ini disebabkan karena hutang mengalami
penurunan sebesar Rp 6.140.217,2 (0,18%) dari Rp 3.366.585.663,12 menjadi Rp
3.360.445.445,98 dan diikuti penurunan aktiva sebesar Rp 11.845.600 (0,20%)
dari Rp 5.815.346.675,78 menjadi Rp 5.827.192.275,67.
Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Pada tahun ini total debt to total capital assets mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi 57,39%. Hal ini disebabkan karena hutang mengalami
penurunan sebesar sebesar Rp 24.213.398,5 (0,72%) dari Rp 3.360.445.445,98
menjadi Rp3.336.232.047,51 dan diikuti penurunan aktiva sebesar Rp 14.154.320
(0,24%) dari Rp 5.827.192.275,67 menjadi Rp 5.813.037.956,08.
Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa total debt to total capital assets
gpandan Kabupaten Karanganyar adalah
rendah (kurang efisien). Penurunan rasio disebabkan karena menurunnya hutang
koperasi sedangkan aktiva terus mengalami peningkatan, kecuali pada total aktiva
tahun 2006. penurunan ini berarti semakin kecil resiko yang dihadapi dan
kemungkinan membayar kurang cukup memadai karena memiliki aktiva lebih
besar dibanding hutangnya.
4. Pembahasan Analisis Rasio Rentabilitas Ekonomi
Secara terperinci keadaan rentabilitas ekonomi KUD
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar sejak tahun 2005-2009 adalah
sebagai berikut:
Tahun 2006
Pada tahun ini rentabilitas ekonomi yang dicapai sebesar 0,33% dengan laba
usaha Rp 19.535.984,16 dan aktiva Rp5.808.890.942,24.
Tahun 2007
Pada tahun ini rentabilitas ekonomi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
yaitu menjadi 0,16%. Hal ini disebabkan karena laba usaha mengalami
penurunan sebesar Rp 9.646.880,48 (49,38%) dari Rp 19.535.984,16 menjadi Rp
9.889.103,68 dan diikuti kenaikan aktiva sebesar Rp 13.135.961,68 (0,22%) dari
Rp 5.808.890.942,24 menjadi Rp5.822.026.903,92.
Tahun 2008
Pada tahun ini rentabilitas ekonomi mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
yaitu menjadi 0,38%. Hal ini disebabkan karena laba usaha mengalami kenaikan
sebesar Rp 12.341.284,48 (124,79%) dari Rp 9.889.103,68 menjadi Rp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
22.230.388,16 dan diikuti penurunan aktiva sebesar Rp 6.680.228,14 (0,11%) dari
Rp5.822.026.903,92 menjadi Rp 5.815.346.675,78.
Tahun 2009
Pada tahun ini rentabilitas ekonomi mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
yaitu menjadi 0,50%. Hal ini disebabkan karena laba usaha mengalami kenaikan
sebesar Rp 7.267.165 (32,69%) dari Rp 22.230.388,16 menjadi Rp
29.497.553,89 dan diikuti penurunan aktiva sebesar Rp 11.845.600 (0,20%) dari
Rp 5.815.346.675,78 menjadi Rp 5.827.192.275,67.
Tahun 2010
Pada tahun ini rentabilitas ekonomi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
yaitu menjadi 0,37%. Hal ini disebabkan karena laba usaha mengalami
penurunan sebesar Rp 7.693.453,48 (26,08%) dari Rp 29.497.553,89 menjadi Rp
21.804.100,41 dan diikuti penurunan aktiva sebesar Rp 14.154.320 (0,24%) dari
Rp 5.827.192.275,67 menjadi Rp 5.813.037.956,08.
Dari rincian di atas dapat diketahui bahwa rentabilitas ekonomi KUD
(tidak efisien) karena berada < 1%. Pada rasio ini semakin besar maka akan semakin
bagus dan sebaliknya semakin kecil maka akan semakin buruk bagi koperasi. Tingkat
laba usaha yang tidak sebanding dengan aktiva menyebabkan penurunan rentabilitas
ekonomi. Rasio ini perlu ditingkatkan karena dengan meningkatnya rentabilitas
ekonomi, kemampuan modal untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor
juga akan meningkat. Penurunan rentabilitas ekonomi dapat diatasi dengan
memperbesar volume penjualan sehingga akan meningkatkan laba usaha koperasi dan
juga mengurangi biaya-biaya yang kurang diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Hasil penelitian laporan keuangan dan analisis data tentang efisiensi modal
angpandan Kabupaten Karanganyar
tahun 2006-2010 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis rasio aktivitas menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja
pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan Wangi Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar belum efisien dilihat dari rasio aktivitas ( perputaran
piutang, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja) bila dibandingkan
dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan. Tingkat perputaran piutang
dari tahun 2006-2010 adalah 0,17x, 0,14x, 0,21x, 0,22x, dan 0,19x dengan
standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio <5 kali berada pada
kriteria tidak efisien. Tingkat perputaran persediaan dari tahun 2006-2010 adalah
10,66x, 5,39x, 10,00x, 5,50x, dan 3,80x dengan standart pengukuran yang telah
ditetapkan pada interval rasio 5 kali-1 kali berada pada kriteria kurang efisien.
Tingkat perputaran modal kerja dari tahun 2006-2010 adalah 0,64x, 0,53x, 0,79x,
0,75x, dan 0,60x dengan standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval
rasio 1 kali-0 kali berada pada kriteria kurang efisien.
2. Berdasarkan analisis rasio likuiditas menunjukkan bahwa penggunaan modal
kerja pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan Wangi Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar belum efisien dilihat dari rasio likuiditas (current rasio
dan cash ratio) bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah
ditetapkan. Current ratio atau rasio lancar dari tahun 2006-2010 adalah 134,43%,
136,13%, 136,90%, 142,95%, dan 143,93% dengan standart pengukuran yang
telah ditetapkan pada interval rasio 125%-149% berada pada kriteria kurang
efisien. Quick ratio atau rasio cepat dari tahun 2006-2010 adalah 132,51%,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
133,84%, 134,66%, 136,65%, dan 141,01% dengan standart pengukuran yang
telah ditetapkan pada interval rasio 125%-149% berada pada kriteria efisien.
3. Berdasarkan analisis rasio solvabilitas menunjukkan bahwa penggunaan modal
kerja pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan Wangi Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar belum efisien dilihat dari rasio solvabilitas ( total debt to
equity ratio,dan total debt to total capital asset ) bila dibandingkan dengan
standar pengukuran yang telah ditetapkan. Total debt to equity ratio dari tahun
2006-2010 adalah 142%, 141,48%, 139,10%, 137,87%, dan 135,89% dengan
standart pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio 131%-150%
berada pada kriteria efisien. Total debt to total capital asset dari tahun 2006-2010
adalah 58,43%, 58,26%, 57,89%, 57,66%, dan 57,39% dengan standart
pengukuran yang telah ditetapkan pada interval rasio <110% berada pada kriteria
tidak efisien.
4. Berdasarkan analisis rasio rentabilitas ekonomi menunjukkan bahwa rasio
rentabilitas ekonomi belum digunakan secara efisien dalam menghasilkan laba
pada Koperasi Unit Desa (KUD) Pandan Wangi Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar bila dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah
ditetapkan. Rasio rentabilitas ekonomi dari tahun 2006-2010 adalah 0,33%,
0,16%, 0,38%, 0,50%, dan 0,38% dengan standart pengukuran yang telah
ditetapkan pada interval rasio <1% berada pada kriteria tidak efisien.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka implikasi dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan rasio aktivitas digunakan untuk menilai kemampauan koperasi
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Tingkat perputaran piutang pada
koperasi tersebut sangat rendah atau tidak efisien yang disebabkan tingginya
saldo piutang yang belum tertagih dan pengumpulan piutang sangat pendek
menyebabkan kebijakan kredit sangat ketat sehingga koperasi akan kehilangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Tingkat perputaran persediaan yang
tidak efisien disebabkan karena tingginya rata-rata persediaan yang tidak diikuti
dengan kenaikan harga pokok penjualan dan pengumpulan persediaan yang lama
akan menyebabkan kerugian atau memperkecil keuntungan. Tingkat perputaran
modal kerja tidak efisien disebabkan karena adanya kelebihan modal kerja yang
diinvestasikan pada piutang dan persediaan sehingga tidak diterapkannya
manajemen modal kerja yang tepat.
2. Tingkat rasio likuiditas digunakan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
pada koperasi. Rasio lancar menunjukkan kriteria kurang efisien mengakibatkan
koperasi tidak likuid atau tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya dalam
jangka pendek.
3. Tingkat rasio solvabilitas digunakan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang
pada koperasi. Total debt to total capital asset tidak efisien disebabkan karena
menurunnya hutang koperasi sedangkan aktiva mengalami kenaikan yang sangat
signifikan.
4. Tingkat rentabilitas tidak efisien, disebabkan karena laba usaha yang lebih kecil
dari aktiva yang dimiliki koperasi( laba usaha < aktiva).
C. SARAN
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis atan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar:
a) Rendahnya tingkat perputaran piutang dapat diantisipasi dengan cara
menetapkan kebijaksanaan baru mengenai ketentuan pembatasan maksimal
kredit yang diberikan kepada anggota dan meningkatkan efektivitas dalam
penagihan piutang terutama piutang yang sudah menunggak atau telah jatuh
tempo.
b) Rendahnya tingkat perputaran persediaan dapat diantisipasi dengan
menetapkan kebijakan baru yang berkaitan dengan penjualan persesediaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
barang dagangan agar persediaan tersebut tidak terlalu banyak menumpuk di
gudang yaitu dengan cara memberikan potongan tunai baik penjualan tunai
maupun kredit dan jangan terlalu banyak mengadakan pembelian barang.
Pembelian dilakukan setelah persediaan barang dagangan benar-benar
dalam keadaan sefety stock (persediaan inti), persediaan inti merupakan
jumlah minimal dari dana yang diinvestasikan dalam persediaan untuk
mempertahankan kontinuitas usahanya.
c) Rendahnya tingkat perputaran modal kerja koperasi perlu memperhatikan
kebijaksanaan dalam manajemen modal kerja yaitu kebijaksanaan dalam
penentuan besarnya dana yang diinvestasikan dalam unsur-unsur modal
kerja sesuai dengan kebutuhan usaha.
2. Berdasarkan analisis
Karangpandan Kabupaten Karanganyar, sebaiknya koperasi lebih meningkatkan
likuiditas koperasi khususnya untuk rasio lancer dengan mengalokasikan aktiva
lancar ke pos-pos yang lebih produktif. Pengalokasian ini penting karena jumlah
aktiva lancar yang terlalu besar / tinggi berdampak terhadap rentabilitas ekonomi
kurang baik karena aktiva kurang bisa didayagunakan untuk menambah
keuntungan.
3. B
Karangpandan Kabupaten Karanganyar, sebaiknya koperasi dalam meningkatkan
total debt to total capital mengurangi utang karena hal ini lebih mudah dilakukan
daripada menambah aktiva atau mendapatkan tambahan modal sendiri.
4. B
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar, koperasi sebaiknya
mengadakan perbaikan rentabilitas dengan cara meningkatkan penjualan, efisiensi
biaya operasional sehingga keuntungan koperasi bertambah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE.
Brigham dan Houston. 2006. Fundamentals of Financial Management. Penerjemah : Ali Akbar Yulianto. Jakarta : Salemba Empat.
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : PT. Bumi
Aksara. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta : Andi Offset.
Dedhy Sulistiawan dan Yie Ke Feliana. 2006. Akuntansi Keuangan Menengah I. Malang : Bayumedia
. Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke Dua.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Gill, James O and Moira Chatton. 2003. Memahami Laporan Keuangan. Penerjemah
: Dwi Purbaningtyas. Jakarta: PPM. Hudiyanto. 2002. Sistem Koperasi : Ideologi dan Pengelolaan. Yogyakarta : UII
press. Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar. 2000. Metode Penelitian. Jakarta : PT. Bumi
Aksara. Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Lukman Syamsuddin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Mardalis. 2007. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : PT. Bumi
Aksara. Munawir, S. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke Empat. Yogjakarta: Liberty.