digilib.uns.ac.id/analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
AANALISIS
FAK
KINERJA
DI KE
KA
(S
KULTAS K
UNIV
A PEGAW
ECAMATA
ABUPATE
Studi Kasu
S
Sub
K
KEGURU
VERSITA
SUR
J
i
WAI BAG
AN KARA
EN KARAN
us Pembua
SKRIPSI
Oleh :
broto Rap
K7408153
UAN DAN
AS SEBEL
RAKART
Juli 2012
GIAN PEL
ANGPAND
NGANYA
atan KTP)
pih
ILMU PE
LAS MAR
TA
AYANAN
DAN
AR
ENDIDIKA
RET
N PUBLIK
AN
K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
ANALISIS KINERJA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN PUBLIK
DI KECAMATAN KARANGPANDAN
KABUPATEN KARANGANYAR
(Studi Kasus Pembuatan KTP)
Oleh :
Subroto Rapih
K7408153
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi
Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
Ukuran sebenarnya dari seseorang manusia bukan pada bagaimana dia berkelakuan di saat nyaman dan senang,tetapi pada bagaimana dia
menghadapi saat-saat timbul nya pertentangan dan tantangan.
(Martin Luther King Jr)
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat dan keinginan adalah buta jika tidak di sertai pengetahuan. Dan
pengetahuan adalah hampa jika tidak di ikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta.
(Kahlil Gibran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada- Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
1. Ibu dan Ayahku tercinta, doa
kalianlah yang selalu mengiringi
kesuksesanku.
2. Kakak- kakakku tercinta.
3. Seseorang yang selalu menemaniku
dalam suka dan duka.
4. Sahabat seperjuangan FKIP PAP ’08.
5. Teman-teman yang selalu
memberikan dukungan.
6. Alamamaters
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
ABSTRAK
Subroto Rapih. ANALISIS KINERJA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR (Studi Kasus Pembuatan KTP). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan KTP dengan penerapan sistem informasi, kinerja pegawai bagian pelayanan pembuatan KTP, serta hambatan dan solusi yang terjadi dalam proses pembuatan KTP di Kantor Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini adalah kualitatif dengan bentuk deskriptif dengan strategi penelitian tunggal terpancang. Subjek penelitian adalah pegawai Kantor Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar bagian pelayanan pembuatan KTP. Sumber data berasal dari informan, tempat dan peristiwa, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling atau sampel bertujuan dan teknik snowball sampling atau teknik bola salju. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi sumber dan trianggulasi metodologis. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif dimana reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan saling berkaitan. Prosedur penelitian meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis dan tahap penulisan laporan penelitian.
Dari hasil penelitian menunjukan dapat disimpulkan bahwa (1) Di Kecamatan Karangpandan syarat dan prosedur permohonan pembuatan KTP telah sesuai dengan peraturan yang ada dan proses pembuatan KTP telah menerapkan sistem informasi berbasis komputer sehingga dalam proses pembuatan KTP menjadi lebih cepat. (2) Pegawai dalam melakukan pelayanan menggunakan standar pelayanan yang tidak jelas khususnya dalam hal waktu penyelesaian dan biaya. Sehingga masih dijumpai adanya penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh oknum- oknum pegawai Kecamatan Karangpandan. (3) Hambatan- hambatan yang masih sering dijumpai dalam proses pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan yaitu pemadaman listrik, terputusnya jaringan internet, kekurangan blangko KTP, keterbatasan kualitas SDM, dan kurangnya data dari masyarakat.
Kata Kunci : Kinerja Pegawai, Pelayanan Publik, Pembuatan KTP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
ABSTRACT
Subroto Rapih. ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES IN PUBLIC SERVICE IN KARANGPANDAN DISTRICT KARANGANYAR REGENCY (Case ID card). Thesis, Faculty of Education and Teacher Sebelas Maret University of Surakarta. July 2012.
The purpose of this study was to determine how the terms of the ID card, the performance of the service employee ID card, as well as the obstacles that occur in the process of making ID cards at the Karangpandan District Office Karanganyar Regency.
This research is a form of qualitative descriptive study with a single fixed strategy. Subjects were employees of the District Office District Karangpandan Karanganyar the service ID card. The source data came from informants, places and events, and documents. Sampling technique used is purposive sampling or snowball sampling aims and techniques of sampling or snowball techniques. Data collection techniques used are interviews, observation and document analysis. The validity of the source data using triangulation techniques and methodological triangulation. While the data analysis techniques used in this study is an interactive analysis technique in which data reduction, data presentation, and drawing conclusions related to each other. Research procedures include the preparation phase, implementation phase, phase analysis and report writing phase of the study.
From the research shows it can be concluded that (1) The District Karangpandan application requirements and procedures for making ID cards in accordance with existing regulations and the process of making ID cards have implemented computer-based information systems so that the ID card-making process becomes faster. (2) Employees in the service using the service standards that are not clear, especially in terms of turnaround time and cost. So that the deviation was found - irregularities committed by rogue elements Karangpandan District employee. (3) constraints that are often encountered in the process of ID card services in the District Karangpandan listri outage, interruption of internet, disadvantages of blank ID cards, the quality of human limitations, and lack of data from the public. Keywords: Employee Performance, Public Service, ID card
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas
segala nikmat, berkah, dan ridho-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul : “Analisis Kinerja Pegawai Bagian Pelayanan Publik di
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.”
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih atas terselesaikannya
penulisan skripsi ini kepada :
1. Dekan dan para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP
UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS yang telah
memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang
telah memberikan pengarahan dan ijin untuk menyusun skripsi.
5. Bapak Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd selaku pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa
memberikan bimbingan, pengarahan, serta semangat kepada penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Segenap dosen Bidang Keahlian Administrasi Perkantoran Program Studi
Pendidikan ekonomi Jurusan P.IPS FKIP UNS yang telah memberikan
bimbingan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
8. Drs. Sugeng Raharto, M.Si selaku Camat Karangpandan yang telah
memberikan ijin penelitian, pengarahan dan bersedia menjadi narasumber
dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
9. Segenap pegawai Kantor Kecamatan Karangpandan yang telah bersedia
meluangkan waktunya selama penelitian berlangsung.
10. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu bekerja keras untuk menunjang
pendidikanku, mendoakan, memberi semangat dan dorongan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Mas Aji, Mas Eko, Mbak Retno, Mbak Nana, Alvin, Nesya, Via.
12. Krestina Utami yang selalu memberikan semangat serta motivasi.
13. Sahabat-sahabatku Sigit, Yusuf dan Yudho kalian selalu menerima semua
kebaikan dan keburukanku. Kalian selalu memberikan bantuan serta
dorongan untukku...
14. Teman- teman PAP angkatan 2008, terima kasih atas segala kenangan
indah dan perjuangan meniti masa depan.
15. Berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun, supaya
skripsi ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi para penggunanya.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
HALAMAN MOTTO vi
HALAMAN PERSEMBAHAN vii
HALAMAN ABSTRAK viii
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 8
1. Kinerja 8
2. Pegawai 17
3. Pelayanan Publik 19
4. Sistem informasi 32
5. Kartu Tanda Penduduk 33
B. Hasil Penelitian Yang Relevan 34
C. Kerangka Pemikiran 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian 38
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 39
C. Data dan Sumber Data 40
D. Teknik Pengambilan Sampel 42
E. Teknik Pengumpulan Data 43
F. Uji Validitas Data 46
G. Analisis Data 47
H. Prosedur Penelitian 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian 53
1. Gambaran Umum 53
2. Visi dan Misi Organisasi 54
3. Kedudukan Tugas dan Fungsi 55
4. Struktur Organisasi 57
5. Kepegawaian 58
B. Hasil Penelitian 59
C. Pembahasan 87
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan 97
B. Implikasi 100
C. Saran 101
DAFTAR PUSTAKA 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Triangle balance of service quality 28
2. Kerangka pemikiran 37
3. Skema model analisis interaktif 50
4. Skema prosedur penelitian 52
5. Struktur organisasi 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR TABEL
1. Jumlah penduduk Kecamatan Karangpandan
berdasarkan Desa/ Kelurahan 53
2. Jumlah pegawai Kantor Kecamatan Karangpandan
berdasarkan golongan dan tingkat pendidikan 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian 107
Lampiran 2. Pedoman Wawancara 108
Lampiran 3. Field Note 109
Lampiran 4. Field Note Observasi 121
Lampiran 5. Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Karangpandan 122
Lampiran 6. Daftar PNS Kecamatan Karangpandan 123
Lampiran 7. Daftar urutan kepangkatan PNS Kecamatan Karangpandan 124
Lampiran 8. Laporan kependudukan Kecamatan Karangpandan 125
Lampiran 9. Surat Perijinan 126
Lampiran 10. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian 127
Lampiran 11. Dokumentasi 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan publik adalah semua kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk
atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik. Penyelenggara
Pelayanan publik adalah lembaga dan petugas pelayanan publik baik Pemerintah
Daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah yang menyelenggarakan pelayanan
publik. Dengan penerima layanan publik adalah perseorangan atau kelompok
orang dan atau badan hukum yang memiliki hak dan kewajiban terhadap suatu
pelayanan publik Sedangkan jika dilihat dari arti yang lebih luas dan dalam
konteks kehidupan bernegara, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik merupakan sarana
pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat untuk kesejahteraan sosial. Sehingga
perlu memperhatikan nilai-nilai, sistem kepercayaan, religi, kearifan lokal serta
keterlibatan masyarakat. Perhatian terhadap beberapa aspek ini memberikan
jaminan bahwa pelayanan publik yang dilaksanakan merupakan ekspresi
kebutuhan sosial masyarakat. Dalam konteks itu, ada jaminan bahwa pelayanan
publik yang diberikan akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, masyarakat akan merasa memiliki pelayanan publik tersebut sehingga
pelaksanaannya diterima dan didukung penuh oleh masyarakat.
Pelayanan publik merupakan tanggung jawab negara, artinya pelayanan
publik yang baik merupakan hak masyarakat untuk medapatkannya. Sebaliknya
merupakan kewajiban negara untuk memenuhi pelayanan pelayanan publik yang
baik, siapapun yang duduk dalam pemerintahan. Pelayanan publik yang baik
merupakan perwujudan dari adanya kesejahteraan umum, sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 sejak enam puluh tahun lalu. Diakuinya hak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
masyarakat dalam mengakses dan menerima pelayanan publik yang baik dalam
konstitusi ialah suatu keniscayaan dalam pemerintahan yang demokratis. Seperti
apa yang telah tercantum dalam konstitusi, pelayanan publik merupakan aturan
main yang baku dan harus dilaksanakan oleh oleh aparat pelayanan publik dalam
rangka mewujudkan good governance di Indonesia. Lebih jauh, karena
merupakan hak masyarakat maka pelayanan publik tidak boleh bersifat
diskriminatif yaitu meniadakan perbedaan suku, agama, status sosial, dan
sebagainya. Tidak ada alasan yang kuat bagi aparat pelayanan publik untuk
bersikap tidak baik berupa menunda-nunda pelayanan, tidak ada kejelasan, tidak
ada kepastian, tidak bertanggung jawab dan diskriminatif.
Pemerintah dalam memberikan pelayanan publik, harus selalu berpegang
pada asas – asas pelayanan publik yang ada. Asas- asas pelayanan publik meliputi
transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif dan kesamaan hak. Pelayanan
publik yang dilakukan pemerintah haruslah mencakup segala aspek diatas.
Misalnya dalam hal transparansi, dalam hal transparansi, pelayanan publik
haruslah bersifat terbuka dan dapat diakses olah semua pihak yang membutuhkan.
Dengan kata lain, pemerintah sebagai jasa pemberi pelayanan haruslah selalu
bersifat terbuka, transparan dan haruslah tidak mempersulit kepada masyarakat
dalam memberikan akses kepada informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya yang
harus dilakukan oleh penyedia jasa layanan publik yaitu akuntabilitas,
akuntabilitas dapat diartikan sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi
publik pemerintahan. Sedangkan dalam kaitannya dalam pelayanan publik yaitu,
suatu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus benar – benar dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan perundang undangan. Kemudian
dalam pelayanan publik haruslah memenuhi asas kondisional, kondisonal disini
berarti sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
Selain itu, pemerintah sebagai jasa pemberi pelayanan publik juga harus
menerapkan asas partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan
dan harapan masyarakat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pelayanan publik kepada masyarakat adalah adanya kesamaan hak. Dalam
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, pemerintah sebagai penyedia
jasa pelayanan haruslah memandang rata semua orang. Semua rang berhak
mendapatkan pelayanan yang sama, semua orang harus mendapatkan hak yang
sama dan tidak dibeda- bedakan.
Untuk mewujudkan sebuah pelayanan publik yang ideal seperti di atas dan
dalam kondisi masyarakat yang telah mengalami berbagai kemajuan di segala
bidang seperti sekarang ini, sulit bagi pemerintah untuk mewujudkannya.
Masyarakat sudah semakin berkembang baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
maka diperlukan suatu terobosan yang dapat digunakan sebagai sarana dalam
membantu tugas pemerintah dalam melakukan pelayanan publik kepada
masyarakat. Salah satunya yaitu penerapan sistem informasi dalam pelayanan
publik.
Sejak beberapa tahun yang lalu pemerintah telah mulai merintis tentang
penerapan sistem informasi pada setiap instansi pemerintah mulai dari pusat
sampai dengan daerah. Dalam perkembangannya penerapan sistem informasi
dibidang pemerintahan tersebut disebut dengan e government. Berdasarkan inpres
No. 3 Tahun 2003, tujuan dari pengembangan e government/ penerapan sistem
informasi dalam kegiatan kepemerintahan adalah untuk mengembangkan
penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam
rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui
pengembangan e-Gov dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di
lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan ICT (Information
and Communication Technologies). Pemanfaatan ICT tersebut mencakup dua
aktivitas yang berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem
manajemen dan proses kerja secara elektronis serta pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah
oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dengan penerapan sistem informasi yang sistematis di pemerintahan,
akan diperoleh manfaatnya yang antara lain:
a. menurunkan biaya administrasi.
b. meningkatkan kemampuan respon terhadap berbagai permintaan dan
pertanyaan tentang pelayanan publik baik dari sisi kecepatan maupun akurasi.
c. dapat menyediakan akses pelayanan untuk semua departemen atau LPND
(Lembaga Pemerintahan Nasional dan Daerah) pada semua tingkatan.
d. memberikan asistensi kepada ekonomi lokal maupun secara nasional.
e. sebagai sarana untuk menyalurkan umpan balik secara bebas, tanpa perlu rasa
takut. Berbagai manfaat tersebut pada akhirnya diharapkan akan dapat
meningkatkan kemampuan kepemerintahan secara umum.
Dengan demikian, jelas terlihat bahwa penerapan sistem informasi di instansi
pemerintah pada umumnya dan di bagian pelayanan publik pada khususnya akan
sangat memberikan kemudahan dan manfaat yang sangat besar.
Salah satu jenis pelayanan publik administratif yang dilakukan
pemerintah terhadap masyarakat/ warga negara yang telah menerapkan sistem
informasi dalam pelayanannya adalah pembuatan KTP. Pelayanan administratif
adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan
pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan kegiatan tata
usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa
dokumen. Dengan penerapan sistem informasi di bagian ini, membuat perubahan
yang sangat signifikan dalam pelayanan pembuatan dokumen ini. Pembuatan KTP
yang dulu bisa memakan waktu hampir satu minggu bahkan lebih dan
memerlukan prosedur-prosedur yang panjang, sekarang dengan penerapan sistem
informasi dapat diselesaikan dengan sangat cepat dan paktis. Dengan penerapan
sistem informasi ini, masyarakat dan juga pemerintah menjadi sangat
diuntungkan.
Penerapan sistem informasi dalam pelayanan pembuatan KTP, bertujuan
untuk menuju kualitas pelayanan publik yang baik dan menjawab dari tuntutan
masyarakat. Dengan penerapan sistem informasi dalam pelayanan pembuatan
KTP akan menjadikan proses pembuatan dokumen administratif tersebut menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
baegitu mudah, dan cepat dalam pembuatannya. Sehingga dalam pelayanan
pembuatan KTP bisa diselesaikan dalam waktu satu hari sehingga masyarakat
akan sangat diuntungkan dengan pemanfaatan dan penerapan sistem informasi
tersebut.
Seperti yang telah dikemukan di atas, dengan penerapan sistem informasi
di dalam proses pelayanan pembuatan KTP membuat proses pelayanan pembuatan
dokumen tersebut menjadi sangat praktis, cepat dan murah. Dulu sebelum adanya
penerapan sistem informasi, pelayanan begitu terasa sangat panjang dan memakan
waktu lama, sekarang dengan penerapan sistem informasi sudah sangat berbeda
dan jauh lebih baik. Dengan penerapan sistem informasi di dalam instansi
pemerintah ini, manfaat yang begitu besar telah dirasakan masyarakat,
kemudahan, kepraktisan, dan kecepatan juga telah menjadi hal yang harus ada
dalam setiap pelayanan yang telah menerapkan sistem informasi didalamnya.
Kecamatan Karangpandan merupakan instansi pemerintah yang bergerak
dalam pelayanan jasa kepada masyarakat yang juga telah menerapkan sistem
informasi dalam proses pelayanan dokumen. Namun demikian, meskipun sudah
menerapkan sistem informasi pada pelayanan pembuatan KTP, proses pembuatan
dokumen tersebut masih saja memakan waktu yang cukup lama, hal tersebut
sangat bertentangan dengan apa yang seharusnya dirasakan masyarakat dengan
penerapan sistem informasi dalam pelayanan pembuatan dokumen tersebut.
Dengan demikian pelayanan pada Kantor Kecamatan Karangpandan belum
maksimal dengan adanya masalah dalam hal pelayanan. Fenomena tersebut diatas
tidak sesuai dengan standar pelayanan publik yang tercantum dalam KEP MEN
PAN Nomor 63/KEP/MEN/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
Berbagai fenomena yang peneliti dapatkan pada hakekatnya menyangkut
fenomena pada pelayanan administrasi yang tidak sesuai dengan KEP MEN PAN
Nomor 63/KEP/MEN2003 yang dinilai memiliki kinerja yang kurang maksimal
dalam proses pelayanan terhadap masyarakat. Berdasarkan latar belakang diatas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ANALISIS
KINERJA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN
KARANGPANDAN.” ( Studi Kasus Pembuatan KTP ).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan KTP dengan penerapan sistem informasi di
Kecamatan Karangpandan ?
2. Bagaimana kinerja pegawai bagian pelayanan publik khusus pembuatan KTP
di Kecamatan Karangpandan ?
3. Apa hambatan dan solusi dalam proses pembuatan KTP dengan penerapan
sistem informasi berbasis komputer di Kecamatan Karangpandan ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui proses pembuatan KTP dengan penerapan sistem informasi di
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
2. Mengetahui kinerja pegawai bagian pelayanan publik khusus pembutan KTP
di Kantor Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
3. Mengetahui hambatan dan solusi dalam proses pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat dalam
menjawab permasalahan yang diteliti. Selain itu diharapkan mempunyai manfaat
teoritis untuk mengembangkan pengetahuan lebih lanjut dan manfaat praktis
dalam memecahkan masalah yang aktual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat peneliti kemukakan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kajian yang lebih
konfrehensif dan pengembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia
tentang kinerja pegawai pada bagian pelayanan publik di instansi
pemerintah.
b. Untuk menambah khasanah pustaka baik program Pendidikan Ekonomi
BKK Administrasi Perkantoran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
maupun Universitas Sebelas Maret.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbanangan dan
evaluasi bagi para pegawai untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya kinerja pegawai yang akan membawa dampak positif dan
dapat membantu tercapainya tujuan yang diharapkan bagi Kantor
Kecamatan Karangpandan.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan dan
pengalaman agar dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki agar dapat
mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta,
gejala dan peristiwa yang terjadi secara ilmniah dan objektif sehingga
dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat
konsep, definisi dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum
teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan, meramalkan dan
pengendalian suatu gejala. Mengapa banyak pengusaha yang bangkrut di era
reformasi ini, dapat dijelaskan melalui berbagai teori setelah pengusaha besar
bangkrut, maka bagaimana akibatnya terhadap perekonomian nasional (fungsi
prediksi) supaya harga-harga tidak mahal, maka apa yang perlu dilakukan
( fungsi kontrol)
Landasan teori ini perlu ditegakan agar penelitian itu mempunyai
dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba adannya landasan
teoritis ini merupakan cirri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data
Dalam kaitanya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang
pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup
variable yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk
merumuskan hipotetis dan menyusun instrument penelitian, karena pada
dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.
Selanjutnya fungsi teori yang ketiga (control) digunakan membahas hasil
penelitian dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya
pemecahan masalah dalam landsan teori perlu dikemukakan deskripsi teori
dan kerangka berfikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan
instrument penelitian
1. Kinerja
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi
tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting
digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau
belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru
kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang
kinerja dalam organisasinya. Kinerja juga sebagai hasil-hasil fungsi
pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam
periode waktu tertentu.
Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat
individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang
berbeda - beda dalam mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat
mengukur karyawan atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerja dari masing
- masing karyawan. Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi
kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan
hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Pada dasarnya kinerja
merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya.
Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan
kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil
kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan
penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode
waktu tertentu. Untuk membahas mengenai kinerja, berikut ini diuraikan
mengenai pengertian kinerja.
a. Pengertian Kinerja
Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan
dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English
Distionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari
akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu: (1)
melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out,
execute); (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau
nazar ( to discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau
menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
understaking); dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh
seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine).
Sekarang, kata kinerja mempunyai perkembangan makna dan
beberapa pengertian.
The Liang Gie berpendapat bahwa, “ Kinerja adalah
seberapa jauh tugas/pekerjaan itu dikerjakan/dilakukan oleh
seseorang atau organisasi”. (2000:11). Gie melihat kinerja
didasarkan seberapa besar dilakukan seseorang atau organisasi.
Kemudian dalam teorinya, Irawan menyatakan bahwa : “Kinerja
(performance ) adalah hasil kerja yang konkrit, dapat diamati, dan
dapat diukur”. ( 2000:588 ). Sehingga kinerja merupakan hasil kerja
yang dicapai oleh pegawai dalam pelaksanaan tugas yang
berdasarkan ukuran dan waktu yang telah ditentukan
Menurut pendapat Mangkunegara,” kinerja adalah sepadan
dengan prestasi kerja actual performance , yang merupakan hasil
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikan kepadanya.” ( 2005 : 67 ).
Sedangkan Menurut Henry Simamora,“Kinerja diartikan
sebagai pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya
secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan.”
( 2006:327).
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah sejauhmana pencapaian hasil
kerja yang dimiliki setiap pegawai dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain seperti yang diungkapkan oleh Wexley dan Yukl mereka
berpendapat, “faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain
adalah disiplin kerja dan motivasi”.(2000 : 97). Disiplin kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang bagus, dengan disiplin
pegawai akan berusaha untuk melakukan pekerjaan semaksimal
mungkin dan kinerja yang dihasilkan menjadi lebih bagus. Dan
motivasi juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dengan
motivasi pegawai akan mendorong pegawai untuk melaksanakan
pekerjaan sebaik mungkin. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi tingkat motivasi seorang pegawai maka semakin tinggi pula
kinerja pegawai.
Selanjutnya dalam teorinya Stephen P. Robbins (2008)
mengemukakan:
Tingkat kinerja pegawai sangat tergantung kedua faktor yaitu kemampuan pegawai itu sendiri, seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dimana dengan tingkat kemampuan yang semakin tinggi akan mempunyai kinerja semakin tinggi pula. Faktor lain adalah motivasi kerja pegawai yaitu dorongan dari dalam pegawai untuk melakukan suatu pekerjaan.” ( hlm. 218 ).
Dengan motivasi kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja
tinggi dan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
faktor yaitu motivasi dan kemampuan mempunyai hubungan yang
positif.
Dalam teorinya, (Henry Simamora 2006 : 500 )berpendapat
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja. Antara
lain :
1) Faktor Individual yang terdiri dari : a) Kemampuan dan keahlian. b) Latar belakang. c) Demografi.
2) Faktor psikologis yang terdiri dari : a) Persepsi. b) Attitude. c) Personality. d) Pembelajaran. e) Motivasi.
3) Faktor organisasi a) Sumber daya b) Kepemimpinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c) Penghargaan. d) Struktur. e) Job design.
Simamora mengungkapkan kemampuan dan keahlian serta
latar belakang sebagai faktor individual masing – masing pegawai.
Semakin kompeten kemampuan dan keahlian serta latar belakang
yang dimiliki masing – masing pegawai akan mempengaruhi
pencapaian hasil kinerja. Begitu juga penghargaan sebagai faktor
organisasi yang akan mendorong pegawai untuk mencapai kepuasan
kerja, sehingga dengan kepuasan kerja semakin bagus kinerja yang
dihasilkan.
Sedangkan (Peter F Drucker dalam Handoko , 2000:211 )
secara rinci menyebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja,
yaitu:
1) Pendidikan dan program pelatihan. 2) Gizi,nutrisi dan kesehatan. 3) Motivasi. 4) Kesempatan kerja. 5) Kebijakan ekstern. 6) Pengembangan secara terpadu.
Pendidikan dan program pelatihan berhubungan dengan
kemampuan pegawai yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja
yang bagus.Serta dengan pengembangan secara terpadu mempunyai
hubungan yang positif dengan kepuasan kerja pegawai. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa faktor pendidikan dan pelatihan serta
pengembangan secara terpadu mempunyai hubungan yang positif
dengan kinerja pegawai. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut
diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai adalah kemampuan kerja pegawai ,
kepuasan kerja dan disiplin pegawai. Jadi kemampuan kerja,
kepuasan kerja dan disiplin pegawai mempunyai hubungan yang
positif dengan kinerja pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance appraisal) memainkan
peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat
kerja. Karyawan menginginkan dan memerlukan balikan berkenan
dengan prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan
untuk memberikan balikan kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai
dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk
meninjau kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana
peningkatan kinerja. Penilaian kinerja merupakan upaya
membandingkan prestasi aktual karyawan dengan prestasi kerja
dengan yang diharapkan darinya (Garry Dessler,2005:2). Dalam
penilaian kinerja karyawan tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut
berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, kedisiplinan,
hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level
pekerjaan yang dijabatnya. Menurt (Garry Dessler : 2005:2) ada
lima faktor dalam penilaian kinerja yang populer, yaitu:
1) Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan penerimaan Keluaran
2) Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi
3) Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau Perbaikan
4) Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat dipercaya/ diandalkan dan ketepatan waktu
5) Komunikasi, meliputi: hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan, media komunikasi
Hani Handoko memberikan pengertian mengenai
pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan
mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat
dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan, penilaian prestasi
kerja juga merupakan proses mengevaluasi dan menilai prestasi kerja
karyawan diwaktu yang lalu atau untuk memprediksi prestasi kerja
di waktu yang akan datang dalam suatu organisasi (2003). Kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama periode
tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target/ sasaran
yang telah disepakati bersama. Tentunya dalam penilaian tetap
mempertimbangkan berbagai keadaan dan perkembangan yang
mempengaruhi kinerja tersebut. Ia menyebutkan bahwa penilaian
kinerja terdiri dari 3 kriteria, yaitu :
1) Penilaian berdasarkan hasil yaitu penilaian yang didasarkan adanya target-target dan ukurannya spesifik serta dapat diukur.
2) Penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian perilaku-perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan.
3) Penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian yang berdasarkan kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan ketrampilan, kreativitas, semangat kerja, kepribadian, keramahan, intregitas pribadi serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas.
Kinerja merupakan sesutau yang dapat diukur, menurut
(Yuwalliatin, 2006:241) hal tersebut dapat pula dikatakan, bahwa
kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi
yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum kemudian
diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi:
1) kuantitas kerja 2) kualitas kerja 3) pengetahuan tentang pekerjaan 4) pendapat atau pernyataan yang disampaikan 5) perencanaan kegiatan
d. Manfaat penilaian kinerja
Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar
bagi mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan.
(Rivai & Basri, 2004:55) Pihak-pihak yang berkepentingan dalam
penilaian adalah:
1) Orang yang dinilai (karyawan) Manfaat penilaian kinerja bagi pegawai ( orang yang dinilai) antara lain: a) Meningkatkan motivasi. b) Meningkatkan kepuasan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) Adanya kejelasan standard hasil yang diterapkan mereka.
d) Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif.
e) Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar.
f) Pengembangan tantang pengetahuan dan kelemahan menjadi lebih besar, membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin.
g) Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas . h) Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi. i) Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan
pekerjaan dan bagaimana mereka mengatasinya. j) Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan
apa yang perlu untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut.
k) Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan.
l) Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan.
2) Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan. Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manager, konsultan) dan Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja bagi penilai antara lain : a) Kesempatan untuk mengukur dan
mengidentifikasikan kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya.
b) Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap.
c) Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya.
d) Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi.
e) Peningkatan kepuasan kerja . f) Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan,
tentang rasa takut, rasa grogi, harapan, dan aspirasi mereka.
g) Menigkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para manajer maupun dari para karyawan.
h) Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan memberikan pandangan yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan.
i) Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan juga para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide para manajer.
j) Sebagai media untuk mengurangi kesejangan antara sasaran individu dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran perusahaan.
3) Perusahaan. Bagi perusahaan, manfaat penilaian antara lain: a) Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam
perusahaan karena: (1). Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai
tujuan perusahaan dan nilai budaya perusahaan.; (2). Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas; (3). Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer
untuk menggunakan keterampilan dan keahlian memimpinnya untuk memotivasi karyawan dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan.
b) Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan;
c) Meningkatkan kualitas komunikasi; d) Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan; e) Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam
pencapaian tujuan perusahaan; f) Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap
kegiatan yang dilakukan oleh setiap karyawan. g) Harapan dan pandangan jangka panjang dapat
dikembangkan; h) Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan
pengembangan yang dibutuhkan; i) Kemampuan menemu kenali setiap permasalahan; j) Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu
dihargai oleh perusahaan; k) Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan
ketidakjelasan dalam membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan yang baik dapat diciptakan dan dipertahankan. Berita baik bagi setiap orang dan setiap karyawan akan mendukung pelaksanaan penilaian kinerja, mau berpartisipasi secara aktif dan pekerjaan selanjutnya dari penilaian kinerja akan menjadi lebih baik;
l) Karyawan yang potensil dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan menjadi lebih mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
lanjut, dan memungkinkan peningkatan tanggung jawab secara kuat;
m) Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Pegawai Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia
senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun negara
Indonesia menuju kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang
memandang kerja adalah sesuatu yang mulia, tidaklah berarti
mengabaikan manusia yang melaksanakan kerja tersebut. Demikian juga
halnya dalam suatu organisasi, unsur manusia sangat menentukan sekali
karena berjalan tidaknya suatu organisasi kearah pencapaian tujuan yang
ditentukan tergantung kepada kemampuan manusia untuk menggerakkan
organisasi tersebut ke arah yang telah ditetapkan. Manusia yang terlibat
dalam organisasi ini disebut juga pegawai. Untuk lebih jelasnya akan
dikemukakan pendapat beberapa ahli mengenai defenisi pegawai.
a. Pengertian Pegawai
A.W. Widjaja berpendapat bahwa, “Pegawai adalah
merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental
dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi
salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu (organisasi).”(2006:113)
Selanjutnya A.W. Widjaja mengatakan bahwa, “Pegawai
adalah orang-orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik
di lembaga-lembaga pemerintah maupun dalam badan-badan
usaha.”(2006:15).
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa pegawai
merupakan modal pokok dalam suatu organisasi, baik itu organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta. Dikatakan bahwa pegawai
merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena berhasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada
pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada
dalam organisasi tersebut. Pegawai yang telah memberikan tenaga
maupun pikirannya dalam melaksanakan tugas ataupun pekerjaan,
baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta akan
mendapat imbalan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah
dikerjakan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Musanef yang mengatakan
bahwa, “Pegawai adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan
dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari
pemerintah atau badan swasta.”(2004:5).
Selanjutnya Musanef memberikan definisi pegawai sebagai
pekerja atau worker adalah, “Mereka yang secara langsung digerakkan
oleh seorang manajer untuk bertindak sebagai pelaksana yang akan
menyelenggarakan pekerjaan sehingga menghasilkan karya-karya
yang diharapkan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.”(2004:4).
Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pegawai sebagai tenaga kerja atau yang menyelenggarakan pekerjaan
perlu digerakkan sehingga mereka mempunyai keterampilan dan
kemampuan dalam bekerja yang pada akhirnya akan dapat
menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk tercapainya tujuan
organisasi. Karena tanpa kemampuan dan keterampilan pegawai
sebagai pelaksana pekerjaan maka alat-alat dalam organisasi tersebut
akan merupakan benda mati dan waktu yang dipergunakan akan
terbuang dengan percuma sehingga pekerjaan tidak efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Oleh karena yang menjadi objek penelitian penulis pada
Kantor Kecamatan Karangpandan adalah pegawai negeri, maka
pengertian pegawai negeri menurut Undang-Undang Pokok
Kepegawaian No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan UU No.8
Tahun1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yaitu:
Pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat yang dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan.
Dari pengertian pegawai negeri seperti di atas, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :Pegawai negeri adalah mereka yang telah
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam sesuatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara
lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-
undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan
sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik
maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah Pusat, Daerah, dan di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Pengertian Pelayanan Publik
Boediono berpendapat,” bahwa pelayanan adalah suatu
proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerluakan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya
kepuasan dan keberhasilan.” (2003: 60).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Sedangkan The Liang Gie mendefinisikan pelayanan
merupakan suatu kegiatan dalam organisasi atau instansi yang
dilakukan untuk mengamalkan dan mengabdikan diri kepada
masyarakat (2000).
Berdasarkan definisi pelayanan diatas dapatlah
disimpulakan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi atau instansi yang ditujukan untuk kepentingan
kepentingan masyarakat yang dapat berbentuk uang, barang, ide,
atau gagasan ataupun surat-surat atas dasar keikhlasan, rasa senang,
jujur, mengutamakan rasa puas bagi yang menerima layanan.
Menurut Kurniawan dalam sinambela berpendapat “pelayanan
publik diartikan sebagai pemberi pelayanan ( melayani) keperluan
orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sesuai dengan aturan pokokdan tatacara yang ditetapkan.”
(2005:5 ).
Pengertian pelayanan umum menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 “kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.”
Dari definisi diatas dapatlah dipahami bahwa pelayanan
publik merupakan jenis bidang usaha yang dikelola pemerintah
dalam bentuk barang dan jasa untuk melayani kepentingan
masyarakat tanpa berorientasi.
Boediono berpendapat “Adapun bentuk dan sifat
penyelenggaraan pelayanan umum harus mengandung sendi- sendi :
kesederhanaan, kejelasan, kepastian, keamanan, keterbukaan,
efisiensi, ekonomis, keadilan, dan ketepatan waktu. “(2003 : 68-70 ).
Dengan uraian sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1) Kesederhanaan
Yang meliputi kesederhanaan meliputi mudah, lancar, cepat,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2) Kejelasan dan Kepastian
Arti adanya kejelasan dan kepastian disini adalah hal-hal yang
berkaitan dengan :
a) Prosedur atau tata cara pelayanan umum.
b) Persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun
administratif.
c) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab dalam memberika pelayanan umum.
d) Rincian biaya / tarif pelayanan umum dan tata cara
pembayarannya.
e) Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum.
f) Hak dan kewajiban, baik bagi pemberi pelayanan maupun
penerima pelayanan umum berdasarkan bukti-bukti
penerimaan permohonan/ kelengkapannya, sebagai alat
untuk memastikan pemprosesan pelayanan umum.
g) Pejabat yang menerima keluhan masyarakat.
3) Keamanan
Artinya bahwa dalam proses dan hasil pelayanan umum dapat
memberika kepastian hukum.
4) Keterbukaan
Hal-hal yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib
diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan
dipahami oleh masyarakat.
5) Efisiensi
a) Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal
yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran
pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara
pelayanan dengan produk pelayanan umum yang diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b) Dicegah adanya pengulangan pemenuhan kelengkapan,
persyaratan dalam hal proses pelayanannya
mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja
/ instansi pemerintah lain yang terkait.
6) Ekonomis
Dalam rangka pengenaan pelayanan umum harus ditetapkan
secara wajar dengan memperhatikan :
a) Nilai barang dan atau jasa pelayanan umum dan tidak
menuntut biaya yang tinggi diluar kewajaran.
b) Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar
secara umum.
c) Ketentuan eraturan perundangan – undangan yang berlaku.
7) Keadilan
Dimaksud dengan sendi keadilan disini adalah keadilan yang
merata, dalam arti cakupan / jangkauan pelayanan umum harus
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan
diperlakukan secara asing.
8) Ketepatan waktu
Yang dimaksud dengan ketapatan waktu disini adalah dalam
pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka,
maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan
mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus
dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan
masyarakat.
Pelayanan yang apat memberikan kepuasan kepada para
pelanggan sekurang-kurangnya mengandung tiga unsur pokok yaitu:
1) Terdapatnaya pelayanan yang sama dan merata
Yaitu dalam pelaksanaan tidak ada diskriminasi yang diberikan
oleh aparat pemerintah terhadap masyarakat. Pelayanan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menganaktirikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat,
suku, agama, dan tanpa memandang status ekonomi. Hal ini
membutuhkan kejujuran dan tenggang rasa dari para pemberi
pelayanan tersebut.
2) Pelayanan yang diberikan harus tepat pada waktunya.
Pelayanan oleh aparat pemerintah dengan mengulur waktu
dengan berbagai alasan dapat mengecawakan masyarakat.
Mereka yang membutuhkan diselesaikan secepat mungkin
akan mengeluh kalau tidak segera dilayani. Lagipula jika
mereka mengulur waktu tentunya merupakan beban untuk
tahap selanjutnya, karena berbarengan dengan semakin
banyaknya tugas yang harus diselesaikan.
3) Pelayanan harus merupakan pelayanan yang
berkesinambungan.
Dalam hal ini berarti aparat pemerintah harus selalu siap untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan
pelayanan. Sasaran pelayanan publik sebenarnya adalah
kepuasan, yang didalamnya terdiri atas dua komponen besar
yaitu layanan dan produk.
b. Standar Pelayanan Publik
Berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman unum penyelenggaraan
pelayanan publik, standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi :
1) Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pengaduan 2) Waktu Penyelesaian Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan
permohonan sampai dengan penyelesaian termasuk pengaduan.
3) Biaya Pelayanan Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang
ditetapkan pada proses pemberian layanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4) Produk Layanan Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. 5) Sarana dan Prasarana Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai
oleh penyelenggaraan pelayanan publik. 6) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik 7) Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan
dengan tepat sesuai berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
c. Faktor Pendukung Pelayanan
Menurut Moenir (2002: 88-127) ada beberapa masalah
pokok dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, dimana
faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tersebut antara lain :
1) Tingkah laku yang sopan
2) Cara penyampaian
3) Waktu menyampaikan yang cepat
4) Keramah- tamahan
Dalam pelayanan terdapat beberapa faktor pendukung yang
penting, antra lain faktor kesadaran, aturan, organisasi, keterampilan
petugas, dan sarana. Uraiannya adalah sebagai berikut :
1) Faktor kesadaran, yaitu kesadaran para petugas dan pejabat yang
berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran pegawai
pada segala tingkatan terhadap tugas yang menjadi
tanggungjawabnya, membawa dampak yang sangat positif
terhadap organisasi. Ia akan menjadi sumber kesungguhannya
dan disiplin dalam melaksanakan tugas, sehingga hasilnya dapat
diharapkan melalui standar yang telah ditetapkan.
2) Faktor aturan, aturan dalam organisasi yang menjadi landasan
kerja pelayanan. Aturan ini mutlak keberadaannya agar
organisasi dan pekerjaan dapat berjalan lancar teratur dan
terarah. Agar peraturan dapat mencapai apa yang dimaksud,
maka ia harus dipahami oleh semua orang yang bertugas dalam
bidang yang diatur dengan disertai disiplin yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3) Faktor organisasi, yaitu merupakan alat serta sistem yang
memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan peleyanan.
Sebagai suatu sistem, organisasi merupakan alat yang efektif
dalam usaha pencapaian tujuan, dalam hal ini pelayanan yang
baik dan memuaskan. Agar organisasi berjalan dengan baik
perlu ada pembagian, baik dalam organisasi maupun tugas
pekerjaan sampai padajenis organisasi atau pekerjaan yang
paling kecil.
4) Faktor pendapatan, pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai
pendukung pelaksanaan pelayanan. Pendapatan yang cukup
akan memtivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan
baik sehingga ia tidak melakukan penyimpangan yang dapat
merugikan organisasi.
5) Faktor keterampilan tugas, yaitu kemampuan dan keterampilan
para pegawai dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan.
6) Faktor sarana-sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
pekerjaan layanan. Sarana terbagi atas dua macam : pertama
sarana kerja meliputi peralatan, perlengkapan, dan alat bantu;
kedua, fasilitas meliputi segala kelengkapannya dengan fasilitas
komunikasi dan segala kemudahan lainnya.
d. Bentuk – Bentuk Pelayanan Publik
Pemerintah melalui lembaga dan aparaturnya bertugas
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh aparat pemerintah terdiri dari
berbagai bentuk.
Dalam keputusan menteri Pemberdayaan Aparatur Negara
No. 63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3
kelompok, yaitu:
1) Kelompok pelayanan adminstratif, yaitu bentuk pelayanan yang menghasilkan berbagai dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat atau publik. Misalnya status
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kewarganegaraan, kepemilikan, dan lain-lain. Dokumen – dokumen ini antara lain KTP.
2) Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/ jenis barang yang digunakan publik. Misalnya penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan lain-lain.
3) Kelompok-kelompok pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan publik. Misalnya pendidikan, pelayanan kesehatan, transportasi, dan lain-lain. Dalam konteks ini, pelayanan yang dimaksud adalah
pelayanan masyarakat yang merupakan bantuan atau pertolongan
yang diberikan pemerintah atau organisasi publik kepada masyarakat
secara materi maupun non materi. Pelayanan umum dilaksanankan
dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana,
terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau. Unsur-Unsur
Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah
sebagai berikut :
1) Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus jelas dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak.
2) Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan kemamuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan efektivitas
3) Mutu, proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat memberi keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
4) Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberikan peluang kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Menurut Moenir (2002 : 190-196) Bentuk pelayanan ada 3
macam yaitu:
1) Pelayanan dengan lisan Pelayanan dengan lisan ini dilakukan oleh petugas-petugas
bidang hubungan masyarakat, bidang layanan informasi dan bidang- bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada masyarakat mengenai berbagai asilitas layanan yang tersedia. Agar layanan lisan berhasil sesuai dengan harapan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan, yaitu :
a) Memahami benar masalah-maslah yang terkait dengan bidang tugasnya.
b) Mampu memberikan penjelasan apa-apa saja yang perlu dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang menginginkan sesuatu.
c) Bertingkah laku sopan dan ramah tamah. d) Meski dalam keadaan sepi tidak berbincang atau
bercanda dengan pegawai lain, karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas.
2) Pelayanan melalui tulisan Dalam bentuk tulisan, layanan yang diberikan dapat berupa pemberian penjelasan kepada masyarakat dengan penerangannya berupa tulisan suatu informasi mengenai hal atau masalah yang sering terjadi. Pelayanan melalui tulisan terdiri dari 2 macam, yaitu:
a) Layanan yang berupa petunjuk, informasi dan sejenis yang ditujukan pada orang-orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga
b) Pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberitahuan dan lain sebagainya.
3) Pelayanan dalam bentuk perbuatan Pelayanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan., bukan sekedar kesanggupan atau hasil lain secara lisan.
e. Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan mempunyai berbagai macam pengertian
yang berbeda, tergantung dari sudut pandang permasalahan yang
dibahas dan keperluan untuk mempergunakannya. Menurut the
European Organization for Quality Control (EOQC) “kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
adalah bentuk-bentuk istimewa dari suatu produk atau pelayanan
yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan suatu kebutuhan.”
(Morgan dan Murgatroyd, 1994 dalam Warella, 2004:3). Di sektor
jasa, kualitas lebih banyak dikaitkan dengan pelayanan, dan
didefinisikan sebagai “pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan
pelanggan atau klien serta kemudian memperbaikinya secara
berkesinambungan” (Logothesis dalam Warella, 2004:3). “Kualitas
pelayanan sebagaimana dirasakan pelanggan dapat didefinisikan
sebagai tingkat kesesuaian antara keinginan atau harapan pelanggan
dan persepsi mereka” (Zeithaml, Parasuraman, Berry, 2000:23).
Morgan dan Murgatroyd berpendapat, “kualitas pelayanan
merupakan dimensi yang sangat penting dalam melihat kinerja
sektor publik.”( 1999:16). Konsep kualitas pelayanan pada intinya
menunjukkan pentingnya faktor individu, proses dan prosedur sering
disebut sebagai konsep ”Triangle Balance of Service Quality”.
Konsep ini diambil dari organisasi privat yang oleh Morgan
Murgatroyd diterjemahkan dalam sektor publik. Adapun pokok
pikiran tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Interpersonel Component
Procedures Environment Technical Profesional Process Componen Component
Gambar 1. Triangle Balance of Service Quality
Model tersebut merupakan gambar segitiga sama sisi yang
mana pada puncaknya adalah ‘interpersonal component’ pelayanan,
sisi sebelah kiri merupakan elemen prosedur dan proses sedangkan
pada sisi sebelah kanan terdapat elemen teknik dan professional dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
memberikan pelayanan. Dengan asumsi bahwa dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas sekiranya perlu dipertahankan
keseimbangan dari ketiga sisi tersebut. Misalnya:
1) Terlalu menekankan pada proses atau prosedur akan memberikan
kesan pelayanan yang berbelit-belit dan rumit. “You are a number
and we are here to process you using our procedures”.
2) Terlalu menekankan pada komponen interpersonal akan
menimbulkan impresi bahwa penyedia jasa kurang
memperhatikan profesionalitas pelayanan. “We love you and we
try hard but we don’t necessarily know what we are doing”.
3) Terlalu menekankan pada aspek professional dan teknis dari
pelayanan akan memberi kesan bahwa pelayanan dilakukan
secara profesional namun tidak ada perhatian khusus secara
individual. “We know exactly what we can do and how to do it,
but we don’t care about you much as an individual”.
Kotler (1997) berpendapat, “Kualitas pelayanan merupakan
suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang
diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan
(expected service).”(him106).
Ada dua factor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu
perceived service dan expected service. Apabila jasa yang diterima
atau yang dirasakan sesuai dengan yang melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai koalitas yang
ideal dan dipersepsikan buruk atau tidak memuaskan. Dengan
demikian baik buruknya koalitas jasa tergantung pada kemampuan
penyediaan jasa dalam memenuhi harapan pemakainya secara
konsisten. Selanjutnya Elhaitammy dalam Parani mengemukakan
“pengertian pelayanan jasa yang unggul (service excellence), ádalah
suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara
memuaskan.”(1997:11). Sedangkan pelayanan yang memuaskan
menurut Elhaiyammy menuntut syarat agar setiap atribut/dimensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pelayanan diberikan secara terintegrasi, artinya menjadi satu kesatuan
karena jira salah satu atribut/dimensi tersebut diabaikan maka bentuk
pelayanan tersebut menjadi tidak sempurna, sehingga kurang optimal
memberikan kepuasan kepada pelanggan. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam meningkatkan kualitas pelayanan antara lain melalui
peningkatan profesionalisme aparatur, penyederhanaan prosedur,
penyederhanaan formulir, peningkatan fasilitas pelayanan dan
pengembangan organisasi. Selain itu juga perlu adanya pemberdayaan
bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pengguna. Langkah-langkah yang dilakukan tersebut tidak bisa lepas
dari perbaikan sumber daya manusia di mana perbaikan kualitas
sering dikaitkan pada tugas pelayanan.
Di dalam usahanya memberikan kepuasan kepada pelanggan
tidak lepas dari segi kualitas, baik kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan maupun dari segi pelayanan yang diberikan. Kualitas
pelayanan tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari
sisi internal dan sisi eksternal. Faktor internal tersebut antara lain
adalah kepuasan kinerja karyawan, tingkat kompetensi, dan
kemampuan menyesuaikan diri. Kepuasan kerja karyawan tersebut
meliputi kepuasan terhadap atasan, pekerjaan,
pembayaran/pengupahan, kesempatan berkembang, teman sekerja dan
pelanggan (Hartline & Fornell, 1996).
Kualitas pelayanan internal akan mendorong terwujudnya
kepuasan karyawan (sebagai pelanggan internal) dan tumbuhnya ’rasa
memiliki’ diantara mereka. Kepuasan karyawan akan mendorong
tumbuhnya loyalitas karyawan organiasi. Selanjutnya loyalitas
karyawan akan mengarah pada peningkatan produktivitas.
Produktivitas karyawan mendorong penciptaan nilai layanan
eksternal, yang kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal.
Untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan memerlukan banyak
pemahaman, antara lain: tentang bagaimana pelanggan mengevaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kualitas suatu pelayanan, apakah pelanggan melakukan evaluasi
langsung, apakah pelanggan mengevaluasi pada setiap sisi pelayanan,
dan faktorfaktor apa yang mempengaruhi harapan mereka dan sejauh
mana pemahaman pelanggan tentang produk atau jasa yang mereka
konsumsi atau hal lain yang mungkin akan berpengaruh pada
penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan. Pada dasarnya
kualitas pelayanan mengacu pada apa yang diberikan, sedangkan
aspek fungsional memberikan perhatian pada bagaimana pelayanan itu
diberikan (Hurly, 1998).
Dari pendapat-pendapat tentang kualitas pelayanan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan standar
proses yang harus dilaksanakan dalam suatu kegiatan pelayanan guna
memenuhi harapan atau tuntutan pelanggan.
Terdapat 5 (lima) kualitas pelayanan yang dirincikan sebagai
berikut (Kotler, 1994:561):
1) Penampilan (tangible) Penampilan fisik pelayanan ( fasilitas fisik, peralatan ), personel dan media komunikasi akan memberikan warna dalam pelayanan. Tingkat kelengkapan peralatan/teknologi yang digunakan dapat berpengaruh pada pandangan pelanggan atau kesiapan perusahaan dalam memberikan pelayanan.
2) Kehandalan (reliability) Kemampuan dalam memenuhi janji (tepat waktu, konsisten dan kecepatan pelayanan ) merupakan hal yang penting dalam pelayanan.
3) Daya tanggap (responsiveness) Kepedulian dan kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang baik adalah bagian dari pelayanan. Tingkat kepedulian dan ketanggapan ini dilihat dari sejauh mana pihak perusahaan bersedia membantu pelanggan, termasuk disini adalah kemudahan bagi konsumen/pelanggan untuk berkomunikasi dengan perusahaan, meliputi: (1). kesediaan menerima kritik, saran dan komentar yang
bersifat pertanyaan maupun keluhan. (2). adanya sarana komunikasi yang tersedia dan
memudahkan pelanggan mengetahui informasi tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
layanan yang disediakan perusahaan, misalnya: internet (website/on-line service), papan informasi, dll.
4) Jaminan (assurance) Pengetahuan dan sikap (sopan, ramah, tanggap, bersahabat) dari pegawai serta kemampuan mereka dalam menanamkan kepercayaan dan keyakinan.
5) Kepedulian (empathy). Tingkat kepedulian dan perhatian perusahaan pada pelanggannya secara individu. Empati pada pelanggan misalnya : (1). tanggap terhadap permasalahan pelanggan berkaitan
dengan layanan yang diberikan oleh perusahaan (2). menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan. (3). memperlakukan pelanggan yang komplain atas layanan
dengan baik.
4. Sistem Informasi
Sistem dalam lingkup informasi didefinisikan sebagai
sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
atau sasaran Komponen-komponen yang saling berhubungan untuk
mengumpulkan, memproses dan menyimpan informasi untuk tujuan
membantu perencanaan, pengendalian, koordinasi dan pengambilan
keputusan organisasi
a. Pengertian dan Tujuan Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan. Berikut adalah pendapat
tentang sistem informasi: Menurut O’Brien (2003:7), ”Sistem
informasi adalah perpaduan terorganisasi dari manusia, hardware,
software, jaringan komunikasi dan sumber daya data dimana ia
mengumpulkan, mengubah dan juga menyebarkan informasi itu ke
organisasi”. Menurut McLeod (2004:8), information systems are
conceptual system that enable management to control the operations
of the physical system of firm. (Sistem informasi adalah konsep
sistemyang dapat membantu manajemen dalam pengendalian
operasional dari sistem fisik perusahaan). Menurut James A. Hall
(2007:9), ”Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan
didistribusikan ke para penggunanya”. Kesimpulannya, sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
informasi adalah integrasi dari komponen-komponen yang telah
dianalisa dan diproses sehingga menghasilkan informasi yang
kemudian disebarkan untuk dapat membantu manajer dalam
pengambilan keputusan. Selain itu, sistem informasi yang dihasilkan
harus dapat memenuhi kebutuhan informasi yang disajikan secara
menarik dan interaktif. Berdasarkan Hall (2007:21) menyatakan,
“Tujuan-tujuan sistem informasi sebagai berikut:
1) Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen. Administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola dengan baik sumber daya perusahaan. Sistem informasi menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya kepada para pengguna eksternal melalui laporan keuangan tradisional serta dari berbagai laporan lain yang diwajibkan. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi pelayanan dari berbagai laporan pertanggung jawaban.
2) Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen. Sistem informasi memberikan informasi kepada pihak manajemen informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab pengambilan keputusan tersebut.
3) Mendukung operasional harian perusahaan.Sistem informasi menyediakan informasi bagi para personel operasional untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan hariannya dengan cara yang efisien dan efektif.
5. Kartu Tanda Penduduk
Kartu tanda penduduk merupakan suatu keterangan atau bukti
yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada, KTP merupakan
suatu identitas pribadi seseorang yang bermukim disuatu tempat.
Berdasarkan keputusan presiden No. 52 tahun 1997 pasal yang berbunyi
setiap penduduk yang berusia 17 tahun atau menikah atau pernah
menikah wajib memiliki KTP.
Dalam hal pelayanan KTP, masyarakat menginginkan pelayanan
yang benar- benar berkualitas, hal ini dapat dilihat dari prosedur yang
diterapkan aparatur pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pelayanan serta sikap aparatur yang bertugas yang bersahabat dan ramah
kepada masyarakat yang memerlukan bantua.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Daniel Andry Oktavianto (2008) PENYELENGGARAAN
PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN KUDUS (Studi Kasus
Layanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Periode Bulan
Januari sampai dengan Juni Tahun 2007). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkat pengaruh dari faktor-faktor tersebut
pada kinerja dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparat
pemerintah. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada layanan pendaftaran
penduduk (pembuatan KTP) dan wilayah penelitian di Kabupaten Kudus
pada periode bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2007. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptif. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer
dan sekunder yang dikumpulkan dengan tehnik wawancara dan
kuesioner. Tehnik pengambilan sampel dengan aksidental sampling.
Analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Beberapa hambatan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten
Kudus dalam menyelenggarakan pelayanan umum berasal dari dalam
(internal) maupun dari luar (eksternal). Usaha-usaha yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Kudus untuk memperbaiki pelayanan publik,
yaitu melalui pertemuan rutin tingkat desa/kelurahan yang dihadiri oleh
wakil-wakil desa/kelurahan dan perwakilan warga setempat yang
selanjutnya disosialisasikan pada pertemuan RT/RW setempat,
memberikan penerangan kepada seluruh masyarakat melalui
pendiskripsian proses pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan
menempelkan prosedur penerbitan pada loket pendaftaran KTP sehingga
mudah dipahami oleh masyarakat, upaya penambahan sarana dan
prasarana, seperti: komputer, bangku panjang, dan AC di Kantor Catatan
Sipil dan Kependudukan Kabupaten Kudus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Hassan Danaee Fard, Ali Rajabzadeh Ghatari dan Asad Hasiri.
(2010) EMPLOYEES MORALE IN PUBLIC SECTOR: IS
ORGANIZATIONAL. TRUST AN IMPORTANT FACTOR?
Jurnal ini meneliti konsep moral analitis. Kami memiliki dianggap
berbeda komponen yang mempengaruhi terhadap moral organisasi, di
antaranya kepercayaan organisasional dianggap sebagai komponen yang
paling efektif dan model analitis meneliti korelasi diantara hal tersebut. Di
daerah ini, pertama-tama komponen organisasi dan kepercayaan telah
dianalisis dan kemudian hubungan antara persamaan dua komponen
dikembangkan. Metode penelitian didasarkan pada analisis deskriptif dan
populasi adalah termasuk karyawan pelayanan publik organisasi. Analisis
data menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kepercayaan
organisasi dan moral karyawan di depan umum. Manfaat dari penelitian ini
adalah bagi para pengambil keputusan dan manajer untuk
mempertimbangkan faktor-faktor dan urusan yang berhubungan dengan
moral dan kepercayaan dalam organisasi.
C. Kerangka Pemikiran
Kecamatan merupakan instansi pemerintah yang menangani urusan
pelayanan publik dalam pengurusan surat- surat administratif sehingga
kecamatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kaitannya di
catatan kependudukan. Untuk menjalankan tugas yang menjadi tanggung
jawab dari kecamatan tersebut, serta untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan sumber daya manusia yang baik sehingga dalam proses pelayanan
masyarakat akan memberikan suatu kinerja yang baik pula. Sehingga tujuan
dari fungsi kecamatan tersebut dapat berjalan sebagai mana mestinya, sesuai
dengan peraturan perundang- undangn yang berlaku. Dan juga masyarakat
akan mendapatkan suatu pelayanan yang sesuai dengan apa yang menjadi hak
mereka tanpa adanya suatu penyelewengan- penyelewengan dari oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sehingga seluruh dari pegawai yang bekerja dalam instansi tersebut
baik kepala bagian maupun pegawai /staff karyawan hendaknya mematuhi
peraturan-peraturan dalam kaitannya dengan pemaksimalan kinerja untuk
mencapai tujuan yaitu tenaga kependidikan yang profesional.
Untuk lebih memperjelas pemahaman pemikiran penelitian di atas,
dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut:
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Proses Pelayanan Pembuatan KTP dan KK
Kinerja Pegawai Bagian Pelayanan
Publik
Kantor Kecamatan
Karangpandan
Pelayanan Sesuai Dengan Perda Yang Berlaku
Pelayanan Tidak Sesuai Dengan Perda Yang Berlaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran dari suatu pengetahuan
diperlukan tata cara atau prosedur tertentu. Prosedur ini digunakan sebagai dasar
pertanggung jawaban bagi peneliti untuk membuktikan bahwa data yang disajikan
benar-benar sesuai arah dan tujuannya. Sebelum penelitian dilakukan perlu
ditentukan terlebih dahulu metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan
dalam menentukan metodologi disesuaikan dengan jenis data yang akan
mengantarkan penelitian kearah tujuan yang diinginkan.
Menurut Suharsini Arikunto (2002:136) “Metodologi Penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Deddy Mulyana (2006:145) mengemukakan bahwa “Metodologi adalah proses,
prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari
jawaban”. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita
gunakan untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sendiri
adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti
memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi
lain.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi
penelitian merupakan cara pengumpulan data dalam penelitian dengan langkah-
langkah yang teratur, terencana, dan sistematis dalam menyusun suatu penelitian
untuk mendekati problem dan mencari jawaban dari suatu masalah. Adapun
bagian-bagian dari metodologi yang digunakan untuk memandu penelitian ini
adalah sebagai berikut :
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Sebuah penelitian memerlukan tempat penelitian untuk memperoleh
data penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun yang menjadi tempat
penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di Kantor Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dengan berbagai
pertimbangan sebagai berikut:
a. Adanya permasalahan dalam proses pembuatan KTP.
b. Tersedianya data yang dibutuhkan oleh peneliti sebagai dasar untuk
menjawab permasalahan yang telah dikemukakan dalam penelitian
ini.
c. Letaknya strategis dan mudah dijangkau, karena dekat dengan
tempat tinggal sehingga tidak menempuh perjalanan yang jauh.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk
melakukan sebuah penelitian. Peneliti telah menyelesaikan penelitian dimulai
dari pengajuan judul, pembuatan proposal sampai dengan bentuk skripsi
selama 6 bulan, terhitung sejak bulan Februari hingga bulan Juli 2012.
Dalam jangka waktu tersebut peneliti dapat mengumpulkan dan menganalisis
semua data yang diperoleh pada saat penelitian.
B. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang
ditekankan adalah masalah kinerja pegawai bagian pelayanan publik khusus
pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah, maka dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan
suatu peristiwa atau obyek secara rinci dan mendalam. Sugiyono (2005:1)
menyatakan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data digunakan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Sedangkan Suryabrata berpendapat “penelitian deskriftif adalah
penelitian yang bermaksud membuat pencandraan (deskripsi) mengenai
situasi atau kejadian-kejadian dan menerangkan saling hubungan antara data
satu dengan lainnya.”
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian kualitatif diperlukan strategi/ pendekatan yang
sering digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan informasi
dan menyajikan hasil. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
strategi tunggal terpancang H.B Sutopo (2006:139) mengemukakan bahwa:
Studi kasus terpancang (embedded research) yaitu penelitian yang sifatnya terpancang sudah terarah pada batasan atau focus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian, sedangkan studi kasus tunggal bilamana penelitian itu terarah pada sasaran dengan satu karakteristik, artinya terarah pada satu sasaran (satu lokasi atau satu obyek).
Dikatakan tunggal terpancang karena peneliti hanya mengkaji satu
permasalahan yang diteliti, yaitu mengenai masalah kinerja pegawai bagian
pelayanan publik di Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah. Jadi strategi tunggal terpancang yang digunakan dalam
penelitian ini mengandung pengertian bahwa tunggal dalam arti hanya ada
satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Karangpandan.
Sedangkan penelitian ini terpancang pada tujuan penelitian, maksudnya yaitu
bahwa apa yang harus diteliti dibatasi pada satu masalah saja yaitu tentang
pelaksanaan kinerja pegawai bagian pelayanan publik khusus pembuatan
KTP.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data merupakan suatu sumber dimana data diperoleh. Data tidak
dapat diperoleh tanpa adanya sumber data. Dalam memilih sumber data, peneliti
harus benar-benar berpikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang
akan dikumpulkan dan juga validitasnya. H.B Sutopo berpendapat “Sumber data
penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dan arsip serta berbagai benda lain.”(2002:22). Untuk mempermudah
mengidentifikasi sumber data Suharsini Arikunto (2002:107) memberikan
klasifikasi sumber data menjadi 3 tingkatan, yaitu “person, place dan paper.”
Person merupakan sumber data yang berupa orang, place adalah sumber data
yang berupa tempat, dan paper yaitu sumber data yang berupa dokumen maupun
arsip.
1. Informan
Informan adalah orang-orang yang dipandang mengetahui
permasalahan yang akan dikaji peneliti dan bersedia memberikan informasi
kepada peneliti. Menurut pendapat Suharsini Arikunto informan merupakan
person yaitu “Sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan
melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.” (2002:107).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan :
a. Camat Kecamatan Karangpandan.
b. Kasi bagian pelayanan publik.
c. Pegawai dan staff karyawan bagian pembuatan KTP di Kantor
Kecamatan Karangpandan.
d. Masyarakat Kecamatan Karangpandan dari berbagai kalangan
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sumber informasi karena
dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan setiap situasi
sosial selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Pengamatan akan
memberikan suatu gambaran yang komprehensif tentang subjek dan
pandangan yang mendalam dengan membandingkan apa yang orang katakan
dengan apa yang mereka lakukan dengan situasi dan peristiwa yang ada.
Tempat atau lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Kantor
Kecamatan Karangpandan. Sedangkan peristiwa yang diteliti adalah segala
aktivitas pegawai bagian pelayanan publik bagian pembuatan KTP. Tempat
dan peristiwa dimaksudkan untuk memperkuat keterangan yang diberikan
oleh informan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen merupakan sumber primer dalam penelitian yang dapat
diperoleh melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait. Schatzman dan
Straus dalam Deddy Mulyana (2006:195) menegaskan bahwa “Dokumen
merupakan bahan penting dalam penelitian kualitatif”. Sedangkan arsip
merupakan kumpulan warkat atau surat yang mempunyai nilai guna yang
disimpan untuk digunakan kembali dalam waktu tertentu. Dalam hal ini
dokumen yang diperlukan peneliti dapat berupa catatan harian mengenai
absensi karyawan, surat ijin cuti maupun libur yang diajukan karyawan,
berkas-berkas mengenai peraturan disiplin, dan petunjuk pelaksanaan
pembuatan KTP dan KK berupa Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Karanganyar dan Peraturan
Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten
Karanganyar, dsb.
D. Teknik Pengambilan Sampel ( Cuplikan )
Teknik Sampling digunakan untuk menyeleksi atau memfokuskan
permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan fokus penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling (sample
bertujuan).
Menurut Sugiyono (2005:53) “Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan
tertentu ini misalnya orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah obyek atau situasi
sosial yang diteliti. Dalam hal ini peneliti mempertimbangkan orang yang
dianggap dapat memberikan informasi sesuai dengan yang diharapkan adalah
Camat Kecamatan Karangpandan, Kasi bagian pelayanan publik, dan pegawai
bagian pelayanan pembuatan KTP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dengan metode itu peneliti berusaha mencari dan menggali data- data
yang dibutuhkan dari narasumber yang telah ditentukan. Untuk melengkapi data
yang diperoleh dari narasumber yang telah diwawancarai yang belum menjawab
keseluruhan permasalahan yang ada, maka peneliti juga menggunakan teknik lain
dalam mencari data yang dibutuhkan yaitu dengan menggunakan teknik Snowball
Sampling. Seperti yang dikemukakan oleh H.B Sutopo (2002:37) bahwa
penelitian snowball sampling mengambil orang pertama yang dijumpai (key
informan) dan selanjutnya mengikuti petunjuk untuk mendapatkan sampling
berikutnya, sehingga mendapat data yang lengkap dan mendalam, ibarat bola salju
yang menggelinding, semakin jauh semakin besar. Dengan teknik Snowball
Sampling peneliti berusaha mencari data yang dibutuhkan dengan bantuan
informan kunci dan terus mengalir sampai data yang dibutuhkan didapatkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk
memperoleh dan mengumpulkan data guna mendukung penelitiannya. Data dalam
penelitian merupakan suatu hal yang harus ada untuk membuktikan kebenaran
dari dugaan awal peneliti. Menurut Sugiyono (2005:62) “Teknik pengumpulan
data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian. Karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan.
Untuk memenuhi kebenaran data yang nantinya diperoleh, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.
Menurut Deddy Mulyana (2006 : 180) wawancara secara garis besar
dibagi menjadi dua yakni :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
a. Wawancara terstruktur disebut juga dengan wawancara baku (standardized interview), yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya yang biasanya tertulis dengan pilihan jawaban yang sudah disediakan.
b. Wawancara tidak terstruktur disebut dengan wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif dan wawancara terbuka (opended interview). Wawancara ini mirip dengan percakapan informal. Bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk tertentu informasi dari semua responden, tetapi susunan kata dan urutannya dapat diubah dan disesuaikan dengan ciri-ciri dari setiap responden.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpul data yang
menggunakan komunikasi langsung dengan tanya jawab antara dua pihak
yang berlandaskan pada tujuan penelitian. Sehingga informasi yang diperoleh
akan semakin lengkap dan mendalam serta berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Dalam penggalian data, peneliti memilih teknik wawancara tidak
terstruktur yang bersifat terbuka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang ada kaitannya dengan pelaksanaan disiplin kerja, berupa tingkat absensi
karyawan, tugas pokok dan fungsi dari karyawan, tindakan pendisiplinan
yang dilakukan untuk menciptakan budaya disiplin dalam organisasi.
Wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak terstruktur pada key
informan atau informan lain yang terkait dengan penelitian. Wawancara tidak
terstruktur atau wawancara mendalam dilakukan dengan pertanyaan yang
bersifat open ended dan mengarah pada kedalaman informasi serta dilakukan
dengan pertanyaan yang tidak terstruktur secara formal guna menggali
pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat untuk
menjadi dasar bagi penggalian informasi secara lebih jauh dan mendalam
(HB.Sutopo,2002:59). Dalam teknik wawancara mendalam ini dapat
dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan
data yang rinci dan mendalam, serta dilakukan berkali-kali sesuai dengan
keperluan peneliti.
2. Observasi
Observasi merupakan aktivitas pengumpulan data dengan jalan
mengadakan pengamatan langsung terhadap subyek dan obyek penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dilokasi penelitian sehingga diperoleh gambaran mengenai permasalahan
yang di teliti. Nasution dalam Sugiyono (2004:64) menyatakan bahwa
“observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi”.
Teknik observasi ini dilakukan secara langsung di lapangan karena
merupakan cara yang paling efektif dimana peneliti mengamati secara
langsung situasi dan kondisi di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini data
yang dibutuhkan akan dikumpulkan untuk mendukung penelitian yang
dilakukan, peneliti harus mencari data secara jelas dan melakukan
pengamatan dengan cermat agar semua informasi yang dibutuhkan dapat
terpenuhi semuanya. Dengan observasi langsung memungkinkan peneliti
untuk melihat, mengamati, serta mempelajari secara langsung keadaan tempat
yang akan di teliti. Jadi observasi memudahkan peneliti mendapatkan data
secara mendalam karena peneliti dapat melihat fenomena-fenomena yang
muncul pada saat itu.
3. Analisis Dokumen
Analisis dokumentasi bermanfaat untuk melengkapi dan
memperjelas hasil informasi dari wawancara dan observasi. Teknik
dokumenter ini dapat berupa arsip-arsip yang relevan serta benda-benda fisik
lainya. Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan adalah menganalisa
dokumen dan arsip dengan cara mengamati, mencatat dan menyimpulkan dari
apa yang tersirat dan tertulis dalam setiap dokumen atau arsip yang menjadi
sumber data.
Menurut pendapat H.B Sutopo “Dokumen dan arsip merupakan
bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas.” Dalam
penelitian ini dokumen yang berbentuk tulisan adalah catatan harian tetang
kinerja pegawai bagian pelayanan publik, catatan mengenai disiplin kerja
yang berupa tingkat absensi karyawan, kegiatan- kegiatan karyawan, tugas
pokok dan fungsi dari karyawan, serta peraturan-peraturan yang ada di Kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Kecamatan Karangpandan dan segala bentuk dokumen maupun arsip yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian.
F. Uji Validitas Data
Validitas data merupakan sarana untuk menjaga keabsahan data yang
dikumpulkan dan untuk menghindari bias penelitian. Untuk menguji validitas data
dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data yaitu teknik pengujian
atau pengecekan data dengan membandingkan data dari suatu sumber dengan
sumber yang lain untuk menbandingkan data. Lexy J. Moleong (2001:178)
menjelaskan bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu.”
Patton (1984) dalam HB. Sutopo (2006:92-98) menyatakan bahwa ada
empat macam teknik trianggulasi yaitu :
1. Trianggulasi data atau trianggulasi sumber, adalah penelitian dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis.
2. Trianggulasi peneliti, yaitu cara yang mana hasil penelitian baik data ataupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diuji validitasnya dari berbagai peneliti.
3. Trianggulasi metodologis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.
4. Trianggulasi teori, yaitu melakukan penelitian tentang topic yang sama dan datanya dianalisis dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori.
Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengecekan
data yaitu Trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metodologis.
Trianggulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data sejenis dari sumber yang
berbeda-beda, dengan tujuan untuk membandingkan dan mengecek kembali
kebenaran dari informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda. Melalui
teknik ini data yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji
kebenarannya bila dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
lain yang berbeda, baik dari sumber sejenis maupun sumber yang berbeda
jenisnya. Dalam hal ini pengabsahan data dapat menunjukkan mutu seluruh proses
pengumpulan data dalam suatu penelitian, mulai dari penjabaran konsep sampai
pada saat data siap dianalisis. Untuk menetapkan keabsahan data, diperlukan
teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
Selain itu untuk dapat mencapai keabsahan data dalam penelitian ini,
peneliti juga menggunakan jenis trianggulasi metode artinya peneliti
menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda untuk
menggali data dengan permasalahan yang sejenis. Data yang diperoleh melalui
wawancara dilakukan dengan uji keabsahan dengan data hasil pengamatan
penelitian. Data tersebut nantinya dibandingkan dengan data hasil analisis
dokumen. Dengan kata lain, ketika peneliti menggunakan teknik wawancara,
diwaktu yang lain menggunakan teknik observasi maupun dokumentasi, dan
demikian seterusnya guna menutupi kelemahan dari satu teknik tertentu agar data
benar-benar akurat dan kesalahan dalam analisis data dapat dihindarkan yaitu data
yang sama diperoleh dengan cara membandingkan data dari metode yang berbeda.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif, seperti yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2005:91)
mengemukakan bahwa “ aktivitas dalam analisia data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh”. Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Ketiga alur kegiatan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang telah
diperoleh dari laporan penelitian. Pada tahap ini dimulai pengambilan
keputusan tentang kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan
penelitian dan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya, dan tahap ini
berlangsung terus sampai laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam hal ini,
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-
kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan penyajian ini dapat membantu peneliti dalam memahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Penyajian
informasi ini dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan yang
tersusun secara terpadu sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan
langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
Penyajian data dilakukan untuk menghindari kesulitan dalam
melakukan penarikan kesimpulan, data yang sudah terkumpul perlu disajikan
dalam bentuk-bentuk tertentu guna menggabungkan informasi yang tersusun
dalam bentuk yang terpadu. Inti dari kegiatan ini adalah mengorganisir
informasi secara sistematis guna mempermudah peneliti dalam
menggabungkan dan merangkaikan keterikatan antar data terkait dengan
fenomena yang ada pada obyek penelitian. Lebih lanjut peneliti dapat
membandingkan fenomena yang terjadi di lapangan dengan teori yang
relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Kesimpulan akhir merupakan rangkaian keadaan dari yang belum
jelas, kemudian meningkat sampai pernyataan yang telah memiliki landasan
yang kuat dari proses analisis terhadap gejala yang ada, atau dari beberapa
permasalahan yang didiskusikan dengan berbagai pihak yang relevan yang
akhirnya terjadi sebuah kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan dan
verifikasi dilakukan sejak pengumpulan data, yang mencari makna data yang
dikumpulkan.
Jadi bukan berarti sesudah dilakukan penarikan kesimpulan
merupakan final dari analisis karena pada dasarnya makna yang muncul dari
data harus diuji kebenarannya, kekokohannya,dan kecocokannya, yakni yang
merupakan validitasnya. Sehingga hal ini menuntut peneliti siap dan mampu
bergerak diantara kegiatan tersebut. Jadi, dapat dikatakan bahwa analisis data
kualitatif merupakan upaya yang berkelanjutan, berulang dan terus-menerus,
antara proses yang satu dengan proses yang lainnya.
Tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan (verifikasi) efektivitasnya dilakukan dengan bentuk
interaktif dengan proses mengalir (siklus), analisis dilaksanakan secara
bersamaan (serentak) dengan proses pengumpulan data. Bila kesimpulan
dirasa kurang mantap karena kekurangan data dalam mereduksi data dan
penyajian data, maka peneliti dapat menggalinya dengan file note. Bila
ternyata dengan file note juga tidak diperoleh data pendukung yang
dimaksudkan, maka peneliti wajib kembali melakukan pengumpulan data
khusus bagi pendalaman dukungan yang diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berikut ini digambarkan proses analisis interaktif dari tiga alur
analisis data :
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif
(Sumber Miles dan Huberman dalam Sugiyono)
H. Prosedur Penelitian
Dalam melakukan penelitian peneliti berpedoman pada perosedur
penelitian yang ada, agar dalam melakukan penelitian bisa sesuai dengan yang
diinginkan dan berjalan teratur sehingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.
Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang harus dipenuhi oleh seseorang
pada saat melaksanakan penelitian.
Menurut Lexy Moleong (2004:127-148) terdapat tiga tahapan dalam
penelitian yaitu “ tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis
data”. Tahapan penelitian diatas dapat peneliti jelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Dalam tahap ini ada enam tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh peneliti, diantaranya adalah menyusun rancangan penelitian, memilih
lapangan penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai lapangan,
memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian.
Pengumpulan Data
Verifikasi (Penarikan Kesimpulan)
Sajian Data
Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Uraian tentang pekerjaan lapangan dibagi dalam tiga bagian yaitu,
memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, kemudian
berperanserta sambil mengumpulkan data.
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data langsung dilaksanakan di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan prosedur penelitian
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan (pra lapangan)
Tahap ini merupakan mengumpulkan bahan informasi dan teori yang
dapat mendukung perumusan masalah. Tahap ini dimulai dari pembuatan
rancangan penelitian, pemilihan lokasi, mengurus perijinan dan persiapan
pelaksanaan teknis.
2. Tahap Pelaksanaan dan Analisis Data
Tahap ini didasarkan pada tujuan yang akan dicapai, dimulai dari
mengadakan observasi, survey sampai dengan pengumpulan data di
lapangan. Bersamaan dengan ini peneliti melakukan analisis awal
terhadap data yang diperoleh untuk menghindari data hilang.
3. Tahap Analisis Akhir
Analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup
mendukung maksud dan tujuan penelitian. Dalam tahap ini dilakukan
mengatur, mengurutkan dan mengelompokkan data agar data dapat
disajikan secara terperinci.
4. Penarikan Kesimpulan
Tahap ini dilakukan setelah pengumpulan data dan analisis. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan.
5. Tahap Penulisan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir dimana peneliti mulai menyusun hasil
laporan yang telah disusun secara rapi. Kemudian akan
dipertanggungjawabkan dihadapan tim penguji skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
6. Penggandaan Laporan
Pada tahap ini, setelah laporan diuji dan disetujui oleh tim penguji skripsi
maka laporan ini kemudian diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
Untuk memperjelas hal tersebut di atas, berikut ini dibuat bagan prosedur
penelitian :
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian
Pengumpulan Data
penelitian dan
Analisis Data
Analisis Data Akhir
Penarikan Kesimpulan
Pembuatan dan Penggandaan Laporan
Penulisan Laporan
Persiapan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum
Kecamatan Karangpandan merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Karanganyar dengan luas wilayah 34,11 km2. Dengan kepadatan
penduduk 1368/ . Kecamatan Karangpandan sangat strategis karena
terletak pada jalur wisata utama Kabupaten Karanganyar. Batas- batas
Kecamatan Karangpandan adalah sebagai berikut :
Sebelah barat : Kecamatan Karanganyar
Sebelah utara : Kecamatan Ngargoyoso
Sebelah timur : Kecamatan Tawangmangu
Sebelah selatan : Kecamatan Matesih
Kecamatan Karangpandan beribukota di Kelurahan Karangpandan
yang merupakan jalur utama wisata di Kabupaten Karanganyar. Dengan letak
yang begitu strategis, Kecamatan Karangpandan mempunyai kegiatan
perekonomian yang sangat beragam. Mulai dari perdagangan, pertanian dan
peternakan. Kecamatan Karangpandan terdiri atas 11 Desa/ Kelurahan.
Jumlah desa di Kecamatan Karangpandan dapat digambarkan dalam tabel
berikut ini :
Tabel 1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa/ Kelurahan
No. Desa/
Kelurahan
Laki-
Laki
Perempuan Jumlah
1. Bangsri 2435 2472 4907
2. Ngemplak 2208 2191 4399
3. Doplang 1840 1889 3729
4. Gerdu 1898 1861 3759
5. Karang 2248 2262 4510
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sumber : Bagian statistik kantor Kecamatan Karangpandan
2. Visi dan Misi Organisasi
Guna mendukung visi dan kebijakan umum Pemerintah Kabupaten
Karanganyar, pemerintahan Kecamatan Karangpandan mengimplementasikan
dengan berbagai kegiatan. Berbagai kegiatan yang dilakukan Kecamatan
Karangpandan dijiwai oleh semangat untuk mewujudkan visi Kecamatan
Karangpandan yaitu “ Terwujudnya Masyarakat Yang Tentram Demokratis,
Makmur Dan Sejahtera”
Visi tersebut mempunyai makna bahwa pembangunan dan segala
upaya pemerintah Kecamatan Karangpandan ditujukan untuk mewujudkan
masyarakat yang sejahtera, adil dan merata serta memiliki kemandirian
dengan mengoptimalkan semua potensi industri, pertanian, dan pariwisata.
Upaya tersebut dilaksanakan dengan tetap mengedapankan penyelenggaraan
pemerintahan yang berpasitipatif, berkualitas dan akuntabel.
Untuk mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan misi Kecamatan
Karangpandan sebagai berikut :
1. Mewujudkan masyarakat yang beriklim sejuk dan harmonis.
2. Meningkatnya tertib administrasi keuangan.
3. Meningkatnya tertib administrasi kepegawaian.
4. Mewujudkan tertib administrasi barang.
5. Meningkatnya pelayananan kepada masyarakat.
6. Salam 1525 1516 3041
7. Karangpandan 3137 3265 6402
8. Tohkuning 2900 2883 5783
9. Gondangmanis 1573 1621 3194
10. Dayu 1488 1528 3016
11. Harjosari 1964 1974 3938
Jumlah 23216 23462 46678
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
6. Meningkatnya kebersihan dan keindahan di lingkungan pemukiman
masyarakat.
7. Meningkatkan tertib adminstrasi kekayaan desa selain tanah bondo
deso.
8. Meningkatnya tertib adminstrasi pemerintahan di Kecamatan dan
desa.
9. Meningkatnya stabilitas wilayah dalam rangka terciptanya keamanan
dan ketertiban di lingkungan masyarakat.
3. Kedudukan Tugas dan Fungsi
Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan
yang dilimpahkan oleh Bupati, dan menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan yang meliputi :
1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum
3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum
5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
tingkat kecamatan
6. Membina dan memfasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa
dan/atau Kelurahan
7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintahan Desa
dan Kelurahan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di aats,
Kecamatan mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaraan Pemerintahan Umum, pembinaan pemerintahan
Desa dan Kelurahan, ketentraman dan ketertiban, pemberdayaan
masyarakat, kesejahteraan sosial dan pelayanan umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2. Pengkoordinasian pelaksanaan pemerintahan, pembinaan dan fasilitasi
pemerintahan Desa dan kelurahan, ketentraman dan ketertiban,
pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan sosial dan pelayanan umum
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Uraian tugas sebagaimana tersebut di atas, sebagai berikut :
1. Merumuskan program kegiatan Kecamatan berdasarkan hasil evaluasi
kegiatan tahun lalu sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan
tugas
2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan
3. Mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dengan
memberikan petunjuk dan bimbingan baik secara lisan maupun tertulis
guna kelancaran pelaksanaan tugas
4. Melaksanakan sebagian tugas Bupati di kecamatan dalam bentuk
pelimpahan wewenang pemerintahan dalam rangka mempercepat
proses pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat
5. Melaksanakan koordinasi baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan pihak-pihak terkait dalam rangka kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kehidupan masyarakat
6. Menyusun usulan-usulan dan masukan dari pemerintahan kelurahan
dan desa sebagai bahan penyusunan program pembangunan di
kecamatan
7. Mengadakan pembinaan dan penyuluhan terhadap pemerintahan
desa/lembaga kemasyarakatan desa dan warga masyarakat dalam
upaya memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kemandirian
desa dan warga sehingga tercipta kehidupan yang aman, tenteram,
tertib dan sejahtera
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
8. Memberikan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan
kewenangan yang diberikan yang diperlukan warga masyarakat dan
pelayanan di bidang pertanahan
9. Menetapkan keputusan, instruksi, surat edaran dan naskah dinas
lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan umum di kecamatan
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi akan menjelaskan bagaimanan kedudukan, tugas,
dan fungsi dialokasikan di dalam organisasi. Lebih lanjut struktur akan
berdampak terhadap cara orang melakukan tugas ( bekerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi juga dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap dan
perilaku seseorang dalam organisasi. Struktur Kecamatan Karangpandan
terdiri dari :
1. Camat
2. Sekretaris Kecamatan, membawahi :
a) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Seksi Tata Pemerintahan
4. Seksi Ketentraman dan Ketertiiban
5. Seksi Pemberdayaan Masyarakat
6. Seksi Kesejahteraan Sosial
7. Seksi Pelayanan Umum
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sekretariat Kecamatan dan seksi- seksi tersebut dipimpin oleh
seorang sekretaris dan kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Camat. Lebih jelas, struktur organisasi Kecamatan disajikan
dalam gambit sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 5 : Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Karangpandan
Sumber : Bagian Kepegawaian Kecamatan Karangpandan
5. Kepegawaian
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya pemerintah
Kecamatan Karangpandan didukung oleh 25 orang personil dengan
komposisi menurut golongan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel berikut :
CAMAT
SEKCAM
Ka. Sub. Bag umum & kepeg
Ka. Sub. Bag Perenc & Keu
Kasi PMD Kasi Kesos
Kasi Yanum
KEL. JABATAN FUNGSIONAL
Kasi Tapem Kasi Trantib
DESA/ KELURAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 2 : Jumlah pegawai Kantor Kecamatan Karangpandan Berdasarkan Golongan dan Tingkat Pendidikan
GOLONGAN PENDIDIKAN JENIS
KELAMIN SMA D3 S1 S2 L P
IV A 2 19 6 IIIA- IIID 5 1 9 3 IIA- IID 5
JUMLAH 10 1 9 5 Sumber : Bag Kepegawaian Kecamatan Karangpandan
Berdasarkan data tersebut, terutama dari latar belakang pendidikan
masih banyak terdapat pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan
kurang memadai dalam menjalankan tugasnya.
B. Hasil Penelitian
1. Proses Pembuatan KTP Dengan Penerapan Sistem Informasi Di
Kecamatan Karangpandan.
Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan
oleh aparatur pemerintah adalah pelayanan publik. Fungsi pelayanan publik
ini sangat penting bahkan peranannya sangat besar karena menyangkut
kepentingan umum, bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Menurut
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 26
menyebutkan Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan
peraturan daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan
dipimpin oleh Camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan sebagian wewenang Bupati atau Walikota untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah.
Dalam rangka penyelesaian kewenangan kepada Camat, Bupati
Karanganyar telah menerbitkan Keputusan Bupati Nomor 7 Tahun 2001
tentang Kedudukan Tugas dan Fungsi Kecamatan Kabupaten Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Pasal 7 menyebutkan seksi pemerintahan adalah unsur teknis operasional
kecamatan yang dipimpin oleh seorang kepala seksi pemerintahan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Camat. Seksi pemerintahan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan teknis di
bidang pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
tersebut di atas, seksi pemerintahan mempunyai fungsi yang telah ditentukan,
seperti yang telah disebutkan dalam Pasal 32 ayat (2) point (2) yakni
melayani pengurusan Kependudukan dan Catatan sipil yang dalam penelitian
ini lebih terarah pada Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Pelayanan pembuatan KTP merupakan salah satu jenis pelayanan
administratif yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat/ warga negara.
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah alat bukti diri sebagai legitimasi
penduduk yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yang dibedakan atas
KTP bagi WNI maupun WNA tinggal tetap, yang berlaku di seluruh wilayah
negara kesatuan Republik Indonesia.
Pembuatan KTP di kecamatan Karangpandan sudah diatur dalam
peraturan pemerintah maupun peraturan daerah Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan
pelaksanaanya telah diatur dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45
Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten
Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan. Dengan berpegang dari kedua macam peraturan tersebut,
kecamatan berusaha melakukan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat
dalam proses pembuatan kedua dokumen tersebut.
Mengacu pada peraturan pemerintah maupun peraturan daerah dalam
pedoman pembuatan dokumen KTP, dikecamatan Karangpandan proses
pembuatan KTP antara adalah sebagai berikut :
a. Syarat – syarat dan prosedur pembuatan KTP.
Syarat – syarat yang harus dilengkapi guna mengajukan
permohonan pembuatan KTP di kecamatan karangpandan berpegang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
pada Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor
1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Syarat – syarat yang harus dilengkapi untuk mengajukan permohonan
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan berdasarkan peraturan
tersebut yaitu :
1) Pembuatan KTP baru, persyaratannya adalah :
a) Telah berusia 17 tahun atau sudah kawin atau pernah kawin.
b) Surat pengantar RT/ RW dan Kepala Desa/ lurah.
c) Fotokopi :
(1) KK
(2) Kutipan akta nikah/ akta kawin bagi penduduk yang belum
berusia 17 tahun.
(3) Kutipan Akta Kelahiran
d) Surat keterangan datang dari luar negeri yang diterbitkan oleh
dinas bagi warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri
kaena pindah.
2) Penerbitan KTP baru bagi orang asing yang memiliki ijin tinggal
tetap dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a) Telah berusia 17 tahun atau sudah kawin atau pernah kawin
b) Fotokopi :
(1) KK
(2) Kutipan akta nikah/ akta kawin bagi penduduk yang belum
berusia 17 tahun.
(3) Kutipan akta kelahiran.
(4) Paspor dan ijin tinggal tetap
c) Surat Keterangan Catatan Kepolisian
3) Penerbitan KTP karena hilang atau rusak bagi penduduk Warga
Negara Indonesia atau orang asing yang memiliki ijin tinggal tetap,
dilakukan setelah memenuhi syarat berupa :
a) Surat keterangan kehilangan dari kepolisian atau KTP rusak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
b) Fotokopi KK
c) Paspor dan izin tetap bagi orang asing.
4) Penerbitan KTP karena pindah datang bagi Warga Negara Indonesia
atau orang asing yang memiliki ijin tinggal tetap, dilakukan setelah
memenuhi syarat berupa :
a) Surat keterangan pindah/ surat keterangan pindah datang
b) Surat keterangan datang dari luar negeri bagi Warga Negara
Indonesia yang datang dari luar negeri karena pindah.
5) Penerbitan KTP karena perpanjangan bagi penduduk Warga Negara
Indonesia atau orang asing yang mempunyai ijin tinggal tetap,
dilakukan setelah memenuhi syarat berupa :
a) Fotokopi KK
b) KTP lama
c) Fotokopi paspor, ijin tinggal tetap, dan surat keterangan catatan
kepolisian bagi orang asing yang memiliki ijin tinggal tetap.
6) Penerbitan KTP karena adanya perubahan data bagi penduduk
Warga Negara Indonesia atau orang asing yang memiliki ijin tinggal
tetap, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa :
a) Fotokopi KK
b) KTP lama
c) Surat keterangan/ bukti perubahan peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting.
Dari hasil observasi yang dilakuakn peneliti, di kecamatan
Karangpandan, untuk syarat permohonan pembuatan KTP sudah
berpegang pada peraturan pemerintah ataupun peraturan daerah yang
sudah ditetapkan. Untuk pemohon KTP dengan kategori baru artinya
baru memasuki usia 17 tahun, syarat yang dibutuhkan antara lain
pengantar dari kelurahan setempat dan fotokopi kartu keluarga. Seperti
yang diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 12 April
2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Untuk syarat pembuatan KTP untuk pemula, diwajibkan membawa pengantar dari RT/ RW Kelurahan serta fotokopi KK, sedangkan untuk permohonan KTP perpanjang diwajibkan untuk untuk membawa pengantar dari RT/ RW, Kelurahan, KTP lama dan fotokopi KK.
Senada dengan keterangan di atas, keterangan yang diberikan
oleh informan IV pada wawancara yang dilakukan tanggal 12 April 2012
juga mnegatakan hal serupa.
Untuk pembuatan KTP, syaratnya untuk pemula yaitu fotokopi KK dan pengantar dari RT/ RW, kelurahan setempat. Sedangkan untuk perpanjang yaitu sama, fotokopi KK, keterangan RT/ RW setempat, kelurahan dan KTP yang lama mas. Sedangkan untuk KK syaratnya antara lain Meminta surat pengantar dari RT/RW di mana seseorang berdomisili. dengan membawa Kartu Keluarga yang lama, membawa surat-surat penting lainnya, seperti : Surat perkawinan/perceraian, Akta Kelahiran, Surat keterangan pendaftaran penduduk (SKKP) bagi penduduk WNA.
Dari keterangan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan KTP Di Kecamatan
Karangpandan sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Pegawai bagian
pelayanan pembuatan KTP juga sudah menerapkan dengan baik
peraturan yang berlaku, sehingga kecil kemungkinan untuk adanya
penyelewengan dalam hal pengabaian syarat dalam proses permohonan
KTP.
Untuk prosedur yang harus dilalui dalam proses permohonan
KTP di Kecamatan Karangpandan aturan juga sudah tertera pada
peraturan daerah No. 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil. Dan pelaksanaannya juga telah diatur
dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor
1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Prosedur yang tertera pada perda dan perbup tersebut antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1) Proses penerbitan KTP di Kepala Desa/ Kelurahan, dilakukan
dengan tata cara :
a) Penduduk mengisi dan menandatangani formulir permohonan
KTP Warga Negara Indonesia.
b) Petugas registrasi mencatat dalam buku harian peristiwa
kependudukan dan peristiwa penting.
c) Petugas registrasi melakuakan verifikasi dan validasi data.
d) Kepala Desa/ Lurah menandatangani formulir permohonan
KTP.
e) Petugas registrasi menyerahkan formulir permohonan KTP
kepada penduduk untuk dilaporkan kepada Camat.
2) Proses Penerbitan KTP di Kecamatan, dilakukan dengan tata cara :
a) Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk.
b) Camat menandatangani formulir permohonan permohonan KTP
c) Petugas malakukan perekaman data kedalam database
kependudukan.
d) Petugas registrasi kecamatan mencetak KTP dengan
ditandatangani Kepala Dinas.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, prosedur
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan wajib memenuhi syarat
utama yaitu baik dari segi umur, tempat tinggal yang jelas dan
pengantar dari RT/ RW setempat selanjutnya pengantar dari kelurahan
setempat dan kemudian baru diproses di Kecamatan guna pencetakan
dokumen jika syarat yang diperlukan sudah mencukupi dan dirasa
sudah valid. Hal ini diungkapkan oleh informan I pada wawancara
pada tanggal 2 April 2012.
Prosedur pembuatan KTP dan KK disini berjalan secara normatif saja mas, sesuai dengan aturan yang berlaku, baik aturan pemda maupun aturan pemerintah pusat, pengantar RT/ RW, pengantar kelurahan, selanjutnya kesini untuk pecetakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Senada dengan hal diatas, informan II pada wawancara tanggal 2 April
2012 mengatakan :
Yang bisa mencarai KTP di Kecamatan Karangpandan tentunya warga Karangpandan dibuktikan dengan adanya kartu keluarga (KK). Dengan disertai pengantar dari RT/ RW dan kelurahan setempat. Sedangkan untuk pembuatan KK dibuktikan dengan KK lama dengan adanya perubahan, misalkan sudah menikah. Nah prosedurnya ya tentunya ke RT / RW setempat, selanjutnya ke kelurahan baru kemudian ke kecamatan.
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan selalu berpegang pada
peraturan- peraturan yang berlaku, baik dari pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat. Peraturan tersebut dilaksanaka oleh pegawai terkait
yang berhubungan langsung dengan proses pembuatan KTP. Untuk
masayarakat, sosialisasi juga sudah dilakukan melalui kelurahan-
kelurahan agar masyarakat bisa dengan baik memahami prosedur
pembuatan dokumen tersebut.
Dari keterangan di atas, peneliti berkesimpulan, proses
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan memang sudah
berpegang pada peraturan pemerintah maupun peraturan daerah yang
berlaku. Prosedur yang diwajibkan pemohon guna untuk mendapatkan
dokumen baik KTP juga sudah sesuai dengan aturan, yaitu bagi
pemohon harus sudah memenuhi batas umur yang diwajibkan untuk
KTP dan kemudian pengantar dari RT / RW setempat, lalu dilanjutkan
ke kelurahan. Selanjutnya di kelurahan akan mendapatkan suatu
pengantar lagi untuk mengurus dokumen dan pencetakan yang
dilakukan di kecamatan. Masyarakat yang akan mengajukan
permohonan pembuatan dokumen tersebut benar- benar harus dan wajib
untuk melakukan prosedur tersebut, karena secara normatifnya jika
prosedur- prosedur tersebut tidak dilakukan ataupun ada salah satu
prosedur yang tidak dilakukan, maka proses pengajuan pembuatan
dokumen KTP di kecamatan tidak akan bisa dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, di bagian pelayanan
pembuatan dokumen, pegawai telah melakukan verifikasi dan validasi
data yang wajib ada sebagai syarat dalam pembuatan KTP sesuai
dengan peraturan yang ada. Selain itu, masyarakat pada umumnya juga
sudah dengan baik memahami peraturan yang berlaku dalam proses
pembuatan dokumen tersebut.
b. Penerapan sistem informasi dalam proses pembuatan KTP dan KK.
Seiring dengan kemajuan teknologi, sekarang ini proses
pembuatan KTP sudah menggunakan sistem informasi berbasis komputer.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun
2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil di Daerah. Tujuan utama dari diberlakukannya peraturan
tersebut adalah untuk merekam data penduduk secara nasional sehingga
diharapkan kualitas dalam hal administrasi kependudukan di Indonesia
akan lebih baik. Selain itu, manfaat yang dapat dirasakan dengan
penerapan sistem informasi berbasis komputer dalam proses pembuatan
KTP yaitu proses pembuatan KTP akan menjadi lebih mudah dan cepat
dikarenakan semua proses yang dilakukan sudah berbasis komputer.
Adapun proses pembuatan KTP dengan menggunakan sistem
informasi berbasis komputer adalah sebagai berikut :
1) Memasukan data pribadi penduduk, antara lain :
a) Nama
b) NIK (Nomor Induk Kependudukan)
c) Tempat tanggal lahir
d) Jenis kelamin
e) Alamat
f) Agama
g) Pekerjaan
h) Masa berlaku KTP
i) Golongan darah
j) Status perkawinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2) Pengambilan foto penduduk.
Pengambilan foto dilakukan secara langsung di kecamatan dengan
ketentuan pasfoto berwarna. Bagi penduduk yang lahir pada tahun
genap menggunakan latar berwarna biru dan penduduk yang lahir
pada tahun ganjil menggunakan latar berwarna merah. Pas photo
berukuran 2x3 cm dengan ketentuan 70% tampak wajah dan dapat
menggunakan jilbab.
3) Pembubuhan tanda tangan Kepala Dinas.
Pembubuhan tanda tangan Kepala Dinas dilakukan di kecamatan
dengan menggunakan scanner.
4) Pencetakan dokumen.
Setelah semuah data yang diperlukan diisi dengan benar, selanjutnya
petugas mencetak KTP.
Software yang digunakan dalam proses pembuatan KTP dengan
menggunakan sistem informasi berbasis komputer menggunakan
software SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan). SIAK
merupakan sistem informasi atau aplikasi yang ditujukan untuk
memfasilitasi pelayanan bidang administrasi kependudukan (capil,
dafduk dan pendayagunaan infoduk). SIAK didesain sebagai aplikasi
terpusat (centralized application) yang akan diakses dari TPDK (Tempat
Perekaman Data Penduduk) berbasis di Kecamatan di seluruh Indonesia.
Dengan menggunakan program ini, penduduk akan mendapatkan NIK
(Nomer Induk Kependudukan). Dalam software ini, Intinya adalah
penggunaan NIK (Nomor Induk Kependudukan) secara nasional
sehingga jikalau terjadi mobilitas kependudukan NIK ini mereka bawa,
NIK ini bersifat unik yang masing-masing orang tidak akan sama dan
dibawa sampai meninggal. NIK diberikan oleh pemerintah setelah
biodata penduduk direkam dalam bank data kependudukan nasional
menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).
NIK berlaku seumur hidup, terdiri dari 16 digit didasarkan pada variabel
kode wilayah, tanggal lahir dan nomor seri penduduk. NIK dicantumkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
dalam setiap dokumen kependudukan dan digunakan sebagai tanda
pengenal dalam pelayanan publik.
Dari observasi yang dilakukan peneliti, di Kecamatan
Karangpandan sudah menerapkan sistem informasi dalam proses
pembuatan KTP seperti yang diungkapkan oleh informan II pada
wawancara tanggal 2 April 2012. “iya mas, sekarang sudah pakai
komputer dan terdapat software khusus, software yang digunakan
namanya SIAK. Jadi sangat mudah dalam hal input data dan lebih cepat
dalam proses pencetakan.” Hal yang sama juga diungkapakan oleh
informan III pada wawancara tanggal 12 April 2012. “ sekarang sudah
pakai komputer mas, tinggal input data, foto di tempat kemudian KTP
bisa langsung dicetak. Untuk KK pun juga sama mas, input data dan
langsung bisa dicetak.”
Dalam pembuatan KTP SIAK pemohon KTP langsung
mendatangi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Karanganyar atau Kecamatan setempat yang merupakan Tempat
Perekaman Data Kependudukan (TPDK) untuk di foto langsung.
Pembuatan KTP untuk seluruh Kabupaten Karanganyar ditangani
langsung oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Karanganyar melalui Kecamatan. Hal ini bertujuan untuk menerbitkan
dokumen kependudukan dalam rangka membangun sistem pemberian
Nomor Induk Kependudukan (NIK) tunggal kepada setiap penduduk
Indonesia, semua diproses secara otomatis serta on-line dengan
menggunakan program SIAK. Program SIAK dilaksanakan secara
tersambung dan tak tersambung. Program SIAK tersambung
dilaksanakan di daerah yang telah tersedia fasilitas listrik, sarana
komputer dan jaringan komunikasi data. Sedangkan program SIAK tak
tersambung dilaksanakan pada daerah-daerah kabupaten/kota yang
sebagian atau seluruh kecamatannya tidak tersedia jaringan komunikasi
data dan kabupaten/kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan keterangan di atas, Kecamatan Karangpandan
selaku bagian dari pemerintah Kabupaten Karanganyar sudah
menerapkan sistem informasi berbasis komputer dalam proses
pembuatan KTP. Dalam hal ini, Kecamatan Karangpandan merupakan
kepanjangan tangan dari dinas kependudukan dan pencatatan sipil dalam
rangka penerbitan KTP. Namun Kecamatan hanya sebatas memeberikan
pelayanan pencetakan sedangkan untuk pejabat yang bertandatangan
tetap Kepala Disdukcapil Kabupaten Karanganyar. Seperti yang
diungkapkan oleh informan IV pada wawancara tanggal 16 April 2012.
Yang jadi perbedaan utama adalah jika dulu pembuatan KTP dan KK bisa diurus langsung dikecamatan dan pejabat yang menandatangani adalah Pak Camat sendiri, tetapi sekarang yang dengan komputer ini mas, KTP dan KK memang dicetak di kecamatan, tetapi pejabat yang menandatangani adalah Kepala Disduk Capil Kabupaten mas, hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang baru mengenai pemberlakuan NIK (Nomor Induk Kependudukan) secara nasional.
Senada dengan informasi yang peneliti dapatkan dari wawancara dengan
informan IV, pada wawancara tanggal 16 April 2012 informan V juga
mengungkapkan hal serupa.
Iya mas, sekarang sudah menggunakan komputer, siak nama softwarenya. Lebih mudah dan praktis dalam hal pencetakan dan entri data, tetapi ada masalah juga karena yang menandatangani adalah Kepala Disduk Capil, jadi kami hanya mncetak saja sedang yang berhak tanda tangan adalah kepala disdukcapil.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, memang benar
bahwa kebijakan yang baru mengharuskan bahwa pejabat yang
berwenang menerbitkan KTP atau KK adalah Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten, namun hasil yang
didapatkan peneliti, sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor
45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah
Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan. Tanda tangan yang tertera pada KTP adalah
tanda tangan kering atau hasil dari pemindai komputer (scan) sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
petugas kecamatan tidak perlu mengantarkan ke kabupaten untuk
meminta tanda tangan pejabat yang terkait.
Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan
bahwa, di Kecamatan Karangpandan sudah diterapkan sistem informasi
pada proses pembuatan KTP. Secara normatif, dengan penerapan sistem
informasi dalam proses pembuatan KTP ini membuat proses pembuatan
dokumen tersebut menjadi lebih mudah dan cepat. Dalam sistem yang
masih konvensional, input data masih menggunakan mesin ketik manual
dan sangat lambat sekarang sudah menggunakan komputer dan sangat
praktis.
2. Kinerja Pegawai Bagian Pelayanan Publik Khusus Pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
Dalam melakukan pelayanan, pemerintah telah menetapkan standar
pelayanan berupa Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 63
Tahun 2003 tentang pedoman unum penyelenggaraan pelayanan publik.
Dengan berdasarkan Kepmen tersebut dapat diketahui bagaimanakah kinerja
pegawai bagian pelayanan publik khusus pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara No. 63 Tahun 2003. Kinerja pegawai bagian pelayanan public khusus
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan adalah sebagai berikut :
8) Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan dalam proses permohonan pembuatan KTP
di Kecamatan Karangpandan sudah diatur dalam Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil dan pelaksanaanya telah diatur dalam Peraturan
Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Prosedur
pelayanan dalam pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
berpegang pada perda tersebut seperti yang diungkapkan oleh informan I
pada wawancara pada tanggal 2 April 2012.
Prosedur pembuatan KTP dan KK disini berjalan secara normatif saja mas, sesuai dengan aturan yang berlaku, baik aturan pemda maupun aturan pemerintah pusat, pengentar RT/ RW, pengantar kelurahan, selanjutnya kesini untuk pecetakan.
Senada dengan hal di atas, informan II pada wawancara tanggal 2 juni
2012 mengatakan :
Yang bisa mencarai KTP di Kecamatan Karangpandan tentunya warga Karangpandan dibuktikan dengan adanya kartu keluarga (KK). Dengan disertai pengantar dari RT/ RW dan kelurahan setempat. Sedangkan untuk pembuatan KK dibuktikan dengan KK lama dengan adanya perubahan, misalkan sudah menikah. Nah prosedurnya ya tentunya ke RT / RW setempat, selanjutnya ke kelurahan baru kemudian ke kecamatan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, prosedur
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan memang sudah berpegang
pada peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, petugas pelayanan
dalam pembuatan KTP dalam melakukan pelayanan khususnya dalam hal
syarat dan proses pelayanan telah berpegang pada Perda tersebut.
9) Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian proses pembuatan KTP sudah diatur dalam
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil yaitu 1 hari kerja. Namun
dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan II pada
wawancra tanggal 30 Mei 2012 pihak Kecamatn Karangpandan belum
bias melaksanakan sesuai dengan peraturan tersebut.
Ya aturanya 1 hari jadi mas, tapi dalam prakteknya kami sulit merealisasikan hal tersebut, dikarenakan sekarang pejabat yang berhak menandatangani adalah Kepala Dinas Kependudukan, jadi kami hanya sebatas mencetak. Disamping itu permintaan pembuatan KTP tiap hari disini banyak mas, jadi ya untuk merealisasikan sesuai perda tersebut kami masih belum bisa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
senada dengan pernyataan di atas, informan III juga mengatakan hal
serupa pada wawncara tanggal 30 Mei 2012.
ya untuk sekarang kami belum bisa mas melakukan penyelesaian dalam waktu 1 hari, kecuali dalam keadaan yang mendesak dan untuk itu ada biaya tambahan mas, sebesar Rp. 20.000 sebagai biaya pengganti jika ingin KTP jadi 1 hari.
Dari hasil temuan lapangan yang didapatkan peneliti, proses
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan memerlukan waktu lebih
dari 1 hari bahkan bisa sampai 6 hari. Hasil observasi menunjukan bahwa
pelayanan pembuatan KTP yang berdasarkan Perda dan Perbup
seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu 1 hari kerja, dalam
pelaksananya membutuhkan waktu lebih dari satu hari. Hal ini dapat
dilihat dari temuan peneliti yang mendapatkan bahwa pemohon rata- rata
mendapatkan KTP dalam waktu 3 hari bahkan lebih hal tersebut
mengakibatkan pelayanan penuh dengan ketidakpastian dan dampaknya
adalah akan sangat merugikan pengguna jasa karena opportunity cost
(perhitungan waktu) menjadi lebih mahal. Seperti yang diungkapkan oleh
informan VI selaku masyarakat pemohon KTP pada wawancara tanggal
25 April 2012. “Katanya suruh nunggu maksimal 6 hari mas, padahal
rumah saya agak jauh masak tiap hari suruh kesini untuk ngecek sudah
jadi apa belum. Yang saya sesalkan itu kenapa tidak ada kejelasan kapan
waktu penyelesaiannya mas”
Dari keternagn di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa,
kinerja pegawai bagian pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan kurang baik, hal tersebut ditunjukan dengan adanya
ketidak sesuaian antara aturan yang berlaku dengan pekerjaan yang
mereka lakukan. Peraturan yang mengharuskan proses pembuatan KTP
selesai dalam waktu 1 hari namun dalam prakteknya diselesaikan dalam
waktu 3 hari bahkan lebih. Dari hasil temuan yang didapatkan peneliti,
menurut pihak Kecamatan hal tersebut dikarenakan perubahan kebijakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
mengenai pejabat yang berhak menandatangni KTP. Seperti yang
diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 2 April 2012,
Sekarang yang berhak tanda tangan adalah kepala disdukcapil kabupaten mas, jadi kami mengantarkan ke dinas untuk dimintakan tanda tangan sehingga memakan waktu agak lama. Sedangkan perubahan tersebut dilakukan dengan tidak diimbangi dengan alokasi dana transport untuk kami ke Kantor Disdukcapil.
Dari keterangan tersebut, lamanya pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan dikarenakan KTP harus diantar ke Dinas
Kependudukan untuk dimintakan tanda tangan kepada Kepala Dinas. Hal
tersebut sangat bertolak belakang dengan ketentuan yang ada dalam
Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Dalam
pasal 19 disebutkan bahwa tanda tangan yang tertera pada KTP adalah
tanda tangan kering atau menggunakan scanner, jadi hal tersebut tidak
bisa dijadikan alasan dalam lamanya proses pembuatan KTP. Dari hasil
observasi, peneliti mendapatkan ada masyarakat yang bisa mendapatkan
KTP tanpa harus menunggu berhari- hari. Mereka bisa langsung
mendapatkan KTP pada hari itu juga tetapi dengan syarat harus
membayar biaya tambahan sebesar Rp. 20.000. seperti yang diungkapkan
oleh informan VII yaitu masyarakat pemohon KTP di Kecamatan
Karangpandan pada wawancara tanggal 25 April 2012. “Ini mas bisa
langsung jadi, tapi harus bayar Rp. 20.000. ya saya mau mas, lebih cepat
dan tidak usah bola - balik kesini.”
Dari fakta di atas dapat ditarik kesimpulan adanya dua hal yang
sangat bertolak belakang yang terjadi dalam proses pembuatan KTP.
Disatu sisi pihak kecamatan beralasan bahwa lamanya proses
pembuatan KTP dikarenakan adanya perubahan kebijakan sehingga
memperlambat dalam proses pembuatan dokumen tersebut. Sedangkan
disisi lain KTP bisa didapatkan seketika namun dengan catatan harus ada
biaya tambahan. Dari data dan fakta di atas, peneliti menarik kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
bahwa kinerja pegawai bagian pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan masih buruk khususnya dalam hal waktu penyelesaian.
Dalam hal waktu penyelesaian, petugas tidak berpegang pada peraturan
yang ada dan bahkan mengabaikan peraturan yang ada, sehingga
pelayanan pembuatan KTP di Kecamnatan Karangpandan dalam hal
waktu penyelesaian masih sangat kurang.
10) Biaya Pelayanan Biaya pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan telah diatur
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 11 Tahun 2011
tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
di Kabupaten Karanganyar, yaitu sebesar Rp. 0. Seperti yang
diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 29 Mei 2012.
”Disini retribusi KTP Rp. 0 mas, tetapi kan ada masyarakat yang
menginginkan KTP tersebut jadi cepat nah untuk hal tersebut kami
menarik Rp. 20.000 sebagai biaya tambahan jika mengingikan KTP jadi
cepat”. Hal senada juga dikatakan oleh informan IV pada wawancara
tanggal 29 Mei 2012.“Sesuai dengan perdanya Rp.0 mas, tapi jika ada
yang menginginkan KTP jadi dengan cepat ada biaya tambahan sebesar
Rp. 20.000 sebagai biaya pengganti pencetakan mas”.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, di Kecamatan
Karangpandan didapatkan adanya dua jalur dalam proses pembuatan
KTP. Yang pertama yaitu jalur lambat, yaitu jalur dengan biaya retribusi
Rp. 0 dan dengan konsekuensi proses pembuatan memakan waktu
beberapa hari dan jalur cepat dengan cara menambahkan biaya sebesar
Rp. 20.000 dan KTP bisa langsung didapat hanya dalam hitungan menit.
Dari hasil wawancara dan observasi, peneliti ,menarik
kesimpulan bahwa di Kecamatan Karangpandan terdapat penerapan
standar ganda dalam proses pembuatan KTP. Di Kecamatan
Karangpandan terdapat ketidakjelasan dalam hal penerapan biaya
retribusi dalam proses pembuatan KTP. Dalam perda jelas bahwa biaya
retribusi pembuatan KTP sebesar Rp. 0 dan waktu penyelesaian adalah 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
hari kerja. Dari keterangan tersebut, di Kecamatan Karangpandan
terdapat pergeseran mengenai proses pembuatan KTP yang dilakukan
oleh pegawai kecamatan. Pergeseran tersebut berupa pergeseran hak
yang seharusnya menjadi milik masyarakat yaitu berupa fasilitas
mengenai proses pembuatan KTP yang bisa selesai dalam waktu 1 hari,
oleh pihak kecamatan digeser dan dirubah menjadi untuk mendapatkan
fasilitas tersebut, masyarakat harus membayar sejumlah uang. Hal ini
tentunya sangat bertentangan dengan asas- asas pelayanan publik yang
telah ditetapkan pemerintah. Dan hal semacam ini murni suatu bentuk
pelanggaran yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi
dengan cara mengkomersilkan fasilitas Negara yang seharusnya
ditujukan untuk masyarakat. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti,
semua masyarakat pemohon KTP hampir semuanya ditawari apakah
menginginkan proses KTP jalur biasa atau jalur cepat. Dengan kata lain,
dalam praktek ini petugas kecamatan memang mempunyai niat untuk
mengkomersilkan atau untuk mencari keuntungan pribadi. Hal tersebut
sudah merupakan suatu tindak pelanggaran baik pelanggaran dalam kode
etik pegawai birokrasi maupun dalam hal etika pelayanan publik. Dengan
demikian, kinerja pegawai dalam hal biaya di Kecamatan Karangpandan
bisa dikatakan masih sangat kurang.
11) Produk Layanan
Produk layanan dari pelayanan pembuatan KTP yaitu berupa
KTP yang standarnya telah ditetapkan oleh pemerintah. Seperti yang
diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 30 Mei 2012.
Ya untuk produk layanan kami jelas mas, KTP yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, kami blangko sudah ada, mungkin kesalahan- kesalahan yang sering terjadi adalah kesalahan pengetikan golongan darah, atau yang lain. Namun jika hal tersebut terjadi KTP akan dicetak ulang.
Hal serupa juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal
30 Mei 2012. “Produk layanan sudah sesuai aturan mas, kan kami sudah
ada blangko tinggal mencetak mungkin kesalahan pengetikan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
input data yang masih kadang terjadi. Namun jika terjadi hal tersebut
akan diganti dengan yang baru mas”.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, untuk produk layanan
memang sudah ada standar baku dari pemerintah dan hal tersebut juga
sudah diterapkan di Kecamatan Karangpandan. Karena dalam hal
pembuatan KTP sudah disediakan blangko dan petugas kecamatan
tinggal mencetak, keslahan yang mungkin terjadi yaitu dalam hal
kesalahan input data penduduk.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti
dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk produk layanan pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan sudah sesuai dengan aturan yang ada, petugas
sudah melakukan kinerja dengan baik dan sesuai aturan dalam
melakukan pemasukan data penduduk sampai dengan tahap pencetakan.
12) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pelayanan publik di Kecamatan
Karangpandan dalam pembuatan KTP pada umumnya sudah memadai
baik dari segi kuantitas maupun kuantitas. Namun hal yang sering
menjadi hambatan yaitu maslah pendukung lainnya misalnya listrik dan
jaringan internet. Seperti yang diungkapkan oleh informan II pada
wawancara tanggal 30 Mei 2012.
Untuk sarana dan prasarana, kami dalam melakukan pelayanan pembuatan KTP mengingat KTP sekarang adalah KTP berbasis SIAK jadi komputer dan printer adalah alat utama mas, kemudian ada kamera untuk mengambil foto penduduk, scanner. Dan alat- alat tersebut dalam kondisi baik mas, masalah yang ada biasanya dari listrik dan internetnya mas yang kadan- kadang mengalami gangguan.
Senada dengan hal di atas, pada wawancara tanggal 30 Mei 2012
informan III juga mengatakan hal serupa.
Sarana dan prasarana disini umumnya dalam keadaan baik mas, komputer, printer, kamera dan scanner jarang mengalami gangguan, yang paling sering ya pemadaman listrik dan internet yang terputus mas. Tapi untuk sarana seperti yang saya katakana tadi masih lumayan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Dari hasil pengamatan yang dialakukan peneliti, sarana dan
prasarana yang ada di Kecamatan Karangpandan memang sudah baik.
Keadaan/ kondisi alat- alat pendukung dalam pelaksanaan pelayanan
publik pembuatan KTP sudah cukup baik. Dari segi kualitas pun alat-
alat tersebut juga sudah cukup memadai. Dari keterangan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa dari segi sarana dan prasarana cukup memadai
sehingga dapat mendukung kinerja pegawai dalam melakukan pelayanan
pembuatan KTP kepada masyarakat.
13) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik
Dalam hal kompetensi petugas pemberi pelayanan, di
Kecamatan Karangpandan masih ditemukan beberapa masalah
khususnya dalam hal latar belakang pendidikan dan dalam kemampuan
pegawai. Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara
tanggal 30 Mei 2012.
Untuk hal kompetensi petugas, kami masih mengalami masalah dalam kesesuaian latar belakang pendidikannya mas. Masih banyak pegawai kami yang hanya lulusan SMA sehingga dalam melakukan pelayanan mungkin kurang maksimal, dan dalam hal kemampuan pegawai dalam mengoprasikan komputer banyak pegawai yang baru belajar. Tapi secara umum pegawai kami masih bisa dikatakan cukup untuk melayani masyarakat dalam pembuatan KTP.
Senada dengan hal di atas, informan II juga mengatakan hal serupa pada
wawancara tanggal 30 Mei 2012.“Pegawai kami sudah cukup baik mas,
untuk sekedar mengoprasikan komputer dan alat pendukung lainnya saya
kira cukup baik, namun misalnya untuk mengatasi jika terjadi kerusakan
banyak yang belum bisa”.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, memang masih
banyak ditemui pegawai yang hanya berlatar belakang pendidikan SMA
sehingga dalam melakukan pelayanan baik dalam hal pengoprasian alat
atau dalam hal penerapan standar- standar pelayanan masih belum
menguasasi sepenuhnya. Namun untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan
dasar misalnya pengoprasian komputer dan alat- alat pendukung lainnya
masih bisa dikatakan cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dari keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
hal kompetensi pegawai, di Kecamatan Karangpandan masih terdapat
sedikit kekurangan terutama dalam hal latar belakang pendidikan. Dalam
melakukan pelayanan dan pengoprasian alat- alat pendukung memang
belum ada hambatan yang berarti namun jika dihadapkan apabila terjadi
kerusakan- kerusakan yang bisa dikategorikan ringan, banyak pegawai
yang belum bisa mengatasi hal tersebut sehingga akan mengganggu
jalannya pelayanan pembuatan KTP.
3. Hambatan dan Solusi Dalam Proses Pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar
a. Hambatan
Dalam pelaksanaan proses pembuatan KTP, terdapat beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh aparatur pemerintah daerah khususnya
di Kecamatan Karangpandan. Hambatan- hambatan itulah yang selama
ini menjadi penghalang atau menjadi hambatan dalam pencapaian
kelancaran proses pengurusan KTP yang dilayani di Kecamatan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Dari hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan peneliti, berbagai permasalahan yang menjadi
hambatan dalam proses pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar antara lain :
a. Pemadaman listrik.
Dalam menjalankan tugasnya, petugas pelayanan KTP di
Kecamatan Karangpandan telah memanfaatkan teknologi komputer.
Komputer merupakan salah satu sarana pendukung yang digunakan
dalam proses pembuatan KTP. Data yang telah di isi dalam blanko
pengisian di isikan kembali ke dalam form yang ada di komputer,
untuk selanjutnya dicetak sesuai dengan permohonan. Dapat
dipastikan hanya dalam waktu sekitar 5 sampai dengan 10 menit
KTP yang diinginkan langsung jadi. Akan tetapi tidak begitu halnya
jika listrik tiba-tiba padam, maka proses pembuatan KTP akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
terhambat. Seperti yang diungkapkan oleh informan III pada
wawancara tanggal 18 April 2012.
Kalau dalam hal sarana, yang paling sering disini yaitu tentang sumber tenaga mas, disini sumber energy listrik utama adalah dari PLN. Dan kami belum mempunyai alternatif lain mas, jadi kami untuk pasokan listrik 100 % dari PLN. Nah apabila PLN tiba- tiba memadamkan listrik, jelas semua terganggu mas dalam pemrosesan dokumen apapun yang menggunakan komputer tidak hanya KTP.
Senada dengan keterangan di atas, informan II juga
mengatakan hal serupa pada wawancara tanggal 24 Mei
2012.”Masalah listrik mas, sering listrik padam tiba- tiba karena
pemadaman bergilir. Jelas itu sangat mengganggu dalam hal
pemrosesan KTP. Karena sumber tenaga kita satu- satunya ya listrik
PLN itu.” Berdasarkan observasi peneliti, listrik merupakan satu-
satunya sumber energi utama untuk menjalankan perangkat
komputer di Kecamatan Karangpandan dan belum ada energi
alternatif lain. Jadi listrik dari PLN yang menjadi satu-satunya
sumber tenaga yang menghidupkan komputer seringkali mengalami
pemadaman dan itu seringkali terjadi tanpa ada pemberitahuan
terlebih dahulu, sehingga sangat menggangu kelancaran pembuatan
KTP.
b. Jaringan internet.
Jaringan internet merupakan penghubung antara system
yang berjalan di Kecamatan dengan system induk yang berada di
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Karanganyar. Jaringan internet sebagai sarana komunikasi data,
seringkali mengalami jaringan yang terputus-putus. Karena memang
Kecamatan Karangpandan terletak di daerah pedesaan yang saluran
telekomunikasinya sering mengalami gangguan. Sehingga secara
tidak langsung kelancaran pembuatan KTP menjadi terhambat.
Seperti yang diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal
18 April 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Internet juga sama saja mas, jika mengalami gangguan juga sangat mengganggu. Sumber internet kita juga berasal dari telkom, apabila dari telkom memutuskan jaringan entah karena perbaikan atau memang lg error ya kita kena imbasnya juga mas, atau waktu hujan lebat juga kadang- kadang mengalami gangguan.
Sama seperti yang diungkapkan di atas, informan II pada
wawancara tanggal 24 Mei 2012 jga mengatakan hal yang sama.
“Selain listrik internet juga vital mas perannya dan sumber internet
kita pake speedy dari TELKOM apabila sambungan internet putus,
kita juga kena karena penyampaian data ke kabupaten sekarang
sudah online.” Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, selain
listrik, internet juga mempunyai peran penting dalam pemrosesan
pembuatan KTP. internet berfungsi dalam pendistribusian data ke
kabupaten, jadi apabila jaringan internet terganggu, maka jalannya
proses pembuatan KTP juga akan mengalami masalah.
c. Keterbatasan kualitas SDM
Petugas birokrasi kecamatan belum sepenuhnya dapat
bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya, utamanya dalam
memberikan layanan kepada masyarakat. Kemampuan dan
keterampilan aparat dalam menjalankan pekerjaan menurut bidang
dan tingkatan masing-masing belum dapat dijalankan secara
maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya kesesuaian
antara tingkat pengetahuan dan dasar latar belakang pendidikan
dengan beban kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Seperti yang
diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 19 April
2012.
Untuk pegawai, yang sudah tua dan belum pensiun banyak yang berlatar belakang pendidikan hanya dari SMA, jadi ya dalam hal pelayanan pubik juga belum mempunyai dasar yang memadai. Tapi untuk pegawai- pegawai yang relatif muda, dasar minimal pendidikan sudah D3 atau S1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Kemudian informan II pada wawancara tanggal 24 Mei 2012
menambahkan : “Nah sekarang masalahnya pegawai kami juga
banyak yang belum bisa menggunakan komputer, printer dan alat-
alat pendukung lainnya. Ya memang karena sudah tua dan latar
belakang pendidikannya dulu juga umumnya SMA mas.”
Dari hasil pengamatan yang dulakukan peneliti, memang
masih banyak pegawai yang berusia tua dan kurang memahami
perangkat- perangkat multimedia. Dan pegawai yang benar- benar
menguasai komputer juga sangat terbatas. Sehingga jika petugas
yang memahami komputer tersebut berhalangan datang, akan sulit
menemukan petugas pengganti yang mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang sama dalam menggunakan perangkat komputer
dan pendukung lainnya, sehingga akan menghambat jalannya proses
pembuatan KTP.
d. Terjadi Kekurangan Blanko KTP.
Kekurangan blangko baik KTP maupun dokumen
kependudukan lainnya juga dialami oleh Kecamatan Karangpandan.
Seperti yang diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal
18 April 2012. “Disini juga pernah mengalami kekurangan blangko
KTP dan dokumen lainnya mas, dari pihak Kabupaten juga sering
kehabisan sehingga kita harus menunggu.”Hal tersebut senada
dengan yang diungkapkan informan II pada wawancara tanggal 24
mei 2012. “Keterlambatan suplai blangko juga jadi masalah mas,
pernah kita kehabisan blangko KTP dan dari pihak kabupaten juga
sedang kosong stoknya, jadi kami harus menunggu dan tentunya hal
ini juga sangat menghambat dalam proses pembuatan KTP.” dari
observasi yang dilakukan peneliti di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Karanganyar memang masalah
kekurangan blangko KTP juga merupakan masalah yang bisa jadi
penghambat dalam jalannya proses pembuatan KTP, hal tersebut
dikarenakan pasokan dari pusat juga terganggu. Dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
kekurangan blangko KTP di Kecamatan Karangpandan, maka hal
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan.
e. Kurangnya data dari masyarakat
Di Kecamatan Karangpandan, sering dijumpai masyarakat
yang dalam mengajukan permohonan pembuatan KTP kurang
melengkapi data dan berkas-berkas sebagai persyaratan proses
layanan yang diinginkan. Dalam hal ini masyarakat masih kurang
memahami kelengkapan berkas yang dibutuhkan dalam proses
permohonan pembuatan KTP. seperti yang diungkapkan oleh
informan II pada wawancara tanggal 24 Mei 2012.
Sering juga warga yang kesini mengurus permohonan KTP masih belum melengkapi syarat yang dibutuhkan mas, antara lain KK sudah lama, belum tahu golongan darah, dsb. Dan hal tersebut juga bisa mengganggu jalannya proses pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan. Karena pihak Kecamatan harus memberikan pengertian kepada warga tersebut dan bisa memakan waktu lama.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada
wawancara tanggal 24 Mei 2012. “Iya mas, kurangnya data juga
menjadi masalah disini, banyak masyarakat yang datang kesini
mengurus KTP belum melengkapi syarat yang diperlukan. Biasanya
warga yang berprofesi sebagai petani mas, yang kurang memahami
syarat- syarat dalam proses pembuatan KTP.” Dari observasi yang
dilakukan peneliti, dengan sebagian besar masyarakat yang
berprofesi sebagai petani dan umumnya memiliki latar belakang
pendidikan yang rendah dan hal itu sangt mempengruhi dalam hal
pemahaman masyarakat mengenai syarat- syarat yang harus
dilengkapi dalam proses pembuatan KTP dan hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kelancaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
b. Solusi
Menghadapi berbagai macam permasalahan yang dapat
menghambat kinerja aparatur dalam pelaksanaan pelayanan publik di
Kecamatan Karangpandan, khususnya di bidang proses pembuatan KTP,
langkah- langkah yang sudah dilakukan pihak kecamatan guna
menanggulangi permasalahan yang ada antara lain :
1) Dalam mengantisipasi masalah mengenai pemadaman listrik yang
sering terjadi, pihak kecamatan sudah melakukan antisipasi antara
lain terus berupaya menjalin komunikasi secara teratur dengan pihak
PLN untuk mengetahui kapan akan terjadi pemadaman. Seperti yang
diungkapkan informan III pada wawncara tanggal 18 April 2012.
“Ya untuk masalah listrik kami sekarang hanya sebatas komunikasi
saja mas sama PLN, biar tidak kaget bila terjadi pemadaman dan
kami sebelumnya bisa memberikan pengertian kepada masyarakat.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan I pada wawancara
tanggal 24 Mei 2012.
Untuk mengatasi masalah listrik sekarang ya kami belum bisa mas, karena dana untuk beli generator misalnya belum ada. Sehingga kita sekarang baru bisa sebatas melakukan koordinasi dengan PLN agar kami diberitahu kapan akan terjadi pemadaman, sehingga, sebelumnya kita bisa memberikan pengertian kepada masyarakat apabila akan terjadi pemadaman.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, sampai saat ini memang
belum ada cara lain untuk menggantikan sumber listrik dari PLN,
sampai saat ini pihak kecamatan hanya bisa sebatas melakukan
koordinasi dengan pihak PLN, sehingga mengetahui kapan dan
berapa lama akan terjadi pemadaman.
2) Untuk mengantisipasi masalah mengenai jaringan internet, pihak
kecamatan mengantisipasi dengan cara menyimpan dalam harddrive
komputer kecamtan kemudian baru mendistribusikan ke Kabupaten
data yang telah tersimpan apabila internet sudah bisa digunakan.
Namun hal ini juga mempunyai keterbatasan yaitu minimnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
kapasitas harddrive komputer kecamatan yang hanya mampu
menyimpan sedikit data. Seperti yang diungkapkan oleh informan III
pada wawancara tanggal 24 Mei 2012.
Untuk masalah internet mas, kami mengantisipasi dengan menyimpan data penduduk ke dalam kompuetr kecamatan dulu kemudian mengirimnya setelah internet nyambung lagi, tetapi tidak bisa banyak- banyak mas, maksimal tidak sampai 100 data yang bisa disimpan, karena jika melebihi itu komputer akan hang.
Senada dengan hal di atas informan I pada wawancara tanggal 24
Mei 2012 mengatakan : “untuk sambungan internet apabila putus,
biasanya kami menyimpan dulu mas ke komputer kami, kemudian
setelah nyala baru kami kirim ke Dinas.”
Dari observasi yang dilakukan peneliti, di Kecamatan Karangpandan
apbila mengalami gangguan pada jaringan internet akan melakukan
penyimpanan data ke harddrive komputer selanjutnya baru mengirim
data tersebut ke Kabupaten setelah jaringan internet kembali
tersambung. Dari keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk mengatasi masalah dalam hal jaringan internet, pihak
kecamatan sudah mengantisipasi dengan langkah menyimpan data
sementara di harddrive komputer Kecamatan, selanjutnya data
tersebut akan dikirim ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
apabila jaringan iternet sudah kembali tersambung.
3) Untuk meningkatkan kualitas SDM agar lebih profesional, upaya
yang telah dilakukan oleh pihak Kecamatan adalah mengikutkan
pegawai kecamatan yang akan ditempatkan sebagai petugas
pelayanan publik keberbagai pelatihan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kemampuan kapasitas wawasan aparat/staf di
lingkungan instansi kecamatan di dalam pelayanan publik, yang
selanjutnya dapat dipergunakan sebagai acuan berprilaku dan
bersikap dalam layanan kepada masyarakat. Serta mengikutkan
pelatihan- pelatihan khusus dalam bidang pengoprasian software
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
yang digunakan dalam proses pembuatan KTP yang diadakan oleh
Kementrian Dalam Negeri. Dengan demikian apabila kemampuan
staf telah meningkat, maka diharapkan dalam pelayanan publik
dibidang KTP lebih tertib dan baik. Seperti yang diungkapkan oleh
informan I pada wawancara tanggal 19 April 2012.
Untuk meningkatkan SDM yang ada, kami rutin mengirimkan pegawai pada pelatihan- pelatihan yang diadakan oleh kemendagri atau yang lainnya. Soalnya kan kita instansi pemerintah mas, jadi ya tidak bisa sembarangan mengangkat pegawai, nah solusi yang bisa kitalakukan sementara seperti itu mas.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara
tanggal 19 April 2012. “Ya untuk mengatasi masalah SDM dengan
ikut pelatihan- pelatihan mas dari pemerintah. Saya juga dulu ikut
pelatihan dalam penggunaan software SIAK ini mas.” Dari observasi
yang dilakukan peneliti, sebagian besar pegawai di Kecamatan
Karangpandan pernah mengikuti berbagai pelatihan yang
mendukung dalam bidang pekerjaan mereka masing- masing.
Dikarenakan untuk mengangkat pegawai baru harus melalui alur
yang sangat panjang dan harus dengan persetujuan Pemda, maka
pelatihan – pelatihan seperti ini merupakan solusi terbaik yang saat
ini bisa dilakukan oleh Kecamatan Karangpandan guna
meningkatkan kualitas SDM.
4) Dalam mengatasi masalah mengenai kekurangan blangko KTP,
pihak Kecamatan Karangpandan melakukan langkah dengan cara
mengajukan blangko ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Karanganyar melebihi kuota yang biasanya. Jadi dengan
demikian, pihak kecamatan memiliki cadangan blangko KTP yang
bisa digunakan apabila sewaktu- waktu terjadi kekurangan. Seperti
yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 24 Mei
2012.
Kita biasanya mengajukan permohonan blangko lebih banyak mas, dengan demikian apabila terjadi jumlah pemohon KTP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
yang membludak, kita masih mempunyai stok blangko, tapi juga kadang- kadang masih kurang juga mas, tapi cara tersebut sejauh ini masih sangat membantu dalam mengatasi masalah ini.
Hal yang sama juga diungkapkan informan II pada wawancara
tanggal 24 Mei 2012. “Biasanya sekarang kami mengajukan
permohonan blangko agak lebih mas, buat jaga- jaga. Tapi waktu
jumlah pemohon membludak, masih sering juga kekurangan blangko
KTP.” dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, untuk
mengantisipasi kekurangan blangko KTP, pihak kecamatan
mengajukan jumlah yang lebih banyak ke Dinas Kependudukan.
namun demikian, jika pemohon sangat banyak, sering kali jumalh
yang sudah dilebihkan itu pun mengalami kekurangan. Dengan
demikian, langkah yang dilakukan pihak kecamatan sudah baik
mengingat batas kuota jumlah pengajuan blangko KTP juga dibatasi,
hal tersebut sampai saat ini sudah sangat membantu dalam hal
penanggulangan masalah kekurangan blangko KTP.
5) Untuk mengatasi hambatan mengenai kekurangan data dari
masyarakat, pihak kecamatan melakukan tinakan antara lain dengan
cara melaksanakan rapat koordinasi teknis dengan para Kepala Desa
secara berkesinambungan. Melalui Desa/ kelurahan, pihak kecamatn
melakukan kerja sama guna memberikan sosialisasi kepada
masyarakat akan syarat- syarat yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan KTP. seperti yang diungkapkan oleh informan II pada
wawancra tanggal 24 Mei 2012.
Untuk memberi pemahaman kepada warga, kami selalu koordinasi dengan Kepala Desa untuk melakukan sosialisasi mengenai masalah KTP ini mas, Tapi kan pasti tidak semua warga datang atau paham dengan sosialisasi tersebut mas, jadi ya masih tetap ada warga yang masih belum melengkapi syarat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Hal senada juga disampaikan informan III pada wawancara tanggal
24 Mei 2012. “Kami mempunyai agenda rutin mengenai kegiatan
kami menyangkut hal ini mas, kami biasanya menggunakan
perangkat Desa untuk menyampaikan sosialisasi- sosialisasi
mengenai berbagai syarat dan apapun mengenai dokumen
kependudukan ternasuk juga KTP mas.” Dari pengamatan yang
dilakukan peneliti, di Kecamatan Karangpandan memang sudah
mempunyai agenda rutin mengenai kegiatan sosialisasi kepada
warga masyarakat Kecamatan Karangpandan. Dan hal itu dilakukan
untuk meminimalisir mengenai masalah kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai syarat dan prosedur dalam permohonan
pembuatan KTP.
C. Pembahasan
1. Proses Pembuatan KTP Dengan Penerapan Sistem Informasi di
Kecamatan Karangpandan.
Setiap manusia Indonesia dijamin oleh konstitusi, memiliki hak yang
sama untuk mengabdikan diri sesuai dengan profesi dan keahliannya
dimanapun di wilayah nusantara ini. Untuk memberikan pengakuan,
penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap peristiwa penting dan
peristiwa kependudukan yang dialami oleh penduduk Indonesia dan Warga
Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Republik Indonesia, perlu
dilakukan pengaturan administrasi kependudukan. Pengaturan administrasi
kependudukan tersebut dapat terlaksana dengan baik melalui peningkatan
kesadaran penduduk untuk melaporkan setiap peristiwa penting dan peristiwa
kependudukan yang dialami. KTP (Kartu Tanda Penduduk) adalah identitas
resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbikan oleh instansi pelaksana
yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. KTP
wajib dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang
telah mempunyai izin tinggal tetap yang sudah berumur 17 tahun atau yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
sudah kawin. Masa berlaku KTP bagi WNI adalah 5 tahun dan Tanggal
berakhirnya KTP disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran yang
bersangkutan. Sedangkan KTP bagi WNI berlaku sesuai masa izin tinggal
tetap. Khusus bagi warga yang telah berusia 60 tahun keatasmendapat KTP
seumur hidup yang tidak perlu diperpanjang setiap 5 tahun sekali. KTP berisi
informasi mengenai sang pemilik kartu, antara lain : Nama lengkap; Nomor
Induk Kependudukan, Alamat; Tempat dan Tanggal Lahir; Agama; Golongan
darah; Kewarganegaraan; Foto dan Tanda tangan.
Kantor Kecamatan Karangpandan merupakan unit pemerintah yang
merupakan kepanjangan tangan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Karanganyar dalam melakukan pengurusan dokumen
administrasi kependudukan antra lain KTP. Syarat – syarat dan prosedur
dalam proses pengajuan KTP di Kecamatan Karangpandan Kabupaten
Karanganyar sudah tertera pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan
pelaksanaanya telah diatur dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45
Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten
Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan. Untuk syarat dalam pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan sudah sesuai dengan aturan yang ada baik Perda maupun
Perbub dan dalam pelaksanaannya petuga juga sudah melakukan verifikasi
dan validasi data dengan benar dan begitu juga dengan prosedur pembuatan
KTP juga sudah sesuai dengan peraturan yang ada baik Perda maupun
Perbup.
Saat ini untuk lebih mentertibkan data kependudukan telah
dikembangkan kebijakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK) terpadu secara nasional dengan menerapkan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) yang dimiliki satu oleh setiap penduduk yang berlaku
seumur hidup dan tidak dapat digantikan. Kecamatan Karangpandan
merupakan instansi pemerintah yang merupakan kepanjangan tangan dari
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karanganyar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
menangani permohonan pembuatan dokumen kependudukan antra lain KTP
juga sudah menerapkan system informasi berbasis komputer dalam
melakukan pelayanan pembuatan KTP. Dengan penerapan system informasi
berbasis komputer dalam proses pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan, alur proses permohonan KTP menjadi semakin cepat dan
praktis. Dalam proses pembuatan KTP dengan system informasi berbasis
komputer pemohon KTP langsung mendatangi Kecamatan setempat yang
merupakan Tempat Perekaman Data Kependudukan (TPDK) untuk di foto
langsung. Pembuatan KTP untuk seluruh Kabupaten Karanganyar ditangani
langsung oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Karanganyar melalui Kecamatan. Hal ini bertujuan untuk menerbitkan
dokumen kependudukan dalam rangka membangun sistem pemberian Nomor
Induk Kependudukan (NIK) tunggal kepada setiap penduduk Indonesia,
semua diproses secara otomatis serta on-line dengan menggunakan program
SIAK. Program SIAK dilaksanakan secara tersambung dan tak tersambung.
Program SIAK tersambung dilaksanakan di daerah yang telah tersedia
fasilitas listrik, sarana komputer dan jaringan komunikasi data. Sedangkan
program SIAK tak tersambung dilaksanakan pada daerah-daerah
kabupaten/kota yang sebagian atau seluruh kecamatannya tidak tersedia
jaringan komunikasi data dan kabupaten/kota.
2. Kinerja Pegawai Bagian Pelayanan Publik Dalam Pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
Dengan penerapan sistem informasi berbasis komputer dalam proses
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan secara normatif akan
menjadikan suatu proses pembuatan KTP menjadi semakin cepat dan praktis.
Standar pelayanan pun jelas sudah tertera pada Keputusan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman unum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
penyelenggaraan pelayanan publik, standar pelayanan sekurang-kurangnya
meliputi :
a. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan
b. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian termasuk pengaduan.
c. Biaya Pelayanan
Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan pada proses
pemberian layanan.
d. Produk Layanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
e. Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggaraan pelayanan publik.
f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
sesuai berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan sikap dan perilaku
yang dibutuhkan.
Dalam pelayanan publik, petugas birokrasi wajib menerapkan aturan
tersebut dalam setiap melakukan pelayanan kepada masyarakat. Begitu juga
di Kecamatan Karangpandan, pegawai kecamatan dalam melakukan
pelayanan termasuk dalam pelayanan pembuatan KTP harus selalu berpegang
pada Peraturan Pemerintah tersebut. Namun kenyataan dilapangan
berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, pegawai bagian pelayanan
publik khusus pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan belum
sepenuhnya berpegang pada Peraturan Pemerintah tersebut dalam melakukan
pelayanan. Masalah utama yang menjadi penyelewengan utama dalam
pelaksanaan pelayanan publik khususnya dalam hal pelayanan pembuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
KTP di Kecamatan Karangpandan yaitu dalam hal waktu penyelesaian dan
biaya.
Masalah pertama yang ditemukan peneliti yaitu masalah waktu. Dari
hasil penelitian, waktu penyelesaian pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan sudah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil yaitu
waktu penyelesaian pembuatan KTP adalah 1 hari kerja. Namun temuan
lapangan menunjukan, rata- rata penyelesaian pembautan KTP di Kecamatan
Karangpandan memerlukan waktu 3 hari dan bahkan bias lebih. Dari temuan
peneliti, hal tersebut merupakan murni maslah kinerja pegawai yang belum
maksimal dalam melakukan pelayanan. Masalah kedua yang ditemukan
peneliti yaitu masalah biaya. Biaya permohonan pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan sudah tertera pada Peraturan Daerah Kabupaten
Karanganyar Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar Rp.
0. Namun temuan lapangan didapatkan bahwa dalam proses pembuatan KTP
di Kecamatan Karangpandan pemohon ditarik biaya retribusi sebesar Rp.
20.000 jika menginginkan KTP tersebut selesai dalam waktu 1 hari dan jika
tanpa biaya maka KTP tersebut akan selesai maksimal 6 hari kerja.
Dari observasi yang dilakukan peneliti, biaya tambahan sebesar Rp.
20.000 yang dibebankan oleh masyarakat yang menginginkan proses
pembuatan KTP menjadi lebih cepat tersebut bisa dikatakan murni sebuah
praktek pungutan liar yang dialkuakan oleh pihak Kecamatan Karangpandan.
Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan slogan – slogan yang
dikemukakan yang akan mengutamakan pelayanan masyarakat di atas
segalanya dan pelayanan prima menjadi kewajiban yang harus dilakukan
pemerintah, tetapi kenyataannya kondisi yang terjadi sebagaimana yang
dijelaskan di atas ternyata tidak mampu menggugah kreatifitas dan inisiatif
birokrasi untuk mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang ada.
Birokrasi hanya terpaku pada aturan- aturan yang telah ditetapkan, mereka
enggan mengambil inisiatif dalam rangka memecahkan permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
terjadi. Akan tetapi jika berkaitan dengan biaya, pelayanan berbagai aturan
dan ketentuan formal tersebut seakan- akan tidak dihiraukan oleh birokrasi.
Pelayanan KTP yang seharusnya gratis, pada kenyataannya harus membayar
sampai Rp. 20.000 untuk proses KTP secara cepat. Dari fakta tersebut pula
terlihat bahwa aparat menggunakan standar yang tidak konsisten dalam
penyelenggaraan pelayanan. Ketika berbicara waktu, prosedur dan
mekanisme, maka aturan menjadi sacral dan harus dilaksanakan, tetapi pada
saat berbicara masalah biaya maka aturan sering diabaikan dan bahkan
cenderung dilanggar.
Dari fenomena klasik ini bisa dikatakan bahwa perilaku korupsi itu
bisa di pengaruhi setidaknya oleh tiga hal;
1) Petugas yang memberi sinyal, kalau mau cepat harus ada biaya
tambahan. Petugas menjadi posisi yang menerima suap dan memberikan
peluang masyarakat untuk melakukan hal itu. Petugas nampaknya
sengaja memberi kabar bahwa proses pembuatan lama, padahal tidak
lama. Atau dengan bentuk yang lain hingga muncul uang pelicin.
2) Masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang menginginkan agar KTP itu
jadi, maka rela untuk memberikan biaya tambahan. Padahal sejatinya dia
tahu biaya retribusi yang sebenarnya. Tapi seolah tak berdaya, hingga
memberi biaya tambahan. Posisi ini sebagai penyogok atau penyuap.
3) Pengawasan yang lemah. Ini berkait dengan peraturan yang ada yang
masih memungkinkan celah terjadinya suap menyuap (biaya tambahan)
dalam proses pembuatan KTP.
Dari data yang didapat peneliti, praktek- praktek tersebut sebanarnya
bukannya tidak diketahui oleh pimpinan misalnya camat atupun kasi di
bagian pembuatan KTP. Dari data yang didapat oleh peneliti, pimpinan
sebenarnya tidak membantah adanya praktek tersebut dan sebenarnya juga
mengetahui bahwa adanya praktek pungli tersebut yang dilakukan oleh
pegawainya, namun disini pimpinan terkesan lepas tangan dan cenderung
menutup mata. Dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan kasi bagian
pelayanan pembuatan KTP diketahui bahwa atasan sebenarnya mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
adanya praktek tersebut dan sudah melarangnya tetapi dalam prakteknya
pegawai tetap ada juga yang melakukan praktek tersebut. Dari data tersebut,
peneliti berkesimpulan bahwa terdapat indikasi sikap pembiaran oleh atasan
kepada bawahannya yang melakukan praktek pungutan tersebut. Dari sikap
pimpinan yang terkesan membiarkan mengenai praktek pungli tersebut,
peneliti mengasumsikan terdapat dua kemungkinan. Pertama, pimpinan
terkesan memniarkan adanya praktek pungli tersebut dikarenakan praktek
pungli tersebut memang sudah menjadi kegiatan terstruktur di lingkungan
kecamatan, dengan kata lain pelakunya bukan hanya oknum pegawai yang
bersangkutan melainkan sudah terorganisisir sampai pada pimpinan.
Mengingat biaya yang ditarik lumayan besar yaitu sebesar Rp. 20.000 dan
apabila besaran tersebut dikalkulasikan selama satu tahun sudah terlihat,
jumlah yang cukup besar akan diperoleh hanya dari pungli tersebut. Indikasi
kedua yaitu memang pimpinan mengetahui adanya praktek tersebut namun
pimpinan memang bersikap lepas tangan terhadap apa yang dilakukan
pegawainya.
4. Hambatan dan Solusi Dalam Proses Pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar
Dalam menjalankan pelayanan pembuatan KTP, Kecamatan
Karangpandan juga mengalami beberapa hambatan- hambatan yang dapat
mengganggu jalannya proses pembuatan KTP. Hambatan- hambatan tersebut
antara lain :
a. Pemadaman listrik.
Sumber utama listrik di Kantor Kecamatan Karangpandan adalah dari
PLN dan selama ini Kecamatan Karangpandan belum mempunyai tenaga
alternatif lainnya untuk menggantikan listrik dari PLN. Dengan
demikian, pihak Kecamatan selama ini belum mempunyai solusi yang
bersifat mengatasi masalah namun hanya sebatas melakukan antisipasi
yaitu dengan terus melakukan koordinasi dengan PLN sehingga apabila
akan dilakukan pemadaman pihak Kecamatan bias melakukan antisipasi-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
antisipasi guna mengurangi dampak negatif dari pemadaman listreik
tersebut.
b. Jaringan internet.
Internet merupakan satu- satunya saranana yang digunakan sebagai
komunikasi data antara pihak kecamatan dengan Dinas Kependudukan
Kabupaten Karanganyar. Selama ini Kecamatan Karangpandan
menggunakan jasa dari TELKOM sebagai penyedia jasa internet dan
apabila jaringan internet tersebut mengalami gangguan maka sudah pasti
pelayanan pembuatan KTP juga akan mengalami gangguan. Seperti
halnya masalah listrik, pihak kecamatan juga belum bias mengatasi
sepenuhnya hambatan tersebut, dan selama ini hanya melakukan
langkah- langkah yang sifatnya sementara guna meminimalisir dampak
negatif yang ditimbulkan dari masalah tersebut. Langkah yang dilakukan
pihak kecamatan selama ini jika jaringan internet mengalami gangguan
yaitu dengan cara menyimpan sementara data penduduk ke dalam
harddisk komputer kecamatan, sehingga nantinya jika jaringan internet
sudah kembali tersambung baru akan mengirimkan data tersebut ke
Dinas Kependudukan. Namun hal tersebut juga mempunyai keterbatasan
yaitu kapasitas penyimpanan data di Kecamatan sangat terbatas.
c. Keterbatasan kualitas SDM
Hambatan selanjutnya yang dialami pihak Kecamatan Karangpandan
dalam melakukan pelayanan pembuatan KTP yaitu masalah keterbatasan
kualitas SDM. Masalah keterbatasan SDM yang paling utama yaitu
kurangnya kemampuan dalam tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Banyak pegawai yang belum sepenuhnya memahami komputer
melakukan tugas yang mengharuskan pegawai tersebut melakukan tugas
yang sepenuhnya menggunakan komputer. Hal tersebut dikarenakan latar
belakang pendidikan yang kurang sesuai dengan jenis pekerjaannya, dan
banyak pegawai yang berusia tua dan belum memasuki masa pension
sehingga pihak kecamatan belum bias melakukan penggantian pegawai
atau pengusulan pegawai baru yang lebih kompeten pada Kabupaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Langkah- langkah yang telah dilakukan pihak Kecamatan dalam
meminimalisir hal tersebut yaitu dengan mengikutsertakan pegawai
dalam pelatihan- pelatihan baik yang diadakan pemerintah maupun
swasta. Dengan demikian diharapkan akan menambah pengetahuan baru
yang bias diterapkan dalam pekerjaan.
Selain hal tersebut, masalah kualitas SDM yang lain yaitu masalah etos
kerja yang kurang baik. Banyak pegawai yang melakukan pelayanan
dengan tidak berdasarkan aturan- aturan standar pelayanan yang berlaku.
Sehingga di Kecamatan Karangpandan masih ditemukan tindakan-
tindakan yang dialukan pegawai misalnya pungutan liar dalam proses
pembuatan KTP dan hal tersebut juga akan menjadi penghambat dalam
terwujudnya suatu pelayanan masyarakat yang akuntabel.
d. Terjadi Kekurangan Blanko KTP.
Hambatan selanjutnya yaitu kekurangan blangko KTP. Hambatan ini
sebenarnya bukan berasal dari pihak kecamatan melainkan akan berujung
pada tingkatan birokrasi yang lebih tinggi sebagai penyedia / penyuplai
blangko KTP. Untuk mengantisipasi hambatan ini, pihak kecamatan
selama ini hanya sebatas melakukan penambahan jumlah pengajuan
blangko KTP pada Dinas Kependudukan.
e. Kurangnya data dari masyarakat
Hambatan selanjutnya yaitu masalah kurangnya data dari masyarakat
pemohon KTP. Sering dijumpai masyarakat pemohon KTP di Kecamatan
Karangpandan belum melengkapi syarat- syarat yang dibutuhkan.
Sehingga akan membuat proses pelayanan menjadi terganggu. Untuk
mengatasi hal tersebut, pihak kecamatan melakukan langkah dengan
selalu menjalin koordinasi dengan Desa/ Kelurahan untuk melakukan
sosialisasi dalam hal pengurusan KTP.
Kelima hambatan itulah yang selama ini menjadi kendala yang
dialami pihak Kecamatan Karangpandan dalam melakukan pelayanan
pembuatan KTP. Dari hasil penelitian yang dialkukan peneliti, pihak
kecamatan Karangpandan pada umumnya belum memiliki solusi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
sifatnya permanen untuk mengatasi masalah tersebut, namun pihak
Kecamatan Karangpandan selama ini baru isa melakukan langkah langkah
yang sifatnya hanya untuk meminimalisir dampak negatif dari hambatan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan guna
menjawab permasalahan penelitian. Adapan kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Syarat dan prosedur pembuatan KTP dengan penerapan sistem informasi berbasis
komputer di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
Syarat dan prosedur pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar telah diatur dalam peraturan daerah Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan
pelaksanaanya telah diatur dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun
2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Dearth Kabupaten Karanganyar
Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Dalam
pelaksanaan telah berjalan dengan baik. Petugas telah melakukan validasi dan
verifikasi data penduduk pemohon KTP sesuai dengan peraturan tersebut.
Dalam proses pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan, telah
menerapkan sistem informasi berbasis komputer. Penerapan sistem informasi
berbasis komputer di Kecamatan Karangpandan telah berjalan dengan baik dan
Secara normatif, dengan penerapan sistem informasi dalam proses pembuatan KTP
ini membuat proses pembuatan dokumen tersebut menjadi lebih mudah dan cepat.
2. Kinerja pegawai bagian pelayanan publik khusus pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
Dalam melakukan pelayanan, pemerintah telah menetapkan standar
pelayanan berupa Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 63 Tahun
2003 tentang pedoman unum penyelenggaraan pelayanan publik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, kinerja pegawai Kantor
Kecamatan Karangpandan bagian pelayanan pembuatan KTP berdasarkan standar
pelayanan tersebut yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
a. Prosedur Pelayanan,
Dari hasil penelitian, prosedur pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan sudah sesuai dengan aturan yang ada. petugas pelayanan dalam
pembuatan KTP dalam melakukan pelayanan khususnya dalam hal syarat dan
proses pelayanan telah berpegang pada peraturan yang berlaku.
b. Waktu Penyelesaian
Untuk waktu penyelesaian masih ditemukan penyimpangan – penyimpangan
yang dilakukan oleh pegawai kecamatan Karangpandan bagian pembuatan
KTP. Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa kinerja pegawai bagian
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan masih buruk khususnya dalam
hal waktu penyelesaian. Dalam hal waktu penyelesaian, petugas tidak
berpegang pada peraturan yang ada dan bahkan mengabaikan peraturan yang
ada, sehingga kinerja pegawai bagian pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan dalam hal waktu penyelesaian masih sangat kurang.
c. Biaya Pelayanan
Dan dalam hal biaya, ditemukan adanya standar ganda dalam melakukan
pelayanan dengan didapatkan adanya dua jalur dalam pembuatan KTP yaitu
jalur cepat dengan biaya tambahan dan jalur lambat tanpa biaya. Hal tersebut
jelas bertentangan dengan aturan yang ada baik Perda maupun standar
pelayanan publik. Sesuai dengan aturan bahwa retribusi pembuatan KTP adalah
RP.0 maka dapa dikatakan terjadi indikasi tindak an korupsi berupa pungutan
liar.
d. Produk Layanan
Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk produk layanan
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan sudah sesuai dengan aturan yang
ada, petugas sudah melakukan kinerja dengan baik dan sesuai aturan dalam
melakukan pemasukan data penduduk sampai dengan tahap pencetakan.
e. Sarana dan Prasarana
dalam hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari segi sarana dan prasarana
cukup memadai sehingga dapat mendukung kinerja pegawai dalam melakukan
pelayanan pembuatan KTP kepada masyarakat.
f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Dari hasil penelitia, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hal kompetensi
pegawai, di Kecamatan Karangpandan masih terdapat sedikit kekurangan
terutama dalam hal latar belakang pendidikan.
3. Hambatan dan solusi dalam proses pembuatan KTP dengan penerapan sistem
informasi berbasis komputer di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
Dalam melakukan pelayanan kepasda masyarakat, Hambatan – hambatan
yang dihadapi Kecamatan Karangpandan dalam melakukan pelayanan pembuatan
KTP dengan penerapan sistem informasi berbasis komputer antara lain :
a. Pemadaman listrik,
b. Jaringan internet,
c. Keterbatasan kualitas SDM,
d. Terjadi Kekurangan Blanko KTP,
e. Kurangnya data dari masyarakat.
Saat ini dari pihak Kecamatan Karangpandan belum ada solusi yang
bersifat permanen namun hanya bersifat mengantisipasi sementara. Langkah-
langkah antisipasi yang telah dilakukan pihak Kecamatan Karangpandan antara lain :
a. Untuk pemadaman listik selama ini pihak Kecamatan baru mampu melakukan
koordinasi kepada pihak PLN sehingga bisa mengetahui jika akan terjadi
pemadaman dan belum menyediakan tenaga listrik alternatif sebagai pengganti
jika terjadi pemadaman,
b. Jika jaringan internet terputus, pihak Kecamatan akan menyimpan data
penduduk sementara ke harddisk computer Kecamatan dan baru melakukan
pengiriman data setelah jaringan internet kembali normal.
c. Mengajukan blangko ke Dinas Kpendudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Karanganyar melebihi kuota yang biasanya.
d. Melaksanakan rapat koordinasi teknis dengan para Kepala Desa secara
berkesinambungan.
e. Mengikutkan pegawai kecamatan yang akan ditempatkan sebagai petugas
pelayanan publik keberbagai pelatihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, implikasi hasil
penelitian adalah sebagai berikut
1. Adanya penertiban data yang dilakukan oleh petugas pelayanan pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan, maka kedepannya akan terwujudkan suatu data
penduduk yang benar- benar valid dan akan lebih menertibkan pendaftaran
penduduk di Kecamatan Karangpandan pada khususnya dan di Kabupaten
Karanganyar pada umumnya.
2. Kurangnya kualitas kinerja pegawai bagian pelayanan pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan, maka kedepan dapat dijadikan evaluasi sehingga dapat
dilakukan tindakan- tindakan perbaikan untuk memperbaiki kinerja pegawai,
selanjutnya bentuk- bentuk pelanggaran yang selama ini terjadi dalam kedepan
akan dapat dihilangkan.
3. Hambatan- hambatan yang dihadapi dalam proses pelayanan pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan akan memacu Pimpinan dan staff yang
bertanggungjawab dalam pengelolaan sistem dalam proses pembauatn KTP untuk
dapat mengatasi dan mencari solusi berkenaan dengan hambatan yang dihadapi
saat ini. Dengan solusi tersebut proses pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan akan dapat berjalan dengan lancar.
C. Saran
Dengan memperhatikan temuan- temuan ini, peneliti mengajukan beberapa
masukan sebagai saran. Adapun saran-saran yang peneliti ajukan sebagai berikut :
1. Kepada Pimpinan
a. Meningkatkan pengawasan terhadap etika pegawai khususnya di bagian
pelayanan publik. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan
(reward) yang senilai dengan prestasi yang dilakukan pegawai dalam
memberikan pelayanan dan memberikan sanksi ( punishment) yang sebanding
dengan perbuatan yang dilakukan oleh pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
b. Membuka ruang publik bagi masyarakat untuk pemberian kritik, saran atau
pendapat atas proses pemberian pelayanan oleh aparat, sehingga dapat dideteksi
sedini mungkin kemungkinan adanya penyimpangan.
c. Mengajukan penambahan alat- alat tambahan berupa genset sebagai sumber
tenaga listrik alternatif jika terjadi pemadaman listrik dari PLN dan perangkat
modem (modulator demodulator) berkecepatan tinggi sebagai pengganti
sementara jika jaringan internet mengalami gangguan.
d. Mengajukan penambahan tenaga berbasis komputer hasil rekruitmen CPNS
kepada Bupati untuk ditempatkan sebagai tenaga operator SIAK.
2. Kepada Pegawai Bagian Pelayanan Publik Bagian Pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan
a. Dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat hendaknya selalu berpegang
pada peraturan yang ada baik Peraturan Daerah maupun Peraturan Pemerintah.
b. Menggunakan standar pelayanan yang jelas dalam setiap melakukan pelayanan
pembuatan KTP sehingga tidak terjadi standar ganda dalam pelayanan
pembuatan KTP.
c. Menghilangkan attitude- attitude yang kurang baik dalam melakukan pelayanan,
misalnya merokok saat bekerja.
3. Kepada Masyarakat
a. Dalam melakukan permohonan pembuatan KTP hendaknya memahami dengan
benar mengenai syarat- syarat, prosedur serta alur yang harus dilakukan.
b. Masyarakat hendaknya tidak segan- segan memberikan kritik dan saran kepada
pegawai apabila merasa mendapatkan pelayanan yang kurang maksimal
Hanya dengan mengembangkan kebijakan dan program secara menyeluruh
maka perubahan yang berarti dalam penyelenggaraan pelayanan publik dapat terjadi.
Tentu perubahan tersebut harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari resistensi
dari pihak- pihak yang menolak perubahan karena tergeser kepentingannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS. Surakarta: UNS Press.
AA, Anwar & Prabu Mangkunegara. (2005). Kualitas Kinerja Pegawai. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Arikunto, Suharsini. (2005). Menejemen Penelitian Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Boediono, B, (2003). Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Daniel Andry Oktavianto (2008) PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN KUDUS (Studi Kasus Layanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Periode Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2007).
Desler, Garry. (2005). Menejemen Sumber Daya Manusia. Terj. Eli Tanya. Jakarta : Indeks.
Handoko T, Hani. (2002). Menejemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Liberty.
Handoko T, Hani. (2003). Menejemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE.
Hassan Danaee Fard, Ali Rajabzadeh Ghatari dan Asad Hasiri. (2010). Employees Morale in Public Sector: Is Organizational. Trust an Important Factor?. European Journal of Scientific Research ISSN 1450-216X Vol.46 No.3 (2010), pp.378-390 © Euro Journals Publishing, Inc. 2010. http://www.eurojournals.com/ejsr.htm
Hartline, M.D. and Ferrell, O.C., 1996. The management of customer-contact
service employees an empirical investigation, Journal of Marketing. 60 (10) : 52-70.
Herawati, NR, (2001), “Manajemen Pelayanan Publik Daerah”, dalam Yuwono (ed), 2001, Manajemen Otonomi Daerah : Membangun Daerah Berdasarkan Paradigma Baru, Pusat Kajian Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik, Semarang.
Irawan, Prasetya. (2000). Menejemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIA- LAN PRESS.
James, A Hall. (2007). System Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga Terjemahan Amir Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Kotler, Philip. (1997). Manejemen Pemasaran. Jakarta : PT Index Kelompok Gramedia.
Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta : Pembaharuan.
Mangkunegara, AP. (2005). Menejemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Refika Aditama.
Moeleong, Lexy J.(2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Roesdakarya
Moenir, H. A. S. (2002). Manejemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Morgan and Murgatroyd. (1999). Total Quality Management in the Public Sector: An international perspective. Philadelphia: Open University Press
Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Musanef. (2004). Menejemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta : PT. Gunung Agung.
O Brien, James. (2003). Pengantar Sistem Teknologi Informasi Perspektif Bisnis dan Menejerial. Jakarta : Salemba Empat.
Parani. (1997). Dasar- dasar Pelayanan Publik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Raymond, Mc Leod. (2004). System Informasi Manajemen, Jilid 5 Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. Salemba Empat.
Rivai & Basri. (2004). Manfaat Penilaian Kinerja. Jurnal.
Robbins, Stephen & Timothi, Y a. Judge. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.
Sedarmayanti, (2004),Good Governance ( Kepemerintahan yang Baik ), Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung
Simamora, Henry. (2006). Menejemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YKPN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Sitty Yuwalliatin. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi dan Komitmen Terhadap Kinerja Serta Pengaruhnya Terhadap Keunggulan Kompetitif
Dosen Unissula Semarang. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No. 2, Juli, p. 241-256.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
The Liang Gie. (2000). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta : Penerbit Liberty.
Sutopo, HB. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya Dalam Penelitian.Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Sutopo, HB. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Warella. (2004). Kualitas Pelayanan Dalam Meningkatkan Mutu Perguruan Tinggi. Semarang: Undip Press.
Wexley, Kenneth & Yulk, Garry. (2000). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Terj. Muh. Shobarudin. Jakarta: Rineka Cipta.
Widjaja, AW. (2006). Administrasi Kepegawaian. Jakarta :CV. Rajawali
Zeithaml, Parasuraman, Berry. (1990). Delivering Quality Service. New York: The Free Press.
SUMBER PERUNDANG – UNDANGAN
KepMenPAN No. 81 Tahun 1993, Tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum.
KepMenPAN No. 63 Tahun 2003, Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Surat Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur
Negara RI Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998 tanggal 1 Juni 1998 Tentang langkahlangkah nyata memperbaiki pelayanan masyarakat sesuai dengan aspirasi reformasi. Panca Usaha, Jakarta, 1999.
UU No.32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 1 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jadwal Penelitian
No.
Jenis Kegiatan Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1 Persiapan
a. Pengajuan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Perijinan Penelitian
2 Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
c. Penarikan Hasil
3 Penyusunan Laporan
4 Pertanggung Jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PEDOMAN WAWANCARA
1. Dasar hukum apa yang dijadikan pegangan pemerintah Kecamatan
Karangpandan dalam melakukan pelayanan pembuatan KTP?
2. Apasajakah syarat- syarat yang harus dipenuhi masyarakat untuk mengajukan
permohonan KTP?
3. Bagaimanakah alur prosedur yang harus dilalui masyarakat untuk
mengajukan permohonan KTP?
4. Apakah keuntungan dengan penerapan sistem informasi berbasis komputer
tersebut dalam proses pembuatan KTP?
5. Bagaimana sistem yang berjalan dalam penggunaan sistem informasi berbasis
komputer dalam proses pembuatan KTP ?
6. Berapa lama waktu yang diperlukan masyarakat untuk mengurus permohonan
KTP?
7. Berapa biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengurus
permohonan KTP?
8. Apasajakah sarana dan prasarana utama dalam pelayanan pembuatan KTP
dengan penerapan sistem informasi berbasis komputer ini?
9. Bagaimanakah keadaan sarana dan prasarana utama dalam pelayanan
pembuatan KTP?
10. Bagaimanakah kompetensi petugas petugas pelayanan di Kecamatan
Karangpandan ini?
11. Apasajakah yang menjadi hambatan dalam proses pelayanan pembuatan KTP
di Kecamatan Karangpandan ini?
12. Langkah apa yang telah dilakukan pihak Kecamatan Karangpandan guna
mengantisipasi hambatan tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan I
Jabatan : Camat Kecamatan Karangpandan
Wawancara tanggal : 2 April 2012
Dasar hukum apa yang dijadikan pegangan pemerintah Kecamatan Karangpandan
dalam melakukan pelayanan pembuatan KTP?
“Di Kecamatan Karangpandan, dasar hukum dalam pembuatan KTP adalah
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil dan pelaksanaanya telah diatur dalam Peraturan
Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Dearth Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan”.
Dari keterangan informan I diatas, dapat diketahui bahwa dalam proses
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar dasar
hukumnya adalah Perda Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan pelaksanaanya telah diatur dalam
Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Dearth Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan IV
Jabatan : Staf Pelayanan Pembuatan KTP
Wawancara tanggal : 12 April 2012
Apasajakah syarat- syarat yang harus dipenuhi masyarakat untuk mengajukan
permohonan KTP?
“Untuk pembuatan KTP, syaratnya untuk pemula yaitu fotokopi KK dan
pengantar dari RT/ RW, kelurahan setempat. Sedangkan untuk perpanjang yaitu
sama, fotokopi KK, keterangan RT/ RW setempat, kelurahan dan KTP yang lama
mas. Sedangkan untuk KK syaratnya antara lain Meminta surat pengantar dari
RT/RW di mana seseorang berdomisili. dengan membawa Kartu Keluarga yang
lama, membawa surat-surat penting lainnya, seperti : Surat
perkawinan/perceraian, Akta Kelahiran, Surat keterangan pendaftaran penduduk
(SKKP) bagi penduduk WNA”.
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa syarat- syarat yang harus dipenuhi
masyarakat dalam melakukan permohonan pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan Kabupaten Karanganyar telah sesuai dengan Peraturan Daerah
yang berlaku, yaitu Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan pelaksanaanya
telah diatur dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Dearth Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan II
Jabatan : Kasi Pelayanan Umum Kantor Kecamatan Karangpandan
Wawancara tanggal : 2 April 2012
Bagaimanakah alur prosedur yang harus dilalui masyarakat untuk mengajukan
permohonan KTP?
“Yang bisa mencarai KTP di Kecamatan Karangpandan tentunya warga
Karangpandan dibuktikan dengan adanya kartu keluarga (KK). Dengan disertai
pengantar dari RT/ RW dan kelurahan setempat. Sedangkan untuk pembuatan KK
dibuktikan dengan KK lama dengan adanya perubahan, misalkan sudah menikah.
Nah prosedurnya ya tentunya ke RT / RW setempat, selanjutnya ke kelurahan
baru kemudian ke kecamatan”.
Dari hasil wawancara dengan informan II diatas, dapat diketahui bahwa alur
prosedur permohonan pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan Kabupaten
Karanganyar telah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan pelaksanaanya
telah diatur dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Dearth Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan II
Jabatan : Kasi Pelayanan Umum Kantor Kecamatan Karangpandan
Wawancara tanggal : 2 April 2012
Apakah dalam pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan telah
menerapkan sistem informasi berbasis komputer?
“iya mas, sekarang sudah pakai komputer dan terdapat software khusus, software
yang digunakan namanya SIAK. Jadi sangat mudah dalam hal input data dan
lebih cepat dalam proses pencetakan”
Dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa di Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar telah menerapkan system informasi berbasis komputer
dalam pelayanan pembuatan KTP. Dengan demikian, proses pelayanan
pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar menjadi
sangat mudah dan lebih cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan V
Jabatan : Staf Pelayanan Pembuatan KTP
Wawancara tanggal : 16 April 2012
Apakah keuntungan dengan penerapan sistem informasi berbasis komputer
tersebut dalam proses pembuatan KTP?
“Iya mas, sekarang sudah menggunakan komputer, siak nama softwarenya. Lebih
mudah dan praktis dalam hal pencetakan dan entri data, tetapi ada masalah juga
karena yang menandatangani adalah Kepala Disduk Capil, jadi kami hanya
mncetak saja sedang yang berhak tanda tangan adalah kepala disdukcapil”.
Dari hasil wawancara diatas, dapat didapatkan informasi bahwa software yang
digunakan dalam proses pencetakan KTP yaitu software siak dan dengan
penerapan teknologi tersebut akan membuat proses pencetakan KTP menjadi lebih
cepat. Dari keterangan informan diatas, pihak Kecamatan Karangpandan hanya
sebatas melakukan pencetakan dan untuk tandatangan adalah Kepala Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan II
Jabatan : Kasi Pelayanan Umum Kantor Kecamatan Karangpandan
Wawancara tanggal : 30 Mei 2012
Berapa lama waktu yang diperlukan masyarakat untuk mengurus permohonan
KTP?
“Ya aturanya 1 hari jadi mas, tapi dalam prakteknya kami sulit merealisasikan hal
tersebut, dikarenakan sekarang pejabat yang berhak menandatangani adalah
Kepala Dinas Kependudukan, jadi kami hanya sebatas mencetak. Disamping itu
permintaan pembuatan KTP tiap hari disini banyak mas, jadi ya untuk
merealisasikan sesuai perda tersebut kami masih belum bisa”.
Dari keterangan informan diatas, pihak kecamatan Karangpandan berpendapat
bahwa keterlambatan dalam pembuatan KTP dikarenakan pejabat yang
berwenang menandatangani KTP adalah Kepala Dinas Kependudukan, sehingga
butuh waktu untuk memintakan tanda tangan ke kantor disdukcapil, selain itu juga
dikarenakan banyaknya pemohon KTP sehingga sulit untuk menyelesaikan KTP
dalam waktu 1 hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan III
Jabatan : Staf pelayanan pembuatan KTP
Wawancara tanggal : 30 Mei 2012
Berapa lama waktu yang diperlukan masyarakat untuk mengurus permohonan
KTP?
“ya untuk sekarang kami belum bisa mas melakukan penyelesaian dalam waktu 1
hari, kecuali dalam keadaan yang mendesak dan untuk itu ada biaya tambahan
mas, sebesar Rp. 20.000 sebagai biaya pengganti jika ingin KTP jadi 1 hari”.
Dari keterangan informan diatas, dapat dilihat adanya standar ganda dalam proses
pelayanan pembuatan KTP dalam hal biaya pelayanan. Sehingga hal tersebut
sangat bertentangan dengan asas- asas pelayanan publik yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan III
Jabatan : Staf pelayanan pembuatan KTP
Wawancara tanggal : 29 Mei 2012
Berapa biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengurus permohonan
KTP?
”Disini retribusi KTP Rp. 0 mas, tetapi kan ada masyarakat yang menginginkan
KTP tersebut jadi cepat nah untuk hal tersebut kami menarik Rp. 20.000 sebagai
biaya tambahan jika mengingikan KTP jadi cepat”
Dari keterangan informan diatas, dapat dilihat adanya penerapan standar ganda
dalam hal biaya pelayanan. Penerapan aturan yang tidak jelas tersebut sangat
bertentangan dengan asas- asas pelayanan publik yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan II
Jabatan : Kasi pelayanan umum Kantor Kecamatan Karangpandan
Wawancara tanggal :30 Mei 2012
Apasajakah sarana dan prasarana utama dalam pelayanan pembuatan KTP dengan
penerapan sistem informasi berbasis komputer ini?
“Untuk sarana dan prasarana, kami dalam melakukan pelayanan pembuatan KTP
mengingat KTP sekarang adalah KTP berbasis SIAK jadi komputer dan printer
adalah alat utama mas, kemudian ada kamera untuk mengambil foto penduduk,
scanner. Dan alat- alat tersebut dalam kondisi baik mas, masalah yang ada
biasanya dari listrik dan internetnya mas yang kadan- kadang mengalami
gangguan”.
Dalam wawancara tersebut, didapatkan informasi bahwa yang menjadi saranan
dan prasaranan utama dalam proses pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan
Karangpandan yaitu komputer, printer, scanner, dan kamera. Kondisi dari alat-
alat tersebut cukup baika dan masalah yang sering terjadi yaitu dalam hal sumber
daya listrik dan jaringan internet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan III
Jabatan : Staf pelayanan pembuatan KTP
Wawancara tanggal : 30 Mei 2012
Bagaimanakah keadaan sarana dan prasarana utama dalam pelayanan pembuatan
KTP?
“Sarana dan prasarana disini umumnya dalam keadaan baik mas, komputer,
printer, kamera dan scanner jarang mengalami gangguan, yang paling sering ya
pemadaman listrik dan internet yang terputus mas. Tapi untuk sarana seperti yang
saya katakana tadi masih lumayan baik”.
Dari ketarangan diatas, didapatkan informasi bahwa saranan dan prasaranan
dalam proses pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan Kabupaten
Karanganyar cukup baik. Dan masalah yang sering terjadi yaitu masalah
pemadaman listrik dan terputusnya jaringan internet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan I
Jabatan : Camat Karangpandan
Wawancara tanggal : 30 Mei 2012
Bagaimanakah kompetensi petugas petugas pelayanan di Kecamatan
Karangpandan ini?
Untuk hal kompetensi petugas, kami masih mengalami masalah dalam kesesuaian
latar belakang pendidikannya mas. Masih banyak pegawai kami yang hanya
lulusan SMA sehingga dalam melakukan pelayanan mungkin kurang maksimal,
dan dalam hal kemampuan pegawai dalam mengoprasikan komputer banyak
pegawai yang baru belajar. Tapi secara umum pegawai kami masih bisa dikatakan
cukup untuk melayani masyarakat dalam pembuatan KTP.
Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa masalah utama dalam ometensi
pegawai adalah tentang latar belakang pendidikan. Banyak pegawai yang masih
berlatar belakang SMA sehingga dalam melakukan pelayanan kurang dibekali
dasar- dasar ilmu yang cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE
Informan II
Jabatan : Kasi pelayanan umum Kecamatan Karangpandan
Wawancara tanggal :18 April 2012
Apasajakah yang menjadi hambatan dalam proses pelayanan pembuatan KTP di
Kecamatan Karangpandan ini?
“Disini hambatan yang paling biasanya pemadaman listrik dan jaringan internet
terputus itu jika menyangkut alat- alat mas, untuk yang lain pernah terjadi
kekurangan blangko KTP. Dan biasanya juga karena masyarakat kurang
melengkapi data- datanya waktu dating kesini”.
Dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa masalah / hambatan yang
sering terjadi yaitu hambatan yang bersifat teknis misalnya pemadaman listrik dan
terputusnya jaringan internet. Selain itu juga kurangnya blangko KTP dari
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE OBSERVASI
Jenis Kegiatan : Observasi Syarat dan Prosedur Pembuatan KTP
Tanggal/Waktu : 2 April 2012/14.00 WIB
Tempat Observasi : Kantor Kecamatan Karangpandan
Hasil Observasi
Berdasarkan observasi lapangan tanggal 2 April 2012, peneliti mendapati ada beberapa kegiatan yang berkaitan dengan verifikasi syarat- syarat pembuatan KTP. Observasi dilakukan pada pukul 14.00 di bagian loket pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Dalam observasi ini, peneliti melihat ada 2 petugas bagian pembuatan KTP sedang melakukan verifikasi data dari msyarakat pemohon KTP. Dalam kegiatan verifikasi data yang dilakukan petugas pada bagian pembuatan KTP tersebut, petugas memverivikasi antara lain KK, Surat Pengantar dari RT/ RW dan Kelurahan. Selanjutnya, observasi dilanjutkan pada bagian pencetakan KTP. Observasi dilakukan pada bilik pengambilan foto KTP. Dalam bilik peneliti mendapati ada satu petugas dan seorang masyarakat pemohon KTP. Dalam bilik terdapat satu unit komputer, satu unit printer, satu unit scanner dan kamera. Peneliti melihat petugas sedang melakukan input data dari masyarakat kedalam komputer. Selanjutnya peneliti melihat petugas melakukan pengambilan foto pemohon kemudian petugas melakukan pencetakan dengan printer yang telah tersedia.
Tanggapan
Dari observasi tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa di Kecamatan Karangpandan, untuk syarat dan prosedur pembuatan KTP telah sesuai dengan perda yang berlaku yaitu Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Dari hasil observasi tersebut, peneliti juga menarik kesimpulan bahwa di Kecamatan Karangpandan telah menerapkan system informasi berbasis komputer dalam proses pencetakan KTP. Sehingga dengan adanya penerapan system informasi berbasis komputer tersebut akan membuet proses pembuatan serta pencetakan KTP di Kecamatan Karangpandan akan lebih cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE OBSERVASI
Jenis Kegiatan : Observasi Kinerja Pegawai Bagian Pelayanan KTP
Tanggal/Waktu : 29- 30 Mei 2012/13.40 WIB
Tempat Observasi : Kantor Kecamatan Karangpandan
Hasil Observasi
Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan peneliti tanggal 29 Mei 2012 pukul 13.00, peneliti melakukan pengamatan pada seluruh bagian pembuatan KTP. Pada observasi tersebut, di ruang tunggu peneliti melihat ada 10 orang pemohon KTP. Sebelum mendapatkan nomor antrian untuk pengambilan foto, masyarakat melakukan pengumpulan data pada loket pembuatan KTP. Dalam loket tersebut, terdapat 2 orang petugas yang bertugas melakukan verifikasi data dari masyarakat. Setelah melakukan pengumpualn data selanjutnya pemohon memperoleh nomor antrian dan menunggu namanya dipanggil untuk melakukan pengambilan foto dan pencetakan KTP. Dalam observasi ini, peneliti melihat masyarakat pemohon mengantri untuk melakukan pengambilan foto. Dalam bilik pengambilan foto, peneliti melihat proses berlangsungnya pengambilan input data dan pengambilan foto yang dilakukan oleh satu petugas. Setelah selesai proses pengambilan foto, peneliti melihat bahwa KTP tida jadi dalam waktu satu hari tetapi disuruh menunggu maksimal 6 hari.
Tanggapan
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti tersebut. Peneliti berpegang pada Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman unum penyelenggaraan pelayanan publik. Dari hasil observasi, peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam proses pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan didapatkan beberapa masalah terutama dalam hal biaya pelayanan dan waktu penyelesaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FIELD NOTE OBSERVASI
Jenis Kegiatan : Observasi Hambatan Dalam Pelayanan Pembuatan KTP
Tanggal/Waktu : 18 April 2012/13.00 WIB
Tempat Observasi : Kantor Kecamatan Karangpandan
Hasil Observasi
Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan peneliti tanggal 18 April 2012 pukul 13.00 peneliti mengamati pada bagian instalasi listrik di kantor Kecamatan karangpandan, peneliti juga mengamati bagian instalasi jaringan internet pada bagian komputer. Di bagian komputer terdapat satu server yang membagi jaringan internet yang ada ke beberapa komputer kantor. Selain itu, peneliti juga mengamati masyarakat pemohon KTP. Dalam observasi itu, peneliti melihat ada sekitar 15 orang masyarakat pemohon KTP dan dari hasil pengamatan peneliti, terdapat 2 orang masyarakat yang mengalami kekurangan data antara lain belum melakukan pelaporan ke kelurahan. Setalah itu, peneliti juga mengamati beberapa komputer kantor dan dari hasil pengamatan peneliti, terdapat beberapa kompuer yang dirasa sangat kurang perawatan
Tanggapan
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa di Kecamatan Karangpandan terdapat masalah- masalah teknis yang dapat menghambat jalannya proses pembuatan KTP. Dari hasil observasi, masalah tersebut antara lain tidak adanya sumber tenaga listrik alternative misalnya genset, dan juga sangat riskan sekali akan terputusnya jaringan internet. Selain hal tersebut, peneliti juga menemukan beberapa hambatan misalnya kurangnaya data dari masyarakat dan kurangnya perhatian pegawai akan perawatan sarana dan prasarana yang ada. Dengan demikian, hal- hal semacam itu jika dibiarkan akan sangat berpotensi menimbulakn hambatan- hambatan yang serius dalam proses pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan karangpandan.