perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/analisis...analisis struktur ekonomi dan identifikasi sektor...

114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : ARIS PRASOJO F0108139 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: nguyenquynh

Post on 12-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI

SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN 2006-2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

ARIS PRASOJO

F0108139

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

JANGANLAH MENYIA-NYIAKAN WAKTU DAN KESEMPATAN, KARENA

WAKTU DAN KESEMPATAN TAK AKAN TERULANG KEMBALI. MAKA

JALANILAH HIDUP ANDA DENGAN OPTIMIS.

KEBAHAGIAAN DATANGNYA DARI KITA SENDIRI,

BUKAN DARI SIAPA-SIAPA.

( ARIS PRASOJO )

KATA PENGANTAR

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan Di

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010”

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta

Selama menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari beberapa pihak, maka

dari itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Drs. Supriyono selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. J.J Sarungu, MS selaku dosen pembimbing akademik serta dosen pembimbing

skripsi yang dengan sabar telah membimbing penulis. Terimakasih atas saran,

kritik, dan perhatiannya selama penulis menyelesaikan skripsi.

4. Bapak dan Ibu dosen pengampu yang telah memberikan ilmunya selama penulis

menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, yang telah

memberikan bantuan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak dan Ibu pegawai BPS yang telah membantu penulis mencari data selama

penelitian.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Bapak, Ibu, Kakak dan Keponakan yang telah memberikan segala kasih sayang

dan doa yang tiada terputus kepada penulis sehingga penulis mampu

menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Teman-teman jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2008 yang telah menjadi

rekan yang menyenangkan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

9. Pihak-pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Akhirnya, segala kekurangan, kesalahan dan ketidaksempurnaan skripsi ini

adalah tanggung jawab penulis. Namun apabila kebenaran dalam skripsi semata

hanya keridhoan Allah SWT sang Maha Sempurna. Semoga penelitian ini bermanfaat

bagi kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 2012

Aris Prasojo F0108139

DAFTAR ISI

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

D. Manfaat penelitian ....................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

A. Tinjauan Teoritik .......................................................................... 9

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi ......................................... 9

2. Teori Tranformasi dan Perubahan Struktur Ekonomi ............. 11

3. Teori Basis Ekonomi ............................................................... 15

4. Konsep Pertumbuhan Ekonomi .............................................. 17

5. Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah ................................. 21

6. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah ......................... 24

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ............................................... 27

C. Kerangka Analisis ........................................................................ 37

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 39

A. Tipe Penelitian ............................................................................. 39

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 39

C. Definisi Operasional Konsep Penelitian ...................................... 40

D. Teknik Analisis ............................................................................ 41

1. Analisis Shift Share ................................................................ 41

2. Analisis Location Quotient (LQ) ............................................ 43

3. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ........................... 45

4. Analisis Matrik Potensi .......................................................... 48

5. Analisis Tipologi Klassen ........................................................ 50

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......................................

A. Ganbaran Umum .......................................................................... 53

1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah ...................................... 53

2. Kependudukan ......................................................................... 56

3. Deskripsi Pertanian ................................................................... 57

1) Pertanian .............................................................................. 57

2) Kehutanan dan Perkebunan .................................................. 59

3) Peternakan ........................................................................... 60

4. Deskripsi Ekonomi ................................................................... 61

1) Mata Pencaharian ................................................................ 61

5. Deskripsi Industri .......................................................................... 62

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

6. Deskripsi Sosial ........................................................................ 64

1) Pendidikan ............................................................................ 64

2) Kesehatan ............................................................................ 65

B. Hasil Analisis dan Pembahasan ................................................... 66

1. Analisis Shift Share ................................................................ 66

2. Analisis Location Quotient (LQ) ............................................. 75

3. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ........................... 81

4. Analisis Matrik Potensi .......................................................... 84

5. Analisis Tipologi Klassen ........................................................ 90

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 97

A. Kesimpulan .................................................................................. 97

B. Saran ............................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Tabel 1.1 PDRB Atas Harga Berlaku dan PDRB Atas Harga Konstan

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010 ........................................ 4

Tabel 1.2 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Sukoharjo Tahun 2006-2010 ...... 5

Tabel 3.1 Model Matrik Potensial ................................................................ 48

Tabel 3.2 Model Tipologi Klassen ............................................................... 51

Tabel 4.1 Luas Wilayah Dan Persentase Menurut Kecamatan Di Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2010 .................................................................. 55

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010 .......................................................................... 56

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 - 2010 ...... 57

Tabel 4.4 Produksi Hasil Perkebunan Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006 -2010 ........................................................................ 60

Tabel 4.5 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan

Usaha Utama Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009-2010 .......... 61

Tabel 4.6 Jumlah Unit Usaha Industri Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010 ......................................................................... 63

Tabel 4.7 Hasil Analisis Shift Share Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010 (dalam jutaan Rupiah) .................................... 67

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) PDRB Atas

Harga konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010

Kabupaten Sukoharjo ................................................................... 77

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) PDRB

Atas Harga konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010

Kabupaten Sukoharjo ................................................................... 82

Tabel 4.10 Pertumbuhan dan Proporsi Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010 .......................................................................... 86

Tabel 4.11 Hasil Matriks Potensi PDRB Atas Harga konstan Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 Kabupaten Sukoharjo .......... 87

Tabel 4.12 Hasil Analisis Tipologi Klassen Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010 .......................................................................... 92

DAFTAR GAMBAR

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Gambar 2.1 Kerangka Analisis ..................................................................... 38

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Analisis LQ Tahun 2006-2010 ............. 79

DAFTAR LAMPIRAN

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

LAMPIRAN 1

1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010.

2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga Konstan Jawa

Tengah Tahun 2006-2010.

LAMPIRAN 2

1. Laju Pertumbuhan Kabupaten Sukoharjo Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2006-2010.

2. Laju Pertumbuhan Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-

2010

LAMPIRAN 3

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010.

LAMPIRAN 4

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Jawa Tengah Tahun

2006-2010.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

ABSTRAK ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN 2006-2010

Oleh : Aris Prasojo

F0108139

Tujuan penelitian ini adalah: Pertama, untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi di Kabupaten Sukoharjo. Kedua, untuk mengetahui kondisi basis ekonomi sektoral di Kabupaten Sukoharjo. Ketiga, untuk mengetahui kondisi kegiatan ekonomi yang potensial di Kabupaten Sukoharjo.

Penelitian ini menggunakan data data sekunder yaitu Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sukoharjo dan Propinsi Jawa Tengah selama tahun 2006-2010. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Shift Share (SS), analisis Location Quotient (LQ), analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP), analisis Matrik Potensi dan analisis Model Tipologi Klassen.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan; Pertama, berdasarkan analisis Shift Share, Kabupaten Sukoharjo mengalami kenaikan kinerja perekonomian daerah. Dari semua sektor ekonomi, sektor perdagangan adalah sektor yang menyumbangkan nilai terbesar bagi kenaikan kinerja perekonomian daerah. Hal ini bertanda terjadi perubahan struktur ekonomi dari sektor primer ke sektor tersier. Kedua, berdasarkan analisis Location Quotient, yang termasuk sektor basis di Kabupaten Sukoharjo adalah sektor pertanian, sektor listrik dan air bersih dan sektor perdagangan. Ketiga, berdasarkan analisis Model Rasio Pertumbuhan, sektor ekonomi yang dominan pertumbuhannya baik itu di Provinsi maupun di Kabupaten, yaitu sektor listrik, gas dan air bersih. Keempat, berdasarkan analisis Matrik potensi, sektor ekonomi di Kabupaten Sukoharjo dikelompokkan dalam ketegori sektor prima adalah sektor pertanian dan sektor perdagangan. Kelima, berdasarkan analisis Tipologi Klassen sektor ekonomi di Kabupaten Sukoharjo sebagian besar dikelompokkan dalam ketegori sektor ekonomi berkembang cepat.

Dari hasil analisis tersebut maka dapat diajukan beberapa saran yaitu pemerintah daerah diharapkan meningkatkan sektor yang telah menjadi sektor basis melalui penerapan kebijakan yang tepat sasaran dan diharapkan mampu membuat suatu strategi pengembangan yang tepat sasaran dalam pengembangan kegiatan sektor ekonomi yang potensial dan perencanaan pembangunan daerah hendaknya mengutamakan pembangunan sektor-sektor ekonomi yang prima dan potensial. Kata Kunci : Struktur Ekonomi, Basis Ekonomi dan Sektor Unggulan.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi suatu daerah adalah suatu proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor

swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah

tersebut (Lincolin, 1999). Pembangunan dilaksanakan bersama oleh

masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan

sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing dan

menciptakan sarana dan prasarana yang menunjang.

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bukanlah perencanaan

dari suatu daerah, tetapi perencanaan untuk suatu daerah. Perencanaan

pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk

memperbaiki penggunaan berbagai sumber daya publik yang tersedia di

daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam

menciptakan sumber-sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Melalui

perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara

keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang didalamnya terdapat berbagai

unsur yang berinteraksi satu sama lain (Mudrajad, 2004).

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2

Otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 januari 2001

sebagaimana telah tertuang dalam UU nomor 22 tahun 1999 ( yang telah

diperbaharuhi dengan UU nomor 32 tahun 2004) tentang pemerintah daerah

dan UU nomor 25 tahun 1999 (diperbaharuhi dengan UU nomor 33 tahun

2004) tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah. Selain mengerahkan segala potensi yang ada untuk lebih

mendorong pembangunan dalam rangka pengembangan wilayah dan

masyarakatnya, pembangunan ekonomi regional yang sudah mulai ditekankan

pada kerjasama antar sektor dan antar daerah.

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 5 “Otonomi daerah

adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, daerah

diberikan sejumlah kewenangan dalam mengupayakan dan mengelola

sumber-sumber keuangan untuk pembiayaan pemerintahan dan pembangunan

daerah. Pada era otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah harus

mampu mencari dan menggali potensi ekonomi yang ada untuk

dikembangkan secara optimal untuk merancang dan membangun

perekonomian daerah. Sektor-sektor yang ada di daerah dapat dijadikan dan

diwujudkan sebagai sektor unggulan baik ditingkat lokal, regional, bahkan

internasional. Sektor-sektor unggulan yang ada tersebut diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3

dan dapat mengurangi tingkat ketergantungan terhadap subsidi dan bantuan

dari pemerintah pusat.

Dalam proses pembangunannya tidak terlepas dari dampak dari

pembangunan nasional namun sangat disesuaikan dengan potensi dan

permasalahan yang ada di daerahnya. Untuk itu pemerintah daerah diharapkan

mampu mencari dan menggali potensi daerah tersebut yang ada untuk

dikembangkan dan dioptimalkan. Hal ini berguna untuk menghindari

kesalahan dalam penentuan program pembangunan yang berhasil untuk suatu

daerah belum tentu berhasil jika diterapkan di daerah lain. Hal ini disebabkan

karena adanya perbedaan kondisi, permasalahan, kebutuhan dan potensi yang

dimiliki oleh masing-masing daerah. Selain itu, diketahuinya keadaan sektor-

sektor ekonomi yang potensial suatu daerah dapat sekaligus diwujudkan

sebagai sektor-sektor yang dapat diandalkan di tingkat lokal, regional maupun

internasional, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih tinggi

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan mengurangi ketergantungan

terhadap subsidi dari Pemerintah Pusat.

Salah satu indikator yang digunakan untuk dapat mengetahui kondisi

ekonomi suatu daerah dalam periode tertentu dapat ditunjukkan dalam PDRB

( Produk Domestik Regional Bruto), yang dapat didefinisikan sebagai jumlah

nilai tambah bruto (gross value aded) yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian di wilayah tersebut. Suatu daerah bisa dikatakan mengalami

tingkat keberhasilan dalam pembagunan apabila nilai PDRB yang berhasil

dicapai daerah tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 4

Berdasarkan data PDRB berikut ini dapat diketahui bagaimana perkembangan

struktur perekonomian di Kabupaten Sukoharjo.

Tabel 1.1

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PRDB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010

Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga konstan

Jumlah (Juta Rp) Pertumbuhan (%) Jumlah (Juta Rp) Pertumbuhan (%)

2006 6 277 623,81 13.20 4 120 437,33 4.53

2007 7 054 172,76 12.37 4 330 992,96 5.11

2008 8 041 276,35 13.99 4 540 751,53 4.84

2009 8 920 761,89 10.93 4 756 902,50 4.76

2010 9 911 509,17 11.10 4 978 263,31 4.65

Sumber : BPS Kab. Sukoharjo. ( data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1. di atas, pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Sukoharjo mengalami penurunan setiap tahunnya dilihat dari harga konstan,

terjadi pertumbuhan PDRB di tahun 2006 sebesar 4,53 persen, di tahun 2007

pertumbuhan PDRB meningkat sebesar 5,11 persen dan tahun 2008 menurun

sebesar 4,84 persen. Pertumbuhan PDRB pada tahun 2009 mencapai 4,76

persen dan pada tahun 2010 sebesar 4,65 persen. Berhubungan dengan hal

tersebut, maka perlu dikaji sektor-sektor apa saja yang memberikan kontribusi

yang besar dalam peningkatan pendapatan daerah. Hal ini berguna agar

penentuan program pembangunan dapat berhasil sesuai yang direncanakan.

Pelaksanaan pembangunan daerah harus selalu memperhatikan karakteristik

wilayahnya sehingga kebijakan pembangunan dapat lebih terarah. Sumber

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

daya yang dimiliki harus dapat dimanfaatkan dengan baik demi tercapainya

kesejahteraan masyarakat. Kondisi pertumbuhan ekonomi secara riil juga

tergambar dalam laju pertumbuhan ekonomi sektoral pada tabel berikut ini:

Tabel 1.2

Pertumbuhan Sektor Ekonomi Di Sukoharjo Tahun 2006-2010 ( % ) Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata

1. Pertanian 3.68 5.30 4.98 4.92 4.99 4.77 2. Pertambangan dan Penggalian 1.26 2.07 1.09 1.56 1.58 1.51 3. Industri Pengolahan 3.82 4.41 4.30 3.61 3.92 4.01 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5.88 13.30 4.47 7.80 5.18 7.33 5. Bangunan 8.75 5.76 5.25 5.63 6.53 6.38

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

4.33 5.09 4.74 4.97 4.53 4.73

7. Pengangkutan & Komunikasi 5.40 5.65 5.25 5.16 5.20 5.33

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Pers 4.40 6.53 7.35 5.97 5.23 5.90

9. Jasa-jasa 7.91 5.44 5.81 6.61 5.37 6.23

PDRB Total 4,53 5.11 4.84 4.76 4.64 Sumber : BPS Kab. Sukoharjo. ( data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2. di atas, secara keseluruhan rata-rata laju

pertumbuhan ekonomi sektoral diKabupaten Sukoharjo menunjukan adanya

suatu tingkat pertumbuhan yang menurun dari tahun ke tahun. Sektor dengan

rata-rata laju pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air (7,33%)

yang kemudian diikuti sektor bangunan (6,38%) dan Jasa-jasa (6,33%). Sektor

pertanian mengalami rata-rata pertumbuhan (4,77%) terendah ketiga setelah

sektor perdagangan, hotel dan restoran (4,73%). Sektor pertambangan dan

penggalian paling terendah dengan rata pertumbuhan (1.51%)

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

Pembangunan yang sudah berjalan selama ini semakin beragam dan

kompleks. Namun perlu disadari bahwa dalam pelaksanaannya perlu diadakan

evaluasi setiap akhir periode tertentu. Sehingga kita dapat mengetahui dampak

keberhasilan pembangunan dan faktor penghambat pemgembangan potensi

dan prospek di masa depan. Peranan pembangunan daerah sangat menentukan

berhasilnya pembangunan daerah dengan pemilihan strategi perencanaan yang

tepat, maka tidak mustahil peran itu akan tercapai.

Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembangunan daerah adalah

masalah pembiayaan yang terbatas, akibatnya peran pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan pelayanan pada masyarakat menjadi lebih rendah, hal ini

berimbas pada kinerja pemerintah daerah kurang efektif. Apabila pemerintah

daerah hanya menggantungkan pembiayaan dari pemerintah pusat maka

pelayanan pada masyarakat daerah tidak akan mengalami peningkatan. Maka

dari itu, pemerintah daerah harus berupaya mencari dan mengusahakan

sumber-sumber pembiayaan dari daerahnya yang dapat diandalkan sehingga

daerah tidak tergantung pada pusat dan daerah menjadi mandiri.

Berdasarkan uraian dan data yang dipaparkan diatas, penelitian ini

bermaksud untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi yang terjadi dan

menganalisa kondisi dan potensi sektor-sektor ekonomi di daerah Kabupaten

Sukoharjo, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mencari dan menciptakan

sektor unggulan daerah yang mampu bersaing dengan daerah lain dan dapat

meningkatkan pembangunan serta mampu menunjang tingkat pertumbuhan

ekonomi di daerah tersebut. Pembangunan dan laju pertumbuhan yang baik

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

tentu akan bermanfaat terhadap tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Adapun

penelitian ini mengambil periode tahun 2006-2010 karena peneliti ingin

mengetahui struktur ekonomi dan identifikasi sektor unggulan Sukoharjo

setelah otonomi daerah, dan pada periode setelah otonomi daerah sampai

tahun 2006 penelitian ini sudah pernah diteliti (penelitian oleh Widiyanta.

2009), dengan demikian peneliti ingin melanjutkan periode pada tahun 2006-

2010. Maka dari itu, penelitian ini mengambil Judul Analisis Struktur

Ekonomi Dan Identifikasi Sektor Unggulan Di Kabupaten Sukoharjo Tahun

2006-2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka

permasalahan penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Struktur ekonomi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010 ?

2. Bagaimana kondisi basis ekonomi sektoral di Kabupaten Sukoharjo Tahun

2006-2010 ?

3. Bagaimana kondisi kegiatan ekonomi yang potensial di Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2006-2010 ?

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Struktur ekonomi di Kabupaten Sukoharjo Tahun

2006-2010.

2. Untuk mengetahui kondisi basis ekonomi sektoral di Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2006-2010.

3. Untuk mengetahui kondisi kegiatan ekonomi yang potensial di

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi

sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi dan bahan referensi kepada pihak yang

berkepentingan dalam membahas dan memperdalam masalah yang ada

hubungannya dengan penelitian ini.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk

penelitian – penelitian selanjutnya.

3. Diharapkan mampu memberikan masukan dan sumbangan pemikiran

kepada instansi terkait dalam penyusunan perencanaan dan kebijakan

pembangunan daerah.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan secara umum dipandang sebagai suatu proses

multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi nasional disamping tetap

mengejar akslerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan

pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Menurut Lincolin (1999)

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses

yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara

dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.

Sementara proses pembangunan menurut Todaro (2000) bahwa

keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh 3 nilai pokok yaitu (1)

berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya (basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self-esteem)

masyarakat sebagai manusia, dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat

untuk memilih (freedom from servitude) yang merupakan salah satu dari hak

asasi manusia.

Menurut pengertian akademis, istilah pembangunan (development)

secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian

nasional yang kondisi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

yang cukup lama untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan

pendapatan nasional bruto / GNI (Gross National Income) tahun pada tingkat

katakanlah 5 hingga 7 persen atau bahkan lebih tinggi jika hal itu

memungkinkan. Secara umum, sebelum tahun 1970an pembangunan

sematamata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. Tinggi rendahnya

kemajuan pembangunan di suatu negara hanya diukur berdasarkan tingkat

pertumbuhan GNI, baik secara keseluruhan maupun perkapita, yang diyakini

akan menetas dengan sendirinya sehingga menciptakan lapangan pekerjaan

dan berbagai peluang ekonomi lain, yang pada akhirnya akan menumbuhkan

berbagai kondisi yang diperlukan demi terciptanya distribusi hasil-hasil

pertumbuhan ekonomi dan sosial secara lebih merata. Itulah yang dikenal

sebagai prinsip ”efek penetasan ke bawah” (trickle down effect). Dengan

demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan unsur yang paling

diutamakan sedangkan masalah-masalah lain seperti kemiskinan,

diskriminasi, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan, sering

kali dinomorduakan ( Todaro, 2008 ).

Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional

yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, siakp-sikap

masyarakat dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar

pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta

pengentasan kemiskinan. Jadi, pada intinya pembangunan harus

mencerminkan perubahan total masyarakat atau penyesuaian sistem sosial

secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keberagaman kebutuhan dasar dan

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

keinginan individu maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya,

untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih baik, baik

secara materiil maupun spiritual.

2. Teori Transformasi Dan Perubahan Struktur Ekonomi.

Pembangunan Ekonomi dalam periode jangka panjang, pada dasarnya

memiliki dimensi pokok antara lain:

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan pendapatan nasional akan membawa suatu

perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,dari ekonomi tradisional

dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang

didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri manufaktur.

b. Penanggulangan Kemiskinan

Dapat dilihat sebagai suatu hipotesis bahwa semakin tinggi laju

pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun membuat semakin tinggi

peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan

struktur ekonomi,dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain seperti

tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi mendukung proses tersebut.

· Perubahan atau Transformasi ekonomi

· Keberlanjutan pembangunan masyarakat agraris menjadi masyarakat

industri

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

Transformasi struktural merupakan prasyarat dari peningkatan dan

kesinambungan pertumbuhan dan penanggulangan kemiskinan, sekaligus

pendukung bagi kelanjutan pembangunan. Pada kenyataannya, pertumbuhan

ekonomi tidak disertai dengan perubahan struktur tenaga kerja yang

berimbang artinya titik balik untuk aktivitas ekonomi tercapai lebih dahulu

dibanding titik balik penggunaan tenaga kerja. Sehingga terjadi masalah-

masalah yang seringkali diperdebatkan diantaranya apakah pangsa PDB

sebanding dengan penurunan pangsa serapan tenaga kerja sektoral dan

industri mana yang berkembang lebih cepat, agroindustri atau industri

manufaktur. Apabila transformasi kurang seimbang dikuatirkan akan terjadi

proses pemiskinan dan eksploitasi sumber daya manusia pada sektor primer.

Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan:

a) Merosotnya pangsa sektor primer (pertanian)

b) Meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri)

c) Pangsa sektor jasa kurang lebih konstan, tetapi kontribusinya akan

meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Dalam menganalisis struktur ekonomi terdapat dua teori utama, yaitu

teori Arthur Lewis (Teori migrasi) dan Hollins Chenery (Teori transformasi

struktural). Dalam Teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian

suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian

tradisional di pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian

modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Di pedesaan,

pertumnuhan pertumbuhan penduduknya tinggi sehingga terjadi kelebihan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

suplai tenaga kerja. Akibat over supply tenaga kerja ini, tingkat upah menjadi

sangat rendah. Sebaliknya, di perkotaan, sektor industri mengalami

kekurangan tenaga kerja. Hal ini menarik banyak tenaga kerja pindah dari

sektor pertama ke sektor kedua sehingga terjadi suatu proses migrasi dan

urbanisasi.selain itu tingkat pendapatan di negara bersangkutan meningkat

sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsi macam-macam produk

industri dan jasa. Hal ini menjadi motor utama pertumbuhan output di sektor-

sektor nonpertanian.

Teori Chenery memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan

proses perubahan ekonomi di suatu negara yang mengalami transformasi dari

pertanian tradisional ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan

ekonomi.

Faktor-faktor penyebab transisi ekonomi:

1) Kondisi dan Struktur awal ekonomi dalam negeri

Suatu negara yang pada awal pembangunan ekonomi sudah

memiliki industri-industri dasar yang relatif kuat akan mengalami proses

industrialisasi yang lebih pesat.

2) Besarnya pasar dalam negeri

Pasar dalam negeri yang besar merupakan salah satu faktor insentif

bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industri, karena menjamin

adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

3) Pola distribusi pendapatan

Merupakan faktor pendukung dari faktor pasar. Tingkat

pendapatan tidaklah berarti bagi pertumbuhan industri-industri bila

distribusinya sangat pincang.

4) Karakteristik Industrialisasi

Mencakup cara pelaksanaan atau strategi pembangunan industri

yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan

industri, dan insentif yang diberikan.

5) Keberadaan sumber daya alam

Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya SDA mengalami

pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, terlambat melakukan

industrialisasi, tidak berhasil melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan

struktur) daripada negara yang miskin SDA.

6) Kebijakan perdagangan luar negeri

Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward

looking policy), pola hasil industrialisasinya akan berkembang tidak

efisien dibandingkan negara-negara yang menerapkan outward looking

policy.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

3. Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi mengemukakan bahwa laju pertumbuhan

ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan daerah dalam

memenuhi permintaan akan barang dan jasa dari daerah lain. kemampuan

suatu daerah untuk mengekspor produknya akan memicu timbulnya efek

pengganda (multiplier effect). pertumbuhan industri-industri yang

menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku

untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan

peluang kerja (job creation).

Menurut Robinson (2006:28) Teori basis ekonomi (economic base

theory) mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.

Kegiatan ekonomi dikelompokan atas kegiatan basis dan kegiatan nonbasis.

Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.

Strategi pembangunan daerah yang muncul yang didasarkan pada teori

ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan kepada dunia usaha yang

mempunyai pasar secara nasional maupun internasional. Implementasi

kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan terhadap perusahaan-

perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah

tersebut (Lincolin, 1999:116).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

Teori basis ekonomi bahwa pertumbuhan ekonomi regional sangat

tergantung pada permintaan (demand) yang bersifat ekstern dari luar

daerahnya. menurut hoover (1984:316-317), pertumbuhan beberapa sektor

basis akan menentukan pembangunan daerah secara keseluruhan, sementara

sektor non basis hanya merupakan konsekuensi-konsekuensi dari

pembangunan daerah. barang-barang dan jasa-jasa dari sektor basis yang

diekspor akan menghasilkan pendapatan bagi daerah serta meningkatkan

konsumsi dan investasi. peningkatan pendapatan tidak hanya menyebabkan

kenaikan permintaan terhadap sektor basis, tetapi juga akan meningkatkan

permintaan terhadap sektor non basis, yang pada akhirnya akan mendorong

pula kenaikan investasi sektor non basis.

Selanjutnya Glasson (1990: 63) mendefinisikan kedua sektor tersebut

sebagai berikut :

a. kegiatan sektor basis (basic activities) adalah kegiatan sektor ekonomi

yang mengekspor barang dan jasa-jasa ke tempat lain di luar batas

perekonomian masyarakat yang bersangkutan, artinya bahwa sektor ini

dalam aktifitasnya mampu melayani baik pasar domestik maupun pasar di

luar daerah itu.

b. kegiatan sektor non basis (non basic activities) yaitu kegiatan sektor

ekonomi yang hanya mampu menyediakan barang dan jasa-jasa yang

dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas

perekonomian masyarakat yang bersangkutan.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

Menurut teori ini bahwa suatu daerah tidak akan berkembang apabila

tidak terjadi peningkatan dari sektor ekspor di daerah tersebut, namun pada

kenyataannya suatu daerah dapat berkembang walaupun terjadi penurunan

ekspor, jika pada sisi lain sektor non ekspor dapat tumbuh dan berkembang

sehingga mengimbangi penurunan sektor ekspor tersebut, dan hal ini

merupakan salah satu kelemahan teori ini. namun demikian, para ilmuwan dan

praktisi tetap memanfaatkannya dalam kegiatan-kegiatan penelitian empirik.

penggunaan teori ini dalam studi empirik dimaksudkan untuk

mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang termasuk sektor basis maupun

sektor non basis disuatu wilayah atau daerah.

4. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai faktor-faktor

apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan

penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses

pertumbuhan (Boediono 1999:2). Menurut Schumpeter dan Hicks dalam

Jhingan (2003:4), ada perbedaan dalam istilah perkembangan ekonomi dan

pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi merupakan perubahan

spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa

mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya,

sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara

perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.

Hicks mengemukakan tentang masalah negara terbelakang yang menyangkut

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

pengembangan sumber-sumber yang tidak atau belum dipergunakan, kendati

penggunanya telah cukup dikenal.

Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2003:57), yang dimaksud

pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan

suatu negara (daerah) untuk menyediakan semakin banyak barang-barang

ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan

kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang

diperlukannya.

Atas sudut pandang tersebut, penelitian ini menggunakan istilah

pertumbuhan ekonomi yang akan dilihat dari sudut pandang Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan

membandingkan PDRB pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB

sebelumnya (PDRBt – 1).

Laju Pertumbuhan ekonomi =

Menurut ahli ekonomi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi (Sadono, 1996:425) yaitu:

a) Tanah dan kekayaan alam

Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun

perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari

proses pertumbuhan ekonomi. Dalam setiap negara dimana pertumbuhan

ekonomi baru bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan

berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor primer yaitu sektor dimana

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

kekayaan alam terdapat kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan

kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan

ekonomi modern di satu pihak, dan terbatasnya pasar bagi berbagai jenis

barang kegiatan ekonomi di lain pihak, sehingga membatasi kemungkinan

untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan ekonomi.

Apabila negara tersebut mempunyai kekayaan alam yang dapat

diusahakan dengan menguntungkan, hambatan yang baru saja dijelaskan

akan dapat diatasi dan pertumbuhan ekonomi dipercepat kemungkinannya

untuk memperoleh keuntungan tersebut dan menarik pengusaha-

pengusaha dari negara-negara/daerah-daerah yang lebih maju untuk

mengusahakan kekayaan alam tersebut. Modal yang cukup, teknologi dan

teknik produksi yang modern, dan tenaga-tenaga ahli yang dibawa oleh

pengusaha-pengusaha tersebut dari luar memungkinkan kekayaan alam itu

diusahakan secara efisien dan menguntungkan.

b) Jumlah dan mutu penduduk dan tenaga kerja

Penduduk yang bertambah dapat menjadi pendorong maupun

penghambat pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan

memperbesar jumlah tenaga kerja dan penambahan tersebut akan

memungkinkan negara tersebut menambah produksi. Selain itu pula

perkembangan penduduk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui

perluasan pasar yang diakibatkannya. Besarnya luas pasar dari

barangbarang yang dihasilkan dalam suatu perekonomian tergantung

pendapatan penduduk dan jumlah penduduk.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

Akibat buruk dari pertambahan penduduk pada pertumbuhan

ekonomi dapat terjadi ketika jumlah penduduk tidak sebanding dengan

faktor-faktor produksi lain yang tersedia. Ini berarti penambahan

penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan dalam

tingkat produksi atau pun kalau bertambah, pertambahan tersebut akan

lambat sekali dan tidak mengimbangi pertambahan jumlah penduduk.

c) Barang-barang modal dan tingkat teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam meningkatkan atau

mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi, barang-barang modal yang

sangat bertambah jumlahnya dan teknologi yang telah menjadi bertambah

modern memegang peranan yang penting sekali dalam mewujudkan

kemajuan ekonomi yang tinggi itu. Apabila barang-barang modal saja

yang bertambah, tetapi tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan

maka kemajuan yang akan dicapai akan jauh lebih rendah.

d) Sistem sosial dan sikap masyarakat

Sikap masyarakat dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan

ekonomi dapat dicapai. Di sebagian masyarakat terdapat sikap masyarakat

yang dapat memberikan dorongan yang besar pada pertumbuhan ekonomi.

Sikap itu diantaranya adalah sikap menghemat untuk mengumpulkan lebih

besar uang untuk investasi, sikap kerja keras dan kegiatan-kegiatan

mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu menambah pendapatan dan

keuntungan. Disisi lain sistem sosial dan sikap masyarakat yang masih

mempercayai dan memegang teguh adat istiadat yang tradisional dapat

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

menghambat masyarakat untuk menggunakan cara-cara produksi yang

modern dan yang produktivitasnya tinggi. Oleh karenanya pertumbuhan

ekonomi tidak dapat dipercepat.

e) Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan

Adam Smith menunjukkan bahwa spesialisasi dibatasi oleh

luasnya pasar, dan spesialisasi yang terbatas membatasi pertumbuhan

ekonomi. Pandangan ini menunjukkan bahwa sejak lama orang telah lama

menyadari tentang pentingnya luas pasar dalam pertumbuhan ekonomi.

Apabila luas pasar terbatas, tidak ada dorongan kepada para pengusaha

untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya

tinggi. Karena produktivitasnya rendah maka pendapatan para pekerja

tetap rendah, dan ini selanjutnya membatasi pasar.

5. Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah

Perlu kita ketahui bahwa pertumbuhan ekonomi regional dianalisa

melalui pendekatan teori-teori, yaitu : (Lincolin, 1999)

a. Teori Ekonomi Neo Klasik

Peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu besar dalam

menganalisis pembangunan daerah (regional) karena teori ini tidak

memiliki dimensi spasial yang signifikan. Namun demikian, teori ini

memberikan dua konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu

keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor produksi. Artinya, sistem

perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika modal bisa

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena itu, modal akan

mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju daerah yang berupah

rendah.

b. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan

permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-

industri yang menggunakan sumber daya lokal termasuk tenaga kerja dan

bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan

penciptaan peluang kerja (job creation). Strategi pembangunan daerah

yang muncul yang didasarkan pada teori ini adalah penekanan terhadap arti

penting bantuan (aid) internasional. Implementasi kebijakannya mencakup

pengurangan hambatan atau batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang

berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut.

c. Teori Lokasi

Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa ada 3 faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi.

Pernyataan tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan

pengembangan kawasan industri. Perusahaan cenderung untuk

meminimumkan biayanya dengan cara memilih lokasi yang

memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar. Model

pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik adalah

biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Tentu saja banyak

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

variabel lainnya yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas suatu lokasi

misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan pemasok,

komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat), kualitas

pemerintah daerah dan tanggungjawabnya, dan sanitasi. Perusahaan-

perusahaan yang berbeda membutuhkan kombinasikombinasi yang berbeda

pula atas faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu, seringkali masyarakat

berusaha untuk memanipulasi biaya dari faktor-faktor tersebut untuk

menarik perusahaan-perusahaan industri.

d. Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada

hierarki tempat (hierarchy of place). Setiap tempat sentral didukung oleh

sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumber daya industri

dan bahan baku. Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman

yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya.

Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi

daerah, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Misalnya, perlunya

melakukan pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang bertetangga

(berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa

sedangkan lainnya hanya sebagai daerah pemukiman. Seorang ahli

pembangunan ekonomi daerah dapat membantu masyarakat untuk

mengembangkan peranan fungsional mereka dalam sistem ekonomi daerah.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

e. Teori Kausasi Kumulatif

Kondisi daerah-daerah kota yang semakin buruk menunjukkan

konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif (cumulative causation) ini.

Kekuatan kekuatan pasar cenderung memperparah kesenjangan antara

daerah-daerah tersebut (maju versus terbelakang). Daerah yang maju

mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibandingkan daerah-daerah

lainnya. Hal ini yang disebut Myrdal (1957) sebagai back wash effect.

f. Model Daya Tarik (Attraction)

Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang

paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang

mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi

pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.

6. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai

perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-sumberdaya public

yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor

swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya-sumberdaya swasta secara

bertanggung jawab (Lincolin, 1999).

Tahap pertama perencanaan bagi setiap organisasi yang tertarik dalam

pembangunan ekonomi daerah adalah menentukan peran yang akan dilakukan

dalam proses pembangunan. Ada 4 peran yang dapat diambil oleh pemerintah

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah yaitu sebagai (Lincolin,

1999):

a. Entrepreneur

Perannya sebagai entrepreneur, pemerintah daerah bertanggung

jawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis. Pemerintah daerah bisa

mengembangkan suatu usaha sendiri (BUMN). Aset-aset pemerintah

daerah harus dapat dikelola dengan lebih baik sehingga secara ekonomis

menguntungkan.

b. Koordinator

Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator untuk

menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi

pembangunan di daerahnya. Perluasan dalam peranan ini dalam

pembangunan ekonomi bisa melibatkan kelompok-kelompok dalam

masyarakat dalam proses pengumpulan dan pengevaluasian informasi

ekonomi, misalnya tingkat kesempatan kerja, angkatan kerja,

pengangguran dan sebagainya. Dalam perannya sebagai koordinator,

pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga-lembaga pemerintah

lainnya, dunia usaha, dan masyarakat dalam penyusunan sasaran ekonomi,

rencana-rencana, dan strategi-strategi. Pendekatan ini sangat potensial

dalam menjaga konsistensi pembangunan daerah dengan nasional (pusat)

dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan manfaat

yang maksimum daripadanya.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

c. Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui

perbaikan lingkungan attitudinal (perilaku atau budaya masyarakat) di

daerahnya. Hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur

perencanaan serta pengaturan penetapan daerah yang lebih baik.

d. Stimulator

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan

pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan

mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan

menjaga agar perusahaan-perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah

tersebut. Stimulasi ini dapat dilakukan dengan cara antara lain : pembuatan

brosur-brosur, pembangunan kawasan industri, pembuatan outlet untuk

produk-produk industri kecil, membantu industri-industri kecil melakukan

pameran.

Ada 3 implikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi

daerah (Lincolin, 1999) :

1) Perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan

pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan

nasional (horizontal dan vertikal) di mana daerah tersebut merupakan

bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan

konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

2) Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk

daerah, dan sebaliknya yang baik bagi daerah belum tentu baik secara

nasional.

3) Perangkat kelembangaan yang tersedia untuk pembangunan daerah,

misalnya, administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas

biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia

pada tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat

berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu, perencanaan

daerah yang efektif harus bisa membedakan apa yang seyogyanya

dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan

sumberdaya-sumberdaya pembangunan sebaik mungkin yang benar-

benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari informasi yang

lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena edekatan para

perencananya dengan obyek perencanaan.

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

1. Penelitian oleh Widiyanta (2009) dengan Judul Analisis Perubahan

Struktur Ekonomi Di Kabupaten Sukoharjo Periode Sebelum Dan

Selama Propeda Tahun 1999 Sampai 2006. Penelitian ini bertujuan

untuk (1) Untuk mengetahui kondisi perekonomian di setiap kecamatan di

Kabupaten Sukoharjo, yang dihitung dari besaran pertumbuhan dan

sumbangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), antara era

sebelum dan selama pelaksanaan Propeda. (2) Untuk mengetahui kondisi

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

status perkembangan wilayah di setiap kecamatan kabupaten Sukoharjo,

yang dihitung dari besaran pertumbuhan PDRB dan PDRB Perkapita,

antara sebelum dan selama pelaksanaa Propeda. (3) Untuk mengetahui

kondisi basis ekonomi sektoral di setiap kecamatan di kabupaten

Sukoharjo, antara era sebelum dan selama pelaksanaan Propeda. Data

yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

dari beberapa sumber, dengan cara mengambil data-data statistik yang

diperlukan. Penelitian ini dilakukan di kabupaten Sukoharjo yang terdiri

dari 12 kecamatan. Metode yang digunakan adalah Model Matriks

Potensi Daerah, Model Metodologi Klassen, dan LQ (Location Qoetion).

Hasil yang didapat hampir semua daerah wilayah kabupaten Sukoharjo

termasuk kategori daerah terbelakang baik sebelum propeda maupun

selama propeda. Dengan menggunakan Tipologo Klassen, didapat

pergeseran status perekonomian yang berbeda-beda di masing-masing

kecamatan di kabupaten Sukoharjo. Misalnya di Kecamatan Kartasura

memiliki status maju dan tumbuh yangn terjadi pada tahun 2000, 2003,

2005, 2006, sedangkan pada 2001, 2002, 2004 maju namun tertekan.

Dengan perhitungan LQ didapat bahwa pad athu 2000 sampai 2006 rata-

rata dibidang pertanian, industri, pengelohan, bangunan, perdagangan

hotel, dan restoran, angkutan dan komunikasi, jasa dan pemerintahan

termasuk sektor basis. Sedangkan yang termasuk di sektor non basis

adalah pertambangan, listrik, air dan keuangan. Berdasarkan hasil-hasil

tersebut maka diajukan saran-saran agar memerintah meningkatkan

kinerja sektor-sektor yang kurang maju atau terbelakang.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

2. Penelitian oleh Shanti Indriyani (2010) dengan Judul Analisis Struktur

Ekonomi, Sektor Basis Dan Sektor Potensial Ekonomi Kabupaten

Sukoharjo Selama Otonomi Daerah ( 2001-2008 ). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi pola kontribusi

sektoral dan laju pertumbuhan PDRB secara sektoral, sektor

manakahyang menjadi sektor basis perekonomian, bagaimana kondisi

struktur ekonomi, dan manakah yang menjadi sektor potensial di

Kabupaten Sukoharjo selama otonomi daerah (2001-2008). Penelitian

ini menggunakan data sekunder yaitu Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

Tahun Dasar 2000 selama otonomi daerah tahun 2001-2008. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis

kontribusi sektoral, analisis lajupertumbuhan, analisis Location

Quotient, analisis Shift Share, analisis Model Rasio Pertumbuhan dan

analisis Overlay. Hasil analisis pola kontribusi sektoral Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sukoharjo Selama

Otonomi Daerah menunjukkan perkembangan yang relatif stabil dari

tahun ke tahun. Hasil analisis pola laju pertumbuhan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sukoharjo Selama Otonomi

Daerah menunjukkan perkembangan yang relatif stabil dari tahun ke

tahun. Sektor basis Kabupaten Sukoharjo Selama Otonomi Daerah

adalah Sektor Industri dan Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan

Jasa Akomodasi.Pada pola Location Quotient selama otonomi daerah

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

menunjukkan peningkatan yang relatif stabil dari tahun ke tahun.

Struktur ekonomi Kabupaten Sukoharjo Selama Otonomi Daerah

menunjukkan peningkatan dilihat dari kinerja pertumbuhan PDRB.

Sektor potensial menurut analisis Model Rasio Pertumbuhan di

Kabupaten Sukoharjo Selama Otonomi Daerah adalah sektor industri

dan sektor angkutan dan komunikasi. Sedangkan menurut analisis

Overlay adalah sektor industri.

Dari hasil analisis tersebut maka dapat diajukan beberapa saran yaitu

pemerintah daerah diharapkan mampu mempromosikan daerahnya

dengan melakukan beberapa perbaikan dari segi sarana dan prasarana,

birokrasi serta iklim usaha yang kondusif, mengembangkan dan

meningkatkan sektor yang telah menjadi sektor basis melalui

penerapan kebijakan yang tepat sasaran. Mengembangkan dan

memajukan sektor potensial dan kebijakan yang diambil harus

diarahkan untuk lebih terkonsentrasi pada sektor ekonomi yang

tumbuh lebih cepat serta tidak mengabaikan sektor ekonomi yang

tumbuh lambat serta meningkatkan produktivitas dibidang pertanian.

3. Penelitian Hastarini Dwi Atmanti (2010) dengan Judul Analisis

Pertumbuhan Ekonomi Dan Studi Unggulan Di Kabupaten/Kota Se-

Jawa Tengah. Mayoritas Kabupaten/Kota di Bakorlin I dan Bakorlin II

rnempunyai sektor unggulan pada sektor pertanian Dorninasi sektor

pertanian sebagai sektor unggulan tidak terjadi pada Bakorlin III.

Wilayah di Bakorlin III sebagian besar ditopang lebih dan tiga sektor

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

uuggulan kecuali Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes yang

ditopang kurang dari sama dengan dua sektor unggulan. Kondisi yang

unik terjadi pada sektor industri pengolahan, di mana tidak ada

satupun wilayah kabupaten/kota di Bakorlin III yang memiliki sektor

unggulan di sektor ini kecuali Kabupaten Cilacap. Dengan rnelihat

hasil perhitungan dapat diketahui bahwa semua kabupaten/kota di

Bakorlin I mempunyai kontribusi positif terhadap Produk Dornestik

Regional Bruto. sebagian besar wilayah di Bakorlin I memiliki nilai

proportional share yang positif kecuali Kabupaten Kudus. Kabupaten

Sukoharjo. Kota Salatiga dan Kota Sukoharjo, dan seluruh wilayah di

Bakorlin I tidak memiliki keuntungan lokasional yang disebabkan oleh

tidak memiliki sumber daya yang melimpah/efisien. Kontribusi yang

positif terhadap PDRB juga dimiliki oleh kabupaten/kota di Bakorlin

II. Spesialisasi pada sektor yang secara nasional tumbuh cepat

ditunjukkan oleh sebagian besar kabupaten/kota di Bakorlin II dan

tidak ada satupun wilayah di Bakorlin.II yang tidak mempunyai

keuntungan lokasional. Untuk wilayah Bakorlin III, hasil dari analisis

shift share secara umum tidak jauh berbeda dengan dua wiiayah

Bakorlin sebelumnya. Kesamaan kondisi umum tergambarkan pada

nilai NS yang positif, sebagian besar berspesialisasi pada sektor-sektor

yang secara nasional tumbuh dengan cepat dan seluruh daerah tidak

merniliki keuntungan lokasional seperti di Bakorlin I dan Bakortin II

juga terjadi di bakorlin III.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

Berdasarkan Model Rasio Pertumbuhan (MRP), pada Bakorlin I sektor

vang masuk kedalam kriteria potensial adalah sektor keuangan,

perdagangan. hotel,industri pengolahan dan pengangkutan. Pada

Bakorlin II dan III. sektor yang potensial yaitu industri pengolahan,

keuangan dan perdagangan. Dalam tataran praktis, menginterpretasi

hasil analisis ini harus hati-hati karena harus memahami karaktenstik

masing-masirtg sektor.

Dari hasil analisis overlay, Sektor perdagangan, industri pengolahan,

dan keuangan merupakan sektor yang potensial dalam pertumbuhan

dan kontribusi pada Bakorlin I. Pada Bakorlin II hanya ada satu yaitu

sektor perdagangan, dan Bakorlin III mempunyai sektor industri

pengolahan dan keuangan.

Secara umum ketimpangan di Jawa Tengah dalam kondisi

ketimpangan vang moderat. Hal ini terlihat dari nilai Indeks

Williamson yang rata-rata sebesar 0.5. Sektor unggulan tidak

berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan perturnbuhan ekonorni

yang diukur dengan Indeks Williamson. Dengan menggunakan kriteria

kesenjangan relatif menurut Bank Dunia. ketimpangan di Jawa Tengah

selama periode 2002 sampai 2006 tergolong rendah. Ini dapat dilihat

dari 40% kabupaten/kota yang berpendapatan terendah menerima lebih

dari l7% bagian dari pendapatan regional atau PDRB.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

Berdasarkan hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa di

Bakorlin I variabel kontribusi sektor unggulan terhadap PDRB

berpengaruh signifikan terhadap ketirnpangan pertumbuhan ekonomi

(Indikator Kesenjangan Relatif) pada α = 10%, Pengaruh variabel

kontribusi sektor unggulan terhadap ketimpangan pertumbuhan

ekonomi yang signifikan tidak terjadi di Bakorlin II. Kemampuan

variabel kontribusi sektor unggulan sebagai variable independen

menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 22,2% dan nilai r

(koefisien kolelasi) sebesar -0,471. Di Bakorlin III. pengaruh variabel

kontribusi sektor unggulan terhadap ketimpangan pertumbuhan

ekonomi adalah signifikan. Kemampuan variabel independen

menjelaskan variabel dependen hanya sebesar 13,7%, keeratan

hubungan tergolong rendah serta memiliki arah hubungan yang positif

(r = 0.37 ).

4. Penelitian Bayu Wijaya Dan Hastarini Dwi Atmanti (2006) dengan

Judul Analisis Pengembangan Wilayah Dan Sektor Potensial Guna

Mendorong Pembangunan Di Kota Salatiga. Penelitian ini

menggunakan analisis LQ digunakan untuk mengetahui dan

menentukan sektor ekonomi yang merupakan sektor basis dan yang

non basis. Dengan menggunakan besarnya PDRB Provinsi Jawa

Tengah selama periode 1994-2002 sektor ekonomi yang tergolong

sektor basis atau berpotensi ekspor dengan rata-rata indeks LQ-nya >1

adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan rata-rata indeks LQ =

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

3,40 sektor Bangunan nilai LQ sebesar 1,32 pengangkutan dan

komunikasi dengan rata-rata indeks LQ-nya 2,62 kemudian sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan rata-rata indeks LQ-

nya 2,18 sektor basis yang terakhir yaitu sektor jasa-jasa dengan rata-

rata indeks LQ-nya 2,92. Dengan detnikian sektor-sektor tersebut

mempunyai potensi untuk dikembangkan guna meningkatkan laju

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Kota Salatiga. Sedangkan

yang tennasuk sektor non basis dengan rata-rata indeks LQ<1 yaitu

sektor pertanian dengan rata-rata indeks LQ-nya sebesar 0,28 sektor

pertambangan dan penggalian dengan rata-rata indeks LQ-nya sebesar

0,52 sektor industri pengolahan dengan rata-rata indeks LQ-nya 0,71

kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan rata-rata

indeks LQ-nya 0,50. Walaupun merupakan sektor non basis dan hanya

mampu melayani kebutuhan dalam perekonomian daerah

bersangkutan (lokal), bukan berarti tidak dapat dikembangkan namun

sektor ini harus dipacu untuk dapat lebih berkembang sehingga dapat

menjadi sektor basis.

Metode ini Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui proses

pertumbuhan ekonomi suatu daerah dalam kaitannya dengan

perekonomian acuan, yaitu wilayah yang lebih luas. Dalam hal ini

adalah wilayah Kota Salatiga dikaitkan dengan Provinsi Jawa Tengah.

Variabel yang digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kota Salatiga dan Provinsi Jawa Tengah. diketahui bahwa

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

pada tahun 1994/1995 komponen pertumbuhan PDRB toal Kota

Salatiga (Gj) adalah sebesar 14785,71 padahal pertumbuhan PDRB

total Jateng (Nj) sebesar 15113,32 ini berarti terjadi penyimpangan

dari National Share dalam pertumbuhan PDRB, dalam hal ini

diperoleh nilai penyimpangan negatif sebesar 327,61 dan ini

menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Salatiga lebih lambat

dari pada Pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah. Dan untuk tahun

1995/1996 dari kedua komponen tersebut masih terjadi penyimpangan

yang berarti pertumbuhan Kota Salatiga lebih lambat dari pada

pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

(Gj) sebesar 15574,55 dan nilai (Nj) sebesar 16105,76 dan diperoleh

nilai penyimpangan negative sebesar 531,21.

Pada Tahun 1996/1997 nilai (Gj) turun menjadi 8815,62 dan nilai (Nj)

juga mengalami penurunan menjadi 7151,90 untuk nilai (Gj-Nj)

penyimpangan naik menjadi sebesar 1663,72 menunjukkan

pertumbuhan PDRB Kota Salatiga masih lebih cepat dibanding

Provinsi Jawa Tengah, tahun 1997/1998 laju pertumbuhan PDRB Kota

Salatiga lebih cepat dari pada laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa

Tengah. Hal ini ditandai dengan nilai (Gj) sebesar -3710,72 dan nilai

(Nj) sebesar -28769,26 sehingga penyimpangannya mempunyai nilai

positif. Pada tahun 1998/1999 nilai (Gj) sebesar 4312,9 dan nilai (Nj)

sebesar 8425,80 dan nilai penyimpangannya negatif 4112,89. Hal ini

memmjukkan bahwa laju pertumtiuhan PDRB Kota Salatiga lebih

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

lambat dari pada laju pertumbuhan PDRB di Provinsi Jawa Tengah.

Untuk tahun 1999/2000 laju pertumbuhan PDRB Kota Salatiga jugs

masih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan Provinsi Jawa

Tengah, hal ini ditunjukkan dengan nilai (Gj) sebesar 8761,04 dan

nilai (Nj) sebesar 9645,57 sehingga masih terjadi penyimpangan

dengan nilai negatif 884,53.

Pada tahun 2000/2001 laju pertumbuhan PDRB Kota Salatiga lebih

cepat dibangdingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa

Tengah, hal ini karena nilai penyimpangannya adalah positif, dan nilai

(Gj) adalah sebesar 9282,57 dan nilai (Nj) sebesar 8471,20. pada tahun

2001/2002 nilai (Gj) adalah 10055,30 dan nilai (Nj) sebesar 9166,09

dengan nilai penyimpangan positifyaitu 7123,03 sehingga laju

pertumbuhan PDRB Kota Salatiga lebih cepat jika dibanding dengan

laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah. dapat diketahui

bahwa Kota Salatiga berspesialisasi pada sektor ekonomi yang tumbuh

lebih cepat dan mempunyai daya saing yang meningkat dibandingkan

dengan sektor yang sama di Provinsi Jawa Tengah dimana ditunjukkan

pada nilai komponen (Dj>0). Berdasarkan perhitungan rata-rata maka

yang termasuk sektor yang mendapat prioritas untuk dikembangkan

adalah adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor

bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Hal ini berarti

bahwa sektor di atas memiliki nilai (Dj) yang positif yang

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

menunjukkan sektor yang tumbuh dengan cepat dan daya saingnya

kuat. Kota Salatiga diharapkan mampu untuk mengembangkan sektor

di atas dam melalui kebijakan-kebijakannya diharapkan mampu

meningkatkan perolehan PDRB dan Kota Salatiga dapat berkembang

maju. Sedangkan untuk sektor yang mempunyai rata-rata (Dj) negatif

(Dj<0) adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas,

dan air bersih dan sektor perdagangan, hotel.dan restoran. Hal ini

menunjukkan sektor-sektor tersebut daya saingnya rendah sehingga

pertumbuhannya lambat.

C. Kerangka Analisis

Pembangunan daerah merupakan hal yang sangat penting untuk

meningkatkan dan mengembangkan perekonomian suatu daerah. Sebagian

integral dan merupakan penjabaran pembangunan nasional, pembangunan

daerah dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai sasaran pembangunan

serta meningkatkan hasil pembangunan daerah untuk masyarakat secara adil

dan merata. Seiring dengan meningkatnya pembangunan daerah maka peran

masing-masing sektor juga akan mengalami perubahan, yang pada akhirnya

mengubah struktur perekonomian daerah.

Salah satu indikator dalam menilai terjadinya perubahan struktur

ekonomi di suatu daerah dapat dilihat melalui Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB). Dengan melihat data PDRB Kabupaten Sukoharjo dan PDRB

Jawa Tengah, akan diteliti dan dianalisis struktur ekonomi dan sektor

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

potensial di Kabupaten Sukoharjo. Untuk mengetahui perubahan struktur

ekonomi, maka digunakan alat analisis Shift Share (SS) serta digunakan

analisis Location Quotient (LQ), dan untuk mengetahui identifikasi sektor

unggulan digunakan Model Rasio Pertumbuhan (MRP), Matrik potensial dan

Model Tipologi Klassen guna melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang

potensial terutama struktur ekonomi di wilayah studi.

Gambar 2.1. Kerangka Analisis

Kondisi Perekonomian Kab. Sukoharjo

Struktur Ekonomi

Identkifikasi Sektor Unggulan

· Shift share · LQ

· MRP · Matrik Potensi · Model Tipologi Klassen

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk studi analisis

deskriptif mengenai hasil analisis pertumbuhan (laju pertumbuhan) serta

analisis kuantitatif untuk mengetahui struktur ekonomi dan sektor potensial

dalam perekonomian daerah. Sedangkan lokasi yang diambil untuk penelitian

ini adalah Kabupaten Sukoharjo.

B. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang merupakan data runtut waktu (time series) dari PDRB Kabupaten

Sukoharjo dan Propinsi Jawa Tengah selama priode waktu 2006-2010. Data

sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung tetapi

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data

diperoleh dari sumber, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Sukoharjo dan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah serta studi pustaka

yang relefan dengan penelitian ini, dengan mengambil data-data statistik serta

data-data lain yang terkait dan yang diperlukan dalam penelitian ini.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

C. Definisi Operasional Konsep Penelitian

1. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

PDRB merupakan jumlah nilai tambah (value added) yang timbul

dari semua unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu

tertentu dan dinyatakan absolut dalam rupiah per tahun (BPS Provinsi

Jawa Tengah). Untuk menghindari adanya fluktuasi kenaikan

harga/inflasi, PDRB yang dipakai adalah PDRB atas dasar harga konstan

tahun 2000, sehingga perkembangan agregat terjadi dari tahun ke tahun

merupakan perkembangan produksi riil.

2. Laju pertumbuhan sektor

Laju kenaikan sumbangan sektor ekonomi terhadap PDRB yang

diukur dalam satuan persen.

3. Sektor basis

Sektor basis merupakan sektor ekonomi yang memiliki spesialisasi

atau lebih dominan di wilayah studi dibandingkan dengan wilayah

referensi.

4. Sektor potensial

Sektor potensial merupakan sektor ekonomi yang tingkat

pertumbuhannya dominan tetapi dari sisi kontribusi terhadap PDRB relatif

kecil.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

D. TEKNIK ANALISIS

A. Teknik Analisis Struktur Ekonomi menggunakan :

1. Analisis Shift Share

Adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan

untuk menganalisis Struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur

ekonomi wilayah adminitratif yang lebih tinggi sebagai pembanding

atau referensi. Analisis ini menggunakan 3 informasi dasar yang

berhubungan satu sama lain yaitu ( Tri, 2006:112)

a. Pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional yang

menunjukan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional

terhadap perekonomian daerah.

b. Pergeseran proposional menunjukan perubahan relative kinerja

suatu sector di daerah tertentu terhadap sector yang sama di

referensi propinsi atau nasional. Pergeseran proposional ini disebut

juga pengaruh bauran industri. Pengukuran ini memungkinkan kita

untuk dapat mengetahui apakah perekonomian yang terkonsentrasi

pada industri tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang di

jadikan referensi.

c. Pergeseran diferensial, yang menunjukan tingkat kekompetitifan

suatu sector tertentu di suatu daerah dibanding tingkat propinsi.

Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh keunggulan

kompetitif.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

Formula yang digunakan untuk menggunakan analisis shift

share ini adalah sebagai berikut :

· Dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah atau hasil penjumlahan

dari pengaruh pertumbuhan propinsi :

Dij = Nij + Mij + Cij………….

· Pengaruh pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional

(national growth effect)

Nij = Eij x rn…………….

· Pergeseran proposional atau pengaruh bauran industry (industry

mix) :

Mij = Eij (rin – rn )...............

Bila Mij mempunyai tanda (+) berarti bahwa variable yang

dianalisis mempunyai tingkat pertumbuhan lebih cepat dari tingkat

pertumbuhan keseluruhan, begitu juga sebaliknya apabila mempunyai

tanda (-) maupun nol.

· Pergereran diferensial atau pengaruh keunggulan kompetitif :

Cij = Eij (rij – rin )……………..

Bila Cij bertanda positf (+) berarti bahwa sector i mempunyai

kecepatan untuk tumbuh dibandingkan dengan sector yang sama di

tingkat nasional. Sebaliknya, bila tertanda negatif (-) berarti sector i

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

mempunyai kecenderungan menghambat pertumbuhan dibandingkan

dengan sector yang sama di tingkat nasional.

Keterangan :

Dij = dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah

Nij = pengaruh pertumbuhan ekonomi provinsi

Mij = pengaruh bauran industri

Cij = keunggulan kompetitif

Eij = PDRB dari sektor i diwilayah studi j

rij = laju pertumbuhan sektor i di daerah j

rin = laju pertumbuhan sektor I propinsi

rn = laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) propinsi

2. Analisis LQ ( location Quotient )

Dengan teknik kuantitatif ini, dapat menentukan kapasitas

ekspor perekonomian daerah dan derajat kemandirian suatu sektor.

Dalam analisis LQ, kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2

golongan, yaitu (Tri, 2006;116) :

a. Kegiatan industri yang melayani pasar didaerah itu sendiri maupun

diluar daerah yang bersangkutan. Industri ini dinamakan industri

basic.

b. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah

tersebut. Jenis ini dinamakan industri local.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

Formula yang digunakan untuk menggunakan analisis LQ ini

adalah sebagai berikut (Lincolin,1999:142) :

Keterangan :

vi = pendapatan dari sektor i di tingkat kota/kabupaten

vt = pendapatan total Kabupaten

Vi = pendapatan dari sektor i ditingkat Propinsi

Vt = pendapatan total ditingkat Propinsi

Kriteria pengukuran LQ adalah sebagai berikut :

1) Jika LQ > 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat

kota/kabupaten lebih berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan

di tingkat propinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah di

kota/kabupaten memiliki keunggulan komparatif dan dikategorikan

sebagai sektor basis.

2) Jika LQ = 1, maka bisa dikatakan bahwa sektor yang bersangkutan

baik di tingkat kota/kabupaten maupun di tingkat propinsi memiliki

tingkat spesialisasi atau dominasi yang sama.

3) Jika LQ < 1, maka dikatakan bahwa sektor yang bersangkutan di

tingkat kota /kabupaten kurang berspesialisasi atau kurang dominan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

dibandingkan di tingkat propinsi. Sektor ini dalam perekonomian

daerah di kota/kabupaten dikategorikan sebagai sektor non basis.

Digunakan analisis LQ karena analisis ini memiliki kelebihan.

Kelebihan analisis LQ antara lain merupakan alat analisis sederhana

yang dapat menunjukkan struktur perekonomian suatu daerah dan

industry substitusi impor potensial atau produk-produk yang bisa

dikembangkan untuk ekspor dan menunjukkan industri-industri

potensial (sektoral) untuk dianalisis lebih lanjut. Kelemahannya antara

lain merupakan indikator kasar yang deskriptif, merupakan

kesimpulan sementara dan tidak memperhatikan struktur ekonomi

setiap daerah. Ini mengingat bahwa hasil produksi dan produktivitas

tenaga kerja di setiap daerah adalah berbeda, juga adanya perbedaan

sumber daya yang bisa dikembangkan di setiap daerah.

B. Teknik analisis Identifikasi Sektor Unggulan menggunakan :

1. Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

MRP digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi

yang potensial terutama struktur ekonomi diwilayah studi

(kota/kabupaten) dalam perbandingan dengan daerah referensi.

Dengan mengkombinasikan keduanya maka dapat diperoleh deskripsi

kegiatan ekonomi yang potensial baik di wilayah studi maupun

wilayah referensi. Pada perhitungan Model Rasio Pertumbuhan akan

diperoleh nilai riil yang selanjutnya perlu dikonvensi dengan nilai

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

nominalnya baik RPs maupun RPr. Bila hasil perhtungan nilai riil > 1

maka nilai nominal positif, sebaliknya jika hasil perhitungan nilai riil

< 1 maka nilai nominal negative. Adapun rumus perhitungan

selengkapnya sebagai beriku :

a. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr)

Perbandingan antara laju pertumbuhan sektor i pada

wilayah referensi dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB)

wilayah referensi

Keterangan :

ΔEr = perubahan pendapatan wilayah referensi pada awal dan akhir

tahun penelitian.

ΔEir = perubahan pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal

dan akhir tahun penelitian

Er = pendapatan wilayah referensi pada awal tahun penelitian.

Eir = pendapatan sektor i wilayah referensi pada awal tahun

penelitian.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

b. Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs)

Perbandingan antara laju pertumbuhan sektor i wilayah

studi dengan laju pertumbuhan sektor sejenis di wilayah referensi.

Keterangan :

ΔEij = perubahan pendapatan sektor i di wilayah studi pada awal

dan akhir penelitian

Eij = pendapatan sektor i di wilayah studi pada awal tahun

penelitian.

ΔEir = pendapatan sektor i wilayah referensi pada awal dan akhir

tahun penelitian.

Eir = pendapatan sektor i wilayah referensi pada awal tahun

penelitian.

Hasil perhitungan MRP secara umum terdapat 4 kategori, yaitu :

1) Jika nilai (+) dan (+) berate kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang menonjol,

kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

2) Jika nilai (+) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tetapi di tingkat

studi kurang menonjol.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

3) Jika nilai (-) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi kurang menonjol, tetapi ditingkat studi mempunyai

pertumbuhan menonjol.

4) Jika nilai (-) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut baik ditingkat

referensi maupun studi pertumbuhan kurang menonjol.

2. Model matrik potensi

Model matrik petensi daerah pada dasarnya diturunkan dari

rumus pertumbuhan dan rumus kontribusi. Rumus ini digunakan untuk

mengetahui posisi perekonomian di masing – masing kecamatan/

Kabupaten (Wihana Kirana, 1998 : 29 dalam mulyanto, 2006)

Tabel 3.1 Model Matriks Potensial

Sumber : Wihana Kirana 1998:29 dalam Mulyanto, 2006

Proporsi Pertumbuhan (∆)

Xi -------------------- ≤ 1 Rata – rata X

Xi -------------------- >1 Rata – rata X

∆ Xi ---------- > 1 ∆Xtotal

3) Berkembang 1) Prima

∆ Xi --------- ≤ 1 ∆Xtotal

4) Terbelakang 2) Potensial

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

Keterangan : Xi : PRDB sektor di Kabupaten

X : Total PRDB di Kabupaten ∆ : Tingkat pertumbuhan ( ∆Xi = [( Xit – Xit – 1) / Xit – 1] x 100%)

Adapun rumus untuk menghitung sumbangan/kontribusi dan

pertumbuhan adalah sebagai berikut :

a. Rumus untuk menghitung sumbangan/kontribusi PRDB masing-

masing Kecamatan terhadap PRDB Kabupaten Sukoharjo

(Lincolin, 1999 : 236 dalam Mulyanto, 2006)

KE dari Xit = 100%

Dimana :

KE : Kontribusi Ekonomi

Xit : PRDB Kecamatan i pada tahun t

b. Rumus untuk menghitung pertumbuhan PRDB masing-masing

Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo (Lincolin, 1999 : 246 dalam

Mulyanto, 2006) :

PE dari Xit = 100%

Dimana :

PE : Pertumbuhan Ekonomi

Xit : PRDB kecamatan i pada tahun t

Xit – 1 : PRDB Kecamatan i pada tahun t – 1

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 50

Rumus pada Tabel 3.1. di atas akan digunakan untuk menguji

ada tidaknya pergeseran posisi perekonomian pada masing-masing

Sektor di Kabupaten Sukoharjo, Status sektor dalam analisis ini

dibedakan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu :

1) Prima, bila rasio pertumbuhan lebih besar dari 1 dan rasio

kontribusi juga lebih dari 1.

2) Potensial, bila rasio kontribusi lebih besar dari 1, sementara rasio

pertumbuhan bernilai kurang dari atau sama dengan 1.

3) Berkembang, bila rasio pertumbuhan lebih besar dari 1, sementara

rasio kontribusi bernilai kurang dari atau sama dengan 1.

4) Terbelakang, bila rasio pertumbuhan kurang dari atau sama

dengan 1 dan rasio kontribusi bernilai kurang dari atau sama

dengan 1.

3. Model Tipologi Klassen

Rumus ini digunakan untuk mengetahui status perekonomian

di masing-masing sektor di Kabupaten Sukoharjo (Sjafrizal, 1997:30

dalam Mulyanto, 2006 )

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

Tabel 3.2 Model Tipologi Klassen

PDRB per sektor

( X)

Pertumbuhan (∆)

Xi > X Xi > X

∆Xi > ∆X 3) Berkembang

Cepat

4) Maju dan

Cepat Tumbuh

∆Xi < ∆X 1 ) Relatif

Tertinggal

2 ) Maju tapi

Tertekan

Sumber : Sjafrizal (1997) dalam Mulyanto, 2006 Catatan Xi : PDRB Per Kapita di salah satu Daerah. X : PDRB Per Kapita di daerah yang lebih tinggi. Δ : Tingkat Pertumbuhan (DXi = [(Xit-Xit-1)/Xit-1] x 100%). ΔXi : Pertumbuhan PDRB di salah satu Daerah. ΔX : Pertumbuhan PDRB di Daerah yang lebih tinggi.

Rumus Pada Tabel 3.2. akan digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya pergeseran status perekonomian dari masing-masing sektor di

Kabupaten Sukoharjo.

Rumus ini mempunyai makna:

1) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat

pertumbuhan PDRB lebih kecil dari tigkat pertumbuhan PDRB

lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB di Kabupaten

Sukoharjo dan mempunyai PDRB Perkapita yang juga lebih kecil

dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 52

di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah Relatif

Tertinggal.

2) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat

pertumbuhan PDRB lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo, namun mempunyai PDRB Perkapita yang

lebih besar dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka

perekonomian di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai

Daerah Maju tapi Tertekan

3) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat

pertumbuhan PDRB lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo, namun mempunyai PDRB Perkapita yang

lebih kecil dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka

perekonomian di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai

Daerah Berkembang Cepat.

4) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat

pertumbuhan PDRB lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo, dan mempunyai PDRB Perkapita yang lebih

besar dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka

perekonomian di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai

Daerah Maju dan Cepat Tumbuh.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah

Kabupaten Sukoharjo adalah sebuah Kabupaten yang termasuk

dalam Provinsi Jawa Tengah yang terletak di bagian tenggara Provinsi Jawa

Tengah dan diapit oleh 6 Kabupaten/Kota yaitu Kota Surakarta dan

Kabupaten Karanganyar di sebelah Utara, di sebelah Tengah berbatasan

dengan Kabupaten Karanganyar, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan

dengan Kabupaten gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri, serta

sebalah Barat berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali.

Secara geografis, Kabupaten Sukoharjo terletak di antara 110 57’

33.70” LS - 110 42’ 6.79” LS dan 7 32’ 17.00” BT - 7 49’ 32.00” BT.

Topografi wilayah sebagian besar berada di dataran (95 persen), sedangkan 5

persen terletak di lereng pegunungan. Bengawan Solo membelah kabupaten

ini menjadi dua bagian. Bagian utara pada umumnya merupakan dataran

rendah, sedang bagian selatan adalah dataran tinggi dan pegunungan. Seluruh

desa/kelurahan di Sukoharjo merupakan desa bukan pesisir, dengan

ketinggian berkisar antara 89 hingga 693 meter dari permukaan laut.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54

Ketinggian lahan berdasarkan relief, Kabupaten Sukoharjo dapat

dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu daerah datar meliputi

Kecamatan Kartasura, Baki, Gatak, Grogol, Sukoharjo dan Mojolaban

sedangkan daerah yang miring meliputi Kecamatan, Polokarto, Bendosari,

Nguter, Bulu, Nguter dan Weru. Tempat tertinggi diatas permukaan air laut

adalah Kecamatan Polokarto yaitu 125 m dpl dan yang terendah adalah

Kecamatan Grogol yaitu 80 m dpl.

Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12

Kecamatan yang terdiri dari 150 Desa dan 17 Kelurahan, 2.019 Dukuh, 1.471

Rukun Warga (RW) dan 4.567 Rukun Tetangga (RT). Wilayah Kabupaten

Sukoharjo terbagi dalam 12 kecamatan yaitu Kecamatan Weru, Kecamatan

Bulu, Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Nguter,

Kecamatan Bendosari, Kecamatan Polokarto, Kecamatan Mojolaban,

Kecamatan Grogol, Kecamatan Baki, Kecamatan Gatak dan Kecamatan

Kartasura.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Presentase Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

No Kecamatan Luas (Ha) Presentase (%)

1 Weru 4.198 9,00

2 Bulu 4.386 9,40

3 Tawangsari 3.998 8,57

4 Sukoharjo 4.458 9,55

5 Nguter 5.488 11,76

6 Bendosari 5.299 11,36

7 Polokarto 6.218 13,32

8 Mojolaban 3.554 7,62

9 Grogol 3.000 6,43

10 Baki 2.197 4,71

11 Gatak 1.947 4,17

12 Kartasura 1.923 4,12

Jumlah 46.666 100 Sumber : Sukoharjo Dalam Angka Tahun 2010

Luas Kabupaten Sukoharjo tercatat sebesar 46.666 Ha atau sekitar

1,43% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan terluas di

Kabupaten Sukoharjo adalah Kecamatan Polokarto dengan luas wilayah

sebesar 6.218 Ha sedangkan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Kartasura

yaitu seluas 1.923 Ha atau 4% dari luas Kabupaten Sukoharjo.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

2. Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2010 tercatat

sebanyak 846.978 jiwa yang terdiri dari 419.438 laki-laki (49,52%) dan

427.540 perempuan (50,48%). Apabila dilihat dari penyebaran penduduk,

Kecamatan Grogol adalah kecamatan dengan jumlah penduduk paling besar

yaitu sebesar 104.055 jiwa yang diikuti Kecamatan Kartasura dengan 92.145

jiwa dan Kecamatan Sukoharjo dengan 85.166 jiwa. Sedangkan jumlah

penduduk paling kecil dimiliki oleh Kecamatan Gatak yaitu sebesar 48.772

jiwa.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010

Kecamatan Tahun Persentase (%) 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010

Weru 66.297 66.565 66.743 66.833 66.893 8.02 8.00 7.97 7.93 7.90 Bulu 51.633 51.584 51.600 51.661 51.418 6.25 6.20 6.16 6.13 6.07 Tawangsari 57.858 58.151 58.450 58.793 58.885 7.00 6.99 6.98 6.97 6.95 Sukoharjo 82.545 83.224 83.948 84.742 85.166 9.99 10.01 10.03 10.05 10.06 Nguter 64.249 64.291 64.364 64.435 64.528 7.78 7.73 7.69 7.64 7.62 Bendosari 65.750 66.256 66.823 67.411 67.734 7.96 7.97 7.98 8.00 8.00 Polokarto 73.552 73.867 74.173 74.474 74.900 8.90 8.88 8.86 8.83 8.84 Mojolaban 77.269 78.022 78.465 79.039 79.427 9.35 9.38 9.37 9.37 9.38 Grogol 99.989 101.123 102.307 103.232 104.055 12.10 12.16 12.22 12.24 12.29 Baki 51.513 51.868 52.337 52.900 53.055 6.23 6.24 6.25 6.27 6.26 Gatak 47.286 47.694 48.058 48.537 48.772 5.72 5.74 5.74 5.76 5.76 Kartasura 88.348 88.968 90.011 91.070 92.145 10.69 10.70 10.75 10.80 10.88 Jumlah 826.289 831.613 837.279 843.127 846.978 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : Sukoharjo Dalam Angka Tahun 2006-2010 (data diolah)

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 57

Dalam kurun waktu 2006-2010 penduduk Kabupaten Sukoharjo

mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 20.689 jiwa. Pada tahun 2006

penduduk Kabupaten Sukoharjo tercatat sebesar 826.289 jiwa sedangkan pada

tahun 2010 jumlah penduduknya sebesar 846.978 jiwa. Laju pertumbuhan

tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,70% sedangkan laju

pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,46%.

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010

Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Pertumbuhan

(%)

2006 826.289 0,62 2007 831.613 0,64 2008 837.279 0,68 2009 843.127 0,70 2010 846.978 0,46

Sumber : Sukoharjo Dalam Angka Tahun 2010

3. Deskripsi Pertanian.

1) Pertanian

Pembangunan bidang pertanian di Kabupaten Sukoharjo

diusahakan untuk meningkatkan produksi dan prodiktufitas serta

kebutuhan gizi masyarakat; meningkatkan kesempatan usaha, lapangan

kerja dan kesejahteraan petani; meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan petani dan petugas juga mengalakan pemanfaatan pupuk

organik dan penaman padi organik. Dalam malaksanakan pembangunan

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

pertanian tanaman pangan ternyata dapat memberikan hasil sesuai yang

diharapkan (memantapkan sistem ketahanan pangan dan pengembangan

agribisnis), namun dipihak lain masih terdapat beberapa masalah yang

menjadi faktor penghambat dalam mencapai program yang memerlukan

upaya-upaya pemecahan dengan optimalisasi pemanfaatan sumber alam,

sumberdaya manusia, teknologi dan lain sebagainya.

Luas lahan pertanian kabupaten Sukoharjo tahun 2009 seluas

21.257 Ha naik dari luas lahan pada tahun 2008 (21.111 Ha) dan pada

tahun 2010 turun menjadi 21.098 Ha. Penurunan pada tahun 2010 terjadi

akibat banyak alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke perumahan, dan

industri. Sebagian besar adalah sawah berpengairan teknis (14.850 hektar),

selebihnya setengah teknis, sederhana dan tadah hujan. Sumberdaya lahan

pertanian produktif pada beberapa tahun terakhir (2006–2010) mengalami

penyusutan. Panen dan produksi baik padi, jagung dan kedelai mengalami

penurunan yang disebabkan antara lain adanya pembangunan perumahan

dan industri semakin mempercepat alih fungsi lahan pertanian untuk

penggunaan nonpertanian, seperti industri dan rumah tangga semakin

meningkat dan berdampak pada penyediaan air untuk pertanian yang

kurang proposional, sehingga kelangkaan air makin dirasakan, serta

penurunan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan akibat pencemaran

berdampak menurunnya produktivitas pertanian.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 59

Luas areal panen padi selama 4 tahun terakhir (2006–2010)

semakin menurun, untuk tahun 2010 terdapat 46.500 Ha, bila

dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami penurunan 3948 ha. Luas

areal panen jagung, tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 turun

161 Ha. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya permintaan komoditi jagung

sehingga memberikan ada kencerungan petani menanam komoditi lain.

Untuk produksi padi selama 4 tahun terakhir (2006– 2010), untuk tahun

2010 dibandingkan tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 73.870 ton,

Sedangkan kedelai tahun 2010 mengalami penurunan produksi yaitu

menjadi sebesar 8.990 ton dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai

9.243 ton atau mengalami penurunan sebesar 253 ton, dan Produksi

jagung tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 ada kenaikan sebesar

3.878 ton sejalan dengan kenaikan luas areal panen.

2) Kehutanan dan Perkebunan

Potensi Sumberdaya hutan di Kabupaten Sukoharjo meliputi

hutan negara 390 Ha dengan hasil kayu bulat 2.738,8 m3, kayu olahan

1.925m3. Pada tahun 2010 beberapa komoditi tanaman perkebunan yang

mempunyai andil yang cukup besar diantaranya kelapa (1.263,57 ha), tebu

(972,12 ha), kapuk (509,74 ha) dan mete (502,51 ha). Hasil komoditi

perkebunan meliputi kelapa, cengkeh, kapuk, mete, tebu, tembakau jawa,

wijen. Pada Tabel 4.4 dibawah dapat diperlihatan bahwa antara tahun

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

2006 dan 2010 komoditas perkebunan pada sebagian besar komoditas

mengalami penurunan.

Tabel 4.4 Produksi Hasil Perkebunan Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010

No Komoditi Produksi Tahunan

2006 2007 2008 2009 2010

1 Kelapa 538.54 271,68 250,15 545.52 141,59

2 Cengkeh 0,86 0,66 0,51 0.65 0,59

3 Kapuk 55,4 53,2 52,34 57 53,00

4 Mete 56,2 51,09 50,1 52,45 50,03

5 Tebu 3.147,89 3.661,19 3.702,31 2.858 2943,00

6 T. Jawa 2.908,00 2.502,00 2.411,14 3.004,65 2.863,00

7 Empon 711 306,26 215,35 987,65 813,56

8 Wijen 21,39 15,45 13,7 15,02 14,26

9 Lada 0 0 0 0 0,00

10 Kemiri 0 0 0 0 0,00

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Sukoharjo (beberapa tahun terbitan)

3) Peternakan.

Perkembangan kondisi dan situasi peternakan mulai menunjukan

tingkat keberhasilan yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat

ditengarai oleh beberapa komponen pembangunan peternakan yang

bergeser pada kondisi perbaikan. Beberapa komponen yang sangat

mempengaruhi terhadap pembangunan peternakan adalah meningkatnya

beberapa populasi ternak utamanya yang dialami oleh jenis ternak ayam

buras, ayam ras pedaging dan ayam ras petelur. Disamping itu secara

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

bertahan juga dipengaruhi oleh laju peningkatan pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Sukoharjo. Populasi ternak di Kabupaten Sukoharjo

merupakan potensi dibidang peternakan. Jumlah ternak yang ada akan

berpengaruh terhadap produksi peternakan.

Pada tahun 2010 terdapat beberapa jenis ternak mengalami

penurunan populasi dengan penurunan terbesar pada populasi kerbau yang

mencapai 12,47% dari jumlah populasi pada tahun 2009 sebesar 1.587

ekor menjadi 1.389 ekor pada tahun 2009. Kenaikan populasi paling

terjadi pada ternak ayam dan itik. Populasi ayam mengalami kenaikan

sebesar 4,47% dari 3.278.684 ekor pada tahun 2009 menjadi 3.425.439

pada tahun 2010 dan populasi itik sebesar 1,13% dari 101.024 ekor pada

tahun 2009 menjadi 102.170 ekor pada tahun 2010.

4. Deskripsi Ekonomi 1) Mata Pencaharian

Tabel 4.5 Penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja

Menurut lapangan usaha utama di Kabupaten Sukoharjo tahun 2009-2010

No Uraian Tahun Persentase (%) 2009 2010 2009 2010

1 Pertanian, perkebunan & kehutanan 104.955 75.912 25.35 18.95 2 Pertambangan dan galian 0 0 0.0 0.0 3 Industri pengolahan 93.651 108.310 22.62 27.04 4 Listrik, gas dan air 1.063 1.417 0.26 0.35 5 Konstruksi/Bangunan 28.604 30.825 6.91 7.70 6 Perdagangan 102.050 101.472 24.65 25.33 7 Transportasi, Komunikasi 18.313 17.576 4.42 4.39 8 Keuangan, real estate 3.638 8.396 0.88 2.10 9 Jasa 61.784 56.618 14.92 14.14 Jumlah 414.058 400.526 100.0 100.0

Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo (data diolah)

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 62

Pada tahun 2010 jumlah penduduk yang bekerja pada lapangan

usaha pertanian mencapai 75.912 (18.95%) turun dari jumlah pada tahun

2009 yaitu sebesar 104.955orang (25.35%) dari sisi persentase juga

mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010

sektor pertanian mengalami penurunan jumlah tenaga kerja. Hal ini

diperkirakan akibat dari penurunan luas lahan pertanian dan perpindahan

tenaga kerja pada sektor lain. Lapangan usaha lain yang juga banyak

menyerap tenaga kerja pada tahun 2010 masih tetap industri pengolahan

yang mengalami peningkatan menjadi 108.310 (27.04%) orang naik dari

tahun 2009 sebanyak 93.651 orang (22.62%). Konstruksi pada tahun 2010

sebesar 30.825 (7,70%) orang naik dari jumlah tahun 2009 sebanyak

28.604 orang (6,91%).

5. Deskripsi Industri.

Pembangunan sektor industri untuk menumbuh kembangkan home

industri di pedesaan sesuai potensi desa, meningkatkan peran industri kecil

dan menengah dalam memperdayakan ekonomi kerakyatan, dan memperkuat

penguasaan teknologi peralatan dalam upaya pencapaian akses pasar dan

penguasaan modal. Sektor industri dalam pembangunan ekonomi Kabupaten

Sukoharjo mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan

perkonomian daerah yaitu mencapai 30,46% pada tahun 2006 dan pada tahun

2007 turun menjadi 29,55%, dan turun kembali menjadi 29,52% pada tahun

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 63

2008. Sedangkan pada tahun 2009 berkontribusi sebesar 29,10%. Sektor

industri merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Sukoharjo.

Penurunan tingkat persentase merupakan dampak dari krisis ekonomi global

yang efek buruknya yaitu penurunan permintaan barang ekspor pada tahun

2009 sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan dan berakibat menurunnya

nilai investasi.

Jumlah unit usaha industri kecil, menengah dan besar di Kabupaten

Sukoharjo pada tahun 2007 sebanyak 16.036, pada tahun 2008 mengalami

peningkatan sebesar 2,58% menjadi 16.450 dan pada tahun 2009 mengalami

kenaikan 3,02% menjadi 16.541. Penyerapan tenaga kerja pada tahun 2008

sebanyak 133.550 mengalami kenaikan sebesar 3,29% jika dibandingkan

dengan kondisi penyerapan tenaga kerja pada tahun sebelumnya yaitu 2007

dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan 2,57% dari tahun 2008 atau

menjadi 136.987 orang.

Tabel 4.6 Jumlah unit Usaha Industri Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010 2007 2008 2009 2010

Kecil 15846 15846 16296 16377

menengah 141 155 187 210

Besar 49 55 58 78

Jumlah 16036 16056 16541 16662 Sumber : Dinas Perindagkop Kabupaten Sukoharjo.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 64

Nilai produksi yang dihasilkan pada tahun 2008 mengalami

kenaikan dari tahun 2007 sebesar 8,02% dan naik 1,75% pada tahun 2009 atau

menjadi Rp 6.299.147 juta. Penurunan nilai kenaikan dari tahun 2008 ke 2009

bila dibandingkan dengan tahun 2007 ke tahun 2008 menunjukkan pengaruh

krisis melanda di dalam lingkungan perindustrian di Kabupaten Sukoharjo.

Untuk tahun 2010 telah menunjukkan pemulihan yang lebih baik.

6. Deskripsi Sosial

1) Pendidikan

Pembangunan pendidikan merupakan salah satu pilar utama

pembangunan dalam rangka menyiapkan Sumber daya Manusia yang

berkualitas. Dalam rangka menyiapkan kecerdasan kehidupan bangsa

setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan

pendidikan yang bermutu, setidak-tidaknya menyelesaikan pendidikan

minimal pendidikan dasar 9 tahun. Salah satu bagian pembangunan

pendidikan dapat ditunjukkan dari jumlah sekolah yang ada di Kabupaten

Sukoharjo.

Jumlah sarana dasar prasekolah di Kabupaten Sukoharjo

khususnya untuk pendidikan TK tahun ajaran 2009/2010 terdapat 338 TK.

Hal ini mengalami penurunan 1 sekolah dari tahun ajaran 2007/2008 yang

berjumlah 339 sekolahan. Dilihat dari jumlah penyelenggaraan pendidikan

sekolah dasar pada tahun 2009/2010 jumlah SD yaitu 482 unit. Jumlah ini

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 65

mengalami kenaikan sebesar 1 SD dibandingkan tahun ajaran 2008/2009

sebelumya, hal ini merupakan perkembangan yang baik bagi upaya

peningkatan pendidikan di Kabupaten Sukoharjo khususnya berdirinya SD

swasta dengan kualifikasi Standar Nasional atau program khusus.

Diihat dari jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah sekolah SLTP yaitu 62 unit, jumlah

ini mengalami kenaikan sebesar 1 unit SLTP dibandingkan tahun ajaran

2008/2009 sebelumnya. Untuk jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU)

pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah sekolah SMU yaitu 22 unit, jumlah

ini mengalami kenaikan sebesar 2 unit SMU dibandingkan tahun ajaran

2008/2009 sebelumnya. Sedangkan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah sekolah tidak mengalami

perubahan, dari tahun ajaran sebelumnya 2008/2009.

2) Kesehatan

Jumlah sarana kesehatan sangat diperlukan sebagai upaya untuk

kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran swasta cukup tinggi.

Pada tahun 2010 jumlah Rumah Sakit sebanyak 8 buah sedangkan sarana

lain seperti puskesmas 12 buah, rumah bersalin 23 buah. Jumlah penderita

penyakit tertentu paling banyak diare yaitu 23.652 jiwa. Untuk

meningkatkan daya tahan tubuh balita, maka diperlukan kegiatan

imunisasi. Adapun jenis imunisasi yaitu BCG, DPT, TFT, Polio dan

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

Campak/ Morbili. Untuk penyakit menular, diare menduduki peringkat

pertama disusul penyakit Demam Berdarah.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Shift Share

Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari

pertumbuhan Propinsi Jawa Tengah sebagai daerah referensi (Nij) terhadap

perekonomian di Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah studi. Untuk

mengetahui pertumbuhan PDRB riil selama tahun penelitian yaitu 2006-2010

dan untuk mengetahui pengaruh dari bauran industri (Mij) dan Keunggulan

Kompetitif (Cij) terhadap perekonomian di Kabupaten Sukoharjo.

Perubahan relatif struktur ekonomi Kabupaten Sukoharjo dapat

disebabkan hal-hal sebagai berikut:

· Pertumbuhan ekonomi Propinsi atau nasional (national growth effect),

menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional

terhadap perekonomian Kabupaten Sukoharjo.

· Pergeseran proporsional (proportional shift), menunjukkan perubahan

relatif (naik/turun) kinerja suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo terhadap

sektor yang sama di Propinsi Jawa Tengah. Pergeseran proporsional

disebut juga pengaruh bauran industri (industry mix).

· Pergeseran diferensial (differential shift), menunjukkan tingkat

kekompetitifan kinerja suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo disbanding

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

Propinsi Jawa Tengah. Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh

keunggulan kompetitif.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Shift share Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010

(dalam jutaan rupiah)

No Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij

1 Pertanian 5.077.764,14 -2.206.549,11 1.548.938,39 4.420.153,42 2 Pertambangan 194.882,84 72.529,85 -213.869,74 53.542,95 3 Industri Pengolahan 7.472.555.92 768.569,00 -2.454.107,98 5.787.016,94 4 Listrik, Gas, dan air Bersih 256.746,99 47.664,19 50.163,16 354.574,34 5 Bangunan 1.058.160,54 232.751,31 -74.413,91 1.216.497,94 6 Perdagangan 6.976.563,36 509.616,83 -1.371.317,42 6.114.862,78

7 Angkutan dan perhubungan

1.098.046,43 293.719,49 -295.840,61 1.095.925,28

8 Keuangan, Persewaan,Jasa pers

861.330,40 197.085,61 -86.284,40 972.131,61

9 Jasa-Jasa 2.045.843,03 128.588,04 174.672,08 2.349.103,16 Total 25.041.893,50 43.975,19 -2.722.060,42 22.363.808,42

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah)

Keterangan : Nij = pengaruh pertumbuhan propinsi Mij = pengaruh bauran industri Cij = pengaruh keunggulan kompetitif Dij = dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah

Dengan menggunakan analisis Shift Share dapat dilihat pada Tabel 4.7

bahwa selama periode tahun 2006-2010, PDRB Kabupaten Sukoharjo

mengalami kenaikan kinerja perekonomian daerah sebesar Rp 22.363.808,42

Hal ini dapat dilihat dari nilai (Dij) yang positif di seluruh sektor ekonomi.

Dari total perubahan PDRB tersebut, pertumbuhan ekonomi propinsi, yang

menunjukkan bagaimana pengaruh ekonomi Propinsi Jawa Tengah terhadap

perekonomian Kabupaten Sukoharjo menunjukkan nilai positif (Nij) pada

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 68

setiap sektor ekonomi dengan total nilai Rp 25.041.893,50. Begitu juga

komponen bauran industri (Mij) dengan yang menunjukkan pengaruh positif

terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 43.975,19.

Sedangkan pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) menunjukkan

pengaruh yang negatif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo

sebesar Rp 2.722.060,42.

Hasil analisis shift share masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten

Sukoharjo adalah sebagai berikut:

1) Sektor pertanian

Sektor pertanian berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-

2010 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pengaruh komponen

pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini mempunyai pengaruh positif

terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp

5.077.764,14. Sehingga sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengaruh dari

komponen bauran industri (Mij) mempunyai efek negatif sebesar Rp

2.206.549,11, hal ini berarti bahwa sektor ini tumbuh relatif lebih lambat

dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa

Tengah.

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor pertanian

mempunyai efek positif sebesar Rp 1.548.938,39, Untuk jumlah

keseluruhan (Dij), sektor pertanian menunjukkan jumlah yang positif

sebesar Rp 4.420.153,42 yang mempunyai arti bahwa sektor pertanian di

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 69

Kabupaten Sukoharjo pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

2) Sektor pertambangan dan penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Sukoharjo

berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh

pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan

pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar

Rp 194.882,84 ,sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan

pengaruh komponen bauran industri (Mij) juga memberikan pengaruh

yang positif sebesar Rp 72.529,85

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) sektor

pertambangan dan penggalian memberikan pengaruh yang negative

sebesar Rp 213.869,74 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan

relatif lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa

Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan

penggalian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 53.542,95 yang

berarti bahwa sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten

Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor

sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

3) Sektor Industri

Sektor Industri di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift

Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen

pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif

terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp

7.472.555,92. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan

pengaruh komponen bauran industri (Mij) juga memberikan pengaruh

yang positif sebesar Rp 768.569,00

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Industri

memberikan pengaruh yang negative sebesar Rp 2.454.107,98 sehingga

sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan

sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan

(Dij), sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang

positif sebesar Rp 5.787.016,94 yang berarti bahwa sektor Industri di

Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

4) Sektor Listrik, Gas, dan Air

Sektor Listrik, Gas, dan Air di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan

analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh

komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh

positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp

256.746,99. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan

pengaruh komponen bauran Industi (Mij) juga memberikan pengaruh yang

positif sebesar Rp 47.664,19

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Listrik,

Gas, dan Air memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 50.163,16

sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih cepat

dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk

jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan penggalian

menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 354.574,37 yang berarti

bahwa sektor Listrik, Gas, dan Air di Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif

lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi

Jawa Tengah.

5) Sektor Bangunan

Sektor Bangunan di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis

Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen

pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif

terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp

1.058.160,54. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan

pengaruh komponen bauran Bangunan (Mij) juga memberikan pengaruh

yang positif sebesar Rp 232.751,31

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Bangunan

memberikan pengaruh yang negative sebesar Rp 74.413,91 sehingga

sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan

sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan

(Dij), sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang

positif sebesar Rp 1.216.497,94 yang berarti bahwa sektor Bangunan di

Kabupaten Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran di Kabupaten Sukoharjo

berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh

pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan

pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar

Rp 6.976.563,36. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan

pengaruh komponen bauran Perdagangan, Hotel dan Restoran (Mij) juga

memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 509.616,83

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan pengaruh yang negatife

sebesar Rp 1.371.317,42 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan

relatif lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa

Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor perdagangan, Hotel dan

Restoran menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 6.114.862,78 yang

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 73

berarti bahwa sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran di Kabupaten

Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor

sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kabupaten Sukoharjo

berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh

pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan

pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar

Rp 1.098.046,43. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan

pengaruh komponen bauran Pengangkutan dan Komunikasi (Mij) juga

memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 293.719,49

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor

Pengangkutan dan Komunikasi memberikan pengaruh yang negative

sebesar Rp 295.840,61 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan

relatif lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa

Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan

penggalian menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 1.095.925,28

yang berarti bahwa sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kabupaten

Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor

sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 74

8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers di Kabupaten

Sukoharjo berdasarkan analisis Shift Share selama 2006-2010 yang

dipengaruhi oleh pengaruh komponen pertumbuhan propinsi (Nij), sektor

ini memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten

Sukoharjo sebesar Rp 861.330,40. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat

dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa

Tengah. Sedangkan pengaruh komponen bauran Keuangan, Persewaan

dan Jasa Pers (Mij) juga memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp

197.085,61

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers memberikan pengaruh yang negative

sebesar Rp 86.284,40 sehingga sektor ini mempunyai pertumbuhan relatif

lebih lambat dibandingkan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Untuk jumlah keseluruhan (Dij), sektor pertambangan dan penggalian

menunjukkan jumlah yang positif sebesar Rp 972.131,61 yang berarti

bahwa sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers di Kabupaten Sukoharjo

tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di

tingkat Propinsi Jawa Tengah.

9) Sektor Jasa-jasa

Sektor Jasa-jasa di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan analisis Shift

Share selama 2006-2010 yang dipengaruhi oleh pengaruh komponen

pertumbuhan propinsi (Nij), sektor ini memberikan pengaruh positif

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 75

terhadap perubahan PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp

2.045.843,03. Sektor ini tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan

pertumbuhan sektor sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan

pengaruh komponen bauran Jasa-jasa (Mij) juga memberikan pengaruh

yang positif sebesar Rp 128.588,04

Pengaruh komponen keunggulan kompetitif (Cij) Sektor Jasa-jasa

memberikan pengaruh yang positif sebesar Rp 174.672,08 sehingga sektor

ini mempunyai pertumbuhan relatif lebih cepat dibandingkan sektor

sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Untuk jumlah keseluruhan (Dij),

sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan jumlah yang positif

sebesar Rp 2.349.103,16 yang berarti bahwa sektor Jasa-jasa di Kabupaten

Sukoharjo tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor

sejenis di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

2. Analisis LQ (location Quotient)

Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk menentukan basis

ekonomi suatu daerah atau wilayah dari kriteria kontribusi. Melalui analisis

ini dapat diketahui sektor-sektor yang memiliki kelebihan produksi sehingga

mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain. Sektor yang mampu

mengekspor ke daerah atau wilayah lain disebut dengan sektor basis,

sedangkan sektor yang tidak mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain

disebut dengan sektor non basis.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 76

Terdapat 3 kategori dari hasil Location Quotient (LQ) dalam

perekonomian yaitu :

1) Jika LQ > 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

lebih berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan di tingkat propinsi.

Sektor ini dalam perekonomian daerah dikota/kabupaten memiliki

keunggulan komparatif dan dikategorikan sebagai sektor basis.

2) Jika LQ = 1, maka sektor ynag bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

maupun di tingkat propinsi memiliki tingkat spesialisasi atau dominasi

yang sama.

3) Jika LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

kurang berspesialisasi atau kurang dominan dibandingkan di tingkat

propinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah di kota atau kabupaten

dikategorikan sebagai sektor non basis.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 77

Berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ) dari PDRB

Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Sukoharjo diperoleh hasil :

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 Kabupaten Sukoharjo.

No Lapangan Usaha Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata

1 Pertanian 0.98 1.01 1.02 1.02 1.09 1.02 Non basis

Basis Basis Basis Basis Basis

2 Pertambangan 0.75 0.72 0.71 0.68 0.66 0.70 Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

3 Industri Pengolahan 0.95 0.94 0.94 0.96 0.90 0.94 Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

4 Listrik, Gas, dan air Bersih 1.14 1.22 1.22 1.25 1.23 1.21 Basis Basis Basis Basis Basis Basis

5 Bangunan 0.74 0.74 0.73 0.72 0.73 0.73 Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

6 Perdagangan 1.32 1.31 1.31 1.30 1.30 1.31 Basis Basis Basis Basis Basis Basis

7

Angkutan dan perhubungan

0.88 0.86 0.85 0.83 0.84 0.85

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

8

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

0.93 0.93 0.93 0.92 0.93 0.93

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

9 Jasa-Jasa 0.78 0.78 0.81 0.82 0.82 0.80 Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Non basis

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah)

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 78

Berdasarkan pada Tabel 4.8 hasil perhitungan rata-rata Location

Quotient (LQ) Kabupaten Sukoharjo tahun 2006-2010 dapat diketahui bahwa

pada Kabupaten Sukoharjo yang menjadi sektor basis atau yang hasil rata-rata

LQ > 1 yaitu:

· Sektor Pertanian (1.02)

· Sektor Listrik, Gas, Air bersih (1.21)

· Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (1.31)

Sektor Pertanian, sektor Listrik, Gas, Air bersih dan Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran akomodasi tersebut yang merupakan sektor

yang memiliki keunggulan kompetitif di Kabupaten Sukoharjo dan lebih

dominan bila dibandingkan di tingkat Propinsi Jawa Tengah serta

dikategorikan sebagai sektor basis yang mampu memenuhi kebutuhan daerah

atau wilayahnya dan mampu diekspor ke luar daerah. Sektor basis tersebut

diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan PDRB dan menciptakan

lapangan pekerjaan yang baru. Peningkatan pendapatan PDRB akan mampu

menaikkan permintaan industri basis serta peningkatan industri non basis

sehingga dapat mendorong kenaikan investasi industri tersebut. Dengan

diketahuinya sektor basis tersebut, maka akan mudah untuk meningkatkan

PDRB Kabupaten Sukoharjo karena sektor-sektor tersebut layak untuk

dikembangkan.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 79

Sektor yang memiliki rata-rata LQ < 1 di Kabupaten Sukoharjo pada

tahun 2006-2010 yaitu sektor :

· Sektor Pertambangan dan penggalian (0.70)

· Sektor Industri pengolahan (0.94)

· Sektor Bangunan (0.73)

· Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (0.85)

· Sektor Keuangan, persewaan dan jasa pers (0.93)

· Sektor Jasa-jasa (0.80)

Sektor-sektor tersebut tergolong sektor non basis karena sektor

tersebut di tingkat Kabupaten Sukoharjo kurang berspesialisasi atau kurang

dominan dibandingkan di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Analisis LQ dari Tahun 2006 -2010

Sumber : Hasil analisis

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 80

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat perkembangan analisis LQ dari

tahun 2006 -2010. Pada sektor pertanian dari tahun 2006 sektor ini mengalami

sektor non basis (0.98) dan tahun 2007-2010 sektor petanian mengalami

peningkatan menjadi sektor basis, hal ini dapat diketahui sektor pertanian

memiliki kelebihan produksi sehingga mampu mengekspor ke daerah atau

wilayah lain. Sektor pertambangan dari tahun 2006-2010 mengalami sektor

non basis, pada tahun ketahun sektor ini mengalami penurunan terlihat pada

2006 yaitu 0.75 dan tahun 2010 menjadi 0.66, hal ini diketahui sektor

pertambangan tidak mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain.

Sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor angkutan dan

perhubungan, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

mengalami sektor non basis, sektor ini dari tahun 2006-2010

perkembangannya lebih tetap atau konstan dari tahun ketahun. Sektor listrik,

gas, dan air bersih mengalami sektor basis, sektor ini dari tahun 2006-2010

mengalami peningkatan terlihat pada tahun 2006 yaitu 1.14 dan tahun 2010

menjadi 1.23. Pada sektor perdagangan mengalami sektor basis dari tahun

2006-2010 walaupun sektor perdagangan termasuk sektor basis tapi dalam

perkembangannya dari tahun ketahun lebih tetap atau konstan dalam laju

perkembanganya, hal ini terlihat pada gambar 4.1. Sektor jasa-jasa mengalami

perkembangan yang meningkat dari tahun ketahun walaupun sektor jasa-jasa

termasuk sektor non basis tapi perkembangannya dari tahun 2006-2010

mengalami peningkatan, pada tahun 2006 yaitu 0.78 dan tahun 2010 menjadi

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 81

0.82.

3. Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Alat analisis ini digunakan untuk melihat deskripsi sektor ekonomi

potensial di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan kriteria pertumbuhan. Dalam

analisis ini dapat diketahui deskripsi kegiatan ekonomi terutama struktur

ekonomi dari wilayah Propinsi Jawa Tengah.

Terdapat 4 (empat) kategori hasil perhitungan MRP, yaitu :

a. Jika nilai (+) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi

dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang menonjol, kegiatan ini

disebut dominan pertumbuhan.

b. Jika nilai (+) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi

memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi memiliki

pertumbuhan yang kurang menonjol.

c. Jika nilai (-) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi

memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol, tapi ditingkat studi

memiliki pertumbuhan yang menonjol.

d. Jika nilai (-) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut baik pada tingkat

referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) PDRB Atas Harga

Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 Kabupaten Sukoharjo.

No Lapangan Usaha RPr RPs

R N R N 1 Pertanian 0.96 - 1.03 + 2 Pertambangan 1.00 + 0.93 -

3 Industri Pengolahan 0.99 - 0.98 - 4 Listrik, Gas, dan air Bersih 1.01 + 1.05 +

5 Bangunan 1.03 + 0.98 -

6 Perdagangan 1.01 + 0.98 - 7 Angkutan dan perhubungan 1.04 + 0.96 -

8 Keuangan, Persewaan & Jasa perusahaan 1.03 + 0.99 - 9 Jasa-Jasa 0.99 - 1.01 +

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah)

Keterangan : RPr = Rasio Pertumbuhan Referensi ( Jawa Tengah) RPs = Rasio Pertumbuhan Studi ( Kab. Sukoharjo)

Berdasarkan hasil perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

pada Tabel 4.9. di Kabupaten Sukoharjo tahun 2006-2010 menunjukkan

bahwa :

1) Sektor Pertanian memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (-) dan Rasio

Pertumbuhan Studi (+). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor

ini baik pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan

yang kurang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki

pertumbuhan yang menonjol.

2) Sektor Pertambangan dan penggalian memiliki Rasio Pertumbuhan

Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukan

bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah)

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab.

Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

3) Sektor Industri memiliki Rasio Pertumbuhan Rerefensi (-) dan Rasio

Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor

tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah) dan tingkat studi (Kab.

Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

4) Sektor Listrik, gas dan air bersih memiliki Rasio Pertumbuhan

Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (+). Hal ini menunjukkan

bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah)

dan tingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang

menonjol, kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

5) Sektor Bangunan memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan

Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki

pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo)

memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memiliki Rasio Pertumbuhan

Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan

bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah)

memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab.

Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 84

7) Sektor Pengangkutan dan komunikasi memiliki Rasio Pertumbuhan

Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan

bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi (Jawa Tengah)

memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab.

Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

8) Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki Rasio

Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi

(Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat

studi (Kab. Sukoharjo) memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

9) Sektor Jasa-jasa memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (-) dan Rasio

Pertumbuhan Studi (+). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor

ini baik pada tingkat referensi (Jawa Tengah) memiliki pertumbuhan

yang kurang menonjol, tapi ditingkat studi (Kab. Sukoharjo) memiliki

pertumbuhan yang menonjol.

4. Matrik Potensi

Analisis matrik potensi sektor ekonomi digunakan untuk penilaian

kinerja sektor yang didasarkan pada 2 (dua) indikator perbandingan, yaitu:

(1) perbandingan pertumbuhan (ratio pertumbuhan) yang membandingkan

pertumbuhan sektor dengan pertumbuhan total PDRB sebagai rujukan;

dan (2) perbandingan peranan (ratio proporsi) yaitu membandingkan nilai

sektor dengan nilai rata-rata PDRB per sektor .

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 85

Kedua indikator perbandingan itu masing-masing membentuk 2

(dua) golongan dengan nilai kritis sama dengan 1, artinya pada ratio

pertumbuhan ada sektor / sub sektor nilainya lebih dari 1 atau kurang

sama dengan 1. Sedangkan pada ratio proporsi nilai yang mungkin didapat

terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu lebih dari 1 atau kurang sama dengan

1.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.10 Pertumbuhan dan Proporsi PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010

No Lapangan Usaha Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata T P T P T P T P T P T P

1 Pertanian 0.81 1.82 1.04 1.82 1.03 1.82 1.03 1.83 1.07 1.83 1.00 1.82 2 Pertambangan dan Penggalian 0.28 0.07 0.40 0.07 0.23 0.07 0.33 0.07 0.34 0.07 0.32 0.07 3 Industri 0.84 2.73 0.86 2.71 0.89 2.69 0.76 2.66 1.10 2.65 0.89 2.69 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.30 0.09 2.60 0.09 0.92 0.09 1.64 0.09 1.44 0.10 1.58 0.09 5 Bangunan 1.93 0.37 1.13 0.38 1.08 0.38 1.18 0.38 1.40 0.39 1.35 0.38 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 0.96 2.51 1.00 2.51 0.98 2.50 1.04 2.51 1.07 2.51 1.01 2.51 7 Pengangkutan & Komunikasi 1.19 0.39 1.11 0.39 1.08 0.39 1.08 0.40 1.29 0.40 1.15 0.39 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0.97 0.30 1.28 0.30 1.52 0.31 1.25 0.31 1.42 0.32 1.29 0.31 9 Jasa-Jasa 1.75 0.72 1.06 0.72 1.20 0.73 1.39 0.74 1.29 0.75 1.34 0.74

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah).

Keterangan : T = Tumbuh P = Proporsi

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 4.11 Hasil Analisis Matriks Potensi PDRB Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 – 2010

No Lapangan Usaha Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata 1 Pertanian Potensial Prima Prima Prima Prima Prima 2 Pertambangan dan Penggalian Terbelakang Terbelakang Terbelakang Terbelakang Terbelakang Terbelakang 3 Industri Pengolahan Potensial Potensial Potensial Potensial Prima Potensial 4 Listrik, Gas dan Air Bersih Berkembang Berkembang Terbelakang Berkembang Berkembang Berkembang 5 Bangunan Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang 6 Perdagangan, Hotel & Restoran Potensial Prima Potensial Prima Prima Prima 7 Pengangkutan & Komunikasi Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Terbelakang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang 9 Jasa-Jasa Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang Berkembang

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo (data diolah). Hasil dari Tabel 4.14

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 88

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 4.11. Dapat dilihat hasil rata-rata

matrik potensi maka diperoleh hasil analisa sebagai berikut :

1) Sektor Pertanian

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi,

maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor

pertanian dikategorikan sebagai sektor yang prima karena nilai

pertumbuhan PDRB dan rasio proporsi PDRB lebih dari satu.

2) Sektor Pertambangan dan penggalian

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi

,maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor

pertambangan dan galian dikategorikan sebagai sektor yang

terbelakang karena nilai pertumbuhan PDRB dan rasio proporsi PDRB

kurang dari satu.

3) Sektor Industri Pengolahan.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi

,maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor

industri pengolahan dikategorikan sebagai sektor Potensial karena nilai

pertumbuhan PDRB-nya kurang dari satu sedang rasio proporsi PDRB

lebih dari satu.

4) Sektor listrik, Gas, dan Air bersih.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi

,maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor

listrik, gas ,dan air bersih dikategorikan sebagai sektor yang

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 89

berkembang karena nilai pertumbuhan PDRB-nya lebih dari satu dan

rasio proporsi PDRB-nya kurang dari satu.

5) Sektor Bangunan.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi,

maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor

bangunan dikategorikan sebagai sektor yang berkembang karena nilai

pertumbuhan PDRB-nya lebih dari satu sedang rasio proporsi PDRB

kurang dari satu. -

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi,

maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor

perdagangan, hotel, dan restoran dikategorikan sebagai sektor yang

prima karena nilai pertumbuhan PDRB dan rasio proporsi PDRB lebih

dari satu.

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi,

maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor

pengangkutan dan komunikasi dikategorikan sebagai sektor yang

berkembang karena nilai pertumbuhan PDRB-nya lebih dari satu dan

rasio proporsi PDRB-nya kurang dari satu.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 90

8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi,

maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dikategorikan sebagai

sektor yang berkembang karena nilai pertumbuhan PDRB-nya lebih

dari satu dan rasio proporsi PDRB-nya kurang dari satu.

9) Sektor Jasa-jasa

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Matriks Potensi,

maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2010 untuk sektor jasa-

jasa dikategorikan sebagai sektor yang berkembang karena nilai

pertumbuhan PDRB-nya lebih dari satu dan rasio proporsi PDRB-nya

kurang dari satu.

5. Model Tipologi Klassen

Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui

pengelompokkan sektor ekonomi dalam Kabupaten Sukoharjo menurut

struktur pertumbuhannya. Dengan tipologi klassen dapat dilakukan empat

pengelompokkan sektor dengan memanfaatkan laju pertumbuhan dan

PDRB. Dengan menggunakan analisis tipologi klassen, suatu sektor dapat

dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu :

5) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat

pertumbuhan PDRB lebih kecil dari tigkat pertumbuhan PDRB lebih

kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB di Kabupaten Sukoharjo dan

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 91

mempunyai PDRB Perkapita yang juga lebih kecil dari PDRB

Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian di sektor yang

bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah Relatif Tertinggal.

6) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat

pertumbuhan PDRB lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo, namun mempunyai PDRB Perkapita yang lebih

besar dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian

di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah Maju tapi

Tertekan

7) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat

pertumbuhan PDRB lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo, namun mempunyai PDRB Perkapita yang lebih

kecil dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian

di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah

Berkembang Cepat.

8) Suatu sektor di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai tingkat

pertumbuhan PDRB lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo, dan mempunyai PDRB Perkapita yang lebih

besar dari PDRB Perkapita Kabupaten Sukoharjo, maka perekonomian

di sektor yang bersangkutan dikategorikan sebagai Daerah Maju dan

Cepat Tumbuh.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 92

Tabel 4.12 Hasil Analisis Tipologi Klassen di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2006-2010

Sumber : BPS Kab. Sukoharjo (Hasil Analisis)

Berdasarkan hasil Analisis Tipologi Klassen pada Tabel 4.12 dapat

diketahui bahwa selama tahun 2006-2010 menempatkan sektor-sektor

ekonomi yang ada di Kabupaten Sukoharjo dalam kategori berikut ini:

1) Pertanian

Pada sektor pertanian tahun 2006 dikatagorikan maju tapi

tertekan, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten

Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten

Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih besar dari rerata

PDRB Kabupaten Sukoharjo. Tahun 2007.2008,2009, dan 2010

No Lapangan Usaha Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian Maju tapi tertekan

Maju cepat tumbuh

Maju cepat tumbuh

Maju cepat tumbuh

Maju cepat tumbuh

2 Pertambangan Relatif

tertinggal Relatif

tertinggal Relatif

tertinggal Relatif

tertinggal Relatif

tertinggal

3 Industri pengolahan Maju tapi tertekan

Maju tapi tertekan

Maju tapi tertekan

Maju tapi tertekan

Maju tapi tertekan

4 Listrik, gas dan air bersih

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Relatif tertinggal

Berkembang cepat

Berkembang cepat

5 Bangunan Berkembang

cepat Berkembang

cepat Berkembang

cepat Berkembang

cepat Berkembang

cepat

6 Perdagangan Maju tapi tertekan

Maju tapi tertekan

Maju tapi tertekan

Maju cepat tumbuh

Maju tapi tertekan

7 Angkutan dan perhubungan

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

8 Keuangan, persewaan, jasa prsh

Relatif tertinggal

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

Berkembang cepat

9 Jasa-jasa Berkembang

cepat Berkembang

cepat Berkembang

cepat Berkembang

cepat Berkembang

cepat

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 93

dikategorikan maju dan cepat tumbuh hal ini ada peningkatan di tahun

sebelumnya, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor

Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo dan mempunyai PDRB persektor lebih besar

dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo.

2) Pertambangan

Pada tahun 2006-2010 sektor pertambangan di kategorikan

relatif tertinggal, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor

Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo dan juga mempunyai PDRB persektor lebih

kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini tidak adanya

peningkatan dari tahun ketahun.

3) Industri Pengolahan

Pada tahun 2006-2010 sektor Industri pengolahan di

kategorikan maju tapi tertekan, karena mempunyai tingkat

pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB

persektor lebih besar dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini

tidak adanya peningkatan dari tahun ketahun.

4) Listrik, gas, dan air bersih

Pada tahun 2006, 2007, 2009 dan 2010 sektor listrik, gas, dan

air bersih di kategorikan berkembang cepat, karena mempunyai tingkat

pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 94

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB

persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Tahun

2008 di kategorikan relatif tertinggal, karena mempunyai tingkat

pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo dan juga mempunyai

PDRB persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo.

5) Bangunan

Pada tahun 2006-2010 sektor Bangunan di kategorikan

berkembang cepat, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor

Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih kecil

dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini tidak adanya

peningkatan dari tahun ketahun.

6) Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tahun 2006,

2007, 2008 dan 2010 dikatagorikan maju tapi tertekan, karena

mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih

kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun

mempunyai PDRB persektor lebih besar dari rerata PDRB Kabupaten

Sukoharjo. Tahun 2009 dikategorikan maju dan cepat tumbuh hal ini

ada peningkatan di tahun sebelumnya, karena mempunyai tingkat

pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 95

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo dan mempunyai PDRB

persektor lebih besar dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo.

7) Angkutan dan Pehubungan

Pada tahun 2006-2010 sektor Angkutan dan Pehubungan di

kategorikan berkembang cepat, karena mempunyai tingkat

pertumbuhan sektor Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat

pertumbuhan PDRB Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB

persektor lebih kecil dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini

tidak adanya peningkatan dari tahun ketahun.

8) Keuangan, persewaan dan Jasa perusahaan

Pada tahun 2006 sektor pertambangan di kategorikan relatif

tertinggal, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor Kabupaten

Sukoharjo lebih kecil dari tingkat pertumbuhan PDRB Kabupaten

Sukoharjo dan juga mempunyai PDRB persektor lebih kecil dari rerata

PDRB Kabupaten Sukoharjo. Tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010 di

kategorikan berkembang cepat hal ini ada peningkatan di tahun

sebelumnya, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor

Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih kecil

dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo.

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 96

9) Jasa-jasa

Pada tahun 2006-2010 sektor Jasa-jasa di kategorikan

berkembang cepat, karena mempunyai tingkat pertumbuhan sektor

Kabupaten Sukoharjo lebih besar dari tingkat pertumbuhan PDRB

Kabupaten Sukoharjo namun mempunyai PDRB persektor lebih kecil

dari rerata PDRB Kabupaten Sukoharjo. Hal ini tidak adanya

peningkatan dari tahun ketahun.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian ini untuk menganalisis struktur

ekonomi dan sektor potensial Kabupaten Sukoharjo selama otonomi daerah

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Struktur ekonomi Kabupaten Sukoharjo Selama Otonomi Daerah Tahun

2006-2010 berstruktur perdagangan. Hal ini di lihat dari hasil Analisis

Shift Share yang memberikan sumbangan tertinggi dalam Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB).

2) Sektor basis di Kabupaten Sukoharjo Selama Otonomi Daerah Tahun

2006-2010 yaitu Sektor pertanian, Sektor listrik, gas dan air bersih dan

Sektor Perdagangan, hotel dan Restoran. Pada pola Location Quotient

selama otonomi daerah menunjukkan perkembangan yang relatif stabil

dari tahun ke tahun.

3) Sektor potensial di Kabupaten Sukoharjo Selama Otonomi Daerah Tahun

2006-2010 dilihat dari analisis Model Rasio Pertumbuhan yaitu sektor

listrik, gas dan air bersih karena sektor tersebut mempunyai pertumbuhan

yang menonjol dilihat dari rasio pertumbuhan wilayah referensi yang (+)

dan rasio pertumbuhan wilayah studi yang (+), dari analisis matrik

potensial yaitu Sektor industri pengolahan karena sektor tersebut dominan

dan potensial, dan yang di katagorikan prima yaitu pada sektor pertanian

dan sektor perdagangan. Sedangkan dari analisis tipologi klassen yaitu

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 98

sektor pertanian tahun 2006 dikatagorikan maju tapi tertekan, tahun 2007,

2008, 2009, dan 2010 dikategorikan maju dan cepat tumbuh, sektor

pertambangan tahun 2006-2010 di kategorikan relatif tertinggal, industri

pengolahan tahun 2006-2010 di kategorikan maju tapi tertekan, sektor

listrik, gas, dan air bersih tahun 2006, 2007, 2009 dan 2010 di kategorikan

berkembang cepat, dan tahun 2008 di kategorikan relatif tertinggal. Sektor

bangunan tahun 2006-2010 di kategorikan berkembang cepat, sektor

perdagangan, hotel dan restoran tahun 2006, 2007, 2008 dan 2010

dikatagorikan maju tapi tertekan ditahun 2009 dikategorikan maju dan

cepat tumbuh, sektor Angkutan dan Pehubungan tahun 2006-2010 di

kategorikan berkembang cepat, sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan tahun 2006 di kategorikan relatif tertinggal, tahun 2007, 2008,

2009 dan 2010 di kategorikan berkembang cepat, sektor Jasa-jasa tahun

2006-2010 di kategorikan berkembang cepat.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka dapat

diberikan berbagai saran sebagai berikut:

1) Pemerintah daerah diharapkan mampu membuat perencanaan kebijakan

pembangunan yang efektif sehingga kebijakan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan pertumbuhan struktur ekonomi daerah dalam hal pengaruh

pertumbuhan propinsi, bauran industri maupun keunggulan kompetitif

sehingga pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo meningkat setiap

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 99

tahunnya. Sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

yang menekankan bahwa salah satu harapan dari pemberian otonomi

daerah adalah agar daerah mampu meningkatkan daya saing dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan

dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah. Adapun

struktur ekonomi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010 berstruktur

Sektor Perdagangan. Untuk memaknai ini, menurut peneliti perlu adanya

penguatan terhadap lingkungan usaha. Upaya penguatan lingkungan usaha

sebagai salah satu tujuan harus dilakukan agar daerah mampu berdaya

saing. Adapun sasarannya adalah :

ü Terbangunnya Fasilitas Perdagangan

ü Meningkatnya Penanaman Modal

ü Terwujudnya Reformasi Kebijakan Bisnis

2) Pemerintah daerah hendaknya mempertahankan dan memperkenalkan

sektor ekonomi yang menjadi unggulan di Kabupaten Sukoharjo ke luar

daerah guna menarik investor baru agar bersedia menanamkan modalnya

guna menunjang perkembangan sektor ekonomi tersebut. Dalam rangka

pengembangan kegiatan sektor ekonomi yang potensial di daerahnya.

Pemerintah daerah diharapkan mampu membuat suatu strategi

pengembangan yang tepat sasaran. Daya saing daerah antara lain sangat

dipengaruhi oleh produk unggulan daerah. Keunggulan daerah sudah

barang tentu dipengaruhi oleh berkembangnya ekonomi pedesaan,

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Analisis...ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 100

pemfokusan pengembangan ekonomi desa ini dapat dilakukan dengan

metoda sentralisasi industri kecil. Tentu saja hal ini dilakukan tanpa

mengesampingkan pengembangan ekonomi kecil di perkotaan, yaitu

dengan memasukkan Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai pelaku penting

kegiatan ekonomi. Implikasi dari hal tersebut perlu dilakukan pendaftaran

dan penyediaan ruang usaha bagi PKL.

3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Sukoharjo,

disarankan agar lebih memaksimalkan potensi dari sektor-sektor

perekonomian basis atau unggulan. Juga tanpa menomor duakan atau

mengesampingkan sektor non basis, karena dengan pengembangan sektor

basis diharapkan akan dapat merangsang pertumbuhan sektor non basis

sehingga pada akhirnya semua sektor ekonomi bersama-sama mendukung

peningkatan peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo.

Dalam penentuan kebijakan ekonomi daerahnya, sebaiknya Pemerintah

Daerah Kabupaten Sukoharjo, pada tahap pertama perhatian utamanya

ditujukan pada sektor basis atau unggulan yang berpotensi tetap unggul.

Karena pembangunan di sektor-sektor ini cenderung lebih mempercepat

pendapatan daerah dan akhirnya berdampak pada pembangunan daerah.