didukung: ikpt, wijaya karya, jasa marga, cirebon electric power dan...

8
Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Upload: nguyenthien

Post on 26-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXVI-draft.pdf · pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Page 2: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXVI-draft.pdf · pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan

DARI REDAKSI (1)

Teknologi Untuk Keperluan Militer

2 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa kemajuan di berbagai bidang, termasuk juga dalam teknologi yang digunakan dalam bidang militer atau pertahanan. Di sisi lain, kemajuan itu juga menjadi ancaman, karena teknologi ini memungkinkan terjadinya peperangan yang semakin mengerikan dengan dampak yang lebih luas. Pemanfaatan kemajuan Iptek dalam bidang pertahanan, dapat memperkuat pertahanan suatu negara dan juga menimbulkan ancaman bagi negara lain. Pemanfaatan teknologi ini dapat meningkatkan kemampuan alutsista dan peralatan militer lainnya, misalnya memperjauh jarak tembak rudal, meningkatkan kemampuan anti radar, meningkatkan kemampuan senjata kimia dan biologi Sedangkan dari aspek ancaman yang ditimbulkan dapat berupa Electronic Warfare, Information Warfare, Cyber Warfare dan Psychological Warfare. Pemanfaatan teknologi tersebut akan berpengaruh besar pada kondisi pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan dengan penguasaan teknologi dan perlengkapan militer dari sebuah negara, terbukti bisa memberikan “efek gentar” negara lain yang kemudian bisa berkaitan dengan hegemoni di bidang lain, seperti perekonomian. Negara-negara dengan kekuatan militer terbesar dan terkuat di dunia, saat ini juga “mengatur” perekonomian dunia, menguasai sumberdaya yang diperlukan, bahkan mampu mengatur pemerintahan di negara lain.

Banyak negara telah mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi, teknologi kedirgantaraan, bioteknologi, teknologi propulsi, teknologi pembangkit energi dan nanoteknologi untuk menggerakan industri pertahanannya dalam rangka memproduksi alutsista yang digunakan untuk memperkuat militernya dan juga untuk menyiapkan sebagai produsen alutsista yang siap bersaing dengan negara produsen lain. Negara-negara maju seperti AS, Inggris, Jerman, Perancis, Rusia dan Jepang secara berkelanjutan mengembangkan industri pertahanannya untuk meningkatkan kekuatan militernya dan menjadi negara pengekspor alutsista. Masing-masing negara memiliki keunggulan sesuai dengan pengembangan iptek di negaranya. Industri pertahahan di negara maju berkembang sangat pesat karena dukungan yang penuh dari pemerintah, baik kebijakan industri maupun finansialnya, dan iklim ekonomi yang menunjang perkembangannya. Selain penggunaan teknologi untuk pengembangan peralatan fisik militer, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini dapat menentukan keunggulan militer sebuah negara. Dewasa ini hampir seluruh sistem yang digunakan untuk kepentingan militer seperti komando dan kendali, intelijen, pengintaian dan pengamatan, platform persenjataan telah telah memanfaatkan teknologi ini. Tentunya untuk menjaga faktor keamanan pada sistem tersebut perlu ada upaya untuk melindunginya terhadap pihak-pihak yang berupaya untuk mengacaukan sistem tersebut.

Page 3: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXVI-draft.pdf · pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan

Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

DARI REDAKSI (2)

Teknologi Untuk Keperluan Militer

Konsep perlindungan sistem perlu ditempuh mengingat sistem tersebut selain membentuk suatu jaringan juga memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang rawan terhadap gangguan penyadapan dan perusakan data pada saat terjadi proses interaksi. Mengingat lompatan kemajuan teknologi informasi demikian pesatnya, maka perkembangan teknologi ini perlu disimak secara seksama sebagai bahan antisipasi dalam menghadapi perang informasi pada abad ini. Dalam doktrin militer, informasi merupakan kunci pada setiap operasi militer. Kegiatan militer yang ada bersandar pada peralatan komunikasi berkecepatan tinggi dan komputer. Berdasarkan fakta ini, terciptalah suatu konsep baru yang disebut dengan Perang Informasi (Information Warfare) yaitu persaingan untuk mendapat keunggulan informasi. Teknologi informasi dikombinasikan dengan teknologi perang lainnya memungkinkan untuk menciptakan jenis perang yang secara kualitatif berbeda. Seperti penggunaan robot pada saat operasi penyergapan. Perkembangan teknologi informasi juga menyebabkan perubahan yang sangat cepat dalam bidang militer. Mungkin juga beberapa puluh tahun lagi militer akan memakai robot untuk berperang, bukan dengan manusia lagi.

Karena perkembangan penguasaan teknologi ini, beberapa negara mampu menjadi kekuatan ekonomi baru sekaligus kekuatan militer baru yang tangguh., seperti China yang terus mengembangkan kemampuan militernya yang berteknologi tinggi dan kemampuan tempur berbasis teknologi informasi. Contoh lainnya adalah India yang telah berhasil mengembangkan dan memproduksi pesawat tempur, helikopter dan peluru kendali dengan keunggulan di bidang elektronika dan teknologi informasinya. Indonesia pun saat ini sedang mengembangkan kemampuan produksi peralatan militer dengan menggabungkan semua kekuatan disiplin keinsinyuran dan sumberdaya yang dimiliki. PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL telah menciptakan berbagai peralatan dan perangkat untuk digunakan di dalam negeri, maupun untuk keperluan ekspor. Penguasaan teknologi ini sangat vital, karena berhubungan langsung dengan kedaulatan negara dan memutus ketergantungan terhadap teknologi dari negara lain yang sewaktu-waktu dapat dihentikan sepihak.***

Aries R. Prima Pemimpin Redaksi

Page 4: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXVI-draft.pdf · pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan

4 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Rancangan Teknologi Perangkat Militer Aries R. Prima – Engineer Weekly

Perkembangan teknologi di berbagai bidang memunculkan banyak peluang untuk terciptanya inovasi dan peningkatan kualitas perangkat militer. Sebuah sistem pengembangan teknologi dalam bisang militer yang disebut sebagai Advanced Manufacture Forming Technology (AMFT) telah dikembangkan sejak jaman revolusi industri yang bermula di Inggris sekitar 1750. Perkembangan teknologi ini mulai berubah sejak diciptakannya teknologi tekanan tinggi oleh ilmuwan Rusia, Vladimir Segal, pada 1980an yang dikenal sebagai Equal Channel Angular Extrusion (ECAE). Kemudian, pada era 90an, seorang ilmuwan Rusia lainnya, Ruslan Z. Valiev menyempurnakan teknologi ini yang disebut Equal Channel Angular Pressing (ECAP) dan kemudian menerapkannya dalam proses industrialisasi hingga menjadi produk perangkat militer, dari senjata hingga kendaraan militer. Teknologi ini bisa disebut sebagai sebuah revolusi teknologi yang telah menyempurnakan teknologi konvensional, seperti proses tempa, rolling, ekstrusi dan drawing. Sedangkan untuk melengkapi aplikasi pada senjata dan mesiu, telah dikembangkan teknologi Self-propagating High-temperature Synthesis (SHS) yang diinisiasi oleh ilmuwan Alexander Merzhanov. Di Eropa, Metallicum mengembangkan kekhususan di dalam teknologi nano untuk memproduksi perangkat pertahanan. Saat ini terdapat lebih dari 100 pasar khusus untuk logam nano dalam bidang penerbangan dan antariksa, transportasi, peralatan medis, pengolahan produk olahraga, makanan dan bahan kimia, serta material perangkat elektronik. Menjelang awal abad ke 21 ilmuwan Jepang, Nobuhiro Tsuji mengembangkan metode yang serupa dengan AMFT, yaitu Accumulative Roll Bonding (ARB) yang lebih efisien karena tidak membutuhkan perangkat dan cetakan yang mahal. Metode ini lebih dikhususkan untuk pembuatan omponen badan tank, pesawat tempur atau kendaraan lapis baja berkekuatan tinggi lainnya.

Tsuji menggunakan bahan aluminium dan baja. Namun, utnuk menghasilkan kekuatan tinggi, harus dilakukan proses yang berulang hingga puluhan kali. Bahkan belasan kali untuk bahan baja. Kelemahan ini kemudian diperbaiki oleh ilmuwan Indonesia, Agus Pramono, kandidat Doktor bidang teknik mesin di Tallin Institute of Technology, Estonia, pada 2015. Dengan metode Repetitive Press-Roll Forming (RPRF), staf pengajar di Fakultas Teknik Universitas Tirtayasa ini, prosesnya tidak perlu pengulangan hingga berkali-kali. Menurut Agus, Indonesia perlu menetapkan secara jelas standardisasi, spesifikasi dari perangkat kemiliteran sesuai matra, serta pengembangan kemampuan SDM Militer dalam mengoperasikan dan perawatan peralatan. Ia mengharapkan Agar Indonesia dapat meneraplan metode RPRF untuk produksi perangkat militernya di semua sektor pabrikasi produksinya. Menurutnya, hasil rekomendasi yang telah dituangkan dalam kesepakatan antarpelajar Amerika-Eropa, dalam apa yang disebut sebagai Manifestasi Moskow, AMFT akan diterapkan di Rusia dan negara-negara anggota NATO pada alat utama sistem persenjataan mereka yang mulai diproduksi tahun 2020.***

Page 5: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXVI-draft.pdf · pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan

5

Geliat Senapan Serbu Nasional Aries R. Prima – Engineer Weekly

Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Sejak awal berdiri di 1983, PT Pindad telah memproduksi berbagai jenis senjata. Bahkan jauh sebelum itu, ketika masih bernama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM), BUMN ini telah membuat senapan serbu laras panjang (assault rifle) SP-1 yang merupakan modifikasi dari senapan serbu Beretta BM-59 Mk 1 buatan Italia. Senapan ini, yang kemudian dikembangkan menjadi SP-2 dan SP-3, digunakan dalm operasi Seroja di Timor Timur. Dari penggunaan di lapangan ini langsung terlihat beberapa kelemahan, seperti selongsong tidak keluar, picu yang lepas, hingga lepasnya kompensator. Atas evaluasi dari peristiwa tersebut, maka pada tahun 1976 dikembangkan senjata baru yang lebih baik, yaitu SS-77 yang rancangannya mengacu pada senapan serbu Armalite AR 18. Pada 1979, senapan ini digantikan oleh SS-79 yang merupakan versi yang disempurnakan ysng kemudian digunakan oleh TNI AD sebagai senjata standar infantri. Dari berbagai pengalaman operasional penggunaan senjata serbu, muncul kebutuhan untuk benar-benar membuat senjata jenis ini di tanah air. Berdasarkan pertimbangan BPPT pada 1982, untuk memproduksi dari awal, akan membutuhkan waktu lama dan biaya yang sangat tinggi. Maka akhirnya diputuskan untuk mengambil lisensi sejata yang ada dan sudah terbukti tangguh di lapangan. Pilihan jatuh kepada 3 jenis senapan serbu: HK33 (Jerman), M16A1 (Amerika Serikat) dan FNC (Belgia). Dengan berbagai pertimbangan, terutama yang menyangkut alih teknologi dan kemudahan dalam menggunakan peluru, maka dipilihlah FNC dari Belgia yang menggunakan peluru standar NATO.

Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan BPPT yang mewakili pihak Indonesia dengan FN Hertsal SA dari Belgia pada 1983, PT Pindad akan memproduksi minimal 200.000 pucuk senjata sebagai persyaratan kerja sama. Setelah produksi itu tercapai, Indonesia tidak perlu lagi membayar royalti kepada pihak FN Belgia. Setahun kemudian, senapan SS-1 resmi diproduksi PT Pindad dengan penggunaan komponen lokal, yang diproduksi sendiri PT Pindad, sebesar 60 persen. Sisanya masih didatangkan langsung dari FN Belgia. Selain digunakan oleh TNI, senjata ini diminati oleh tentara dari negara lain, seperti Uni Emirat Arab, Kamboja dan Nigeria.. Namanya semakin berkibar setelah beberapa kali personil TNI memenangkan lomba menembak skala internasional dengan menggunakan senjata ini. Ketangguhan senjata ini kemudian, padam 2006, dikembangkan menjadi versi yang lebih baik: SS-2, yang memunyai desain yang lebih ergonomis, tehan terhadap kelembaban tinggi dan lebih ringan. Serupa dengan SS-1, senapan ini dioperasikan dengan gas, mode penembakan dengan mesiu. Perbedaan utama terletak pada kejutan yang lebih rendah ketika menembak dengan adanya Tithed baut silinder yang mengunci kencang gagang laras. Di awalnya hanya tersedia 3 versi, yaitu Standard Rifle SS-2-V1, Carbine SS2-V2 dan Para-sniper SS2-V4. Sejak tahun 2008 juga telah tersedia dalam bentuk senjata sub-kompak versi SS2-V5, yang juga telah banyak diminati negara lain.***

Senapan Serbu SS 2 V5 A1

Page 6: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXVI-draft.pdf · pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan

PESAWAT TEMPUR

Rusia Memersiapkan Generasi Ke 6 Aries R. Prima – Engineer Weekly

6 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Di saat Indonesia dan Korea Selatan sedang mengembangkan untuk membangun pesawat tempur generasi 4.5, Rusia sedang mengembangkan generasi ke 6 dengan menujicobanya pada pesawat tempur generasi ke 5 mereka: Sukhoi PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation). Tergetnya bisa mengudara pada 2025. Pada awal Maret 2016 dilaporkan bahwa pesawat generasi ke-6, yang terbagi dalam versi berawak dan tanpa awak, telah mulai dirancang. Kabarnya, KRET — yang merupakan anak perusahaan Rostec — saat ini tengah mengembangkan sistem senjata elektronik untuk pesawat baru itu. Sementara, Rusia tengah menguji pesawat generasi ke-5 PAK FA (juga dikenal sebagai T-50) yang sudah melakukan penerbangan pertamanya pada 2010. Uji coba negara T-50 telah selesai pada tahun 2016, dan tahun ini pesawat akan dikirim secara massal untuk militer. "Satu-satunya solusi yang akan diterapkan bagi pesawat generasi ke-6 sedang diuji coba pada pesawat generasi ke-5 serta pada perangkat berbasis darat. Beberapa elemen penerbangan dan sistem navigasi secara terpisah telah dipasang pada PAK FA," kata Vladimir Mikheyev, wakil direktur KRET. Menurut Mikheyev, pesawat generasi ke-6 ini akan dipasangi sistem senjata elektronik terpadu yang berguna sebagai radar, sistem transmisi data, serta perangkat komunikasi. Selain itu, ia akan berfungsi sebagai sistem navigasi dan transponder IFF. "Sistem radar PAK FA akan beroperasi sebagai pelacak dan sistem pengintai sekaligus, sementara sistem senjata elektronik akan mendeteksi radio dan lokasi. Ini menunjukkan integrasi dan redistribusi fungsi PAK FA telah berlangsung," tambahnya. Menurutnya, penggunaan aviasi terintegasi telah diuji di banyak pesawat, salah satunya pesawat tempur generasi ke-5 AS F-35. Pesawat PAK FA merupakan jet siluman berkursi tunggal dengan mesin ganda yang merupakan pesawat pertama Rusia yang memiliki teknologi siluman. Pesawat multifungsi ini didesain unggul di udara dan penyerangan. Pesawat ini akan memiliki sistem

avionik tangguh bermanuver super yang dapat mengalahkan pesawat generasi sebelumnya serta pertahanan darat dan laut. PAK FA ditujukan untuk menggantikan MiG-29 dan Su-27 di AU Rusia dan menjadi dasar pesawat generasi ke-5 yang dirancang Sukhoi dan Hindustan Aeronautics Limited (HAL) untuk AU India. Pada intinya teknologi generasi ke 6 hanyalah peningkatan atau penyempurnaan dari teknologi generasi ke 5 yang berjalan sinergis dengan perkembangan teknologi peradaran, air defence, dan persenjataan. Generasi ke 6, secara konseptual, akan lebih unggul dari generasi sebelumnya dalam hal kecepatan, jarak tempuh, sistem senjata, avionics, kecanggihan elektronika, stealth dan teknologi materialnya. Pesawat tempur generasi ke 6 juga harus mampu melakukan counter stealth, yang dapat membongkar kemampuan stealth (bersembunyi dari radar) jet tempur generasi ke 5. Boeing juga sudah memerkenalkan konsep pesawat tempur generasi ke 6, yaitu F/A-XX yang diperkirakan sudah dapat dibangun dan digunakan antara 2030 -2050. Pada bagian kokpit, teknologi generasi ini diperkirakan sudah dapat mengaplikasikan opsi manned atau unmanned. Bisa dikendalikan dari jarak jauh layaknya UAV. Namun pengadopsian teknologi Artificial Intelligent (AI, kecerdasan buatan), kelihatannya masih menjadi perdebatan panjang.***

Konsep F/A – XX Sumber: Boeing

Page 7: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXVI-draft.pdf · pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan

7 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Sempat dikabarkan dihentikan kegiatannya, ternyata proyek pengembangan dan produksi pesawat tempur kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dari Indonesia dan Korea Aerospace Industries (KAI) dari Korea Selatan tetap dilanjutkan. Pesawat yang dikembangkan adalah jet tempur (fighter) generasi 4.5 yang diberi nama KFX/IFX. Dari segi kemampuan, pesawat ini sedikit di atas pesawat tempur generasi 4, seperti F 16 Fighting Falcon, F/A – 18 Super Hornet, dan Sukhoi SU -30, namun masih di bawah pesawat tempur generasi 5 seperti F 22 Raptor dan F 35 Lightning II. Pesawat tempur generasi ke 4.5 ini juga disebut sebagai pesawat semi siluman karena menggunakan teknik geometri pesawat siluman, namun tidak menggunakan material tercanggih yang dimiliki pesawat tempur siluman atau generasi ke 5. Saat ini, pengembangannya masih dalam tahapan engineering manufacturing. PTDI telah mengirimkan 70 orang insinyur, dan akan bertambah terus setiap tahunnya, ke KAI untuk belajar dan menguasai teknologi yang akan digunakan dalam pesawat tempur ini. Proyek, yang didanai oleh APBN masing-masing negara ini, menghabiskan investasi sebesar US$8 milyar, dengan target pembuatan desain dan prototipe selesai pada 2019 dan akan mulai diproduksi pada 2020. Dalam kesepakatan ini kedua perusahaan akan memproduksi 200 unit pesawat tempur, dengan rincian 150 pesawat menjadi milik Korea dan 50 pesawat untuk Indonesia, yang diperkirakan akan selesai antara 2035 -2040. Nantinya untuk setiap pesawat KFX/IFX yang diproduksi, PTDI akan membuat sayap, penguat di bawah sayap dan bagian ekor. Oleh karena itu, untuk menunjang proses produksi, {TDI membuat hanggar composing. Untuk merealisasikan pembuatan pesawat tempur

canggih yang akan dipusatkan di Sacheon ini, Indonesia menyumbang 20 persen pembiayaan. Sisanya ditanggung oleh Korea. Sedangkan jumlah insinyur Indonesia yang dipekerjakan untuk proyek ini ditingkatkan dari 20 persen menjadi lebih dari 30 persen dari total insinyur yang ada. Ini menunjukkan bahwa para insinyur Indonesia sangat dihargai di Korea. Bahkan ada seorang insinyur yang bergelar Doktor dari ITB yang menjadi satu-satunya insinyur yang menguasai inlight design. Sebagai negara kepulauan yang membentang luas sudah selayaknya Indonesia memiliki skuadron pesawat tempur yang memadai untuk menjaga kedaulatan negara. Tentu saja Indonesia bisa membeli berbagai jenis pesawat tempur yang dibutuhkan sepanjang tersedia anggaran yang cukup. Namun agar tidak didikte untuk memenuhi kepentingan negara asing, terutama negara-negara produsen pesawat tempur, sudah sepatutnya Indonesia mampu mengembangkan dan memproduksi pesawat tempur sendiri dan melengkapi semua sistem yang diperlukan seperti sistem persenjataan dan radar. Kerja sama dengan Korea Selatan agaknya memang menjadi pilihan yang terbaik.***

KARYA KOLABORASI

Jet Tempur Indonesia – Korea Aries R. Prima – Engineer Weekly

KFX/IFX

Page 8: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan ...pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXVI-draft.pdf · pertahanan dan keamanan dunia. Kekuatan militer, yang ditunjukkan

Engineer Weekly Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52. Faksimili: 021 – 31904657. E-mail: [email protected]

Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.