dibiayai oleh dana dipa universitas padjadjaran...

24
Pemeriksaan Kandungan Logam Berat dalam Saus Cabe Industri Rumah Tangga yang beredar di Tasikmalaya Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2008 Iyan Sopyan, Insan Sunan K, Nasrul Wathoni Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jatinangor ABSTRAK Telah dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan logam berat pada lima merek saus cabe industri rumah tanggan yang beredar di Tasikmalaya, menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saus cabe industri rumah tangga mengandung logan tembaga (Cu) 0,014-0,098 ppm, timbal (Pb) 0,248-0,321 ppm, timah (Sn) 1,70-3,11 ppm, seng (Zn) 0,409-0,862 ppm, merkuri (Hg) 0,001-0,006 ppm dan arsen (As) 0,016-0,042 ppm. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar logam berat dalam saus cabe industri rumah tangga yang beredar di Tasikmalaya memenuhi syarat ambang batas cemaran logam yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Kata Kunci : Saus cabe, Logam berat, AAS

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

Pemeriksaan Kandungan Logam Berat dalam Saus Cabe Industri Rumah Tangga

yang beredar di Tasikmalaya

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2008Iyan Sopyan, Insan Sunan K, Nasrul Wathoni

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jatinangor

ABSTRAK

Telah dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan logam berat pada lima merek saus

cabe industri rumah tanggan yang beredar di Tasikmalaya, menggunakan

Spektrofotometri Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saus cabe industri

rumah tangga mengandung logan tembaga (Cu) 0,014-0,098 ppm, timbal (Pb) 0,248-

0,321 ppm, timah (Sn) 1,70-3,11 ppm, seng (Zn) 0,409-0,862 ppm, merkuri (Hg) 0,001-

0,006 ppm dan arsen (As) 0,016-0,042 ppm. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut

dapat disimpulkan bahwa kadar logam berat dalam saus cabe industri rumah tangga yang

beredar di Tasikmalaya memenuhi syarat ambang batas cemaran logam yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).

Kata Kunci : Saus cabe, Logam berat, AAS

Page 2: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

Metal Determinatian In Chili Sauce of Home industries in Tasikmalaya Market

Granted by DIPA Padjadjaran University 2008

Iyan Sopyan, Insan Sunan K, Nasrul Wathoni.

Faculty of Pharmacy Padjadjaran University

Jatinangor

ABSTACT

The examination of metal contents of five samples of home industry chili sauce

commercialized in Tasikmalaya using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) has been

carried out. The results were compared with Standar Nasional Indonesia (SNI). It

showed that the six samples contained Copper (Cu) 0,014-0,098 ppm, Lead (Pb) 0,248-

0,321 ppm, Tin (Sn) 1,70-3,11 ppm, Zink (Zn) 0,409-0,862 ppm, Mercury (Hg) 0,001-

0,006 ppm and Arsen (As) 0,016-0,042 ppm. These results revealed that metal contents of

six samples home industry chili sauce commercialized in Tasikmalaya did not exceeded

limit concentration regulated by Standar Nasional Indonesia (SNI).

Key words : Metal Determination, chili sauce. SSA

Page 3: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel
Page 4: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini tingkat kesadaran

masyarakat Indonesia akan pentingnya

hidup sehat sudah cukup baik, namun

adakalanya mereka kurang

memperhatikan kebersihan makanan dan

minuman yang mereka konsumsi sehari-

hari. Hal ini tentu berbahaya bagi

kesehatan masyaratkat iti sendiri, karena

mengkonsumsi makanan dan minuman

yang tidak terjaga kebersihannya berarti

memungkinkan berbagai penyakit nasuk

ke dalam tubuh.

Makanan dapat terkontaminasi

oleh berbagai macam zat asing, misalnya

logam. Logam-logam berbahaya yang

terkandung dalam makanan dapat diserap

melalui saluran pencernaan manusia dan

menyebabkan berbagai efek buruk bagi

tubuh. Hal demikian disebabkan oleh

kandungan logam yang berlebihan dalam

makanan tersebut (Desrorier, 1988).

Salah satu pelengkap yang sering

disajikan bersama makanan adalah saus

cabe yang digunakan untuk menambah

cita rasa makanan. Saus cabe merupakan

saus yang diperoleh dari pengolahan

utama cabe (Capricum sp) yang telah

matang denagn atau tanpa penambahan

bahan lain dan digunakan sebagai

penyedap makanan. Berbagai bumbu,

bahan pengawet dan bahan tambahan

lainnya yang digunakan dalam pembuatan

saus cabe harus yang telah diizinkan

pemakaiannya oleh Badan Pengawas

Obat dan Makanan, Departemen

Kesehatan RI (Dirjen POM, 1999).

Saus cabe yang dihasilkan oleh

industri rumah tangga berbeda dengan

saus cabe industri besar dalam hal

pengolahannya, yaitu dari segi alat dan

wadah yang digunakan, jumlah tenaga

kerja, keadaan tempat produksi dan

bahan-bahan yang digunakan. Alat dan

wadah yang digunakan pada proses

pembuatansaus di industri rumah tangga

adalah alat-alat dan wadah tradisional

yang sederhana dengan perlakuan yang

sederhana pula, sedangkan pada industri

besar segala sesuatunya dilakukan dengan

kecanggihan teknologi.

Hubungan langsung bahan-bahan

dengan alat dan wadah selama proses

pembuatan dan pengemasan akan

menyebabkan masuknya logam ke dalam

makanan yang sedang diolah. Selain itu,

Page 5: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

logam-logam yang terdapat dalam saus

dapat merupakan komponen bawaan dari

tanaman yang merupakan bahan dasarnya

yang ikut terolah. Masuknya logam-

logam tersebut ke dalam makanan

mungkin juga disebabkan oleh

kontaminasi lain yang tidak disengaja,

antara lain berasal dari debu dan asap

kendaraan bermotor, limbah industri,

penggunaan pestisida dan pupuk pada

tanaman pangan (Ganiswara, 1995;

Underwood, 1973).

Beberapa logam yang biasa

ditemukan dalam makanan adalah arsen,

cadmium, tembaga, timbale, raksa, seng

dan timah. Logam-logam tersebut dapat

ditemukan dalam jumlah yang berbeda.

Ada beberapa unsure logam yang

termasuk unsure mikro merupakan

kelompok logam berat, diantaranya

adalah timbale, raksa dan arsen yang

hampir tidak mempunyai fungsi biologic

sama sekali dan dapat menyebabkan

keracunan (toksisitas) pada makhluk

hidup. Logam-logam berat tersebut akan

masuk ke dalam tubuh manusia,

terakukulasi dan akhirnya menyebabkan

beberapa akibat negative yaitu timbulnya

kerusakan jaringan, terutama jaringan hati

dan ginjal. Daya toksisitas logam ini

dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu

kadar logam yang termakan, lamanya

mengkonsumsi, umur, jenis kelamin,

kondisi fisik dan kemampuan jaringan

tubuh untuk mengakumulasi logam.

Beberapa logam toksik dapat menyerang

saraf sehingga menimbulkan kelainan

tingkah laku (Connel, 1995; Darmono,

1988).

Standar mutu saus cabe menurut

Standar Nasional Indonesia/SNI-01-2976-

1992, Badan Pengawas Obat dan

Makanan dalam hal cemaran logam

adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah kadar yang masih

ditetapkan SNI

LogamJumlah

Maksimal (mg/kg)

Keterangan

Timbal (Pb) 2,0 -

Tembaga(Cu) 5,0 -

Seng (Zn) 40,0 -

Timah (Sn) 40,0

250

-

Untuk makanan

yang dikemas dalam

Page 6: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

kaleng

Raksa (Hg) 0,03 -

Arsen (As) 1,0 -

Dari tabel di atas, perlu dilakukan suatu

pemeriksaan kandungan logam yang

mungkin terdapat dalam saus cabe yang

beredar. Hal tersebut dilakukan karena

luasnya penggunaan saus cabe di

kalangan masyarakat.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas,maka

terdapat beberapa masalah yang harus

diperhatikan mengenai kandungan logam

dalam saus cabe dari industri rumah

tangga antara lain :

1. Apakah saus cabe industri rumah

tangga yang beredar di pasaran

mengandung logam-logam berat

yang tercantum dalam Standar

Nasional Indonesia?

2. Berapa kadar logam-logam

tersebut?

3. Apakah masih memenuhi

persyaratan Standar Nasional

Indonesia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai tujuan

untuk mengetahui kandungan logam

dalam saus cabe industri rumah tangga

yang beredar di pasaran dan untuk

mengetahui apakah kadarnya masiih

memenuhi Standar Nasional Indonesia.

1.4 KONTRIBUSI PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang

dilakukan diharapkan dapat memberikan

infomasi kepada masyarakat dan instansi

yang berwenang mengatur regulasi

peredaran produk makanan tentang

cemaran logam dalam saus cabe industri

rumah tangga yang beredar di pasaran.

4. METODOLOGI PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan

pada penelitian ini : saus cabe yang

beredar di pasaran (5 merek berbeda),

Aquabidestilata, Asam Sulfat pekat (p.a),

Asan Nitrat pekat (p.a), Kalium

Permanganat (Brataco chemical),

hidroksilamin (Brataco chemical),

Ammonium Molibdad Hidrazin Sulfat

(Brataco Chemical), Natrium Hidroksida

(Brataco Chemical), Kalium Iodida 15%,

Timbal (II) Nitrat, Timah (II) Klorida,

Page 7: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

Tembaga (II) Sulfat, Seng Klorida, Raksa

(II) Klorida, Arsen Trioksida.

METODA PENELITIAN

4.1 Persiapan Sampel

a) Untuk logam Tembaga (Cu), Timbal

(Pb), Timah (Sn), dan Seng (Zn)

Sebanyak 25 gram sampel

ditimbang seksama dalam cawan

platina. Kemudian diuapkan di

atas penangas air sampai kering

Sampel yang telah dikeringkan

tersebut dimasukkan ke dalam

tanur dengan suhu 250ºC

Suhu dinaikkan perlahan-lahan

(setiap kenaikan 50ºC)menjadi

350ºC sampai tidak terbentuk asap

lagi

Suhu dinaikkan kembali menjadi

500ºC dan setiap kenaikkan 75ºC,

kemudian sampel diabukan

selama 16 jam (semalam)

Cawan dikeluarkan dari dalam

tanur dan dibiarkan menjadi

dingin. Abu harus berwarna putih

(bebas karbon). Jika abu masih

mengandung kelebihan partikel-

partikel karbon (misalnya abu

yang dihasilkan agak keabu-

abuan), abu dibasahkan dengan air

sesedikit mungkin, diikuti dengan

penambahan HNO3 1 N tetes demi

tetes (0,5 – 3,0 ml)

Sampel dikeringkan di atas

lempeng pemanas

Hasil pengeringan tersebut

dimasukkan ke dalam tanur pada

suhu 250ºC dan perlahan-lahan

dinaikkan menjadi 500ºC.

Pemanasan dilanjutkan selama 60

-120 menit

Jika perlu penambahan

b) Untuk logam merkuri (Hg)

- kurang lebih 1 g sampel yang

telah ditimbang seksama

dimasukan kedalam labu 100 ml,

kemudian ditambahkan 5ml asam

nitrat P dan 4 ml asam sulfat P,

kemdian labu dihubungkan

dengan pendingin

- labu dipanaskan

sampai uapnya hilang dan

kmudian didinginkan

- Ke dalam lbu

takar ditambahkan 5 g hablur

KmnO4 sedikit –sedikit lalu

panaskan lago 10 menit

- Labu

didinginkan, kemudian

Page 8: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

ditambahkan 15 ml larutan

ammonium hidroksida, asam

klorida 20 %

- Lalu dalam labu

pindahkan kedalam lbu ukur 100

ml, diencerkan denga air suling,

kemudian ditambakan 2 ml

larutan SnCl2 10 %

- larutan

diencerkan sampai tanda batas

(Depkes RI,1998)

c) Untuk logam Arsen (As)

- 10 ml larutan sampel dimsukan ke

dalam laabu erlenmeyer 50 ml,

lalu ditambahkan 10 ml HCl 1:1

dan 2 ml larutan KI 15 %

- SnCl2 40 gr/10 ml HCl pekat

diatambahkan ke dalam labu

- Pada tabung reaksi, dicampurkan

1 ml larutian KI dn 0,2 ml larutan

sodium hidrogen karbonat

- 6 butir Zn dimasukan ke dalam

labu erlenmeyer tadi kemudian

dihubungkan dengan tabung

reaksi dan dibiarkan selama 30

menitaksi lain,

- Larutan dalam labu erlenmeyer

ipindahkan ke dalam tabung

reaksi lain, dambahkan 5 ml

larutan ammonium molibdat

hidrazain sulfat.

- 1tetes larutan natrium tiosulfat

ditambahkan kedalamnya, lalu

larutan Diencerkan samapi 1 ml,

di ocok.

- Panaskan selama 15 menit,

kemudian didinginkan( standar

methods, 1985)

PENETAPAN KADAR

Penetapan kadar Tembaga, Timbal,

Timah, Seng, dan Merkuri.

Penetapan kadar logam dalam sampel

dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometer serapan atom. Adapun

langkah-langkah pengerjaannya adalah

sebagai berikut :

- Pemasangan lampu katode sesuai

dengan masing-masing logam

- Pengaturan kondisi alat, Alat di

kondisikan sesuai dengan logam yang

akan dianalisis

- Pembuatan kurva baku, kurva baku

antara konsentrasi larutan dengan

serapan masing-masing larutan baku

dibuat dengan mengukur absorbansi

Page 9: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

larutan baku dari masing-masing

logam dan dari hasil tersebut akan

didapatkan persamaan regresi linier.

- Penetapan kadar, larutan sampel

diinjeksikan melalui pipa penghisap ke

dalam atomaizer

Penetapan kadar Arsen dilakukan

sebagai berikut :

- Pembuatan larutan baku dengan variasi

konsentrasi

- Pembuatan kurva baku

-aaPemeriksaan dengan alat

spektrofotometer.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampling 5 buah sampel saus cabe

industri rumah tangga yang ada

dipasaran secara acak sempurna sampel

ini di beri tanda A, B, C, D, dan E

Pembuatan Kurva Baku

Hasil pengukuran larutan baku

tembaga, timbal, timah, seng dan merkuri

yang diukur dengan spektrofotometer

serapan atom, sedangkan arsen diukur

dengan spektrofotometer visibel adalah

sebagai berikut :

a) Tembaga (Cu)

Tabel 2. Konsentrasi dan absorbansi

larutan baku tembaga (Cu)

C (ppm) A

0,500 0,112

1,000 0,217

1,500 0,298

5,000 0,914

Dengan memasukkan nilai

konsentrasi dan serapan ke dalam

rumus Least Square, maka akan

diperoleh persaan garis linier sebagai

berikut :

Y = 0,1803x + 0,0179

Dari hasil persaan di atas, diperoleh

grafik kurva baku sebagai berikut :

b) Timbal (Pb)

Tabel 3. Konsentrasi dan absorbansi

larutan baku timbal (Pb)

C (ppm) A

0,500 0,038

1,000 0,063

Page 10: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

1,500 0,086

5,000 0,271

Dengan memasukkan nilai

konsentrasi dan serapan ke dalam

rumus Least Square, maka akan

diperoleh persamaan garis linier

sebagai berikut :

Y = 0,0532x + 0,0065

Dari hasil persamaan di atas,

diperoleh grafik kurva baku sebagai

berikut :

c) Timah (Sn)

Tabel 3 Konsentrasi dan absorbansi

larutan baku timah (Sn)

C (ppm) A

0,500 0,182

1,000 0,246

1,500 0,309

5,000 0,913

Dengan memasukkan nilai

konsentrasi dan serapan ke dalam

rumus Least Square, maka akan

diperoleh persamaan garis linier

sebagai berikut :

Y = 0,1750x + 0,0406

Dari hasil persamaan di atas,

diperoleh grafik kurva baku sebagai

berikut :

d) Seng (Zn)

Tabel 4 Konsentrasi dan absorbansi

larutan baku seng (Zn)

C (ppm) A

0,500 0,119

1,000 0,198

1,500 0,248

5,000 0,606

Dengan memasukkan nilai

konsentrasi dan serapan ke dalam

rumus Least Square, maka akan

diperoleh persamaan garis linier

sebagai berikut :

Y = 0,1136x + 0,0481

Page 11: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

Dari hasil persamaan di atas,

diperoleh grafik kurva baku sebagai

berikut :

e) Merkuri (Hg)

Tabel 5 Konsentrasi dan absorbansi

larutan baku merkuri (Hg)

C (ppm) A

0,1000 0,0034

0,2000 0,0062

0,3000 0,0097

0,4000 0,0122

0,5000 0,0148

Dengan memasukkan nilai

konsentrasi dan serapan ke dalam

rumus Least Square, maka akan

diperoleh persamaan garis linier

sebagai berikut :

Y = 0,0288x + 0,0006

Dari hasil persamaan di atas,

diperoleh grafik kurva baku sebagai

berikut :

f) Arsen (As)

Tabel. 6 Konsentrasi dan absorbansi

larutan baku merkuri (Hg)

C (ppm) A

0,200 0,048

0,400 0,097

0,600 0,145

0,800 0,193

Dengan memasukkan nilai

konsentrasi dan serapan ke dalam

rumus Least Square, maka akan

diperoleh persamaan garis linier

sebagai berikut :

Y = 0,2414x + 0,0002

Dari hasil persamaan di atas,

diperoleh grafik kurva baku sebagai

berikut :

Penetapan kurva baku dilakukan

dengan cara mengukur serapan dari

beberapa larutan baku tembaga,

timbal, timah, seng dan merkuri

dalam kadar yang berbeda. Dengan

analisis regresi linier diperoleh

persaam garis, untuk logam Cu : Y =

0,1803x + 0,0179; untuk logam Pb :

Page 12: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

Y = 0,0532x + 0,0065; untuk logam

Sn : Y = 0,1750x + 0,0406; untuk

logam Zn : Y = 0,1136x + 0,0481;

untuk logam Hg : Y = 0,0288x +

0,0006; dan untuk logam As : Y =

0,2414x + 0,0002. Persamaan-

persamaan garis tersebut diperoleh

dari rumus “Least Square” .Nilai

tetapan 0,0179; 0,0065; 0,0406;

0,0481; 0,0006 dan 0,2414

menunjukkan bahwa harga serapan

(A) dan nilai kadar kelima logam

pada 0,00 ppm/ppb hampir

berimpit. Harga slope 0,1803 ;

0,0532; 0,1730; 0.1136; 0,0288 dan

0,0002 yang bernilai positif

menunjukkan bahwa terdapat

hubungan linier antara serapan (A)

dan kadar logam. Daerah linier dalam

pembuatan kurva baku dibuat

berdasarkan pengukuran konsentrasi

standar yang memberikan serapan 0,2

– 0,8.

Analisis Sampel

Dari hasil pemeriksaan kadar

logam tembaga, timbal, timah, seng,

merkuri dan arsen pada masing-

masing sampel, maka diperoleh nilai

absorbansi dan konsentrasi masing-

masing logam berat sebagai berikut :

Tabel 2.7 Hasil analisis absorbansi dari

masing-msig logam

 

Tembaga

(Cu)Timbal (Pb) Timah (Sn) Seng (Zn)

Merkuri

AC

ppmA

C

ppmA

C

PpmA

C

PpmA

A 0,006 0,098 0,006 0,318 0,255 2,03 0,035 0,57 0,004

B 0,006 0,097 0,005 0,251 0,298 2,8 0,023 0,409 0,003

C 0,002 0,041 0,006 0,303 0,304 3,04 0,04 0,707 0,01

D 0,003 0,049 0,007 0,319 0,316 3,11 0,055 0,862 0,003

E 0,004 0,052 0,007 0,321 0,22 1,7 0,046 0,726 0,002

Tabel 7 Konsentrasi logam berat dalam sampel sampel

Page 13: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

Sampel

Tembaga

(Cu)

Timbal

(Pb)

Timah

(Sn)

Seng

(Zn)

Merkuri

(Hg)

Arsen

(As)

A + + +++ ++ - -

B + + +++ + - +

C + + +++ ++ - -

D + + +++ ++ - -

E + + +++ ++ - +

F - + +++ ++ - -

Keterangan

Page 14: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

Kurang dari 0,003 ppm : (-)

0,03 – 0,5 ppm : (+)

0,5 - 1,0 ppm : (++)

Lebih dari 1,0 ppm : (+++)

Kadar masing-masing logam

berat dalam sampel A, B, C, D, E, dapat

digambarkan dalam diagram sebagai

berikut :

Hasil analisis tembaga (Cu)

menunjukkan bahwa kadar tembaga

dapat terdeteksi dalam semua sampel.

Kadar tembaga pada sampel A, B, C, D,

D, dan E masing-masing adalah 0,098

ppm; 0,097 ppm; 0,04021 ppm; 0,04881

ppm; 0,05193 ppm dan 0,01397 ppm.

Kadar tembaga tertinggi adalah 0,09774

ppm terdapat padapel saus cabe A.

Hasil analisis timbale (Pb)

memberikan hasil sebagai berikut :

0,318 ppm untuk sampel A; 0,251 ppm

untuk sampel B; 0,303 ppm untuk

sampel C; 0,319 ppm untuk sampel D;

0,321 ppm untuk sampel E dan 0,248

ppm. kadar timbal tertinggi adalah

0,32120 ppm terdapat pada sampel saus

cabe E.

Hasil analisis timah (Sn)

menunjukkan bahwa semua sampel

menunjukkan kadar timah yang relative

tinggi. Kadar timah pada sampel A, B,

C, D, dan E masing-masing adalah 2,20

ppm; 2,80 ppm; 3,04 ppm; 3,11 ppm;

1,70 ppm dan Kadar timah tertinggi

adalah 3,11 ppm terdapat pada sampel

saus cabe D.

Hasil analisis seng (Zn)

menunjukkan bahwa sampel A, B, C, D,

dan E, mengandung logam tersebut

sebanyak 0,570 ppm; 0,409 ppm; 0,707

ppm; 0,862 ppm; 0,725 pm dan 0,551

ppm. Kadar seng tertinggi adalah 0,862

ppm terdapat pada sampel saus cabe D.

Hasil analisis merkuri menunjukkan

bahwa sampel saus cabe mengandung

logam Hg, namun kadarnya sangat

kecil. Pada sampel A, B, C, D, dan E,

masing-masing kadarnya adalah 2,520

ppb; 1,690 ppb; 5,960 ppb; 2,060 ppb;

dan 1,490 ppb. Kadar merkuri tertinggi

adalah 5,960 ppb atau 0,00596 ppm

terdapat pada sampel saus cabe C.

Kadar arsen dalam sampel A, B, C,

D, dan E masing-masing adalah 0,016

ppm; 0,033 ppm; 0,021 ppm; 0,025

ppm; dan 0,042 ppm. Kadar arsen

tertinggi adalah 0,042 ppm terdapat

pada sampel saus cabe E.

Hasil pemeriksaan kadar terhadap

masing-masing logam dalam sampel

saus cabe industri rumah yang beredar

di Bandung menunjukkan bahwa kadar

logam tembaga, timbale, timah, seng,

merkuri dan arsen dalam saus cabe

industri rumah tangga yang beredar di

Page 15: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

Bandung masih di bawah ambang batas

yang ditentukan dalam Standar Nasional

Indonesia.

Pengujian ketelitian alat dilakukan

dengan mengukur serapan larutan baku

tembaga, timbale, timah, seng, merkuri

dan arsen pada konsentrasi tertentu

sebanyak lima replikasi. Hasil pengujian

ketelitian alat menunjukkan bahwa alat

AAS yang digunakan memiliki

ketelitian yang baik. Ketelitian alat pada

konsentrasi standar 5 ppm adalah 90,98

% untuk Cu; 93,61 % untuk Pb; 95,94

% untuk Sn; 94,97 % untuk Zn; 97,79 %

untuk Hg; dan 98,70 % untuk arsen.

Penetapan nilai limit deteksi

dilakukan dengan megukur serapan dari

konsentrasi larutan blanko dengan

replikasi pengukuran 10 kali. Nilai limit

deteksi untuk tembaga adalah 0,0199

ppm, untuk timbale 0,0263 ppm, untuk

timah 0,1249 ppm, untuk seng 0,1584

ppm, untuk merkuri 0,0277 dan untuk

arsen adalah 0,0004 ppm.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan terhadap 5

merek saus cabe industri rumah tangga (A,

B, C, D, E) menggunakan alat

Spektrofotometer Serapan Atom dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pada kelima saus cabe industri rumah

tangga yang diteliti mengandung logam

berat tembaga (Cu), timbale (Pb), timah

(Sn), seng (Zn), merkui (Hg) dan arsen

(As).

2. Kadar logam berat yang terdapat dalam

sampel adalah :

Logam Berat Kadar (ppm)

Tembaga (Cu) 0,014 – 0,098

Timbal (Pb) 0,248 – 0,321

Timah (Sn) 1,70 – 3,11

Seng (Zn) 0,409 – 0,862

Merkuri (Hg) 0,001 – 0,006

Arsen (As) 0,016 – 0,042

3. Menurut peraturan mengenai batas

cemaran logam yang tercantum dalam

Standar Nasional Indonesia, kandungan

rata-rata tembaga, timbale, timah, seng

dan merkuri dalam saus cabe industri

rumah tangga yang beredar di

Tasikmalaya masih dalam rentang

Page 16: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

ambang batas yang ditetapkan. Jadi

dalam hal cemaran logam, saus cabe

industri rumah tangga ini memenuhi

syarat untuk dikonsumsi.

Saran

1. Masyarakat tidak perlu

mengkhawatirkan kandungan logam

berat dalam saus industri rumah tangga

karena berdasarkan penelitian diketahui

bahwa kadar logam berat dalam saus

cabe tersebut tidak melebihi ambang

batas yang ditentukan dalam Standar

Nasional Indonesia (SNI).

2. Disarankan untuk menganalisa kadar

logam berat dari penambah cita rasa

makanan yang lain seperti kecap, saus

tomat dan lain-lain untuk mengetahui

pencemaran logam berat dalam

pelengkap makanan yang umum

dikonsumsi sehari-hari.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Lembaga

Penelitian Universitas Padjadjaran yang

telah membiayai melalui dana DIPA

Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran

2007 sehingga penelitian ini dapat

diselesaikan dengan tepat waktU

Page 17: Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/... · Web viewHasil pemeriksaan kadar terhadap masing-masing logam dalam sampel

DAFTAR PUSTAKA

Connel, W.W., Mill G.J., 1995, Kimia

dan Ekotoksikologi Pencemaran,

Penerjemah Yanti Koeter. UI

Press, Jakarta, Hal. 345-349

Darmono, 1995,ogam dalam Sistem

Biologi Mahluk Hidup, Edisi Ke-

1, UI Press, Jakarta, Hal. 95-112

Desrorier, N.W., 1988, teknologi

Pengawetan Makanan, Edisi Ke-3,

Penerjemah Muldjohardjo, UI-

Press, Hal 230-235

Dietter, W, Gruenwadel, Food Analysis :

Principle and

technique,Departement food and

Science technologi, University of

California, P. 421-428.

Dirjen POM, 1999, Farmakope Indonesia,

Edisi ke-4. Jakarta : Departemen

Keshatan Repiblik Indonesia, 7-8

Frank, C., 1995, Toksiologi Dasar, Asas,

Organ, Sasaran dan Penilaian

Resiko, penerjemah: Edi

Nugroho,Edisi kedua, UI Press,

Jakarta, hal. 46-369

Ganiswara, S. G., 1995, Farmakologi dan

Terapi, Edisi ke-4, Fakultas

Kedokteran, Universitas

Indonesia, Jakarta, ha. 781-799

Svehla, G., 1990, Vogel: Buku texs

Analisis Anorganik Kualitatif

Makro dan Semimakro, Edisi

klima, PT. Kalman Media Pusaka,

Jakarta, Hal. 207, 212, 255, 229,

237, 287.

Underwood, E.J., 1973, Trace Elemant, in

Toxican Occurin Naturaly Foods,

National Academic of Science,

Washington, D.C., p. 43-45

Willard, H., 1988, Instrumntal Methode

of Analysis, Seventh edition,

Woodsworth Publishing

Company, California., P.127-132