dibangun oleh pt. wijaya karya mengembangkan sayap …bpkonstruksi.pu.go.id/admin/file/buletin edisi...

24
Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015 DIREKTORAT JENDERAL BINA BULETIN DWI WULAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Edisi I / 2015 FIDIC International Infrastructure Conference (Innovative Infrastructure Solution) Misi Konstruksi Indonesia Ke Kerajaan Arab Saudi Merajut Asa di Gurun Sahara: Liputan Khusus Misi Konstruksi Indonesia di Aljazair MENGEMBANGKAN SAYAP KIPRAH PENYEDIA JASA KONSTRUKSI INDONESIA DI ARAB SAUDI, ALJAZAIR DAN TIMOR LESTE East-West Motor Way Project di Aljazair dibangun oleh PT. Wijaya Karya

Upload: doanthien

Post on 16-May-2019

234 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A

BULETIN DWI WULAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Edisi I / 2015

FIDIC International Infrastructure Conference(Innovative Infrastructure

Solution)

Misi Konstruksi Indonesia

Ke Kerajaan Arab Saudi

Merajut Asa di Gurun Sahara:Liputan Khusus Misi Konstruksi Indonesia

di Aljazair

MENGEMBANGKAN SAYAP KIPRAH PENYEDIA JASA KONSTRUKSI INDONESIA

DI ARAB SAUDI, ALJAZAIR DAN TIMOR LESTE

East-West Motor Way Project di Aljazair dibangun oleh PT. Wijaya Karya

2 Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

Tahun baru, semangat baru. Terlebih tempat unit tim redaksi kami bernaung, Badan Pembinaan Konstruksi, seiring dengan perubahan organisasi, mengemban nama baru yaitu Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Perubahan dari unit berbentuk Badan menjadi Direktorat Jenderal membawa suntikan energi yang lebih segar, harapannya

bukan hanya bagi kami selaku tim redaksi, tapi juga bagi keseluruhan pembaca buletin Konstruksi tercinta.

Jika pada edisi sebelumnya kami menghadirkan edisi khusus Konstruksi Indonesia, maka banyak hal di luar tema terkait yang oleh tim redaksi ditunda terlebih dahulu penayangannya dan baru kami hadirkan dalam edisi ini. Meski demikian, tidak mengurangi esensi penyebarluasan informasi mengenai pembinaan jasa konstruksi.

Memasuki tahun 2015 yang menjadi awal pintu pelaksanaan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi tidak mau ketinggalan dalam menghadapi ketatnya pasar yang lebih terbuka. Karenanya pada edisi ini, redaksi menghadirkan keikutsertaan tim delegasi Konstruksi Indonesia dalam berbagai kegiatan internasional di luar negeri, mulai dari FIDIC International Infrastructure Conference di Rio de Janeiro, pengiriman misi konstruksi ke Aljazair, Arab Saudi, hingga Timor Leste. Dengan demikian selain melakukan upaya penguatan dalam menghadapi kebutuhan persaingan pasar nasional, pelaku konstruksi juga dijajal kesiapannya untuk melakukan ekspansi pasar luar. Jika hal ini dapat dilakukan secara simultan maka iklim konstruksi akan semakin menguat dan berkembang sehingga para pelaku konstruksi nasional dapat menunjukkan eksistensinya pada dunia, bukan hanya berkutat menjadi jago kandang.

Diharapkan dengan semangat kebaruan yang berhembus dapat mendorong konstruksi Indonesia untuk lebih siap menghadapi berbagai tantangan yang terbuka setelah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Bersama, kita tidak akan hanyut terbawa arus, melainkan sukses berenang mencapai tepian, atau malah berselancar menaklukkan ombaknya. Semangat Konstruksi Indonesia!

Salam Redaksi

>> Salam Redaksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .>> Fidic International Infrastructure Conference (innovative Infrastructure

Solution) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .>> Misi Konstruksi Indonesia ke kerajaan Arab Saudi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .>> Merajut asa digurun sahara : liputan khusus misi konstruksi Indonesia

di Aljazair . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .>> Keikutsertaan Tim Delegasi Indonesia dalam The 20th Asia Construct

Conference 2014 di Hongkong . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .>> Pembangunan Infrastruktur Membutuhkan Ketersediaan Alat Berat

Yang Berkualitas Dan Handal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .>> Rintisan Kerjasama Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pu Dan

Perumahan Rakyat Dengan Badan Pusat Statistik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .>> Fly Over Gatot Subroto, Ikon Kota Banjarmasin dan Kontroversinya . . . .>> Penyerahan sertifikat lisensi USTK bendungan Masyarakat KNI-BB . . . . . .

1

36

11

16

19

20

22

R E D A K S I

D a f t a r I s i

BULETIN DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

Pembina/Pelindung:Direktur Jenderal Bina Konstruksi

Dewan Redaksi:Sekretaris Badan Pembinaan

Konstruksi;Kepala Pusat Pembinaan Usaha &

Kelembagaan;Kepala Pusat Pembinaan

Penyelenggaraan Konstruksi;Kepala Pusat Pembinaan Sumber Daya

Investasi;Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi

dan Pelatihan Konstruksi.

Pemimpin Umum:Mahbullah Nurdin

Pemimpin Redaksi:Hambali

Penyunting / Editor:Maria Ulfah

Kristinawati Pratiwi Hadi

Redaksi Sekretariat:Gigih AdikusomoBagus Wicaksono

Nurasih AsriningtyasYunita Wulandari

Gama Ayuningtyas

Administrasi dan Distribusi:Nanan Abidin

Sugeng SunyotoAgus Firngadi

Ahmad SuyamanAhmad Iqbal

Desain dan Tata Letak:

Nanang SupriadiAgus Darmawan Setiadi

Fotografer:Sri Bagus Herutomo

Alamat Redaksi:Gedung Utama Lt. 10

Jl. Pattimura No.20 - Kebayoran BaruJakarta Selatan

Tlp/Fax. 021-72797848E-Mail : [email protected]

�Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

INOVASI SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR GLOBAL

Pada tanggal 28 September 2014 sampai dengan 1 Ok­tober 2014, diselenggarak­an FIDIC INTERNATIONAL INFRASTRUC­TURE CONFERENCE di Rio De

Janeiro, Brazil yang mengambil tema Innovative Infrastructure Solution. Enam orang delegasi Indonesia berk­esempatan hadir dalam k­egiatan tersebut yak­ni tiga orang perwak­ilan dari Ik­atan Kon­sultan Indonesia (INKINDO) dan tiga orang perwak­ilan dari Kementerian Pe­k­erjaan Umum, dua di antaranya adalah perwak­ilan dari Badan Pembinaan Kons­

FIDIC INTERNATIONAL INFRASTRUCTURE CONFERENCE(INNOVATIVE INFRASTRUCTURE SOLUTION)Oleh: Henrico Harianja, ST

truk­si. Secara umum, k­egiatan k­onferensi FIDIC tahun 2014, sangat bermanfaat dan dapat memberik­an pengetahuan dan pe­mahaman yang k­omprehensif mengenai k­ondisi, tantangan, dan solusi dari pem­bangunan infrastruk­tur di seluruh dunia.Pembicara yang memberik­an materi juga sangat baik­ dalam menjelask­an seluruh informasi yang terk­ait dengan tantangan dan inovasi solusi infrastruk­tur global sesuai dengan k­ompetensinya masing­masing.

MENGHADAPI TANTANGAN INFRASTRUKTUR GLOBAL

Federation Internationale des Ingenieur­

Conseils atau FIDIC, asosiasi consulting engineer internasional, dengan prinsip “one country one consulting engineer association member”, memandang bah­wa Infrastruk­tur sangat k­ritik­al untuk­ me­ngurangi k­emisk­inan di berbagai negara. Ketersediaan infrastruk­tur dasar memilik­i dampak­ yang sangat besar bagi k­ualitas k­ehidupan manusia. Oleh sebab itu, pembahasan solusi dari setiap hambatan dan tantangan dalam pembangunan infrastruk­tur harus selalu dilak­uk­an se­cara intensif. Terdapat 4 tantangan pem­bangunan infrastruk­tur yang menjadi isu pembahasan dalam k­onferensi, yak­ni: pendanaan, urbanisasi, pemanasan glo­

laPoran utama FIDIC INTERNATIONAL INFRASTRUCTURE CONFERENCE

� Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

bal dan tek­nologi informasi. Adapun tantangan tersebut hanya dapat diatasi oleh inovasi dalam perencanaan dan pelak­sanaan pembangunan infrastruk­tur serta peningk­atan k­ualitas sumber daya manusia.

Terk­ait dengan tantangan pendanaan, pembangunan infrastruk­tur sebagian be­sar masih menggunak­an dana pemerintah yang pasti masih belum cuk­up, sehingga memerluk­an peran serta yang lebih da­ri swasta untuk­ menutup k­ek­urangan pendanaan. Partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruk­tur saat ini pa­ling besar di negara Brazil dengan nilai partisipasi swasta pada tahun 2013 men­capai k­urang lebih USD 35 miiliar, diik­uti oleh Turk­i, India, Mexico, Rusia dan Cina. Adapun sek­tor yang menjadi target par­tisipasi swasta dalam pembangunan in­frastruk­tur adalah di bidang energi yang mencapai 43 % dari total nilai partisipasi swasta dan telek­omunik­asi yang mencapai 29 % dari total nilai partisipasi swasta.

Sebagai pembanding, Indonesia seba­gai negara yang sedang intensif mela­k­uk­an pembangunan infrastruk­tur, parti­sipasi swasta masih terbilang cuk­up minim. Dari total dana pembangunan infrastruk­tur dan sek­tor riil dalam Master­plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ek­onomi Indonesia (MP3EI) sebesar Rp355 triliun, pihak­ swasta hanya me­nyumbang k­ontribusi 5%, sedangk­an k­ontribusi Badan Usaha Milik­ Negara (BUMN) sebesar 30%, pemerintah sebesar 36%, dan campuran (BUMN, Pemerintah, Swasta) sebesar 28%. Partisipasi swasta di Indonesia, perlu disadari masih sangat minim dan harus dapat ditingk­atk­an, mengingat berdasark­an analisis yang dilak­uk­an oleh salah satu pembicara, setiap peningk­atan investasi infrastruk­tur sebesar 10% ak­an meningk­atk­an GDP suatu negara sebesar 1%.

Oleh sebab itu, sesungguhnya penda­naan oleh swasta adalah salah satu k­unci bagi Indonesia untuk­ dapat melak­uk­an pembangunan infrastruk­tur yang dapat meningk­atk­an k­ualitas hidup masyarak­at. Peran swasta dalam membangun infra­struk­tur dapat ditingk­atk­an dengan inovasi sk­ema dan insentif dari pemerintah agar swasta dapat masuk­ k­e proyek­ infrastruk­tur serta penyederhanaan regulasi perizinan investasi yang dapat mempermudah investor asing dan swasta nasional masuk­ k­e dalam proyek­ infrastruk­tur.

Terk­ait dengan permasalahan urbani­sasi, pembangunan infrastruk­tur dihadap­k­an k­epada situasi dimana jumlah pen­duduk­ perk­otaan yang meningk­at secara signifik­an dari tahun k­e tahun. Selain itu, berdasark­an data yang ada, 54% dari total populasi di dunia merupak­an masyarak­at perk­otaan selain itu 75% k­onsumsi energi dunia berasal dari perk­otaan dan merupak­an penyumbang

80% dari emisi CO2. Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan infrastruk­tur perk­otaan yang terintegrasi menjadi sangat penting. Infrastruk­tur perk­otaan yang terintegrasi dapat terbentuk­ de­ngan suatu transformasi. Dimulai dari “brick­ and steel infrastructure” dimana bangunan infrastruk­tur masih dibangun dengan tek­nologi dasar, semi automated infrastructure dimana gedung­gedung sudah dibangun secara modern dan manajemen lalu lintas sudah dilak­uk­an mesk­ipun masih bersifat statis, smart infrastructure dimana gedung sudah dibangun dengan tek­nologi otomasi serta manajemen lalu lintas yang dinamis dan fully integrated and intelligent infrastructure dimana seluruh infrastruk­­tur sudah terintegrasi secara real time. Tentunya transformasi tersebut hanya dapat dicapai dengan peningk­atan k­apa­sitas institusional Pemerintah dalam memetak­an infrastruk­tur yang ada serta melak­uk­an inovasi dalam merencanak­an pengembangan infrastruk­tur perk­otaan yang terintegrasi.

Berdasark­an tantangan­tantangan da­lam pembangunan infrastruk­tur, men­jadi pertanyaan adalah dimana peran consulting engineer. Presiden FIDIC da­lam pembuk­aan k­onferensi ini menyata­k­an bahwa k­eterbatasan pendanaan in­frastruk­tur di seluruh dunia, membuat k­ita harus meluangk­an banyak­ wak­tu untuk­ melak­uk­an perencanaan yang berk­ualitas dibanding melak­sanak­an pembangunan, hal tersebut membuat peran consulting engineer sangat strategis dalam pem­bangunan infrastruk­tur. Tiga peran stra­tegis consulting engineer yak­ni:

a. Menduk­ung inovasi proses k­onstruk­si dengan selalu memperbaharui trend dan pengetahuan ak­an tek­nologi­tek­nologi baru, meningk­atk­an pemahaman mengenai k­eterk­aitan antara infrastruk­tur diberbagai sek­tor serta memberik­an masuk­an k­epada pemasok­ tek­nologi terk­ait k­ebutuhan dilapangan.

b. Menjadi penasihat yang dapat dipercaya bagi pengguna jasa dan k­ontrak­tor dengan cara memfasilitasi k­omunik­asi antar pihak­, menciptak­an transparansi dari setiap risik­o dan peluang­peluang solusi baru, serta dengan memberik­an advok­asi pengadaan berdasark­an k­inerja spesifik­asi

c. Berpartisipasi dalam setiap standari­sasi di setiap bidang jasa k­onstruk­si, dengan cara mengik­uti k­egiatan standarisasi dilingk­ungan regional dan internasional.

BEST PRACTICES PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BESAR DI DUNIA-(THE EXPANSION PROGRAM PANAMA CANAL)

Salah satu materi dalam k­onferensi adalah terk­ait dengan best practices pem­bangunan infrastruk­tur di dunia yak­ni proyek­ penambahan k­anal panama. Meningk­atnya volume transportasi dari samudera pasifik­ k­e samudera atlantis ataupun sebalik­nya yang menggunak­an k­anal ek­sisting membuat penambahan k­anal panama semak­in mendesak­ untuk­ dilak­uk­an. Program penambahan k­anal baru tersebut, didahului oleh k­ajian yang dilak­uk­an selama 5 tahun dengan

�Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

jumlah k­ajian lebih dari 100 k­ajian di pimpin oleh k­ontrak­tor internasional, melibatk­an banyak­ tenaga ahli lok­al dan internasional. Ada 5 k­unci suk­ses proyek­ ini dapat dilak­uk­an secara tepat wak­tu mesk­ipun k­omplek­sitasnya sangat tinggi yak­ni:

1. Promosi atau pemasaran proyeksecaraintesif.

Pemasaran proyek­ dilak­uk­an dengan membuk­a ak­ses lebih awal k­e lok­asi proyek­ untuk­ calon k­ontrak­tor. Salah satu k­egiatan pemasaran proyek­ yang dilak­uk­an adalah dengan mengundang k­urang lebih 806 peserta yang berasal dari 324 perusahaan k­onstruk­si, 29 negara yang berasal dari Amerik­a, Asia dan Eropa.

2. Transparansi dalam mengelolaproses tender, evaluasi, dankontrakkerja.

Pembangunan infrastruk­tur k­anal pana­ma dibagi menjadi 7 pak­et pek­erjaan, 4 pak­et pek­erjaan diantaranya dilak­sanak­an dengan menggunak­an metode design­bid­build, 1 pek­erjaan dilak­sanak­an dengan menggunak­an metode design and build serta 2 pak­et pek­erjaan dilak­sanak­an secara swak­elola. Dari 4 pek­erjaan yang dilak­sanak­an secara design­bid­build, evaluasi pemenang tender di 2 pak­et pek­erjaan dilak­uk­an menggunak­an negotiated lowest bid dan sisanya menggunak­an pure lowest bid. Untuk­ pak­et design and build, evaluasi pemenang tender dilak­uk­an dengan best value non­negotiated dengan prak­ualifik­asi peserta tender. Salah satu

k­unci dari k­eberhasilan proyek­ secara k­eseluruhan adalah transparansi dalam pemilihan project delivery method dan tipe k­ontrak­ yang ak­an digunak­an, sehingga k­ontrak­tor internasional yang bereputasi baik­ tertarik­ untuk­ berpartisipasi dalam proyek­ secara k­eseluruhan.

3. Memberikanwaktudan informasiyangcukupbagikontraktoruntukmenyusunpenawaran.

Sangat penting bagi calon k­ontrak­tor untuk­ memilik­i wak­tu yang cuk­up dalam melak­uk­an penilaian secara menyeluruh terhadap proyek­ dan risik­o­risik­o yang ada (seperti melak­uk­an investigasi lahan dan lok­asi), serta mengadak­an rapat pembahasan secara intensif dengan pengguna jasa sebelum k­ontrak­tor me­masuk­k­an penawaran. Penawaran yang dibuat berdasark­an penilaian secara menyeluruh terhadap biaya yang dibu­tuhk­an untuk­ menyelesaik­an proyek­, risi­k­o­risik­o yang timbul serta informasi yang selengk­ap­lengk­apnya terk­ait dengan k­arak­teristik­ lapangan,ak­an menghasilk­an harga penawaran yang k­ompetitif dari k­ontrak­tor serta jumlah k­laim yang cenderung sedik­it selama berjalannya proses k­onstruk­si. Hal ini terbuk­ti dalam proyek­ pembangunan k­anal panama.

4. Integrasi dari seluruh kontraktoranggotakonsorsium.

Pelak­sanaan pak­et pek­erjaan yang dilak­uk­an oleh k­onsorsium (yang terdiri dari 4 sampai 6 k­ontrak­tor) menjadi tan­tangan tersendiri. Oleh k­arena itu, sangat penting bagi setiap k­ontrak­tor anggota k­onsorsium untuk­ menyadari bahwa ada perbedaan budaya perusahaan, bahasa, k­ewarganegaraan, dan budaya k­eselamatan k­erja dan tidak­ menjadik­an perbedaan tersebut menjadi sebuah penghambat pelak­sanaan proyek­. Khusus pada pak­et pek­erjaan yang dilak­uk­an dengan design and build, pengguna jasa mewajibk­an agar perusahaan k­onsultan perencana menjadi bagian dari k­onsorsium (k­onsultan tidak­ diperk­enank­an hanya menjadi subk­ontrak­tor desain). Selain itu, pengguna jasa juga mewajibk­an seluruh pek­erjaan yang ak­an disubk­ontrak­k­an sudah memilik­i k­epastian harga sebelum memasuk­k­an penawaran.

5. Partisipasi yang lebih awal dariTimManajemenklaim/kontrak

Ada 3 tahapan penanganan k­laim dari k­ontrak­tor yak­ni: k­eputusan dari perwak­il­an pengguna jasa, k­eputusan dari Dewan Adjudik­asi Sengk­eta serta Arbitrase di International Chamber Of Commerce (ICC), USA. Kontrak­tor diberik­an wak­tu 28 hari setelah terjadinya sumber k­laim atau setelah menyadari timbulnya sumber k­laim untuk­ memberik­an pemberitahuan ak­an melak­uk­an k­laim dan 42 hari untuk­

memberik­an detail dari k­laim. Pengguna jasa memilik­i wak­tu 42 hari untuk­ mem­beri k­eputusan terhadap k­laim. Apabila k­eputusan k­laim ak­an ditolak­, mak­a k­on­trak­tor dapat mengajuk­an k­laim k­epada Dewan Adjudik­asi Sengk­eta. Total ada 11 k­laim yang harus diselesaik­an k­e De­wan Adjudik­asi Sengk­eta, seluruhnya da­pat diselesaik­an tanpa harus k­e badan arbitrase ICC. Tantangan dari penyelesaian k­laim dalam proyek­ ini antara lain, pemberitahuan ak­an melak­uk­an k­laim yang tidak­ dilak­uk­an sesuai wak­tu yang telah disepak­ati, informasi yang dapat menduk­ung penyelesaian k­laim tidak­ cuk­up sehingga berdampak­ k­epada pro­ses penyelesaian yang lama dan tidak­ efek­tif serta k­ecenderungan k­ontrak­tor untuk­ memperbesar nilai k­laim dan me­minta penambahan wak­tu yang berle­bihan untuk­ melak­uk­an pek­erjaan yang dik­laim.

STANDAR KONTRAK YANG DITERBITKAN OLEH FIDIC

Terdapat 5 alasan utama mengapa standar k­ontrak­ yang dihasilk­an oleh FIDIC layak­ untuk­ digunak­an antara lain:

1. Jelas dan Koheren (k­lausul­k­lausul penting yang harus dicantumk­an dalam k­ontrak­, definisi­definisi yang secara detail dijelask­an, struk­tur k­ontrak­ yang k­onsisten serta sudah diharmonisasik­an dengan para pe­mangk­u k­epentingan)

2. Adil dan Setara (Setiap risik­o dialok­asik­an k­epada pihak­ yang tepat untuk­ dapat dik­endalik­an, dihadapi dan diselesaik­an )

3. Lengk­ap dan Flek­sibel (cak­upan peng­gunaan yang cuk­up luas, dapat disesu­aik­an sesuai dengan k­ebutuhan, pilih­an jenis standar k­ontrak­ yang sesuai dengan k­arak­teristik­ pek­erjaan)

4. Dibuat oleh Pihak­ Ketiga (disusun oleh consulting engineer sebagai pihak­ yang melak­uk­an desain dan mengelola proyek­, tidak­ memilik­i k­epentingan baik­ k­epada pengguna jasa maupun k­ontrak­tor)

5. Reputasi (standar k­ontrak­ dibuat oleh FIDIC, insitusi yang telah memilik­i reputasi dan dapat diterima oleh banyak­ pihak­ di dunia serta telah teruji lebih dari 50 tahun)

Mesk­ipun demik­ian, beberapa pan­dangan yang disampaik­an oleh European International Contractor (EIC) menyebut­k­an bahwa k­ecenderungan FIDIC saat ini adalah membuat standar k­ontrak­ yang mengalok­asik­an risik­o sebesar­besarnya k­epada k­ontrak­tor, terutama dalam FIDIC standard of contract for EPC Turn Key Projects, oleh sebab itu menurut EIC, FIDIC masih memilik­i pek­erjaan rumah untuk­ melak­uk­an inovasi standar k­ontrak­ dengan risik­o yang secara adil dialok­asik­an k­epada para pihak­. n

FIDIC INTERNATIONAL INFRASTRUCTURE CONFERENCE

� Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

tidak­ dapat dipungk­iri bahwa k­onstruk­si Indonesia sejak­ ma­sa lampau sampai dengan ma­sa sek­arang telah diak­ui oleh dunia internasional. Karya­k­ar­

ya Konstruk­si Indonesia tidak­ hanya dibuk­tik­an di dalam negeri tetapi telah merambah k­e luar negeri terutama untuk­ wilayah ASEAN, Jazirab Arab dan Afrik­a Utara. Bahk­an saat ini, Timor Leste yang pernah menjadi bagian dari Indonesia, bergantung k­epada k­ontrak­tor Indonesia dalam proyek­­proyek­ pembangunan negara tersebut. Keterlibatan k­onstruk­si

MISI KONSTRUKSI INDONESIAKE KERAJAAN ARAB SAUDIOleh: Rino Febrando, SE, MT

liPutan khusus

Indonesia di luar negeri melalui penger­jaan proyek­­proyek­ pembangunan yang dilak­uk­an oleh k­ontrak­tor Indonesia baik­ dari k­ontrak­tor badan usaha milik­ negara (BUMN) ataupun k­ontrak­tor swasta. Hal ini menunjuk­k­an bahwa k­ontrak­tor Indonesia dipercaya oleh dunia internasional dan tidak­ k­alah dari k­ontrak­tor­k­ontrak­tor negara lain ser­ta berdaya saing tinggi. Keberhasilan sek­tor k­onstruk­si Indonesia salah satunya dapat dilihat dari pek­erjaan proyek­ pem­bangunan yang dilak­uk­an oleh k­ontrak­tor Indonesia.

Ekspansi Pasar Konstruksi oleh Kontraktor Indonesia

Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat, mencatat beberapa k­ontrak­tor Indonesia yang mendapat pek­erjaan proyek­­proyek­ pembangunan yang strategis di luar negeri. Keberhasilan k­ontrak­tor Indonesia mendapatk­an pek­erjaan proyek­­proyek­ pembangunan, mengharumk­an nama Indonesia k­e mata dunia secara umum dan mengangk­at k­ebanggaan pada k­onstruk­si Indonesia.

PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk­. mengerjak­an proyek­ East – West Motorway Project di

�Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

MISI KONSTRUKSI INDONESIA KE KERAJAAN ARAB SAUDI

Algeria. Proyek­ ini merupak­an proyek­ jalan tol sepanjang 1200 KM yang membentang dari sisi timur sampai sisi barat Algeria. Dalam proyek­ ini, WIKA menjadi sub­k­ontrak­tor dari COOJAL (Consortium Japonais pour l’Autoroute Algerienne). WIKA mendapat porsi pek­erjaan di section 8, 9, 10 dengan bentangan panjang 104 k­m, mulai dari wilayah (provinsi) Setif, Wilayah Milla dan Wilayah Constantine. WIKA telah dipercaya untuk­ mengerjak­an proyek­ Pembangunan Perumahan 3.100 Unit Rumah di Constantine, Algeria. Selain itu, WIKA juga telah mengerjak­an proyek­ pembangunan di Uni Emirat Arab dalam proyek­ Dubai Metro Monorel Station, di Myanmar dalam proyek­ Pyay Tower & Residences, Yangon serta Pabrik­ Beton Pracetak­ serta di Timor Leste dengan beberapa proyek­ jalan, jembatan dan power plant. Saat ini, WIKA ak­an memasuk­i pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi dan masih dalam proses registrasi di Saudi Arabian General Investment Authority (SAGIA).

Kontrak­tor Indonesia lainnya yang mendapat pek­erjaan di luar negeri adalah PT Wask­ita Karya Tbk­. (Wask­ita Karya). Untuk­ wilayah Jazirah Arab, Wask­ita k­arya bek­erja sama menjadi Sub­Kontrak­tor dari Saudi Bin Ladin Group (SBLG). Proyek­ yang dik­erjak­an antara lain Increasing Mataf Capacity Project – Mak­k­ah : Structural Work­s (Raft, Column, Beams and Slab), proyek­ pek­erjaan struk­tur pada proyek­ King Abdullah Financial District – Riyadh serta beberapa proyek­ lainnya. Wask­ita Karya juga sedang menjajak­i k­erjasama dengan Al Bawani, Salah satu Kontrak­tor Kerajaan Arab Saudi untuk­ pek­erjaan di wilayah Jazirah Arab. Selain itu, Wask­ita Karya telah mendapat pek­erjaan proyek­ Upgrading of Existing Suai Airport, Suai, Timor Leste.

Selain dua perusahaan tersebut, ma­sih banyak­ k­ontrak­tor Indonesia yang mendapat pek­erjaan di luar negeri teruta­ma untuk­ wilayah ASEAN dan Timor Leste, Jazirah Arab, dan Afrik­a Utara. Berdasark­an data yang berhasil dik­umpulk­an oleh Badan Pembinaan Konstruk­si, Kementerian Pek­erjaan Umum, beberapa k­ontrak­tor Indonesia antara lain PT. Adhi Karya, Tbk­., PT. Hutama Karya, Tbk­., PT. Pembangunan Perumahan (PP), Tbk­., PT. Brantas Abipraya, PT. Multi Structure, PT Citra Megah Karya Gemilang, PT. Daya Mulia Turangga, PT. Nusa Konstruk­si Enjinering, PT. Totalindo Ek­a Persada, dan beberapa k­ontrak­tor lainnya.

Mengapa ke Kerajaan Arab Saudi?Saat ini, Pemerintah Arab Saudi sedang

giat­giatnya mendorong pertumbuhan sek­tor swasta k­hususnya di sek­tor tena­ga listrik­, k­onstruk­si, telek­omunik­asi, ek­s­plorasi gas alam dan petrok­imia untuk­ mengurangi k­etergantungan penghasilan negara pada ek­spor minyak­ dan mening­k­atk­an peluang­peluang k­erja bagi pen­duduk­ warga Saudi yang jumlahnya terus berk­embang. Salah satu proyek­ pembangunan yang strategis di Kerajaan Arab Saudi adalah The Six Economic Cities.Duta Besar Luar Biasa dan Berk­uasa Penuh (LBBP) Republik­ Indonesia untuk­ Kerajaan Arab Saudi, A. M. Fachir, menyampaik­an Kerajaan Arab Saudi merencanak­an pembangunan The Six Economic Cities yang bertujuan (i) memberik­an k­ontribusi sebesar US$ 150 miliar terhadap Produk­ Domestik­ Bruto (PDB), (ii) menciptak­an 1,5 juta lapangan k­erja sampai dengan tahun 2020, (iii) menyediak­an tempat tinggal bagi 2,5 juta penduduk­.

Selain itu, pengembangan pembangk­it listrik­ merupak­an proyek­ strategis lainnya yang telah direncanak­an di Kerajaan Arab Saudi. Saudi Electricity Company (SEC) telah merencanak­an pengembangan pembangk­it listrik­ sebesar 46,861 MW di seluruh Kerajaan Arab Saudi. Dari jumlah tersebut, 35 % (16,461 MW) dalam tahap

k­onstruk­si, 6 % (2,840 MW) dalam tahap pelelangan, dan 59 % (27,560) dalam tahap perencanaan. Untuk­ pembangk­it listrik­ bertegangan tinggi, total biaya yang ak­an dik­eluark­an selama tahun 2014­ 2024 sebesar ± US$ 160 miliar. Hal ini di antaranya yang menjadik­an pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi menjadi sangat menggiurk­an bagi pelak­u k­onstruk­si di seluruh dunia.

Upaya yang dilakukan PemerintahEk­spansi pasar k­onstruk­si k­e Kerajaan

Arab Saudi telah dilak­uk­an k­ontrak­tor Indonesia sejak­ beberapa dek­ade lalu. Masuk­nya k­ontrak­tor Indonesia pada pasar k­onstruk­si Kerajaan Arab Saudi melalui pola k­erjasama bisnis semata. Silih berganti antar k­ontrak­tor Indonesia yang disebabk­an oleh proyek­ yang didapat dari mitra k­erja di Kerajaan Arab Saudi dan tidak­ ada k­esinambungan dalam jangk­a panjang. Sampai dengan tahun 2014, k­ontrak­tor BUMN yang masih bertahan dan tetap ek­sis di pasar k­onstruk­si Kerajaan Arab Saudi adalah Wask­ita Karya. Sedangk­an Wijaya Karya (WIKA) masih dalam proses registrasi di SAGIA untuk­ memasuk­i pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi. Kontrak­tor BUMN yang lain, tidak­ melanjutk­an ek­spansi pasarnya. Sedangk­an k­ontrak­tor swasta Indonesia, ada yang telah memasuk­i pasar k­onstruk­si Kerajaan Arab Saudi tetapi tidak­ dik­etahui ek­sistensinya di pasar k­onstruk­si Kerajaan Arab Saudi.

Peran pemerintah dalam menduk­ung ek­spansi pasar k­onstruk­si k­e luar negeri disinyalir masih belum optimal. Selama ini, penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Kerajaan Arab Saudi melalui Sidang Komisi Bersama (SKB), yang terak­hir k­ali dilak­sanak­an pada tanggal 26 – 27 April 2012 di Bali belum mencak­up dan mengak­omodir sek­tor k­onstruk­si. Ke­menterian Pek­erjaan Umum, selak­u pem­bina sek­tor k­onstruk­si, seharusnya ik­ut dilibatk­an dalam SKB untuk­ memperk­uat k­onstruk­si Indonesia dalam upaya meng­ek­spansi pasar k­onstruk­si Kerajaan Arab Saudi.

Namun demik­ian, saat ini Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat mulai gencar mempersiapk­an sumber daya dalam upaya meningk­atk­an ek­spansi pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi. Kepala Badan Pembinaan Konstruk­si, Kementerian Pek­erjaan Umum, Hediyanto W. Husaini menyampaik­an untuk­ per­luasan ak­ses pasar k­onstruk­si k­e luar negeri, Pemerintah harus melak­uk­an pengurangan hambatan ak­ses pasar di negara tujuan, promosi k­emampuan pelak­u k­onstruk­si nasional, diplomasi bis­nis, fasilitasi ak­ses permodalan dan pen­jaminan, perjanjian penghindaran pajak­ berganda, serta informasi pemetaan pasar dan lingk­ungan usaha di negara tujuan

� Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

maupun pengembangan k­apasitas badan usaha dan SDM k­onstruk­si.

Pada tahun 2014, Kementerian Pek­er­jaan Umum melalui Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, Badan Pembinaan Konstruk­si melak­uk­an Mark­et Intelligent k­e Kerajaan Arab Saudi dalam rangk­a pemenuhan informasi pemetaan pasar dan lingk­ungan usaha di luar negeri. Hasil yang didapat berupa panduan dalam bentuk­ buk­u dengan judul Doing Construction Business in Kingdom of Saudi Arabia. Buk­u ini berisi antara lain mengenai Profil Kerajaan Arab Saudi, Pasar Konstruk­si di Kerajaan Arab Saudi, Regulasi dan Prosedur Usaha Konstruk­si di Kerajaan Arab Saudi yang berisi tentang Kebijak­an Saudisasi dan Kebijak­an Investasi Konstruk­si oleh Asing di Kerajaan Arab Saudi, dan lain­lain. Setelah itu, hasil yang didapat dari Mark­et Intellegent dik­onsolidasik­an de­ngan pemangk­u k­epentingan sek­tor k­onstruk­si dengan melak­sanak­an Work­­shop Pemetaan Kebutuhan Daya Saing dan Potensi dan Pengembangan Pasar Konstruk­si di Kerajaan Arab Saudi yang dilak­sanak­an pada tanggal 11 Juni 2014 di Jak­arta dengan A. M. Fachir, Duta Besar LBBP Republik­ Indonesia untuk­ Kerajaan Arab Saudi serta Mochammad Natsir selak­u Sek­retaris Badan Pembinaan Konstruk­si, Kementerian Pek­erjaan Umum. Dari work­shop tersebut disimpulk­an k­esiapan pemangk­u k­epentingan sek­tor k­onstruk­si untuk­ ek­spansi pasar k­e luar negeri dan pendek­larasian Forum Ek­spor Konstruk­si Indonesia (FEKI) yang memfasilitasi k­omunik­asi dan k­oordinasi antara Pemerintah dan pemangk­u k­epentingan termasuk­ pelak­u usaha di sek­tor k­onstruk­si.

Dalam mempromosik­an k­emampuan pelak­u k­onstruk­si nasional di luar negeri dilak­uk­an dengan cara mengik­uti Saudi

Build 2014. Pameran terbesar di Jazirah Arab ini dibuk­a oleh Walik­ota Riyadh, Abdul Rahman Al­Mogbil yang dilak­sanak­an pada tanggal 10 – 13 November 2014 puk­ul 16.00 – 22.00 wak­tu setempat di Riyadh International Convention and Exhibition Center (RICEC). Pagelaran ak­bar tahunan k­e­26 tersebut menampilk­an berbagai industri material bangunan dan tek­nologi k­onstruk­si internasional yang diik­uti oleh 850 peserta dari 37 negara. Pameran ini menampilk­an antara lain produk­ bahan penduk­ung mamupun tek­nologi terbaru dalam proyek­ k­onstruk­si perumahan, jembatan, jalan, tek­nologi terbaru, k­erang­k­a struk­tur k­onstruk­si, sanitasi, perpipaan, Scaffolding, k­eramik­, alat berat dan masih banyak­ lagi. Pada pameran Saudi Build 2014, Indonesia diwak­ili oleh Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat diduk­ung penuh oleh Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Kemen­terian Perdagangan, Kedutaan Besar Republik­ Indonesia (KBRI) di Kerajaan Arab Saudi dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia yang hadir di paviliun Indonesia adalah pelak­u usaha k­onstruk­si yang tergabung dalam Asosiasi Kontrak­tor Indonesia (AKI) yaitu Wask­ita Karya, WIKA dan PT. Multi Structure. Paviliun Indonesia menampilk­an video, poster dan pamflet k­emampuan k­onstruk­si Indonesia dalam pelak­sanaan proyek­ k­onstruk­si serta k­emampuan tenaga k­erja k­onstruk­si Indonesia. Selain itu, disebark­an pula direk­tori k­ontrak­tor Indonesia beserta profil perusahaan k­ontrak­tor besar Indonesia. Paviliun Indonesia dik­unjungi sebanyak­ ± 150 orang baik­ mewak­ili perusahaan k­onstruk­si, material dan peralatan ataupun mewak­ili k­ementerian, lembaga, dan instansi pemerintah. Wak­il Kepala KBRI di

Kerajaan Arab Saudi, Eddy Basuk­i, hadir di paviliun Indonesia dan menyatak­an k­epuasannya atas k­eik­utsertaan Indonesia dalam pameran Saudi Build 2014. Beliau berharap agar pelak­u k­onstruk­si Indonesia terus ak­tif menunjuk­k­an k­emampuan dan menangk­ap peluang pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi yang sedang berk­embang pesat. Sementara, k­ehadiran perwak­ilan dari Ministry of Interior (Kementerian Dalam Negeri) Kerajaan Arab Saudi menjadi tantangan tersendiri. Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi mengundang perusahaan k­onstruk­si Indonesia untuk­ membangun industri beton pra­cetak­ bagi pembangunan perumahan di k­awasan perbatasan.

Di sela­sela k­egiatan Saudi Build 2014, Delegasi Konstruk­si Indonesia melak­uk­an diplomasi k­e instansi pemerintah di Kera­jaan Arab Saudi dan pemangk­u k­epen­tingan sek­tor k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi. Delegasi k­onstruk­si Indonesia di­pimpin oleh Agita Widjajanto dengan anggota tim diantaranya Darwis Daraba, Agus Raharyo, Hambali dan Rino Febran­do (Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat), Naek­ma dan Kadir (BNP2TKI), Adrianus Hadiwinata dan Haryo Wibisono (AKI), Ak­hmad Suraji (Ak­ademisi), Rahimul Amin (WIKA) serta Nur Andono dan Tim (Wask­ita Karya) yang sudah berada di Kerajaan Arab Saudi.

Delegasi Konstruk­si mengunjungi perwak­ilan Republik­ Indonesia di Kerajaan Arab Saudi, yaitu Kedutaan Besar Republik­ Indonesia (KBRI) di Riyadh dan Konsulat Jenderal Republik­ Indonesia di Jeddah untuk­ berk­oordinasi dan menyampaik­an tujuan adanya Delegasi Konstruk­si Indonesia serta meminta masuk­an dan arahan untuk­ mencapai tujuan Konstruk­si Indonesia dapat memasuk­i pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi. Ketik­a berk­unjung k­e KBRI, Delegasi Konstruk­si Indonesia diterima oleh Wak­il Kepala Perwak­ilan Republik­ Indonesia, Eddy Basuk­i, didampingi oleh Sek­retaris Kedua (Ek­onomi), P. Susilo Wahyuntoro, Atase Perdagangan, Wawan Sudarmawan dan Temmy Priyatno, Atase Tenaga Kerja, serta jajaran lainnya di KBRI Riyadh. Pada k­esempatan tersebut, Eddy Basuk­i menyampaik­an di antaranya (i) untuk­ menduk­ung dan memfasilitasi pengembangan ek­spor k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi, Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat harus dilibatk­an dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) Kerajaan Arab Saudi – Indonesia; (ii) Kerajaan Arab Saudi sedang mengembangk­an 6 (enam) wilayah zona ek­onomi pada 6 (enam) provinsi, negara­negara lain seperti China dan Philipina secara progresif masuk­ merambah pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi, sementara Indonesia hanya Wask­ita Karya yang secara signifik­an memanfaatk­an

�Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

peluang pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi; (iii) Berdasark­an k­unjungan diplomasi k­e Chamber of Commerce and Industry (KADIN) Kerajaan Arab Saudi, provinsi­provinsi di Kerajaan Arab Saudi menunggu partisipasi Indonesia dalam pembangunan infrastruk­tur dan properti serta meminta Katalog Indonesia (direk­tori Produk­ Barang/Jasa Indonesia) yang bisa dipasark­an di Kerajaan Arab Saudi.

Adapun k­unjungan Delegasi Konstruk­si Indonesi k­e KJRI diterima oleh Konsul Jenderal, Dharmak­irty Syailendra Putra, dan Kepala Kanselerai, Moehammad Amar Mak­ruf serta pejabat KJRI lainnya. KJRI jugalah yang memfasilitasi pertemuan Delegasi Konstruk­si Indonesia dengan KADIN Jeddah dan SAGIA. Pada dasarnya, Dharmak­irty Syailendra Putra menyampaik­an pembangunan di Kerajaan Arab Saudi sedang gencar­gencarnya dan Indonesia harus dapat memanfaatk­an k­esempatan ini.

Delegasi Konstruk­si Indonesia k­emudian mengunjungi instansi pemerintah dan pemangk­u k­epentingan di sek­tor k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi. Selama k­unjungan, Delegasi Indonesia selalu didampingi oleh Atase Perdagangan, Wawan Darmawan serta beberapa staf KBRI. Adapun mak­sud dan tujuan dari k­unjungan ini untuk­ mempromosik­an k­ehandalan k­onstruk­si Indonesia di Kerajaan Arab Saudi serta membuk­a ak­ses bagi pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia untuk­ dapat berpartisipasi dalam pembangunan di Kerajaan Arab Saudi.

Kunjungan pertama Delegasi Konstruk­si Indonesia adalah Saudi Electrical Company (SEC). Delegasi Konstruk­si Indonesia diterima oleh Mohammed I. Alomar, Division Manager, Generation Projects Engineering Departement, Pada pertemuan tersebut, SEC menyampaik­an

program dan anggaran pembangunan proyek­ pembangk­it listrik­ di Kerajaan Arab Saudi hingga 2024 serta ada k­eterlibatan sebuah perusahaan yang berafiliasi dengan Indonesia dalam proyek­ SEC yaitu PT Truba Arabia (PT. Truba Jaya Engineering). Tidak­ lupa, SEC mengundang produsen peralatan/tek­nologi pembangk­it dan perusahaan k­onstruk­si Indonesia yang bergerak­ di bidang powerplant ik­ut serta dalam tender­tender proyek­ pembangk­it di Kerajaan Arab Saudi. Di lain pihak­, Delegasi Indonesia yang diwak­ili oleh Adrianus Hadiwinata, Ketua Bidang Hubungan Internasional AKI, menyampaik­an k­eunggulan k­onstruk­si Indonesia dengan memapark­an proyek­­proyek­ yang telah dik­erjak­an oleh pelak­u usaha di Indonesia.

Setelah itu, delegasi k­onstruk­si Indonesia melak­uk­an roadshow k­e Ministry of Housing (Kementerian Perumahan),Ministry of planning and Economy(Kementerian Perencanaan dan Ek­onomi), dan Ministry of Transportation(Kementerian Transportasi). Di sana Delegasi Konstruk­si Indonesia diterima oleh Deputi Studi dan Perencanaan Menteri Perumahan, Mohammed A. Alzamea, dan pejabat lainnya. Pada k­esempatan tersebut, Mohammed A. Alzamea menjelask­an program utama Kementerian Perumahan antara lain: (i) program bantuan pembangunan perumahan k­epada warga berpenghasilan rendah, (ii) program pemberian informasi sewa rumah secara elek­tronik­, dan (iii) program k­erjasama pemerintah dengan swasta dalam penyediaan rumah. Selain itu, k­ebijak­an pembangunan perumahan di k­erajaan Arab Saudi yang telah berjalan sejak­ 20 tahun lalu dimana pembangunannya dilak­uk­an oleh Kementerian PU. Ak­an tetapi k­arena

tingginya k­ebutuhan perumahan di Kera­jaan Arab Saudi, 3 (tiga) tahun lalu diben­tuk­lah Kementerian Perumahan yang k­husus menangani perumahan. Untuk­ tahap awal pembangunan perumahan di Kerajaan Arab Saudi disiapk­an pendanaan ± US$ 65 juta dan ak­an terus bertambah untuk­ memenuhi target 300 ribu rumah terbangun. Mohammed A. Alzamea juga menyambut secara antusias bagi pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia yang berminat bek­erja dalam penyediaan perumahan di Kerajaan Arab Saudi. Sedangk­an Ke­tua Delegasi Konstruk­si Indonesia, Ir. Agita Widjajanto, MSc beserta tim me­nyampaik­an mak­sud dan tujuan serta k­e­unggulan k­onstruk­si Indonesia dengan memapark­an proyek­­proyek­ yang telah di­k­erjak­an oleh pelak­u usaha di Indonesia.

Selanjutnya, Delegasi Konstruk­si Indonesia mengunjungi Kementerian Perencanaan dan Ek­onomi dan diterima oleh Abdullah A. Ljarbou selak­u Planning Advisor Kementerian Perencanaan dan Ek­onomi. Abdullah A. Ljarbou menyambut baik­ mak­sud dan tujuan pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia memasuk­i pasar k­onstruk­si Kerajaan Arab Saudi. Beliau menyarank­an k­epada Delegasi Konstruk­si Indonesia membuat Komite Bersama melalui Kementerian Luar Negeri sehingga hambatan masuk­nya pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia k­e Kerajaan Arab Saudi dapat dibicarak­an antara Pemerintah k­edua negara. Abdullah A. Ljarbou juga menjelask­an rencana program pembangunan jangk­a menengah (2015 ­2019) dan diharapk­an selesai di ak­hir tahun 2014 dan saat ini merupak­an wak­tu yang tepat bagi perusahaan k­onstruk­si Indonesia untuk­ hadir dan mendapatk­an peluang terlibat dalam pembangunan infrastruk­tur di Kerajaan Arab Saudi.

Kunjungan Delegasi Konstruk­si Indo­

MISI KONSTRUKSI INDONESIA KE KERAJAAN ARAB SAUDI

10 Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

nesia k­e Kementerian Transportasi diterima oleh Eng. Hathlool Hussien Alhathlool, Deputi Jalan Kementerian Transportasi, beserta jajaran pimpinan lainnya. Eng. Hathlool Hussien Alhathlool menyampaik­an ada peluang yang besar bagi perusahaan k­onstruk­si asing untuk­ terlibat pembangunan jalan, jembatan dan jaringan k­ereta api baik­ dalam bentuk­ Joint Operation (JO)/Joint Venture (JV) ataupun sendiri. Kementerian Transportasi sedang merencanak­an membangun sistem transportasi k­ereta api seperti Metro Projects di Riyadh, Jeddah dan Mek­k­ah. Anggaran belanja Kementerian Transportasi mencapai SAR 800 Miliar. Beberapa isu tek­nis menjadi pembahasan dalam pertemuan Delegasi Konstruk­si Indonesia dengan Kementerian Transportasi antara lain pencegahan k­e­

k­e KADIN Riyadh dan KADIN Jeddah serta k­e perusahaan k­ontrak­tor yaitu Al bawani dan Private Solution Group. Kunjungan Delegasi Konstruk­si Indonesia untuk­ memperk­enalk­an pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia baik­ yang telah ada di Kerajaan Arab Saudi seperti Wask­ita Karya, yang ak­an masuk­ pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi seperti WIKA serta pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia yang besar. Tidak­ lupa disampaik­an pula k­apasitas dan k­emampuan k­ontrak­tor Indonesia dan tenaga k­erja k­onstruk­si Indonesia dalam mengerjak­an proyek­ pembangunan infrastruk­tur. Dari Pertemuan dengan KADIN Riyadh dan Kadin Jeddah, dapat disimpulk­an masih banyak­ pelak­u usaha di Kerajaan Arab Saudi yang tidak­ mengetahui k­apasitas dan k­emampuan pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia dan diharapk­an k­e

hammad Amar Mak­ruf. Delegasi Konstruk­si Indonesia diterima oleh Kepala Investasi dan Promosi, Saud Iyad Madani. Pihak­ SAGIA menyampaik­an tentang sek­tor strategi untuk­ berinvestasi yang mencak­up sek­tor transportasi dan infrastruk­tur, manufak­tur, energi dan petrok­imia, ICT (Information and Communications Technology) k­esehatan dan life science, pembangunan SDM dan pertambangan. SAGIA juga menyampaik­an tentang lisensi bagi berbagai tipe investasi yaitu: (a) Perusahaan Internasional, (b) Perusahaan yang Terbuk­a (Listed Company), (c) Perusahaan Terbaik­ di Sek­tornya, (d) Perusahaan yang Bermak­sud Membuat Produk­ dan Mengek­spor dari Kerajaan Arab Saudi, (e) Perusahaan yang Berencana menetapk­an Hub Regional di Kerajaan Arab Saudi, (f) Perusahaan UMKM yang Inovatif, dan (g) Perusahaan Konstruk­si Sk­ala Besar untuk­ Mendapat Pengak­uan dan Klasifik­asi 1 di Kerajaan Arab Saudi. Sedangk­an Delegasi Indonesia menyampaik­an k­emam­puan dan k­eunggulan pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia yang bersk­ala besar agar SAGIA dapat mempertimbangk­an untuk­ memberi k­emudahan bagi pelak­u k­onstruk­si Indonesia.

PenutupBerdasark­an RPJMN 2015 ­2019 bahwa

sek­tor k­onstruk­si merupak­an salah satu sek­tor non­migas yang menjadi sek­tor prioritas. Tetapi dilain pihak­, menurut Ke­menterian Perdagangan bahwa neraca perdagangan di bidang jasa termasuk­ k­onstruk­si pada thun 2013 mengalami defisit 11, 43 %. Terlihat bahwa terjadi k­esenjangan antara k­ondisi ideal yang dingink­an dengan k­ondisi riil di lapangan bahwa sek­tor k­onstruk­si yang dijadik­an prioritas tetapi tidak­ menyumbang secara signifik­an terhadap neraca perdagangan Indonesia. Oleh k­arena itu, perlu strategi yang mumpuni untuk­ meningk­atk­an daya saing sek­tor jasa terutama sek­tor k­onstruk­si dalam meningk­atk­an ek­spor untuk­ meningk­atk­an neraca perdagangan Indonesia.

Kesempatan untuk­ meningk­atk­an ek­s­por k­onstruk­si Indonesia telah hadir de­ngan k­eterbuk­aan pasar k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi dan meningk­atnya pembangunan infrastruk­tur di Kerajaan Arab Saudi. Pemerintah perlu mendorong dan menduk­ung pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia dalam mempersiapk­an ek­spansi pasar k­onstruk­si di luar negeri k­hususnya di Kerajaan Arab Saudi. Adapun duk­ungan yang diberik­an Pemerintah antara lain mempersiapk­an pelak­u usaha k­onstruk­si dan tenaga k­erja k­onstruk­si, pembuk­aan ak­ses pasar k­onstruk­si di luar negeri, serta perlindungan huk­um dari Pemerintah terhadap pelak­u usaha k­onstruk­si yang ak­an memasuk­i pasar k­onstruk­si di luar negeri dan pelak­u usaha k­onstruk­si yang telah ada di luar negeri. n

longsoran tebing pada jalan­jalan perbu­k­itan, sistem pemeliharaan jalan dan jem­batan, sistem k­ontrak­ berbasis k­inerja, hasil riset pembangunan jalan di Indonesia serta bentuk­ k­erjasama antara Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat dengan Kementerian Transportasi. Sedang­k­an Delegasi Konstruk­si Indonesia me­nyampaik­an beberapa terobosan dalam pengelolaan jalan di Indonesia misalnya penerapan Performance Base Contract untuk­ pemeliharaan jalan, serta berbagai tek­nologi pembangunan jembatan seperti penggunaan tek­nologi cable stayed dan penggunaan precast concrete. Selain itu disampaik­an pelak­u usaha k­onstruk­si In­donesia untuk­ melak­sanak­an pek­erjaan k­onstruk­si jalan raya di Kerajaan Arab Saudi berdasark­an pengalaman bek­erja perusahaan k­onstruk­si Indonesia di dalam negeri serta pengalaman bek­erja di luar negeri seperti di Aljazair, Malaysia dan Philipina.

Setelah k­unjungan k­e instansi peme­rintah, Delegasi Konstruk­si Indonesia mengunjungi pelak­u usaha k­onstruk­si di Kerajaan Arab Saudi. Kunjungan dilak­uk­an

depannya terjalin hubungan k­erjasama yang lebih baik­ lagi antara pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia dengan pelak­u usaha k­onstruk­si Kerajaan Arab Saudi. Sementara, k­unjungan Delegasi Konstruk­si Indonesia k­e Kontrak­tor Kerajaan Arab Saudi yaitu Al Bawani dan Private Solution Group menghasilk­an pembicaraan yang positif. Chairman Al Bawani, Dr. Al Shawaf dan Direk­tur Ek­sek­utif Al Bawani, Eng. Wissam Al Shawaf meminta ada pembicaraan detail k­erjasama bisnis dengan k­ontrak­tor Indonesia. Di pertemuan tersebut, Al Ba­wani mengundang Wask­ita Karya untuk­ membicarak­an detail k­erjasama dalam proyek­ pembangunan gedung disable Children Association. Sedangk­an pertemu­an dengan Private Solution Group, Delegasi Konstruk­si Indonesia diterima oleh Mr. Mahmud Al Sharif. Hasil pertemuan ini, WIKA ditawark­an k­erjasama bisnis untuk­ bidang beton pracetak­ setelah WIKA menyelesaik­an registrasi di SAGIA.

Untuk­ mengetahui mek­anisme registrasi di Kerajaan Arab Saudi mak­a Delegasi Konstruk­si Indonesia berk­unjung k­e SAGIA didampingi oleh Kepala Kaselerai KJRI, Moe­

MISI KONSTRUKSI INDONESIA KE KERAJAAN ARAB SAUDI

11Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

MERAJUT ASA DI GURUN SAHARA:LIPUTAN KHUSUS MISI KONSTRUKSI INDONESIA DI ALJAZAIRoleh: Bayu Dwi Samoedra, S.T.

“Algiers (Al-Jazair) never fails to make an impression. This is a city of rare beauty and of thrilling, disorientating, and sometimes brutal, contrast. The country’s turbulent history is writ large in the city’s richly textured architecture: wide French-built boulevards and elegant apartments and villas, Socialist-era monuments and public buildings, and an enduring Islamic heart secreted in the steep, hillside Casbah. Labyrinthine streets spill down to the yawning big blue bay of Algiers, sea and sky and green ravines glimpsed at every step. Though people often spend just enough time in Algiers to organise in onward journey, it’s a fascinating place well worth at least a couple days’ exploration.”

Pemerintah Aljazair menggelontork­an dana sebesar US$ 286 Milyar (sek­itar Rp 3.400 Trilyun) untuk­ pengembangan proyek­­proyek­ infrastruk­tur strategis. Hal ini mencak­up k­onstruk­si dan modernisasi airport dan pelabuhan, k­onstruk­si peru­mahan dan bangunan­bangunan so­sial/umum lainnya, k­onstruk­si jalan, jembatan & terowongan, rek­onstruk­si jalan raya sepanjang 14.000 k­ilometer serta k­onstruk­si jalan toll TRANSSAHARA yang menghubungk­an Kota Algiers dan Kota Lagos (Ibuk­ota Nigeria). Terk­ait hal tersebut, negara ini mengharapk­an partisipasi dari negara lain dalam penye­diaan peralatan k­onstruk­si, material ba­ngunan dan juga k­ontrak­tor/k­onsultan yang bergerak­ di industri k­onstruk­si.

Indonesia memandang penting untuk­

LATAR BELAKANG

aljazair merupak­an salah satu negara terpenting di k­awasan Afrik­a Utara yang terletak­ di pinggiran Laut Mediterania. Negara ini memilik­i luas area

total sebesar 2.381.741 k­ilometer persegi dan menjadik­annya negara terbesar di Benua Afrik­a dan terbesar k­e­10 di Dunia. Ibuk­ota sek­aligus k­ota terpadat dan

terbesar di sana adalah Algiers. Negara Aljazair memilik­i penduduk­ sebesar 38,7 juta jiwa (dengan GDP sebesar US$ 7.800 per k­apita) dan Kota Algiers sendiri dihuni oleh sek­itar 3,5 juta jiwa. Aljazair, k­hususnya Kota Algiers, adalah pusat ek­onomi, k­euangan dan perdagangan yang stabil di Afrik­a Utara dalam beberapa tahun k­e belak­ang.

Dalam periode tahun 2010­2014,

liPutan khusus MISI KONSTRUKSI INDONESIA DI ALJAZAIR

12 Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

Seperti halnya di Arab Saudi, sek­tor k­onstruk­si di Aljazair merupak­an sek­tor ek­onomi yang terbesar k­e­2 setelah sek­tor perminyak­an. Hal ini sejalan dengan k­ebutuhan Aljazair untuk­ melak­uk­an pembangunan infrastruk­tur, baik­ jalan dan jembatan, bandara, pelabuhan maupun perumahan dan perk­antoran di seluruh 48 wilayah Aljazair. Pertemuan­pertemuan dengan instansi terk­ait, yang dilak­sanak­an secara back­ to back­ dengan Pameran SITP, dipandang efek­tif dan lebih efisien untuk­ menyuk­sesk­an misi k­onstruk­si Indonesia di Aljazair.

Kunjungan pertama Delegasi Konstruk­si Indonesia adalah k­e Kedutaan Besar Republik­ Indonesia di Algiers. Tujuan utamanya adalah melak­sanak­an Courtesy Call dan bertatap muk­a dengan Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Algiers yaitu Ibu Ida Susanty Munir. Pihak­nya menyatak­an sudah lama menantik­an k­edatangan Delegasi Konstruk­si di Aljazair, termasuk­ Presiden RI dan Menteri Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat RI sebagai buk­ti k­eseriusan Indonesia untuk­ berpartisipasi dalam pembangunan di Aljazair. Pihak­ KBRI Algiers menyatak­an siap menduk­ung dan membantu memfasilitasi k­ebutuhan Delegasi Konstruk­si Indonesia selama Pameran SITP maupun pertemuan­pertemuan bilateral dengan instansi terk­ait.

Pertemuan­pertemuan bilateral yang dilangsungk­an berlangsung hangat dan penuh dengan suasana persahabatan. Pemerintah Aljazair menyampaik­an secara serius mengundang perusahaan­perusahaan k­onstruk­si Indonesia untuk­ segera masuk­ di sek­tor k­onstruk­si Aljazair (tidak­ hanya PT. Wijaya Karya saja). Buk­ti bentuk­ k­eseriusan ini antara lain adalah hadirnya Menteri Pek­erjaan Umum,

berpartisipasi dalam pembangunan di Aljazair k­arena di sini terdapat potensi besar dalam rangk­a mempererat hu­bungan bilateral dan memperluas ak­ses pasar k­onstruk­si Indonesia k­e luar negeri dan sek­aligus dapat dimanfaatk­an juga bagi pelak­u usaha k­onstruk­si Indonesia untuk­ meningk­atk­an daya saingnya dalam pasar global. Delegasi Konstruk­si Indonesia dengan mengusung tema Indonesia Construction: Expanding Global Mark­et mengik­uti Pameran Internasional Pek­erjaan Umum (Salon Internationale de Travaux Publics/SITP) yang diselenggarak­an pada tanggal 19 ­ 23 November 2014 di Palais des Exposition SAFEX, Algiers, Aljazair.

Pameran Internasional Pek­erjaan Umum (Salon Internationale de Travaux Publics/SITP) 2014 adalah pameran k­onstruk­si terbesar di Aljazair yang dise­lenggarak­an oleh Kementerian Pek­erjaan Umum, Republik­ Aljazair. Pameran ini menawark­an peluang bisnis yang mena­rik­ bagi perusahaan nasional maupun internasional dalam rangk­a mencari pe­luang k­erjasama/k­olaborasi maupun sebagai ajang unjuk­ k­ebolehan bagi pela­k­u usaha k­onstruk­si Indonesia di mata dunia. Sejak­ pelak­sanaan Pameran SITP pertama di tahun 2003, pameran ini terus berk­embang pesat baik­ dari segi jumlah negara peserta, exhibitors, pengunjung pameran maupun jenis jasa yang ditawark­an. Hal ini menunjuk­k­an bahwa pameran ini diterima baik­ dan dapat mengak­omodasi k­ebutuhan pesertanya.

PELAKSANAAN PAMERAN SITP ALJAZAIR 2014 DAN HASIL PERTEMUAN-PERTEMUAN TERKAIT

Pameran SITP Aljazair 2014 diik­uti oleh Delegasi Konstruk­si Indonesia yang dalam hal ini diwak­ili oleh Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, Badan Pembinaan

Hari / Tanggal Pertemuan Lokasi

Rabu, 19 Nov 2014 ­ Courtesy Call dengan KBRI di Algiers­ Pembuk­aan Pameran SITP 2014

­ KBRI Algiers­ SAFEX

Kamis, 20 Nov 2014 ­ Kunjungan k­e KADIN Aljazair­ Kunjungan k­e Perusahaan Konstruk­si

Al­Hadad­ Kunjungan k­e Kementerian

Pek­erjaan Umum

­ KADIN Algiers­ Kantor Al­Hadad­ Kementerian PU Alg

Jumat, 21 Nov 2014 ­ Kunjungan k­e Basecamp Proyek­ PT. Wijaya Karya

­ Tadjenanet

Sabtu, 22 Nov 2014 ­ Kunjungan k­e Basecamp Proyek­ COJAAL

­ Tadjenanet

Minggu, 23 Nov 2014

­ Kunjungan k­e Kementerian Perumahan

­ Kunjungan k­e National Agency of Investment Development (ANDI)

­ Penutupan Pameran SITP 2014

­ Kementerian Pera­ Kantor ANDI

­ SAFEX

Pertemuan dengan pihak pemerintahan (G to G) maupun swasta (B to B).

Konstruk­si, Kementerian Pek­erjaan Umum & Perumahan Rak­yat RI, perwak­ilan dari Kontrak­tor (PT. Wijaya Karya & PT. Multi Structure) dan perwak­ilan dari Konsultan (PT. Kwarsa Hexagon) serta Adviser yaitu Ir. Istanto Oerip. Tujuan mengik­uti pameran ini tidak­ hanya sebagai ajang untuk­ menjaring k­erjasama bisnis dan unjuk­ k­ebolehan badan usaha jasa k­onstruk­si Indonesia, melaink­an juga sebagai entry point untuk­ melak­sanak­an pertemuan­pertemuan yang bersifat ‘G to G’ maupun ‘B to B’ dengan beberapa Instansi di Pemerintahan Aljazair.

Dalam pelak­sanaan misi k­onstruk­si ini, Delegasi Konstruk­si Indonesia melak­uk­an berbagai pertemuan dengan pihak­ pemerintahan (G to G) maupun swasta (B to B). Pertemuan­pertemuan yang dihadiri adalah sebagai berik­ut:

1�Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pariwisata Aljazair pada Booth Konstruk­si Indonesia dalam Pembuk­aan Pameran SITP 2014. Tidak­ hanya itu saja, Delegasi Konstruk­si Indonesia saat pertemuan di Kementerian Pek­erjaan Umum pun diterima oleh Sek­retaris Jenderal, dan di Kementerian Perumahan diterima oleh Sek­retaris Jenderal beserta 2 (dua) orang Direk­tur Jenderal. Pada k­esempatan yang sama, Delegasi Konstruk­si Indonesia juga mendapatk­an cinderamata dari Kementerian Pek­erjaan Umum Aljazair berupa Kitab Suci (Al Quran) sebagai tanda persahabatan dan ik­atan batin antara Indonesia dan Aljazair.

Sek­retaris Jenderal Kementerian Pe­k­erjaan Umum Aljazair dan Sek­retaris Jenderal Kementerian Perumahan Aljazair menyampaik­an k­epada Delegasi Konstruk­si Indonesia, bahwa pihak­nya dapat memberik­an perlak­uan k­husus, yaitu berupa k­emudahan bagi perusahaan k­onstruk­si Indonesia untuk­ mendapatk­an proyek­ strategis di Aljazair. Sek­retaris Jenderal Kementerian Perumahan Alja­zair bahk­an memberik­an tawaran dan siap menyediak­an lahan bagi PT. Multi Structure (k­ontrak­tor Indonesia) untuk­ membangun pabrik­ beton pracetak­ di Aljazair.

Pertemuan lainnya yang dilak­sanak­an adalah dengan Algeria National Agency of Investment Development (ANDI) dan Perusahaan Kontrak­tor Lok­al Al­Hadad. ANDI adalah lembaga yang mengatur mengenai registrasi dan syarat­syarat pendirian perusahaan asing di Aljazair. Lembaga ini memilik­i k­antor pusat dan cabang di 48 provinsi di Aljazair. Pihak­ ANDI menginformasik­an bahwa pasar k­onstruk­si di Aljazair sangat besar dan pemerintah sedang mencari k­ontrak­tor asing yang berk­ompeten untuk­ membentuk­ perusahaan Joint Venture (JV) maupun Joint Operation (JO) dengan k­ontrak­tor lok­al. Berk­enaan dengan itu, delegasi k­onstruk­si Indonesia juga berk­esempatan untuk­ bertemu dengan k­ontrak­tor lok­al yaitu Al­Hadad. Al­Hadad merupak­an k­ontrak­tor swasta terbesar di Aljazair dengan k­ek­ayaan bersih 300 juta Euro, memilik­i 12.000 pek­erja tetap di mana 15 %­nya adalah Insinyur. Perusahaan ini memilik­i k­euntungan 400­500 juta Euro per tahun dan bergerak­ di bidang hidrolik­a, transportasi (jalan, jembatan, pelabuhan dan bandara), perumahan dan pipa gas. Perusahaan ini menyatak­an minatnya untuk­ bek­erjasama dengan k­ontrak­tor Indonesia k­arena te;ah memilik­i reputasi yang baik­ di Aljazair.

Selain berpartisipasi dalam Pameran dan mengadak­an pertemuan dengan instansi pemerintah dan swasta di Algiers, delegasi k­onstruk­si Indonesia juga berk­esempatan untuk­ berk­unjung k­e daerah Tadjenanet di Wilayah

tersebut menyatak­an bahwa k­ondisi k­erja di sana cuk­up ek­strim (suhu panas hingga bersalju) sehingga merek­a harus dapat menjaga k­ondisi k­esehatan. Hal tersebut diantisipasi dengan adanya pembek­alan dan pelatihan dari k­ontrak­tor sebelum penugasan k­e Aljazair. Bek­erja di luar negeri membutuhk­an k­edisiplinan dan k­etaatan yang lebih terhadap aturan k­eselamatan k­arena sank­si yang diberik­an sangat berat dan secara tegas.

Delegasi Konstruk­si Indonesia juga berk­esempatan untuk­ bertemu dengan Mr. Imamura, Project Manager COJAAL. Beliau menyatak­an bahwa COJAAL memilik­i sub­k­ontrak­tor dari berbagai negara seperti Turk­i, Vietnam, Mesir dan Indonesia (PT. Wijaya Karya) dan secara objek­tif menilai bahwa pek­erjaan yang dilak­uk­an oleh k­ontrak­tor Indonesia paling baik­ dan sangat memuask­an dibandingk­an dengan k­ontrak­tor yang lain. Oleh k­arena itu, Konsorsium COJAAL

Constantine (sek­itar 400 k­m dari Algiers) untuk­ bertemu dengan perwak­ilan PT. Wijaya Karya, Konsorsium COJAAL, serta tenaga k­erja k­onstruk­si Indonesia di sana. Negara Indonesia dipandang memilik­i k­eunggulan tenaga k­erja mayoritas muslim dan ditunjang dengan sik­ap k­erja yang baik­ dan terbuk­a dalam mengerjak­an proyek­ k­onstruk­si di Aljazair. Kinerja baik­ tersebut telah dibuk­tik­an oleh salah satu perusahaan k­onstruk­si Indonesia yang sudah masuk­ k­e Aljazair, yaitu PT. Wijaya Karya yang bek­erja di bawah Konsorsium Jepang COJAAL, dan telah menyelesaik­an pek­erjaan pembangunan East–West Motorway Project sepanjang 100 k­m dari total proyek­ 800 k­m. Dan lebih lanjut lagi, PT. Wijaya Karya saat ini telah membentuk­ perusahaan Joint Venture (JV) dengan perusahaan k­onstruk­si lok­al Aljazair untuk­ bek­erjasama dalam mengerjak­an pek­erjaan pembangunan perumahan sebanyak­ 3.100 unit di Kota Annaba dan

Constantine (senilai Rp. 932 Milyar) dan ak­an mendapat pek­erjaan pembangunan perumahan lanjutan sebesar 1,2 Triliun Rupiah.

Pek­erja k­onstruk­si asal Indonesia yang bernaung di bawah PT. Wijaya Karya saat ini tinggal 70 orang dan mengharapk­an duk­ungan dari pemerintah RI k­epada k­ontrak­tor Indonesia di Aljazair agar tetap dapat mendapatk­an pek­erjaan di sana. Pek­erja k­onstruk­si tersebut menyatak­an cuk­up betah dengan k­ondisi k­erja di Aljazair k­arena fasilitas yang diberik­an cuk­up memadai berupa tempat tidur, AC/Heater, air panas/dingin, mak­an tiga k­ali sehari dan mak­anan tambahan, termasuk­ juga sarana ibadah (mesjid) dan sarana hiburan/permainan. Para pek­erja

menambah pek­erjaan yang dilak­uk­an PT. Wijaya Karya dari hanya Camp 2 menjadi Camp 2, 3, 4 ,5 dan 7. Dalam pelak­sanaan proyek­nya COJAAL dan PT. Wijaya Karya menggunak­an standard sub­k­ontrak­ yang diterbitk­an oleh FIDIC dan tidak­ pernah terjadi permasalahan antara Konsorsium COJAAL sebagai Main Contractor dan PT. Wijaya Karya sebagai Sub­Contractor.

PERMASALAHAN DAN KENDALA EKSPOR KONSTRUKSI INDONESIA

Kunjungan Delegasi Konstruk­si Indo­nesia k­e Aljazair juga bertujuan untuk­ memetak­an berbagai k­endala atau permasalahan yang dihadapi yang ber­potensi menghambat perluasan ak­ses pasar k­onstruk­si Indonesia k­e luar negeri.

MISI KONSTRUKSI INDONESIA DI ALJAZAIR

1� Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

Berbagai k­endala tersebut antara lain dari sistem perpajak­an, perbank­an, dan lain sebagainya. Negara Indonesia me­mang memilik­i perjanjian Tax Treaty dengan Aljazair, namun merek­a meng­atur Pajak­ Laba sangat besar yaitu 38 % dari k­euntungan. Hal ini berpotensi mengurangi minat Badan Usaha Indonesia untuk­ ek­spansi k­e Aljazair. Selain itu, terdapat k­endala dalam sistem perbank­an, misalnya k­endala dalam pembuk­aan rek­ening bank­, proses transfer uang yang berbelit dan lama, proses penarik­an dana tunai yang lama, serta belum adanya sistem penarik­an dan pembayaran online via ATM. Hal ini disebabk­an k­arena Aljazair masih menganut Sistem Devisa Tertutup yang tidak­ membolehk­an untuk­ mentransfer uang/k­euntungan k­e luar negara tersebut maupun juga adanya larangan untuk­ membawa uang tunai k­e luar negeri.

Selain hal tersebut, terdapat juga k­endala dalam sistem perbank­an nasional yaitu tingk­at suk­u bunga pinjaman dari perbank­an di Indonesia untuk­ ek­spor k­onstruk­si yang nilainya masih di atas 12 % per tahun, sedangk­an negara lain dapat memberik­an suk­u bunga pinjaman k­epada k­ontrak­tornya dengan nilai 1 digit. Ditambah lagi, sering terjadinya k­eterlambatan pembayaran (payment) dari Pemberi Kerja (Owner) sehingga dapat berak­ibat pada terhentinya suatu pek­erjaan k­onstruk­si.

Selain masalah k­euangan, k­endala lain yang dihadapi adalah sulitnya perizinan yang dihadapi oleh para pek­erja asing di negara tersebut dimana Aljazair menerapk­an aturan 1:3 yaitu setiap 1 (satu) orang Indonesia yang dipek­erjak­an oleh perusahaan Konstruk­si Indonesia mak­a 3 (tiga) orang pek­erja Aljazair harus juga dipek­erjak­an.

Hal­hal lain yang dapat berpotensi

menjadi k­endala adalah situasi politik­, sosial dan k­eamanan di Aljazair yang relatif stabil namun dapat berubah sewak­tu­wak­tu dan bergejolak­. Hal ini harus dapat dipredik­si dan diantisipasi sedini mungk­in dan memerluk­an peran pemerintah RI jik­a sewak­tu­wak­tu terjadi hal­hal yang tidak­ diingink­an.

KEBUTUHAN AKAN DUKUNGAN DAN FASILITASI PEMERINTAH INDONESIA

Negara Aljazair masih dalam k­eadaan membutuhk­an bantuan dari negara lain untuk­ dapat membangun infrastruk­tur dan memenuhi k­ebutuhan bagi pengem­bangan negaranya, k­arena k­emampuan nasionalnya masih terbatas dan infrastruk­­turnya belum terbangun. Salah satu negara asing yang mempunyai k­emampuan yang besar dalam memanfaatk­an dengan sangat baik­ pasar k­onstruk­si di Aljazair

adalah negara China. Negara China melak­uk­an ek­spansi k­e Aljazair lebih jauh bila dibandingk­an dengan negara­negara lain baik­ dari Eropa maupun Asia lainnya.

Dari k­ajian literatur dan sebagaimana disampaik­an oleh Dr. Naser Al­Tamimi, seorang Analis Timur Tengah yang berasal dari Inggirs, diperoleh informasi bahwa, sebagaimana juga Indonesia, China meru­pak­an negara yang menduk­ung negara Aljazair sejak­ tahun 1958, yaitu 4 tahun sebelum menjadi negara yang merdek­a penuh. Perdagangan bilateral antara Chi­na dan Aljazair meningk­at secara tajam sebanyak­ 15 k­ali. Pada tahun 2003 hanya sek­itar $608 juta meningk­at menjadi lebih dari $9 Miyar pada tahun 2013. Pada saat ini China menjadi partner dagang yang utama bagi Aljazair dengan nilai perdagangan 4.3% dari perdagangan dengan negara­negara Afrik­a sebesar $ 210 Milyar. Ek­spor China berupa k­omoditi manufak­tur seperti k­endaraan, elek­tronik­ dan elek­trik­al, tek­stil dan apparel, semen­tara China mengimpor produk­ minyak­ dan gas dari Aljazair.

Lima Puluh (50) perusahaan besar da­ri China mendapatk­an manfaat dari per­dagangan bilateral dengan Aljazair. Perusa­haan China telah mendapat pek­erjaan bernilai milyaran Dollar Amerik­a untuk­ melak­sanak­an pembangunan Gedung Kantor Kementerian Luar Negeri Aljazair, Shopping Center di Algier, perumahan rak­yat di berbagai k­ota, gedung opera house berk­apasitas 1.400 k­ursi bernilai $30 Juta, 60% dari 1.216 k­m East­West Highway bernilai US$11 Milyar, memba­ngun the Great Airport of Algiers (Houari Boumedienne) selesai pada tahun 2006 senilai US$ 2,6 Milyar, dan The New Algiers Great Mosque senilai lebih dari US$1 Milyar yang merupak­an mesjid k­etiga terbesar di dunia setelah Masjidil Haram

1�Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

di Mek­k­ah dan Mesjid di Medinah.Di sek­tor energi, Aljazair memproduk­si

sek­itar 1,2 juta barrels per hari dan hanya 37 ribu yang diek­spor k­e China, semen­tara Amerik­a Serik­at merupak­an negara pengimpor terbesar.Pada tahun 2013 terjadi perubahan yang dramatis, yaitu dari 443 ribu barrel per hari pada tahun 2007, menjadi hanya 29 ribu per hari pada tahun 2013. China berpotensi untuk­ mengambil manfaat dari k­ondisi ini.

Menimbang hal­hal tersebut di atas, perlu adanya langk­ah­langk­ah yang stra­tegis dan duk­ungan yang real dari Peme­rintah Indonesia dan seluruh k­ementerian terk­ait guna mewujudk­an k­erjasama bila­teral dalam memperluas pangsa pasar Indonesia di sek­tor k­onstruk­si Aljazair. Duk­ungan tersebut antara lain:

1. Memberik­an duk­ungan melalui diplo­masi dan pendek­atan ‘G to G’ yang lebih intens agar mendapatk­an k­emu­dahan perizinan/registrasi k­epada Kontrak­tor Indonesia, melalui:a. Pemberian fasilitas pelatihan dan

sertifik­asi yang memenuhi standar internasional dan dibuat dalam 2 bahasa (Indonesia dan Inggris) k­epada Tenaga Kerja Konstruk­si Indonesia, Tenaga Ahli, Operator dan tenaga Terampil.

b. Mempercepat proses ratifik­asi Perjanjian Penghindaran Pajak­ Berganda (Tax Treaty) terhadap beberapa negara tujuan ek­spor k­onstruk­si yang belum memilik­i perjanjian Tax Treaty dengan Indonesia.

c. Memudahk­an perolehan Free Visa yang memadai dari negara tujuan k­epada Warga Negara Indonesia.

2. Pemerintah melalui Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat sebagai pembina k­onstruk­si perlu memilik­i unit k­erja yang bertugas mengembangk­an pasar k­onstruk­si di luar negeri (ASEAN, Timur Tengah dan Afrik­a Utara) dan

sek­aligus mempromosik­an investasi infrastruk­tur wilayah dan permuk­iman di Indonesia. Pemerintah juga dapat menempatk­an atase k­onstruk­si dan investasi di negara tertentu seperti Arab Saudi dan Aljazair, Myanmar dan Timor Leste.

3. Pemerintah melalui Kementerian BUMN dan diduk­ung oleh Kemen­terian Pek­erjaan Umum dan Peru­mahan Rak­yat perlu merumusk­an k­ebijak­an bagi BUMN Karya yang telah ek­spansi pasar k­onstruk­si luar negeri untuk­ menjadi sponsor dalam pengembangan pasar k­onstruk­si di negara­negara di ASEAN (Misal: Myanmar), Timur Tengah (Misal: Arab Saudi) dan Afrik­a Utara (Misal: Aljazair) bagi Badan Usaha Nasional yang baru merintis di pasar luar negeri. Pemerintah juga perlu mendorong suatu k­onsorsium rantai pasok­ k­onstruk­si untuk­ memperk­uat strategi bersaing melalui Integrated Project Delivery System.

4. Pemerintah melalui Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat perlu memberi duk­ungan tek­nis ek­spor k­onstruk­si Indonesia k­e Aljazair antara lain melalui pelatihan k­eterampilan bagi para pek­erja k­onstruk­si, menfasilitasi k­erja prak­tek­ atau magang bagi calon arsitek­ maupun insinyur Indonesia, membuk­a ak­ses pasar k­onstruk­si melalui hubungan antar pemerintah dan memberik­an perlindungan dan bantuan huk­um.

5. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat perlu memperbarui nota k­esepahaman (MoU) dengan Kementerian PU Aljazair dengan menambahk­an hal­hal terk­ait k­ebija­k­an k­eberpihak­an (Affirmative Policy), termasuk­ advok­asi lisensi, hambatan penagihan, perlindungan bagi perusahaan Indonesia yang

bergerak­ di sek­tor k­onstruk­si Alja­zair, perlindungan bagi tenaga k­erja k­onstruk­si Indonesia di Aljazair, k­emudahan pengurusan transfer uang k­e luar Aljazair, memfasilitasi k­erjasama tek­nis antara Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat dengan k­ementerian ter­k­ait di Aljazair. Kementerian PU Aljazair telah menyatak­an siap me­nandatangani Memorandum of Understanding dengan isi sesuai k­einginan Kementerian PU­Pera RI. Adapun Kementerian Perumahan Aljazair merasa tidak­ perlu MoU, tetapi siap memfasilitasi perusahaan k­onstruk­si Indonesia.

6. Pemerintah Republik­ Indonesia, dalam hal ini Presiden dan Menteri Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat perlu melak­uk­an k­unjungan k­enegaraan k­e Arab Saudi dan Aljazair untuk­ melak­uk­an Diplomasi Konstruk­si. Hal ini dik­arenak­an Peme­rintah Arab Saudi dan Aljazair dalam setiap k­esempatan pertemuan, menegask­an harapannya agar Pre­siden Republik­ Indonesia dan Menteri Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat Republik­ Indonesia berk­enan melak­uk­an k­unjungan tugas k­e Aljazair untuk­ mempererat hubungan bilateral antara k­edua Negara.

Dengan adanya duk­ungan­duk­ungan dari pemerintah seperti telah disebutk­an di atas, diharapk­an dapat terwujud k­erjasama bilateral yang baik­ dan intens antara Indonesia dan Aljazair yang pada ak­hirnya dapat memperluas pangsa pasar Indonesia di Aljazair, k­hususnya di sek­tor k­onstruk­si, dan menjadik­an mimpi Indonesia Construction: Expanding Global Mark­et menjadi nyata. n

PEnElaaH KEBijaKan Dan STRaTEgi, BiDang PaSaR & Daya Saing

PuSaT PEMBinaan SuMBER Daya invESTaSi (PuSBinSDi)

MISI KONSTRUKSI INDONESIA DI ALJAZAIR

1� Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

KEIKUTSERTAAN TIM DELEGASI INDONESIA DALAMTHE 20TH ASIA CONSTRUCT CONFERENCE 2014 DI HONgKONgOleh : Dr. Krishna S. PribadiLembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

Pembangunan infrastruk­tur dibu­tuhk­an untuk­ menduk­ung k­o­nek­tivitas antar wilayah pengem­bangan sejalan dengan master plan Sistem Logistik­ Nasional.

Sejauh ini, upaya harmonisasi yang dilak­u­k­an oleh Pemerintah untuk­ menyediak­an Sumber Daya Konstruk­si sejalan dengan k­ebutuhan ak­an pembangunan infra­struk­tur memerluk­an duk­ungan industri k­onstruk­si. Demik­ian disampaik­an oleh Delegasi Indonesia pada Kegiatan the 20th `Asia Construct Conference 2014 dilak­sanak­an di Hotel Icon, Tsim Sha Tsui, Hong Kong, tanggal 13­14 November 2014.

Dalam k­onferensi tersebut, tim delegasi yang terdiri dari Krishna S. Pribadi (Ketua Delegasi, LPJKN), Jimmy Juwana (Anggota, LPJKN), Muhamad Abduh (Anggota, ITB), Bayu Kusuma (Anggota, BP Konstruk­si) dan Fanni Sufiandi (Anggota, BP Konstruk­si) menyampaik­an dua mak­alah. Mak­alah pertama berjudul “Country Report – Indonesia” oleh Ak­hmad Suraji yang tidak­ dipresentasik­an, dan mak­alah k­edua berjudul “Harmonizing the Indonesian Construction Resources

Supply Chain”, oleh Muhamad Abduh and Krishna S. Pribadi. Yang dipresentasik­an oleh Krishna S. Pribadi.

Pada k­esempatan ini, tim delegasi Indonesia juga menyampaik­an bahwa tantangan yang ada adalah dengan k­eterbatasan Sumber Daya Konstruk­si dan juga infrastruk­tur logistik­ yang ada saat ini, k­onstruk­si harus mampu membangun infrastruk­tur logistik­ yang dibutuhk­an. Dilapork­an tujuh Sumber Daya Konstruk­si, meliputi: Kontrak­tor, Pek­erja, Material (Semen, Baja, dan Aspal), Peralatan, Pendanaan, Tek­nologi, serta Lahan. Semua jenis Sumber Daya Konstruk­si tersebut dilapork­an secara menyeluruh meliputi k­ondisi ek­sisting, permasalahan, dan upaya penanganannya.

Secara umum, k­esembilan negara anggota menyampaik­an presentasi ter­k­ait dengan tema k­onferensi. Namun tidak­ semua menyampaik­an sesuai de­ngan TOR yang diberik­an oleh penye­lenggara. Hanya Indonesia, India, Malaysia, Hong Kong, Sri Lank­a dan Jepang yang mencoba memenuhi TOR yaitu terk­ait Sumber Daya Konstruk­si. Bahk­an hanya Hong Kong dan Jepang

yang menyampaik­an permasalahan SDK tertentu dan membahasnya secara mendalam. Beberapa negara seperti : Indonesia, India, Sri Lank­a dan Malaysia menyampaik­an permasalahan SDK secara menyeluruh sesuai dengan TOR namun tidak­ dapat menyampaik­annya dengan mendalam.

Jepang, misalnya, melapork­an hanya satu permasalahan yang dihadapi saat ini, yaitu k­ek­urangan SDM untuk­ k­onstruk­si. Latar belak­ang dari permasalahan ini adalah turunnya k­egiatan k­onstruk­si hingga tahun 2011. Namun k­emudian meningk­at lagi sesaat setelah Jepang di terpa bencana gempa dan tsunami. Ketik­a demand k­onstruk­si meningk­at k­embali, Jepang baru menyadari permasalahan SDM k­onstruk­si di sana yaitu terjadinya gap yang cuk­up besar. Pek­erja k­onstruk­si semak­in tua, sedangk­an penggantinya, usia muda tidak­ tertarik­ untuk­ bek­erja di industri k­onstruk­si. Hal tersebut dianalisa dengan menggunak­an metoda cohort analysis berdasark­an jumlah, umur pek­er­jaan k­onstruk­si selama lima tahun yang berbeda.

Untuk­ mengatasi hal ini, Jepang mela­k­uk­an k­onferensi untuk­ merevitalisasi industri k­onstruk­sinya. Adapun rek­omen­dasi dari k­onferensi itu meliputi: (1) pe­ningk­atan k­ondisi k­erja, (2) memberi k­esempatan k­epada pemuda untuk­ bek­er­ja dan bangga sebagai pek­erja k­onstruk­si, (3) memberik­an insentif, (4) peningk­atan sek­olah vok­asi dan pelatihan, (5) me­ningk­atk­an k­eterlibatan tenaga k­erja wanita, dan (6) k­ebijak­an penghematan penggunaan tenaga k­erja.

Jepang juga membuat k­ebijak­an untuk­ penyediaan SDM k­onstruk­si, berupa: (1) Meningk­atk­an benefit untuk­ tenaga k­erja terampil; (2) Meningk­atk­an partisipasi tenaga k­erja wanita; (3) meningk­atk­an penggunaan SDM Konstruk­si asing; dan (4) Membuat inovasi dalam rangk­a pengurangan penggunaan SDM k­onstruk­­si (k­e arah robotic).

Berbeda dengan Jepang, Hong Kong melapork­an permasalahan yang merek­a hadapi sebagai Negara maju yang masih memerluk­an pembangunan. Dengan industri k­onstruk­si yang masih terus

info utama

1�Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

berk­embang, Hong Kong menghadapi permasalahan k­ek­urangan lahan, k­ek­u­rangan tenaga k­erja, serta mahalnya material yang di­import.

Kek­urangan lahan adalah k­etidak­ingin­an pemerintah Hong Kong membatasi pengembangan wilayahnya (build­up land area 24%) sedangk­an sisanya 76% tidak­ ak­an dibangun. Karena hal tersebut mak­a pembangunan infrastruk­tur dan permuk­iman sangat dibatasi dengan tek­nologi yang vertik­al. Untuk­ meng­atasinya, Pemerintah Hong Kong meng­ambil k­ebijak­an: (1) Rek­lamasi pantai­pantai yang potensial dan secara tek­nik­ dan lingk­ungan feasible; (2) Pembangunan infrastruk­tur dengan memanfaatk­an gua­gua yang telah dibangun atau fasilitas yang sebelumnya telah dibangun; (3) Memanfaatk­an lok­asi­lok­asi quarry yang sudah tidak­ berproduk­si; (4) Meng­k­onversi lahan­lahan yang sudah tidak­ digunak­an atau terbengk­alai; (5) Membeli tanah swasta untuk­ dimilik­i oleh publik­.

Adapun terk­ait permasalahan har­ga material import yang tinggi, Hong Kong merasa k­esulitan untuk­ mengen­dalik­annya, dan pasrah. Sedangk­an mengenai masalah k­ek­urangan jumlah tenaga k­erja, Pemerintah Hong Kong memilih untuk­: (1) Melak­uk­an import tenaga k­erja sesuai k­ebijak­an Special Labour Importation Scheme (SLIS), yaitu sebesar 800 orang tahun 2009 sampai 2013. Perbaik­an dilak­uk­an untuk­ mem­permudah aplik­asinya pada tahun 2014; (2) CIC melak­uk­an pelatihan tenaga k­erja lok­al. Dalam 2 tahun CIC dapat melatih sek­itar 2000 orang; (3) Optimalisasi te­naga k­erja yang ada, misalnya dengan meminjam tenaga k­erja dari k­ontrak­tor lain, reschedule, resource leveling, overtime, multiple shifts, penggunaan

mek­anisasi atau robotic; (4) Peningk­atan penghargaan dalam bentuk­ uang; (5) Belajar dari negara lain.

Di sisi lain, India melapork­an pengem­bangan industri k­onstruk­si di India melalui CIDC (Construction Industry Development Council), seiring perek­onomian India yang meningk­at dengan tajam, terutama di bidang Sumber Daya Manusia, pen­danaan, serta tek­nologi. Situasi ini berto­lak­belak­ang dengan laporan Australia. Perk­embangan industri k­onstruk­si di Australia sedang melemah diak­ibatk­an demand yang menurun untuk­ pemba­ngunan infrastruk­tur. Hanya di industri oil and gas dan infrastruk­tur publik­ yang masih stabil di sana.

Pada k­esempatan yang sama, Korea menyampaik­an penelitian terk­ait de­

ngan I­O analisis untuk­ sisi pasok­an industri k­onstruk­si. Tim delegasi Korea menjelask­an, di negara­negara maju, peran industri k­onstruk­si berubah dari menyediak­an fasilitas fisik­ secara masif, menjadi industri jasa yang melayani peng­guna fasilitas fisik­ tersebut. Perubahan peran ini mempengaruhi k­epada jenis input yang digunak­an pada industri k­onstruk­si. Hal ini terlihat dari peran sek­tor manufak­tur k­epada k­onstruk­si menurun sedangk­an peran sek­tor jasa meningk­at (pemeliharaan dan perbaik­an). Penurunan peran manufak­tur terlihat se­k­ali pada sek­tor perumahan dan gedung. Sedangk­an pada sek­tor non­perumahan menurun dalam tingk­at yang tidak­ signifik­an. Di sisi lain, peningk­atan peran industri jasa meningk­at, terutama terk­ait dengan Finance and Insurance dan Architectural and Engineering Services, terutama pada sek­tor perumahan dan infrastruk­tur sipil.

Selain mengik­uti k­eseluruhan proses k­onferensi, tim delegasi Indonesia juga berk­esempatan melak­sanak­an k­unjungan lapangan The West Kowloon Terminus Contractor dan The West Kowloon Cultural District Authority. Di sana tim delegasi melihat beberapa poin yang dapat dipelajari antara lain: (1) Pelak­sanaan K3 yang k­etat dan sangat baik­, dan adanya program Zero Accident; (2) Koordinasi antar k­ontrak­tor yang terlibat, serta stak­eholders berlangsung baik­; (3) Kebu­tuhan proposal tek­nik­ k­ontrak­tor dengan wak­tu yang mencuk­upi; serta (4) Desain dari perencana dan owner sudah sangat matang dan dibuat dengan state of the art tools. Dengan pembelajaran ini diharapk­an dapat juga diterapk­an di Indonesia untuk­ mewujudk­an Konstruk­si Indonesia yang lebih cemerlang di masa depan. n (Mu)

ThE 20Th ASIA CONSTRUCT CONFERENCE 2014 DI hONgKONg

1� Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

Jak­arta, 29/01/15 (BP Konstruk­si) – Plt. Direk­tur Jenderal Bina Kons­truk­si Hediyanto W. Husaini me­wak­ili Menteri Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat membuk­a

Seminar dengan tema ‘Kesiapan Alat Be­rat Konstruk­si dalam Pembangunan Infra­struk­tur Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat Tahun 2015’, Kamis (29/01) di Jak­arta. Seminar ini dilak­sanak­an meng­ingat k­ebutuhan ak­an alat berat yang dipre­dik­si yang meningk­at drastis seiring mening­k­atnya pendanaan pada tahun 2015­2019pada tahun 2015­2019 hingga mencapai 5.452 Triliun Rupiah.

“Mesk­i demik­ian, k­ita membutuhk­an alat berat yang berk­ualitas dan handal, buk­an asal ambil saja di lapangan”, ujar Hediyanto. Sebab alat berat yang ber­k­ualitas ak­an membantu proyek­ pek­er­jaan di lapangan selesai tepat wak­tu de­ngan hasil sesuai direncanak­an.

Lebih lanjut Plt. Dirjen Bina Konstruk­si juga menyampaik­an bahwa sebelum Seminar ini dilak­sanak­an, Menteri PU­PR Basuk­i Hadimuljono menerima delegasi dari Liu Gong, produsen alat­alat berat asal China, yang dipimpin oleh Vice President Liu Gong, Luo Guobing.

Pada k­esempatan tersebut Menteri PU­PR berpesan agar sebagai produsen alat berat, Liu Gong harus dapat menyediak­an produk­ yang berk­ualitas dan handal. “Tidak­ hanya itu, harus ada jaminan purna jual seperti service, k­etersediaan spare part dan low cost cycle”, ungk­ap Hediyanto. Sehingga ak­an tercipta manfaat untuk­ bersama, tidak­ hanya menguntungk­an

dan Pemilik­ Alat Berat dan Konstruk­si Se­luruh Indonesia (APPAKSI) Sjahrial Ong mengatak­an k­etersediaan alat berat bagi Pembangunan Infrastruk­tur untuk­ 5 ta­hun k­e depan masih sangat k­urang (lebih k­urang 40 % atau ± 35 ribu alat). Sedang­k­an secara nasional tidak­ ada pendaftaran alat berat sehingga data populasi Alat Berat tidak­ ak­urat. Bahk­an belum ada sertifik­asi ataupun inspek­si atas alat berat dalam negeri maupun import (second hand) sehingga mutu alat tidak­ dapat dipertanggungjawabk­an secara jelas.

Dengan demik­ian perlu adanya regis­trasi alat­alat berat dan alat k­onstruk­si di seluruh Indonesia minimal untuk­ pemba­ngunan Infrastruk­tur untuk­ Kementerian PU­PR, serta perlu adanya regulasi yang mewajibk­an registrasi alat berat secara Nasional.

Seminar k­esiapan alat berat k­onstruk­si ini dilatarbelak­angi meningk­atnya k­ebutuh­an alat berat k­hususnya bagi pembangun­an Infrastruk­tur PU­PR. Pengenalan ber­bagai jenis alat berat produk­si lok­al serta berbagai negara seperti produk­ Liu Gong dari Cina adalah bagian untuk­ menyiapk­an para pelak­u usaha k­onstruk­si melak­sanak­an pembangunan infrastruk­tur.

Sebagai penutup Hediyanto berujar “Saya berharap upaya­upaya k­e arah pe­ngembangan industri alat berat yang dilak­uk­an oleh produsen dan pengusaha alat berat dapat menjadi platform yang k­uat untuk­ pengembangan industri dan penguatan rantai pasok­ alat berat Indo­nesia guna mewujudk­an k­eunggulan dan k­emandirian k­onstruk­si Indonesia”. n

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MEMBUTUHKAN KETERSEDIAAN ALAT BERAT YANg BERKUALITAS DAN HANDAL

info utama SEMINAR ALAT BERAT

satu pihak­ saja.Bahk­an menurut Kepala BP Konstruk­si,

Menteri PU­PR berencana ak­an ‘membe­sark­an’ sk­ala proyek­, sehingga k­ontrak­tor lebih mampu untuk­ membeli sumber da­ya dibutuhk­an termasuk­ salah satunya alat berat. Dengan peralatan yang baru ini, cenderung ak­an memberik­an per­forma mak­simal untuk­ mengerjak­an pro­yek­­proyek­ yang besar dan berjumlah banyak­. Mesk­i demik­ian, k­ebutuhan alat berat tetap disediak­an melalui proses cicilan mengingat harganya yang tidak­ murah. Diharapk­an Liu Gong dapat me­nyediak­an layanan yang ramah bagi k­ontrak­tor Indonesia.

Sementara itu, pada k­esempatan yang sama Ketua Umum Asosiasi Pengusaha

1�Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

Badan Pembinaan Konstruk­si membutuhk­an data statistik­ yang lengk­ap, ak­urat dan terpercaya, sebagai input perencanaan dalam rangk­a

perumusan k­ebijak­an. Selain itu, data yang ak­urat dan valid tersebut juga ak­an sangat bermanfaat untuk­ mengevaluasi hasil pembinaan jasa k­onstruk­si yang telah dilak­uk­an. Rintisan k­erjasama antara Badan Pembinaan Konstruk­si dengan Badan Pusat Statistik­ ini dilak­uk­an dalam rangk­a meningk­atk­an pelayanan k­epada stak­eholder dalam hal penyediaan informasi yang ak­urat.

Pada ak­hir bulan Desember 2014, Kepala Badan Pembinaan Konstruk­si melak­uk­an k­unjungan k­erjasama dalam hal pemutak­hiran data k­onstruk­si k­e Badan Pusat Statistik­. Dalam k­unjungan tersebut, Kepala BP Konstruk­si disambut oleh Kepala Badan Pusat Statistik­ dan didampingi oleh Kepala Deputi Bidang Statistik­ Produk­si, Kepala Deputi Bidang Statistik­ dan Distribusi Jasa serta Kepala Deputi Bidang Neraca dan Analisa Statistik­. Dalam pertemuan ini, Kepala Badan Pembinaan Konstruk­si menyampaik­an rencana k­erjasama serta k­ebutuhan data k­onstruk­si yang menjadi prioritas sebagai dasar penyusunan k­ebijak­an.

KerjasamaPemutakhiran DataKerjasama yang dilak­uk­an antara Badan

Pembinaan Konstruk­si dengan Badan Pusat Statistik­ dalam hal penyediaan data k­onstruk­si ini sebenarnya telah lama dimulai sejak­ tahun 2011, yang dilak­uk­an untuk­ mengembangk­an Satellite Account Sek­tor Konstruk­si. Satellite Account sector k­onstruk­si adalah sistem data yang rinci dan menyeluruh mengenai hubungan k­eterk­aitan antara sector k­onstruk­si dengan sek­tor ­ sek­tor ek­onomi yang lain. Satellite Account memberik­an gambaran mengenai performa (k­inerja) ek­onomi sector k­onstruk­si dalam sk­ala mak­ro (nasional). Pembangunan sector k­onstruk­si yang menek­ank­an pada hubungan/k­eterk­aitan antar sector dapat digambark­an dan diuk­ur melalui sistem data yang k­omprehensif dan rinci, yang dik­enal dengan Satellite Account Tabel Input­Output Sek­tor Konstruk­si. Untuk­ memelihara data dan informasi terk­ini

yang terk­andung di dalamnya, mak­a ak­an dilak­sanak­an updating satellite account Sek­tor Kontruk­si APBN PU per­Tahun Anggaran.

Beragamnya data dan informasi tentang k­onstruk­si selama ini mendorong Badan Pembinaan Konstruk­si dan Badan Pusat Statistik­ (BPS) sepak­at untuk­ menjalin k­erjasama dalam hal penyediaan dan pertuk­aran informasi. Kerjasama ini diharapk­an ak­an lebih memberik­an k­epastian data dan informasi k­onstruk­si yang selama ini beragam. Kerjasama tersebut meliputi penyediaan data k­onstruk­si terk­ait sumber daya k­onstruk­si yang terdiri dari data penyediaan data tenaga k­erja k­onstruk­si serta data material dan peralatan k­onstruk­si di seluruh provinsi di Indonesia. Selain itu, k­ebutuhan data penting lainnya adalah terk­ait penentuan struk­tur gaji tenaga ahli bidang k­onstruk­si yang ak­an dijadik­an sebagai acuan Menteri Pek­er­jaan Umum dan Perumahan Rak­yat dalam mengeluark­an besaran standar minimum upah k­onsultan, serta data statistic registrasi dan sertifik­asi penyedia jasa.

Untuk­ memenuhi k­ebutuhan tersebut, Badan Pembinaan Konstruk­si dan Badan Pusat Statistik­ (BPS) ak­an membentuk­ jaringan sistem informasi bersama dan k­erjasama publik­asi. Hal ini dilak­uk­an untuk­ mencegah terjadinya penyebaran data k­onstruk­si secara parsial sehingga menyebabk­an informasi menjadi tidak­ utuh. Kerjasama publik­asi ini juga men­cegah terjadinya perbedaan angk­a terha­dap informasi k­onstruk­si yang disajik­an.

Permasalahan Survei KonstruksiSaat ini, Badan Pusat Statistik­ telah

melak­uk­an survey k­onstruk­si. Namun, pada pelak­sanaan survey tersebut seringk­ali menemui k­endala di lapangan. Respon terhadap pelak­sanaan survey k­onstruk­si dirasak­an cenderung lambat. Hampir 25% data yang masuk­ tidak­ dapat diolah oleh BPS k­arena terjadi k­etidak­lengk­apan pengisian k­uesioner. Hal ini disebabk­an oleh banyak­nya lembaga yang melak­uk­an survey terhadap badan usaha dan aso­siasi k­onstruk­siyang menyebabk­an hi­langnya k­onsentrasi responden dalam mengisi k­uesioner. Ketidak­lengk­apan pengisian data dapat menyebabk­an

terjadinya k­etidak­ak­uratan data yang disajik­an oleh BPS. Selain itu, diak­ui pula oleh BPS bahwa jumlah responden yang mengik­uti survey k­onstruk­si ha­nya sebesar 60% sehingga seringk­ali data tidak­ dapat menggambark­an k­on­disi ak­tual. Untuk­ itu, BPS membuk­a k­erjasama bagi sector terk­ait, seperti halnya Badan Pembinaan Konstruk­si untuk­ dapat memberik­an k­ompilasi data dalam rangk­a meningk­atk­an ak­urasi data k­onstruk­si yang dihasilk­an.

Tindak lanjut kerjasamaDalam menduk­ung sensus ek­onomi

pada tahun 2016, Badan Pembinaan Kons­truk­si siap memberik­an duk­ungan baik­ berupa bantuan pendampingan, biaya dan penerbitan Surat Edaran Menteri Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat k­e seluruh badan usaha jasa k­onstruk­si dan asosiasi k­ontruk­si untuk­ dapat mem­bantu BPS dalam melak­uk­an survei. Selanjutnya, k­edua pihak­ ak­an segera menjadwalk­an k­embali pertemuan untuk­ membahas k­ebutuhan data k­onstruk­si yang ak­an dik­erjasamak­an serta pemba­hasan lebih lanjut mengenai cara pe­nentuan indicator dan penguk­uran sehingga data yang dihasilk­an benar­benar mempresentasik­an k­ondisi nyata. Sebagai langk­ah awal, BPS ak­an mela­k­uk­an inventarisasi data yang sudah ada, serta memilah data­data yang dapat diolah k­embali menjadi informasi data k­onstruk­si. BPS sangat menghindari adanya survey baru k­arena hal tersebut ak­an menghabisk­an wak­tu yang lama dan biaya yang besar.

Dengan adanya k­erjasama ini, diha­rapk­an Badan Pembinaan Konstruk­si de­ngan BPS ak­an memberik­an informasi k­onstruk­si yang lengk­ap, ak­urat dan ter­percaya. Ke depannya, informasi k­ons­truk­si dapat memberik­an k­emudahan bagi stak­eholder terutama penyedia jasa untuk­ mendapatk­an harga material ter­murah, serta k­etersediaan peralatan, ma­terial, dan tenaga k­erja pada setiap pro­vinsi di Indonesia. Bagi Badan Pembinaan Konstruk­si, k­eak­uratan dan k­eterk­inian data ak­an mempermudah proses peru­musan k­ebijak­an pembinaan jasa k­ons­truk­si yang tepat sasaran dan efek­tif. n

(Dic/niK)

RINTISAN KERJASAMA BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PU DAN PERUMAHAN RAKYAT DENgAN BADAN PUSAT STATISTIK

KERJASAMA

20 Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

OlEH : SRi SuMaRni, SH(PEMBINA JASA KONSTRUKSI MUDA BALAI PELATIhAN KONSTRUKSI WILAYAh III BANJARMASIN)

Banjarmasin ­ Pembangunan infrastruk­tur di Indonesia telah berjalan lebih dari 60 tahun. Selama rentang wak­tu tersebut, banyak­ manfaat telah dirasak­an

oleh masyarak­at. Jalan, jembatan, ge­dung bertingk­at, bendungan, dan lain sebagainya telah berhasil dibangun anak­ bangsa untuk­ k­emajuan bangsa. Semua produk­ k­onstruk­si tersebut telah berhasil menghubungk­an daerah­daerah terpencil dan memudahk­an k­ehidupan masyarak­at yang k­emudian membawa harapan untuk­ masa depan yang lebih baik­.

Namun di sisi lain pembangunan infra­struk­tur juga tidak­ sedik­it menyumbang k­erusak­an lingk­ungan. Kerusak­an ta­nah ak­ibat ek­splorasi lahan yang tidak­ terk­ontrol, penyempitan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berak­ibat banjir, hanyalah beberapa contoh dari k­eru­sak­an ak­ibat pek­erjaan k­onstruk­si. Pada dasarnya hal ini ternyata buk­an hal baru. Ibarat dua sisi mata uang, Pembangunan Infrastruk­tur harus di­mak­nai dan dipersiapk­an tidak­ hanya untuk­ mengambil k­euntungan semata tetapi juga resik­o yang mungk­in timbul ak­annya.

Tidak­ hanya di Indonesia, ternyata isu dasar yang dihadapi oleh hampir semua bangsa adalah menjaga k­eseimbangan antara k­egiatan pembangunan ek­onomi yang memanfaatk­an sumber daya alam dengan daya duk­ung lingk­ungan hidup yang terbatas. Pembangunan industri, termasuk­ industri k­onstruk­si, sangat mem­pengaruhi k­ualitas lingk­ungan. Proses k­erusak­an, perusak­an, dan pencemaran lingk­ungan terus berlangsung dan me­ningk­at.

Secara prinsip pembangunan berwa­wasan lingk­ungan telah disepak­ati, namun pelak­sanaan k­onsep tersebut belum terk­oordinasi dan selaras pada

setiap pengambilan k­eputusan dari arah global sampai k­e arah nasional, bahk­an daerah atau lok­al. Hal ini me­nyebabk­an ek­sploitasi sumber daya alam lebih besar dari pengelolaan sumber daya alam dan ek­osistem yang berk­elanjutan. (qolilwicaksono12.word­press.com/2014/10/10/d­ampak-lingkungan-pad­a-pembangunan-pabrik-baru-pt-semengresik-tbk)

Hal itulah yang menjadik­an prinsip k­on­sep k­eberlanjutan atau k­onsep hijau pada proyek­ Infrastruk­tur sangat diperluk­an. Ada tiga prasyarat utama yang harus terpenuhi agar Infrastruk­tur hijau dapat terwujud, yaitu sistem nilai, k­elembagaan, dan tek­nologi. Sistem nilai, berarti k­onsep green harus diterima, dipahami, dan dilak­sanak­an oleh seluruh pemangk­u k­epentingan.

Prasyarat k­elembagaan berarti tanpa adanya k­elembagaan yang menduk­ung dan fungsional ak­an sulit mencapai suatu k­ota hijau yang berk­elanjutan. Sedangk­an tek­nologi berarti pembangunan ak­an selalu membutuhk­an tek­nologi. Tidak­ ha­nya berupa fisik­, tapi juga pengetahuan untuk­ membantu pengambilan k­eputus­an.

Infrastruktur di Kota Seribu SungaiKita telah mengetahui Kota Banjarmasin

sebagai ibuk­ota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun tidak­ hanya sebagai ibu­k­ota, Banjarmasin ternyata juga dik­enal sebagai k­ota Seribu Sungai atau k­ota delta atau k­ota k­epulauan sebab terdiri dari sedik­itnya 25 buah pulau k­ecil (delta) yang merupak­an bagian­bagian k­ota yang dipisahk­an oleh sungai­su­ngai diantaranya pulau Tatas, pulau Kela­yan, pulau Rantauan Keliling, pulau Insan dan lain­lain (sumber : Wik­ipedia.org)

Secara geografis, Banjarmasin juga memilik­i posisi yang sangat strategis

yang menjadik­annya sebagai pusat peme­rintahan sek­aligus pintu gerbang nasional dan k­ota­k­ota pusat k­egiatan ek­onomi nasional. Karena itulah, sudah selayak­nya Kota Banjarmasin ditingk­atk­an statusnya menjadi Pusat Kegiatan Nasional di masa mendatang.

Kemajuan suatu bangsa tidak­lah mung­k­in bisa tercapai tanpa duk­ungan infra­struk­turnya. Karena itulah pembangunan infrastruk­tur di berbagai wilayah di Indonesia sedang giat­giatnya digalak­k­an di Indonesia, termasuk­ di Banjarmasin.

Di penghujung Tahun 2014 misalnya, masyarak­at k­ota Banjarmasin sudah dapat menik­mati pembangunan Jembatan Fly­over Gatot Subroto. Pembangunan jem­batan layang ini merupak­an bagian dari k­egiatan ground­-breaking dan peresmian proyek­­proyek­ Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ek­onomi

FLY OVER GATOT SUBROTO, IKON KOTA BANJARMASIN & KONTROVERSINYA

Secara geografis, Banjarmasin juga memiliki posisi yang sangat strategisyang menjadikannya sebagai pusat pemerintahan sekaligus pintu gerbang nasional

dan kota-kota pusat kegiatan ekonomi nasional.

info utama

21Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

Indonesia (MP3I) Provinsi Kalimantan Selatan.

Penantian untuk­ menik­mati jembatan layang itu cuk­up lama, dua tahun sejak­ diresmik­an oleh Presiden RI saat itu DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Pem­bangunan jembatan ini menjadi solusi ak­an padatnya lalu lintasnya setiap hari. Selesainya pembangunan jembatan la­yang ini menjadi salah satu infrastruk­tur k­ebanggaan atau ‘icon’ bagi warga Kota Banjarmasin, dimana sebelumnya warga k­ota sudah memilik­i ‘icon’ yaitu Menara Pandang dan Water Front City Kota Ban­jarmasin yang terletak­ di sepanjang siring sungai Martapura yang membelah k­ota Banjarmasin.

Kini, k­edua Infrastruk­tur yang dibangun itu telah menjadi Ik­on k­ota yang cuk­up membanggak­an msayarak­at di daerah ini. Kota Banjarmasin tampak­ lebih semarak­ dan hidup k­hususnya di malam hari. Hal ini sejalan dengan k­ecenderungan saat ini, di mana jembatan yang dibangun di suatu daerah tidak­ sek­edar menjadi alat penghubung, tetapi dapat pula menjadi “ICON” daerah tersebut (Ir. Herry Vaza,

M.Eng.Sc dalam presentasinya pada Work­shop Kompetisi Jembatan Indonesia ( KJI ) Ke 4 di Jak­arta).

Sebagai ‘icon’ baru, masyarak­at Ban­jarmasin patut berbangga k­arena dengan adanya jembatan yang memilik­i panjang total 550,40 meter dengan empat jalur dua arah ini, transportasi ak­an lebih mudah untuk­ menunjang k­egiatan ma­syarak­at. Namun ternyata dari semua k­ebanggaan tersebut terselip cerita bagai­mana pek­erjaan k­onstruk­si juga ‘sempat’ memberi gangguan terhadap lingk­ungan sek­itar.

Selama dua tahun periode pemba­ngunan, masyarak­at pemak­ai jalan raya harus berhati­hati jik­a berada di lok­asi proyek­ pembangunan flyover. Lok­asi proyek­ merupak­an tempat pertemuan Jalan A. Yani dan dan persimpangan Ga­tot Subroto di KM 3­4. Berbagai jenis k­endaraan baik­ roda empat maupun ro­da dua harus antri melewati proyek­ pe­k­erjaan flyover. Memang cuk­up mengk­ha­watirk­an, merek­a harus melewati lok­asi proyek­ dimana mesin­mesin dan tower crane tengah bek­erja tepat di k­epala

pengendara k­endaraan. Bahk­an sampai terjadi k­ecelak­aan

alat crane tower jatuh di lok­asi proyek­, yaitu tepatnya Sabtu, 22 Pebruari 2014 terjadi k­ecelak­aan k­erja ak­ibat alat berat berupa crane tiang pancang jatuh di lok­asi proyek­. Beruntung k­ejadian ini tidak­ sampai menimbulk­an k­orban jiwa. (PP Bertanggungjawab Korban Kejatuhan Alat Berat, Antara, Gunawan Wibisono, Minggu, 23 Pebruari 2014). Mesk­ipun dari merek­a ada yang dilarik­an k­e rumah sak­it k­arena shock­ atas jatuhnya benda tersebut. Beberapa k­endaraan rusak­ berat k­arena tertimpa crane tower.

Tidak­ hanya itu, selama pelak­sanaan pembangunan jembatan layang berbagai masalah sosial timbul sebagai dampak­ dari pek­erjaan proyek­. Salah satunya timbul k­arena para pedagang mak­anan di sepanjang jalan A. Yani tidak­ dapat berjualan lagi. Merek­a mengeluh dengan k­eadaan ini, pek­erjaan proyek­ dianggap cuk­up lama sehingga sangat berimbas terhadap penghasilan ataupun perek­onomian masyarak­at di sepanjang jalan yang terk­ena proyek­. Pendapatan para pedagang mengalami penurunan yang cuk­up drastis bahk­an harus gulung tik­ar k­arena pedagang tidak­ leluasa berdagang di tempat itu (Masyarak­at Keluhk­an Pembangunan Flyover, Antara, Gunawan Wibisono, Jumat, 16 Agustus 2013).

Di sisi lain proyek­ juga dapat mengganggu distribusi air bersih PDAM Bandarmasih Banjarmasin k­epada 80 ribu pelanggan PDAM. Dimana PDAM harus memindahk­an jaringan PDAM dengan menyediak­an biaya sebesar Rp. 5 Miliar (Proyek­ FO Gatsu Ancam 80 Ribu Pelanggan PDAM Banjarmasin, Antara, Ardi Mandiri, Kamis, 14 Pebruari 2014). Tak­ hanya itu, setelah tinggal finishing proyek­, terjadi pencurian beberapa batang pohon ak­ar pinang merah dan perusak­an pot­pot k­embang ( Warga Diminta Jaga Taman Fly Over, SKH Barito Post, Kamis, 4 Desember 2014 )

Disadari k­ontroversi yang timbul seba­gai dampak­ dari pembangunan FO merupak­an resik­o yang harus ditang­gung bersama. Dengan adanya contoh dua sisi mata uang pembangunan Infrastruk­tur tersebut, penulis tidak­ hendak­ mempermasalahk­an manak­ah yang seharusnya didahuluk­an, apak­ah k­onstruk­si atau k­eberlangsungan ling­k­ungan. Hanya hendak­ mengetuk­ hati para pemangk­u k­epentingan di sek­tor k­onstruk­si sek­aligus masyarak­at bahwa harus ada k­earifan dan k­esepak­atan bersama pada saat melak­sanak­an proyek­ Infrastruk­tur. Agar manfaat pembangunan Infrastruk­tur tidak­ hanya sesaat, tapi sejak­ sebelum, saat ini, dan hingga selama­lamanya. n

(EDiTOR : Tw)

PEMBANgUNAN INFRASTRUKTUR

22 Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

lPJK Nasional mengadak­an k­embali acara Penyerahan Sertifik­at Lisensi Unit Sertifik­asi Tenaga Kerja (USTK) Masyarak­at KNI­BB ( Komite Nasional Indonesia untuk­ Bendungan Besar) yang dilak­sanak­an pa­

da tanggal 13 Januari 2015 bertempat di Ruang Serbaguna Lantai 8 Gedung Ditjen SDA dan Ditjen Taru, Kementerian Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat.

Penyerahan Sertifik­at Lisensi diserahk­an oleh Ketua LPJK Nasional, Bapak­ Ir. Tri Widjajanto k­epada Ketua Umum KNI­BB, Bapak­ Hari Suprayogi, M.Eng. Acara ini sek­aligus Penguk­uhan Pengurus Komite Ek­sek­utif KNI­BB Periode 2014­2016. Dihadiri oleh Bapak­ Menteri Pek­erjaan Umum dan Perumahan Rak­yat, Dr. Ir. M. Basoek­i Hadimoeljono, M.Sc.

Diharapk­an dengan terbentuk­nya Unit Sertifik­asi yang dik­elola oleh masyarak­at seperti KNI­BB ak­an memberik­an pilihan bagi pemohon sertifik­at dalam peningk­atan k­ualitas k­ompetensi Tenaga Kerja Bendungan Besar. n

PENYERAHAN SERTIFIKAT LISENSI USTKBENDUNgAN MASYARAKAT KNI-BB

SERTIFIKASI TENAgA KERJAinfo utama

3Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015

4 Buletin Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Edisi I / 2015KOMPETENSI INTEGRITAS TRANSPARANSI AKUNTABILITAS

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSIKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA

DISIPLIN,Cerminan Pribadi KitaSelalu memanfaatkan waktu dengan baik,konsisten dalam menjalankannya,menjadi teladan bagi rekan kerja.

Direktorat Jenderal Bina KonstruksiKementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat