kerjasama indonesia dengan afrika sub-sahara

32
TUGAS MAKALAH GEOGRAFI REGIONAL DUNIA Tentang (Realem Afrika Sub-Sahara dan Bagaimana Hubungan Bilateralnya Dengan Indonesia) Dosen Pembimbing: Dwi Fauzia Putra, M.Pd. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Geo. Reg. Dunia Oleh Kelompok: 7 PETRUS KORNELIS DEHOTMAN (120401050128) MARIA DOLOROSA EA OWA (120401050080) MARIA ASNI CONTESA (120401050066) OKTAVIANUS GUNARTO YUBEL (1204010501222) Geografi Regional Dunia 2014 Page 1

Upload: cornelis-prisai

Post on 23-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

geografi rejional dunia

TRANSCRIPT

Page 1: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

TUGAS MAKALAH

GEOGRAFI REGIONAL DUNIA

Tentang

(Realem Afrika Sub-Sahara dan Bagaimana Hubungan Bilateralnya Dengan Indonesia)

Dosen Pembimbing: Dwi Fauzia Putra, M.Pd.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Geo. Reg. Dunia

Oleh

Kelompok: 7

PETRUS KORNELIS DEHOTMAN (120401050128)

MARIA DOLOROSA EA OWA (120401050080)

MARIA ASNI CONTESA (120401050066)

OKTAVIANUS GUNARTO YUBEL (1204010501222)

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

2014

Geografi Regional Dunia 2014 Page 1

Page 2: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Afrika adalah benua terbesar ke dua dari tujuh benua di dunia, mencakup 23% total

seluruh daratan di bumi serta menampung lebih 13% dari total populasi penduduk di bumi.

Afrika juga dilewati oleh Garis Equator dan sebagian besar daerahnya merupakan daerah

tropis. Terdapar 53 negara yang ada di Afrika, 47 diantaranya adalah berupa tanah daratan,

dan ada 6 negara yang merupakan negara kepulauan. Benua Afrika adalah dataran tinggi

luas yang dihiasi oleh pegunungan dan di beberapa daerah berbatasan dengan dataran

pantai sempit. Bentang alam Benua Afrika ini memiliki keunikan yang sangat kontras,

dimana terdapat Gurun Sahara yang membatasi daerah utara dan selatannya. Negara-

negara atau daerah yang berada di bagian utara Sahara biasa dikenal dengan Afrika Utara,

sedangkan daerah yang berada di sebelah selatan Sahara dikenal dengan sebutan Afrika

Sub-Sahara.

Kawasan Afrika Sub-Sahara ini dahulunya memiliki stigma negatif sebagai

wilayah yang penuh penyakit, perang saudara dan kelaparan dan selama ini persepsi yang

berkembang tentang Afrika Sub-Sahara adalah kemiskinan, kekeringan, narkoba, Aids,

ebola, perang saudara, uang palsu dan korupsi. Namun jika kita mau melihat, kawasan

Afrika Sub-Sahara ini muali mengalami perkembangan pesat sejak dekade 90-an, saat

tumbangnya apartheid di Afrika Selatan, disusul dengan demokratisasi dan good

governance, penanganan konflik secara damai, penanggulangan kemiskinan, dan

pertumbuhan ekonomi yang besar.

Meskipun akhir-akhir ini kawasan Afrika Sub-Sahara sudah banyak mengalami

perubahan yang positif dan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar, namun permasalahan

pelik dan stikma negatif masih belum bisa lepas dari daerah ini secara menyeluruh. Seperti

kemiskinan dan penyakit menular mematikan masih menjadi permasalahan utama yang

mengundang perhatian dunia dan lemabaga-lembaga kesehatan internasional seperti WHO.

Akhir-akhir ini lembaga kesehatan internasional WHO menetapkan statatus siaga terhadap

penyebaran Virus Ebola yang menjangkit di sekitar Afrika Barat sebagai bagian dari

kawasan Afrika Sub-Sahara. Virus Ebola ini merupakan virus mematikan yang pertama

kali ditemukan di Sudan pada tahun 1976. Hingga kini belum ditemukan obat ataupun

vaksin pencegahnya. Status siaga Ebola yang dikeluarkan WHO (world Healt

Organisation) memberika dampak cukup buruk bagi kawasan Afrika Sub-Sahara, terutama

Geografi Regional Dunia 2014 Page 2

Page 3: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

dalam kegiatan atau aktivitas loka, regional maupun internasional. Karena status siaga ini

membuat kegiatan perekonomian masyarakat setempat berhenti dan hubungan antar negara

juga terhenti yang kemudian berdampak semakin meningkatnya angak kemiakinan dan

kelaparan di kawasan Afrika Sub-Sahara.

Terlepas dari permasalahan kursial tersebut di atas, Negara-negara di kawasan

Afrika Sub-Sahara mempunyai arti strategis secara politis dan ekonomi bagi Indonesia.

Karena itu Indonesia perlu memberikan perhatian yang lebih dan melihat momentum

Afrika Sub-Sahara sebagai kawasan yang mulai bangkit dan potensial secara politis,

ekonomi dan sosial budaya. Indonesia perlu secara bersama-sama mengembangkan

diplomasi bilateral dengan negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara dan diplomasi

regional dengan Uni Afrika. Kerjasama antar Indonesia dan negara-negara di kawasan

Afrika Sub-Sahara dapat dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung, melalui

organisasi internasional seperti WHO.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian laar belakang diaas, permasalahan dalam penulisan makalah ini

dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa yang Dimaksud dengan Realem Afrika Sub-Sahara?

2. Bagaimana kondisi fisiografis Realem Afrika Sub-Sahara?

3. Bagaimana Sejarah dan Kondisi Sosial Budaya Realem Afrika Sub-Sahara?

4. Bagaimana Status Awas Ebola Dan Kemiskinan Di Realem Afrika Sub-Sahara?

5. Bagaimana Hubungan Bilateral Indonesia dengan Realem Afrika Sub-Sahara?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah kami adalah

sebagai berikut:

1. Menjelaskan Tentang Konsef Realem Afrika Sub-Sahara.

2. Menjelaskan tentang Kondisi Fisiografis Realem Afrika Sub-Sahara.

3. Menjelaskan Sejarah dan Kondisi Sosial Budaya Realem Afrika Sub-Sahara.

4. Menjelaskan Status Awas Ebola dan Kemiskinan Di Realem Afrika Sub-Sahara.

5. Menjelaskan Kondisi Hubungan Bilateral Indonesia dengan Realaem Afrika Sub-

Sahara.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 3

Page 4: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

BAB II

PEMBAHASAN

A. Realem Afrika Sub-Sahara

Afrika Sub-Sahara mengacu pada wilayah benua Afrika yang terletak di sebelah

selatan Shara (secara geograffis). Secara politik mencakup semua negara-negara Afrika

yang sebagian atau sepenuhnya terletak di bagian selatan Shara. Dengan begitu Afrika

Sub-Sahara tidak termasuk bagian Afrika Utara, seperti Sahara Barat, Maroko, Algeria,

Tunisia, Libya, dan Mesir. Pada abad ke-19 di Eropa dan Dunia Barat, wilayah ini kadang-

kadang disebut sebagai Black Africa atau Afrika Hitam. Afrika secara keseluruhan

umumnya dahulu dikenal sebagai "Benua Hitam", sebuah istilah yang sebetulnya biasanya

dimaksudkan untuk menyebut wilayah Sub-Sahara. Hal ini dikarenakan Afrika Sub-

Saharan merupakan wilayah utama Afrika yang terdiri dari 42 negara di daratan utama

Afrika dan enam negara kepulauan yang mayoritas penduduk pribumi merupakan Ras

Negroit yang berkulit hitam. Selain itu, disebut benua hitam karena benua itu belum

sepenuhnya dipetakan atau dijelajahi oleh orang-orang Barat.

Kawasan Afrika Sub-Sahara secara geografis dikelompokkan kedalam enam

wilayah, yaitu: Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Timur, Afrika Selatan, Sudan, dan

Tanduk. Pantai selatan Afrika Barat dikenal sebagai Guinea.

Afrika Sub-Sahara mencakup 42 negara yang berlokasi di daratan Afrika sub-

Sahara. Ada 6 negara kepulauan termasuk Madagaskar, Seychelles, Komoro, Tanjung

Verde, dan Sao Tome dan Principe. Mauritius pada umumnya tidak dianggap sebagai

bagian dari kepulauan Afrika sub-Sahara dikarenakan suku bangsa yang membentuk

negara itu didominasi oleh kaum India Timur, Suku Han (Tiongkok), dan Perancis.

Menurut skema klasifikasi ini, negara-negara Afrika sub-Sahara adalah sebagai berikut:

Geografi Regional Dunia 2014 Page 4

Gambar 2.1. Regionisasi Realem Afrika Sub-Sahara

Sumber: http://www.essential-humanities.net/world-history/sub-

saharan-africa/

Page 5: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

1. Afrika Barat

Afrika Barat terdiri dari 17 negara, yaitu: Benin, Burkina Faso, Cameroon, Chad,

Côte d’Ivoire, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Liberia, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria,

Senegal, Sierra Leone, The Gambia, and Togo.

2. Afrika Tengah

Frika Tengah terdiri dari 7 negara, yaitu: Angola, Central African Republic,

Democratic Republic of the Congo, Equatorial Guinea, Gabon, Republic of the Congo, and

Zambia.

3. Afrika Timur

Afrika Timur terdiri dari 11 negara, yaitu: Burundi, Djibouti, Eritrea, Ethiopia,

Kenya, Malawi, Mozambique, Rwanda, Somalia, Tanzania, and Uganda.

4. Afrika Selatan

Afrika Selatan terdiri dari 7 negara, yaitu: Botswana, Lesotho, Namibia, South

Africa, Swaziland, and Zimbabwe.

B. Fisiografis Afrika Sub-Sahara

Secara astronomis Realem Afika Sub-Sahara terletak antara 15° LS‒35ºLS dan

17ºBB‒51ºBT. Sahel adalah zona transisi antara Sahara dan daerh Savana Tropis (wilayah

Sudan) dan hutan Savana mozaik ke selatan.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 5

Gambar 2.1Peta Bioma Afrika Sub-Sahara

Suber: http://en.wikipedia.org/wiki/Sub-Saharan_Africa

Page 6: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

Peta di atas menunjukan batas antara Realem Afrika Sub-Sahara dan Afrika Utara,

dimana dapat dilihat dengan jelas daerah Sahel merupakan daerah transisi antara Realem

Afrika Sub-Sahara dengan Afrika Utara. Kondisi fisik Afrika tersebut memengaruhi

variasi iklim yang terjadi. Di daerah pantai, iklimnya dipengaruhi oleh iklim laut, di daerah

0° terdapat iklim tropis yang basah sehingga banyak terjadi hujan, sedangkan di bagian

Utara dan Selatan mendapat pengaruh angin gurun sehingga beriklim subtropis yang

kering.

Afrika Sub-Sahara sendiri memiliki berbagai zona iklim atau bioma. Afrika Selatan

dan Republik Demokratik Kongo secara khusus dianggap sebagai negara Megadiverse.

Keberadaan gurun di wilayah Selatan, yaitu Gurun Kalahari dan Gurun Namibia juga turut

mempengaruhi zona iklim di Afrika Sub-Sahara.

1. Potensi Fisik Di Realem Afrika Sub-Sahara

Secara umum, wilayah Afrika Sub-Sahara merupakan dataran tinggi dan

bergutrun. Meski demikian, terdapat juga kawasan-kawasan subur di dataran rendah,

misalnya Lembah Sungai Zaire yang merupakan lembah sungai terbesar kedua setelah

Lembah Sungai Amazone. Terdapat sebuah rngkaian pegunungan yang terdapat di Afrika

Sub-Sahara, yaitu Pegunungan Cape. Gunung di Afrika Sub-sahara pada umumnya tidak

aktif, namun masih ada beberapa yang aktif. Titik tertinggi Afrika Sub-Sahara berada di

Gunung Kilimanjaro (±5.894 mdpl) berada di Afrika Timur yang selalu tertutup salju.

Afrika Sub-Sahara banyak memiliki sungai besar. Sungai-sungai terkenal di

diantaranya adalah Sungai Sungai Kongo, Sungai Orange di Afrika Selatan, Sungai Niger

di Nigeria, dan Sungai Zambesi di Zambia. Beberapa aliran sungai tersebut dibendung

untuk irigasi dan pembangkit listrik, misalnya bendungan Akosombo yang membendung

Sungai Volta di Ghana. Danau-danau di Afrika Sub-Sahara, yaitu Danau Victoria (±

69.484 km²) merupakan danau terbesar di Afrika, Danau Tanganyika, Danau Mobutu,

Danau Rudolf, Danau Chad, dan Danau Zambesi. Selain itu, Afrika Sub-Sahara juga

memiliki banyak air terjun besar, yaitu air terjun Tuguela di Afrika Selatan (984 m) dan air

terjun Victoria (108 m) di Zimbabwe.

Kondisi flora dan fauna terkait dengan kondisi iklimnya. Di kawasan iklim

hujan tropis (di bagian Afrika Tengah) terdapat variasi tumbuhan dan hutan hujan yang

sangat lebat. Di bagian Utara dan Selatan (subtropis) terdapat stepa dan sabana yang luas,

sedangkan di kawasan gurun hanya terdapat stepa dan tumbuhan kaktus. Kondisi alam

Benua Afrika sangat mendukung penyebaran fauna. Afrika mempunyai banyak jenis

Geografi Regional Dunia 2014 Page 6

Page 7: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

fauna, terutama hewan mamalia besar. Fauna khas Afrika, yaitu addax, zarafah, zebra,

antilop, kuda nil, badak, dan gajah. Meskipun mempunyai kemiripan fisik dengan hewan-

hewan sejenis di Asia, namun hewan-hewan Afrika memiliki ukuran tubuh yang relatif

lebih besar daripada hewan-hewan sejenis di Asia.

Afrika Sub-Sahara memiliki kandungan sumber daya alam yang sangat luar

biasa yang tentunya sangat vital bagi sector industri. Sumber daya ala tersebut terdiri atas

16 % mangan, 26 % antimoni, 35 % platinum, 43 % vanadium, dan 66 % emas dari jumlah

keseluruhan yang ada di dunia.

C. Sejarah dan Kondisi Sosial Budaya Realem Afrika Sub-Sahara

1. Sejarah Kawasan Afrika Sub-Sahara

Afrika Sub-Sahara, khususnya Afrika Timur, dinyatakan oleh ahli ilmu genetika

sebagai tempat kelahiran ras manusia. Mitokondria Eve, jenis wanita nenek moyang

seluruh umat manusia, kemungkinan masih ada pada masa kini di Ethiopia atau Tanzania.

Afrika Sub-Sahara merupakan situs dari banyak kekaisaran dan kerajaan, termasuk Nubia,

Axum, Wagadugu (Ghana), Mali, Nok, Songhai, Kanem-Bornu, Benin, dan Zimbabwe

Raya.

Hubungan negara-negara Eropa dengan Afrika di daerah sub sahara dimulai pada

abad 15 oleh orang Portugis dengan merebut Ceuta dari orang-orang islam yaitu tanjung

Bojador, tanjung Verde, tanjung Palmas dan pantai-pantai di Afrika Barat. Pada awal abad

17 Portugis terdesak oleh bangsa Eropa lain. Mereka memberi nama daerah sesuai hasil

alamnya misalnya Pantai Emas, Pantai Gading, dsb. Pada tahun 1875 baru 10,8% dari

Geografi Regional Dunia 2014 Page 7

Ntural Resources Map of Africa

Page 8: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

daerah Afrika yang berada dibawah kekuasaan bangsa barat. Spanyol, Inggris, Prancis, dan

Portugis menguasai daerah Afrika yang pada masa itu luasnya 1.250.000 mil persegi.

Inggris memiliki daerah terbesar di Afrika. Kekuasaan Prancis hanya terbatas di pantai

sebelah utara, pos-pos terasing di Senegal dan Pantai Guinea, seluruhnya diperkirakan

meliputi 170.000 mil persegi.

Penjelajahan daerah pedalaman Afrika makin dipergiat sesudah dibentuk lembaga

International Asssociaton for the Exploration and Civilization of Central Afrika (1876)

atas inisiatif Leopold II Raja Belgia. Terbitnya buku “The Congo” (1885) oleh H.M.

Stanley mengakibatkan bangsa-bangsa barat ingin menjajah Afrika. Ketika di Eropa terjadi

Perang Dunia I (1914-1918), Afrika juga terseret dalam perang karena Inggris dan

sekutunya berusaha merebut koloni Jerman di Afrika. Pada awal 1916 ketika hasil perang

masih belum jelas Inggris dan Prancis telah membuat kesepakatan untuk membagi bekas

koloni Jerman di Afrika. Pada masa Perang Dunia II (1939-1945) Afrika digunakan untuk

kepentingan strategi perang dan ekonomi.

Kepentingan negara-negara Barat terhadap Afrika Selatan antara lain sebagai

berikut :

a. Afrika Selatan merupakan salah satu sumber utama bahan mentah yang dibutuhkan

oleh industri dan kehidupan negara-negara tersebut.

b. Letak geografis Afrika Selatan mempunyai arti penting bagi strategi global negara-

negara Barat, khususnya USA.

c. Afrika Selatan menguasai jalur pelayaran Tanjung Harapan yang merupakan urat

nadi mereka.

d. Suplai minyak dan bahan-bahan mentah vital diangkut lewat jalur tersebut.

2. Status Politik Di Kawasan Afrika Sub-Sahara

pada pertenaghan tahun 1980-an, The National Democratic Institute (NDI)

melakukan program demokrasi pertama di Afrika Sub-Sahara yang dimana sebagian

negara-negara Afrika Sub-Sahara dengan sistem politik tertutup mulai mengadopsi prinsip-

prinsip pemerintahan yang demokratis.

Hingga kini, NDI aktif di seluruh Afrika, melaksanakan program yang beragam

seperti benua itu sendiri. NDI telah bekerja dengan kelompok pemantau pemilu dalam

negeri di Angola, Liberia, Madagaskar, Nigeria, Sierra Leone, dan Zimbabwe; memulai

program pendidikan kewarganegaraan berbasis radio untuk meningkatkan kesadaran

politik di Sudan, membantu parlemen berurusan dengan isu-isu seperti HIV/AIDS dan

Geografi Regional Dunia 2014 Page 8

Page 9: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

industri ekstraktif di Afrika timur, Liberia, Mozambik, Nigeria, dan Somalia, dibantu

partai politik di Republik Demokratik Kongo, Guinea-Bissau, Kenya dan Mali; perempuan

diberdayakan dan pemuda untuk mencari peran yang lebih besar dalam politik di Burkina

Faso-, Botswana, Guinea, Tanzania, dan Uganda; dan dipromosikan politicas akuntabel

dan perwakilan di Côte d'Ivoire.

Ditinjau secara politis, Afrika Sub-Sahara dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok:

a. Negara stabil dan demokratis

Afrika Selatan, Angola, Benin, Botswana, Burkina Faso, Ethiopia, Gambia, Ghana,

Guinea, Kenya, Liberia, Lesotho, Madagaskar, Malawi, Mali, Mauritania,

Mauritius, Mozambique, Namibia, Niger, Nigeria, Senegal, Seychelles, Sudan,

Tanzania, Uganda.

b. Negara yang cenderung stabil dan menuju demokratis

Kamerun, Cape Verde, Comoros, Chad, Djibouti, Eritrea, Equatorial Guinea,

Gabon, Sierra Leone, Swaziland, Togo, Zambia, Zimbabwe.

c. Negara yang bermasalah/konflik dan belum demokratis

Burundi, Congo, Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Cote

d’Ivoire/Pantai Gading, Guinea-Bissau, Rwanda, São Tomé and Príncipe, Somalia.

Dari tiga kelompok tersebut, negara-negara stabil dan demokratis atau negara-

negara yang cenderung stabil dan demokratis cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi,

dengan ditemukannya minyak dan tambang di negara-negara Afrika Sub-Sahara dan

masuknya investor asing ke Afrika Sub-Sahara.

3. Politik Apartheid di Afrika Selatan

Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang cukup maju saat ini di kawasan

Afrika Sub-Sahara. Sebelumnya di negara ini terdapat sebuah sistem politik yang

diskriminatif di negara ini yang dikenal dengan “Politik Apartheid”. Politik Apartheid

dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi Afrika Selatan adalah

Aparte Ontwikkeling artinya perkembangan yang terpisah.

Politik Apartheid merupakan hasil dari kolonialisasi bangsa barat terhadap

penduduk pribumi Afrika Selatan, sebelumnya Afrika Selatan pernah di kuasai oleh

bangsa Portugis, tetapi sejak abad ke-7 diambil alih oleh bangsa Belanda. Sejak itu daerah

Afrika selatan menjadi daerah koloni Belanda dan banyak orang-orang Belanda yang

datang dan menetap di daerah itu. Pada tahun 1812, Orang-orang Inggris juga datang ke

daerah Afrika Selatan dan mendesak orang-orang Belanda (Boer). Maka terjadilah perang

Geografi Regional Dunia 2014 Page 9

Page 10: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

dan perebutan kekuasaan antara Inggris dan Belandan. Perang Boer ini mengakibatkan

Afrika Selatan terbagi menjadi 2 bagian yaitu Afrika selatan bagian utara diduduki oleh

Bangsa Belanda (boer) dan Afrika Selatan bagian selatan diduduki oleh Inggris. Di bagian

selatan Inggris mendirikan negara Natal dan Cape Town, sedangkan di bagian selatan

berdiri 2 buah negara yaitu Oranye Vrijstaat dan Transvaal.

Pada tahun 1910 Perang Boer kedua berakhir dan Inggris berhasil mempersatukan

wilah Afrika Selatan dalam satu Uni Afrika Selatan menjadi republik denagn presidennya

Hendrik Verwoed. Hendrik Verwoed inilah yang kemudian berhasil membuat kebijakan

untuk memisahkan mayoritas orang kulit putih dan mayoritas kulit hitam justru malah

menimbulkan diskriminasi antara keduanya. Sebelum dilaksanakan Politik Apartheid

sebenarnya telah lama dilakukan hal-hal yang merupakan gejala Apartheid, antara lain:

a. Native Land Act (Undang-undang Pertanahan Pribumi) tahun 1913 yang melarang

kulit hitam membeli tanah di luar daerah yang sudah disediakan bagi mereka.

b. Undang-undang Imoraitas tahun 1927 yang melarang terjadinya perkawinan

campuran antara kulit putih dengan kulit hitam atau kulit berwarna lainnya.

Salah satu tokoh Apartheid yang terkenal adalah Nelsen Mandela. Perjuangan

Nelson Mandela memakan waktu yang cukup lama. Nelson Mandela terus berjuang untuk

mencapai kebebasan negrinya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Upaya-upaya

yang ditempuh Nelson Mandela mulai menampakan hasil yang menggembirakan ketika

F.W.de Klerk memberikan angin segar kebebasan bagi warga kulit hitam. Pada tanggal 21

Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan

ekstitensi sistem politik Apartheid di hadapan parlemen Afrika selatan. Pengahpusan UU

tersebut diikuti dengan janji pemerintahan de Klerk untuk menyelenggarakan pemilu tanpa

pembatsan rasial.

Pada pemilu Multirasial tahun 1994, partai yang dipimpin oleh Nelson Mandela

yaitu ANC, berhasil menjadi pemenang. Pada tanggal 9 Mei 1994 Nelson Mandela dipilih

oleh Majelis Nasional sebagai Presiden Afrika selatan, yaitu Presiden pertama orang kulit

hitam. Pada tanggal 10 Mei 1994 Nelson Mandela dilantik sebagai presiden dalam upacara

megah di Union Building, Pretonia. Peristiwa ini merupakan perjuangan rakyat Afrika

selatan. Sejak terhapusnya Apartheid, Afrika selatan mulai membangun negerinya agar

sederajat dengan negara lain di dunia.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 10

Page 11: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

4. Penduduk dan Suku Bangsa

Afrika Sub-Sahara merupakan tempat asal orang Negro diseluruh dunia. Rumpun

bangsa Negro ini terdiri atas tiga grup, yaitu Negro Asli, Hamite, dan Bantu. Negro Asli

pada umumya berdiam di pantai Guinea, pantai barat Afrika. Warna kulitnya hitam,

rambut keriting, hidung pesek, dan bibir tebal. Contoh dari rumpun bangsa ini ialah

bangsa-bangsa Mandingo, Ashanti, Youra, dan Hausa. Orang Negro inilah yang banyak

sekali dikejar-kejar untuk dijadikan budak. Orang Hamite ialah keturunan para emigran

dari Caucasus yang berasimilasi (kawin) dengan pribumi Afrika. Dalam rumpun bangsa

Hamite ini termasuk juga suku-suku bangsa seperti Masai, Nandi, dan Lumbwe. Warna

kulit mereka agak kemerah-merahan dan penghidupan mereka umumnya pertanian. Suku

bangsa ini yang erat hubungannya dengan orang Hamite atau juga dikenal Nilotes ini pada

umumnya berdiam di lembah sungai Nil Selatan Khartun seperti orang-orang Dinka, dan

Sylluk.

Grup rumpun ke tiga, Bantu adalah yang terbesar diantara tiga grup. Mereka

berdiam disebelah timur dan selatan Afrika dengan mengambil luas sepertiga wilayah

Afrika. Orang Bantu ini pada dasarnya sama Negro dengan karakter Hamite. Pada

umumya, mereka hidup di pedalaman Afrika. Ada tiga kelompok suku bangsa yang

jumlahnya makin merost. Di hutan Kongo, orang orang Pigmy hanya berjumlah sekitar

100.000 jiwa. Bushman yang berdiam di tepi Gunung Kalahari hanya berjumlah 50.000

jiwa, mata pencariannya berburu yang masih primitif tidak mampu menyesuaikan diri

hingga mereka menghadapi ancaman kepunahan. Minoritas non- Afrika adalah keturunan

Eropa yang berjumlah 4,5 juta, terutama tinggal di Afrika Selatan. Setelah negara-negara

Afrika merdeka, jumlah mereka terus merosot, sedangkan kedudukan orang Asia termasuk

Lebanon, Suriah, dan anak benua India terus memburuk karena dominasi politik dan

ekonomi minoritas Eropa di Afrika Selatan.

5. Kondisi Sosial Budaya dan Agama

Afrika Sub-Sahara sebelum masuknya agama dalah kawasan yang diduduki oleh

masyarakat yang banyaknya bersistem kesukuan dan menganut paganisme, animisme,

serta dinamisme. Kehidupan mereka sangat diatur oleh tradisi ajaran terdahulunya.

Masyarakat di daerah Afrika Sub-Sahara ini dikatakan orang yang tidak punya sejarah

masa lampau. Dari 21 kebudayaan yang maju di dunia yang dicatat oleh Arnold Toyenbee

tidak satupun yang menyebut kebudayaan Negro. Cornelis dalam, African Dilemma

mencatat, bahwa Afrika Selatan Sahara adalah miskin dan lemah. Mereka tidak pernah

Geografi Regional Dunia 2014 Page 11

Page 12: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

memiliki abjad sendiri, tidak ada perhitungan tanggal, kalender, tidak memiliki mata uang,

bahkan tidak mengenal buku dan roda. Mereka adalah makhluk yang hidup dalam

ketakutan dan takhayul, hidup tanpa harapan dalam genggaman magis dan tenung.

Penyebab sesungguhnya dari keadaan seperti ini ialah terisolasinya Afrika dari

dunia luar. Gurun Sahara yang melintang 1000 mil menjadi tirai besi pertukaran budaya.

Ditambah lagi dengan hutan yang lebat banyak macam penyakit menakutkan seperti yang

diakibatkan oleh lalat Tsettse yang menyebabkan sakit tidur. Hal ini membuat banyak

orang kehilangan keberanian untuk menerobos pedalaman Afrika Sub-Sahara. Terlepas

dari keterbelekangan dan kegagalan Afrika dalam menyumbang kebudayaan dunia masa

lalu, orang Afrika bukanlah orang yang rendah. Para antropology membicarakan tentang

kejeniusan mereka yang artistik dan banyak kualitas mereka yang mengagumkan, seperti

sikap persahabatan dan riang gembira. Sebaliknya juga mereka dengan gampang

memutuskan persahabatan mereka yang cukup lama.

Berdasarkan hasil test intelegensi, tidaklah ditemukan secara substansi bahwa

orang Negro memiliki intelegensia yang rendah dari orang Barat. Namun ada kelemahan

orang Afrika di bidang berfikir, emosi terlalu dominan dan energi mereka terjadi pada

interval yang tidak beraturan. Jika efek-efek magis hitam (black magic), penyakit dan

tirani suku yang konservatif dapat dihilangkan, dan mengedepankan teknologi maju

daripada terkukung dalam fanatisme sukuisme di atas agama, serta orang terpelajar Afrika

yang energik dan berfikir logis tampil ke depan, maka tidak ada bedanya seorang Afrika

dengan seorang Inggris/Perancis.

Afrika Sub-Sahara memiliki paling banyak keragaman bahasa yang berbeda dari

setiap wilayah di dunia. Hal ini terlihat dari jumlah bahasa yang dituturkan. Wilayah ini

berisi lebih dari 1.000 bahasa, yaitu sekitar 1/6 dari total dunia, dan ada logat serta bahasa

tertentu yang hanya diucapkan di Afrika Sub-Sahara. Orang Afrika terutama bangsa Negro

yang sangat majemuk, aktivitas atau keyakinan keagamaan juga bermacam-macam, dan

berbeda-beda dengan muslim (40%) dan kristen (40%) dua hal ini yang paling terbesar.

Kurang lebih 20% adalah berpaham paganisme. Di samping itu, ada juga memeluk

Yudaisme, seperti suku Beta Israel dan Lemba.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 12

Page 13: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

D. Status Awas Ebola dan Kemiskinan Di Realem Afrika Sub-Sahara

1. Awas Ebola

Selain HIV/AIDS, negara-negara di dikawasan Afrika Sub-Sahara juga merupakan

tempat hidup dan berkembangnya virus mematikan lainnya seperti yang disebit Virus

Ebola. Dikutip di laman Tempo Online, (tempo.co. 2014) “Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) mengumumkan status darurat kesehatan internasional terkait dengan penyebaran

virus mematikan ebola yang melanda bagian barat Afrika. Status darurat disampaikan

WHO pada Jumat, 9 Agustus 2014, yang bertujuan menggerakkan masyarakat global agar

membantu negara-negara yang terjangkit”.

Menurut badan kesehatan dunia WHO, Virus Ebola adalah salah satu penyakit

yang diketahui paling mematikan dan hingga kini belum ditemukan obatnya. Ebola

merupakan penyakit yang dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita baik

manusia maupun binatang yang terinfeksi hidup atau sudah mati dengan resiko kematian

90%. Penyakit ini pertama kali terlihat pada tahun 1976 di Sudan. Tepatnya pada tanggal

27 Juni 1976 pertama kali seorang pekerja di toko di Nzara, Sudan, mengalami sakit yang

tiba-tiba dan lima hari kemudian ia dilaporkan meninggal. Kemudian virus ini menjadi

wabah di daerah tersebut, dilaporkan terjadi 284 kasus yang sebagian membuat korban

sekarat. Gejala dari Ebola Hemorrhagic Fever (EHV) biasanya dimulai empat hingga 15

hari sesudah seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala yang dialami berupa sakit seperti flu,

demam tinggi, dan nyeri.

Semua gejala di atas biasanya diikuti dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam

di seluruh tubuh. Lalu dimulailah gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua

lubang di tubuh. Dilanjutkan dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Masuk

hari ketujuh hingga kesepuluh, muncul rasa kelelahan, dehidrasi, dan shock. Dokter yang

merawat para korban awal sadar, bahwa penyebaran virus ini terjadi ketika ada kontak

yang cukup dekat. Sebagai contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster yang

merawat pasien penderita Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut. Umumnya

virus ini berkembang di desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat.

Sebenarnya manusia bukanlah sarang alami dari virus ebola. Orang pertama kali

terjangkit virus ini diyakini mereka yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang

terinfeksi virus tersebut. Diyakini, virus bermula dari hewan liar yang menularkannya ke

manusia hingga akhirnya mematikan bagi populasi manusia. Baru dugaan, hewan yang

dianggap sebagai inang alaminya adalah kelelawar buah dari famili Pteropodidae. Hingga

sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terpapar. Pejabat-pejabat

Geografi Regional Dunia 2014 Page 13

Page 14: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

kesehatan mendeteksi keberadaan virus ebola di Guinea, di mana wabah demam berdarah

telah menewaskan setidaknya 34 orang. Seorang pejabat kementerian kesehatan Guinea,

Sakoba Keita, Sabtu (22/3/2014) mengatakan, tiga dari 12 sampel virus yang dikirim ke

Prancis telah dikukuhkan sebagai ebola.

The National Institutes of Health mencatat hampir 90 persen orang yang terinfeksi

virus ebola, meninggal dunia. Virus ini mewabah di beberapa negara Afrika seperti

Republik Demokratik Kongo, Gabon, Sudan, Pantai Gading, dan Uganda. Berdasarkan

beberapa pengalaman di beberapa negara tempat kasus ini terjadi, ebola sering menyebar

dan menyerang para pekerja di bidang layanan kesehatan masyarakat. Tentu saja hal ini

lumrah karena mereka bertugas merawat pasien yang terjangkit virus. Terlebih jika mereka

tidak menggunakan pelindung seperti masker dan sarung tangan. Penggunaan jarum suntik

yang baru juga sebagai sarana penyebaran virus.

Virus ebola sekarang telah menyebar hingga negara tetangga, Liberia, dan Sierra

Leone. WHO menjelaskan bahwa penyebaran virus ebola terjadi khususnya di desa-desa

terpencil di wilayah Afrika Tengah dan Barat. Hampir mirip awalnya seperti kebanyakan

virus mematikan termasuk AIDS yang dulu hanya sedikit memakan korban, terbukti kini

sudah mendunia. Tapi bedanya, hanya dengan sentuhan mungkin Ebola sudah ada

ditangan anda. Peneliti pun memperingatkan dunia, walaupun sangat tipis atau nyaris

mustahil, namun tak menutup kemungkinan virus Ebola akan dapat menyebar dan akan

meluas, bahkan mendunia menjadi pendemic. Karena kehidupan tiap spesies, termasuk

virus, akan menemukan jalannya untuk selalu dapat bertahan.

2. Kemiskinan

Pada umumnya Afrika Sub-Sahara adalah wilayah termiskin di dunia yang

diakibatkan selain kondisi alam yang tidak bersahabat juga oleh warisan kolonialisme,

neokolonialisme, konflik antar etnis, dan perselisihan politik. Benua Afrika adalah benua

termiskin walaupun menghasilkan 1/4 kekayaan bumi di dunia. Pertanian masih menjadi

mata pencaharian utama oleh sebagian besar penduduknya, dan hal ini akan terus

berlangsung dimasa yang akan datang. Kondisi geografis Afrika Sub-Sahara yang sulit

menimbulkan masalah kaburnya batas-batas yang jelas antar negara Afrika Sub-Sahara

sehingga memicu perang saudara misalnya saja konflik yang terjadi di Somalia, krisis

politik yang menimbulkan konflik di Zimbabwe juga menimbulkan berbagai tindak

kriminal internasional yang terorganisir seperti jaringan perdagangan obat-obatan ilegal,

money laundering dan terorisme. Khusus untuk permasalahan terorisme ini, Afrika

Geografi Regional Dunia 2014 Page 14

Page 15: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

merupakan sasaran empuk teroris karena selain kaburnya batas-batas negara, juga

didukung oleh supremasi hukum yang lemah.

E. Solusi dari Kelompok Terhadap Permasalahan Kemiskinan dan Wabah Ebola

di Afrika Sub-Sahara.

Sebagai kawasan bekas jajahan, kemiskinan sudah pasti mungkin akan menjadi

warisan masa lalunya. Jika kita melihat saat ini masih banyak negara-negara di kawasan

Afrika Sub-Sahara dikenal sebagai negara-negara termiskin di dunia. Hal ini selain karena

penjajahan masa lalu, juga di akibatkan oleh kondisi fisiogrfis wilayah kawasan Afrika

Sub-Sahara yang cukup sulit. Kemiskinan ini kemudian akan berdampak negative terhadap

kesehatan masyarakat di suatu kawasan. Karena kemiskinan dan kesehatan memiliki

hubungan yang sangat erat. Jika suatu negara atau kawasan memiliki tingkat pengahsilan

atau ekonomi yang tinggi sudah pasti kesehatan juga tinggi. Dengan begitu penyebaran

wabah mematikan di Afrika Sub-Sahara dapat diminimalisir penularannya.

Kemiskinan tidak mungkin mudah untuk di berantas, perlu ada kerja sama yang

baik baik dari dalam maupun dari luar negara tersebut. Namun yang jelas yang paling

pokok adalah harus adanya kesadaran masyarakat di kawasan tersebut bagaiman supaya

kepentingan pribadi tidak diutamakan. Untuk terjadinya kerjasama antar negara di suatu

kawasan perlu adanya suatu wadah yang tegas dan jelas dalam memperjuangkan

kesejahteraan kawasan. Kerjasama dari dunia internasional sangat mutlak dibutuhkan.

F. Hubungan Bilateral Negara-Negara Afrika Sub-Sahara Dengan Indonesia

Secara historis, hubungan bilateral antara negara kita Indonesia dengan negara-

negara di kawasan Afrika Sub-Sahara cukup panjang. Dilatarbelakangi oleh sentiment dan

solidaritas anti kolonialisme, dimana pada tahun 1955 melalui penyelenggaraan KAA

(Konferensi Asia-Afrika) di Bandung. Hubungan negara-negara Afrika sudah terjalin,

dimana Indonesia dan Afrika sama-sama merupakan bangsa terjajah, pada masa

penjajahan budak asal Indonesia banyak yang dibawa ke Afrika untuk bekerja di tambang-

tambang.

Sekarang ini Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan 43 negara di

kawasan Afrika Sub-Sahara, dan mempunyai 11 kantor Perwakilan RI (KBRI dan KJRI),

yaitu di: Abuja-Nigeria, Addis Ababa-Ethiopia, Antananarivo-Madagaskar, Dakar-

Senegal, Dar-Es-Salaam-Tanzania, Harare-Zimbabwe, Maputo-Mozambique, Nairobi-

Kenya, Pretoria dan Cape Town-Afrika Selatan, Windhoek-Namibia serta Chad-Nigeria.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 15

Page 16: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

Hubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara menjadi

semakin penting karena perkembangan positif di bidang politik dan keamanan, serta

ekonomi yang memunculkan peluang bagi peningkatan kerjasama dan ekspor sebagai

pasar non tradisional.

Indonesia perlu memberikan perhatian yang lebih dan menerjemahkan momentum

kawasan Afrika Sub-Sahara sebagai wilayah yang mulai bangkit dan potensial secara

politik dan ekonomi serta perlu secara bersama-sama mengembangkan diplomasi bilateral

dengan negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara dan diplomasi regional dengan Uni

Afrika. Negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara mempunyai arti strategis secara

politis dan ekonomi bagi Indonesia. Bebrapa bentuk kerjasama bilateral Indonesia dengan

negera-negara Afrika Sub-Sahara adalah sebagai berikut:

6. Bidang Ekonomi

Dalam hal ini Kemlu dan Perwakilan RI secara aktif melakukan kegiatan

diplomasi ekonomi melalui pameran produk Indonesia, mendatangkan pengusaha dari

Afrika ke Indonesia, pembentukan forum bisnis serta mengembangkan second track

diplomacy melalui people to people dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

tentang Indonesia. Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan 43 negara. Sudah

ada 13 Perwakilan RI di Afrika Sub-Sahara. Sejumlah MoU dan kesepakatan kemitraan

strategis telah dibuat, demikian juga bentuk kerja sama lainnya, seperti Joint Agriculture

Committee, serta permanent observer di Uni Afrika. Dari ke 47 negara di Afrika Su-

Sahara, ada 10 negara yang memiliki potensi terbaik , yakni Afrika Selatan, Nigeria,

Kenya, Tanzania, Ethiopia, Mozambik, Senegal, Madagaskar, Namibia, dan Angola.

Hubungan Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara di bidang perdagangan dan

investasi menunjukkan trend positif. Pada 2012, volume perdagangan Indonesia–Afrika

Sub-Sahara mencapai US$8,47 miliar, meningkat lebih dari 100% dibandingkan 2010

senilai US$4,11 miliar, dengan nilai ekspor sebesar 2,03 milyar USD. Sementara nilai

impor Indonesia dari negara-negara Afrika mencapai 2,09 milyar USD.

7. Bidang Politik

Jika di lihat dalam bidang potilik, hubungan Indonesia dengan negara-negara

Afrika telah terjalin dengan baik. Pada forum-forum internasional, Indonesia dengan

negara-negara Afrika selalu saling memberikan dukungan. Bangsa-bangsa di Afrika selalu

melihat dan menganggap Indonesia sebagai contoh dalam pembangunan nasionalnya.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 16

Page 17: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

Implementasi politik luar negeri Indonesia di Afrika, diantaranya adalah dalam bentuk

partisipasi dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Namibia dan Republik

Demokratik Kongo, bantuan serta kerjasama teknik bidang Pertanian dan Perikanan,

Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), Micro Financing (Bilateral, GNB dan

Kerjasama Selatan-selatan), pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan

kelembagaan.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 17

Page 18: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Afrika Sub-Sahara merupakan sebuah kawasan di benua Afrika bagian selatan

yang dulunya dikenal dengan sebutan Black Africa, hal ini karena penduduk asli dari

negara-negara di kawasan ini hamper sepenuhnya merupakan Ras Negroid yang berkulit

hitam. Selain itu, penyebutan Benua Hitam pada zaman dulu dikarenaan belum semua

wilayah di Afrika Sub-Sahara berhasil dipetakan oleh bangsa-bangsa barat. Afrika Sub-

Sahara dmerupakan istilah untuk menggambarkan negara-negara di Benua Afrika yang

berada di bagian selatan Gurun Sahara, namun tidak termasuk negara-negara Islam Afrika

Utara, seperti Sahara Barat, Maroko, Algeria, Tunisia, Libya, dan Mesir. Afrika Sub-

Saharan terdiri dari 42 negara di daratan utama Afrika dan enam negara kepulauan.

Secara astronomis Realem Afika Sub-Sahara terletak antara 15° LS‒35ºLS dan

17ºBB‒51ºBT. Daerah Sahel merupakan daerah transisi antara Realem Afrika Sub-Sahara

dengan Afrika Utara. Kondisi fisik Afrika tersebut memengaruhi variasi iklim yang terjadi.

Di daerah pantai, iklimnya dipengaruhi oleh iklim laut, di daerah 0° terdapat iklim tropis

yang basah sehingga banyak terjadi hujan, sedangkan di bagian Utara dan Selatan

mendapat pengaruh angin gurun sehingga beriklim subtropis yang kering. Secara umum,

wilayah Afrika Sub-Sahara merupakan dataran tinggi dan bergutrun. Meski demikian,

terdapat juga kawasan-kawasan subur di dataran rendah, misalnya Lembah Sungai Zaire

yang merupakan lembah sungai terbesar kedua setelah Lembah Sungai Amazone.

Secara umum kawasan Afrika Sub-Sahara merupakan bekas jajahan bangsa-

bangsa Eropa. Kasus yang sampai menyita perhatian dunia akibat kolonial adalah Politik

Apharteid di Afrika selatan yang runtuh akibat pergerakan rakyat dibawah pimpinan

Nelson Mandela. Sebagai wilayah bekas jajahan, negara-negara di kawasan Afrika Sub-

Sahara mewarisi kemiskinan akibat penjajahan. Kemiskinan ini berdampak terhadap

kualitas perekonomian, kesehatan dan pendidikan yang rendah sehingga kawasan ini

menjadi kawasan terbelakang. Keterbelakangan akibat penjajahan membuat negara-negara

di Afrika Sub-Sahara mengalami bnyak permasalahan, diantaranya permasalahan

kemiskinan dan kesehatan. Banyak penyakit menular yang mematikan yang terdapat

mewabah di kawasan ini. HIV/AIDS dan wabah Ebola yang kini menjadi perhatian serius

dunia internasional.

Perkembangan dan kemajuan zaman menuntut kemajuan dan perkembangan

suatu kawasn pula. Karena untuk dapat bersaing di kancah internasional suatu kawasan

Geografi Regional Dunia 2014 Page 18

Page 19: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

harus mampu menciptakan polisi dan daya saing kawasannya, hal ini dapat tercapat=I

tentunya dengan kerjasama yang baaik dan saling menguntungkan antar negara-negara di

kawasan tersebut. Dikawasan Afrika Sub-Sahara yang luas dan memiliki banyak potensi

ini, seharusnya negara-negara di dalamnya dapat bersatu dengan damai membentuk forum

komunikasi yang saling mendukung. Salah satu yang harus segera diselesaikan adalah

konflik batas wilayah antar negara. Kerjasama dengan dunia internasional sangat

diperlukan dalam hal ini.

Terlepas dari permasalahan diatas, kawasan Afrika Sub-Sahara memiliki peran

dan arti penting bagi Indonesia baik dari segi politik dan ekonomi. Indonesia sebagai

negara agraris dan maritim berpeluang sebagai mitra untuk pemasok bahan pangan, selain

itu Indonesia juga berpeluang memiliki kerjasama politik di dunia internasional seperti di

GNB, PBB dan KAA yang dapat memperkuat hubungan bilateral dan saling

menguntungkan antar negara baik politik, budaya dan ekonomi serta pendidikan.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 19

Page 20: Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara

Daftar Pustaka

Alkhustomy, Qomar. 2011. Hubungan Bilateral RI Dengan Negara Sub-Sahara Afrika. Diperoleh dari: http://demakblogger.blogspot.com/2012/02/hubungan-bilateral-ri-dengan-negara-sub.html. Diakses 16 Oktober 2014.

Andrajati. 2010. Ketahanan dan Hambatan Uni Afrika sebagai Organisasi Regional Terbesar di Afrika. Diperoleh dari: http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/04/prospek-tantangan-dan-hambatan-uni-afrika-sebagai-organisasi-regional-terbesar-di-afrika-184391.html. Diakses 16 Oktober 2014.

Berita Satu.com. 2014. Wabah Ebola Sudah Telan 887 Korban Jiwa. Diperoleh dari: http://www.beritasatu.com/afrika/200697-wabah-ebola-sudah-telan-887-korban-jiwa.html. Diakses 16 Oktober 2014.

Bimbie.com. 2013. Beberapa Negara Afrika Yang Mencuri Perhatian Dunia. Diperoleh dari: http://www.bimbie.com/afrika.htm. diakses 16 Oktober 2014.

Ensiklopedia. Afrika Selatan. Diperoleh dari: http://stmik-dharmanegara.kpt.co.id/ensiklopedia.php?_i=all&id=12158. Diakses 11 Oktober 2014.

Ensiklopedia. Afrika Sub Sahara. Diperoleh dari: http://stmik-dharmanegara.kpt.co.id/ensiklopedia.php?_i=all&id=12159. Diakses 11 Oktober 2014

Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Ojak. 2012. Pembagian Wilayah Benua Afrika Dan Penampakan Alamnya. Diperoleh dari: http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/04/pembagian-wilayah-benua-afrika-dan.html. Diakses 16 Oktober 2014.

Tempo.co 1014. WHO Tetapkan Status Darurat Ebola. Diperoleh dari: www.tempo.co/read/news/2014/08/08/119598204/WHO-Tetapkan-Status-Darurat-Ebola. diakses 13 Desember 2014

VOA. 2014. WHO Khawatir Kasus Ebola Bisa Capai 20 Ribu. Diperoleh dari: www.voaindonesia.com/content/who-ebola-bisa-capai-20-ribu-kasus-/2431121.html. Diakses 16 Oktober 2014.

Zacharina, Adelia. 2013. Benua Afrika: Iklim Batas Geografi dan Keadaan Alam Afrika. Diperoleh dari: http://www.adelia.web.id/geografris-benua-afrika/. Diakses 16 Oktober 2014.

Geografi Regional Dunia 2014 Page 20