diane christina (2013) parameter penilaian dan evaluasi manajemen risiko. bumn track, agustus 2013

2
Kolom S ebagai bentuk pelaksaan ketentuan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor PER- 01/MBU/20ll (PER-01120ll) tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Coorate Goveance) pada BUMN, Kementerian Negara (UMN) telah mengeluarkan Keputusan Sekretaris KBUMN Nomor SK-16/S.MBU/20l2 (SK-16/2012) tentang Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Coorate Goveance) pada BUMN pada tanggal 6 Juni 2012. Surat keputusan (SK) ini memuat 153 parameter penilaian dan evaluasi yang dikelompokkan ke dalam 43 indikator dan 6 aspek. Keenam aspek tersebut terdiri atas aspek (1) komitmen terhadap penerapan tata kelola secara berkelanjutan, (2) pemegang saham dan RUPS/pemilik modal, (3) dewan komisaris/dewan pengawas, (4) direksi, (5) pengungkapan informasi dan transparansi, serra (6) aspek lainnya. Setiap parameter penilaian pada SK-16/2012 memiliki faktor yang diuji kesesuaiannya yang menjadi alat ukur untuk menilai kualitas inisiatif BUMN Parameter Penilaian dan Evaluasi Manajemen Risiko BUMN Bagian I dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG di BUMN tersebut. Pada SK-16/2012, ada dua parameter penilaian utama yang terkait dengan manajemen risiko. Satu parameter (parameter nomor 52) termasuk di dalam aspek III yang ditujuk kepada Dewan Komisaris (Dekom), sedangkan satu parameter lainnya (parameter nomor 106) termasuk di dalam aspek N yang ditujukan kepada Direksi. Selain itu, SK-16 juga memuat beberapa faktor lain yang terkait dengan manajemen risiko. Artikel ini bertujuan untuk mcnjelaskan parameter dan faktor penilaian yang terkait dengan manajemen risiko tersebut serra cara dan kiat praktis yang dapat dilakukan untuk memenuhinya. Parameter penilaian Dekom Parameter nomor 52 pada SK-1612012 menyatakan, "Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang manajemen risiko perusahaan". Parameter ini merupakan bagian dari indikator nomor 16 yang menyatakan, "Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan". Faktor-faktor yang diuji kesesuaiannya dari parameter ini terdiri dari 5 faktor sbb.: 1. Terdapat kebij Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan dan pelaksanaannya. 2. Terdapat rencana Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan. 3. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan. a. D�wan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan telaah atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan (termasuk rencana kerja unit manajemen risiko), hasil analisis risiko atas rancangan dan strategi penanganannya, dan laporan pelaksanaan manajemen risiko berkala yang disampaikan oleh Direksi. b. Terdapat hasil telaah Dewan Komisarisl Dewan Pengawas atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan. c. Proses telaah yang dilakuk oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menggunak seluruh perangkat di Dewan Komisaris/Dewan Pengawas (Komite Dewan Komisaris/Dewan Pengawas). 4. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menyampaikan arahan tentang peningkatan kualitas kebijakan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan. 5. Kuitas yang memadai atas arahan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas tentang manajemen risiko perusahaan. Faktor-faktor atas menunjukkan bahwa Dekom memiliki tugas pengawasan 42 BUMNTCK NO.73 TAHUN VII AGUSTUS 2013

Upload: ivan-lanin

Post on 02-Jan-2016

720 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor PER-01/MBU/2011 (PER-01/2011) tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN, Kementerian Negara (KBUMN) telah mengeluarkan Keputusan Sekretaris KBUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012 (SK-16/2012) tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN pada tanggal 6 Juni 2012. Surat keputusan (SK) ini memuat 153 parameter penilaian dan evaluasi penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance, GCG) yang dikelompokkan ke dalam 43 indikator dan 6 aspek. Keenam aspek tersebut terdiri atas aspek (1) komitmen terhadap penerapan tata kelola secara berkelanjutan, (2) pemegang saham dan RUPS/pemilik modal, (3) dewan komisaris/dewan pengawas, (4) direksi, (5) pengungkapan informasi dan transparansi, serta (6) aspek lainnya. Setiap parameter penilaian pada SK-16/2012 memiliki faktor-faktor yang diuji kesesuaiannya yang menjadi alat ukur untuk menilai kualitas inisiatif BUMN dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG di BUMN tersebut.Pada SK-16/2012, ada dua parameter penilaian utama yang terkait dengan manajemen risiko. Satu parameter (parameter nomor 52) termasuk di dalam aspek III yang ditujukan kepada Dewan Komisaris (Dekom), sedangkan satu parameter lainnya (parameter nomor 106) termasuk di dalam aspek IV yang ditujukan kepada Direksi. Selain itu, SK-16 juga memuat beberapa faktor lain yang terkait dengan manajemen risiko. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan parameter dan faktor penilaian yang terkait dengan manajemen risiko tersebut serta cara dan kiat praktis yang dapat dilakukan untuk memenuhinya.

TRANSCRIPT

Page 1: Diane Christina (2013) Parameter Penilaian dan Evaluasi Manajemen Risiko. BUMN Track, Agustus 2013

Kolom

S ebagai bentuk pelaksanaan

ketentuan Peraturan Menteri

Negara Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) Nomor PER-

01/MBU/20ll (PER-01120ll) tentang

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang

Baik (Good Corporate Governance) pada

BUMN, Kementerian Negara (KBUMN)

telah mengeluarkan Keputusan Sekretaris

KBUMN Nomor SK-16/S.MBU/20l2

(SK-16/2012) tentang Indikator/

Parameter Penilaian dan Evaluasi atas

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang

Baik (Good Corporate Governance) pada

BUMN pada tanggal 6 Juni 2012.

Surat keputusan (SK) ini memuat 153

parameter penilaian dan evaluasi yang

dikelompokkan ke dalam 43 indikator

dan 6 aspek. Keenam aspek tersebut

terdiri atas aspek (1) komitmen terhadap

penerapan tata kelola secara berkelanjutan,

(2) pemegang saham dan RUPS/pemilik

modal, (3) dewan komisaris/dewan

pengawas, (4) direksi, (5) pengungkapan

informasi dan transparansi, serra (6) aspek

lainnya. Setiap parameter penilaian pada

SK-16/2012 memiliki faktor yang diuji

kesesuaiannya yang menjadi alat ukur

untuk menilai kualitas inisiatif BUMN

Parameter Penilaian dan Evaluasi Manajemen Risiko BUMN Bagian I

dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG

di BUMN tersebut.

Pada SK-16/2012, ada dua parameter

penilaian utama yang terkait dengan

manajemen risiko. Satu parameter

(parameter nomor 52) termasuk di dalam

aspek III yang ditujukan kepada Dewan

Komisaris (Dekom), sedangkan satu

parameter lainnya (parameter nomor

106) termasuk di dalam aspek N yang

ditujukan kepada Direksi. Selain itu,

SK-16 juga memuat beberapa faktor lain

yang terkait dengan manajemen risiko.

Artikel ini bertujuan untuk mcnjelaskan

parameter dan faktor penilaian yang

terkait dengan manajemen risiko tersebut

serra cara dan kiat praktis yang dapat

dilakukan untuk memenuhinya.

Parameter penilaian Dekom Parameter nomor 52 pada SK-1612012

menyatakan, "Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas memberikan arahan tentang

manajemen risiko perusahaan". Parameter

ini merupakan bagian dari indikator

nomor 16 yang menyatakan, "Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas memberikan

arahan terhadap Direksi atas implementasi

rencana dan kebijakan perusahaan".

Faktor-faktor yang diuji kesesuaiannya dari

parameter ini terdiri dari 5 faktor sbb.:

1. Terdapat kebijakan Dewan Komisaris/

Dewan Pengawas mengenai

pengawasan dan pemberian nasihat

terhadap kebijakan manajemen risiko

perusahaan dan pelaksanaannya.

2. Terdapat rencana Dewan Komisaris/

Dewan Pengawas mengenai

pengawasan dan pemberian nasihat

terhadap kebijakan dan pelaksanaan

manajemen risiko perusahaan.

3. Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas melaksanakan pengawasan

dan pemberian nasihat terhadap

kebijakan dan pelaksanaan manajemen

risiko perusahaan.

a. D�wan Komisaris/Dewan Pengawas

melakukan telaah atas kebijakan

dan pelaksanaan manajemen risiko

perusahaan (termasuk rencana kerja

unit manajemen risiko), hasil analisis

risiko atas rancangan RKAP dan

strategi penanganannya, dan laporan

pelaksanaan manajemen risiko berkala

yang disampaikan oleh Direksi.

b. Terdapat hasil telaah Dewan Komisarisl

Dewan Pengawas atas kebijakan

dan pelaksanaan manajemen risiko

perusahaan.

c. Proses telaah yang dilakukan oleh

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas

menggunakan seluruh perangkat di

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas

(Komite Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas).

4. Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas menyampaikan arahan

tentang peningkatan kualitas kebijakan

dan pelaksanaan manajemen risiko

perusahaan .

5. Kualitas yang memadai atas arahan

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas

tentang manajemen risiko perusahaan.

Faktor-faktor di atas menunjukkan

bahwa Dekom memiliki tugas pengawasan

42 BUMNTRACK NO.73 TAHUN VII AGUSTUS 2013

Page 2: Diane Christina (2013) Parameter Penilaian dan Evaluasi Manajemen Risiko. BUMN Track, Agustus 2013

dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan. Pemenuhan rugas ini dinilai dengan keberadaan kebijakan, rencana, dan pelaksanaan rugas dengan hasil berupa nasihat atau arahan. Berikut akan dijabarkan uraian dari tiap butir di atas.

Keberadaan kebijakan pelaksanaan tugas manajemen risiko Dekom dapat dituangkan di dalam rugas dan wewenang Dekom, misalnya pada Pedoman Tata Kelola Perusahaan, yang dapat berbunyi:

Dewan Komisaris melakukan

pengawasan dan pemberian nasihat terhadap

kebijakan manajemen risiko perusahaan dan

pelaksanaannya.

Keberadaan rencana kerja manajemen risiko Dekom dapat diruangkan di dalam program kerja Dekom dan dapat berisi: 1. Menelaah dan memberikan arahan

terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan (setiap ada perubahan)

2. Menelaah dan memberikan arahan terhadap rencana kerja unit manajemen risiko (setahun sekali)

3. Menelaah dan memberikan arahan terhadap analisis risiko atas rancangan RKAP dan strategi penanganannya (setahun sekali)

4. Menelaah dan memberikan arahan terhadap laporan pelaksanaan manajemen risiko (setiap triwulan atau sesuai periode pelaporan)

Keberadaan pelaksanaan tugas Dekom dapat diwujudkan dengan penelaahan oleh Dekom terhadap empat dokumen berikut:

1. Kebijakan manajemen risiko perusahaan

2. Rencana kerja unit manajemen risiko 3. Hasil analisis risiko atas rancangan

RKAP dan strategi penanganannya 4. Laporan pelaksanaan manajemen risiko

berkala Tugas ini dapat dilakukan oleh

perangkat Dekom seperti Komite Audit. Arahan Dekom terhadap dokumen­dokumen tersebut selanjutnya perlu disampaikan secara resmi kepada Direksi.

Selain hal-hal di atas, Dekom perlu menunjukkan pemahaman dan kepedulian

yang memadai terhadap risiko yang dapat menghalangi pencapaian tujuan perusahaan. Pemahaman dan kepedulian Dekom ini dapat diwujudkan dengan pemberian sesi singkat board's update

atau pelatihan manajemen risiko, baik untuk anggota Dekom baru saat orientasi, maupun unruk anggota Dekom lama sebagai penyegaran.

Parameter penilaian Direksi Parameter nomor 106 pada SK-16/2012 menyatakan, "Direksi menerapkan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan". Parameter ini merupakan bagian dari indikator nomor 29, "Direksi melaksanakan pengendalian opcrasional dan keuangan terhadap implementasi rencana dan kebijakan perusahaan". Faktor-faktor yang diuji kesesuaiannya dari parameter ini terdiri dari 8 faktor sbb.: 1. Perusahaan memiliki kebijakan

manajemen risiko yang memuat: kerangka, tahapan pelaksanaan manajemen risiko, pelaporan risiko dan penanganannya.

2. Direksi memiliki fungsi yang berrugas melaksanakan program manajemen risiko.

3. Kebijakan manajemen risiko disosialisasikan kepada seluruh karyawan perusahaan.

4. Terdapat rencana kerja perUSahaan untuk menerapkan kebijakan manajemen risiko.

5. Direksi melaksanakan program manajemen risiko (program manajemen risiko antara lain mencakup identifikasi dan penanganan risiko pada proses bisnis, proyek maupun usulan tindakan perusahaan yang harus mendapatkan perserujuan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan/atau RUPS/Pemilik Modal).

6. Direksi melaksanakan pemantauan terhadap program manajemen risiko.

7. Tingkat kesungguhan kepedulian Direksi terhadap

risiko (risk awareness).

Direksi melaporkan pelaksanaan manajemen risiko kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

a. Direksi menyampaikan kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pemegang Saham/Pemilik Modal tentang pronl risiko dan pelaksanaan program manajemen risiko.

b. Direksi menyampaikan kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pemegang Saham/Pemilik Modal tentang analisis risiko atas Rancangan RKAP dan strategi penanganannya.

c. Direksi menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko tiga bulanan dan/atau sewaktu-waktu jika diminta oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Faktor-faktor di atas menunjukkan

bahwa Direksi memiliki rugas untuk menerapkan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Pemenuhan rugas ini dinilai dengan (1) tingkat kepedulian Direksi, (2) aturan dan kebijakan perusahaan, (3) sosialisasi dan pemahaman karyawan, (4) rencana kerja penerapan, (5) pelaksanaan program, (6) pemantauan program, serra (7) pelaporan pelaksanaan kepada Dekom. Berikut akan dijabarkan uraian dari tiap butir di atas.

Kepedulian Direksi (dan Dekom) terhadap manajemen risiko merupakan prasyarat awal penerapan manajemen risiko. Direksi perlu menyadari bahwa manajemen risiko dapat membantu pemastian pencapaian sasaran perusahaan dan, pada gilirannya, indikator kinerja utama (IKU) dari Direksi. Pemastian ini diberikan melalui identinkasi dan penilaian semenjak dini terhadap risiko yang mungkin menghalangi pencapaian tiap sasaran, yang memungkinkan manajemen untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan penanganan terhadap risiko­risiko tersebut. Kepedulian Direksi dapat diwujudkan dengan pemberian sesi singkat board's update atau pelatihan manajemen risiko, baik untuk Direksi baru saat orientasi, maupun untuk Direksi lama sebagai penyegaran ...

NO.73 TAHUN VII AGUSTUS 20 BUMN TRACK 43