diabetes mellitus-a periodontal perspective

10
Diabetes Mellitus-Perspektif periodontal Dr. Aruna Balasundaram*, Dr. Deepa Ponnaiyan**, Dr. Harinath Parthasarathy ABSTRAK Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan gangguan toleransi glukosa dan metabolisme karbohidrat dan lemak. Insiden Diabetes mellitus meningkat pada penduduk India dan diperkirakan oleh WHO sebanyak 37 juta penderita diabetes pada tahun 2025. Hal ini penting untuk seorang dokter gigi sebagaimana telah dibuktikan dari penelitian klinis yang menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara diabetes dan penyakit periodontal. Periodontitis juga disebut sebagai komplikasi keenam dari diabetes. Saat ini, artikel sedang membahas kriteria diagnostik klinis dan implikasi periodontal dari diabetes dan hubungan antara periodontitis dan diabetes mellitus. Penanganan periodontal memiliki efek yang menguntungkan dalam kontrol kadar gula darah. Jadi, pentingnya menjaga kesehatan periodontal pada pasien diabetes. Kata Kunci: Diabetes, Prediabetik, Gangguan toleransi glukosa, Resistensi insulin. PENDAHULUAN Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi multifaktorial yang disebabkan oleh sekelompok bakteri anaerobik pada permukaan

Upload: erwin-siregar

Post on 24-Jul-2015

80 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diabetes mellitus-A periodontal perspective

Diabetes Mellitus-Perspektif periodontal

Dr. Aruna Balasundaram*, Dr. Deepa Ponnaiyan**, Dr. Harinath Parthasarathy

ABSTRAK

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan gangguan toleransi

glukosa dan metabolisme karbohidrat dan lemak. Insiden Diabetes mellitus meningkat pada

penduduk India dan diperkirakan oleh WHO sebanyak 37 juta penderita diabetes pada tahun

2025. Hal ini penting untuk seorang dokter gigi sebagaimana telah dibuktikan dari penelitian

klinis yang menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara diabetes dan penyakit periodontal.

Periodontitis juga disebut sebagai komplikasi keenam dari diabetes. Saat ini, artikel sedang

membahas kriteria diagnostik klinis dan implikasi periodontal dari diabetes dan hubungan antara

periodontitis dan diabetes mellitus.

Penanganan periodontal memiliki efek yang menguntungkan dalam kontrol kadar gula

darah. Jadi, pentingnya menjaga kesehatan periodontal pada pasien diabetes.

Kata Kunci: Diabetes, Prediabetik, Gangguan toleransi glukosa, Resistensi insulin.

PENDAHULUAN

Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi multifaktorial yang disebabkan oleh

sekelompok bakteri anaerobik pada permukaan gigi sebagai biofilm. Lipopolisakarida dan zat-

zat mikroba lainnya memperoleh akses ke jaringan ginggiva, memulai dan menyebabkan

inflamasi, peningkatan sitokin pro-inflamasi, yang menyebabkan kerusakan struktur gigi.

Perkembangan dan tingkat keparahan periodontitis bergantung pada bakteri dan respon imun

tubuh.

Beberapa faktor risiko berperan penting dalam perkembangan periodontitis seperti usia,

bakteri, penggunaan tembakau, faktor-faktor genetik, penyakit yang sudah ada, yang

mempengaruhi mekanisme respon tubuh. Gangguan sistemik dan kondisi tertentu mengubah

fisiologi jaringan tubuh, yang dapat mengganggu barier tubuh dan pertahanan terhadap infeksi

periodontal yang akhirnya mengakibatkan kerusakan yang lebih banyak.

Pada tahun 1900, William Hunter, seorang dokter Inggris memberikan teori “Fokus

infeksi” bahwa ada sarang infeksi, di bagian tubuh mana saja, seperti periodontitis, yang

mempengaruhi organ lainnya melalui aliran darah. Ilmu terbaru menunjukkan bahwa infeksi

Page 2: Diabetes mellitus-A periodontal perspective

periodontal dapat mempengaruhi kesehatan secara sistemik dengan manifestasi seperti penyakit

jantung koroner, strok, diabetes, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, gangguan

pernapasan.

Di antara berbagai penyakit hormonal, Diabetes mellitus adalah penyakit yang sangat

penting dari sudut pandang periodontal. Peningkatan prevalensi dan tingkat keparahan

periodontitits, sering terlihat pada pasien-pasien diabetes, terutama dengan kontrol metabolik

yang buruk menyebabkan periodontitis sebagai komplikasi keenam dari Diabetes mellitus.

Jumlah orang dengan diabetes mellitus tipe 2 meningkat di India karena peningkatan

populasi dengan obesitas yang sangat berhubungan dengan perubahan yang cepat dalam gaya

hidup kita seperti peningkatan konsumsi gula dan lemak.

Periodontitis pada umumnya dijumpai pada pasien diabetes. Periodontitis disebabkan

gangguan toleransi glukosa, keadaan prediabetik yang lebih berisiko tinggi untuk terjadinya

diabetes.

Selain itu, keberhasilan pengobatan memiliki peran yang bermanfaat dalam mengontrol

diabetes mellitus tipe 2, yang menunjukkan bahwa diabetes mellitus tidak hanya mempengaruhi

penyakit periodontal, tetapi penyakit periodontal secara timbal balik mempengaruhi penyakit

lainnya. Penanganan infeksi periodontal dipengaruhi kadar gula darah terkontrol yang juga

menurunkan kejadian komplikasi diabetes.

EPIDEMIOLOGI

Saat ini, World Health Organization (WHO) mengakui bahwa India memiliki jumlah

pasien diabetes tertinggi daripada negara lainnya (sekitar 35 juta orang). Hal ini diperkirakan

meningkat menjadi 57 juta orang pada tahun 2025. India adalah “Diabetic Capital of the World”.

Sejak tahun 1975, prevalensi diabetes mellitus meningkat pada penduduk desa di India.

Prevalensi meningkat dari 0,6% pada tahun 1975 dan menjadi 2,4% pada tahun 1995. Meskipun

kejadian diabetes dalam populasi Asia dikenal, studi epidemiologi telah dilakukan sejauh ini.

Terjadinya kematian pada penderita diabetes di India didominasi oleh infeksi dan gagal

ginjal, yang penyebabnya berbeda dari negara berkembang lainnya, di mana penyakit arteri

koroner dan penyakit serebrovaskular adalah penyebab utama kematian.

Tingginya angka morbiditas dan mortalitas di negara-negara berkembang seperti India

dapat dihubungkan dengan kurangnya kesadaran dan akses perawatan medis di daerah pedesaan.

Page 3: Diabetes mellitus-A periodontal perspective

DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus adalah kelainan metabolik yang terdiri dari sekumpulan gejala klinis

dan genetik heterogen yang ditandai oleh tingginya kadar glukosa dalam darah.

KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS

Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 2

Diabetes Gestational

Diabetes tipe lain

Kelainan genetik pada fungsi sel beta pankreas, kerja insulin.

Kelainan genetik pada kerja insulin

Penyakit pankreas atau luka

Infeksi (Cytomegalo virus, rubella)

Induksi obat (Glukokortikoid)

Kelainan endokrin

Sindrom genetik lain

DIABETES TIPE 1

Adalah Insulin Dependent Diabetes Mellitus, yang disebabkan oleh rusaknya beta sel

pankreas yang memproduksi insulin akibat autoimun atau virus yang terlibat dalam proses

destruksi, yang pada akhirnya mengakibatkan defisiensi insulin. Hal ini terjadi pada usia muda <

30 tahun, tubuh yang kurus, dan angka kejadian berkisar 10% dari semua kasus Diabetes

mellitus.

DIABETES TIPE 2

Adalah Non Insulin Dependent Diabetes mellitus yang disebabkan oleh resistensi insulin,

gangguan sekresi insulin, dan meningkatnya produksi glukosa di hati. Ini adalah tipe diabetes

paling umum, sekitar 90-95% dari semua kasus dengan onset dewasa muda. Pasien diabetes

ditangani dengan cara modifikasi diet, yang dikombinasikan dengan obat anti diabetes, meskipun

insulin dapat digunakan untuk mencapai kadar gula darah terkontrol.

Page 4: Diabetes mellitus-A periodontal perspective

DIABETES GESTATIONAL

Hal ini terjadi akibat intoleransi glukosa yang dimulai selama trimester ke-3 kehamilan.

Diabetes gestational dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya diabetes tipe II.

TANDA DAN GEJALA

Secara umum

Pada umumnya, tanda-tanda dan gejala hiperglikemia mencakup polyuria, polydypsia,

polyphagia disertai pruritis, kelemahan, dan kelelahan.

Oral

Mulut terbakar, penyembuhan luka yang lama, meningkatnya kejadian infeksi

Xerostomia, permukaan mukosa kering

Meningkatnya insiden kandidiasis oral dan karies gigi

Meningkatnya inflamasi ginggiva

Kecenderungan ginggiva membesar, polip ginggiva dan abses periodontal

Meningkatkan risiko keroposnya tulang alveolar

Diabetes mellitus tidak menyebabkan ginggivitis atau periodontitis, tetapi terjadi

perubahan respon jaringan periodontal melalui terganggunya respon tubuh, pelepasan sitokin,

pro-inflamasi yang berlebihan dan jaringan yang mendegradasi enzim-enzim.

KOMPLIKASI

Lima komplikasi “klasik”

Retinopati

Nefropati

Neuropati

Makrovaskular

o Serebrovaskular

o Kardiovaskular

o Vaskular perifer

Penyembuhan luka yang lama

Komplikasi keenam

Page 5: Diabetes mellitus-A periodontal perspective

Penyakit periodontal

KOMPLIKASI AKUT DIABETES MELLITUS

Hipoglikemia

Keatoasidosis diabetikum

Hiperosmolar hiperglikemik

Hipoglikemia

Keadaan emergensi yang kemungkinan terjadi di praktek dokter gigi adalah hipoglikemia

atau syok insulin yang dapat dihasilkan dengan latihan, stres, dosis insulin yang berlebihan.

Hipoglikemia berat adalah suatu keadaan yang mengancam kehidupan dan harus segera

ditangani. Tanda-tanda dan gejala hipoglikemia terjadi bila kadar glukosa darah < 60 mg/dl.

Tanda-tanda dan gejala hipoglikemia antara lain rasa kebingungan, hoyong, tremor,

agitasi, kecemasan, diaphoresis, pusing, takikardia, kejang, kehilangan kesadaran.

PENATALAKSANAAN HIPOGLIKEMIA

Bila pasien sadar dan mampu makan dengan mulut, berikan 15-20 g karbohidrat

Jus buah (140-200ml) atau

3-4 sdt gula atau

Permen

Bila pasien mampu makan dengan mulut dan infus terpasang

30-40 ml dekstrosa 50% atau

1 mg glukagon

Bila pasien mampu makan dengan mulut dan infus tidak terpasang

Glukagon subkutaneus i.m.

Krisis Hiperglikemia

Hal ini jarang terjadi di praktek dokter gigi. Ketoasidosis diabetikum memiliki

karakteristik yang mirip dengan diabetes tak terkontrol. Pada pasien diabetes tipe II,

hiperglikemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan hiperosmolar diabetes non ketoasidosis,

di mana pada keduanya dapat terjadi kehilangan kesadaran bila penanganan tidak tepat. Mungkin

Page 6: Diabetes mellitus-A periodontal perspective

sulit untuk membedakan antara hipoglikemia dan hiperglikemia pada pasien diabetes yang

kehilangan kesadaran. Dalam kasus ini, penanganan harus dimulai dari hipoglikemia yang dapat

mengancam kehidupan.

Kriteria Diagnostik

Pada tahun 1998, WHO mengadopsi parameter diagnostik untuk diabetes yang dibuat

oleh American Diabetes Association. Ada tiga cara untuk mendiagnosis diabetes. Jika salah satu

kriteria ini ditemukan, harus dikonfirmasi pada hari yang berbeda.

Tabel 1 Kriteria diagnosis Diabetes mellitus berdasarkan American Diabetes Association,

Impaired Glucose Tolerance (IGT) and Impaired Fasting Glucose (IFG)

Normal Diabetes IGT IFG

KGD puasa (mg/dl) < 100 ≥ 126 100-125

KGD sewaktu

(mg/dl)

≥ 200 dengan gejala

diabetes

KGD 2 jam PP

(mg/dl) < 140 ≥ 200 ≥ 140 atau < 200

Gejala diabetes ditambah kadar glukosa darah sewaktu > 126 mg/dl (> 11,1 mmol/l).

“Sewaktu” didefinisikan sebagai setiap saat sepanjang hari tanpa memperhatikan waktu

terakhir makan. Gejala klasik diabetes termasuk polyuria, polyphagia, polydypsia dan

kehilangan berat badan

Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl (> 7,0 mmol / l). “Puasa” didefinisikan sebagai tidak

adanya asupan kalori setidaknya selama 8 jam

KGD 2 jam PP > 200 mg/dl (> 11,1mmol/l) selama tes toleransi glukosa oral 75 gr. Tes yang

harus dilakukan dengan menggunakan beban glukosa setara dengan 75 gr glukosa yang

dilarutkan dalam air

Gangguan Toleransi Glukosa dan Gangguan Glukosa Puasa

Terdapat sebuah kelompok individu menengah di mana kadar glukosa antara normal dan

diabetes. IGT dan IFG dianggap sebagai prediabetik dan mereka memperkirakan perkembangan

Page 7: Diabetes mellitus-A periodontal perspective

Diabetes tipe II ke depan. American Diabetes Association telah membuat kriteria untuk diagnosis

Diabetes mellitus, gangguan toleransi glukosa, dan gangguan glukosa puasa.