di puskesmaspondok jagung kota tangerang...
TRANSCRIPT
GAMBARANKUNJUNGAN ANTENATAL CARE
DI PUSKESMASPONDOK JAGUNG
KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh
Oleh :
Fidratul Khasanah
1113104000047
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKETRAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ii
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF
NURSING SCIENCE SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC
UNIVERSITY OF ISLAM JAKARTA
Undergraduate Thesis, Jun 2017
Fidratul Khasanah, NIM 1113104000047
The Description of Antenatal Care Visit at Puskesmas Pondok Jagung
Tangeang Selatan
Xvii + 127 pages, 12 tables, 7 attachments
ABSTRACT
Mortality rate of mother and baby is still high case. One of effort to decrease mother and
baby mortality rate is by examination of pregnancy or Antenatal Care (ANC) regularly.
ANC is an effort to prevent maternal death and can detect early high risk pregnancy. The
ANC visit at Pondok Jagung Public Health Center is still low. This study aims to obtain a
descriptionof pregnant women to visit ANC.This research uses the descriptive design, the
amount of respondent is 50 of mothers who have babies at the age of 0-6 months and is
doing visit at Puskesmas Pondok Jagung by taking sample technique of purposive
sampling. The research instrument used questionnaire. The result of the research showed
that the average pregnant women who visited the ANC were 20-35 years old (88,6%),
basic education (72,7%), jobless (83,8 %%), parity mutipara (93,3%), high knowledge
(94,4%), high ANC service availability (88,8%) and high husband support (89,7%). It
needs promotive efforts such as counseling about the importance of pregnancy
examination to detect early to high risk of pregnancy to the community by Puskesmas as
an effort to increase the visit of ANC by pregnant mother.
Keywords: Maternal age, Parity, Education, Employment, Knowledge,
Husband Supportand Availability of ANC Services
Reading List: 2005-2017
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2016
Fidratul Khasanah, NIM: 1113104000047
Gambaran Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Pondok Jagung
Tangerang Selatan
Xvii + 127 pages, 12 tables, 7 attachments
ABSTRAK
Angka kematian ibu dan bayi masih tinggi relatif tinggi.Salah satu upaya penurunan
Angka Kematian Ibu dan Bayi adalah dengan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal
Care (ANC) secara rutin. Antenatal Care merupakan upaya untuk mencegah kematian ibu
dan dapat mendeteksi dini risiko tinggi kehamilan. Kunjungan ANC minimal dilakukan
empat kali selama kehamilan. Kunjungan ANC di Puskesmas Pondok Jagung masih
tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran ibu hamil
melakukan kunjungan ANCPuskesmas Pondok Jagung Tangerang Selatan.Desain
penelitian inimenggunakan desain deskriptif. Jumlah reponden 50 ibu yang mempunyai
bayi 0-6 bulan dengan teknik pengambilan sampelnya adalah pursposive
sampling.Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisa data dilakukan dengan
menggunakan uji univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil rata-
rataresponden yang melakukan kunjungan ANC lengkap merupakan responden
denganusia20-35 tahun(88,6%), pendidikan dasar (72,7%), tidak bekerja (83,8%%),
paritas mutipara (93,3%), pengetahuan tinggi (94,4%), ketersediaan pelayanan
ANCtinggi(88,8%) dan dukungan suamitinggi (89,7%).Perlu upaya promotif seperti
penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk mendeteksi dini terhadap
resiko tinggi kehamilan kepada masyarakat oleh Puskesmas sebagai upaya peningkatan
kunjungan ANC oleh ibu hamil.
Kata Kunci: Usia Ibu, Paritas, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan,
Dukungan Suami Dan Ketersediaan Peayanan ANC
Daftar Bacaan : 2005-2017
v
vi
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Fidratul Khasanah
TTL : Kulon Progo, 12 Maret 1995
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No Hp : 085742757907
Alamat : Senden Sidorejo Lendah Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta
Alamat email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. TK Yayasan Al Masyitoh Senden :2000-2001
2. SDN Senden :2001-2006
3. SMP Boarding School Muhammdiyah
Al-Manar Galur Kulon Progo : 2006-2009
4. Pesantren Al Manar Galur Kulon Progo` : 2008-2009
5. Madrasah Aliyah Darul Ulum
Muhammadiyah Galur Kulon Progo :2010-2013
6. Pesantren Darul Ulum Muhammadiyah
Galur Kulon Progo : 2010-2013
C. Pengalaman Organisasi
1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Madrasah Aliyah Darul Ulum : 2012
2. Anggota CssMora UIN Jakarta : 2013
3. Karang Taruna Senden Sidorejo
Lendah Kulon Progo : 2012-sampai sekrang
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat,
Nikmat dan Karunia-Nya yang tidak terhingga kepada peneliti, sehingga
dapat menyelesaikan penelitiab yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi kunjunganANC di Puskesmas Pondok Jagung.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oelh karena itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua, Samsudin dan Zaenab yang telah memberikan
doa, dukungan dan motivasi yang tiada henti untuk peneliti.
2. Dr Arif Sumantri SKM, M.Kes sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Maulina Handayani selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Yenita Agus dan Ibu Ratna Pelawati selaku Dosen
Pembimbing yang telah membantu peneliti menyelesaikan
penelitian.
5. Ibu Bidan Dwi yang telah membimbing dan mendukung saya
ketika pengambilan data di Puskesmas Pondok Jagung
x
6. Saudara saya Sidratul Khasanah, Saiful Anwar, Sarwidi, Siti
Fatonah, Martini, Evia Ana Maulaserta Ari Tristantayang telah
memberi semangat, dukungan serta doanya dalam proses
peneyelesaian penelitian ini.
7. Teman-teman terdekat TOAK yang selalu memberikan dukungan
sehingga saya selalu bersemangat dan tidak menyerah dalam
penyusunan skripsi ini
8. Saudara-saudaraku CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan memberikan semangat dan dukungannya
9. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta PSIK angkatan 2013 yang
telah menemani, selalu memberi dukungan dan doanya dalam
proses peneyelesaian skripsi
10. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini
hingga selesai
Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga
Allah SWT. senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah.
Sangat besar harapan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
para pembaca. Semoga kita semua senantiasa diberikan petunjuk,
limpahan rahmat, hidayah, yang tak terhingga oleh Allah SWT.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, Juni 2017
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT...................................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN PENGESAHAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN ......................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvii
BAB IPENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 8
1. Tujuan Umum .................................................................................................... 8
2. Tujuan Khusus ................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8
E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 9
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 11
A. Konsep Antenatal Care ......................................................................................... 11
1. Definisi ............................................................................................................. 11
2. Tujuan .............................................................................................................. 11
3. Manfaat ............................................................................................................ 13
4. Pentingnya Kunjungan ANC ............................................................................ 14
5. Indikator ........................................................................................................... 14
6. Standar Pelayanaan .......................................................................................... 16
7. Jenis pelayanan................................................................................................. 22
xii
B. Teori Perilku ........................................................................................................ 26
C. Bahaya Kehamilan, Persalinan dan Nifas ............................................................ 36
D. Penelitian Terkait ................................................................................................. 41
E. Kerangka Teori .................................................................................................... 43
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .............................. 12
A. Kerangka Konsep ................................................................................................. 12
B. Definisi Operasional ............................................................................................. 45
BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 47
A. DesainPenelitian ................................................................................................... 47
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................................ 47
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 47
1. Populasi ............................................................................................................ 47
2. Sampel.............................................................................................................. 48
D. Etika Penelitian .................................................................................................... 50
E. Pengumpulan Data ............................................................................................... 52
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 54
G. Validitas Dan Reabilitas Instrumen ...................................................................... 56
1. Validitas instrumen .......................................................................................... 56
2. Reabilitas Instrumen ......................................................................................... 58
H. Pengumpulan Dan Analisis Data .......................................................................... 58
1. Pengumpulan data ............................................................................................ 58
2. Analisis data ..................................................................................................... 60
BAB VHASIL PENELITIAN .......................................................................................... 62
A. Gambaran Puskesmas Pondok Jagung.................................................................. 62
1. Gambaran Umum Puskesmas Pondok Jagung .................................................. 62
2. Visi dan misi Puskesmas Pondok Jagung ......................................................... 62
B. Hasil Analisis Univariat ....................................................................................... 63
1. Gambaran Distribusi Kunjungan ANC ............................................................. 63
2. Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Karakteristik Responden .................. 64
3. Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Pengetahuan ..................................... 66
4. Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Ketersediaan Pelayanan ANC ........... 67
5. Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Pengetahuan ..................................... 68
xiii
BAB VIPEMBAHASAN ................................................................................................. 70
A. Gambaran Distribusi Ibu Kunjungan ANC ......................................................... 70
B. Gambaran Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Karakteristik Responden ... 71
1. Gambaran Resonden Berdasarkan Usia ............................................................ 71
2. Gambaran Responden Berdasarkan Paritas ...................................................... 72
3. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................................. 73
4. Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................. 74
C. Gambaran Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Pengetahuan ...................... 75
D. Gambaran Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Ketersediaan ANC .............. 76
E. Gambaran Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Dukungan Suami ................ 78
F. Keterbatasan penelitian ........................................................................................ 80
BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 81
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 81
B. Saran .................................................................................................................... 82
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 84
LAMPIRAN ................................................................................................................... 89
xiv
DAFTAR SINGKATAN
ANC : Antenatal Care
K1 : Kunjungan pertama
K4 : Kunjungan ke empat
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
Kemenkes : Kementrian Kesehatan
LiLA : Lingar Lengan Atas
Depkes : Departemen Kesehatan
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
TT : Tetanus Toxoid
WHO : World Health Organization
xv
DAFTARTABEL
Tabel 1.3 Definisi Operasional ......................................................................................... 45 Tabel 2.4 Distribusi Kuesioner ......................................................................................... 55 Tabel 3.5 Gambaran Kunjungan ANC ............................................................................. 63 Tabel 4.5 Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Usia ................................................. 64 Tabel 5.5 Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Paritas ............................................. 65 Tabel 6.5 Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Pekerjaan .......................................... 65 Tabel 7.5 Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Pendidikan ....................................... 66 Tabel 8.5 Distibusi Kunjungan ANC Berdasarkan Pengetahuan ...................................... 67 Tabel 9.5 Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Ketersediaan Pelayanan ANC .......... 68 Tabel 10.5 Distribusi Kunjugan ANC Berdasarkan Dukungan Suami .............................. 69
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.2 Kerangka Teori ............................................................................................... 43
Bagan 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................................ 45
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Perizinan
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas
Lampiran 5 Hasil Reliabilitas
Lampiran 6 Hasil SPSS Univariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang bekesinambungan dari
terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur), bemigrasinya spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta
dan tejadinya pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim hingga
sampai persalinan atau aterm (Manuaba, 2010). Pada kehamilan terjadi
proses perubahan fisiologis dan psikologis sehingga ibu hamil memerlukan
infomasi atau pemeriksaan terkait kesehatan kehamilannya (Manuaba, 2006)
Antenatal Care(ANC)merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan
yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan antenatal, yang mencakup beberapa elemen pelayanan sebagai
berikut: penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran
tekanan darah, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA), pengukuran tinggi
puncak rahim (fundus uteri), imunisasi Tetanus Toxoid, pemberian tablet
tambah darah, penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ),
pelaksanaan temu wicara, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan
darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya) dan tatalaksana kasus
(Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Kunjungan ANC merupakan kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan
untuk memeriksanan kehamilannya untuk mengoptimalkan kesehatan fisik
maupun mental ibu hamil. Sehingga ibu hamil mampu menghadapi
2
persalinann, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara normal (Manuaba, 2010).Pemeriksaan kehamilan ini sangat
penting dilakukan oleh semua ibu hamil untuk mengetahui pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu(Riskesdas, 2013) .
Menurut Kemenkes RI pemeriksaan ANCdilakukan oleh tenaga
kesehatan yang profesional seperti dokter spesialis kandungan dan
kebidanan umum, bidan dan perawatdi pelayanan kesehatan (Riskesdas,
2013).Pelayanan ANC dapat diperoleh pada waktu pelaksanaan posyandu
oleh bidan, ditempat dokter atau bidan praktek swasta, dirumah bersalin dan
di poliklinik KIA rumah sakit (Riskesdas, 2013).KunjunganANC dengan
waktu yang telah ditentukan tersebut yang bertujuan untuk memberikan
perlindungan terhadap ibu hamil dan atau pada janinnya berupa deteksi dini
terhadap faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini terhadap komplikasi
kehamilan (Kemenkes, RI, 2014).
Word Health Oragnization (WHO) merekomendasikan bahwa
kewajiban kunjungan ANC selama kehamilan normal adalah empat kali
kunjungan selama kehamilan dengan standar dan waktu yang telah ditetapkan
(Unicef & WHO, 2008). Menurut Kemenkes RI, 2014 pelayanan ANC
minimal empat kali selama kehamilan dengan jadwal yang telah ditentukan
yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (K1), satu kali pada trimester
kedua (K2), dan dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
3
Beberapa dampak jika ibu hamil tidak teratur dalam melakukan kunjungan
ANC, antara lain tidak dapat diketahui kelainan-kelainan pada ibu dan janin,
tidak dapat diketahui faktor-faktor resiko yang mungkin terjadi pada ibu,
tidak dapat mendeteksi secara dini penyakit yang diderita pada ibu selama
masa hamil (Prawirohardjo, 2010).
Menurut data dari WHO, 2016 hanya 64% dari wanita dunia yang
melahirkan hidup yang menerima pelayanan ANC empat kali atau lebih.
Sedangkan Asia Tenggara sebesar 57% yang menduduki angka terendah
setelah Mediterania Timur (WHO, 2016). Cakupan nasional untuk K1 dan
K4 menurut Rencana Strategi Kementerian Kesehatan tahun 2014 telah
menetapkan target untuk Kunjungan ANC yakni K1 sebesar 100% dan K4
sebesar 95% (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Menurut Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2015, cakupan ANC di Indonesia untuk K1 sebesar 95,75 %
dan cakupan K4 sebesar 87.48 % (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Selanjutnya, cakupan nasional untuk K1 dan K4 untuk Provinsi Banten
kunjungan ANCK1 dan K4 sebesar 96,06% dan 85,67%(Kementerian
Kesehatan RI, 2015).
MenurutDepkes Kota Tangerang Selatan untuk capaian cakupan K1 dan
K4 di Kota Tangerang selatan pada tahun 2015 K1 sebesar 99 % dan
sebesar K4 95 % (Dinkes Kota Tangerang Selatan, 2015).Sedangkan,
menurut Depkes Kota Tangerang Selatan, capaian target untuk cakupan K1
dan K4 di Kota Tangerang adalah sebesar 100% dan 95. Namun ada enam
Puskesmas yang belom mencapai target tersebut yakni Puskesmas Pondok
4
Jagung dengan capaian K1 dan K4 sebesar 99% dan 78%. Capaian K4 di
Puskesmas Pondok Jagung tersebut merupakan capaian paling rendah di Kota
Tangerang Selatan dan juga belum memenuhi target 95% (Dinkes Kota
Tangerang Selatan, 2015).
Perselisihan antara K1 dan ANC 4 kali menunjukkan tidak optimalnya
pelayanan ANC (Riskesdas Banten, 2013).Kurang optimalnya pelayanan
ANC menjadikan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani
resiko tinggi obstetrik (Depkes, 2006). Menurut WHO, Ibu hamil yang tidak
menerima pelayanan ANC merupakan salah satu penyebab banyakanya
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi (AKB) (WHO, 2006).
WHO mendefiniskan bahwa kematian ibu adalah sebagai kematian seorang
wanita selama kehamilan atau 42 hari pasca kehamilannya. Kematian
tersebut diperburuk oleh kehamilan atau kesehatan selama kehamilanya
(Chapman & Durham, 2010).
Sekitar 500.000 ibu hamil meninggal tiap tahunnya di dunia 99% terjadi
di negara berkembang (WHO, 2007 dalam Chapman & Durham, 2010).
Angka Kematian Ibu menurut Kemenkes RI 2015 mengalami penurunan
yaitu 305 kematian ibu per 100.000, setelah sebelumnya mengalami
peningkatan AKI yang signifikan pada tahun 2012 yaitu 359 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup, namun angka tersebut masih terbilang
tinggi(Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya AKI menurut
Prawirohardjo (2009) oleh tiga hal antara lain; masih kurangnya pengetahuan
5
mengenai sebab akibat dan penanggulangan komplikasi yang penting dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas, kurangnya pengertian dan pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksidan kurang meratanya pelayanan kebidanan
yang baik bagi ibu hamil. Sedangkan menurut Manuaba (2012), tingkat
pendidikan ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu
tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan. Demikian juga dengan ibu hamil yang tidak mengalami atau
memperoleh pendidikan akan berakibat pada kurangnya pengetahuan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya tersebut. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Latifah salah satu penyebab kematian neonatal adalah
kunjungan ANC kurang dari 4 kali atau tidak lengkapnya kunjungan K4 pada
ibu hamil (Latifah, 2012).
Pelayanan ANC merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, karena pelayanan ANC mampu
mendeteksi dan menangani kasus resiko terhadap kehamilan (Kemenkes RI,
2014). Beberapa faktor mempengaruhi perilaku pemanfaatan pelayanan
kesehatan menurut teori Green dan Kreuter, 2005 yang mengklasifikasi tiga
faktor meliputi: faktor predisposisi (predisposing factors) meliputi
pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, pilihan pribadi, keterampilan yang
ada, dan keyakinan terhadap kemamapuan diri, usia, jenis kelamin, status
perkawinan, suku, pendidikan dan pekerjaan. Faktor
penguat(reinforcingfactor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku tenaga
kesehatan, suami, atau keluarga, dukungan sosial, pengaruh teman sebaya
6
atau orang lain. faktor pemungkin (enabling factor) yang meliputi fasilitas
pelayanan kesehatan, keterjangkauan, dan media informasi (Glanz, Rimer, &
Viswanath, 2008).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Laminullah, Lian dkk (2015)
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan
ANC K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo adalah pengetahuan dan
dukungan suami(Laminullah, Kandou, & Rattu, 2015). Sedangkan hasil
penelitian lain, faktor utama yang mempengaruhi pemanfaatan ANCadalah
tingkat responden pendidikan, pengetahuan, dan sikap. Selain itu, pendapatan
rendah, jarak jauh, jasa transportasi yang tidak memadai atau mahal adalah
hambatan utama untuk akses pelayananan ANC untuk ibu hamil (Ye,
Yoshida, Rashid, & Sakamoto, 2010).
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kunjungan ANC masih jauh dari
target yang telah di tetapkan khususnya di Puskesmas Pondok
Jagung.Namun, belum diketahui gambaran kunjungan ANCdi Puskesmas
Pondok Jagung.Sehingga perlu mempelajari lebih dalam mengenai
“Gambaran kunjungan ANCdi Puskesmas Pondok Jagung”.
Mengingat banyaknya faktor yang memengaruhi pemanfaatan
pelayananANC maka penelitian ini hanya gambaran pemanfaatan
pemeriksaan ata kunjungan ANCdi Puskesmas Pondok Jagung.
B. Rumusan Masalah
Angka kematian ibu dan bayi masih relatif tinggi. Penyebab angka
kematian ibu dan bayi tinggi dikarenakan masalah komplikasi kehmailan.
7
Salah satu upaya untuk mencegah komlikasi kehamilan supaya dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi tersebut adalah dengan melakukan
kunjungan ANC secara rutin minimal empat kali selama kehamilan normal.
Pencapaian cakupan K1 dan K4 di Puskesmas Pondok Jagung untuk
cakupan K1 sebesar 99% dan K4 sebesar 78%, untuk cakupan K4 merupakan
capaian angka paling rendah di Kota Tangerang Selata. Dampak jika
ibu hamil tidak teratur dalam melakukan kunjungan ANCmaka ibu tidak
dapat mengetahui kelainan-kelainan pada ibu dan janin dan tidak dapat
mendeteksi secara dini penyakit yang ada pada ibu selama masa hamil. Selain
itu, menurunnya cakupan ANCdikhawatirkan dapat berdampak terhadap
peningkatan angka kamatian ibu, dan bayi hanya dikarenaka perawatan
selama kehamilan yang minimal. Tingginya angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia merupakan gambaran betapa masih lemahnya sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia.
Banyak faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC, antara lain, paritas,
pekerjaan, pengetahuan, pendidikan, ketersediaan pelayanan, dan dukungan
suami. Sehingga peneliti ingin melakukan penelitian terkait “Gambaran
Kunjugan ANC di Puskesmas Pondok Jagung”. Dengan mengetahui
gambaran kunjungan ANCdiharapkan dapat memperbaiki ataupun
meningkatkan kunjunganANCdi Puskesmas Pondok Jagung.
8
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kunjungan ANCdi Puskesmas Pondok
Jagung.
2. TujuanKhusus
a. Mengetahui gambaran kunjungan ANCdi Puskesmas Pondok Jagung
b. Mengetahui gambaran distribusi kunjungan ANC berdasarkan usia,
paritas, pendidikan, pekerjaan respnden di Puskesmas Pondok Jagung
c. Mengetahui gambaran distribusi kunjungan ANCberdasarkan
pengetahuan responden di Puskesmas Pondok Jagung
d. Mengetahui gambaran distribusi kunjungan ANC berdasarkan
ketersediaan pelayanan ANC di Puskesmas Pondok Jagung
e. Mengetahui gambaran distribusi kunjungan ANC berdasarkan
dukungan suami di Puskesmas Pondok Jagung
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi ibu hamil
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuanmengenai antenatal care sehingga ibu hamil termotivasi untuk
melakukan kunjungan ANCsecara teratur sebagai salah satu upaya
mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan.
b. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
informasi bagi penelitian selanjutnya, serta memberikan informasi dan
wawasan mengenai pentingnya pemeriksaan antenatal pada ibu hamil
9
dalam melaksanakan pelayanan antenatal yang sesuai dengan pedoman
serta faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan ANC.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian terkait faktor- faktor yang mempengaruhi
kunjungan ANCdi Puskesmas Pondok Jagung ini diharapkan dapat
menjadi bahan evaluasi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi
kunjungan pemeriksaanANC dalam rangka upaya meningkatkan cakupan
ANC serta sosialisasi kesehatan kepada masyarakat agar dapat
meningkatkan ketersediaan pelayanan pemeriksaan kehamilan.
d. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi mahasiswa
dan dosen mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC.
Selain itu, sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan perencanaan keperawatan maternitas dan komunitas
tentang pemeriksaan kehamilan yakni serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pemeriksaan tersebut.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang berjudul “Gambaran KunjunganANCdi Puskesmas
Pondok Jagung” di lakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan dan ilmu
Kesehatan Program Studi Ilm Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta semester VIII. Sampel penelitian ini adalah ibu post partum atau
10
ibu dengan bayi 0-6 bulan di Puskesmas Pondok Jagung. Peneliti ingin
mengetahui gambaran kunjungan ANCdi Puskesmas Pondok Jagung.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data secara sekunder
dengan menelaah dokumen yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif,
menggunakan peralatan kuesioner.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari hingga Maret 2016.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Antenatal Care
1. Definisi
Antenatal Care (ANC)menurut Kemenkes, RI merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
profesional (dokter spsialis kandungan, kebidanan umum, bidan dan
perawat) untuk ibu selama kehamilannya sesuai elemen dan standar yang
telah di tetapkan(Depkes, 2010 dalam RISKESDAS, 2013). Sedangkan,
merupakan langkah penting dalam upaya prventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk meningkatkan kesehatan maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan
(Prawirohardjo, 2014).
ANCadalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan bagi ibu hamil untuk mengoptimalkan kesehatan fisik maupun
mental ibu hamil.Sehingga ibu hamil mampu menghadapai persalinan,
kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara normal (Manuaba, 2010). Menurut Mufdhilah (2009) ANCadalah
suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, untu
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan.
2. Tujuan
Secara umum Kementerian Kesehatan mempunyai tujuan umum
terhadap pelayanan ANCyaitu untuk memenuhi hak setiap ibu hamil untuk
12
melakukan pemeriksaan ke pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan
melahirkan secara sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Menurut WHO, 2006 tujuan ANC antara lain untuk mencegah,
mengurangi, mengobati atau mengelola masalah kesehatan yang berkaitan
dengan ibu hamil, untuk menyediakan informasi tepat dan saran kepada
wanita hamil, keluarga mereka terkait kehamilan yang sehat, melahirkan
dan pemulihan pasca melahirkan termasuk perawatan bayi baru lahir,
promosi ASI eksklusif serta memberi bantuan untuk memutuskan
kehamilan berikutnya dalam rangka meningkatkan hasil kehamila yang
lebih baik dan sehat (WHO, 2006).
Tujuan khusus ANCmenurut Kemenkes antara lain :
a. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan
berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI.
b. Memberikan kesempatan atau hak pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan
berkualitas.
c. Mendeteksi secara dini terhadap kelainan/penyakit/gangguan yang
di alami oleh ibu hamil.
d. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada
ibu hamil sedini mungkin.
13
e. Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan kesehatan sesuai
dengan sistem rujukan yang ada(Kementerian Kesehatan RI,
2010).
Sedangkan, menurut Handayani (2011) tujuan khusus pelayanan
ANCadalah antara lain ;
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangangi penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan dank ala nifas
c. Memberikan pendidikan kesehatan berupa nasehat dan petunjuk
yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifa, laktasi dan
aspek keluarga
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi ibu maupun
perinatal
3. Manfaat
ANC merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil yang
mempunyai manfaat yaitu untuk memfasilitasi kehamilan yang sehat baik
bagi ibunya maupun untuk janinnya, untuk membina hubungan saling
percaya dengan ibu, untuk mendeteksi secara dini adanya komplikasi atau
resiko yang mengancam jiwa ibu dan janinnya, untuk mempersiapkan
persalinan dan memberikan informasi atau pendidikan kesehatan untuk ibu
hamil (Mufdlilah, 2009).
14
4. Pentingnya Kunjungan ANC
Ibu hamil sebaiknya mengunjungi bidan atau petugas kesehatan
lainnya sedini mungkin semenjak ia merasa dirina hamil untuk
mendaptkan pelayanan antenatal (Prawirohadjo, 2006). Menurut
Prawirohadjo (2014) beberapa alasan penting ibu hamil mendapatkan
asuhan antenatal antara lain:
a. Untuk menjalin rasa saling percaya antara pasien dengan
petugas kesehatan
b. Mengupayakan terwujudkan kondisi terbaik bagi ibu dan
bayi yang dikandungnya
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan janinnya
d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam
menjaga keseahatan ibu dan janin.
5. Indikator
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan.Istilah kunjungan di sini dapat
diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, atau
sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya
atau posyandu.
15
a. Kunjungan pertama (K1)
K1 merupakan kunjungan pertama kali ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.Kontak pertama
harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya
sebelum minggu ke delapan.
b. Kunjungan keempat (K4)
K4 merupakan kunjungan ibu hamil dengan kontak 4 kali atau
lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.
Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester petama
(kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester keda (>12 - 24 minggu),
minimal 2 kali kontak pada trimester ketiga dilakukan setelah minggu
ke 24 sampai dengan minggu ke 36.
Kunjungan ANCbisa lebih dari empat kali sesuai kebutuhan dan
jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan, kunjungan
tersebut termasuk dalam kategori K4.
c. Penanganan Komplikasi (PK)
Penagangan komplikasi adalah penanganan terhadap
komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta
masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas.
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi .
16
Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering
terjadi adalah: perdarahan, preeklampsia/eklampsia, persalinan macet,
infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, Sifilis, Tuberkolosis (TB),
hipertensi, diabetes meliitus (DM), anemia gizi besi (AGB) dan kurang
energi kronis (KEK)(Kementerian Kesehatan RI, 2010).
6. Standar Pelayanaan
a. Kebijakan Program
Menurut WHO dan Depkes R I, 2015 kunjungan ANCsebaiknya
dilakukan 4 kali selama kehamilan;
1) Satu kali pada trimester pertama (K1) denganusia
kehamilan 1 – 12 minggu untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan, perencanaan persalinan dan pelayanan
kesehatan trimester pertama.
2) Satu kali pada trimester kedua (K2) denganusia kehamilan
13 – 24 minggu untuk mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar selama satu periode berlangsung.
3) Dua kali pada trimester ketiga (K3 & K4) dengan usia
kehamilan > 24 minggu untuk memantapkan rencana
persalinan dan mengenali tanda-tanda persalinan
Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah
diketahui terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika
terdapat keluhan- keluhan tertentu.
17
Pada setiap kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan
informasi yang sangat penting, seperti asuhan maternal (Standar
Pelayanan Kebidanan, 2001 dalam Sembiring ,20158-) :
1) Kunjungan Trimester Pertama
Informasi penting dalam kunjungan pertama antara lain:
a) Membangun hubungan saling percaya antara petugas
kesehatan dengan ibu hamil
b) Mendeteksi masalah dan menanganinya
c) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan.
d) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi
e) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan
kebersihan, istirahat, dan sebagainya)
2) Kunjungan Trimester Kedua
Informasi penting sama seperti informasi pada kunjungan
pertama, ditambah kewaspadaan khusus mengenal preeklampsia
(tanya ibu tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau tekanan
darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria)
18
3) Kunjungan Pertama Trimester Ketiga
Informasi penting sama seperti informasi trimester
sebelumnya, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui
apakah ada kehamilan ganda
4) Kunjungan Kedua Trimester Ketiga
Informasi penting sama seperti informasi trimester sebelumnya,
ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
b. PelayananANC
Pelayanan ANC yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan umum, bidan
dan perawat). Pelayanan yang diberikan ibu hamil selama
kehamilannya harus memenuhi standar yang telah ditentukan, adapun
standar atau elemen yang harus diberikan kepada ibu hamil antara
lain: menimbang berat badan (BB) dan mengukur tinggi badan (TB),
mengukur tekanan darah (TD), mengukur lingkar lengan atas (LilA),
mengukur fundus uteri atau puncak rahim, mennetukan status
imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi tetanus toxoid (TT),
memberikan tablet Fe minimal 90 tablet selama keahmilan,
melaksanakan temu wicara (konseling atau memberikan informasi
termasuk keluarga berencana), melakukan tes laboratorium sederhana,
minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan
19
sebelumnya) dan tatalaksana kasus(Kementerian Kesehatan RI,
2015).
Dalam buku Pedoman Pelayanan Antanatal Care dari
Kementrian Kesehatan (2010) yang telah merumuskan bentuk-bentuk
pelayanan yang harus diberikan oleh tenaga kesehatan yang
berkualitas dengan standar yang telah ditetapkan, anatara lain:
1. Timbang Berat Badan (BB)
Setiap kali ibu melakukan kujungan antenatal maka harus
dillakukan penimbangan berat badan yang bertujuan untuk
mendeteksi adannya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan
berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau
kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
2. Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA).
Selain penimbangan berat badan, ibu juga dilakukan
pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang
energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
20
3. Ukur tekanan darah (TD)
Pengukuran tekanan darah juga diperlukan setiap kali
kunjungan antenatal untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan
darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi
disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri juga diukur tiap kali kunjungan
antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan.Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan
janin.Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 24 minggu.
5. Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat kurang dari 120/menit
atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat
janin.
6. Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II
dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk
21
ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada
masalah lain.
7. Tetanus Toksoid (TT)
Pemberian Imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.Pada saat
kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-
nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan
status imunisasi ibu saat ini.
8. Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi)
Pada Ibu hamil diberikan tablet Fe ini untuk mencegah anemia
gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal
90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
9. Periksa Laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal
meliputi: pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan kadar
hemoglobin darah (Hb) pemeriksaan protein dalam urin,
pemeriksaan kadar gula darah., pemeriksaan darah malaria,
pemeriksaan tes sifilis, pemeriksaan HIV dan pemeriksaan Basil
Tahan Asam (BTA).
10. Tatalaksana/penanganan Kasus
Hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
22
kesehatan.Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai
dengan sistem rujukan.
11. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi: kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran
suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan,
tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit
menular dan tidak menular, penawaran untuk melakukan konseling
dan testing hiv di daerah tertentu (risiko tinggi), Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif , Keluarga Berencana
(KB) setelah persalinan, Imunisasi TT, peningkatan kesehatan
intelegensia pada kehamilan (Bra Booster) (Kemenkes RI, 2010).
7. Jenis pelayanan
Pelayanan ANCterpadu yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten antara lain : dokter, bidan dan perawat terlatih sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
a. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatalterpadu menurut Panduan Antenatal 2010
dan Prawirohardjo dan 2006 antara lain;
1) Anamnesa
a) Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu
saat ini.
23
b) Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan
masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan
diderita ibu hamil seperti : muntah berlebihan, pusing, sakit
kepala, perdarahan, sakit perut hebat, demam, batuk lama ,
berdebar-debar, cepat lelah, sesak nafas atau sukar
bernafas, keputihan yang berbau, gerakan janin, perilaku
berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb. riwayat kekerasan terhadap
perempuan (KtP) selama kehamilan.
c) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat
kehamilan yang sekarang, riwayat kehamilan dan
persalinan sebelumnya dan riwayat penyakit yang diderita
ibu.
d) Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.
e) Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
f) Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti:
antihipertensi, diuretika, anti vomitus, antipiretika,
antibiotika, obat TB, dan sebagainya.
g) Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan
riwayat pemakaian obat Malaria. Di daerah risiko tinggi
IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada
pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah- langkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
24
h) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi
jumlah, frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait
dengan kandungan gizinya.
i) Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan
menyikapi kemungkinan terjadinya komplikasi dalam
kehamilan, antara lain:Siapa yang akan menolong
persalinan? Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga
kesehatan.Dimana akan bersalin?Ibu hamil dapat bersalin
di Poskesdes, Puskesmas atau di rumah sakit? dan lain-lain.
Informasi anamnesa bisa diperoleh dari ibu sendiri, suami,
keluarga, kader ataupun sumber informasi lainnya yang dapat
dipercaya.Setiap ibu hamil, pada kunjungan pertama perlu
diinformasikan bahwa pelayanan antenatal selama kehamilan
minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan.
b. Pemeriksaan antenatal
Ada bebeapa pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu
antara lain menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan)
ibu hamil.
c. Penanganan dan tindak lanjut kasus.
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium/ penunjang lainnya, dokter akan menegakkan diagnosa
kerja atau diagnosa banding, sedangkan bidan/perawat dapat
mengenali keadaan normal dan keadaan bermasalah/tidak normal
25
pada ibu hamil. Berikut ini adalah penanganan dan tindak lanjut
kasus pada pelayanan antenatal terpadu.
d. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal terpadu
Hasil dari pemeriksaan antenatal maka petugas kesehatan
melakukan pencatata hasil pemeriksaan yang merupakan bagian dari
standar pelayanan antenatal terpadu.Hasil tersebut di cata ke dalam
rekam medis, Kartu ibu dan buku KIA.Pada saat ini pencatatan hasil
pemeriksaan antenatal masih sangat lemah, sehingga data-datanya
tidak dapat dianalisa untuk peningkatan ketersediaan pelayanan
antenatal.Dengan menerapkan pencatatan sebagai bagian dari standar
pelayanan, maka ketersediaan pelayanan antenatal dapat ditingkatkan.
e. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang efektif
KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian dari
pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama
untuk membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnyan
(Kementerian Kesehatan RI, 2010&Prawirohardjo, 2014)).
f. Pemeriksaan Antenatal Ulangan
Pemeriksaan antenatal ulangan merupakan kunjungan ulang
antenatal yang dilakukan setelah pemeriksaan antenatal pertama.
Kunjungan ulang ini lebih mempriritaskan untuk mendeteksi
komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan mendeteksi
kegaatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta penyuluhan
bagi ibu hamil
26
Pemeriksaan yang dilakukan saat pemeriksaan antenatal ulangan
meliputi; Riwayat kehamilan sekarang (keluhan-keluhan lazim dalam
kehamilan dan lain-lain), Pemeriksaan fisik, Pemeriksann
laboratorium(Depkes RI, 2007).
B. Teori Perilku
Faktor yang mempengaruhi perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan
menurut Green yaitu dipengaruhi oleh faktor perilaku (behavior causes) dan
faktor di luar perilaku (non-behaviour causes) (Notoadmojo, 2010). Perilaku
itu sendiri terbentuk dari tiga faktor, yaitu: (Glanz et al., 2008)
1. Faktor yang mempengaruhi (predisposing factors)
Faktor predisposisi merupakan faktor perilaku yang memberikan
alasan atau motivasi terjadinya perilaku (Green dan Kreuter, 2005).
Perilaku-perilaku tersebut meliputi pengetahuan individu, sikap,
kepercayaan, pilihan pribadi, keterampilan yang ada, keyakinan
terhadap kemamapan diri, nilai- nilai, tradisi, dan lain-lain yang
berkenan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak.
2. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor penguat ini merupakan faktor-faktor perilaku yang
menyediakan reward atau mendorong terhadap terjadinya pengulangan
perilaku (Green dan Kreuter, 2005). Faktor penguat yang terwujud
dalam dukungan sosial: suami, atau keluarga, sikap dan perilaku
tenaga kesehatan.
27
3. Faktor pemungkin (factor enabling)
Faktor enabling ini yang memungkinkan atau motivasi atau
kebijakan lingkungan terhadap adanya perubahan perilaku untuk
direalisasikan (Green dan Kreuter, 2005). Faktor pendukung dapat
mempengaruhi perilaku secara langsung atau tidak langsung melalui
faktor lingkungan Faktor ini hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku sehat, maka faktor ini disebut
faktor pemungkin atau pendukung.Sehingga faktor enabling ini
terwujud dalam fasilitas pelayanan kesehatan, keterjangkauan
pelayanan, ketersediaan sumber daya.
Faktor-faktor diatasyang diklasifikasikan sebagai predisposing,
reinforcing, dan enabling secara bersmaan mempengaruhi memungkinan
akan terjadinya perubahan perilaku dan lingkungan(Glanz et al.,
2008&Notoatmodjo, 2010).Menurut teori dan konsep diatas faktor-faktor
yang mempengaruhi keteraturan pelaksanaan ibu hamil dalam
memanfaatkan pelayanan ANC dipengaruhi perilaku individu dalam
penggunaan pelayanan kesehatan. Sehingga, dilihat dari konsep dan
perilaku seseorang yang dikemukakan oleh Green adalah maka akan
dijelaskan lebih rinci dengan beberapa hasil penelitian sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi
a) Usia
Kematian maternal yang terjadi pada ibu hamil dan melahirkan
dengan usia di bawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian
maternal yang terjadi pada usia 21-35 tahun. Kematian maternal
28
meningkat kembali setelah usia 35 tahun (BKKBN, 2012).Sedangkan
menurut Prawirohardjo (2012) bahwa kematian maternal pada wanita
hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai
5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia
20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah
usia 30 sampai 35 tahun. Kehamilan di usia muda atau remaja (di
bawah usia 20 tahun) akan mengakibatkan rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, hal ini dikarenakan pada usia tersebut ibu
mungkin belum siap untuk mempunyai anak dan alat-alat reproduksi
ibu belum siap untuk hamil sedangkan usia tua (di atas 35 tahun)
akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan persalinan
serta alat-alat reproduksi ibu terlalu tua untuk hamil
Menurut Green (2005) usia seseorang menjadi salah satu faktor
yang mempengearuhi sesorang melakukan perubahan perilaku
kesehatan. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikir, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin
membaik, hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan
jiwanya (Budiman, 2013).
b) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan aktifitas ke luar rumah maupun di dalam
rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Status pekerjaan akan
memudahkan seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan. Faktor
pekerjaan dapat menjadi faktor ibu dalam melakukan kunjungan ANC.
29
Menurut teori Green (2005) faktor pekerjaan menjadi salah satu faktor
seseorang melakukan pemanfaatan kesehatan.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Cholifah (2015)
bahwa ibu yang mencapai kunjungan ANC K4 hampir seluruhnya
(83,3%) bekerja dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
Sedangkan ibu yang tidak mencapai K4 hampir hampir setengahnya
(38,5%) tidak bekerja dibandingkan dengan ibu yang bekerja, dengan
nilai P = 0,189 berarti nilai α > 0,05 maka H0 diterima yang berarti
tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan pencapaian K4.
c) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
sangat diperlukan untuk mengembangkan diri, semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin mudah menerima dan mengembangkan
pengetahuan dan teknologi.
Menurut L. Green (2005), tingkat pendidikan merupakan faktor
predisposisi seseorang untuk berperilaku sehingga latar belakang
pendidikan merupakan faktor yang sangat mendasar untuk memotivasi
seseorang terhadap perilaku kesehatan dan referensi belajar seseorang.
Tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi frekuensi kunjungan
ANC. Semakin paham ibu mengenai pentingnya ANC, maka ibu
tersebut akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan
kunjungan ANC. Status pendidikan juga menunjukkan hubungan yang
signifikan dengan responden yang memiliki pendidikan sekolah
menengah dan atas menghadiri klinik ANC lebih dibandingkan
30
dengan wanita yang memiliki pendidikan sekolah dasar dan bawah
(Dairo & Owoyokun, 2010).Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lian Laminullah dkk (2015), didapatkan hasil uji
statistik menunjukkan nilai p = 0,197 > 0,05 hal ini berarti tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap
kunjungan ANC .
d) Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh
seorang wanita (BKKBN, 2006).Klasifikasi paritas menurut Sarwono
Prawirohardjo (2010) antara lain;
1) Primipara adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama
kali
2) Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan
seorang anak atau lebih dari satu kali
3) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5
orang anak atau lebih.
Hasil penelitian yang dilakukan Rauf (2013) yang menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal di Kota Makassar.Hal ini disebabkan karena
presentase ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal dengan
paritas tinggi (75.0%) tidak jauh berbeda dengan ibu hamil dengan
paritas rendah (71.2%) (Rauf, Amir, Akk, & Masyarakat, 2013).
Menurut Wiknjosastro (2005) ibu dengan kehamilan pertama kali
akan termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya ke petugas
31
kesehatan karena baginya kehamilan merupakan hal yang baru.
Sebaliknya ibu yang pernah melahirkan lebih dari satu anak
mempunyai anggapan bahwa ia sudah mempunyai pengalaman dari
kehamilan sebelumnya sehingga tidak termotivasi untuk
memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan.
Hasil penelitian Rauf (2013) mengungkapkan bahwa ibu hamil
dengan paritas tinggi yang memanfaatkan pelayanan mengatakan
bahwa terdapat risiko pada kehamilan sebelumnya sehingga merasa
perlu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur dan ibu yang
memanfaatkan pelayanan antenatal dengan paritas rendah merasa
perlu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur karena belum
memiliki pengalaman tentang kehamilan (Rauf et al., 2013).
e) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra .Pengetahuan salah
satu indikator seseorang dalam melakukan tindakan. Jika seseorang
didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka
orang tersebut akan memahami pentingnya menjaga kesehatan dan
memotivasi untuk diaplikasikan dalam kehidupannya (Notoatmodjo,
2007). Green (2005) menyebutkan pengetahuan merupakan salah satu
faktor predisposing terhadap pembentukan perilaku seseorang.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cholifah (2015)
menunjukkanbahwa ibu yang mencapai K4 hampir seluruhnya
(94,4%) pengetahuan baik dibandingkan dengan ibu yang
32
pengetahuan cukup dan kurang. Sedangkan ibu yang tidak mencapai
K4 seluruhnya (100,0%) pengetahuan kurang dibandingkan dengan
ibuyangpengetahuan cukup dan baik, dengan nilai P = 0,0001 berarti
nilai α < 0,05 maka H1 diterima yang berarti ada hubungan
pengetahuan ibu dengan pencapaian K4 (Cholifah & Putri, 2015)
Pengetahuan memiliki dampak terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal. Hasil penelitian Mardiyah, Ulul et al (2014)
menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal, semakin tinggi pengetahuan ibu
hamil maka akan semakin tinggi pemanfaatan pelayanan antenatalnya,
dan sebaliknya (Mardiyah, Herawati, & Witcahyo, 2014).Sedangkan
hasil penelitian Rauf dkk (2015) bahwa pengetahuan mempunyai
kontribusi sebesar 38% terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal.
Ketidaktahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan antenatal
akan berdampak pada menurunnya motivasi ibu untuk datang ke
pelayanan kesehatan untuk memerksaakan kehamilannya.
2. Faktor Enabling
1) Ketersediaan pelayanan ANC
Menurut Green (2005) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap perilaku kesehatan.
Fasilitas kesehatan ini dapat trwujud seperti ketersediaan pelayanan
ANC. Pelayanan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal, yang
mencakup beberapa elemen pelayanan sebagai berikut: penimbangan
33
berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah,
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA), pengukuran tinggi puncak
rahim (fundus uteri), imunisasi Tetanus Toxoid, pemberian tablet
tambah darah, penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ), pelaksanaan temu wicara, pelayanan tes laboratorium
sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein
urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan
sebelumnya) dan tatalaksana kasus (Kementerian Kesehatan RI,
2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2008) bahwa
ketersediaan pelayanan antenatal yang ada di Puskesmas juga
sangatmenentukan ibu memanfaatkan pelayanan antenatal. Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa ketersediaan pelayanan (pelayanan 5T)
mempunyai hubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal
(p=0,001 < 0,05). Hal ini terjadi karena semua tempat pelayanan
antenatal menyediakan pelayanan untuk memeriksakan kehamilan
seperti penimbangan berat badan, pemeriksaan tinggi fundus, ukur
tekanan darah, pemberian tablet besi, pemberian imunisasi TT
(Murniati, 2007).
3. Faktor penguat
1) Dukungan suami
Dukungan keluargadalah suatu bentuk hubungan
interpersonal yang melindungi seseorang dari efek stress yang
34
buruk (Kaplan dan Sadock, 2002). Dukungan suami merupakan
bagian dari dukungan keluarga. Menurut Richardson (1983) dalam
Rukiyah dan Yulianti (2013) mengatakan bahwa suami merupakan
orang pertama dan utama dalam memberi dorongan kepada istri
ebelum pihak lain turut memberi dorongan, dukungan dan
perhatian seorang suami terhadap istri yang sedang hamil yang
akan membawa dampak bagi sikap bayi.
Dukungan keluarga menurut Friedman (2010 antara lain:
a) Dukungan informasional
Menurut Friedman (1998, dalam Setiadi 2008)
dukungan informasional bisa ditunjukkan dengan nasehat,
saran, pemberian informasi selama kehamilan pada ibu dan
dukungan suami untuk memeriksakan kehamilannya sangat
penting untuk mendeteksi dini komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu hamil.Dengan keluarga memberikan
informasi yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi
anggota keluarganya, maka pada individu tersebut akan
mempunyai pengetahuan yang dapat menjadi dasar dalam
mengambil tindakan.Contoh bentuk dukungan suami salah
satunya adalah memberikan informasi yang diperolehnya
mengenai pemeriksaan kehamilan.
35
b) Dukungan instrumental
Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan
sumber pertolongan praktis dan kongkrit. Dukungan
instrumental ini juga disebut dukungan yang
nyata.Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah
seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa
bantuan nyata (tinstrumental support material
support).Contoh bentuk dukungan instrumental adalah sperti
memberi atau meminjamkan uang, memabntu pkerjaaan
sehari-hari, menyediakan transpoertasi, serta menjaga dan
merawat saat sakit (Friedman, 2010).
c) Dukungan emosional
Dukungan emosional adalah dimana keluarga sebagai
sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi
(Setiadi, 2008).Dukungan emosional memiliki arti yang
signifikan dalam kehidupan sesorang.Contoh salah satu
dukungan emosional yakni suami sepenuhya memberi
dukungan secara psikologis kepada istrinya dengan
menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada kehamilannya
serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan emosi ibu
hamil (Marmi dan Margiyati 2013).
36
d) Dukungan Penilaian
Peran dukungan keluarga bertindak sebagai penengah
dalam pemecahan masalah dan sebagai fasilitator dalam
pemecahan ,asaah yang sedag dihadapi dalam keluarga.
Dukungan dan perhatian dalam keluarga merupkan bentuk
penghargaan yang positif yang diberikan kepada individu
(Friedman, 2010). Salah satu contoh dukungan penilaian
adalah memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan
kehamilan istrinya.
Hasil penelitian, Lian Laminullah, dkk menyatakan terdapat
hubungan antara dukungan suami dengan pemanfaatan pelayanan
antenatal, bahwa sebagian besar ibu yang ada dukungan suami melakukan
kunjungan K4, dibandingkan ibu yang tidak ada dukungan. Sehingga, ada
hubungan yang bermakna antara dukungan suami terhadap kunjungan K4
(Laminullah et al., 2015).
C. Bahaya Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Kejadian komplikasi pada ibu sebagian besar terjadi pada masa sekitar
persalinan sehingga pemeriksaan kesehatan pada saat hamil dan kehadiran
serta pertolongan tenaga kesehatan yang terampil pada masa persalinan
menjadi sangat penting (Syafrudin, 2008). Menurut Syafrudin (2009)
danManuaba (2007 ) berikut tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas antara
lain:
37
1. Muntah berlebihan atau Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum merupakan penyakit yang sifatnya
bertingkat. Penyebabnya adalah faktor fisik dan psikologis dan
berlangsug lama (umumnya antara minggu 6-12 minggu) dapat terjadi
gangguang tumbuh kembang janin intrauteri (Manuaba, 2007).
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama
pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan
berumur 3 bulan.Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau
memang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan
menurun terus (Depkes, 2010).
2. Hipertensi
Hipertensi didiagnosa secara empiris bila pengukuran tekanan
darah sistolik melebihi 140 mmHg atau tekanandarah diastolik
melebihi 90 mmHg. Ibu hamil yang mengalami peningkatan tekanan
sistolik sebanyak 30 mmHg atau diastolik sebanyak 15 mmHg harus
dipantau lebih sering. Tidak diragukan lagi bahwa kejang eklamtik
dapat terjadi pada beberapa perempuan yang memiliki tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg (Cuninngham, Norman F, & J., 2013).
Hipertensi sangat menentukan tingkat kematian perinatal karena
dapat terjadi minimal dengan gangguan tumbuh kembang janin, terjadi
solusio plasenta, terjadinya insufisiensi plasenta yang menahun atau
solusio plasenta (Manuaba, 2007).
38
3. Sakit Kepala
Jika nyerinya ringan-sedang dan berkurang setalah istirahat atau
dengan obat. Tanda bahaya adalah jika sakit kepal yang hebat, tidak
berkurang/hilang setalah beristirahat atau dengan obat, disertai degan
perubahan visual bisa menjadi gejala preklampsia(Depkes RI, 2007).
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin(Kementerian Kesehatan RI,
2010).
4. Gerakan bayi tidak seperti biasa
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke
empat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini,
gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu
hamil harus waspada (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
5. Kelainan letak janin dalam rahim
Kelainan letak janin dalam rahim antara lain letak sungsang dan
letak lintang. Jika menjelang persalinan terlihat bagian tubuh bayi di
jalan lahir, misalnya tangan, kaki, atau tali pusat, ibu harus dibaa ke
Rumah Sakit (Safrudin, 2009).
6. Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa merupakan kehamilan yan secara genetik tidak
normal, yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan
plasenta.Kehamilan mola hidatidosa biasanya dianggap sebagai satu
tumor jinak, tetapi berpotensi menjadi ganas(Varney, 2007).
39
7. Perdarahan Pervaginam
Kehamilan normal biasanya identik dengan amenore dan tidak ada
perdarahan pervaginam, tetapi banyak juga wanita yang mengalami
episode perdarahan pada trimester pertama kehamilan. Darah yang
keluar biasanya segar (merah terang) dan berwarna tua (coklat
kehitaman). Perdarahan yang terjadi biasanya ringan, tetapi menetap
selama beberapa hari atau secara tiba-tiba keluar dalam jumlah
besar.Perdarahan pervaginam pada hamil muda kemungkinan
disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa
(Varney, 2007).
8. Bengkak/Oedem
Normal jika hanya di daerah kaki, biasanya muncul pada sore hari
dan hilang setelah kaki diletakkan lebih tinggi. Tanda bahaya jika
muncul di muka dan tangan,tidak berkurang setelah beristirahat,
dengan disertai keluhan fisik lain, ini merupakan gejalan anemia, gagal
jantung atau pre-eklampsia (Depkes, 2007)
9. Peningkatan cairan vagina
Normal jika cairan vagina putih, tidak berbau.Tanda bahaya jika
ada perdarahan vagina, banyak bergumpal, dengan disertai rasa sakit
ataupun tidak.Peningkatan cairan bisa menjadi salah satu gejala awal
abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada akhir
kehamilan, perdarahan mungkin suatu tanda plasena previa atau
abrupsio plasenta (Depkes RI, 2007).
40
10. Berat badan ibu hamil tidak bertambah
Selama kehamilan, berat bada ibu naik sekitar 9-12 kg karena
pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat
kehamilan. Kenaikan berat badan terlihat ketika sejak usia kehmilan 4
bulan sampi menjelang persalinan. Jika tidak ada kenaikan berat badan
maka ada indikasi terjadinya gangguan pertumbuhan janin (Safrudin,
2009).
11. Berat badan lahir rendah
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499
gram)(Prawirohardjo, 2014).Komplikasi langsung yang dapat terjadi
pada bayi berat lahirrendah antara lain :hipotermia, hipoglikemia,
gangguan cairan danelektrolit,hiperbilirubinemia,sindroma gawat
nafas, asfiksianeonatorum, paten duktus arteriosus,infeksi,Apnea of
Prematurity,anemia,Sudden infant death syndrome (UCSF, 2004).
12. Persalinan lama
Persalinan atau partus lama merupakan perjalan yang berlangsung
lebih dari 24 jam, tetapi belum menimbulkan komplikasi maternal atau
fetal (Manuaba, 2004). Partus lama juga disebut distosia, atau
didefinisikan persalinan abnormal atau sulit (Prawirohardjo, 2009).
41
13. Demam tinggi pada masa nifas
Ibu dengan demam tinggi pada masa nifas kemungkina terjadinya
infeksi atau ibu mengalami dehidrasi.Infeksi pada dan melalui traktus
genitalis setelah persalinan disebut infeksi nifas (Saifudin, 2007).
D. Penelitian Terkait
1. Penelitiani Priani (2012) terkait gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care di
Puskesmas Cimanggis Kota Depok dengan desain penelitian menggunakan
deskriptif dengan sampel ibu hamil trimester ketiga yang sedang
melakukan antenatal care. Hasil penelitian menemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care, antara lain
faktor predisposisi meliputi usia ibu hamil rata-rata 21-35 tahun (74,4%),
tingkat pendidikan SMA (54,9%), tidak bekerja (82,9%), paritas sedikit
(78%), pengetahuan tinggi (76,8%), dan sikap negatif (61%). Faktor
pemungkin meliputi penghasilan rendah (63,4%), jarak tempat tinggal
dekat (63,4%), media informasi baik (52,4%), sedangkan faktor penguat
yaitu adanya dukungan suami (90,2%). Persamaan dengan penelitian ini
terleta pada desain penelitian. Sedangkan perbedaan penelitian ini terletak
pada teknik pengambilan sampel, jumlah variabel, tempat dan waktu
penelitian.
2. Penelitian oleh Rauf, Inayah, dkk, 2013 tentang faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatanANC. Populasi dan sampel penelitian ini adalah ibu
hamil trimester 3 sebanyak 67 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan
42
cara “Exhaustive sampling”. Analisis dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara variabel yang diteliti menggunakan uji chi-square dan
fisher exact test dengan nilai α = 0.05. Hasil penelitian dari 5 variabel yang
diteliti terdapat 4 variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan ANC
yaitu pengetahuan, keterjangkauan, dukungan suami, dan sikap petugas.
Sedangkan paritas tidak berhubungan pemanfaatan ANC. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada
desain penelitian dan variabel terikat. Sedangkan perbedaannya terletak
pada teknik pengambilan sampel, waktu, lokasi penelitian, populasi dan
sampel penelitian.
43
E. Kerangka Teori
Dimodifikasi dari : Health Planing Program (Green ,2005).
Predisposisi
Perilaku Kesehatan
Penguat
PemeriksaanKunju
nganANC
1. Ketersediaan
pelayanan ANC
1. Dukungan suami
1. Usia
2. Pekerjaan
3. Pendidikan
4. Paritas
5. Pengetahuan
Pemungkin
Gambaran Ibu Hamil terhadap Kunjungan ANC
Bagan 1.2 Kerangka Teori
44
BAB III
Kerangka Konsep Dan Definisi Operasional
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang
menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka konsep
penelitian. Pembuatan kerangka konsep ini mengacu pada masalah-
masalah yang akan diteliti atau berhubungan dengan penelitian dan
dibuat dalam bentuk diagram ( Hidayat. A.Aziz, 2007).
Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Sedangkan,
variabel dependen terikat) merupakan variabel yang mempengaruhi
atau menjadi penyebab bagi vaiabel laim (Misbahuddin & Hasan,
Iqbal, 2013).Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tujuh
variabel, yakni variabel usia, pekerjaan, pendidikan, paritas,
pengetahuan, dukungan suami dan ketersediaan pelayanansebagai
variabel independen sedangkan variabel kunjungan antenatal care
(ANC) sebagai variabel independen (Hidayat, 2008).
Maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Kunjungan ANC
1. Usia
2. Paritas
3. Pekerjaan
4. Pendidikan
5. Pengetahuan
6. Ketersediaan
pelayanan ANC
7. Dukungan suami
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
45
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati,
sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau penguukuran secara cermat terhadap suatu fenomena.
Penentuan definisi operasional berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2008).
Tabel 1.3 Definisi Operasional
Variable Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Variable Dependen
KunjunganA
NC
Kunjungan ibuhamil ke pelayanan kesehatan
untuk memeriksakan kehamilan.
Memberi ceklist ()
di kolom kunjungan
ANC
Kuesioner 0. <4 Tidak lengkap
1. ≥4 Lengkap
Ordinal
Variable Independen
Usia Pernyataan responden terkait usia sejak lahir Memberi ceklist ()
di kolom usia
Kuesioner 0. <20 tahun
1. 20-35 tahun
2. >35 tahun
Ordinal
Paritas Pernyataan responden terkait jumlah anak yang
pernah dilahirkan hidup maupun mati
Memberi ceklist ()
di kolom paritas
Kuesioner 0. Primipara
0. Multipara
Nominal
Pekerjaan Pernyataan responden terkait aktivitas
pekerjaan yang dilakukan ibu
Memberi ceklist ()
di kolom pekerjaan
Kuesioner 3. Tidak bekerja
4. Bekerja
Nominal
Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang ditamatkan
oleh responden.
Memberi ceklist ()
di kolom pendidikan
Kuesioner 0. Pendidikan Dasar
1. Pendidikan Menengah
2. Pendidikan Tinggi
Ordinal
46
Pengetahuan Kemampuan pemahaman ibu tentang
pelayanan antenatal yang diukur berdasarkan
kemampuan ibu hami menjawab pertanyaan,
meliputi; manfaat dan tujuan pemeriksaan
ANC, jadwal kunjungan ANC,jenis
pelayananan ANC, serta bahaya kehamilan,
persalinan.
Memberi ceklist ()
di kolom
pengetahuan
Kuesioner
dengan 15
petanyaan
1. Rendah (< median)
0. Tinggi (≥median)
Ordinal
Ketersediaan
pelayanan
ANC
Pernyataan responden terhadap ketersediaan
jenis-jenis pelayanan ANC
Memberi ceklist ()
di kolom
ketersediaan
pelayanan ANC
Kuesioner 1. Rendah (< median)
2. Tinggi (≥median)
Ordinal
Dukungan
suami
Pernyataan responden terhadap motivasi
ataudukungan yang diberikan oleh anggota
keluarga terhadap ibu hamildalam
pemeriksaan kehamilan
Memberi ceklist ()
di kolom Dukungan
suami
Kuesioner 0. Rendah(< median)
1. Tinggi (≥ median)
Ordinal
47
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. DesainPenelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuat gambaran suatu
keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Hal ini sesuai dengan
tujuan penelitian untuk mengetahui atau memperoleh informasi terkait
gambaran ibu melakukan kunjungan ANC di Puskesmas Pondok Jagung.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan di Puskesmas Pondok Jagung
Tangerang Selatan, Banten. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret-April 2017.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi
dirumuskan sebagai populasi finite (terbatas) dan populasi infinite
(tidak terbatas) (Wasis, 2008). Populasi yang diamati pada penelitian
ini adalah semua ibu post partum atau ibu yang mempunyai bayi 0-6
48
bulan yang berada di Puskesmas Pondok Jagung Tangerang Selatan,
Banten.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat, 2008). Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin
mengambil semua untuk penelitian misal karena terbatasnya dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. (Sujarweni,
2015).Sampel yang terpilih di ambil secara nonprobably sampling
dengan sampling purposive yaitu tehnik dengan penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Sehingga sampel
pada penelitian ini adalah ibu postpartum atau ibu yang mempunyai
bayi 0-6 bulan yang sedang berkunjung di Puskesmas Pondok Jagung
Tangerang Selatan, Banten.
Sedangkan, kriteria sampel dan besar sampel penelitian ini adalah:
a) Kriteria sampel
1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah;
a) Ibu postpartum atau ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan
yang berdomisili di Puskesmas Pondok Jagung, Tangerang
Selatan, Banten.
b) Ibu yang memiliki buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
49
c) Bersedia berpartisipasi dalam penelitian atau menjadi
responden
d) Mengisi semua pertanyaan kuesioner dengan lengkap
2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah;
a) Apabila terdapat minimal satu pertanyaan kuesioner yang
tidak diisi dengan lengkap
b) Jumlah sampel
Besar sampel dihitung menggunakan rumus uji hipotesis
beda proporsi dua sisi (Dahlan, 2009):
√ ) √ ) ))
)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
1- α = (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval
denganα sebesar 5%)
1- β = Kekuatan uji 95%
P1 = Proporsi ibu yang melakukan kunjungan
pemeriksaanANC lengkap yaitu sebesar 68,4 %
berdasarkan penelitian sebelumnya di Desa
Sumberejo Kecamatan Wonoayu Sidoarjo
(Cholifah & Putri, 2015)
50
P2 = Proporsi ibu yang tidak melakukan
kunjunganpemeriksaan ANC tidak lengkap 36,4%
(Cholifah & Putri, 2015)
Dari perhitungan Software SampleSize 0.2 didapatkan sampel
minimal yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 45 sebanyak
orang.Untuk menghindari adanya jawaban yang tidak lengkap,
maka peneliti mengantisipasi apabila ada data yang kurang atau
responden tidak menjawab kuesioner dengan lengkap maka
jumlah sampel ditambah. Penambahan sampel berdasarkan
prediksi sampel drop out dari penelitian denga rumus sebagai
berikut(Usman & Akbar, 2008).
n’ = n/1-f
n’ = besar sampel setaah dikoreksi
n = jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya
f = prediksi presentase sampel drop out
Jadi sampel minimal setelah dihitung dengan ditambah dengan
perkiraan sampel drop out adalah 50 orang.
D. Etika Penelitian
Ketikan melakukan penelitian dan apabila subjek penelitian adalah
manusia, maka peneliti harus memiliki etika dalam penelitian yakni
memahami hak-hak dasar manusia (Hidayat, 2008). Masalah etika
penelitian sangat penting dalam penelitian, sehingga etika harus
diperhatikan menurut Notoatmodjo (2010) etika tersebut antara lain:
51
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human
dignity)
Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini
kepada partisipan dan melakukan informed consent, setelah
pertisipan bersedia maka partisipan harus menandatangani lembar
persetujuan sebagai bukti kesediaan menjadi partisipan. Partisipan
yang menolak untuk di teliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati hak partisipan untuk menolak.
2. Mengormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confidentiality)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, peneliti tidak
akanmencantumkan nama partisipan dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Keadilan dan inklusivitas (respect forjustice/inclusiveness)
Peneliti menjaga prinsip keadilan dengan memberikan
perlakuan yangsama pada setiap partisipan dan tidak membeda –
bedakan ras, agama, dan sebagainya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
(balancing harm and benefits)
52
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
optimal bagi masyarakat maupun partisipan sendiri.Peneliti juga
perlu berusaha untuk meminimalkan dampak yang merugikan.
E. Pengumpulan Data
Adapun sumber data ang digunakan untuk mendapatkan informasi
yang di butuhkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara
kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner penelitian yang
telah disiapkan.
2. Data sekunder
Data sekunder meliputi didapatkan dari data dokumentasi
laporan KIA dan Profil kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun
2015.
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan poses
prosedur dalam pengumpulan data, melalui;
a) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b) Peneliti mengajukan surat permohonan surat rekomendasi
penelitian yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan
53
c) Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian dan surat
rekomendasi penelitian kepada Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan
d) Setelah surat permohonan izin disetujui Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan, peneliti mengajukan permohonan izin
penelitian kepada Puskesma Pondok Jagung. Peneliti kemudian
melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
e) Peneliti menggunakan teknik purposive sampling yakni dimana
tehnik dengan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
f) Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri.
g) Peneliti kemudian menjelaskan maksud dan tujuan peneliti
kepada responden terkait penelitian, serta meminta persetujuan
responden.
h) Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15-20 menit
untuk masing- masing responden. Responden diharapkan
menjawab semua pernyataan yang ada di lembar kuesioner
kemudian di kembalikan kepada peneliti.
i) Selanjutnya peneliti mengobservasi buku KIA milik responden
untuk memvalidasi data kunjungan (ANC) apakah sama atau
tidak dengan keterangan yang diisi oleh responden di kuisioner.
j) Lembar kuisioner diambil kembali oleh peneliti ketika
responden telah selesai mengisi kuisioner.
54
k) Setelah hasil penelitian terkumpul, peneliti mulai melakukan
pengolahan data dan menyimpulkan hasil pengumpulan data
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang yang digunakan
dalam penelitian untuk mengambil data (Notoatmojo, 2010). Sebelum
melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur guna untuk
memperkuat hasil penelitian (Hidayat, 2008). Alat ukur pengumpulan
datatersebut antara lain berupa kuesione/angket observasi, wawANCara
atau gabungan ketinganya (Hidayat, 2008)
Berdasarkan sumber data yang digunakan, instrumen dalam
penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) macam instrumen, yaitu instrumen
data primer dan instrumen data sekunder.
1. Instrumen data primer
Adapun instrumen data primer berupa dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner. Kuesioner yang peneliti gunakan pada
penelitian ini mengadaptasi dari kuesioner yang sudah ada yaitu
kuesioner pada penelitian Murniati (2008), Adri (2008) dan
Siregar (2015) dimodifikasi oleh peneliti sendiri dengan mengacu
pada kerangka konsep berdasarkan tinjauan literatur.
Peneliti menggunakan kesioner yang tediri dari 3 bagian antara
lain;
55
a) Kuisioner 1 : untuk mengukur data demografi : nama, usia,
jumlah paritas, pendidikan, pekerjaan, dengan cara mengisi
kuesioner .
b) Kuisioner 2: untuk mengukur data terkait pengetahuan,
dukungan kelurga, ketersedianpelayanan ANCdengan cara
mengisi kuesioner.
c) Kuisioner 3 : untuk mengukur frekuensi kunjungan ANC yang
didasari oleh WHO dan Kementrian Kesehatan RI mengenai
rekomendasi frekuensi kunjungan ANC
Tabel 2.4 Distribusi Kuesioner
No Variabel Sub Variabel Jumlah
Pertanyaan
Nomer
Soal
1 Data demografi a. Usia
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Jumlah paritas
e. Dukungan suami
1
1
1
1
6
A2
A3
A5
A6
D1-D6
2 Data terkait faktor-faktor
yang mempengaruhi
kunjungan ANC
a. Pengetahuan
- Pengertian ANC
- Tujuan ANC
- Manfaat ANC
- Petugas ANC
- Jumlah
kunjungan ANC
- Jenis pelayanan
ANC
- Bahaya
kehamilan
b. Ketersediaan
pelayananANC
1
1
2
1
1
1
4
11
B1
B2
B3,B4
B5
B6
B7
B8, B9,
B10, B11
C1-C11
3 Frekuensi kunjungan
ANC
a. Jumlah kunjungan
ANC
1 E1
Total Pertanyaan 33
56
2. Instrumen data sekunder
Adapun yang diobservasi adalah buku KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak) Adapun yang diobservasi adalah buku KIA (milik
responden hanya apabila responden memilikinya dan fungsi lembar
observasi ini hanya bersifat sebagai pelengkap data, namun data
utama yang digunakan tetap berdasarkan instrumen data primer,
dan data ini tidak akan mempengaruhi data primer.
G. Validitas Dan Reabilitas Instrumen
Uji keabsahan data dalam penelitian adalah dengan uji validitas
dan reabilitas (Sugiyono, 2015).
1. Validitas instrumen
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur yang
digunakan dapat digunakan mengukur apa yang akan diukur (Sumantri,
Arif 2013). Kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini umumnya
mendukung suatu kelompok variabel tertentu.Uji validitas sebaiknya
dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya (Sujarweni,
2015).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner penelitian
sebeumnya yakni 3 kuesioner yang dimodifikasi. Setelah membuat
instrumen sesuai dengan aspek- aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli
(judgment experts). Kuesioner dalam penelitian ini sudah dikonsultasikan
57
oleh ahli keperawatan maternitas dan anak. Setelah dilakukan judgment
expert selanjutnya peneliti melakukan uji validasi yang dilakukan kepada
30 responden yang sedang berkunjung di Puskemas Pamulang.
Uji yang dilakukan adalah menggunakan rumus Pearson Product
Moment.Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df = n-2
dengan sig 5%. Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 30
maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r dengan df (degree of
freedom) = n-2, jadi df 30–2= 28, maka nilai r tabel =0,361. Jika nilai r
hitung > r tabel berarti valid dan sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti
instrumen tidak valid (Sujarweni, 2015).
Hasil uji valid didapatkan variabel pengetahuan dari 15 pertanyaan
terdiri 7 pertanyaan valid, 4 pertanyaan dengan jawaban homogen,
sedangkan 4 pertanyaanyang tidak valid. Dari hasil tersebut peneliti
melaukan uji content validity ke ahli pakarnya. Setelah dilakukan uji
tersebut kuesioner tersebut digunakan dalam penelitian ini.Dari hasil
tersebut sehingga pertanyaan yang valid dan homogen digunakan ke dalam
kuesioner penelitian sedangkan yang tidak valid tidak digunakan.
Selanjutnya, untuk kuesioner variabel ketersediaan pelayanan ANC terdiri
dari 11 pertanyaan tetap digunakan ke dalam penelitian karena pertanyaan
tersebut sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
2015. Sedangkan untuk kuesioner variabel dukungan suami dari 8
pertanyaan didapatkan 6 pertanyaan yang valid sedangkan yang tidak valid
2 pertanyaan.
58
Sehingga, total pertanyaan kuesioner penelitian ini adalah 28
pertanyaan (11 pertanyaan pengetahuan, 11pertanyaan ketersediaan
pelayanan ANC dan 6 pertanyaan dukungan suami.
2. Reabilitas Instrumen
Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila
fakta kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu
yang belainan (Nursalam, 2014). Uji reliabilitas dapat dilakukan secara
bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Adapun uji reliabilitas
instrumen penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Jika nilai
Alpha > 0.60 makakuesioner dikatakan reliabel.
Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan rumus
Alpha Cronbach yakni jika nilai Alpha > 0.60 maka reliabel. Dari hasil uji
reliabel di dapatkan untuk 11 pertanyaan yang sudah valid adalah reliabel
dengan nilai Alpha Cronbach 0,602 sedangkan untuk pertanyaa dukungan
suami dari 6 pertanyaan yang sudah valid juga reliabel dengan nilai Alpha
Cronbach 0,741.
H. Pengumpulan Dan Analisis Data
1. Pengumpulan data
Sebelum melakukan analisis, data yang didapat terlebih dahulu
harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Informasi
yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan,
terutama dalam pengujian hipotesis. Ada beberapa langkah yang harus
dilalui dalam pengolahan data, antara lain;
59
a) Editing/memeriksa
Editing merupakan usaha untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Seperti memeriksa daftar
pertanyaan dengan kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan,
relevansi jawaban.
b) Coding
Coding merupakan suatu kegiatan untuk mengklasifikasikan
jawaban-jawaban dari para responden ke dalam bentuk kode
numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari atas beberapa
kategori.Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada
saat analisis data dan mempercepat pada saat entry data di
computer.Setelah semua kuesioner sudah terkumpul dan terisi
kemudian peneliti melakukan coding atau pemberian kode numerik
(angka) untuk mempermudah dalam menganalisa data.
c) Processing
Setelah kuesioner terisis penuh dan benar, dan sudah dilakukan
pengkodean amak selanjutnya adalah memproses data yang sudah
di entry dapat dianaisis. Dalam melakukan analisis, khususnya
terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan
yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Apabila
penelitiannya deskriptif, makan akan menggunakan statistik
deskriptif. Sedangkan analisis analitik akan menggunakan statistika
inferensial. Statistika inferensial (menarik kesimpulan) adalah
60
statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter
populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan
proses generalisasi dan inferensial. Setelah data sudah dimasukkan
dalam bentuk database distribusi frekuensi, data kemudian diolah
dan dianalisa dengan menggunakan bantuan software SPSS 22.
d) Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah di entry apakah adah kesalahan atau tidak. Proses cleansing
(pembersihan data) yakni dilakukan setelah semua data dari
responden selesai dimasukkan, kemudian perlu dicek kembali
kemungkinan adanya kesalahan kode dan ketidaklengkapan
selanjutnya dilakukan koreksi atau pembetulan (Notoatmodjo,
2010.
e) Mengeluarkan informasi
Informasi ini di sesuaikan dengan tujuan penelitian (Hidayat &
Setiadi, 2008).
2. Analisisdata
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data telah terkumpul. Kegiatan dalam
mengalisis data antara lain; mengelompokkan data berdasarkan
variable dan jenis responden, mentabulasi data, menyajikan data tiap
variable yang diteliti, melakukan rumussan masalah dan melakukan
perhitungan hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2015).
61
a) Analisa univariat
Analisa univariat adalah analisis yang diperlukan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan data secara sederhana
(Budiharto, 2006).Analisis data secara univariat dilakukan untuk
mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel dependen dan
masing – masing variabel independen. Analisis ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran jelas tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kunjungan ANC. Data yang akan dianalisis di
dalam penelitian ini bersifat katagorik, antara lain variabel
independen seperti usia, pekerjaan, paritas, pendidikan,
pengetahuan, ketersediaan pelayanan dan dukungan suami dan
variabel dependennya kunjunganANC.
62
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. GambaranPuskesmas Pondok Jagung
1. Gambaran Umum Puskesmas Pondok Jagung
Puskesmas pondok Jagung merupakan Puskesmas yang bertempat
di wilayah Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan. Wilayah
binaan Puskemas Pondok Jagung terdiri dari empat kelurahan (terdapat 49
RW dan 194 RT) antara lain; Kelurahan Pondok Jagung, Kelurahan
Lengkong Karya, Kelurahan Jelupang dan Kelurahan Pondok Jagung
Timur.
2. Visi dan misi Puskesmas Pondok Jagung
a) Visi
Puskesmas Pondok Jagung mempunyai visi dan misi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Adapaun visi puskesmas Pondok Jagung adalah: “Terwujudnya
pelayanan yang prima dan berkualitas bagi masyarakat di wilayah
Puskesmas Pondok Jagung”.
b) Misi
Puskesmas Pondok Jagung memiliki misi antara lain:
Menjalankan pelayanan kesehatan dengan 9 tata nilai
1) Mengaktifkan peran serta masyarakat di Wilayah
Puskesmas Pondok Jagung
2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Wilayah
Pondok Jagung
63
Sembilan tata nilai yang terdpat di misi Pondok Jagung
antara lain; Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, Disiplin,
Kerjasama, Adil, Peduli, Profesional dan Penuh Cinta.
c) Tujuan
Puskesmas Pondok Jagung mempunyai tujuan untuk
mneingkatkan kualitas pelayanan kesehatan yakni “Terwujudnya
masyarakat sehat dan berkualitas dan sejahtera di wilayah Pondok
Jagung”.
B. Hasil Analisis Univariat
1. Gambaran Distribusi Kunjungan ANC
Kujungan ANC merupakan kunjungan ibu hamil ke petugas
kesehatan yang bertujuan untuk memeriksakan kehamilan supaya
mengoptimalkan kesehatn ibu maupun janin. Kewajiban kunjungan
ANC selama kehamilan normal adalah empat kali kunjungan selama
kehamilan dengan standar dan waktu yang telah ditetapkan (Unicef &
WHO, 2008 & Kemenkes, 2015). Penetapan kunjungan ANC lengkap
didasarkan atas ketentuan standar ANC yakni dengan standar empat
kali atau lebih, dengan ketentuan 1 kali pada trimester pertama, 1 kali
pada trimester kedua, 2 kali pada trimester ketiga. Adapaun gambaran
kunjungan ANC pada ibu hamil dapat dilihat pada tabe dibawah ini:
Tabel 3.5 Gambaran Kunjungan ANC
Karakteristik Frekuensi (n) %
Tidak Lengkap (<4) 6 12%
Lengkap (≥4) 44 88%
Total 50 100%
64
Pada tabel diatas menunjukkan gambaran responden yang
melakukan kunjungan ANC, didapatkan mayoritas respoden sudah
melakukan kunjungan ANC secara lengkap lengkap (≥4)sebanyak 44
responden (88%) dibandingkan dengan responden yang tidak
melakukan kunjungan ANC tidak lengkap (<4)lebih sedikit yakni
hanya 6 responden (12%).
2. Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Karakteristik Responden
a) Usia
Tabel 4.5 Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Usia
Karakteristik Lengkap Tidak
Lengkap
Total
N % N % N %
<20 2 66,7 % 1 33,3% 3 100
20-35 31 88,6 % 4 11,4% 35 100
>35 11 91,7% 1 8,3% 12 100
Total 44 88% 6 12 % 50 100
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa
karakteristik respoden berdasarkan kelompok usia dari 50
responden di dapatkan mayoritas yang melakukan kunjungan ANC
lengkap (≥4)adalah ibu dengan usia 20-35 tahun sebanyak 31
responden (88,6%). Sedangkan, mayoritas ibu yang tidak
melakukan kunjungan ANC lengkap (<4) adalah ibu dengan usia
20-35 tahun sebanyak 4 responden (11,4%).
65
b) Paritas
Tabel 5.5 Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Paritas
Karakteristik Lengkap Tidak Lengkap Total
N % N % N %
Primipara 16 80 % 4 20 % 20 100%
Multipara 28 93,3% 2 6,6 % 30 100%
Total 44 88% 6 12 % 50 100%
Tabel diatas menujukkan distribusi frekuensi paritas dengan
kunjungan ANC menunjukkan bahwamayoritas responden ibu yang
melakukan kunjungan ANC lengkap (≥4)adalah ibu dengan paritas
multipara sebanyak 28 responden (93,3%). Sedangkan, mayoritas
kunjungan ANCtidak lengkap (<4) merupakan ibu dengan paritas
primiparasebanyak 4 responden (20 %).
c) Pekerjaan
Tabel 6.5 Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Pekerjaan
Karakteristik Lengkap Tidak Lengkap Total
N % N % N %
Tidak Bekerja 31 83,8 % 6 16,2 % 37 100%
Bekerja 13 100 % 0 0 % 13 100%
Total 44 88% 6 12 % 50 100%
Pada tabel di atas memamparkan behawa responden
sebagian besarresponden yang melakukan kunjungan ANC lengkap
(≥4) dan tidak lengkap (<4) adalah ibu yangtidak bekerja sebanyak
31 responden (83,8%) yang melakukan ANC lengkap dan 6
responden (16,2%) yang melakukan ANC tidak lengkap.
66
d) Pendidikan
Tabel 7.5 Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Pendidikan
Karakteristik Lengkap Tidak
Lengkap
Total
N % N % N %
Pendidikan
Dasar
16 72,7% 6 27,3 % 22 100%
Pendidikan
Menengah
19 100% 0 0 % 19 100%
Pendidikan
Tinggi
9 100% 0 0 % 9 100%
Total 44 88% 6 12 % 50 100%
Berdasarkan tabel diatas memaparkan bahwa mayoritas
responden yang melakukan kunjungan ANC lengkap(≥4) adalah ibu
dengan pendidikan menengah sebanyak 19 orang (1, kemudian
diikuti ibu dengan pendidikan dasar sebanyak 16 responden
(72,7%). Sedangkan, mayoritas ibu yang melakukan kunjungan
ANC tidak lengkap (<4) adalah ibu dengan pendidikan dasar
sebanyak 6 responden (27,3%). Sedangkan, responden yang
memiliki pendidikan tinggi sudah melakukan kunjungan ANC
lengkap (≥4).
3. Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Pengetahuan
Penentuan kriteria pengetahuan diperoleh berdasarkan cut
of point data. Sampel penelitian ini adalah 50 maka uji normalitas
data menggunakan uji Shapiro. Hasil uji tersebut didapatkan nilai
>0,05 maka cut of point yang digunakan adalah nilai median..
Sehingga pengkategoriannya adalah apabila jumlah skor
≥8pengetahuantingggi dan apabila <8 maka pengetahuanrendah.
67
Tabel 8.5 Distibusi Kunjungan ANCBerdasarkan Pengetahuan
Karakteristik Lengkap Tidak Lengkap Total
N % N % N %
Rendah 10 71,4% 4 28,5 % 14 100%
Tinggi 34 94,4% 2 5,5 % 36 100%
Total 44 88% 6 12 % 50 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat, bahwa mayoritas
responden yang melakukan kunjungan ANC lengkap
(≥4)merupakan ibu yang sudah memiliki pengetahuan tinggi
sebanyak 34 responden (94,4%). Sedangkan, mayoritas responden
yang melakukan kunjungan ANC tidak lengkap (<4) merupakan
ibu dengan pengetahuan rendah sebanyak 4responden (28,5%).
4. Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Ketersediaan Pelayanan
ANC
Penentuan ketersediaan pelayanan ANC diperoleh
berdasarkan cut of point data.Sampel penelitian ini adalah 50 maka
uji normalitas data menggunakan uji Shapiro. Hasil uji tersebut
didapatkan nilai >0,05 maka cut of point yang digunakan adalah
nilai median.Sehingga pengkategoriannya adalah apabila jumlah
skor ≥9 ketersediaan pelayanan ANCtingggi dan apabila <9 maka
ketersediaan pelayanan ANCrendah. Penetapan kariteria
ketersediaan pelayanan ANCtinggi apabila ibu hamil mendapat
standar pelayanan ANC secara lengkap sedangkan kriteria
ketersediaan pelayanan ANCrendah apabila ibu hamil kurang
mendapatkan mendapat standar pelayanan ANC. Adapaun
68
gambaran ketersediaan pelayanan ANC dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel9.5 Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan
Ketersediaan Pelayanan ANC
Karakteristik
Lengkap Tidak
Lengkap
Total
N % N % N %
Rendah 20 86.9 % 3 13 % 23 100%
Tinggi 24 88.8 % 3 11.1% 27 100%
Total 44 88% 6 12 % 50 100%
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa responden yang
melakukan kunjungan ANC lengkap (≥4)merupakan respoden yang
menjawah ketersediaan pelayanan ANC tinggi sebanyak 24
responden (88.8%). Sedangkan, relatif sama responden yang
melakukan kunjugan ANC lengkap dan tidak lengkap(<4) yakni
masing-masing sebanyak 3 responden.
5. Distribusi Kunjungan ANC Berdasarkan Dukungan Suami
Penentuan kriteria dukungan suami ANC diperoleh
berdasarkan cut of point data. Sampel penelitian ini adalah 50
maka uji normalitas data menggunakan uji Shapiro. Hasil uji
tersebut didapatkan nilai >0,05 maka cut of point yang digunakan
adalah nilai median.. Sehingga pengkategoriannya adalah apabila
jumlah skor ≥6 dukungan suamitingggi dan apabila <6 maka
dukungan suamirendah.Adapaun gambaran dukungan suami pada
ibu hamil dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
69
Tabel 10.5 Distribusi Kunjugan ANCBerdasarkan Dukungan
Suami
Karakteristik
Lengkap Tidak
Lengkap
Total
N % N % N %
Rendah 18 85,7 % 3 14,3 % 21 100% Tinggi 26 89,7% 3 10,3 % 29 100%
Total 44 88% 6 12 % 50 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwamayoritas responden
yang melakukan kunjungan ANC lengkap (≥4)adalah ibu dengan
dukungan suami tinggi sebanyak 26 responden (89,7%) sedangkan
proporsi kunjungan ANC tidak lengkap (<4) dengan dukungan
suami mempunyai proporsi yang sama antara dukungan suami
yang rendah maupun tinggi yakni sebanyak 3 responden..
.
70
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Gambaran Distribusi KunjunganANC
Kewajiban seorang ibu hamil melakukan kunjungan ANC atau
pemeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan selama kehamilan normal
adalah empat kali kunjungan dengan standar dan waktu yang telah
ditetapkan. Waktu kunjungan tersebut minimal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga.
(Unicef & WHO, 2008 & Kemenkes, 2015).
Hasil penelitian menunjukkan bahwadari 50 responden sebanyak
44 responden (88%) melakukan kunjungan ANC secara lengkap (≥4).
Secara umum distribusi frekuensi kunjungan ANC di Puskesmas Pondok
Jagung sudah baik dan sesuai rekomendasi yang disarankan oleh
Kementrian Kesehatan, yakni standar empat kali atau lebih kunjungan
dengan ketentuan 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester
kedua, 2 kali pada trimester ketiga, hanya masih ada beberapa responden
belum melakukan kunjungan ANC secara lengkap sehingga peningkatan
pelayanan dan sosialisai kepada masyarakat harus ditingkatkan, sehingga
terciptanya pelayanan kesehatan yang merata.
Menurut WHO perawatan yang baik selama kehamilan penting
untuk kesehatan ibu dan perkembangan janin. Perawatan kehamilan yang
kurang baik selama kehamilan akan berdampak buruk pada ibu dan
71
janinnya. Menurut Depkes (2009) dan Kemenkes (2015) ANCsebagai
salah satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko kehamilan. Pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Pelayanan
antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar
dan khusus.
B. Gambaran Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Karakteristik
Responden
1. Gambaran Resonden Berdasarkan Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
yang melakukan kunjungan ANC lengkap(≥4) merupakan ibu dengan
usia20-35 tahun sebanyak (88,6%). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa mayoritas responden berada pada rentang usia yang ideal atau
usia reproduksi yang sehat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Sulistiawati (2009) menjelaskan bahwa usia 20-35 tahun merupakan
kategori usia yang sudah matang bagi wanita untuk hamil. Sehingga
pada usia tersebut sangat mempengaruhi tingkat keingintahuan dan
kepedulian ibu terhadap pentingnya melakukan kunjungan ANC.
Penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2008)
mengungkapkan bahwa usia kehamilan yang aman pada ibu adalah
usia antara 20-35 tahun, usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
72
merupakan usia rawan bagi kehamilan. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa usia ibu yang melakukan kunjungan ANC
merupakan usia kehamilan yang ideal dan aman yakni pada usia 20-35
tahun.Menurut Manuaba (2005) dan Depkes (2002) usia reproduksi
optimal bagi ibu adalah antara 20-35 tahun. Pada usia dibawah 20
tahun, dimana organ reproduksi wanita belum berkembang dengan
sempurna sehingga rentan terjadi keguguran atau perdarahan selama
kehamilan. Sedangkan pada usia diatas 35 tahun organ reproduksi
telah mengalami penuaan dimana terjadi kemunduran pada organ
reproduksi sehingga sangat berpengaruh pada kehamilan dan proses
persalinan yang dapat menyebabkan kematian maternal.
Menurut Green (2005) umur merupakan faktor sosiodemografi
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Hasil penelitian Restiani (2012)ibu dengan usia 20-35 tahun akan
memiliki alat reproduksi sepertirahim dan bagian tubuh lainnya
sudahsiap menerima kehamilan sehingga pada usia tersebut wanita
merasa sudah siap untuk hamil dan menjadi ibu sehingga lebih sering
melakukan pemeriksaan kehamilan dibandingkan ibu umur <20 dan
>35 tahun.
2. Gambaran Responden Berdasarkan Paritas
Hasil penelitianmenunjukkan bahwa sebagian besar responden
melakukan kunjungan ANC lengkap (≥4) merupakan ibu dengan
73
paritas multipara sebanyak (93,3%)Hal ini menunjukkan bahwa
responden dengan paritas multipara yang melakukan pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas Pondok Jagung sudah pernah melahirkan
atau mempunyai pengalaman pemeriksaan kehamilan. Hal ini sesuai
dengan penelitian Rauf (2013) yang menjelaskan bahwa ibu hamil
yang memanfaatkan pelayanan ANCdengan paritas tinggimengatakan
bahwa terdapat risiko pada kehamilan sebelumnya sehingga merasa
perlu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur sedangkan ibu
dengan paritas rendah yang kurang memanfaatkan pelayanan ANC
mengatakan bahwa ia terlambat mengetahui tentang kehamilannya
sehingga tidak memeriksakan kehamilan pada trimester pertama.
Hasil penelitian Vicky et.al (2014) menjelaskan bahwa ibu
hamil dengan paritas tinggi maka lebih tinggi resiko komplikasi dan
kematian maternal.Paritas tinggi (> 3) mempunyai angka kematian
maternal lebih tinggi.Ibu yang memiliki paritas ≥3 orang, seharusnya
lengkap memeriksakan kehamilan karena paritas ≥3 orang adalah
paritas yang berisiko dalam kehamilan.
3. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitiandidapatkan bahwa sebagian
responden yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap (≥4)
merupakan responden yang tidak bekerja sebanyak (83,8%). Hasil ini
menunjukkan mayoritas responden merupakan ibu rumah tangga atau
74
tidak mempunyai pekerjaan sehingga mempunyai peluang untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan atau kunjungan ANC dari pada ibu
yang memmiliki pekerjaan akan sulit untuk melakukan kunjungan
ANC dikarenakan kesibukannya. Hasil ini sesuai dengan hasil
penelitian Priani (2012) bahwa Ibu hamil yang tidak bekerja akan
mempunyai waktu yang lebih banyak untuk melakukan aktivitasnya
sehari-hari seperti pergi ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan
kehamilannya, sedangkan pada ibu hamil yang bekerja akan
memberikan kesibukan tambahan sehingga ibu hamil kadang tidak
sempat memeriksakan kehamilannya.
Menurut hasil penelitian Restiani (2012) ibu rumah tangga
yang mempunyai banyak waktu luang, namun belum tentu
memeriksakan kehamilannya secara teratur dan ibu yang bekerja juga
belum tentu tidak mempunyai waktu untuk periksa hamil, sehingga
ibu yang bekerja dan tidak bekerja memiliki kesempatan yang hampir
sama untuk memeriksakan kehamilannya.
4. Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas
responden yang melakukan kunjungan ANC lengkap (≥4) merupakan
ibu yang mempunyai pendidikan menengah sebanyak (72,7%).
Kemudian, responden dengan pendidikan tinggi sudah melakukan
kunjungan ANC lengkap. Dari semakin rendah pendidikan ibu maka
75
semakin rendah juga ibu melakukan kunjungan ANC begitu juga
sebaliknya semakin tingi pendidikan semakin tinggi pula kunjugan
ANC ke petugas kesehatan.
Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam mempengaruhi
pikiran seseorang (Mohtar, 2014).Pendidikan merupakan hal sangat
penting, karenanya menjadi dasar seseorang dalam mengertinya
seseorang dalam menerima informasi karena semakin tinggi
pendidikan seorang ibu maka sebaik baik pula tingkat pengetahuan
ibu. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakuka oleh Junga,
dkk (2017) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat pendidikan
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kunjugan ANC.Tura
(2007) mengungkapkan ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi akan lebih mudah menerima informasi yang diberikan
kepadanya serta memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada ibu
dengan tingkat pendidikan rendah
C. Gambaran Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Pengetahuan
Hasil penelitianmenunjukkan bahwa mayoritas responden yang
melakukan kunjungan ANC lengkap (≥4) merupakan ibu dengan
pegetahuan yang baik atau tinggi sebanyak (94,4%). Sehingga, dapat
disimpulkan pengetahuan menjadi faktor seorang ibu melakukan
kunjungan ANC. Semakin tinggi pengetahuan ibu hamil tentang
pelayanan ANC maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan ANC,
sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Rauf (2013). Hasil penelitian
76
yang lain Murniati(2008) pengetahuan mempunyai peranan penting dalam
menentukan sikap seseorang, sebab pengetahuan akan membawa
seseorang berpikir dan berusaha untuk melakukan tindakan yang benar.
Menurut teori Green (2005) pengetahuan merupakan salah satu
faktor predisposing terhadap pembentukan perilaku kesehatan. Menurut
penelitian Vicky,et al (2014) bila pengetahuan ibu sudah baik terhadap
perawatan kandungan maka kepatuhan seseorang untuk memeriksakan
kehamilan juga akan dapat terjaga. Apabila pengetahuan belum
sepenuhnya dimiliki maka untuk mengikuti anjuran pemeriksaan
kehamilan kurang dapat terwujud.
Pengetahuan kesehatan tentang pemeriksaan kehamilan dapat
ditingkatkan dengan melakukan penyuluhan sehingga masyarakat akan
sadar pentingnya melakukan pemeriksaaan kehamilan atau kunjungan
ANC.
D. Gambaran Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Ketersediaan
Pelayanan ANC
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap (≥4) merupakan
responden yang mendapat ketersediaan pelayanan ANC yang tinggi
sebanyak (88,8%). Sehingga, dapat disimpulkan ketersediaan pelayanan
ANC mempengaruhi ibu untuk melakukan kunjungan ANC. Sebagaimana,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2008) yang menjelaskan
77
bahwa ketersediaan pelayanan mempunyai hubungan antara kunjungan
pemanfaatan ANC. Ketersediaan pelayanan ANC menjadi faktor yang
menentukan ibu dalam melakukan kunjungan ANC. Selain itu,
ketersediaan pelayanan ANC juga menambah pengetahuan ibu tentang hal-
hal yang berkaitan dengan kehamilan sehingga ibu lebih mengerti manfaat
dari tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
Hasil penelitian Mukaromah (2014) mengungkapkan bahwa
kelengakapan sarana kesehatan di puskesmas akan membuat ibu hamil
mau melakukan kunjungan antenatal secara berkelanjutan karena mereka
percaya dengan alat yang digunakan saat pemeriksaan bisa mengetagui
keadaan kesehatan ibu dan bayinya. Menurut Menurut Notoatmojo (2010),
sarana dan prasarana yang disediakan untuk mendukung kesehatan
masyarakat merupakan salah satu komponen dalam mempromosikan
kesehatan kepada masyarakat. Ketersediaan sarana dan prasarana di
lingkungan dapat dilihat langsung oleh masyarakat, sehingga masyarakat
ingin mencoba dan merasakan pelayanan tersebut.
Ketersediaan pelayanan ANCmemenuhi standar apabila ibu hamil
menerima standar pelayanan ANC yang ditetapkan oleh Kementrian
Kesehatan. Adapun standar pelayanan ANC mencakup; penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah,
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA), pengukuran tinggi puncak
rahim (fundus uteri), imunisasi Tetanus Toxoid, pemberian tablet tambah
78
darah, penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ),
pelaksanaan temu wicara, pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal
tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan
golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya) dan tatalaksana
kasus (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
E. Gambaran Distribusi Kunjungan ANCBerdasarkan Dukungan Suami
Hasil penelitianmenujukkan bahwa sebagian besar responden yang
melakukan kunjungan ANC lengkap (≥4) merupakan ibu yang mendapat
dukungan suaminya tinggi sebanyak (89,7%). Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa dukungan suami mempengaruhi ibu untuk melakukan
kunjungan ANC. Semakin tinggi dukungan suami semakin termotivasi ibu
untuk melakukan kunjungan ANC.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Syamsiah (2014) yang
menjelaskan bahwa dukungan suami mempengaruhi ibu hamil melakukan
kunjungan ANC. Menurut Mulyati dkk (2010) bahwa peran suami
sangatlah penting dalam mendukung istri untuk melakukan kunjungan
ANC. Bentuk dukungan suami terhadap ibu hamil tersebut berupa: suami
tidak keberatan jika istri memeriksakan kehamilan secara rutin,
mengingatkan istri untuk periksa hamil, memberi arahan tentang
pentingnya periksa kehamilan, sabar menunggu giliran sang istri saat
memeriksakan kehamilan, selalu menegur bila tidak melaksanakan
pemeriksaan kehamilan, menyertai suami masuk ruangan saat periksa
hamil ke bidan/dokter, memberikan pujian jika istri rajin memeriksakan
79
kehamilan, menanggapi cerita istri tentang hasil pemeriksaan dan
kehamilan dan lain-lain.
Hasil penelitian di atas juga sesuai dengan teori Green (2005) dan
Notoatmojo (2010) bahwa dukungan suami adalah dukungan yang
diberikan oleh suami pada istrinya yang sedang hamil dalam hal ini
dukungan tersebut bisa dalam bentuk verbal dan non verbal, saran,
bantuan yang nyata berupa tingkah laku atau kehadiran yang dapat
memberikan keuntungan emosional dan mempengaruhi tingkah laku
istrinya yang dalam hal ini adalah dukungan untuk melakukan kunjungan
ANC. Suami merupakan bagian dari keluarga, maka dukungan suami
sangat diperlukan dalam menentukan berbagai kebijakan dalam keluarga.
Dukungan merupakan salah satu faktor penguat (reinforcing factor) yang
dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.
Menurut Richardson (1983) dalam Rukiyah dan Yulianti (2013)
mengatakan bahwa suami merupakan orang pertama dan utama dalam
memberi dorongan kepada istri sebelum pihak lain turut memberi
dorongan, dukungan dan perhatian seorang suami terhadap istri yang
sedang hamil yang akan membawa dampak bagi sikap bayi.
80
F. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini mempunyai berbagai keterbatasan, antara lain dari
1. Kemungkinan banyak variabel yang terkait dengan kunjungan
pemeriksaan kehamilan namun tidak diikutsertakan dalam penelitian.
Variabel yang diteliti hanya terbatas pada variabel yang ada dalam
kerangka konsep penelitian
2. Pengumpulan data yang dihasilkan juga belum sepenuhnya
menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini mengingat
responden adalah ibu yang sudah melahirkan yang memiliki bayi 0-6
bulan yang mana perolehan data yang terkumpul sangat tergantung
kepada kemampuan mengingat kembali peristiwa yang terjadi selama
kehamilan. Untuk memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi maka kuesioner diisi dengan cara wawancara dan observasi
yaitu dengan melihat buku KIA responden.
3. Peneliti tidak melihat kapan kunjungan ideal dari kunjungan pertama
hingga kunjungan keempat, karena peneliti hanya berfokus pada
jumlah kunjungan secara total.
81
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktor-faktor
yang mempengaruhi ibu melakukan kunjungan ANC di Puskesmas Pondok
Jagung. Responden pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi 0-6
bulan yang sedang melakukan kunjungan atau mengikuti kegiatan Posyandu
di Puskesmas Pondok Jagung yang berjumlah 50 orang.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 50 responden mayoritas
sudah melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 44 orang (88%).
Kunjungan ANC tersebut menunjukkan hampir seluruh responden melakukan
kunjungan ANC empat kali kunjungan selama kehamilan di Puskesmas
Pondok Jagung sehingga dikategorikan teratur melakukankunjungan ANC.
Gambaran responden yang melakukan kunjungan ANC lengkap
mayoritas merupakan ibu dengan usia 20-35 tahun sebanyak 31 responden
(88,6%), ibu dengan paritas multipara sebanyak 28responden (93,3%), ibu
dengan pendidikan menengah (72,7%), ibu dengan tidak bekerja sebanyak 31
responden (83,8), ibu dengan pengetahuan tinggi sebanyak responden 34
responden (94,4%), ibu dengan ketersediaan pelayanan ANCtinggi sebanyak
24 responden (88,8%), ibu dengan dukungan suami tinggi sebanyak 26
responden (89,7%).
82
B. Saran
Berdasarkan pemaparan hasil, pembahasan serta kesimpulan, maka
penelitia akan memeberikan beberapa saran, sebagai berikut:
1. Bagi ibu hamil dan suami
1. Ibu hamil yang sudah mengetahui dan memahami pentingnya
melakukan kunjungan ANC secara lengkap, maka harus
mempertahankan sikap dan perilaku sehatnya selama kehamilan
maupun pada kehamilan selanjutnya.
2. Suami tetap mempertahankan dukungannya kepada istrinya yang
sedang hamil sehingga ibu hamil mempunyai motivasi untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan secara
rutin.
2. Bagi Puskesmas
a) Meningkatkan upaya promotif sepertikegiatan penyuluhan
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan atau ANC kepada
masyarakat oleh Perawat dan tenaga tenaga kesehatan lainnya
sehingga pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil menjadi
meningkat mengenai pentingnya melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan atau ANC.
b) Menganjurkan kepada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur minimal 4 kali kunjungan sesuai standart
minimal kunjungan ANC.
c) Memberikan pelayanan ANC sesuai standar pelayanan ANC yakni
10 T.
83
3. Bagi peneliti selanjutnya
a) Peneliti lain dapat menjadikan data pada penelitian ini sebagai
data dasar bagi penelitiannya. Peneliti lain disarankan menambah
variabel faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat
yang lain terhadap ibu melakukankunjugan ANC sehingga dapat
diketahui faktor yang paling mempengaruhi keteraturan ibu hamil
melakukan ANC.
b) Peneliti lain disarankan melakukan penelitian di tempat lain yang
memiliki kunjungan ANCrendah dengan metode atau desain yang
berbeda, jumlah responden yang lebih besar.
84
Daftar Pustaka
Budiharto. (2006). Metodologi Penelitian Kesehatan Dengan Contoh Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Chapman, L., & Durham, R. F. (2010). Maternal Newborn Nursing The Critical
Components of Nursing Care. philadelphia: F.A. Davis Company.
Cholifah, & Putri, N. A. (2015). Faktor-faktor yang Berpegaruh terhadap
Pencapaian K4 di Desa Suberjo Wonoayu Sidoarjo, 1(4), 51–63.
Cuninngham, F. G. F., Norman F, G., & J., K. (2013). Obstetri Wiliams. Jakarta:
EGC.
Dahlan, S. (2009). Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan Seri 3 (3rd ed.). CV Sagung Seto.
Dairo, M. ., & Owoyokun, K. E. (2010). Factors affecting the utilization of
antenatal care services in Ibadan, Nigeria. Benin Journal of Postgraduate
Medicine, 12(1), 1–11. Retrieved from
http://www.ajol.info/index.php/bjpm/article/viewFile/63387/51342%5Cnhttp
://www.ajol.info/index.php/bjpm/article/view/63387 (accessed, 1 october
2016)
Depkes RI. (2007). Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Departemen
kesehatan RI.
Dinkes Kota Tangerang Selatan. (2015). Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan 2015. Tangerang Selatan: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
EURYDICE. National System Overview On Education Systems In Europe.
[online]. 2011. Available from:
http://eacea.ec.europa.eu/education/eurydice/documents/eurybase/national
_summary_sheets/047_UK_ENG_EN.pdf
Fariji, A. (2008). Faktor-Faktor yang Berpengaruh dengan Kunjungan Pelayanan
Antenatal Care di Purwakarta.(Tesis). UI: Depok
Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath, K. (2008). Health Behaviour and Health
Education. Health Education (Vol. 63). http://doi.org/10.1016/S0033-
3506(49)81524-1 (accessed, 2 october 2016)
Green, L. W., & Kreuter, M. W. (2005). Health Program Planning An
Educational and Ecological Approach. New York: Mc Graw Hill.
Hidayat, A. A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Anaisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Junga,MR dkk (2017) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado. Jurnal diakses pada tanggal 5 April 2017
Kementrian Keshatan R. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2014
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 (accessed, 1 october 2016)
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Direktur Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Laminullah, L., Kandou, G. ., & Rattu, A. J. M. (2015). o Factors Of Associated
With The Visit Antenatal Care ( ANC ) K4 In Community Health Center
Sipatana Gorontalo, 332–336. (accessed, 4 november 2016)
Latifah, N. (2012). Hubungan Frekuensi Kunjungan ANC Selama Kehamilan
dengan Kejadian Kematian Neonatal ( Analisis Data SDKI 2007 ).
Manuaba. (2007). Buku Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Manurung, M. (2015). Faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Antenatal
Care pada Ibu hamil di Puskemsas Padang Matinggi Padangsimpuan, 1, 4–
5.
Mardiyah, U., Herawati, Y. T., & Witcahyo, E. (2014). Faktor yang Berhubungan
dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember Tahun 2013 ( Correlated Factors
of Antenatal Services Utilization by Pregnant Women at Community Health
Center of Tempurejo. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(1), 58–65. (Acccesed, 4
november 2016)
Mukaromah, H & Saenun (2014). Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap
Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Siwalankerto Kecamatan
Wonocolo Kota Surabaya. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat. Diakses
pada tgl 2 juni 2017
Mufdlilah. (2009). Antenatal Care Focused. Yogyakarta: Nuha Offset.
Murniati. (2007). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal Oleh Ibu Hamil Di Kabupaten Aceh Tenggara.Tesis.
Universitas Sumatera Utara
Medan.(Tesis)((http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6760
Mulyanti, Liat et al.(2010).Hubungan Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Dengan
Kunjungan Anc Di Rumah Bersalin Bhakti Ibi Jl. Sendangguwo Baru V No
44c Kota Semarang. Jurnal
http:jurnal.unimus.ac.id diakes 1 Juni 2017
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan (4th ed.). Jakarta: Bina pustaka.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina pustaka.
Rauf, N. I., Amir, M. Y., Akk, B., & Masyarakat, F. K. (2013). Factors Related to
the Utilization of Antenatal Care at Public Health Center of Minasa Upa
Makassar, 1–11.
Riskesdas 2013. (2013). Riset Keseahatan Dasar. Laporan Nasional 2013, 1–384. http://doi.org/1 Desember 201
Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2014. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Jakarta: Trans
Info Media
Syamsiah,N & Puspitasari, 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat Tahun 2014. Jurnal. Jakarta : Program Studi
Keperawatan. Diakses pada tgl 15 April 2016
Setiadi. (2008). Konsep Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif danR &D. Bandung:
ALABETA.
Sumiati, S. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan K4 Di Puskesmas Dengan Perawatan Sindangratu
Kabupaten Garut Tahun 2012. Skripsi. Depok : FKM UI
Sujarweni, W. (2015). Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gava Media.
Tura, G. (2009). Antenatal care service utilization and associated factors in
Metekel Zone, Northwest Ethiopia. Ethiop J Health Sci, 19(2), 111-119
Unicef, & WHO. (2008). Antenatal Care in Developing Countries Promises,
Achievements And Missed Opportunities, 51–62.
Usman, H., & Akbar, P. . (2008). Metodologi Penelitian Sosial (2nd ed.). Jakarta:
Bumi Aksara.
Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wade, C., & Travis, C. (2007). Psikologi (1st ed.). Jakarta: Erlangga.
WHO. (2006). Provision Of Effective Antenatal Care, 1–6. Retrieved from
http://www.who.int/reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_healt
h/effective_antenatal_care.pdf
Ye, Y., Yoshida, Y., Rashid, M. Ha., & Sakamoto, J. (2010). Factors Affecting
The Utilization of Antenatal Care Services Among Women In Kham District,
zxiengkhong zprovice, Lao PDR, 23–34.
Priani, Ika F (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil
Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Skripsi.
Fakultas Ilmu Keperawatan: UIDepok.http://lib.ui.ac.id/opac/ui/deta
il.jsp?id=20308827&lokasi=l okaldi Diakses pada tanggal 1 Mei 2017
Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2014. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Jakarta: Trans
Info Media Hastono, S.P & Sabri, L. (2010). Statistik kesehatan.
Jakarta:Rajawali Pers.
Siregar N. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
antenatal care (ANC) di Wilaya Kerja Puskesmas SosopanKabupaten
PadangLawas.(Tesis) : http://repositor y.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/37296/7/Cover.pdf.diakses pada tanggal 20 Februari 2017
Tighe, S.M. (2010). An exploration of the attitudes of attenders and non-attenders
towards antenatal education. Midwifery, 26, 294–303,
Wiknjosastro, H. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
WHO recommendations for prevention and treatment of pre-eclampsia and
eclampsia. World Health Organization 2016 WHO Press, World Health
Organization, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27, Switzerland
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu/Saudari responden
Di tempat
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program Studi S1 IlmuKeperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya Fidratul Khasanah akan melakukan
penelitian mengenai “Gambaran KunjunganAntenatal CarePuskesmas
Pondok Jagung Serpong Tangerang Selatan”. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apa saja faktor – faktor yang berhubungan dengan
pemeriksaan kunjungan Antenatal Care, dan untuk keperluan tersebut saya mohon
bersedia/tidak bersedia*) ibu/saudari untuk menjadi responden dalam penelitian
ini, selanjutnya saya mohon Ibu/saudari untuk mengisi kuesioner yang tersedia
sesuai dengan apa adanya sesuai apa yang dialami oleh Ibu/saudari. Identitas serta
jawaban yang dicantumkan sepenuhnya akan dijamin kerahasiannya oleh peneliti.
Demikian lembar persetujuan ini saya buat.Atas bantuan dan
partisipasinya saya ucapkan terima kasih sebesar – besarnya.
Tangerang, …/……/2017
Responden Peneliti
(……………………….) ss (Fidratul Khasanah)
Lampiran 3
KUESIONERPENELITIAN
GAMBARANKUNJUNGAN ANTENATAL CARE
DI PUSKESMAS PONDOK JAGUNG
Tanggal Wawancara….…Februari 2017
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan baik
2. Pernyataan dibawah ini mohon diisi semuanya
3. Jika kurang mengerti atau ragu, tanyakan pada peneliti
4. Untuk pilihan jawaban, beri tanda ceklis ( ) dan tulis jawaban pada kotak
yang tersedia
5. Isilah titik - titik dibawah ini.
C. Identitas Responden
1. Nama (Inisial) :……………………..
2. Usia :……………………..
3. Pendidikan terakhir :…………………….
4. Alamat : ......................Rt...............Rw...........
Kelurahan…………
5. Pekerjaan
1. Tidak bekerja 2. Bekerja
6. Paritas
Berapa kali ibu pernah melahirkan?........ kali
D. Kunjungan Antenatal
1. Selama kehamilan terakhir ini, berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya
ke bidan atau petugas kesehatan lainnya
a. ≥ 4 kali b. < 4 kali
E. Pengetahuan
No
Pernyataan
Jawaban
Benar Salah
1 Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal care (ANC) merupakan
program pelayanan kesehatan yang disediakan untuk ibu hamil
yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan janin
2 Tujuan pemeriksaan kehamailan agar dapat mendeteksi secara
dini terhadap kelainan/penyakit/gangguan yang di alami oleh
ibu hamil
3 Memeriksakan kehamilan dapat mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya
4 Dengan pemeriksaan kehamilan dapat meningkatkandan
mempertahankan kesehatan fisik, maternal dansosial ibu dan
bayi
5 Pemeriksaan kehamilan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang professional seperti Bidan, Dokter, Perawat atau petugas
kesehatan lainnya
6 Pemeriksaan kehamilan (ANC) dilakukan minimal 3 kali
selama kehamilan
7 Imunisasi TT atau Tetanus Toxoid bukan salah satu jenis
pelayan yang diterima ibu hamil dalam pemeriksaan
kehamilan
8 Muntah berlebihan dan tidak mau makan pada hamil muda
akan merupakan hal yang biasa yang terjadi pada ibu hamil
sehingga tidak berbahaya
9 Jika selama kehamilan kenaikan berat badan ibu <9 kg
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin
10 Penyakit yang timbul pada waktu hamil akan sembuh sendiri
tanpa pergi ke tenaga kesehatan
11 Apabila ibu sedang mengalami bengkak di kaki, tangan,
wajah dan sakit kepala (pusing), maka ibu tidak harus
memeriksanannya ke tenaga kesehatan karena hal tersebut
wajar terjadi dalam masa kehamilan
F. Ketersediaan Pelayanan Antenatal Care
Pemeriksaan/tindakan apa saja yang ibu dapatkan pada waktu memeriksaan
kehamilan terakhir ini keBidan atau petugas kesehatan lainnya:
1. Berat badan ditimbang a. Ya b. Tidak
2. Tinggi badan diukur a. Ya b. Tidak
3. Tekanan darah diukur a. Ya b. Tidak
4. Diukur lingkar lengan atas a. Ya b. Tidak
5. Diukur/diraba perutnya a. Ya b. Tidak
6. Imunisasi Tetanus Toxoi a. Ya b. Tidak
7. Ibu menerima Tablet tambah darah a. Ya b. Tidak
8. Diperiksa denyut jantung bayi a. Ya b. Tidak
9. Pelayanan tes laboratorium a. Ya b. Tidak
10. Didiberi informasi tentang bahaya-
Kehamilan, Pesalinan dan Nifas a. Ya b. Tidak
11. Jika ibu mengalami masalah kehamilan,
apakah ibu mendapatkan tindakan segera dari
petugas kesehatan a. Ya b. Tidak
G. Dukungan suami
No Pernyataan Ya Tidak
1 Suami saya membantu dalam mencari informasi tentang
kesehatan selama masa kehamilan sekarang
2 Suami sayaikut mendampingi saat konsultasi ke petugas
kesehatan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan
kehamilan ibu
3 Suami sayapernah mengantar dan menemani saya untuk
memeriksakan kehamilan
4 Suami saya pernah memberikan pujian kepada saya pada saat ibu
setelah memeriksakan kehamilan
5 Suami mendengarkan keluhan-keluhan yang ibu sampaikan
selama ibu hamil
6 Suami selalu meyakinkan saya bahwa saya dapat melalui
kehamilan dengan baik dan sehat
Lampiran4
Hasil Validitas Kuesioner
Correlations Pengetahuan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
P1 Pearson
Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-
tailed)
. . . . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson
Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-
tailed) . . . . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson
Correlation .a .
a 1 -,093 .
a .
a ,152 -,073 ,186
-
,083
Sig. (2-
tailed) . . ,626 . . ,424 ,702 ,326 ,663
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson
Correlation .a .
a -,093 1 .
a .
a ,068 ,539
** ,167 ,000
Sig. (2-
tailed) . . ,626 . . ,721 ,002 ,379
1,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson
Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-
tailed) . . . . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson
Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-
tailed) . . . . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson
Correlation .a .
a ,152 ,068 .
a .
a 1 -,080 ,408
* ,000
Sig. (2-
tailed) . . ,424 ,721 . . ,674 ,025
1,00
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P8 Pearson
Correlation .a .
a -,073 ,539
** .
a .
a -,080 1 ,196
-
,175
Sig. (2-
tailed) . . ,702 ,002 . . ,674 ,299 ,354
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P9 Pearson
Correlation .a .
a ,186 ,167 .
a .
a ,408
* ,196 1
-
,089
Sig. (2-
tailed) . . ,326 ,379 . . ,025 ,299 ,638
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P10 Pearson
Correlation .a .
a -,083 ,000 .
a .
a ,000 -,175 -,089 1
Sig. (2-
tailed) . . ,663 1,000 . . 1,000 ,354 ,638
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P11 Pearson
Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-
tailed) . . . . . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P12 Pearson
Correlation .a .
a ,371
* -,042 .
a .
a ,068 ,049 ,333
-
,224
Sig. (2-
tailed) . . ,043 ,827 . . ,721 ,797 ,072 ,235
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P13 Pearson
Correlation .a .
a -,083 ,447
* .
a .
a ,000 -,175 ,089 ,280
Sig. (2-
tailed) . . ,663 ,013 . . 1,000 ,354 ,638 ,134
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P14 Pearson
Correlation .a .
a -,112 ,264 .
a .
a ,185 -,015 ,151
-
,270
Sig. (2-
tailed) . . ,556 ,159 . . ,329 ,938 ,426 ,150
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P15 Pearson
Correlation .a .
a -,112 ,075 .
a .
a ,339 -,015 ,452
*
-
,067
Sig. (2-
tailed) . . ,556 ,692 . . ,067 ,938 ,012 ,723
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Totalpengeta
huan
Pearson
Correlation .a .
a ,151 ,546
** .
a .
a ,544
** ,265 ,703
** ,066
Sig. (2-
tailed) . . ,425 ,002 . . ,002 ,157 ,000 ,728
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations
P11 P12 P13 P14 P15
Totalpe
ngetah
uan
P1 Pearson Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-tailed) . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-tailed) . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson Correlation .a ,371
* -,083 -,112 -,112 ,151
Sig. (2-tailed) . ,043 ,663 ,556 ,556 ,425
N 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson Correlation .a -,042 ,447
* ,264 ,075 ,546
**
Sig. (2-tailed) . ,827 ,013 ,159 ,692 ,002
N 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-tailed) . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-tailed) . . . . . .
N 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson Correlation .a ,068 ,000 ,185 ,339 ,544
**
Sig. (2-tailed) . ,721 1,000 ,329 ,067 ,002
N 30 30 30 30 30 30
P8 Pearson Correlation .a ,049 -,175 -,015 -,015 ,265
Sig. (2-tailed) . ,797 ,354 ,938 ,938 ,157
N 30 30 30 30 30 30
P9 Pearson Correlation .a ,333 ,089 ,151 ,452
* ,703
**
Sig. (2-tailed) . ,072 ,638 ,426 ,012 ,000
N 30 30 30 30 30 30
P10 Pearson Correlation .a -,224 ,280 -,270 -,067 ,066
Sig. (2-tailed) . ,235 ,134 ,150 ,723 ,728
N 30 30 30 30 30 30
P11 Pearson Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-tailed) . . . . .
N 30 30 30 30 30 30
P12 Pearson Correlation .a 1 ,000 ,075 ,264 ,407
*
Sig. (2-tailed) . 1,000 ,692 ,159 ,026
N 30 30 30 30 30 30
P13 Pearson Correlation .a ,000 1 ,135 ,337 ,463
**
Sig. (2-tailed) . 1,000 ,477 ,069 ,010
N 30 30 30 30 30 30
P14 Pearson Correlation .a ,075 ,135 1 ,318 ,449
*
Sig. (2-tailed) . ,692 ,477 ,087 ,013
N 30 30 30 30 30 30
P15 Pearson Correlation .a ,264 ,337 ,318 1 ,658
**
Sig. (2-tailed) . ,159 ,069 ,087 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Totalpengetahuan Pearson Correlation .a ,407
* ,463
** ,449
* ,658
** 1
Sig. (2-tailed) . ,026 ,010 ,013 ,000
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Correlation
Dukungan Suami
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6
DS1 Pearson
Correlation 1 ,247 ,196 ,288 ,351 -,131
Sig. (2-tailed) ,188 ,299 ,122 ,057 ,491
N 30 30 30 30 30 30
DS2 Pearson
Correlation ,247 1 -,184 ,169 ,388
* ,079
Sig. (2-tailed) ,188 ,331 ,373 ,034 ,679
N 30 30 30 30 30 30
DS3 Pearson
Correlation ,196 -,184 1 -,089 ,149 -,111
Sig. (2-tailed) ,299 ,331 ,640 ,432 ,559
N 30 30 30 30 30 30
DS4 Pearson
Correlation ,288 ,169 -,089 1 ,239 -,089
Sig. (2-tailed) ,122 ,373 ,640 ,203 ,640
N 30 30 30 30 30 30
DS5 Pearson
Correlation ,351 ,388
* ,149 ,239 1 -,149
Sig. (2-tailed) ,057 ,034 ,432 ,203 ,432
N 30 30 30 30 30 30
DS6 Pearson
Correlation -,131 ,079 -,111 -,089 -,149 1
Sig. (2-tailed) ,491 ,679 ,559 ,640 ,432
N 30 30 30 30 30 30
DS7 Pearson
Correlation ,423
* ,479
** -,131 ,288 ,614
** -,131
Sig. (2-tailed) ,020 ,007 ,491 ,122 ,000 ,491
N 30 30 30 30 30 30
DS8 Pearson
Correlation ,288 ,169 ,356 -,071 ,598
** -,089
Sig. (2-tailed) ,122 ,373 ,053 ,708 ,000 ,640
N 30 30 30 30 30 30
TotalDS Pearson
Correlation ,646
** ,635
** ,244 ,391
* ,786
** ,081
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,194 ,033 ,000 ,669
N 30 30 30 30 30 30
Lampiran 5
Hasil Reabilitas Kuesioner
1. Reabilitas Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,602 11
2. Reabilitas Dukungan Suami
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,741 6
Lampiran 6
A. Hasil Univariat
Usia * KunjunganANC Crosstabulation
KunjunganANC
Total Tidak Lengkap Lengkap
Usia <20 Count 1 2 3
% within Usia 33.3% 66.7% 100.0%
20-35 Count 4 31 35
% within Usia 11.4% 88.6% 100.0%
>35 Count 1 11 12
% within Usia 8.3% 91.7% 100.0%
Total Count 6 44 50
% within Usia 12.0% 88.0% 100.0%
Paritass * KunjunganANC Crosstabulation
KunjunganANC
Total Tidak Lengkap Lengkap
Paritass Primipara Count 4 16 18
% within Paritass 20% 80 % 100.0%
multipara Count 2 28 32
% within Paritass 6,6% 93.3% 100.0%
Total Count 6 44 50
% within Paritass 12.0% 88.0% 100.0%
Pendidikan * KunjunganANC Crosstabulation
KunjunganANC
Total Tidak Lengkap Lengkap
Pendidikan Pendidikan Dasar Count 6 16 22
% within Pendidikan 27.3% 72.7% 100.0%
Pendidikan Menengah Count 0 19 19
% within Pendidikan 0.0% 100.0% 100.0%
Pendidikan Atas Count 0 9 9
% within Pendidikan 0.0% 100.0% 100.0%
Total Count 6 44 50
% within Pendidikan 12.0% 88.0% 100.0%
Pekerjaan * KunjunganANC Crosstabulation
KunjunganANC
Total Tidak Lengkap Lengkap
Pekerjaan Tidak bekerja Count 6 31 37
% within Pekerjaan 16.2% 83.8% 100.0%
Bekerja Count 0 13 13
% within Pekerjaan 0.0% 100.0% 100.0%
Total Count 6 44 50
% within Pekerjaan 12.0% 88.0% 100.0%
Pengetahuan * KunjunganANC Crosstabulation
KunjunganANC
Total Tidak Lengkap Lengkap
Pengetahuan Rendah Count 4 10 12
% within Pengetahuan 28.5% 71.4% 100.0%
Tinggi Count 2 34 38
% within Pengetahuan 5,5% 94,4% 100.0%
Total Count 6 44 50
% within Pengetahuan 12.0% 88.0% 100.0%
Ketersediaan anc * KunjunganANC Crosstabulation
KunjunganANC
Total Tidak Lengkap Lengkap
ket_anc rendah Count 3 20 23
% within ket_anc 13% 86.9% 100.0%
tinggi Count 3 24 27
% within ket_anc 11.1% 88.8% 100.0%
Total Count 6 44 50
% within ket_anc 12.0% 88.0% 100.0%
DukunganSuami * KunjunganANC Crosstabulation
KunjunganANC
Total Tidak Lengkap Lengkap
DukunganSuami Rendah Count 3 18 21
% within DukunganSuami 14.3% 85.7% 100.0%
Tinggi Count 3 26 29
% within DukunganSuami 10.3% 89.7% 100.0%
Total Count 6 44 50
% within DukunganSuami 12.0% 88.0% 100.0%