di desa umbulharjo, kecamatan cangkringan ...repo.apmd.ac.id/680/1/skripsi nataniel asmuruf.pdfanak...
TRANSCRIPT
ii
SKRIPSI
PERAN PEMUDA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
DI DESA UMBULHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN,
KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disusun Sebagai Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Pada Program Study Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
Disusun Oleh :
Nataniel Asmuruf
NIM. 10522288
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2019
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar
sarjana bukan merupakan hasil karya sendiri atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya menyatakan bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar sarjana akademik yang saya peroleh dan sangsi-sangsi lain
sesuai peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiasi
dalam skripsi ini.
Yogyakarta, 20 Maret 2019
Yang menyatakan,
Nataniel Asmuruf
NIM. 10522288
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nataniel Asmuruf
NIM : 10522288
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peran Pemuda Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta” adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Yogyakarta, 20 Maret 2019
Yang menyatakan
Nataniel Asmuruf
NIM: 10522288
vi
MOTTO
Apa Saja Yang Kamu Minta Dalam Doa Dengan Penuh Kepercayaan, Kamu
Akan Menerimanya
(Matius 21:22)
Pendidikan Adalah Senjata Terkuat Yang Anda Pakai untuk Merubah Dunia
(Nelson Mandela)
Kesuksesan Membutuhkan sebuah kerja Keras
vii
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan semua yang ku buat untuk mereka keluarga yang kucintai, dan
ku miliki yang selalu berdoa agar aku tetap dijalan yang benar, mereka yang tak
kenal lelah untuk membanting tulang, mereka yang selalu memberikan motivasi
tentang betapa pentingnya pendidikan, mereka adalah kedua orang tua yaitu:
Ucapkan terima kasih kepada ayah tercinta Salmon Asmuruf, dan Ibu
Barmince Antoh di Kota Sorong yang selalu memberikan dukungan baik
secara materi maupun moril kasih sayang yang luar biasa tanpa pamrih bagi
anaknya.
Ucapkan terima kasih kepada kakaku tercinta Demiyati Asmuruf beserta istri,
dan anak-anaknya Lisa Asmuruf dan Ecus Asmuruf dikota Sorong yang selalu
memberikan dukungan baik secara materi maupun moril.
Ucapkan terima kasih kepada Istriku tercinta Lince Elizabeth Kendi, Anakku
Tercinta Milano Asmuruf, dan Iparku Bakem dan anak-anaknya Andi dan
Andre, dan Iparku Mercy kendi beserta anak-anaknya kk chava dan ita, dan
Iparku Elkana kendi dan kk ipar Eden Kendi dan anaknya Aldrich dan Istrinya
idha yang selalu memberikan dukungan baik secara materi maupun moril
kepada saya.
Ucapkan terima kasih kepada bapa mantu kendi beserta istrinya ibu kendi
yang selalu memberikan dukungan doa dan baik secara materi maupun moril
kepada saya.
viii
Ucapkan terima kasih buat keluarga besar Aitinyo raya ( Ikpemar) atas
dukungan baik secara materi maupun moril kepada saya.
Ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar OilCity sorong raya yang
telah memberikan dukungan penuh baik secara materi maupun moril.
Ucapkan terima kasih kepada anak-anak kamasan jogja yang sudah
memberikan dukungan baik secara materi maupun moril dan memberikan
motivasi.
Ucapkan terima kasih kepada kk Afi Antoh beserta suami kk tino beserta ank-
anak alin,farel,aley dan ansel atas dukungan baik materi maupun moril dam
motivasi kepada saya.
Ucapkan terima kasih kepada keluarga besar panti asuhan buah hati atas
dukungan baik secara materi maupun moril kepada saya.
Ucapkan terima maksih kepada keluarga besar metro xilon, boz wilis,kk
mia,oni,kamer,rambo,jopak,richard,yos.atas motivasi yang diberikan kepada
saya.
Ucapkan terima kasih kepada Ikmasor sorong raya atas motivasi dan
dukungan yang selalu diberikan kepada saya.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat dan rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.
Penulisan skrips ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Study Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi
Ilmu Pemerintahan Pembangunan Masyarakat Desa “ APMD’’ Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dan tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Selaku Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta
2. Bapak Drs. Widyo Hari Murdianto, M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu
Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Muhammad Barori, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu bijaksana memberikan bimbingan, motivasi serta waktunya selama
penelitian dan penulisan skripsi ini.
4. Kepada seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” yang telah
memberikan matakuliah selama penyusun menempuh ilmu.
5. Bapak Agung Supriyono, SH selaku Kepala Dinas Sospol dan seluruh jajaran
Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah memberikan ijin Penelitian.
x
6. Ibu Suryati selaku Kepala Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan
Kabupaten Sleman yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Bapak Drs. Ahmad Yuno Nurkaryadi, M.M selaku kepala Dinas Sospol dan
seluruh jajaran Kabupaten Sleman yang telah memberikan ijin penelitian.
Peneliti menyadari penulis skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik
segi isi, bahasa maupun hal esensi lainya. Hal itu karena keterbatasan ilmu serta
pengetahuan atau wawasan peneliti. Untuk itu kiranya para pembaca memberikan
sumbangan saran ataupun kritik demi perbaikan penulisan skripsi ini.
Akhirnya peneliti berharap semoga penulisan skripsi dapat bermanfaat
bagi pembaca dan pemerhati masalah ini, dan dapat sebagai pengembangan bagi
penelitian yang serupa lainya
Yogyakarta, 20 Maret 2019
Penyusun
Nataniel Asmuruf
NIM. 10522288
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
MOTTO........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
SINOPSIS..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian...................................... 5
D. Kerangka Konseptual ............................................................ 5
1. Peran Pemuda Desa .......................................................... 5
2. Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 11
3. Desa ................................................................................ 15
E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 34
F. Metode Penelitian .................................................................. 34
1. Jenis Penelitian ................................................................ 34
2. Unit Analisis .................................................................... 35
xii
3. Teknik Penentuan Narasumber ......................................... 37
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 38
5. Teknis Analisis Data ........................................................ 40
BAB II PROFIL PEMUDA DI DESA UMBULHARJO .......................... 42
A. Profil Desa Umbulharho ........................................................ 42
B. Profil Pemerintah Desa Umbulharjo ....................................... 43
1. Struktur Organisasi .......................................................... 43
2. Tugas Pokok Dan Fungsi ................................................ 46
C. Profil Struktur Badan Permusyarawatan Desa (BPD) ............. 46
1. Struktur Organisasi .......................................................... 46
2. Tugas Pokok Dan Fungsi ................................................. 48
D. Profil Struktur Organisasi Pemuda ......................................... 48
1. Struktur Organisasi .......................................................... 49
2. Tugas Pokok Dan Fungsi ................................................. 51
E. Gambaran umum Obyek Penelitian ........................................ 51
1. Sejarah Singkat Berdirinya Organisasi Pemuda Desa
Umbulharjo ...................................................................... 51
2. Visi Dan Misi Organisasi Pemuda .................................... 54
3. Tujuan Organisasi Pemuda .............................................. 54
4. Kedudukan Dan Sifat Organisasi Pemuda ....................... 54
5. Keanggotaan Organisasi Pemuda ..................................... 55
6. Sumber Keuangan Organisasi Pemuda ............................. 57
xiii
BAB III DESKRIPSI PERAN PEMUDA DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI DESA UMBULHARJO.............................. 58
A. Keberadaan Organisasi Kepemudaan ..................................... 58
B. Kepengurusan Organisasi Pemuda ........................................ 61
C. Program dan Kegiatan Organisasi Pemuda ............................. 64
D. Faktor Pendukung .................................................................. 68
E. Kendala-Kendala Yang Dihadapi .......................................... 73
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 78
A. Kesimpulan ........................................................................... 78
B. Saran .................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Identitas Informan ........................................................................ 35
Tabel 1.2. Informan Perempuan Dan Laki-laki .............................................. 36
Tabel 1.3. Komposisi Informan Menurut Pendidikan .................................... 36
Tabel 1.4. Komposisi Informan Menurut Pekerjaan....................................... 36
Tabel 1.5. Komposisi Informan Menurut Umur ............................................. 37
Tabel 1.6. Komposisi Informan Menurut Agama .......................................... 37
Tabel 3.1 Kegiatan Organisasi Pemuda ......................................................... 64
xv
INTISARI
Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 secara eksplisit
memberikan tugas kepada pemerintah desa yaitu penyelenggaraan pemerintah,
pelaksanaan pembangunan,pembinaan kemasyarakatan. Sehingg keberadaan di
desa di Indonesia, dengan segala permasalahan yang dimilikinya saat ini
membutuhkan peranan nyata dari banyak pihak, Negara membutuhkan peranan
pemuda yang mau mengkontribusikan diri untuk pembangunan nasional, sebab
keterlibatan pemudalah generasi penerus yang akan menggantikan generasi
sebelumnya, Kualitas pemuda sangat menentukan hidup dan mati, maju-mundur,
jaya-hancur. Sejahtera atau sengsaranya suatu pedesaan pada masa yang akan
datang ada di tangan pemuda saat ini. Maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul penelitian Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan di desa Umbulharjo,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Rumusan masalah yang diajukan adalah, bagaimana peran pemuda dalam
pemberdayaan masyarakat desa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk a). mendeskripsikan peran pemuda
dalam pemberdayaan masyarakat desa b). untuk mengetahui kendala-kendala
yang dihadapin pemuda dalam pemberdayaan masyarakat desa. Manfaat
penelitian ini 1). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi kepada
aparat pemerintahan desa umbulharjo dalam melihat peran pemuda dalam
pemberdayaan masyarakat desa, 2). Dengan adanya penelitian ini bermanfaat bagi
peneliti, dalam menambah pengetahuan tentang peran pemuda dalam
pemberdayaan masyarakat desa, 3). Sebagai bahan referensi bagi lembaga
akademik agar terus berkontribusi bagi keadaan di desa. Ruang lingkup penelitian
ini meliputi, 1). Keberadaan organisasi kepemudaan, 2). Kepengurusan organisasi
pemuda, 3). Program dan kegiatan organisasi pemuda, 4). Faktor pendukung, 5).
Kendala-kendala yang dihadapi.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan yaitu pertama, pemuda sebagai agen perubahan bagi desa
Umbulharjo kedua, pemuda telah memperlihatkan bentuk partisipasinya dalam
membangun desa umbulharjo untuk menjadi desa yang lebih maju, salah satunya
yaitu memberdayakan pemuda di desa umbulharjo untuk menjadi generasi yang
akan meneruskan cita-cita pemimpin dan masyarakat desa umbulharjo ketiga,
organisasi pemuda memberikan ruang untuk mengembangkan bakat dan
kreativitasnya, selanjutnya bakat dari pemuda tersebut akan ditampilkan dalam
setiap kegiatan di Desa Umbulharjo dan pemuda telah memberikan banyak
kontribusi penting dalam proses kemajuan desa Umbulharjo.
Kata Kunci : Peran-Pemuda-Pemberdayaan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 secara eksplisit memberikan
tugas kepada pemerintah desa yaitu penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat. Pemerintah diberikan kewenangan untuk mengurus urusan
pemerintahan yang ada di desa dalam rangka mencapai keadilan dan
kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka melaksanakan wewenang
pemerintahan, pemerintah wajib melaksanakan kehidupan demokrasi,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memelihara ketentraman dan
ketertiban dan menjalankan prinsip tata pemerintahan yang baik (good
governance) yang bebas dari kolusi korupsi nepotisme (KKN). Dalam rangka
memperbaiki kondisi kehidupan untuk menjadi lebih baik tentunya dengan
cara menggerakkan partisipasi masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat
merupakan suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan dan
kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara bersama-sama
memecahkan berbagai Persoalan. Menurut I.Nyoman Surmayadi (2010:46)
partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam
proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk
kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal
dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil
2
pembangunan. Keberadaan Desa di Indonesia, dengan segala permasalahan
yang dimilikinya saat ini sangat membutuhkan peranan nyata dari banyak
pihak, Negara membutuhkan peranan pemuda yang mau mengkontribusikan
diri untuk pembangunan nasional, sebab pemudalah generasi penerus yang
akan menggantikan generasi sebelumnya. Kualitas pemuda sangat
menentukan hidup dan mati, maju-mundur, jaya-hancur, sejahtera atau
sengsaranya suatu pedesaan pada masa yang akan datang ada di tangan
pemuda saat ini.
Selanjutnya Pemuda tidak bisa lepas korelasinya dari struktur dan
konteks sosial. Dalam persepsi yang berkembang, pemuda dipandang dalam
dua perspektif. Disatu sisi pemuda dalam perspektif patologis (cara pandang
orangtua terhadap generasi muda) dianggap sebagai anggota masyarakat yang
cenderung anarkis, suka memberontak serta tak acuh. Dalam perspektif agensi
(cara pandang pemuda memandang dirinya sendiri), pemuda ingin dilihat
sebagai objek yang memiliki kreatifitas dan mampu memberdayakan serta
memajukan dirinya. Berbagai macam upaya dilakukan generasi muda untuk
menunjukan identitas dan melawan perspektif patologis tersebut Menurut A
Demartoto (2016). Mereka ingin membuktikan bahwa pemuda tidak hanya
sebagai anggota masyarakat yang lemah, manja dan tidak berdaya. Bidang
olahraga, seni serta organisasi menjadi salah satu sarana pembuktian. Dengan
berprestasi dalam bidang-bidang tersebut setidaknya mereka mampu merubah
perspektif orangtua yang memandang mereka dalam dimensi negatif. Salah
satu sarana yang digunakan adalah organisasi atau perkumpulan dari pemuda /
3
masyarakat setempat sebagai suatu wadah untuk menyalurkan bakat dan
mengembangkan usaha yang ada di pedesaan.
Selanjutnya Pemuda adalah semua orang baik yang remaja maupun
dewasa yang masih memiliki jiwa revolusi dan suka dengan segala gejolak
perubahan. Seorang pemuda adalah seorang yang jiwa dan akalnya masih
dalam tahap perkembangan akhir untuk menemukan karakter sejati dari
dirinya sendiri. Ia adalah jiwa yang sangat suka mncoba hal-hal baru dan suka
menciptakan hal-hal yang baru. Organisasi yang terfokus pada pengumpulan
masa dalam wilayah regional tempat mereka tinggal. Organisasi yang terdiri
dari muda-mudi dan orang tua merupakan wadah kegiatan kepemudaan yang
berakar dari, oleh, dan untuk kepentingan muda-mudi melalui aneka kegiatan
rekreatif (olahraga-seni), edukatif, serta kegiatan bersifat ekonomis-produktif
(Endro Winarmo, 2004). Dalam perkembangannya dari waktu ke waktu kaum
pemuda semakin menunjukkan potensinya sebagai organisasi kewilayahan
beranggotakan muda-mudi pekerja sosial yang berdedikasi tinggi,
bersemangat dan penuh idealisme. Perkumpulan muda-mudi ini juga didamba
mampu berperan sebagai strategic instrument bagi penyiapan agent for social
change and development di bidang kesejahteraan sosial (Endro Winarmo,
2004). Salah satu contoh kekompakan pemuda yang hingga saat ini
masih berperan dalam kegiatan pedesaan di RT 01 RW 06 Dusun Kedung
Sriti, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Mereka
secara aktif berkumpul, mengadakan kegiatan dan memberikan aspirasi demi
kemajuan kelompoknya. Perbedaan usia antar anggota juga tidak menjadi
4
halangan bagi mereka untuk bekerjasama dalam setiap kegiatan. Bahkan di
beberapa divisi, banyak remaja yang masih berusia belasan mengkomando
sejumlah keputusan dan memimpin kegiatan. Pasca erupsi Merapi yang
melanda Yogyakarta beberapa tahun yang lalu, mereka semakin aktif
meningkatkan integrasi dan solidaritas antar anggotanya. Para pemuda di
Dusun Kedung Srtiti, melakukan serangkaian upaya pemberdayaan
melalui beberapa cara, mereka mengoptimalkan UMKM yang berada di Desa
Umbulharjo Cangkringan diantaranya dengan menjadi tour-guide agrowisata
dengan mengendarai Jeep dan motor bagi wisatawan yang berkunjung kesana.
Semua yang dilakukan pemuda-pemudi desa ini tidak terlepas dari motif
solidaritas mekanik yang masih melekat dalam jiwa para anggotanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
“Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Desa
Umbulharjo,Kecamatan Cangkringan, Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan
masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana Peran Pemuda Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa”?
5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut peneliti memiliki tujuan
sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Desa
b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Pemuda Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan
kepada aparat pemerintahan Desa Umbulharjo dalam melihat Peran
Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa.
2. Dengan adanya penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, dalam
menambah pengetahuan tentang Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
3. Sebagai bahan referensi bagi lembaga akademik agar terus
berkontribusi bagi keadaan di Desa.
D. Kerangka Konseptual
1. Peran Pemuda Desa
Menurut Soekanto yang dimaksud dengan peran adalah sebagai
berikut :
6
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya
(Soekanto,2004:56).
Hal demikian menunjukan bahwa peran dikatakan telah
dilaksanakan apabila seorang dengan kedudukan atau status tertentu telah
melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Menurut Harhap, yang dimaksud
dengan peran adalah sebagai berikut :
Peran berarti laku, tindak. Peran ialah perangkat tingkah laku yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat
(Harahap,2001:854).
Lebih lanjut Bery menjelaskan mengenai definisi peran sebagai
berikut:
Peran sebagai perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada
induvidu atau kelompok yang menempati kedudukan sosial
tertentu (Bery, 1995:100).
Peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
sebagai berikut:
“Peran adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu peristiwa atau bagian yang dimainkan seseorang
dalam peristiwa” (Departemen dan Kebudayaan, 1996:751).
Menurut Soekanto, peran dapat dibagi dalam tiga cakupan, yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti merupakan
rangkaian-rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan;
7
b. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh induvidu
dalam masyarakat sebagai organisasi;
c. Peran juga dikatakan sebagai perilaku induvidu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat (Soekanto,2004).
Berdasarkan tiga cakupan tersebut, maka dapat dikatakan bahawa
peran dalam hal ini mencakup tiga aspek. Aspek tersebut yaitu penilaian
dari perilaku seseorang yang berada dimasyarakat terkait dengan posisi
dan kedudukannya, konsep-konsep yang dilakukan oleh seseorang dalam
masyarakat sesuai dengan kedudukannya, serta aspek ketiga yaitu perilaku
seseorang yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Dari uraian
tersebut, apabila dikaitkan dengan tindakan pemerintah maka dapat
dikatakan bahwa peran adalah tindakan-tindakan yang dilakukan
pemerintah terkait kedudukannya dalam pemerintahan. Dalam hal ini
peran yang akan dikaji adalah Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
Peran adalah perilaku yang dituntut memenuhi harapan dari apa
yang diperankannya, peranan tidak hanya menyangkut perilaku individu
saja tetapi kelompok atau organisasi saja. Peran adalah bagian dari tugas
utama yang harus dilakukan. (Kamus Besar Bahasa Indonesi, 1986 : 667).
Pengertin peran menurut Pius. A Partanto dan M.Dahlan Al Barry,
yaitu “pelaku, hal berlaku, atau bertindak sehingga peran dapat diartikan
sebagai seperangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang
8
yang berkududukan dalam masyarakat (Pius.A.P dan M.Dahlan Barry,
1994:585).
Peran adalah kedudukan atau unsur manusia dalam pemerintah
yang dapat disebut dengan aparatur atau pegawai-pegawai yang
mempunyai kedudukan serta peran yang dapat menentukan dalam
mencapai suatu pembangunan khususnya ditingkat desa Menurut Soekanto
(2009:212-213).
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan
bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang
stabil (Mulyana 2011:12).
Masyarakat pada umumnya sedang menanti sosok pemuda yang
mampu menyelesaikan problem-problem kemiskinan di pedesaan. Peran
pemuda dalam pemberdayaan desa adalah sebagai berikut :
a. Penggerak Pembangunan
Pemuda sebagai aktor pembangunan memiliki peran untuk
pergerakan pembangunan pedesaan, dalam hal ini peran penggerak
berarti:
1) Melakukan mapping potensi desa untuk menyesuaikan program
yang tepat akan pembangunan kedepan.
2) Mendorong pembentukan kelompok kerja dalam masyarakat di
berbagai sektor, baik kelompok tani, kelompok ibu-ibu, kelompok
muda-mudi, kelompok berbasis kegiatan keagamaan dan lainnya,
kelompok kerja dibentuk berdasarkan kerjasama dengan
9
pemerintahan desa dengan azas tujuan menggali potensi dan usulan
yang ada dari masing-masing pokja untuk ditindaklanjuti.
3) Menggerakkan program rutin dan mengelola potensi masyarakat
yang berkembang berdasarkan hasil rekomendasi kelompok kerja
masing-masing.
b. Pendamping Desa
Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa, pendamping memiliki peran sebagai
“sahabat” warga desa dan pemerintahan desa dalam mengembangkan
program yang mensejahterakan mereka. Pendampingan desa perlu
dilakukan pada tiga sektor:
1) Mendampingi pemerintahan desa pengelolaan pendanaan
pemerintah desa agar keberlangsungan tertata dengan rapi dan
terlihat akuntabilitas.
2) Pendampingan terhadap administrasi kependudukan, pajak bumi
dan bangunan, penataan aset desa dan lainnya.
3) Pendampingan pelaksanaan program diperlukan agar pelaksanaan
tetap berjalan sesuai dengan arah yang disepakati bersama,
pendampingan diperlukan untuk keselarasan pengetahuan antar
warga dalam memecahkan suatu masalah.
10
c. Pelopor Kemandirian Desa.
Peran pemuda pada bagian ini yakni pemuda yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni menunjukkan perannya
untuk:
1) Merintis dan atau mengembangkan usaha mandiri dengan
melibatkan kelompok kerja yang terorganisir dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi yang ada
kelompok petani merintis usaha budidaya sayuran, jagung, kedelai
atau lainnya untuk dikelola menjadi bahan yang siap dijual, pokja
ibu-ibu merintis usaha menjahit pakaian, kelompok muda-mudi
merintis pengelolaan ternak di desa, atau bahkan memasarkan hasil
produk dari pokja yang lainnya dengan manajemen pemasaran
yang kreatif.
2) Memfasilitasi terlaksananya kegiatan pelatihan-pelatihan, agar
tetap ada keberlanjutan kader-kader di setiap sektor, baik petani,
nelayan, wirausaha, dan sektor lainnya. Hal ini urgent diperlukan
karena ditakutkan desa mengalami miskin regenerasi. Kalau petani
muda tidak difasilitasi program pelatihan maka regenerasi petani di
akan datang akan putus, demikian juga di sektor yang lain.
Maka dari ketiga peran tersebut dapat di tarik satu kesimpulan
bahwa Secara aplikatif pemuda pedesaan diharapkan mampu
mendongkrak dan mampu menumbuhkan beragam kegiatan produktif
terutama di bidang ekonomi, bidang pendidikan, kesehatan, dan
11
lingkungan melalui pembentukan pokja dan berperan membantu dan
mendampingi aktivitas pemerintahan desa seperti: administrasi
kependudukan, pajak bumi dan bangunan, penataan aset desa dan
lainnya. Termasuk menumbuhkan unit-unit usaha produktif di bidang
pertanian, perikanan, industri kecil/kerajinan dan jasa perdagangan
yang dilaksanakan oleh masyarakat dan pemuda. Mampu menangani
masalah sosial ekonomi pedesaan, pemberdayaan desa tentu tidak
dapat dilakukan dengan suatu kebijakan ekonomi-politik yang
seragam, melainkan harus dengan satu kebijakan yang justru
mengandalkan kekuatan desa itu sendiri, bilamana desa tersebut
masyarakatnya agraris, maka tidak berlebihan kalau arah
pemberdayaan masyarakat desa ditujukan kepada pembaharuan desa
dan agraria.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah pemberian wewenang, pendelegasiasn
wewenang atau pemberian otonomi kejajaran bawah (Widjaja, 2011:77).
Inti dari pemberdayaan upaya membangkitkan segala kemampuan yang
ada untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan melalui pertumbuhan
motovasi, inisiatif, kreatif, serta penghargaan dan pengakuan bagi mereka
yang berprestasi.
Stewart (dalam awang, 2010:46) mengatakan bahwa
pemberdayaan adalah memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau
12
mendelegasikan otoritas atau kewenangan kepada pihak lain atau memberi
kemampuan dan keberdayaan.
Pemberdayaan yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara (Soemantri,2010:74). Pemberdayaan adalah sebagian dari
paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatian kepada semua
aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek
intelektual (sumber daya manusia), aspek material dan fisik, sampai
kepada aspek manajerial (Rahayu ,2008).
Prijono dan Pranarka (dalam awang, 2010:47) menyebutkan
pemberdayaan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan usaha
terencana dan sistematis yang dilaksanakan secara berkesinambungan baik
bagi individu maupun kolektif, guna mengembangkan daya (potensi), dan
kemampuan yang terdapat dalam diri individu dan kelompok.
Berdasarkan uraian di atas Pemberdayaan merupakan sebuah
proses menuju peningkatan kekuatan, kemampuan, serta menciptakan
kemandirian masyarakat sehingga pontensi yang dimiliki masyarakat bisa
berkembang dan masyarakat mampu bersaing dengan dengan dunia luar.
Menurut Wadusistiono (2003:60) pemberdayaan adalah upaya membuat
orang, kelompok atau masyarakat menajadi lebih berdaya, sehingga
mampu mengurus kepentingannya secara mandiri. Upaya pemberdayaan
masyarakat terus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya
kemandirian masyarakat serta pembangunan terutama pembangunan di
13
tingkat desa. Dalam memandirikan masyarakat serta mengembangkan
potensi - potensi yang dimiliki oleh masyarakat, masyarakat tidak hanya
sebagai penerima hasil akan tetapi masyarakat haruslah ikut aktif dan
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, sehingga terwujudlah
kemandirian dalam masyarakat tersebut.
Pemberdayaan diartikan sebagai upaya peningkatan
profesionalisme dan kinerja pelaku pembangunan di daerah, termasuk
aparatur, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat
dunia usaha dan anggota masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah
yang dihadapi serta merealisasikan aspirasi dan keragaman masyarakat
untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat (Adisasmita, 2011:131).
Masyarakat itu merupakan suatu kelompok orang-orang yang
hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang mempunyai tradisi institusi,
aktivitas dan kepentingan bersama (Thoha, 2010:28). Selanjutnya Miriam
Budiardjo mendefinisikan tentang masyarakat. Menurutnya masyarakat
adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antarmanusia (Budiardjo,
2009:46).
Jadi masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang saling
berhubungan dalam suatu lingkungan dan mempunyai kepentingan
bersama. Selanjutnya Widjaja mendefinisikan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya peningkatan kemampuan dan
potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan
14
jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan
mengembangkan diri secara baik dibidang ekonomi, sosial, agama dan
budaya (Widjaja, 2010:169).
Upaya peningkatan kemampuan dan potensi masyarakat sangatlah
penting, terutama bagi masyarakat desa. Dengan adanya peningkatan
kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat desa, mereka bisa
bersaing dengan masyarakat lainnya, meningkatkan taraf hidup serta bsia
mengembangkan kemampuan mereka secara baik di bidang ekonomi,
sosial, agama dan budaya sehingga masyarakat desa tidak tertinggal jauh
dari masyarakat kota yang lebih maju.
Menurut Soemantri pemberdayaan masyarakat memiliki makana
bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksana pembangunan di
desa ditujukan untuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat melalui penerapan kebijakan, program dan kegiatan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuan masyarakat
(Soemantri, 2011:3).
Lebih lanjut Subejo dan Narimo (Dalam Mardikanto dan
Soebianto, 2012:31) mengartikan proses pemberdayaan masyarakat
merupakan upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal
dalam merencanakan, memutuskan, dan mengelola sumberdaya lokal yang
dimilki melalui collecitve action dan networking sehingga pada akhirnya
memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan
sosial.
15
Dari uraian diatas kita melihat bahwa pentingnya pemberdayaan
masyarakat terutama bagi masyarakat desa. Karna dengan begitu tingkat
kesejahterahan masyarakat dan taraf hidup masyarakat desa diharapkan
bisa lebih meningkat. Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat desa bisa menjadi bukti bahwa masyarakat desa telah
berkembang maju dari sebelumnya.
3. Desa
Apa yang dimaksud dengan Desa atau lebih tegas lagi definisi
tentang Desa, sampei sekarang masih belum dinjumpai satu pun batasan
yang dapat memenuhi syarat definisi secara umum dalam arti belum ada
pemaknaan yang dapat diterapkan untuk semua macam pengertian tentang
Desa. Maka oleh karena itu, dapat dikemukakan adanya perbedaan yang
nyata antara beberapa segi pandangan tentang Desa.
Dari segi geografis, Bintarto (1981:26) menyatakan bahwa Desa
adalah suatu perwujudan geografi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis sosial ekonomi, politik dan kultur yang terdapat di situ dalam
hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain.
Dari segi pergaulan hidup, Bouman (1981:26,27) menyatakan
bahwa Desa adalah salah satu bentuk kuno dari kehidupan bersama
sebanyak beberapa ribu orang hampir semuanya saling mengenal,
kebanyakan yang termasuk didalamnya hidup dari pertanian, perikanan
dan sebagainya.
16
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo (1953), dalam Bintarto (1989:
13) menyatakan bahwa Desa ialah suatu kesatuan hukum di mana
bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan
pemerintahan sendiri.
Selanjutnya, didalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, yang mana
menjelaskan bahwa:
“Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Selanjutnya, menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Penyelenggraan Pemerintahan Desa. Yang mana pada Pasal 6
menjelaskan bahwa Desa terdiri dari dua jenis yakni Desa dan Desa Adat.
Dan selanjutnya berdasarkan atas penjelasannya yang dimasksed dengan
Desa dan Desa Adat adalah:
1. Desa
Desa atau yang disebut dengan nama lain mempunyai
karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh Indonesia, sedangkan
Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain mempunyai
karakteristik yang berbeda dari Desa pada umumnya, terutama karena
kuatnya pengaruh adat terhadap sistem pemerintahan lokal,
17
pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan sosial budaya
masyarakat Desa.
2. Kewenangan Desa
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Desa memiliki Empat Jenis kewenangan, yaitu:
1. Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul,
2. Kewenangan lokal berskala Desa,
3. Kewenangan yang ditugaskan Pemerintah dan Pemda Provinsi,
dan Kabupaten/Kota, dan
4. Kewenangan lain yang ditugaskan Pemerintah dan Pemda Provinsi
dan Kab/Kota.
3. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
Kewenangan/hak asal-usul sering disebut juga sebagai, hak
purba, hak tradisional, hak bawaan atau hak asli. Semua istilah itu
memiliki kesamaan, yang pada dasarnya mencakup dua pengertian
sekaligus.
1. hak-hak asli masa lalu yang telah ada sebelum lahir NKRI pada
tahun 1945 dan tetap dibawa dan dijalankan oleh desa setelah lahir
NKRI sampai sekarang.
2. hak-hak asli yang muncul dari prakarsa desa yang bersangkutan
maupun prakarsa masyarakat setempat, sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.
18
Selanjutnya Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak
yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau
prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat.
Khusus kewenangan asal-usul dalam Desa Adat, Pasal 103
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa menegaskan
sebagai berikut:
1. Pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan
asli;
2. Pengaturan dan pengurusan ulayat atau wilayah adat;
3. Pelestarian nilai sosial budaya Desa Adat;
4. Penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku
di Desa Adat dalam wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi
manusia dengan mengutamakan penyelesaian secara musyawarah;
5. Penyelenggaraan sidang perdamaian peradilan Desa Adat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. Pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa Adat
berdasarkan hukum adat yang berlaku di Desa Adat; dan
7. Pengembangan kehidupan hukum adat sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat Desa Adat.
Sedangkan penjelasan tentang ruang lingkup kewenangan
berdasarkan Hak Asal Usul maupun Hak Asal Usul Desa Adat telah
diatur dalam Permendes Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman
19
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Desa
Berskala Desa.
Selanjutnya Pasal (2) Permendes Nomor 1 Tahun 2015, ruang
lingkup kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul Desa meliputi:
1. Sistem organisasi perangkat Desa;
2. Sistem organisasi masyarakat adat;
3. Pembinaan kelembagaan masyarakat;
4. Pembinaan lembaga dan hukum adat;
5. Pengelolaan tanah kas Desa;
6. Pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang
menggunakan sebutan setempat;
7. Pengelolaan tanah bengkok;
8. Pengelolaan tanah pecatu;
9. Pengelolaan tanah titisara; dan
10. Pengembangan peran masyarakat Desa.
3. Pemerintah Desa
Pemerintah desa sebagai penyelengara masyarakat dan
tanggung jawab uatama dibidang pemerintah, pembangunan
kemasyarakatan dan urusan pemerintah umum termasuk pembinaan
ketentraman dan ketertiban (Kansi, 1991: 197)
Selanlanjutnya pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan
perangkat desa. Pemerintah desa adalah alat atau organ-organ yang
menjalankan tugas dan kewajiban dalam pemerintahan sesuai dengan
20
peraturan yang ditentukan demi mencapai suatu tujuan. Sedangkan
pemerintahan yang dilakukan untuk alat atau organ-organ yang sudah
ditentukan untuk mencapai tujuan.
Menurut Bayu Suryaningrat (2000:68/69) yang dimaksud
dengan pemerintah desa adalah suatu kegiatan dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh organisasi pemerintahan
terendah lansung dibawah camat yaitu pemerintah desa. Didalam
pemerintah desa terdapat struktur organisasi desa yang diketuai oleh
kepala desa dan dibantu oleh aparat-aparat desa guna memperlancar
kegiatan-kegiatan yang ada di desa. Pemerintah desa dituntut untuk
melakukan perubahan mulai dari segi kepemimpinan dan kinerja
pemerintah desa sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.
Didalam pemerintahan harus lebih mengutamakan transparansi,
akuntabilitas dan pola sosialisasi kepada masyarakat desa sehingga
masyarakat desa lebih atau akan peran pemerintah desa, selain itu
pemerintah desa harus bertanggungjawab terhadap kinerja yang
dilakukan sesuai dengan asas demokrasi yang ada di desa.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 25 “
Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 adalah
Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu
oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain”
21
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 yang
tercantum dalam pasal 1 ayat 2, 3 dan 4 disebutkan bahwa pemerintah
desa meliputi :
1. Dalam ayat 2, pemerintah desa adalah penyelenggara urusan
pemerintah dan kepentingan masayarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dalam ayat 3, pemerintah desa adalah kepala desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
3. Dalam ayat 4, Badan Permusyarawatan Desa atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
Dari definisi di atas penulis menarik kesimpulan bahwa
didalam pemerintahan desa terdapat structural organisasi desa yang
diketahui kepala desa dan dibantu oleh aparat-aparat desa guna
memperlancar kegiatan yang ada di desa. Kepala desa membawahi
peranan sangat signifikan dalam mengelola proses sosial dalam
masyarakat. Tugas utama yang harus diemban pemerintah desa adalah
bagaimana menciptakan kehidupan yang demokratis juga melakukan
peranan sosial yang baik dari peranan public melibatkan masyarakat
untuk berpartisipasi terhadap pembangunan di desa, serta dapat
22
membuka ruang-ruang proses demokrasi di desa, sehingga dapat
menciptakan masyarakat sejahtera rasa tentram dan berkeadilan sosial.
Pemerintah desa dituntut untuk melakukan perubahan mulai dari segi
kepemimpinan dan kinerja pemerintah desa sehingga dapat
mewujudkan pemerintahan yang baik. Didalam pemerintahan harus
lebih mengutamakan transparansi, akuntabilitas dan pola sosialisasi
kepada masyarakat desa lebih atau akan peran pemerintah desa, selain
itu pemerintah desa harus bertanggungjawab terhadap kinerja yang
dilakukan sesuai dengan asas demokrasi yang ada di desa.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 26
tentang tugas, wewenang, kewajiban dan hak kepala desa :
1. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,
melaksanakan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Desa mempunyai wewenang :
1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
2. Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa;
3. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;
4. Menetapkan Peraturan Desa;
5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
6. Membina Kehidupan Masyarakat Desa;
7. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa;
23
8. Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skal
produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat
Desa;
9. Mengembangkan sumber pendapatan Desa;
10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan
Negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
11. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;
12. Memanfaatkan teknologi tepat guna;
13. Mengkoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipasif;
14. Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dgn ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
15. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Selain kewajiban sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 26,
Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan
penyelenggaraan Pemerintah Desa setiap akhir tahun anggaran kepada
Bupati/Walikota, menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintah
Desa pada akhir masa jabatan kepada Bupati/Walikota, memberikan
laporan keterangan penyelenggaraan pemerintah secara tertulis kepada
Badan Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran, dan
memberikan dan/atau menyebarkan informasi penyelenggaraan
24
pemerintah secara tertulis kepada masyarakat Desa setiap akhir tahun
anggaran.
Dari berbagai pengertian di atas penulis menarik kesimpulan
bahwa Peran Pemerintah Desa adalah suatu aktivitas yang dilakukan
oleh Kepala Desa bersama aparat Pemerintah Desa dalam menjalankan
program kerja yang telah diatur dan dibuat berdasarkan kepentingan
pemerintah desa dan kepentingan masyarakat untuk menciptakan
sebuah pemerintahan yang baik. Pemerintah desa membawahi
masyarakat yang ada di desa dan memiliki peran yang sangat
signifikan dalam mengelola proses sosial dalam masyarakat.
4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terdiri atas pemuka-
pemuka yang ada di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat,
membuat peratuaran Desa, menyambung dan menyampaikan aspirasi
masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan Desa.
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
yang dimaksud dengan Badan Permusyawaratan Desa atau disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
Untuk itu sebagai perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
25
pemerintahan Desa, BPD memiliki kedudukan penting dalam sistem
pemerintahan Desa.
Sebagai mitra Kepala Desa, kedudukan BPD untuk membahas
rancangan peraturan Desa bersama Kepala Desa serta melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan Desa.
Dalam upaya meningkatkan kinerja kelembagaan ditingkat
Desa, memperkuat kebersamaan, serta meningkatkan partisipasi dan
pemnerdayaan masyarakat, BPD menyelenggarakan musyawarah Desa
dengan Pemerintah Desa dan unsur masyarakat untuk
memusyawarahkan dan menyepakati hal yang bersifat strategis dalam
penyelenggaran pemerintahan Desa.
Anggota Badan Permusyawarahtan Desa merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisiannya
dilakukan secara demokratis. Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam)
tahun terhitung sejak tanggal pengucapan sumpa atau janji. Anggota
Badan Permusyawaratan Desa dapat dipilih untuk masa keanggotaan
paling banyak 3 (kali) secara berturu-turut atau tidak secara berturut-
turut.
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
pada pasal 58 ayat (1) dijelaskan bahwa jumlah anggota Badan
Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit
5 (lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang, dengan
26
memperhatikan wilayah perempuan, penduduk, dan kemampuan
keuangan Desa.
Hal menyangkut keterwakilan perempuan untuk menempati
anggota BPD juga ditegaskan lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada pasal 72 (1) Pengisian
keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa dilaksanakan secara
demokratis melalui proses pemilihan secara langsung atau
musyawarah perwakilan dengan menjamin keterwakilan perempuan.
Berdasarkan pasal 61 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Badan Permusyawaran Desa berhak :
a. Mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan
pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa;
b. Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa; dan
c. Mendapatkan biaya operasional pelaksnaan tugas dan fungsinya
dari Anggaran Pendapatan Belanja Desa.
Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa pada bagian ketujuh pasal 55 menyatakan bahwa Badan
Permusyawarahtan Desa mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
27
c. Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
Dalam pelaksanaannya BPD mempunyai fungsi diantaranya
adalah fungsi legislasi. Fungsi legislasi yaitu kewenangan penyusunan
peraturan Desa, dimana BPD mempunyai peran penting dalam
membahas dan menyepakati rancangan peraturan Desa bersama
Kepala Desa (pasal 5 point a). Proses legislasi tidak hanya sekedar
pembahasan dan pengesahan suatu rancangan peraturan Desa tetapi
mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, perumusan
pembahasan, pengundangan dan penyebarluasan. Dari semua proses
ini membutuhkan anggaran.
Dalam pelaksnaan fungsinya, Rancangan peraturan Desa yang
telah disetujui bersama Kepala Desa dan BPD akan disampaikan oleh
pimpinan BPD kepada Kepala Desa untuk ditetapkan sebagai
peraturan Desa. Penyampaian rancangan peraturan Desa dilakukan
dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal
disepakati bersama Badan Permusyawarahtan Desa.
5. Lembaga Kemasyarakatan
Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Leopold Von
Wiese dan Becker : Lembaga kemasyarakatan adalah jaringan proses
hubungan antarmanusia dan antarkelompok yang berfungsi
memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan
kepentingan individu dan kelompoknya.
28
Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Peter L.
Berger: Lembaga kemasyarakatan adalah suatu prosedur yang
menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan
dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan
masyarakat.
Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Mayor polak:
Lembaga kemasyarakatan adalah suatu kompleks atau sistem
peraturan-peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai
yang penting.
Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut W. Hamilton:
Lembaga kemasyarakatan adalah tata cara kehidupan kelompok, yang
apabila dilanggar akan dijatuhi pelbagai derajat sanksi.
Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Robert Maclver
dan C. H. Page, lembaga kemasyarakatan adalah prosedur atau tata
cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia
yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Koentjaraningrat:
Lembaga kemasyarakatan adalah suatu sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi
kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.
Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Soerjono
Soekanto: Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma dari
29
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam
kehidupan masyarakat.
Menurut Gillin dalam karyanya yang berjudul General Feature
of Social Instritution ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan adalah sebagai
berikut :
1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola
pemikiran dan pola-pola prilaku yang terwujud melalui aktivitas-
aktivitas kemasyarakatan dan hasil.
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua
lembaga kemasyarakatan.
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan
tertentu.
4. Lembaga kemasyarakatan mempunya alat-alat perlengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan seperti
bangunan, peralatan, mesin dan lain sebagainya
5. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga
kemasyarakatan.
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis mau
pun tidak tertulis, yang
7. Merupakan suatu organisasi tentang pola-pola pemikiran dan pola-
pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
8. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu.
30
9. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
10. Mempunyai alat-alat perlengkapan untuk mencapai tujuan
lembaga.
11. Mempunyai lambang yang menggambarkan tujuan dan fungsi
lembagatersebut.
12. Mempunyai tradisi yang tertulis maupun tidak tertulis, yang
merumuskan tujuan.
Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan:
1. Dari sudut perkembangannya dibedakan menjadi Crescive
institution dan Enacted institution. Crescive institution disebut
sebagai lembagaprimer yaitu lembaga yang tak sengaja tumbuh
dari adat istiadatmasyarakat. Enacted institutionyaitu lembaga
kemasyarakatan yangsengaja dibentuk untuk tujuan tertentu.
2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat, dibagi
menjadi Basic institution Dan Subsidiary institution. Basic
institution adalah lembaga kemasyarakatan untuk memelihara tata
tertib dalam masyarakat. Sedangkan Subsidiary institutionadalah
lembaga kemasyarakatan yang kurang penting.
3. Dari sudut penerimaan masyarakatdibagi menjadi Social
Sanctioned-institution (Approved) dan Unsanctioned-institution.
Social Sanctioned-institution adalah lembaga yang diterima
masyarakat. SedangkanUnsanctioned-institutionadalah lembaga
yang ditolak masyarakat.
31
4. Dari sudut penyebarannya dibagi menjadi general institution dan
restriched institution general institution adalah lembaga
kemasyarakatan yang dikenal masyarakat didunia. Sedangkan
restriched institution adalah lembaga kemasyarakatan yang dianut
oleh masyarakat tertentu.
5. Dari sudut fungsinya dibagi menjadi Operative institutiondan
Regulative institution. Operative institution adalah lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi menghimpun pola-pola atau tata
cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga. Sedangkan
Regulative institution adalah lembaga kemasyarakatan yang
berfungsi untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang
tidak menjadi bagian yang mutlak dari lembaga.
Pada dasarnya lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa
fungsi antara lain:
1. Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana mereka
harus bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalah-
masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut kebutuhan-
kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan
masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
32
Lembaga Kemasyarakatan Desa yang ada di desa:
1. Karang Taruna
Karang Taruna merupakan wadah bagi generasi muda untuk
mengekspresikan jiwa mudanya. Disamping di tingkat desa di masing-
masing pedukuhan juga terdapat karang taruna tingkat dusun dengan
kegiatan tergantung dari program kerja karang taruna tingkat dusun.
2. LPMD ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa )
Lembaga ini berkedudukan ditingkat desa yang berperan dalam
rangka ikut memperlancar program-program pembangunan ditingkat
desa.
3. GaPokTan ( Gabungan Kelompok Tani )
Merupakan wadah bagi kelompok tani ditingkat desa, kegiatan
yang menjadi rutinitas adalah pertemuan kelompok tani tingkat desa
yang dilaksanakan secara bergilir setiap bulan di masing-masing
kelompok tani.
Lembaga Kemasyarakatan Desa
Lembaga Masyarakat Desa diantaranya adalah Lembaga Keluarga,
lembaga Agama, lembaga Ekonomi. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
a. Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga merupakan tempat pertama untuk anak
menerima pendidikan dan pembinaan. Meskipun diakui bahwa sekolah
mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan, namun sekolah tidak
33
mulai dari “ruang hampa”Sekolah menerima anak setelah melalui
berbagai pengalaman dan sikap serta memperoleh banyak pola tingkah
laku dan keterampilan yang diperolehnya dari lembaga keluarga.
b. Lembaga Agama
Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat
manusia. Ia memberikan landasan normatif dan kerangka nilai bagi
kelangsungan hidup umatnya. Ia memberikan arah dan orientasi
duniawi di samping orientasi ukhrowi (eskatologis). Dalam konteks
ini, secara sosiologis agama merupakan sistem makna sekaligus sistem
nilai bagi pemeluknya. Tetapi di era modern ini peran agama tergeser
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi ialah Lembaga yang mempunyai kegiatan
bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Fungsi
lembaga ekonomi:
1) Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
2) Memberi pedoman untuk barter dan jual beli barang.
3) Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja dan cara
pengupahan.
4) Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja.
5) Memberi identitas diri bagi masyarakat.
d. Tujuan lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk
kelangsungan hidup masyarakat.
34
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian merupakan batasan penelitian yang
digunakan untuk memfokuskan penelitian agar berjalan sesuai dengan
pelaksanaan penelitian agar data dan informasi yang di teliti sesuai dengan
kebutuhan dan tidak terjadi bias terhadap data yang akan di ambil oleh
peneliti. Maka untuk itu dalam penelitian ini adapun menjadi ruang lingkup
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Keberadaan Organisasi Kepemudaan
2. Kepengurusan Organisasi Pemuda.
3. Program dan Kegiatan Organisasi Pemuda.
4. Faktor Pendukung.
5. Kendala-Kendala Yang Dihadapi.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif,
penelitian yang dimaksud bukan untuk menguji tipe penelitian tertentu,
melainkan hanyalah menggambarkan apa adanya suatu gejala, keadaan
ataupun fenomena tertentu. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu tema, gejala atau keadaan
yang ada yaitu keadaan/fenomena yang menurut apa adanya ada saat
penelitian dilakukan.
35
2. Unit Analisis
a. Deskripsi Informan
Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis data yang telah
dikumpulkan selama di lapangan/ di lokasi penelitian. Dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Informan yang dipilih dalam penelitian ini
berjumlah 8 orang yang terdiri dari berbagai pihak yang terlibat dalam
proses pemberdayaan masyarakat desa berikut ini deskripsi informan
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
pekerjaan.
Responden dalam penelitian ini terdiri dari Ketua Kepala Desa
Umbulharjo, Kepala Seksi Pemerintahan, , Ketua Karang Taruna, satu
anggota karang taruna, empat masyarakat desa Umbulharjo,
Tabel 1.1. Identitas Informan
No. Nama Keteranganya
1. Suyatmi
Kepala Desa
2. Sriyono Kepala Seksi Pemerintahan
3. Eko Prasetyo Ketua Pemuda
4. Deo Anggota Pemuda
5. Mutardi Masyarakat Desa
6. Suradi Masyarakat Desa
7. Asmianto Masyarakat Desa
8. HJ,Andi Hastina Masyarakat Desa
Informan sebanyak 8 orang yang terdiri dari 2 Aparat Desa
dan, 2 Organisasi Pemuda dan 4 orang masyarakat desa.
36
Tabel 1.2. Informan Perempuan dan Laki-laki
No. Jenis Kelamin Jumlah (%)
1. Laki-laki 7 87%
2. Perempuan 1 12%
Jumlah 8 100%
Dari table di atas maka dalam penelitian Peran Pemuda Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa Umbulharjo,Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman 2017, maka penulis mengambil Informan laki-laki
sebanyak 7 orang dan perempuan sebanyak 1 orang jadi jumlah
sebanyak 8 orang informan.
Table 1.3. Komposisi Informan Menurut Pendidikan
No. Jenis Pendidikan Jumlah (%)
1. SMA 6 75%
2. SD 2 25%
Jumlah 8 100%
Berdasarkan tabel diatas komposisi informan menurut tingkat
pendidikan untuk pendidikan SMA sebanyak 6 orang 75% sedangkan
untuk SD sebanyak 2 orang (25%)
Tabel 1.4. Komposisi Informan Menurut Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (%)
1. PNS 2 25%
2. Drifer Jip 1 12%
3. Fotografer 1 12%
4. Petani 4 50%
Jumlah 8 100%
Berdasarkan tabel di atas merupakan komposisi informan
menurut pekerjaan informan PNS 2 orang 25% Drifer Jip 1 orang 12%
fotografer 1 orang 12%, dan petani 4 orang 50%.
37
Tabel 1.5.Komposisi informan Menurut Umur
No. Umur Jumlah (%)
1. 40-50 6 75%
2. 30-40 2 25%
Jumlah 8 100%
Berdasarkan tabel di atas komposisi informan menurut umur
kalau dilihat responden yang terbanyak adalah umur 40-50 tahun
mencapai 75% sedangkan untuk umur 30-40 tahun 25%.
Tabel 1.6. Komposisi Informan Menurut Agama
No. Agama Jumlah (%)
1. Islam 7 87%
2. Kristen 1 12%
Jumlah 8 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa informan yang
beragama Islam 7 orang 87%, dan yang beragama Kristen sebanyak 1
orang 12%
3. Teknik Penentuan Narasumber
Purposive menentukan subyek/obyek sesuai tujuan. Meneliti
dengan pendekatan kualitatif bisanya sudah ditetapkan yang dituju, dengan
menggunakan perimbangan pribadi yang sesuai dengan topik penelitian
memilih subyek/obyek sebagai unit analisis. Peneliti memilih unit analisis
tersebut berdasarkan kebutuhanya dan menganggap bahwa unit analisis
tersebut reprensentative (Amas Sudoyono,1977; 47).
38
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
teknik untuk saling melengkapi agar data yang diperoleh benar-benar
valid. Beberapa teknik data yang dipergunakan antara lain (Widoyoko,
2012: 17) tiga teknik pengumpulan data yaitu: pengamatan (observasi),
wawancara (interview), dan dokumentasi.
a. Teknik Observasi
Sebagai metode pengumpulan data,observasi biasa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan terhadap unsur-unsur yang
nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur-unsur yang
nampak itu disebut dengan data atau informasi yang harus diamati dan
dicatat secara benar dan lengkap (Widoyoko, 2012: 24). Tujuan utama
observasi adalah untuk mengamati tingkah laku manusia sabagai
proses (Black, 1999: 286). Jadi menurut peneliti, observasi adalah
pengamatan dan pencatatan yang dilakukan sejak awal penelitian
dengan mengamati keadaan fisik lingkungan maupun diluar
lingkungan itu sendiri juga perilaku individu yang menjadi obyek
dalam penelitian tersebut.
b. Teknik Wawancara (Interview)
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya
jawab secara lisan dengan informan guna memperoleh keterangan
secara langsung. (Widoyoko, 2012: 25). Dengan metode interview
penelitian harus memikirkan tentang pelaksanaannya untuk mendapat
39
jawaban narasumber dengan bertatap muka. (Arikunto, 1997: 231).
Pewawancara mengajukan pertanyaan kepada informan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, hal ini dilakukan dengan
menggunakan panduan (interview guide) untuk melakukan tanya
jawab dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap menganai topik
yang ingin diteliti. Bungin dalam (Sutaryo, 2005: 10)
Dalam wawancara, peneliti menggali sebanyak mungkin data
yang terkait dengan masalah yang diteliti dengan menggunakan
pedoman wawancara. Pada penelitian ini dilakukan wawancara dengan
pihak-pihak yang terkait dalam melihat Peran Pemuda Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan pengumpulan dan penganalisis dokumen-dokumen
yang ada yang mempunyai hubungan dengan obyek penelitian
(Widoyoko, 2012: 28). Tidak kalah penting dari metode-metode lain,
adalah metode dokumentasi,yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,surat kabar, majalah,
notulen, rapat, agenda dan sebagainya. Selanjutnya data-data tersebut
didokumentasikan dalam bentuk caster-recorder dan foto (Sugiyanto
dkk, 2010: 4.
40
5. Teknis Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan
metode analisis kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian dilaporkan
apa adanya, selanjutnya di analisis dan dipaparkan secara deskriptif untuk
mendapatkan gambaran fakta yang ada dan untuk menjawab pertanyaan
pada rumusan masalah. (Sutaryo, 2005: 16)
Tahapan dari teknis analisis data ini menurut Patton dalam
Moleong (Sutaryo, 2005: 17), menjelaskan bahwa proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dalam satuan
uraian dasar. Secara umum tahapan analisis data mencakup: reduksi data,
kategorisasi data, sintesisasi dan diakhiri dengan menyusun hipotesis
kerja. Analisis data dalam penelitian kualitatif didalamnya mencakup
proses identifikasi, klasifikasi, reduksi, komparasi, dan interprestasi,
kesemuanya ini dalam kerangka mendeskripsikan / dan menganalisis data
dalam yang diperoleh dalam penelitian, pengumpulan data menggunakan
beragam sumber data yang tersedia.
Data atau informasi yang terkumpul selanjutnya dituangkan dalam
bentuk laporan dan setelah itu dianalisis. Analisa data ini dilakukan
dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Reduksi data ( Pengumpulan data)
Merupakan proses hasil seleksi dan penyederhanaan data yang
diperoleh dilapangan. Teknik ini digunakan agar dapat digunakan
sepraktis dan seefisieb mungkin, sehingga hanya data yang diperlukan
41
dan dinilai valid yang dijadikan sumber penelitian. Tahap ini
berlangsung terus-menerus dari tahap awal sampai akhir.
b. Data Display (Penyajian data)
Merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
c. Penarikan Kesimpulan
Dari awal Pengumpulan data peneliti harus sudah mulai
mengertiapa arti dari hal-hal yang ditemui. Dari data yang diperoleh di
lapangan maka dapat diambil suatu kesimpulan hasil akhir
(Sutopo,2002:141).
Keabsahan data yang telah dianalisis dilakukan dengan cara
Triangulasi yaitu dengan teknik pemeriksaan keabsahan data sebagai
pembanding terhadap data tersebut. Moleong, (1999) dalam
(Sugiyanto dkk, 2010: 6). Menggunakan triangulasi sumber berarti
membandingkan dan mengecek derajat informasi dengan cara:
membandingkan data hasil wawancara terbuka terstruktur dengan hasil
data observasi.
42
BAB II
PROFIL PERAN PEMUDA
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
A. Profil Desa Umbulharjo
Desa Umbulharjo dahulu bernama Pentingsari. Disana terdapat umbul
atau mata air yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan air di desa
tersebut dan di wilayah sekitarnya. Wilayah terebut kemudian dinamakan
“Umbulharjo”. Arti nama Umbulharjo secara harfiah yaitu : Umbul artinya
mata air, Harjo (Raharjo) artinya makmur atau tentram, sehingga diharapkan
masyarakat akan menjadi makmur dan tentram. Terjadinya Desa Umbulharjo
Terjadinya Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1946
yang secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948
tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan Desa Umbulharjo dahulu
bernama Kelurahan Pentingsari.
Secara Geografis Desa Umbulharjo terletak pada pada permukaan air
laut antara 600-900 m dan curah hujan kurang lebih 1.060 mm/tahun, suhu
udara rata-rata kurang lebih 29*C dan jenis tanah berpasir.
Desa Umbulharjo dengan luas ada 826 Ha, merupakan salah satu desa di
kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman dan secara administrative, letak
Desa Umbulharjo berada di antara empat desa di kabupaten sleman, antara
lain:
43
1. Sebelah utara berbatasan dengan Gunung Merapi
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wukisari
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kepuharjo
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa hargobinganun kecamatan
cangkringan secara umum, di bidamg perekonomian
B. Profil Pemerintah Desa Umbulharjo
1. Struktur Organisasi
a. Suyatmi : Ketua
b. Suranta : Sekretaris Desa
c. Sugeng Sunarto : Kabak Pembangunan
d. Misman : Kabag Kesejahteraan Masyarakat
e. Suranta : Kabag Keuangan
f. Sriyono : Kabag Pemerintahan
g. Paidi R.N : Kabag Umum
h. Suryadi : Kaur Perencanaan
i. Haryono : Staf Umum
j. Dalimin : Staf Umum
k. Fitri Eryanti : Staf Sekertaris Desa
l. Maria Makdalena Trinita Rahayu : Staf Sekertaris Desa
m. Ramijo : Dukuh Pelemsari
n. Subagyo : Dukuh Pangukrejo
o. Surono : Dukuh Gondang
44
p. Giri Sukarno : Dukuh Gambretan
q. Sutrisno : Dukuh Balong
r. Sunarto : Dukuh Plosorejo
s. Samidi : Dukuh Karanggeneng
t. Sarmin : Dukuh Plosokerep
u. Rejo Mulyono : Dukuh PentingSari
KETUA
SUYATMI
SEKRETARIS
DESA
SURANTA
KEPALA SEKSI
KESEJAHTERAAN
SUGENG
SUNARTO
KEPALA SEKSI
PEMERINTAHAN
SRIYONO
KEPALA SEKSI
PELAYANAN
Misman S. Ag
Staf Staf Staf
KEPALA URUSAN
TATA USAHA DAN
UMUM
PAIDI RN
KEPALA URUSAN
KEUANGAN
SURANTA
KEPALA URUSAN
PERENCANAAN
SURYADI
STAF
NARYONO
STAF
MM TRIANITA
RANAYU
STAF
DALIMIN
STAF
WAGIMIN
STAF
FITRI
ERYANTI
DUKUH
PALEMSARI
SAMUD
DUKUH
PLOSOKEREP
SARMIN
DUKUH
PENTINGSARI
REJO
MULYONO
DUKUH
PLOSOREJO
SUNARTO
DUKUH
PANGUKREJO
SUBAGYO
DUKUH
GONDANG
SURONO
DUKUH GAMBRETAN
GIRI SUKARNO
DUKUH
KARANGGEN
ENG
SAMIDI
DUKUH
BALONG
SUTRISNO
Struktur Pemerintah Desa Umbulharjo
Kabupaten Sleman
45
Sumber: Buku Data Aparat Pemerintahan Desa UmbulharjoTahun 2017