di bawah payung senja kita bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk...

17

Upload: doantu

Post on 17-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu
Page 2: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

Payung SenjaDi Bawah

Kita Bercerita

layout.indd 1 11/5/2018 08:32:55

Page 3: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak

ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf iuntukpenggunaansecarakomersialdipidanadenganpidanapenjarapaling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana denda paling banyakRp100.000.000,00(seratusjutarupiah).

(2) Setiaporangyangdengantanpahakdanatautanpaizinpenciptaataupemeganghakciptamelakukanpelanggaranhakekonomipenciptasebagaimanadimaksuddalampasal9ayat(1)hurufc,hurufd,huruff, dan atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidanadengan pidana penjara paling lama3 (tiga) tahundan atau pidanadendapalingbanyakRp500.000.000,00(limaratusjutarupiah).

(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin penciptaatau pemegang hakmelakukan pelanggaran hak ekonomi penciptasebagaimanadimaksuddalampasal9ayat(1)hurufa,hurufb,hurufe, dan atau huruf g, untuk penggunaan secra komesial dipidanadenganpidanapenjarapalinglama4(empat)tahundanataupidanadendapalingbanyakRp1.000.000.000.00(satumiliarrupiah).

(4).Setiaporangyangmemenuhiunsursebagaimanadimaksudpadaayat(3) yang dilakukan dalambentuk pembajakan, dipidana denganpi­danapenjarapalinglama10(sepuluh)tahundanataupidanadendapalingbanyakRp4.000.000.000.00(empatmiliarrupiah).

layout.indd 2 11/5/2018 08:32:55

Page 4: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

Titi SanariaLila Saraswaty

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Payung SenjaDi Bawah

Kita Bercerita

layout.indd 3 11/5/2018 08:32:55

Page 5: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita

Copyright ©2018 Titi Sanaria & Lila SaraswatyHak cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali tahun 2018 oleh PT Elex Media Komputindo,Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Penulis : Titi Sanaria & Lila SaraswatyPenyunting : Dion RahmanPenata Letak : Divia PermatasariIlustrasi Isi : Mira Adiana

718031739ISBN 978-602-04-8626-0

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab Percetakan

layout.indd 4 11/5/2018 08:32:55

Page 6: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

layout.indd 1 11/5/2018 08:32:56

Page 7: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

2

Selalu ada senyum yang terbit bila itu tentang kamu. Sosok yang menjajah seluruh ruang mimpi lalu dekapkan bara. Hangat. Dan aku tekun menenun asa.

Selalu ada tawa yang menggema bila itu tentang kamu. Melemparku pada ribuan lelucon yang kaupetik dan dongengkan tuk menangkan hatiku. Aku bahkan tergoda menerawang masa depan kita dari dupa mantra yang kautebar.

Selalu ada air mata yang mengiringi ingatan tentang kamu. Saat kau menabur perih pada tangis yang masih berdarah. Saat genggaman kita terlepas dan aku merelakan angan indah terbang, membumbung, dan lenyap diamuk cinta yang kehilangan bentuk. Katamu, bahagiamu di luar sana. Tak bersamaku.

Selalu ada rasa tak tuntas bila itu tentang kamu. Seperti sayap­sayap harap yang selalu rontok, tapi kembali tumbuh liar merimbun, meski telah dibabat habis.

Tentang Kamu

layout.indd 2 11/5/2018 08:32:56

Page 8: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

3

AbaiAku bisa punguti air matamu bila kauizinkan. Menampungnya dalam wadah yang bisa kauelus saat renjana menyiksa.

Bulir indah itu terus bergulir untuk sebuah nama. Tentu saja bukan namaku. Karena aku hanyalah sebuah bayang yang tak kauberi kuasa menyentuh dasar hatimu. Hanya saja, kakiku telanjur terpasung. Aku tak bisa ke mana­mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali.

Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu..

layout.indd 3 11/5/2018 08:32:56

Page 9: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

4

TatapAku bisa habiskan hari hanya dengan menatapmu. Tersedot dan tenggelam dalam bening telaga matamu yang tak berdasar. Ada sayang di sana. Rasa yang tak butuh untaian kata untuk diungkap. Aku lantas tahu hanya dengan melihatnya.

Bukankah itu menakjubkan? Aku bisa melihat diriku utuh dalam korneamu. Tahu aku penting dan menjadi rotasi hidupmu. Hanya aku.

Namun, kita terlambat saling menemukan. Takdir dengan caranya yang lucu membuatmu hadir dan menebas habis rumpun rasa yang seharusnya tak bertunas untukmu. Apa yang harus kulakukan dengan hatiku?

layout.indd 4 11/5/2018 08:32:56

Page 10: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

5

RahasiaBiar kuberi tahu sebuah rahasia;

Aku menitip jejak sepanjang perjalanan saat meninggalkanmu. Tapak yang akan kususuri dan kupungut saat kerinduan membuncah tak tertahan. Kembali untuk mengelus wajahmu dari kejauhan karena jarak yang mencibir, menganga, dan membelah meski hati kita masih saling memeluk.

Biar kuberi tahu sebuah rahasia;

Aku mengaum, mengumpulkan gema untuk kupantulkan kembali menjadi nada. Akan kusenandungkan sambil melipat jarak agar kita bisa mendekat, karena aku tak sanggup menjauh.

Biar kuberi tahu sebuah rahasia;

Rasa itu masih di sana. Tak lekang digerogoti musim yang keriput. Rasa itu kunamai cinta.

layout.indd 5 11/5/2018 08:32:56

Page 11: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

6

JatuhAku jatuh pada tatapnya. Pada sorot yang begitu ringan melukis tawa.

Aku terkapar mencandu dan menghamba cinta. Terhanyut rasa yang merasuk megah dalam jiwa.

Desir itu lalu perlahan kehilangan makna dimamah hening, karena waktu berlari, sementara kata­kata tertinggal.

Bukankkah itu aneh? Jantungmu yang berpacu kencang saat menghidu aromanya mendadak kehilangan semangat berdetak? Jemarimu yang kerap bergetar dalam genggamannya lantas beku kehilangan hangat?

Aku tak mau itu. Aku tak suka itu. Aku ingin denyutku liar saat dia ada. Aku ingin membara dalam rangkumannya.

layout.indd 6 11/5/2018 08:32:56

Page 12: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

7

Namun, kata­kata itu tak pernah kembali. Tersesat dalam benak selamanya. Rasa itu memunggungi kejam. Kita terbelah dan terseret arus hidup. Gelombang yang kupikir bermuara di pantai yang berbeda.

Ribuan hari mengejar. Masa lalu tertinggal. Kenangan terlupa. Sampai tatap kita kembali tertaut. Kepingan peristiwa yang kusangka terpasung lantas menerjang, menghantam kuat. Ada bara memercik dalam sekam hati yang semula yakin telah kupadamkan.

Dan aku kembali jatuh….

layout.indd 7 11/5/2018 08:32:56

Page 13: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

8

“Jangan pergi,” pintaku. Tentu saja dalam hati, karena tahu apa pun yang kukatakan tak bisa membuatmu tinggal lebih lama.

Ikatan kita terempas dari tempat paling tinggi. Bahkan tak tersisa remah yang bisa dipungut untuk diselamatkan.

“Aku minta maaf,” ujarku. Masih dalam hati, karena yakin luka yang kutoreh saat mencambuk jantungmu takkan sembuh oleh untai penyesalan.

Tak perlu kaujawab, aku bisa menelisik sorotmu yang merangkum sedih. Bukan marah, dan itu kian meremas hati.

“Aku mencintaimu.” Andai saja bisa kuucapkan. Namun, aku tahu kau kini kebas. Kelelahan mengejarku dan menyerah, tepat saat aku berhenti berlari dan berbalik menyongsongmu.

Diam

layout.indd 8 11/5/2018 08:32:56

Page 14: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

9

Terlambat.

Kisahnya kita mulai dengan cara keliru, dan tak menemukan cara benar untuk mengakhirinya. Andai kau tahu perjuanganmu tak sia­sia. Andai kutahu kau akan mendapatkan hatiku.

Andai….

layout.indd 9 11/5/2018 08:32:56

Page 15: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

10

Melabuh KenanganPada suatu senja, aku membenamkan kaki, menikmati lidah ombak yang lemah menjilat sebelum tersungkur menyalami pasir.

Dan, aku menyelam. Membawa diri dan pikiranku sedalam mungkin untuk melabuh duka. Sampai saat dada terasa sesak memohon udara, aku mengepak ke atas. Bertemu tatap dengan langit biru yang kutinggalkan.

Aku menemukan air mataku menjadi tawar. Asinnya diisap anemon dan koral bisu yang memamerkan warna cemerlang. Apakah debu kenanganku bisa menjadi mutiara saat sebuah kerang menangkap dan menyesapnya rakus?

layout.indd 10 11/5/2018 08:32:56

Page 16: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

126

TITI SANARIA adalah pencinta pantai, pohon, dan mata ­hari, yang menghabiskan waktu luang selepas kantor dengan membaca dan menulis.

Dapat dihubungi melalui: titisanaria.com, Fb/Instagram: Titi Sanaria, Twitter: @TSanaria, dan Wattpad: @sana ­rialasau.

Tentang Penulis

layout.indd 126 11/5/2018 08:33:00

Page 17: Di Bawah Payung Senja Kita Bercerita tak bisa ke mana mana lagi saat mata kita saling mengunci untuk pertama kali. Tak mengapa, aku bisa menunggu. Dalam senyap. Ada di ketiadaan bagimu

127

LILA SARASWATY

Dunia maya telah mempertemukan wanita berdarah Jawa Betawi ini untuk berkolaborasi bersama Titi Sanaria dalam antologi puisi bergenre cinta. Lila Saraswaty atau biasa dipanggil Lila lahir di Jakarta tanggal 24 Agustus.

Wanita yang saat ini memiliki hobi mendaki gunung dan menari, juga memiliki kebiasaan berlama­lama memandangi langit senja dan hujan.

Kecintaannya pada puisi dimulai ketika ia ditantang menu­lis satu puisi di metromini. Sejak itu Ia menjadi ketagihan menulis puisi.

Kini ia bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Empat, Direktorat Jenderal Pajak.

Penyuka novel, drama korea dan kopi ini bisa kamu sapa di akun Instagram @lila_saraswaty dan email [email protected]

layout.indd 127 11/5/2018 08:33:00