dhyani rahmasarin

26
TUGAS THT-KL VERTIGO Oleh: Dhyani Rahma Sari G99141144 Pembimbing: Dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL KEPANITERAAN KLINIK 1

Upload: adhie-badri

Post on 19-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

aaabb

TRANSCRIPT

TUGAS THT-KL

VERTIGO

Oleh:

Dhyani Rahma SariG99141144Pembimbing:

Dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS

RSUD PANDANARANG

BOYOLALI

2014

A. Keluhan utama pasien ketika datang ke poli THT-KL1. Keluhan pada telinga

a. Gangguan pendengaranKondisi ini ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan untuk mendengarkan suara. Apabila didapatkan keluhan ini, perlu ditanyakan apakah keluhan ini pada satu sisi telinga atau kedua sisi telinga, timbul secara tiba- tiba atau bertambah berat secara bertahap dan sudah berapa lama diderita. Riwayat trauma dan pemberian obat ototoksik juga perlu ditanyakan.Gangguan telinga luar dan tengah dapat menyebabkan tuli konduktif, gangguan pada telinga dalam dapat menyebabkan tuli sensorineural. Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara, pada tuli saraf terdapat kelainan atau gangguan perseptif dan sensorineural.b. Telinga berdenging (Tinnitus)Tinnitus merupakan salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik. Keluhan suara yang didengar dapat bermacam-macam seperti bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya.

Tinnitus dapat dibagi menjadi dua, yaitu tinnitus objektif, bila suara dapat didengar oleh pemeriksa. Dan tinnitus subjektif bila suara hanya dapat didengar oleh penderita. c. Nyeri telinga dalam (Otalgia)Otalgia aatu nyeri pada telinga. Otalgia primr adalah nyeri yang berasal dari luar telinga. Otalgia sekunder adalah nyeri telinga yang berasal dari luar telinga. Otalgia tidak selalu erkait dengan penyakit telinga. Mungkin saja disebabkan oleh beberapa kondisi lain, seperti nyeri alih telinga yang berasal dari gigi molar atas, persendian pada mulut, dasar mulut, tonsil, atau tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh nervus yang berasal dari organ organ tersebut.

d. Keluar cairan dari telinga (Otorrhea)Merupakan keluarnya sekret dari bagian dalam telinga. Sekret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan sekret yang lebih banyak dan bersifat mukoid biasannya berasal dari telinga tengah. Bau busuk pada seekret dapat menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur dengan darah harus dicurigai adanya infeksi akut berat atau adanya tumor. Bila cairan yang keluar seperti air jernih harus diwaspadai adannya LCS (Liquor Cerebro Spinal).e. Pusing berputar (vertigo)Merupakan keluhan gangguan keseimbangan dan asa ingin jatuh. Perubahan posisi biasanya mempengaruhi kualitas dan kuantitas vertigo. Vertigo biasanaya disertai mual, muntah, rasa penuh di telinga dan telinga berdenging yang kemungkinan kelainan bisa terdapat di labirin atau disertai keluhan neurologis seperti disartri dan gangguan penglihatan sentral. Kadang- kadang keluhan vertigo timbul bila adanya kekakuan pergerakan otot leher.2. Keluhan pada hidung

a. Hidung tersumbatHidung tersumbat dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Sehingga diperlukan anamnesis yang teliti, berkaitan dengan keluhan tersebut, seperti: apakah sumbatan terjadi terus menerus, pada satu atau dua lubang hidung, adakah riwayat kontak dengan debu, bulu binatang, dan lain- lain, adakah riwayat trauma hidung, pemakaian obat dekongestan dalam waktu lama, dan lainnya.b. Keluar sekret dari hidungSekret hidung yang disebabkan karena infeks biasanya bilateral, jernih sampai purulen. Sekret yang jernih seperti air dan jumlahnya banyak khas untuk alergi. Bila sekretnya berwarna kuning kehijauan biasanya berasal dari sinusitis hidung, dan bila bercampur darah dari satu sisi harus diwaspadai adanya tumor hidung. Pada anak, bila sekret yang terdapat hanya satu sisi dan berbau, kemungkinan terdapat benda asing di hisung. Sekret dari hidung yang turun sampai ke tenggorokan disebut sebagai post nasal drip.

c. BersinApabila terdapat keluhan berupa bersin yang berulang, merupakan keluhan pasien dengan alergi hidung. Untuk itu perlu ditanyakan apakah bersit tersebut timbul setelah menghirup sesuatu yang diikuti dengan keluarnya sekret encer dan rasa gatal pada hidung, tenggorok, tmata, dan telinga.d. Nyeri pada muka atau daerah kepalaAdanya rasa nyeri pada daerah muka atau kepala terkait dengan keluhan yang ada di hidung. Nyeri di daerah dahi, pangkal hidung, pipi dan tengah kepala merupakan tanda- tanda infeksi pada sinus (sinusitis). Rasa nyeri dapat timbul apabila menundukkan kepala, dan berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari.e. Perdarahan hidung (epistaksis)Epistaksis dapat berasal dari bagian anterior rongga hidung atau bagian posterior rongga hidung. Perdarahan dapat berasal dari kedua lubang hidung.f. Gangguan penghiduGangguan ini dapat berupa hilangnya penciuman (anosmia) atau berkurangnya penciuman (hiposmia) disebabkan karena adanya kerusakan pada saraf penghidu ataupun karena adanya sumbatan pada hidung.3. Keluhan pada tenggoroka. DahakKeluhan ini sering timbul akibat adanya nflamasi pada hidung dan faring. Dahak dapat berupa lendir saja, disertai pus, bercampur darah. b. Nyeri menelan ( odinofagi)Nyeri menelan (odinofagi) merupakan rasa nyeri pada tenggorokan ketika menelan, terkadang rasa nyeri dapat pula sampai ke telinga.

c. Sulit menelan (disfagi)

Merupakan keadaan dimana terjadi kesulitan dalam menelan. Gangguan menelan dapat terjadi pada setiap organ yang berperan dalam proses menelan. Secara fisiologi pada proses menelan keadaan sulit menelan dapat terjadi pada fase oral, fase faringeal, dan esofagal.d. BatukPada batuk perlu ditanyakan sejak kapan dirasakan, apakah terdapat demam, apakah terdapat dahak dan bagaimana sifat dahaknya, adanya sesak nafas, dan adanya riwayat merokok atau alergi.e. Suara serak (disfonia)Merupakan gangguan suara yang disebabkan adanya kelainan pada organ- organ fonasi terutama laring, baik yang bersifat organik ataupun fungsional. Disfonia bukanlah merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan manifestasi klinis kelainan pada laring. Setiap keadaan yang menimbulkan gangguan dalam getaran gangguan dalam ketegangan, serta gangguan dalam pendekatan kedua pita suara kanan dan kiri akan menimbulkan disfonia.

B. Patofisiologi vertigo

Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh adanya gangguan padaa alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut :

1. Teori Rangsang Berlebihan (overstimulation)

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.

2. Teori Konflik Sensorik

Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidak-seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.

3. Teori Neural Mismatch

Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.

4. Teori Otonomik

Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.5. Teori Neurohumoral

Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mem-pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

6. Teori Sinaps

Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.Perbedaan Vertigo Sistemik dan Non Sistemik ( Perifer dan Sentral)TandaPeriferSentral

Masa laten sebelum timbul nistagmus2-20 detikTidak ada

Lama nistagmus< 30 detik> 30 detik

Kelelahan nistagmusMenghilang dengan maneuver berulang-ulangNistagmus kambuh bila maneuver berulang-ulang

Arah mistagmus pada posisi kepala tertentuSatu arahBerubah arah tergantung posisi kepala

Instensitas vertigoBeratRingan-tidak ada

Posisi kepala Posisi kepala tertentu sajaLebih dari satu posisi

Contoh klinisBPPVNeuroma akustik, istemik vertebrovaskuler, selerosis multiple

Arah nistagmusTerutama satu arah dan satu bidang, fase cepat berlawanan dengan tempat lesiSatu atau berubah arah, dapat berubah bidangnya bila maneuver diulang-ulang

Nistagmus horizontal disertai komponen berputarCukup sering ditemukan Jarang ditemukan

Vertigo beratJelas Ringan

Arah dari pada perputaranKe arah fase cepatBerubah-ubah

Arah past pointingKe arah fase lambatBerubah-ubah

Arah jatuh Ke arah fase lambatBerubah-ubah

Pengaruh perputaran kepalaDengan mendadak vertigo akan munculTidak ada pengaruh

Lama gejala-gejalaAkut atau kronisBiasanya kronis

Tinnitus dan/atau tuliMungkin adaBiasanya tidak ada

Tabel 1. Perbedaan vertigo sentral dan perifer

C. Anatomi, histologi, dan fisiologi sistem keseimbangan.1. Anatomi sistem keseimbangan pada telinga

Gambar 1. Anatomi telinga

Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak ditelinga dalam (labirin), terlindungi oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin secara umum adalah telinga dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat keseimbangan. Labirin terdiri atas labirin tulang dan labirin membran. Labirin membran terletak dalam labirin tulang dan bentuknya hampir menurut bentuk labirin tulang. Antara labirin tulang danlabirin membran terdapat perilimfa (tinggi natrium rendah kalium), sedangkan endolimfa (tinggi kalium dan rendah natrium) terdapat di dalam labirin membran. Berat jenis cairan endolimfa lebih tinggi dari pada cairan perilimfa. Ujung saraf vestibuler berada dalam labirin membran yang terapung dalam perilimfa, yang berada dalam labirin tulang.. Tulang labirin, terdiri dari bagian vestibuler (kanalis semisirkularis, utriculus, sacculus)dan bagian koklea. Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semi sirkularis (kss), yaitu kss horizontal (lateral), kss anterior (superior), dan kss posterior (inferior).Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel rambut.. Sel-sel rambut ini ditutupi oleh suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia danpada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan dengan berat jenis yang lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi, maka gaya dari otolitakan membengkokkan silia sel-sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada reseptor. Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui suatu duktus yang sempit yang juga merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus. Makulautrikulusterletakpada bidang yang tegak lurus terhadap makula sakulus. Ketiga kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus. Masing-masing kanalis mempunyai suatu ujung yang melebar membentukampula dan mengandung sel-sel rambut krista. Sel- sel rambut menonjol pada pada suatukupula gelatinosa. Gerakan endolimfe dalam kanalis semisirkularis akan menggerakankupula yang selanjutnya akan membengkokkan silia sel-sel rambut krista danmerangsang sel reseptor.

Jalur saraf yang dilalui dimulai dari nervus-nervus dari utriculus, saculus dan kanalis semisirkularis membentuk suatu ganglion vestibularis. Jalur keseimbangan terbagi 2 neuron; neuron ke 1; Sel-sel bipolar dari ganglion vestibularis. Neurit-neurit membentuk N. Vestibularis dari N. Vestibulocochlearis pada dasar liang pendengaran dalam dan menuju nuklei vestibularis. Nuklei ke 2 dari Nucleus vestibularis lateralis (inti Deiters) keluar serabut-serabut yang menuju Formatio retikularis, ke inti-inti motorik saraf otak ke III, IV dan V (melalui Fasciculus longitudinalis medialis), ke Nuclei Ruber dan sebagai Tractus vestibulospinalis didalam batang depan dari sumsum tulang belakang. Dari Nuclei vestibularis medialis (inti Schwable) dan Nucleus vestibularis inferior (inti Roller) muncul bagian-bagian Tractus vedtibulospinal dan hubungan-hubungan kearah Formatio Retikularis. Nucleus vestibularis superior (inti Bechterew) mengirimkan antara lain serabut-serabut untuk otak kecil2. Histologi sistem keseimbanganApparatus Vestibular

Apparatus vestibular tampak pada gambar di atas, merupakan organ sensori untuk mendeteksi sensasi keseimbangan. Alat ini terbungkus dalam sistem tabung tulang dan ruangan-ruangan yang terletak dalam bagian petrosus (bagian seperti batu, bagian keras) dari tulang temporal yang disebut labirin tulang. Di dalam sistem ini terdapat tabung membran dan ruangan yang disebut labirin membranosa, yang merupakan bagian fungsional apparatus vestibular.Gambar di bawah ini menggambarkan labirin membranosa. Labirin ini terutama terdiri atas koklea (duktus koklearis); tiga kanalis semisirkularis; dan dua ruangan besar yang dikenal sebagai utrikulus dan sakulus.

Gambar 2. Membran labirin dan crista ampularis dan makulaUtrikulus dan Sakulus

Di bagian permukaan dalam dari setiap utrikulus dan sakulus, terlihat di bagian atas pada gambar di atas terdapat daerah sensorik kecil yang diameternya sedikit lebih besar dari 2 milimeter dan disebut sebagai makula. Makula pada utrikulus terutama terletak pada bidang horizontal permukaan inferior utrikulus dan berperan penting dalam menentukan orientasi kepala ketika kepala dalam posisi tegak. Sebaliknya, makula pada sakulus terutama terletak dalam bidang vertikal dan memberikan sinyal orientasi kepala saat seorang berbaring.

Setiap makula ditutupi oleh lapisan gelatinosa yang dilekati oleh banyak kalsium karbonat kecil-kecil yang disebut statokonia. Dalam makula juga didapati beribu-ribu sel rambut. Pangkal dan sisi sel-sel rambut bersinaps dengan ujung-ujung sensorik saraf vestibular.

Statokonia yang mengandung kalsium memiliki gravitasi spesifik dua sampai tiga kali lebih besar daripada gravitasi spesifik cairan dan jaringan sekitarnya. Berat statokonia membengkokkan silia dalam arah dorongan gravitasi.

Gambar 3. Sakulus dan utrikulusSensivitas Arah Sel Rambut-Kinosilium

Setiap sel rambut memiliki 50 sampai 70 slilia kecil, yang disebut stereosilia, ditambah satu slilium besar yaitu kinosilium. Kinosilium selalu terletak di satu sisi, dan stereosilia secara progresif menjadi semakin pendek ke arah sisi lain pada sel. Perlekatan filamentosa yang tipis, yang hampir tidak dapat terlihat bahkan dengan mikroskop elektron sekalipun, menghubungkan ujung setiap stereosilia dengan stereosilia berikutnya yang lebih panjang dan akhirnya ke kinosilium.

Gambar 4. Sel rambutKanalis Semisirkularis

Dalam setiap aparatus vestibular terdapat tiga buah kanalis semisirkularis, dikenal sebagai kanalis semisirkularis anterior, posterior, dan lateral yang tersusun tegak lurus satu sama lain, sehingga ketiga kanalis ini terdapat dalam tiga bidang.

Pada ujung akhir setiap kanalis semisirkularis terdapat pembesaran yang disebut ampula dan kanalis serta ampula ini terisi oleh cairan yang disebut endolimfe.

Gambar 5. ampula

Gambar di atas memperlihatkan pada setiap ampula terdapat tonjolan kecil yang disebut Krista ampularis. Pada puncak krista ini terdapat jaringan longgar massa gelatinosa yang disebut kupula. Ke dalam kupula terdapat ratusan penjuluran silia dari sel-sel rambut yang terletak pada sepanjang krista ampularis.

Gambar 6. Ductus semisirkularis3. Fisiologi sistem keseimbanganApartus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala.seperti di koklea, semua komponen aparatus vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe. Juga, serupa dengan organ korti, komponen vestibuler masing masing mengandung sel rambut yang berespon terhadap perubahan bentuk mekanis yang dicetuskan oleh gerakan gerakan spesifik endolimfe. Seperti sel sel rambut auditorius,reseptor vestibularis juga dapat mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, tergantung pada arah gerakan cairan.

Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi anguler atau rotasional kepala, misalnya ketika memulai atau berhenti berputar, berjungkir balik, atau memutar kepala. Tiap tiap telinga memiliki 3 kanalis semisirkularis yang secara tiga dimensi tersusun dalam bidang bidang yang tegak lurus satu sama lain. Sel- sel rambut reseptif di setiap kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan ( ridge ) yang terletak di ampula, suatu pembesaran dipangkal kanalis. Rambut rambut terbenam dalam suatu lapisan gelatinosa seperti topi diatasnya yaitu kupula yang menonjol kedalam endolimfe di dalam ampula. Kupula bergoyang sesuai arah gerakan cairan seperti gangang laut yang mengikuti arah gelombang air.

Pada kanalis semisirkularis polarisasi sama pada seluruh sel rambut pada tiap kanalis dan pada rotasi sel-sel dapat tereksitasi dan terinhibisi. Ketiga kanalis ini hampir tegak lurus satu dengan lainnya, dan masing-masing kanalis dari satu telinga terletak hampir pada bidang yang sama dengan kanalis telinga satunya. Dengan demikian terdapat tiga pasang kanalis; horisontal kiri-horisontal kanan, anterior kiri-posterior kanan, posterior kiri anterior kanan. Pada waktu rotasi salah satu dari pasangan kanalis akan tereksitasi sementara satunya akan terinhibisi. Misalnya bila kepala pada posisi lurus normal dan terdapat percepatan dalam bidang horisontal yang menimbulkan rotasi ke kanan maka serabu-serabut aferen dari kanalis horisontal kanan akan tereksitasi sementara serabut serabut yang kiri akan terinhibisi. Jika rotasi pada bidang vertikal misalnya rotasi kedepan maka kanalis anterior kiri dan kanan kedua sisi akan tereksitasi sementara kanalis posterior akan terinhibisi.

Akselerasi ( percepatan ) atau deselerasi ( perlambatan) selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan endolimfe, paling tidak disalah satu kanalis semisirkularis karena susunan tiga dimensi kanalis tersebut. Ketika kepala mulai bergerak saluran tulang dan bubungan sel rambut yang terbenam dalam kupula bergerak mengikuti gerakan kepala.namun cairan didalam kanalis yang tidak melekat ke tengkorak mula mula tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di belakang karena adanya inersia (kelembaman). (karena inersia, benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap bergerak,kecuali jika ada suatu gaya luar yang bekerja padanya dan menyebabkan perubahan) ketika endolimfe tertinggal saat kepala mulai berputar, endolimfe yang terletak sebidang dengan gerakan kepala pada dasarnya bergeser dengan arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala (serupa dengan tubuh anda yang miring ke kanan sewaktu mobil yang anda tumpangi berbelok ke kiri). Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong kearah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala, membengkokan rambut rambut sensorik yang terbenam di bawahnya. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan gerakan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama kepala, sehingga rambut rambut kembali ke posisi tegak mereka. Ketika kepala melambat dan berhenti, keadaan yang sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala, sementara kepala melambat untuk berhenti. Akibatnya kupula dan rambut- rambutnya secara sementara membengkok sesuai dengan arah rotasi semula, yaitu berlawanan dengan arah mereka membengkok ketika akselerasi. Pada saat endolimfe secara bertahap berhenti, rambut- rambut kembali tegak. Dengan demikian, kanalis semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan rotasi kepala. Kanalis tidak berespon jika kepala tidak bergerak atau ketika bergerak secara sirkuler dengan kecepatan tetap.

Secara morfologi sel rambut pada kanalis sangat serupa dengan sel rambut pada organ otolit. Rambut- rambut pada sel rambut vestibularis terdiri dari 20 -50 stereosilia yaitu mikrofilus yang diperkuat oleh aktin dan satu silium, kinosilium. Setiap sel rambut berorientasi sedemikian rupa, sehingga sel tersebut mengalami depolarisasi ketika stereosilianya membengkok kearah kinosilium; pembengkokan kearah yang berlawanan menyebabkan hiperpolarisasi sel. Sel sel rambut membentuk sinaps zat perantara kimiawi dengan ujung ujung terminal neuron aferen yang akson- aksonnya menyatu dengan akson struktur vestibularis lain untuk membentuk saraf vestibularis.saraf ini bersatu dengan saraf auditorius dari koklea untuk membentuk saraf vestibulo koklearis. Depolarisasi sel rambut meningkatkan kecepatan pembentukan potensial aksi diserat- serat aferen; sebaliknya, ketika sel- sel rambut mengalami hiperpolarisasi, frekuensi potensial aksi diserat aferen menurun.

Sementara kanalis semisirkularis memberikan informasi mengenai perubahan rotasional gerakan kepala kepada SSP, organ otolit memberikan informasi mengenai posisi kepala relatif terhadap gravitasi dan mendeteksi perubahan dalam kecepatan gerakan liniear ( bergerak dalam garis lurus tanpa memandang arah ).

Utrikulus dan sakulus adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam rongga tulang yang terdapat diantara kanalis semisirkularis dan koklea. Rambut rambut pada sel sel rambut reseptif di organ ini juga menonjol kedalam suatu lembar gelatinosa diatasnya, yang gerakannya menyebabkan perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel rambut. Terdapat banyak kristal halus kalsium karbonat otolit (batu telinga ) yang terbenam dalam lapisan gelatinosa, sehingga lapisan tersebut lebih berat dan lebih lembam ( inert ) daripada cairan di sekitarnya. Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut- rambut di dalam utikulus berorientasi secara vertikal dan rambut- rambut sarkulus berjajar secara horizontal.

Masa gelatinosa yang mengandung otolit berubah posisi dan membengkokan rambut- rambut dalam dua cara :

a. Ketika kepala digerakkan ke segala arah selain vertikal (yaitu selain tegak dan menunduk ), rambut rambut membengkok sesuai dengan arah gerakan kepala karena gaya gravitasi yang mendesak bagian atas lapisan gelatinosa yang berat. Di dalam utrikulus tiap tiap telinga, sebagian berkas sel rambut diorientasikan untuk mengalami depolarisasi dan sebagian lagi mengalami hiperpolarisasi ketika kepala berada dalam segala posisi selain tegak lurus. Dengan demikian SSP menerima pola pola aktivitas saraf yang berlainan tergantung pada posisi kepala dalam kaitannya dengan gravitasi )

b. Rambut rambut utrikulus juga berubah posisi akibat setiap perubahan dalam gerakan linier horizontal ( misalnya bergerak lurus kedepan, kebelakang, atau kesamping ). Ketika seseorang mulai berjalan kedepan, bagian atas membran otolit yang berat mula- mula tertinggal di belakang endolimfe dan sel rambut karena inersianya yang lebih besar. Dengan demikian rambut- rambut menekuk kebelakang, dalam arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala yang kedepan. Jika kecepatan berjalan di pertahankan lapisan gelatinosa segera menyusul dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kepala sehingga rambu- rambut tidak lagi menekuk. Ketika orang tersebut berhenti berjalan, lapisan otolit secara singkat terus bergerak kedepan ketika kepala melambat dan berhenti, membengkokan rambut- rambut kearah depan. Denga demikian sel- sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi atau deselerasi linier horizontal, tetapi tidak memberikan informasi mengenai gerakan lurus yang berjalan konstan.DAFTAR PUSTAKA

Bashiruddin, J., Hadjar, E., dan Alviandi, W. 2007. Gangguan keseimbangan dalam buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Jakarta : Balai penerbit FKUI; h. 94-101Guyton and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGCKenneth S. Saladin. 2007. Anatomy & Physiology, the Unity of Form and Function. 4th Eeition. available in server.fkunram.edu/anatomi fisiologiMardjono M, Sidharta P. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

18