dharmaloka gn

Upload: sumindar-meong

Post on 11-Feb-2018

377 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    1/44

    ETIMOLOGHY

    Bismillahir Rahmanir Rahimi

    ETIMOLOGI

    Asal kata DHARMA adalah berasal dari bahasa Sanskerta, dimana

    kalimat DHARMA telah lama dan banyak di pakai oleh orang-orang di

    zaman ARYANIM keturunan IRAN sebelum abad 3500 SM. Kalimat

    DHARMA jika di lugat PALINI kan oleh orang-orang abad 500 th SM di

    sana, maka mereka menyebutnya dengan kalimat DHAMMA, yaitu di

    zaman petualangan Para Aryanim tersebut.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    2/44

    Bukan bermaqsud ke HINDUan, karna Hindu sendiri Cuma sekedar

    nama Lokal India tepatnya di Sungai Shindu belaka, juga bukan

    bermaqsud untuk mengacu pada Ajaran ke TATWA an sebagai

    manifestasi dari Pahaman Olah Atman para Dewa-dewa di tubuh

    Agama SANANTA DHARMA atau AGAMA TIRTA, yang menyandarkan

    keabadian dengan meminumAir Amarta.

    KalimatDharma memang akan saya kaitkan dengan kalimat Loka

    sesuai pada Tema judul Buku di atas tadi. Dengan kata lain maka arti

    judul Buku di atas tersebut adalah HUKUMdan QUDRAT FITHRAH. Sebab

    pada arti kalimat Dharma bisa berarti Hukum atau Qudrat, seperti

    pendapat paraAryanim itu sendiri, sedangkan Loka merupakan kalimat

    dari tatanan Lugat bahsa Aryanim yang peranan kalimat Loka itusendiri adalah sebagai Keterangan Tempat itu sendiri. WallahuAlam.

    GEOLOGI

    Sudut pandang Geologi mengenai Tanah Dharma, ia ter masuk

    jenis tanah Aluvial dimana di Dharma cocok untuk tempat bermuqim

    suatu Comunitas Masyarakat, dan di sebelah selatan kaki Gunung Gede

    Ciremai, selain jenis Aluvial Tanah dharma pun termasuk Tanah

    Lithosol dan Lathosol di mana dapat dicirikan adanya tanaman Kelapa,

    juga Regosol di sebagian pinggir Waduk Dharma, dan Planosol dalam

    kadar Minimum yaitu Tanah yang dapat di jadikan Bahan Bata atau

    Genteng. Wallahu Alam.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    3/44

    GEO GRAFHI

    Pada letaknya maka Tanah Dharma ada di Kuningan Barat,

    berbatasan dengan desa Cikijing Kabupaten Majalengka di Jawa Barat di

    Nusantara.

    Tanah Dharma ini Shubur dengan Air, terutama setelah ditemukan Titik sumber Air di Panyipuhan di Beunteur atau Kahuripan

    juga di Lamping Parung oleh seorang Cerdik yang memahami letak Air di

    bawah Tanah yaituRhama Aji Irengansebagai utusan Raden Surangga

    Jaya pewaris Tahta Kerajaan Cirebon, setelah Rd Arya Kamuning dan Sn

    Gunung Djati.

    o Sebuah Misteri yang belum terungkap di letak GeologiDharma adalah fenomena ikan Dharmaloka yang memiliki ke

    samaan dengan Ci Bulan, Sangkan Hurip. Di manapersoalannya adalah Apakah Pelaku Pencarian Sumber Air

    bagi Lokasi-lokasi tersebut adalah di lakukan masih oleh

    orang yang sama? Jika sama berarti terjadinya menunjukan

    kepada Waktu dan zaman H Irengan Rohimahullah.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    4/44

    o Misteri Kedua adalah Letak Maqam Arya kamuning yangberada di Jalan yang menuju Ci Borelang sebalah timur

    Jembatan Dharmaloka, dan Pertanyaaanya Apakah memang

    itulah Makam Surangga Jaya bin ki Gedeng Kemuning

    seorang pewarits Tahta Cirebon? atau apakah beliau adalah

    Harya Kamuning yang bertemu Aya Wira Lodra dari Bagelen,

    yang jadi bibit asal terbentuknya Babad Tanah Indra Mayu?

    Jembatan Dharma Loka Sebelah Barat JembatanJembatan Dharmaloka menunjukan Dua Lahan

    yang terpisah oleh Kali Tua yaitu antara Lahan Timur

    Dharma dan Lahan Barat Dharma, Info ini di sampaikan

    oleh Mantan Kuwu Parung yaitu Bp Kw Muslim. Artinya

    Pada masa Kuwu A Hadad tepatnya di Dharma 24 th atau

    3 x 8 th Beliau menjabat menjadi Kuwu tepatnya sejak

    zaman Suharto pertama menjadi Presiden, serta

    sekaligus A Hadad jadi Saksi Utama atas perkembangan Desa Dharma

    saat itu.

    Seorang Tokoh H, Ahmad 1925-2013 dari Desa Parung

    mengabarakan bahwa Dharma di 1939 belum ada jembatan Dharmaloka kecuali dari Bambu dan Pohon kuat dari dataran lahan Barat

    Sungai, menanjak ke Lahan Timur Sungai, dan Pasar pada saat itu ada di

    Ciook, kemudian di 1960 Pasar di Lapangan Timur Masjid Jami Dharma

    sekarang, di kabarkan lagi bahwa anatara Balong Girang dengn Hilir

    adalah satu dataran rendah sebelah barat jembatan Kali Dharmaloka di

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    5/44

    bawah dataran tinggi sebelah timur jembatan kali Dharmaloka,

    kemudian di kabarkan lagi bahwa pembangunan jembatan ini lebih

    awal dari pembangunan Jembatan panjang waduk Dharma, ini

    menunujukan bahwa Jembatan Dharmaloka di bangun sejak zaman

    Rhama Haji Irengan, dengan sangat sederhana semisal dengan Bambu

    atau Pohon Kelapa dengan Arah jembatan Timur barat dan menanjak

    menuju Dukuh Dharma saat itu sebelum VOC melakuka Imprealismanya

    ke tanah ini, dan itu berarti setelah beliau di undang oleh 15 Para

    Perwira untuk bermukim di Dharmaloka. Yaitu tepatnya pada waktu

    akan di Dirikannya Angkatan kuwu Perdana yaitu pada masa Mbh

    Damar Wulan atau Mbh Datuk Kali Putih yang di Pilih melalui 15 Suara

    Perwakilan Masyarakat saat itu yaitu ;

    1. Eyang Hadirudin Al- Bantani2. Mbah Satori atau Mbah Dalem Cageur

    3. Mbah Rhama Ghede atau Mbah Katipan4. Mbah Depok di Parenca

    5. Mbah Jangka Ciabot6. Mbah Braja Barong di Cipasung

    7. Mbah Raden Bagus di Kawah Manuk8. Mbah Marmagati di Gn Sirah9.

    Syeh Karibullah di Pasir jati

    10. Syeh Habibullah di Gn Luhur

    11. Syeh Ahmad Aruman di Kopeng12. Syeh Ahmad Bin Huas di Situsari

    13. Syeh Dhrajat di Cikupa leuwipeundeuy14. Syeh Ibrahim di Sukarasa

    15. Mbah Dhamar di Pakuon Bharat DharmaWallahu Alam

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    6/44

    MITOLOGY

    Dharma Loka

    Loka Balong PanyipuhanKalimat DHARMA pernah diartikan pada Abad 16 M di daerah

    kawasan Cirebon,yaitu Untuk tempat yang bergelimangan Air, lalu itu di

    Imflementasikan oleh seorang Ulama dari Indramayu untuk

    penamaaan sebuah desa di kaki Gunung gede dengan kenamaaan

    Desa DHARMA, jadi jelasnya sebelum seorang Ulama dari Indramayu

    datang ke Desa tersebut dan berkunjung menjumpai para kawan-

    kawannya di tempat itu, ternyata terceritakan bahwa Dharma sudah

    punya sumber Air yang sekarang di sebut Dharmaloka, padahal konon

    sebelum seorang Rhama H, Irengan tiba, maka Dharma tersebut adalahLahan yang biasa sahaja dan tanpa banyak sumber mata Air. Wallhu

    Alam.

    Kaitan Dharma dan Dhermayu

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    7/44

    Indramayu kini telah menjadi kabupaten mandiri, ia berawal dari

    Dua Tokoh terkenal yaitu Raden Wira Lodra dan Nyai Endang Dharma,

    keadaan pada masa itu adalah setelah adanya Sunan Gunung Djati di

    Cirebon, lalu setelah Era Sunan yang Hinduisme itu di imbangi dengan

    keWaliyan yang Islamisme sebuah Versi menceritakan kisah seseorang

    dari Indramayu datang ke tempat yang akan ia Sebut sebagai Dharma,

    yaitu pada masa Cirebon telah di Wariskan kepada Raden Surangga Jaya

    atau Adipati Kuningan anak kandung Ki Gedeng Kemuning yang di

    angkat jadi Putra kerajaan olehSunan Gunung Djati.

    Ulama Indramayu tersebut di ceritakan oleh sebuah sumber

    bahwa ia datang dari Dharma, untuk jumpa teman ini di luar Tugas dari

    Raja Cirebon yaitu Raden Surangga Jaya atau Adi PAti Kuningan, dankemudian beliau menamai tempat itu dengan

    DHARMA,sebagai tanda pengakuan semata, bagi

    tempat yang banyak air yang mana Rhama haji

    Irengan sudah ada disana di Dharma loka.

    Kalimat Dharmaloka di duga berasal dari

    kesan ke-Indramayu-an yang bertokoh Raden

    Wira Lodra dan Nyai Endang Dharma di tempat

    yang sekarang jadi pendopo KabupatenIndramayu.

    Selain menamai pun, ia di ceritakan menginformasikan sesuatu

    yang belum pernah di Duga oleh Ulama Sa-Dharma yang ada jauh

    sebelum orang Indramayu itu mengunjunginya, kemudian Orang

    Indramayu berprediksi kepada Masa Depan tentang Desa Dharma yaitu

    jika ada Ulama dari Timur itu datang, maka di dharma bisa maju.

    Kalimat ini Lumayan untuk memberi kehati-hatian yang cukup untuk

    melangkah ke masa depan, dan kalimat tersebut tertangkap oleh

    sebagian masyarakat dan turun temurun kesebagian Masyarakat di

    dharma hingga Buku ini di Tulis, Demikian kepercayaan itu mendasari

    masyarakatDesa Dharma saat itu.

    http://asepsaiba.files.wordpress.com/2008/04/wiralodra.jpg
  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    8/44

    Seorang Misterius ini, tidak jelas Identitasnya, baik nama maupun

    Alamatnya, bahkan Angkatan tahun berapa dan Generasi siapa

    sebenarnya, Apakah Dia itu setelah Dharma punya sumber Air, atau ia

    ikut berjuang bersama Rhama irengan mencari Sumber Air. Tetapi pada

    intinya Dharmaloka adalah Muatan Rahama haji Irengan dalam

    kecenderungan Maximalitas keperjuangan terutama yang terkait

    dengan sumber Airnya, bahkan mumkin termasuk yang di Ci Gugur, di Ci

    Bulan, dan Sangkan Hurip Kuningan, sebab ada nilai persamaan bebrapa

    Identitas terutama dalam ciri Ikan-ikan di Balongan yang ada di sana.

    Wallahu Alam.

    PANCA LOKA DI DHARMALOKA

    Lokasi Utama di Dharmaloka ada Lima Penamaan yang di

    Identitaskan sejak itu:

    A.Loka Panyipuhan di Ci Binuang

    Loka Balong Panyipuhan

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    9/44

    B.Loka Kahuripan di Beunteur

    Loka Balong Benter KahuripanC. Loka Bangsalan di Tembok Bundaran sebelah Barat bawah

    Makam Kramat

    Loka Balong Bangsalan

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    10/44

    D.Loka Ageung dekat Bale-bale

    Loka Balong AgeungE. Namanya belum di ketahui, dan masih di cari

    Balong .

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    11/44

    Image Balong di atas ini pada Awalnya tidak berdinding, tapi

    benar-benar sejajar dengan Tanah, kemudian bersamaan dengan

    pembangunan Kolam renang sebelah timurnya, maka balong ini di

    Bangun Renofasian 2010-2011 M dan di ambil guna untuk Manfaat

    Terapi ikan bagi para Pengunjung, demikian sekelumit gambaran

    sebagin perubahan Potert Budaya di seputar Balong Wisata Zarah

    Keramata Dharma-Loka.

    Pada Masa Mbah Kuwu Hidir Dharma Loka di Bangun Renofasian

    sehingga Dharmaloka beralas Tehel Merah saat itu hingga sekarang di

    2013 M ini masih dapat di lihat dan di pakai, lalu pada Masa Kuwu Muda

    Yadi Juharyadi, ada tambah Bangun Renofasian yaitu pembangunan

    Kolam yang berdampingan dengan Loka Balong Panyipuhan Ci Binuangdekat makam Sari sari Kuning Sari kembang,

    Makam sari Kuning Sari Kembang sebelah barat Kolam renang atau sebelah selatan Loka BalongPanyipuhan

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    12/44

    Kolam Renang Anak-anakBalong di atas bukan Balong peninggalan abad 16M -17 M kemarin,

    tetapi balong itu sebagai Kolam Renang bagi Anak-anak untuk ber Libur

    Santai di sana, Kolam itu di buat di tahun 2010-2011 M dia masa

    pemerintah Kuwu Yadi. Selain Bangunan tersebut, maka Kiprah Kuwu

    yadi pun membuktikan perubahn lain di bentuk Bangunan Bale-Bale

    yang dulu terbuka tanpa Jendela dan kaca, sekarang tertutup rapi di

    lengkapi kaca dan pintu masuk.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    13/44

    Loka Balong AgeungSebuah makam yang di duga adalah para harits-harits Rhama haji

    Irengan, adalah Rhama Gusti yang makamnya di sebelah Selatan Makam

    Rhama Haji Irengan , beliu untk gambaran sementara di duga sebagaiPaqa Qusuma Islam untuk Desa Dharma Bersama Rhama haji Irengan,

    atau beliau sezaman segenerasi dengan Rhama Haji Irengan, yaitu

    Waliyullah angkatan Abad 16-17 M, bahkan lebih luasnya lagi bahwa

    Para Perwira Islam Dharma ini, adalah satu Angkatan satu Generasi

    dengan Priode Raden Surangga Jaya bin Ky Gedeng Kemuning setelah

    Angkatan Raden Arya Kamuning dan Adipati Ewangga yang Situs

    makamnya ada di sebelah Barat jalan menuju Ci Borelang, di mana ke

    dua Tokoh tersebut satu angkatan dengan Raden ARya Wira Lodra dariMajapahit yang berkelana ke jawabarat da memunculkan ke

    Dermayuan atau Indramayu sekarang.

    Dua makam sebelah kanan di lokasi Rhama Gusti

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    14/44

    Jalan ke Lokasi Rhama Gusti

    Tiga makma di Lokasi Rhama gustiBaik Arya Wira Lodra dengan Ki Tinggil maupun Arya kamuning

    dan Adipti Ewangga adalah beliau semua setelah keberadaan Gunung

    Djati menjadi Tokoh di Caruban yang sekarang di sebut Ci Rebon.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    15/44

    Adapun Gunung Djati adalah satu generasi dengan 9 Wali angkatan

    ke Tiga yaitu :

    1. Syarif Hidayatullah2.

    Sunan Derajat

    3. Sunan Ampel4. Sunan Bonang5. Sunan Kali Jaga6. Sunan murya7. Sunan Ghiri8. Sunan Qudus9. Sunan Geseng

    Adapun ( generasi sebelumnya yang dari informasi yang kami

    terima yaitu sebagai angkatan ke Dua adalah :

    1. Maulana Malik Ibrahim2. Samar Qandi3.Abdullah Maghribi4. Datuk Abdul Jalil5. Muhibbatullah6. Said Dawud7. Ky Ageng Makukuhan8. Sunan Murabath9. Syekh Maulana Akbar

    Dan Adapaun 9 angkatan Awal sebelum 9 kedua adalah :

    1. Syekh jimadil Kubra2. Syekh Dzatul Kahpi3. Syarip Abdullah4. Syekh Qura5. Syekh Dzatul Ahmad6. Maulana Ali Akbar7. Maulana Aliyud Din8.Abdul Malik Isaril

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    16/44

    9. Sayid Abdur Rahman Maja AgungSyekh Maulana Akbar adalah pendiri Pesantren atau Pengajian

    pertama id Kajene Kuningan, sementara di Karawang Syekh Qora

    mendirikan Pengajian Pertama di sana. Sedangkan di sebelah Barat

    Walunagn atau kali Dharma loka adalah Rhama Haji irengan, sementara

    di sebelah Timur Walungan adalah Ey Hadirudiin dan Kawan-kawan di

    bawah izin kepala Prajurit saat itu yaitu Raden Dhamar Wulan.

    Mengurai Mitos Ulama dari Timur

    Siapa pun mereka, apakah ia dari Timur, atau dari Barat, dariSelatan ataupun dari Utara, Jika mereka merencanakan ke Baikan maka

    Desa pun Terbuka baginya. Sebab se-utuhnya Alimin Desa Dharma saat

    itu, adalah Alimin yang Ramah pada para Generasi dan para

    pengunjungnya.

    Kenapa harus Ulama dari timur?Sebab sesunguhnya arah Kulon atau Barat dari Desa Dharma

    adalah Kuasa Kerajaan Galuh saat itu. Itulah yang dapat di Kronologikandari kasus di atas oleh prediksi masa sekarang.

    Siapa Ulama Timur itu?Maka Siapa saja yang bersipat Amanah dan mahu mencintai desa

    ini dengan Tulus dan Ikhlas, ia dekat dengan Masyarakat sebab bertekad

    bahwa dirinya untuk kepentingan Agama di masyarakat dan Masyarakat

    di dalam kepentingan Agama, sesuai Amanah Cirebon.

    Berapakah jumlah Ulama timur untuk Dharma?Berapa saja, sebab lebih banyak cahaya di Dharma, akan lebih

    baik kelanjutanya bagi Desa ke masa depan dalam Agamanya.

    Bagaimana jika ada Ulama dari Kidul atau dari Kaler danatau dari Kulon?

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    17/44

    Untuk sekarang Dharma terbuka bagi siapapun Ulamanya, dari

    manapun asalnya, asal sesuai syarat di atas dan mencintai Muhamad

    melalui mencintai negri ini. Serta tidak tidak menggunakan Masyarakat

    untuk kepentingan capitalis imprealis dari Nafsu pribadi.

    Timur bukanlah sumber segala pengkiblatan berakhir bagi Desa

    Dharma, tetapi karena Ulama lah yang tulus mencintai negri ini, maka

    Timur akan mendapat pencitraan, begitu pula dengan tiga arah jihat

    yang lain.

    Timur yang Haqiqi, buat Dharma adalah Cahaya sebagai tanda

    awal siang yang terang itu telah datang, tetapi karena tidaklah setiap

    timur dapat di Figurkan di dalam timurnya Orang-orang, maka tidak

    setiap timru membawanya ke alam terang benderangan.

    Siapakah yang lebih terang dari Timur?Maka dialah yang lebih terang dari Surya di ke antariksa an. Ia

    tahu bagaimana membelah kegelapan dengan cahaya kilauan yang ada,

    keterbukaan Hatinya pada Tuhan pada Insan dan Alam meliputinya.

    Dari mana yang jadi Timur mencapai sebab Terang?Dari sebab kebenaran di dalam pengitabaan Dirinya pada nilai-

    nilai kebenaran yang lain di atasnya dan sebelumnya.

    Timur yang mana yang di prediksikan?Timur yang menacapai Barat-lah adalah Timur terluas jangkauan

    cahayanya, yaitu Barat yang memberi terang tentang kehidupan gelap

    di malam Hari percis seperti telah kematian. Timur yang seperti itulah

    yang akan Hubul Waton sebagai soko guru Iman dari sebab Ihsan yang

    telah mendalam di keislaman Dharma ini.

    Apa yang bisa di baggakan dari Sudut Timur?Tiada yang lain kecuali Cahaya mengupuk langit siang untuk

    membekali kehidupan tenang di malam hari bagi kemasyarakatan

    setelah kematian.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    18/44

    Membawa Apa sang Timur ke Barat alam?Tetap saja ke ikhlashan yang bukan Cuma Lagu dan Laga di ke Liga

    an Ilmu pengetahuan ke Agama an.

    Apa ada yang lebih utama dari sang Timur?Tentu saja banyak, tetapi jika memang yang lain belum ada untuk

    hadir ke barat, maka Arah manapun bisa berguna bagi yang mencarinya.

    Dharma tidak mencari Timur dan Barat, tidak pula mencari Utara

    dan selatan, tapi mencari Potensi dari manapun yang bisa membawa ke

    baikan umum. Oleh sebab itu keturunan tidak lah di peran utamakan

    bagi Dharma sendiri, sebab kebaikan selalu lebih penting dari

    semuanya, untuk semuanya.

    Apakah Dharma merasa telah akan atau sedang di Rugikanoleh sang Timur?

    Tentu tidak, sebab Innal Insan Lapi Khusrin itu adalah bagi yang

    tidak shalih dan tidak Iman serta tidak bersahabat untuk saling

    menolang dengan segala Nasihat yang bisa jadi siasat dan siasat yag bisa

    jadi nasihat ke Agama an. Wallahu Alam.

    Mitos Masa Depan Dharma

    Sebuah Zaman Mitos bagi Desa Dharma Pada saat itu, adalah

    manakala banyak kalangan yang terbuka pemikiranya dan mereka tahu

    banyak tentang Masa Depan, tetapi mereka terjerat oleh rasa bangga

    dengan kemampuan yang ada yang mereka rasakan sendiri,

    Tidak sedikit dari mereka yang mampu berpikir menembus masa

    Depan tetapi sayang sekali mereka sendiri telah menganggap kotor pada

    kehadiran Masa Depan, padahal itu Artinya ia telah berpikir negatip

    pada keterlahiran para Generasinya sendiri, semoga Allah me

    maafkannya.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    19/44

    Dalam pandangan Nadzroh aqalnya, mereka Seolah melihat Masa

    depan yang akan terjadi sebagai Masa yang semuanya akan terlaknati

    Allah dan Rasulnya, kemudian sebagian dari mereka merasa lebih

    penting dari Generasi yang akan Datang dan berkesimpulan bahwa

    kebenaran telah selesai sampai pada kehidupan di zaman mereka

    berada, sambil memakai pedomam Dhorraisme. Demikian Pola Pikir dan

    ParaDigma yang luar biasa Supra Extrimer.

    Mereka sangat Luar Biasa untuk bisa melupakan keturunannya

    sendiri yang akan terlahir dimasa depan, dan nanti akan jadi proyek

    kesibukan mereka untuk melihat di berbagai turunan untuk saling

    laknat, sebagai imabas dan hasil dari Cara pandang yang mereka

    tinggalkan di Bumi Dharma,

    Jika memang Ya begitu, maka Mereka berarti lupa dengan

    keadaaan mendatang pada generasinya sendiri, bahwa mereka

    Membaca, menimbang masa Depan tanpa memberi Berkah Taawudz

    dan mengiringinya dengan Doa-doa ke Mashlahatan untuk mereka

    yang akan di Terlahirkan ke Bumi untuk jadi Para Genersi keturunan di

    Desa Dharma tersebut, di situlah maka Hubbul Waton harus lebih

    cenderung bermakna Mencintai Generasinya bukan pada mencintai

    harta benda Fananya.

    Jika saja 2 Berkah itu Ada, maka Mashlahat sebagai penyertaan

    dari Generasi silam pun telah mengawal menyertai kita di masa

    sekarang, Demikian permasalah ini adalah Tugas Kita sekarang dan ke

    depan agar lebih hati-hati melihat Masa depan, biarkan lah masa yang

    silam dan kita kedepan itu adalah Pokok dari segala pentafakuran.

    Walaupun masih banyak yang berpendapat dengan nada Kesal di desa

    tersebut bahwasanya seharusnya ada kematian satu Generasi kemarin

    sebelum kita di lahirkan, sebab generasi sebelumnya adalah Generasi

    ExtrimerdanSok Wani. Ini terjadi di akhir abad19 M. Wallahu Alam.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    20/44

    Mitos tentang Dhoruraisma

    Sebagian lagi ada Sisa-sisa Paradigma kuno di desa Dharma, dari

    Generasi ExtrimerPaham Dhoruraisme yang berpedoman bahwa Orang

    Tua itu Sah Nge-Dhorra sedangkan Anak-anak Sah Di-Dhorra. Arti tafsiryang seharusnya adalah orang tua tidak di salahkan karna

    memadharatkan tapi anak memadharatkan adalah sebuah kesalahan.

    Jika anak Ngedhorra orang tua setelah Aqil Balighnya maka jelas

    itu terkait Hukum, tetapi jika anak itu belum baligh dan atau tidak

    Waras Aqal maka itu yang tidak akan di hukumkan.

    Orang tua setelah Renta ngedhora karna Kondisinya bukan dari

    kesengajaan, maka ia tak terhukumkan, maka keshalihan ataupunkebaikan dari Anak dan orang Tua mendukung untuk kebaikan di

    lingkungannya, itu uang di cita-citakan ke Agamaan.

    Kata Dhorra adalah berasal dari bahasa Arab yang sudah di

    sembunyikan kedalam bahasa sehari hari di tempat itu, dan kalimat

    Dhorra berarti sesuatu yang memadharatkan, maka Pahaman ini adalah

    pahaman Pola penjajah para Capitalisma Pro-VOC Erofa dan Fortugis

    serta Spanyol untuk menghalalkan segala cara Exvansinya ke tanah ini,

    padahal saat itu VOC pun belum tiba di tanah Dharma tersebut.

    Kalimat Dhorra Bahkan jauh lebih bisa bermakna Extrim lagi,

    dimana pedoman itu bisa bermakna Siapa Yang kuat, Dialah yang akan

    Menang,yang tak akan bisa di Madharatkan tapi bisa memadharatkan.

    Demikian Hukum Rimba di Desa tersebut terimflementasikan sejenak

    sebelum kesadaran berketurunan itu akan bermunculan.

    Dengan keterangan di atas maka Masyarakat tidak menyalah

    tafsirkan keadaan paham Dhorraisme kepada kepentingan Ego Tua,untuk alasan yang Tua adalah yang takan pernah berbuat salah. Wallahu

    Alam.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    21/44

    Sekilas Desa Dharma

    Pintu Gerbang Baru Desa DharmaAllah tidak Dzolim sehingga mengunci suatu tempat dari jalan

    kemajuan dan kebenaran. Tetapi orang-orang setempat itu sendiri yang

    harus di arahkan pada arahan yang tepat. Oleh orang-orang yang tepat

    pula pada Tugas dan Pengamanatannya.

    Untuk kemajuan Dharma, maka bukan Timur atau Barat, utara

    atau selatan, tetapi ia yang mengerti tentang Timur dan Barat tentang

    utara dan selatan di alam Lahir dan kematian.

    Mari kita berubah kepada jalan yang lebih Akurat dan lebih

    Positif, walaupun mereka dari kalangan para pendahulunya seandainya

    kurang atau tidak Positip dalam penyertaan Doa dan harapan kepada

    Generasinya, dan lalu mereka menikmati dengan perasaaan puas darisebab Ilmu Penerawangannya, tentang apa yang akan terjadi di masa

    depan tanpa ikut peduli mencintai Desa tersebut dan mengiringi dengan

    Doa dan Rahmat welas asih pada yang akan di lahirkan dimasa depan,

    maka semoga mereka di Maafkan Allah swt. Demikian sebagian

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    22/44

    penduduk masa sekarang menilai cara berpikir Generasi di kesilaman

    zaman.

    Intinya Bagaimana Agama dan Dunya bisa maju di Desa Dharma,

    jika yang jadi tolak Ukur adalah orang yang tidak membuka jalan lebarpenuh solusi, juga kurang beramanah dan tidak bertugas untuk di

    tempat itu, maka yang jelas dan lebih penting untuk di jadikan Tolak

    Ukur adalah Sunan Gunung Djati dan Raden Surangga Jaya itu sendiri

    yang welas Asih pada Umat saat itu.

    Seorang Sunan Gunung Djati beliau berpesan di masa yang telah

    Silam bahwa Aku Titipkan Masjid dan Faqir Miskin tentu kalimat ini

    adalahkalimat yang paling utama diterima oleh seorang Raden Surangga

    Jaya atau Arya Kamuning, atau pula Adipati Kuningan pengganti tahta

    kerajaan Cirebon.

    Jika mengacu pada Amanah dari Leluhur Cirebon, maka Desa

    Dharma adalah untuk kepentingan Rohmat Dunya kepada Agama dan

    Agama kepada Mashlahatnya Dunya. Dan pembentukan Kuwu pertama

    sudah barang tentu di ketahui oleh Raden Surangga Jaya, sebab Utusan

    beliau bernama Rhama Haji Irengan ada di Dharma saat itu.

    Maka Rhama Haji Irengan sajalah bagi kita adalah tokoh yang jelasmembawa sebuah Amanah dari Surangga Jaya Cirebon untuk Desa

    Dharma ini, dan beliau lah yang di Tunggu-tunggu dan di Undang oleh

    Para leluhur Desa Dharma seperti Mbh Damar Wulan atau Mbh Datuk

    Kali Putih beserta satuan dari 14 para perwira yang lain pada saat

    melawan arus serangan dari kerajaan Galuh di desa tersebut yang akan

    menyerang Cirebon. Wallahu Alam.

    Dharma dan Lengkong

    Perihal Talaauniah atau acara Saling laknat antara PihakSyeikh

    Qoribullah dengan Pihak Eyg Maulani yang jadi sejarah pertama

    dikutuknya kemajuan Dharma bagi 7 Turunan, di duga itu adalah Missi

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    23/44

    dan gossip belaka yang di Orbitkan VOC, sebab pada sejarahnya Belanda

    ingin merebut kekuasaan secara Luas di Nusantara ini, dan Gosip itu

    terjadi setelah masa VOC ke Desa Dharma.

    Ey Maulani memang Ulama dari Kuningan Timur, dan kelahiranbeliau jauh sesudah masa RhamaHaji Irengan menetap di Dharma, yaitu

    setelah masa Kuwu kedua Raden Yusuf SyafeIdi Dharma akan Di Angkat

    oleh Raden Datuk kaliputih.

    Adapun kalimat Kutukan yang tersebar di Desa tersebut adalah

    berbunyi : Tujuh turunan Di Dharma Moal Menyat. Ini artinya bahwa 7

    Turunan di Dharma di Laknat. Kalimat ini terexpresikan secara sangat

    Emosionatif. Penuh Durja keDendaman yang mustahil terjadi bagi tarap

    kewaliyan setingkat yang tertuduh yaitu Ey Maulani putra kesayangan

    Mbh Daqqo dari Lengkong, sebagai sosok yang akan di adu domba dalam

    Ring tinju kuasa VOC.

    Di Ceritakan dari jurnalis yang tidak jelas dasar beritanya, bahwa

    Ey Maulani Lengkong Kuningan merasa Sakit dan Durja penuh Dendam

    pada Ey Qoribullah di Dharma Kuningan, Konon Gosipnya mengabarkan

    asal usul kedendaman itu akibat kapal-nya Ey Maulani dapat di sergap

    oleh satuan Compeni VOC di abad 17 kemari, dan alasan yang di berikan

    VOC kepada Ey Maulani adalah bentuk Pengadu Dombaan di tubuh

    Pemuka Islam tanah Kuningan,

    Logislah kenapa Ey Maulani Marah pada sodaranya yaitu Ey

    Qoribullah yang tertuduh sebagai sumber sebab kenapa Maulani bisa

    tertangkap, VOC lah Opertaornya yang memberitakan Qoribullah

    penyebab kenapa Maulani bisa di tangkap.

    Itu Artinya Desa ini masih dalam Izin Besar dari Allah yang jauh

    lebih teawal mengenali tempat tersebut, sebelum adanya 15 Para

    Perwira Cirebon di tempat tersebut di siagakan, dan itu Artinya Allah

    lebih Awal untuk Bijak dan Adil atas perkembangan dan Kemajuan

    Lanjutan di Desa ini. Wallahu Alam.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    24/44

    Mengurai Kasus Laknatan di Dharma

    La Yukallipullahu Napsan Illa Wusaha Maju atau Mundur suatu

    kebudayaan di suatu tempat tinggal manusia, maka kebijakan Umum

    dari Tuhan adalah sebagimana, Daya Ihktiyar dan kasabnya, Makabergitu pula tuhan terhadap tingkat ke Wargaaan di Dharma.

    Bunyi kalimat : Tujuh turunan Di Dharma Moalaya nu jadi Ulama

    Ini artinya bahwa 7 Turunan di Dharma di Laknat. Kalimat ini

    terexpresikan secara sangat Emosionatif dan A-Moralitatif tidak

    bersipat mendidik atau tidak Educatif.

    Siapa yang dituduh melaknati Dharma?Ia adalah Ey Maulani bin Mbh daqqo Lengkong pada Masa VOC

    abad awal para Compeni datang ketanah Jawa.

    Apakah ada akibat Negatip yang dapat di rasakan dariKutukan Ulama Lengkong untuk Warga Dharma?

    Tidak ada. Justru Dharma mencitra baik di kecamatan di

    Kabuptaen hingga saat ini buku di Tulis.

    Apa arti penting Laknatan jika itu di lakukan oleh Maulaniuntuk Dharma?

    Jelas tidak baik bagi ke Akhiratan seorang Maulani itu sendiri atau

    pelaknat yang lain, dan itu tentu bukan yang terpenting bagi Ey Maulani

    Ra, dalam statusnya, begitu pula dengan Ey Qoribullah ra.

    Tujuh yang di Rugikan bernilai Turunan Bani adam yang akan

    terjual ke neraka berbanding Satu yang merugi. Jelas tidak lah

    merupakan bandingan yang Adil dan Bijaksana, karna Kulukum RainMasulun An Royatihi akan masih di jalankan Allahnya., jika itu memang

    terjadi tanpa ada Mushapahat saling memaafkan.Wallahu Alam.

    Kemajuan Dharma di masa Mbh Damar Wulan

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    25/44

    Di zaman Kuwu Pertama yaitu pada

    masa Ey Datuk kali Putih, ini terjadi pada

    masa sebelum VOC datang di akhir sejarah

    perang Galuh dengan Cirebon.

    Kemajuan di massa itu adalah

    perubahan Warga ke arah pembentukan

    Kuwu yang Pertama kalinya, tersusunlah

    pola kepengurusan merujuk kepada bagaimana seorang Mbah kuwu

    sangkan Cirebon Girang menjadi Kuwu Pertama di sana, dan

    sebelumnya yang belum ada ke Kuwu an saat itu di Nusantara.

    Dari Kuwu untuk Masyarakat, dari Masyarakat untuk Kuwu, bukan

    hanya Filosof saja saat itu, demikian keberkahan pertama di kemajuan

    perdana buat Desa Dharma.

    Pertanian dan Peternakan adalah

    Komoditi utama saat itu bagi urusan

    Dunya sementara Masyarakat pada saat

    Datuk kali putih memimpinya,

    sementara Perdagangan saat itu belum

    terorientasikan di zaman itu. Tapi

    Alhamdulillah kecukupan itu memadai

    di alam kesederhanaan saat itu.

    Wallahu Alam.

    Kemajuan Dharma di masa Muhamad Yusuf Syafei

    Di Zaman Kuwu Ey Buyut SyafiI, yaitu pada zaman penjajahan VOC

    setelah ada berita dan gossip

    mengenai perseteruan antara Ey

    Maulani dari Lengkong dengan

    Syekh Qoribullah dari Pasir Djati

    Dharma.

    Perseteruan itu adalah Ilusif

    tidak terjadi, kecuali hanya pola

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    26/44

    Adu Domba dan Peresahan Belanda terhadap Masyarakat Desa Dharma

    dan Sekitarnya, setelah usai Kuwu pertama menjabat di Desa Dharma.

    Kejadian tersebut adalah Ulah VOC semata, dimana mereka ingin

    mengusai Kuningan dan Dharma dengan segaala keserakahanya, makasegala cara di Halalkan dengan Passiesme dan Cavitalisme nya.

    Ey Maulani di jadikan Object penyergapan bagi VOC, dan mereka

    mengatasnamakan Ey Qoribullah penunjuk jalan keberhasilan untuk

    menangkapnya. VOC lah Sumber gosip nya.

    Bagi kita yang jelas bukan saksi sejarah, di harap jangan ada

    pengotoran Pikiran dan Anggapan baik di zaman kita sendiri, atau pun

    kepada Generasi berikutnya, di dalam ataupun di Luar Desa Dharma,yaitu terhadap nilai nilai ke Murnian ke Prawaliyan Negri sendiri.

    Adapun Kemajuan untuk Dharma Di zaman Kuwu Muhamad Yusuf

    SyafeI BinBin Ey Hadirudin, adalah bentuk Kuwu Lanjutan kedua

    setelah Raden Datuk Kali Putih atau Mbh Damar Wulan menjabatinya.

    Pada masa ini telah terbentuk perkumpulan Pengkajian keilmuan

    Agama secara Manual di Dukuh Kidul dan di Dukuh Kaler. Saat itu

    pembentukan Kobong dan Pondok Pesantren belum ter-Inisiasikan {terencanakan}. Adapun pengajian itu hanya terbentuk sebagi Himpunan

    Kumpul Jumatan dan hari-hari lain yang para beliau tentukan saat itu.

    Di Dukuh Kaler di kelola dengan secara sederhana oleh kasepuhan

    Rhama Haji Irengan dan nama pengajian saat itu belum ada, sedang di

    Dukuh Kidul di kelola oleh keturunan Ey Hadirudin dan nama pengajian

    pun belum dapat kabarnya, di mana Ey hadirudin adalah satu Generasi

    dengan Raden Damar Wulan atau Datuk kali Putih, sementara Muhamad

    Yusuf SyafeI saat Damar Wulan menjabat jadi Kuwu ia adalah bagiandari Para Kaula Muda penggalang Agama penerus generasi sebelumnya

    di Dharma.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    27/44

    Nama Pondok Pesantren Attahiriyah bukan kenamaan pada

    massa Muhammad SyafeI dan Damar Wulan. Sebab tahun di dirikanya

    adalah 1989 M di Dharmaloka. Wallahu Alam.

    Tak Perlu Gelanggang Ulama

    Desa Dharma tidak di bangun oleh para leluhurnya untuk Ring

    Kompetisi Adu Ilmu. Dan itu tertera pada sikap kepemimpinan seorang

    yang Adil dan Bijak yaitu Raden Datuk kali Putih sebagai pemimpin

    pertamanya, beliau adalah mantan komandan keperwiraan Cirebon

    untuk melawan galuh.

    Agama tidak di lahirkan oleh Competisi, untuk Competisi, dari

    Competisi. oleh sebab itu tidaklah harus ada Liga Ulama. Agama bukan

    hasil Produk Persaingan para Penganutnya dan Pelopornya, dari sebab

    itulah yang beragama dan masih competitive di tubuh Agamanya belum

    mencapai kesadaran Mutlaq dalam Hanif-Silminya.

    Agama bukan untuk kepentingan satu orang Warga Dharma, tetapi

    Berkah Agama adalah kepentingan semua Orang di Desa Dharma dan

    seterusnya.

    Tuhan bukanlah si hamba yang pantas mendapati segala Suruhan,

    demi kepentingan Hawa Nefsu dari para Penganutnya, Oleh sebab itu

    takan pernah ada Ulama tercerdas yang akan di per-anaktuhan-kan di

    desa ini sejak di bentuknya Desa Dharma.

    Desa Dharma ini, Entah berapa persennya dari kerajaan Tuhan?

    oleh sebab itu manusia terpandang di dalam Tuhan Allah swt adalah

    mereka yang telah memandangi Tuhan Allah dengan tulus dan penuhsegala Hurmatnya.

    Ulama Dharma Bukanlah Ulama Besar Dunia di semesta Alam ini,

    generasi Ulama tidaklah perlu untuk Riya dan ujub di zaman-zaman, di

    Ruang-ruang. Juga tak perlu risaukan keridoan Allah jika ia sudah

    belajar menerima dengan Ridho kepada Titah Allah dan Rasulnya.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    28/44

    Mitos Moal Aya Ulama Gede di Desa Dharmaartinya Tidak akan

    Ada Ulama Besar di Desa Dharma kalimat di atas telah di anggap sebagi

    Laknatan yang sudah melekat di sebagian Benak Hati masyarakat Desa

    Dharma terutama pada Awal zaman Yusuf Syafii hingga Abad 19 M -20

    M.

    Sebagai sebuah perubahan di Dharma di Abad 21 M, terutama ini

    terjadi setelah generasi-generasinya banyak yang mengenali pendidikan

    Sekolah dan Kuliah juga Pendidikan Pengajian di Madrasah dan

    Mahadiyah, maka Mitos tersebut sedikit demi sedikit berkurang,

    dimana Masyarakat sudah mulai mengenali mendekati mendalami Arti

    sebuah cetusan Hukum Alam dan seleksi alam, yang menyatakan dasar-

    dasar sebab dan Akibat yang di kaitkan lagi dengan paham Diniyahmenganai Bunyi hadits yang Sohih yaitu Kullukum Roin, Masulun An

    Royatihi. Artinya setiap individu adalah pemimpin, maka setiap

    indipidulah yang akan di Hisabkan atau di pinta pertanggung

    jawabannya hal ini sama dengan pendapat para 15 perwira Dharma

    angkatan pertahanan Cirebon, seperti Mbh Damar berpendapat bahwa

    Hade Gorengna Urang Dharma, eta lain ku lanat Si Mbah Daqo jeung

    turunana, tapi ku masing-masing Paripolahna Ewang-ewangan

    pendapat ieu di cuplik melalaui Mediasi Ritual tertentu dari seorang

    Mediator Muda yang siap di jadikan objek ritual tersebut.

    Negri Padang Pasir Arab di timur tengah maka di Arab di iran di

    Iraq di Brunai di Malayasia pun tidaklah di per-Ulama-kan semuanya,

    seandainya pun pada tingkat pengetahuan sudah semua mencapai

    tarapan yang sama puncaknya.

    [Agama ini ibarat Kerucut terbalik sekaligus terbuka ke atas, di

    mana Dasarnya adalah Niat Hijrahnya ber Iftitah Taroqi ke Alam Akbar,

    tetapi Agama ini ibarat Kerucut tertutup ke bawah, di mana Allah ber

    Iftitah Tanazul kepada urusan Allah merububiyah ke ALam dan Insan]

    Salah besar bagi seorang Tolibal Ilmi, ia mengejar ingin jadi Ulama

    besar, oleh sebab itu bukan orang Dharma Sejati dimana orang itu masih

    di dalam orbit hati ingin mencetak diri jadi Ulama Besar di mata

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    29/44

    manusia. Sebab di pandangan Allah adalah Hamba Para Pengemis Ijabah

    saja adanya.

    Apalah arti pentingnya bagi kedharmaan yang Abadi nanti, di

    banding jadi ulama Besar di mata Orang di kehidupan yang sementaraini.

    Rupanya kita tak harus perlu dengan Filing Accesories yang

    bernilai Ilusi Optic yang menipu perasaan hati, di mana kita merasai

    dengan hati bahwa kita telah sampai pada puncak segala ilmu dan

    keridhoan Allah, tetapi melalaikan arti penting ke-Rama-an di Dalam

    Adam Shufiyullah tempat bersarangnya Ridhollah yang terdepan

    adanya.

    Santri Allah bukanlah santri seseorang, tetapi ia harus telah ber-

    Rekomendasi-kan Santri di pandangan Allah. Santri Allah baginya tiada

    Ulamanya, tiada kyainya, tiada Alumninya. Dialah Santri Abadi, Santri

    Langgeung bagi Allah Sumber ke-Maha-Ghuru-an yang ada, ia Seperti

    hidup adalah belajar terus untuk mengabdi lebih sempurna pada

    Allahnya.

    Pesantren Allah tidaklah berbangunan Beton atau Bangunan ber

    Cakar-Ayam atau bengunan mencakar Langit. Tetapi Pesantren Allahadalah Masjid itu sendiri, dan perkara ini telah di singgung di dalam

    keterangan Muhammad saw yang pernah bersabda Wakullal Ardhi

    Masjidunoleh sebab itulah Masjid Allah adalah bumi Allah itu sendiri

    dan Bumi Allah adalah bisa jadi Pesantrian bagi santri Allahnya sendiri

    Karna tiada Ruh dari Pesantren melainkan Masjid itu sendiri, yaitu

    sebagai tempat berdirinya Agama di tihangkan dari sejak Isalam di

    sebar luaskan, demikian keterangan ini akan membuka situs baru di

    pengalaman hayat hati kita.

    Apalah arti kepesantrenan tanpa Masjid, sebab dari Masjidsemua

    Pesantren lah dan ulama di beri keuntungan secara spiritual. Dan tetapi

    apalah arti Masjid itu di banding dengan para pesholat yang potensial.

    Mari kita sama-sama untuk belajar terus mengcompetensikan Sholat

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    30/44

    kita masing-masing dan menghindari segala Competisi di dalam

    ketertiban Sholat.

    Dari sejarah-sejarah yang ber-estafetlah bahwa Agama ini

    bertihang dengan asas-asasnya Sholat, tetapi karna jika Ilmu Sholatsahaja tanpa para Pesholatnya takan memeberi Arti apa-apa, maka Para

    Pe-sholat pulalah yang akan selalu lebih barharga dari pada Aturan

    Sholat itu sendiri yang sudah tertulis.

    Tidaklah berdiri dengan sah bagi pe-Sholat untuk arti Shalatnya

    kecuali ia bersama Fatihat melakukanya dalam pandangan Basis

    Interior Agama, maka Tiang Agama secara Interior adalah tiada lain

    kecuali Fatihat dalam Shalatnya sendiri dapat ia Idrak dengan Rasa dari

    nafsiahnya sendiri, dan dengan Aqal dapat me-Nadzrohnya sendiri.

    Tak perlu Competisi dalam Agama, sebab Tihang Agama bukanlah

    Mobil yang Mewah, bukan pula Rumah yang Megah, bukan juga Rupiah

    yang melimpah, oleh sebab itu tak perlu Kupur dari sebab Faqir, jika

    kita tahu kenapa harus ada rukun Agama tentang Arti penting Puasa.

    Dari sebab itulah Tuhan bersabda kepada yang puasa bahwa : katakan

    apa mahumu!!! Cuma jarang yang tahu bagaimana tuhan kita saat

    mengkomunikasikan Sabdanya pada kita setelah kita berpuasa, atau

    Ibadah yang lainya. Di situlah saatnya kita butuh akan Haq ber

    Interiorisasi di dalam Agama.

    Ternyata kita tak perlu Competisi dalam Agama, sebab Tihang

    Agama adalah Sholat yang menginterialkan nilai Rasa dan Perasaan

    berFatihat, pada Sang Raja Agamanya. Maka hanya orang yang lalai

    dalam Shalatnya merekalah yang Bohong dalam berkeAgamaanya,

    itulah mereka yang tidak jelas Jajar-Jujur-Jejer-Jojor-Jeujeur-JijirRasa

    dan Perasaan dalam fatihat Shalatnya saat kalimat nya mengatakanTawajuh sedangkan hati drai penghayatanya tidak seperti yang ia

    ucapkan, maka oleh sebab itu pulalah Agama telah di Serong untuk

    kepentingan Pamor Individu Impreal dan Cavital nya. Naudzubullah

    mindzalikAmin

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    31/44

    Sifat Competitif di dalam Agama tidak hanya dapat di Nadzrroh

    oleh Aqal-aqal Tobaiahnya, tetapi ia pun dapat di kenali dengan system

    Dirakat Rasa Rumasa penghayatan Naluri ke Fitrahan. Demikian di

    kabarkan agar kita selalu saling menjaga hingga akhirat itu menjelangi

    kita semua. Wallahu Alam.

    2013 M DESA DHARMA DAN AGAMA

    Alhamdulillah Desa Dharma sejak berdirinya hingga saat buku inidi tulis di 213 M telah di lebihkan dari keadaan sebelumnya, ia di

    berkahi dengan banyak Masjid, jumlah Kobong dan Pondok pesantren

    walaupun sederhana, juga Pengajian Harian dari para Ibu-ibu Rumah

    Tangga, dan Majlis majlis Dzikir yang berdiri di tiap Kaliwonan atau

    Hari-hari yang di tentukan para Anggotanya, yang bersipat Positif.

    Wallahu Alam.

    PESAN PENULIS

    Bagi Para Wisata Ziyarah Dharmaloka yang semoga di Ridhoi Allah,

    dan selamat di jalan Tawasulnya terjauh dari Syirik Khofy maupun Jalli,

    di harap Maklum apa adanya mengenai Ziyarah akan lebih mengena

    pada arti yang tersusun rapih, jika ber Ziyarah itu dari Ci Rebon ke

    Dharma-Loka di lanjut ke Pamijahan Ci Amis.

    Jadi jika Anda Ziyarah ke Ci Amis ke Syekh Abdul Muhyi tetapianda tidak ke Rhama Haji Irengan, maka sebetulnya tidak ada yang

    perlu di persalahkan, akan tetapi mumkin bisa lebih baik lagi jika anda

    berziyarah kepada seorang Murid lalu andapun berziyarah kepada

    Gurunya, sebab di Dharmaloka lah, Syekh Abdul Muhyi mengejar Berkah

    dan Ilmu kepada Haji Irengan selama 7 th di Abad 16-17 M sebelum VOC

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    32/44

    tepatnya. Ini bukan Promo tetapi Info Murni saja, untuk mengajak

    bersama memahami sejarah secara sederhana di Dharma ini.

    Untuk Para Pe-Ziyarah ke Dharmaloka ini, maka kami sekalian

    memperkenalkan situs-situs perziyarahan yang lain yang sama artipentingnya yaitu menjunjung tinggi 16 Para Leluhur di Islam Tanah

    Dharma, dimana mereka adalah satu Letting satu Priode dengan Mbh

    Rhama Haji Irengan yaitu :

    1. Eyng Hadirudin Al- Bantani dan Keluarga di dekat Gerbang DesaDharma

    2. Mbh Satori atau Mbah Dalem di Desa Cageur3. Mbh Rhama Ghede dan Keluarga atau Mbah Katipan di Dharma

    Kampung Parenca

    4. Mbh Depok di Dharma Kampung Parenca5. Mbh Jangka Ciabot6. Mbh Braja Barong di Desa Cipasung7. Mbh Raden Bagus di Desa Kawah Manuk8. Mbh Marmaganti dan Isrtinya Ibu Mangle di Desa Gunung Sirah9. Syeh Karibullah dan Keluarga di Dharma Pasir jati

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    33/44

    10. Syeh Habibullah di Gn Luhur11. Syeh Ahmad Aruman di Desa Kopeng12. Syeh Ahmad Bin Huas di Desa Situsari13. Syeh Dhrajat dan Kerabat di Desa Cikupa kampung

    leuwipeundeuy

    14. Syeh Ibrahim di Desa Sukarasa15. Mbh Dhamar di Dharma Appeco

    16. Mbh Buyt SyapeI di Ci Parengkel Dharma Appeco

    17. Mbh Haji Junadidy Tohiry di Parenca DharmaAdapun Para Arahat Muslim Prasejarah Desa Dharma yang ada di

    Dharmaloka yang kami tahu saat ini dari Sumber yang cukup INTERIOR

    dalam memahami DASAR DHARMA LELAKONadalah sebagai berikut :

    1. Mbh. Rama Irengan

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    34/44

    2. Mbh. Rama Gusti

    3. Mbh. Rama Bukit

    4. Mbh. Saringsingan5. Mbh. Raksa Digjaya6. Mbh. Raja Jambangan7. Mbk. Ajiji8. Dewi Sorog Jaya

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    35/44

    9. Nyai Randa Galing10. Sri Kuning

    11. Sri Kembang12. Aki Guru Bulan13. Sykh. Padmin14. Ibu Bukit15. Mbh Kuwu Ireng

    Di Duga sebelum 15 Perwira Cir ebon membuat sebuah Comunitas

    Muslim di Dharma, ternyata di Ci Borelang sebelah timur Dharma Lokaada 2 Makom Petinggi Penting dari Kerajaan Islam Cirebon, yaitu

    Makom Raden Arya kamuning pengasuh Raden Surangga Jaya anak

    angkat Sesuhunan Djati Ci Rebon, kemudian di pinggirnya ad makom

    Adipati Ewangga sebagi paman Gunung Djati dari Galuh yang ingin

    meninmba Ilmu Sejati dari Gunung Djati.

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    36/44

    Sawah pinggir jalan ke Ci Borelang

    Makam Aya Kamuning dan Dipati EwanggaDi bawah ini ada beberapa cuplikan Informasi penting Untuk yang

    lainnya yang ada di kecamatan Dharma ini, dari apa yang bisa kami

    informasikan, yaitu :

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    37/44

    Ketinggian 3078 m, adapun beberapa jenis satwa Gunung ci Remaiatau Guung Gede itu, di antaranya: Bangkong bertanduk (Megophrys

    montana) Percil Jawa (Microhyla achatina) Kongkang Jangkrik (Rana

    nicobariensis) Kongkang kolam (Rana chalconota)Katak-pohon Emas

    (Philautus aurifasciatus) Bunglon Hutan (Gonocephalus chamae

    leontinus) Cecak Batu (Cyrtodactylus sp.) Elang Hitam (Ictinaetus

    malayensis) Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) Elang Jawa (Spizaetus

    bartelsi) Puyuh-gonggong Jawa (Arborophila javanica) Walet Gunung

    (Collocalia vulcanorum) [masih perlu dikonfirmasi]Takur Bultok

    (Megalaima lineata) Takur Tulung-tumpuk (Megalaima javensis)

    Berencet Kerdil(Pnoepyga pusilla)Anis Gunung(Turdus polio chepalus)

    Tesia Jawa (Tesia superciliaris) Ceret Gunung (Cettia vulcania) KipasanEkor-merah (Rhipidura phoenicura) Burung-madu Gunung (Aethopyga

    eximia) Burung-madu Jawa (Aethopyga mystacalis) Kacamata Gunung

    (Zosterops montanus) Trenggiling biasa (Manis javanica)Tupai kekes

    (Tupaia javanica) Kukang (Nycticebus coucang) Surili Jawa (Presbytis

    comata) Lutung Budeng (Trachypithecus auratus) Ajag (Cuon alpinus)

    Teledu Sigung (Mydaus javanensis) Kucing Hutan (Prionailurus

    bengalensis)Macan Tutul(Panthera pardus)Kancil(Tragulus javanicus)

    Kijang(Muntiacus muntjak)Jelarang Hitam(Ratufa bicolor)Landak Jawa

    (Hystrix javanica)

    Wallah, sangat luar bias kepahlawanan, keprawiraan negri ini di

    masa silam, mereka menghadapi tantangan Alam dengan segala satwa

    Jinak maupun Buas, juga Suhu Alam yang luar biasa berbahaya di

    Gunung Gede tersebut, tetapi Tabaru terPuncaklah membuat para

    beliau mampu berada di Gunung Ci Remai sana.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puncak_%28topografi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puncak_%28topografi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bangkong_bertandukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bangkong_bertandukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Percil_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Percil_Jawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kongkang_Jangkrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kongkang_Jangkrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kongkang_kolamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kongkang_kolamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Katak-pohon_Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Katak-pohon_Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon_Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon_Hutanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cecak_Batu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cecak_Batu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Hitamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Hitamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Brontokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Brontokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Puyuh-gonggong_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Puyuh-gonggong_Jawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Walet_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Walet_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takur_Bultok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takur_Bultok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takur_Bultok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Takur_Tulung-tumpukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Takur_Tulung-tumpukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Berencet_Kerdilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Berencet_Kerdilhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anis_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anis_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anis_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tesia_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tesia_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ceret_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ceret_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamata_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamata_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Trenggiling_biasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Trenggiling_biasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tupai_kekeshttp://id.wikipedia.org/wiki/Tupai_kekeshttp://id.wikipedia.org/wiki/Kukanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kukanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Surili_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surili_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lutung_Budenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Lutung_Budenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ajaghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ajaghttp://id.wikipedia.org/wiki/Teledu_Sigunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Teledu_Sigunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kucing_Hutan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kucing_Hutan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Tutulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Tutulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Tutulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kancilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kancilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kancilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kijanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kijanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jelarang_Hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jelarang_Hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jelarang_Hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Landak_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Landak_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Landak_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Landak_Jawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jelarang_Hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kijanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kancilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Tutulhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kucing_Hutan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Teledu_Sigunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ajaghttp://id.wikipedia.org/wiki/Lutung_Budenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Surili_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kukanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tupai_kekeshttp://id.wikipedia.org/wiki/Trenggiling_biasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamata_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ceret_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tesia_Jawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anis_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Berencet_Kerdilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Takur_Tulung-tumpukhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takur_Bultok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Walet_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Puyuh-gonggong_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Brontokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Hitamhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cecak_Batu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon_Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Katak-pohon_Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kongkang_kolamhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kongkang_Jangkrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Percil_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bangkong_bertandukhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puncak_%28topografi%29&action=edit&redlink=1
  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    38/44

    DHARMA-GN CIREMAI

    1. Mbh. Rangga Wijaya2. Mbh. Rangga Wisesa3. Mbh. Rangga Sumenep4. Mbh. Rangga Sadamanun5. Mbh. Rangga Wisempek6. Mbk. Umi Sabili

    DHARMA-DESA

    1. Mbh. Damar2. Mbh. Damar Wulan3. Mbh. Saring Singan4. Sykh. Qoribulloh5. Pngr. Durajaya6. Eyng. Niti Praja

    DHARMA-PARENCA

    1. Mbh. Adi Pati2. Mbh. Rama Banten3. Mbh. Depok

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    39/44

    4. Mbh. Rama Gede5. Ky. Sapari6. Ky. M. Husen

    DHARMA-LEWIPEUNDEUY

    1. Mbh. Drajat2. Mbh. Panamir Panampang Barang3. Mbh. Kuta Damar Benteng Tahanan Parung4. Mbh. Rama Suta Bapaknya Mbh. Drajat

    DHARMA-CIKUPA

    1. Mbk. Nyai2. Mbh. Jaga

    DHARMA-KAWAHMANUK

    1. Mbh. Bewu Kaparungpungan DAHRMA-PANINGGARAN

    1. Mbh. Jangka Ciabot2. Mbh. Balabur3. Mbh. Dapur4. Mbh. Pingit5.

    Mbh. Jagapati

    6. Ky. Bagus7. Mbh. Braja Sakti8. Mbh. Braja Mukti9. Mbh. Braja Dijaya

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    40/44

    10. Mbh. Braja Guna11. Mbh. Braja Barong12. Pinangeran Birma13. Pinangeran Dikerta

    DHARMA-PANENJOAN

    1. Rdn. Bagus2. Nyimas Bragas3. Nyai Nur Asih4. Ki Bagug Jaya

    DHARMA-SUKARASA

    1. Mbh. Dalem Cikupa2. Ky. Mrawati3. Byt. Jagaraksa Buyut Jenggot

    DHARMA-CAGER

    1. Mbh. Dalem Damar Wulan2. Eyang Cacay

    DHARMA-TUGU MULYA

    1. Eyang Sukma Jaya2. Eyang Tugu Buana3. Eyang Sukma Sejati4. Den Ayu Cakra Ningrat

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    41/44

    5. Ky. Jaga Baring6. Nyimas Ayu Cendrawati

    DHARMA-JAGARA

    1. Pangeran Arya Kusuma2. Pangeran Maya Kusuma3. Pangeran Tenjo Lautan4. Pangeran Haji5. Eyang Sapujagat

    DHARMA-GUNUNGSIRAH

    1. Eyang Marmagati2. Ibu Mangle

    DHARMA-CIRUMPUT

    1. Sykh. AhmadDHARMA-KARANGANYAR

    1. Mbh. Tua Soka2. Mbh. Drajat3. Mbh. Saringsingan

    DHARMA-PARUNG

    1. Mbh. Grogot2. Mbh. Hadiruddin3. Byt. Sangkir4. Byt. Jamuddin

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    42/44

    5. Byt. Iler6. Eyang Saptari7. Eyang Satariyah Sultan Sepuh Rama Saringsingan8. Eyang Komara Trenggono9. Eyang Sapta Wayana10. Eyang Korenda11. Ky. Abdurrahman12. Ky. Pucuk Umum13. Nyai Runday Kasih14. Nyai Rambut Kasih15. Nyimas Patwakan Istri Ky. Pucuk Umum

    DHARMA-CURUG

    1. Mbh. Gatot

    MOTIVATISMA

    AGAMAWAN dan RUHANIYAWAN yang BESAR adalah mereka yang menghormati

    dengan TADZIM pada Para Leluhurnya sendiri, begitu pula dengan Para Munzarin

    dan Mutawashilin Mutawashilat, ini berarti bahwa Muslim yang besar adalah Para

    Muslimin yang Tadzim pada Para Leluhurnya di Tubuh Agamanya sendiri.SAKEH WONG KANG IMAN PADA SUMUJUD MARING PANGERAN, YO

    ALLAH SANG ROBBUL ALAMIN

    Dharma Pathra

    01 November 2009

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    43/44

    14 Dzulqoidah 1430

  • 7/23/2019 Dharmaloka Gn

    44/44