dharmaloka gn
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
1/44
ETIMOLOGHY
Bismillahir Rahmanir Rahimi
ETIMOLOGI
Asal kata DHARMA adalah berasal dari bahasa Sanskerta, dimana
kalimat DHARMA telah lama dan banyak di pakai oleh orang-orang di
zaman ARYANIM keturunan IRAN sebelum abad 3500 SM. Kalimat
DHARMA jika di lugat PALINI kan oleh orang-orang abad 500 th SM di
sana, maka mereka menyebutnya dengan kalimat DHAMMA, yaitu di
zaman petualangan Para Aryanim tersebut.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
2/44
Bukan bermaqsud ke HINDUan, karna Hindu sendiri Cuma sekedar
nama Lokal India tepatnya di Sungai Shindu belaka, juga bukan
bermaqsud untuk mengacu pada Ajaran ke TATWA an sebagai
manifestasi dari Pahaman Olah Atman para Dewa-dewa di tubuh
Agama SANANTA DHARMA atau AGAMA TIRTA, yang menyandarkan
keabadian dengan meminumAir Amarta.
KalimatDharma memang akan saya kaitkan dengan kalimat Loka
sesuai pada Tema judul Buku di atas tadi. Dengan kata lain maka arti
judul Buku di atas tersebut adalah HUKUMdan QUDRAT FITHRAH. Sebab
pada arti kalimat Dharma bisa berarti Hukum atau Qudrat, seperti
pendapat paraAryanim itu sendiri, sedangkan Loka merupakan kalimat
dari tatanan Lugat bahsa Aryanim yang peranan kalimat Loka itusendiri adalah sebagai Keterangan Tempat itu sendiri. WallahuAlam.
GEOLOGI
Sudut pandang Geologi mengenai Tanah Dharma, ia ter masuk
jenis tanah Aluvial dimana di Dharma cocok untuk tempat bermuqim
suatu Comunitas Masyarakat, dan di sebelah selatan kaki Gunung Gede
Ciremai, selain jenis Aluvial Tanah dharma pun termasuk Tanah
Lithosol dan Lathosol di mana dapat dicirikan adanya tanaman Kelapa,
juga Regosol di sebagian pinggir Waduk Dharma, dan Planosol dalam
kadar Minimum yaitu Tanah yang dapat di jadikan Bahan Bata atau
Genteng. Wallahu Alam.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
3/44
GEO GRAFHI
Pada letaknya maka Tanah Dharma ada di Kuningan Barat,
berbatasan dengan desa Cikijing Kabupaten Majalengka di Jawa Barat di
Nusantara.
Tanah Dharma ini Shubur dengan Air, terutama setelah ditemukan Titik sumber Air di Panyipuhan di Beunteur atau Kahuripan
juga di Lamping Parung oleh seorang Cerdik yang memahami letak Air di
bawah Tanah yaituRhama Aji Irengansebagai utusan Raden Surangga
Jaya pewaris Tahta Kerajaan Cirebon, setelah Rd Arya Kamuning dan Sn
Gunung Djati.
o Sebuah Misteri yang belum terungkap di letak GeologiDharma adalah fenomena ikan Dharmaloka yang memiliki ke
samaan dengan Ci Bulan, Sangkan Hurip. Di manapersoalannya adalah Apakah Pelaku Pencarian Sumber Air
bagi Lokasi-lokasi tersebut adalah di lakukan masih oleh
orang yang sama? Jika sama berarti terjadinya menunjukan
kepada Waktu dan zaman H Irengan Rohimahullah.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
4/44
o Misteri Kedua adalah Letak Maqam Arya kamuning yangberada di Jalan yang menuju Ci Borelang sebalah timur
Jembatan Dharmaloka, dan Pertanyaaanya Apakah memang
itulah Makam Surangga Jaya bin ki Gedeng Kemuning
seorang pewarits Tahta Cirebon? atau apakah beliau adalah
Harya Kamuning yang bertemu Aya Wira Lodra dari Bagelen,
yang jadi bibit asal terbentuknya Babad Tanah Indra Mayu?
Jembatan Dharma Loka Sebelah Barat JembatanJembatan Dharmaloka menunjukan Dua Lahan
yang terpisah oleh Kali Tua yaitu antara Lahan Timur
Dharma dan Lahan Barat Dharma, Info ini di sampaikan
oleh Mantan Kuwu Parung yaitu Bp Kw Muslim. Artinya
Pada masa Kuwu A Hadad tepatnya di Dharma 24 th atau
3 x 8 th Beliau menjabat menjadi Kuwu tepatnya sejak
zaman Suharto pertama menjadi Presiden, serta
sekaligus A Hadad jadi Saksi Utama atas perkembangan Desa Dharma
saat itu.
Seorang Tokoh H, Ahmad 1925-2013 dari Desa Parung
mengabarakan bahwa Dharma di 1939 belum ada jembatan Dharmaloka kecuali dari Bambu dan Pohon kuat dari dataran lahan Barat
Sungai, menanjak ke Lahan Timur Sungai, dan Pasar pada saat itu ada di
Ciook, kemudian di 1960 Pasar di Lapangan Timur Masjid Jami Dharma
sekarang, di kabarkan lagi bahwa anatara Balong Girang dengn Hilir
adalah satu dataran rendah sebelah barat jembatan Kali Dharmaloka di
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
5/44
bawah dataran tinggi sebelah timur jembatan kali Dharmaloka,
kemudian di kabarkan lagi bahwa pembangunan jembatan ini lebih
awal dari pembangunan Jembatan panjang waduk Dharma, ini
menunujukan bahwa Jembatan Dharmaloka di bangun sejak zaman
Rhama Haji Irengan, dengan sangat sederhana semisal dengan Bambu
atau Pohon Kelapa dengan Arah jembatan Timur barat dan menanjak
menuju Dukuh Dharma saat itu sebelum VOC melakuka Imprealismanya
ke tanah ini, dan itu berarti setelah beliau di undang oleh 15 Para
Perwira untuk bermukim di Dharmaloka. Yaitu tepatnya pada waktu
akan di Dirikannya Angkatan kuwu Perdana yaitu pada masa Mbh
Damar Wulan atau Mbh Datuk Kali Putih yang di Pilih melalui 15 Suara
Perwakilan Masyarakat saat itu yaitu ;
1. Eyang Hadirudin Al- Bantani2. Mbah Satori atau Mbah Dalem Cageur
3. Mbah Rhama Ghede atau Mbah Katipan4. Mbah Depok di Parenca
5. Mbah Jangka Ciabot6. Mbah Braja Barong di Cipasung
7. Mbah Raden Bagus di Kawah Manuk8. Mbah Marmagati di Gn Sirah9.
Syeh Karibullah di Pasir jati
10. Syeh Habibullah di Gn Luhur
11. Syeh Ahmad Aruman di Kopeng12. Syeh Ahmad Bin Huas di Situsari
13. Syeh Dhrajat di Cikupa leuwipeundeuy14. Syeh Ibrahim di Sukarasa
15. Mbah Dhamar di Pakuon Bharat DharmaWallahu Alam
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
6/44
MITOLOGY
Dharma Loka
Loka Balong PanyipuhanKalimat DHARMA pernah diartikan pada Abad 16 M di daerah
kawasan Cirebon,yaitu Untuk tempat yang bergelimangan Air, lalu itu di
Imflementasikan oleh seorang Ulama dari Indramayu untuk
penamaaan sebuah desa di kaki Gunung gede dengan kenamaaan
Desa DHARMA, jadi jelasnya sebelum seorang Ulama dari Indramayu
datang ke Desa tersebut dan berkunjung menjumpai para kawan-
kawannya di tempat itu, ternyata terceritakan bahwa Dharma sudah
punya sumber Air yang sekarang di sebut Dharmaloka, padahal konon
sebelum seorang Rhama H, Irengan tiba, maka Dharma tersebut adalahLahan yang biasa sahaja dan tanpa banyak sumber mata Air. Wallhu
Alam.
Kaitan Dharma dan Dhermayu
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
7/44
Indramayu kini telah menjadi kabupaten mandiri, ia berawal dari
Dua Tokoh terkenal yaitu Raden Wira Lodra dan Nyai Endang Dharma,
keadaan pada masa itu adalah setelah adanya Sunan Gunung Djati di
Cirebon, lalu setelah Era Sunan yang Hinduisme itu di imbangi dengan
keWaliyan yang Islamisme sebuah Versi menceritakan kisah seseorang
dari Indramayu datang ke tempat yang akan ia Sebut sebagai Dharma,
yaitu pada masa Cirebon telah di Wariskan kepada Raden Surangga Jaya
atau Adipati Kuningan anak kandung Ki Gedeng Kemuning yang di
angkat jadi Putra kerajaan olehSunan Gunung Djati.
Ulama Indramayu tersebut di ceritakan oleh sebuah sumber
bahwa ia datang dari Dharma, untuk jumpa teman ini di luar Tugas dari
Raja Cirebon yaitu Raden Surangga Jaya atau Adi PAti Kuningan, dankemudian beliau menamai tempat itu dengan
DHARMA,sebagai tanda pengakuan semata, bagi
tempat yang banyak air yang mana Rhama haji
Irengan sudah ada disana di Dharma loka.
Kalimat Dharmaloka di duga berasal dari
kesan ke-Indramayu-an yang bertokoh Raden
Wira Lodra dan Nyai Endang Dharma di tempat
yang sekarang jadi pendopo KabupatenIndramayu.
Selain menamai pun, ia di ceritakan menginformasikan sesuatu
yang belum pernah di Duga oleh Ulama Sa-Dharma yang ada jauh
sebelum orang Indramayu itu mengunjunginya, kemudian Orang
Indramayu berprediksi kepada Masa Depan tentang Desa Dharma yaitu
jika ada Ulama dari Timur itu datang, maka di dharma bisa maju.
Kalimat ini Lumayan untuk memberi kehati-hatian yang cukup untuk
melangkah ke masa depan, dan kalimat tersebut tertangkap oleh
sebagian masyarakat dan turun temurun kesebagian Masyarakat di
dharma hingga Buku ini di Tulis, Demikian kepercayaan itu mendasari
masyarakatDesa Dharma saat itu.
http://asepsaiba.files.wordpress.com/2008/04/wiralodra.jpg -
7/23/2019 Dharmaloka Gn
8/44
Seorang Misterius ini, tidak jelas Identitasnya, baik nama maupun
Alamatnya, bahkan Angkatan tahun berapa dan Generasi siapa
sebenarnya, Apakah Dia itu setelah Dharma punya sumber Air, atau ia
ikut berjuang bersama Rhama irengan mencari Sumber Air. Tetapi pada
intinya Dharmaloka adalah Muatan Rahama haji Irengan dalam
kecenderungan Maximalitas keperjuangan terutama yang terkait
dengan sumber Airnya, bahkan mumkin termasuk yang di Ci Gugur, di Ci
Bulan, dan Sangkan Hurip Kuningan, sebab ada nilai persamaan bebrapa
Identitas terutama dalam ciri Ikan-ikan di Balongan yang ada di sana.
Wallahu Alam.
PANCA LOKA DI DHARMALOKA
Lokasi Utama di Dharmaloka ada Lima Penamaan yang di
Identitaskan sejak itu:
A.Loka Panyipuhan di Ci Binuang
Loka Balong Panyipuhan
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
9/44
B.Loka Kahuripan di Beunteur
Loka Balong Benter KahuripanC. Loka Bangsalan di Tembok Bundaran sebelah Barat bawah
Makam Kramat
Loka Balong Bangsalan
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
10/44
D.Loka Ageung dekat Bale-bale
Loka Balong AgeungE. Namanya belum di ketahui, dan masih di cari
Balong .
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
11/44
Image Balong di atas ini pada Awalnya tidak berdinding, tapi
benar-benar sejajar dengan Tanah, kemudian bersamaan dengan
pembangunan Kolam renang sebelah timurnya, maka balong ini di
Bangun Renofasian 2010-2011 M dan di ambil guna untuk Manfaat
Terapi ikan bagi para Pengunjung, demikian sekelumit gambaran
sebagin perubahan Potert Budaya di seputar Balong Wisata Zarah
Keramata Dharma-Loka.
Pada Masa Mbah Kuwu Hidir Dharma Loka di Bangun Renofasian
sehingga Dharmaloka beralas Tehel Merah saat itu hingga sekarang di
2013 M ini masih dapat di lihat dan di pakai, lalu pada Masa Kuwu Muda
Yadi Juharyadi, ada tambah Bangun Renofasian yaitu pembangunan
Kolam yang berdampingan dengan Loka Balong Panyipuhan Ci Binuangdekat makam Sari sari Kuning Sari kembang,
Makam sari Kuning Sari Kembang sebelah barat Kolam renang atau sebelah selatan Loka BalongPanyipuhan
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
12/44
Kolam Renang Anak-anakBalong di atas bukan Balong peninggalan abad 16M -17 M kemarin,
tetapi balong itu sebagai Kolam Renang bagi Anak-anak untuk ber Libur
Santai di sana, Kolam itu di buat di tahun 2010-2011 M dia masa
pemerintah Kuwu Yadi. Selain Bangunan tersebut, maka Kiprah Kuwu
yadi pun membuktikan perubahn lain di bentuk Bangunan Bale-Bale
yang dulu terbuka tanpa Jendela dan kaca, sekarang tertutup rapi di
lengkapi kaca dan pintu masuk.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
13/44
Loka Balong AgeungSebuah makam yang di duga adalah para harits-harits Rhama haji
Irengan, adalah Rhama Gusti yang makamnya di sebelah Selatan Makam
Rhama Haji Irengan , beliu untk gambaran sementara di duga sebagaiPaqa Qusuma Islam untuk Desa Dharma Bersama Rhama haji Irengan,
atau beliau sezaman segenerasi dengan Rhama Haji Irengan, yaitu
Waliyullah angkatan Abad 16-17 M, bahkan lebih luasnya lagi bahwa
Para Perwira Islam Dharma ini, adalah satu Angkatan satu Generasi
dengan Priode Raden Surangga Jaya bin Ky Gedeng Kemuning setelah
Angkatan Raden Arya Kamuning dan Adipati Ewangga yang Situs
makamnya ada di sebelah Barat jalan menuju Ci Borelang, di mana ke
dua Tokoh tersebut satu angkatan dengan Raden ARya Wira Lodra dariMajapahit yang berkelana ke jawabarat da memunculkan ke
Dermayuan atau Indramayu sekarang.
Dua makam sebelah kanan di lokasi Rhama Gusti
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
14/44
Jalan ke Lokasi Rhama Gusti
Tiga makma di Lokasi Rhama gustiBaik Arya Wira Lodra dengan Ki Tinggil maupun Arya kamuning
dan Adipti Ewangga adalah beliau semua setelah keberadaan Gunung
Djati menjadi Tokoh di Caruban yang sekarang di sebut Ci Rebon.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
15/44
Adapun Gunung Djati adalah satu generasi dengan 9 Wali angkatan
ke Tiga yaitu :
1. Syarif Hidayatullah2.
Sunan Derajat
3. Sunan Ampel4. Sunan Bonang5. Sunan Kali Jaga6. Sunan murya7. Sunan Ghiri8. Sunan Qudus9. Sunan Geseng
Adapun ( generasi sebelumnya yang dari informasi yang kami
terima yaitu sebagai angkatan ke Dua adalah :
1. Maulana Malik Ibrahim2. Samar Qandi3.Abdullah Maghribi4. Datuk Abdul Jalil5. Muhibbatullah6. Said Dawud7. Ky Ageng Makukuhan8. Sunan Murabath9. Syekh Maulana Akbar
Dan Adapaun 9 angkatan Awal sebelum 9 kedua adalah :
1. Syekh jimadil Kubra2. Syekh Dzatul Kahpi3. Syarip Abdullah4. Syekh Qura5. Syekh Dzatul Ahmad6. Maulana Ali Akbar7. Maulana Aliyud Din8.Abdul Malik Isaril
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
16/44
9. Sayid Abdur Rahman Maja AgungSyekh Maulana Akbar adalah pendiri Pesantren atau Pengajian
pertama id Kajene Kuningan, sementara di Karawang Syekh Qora
mendirikan Pengajian Pertama di sana. Sedangkan di sebelah Barat
Walunagn atau kali Dharma loka adalah Rhama Haji irengan, sementara
di sebelah Timur Walungan adalah Ey Hadirudiin dan Kawan-kawan di
bawah izin kepala Prajurit saat itu yaitu Raden Dhamar Wulan.
Mengurai Mitos Ulama dari Timur
Siapa pun mereka, apakah ia dari Timur, atau dari Barat, dariSelatan ataupun dari Utara, Jika mereka merencanakan ke Baikan maka
Desa pun Terbuka baginya. Sebab se-utuhnya Alimin Desa Dharma saat
itu, adalah Alimin yang Ramah pada para Generasi dan para
pengunjungnya.
Kenapa harus Ulama dari timur?Sebab sesunguhnya arah Kulon atau Barat dari Desa Dharma
adalah Kuasa Kerajaan Galuh saat itu. Itulah yang dapat di Kronologikandari kasus di atas oleh prediksi masa sekarang.
Siapa Ulama Timur itu?Maka Siapa saja yang bersipat Amanah dan mahu mencintai desa
ini dengan Tulus dan Ikhlas, ia dekat dengan Masyarakat sebab bertekad
bahwa dirinya untuk kepentingan Agama di masyarakat dan Masyarakat
di dalam kepentingan Agama, sesuai Amanah Cirebon.
Berapakah jumlah Ulama timur untuk Dharma?Berapa saja, sebab lebih banyak cahaya di Dharma, akan lebih
baik kelanjutanya bagi Desa ke masa depan dalam Agamanya.
Bagaimana jika ada Ulama dari Kidul atau dari Kaler danatau dari Kulon?
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
17/44
Untuk sekarang Dharma terbuka bagi siapapun Ulamanya, dari
manapun asalnya, asal sesuai syarat di atas dan mencintai Muhamad
melalui mencintai negri ini. Serta tidak tidak menggunakan Masyarakat
untuk kepentingan capitalis imprealis dari Nafsu pribadi.
Timur bukanlah sumber segala pengkiblatan berakhir bagi Desa
Dharma, tetapi karena Ulama lah yang tulus mencintai negri ini, maka
Timur akan mendapat pencitraan, begitu pula dengan tiga arah jihat
yang lain.
Timur yang Haqiqi, buat Dharma adalah Cahaya sebagai tanda
awal siang yang terang itu telah datang, tetapi karena tidaklah setiap
timur dapat di Figurkan di dalam timurnya Orang-orang, maka tidak
setiap timru membawanya ke alam terang benderangan.
Siapakah yang lebih terang dari Timur?Maka dialah yang lebih terang dari Surya di ke antariksa an. Ia
tahu bagaimana membelah kegelapan dengan cahaya kilauan yang ada,
keterbukaan Hatinya pada Tuhan pada Insan dan Alam meliputinya.
Dari mana yang jadi Timur mencapai sebab Terang?Dari sebab kebenaran di dalam pengitabaan Dirinya pada nilai-
nilai kebenaran yang lain di atasnya dan sebelumnya.
Timur yang mana yang di prediksikan?Timur yang menacapai Barat-lah adalah Timur terluas jangkauan
cahayanya, yaitu Barat yang memberi terang tentang kehidupan gelap
di malam Hari percis seperti telah kematian. Timur yang seperti itulah
yang akan Hubul Waton sebagai soko guru Iman dari sebab Ihsan yang
telah mendalam di keislaman Dharma ini.
Apa yang bisa di baggakan dari Sudut Timur?Tiada yang lain kecuali Cahaya mengupuk langit siang untuk
membekali kehidupan tenang di malam hari bagi kemasyarakatan
setelah kematian.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
18/44
Membawa Apa sang Timur ke Barat alam?Tetap saja ke ikhlashan yang bukan Cuma Lagu dan Laga di ke Liga
an Ilmu pengetahuan ke Agama an.
Apa ada yang lebih utama dari sang Timur?Tentu saja banyak, tetapi jika memang yang lain belum ada untuk
hadir ke barat, maka Arah manapun bisa berguna bagi yang mencarinya.
Dharma tidak mencari Timur dan Barat, tidak pula mencari Utara
dan selatan, tapi mencari Potensi dari manapun yang bisa membawa ke
baikan umum. Oleh sebab itu keturunan tidak lah di peran utamakan
bagi Dharma sendiri, sebab kebaikan selalu lebih penting dari
semuanya, untuk semuanya.
Apakah Dharma merasa telah akan atau sedang di Rugikanoleh sang Timur?
Tentu tidak, sebab Innal Insan Lapi Khusrin itu adalah bagi yang
tidak shalih dan tidak Iman serta tidak bersahabat untuk saling
menolang dengan segala Nasihat yang bisa jadi siasat dan siasat yag bisa
jadi nasihat ke Agama an. Wallahu Alam.
Mitos Masa Depan Dharma
Sebuah Zaman Mitos bagi Desa Dharma Pada saat itu, adalah
manakala banyak kalangan yang terbuka pemikiranya dan mereka tahu
banyak tentang Masa Depan, tetapi mereka terjerat oleh rasa bangga
dengan kemampuan yang ada yang mereka rasakan sendiri,
Tidak sedikit dari mereka yang mampu berpikir menembus masa
Depan tetapi sayang sekali mereka sendiri telah menganggap kotor pada
kehadiran Masa Depan, padahal itu Artinya ia telah berpikir negatip
pada keterlahiran para Generasinya sendiri, semoga Allah me
maafkannya.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
19/44
Dalam pandangan Nadzroh aqalnya, mereka Seolah melihat Masa
depan yang akan terjadi sebagai Masa yang semuanya akan terlaknati
Allah dan Rasulnya, kemudian sebagian dari mereka merasa lebih
penting dari Generasi yang akan Datang dan berkesimpulan bahwa
kebenaran telah selesai sampai pada kehidupan di zaman mereka
berada, sambil memakai pedomam Dhorraisme. Demikian Pola Pikir dan
ParaDigma yang luar biasa Supra Extrimer.
Mereka sangat Luar Biasa untuk bisa melupakan keturunannya
sendiri yang akan terlahir dimasa depan, dan nanti akan jadi proyek
kesibukan mereka untuk melihat di berbagai turunan untuk saling
laknat, sebagai imabas dan hasil dari Cara pandang yang mereka
tinggalkan di Bumi Dharma,
Jika memang Ya begitu, maka Mereka berarti lupa dengan
keadaaan mendatang pada generasinya sendiri, bahwa mereka
Membaca, menimbang masa Depan tanpa memberi Berkah Taawudz
dan mengiringinya dengan Doa-doa ke Mashlahatan untuk mereka
yang akan di Terlahirkan ke Bumi untuk jadi Para Genersi keturunan di
Desa Dharma tersebut, di situlah maka Hubbul Waton harus lebih
cenderung bermakna Mencintai Generasinya bukan pada mencintai
harta benda Fananya.
Jika saja 2 Berkah itu Ada, maka Mashlahat sebagai penyertaan
dari Generasi silam pun telah mengawal menyertai kita di masa
sekarang, Demikian permasalah ini adalah Tugas Kita sekarang dan ke
depan agar lebih hati-hati melihat Masa depan, biarkan lah masa yang
silam dan kita kedepan itu adalah Pokok dari segala pentafakuran.
Walaupun masih banyak yang berpendapat dengan nada Kesal di desa
tersebut bahwasanya seharusnya ada kematian satu Generasi kemarin
sebelum kita di lahirkan, sebab generasi sebelumnya adalah Generasi
ExtrimerdanSok Wani. Ini terjadi di akhir abad19 M. Wallahu Alam.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
20/44
Mitos tentang Dhoruraisma
Sebagian lagi ada Sisa-sisa Paradigma kuno di desa Dharma, dari
Generasi ExtrimerPaham Dhoruraisme yang berpedoman bahwa Orang
Tua itu Sah Nge-Dhorra sedangkan Anak-anak Sah Di-Dhorra. Arti tafsiryang seharusnya adalah orang tua tidak di salahkan karna
memadharatkan tapi anak memadharatkan adalah sebuah kesalahan.
Jika anak Ngedhorra orang tua setelah Aqil Balighnya maka jelas
itu terkait Hukum, tetapi jika anak itu belum baligh dan atau tidak
Waras Aqal maka itu yang tidak akan di hukumkan.
Orang tua setelah Renta ngedhora karna Kondisinya bukan dari
kesengajaan, maka ia tak terhukumkan, maka keshalihan ataupunkebaikan dari Anak dan orang Tua mendukung untuk kebaikan di
lingkungannya, itu uang di cita-citakan ke Agamaan.
Kata Dhorra adalah berasal dari bahasa Arab yang sudah di
sembunyikan kedalam bahasa sehari hari di tempat itu, dan kalimat
Dhorra berarti sesuatu yang memadharatkan, maka Pahaman ini adalah
pahaman Pola penjajah para Capitalisma Pro-VOC Erofa dan Fortugis
serta Spanyol untuk menghalalkan segala cara Exvansinya ke tanah ini,
padahal saat itu VOC pun belum tiba di tanah Dharma tersebut.
Kalimat Dhorra Bahkan jauh lebih bisa bermakna Extrim lagi,
dimana pedoman itu bisa bermakna Siapa Yang kuat, Dialah yang akan
Menang,yang tak akan bisa di Madharatkan tapi bisa memadharatkan.
Demikian Hukum Rimba di Desa tersebut terimflementasikan sejenak
sebelum kesadaran berketurunan itu akan bermunculan.
Dengan keterangan di atas maka Masyarakat tidak menyalah
tafsirkan keadaan paham Dhorraisme kepada kepentingan Ego Tua,untuk alasan yang Tua adalah yang takan pernah berbuat salah. Wallahu
Alam.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
21/44
Sekilas Desa Dharma
Pintu Gerbang Baru Desa DharmaAllah tidak Dzolim sehingga mengunci suatu tempat dari jalan
kemajuan dan kebenaran. Tetapi orang-orang setempat itu sendiri yang
harus di arahkan pada arahan yang tepat. Oleh orang-orang yang tepat
pula pada Tugas dan Pengamanatannya.
Untuk kemajuan Dharma, maka bukan Timur atau Barat, utara
atau selatan, tetapi ia yang mengerti tentang Timur dan Barat tentang
utara dan selatan di alam Lahir dan kematian.
Mari kita berubah kepada jalan yang lebih Akurat dan lebih
Positif, walaupun mereka dari kalangan para pendahulunya seandainya
kurang atau tidak Positip dalam penyertaan Doa dan harapan kepada
Generasinya, dan lalu mereka menikmati dengan perasaaan puas darisebab Ilmu Penerawangannya, tentang apa yang akan terjadi di masa
depan tanpa ikut peduli mencintai Desa tersebut dan mengiringi dengan
Doa dan Rahmat welas asih pada yang akan di lahirkan dimasa depan,
maka semoga mereka di Maafkan Allah swt. Demikian sebagian
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
22/44
penduduk masa sekarang menilai cara berpikir Generasi di kesilaman
zaman.
Intinya Bagaimana Agama dan Dunya bisa maju di Desa Dharma,
jika yang jadi tolak Ukur adalah orang yang tidak membuka jalan lebarpenuh solusi, juga kurang beramanah dan tidak bertugas untuk di
tempat itu, maka yang jelas dan lebih penting untuk di jadikan Tolak
Ukur adalah Sunan Gunung Djati dan Raden Surangga Jaya itu sendiri
yang welas Asih pada Umat saat itu.
Seorang Sunan Gunung Djati beliau berpesan di masa yang telah
Silam bahwa Aku Titipkan Masjid dan Faqir Miskin tentu kalimat ini
adalahkalimat yang paling utama diterima oleh seorang Raden Surangga
Jaya atau Arya Kamuning, atau pula Adipati Kuningan pengganti tahta
kerajaan Cirebon.
Jika mengacu pada Amanah dari Leluhur Cirebon, maka Desa
Dharma adalah untuk kepentingan Rohmat Dunya kepada Agama dan
Agama kepada Mashlahatnya Dunya. Dan pembentukan Kuwu pertama
sudah barang tentu di ketahui oleh Raden Surangga Jaya, sebab Utusan
beliau bernama Rhama Haji Irengan ada di Dharma saat itu.
Maka Rhama Haji Irengan sajalah bagi kita adalah tokoh yang jelasmembawa sebuah Amanah dari Surangga Jaya Cirebon untuk Desa
Dharma ini, dan beliau lah yang di Tunggu-tunggu dan di Undang oleh
Para leluhur Desa Dharma seperti Mbh Damar Wulan atau Mbh Datuk
Kali Putih beserta satuan dari 14 para perwira yang lain pada saat
melawan arus serangan dari kerajaan Galuh di desa tersebut yang akan
menyerang Cirebon. Wallahu Alam.
Dharma dan Lengkong
Perihal Talaauniah atau acara Saling laknat antara PihakSyeikh
Qoribullah dengan Pihak Eyg Maulani yang jadi sejarah pertama
dikutuknya kemajuan Dharma bagi 7 Turunan, di duga itu adalah Missi
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
23/44
dan gossip belaka yang di Orbitkan VOC, sebab pada sejarahnya Belanda
ingin merebut kekuasaan secara Luas di Nusantara ini, dan Gosip itu
terjadi setelah masa VOC ke Desa Dharma.
Ey Maulani memang Ulama dari Kuningan Timur, dan kelahiranbeliau jauh sesudah masa RhamaHaji Irengan menetap di Dharma, yaitu
setelah masa Kuwu kedua Raden Yusuf SyafeIdi Dharma akan Di Angkat
oleh Raden Datuk kaliputih.
Adapun kalimat Kutukan yang tersebar di Desa tersebut adalah
berbunyi : Tujuh turunan Di Dharma Moal Menyat. Ini artinya bahwa 7
Turunan di Dharma di Laknat. Kalimat ini terexpresikan secara sangat
Emosionatif. Penuh Durja keDendaman yang mustahil terjadi bagi tarap
kewaliyan setingkat yang tertuduh yaitu Ey Maulani putra kesayangan
Mbh Daqqo dari Lengkong, sebagai sosok yang akan di adu domba dalam
Ring tinju kuasa VOC.
Di Ceritakan dari jurnalis yang tidak jelas dasar beritanya, bahwa
Ey Maulani Lengkong Kuningan merasa Sakit dan Durja penuh Dendam
pada Ey Qoribullah di Dharma Kuningan, Konon Gosipnya mengabarkan
asal usul kedendaman itu akibat kapal-nya Ey Maulani dapat di sergap
oleh satuan Compeni VOC di abad 17 kemari, dan alasan yang di berikan
VOC kepada Ey Maulani adalah bentuk Pengadu Dombaan di tubuh
Pemuka Islam tanah Kuningan,
Logislah kenapa Ey Maulani Marah pada sodaranya yaitu Ey
Qoribullah yang tertuduh sebagai sumber sebab kenapa Maulani bisa
tertangkap, VOC lah Opertaornya yang memberitakan Qoribullah
penyebab kenapa Maulani bisa di tangkap.
Itu Artinya Desa ini masih dalam Izin Besar dari Allah yang jauh
lebih teawal mengenali tempat tersebut, sebelum adanya 15 Para
Perwira Cirebon di tempat tersebut di siagakan, dan itu Artinya Allah
lebih Awal untuk Bijak dan Adil atas perkembangan dan Kemajuan
Lanjutan di Desa ini. Wallahu Alam.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
24/44
Mengurai Kasus Laknatan di Dharma
La Yukallipullahu Napsan Illa Wusaha Maju atau Mundur suatu
kebudayaan di suatu tempat tinggal manusia, maka kebijakan Umum
dari Tuhan adalah sebagimana, Daya Ihktiyar dan kasabnya, Makabergitu pula tuhan terhadap tingkat ke Wargaaan di Dharma.
Bunyi kalimat : Tujuh turunan Di Dharma Moalaya nu jadi Ulama
Ini artinya bahwa 7 Turunan di Dharma di Laknat. Kalimat ini
terexpresikan secara sangat Emosionatif dan A-Moralitatif tidak
bersipat mendidik atau tidak Educatif.
Siapa yang dituduh melaknati Dharma?Ia adalah Ey Maulani bin Mbh daqqo Lengkong pada Masa VOC
abad awal para Compeni datang ketanah Jawa.
Apakah ada akibat Negatip yang dapat di rasakan dariKutukan Ulama Lengkong untuk Warga Dharma?
Tidak ada. Justru Dharma mencitra baik di kecamatan di
Kabuptaen hingga saat ini buku di Tulis.
Apa arti penting Laknatan jika itu di lakukan oleh Maulaniuntuk Dharma?
Jelas tidak baik bagi ke Akhiratan seorang Maulani itu sendiri atau
pelaknat yang lain, dan itu tentu bukan yang terpenting bagi Ey Maulani
Ra, dalam statusnya, begitu pula dengan Ey Qoribullah ra.
Tujuh yang di Rugikan bernilai Turunan Bani adam yang akan
terjual ke neraka berbanding Satu yang merugi. Jelas tidak lah
merupakan bandingan yang Adil dan Bijaksana, karna Kulukum RainMasulun An Royatihi akan masih di jalankan Allahnya., jika itu memang
terjadi tanpa ada Mushapahat saling memaafkan.Wallahu Alam.
Kemajuan Dharma di masa Mbh Damar Wulan
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
25/44
Di zaman Kuwu Pertama yaitu pada
masa Ey Datuk kali Putih, ini terjadi pada
masa sebelum VOC datang di akhir sejarah
perang Galuh dengan Cirebon.
Kemajuan di massa itu adalah
perubahan Warga ke arah pembentukan
Kuwu yang Pertama kalinya, tersusunlah
pola kepengurusan merujuk kepada bagaimana seorang Mbah kuwu
sangkan Cirebon Girang menjadi Kuwu Pertama di sana, dan
sebelumnya yang belum ada ke Kuwu an saat itu di Nusantara.
Dari Kuwu untuk Masyarakat, dari Masyarakat untuk Kuwu, bukan
hanya Filosof saja saat itu, demikian keberkahan pertama di kemajuan
perdana buat Desa Dharma.
Pertanian dan Peternakan adalah
Komoditi utama saat itu bagi urusan
Dunya sementara Masyarakat pada saat
Datuk kali putih memimpinya,
sementara Perdagangan saat itu belum
terorientasikan di zaman itu. Tapi
Alhamdulillah kecukupan itu memadai
di alam kesederhanaan saat itu.
Wallahu Alam.
Kemajuan Dharma di masa Muhamad Yusuf Syafei
Di Zaman Kuwu Ey Buyut SyafiI, yaitu pada zaman penjajahan VOC
setelah ada berita dan gossip
mengenai perseteruan antara Ey
Maulani dari Lengkong dengan
Syekh Qoribullah dari Pasir Djati
Dharma.
Perseteruan itu adalah Ilusif
tidak terjadi, kecuali hanya pola
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
26/44
Adu Domba dan Peresahan Belanda terhadap Masyarakat Desa Dharma
dan Sekitarnya, setelah usai Kuwu pertama menjabat di Desa Dharma.
Kejadian tersebut adalah Ulah VOC semata, dimana mereka ingin
mengusai Kuningan dan Dharma dengan segaala keserakahanya, makasegala cara di Halalkan dengan Passiesme dan Cavitalisme nya.
Ey Maulani di jadikan Object penyergapan bagi VOC, dan mereka
mengatasnamakan Ey Qoribullah penunjuk jalan keberhasilan untuk
menangkapnya. VOC lah Sumber gosip nya.
Bagi kita yang jelas bukan saksi sejarah, di harap jangan ada
pengotoran Pikiran dan Anggapan baik di zaman kita sendiri, atau pun
kepada Generasi berikutnya, di dalam ataupun di Luar Desa Dharma,yaitu terhadap nilai nilai ke Murnian ke Prawaliyan Negri sendiri.
Adapun Kemajuan untuk Dharma Di zaman Kuwu Muhamad Yusuf
SyafeI BinBin Ey Hadirudin, adalah bentuk Kuwu Lanjutan kedua
setelah Raden Datuk Kali Putih atau Mbh Damar Wulan menjabatinya.
Pada masa ini telah terbentuk perkumpulan Pengkajian keilmuan
Agama secara Manual di Dukuh Kidul dan di Dukuh Kaler. Saat itu
pembentukan Kobong dan Pondok Pesantren belum ter-Inisiasikan {terencanakan}. Adapun pengajian itu hanya terbentuk sebagi Himpunan
Kumpul Jumatan dan hari-hari lain yang para beliau tentukan saat itu.
Di Dukuh Kaler di kelola dengan secara sederhana oleh kasepuhan
Rhama Haji Irengan dan nama pengajian saat itu belum ada, sedang di
Dukuh Kidul di kelola oleh keturunan Ey Hadirudin dan nama pengajian
pun belum dapat kabarnya, di mana Ey hadirudin adalah satu Generasi
dengan Raden Damar Wulan atau Datuk kali Putih, sementara Muhamad
Yusuf SyafeI saat Damar Wulan menjabat jadi Kuwu ia adalah bagiandari Para Kaula Muda penggalang Agama penerus generasi sebelumnya
di Dharma.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
27/44
Nama Pondok Pesantren Attahiriyah bukan kenamaan pada
massa Muhammad SyafeI dan Damar Wulan. Sebab tahun di dirikanya
adalah 1989 M di Dharmaloka. Wallahu Alam.
Tak Perlu Gelanggang Ulama
Desa Dharma tidak di bangun oleh para leluhurnya untuk Ring
Kompetisi Adu Ilmu. Dan itu tertera pada sikap kepemimpinan seorang
yang Adil dan Bijak yaitu Raden Datuk kali Putih sebagai pemimpin
pertamanya, beliau adalah mantan komandan keperwiraan Cirebon
untuk melawan galuh.
Agama tidak di lahirkan oleh Competisi, untuk Competisi, dari
Competisi. oleh sebab itu tidaklah harus ada Liga Ulama. Agama bukan
hasil Produk Persaingan para Penganutnya dan Pelopornya, dari sebab
itulah yang beragama dan masih competitive di tubuh Agamanya belum
mencapai kesadaran Mutlaq dalam Hanif-Silminya.
Agama bukan untuk kepentingan satu orang Warga Dharma, tetapi
Berkah Agama adalah kepentingan semua Orang di Desa Dharma dan
seterusnya.
Tuhan bukanlah si hamba yang pantas mendapati segala Suruhan,
demi kepentingan Hawa Nefsu dari para Penganutnya, Oleh sebab itu
takan pernah ada Ulama tercerdas yang akan di per-anaktuhan-kan di
desa ini sejak di bentuknya Desa Dharma.
Desa Dharma ini, Entah berapa persennya dari kerajaan Tuhan?
oleh sebab itu manusia terpandang di dalam Tuhan Allah swt adalah
mereka yang telah memandangi Tuhan Allah dengan tulus dan penuhsegala Hurmatnya.
Ulama Dharma Bukanlah Ulama Besar Dunia di semesta Alam ini,
generasi Ulama tidaklah perlu untuk Riya dan ujub di zaman-zaman, di
Ruang-ruang. Juga tak perlu risaukan keridoan Allah jika ia sudah
belajar menerima dengan Ridho kepada Titah Allah dan Rasulnya.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
28/44
Mitos Moal Aya Ulama Gede di Desa Dharmaartinya Tidak akan
Ada Ulama Besar di Desa Dharma kalimat di atas telah di anggap sebagi
Laknatan yang sudah melekat di sebagian Benak Hati masyarakat Desa
Dharma terutama pada Awal zaman Yusuf Syafii hingga Abad 19 M -20
M.
Sebagai sebuah perubahan di Dharma di Abad 21 M, terutama ini
terjadi setelah generasi-generasinya banyak yang mengenali pendidikan
Sekolah dan Kuliah juga Pendidikan Pengajian di Madrasah dan
Mahadiyah, maka Mitos tersebut sedikit demi sedikit berkurang,
dimana Masyarakat sudah mulai mengenali mendekati mendalami Arti
sebuah cetusan Hukum Alam dan seleksi alam, yang menyatakan dasar-
dasar sebab dan Akibat yang di kaitkan lagi dengan paham Diniyahmenganai Bunyi hadits yang Sohih yaitu Kullukum Roin, Masulun An
Royatihi. Artinya setiap individu adalah pemimpin, maka setiap
indipidulah yang akan di Hisabkan atau di pinta pertanggung
jawabannya hal ini sama dengan pendapat para 15 perwira Dharma
angkatan pertahanan Cirebon, seperti Mbh Damar berpendapat bahwa
Hade Gorengna Urang Dharma, eta lain ku lanat Si Mbah Daqo jeung
turunana, tapi ku masing-masing Paripolahna Ewang-ewangan
pendapat ieu di cuplik melalaui Mediasi Ritual tertentu dari seorang
Mediator Muda yang siap di jadikan objek ritual tersebut.
Negri Padang Pasir Arab di timur tengah maka di Arab di iran di
Iraq di Brunai di Malayasia pun tidaklah di per-Ulama-kan semuanya,
seandainya pun pada tingkat pengetahuan sudah semua mencapai
tarapan yang sama puncaknya.
[Agama ini ibarat Kerucut terbalik sekaligus terbuka ke atas, di
mana Dasarnya adalah Niat Hijrahnya ber Iftitah Taroqi ke Alam Akbar,
tetapi Agama ini ibarat Kerucut tertutup ke bawah, di mana Allah ber
Iftitah Tanazul kepada urusan Allah merububiyah ke ALam dan Insan]
Salah besar bagi seorang Tolibal Ilmi, ia mengejar ingin jadi Ulama
besar, oleh sebab itu bukan orang Dharma Sejati dimana orang itu masih
di dalam orbit hati ingin mencetak diri jadi Ulama Besar di mata
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
29/44
manusia. Sebab di pandangan Allah adalah Hamba Para Pengemis Ijabah
saja adanya.
Apalah arti pentingnya bagi kedharmaan yang Abadi nanti, di
banding jadi ulama Besar di mata Orang di kehidupan yang sementaraini.
Rupanya kita tak harus perlu dengan Filing Accesories yang
bernilai Ilusi Optic yang menipu perasaan hati, di mana kita merasai
dengan hati bahwa kita telah sampai pada puncak segala ilmu dan
keridhoan Allah, tetapi melalaikan arti penting ke-Rama-an di Dalam
Adam Shufiyullah tempat bersarangnya Ridhollah yang terdepan
adanya.
Santri Allah bukanlah santri seseorang, tetapi ia harus telah ber-
Rekomendasi-kan Santri di pandangan Allah. Santri Allah baginya tiada
Ulamanya, tiada kyainya, tiada Alumninya. Dialah Santri Abadi, Santri
Langgeung bagi Allah Sumber ke-Maha-Ghuru-an yang ada, ia Seperti
hidup adalah belajar terus untuk mengabdi lebih sempurna pada
Allahnya.
Pesantren Allah tidaklah berbangunan Beton atau Bangunan ber
Cakar-Ayam atau bengunan mencakar Langit. Tetapi Pesantren Allahadalah Masjid itu sendiri, dan perkara ini telah di singgung di dalam
keterangan Muhammad saw yang pernah bersabda Wakullal Ardhi
Masjidunoleh sebab itulah Masjid Allah adalah bumi Allah itu sendiri
dan Bumi Allah adalah bisa jadi Pesantrian bagi santri Allahnya sendiri
Karna tiada Ruh dari Pesantren melainkan Masjid itu sendiri, yaitu
sebagai tempat berdirinya Agama di tihangkan dari sejak Isalam di
sebar luaskan, demikian keterangan ini akan membuka situs baru di
pengalaman hayat hati kita.
Apalah arti kepesantrenan tanpa Masjid, sebab dari Masjidsemua
Pesantren lah dan ulama di beri keuntungan secara spiritual. Dan tetapi
apalah arti Masjid itu di banding dengan para pesholat yang potensial.
Mari kita sama-sama untuk belajar terus mengcompetensikan Sholat
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
30/44
kita masing-masing dan menghindari segala Competisi di dalam
ketertiban Sholat.
Dari sejarah-sejarah yang ber-estafetlah bahwa Agama ini
bertihang dengan asas-asasnya Sholat, tetapi karna jika Ilmu Sholatsahaja tanpa para Pesholatnya takan memeberi Arti apa-apa, maka Para
Pe-sholat pulalah yang akan selalu lebih barharga dari pada Aturan
Sholat itu sendiri yang sudah tertulis.
Tidaklah berdiri dengan sah bagi pe-Sholat untuk arti Shalatnya
kecuali ia bersama Fatihat melakukanya dalam pandangan Basis
Interior Agama, maka Tiang Agama secara Interior adalah tiada lain
kecuali Fatihat dalam Shalatnya sendiri dapat ia Idrak dengan Rasa dari
nafsiahnya sendiri, dan dengan Aqal dapat me-Nadzrohnya sendiri.
Tak perlu Competisi dalam Agama, sebab Tihang Agama bukanlah
Mobil yang Mewah, bukan pula Rumah yang Megah, bukan juga Rupiah
yang melimpah, oleh sebab itu tak perlu Kupur dari sebab Faqir, jika
kita tahu kenapa harus ada rukun Agama tentang Arti penting Puasa.
Dari sebab itulah Tuhan bersabda kepada yang puasa bahwa : katakan
apa mahumu!!! Cuma jarang yang tahu bagaimana tuhan kita saat
mengkomunikasikan Sabdanya pada kita setelah kita berpuasa, atau
Ibadah yang lainya. Di situlah saatnya kita butuh akan Haq ber
Interiorisasi di dalam Agama.
Ternyata kita tak perlu Competisi dalam Agama, sebab Tihang
Agama adalah Sholat yang menginterialkan nilai Rasa dan Perasaan
berFatihat, pada Sang Raja Agamanya. Maka hanya orang yang lalai
dalam Shalatnya merekalah yang Bohong dalam berkeAgamaanya,
itulah mereka yang tidak jelas Jajar-Jujur-Jejer-Jojor-Jeujeur-JijirRasa
dan Perasaan dalam fatihat Shalatnya saat kalimat nya mengatakanTawajuh sedangkan hati drai penghayatanya tidak seperti yang ia
ucapkan, maka oleh sebab itu pulalah Agama telah di Serong untuk
kepentingan Pamor Individu Impreal dan Cavital nya. Naudzubullah
mindzalikAmin
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
31/44
Sifat Competitif di dalam Agama tidak hanya dapat di Nadzrroh
oleh Aqal-aqal Tobaiahnya, tetapi ia pun dapat di kenali dengan system
Dirakat Rasa Rumasa penghayatan Naluri ke Fitrahan. Demikian di
kabarkan agar kita selalu saling menjaga hingga akhirat itu menjelangi
kita semua. Wallahu Alam.
2013 M DESA DHARMA DAN AGAMA
Alhamdulillah Desa Dharma sejak berdirinya hingga saat buku inidi tulis di 213 M telah di lebihkan dari keadaan sebelumnya, ia di
berkahi dengan banyak Masjid, jumlah Kobong dan Pondok pesantren
walaupun sederhana, juga Pengajian Harian dari para Ibu-ibu Rumah
Tangga, dan Majlis majlis Dzikir yang berdiri di tiap Kaliwonan atau
Hari-hari yang di tentukan para Anggotanya, yang bersipat Positif.
Wallahu Alam.
PESAN PENULIS
Bagi Para Wisata Ziyarah Dharmaloka yang semoga di Ridhoi Allah,
dan selamat di jalan Tawasulnya terjauh dari Syirik Khofy maupun Jalli,
di harap Maklum apa adanya mengenai Ziyarah akan lebih mengena
pada arti yang tersusun rapih, jika ber Ziyarah itu dari Ci Rebon ke
Dharma-Loka di lanjut ke Pamijahan Ci Amis.
Jadi jika Anda Ziyarah ke Ci Amis ke Syekh Abdul Muhyi tetapianda tidak ke Rhama Haji Irengan, maka sebetulnya tidak ada yang
perlu di persalahkan, akan tetapi mumkin bisa lebih baik lagi jika anda
berziyarah kepada seorang Murid lalu andapun berziyarah kepada
Gurunya, sebab di Dharmaloka lah, Syekh Abdul Muhyi mengejar Berkah
dan Ilmu kepada Haji Irengan selama 7 th di Abad 16-17 M sebelum VOC
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
32/44
tepatnya. Ini bukan Promo tetapi Info Murni saja, untuk mengajak
bersama memahami sejarah secara sederhana di Dharma ini.
Untuk Para Pe-Ziyarah ke Dharmaloka ini, maka kami sekalian
memperkenalkan situs-situs perziyarahan yang lain yang sama artipentingnya yaitu menjunjung tinggi 16 Para Leluhur di Islam Tanah
Dharma, dimana mereka adalah satu Letting satu Priode dengan Mbh
Rhama Haji Irengan yaitu :
1. Eyng Hadirudin Al- Bantani dan Keluarga di dekat Gerbang DesaDharma
2. Mbh Satori atau Mbah Dalem di Desa Cageur3. Mbh Rhama Ghede dan Keluarga atau Mbah Katipan di Dharma
Kampung Parenca
4. Mbh Depok di Dharma Kampung Parenca5. Mbh Jangka Ciabot6. Mbh Braja Barong di Desa Cipasung7. Mbh Raden Bagus di Desa Kawah Manuk8. Mbh Marmaganti dan Isrtinya Ibu Mangle di Desa Gunung Sirah9. Syeh Karibullah dan Keluarga di Dharma Pasir jati
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
33/44
10. Syeh Habibullah di Gn Luhur11. Syeh Ahmad Aruman di Desa Kopeng12. Syeh Ahmad Bin Huas di Desa Situsari13. Syeh Dhrajat dan Kerabat di Desa Cikupa kampung
leuwipeundeuy
14. Syeh Ibrahim di Desa Sukarasa15. Mbh Dhamar di Dharma Appeco
16. Mbh Buyt SyapeI di Ci Parengkel Dharma Appeco
17. Mbh Haji Junadidy Tohiry di Parenca DharmaAdapun Para Arahat Muslim Prasejarah Desa Dharma yang ada di
Dharmaloka yang kami tahu saat ini dari Sumber yang cukup INTERIOR
dalam memahami DASAR DHARMA LELAKONadalah sebagai berikut :
1. Mbh. Rama Irengan
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
34/44
2. Mbh. Rama Gusti
3. Mbh. Rama Bukit
4. Mbh. Saringsingan5. Mbh. Raksa Digjaya6. Mbh. Raja Jambangan7. Mbk. Ajiji8. Dewi Sorog Jaya
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
35/44
9. Nyai Randa Galing10. Sri Kuning
11. Sri Kembang12. Aki Guru Bulan13. Sykh. Padmin14. Ibu Bukit15. Mbh Kuwu Ireng
Di Duga sebelum 15 Perwira Cir ebon membuat sebuah Comunitas
Muslim di Dharma, ternyata di Ci Borelang sebelah timur Dharma Lokaada 2 Makom Petinggi Penting dari Kerajaan Islam Cirebon, yaitu
Makom Raden Arya kamuning pengasuh Raden Surangga Jaya anak
angkat Sesuhunan Djati Ci Rebon, kemudian di pinggirnya ad makom
Adipati Ewangga sebagi paman Gunung Djati dari Galuh yang ingin
meninmba Ilmu Sejati dari Gunung Djati.
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
36/44
Sawah pinggir jalan ke Ci Borelang
Makam Aya Kamuning dan Dipati EwanggaDi bawah ini ada beberapa cuplikan Informasi penting Untuk yang
lainnya yang ada di kecamatan Dharma ini, dari apa yang bisa kami
informasikan, yaitu :
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
37/44
Ketinggian 3078 m, adapun beberapa jenis satwa Gunung ci Remaiatau Guung Gede itu, di antaranya: Bangkong bertanduk (Megophrys
montana) Percil Jawa (Microhyla achatina) Kongkang Jangkrik (Rana
nicobariensis) Kongkang kolam (Rana chalconota)Katak-pohon Emas
(Philautus aurifasciatus) Bunglon Hutan (Gonocephalus chamae
leontinus) Cecak Batu (Cyrtodactylus sp.) Elang Hitam (Ictinaetus
malayensis) Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) Elang Jawa (Spizaetus
bartelsi) Puyuh-gonggong Jawa (Arborophila javanica) Walet Gunung
(Collocalia vulcanorum) [masih perlu dikonfirmasi]Takur Bultok
(Megalaima lineata) Takur Tulung-tumpuk (Megalaima javensis)
Berencet Kerdil(Pnoepyga pusilla)Anis Gunung(Turdus polio chepalus)
Tesia Jawa (Tesia superciliaris) Ceret Gunung (Cettia vulcania) KipasanEkor-merah (Rhipidura phoenicura) Burung-madu Gunung (Aethopyga
eximia) Burung-madu Jawa (Aethopyga mystacalis) Kacamata Gunung
(Zosterops montanus) Trenggiling biasa (Manis javanica)Tupai kekes
(Tupaia javanica) Kukang (Nycticebus coucang) Surili Jawa (Presbytis
comata) Lutung Budeng (Trachypithecus auratus) Ajag (Cuon alpinus)
Teledu Sigung (Mydaus javanensis) Kucing Hutan (Prionailurus
bengalensis)Macan Tutul(Panthera pardus)Kancil(Tragulus javanicus)
Kijang(Muntiacus muntjak)Jelarang Hitam(Ratufa bicolor)Landak Jawa
(Hystrix javanica)
Wallah, sangat luar bias kepahlawanan, keprawiraan negri ini di
masa silam, mereka menghadapi tantangan Alam dengan segala satwa
Jinak maupun Buas, juga Suhu Alam yang luar biasa berbahaya di
Gunung Gede tersebut, tetapi Tabaru terPuncaklah membuat para
beliau mampu berada di Gunung Ci Remai sana.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puncak_%28topografi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puncak_%28topografi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bangkong_bertandukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bangkong_bertandukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Percil_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Percil_Jawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kongkang_Jangkrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kongkang_Jangkrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kongkang_kolamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kongkang_kolamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Katak-pohon_Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Katak-pohon_Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon_Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon_Hutanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cecak_Batu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cecak_Batu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Hitamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Hitamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Brontokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Brontokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Puyuh-gonggong_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Puyuh-gonggong_Jawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Walet_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Walet_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takur_Bultok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takur_Bultok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takur_Bultok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Takur_Tulung-tumpukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Takur_Tulung-tumpukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Berencet_Kerdilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Berencet_Kerdilhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anis_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anis_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anis_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tesia_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tesia_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ceret_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ceret_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamata_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamata_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Trenggiling_biasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Trenggiling_biasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tupai_kekeshttp://id.wikipedia.org/wiki/Tupai_kekeshttp://id.wikipedia.org/wiki/Kukanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kukanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Surili_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surili_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lutung_Budenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Lutung_Budenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ajaghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ajaghttp://id.wikipedia.org/wiki/Teledu_Sigunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Teledu_Sigunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kucing_Hutan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kucing_Hutan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Tutulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Tutulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Tutulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kancilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kancilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kancilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kijanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kijanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jelarang_Hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jelarang_Hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jelarang_Hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Landak_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Landak_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Landak_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Landak_Jawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jelarang_Hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kijanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kancilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Macan_Tutulhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kucing_Hutan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Teledu_Sigunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ajaghttp://id.wikipedia.org/wiki/Lutung_Budenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Surili_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kukanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tupai_kekeshttp://id.wikipedia.org/wiki/Trenggiling_biasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamata_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burung-madu_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kipasan_Ekor-merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ceret_Gununghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tesia_Jawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anis_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Berencet_Kerdilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Takur_Tulung-tumpukhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Takur_Bultok&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Walet_Gunung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Puyuh-gonggong_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Brontokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Hitamhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cecak_Batu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon_Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Katak-pohon_Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kongkang_kolamhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kongkang_Jangkrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Percil_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bangkong_bertandukhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Puncak_%28topografi%29&action=edit&redlink=1 -
7/23/2019 Dharmaloka Gn
38/44
DHARMA-GN CIREMAI
1. Mbh. Rangga Wijaya2. Mbh. Rangga Wisesa3. Mbh. Rangga Sumenep4. Mbh. Rangga Sadamanun5. Mbh. Rangga Wisempek6. Mbk. Umi Sabili
DHARMA-DESA
1. Mbh. Damar2. Mbh. Damar Wulan3. Mbh. Saring Singan4. Sykh. Qoribulloh5. Pngr. Durajaya6. Eyng. Niti Praja
DHARMA-PARENCA
1. Mbh. Adi Pati2. Mbh. Rama Banten3. Mbh. Depok
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
39/44
4. Mbh. Rama Gede5. Ky. Sapari6. Ky. M. Husen
DHARMA-LEWIPEUNDEUY
1. Mbh. Drajat2. Mbh. Panamir Panampang Barang3. Mbh. Kuta Damar Benteng Tahanan Parung4. Mbh. Rama Suta Bapaknya Mbh. Drajat
DHARMA-CIKUPA
1. Mbk. Nyai2. Mbh. Jaga
DHARMA-KAWAHMANUK
1. Mbh. Bewu Kaparungpungan DAHRMA-PANINGGARAN
1. Mbh. Jangka Ciabot2. Mbh. Balabur3. Mbh. Dapur4. Mbh. Pingit5.
Mbh. Jagapati
6. Ky. Bagus7. Mbh. Braja Sakti8. Mbh. Braja Mukti9. Mbh. Braja Dijaya
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
40/44
10. Mbh. Braja Guna11. Mbh. Braja Barong12. Pinangeran Birma13. Pinangeran Dikerta
DHARMA-PANENJOAN
1. Rdn. Bagus2. Nyimas Bragas3. Nyai Nur Asih4. Ki Bagug Jaya
DHARMA-SUKARASA
1. Mbh. Dalem Cikupa2. Ky. Mrawati3. Byt. Jagaraksa Buyut Jenggot
DHARMA-CAGER
1. Mbh. Dalem Damar Wulan2. Eyang Cacay
DHARMA-TUGU MULYA
1. Eyang Sukma Jaya2. Eyang Tugu Buana3. Eyang Sukma Sejati4. Den Ayu Cakra Ningrat
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
41/44
5. Ky. Jaga Baring6. Nyimas Ayu Cendrawati
DHARMA-JAGARA
1. Pangeran Arya Kusuma2. Pangeran Maya Kusuma3. Pangeran Tenjo Lautan4. Pangeran Haji5. Eyang Sapujagat
DHARMA-GUNUNGSIRAH
1. Eyang Marmagati2. Ibu Mangle
DHARMA-CIRUMPUT
1. Sykh. AhmadDHARMA-KARANGANYAR
1. Mbh. Tua Soka2. Mbh. Drajat3. Mbh. Saringsingan
DHARMA-PARUNG
1. Mbh. Grogot2. Mbh. Hadiruddin3. Byt. Sangkir4. Byt. Jamuddin
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
42/44
5. Byt. Iler6. Eyang Saptari7. Eyang Satariyah Sultan Sepuh Rama Saringsingan8. Eyang Komara Trenggono9. Eyang Sapta Wayana10. Eyang Korenda11. Ky. Abdurrahman12. Ky. Pucuk Umum13. Nyai Runday Kasih14. Nyai Rambut Kasih15. Nyimas Patwakan Istri Ky. Pucuk Umum
DHARMA-CURUG
1. Mbh. Gatot
MOTIVATISMA
AGAMAWAN dan RUHANIYAWAN yang BESAR adalah mereka yang menghormati
dengan TADZIM pada Para Leluhurnya sendiri, begitu pula dengan Para Munzarin
dan Mutawashilin Mutawashilat, ini berarti bahwa Muslim yang besar adalah Para
Muslimin yang Tadzim pada Para Leluhurnya di Tubuh Agamanya sendiri.SAKEH WONG KANG IMAN PADA SUMUJUD MARING PANGERAN, YO
ALLAH SANG ROBBUL ALAMIN
Dharma Pathra
01 November 2009
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
43/44
14 Dzulqoidah 1430
-
7/23/2019 Dharmaloka Gn
44/44