anggaran dasar hasil munas i gn-pk pusat

21
ANGGARAN DASAR GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( GN-PK ) P E M B U K A A N Bahwa sesungguhnya sudah menjadi kenyataan kehidupan di setiap negara segala bentuk korupsi sangat merugikan masyarakat dan menyebabkan kerusakan moral yang sangat serius. Korupsi senantiasa berkembang pesat dalam kegelapan penyelenggaraan negara yang berbentuk totaliterisme, otoriterisme dan kediktatoran serta segala bentuk rezim yang membagi kekuasaannya kepada segelintir orang yang tidak bertanggung jawab. Dan di negara Indonesia penyelenggara negara memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang dasar Republik Indonesia. oleh sebab itu diperlukan persamaan visi, persepsi dan misi dari seluruh penyelenggara negara dan masyarakat sehingga sejalan dengan tuntutan hati nurani masyarakat yang menghendaki terwujudnya penyelenggara negara yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara sungguh- sungguh, bertanggung jawab, yang dilaksanakan secara efektif, efisien, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Bahwa peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi dan tindak pidana khusus lainnya merupakan hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan murni dan konsekwen sebagaimana yang diatur dalam TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yunto pasal 8 dan 9 Undang-Undang RI No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yunto pasal 41 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 junto UU No. 20 / 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang pelaksanaannya diatur oleh Peraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan peran serta masyarakat dalam penyelenggara negara. PP 71 tahun 2000 tentang tata cara pelaksanaan peranserta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan

Upload: del-viero

Post on 14-Aug-2015

60 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

ANGGARAN DASARGERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN

TINDAK PIDANA KORUPSI ( GN-PK )

P E M B U K A A N

Bahwa sesungguhnya sudah menjadi kenyataan kehidupan di setiap negara segala bentuk korupsi sangat merugikan masyarakat dan menyebabkan kerusakan moral yang sangat serius. Korupsi senantiasa berkembang pesat dalam kegelapan penyelenggaraan negara yang berbentuk totaliterisme, otoriterisme dan kediktatoran serta segala bentuk rezim yang membagi kekuasaannya kepada segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.Dan di negara Indonesia penyelenggara negara memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang dasar Republik Indonesia. oleh sebab itu diperlukan persamaan visi, persepsi dan misi dari seluruh penyelenggara negara dan masyarakat sehingga sejalan dengan tuntutan hati nurani masyarakat yang menghendaki terwujudnya penyelenggara negara yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara sungguh-sungguh, bertanggung jawab, yang dilaksanakan secara efektif, efisien, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Bahwa peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi dan tindak pidana khusus lainnya merupakan hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan murni dan konsekwen sebagaimana yang diatur dalam TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yunto pasal 8 dan 9 Undang-Undang RI No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yunto pasal 41 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 junto UU No. 20 / 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang pelaksanaannya diatur oleh Peraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan peran serta masyarakat dalam penyelenggara negara. PP 71 tahun 2000 tentang tata cara pelaksanaan peranserta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan tindk pidana korupsi. Inpres nomor 5 tahun 2004 Instruksi Presiden Republik Indonesia tentang percepatan Pemberantasan korupsi.

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh semangat proklamasi 1945 serta keikhlasan yang tulus untuk berperan aktif memberantas tindak pidana korupsi, kami segenap lapisan masyarakat Indonesia yang independen tanpa membedakan suku, ras dan agama yang terbingkai dalam NKRI dalam bineka tunggal ika. Pada hari SENIN, tanggal 23 Agustus 2004 di Jakarta telah menyatukan diri dalam “GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA

Page 2: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

KORUPSI ”.Sebuah gerakan permanen yang berbadan hukum. (Akta Notaris Royani, SH, No. 11 Tahun 2004).

Dan kemudian untuk menjaga gerakan ini murni dan tulus, maka melalui Munas I GN-PK pada tanggal 8 Desember 2010 menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan Kode Etik serta Ikrar yang berlaku dan wajib dijunjung tinggi oleh seluruh anggota Gerakan Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagai berikut ;

BAB INAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1Nama

“Gerakan Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi” disingkat GN-PK didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Agustus 2004 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

Pasal 2Tempat Kedudukan

GNPK berpusat kedudukan di Ibukota Negara Indonesia dan wilayah kerjanya Meliputi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia Dan di luar negeri.

BAB IIASAS, SIFAT, LAMBANG, MAKSUD, TUJUAN DAN KEGIATAN

Pasal 3Asas

GN-PK berasaskan Pancasila.

Pasal 4Sifat

GN-PK adalah gerakan nasional yang permanen sebagai wadah berhimpun segala lapisan masyarakat Indonesia yang berperan aktif mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi, tanpa membedakan asal suku, ras, dan agama.

Pasal 5Lambang dan atribut

Page 3: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

Bendera, Panji, mars, hymne, kartu anggota, lencana dan baju seragam dan atribut lainnya diatur dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 6Maksud dan Tujuan

GN-PK mempunyai maksud dan tujuan untuk melaksanakan peran serta masyarakat dalam penyelenggara negara sebagaimana diatur dalam pasal 8 dan 9 Undang –Undang RI No. 28 tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi,dan nepotisme yunto pasal 41 Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yunto Peraturan Pemerintan RI No.68 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara.

Pasal 7Kegiatan / Usaha-usaha

Untuk mencapai maksud dan tujuan, GN-PK dapat bekerja sama dengan / pada Badan-badan lain baik Pemerintah maupun Swasta termasuk badan asing yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama atau hampir sama dengan maksud dan tujuan GN-PK, Serta melaksanakan kegiatan-kegiatan / usaha-usaha sebagai berikut:(1) Melaksanakan hak dan tanggung jawab sebagai warga negara

(masyarakat) untuk berperan aktif ikut serta mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dengan mentaati norma hukum dan sosial yang berlaku di masyarakat sebagaimana yamg diamanatkan oleh Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah.

(2) Mendukung kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Yudisial, Komisi Kepolisian Nasional, sebagai mitra independen dalam rangka memperkuat jaringan kerja untuk memberantas tindak pidana korupsi yang perkembangannya terus meningkat, sehingga membawa bencana terhadap bangsa dan negara.

(3) Dikarenakan Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Yudisial, Komisi Kepolisian, bertanggung jawab kepada publik atas pelaksanaan tugasnya, maka GN-PK juga melaksanakan fungsi sosial kontrol terhadap lembaga - lembaga negara ini dengan cara mengakses informasi sebanyak mungkin yang selanjutnya diuji dan di klarifikasi, dimana hasilnya di laporkan secara berkala kepada Presiden RI, Pimpinan DPR-RI Dan Badan Pemeriksa Keuangan serta masyarakat luas secara professional dan bertanggung jawab.

(4) Menyelenggarakan gerakan pemberantasan tindak pidana korupsi secara nasional dan permanen disemua ruang lingkup penyelenggara negara secara kongkrit yang dimulai dari : himbauan / penyuluhan (pencegahan), mencari, memperoleh dan memberi informasi,

Page 4: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

menyampaikan saran dan pendapat, menjadi saksi pelapor / saksi / saksi ahli, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Menyelenggarakan diklat, seminar, loka karya, dialog inter aktif, diskusi panel, kursus tentang pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

(6) Menerbitkan surat kabar, majalah, tabloid, buku dan barang cetakan lainnya yang berisikan berita, artikel seputar tentang upaya pemberantasan korupsi dan hukum.

(7) Pusat informasi, pecegahan dan pemberantasan korupsi.(8) Menyelenggarakan / memberikan penghargaan tingkat nasional dan

daerah terhadap orang-orang yang berjasa mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia dan tata cata serta kriteria diatur dalam angaran rumah tangga.

BAB IIISUSUNAN ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN

Pasal 8Susunan Organisasi

GN-PK memiliki kelengkapan organisasi sebagai berikut :

(1) PENGURUS PUSAT

Dewan Pembina - Ketua- Anggota

Dewan pengawas- Ketua - Anggota

Badan pengurus Pusat- Ketua- Wakil Ketua 1- Wakil ketua 2

Sekretaris jenderalo Biro administrasi

o Biro administrasi umumo Bira keuangano Biro logistik

Deputi bidang Pencegahano Sekretaris deputi bidang pencegahano Dirktur sosialisasio Direktur pendidika dan pelatihano Direktur penelitian dan pengembangan

Deputi bidang Investigasi & Klarifikasio Sekretaris bidang investigasi & klarifikasio Direktur investigasi

Page 5: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

Satgas-satgaso Direktur klarifikasi

Satgas- satgas Deputi bidang upaya hukumo Sekretaris deputi bidang upaya hukumo Direktur UPH perdata dan TUNo Direktur UPH pidana

Deputi bidang informasi & datao Sekretaris bidang informasi & datao Direktur penerbitan media masao Direktur pembinaan jaringan kerja antar lembaga-lembaga &

masyarakato Direktur monitoring

Deputi bidang pengawasan internal & pengaduan masyarakato Sekretaris deputi bidang pengawasan internal & pengawasan

masyarakato Direktur pengawasan internalo Direktur pengaduan / pelaporan masyarakat

(2) PENGURUS PROVINSI

Dewan Pembinao Ketuao Anggota

Dewan pengawaso Ketua o Anggota

KETUAo Wakil Ketua 1o Wakil ketua 2

Sekretaris o Kepala Bagian administrasio Kepala Bagian administrasi umumo Kepala Bagian keuangano Kepala Bagian logistik

Direkur Pencegahano Sekretaris direktur bidang pencegahano Kepala Bidang sosialisasio Kepala Bidang pendidika dan pelatihano Kepala Bidang penelitian dan pengembangan

Direkur Investigasi & Klarifikasio Sekretaris direktur investigasi & klarifikasio Kapala Bidang investigasio Satgas-satgaso Kepala Bidang klarifikasio Satgas- satgas

Direktur upaya hukumo Sekretaris direktur upaya hukum

Page 6: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

o Kepala Bidang UPH perdata dan TUNo Kepala Bidnag UPH pidana

Direktur informasi & datao Sekretaris direktur informasi & datao Kepala Bidang penerbitan media masao Kepala Bidang pembinaan jaringan kerja antar lembaga-

lembaga & masyarakato Kepala Bidang monitoring

Direktur pengawasan internal & pengaduan masyarakato Sekretaris Direktur pengawasan internal & pengawasan

masyarakato Kepala Bidang pengawasan internalo Kepala Bidang pengaduan / pelaporan masyarakat

(3) PENGURUS KABUPATEN / KOTA

Dewan Pembinao Ketuao Anggota

Dewan pengawaso Ketua o Anggota

KETUA o Wakil Ketua 1o Wakil ketua 2

Sekretaris o Kasubsi administrasio Kasubsi administrasi umumo Kasubsi keuangano Kasubsi logistik

Kepala Bidang Pencegahano Sekretaris bidang pencegahano Kasubid sosialisasio Kasubid pendidika dan pelatihano Kasubid penelitian dan pengembangan

Kepala Bidang Investigasi & Klarifikasio Sekretaris bidang investigasi & klarifikasio Kasubid investigasi

Satgas-satgaso Kasubid klarifikasi

Satgas- satgas Kepala bidang upaya hukum

o Sekretaris bidang upaya hukumo Kasubag UPH perdata dan TUNo Kasubag UPH pidana

Kepala bidang informasi & datao Sekretaris bidang informasi & data

Page 7: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

o Kasubag penerbitan media masao Kasubag pembinaan jaringan kerja antar lembaga-lembaga &

masyarakato Kasubag monitoring

Kepala bidang pengawasan internal & pengaduan masyarakato Sekretaris bidang pengawasan internal & pengawasan

masyarakato Kasubag pengawasan internalo kasubag pengaduan / pelaporan masyarakat

Pasal 9Keanggotaan

(1) Jenis Keanggotaan : Terdiri dari : a. Anggota muda ( keanggotaan ditingkat kabupaten/kota )b. Anggota madya ( keanggotaan ditingkat propinsi )c. Anggota biasa ( keanggotaan ditingkat pusat )d. Anggota kehormatan ( individu yang dianggap berjasa dan atau

menaruh perhatian serius dalam memberantas korupsi)e. Anggota Luar Biasa ( LSM, ORMAS, Organisasi Kepemudaan,

Organisasi Kemasyarakatan, dan Organisasi lain yang berbadan hukum memiliki visi dan misi sama dengan GN-PK)

(2) Syarat-syarat umum anggota : a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;b. Warga negara Indonesia;c. Sehat Jasmani Rohani. Dan berusia minimal 21 tahun.d. Berijazah Sekurang-Kurangnya SLTA atau sederajat.e. Berkelakuan Baik dibuktikan dengan surat keterangan dari

kepolisian.f. Berani, Jujur, Memiliki Integritas moral yang tinggi dan

bereputasi baik.g. Membuat biodata pribadi dan pernyataan mau dan mampu

bergabung dalam GN-PK secara sukarela.h. Mengisi formulir dan membaca serta menandatangani ikrar

(3) Syarat-syarat khusus anggota Muda :a. Berusia minimal 21 tahun dan Berdomisili di

kabupaten / Kota yang bersangkutanb. Berijazah Sekurang-Kurangnya SLTA atau sederajat.c. Mengikuti Diklat Khusus tentang pemberantasan

tindak pidana korupsi yang diselenggarakan oleh GN-PK Pusat dan dinyatakan LULUS.

(4) Syarat-syarat Khusus anggota Madya :a. Berusia minimal 25 tahun dan berdomisili di wilayah Propinsi

yang bersangkutan.

Page 8: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

b. Berijazah Sekurang-Kurangnya SLTA atau sederajat.c. Mengikuti Diklat Khusus tentang pemberantasan tindak pidana

korupsi yang di selenggarakan oleh GN-PK Pusat dan dinyatakan LULUS.

(5) Syarat-syarat Khusus anggota Biasa :a. Berusia minimal 30 tahun.b. Berijasah minimal S-1 dari berbagai disiplin ilmu.c. Mengikuti Diklat Khusus tentang pemberantasan

tindak pidana korupsi yang diselenggarakan oleh GN-PK tingkat pusat.

(6) Kewajiban seluruh jenis keanggotaan :a. Dengan ikhlas dan kesadaran tinggi mentaati

Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, Kode Etik dan Ikrar serta keputusan-keputusan GN-PK.

b. Menjaga/menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan GN-PK

c. Menjalankan dengan sungguh-sungguh, jujur, adil, bertanggung jawab tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam UU No. 28 tahun1999 jo UU No.31 tahun 1999 Peraturan Pemerintah No 68 tahun 1999.

(7) Hak seluruh jenis keanggotaan, kecuali anggota kehormatan:a. Hak memilih dan dipilih dalam pengisian struktur

kelengkapan organisasi di masing-masing tingkatan sesuai dengan jenis keanggotaannya.

b. Hak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan kewajibannya.

c. Hak mengemukakan pendapat dan pertanyaan dalam rapat-rapat di masing-masing tingkat kepengurusan.

d. Berhak memiliki kartu anggota dan memakai lencana atribut GN-PK

(8) Sanksi seluruh jenis keanggotaan : a. Teguran lisan atau tulisan.b. Pemberhentian sementara.c. Pemberhentian sebagai pengurus.d. Pemberhentian sebagai anggota.

Pengambilan keputusan menentukan sanksi organisasi dilakukan dalam rapat pleno pimpinan setelah mendengar laporan wakil ketua bidang pengawasan internal dan pengaduan masyarakat yang terlebih dahulu wajib melakukan pemeriksaan / klarifikasi terhadap anggota yang bersangkutan.

BAB IV

Page 9: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN

DEWAN PEMBINA, DEWAN PENGAWAS, DAN PENGURUS

Pasal 10Tata cara pengangkatan, pemberhentian dan penggantian dewan

pembina

(1) Yang dapat diangkat menjadi pembina adalah perseorangan sebagai pendiri GN-PK dan atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat dewan pembina dinilai mempunyai dedikasi tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan GN-PK.

(2) Pemberhentian pembina dapat dilakukan apabila yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran AD/ART, Peraturan organisasi, Kode etik dan ikrar GN-PK dalam persidangan Dewan Kehormatan ad-hoc. dan di sahkan dalam rapat pleno gabungan Pengurus, Pengawas dan dewan Pembina.

(3) Penggantian pembina hanya dapat dilakukan apabila GN-PK tidak memiliki pembina sama sekali, dan kekosongan pembina harus diisi paling lambat 30 hari sejak tanggal kekosongan itu terjadi melalui mekanisme khusus yaitu rapat pleno gabungan pengurus, Pengawas, Pembina, yang dituangkan dalam surat keputusan pengurus.

Pasal 11

Tata cara pengangkatan, pemberhentian dan penggantian dewan penasehat

(1) Pengangkatan Penasehat oleh rapat gabungan dewan pembina dan pengurus dalam rapat pleno, setelah membaca rekomendasi rapat pleno pengurus.

(2) Pemberhentian penasehat dapat dilakukan apabila yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran AD/ART, Peraturan organisasi, Kode etik dan ikrar GN-PK dalam persidangan Dewan Kehormatan ad-hoc.

(3) Penggantian penasehat hanya dapat dilakukan apabila GN-PK tidak memiliki penasehat sama sekali, dan kekosongan penasehat harus diisi paling lambat 30 hari sejak tanggal kekosongan itu terjadi melalui mekanisme khusus yaitu rapat pleno gabungan pengurus, Penasehat dan Pembina yang dituangkan dalam surat keputusan pengurus.

Pasal 12Tata cara pengangkatan, pemberhentian dan penggantian

Pengurus pusat

Page 10: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

(1) Pengangkatan dan pemberhentian Ketua GN-PK Pusat dilakukan melalui proses Munas dan atau Munaslub.

(2) Syarat manjadi Ketua GN-PK Pusat adalah anggota yang telah lulus Diklatsus Tipikor dan yang telah mengabdikan dirinya di GN-PK pusat sekurang – kurangnya 5 tahun.

(3) Pengurus Pusat berdomisili di wilayah Jabodetabek.(4) Pengangkatan pengurus Pusat melalui Munas / Munaslub dan dapat

melalui Rapat Pleno Pengurus.(5) Pengurus dapat diberhentikan apabila yang bersangkutan tidak

memenuhi syarat menjadi anggota GN-PK dan atau terbukti melanggar AD/ART, Peraturan Organisasi, Kode Etik dan Ikrar dalam persidangan Dewan Kehormatan ad-hokc dan disahkan dalam rapat pleno Dewan Penasehat dan Dewan Pembina.

(6) Penggantian Badan Pengurus dapat dilakukan melalui proses penggantian antar waktu dengan mengadakan rapat pleno pengurus yang hasilnya disahkan oleh dewan Pembina serta diberitahukan secara resmi kepada Menteri Kehakiman dan Instansi terkait.

(7) Pengurus pusat dilarang merangkap jabatan dalam kepengurusan propinsi dan Kabupaten / Kota, terkecuali jabatan ad hock.

BAB VHAK DAN KEWAJIBAN

DEWAN PEMBINA, PENASEHAT, DAN PENGURUS PUSAT

Pasal 13Hak dan Kewajiban Dewan Pembina

Hak dan Kewajiban dewan Pembina, sebagai berikut :(1) Mengesahkan Perubahan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga,

Kode etik, Ikrar hasil munas.(2) Mengesahkan pengangkatan dan pemberhentian Pengurus hasil

munas.(3) Mengesahkan program kerja hasil Munas.(4) Menetapkan keputusan penggabungan dan atau pembubaran GN-PK

setelah membaca rekomendasi Munas dan atau Munaslub.

Pasal 14Hak dan Kewajiban penasehat

Hak dan Kewajiban penasehat, sebagai berikut :(1) Memberikan nasehat, teguran, arahan, dan saran kepada pengurus.(2) Melakukan pengawasan terhadap pengurus.

Pasal 15Hak dan Kewajiban Pengurus

Page 11: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

Hak dan Kewajiban Pengurus, sebagai berikut :(1) Melaksanakan AD/ART, Keputusan Munas / Munaslub . (2) Melaksanakan keputusan Dewan Pembina, Dewan Pengawas,

Rapat pleno Pengurus.(3) Membuat Program Kerja.(4) Membuat evaluasi hasil kerja.(5) Mengesahkan kepengurusan di tingkat Provinsi dan kabupaten/kota(6) Mengesahkan keanggotaan GN-PK(7) Mengangkat dan memberhentikan Pegawai GN-PK.(8) Mengelola sumber dana sesuai dengan Program kerja.

BAB VIKUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 16Kuorum

(1) Musyawarah dan atau rapat dinyatakan mencapai kuorum dan dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua per tiga (2/3) jumlah peserta yang diundang secara sah.

(2) Apabila kuorum tidak dicapai, maka musyawarah dan atau rapat ditunda :a. Untuk musyawarah selama-lamanya 24 jamb. Untuk rapat selama-lamanya 2 jam.

(3) apabila sesudah penundaan musyawarah dan atau rapat belum juga mencapai kuorum, maka musyawarah dan atau rapat tetap dapat dilaksanakan dan seluruh keputusannya adalah sah dan mengikat organisasi maupun anggota.

(4) Khusus yang menyangkut keputusan musyawarah tentang pemilihan pimpinan, penyempurnaan dan atau penyempurnaan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, Kode Etik dan Ikrar GN-PK, dinyatakan mencapai kuorum dan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya dua per tiga (2/3) dari jumlah peserta dan tidak ada penundaan waktu.

Pasal 17

Pengambilan Keputusan Nasional yang khusus untuk itu dengan persetujuan mutlak dari peserta Musyawarah yang wajib memenuhi kuorum.

BAB VIITATA CARA PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 18

Page 12: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

Musyawarah Nasional

(1) Musyawarah Nasional disingkat MUNAS, merupakan pemegang kekuasaan tertinggi.

(2) Tugas dan Wewenang Munas adalah :a. Menetapkan dan mengesahkan penyempurnaan Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga.b. Menetapkan program umum dan kebijakan organisasi .c. Memutuskan berbagai persoalan yang tidak dapat diselesaikan

oleh pimpinan pusat GN-PK.d. Memberikan penilaian obyektif atas pertanggung jawaban

pimpinan pusat GN-PK.e. Memilih dan menetapkan Komposisi pimpinan pusat GN-PKf. Pengurus bersama tim formatur menetapkan Dewan Pembina dan

Dewan Penasehat(3) Peserta Munas terdiri dari :

a. Utusan resmi GN-PK Provinsi terdiri ; ketua, sekretaris, bendahara dan apabila berhalangan dapat diwakilkan dengan membawa surat mandat dari ketua dan sekretaris dan setiap orang mempunyai 1 (satu) hak suara dan hak bicara yang sama.

b. Setiap kabupaten / kota mempunyai 1(satu) hak suara c. Pimpinan Pusat GN-PK, setiap orang mempunyai 2 (dua) hak suara

dan hak bicara yang sama.d. Badan pendiri GNPK, setiap orang mempunyai 3 (tiga) hak suara

dan hak bicara yang sama.e. Para peninjau yang terdiri dari : Badan Penasehat, pengawas,

anggota Kehormatan, aparatur Negara dan tokoh masyarakat tingkat nasional serta akademisi mempunyai hak suara, hak dipilih dan tidak mempunyai hak suara.

(4) Munas dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab pengurus pusat GN-PK.

Pasal 19Musyawarah Nasional

Luar Biasa

(1) Musyawarah Nasional Luar Biasa Disingkat Munaslub diadakan untuk menyelesaikan masalah-masalah khusus dan mendesak ditingkat pusat / Nasional yang tidak bisa diselesaikan oleh tingkat munas. Mengenai “masalah khusus dan mendesak”, ditetapkan oleh rapat pleno gabungan Pengurus dengan Dewan Penasehat dan Dewan Pembina ditingkat pusat.

(2) Munaslub dapat juga digelar atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota GN-PK tingkat propinsi yang ada.

(3) Tata cara Munaslub sama dengan tata cara Munas dan dilaksanakan/menjadi tanggung jawab GN-PK pusat.

Page 13: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

(4) Kedudukan dan keputusan Munaslub memiliki kekuatan hukum yang sama dengan kedudukan dan keputusan munas.

(5) Hak-hak pesertas Munaslub sama dengan hak-hak peserta munas.

(6) Didalam munaslub tidak ada peninjau.(7) Munaslub dilaksanakan oleh dan menjadi

tanggung jawab GN-PK pusat.

Pasal 20Rapat Kerja Nasional

(1) Rapat Kerja Nasional disingkat Rakernas yang merupakan forum tertinggi tingkat pusat dibawah munas.

(2) Mengevaluasi, Menginventarisasi, mencari pemecahan mengenai masalah-masalah yang timbul dari kebijakan pelaksanaan program organisasi yang tidak bisa diselesaikan dalam rapat pleno GN-PK pusat.

(3) Peserta rakernas adalah Pimpinan dan anggota GN-PK pusat, Ketua GN-PK provinsi dan Badan Penasehat / Pakar serta Badan Pendiri.

(4) Rakernas dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab GN-PK pusat.

Pasal 21Rapat Pleno Pusat

(1) Menetapkan kebijakan organisasi berpedoman pada keputusan-keputusan Munas, Munaslub dan Rakernas.

(2) Mengevaluasi secara berkala terhadap kebijakan operasional organisasi serta menyusun program kerja / kegiatan dalam pelaksanaan program sesuai dengan tujuan pendirian GN-PK.

(3) Memeriksa, Memutuskan dan memberikan sangsi organisasi bagi anggota dan pengurus GN-PK pusat. GN-PK Provinsi, GN-PK Kota/Kabupaten setelah mendengar/membaca rekomendasi hasil pemeriksaan wakil ketua bidang pengawasan internal dan pengaduan masyarakat.

(4) Peserta rapat pleno pusat adalah unsur pimpinan GN-PK pusat.

Pasal 22Rapat Harian Pusat

(1) Semua keputusan yang diambil dalam musyawarah dan atau rapat didasarkan atas musyawarah mufakat.

(2) Apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari jumlah peserta yang hadir. Khusus pemilihan pimpinan berdasarkan suara terbanyak dari peserta yang hadir dan memiliki hak suara.

Page 14: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

(3) Keputusan untuk perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga, hanya sah berdasarkan keputusan hasil Munas.

(4) Keputusan untuk pembubaran GN-PK hanya dapat diambil dalam Musyawarah.

(5) Rapat harian pusat adalah merupakan rapat pimpinan yang membahas masalah- masalah rutin yang bersifat teknis operasional pelaksanaan tugas organisasi.

(6) Peserta Rapat Harian Pusat adalah unsur pimpinan pusat.

Pasal 23 Musyawarah Daerah Provinsi

(1) Musyawarah Daerah Provinsi disingkat Musda Provinsi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi tingkat provinsi dan hasil musda ini baru berlaku setelah mendapat pengesahan GN-PK pusat.

(2) Menetapkan program kerja organisasi yang merupakan tindak lanjut dari program kerja GN-PK pusat.

(3) Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung jawaban GN-PK tingkat provinsi, yang sebelumnya berkonsultasi pada GN-PK pusat.

(4) Memilih dan menetapkan Komposisi Pimpinan GN-PK tingkat provinsi yang pengesahannya dilakukan oleh pimpinan GN-PK pusat.

(5) Utusan DPP mempunyai 3 hak suara, provinsi setiap 1 orang mempunyai 2 hak suara, kabupaten / kota mempunyai 3 hak suara.

(6) Musda provinsi dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab GN-PK provinsi.

Pasal 24Musyawarah Daerah Luar Biasa Propinsi

(1) Musyawarah luar biasa daerah provinsi disingkat Musdalub provinsi yang mengacu dan menyesuaikan dengan pasal 19 Anggaran Dasar ini.

(2) Musdalub provinsi dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab GN-PK provinsi.

Pasal 25Rapat kerja Daerah Rapat Pimpinan Koordinator Daerah

dan Rapat Harian Provinsi

Seluruh jenis rapat-rapat ini wajib berpedoman dan menyesuikan dengan ketentuan pasal 20, 21 dan 22 Anggaran Dasar ini.

Pasal 26Musyawarah Daerah Kota / Kabupaten

Page 15: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

(1) Musyawarah Daerah Kota / Kabupaten disingkat Musda Kota/Kabupaten, merupakan kekuasaan tertinggi organisasi ditingkat Kota/Kabupaten. Dimana hasil Musda ini sah dan berlaku apabila Musda ini disahkan oleh GN-PK provinsi dan diketahui GN-PK pusat.

(2) Menetapkan program kerja kabupaten / kota organisasi yang sinergi / tindak lanjut dari program kerja GN-PK Provinsi dan Pusat.

(3) Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung jawaban GN-PK tingkat Kota / Kabupaten, yang sebelumnya berkonsultasi dengan GN-PK Provinsi.

(4) Memilih dan Menetapkan Komposisi Pimpinan GN-PK Kota / Kabupaten yang pengesahannya dilakukan oleh GN-PK pusat berdasarkan rekomendasi dari GN-PK provinsi.

(5) Peserta Musda Kota / Kabupaten terdiri dari : a) Unsur Pimpinan dan Anggota GN-PK Kabupaten / Kota. Setiap

orang memiliki hak yang sama.b) Badan / Dewan Pakar GN-PK Kabupaten / Kota memiliki suara

yang sama.c) Para peninjau yang terdiri dari Tokoh Masyarakat tingkat

Kota/Kabupaten, Akademisi dari Perguruan Tinggi setempat, Aparatur Penegak Hukum, Pemda dan Undangan Lainnya yang ditetapkan oleh GN-PK Kabupaten /Kota.

(6) Hak suara pengurus provinsi 5 suara.

Pasal 27Musyawarah Daerah Luar Biasa Kota / Kabupaten

(1) Musyawarah Luar Biasa Daerah Kota / Kabupaten disingkat Musdalub Kota / Kabupaten yang wajib mengacu dan berpedoman / menyesuaikan dengan Pasal 19 Anggaran Dasar ini.

(2) Musdalub Kota / Kabupaten dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab GN-PK Kota / Kabupaten.

Pasal 28Rapat Kerja, Rapat Pimpinan,Rapat Harian Kota / Kabupaten

Seluruh jenis rapat-rapat ini wajib berpedoman dan menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 20, 21 dan 22 anggaran Dasar ini.

BAB VIIIK E K A Y A A N

Pasal 29Kekayaan / Sumber Dana

Kekayaan / Sumber Keuangan dari GN-PK ini diperoleh dari :

Page 16: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

(1) Bagian Kekayaan yang telah dipisahkan dari kekayaan pendiri pada waktu mendirikan GN-PK ini yaitu sebesar : Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Iuran Anggota dan sumbangan sukarela dewan Pembina, dewan pengawas dan majelis pakar.

(3) Bantuan dari orang dan / badan hukum yang tidak mengikat serta tidak mempunyai hubungan langsung / tidak langsung dengan perkara korupsi, kolusi dan nepotisme yang sedang dan akan serta sudah ditangani GN-PK.

(4) Bantuan Resmi Pemerintah Pusat dan Daerah.(5) Hibah, Wasiat dan Sumbangan tetap / tidak tetap.(6) Dan hasil usaha- usaha lain yang sah.(7) Kontribusi pengurus kabupten / kota ke propivinsi dan kontribusi

pengurus provinsi ke Pengurus Pusat (DPP).

Pasal 30Cara Penggunaan Dana / Kekayaan

(1) Pimpinan GN-PK disetiap tingkatan organisasi bertanggung jawab atas dana serta pengelolaan kekayaan masing-masing.

(2) Apabila GN-PK bubar, maka dewan pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan dan apabila masih terdapat sisa kekayaan setelah likuidasi, maka akan disalurkan untuk kepentingan amal jariah.

BAB IXPEMBUBARAN DAN PENGGABUNGAN

Pasal 31Pembubaran

GN-PK akan bubar apabila :(1) Maksud dan tujuannya tercapai.(2) Berdasarkan keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap.

Pasal 32Penggabungan

(1) Usul penggabungan GN-PK hanya dapat dilakukan oleh Pengurus Pusat kepada dewan Pengawas,yang terlebih dahulu melalui proses munas dan atau munaslub.

(2) Penggabungan GN-PK hanya dapat diusulkan dengan alasan :a. Ketidak mampuan melaksanakan kegiatan.b. Yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung

kegiatannya harus sejenis dan mengakibatkan yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar.

Page 17: Anggaran Dasar Hasil Munas I GN-PK Pusat

BAB XATURAN TAMBAHAN

Pasal 33

(1) Bila diperlukan dibentunya koordinator wilayah di setiap tingkatan.(2) Hal-hal lain yang belum diatur dalam anggaran dasar ini, akan diatur

dalam anggaran rumah tangga yang tidak boleh bertentangan dengan anggaran dasar ini.

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 34Perubahan dan Pengesahan Anggaran

Dasar

(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya sah dilakukan oleh keputusan rapat dewan Pengawas,setelah melalui proses munas dan atau munaslub dan dituangkan dalam akta notaris.

(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan dan untuk pertama kalinya ditetapkan & disahkan oleh Pendiri dalam bentuk akta notaris .