persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku...

77
PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT LOKAL TERHADAP KEBERADAAN HUTAN (KASUS DI KECAMATAN GN. KENCANA, KABUPATEN LEBAK, PROPINSI BANTEN) DEDE HENDRY TRIYANTO E 14103010 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: doantuong

Post on 23-Mar-2019

271 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU

MASYARAKAT LOKAL TERHADAP KEBERADAAN HUTAN

(KASUS DI KECAMATAN GN. KENCANA, KABUPATEN

LEBAK, PROPINSI BANTEN)

DEDE HENDRY TRIYANTO

E 14103010

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU

MASYARAKAT LOKAL TERHADAP KEBERADAAN HUTAN

(KASUS DI KECAMATAN GN. KENCANA, KABUPATEN

LEBAK, PROPINSI BANTEN)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEDE HENDRY TRIYANTO

E 14103010

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 3: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Awal perjuangan yang membuahkan hasil dalam fase kehidupan…

Page 4: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

RINGKASAN

Dede Hendry Triyanto. E14103010. Persepsi, Motivsi, Sikap dan Perilaku LokalTerhadap Keberadaan Hutan (Kasus di Kecamatan Gn. Kencana, KabupatenLebak, Propinsi Banten). Dibimbing oleh Ir. Sudaryanto dan Dr. Ir. IinIchwandi, M.Sc.F.Trop

Keberadaan hutan bagi masyarakat lokal di suatu daerah sangat pentinguntuk tetap terjaga fungsinya, pemanfaatan dan pengelolaan hutan oleh keduakelompok masyarakat di Kecamatan Gn. Kencana yaitu masyarakat Baduy Luardan masyarakat non Baduy untuk pemenuhan kehidupan mereka. Dalampenelitian ini ingin mengetahui persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakatlokal terhadap keberadaan hutan.

Persepsi terhadap pemanfaatan lahan adalah untuk lahan pertanian.Persepsi terhadap sumber kayu dilihat berdasarkan ketersedian sumber kayu darihutan jumlahnya memadai, tegakannya rapat, ukuran pohon besar serta bisadimanfaatkan untuk kayu bakar dan kayu pertukangan, untuk sumber airberdasarkan lamanya air mengalir sumber air dari hutan yang tersedia darimasing-masing sumber air tersebut, tidak tergantung terhadap musim serta kondisiair yang jernih dan tidak keruh. Motif pemanfaatan lahan adalah untuk pertanian,dan sumber kayu dan sumber air untuk pemenuhan kebutuhan hidup dantambahan penghasilan (masyarakat non Baduy). Mereka sepakat untukmelestarikan lahan hutan, sumber kayu dan sumber air. Perilaku merekaditunjukan dengan cara bagaimana mereka memanfaatkan lahan hutan, sumberkayu dan sumber air tersebut, perbedaan perilaku dilihat dari pemanfaatan untuklahan untuk pertanian, masyarakat Baduy Luar bertani lahan kering sedangkanmasyarakat non Baduy bertani lahan basah. Sebagian masyarakat Baduy Luarmemanfaatkan sumber kayu dari ranting-ranting dan pohon yang tumbang alami,berbeda dengan masyarakat non Baduy yang memanfaatkan kayu dengan caramenebang pohon. Untuk sumber air sebagian masyarakat ini memanfaatkan airuntuk keperluan hidup seperti minum, mandi dan cuci saja, tetapi masyarakat nonBaduy ada yang memanfaatkan untuk pengairan sawahnya.

Page 5: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

ABSTRACT

Dede Hendry Triyanto. E14103010. Perception, motivation,attitude and behavior local community about forest in Gn. Kencana,Lebak, Banten Province. Under the direction Ir. Sudaryanto andDr. Ir. Iin Ichwandi, M.Sc.F.Trop

A good forest management is an important part to get sustainable forest inGn. Kencana where “Baduy Luar” and non Baduy in local community live. Theaim of this research is to analyze perception, motivation, attitude and behaviorfrom Baduy Luar and non Baduy community in Gn. Kencana about managingtheir forest in their area. This research use purposive sampling to get 30respondent and 3 village sampling (Cimanyangray, Sukanegara and Keramatjaya)in Gn.Kencana . Perception for land use is for farming area. Perception for woodcan get from quantity from that forest, closed standing stock, and diameter oftrees. And then, for perception of water, it can get from periods water flow, andclear of water condition. The result, Baduy Luar communities have betterperception than non Baduy about this forest. Local communities have motivationto subtantiate for life and to increase economic value from forest resources.Actually, both of them are agree to conserve the land forest, source of wood andwater supply. We can look that action from a part of Baduy Luar community getsource of wood from twig or natural died tree. Altough non Baduy communitywill cut the trees when they want. Local wisdom still be a part of Gn. Kencanacommunity when they use natural resources (in this case is forest), especially forBaduy Luar.

Keywords : Gn. Kencana, Perception, motivation, attitude and behavior

Page 6: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Persepsi,

Motivasi, Sikap dan Perilaku Masyarakat Lokal Terhadap Keberadaan Hutan

(Kasus di Kecamatan Gn. Kencana, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten) adalah

benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum

pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Januari 2009

Dede Hendry Triyanto

NIM E 14103010

Page 7: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahrobbil alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allat SWT yang telah memberikan karunianya kepada hambanya di dunia serta

junjungan kita semua Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan

cahaya kehidupan bagi umatnya didunia, atas kasing sayangnya dan curahan

rahmatnya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penulis mengambil judul

Persepsi, Motivai, Sikap dan Perilaku Masyarakat Lokal Terhadap

Keberadaan Hutan (Kasus di Kecamatan Gn. Kencana, Kabupaten Lebak,

Propinsi Banten). Pembentukan persepi dan motif yang baik terhadap

sumberdaya alam berupa hutan bisa menentukan sikap dan perilaku yang baik

pula, sehingga kelestarian sumberdaya alam berupa hutan akan terjaga

kelestariannya.

Penulis menyadari dalam pembuatan karya ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapakan untuk perbaikan di

fase berikutnya. Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat.

Bogor, Januari 2009

Penulis

Page 8: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

UCAPAN TERIMAKASIH

1. Buat mama dan papa tersayang atas kesabarannya dan doa yang tiada henti

dipanjatkan yang selalu mengiringi jalan hidup anak-anaknya.

2. Kakak dan adikku tercinta, Aa Denny Budiarna dan Tryan Budiarna

“Iyang”, yang selalu menjadikan hidup ini menjadi sangat berarti dalam

setiap harinya.

3. Nisa “Icha” Novita cahaya hidupku, atas kasih sayang yang selalu menjadi

motivasi dan inspirasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Sudaryanto selaku dosen pembimbing pertama yang selalu

memberikan masukan,arahan wejangan hidup serta semangat sehingga

skripsi ini bias terselesaikan.

5. Bapak Dr. Ir. Iin Ichwandi, M.Sc.F.Trop selaku dosen pembimbing kedua

yang selalu memberikan masukan dan arahan untuk perbaikan skripsi ini

sehingga dapat terselesaikan.

6. Bapak Dr. Ir. Endes N Dahlan, MS selaku dosen penguji dari Departemem

Konservasi Sumberdaya Hutan.

7. Bapak Ir. Deded Sarif Nawawi, MS selaku dosen penguji dari Departemen

Teknologi Hasil Hutan.

8. Bapak Ir. Adi Prasetya, M.For.Sc selaku Adm KPH Banten yang telah

memberikan ijin penelitian.

9. Bapak Ita Sasmita (Asper BKPH Gn. Kencana) yang selalu memberikan

masukan dalam penelitian ini.

10. Bapak Sukra (KRPH Gn. Kencana Utara) dan Ibu yang telah memberikan

tempat berteduh selama di lapangan dan Pak Pendi dan Pak Parjo yang

selalu mengantarkan dan mencari data selama di lapangan.

11. Yewe, Zaye, Bang Woily, Heri E Saputra, dan Teman-teman MNH 40 yang

selalu mendukung dan memberikan support supaya cepat lulus.

12. Teman-teman di Asrama Mahasiswa Banten - Bogor yang selalu membuat

kejutan-kejutan kecil selama tinggal di Asrama. Icong, Ucup, Adi, Igun,

Khusaery, kang Ipung, Suwardi, Nandi dan yang lainnya.

Page 9: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

13.RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di sebuah kota kecil Kabupaten Lebak pada tanggal 14

Juni 1984 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Kanim Diarna

dan Siti Badriyah.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMUN I Leuwidamar, pada tahun yang

sama penulis diterima masuk ke IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

dengan memilih Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan dan

menekuni Bidang Sosial Ekonomi Kehutanan pada Laboratorium Poleksos

kehutanan.

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan

daerah dan menjadi anggota pencak silat Merpati Putih IPB. Selain itu penulis

melakukan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) jalur Sancang-

Kamojang dan KPH Sumedang, serta melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di

KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat-Banten.

Untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul Persepsi, Motivsi, Sikap dan Perilaku Masyarakat Lokal

Terhadap Keberadaan Hutan (Kasus di Kecamatan Gn. Kencana,

Kabupaten Lebak, Propinsi Banten). Dibawah bimbingan Ir. Sudaryanto dan

Dr. Ir. Iin Ichwandi, M.Sc.F.Trop

Page 10: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... i

DAFTAR TABEL............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian........................................................................ 2

1.3 Manfaat Penelitian...................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi...................................................................................... 3

2.2 Motivasi..................................................................................... 4

2.3 Sikap .......................................................................................... 5

2.4Perilaku....................................................................................... 6

2.5 Kawasan Hutan.......................................................................... 7

2.6 Karakteristik Masyarakat Desa Hutan....................................... 9

2.7 Interaksi Masyarakat Desa Hutan dengan

Sumberdaya Hutan.................................................................. 10

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 12

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... 14

3.3 Bahan dan Alat Sumber Data Lainnya ...................................... 14

3.4 Metode Pengambilan Responden .............................................. 16

3.5 Metode Pengambilan Data ........................................................ 17

3.6 Analisis Data ............................................................................. 17

BAB IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas Hutan ................................................................. 18

4.2 Jenis Tanah, Batuan dan Topogarfi............................................. 19

4.3 Iklim dan Hidrologi..................................................................... 20

4.4 Aksesibilitas ................................................................................ 20

4.5 Kependudukan ............................................................................ 20

Page 11: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

4.6 Agama ......................................................................................... 22

4.7 Kelompok Umur ......................................................................... 22

4.8 Tingkat Pendidikan ..................................................................... 23

4.9 Mata Pencaharian........................................................................ 24

4.10 Sosial Budaya............................................................................ 25

4.11 Hutan Gn. Kencana ................................................................... 25

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................29

5.1 Karakteristik Responden ............................................................. 29

5.1.1 Sebaran Umur Responden................................................. 29

5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden ........................................ 30

5.1.3 Jenis Pekerjaan Responden ............................................... 30

5.1.4 Pendapatan Rata-Rata Responden .................................... 32

5.1.5 Luas Lahan Garapan Responden ...................................... 33

5.2 Persepsi ...................................................................................... 34

5.2.1 Persepsi Responden Terhadap Kawasan Hutan ................. 34

5.2.2 Persepsi Responden Mengenai Status Kawasan Hutan .... 35

5.2.3 Persepsi Responden Mengenai Manfaat Kawasan hutan... 36

5.2.4 Persepsi Responden Mengenai Sumberdaya Hutan........... 36

5.3 Motivasi ..................................................................................... 39

5.3.1 Motif Pemanfaatan Lahan Hutan ....................................... 39

5.3.2 Motif Pemanfaatan Sumber Kayu...................................... 40

5.3.3 Motif Pemanfaatan Sumber Air ......................................... 41

5.4 Sikap .......................................................................................... 43

5.5 Perilaku ...................................................................................... 45

5.5.1 Pemanfaatan Lahan Hutan ................................................ 45

5.5.2 Pemanfaatan Sumber Kayu................................................ 46

5.5.3 Pemanfaatan Sumber Air ................................................... 46

BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 48

6.2 Saran ........................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51

LAMPIRAN........................................................................................................ 53

Page 12: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1 Jenis Tanah, Batuan dan Topografi di Kawasan Hutan

Gn. Kencana............................................................................................ 19

2 Tipe Iklim Kawasan Hutan di Bagian Hutan Gn. Kencana .................... 20

3 Jumlah Keluarga, Penduduk dan Jenis Kelamin di

Kecamatan Gn. Kencana......................................................................... 21

4 Kelompok Umur Masyarakat di Kecamatan Gn. Kencana..................... 22

5 Tingkat Pendidikan di Kecamatan Gn. Kencana .................................... 23

6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha

di Kecamatan Gn. Kencana..................................................................... 24

7 Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Administrasi Pemerintahan............. 26

8 Potensi Produksi Kayu di Kec. Gn. Kencana ......................................... 28

9 Sebaran Umur Responden....................................................................... 29

10 Tingkat Pendidikan Responden .............................................................. 30

11 Jenis Pekerjaan Responden ..................................................................... 31

12 Pendapatan Rata-Rata Responden .......................................................... 32

13 Luas Lahan Garapan Responden............................................................. 33

14 Luas Areal Hutan Rakyat di Kec. Gn. Kencana ..................................... 33

15 Persepsi Responden Tentang Status Kawasan Hutan Gn. Kencana ....... 35

16 Persepsi Responden Masyarakat Lokal Terhadap Sumberdaya hutan.... 36

17 Kondisi Mata Air di Kecamatan Gn.Kencana ........................................ 39

18 Motif Responden Terhadap Pemanfaatan Sumber Kayu........................ 40

19 Motif masyarakat Lokal Terhadap Sumber Air ...................................... 41

20 Jumlah Responden Masyarakat Lokal Menurut Sikapnya

Terhadap Sumberdaya Hutan.................................................................. 43

21 Perilaku Masyarakat Lokal Terhadap Sumber kayu............................... 45

Page 13: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 13

2 Sketsa Kecamatan Gn. Kencana............................................................... 18

3 Blok Penelitian Tanaman Meranti di RPH Gn. Kencana Utara................ 27

4 Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Kayu ................................ 37

5 Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Air ................................... 37

6. Salah Satu Lahan Garapan Masyarakat Baduy Luar di

Blok Penelitian Tanaman Meranti, RPH Gn. Kencana Utara.................. 40

7 Sikap Masyarakat Lokal terhadap Sumber Kayu...................................... 44

8 Sikap Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Air........................................ 44

9 Sumber Air Bagi Masyarakat Baduy di Blok Penelitian

Tanaman Meranti, RPH Gn. Kencana Utara.............................................47

Page 14: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

LAMPIRAN

Lampiran Hal

1 Karakteristik Responden Masyarakat Baduy Luar dan

Masyarakat non Baduy ............................................................................ 54

2 Persepsi Masyarakat Lokal Baduy Luar dan non Baduy

Terhadap Hutan........................................................................................ 57

3 Contoh Kuisioner Penelitian ..................................................................... 58

4 Peta Desa Contoh ...................................................................................... 62

Page 15: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikaruniai oleh sang pencipta dengan salah satu hutan tropis

yang paling luas dan paling kaya keanekaragaman hayatinya di dunia. Kekayaan

ini disebabkan Indonesia meliputi dua daerah biogeografik, yaitu Indomalaya dan

Australia. Puluhan juta masyarakat Indonesia mengandalkan hidup dan mata

pencahariannya dari hutan, baik dari mengumpulkan berbagai jenis hasil hutan

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau bekerja pada sektor-sektor industri

kehutanan, seperti industri pengolahan kayu, Hutan Tanaman Industri (HTI) dan

lain-lain.

Hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem dalam kehidupan memberikan

banyak manfaat terhadap kelangsungan hidup manusia dari jaman dulu sampai

sekarang. Semua spesies yang berada di hutan mempunyai nilai ekonomi bagi

masyarakat setempat dan berpotensi menjadi gudang sumberdaya genetis bagi

tanaman pertanian. Disamping itu, hutan dan masyarakat lokal memiliki

hubungan dan interaksi yang bersifat sosio-kultural. Kedekatan masyarakat secara

fisik dan emosional akan melahirkan pengetahuan mengenai hutan itu sendiri

sehingga menciptakan kearifan tradisional. Kearifan tradisional yang merupakan

modal sosial masyarakat local dapat digunakan sebagai landasan untuk

pengelolaan sumberdaya hutan.

Penguasaan dan pengelolaan sumberdaya hutan pada masyarakat lokal,

baik yang berada di dalam ataupun di sekitar hutan merupakan suatu produk

kebudayaan yang menjadi tata nilai tersendiri. Dengan segala kemampuan yang

dimiliki, masyarakat melihat, memahami, memilah-milah gejala untuk kemudian

merencanakan tindakan dan menentukan sikap serta perbuatan dalam

memanfaatkan sumberdaya hutan. Hak dari sumberdaya hutan diperoleh karena

hubungan jangka panjang antara hutan sebagai tempat menggantungkan hidup

dengan masyarakat itu sendiri. Kewajiban untuk mengelola hutan secara

berkesinambungan diharapkan dapat menjadi respon balik dari masyarakat lokal

setelah memanfaatkan apa yang sudah disediakan oleh alam.

Page 16: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Keberadaan masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar di dalam

hutan dan masyarakat non Baduy di sekitar hutan Gn. Kencana memiliki

ketergantungan terhadap sumberdaya hutan yang berupa manfaat lahan untuk

pertanian, sumber kayu dan sumber air untuk kedua kelompok masyarakat lokal.

Kedua kelompok masyarakat ini memanfaatkan sumberdaya hutan untuik

pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan penambahan penghasilan.

Masyarakat Baduy yang tinggal di dalam hutan Gn. Kencana adalah masyarakat

Baduy luar atau dangka (Baduy Luar yang tinggal di luar wilayah adat Kanekes),

masyarakat sekitar biasanya menyebut orang Baduy Luar ini dengan sebutan

orang kompol. Salah satu manfaatnya dapat dilihat dari data BPS Kecamatan Gn.

Kencana tahun 2007 yang menyebutkan bahwa 77% masyarakat Gn. Kencana

bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Sistem pertanian masyarakat

lokal dari kedua kelompok masyarkat ini dikenal dengan sistem pertanian

”ngahuma” (berhuma), dengan menggunakan sistem tumpang sari yang pada

umumnya berada di dalam kawasan hutan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi, motivasi, sikap dan

perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan Gn. Kencana.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran dan latar belakang bagaimana masyarakat lokal

memanfaatkan dan melestarikan sumberdaya hutan.

2. Menjadi bahan dan pertimbangan bagi pihak Perum Perhutani dalam

menyikapi tindakan masyarakat lokal dalam memanfaatkan dan

melestarikan hutan.

Page 17: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

Menurut Sudrajat (2003) dalam Yuwono (2006), persepsi merupakan

produk atau proses psikologi yang dialami seseorang setelah menerima stimuli

yang mendorong tumbuhnya motivasi untuk memberikan respon melakukan atau

tidak melakukan suatu kegiatan. Persepsi dapat berupa kesan, penafsiran atau

penilaian berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Dalam hubungan ini persepsi

merupakan suatu proses pengambilan keputusan tentang pemahaman seseorang

kaitannya dengan suatu obyek, stimuli atau individu lain.

Persepsi adalah proses penginderaan dan penafsiran rangsangan suatu

obyek atau peristiwa yang diinformasikan, sehingga seseorang dapat memandang,

mengartikan dan menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan

keadaan dirinya dan lingkungan dimana ia berada, sehingga ia dapat menentukan

tindakannya. Persepsi yang dimiliki seseorang berbeda karena pengaruh berbagai

faktor, mulai dari pengalaman, latar belakang, lingkungan dimana dia tinggal,

juga motivasi dan lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang akan

menyebabkan seseorang dapat menginterpretasikan sesuatu mempunyai

perbedaan pendapat (Muchtar, 1998).

Langevelt (1996) dalam Harihanto (2001) mengatakan bahwa persepsi

berhubungan dengan pendapat dan penilaian individu terhadap suatu yang akan

berakibat terhadap motivasi, kemauan, dan perasaan terhadap stimulus tersebut.

Stimulus dapat berupa benda, isyarat, informasi, maupun situasi dan kondisi

tertentu. Kunci pemahaman terhadap persepsi masyarakat pada suatu obyek,

terletak pada pengenalan dan penafsiran unik terhadap obyek pada situasi tertentu

dan bukan sebagai suatu pencatatan terhadap situasi tertentu tersebut (Sugiyanto,

1996).

Alasan lain perlunya penelitian persepsi mengenai persepsi terhadap

lingkungan adalah untuk mencapai suatu optimal kualitas lingkungan yang baik,

yakni kualitas lingkungan yang sesuai dengan persepsi masyarakat yang

menggunakannya. Kualitas lingkungan seyogyanya dipahami secara subyektif,

Page 18: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

yakni dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dan sosio-kultural masyarakat.

Dengan demikian, kualitas lingkungan dari suatu kawasan tertentu harus

didefinisikan secara umum sebagai lingkungan yang memenuhi preferensi

imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Pandangan ini

menyempurnakan pandangan sebelumnya yang mengartikan kualitas lingkungan

hanya dari aspek fisik, biologis dan kimia saja (Haryadi dan Setyawan, 1995

dalam Harihanto, 2001).

Berawal dari persepsi terhadap hutan besar pengaruhnya pada wujud

hubungan manusia dengan hutan, yang dapat dibedakan menjadi seseorang

menolak lingkungannya, bekerjasama dan mengurus lingkungan (mengekploitasi).

Seseorang menolak lingkungan disebabkan seseorang tersebut mempunyai

pandangan yang tidak sesuia dengan apa yang diinginkannya, sehinggga orang

tersebut dapat memberikan bentuk tindakan terhadap hutan sesuai dengan apa

yang dikehendakinya. Sebaliknya bagi seseorang yang mempunyai persepsi

menerima lingkungan, sesorang dapat memanfaatkan hutan sekaligus menjaga

dan menyelamatkan hutan dari kerusakan, sehingga hutan memberi manfaat yang

terus menerus. Dengan demikian lingkungan akan terjaga dari kerusakan dann

memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar (Junianto, B. 2007).

2.2 Motivasi

Perilaku manusia untuk mencapai tujuan tertentu sadar atau tidak

dipengaruhi oleh dorongan yang ada dalam diri individu itu sendiri atau dari luar

diri, seperti pengaruh lingkungan dimana seseorang tersebut tinggal dan

kehidupan sosial masyarakatnya. Dorongan yang menggerakkan manusia untuk

bertingkah laku ini disebut motif. Motif juga dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dalam diri individu atau seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu demi mencapai tujuan yang diinginkan. Berawal dari kata motif itu, maka

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif untuk

pencapain tujuan dari seseorang setelah menerima pengaruh dari luar dirinya baik

dari lingkungan dimana dia tinggal serta keadaan sosial masyarakatnya (Sardiman

1990 dalam Wiyono 1991).

Page 19: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Menurut M.Sherif dan C. W. Sherif dalam Isusanty (2003) motivasi atau

motif adalah istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah

kepada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal seperti

kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan

keinginan, aspirasi, dan selera sosial yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut.

Berdasarkan asalnya, ada dua jenis motif :

1. Motif biogenik

Motif ini berasal dari proses fisiologik dalam tubuh manusia yang pada

dasarnya adalah mempertahankan ekuilibrium dalam tubuh manusi tersebut

sampai batas-batas tertentu. Proses ini disebut ”homeostasis”.

2. Motif sosiogenik

Motif ini timbul karena perkembangan individu dalam tatanan sosialnya

dan terbentuk karena hubungan antar pribadi, hubungan antara kelompok atau

nilai-nilai sosial dan pranata-pranata dalam kehidupan bermasyarakat.

Antara motif biogenik dan sosiogenik tidak ada hierarki tertentu,

tergantung situasi karena motif tidak berfungsi sendiri tetapi selalu terkait dengan

faktor-faktor lain. Motif sosiogenik bermula dari motif biogenik. Melalui proses

belajar, individu memilih mana yang disukainya dan mana yang dihindarinya

(jenis makanan tertentu, orang tertentu, dan lain-lain) sesuai dengan pengalaman

yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Faktor-faktor pribadi tersebut

menyebabkan timbulnya sistem hubungan antar pribadi tersendiri pada diri

seseorang yang disebut ”ego”. Ego inilah yang menetapkan motif sosiogenik.

Jadi, motif sosiogenik sangat bergantung pada proses belajar.

2.3. Sikap

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan

cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial

untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus

yang harus direspon.

Sarwono (2002) menyatakan bahwa ciri khas dari sikap adalah

mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, situasi, benda) juga mengandung

penilaian setuju tidak setuju, suka tidak suka. Perbedaan terletak pada proses

Page 20: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

selanjutnya dan penerapan konsep tentang sikap mengenai proses terjadinya,

sebagian besar pakar berpendapat bahwa sikap adalah sesuatu yang dipelajari

(bukan bawaan). Oleh karena itu sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan,

dipengaruhi dan diubah.

Sikap mempunyai tiga komponen, yaitu :

1. Kognitif adalah kepercayaan seseorang terhadap sesuatu atau pengalaman

faktual seseorang mengenai suatu objek.

2. Afektif adalah penilaian seseorang, kesukaan atau respon emosional

terhadap sesuatu.

3. Konatif merupakan perilaku yang jelas dari seseorang yang diarahkan

terhadap suatu objek (bertingkah laku).

Berdasarkan ketiga komponen tersebut dapat dikatakan bahwa sikap

merupakan kumpulan dari berfikir, keyakinan, dan pengetahuan serta memiliki

evaluasi negatif maupun positif yang berakar emosi.

Calhoun dan Acocella (1990) menyatakan bahwa sikap adalah sekelompok

keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan

untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu. Sikap mempunyai

tiga fungsi, yaitu :

1. Sikap mempunyai fungsi organisasi, keyakinan yang terkandung dalam

sikap yang memungkinkan dalam mengorganisasikan pengalaman sosial.

2. Sikap memberikan fungsi kegunaan, dalam menggunakan sikap untuk

menegaskan sikap orang lain yang selanjutnya memperoleh persetujuan

sosial.

3. Sikap memberikan fungsi perlindungan, menjaga dari ancaman terhadap

harga diri.

2.4 Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam

gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI 1988). Menurut Sumardi et al. (1997) menyatakan bahwa perilaku

seseorang terhadap keberadaan suatu objek, dalam hal ini sumberdaya hutan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor individu baik dari dalam maupun

Page 21: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

dari luar. Faktor individu meliputi keadaan seseorang terdiri dari status sosial,

ekonomi, dan budaya. Sedangkan yang berasal dari faktor luar meliputi segala

sesuatu yang ada di sekitarnya yang mampu mempengaruhi seseorang untuk

berperan terhadap suatu kegiatan tertentu, seperti masyarakat dan kebijakan

pemerintah.

Wahjosumidjo (1984) dalam Gunawan (1999) menyatakan bahwa teori

pemenuhan kebutuhan (satisfaction of needs theory) yang dikemukakan oleh

Abraham Maslow beranggapan bahwa perilaku manusia pada hakikatnya adalah

untuk memenuhi kebutuhannya dibagi dalam lima jenjang kebutuhan pokok

manusia.

1. Kebutuhan mempertahankan hidup (phsysiological needs)

Manifestasi kebutuhan tampak pada tiga hal yaitu : sandang, pangan, papan

yang merupakan kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan psikologis

dan biologis.

2. Kebutuhan rasa aman (safety needs)

Manifestasi kebutuhan ini antara lain kebutuhan akan keamanan jiwa, dimana

manusia berada, kebutuhan keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun dan

jaminan hari tua.

3. Kebutuhan sosial (Social needs)

Manifestasi kebutuhan ini tampak pada kebutuhan akan perasaan diterima

oleh orang lain (sense of belonging), kebutuhan untuk maju dan tidak gagal

(sense of achievement), kekuatan ikut serta (sense of partisipation).

4. Kebutuhan akan penghargaan (Esteem needs)

Semakin tinggi status seseorang semakin tinggi pula prestisenya

5. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (Self actualisation)

Manifestasi kebutuhan ini tampak pada keinginan mengembangkan kapasitas

mental dan kapasitas kerja.

2.5 Kawasan Hutan

Menurut Undang-Undang No.41 Tahun 1999 tentang kehutanan

pengertian kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau

ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadannya sebagai hutan

Page 22: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

tetap, sedangkan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan

alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Secara sederhana manfaat hutan dapat diartikan sebagai keseluruhan

sistem konsep alam yang meyediakan aliran “barang” dan “jasa” yang sangat

bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. Jasa lingkungan ini dihasilkan oleh

proses yang terjadi pada ekosistem alam. Contohnya, hutan sebagai ekosistem

alam menyediakan berbagai produk kayu dan non kayu. Selain itu, hutan

merupakan reservoir besar yang dapat menampung air hujan dan menyaring air

tersebut, yang selanjutnya dapat bermanfaat bagi manusia (Sulandari, 2005).

James (1991) dalam Widiarso (2005) membuat klasifikasi nilai manfaat

didasarkan atas sumber atau proses manfaat tersebut diperoleh, yaitu :

1. Nilai guna (use value), yaitu seluruh nilai manfaat yang diperoleh dari

penggunaan sumberdaya hutan seperti kayu bulat untuk keperluan industri

pengolahan kayu, kayu bakar (energi), produksi tanaman pangan seperti

perladangan, kebun, produksi ikan, produksi air untuk berbagai keperluan

seperti kebutuhan air rumah tangga dan pertanian, pembangkit tenaga

listrik, dan ekowisata.

2. Nilai fungsi (function value), yaitu nilai manfaat yang diperoleh dari

fungsi ekologis sumberdaya hutan seperti: pengendalian banjir,

pencegahan intrusi air laut, dan habitat satwa.

3. Nilai atribut (attributes value), yaitu seluruh nilai yang diperoleh bukan

dari penggunaan materi (hasil produksi barang dan jasa), tetapi aspek

kebutuhan psikologis manusia yaitu menyangkut budaya masyarakat.

Dilihat dari aspek ekologis, kawasan hutan mampu berperan positif dalam

mengendalikan erosi dan limpasan permukaan, memperbaiki kesuburan tanah dan

keseimbangan tata air. Berdasarkan manfaat tersebut maka pembangunan

kawasan hutan sering digunakan sebagai suatu program perlindungan kawasan

dari masyarakat, perbaikan kawasan hutan sesuai dengan fungsi dan peruntukan

lahannnya.

Kondisi hutan yang baik mengakibatkan terciptanya sumber-sumber

manfaat yang berkelanjutan seperti sumber kayu dan sumber air (mata air) yang

Page 23: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

dimanfaatkan oleh masyarakat baik yang berada di dalam hutan, sekitar kawasan

hutan maupun masyarakat yang jauh dari kawasan hutan untuk mencukupi

kebutuhan akan kayu dan air sehari-hari. Pengelolaan kawasan hutan yang baik

memberikan manfaat diantaranya menghijaukan kembali lahan-lahan kritis yang

ada dan terbentuknya kembali lapisan humus yang dapat meningkatkan kesuburan

tanah. Manfaat lain dari terjaganya kawasan hutan adalah terserapnya air hujan

dengan baik sehingga mencegah terjadinya erosi permukaan tanah atau longsor

(Suhendang 2002).

2.6 Karakteristik Masyarakat Desa Sekitar Hutan

Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.691/Kpts.II/1992, yang dimaksud

masyarakat di dalam dan di sekitar hutan adalah kelompok-kelompok masyarakat

yang mendiami atau berada di dalam hutan maupun di pedesaan sekitar hutan

(Ardiansyah, 2002).

Admawidjaja (1991), menyatakan kebijakan yang ditempuh oleh

pemerintah dalam melestarikan hutan selalu memperhatikan keberadaan

masyarakat di sekitar dan di dalam hutan. Mereka memanfaatkan segala sumber

penghidupan yang ada di dalam hutan untuk mempertahankan eksistensi

kelompoknya yang masih terbelakang yang tidak pernah mengenal keadaan di

luar batas wilayahnya. Dalam kondisi sosial ekonomi yang sederhana, mereka

secara alamiah adalah penjaga dan pelestari alam lingkungannya. Masyarakat di

sekitar dan di dalam hutan (enclave), tidak dirugikan oleh larangan mengambil

hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan hdup sehari-hari. Sebaliknya masyarakat

dibina kesadarannya sebagai penjaga hutan konservasi dengan imbalan pada saat

musim tertentu dapat mnenikmati hasil hutan seperti getah, rotan, buah-buahan,

ranting-ranting kayu mati, dan berbagai jenis tumbuhan bawah. Diusahakan

pemungutan hasil hutan terbatas di encalave dan zona penyangga dan areal yang

telah ditunjuk.

Sebagian besar dari masyarakat desa di sekitar hutan bermata pencaharian

sebagai petani dengan lahan yang sempit dan bahkan tidak memilii lahan.

Soedjatmoko (1998) dalam Kartasubrata (1986) Struktur masyarakat pedesaan di

Jawa menunjukan pembagian dalam tiga golongan, yaitu :

Page 24: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

1. Golongan pertama adalah mereka yang memiliki tanah cukup besar untuk

menjamin kehidupan yang cukup bagi keluarganya.

2. Golongan kedua terdiri dari petani yang memiliki atau menguasai tanah

yang luasnya atau kwalitasnya marginal, sehingga kehidupan keluarganya

sangat tergantung dari kesempatan kerja sampingan, selain iklim dan

faktor pasar.

3. Golongan ketiga, yang makin lama makin besar jumlahnya di Asia yang

umumnya ialah mereka yang sama sekali tidak tidak mempunyai tanah

Penduduk masyarakat dipinggir hutan dianggap memiliki fungsi sebagai

tempat penyangga seluruh asfek kehidupan sosial, ekonomi dan budaya mereka.

Dari hutan mereka memperoleh obat-obatan, buah-buahan, binatang buruan dan

kayu bakar. Di samping itu bagi penduduk desa tepian hutan, hutan adalah

cadangan bagi mereka ketika desa mereka tidak mampu lagi menyediakan lahan

pertanian apabila terjadi pertambahan penduduk (Soetrisno, 1995).

2.7 Interaksi Masyarakat Desa Sekitar Hutan Dengan Sumberdaya Hutan

Masyarakat sebagai bagian dari mahluk hidup, memegang peranan yag

menentukan terhadap kelestarian dan keseimbangan ekosistem. Sebuah ekosistem

mencakup komponen mahluk hidup (manusia, hewan, jasad renik, tumbuh-

tumbuhan) dan lingkungan yang tidak hidup (udara, energi, matahari, cahaya, air,

tanah, angin, mineral dan lain sebagainya) yang keduanya saling berinteraksi dan

saling berhubungan (Manan, 1998).

Masyarakat sekitar hutan, segaimana juga masyarakat pedesaan pada

umumnya adalah masyarakat agraris yang sangat bergantung pada alam

lingkungannya, mata pencahariannya adalah petani. Tapi tidak semua kebutuhan

hidup ini bisa atau dapat dipenuhi dari bekerja sebagai petani, bisa dilihat dari

kondisi tanahnya dan kemampuan serta teknik bertani yang masih sederhana

(Junianto, B. 2007)

Keterkaitan atau interaksi antara masyarakat dengan hutan telah

berlangsung cukup lama karena hutan memberikan manfaat langsung dan tidak

langsung bagi masyarakat. Keberadaan hutan juga memberikan kesempatan bagi

masyarakat untuk bekerja terutama dalam hal pembukaan lahan, penebangan

Page 25: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

kayu, pembersihan lahan, sehingga mendapat upah (pendapatan) yang lumayan.

Selain itu, bagi masyarakat yang hidupnya bergantung pada sumber-sumber dasar

yang terdapat di hutan seperti kayu bakar dan hasil hutan lainnya akan

memberikan nilai tambah terutama bagi masyarakat yang berada di dalam dan di

sekitar kawasan hutan (Mangandar, 2000).

Contoh kongkrit interaksi sistem sosial masyarakat dengan hutan dapat

dilihat dari ketergantungan masyarakat desa di dalam dan di sekitar hutan sumber-

sumber bahan kehidupan dasar seperti air, kayu bakar, bahan makanan dari hutan.

Pada saat populasi manusia belum padat, gambaran interaksi kedua sistem masih

bisa diterima artinya berfungsi normal. Tetapi pada kondisi populasi manusia

semakin padat, terutama masyarakat di dalam dan di sekitar hutan hutan semakin

bertambah, maka gambaran kedua sistem cenderung timpang artinya sumberdaya

hutan tidak mampu lagi menyediakan aliran bahan energi dan material kepada

sistem sosial. Apabila kondisi tersebut dibiarkan tanpa ada perubahan sikap dari

sistem sosial masyarakat, maka fungsi hutan sebagi pengatur lingkungan hidup

yang baik mustahil akan tercapai.

Page 26: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Penguasaan dan pengelolaan sumberdaya hutan pada masyarakat lokal

yaitu masyarakat Baduy Luar dan non Baduy merupakan suatu produk

kebudayaan yang menjadi tata nilai tersendiri. Dengan segala kemampuan yang

dimiliki, masyarakat lokal melihat, memahami, memilah-milah gejala untuk

kemudian merencanakan tindakan dan menentukan sikap serta perbuatan dalam

memanfaatkan sumberdaya hutan. Hak dari sumberdaya hutan diperoleh karena

hubungan jangka panjang antara hutan sebagai tempat menggantungkan hidup

dengan masyarakat itu sendiri. Kewajiban untuk mengelola hutan secara

berkesinambungan diharapkan dapat menjadi respon balik dari masyarakat lokal

setelah memanfaatkan apa yang sudah disediakan oleh alam.

Keberadaan kawasan hutan di Kecamatan Gn. Kencana telah memberikan

banyak manfaat (barang dan jasa) bagi masyarakat lokal di dalam dan sekitar

hutan, baik masyarakat Baduy Luar yang tinggal di dalam kawasan hutan maupun

masyarakat non Baduy yang tinggal di sekitar hutan. Manfaat hutan (barang dan

jasa) secara langsung seperti sumber kayu, sumber air, dan lahan pertanian bagi

kedua kelompok masyarakat yang tinggal di Kecamatan Gn. Kencana. Untuk

manfaat tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat seperti pengendali banjir

dan erosi, kesejukan dan kenyamanan.

Manfaat yang dirasakan berkaitan erat dengan sikap dan perilaku yang

dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya hutan, Persepsi

masyarakat terhadap manfaat akan menimbulkan motivasi, sehingga motivasi

yang muncul pada masyarakat merupakan kekuatan yang diperlukan karena

merupakan daya penggerak bagi masyarakat dalam menentukan sikap dan

perilakunya. Berdasarkan persepsi, motivasi, sikap dan perilaku yang timbul di

masyarakat nantinya dapat diketahui sejauh mana masyarakat memanfaatkan

sumberdaya hutan dan bagaimana cara atau upaya yang dilakukan masyarakat

dalam melakukan tindakannya dalam menjaga kondisi kawasan hutan yang berada

di Kecamatan Gn. Kencana.

Page 27: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

3.2

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Gn. Kencana, Kabupaten

Lebak, Propinsi Banten, dilaksanakan pada bulan Juni 2008.

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Persepsi Motivasi

Sikap

PerilakuPandanganmasyarakat darisegi manfaathutan

Pemenuhan kebutuhan : Berladang/berusaha tani Sumber kayu Sumber air

Setuju atau tidak setuju

Tindakan yangdilakukan : Cara pengambilan

kayu Cara Pengambilan

air

Page 28: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Gn. Kencana, Kabupaten Lebak,

Propinsi Banten pada bulan April, Juli-Agustus 2008.

3.3 Bahan dan Alat Sumber Data Lainnya

3.3.1 Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian :

a. Kuisioner

b. Alat tulis

c. Komputer dengan software Microsoft Excel.

d. Kamera

3.3.2 Sumber Data

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat Gn.

Kencana dengan teknik wawancara dan kuisioner. Data yang dikumpulkan berasal

dari 2 kelompok masyarakat yang dibagi berdasarkan kelompok masyarakat

Baduy Luar dan non Baduy

1. Masyarakat Baduy Luar yang berada di dalam kawasan hutan Gn.

Kencana di Desa Sukanegara, Kecamatan Gn. Kencana.

2. Masyarakat non Baduy yang berada di luar kawasan hutan Gn. Kencana

yang tersebar di 3 desa yakni Desa Sukanegara, Cimanyangray dan

Keramatjaya, Kecamatan Gn. Kencana.

Adapun data primer yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :

a. Data responden, meliputi : umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, luas

lahan garapan dan tingkat pendapatan.

b. Data respon responden terhadap manfaat langsung (ekonomi) berupa lahan

hutan untuk pertanian, sumber kayu, dan sumber air dari keberadaan kawasan

hutan, meliputi :

1. Persepsi

Pendapat masyarakat mengenai manfaat langsung seperti pemanfaatan

lahan hutan untuk pertanian, sumber kayu untuk kayu bakar dan kayu

pertukangan dan sumber air untuk keperluan sehari-hari seperti minum,

mandi dan cuci serta untuk pengairan sawah.

Page 29: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Batasan mengenai Persepsi :

Untuk sumber kayu

(a) Persepsi baik, apabila sumber kayu dari hutan jumlahnya memadai

(banyak), tegakannya rapat, ukuran pohon besar serta bisa dimanfaatkan

untuk kayu bakar dan kayu pertukangan.

(b) Persepsi tidak baik, apabila sumber kayu dari hutan jumlahnya tidak

memadai (sedikit), tegakannya jarang, bisa dimanfaatkan tetapi dalam

jumlah yang terbatas.

(c) Persepsi tidak tahu, apabila sumber kayu ini tidak diketahui atau tidak

peduli tentang kondisi sumber kayu oleh kedua kelompok masyarakat.

Untuk sumber air

(a) Persepsi baik, apabila sumber air dari hutan yang tersedia dari masing-

masing sumber air tersebut terjaga ketersediannya dan tidak tergantung

terhadap musim serta kondisi air yang jernih dan tidak keruh.

(b) Persepsi tidak baik, apabila sumber air dari hutan yang tersedia dari

masing-masing sumber air tersebut ketersediannya dipengaruhi musim dan

kondisi air tersebut tidak jernih dan keruh.

(c) Persepsi tidak tahu, apabila sumber air ini tidak diketahui oleh kedua

kelompok masyarakat, baik sumber-sumber air tersebut dan ketersediannya.

2.Motivasi

Dorongan yang menggerakan masyarakat untuk memanfaatkan sumberdaya

hutan, seperti lahan hutan untuk pertanian, sumber kayu untuk kayu bakar

dan kayu pertukangan, sumber air untuk keperluan minum, mandi dan cuci

serta pengairan unuk sawah. Hal ini berkaitan dengan alasan dan tujuan

pemanfaatan sumberdaya yang tersedia dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

3.Sikap

Respon yang mengandung penilaian (setuju/tidak setuju, suka/tidak suka)

masyarakat terhadap pernyataan untuk pelestarian dari sumberdaya hutan

yang telah dirasakan manfaatnya oleh responden seperti lahan hutan untuk

pertanian, sumber kayu untuk pemenuhan kayu bakar dan kayu pertukangan

serta sumber air untuk pemenuhan minim, mandi, cuci dan pengairan untuk

persawahan.

Page 30: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

4.Perilaku

Tindakan atau cara yang dilakukan oleh masyarakat lokal baik masyarakat

Baduy Luar dan masyarakat non Baduy dalam memanfaatkan lahan hutan

untuk pertanian, sumber kayu untuk kayu bakar dan kayu pertukangan dan

sumber air untuk minum, mandi dan cuci serta pengairan yang ada di dalam

kawasan hutan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

b. Data sekunder

Keadaan umum lokasi penelitian, meliputi : kondisi umum kawasan

hutan, keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Gn. Kencana, luas areal

kawasan hutan Negara dan hutan rakyat dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Lebak dan BKPH Gn. Kencana. Untuk keadaan fisik lingkungan di

kecamatan ini diperoleh dari BPS Kecamatan Gn. Kencana.

3.4 Metode Pengambilan Responden

Pemilihan responden sebagai sasaran penelitian dilakukan melalui

informasi yang diperoleh dari petugas perhutani. Penentuan responden sebagai

unit contoh dilakukan dengan metode systematic sampling, dimana penentuan

contoh atas pertimbangan jarak kedua kelompok masyarakat ini terhadap

keberadaan hutan. Untuk masyarakat Baduy Luar diambil 30 responden yang

mendiami Desa Sukanegara, desa ini berada di dalam kawasan hutan dan

sekaligus menjadi satu-satunya desa yang didiami oleh masyarakat Baduy Luar di

Kecamatan Gn. Kencana.

Untuk masyarakat non Baduy diambil 30 responden yang tersebar di 3

desa, yakni Desa Sukanegara, Desa Cimanyangray dan Desa Keramatjaya.

Penentuan desa ini dilakukan atas dasar letak terhadap kawasan hutan Gn.

Kencana. Responden dari Desa Sukanegara merupakan contoh yang mewakili

masyarakat yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Responden dari

Desa Keramatjaya dan Desa Cimanyangray merupakan contoh yang mewakili

masyarakat yang berada di luar kawasan hutan.

Page 31: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

3.5 Metode Pengambilan Data

1. Teknik wawancara (kuisioner)

Data dikumpulkan dengan mewawancarai masyarakat desa di dalam dan di

sekitar kawasan hutan sebagai responden. Wawancara dilakukan dengan

menggunakan kuisioner. Kuisioner berisikan pilihan ataupun isian atas

jawaban dari pertanyaan. Dalam hal ini, juga dilakukan wawancara bebas

yang dilakukan tanpa kuisioner mengenai hal-hal yang masih berhubungan

dengan penelitian, seperti sumber-sumber mata air dan sungai yang

mengalir ke perkampungan mereka, serta ketersedian dari sumber-sumber

air tersebut (lamanya air mengalir).

2. Pengumpulan Data Pendukung

Data pendukung digunakan untuk membantu penelitian dengan pengutipan

dan pencatatan data dari dinas atau instansi terkait, seperti kantor

Kecamatan, kantor BKPH Gn. Kencana dan kantor Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Lebak.

3. Studi pustaka, yaitu mencatat dan mempelajari studi yang telah dilakukan

dan berhubungan dengan penelitian ini.

3.6 Analisis Data

Pada penelitian ini dilakukan analisis deskriptif dari jawaban responden,

Hasil ditabulasi dalam bentuk tabel frekuensi untuk mempresentasikan persepsi,

motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap manfaat hutan dari lahan

hutan, sumber kayu dan sumber air. Analisis data juga dilakukan terhadap

karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, luas lahan

garapan dan tingkat pendapatan responden.

Page 32: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

BAB IV

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas Hutan

Secara administrasi pemerintahan, kawasan hutan Gn. Kencana termasuk

ke dalam wilayah Kecamatan Gn. Kencana, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten

dengan luas kawasan hutan 2.523,61 Ha yang berada pada RPH Gn. Kencana

Utara (Desa Ciginggang, Gn. Kencana dan Sukanegara) dan RPH Gn. Kencana

Selatan (Desa Cimanyangray) yang terletak pada 105° 277' 44, 4" sampai 106° 24'

54"BT dan 5° 53' 16.8" sampai 7° 0' 54" LS, dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cileles

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijaku

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bojongmanik

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banjarsari

Gambar 2 Sketsa Kecamatan Gn. Kencana

Page 33: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Sedangkan menurut administrasi pengelolaan, kawasan hutan di

Kecamatan Gn. Kencana termasuk wilayah kerja Kesatuan Pemangku Hutan

(KPH) Banten, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Kawasan hutan

Gn. Kencana termasuk ke dalam Bagian Hutan Gn. Kencana dan Gn. Kendeng

yang berada di Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Gn. Kencana.

Kecamatan Gn. Kencana sendiri terdiri dari 12 desa yaitu : Desa Gn.

Kendeng, Desa Cimanyangray, Desa Keramatjaya, Desa Bulakan, Desa

Cicaringin, Desa Ciakar, Desa Cisampang, Desa Bojong Koneng, Desa

Ciginggang, Desa Gn. Kencana, Desa Sukanegara, dan Desa Tanjungsari Indah.

Luas wilayah Kecamatan Gn. Kencana adalah 13.814 Ha (BPS Kecamatan tahun

2007).

4.2 Jenis Tanah, Batuan dan Topografi

Kawasan hutan yang berada di Kecamatan Gn. Kencana berada pada

ketinggian 170 - 514 m dpl dengan topografi bervariasi dari datar (5,20%) sampai

dengan agak curam (30,65%). Berikut disajikan jenis tanah dan batuan di kawasan

hutan Gn. Kencana dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Jenis Tanah, Batuan dan Topografi di Kawasan Hutan Gn. Kencana

No

Bagian

Hutan/Kelompok

Hutan

Jenis Tanah Batuan Topografi

1 Gn. Kencana

-Bojongmanik

-Gn. Pugur

-Gn. Pagu

Podsolik Kuning Batu liat Bukit lipatan

2 Gn. Kendeng

-Gn. Kakulu

-Gn. Kendeng

Podsolik kuning,

kompleks latosol

coklat kemerahan

dan litososl,

asosiasi latosol

coklat kemerahan

dan latosol coklat

Batu liat, tufdan

batuan volkam

masam, intermedier

dan basis, tuf

volkan intermedier

Bukit lipatan,

vulkan, bukit

lipatan interusi dan

bukit tingkatan,

vulkan

Sumber : Kajian Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Propinsi Banten tahun 2006 Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten.

Page 34: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

4.3 Iklim dan Hidrologi

Menurut Schmidt dan Ferguson (1951) berdasarkan pertimbangan bulan

kering dan basah kawasan hutan yang berada di Kecamatan Gn. Kencana berada

pada tipe Iklim A dan B dengan curah hujan rata-rata 2500 mm/tahun.

Tipe iklim kawasan hutan di Kecamatan Gn. Kencana dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tipe Iklim Kawasan Hutan di Bagian Hutan Gn. Kencana

No Kelompok Hutan Tipe iklim Nilai Q

1

2

Bojongmanik

Gn. Padu

A

A

0 – 14,3

0 – 14,3

Sumber : Kajian Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Propinsi Banten tahun 2006 Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten.

4.4 Aksesibilitas

Kawasan hutan di Kecamatan Gn. Kencana termasuk ke dalam wilayah

Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Kecamatan ini berjarak ± 58 km dari

Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak. Untuk menuju Kecamatan Gn.

Kencana dari Rangkasbitung dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan

bermotor roda dua atau lebih, seperti angkutan kota dan ojeg. Angkutan perkotaan

yang melayani rute ini tersedia dalam jumlah yang sedikit dan waktu yang

terbatas. Desa yang menjadi contoh dalam penelitian ini adalah Desa Sukanegara,

Desa Cimanyangray dan Desa Keramatjaya. Desa-desa tersebut dapat di tempuh

dengan kendaraan roda dua dan empat dengan kondisi jalan relatif bagus.

4.5 Kependudukan

Berdasarkan data BPS Kecamatan Gn. Kencana tahun 2007, jumah

penduduk Kecamatan Gn. Kencana pada tahun 2007 sebanyak 34.230 jiwa

dengan perincian 17.704 penduduk laki-laki dan 16.535 penduduk perempuan,

dan terdapat 7.324 keluarga, dengan rata-rata satu keluarga beranggotakan 4 - 5

orang. Penduduk laki-laki di Kecamatan Gn. Kencana lebih besar dibandingkan

penduduk perempuan, sehingga seks ratio di kecamatan Gn. Kencana sebesar

93,40% artinya terdapat 93 penduduk perempuan setiap 100 penduduk laki-laki.

Desa yang menjadi contoh dalam penelitian ini adalah Desa Sukanegara, Desa

Keramatjaya dan Desa Cimanyangray.

Page 35: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Untuk penyebaran/kepadatan penduduk di Kecamatan Gn. Kencana

dikatakan masih sangat sedikit dan jarang setiap Hektarnya. Hal ini ini dapat

dilihat dari hasil perbandingan dengan membandingkan jumlah total penduduk di

Kecamatan Gn. Kencana dibagi dengan luas kecamatan (Ha). Dari hasil

penghitungan tersebut didapatkan hasil perbandingan bahwa

penyebaran/kepadatan penduduk di kecamatan ini tersebar merata di setiap desa

dengan perbandingan 3 orang per 1 Ha.

Tabel 3 Jumlah Keluarga, Penduduk dan Jenis Kelamin di Kecamatan Gn.

Kencana.

No Desa KeluargaPenduduk

JumlahLaki-laki Perempuan

1 Gn. Kendeng 496 1.220 1.010 2.230

2 Cimanyangray* 552 1.294 1.257 2.551

3 Keramatjaya* 648 1.647 1.420 3.067

4 Bulakan 589 1.369 1.311 2.680

5 Cicaringin 693 1.895 1.848 3.743

6 Ciakar 722 1.749 1.588 3.337

7 Cisampang 514 1.299 1.146 2.445

8 Bojongkoneng 445 1.104 990 2.094

9 Ciginggang 869 2.216 2.059 4.275

10 Gn. Kencana 805 1.698 1.644 3.342

11 Sukanegara* 549 1.296 1.257 2.553

12 Tanjungsari 439 913 1.000 1.913

Total 7.324 17.704 16.535 34.230

Sumber : BPS Kecamatan Gn. Kencana Tahun 2007

* : Desa contoh

Tidak ada data yang pasti tentang jumlah masyarakat Baduy Luar yang

tinggal di kecamatan ini baik dari petugas kecamatan maupun petugas BKPH Gn.

Kencana, hal ini disebabkan tidak adanya sensus yang dilakukan petugas

kecamatan terhadap keberadaan masyarakat Baduy Luar di daerah itu. Tetapi dari

perhitungan yang dilakukan kelompok masyarakat Baduy Luar yang tinggal di

dalam kawasan hutan Gn. Kencana berjumlah 98 orang yang tersebar di 3

perkampungan. Masyarakat Baduy Luar ini tinggal di Desa Sukanegara, satu-

satunya desa yang didiami oleh kelompok masyarakat Baduy Luar.

Page 36: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

4.6 Agama

Berdasarkan data BPS Kecamatan Gn. Kencana tahun 2007, di kecamatan

tersebut tidak ada sarana peribadatan selain masjid dan mushola. Dapat

disimpulkan seluruh penduduk/masyarakat di kecamatan ini memeluk agama

Islam. Jumlah masjid dan mushola di kecamatan ini tersebar di setiap desa yaitu

sebanyak 61 mesjid dan 51 mushola atau langgar.

Masyarakat Gn. Kencana menyebut orang Baduy Luar yang ada di daerah

itu dengan sebutan orang Kompol (masyarakat Baduy yang sudah keluar dari

tatanan masyarakat Baduy dalam), masyarakat Baduy Luar yang berada di

kecamatan ini memiliki kepercayaan animisme atau penghormatan kepada ruh

nenek moyang dan kepercayaan kepada satu tuhan, yaitu Batara Tunggal.

Keyakinan mereka ini disebut Sunda Wiwitan atau agama sunda wiwitan.

4.7 Kelompok Umur

Berikut disajikan tabel kelompok umur masyarakat Kecamatan Gn.

Kencana setiap desa yang terbagi ke dalam 5 kategori.

Tabel 4 Kelompok Umur Masyarakat di Kecamatan Gn. Kencana

No Desa

Anak-

anak

(0-14)

Remaja

(15-19)

Muda

(20-39)

Dewasa

(40-64)

Lansia

(65+)

Jumlah

(Orang

)

1 Gn. Kendeng 805 253 709 396 67 2.230

2 Cimanyangray* 947 285 799 444 76 2.551

3 Keramatjaya* 1.098 350 979 547 93 3.067

4 Bulakan 992 301 840 467 80 2.080

5 Cicaringin 1.330 429 1.201 668 115 3.743

6 Ciakar 1.146 390 1.089 609 103 3.337

7 Cisampang 876 279 780 435 75 2.445

8 Bojongkoneng 763 237 661 370 63 2.094

9 Ciginggang 1.512 491 1.374 767 131 4.275

10 Gn. Kencana 1.181 384 1.075 599 103 3.342

11 Sukanegara* 922 290 809 452 80 2.553

12 Tanjungsari 688 218 610 339 58 1.913

Total 12.260 3.907 10.926 6.093 1.044 34.230

Sumber : BPS Kecamatan Gn. Kencana Tahun 2007

* : Desa contoh

Page 37: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Berdasarkan Tabel 4, jumlah penduduk/masyarakat di Kecamatan Gn.

Kencana pada tahun 2007 adalah 34.230 orang. Penyebaran penduduk/masyarakat

ini paling banyak terdapat pada kelompok umur (0-14 tahun) sebanyak 12.260

orang, yang dominan tersebar di Desa Ciginggang, Desa Cicaringin dan Desa Gn.

Kencana. Sedangkan kelompok umur paling sedikit adalah kelompok umur (65

tahun ke atas) sebanyak 1.044 orang, yang dominan tersebar di Desa Ciginggang,

Desa Cicaringin, Desa Ciakar dan Desa Gn. Kencana.

Menurut data BPS Kecamatan Gn. Kencana terjadi peningkatan jumlah

penduduk di kecamatan ini setiap tahunnya, sebagai gambaran pada tahun 2006

jumlah penduduk di kecamatan ini adalah 34.063 orang, tahun berikutnya naik

menjadi 34.230 orang. Terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 167 orang,

pertambahan jumlah penduduk ini berdasarkan data jumlah kejadian kelahiran.

4.8 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Gn. Kencana terbagi ke

dalam 4 kategori mulai dari tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) sampai

tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Tabel 5 Tingkat Pendidikan di Kecamatan Gn. Kencana

No Desa TK SD/MA SLTP/MTS SMA/MAJumlah

(Orang)

1 Gn. Kendeng 0 358 378 0 736

2 Cimanyangray* 0 287 110 0 390

3 Keramatjaya* 0 514 0 0 514

4 Bulakan 0 515 0 0 515

5 Cicaringin 0 506 149 267 922

6 Ciakar 0 509 0 0 509

7 Cisampang 0 348 0 0 348

8 Bojongkoneng 0 284 0 0 280

9 Ciginggang 0 440 0 0 440

10 Gn. Kencana 41 317 529 0 846

11 Sukanegara* 44 388 0 0 388

12 Tanjungsari 0 318 0 0 318

Total (orang) 85 4.784 1.166 267 6.206

Sumber : BPS Kecamatan Gn. Kencana Tahun 2007

* : Desa contoh

Page 38: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Dari Tabel 5 disimpulkan tingkat pendidikan masyarakat masih sangat

rendah. Hal ini dilihat dari jumlah masyarakat yang bersekolah dan jumlah sarana

prasarana pendidikan yang ada masih sedikit, misalnya hanya ditemukan dua

Taman Kanak-Kanak yaitu di Desa Gn. Kencana dan Sukanegara dengan jumlah

murid 85 orang. Untuk SD relatif merata tersebar di seluruh desa dengan jumlah

murid 4.784 orang, dan SLTP/MA hanya ada 4 sekolah yang tersebar di 4 desa,

sedangkan untuk SMA/MA hanya ada 1 sekolah berada di Desa Cicaringin.

Tingkat pendidikan tentunya harus didorong dengan jumlah guru yang

memadai di kecamatan ini, dari data BPS Kecamatan Gn. Kencana didapatkan

bahwa jumlah guru di kecamatan ini adalah 207 orang, dengan perincian 148

orang guru SD, 40 orang guru SLTP dan 19 orang guru SMA.

4.9 Mata Pencaharian

Sumber penghasilan masyarakat di Kecamatan Gn. Kencana sebagian

besar berasal dari sektor pertanian, hal ini bisa dilihat dari daerahnya yang sangat

cocok untuk tanaman pertanian sehingga sebagian besar masyarakat Gn. Kencana

bekerja sebagai petani, baik sebagai petani penggarap maupun petani tanah milik.

Dalam setiap keluarga ada 1 - 2 orang yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya. Keadaan penduduk menurut lapangan usaha di Kecamatan Gn.

Kencana dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha di Kecamatan Gn.

Kencana

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Petani 8.146 58,84

2 Buruh tani 2.504 18,09

3 Nelayan/perikanan 27 0,20

4 PNS 284 2,05

5 TNI 10 0,07

6 POLRI 19 0,14

7 Industri 198 1,43

8 Perdagangan 537 3,88

9 Lainnya 2.120 15,31

Total 13.845 100

Sumber : BPS Kecamatan Gn. Kencana Tahun 2007

Page 39: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

4.10 Sosial Budaya

Penduduk yang mendiami Kecamatan Gn. Kencana adalah masyarakat

sunda asli yang menetap dan sudah lama tinggal di daerah ini dan sebagian kecil

adalah pendatang dari daerah Priangan (Jawa Barat bagian timur). Adat

istiadatnya tradisional yang masih kental, kehidupan sosial masyarakat di daerah

ini hidup secara berkelompok dengan jarak rumah yang berdekatan satu dengan

yang lainnya dan dekat terhadap sumberdaya hutan.

Kekeluargaan di kecamatan ini masih sangat baik. Hal ini terlihat dari

kehidupan sosial masyarakatnya, seperti adanya kerjabakti oleh masyarakat untuk

acara hari-hari besar keagamaan atau hari besar nasional. Di kecamatan ini

terdapat masyarakat Baduy Luar yang berada di dalam kawasan hutan Desa

Sukanegara dan hidup secara berkelompok yang tersebar di 3 perkampungan.

Untuk masyarakat non Baduy sendiri hidup tersebar di desa-desa lainnya.

Masyarakat Baduy hidup di wilayah Kanekes, secara umum terbagi

menjadi 3 kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka. Kelompok tangtu

adalah Baduy Dalam yang tinggal di 3 kampung (Cibeo, Cikeusik dan

Cikertawana), kelompok panamping adalah Baduy Luar yang tinggal dan tersebar

mengelilingi wilayah Baduy Dalam, sedangkan kelompok dangka adalah Baduy

Luar atau masyarakat Baduy yang telah keluar dari adat dan wilayah tatanan

wilayah Baduy Dalam, masyarakat Baduy ini tinggal di luar wilayah kanekes,

masyarakat sekitar biasanya menyebut mereka dengan sebutan orang kompol. Ada

beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga Baduy Dalam ke Baduy

Luar. Pada dasarnya, peraturan yang ada di Baduy Dalam dan Baduy Luar itu

hampir sama, tetapi Baduy Luar lebih mengenal teknologi dibanding Baduy

Dalam.

4.11 Hutan Gn. Kencana

Secara administrasi pemerintahan, di Kecamatan Gn. Kencana terdapat

hutan negara yang termasuk ke dalam BKPH Gn. Kencana dengan luas hutan

8.988,01 Ha. Kawasan hutan BKPH Gn. Kencana merupakan Hutan Produksi

dengan kelas perusahaan (KP) Acacia mangium. Luas kawasan hutan BKPH Gn.

Kencana dapat dilihat pada tabel 7.

Page 40: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Tabel 7 Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Administrasi Pemerintahan.

No RPH Luas (Ha) Kecamatan Luas (Ha)

1 Gn. Kencana Utara 3.991,96 Gn. Kencana

Cileles

Jalupang

2.084,16

1.696,80

211,00

2 Gn. Kencana

Selatan

1.721,60 Gn. Kencana

Bojongmanik

Cijaku

439,45

1.197,65

84,50

Jumlah 8.988,01 8.988,01

Sumber : Buku I Rencana Kerja Lima Tahun (RKL) KPH Banten Tahun 2007-2011

Dengan demikian luas kawasan hutan negara yang dikelola oleh Perum

Perhutani di BKPH Gn. Kencana yang ada di wilayah Kecamatan Gn. Kencana

meliputi 2.523,61 Ha, yang terletak di RPH Gn. Kencana Utara seluas 2.084,16

Ha dan di RPH Gn.Kencana Selatan 439,45 Ha.

Kawasan hutan di Kecamatan Gn. Kencana termasuk ke dalam Bagian

Hutan Gn. Kencana (RPH Gn. Kencana Utara) dan Gn. Kendeng (RPH Gn.

Kencana Selatan) yang termasuk kedalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliman-

Ciujung, dan sub DAS Cimanyangray, Cioray, Cicaraglu dan Cicaringin. Di

dalam kawasan hutan terdapat sungai-sungai kecil seperti sungai Cimenekung,

Cisireum, Cisaireun, Cicurahem, Cimayan, dan Cibeusi yang merupakan batas

antar petak dalam kawasan hutan. Masyarakat Baduy Luar menggantungkan

kebutuhan akan air dari sungai tersebut baik untuk mencuci, mandi ataupun

keperluan lainnya.

Di dalam kawasan hutan Gn. Kencana selain ditanami jenis Acacia

mangium sebagai komoditi utamanya, jenis yang banyak ditanami adalah Karet

(Hevea sp) dan Mahoni (Swietenia sp). Selain ketiga jenis tersebut kawasan ini

juga ditanami Meranti (Shorea sp), Pulai (Alstonia scholaris) dan Pinus (Pinus

sp). Di RPH Gn. Kencana Utara terdapat blok hutan penelitian tanaman Meranti

seluas 50 Ha yang merupakan hasil kerjasama antara Perum Perhutani KPH

Banten dengan International Tropical timber Organization (ITTO) dan Fakultas

Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1999. Kegiatan

pengembangan tanaman Meranti tersebut dilakukan pada beberapa periode

penanaman yaitu tahun 1999, tahun 2001 dan tahun 2002.

Page 41: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Di kawasan hutan tersebut ditanam berbagai jenis prioritas

Dipterocarpacea, melalui program pemulian antara lain : konservasi Ex-situ,

arboretum, konservasi pseudo insitu, uji keturunan (progeny), uji spesies, uji

tanaman serta kebun pangkas. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di kawasan hutan

Gn. Kencana yaitu Shorea leprosula, Shorea parvifolia, Shorea dasifilla, Shorea

fallax, Shorea johorensis, Shorea ovalis, Shorea selanica, Shorea palembanica,

Shorea elliptica, Shorea splendida, Shorea balangeran, Shorea pinanga, Shorea

stenoptera, Shorea javanica, Shorea brunuscens, Shorea pinanga, Shorea

seminis, Shorea platylados, Shorea uliginosa, Shorea guiso, Shorea laevis dan

lain-lain (Dishutbun Banten, 2006).

Gambar 3 Blok Penelitian Tanaman Meranti

di RPH Gn. Kencana Utara.

Pada blok penelitian terdapat masyarakat Baduy Luar atau biasa disebut

orang kompol oleh masyarakat sekitar yang hidup secara berkelompok dan tinggal

di dalam kawasan hutan, dimana satu kelompok biasanya terdiri dari 7-10

keluarga. Jumlah masyarakat Baduy Luar di daerah ini mencapai 98 orang yang

tersebar di 3 tempat (perkampungan), mereka memanfaatkan lahan di dalam

kawasan hutan atas persetujuan dari pihak Perhutani, dengan syarat tidak merusak

tanaman yang telah ditanam oleh pihak Perhutani. Dalam sistem pertaniannya,

masyarakat Baduy Luar menggunakan sistem tumpang sari dan agroforestry yang

hasilnya digunakan sendiri untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian lagi dijual.

Page 42: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Berikut ini disajikan data potensi produksi hasil hutan kayu bulat dan

olahan dengan kepentingan pemakaian dijual yang berasal dari hutan rakyat di

Kecamatan Gn. Kencana.

Tabel 8. Potensi Produksi Kayu di Kec. Gn. Kencana

No Desa Jenis KomoditasProduksi Kayu (M3/Thn)

Bulat Olahan

1 Keramatjaya Kelompok Shorea 4.500 1.152

Kelompok Rimba 7.200 5.760

2 Cimanyangray Kelompok Shorea 3.000 -

Kelompok Rimba 4.500 -

3 Sukanegara Swietenia sp 25 10

Klmpk Shorea 800 30

Klmpk Rimba 4.500 800

Sumber : Dinas Kehutanan Kab.Lebak 2008

Dari Tabel 8, produksi kayu bulat di Kecamatan Gn. Kencana lebih besar

dibandingkan dengan produksi kayu olahan. Dari ke 3 desa diatas Perbedaan

produksi kayu bulat dan olahan terlihat di Desa Sukanegara dan Desa

Cimanyangray.

Kedua kelompok masyarakat lokal di Kecamatan Gn. Kencana

memanfaatkan lahan hutan untuk pertanian dengan sistem pertanian mereka

(tumpangsari dan agroforestry) atau tanaman campuran, naghuma (padi lahan

kering dan persawahan) yang mereka usahakan untuk pemenuhan kebutuhan

hidup. Keadaan hutan di Kecamatan Gn. Kencana masih sangat potensial untuk

dikembangkan mengingat potensi lahan yang cukup baik dan luas areal yang

memadai untuk pengembangan tanaman kehutanan lainnya. Pada kawasan hutan

Gn. Kencana ini terdapat spesies pohon komersil yang berada di blok hutan

penelitian tanaman Meranti (Shorea), hasil kerjasama antara Perum Perhutani

Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banten dengan International Tropical timber

Organization (ITTO) dan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM).

Kegiatan pengembangan tanaman Meranti tersebut dilakukan dengan penanaman

berbagai jenis prioritas Dipterocarpa melalui program pemulian antara lain :

Konservasi Ex-Situ, Arboretum, Konservasi Pseudo insitu, Uji Keturunan

(Progeny), Uji Spesies, Uji tanaman serta Kebun Pangkas.

Page 43: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti meliputi umur, tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, pendapatan rata-rata per bulan, dan luas lahan garapan responden.

Karakteristik responden dapat mendeskripsikan keadaan sosial kedua masyarakat,

yaitu masyarakat Baduy Luar dan non Baduy yang tinggal di Kecamatan Gn.

Kencana.

5.1.1 Sebaran Umur Responden

Umur seseorang biasanya menentukan kemampuannya dalam melakukan

aktifitas serta kematangan dalam perbuatan (tindakan). Berikut disajikan sebaran

umur responden masyarakat lokal di Kecamatan Gn. Kencana pada tabel 9.

Tabel 9 Sebaran Umur Responden

No Umur (Tahun)

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

1 20 – 30 2 6,7 3 10

2 31 – 40 14 46,7 9 30

3 41 – 50 11 36,7 11 36,7

4 51 Keatas 3 10 7 23,3

Total 30 100 30 100

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Berdasarkan Tabel 9 diperoleh bahwa sebaran umur tersebar merata di

setiap kelompok masyarakat lokal yang menjadi responden. Sebagian besar atau

46,7% masyarakat Baduy Luar berada pada kelas umur 31 - 40 tahun, sedangkan

masyarakat non Baduy atau 36,7% berada pada kelas umur 41 - 50 tahun, pada

kondisi umur ini umumnya responden berada pada masa produktif dimana mereka

bisa melakukan kegiatan bertani atau berladang dengan sangat semangat, artinya

aktifitas mereka terhadap pemanfaatan kawasan hutan berupa lahan hutan, sumber

kayu dan sumber air dikatakan bisa maksimal pada masa produktif.

Page 44: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan menentukan persepsi dan motivasi kedua kelompok

masyarakat lokal yang terbentuk dari penyerapan informasi yang diterima serta

kesadaran responden yang timbul terhadap pemanfaatan kawasan hutan.

Kurangnya sarana prasarana pendidikan di Kecamatan Gn. Kencana berdampak

langsung terhadap tingkat pendidikan masyarakat. Pendidikan masyarakat lokal

yang menjadi responden tertinggi hanya terbatas pada tingkat SMA/MA saja.

Tabel 10 Tingkat Pendidikan Responden

No Tingkat pendidikan

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

1 Tidak tamat/tamat SD 0 0 17 56,7

2 SMP 0 0 12 40

3 SMA/MA 0 0 1 3,3

4 PT 0 0 0 0

Total 0 0 30 100

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Dari hasil pengambilan sampel responden pada Tabel 10 dapat

disimpulkan tingkat pendidikan masyarakat yang berada di Kecamatan Gn.

Kencana masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya sarana

pendidikan yang ada di Kecamatan Gn. Kencana. Dari hasil penelitian diperoleh

bahwa semua masyarakat Baduy Luar tidak mengenyam pendidikan atau tidak

sekolah karena larangan adat masyarakat Baduy untuk bersekolah. Hal ini

berkaitan dengan anggapan mereka yang menyatakan bahwa pendidikan yang

diberikan oleh aturan adat lebih baik dibandingkan dengan pendidikan formal

sekolah. Untuk masyarakat non Baduy sebanyak 56,67% tidak mengenyam

pendidikan atau hanya tamatan SD, 40% tamatan SLTP, dan 3,33% tamatan

SMU.

5.1.3 Jenis Pekerjaan Responden

Salah satu parameter yang digunakan untuk melihat kehidupan ekonomi

masyarakat adalah jenis pekerjaan. Pekerjaan bagi sebagian besar orang

merupakan hak dan kewajiban untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Page 45: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Di bawah ini disajikan tabel jenis pekerjaan responden yang dibagi

menjadi 4 kategori.

Tabel 11 Jenis Pekerjaan Responden

No Jenis Pekerjaan

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

1 Petani 30 100 19 65,5

2 Wiraswasta 0 0 10 34,5

3 Peg. Swata 0 0 0 0

4 PNS 0 0 0 0

Total 30 100 29 100

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Dari Tabel 11 dapat disimpulkan sebagian besar pekerjaan utama

masyarakat lokal di dalam dan di sekitar hutan baik masyarakat Baduy Luar

maupun masyarakat non Baduy adalah petani (pekerjaan utama), sisanya

berwiraswasta (responden masyarakat non Baduy). Jenis tanaman yang

diusahakan dalam lahan pertaniannya adalah jenis tanaman yang mempunyai nilai

jual tinggi, selain menanam padi kedua kelompok masyarakat ini menanam

tanaman semusim dengan sistem tumpangsari atau agroforestry. Sistem tanaman

semusim yang mereka tanam adalah tanaman campuran seperti pisang, kopi, jenis

palawija (singkong, jagung, kacang-kacangan) dan tanaman tahunan/kayu-kayuan

seperti petai, durian, melinjo dan cengkeh.

Perbedaan dari kedua kelompok masyarakat lokal baik masyarakat Baduy

Luar maupun masyarakat non Baduy yang bekerja sebagai petani adalah terletak

dari adanya usaha sampingan bagi masyarakat non Baduy selain petani (tidak

tergantung dari satu jenis pekerjaan). Sebagai gambaran pekerjaan utama

masyarakat Baduy Luar adalah petani berladang (ngahuma), tidak ada pekerjaan

sampingan bagi masyarakat Baduy Luar dan hanya bekerja sebagai petani dilahan

yang mereka garap. Untuk masyarakat non Baduy sebanyak 65,5% bekerja

sebagai petani baik petani yang menggarap di lahan sendiri (lahan milik) maupun

yang menggarap di kawasan hutan Perhutani. Selain bekerja sebagai petani,

pekerjaan sampingan masyarakat non Baduy adalah berjualan bensin, makanan,

buah-buahan dan menjadi supir untuk orang lain.

Page 46: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

5.1.4 Pendapatan Rata-Rata Responden

Sebagian besar masyarakat lokal baik masyarakat Baduy Luar dan

masyarakat non Baduy yang menjadi responden dalam penelitian memiliki tingkat

pendapatan yang relatif rendah. Hal ini disebabkan karena kedua masyarakat lokal

baik masyarakat Baduy Luar dan masyarakat non Baduy hanya tergantung kepada

satu jenis pekerjaan saja, yaitu bertani. Tabel 12 menggambarkan pendapatan rata-

rata masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan masyarakat non Baduy

yang menjadi responden di Kecamatan Gn. Kencana.

Tabel 12 Pendapatan Rata-Rata Responden

No Pendapatan rata-rata/bulan

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

1 < 500.000 17 56,7 10 33,3

2 500.000 – 1.000.000 13 43,3 7 23,3

3 1.000.000 – 1.500.000 0 0 5 16,7

4 ≥ 1.500.000 0 0 8 26,7

Total 30 100 30 100

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Berdasarkan Tabel 12, dapat disimpulkan dari kedua masyarakat lokal

baik masyarakat Baduy Luar dan masyarakat non Baduy yang menjadi responden.

Responden masyarakat Baduy Luar mempunyai tingkat pendapatan dibawah satu

juta rupiah (tidak ada pekerjaan selain bertani), sehingga pendapatan masyarakat

Baduy Luar ini dikatakan rendah. Untuk masyarakat non Baduy memiliki tingkat

pendapatan yang bervariasi, ada yang berpendapatan di atas satu juta rupiah per

bulan yaitu 12 orang responden. Hal ini disebabkan karena banyak masyarakat

non Baduy yang menjadi reponden mempunyai pekerjaan sampingan selain

bertani, sehingga pendapatannya bisa di atas satu juta rupiah.

Perbedaan dari tingkat pendapatan ini mencerminkan kehidupan ekonomi

dari kedua masyarakat lokal di Kecamatan Gn. Kencana. Apabila dibandingkan

dari tingkat pendapatan dari kedua masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar

dan masyarakat non Baduy yang menjadi responden dapat menjelaskan bahwa

masyarakat non Baduy dapat dikatakan lebih sejahtera daripada masyarakat

Baduy Luar.

Page 47: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

5.1.5 Luas Lahan Garapan Responden

Pada umumnya masyarakat Gn. Kencana mengelola lahan garapan sendiri

atau lahan garapan pinjaman dari pihak Perhutani (menggarap lahan tanpa

merusak pohon milik Perhutani). Berikut disajikan tabel luas lahan garapan (Ha)

responden yang dibagi menjadi 3 kategori.

Tabel 13 Luas Lahan Garapan Responden

No Luas lahan garapan (Ha)

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

1 < 0,5 15 51,7 3 12

2 0,5 – 1 10 34,5 15 60

3 ≥ 1 4 13,8 7 28

Total 30 100 30 100

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Berdasarkan Tabel 13, kedua masyarakat Baduy Luar dan non Baduy

memiliki luas lahan garapan yang bervariasi. Dari 30 orang masyarakat Baduy

Luar yang menjadi sampel, 1 orang tidak mempunyai lahan garapan, sebanyak

51,7% mempunyai lahan garapan <0.5 Ha, 34,5% dengan lahan garapan 0.5-1 Ha,

dan 13,8% mempunyai lahan garapan ≥1 Ha. Untuk masyarakat non Baduy

sebanyak 12% mempunyai luas lahan garapan <0.5 Ha, 60% dengan luas lahan

garapan 0.5-1 Ha, dan masing-masing sebanyak 28% mempunyai luas lahan

garapan ≥1 Ha dan tidak memiliki lahan garapan. Lahan garapan tersebut

dimanfaatkan untuk berbagai jenis komoditas yang dianggap mempunyai nilai

jual yang tinggi seperti padi, kopi, cengkeh dan melinjo.

Hal diatas dapat dibandingkan dengan data potensi hutan rakyat dari Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kab.Lebak dengan data penduduk dari jumlah

keluarga masing-masing desa contoh, seperti pada Tabel 14.

Tabel 14. Luas Areal Hutan Rakyat di Kec. Gn. Kencana

No. Desa Luas (Ha) Jenis Tanaman Jumlah Keluarga

1 Keramatjaya 46 R.Campuran 648

2 Cimanyangray 58 R.Campuran 552

3 Sukanegara 31 R.Campuran 549

Total 135 1749

Sumber : Dinas Kehutanan Kab.Lebak (2008) dan BPS Kec. Gn. Kencana (2007)

Page 48: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Dengan perbandingan menggunakan data hutan rakyat saja (tidak

termasuk hutan milik Perhutani) yang ditanami jenis rimba campuran dengan

asumsi 1 keluarga mewakili 1 penggarap tanah dan 76,93% dari penduduk bekerja

sebagai petani dan buruh tani (lihat di Tabel 6). Diperoleh luas lahan garapan tiap

petani Baduy Luar dan non Baduy seluas 0.13 Ha. Hal ini mendukung hasil

penelitian terhadap luas lahan garapan responden dimana mayoritas petani pada

kedua masyarakat Baduy Luar dan non Baduy memiliki luas lahan garapan lebih

kecil dari 1 Ha.

5.2 Persepsi

Persepsi adalah pemahaman terhadap sesuatu serta pandangan seseorang

setelah menerima stimuli yang mendorong tumbuhnya motivasi untuk

memberikan respon melakukan atau tidak melakukan dalam bentuk sikap dan

perilaku terhadap suatu kegiatan. Persepsi merupakan proses internal yang

memungkinkan seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan

rangsangan dari lingkungan, dan proses tersebut akan mempengaruhi perilaku

seseorang (Mulyana, 2001).

5.2.1 Persepsi Responden Terhadap Kawasan Hutan

Persepsi dari kedua masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan

non Baduy yang menjadi responden adalah menanyakan arti dan fungsi hutan bagi

kedua masyarakat tersebut. Berikut ini salah satu pernyataan responden

masyarakat Baduy Luar mengenai persepsi mereka terhadap hutan : ”Leuweung

aya jeung kahirupan manusa, ngan manusa kudu bisa nagajaga eta leuweung

jeung anak incuna”, artinya bagi sebagian masyarakat Baduy Luar menganggap

hutan adalah titipan dari yang maha kuasa untuk dijaga dan dilindungi serta bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat yang menjaganya.

Salah satu pernyataan responden masyarakat non Baduy mengenai

persepsi mereka terhadap hutan: ”Leuweung di hiji daerah boga masyarakat nu

cicing didinya, jadi bisa dimanfaatken ku masyarakatna”, artinya masyarakat non

Baduy menganggap keberadaan hutan di suatu daerah adalah milik masyarakat di

daerah tersebut, masyarakat diberi keleluasaan untuk memanfaatkan dan

mengelola hutan bagi keperluan hidupnya.

Page 49: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

5.2.2 Persepsi Responden Mengenai Status Kawasan Hutan

Kawasan hutan di kecamatan ini terbagi menjadi kawasan hutan negara

dan kawasan hutan rakyat. Kedua kawasan hutan ini dimanfaatkan oleh kedua

kelompok masyarakat lokal untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari

mereka. Persepsi responden dari kedua masyarakat Baduy Luar dan masyarakat

non Baduy mengenai status kawasan hutan sebagai hutan negara dapat dilihat

pada Tabel 15.

Tabel 15. Persepsi Responden Tentang Status Kawasan Hutan Gn. Kencana

NoPersepsi terhadap status

hutan

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

1 Tahu 23 76.7 20 66.7

2 Tidak tahu 7 23.3 10 33.3

Total 30 100 30 100

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Kawasan hutan Gn. Kencana merupakan kawasan hutan negara yang

dikelola Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten yang dikelola oleh

BKPH Gn. Kencana. Penetapan status kawasan ini berdasarkan Surat Menteri

Kehutanan dan Perkebunan No. 419/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang

Penunjukan Kawasan Hutan Tingkat I Jawa Barat. Sebanyak 76,7% masyarakat

Baduy Luar mengetahui bahwa kawasan hutan Gn. Kencana dikelola oleh Perum

Perhutani. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat Baduy Luar

yang ada di dalam kawasan hutan tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH)

dan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) binaan Perum

Perhutani BKPH Gn. Kencana.

Ada sebagian masyarakat Baduy Luar yang tidak mengetahui status dari

kawasan hutan Gn. Kencana tersebut, hal ini disebabkan karena masyarakat

Baduy Luar ini adalah warga yang baru mendiami kawasan hutan ini, sehingga

informasi tentang status dari kawasn hutan ini mereka tidak tahu. Untuk

masyarakat non Baduy sendiri, sebesar 66,7% mengetahui tentang status kawasan

hutan Gn. Kencana. Dilihat dari persentase jumlah, masyarakat Baduy Luar lebih

banyak mengetahui tentang status hutan Gn. Kencana dari penyuluh atau petugas

kehutanan yang sering memberikan informasi kepada mereka, sedangkan bagi

Page 50: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

masyarakat non Baduy kurang mendapatkan informasi dari penyuluh atau petugas

kehutanan tentang status kawasan hutan, karena tidak semua masyarakat non

Baduy tergabung ke dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) sehingga hanya

sebagian kecil masyarakatnya mengetahui status akan kawasan hutan.

5.2.3 Persepsi Responden Mengenai Manfaat Kawasan Hutan

Semua masyarakat Baduy Luar maupun masyarakat non Baduy

berpendapat bahwa kawasan hutan yang ada di dalam dan di sekitar mereka telah

memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan mereka dalam pemenuhan

kebutuhan hidupnya. Manfaat yang dirasakan oleh kedua kelompok masyarakat

ini antara lain meliputi manfaat lahan hutan untuk bercocok tanam untuk tanaman

pertanian dan jenis lainnya, sedangkan manfaat sumber kayu untuk kayu bakar

dan kayu pertukangan. Sumber air untuk keperluan hidup sehari-hari masyarakat

yaitu minum, mandi, cuci, dan pengairan untuk persawahan masyarakat bagi yang

memanfaatkannya.

5.2.4 Persepsi Reponden Terhadap Manfaat Sumberdaya Hutan

Persepsi masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan masyarakat

non Baduy terhadap sumberdaya hutan diketahui dari jawaban yang mereka

diberikan terhadap pertanyaan tentang persepsi terhadap sumberdaya hutan. Tabel

16 menyajikan persepsi responden kedua masyarakat lokal terhadap sumberdaya

hutan.

Tabel 16 Persepsi Responden Masyarakat Lokal Terhadap Sumberdaya hutan

No

Persepsi terhadap

kondisi Sumber-

daya hutan

Baik Tdk baik Tdk tahu Jumlah

Orang % Orang % Orang % Orang %

Baduy

1 Sumber Kayu 19 63,3 7 23,3 4 13,3 30 100

2 Sumber Air 18 60 10 33,3 2 6,7 30 100

Non Baduy

1 Sumber Kayu 3 10 15 50 12 40 30 100

2 Sumber Air 10 33,3 13 43,3 7 23,3 30 100

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Page 51: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Dalam penelitian ini persepsi sebagai proses penginterpretasian/tanggapan

masyarakat lokal (baik masyarakat Baduy Luar maupun non Baduy) di

Kecamatan Gn. Kencana terhadap sumberdaya hutan yang telah mereka amati

atau rasakan manfaatnya melalui panca indera. Persepsi memiliki sifat yang

sangat subyektif, yaitu tergantung pada subyek yang melakukan persepsi tersebut.

Selain itu, persepsi dipengaruhi oleh keadaan tertentu yang akan memberikan

reaksi/perilaku yang berbeda pula.

Gambar 4. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Kayu

Gambar 5. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Air

Page 52: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Gambar 4 dan 5 menjelaskan perbandingan persepsi masyarakat lokal yaitu

masyarakat Baduy Luar terhadap kayu lebih tinggi jika dibandingkan dengan

masyarakat non Baduy. Sebanyak 63,3% masyarakat Baduy Luar beranggapan

bahwa kondisi sumber kayu yang terdapat di dalam kawasan hutan dimana

masyarakat Baduy Luar ini tinggal dikatakan baik, baik disini apabila sumber

kayu dari hutan jumlahnya memadai, tegakannya rapat, ukuran pohon besar serta

bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar dan kayu pertukangan. Hal ini didasarkan

atas kedekatan masyarakat Baduy Luar terhadap sumberdaya hutan sumber kayu

karena mereka tinggal dan memanfaatkan sumber kayu yang ada di dalam

kawasan hutan, dan hanya 13,3% dari masyarakat Baduy Luar yang tidak tahu

atau mengetahui kondisi sumber kayu, tidak tahu disini artinya masyarakat tidak

mengetahui dan tidak peduli terhadap sumber kayu yang ada di dalam kawasan

hutan.

Untuk masyarakat non Baduy, sebagian besar (50 %) mengatakan kondisi

sumber kayu tidak baik. Tidak baik disini apabila sumber kayu dari hutan

jumlahnya tidak memadai, tegakannya jarang, bisa dimanfaatkan tetapi dalam

jumlah yang terbatas. Hal ini disebabkan karena masyarakat non Baduy berada di

luar kawasan hutan dan tidak mengetahui tentang kondisi sumberdaya hutan

sumber kayu secara nyata, tidak seperti masyarakat Baduy Luar yang berada di

dalam hutan yang mengetahui keadaan hutan dari sumber kayu, sehingga mereka

atau masyarakat Baduy Luar ini bisa mengatakan kondisi hutan untuk sumber

kayu dikatakan baik.

Keberadaan masyarakat Baduy Luar di dalam kawasan hutan bergantung

terhadap ketersedian air dari kawasan hutan. Cara pemanfaatan air oleh

masyarakat Baduy Luar dilakukan langsung disumbernya atau sebagian dibawa ke

rumah dengan cara dipikul untuk keperluan lainnya, seperti minum. Sebagian

besar (60% dari responden) masyarakat Baduy Luar menilai kondisi air di

kawasan hutan baik, apabila sumber air dari hutan yang tersedia dari masing-

masing sumber air tersebut terjaga ketersediannya dan tidak tergantung terhadap

musim serta kondisi air yang jernih dan tidak keruh. 2 dari 5 mata air yang

mengalir di desa Sukanegara mengalir sepanjang tahun. 2 sumber mata air yang

mengalir sepanjang tahun ini berada di dalam kawasan hutan.

Page 53: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Pada Tabel 16 untuk sumber air menjelaskan masyarakat non Baduy yang

berada di Desa Sukanegara, Cimanyangray dan Keramatjaya sebanyak 43,3%

masyarakat non Baduy menilai bahwa sumber air yang tersedia di kawasan ini

tidak baik, apabila sumber air dari hutan yang tersedia dari masing-masing sumber

air tersebut ketersediannya dipengaruhi musim dan kondisi air tersebut tidak

jernih dan keruh. Sebanyak 3 sumber mata air yang ada di Desa Sukanegara

dipengaruhi oleh musim hujan, sehingga sumber mata air tersebut tidak mengalir

sepanjang tahun. Hal ini disebabkan karena 25 dari 60 mata air yang ada di desa

ini hanya mengalir selama 3 bulan, 18 mata air mengalir selama 6 bulan, 10 mata

air mengalir selama 9 bulan dan sisanya 6 mata air mengalir sepanjang tahun.

Lamanya sumber mata air ini mengalir dipengaruhi oleh musim hujan. Selain

lamanya mata air mengalir, persepsi terhadap kondisi sumber air dinilai dari

kejernihan, kekeruhan dan warna dengan pandangan subjektif masing-masing

masyarakat lokal yang menjadi responden. Berikut disajikan Tabel 17 mengenai

kondisi mata air di Kecamatan Gn. Kencana.

Tabel 17. Kondisi Mata Air di Kecamatan Gn.Kencana

No Desa Jumlah Mata

Air

Lamanya Mengalir (Bulan)

3 6 9 12

1 Keramatjaya 28 13 7 5 3

2 Cimanyangray 29 11 11 4 3

3 Sukanegara 5 1 1 1 2

Sumber : Dinas Kehutanan Kab.Lebak 2008

5.3 Motivasi

5.3.1 Motif Pemanfaatan Lahan Hutan

Motivasi atau motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang untuk

melakukan sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Motif kedua

kelompok masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan masyarakt non

Baduy adalah untuk bercocok tanam dengan sistem tumpang sari atau

agroforestry. Selain menanam tanaman padi kedua kelompok masyarakat lokal ini

juga menanam tanaman semusim dengan pola tanaman campuran seperti pisang,

kopi, jenis palawija (singkong, jagung, kacang-kacangan) dan tanaman

tahunan/kayu-kayuan seperti petai, durian, melinjo dan cengkeh.

Page 54: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Gambar 6 Salah Satu Lahan Garapan Masyarakat Baduy Luar

di Blok Penelitian Tanaman Meranti, RPH Gn. Kencana Utara.

5.3.2 Motif Pemanfaatan Sumber Kayu

Motif masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan masyarakat non

Baduy terhadap pemanfaatan sumber kayu dari kawasan hutan berdasarkan

peruntukannya yaitu untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari mereka seperti kayu

bakar dan kayu pertukangan, dan tujuan pengambilan sumber kayu adalah untuk

keperluan sehari-hari juga, sumber kayu ini digunakan untuk keperluan sendiri

dalam rumah tangga atau dijual (tambahan penghasilan).

Tabel 18. Motif Responden Terhadap Pemanfaatan Sumber Kayu

Pemanfaatan sumber kayu

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

Tujuan PenggunaanKayu bakar

26 86,7 15 50

Kayu pertukangan 4 13,3 15 50

Kepentingan Pemakaian

Dijual 3 10 7 23.3

Dipakai sendiri 27 90 23 76,7

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Dari Tabel 18 dapat disimpulkan bahwa masyarakat lokal baik masyarakat

Baduy Luar maupun masyarakat non Baduy dalam memanfaatkan sumber kayu

untuk keperluan kayu bakar dan kayu pertukangan. Masyarakat Baduy Luar

mengambil sumber kayu untuk keperluan kayu bakar. Untuk masyarakat non

Page 55: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Baduy memanfaatkan untuk kayu bakar dan kayu pertukangan. Sebagian besar

masyarakat Baduy Luar maupun non Baduy memanfaatkan kayu untuk dipakai

sendiri. Masyarakat Baduy Luar menjaga kelestarian hutan dengan tidak

menggunakan azaz pemanfaataan kayu seluas-luasnya.

Kedua kelompok masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan

masyarakat non Baduy di Kecamatan Gn. Kencana terlihat dari cara atau sistem

pemanfaatan sumberdaya hutan dan cara pengelolaan sumberdaya hutan tersebut,

mereka memanfaatkan dan mengelola hutan secara lestari dengan mengambil

kayu seperlunya, hal ini terlihat dari motif masyarakat Baduy Luar yang sebagian

besar hanya mengambil kayu bakar dan kayu pertukangan untuk digunakan

keperluan hidup sehari-harinya.

Masyarakat Baduy Luar dengan cara yang masih tradisional

memanfaatkan sumberdaya hutan dengan cara-cara yang diatur oleh aturan

adatnya, yaitu memanfaatkan tanpa merusak kondisi hutannya. Mereka percaya

dengan menjaga alam akan membuat kehidupan mereka bisa terpenuhi, berbeda

dengan masyarakat non Baduy yang dalam pengelolaannya sudah mengikuti

jaman, dan sudah berorientasi ekonomi yaitu untuk penambahan penghasilan

seperti, selain itu mereka sudah memakai alat-alat modern dalam pemanfaatan

sumberdaya hutan.

5.3.3 Motif Pemanfaatan Sumber Air

Motivasi atau motif masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy dan

masyarakat non Baduy terhadap pemanfaatan sumber air adalah untuk keperluan

dasar hidup sehari-hari seperti minum, mandi, cuci, dan pengairan bagi

persawahan masyarakat non Baduy.

Tabel 19 Motif Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Air

Pemanfaatan sumber air

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

Minum, mandi, cuci 30 100 20 66,7

Pengairan 0 0 10 33,3

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Page 56: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Motivasi meliputi semua faktor internal yang mengarah kepada berbagai

jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal seperti kebutuhan (needs)

yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi, dan

selera sosial yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut. Motif masyarakat Baduy

Luar dan non Baduy terhadap pemanfaatan sumberdaya air yang ada di dalam dan

sekitar hutan lebih ditekankan kepada tujuan penggunaan sumber air tersebut,

yaitu pemenuhan hidup bagi kedua masyarakat lokal tersebut. Pemenuhan

kebutuhan dasar meliputi pemanfaatan untuk sumber air minum, mandi dan cuci.

Sedangkan manfaat penting lainnya adalah untuk pengairan sawah atau lahan

garapan bagi masyarakat non Baduy yang mempunyai sawah.

Masyarakat Baduy Luar sendiri memanfatkan sumber air secara subsisten

untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-harinya. Bagi masyarakat non Baduy,

selain untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya mereka juga pemanfaatkan sumber

air ini untuk keperluan pengairan sawah bagi masyarakat yang mempunyai sawah.

Perbedaan antara kedua kelompok masyarakat ini adalah sistem pertanian yang

mereka usahan, Masyarakat Baduy Luar menggunakan sistem tadah hujan untuk

pertaniannya atau sawahnya. Bagi masyarakat non Baduy dalam pemanfaatan

terhadap sumber air selain dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari

seperti keperluan minum, mandi dan cuci juga sudah berorientasi ke arah

penambahan pendapatan mereka. Masyarakat non Baduy ini memanfaatkan

sumber air ini untuk sumber pengairan bagi sawah yang mereka usahakan.

Berdasarkan Tabel 19 seluruh masyarakat Baduy Luar dan sebagian besar

masyarakat non Baduy menggunakan sumber air untuk keperluan sehari-hari

seperti minum, mandi dan cuci. Meskipun mata pencaharian utama kedua

masyarakat Baduy Luar dan non Baduy di Kecamatan Gn. Kencana adalah bertani

tetapi tidak seorang pun dari masyarakat Baduy menggunakan sumber air yang

terdapat di dalam kawasan hutan untuk pengairan, karena sistem pertanian yang

mereka gunakan adalah sistem pertanian lahan kering.

Masyarakat non Baduy selain memanfaatkan sumber air untuk pemenuhan

hidup mereka sehari-hari, mereka juga memanfaatkan untuk keperluan pengairan

bagi sawahnya. Sepertiga dari masyarakat non Baduy yang menjadi responden

memanfaatkan sumber air untuk pengairan bagi persawahan.

Page 57: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

5.4 Sikap

Sikap masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan masyarakat non

Baduy terhadap pelestarian sumberdaya hutan berupa pemanfaatan lahan hutan

untuk pertanian, sumber kayu untuk pemenuhan kayu bakar dan kayu pertukangan

dan sumber air untuk keperluan minum, mandi dan cuci serta pengairan untuk

persawahan dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu setuju, tidak setuju dan

ragu-ragu. Bentuk sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat lokal yaitu masyarakat

Baduy Luar dan masyarakat non Baduy dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20 Jumlah Responden Masyarakat Lokal Menurut Sikapnya Terhadap

Sumberdaya Hutan

NoSikap terhadap

Sumberdaya hutan

Setuju Tdk setuju Ragu-ragu Jumlah

Orang % Orang % Orang % Orang %

Baduy

1 Sumber Kayu 18 60 2 6,7 10 33,3 30 100

2 Sumber Air 27 90 0 0 3 10 30 100

Non Baduy

1 Sumber Kayu 13 43,3 0 0 17 56,7 30 100

2 Sumber Air 22 73,3 0 0 8 26,7 30 100

Sumber : Diolah dari observasi lapang

Sikap adalah tindakan seseorang yang dilakukan terhadap sesuatu

berdasarkan persepsi dan motivasinya. Sikap merupakan semacam kesiapan untuk

bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu dan diimplikasikan dalam

bentuk perilaku atau tindakan terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan berupa

lahan hutan, sumber kayu dan sumber air yang mempunyai manfaat bagi

masyarakat lokal. Sikap untuk pelestarian sumberdaya hutan sesuai dengan

fungsinya dikelompokkan menjadi tiga, yakni setuju, tidak setuju dan ragu-ragu.

Masyarakat yang setuju terhadap pelesstarian hutan menggambarkan adanya nilai

positif dari hutan sebagai penyedia manfaat bagi kedua kelompok masyarakat

lokal dengan mendapatkan komponen kognitif (berdasarkan karakteristik hutan)

dan komponen afektif (hasil penilaian tentang hutan). Sikap masyarakat Baduy

Luar dan masyarakat non Baduy ini terdiri dari pengetahuan tentang kondisi hutan

Gn. Kencana ditambah dengan komponen evaluatif yang diwujudkan dalam

bentuk setuju/tidak setuju/ragu-ragu terhadap pelestarian hutan.

Page 58: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Kedua kelompok masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan non

Baduy yang setuju dengan pelestarian sumberdaya hutan berarti masyarakat ini

telah merasakan, memaksimalkan atau memanfaatkan nilai berbagai manfaat,

hasil/akibat yang diharapkan dari sumberdaya hutan. Dengan kata lain, kedua

kelompok masyarakat lokal ini tidak merasa dirugikan untuk pelestarian terhadap

sumberdaya hutan. Dalam hal ini kedua kelompok masyarakat secara sadar mau

melestarikan sumberdaya hutan yang ada di kecamatan ini pemenuhan hidupnya

mereka secara berkelanjutan.

Gambar 7 Sikap Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Kayu

Gambar 8 Sikap Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Air

Page 59: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Dari Gambar 7 dan 8 dapat disimpulkan bahwa masyarakat Baduy Luar

lebih memiliki sikap positif (setuju) terhadap pelestarian sumber kayu dan sumber

air yang terdapat di dalam kawasan hutan jika dibandingkan dengan masyarakat

non Baduy. Sikap setuju kedua masyarakat lokal ini ditunjukan dari bagaimana

cara mereka memanfaatkan sumberdaya hutan yang memberikan manfaat bagi

kehidupan kedua masyarakat lokal ini.

5.5 Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam

gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan tetapi dalam bentuk langkah nyata

terhadap kegiatan dalam pemanfaatan sumberdaya hutan untuk lahan hutan

sebagai tempat pertanian, sumber kayu untuk kayu bakar dan kayu pertukangan

dan sumber air untuk keperluan minum, mandi dan cuci serta pengairan bagi

persawahan. Berikut disajikan tabel perilaku masyarakat yang menjadi responden.

Tabel 21 Perilaku Masyarakat Lokal Terhadap Sumber kayu

Pemanfaatan sumber kayu

Kelompok Masyarakat

Baduy Non Baduy

Orang % Orang %

Cara

Tidak pernah 0 0 3 10

Dari pohon yang tumbang alami 21 70 11 36,7

Dari pohon yang ditebang 9 30 16 53,3

Sumber : Diolah dari observasi lapang

5.5.1 Pemanfaatan Lahan Hutan

Bagi kedua kelompok masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan

masyarakat non Baduy yang tinggal di Kecamatan Gn. Kencana baik masyarakat

Baduy Luar yang tinggal di dalam kawasan hutan dan masyarakat non Baduy

yang tinggal di sekitar kawasan hutan tidak ada yang berbeda dalam sistem cara

pertanian mereka yang dilakukan. Kedua kelompok masyarakat ini mengusahakan

tanaman pertanian dengan sistem tumpangsari atau agroforestry, seperti tanaman

padi dan tanaman lainnya atau tanaman semusim dengan pola tanaman campuran

seperti pisang, kopi, jenis palawija (singkong, jagung, kacang-kacangan) dan

tanaman tahunan/kayu-kayuan seperti petai, durian, melinjo dan cengkeh.

Page 60: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Masyarakat Baduy Luar mengusahakan sistem pertanian padi lahan kering

sedangkan masyarakat non Baduy mengusahakan sistem pertanian padi lahan

basah.

5.5.2 Pemanfaatan Sumber Kayu

Semua masyarakat lokal yaitu Baduy Luar dan non Baduy memanfaatkan

kayu untuk tujuan penggunaan sebagai kayu bakar dan kayu pertukangan. Pada

umumnya kedua masyarakat lokal ini memanfaatkan kayu dalam jumlah yang

tetap tiap bulannya. Untuk satu kali pengambilan kayu rata-rata responden

mengambil 2 pikul kayu, satu pikul kayu ini biasanya seperempat kubik. Dari cara

pengambilan kayu yang tersedia 70% dari masyarakat Baduy Luar mengambil

sumber kayu dari ranting atau pohon yang tumbang alami, artinya masyarakat

Baduy Luar tidak mengambil kayu dengan cara menebang pohon.

Masyarakat non Baduy lebih banyak memanfaatkan atau mengambil

sumber kayu dengan cara menebang pohon di dalam kawasan hutan. Bagi

masyarakat non Baduy sendiri, setiap kali berpergian ke hutan mereka selalu

membawa peralatan untuk menebang pohon seperti golok, kampak, dan gergaji.

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Baduy Luar lebih menjaga kelestarian

hutan untuk sumber kayu jika dibandingkan dengan masyarakat non Baduy dari

segi cara pengambilan sumberdaya hutan berupa sumber kayu dari dalam kawasan

hutan.

5.5.3 Pemanfaatan Sumber Air

Kedua kelompok masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan

masyarakat non Baduy memanfaatkan sumber air yang ada dan tersedia di daerah

mereka adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari akan air.

Sumber air yang ada atau tersedia di kecamatan ini dimanfaatkan dan dijaga

ketersediannya oleh kedua kelompok masyarakat lokal baik masyarakat Baduy

Luar yang berada atau tinggal di dalam hutan maupun masyarakat non Baduy

yang tinggal atau berada di sekitar hutan.

Page 61: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Pemanfaatan air bukan hanya untuk keperluan hidup sehari-hari saja

(minum, mandi dan cuci), tetapi untuk keperluan lain seperti persawahan (sistem

pengairan). Dalam pemanfaatan sumber air ini semua masyarakat Baduy Luar

memanfaatkan sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti

untuk minum, mandi, mencuci dan lain-lain. Pemanfaatan air dilakukan dengan

cara memanfaatkan air langsung di sumbernya dan membawa ke rumah dengan

cara dipikul, biasanya mereka membawa air sekitar 2 ember besar.

Untuk masyarakat non Baduy sama seperti masyarakat Baduy Luar lebih

banyak memanfaatkan air langsung dari sumbernya dan sisanya dimanfaatkan

untuk pengairan. Perbedaan dari kedua masyarakat ini adalah masyarakat Baduy

Luar dekat dengan sumber air sehingga mereka tidak akan kekurangan air,

berbeda dengan masyarakat non Baduy yang jauh dari sumber air sehingga untuk

mendapatkan air saja mereka harus berjalan cukup jauh ke sumbernya. Sebagian

besar sumber air di kecamatan ini masih dipengaruhi oleh musim.

Gambar 9 Sumber Air Bagi Masyarakat Baduy

di Blok Penelitian Tanaman Meranti, RPH Gn. Kencana Utara

Page 62: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Hutan di Kecamatan Gn. Kencana berada dalam DAS Ciliman-Ciujung

dengan sub DAS Cimanyangray, Cioray, Cicaraglu dan Cicaringin yang

didominasi oleh jenis Acacia mangium, Karet, Mahoni, Meranti, Pulai dan

Pinus. Interaksi antara masyarakat lokal dengan kawasan hutan dapat dilihat

dari pemanfaatan terhadap lahan hutan, sumber kayu dan sumber air.

2. Persepsi masyarakat lokal terhadap lahan hutan adalah lahan hutan dapat

mendukung pertanian mereka dengan baik berupa padi, singkong, petai,

cengkeh, kopi, pisang dan durian. Persepsi masyarakat Baduy Luar terhadap

sumber kayu 63,3 % mengatakan baik, 23,3 % tidak baik, dan 13,3 % tidak

tahu. Masyarakat non Baduy 43,3% mengatakan tidak baik, 33,3% baik, dan

23,3% tidak tahu. Persepsi masyarakat Baduy Luar terhadap sumber air 60%

mengatakan baik, 33,3% tidak baik dan sisanya 6,7% tidak tahu. Untuk

masyarakat non Baduy 43,3% mengatakan tidak baik, 33,3% baik, dan sisanya

23,3% tidak tahu.

3. Motivasi atau motif kedua masyarakat lokal dalam pemanfaatan lahan hutan

adalah untuk kegiatan bercocok tanam. Motif terhadap sumber kayu

masyarakat Baduy Luar 86,7% memanfaatkan sumber kayu untuk kayu bakar.

Bagi masyarakat non Baduy memanfaatkan kayu untuk kayu bakar dan kayu

pertukangan. Motif terhadap sumber air, kedua kelompok masyarakat ini

memanfaatkan sumber air untuk keperluan minum, mandi dan cuci.

Perbedaannya masyarakat non Baduy sudah memanfaatkan sumber air untuk

persawahannya.

4. Masyarakat lokal baik Baduy luar maupun non Baduy pada umumnya

mengambil sikap setuju untuk pelestarian lahan hutan dan sumber air. Untuk

sumber kayu masyarakat non Baduy lebih banyak (56,7%) mengambil sikap

ragu-ragu, 60% masyarakat Baduy Luar mengambil sikap setuju untuk

pelestarian sumber kayu. Hal ini disebabkan faktor frekuensi pemanfaatan dan

jarak terhadap sumberdaya hutan.

Page 63: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

5. Sistem tumpangsari (bercocok tanam dengan lebih satu jenis tanaman

pertanian) dan agroforestry (bercocok tanam dengan kombinasi tanaman

kehutanan dan tanaman pertanian) mencerminkan perilaku masyarakat lokal

terhadap lahan hutan untuk pertanian. Untuk sumber kayu, masyarakat Baduy

Luar lebih banyak memanfaatkan sumber kayu dari pohon yang tumbang

alami. Sebaliknya, masyarakat non Baduy lebih banyak memanfaatkan dengan

cara menebang pohon untuk pemenuhan terhadap kayu. Kedua kelompok

masyarakat lokal lebih banyak memanfaatkan sumber air langsung di

sumbernya.

Page 64: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

6.2 Saran

1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat lokal oleh petugas kehutanan

tentang kehutanan sehingga dapat memberikan informasi yang benar dan tepat

terhadap masyarakat sekitar hutan sehingga sustainable forest management

dapat tercapai.

2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat lokal oleh petugas kehutanan

tentang kelestarian hutan dan menciptakan usaha mandiri terhadap masyarakat

lokal, baik yang berada di dalam maupun di sekitar hutan secara nyata dalam

bentuk pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

3. Membina dan mengawasi masyarakat lokal oleh petugas kehutanan baik yang

berada di dalam dan di sekitar hutan supaya pemanfaatan sumberdaya hutan

diambil secara lestari dan mengurangi dampak kerusakan terhadap kawasan

hutan.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jumlah (berapa banyak), jenis

manfaat hutan yang diambil dari manfaat hutan tidal langsung.

Page 65: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

DAFTAR PUSTAKA

Admawidjaja, R. 1999. Sistem Pengusahaan Hutan Konservasi Makalah padaSeminar Pengurusan Hutan Alam Indonesia pada Masa Mendatangdalam Rangka Hari Pulang Kampung Alumni (HAPKA) VIII. 7September 1991. Bogor

Ardiansyah, W. 2002. Studi Konflik Sosial Antara Masyarakat Sekitar Hutandengan Pemegang HPH (Studi kasus di HPH PT. Rotan Timber, DesaManalak Tebag, Kalimantan Timur). Bogor: [skripsi]. IPB.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Kecamatan Gn. Kencana Dalam Angka.Lebak.

Calhoun dan Acocella. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian dan HubunganKemanusiaan. Edisi ketiga: Terjemahan. Semarang: IKIP SemarangPress..

[Dephut] Departemen Kehutanan. 1999. Undang-Undang Republik IndonesiaNo.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Jakarta.

[Dishutbun] Dinas Kehutanan dan Perkebunan. 2006. Kajian PembangunanTaman Hutan Raya (Tahura) Propinsi Banten.

Gunawan, W. 1999. Persepsi dan Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat DesaSirnasari Terhadap Pelestarian Sumberdaya Hutan di Taman NasionalGunung alimun. [skripsi]. Bogor : IPB.

Harihanto. 2001. Persepsi, Sikap, dan Perilaku Masyarakat terhadap Air Sungai:Kasus Program Kali Bersih di Kaligareng, Jawa Tengah [tesis]. Bogor:Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Isusanty, E. 2003. Persepsi dan Perilaku Masyarakat Sekitar Hutan Terhadap NilaiSumberdaya Hutan (Studi kasus di Desa Cihanyamar kecamatanNagrak, kabupaten Sukabumi).[skripsi]. Bogor: IPB.

Junianto, B.2007. Persepsi, Sikap dan Perilaku Masyarakat Sekitar TerhadapKeberadaan Hutan Penelitian Haurbentes (Studi kasus di Desa Jugalaya,RPH Jasinga, BKPH Jasinga). [skripsi]. Bogor : IPB.

[KPH] Kesatuan Pemangku Hutan Banten. 2007. Buku I Rencana Kerja LimaTahunan Tahun 2007-2011. Banten.

[ LP IPB] Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. 1990. Sistem PengelolaanHutan Rakyat. Bogor: LP IPB.

Manan, S. 1998. Hutan Rimbawan dan Masyarakat. Bogor: IPB Press.

Page 66: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Mangandar. 2002. Keterkaitan Sosial Masyarakat di Sekitar Hutan denganKebakaran Hutan (Studi kasus di Propinsi DT I Riau). [tesis]. Bogor:Program Pascasarjana. IPB. Tidak dipublikasikan

Muchtar, T. 1998. Hubungan Karakteristik Elit Formal dan Elit Informal Desadengan Persepsi dan Tingkat Partisipasi Mereka dalam Program P3DTdi Kabupaten Sukabumi [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor.

Sarwono. S. W. 2002. Psikologo Sosial Individu dan Teori Psikologi Sosial. BalaiPustaka. Jakarta.

Suhendang, E. 2002. Pengantar Ilmu kehutanan. YPFK. Bogor.

Sumardi et al. 1997. Peranan Nilai Budaya daerah Dalam Upaya PelestarianLingkungan Hidup di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dirjen Kebudayaa.Departeemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yogykarta.

Sugiyanto. 1996. Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan dalam PembangunanMasyarakat Pedesaan [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor.

Yuwono, S. 2006. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap PembangunanHutan Rakyat Pola Kemitraan di Kabupaten Musi Rawas ProvinsiSumatera Selatan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor.

Page 67: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

LAMPIRAN

Page 68: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN

MASYARAKAT BADUY DAN MASYARAKAT NON BADUY

1. Responden Masyarakat BaduyNo Nama Umur

(tahun)Pendidikan Pekerjaan

utamaPekerjaansampingan

Pendapatan

1 Sangsang 40 Tdksekolah

Tani Jualanbuah

b

2 Sanif 42 Tdksekolah

Tani Kuli a

3 Kasni 29 Tdksekolah

Tani Kuli a

4 Kidong 36 Tdksekolah

Tani Kuli b

5 Kiwin 47 Tdksekolah

Ngahuma - a

6 Sarwa 38 Tdksekolah

Tani Kuli a

7 Radin 53 Tdksekolah

Tani - a

8 Asdi 49 Tdksekolah

Tani - a

9 Manaf 43 Tdksekolah

Ngahuma - a

10 Sumardi 41 Tdksekolah

Tani - b

11 Kepek 32 Tdksekolah

Tani Kuli b

12 Arman 34 Tdksekolah

Tani Jualanbuah

a

13 Asraf 35 Tdksekolah

Tani Kuli a

14 Sapri 46 Tdksekolah

Tani buruh a

15 Sukra 42 Tdksekolah

Ngahuma - a

16 Sarkati 37 Tdksekolah

Tani Jualanbuah

b

17 Suminta 56 Tdksekolah

Ngahuma - b

18 Misra 44 Tdksekolah

Ngahuma Kuli a

19 Olot 51 Tdksekolah

Tani Jualanbuah

b

Page 69: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

No Nama Umur(tahun)

Pendidikan Pekerjaanutama

Pekerjaansampingan

Pendapatan

20 Maman 39 Tdksekolah

Tani - b

21 Samad 41 Tdksekolah

Tani Jualanbuah

a

22 Sardi 36 Tdksekolah

Tani Kuli b

23 Sarman 32 Tdksekolah

Tani Berkebun(ngahuma)

b

24 Asrat 47 Tdksekolah

Tani Jualanbuah

a

25 Ari 28 Tdksekolah

Tani Kuli b

26 Jalin 36 Tdksekolah

Tani(ngahuma)

Kuli b

27 Sarwadi 38 Tdksekolah

Tani Membuatkerajinan

a

28 Pulung 39 Tdksekolah

Tani - b

29 Uding 65 Tdksekolah

Tani - b

30 Aja 41 Tdksekolah

Tani Jualanbuah

b

Keterangan :Pendapatan (Rp) respondena. < Rp. 500.000b. Rp. 500.000-Rp. 1.000.000c. Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000d. > Rp. 1.500.000

Page 70: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

2. Responden Masyarakat non BaduyNo Nama Umur

(tahun)Pendidikan Pekerjaan

utamaPekerjaansampingan

Penda-patan

1 Ombi 37 SD Petani - b2 Ma'mun 50 SD Kyai Tani d3 Juman 38 - Tani Jualan a4 Cecep 35 SMP Sopir - d5 Jumi'an 52 SD Tani - a6 Unus 53 SMA/PGA Wira-

swastaTani d

7 Juned 40 SMP Wira-swasta

Tani d

8 Johari 50 SMP Wira-swasta

Tani d

9 H. Muksin 35 SMP Sopir - c10 Ja'sir 50 SD Petani Jualan d11 Culi 35 SD Petani - a12 Maman 43 SMP Pedagang Tukang

Ojegc

13 Kasid 55 SMP Tani - b14 Sarim 50 SD Tani Penjual

burungc

15 Ralim 45 SD Tani - b16 Aming 28 SD Pedagang Tukang

Ojegb

17 Ago 35 SMP Pedagang Tani b18 Sayuti 43 SD Pedagang - c19 Jasman 52 SMP Petani Berdagang d20 Armin 45 SMP Pedagang Tukang

Ojegd

21 Jai 40 SD Tani - a22 Sarnata 45 SD Tani - a23 Sa'ad 50 SD Petani Kuli a24 Sastra 50 Tidak

sekolahTani Tukang

sadapa

25 Parman 37 SMP Tani - a26 Mis'an 26 SMP Tani Kuli b27 Kamsan 56 SD Tani - a28 Zakari 55 SD Tani - a29 Wawan 21 SMP Tani Jualan c30 Juhri 37 SD Tani Jualan a

Keterangan :Pendapatan (Rp) respondena. < Rp. 500.000b. Rp. 500.000-Rp. 1.000.000c. Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000d. > Rp. 1.500.000

Page 71: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL BADUY LUAR DAN

NON BADUY TERHADAP HUTAN

1. Masyarakat Baduy luar

Sangsang : “Leuweung ceuk kami mah tempat nu loba tatangkalan gararede, bisadipake jeung nyieun imah, jeung suluh ngan kudu dijaga ceuk petugas nu sokmere penyuluhan ka kami”Olot : “Leuweung eta ceuk kami tempat paranti neangan sagala kaperluan daharjeung kami hirup, loba anu bisa dicokot tina leweung eta, salain kayuna kamiogeh sok nyokotan buah-buahan jeung didahar”Sarwadi : “Leuweung aya jeung kahirupan manusa, ngan manusa kudu bisanagajaga eta leuweung jeung anak incuna””Radin : “ Ari ceuk kami mah, pan leuweung eta boga negara, kami teh warganegara, jadi bisa kami nyokotan sagala anu aya di leuweung, tapi ulah loba-lobaceunah da bising rusak leuweungna”

2. Masyarakat non Baduy

H. Muksin : “Kurang apal nya soalnna bapak mah jarang da nyokotan kayu dileuweung, paling ogeh meser kanggo kaperluan sadidinten mah. Ah da hentengaruh bade di jaga apa hente leuweungna, makin kadie makin rusak”Sastra : ”Leuweng di hiji daerah boga masyarakat nu cicing didinya, jadi bisadimanfaatken ku masyarakatna”Ombi : “ Tempat bapa gawe, nyaeta nyadap, neangan suluh kanggo masak jeungcai kanggo leueut, pami jeung ibakmah biasana bapa langsung ibak di sumbercaina”Maman : “ Leuweung paranti kami melak pepelakan anu bisa dijual, sapertipeuteuy, kadu, cengkeh jeung melinjo”

Page 72: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

KUISIONER PENELITIANPERSEPSI, MOTIVASI SIKAP DAN PERILAKU

MASYARAKAT LOKAL TERHADAP KEBERADAAN HUTAN(Kasus di Kec. Gunung Kencana, Kab. Lebak, Prop. Banten)

A. Identitas Responden1. Nama Responden : .........................................................2. Umur : .........................................................3. Pendidikan : .........................................................4. Alamat : .........................................................5. Pekerjaan

a. Pokok : ……………………………………..b. Sampingan : ……………………………………..

6. Pendapatan rata-rataperbulan

a. <Rp. 500.000b. Rp. 500.000-Rp. 1.000.000c. Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000d. >Rp. 1.500.000

B. Persepsi1. Tahukah Anda kawasan hutan Gn. Kencana merupakan milik Negara dan

dikelola oleh Perhutani?a. Tahu b. Tidak tahu

2. Status Anda memanfaatkan hasil hutan dari kawasan hutan Gn. Kencana?a. Secara sendiri (ilegal) b. Kerjasama dengan Perhutan (legal)

3. Alasan Anda memanfaatkan hasil hutana. Secara sendiri : …………………………………………………………..b. Kerjasama dengan Perhutani : …………………………………………..

4. Apakah keberadaan hutan Gn. Kencana memberikan manfaat bagi Anda?a. Ya b. tidak

5. Jika ya, manfaat apa yang Anda rasakan (pilihan bisa lebih dari satu)Manfaat langsung :□ Sumber kayu□ Sumber air□ Lahan pertanianManfaat Tidak langsung□ Pengendali banjir dan erosi□ Kesejukan dan kenyamanan□ Keindahan alam dari kawasan hutan

6. Sumber kayua. Bagaimana kondisi tegakan hutan Gunung Kencana menurut Anda?

a. Baik b. Tidak baik c. Tidak tahub. Apa yang menjadi tujuan Anda mengambil kayu dari kawasan hutan

Gn.Kencana?a. Kayu bakar b. Kayu pertukangan

c. Kayu yang Anda ambil digunakan untuk apa?a. Dipakai sendiri b. Dijual

Page 73: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

d. Tegakan hutan merupakan aset yang harus dijaga kelestariannya untuk generasiyang akan datang

a. Setuju b. Tidak setuju c. Ragu-rague. Jumlah kayu bakar yang diambil perminggu dari hutan

a. Tidak pernah b. tetap tiap bulan c. meningkat tiap bulanf. Cara pengambilan kayu bakar

a. Tidak pernahb. dari ranting atau dari pohon yang tumbang alamic. dari pohon yang ditebang

g. Cara pengambilan ranting kayua. Tidak pernahb.Hanya mengambil ranting tertentu (yang kering, tidak berdaun, di bagian

bawah pohon)c. Mengambil semua ranting yang dijumpai dan dapat dijangkau

7. Sumber Aira. Bagaimana kondisi air yang tersedia di kawasan hutan Gunung Kencana

menurut Anda?a. Baik (jernih) b. Tidak baik (keruh) c. Tidak tahu

b. Bagaimana ketersediaan air dari hutan Gn. Kencana?a. Mengalir setiap bulanb. Hanya tersedia pada musim hujan

c. Air di kawasan hutan digunakan untuka. sumber air minum, cuci, mandib. pengairan

d. Sumber air dari hutan harus dijaga kelestariannya untuk generasi yang akandatang

a. Setuju b. Tidak setuju c. Ragu-rague. Cara memanfaatkan/mengambil air

a. irigasi untuk pertanianb. dipikul untuk dibawa ke rumah masing-masingc langsung digunakan di sumber air

f. Jumlah air yang digunakan yang bersumber dari Gn. Kencana perhari?a. Tidak pernah b. tetap tiap bulan c. meningkat tiap bulan

8. Lahan Pertaniana. Apakah Anda menggarap lahan di kawasan hutan Gn. Kencana?

a. Ya b. Tidak

b. Bagaimana kondisi lahan yang Anda garap di kawasan hutan Gn. Kencanamenurut Anda?

a. Subur b. Tidak subur c. Tidak tahuc. Berapa luas lahan yang Anda garap?

a. >0,5 ha b.0.5-1 ha c.> 1 ha

d. Jenis apa saja yang Anda tanama. Tanaman pertanian :……………………b. Tanaman kehutanan :……………………c. Tanaman lainnya :……………………

Page 74: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

e. Hasil dari lahan garapan digunakan untuk apa ?a. Digunakan untuk kebutuhan sendirib. Dijual

f. Masyarakat diikutsertakan dalam pengelolaan hutana.Setuju b. tidak setuju c. ragu-ragu

e. Bagaiman cara Anda dalam pembukaan lahan?a. Dibakarb. Ditebang habisc. Lainnya………………

f. Bagaimana sistem/pola yang anda gunakan dalam penggarapan lahan?……………………………………………………………………….

g. Apa saja faktor penggangu dalam mengolah lahan garapan?………………………………………………………………….

Page 75: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Lokasi Penentuan Responden

Desa Sukanegara

Page 76: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Lokasi Penentuan Responden

Desa Kramatjaya

Page 77: PERSEPSI, MOTIVASI, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT … · persepsi, motivasi, sikap dan perilaku masyarakat lokal terhadap keberadaan hutan (kasus di kecamatan gn. kencana, kabupaten

Lokasi Penentuan Responden

Desa Cimanyangray