deyra.files.wordpress.com · web viewspirometer tujuan memperoleh volume paru dan kapasitas...

33
PERCOBAAN 3 SPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat sejenis lainnya. ALAT DAN BAHAN 1. Satu set spirometer 2. Manometer tabung U 3. Respivol 4. Corong 5. Zat Cair 6. Mistar DASAR TEORI Pernapasan Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer (West, 1974). Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, tapi pernapasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan karbon dioksida tersebut (Guyton & Hall, 1996).

Upload: lykhue

Post on 30-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

PERCOBAAN 3

SPIROMETER

TUJUAN

Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta

membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat sejenis

lainnya.

ALAT DAN BAHAN

1. Satu set spirometer

2. Manometer tabung U

3. Respivol

4. Corong

5. Zat Cair

6. Mistar

DASAR TEORI

Pernapasan

Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan

atmosfer (West, 1974). Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan

oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan

karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme

seseorang, tapi pernapasan harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan

karbon dioksida tersebut (Guyton & Hall, 1996).

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, pernapasan dapat dibagi menjadi

empat mekanisme dasar, yaitu:

1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan

atmosfir

2. Diffusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah

3. Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke

dan dari sel

4. Pengaturan ventilasi (Guyton & Hall, 1996)

Page 2: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

Ventilasi Paru

Ventilasi merupakan suatu proses pemindahan udara inspirasi ke dalam

alveolar (Astrand, 1970). Ventilasi paru tersebut dipengaruhi oleh:

Volume paru

Resistensi terhadap aliran yang terjadi di dalam saluran nafas

Sifat elasitik atau daya kembang paru dan dinding dada (Sodeman, 1995)

Pada saat beraktivitas, ventilasi meningkat pula sesuai dengan beratnya

aktivitas tersebut (Astrand, 1970).

Volume paru normal sangat dipengaruhi oleh ukuran sistem pernapasan

dan usia. Volume paru pria juga lebih besar daripada wanita. Pada saat gerak

badan, ambilan oksigen dapat mencapai 4 – 6 liter per menit dan volume udara

inspirasi per menit dapat meningkat sampai dua puluh kali lipat. Keadaan ini

dicapai dengan peningkatan volume tidal dan frekwensi pernapasan (Horisson,

1997).

Daya Kembang paru-paru (Compliance)

Compliance atau daya kembang paru adalah perubahan volume per liter

yang disebabkan oleh tiap perubahan satu unit cmHg (Astrand, 1970). Daya

kembang paru juga tergantung pada ukuran paru. Jadi daya kembang bayi lebih

kecil daripada orang dewasa, dan daya kembang orang yang berbadan kecil juga

berbeda dengan daya kembang orang yang berbadan besar (Guyton & Hall, 1996).

Mekanisme Dasar Pengembangan dan Pengempisan Paru

Paru-paru, baik pada saat ekspirasi maupun inspirasi, dapat dikembangkan

dan dikonstraksikan dengan dua cara, yaitu dengan gerakan turun dan naik dari

diafragma untuk memperbesar atau memperkecil diafragma dan depresi dan

elevasi costa untuk meningkatkan dan menurunkan diameter anteroposterior dari

rongga dada (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970). Pada pernapasan normal dan

tenang biasanya hanya memakai gerakan dari diafragma. Selama inspirasi,

kontraksi dari diafragma akan menarik permukaan bawah paru ke bawah.

Kemudian selama ekspirasi, diafragma akan berelaksasi dan sifat elastis daya

lenting paru, dinding dada dan perut akan menekan paru-paru. Selama bernapas

hebat, bagaimanapun tenaga elastik tidak cukup untuk menyebabkan ekspirasi

Page 3: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

cepat yang diperlukan, sehingga perlu kontraksi otot perut, yang mendorong isi

perut ke atas mendorong dasar dari diafragma (Guyton & Hall, 1996; Patton,

1989).

Mekanisme kedua untuk mengembangkan paru adalah dengan mengangkat

rangka iga. Pengembangan paru ini karena pada posisi istirahat, iga miring ke

bawah ke arah kolumna spinalis. Tetapi bila rangka iga dielevasikan, tulang iga

dan sternum secara langsung maju menjauhi spinal, membentuk jarak

anteroposterior dada ± 20% lebih besar selama inspirasi maksimal daripada

ekspirasi. Oleh karena itu otot-otot yang meninggikan iga dapat diklasifikasikan

sebagai otot inspirasi dan otot yang menurunkan iga sebagai otot ekspirasi. Otot

yang paling penting untuk mengangkat iga adalah M. Intercostalis eksterna

(Guyton & Hall, 1996).

Mekanisme Dasar Pengembangan dan Pengempisan Paru

Uji fungsi paru terbagi atas dua kategori, yaitu uji yang berhubungan

dengan ventilasi paru dan dinding dada, serta uji yang berhubungan dengan

pertukaran gas. Uji fungsi ventilasi termasuk pengukuran volume paru-paru dalam

keadaan statis atau dinamis. Uji fungsi paru ini dapat memberikan informasi yang

berharga mengenai keadaan paru, walaupun tidak ada uji fungsi paru yang dapat

mengukur semua kemungkinan yang ada. Metode sederhana untuk meneliti

ventilasi paru adalah merekam volume pergerakan udara yang masuk dan keluar

dari paru, dengan proses yang dinamakan spirometri, dengan menggunakan

spirometer. Dari spirometri didapatkan dua istilah yaitu volume dan kapasitas

paru (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970).

Volume Paru

Berdasarkan gambar di atas, volume paru terbagi menjadi :

Volume paru stattik

Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada

setiap kali pernapasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang

dewasa.

Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi

setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.

Page 4: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat

dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada

keadaan normal besarnya ± 1100 ml.

Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-

paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml (Guyton & Hall, 1996;

Astrand, 1970).

Volume Paru Dinamis

Merupakan volume paru yang diukur pada orang coba yang bernapas aktif

dan dengan kekuatan penuh. Volume Paru dinamis terdiri dari :

FEV1 ( Forced Expiratory Volume one second )

Merupakan volume udara yang dikeluarkan maksimal selama detik

pertama ekspirasi setelah inspirasi maksimal.

FEV2 ( Forced Expiratory Volume two second )

Merupakan volume udara yang dikeluarkan maksimal selama dua detik

ekspirasi setelah inspirasi maksimal. (jarang dipakai)

FEV3 ( Forced Expiratory Volume three second )

Merupakan volume udara yang dikeluarkan maksimal selama detik

pertama ekspirasi setelah inspirasi maksimal.

KPM ( Kapasitas Pernapasan Maksimal ) atau Maximal Breathing

Capacity (MBC) atau Maximal Voluntary Volume (MVV)

Merupakan jumlah udara yang keluar masuk paru maksimal selama satu

menit. KPM berbeda dengan Minute Volume yang merupakan jumlah

udara yang keluar masuk paru selama satu menit dengan pernapasan biasa

( tidal ).

Kapasitas Paru

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan

dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan

inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat

Page 5: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan

mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.

Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi +

volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang

tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal.

Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal +

volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah

udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu

mengisi paru secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-

banyaknya.

Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu.

Besarnya ± 5800 ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan

sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (Guyton & Hall, 1996; Astrand,

1970). Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25% lebih

kecil daripada pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh

besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis (Guyton & Hall,

1996).

Makna dari Volume dan Kapasitas Paru

Pada orang normal volume udara dalam paru bergantung pada bentuk dan

ukuran tubuh. Posisi tubuh juga mempengaruhi volume dan kapasitas paru,

biasanya menurun bila berbaring, dan meningkat bila berdiri. Perubahan pada

posisi ini disebabkan oleh dua factor, yaitu kecenderungan isi abdomen menekan

ke atas melawan diafragma pada posisi berbaring dan peningkatan volume darah

paru pada posisi berbaring, yang berhubungan dengan pengecilan ruang yang

tersedia untuk udara dalam paru (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970). Faktor

utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi tubuh, posisi

selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan dan pengembangan

paru dan rangka dada (Compliance paru). Penurunan kapasitas paru dapat

disebabkan oleh kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada penyakit

poliomyelitis atau cedera saraf spinal, berkurangnya compliance paru, misalnya

Page 6: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

pada penderita asma kronik, tuberkulosa, bronchitis kronik, kanker paru dan

pleuritis fibrosa dan pada penderita penyakit bendungan paru, misalnya pada

payah jantung kiri (Guyton, 1994).

Spirometri

Spirometer merupakan perangkat pengukur volume udara pernapasan yang

berfungsi untuk mengetahui kondisi paru manusia saat bernapas dalam jangka

waktu tertentu dengan melakukan perekaman jumlah udara keluar (ekspirasi) dan

masuk (inspirasi) ke dalam paru-paru manusia.

Piranti spirometer digital

Pemeriksaan faal paru dengan spirometer dapat menggambarkan beberapa

segi keadaan paru (21). FEV1 merupakan pemeriksaan yang dapat menunjukkan

kelainan obstruktif pada saluran nafas. Sedangkan VC akan menunjukkan

kelainan yang bersifat restriktif, yang bisa terjadi karena pengurangan jaringan

paru yang berfungsi, terbatasnya pengembangan dinding toraks dan atau gerakan

diafragma (22). Faal paru dinyatakan masih dalam batas normal bila hasil

pemeriksaan didapatkan deviasi sampai 20% dari harga yang diperkirakan

(predicted value) (21,22). Harga yang diperkirakan (predicted value) disesuaikan

dengan tinggi dan berat badan, dapat dilihat dari tabel. Kelainan bersifat ringan

bila hasil pemeriksaan kurang dari 70% dari yang diperkirakan, dan bersifat

sedang bila hasilnya kurang dari 60% serta berat bila kurang dari 50% (22,23).

Page 7: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

Dengan demikian pemeriksaan faal paru selain menunjukkan kelainan fisiologik

yang ada, juga menunjukkan kelainan fungsional secara kuantitatif disamping

juga dapat memberikan data-data studi pengamatan (follow-up study) secara

obyektif dari sifat penyakitnya serta manfaat pengobatan yang diberikan (1). Dari

hasil pemeriksaan faal paru dengan spirometer yang dapat menunjukkan berat

ringannya kelainan yang ada, serta mengerti dan mengetahui perubahan

patofisiologi pasca bedah, maka dapat diidentifikasi kemungkinan bakal

terjadinya risiko paru akibat pembedahan torak dan bukan-toraks (24). Dengan

demikian maka penilaian hasil-hasil pemeriksaan dengan spirometer ini

merupakan dasar evaluasi faal paru secara kuantitatif sebelum pembedahan (1).

Walaupun FEV1 dan FVC (Force Vital Capacity) diketahui dapat mencerminkan

faal paru pada umumnya (25), banyak ahli menunjukkan pula peranan

pemeriksaan lainnya yang harus diperhatikan. Gaenler dkk (26) melaporkan

penilaian dari 460 penderita tbc paru yang mengalami berbagai prosedur

pembedahan. Ternyata 12 dari 13 penderita yang meninggal akibat kegagalan

respirasi mempunyai Maximal Voluntary Ventilation (MW) kurang dari 50% dari

yang diperkirakan. Demikian juga Mittman (4) mengatakan bahwa risiko

kematian akibat pembedahan dari 196 penderita yang mengalami pembedahan

toraks maupun bukan toraks terjadi pada mereka yang mempunyai MW sebelum

pembedahan yang kurang dari 50% dari yang diperkirakan. MW mempunyai nilai

tinggi untuk menduga bakal terjadinya penyulit pembedahan. Hal ini disebabkan

karena pemeriksaan tersebut sensitif terhadap banyak faktor yang nonspesifik.

Faktor-faktor tersebut adalah kerja sama dari penderita, kekuatan otot, keadaan

umum yang lemah dan adanya rasa sakit sewaktu bernafas dari penderita yang

mengalami pembedahan. Semuanya itu penting dalam penentuan penyembuhan

selama pengobatan pasca bedah. Sedangkan Nealon dan Mc Neil (28) serta

Karliner (28) menekankan pentingnya pemeriksaan gas darah arteri. PaCO2 yang

naik sebelum pembedahan merupakan tanda buruk yang sering dijumpai pada

mereka yang mengalami problema respirasi pasca bedah. Para sarjana

menekankan bahwa potensial kegunaan pemeriksaan faal paru akan jauh lebih

besar bila yang dipakai untuk mengidentifikasi penyulit yang bakal terjadi pasca

Page 8: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

bedah lebih dari satu pemeriksaan. Satu pemeriksaan saja tidak bisa dipakai untuk

memperkirakan adanya risiko dari prosedur pembedahan tertentu pada penderita

dengan penyakit paru kronik atau mereka dengan faal paru yang telah berkurang

(4, 17, 22, 23).

Dalam bernapas keluar (ekspirasi) tekanan udara dalam paru berada di

bawah tekanan atmosfer, sehingga udara pada tekanan atmosfer dipaksa masuk ke

dalamnya. Sedangkan selama penyedotan tenang (inspirasi), tekanan relatif paru

berkisar -7 cmHg, sehingga tekanan mutlak paru 1023 cmH2O bila tekanan

atmosfernya 1030 cmH2O.

Penentuan tekanan relatif dapat diukur dengan mudah dengan piranti

manometer tabung terbuka. Piranti ini, berbentuk U yang terisi sebagian dengan

cairan, biasanya air raksa (Hg). Tabung ini dipasang dalam posisi tegak dengan

suatu batang pengukur di belakang. Salah satu ujung tabung dihubungkan pada

bejana yang tekanan relatifnya akan diukur, sedang ujung lain di buka ke

atmosfer.

Manometer tabung U

Untuk menentukan tekanan dalam paru selama hembusan napas (P),

pasien menghembuskan napasnya ke dalam sisi sebelah kiri manometer, sehingga

Page 9: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

tekanan pada permukaan cairan ini adalah P’. Tekanan relatif ini dapat ditentukan

dari selisih ketinggian permukaan cairan. Dengan diketahuinya tekanan relatif ini

maka tekanan mutlak dalam paru dapat ditentukan dengan menambahkan tekanan

atmosfer.

Volume dinamik digunakan untuk menentukan adanya obstruksi jalan

napas karena meningkatnya tahanan jalan napas yang mengakibatkan kecepaan

aliran udara keluar paru akan berkurang. Hal tersebut akan terlihat pada

berkurangnya parameter volume dinamik.

Spirogram paksa

Ada 2 macam kelainan yang mungkin terjadi pada saluran napas, yakni terjadinya

obstruksi atau restriksi,

Obstruksi dan restriksi pada saluran napas

Page 10: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

a. Obstruksi

Obstruktif merupakan gangguan akibat adanya penurunan aliran udara mulai dari

saluran nafas bagian atas sampai bronkiolus berdiameter kurang dari 2

mmditandai dengan penurunan VEP1, VEP1/KVP, kecepatan aliranudara pada

ekspirasi. Pemeriksaan VEP1 dan rasio VEP1/KVPmerupakan

pemeriksaan yang standar, sederhana, dapat diulangdan akurat untuk menilai

obstruksi saluran nafas. Pada obstruksi erdapat tonjolan dinding saluran napas

kearah lumen, yang terganggu yaitu kecepatan aliran udara pernapasan. Dapat

dideteksi dengan pengukuran FEV1 dan KPM.

b. Restriksi

keadaan ini menunjukkan adanya penyakit paru atau dari luar yang menyebabkan

kapasitas vital berkurang, khususnya kapasitas total paru. Dengan berkurangnya

kapasitas vital maka propors i VEP1 juga menurun, sebagai hasilnya VEP1/KVP

(%) jadi menurun. Kapasitas paru kurang dari 80 % nilai dugaanmerupakan baku

emas untuk menentukan penyakit paru restriksi Jaringan elastic peribronchial

diganti denagn jaringan ikat, yang terganggu yaitu pengembangan saluran napas.

Dapat dideteksi dengan pengukuran VC dan FVC.Nilai volume paru dan kapasitas

maksimal pernapasan pada manusia dengan perangkat spirometer, akan

ditunjukkan sebagai hasil akhir yang berbentuk grafik sehingga selanjutnya

dilakukan pembacaan. Sedangkan perhitungan manual dapat dilakukan dengan

standard yang telah ditentukan.

Standard volume paru:

Laki-Laki

Perempuan

Standard Kapasitas Pernapasan Maksimal:

Laki-Laki

Perempuan

Page 11: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

Dengan Luas Badan diperoleh melalui persamaan du Bois berikut:

c. Kombinasi obstruktif dan restriktif atau bentuk campuran

Hal ini terjadi juga karena proses patologi yang mengurangi volumeparu,

kapasitas vital dan aliran, yang juga melibatkan salurannafas. Rendahnya

VEP1/KVP (%) merupakan suatu indikasi obstruktif saluran nafas dan kecilnya

volume paru merupakan suatu restriktif. Beberapa kerusakan dapat menghasilkan

bentuk campuran obstruktif dan restriktif, seperti penyakit parenkim paru yang

melibatkan fibrosis pada saluran nafas, sehingga terjadi obstruktif, misalnya

adalah penyakit tuberkulosis paru.

DATA HASIL PRAKTIKUM

Nama Praktikan BB T B LB UmurFauziyah 158 67 1,684 21

Fatkhunnisa 160 45 1,4354 21Ibnu 160 68 1,711 20

Andika 178 60 1,7524 20

d = 1 cm

h0 = 74

g = 9,8 m/s2

keterangan:

TB = Tinggi Badan Praktikan (cm)

BB = Berat Badan Praktikan (kg)

LB = Luas Badan { }

Page 12: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

d = Diameter tabung U (cm)

h0 = Ketinggian awal air (cm)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

A. Ekspirasi

Nama

Praktikan

Tabung U / Ekspirasi

Tekanan Tinggi

Normal Maksimal Normal Maksimal

Fauziyah 71 71 40,5 24,5

Fatkhunnisa 71 71 59 41

Ibnu 71 71 58 41

Andika 71 71 63 48

B. Inspirasi

Nama

Praktikan

Respivol / Inspirasi

Volume (mL)

normal maksimal

Fauziyah 1500 2750

Fatkhunnisa 1250 2000

Ibnu 1250 3000

Andika 1250 2500

C. Spirometer

Nama

Praktikan

Spirometer

MV MVV FVC SVC

Fauziyah 20,3 65,1 2,61 1,29

Andika 25,6 62,2 2,45 2,68

ANALISIS DATA

Page 13: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

Volume Ekspirasi Normal

Tabel Data ketinggian air saat ekspirasi normal

Nama

Praktikan h

Fauziyah 40,5

Fatkhunnisa 59

Ibnu 58

Andika 63

Fauziyah

V = Δh . A

V = Δh . π r2

V = Δh . ¼ π d2

V = (74 – 40,5). ¼ . 3,14 . 12

V = 26,2975 cm3

Fatkhunnisa

V = Δh . A

V = Δh . π r2

V = Δh . ¼ π d2

V = (74 – 59) . ¼ . 3,14 . 12

V = 11,775 cm3

Ibnu

V = Δh . A

V = Δh . π r2

V = Δh . ¼ π d2

V = (74 – 58) . ¼ . 3,14 . 12

V = 12,56 cm3

Andika

V = Δh . A

V = Δh . π r2

V = Δh . ¼ π d2

V = (74 – 63) . ¼ . 3,14 . 12

V = 8,635 cm3

Volume Ekspirasi Maksimal

Tabel Data ketinggian air saat ekspirasi maksimal

Nama Praktikan h

Fauziyah 24,5

Fatkhunnisa 41

Ibnu 41

Andika 48

Fauziyah V = Δh . A

Page 14: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

V = Δh . π r2

V = Δh . ¼ π d2

V = (74 - 24,5) . ¼ . 3,14 . 12

V = 38,8575 cm3

Fatkhunnisa

V = Δh . A

V = Δh . π r2

V = Δh . ¼ π d2

V = (74 – 41) . ¼ . 3,14 . 12

V = 25,905 cm3

Ibnu

V = Δh . A

V = Δh . π r2

V = Δh . ¼ π d2

V = (74 – 41) . ¼ . 3,14 . 12

V = 25,905 cm3

Andika

V = Δh . A

V = Δh . π r2

V = Δh . ¼ π d2

V = (74 – 48) . ¼ . 3,14 . 12

V = 20,41 cm3

Volume Inspirasi Normal

Data volume saat inspirasi normal

Nama Praktikan V normal

Fauziyah 1500

Fatkhunnisa 1250

Ibnu 1250

Andika 1250

Volume Inspirasi Maksimal

Data volume saat inspirasi maksimal

Nama Praktikan V maksimal

Fauziyah 2750

Fatkhunnisa 2000

Ibnu 3000

Andika 2500

Vital Capacity Manual (Gold Standard)

Fauziyah

Page 15: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

= 2750 + (38,857 - 26,2975)

= 2,76 L

Fatkhunnisa

= 2000 + (25,905 – 11,775)

= 2,014 L

Ibnu

= 3000 + (25,905 – 12,56)

= 3,013 L

Andika

= 2500 + (20,41 – 8,635)

= 2,511 L

Vital Capacity Standard

Nama Praktikan BB T B LB UmurFauziyah 158 67 1,684 21

Fatkhunnisa 160 45 1,4354 21Ibnu 160 68 1,711 20

Andika 178 60 1,7524 20

Fauziyah

= {-3,37 + (0,028 x 21) + (0,048 x 158)}

= 4,802

Fatkhunnisa

= {-3,37 + (0,028 x 21) + (0,048 x 160)}

= 4,898

Ibnu

= {-5,44 + (0,061 x 20) + (0,048 x 160)}

Page 16: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

= 3,46

Andika

= {-5,44 + (0,061 x 20) + (0,048 x 178)}

= 4,324

Kapasitas Pernapasan Maksimal (KPM, Gold Standard)

Perhitungan Luas Badan

Fauziyah

= {(71,3 – (0,474 x 21)) x 1,684)

= {(71,3 – 9,954) x 1,684)

= 103,307

Fatkhunnisa

= {(71,3 – (0,474 x 21)) x 1,4354)

= {(71,3 – 9,954) x 1,4354)

= 88,056

Ibnu

= {(86,5 – (0,522 x 20)) x1,711)

= 130,139

Andika

= {(86,5 – (0,522 x 20)) x 1,7524)

Page 17: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

= 133,288

PEMBAHASAN dan TUGAS AKHIR

Pada percobaan ini, kami melakukan beberapa percobaan menggunakan 3

alat. Yakni percobaan ekspirasi dengan menggunakan Tabung U manometer

untuk mengetahui volume ekspirasi normal dan maksimal, percobaan inspirasi

dengan menggunakan respivol untuk mengetahui volume inspirasi normal dan

maksimal serta percobaan inspirasi ekspirasi dengan menggunakan spirometer

digital untuk mengetahui nilai volme keduanya secara otomatis.

Spirometer adalah alat yang digunakan oleh tim medis untuk menilai fungsi

paru-paru.

Spirometri, evaluasi fungsi paru-paru dengan spirometer. Spirometri adalah

ukuran serbaguna fungsi paru-paru dan dasar diagnostik uji. Tes fungsi paru yang

paling umum dan mungkin diperlukan untuk tujuan sebagai berikut:

Untuk menentukan seberapa baik paru – paru menerima,

memegang ,dan memanfaatkan udara.

Untuk memantau penyakit paru-paru untuk memantau

efektivitas pengobatan.

Untuk menentukan keparahan penyakit paru-paru.

Untuk menentukan apakah penyakit paru-paru restriktif

(penurunan aliran udara) atau obstruktif (gangguan aliran udara).

Langkah dalam menggunakan spirometer ,setelah mengambil napas dalam-

dalam. Praktikan bernafas ke spirometer benar-benar dan tegas. Spirometer

mengukur baik jumlah udara yang dikeluarkan dan seberapa cepat udara

dikeluarkan dari paru-paru. Nilai-nilai sehat diukur dengan spirometer untuk

jumlah udara yang dihembuskan bervariasi dari orang ke orang. Hasilnya

dibandingkan dengan rata-rata yang diharapkan pada seseorang pada usia yang

sama, tinggi, jenis kelamin, dan ras. Namun, jika nilai jatuh di bawah 80 persen

dari rata-rata, mungkin menunjukkan penyakit paru-paru atau obstruksi aliran

udara lainnya. Pada penyakitparu obstruktif, seperti COPD, volume paru-paru

Page 18: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

mungkin normal,tetapi aliran gas berkurang dibandingkan dengan paru-paru

restriktif .Penyakit seperti fibrosis paru,dimana volume berkurang, tetapi aliran

mungkin normal. Jika seseorang telah pengukuran spirometer normal, ia mungkin

dirujuk untuk tes paru-paru lainnya untuk menetapkan diagnosis.

Dari semua percobaan yang dilakukan, kami mendapatkan hasil seperti yang

dilampirkan di bawah ini :

Nama Praktikan VC manual SVC

SpirometerVC

strandart % Jenis Restriksi

Fauziyah 2,76 L 1,29 L 4,802 L 57,48 % SedangFatkhunnisa 2,014 L - 4,898 L 41.12% Berat

Ibnu 3,013 L - 3,46 L 87,08 % -Andika 2,51 L 2,68 L 3,324 L 75,51 % Ringan

Dari percobaan dengan Respivol dan tabung U monometer kami dapat

menghitung nilai VC dari masing – masing praktikan dan membandingkan

nilainya dengan nilai SVC (VC) yang di hasilkan ketika menggukan spirometer

kemudian di bandingkan dengan nilai VC standar untuk masing – masing

praktikan. Dari seluruh perhitungan yang dilakukan, kami mendapatkan hasil

bahwa hanya Ibnu Hajar yang dapat melakukan Respirasi secara normal tanpa

adanya gangguan yang signifikan. Adapun Fauziyah, Fatkhunnisa maupun Andika

sama – sama mengalami Restriksi meskipun dalam tipe yang berbeda. Pada kasus

Saya (Fauziyah.red) hal tersebut dapat dimaklumi karena adanya penyakit asma

dan Brochitis yang diderita sehingga memang membutuhkan energy yang berlebih

untuk melakukan respirasi dibandingkan orang normal lainnya. Sedangkan untuk

Andika dan Fatkhunnisa dikarenakan ketika melakukan percobaan sedang dalam

kondisi yang kurang sehat (batuk dan pilek).

Adapun untuk Percobaan penentuan KPM (MVV) kami hanya melakukan

melalui Spirometer dan membandingkannya dengan hasil perhitungan untuk

mencari nilai KPM standar. Pada table di bawah ini diketahui bahwa ketika

melakukan percobaan Andika sedang dalam kondisi tidak sehat karena batuk dan

Page 19: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

flu sehingga menyebabkan hasil analisa memprediksi Andika mengalami

Obstruksi berat. Adapun Fauziyah (Saya.red) memang mempunyai masalah

dengan pola respirasi sehingga diprediksi memiliki obstruksi ringan.

Nama Praktikan KPM MVV % Jenis

Obstruksi

Fauziyah 103,307 65,1 63% RinganFatkhunnisa 88,056 - - -

Ibnu 130.39 - - -Andika 133.288 62,2 46,67% Berat

Dalam melakukan percobaan ada beberapa factor yang menyebabkan

terjadinya eror yaitu Peralatan praktikum yang kurang ( adanya kebocoran pada

manometer tabung U ) , human error ( praktikan atau pemeriksa kurang teliti

dalam melakukan pengukuran ).

SIMPULAN

Adapun kesimpulan yang bisa saya simpulkan dari praktikum ini adalah :

Nama Praktikan VC manual SVC

SpirometerVC

strandart % Jenis Restriksi

Fauziyah 2,76 L 1,29 L 4,802 L 57,48 % SedangFatkhunnisa 2,014 L - 4,898 L 41.12% Berat

Ibnu 3,013 L - 3,46 L 87,08 % -Andika 2,51 L 2,68 L 3,324 L 75,51 % Ringan

Nama Praktikan KPM MVV % Jenis

Obstruksi

Fauziyah 103,307 65,1 63% Ringan

Page 20: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat

Fatkhunnisa 88,056 - - -Ibnu 130.39 - - -

Andika 133.288 62,2 46,67% Berat

SARAN

Peralatan praktikum seperti manometer tabung U agar dilakukan perbaikan.

Agar dalam melaksanakan praktikum dapat memperoleh hasil yang lebih

akurat

DAFTAR PUSTAKA

Ganong,WF. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20 alih bahasa dr.

H. M. Djauhari Widjajakusumah. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Elsevier,

Inc: Pennsylvania

Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function,

3rd ed. McGraw-Hill Companies: Georgia

Http://medicalcenter.osu.edu/patientcare/healthcare_services/lung_diseases/

about/spirometers/Pages/index.aspx

LAMPIRAN

Page 21: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat
Page 22: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat
Page 23: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat
Page 24: deyra.files.wordpress.com · Web viewSPIROMETER TUJUAN Memperoleh volume paru dan kapasitas pernapasan maksimal serta membandingkan hasil pengukuran spirometer terhadap perangkat