dewan perwakilan rakyat republik indonesia risalah …€¦ · pendidikan umum bercirikan agama,...

76
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA DENGAN MENTERI AGAMA RI Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : V Jenis Rapat/ke- : Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI / ke - 16 Sifat Rapat : Terbuka Hari, Tanggal : Senin, 24 Juni 2019 Waktu : Pukul 10.00 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI Gedung Nusantara II lantai 1 Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta 10270 Ketua Rapat : Dr. H.M. Ali Taher, SH, M.Hum. Sekretaris Rapat : Sigit Bawono Prasetyo, S.Sos., M.Si. Acara : Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA. 2020 dan RKP Tahun 2020 (RKA K-L dan RKP K-L Tahun 2020) Hadir : 1. 30 orang dari 49 orang Anggota Komisi VIII DPR RI; 2. Menteri Agama RI beserta jajarannya.

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH

RAPAT KERJA DENGAN MENTERI AGAMA RI

Tahun Sidang : 2018-2019

Masa Persidangan : V

Jenis Rapat/ke- : Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI / ke - 16

Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Senin, 24 Juni 2019

Waktu : Pukul 10.00 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI Gedung Nusantara II lantai

1 Jl. Jenderal Gatot Subroto – Jakarta 10270

Ketua Rapat : Dr. H.M. Ali Taher, SH, M.Hum.

Sekretaris Rapat : Sigit Bawono Prasetyo, S.Sos., M.Si.

Acara : Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA. 2020

dan RKP Tahun 2020 (RKA K-L dan RKP K-L Tahun 2020)

Hadir : 1. 30 orang dari 49 orang Anggota Komisi VIII DPR RI;

2. Menteri Agama RI beserta jajarannya.

- 2 -

KETUA RAPAT (Dr. H.M. ALI TAHER, SH, M.Hum/F-PAN):

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat pagi, dan Salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Saudara Menteri Agama Republik Indonesia beserta jajarannya, Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI, Yang terhormat hadirin yang berbahagia. Mengawali Rapat pada pagi hari ini pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala. Hanya kepada-Nyalah kita memohon pertolongan, hanya kepada-Nyalah kita menyembah, dan hanya kepada-Nyalah kita memohon pertolongan, dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali. Karena pada pagi hari ini kita masih diperkenankan nikmat Islam, iman, sehat, segala macam yang telah diberikan Allah kepada kita sehingga kita dapat melakukan Rapat Kerja Komisi VIII dengan Menteri Agama RI. Sebelum acara dilanjutkan marilah kita bersama-sama berdoa untuk kesuksesan, kelancaran acara ini dengan membaca Ummul Kitab bagi yang Muslim, bagi Saudara-Saudaraku yang terhormat selain Islam dipersilakan berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

(BERDOA MULAI)

(BERDOA SELESAI)

Sesuai dengan jadwal acara rapat-rapat DPR Masa Persidangan ke-V Tahun Sidang 2018-2019 yang telah diputuskan dalam Rapat Konsultasi pengganti Rapat Badan Musyawarah DPR RI antara Pimpinan DPR RI dan Pimpinan Fraksi tanggal 8 Mei 2019, dan keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI maka pada hari ini Senin, 24 Juni 2019 Komisi VIII menyelenggarakan Rapat Kerja dengan Menteri Agama RI dengan agenda pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2020, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020. Hadirin yang kami hormati, Menurut laporan dari Sekretariat Komisi VIII DPR RI maka yang tanda tangan Anggota 22, yang hadir 12, Fraksi 8, ijin 5 dari 49 Anggota Komisi VIII DPR RI. Maka sesuai dengan Tata Tertib Pasal Pasal 25 Ayat (1) DPR RI kuorum telah tercapai. Atas persetujuan Saudara Menteri Agama serta Pimpinan Anggota Komisi VIII maka Rapat ini dinyatakan terbuka dan dinyatakan dibuka untuk umum.

(RAPAT : SETUJU)

Saudara sekalian yang berbahagia,

- 3 -

Ada pun rapat pada hari ini dengan agenda sebagai berikut:

1. Pengantar Ketua Rapat, 2. Penjelasan Menteri Agama RI, 3. Tanya-jawab, 4. Kesimpulan, 5. Penutup.

Setuju?

(RAPAT : SETUJU) Selanjutnya acara ini kita agendakan sampai pukul 13.00.

(RAPAT : SETUJU) Saudara Menteri Agama beserta jajarannya yang kami hormati, Rapat pada hari ini diselenggarakan berdasarkan surat Pimpinan Badan Anggaran Nomor AG/6918 DPR/V/2019, tanggal 8 Mei 2019 perihal pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun 2020. Dan RKP Tahun 2020 serta Pasal ’98 Ayat (1) Undang-Undang 17 ‘2014 tentang MD3 yang menyebutkan bahwa salah satu ruang lingkup tugas Komisi dibidang anggaran:

a. Mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkupnya bersama-sama dengan Pemerintah,

b. Mengadakan pembahasan dan mengajukan usulan penyempurnaan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah,

c. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program Kementerian/Lembaga yang menjadi mitra kerja Komisi,

d. Mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan pelaksana APBN termasuk hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya,

e. Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan dan hasil pembahasan kepada Badan Anggaran untuk sinkronisasi.

Mengacu kepada ketentuan Undang-Undang tersebut diatas. Rapat Kerja pada hari ini makna strategis karena me Rencana kerja dan anggaran Kementerian Agama RI Tahun 2020 diharapkan mampu memenuhi berbagai kebutuhan mendesak pembangunan dibidang agama berdasarkan data yang valid. Rencana kerja dan agama Kementerian Agama RI harus diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dibidang agama dengan menyasar penyebab utamanya. Dengan demikian rencana kerja dan anggaran Kementerian Agama RI dapat berkontribusi secara optimal terhadap upaya mewujudkan kesehahteraan masyarakat. Oleh karena itu pada Rapat Kerja hari ini Komisi VIII DPR RI ingin mendapat penjelasan mengenai beberapa hal sebagai berikut:

- 4 -

1. Berapa anggaran atau pagu indikatif Kementerian Agama RI Tahun 2020 dari hasil Trilateral Meeting, dan apa saja program prioritas yang akan dirancang untuk Tahun ini.

2. Apa target dan output yang hendak dicapai Kementerian Agama RI pada Tahun 2020, serta apa saja indikatornya. Meskipun pertanyaannya apa target dan output termasuk didalamnya input, proses, output dan outcome.

Hadirin yang kami hormati, Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Selanjutnya sesuai dengan agenda acara yang telah kita sepakati. Kami persilakan Saudaraku Menteri Agama untuk menyampaikan penjelasannya. Kami persilakan. MENTERI AGAMA RI: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Selamat pagi, dan Salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati Bapak Ketua Komisi VIII DPR RI, Yang saya hormati para Wakil Ketua Komisi VIII, Yang saya hormati seluruh Anggota Komisi VIII DPR RI. Saya merasa bersyukur bahwa Rapat Kerja kita hari ini bisa kita selesaikan dalam rangka untuk membicarakan pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2020 dan RKP Kementerian Agama. Karenanya hadir bersama saya. Hampir seluruh Pejabat Eselon I di Kementerian Agama dan para Pejabat Eselon II, dan III sesuai dengan Direktorat Jenderal dan Unit Kerja Pusat yang ada di Kementerian Agama. Sebelum kami memaparkan agenda Rapat Kerja kita pada kali ini tentu dalam suasana bulan syawal saya ingin menyampaikan selamat hari Raya Idul Fitri khususnya bagi yang merayakan tentu … Minal Aidzin Wal’faidin Taqowbaullahumina Waminkum Taqobal Ya Karim, mohon maaf lahir bathin. Mudah-mudahan kita semua semakin mampu meningkatkan kualitas kemanusiaan kita setelah menjalani puasa sebulan penuh. Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati, Juga kami merasa perlu menyampaikan kabar baik. Ini semata-mata Tahadduts Bin Ni’mah itu karena kontribusi dari Komisi VIII yang tiada henti untuk terus mengingatkan kami di Kementerian Agama terkait dengan pelaporan keuangan kami dan Alhamdulillah BPK pada Tahun 2018 ini telah memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian kepada Kementerian Agama. Jadi ini sesuatu yang patut kita syukuri karena ini adalah Tahun ke-3 WTP Kementerian Agama berhasil meraih opini WTP sejak 2016 yang lalu, 2017, dan Alhamdulillah 2018. Sekali lagi tentu terima kasih kepada seluruh Pimpinan dan Anggota Komisi VIII karena tentu sumbangsihnya tidak kecil dalam upaya kami bisa meraih WTP ini.

- 5 -

Selanjutnya kami ingin mengawali paparan ini dengan menyampaikan visi dan misi, tujuan dan sasaran serta program Kementerian Agama pada Tahun 2020. Untuk diketahui Tahun 2020 merupakan tahun pertama RPJMN yang ke IV yaitu 2020-2024. Oleh karenanya kami mohon perkenan untuk menyampaikan visi dan misi serta tujuan dan sasaran karena ini sesuatu yang merupakan tahun pertama dari RPJMN ke-IV ini. Visi Kementerian Agama adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama, moderat, cerdas, dan unggul. Secara eksplisit kami mencantumkan kata “moderat” disini karena moderasi beragama adalah sesuatu yang pada Tahun 2020 sampai Tahun 2024 kami harapkan menjadi sesuatu yang bisa diarusutamakan. Tidak hanya oleh Kementerian Agama tapi oleh seluruh Kementerian/Lembaga di Pemerintahan ini. Dan Alhamdulillah Bapenas telah bersedia mencantumkan moderasi beragama sebagai penguatan yang itu dilakukan oleh semua Kementerian/Lembaga yang ada. Misi yang diemban oleh Kementerian Agama itu ada 9 dalam rangka mencapai visinya.

1. Menguatkan cara pandang, sikap dan praktek jalan tengah. Ini moderasi maksudnya.

2. Meningkatkan literasi atau pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang moderat.

3. Menyiapkan layanan keagamaan yang adil dan merata, berbasis teknologi informasi bagi seluruh umat beragama.

4. Menyelenggarakan ibadah Haji dan Umroh yang lebih berkualitas dan akuntable.

5. Menyelenggarakan layanan jaminan produk halal. 6. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan potensi ekonomi umat. 7. Meningkatkan layanan pendidikan akses dan mutu pendidikan umum berciri

khas agama, pendidikan agama dan keagamaan yang moderat. 8. Meningkatkan kualitas hasil pendidikan yang memiliki daya saing pada

pendidikan umum bercirikan khas agama, pendidikan agama dan keagamaan.

9. Memantapkan tata kelola kepemerintahan yang efektif dan akuntable. Selanjutnya guna mencapai visi dengan cara menjalankan misi tersebut. Tujuan yang ditetapkan adalah,

1. Peningkatan kualitas ketaatan dan pemahaman beragama yang moderat. 2. Penguatan harmoni dan kerukunan umat beragama. 3. Peningkatan kualitas layanan keagamaan bagi seluruh umat beragama. 4. Peningkatan kualitas layanan ibadah Haji dan Umroh yang berstandar dan

akuntable. 5. Peningkatan kualitas layanan jaminan produk halal. 6. Peningkatan penerimaan dan pemanfaatan potensi ekonomi umat. 7. Peningkatan layanan kelembagaan, akses dan mutu pendidikan umum berciri

khas agama, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan bagi umat beragama.

8. Peningkatan kualitas hasil pendidikan yang memiliki daya saing pada pendidikan umum bercirikan khas agama, pendidikan agama dan keagamaan.

- 6 -

9. Peningkatan kualitas tata kelola di Kementerian Agama yang efektif dan akuntable.

Selanjutnya Bapak/Ibu sekalian, Terkait dengan sasaran strategis Kementerian Agama maka terkait dengan sasaran yang jumlahnya ada 9 maka masing-masing di urai pada halaman 3 dan 4 itu yaitu sasaran strategis yang terkait dengan pelayanan kualitas ketaatan umat beragama yang moderat. Itu adalah meningkatnya literasi ajaran agama yang ditandai dengan meningkatnya nilai indeks literasi Kitab Suci. Nanti akan ada ukurannya tersendiri. Lalu yang kedua adalah meningkatnya kualitas pengamalan kehidupan umat beragama yang ditandai dengan meningkatnya nilai indeks kesalehan social. Dua indeks inilah yang nanti oleh Balitbang kita akan diukur untuk bagaimana kita bisa mengetahui peningkatan ini. Yang kedua adalah terkait dengan penguatan harmoni dan kerukunan umat beragama. Maka indikatornya adalah meningkatnya harmoni dan kerukunan umat beragama yang ditandai dengan meningkatnya nilai indeks kerukunan umat beragama dan meningkatnya nilai indeks moderasi beragama. Lalu yang terkait dengan menguatnya relasi agama dan budaya itu ditandai dengan meningkatnya presentasi manuskrip keagamaan yang dilestarikan. Dan yang kedua adalah presentasi peningkatan pengembangan wisata religi. Lalu yang terkait dengan peningkatan kualitas layanan keagamaan bagi seluruh umat beragama. Itu indikatornya adalah meningkatnya nilai indeks layanan keagamaan dan meningkatnya nilai indeks layanan KUA Kecamatan. Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu layanan KUA kita disejumlah Kecamatan juga telah mendapatkan apresiasi karena adanya peningkatan layanan ini. Berikutnya adalah yang terkait sasaran peningkatan kualitas Ibadah Haji dan Umroh yang berstandar dan akuntable maka tolak ukurnya adalah meningkatnya nilai indeks kepuasan layanan Jamaah Haji di Arab Saudi. Ini yang setiap Tahun dilaksanakan oleh BPS. Dan yang kedua, meningkatnya nilai indeks kepuasan layanan Jamaah Haji Dalam Negeri. Berikutnya adalah yang terkait dengan peningkatan kualitas layanan jaminan produk halal. Maka tolak ukurnya adalah meningkatnya nilai indeks kepuasan layanan jaminan perlindungan dan pengawasan produk halal. Berikutnya adalah yang terkait dengan peningkatan kualitas penerimaan dan pemanfaatan potensi dan ekonomi umat. Maka akan dilihat dari peningkatan angka partisipasi wajib zakat, lalu peningkatan presentasi potensi dana social keagamaan yang dapat dikelola. Berikutnya adalah peningkatan rasio lembaga keuangan syariah terhadap lembaga keuangan konvensional. Dan yang keempat adalah meningkatnya presentasi peningkatan lembaga ekonomi umat. Ada pun yang terkait dengan peningkatan layanan kelembagaan akses dan mutu pendidikan umum berciri khas agama, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan bagi seluruh umat beragama. Maka tolak ukurnya ini cukup banyak, antara lain adalah APK baik … pratama widya pasraman. Lalu presentasi anak kelas 1, MI, Ula, SDTK, Adi Widya Pasraman yang pernah mengikuti pendidikan anak usia dini, lalu APK MI, ULA, SD, TK, Adi Widya Pasraman, APM, MI, APK MTS, APM MTS, dan yang sederajat tentu APK MA, APM MA dan yang sederajat, dan juga

- 7 -

APK PTK atau Mahad Ali. Juga peningkatan rerata nilai hasil Ujian Nasional siswa sesuai dengan jenjangnya, meningkatnya indeks integritas siswa. Ini nanti ada ukuran-ukurannya. Presentasi lembaga pendidikan berciri khas agama, pendidikan agama dan keagamaan yang menggunakan layanan berbasis teknologi dan informasi. Berikutnya adalah sasaran terkait peningkatan kualitas hasil pendidikan yang memiliki daya saing pada pendidikan umum berciri khas agama, pendidikan agama dan keagamaan. Antara lain diukur dari meningkatnya presentasi alumni Perguruan Tinggi keagamaan yang terserap pasar tenaga kerja, meningkatnya presentasi publikasi jurnal dan Hakki internasional PTK, meningkatnya presentasi lembaga pendidikan umum bercirikan agama, pendidikan agama dan keagamaan yang terlibat dalam kegiatan internasional, meningkatnya presentasi alumni pendidikan umum berciri khas agama, pendidikan agama dan keagamaan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Standar Nasional dan Internasional, serta meningkatnya nilai rata-rata hasil program for internasional student assessment. atau yang lajim disebut PISA. Dan yang terakhir terkait dengan sasaran peningkatan kualitas tata kelola di Kementerian Agama yang efektif dan akuntable itu diukur dari upaya kita untuk senantiasa mempertahankan opini laporan keuangan dengan predikat WTP, lalu meningkatnya predikat evaluasi akuntabilitas kinerja. Berikutnya adalah meningkatnya nilai reformasi birokrasi, dan terakhir meningkatnya nilai kepatuhan standar layanan public. Bapak Pimpinan dan seluruh Anggota yang kami hormati, Selanjutnya adalah terkait program. Jadi ada 12 program yang selama ini dikembangkan oleh Kementerian Agama. Pertama adalah program dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya. itu ada 7 kegiatan dalam program tersebut, yaitu pembinaan administrasi perencanaan, pembinaan administrasi kepegawaian, pembinaan administrasi keuangan, dan BMN (Barang Milik Negara), lalu pembinaan Administrasi Organisasi dan tata laksana, pembinaan administrasi hukum dan kerjasama luar negeri, pembinaan administrasi umum, dan yang terakhir pembinaan administrasi informasi keagamaan dan kehumasan. Yang kedua adalah program kerukunan umat beragama. Ada 3 kegiatan yang dilaksanakan yaitu pembinaan kerukunan hidup umat beagama, peningkatan kualitas pendidikan umat Konghutcu. Konghutcu ini kita sekarang masih berada dalam program kerukunan umat beagama. Yang ketiga adalah program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Agama. Itu ada 7 kegiatan didalamnya yaitu pengawasan fungsional Inspektorat wilayah 1. Irwil 1, lalu wawasan fungsional Irwil 2. Irwil 3, Irwil 4, lalu pengawasan fungsional Inspektorat Investigasi. Berikutnya pengawasan fungsional pendidikan. Dan yang terakhir adalah dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Sekretarita Inspektorat. Program yang keempat adalah penelitian, pengembangan dan pendidikan pelatihan Kementerian Agama. Ada 10 kegiatan didalamnya yaitu;

1. Pembinaan administrasi dan tugas teknis lainnya lajnah pentashihan mushaf Al-quran,

2. Pendidikan pelatihan tenaga administrasi,

- 8 -

3. Pendidikan dan pelatihan tenaga teknis keagamaan, 4. Pendidikan dan pelatihan administrasi di lembaga pendidikan, 5. Penelitian dan pengembangan bimbingan masyarakat agama dan layanan

keagamaan, 6. Penelitian pengembangan lecture hasanah keagamaan dan majemenen

organisasi, 7. Peneltian dan pengembangan pendidikan agama dan keagamaan, 8. Pendidikan dan pelatihan teknis, tenaga teknis pendidikan, 9. Penelitian dan pengembangan lecture hasanah pendidikan keagamaan, 10. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Badan

Litbang dan Diklat.

Yang kelima, program di lingkungan Kementerian Agama adalah program pendidikan Islam. Ada 6 kegiatan didalamnya yaitu:

1. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan agama Islam, 2. Peningkatan akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan keagamaan

Islam, 3. Peningkatan akses mutu dan relevansi, 4. Peningkatan akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan tinggi

keagamaan Islam, 5. Peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan

Madrasah, 6. Dukungan manajemen dan pelayanan tugas teknis lainnya pada pendidikan

Islam. Yang keenam adalah program penyelenggaraan Haji dan Umroh. Ada 7 kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran program penyelenggaraan Haji dan Umroh ini yaitu:

1. Pembinaan Haji, 2. Pelayanan Haji Dalam Negeri, 3. Pelayanan Haji Luar Negeri, 4. Pembinaan Umroh dan Haji Khusus, 5. Pengelolaan dana Haji dan sistem informasi Haji terpadu, 6. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada

penyelenggaraan Haji dan Umroh, 7. Pelayanan atase Haji di Jeddah. Ini yang sedang kita bangun karena atase

haji ini tidak hanya mengurusi Haji tapi juga persoalan-persoalan umroh yang memang dari waktu ke waktu semakin kompleks.

Program ketujuh adalah bimbingan masyarakat Islam. Ada 5 kegiatan didalamnya.

1. Pengelolaan pembinaan dan pemberdayaan zakat dan wakaf, 2. Pengelolaan dan pembinaan penerangan agama Islam, 3. Pengelolaan urusan agama Islam dan pembinaan syariat, 4. Pengelolaan KUA dan pembinaan keluarga sakinah, 5. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Bimas Islam.

Berikutnya adalah program Bimas Kristen, juga ada 5 yaitu:

1. Pengelolaan dan pembinaan urusan agama Kristen,

- 9 -

2. Pengelolaan dan pendidikan agama Kristen, 3. Peningkatan akses, mutu, kesejahteraan dan subsidi pendidikan tinggi agama

Kristen, 4. Penyelenggaraan adminstrasi perkantoran pendidikan Bimas Kristen, 5. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Bimas

Kristen.

Begitu pun program bimbingan masyarakat Katholik juga ada ada 5, yaitu: 1. Pengelolaan dan pembinaan urusan agama Katholik, 2. Pengelolaan dan pembinaan pendidikan agama Katholik, 3. Penyelenggaraan administrasi perkantoran pendidikan Bimas Katholik, 4. Peningkatan akses mutu kesejahteraan dan subsidi pendidikan tinggi agama

Katholik, 5. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Bimas

Katholik. Yang kesepuluh adalah program Bimbingan Masyarakat Hindu pun juga ada 5, yaitu:

1. Peningkatan kualitas pembinaan dan pengelolaan urusan agama Hindu, 2. Pengelolaan dan pembinaan pendidikan agama Hindu, 3. Peningkatan akses, mutu dan kesejahteraan subsidi pendidikan tinggi agama

Hindu, 4. Penyelenggaraan administrasi perkantoran pendidikan Bimas Hindu, 5. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Bimas

Hindu. Yang kesebelas adalah program Bimas Masyarakat Budha pun juga ada 5, yaitu:

1. Pengelolaan dan pembinaan urusan agama Budha, 2. Peningkatan kualitas pembinaan dan pengelolaan pendidikan agama Budha, 3. Peningkatan akses, mutu dan kesejahteraan subsidi pendidikan tinggi agama

Budha, 4. Penyelenggaraan administrasi perkantoran pendidikan Bimas Budha, 5. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Bimas

Budha. Yang terakhir program yang keduabelas adalah program penyelenggaraan jaminan produk halal. Ada 4 didalamnya, yaitu:

1. Pelayanan registrasi dan sertifikasi halal, 2. Pembinaan dan pengawasan jaminan produk halal, 3. Kerjasama dan standarisasi halal, 4. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada BPJPH.

Selanjutnya Bapak Ketua, para Wakil Ketua, dan seluruh Anggota Komisi VIII DPR RI yang saya hormati, Adalah yang terkait dengan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Kementerian Agama Tahun 2020.

- 10 -

Pertama adalah yang terkait dengan pagu indikatif Kementerian Agama Tahun 2020. Maka berdasarkan surat bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bapenas tertanggal 29 April 2019 maka Kementerian Agama mendapatkan pagu indikatif sebesar Rp65.245.833.430.000,-. Pagu indikatif secara umum mengalami kenaikan sebesar Rp3.179.111.267.000,- atau 5,12% bila dibandingkan dengan alokasi anggaran Kementerian Agama Tahun 2019 ini yang besarannya adalah 60 Triliun 66 Miliar sekian. Kenaikan pagu indikatif Tahun 2020 dibanding Tahun 2019 itu antara lain disebabkan adanya peningkatan anggaran yang bersumber. Pertama dari PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Itu meningkat sebesar Rp74.871.822.000,- atau 5,08%. Lalu juga dari BLU (Badan Layanan Umum) itu meningkat sebesar Rp272.693.444.000,- atau 18,12%. Berikutnya adalah dari pinjaman atau hibah luar negeri. Itu meningkat sebesar Rp44.420.000.000m- atau 44,38%. Selanjutnya adalah dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) itu meningkat sebesar Rp2.768.916.141.000,- atau 102,55%. Selanjutnya adalah dari Rupiah Murni pendamping. Jadi kalau di Tahun 2019 itu tidak ada maka pagu indikatif 2020 itu menjadi sebesar Rp379.330.000.000,-. Berikutnya adalah selain kenaikan tersebut ada penurunan anggaran sebesar Rp361.120.140.000,- atau 0,64% yang bersumber dari Rupiah Murni. Secara rinci itu bisa kita lihat pada tabel pertama perbandingan alokasi anggaran Tahun Anggaran Tahun 2019 dengan pagu indikatif Tahun 2020 berdasarkan sumber dananya. Itu bisa kita lihat dihalaman 12. Selanjutnya perlu kami sampaikan disini adalah bahwa menindaklanjuti penetapan pagu indikatif Tahun 2020 tersebut. Kami telah menyampaikan surat tertanggal 13 Juni 2019, perihal usulan tambahan pagu indikatif Kementerian Agama Tahun 2020 kepada Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bapenas yang uraian besaran dan penggunaannya akan kami sampaikan pada bagian III huruf berjudul usulan tambahan anggaran pagu indikatif Tahun 2020. Yang nanti bisa ditelaah pada halaman 22 dari bahan materi Rapat Kerja yang kami siapkan ini. Selanjutnya Bapak Ketua dan seluruh Anggota yang kami hormati, Kami akan menguraikan postur pagu indikatif Kementerian Agama Tahun 2020 berdasarkan sumber dana, fungsi, program dan jenis pengeluaran. Pertama adalah pagu indikatif Tahun 2020 berdasarkan sumber dana. Itu bisa ditelaah pada tabel 2 halaman 13. Jadi sumber dana Rupiah Murni, Rupiah Murni Pendamping, PNBP, BLU, pinjaman dan hibah luar negeri, SBSN. Itu baik jumlah Rupiahnya maupun presentasinya bisa dilihat pada tabel 2. Lalu berikutnya adalah anggaran pagu indikatif berdasarkan fungsi. Itu pun juga bisa kita cermati pada tabel 3 dihalaman 15. Jadi fungsi agama itu besarannya adalah Rp9.338.633.430.000,- atau 14,31%. Sementara untuk fungsi pendidikan itu besarannya adalah Rp55.907.207.000.000,- atau 85,69%. Baik untuk fungsi agama itu mencakup 7 dari 9 misi yang ada di Kementerian Agama. Sementara untuk fungsi pendidikan itu yang presentasinya sebesar 85,69% itu terkait dengan upaya untuk mencapai 2 misi dibidang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

- 11 -

Selanjutnya pada halaman 16, pada tabel 4 itu terkait dengan pagu indikatif Kementerian Agama Tahun 2020 berdasarkan program. Jadi dari 12 program yang ada masing-masing bisa kita cermati besaran Rupiahnya maupun presentasinya dari total pagu indikatif sebesar 65,2 sekian Triliun Rupiah. Untuk diketahui bahwa dibandingkan dengan anggaran Tahun 2019 hanya program Bimas Islam dan pendidikan Islam yang mengalami kenaikan yaitu program Bimas Islam sebesar Rp153.186.662.000,- atau 0,25%. Dan untuk program pendidikan Islam kenaikannya adalah Rp3.895.927.464.000,- atau sebesar 6,28%. Berikutnya adalah terkait dengan anggaran pagu indikatif berdasarkan jenis pengeluaran. Sebagaimana yang kita ketahui ada 3 macam pengeluaran yaitu belanja pegawai operasional, lalu belanja barang operasional dan belanja non operasional. Terkait dengan belanja non operasional. Maka pagu indikatif untuk pengeluaran belanja pegawai operasional itu sebesar Rp32.851.204.869.000,- atau 50,35% dari total pagu. Belanja pegawai operasional itu meliputi pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat bagi 237.378 pegawai PNS di Kementerian Agama yang tentu tersebar di seluruh Indonesia. Ini jumlah terbesar. Memang dari semua K/L yang ada. Lalu belanja pegawai operasional ini digunakan antara lain untuk gaji pokok, tunjangan anak, istri, suami, lalu uang makan, tunjangan kinerja, tunjangan fungsional PNS, tunjangan structural PNS, tunjangan profesi, guru PNS, tunjangan profesi dosen PNS, lalu tunjangan kehormatan Profesor, tunjangan tambahan penghasilan guru PNS, tunjangan khusus PNS, dan sejenisnya. Belanja pegawai operasional ini mengalami kenaikan dibanding alokasi anggaran Tahun 2019 yang jumlahnya adalah Rp3.250.382.544.000,- atau 10,98% itu. Kenaikan belanja pegawai operasional ini disebabkan adanya kenaikan gaji pokok PNS yang sebesar 5%. Lalu adanya kenaikan tunjangan kinerja dari grade 60% menjadi 70%, lalu pemenuhan gaji 14 sejak awal tahun, lalu masuknya CPNS baru di lingkungan Kementerian Agama Tahun 2018 yang tidak kurang dari 14.563. Berikutnya adalah terkait dengan belanja barang operasional. Belanja barang operasional meliputi pembiayaan operasional kantor dan sarana, pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan operasional, perjalanan dinas, langganan daya dan jasa, serta berbagai kegiatan operasional lainnya. Pagu indikatif untuk pengeluaran belanja barang operasional sebesar Rp2.890.714.986.000,- atau 4,43% dari total pagu indikatif secara keseluruhan pada Kementerian Agama. Yang ketiga adalah belanja non operasional. Ini meliputi seluruh pengeluaran pembiayaan kegiatan diluar belanja pegawai dan belanja barang operasional. Termasuk didalam pengeluaran non operasional ini tentu adalah pengeluaran untuk pembiayaan kegiatan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama. Total dari pengeluaran belanja non operasional ini adalah 29.503.913.575.000,- atau 45,22% dari seluruh pagu indikatif 2020 Kementerian Agama. Pada tabel 5 dihalaman 18 itu seluruh 3 jenis pengeluaran, belanja pegawai opeasional, lalu barang operasional dan non operasional itu bisa kita ketahui jumlah Rupiahnya dan presentasinya antara pagu indikatif 2020 dibandingkan dengan APBN Tahun 2019 ini. Besarnya alokasi anggaran pegawai operasional yang mencapai 20,35% dari total anggaran dipandang sebagai hal yang tentu tidak dapat dihindarkan karena memang belanja pegawai non operasional di Kementerian Agama ini terikat dengan jumlah pegawai PNS yang ada. Yang memang jumlahnya sangat besar. Sedang

- 12 -

total anggaran Kementerian Agama dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan. Inilah yang sesungguhnya menjadi penyebab postur anggaran Kementerian Agama yang hingga saat ini memang belumlah ideal. Selanjutnya Bapak Ketua, Bapak para Wakil Ketua dan seluruh Anggota Komisi VIII yang saya hormati, Adalah terkait dengan kegiatan prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Agama Tahun 2020. Sebagaimana kita ketahui bahwa RKP Tahun 2020 yang disusun haruslah mencerminkan kelanjutan dari capaian yang diperoleh pada 5 tahun sebelumnya pada landasan pelaksanaan RPJMN. RKP ini juga harus dapat memberikan jaminan ketercapaian sasaran dan target pembangunan 5 tahun yang telah ditetapkan pada bidang agama dan bidang pendidikan. Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang akan ditetapkan dalam RKP perlu mendapatkan prioritas penganggaran pada RAPBN 2020. Dalam prioritas nasional terdapat proyek prioritas memperkuat moderasi beragama. Ini secara eksplisit perlu kami nyatakan disini dengan kegiatan prioritas, pertama adalah penguatan cara pandang, sikap dan praktek beragama dalam perspektif jalan tengah atau moderasi dengan focus kegiatan pengembangan penyiaran agama untuk perdamaian dan kemaslahatan umat. Lalu penguatan sistem pendidikan yang berperspektif moderat, seperti pengembangan kurikulum, materi dan proses pengajaran, pendidikan guru dan tenaga kependidikan serta recruitment guru. Lalu juga pemanfaatan ruang public untuk pertukaran ide dan gagasan dikalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda lintas budaya, lintas agama dan lintas suku bangsa. Berikutnya adalah pengelolaan rumah ibadah sebagai pusat syiar agama yang moderat. Yang kedua adalah penguatan harmoni dan kerukunan umat beragama dengan focus kegiatan perlindungan umat beragama untuk menjamin hak-hak sipil dan beragama. Penguatan peran lembaga agama, organisasi social keagamaan, tokoh agama, tokoh masyarakat sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Lalu penguatan forum kerukunan umat beragama untuk membangun solidaritas social, toleransi dan gotong royong. Lalu yang ketiga adalah penguatan relasi agama dan budaya dengan focus kegiatan pengembangan hasanah budaya bernafaskan agama dan promosi wisata religi. Selanjutnya terkait dengan prioritas nasional adalah peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama dengan focus kegiatan peningkatan fasilitasi pelayanan keagamaan, peningkatan pelayanan bimbingan perkawinan dan keluarga, peningkatan kualitas penyelenggaraan Haji dan Umroh serta penguatan penyelenggaraan jaminan produk halal. Yang kelima pada prioritas nasional ini adalah terkait dengan pengembangan ekonomi dan sumber daya keagamaan dengan focus kegiatan pemberdayaan dana social keagamaan, pengembangan kelembagaan ekonomi umat dan pengelolaan dana haji secara professional, transparan dan akuntable. Selanjutnya terkait dengan pelaksanaan prioritas nasional tersebut. Selaras dengan prioritas pembangunan nasional bidang agama dan bidang pendidikan yang diemban Kementerian Agama maka kegiatan prioritas Kementerian Agama Tahun

- 13 -

2020 untuk bidang agama sesuai dengan surat edaran bersama mengenai pagu anggaran antara lain ada 24 point. Itu bisa kita cermati dihalaman 20 sampai 21. Dari penguatan penyuluh agama, pelaksanaan hari besar agama, pelaksanaan festival, pembacaan Kitab Suci pada semua agama, dan seterusnya sampai dengan revitalisasi dan pengembangan asrama Haji, peningkatan kualitas pelayanan petugas Haji, peningkatan pelayanan Haji Luar Negeri dan seterusnya. Berikutnya adalah kegiatan prioritas Kementerian Agama Tahun 2020 untuk bidang pendidikan. Itu antara lain adalah penyediaan BOP, RA-BA, BOS MI, MTS, MA, atau PPS ULA, Wustho dan Ulya termasuk tentu adalah yang Muadalah untuk Wustho dan Ulya serta sekolah menengah keagamaan Kristen dan Katholik. Lalu program Indonesia Pintar untuk seluruh siswa sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Lalu pembangunan ruang kelas baru satuan pendidikan, rehabilitasi ruang kelas satuan pendidikan, lalu bantuan operasional bantuan tinggi keagamaan negeri, beasiswa bidik misi, peningkatan prestasi dan akademik serta beasiswa mahasiswa miskin pada PTK. Yang ketujuh adalah peningkatan sarana dan prasarana Madrasah dan Pondok Pesantren pada daerah perbatasan atau daerah terdepan, terluar. Pembangunan ruang perpustakaan satuan pendidikan, pembangunan ruang laboratorium satuan pendidikan. Berikutnya adalah akreditasi Madrasah atau sekolah keagamaan serta program studi pada PTA. Peningkatan sarana dan prasarana PTA, penelitian dan pengembangan pendidikan agama dan keagamaan, penelitian dan pengembangan lecture hasanah keagamaan, lalu peningkatan kualifikasi calon pengawas Madrasah, beasiswa S2, S3 bagi dosen PTK, sertifikasi guru dan dosen, tunjangan profesi guru dan dosen non PNS, insentif guru non PNS, pendidikan dan pelatihan tenaga teknis pendidikan, peningkatan sanitasi dan kesehatan Pondok Pesantren, bantuan pembangunan dan rehab asrama pada Pondok Pesantren, bantuan pembangunan dan merehab ruang kelas pada Madrasah Diniyah dan peningkatan sarana dan prasarana Mahad Ali. Terakhir dari paparan kami ini adalah terkait dengan usulan tambahan anggaran pagu indikatif Tahun 2020. Jadi sebagaimana yang kami telah sampaikan di depan bahwa 13 Juni kami telah melayangkan surat kepada Menteri Keuangan, Kepala Bapenas terkait dengan usulan tambahan anggaran ini yang bisa dilihat secara lebih detail angkanya pada table 6 halaman 24 itu. Jadi dari 12 program yang ada di Kementerian Agama pada masing-masing pagu indikatif Tahun 2020 itu lalu kemudian kami mengusulkan adanya tambahan anggaran yang total keseluruhan usulan tambahannya itu adalah senilai Rp6.105.319.413.000,-. Sehingga harapannya tentu anggaran untuk Kementerian Agama menjadi 71,3 sekian Triliun Rupiah. Rincian dari masing-masing besaran usulan tambahan sesuai dengan programnya masing-masing adalah sebagai berikut:

Untuk program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. itu kami merasa masih memerlukan anggaran sebesar Rp898.860.540.000,- sebagaimana yang kami usulkan. Itu antara lain digunakan untuk memenuhi pelaksanaan tugas layanan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya ditidak kurang dari 547 satuan kerja yang terdiri atas 512 Kakan Menag Kabupaten/Kota, 34 Kanwil disetiap Provinsi yang ada Sekretariat Jenderal Pusat.

Untuk program kerukunan umat beragama. Itu kami masih memerlukan usulan tambahan sebesar 117,9 sekian Miliar. Itu antara lain untuk pembiayaan pembinaan para actor kerukunan umat beragama, forum

- 14 -

kerukunan umat beragama, para tokoh-tokoh agama, pengembangan kerukunan hidup umat beragama, tambahan biaya operasional sekretaris bersama forum kerukunan umat beragama baik yang ada ditingkat Provinsi maupun yang ada di Kabupaten/Kota tidak kurang dari 546 lokasi.

Untuk program pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara. Itu kami masih mengusulkan tambahan 10,4 sekian Milar. Itu antara lain untuk kebutuhan peningkatan kapasitas aparatur untuk menambah alat bantu audit berupa laptop, lalu printer, alat ukur bangunan, pengawalan pelaksanaan reformasi birokrasi dan sebagainya.

Untuk program pendidikan Islam, itu kami mengusulkan tambahan anggaran sebesar 2,3 sekian Triliun Rupiah. Itu antara lain untuk membiayai tunjangan profesi guru PAI non PNS, lalu tunjangan profesi guru PAI pada sekolah, beasiswa S1 santri berprestasi, bantuan pembangunan 350 asrama Pondok Pesantren, pemberian BOS bagi tidak kurang dari 114.517 santri, baik disemua tingkatan, lalu pemberian BOP pendidikan keagamaan Islam, program Indonesia pintar, paket A, B, C, pembangunan RKB MI, MTS, MA, rehabilitasi MI, MTS, MA, beasiswa MI, MTS, MA.

Berikutnya yang terkait dengan program Bimas Islam. Itu kami masih memerlukan tambahan sebesar 495 Miliar Rupiah. Ini akan digunakan khusus untuk honorarium penyuluh agama non PNS sejumlah 45.000 orang pada semua agama, penyuluh agama semua agama yang terdistribusi untuk 8 orang pada setiap Kecamatan se-Indonesia. Pagu indikatif Tahun 2020 itu baru tersedia Bulan Januari sehingga honorarium untuk 11 bulan berikutnya itu belum teralokasi karena keterbatasan anggaran. Ini yang terus kita bicarakan bersama Kementerian Keuangan dan Bapenas. Sampai sekarang masih terus berlangsung.

Juga untuk program Bimas Kristen. Itu usulannya adalah 714 Miliar sekian. Itu juga antara lain untuk penyuluh agama non PNS, untuk insentif guru non PNS, dan bantuan sarana sekolah.

Untuk program Bimas Katholik, tambahannya adalah 401,2 sekian Miliar. Itu digunakan untuk peningkatan akses, mutu, kesejahteraan dan subsidi pendidikan tinggi agama Katholik. Lalu juga untuk pengelolaan pembinaan pendidikan agama Katholik, untuk penyelenggaraan administrasi perkantoran, pengelolaan dan pembinaan urusan agama Katholik dan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

Berikutnya adalah program Bimas Hindu. Tambahan yang kami usulkan 249,2 sekian Miliar. Itu antara lain untuk fungsi agama, peningkatan kompetensi penyuluh agama, lalu internalisasi darmagita, lalu pemberian tunjangan atau penyuluh tenaga teknis keagamaan non PNS, penyediaan rumah Ibadah yang sehat dan bersih, penyediaan kitab suci, bimbingan keluarga Sukinah, lalu kerukunan intern umat Hindu, dan lain sebagainya. Sementara untuk fungsi pendidikannya, itu untuk peningkatan kompetensi guru, untuk akreditasi pendidikan keagamaan Hindu, bantuan lembaga pendidikan keagamaan, sarana prasarana pendidikan tinggi keagamaan, dan lain sebagainya.

Berikutnya adalah untuk program Bimas Budha. Kami mengusulkan tambahan sebesar 123,6 Miliar Rupiah. Itu untuk penyuluh agama Budha non PNS, untuk pembangunan ruang kelas, pengadaan Kitab Suci, dan bantuan lembaga agama dan keagamaan Budha.

- 15 -

Berikutnya adalah program penyelenggaraan Haji dan Umroh. Itu kami usulkan tambahan sebesar 477,8 Miliar Rupiah. Itu untuk pembinaan Umroh dan Haji khusus, pelayanan Haji Dalam Negeri dan pembinaan serta pengelolaan dana Haji dan sistem informasi Haji.

Selanjutnya adalah program Litbang dan Diklat. Itu perlu tambahan 145,7 sekian Miliar Rupiah. Itu untuk kegiatan administrasi dan tugas teknis lainnya pada lajnah pentashihan Al-Quran, lalu untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi, lalu juga untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis keagamaan, untuk kegiatan penelitian dan pengembangan Bimas pada seluruh agama, dan layanan keagamaan, lalu kegiatan penelitian dan pengembagan lecture hasanah keagamaan dan manajemen, serta kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

Terakhir adalah yang terkait dengan program penyelenggaraan jaminan produk halal. Itu kami masih memerlukan tambahan anggaran sebesar 141,4 sekian Miliar Rupiah, antara lain untuk layanan registrasi dan sertifikasi halal, untuk pembinaan dan pengawasan jaminan produk halal, lalu kerjasama dan standarisasi halal. Selanjutnya untuk dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dan secara khusus untuk layanan perkantoran. Karena ini masih memerlukan beberapa ruang kantor dalam rangka peningkatan pelayanan kepada seluruh masyarakat.

Bapak Ketua, para Wakil Ketua, dan seluruh Anggota Komisi VIII DPR RI yang saya hormati. Demikianlah paparan kami terkait dengan pembicaraan pendahuluan mengenai RAPBN Tahun Anggaran Tahun 2020, pagu indikatif Tahun 2020, dan rencana kerja Kementerian Agama serta usulan tambahan yang kami ajukan kepada Menteri Keuangan dan Kepala Bapenas. Tentu harapan kami mudah-mudahan apa yang kami sampaikan bisa dipahami dan juga mendapatkan dukungan dari seluruh Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI dalam rangka kita meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan kita, meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan kita, dan pada ujungnya nanti adalah meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan seluruh masyarakat Indonesia yang kita cintai. Demikian. Kami akhiri. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Wa’allaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh. Demikian Saudara sekalian yang berbahagia penjelasan Menteri Agama mengenai anggaran 2020. Tiba gilirannya hak Anggota untuk menyampaikan usul, saran, pandangan, perbaikan dan rekomendasi. Di meja Pimpinan sudah lebih dari 10 penanya. Kami mohon waktunya dipertimbangkan dan fokus pertanyaan-pertanyaan terkait dengan APBN. Yang pertama Ibu Hj. Ruskati Ali Baal. Lanjut Ibu Ruskati. Waktunya kami persilakan.

- 16 -

F-GERINDRA (Dra. Hj. RUSKATI ALI BAAL): Bismillahirahmanirrahim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Yang saya hormati Ketua Komisi beserta para Wakil, dan semua teman-teman Anggota, Yang saya hormati Bapak Menteri beserta jajarannya yang hadir Eselon 1, II, dan III. Terkait hari ini rapat kita tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara khusus Kementerian Agama di Tahun 2020. Tahun 2020 lebih besar dibanding Tahun 2019. Pada halaman 12 anggaran SBSN ini indikatif Tahun 2020 sebesar Rp5.469.095.260.000,- atau meningkat sebesar 2,76 Triliun sama dengan 102,55% dibandingkan dengan Tahun 2019. Mohon disampaikan data-data lengkap mengenai alokasi anggaran SBSN. Saya kira ini sangat penting untuk melihat sebaran alokasi per daerah karena di Indonesia ada 34 daerah. Tentu semua membutuhkan yang seperti asrama haji, ada kampus, ada KUA, kemudian ada Madrasah. Kemudian yang kedua RMP (Rupiah Murni Pendamping) sebesar indikatif 2020 303.079.330 … dialokasikan untuk membiayai kegiatan pokok yang didanai dari pinjaman luar negeri. Pinjaman luar negerinya sendiri sebesar 144 Miliar. Ini lebih besar dana pendampingnya daripada pinjaman luar negerinya. Ini kami pertanyakan Pak Menteri, kenapa bisa seperti itu. Karena dia lebih besar dibanding dengan pinjaman luar negeri sebesar 244 Miliar. Kemudian yang ketiga anggaran Rupiah Murni berkurang Rp361.124.140.000,-sedangkan anggaran SBSN meningkat 100% lebih. Ini dikhawatirkan anggaran untuk visit meningkat tetapi akan lemah dibidang pengembangan dan perawatan, seperti visit naik, anggaran perlahan turun. Yang keempat, dari hasil aspirasi Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII UPT ke Asrama Haji Medan dan Makasar. Keduanya adalah Asrama Haji yang sampai saat ini belum ada Kepala UPT yang definitive. Ini masih dijabat oleh Kepala UPT-UPT PLT. Kemudian sementara operasional Haji sudah sangat dekat. Kalau saya tidak salah, kita sudah mulai tanggal 6 Juli 2019. Untuk itu barangkali Pak Menteri perlu memikirkan dengan segera dilantik Kepala UPT definitive agar pelayanan terhadap Jamaah Haji lebih optimal. Karena hanya Kepala UPT yang definitive yang dapat mengambil keputusan atas pengelolaan aset barang milik Haji. Saya kira itu. Saya Ibu Ruskati Ali Baal dari Daerah Pemilihan Provinsi Sulawesi Barat. Saya kira hanya itu. Sekian Pak Ketua. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Dapil Sulbar Bu ya? Partai tidak disebut. Partai apa Bu? F-GERINDRA (Dra. Hj. RUSKATI ALI BAAL):

- 17 -

Partai Gerindra Pak. KETUA RAPAT: Jangan malu-malu. Lanjut. Harus pede opisi itu. Lanjut, Ibu Endang Maria Astuti. F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Ag, SH, MH): Terima kasih Pimpinan dan rekan-rekan Anggota Komisi VIII. Pak Menteri beserta seluruh jajarannya, Terakhir tadi yang disampaikan Pak Menteri adalah semoga Komisi VIII bisa memahami, bisa mengerti dan mendukung. Saya kira sejak saya menjadi Anggota Komisi VIII dari awal hingga hampir akhir, kita sangat mengerti itu semua. Hanya saja kita tidak tahu dukungan balik ke kitanya selama ini apakah setimpal atau tidak. Karena begini, apa pun juga ketika akan Pilihan Legislatif partai apa pun itu pasti merangkul umatnya yang ada disana, baik itu umat apa pun. Saya sendiri sebagai Pembina, keyakinan umat beragama di Kabupaten saya pun menggunakan itu. Jadi jangan sampai ada kesan maksudnya kita tidak memperjuangkan mereka, pertama. Kedua, kita hanya memanfaatkan momen-momen legislative. Nah ini yang kita berharap tidak ingin terjadi. Pada praktiknya disini sangat memahami bahkan kita sangat mendukung apa pun usulan Pak Menteri sejauh itu adalah untuk kemaslahatan umat. Ini fakta menjelang akhir kita menjabat disini. Pak Menteri, Dua hal yang mulai dari visi, misinya. Dua hal yang menjadi perhatian serius. Ini nampaknya di Pendidikan Agama Islam minta usulan tambahan sekitar 236 sekian tetapi menurut saya itu masihlah teramat sangat kecil melihat kondisi di lapangan, realita dilapangan apa sih yang didapat oleh mereka sesuai dengan visi-misi Bapak yang dijabarkan a., b., c., dan sebagainya. Itu tadi belum berimbang kalau ingin meningkatkan pendidikan agama Islam itu menjadi jauh lebih baik. Implementasi yang ingin dilaksanakan oleh mereka itu betul bisa terimplementasikan lewat program yang tadi juga sudah dijabarkan banyak sekali. Jadi usulan kita dari awal hingga akhir kemarin coba di review Komisi VIII. Mana-mana yang sudah atau belum. Artinya ini nanti perlu pendalaman Pimpinan. Karena apa? Karena ini menyangkut visi-misi Presiden kedepan. Oke. Visi-misinya bagus Cuma ada beberapa ganjalan yang mana ini tadi adalah yang ada kata-kata pendidikan. Pak Menteri ingin meningkatnya presentasi lembaga pendidikan yang berciri khas. Yang agama dulu. Pak Menteri tadi ingin agama ada kata-kata. Sudah ketemu ini. Visi dan misi yang Nomor 1. Ingin menguatkan cara pandang, sikap, praktek beragama, jalan tengah. Saya jadi bingung, apakah ada di agama apa pun ya. Kalau di Islam saya belum mengerti. Apakah di Agama Islam itu ada pandangan, sikap dan praktek jalan tengah. Saya kira itu pasti ada dorongan bahwa praktek dan sikap itu sesuai dengan ajaran agama, bukan jalan tengah. Artinya memilih kan ini.

- 18 -

Ya okelah mendekati sekuler. Tetapi harusnya ini dikembalikan ke agama masing-masinglah. Sesuai dengan ajaran masing-masing. Tidak jalan tengah menurut saya. Hanya membuat orang cara pandangnya abu-abu. Tidak lagi menyakini agamanya masing-masing. Ini mohon maaf kalau saya salah. Kemudian, oke kedepan setelah nanti dibahas kita menyetujui misalnya. Saya sepakat bahwa Kementerian Agama harus menyediakan layanan keagamaan yang adil dan merata, seperti yang tadi saya sampaikan di pertama kali. Kemudian yang berikutnya meningkatkan layanan pendidikan akses mutu yang bercirikan khas pendidikan agama dan keagamaan yang moderat. Kalau cara pandang yang moderat saya pikir sih masih oke. Kemudian ini hanya sedikit barangkali saya salah, saya hanya menyampaikan sedikit mengoreksi apa yang sudah disampaikan Pak Menteri. Termasuk disini adalah di kegiatan prioritas Renja (Rencana Kerja) RKP Pemerintah di Tahun 2020 sebelum akhirnya nanti menjadi terlanjur. Kalau saya sih no problem. Nah penguatan cara pandang beragama dalam perspektif di jalan tengah dengan focus kegiatan bla-bla. Nah ini nanti saya kira perlu mendorong Bimas Islam tetapi harus terimplementasikan anggaran lain. Terimplementasikan untuk apa, untuk peribadatan yang disitu memang harus ada korelasi bukan sekedar. Harus ada korelasi peningkatan pemahaman agama yang baik. Bukan sekedar formalitas saja saya kira Pak Muhamadiyah Amin. Jadi saya secara pribadi mendorong meskipun saya di PHP-in terus tetapi saya selalu membantu. Di PHP-in Pak Muhamadiyah Amin tetapi saya selalu membantu. KETUA RAPAT: Ini bicara anggaran bukan PHP. F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Ag, SH, MH): Anggarannya Pak kita mendorong tetapi selalu anggaran itu tidak turun. Saya sampaikan ini karena tentu besok sudah lewat. Kita tidak akan lagi membahas ini. Mungkin kita menjadi lupa. Jadi mohon ijin Pimpinan. Ini sedikit agak banyak karena saya juga tidak menyimpang dari apa yang disampaikan oleh Pak Menteri. Kemudian penguatan sistem pendidikan perspektif moderat. Seperti pengembangan kurikulum. Oke, saya selalu mendorong kurikulum agar supaya bagaimana kurikulum itu ajaran Islam yang sampai ke anak-anak bukan hanya sekedar orang itu hafal sejarah. Tetapi mereka memahami dulu agama kemudian baru mencari sejarahnya demikian. Mereka mengerti semakin kuat agama itu, maksud pemahaman agama itu menurut saya. Ini yang menjadi penting agar supaya tidak sekedar orang mengerti agama tapi tidak pernah melaksanakan agama. Khususnya memprihatinkan dibeberapa. Dengan fenomena multi kondisi yang seperti ini mempengaruhi anak didik kita sehingga pemikiran moderat itu sedikit mengkhawatirkan ketika berjilbab. Tetapi ketika disana-sana, mojok itu kan malu yang melihatnya itu kan menjadi malu. Maksud saya begitu Pak Menteri. Nah ini kan harus sebagai pemahaman terlebih dahulu. Kemudian yang kedua, apakah ini tidak ada pertentangan ketika pemanfaatan ruang public untuk pertukaran ide bagus dan gagasan dikalangan pelajar, mahasiswa dan pemuda lintas budaya, lintas agama. Menurut saya ini tentunya yang harus didorong adalah yang khusus untuk point ini adalah nanti di Komisi X.

- 19 -

Tetapi memang sangat beririsan dengan Komisi VIII. Tetapi kalau kita sudah focus kepada pemahaman agama di Bimas. Saya kira ini pun dengan sendirinya bisa terelaborasi dengan baik. Dan yang No. 5 Pak Menteri, pengelolaan dana Haji secara professional transparan. Okelah kalau itu ditujukan kepada BPKH karena yang menangani adalah sekarang sudah BPKH. Nah ini yang mana yang dimaksud oleh Pak Menteri di sini. Sementara tadi ada penambahan yang ada di Bimas Islam itu sekitar empat berapa. Itu saya kira minimalis dikarenakan itu hanya untuk membayar. Sementara perhatian yang lain sangat besar dan hampir tidak ada. Kita menjadi malu hati ketika ternyata yang dipikirkan hanya yang esensi saja. Diluar itu larinya kepada pendidikan agama Islam. Kenapa saya menyampaikan ini minimalis. Karena ternyata dari 2000 berapa itu tunjangan profesi dan tukin juga terabaikan. Jadi kalau memang itu tidak ada kan harus ada solusi. Kalaupun ada tambahannya, tambahannya untuk apa. Ini saya kira Pak Menteri masih banyak tetapi tidak bijak karena nanti pasti akan ada tambahannya yang lain, dan tentu masih ada pendalaman lagi ketika nanti ada Konsinyering. Saya kira tidak selesai disini Pimpinan. Masih harus ada pendalaman. Oke dari pagu itu kita menambah tapi point apa yang harus ditambah adalah ketika nanti pendalaman. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Wa’allaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh. Bu Endah ini hari ini bicara agak terengah-engah. Ya saya bisa memahami perasaannya tapi tidak PHP. Maksudnya anggaran itu harus di konkordasikan antara kenaikan dengan relevansi antara … dan the say. Antara pandangan keagamaan yang bersifat esoteric dan eksoteris. Simbolisasi agama penting. Tetapi substansi menjadi jauh lebih penting. Itulah kehendak agama ini diturunkan dalam konteks akhlakul karimah. Saya tidak ingin memperpanjang itu, karena itu wilayah substantive yang masuk dalam wilayah fate bukan religion. Yang kita bicarakan sekarang adalah religion, organisasi keagamaan bukan substansi imania yang bersifat fate. Perdebatan peradaban itu harus kita mulai antara religion dan fate, harus kita dalami. Litbang harus mampu menterjemahkan antara religion dan fate dalam konteks kehidupan kebangsaan dalam konteks Pancasila yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Ketika terjadi tarik menarik antara …, cita hukum maka itu harus menjadi pilar spiritualitas kebangsaan yang harus kita lakukan. Hilanglah peran kebangsaan itu karena hilangnya keteladanan dan kearifan berbangsa dan bernegara. Pentingnya anggaran itu mampu diterjemahkan dan jiwa kebangsaan. Saya kira Bu Endang dalam konteks itu. Maka saya ingin mendalami. Saya becanda tapi saya serius tadi. Karena tadi Anda terengah-engah. Saya tidak biasa melihat Anda terengah-engah. Tapi substansinya bagus sekali. Pilar kehancuran peradaban adalah kejujuran dan amanah yang hilang. Itulah lahirnya Partai Amanat Nasional. Mohon maaf. Memang kalau politisi agak menyimpang sedikit. Tidak apa-apa. Lanjut Pak Fauzan Harun. F-PPP (H. ACHMAD FAUZAN HARUN, SH, M. Kom, I):

- 20 -

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Yang kami hormati Ketua Komisi VIII Bapak Dr. Ali Taher Fraksi PAN, Yang kami hormati para Wakil Komisi VIII, Yang kami hormati Bapak Menteri beserta jajarannya, Yang kami hormati kawan-kawan Anggota Komisi VIII yang berbahagia, baik yang terpilih maupun yang tidak terpilih. Yang pertama yang ingin saya sampaikan walaupun sudah 2 minggu. Kita sebagai Muslim dan Muslimat mengucapkan Minal Aidzin Wal’faidin, Taqobaullahumina Waminkum Taqobal Ya Kariim. Yang kedua, saya mengucapkan apresiasi kepada Kementerian Agama terutama yang dipimpin oleh Bapak Menteri Agama Bapak Lukman Saefuddin. Karena telah mengangkat citra Kementerian Agama. Yang pertama, laporan keuangannya menjadi WTP. Tidak gampang untuk memperoleh nilai WTP itu. Oleh karena itu perlu di apresiasikan. Yang kedua, anggaran Kementerian Agama mengalami kenaikan. Itu juga perlu diapresiasi dibanding dengan Kementerian PP. PP itu dari 500 menjadi 236. Nah itu yang menjadi prihatin. Tetapi kalau untuk Kementerian Agama kita mengucapkan apresiasi. Naik 5% tadi ya. Kemudian yang berikutnya mengapresiasi kepada kepuasan layanan Haji meningkat. Ini juga menambah citra dari Kementerian Agama. Dan yang keempat adalah kepuasan layanan pernikahan. Walaupun Pak Ketua belum nikah lagi nih. Kalau samping saya Pak Dokter Surahman nikahnya tidak melewati KUA. Karena nikahnya nikah sirih. Kalau Pak Iqbal ini nikahnya nikah mut’ah. Beda nikah sirih sama mut’ah. Dan yang terakhir Pak Ketua dan Pak Menteri, saya mendukung anggaran yang diajukan oleh Pak Menteri Agama. Mudah-mudahan usaha yang dilakukan oleh Kementerian Agama yang jumlahnya 6 Triliun ya mudah-mudahan tercapai sehingga Kementerian Agama bisa meningkatkan prestasinya dimana-mana, disemua agama. Terima kasih. Waullahumafiq Ila Aqwamith Thoriq, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Wa’allaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh. Terima kasih Pak Fauzan. Tumben hari ini tidak lebih dari 3 menit. Terima kasih Pak Kyai. Lanjut kepada yang terhormat Kyai Haji Surahman. F-PKS (Dr. KH. SURAHMAN HIDAYAT, MA): Terima kasih.

- 21 -

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Menggarisbawahi mukadimah dari Pak Haji Fauzan, lebaran tadi Minal Aidzin Wal’faidin, apresiasi-apresiasi terhadap prestasi Kemenag mendapatkan Wajar Tanpa Pengecualian, Alhamdulillah. Itu prestasi kuantitatif. Cuma di prestasi kualitatif, nah ini ada hal yang memprihatinkan dari sisi sum’ah citra belakangan ini. Kemenag agak terganggu sehubungan dengan promosi-promosi jabatan yang bereselon, mungkin Eselon I, Eselon II agak heboh juga. Nah muncul pertanyaan, apakah kehebohan itu akses dari sebagian regulasi atau mungkin keputusan Menteri Agama atau apa pun yang bersifat administrative dan regulasi tapi kemudian berdampak. Kalau iya tentu perlu ada koreksi dan perbaikan. Dibikinlah regulasi yang bisa memperbaiki dan membersihkan citra itu misalnya tentang de-birokratisasi, atau dekolutisasi, tidak boleh ada kolusi, tidak ada boleh ada yang lain, yang lain. Ini terkait dengan sebelum anggaran tentu rencana kerja Pemerintah. Dan Rencana Kerja Pemerintah turunan belaka dari Rencana Kerja Presiden. Kita tahu Presiden kita itu sangat menekankan soal karakter bangsa. Itu juga diturunkan di visi-misi Kemenag yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang iman dan taqwanya kuat, moderat, berprestasi. Nah pertanyaan saya, ini kan untuk masyarakat. Taruhlah sebagai objek pembinaan. Bagi kita sendiri sebagai subjek yaitu para aparatur di Kemenag visi-misinya dan programnya seperti apa. Tadi ada yang disebut dengan indeks, indeks, indeks. Menurut saya perlu ada indeks kesholehan juga tentu di aparatur itu. Nah ini mungkin diberikanlah indeks itu seperti apa sehingga ini akan menjadi indikasi keseriusan kita keluarga besar Kemenag Tahun 2020 lebih serius dalam melakukan peningkatan dan pembenahan kalau ada yang perlu dibenahi. Ini pertama Pak Menteri mohon maaf. Yang kedua, terkait dengan program. Tadi para penyuluh agama biayanya hanya untuk 18 penyuluh tiap Kecamatan ya. Tentu Kecamatan ini kan Desanya banyak. Ada yang 20 Desa dan seterusnya, dan seterusnya. Terlalu kecil. Ini tolong dilihat kembali. Belum lagi mungkin nilai Rupiahnya itu kan berapa. Padahal para penyuluh ini betul-betul aktif mereka. Tolong sesungguhnya kebutuhan para penyuluh ini berapa. Ini perlu ditingkatkan selain soal honorariumnya. Pertanyaan kedua tentang CPNS yang 14.000. Kebutuhan rill untuk penambahan CPNS ini termasuk guru itu sesungguhnya berapa. Kita akan tutupi dengan 14.000, apakah sudah cukup atau karena ketika kita turun itu selalu saja guru kurang, guru kurang. Ini rillnya berapa sih kebutuhan guru-guru itu. Berikutnya adalah, berbicara tentang peningkatan keagamaan, dakwah. Ini tentu ada sinergitaslah dengan para Ulama, MUI dalam hal ini. Ini belum muncul seperti apa. Padahal dilapangan itu tentu para PNS di Kemenag sangat aktif tetapi untuk hal yang terkait pembinaan keagamaan, penyuluhan, tidak bisa disepelekan itu para Ustadz yang tergabung dalam, apakah FKUB atau MUI. Nah ini sinergitasnya seperti apa perlu dukungan juga fasilitasi. Saya tidak tahu apakah MUI itu ada slot atau nomenklatur anggaran khusus atau juga ada irisan dari Kemenag. Kan seperti itu. Itu beberapa hal yang terkait dengan angka-angka tadi dan untuk peningkatan indeks, sebutlah kesholehan para aparatur. Terima kasih Pak Menteri. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

- 22 -

KETUA RAPAT: Wa’allaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh. Terima kasih Pak Kyai. Revolusi mental itu harus didudukan pada karakter. Jadi revolusi mental itu setelah saya pelajari berapa definisi yang saya dalami ternyata revolusi itu harus membentuk karakter, dan karakter itu pengaruh jiwa. Jadi saya kira perlu didalami lagi supaya jadi habit menjadi budaya kerja dilingkungan Kementerian atau mitra kerja kita. Lanjut. Yang terhormat Kyai Dja’far Shodiq. F-NASDEM (K.H. DJA’FAR SHODIQ. S.H.): Terima kasih Bapak Ketua. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Bapak Menteri, Bapak Sekjen, Bapak Dirjen dan seluruh staf Kementerian Agama yang saya hormati, Saya langsung saja Pak. Yang pertama adalah disini ada penambahan dana untuk pendidikan Islam 3 Triliun lebih, juga ada beasiswa Santri. Yang kita lihat di 2019 itu program beasiswa misalnya … itu kecil sekali sekali hanya 20 orang yang dibiayai oleh Kementerian Agama. Justru kesenangan. Sehingga mereka untuk persaingan seperti ini di Pesantren sendiri mereka tidak ikut berkompetisi karena pagunya terlalu kecil. Yang kedua, sekali lagi soal pelayanan Pak Menteri. Jadi setahun yang lalu saya sudah mendorong di Kabupaten saya Pak Dirjen Bimas Islam di Dapil saya Pak Dapil XI Madura. Hanya 1 Kabupaten yang belum yang belum membentuk BWI. Sudah 1 tahun yang lalu saya dorong sampai sekarang Alhamdulillah tidak selesai. Persoalannya adalah menyangkut persoalan masyarakat Pak. Ada seseorang datang ke saya … ini sudah sertifikat wakaf semuanya mati Pak. Karena intervensi dari Panitia yang lama dia mendatangi Depag, mendatangai Kelurahan. Seolah-olah tidak boleh diganti nadir yang mati ini. Sehingga sampai sekarang ini mandek Pak. Nah ini apakah kalau di Undang-Undang 41 kewajiban mengganti nadir itu adalah ahli waris dari …. Sudah, kebetulan ahli warisnya ada 3 orang. Satu di Luar Kota, dua yang tandatangan. Tapi KUA-nya ini terbawa alur daripada orang luar. Sehingga orang-orang Depag itu bermain. Seakan-akan masjid ini harus dikelola oleh orang Depag dan pensiunan Depag. Seolah-olah dia yang paling paham. Seolah-olah orang lain tidak bisa. Dan sampai sekarang ini tidak selesai-selesai Pak Menteri. Nah padahal waktu di Komisi II mohon maaf. Kepala BPN bicara untuk wakaf itu sangat mudah. Kami BPN mempermudah. Cukup 2 orang ahli waris menyerahkan selesai. Ini hanya mengganti nadir tapi Depag sendiri yang mempersulit, apakah mereka tidak paham. Ini kaitan dengan pembinaan Pak Menteri. Sehingga ini Pak Dirjen saksinya. Sampai 1 tahun kita dorong begini-begini kok kayak muter-muter di

- 23 -

Depag itu sendiri. Jadi sekali lagi ini soal pembinaan. Saya perlu ada penegasan tentang itu tadi Pak. Yang terakhir adalah tentang halal Pak. Disini kalau disepakati kalau disetujui ada peningkatan dana yang cukup signifikan 100 Miliar lebih. Kita berharap itu bisa dirasakan. Selama ini gebrakan-gebrakan dari Badan Penjaminan Halal ini belum terlihat. Yang dibawa malah masalah-masalah yang timbul. Orang sampai sekarang soal sederhana saja sampai sekarang tidak bisa selesai yaitu ayam potong Pak. itu ada istilah, tiren itu mati kemarin tidak disembelih dan dijual di pasar bebas. Satu hal ini saja sudah tidak selesai. Bagaimana mau menyelesaikan yang lain. Dan ini kebetulan di Jawa Timur luas Pak. Istilahnya ayam tiren itu tidak terkontrol sama sekali. Bagaimana kita, kalau tidak disembelih kan haram Pak. Tentunya musibah ini bagi kita semua. Saya kira itu Pak 3 hal. Dan tolongs sekali lagi pelayanan dari Kementerian Agama terutama di level bawah ini mereka sampai datang Pak. Jadi ada 2 persoalan Pak terkait wakaf tadi Pak atau nadir ini. Undang-Undang mengatakan jika mereka nadir ini tidak aktif maka surat keberatan dari ahli waris. Ini 2 Pak, sudah meninggal semua tidak aktif tapi tidak bisa diganti. Seakan-akan ini orang Depag yang mempersulit. Saya kehabisan akal. Loh ini bagaimana Pak, ada persoalan di masyarakat ini orangnya, ini ahli warisnya, ini buku sertifikatnya. Kenapa tidak bisa diproses. Kok sampean ini lebih sulit dari Kepala BPN. Kepala BPN itu simple Pak. 2 ahli waris bahwa dia ahli waris menyerahkan wakaf selesai sampai level sertifikasi. Ini ganti nadir sampai bertahun-tahun tidak bisa. Nah ini mental Pak. Mohon maaf Pak Dirjen. Jadi betul-betul tolong diperhatikan supaya masyarakat ini seakan-akan kalau tidak menyerahkan sesuatu juga pada orang-orang Depag, ex Depag seakan-akan tidak akan selesai. Nah inilah yang perlu dibina. Seorang Kepala KUA pun juga tidak bisa menyesaikan seperti ini. Dia bilang, kalau 3 ahli waris ini dari wakaf tidak tanda tangan saya tidak akan memproses. Ini kan bagaimana. Tidak bisa selesai kalau ahli warisnya ada di Jakarta, dia tidak pulang-pulang hanya mengganti nadir. Mohon maaf loh Pak Menteri yang sudah sertifikat. Ini apakah karena wawasan dan sebagainya. Jadi tolong sekali lagi, pembinaan kepada aparatur dibawah ini betul-betul dilaksanakan dan BWI 1 tahun sampai sekarang tidak selesai Pak. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (Dr. H. TB ACE HASAN SYADZILY, M.Si/F-PG): Terima kasih Pak Kyai Dja’far Shodiq. Selanjutnya Bapak Mustafa Bakri dari Fraksi Partai Golkar. Siap-siap Ibu Itet. Silakan Pak. F-PG (MUSTAFA BAKRI): Bismillahirahmanirrahim. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

- 24 -

Yang terhormat lagi berbahagia Pimpinan Fraksi dan jajaran, beseran seluruh Anggota Komisi VIII, Yang dikasihi lagi dihormati Bapak Menteri Agama beserta jajaran, dan seluruh staf yang hadiri. Salam hormat dari saya dari Fraksi Golkar Pak Mustafa Bakri. Mohon ijin. Mohon maaf lahir bathin, masih bulan syawal. Saya ucapkan kepada seluruh jajaran Komisi VIII, Ketua, Anggota dan juga Kementerian Agama. Disini saya ingin pertanyakan masalah dana PHLN (pinjaman luar neger). Seingat saya, saya menerima informasi bahwa pada Tahun 2019 ada bantuan Bank Dunia untuk pembangunan dan pengembangan Madrasah. 3,7 Triliun yang kabarnya itu akan dilaksanakan Tahun 2020. Keabsahannya itu bagaimana, mohon penjabaran nanti dari Pak Menteri dan jajaran. Kalau itu benar, berarti anggaran tambahan pendidikan ini sudah terbantu melalui pinjaman luar negeri itu, pinjaman hibah. Yang kedua, dihalaman 8 Nomor 6, program … Haji dan Umroh. Tadi diusulkan Pak Menteri ada pelayanan atase Haji. Jadi perlu tambahan disitu, atase Haji dan Umroh, bukan Haji saja. Hanya perbaikan. Dihalaman 8. Kemudian dihalaman 17, masalah belanja pegawai operasional. Yang ingin saya pertanyakan, karena disini tidak ada rincian. Jadi sebaiknya mungkin hemat saya perlu ada data rincian tambahan berupa data lengkap bagaimana penggunaan anggaran ini turun dan … kepada porsi-porsi tertentu yaitu belanja pegawai operasional huruf a. di alinea pertama baris terakhir. Disitu ada tunjangan tambahan penghasilan guru PNS. Sedangkan di baris yang awal sebelumnya ada tunjangan profesi guru PNS. Mohon penjabaran yang lebih tepat. Yang kedua tunjangan khusus PNS. Yang dikatakan tunjangan khusus itu bagaimana dan bagaimana penjabaran daripada data angka keuangan tersebut. Berapa pembagian porsi-porsinya. Perlu ada data yang lengkap. Yang ketiga, dihalaman 21 kegiatan prioritas Kementerian Agama Tahun 2020 dibidang pendidikan. Yang saya titik beratkan di No.3 dan 4, pembangunan ruang kelas baru satuan pendidikan. Tidak ada terdata lengkap hasil daripada kerja yang telah dilakukan bahwa ruang kelas yang perlu dibangun itu jumlahnya berapa disemua Madrasah dan sekolah atau Pesantren. Kemudian juga tidak adanya data tentang rehabilitasi ruang. Jadi kita ingin juga tahu ruang kelas satuan pendidikan itu berapa total jumlahnya yang mau direhab dan berapa pagu yang disediakan disana, dan sekolah yang dimana saja. Sesuai dengan tadi yang penjabarannya 34 Provinsi dan disemua Kabupaten/Kota. Jadi ini hanya bersifat umum. Sebaiknya perlu ada data pendukung. Jadi kita bisa melihatnya secara rinci penggunaan anggaran tersebut. Itu saja Pak Menteri, Pak Ketua. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (Dr. H. TB ACE HASAN SYADZILY, M.Si/F-PG): Wa’allaikumsalam Warahmatullahi Wabarkaatuh. Terima kasih Pak Mustafa Bakri.

- 25 -

Selanjutny aibu Itet T Sumarijanto. Dan siap-siap Ibu Diah Pitaloka dari Fraksi PDI-Perjuangan. Silakan Bu. F-PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA): Baik. Terima kasih Pimpinan. Yang saya hormati Bapak Menteri dan seluruh jajarannya. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Mohon maaf lahir dan bathin. Kalau di kami setiap hari kami berdoa minta maaf Pak. Jadi mudah-mudahan di Tahun Anggaran yang baru ini kita bisa memberikan pelayanan dan program-program yang sungguh-sungguh yang dirasakan manfaatnya. Tadi saya apresiasi Pak Menteri mendapat WTP. Saya juga apresiasi Pak Menteri mengucapkan terima kasih kepada kami Komisi VIII bahwa WTP ini juga dari bantuan Komisi VIII. Hari ini saya mungkin ijin Pimpinan tidak spesifik saya akan bicarakan soal anggaran. Tapi akan keterkaitannya ada. Nah jadi Bapak mendapat WTP. Kami Pak di Dapil itu dapat semprotan, dapat keluhan, dapat makian karena proprosal-proposal yang kami sampaikan itu tidak direspon dengan cepat bahkan sampai sekarang juga tidak ada kabarnya. Nah saya usul kalau boleh Pimpinan agar ada kultur di Kementerian Agama itu apalagi ini Kementerian Agama agar memprioritaskan anggaran atau program-program bantuan aspirasi kepada Anggota yang sudah ngetok. Kita itu mengetok berbusa-busa, kita bicarakan, kita sidang dan lain sebagainya. Kalau perlu saya usul juga, ada nota kesepakatan. Berapa persen sebetulnya untuk Anggota ini. Jangan sampai kami katanya membantu tapi di Dapil kami itu kami mendapat kesulitan. Contoh saja, kami waktu itu dengan Pak Artria minta Al-Quran. Kami datang ke Kementerian ke Bimasnya, iya ditampung sampai sekarang tidak ada kabarnya. Begitu juga proposal-proposal yang kami ajukan ke Bimas Katholik ada 4. Sampai sekarang juga tidak ada kabarnya. Jadi saya tidak tahu bagaimana ini kami harus bicara. Kalau perlu ada komitmen, nota kesepakatan supaya kami ini. Sekarang terus terang saya tidak belum lulus karena mereka bilang mana proposalnya, mana janjinya. Itu menurut saya perlu adanya kultur organisasi, kultur di Kementerian bahwa kami ini untuk masuk menjadi Anggota DPR itu juga dengan segala tenaga, dana, pikiran dan sebagainya. Tidak gampang. Tapi begitu kami masuk kesini kemudian kita janji-janji bahwa akan ada bantuan-bantuan ternyata itu tidak terealisasi. Itu juga di Bimas-Bimas yang lain. Nah itu masalah yang sangat kami harapkan. Mungkin kalau Pak Menteri jadi lagi saya doakan, bisa mengubah kultur ini bahwa kami Anggota DPR juga perlu mendapatkan prioritas. Kemudian mengenai anggaran kenaikan itu. Kalau tidak salah disini ada angka APBN Tahun 2019=62 Triliun sekian. Tapi bukannya itu saya lupa-lupa ingat 64 Triliun? Kalau tidak salah bukan 62 Triliun tapi 64 Triliun sekian. Nah kemudian pagu indikatif untuk Tahun 2020 menjadi 65 Triliun. Jadi bukannya dari 62, tapi dari 64 menjadi 65. Naik lagi menjadi total untuk Tahun 2020 menjadi 71 Triliun. Pak, bagaimana mengelola dana ini dan pengawasannya. Bagaimana pengawasannya iin nanti, dimana kita harus melihat dan mengawasi dan sebagainya. Jangan sampai

- 26 -

malah nanti menjadi masalah Pak. Terutama dalam hal pendidikan. Disini ada 2 Triliun sendiri. Nah itu yang mungkin kita perlu pendalaman sebelum menyetujui anggaran-anggaran sebesar. Ini juga ada imbasnya kepada citra dari Kementerian Agama sendiri. Yang kedua, ini kalau saya boleh juga kita harus mendengarkan suara-suara dari masyarakat. Persoalan pendidikan Islam, ada isu, ada komentar, ada pertanyaan. Jadi pertanyaannya adalah dimana bedanya antara sekolah agama Islam dengan sekolah umum yang bernuansa Islam? Dimana itu bedanya? Nah ini minta penjelasan. Karena banyak orang yang bertanya dari kaum Muslim juga. Kalau sekolah umum, Islam ini. Mereka berkomentar kurikulumnya lebih banyak tentang agamanya saja maka tidak ada bedanya dengan sekolah agama Islam yang akan menjadi guru agama barangkali, karena kurikulumnya itu lebih banyak. Mereka berkomentarnya seperti itu. Ini perlu saya sampaikan. Jadi ini juga mungkin terkait dengan anggaran-anggaran dibedakan antara sekolah umum yang Islam dan sekolah agama. Nah itu bagaimana penjelasannya. Kemudian yang kedua, terkait dengan falsafah dan ideology Bangsa dan Negara yang sudah termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945. Berapa banyak SKS-nya untuk pelajaran pemahaman tentang Pancasila. Kami pernah kunjungan kerja ke Universitas Ganesha di Yogya. Saya biasanya nyelinap ke Bagian perpustakaan. Tidak ada Pak buku-buku Pancasila disana. Tidak ada. Bukunya Bung Karno juga tidak ada. Itu sebagai Bapak yang memproklamasikan kami disini. Kemudian juga dikaitkan dengan visi-misi terbangunnya. Tadi ada visi-misi terbangunnya perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah. Nah ini perlu dikatakan juga didukung oleh sumber daya manusia berkualitas dalam perekonomiannya. Nah berapa persen Pak skill untuk kurikulum untuk meningkatkan perekonomian mereka, baik sekolah agama, sekolah umum yang bernuansa Islam. Karena kami mengunjungi beberapa tempat. Kalau skill mereka tidak juga di dalam untuk kontribusi dibidang ekonomi maka mereka menjadi biasa-biasa saja tidak bisa berkompetisi. Ini yang perlu dipikirkan. Tapi mungkin ini hanya masukan Bapak supaya ini bisa dijelaskan, dievaluasi. Nah kemudian ada kata “masyarakat Indonesia taat beragama”. Nah ini bisa multi tafsir Pak. Taat beragama itu hanya ceremonial atau taat menjalankan nilai-nilai. Nilai-nilai agama itu. Bukan hanya taat, kita rajin ke Gereja, kita rajin sholat, kita ini, itu taat beragama. Ini multi tafsir. Tapi nilai-nilainya Pak dalam keagamaan itu. Nah ini ada didepan yang didalam visi dan misi. Jadi kemudian ada kata “moderat”. Artinya ada yang anti garis keras. Moderat kan sekarang ada yang garis keras. Jadi ada anti garis keras. Itu bagaimana caranya, implementasinya untuk supaya jangan sampai terjadi garis keras itu. Ada tidak Bapak nanti anggaran untuk itu perlu kita perhatikan juga, perlu dimasukan anggaran khusus supaya jangan sampai terjadi garis keras. Ini yang terjadi karena mengharapkan dari Kemenag ada yang moderat, Islam yang moderat. Nah ini perlu juga diperhatikan. Kemudian, ya saya selalu kembali kepada program yang penelitian Pak. Tidak berhenti saya bicara itu. Itu bidang apa saja Pak yang untuk penelitian. Karena dia jadi satu, penelitian, pendidikan, dan seterusnya. Nah di penelitian outputnya seperti apa Pak, perincian anggaran-anggaran itu. Kalau saya boleh usul Pimpinan, kapan-kapan kita perlu meninjau, apakah bisa ditinjau. Misalnya sebagai kunjungan komprehensif oleh Komisi VIII, kunjungan intelektual. Kunjungan yang bersifat intelektual. Kunjungan yang bersifat intelektual. Bukan hanya kunjungan yang sifatnya fisik, tapi sebagai yang sifatnya. Kalau fisik ada yang sifatnya ceremonial,

- 27 -

lihat gedungnya ada. Tapi yang penelitian itu seperti apa Pak, kita tidak pernah dapat gambarannya yang dikerjakan oleh Kemenag. Karena ada disini kata-kata penelitian. Mungkin saya minta penjelasan seperti itu. Kemudian mungkin diteliti. Tadi Pak Fauzan, ada indeks kesholehan. Pertanyaannya, kalau kawin sirih itu sholeh gak sih karena anak-anak jadi terlantar. Mereka sulit untuk masuk sekolah, tidak diakui anaknya, bagaimana ini? Apakah itu masuk indeks kesholehan? Bagaimana kita membantu mereka yang juga kena MBA (Married By Accident). Kan mereka punya anak-anak itu. Bagaimana ini? Mungkin nanti bisa ada program-program yang terinci, anggarannya berapa, dan sebagainya. Itu masalah kemanusiaan loh Pak. Jadi perlu juga dipikirkan dengan anggaran 71 Triliun itu mungkin bisa dipakai sebagai penelitian. Apakah ada Kantornya Pak untuk penelitian ini? Kantornya dimana? Barangkali kita sekali-sekali. Karena ini kunjungan intelektual, bukan fisik, bukan ceremonial. Itu yang perlu diperhatikan. Kemudian saya masuk kepada produk halal. Banyak masukan yang halal itu seperti apa Pak, misalnya ada daerah yang halal, wisata yang halal dan sebagainya. Nah kemudian mereka yang bekerja di keluarga-keluarga yang bukan Muslim misalnya. Halalnya dimana? Apakah mereka berdosa, apakah tidak atau bagaimana. Kemudian kalau produk halal itu keluarkan sertifikat. Berarti ada pajak 2 kali loh ini. Pajak yang untuk memberi sertifikat itu kan harus bayar. Itu dananya kemana Pak? Legal standing-nya dimana yang pegang nanti dana-dana sertifikasi ini. Kemudian UKM-UKM yang jumlahnya begitu banyak, apakah ini juga bisa, pengawasannya seperti apa? Itu pekerjaan besar menurut saya. Nah kemudian, maaf ini agak panjang-panjang. Karena saya barangkali kedepan bukannya tidak lolos, belum lolos Pak. Begini, saya melihat ini perlu ada program berkeadilan. Kita Pancasila ada keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Nah Bimas ada disana, programnya Pak. Bimas (Bimbingan Masyarakat) Islam dibedakan dengan pendidikan Islam. Ada 2 nomenklatur. Tapi yang di non Muslim ini Bimas jadi satu, pendidikan jadi satu. Hanya Bimas. Saya pernah berkali-kali minta apakah tidak diijinkan supaya kami juga tahu karena banyak masalah di pendidikan Katholik ini. Mungkin di pendidikan yang lain-lain yang non Muslim. Itu usul saya coba dibedakan juga. Jadi kami bisa meneliti juga. Kenapa ini pendidikan-pendidikan mereka itu jumlahnya padahal kita gurunya juga kesulitan dan sebagainya. Saya sudah minta berkali-kali mohon ini dibedakan atau Pak Bimas Katholik mohon belajarlah dari yang Islam itu bagus-bagus programnya Pak. Ya sangat minim. Dari sekian Triliun hanya naik sekian Miliar, bahkan tidak 1,2 Triliun kalau tidak salah. Pernah dari 500 Miliar, naik 1,2 Triliun, turun lagi 900 Miliar. Ini kan bukannya merespon dari apa yang sudah disepakati. Jadi selain itu ya memang juga saya bertanya, dalam postur anggaran untuk yang lain ini apakah masih berdasarkan proporsional atau sudah berdasarkan kebutuhan. Yang sudah saya sampaikan berkali-kali Pak Romo itu tidak menikah, kemudian Katholik itu istrinya Cuma 1. Ya tidak akanlah. Ini makin meningkat-meningkat. Gapenya makin besar. Sehingga tidak kelihatan berkeadilannya itu. Berkeadilan adalah secara. Kalau saya boleh usul untuk yang kecil berdasarkan kebutuhan. Karena kalau kita berdasarkan … tidak akan pernah bisa mengejar Pak. Terlalu banyak. Mana yang sudah punya 4 misalnya makin banyak anaknya. Gapenya makin besar. Sementara kondisi yang kecil-kecil ini yang keluarganya kecil juga mungkin saya minta supaya ini ditinjau kembali …. Jangan berdasarkan proporsional, seperti Budha. Sama mereka juga tidak menikah. Jadi tidak bisa akan meningkat. Nah itu yang perlu diperhatikan.

- 28 -

Kemudian terakhir ini kurukunan umat beragama. Pak, dananya kecil. Di masalah kami sudah berkunjung kemana-kemana. Saya juga pernah minta Pimpinan menjadi saksi bahwa selalu kerukunan umat beragama dananya kecil. Mereka hanya untuk jalan, untuk transport saja sudah tidak cukup. Padahal kita ingin katanya rukun beragama. Justru ini menjadi prioritas supaya betul-betul tidak ada anti kekerasan, anti ini dan betul-betul rukun secara substantive dan dilapangan betul-betul seperti itu. Jadi contoh, artinya kerukunan beragama ini tidak rukun. Karena masuk kedalam ranah politik Pak. Sudah masuk dalam ranah politik, misalnya saya kena SARA. Kalau pilih pilihlah yang Muslim, yang muda. Itu sudah SARA, itu sudah tidak rukun. Pilih lagi, ada lagi. Pilih etnis tertentu dengan agama tertentu. Kalau tidak dia akan diberi sangsi oleh ulamanya. Maksudnya … ada tertentu yang istilahnya beda. Nah itu yang terjadi. Ini yang dilapangan Pak yang perlu dari Kementerian Agama atau secara moral, secara Pancasila, semuanya yang sholeh-sholeh itu, yang bagus-bagus itu harus keluar dari pendidikan dari Kementerian Agama. Saya kira itu saja dari saya. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (Dr. H. TB ACE HASAN SYADZILY, M.Si/F-PG): Wa’allaikumsalam Warahmatullahi Wabarkaatuh. Bapak/Ibu sekalian, Terima kasih. Saya mengingatkan bahwa ini adalah rapat pendahuluan. Secara detail nanti kita akan bahas dalam rapat besok dan lusa. Jadi mungkin secara detail dari program-program kita sepakati nanti pada saat pendalaman. Jadi oleh karena itu mungkin saya kira kalau mengingat waktu dan lain sebagainya, mungkin saya mengingatkan hal itu saja. Selanjutnya adalah adalah Ibu Diah Pitaloka. Siap-siap Ibu Dra. Hj. Lilis Santika. Silakan Ibu Diah. F-PG (DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, Kalau melihat postur anggaran dari APBN 2019 sebesar 62 Triliun yang kita tetapkan dalam pagu indikatifnya Tahun 2020 Rp65.245.000.000.000,-. Nah ini ada usulan lagi menjadi Rp71.351.000.000.000,-. Untuk saya nih fantastis juga naik 9 Triliun, berarti 15% apabila mengacu pada pagu indikatif 2019. Naiknya 15%. Nah pertanyaannya kan apa sebenarnya landasan yang sangat strategis sehingga Kementerian Agama harus punya kebutuhan peningkatan anggaran 9 Triliun. Menurut saya ini juga sebelum pendalaman tentu saya tidak akan oke dulu nih Kang

- 29 -

Ace, tidak akan bilang acc dulu. Karena kita masih butuh pendalaman-pendalaman untuk pertanggungjawaban tugas kita juga sebagai DPR. Nah saya baca-baca juga nih kemarin iseng-iseng tentang temuan BPK. Ada beberapa hal termasuk juga menyangkut lemahnya managemen SDM. Jadi ada beberapa analisa disitu bahwa belum ada keterkaitan antara latar belakang pendidikan pegawai sesuai tugas dan fungsinya. Sehingga disyaratkan untuk melakukan analisis kebutuhan SDM, baik kualitas maupun kuantitas. Nah mengingat anggaran memang sangat berkorelasi karena bukan berapa besarnya, tapi bagaimana melaksanakan anggaran itu. Itu juga menjadi catatan penting. Apalagi tadi Pak Menteri menyinggung beberapa persoalan mengenai SDM dengan pengangkatan PNS dan lain-lain yang juga ada di pertanyaan dalam Rapat Kerja Komisi VIII bulan Januari mengenai bagaimana misalnya status honorer K1, K2. Itu kan sudah juga menjadi bagian besar dari strategi penempatan SDM menyangkut fungsi dan bagaimana menjalankan program-program di Kementerian Agama. Sehingga dampaknya apa? Dampaknya misalnya program Si Patuh. Kita sudah berkali-kali mendesain kayak misalnya program Si Patuh, tapi bagaimana Kementerian Agama menjalankan pengawasan Umroh misalnya. Itu kan sangat berkaitan dengan penempatan SDM dan lain-lain, bagaimana bisa menjalankan fungsi pengawasan yang sederhana saja dari program Si Patuh yang baru saja dikembangkan. Sehingga dampaknya apa? Dampaknya, apabila fungsi managemen ini tidak signifikan bisa berperan, bisa terjadi misalnya pengawasan internal atau control internal yang lemah. Nah pembesaran anggaran ini masih harus di eksplore lagi, kita gali lagi, apakah ini misalnya ada fungsi-fungsi yang terjadi pemahalan misalnya. Costnya jadi lebih besar, karena strategi yang salah. Karena analisis managemen yang tidak tepat. Jadi tidak hanya fungsi spending, tapi juga fungsi managemen yang selama ini kita mungkin tidak pernah bahas, bagaimana tata kelola anggaran didalam Kementerian Agama. Kalau kebutuhan spending ya kalau diikuti nanti tahun depan naik lagi 5 Triliun. Iya kan. Tapi kita tidak pernah juga mengevaluasi bagaimana ini dijalankan anggaran sebesar ini. Kalau laporan juga kalau kita analisis juga paling Cuma 3 halaman. Ya terlepas DPR memang tidak bisa menganalisis sampai satuan 3 ya. Tapi setidaknya adalah signifikansinya yang kita bisa jelaskan kepada public. Kenapa kok kita dengan senang bisa punya anggaran yang sedemikian besar dibanding Kementerian lain. Termasuk besar ya Kementerian Agama. Nah yang kedua, ini ada beberapa juga rapat Komisi bulan Januari yang mungkin masih harus diberikan jawaban, seperti misalnya meninjau ulang PMA Nomor Nomor 68 Tahun 2015 tentang pengangkatan dan pemberhentian Rektor. Itu tentu kita butuh jawabannya. Yang kedua, penyelesaian berkaitan honorer K1, K2. Saya kemarin kebetulan ada juga yang lapor bahwa sudah diangkat tapi NIK-nya belum keluar. Tapi Alhamdulillah sudah selesai. Dan melakukan langkah-langkah koordinatif mengatasi radikalisme dan terorisme. Nah langkah-langkah itu kan harusnya tercermin dari pagu anggaran yang disusun. Karena itu menyangkut 1 kerangka program strategis bangsa kita dalam mengatasi radikalisme. Yang ketiga, meningkatkan transparansi. Ini apa sih upaya yang sudah dilakukan. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas misalnya pada proses tender pesawat. Ini di PR-kan juga dalam rapat dengan DPR bulan Januari. Nah itu juga saya ingatkan karena itu belum menerima jawabannya. Dan sekali lagi kenaikan anggaran sebesar 9 Triliun ini untuk kita PDI-Perjuangan masih kami garis bawahi dan mungkin bisa kita lihat urgensinya pada pendalaman anggaran. Karena

- 30 -

bagaimana pun juga ini anggaran negara, bukan anggaran kita pribadi. Jadi kami juga merasa bertanggungjawab penuh dalam realisasi, bagaimana ini dikerjakan, bagaimana ini diimplementasikan, bagaimana ini berpengaruh terhadap program-program strategis bangsa ini untuk hari ini dan kedepan. Dan juga Bimas Islam sangat tinggi yang 52 Triliun. Nah nanti kita ingin juga melakukan eksplorasi. Ada juga misalnya sumber pendanaan SBSN. Ini juga lagi trend jadi pembicaraan karena orang sekarang ya cenderung jadi berebut dana SBSN didaerah-daerah. Nah yang kedua ini Pak Amin. Pak Amin untuk Ponpes. Saya juga berharap Bapak bisa menjelaskan. Ini kan kita di DPR lagi bahas Undang-Undang Pesantren. Nah kira-kira ide original tentang pengembangan Pesantren dari Kemenag ini apa. Kalau kurang pasti kurang terus, tapi kurang untuk apa kita tidak pernah tahu. KETUA RAPAT: Itu di Pak Profesor Komarudin ya. F-PG (DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si): Ya Pendis nih juga salah satu fungsi pendidikan nasional. Kita itu ingin sekali meneliti sebetulnya, tidak cuma spending-spending saja. Tidak Cuma pendekatan kuantitatif. Tapi kita tidak pernah bahas pendekatan kualitatif. Mungkin itu. Terima kasih. Wabillauhitaufiq Walhidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih Ibu Diah Pitaloka. Lanjut Ibu Lilis. F-PKB (Dra. Hj. LILIS SANTIKA): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Terima kasih Pak Ketua. Terima kasih Pak Menteri beserta seluruh jajarannya. Saya awali dengan sebuah ayat, Bismillahirahmanirrahim. Man 'amila shaalihan min dzakarin aw untsaa wahuwa mu/minun falanuhyiyannahu hayaatan thayyibatan. Saya harus ingatkan ini karena antara Kementerian Agama dengan kita di Komisi VIII sebagai mitra kerja tentu dengan pagu indikatif anggaran sebesar Rp65.245.833.430.000,- dan mempunyai skala priority untuk 2020 tentu saya ingin mengingatkan dan juga melanjutkan yang barusan Ibu Diah Pitaloka sampaikan. Saya titipkan Pondok Pesantren. Ini harus menjadi skala priority. Kenapa? Karena sejarah perjuangan kan mencatatnya seperti itu. Yang sampai sekarang harus kita pahami bahwa belum ada keadilan dari Kementerian Agama itu sendiri dalam hal ini dari Pemerintah untuk memberikan BOS Santri yang mungkin akan baru akan ini.

- 31 -

Kalau orang, anak-anak kita sekolah di Madrasah Ibtidaiyah, di Tsanawiyah. Toh mereka tidak semuanya tinggal di Pondok Pesantren. Jadi tolong dibedakan antara BOS Santri dan BOS Sekolah Umum. Karena kalau BOS Santri saya inginnya atau mungkin dari keluarga besar Pondok Pesantren mana pun sudah mengharapkan bahwa mulai 2020 itu dengan pagu indikatif anggaran yang sebegitu besarnya ada BOS Santri yang diberikan. Itu mungkin harapan saya dengan skala priority yang akan nanti dikerjakan oleh Kementerian Agama termasuk disini ada Baznasnya zakatnya itu kan include sebetulnya. Tapi kenyataan dilapangan coba. Sejauhmana Kementerian Agama memberikan batasan kepada Baznas di tiap-tiap Kabupaten. Toh ada Ketua Baznas Kabupaten dari mulai dibangun itu kantornya sampai sekarang kok belum ganti-ganti ya. Tetap saja itu Ketua Baznasnya. Memang tidak ada aturannya bahwa Ketua Baznas setiap 5 tahun sekali. Tapi ada yang tetap saja terus dia yang pegang. Sampai memutarkan itu uang zakat PNS itu per bulannya itu hampir 3 Miliar itu ada di satu Kabupaten. Tapi ironis sekali masih ada di Kabupatennya, masih minta sumbangannya di jalan. Saya mungkin bisa memberikan penegasan disini bahwa mumpung kita mendapatkan jabatan ini sebagai karunia Allah yang harus memang kita mampu dan sanggup memberikan arahan yang jelas bahwa dari apa pun yang ada memang didaerah bisa dikembangkan kesejahteraan guru-guru ngaji kan perlu diperhatikan. Dari seluruh rangkaian wakaf kebanyakan wakaf itu kan masjid, madrasah. Itu kan jarang orang menyentuh wakaf produktif. Mungkin dari Kementerian Agama bisa menjadi pionir bahwa untuk mengarahkan wakaf produktif dari seluruh tanah yang ada se-Indonesia ini berapa banyak itu, tanah-tanah wakaf itu. Jadi kearah wakaf produktif. Jadi saya disini tentu sangat menitipkan bahwa saya lihat di 20 dan 21 itu peningkatan sanitasi dan kesehatan Pondok Pesantren, bantuan pembangunan, kobong Santri. Memang itu rata-rata di tiap Pondok Pesantren itu yang jadi masalah adalah sanitasi. Kenapa betapa sulitnya, karena Santri yang 100 saja sudah bikin repot apalagi yang 1000. Jadi tolong juga ini dikritisi Pak Menteri dengan pagu indikatif anggaran yang besar. Mungkin ada khusus bantuan dari Kementerian Agama itu khusus untuk MCK Santri di Pondok Pesantren sesuai dengan jumlah kapasitas Santri yang ada. Toh itu gampang kok bertanya itu. Kementerian Agama kan punya data di tiap Kabupaten/Kota. Saya titipkan itu. Dan hal-hal lainnya termasuk. Tadi yang saya sampaikan bahwa akreditasi lembaga zakat ini saya sangat setuju sekali. Di 21 itu sudah ada wakaf produktif. Dan hal-hal yang lainnya tentu saya sangat apresiasi sekali. Mudah-mudahan di Konsinyering besok kita bisa saling untuk menambahkan lagi apa saja yang memang harus disampaikan. Mudah-mudahan kinerja Kementerian Agama yang WTP tetap menjadi yang terbaik dan amanah. Karena harus diperhatikan ujung ayat Al-quran yang saya sampaikan. Kita akan sampai kepada kepada derajat hayat yang thoyibah. Mendapat kehidupan yang lebih baik kalau kita sama-sama beramanah. Dan jabatan ini adalah amanah kita yang harus kita jaga untuk mendapatkan kebahagian Fiddunya Wal Akhirah. Terima kasih Pak Ketua. Mudah-mudahan kita semua bisa bekerja dengan sepenuh hati dan mohon doanya mudah-mudahan saya juga masih tetap berada disini sampai 2024. Waullahumafiq Illa Aqwamith Thoriq, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

- 32 -

KETUA RAPAT: Wa’allaikumsalam. Terima kasih Ustadzah kita Lilis Santika. Lanjut Kyai Umam Wiranu. F-PD (KHATIBUL UMAM WIRANU, M. Hum): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Terima kasih Saudara Pimpinan, Ketua dan Wakil Ketua, Saudara Menteri dan seluruh jajaran Kemenagm teman-teman Komisi VIII. Pertama-tama mengucapkan mohon maaf lahir bathin kepada Pak Menteri dan seluruh jajaran Kementerian Agama. Mudah-mudahan seluruh dosa-dosa kita diampungi oleh Allah SWT. Yang kedua, tadi sudah disinggung sebenarnya halaman 13 oleh teman-teman. Halaman 13 itu ada pagu indikatif yang terkait dengan. Yang berdasarkan sumber dana. Ada Rupiah Murni, ada RMP dan seterusnya sampai SBSN. Nah saya lihat Rupiah Murninya ini atau yang point 2 ya. Point 2 itu yang pendamping ya, Rupiah Murni pendamping. Kecil sekali dibanding dengan SBSN-nya. Jadi kalau logika tukang bangunan ini bangun tapi tidak ada yang untuk rawat. Saya kira harus dipertimbangkan. Nanti akan banyak gedung yang dibangun tetapi tidak bisa dirawat. Asumsinya begitu. Karena itu kalau menurut saya ini harus ada peninjauan kembali. Atau mungkin di RKAKL nanti yang lebih detail ya. itu catatan saja. Karena pasti ini terkait dengan kualitas pemeliharaan gedung yang dibangun oleh. Mungkin kalau SBSN berarti kebanyakan diserap oleh gedung ya, fisik baik untuk pendidikan tinggi maupun untuk madrasah-madrasah. Karena kita juga kemarin ke Makasar itu juga meskipun itu juga tidak terkait dengan Kementerian Agama anggarannya yaitu Rumah Sakit Pendidikan di UIN Makasar itu bahkan belum selesai pembangunannya. Lah teman-teman complain ke kita loh. Itu dananya bukan dari kita kan. Itu kan kewajiban Universitas Negeri Islam yang sudah ada jurusan atau program study kedokteran maka wajib punya rumah sakit. Nah karena merasa adanya UIN maka dia minta dibantu agar Departemen Agama Pusat bisa meneruskan pembangunan itu. Tetapi menurut saya terlepas itu sebenarnya itu kewenangan Depdikbud atau DIkti tapi ini logika itu masuk. Jadi terlalu banyak SBSN tetapi dana pendampingnya sedikit. Itu berimplikasi kepada pembangunan fisik di perguruan-perguruan tinggi maupun madrasah. Kemudian juga laporan dari kunjungan khusus atau kunjungan spesifik di Makasar. UPT-nya masih … tadi sudah disebut atau disinggung oleh teman-teman sebelumnya. Dipikir tidak ada implikasi. UPT definitive dan PLT ternyata ada implikasinya yaitu rasa tanggungjawab terhadap gedung itu menjadi berkurang. Secara hukum atau saya tidak tahu persisi ya tapi teman-teman di Makasar bilang begitulah. Jadi ya intinya agar yang PLT segera didefinitifkanlah. Itu saja intinya. Dihalaman 20 juga tadi sudah disinggung teman-teman. Mungkin ini copy-paste tapi tidak teliti. Pada point 5, pengembangan ekonomi dan sumber daya keagamaan dengan focus kegiatan. Point yang ke-3 itu pengelolaan dana Haji secara professional. Itu kan Undang-Undang BPKH itu. Atau Tupoksinya BPKH. Jadi mungkin ini yang menyusun ini kurang teliti. Cuma ini kan dokumen negara. Jadi ya

- 33 -

lebih baik dihapus gitu saja ya pengelolaan dana haji secara professional itu bukan kewenangan Kementerian Agama. Kalau penggunaannya iya. Tapi pengelolaan dana haji itu BPKH. Biar anak-cucu kita tidak malu. Ini kan yang baca nanti karena dokumen kan banyak. Nah kemudian yang terakhir ini Pak Menteri, saya dapat amanah untuk dapat menyampaikan. Pada Rapat Kerja Komisi VIII dengan Menteri Agama Tahun 2016. Tepatnya pada tanggal 18 Januari memang sudah terlalu lama ini. Itu ada satu kesimpulan bersama atau pembicaraan pendahuluan mengenai penyelenggaraan haji waktu itu Tahun 2016. Nah itu ada point yang ke-5. Point ke-5 itu kita bersepakat. Saya bacakan, Komisi VIII DPR RI menilai peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang pengangkatan dan pemberhentian Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah bertentangan dengan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi. Oleh karena Komisi VIII DPR RI mendesak Kementerian Agama RI untuk meninjau ulang PMA Nomor 68 Tahun 2015 tersebut. Nah ini perlu dipertegas kembali karena ada beberapa argumentasi. Memang sejak awal saya secara Fraksi tidak setuju dengan PMA ini tetapi karena kewenangan Kementerian Agama karena menyangkut Peraturan Menteri DPR itu tidak bisa ikut terlibat serta didalam menentukan. Tetapi waktu itu kami memang keberatan dengan PMA ini karena ada beberapa hal yang secara Undang-Undang ini juga bertentangan juga secara factual. Kalau tadi Bu Lilis itu menyampaikan ayat-ayat kauliah Quran, Hadist, dan lain-lain. Nah saya sampaikan ayat-ayat Kauniahnya. Ayat-ayat Kauniahnya itu, pemilihan Senat Guru Besar itu hasilnya jauh lebih daripada Rektor yang dipilih langsung oleh Menteri. Memang ini belum dikaji karena ini baru berlangsung beberapa tahun tetapi itu salah satu argument yang bisa diajukan. Yang kedua tentang independensi Perguruan Tinggi atau. Bukan independensi, tidak aday independent di dunia ini. Maksud saya tentang kemandirian Perguruan Tinggi didalam pengelolaan Perguruan Tinggi itu sendiri dalam konteks keilmuwan. Karena Rektor kan disamping dia pasti punya kemampuan akademik yang memenuhi syarat, kemudian secara moral dibuktikan juga oleh keseharian. Dan yang terpenting lagi adalah secara leadership. Jadi Rektor itu tidak sekedar dia pintar tetapi juga leadership didalam memimpin sebuah Perguruan Tinggi itu juga yang tahu day to day-nya adalah para Senat Guru Besar. Menteri saya kira hanya sedikit tahu tentang calon-calon yang diajukan untuk menjadi rector. Yang ketiga, peluang untuk terjadinya hal-hal yang negative dalam pemilihan langsung Rektor oleh Menteri ini tertutup. Tertutup kemungkinannya terjadi. Itu yang membuat saya bacakan ulang putusan ini. Karena ini sebetulnya saya tidak tahu posisi kesimpulan rapat ini apakah mengikat atau tidak dalam MD3 saya tidak tahu tetapi setahu saya mengikat. Nah karena posisinya rapat itu sifatnya mengikat bersama Menteri dan Komisi maka menurut saya sih tinggal ditindaklanjuti kecuali ada argumentasi yang kokoh dari Kementerian bahwa keputusan itu tidak bisa di anulir atau tidak bisa di revisi. Kalau kami ya meminta sih dibatalkan saja PMA itu 68 karena menimbulkan banyak hal yang ya kita sebut saja kok negatif gitu dari berbagai aspek. Nah memang didalam pembicaraan teman-teman Komisi VIII diluar Rapat ini memang dari berbagai kunjungan kerja spesifik ke Perguruan Tinggi-perguruan tinggi Islam memang ditemukan banyak hal-hal yang bermula dari PMA ini gitu loh, ya konflik didalam lah dan sebagainya, tapi itu tentu Pak Dirjen Pendis juga pasti paham psikologi universitas masing-masing Islam di daerah termasuk

- 34 -

bagaimana konfliknya juga pasti paham. Mungkin yang kita sama-sama pahami diluar Kementerian Agama adalah menimbulkan kualitas dari Perguruan Tingginya itu perlu diukur, perlu diteliti, perlu di riset dengan Rektor diangkat Menteri apakah kualitas Perguruan Tinggi itu naik atau turun atau tetap, terus dibandingkan dengan kalau Rektornya diangkat atau dipilih oleh senat Guru Besar. Di Departemen Pendidikan masih tetap meskipun ada wacana akan dipilih oleh Menteri tetapi kan yang sedang berjalan tetap dipilih oleh senat Guru Besar dan Menteri hanya punya suara sebanyak 30%. Kemudian yang terakhir menyangkut soal penegasan saja yang disampaikan oleh Ibu kita Ibu Itet, Ibu Itet saya kira idenya bagus soal apa namanya ya kalau Ibu Itet bicara garis keras ya sebenarnya bukan keras Bu cuma beda pemahaman saja, beda tafsir didalam mempelajari sumber-sumber keagamaan. Memang ada beberapa pola kalau berbeda Tunisa berbeda, Mesir berbeda, Negara-negara di Eropa tentang pembatasan bukan kurikulum tetapi Negara melakukan pembatasan terhadap bacaan menyangkut satu, ideologi itu berbeda-beda memang, tentu yang bisa menilai adalah kita sendiri tapi kan bisa memperbandingkan. Dulu kita di zaman Orde Baru memang protes keras kalau sejumlah buku-buku yang dianggap beraliran kiri katakanlah bukunya Pramoedya Ananta Toer, kemudian buku-bukunya Lenin, bukunya Karl Marx itu dilarang dibaca oleh Warga Negara. Nah saya kira Departemen Agama juga perlu melakukan riset terhadap Kitab-kitab atau buku-buku yang terkait dengan tafsir tentang Agama khususnya Agama yang di sahkan di Indonesia tidak hanya Islam karena saya kira radikalisme itu tidak milik satu agama tertentu gitu kita kan sering kejebak radikalisme pasti dari Islam itu salah besar. Nah karena itu harus ada anggaran khusus untuk melakukan riset sampai nanti pada akhirnya Departemen Agama memberikan rekomendasi, tentu yang boleh melarang kan Kejaksaan Agung tapi Departemen Agama memberikan rekomendasi buku ini tidak boleh beredar dan dibaca oleh Bangsa Indonesia tidak hanya Islam. Saya kira itu salah satu cara juga karena kita agak kesulitan apa namanya karena sumber-sumber keilmuan sekarang kan sudah tidak bisa lagi dibatasi karena adanya internet, tetapi sejauh yang bisa dilakukan oleh Negara kan diradikalisasi berbagai hal dilakukan kita juga tahu Pak Menteri bersama Badan Penanggulangan BNPT ada kerja sama ada MoU tapi saya kira harus ada action khusus Kementerian Agama terutama Dinas Pendidikan Islam saya kira melihat khusus buku-buku ini. Memang kerja besar ini kerja besar, tapi pada saat yang sama saya kira Departemen Agama juga meskipun pasti akan kontroversial tentang tafsir yang boleh dibaca atau boleh di, dibaca disini adalah dipelajarkan di sekolah-sekolah maksud saya, kalau membatasi orang baca nggak mungkin tapi paling tidak sekolah-sekolah dibawah Departemen Agama itu boleh melakukan pelarangan terhadap buku tertentu yang jelas-jelas isinya adalah membuat orang salah tafsir tentang agama. Itu salah satu yang bisa dilakukan Bu gitu karena semua komponen Bangsa pasti akan bekerja untuk meminimalisir pemahaman agama yang menuju kepada radikalisme meskipun ini masih menjadi perdebatan yang terus menerus akan berkembang, model radikalisme tidak hanya buku ternyata sekarang kan, tidak hanya hasil dari membaca buku tapi juga hasil dari pembaiatan-pembaiatan liar yang dilakukan oleh para ideolog-ideolog yang menyimpang dari agama gitu. Itu saya kira Pak Ketua yang bisa saya sampaikan. Saya Khatibul Umam Wiranu dari Fraksi Partai Demokrat Dapil VIII Jawa Tengah, tempat lahir Bapaknya Pak Menteri meskipun Pak Menteri jarang nengok kampungnya sendiri.

- 35 -

Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Kita perpanjang dulu sampai jam berapa ini? Jam 14.00 WIB ya?

(RAPAT:SETUJU) Ada komentar sebelum saya lanjutkan? Ada yang mau ke WC, mau ke toilet nggak ya? F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Izin Pak Ketua. Saya mau sedikit peluang komentar yang Pak Ketua berikan saya gunakan dengan baik. KETUA RAPAT: Begini, sudah pertanyaan ya? F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Dari sini ya pertanyaannya. KETUA RAPAT: Bukan, nanti saja, nant saja ya. Karena masih banyak 6 orang lagi, setelah itu baru kita lanjutkan dengan Anggota yang lain. Kita lanjutkan Pak Choirul Muna. F-NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan, Wakil Ketua, Anggota Komisi VIII yang terhormat, Pak Menteri beserta jajarannya yang hadir ditempat ini, Semuanya yang kami hormati, Ja’alanallahu wa iyyakum minal ‘aidin wal faizin wal maqbulin, taqabbalallahu minna taqabbal ya kariim amma ba’du. Mumpung masih bulan Syawal. Bapak Menteri yang saya hormati, Saya melihat dari halaman 13 yang berhubungan dengan masalah Rupiah murni perbandingan alokasi anggaran tahun 2019 dan pagu indikatif 2020 yang ada disini bahwa penggunaan Rupiah murni APBN 2019 56, kemudian pagu indikatifnya 55, jadi ada pengurangan Rp361Miliar. Nah saya melihat disini ini juga agak pesimis, persoalannya: Satu bahwa saya melihat disini tidak ada yang selama ini

- 36 -

kita perjuangkan yang berhubungan dengan masalah recruitment ataupun penambahan yang namanya satu Guru-guru sertifikasi. Keduanya juga recruitment kembali tentang P3K tadi, termasuk juga tadi apalagi ASN yang sekarang sangat minus. Oleh karenanya mohon dipikirkan kembali bahwa perlu untuk penambahan recruitment kembali Guru-guru dalam hal sertifikasi karena masih menumpuk tambah lama tambah menumpuk, tambah lama tambah menumpuk. Oleh karenanya saya usul pada Pak Menteri untuk ke depan supaya Madrasah ini ada peningkatan kalau namanya Gurunya ini ada sertifikasi baik itu Agama Islam, Katholik, Hindu, Budha, tambah recruitment Guru-guru Agama, Guru-guru yang ada di sekolah-sekolah Agama saya yakin itu nanti akan lebih banyak lagi. Karena kalau kita lihat kemarin saja masih banyak PR yang belum kita selesaikan yang berhubungan dengan masalah inpassing, yang berhubungan dengan masalah sertifikasi, kemudian juga tunjangan fungsional yang sampai sekarang ini juga masih sebetulnya masih banyak sekali atau tunjangan insentif yang sekarang diganti itu sekarang masih banyak terkendala karena kurangnya pagu anggaran yang ada disini. Oleh karenanya saya mohon betul yang berhubungan dengan bukan hanya peningkatan kompetensi dan profesionalitas Guru tetapi bagaimana tambahan recruitment untuk sertifikasi Guru-guru Madrasah yang ada. Kemudian juga saya mohon maaf yang berhubungan dengan masalah Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Pak Dirjen mohon maaf walaupun sudah agak ngantuk-ngantuk ya. Saya agak pesimis disini karena kalau tidak salah bahwa sekarang sudah ada penambahan 10000 Jamaah Haji otomatis akan ada recruitment kembali tentang tambahan petugas Haji. Kalau tahun yang akan datang itu ada penambahan kembali karena sudah dijanjikan bahwa sekarang ditambah 10000 besok akan ditambah lagi, kalau misalkan ditambah 10000 yang akan datang maka saya rasa Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang penggunaannya pakai APBN satu koma dua ini kayaknya masih kurang Pak Menteri. Oleh karenanya perlu untuk nanti dipikirkan kembali supaya kita apresiasi masyarakat yang berhubungan dengan masalah Ibadah Haji ini tetap bisa dilestarikan karena kalau kita lihat bahwa yang namanya yang akan datang ini menurut saya akan ada anomali tentang direct cost karena BPKH mohon maaf sampai detik ini juga belum bisa untuk membuat suatu terobosan-terobosan investasi yang bisa menghasilkan uang sehingga sekarang ini sudah semuanya dihabiskan dari efisiensi-efisiensi yang ada yang akan datang sudah naik lagi tetapi dari APBN pun itu tidak ada kenaikan yang signifikan yang berhubungan dengan recruitment petugas Haji. Terima kasih, barangkali itu saja yang perlu untuk dibicarakan. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Kiai Muna. Lanjut Pak H. Bisri Romly. F-PKB (Drs. H. BISRI ROMLY, MM): Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ketua, Wakil Ketua, Pak Menteri dan jajarannya, Teman-teman Komisi VIII yang kami hormati,

- 37 -

Pertama mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir bathin dengan semua yang hadir. Ada beberapa hal yang kami sangat apresiasi. Yang pertama apa yang disampaikan teman-teman itu WTP. Kemudian penambahan tentang penambahan anggaran kalau termasuk Pendis, termasuk Bimas itu kalau saya walaupun karena kami hidupnya didaerah yang banyak Madrasah ribuan kemudian Masjid dan Mushola itu banyak saya pikir ini harus malah justru harus apa nggak kurang ya termasuk kalau dulu itu saya ingat betul itu zaman Maftuh Basyuni itu ini yang kami lihat di halaman kalau ndak salah di halaman 21 ada pengembangan kelembagaan ekonomi umat. Itu zaman Maftuh Basyuni itu saya lihat Pak Menteri di Kota Pekalongan itu ada 2, yang pertama untuk hotel, yang kedua untuk jual apa namanya semua hasil produksi di Pekalongan itu sangat maju dan sangat luar biasa, tapi sejak saya masuk 5 tahun ini kok mata produksi produktif ini kok saya belum pernah dapat jatah ini, apa mungkin anggarannya yang kurang apa yang lainnya kan, anggarannya kurang? Oh sekarang ini sudah ada, nah ini apa? Kalau sekarang sudah ada ini pengembangan kelembagaan otonomi umat. Nah ini anggarannya berapa, kemudian di Dirjen mana juga, saya pikir kalau ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) ndak ada kok ini masih muncul, mudah-mudahan dengan tambahannya anggaran kalau mungkin kita Komisi VIII sih setuju saja apa yang dianggarkan dan saya yakin itu bermanfaat, tinggal domainnya Pak Menteri sama Bappenas dan Menteri Keuangan saja, ini hanya itu saja. Kemudian ada halaman 20 ini, ada penguatan cara pandang sikap dan praktek beragama dalam perspektif jalan tengah dengan fokus kegiatan dalam Kompas yang dimuat tanggal 17 Juni sama ini kira-kira andaikan orang Indonesia yang ikut eksis itu kembali ke Indonesia dan ditampung di Indonesia itu program Kemenagnya kayak apa? disini kan ada. Ini sangat mengkhawatirkan sekali ya kita hanya usul saja, ditampung dan diterima, sekarang harus masuk ke Pesantren Muhamadiyah atau NU mungkin itu saja, itu usul saya. Ini jadi kalau tidak diterima di Indonesia Warga Indonesia, kalau diterima juga karena mereka sangat radikal sekali gitu. Oleh karena itu usulan konkret saya diterima harus paling tidak di karantina ke Pondok Pesantren Muhamadiyah atau NU itu saja gitu, barangkali itu. Ada tambahan saja mungkin agak ke Dirjen ini Pak, Pak Dirjen PHU kemarin saya ikut sosialisasi KBIH ada WA dari Kemenag bahwa seseorang yang sudah Haji tetapi harus menyiapkan dana progresif kira-kira 2000 Riyal, padahal data yang kami terima orang yang daftar Ibadah Haji muncul dana progresif, kemudian kalau tidak dibayar kemudian itu tidak muncul lunas setelah dibayar kan lunas, tetapi ada yang tidak yang Haji yang sudah Haji tapi tidak muncul tapi lunas. Nah atas kesepakatan yang kalau tidak ingat 2 bulan yang lalu kepada Pak Dirjen apabila orang yang sudah Haji kemudian tidak ditagih maka itu rezeki masing-masing. Nah saya mohon Pak Dirjen bisa bikin apa ya ke Kanwil atau Kemenag bahwa yang tidak ditagih ya itu rezeki masing-masing. Mungkin itu saja. Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih Pak Bisri. Lanjut Ibu Ei, tidak ada? lanjut Ibu Agung Putri Astrid.

- 38 -

F-PDIP (Dra. I GUSTI AGUNG PUTRI ASTRID, MA): Terima kasih Bapak Pimpinan Sidang. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om swastiastu. Salam sejahtera untuk kita semua. Pak Menteri dan jajaran yang saya hormati, Saya mencoba memahami alur dari rancangan kegiatan program yang disusun oleh Kementerian beserta anggarannya. Saya melihat bahwa kalau dari segi pemaparan visi dan misi saya kira sudah sangat kuat dan sangat menyentuh dari apa yang menjadi harapan maupun yang ingin dicapai oleh Kementerian Agama didalam waktu setahun ini dan didalam rentang waktu 5 tahun. Akan tetapi saya merasa bahwa saya kira penjabaran program itu tidak cukup hanya merupakan penjabaran dari visi dan misi saja, tapi saya kira perlu karena ini adalah anggaran tahunnan maka konteks per tahun konteks dalam satu tahun itu sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan. Nah didalam hal ini saya kira Kementerian Agama adalah Kementerian yang sangat strategis dalam menakhodai Republik Indonesia ini dalam mengantar kita selamat dalam satu tahun ini bagaimana kita hidup rukun beragama dan untuk itu saya kira saya sendiri sebetulnya untuk usulan dari Kementerian Agama untuk penambahan saya sendiri merasa bahwa mungkin yang lebih prioritas justru adalah asas proporsionalitas atau realokasi anggaran yang lebih tepat lebih pas ketimbang penambahan anggaran karena saya kira sebagaimana rekan saya tadi sudah sampaikan kita belum mendapatkan satu pengertian tentang dasar-dasar peningkatan anggaran. Dari sudut proporsionalitas saya merasa bahwa ada urgensi yang tinggi sekali bagi Kementerian Agama untuk bekerja keras didalam mewujudkan kerukunan umat beragama sehingga saya kira proporsi 0,08% atau sebesar lima puluh dua tiga dua satu kosong tiga tujuh itu saya kira harus ditinjau kembali karena kita punya persoalan dan punya masalah yang sangat besar dan punya PR yang besar untuk menciptakan kerukunan, saya kira itu agak mendesak ya kita pikirkan dan Kementerian Agama punya potensi yang besar untuk membantu hal tersebut. Bagi saya setelah saya sendiri mengikuti beberapa peristiwa-peristiwa secara dekat saya berkomunikasi dengan Komnas HAM untuk menanyakan secara persis apa yang terjadi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi selama setahun ini tentang kekerasan berbasis agama maupun adanya politik identitas di Indonesia yang indeksnya meningkat sangat tinggi. Kesimpulan saya adalah bahwa sebetulnya orang Indonesia itu tidak kekurangan akhlak, tidak kekurangan atau minim pemahaman atau ketaatan beragama, tapi bagi saya ada kekurangan dari kita untuk melakukan eksposur ataupun penglihatan pada agama-agama yang lain. Mengapa begitu? karena memang sarana-sarana untuk bisa mengenal agama-agama lain itu memang tidak banyak, tidak mudah. Anak-anak itu bisa mengenal agama lain sering kali justru melalui sarana-sarana media sosial yang tidak tepat sehingga yang terjadi adalah sesat informasi, hoax dan sebagainya daripada mengenal secara utuh tentang keberadaan kehidupan agama-agama yang ada di Indonesia. Jadi saya kira sangat penting mendesak bagi masyarakat Indonesia untuk mengenal agama-agama lain secara tepat, secara lengkap dan ini

- 39 -

saya kira peran Kementerian Agama khususnya program kerukunan umat beragama ini sangat penting dan saya kira peningkatan didalam anggaran itu sangat penting. Kita tahu juga bahwa orang-orang yang berada didalam forum kerukunan umat beragama di Kabupaten dan Provinsi itu bukan orang sembarangan, mereka adalah tokoh-tokoh masyarakat yang luar biasa besar perannya di masyarakat selama ini, ada yang mantan Bupati, ada mantan Gubernur, ada Tokoh Agama. Saya kira mereka itu tidak bisa hanya di kasih dukungan anggaran untuk berdialog, mereka ini pemimpin masyarakat yang bisa mendamaikan masyarakat, yang bisa mengantar masyarakatnya untuk mengenal agama lain. Saya kira Anggaran 0,08% itu terlalu kecil bagi tokoh-tokoh masyarakat yang punya peran besar dalam kerukunan umat beragama ini untuk bekerja. Lebih lagi saya kira konteks tahun ini dan tahun depan 2020 kita akan menghadapi Pilkada serentak dengan jumlah Kabupaten dan Provinsi yang cukup besar 230-an yang saya kira kalau kita belajar dari pengalaman Pilkada langsung selama ini kita sadar bahwa ada penggunaan secara masif politik identitas yang semakin lama semakin tinggi. Jadi saya kira Kementerian Agama harus punya jawaban, harus ikut berkontribusi bagaimana dalam Pilkada-pilkada ini yang kita tampilkan didalam politik demokrasi ini adalah politik kerukunan umat beragama bukan politik identitas. Itu mengenai kerukunan umat beragama yang saya kira proporsinya saya kira karena urgensinya sangat penting untuk ditingkatkan. Hal yang kedua mungkin saya menyinggung sedikit tentang misi untuk peningkatan ekonomi umat. Saya kira itu misi itu saya baru ketahui adalah bagian juga dari Kementerian Agama yang menurut saya itu misi dan program yang sangat bagus, sangat penting, tapi didalam pemaparannya saya tidak melihat gambaran yang terlalu jelas mengenai peningkatan potensi ekonomi umat ini. Saya mencoba mempelajari dari halaman pertama dengan visi-misi yang begitu bagus tetapi kemudian saya kehilangan turunannya, saya hanya mendapatkan satu gambaran tentang keterkaitan ekonomi umat, pemberdayaan ekonomi umat didalam Kementerian Agama ini hanya diprogram bimbingan masyarakat Islam halaman 8 tentang Pembinaan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf padahal misinya begitu sangat bagus, sangat kuat didalam misinya. Nah kemudian saya lihat lagi di halaman 20 disitu juga ada program kegiatan yang cukup jelas, Pemberdayaan Dana Sosial Keagamaan, Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Umat, Pengelolaan Dana Haji secara profesional, transparan, dan akuntabel. Tapi lagi-lagi ketika diturunkan didalam kegiatan yang tahun 2020 saya tidak melihat satu turunan yang begitu nyata, justru disini pertanyaan saya adalah dimana kegiatan pemberdayaan ekonomi umat ini tercermin didalam anggaran? Karena saya belum bisa memahami anggarannya itu dari segi visi-misi peningkatan potensi ekonomi umat. Nah menurut saya sebetulnya saya ingin menggarisbawahi bahwa kalau kita bicara ekonomi apalagi kita memiliki Menteri Keuangan yang sangat apa ya sangat merasa punya tanggungjawab yang besar untuk meningkatkan pendapatan Negara, maka justru disini pertanyaan saya program ini fungsi investasinya ada dimana didalam Kementerian Agama? karena yang saya lihat, saya tangkap mudah-mudahan saya salah hanya fungsi spending, hanya fungsi pembiayaan. Tetapi padahal didalam zaman sekarang ini dengan Menteri Keuangan kita itu, kita ini membutuhkan sebuah peran Negara didalam mempercepat ekonomi termasuk di Kementerian Agama. Jadi bagaimana Negara bisa mengintervensi kegiatan ekonomi masyarakat, memperpendek jarak, memperpendek waktu sehingga kegiatan ekonomi umat itu berjalan, nah ini kan investasi, dimana fungsi investasi didalam Anggaran ini?

- 40 -

Saya ingin hal yang kedua saya kira mungkin kita perlu menggali kembali pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman masyarakat didalam meningkatkan ekonomi keumatan yang sudah berhasil. Saya ingin ambil contoh daerah pemilihan saya Bali, saya kira Bali adalah salah satu contoh terbaik bagaimana ekonomi umat benar-benar maksimal diberdayakan, kami punya lembaga perkreditan desa, kami punya desa adat yang semua itu bergerak atas dasar kehidupan beragama yang menghasilkan, yang memberi dampak pada ekonomi. Dan saya kira disini stimulus keagamaan itu memang bisa menghasilkan kekuatan ekonomi sehingga saya kira apa yang terjadi atau apa yang berangkat dari masyarakat di Bali yang bahkan dengan kegiatan keagamaannya bisa berkontribusi pada pendapatan nasional harusnya ini bisa menjadi bukan contoh ya tapi kita menarik saja unsur-unsur dasarnya untuk bisa kita kembangkan di tempat-tempat yang lain, disini peran Pemerintah sangat besar didalam ikut melakukan investasi. Dan berdasarkan hal ini saya kira adalah sangat tepat apabila Bimas Hindu dinaikkan anggarannya menjadi Rp1Triliun karena dia selama ini hanya ditempatkan dalam fungsi keagamaan dan fungsi pendidikan, sementara didalam visi-misi kita punya fungsi ekonomi yaitu pemberdayaan ekonomi hemat yang sangat-sangat potensial, nah saya kira Bali layak untuk mendapatkan kontribusi didalam bidang peningkatan ekonomi ini. Nah saya kira dengan peran dan fungsi seperti ini saya sangat yakin Kementerian Agama benar-benar menjadi Kementerian yang bisa menghidupkan kehidupan beragama betul-betul maksimal. Saya kira itu saja dari saya, catatan dari saya. Maaf tadi saya lupa memperkenalkan diri, saya Agung Putri Astrid daerah pemilihan Bali, Fraksi PDI Perjuangan. Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om shanti shanti shanti om. KETUA RAPAT: Terima kasih Bu Agung Putri Astrid. Lanjut ke Ibu Pdt. Tetty Pinangkaan. F-HANURA (Pdt. TETTY PINANGKAAN, S.Th): Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya hormati Pimpinan Komisi VIII dan semua rekan-rekan Anggota dan yang hadir seluruh staf TA, Yang kami hormati Bapak Menteri Agama dan semua jajran yang hadir dalam Rapat ini, Saya dari Partai Hanura yang tinggal beberapa bulan ini untuk perjuangan demi masyarakat, secara khusus Dapil yang saya wakili karena untuk ke depan Hanura sudah tidak lagi berbicara untuk waktu yang untuk periode yang akan berjalan. Jadi semoga perjuangan-perjuangan demi masyarakat terus dilakukan oleh Wakil-wakil Rakyat secara khusus di Komisi VIII dan karena itu saya ingin

- 41 -

menyampaikan dukungan dan sangat memahami kenaikan anggaran pagu indikatif untuk tahun 2020 di Kementerian Agama dan saya melihat yang menjadi salah satu tujuan dan sasaran dari pembangunan Kementerian Agama yakni peningkatan kualitas layanan keagamaan bagi umat beragama yang kiranya tetap pada prinsip keadilan. Prioritas nasional tersebut yang selaras dengan prioritas pembangunan nasional dibidang agama dan bidang pendidikan yang diemban oleh Kementerian Agama. Saya juga mendukung juga apa yang disampaikan dengan Ibu Itet dan Ibu Agung bahwa betapa penting untuk kita terus menjaga kerukunan antar hidup beragama dan karena itu anggaran untuk program ini kami setuju untuk lebih ditingkatkan lagi. Dan tentu apa yang menjadi kata yang sangat sensitif tadi itu yang jadi perguluman kita sebagai masyarakat itu karena kerinduan bersama, kerinduan yang mulia demi perdamaian dan terwujudnya satu kerukunan hidup antar umat beragama ini ya meskipun sangat sensitif tetapi itu sangat penting sehingga perlu ada suatu formulasi kata yang tentunya tidak mengabaikan atau seolah mengubah prinsip akidah suatu agama atau dogma suatu agama yang harus dipegang oleh masing-masing agama tapi untuk dihormati, untuk dihargai, ini menjadi tugas Kementerian Agama yang perlu kita dukung penambahan anggaran dalam program mewujudkan kerukunan antar umat beragama. Dan karena itu juga terkait dengan ini kebetulan Rancangan Undang-undang Pesantren dan Pendidikan Keagamaan saya harap Undang-undang itu jangan meniadakan pendidikan keagamaan, jadi tetap kita memperhatikan seluruh kebutuhan masyarakat komunitas masyarakat bangsa dan negara kita. Ya saya tidak akan lagi berada di Komisi VIII untuk periode yang akan datang tapi saya berharap bahwa ini akan jadi perjuangan bersama demi kepentingan seluruh komunitas masyarakat bangsa dan negara kita untuk kesejahteraan bersama, mohon untuk Rancangan Undang-undang ini tidak hanya tentang Pondok Pesantren tetapi juga pendidikan keagamaan itu tetap diperjuangkan dan secara khusus yang ada di program tentang penguatan penyuluh agama. Sebelum saya terjun ke dunia Politik secara khusus jadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat saya adalah seorang penyuluh agama di Sulawesi Tengah dan sangat miris tunjangan yang diterima oleh penyuluh agama dan ternyata bukan hanya didaerah dimana saya bertugas menjadi salah seorang penyuluh agama juga di NTB dan berbagai daerah penyuluh agama itu menerima honor Rp400.000,- setiap bulan padahal mereka melakukan banyak hal ini pengalaman saya sebagai salah seorang penyuluh agama dan harus menjangkau daerah-daerah yang terpencil yang kadang-kadang tidak ada sarana prasarana yang memadai yang menunjang pekerjaan dari penyuluh agama yang tugasnya sangat berat sebetulnya karena hendak membuat seseorang atau keluarga atau kelompok itu memiliki pemahaman yang mendalam tentang hidup beragama, tentu bukan hanya penyuluh agama Kristen karena saya juga mendapat ya informasi dari penyuluh-penyuluh agama Islam dan juga yang lain Hindu, Budha mereka mengalami masalah yang sama tidak didukung secara memadai pelaksanaan tugas-tugas mereka seperti sarana transportasi sehingga mereka tidak bisa melakukan tugas ini dengan maksimal sehingga kiranya ini menjadi perhatian khusus karena ternyata bahwa ini menjadi program prioritas dari Kementerian Agama untuk tahun 2020 ke depan sehingga penyuluh agama mendapat perhatian khusus didalam melaksanakan tugas pekerjaan mereka, pelayanan mereka untuk di fasilitasi.

Dan yang kedua tunjangan profesi Guru dan Dosen non PNS. Saya adalah salah seorang yang melaksanakan tugas ini selama beberapa tahun jadi Dosen Agama di beberapa Fakultas, ya memang sangat prihatin apa yang saya terima

- 42 -

tetapi saya melakukan itu dengan sukacita tidak memperhitungkan bahwa yang saya terima itu atau teman-teman yang lain juga terima hal yang sama, jumlah yang sama dukungan untuk 2 SKS satu Mata Kuliah itu setiap satu kali tatap muka memberi materi ya itu 4 tahun yang lalu, sekarang perubahannya tidak besar Rp7.500,- jadi satu bulan itu ya kali 4x pertemuan kali 4 Rp7.500,- jadi sekian yang diterima oleh yang sebagai status Dosen Agama, Dosen Agama Kristen. Nah kiranya ini menjadi perhatian dan mungkin juga pengawasan apakah memang sebegitu yang ditetapkan atau lebih itu yang saya tidak coba untuk mencari tahu karena saya melaksanakan tugas itu dengan sukacita karena itu kiranya menjadi perhatian selanjutnya oleh Kementerian Agama.

Terima kasih. Tuhan Memberkati kita semua. KETUA RAPAT: Terima kasih Bu Pendeta. Lanjut ke KH. Hasan Aminuddin. F-NASDEM (Drs. H. HASAN AMINUDDIN, M.Si): Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mohon maaf lahir dan bathin semoga amal dan ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Yang terhormat Pimpinan Komisi VIII, Bapak Menteri Agama Wa’ala alihi wa shahbihi ajma’in,

Menahan dingin Pak. Yang pertama saya menyambung apa yang disampaikan Gus Muna tadi Pak masalah mengangkat status yang belum PNS menjadi PNS, ini kan ada mau pengangkatan PNS Pak ya? rencana di 2020 kalau tidak salah. Coba saya ingin berikan sebuah manfaat yang akan menggetarkan di Departemen Agama ini, lebih baik mengangkat honor di Departemen ini daripada mengangkat PNS yang biayanya akan lebih efektif dan efisien manfaatnya akan banyak dirasakan oleh Bangsa ini. Di kampung masih banyak kekurangan Guru Agama diluar sekolah Agama, sekolah Dasar walaupun itu dibawah Kementerian Pendidikan namun tanggung jawab moral tetap pada Departemen Agama, satu juta akan banyak dirasakan daripada PNS dengan sertifikasi include Rp5.000.000 lebih baik sebaran 5 orang untuk di Kecamatan itu. Ini sebuah tawaran Pak tapi sikap dari Fraksi Partai Nasdem tidak akan sepakat mengangkat PNS, lebih anfa mengangkat Guru kontrak di Pedesaan seluruh Republik Indonesia sebaran Guru Agama.

Yang kedua 3 menit Pak, kalau 5 menit kasihan yang lain. Pesantren karena ini Undang-undang Pesantren kita akan studi banding ke Maroko InsyaaAllah, iya katanya Maroko kalau ongkosnya, inilah DPR ini kemana tergantung ongkos beda dengan eksekutif lah. Rehab dan bangun bantuan ke Pesantren, coba lakukan kajian fifty-fifty antara pembangunan infrastruktur fisik dan non fisik, Pesantren itu bukan hanya butuh bangun dan rehab infrastruktur namun yang lebih penting hari ini adalah gizi bagi anak-anak kita. Ini belum pernah dilakukan oleh Departemen Agama Kementerian Agama ini memberikan bantuan gizi kepada seluruh anak Santri di seluruh Republik Indonesia. Sebagaimana yang saya sampaikan di awal RDP sebelumnya, manakala ini diberikan bentuknya ya gizi berupa susu lah keuntungan yang didapat Santri itu sendiri dan Peternak di lingkungan itu apalagi

- 43 -

Pesantrennya punya ternak Sapi. Sekali lagi lakukan kajian jangan hanya membantu infrastruktur di Pesantren namun gizi lebih penting hari ini.

Yang ketiga, tadi disampaikan oleh teman sebelumnya radikalisme menjadi ancaman Bangsa Indonesia. Bimas Islam atau masuk apa ini Masjid ini Bimas Islam ya Pak ya? coba buat program pelatihan seribu Khatib ini menarik dan akan banyak BUMN yang akan merekrut Khatib-khatib ini apalagi Khatibnya Sarjana S1 lah plus para Hafidz sehingga para Hafidz ini yang Sarjana S1 tanpa kita beri lagi manakala akan melanjutkan ke jenjang lebih atas S2, S3, cukup dengan honor di Masjid-masjid BUMN di seluruh Republik Indonesia, itu khusus Masjid Pak. FKUB nah ini kan menarik karena saya pernah usul sebelumnya RDP ini FKUB, belanja Rapat itu insyaaAllah sudah tercukupi oleh APBD, belanja yang lain ini penting Pak dialokasikan oleh Kementerian Agama program studi banding karena FKUB di kampung itu para tokoh, benar saya memperkuat apa yang disampaikan oleh Bu Itet dan Bu siapa tadi dari Palu itu. Iya saya pernah melakukan luar biasa hasilnya merubah mindset para tokoh ini yang asalnya dianggap ada proses Kristenisasi dan toleransi orang Islam kepada Kristen dan seterusnya diragukan oleh orang Kristen, saya melakukan membuat program studi banding kampung saya itu 99% Islam dan NU mohon maaf. Saya buat terobosan FKUB ini saya anggarkan, besar Pak, saya anggarkan studi banding ke Manado, saya suruh lihat Gereja disana dan bagaimana Gereja dan Masjid bertetangga dan bagaimana antar tokoh. Yang kedua ke Aceh, pernah saya suruh perintah ke Aceh karena di para tokoh Desa itu seakan-akan Aceh ini sudah tidak ada kemungkaran, saya suruh masuk restoran dan seterusnya, subhanallah hasilnya luar biasa sehingga konflik agama antar umat beragama tidak diselesaikan oleh forum Pimpinan daerah cukup di FKUB itu sendiri. Sekali lagi kalau belanja Rapat ndak usah dianggarkan oleh Kementerian Agama terlalu kecil, buat sebuah program terobosan studi banding, buat pilot project jangan semua Kabupaten Kota nggak mungkin cukup anggaran di Kementerian Agama, satu Provinsi berapa yang ya yang potensi-potensi konflik lah seperti di Jawa Timur kampungnya Kiai Dja’far ini lah yang masih primitif, ada Habib pengaruh Habib kan gitu ini Madura ini. Habib sorbannya 10 sudah dianggap, ini dikasih saya dukung, kalau kampung saya ndak usah Pak.

Yang terakhir pendidikan, Pendidikan Agama Islam. Saya sangat pendapat lembaga pendidikan Islam SD, MI, MTs, MA, perbanyak pembangunan asrama, kenakalan remaja ini nggak bisa dijawab dengan sebuah retorika memberikan mau’idzah hasanah orangtuanya sudah ndak mampu hari ini kecuali mengasramakan anak, itu sebuah solusi, perbanyak asrama di lembaga pendidikan Islam di seluruh Republik Indonesia. Seperti kampung saya, kampung saya ini kan masih saya butuh mendirikan MTs Negeri, MTs Negerinya sudah ada, Aliyahnya sudah ada, asramanya belum ada. InsyaaAllah pernah kunjungan spesifik dulu Komisi VIII yang Pak Ketua ndak ikut, nanti kalau ke Madura saya ajak Pak Ketua untuk melakukan penataran FKUB, narasumbernya langsung Ketua Komisi VIII manakala dianggarkan kan gitu hadiahnya Pak Dja’far lah yang nggak jadi DPR lagi.

Sekian terima kasih. Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

- 44 -

Wa'alaikumsalam. Tadi itu yang ngomong Pak Hasan Aminuddin, DPR tapi masih terasa Bupati. Iya nggak apa-apa itu tapi bagian dari pengalaman empiris yang harus kita terima ya, tetapi mungkin Pak Menteri ada bagusnya valid Bank ini membedah sejarah Agama-agama, saya kebetulan peminat sejarah Agama-agama. Agama itu lahir karena kebutuhan zaman dan spiritual sosiologi kemanusiaan, dia lahir itu selalu ada 2, bisa juga ideologi mengawali atau Politik mendahului dari sisi itu. Jadi nanti saya kebetulan punya referensi yang cukup hampir setiap hari saya baca itu karena senang, itu yang jarang ya. Kita lanjut dulu lah, Ibu Ei. F-PKS (EI NURUL KHOTIMAH): Terima kasih Pimpinan. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang saya hormati Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi VIII, Bapak Menteri beserta jajaran, Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Saya hanya ingin menanggapi dari makalah yang disampaikan oleh Pak Menteri. Pertama saya melihat disini bahwa struktur anggaran 2019 dan pagu indikatif 2020 itu tidak belum ya bukan tidak belum mengapresiasi keinginan masyarakat Indonesia terkait dengan keberpihakan Pemerintah khususnya Kementerian Agama terhadap kebutuhan mereka ya, ini kita bisa lihat disini belanja aparatur itu lebih besar ketimbang operasional yang dimaksudkan dengan program-program yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama yang seharusnya secara ideal struktur anggaran itu lebih banyak program ketimbang belanja operasional. Jadai alasan yang disampaikan tadi kaitan dengan upaya untuk menekan honor itu juga belum bisa saya pahami ya, jadi diperlukan sebuah keinginan untuk bagaimana ada upaya untuk lebih memangkas anggaran belanja operasional pegawai, jadi hal-hal yang tidak diperlukan mungkin itu bisa dipangkas. Ya mudah-mudahan Pimpinan bisa mencermati ini sebagai sebuah bentuk aplikasi dari fungsi kita sebagai Anggota Komisi VIII yang bisa menjadi penyambung lidah masyarakat karena saya sudah setahun lebih di Komisi VIII ini Pak saya masih belum bisa optimal untuk bisa menjadi aspirasi penyambung lidah yang khususnya di Dapil Banten II khusus di Dapil Banten saya Dapil saya itu belum bisa Pak, sampai setahun setengah ini aspirasi yang kita sampaikan belum pernah ditanggapi oleh Kementerian Agama ya nanti kita pendalaman besok mana yang perlu ada mana yang nggak perlu ada. Jadi saya merasa kalau boleh dibilang kecewa saya kecewa karena saya belum bisa menjadi Anggota Legislatif perwakilan Banten II yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan tupoksinya, padahal kalau mungkin dibuka rekamannya saya lebih banyak ngomong gitu aspirasi ini sudah saya sampaikan gitu. Jadi saya menganggap benar adanya selentingan atau opini masyarakat bahwa yang melaksanakan program itu ya orang Kementerian-kementerian juga, program-program, asupan-asupan, usulan-usulan yang melalui orang Kementerian juga begitu. Jadi mohon maaf ini saya agak kencang bukan apa-apa saya hanya ingin

- 45 -

melaksanakan amanah, kalau sudah saya sampaikan ditanggapi atau tidak ya terserah ya saya sudah melaksanakan kewajiban tinggal Bapak beserta jajaran ya melaksanakan kewajiban juga karena kita sama-sama mendapatkan biaya hidup ya atau gaji itu dari Rakyat dan kita harus mempertanggungjawabkan itu. Di dunia kita harus mempertanggungjawabkan apalagi nanti kita di akhirat wallahua’lam apakah kita bisa mempertanggungjawabkan atau tidak. Jadi mari kita belajar untuk tidak mendzalimi orang lain sebab kalau ada orang yang terdzalimi itu doanya makbul Pak nggak ada penghalang antara dia dengan Allah, jadi maka kita berhati-hati dengan doa orang-orang yang terdzalimi ya. Ini dalam salah satu bentuk keprihatinan, salah satu bentuk self-reminder saja buat saya sendiri bahwa kita disini adalah melaksanakan tugas, melaksanakan amanah, untuk itu maka amanah itu harus betul-betul kita laksanakan. Bukan karena suka atau tidak suka saya dengan Pak Menteri bukan Pak ya bukan, pertama karena kita bukan muhrim ya kedua tapi kita harus saling suka karena kita sama-sama orang Islam ya. Untuk itulah mari kita bekerja sama, Bapak membantu tugas saya di Komisi VIII sebagai wakil Rakyat, saya membantu Bapak dan jajaran Bapak untuk membuat anggarannya lebih baik. Jadi jangan dipaksa kita untuk menyetujui anggaran-anggaran, usulan-usulan yang Bapak sampaikan kepada kami sementara usulan-usulan yang dari kami nggak Bapak perhatikan, itu namanya nggak adil ya nggak adil. Ya kalau seseorang yang sesuatu atau seseorang yang nggak berlaku adil biasanya akan ada hukuman dari Allah dan saya nggak tahu hukumannya apa wallahua’lam bishshawab ya tapi sebelum hukuman itu ada mari kita bekerja dengan lebih baik. Jadi untuk ke depan kita nanti pendalaman Pak Pimpinan kita cermati betul supaya kita tidak salah langkah ya tidak salah langkah, jangan sampai kita membebani Rakyat ya. Jadi kalau saya ngomong banyak Pak saya tuh nggak enak ya belum lagi nanti suka ada statement-statement dari Kementerian Agama yang bikin Rakyat bingung. Saya sebagai Wakil Rakyat menjelaskan salah satu contohnya terkait dengan ongkos haji, terkait dengan penambahan kuota haji, kita sudah sampaikan sesuai dengan apa yang kita bicarakan disini, tapi tiba-tiba di media suka ada tuh celetukan-celetukan yang membuat Rakyat bingung, jangankan Rakyat, saya juga suka bingung, kemarin begini kenapa sekarang keluar begitu ya. Jadi mohon ini juga disinkronisasi antara kesepakatan-kesepakatan di ruangan ini dengan apa yang akan dikeluarkan ya statement-statement yang akan dikeluarkan oleh baik oleh Bapak ataupun oleh jajaran yang ada di Kementerian Agama ya. MENTERI AGAMA: Mohon izin melalui Pak Ketua karena ini Rapat terbuka mungkin bisa diberikan contohnya Bu supaya kami nggak menduga-duga yang kaitannya dengan haji itu apa ya supaya kami bisa menindaklanjuti. F-PKS (EI NURUL KHOTIMAH): Ongkos Haji Pak ongkos haji, kemudian ada penambahan haji misalnya begini kata Pak BPKH Pak Anggito bahwa ada ketersediaan anggaran ya anggaran dari Pemerintah ditambah juga dengan BPKH sehingga penambahan kuota itu bisa dilaksanakan, tapi kemudian beberapa hari ke depan beliau menyatakan bahwa anggarannya kurang nah ini jadi resah lagi masyarakat begitu.

- 46 -

KETUA RAPAT: Beliau itu siapa? F-PKS (EI NURUL KHOTIMAH): Pak Anggito, Pak Anggito. KETUA RAPAT: Ya nggak, supaya alur informasinya jelas. Beliau banyak nih, beliau bisa Menteri, bisa ini. F-PKS (EI NURUL KHOTIMAH): Ya kalau sudah ditanya kan saya jawab, kalau saya ngomong dulu kagak enak, teu ngenaheun gitu tah. Ya jadi ari geus ditanya mah jawab kukula. Kemudian motto kita Madrasah lebih baik, lebih baik Madrasah, mohon 2020 Pak anggarannya disisihkan untuk tunjangan fungsional Guru Madrasah Takmiliyah, mohon, karena kemarin kita sudah janji akan ada didalam struktur anggaran tetapi kan ternyata tidak ada, jadi mohon di 2020 nanti tunjangan fungsional untuk Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah mohon diadakan. Terima kasih. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan ke depan kita bisa lebih baik lagi bekerja dan bisa memenuhi keinginan seluruh Rakyat Indonesia ditengah ekonomi kita yang semakin memprihatinkan. Terima kasih, Mohon Maaf Lahir Bathin. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih Ibu Ei. Lanjut kepada Bapak H. Asli Chaidir, SH. kami persilakan. F-PAN (H. MHD ASLI CHAIDIR, SH): Bismillahirrahmanirrahim. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan Komisi VIII beserta rekan-rekan Komisi VIII yang saya hormati, Bapak Menteri beserta seluruh jajarannya yang saya hormati, Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Saya Asli Chaidir dari Fraksi Partai Amanat Nasional Dapil Sumatera Barat I. Terima kasih Pimpinan. Pertama sekali pada kesempatan ini saya melihat pagu indikatif memang ada kenaikan lebih kurang kira-kira Rp3Triliun lebih, tapi kenaikan ini adalah datangnya dari pinjaman atau dana SBSN. Tentu kita mengharapkan mudah-mudahan saja

- 47 -

dana pinjaman ini akan dapat dimanfaatkan kepada yang paling sangat urgent atau yang saling prioritas. Dan disini kita juga melihat ada rencana untuk membantu Madrasah dan mudah-mudahan juga Pondok Pesantren karena Pondok Pesantren dan Madrasah ini tentu juga kita saya sebagai mewakili masyarakat tentu juga dapat kebahagiaan untuk swastanya karena kita sangat prihatin Madrasah-madrasah atau Pondok Pesantren yang swasta itu betul-betul merasa suatu menjadi cambukan ya. Memang kalau nilainya tidak akan bisa mencukupi tapi yang penting dia merasa atau pengurusnya merasa diperhatikan dan ada semangat untuk dia. Dan sekali lagi kami saya yang mewakili daerah pemilihan saya, biarpun sedikit yang kami terima tapi ada sedikit yang kami terima tapi ada daripada mitra lain kalau saya nggak ada sama sekali, Kementerian Agama ini saja yang saya dapat. Jadi sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama mitra Komisi VIII nggak tahu saya teman yang lain kalau ada di mitra yang lain, tapi mitra Komisi VIII inilah yang saya dapat. Dan ada satu kalau mungkin kemarin ini Dirjen Bimas datang ke Sumbar tapi nggak kasih tahu, kalau tahu saya layani pakai nasi rendang Pak gitu loh, tapi nggak kasih tahu Bapak datang ke Sumatera Barat gitu. jadi Bapak kalau melihat sedikit saya memberikan cerita ada salah satu Kabupaten namanya Kabupaten Solok, disitu ada Pondok Pesantren yang dijadikan pasar tua yang tidak terpakai itu yang dijadikan Pondok Pesantren sekarang Pak. Kasihan kita Pak melihatnya gitu loh tapi Santrinya dan Santriwatinya sudah banyak, alhamdulillah saya sudah bantu masjidnya dengan maaf bicara saya pribadi saya dan yang rencana dari Bapak untuk tahun sekarang sudah saya alokasikan kesana. Kalau itu sempat kita jadikan Pak dan itu memang tempatnya betul-betul sangat membutuhkannya dan saya kasih kabar begitu saja mereka itu betul-betul sangat besar hatinya, itu. Dan juga sekali lagi saya tidak mengurangi rasa terima kasih dan hormat saya kalau dikatakan masjid Rp50juta tidak ada nilainya Pak, tetapi sekarang ini masjid itu sudah bagus-bagus dikampung Pak tapi mereka merasa diperhatikan itu yang penting untuk kita ketahui bersama. Terus sekali lagi saya berharap kalau memang ini ada untuk pengalokasian daripada Madrasah dan Pondok Pesantren mbok diberikan sedikit juga perhatian kepada Pondok Pesantren yang atau Madrasah yang swasta karena sangat perlu sekali pembinaan dari kita. Dan tentu kalau memang dana SBSN ini dana pinjaman, kadang-kadang orang yang memakai itu nggak ngerti itu dana itu bahasa dana itu dikembalikan lagi, pelaksanaannya kadang-kadang terlambat, kadang-kadang juga nggak sesuai pada waktunya, ini perlu diberikan arahan kepada pelaksananya atau yang pertanggungjawabnya untuk diberikan kepada yang ahlinya, jangan diberikan kepada pekerjaan yang tidak pada ahlinya nanti akan terlaksana dengan tidak baik pekerjaan tersebut, itu yang pertama.

Yang kedua. Saya melihat disini ada pengurangan atau penurunan anggaran PHU sedangkan kita sekarang ini sedang berusaha untuk menaikkan ranking pelayanan terhadap PHU, apakah nanti dengan pengurangan ini tidak akan mengurangi dari hasil indeks yang telah kita targetkan untuk perbaikan pelayanan terhadap PHU tersebut.

Ketiga, dalam di tahun 2019 kan ada pengurangan untuk jaminan produk halal. Nah sekarang kan kalau saya melihat di halaman 16 itu ke berapa itu kan dimintakan lagi, nah untuk itu menurut saya karena kita kemarin baru juga selesai ada Rapat tentang produk jaminan halal itu untuk ini perlu penegasan dan perlu kita kalau dapat itu kita prioritaskan karena sangat penting buat masyarakat tentang produksi halal ini.

Demikian saja Pak Pimpinan, terima kasih banyak.

- 48 -

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih Pak Asli Chaidir. Lanjut Pak Bambang kami persilakan. F-PAN (Ir. Drs. BAMBANG BUDI SUSANTO, MM.): Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bapak Ketua Komisi dan Pimpinan Komisi VIII, serta Bapak-Ibu Anggota Komisi VIII yang saya hormati, dan Yang saya hormati pula Bapak Menteri beserta jajarannya, Saya hanya ingin menyoroti masalah program-program yang untuk tahun 2020. Yang pertama masalah pendidikan Islam, pendidikan Agama Islam ini kenaikan presentasinya ini paling besar diantara program yang lain, ini yang pertama demikian. Dan yang kedua saya perkenalkan bahwa saya dari Fraksi PAN daerah pilihan IX Jawa Timur, setiap kami DPR RI Komisi VIII. KETUA RAPAT: Sebentar, sebentar. Saya tambah dulu ya, satu jam lagi Pak ya? jam 15.00 WIB selesai.

(RAPAT:SETUJU) F-PAN (Ir. Drs. BAMBANG BUDI SUSANTO, MM.): Setiap mengatakan Komisi VIII itu adalah mitra kerja kami dengan Kementerian Agama, setiap ada Kementerian Agama yang terjadi adalah Masjid, Pondok Pesantren dan sebagainya. Setelah kenal dengan saya sebagai Anggota DPR RI Komisi VIII yang terjadi adalah proposal, banyak proposal-proposal yang masuk, ini yang terjadi demikian itu Pak dan sampai hari ini kalau ditanyakan mana hasilnya? Setiap ditanyakan saya katakan ayolah kita berdoa mudah-mudahan segera turun berdoa dan kita jawab bersyukur sampai hari ini memang belum ada yang turun seperti yang dikatakan Bu Ei, ini yang terjadi demikian Bapak. Dan untuk selanjutnya ini juga ada pertanyaan bahwa Kementerian Agama akan pinjam Bank Dunia tiga koma tujuh Triliun ini yang terjadi saat ada pertanyaan demikian, ngerti apa ndak Bapak? Bahwa saya katakan saya belum ngerti nanti saya tanyakan pada Pak Menteri, ini jawaban saya jujur saya jawabkan seperti itu Pak. Mungkin bisa dijelaskan itu untuk fisik atau untuk yang lain selain fisik atau untuk hanya untuk meningkatkan kualitas-kualitas dari Madrasah dan sebagainya. Jadi itulah hal-hal yang perlu saya tanyakan dan sangat simpel sekali Pak. Terima kasih.

- 49 -

Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih mas Bambang. Lanjut Pak Dr. H. Deding Ishak kami persilakan. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Terima kasih Pak Ketua. Pak Ketua dan Pimpinan beserta Anggota Komisi VIII yang saya hormati, Pak Menteri Agama beserta jajaran Eselon I dan II yang hadir, Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama saya menyampaikan Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, Taqabbal ya kariim kepada semua yang hadir disini. Yang kedua saya menambahkan beberapa saja. Yang pertama soal ini juga cukup menarik dan menjadi berita yang banyak di respon terutama oleh stakeholder dari kalangan Guru terkait dengan rencana Kementerian Agama untuk meminjam dana tadi Pak Bambang ya pinjaman Luar Negeri untuk peningkatan Madrasah dan bahkan itu secara spesifik lebih khusus jadi kita sangat mengapresiasi karena justru disitu penekanannya kepada Madrasah swasta dari pinjaman Luar Negeri ini. Jadi mohon ada penjelasan, jadi swasta dulu kemudian penjelasan Pak Dirjen kalau saya tidak salah saya ikuti itu ya termasuk Negeri juga tetapi bobotnya ke swasta. Ini sebuah penghargaan sebetulnya terhadap peran yang dimainkan oleh swasta yang sebetulnya pada posisi ini sudah sepatutnya memang karena pendidikan satuan pendidikan di Kementerian Agama ini justru memang 80% lah ya 80% swasta 20% negeri begitulah kira-kira, jadi kalau memang ada peran Negara disitu sepertinya sebuah penghargaan pengakuan Pak Menteri jadi kami mengapresiasi. Meskipun demikian karena ini adalah menyangkut pinjaman utang jadi memang kita juga harus hati-hati karena kalau dikumpulkan dari banyak utang ini banyak. Sesungguhnya kita ingin mendengar gitu melihat sejauh mana Negara ini meletakkan posisi agama dan pendidikan agama didalamnya termasuk juga bagaimana sebetulnya keberadaan peran Madrasah yang sebetulnya dari berbagai penelitian baik oleh peneliti dalam negeri maupun luar negeri ini adalah pendidikan yang menjadi pendidikan alternatif dalam menjawab persoalan-persoalan kekinian dan akan datang, apalagi kita berbicara terkait dengan tantangan ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) tantangan radikalisme dan sebagainya masalah-masalah keagamaan ini sebetulnya ini bisa terselesaikan atau tersolusi melalui pendidikan keagamaan yang berdasarkan penelitian ini memang menunjukkan sekolah-sekolah yang unggul baik unggul dari sisi akademik ya karena berbagai lulusan dari Madrasah negeri maupun swasta ini hampir menempati ranking the best ten bahkan the big five begitu Pak ke ITB bahkan ke Luar Negeri nah ini menunjukkan bahwa itu. Yang kedua dari sisi moral dan akhlak begitu, jadi kami tidak pernah mendengar begitu tawuran yang terjadi di Madrasah. Di daerah juga yang di klaim oleh Bupati, Walikota keberhasilan

- 50 -

tentang pendidikan, tentang ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) dan sebagainya dikontribusi oleh pendidikan yang dilaksanakan oleh Madrasah, jadi Kementerian Agama ini lompatannya cukup bagus tetapi sejauh mana Negara ini disini. Jadi kalau pinjam lagi ini sepertinya ini sebetulnya persoalan yang karena terpakso gitu karena banyak yang mendesak dan lain sebagainya yang penting urgent dan sebagainya baru dilanjutkan, seharusnya justru ya teman-teman di trilateral ini bisa diyakinkan oleh Pak Menteri Agama dan Pak Dirjen ini tentang pentingnya ini apalagi kita ke depan ini ya Pemerintahan ke depan ini peningkatan Sumber Daya Manusia menjadi titik perhatian dari Pak Presiden Jokowi begitu. Jadi ini maksud saya, tapi barangkali ada penjelasan dari Pak ini dan kami berharap agar ini konsisten begitu nah untuk 2019 sebab ini akan disambut sekali begitu sangat-sangat membantu. Dulu soal Guru Honor Madrasah alhamdulillah sudah bisa diselesaikan dan itu atas kerja sama yang sangat bagus Pak Menteri Agama dengan Komisi VIII Pak Ketua. Nah sekarang Madrasahnya infrastruktur karena kalau di lapangan ini jomplang sekali Pak jadi kalau kita bicara indeks gitu ya, indeks baik indeks untuk honor Guru, untuk indeks ya infrastruktur sarana prasarana kalau Madrasah swasta dibanding dengan Sekolah Menengah Pertama swasta juga dan SMA swasta, SMK, itu jauh jadi jomplang terus jadi agak sulit tetapi masih alhamdulillah prestasinya tidak kalah. Jadi kalau tadi Madrasah lebih baik lebih baik Madrasah ini ya itu memang sedang kita tuju dan sudah ada fakta-faktanya seperti itu, jadi tentu ini harus konsisten kalau memang ada dana itu ya sebagian besar memang harus di swasta untuk merespon apa yang menjadi eksploitasi dari kalangan itu yang sebetulnya memang mereka telah berjasa untuk memajukan pendidikan kita secara umum. Yang kedua ini terkait dengan berita juga, itu Pak Menteri Agama sudah melantik Rektor UIII ya? ya itu juga perjuangan bersama antara Kementerian Agama dan Komisi VIII Pak Ketua ini legacy kita juga, nah itu sudah dilantik Prof. Dr. Komarudin Hidayat jadi seorang intelektual yang pas lah begitu. Pertanyaannya adalah bagaimana persiapannya, apakah memang status ini adalah sama dengan UIN, IAIN, STAIN dan sebagainya atau hanya ini memang punya Pemerintah begitu yang tentu akan mendapatkan juga alokasi anggaran dari APBN maupun dana-dana lainnya yang memang menjadi konvensi dari penganggaran sebuah institusi Pemerintah begitu Pak Lembaga Pemerintah oleh Pemerintah. Mohon penjelasannya karena menurut berita itu juga setelah pelantikan ini beliau menyampaikan sebagai opening statement-nya itu pembukanya itu bahwa akan mulai penerimaan Mahasiswa baru tentu kesiapan Sumber Daya Manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan pada 2019 atau 2020 ini seperti apa, apakah juga termasuk yang dianggarkan disini 2020 ini begitu, mohon ada penjelasannya begitu. Nah terakhir ini soal ini juga salah satu tugas Pemerintah dan DPR untuk memantau kalau DPR memantau terkait dengan pengawasan sebuah Undang-undang, Undang-undang JPH, kelembagaannya sudah ada, Kepala Badannya sudah hadir dan beberapa kali mengikuti Rapat dengan kita dan kita bicara tentang itu sangat konsen kita. Nah sejauh mana disini ada angka Rp40Miliar begitu JPH ini tapi membutuhkan tambahan begitu ya Pak ya? nah ini apa untuk digunakan untuk apa saja barangkali lebih detail seperti itu karena setelah kelembagaan akan seperti apa desainnya, kemudian dari sisi Sumber Daya Manusianya seperti apa? Terima kasih.

- 51 -

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Sg, SH): Izin Pimpinan, interupsi.

Sering kali kita mengabaikan karena mempersoalkan, membela, dan memperjuangkan anggaran kita melupakan diri kita sendiri kadang jadi menjadi sakit karena terabaikan makan minum menjadi minum mungkin di depan kita tetapi makan ini juga menjadi penting untuk kesehatan, jadi saya kira Ishoma itu penting.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Iya, iya.

Yang ishoma, ishoma kita sudah ada komitmen tadi jadi bagi yang mau ke belakang di persilakan Rapat jalan terus tidak mengganggu hak privasi pribadi. Saya kira ini juga ibadah juga, tadi sudah ditawarkan iya sudah ditawarkan Bu, beliau biasanya kita tawarkan dia Jama’ kira-kira Menteri gitu jadi dari awal sudah kita ingatkan, mazhabnya agak khusus itu. Saya kira, boleh, boleh, jadi artinya masing-masing punya ijtihad kita hargai dan itulah keluasan Tuhan memberikan pandangan teologis kepada manusia.

Anggota sudah, di meja Pimpinan yang mas Ace dulu ya, silakan. Setelah itu Pak Sodik tadi, Pak Iskan, kemudian Pak Dasopang. F-PG (DR. TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si. / PIMP): Bismillahirrahmanirrahim. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan dan para Anggota Komisi VIII yang kami hormati, Pak Menteri Agama dan seluruh jajaran Eselon I, serta Hadirin sekalian yang berbahagia, Pertama tentu kita mengapresiasi atas kenaikan anggaran yang mencapai 5,12% dan bisa jadi ini pun juga akan mengalami terus tambahan anggaran yang diinginkan begitu dan semoga itu bisa dilakukan dengan dapat terealisasi. Tentu sebagaimana yang kita tahu bahwa salah satu diantara orientasi dari RPJM 5 tahun ke depan juga orientasinya adalah kepada Sumber Daya Manusia dan orientasi pada pengembangan Sumber Daya Manusia ini penting untuk ditindak lanjuti dengan program-program yang lebih sistematis, terencana, dan tentu berdaya guna untuk kepentingan masyarakat secara umum gitu. Kami mencatat bahwa terutama Pendidikan Islam seharusnya memang menjadi fokus untuk 5 tahun ke depan, setidaknya itu bisa terlihat dari:

- 52 -

1. Peningkatan angka partisipasi pendidikan ya untuk misalnya Madrasah Ibtidaiyah harus dapat menyerap semaksimal mungkin bagi proses pendidikan wajib belajar gitu ya;

2. Madrasah ditingkat menengah, saya terus terang saja masih belum puas terhadap pendidikan Madrasah walaupun kabar terakhir menyebutkan bahwa dari 100 besar lulusan terbaik NEM rata-rata di Indonesia Madrasah itu masuk 4 Pak. Pertama MAN Insan Cendikia Serpong itu urutan ke-4, menurut saya itu cukup membanggakan dengan rata-rata NEM kalau tidak salah 9,8 gitu ya jadi menurut saya ini sesuatu yang baik. Tapi setelah itu kita ke urutan 12 yaitu MAN Insan Cendikia Pekalongan ya ini menurut saya ini yang baik yang perlu diketahui oleh publik ya. Kemudian setelah itu adalah MAN Insan Cendikia Gorontalo itu urutan ke-25 ya. Dan setelah itu adalah Madrasah Aliyah Negeri II Malang itu urutan ke-46. Disitu setelah itu nggak ada lagi Pak, tapi 100 besar NEM tertinggi dari Madrasah yang memang mendapat endorsement khusus dan perhatian khusus oleh Kementerian Agama karena hampir semua yang saya sebutkan tadi kan memang input-nya bagus output-nya juga pasti akan bagus gitu. Nah yang kita pikirkan kan sebetulnya adalah mobilitas vertikal umat yang

mengalami keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas justru itu yang seharusnya kita dorong gitu. Nah pertanyaan saya adalah pilihan kita sebetulnya begini dari segi anggaran memang kita mengalami terus terang saja dibandingkan dengan mohon maaf Kementerian yang lain yang memang sudah diterapkan otonomi daerah tentu agak jauh ya dan pelaksanaan kendali kontrolnya itu kan sebetulnya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah tetapi khusus untuk Kementerian Agama kan memang sentralistik gitu. Nah dari segi anggaran tentu masih sangat harus di kita improve lagi gitu, nah saya agak kaget sebetulnya melihat membaca berita tentang permohonan pinjaman terhadap Bank Dunia ya nama proyeknya namanya kalau ndak salah Reformasi peningkatan kualitas Pendidikan Madrasah ya Pak Dirjen ya itu tiga koma tujuh Triliun yang diajukan kepada Bank Dunia tetapi kalau melihat beritanya secara sekilas baru diajukan kepada Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk kemudian mendapatkan sesungguhnya dari Bank Dunia. Jadi kemungkinan apakah ini akan bisa dilaksanakan di tahun ini atau tidak? kalau sudah masuk ditahun ini tentu kan harus juga masuk di skema anggaran pagu indikatif 2020 dimana disini masih tertulis seratus empat puluh empat Miliar gitu pinjaman Luar Negerinya, jadi nanti mohon diklarifikasi soal itu Pak Menteri Agama. Nah jadi sekali lagi tanpa mengurangi prestasi yang dimiliki oleh Madrasah Aliyah Negeri di 4 tersebut saya kira ini perlu di replikasi ya oleh masyarakat terutama saya kira kita tahu bahwa kalau dari segi aspek sosiologis kultural dari para pendidikan apa namanya siswa-siswi kita kan hampir kebanyakan dari masyarakat plural dibandingkan dengan masyarakat urban, nah pertama itu soal Madrasah.

Yang kedua juga soal penguatan PTKIN. Saya terus terang saja sudah beberapa kali diskusi dengan Pak Ketua dan teman-teman sekalian, soal kita tahu bahwa Pemerintahan Jokowi juga punya konsen sekali terhadap world class university. Ekspektasi saya tentu PTKIN ini mesti ada yang dibawa gitu loh Pak, mesti ada yang dibawa bukan hanya mohon maaf bukan hanya UI, bukan hanya ITB, bukan hanya UGM, tetapi yang world class university yang bisa masuk WebMatrix ya dunia gitu mesti ada. Oleh karena itu maka mesti ada ya mesti ada

- 53 -

satu political will atau keberpihakan politik yang jelas untuk mendorong supaya PTKIN misalnya ada coba kita lihat dari katakanlah 50 ranking Perguruan Tinggi kita gitu yang tidak hanya UIN saja, UI dan lain-lain sebagainya kayaknya UIN masih belum masuk kedalam 10 besar itu Pak, 20 besar pun juga belum kayaknya Pak padahal kita sudah punya lembaga-lembaga pendidikan yang UIN yang juga mengintegrasikan dengan umum pendidikan-pendidikan umum seperti Kedokteran dan lain-lain. Jadi oleh karena itu saya sudah beberapa kali bicara sama Pak Ketua Komisi agar kita punya roadmap tentang 5 tahun ke depan berapa target kita untuk bisa memastikan bahwa misalnya apakah UIN mampu menjadi 5 besar Universitas terbaik di Indonesia atau bagaimana gitu ya dan itu menurut saya tercermin dari anggaran, termasuk juga soal pengelolaannya Pak ya termasuk juga soal pengelolaan dari government university-nya itu juga harus dibenahi menurut saya ya. Terus terang saja ini kaitannya dengan isu yang selama ini muncul soal proses pengangkatan misalnya Rektor yang menjadi kontroversi dan sempat diangkat juga di LC. Saya senang kalau ada klarifikasi dari Pak Menteri, termasuk soal PMA 68 tahun 2015 yang pada 2016 yang lalu itu sempat dipersoalkan oleh teman-teman di Komisi VIII juga waktu itu saya belum disini Pak Menteri ya tapi kan waktu itu meminta supaya meninjau ulang PMA nomor 6 tahun 2015. Kami disini sempat diskusi panjang Pak, kita ini orang politik tapi jangan kampus dijadikan sebagai alat politik gitu. Dan oleh karena itu sekecil mungkin tidak boleh ada intervensi politik didalam governance university, betul-betul harus dihadirkan sedemikian rupa kampus itu adalah memiliki independensi dan otonomi dalam pengelolaannya. Dan oleh karena itu maka semangat independensi dan otonomi kampus menurut saya harus betul-betul kita jaga sedemikian rupa. Nah ya tentu kita tahu bahwa di UIN juga ada kategori-kategorinya, ada saya tidak tahu sudah ada yang BLU belum Pak? yang BLU? 17, yang PTN-BH? 1, dimana itu Pak? UII, Universitas Islam Internasional sudah PTN-BH? Baru jadi sudah PTN-BH hebat sekali ya Pak ya. Menurut saya itu juga apa namanya juga tanda tanya besar loh Pak, buat saya ya karena yang kita tahu dan soal Universitas Islam Internasional Indonesia baru jadi sudah PTN-BH, saya nggak tahu itu gimana apa namanya menurut aturan perundang-undangannya atau memang ada diskresi khusus soal itu waduh. Ya walaupun saya tahu bahwa Rektornya Guru saya tapi menurut saya harus apa namanya dan ini berarti kalau PTN-BH tidak masuk dalam kategori pembiayaan disini dong, tetap? Oh ada block grant gitu Pak ya? karena disini tidak dijelaskan juga soal UIII ini ya. Nah oleh karena itu Pak Menteri saya kira itu harus jadi catatan kita soal bagaimana UIN-UIN yang ada ini gitu ya, jangan bayi yang baru lahir langsung kemudian jadi ya bagus-bagus saja sih tapi ini yang sudah lama yang dibina oleh Pak Menteri yaitu UIN-UIN kita yang sudah mengintegrasikan diri menjadi world class university juga harus didorong gitu ya supaya mereka betul-betul bisa bersaing juga gitu dan harapan saya tentu mungkin harus masuk 10 besar Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia begitu ya. Nah jadi mohon untuk dipertimbangkan Pak Menteri soal juga governance dari Universitas tersebut.

Yang ketiga Pak Menteri. Kita tahu bahwa sekarang ini orang menyebutnya sebagai era post-truth ya, isu tentang populisme sayap kanan oh ini keren banget ya istilahnya yang sekarang ini ya, populisme Agama begitu ya menjadi salah satu tren dan menjadi kajian yang menarik dan saat ini bukan hanya terjadi di Indonesia saya kira apalagi itu berkelindan dengan kepentingan-kepentingan politik, lalu kemudian kita tahu bahwa di beberapa Negara populisme Agama itu menjadi kajian yang menarik. Dan oleh karena itu, itu mempengaruhi juga terhadap prilaku keagamaan

- 54 -

dan itu pasti Pak saya kira ini kaitannya dengan Bimas Islam ya, bagaimana kita mampu untuk menjadi Kementerian Agama pionir dari yang selalu digembor-gemborkan oleh Pemerintah yang sekarang yaitu soal moderasi Islam Wasathiyah wah itu istilah yang keren banget gitu. Tapi pertanyaan saya sejauh mana itu bisa betul-betul terimplementasi dan yang paling harus dimiliki pemahaman itu menurut saya adalah bukan kita elit-elitnya adalah para penyuluh agama yang ada di kampung-kampung itu seiring dengan yang namanya era post-truth menggunakan teknologi informasi juga dimiliki oleh masyarakat sampai pada level yang paling bawah. Kalau kita ya ini teknologi informasi ya media sosial dan lain-lain, nah bagaimana kemampuan kita dan saya belum menemukan disini satu upaya yang terprogram gitu dari ini untuk mengantisipasi itu semua ya kenapa? karena sekarang ini dengan rendahnya literasi, kita adalah Negara yang rendah sekali literasinya sehingga informasi yang tumbuh di masyarakat apalagi dengan menggunakan sentimen agama mudah sekali terpapar berbagai isu termasuk diantaranya soal tadi yang disampaikan oleh kawan-kawan. Oleh karena itu Pak Menteri ya iya termasuk saya kira Pak juga didalam pendidikan Islam kembali lagi tadi sudah banyak saya kira riset-riset yang menunjukkan sekolah-sekolah umum, nah pertanyaan saya Guru PAI ya sudah sejauh mana gitu memiliki satu program yang serius gitu terkait dengan munculnya isu-isu tersebut gitu?

Saya kira itu yang penting saya sampaikan ya untuk menjadi perhatian karena bagaimanapun tugas penting dari Kementerian Agama adalah tadi soal bagaimana membangun kerukunan umat beragama dengan semangat Islam Wasathiyah yang betul-betul bisa terimplementasi bukan hanya pada level wacana tetapi juga muncul di masyarakat menghadapi berbagai macam berita hoax segala macam begitu dan membangun literasi. Terus yang kedua yaitu tadi soal pendidikan Pak Menteri untuk menjadi perhatian semua terutama saya kira soal governance dari Perguruan Tinggi yang harus betul-betul dipikirkan, di evaluasi lagi, dipikirkan kembali. Bukan apa-apa Pak Menteri ya, kalau kita mampu untuk membagi tanggung jawabnya bukan lagi menjadi otoritas kita ya lebih baik kita serahkan kepada mekanisme yang betul-betul kita sendiri bisa mengatakan bahwa ya semangat independensi kampus dan lain sebagainya harus terjaga gitu.

Saya kira itu Pak Menteri, terima kasih. Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Pak Ace Dosen ya? F-PG (DR. TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si. / PIMP): Insyaa Allah Pak. KETUA RAPAT: Oh pantesan penjelasannya urut. Silakan Pak Sodik selanjutnya.

- 55 -

F-GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M.Sc / PIMP): Terima kasih Pimpinan. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pak Menteri beserta seluruh jajaran yang kami hormati, Teman-teman Pimpinan dan Anggota DPR, Pak Menteri saya dalam versi saya, saya membagi kegiatan Kementerian Agama itu dalam 5 hal:

1. Pemikiran keagamaan yang ditangani oleh Balitbang; 2. Pembinaan formal keagamaan oleh Dirjen Pendis; 3. Pembinaan non-formal oleh Bimbingan Masyarakat semua Dirjen Bimas; 4. Pelayanan keagamaan semacam KUA, BPJPH, Dirjen Haji; dan 5. Kerukunan atau kebersamaan beragama.

Perihal Pendidikan Islam tadi teman-teman dan terakhir tadi Dr. Ace sudah memberikan gagasan-gagasannya kecuali soal yang tadi Pak Menteri soal demokratisasi di Kampus itu saja yang ingin saya tekankan tentang pendidikan ya di walaupun katakanlah masih ada banyak masalah dan juga ada prestasi. Nah saya ingin dalami soal pendidikan formal keagamaan yang melalui Bimas-bimas ini. Pak Menteri, Pak Dirjen, Pendis dan Pak Dirjen Bimas saya berpikir pernah nggak Pak saya pernah berpikir gini Pak, seandainya dana Pendis itu yang selalu hampir diatas 90% ya Pak ya di Kementerian Agama katakanlah Dirjen Pendis ditangani oleh Kemendikbud tapi angka itu Pak diserahkan kepada Dirjen Bimas Islam. Ini bukan untuk teman-teman dari Kementerian Agama, teman-teman juga bisa berpikir kira-kira kualitas keberagamaan di Indonesia semacam apa Pak yang akan timbul iya nggak? Apakah kualitas keberagamaan kita akan makin bagus gitu Pak atau sebaliknya? memang Pendis dengan anggaran besar menghasilkan Doktor-doktor menghasilkan Sarjana iya nggak, tapi dalam konteks kemasalahan keberagamaan kira-kira keberagamaan dan kehidupan beragama di Indonesia akan lebih bagus jika anggaran itu ditangani oleh Bimas Islam dengan pembinaan-pembinaan ke majelis atau ditangani oleh Pendis? Tapi sama sekali Pak Dirjen Pendis bukan untuk menafikan anggaran ini ya Pak ya. Kenapa Pak, karena saya melihat sekali lagi selalu saya bicara ketika pembahasan anggaran betapa strategisnya sama strategisnya disamping pendidikan adalah bimbingan keagamaan iya nggak Pak, yang masuk kampus berapa sih Pak, yang masuk madrasah berapa sih Pak, tapi yang ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) adalah mereka yang tidak masuk madrasah dan masuk kampus itu adalah orang Islam dan itulah termasuk juga mohon maaf agama lain dan itulah yang menjadi sasaran pembinaan Kemenag sebagai katakanlah Kementerian Agama untuk warga kita. Tapi poinnya adalah poinnya kita dukung perbesaran anggaran untuk Dirjen Bimas Islam ini hanya Pak Dirjen Bimas sebetulnya Pak Dirjen beruntung loh Pak, kalau Pak Dirjen Pendis berhadapan dengan Guru-guru, dengan Dosen-dosen iya kan Pak, terikat Hak dan Kewajibannya, berhadapan dengan pesantren, dengan kampus iya nggak. Kalau Bapak Dirjen Bimas semua agama Pak, berhadapan dengan Ustadz-ustadz yang sukarela Pak, berhadapan dengan Masjid-masjid, dengan Gereja-gereja iya kan Pak, berhadapan dengan Majelis Taklim-majelis taklim itu kan mereka relatif timbul

- 56 -

dari masyarakat gitu Pak tidak harus kita tidak menjadi beban kita tapi bukan berarti kita menafikannya justru karena mereka timbul dari masyarakat kita bina lebih maksimum. Dalam tanda petik Pak Dirjen Bimas ya saya mendukung penambahan anggarannya tapi bukan hanya sekedar menambah dukungan anggarannya, tolong juga pola atau strategi ya pembinaan Keluarga-keluarga, pembinaan Majelis Taklim-majelis taklim, pembinaan Masjid-masjid, pembinaan Gereja-gereja semuanya itu selain lebih intensif, selain nanti anggarannya kita dukung tapi juga adalah polanya adalah strategi, itu untuk Dirjen Bimas Islam.

Berikutnya untuk Pemikiran Islam Pak pemikiran Islam, mohon maaf Pak ya ini bukan soal 01, 02 bukan sama sekali tidak, tapi proses kemarin Pak proses kemarin itu mengantarkan kami semua dalam sebuah dialog keagamaan yang lebih mendalam gitu Pak ya situasi yang sekarang itu Pak Kepala Badan. Itulah maka saya berpikir ya dulu dulu saya berpikir tentang roadmap kalau Pak Ace tadi roadmap Pendidikan Islam yang 5 tahun saya mengatakan please tolong bikin roadmap umat Islam 25 tahun kedepan iya kan. Satu, roadmap ya alhamdulillah Kepala Badan sudah melakukannya membuat roadmap. Yang kedua Pak please di Badan itu juga tolong Pak ditangkap dan diserap aspirasi-aspirasi pemikiran yang berkembang di umat Islam, bikinlah riset-riset kecil tentang pendapat umat terhadap dinamika yang ada di Indonesia ini. Mohon itu di agendakan ditambah tentang apa saja sektor ekonomi, tentang politik, tentang pemerintahan, tentang sekularisme, tentang lain-lain itu adalah bagian dari agenda Badan yang ingin kami lakukan. Nah Pak selain roadmap, selain agenda mohon juga tolong Pak Muzakarahnya iya nggak Pak, kita kan sering bermasalah ini tentang radikalisme, tentang apa-apa, mungkin kerja sama dengan Bimas semua Agama, Muzakarah-muzakarah antar Lembaga antar tokoh, Ustadz, Kiai, Pastur dan semacamnya Pak tentang-tentang Agama itu. Saya tadi ingin lebih panjang lagi, tadi Pak Ace mengatakan tentang Islam Wasatha saya secara pribadi kurang begitu setuju Pak penguatan Islam Wasatha itu ya Pak, kenapa? karena dalam pikiran saya ketika Islam sudah Kaffah otomatis disana adalah ada atas nama itu ada Islam Wasatha tapi terserah Pak dari diskusi itu bahwa itu adalah bagian dari kajian dari Badan itu Pak. Satu adalah tentang roadmap dilanjutkan, yang kedua tentang menyerap gagasan-gagasan pemikiran yang berkembang di umat ya, kemudian adalah aspek muzakarahnya.

Berikutnya adalah tentang Pelayanan Keagamaan yang saya sebutkan tadi KUA kita dukung ya Pak ya tempat-tempatnya, anggarannya sudah kita naikkan, masih juga ada yang masih menggunakan tanah dari Pemda kita dukung bagaimana penyelesaiannya, dan satu lagi adalah antara pelayanan agama ini adalah BPJPH, BPJPH kita harus dukung keberadaannya, anggarannya. Memang kita tidak bisa merujuk BPJPH dengan mengatakan di Barat lebih maju, dia lebih maju, kenapa? karena disana kan kulturnya tidak halal iya kan Pak, maka keberadaan Lembaga Halal menjadi sangat penting, tapi disini Pak ketika budayanya budaya halal maka harus kita pertegas juga, tadi ada disinggung Pak ya tentang bagaimana ditempat-tempat pemotongan hewan, di pabrik-pabrik dan sebagainya.

Terakhir soal Kerukunan Keberagamaan. Pak Menteri memang anggaran kurang ya Pak ya, terus anggaran kurang Pak Menteri mohon lah nanti dengan pikiran-pikiran dari Badan Penelitian kira-kira bagaimana ini bentuknya karena selama ini kerukunan itu hanya ada seperti pemadam kebakaran iya nggak Pak dan itu hanya sebatas kalau ada masalah dan sebatas formal. Saya secara pribadi lebih senang bukan kerukunan beragama Pak, saya secara pribadi lebih senang mengatakan kerbersamaan dalam beragama, maka anggarannya oke kita naikkan

- 57 -

tapi agendanya apa harus kita pikirkan dan tidak hanya formalitas dan tidak hanya ketika terjadi masalah-masalah saja.

Begitu Bapak-bapak, Pak Menteri yang saya hormati serta seluruh jajarannya, Pimpinan dan Anggota Dewan dan kita tentu akan perdalam ya detail ini dalam pembicaraan saja.

Terima kasih.

Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. F-GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M.Sc / PIMP): Oh sedikit mohon maaf Pak. Pelayanan itu bagian dari haji, bagian pelayanan, satu adalah KUA dan lain, Haji dan BPJPH. Haji saya kira sudah tidak ada masalah makin bagus apalagi ada BPJPH dan anggarannya juga nanti kita ini. Terima kasih sekali lagi. Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam. Saya dari tadi ada yang kurang ini, ada Dirjennya nggak yang hadir? Kristen ada, Katholik ada, Budha nggak ada, Hindu? Oh Budha izin, ada wakil dari Budha nggak? Oh ya sudah. Lanjut Pak Kiai Iskan. F-PKS (H. ISKAN QOLBA LUBIS, M.A.): Belum jadi Kiai Pak. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang kami hormati Pak Menteri Agama dan seluruh jajarannya, Teman-teman di Komisi VIII, Ada 3 hal yang ingin saya sampaikan. Pertama adalah saya setuju Kementerian Agama sebagai pembawa arus besar macam gelombang tentang Islam Wasathi saya setuju, tapi sisi lain Menteri Agama jangan dibuat jadi pemadam kebakaran. Karena begini di tahun 90-an ada Mr. Gingrich dia juru bicara Kongres Amerika, di tahun itu banyak umat Islam di Capitol Hill itu pingin sholat Jumat dia kasih itu untuk tempat sholat. Tidak lama sesudah itu dia Calon Presiden dan dia menyerang tentang antitesis syariat dan Islam, artinya begini, agama ini termasuk hal yang sangat laku kalau ada Pilkada, ada Pilpres gitu. Jadi ini juga harus kita antisipasi kita jangan jadi pemadam kebakaran tapi membuat arus besar untuk melakukan satu Islam Wasathiyah bukan karena pasti itu namanya DKI, Pilpres, ini

- 58 -

isu agama itu isu yang laku itu kedua-dua memakai kedua pihak. Nah ada sisi lain yang namanya Islam Phobia, Islam Phobia ini sebetulnya setiap ada event-event politik itu selalu jualan juga, kalau Islam Phobia itu biasanya yang dari non muslim yang menyerang kan kesana mereka menyerang kesini, sini bilang radikal, sini bilang islam phobia. Jadi Kementerian Agama tidak boleh terbawa oleh arus permainan begitu tapi istiqomah saja membuat bukan kita jadi tertuduh begitu kita harus berpikir ya Pak karena ini hanya sifatnya kasus dan sementara dia akan meredup dan datang lagi isu-isu baru, itu tentang radikalisme islam phobia. Yang kedua tentang anggaran kita, saya usulin Pak Ketua didalam MD3 kan dikatakan termasuk tugas DPR itu juga mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya masing-masing. Jadi menurut saya tadi kan ada masukan dari teman-teman banyak ya, itu kita pindahin saja sebagian anggarannya katakan tadi seperti untuk kerukunan antar umat beragama iya kan. Kemudian dana untuk fungsi pendidikannya terlalu tinggi menurut saya karena disini anggaran bertambah tapi kok fungsi Bimas Islamnya turun, fungsi agama turun padahal disitu ada program yang namanya Jaminan Produk Halal. Didalam program Jaminan Produk Halal itu belum terlihat anggaran yang mempersiapkan infrastruktur JPH pun belum ada gitu bahkan disitu ada programnya saya lihat nanti melakukan indeks kepuasan itu kan belum, itu belakangan saja program itu karena dia belum mapan, kalau Haji boleh lah ya sudah mapan soal indeksnya dinaikin tapi kalau Jaminan Produk Halal belum apa dia belum mantap dilapangan tapi justru tugas utamanya itu adalah mempersiapkan infrastruktur seperti tempat-tempat lakukan pusat-pusat pemeriksaan-pemeriksaan itu produk-produk yang ada didaerah. Jadi saya usul supaya nanti, Pertama fungsi pendidikannya dikurangi ke fungsi agama, itu yang pertama. Yang kedua, teman-teman yang tadi usulan-usulannya itu harus juga kita mana yang lebih prioritas menurut kita ya. Itu harus jadi ini kita bahas didalam yang akan datang ya karena seperti tadi banyak disini masukan-masukan dari teman seperti penyuluh agama itu penting ya, penyuluh agama karena itu sangat riil di masyarakat Pak, bukan saja tentunya tunjangan mereka, tapi pelatihan mereka, ilmu mereka seperti apa, nggak mungkin lah kita kasih dia menghadapi pemikiran yang sangat rumit yang sangat banyak maraji’nya tapi dia tidak ada latihan, tidak ada maraji’, tidak ada pemahaman, itu kan mereka harus dilatih juga ya didaerah-daerah kan literasi juga jarang ya kan bukunya dari dulu cuma satu, fiqihnya cuma satu fiqih syaukani padahal fiqih itu ribuan jadi akhirnya menganggap fiqih dia yang paling benar kan gitu ya, jadi itu harus kita buat. Jadi harus ada menurut saya Pak Ketua perpindahan anggaran itu, pertama dari segi fungsi, dari fungsi pendidikan ke fungsi agama, terus yang kedua diantara program itu juga harus ada. Yang ketiga yang terakhir, ini Pak Menteri ini dalam fungsi pengawasan tapi ini tidak bisa berjalan di Kementerian Bapak. Jadi ada 3 orang pegawai dimana di kalau nggak salah di Ciamis mereka itu tidak pernah mengajukan pindah ini tiba-tiba konon katanya dari kalau nggak salah dari Kanwil memindahkan mereka, mereka padahal ditempat yang baru itu nggak ada tugas dia juga yang lama dia masih dibutuhkan, bahkan dia sudah sampai ke Biro Hukum, ada Biro Hukum disini? Ada Biro Hukum dari Kementerian Agama, nggak ada? jadi dia sudah konsultasi Biro Hukum ini kalau anda ajukan ke PTUN pasti anda menang. Menurut saya ini bukan hanya kalau ini benar ini sudah kriminal karena membuat semacam orang mengundurkan diri padahal dia tidak pernah melakukan itu, jadi mereka sudah

- 59 -

mengadu ke saya tolong ini diselesaikan sebelum masuk masa sekolah yang baru karena mereka jadi tergantung nggak ini terlunta-lunta begitu ya. Iya ini Pak Menteri ya ini nanti saya kasih ini saya buktinya nanti, kemungkinan jadi yang di Kanwilnya tidak mau mengubahnya gitu nah sedangkan Biro Kepegawaian harus membuat SK baru jadi mereka bukan dia melakukan tapi dia tidak ada kepastian begitu. Kalau mereka ke PTUN menurut Biro Hukum Kementerian Agama ya dia menang tapi kan ini masa harus begitu, ini kan masalah kecil saja selesaikan mereka itu dan supaya mereka bisa bekerja lagi ya. Jadi mereka buat pernyataan tidak pernah mengundurkan diri membuat surat pengunduran diri, jadi seolah-olah SK-nya itu dia mengundurkan diri ini kan kalau itu benar ya fatal menurut saya, tidak boleh Kementerian Agama sebagai fungsi agama seperti itu ya, nanti saya kasih ke Pak Dirjen bukti itu mereka data-datanya. Itu saja barangkali lebih dan kurangnya mohon maaf. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam. Terima kasih Pak Kiai, nggak mau Pak Ustadz besar, Ustadz Kabir karena beliau ilmunya banyak cuma nggak pernah itu. Langsung ke Pak Kiai Dasopang. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (H. MARWAN DASOPANG/F-PKB): Terima kasih Pak Ketua. Ini langsung saja sebetulnya sudah disampaikan oleh teman-teman semua. tapi kira-kira begini, anggaran yang Rp65Triliun ini sebetulnya kecil buat Kementerian Agama karena dia mengurusi seluruh Indonesia. Ini rumit kita membahasnya Pak, kutak-katik kutak-katik juga nggak cukup. Kalau kita banding dengan mitra kerja kita yang terdahulu dia kan punya Kadis-kadis Pak punya otonomi daerah, jadi kalau kita bahas-bahas ya Pak Komarudin ini nanti marah juga kalau kita geser-geser, membaca ini agak rumit sebetulnya. Tapi yang menjadi pertanyaan peningkatan justru ya itu tadi yang disampaikan oleh teman-teman hanya di fungsi pendidikan saja bahkan penurunan di bidang Agama Islam karena itu postur anggaran ini tidak konsisten Pak Ketua dari pengantar ya, pengantarnya itu sasaran strategisnya itu menjadikan kita pemahamannya Islam Wasathiyah itu. Islam Wasathiyah yang kita harapkan itu, itu lahir dari pendidikan saja atau dari agama Islam. Justru yang disampaikan oleh Pak Iskan tadi kan sasaran kita para Khatib, para Penyuluh Agama justru itu kurang nah konsistensi dari pengantar anggaran ini nggak kelihatan itu sebetulnya, maka karena itu nanti di pendalaman kita akan buka sasaran kita yang mana menyelesaikan persoalan yang kita hadapi ini karena disini sasaran strategisnya itu pengantarnya itu lebih banyak Islam Wasathiyah yang justru sasaran kita yang paling dekat, itu. Yang kedua saya masih menyinggung juga yang disampaikan oleh Pak Ace. Saya sebetulnya berharap disampaikan disini mengenai pinjaman Bank Dunia itu Pak yang tiga koma tujuh Triliun itu karena sudah menjadi perbincangan malah sudah liar Pak suaranya sudah liar, lah masa di Komisi VIII tidak disampaikan hari

- 60 -

ini, itu saja dulu. Tidak disampaikan ke kita benar mengajukan atau tidak, apakah itu akan dicantelkan di Menteri Keuangan tapi kan paling tidak sudah disebutkan untuk Madrasah, disampaikan reformasi kualitas pendidikan Madrasah Pak itu pasti. Kalau itu kalau yang kita baca karena akhirnya kita meraba-raba juga Pak Deding, kita meraba-raba juga jangan-jangan iya, jangan-jangan nggak, jangan-jangan benar, lah kalau kita baca dari situs-situs iya Pak, jawaban Pak Dirjen iya akan ada pinjaman sudah ada di Kementerian Keuangan, kita sendiri nggak tahu ini saya bolak-balik bolak-balik saya baca-baca satu-satu kok nggak ada nah saya berharap itu dicantumkan disini. Andaikan itu masuk tentu ya di ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) ini masuk Pak mestinya itu. Yang berikutnya saya ingin mana Pak Umam nggak ada Pak Umam. Kadang-kadang membaca ini yang disampaikan tadi itu pengelolaan dana Haji secara profesional ini mana Pak Dirjen? Ini kok masih masuk juga ini? kalau masih masuk ini pelanggaran ini Pak, sudah ada BPKH, copy paste atau bagaimana gitu, mudah-mudahan ini masih salah pengetikan masih dimasukkan. Kami kira nanti di pendalaman kita akan bahas sasaran strategis yang mana, yang prioritas yang mana, sekalipun kalau mau utak-atik ini angka Rp65Triliun itu kecil. Maka bercermin dengan tugas yang begitu berat, usulan yang mencapai Rp71Triliun itu sebetulnya itu layak kami setujui tapi prioritasnya dimana, penempatannya dimana, sehingga postur anggarannya nanti akan kita bahas kembali lagi. Begitulah, terima kasih. Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Seluruhnya sudah, kita perpanjang selambat-lambatnya jam 15.30 WIB.

(RAPAT:SETUJU)

Karena masih ada acara lagi dengan BPKH. Dari saya beberapa poin penting saja: 1. Perlu pendalaman dengan Eselon I terkait dengan program APBN

secepatnya dengan mendapatkan masukan-masukan yang hari ini kita lakukan;

2. Orientasi visi-misi dan program 2020 fokus pertama pada fungsi Agama, yaitu:

a. KUA dipercepat, program pembangunan KUA dipercepat. Kalau saya kok rela kalau dana pinjaman-pinjaman itu untuk memperkuat kelembagaan KUA;

b. Penyuluh Agama agar menjadi perhatian utama. Jika ada penambahan maka penyuluh agama itulah yang menjadi prioritas, syukur-syukur indikator honornya itu kalau bisa UMR mau nggak mau kalau tidak Pak cuma Rp1 juta itu berat bekerjanya Pak, yakinlah sangat berat. Saya ini bergaul dengan para penyuluh saya juga kadang-kadang sebagai penyuluh juga walaupun nggak dibayar, bayar sendiri. Jadi orientasi kedepan penyuluh itu UMR baru ada dignity ada kebanggaan Pak. Kemudian jika toh tahun ini masih Rp1juta ya naikkan lah satu setengah dan dibayar jangan 6 bulan, pakai kontrak 3 tahun evaluasi 3

- 61 -

tahun evaluasi. Orang dikasih harapan pak jangan 6 bulan mau dapat apa? 6 bulan lima ratus baru 6 bulan Rp1juta dibayar pun tanggung juga, jadi oleh karena itu perlu ya; kemudian

c. Biro Perencanaan memang lewat Pak Sekjen segera melakukan evaluasi secara masif, terstruktur mengenai proporsionalitas anggaran ya. Saya sudah mulai bangga ini sudah mulai sedikit agak lega sedikit Pak Menteri, anggaran ke Agama sudah mulai mendekati Rp10Triliun. Jadi memang hitungan saya tahun lalu itu pendidikan paling tidak enam puluh sampai tujuh puluh, kemudian fungsi agama paling tidak Rp30Triliun, Rp40Triliun jadi mendekati Rp100Triliun itu Kementerian Agama baru agak ideal dalam waktu 5 tahun 3 tahun kedepan jadi sudah begitu.

Untuk menterjemahkan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 bahwa fungsinya itu Agama orang Undang-undangnya Agama judulnya bukan pendidikan agama, Agama. Wajar kalau radikalisme masih berjalan, indikator radikalisme berjalan cuma 3 Pak dimana-mana Negara berkembang:

1) Kemiskinan; 2) Pengangguran; 3) Ketidakadilan.

Yakinlah itu, kalau tiga aspek itu ditangani insyaaAllah akan teratasi Negara ini. Oleh karena itu saya kok rasa-rasanya moderasi beragama itu perlu tetapi jangan terlampau ditonjolkan, orang masyarakat nggak terima kok moderasi. Masyarakat tahunya pokoknya saya beragama dengan baik, saya bekerja dengan baik, saya urus anak yatim, ibunya anak yatim, mamanya anak yatim saya urus pokoknya yang baik-baik sudah selesai. Politisi kan hari pertama anak yatim, dua anak yatim, ketiga anak yatim, begitu hari keempat mamanya anak yatim itu biasa itu. Jadi oleh karena itu perlu ya menurut pandangan saya Islam Wasathiyah itu perlu akademis silakan saja, diskusi silakan tetapi pemberlakukan di masyarakat itu Islamnya Rahmatan Lil Alamin itu yang paling penting kalau saya. Orang saya begitu saya bukan tadinya pesantren saja dipanggilnya Kiai sekarang, Kiai dari mana Ustad kagak, Ulama kagak, cuma menjelaskan kenapa kamu pengajian? dapat ampunan, ya sudah ampunan itu mudah ayatnya ini innal muslimina wal muslimati wal mukminina wal mukminati sudah terakhir itu Allah kasih ampunan dan pahala yang besar sudah, oh senang pada gitu saja sudah Islam Wasathiyah juga begitu ya yang ada tampang Ulama juga usia lanjut masih agresif. Jadi oleh karena itu perlu sekali untuk mendekatkan, agama itu mendekatkan jangan menjauhkan mendekatkan, ada radikalisme itu karena tidak ada teladan, tidak ada kearifan, hati-hati bermain dengan itu tidak ada teladan, tidak ada kearifan, meskipun namanya arif belum tentu juga arif juga. Nah oleh karena itu faktor agama itu menjadi sangat penting sangatlah penting, teladan penting, akhlak penting, kearifan itu penting, perkataan menyenangkan itu juga penting sekali.

Yang kedua, fungsi pendidikan. Saya kira terima kasih pencerahan yang dilakukan oleh Pak Doktor muda kita calon Menteri apa terserah lah pokoknya Menteri lah Pak Ace ini kan beliau bicara kalau dekat-dekat Menteri biasanya tergantung itu kalau rela apa nggak itu. Dalam konteks world class university itu dalam menyongsong tahun emas Indonesia 2045 masing-masing lembaga keagamaan ini duduk bareng merancang masa depan bagaimana world class ini tercapai masing-masing gitu loh. Jadi jangan nanti minder ya pokoklah minder lah gitu, harus bangga menjadi orang beragama itu, saya tidak sependapat dengan

- 62 -

tesisnya Karl Marx bahwa Religion ist das Opium des Volkesis karena memang kontradiktif dilematika kehidupan itu tidak seperti dalam pandangan agama secara umum. Oleh karena itu Saudara sekalian penting mengembangkan membuat cluster-cluster universitas kita, Perguruan Tinggi keagamaan kita baik Islam, Katholik, Hindu, Budha semua dibuat cluster-cluster sehingga dia memulihkan bentuk yang ideal yang diharapkan menjadi karakter Bangsa Indonesia pada umumnya. Yang kedua saya mendorong mendukung pandangan teman-teman mengenai dicabutnya PMA nomor 68/2015 oleh karena itu dicabut karena itulah kita menunjukkan clean and clear government, otonomi penting, independensi penting karena itu menjadi wajah terdepan proses pembangunan peradaban kita dan peradaban pendidikan adalah jalan yang paling cepat, paling dekat, paling terukur merubah sebuah peradaban bangsa. Percaya atau tidak saya ini sudah pribadi ini mendirikan Perguruan Tinggi Pak, cita-cita cuma satu menggeser air mata kemiskinan menjadi air mata kebahagiaan, tidak ada yang lain dan itu adalah peradaban. Orang tukang sapu, penjaga sekolah, anak petani, anak nelayan bisa jadi Doktor duduk didepan anda karena ada optimisme dan itulah pendidikan Saudara, wajah kita peradaban adalah pendidikan Saudara. Terima kasih Pak Menteri telah datang ke kampung saya dan kampung saya sekarang ini menjadi kampung wisata rohani, Emir Qatar datang ke NTT datang ke kampungnya Ali Taher, kampung kecil tempatnya Pak Muhamadiyah Amin teman-teman membangun ... (suara rekaman tidak terdengar jelas), tidak ada yang lain Pak, wajah peradaban, kesungguhan, niat baik, kemuliaan harkat dan martabat kita dipertaruhkan oleh Bangsa ini, pendidikan wajah terdepan itu, saya tidak main-main, kebanggaan, kemuliaan harkat dan martabat kita dipertaruhkan. Saudara, oleh karena itu saya memilih menjadi Anggota Komisi VIII bukan sekedar pilihan emosional, politis, tetapi disitulah kesengajaan karena kseungguhan niat baik untuk membangun peradaban itu. Maka bagi saya FKUB itu penting jika ada kejujuran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, anggaran hanya alat Saudara tapi hati nurani adalah bagian dari kunci untuk membangun komunikasi politik itu. Maka saya ingin merekomendasikan sebuah Perguruan Tinggi baru di tanah Papua yaitu Merauke, segera didirikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri karena banyak permintaan datang kepada saya ketika kita berkunjung juga mereka minta agar didirikan Sekolah Tinggi Agama Islam karena umat Islam disana sudah banyak mengharapkan itu.

Terakhir Saudara-Saudara sekalian yang berbahagia. Jikalau tidak memberi manfaat besar yang berarti apalagi kita menyisakan anggaran tiap tahun lebih dari Rp4Triliun, maka Bank Dunia seandainya boleh ditinjau kembali untuk tidak dipinjamkan. Kita tidak perlu mengharapkan terlalu banyak pinjaman, lebih baik yang ada sekarang kita konsolidasi banyak Madrasah yang dobel bantuan setiap tahun. Saya beberapa Madrasah saya datang ternyata kami sudah dibantu Pak, tolong dibantu lagi, jadi dibantu lagi, sudah penuh dibantu lagi, bahkan kualahan untuk membuat pelaporan, meskipun ada indikator meningkatkan kualitas tetapi juga harus dibimbing diarahkan agar lebih fokus kepada proses pencapaian tujuan ... (suara rekaman tidak terdengar jelas). Saudara sekalian yang berbahagia, Saya kira terakhir dalam konteks membangun tanggung jawab istilah mas Ace tadi, maka perjelas hubungan kita dengan Universitas Islam Internasional

- 63 -

Indonesia. Ketika Komisi VIII kita diantar oleh Pak Menteri Agama untuk bertemu dengan Wapres, sudah dinyatakan bahwa ini adalah status Negeri berdasarkan SK Presiden nomor 57 posisi Negeri, maka tidak ada pilihan lain kecuali Menteri Agama melakukan ini menjadi bagian penting dari tugas dan tanggung jawabnya hanya saja koordinasinya ini tidak boleh lepas. Terakhir Saudara-Saudara sekalian yang berbahagia. Sekali lagi bahwa mulai sekarang, generasi kita sekarang mendudukkan persoalan kebangsaan kita mulai dari sisi spiritualisme manusia dan dari kita untuk Indonesia. Saya kira ini saja, agak emosional memang karena merancang bangun hati itulah kunci datangnya agama, agama datang satu pesan memindahkan hati manusia minadzulumati ilannur. Kami persilakan Pak Menteri Agama untuk memberi jawaban dalam waktu seperempat jam.

MENTERI AGAMA: Baik, terima kasih Pak Ketua. Tentu pertama saya menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga atas tanggapan, respon dari apa yang kami paparkan juga masukan-masukan, saran-saran termasuk kritik-kritik yang tentu semua dalam rangka untuk bagaimana memperbaiki kehidupan keagamaan kita di Indonesia ini, jadi sekali lagi terima kasih. Yang kedua, saya mohon maaf sebesar-besarnya tidak bisa menanggapi satu per satu karena banyak sekali yang sifatnya sangat teknis yang tentu nanti sebagaimana yang juga tadi telah disampaikan oleh Pimpinan itu nanti forumnya ada tersendiri kalau tidak salah hari Rabu, lusa akan ada RDP kepada setiap Direktorat Jenderal unit kerja pusat sehingga lalu itu mungkin nanti bisa di jelaskan pada forumnya. Yang ketiga, karenanya saya akan menyampaikan beberapa hal yang mendasar, yang prinsipil yang sebagian besar ditanyakan diangkat oleh sebagian besar Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI ini. Oleh karenanya ada 4 atau 5 hal yang akan saya sampaikan yang sifatnya banyak disampaikan tadi itu. Sebelum saya menyampaikan ini saya juga mohon maaf yang sebesar-besarnya ini sebenarnya sangat teknis tapi perlu di declare perlu dinyatakan disini terkait dengan sejumlah proposal-proposal yang belum sempat di realisasikan. Jadi prinsip dasar yang kami tegakkan di Kementerian Agama adalah pada hakekatnya semua usulan, semua proposal, proposal itu usulan program itu sejauh sesuai dengan ketentuan, sesuai dengan prosedur, sesuai dengan mekanisme, sesuai dengan aturan yang berlaku tentulah akan ditindak lanjuti apalagi datangnya dari Wakil-wakil Rakyat yang itu ya mewakili Rakyat aspirasi. Jangankan datang dari Anggota DPR, dari Rakyat kebanyakan saja selama itu sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, sesuai dengan mekanisme, sesuai dengan prosedur itu menjadi kewajiban kami untuk kami tindak lanjuti. Jadi ada 2 kemungkinan ketika belum sempat direalisasikan mungkin begini, sampai dengan saat ini memang masih dalam tahap proses, ada memang yang sudah bisa direalisasikan ada yang belum karena dari sisi waktu, memang waktunya memang belum seluruhnya bisa di realisasikan karena harus ada proses sosialisasi, mekanisme bagaimana prosedur tata cara untuk pertanggung jawaban pelaporan dan lain sebagainya, jadi memang ini masih dalam jangka waktu yang memang sedang diproses. Yang kedua mohon juga

- 64 -

dicermati TA masing-masing, karena begini kami juga agak mungkin juga bisa yang belum khususnya bagi yang belum untuk bisa lebih proaktif berkomunikasi dengan jajaran kami karena juga tidak sedikit dari Anggota yang sudah kami realisasikan begitu dan tidak ada masalah gitu. Jadi tentu kalau ada yang sudah bisa direalisasikan ada yang belum ini dalam pikiran kami ini masih pada tataran teknis saja di lapangan saja ini macetnya bukan karena kebijakan gitu karena kalau kebijakan pasti semuanya tidak bisa ada yang direalisasikan. Jadi sekali lagi apapun alasannya tentu selaku Menteri Agama saya mohon maaf bila ada hal-hal yang belum sebagaimana harapan tapi yakinlah kebijakan kami adalah bahwa itu semuanya akan direalisasikan selama memenuhi ketentuan, memenuhi prosedur, dan mekanisme yang berlaku. Selanjutnya Bapak Ketua terkait dengan RAPBN ini, jadi perlu dipahami ada 3 jenis belanja: belanja pegawai, belanja operasional dan belanja non operasional. Betul bahwa dibanding tahun lalu 2019 pagu indikatif 2020 itu mengalami kenaikan, tapi mohon dicermati sebagaimana yang kami sampaikan tadi kenaikan Rp3Triliun lebih itu adalah kenaikan pada belanja pegawai, kenapa belanja pegawai naik? Karena ada 4 alasan:

1. Jumlah ASN itu meningkat, ASN yang ada di Kementerian Agama. Jumlah ASN di Kementerian Agama itu hampir mencapai 240.000 ASN, dua ratus tiga puluh tujuh sekian. Kementerian terbesar di Indonesia yang ASN-nya paling banyak itu jadi yang paling banyak itu Kepolisian itu tapi dalam hal Kementerian, Kementerian Agama yang paling banyak jadi kami itu banyak sekali ASN-nya dan sebagian besar kenapa fungsi pendidikan itu besar sekali? Karena sebagian besar untuk belanja pegawai ASN;

2. Ada tunjangan-tunjangan itu juga banyak sekali tunjangan ASN, tunjangan non ASN;

3. Selisih tunjangan kinerja yang juga mengalami kenaikan. Grade Kementerian Agama alhamdulillah meningkat dari 60% menjadi 70% sehingga tunjangan kinerjanya pun juga meningkat dan itu tentu menyerap belanja pegawai.

Jadi hal-hal seperti inilah yang lalu kemudian fungsi pendidikan sepertinya besar tapi itu sebenarnya lebih besar untuk belanja pegawai, jadi kalau program yang belanja non operasional pada fungsi pendidikan sebenarnya juga berkurang untuk program di fungsi pendidikan gitu. Nah inilah yang sekarang sedang kita lakukan adalah pagu indikatif yang SBSN yang Rp5,4Triliun itu, itu sedang kita upayakan untuk itu dikurangi sehingga lalu kemudian Rupiah murninya bisa lebih besar dan alhamdulillah ini sudah ada sinyal positif karena ada anggaran Rp2,3Triliun dari SBSN yang tadinya untuk fungsi pendidikan itu bisa kita pindahkan ke fungsi agama sehingga lalu kemudian itu artinya belanja program non operasional itu bisa lebih besar dari apa yang kami paparkan yang sudah dirumuskan menjadi pagu indikatif. Jadi proses kearah upaya untuk keseimbangan antara fungsi pendidikan dan fungsi agama itu ingin kita dekatkan, itu yang terkait dengan RAPBN kita. Yang kedua tadi ditanya juga Rupiah murni pendamping begitu kenapa lebih besar dan sebagainya. Jadi begini, Rupiah murni pendamping ini implikasi dari adanya program 4 in 1 jadi pembangunan sejumlah UIN-UIN yang sumber dananya dari IDB (Islamic Development Bank) yang sumbernya dari sana. Program-program itu mulai 2018 dan 2019 ini dalam bentuk bangunan fisik gedung-gedung UIN, jadi dari 58 PTKIN kita, 7 dalam bentuk STAIN, 34 dalam bentuk IAIN, dan 17 dalam bentuk UIN itu seluruhnya telah memiliki gedung-gedung baru sekarang. Nah khusus yang dananya dari IDB yang 2018-2019 pada 2020 lah baru bangunan-

- 65 -

bangunan fisik itu jadi yang memerlukan meubelair, yang memerlukan alat-alat yang selain yang fisik, meja, kursi, meubelair lah secara keseluruhan sarana prasarana yang lain yang itu harus datang dari Rupiah murni, nah kalau kemudian istilahnya adalah Rupiah murni pendamping. Selama ini tidak ada Rupiah murni pendamping, baru di 2020 sajalah ada Rupiah murni pendamping konsekuensi dari program IDB itu, jadi ini mohon bisa dipahami dan tidak disalah mengerti.

Selanjutnya yang juga kami ingin sampaikan terkait dengan Bank Dunia tadi untuk Madrasah. Jadi betul ada program reformasi kualitas Madrasah yang nilainya US$250juta itu ekuivalen sekitar Rp3,7Triliun, untuk apa? Untuk reformasi Madrasah. Kita memiliki tidak kurang dari 48000 Madrasah sebagian kecil Negeri tapi sebagian besar itu adalah swasta yang kita tidak pernah bisa mengembangkan selain bangunan fisik, jadi kita tidak pernah bicara kualitas dalam hal pendidikan Madrasah ini, mengapa? Karena dana kita sangat terbatas. Untuk menyiapkan sarana fisiknya saja itu saja tidak cukup anggaran APBN kita, apalagi bicara kualitas Guru, kualitas sistem rekrutmen siswa, standarisasi siswa, membangun sistem informasi teknologi informasi komunikasi yang lebih baik karena sekarang era digital itu sudah kita nggak pernah. Padahal kita ingin sekali, mimpi kita itu kita memiliki membangun sistem Madrasah kita, tapi jangankan bicara itu untuk punya bangunan fisik Madrasah yang tidak reyot, meja-meja kursi yang tidak keropos tidak itu saja belum semua khususnya pada Madrasah swasta kita. Nah jadi lalu kemudian ada tawaran dari Bank Dunia karena kita juga presentasi di banyak kesempatan bahwa Madrasah kita ini khususnya yang swasta tidak akan pernah menjadi baik kalau hanya mengandalkan sumber APBN saja, nah lalu Bank Dunia mulai tertarik ini proses yang cukup lama. Sehingga lalu kemudian dengan pinjaman yang sangat lunak itu lalu kemudian sekarang ini sudah berhasil mendekati final pembicaraan tentang hal ini. Jadi ada 4 hal yang ingin dibangun dari Rp3,7Triliun itu:

1. Kompetensi Guru Madrasah. Ini yang selama ini nggak pernah disentuh, kita nggak pernah mengurusi Guru-guru kita karena yang kita urusi hanya kesejahteraannya saja itupun belum merata, tapi kompetensi mereka, kualitas mereka tidak pernah ada program pelatihan, tidak ada pernah. Nah ini yang akan kita garap sehingga lalu kemudian bisa berkelanjutan peningkatan kompetensi;

2. Sistem perencanaan dan penganggaran yang transparan. Ini bagian yang penting karena anggaran Madrasah-madrasah kita ini ya kita sama tahu itu kantong kanan kantong kiri itu sistemnya kayak warung itu saja tidak pernah ada transparansi, tidak pernah ada akuntabilitas dan ini juga bagian yang juga kita bangun;

3. Sistem assessment kompetensi siswa yang terstandar. Jadi standarisasi ini penting karena Madrasah kita itu banyak sekali dan wilayah geografis kita sangat luas, populasi kita juga sangat banyak, ini pun juga supaya tidak menimbulkan disparitas yang semakin problematik; dan

4. Ini yang tidak kalan pentingnya adalah pengembangan sistem IT. Jadi kita ingin di era digital ini Madrasah juga harus mendapatkan sentuhan yang sangat positif yang sistem IT-nya ini terintegrasi. Jadi 4 hal inilah yang akan menjadi program besar dalam dana-dana yang

sumbernya dari Bank Dunia itu. Selanjutnya saya harus singkat-singkat, WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (H. MARWAN DASOPANG/F-PKB):

- 66 -

Pak, sebelum selanjutnya. Ini dana reformasi kualitas pendidikan Madrasah ini masuk di 2020? MENTERI AGAMA: Jadi belum karena ini belum final pembicaraan antara Kementerian Keuangan, Bappenas, kami dengan sejumlah instansi terkait jadi ini masih dalam tahap pembicaraan. Kalau sudah final tentu akan masuk di 2020 kalau disetujui karena ini kan baru pagu indikatif sekarang ini kan tahapannya ini kan nanti masih ada pagu anggaran lalu definitif begitu, jadi sampai menjelang Oktober nanti itu, September atau Oktober, jadi yang sekarang belum masuk. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (H. MARWAN DASOPANG/F-PKB): Iya tapi dimasukkan nggak di kesimpulan kita? MENTERI AGAMA: Karena belum disetujui jadi kami pun belum bisa memasukkan ini dalam pembicaraan pendahuluan karena belum final. KETUA RAPAT: Ini berarti baru wacana. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (H. MARWAN DASOPANG/F-PKB): Begini, kalau tidak ada di pagu indikatif tetapi ada di poin lain bahwa Kementerian Agama lagi merencanakan dengan Bank Dunia. Nah supaya nanti kita tidak terkejut nanti Pak tiba-tiba masuk gitu, kapan ini gitu. F-PG (Dr. H. DEDING ISHAK, S.H., M.M.): Boleh sedikit saya tambahkan sedikit Pak soal ini supaya ini, saya cuma konfirmasi saja. Kalau dari Bank Dunianya menurut berita ini kan sudah disetujui Pak ya, jadi dari Bank Dunianya sudah setuju kan, tinggal barangkali implementasi dari penganggarannya untuk apa lain sebagainya proposal ini masih didiskusikan di trilateral meeting kan begitu Pak sehingga belum dimasukkan. MENTERI AGAMA: Saya ingin mengklarifikasi Pak Deding. Jadi betul Bank Dunianya sudah tidak ada masalah sebenarnya, hanya ini belum masuk di pagu indikatif karena ini kan baru berdasarkan April kemarin begitu kan jadi ini kan proses progresnya kan cepat. Jadi kalau mau masuk dalam kesimpulan bisa saja bahwa ditengah-tengah pagu indikatif yang diusulkan sekarang sedang berlangsung proses persetujuan terkait dengan dana Bank Dunia bisa seperti itu nanti rumusannya, tapi informasi yang kami terima dari Pak Dirjen itu sudah tidak ada masalah sebenarnya.

- 67 -

KETUA RAPAT: Begini saja, karena ini kita lembaga politik perlu ada kejelasan dulu secara normatif baru kita masukkan. Jadi nanti ketika pada saat finalisasi nanti setelah ada kepastian baru kita akan bahas lagi, wacananya sudah kita terima wacananya tapi belum menjadi agenda kita bersama, saya kira itu ya. MENTERI AGAMA: Iya berikutnya ada 2 poin lagi saja yang kaitannya dengan moderasi beragama. Jadi ini istilah sebenarnya moderasi itu moderat lawan dari ekstrimitas sebenarnya berlebih-lebihan, ekstrim itu berlebih-lebihan. Jadi dalam konteks Islam itu yang dikenal dengan istilah Islam Rahmatan Lil Alamin itu sama saja , tapi karena kami Kementerian Agama tidak hanya mengurusi agama Islam tapi juga semua agama yang dianut. F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Izin Pak Ketua, izin Pak Ketua saya interupsi sedikit. Moderat itu tidak sama sama sekali dengan Rahmatan Lil Alamin, Wasathiyah itu kalau moderat dengan Wasathiyah juga berbeda. Kalau Pak Menteri menyampaikan di forum terhormat ini moderat itu seperti Rahmatan Lil Alamin itu mengkredisi makna dan tafsir ayat, mohon izin.

Terima kasih Pak Ketua. KETUA RAPAT: Silakan Pak Menteri. MENTERI AGAMA: Jadi, kami ingin menjelaskan apa yang dimaksud dengan moderasi beragama itu yang dalam pemahaman kami ini pun juga tidak hanya datang dari kami ini kami juga merujuk dari pandangan Ulama, dalam MUI itu dikenal istilah Islam Wasathiyah, Wasathiyatul Islam, Islam yang Wasathon yang ditengah, ditengah itu ya artinya moderat sebenarnya. Jadi ini istilah yang sebenarnya esensinya sama seperti yang disampaikan oleh Pak Ketua tadi dengan sangat baik, agama yang mendekatkan bukan agama yang lalu kemudian menjauhkan antar sesama kita, agama yang memanusiakan manusia yang sama sekali menolak ekstrimitas dalam artian berlebih-lebihan dan ini yang sebenarnya dikehendaki. Jadi jaminannya apa ya jaminannya adalah bahwa kita bersyukur penguatan moderasi beragama ini sudah masuk kedalam RJMN 2020-2024 dan lalu kemudian karena semua agama sebenarnya esensinya itu adalah memanusiakan manusia gitu, agama harus mendekatkan antar sesama kita umat manusia, jadi itu semangatnya gitu. Nah dalam konteks Islam itulah yang kita sebut Rahmatan Lil Alamin yang memberikan rahmat menebarkan rahmat bagi segenap alam semesta.

- 68 -

Terakhir yang kaitaannya dengan PMA 68/2015 ini memang panjang penjelasannya, tapi begini saya ingin mengatakan bahwa PMA 68/2015 kalau kita cermati dengan seksama sama sekali tidak mengurangi kebebasan kampus karena tadi proses demokratisasi dan lain sebagainya karena tetap saja forum senat itu punya kewenangan penuh untuk mengusulkan nama-nama calon yang akan dipilih oleh Rektor. Jadi saya sedikit mengambil waktu, sebelum lahir PMA 68/2015 selalu saja pemilihan Rektor karena sepenuhnya dilakukan oleh senat itu terjadi politisasi senat dan itu bertahun-tahun berlangsung. Kampus itu terbelah karena NU-Muhamadiyah atau PMII-HMI, iya ini yang kami selalu seperti itu dan itu tidak hanya membelah para calon tapi Guru-guru Besar terbelah sampai Mahasiswa-mahasiswa terbelah dan yang saya sedih adalah siapapun yang terpilih Rektor itu dia justru tersandera oleh tim suksesnya sendiri, mengapa? Karena tim suksesnya itulah yang nanti harus menduduki pembantu Rektor, menduduki Dekan, menduduki Ketua Jurusan, Direktur Pasca, dan macam-macam, jadi itu sudah. Jadi artinya lalu kemudian berdasarkan pengalaman kajian kami karena ini juga melalui proses masukan lalu kemudian yang menduduki jabatan-jabatan penting di Perguruan Tinggi bukanlah yang memang memiliki kualitas yang terbaik tapi lebih karena ya tim sukses dan lain sebagainya. Lalu kemudian kami mencoba melahirkan PMA 68/2015 yang intinya adalah bahwa senat mengajukan semua usulan yang memenuhi kriteria syarat sebagai calon Rektor itu, senat tidak melakukan pemilihan tapi senat sebatas mengusulkan nama-nama yang ingin running dalam pemilihan Rektor sejauh itu memenuhi syarat yang ditetapkan oleh senat itu sendiri. Jadi senat lah yang membuat kriteria yang membuat syarat dan lalu kemudian melakukan proses seleksi apakah calon yang akan diusulkan oleh senat tanpa melakukan voting tanpa memilih itu memenuhi syarat atau tidak, jadi tidak ada batasan bisa 3, bisa 5, bisa 9, bisa belasan bisa puluhan, jadi senat tidak melakukan voting dia hanya mengusulkan. Nah nama-nama yang diusulkan oleh senat itulah yang lalu kemudian diseleksi oleh komite atau komisi seleksi yang terdiri dari para Guru Besar yang sudah selesai dengan dirinya yaitu Guru-guru Besar yang sangat senior yang mereka juga pernah menjadi Rektor yang tahu sejarah PTKIN tapi sudah tidak punya interest sama sekali dengan orang-orang seperti tempo hari itu Pak Din Syamsuddin tapi belakangan lalu kemudian beliau mengundurkan diri, lalu ada Pak Atho Mudzhar, lalu ada Pak Aflatun, ada beberapa Pak Syafiq A. Mughni, jadi orang-orang yang memang menurut kami merekalah Guru-guru Besar terbaik di PTKIN yang senior yang mereka lalu kemudian menentukan 3 terbaik dari yang diusulkan oleh senat. Kewenangan Menteri memilih itu ketika komisi seleksi sudah melahirkan 3 besar itu barulah satu diantara 3 ini yang akan dipilih oleh Menteri, itu karena apa? Menteri tidak bisa semena-mena memilih maunya sendiri diluar yang 3 diusulkan oleh komisi seleksi atau dengan lain perkataan siapapun yang dipilih oleh Menteri adalah calon yang sudah terseleksi oleh komisi seleksi yang tadi terdiri dari para Guru-guru Besar yang terbaik yang tidak punya interest sama sekali betul-betul penilaiannya objektif karena ada wawancara, ada pembuatan makalah, ada pemaparan visi-misi dan lain sebagainya. Jadi andai pun Menteri mau melakukan politik praktis dalam menentukan calon Rektor dia tetap tidak bisa leluasa melakukan itu karena harus tidak bisa keluar dari 3 nama yang di seleksi oleh komisi seleksi yang itu penilaiannya dan seleksinya itu objektif karena para Guru Besar tentu tidak punya kepentingan politik praktis disitu, asumsi kita tentu gitu. Jadi itulah yang dari berbagai macam formula mekanisme pemilihan kami bersepakat inilah yang relatif tentu tidak ada sempurna tapi setidak-tidaknya ini yang mendekati

- 69 -

objektivitas dengan tetap menjunjung tinggi keberadaan forum senat sebagai forum tertinggi dalam proses mekanisme rekrutmen karena merekalah yang mengusulkan pada awal. Jadi sejak awal yang diusulkan oleh senat adalah para calon-calon yang sudah selektif sebenarnya jadi ada 2 seleksi, pertama oleh senat itu sendiri, yang kedua oleh komisi seleksi. Menteri baru bisa menentukan dari satu diantara tiga setelah setiap calon itu melalui seleksi baik lewat forum senat maupun komisi seleksi, jadi itulah esensi dari PMA 68/2015. Kalau ingin dikembalikan lagi kepada senat pemilihan itu maka senat tidak ada bedanya dengan forum-forum politik, orang bisa satu dua tahun sebelum pemilihan senat, pemilihan Rektor maksud saya di senat itu sudah terjadi politisasi yang luar biasa. Dan karena vote suara di senat itu bisa diketahui maka itu bisa di ya maaf-maaf saja bisa di rekayasa dan lain sebagainya dan itu yang selama ini terjadi di sebagian PTKIN kita yang ini kemudian kita ingin. Dan alhamdulillah sekarang siapapun yang terpilih Rektor melalui PMA 68/2015 tidak ada Rektor yang merasa tersandera dengan tim suksesnya karena memang tidak ada tim sukses, Rektor punya otonomi penuh untuk menentukan siapa pembantu-pembantunya sebagai Wakil Rektor, sebagai Dekan, sebagai dan seterusnya dan seterusnya. Jadi supaya juga ada kemandirian kampus sehingga Rektor seperti Presiden dia punya kewenangan penuh untuk menyusun kabinetnya tidak di intervensi oleh yang lain, jadi ini Pak Ketua gambaran dari PMA 68/2015. Tentu kami tidak merasa inilah yang terbaik tidak, tentu ada kekurangan kami tetap membuka diri untuk bagaimana PMA ini bisa lebih disempurnakan sehingga kemudian tetap terbuka revisi terkait dengan mekanisme rekrutmen Rektor di PTKIN ini. Demikian, terima kasih. Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Kita tambah sampai jam 16.00 WIB ya?

(RAPAT:SETUJU)

F-PG (DR. TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si. / PIMP): Saya ingin Pak Menteri, Pak Ketua saya ingin exercise ya soal PMA ini karena ini menurut saya penting untuk di tindak lanjuti. Idealnya menurut saya otonomi kampus adalah sesuatu yang penting untuk kita junjung tinggi, di beberapa Perguruan Tinggi PTN walaupun ada beberapa kategori ya ada yang misalnya setahu saya ada yang ada Majelis Wali Amanah ada gitu ya kemudian ada juga senatnya dan ada juga unsur Pemerintahnya. Nah unsur Pemerintahnya itu kalau tidak salah kalau di Kementerian Dikti itu 35% dari hak suara yang mereka miliki tetapi proses pemilihannya itu tetap ada didalam kampus ya otoritasnya tetapi sama sekali tidak, posisi dari Pemerintah itu untuk menengahi untuk tidak terjadi apa yang disebut dengan tadi politisasinya sendiri didalam kampus. Jadi saya kira kalau didalam pemilihan manapun pasti akan terjadi polarisasi itu sesuatu yang biasa ya bahwa orang punya pandangan punya figur masing-masing itu sesuatu yang biasa, cuma yang menjadi masalah kan tentu didalam proses pemilihan apapun ada sistem yang memungkinkan bukan berangkat dari interest politiknya tetapi tentu dari

- 70 -

kompetensi yang dimiliki berdasarkan atas persyaratan-persyaratan yang dimiliki oleh seseorang yang dinilai layak untuk menjadi Rektor misalnya. Nah misalnya ya misalnya kalau di Perguruan Tinggi yang saya tahu ya 35% itu pasti milik dari Pemerintah maksudnya entah itu Menteri entah itu atau apa Menristekdikti, nah 65% nya itu diserahkan kepada otonomi kampus. Jadi ada keseimbangan juga gitu untuk menjaga tetap ya Pemerintah ada hadir disitu, nah kalau semangat ini unsur subjektivitas politisnya gitu karena apa karena ditentukan oleh pejabat politik Pak gitu. Saya percaya dengan Pak Menteri, Pak Menteri ini objektif lah begitu, tetapi sistem itu ya memungkinkan bagi tidak bisa lepas dinilai sebagai bagian dari penunjukkan jabatan politik karena Menterinya sendiri adalah jabatan politik gitu itu nggak bisa dihindarkan Pak. Bukannya apa-apa saya ingin menjaga marwahnya Pak Menteri ya walaupun saya tahu Pak Menteri itu tetapi sistemnya dimungkinkan orang untuk menilai bahwa penujukkan Rektor itu oleh pejabat politik gitu, walaupun prosesnya dari bawah Pak. Nah ini yang menurut saya harus dibuat sistem sehingga tidak menimbulkan penilaian seperti itu bahwa memang kampus memiliki independensi, memiliki otonomi untuk melakukan pengelolaan governance tersebut. Jadi saya kira itu ya catatan saya supaya menjadi perhatian saja Pak. Terima kasih. KETUA RAPAT: Begitu ya, jadi saya kira cukup ya? nanti kita ambil kesimpulan Rapat, tapi ini lahir dari aspirasi masyarakat karena konfigurasi sosial politik kita menghendaki adanya itu. Kita ini kan ngomongin ini tidak sekedar ngomong tapi sebuah aspirasi dari bermacam-macam masukan yang kita terima kemudian kita diskusikan dalam Rapat dan seterusnya ini. Nah kita anggap sebagai sebuah dinamika yang kemudian memerlukan solusi bersama-sama, ini dalam rangka untuk memberikan kejayaan dan kepentingan kita bersama untuk membangun Bangsa dan Negara. Saya kira kita ambil kesimpulan. Pada Rapat Kerja Komisi VIII DPR bersama Menteri Agama RI dengan agenda membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN dan RKP Kementerian Agama RI tahun 2020 disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Komisi VIII DPR RI dapat memahami pagu indikatif Kementerian Agama dalam RAPBN tahun 2020 sebesar Rp65.245.833.430.000,- yang akan dialokasikan untuk program:

1) Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar satu Triliun sembilan ratus dua puluh satu Miliar sekian;

2) Kerukunan umat beragama Rp52.000.321.037,-; 3) Pengawasan akuntabilitas seratus enam puluh dua koma tiga sembilan

enam titik dua tujuh dua Rupiah; 4) Bimas Islam Rp5.310.238.000.736,-; 5) Pendidikan Islam Rp52.410.321.000.101,-; 6) Bimas Kristen Rp1.713.397.340.000,-; 7) Bimas Katholik Rp859.720.000.735,-; 8) Bimas Hindu Rp746.637.000.881,-; 9) Bimas Budha Rp255.149.529.000,-; 10) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Rp1.212.866.000.308,-; 11) Litbang dan Diklat Rp560.978.000.718,-;

- 71 -

12) Jaminan Produk Halal Rp40.288.000.541,-. Jumlah Rp65.249.833.000.430,-;

2. Komisi VIII DPR RI akan melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap pagu indikatif dan atas usulan tambahan anggaran Kementerian Agama RI sebesar Rp6.105.319.413.000,- dalam RAPBN tahun anggaran 2020 bersama pejabat eselon I Kementerian Agama RI;

3. Komisi VIII DPR RI mendesak Menteri Agama RI untuk sungguh-sungguh secara sungguh-sungguh menindak lanjuti masukan Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI sebagai berikut:

a. Mempertahankan capaian kinerja laporan keuangan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian;

b. Mempercepat proses pengisian jabatan definitif kepala UPT Asrama Haji Makassar dan UPT Asrama Haji Medan dengan memperhatikan prinsip transparan, profesional, berintegritas untuk meningkatkan pelayanan terhadap calon jamaah haji;

c. Melakukan perbaikan terhadap berbagai regulasi tentang pengisian jabatan yang berpotensi munculnya kasus-kasus transaksional di lingkungan Kementerian Agama RI;

d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM di lingkungan Kementerian Agama RI melalui rekrutmen dan sertifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi;

e. Meningkatkan peran Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk menjamin kehalalan produk yang beredar di masyarakat melalui sosialisasi dan sertifikasi yang lebih masif;

f. Merancang program terobosan untuk meningkatkan efektivitas program kerukunan umat beragama;

g. Meningkatkan sosialisasi program-program tentang moderasi dalam beragama;

h. Menyampaikan data yang lebih lengkap kepada Komisi VIII DPR RI tentang sebaran alokasi anggaran yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) data capaian dan kebutuhan pembangunan ruang kelas baru serta rehabilitasi ruang kelas satuan pendidikan;

i. Meningkatkan anggaran untuk program Penyelenggaraan Haji dan Umrah akibat adanya penambahan kuota calon jamaah haji;

j. Menyampaikan data rencana alokasi anggaran untuk Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) kepada Komisi VIII DPR RI untuk dijadikan acuan dalam pembahasan anggaran Pendidikan Islam;

k. Memperhatikan dan mempresentasikan realisasi serapan anggaran atas program-program Kementerian Agama RI berdasarkan aspirasi daerah;

l. Mengalokasikan anggaran untuk pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri di Merauke Papua.

4. Komisi VIII DPR RI meminta Menteri Agama RI untuk segera mencabut PMA nomor 68 tahun 2015 tentang pengangkatan dan pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah paling lambat 1 bulan sejak Rapat Kerja ini, jika tidak maka Komisi VIII DPR RI tidak akan membahas anggaran untuk program Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri RAPBN tahun 2020;

- 72 -

Tugas saya membacakan untuk diputuskan, tinggal di koreksi. Silakan Pak Menteri, silakan. MENTERI AGAMA: Ya alhamdulillah tentu pertama kami bersyukur, berterima kasih dengan draft kesimpulan ini butir 1, butir 2, butir 3 yang terdiri dari a, b, c, d, sampai dengan butir l itu sepenuhnya bisa kami setujui kami berterima kasih karena inilah sebenarnya esensi dari pembicaraan Rapat Kerja ini. Hanya pada butir 4 kami berkeberatan Pak Ketua, jadi mungkin ada baiknya akan lebih arif kalau kita beri kesempatan waktu untuk menelaah jadi mungkin ada baiknya ini sekedar saran saja Komisi VIII mendengar dari kalangan yang lebih luas, dari kalangan PTKIN sendiri mungkin didengar mereka seperti apa, lalu juga sejumlah tokoh-tokoh Guru Besar kita, beberapa stakeholder lah pemangku kepentingan ada baiknya didengar terlebih dahulu sebelum kita mengambil keputusan dan sebelum kita memiliki penggantinya karena mencabut itu kan mudah tapi gantinya apa itu kan juga perlu rumusan yang memerlukan waktu kajian mendatang. Alih-alih kita ingin mencabut menghilangkan ini kalau tidak ada penggantinya itu justru akan menimbulkan problem baru. Demikian. KETUA RAPAT: Usulnya, usulnya? MENTERI AGAMA: Usulnya kami minta nomor 4 ini dihilangkan butir 4 ini. KETUA RAPAT: Bagaimana. F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Sg, SH): Izin Pimpinan. Jadi apa yang disampaikan Pak Menteri itu sesungguhnya tidak benar karena ketika kita datang ke Perguruan Tinggi yang ada itu justru masukan dari sana. Terima kasih. KETUA RAPAT: Bagaimana Pak Ace? F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA):

- 73 -

Izin Pimpinan. KETUA RAPAT: Pak Musthafa. F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Kita dalam PMA nomor 68/2015 ini kita kembali saja kepada Undang-undang nomor 12/2012 Pasal 6. Disana sudah diatur seluruh Perguruan Tinggi se-Indonesia bukan Pendidikan Tinggi Agama saja bahkan Pendidikan Tinggi Negeri yang dibawah Kementerian Pendidikan, kita mengacu kita kembalikan kepada Undang-undang, karena apa? PMA ini sebenarnya bertentangan dengan Undang-undang itu, kenapa? dalam Undang-undang itu sudah diacu kepada kemandirian kampus seperti mana tadi disampaikan oleh Pak Ace. Jadi Pak Menteri bila keberatan berarti Pak Menteri sedikit banyak bersinggung kepada Undang-undang nomor 12/2012 tentang Pendidikan tinggi, jadi kita kembalikan saja. Kalaupun kita mau teruskan, Kementerian Agama cukup memberikan aturan-aturan yang sangat ketat untuk pemilihan Rektor seperti mana pemilihan yang dilakukan oleh, kalau kita di Perguruan Tinggi itu biasa senat, kalau di Mahkamah Agung Hakim-hakim Agung, tidak dipilih oleh siapapun bahkan Ketua Mahkamah Agung tidak milih siapa, lalu dipilih oleh Hakim-hakim Agung tetapi dilihat dari senioritas, dilihat dari kemampuan kompetensinya sangat tinggi. Maka apa yang disampaikan oleh Pak Ketua Komisi tadi dan Pak Ace Syadzily saya sinyalir kembali perlu diperketat untuk syarat dan aturan daripada pemilihan Rektor tersebut, jadi tidak perlu ada PMA. Terima kasih Pak Ketua. F-NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Pimpinan. Sedikit saya ingin mengomentari persoalan yang nomor 4. Saya rasa memang kalau namanya ada perubahan kita dukung harus ada perubahan PMA-nya tetapi yang namanya kok jika tidak maka Komisi VIII DPR RI tidak akan membahas anggaran untuk program Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, ini kok rasanya ekstrim baru kali ini Pak Ketua kok bilang seperti itu. Oleh karenanya ini harus yang arif dan bijaksana walaupun saya mendukung kalau namanya PMA-nya harus diperhalus lagi persoalannya. Terima kasih. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (H. MARWAN DASOPANG/F-PKB): Saya usul begini Pak Ketua. Kita kan baru membicarakan ini ya dan mengambil kesimpulan, tiba-tiba kita memaksa dicabut itu kalau dicabut terus gantinya apa gitu kan seperti yang disampaikan oleh Pak Menteri tadi, karena itu poin ke-4 ini memberi waktu untuk

- 74 -

dievaluasi. Jadi Komisi VIII meminta segera di evaluasi PMA 68 apakah butuh limit atau cukup kita berikan hanya untuk segera di evaluasi begitu saja. F-PG (DR. TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si. / PIMP): Saya usul Ketua. Jadi, mungkin se-ekstrim ini pun juga saya juga kaget. Jadi mungkin saya kira kita mengevaluasi PMA ya untuk dikaji kembali ya dengan batas waktu misalnya 2 bulan atau 3 bulan setelah melakukan masukan, melakukan masukan dari berbagai stakeholder ya gitu dengan mengundang, karena terus terang saja Pak Menteri ya ini bukan hanya terjadi di, jadi beberapa Guru Besar senior pun juga menyampaikan hal yang sama sama saya ya dan ini tentu perlu kita bicarakan. KETUA RAPAT: Jadi begini. Maksudnya baik, tujuannya baik, mungkin caranya perlu kita perbaiki gitu ya. Jadi, Komisi VIII DPR RI meminta Menteri Agama RI untuk segera mengevaluasi PMA 68 tahun 2015 tentang pengangkatan dan pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan dengan terlebih dahulu meminta masukan, saran, rekomendasi dari penyelenggara, pengelola, pendidik, tokoh masyarakat yang terkait dengan proses. Iya sampai situ, nah anggaran tidak dibahas itu soal lain itu berarti drop semua itu, saya melihat kali ini pembahasan anggaran Pak ... (suara rekaman tidak terdengar jelas) Komarudin tidak pernah tersenyum ini, ini namanya hentakkan hentakkan. Jadi saya ulangi lagi, segera mengevaluasi PMA nomor 68/2015 tentang pengangkatan dan pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dengan terlebih dahulu meminta masukan, saran, rekomendasi dari seluruh stakeholder, gitu ya, dari seluruh stakeholder titik sampai situ. Dalam waktu selambat-lambatnya berapa bulan Pak Menteri? 2 bulan? Ini kan barang sudah ada tinggal bagaimana menampung aspirasi, 2 bulan? 2 bulan ya, 3 bulan DPR baru Pak Menteri. Ya sudahlah 2 bulan lah 2 bulan ya, 2 bulan ya, nggak 2 bulan itu artinya dari prosesnya administrasi nggak? Ini kan tinggal political will-nya. F-PG (Drs. MUSTHAFA BAKRI, MA): Izin Ketua. Kalau itu tidak terjadi selama 2 bulan, nah ini kalau Kementerian tidak melaksanakan itu selama 2 bulan, tindakan apa yang akan diambil terhadap usulan tersebut? KETUA RAPAT: Akan ada evaluasi anggaran, ada evaluasi kan. Jadi mekanisme ini kan ada plan, do, check and action kita lakukan terus, kalau tidak hari ini bulan ini akan datang terus, yang paling penting ada political will-nya. WAKIL KETUA KOMISI VIII DPR RI (H. MARWAN DASOPANG/F-PKB):

- 75 -

Pak Ketua. Kita ini kan menjebak diri kita sendiri, kita minta masukan, saran, rekomendasi dari seluruh stakeholder. Mengundang mereka itu tidak mudah Pak, tahu-tahu kita minta 3 bulan nggak bisa Pak. Nah kalau kita ingin hanya kita bicara-bicara saja 1 bulan bisa, ini kan menjebak kita ini. Nah kalau kita paksa begitu besok orang nggak bisa hadir Pak ini lagi, ya minimal ini 6 bulan baru bisa, kalau ya kalau berlanjut. Negara ini kan berlanjut Pak, DPR ini berlanjut, Menteri Agama berlanjut, nggak mesti harus sekarang. KETUA RAPAT: Iya, kan ada DPR juga outsourcing. Silakan Pak Menteri. MENTERI AGAMA: Jadi memang ini kan kita ingin memiliki PMA yang lebih baik kalau dinilai PMA 68/2015 ini kurang baik kan begitu. Sehingga memang tidak hanya sekedar mengevaluasi, jadi saya ingin menggaris bawahi Pak Marwan tadi itu tidak hanya sekedar mengevaluasi tapi juga menghadirkan rumusan yang lebih baik, mekanisme yang lebih baik dan ini tentu menurut pikiran saya perlu waktu karena perlu ada exercise, perlu uji coba dan mendengar sebanyak mungkin stakeholder itu. Jadi waktu 3 bulan sebenarnya sudah sangat pendek untuk kegiatan seperti itu kalau ingin menghadirkan rumusan yang lebih baik. KETUA RAPAT: Oke, tujuannya 3 bulan Pak, tawaran DPR 2 bulan, maksudnya kesimpulan 3 bulan jadi sudah pas Pak. Jadi saya kira antara substansi dengan kebutuhan itu bisa berjalan bersama-sama ya, teorinya kan ada 2 ada teori sociological jurisprudence maupun teorinya social engineering. DPR dalam konteks social engineering dia memang punya hak itu, tapi kebutuhan kan dari dalam jadi artinya 2 teori latarbelakang lahirnya sebuah Undang-undang itu terpenuhi. Jadi 3 bulan Pak Menteri ya, jadi pas DPR ini berakhir 3 bulan, ya anggap saja berhasil lah.

Iya saya kira gitu ya, jadi begitu Pak Menteri, Pak Dirjen kalimat bahwa tidak dibahas itu artinya memicu hentakkan kaki unta mempercepat jalannya itu sebenarnya seperti ketika hijrah Nabi ya ini kalimat dari Pak Musthafa yang saya sadur. Saya kira 3 bulan, 3 bulan, tapi ini pembahasan hari ini sangat kualitatif Pak Menteri ya terima kasih. Cuma hari ini Pak Dirjen, Pak Dirjen Pak Komaruddin belum sempat tersenyum lebar, kalau sekarang sudah alhamdulillah ya.

Saya kira itu saja ya, terima kasih atas seluruh masukan, saran, dan lain sebagainya dan dari kami Mohon Maaf Lahir dan Bathin, minal ‘aidin wal faizin, Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya kariim. Hati, perkataan, dan perbuatan kita insyaa Allah akan mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan.

Saya kira ini saja, Pak Menteri kata akhir silakan ada sedikit walaupun 2 kata nggak apa-apa kata akhir atas seluruh kesimpulan. MENTERI AGAMA:

- 76 -

Ya awalnya tadi saya agak terkejut juga membaca butir 4 di anak kalimat terakhir itu, saya berpikir menjelang akhir masa jabatan ini semakin galak ini Komisi VIII tapi ternyata itu adalah kearifan tersendiri begitu. Dan sekali lagi tentu selaku Menteri Agama saya ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas segala dukungan yang diberikan selama ini, ini menunjukkan betapa kecintaan terhadap pengembangan bidang agama di Republik ini tidak hanya tetap bisa terjaga dan terpelihara tapi terus bisa dikembangkan ke arah yang lebih baik. Sekali lagi terima kasih. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam. Terima kasih. Marilah kita tutup tapi Pak Dirjen PHU dengan BPKH tetap ditempat karena kita melanjutkan acara. Kita tutup Rapat ini dengan hamdalah, alhamdulillahirrabil'alamin. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 16.00 WIB)