deskripsi yogyakarta

Upload: toyichi-full-uchiha

Post on 12-Oct-2015

103 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

deskripsi Daerah Istimewa Yogyakarta!!

TRANSCRIPT

7BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Demi tercapainya kualitas pembelajaran yang baik, tidak hanya bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar di dalam kelas saja. Siswa justru akan merasa jenuh dan penasaran, terutama terkait dengan materi yang dijelaskan oleh guru tersebut. Misalnya saja masalah Hankam, khususnya keamanan Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto. Untuk itu semua kegiatan observasi, yaitu pengenalan dan penelitian secara langsung pada objek-objek yang berhubungan dengan materi yang disampaikan tersebut, menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.Dengan observasi, maka siswa tidak hanya mengetahui, akan tetapi siswa juga dapat mengenal dan memahami objek secara langsung. Karya wisata merupakan salah satu kegiatan observasi yang efektif sebagai penunjang proses belajar mengajar di sekolah.Di Indonesia terdapat banyak tersebar Museum-Museum tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto adalah salah satunya. Berbeda dengan Museum-Museum perjuangan yang lain, di Museum ini dipamerkan berbagai jenis pesawat terbang yang pernah dimiliki Banga Indonesia, khususnya TNI AU. Selain itu di Museum yang berlokasi di Yogyakarta ini, terdapat pula diaroma-diaroma perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.Alasan : karna di Adi Sucipto banyak sejarah-sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari zaman dahulu sampai sekarang serta dapat melihat perkembangan pesawat dari zaman dahulu hingga sekarang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Di mana lokasi Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala? Bagaimana sejarah tentang Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto? Apakah ciri khusus atau keunikan Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto? Apa saja ruangan-ruangan yang terdapat di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto serta apa saja isinya ? Apa saja koleksi-koleksi yang terdapat di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto?

1.3 TUJUAN

Tujuan pembuatan karya tulis adalah :1. Untuk mengetahui sejarah tentang Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto.2. Untuk mengetahui ciri khusus atau keunikan Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto.3. Untuk mengenal ruangan-ruangan serta isinya Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto.4. Untuk mengetahui koleksi-koleksi yang terdapat di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto.

1.4 MANFAAT

Dari kegiatan study lapangan ini kami mendapatkan manfaat, sebagai berikut :1. Dapat mengenal Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto2. Dapat mengetahui sejarah Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto.3. Dapat mengetahui koleksi benda-benda di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto.4. Dapat mengetahui ruangan serta isinya di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Adi Sucipto.5. Dapat mengetahui jenis-jenis pesawat yang di pakai perang zaman dulu.

BAB IIDESKRIPSI HASIL PENELITIAN2.1 LOKASI Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala berada di kawasan Pangkalan Udara TNI-AU Adisujipto, kurang lebih 6 kilometer timur pusat kota Yogyakarta. Museum ini tidak jauh dari jalan raya rute bus Yogya-Solo dengan cek point SD Angkasa.Museum ini dapat dijangkau dengan sarana transportasi sebagai berikut : Dengan kendaraan pribdi atau sewa bus, langsung ke lokasi museum dengan cek point SD Angkasa Lanud Adisujipto di tepi jalan raya rute Yogya-Solo. Dengan kendaraan umum (bus), dari terminal bus Yogyakarta, menggunakan bus jurusan Solo atau bus kota jalur 7 menuju museum dengan xek point SD Angkasa. Dengan kendaraan umum (KA), dari stasiun Tugu Yogyakarta menggunakan bus kota ke terminal bus menuju museum dengan cek point SD Angkasa seperti pada butir b.

2.2 SEJARAH BERDIRINYA MUSEUM PUSAT TNI AU DIRGANTARA MANDALA

Bab ini memuat sejarah berdirinya Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala.2.2.1.Hal-hal yang mendorong didirikannya Museum Semua kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan perkembangan TNI AU serta semua pengorbanan para pejuang dan pahlawan udara dalam membina dan merintis AURI, serta mempertahankan dan menegakan kemerdekaan NKRI perlu dilestarikan.

Dalam rangka pewarisan nilai-nilai 45 yakni bahwa pengabdian dan pendokumentasian tersebut perlu untuk direalisasikan dalam bentuk visualisasi bukti sejarah agar dapat diketahui, diterima, dihayati dan diamalkan oleh generasi muda.2.2.2.Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia (Museum Pusat AURI) di Jakarta.Hasrat untuk mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan maupun peristiwa-peristiwa bersejarah di lingkungan AURI itulah yang menjadi dasar didirikannya Museum AURI, yang kemudian dituangkan dalam Keputusan Menteri/Panglima AU No. 491 tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumentasi Sejarah dan Museum AURI. Meskipun demikian realisasinya tidak secepat yang diharapkan. Museum AURI baru bisa diwujudkan tanggal 21 April 1967. Semula masih bersifat embrio, dan organisasinya masih dibawah pembinaan Asisten Direktorat Humas AURI. Museum yang masih berstatus embrio ini mempunyai tiga bagian, yaitu :1. Bagian pembinaan benda-benda2. Bagian administrasi dan diskripsi3. Bagian dokumentasi dan pameran

Kegiatan Museumpun masih terbatas, karena kurangnya tenaga profesional maupun biaya. Namun sejak dikeluarkannya Instruksi Menteri / Panglima AURI No. 2 tahun 1967 tentang Peningkatan Peningkatan Bidang Sejarah dan Museum AURI, maka mulai ada titik terang dan dapat meletakan rencana kerja bagi perkembangannya.Kemudian berkat perhatian besar dari pimpinan AURI (Pangkowilu) maka pada tanggal4 April 1969 diresmikanlah Museum Pusat TNI AU oleh Menteri Pangkima Angkatan Udara Laksamana Udara Roesmin Nuryadin.Dalam peresmian tersebut hadir pula para perintis dan tokoh TNI-AU antara lain : Mantan Kepala Staf TNI-AU Laksamana Udara R. Suryadi Suryadarma, Laksda Udara (Purn) Dr. Suhardi Hardjo Lukito, Pangkowilu V Laksda Udara Saleh Basarah, Kapusjarah ABRI Kol Tit, Drs. Nugroho Notokusumo.Museum Pusat ini berlokasi di kawasan Markas Komando Wilayah Udara V (Makowilu) Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta Pusat.

2.2.3Menuju Museum Pusat TNI-AU DIrgantara MandalaSementara itu, di Lembaga Pendidikan AKABRI Bagian Udara Yogyakarta YANG SAAT INI BERNAMA Akademi Angkatan Udara/AAU, sudah memiliki Museum Pendidikan / Karbol, sehingga mulailah adanya pemikiran yang mengarah pada pengembangan dan upaya menyatukan/mengintegrasikan kedua Museum tersebut. Di samping itu timbul pemikiran untuk mempertimbangkan dalam menentukan lokasi Museum, bilamana keduanya berhasil disatukan, yang kemudian mengarah ke Yogyakarta.Adapun dasar pertimbangannya, adalah sebagai berikut:a. Pada peristiwa 1945 1949 Yogyakarta memegangg peranan penting sebagai tempat lahir dan pusat perjuangan TNI- AU.b. Yogyakarta adalah tempat penggodokan Taruna-taruna AU calon Perwira TNI AU.c. Semangat minat dirgantara, nilai-nilai 45 dan tradisi juang TNI AU mengacu pada semangat Maguwo. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka KASAU mengeluarkan Surat Keputusan No. Kep/IIIV/1978 tanggal 17 April 1978 menetapkan bahwa Museum Pusat AURI yang semula berkedudukan di Jakarta, dipindahkan ke Yogyakarta, diintegrasikan dengan Museum Pendidikan menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dengan memanfaatkan gedung Link Trainer di kawasan Ksatrian AKABRI Bagian Udara. Operasi Boyong pemindahan benda-benda koleksi Museum AURI di Jakarta ke Yogyakarta telah dimulai sejak November 1977. Dalam Langkah penyempurnaan pemindahan lebih lanjut berdasarkan Keputusan KASAU No. Skep./04/IV/1978 tanggal 17 April 1978 dilengkapi dengan pemberian nama Museum tersebut dengan nama Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Pembukaan dan peresmian Museum ini bersamaan pula dengan peresmian Museum Sekbang Pertama 1945 yang berlokasi di dekat Base Ops Lanud Adi Sutjipto, yang dilakukan oleh Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi, bertepatan dengan peringatan Hari Bakti TNI AU 19 Juli 1978. Perlu dicatat bahwa Pembinaan Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala, mencangkup pula Museum Sekbang Pertama tahun 1945 yang berlokasi di dekat Base Ops Lanud Adisujipto, yang kini telah dialihkan statusnya sebagai Museum Sekbang Pertama dengan nomor Inventaris Monumen TNI-AU/No.in/o1/Adi/Men.

2.3 CIRI KHUSUS ATAU KEUNIKAN MUSEUM PUSAT TNI-AU DIRGANTARA MANDALA

Bab ini memuat (1) Ciri khusus atau keunikan Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala.Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala menyimpan benda-benda koleksi yang sebagian besar berupa pesawat terbang yang perbah digunakan oleh TNI-AU, koleksi pesawat terbang tersebut berasal dari berbagai Negara, baik dari Negara Barat maupun dari Timur. Di samping itu dismpan juga pesawat terbang buatan putra-putra bangsa sendiri. Dengan kata lain bahwa koleksi pesawat terbang di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala ini berasal dari berrbagai Negara, bahkan ada pesawat yang tinggal satu-satunya di dunia ini, hanya ada di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala dan Negara yang memproduksinya tidak memiliki lagi.

2.4 RUANGAN-RUANGAN DI MUSEUM PUSAT TNI AU DIRGANTARA MANDALA

Bab ini memuat ruangan-ruangan di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala.Ruangan-ruangan di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala mempunyai nama masing-masing yaitu :2.4.1.Ruang Utama, memuat koleksi lambang TNI-AU beserta jajarannya. Para Pahlawan Nasionalk dari TNI-AU, foto para tokoh penerima Bintang Swa Bhuwanan Paksa, serta tanda-tanda kehormatan militer

2.4.2.Ruang Kronologi, yang menggambarkan sejarah perjuangan dan perkembangan TNIA-U mulai dari Proklamasi Kmerdekaan RI tahun 1945.2.4.3.Ruang Kasau, di ruangan ini memuat barang-barang dan benda yang pernah dipakai oleh Para Mantan Kasau dan Para Perintis berdirinya TNI-AU.2.4.4.Ruang Kotama, memuat koleksi dan benda-benda yang berkaitan dengan Kotama di jajaran TNI-AU, diantaranya : Kopaskhasau, Kodikau, AAU, Seskoau, Koharmatau, KOOPSAU, Kohanudnas dan perkembangan Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara.2.4.5.Ruang Alutsista I dan II, memuat koleksi alat utama dan system senjata udara yang pernah digunakan oleh TNI-AU dari tahun 1945 hingga tahun 1970-an.2.4.6.Ruang Diorama I, memuat 4 buah diorama.2.4.7.Ruang Diorama II, memuat 3 buah diorama.2.4.8.Ruang Diorama III, memuat 14 buah diorama.2.4.9.Ruang Dirama SKSD Palapa.

2.5 KOLEKSI-KOLEKSI DI MUSEUM PUSAT TNI AU DIRGANTARA MANDALA.Bab ini memuat Koleksi-koleksi Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala.Koleksi Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala dipamerkan sesudai dengan kronologi/urutan peristiwa sejarah TNI-AU. Mengingat bahwa tidak semua koleksi yang mendukung buku sejarah dipamekan pada ruang kronologi, maka koleksi tersebut dikelonpokan pada suatu runag yakni koleksi pesawat . Sedang peristiwa yang memiliki bukti berupa gambar divisualisasikan dalam bentuk diorama yang bersifat imajiner.

2.5.1.RUANG UTAMA2.5.1.1Patung Empat Pahlwan Nasional Perintis TNI-AU:2.5.1.1.1.Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto.2.5.1.1.2.Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh.2.5.1.1.3.Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma.2.5.1.1.4.Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahyudi.2.5.1.2.Beberapa Foto Mantan Pimpinan TNI Angkatan Udara :2.5.1.2.1Laksamana Udara Suryadi Suryadarma (Kepala Staf TRI AU thaun 1946-1962).2.5.1.2.2Laksana Muda Udara Omar Dani (Menteri/Panglima Angkatan Udara tahn1962-1965).

2.5.1.2.3Laksana Muda Sri Muljono Herlambang (Menteri Panglima Angkatan Udara tahun 1965-1966).2.5.1.2.4Laksamana Udara Roesmin Nurjadin (Menteri Panglima Ankatan Udara tahun 1966-1969).2.5.1.2.5Marsekal TNI Suwoto Sukendar (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1969-1973).2.5.1.2.6Marsekal TNI Saleh Basarah (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1973-1977).2.5.1.2.7Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1977-1983).2.5.1.2.8Marsekal TNI Sukardi (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1983-1986).2.5.1.2.9Marsekal TNI Utomo (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1986-1990).2.5.1.2.10Marsekal TNI Siboen (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1990-1993).2.5.1.2.11Marsekal TNI Rilo Pambudi (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1993-1996).2.5.1.2.12Marsekal TNI Sutria Tubagus (Kepala Staf TNI Angkatan Udara 1969-1999).2.5.1.2.13Marsekal TNI Hanafie Asnan,S.IP (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1999-2002).2.5.1.2.14Marsekal TNI Chappy Hakim (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun2002-2005).2.5.1.2.15Marsekal TNI Djoko Suyanto,S.IP (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 2005-2006).

2.5.1.2.16Marsekal TNI Herman Prayitno (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 2006-....).2.5.1.3.Lambang-lambang :2.5.1.3.1.Swa Bhuwana Paksa adalah lambang YNI Angkatan Udara yang artinya Sayap Tanah Air.2.5.1.3.2.Panji-panji TNI Angkatan Udara diresmikan oleh Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang pada tanggal 5 Oktober 1952 bersama dengan Panji-panji TNI Angkatan Darat dan Panji-panji TNI Angkatan Laut dalam suatu upacara militer di Jakarta.2.5.1.3.3.Pata Komando Operasi TNI AU (Koopsau) Motto : Abhibuti Antarikshe Artinya : Keunggulan di udara adalah tujuan utama.2.5.1.3.4.Pataka Komando Paduan Tempur Udara (Kopatdara) Motto : Nitya Samakta Maawarti Sarwabaya Artinya : Senantiasa siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya.2.5.1.3.5.Pataka Komando Pertahanan Udara (Kohanud) Motto : Suraksita Nabhastala Artinya : Udara yang dipertahnkan dengan baik.

2.5.1.3.6.Pataka Komando Pemeliharaan Materiil TNI-AU (Koharmatau) Motto : Sewana Karya Budhi Sakti Artinya : Dengan segala akal dan okol dikerhkan untuk berbakti kepada nusa dan bangsa dengan perjuangan.2.5.1.3.7.Pataka Komando Pendidikan TNI-AU (Kodikau)Motto : Vidyasana Viveka VardhanaArtinya : Tempat mengembangkan pengetahuan dan kesiagaan.2.5.1.3.8.Pataka Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas)Motto : Labda Prakarsa NirwikaraArtinya : Berdasarkan kemahiran dan kecakapan khusus, maka dengan segenap potensi sanggup menghancurkan lawan dan menanggulangi segala bahaya apapun.2.5.1.3.9.Pataka Akademi TNI Angkatan Udara (AAU)Motto : Vidya Karma Vira PaksaArtinya : Bersenjatakan ilmu mengamalkan bakti sebagai ksatria Indonesia yang berani, jujur dan bijaksana tanpa pamrih demi kejayaan, keamanan dan keselamatan bangsa dan negara.

2.5.1.3.10.Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) IMotto : Sonya Gati Gatra BhuwanaArtinya : Tanpa mengitung-hitung rugi tanpa pamrih dalam menjalankan tugas-tugas dan kewajiban pembinaan wilayah.2.5.1.3.11.Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) IIMotto : Bhakti Bhina Kerta BhuwanaArtinya : Demi pengabdian (kebaktian) kita bina pembangunan Negara Republik Indonesia dan pertahankan Tanah Air Indonesia.2.5.1.3.12.Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) IIIMotto : Ganti Prabivita StalaArtinya : Komado Wilayah udara adalah unsur terpenting untuk mencapai kejayaan.

2.5.1.3.13.Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) IVMotto : Wira Dharma BhaktiArtinya : Dengan semangat dan jiwa kepahlwanan kita tunaikan kewajiban terhadap bangsa dan Negara Republik Indonesia.2.5.1.3.1.14Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) VMotto : Karya Phalam Anasritam KurnaheArtinya : Kami membina/bertindak tanpa mengharapkan balasan.2.5.1.3.15.Pataka Komando Daerah Udara (Kodau) VIMotto : Nityasa Prayatna Eka MandalaArtinya : Senantiasa waspada untuk kebutuhan wilayah/daerah

2.5.1.4.Foto beberapa pejabat Indonesia dan manca negara yang mendapat tanda kehormatan Bintang Swa Bhuwanan Paksa Utama dari Preiden RI.

2.5.1.4.1.Suharto (Jendral TNI), Presiden RI tahun 1969.2.5.1.4.2.Dr.AH. Nasution ( Jendral TNI), Ketua MPR tahun 1969.2.5.1.4.3.M. Panggabean (Jendral TNI), Menhankam/Pangab tahun 1969.2.5.1.4.4.S. Suryadarma (Laksamana Udara), Panglima tahun 1969.2.5.1.4.5.Mulyadi (Laksamana Laut), KSAL tahun 1969.2.5.1.4.6.Rusmin Nuryadin (Laksamana Udara), KSAU tahun 1969.2.5.1.4.7.J.P.M.C. Connel (General), Chief of Satf USAF tahun 1969.2.5.1.4.8.Suwoto Sukendar (Laksamana Udara), KSAU tahun 1969.2.5.1.4.9.Sudomo (Laksamana Laut), KSAL tahun 1970.2.5.1.4.10.Umar Wirahadikusuma (Jendral TNI), KSAD tahun 1970.2.5.1.4.11.Man Ho Ock (Jendral), KSAU Korea Selatan tahun 1972.2.5.1.4.12.Saleh Basarah (Marsekal TNI), KSAU thaun 1973.2.5.1.4.13.Jose L. Racundo (Mayor General), Comanding General Philipina Air tahun 19742.5.1.4.14.Surono (Jendral TNI), Wapangab tahun 1974.2.5.1.4.15.Subono (Laksamana TNI), KSAL tahun 1974.2.5.1.4.16.Drs. Moh. Hasan (Jendral Polisi), Kapolri tahun 1974.2.5.1.4.17.Makmun Murod ( Jendral TNI), KSSAD tahun 1974.2.5.1.4.18.RS. Subiyakto (Laksamana TNI), KSAL tahun 1974.2.5.1.4.19.Ashadi Tjahjadi (Marsekal TNI), KSAU tahun 1977.2.5.1.4.20.Widodo Budidaro (Jendral Polisi), Kapolri tahun 1979.2.5.1.4.21.M. Yusuf (Jendral TNI), Manhakam/Pangab tahun 1981.

2.5.2.RUANG KRONOLOGI2.5.2.1.Proklamasi Kemerdekaan IndonesiaPada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.30 waktu Jawa Jaman Jepang atau pukul 10.00 WIB, Ir. Soekarno di dampingi Drs. Moh. Hatta atas nama Bangsa Indonesia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di rumahnya jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pada keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 PPKI dalam sidangnya menetapkan UUD dan memilih Presiden dan Wakil Presiden.

2.5.2.2.Tentara Keamanan Rakyat(TKR) Jawatan PenerbanganPada tanggal 23 Agustus 1945 diumumkan berdirinya Badan Keamanan Rakyat(BKR). Di daerah-daerah yang terdapat Pangkalan Udara , berdiri pula BKR yang berkaitan dengan tugas utama mereka, yaitu BKR Oedara. Tugas utama BKR Udara yaitu bersama-sama rakyat merebut dan menguasai pangkalan udara Jepang beserta pesawat dan fasilitas lainnya. Sesuai dengan perkembangan selanjutnya dengan adanya maklumat 5 Oktober 1945, BKR ditingkatkan menjadi Tentara Keamanan Rakyat(TKR), maka BKR udara pun terkenal dengan sebutan TKR-Jawatan Penerbangan. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan TKR-Jawatan Penerbangan yang menunjukan eksistensinya antara lain:2.5.2.2.1.Penerbangan pertama di alam Indonesia Merdeka Setelah pangkalan udara Maguwo beserta pesawat dan fasilitas lainnya direbut dan dikuasai oleh BKR Yogyakarta dari tangan Jepang pada bulan Oktober 1945. Para teknisi pesawat udara putra-putra Indonesia berhasil memperbaiki dan menyiap terbangkan pesawat bersayap dua yang disebut Cureg. Pada tanggal 17 Oktober 1945 Bapak Agustinus Adisutjipto berhasil menerbangkan Cureg dengan identitas bendera merah putih di Pangkalan Maguwo. Penerbangan ini merupakan penerbangan pertama sejak Indonesia merdeka, yang menggunakan identitas Bendera Merah Putih oleh penerbang putera Indonesia yang berkualifikasi sebagai penerbang karena beliau mempunyai wing penerbang yaitu: Gatot Militaire Brivet. Itulah sebabnya peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah penerbangan nasional yang perlu diperingati oleh segenap unsur penerbangan.2.5.2.2.2.Sekolah penerbangan pertama di Maguwo Keberhasilan dalam menguasai Pangkalan Udara Maguwo dan penerbangan pertama mendorong untuk melangkah lebih maju lagi. Atas prakarsa Bapak Agustinus Adisutjipto diadakannya pertemuan beberapa tokoh penerbangan dari Yogyakarta, Malang dan Surabaya pada tanggal 7 November 1945 di Yogyakarta. Hasil dari pertemuan tersebut lahirlah kesepakatan bersama untuk mulai menyelenggarakan pendidikan bagi putera-puteri Indonesia. Pada tanggal 15 November pendidikan tersebut dibuka dan diikuti oleh pemuda-pemuda Indonesia. Sarana dan prasarana serba darurat, tempat pendidikannya pun memanafatkan bangunan kecil di dekat tower/menara pangkalan udara Maguwo, bahkan tidak jarang pelajaran diberikan kepada Kadet di bawah pohon Cerry (Talok) dekat tower tersebut. Pelajaran terbang atau latihan terbang menggunakan pesawat Cureng, pesawat bersayap ganda peninggalan Jepang buatan Pabrik Nippon Hikoki tahun 1933. Peristiwa dimulainya pendidikan penerbangan yang pertama yaitu pada tanggal 15 November diresmikan dan diperingati sebagai hari jadi Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau).2.5.2.2.3.Latihan Terjun PayungDisamping upaya dalam bentuk penerbangan pertama, pembukaan sekolah penerbangan pertama yang didukung oleh keberhasilan para teknisi menyiapkan dan memperbaiki pesawat juga diadakan latihan terjun payung. Pada tanggal 11 Februari 1946 di pangkalan Udara Maguwo dilakukan latihan terjun payung yang pertama oleh Amir Hamz,ah Legino dan Pungut. Menggunakan tiga pesawat Cureng dan payung tua peninggalan Jepang. Latihan yang pertama ini berhasil dengan baik dan mereka merupakan penerjun payung pertama di Indonesia sejak Indonesia merdeka. Adapun penerbang yang membawa ketiga penerjun itu adalah Bapak A. Adisutjipto, Iswahyudi, dan Makmur Suhodo.2.5.2.2.4.Penetapan TNI AUKegiatan-kegiatan TKR Jawatan Penerbangan seperti tersebut di muka membuktikan adanya upaya peningkatan eksistensi yang dibarengi makin meningkatnya organisasi TKR maka kegiatan tersebut sebagai sumbangan nyata menuju pembinaan kekuatan nasional di udara. Sesuai perkembangan organisasi, TKR (Tentara Keamanan Rakyat) menjadi Tentara Keselamatan Rakyat), kemudian pada tanggal 24 Januari 1946 menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), maka TKR Jawatan Penerbangan yang telah membangkitkan kepercayaan Pemerintah menjadi TRI AU. Akhirnya berdasarkan penetapan Pemerintah No. 6/SD/ tahun 1946 tanggal 9 April tahun 1946 dinyatakan bahwa TKR Jawatan Penerbangan menajdi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara (TRI AU) selanjutnya dikenal dengan sebutan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Dalam penetapan tersebut selaku pimpinan AURI adalah sebagai berikut: Kepala Staf Koordinator Udara Suryadi Suryadarma, Wakil Kepala Staf II Koordinator Udara Sukarnen Mertodisumo dan Wakil Kepala Staf II Koordinator Muda Udara Agustinus Adi Sutjipto. Dalam perkembangan selanjutnya mulai tahun 1969 dikukuhkan sebutan TNI Angkatan Udara atau TNI AU.2.5.2.2.5.Semangat Tekad Bangsa Indonesia untuk mewujudkan Pesawat Terang SendiriKetika Suryadi Suryadarma mendapat kepercayaan untuk memimpin TKR Jawatan Penerbangan, menyandang tugas untuk membentuk Kekuatan Udara Nasional. Situasi dan kondisi geografi Indonesia serta dikuatkan oleh suasana Perang Kemerdekaan yang berkecamuk, makin disadari pentingnya sarana perhubungan udara dengan kata lain perlu akan pesawat terbang, baik untuk kepentingan kelancaran pemerintahan, perekonomian maupun pertahanan dan keamanan. Dalam Jabatan lebih lanjut disimpulkan bahwa membangun kekuatan Udara Nasional tidak cukup dengan Angkatan Udara saja, melainkan perlu adanya Penerbangan Sipil dan Industri Pesawat Terbang, untuk mewujudkan pesawat terbang tersebut sejak TKR Jawatan Penerbangan ditetapkan sebagai TRI Angkatan Udara di bidang organisasi dibentuklah Biro Rencana dan Konstruksi yang berkedudukan di Maospati. Melalui bagian ini Bangsa Indonesia dalam hal ini TRI Angkatan Udara berhasil mewujudkan pesawat buatan sendiri, yaitu pesawat lyang jenis Zogling (NWG-1) selanjutnya berhasil pula diciptakan/dibuat pesawat terbang bermesin 1 yang kita kenal dengan Registrasi Pesawat WEL I RI X.2.5.2.2.6.Replika Pesawat WEL RI X.Type : Pesawat terbang ringan bermotor tunggal dengan tempat duduk tunggal dan sayap atas.Motor : Harley Davidson Silinder model tahun 1928, 15 daya kuda.Ukuran : Panjang satap 9.00 m, panjang badan 5.05 m, tinggi 2.40 m, berat kosong 263 kg.Prestasi : Kecepatan jelajah 850 km/jam.Pesawat terbang bermotor WEL I RI X (Wiweko Experimental Light Plane) merupakan pesawat bermotor hasil produksi pertama Bangsa Indonesia yang diancang dan dibuat dalam waktu lima bulan pada tahun 1948. Pembuatan dilakukan oleh Biro Rencana dan Konstruksi Markas Tertinggi AURI Seksi Percbaan Pembuatan Pesawat Terbang di Magetan dibwah pimpinan Opsir Udara III (Kapten) Wiweko Supono. Diabadikan di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala tahun 1980. Tekad bangsa Indonesia dalam pengembangan ini merupakan titk tolak menuju Industri Pesawat Terbang. Untuk menyatakan kebvenaran hal ini maka dengan dasar desain WEL-I RI X tersebut dibuat lagi replikanya pada tahun 1980 dan diterbangkan dari PU Iswahyudi menuju SMO Lanud Adisutjipro kemudian di museumkan.2.5.2.2.7.Serangan Udara Pertama Terhadap Kota Kedudukan Belanda di Semarang, Salatiga dan AmbarawaPada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan serentak di seluruh wilayah kekuasaan RI, yang dikenal dengan Agresi I. Dalam pada itu hampir seluruh Pangkalan Udara RI menajdi sasaran, termasuk PU Maguwo yang diketahui sebagai pusat kekuatan udara RI waktu itu. Namun dmeikian serangan udara Belanda atau PU Maguwo mengalami kegagalan karena kabut tebal meliputi/menutupi PU Maguwo. Para pimpinan TNI AU telah memperhitungkan bahwa suatu saat Belanda akan melakukan serangan udaranya. Untuk itu gagasan untuk melakukan serangan udara balasan terhadap lawan telah dalam pemikiran beliau. Gagasan ini segera diwujudkan untuk mengimbangi tindakan lawan tersebut. Waktu itu Kasau Komodor S. Suryadarma bersama Perwira Operasi Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma segera merencanakan operasi udara balasan, dengan perhitungan matang para senior, akhirnya tugas mulia untuk melakukan serangan udara itu dipercayakan kepada para Kadet Penerbang.Pada tanggal 29 Juli 1947 kurang lebih pukul 05.00 pagi tiga buah pesawat terbang TNI AU berturut-turut meninggalkan landasan PU Maguwo menuju ke sasaran. Sebuah pesawat Guntai yang dipersenjatai tiga buah senapan mesin dan 400 kg bom dengan penerbang Kadet Udara Mulyono beserta penembak udara Abdurachman melaksanakan serangan ke Semarang. Menyusul sebuah pesawat Cureng yang dibekali bom-bom bakar dengan Penerbang Kadet Sutardjo Sigit beserta penembak udara Sutardjo melakukan serangan ke kota Salatiga. Sebuah pesawat Cureng lainnya dengan persenjataan yang sama dengan penerbang Kadet Udara Suharnoko Harbani beserta penembak udara Kuput melaksanakan serangan ke kota Ambarawa.2.5.2.2.8.Pengabdian Para Pahlawan TNI AUSebuah pesawat Dakota VT-CLA pada tanggal 29 Juli 1947, pukul 01.00 siang waktu setempat meninggalkan lapangan terbang Singapura dengan membawa sumbangan obat-obatan untuk Palang Merah Indonesia. Ketika mendekati PU Maguwo saat roda-roda pendarat mulai keluar, pesawat Dakota VT-CLA membuat satu kali putaran untuk persiapan mendarat, tiba-tiba muncul dua buah pesawat pemburu Kittyhawk Belanda yang melakukan tembakan dengan gencar. Dakota VT-CLA kemudian terbang ke arah selatan dalam keadaan terbakar dan jatuh ke desa Jatingarang Kelurahan Tamanan, dekat desa Ngoto Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, sebelah tenggara kota Yogyakarta.Dari semua awak pesawat dan penumpang, hanya seorang yang selamat yaitu A.Gani Handonotjokro, korban lain yang gugur: Komodor Muda Udara Agustinus Adisudjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdurachman Saleh. Opsir Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo, Ex Wing Comamander Alexander Noel Constatine (Australia) dan istreinya Ex Squadron Leader Roy Huzelhurs (Inggris), Bhida Ram (India) dan Zaenal Arifin (Indonesia).Peristiwa gugurnya para perintis dan tokoh TNI AU tersebut, mula-mula diresmikan dan diperingati sebagai Hari Berkabung. Namun jika direnungkan betapa semangat juang dan pengorbannanya, begitu pula peristiwa serangan udara yang belum pernah terjadi dalam satu hari tanggal 29 Juli 1947, betul-betul merupakan pengabdian, baktinya kepada negara dan bangsa, oleh karena itu sejak tahun 1962 ditetapkan menajdi Hari Bakti TNI AU dan tanggal 29 Juli diperingati secara tradisional dipusatkan di Lanud Adisutjipto.Atas dasar keterbatasan pengetahuan awam akan ketetapan nama lokasi peristiwa gugurnya pahwalan udara tersebut, maka monumen yang didirikan untuk memperingati peristiwa tersebut terkenal dengan nama Monumen Ngoto atau Tugu Ngoto.2.5.2.2.9.Stasiun PHB AURI PC-2 di Playen GunungkidulDalam rangka perjuangan mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, Strasiun Radio AURI PC-2 di desa Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil menyiarkan berita-berita perjuangan menghadapi Agresi Militer II Belanda 19 Desember 1948. Berita ini antara lain Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letkol Soeharto atas kedudukan militer Belanda di Yogyakarta selama 6 jam. Dari stasiun radio AURI di Jawa dan Sumatera, khususnya Stasiun PDRI, bahkan diterima oleh Stasiun AURI pada Indonesi Airways di Rangoon (Birma). Melalui perwakilan RI di Birma dan India diteruskan ke Perewakilan RI di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam rangka pelertarian nilai-nilai juang terpetik dari peranan Stasiun radio AURI PC-2 tersebut dibangunlah Monumen Radio AURI PC-2 di Banaran oleh Yayasan 19 Desember 1948 yang diprakarsai dan diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 10 Juli 1984.2.5.2.2.10.Pasukan Garuda MulyaDengan dilancarkannya Agresi Militer II Belanda 19 Desember 1948 hampir seluruh Pangkalan Udara jatuh ke tangan Belanda. Anggota Pangkalan Udara Penasan segera mengatur taktik gerilya di daerah Kecamatan Jumantoro dan Gayamdompo serta melakukan serangan terhadap kedudukan Belanda di Karangpandan, Karanganyar dan Pabrik Gula Tasikmadu. Pasukan ini terkenal sebagai Pasukan Garuda Mulya yang tergabung dalam Pasukan Panembahan Senopati 105.2.5.2.2.11.Perintis Perindustrian Pesawat Terbang di IndonesiaPada tahun 1946 Markas Tertinggi TRI Angkatan Udara meresmikan Biro Rencana dan Konstruksi yang berkedudukan di Lanud Maospati (Madiun) yang dipimpin oleh Opsir Udara Wiweko Soepomo. Meskipun dengan segala keterbatasan, ditambah lagi dengan berbagai kesulitan di segala bidang dan ancaman agresi Kolonial Belanda, namun dengan jiwa semangat dan tekad para pejuang teknisi Seksi Percobaan Pembuatan Pesawat Terbang yang dipelopori oleh Opsir Udara III Wiweko Soepomo dan Opsir Muda Udara I Nurtanio berhasil mewujudkan beberpa prestasi dalam merintis pembuatan pesawat terbang. Diantaranya diawali dengan pembuatan kurang lebih 6 buah pesawat Glider NWG (Nurtanio Wiweko Glider) untuk latihan para calon Kadet Penerbang, modifikasi pesawat pembom Guntai menjadi pesawat angkut, modifikasi pesawat Sakai Blenheim (mesin: Sakai Nakajima dan body: Bristol Blenheim) menjadi pesawat pemotretan dan membuat pesawat terbang jenis olah raga RI-X/WEL I (Wiweko Esperimental Lighplane).Setelah pengakuan Kedaulatan Negara Republik Indonesia 27 Desember 1949, maka instansi yang menangani kegiatan pembuatan pesawat terbang di lingkungan TNI-AU mengalami beberapa perubahan dan peningkatan secara kronologi sebagai berikut:2.5.2.2.11.1. Depo Penyelidikan Pesawat Pembuatan Pesawat Terbang (1950).2.5.2.2.11.2. Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (1961) dan2.5.2.2.11.3. Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur) (1966).Selama tahun 1950-1976 telah dihasilkan beberapa jenis pesawat antara lain: NU-200 Si Kumbang, Belalang 85, NU-25 Kunang, Belalang-90, Girokopter Kolintang, Super Kunang-40, Kumbang-26, PXL-104, Gelatik, Kinjeng, 150 Hovercraff, , Mayang, LT-200, Nefoo Flight (VIP) dan Glinder G-012. Kemudian pada tahun 1976 Lipnur ditingkatkan dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soekarno menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan akhirnya pada tahun 1986 diubah lagi namanya menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara. Dengan nama Nusantara ini diharapkan adanya prospek yang lebih luas selaras dengan tujuan dan jangkauan hasil produksi industri pesawat terbang sebagai suatu sarana perhubungan yang bertaraf internasional. Sejak 1976 IPTN telah mneghasilkan beberapa jenis pesawat terbang antara lain: NC-212 Casa, N Bell-142, NSA 33 Puma, NBO-105 Bolkow, NSA 332 Super Puma dan CN-235 Tetuka, CN-250 Gatotkaca.2.5.2.2.12.Indonesia AirwaysDalam rangka upaya memperlancar tugas perjuangan khususnya perhubungan jarak jauh dengan daerah luar Pulau Jawa sangat dibutuhkan adanya pesawat terbang. Untuk itu pada awal Juni 1948 dengan membawa pesawat model C-47 Dakota, Presiden Soekarno mengadakan keliling Sumatera untuk mendapatkan Fonds Dakota. Hasil dari perjalanan ini terkumpul sejumlah dana dari rakyat Aceh yang cukup digunakan untuk membeli pesawat Dakota C-47. Pesawat tersebut diberi nomor registrasi RI-001 dengan nama sebuah gunung di Aceh Sulawah. Di dalam negeri selain dipergunakan untuk mengangkut Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta ke Sumatera, mengangkut para Kadet ALRI dari Bukittinggi ke Aceh dan juga mengadakan pemotretan gunung berapi.Pada tanggal 7 Desember 1948 pesawat RI-001 / Seulawah mendarat di Calcuta India dalam rangka menjalani perbaikan menyeluruh/over haul. Agresi Militer Belanda II sementara hubungan dengan Tanah Air terputus dan menemukan jalan pulang.Pada tanggal 26 Januari 1949 atas ijin Pemerintah Burma RI-001/Seulawah diterbangkan ke Rangoon Burma diserta Opsir Udara III Wiweko Soepono dengan harapan akan berhasilnya upaya penyelenggaraan penerbangan niaga. Atas bantuan Sdr. Maryumi OU III Wiweko Soepomo berhasil mendirikan satu badan hukum penerbangan niaga dengan nama Indonesia Airways, yang beroperasi di Burma. Dalam perkembangannya Indonesia Airways berhsil menambah armadanya dengan 2 pesawat Dakota beregistrasi RI-007 dan RI-009.Adapun keuntungannya di samping dipergunakan untuk membiayai Kadet-kadet Indonesia yang belajar di India dan Philipina, juga untuk membantu perjuangan kemerdekaan RI dengan menerobos blokade udara Belanda dan mendrop senjata, amunisi dan peralatan radio, untuk perjuangan RI di Aceh.Sebagai penghargaan kepada Pemerintah Burma, pada tanggal 31 Oktober 1950 Pesawat RI-007 diserahkan kepada Pemerintah Burma. Sedangkan momentum dimulainya Indonesia Airways beroperasi yaitu 26 Januari 1949 diresmikan sebagai hari jadi Garuda Indonesia Airways (GIA).

2.5.2.2.13.Perintis Jawatan Kesehatan TNI AU2.5.2.2.13.1.Opsir Udara I Doktor Esnawan2.5.2.2.13.2.Laksamana Muda Udara Dokter Suhardi Hardjolukito

2.5.2.2.13.3.Laksamana Muda Udara Dokter salamun

2.5.3.RUANG KOTAMA2.5.3.1.KORPPASKHASAUSetelah diproklamasikan kemerdekan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR), BKR yang merebut pangkalan udara dikenal dengan nama Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO). Dengan berubahnya BKR menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat Indonesia (TRI), maka pada tanggal 9 April 1946 TKR Jawatan Penerbangan disahkan menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Oedara. Dalam perkembangannya untuk mendukung tugas-tugas operasi pada tahun 1950 dibentuklah organisasi darat yaitu Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) yang bertugas mengamankan seluruh fasilitas dan instalasi pangkalan serta pertahanan terhadap serangan lawan. PPP berpusat di Jakarta dengan nama Air Base Defence Troop (ABDT).Sejalan dengan itu pada awal tahun 1957 dibentuk Asisten Direktorat Pertahanan Pangkalan Udara (ADPP), pengembangan pasukan dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Penangkis Serangan Udara (PSU), Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) dan Pasukan Gerak Tjepat (PGT). Tugas yang dilaksanakan adalah mengadakan penumpasan berbagai pemberontakan seperti: APRA, Andi Azis, DI/TII, RMS dan lain-lain. Kemudian berdasarkan keputusan Men/Pangau Nomor 159 tanggal 15 Oktober 1962 Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOOPAU) dibentuk. KOPPAU membawahi dua pasukan yaitu PPP sebagai pasukan Taktis dan PGT sebagai pasukan Strategis. Namun demikian mengingat dalam satu wadah TNI-AU ada dua pasukan maka berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor 45 Tahun 1966 tanggal 17 Mei 1966 dibentuklah satu pasukan dengan nama Komando Pasukan Gerak Cepat (KOPASGAT). KOPASGAT membawahi 3 Resimen: Resimen I PASGAT yang berkedudukan di Lanuma Husein Sastranegara, Resimen II PASGAT berkedudukan di Jakarta dan Resiman III PASGAT berkedudukan di Surabaya. Selanjutnya sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin modern pasukan TNI-AU dituntut lebih professional dalam menjalankan tugas dan fungsi yang diembannya sebagai satuan penangkal dan tugas khas matra udara, maka pada tanggal 11 Maret 1985 KOPASGAT diganti menjadi PASUKAN KHAS TNI-AU (PASKHASAU). Penggantian nama tersebut berdasarkan pada Kep. Pangab Nomor: KEP/10/P/III/1984 tanggal 31 Maret 1984 Tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur TNI Angkatan Udara serta Instruksi Kepala Staf TNI-AU Nomor: INS/05/IV/1984 tanggal 18 April 1984 Tentang Penyusupan Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Badan-Badan Staf serta Komando Utama.

Berikut adalah Para Komandan Paskhasau :

No.NamaPangkatJabatan

1.WiriadinataLaksmana Muda UdaraPanglima Kopasgat I dan II Tahun 1963-1964

2.Ramli SumardiKomodor UdaraPanglima Kopasgat IITahun 1964-1966

3.Saleh BasrahLaksmana Muda UdaraPanglima IVTahun 1966-1968

4.SutoroKolonel UdaraPanglima Kopasgat VTahun 1968-1974

5.R. SuprantijoMarsma TNIPanglima Kopasgat VITahun 1974-1977

2.5.3.2.KOMANDO PENDIDIKAN TNI AU (KODIKAU)

Pada tanggal 27 Oktober 1945 Bapak Agustinus Adisutjipto berhasil menerbangkan pesawat Cureng yang bertandakan Merah Putih, di atas kota Yogyakarta, kemudian disusul pada tanggal 7 November 1945 di Pangkalan Udara Cibeureum berhasil diterbangkan pesawat Nishikoreng. Selanjutnya untuk memperkuat perjuangan kemerdekaan, pada tanggal 15 November 1945 didirikan Sekolah Penerbangan di Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta dipimpin oleh Bapak A. Adisutjipto.

Berdasarkan hasil sarasehari Sesepuh (Ex Penerbangan) pada tahun 1977 bahwa hari jadi Komando Pendidikan ditandai dengan mulai dibukanya Sekolah Penerbangan pada tanggal 15 November 1945 di Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta. Maka berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor: Kep/32/VII/78 tanggal 2 Juli 1978 menetapkan bahwa: Tanggal 15 November 1945 Sebagai Hari Komando Pendidikan TNI-AU. Kodikau ini bermarkas di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma Jakarta, kemudian sejak tahun 1985 pindah ke Surabaya. Kemudian pada tahun 2003 dipindahkan lagi ke Jakarta hingga sekarang.Berikut ini adalah para Komandan Kodikau :

No.NamaPangkatJabatan

1.Agustinus AdisutjiptoKomodor Muda UdaraDakodikau Tahun 1945-1947

2.H. SoejonoKomodor Muda UdaraDakodikau Tahun 1951-1953

3.RoeslanKomodor Muda UdaraDakodikau Tahun 1953

4.Achmad SumadiKomodor Muda UdaraDakodikau Tahun 1953-1957

5.Sri Bimo AriotejoKapten UdaraDakodikau Tahun 1957-1961

6.SoebambangLetkol UdaraDakodikau Tahun 1961-1964

7.Iman SoekotjoKolonel UdaraDakodikau Tahun 1964-1966

8.KardonoKolonel UdaraDakodikau Tahun 1966-1969

9.Aried RiyadiKomodor UdaraDakodikau Tahun 1969-1972

10.SutoyoMarsma TNIDakodikau Tahun 1972-1975

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN3.1 KESIMPULAN

Dari uraian pembahasan karya tulis ini, penulis mengambil kesimpulan yaitu:- Museum adalah suatu tempat menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah agar tidak hilang dan rusak sehingga dapat dinikmati berbagai generasi, itu diharapkan mereka dapat mengetahui sejarah dan dapat menghargai hasil yang telah dicapai generasi terdahulu sehingga mereka dapat mengambil hikmah dan sejarah itu sendiri,- Museum berfungsi menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah yang patut mendapat perhatian umum. Selain itu museum merupakan sarana yang efektif untuk mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan,- Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala secara visual menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.3.2 SARAN

1. Dengan mengenal benda-benda bersejarah, tanamkanlah dalam diri kita jiwa dan semangat kepahlawanan,2. Lestarikan dan peliharalah peninggalan-peninggalan sejarah agar tidak sampai hilang dan rusak,3. Binalah persatan dan kesatuan bangsa agar peristiwa masa lalu tidak kembali,4. Teruskanlah perjuangan para pahlawan dengan membangun Bangsa Indonesia lebih maju.Demikian saran-saran yang dapat penulis kemukakan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

1. ..............1999. Panduan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Yogyakarta : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.2. .............. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.3. Munajat, Ade, dkk. 2003. Pengantar Sejarah Tentara Nasional Indonesia. Bandung : Remaja Rosdakarya.4. Odih, Enjang, dan Sukadi. 2000. Sejarah Nasional dan Umum SLTP/MTs Kelas III. Jakarta : Ganesa.5. Poesponegoro, Marwapati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta : Balai Pustaka.

7